IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "IV. HASIL DAN PEMBAHASAN"

Transkripsi

1 24 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Perusahaan Sejarah Umum dan Perkembangannya CV Massitoh Catering Services adalah sebuah perusahaan yang bergerak di bidang jasa boga yang terletak di Perumahan Taman Pagelaran Jalan Anggrek Raya Blok F-2 No. 9 Kota Bogor Jawa Barat. Perusahaan ini didirikan pada tanggal 12 November 1999 oleh Hj. Massitoh dengan Akta Notaris Nomor 08/CN/PR/P/1999/PN. Bogor. CV Massitoh Catering Services melayani pesanan dari perusahaanperusahaan sebagai penyelenggara makanan bagi karyawan perusahaan tersebut. Selain itu juga CV Massitoh Catering Services melayani pelanggan untuk berbagai acara pernikahan, perayaan tertentu, atau pesta-pesta yang diadakan atau dipesan oleh konsumen secara individual. Sampai saat ini ada beberapa perusahaan yang masih dan telah bekerja sama dengan CV Massitoh Catering Services diantaranya adalah: 1. PT. Good Year Indonesia 2. PT. Branta mulia Tbk 3. PT. Holcim Indonesia 4. Telkomsel 5. PT. Mercedes Benz Indonesia 6. PT. Boehringer Ingelheim 7. PT. Astra Aoutoparts Untuk memberikan pelayanan yang terbaik CV Massitoh Catering Services berkomitmen menjaga dan meningkatkan sistem dan standar yang berkesinambungan untuk menghasilkan produk makanan yang berkualitas dan memenuhi kebutuhan dan harapan para pelanggan. Adapun visi dari CV. Massitoh Catering Services adalah menjadikan perusahaannya sebagai perusahaan jasa boga terkemuka yang mengutamakan mutu dan kepuasan pelanggan serta mengedepankan proses produksi yang halal, bersih, sehat berkualitas dan inovatif. Sedangkan misi adalah untuk mengolah dan menyediakan mutu jasa boga yang

2 25 tinggi dan perkembangan keterampilan kinerja sumber daya manusia untuk mendukung kebutuhan dan kemauan pelanggan secara keseluruhan. Untuk mewujudkan visi dan misi tersebut, CV. Massitoh Catering Sevices didukung oleh karyawan-karyawan yang produktif dan terampil dan telah melakukan berbagai proses sertifikasi, diantaranya adalah: 1. Sertifikasi kelayakan hygiene jasa boga 2. Sertifikasi uji laboratotium 3. Sertifikasi halal Struktur Organisasi Organisasi pada dasarnya digunakan sebagai tempat atau wadah dimana orang-orang berkumpul, bekerjasama secara rasional dan sistematis, terencana, terorganisasi, terpimpin dan terkendali, dalam memanfaatkan sumber daya (uang, material, mesin, metode, lingkungan), sarana-parasarana, data dan lain sebagainya yang digunakan secara efisien dan efektif untuk mencapai tujuan organisasi. Dalam suatu organisasi dibutuhkan personel yang tepaat dengan pekerjaannya untuk menjalankan tugas yang bisa mencapai tujuan organisasi tersebut. CV. Massitoh Catering Services dipimpin oleh Komisaris dan Direktur, kemudian General Manager dan Marketing membawahi 5 departemen. Bagan dari struktur organisasi CV. Massitoh Catering Services dapat dilihat pada Gambar 8.

3 26 Gambar 8. Struktur Organisasi CV. Massitoh Catering Services Uraian tugas dari struktur organisasi CV. Massitoh Catering Services adalah sebagai berikut : 1. Komisaris Merupakan pemegang kekuasaan tertinggi dalam perusahaan. Tugas komisaris adalah menentukan kebijakan yang menyangkut kegiatan dan masa depan perusahaan, memberhentikan pengurus serta mengembangkan atau pun membubarkan perusahaan. 2. Direktur a. Memimpin dan menjalankan roda perusahaan secara menyeluruh dan mempertanggung jawabkan kelangsungan hidup perusahaan. b. Melakukan motivasi serta menggerakkan bawahan untuk kelangsungan hidup perusahaan c. Mengontrol jalannya aktivitas perusahaan. d. Menentukan kebijakan teknis dan manajemen dalam operasional perusahaan.

4 27 3. General Manager & Marketing a. Bertanggung jawab atas kelangsungan hidup perusahaan. b. Bertanggung jawab kepada Direktur terhadap keputusan-keputusan yang telah ditetapkan dalam produk penjualan. c. Mengemban tugas dari Direktur. d. Menerima laporan dari bawahan. e. Merencanakan, melaksanakan, mengkoordinasikan dan mengawasi sistem pemasaran yang digunakan. f. Melakukan penelitian dan pengontrolan terhadap tingkat penjualan produk perusahaan. 4. Manajer Produksi a. Mempunyai tanggung jawab yang meliputi seluruh aspek yang mencakup perancangan, penganggaran, pelaksanaan, dan pengontrolan produksi. b. Melaksanakan agar hasil produksi sesuai dengan mutu yang baik dan waktu telah ditetapkan. c. Mengambil pemecahan masalah apabila terdapat penyimpangan dalam bagian produksi. 5. Manajer Accounting a. Mempunyai tanggung jawab mencatat, mengklasifikasi, meringkas, mengolah, dan menyajikan data, transaksi keuangan perusahaan. b. Membentuk laporan terhadap hasil pemeriksaan keuangan untuk jangka pendek, menengah, dan jangka panjang. c. Membuat laporan rugi laba, perubahan modal dan laporan neraca perusahaan. 6. Manajer Keuangan Mempunyai tanggung jawab kepada Direktur untuk mengatur seluruh keuangan perusahaan. 7. Manajer Pembelian Mempunyai tanggung jawab kepada Direktur untuk mengatur, mengawasi, dan mencatat seluruh pembelian bahan-bahan baku produksi. 8. Manajer HRD & General Affair

5 28 a. Bertanggung jawab terhadap terhadap rekrutmen dan pemutusan kerja terhadap karyawan. b. Mempunyai tanggung jawab kepada Direktur untuk mengatur kinerja karyawan. c. Bertanggung jawab absensi dan penetapan gaji karyawan. d. Bertanggung jawab mengelola kebutuhan dan fasilitas yang ada di dalam perusahaan. e. Bertanggung jawab mengatur operasional semua lini perusahaan Ketenagakerjaan CV. Massitoh Catering Services memiliki karyawan berjumlah 65 orang dan merupakan tenaga kerja tetap. Tenaga kerja yang direkrut umumnya adalah warga sekitar perusahaan. Sistem hari kerja yang diterapkan pada CV. Massitoh Catering Services dari hari senin sampai minggu. Waktu kerja pada bagian staf dimulai pukul WIB dengan waktu istirahat 1 jam yaitu pada pukul WIB. Pada hari sabtu dan minggu terkadang libur atau masuk kerja disesuaikan dengan kebutuhan kantor. Untuk bagian produksi waktu kerja dibagi dalam 3 shift karena proses produksi berlangsung 21 jam. Pembagian waktu kerja adalah sebagai berikut: a) Shift 1, bekerja dari pukul WIB b) Shift 2, bekerja dari pukul WIB c) Shift 3, bekerja dari pukul WIB Proses Produksi CV. Massitoh Catering Services memproduksi makanan dengan jumlah porsi perharinya untuk bulan September - Oktober sekitar 1445 porsi yang dibagi dalam 3 jadwal pengerjaan. Menu yang dibuat perharinya pun selalu bervariasi sesuai pesanan. Akan tetapi ada beberapa menu favorit salah satunya adalah Ayam Bakar Kecap, yang terdiri dari nasi putih, ayam bakar, sayur asem, tempe, sambal, kerupuk dan buah semangka sebagai penutupnya. Dalam proses produksinya semua bahan baku dibeli pada hari itu juga, tapi ada juga beberapa bahan yang sudah tersedia didalam gudang seperti bumbu, semangka, dan beras.

6 29 Akan tetapi dalam penelitian ini diasumsikan seluruh bahan baku disimpan terlebih dahulu pada gudang masiing-masing sesuai jenisnya Urutan proses produksi menu Ayam Bakar Kecap adalah sebagai berikut: 1. Bahan-bahan yang sudah dibeli masuk ke ruang penerimaan untuk dicatat oleh petugas penerimaan barang. 2. Setelah itu bahan baku disimpan ke gudang bahan baku masing masing sesuai dengan jenisnya. 3. Kemudian bahan-bahan yang dibutuhkan disiapkan untuk dibawa ke dapur. 4. Bahan-bahan kemudian dipisah-pisahkan sesuai dengan jenisnya seperti daging ayam, sayuran, beras dan bumbu. 5. Untuk daging ayam, setelah dipisahkan kemudian dicuci pada ruang pencucian. 6. Untuk Beras, dicuci terlebih dahulu sebelum dimasak dan membutuhkan waktu selama satu setengah jam untuk matang menjadi nasi. 7. Untuk sayuran dipotong-potong terlebih dahulu sebelum dicuci. Akan tetapi untuk sayuran wortel dan kentang harus dikupas kulitnya terlebih dahulu. 8. Bahan bumbu seperti bawang dan lengkuas sebelum diracik dengan bumbu yang lainnya harus dipotong-potong dan dicuci terlebih dahulu. 9. Untuk cabai dan tomat sebelum digoreng terlebih dahulu dicuci. 10. Meracik bumbu-bumbu. 11. Tempe dipotong-potong untuk membuat tempe goreng. 12. Ayam yang sudah dicuci kemudian dicampurkan dengan bumbu yang sudah diracik kemudian diungkep dengan kuali yang besar. 13. Tempe yang sudah dipotong-potong kemudian dicampurkan dengan bumbu yang sama dengan bumbu untuk ayam kemudian didiamkan agar bumbunya meresap. 14. Sayuran yang sudah dicuci kemudian dimasukan kedalam panci besar dan dicampurkan dengan bumbu yang sudah diracik kemudian dimasak.

7 Cabai dan tomat setelah dicuci kemudian digoreng dalam kuali yang besar. 16. Setelah digoreng kemudian cabai dan tomat dimasukkan kedalam mesin giling untuk dijadikan sambal. 17. Ayam yang sudah selesai diungkep kemudian dibakar. Setelah semua masakan selesai dimasak, kemudian dimasukkan ke dalam box plastik untuk dikemas. Ada dua macam pengemasan, yang pertama pengemasan dengan rantang plastik dan yang kedua dengan box plastik. Pengemasan dengan box plastik bertujuan untuk memudahkan pengiriman ke perusahaan yang menginginkan penyajian makanan dengan cara prasmanan. 4.2 Tata Letak Pada CV. Massitoh Catering Services CV. Massitoh Catering Services memiliki luas sekitar 569 m 2 dibagi menjadi dua bangunan yang terpisah dengan jarak sekitar 60 m. Untuk bangunan pertama merupakan bangunan utama yang terdiri dari kantor dan beberapa ruang penyimpanan bahan baku dan peralatan. Sementara untuk bangunan kedua dengan luas sekitar 144 m 2 merupakan tempat untuk memasak. Untuk lebih jelasnya bisa dilihat pada Gambar 9 dan Gambar 10.

8 31 Gambar 9. Denah Bagunan 1 Bangunan pertama memiliki luas sekitar 425 m 2, bangunan ini sebenarnya adalah 2 rumah yang dijadikan satu sehingga layout bangunan tersebut masih mengikuti layout bangunan awal namun sudah ada perubahan. Dari gambar tersebut bisa dijelaskan letak gudang kering, gudang buah dan gudang beku saling berdekatan, hal tersebut dikarenakan untuk mempermudah pengawasan.

9 32 Gambar 10. Denah Bangunan 2 Berdasarkan Gambar 9 dan Gambar 10, maka pada CV. Massitoh Catering Services terbagi beberapa stasiun kerja antara lain 1. Ruang penerimaan 2. Gudang bahan pokok 3. Gudang sayur 4. Gudang beku 5. Gudang buah 6. Gudang peralatan makan 7. Gadang peralatan masak 8. Tempat pencucian bahan makanan 9. Tempat pencucian peralatan makan 10. Tempat pencucian peralatan masak 11. Area memasak 12. Ruang penyiapan masakan matang 13. Ruang pengemasan

10 33 Berdasarkan proses produksi yang ada pada CV. Massitoh Catering Services, maka tata letak yang ada digolongkan kedalam tata letak berdasarkan proses, ini dikarenakan jenis produk yang bervariasi. Kekurangan dari tata letak pabrik yang sekarang adalah pengaturan tata letak tiap stasiun kerja yang belum sesuai, karena belum memperhitungkan derajat tingkat hubungan antar stasiun kerja, terlihat dari letak area memasak yang jauh dari gudang bahan baku dimana hal tersebut dapat mempengaruhi lamanya proses produksi. Untuk mengatasi permasalahan tersebut, pihak manajemen ingin merancang ulang tata letak stasiun kerja dengan memindahkan semua stasiun kerja yang berada di gedung 2 ke gedung 1 agar kegiatan produksi bisa berjalan dengan lancar. 4.3 Analisis Peta Dari-Ke (From To Chart) From To Chart merupakan suatu teknik yang digunakan dalam perencanaan layout. Chart ini sangat menolong, khususnya pada problem dimana banyak item (part) yang melintasi daerah kerja. Chart ini juga sangat berguna sebagai alat untuk merencanakan hubungan yang optimum dari daerah-daerah kerja. Sebelum melakukan analisis Peta Dari-Ke, terlebih dahulu ditentukan stasiun kerja/departemen yang ada. Berdasarkan gambar tata letak dan urutan proses produksi, maka pada CV. Massitoh Catering Services terdapat 13 stasiun kerja/departemen. Luas tiap departemen ditunjukkan pada Tabel 2. Pada Tabel 2 bisa dijelaskan bahwa total luas keseluruhan luas adalah 259,74 m 2 dan luas stasiun kerja K memiliki luas terbesar yaitu 52 m 2. Hal ini karena stasiun kerja tersebut merupakan pusat dari kegiatan proses produksi pada CV. Massitoh Catering Services.

11 34 Tabel 2. Luas Departemen Nama Stasiun Kerja/Departemen Luas Area (m 2 ) A. Ruang Penerimaan B. Gudang Kering/Sembako 13.2 C. Gudang Sayur 9 D. Gudang Beku 17 E. Gudang Buah 10.5 F. Gudang Peralatan Makan G. Gudang Peralatan Masak 7.5 H. Tempat Pencucian Bahan Makanan 10.5 I. Tempat Pencucian Peralatan Makan 45 J. Tempat Pencucian Peralatan Masak 15 K. Area Masak 52.9 L. Area Penyimpanan Masakan Matang 10.5 M. Ruang Pengemasan 32 Total Langkah pertama dalam penyusunan metode ini adalah menentukan kuantitas dan urutan produksi. Jumlah material yang dipindahkan adalah kebutuhan bahan dalam seharinya untuk memenuhi 1445 porsi. Bahan-bahan yang dibutuhkan merupakan bahan-bahan untuk membuat menu ayam bakar kecap, jumlah bahan merupakan jumlah rata-rata yang dibutuhkan per hari. Selain itu juga peralatan makan berupa rantang plastik serta peralatan-peralatan memasak dimasukkan kedalam aliran material karena peralatan makan dan peralatan memasak merupakan material yang berpindah pada stasiun kerja dan merupakan material pendukung.

12 35 Tabel 3. From-To Chart Bahan/Barang Jumlah Ratarata/Hari (Kg) Urutan Proses 1. Beras 160 A B H K L M 2. Ayam 150 A D H K L M 3. Sayur (Wortel, Kentang, Buncis, 385 A C H K L M Kol, Tomat, B. Merah, B. Putih, B. Bombay, D. Bawang, Seledri, Tempe, Cabai) 4. Kerupuk 25 A B K L M 5. Buah (Semangka) 155 A E H K L M 6. P. Makan (Rantang Plastik) 362 I F M 7. P. Masak (Dandang, Panci, Penggorengan, Saringan, Centong, Sendok Sayur, Sodet) 30 J G K Tabel 3 menunjukan nama bahan dan barang yang dibutuhkan untuk mebuat menu ayam bakar kecap sebanyak 1445 porsi. Urutan proses dimulai dari ruang penerimaan dan berakhir di ruang pengemasan. Untuk peralatan makan dan perlengkapan masak merupakan material penunjang produksi, dan tujuannya dimasukkan kedalam metode ini adalah untuk memudahkan pengerjaan dengan software. Langkah berikutnya adalah menjumlahkan bahan baku yang mengalir antar stasiun kerja. Perpindahan material antar departemen merupakan jumlah dari jenis bahan baku yang mengalami proses pada satu stasiun kerja yang sama. Jumlah material yang dipindahkan antar stasiun kerja dijelaskan pada Tabel 3.

13 36 Tabel 4. Jumlah Material yang Dipindahkan Antar Stasiun Kerja. Dari Ke A B C D E F G H I J K L M A B C 385 D 150 E 155 F 362 G 30 H 850 I 362 J 30 K 875 L 875 M Tabel 4. menunjukkan jumlah perpindahan bahan dan barang antar stasiun kerja setiap harinya. Misalnya, jumlah bahan yang dipindahkan dari stasiun kerja H (T. Pencucian Bahan) menuju stasiun kerja K (Area Memasak) setiap harinya sebanyak 875 Kg. Jumlah tersebut diperoleh dari total bahan yang diterima dari Tempat Pencucian Bahan berupa beras sebanyak 160 Kg, sayur-sayuran sebanyak 385 Kg, ayam sebanyak 150 Kg dan buah semangka sebanyak 155 Kg. Selanjutnya menentukan titik pusat antar stasiun kerja untuk menentukan jarak perpindahan antar stasiun kerja atau stasiun kerja. Pengukuran jarak dilakukan dengan menggunakan pegukuran rectilinier dan pada pengukuran jarak masing-masing tidak memperhatikan adanya aisle (lintasan), sehingga pengukuran dilakukan secara langsung dari masing-masing titik tengah stasiun kerja. Berdasarkan Gambar 9 dan Gambar 10, maka jarak suatu stasiun kerja satu dengan stasiun kerja yang lain dapat ditentukan, masing-masing stasiun kerja dicari titik pusatnya yaitu (0.0) dari x dan y. Berdasarkan perhitungan tersebut maka diperoleh titik pusat masing-masing stasiun kerja sebagai berikut: Departemen A (X a,y a ) = (5.15, 6.95) Departemen B (X b,y b ) = (8.8, 6.85)

14 37 Departemen C (X c,y c ) = (7.5, 5) Departemen D (X d,y d ) = (13, 6.9) Departemen E (X e,y e ) = (7.3, 13.25) Departemen F (X f,y f ) = (22.425, 14.5) Departemen G (X g,y g ) = (10.5, 8.25) Departemen H (X h,y h ) = (10.5, 5.25) Departemen I (X i,y i ) = (6, 2.5) Departemen J (X j,y j ) = (4.5, 2.5) Departemen K (X k,y k ) = (5.049, 9.368) Departemen L (X l,y l ) = (4.5, 6.75) Departemen M (X m,y m ) = (13, 11.8) Setelah titik pusat ditentukan, kemudian perhitungan jarak antar departemen bisa dilakukan dengan Metode Rectilinier. Perhitungan jarak tersebut bisa dilihat pada Lampiran 1. Berdasarkan perhitungan tersebut maka jarak antar pusat stasiun kerja dapat dilihat pada Tabel 5 yang menunjukkan jarak antar stasiun kerja, sehingga bisa dilihat total jarak yang ditempuh oleh material yang diproses untuk membuat 1445 porsi dalam sehari.

15 38 Tabel 5. Jarak Tempuh Material Antar Departemen Dari Ke Jarak (m) A B 3.75 A C 69.3 * A D 7.9 A E 8.45 B H * B K 63.3 * C H 3.25 D H * E H 71.2 * F M G K H K I F J G K L L M * TOTAL Ket (*) jarak antar stasiun kerja atau departemen berbeda bangunan dengan jarak sekitar 60m. Dari Tabel 5 bisa dijelaskan bahwa dalam proses produksi dalam sehari, material atau bahan menempuh jarak 502,723 meter. jarak tersebut sangat besar dikarenakan lokasi bangunan terbagi menjadi dua bagian dengan jarak 60 meter. 4.4 Analisis Activity Relation Chart (ARC) Pembuatan Activity Relation Chart (ARC) didapat dari data-data urutan aktivitas dalam proses produksi yang akan dihubungakan secara berpasangan untuk mengetahui tingkat hubungan antar aktivitas tersebut. Hubungan tersebut ditinjau dari beberapa aspek diantaranya adalah hubungan keterkaitan secara organisasi, aliran material, peralatan yang digunakan, manusia, informasi, dan keterkaitan lingkungan. Activity Relation Chart (ARC merupakan peta keterkaitan aktivitas yang berupa belah ketupat yang terdiri dari 2 bagian yaiti bagian atas yang menunjukkan simbol derajat keterkaitan antar dua departemen sedangkan bagian bawah merupakan alasan yang dipakai untuk mengukur derajat keterkaitan.

16 39 Tempat penerimaan mutlak dekat dengan gudang bahan pokok, gudang sayur, gudang beku, dan gudang buah karena proses yang berurutan (disimbolkan huruf A). Gudang sayur, gudang buah, gudang beku mutlak dekat dengan tempat pencucian bahan makanan (disimbolkan huruf A). Tempat pencucian bahan makanan mutlak dekat dengan area masak (disimbolkan huruf A). Area masak mutlak dekat dengan ruang penyimpanan masakan jadi (disimbolkan huruf A). Ruang penyimpanan masakan jadi mutlak dekat dengan ruang pengemasan (disimbolkan huruf A). Tempat pencucian peralatan makan mutlak dekat dengan gudang peralatan makan (disimbolkan huruf A). Tempat pencucian peralatan masak mutlak dekat dengan gudang peralatan masak (disimbolkan huruf A). Gudang peralatan makan mutlak dekat dengan ruang pengemasan (disimbolkan huruf A). Berdasarkan derajat hubungan antar aktivitas dan alasannya, maka peta hubungan keterkaitan aktivitas (ARC) untuk 13 stasiun kerja selengkapnya pada Gambar 11. Sedangkan alasan derajat kedekatan antar stasiun kerja dijelaskan pada Tabel 6. Tabel 6. Alasan Hubungan Antar Departemen Kode Alasan 1 Urutan proses 2 Kemudahan pengawasan 3 Perpindahan alat 4 Aliran informasi 5 Karyawan yang sama 6 Bau, kontaminasi

17 40 Gambar 11. Diagram Keterkaitan Aktifitas Dari Gambar 11 diatas menunjukan hubungan keterkaitan aktivitas antar departemen berdasarkan alasan yang ditunjukkan Tabel 6 misalkan ruang penerimaan harus mutlak dekat dengan gudang bahan pokok, gudang sayur, gudang buah, gudang beku karena alasan urutan proses, kemudahan pengawasan, dan aliran informasi. 4.5 Penentuan Luas Area yang Dibutuhkan Sebelum merancang layout usulan, terlebih dahulu harus diperhatikan penentuan kebutuhan luas ruangan, hal - hal yang diperlukan dalam penentuan kebutuan luas area yang dibutuhkan yaitu kebutuan tingkat produksi (production rate), peralatan yang dibutuhkan untuk proses produksi dan karyawan yang dibutuhkan. Dalam penentuan kebutuan luas ruangan proses produksi CV Massitoh Catering Services, peneliti mengunakan metode fasilitas industri yaitu metode penentuan kebutuan ruangan berdasarkan fasilitas produksi dan fasilitas pendukung proses produksi yang dipergunakan. Luas ruangan dihitung

18 41 dari ukuran masing masing jenis mesin atau perlatan yang digunakan dikalikan dengan jumlah mesin peralatann tersebut ditambah dengan kelonggaran untuk operator dan gang (aisle). Pada penentuan kebutuhan luas ini diasumsikan jumlah porsi yang diproduksi sebanyak 1445 porsi dan tidak perencanaan untuk penambahan kapasitas produksi. Untuk tiap mesin atau fasilitas pendukung digunakan teloransi 0,5-1 meter pada setiap sisi mesin, dan untuk kelonggaran operator (allowance = 50%) berdasarkan referensi dari buku (James M apple, 1990). Berikut ini akan di berikan perhitungan untuk menentukan luas area yang dibutuhkan sebagai berikut: 1) Ruang penerimaan Pembelian bahan baku pada CV. Massitoh Catering Services dilakukan dalam periode waktu tertentu seperti per satu hari, per dua hari atau per satu minggu tergantung jenis bahan bakunya dan jumlah persediaan di gudang. Untuk menentukan luas ruang peneriamaan, peneliti mengasumsikan pembelian bahan baku dilakukan setiap hari untuk menu ayam bakar kecap. Bahan baku yang dibeli antara lain beras, ayam, sayur (wortel, kentang, buncis, kol, tomat, bawang merah, bawang putih, bawang bombay, dau bawang, seledri, tempe dan cabai), kerupuk dan buah (semangka). Untuk beras memiliki dimensi yaitu 70 x 40 x 20 cm = 56000cm 3 untuk ukuran berat 60 kg per karung. Jika disesuaikan dengan kebutuhan porsi perhari sebanyak 160 kg maka jumlah karung yang diterima sebanyak 2,6 karung atau untuk mempermudah perhitungan dibulatkan menjadi 3 karung Jadi volume totalnya adalah 56000cm 3 x 3 = cm 3. Untuk luas yang dibutuhkan adalah: Tinggi karung = 70 cm Panjang karung = 40 cm Lebar karung = 20 cm Luas yang dibutuhkan = 3(40 x 20) = 2400 cm 2 Untuk dimensi ayam diasumsikan seluruh ayam dimasukkan kedalam bok plastik dengan ukuran panjang = 70 cm lebar = 50 cm dan tinggi = 30 cm

19 42 yang dapat menampung ayam sebanyak 50 kg. karena kebutuhan untuk menu ini sebanyak 150 kg maka membutuhkan tiga bok plastik sehingga luas yang dibutuhkan adalah: 3(70 x 50 cm) = cm 2 Untuk dimensi sayur, diasumsikan seluruh sayur dimasukkan ke dalam bok plastik dimana sayur sebanyak 385 kg dimasukkan ke 10 bok. ukuran bok tersebut sama seperti yang digunakan pada ayam. Sehingga luas yang dibutuhkan adalah: 10(70 x 50 cm) = cm 2. Untuk kerupuk dimensinya adalah tinggi = 35 cm lebar = 15 cm dan panjang = 20 cm untuk ukuran 25 kg per kemasan. Sehingga luas yang dibutuhkan adalah: 20 x 15 cm = 300 cm 2. Untuk dimensi buah diasumsikan seluruh buah dimasukkan kedalam peti berukuran panjang = 80 cm lebar = 75 cm dan tinggi 65 cm yang bisa memuat sebanyak 35 kg buah semangka. Kebutuhan sehari buah adalah sebanyak 155 kg sehingga buah semangka dimasukkan ke 5 peti. Luas yang dibutuhkan adalah: 5(80 x 75 cm)= cm 2. Total kebutuhan luas adalah = cm 2 = 7,62 m 2. Kebutahan luas untuk ruang penerimaan setelah ditambahkan kelonggaran 50% adalah = 7,62 x 150% = 11,43 m 2. 2) Gudang bahan pokok Gudang ini digunakan untuk menyimpan bahan bahan seperti beras, tepung, minyak goreng, bumbu bumbu, kerupuk, kecap dan telur. Didalam gudang ini sudah disediakan 5 buah lemari yang berfungsi untuk menyimpan bahan bahan seperti bumbu bumbu, kerupuk dan kecap. Penulis mengasumsikan lemari lemari tersebut dapat menampung persediaan selama satu minggu. Pada gudang bahan pokok telah disediakan area penyimpanan tepung dengan ukuran 50 x 50 cm. Kemudian juga disediakan juga area untuk menyimpan minyak goreng dengan ukuran 70 x 70 cm yang dapat menampung 9 dirigen minyak goreng dengan kapasitas 16 kg. kemudian disediakan juga area untuk menyimpan peti telur dengan ukuran 55 x 35 cm, lahan ini cukup untuk menyimpan 5 peti yang ditumpuk. Selain itu juga tersedia area untuk

20 43 menyimpan beras dengan ukuran 2 x 1 m. Sehingga luas yang dibutuhkan adalah: Luas lemari: 2 lemari dengan ukuran yang sama panjang = 220 cm, lebar = 50 cm dan tinggi = 100 cm, sehingga kebutuhan luasnya adalah: 2(220 x 50) cm = cm 2. Sedangkan 3 lemari (misalkan lemari P Q R) sisanya mempunyai ukuran yang berbeda, untuk lemari P ukurannya adalah p = 240 cm, l = 45 cm dan t = 200 cm, sehingga luasnya = 240 x 45 cm = cm 2. Lemari Q mempunyai ukuran p = 100 cm, l = 60 cm dan t = 200 cm, sehingga luasnya = 100 x 60 cm = 6000 cm 2. Ukuran lemari R adalah p = 90 cm, l = 60 cm dan t = 150 cm, sehingga luasnya = 90 x 60 = 5400 cm 2. Kebutuhan luas lemari keseluruhan adalah = = cm 2. Luas area area penyimpanan: luas area penyimpanan tepung = 50 x 50 cm = 2500 cm 2. Luas area penyimpanan minyak goreng = 70 x 70 cm = 4900 cm 2. Luas area penyimpanan telur = 55 x 35 cm = 1925 cm 2. Uas area penyimpanan beras = 200 x 100 cm = cm 3. Sehingga luas keseluruhan adalah = = cm 2. Kebutuhan luas keseluruhan adalah = = cm 2. Kebutuhan luas gudang bahan pokok setelah ditambah kelonggaran 50% = x 150% = ,5 cm 2 = 11,029 m 2. 3) Gudang sayur Pada gudang sayur tidak dilakukan penyimpanan bahan karena untuk mencegah kerusakan. Gudang ini hanya untuk menyimpan bahan yang dibeli pada hari itu juga. Di gudang terdapat sebuah lemari dan sebuah meja untuk menyimpan bahan. Ukuran lemari tersebut adalah p = 140 cm, l = 70 cm dan t = 170 cm, sehingga luasnya = 140 x 70 cm = 9800 cm 2. Ukuran meja adalah p= 210cm, l = 95cm dan t = 75 cm, sehingga luasnya adalah = 210 x 95 cm = cm 2. Selain itu pada gudang ini disediakan area untuk mengupas sayur dengan ukuran 200 x 200 cm, sehingga luasnya adalah = 200 x 200 cm = cm 2. Kebutuhan luas total adalah = = cm 2.

21 44 Kebutuhan luas untuk gudang sayur setelah ditambah kelonggaran 50% adalah = x 150% = cm 2 = 10,462 m 2. 4) Gudang beku Pada gudang beku disediakan lemari pendingin untuk menyimpan bahan baku daging sapid an ayam. Lemari pendingin yang disediakan ada 5 buah ( misal A, B, C, D dan E) dengan ukuran yang berbeda beda. Ukuran dan luas masing masing adalah: Lemari pendingin A: ukuran = p = 125 cm, l = 65 dan t = 80cm luas = 125 x 65 cm = 8125 cm 2. Lemari pendingin B: ukuran = p = 110 cm, l = 50 cm dan t = 80 cm luas = 110 x 50 cm = 5500 cm 2. Lemari pendingin C: ukuran p = 160 cm, l = 60 cm dan t = 80 cm luas = 160 x 60 cm = 9600 cm 2. Lemari pendingin D dan E: ukuran = p = 170 cm, l = 65 cm dan t = 95 cm luas = 2(170 x 65 cm) = cm 2. Kebutuhan luas total adalah = = 45325cm 2. Setelah ditambahkan kelonggaran 50% adalah = x 150% = 67987,5 cm 2 = 6,799 m 2. 5) Gudang buah Pada gudang buah, buah yang disimpan hanyalah jenis buah yang tahan lama seperti semangka dan melon. Di gudang ini disediakan dua lemari yang dapat menampung buah semangka sebanyak 170 kg untuk masing masing lemari. Selain itu juga disediakan area untuk menyimpan peti buah yang nantinya digunakan untuk menyimpan sementara buah buahan seperti jeruk dan apel. Ukuran dan luas lemari serta area penyimpanan peti antara lain: Lemari buah: p = 200 cm, l = 65 cm dan t = 200 cm Luas dua lemari = 2(200 x 65) cm = cm 2. Luas area peti = 150 x 100 cm = 15000cm 2. Total kebutuhan luas = cm 2 = cm 2. Sehingga jika ditambahkan kelonggaran 50% adalah = x 150% = cm 2 = 6,15 m 2

22 45 6) Gudang peralatan makan Di gudang peralatan makan ini terdapat 4 buah lemari yang befungsi untuk menyimpan peralatan makan seperti rantang plastik, sendok, garpu, sendok sayur, piring, gelas dan peralatan makan yang lain. Ukuran keempat lemari tersebut sama yaitu p = 300 cm, l = 50 cm dan t = 190 cm. Sehingga luas dari keempat lemari tersebut adalah = 4(300 x 50 cm) = cm 2. Selain itu juga disediakan area untuk menyimpan peralatan makan lain yang tidak dapat disimpan ke lemari dengan ukuran p = 200 cm dan l = 100 cm, sehingga luasnya adalah cm 2. Total kebutuhan luasnya adala = cm 2 = cm 2, dan setelah ditambahkan kelonggaran 50% adalah = x 150% = cm 2 = 7,5 m 2 7) Gudang peralatan masak Pada gudang peralatan masak hanya terdapat sebuah lemari untuk menyimpan peralatan masak yang tak terpakai dengan ukuran p = 300 cm, l = 90 cm dan t = 100 cm. sehingga luas yang dibtuhkan adalah = 90 x 300 cm = cm 2. Kebutuhan luas gudang peralatan masak setelah ditambahkan kelonggaran 50% adalah = x 150% = cm 2 = 4,05 m 2. 8) Tempat pencucian bahan makanan Pada proses pencucian bahan makanan menggunakan 2 buah meja cuci seperti washtafel, ukuran kedua meja ini adalah p = 310 cm, l = 75 cm dan t = 90 cm. Untuk memudahkan operator ketika melakukan proses pencucian maka lebar meja ditambahkan toleransi sebesar 50 cm. M 50 cm 125cm 310 cm Gambar 12. Toleransi pada Meja Pencucian Bahan Baku Sehingga luas yang dibutuhkan adalah = 2(310 x 125 cm) = cm 2. Kebutuhan luas setelah ditambahkan kelonggaran 50% adalah = x 150% = cm 2 = 11,625 m 2.

23 46 9) Tempat pencucian peralatan makan Tempat pencucian peralatan ini digunakan untuk mencuci peralatan makan yang kotor seperti rantang plastik, piring, gelas, sendok, garpu dan bok plastik. Tempat pencucian ini juga terdapat bak sampah yang berfungsi untuk menampung sampah sisa makanan. Diasumsikan tempat pencucian ini bisa menampung rantang plastik sebanyak 1000 buah dengan disusun 20 tumpukan. Selain itu tempat pencucian ini juga bisa menampung bok plastik sebanyak 10 buah. Bok plastik berfungsi sebagai wadah untuk menampung piring, sendok dan garpu. Sedangkan area untuk proses mencucinya memiliki luas 200 cm x 200 cm = cm 2. Maka luas yang dibutuhkan adalah: Luas bak sampah: p = 150 cm, l = 100 cm. L = 150 x 100 = cm 2. Luas 50 susun tumpukan rantang: diameter = 25 cm. L = 50(πr 2 ) = 50(3,14 x 12,5 2 ) cm =50 x 490,625 cm 2 = 24531,25 cm 2. Luas 10 bok plastik: p = 70 cm, l = 50 cm. L = 10(70 x 50) = cm 2. Luas area pencucian = cm 2. Sehingga luas totalnya adalah = , = ,25 cm 2. Setelah ditambahkan kelonggaran 50% = 74531,25 x 150% = ,875 cm 2 = 17,18 m 2 10) Tempat pencucian peralatan masak Tempat pencucian peralatan ini harus dapat menampung setidaknya 5 buah panci besar dengan ukuran diameter 60 cm dan tinggi 70 cm. hal tersebut dikarenakan dalam sehari diasumsikan seluruh panci yang ada digunakan untuk produksi. Selain itu tempat pencucian ini juga harus bisa menampung wajan dengan ukuran diameter 70 cm dan tinggi 20 cm sebanyak 7 buah dengan asumsi yang sama. Luas yang dibutuhkan: Luas panci: L = πr 2 = 3,14 x 30 2 = 2826 cm 2 x 5 = cm 2 Luas wajan: L = πr 2 = 3,14 x 35 2 = 3846,5 cm 2 x 7 = 26925,5 cm 2

24 47 Sehingga luas totalnya adalah = ,5 = 41055,5 cm 2. Untuk keleluasaan pekerja perlu ditambah kelonggaran 50% = 41055,5 x 150% = 61583,25 cm 2 = 6,158 m 2. 11) Area masak Pada area ini menggunakan 3 buah jenis kompor yang berbeda. Untuk jenis yang pertama adalah kompor sumbu tunggal yang berjumlah 7 buah dan memiliki ukuran p = 65 cm, l = 65 cm dan t = 50 cm. Untuk kompor jenis yang kedua adalah kompor sumbu ganda sebanyak satu buah dengan ukuran p = 100 cm, l = 65 cm, dan t = 20 cm. Sedangkan kompor jenis yang ketiga adalah jenis sumbu tiga dengan ukuran p = 200 cm, l = 65 cm dan t = 40 cm. untuk keleluasaan pekerja, jarak antara pekerja dengan kompor ditambah 50 cm atau l = +50 cm, dan jarak antar kompor juga ditambah 100 cm atau p = +100 cm. 50cm 50cm K 50cm Gambar 13. Toleransi pada Kompor Kemudian pada area ini juga disediakan meja untuk meletakkan bahan bahan yang akan dimasak dan juga untuk meracik bumbu bumbu masakan. Meja tersebut mempunyai ukuran p = 150 cm, l = 50 cm dan t = 80 cm. Untuk keleluasaan pekerja maka ditambahkan kelonggaran sebesar 50 cm atau l = +50 cm. Kebutuhan luas pada area memasak adalah: Luas kompor: 7(165 x 115) + (200 x 115) + (300 x 115) = = cm 2. Luas meja: 150 x 100 = cm 2. Kebutuhan luas total pada area masak adalah = = cm 2. Sehingga jika ditambah kelonggaran 50% = x 150% = ,5 cm 2 = 30,799 m 2. 12) Ruang penyimpanan masakan matang Pada ruang ini masakan yang sudah matang ditempatkan pada meja sebelum dibawa ke ruang pengemasan. Meja yang digunakan ada dua buahdan

25 48 memiliki ukuran yang sama yaitu p = 150 cm, l = 70 cm dan t = 80 cm. Sehingga luas untuk ruangan ini adalah = 2(150 x 70) = cm 2. Setelah ditambah kelonggaran 50% maka luas untuk ruangan ini adalah = x 150% = cm 2 = 3,15 m 2. 13) Ruang pengemasan Pada ruangan ini masakan yang sudah matang ditempatkan pada meja, kemudian para pekerja akan mengemas masakan ke dalam rantang plastik. Meja yang digunakan berjumlah 4 buah dengan ukuran p = 250 cm, l = 70 cm dan t = 80 cm. untuk keleluasaan pekerja, masing masing sisi meja ditambahkan ukuran 50 cm. 50 cm M 170 cm 350 cm Gambar 14. Toleransi pada Meja Pengemasan Selain itu, pada ruangan ini disediakan area untuk meletakkan rantang plastik. Diasumsikan untuk 1000 rantang plastik dengan disusun 20 tumpuk. Sehingga luas yang dibutuhkan: Luas meja pengemasan: 4(350 x 170) = cm 2 Luas area rantang plastik: diameter = 25 cm. L = 50(πr 2 ) = 50(3,14 x 12,5 2 ) cm =50 x 490,625 cm 2 = 24531,25 cm 2 Kebutuhan luas total adalah = ,25 = ,25 cm 2, sehingga setelah ditambah kelonggaran 50% adalah = ,25 x 150% = ,875 cm 2 = 39,38 m 2. Total kebutuhan luas area untuk fasilitas produksi pada CV. Massitoh Catering Services bisa dilihat pada Tabel 7. Total kebutuhan luas area adalah 165, 712 m 2, kebutuhan luas area terkecil adalah pada area penyimpanan masakan matang yaitu seluas 3,15 m 2. Sedangkan kebutuhan luas yang terbesar aadalah ruang pengemasan yaitu seluas 39,38 m 2.

26 49 Tabel 7. Total Luas Area yang Dibutuhkan Nama Stasiun Kerja/Departemen Luas Area (m 2 ) A. Ruang Penerimaan 11,43 B. Gudang Kering/Sembako 11,029 C. Gudang Sayur 10,462 D. Gudang Beku 6,799 E. Gudang Buah 6,15 F. Gudang Peralatan Makan 7,5 G. Gudang Peralatan Masak 4,05 H. Tempat Pencucian Bahan Makanan 11,625 I. Tempat Pencucian Peralatan Makan 17,18 J. Tempat Pencucian Peralatan Masak 6,158 K. Area Masak 30,799 L. Area Penyimpanan Masakan Matang 3,15 M. Ruang Pengemasan 39,38 Total 165, Analisis Perancangan Tata Letak dengan Unequal-Area Facility Layout Problem (UA-FLP) Permasalahan tata letak fasilitas dengan luas tak sama (UA-FLP) biasanya digunakan untuk memodelkan sebuah permasalahan tata letak di sebuah fasilitas manufaktur, permodelan ini menggunakan algritma Differential Evolution (DE). Algoritma ini bertujuan untuk membantu para pengambil keputusan dalam merancang tata letak fasilitas yang efisien dalam hal perpindahan material. Selain itu, algoritma ini dapat digunakan oleh para peneliti maupun mahasiswa sebagai salah satu perbandingan metode penyelesaian UA-FLP. Secara ringkas, berikut adalah karakteristik dari permasalahan UA-FLP: 1. Ada sebuah fasilitas dengan panjang dan lebar tertentu. 2. Ada sejumlah departemen dengan luas diketahui dan batasan (constraint) Maximum Aspect Ratio atau minimum panjang/lebar harus dialokasikan ke dalam fasilitas. 3. departemen harus dialokasikan di dalam fasilitas, tidak boleh beririsan dengan departemen lainnya, dan harus memenuhi batasan tertentu. 4. Ada aliran material antara satu departemen dengan departemen lainnya

27 50 5. Tujuan dari permasalahan ini adalah meminimumkan total biaya perpindahan material dengan mengatur lokasi penempatan dan dimensi departemen. Algoritma DE ini disertai dengan antarmuka pengguna (user interface) yang mudah digunakan. Gambar 15 menunjukkan tentang bagian-bagian algoritma. Gambar 15. Tampilan UA-FLP Untuk menggunakan software ini, user harus mengetahui beberapa parameter yang ada pada software tersebut. Tabel 8 menjelaskan parameterparameter yang ada pada software tersebut. Untuk menginput data yang menyediakan Dropdown Box, pengguna hanya bisa memilih nilai yg tersedia di dalam Dropdown Box tersebut. Adapun untuk TextBox, data bisa langsung diketik dengan menggunakan keyboard. Untuk parameter Facility Representation,

28 51 algoritma hanya menyediakan dua pilihan yang bisa dipilih dengan meng-klik Radio Button-nya. Tabel 8. Parameter pada Software No Input Fungsi Batasan 1 Max Iteration Jumlah maksimum iterasi dalam algoritma DE Tergantung pada nilai yg tersedia pada Dropdown 2 Max Unimproved Jumlah maksimum iterasi yang tidak memberikan perbaikan terhadap solusi terbaik Box Tergantung pada nilai yg tersedia pada Dropdown Box 3 Max Time Jumlah maksimum waktu komputasi Tergantung pada nilai yg tersedia pada Dropdown Box 4 Population Jumlah populasi vector Antara Mutation Factor Parameter yang mengatur tingkat mutasi Antara Crossover Rate Parameter yang mengatur tingkat pindah silang 7 Local Search Jumlah maksimum pencarian lokal yang akan dilakukan terhadap vektor trial 8 Facility Model penyelesaian UA-FLP Representation 9 Facility With Panjang fasilitas (sejajar dengan sumbux) 10 Facility Height Lebar fasilitas (sejajar dengan sumbu-y) 11 No Departements Jumlah departemen 12 Departemen specipications -No nomor departemen -Area Luas departemen -Min Side Panjang minimum dari sisi-sisi departemen yang dibutuhkan -Max aspect Maksimum rasio antara kedua sisi Ratio departemen 13 Material Flows -No Nomor aliran material -From Departemen sumber aliran -To Departemen tujuan aliran -Amount Jumlah unit material yang dipindahkan -Cost Biaya yang diperlukan untuk memindahkan satu unit material Antara0-1 Antara

29 52 Setelah mengetahui parameter-parameter tersebut, pengolahan data bisa dilakukan. Pertama-tama memasukan banyaknya departemen dan luas (lebar x panjang) bangunan yang disediakan kedalam tabel width dan height, luas ini harus sesuai dengan jumlah luas seluruh departemen. Pada CV. Massitoh Catering Services luas yang disediakan adalah 165,712 m 2. Kemudian memasukkan departemen beserta luasnya masing-masing ke tabel Departement Specification. Setelah itu masukkan Material Flow, data ini diperoleh dari Peta Dari-Ke yang sudah dicari sebelumnya.untuk memulai iterasi, pengguna dapat menekan tombol Run. Setelah ditekan tombol Run maka program secara otomatis memeriksa kesesuaian input data dengan batasan-batasan yang ada. Selain itu, program juga memeriksa hal-berikut: 1. Jumlah total luas departemen-departemen harus sama dengan luas fasilitas. 2. Jumlah baris dalam Department specifications harus sama dengan nilai TexBox No departments. 3. Jumlah baris dalam Material Flows harus lebih besar sama dengan 3. Jika semua persyaratan diatas terpenuhi, barulah algoritma akan memulai iteraasinya. Algoritma ini juga secara otomatis meng-update data-data berikut: 1. Iterasi ke-n yang sedang dijalankan, ditampilkan pada TextBox Iteration. 2. Jumlah iterasi yang tidak berhasil memperbaiki solusi mulai dari ditemukannya solusi global terakhir sampai iterasi saat ini, ditampilkan pada TextBox Unimproved. 3. Jumlah waktu komputasi yang telah digunakan sampai saat ini, ditampilkan pada TextBox Comp Time 4. Biaya terbaik (paling minimum) yang pernah diketemukan oleh algoritma sampai iterasi saat ini, ditampilkan pada TextBox Best Solution 5. Jumlah departemen yang melanggar batasan yang ditentukan pada Department sepcifications, ditampilkan pada TextBox Unfeasible 6. Posisi dan dimensi dari departemen-departemen pada solusi terbaik yang pernah dicapai, ditampilkan pada tabel dibawah Best Solution. 7. Penggambaran dari solusi terbaik yang pernah dicapai.

30 53 Setelah program ini dijalankan, kemudian akan menghasilkan gambaran layout. Pada penelitian ini layout yang dihasilkan bisa dilihat pada Gambar 16. Program ini akan menghasilkan layout yang berbeda-beda secara terus menerus dan layout yang dihasilkan bukanlah yang paling baik, melainkan disesuaikan dengan kondisi dilapangan. Dari Gambar 16 bisa dijelaskan bahwa stasiun kerja 11 (area memasak) terletak dipusat layout, ini dikarenakan stasiun kerja 11 merupakan pusat dari kegiatan produksi pada CV. Massitoh Catering Services. Keterangan: 1. Ruang penerimaan 2. Gudang bahan pokok 3. Gudang sayur 4. Gudang beku 5. Gudang buah 6. Gudang peralatan makan 7. Gadang peralatan masak 8. Tempat pencucian bahan makanan 9. Tempat pencucian peralatan makan 10. Tempat pencucian peralatan masak Gambar 16. Hasil layout UA-FLP

31 Area memasak 12. Ruang penyiapan masakan matang 13. Ruang pengemasan Jika dibandingkan dengan layout awal, terjadi banyak perubahan seperti gudang-gudang bahan saling berdekatan dengan tempat pencucian bahan makanan. Selain itu, area memasak menjadi lebih dekan dengan stasiun kerja yang lain. Hal tersebut mengakibatkan alur proses produksi menjadi lebih singkat. Selain menghasilkan layout, program ini juga menghasilkan titik pusat tiap stasiun kerja atau departemen yang baru, titik pusat yang baru dijelaskan pada Tabel 9 dengan titik pusat yang baru, maka akan diperoleh jarak yang baru pula seperti yang dijelaskan pada Tabel 9. Tabel 9. Titik Pusat Stasiun Kerja Hasil Pengolahan Algoritma DE Nama Stasiun Kerja/Departemen X-centro Y-centro A. Ruang Penerimaan 1,749 8,366 B. Gudang Kering/Sembako 8,387 8,366 C. Gudang Sayur 5,099 8,366 D. Gudang Beku 3,228 2,902 E. Gudang Buah 2,129 6,01 F. Gudang Peeralatan Makan 13,01 2,902 G. Gudang Peralatan Masak 10,694 8,366 H. Tempat Pencucian Bahan Makanan 8,283 6,01 I. Tempat Pencucian Peralatan Makan 13,942 8,366 J. Tempat Pencucian Peralatan Masak 14,439 6,01 K. Area Masak 8,286 4,358 L. Area Penyimpanan Masakan Matang 7,953 2,902 M. Ruang Pengemasan 8,286 1,188 Tabel 9 menjelaskan titik pusat stasiun kerja yang baru dari hasil pengolahan data dengan algoritma DE. Bisa dijelaskan titik pusat (X.Y) ruang penerimaan adalah (7.035, 0.796), dan seterusnya.

32 55 Tabel 10. Jarak Antar Stasiun Kerja Yang Baru Dari Ke Jarak (m) A B 6,638 A C 3,35 A D 6,943 A E 2,736 B H 2,46 B K 4,109 C H 5,63 D H 8,163 E H 6,154 F M 6,441 G K 6,416 H K 1,655 I F 6,396 J G 6,101 K L 1,789 L M 2,047 TOTAL 77,028 Pada Tabel 10 menjelaskan jarak antar stasiun kerja yang baru dari hasil pengolahan data dengan algoritma DE. Bisa dijelaskan jarak titik pusat dari A ke B adalah sejauh 6,351 meter, A ke C adalah sejauh 1,489 meter dan seterusnya. Pengukuran titik pusat antar stasiun menggunakan metode rectilinear bisa dilihat pada lampiran. Dari perhitungan tersebut bisa dijelaskan bahwa jarak material flow pada CV. Massitoh Catering Services dengan layout yang baru berubah yang tadinya 502,723 meter menjadi 77,028 meter dan terjadi pengurangan jarak awal sejauh 425,695 meter. Berdasarkan hasil ini bisa disimpulkan perancangan ulang dengan permodelan UA-FLP dapat mengurangi jarak tempuh material. 4.7 Rekomendasi Teknis Terkait dengan kondisi layout CV. Massitoh Catering Services yang sekarang, banyak ditemukan permasalahan yang bisa berkaitan dengan berlangsungnya proses produksi. Maka dapat dirumuskan beberapa rekomendasi teknis yang bisa bermanfaat bagi CV. Massitoh Catering Services yaitu: 1. Perlu dilakukannya perbaikan tata letak dengan menyatukan stasiun kerja kedalam satu bangunan karena hal ini bisa memperpendek jarak alur proses produksi pada CV. Massitoh Catering Services.

33 56 2. Karena stasiun kerja akan disatukan pada satu bangunan, maka ada fasilitas lain yang akan dipindahkan atau terjadi pertukaran. Hal tersebut dikarenakan luas bangunan 1 yang terbatas. 3. Untuk tempat pencucian peralatan makan sebaiknya ditempatkan pada bangunan yang terpisah. Hal ini dikarenakan pada tempat pencucian peralatan makan banyak terdapat sampah sisa makanan yang bisa menimbulkan kontaminasi terhadap bahan makanan. 4. Menyediakan alat penanganan bahan yang sesuai, misalnya seperti troli yang bisa digunakan untuk membawa material yang berat namun bisa digunakan di luar ruangan maupun di dalam ruangan.

Manual Penggunaan Algoritma Evolusi Diferensial untuk Mengoptimasikan Tata Letak Fasilitas Komarudin

Manual Penggunaan Algoritma Evolusi Diferensial untuk Mengoptimasikan Tata Letak Fasilitas Komarudin Manual Penggunaan Algoritma Evolusi Diferensial untuk Mengoptimasikan Tata Letak Fasilitas Komarudin Laboratorium Rekayasa, Simulasi dan Pemodelan Sistem Departemen Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan industri makanan dan minuman di Indonesia cukup potensial, hal ini bisa dilihat dari pemanfaatan makanan dan minuman sebagai kebutuhan dasar manusia. Berdasarkan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 19 III. METODE PENELITIAN 3.1 Kerangka Pemikiran Konseptual Penelitian ini diawali dengan melakukan studi tahap awal di CV Massitoh Catering Services, yaitu mengenai struktur organisasi, ruang lingkup,

Lebih terperinci

Manual Penggunaan Algoritma Evolusi Diferensial untuk Mengoptimasikan Rute Kendaraan Akhmad Hidayatno Armand Omar Moeis Komarudin Aziiz Sutrisno

Manual Penggunaan Algoritma Evolusi Diferensial untuk Mengoptimasikan Rute Kendaraan Akhmad Hidayatno Armand Omar Moeis Komarudin Aziiz Sutrisno Manual Penggunaan Algoritma Evolusi Diferensial untuk Mengoptimasikan Rute Kendaraan Akhmad Hidayatno Armand Omar Moeis Komarudin Aziiz Sutrisno Laboratorium Rekayasa, Simulasi dan Pemodelan Sistem Departemen

Lebih terperinci

Lampiran 1. Struktur Organisasi CV Massitoh Caterig Services

Lampiran 1. Struktur Organisasi CV Massitoh Caterig Services Lampiran 1. Struktur Organisasi CV Massitoh Caterig Services Lampiran 2. Tata Letak Pabrik Lama (Pabrik1) CV Massitoh Catering Services Lampiran 3. Tata Letak Pabrik Lama (Pabrik2) CV Massitoh Catering

Lebih terperinci

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 1.1 Pengumpulan Data Berdasarkan latar belakang perumusan masalah yang telah dikemukakan maka dilakukan pengumpulan data-data yang digunakan dalam perancangan tata

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Perusahaan UD. Tiga Bawang merupakan sebuah industri kecil menengah yang bergerak dibidang pembuatan keripik dengan bahan baku ubi kayu. UD. Tiga Bawang adalah

Lebih terperinci

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 4.1 Gambaran Umum Perusahaan 4.1.1. Sejarah dan Perkembangan Perusahaan CV. MS Bakery adalah suatu perusahaan yang bergerak dalam industri makanan (food industri).

Lebih terperinci

BAB V ANALISIS DAN INTERPRETASI

BAB V ANALISIS DAN INTERPRETASI BAB V ANALISIS DAN INTERPRETASI Berdasarkan pengolahan data yang telah dilakukan pada bab IV dimulai dari perhitungan performansi tata letak awal sampai dengan perancangan tata letak usulan dapat dianalisa

Lebih terperinci

ANALISIS PERANCANGAN ULANG TATA LETAK FASILITAS PRODUKSI PABRIK LAMA PADA CV. MASSITOH CATERING SERVICES. Oleh RANGGA OKI NUGROHO H

ANALISIS PERANCANGAN ULANG TATA LETAK FASILITAS PRODUKSI PABRIK LAMA PADA CV. MASSITOH CATERING SERVICES. Oleh RANGGA OKI NUGROHO H ANALISIS PERANCANGAN ULANG TATA LETAK FASILITAS PRODUKSI PABRIK LAMA PADA CV. MASSITOH CATERING SERVICES Oleh RANGGA OKI NUGROHO H24097098 PROGRAM SARJANA ALIH JENIS MANAJEMEN DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS

Lebih terperinci

BAB V ANALISIS DAN INTERPRETASI

BAB V ANALISIS DAN INTERPRETASI BAB V ANALISIS DAN INTERPRETASI Berdasarkan pengolahan data yang telah dilakukan pada bab IV dimulai dari perhitungan performansi tata letak awal sampai dengan perancangan tata letak usulan dapat dianalisa

Lebih terperinci

V GAMBARAN USAHA 5.1 Profil Rumah Makan Soto Banjar Waroeng Bumi Khatulistiwa 5.2 Sejarah Rumah Makan Soto Banjar Waroeng Bumi Khatulistiwa

V GAMBARAN USAHA 5.1 Profil Rumah Makan Soto Banjar Waroeng Bumi Khatulistiwa 5.2 Sejarah Rumah Makan Soto Banjar Waroeng Bumi Khatulistiwa V GAMBARAN USAHA 5.1 Profil Rumah Makan Soto Banjar Waroeng Bumi Khatulistiwa Rumah makan Soto Banjar Waroeng Bumi Khatulistiwa merupakan rumah makan yang menawarkan aneka makanan bercitarasa khas dari

Lebih terperinci

CARA MEMBUAT: -Potong ayam menjadi 2 bagian atau belah membujur dadanya dan tekan hingga terbuka lebar. -Lumuri bumbu halus hingga rata

CARA MEMBUAT: -Potong ayam menjadi 2 bagian atau belah membujur dadanya dan tekan hingga terbuka lebar. -Lumuri bumbu halus hingga rata (Resep 1).. Serba Ayam Ayam Tulang Lunak 1 ekor ayam 50 g gula Jawa, sisir halus 1 sdm air asam Jawa kental 2,5 liter air kelapa 5 lembar daun salam 4 cm lengkuas, memarkan minyak goreng Bumbu, haluskan:

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Rumusan Masalah Bagaimana cara membuat desain tempat bahan memasak yang mudah untuk dijangkau?

BAB I PENDAHULUAN Rumusan Masalah Bagaimana cara membuat desain tempat bahan memasak yang mudah untuk dijangkau? BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Seiring perkembangan zaman, banyaknya kuliner makanan yang berkembang di Indonesia. Perpaduan antara kuliner Indonesia dan asing juga mulai bermunculan. Oleh sebab

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Perusahaan UD. Rezeki Baru merupakan usaha pembuatan keripik ubi dengan merek Rumah Adat Minang yang dikelola oleh Bapak Misli. Pada awalnya UD. Rezeki Baru

Lebih terperinci

BAB II DESKRIPSI PERUSAHAAN

BAB II DESKRIPSI PERUSAHAAN BAB II DESKRIPSI PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Singkat Perusahaan Mie Ayam Oplosan Kedai Shoimah, perusahaan ini termasuk perusahaan baru di dunia kuliner. Berawal dari kesukaan sang pemilik terhadap mie ayam,

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 TEKNOLOGI PROSES PRODUKSI Proses produksi PT Amanah Prima Indonesia dimulai dari adanya permintaan dari konsumen melalui Departemen Pemasaran yang dicatat sebagai pesanan dan

Lebih terperinci

Seminar Nasional IENACO ISSN: PERANCANGAN TATA LETAK CV.KARYA LOGAM DENGAN MEMPERTIMBANGKAN PERENCANAAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU

Seminar Nasional IENACO ISSN: PERANCANGAN TATA LETAK CV.KARYA LOGAM DENGAN MEMPERTIMBANGKAN PERENCANAAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU PERANCANGAN TATA LETAK CV.KARYA LOGAM DENGAN MEMPERTIMBANGKAN PERENCANAAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU Taufik Martha Andrianta 1, Slamet Setio Wigati 2 Program Studi Teknik Industri, Fakultas Teknologi Industri,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. meliputi pengaturan tataletak fasilitas produksi seperti mesin-mesin, bahan-bahan,

BAB I PENDAHULUAN. meliputi pengaturan tataletak fasilitas produksi seperti mesin-mesin, bahan-bahan, BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pengaturan tataletak fasilitas produksi merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi kinerja dari suatu pabrik. Pengaturan tataletak lantai produksi meliputi

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 FLOW CHART PEMECAHAN MASALAH Untuk memberikan gambaran yang sistematik guna mempermudah pembaca dalam memahami masalah yang dibahas dalam skripsi ini, maka dibuatlah suatu

Lebih terperinci

HeHeader

HeHeader SOTO PEKALONGAN 750 gram daging sandung lamur 3 cm jahe, memarkan 3 batang serai, memarkan 3 lembar daun jeruk 3 sdm taoco manis 2 sdm kecap manis 1,5 liter air 6 cabai merah besar 8 bawang merah 6 siung

Lebih terperinci

Kuisioner untuk konsumen pesaing ( Konsumen Restoran Super Gepeng Pekalongan )

Kuisioner untuk konsumen pesaing ( Konsumen Restoran Super Gepeng Pekalongan ) LAMPIRAN 77 Kuisioner untuk konsumen pesaing ( Konsumen Restoran Super Gepeng Pekalongan ) Dengan hormat, Saya mahasiswa Universitas Katolik Soegijapranata, Fakultas Ekonomi dan Bisnis jurusan Manajemen.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perancangan tata letak fasilitas manufaktur dapat berpengaruh secara langsung terhadap aliran material didalam pabrik. Tata letak pabrik yang baik dapat memberikan

Lebih terperinci

FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS GUNADARMA JAKARTA 2016

FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS GUNADARMA JAKARTA 2016 ANALISIS PENENTUAN HARGA JUAL SOTO MIE BETAWI DENGAN MENGGUNAKAN METODE COST PLUS PRICING MELALUI PENDEKATAN FULL COSTING PADA UD. SOTO MIE BETAWI IBU SANNY Nama : Syaripudin NPM : 28213751 Kelas : 3EB04

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Umum Perusahaan CV. Makmur Palas merupakan sebuah perusahaan yang bergerak di bidang pendaur ulangan sampah plastik menjadi kantong plastik. Perusahaan ini

Lebih terperinci

BAB II GAMABARAN UMUM OBJEK PENELITIAN. A. Sejarah Singkat Usaha Keripik Cabe Bintang dan Keripik Cabe Mai

BAB II GAMABARAN UMUM OBJEK PENELITIAN. A. Sejarah Singkat Usaha Keripik Cabe Bintang dan Keripik Cabe Mai BAB II GAMABARAN UMUM OBJEK PENELITIAN A. Sejarah Singkat Usaha Keripik Cabe Bintang dan Keripik Cabe Mai Satun di Kota Dumai 1. Keripik Cabe Bintang Usaha industri keripik cabe rumahan di Kelurahan Purnama

Lebih terperinci

BAB 3 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB 3 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB 3 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 3.1 Perkembangan Perusahaan PT Anugrah Plastindo Lestari adalah suatu Perseroan Terbatas yang didirikan pada tanggal 01 Desember 1994 dengan nomor akte pendirian 02-2185.HT.01.01.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah Perancangan fasilitas memiliki pengaruh yang sangat besar di dalam proses operasi perusahaan karena merupakan dasar dari keseluruhan proses produksi. Dalam

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Perusahaan Cirasa Bakery merupakan usaha pembuatan roti yang didirikan pada tahun 1991 oleh bapak M. Ali yang juga merupakan pemilik usaha tersebut. Kemudian

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Perusahaan adalah suatu lembaga yang diorganisir dan dijalankan untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. Perusahaan adalah suatu lembaga yang diorganisir dan dijalankan untuk BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perusahaan adalah suatu lembaga yang diorganisir dan dijalankan untuk menyediakan barang dan jasa bagi masyarakat dengan motif laba. Pada era krisis global yang dialami

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Perusahaan PT. Sari Tani Jaya Sumatera merupakan suatu perusahaan yang bergerak di bidang pengolahan ubi kayu untuk menghasilkan produk tepung tapioka yang

Lebih terperinci

BAB II PROFIL PERUSAHAAN

BAB II PROFIL PERUSAHAAN A. Data Perusahaan BAB II PROFIL PERUSAHAAN Nama Perusahaan Bidang Usaha Jenis Produk Alamat Perusahaan : Bubur Ayam Rica-Rica : Usaha Makanan : Bubur Ayam : Jl. STM, Suka Jaya, Medan-Sumatera Utara Nomor

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM 5.1. Sejarah dan Perkembangan Restoran Martabak Air Mancur

V. GAMBARAN UMUM 5.1. Sejarah dan Perkembangan Restoran Martabak Air Mancur V. GAMBARAN UMUM 5.1. Sejarah dan Perkembangan Restoran Martabak Air Mancur Restoran Martabak Air Mancur (MAM) merupakan konsep restoran yang menyajikan keunikan pengolahan tepung terigu menjadi menu makanan

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

V. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN V. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 5.1 Sejarah Perusahaan Restoran Bebek H. Slamet merupakan salah satu restoran tradisional yang menyajikan menu khusus bebek yang terdapat di Kota Bogor dan beralamat di Jalan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Pada saat ini banyak orang yang ingin membuat acara atau kegiatan secara simpel dan efisien. Contohnya dalam hal penyiapan makanan dan hidangan. Biasanya mereka lebih

Lebih terperinci

LUAS LANTAI KEGIATAN PRODUKSI & NON PRODUKSI/PELAYANAN

LUAS LANTAI KEGIATAN PRODUKSI & NON PRODUKSI/PELAYANAN LUAS LANTAI KEGIATAN PRODUKSI & NON PRODUKSI/PELAYANAN 124 Penetapan Luas Lantai Tata letak pabrik pada dasarnya merupakan penempatan dan pengaturan dari bermacammacam fasilitas produksi yang ada. Pengaturan

Lebih terperinci

Aneka Resep Masakan Sayur

Aneka Resep Masakan Sayur Aneka Resep Masakan Sayur Sayur mayur sangat penting bagi tubuh kita, karenanya kita mesti menyeimbangkan asupan gizi dari makanan yang mama masak. Aneka resep masakan sayur kami sajikan kali ini. Ada

Lebih terperinci

PERBAIKAN TATA LETAK GUDANG KALENG DI SURABAYA

PERBAIKAN TATA LETAK GUDANG KALENG DI SURABAYA PERBAIKAN TATA LETAK GUDANG KALENG DI SURABAYA Indri Hapsari, Benny Lianto, Yenny Indah P. Teknik Industri, Universitas Surabaya Jl. Raya Kalirungkut, Surabaya Email : indri@ubaya.ac.id PT. JAYA merupakan

Lebih terperinci

BAB III DATA PROYEK. : Restoran Tradisional Jawa Timur. : Jl. LawangSewu Golf 2-18 Araya,

BAB III DATA PROYEK. : Restoran Tradisional Jawa Timur. : Jl. LawangSewu Golf 2-18 Araya, III.1. Deskripsi Umum Proyek BAB III DATA PROYEK Data Proyek: Nama Proyek Sifat Proyek Bentuk Usaha Pemilik Pengelola Lokasi : Restoran Tradisional Jawa Timur : Fiktif : Retail : Swasta : Swasta : Jl.

Lebih terperinci

SOTO BANJAR. Elly Lasmanawati

SOTO BANJAR. Elly Lasmanawati SOTO BANJAR Elly Lasmanawati Program Studi Pendidikan Tata Boga Jurusan Pendidikan Kesejahteraan Keluarga Fakultas Pendidikan Teknologi dan Kejuruan Universitas Pendidikan Indonesia 2010 SOTO Soto, sroto,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Dewasa ini banyak perusahaan-perusahaan khususnya otomotif dan juga

BAB 1 PENDAHULUAN. Dewasa ini banyak perusahaan-perusahaan khususnya otomotif dan juga BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah. Dewasa ini banyak perusahaan-perusahaan khususnya otomotif dan juga industri manufaktur mulai mengadopsi sistem Just In Time atau Kanban karena keberhasilan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1-1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. 1-1 Universitas Kristen Maranatha BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam acara resmi atau keluarga, makanan menjadi sarana yang melengkapi. Penyajian makanan untuk acara tertentu tidak sama dengan di restoran atau di rumah.

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Teknik Pengumpulan Data Dalam proses penulisan skripsi mengenai perancangan tata letak ini, penulis mengumpulkan dan menyusun data-data yang berhasil dikumpulkan oleh penulis.

Lebih terperinci

BAB V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN BAB V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1. Gambaran Umum Restoran Ayam Goreng Fatmawati Restoran Ayam Goreng Fatmawati pertama kali didirikan pada tahun 1986 di Jl. Sawojajar, Bogor oleh ibu Hj. Fatmawati.

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Umum Perusahaan UD. Rezeki Baru merupakan usaha pembuatan keripik ubi dengan merek Rumah Adat Minang yang dikelola oleh Bapak Misli. Pada awalnya UD. Rezeki

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Bahan baku merupakan salah satu unsur yang menentukan kelancaran proses

BAB 1 PENDAHULUAN. Bahan baku merupakan salah satu unsur yang menentukan kelancaran proses 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang masalah Bahan baku merupakan salah satu unsur yang menentukan kelancaran proses produksi suatu perusahaan. Apabila persediaan bahan baku tidak mencukupi, maka proses

Lebih terperinci

TUMIS DAGING sayuran. Kembang Tahu CAH SAYURAN

TUMIS DAGING sayuran. Kembang Tahu CAH SAYURAN TUMIS DAGING sayuran Bahan: 250 gr daging sapi has dalam, iris melintang tipis 4 buah sosis sapi, iris 1 cm 200 gr bak coy, lepaskan dari bonggolnya 100 gr wortel, kupas, iris tipis 100 gr kapri, siangi

Lebih terperinci

Namun, ada beberapa hal yang perlu dipersiapkan untuk memulai bisnis nasi kuning.

Namun, ada beberapa hal yang perlu dipersiapkan untuk memulai bisnis nasi kuning. Nasi Kuning, Menu Sarapan Jadi Peluang Bisnis Rumahan Menjalankan bisnis dari rumah? Kenapa tidak. Sekarang ini hanya dengan mengandalkan peluang bisnis dari lingkungan sekitar tempat tinggal saja, kita

Lebih terperinci

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 4.1. Pengumpulan Data Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara dan melihat langsung ke lantai produksi PT Indokemas Sukses Makmur. Data yang telah di kumpulakan

Lebih terperinci

ANEKA RUJAK DAN ASINAN NAN SEGAR

ANEKA RUJAK DAN ASINAN NAN SEGAR ANEKA RUJAK DAN ASINAN NAN SEGAR Rujak dan asinan sangat cocok disajikan saat cuaca panas seperti sekarang ini. Jenisnya pun dapat Anda pilih sesuai selera. Dari rujak buah, asinan betawi, sampai asinan

Lebih terperinci

PANDUAN PRAKTIKUM PENANGANAN BAHAN DAN PERENCANAAN TATA LETAK FASILITAS

PANDUAN PRAKTIKUM PENANGANAN BAHAN DAN PERENCANAAN TATA LETAK FASILITAS PANDUAN PRAKTIKUM PENANGANAN BAHAN DAN PERENCANAAN TATA LETAK FASILITAS Disusun Oleh Tim Dosen dan Asisten PLO 2017 LABORATORIUM KOMPUTASI DAN ANALISIS SISTEM JURUSAN TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN FAKULTAS

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Pada proses penggolahan stick singkong, singkong yang digunakan yaitu

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Pada proses penggolahan stick singkong, singkong yang digunakan yaitu BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN terdiri dari : Tahapan-tahapan proses pengolahan stick singkong di UKM Flamboyan 4.1 Persiapan Bahan Baku Pada proses penggolahan stick singkong, singkong yang digunakan yaitu

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR LINGKUNGAN BISNIS

TUGAS AKHIR LINGKUNGAN BISNIS TUGAS AKHIR LINGKUNGAN BISNIS Bisnis Makanan Tradisional Semakin Diburu Pasar Zakki Mubaraq 10.11.3992 SEMESTER GENAP TAHUN AKADEMIK 2010/2011 STMIK AMIKOM YOGYAKARTA ABSTRAK Seiring dengan perkembangan

Lebih terperinci

Lezat & Praktis Tahu Pedas Manis Kontributor: Odilia Winneke; Foto: dok.g-shot

Lezat & Praktis Tahu Pedas Manis Kontributor: Odilia Winneke; Foto: dok.g-shot Tahu Tumis Tausi 2 buah tahu putih yang bagus mutunya 1 sdm minyak sayur, cincang 25 g bawang Bombay, cincang 100 g udang kupas ukuran sedang 1 sdm saus tiram 1 sdm kecap asin 1 sdm tausi ½ sdt garam 75

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR DESAIN PRODUK DESAIN KICHEN SET UNTUK DAPUR DENGAN LUASAN 4 5 M² PADA BANGUNAN SETARA RUMAH TIPE 36

TUGAS AKHIR DESAIN PRODUK DESAIN KICHEN SET UNTUK DAPUR DENGAN LUASAN 4 5 M² PADA BANGUNAN SETARA RUMAH TIPE 36 TUGAS AKHIR DESAIN PRODUK DESAIN KICHEN SET UNTUK DAPUR DENGAN LUASAN 4 5 M² PADA BANGUNAN SETARA RUMAH TIPE 36 NISA AUFY WARDANI NRP. 3406.100.087 Dosen Pembimbing : Drs. Taufik Hidayat, MT NIP. 131652053

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS SISTEM INFORMASI BERJALAN

BAB 3 ANALISIS SISTEM INFORMASI BERJALAN BAB 3 ANALISIS SISTEM INFORMASI BERJALAN 3.1 Sejarah Perusahaan 3.1.1 Sejarah PT. Putra Mas Prima PT. Putra Mas Prima merupakan sebuah perusahaan yang bergerak di bidang jual beli bijih plastik yang berdiri

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Penelitian merupakan suatu rangkaian tahapan proses penelitian yang panjang dan terkait secara sistematika. Tiap tahap merupakan penentu tahap berikutnya, karena itu harus

Lebih terperinci

PROPOSAL PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA JUDUL PROGRAM MASKER TIMNAS (MASAKAN KERING TIM NANAS) BIDANG KEGIATAN: PKM KEWIRAUSAHAAN.

PROPOSAL PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA JUDUL PROGRAM MASKER TIMNAS (MASAKAN KERING TIM NANAS) BIDANG KEGIATAN: PKM KEWIRAUSAHAAN. PROPOSAL PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA JUDUL PROGRAM MASKER TIMNAS (MASAKAN KERING TIM NANAS) BIDANG KEGIATAN: PKM KEWIRAUSAHAAN Diusulkan Oleh: Ketua Pelaksana : Winda Lestari (7101414153/2014) Anggota

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Perusahaan Berdirinya UD. Ponimin pada tahun 1998, UD. Ponimin merupakan industri rumah tangga yang memproduksi tahu. UD. Ponimin ini milik Bapak Ponimin. Awalnya

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Metode yang dipergunakan dalam penelitian ini merupakan metode gabungan, yang menyatukan antara studi pustaka yang penulis lakukan dengan data-data yang diperoleh dari lokasi

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. bakar, goreng maupun dengan bumbu saos. Rumah Makan Victory ini terletak di

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. bakar, goreng maupun dengan bumbu saos. Rumah Makan Victory ini terletak di BAB III METODOLOGI PENELITIAN III.1 Objek dan Lokasi Penelitian Objek dari penelitian ini merupakan usaha rumah makan yang bernama Victory. Nama pemilik Rumah Makan Victory adalah Ibu Yohana. Usaha utama

Lebih terperinci

BAB II SATE NAULI KHAS TEBING TINGGI

BAB II SATE NAULI KHAS TEBING TINGGI BAB II SATE NAULI KHAS TEBING TINGGI A. Profil Perusahaan Data Usaha Sate Nauli Tebing Tinggi 1. Nama Usaha 2. Bidang Usaha 3. Jenis Produk/Jasa 4. Alamat Usaha 5. Nomor Telepon 6. Alamat E-mail 7. Mulai

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. A. Sejarah Berdirinya Usaha Bersama Jagung Goreng Gurih di Kelurahan

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. A. Sejarah Berdirinya Usaha Bersama Jagung Goreng Gurih di Kelurahan BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Sejarah Berdirinya Usaha Bersama Jagung Goreng Gurih di Kelurahan Labuhbaru Barat Pekanbaru 1. Latar Belakang Berdirinya Usaha Bersama Jagung Goreng Gurih Usaha

Lebih terperinci

Usulan Tata Letak Gudang Untuk Meminimasi Jarak Material Handling Menggunakan Metode Dedicated Storage

Usulan Tata Letak Gudang Untuk Meminimasi Jarak Material Handling Menggunakan Metode Dedicated Storage Jurnal Teknik Industri, Vol.1,.1, Maret 2013, pp.29-34 ISSN 2302-495X Usulan Tata Letak Gudang Untuk Meminimasi Material Handling Menggunakan Metode Dedicated Storage Ayunda Prasetyaningtyas A. 1, Lely

Lebih terperinci

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara LAMPIRAN Universitas Sumatera Utara Pembagian Tugas dan Tanggung Jawab Pembagian tugas dan tanggung jawab dari jabatan pada struktur organisasi perusahaan, yaitu : 1. Direktur Adapun kewajiban Direktur

Lebih terperinci

TUGAS LINGKUNGAN BISNIS BERJUALAN MAKANAN ALA GEROBAK. DISUSUN OLEH : Nama : Rizqi Bayu Satrio NIM : Kelas : S1. SI.

TUGAS LINGKUNGAN BISNIS BERJUALAN MAKANAN ALA GEROBAK. DISUSUN OLEH : Nama : Rizqi Bayu Satrio NIM : Kelas : S1. SI. TUGAS LINGKUNGAN BISNIS BERJUALAN MAKANAN ALA GEROBAK DISUSUN OLEH : Nama : Rizqi Bayu Satrio NIM : 10. 12. 5144 Kelas : S1. SI. 2K STMIK AMIKOM YOGYAKARTA 2011 ABSTRAK Karya tulis ini dibuat untuk membantu

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. AMROZI Page 1

KATA PENGANTAR. AMROZI Page 1 KATA PENGANTAR Segala puji dan syukur kita panjatkan kepada Allah SWT serta shalawat dan salam saya sampaikan hanya bagi tokoh dan teladan kita Nabi Muhammad SAW. Diantara sekian banyak nikmat Allah SWT

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM. 5.1 Sejarah Perusahaan

V. GAMBARAN UMUM. 5.1 Sejarah Perusahaan V. GAMBARAN UMUM 5.1 Sejarah Perusahaan PT. Bumi Energi Equatorial (PT. BEE) merupakan suatu usaha yang membuat dan mengembangkan pembaharuan energi, khusunya energi yang dibutuhkan untuk industri. PT.

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian dan tujuan rancang fasilitas Wignjosoebroto (2009; p. 67) menjelaskan, Tata letak pabrik adalah suatu landasan utama dalam dunia industri. Perancangan tata letak pabrik

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM 3.1 Gambaran Umum Perusahaan 3.1.1 Sejarah Umum Perusahaan NIKO FURNITURE adalah perusahaan swasta, yang didirikan pada tahun 2000. Perusahaan ini bergerak dalam bidang

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

V. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN V. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 5.1 Gambaran Umum Perusahaan Perusahaan ini berdiri pada tahun 2001 dengan pengusahaan pada berbagai komoditi pertanian seperti budidaya ikan, budidaya manggis, budidaya pepaya,

Lebih terperinci

DAFTAR HARGA TENDA & PANGGUNG ALAT-ALAT CATERING KARPET & KURSI GENSET AC & MUSIK NO ITEM PRICE QTY DESKRIPTION

DAFTAR HARGA TENDA & PANGGUNG ALAT-ALAT CATERING KARPET & KURSI GENSET AC & MUSIK NO ITEM PRICE QTY DESKRIPTION DAFTAR HARGA TENDA & PANGGUNG 1 Tenda Dekorasi Terbuka Rp 40,000 /M2 Min Order 50 m2 2 Tenda Dekorasi Tertutup Rp 50,000 /M2 Min Order 50 m2 3 Tenda Dekorasi VIP Double Plastik Rp 60,000 /M2 Min Order

Lebih terperinci

PERENCANAAN TATA LETAK GUDANG PENYIMPANAN PRODUK PT PIPA BAJA DENGAN METODE DEDICATED STORAGE

PERENCANAAN TATA LETAK GUDANG PENYIMPANAN PRODUK PT PIPA BAJA DENGAN METODE DEDICATED STORAGE PERENCANAAN TATA LETAK GUDANG PENYIMPANAN PRODUK PT PIPA BAJA DENGAN METODE DEDICATED STORAGE Yhongki Feryndra Nugraha 1) dan Moses Laksono Singgih 2) 1) Program Magister Manajemen Teknologi, Institut

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

V. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN V. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN Sejarah dan Perkembangan Perusahaan Perusahaan Terbatas Amico mulai didirikan tahun 2000 oleh Bapak Krisman. Pada awal berdiri, perusahaan bergerak sebagai distributor produk

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pada era yang sudah maju pada saat ini manusia sangat memerlukan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pada era yang sudah maju pada saat ini manusia sangat memerlukan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada era yang sudah maju pada saat ini manusia sangat memerlukan Teknologi dalam kehidupannya. Semakin pesatnya pertumbuhan teknologi, maka saat ini tercipta banyak

Lebih terperinci

Perencanaan Kebutuhan Luas Lahan pada Tata Letak Fasilitas Area Pelayanan Proses di Alya Jaya Motor

Perencanaan Kebutuhan Luas Lahan pada Tata Letak Fasilitas Area Pelayanan Proses di Alya Jaya Motor Perencanaan Kebutuhan Luas Lahan pada Tata Letak Fasilitas Area Pelayanan Proses di Alya Jaya Motor Risthia Eriana Putri 1, Hery Irwan 2,Zaenal Arifin 3 1 Program Studi Teknik Industri, Universitas Riau

Lebih terperinci

V GAMBARAN UMUM USAHA RESTORAN PASTEL PIZZA AND RIJSTTAFEL

V GAMBARAN UMUM USAHA RESTORAN PASTEL PIZZA AND RIJSTTAFEL V GAMBARAN UMUM USAHA RESTORAN PASTEL PIZZA AND RIJSTTAFEL 5.1 Sejarah Perusahaan Restoran Pastel Pizza and Rijsttafel berdiri pada tanggal 18 Agustus 2008. Restoran ini didirikan oleh tiga orang pengusaha

Lebih terperinci

Bahan Baku daging ikan 500 g. tepung tapioka 50 g. merica halus 1/2 sendok teh. bawang merah 7,5 g. bawang putih 1,5 g. jahe 0,5 g.

Bahan Baku daging ikan 500 g. tepung tapioka 50 g. merica halus 1/2 sendok teh. bawang merah 7,5 g. bawang putih 1,5 g. jahe 0,5 g. SOSIS IKAN Sosis adalah salah satu produk olahan dari bahan hewani. Secara umum sosis diartikan sebagai makanan yang dibuat dari daging yang telah dicincang, dihaluskan, dan diberi bumbubumbu, dimasukkan

Lebih terperinci

PROPOSAL USAHA BAKSO QOLBU Jl. Pengayoman Ruko Mirah II 7 Makassar

PROPOSAL USAHA BAKSO QOLBU Jl. Pengayoman Ruko Mirah II 7 Makassar PROPOSAL USAHA BAKSO QOLBU Jl. Pengayoman Ruko Mirah II 7 Makassar A. PENDAHULUAN Setiap orang pasti ingin menjadi sukses di bisnis atau usaha-nya sendiri. Tapi juga banyak orang yang berpikiran seumur

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam perusahaan manufaktur, manajemen persediaan merupakan kegiatan untuk merencanakan, mengelompokkan dan mengontrol aktivitas-aktivitas selama proses terbentuknya

Lebih terperinci

KARYA ILMIAH PELUANG BISNIS : GAGAH PRAYOGI : / S1-SI-2F STIMIK AMIKOM YOGYAKARTA

KARYA ILMIAH PELUANG BISNIS : GAGAH PRAYOGI : / S1-SI-2F STIMIK AMIKOM YOGYAKARTA KARYA ILMIAH PELUANG BISNIS NAMA NIM : GAGAH PRAYOGI : 10.12.4744 / S1-SI-2F STIMIK AMIKOM YOGYAKARTA ABSTRAK Menekuni berbagai peluang bisnis di bidang makanan memang menjanjikan untung besar bagi para

Lebih terperinci

Bab 5 Aspek Teknis. Bagaimana bentuk tempe yang anda suka? Apa warna tempe yang anda suka? Jenis bahan tempe apa yang anda sukai?

Bab 5 Aspek Teknis. Bagaimana bentuk tempe yang anda suka? Apa warna tempe yang anda suka? Jenis bahan tempe apa yang anda sukai? Bab 5 Aspek Teknis No 1. 5.1. Perencanaan Produk Berdasarkan data kuisioner yang terdapat pada bab 4, maka untuk menentukan perencanaan produk didapat data dari hasil penyebaran kuisioner sebagai berikut:

Lebih terperinci

Seminar Nasional IENACO 2016 ISSN: PERANCANGAN TATA LETAK FASILITAS PRODUKSI PT MITRA PRESISI PLASTINDO

Seminar Nasional IENACO 2016 ISSN: PERANCANGAN TATA LETAK FASILITAS PRODUKSI PT MITRA PRESISI PLASTINDO PERANCANGAN TATA LETAK FASILITAS PRODUKSI PT MITRA PRESISI PLASTINDO Bernadus Tofan Adi Pranata 1*, Slamet Setio Wigati 2 1,2 Program Studi Teknik Industri, Fakultas Teknologi Industri, Universitas Atma

Lebih terperinci

BAB III PEMBAHASAN. ekonomi, dan pihak lainnya yang telah dikembangkan berdasarkan kebutuhan dan

BAB III PEMBAHASAN. ekonomi, dan pihak lainnya yang telah dikembangkan berdasarkan kebutuhan dan BAB III PEMBAHASAN A. Pengertian Biaya dan Klasifikasi Biaya 1. Pengertian Biaya Dalam menjalankan suatu perusahaan, pengambilan keputusan yang tepat dan akurat memerlukan pemahaman tentang konsep biaya

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. PT. Federal Karyatama adalah suatu perusahaan yang bergerak di bidang

BAB 1 PENDAHULUAN. PT. Federal Karyatama adalah suatu perusahaan yang bergerak di bidang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang PT. Federal Karyatama adalah suatu perusahaan yang bergerak di bidang industri manufaktur yang menghasilkan pelumas (oli). PT. Federal Karyatama berusaha untuk tepat

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN Bab ini menjelaskan beberapa hal mengenai perusahaan yang menjadi tempat penelitian, yaitu PT. XYZ. Beberapa hal tersebut adalah sejarah perusahaan, ruang lingkup bidang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1-1

BAB 1 PENDAHULUAN 1-1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Industri manufaktur dewasa ini dihadapkan pada tantangan untuk dapat bertahan di dalam situasi persaingan yang semakin tinggi, dimana salah satu tantangan yang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. semakin berkembangnya perdagangan bebas yang masuk, maka setiap

BAB 1 PENDAHULUAN. semakin berkembangnya perdagangan bebas yang masuk, maka setiap 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan kemajuan perekonomian di Indonesia dan juga semakin berkembangnya perdagangan bebas yang masuk, maka setiap perusahaan harus mempersiapkan diri untuk

Lebih terperinci

PERANCANGAN ULANG TATA LETAK FASILITAS PADA UKM ROTI SHENDY

PERANCANGAN ULANG TATA LETAK FASILITAS PADA UKM ROTI SHENDY PERANCANGAN ULANG TATA LETAK FASILITAS PADA UKM ROTI SHENDY Wakhid Ahmad Jauhari 1, Arda Candra Faisal Pinastika 2, Chirstina Ayu Kusumawardani 3, Eva Kholisoh 4, Helma Hayu Juniar 5, Rafiq Ramadhan 6,

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG SEDANG BERJALAN

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG SEDANG BERJALAN 48 BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG SEDANG BERJALAN 3.1 Riwayat Perusahaan PT. Harapan Subur didirikan secara resmi pada tanggal 1 Juni 1999. PT. Harapan Subur ini merupakan perusahaan yang berjalan dibidang

Lebih terperinci

3. METODOLOGI PENELITIAN

3. METODOLOGI PENELITIAN 3. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. BAHAN DAN ALAT Bahan yang digunakan pada penelitian ini antara lain talas bentul, gula pasir, gula merah, santan, garam, mentega, tepung ketan putih. Sementara itu, alat yang

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. dalam bidang industri pengolahan minyak goreng. Perusahaan Permata Hijau

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. dalam bidang industri pengolahan minyak goreng. Perusahaan Permata Hijau BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Perusahaan Perusahaan Permata Hijau Group (PHG) adalah perusahaan yang bergerak dalam bidang industri pengolahan minyak goreng. Perusahaan Permata Hijau Group

Lebih terperinci

LEMBAR OBSERVASI HIGIENE SANITASI PENGOLAHAN BUBUR AYAM DI KECAMATAN MEDAN SUNGGAL TAHUN

LEMBAR OBSERVASI HIGIENE SANITASI PENGOLAHAN BUBUR AYAM DI KECAMATAN MEDAN SUNGGAL TAHUN LEMBAR OBSERVASI HIGIENE SANITASI PENGOLAHAN BUBUR AYAM DI KECAMATAN MEDAN SUNGGAL TAHUN 2012 (Sumber: Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 942/MENKES/SK/VII/2003) No Objek Pengamatan Prinsip I : Pemilihan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. Kabupaten Sumenep. Usaha ini terletak di jalan Monumen Kuda sakti No. 97 RT.

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. Kabupaten Sumenep. Usaha ini terletak di jalan Monumen Kuda sakti No. 97 RT. BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Perusahaan UKM Rengginang sari ikan merupakan salah satu produsen Rengginang di Kabupaten Sumenep. Usaha ini terletak di jalan Monumen Kuda sakti No.

Lebih terperinci

Cara membuat steak tenderloin mudah dan sederhana.hasilnya pun sangat mantap dan gurih

Cara membuat steak tenderloin mudah dan sederhana.hasilnya pun sangat mantap dan gurih Cara membuat Steak Tenderloin Sederhana Cara membuat steak tenderloin mudah dan sederhana.hasilnya pun sangat mantap dan gurih Bahan: 1 kg daging sirloin 3 sdm tepung maizena air kaldu sapi 1 sendok makan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. giat untuk meningkatkan kinerjanya agar dapat memenuhi permintaan tersebut. Banyak

BAB 1 PENDAHULUAN. giat untuk meningkatkan kinerjanya agar dapat memenuhi permintaan tersebut. Banyak BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Permintaan produk yang tinggi dari pelanggan akan membuat perusahaan semakin giat untuk meningkatkan kinerjanya agar dapat memenuhi permintaan tersebut. Banyak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. C. Prasyarat Modul 42

BAB I PENDAHULUAN. C. Prasyarat Modul 42 BAB I PENDAHULUAN A. Deskripsi Pada umumnya baso tahu adalah makanan yang sudah dikenal oleh masyarakat di Indonesia, baso tahu dijadikan sebagai wirausaha oleh masyarakat karena rasanya yg sudah tidak

Lebih terperinci

Usulan Perbaikan Tata Letak Pabrik dengan Menggunakan Systematic Layout Planning (SLP) di CV. Arasco Bireuen

Usulan Perbaikan Tata Letak Pabrik dengan Menggunakan Systematic Layout Planning (SLP) di CV. Arasco Bireuen Malikussaleh Industrial Engineering Journal Vol.4 No.2 (2015) 4-10 ISSN 2302 934X Industrial Management Usulan Perbaikan Tata Letak Pabrik dengan Menggunakan Systematic Layout Planning (SLP) di CV. Arasco

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan produk plastik pada saat ini cukup pesat dimana semakin

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan produk plastik pada saat ini cukup pesat dimana semakin 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan produk plastik pada saat ini cukup pesat dimana semakin meningkatnya pemesanan oleh masyarakat. Oleh karena itu PT. PANCA BUDI IDAMAN lebih meningkatkan

Lebih terperinci

BAB 3. Analisa Kebutuhan Basisdata

BAB 3. Analisa Kebutuhan Basisdata 68 BAB 3 Analisa Kebutuhan Basisdata 3.1 Riwayat Perusahaan 3.1.1 Sejarah Perusahaan CV. Mitratama Uniplast merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang mendaur ulang biji plastik, lalu menjualnya.

Lebih terperinci