Gambar 5. Peta Administrasi Wilayah Kabupaten Bima.

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Gambar 5. Peta Administrasi Wilayah Kabupaten Bima."

Transkripsi

1 21 4. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Kondisi Umum Kabupaten Bima 1. Geografi dan Iklim Kabupaten Bima merupakan salah satu kabupaten di Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB). Terletak pada 118 o o 22 Bujur Timur dan 08 o o 57 Lintang Selatan. Kabupaten Bima berada pada bagian paling timur pulau Sumbawa, diapit oleh Kabupaten Dompu disebelah Barat, Provinsi Nusa Tenggara Timur di sebelah Timur, dan Laut Flores di sebelah Utara serta Samudera Hindia di sebelah Selatan. Gambar peta wilayah dan batas wilayah Kabupaten Bima dapat dilihat pada Gambar 5. Sumber : BAPPEDA Kabupaten Bima Gambar 5. Peta Administrasi Wilayah Kabupaten Bima.

2 22 Kabupaten Bima terdiri dari 177 desa. Sebanyak 35 desa merupakan desa pesisir, yaitu desa yang berada di pinggir laut. Sementara 142 desa lainnya berada di wilayah lembah atau pegunungan. Luas wilayah Kabupaten Bima adalah 4.374,65 km 2 yang terdiri dari 7,22 persen lahan sawah dan 92,78 persen bukan lahan sawah, yang dapat dilihat pada Gambar 6 dan Tabel 1. Sumber : BAPPEDA Kabupaten Bima Gambar 6. Peta Tutupan lahan Wilayah Kabupaten Bima Tahun 2009

3 23 Tabel 1. Luas Wilayah Kabupaten Bima Menurut Kecamatan Tahun Jenis Tanah No. Kecamatan Lahan Sawah Lahan Bukan sawah Jumlah (1) (2) (3) (4) (5) 1 Monta Parado Bolo Mada Pangga Woha Belo Palibelo Langgudu Wawo Lambitu Sape Lambu Wera Ambalawi Donggo Soromandi Sanggar Tambora Jumlah Sumber : BPS Kabupaten Bima 2010

4 24 Keadaan iklim Kabupaten Bima pada Bulan April - Juli di tahun 2011 secara rata-rata di tampilkan pada Tabel 2. Tabel 2. Data klimatologi Kabupaten Bima Bulan April Juli Tahun 2011 NO. BULAN TEMPERATUR o C (Rata ) CURAH HUJAN DITA - KAR (mm/hh) PEN - YINA - RAN MATA HARI % TEKAN- AN UDARA (Rata ) KELEM- BAPAN RELA- TIF % (Rata ) KECE - PATAN ANGIN (Rata ) (Km/ jam) ARAH ANGIN (Rata ) ,00 13,00 18,00 Jam ,00 APRIL 24,6 30,2 26,9 235,8/ , , MEI 23,7 31,4 27,0 34,9/ , , JUNI 21,3 30,2 25, , , JULI 21,7 31,00 26,1 0,5/ , , Sumber : Stasiun Meteorologi Sultan M. Salahuddin Bima Tabel 2 menggambarkan curah hujan di bulan April sampai dengan Juli tahun 2011 terlihat adanya penurunan secara rata-rata dari 235,8 mm per bulan menjadi 0,5 mm per bulan dengan hari hujan dari 21 hari per bulan turun menjadi 3 hari per bulan.sedangkan suhu udara sampai dengan bulan juli rata rata 25,1 yang berkisar antara 20,7 o C hingga 31,7 o C. Prakiraan curah hujan di Kabupaten Bima pada bulan Agustus sampai dengan bulan Oktober di tahun 2011 masih sangat rendah atau sama dengan pada bulan Juni dan Juli 2011,di bandingkan pada tahun 2010 yang curah hujannya diatas batas atas normal menurut data normal curah hujan bulanan yang dikeluarkan oleh Stasiun Meteorologi M. Salahuddin Bima dapat dilihat pada Lampiran 1.

5 JAN FEB MAR APR MAY JUN JUL AUG SEP OCT NOV DES CURAH HUJAN (mm) 25 Data curah hujan bulanan tahun 2010 terlihat pada Tabel 3 serta batasan normal yang menunjukan curah hujan bulanan tahun 2001 sampai dengan tahun 2010 terlihat pada Gambar 7. Tabel 3. Data Curah Hujan Bulanan Tahun 2010 Kabupaten Bima Bulan Tahun JAN FEB MAR APR MAY JUN JUL AUG SEPT OCT NOV DES , ,1 96,4 293,6 228, DATA NORMAL CURAH HUJAN BULANAN TAHUN 2001 S/D 2010 Rata2 Curah Hujan Bulanan Thn 2001 s/d 2010 Batas Bawah Normal 50 Batas Atas Normal 0 Sumber : Stasiun Meteorologi Sultan M. Salahuddin Bima Gambar 7. Curah Hujan Bulan Tahun 2001 S/D 2010

6 26 Tabel 3 menunjukan terjadinya curah hujan di wilayah Kabupaten Bima sejak awal Juli 2010 hingga akhir Desember 2010 di atas batas normal berdasarkan data normal curah hujan bulanan tahun 2001 s/d 2010 yang terjadi di Indonesia, terlihat pada Gambar 7. Batas atas normal curah hujan di Indonesia bulan Juli 10 mm per hari, bulan Agustus 5 mm per hari, bulan september 20 mm per hari, bulan Oktober 15 mm per hari, bulan November 90 mm per hari dan bulan Desember 165 mm per hari. Curah hujan di Kabupaten Bima bulan Juli yaitu 69,9 mm per hari, bulan Agustus 11 mm per hari, bulan September 136,1 mm per hari, bulan Oktober 96,4 mm per hari, bulan November 293,6 mm per hari dan bulan Desember 228,7 mm per hari. Ini berarti bila dibandingkan dengan data normal curah hujan di Indonesia maka hampir sebagian besar wilayah Kabupaten Bima di bulan Juli sampai dengan bulan Desember curah hujannya di atas batas normal atau mengalami curah hujan dengan frekuensi yang tinggi. 2. Perhubungan dan Perbankan Sektor transportasi berperan penting dalam menjaga pertumbuhan ekonomi melalui kegiatan pengangkutan orang dan barang. Produktivitas sektor ini sangat tergantung pada infrastruktur jalan, pelabuhan dan kapasitas bandara. Panjang jalan negara di Kabupaten Bima tahun 2009 adalah 78,70 km, jalan propinsi 412,73 km, dan jalan kabupaten 827,70 km. Kondisi jalan di Kabupaten Bima masih sangat memprihatinkan. Hanya 57 persen yang berkondisi baik dan rusak ringan, sedangkan sisanya rusak serta tidak terinci. Berdasarkan jenis permukaan, hanya 44,63 persen jalan beraspal, sedangkan sisanya adalah jalan krikil dan tanah. Selain sarana transportasi darat, di Kabupaten Bima juga terdapat sarana transportasi udara, yaitu Bandara Sultan Muhammad Salahuddin yang berada di Kecamatan Palibelo. Pesawat yang mendarat di Bandara ini melayani rute penerbangan Denpasar, Mataram serta Labuhan Bajo.

7 27 Peran perbankan dalam mendorong peningkatan pembangunan sangatlah penting. Perbankan dituntut untuk mampu menyediakan modal usaha bagi masyarakat sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Perbankan juga memiliki peran yang sangat penting dalam kontrol laju inflasi melalui berbagai program penghimpunan dana masyarakat. Jumlah Bank di Kabupaten Bima, baik itu bank umum maupun bank BPR pada tahun 2009 terdapat 4 buah Bank Cabang Pembantu, 5 Bank Unit, 3 Kantor Kas dan 14 BPR(BPS Kabupaten Bima 2010). Disamping mengumpulkan dana yang ada di masyarakat dalam bentuk simpanan, perbankan juga dituntut untuk dapat menyalurkan dana tersebut kembali kepada masyarakat melalui skema kredit. Masyarakat dapat menggunakan dana tersebut untuk berbagai keperluan, seperti untuk modal kerja, investasi maupun untuk konsumsi. Setiap tahunnya, total pinjaman yang disalurkan oleh Bank Umum maupun BPR terus mengalami peningkatan. Besarnya pinjaman yang disalurkan ini pada tahun 2009 mencapai Rp Milyar, jauh meningkat dibandingkan tahun 2007 yang besarnya Rp. 783,7 Milyar. (BPS Kabupaten Bima 2010). 3. Pengeluaran Penduduk dan Pendapatan Regional Pengeluaran konsumsi rumah tangga perkapita Kabupaten Bima adalah yang terendah, jika dibandingkan dengan kabupaten kabupaten lain yang ada di Provinsi NTB. Meskipun demikian, perkembangan pengeluaran konsumsi rumah tangga perkapita Kabupaten Bima cenderung meningkat dari tahun 2005 hingga tahun Secara teori, meningkatnya peningkatan pengeluaran rumah tangga disebabkan oleh meningkatnya pendapatan dalam rumah tangga tersebut. Selain oleh faktor pendapatan, keadaan ini juga disebabkan oleh faktorfaktor lainnya seperti tingkat harga barang- barang dipasar umum, jumlah barangbarang konsumsi tahan lama, tingkat bunga bank, perkiraan tentang masa depan, dan kebijakan pemerintah mengurangi ketimpangan distribusi pendapatan.

8 28 Pengeluaran per kapita penduduk Kabupaten Bima tahun 2009 Rp ,-, meningkat 12,21 persen dibandingkan tahun 2008 Rp ,-, pengeluaran terbesar penduduk Kabupaten Bima tahun 2009 adalah untuk konsumsi makanan yaitu 65,76 persen, sedangkan untuk konsumsi non makanan 34,24 persen. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) merupakan salah satu indikator ekonomi yang mencerminkan produktivitas perekonomian suatu daerah. PDRB mencerminkan pendapatan dari faktor faktor produksi (tanah, tenaga kerja, modal dan kewirausahaan). Sebagai salah satu indikator untuk mengetahui tingkat kesejahteraan ekonomi masyarakat secara makro. PDRB per kapita merupakan gambaran dari rata-rata pendapatan yang diterima oleh setiap penduduk selama satu tahun. Tingginya PDRB per kapita mencerminkan keadaan ekonomi masyarakat yang lebih baik, dan sebaliknya PDRB per kapita yang rendah mencerminkan keadaan ekonomi masyarakat yang kurang berkembang. Pendapatan per kapita penduduk Kabupaten Bima dari tahun ke tahun terus meningkat. Pada tahun 2009, pendapatan perkapita penduduk mencapai Rp , meningkat 5,38 persen dibandingkan tahun sebelumnya yang besarnya Rp (BPS Kabupaten Bima 2010). 4. Penduduk dan Ketenagakerjaan Penduduk merupakan obyek sekaligus subyek pembangunan. Jumlah penduduk Kabupaten Bima pada tahun 2009 adalah jiwa, yang dapat dilihat pada Tabel 4.

9 29 Tabel 4. Jumlah Penduduk Kabupaten Bima Menurut Kecamatan Tahun 2009 No. Kecamatan Penduduk Laki-Laki Perempuan Jumlah (1) (2) (3) (4) (5) 1 Monta Parado Bolo Mada Pangga Woha Belo Palibelo Langgudu Wawo Lambitu Sape Lambu Wera Ambalawi Donggo Soromandi Sanggar Tambora Jumlah Sumber : BPS Kabupaten Bima 2010 Persebaran penduduk disetiap kecamatan tidak merata. Kecamatan Sape memiliki jumlah penduduk paling banyak sekitar 11,98 persen dari total jumlah penduduk Kabupaten Bima.

10 30 Kecamatan berikutnya yang memiliki jumlah penduduk terbanyak adalah Kecamatan Bolo dan Woha, masing-masing 9,97 persen dan 9,64 persen. Sementara itu, Kecamatan dengan jumlah penduduk paling sedikit adalah Kecamatan Lambitu yang diikuti oleh Kecamatan Tambora dimana masingmasing kurang dari 1 persen. Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) adalah indikator yang menggambarkan bagian dari tenaga kerja yang sesungguhnya terlibat, atau berusaha untuk terlibat, dalam kegiatan produktif yaitu memproduksi barang dan jasa. Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) Kabupaten Bima tahun 2009 adalah 59,12 persen dari total seluruh penduduk usia kerja. Dari jumlah tersebut 95,42 persen bekerja dan sisanya 4,58 persen adalah pengangguran. Jumlah angkatan kerja yang bekerja pada tahun 2009 adalah jiwa.proporsi tenaga kerja terbesar berada di sektor Pertanian, Perkebunan, Kehutanan, Perburuan dan Perikanan yaitu sebesar 67,30 persen dari total seluruh penduduk yang bekerja, sedangkan yang terkecil berada di sektor Lembaga Keuangan, Real Estate, Usaha Persewaan & Jasa Perusahaan yaitu sebesar 0,11 persen. Dibandingkan tahun 2008, sektor yang mengalami pertumbuhan tenaga kerja terbesar adalah sektor listrik, gas dan air minum yang naik 110,71 persen, sektor pertambangan dan penggalian 51,55 persen, dan sektor Pertanian, Perkebunan, Kehutanan, Perburuan dan Perikanan 8,45 persen. Proporsi ketenagakerjaan di Kabupaten Bima di tahun 2009 secara rinci dapat dilihat pada Gambar 8.

11 31 3,34 0,11 7,18 10,47 0,20 1,51 6,84 1,27 1,8 67,30 Pertanian, Perkebunan, Kehutanan, Perburuan dan Perikanan Penggaraman Pertambangan dan Penggalian Industri Listrik, Gas dan Air Minum Konstruksi Perdagangan, Rumah Makan dan Jasa Akomodasi Transportasi, Pergudangan dan Komunikasi Lembaga Keuangan, Real Estate, Ush Persewaan & Js Perusahaan Jasa Kemasyarakatan, Sosial dan Perorangan Gambar 8. Grafik persentase penduduk yang bekerja menurut sektor,2009 Sumber : BPS Kabupaten Bima dan DKP Kabupaten Bima Industri Pengolahan Proses Industrialisasi merupakan kelanjutan dari tahapan pembangunan ekonomi setelah sektor pertanian berkembang. Sektor industri memegang peranan penting sebagai sektor produktif dalam memaksimumkan pembangunan. Pada tahun 2009 terdapat sebanyak 519 industri kecil dan kerajinan rumah tangga (IKKR) di wilayah Kabupaten Bima. Jumlah ini terdiri dari 39,11 persen industri formal (memiliki ijin usaha) dan 60,89 persen industri non formal (belum memiliki ijin usaha).menurut data Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Bima usaha industri kecil dan kerajinan rumah tangga ini telah mampu menampung tenaga kerja sebanyak orang, yang berarti sekitar 2 orang untuk 1 usaha industri. Dari jumlah ini, industri formal menggunakan tenaga kerja lebih banyak dibandingkan industri non formal. Usaha garam rakyat merupakan salah satu usaha industri kecil yang ada di Kabupaten Bima, usaha ini sangat potensial di daerah Kabupaten Bima dan menyerap banyak tenaga kerja.

12 32 B. Kondisi Wilayah Studi dan keadaan Sosial Ekonomi 1. Lokasi Ribuan hektar lahan garam yang bergandengan dengan tambak-tambak bandeng adalah pemandangan yang menarik ketika melewati wilayah yang berada disekitar teluk Bima. Lahan-lahan ini sejak tahun 1950-an sudah dimanfaatkan untuk usaha garam rakyat dan bandeng. Usaha garam rakyat paling produktif yang ada di Kabupaten Bima meliputi dua kecamatan, yakni Kecamatan Bolo dan Kecamatan Woha, Kecamatan Bolo dan Kecamatan Woha memiliki lahan dengan tingkat kemiringan terdiri dari 0-2%, 3-15%, 16-40%, dan lebih besar dari 40%. Tingkat kemiringan > 40 % dari luas wilayahnya terbanyak di Kecamatan Bolo yaitu sedangkan di Kecamatan Woha hanya Wilayah Kecamatan Bolo dan Kecamatan Woha dapat dilihat pada Gambar 8. Sumber : BAPPEDA Kabupaten Bima dan Hasil survei, dianalisis penyusun 2011 Gambar 9. Peta Wilayah Kecamatan Bolo dan Kecamatan Woha Kabupaten Bima

13 33 Desa Bontokape berada di Kecamatan Bolo dan Desa Donggobolo berada di Kecamatan Woha, kedua desa ini adalah lokasi studi, gambaran peta lokasi dan usaha garam kedua desa ini secara rinci dapat dilihat pada Gambar 10. Batas Desa Air Danau Air Empang Air Laut Air Penggaraman Air Rawa Air Tawar Sungai Batas Desa Air Danau Air Empang Batas Desa Air Danau Air Empang Air Laut Air Penggaraman Budaya Lainnya Hutan Air Rawa Bakau Legend Hutan Air Tawar RimbaSungai Budaya Lainnya Hutan Bakau Hutan Rimba Padan Rumput Pasir/Bukit Pasir Darat Perumahan Sawah Pasir/Bukit Pasir Laut Sawah Perkebunan Tadah Hujan Air Laut Padan Rumput "/ Ibukota Kecamatan Semak Belukar Hutan Konservasi Air Penggaraman Pasir/Bukit Pasir Darat Tegalan/Ladang!. Desa Hutan Lindung Air Rawa Pasir/Bukit Pasir Laut Vegetasi Non Budaya Lainnya Air Tawar Sungai Perkebunan Dusun Hutan Produksi Terbatas Budaya Lainnya Hutan Bakau Hutan Rimba Padan Rumput q Perumahan Bandara Sawah Batas Propinsi Sawah Tadah Hujan Batas Kabupaten Semak Belukar Hutan Produksi Tetap Budidaya Perikanan Hutan Bakau Batas Kecamatan Perdagangan dan Jasa Pasir/Bukit Pasir Darat Tegalan/Ladang Pasir/Bukit Pasir Laut Batas Desa Perkebunan Vegetasi Non Budaya Lainnya Perkebunan Garis Pantai Jalan Arteri Jalan Kolektor Jalan Lokal Sungai Permukiman Pertanian Lahan Basah Pertanian Lahan Kering Peternakan Pusat Pemerintahan Kabupat Tubuh Air Kawasan Air Penggaraman Tubuh Air PENGERJAAN LAHAN MEMASUKKAN AIR LAUT KRISTALISASI GARAM RAKYAT MESIN YODIUM BERJALAN BURUH PANEN Sumber : BAPPEDA Kabupaten Bima dan Hasil survei, dianalisis penyusun 2011 Gambar 10. Peta Wilayah Studi Secara Makro dan Usaha Garam Rakyat

14 34 2. Keadaan Penduduk Kecamatan Bolo dan Kecamatan Woha memiliki jumlah penduduk terbanyak kedua dan ketiga yang ada di Kabupaten Bima, dapat dilihat kembali pada Tabel 5. Tabel 5. Jumlah Penduduk Kecamatan Bolo dan Woha Tahun 2009 No. Kecamatan Penduduk Laki-Laki Perempuan Jumlah (1) (2) (3) (4) (5) 1 Bolo Woha Sumber : BPS Kabupaten Bima 2010 Proporsi pemanfaatan potensi tenaga kerja terbesar di Desa Bontokape dan Desa Donggobolo berada disektor pertanian, sektor jasa, sektor perdagangan, sektor perikanan dan sektor industri kecil, di sektor industri kecil salah satunya pada usaha garam rakyat. 3. Keadaan Petani Garam Rakyat Luas kepemilikan lahan garam di dua desa ini rata-rata per orangnya 0,20 hektar sampai dengan 1,00 hektar dengan pemilik lahan terdiri dari para pegawai negeri, warga sekitar dan juga pengusaha. Dalam satu musim panen bila iklim mendukung, rata-rata para petani garam bisa mendapatkan kurang lebih 10 sampai dengan 15 ton garam kasar. Teknologi yang diterapkan oleh petani garam di Desa Bontokape dan Desa Donggobolo dalam memproduksi garam, masih sangat sederhana yaitu menggunakannya petak petak kecil maupun berukuran sedang secara berhubungan dengan sistem air mengalir dari petak pertama ke petak berikutnya. Pembuatan petak-petak kecil dimaksudkan agar terjadi evaporasi/penguapan secara berulang kali. Air laut di alirkan ke kolam pengumpul/pengendapan dengan menggunakan kincir angin dan bila tidak ada angin menggunakan gajo (ember). Istilah tataniaga di negara kita diartikan sama dengan pemasaran atau distribusi, yaitu semacam kegiatan ekonomi yang berfungsi membawa atau

15 35 menyampaikan barang dari produsen ke konsumen (Mubyarto 1995). Tata niaga di Desa Bontokape dan Desa Donggobolo terdapat dua jenis tataniaga yaitu tataniaga darat dan tataniaga laut, yang dapat dilihat pada Gambar 11. Industri / Konsumen Pemesan Pedagang Garam Juragan Kapal Pedagang Pengumpul Pedagang Pengumpul Tata Niaga Darat Petani Garam Tata Niaga Laut Petani Garam Sumber : Hasil survei, dianalisis penyusun 2011 Gambar 11. Tata niaga Darat dan Tata Niaga Laut Harga garam di Kabupaten Bima cenderung bervariasi dipengaruhi oleh cuaca dan musim garam. Di tahun 2011 harga garam tertinggi Rp ,- sampai dengan Rp ,- per karung isi 50 kg sampai dengan, Rp ,- sampai dengan Rp ,- per karung isi 50 kg, yang terjadi di awal musim yaitu satu atau dua bulan pertama pada saat para petani garam hanya memiliki sedikit garam hasil panen awal, kemudian harga merangka turun menuju harga terendah yaitu Rp ,- sampai dengan Rp ,- per karung isi 50 kg atau Rp. 60,- sampai dengan Rp. 100,-per kilogramnya, terjadi di pertengahan hingga akhir musim pada saat garam sudah sangat banyak ditingkat petani garam atau pada saat panen raya.

16 36 Harga yang tinggi di awal musim hanya bisa dinikmati sesaat oleh sebagian petani garam yang sudah sangat siap dalam menyiapkan lahan produksinya sebelum musim kemarau tiba berupa diantaranya memperbaiki kembali semua saluran, membentuk kembali kolam-kolam pemekatan, pengkristalan, tanggultanggul, memperbaiki dasar tanah, membersihkan lahan dari lumpur dan kotoran kotoran kolam- kolam kristalisasi, persiapan penempatan kembali mesin pompa air (jika diperlukan), kincir angin, dan lain sebagainya. Harga yang tinggi di awal musim tidak bisa dinikmati oleh petani garam yang belum siap menghadapi musim kemarau, salah satu penyebabnya adalah kondisi lahan garam yang masih dijadikan lahan tambak ikan bandeng (uta londe), dikarenakan petani garam di Desa Bontokape dan Desa Donggo ada yang menggunakan sistim polikultur pada lahan tambaknya berupa pada saat musim penghujan lahan yang ada dijadikan tambak ikan bandeng (uta londe) dan pada saat kemarau lahan dijadikan tambak garam dalam upaya peningkatan pendapatan. Saat panen raya, harga garam yang berlaku ditingkat petani tidak memberi insentif bagi petani garam. Dari kenyataan tersebut mengakibatkan tingkat pendapatan petani garam senantiasa masih rendah. Konsekuensi dari pendapatan yang rendah, para petani garam rakyat tersebut tidak memiliki cadangan dana untuk dapat melakukan investasi terhadap lahan garam yang dimiliki guna meningkatkan produktivitas maupun kualitas garam, dapat dikatakan bahwa harga bagi petani garam merupakan sebagai perwujudan produktivitas dan kualitas. Konsekuensi yang lebih jauh lagi adalah pertambahan penduduk yang menyebabkan lahan garam semakin menyempit dan perkembangan ekonomi, semakin lama semakin besar tingkat kebutuhan hidup untuk tahun tahun mendatang. Secara umum petani garam rakyat di dua desa ini sangat mengharapkan adanya pabrik-pabrik baru yang menangani garam tumbuh di Kabupaten Bima khususnya berada di Kecamatan Woha maupun Kecamatan Bolo sehingga para petani garam bisa langsung menjual hasil garamnya ke pabrik garam tanpa harus melalui pedagang pengumpul maupun pedagang garam yang membeli dengan

17 37 harga rendah karena sampai saat ini perusahaan yang membeli garam dari petani garam di Kabupaten Bima hanya satu perusahaan saja yaitu PD Budiono Madura, sehingga peluang untuk memonopoli harga garam sangat terbuka lebar. PD Budiono Madura datang membeli garam hanya pada waktu panen raya terjadi, pada saat harga garam di tingkat petani garam rendah sehingga petani garam terpaksa menjualnya karena takut garamnya kembali mencair, tetapi ada juga petani garam di Desa Bontokape maupun Desa Donggobolo yang bertahan menyimpan garamnya, berharap harga garam di tingkat petani garam membaik. C. Karakteristik Responden Untuk mendapatkan gambaran mengenai keadaan responden yang diteliti, maka perlu dikemukakan analisis karakteristik responden yang meliputi umur responden, pendidikan responden, jumlah tanggungan keluarga, luas lahan, dan pengalaman kerja sebagai petani garam rakyat. Dalam penelitian ini respondennya adalah para petani garam rakyat yang bekerja sebagai petani garam di Desa Bontokape Kecamatan Bolo dan petani garam di Desa Donggobolo Kecamatan Woha Kabupaten Bima. Jumlah responden yang diambil adalah 15 petani garam rakyat, 5 dari Desa Bontokape dan 10 dari Desa Donggobolo. Dari 15 petani garam di bagi 3 kelompok berdasarkan luas lahan tambak garam yang dimiliki. Masing-masing kelompok berjumlah 5 orang. 1. Umur Responden Berdasarkan hasil penelitian terhadap 15 responden petani garam rakyat di Desa Bontokape dan Desa Donggobolo diketahui bahwa tingkat persentase umur masing-masing responden sampai tahun 2011 adalah berkisar antara tahun keatas. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 6.

18 38 Tabel 6. Jumlah Dan Persentase Responden Menurut Kelompok Umur Umur Responden (Tahun) Jumlah (orang) Persentase (%) ,67 46, ,66 Jumlah Tabel 6 diatas menunjukan lebih dari 50 persen responden berada pada usia produktif dan dari rata-rata umur responden umur rata-ratanya adalah pada usia 45 tahun. Kelompok umur tertinggi adalah pada kelompok responden yaitu sebanyak 7 reponden atau 46,66 persen dan kelompok umur terkecil adalah pada kelompok umur yaitu sebanyak 1 responden atau 6,66 persen. Ini menunjukan bahwa dari 15 responden sebagian besar berada pada usia produktif, dimana pada usia ini seseorang mempunyai kemampuan yang lebih baik dalam bertindak maupun bekerja. Pada usia produktif ini seseorang dianggap memiliki kondisi fisik yang prima dan mempunyai tenaga yang yang luar biasa bila dibandingkan dengan dibawah atau diatas usia produktif. Selain ini seseorang mempunyai kemampuan yang lebih baik dalam berpikir dan bertindak untuk mengambil satu rencana atau keputusan. Sehingga dimungkinkan seseorang bekerja secara optimal untuk mendapatkan hasil kerja yang maksimal. 2. Pendidikan Responden Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan terhadap 15 responden, dapat dilihat tingkat pendidikan masing-masing responden. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 7.

19 39 Tabel 7. Jumlah Dan Persentase Responden Menurut Tingkat Pendidikan Tingkat Pendidikan Frekuensi Persentase (%) Tamat SD Tamat SMP Tamat SLTA Diploma/PT ,67 33,33 0 Jumlah Tabel 7 ini menggambarkan bahwa tingkat pendidikan responden masih sangat rendah karena lebih dari 60 % responden berpendidikan SD dan SMP. Rendahnya pendidikan ini disebabkan kondisi ekonomi masa lalu yang tidak mendukung untuk mendapatkan pendidikan yang lama, selain itu adanya anggapan bahwa hanya dengan tamat SD saja sudah bisa mencari uang atau mendapatkan uang. Seharusnya tingkat pendidikan yang rendah ini dapat diimbangi dengan pelatihan terhadap suatu inovasi baru dan adanya penyuluhan produksi dan manajemen yang diberikan kepada petani garam rakyat. 3. Jumlah Anggota Keluarga Responden Hasil penelitian menunjukan bahwa hampir semua petani garam rakyat sudah berkeluarga. Jumlah anggota keluarga berkisar antara 1-10 orang, tanggungan tersebut terdiri dari istri dan anak. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 8.

20 40 Tabel 8. Jumlah Dan Persentase Responden Menurut Tanggungan Jumlah anggota keluarga Jumlah(orang) Persentase (%) , ,33 13,33 6,67 Jumlah Tabel 8 menunjukan bahwa responden memiliki tanggungan yang cukup banyak. Dari rata-rata jumlah tanggungan responden Desa Bontokape dan Desa Donggobolo jumlah tanggungan mereka adalah memiliki 5 orang tanggungan dalam keluarga. Tabel 8 menunjukan kelompok tanggungan terbanyak adalah pada kelompok tanggungan 3-4 yaitu 6 responden atau 40 persen dan 5-6 yaitu 5 responden atau 33,33 persen hal ini menunjukan banyaknya jumlah tanggungan yang dimiliki mengandung indikasi bahwa jumlah pengeluaran untuk memenuhi kebutuhan mereka menjadi lebih besar dibandingkan dengan mereka yang memiliki lebih sedik tanggungan, jumlah terkecil adalah pada kelompok tanggungan 0-2 dan 9-10 yaitu masing-masing 1 reponden atau 6,67 persen dari keseluruhan responden. Namun begitu tidak semua dari tanggungan tersebut menjadi tanggungan penuh, artinya bahwa tidak semua anggota keluarga itu memiliki usia produktif, tapi sebagian dari anggota keluarga tersbut sudah bisa bekerja atau mendapatkan penghasilan. Dengan adanya anggota keluarga pada usia produktif ini, tenaga kerja menjadi tersedia dari dalam keluarga tersebut. Secara tidak langsung memiliki nilai tambah dari banyaknya anggota keluarga sehingga dapat membantu dalam kegiatan usaha garam keluarga, baik mulai dari penyiapan lahan, pengelolaan sampai panen dan pemasaran. Seperti yang banyak dilakukan oleh

21 41 responden dimana mereka banyak menggunakan tenaga kerja dalam keluarga. Namun pada umumnya, tidak semua anggota keluarga yang produktif ini dapat membantu secara penuh kegiatan usaha pegaraman dalam keluarganya. Baik itu yang masih melanjutkan sekolah, mendapatkan pekerjaan dalam bidang lain, maupun yang tidak bekerja (pengangguran tersembunyi). Sehingga hal ini menunjukan bahwa banyaknya anggota keluarga yang dimiliki responden tidak memberikan nilai tambah dalam usaha pengaraman. Adanya kesulitan dalam memenuhi kebutuhan hidup ini berdampak besar bagi kesejateraan keluarga responden didaerah penelitian 4. Pengalaman Bertani Garam Rakyat Pengalaman kerja adalah salah satu faktor yang memungkinkan seseorang untuk mencapai keberhasilan, dalam hal ini yang dimaksud adalah pengalaman bekerja sebagai petani garam. Pengalaman kerja petani garam menunjukan berapa lama petani bekerja pada bidang usaha pegaraman ini. Berdasarkan hasil penelitian pengalaman responden di Desa Bontokape dan Desa Donggobolo berkisar antara tahun, untuk lebih jelas dapat dilihat pada Tabel 9. Tabel 9. Jumlah Dan Persentase Responden Menurut Pengalaman Bertani Garam Pengalaman Bertani Garam (tahun) Jumlah(orang) Persentase (%) ,67 26,67 13,33 13,33 Jumlah Tabel 9 memberikan informasi bahwa adanya keanekaragaman pengalaman bertani garam yang dimiliki oleh responden sedikit banyaknya sangat dipengaruhi oleh faktor lama atau tidaknya seseorang itu bertani garam selain itu juga

22 42 dipengaruhi oleh adanya kefokusan pekerjaan dimana responden hanya memiliki satu-satunya pekerjaan yaitu bertani garam rakyat. Dari jumlah rata-rata pengalaman responden dalam bertani garam rakyat diperoleh pengalaman bertani masyarakat Desa Bontokape yang diwakili 5 responden dan Desa Donggobolo yang diwakili 10 responden adalah selama 20 tahun bekerja. Hal ini menunjukan bahwa pekerjaan bertani garam ini sudah lama mereka lakukan. Dengan hanya fokus terhadap satu pekerjaan, secara tidak langsung seorang petani garam akan memiliki keuletan dan ketelatenan dalam pekerjaannya yang kemudian membentuk keahlian yang dimilikinya. 5. Responden Menurut Kepemilikan Lahan Petani garam rakyat yang menjadi sampel dalam penelitian ini adalah petani garam yang sebagian besar mengelola lahan sendiri dan sebagian kecil sebagai petani garam bagi hasil, untuk lebih jelas dapat dilihat pada Tabel 10. Tabel 10. Jumlah Dan Persentase Responden Menurut Kepemilikan Lahan Pengusahaan Jumlah(orang) Persentase (%) Petani Pemilik Petani Bagi Hasil Jumlah Tabel 10 ini menggambarkan bahwa tingkat kepemilikan lahan responden masih sangat tinggi. tingginya kepemilikan lahan ini disebabkan warisan masa lalu.

23 43 D. Profil Usaha Garam Rakyat Berdasarkan hasil survei dan wawancara yang dilakukan terhadap 15 petani garam diketahui gambaran luas lahan dan bentuk petak-petak kolam penyimpanan air, pemekatan atau penguapan hingga pengkristalan yang dikerjakan masingmasing petani garam dan juga produksi yang dihasilkan, yang dapat dilihat pada contoh petakan Lahan Petani Garam di Desa Bontokape dan di Desa Donggobolo Berikut ini. 1. Petani Garam (H. Yasin). Gambar 12. Lahan Tambak Milik H. Yasin Dengan Luas 1 Ha. Pada Lahan tambak milik H Yasin di tahun 2011 menurut hasil wawancara langsung dengan H Yasin sebagai petani garam yang telah berumur 65 tahun dan bekerja sebagai petani garam sekitar 40 tahun di Desa Donggo Bolo Kecamatan Woha.

24 44 Di tahun 2011 dari bulan Juni sampai dengan minggu kedua bulan Agustus. H Yasin dilahan tambak garamnya memproduksi garam hingga 127 karung isi 50 kg atau 6,35 ton garam, hal ini disebabkan kondisi iklim yang bersahabat,waktu persiapan lahan yang disiapkan lebih awal sebelum musim garam yaitu bulan Mei dan kualitas air laut yang baik pada lahan tambak garam H. Yasin. 2. Petani Garam (Suhardin). Gambar 13. Lahan Tambak Milik Suhardin Dengan Luas 0,93Ha. Pada Lahan tambak milik Suhardin di tahun 2011 menurut hasil wawancara langsung dengan Suhardin sebagai petani garam yang telah berumur 42 tahun dan bekerja sebagai petani garam sekitar 15 tahun di Desa Donggo Bolo Kecamatan Woha Kabupaten Bima. Di tahun 2011 dari bulan Juni sampai dengan minggu kedua bulan Agustus. Suhardin dilahan tambak garamnya belum bisa memproduksi garam, hal ini disebabkan waktu persiapan lahan yang sangat terlambat karena kurangnya modal dan kurang tepat dalam mengukur kosentrasi air laut sebagai bahan baku pembuatan garam di tiap-tiap petak dari waduk hingga ke meja kristalisasi.

25 45 3. Petani Garam (Sayful). Gambar 14. Lahan Tambak Milik Sayful Dengan Luas 0.9 Ha. Pada Lahan tambak milik Sayful di tahun 2011 menurut hasil wawancara langsung dengan Sayful sebagai petani garam yang telah berumur 32 tahun dan bekerja sebagai petani garam sekitar 10 tahun di Desa Donggo Bolo Kecamatan Woha Kabupaten Bima. Di tahun 2011 dari bulan Juni sampai dengan minggu kedua bulan Agustus. Sayful baru menghasilkan garam 49 karung isi 50 kg atau 2,45 ton garam, hal ini disebabkan waktu persiapan lahan yang terlambat dan sebagian luas lahan tambak yang dimiliki Sayful kurang di maksimalkan artinya ada lahan tidur yang tidak digunakan sebagai tempat produksi yang luasnya kurang lebih 30 are sehingga garam yang dihasilkan tidak sebanding dengan luas lahan yang dimiliki Sayful.

26 46 4. Petani Garam (H. M. Ali). Gambar 15. Lahan Tambak Milik H. M. Ali Dengan Luas 0.7 Ha. Pada Lahan tambak milik H. M. Ali di tahun 2011 menurut hasil wawancara langsung dengan H. Ali sebagai petani garam yang telah berumur 53 tahun dan bekerja sebagai petani garam sekitar 35 tahun di Desa Donggo Bolo Kecamatan Woha Kabupaten Bima. Di tahun 2011 dari bulan Juni sampai dengan minggu kedua bulan Agustus. H. M. Ali telah menghasilkan garam 214 karung isi 50 kg atau 10,7 ton garam, hal ini disebabkan waktu persiapan lahan yang dilaksanakan sebelum musim panas dimana curah hujan sudah mulai berkurang dan tepat dalam mengatur volume air dan kosentrasi air laut pada masing-masing kolam dari waduk hingga ke meja pengkristalan.

27 47 5. Petani Garam (Aminah). Gambar 16. Lahan Tambak Milik Aminah Dengan Luas 0.7 Ha. Pada Lahan tambak milik Aminah di tahun 2011 menurut hasil wawancara langsung dengan Aminah sebagai petani garam yang telah berumur 45 tahun dan bekerja sebagai petani garam sekitar 20 tahun di Desa Donggo Bolo Kecamatan Woha Kabupaten Bima. Di tahun 2011 dari bulan Juni sampai dengan minggu kedua bulan Agustus. Aminah pada lahan tambak garam yang dimilikinya belum menghasilkan garam, hal ini disebabkan pekerjaan dalam menyiapkan lahan tambak garamnya sampai dengan pertengahan bulan Juli belum selesai karena kendala pendanaan untuk membayar buruh dan baru selesai pada awal bulan Agustus tapi tidak semua luas lahan yang dimiliki disiapkan dengan baik, Dari luas lahan 70 are yang dimiliki Aminah, 15 are nya masih berupa kolam penyimpanan air laut dan juga sebagai kolam ikan bandeng. Hal lain disebabkan kondisi fisik Aminah sebagai seorang petani garam berjenis kelamin Perempuan, karena dalam bertani garam dibutuhkan kondisi fisik yang prima.

28 48 6. Petani Garam (Usman Muhdar). Gambar 17. Lahan Tambak Milik Usman Muhdar Dengan Luas 0.65 Ha. Pada Lahan tambak milik Usman Muhdar di tahun 2011 menurut hasil wawancara langsung dengan Usman Muhdar sebagai petani garam yang telah berumur 46 tahun dan bekerja sebagai petani garam sekitar 20 tahun di Desa Donggo Bolo Kecamatan Woha Kabupaten Bima. Di tahun 2011 dari bulan Juni sampai dengan minggu kedua bulan Agustus. Usman Muhdar telah memproduksi garam sebanyak 73 karung isi 50 kg atau 3,65 ton garam, hal ini disebabkan waktu persiapan lahan yang dilaksanakan sebelum musim panas dimana curah hujan sudah mulai berkurang dan banyaknya petak kolam pengkristalan yang dimiliki dan juga bagus dalam memprediksikan volume air dan kosentrasi air laut pada masing-masing kolam dari waduk hingga ke meja pengkristalan.

29 49 7. Petani Garam (Ahmad). Gambar 18. Lahan Tambak Milik Ahmad Dengan Luas 0.53 Ha. Pada Lahan tambak milik Ahmad di tahun 2011 menurut hasil wawancara langsung dengan Ahmad sebagai petani garam yang telah berumur 45 tahun dan bekerja sebagai petani garam sekitar 18 tahun di Desa Bontokape Kecamatan Bolo Kabupaten Bima. Di tahun 2011 dari bulan Juni sampai dengan minggu kedua bulan Agustus. Ahmad dapat memproduksi garam sebanyak 280 karung isi 50 kg atau 14 ton garam, hal ini disebabkan waktu persiapan lahan yang dilaksanakan sebelum musim panas dimana curah hujan sudah mulai berkurang dan tepat dalam mengatur volume air dan kosentrasi air laut pada masing-masing kolam dari waduk hingga ke meja pengkristalan. Dan pengaturan kolam sangat baik sehingga bahan baku terus terpenuhi menyebabkan waktu panen yang tidak terputus.

30 50 8. Petani Garam (Ismail Akhmad). Gambar 19. Lahan Tambak Milik Ismail A. Dengan Luas 0.5 Ha. Pada Lahan tambak milik Ismail Ahmad di tahun 2011 menurut hasil wawancara langsung dengan Ismail Ahmad sebagai petani garam yang telah berumur 40 tahun dan bekerja sebagai petani garam sekitar 20 tahun di Desa Donggobolo Kecamatan Woha Kabupaten Bima. Di tahun 2011 dari bulan Juni sampai dengan minggu kedua bulan Agustus. Ismail Ahmad hanya dapat memproduksi garam sebanyak 7 karung isi 50 kg atau 0,35 ton garam, hal ini disebabkan perhitungan waktu persiapan lahan yang belum tepat karena kondisi keuangan dan kurang baik dalam mengatur volume air pada kolam pemekatan dan menetukan kosentrasi air laut pada masing-masing kolam dari waduk hingga ke meja pengkristalan.

31 51 9. Petani Garam (Firdaus M. Ali). Gambar 20. Lahan Tambak Milik Firdaus M. Ali Dengan Luas 0.45 Ha. Pada Lahan tambak milik Firdaus di tahun 2011 menurut hasil wawancara langsung dengan Firdaus sebagai petani garam yang telah berumur 36 tahun dan bekerja sebagai petani garam sekitar 19 tahun di Desa Donggobolo Kecamatan Woha Kabupaten Bima. Di tahun 2011 dari bulan Juni sampai dengan minggu kedua bulan Agustus. Ismail Ahmad belum dapat memproduksi garam, hal ini disebabkan perhitungan waktu persiapan lahan yang belum tepat karena kondisi keuangan dan kurang baik dalam mengatur volume air pada kolam pemekatan maupun kolam pengkristalan dan menetukan kosentrasi air laut pada masing-masing kolam dari waduk hingga ke meja pengkristalan.

32 Petani Garam ( Rudi). Gambar 21. Lahan Tambak Milik Rudi Dengan Luas 0.35 Ha. Pada Lahan tambak milik Rudi di tahun 2011 menurut hasil wawancara langsung dengan Rudi sebagai petani garam yang telah berumur 35 tahun dan bekerja sebagai petani garam sekitar 5 tahun di Desa Bontokape Kecamatan Bolo Kabupaten Bima. Di tahun 2011 dari bulan Juni sampai dengan minggu kedua bulan Agustus. Rudi dapat memproduksi garam sebanyak 133 karung isi 50 kg atau 6,65 ton garam, hal ini disebabkan waktu persiapan lahan yang dilaksanakan sebelum musim panas dimana curah hujan sudah mulai berkurang dan tepat dalam mengatur volume air dan menetukan kosentrasi air laut pada masing-masing kolam dari waduk hingga ke meja pengkristalan.

33 Petani Garam (Mansyur). Gambar 22. Lahan Tambak Milik Mansyur Dengan Luas 0.3 Ha. Pada Lahan tambak milik Mansyur di tahun 2011 menurut hasil wawancara langsung dengan Mansyur sebagai petani garam yang telah berumur 45 tahun dan bekerja sebagai petani garam sekitar 10 tahun di Desa Bontokape Kecamatan Bolo Kabupaten Bima. Di tahun 2011 dari bulan Juni sampai dengan minggu kedua bulan Agustus. Mansyur dapat memproduksi garam sebanyak 179 karung isi 50 kg atau 8,95 ton garam, hal ini disebabkan waktu persiapan lahan yang dilaksanakan sebelum musim panas dimana curah hujan sudah mulai berkurang dan tepat dalam mengatur volume air dan menetukan kosentrasi air laut pada masing-masing kolam dari waduk hingga ke meja pengkristalan. Dan waktu panen yang cepat karena penyimpanan bahan baku garam yang baik.

34 Petani Garam (H. Masrun). Gambar 23. Lahan Tambak Milik Ismail H Masrun Dengan Luas 0.24 Ha. Pada Lahan tambak milik Ismail H. Masrun di tahun 2011 menurut hasil wawancara langsung dengan Ismail H. Masrun sebagai petani garam yang telah berumur 50 tahun dan bekerja sebagai petani garam sekitar 30 tahun di Desa Donggobolo Kecamatan Woha Kabupaten Bima. Di tahun 2011 dari bulan Juni sampai dengan minggu kedua bulan Agustus. Ismail H. Masrun belum dapat memproduksi garam, hal ini disebabkan perhitungan waktu persiapan lahan yang belum tepat karena kondisi keuangan dan kurang baik dalam mengatur volume air dan kosentrasi air laut pada masingmasing kolam dari waduk hingga ke meja pengkristalan dan tidak mengandalkan pengalaman yang dimiliki.

35 Petani Garam (H. Syamsul). Gambar 24. Lahan Tambak Milik H. Syamsul Dengan Luas 0.2 Ha. Pada Lahan tambak milik H. Syamsul di tahun 2011 menurut hasil wawancara langsung dengan H. Syamsul sebagai petani garam yang telah berumur 50 tahun dan bekerja sebagai petani garam sekitar 25 tahun di Desa Bontokape Kecamatan Bolo Kabupaten Bima. Di tahun 2011 dari bulan Juni sampai dengan minggu kedua bulan Agustus. H, Syamsul dapat memproduksi garam sebanyak 228 karung isi 50 kg atau 11,4 ton garam, hal ini disebabkan waktu persiapan lahan yang dilaksanakan sebelum musim panas dimana curah hujan sudah mulai berkurang dan tepat dalam mengatur volume air dan kosentrasi air laut pada masing-masing kolam dari waduk hingga ke meja pengkristalan. Dan waktu panen yang cepat karena penyimpanan bahan baku garam yang baik.

36 Petani Garam (Yusuf). Gambar 25. Lahan Tambak Milik Yusuf Dengan Luas 0.2 Ha. Pada Lahan tambak milik Yusuf di tahun 2011 menurut hasil wawancara langsung dengan Yusuf sebagai petani garam yang telah berumur 35 tahun dan bekerja sebagai petani garam sekitar 17 tahun di Desa Bontokape Kecamatan Bolo Kabupaten Bima. Di tahun 2011 dari bulan Juni sampai dengan minggu kedua bulan Agustus. Yusuf dapat memproduksi garam sebanyak 182 karung isi 50 kg atau 9,1 ton garam, hal ini disebabkan waktu persiapan lahan yang dilaksanakan sebelum musim panas dimana curah hujan sudah mulai berkurang dan tepat dalam mengatur volume air dan kosentrasi air laut pada masing-masing kolam dari waduk hingga ke meja pengkristalan. Dan waktu panen yang cepat karena penyimpanan bahan baku garam yang baik dan optimal dalam menggunakan lahan.

37 Petani Garam (Ridwan). Gambar 26. Lahan Tambak Milik Ridwan Dengan Luas 0.2 Ha. Pada Lahan tambak milik Ridwan di tahun 2011 menurut hasil wawancara langsung dengan Ridwan sebagai petani garam yang telah berumur 35 tahun dan bekerja sebagai petani garam sekitar 10 tahun di Desa Donggobolo Kecamatan Woha Kabupaten Bima. Sedangkan di tahun 2011 dari bulan Juni sampai dengan minggu kedua bulan Agustus. Ridwan hanya dapat memproduksi garam sebanyak 4 karung isi 50 kg atau 0,2 ton garam, hal ini disebabkan perhitungan waktu persiapan lahan yang belum tepat karena kondisi keuangan dan kurang baik dalam mengatur volume air dan kosentrasi air laut pada masing-masing kolam dari waduk hingga ke meja pengkristalan dan sedikitnya petak kolam pengkristalan yang dimiliki Ridwan.

38 58 Berdasarkan perhitungan produktivitas yang dilakukan terhadap 15 petani garam di Desa Bontokape dan di Desa Donggobolo diketahui contoh petakan Lahan yang terbaik yaitu lahan tambak milik H. Syamsul dengan luas 0,2 hektar yang dapat memproduksi garam 57 ton/hektar. Hasil ini melebihi hasil produksi dari 14 petani garam lainnya. E. Analisis Produktivitas, Mutu, dan Kinerja Finansial Usaha Petani Garam Rakyat. 1. Produktivitas Data produksi petani garam pada penelitian ini secara lengkap dapat dilihat pada lampiran 3. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan terhadap petani garam diketahui bahwa produktivitas rata-rata berdasarkan data pada lampiran 3 adalah seperti terlihat pada Tabel 11. Tabel 11. Kelompok Petani Garam Menurut Luas Lahan dan Produktivitas K elompok Luas Lahan (Ha) Rata-rata Luas Lahan (Ha) Produktivitas Ratarata Ton/Ha. 0,70 0,31-0,69 0,20-0,30 0,85 0,50 0, Dari Tabel 11 terlihat bahwa luas lahan tidak di ikuti dengan tingginya produktivitas justru produktivitas yang rendah, dihasilkan oleh lahan yang lebih luas Hasil analisis keragaman (Anova) yang terdapat pada Lampiran 2. menunjukan bahwa luas lahan tidak berpengaruh terhadap produktivitas. Hal ini berarti Ho diterima yaitu tidak terdapat perbedaan produktivitas pada luas lahan yang berbeda.

39 59 Dari pengamatan di lokasi ternyata yang lebih berpengaruh terhadap tinggi rendahnya produktivitas usaha petani garam di Desa Bontokape Kecamatan Bolo dan Desa Donggobolo Kecamatan Woha adalah mutu bahan baku air laut dan kesiapan lahan petani garam dalam memproduksi garam yang tepat waktu yaitu pada saat di awal musim garam di Kabupaten Bima. Pada umumnya petani garam yang tidak siap pada waktu musim garam datang disebabkan mereka terlalu memaksakan panen ikan bandeng sesuai waktu panen. Pada umumnya petani garam di Desa Bontokape Kecamatan Bolo dan Desa Donggobolo Kecamatan Woha menganut sistem Polikultur. Produktivitas rata-rata di Desa Bontokape Kecamatan Bolo adalah 35,55 Ton/Hektar. Produktivitas rata-rata di Desa Donggobolo Kecamatan Woha adalah 5,28 Ton/Hektar. 2. Mutu Mutu garam rakyat yang baik banyak ditentukan oleh kualitas air laut karena berpengaruh terhadap proses penguapan larutan garam dan kristalisasi partikel-partikel garam. Air laut yang rata rata sudah dua hari didiamkan dari tanggal 25 Juli 2011 sampai dengan tanggal 27 Juli 2011, pada 10 (sepuluh) kolam pemekatan milik 10 (sepuluh) petani garam dari 15 (lima belas) petani garam yang menjadi sampel penelitian, diamati dengan menggunakan dua cara pengamatan, yaitu secara secara teknis dan secara analisis. a. Konsentrasi dan kadar garam air laut Pengamatan secara teknis dilakukan pada air laut yang telah didiamkan di kolam pemekatan selama 2 (dua) hari dengan menggunakan alat pengukur yang telah ditentukan yaitu dengan Baume meter. Gambar alat pengukur Baume meter dapat dilihat pada Lampiran 7. Dalam hal ini yang diukur adalah konsentrasi air laut, standar derajat kepekatan air laut yang baik untuk pengkristalan menurut survei adalah 25 o Be sampai dengan 29 o Be dan persentase kadar garam. Hasilnya selengkapnya pada Tabel 12

40 60 Tabel 12. Konsentrasi Air Laut Dan % Kadar Garam per 10 ml Air Laut Milik Petani Garam No Petani Garam Konsentrasi Air Laut Luas Lahan Ha. o Be (Derajat kepekatan suatu larutan) % Kadar Garam Total per 10 ml Air Sampel 1. H.Yasin - Kec.Woha Saiful - Kec.Woha H.M Ali - Kec.Woha Usman - Kec.Woha Ahmad - Kec.Bolo Ismail Kec. Woha Rudi - Kec.Bolo Mansur - Kec.Bolo Yusuf - Kec.Bolo H.Samsul - Kec.Bolo Sumber : Hasil survei, dan Lab.Uji Stasiun Karantina Ikan Kelas II M Salahudin Bima 2011

41 61 Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan terhadap responden diketahui bahwa kadar garam rata-rata berdasarkan data 9 petani garam pada tabel 12 adalah seperti terlihat pada Tabel 13. Tabel 13. Kelompok Petani Garam Menurut Luas Lahan dan Kadar Garam Kelompok Luas Lahan (Ha) Rata-rata Luas Lahan (Ha) Kadar Garam Rata-rata (%) ,70 0,31-0,69 0,20-0,30 0,85 0,50 0, Dari Tabel 13 terlihat bahwa tinggi atau rendahnya luas lahan tidak di ikuti dengan perbedaan yang nyata terhadap kandungan kadar garamnya. Hasil analisis keragaman (Anova) yang terdapat pada Lampiran 2, menunjukan bahwa luas lahan tidak berpengaruh terhadap kadar garam. Hal ini berarti Ho diterima yaitu tidak terdapat perbedaan kadar garam per 10 ml air laut pada luas lahan yang berbeda. Dari pengamatan di lokasi diketahui bahwa hal ini disebabkan pada kenyataannya sumber bahan baku diambil dari tempat yang sama yaitu Teluk Bima dan ternyata yang lebih berpengaruh terhadap tinggi rendahnya kadar garam petani garam di Desa Bontokape Kecamatan Bolo dan Desa Donggobolo Kecamatan Woha adalah cara mengolah lahan tambak garam dengan baik. Misalnya lahan tambak garam yang sebelumya digunakan sebagai lahan tambak ikan bandeng harus benar benar dibersihkan dari lumut, galengan-galengan pada lahan tambak harus baik sehingga air laut yang kosentrasi 0 Be sudah baik dan siap untuk di kristalkan tidak rusak karena bocoran air tawar melalui galengan dari tambak disebelah yang mungkin masih bertambak ikan bandeng.

42 62 b. Analisis fisika dan kimia air laut Pengamatan secara analisis dengan fisika dan kimia sebagai parameter ujinya di laboratorium uji Stasiun Karantina Ikan Kelas II M. Salahudin Bima hasilnya selengkapnya pada Tabel 14. Tabel 14. Hasil Analisa Kualitas Sampel Air Laut Nama Petani Garam Lokasi Desa, Keca matan FISIKA KIMIA Suhu TDS DO Salinitas Fe Na 2 SO 3 Cl ph ( o C) (ppm) (mg/i) (ppt) (ppm) (ppm) (ppm) 1. Ahmad Bonto kape, Bolo 2. Yusuf Bonto kape, Bolo 3. Mansur Bonto kape, Bolo 4. H.Samsul Bonto kape, Bolo 5. Rudi Bonto kape, Bolo 6. H.Yasin Donggo bolo, Woha Saiful Donggo bolo, Woha 8. Ismail Donggo bolo, Woha 9. Usman Donggo bolo, Woha 10.H.M Ali Donggo bolo, Woha Sumber : Lab.Uji Stasiun Karantina Ikan Kelas II M Salahudin Bima

43 63 Keterangan : 1. Suhu menunjukkan derajat panas benda. temperatur yang diukur dengan termometer Celsius 2. TDS (Total Dissolve Solid) yaitu jumlah zat padat yang terlarut dalam air/ ukuran tingkat kekeruhan air. dalam Part Per Million (PPM) DO (Dissolved Oxygen) yaitu kadar oksigen terlarut dalam milligram per Oksigen (mg/i) 3. ph adalah derajat keasaman yang digunakan untuk menyatakan tingkat keasaman atau kebasaan yang dimiliki oleh suatu larutan. 4. Salinitas adalah tingkat keasinan atau kadar garam terlarut dalam air, dinyatakan dalam bagian perseribu (parts per thousand, ppt). 5. Fe (Ferrum) adalah unsur besi 6. Na 2 SO 3 adalah Natrium sulfit adalah natrium yang dapat larut dalam air 7. Cl (Klorin) adalah unsur pembentuk garam Gambaran Mutu garam rakyat yang dihasilkan oleh petani garam rakyat, di ambil dari 3 petani garam yang memiliki luas lahan tambak yang berbeda, 1 petani garam di Desa Bontokape Kecamatan Bolo dan 2 petani garam di Desa Donggobolo Kecamatan Woha dengan pengujian secara visual dan analisis dapat dilihat pada Tabel 15. Tabel 15. Hasil Pengujian Mutu Garam Rakyat Nama Petani Garam Luas Lahan Ha. Lokasi Desa, Kecamatan Kadar NaCl (%) Warna Diameter Kristal Ridwan 0,20 Ha. Donggobolo, Woha 91,35% Putih Keruh < 5 mm H. Yasin 1,00 Ha. Donggobolo, Woha 82,48% Putih Keruh < 5 mm Ahmad 0,53 Ha. Bontokape, Bolo Sumber : Balai Pengujian dan Identifikasi Barang Jakarta. 78,71 % Putih Keruh < 5 mm Untuk lebih lengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 4.

44 64 Dari Tabel 15, dapat dilihat bahwa hasil uji lab kadar NaCl garam tiga petani dari lima belas petani garam adalah 78,71% - 91,35%. Dari tabel 15 juga terlihat bahwa kadar garam yang dihasilkan petani di Desa Donggobolo Kecamatan Woha lebih tinggi dibandingkan kadar garam yang dihasilkan petani di Desa Bontokape Kecamatan Bolo. Dengan demikian pada saat ini petani garam di Desa Bontokape dan Desa Donggobolo belum mampu menghasilkan kualitas garam yang memenuhi Standar Nasional Indonesia (SNI) dan tidak dapat bersaing dengan garam impor. Kualitas garam yang dihasilkan oleh petani garam di Desa Bontokape dan Desa Donggobolo memiliki kadar NaCl di bawah 94%, sedangkan garam konsumsi harus memenuhi kadar NaCl tidak kurang dari 94 % untuk garam kelas dua, tidak boleh rendah dari 97% untuk garam kelas satu dan garam industri diatas 99%. 3. Kinerja Finansial Usaha Petani Garam Rakyat 1. Pendapatan Harga produksi garam di Kabupaten Bima berbeda-beda dipengaruhi oleh cuaca dan musim garam. Padahal garam bukan merupakan komoditas yang mudah busuk, tetapi dapat disimpan dalam jangka waktu cukup lama, sehingga seharusnya harga garam relatif lebih stabil dibanding harga komoditas pertanian. Selain dari itu petani garam di Kabupaten Bima khususnya di Desa Bontokape dan Desa Donggobolo tidak bisa menaikkan posisi tawar harga karena ketidaktahuannya mengenai mutu garam dan tidak banyaknya pembeli tetap. Masalah lain yang mempengaruhi harga garam rendah yaitu para petani garam di Desa Bontokape maupun Desa Donggobolo sebagian besar tidak memiliki tempat penyimpanan garam yang layak. Penerimaan usaha petani garam adalah perkalian antara produksi yang diperoleh dengan harga jual. Dalam penelitian ini peneliti menghitung penerimaan usaha garam rakyat dengan memperhatikan yaitu 1. proses produksi usaha garam yang dapat dipanen beberapa kali sehingga tidak semua produksi garam antar responden dapat dipanen secara serentak.artinya dalam satu bulan produksi tiap responden berbeda-beda kemudian 2. Produksi mungkin dijual dalam beberapa kali dengan harga jual yang berbeda-beda.

Evaluasi Kinerja Usaha Petani Garam Rakyat di Kabupaten Bima, Nusa Tenggara Barat

Evaluasi Kinerja Usaha Petani Garam Rakyat di Kabupaten Bima, Nusa Tenggara Barat Manajemen IKM, September 2014 (106-118) Vol. 9 No. 1 ISSN 2085-8418 http://journal.ipb.ac.id/index.php/jurnalmpi/ Evaluasi Kinerja Usaha Petani Garam Rakyat di Kabupaten Bima, Nusa Tenggara Barat Performance

Lebih terperinci

3. METODE KAJIAN A. Lokasi, Waktu dan Biaya Penelitian Metode Kerja 1. Pengumpulan Data

3. METODE KAJIAN A. Lokasi, Waktu dan Biaya Penelitian Metode Kerja 1. Pengumpulan Data 15 3. METODE KAJIAN A. Lokasi, Waktu dan Biaya Penelitian Tugas akhir ini dilaksanakan di Desa Donggobolo Kecamatan Woha dan Desa Bontokape Kecamatan Bolo Kabupaten Bima, Propinsi Nusa Tenggara Barat,

Lebih terperinci

Bab 4 GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN

Bab 4 GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN Bab 4 GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN 4.1 Kondisi Fisik Kabupaten Dompu secara geografis terletak di antara 117 o 42 dan 180 o 30 Bujur Timur dan 08 o 6 sampai 09 o 05 Lintang Selatan. Kabupaten Dompu

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM

BAB IV GAMBARAN UMUM BAB IV GAMBARAN UMUM A. Gambaran Umum Lokasi 1. Kondisi Fisik Nusa Tenggara Barat a. Peta wilayah Sumber : Pemda NTB Gambar 4. 1 Peta Provinsi Nusa Tenggara Barat b. Konsisi geografis wilayah Letak dan

Lebih terperinci

Lampiran 1. Data Iklim Kabupaten Bima

Lampiran 1. Data Iklim Kabupaten Bima LAMPIRAN 75 Lampiran 1. Data Iklim Kabupaten Bima 76 Lanjutan Lampiran 1 77 Lanjutan Lampiran 1 78 Lanjutan Lampiran 1 79 80 Lanjutan Lampiran 1 Prakiraan Curah Hujan Bulan Agustus Oktober Tahun 2011 81

Lebih terperinci

KEADAAN KETENAGAKERJAAN NTT AGUSTUS 2016

KEADAAN KETENAGAKERJAAN NTT AGUSTUS 2016 No. 06/11/53/Th. XIX, 7 November 2016 KEADAAN KETENAGAKERJAAN NTT AGUSTUS 2016 AGUSTUS 2016: TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA NTT SEBESAR 3,25 % Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) NTT Agustus 2016 mencapai

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM KOTA DUMAI. Riau. Ditinjau dari letak geografis, Kota Dumai terletak antara 101 o 23'37 -

IV. GAMBARAN UMUM KOTA DUMAI. Riau. Ditinjau dari letak geografis, Kota Dumai terletak antara 101 o 23'37 - IV. GAMBARAN UMUM KOTA DUMAI 4.1 Kondisi Geografis Kota Dumai merupakan salah satu dari 12 kabupaten/kota di Provinsi Riau. Ditinjau dari letak geografis, Kota Dumai terletak antara 101 o 23'37-101 o 8'13

Lebih terperinci

Analisis dan Tinjauan Makro Perekonomian Kabupaten Bima

Analisis dan Tinjauan Makro Perekonomian Kabupaten Bima Analisis dan Tinjauan Makro Perekonomian Kabupaten Bima 2.1. Gambaran Umum Kabupaten Bima merupakan salah satu kabupaten di Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB), terletak pada 118 44-119 22 Bujur Timur dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Dasar Hukum

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Dasar Hukum BAB I PENDAHULUAN 1.1. Dasar Hukum Dasar hukum penyusunan Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Provinsi Jawa Barat Tahun 2016, adalah sebagai berikut: 1. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 1950 tentang

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM PENELITIAN. batas-batas wilayah sebagai berikut : - Sebelah Utara dengan Sumatera Barat. - Sebelah Barat dengan Samudera Hindia

BAB IV GAMBARAN UMUM PENELITIAN. batas-batas wilayah sebagai berikut : - Sebelah Utara dengan Sumatera Barat. - Sebelah Barat dengan Samudera Hindia BAB IV GAMBARAN UMUM PENELITIAN A. Gambaran Umum Objek Penelitian 1. Kondisi Geografis Daerah Kota Bengkulu merupakan ibukota dari Provinsi Bengkulu dengan batas-batas wilayah sebagai berikut : - Sebelah

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 31 GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN Gambaran Geografis Wilayah Secara astronomis, wilayah Provinsi Banten terletak pada 507 50-701 1 Lintang Selatan dan 10501 11-10607 12 Bujur Timur, dengan luas wilayah

Lebih terperinci

IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN

IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN 4.1 Letak Geografis Kabupaten Lombok Timur merupakan salah satu dari delapan Kabupaten/Kota di Provinsi Nusa Tenggara Barat. Secara geografis terletak antara 116-117

Lebih terperinci

IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN

IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN 53 IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN 4.1 Kondisi Geografis Selat Rupat merupakan salah satu selat kecil yang terdapat di Selat Malaka dan secara geografis terletak di antara pesisir Kota Dumai dengan

Lebih terperinci

KEADAAN KETENAGAKERJAAN NTT FEBRUARI 2014

KEADAAN KETENAGAKERJAAN NTT FEBRUARI 2014 No. 06/05/53/Th. XV, 5 Mei 2014 KEADAAN KETENAGAKERJAAN NTT FEBRUARI 2014 FEBRUARI 2014: TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA NTT SEBESAR 1,97% Angkatan kerja NTT pada Februari 2014 mencapai 2.383.116 orang, bertambah

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Provinsi Lampung terletak di ujung tenggara Pulau Sumatera. Luas wilayah

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Provinsi Lampung terletak di ujung tenggara Pulau Sumatera. Luas wilayah 35 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Umum Provinsi Lampung Provinsi Lampung terletak di ujung tenggara Pulau Sumatera. Luas wilayah Provinsi Lampung adalah 3,46 juta km 2 (1,81 persen dari

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN

V. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN V. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN 5.1. Letak dan Luas Wilayah Kabupaten Seluma Kabupaten Seluma merupakan salah satu daerah pemekaran dari Kabupaten Bengkulu Selatan, berdasarkan Undang-Undang Nomor 3

Lebih terperinci

KEADAAN KETENAGAKERJAAN NTT FEBRUARI 2016

KEADAAN KETENAGAKERJAAN NTT FEBRUARI 2016 No. 06/05/53/Th. XVI, 4 Mei 2016 KEADAAN KETENAGAKERJAAN NTT FEBRUARI 2016 FEBRUARI 2016: TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA NTT SEBESAR 3,59% Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) NTT Februari 2016 mencapai 3,59

Lebih terperinci

4. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN

4. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN 4. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN 4.1. Kondisi Geografis Kota Makassar secara geografi terletak pada koordinat 119 o 24 17,38 BT dan 5 o 8 6,19 LS dengan ketinggian yang bervariasi antara 1-25 meter dari

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. A. Keadaan Umum Kabupaten Lampung Selatan

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. A. Keadaan Umum Kabupaten Lampung Selatan IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Umum Kabupaten Lampung Selatan 1. Keadaan Geografi Wilayah Kabupaten Lampung Selatan terletak antara 105,14 sampai dengan 105,45 Bujur Timur dan 5,15 sampai

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Administrasi

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Administrasi GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 26 Administrasi Kabupaten Sukabumi berada di wilayah Propinsi Jawa Barat. Secara geografis terletak diantara 6 o 57`-7 o 25` Lintang Selatan dan 106 o 49` - 107 o 00` Bujur

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM

BAB IV GAMBARAN UMUM 51 BAB IV GAMBARAN UMUM A. Keadaan Geografis 1. Keadaan Alam Wilayah Kabupaten Bantul terletak antara 07 o 44 04 08 o 00 27 Lintang Selatan dan 110 o 12 34 110 o 31 08 Bujur Timur. Luas wilayah Kabupaten

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1. Letak dan Keadaan Geografi Daerah Penelitian Desa Perbawati merupakan salah satu desa yang terletak di Kecamatan Sukabumi, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat. Batas-batas

Lebih terperinci

BAB II. GAMBARAN UMUM WILAYAH DAN PEMBANGUNAN PENDIDIKAN DI KABUPATEN SUMBA BARAT

BAB II. GAMBARAN UMUM WILAYAH DAN PEMBANGUNAN PENDIDIKAN DI KABUPATEN SUMBA BARAT BAB II. GAMBARAN UMUM WILAYAH DAN PEMBANGUNAN PENDIDIKAN DI KABUPATEN SUMBA BARAT 2.1. Gambaran Umum 2.1.1. Letak Geografis Kabupaten Sumba Barat merupakan salah satu Kabupaten di Pulau Sumba, salah satu

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN

GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN Kondisi Wilayah Letak Geografis dan Wilayah Administrasi Wilayah Joglosemar terdiri dari kota Kota Yogyakarta, Kota Surakarta dan Kota Semarang. Secara geografis ketiga

Lebih terperinci

KEADAAN KETENAGAKERJAAN RIAU AGUSTUS 2016

KEADAAN KETENAGAKERJAAN RIAU AGUSTUS 2016 No. 056/11/14/Th. XVII, 7 November 2016 KEADAAN KETENAGAKERJAAN RIAU AGUSTUS 2016 AGUSTUS 2016, TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA SEBESAR 7,43 PERSEN Jumlah angkatan kerja di Provinsi Riau pada Agustus 2016

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM

BAB IV GAMBARAN UMUM BAB IV GAMBARAN UMUM A. Kondisi Geografis dan Kondisi Alam 1. Letak dan Batas Wilayah Provinsi Jawa Tengah merupakan salah satu provinsi yang ada di pulau Jawa, letaknya diapit oleh dua provinsi besar

Lebih terperinci

V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1. Karakteristik Wilayah Lokasi yang dipilih untuk penelitian ini adalah Desa Gunung Malang, Kecamatan Tenjolaya, Kabupaten Bogor. Desa Gunung Malang merupakan salah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN LKPJ GUBERNUR JAWA BARAT ATA 2014 I - 1

BAB I PENDAHULUAN LKPJ GUBERNUR JAWA BARAT ATA 2014 I - 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penyampaian laporan keterangan pertanggungjawaban Kepala Daerah kepada DPRD merupakan amanah Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1 Gambaran Umum Kabupaten Kerinci 5.1.1 Kondisi Geografis Kabupaten Kerinci terletak di sepanjang Bukit Barisan, diantaranya terdapat gunung-gunung antara lain Gunung

Lebih terperinci

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO 1.2 SISI PENAWARAN Di sisi penawaran, hampir keseluruhan sektor mengalami perlambatan. Dua sektor utama yang menekan pertumbuhan ekonomi triwulan III-2012 adalah sektor pertanian dan sektor jasa-jasa mengingat

Lebih terperinci

KEADAAN KETENAGAKERJAAN KALIMANTAN UTARA FEBRUARI 2017

KEADAAN KETENAGAKERJAAN KALIMANTAN UTARA FEBRUARI 2017 BPS PROVINSI KALIMANTAN TIMUR No.44/05/64/Th.XX, 5 Mei 2017 KEADAAN KETENAGAKERJAAN KALIMANTAN UTARA FEBRUARI 2017 Jumlah angkatan kerja di Kalimantan Utara pada Februari 2017 mencapai 324.586 orang, bertambah

Lebih terperinci

BAB IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN

BAB IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN 36 BAB IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN A. Keadaan Geografi Letak dan Batas Wilayah Kabupaten Ngawi secara geografis terletak pada koordinat 7º 21 7º 31 LS dan 110º 10 111º 40 BT. Batas wilayah Kabupaten

Lebih terperinci

BAB I KONDISI MAKRO PEMBANGUNAN JAWA BARAT

BAB I KONDISI MAKRO PEMBANGUNAN JAWA BARAT BAB I KONDISI MAKRO PEMBANGUNAN JAWA BARAT 1.1. Indeks Pembangunan Manusia (IPM) beserta Komponennya Angka Partisipasi Kasar (APK) SLTP meningkat di tahun 2013 sebesar 1.30 persen dibandingkan pada tahun

Lebih terperinci

KEADAAN KETENAGAKERJAAN NTT AGUSTUS 2015

KEADAAN KETENAGAKERJAAN NTT AGUSTUS 2015 No. 06/11/53/Th. XV, 5 November 2015 KEADAAN KETENAGAKERJAAN NTT AGUSTUS 2015 AGUSTUS 2015: TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA NTT SEBESAR 3,83 % Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) NTT Agustus 2015 mencapai

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK WILAYAH STUDI. A. Kondisi Geografis. dari luas Provinsi Jawa Barat dan terletak di antara Bujur Timur

KARAKTERISTIK WILAYAH STUDI. A. Kondisi Geografis. dari luas Provinsi Jawa Barat dan terletak di antara Bujur Timur III. KARAKTERISTIK WILAYAH STUDI A. Kondisi Geografis Kabupaten Subang merupakan kabupaten yang terletak di kawasan utara Jawa Barat. Luas wilayah Kabupaten Subang yaitu 2.051.76 hektar atau 6,34% dari

Lebih terperinci

KEADAAN KETENAGAKERJAAN KALIMANTAN TIMUR FEBRUARI 2015 *)

KEADAAN KETENAGAKERJAAN KALIMANTAN TIMUR FEBRUARI 2015 *) BPS PROVINSI KALIMANTAN TIMUR No.32/05/64/Th.XVIII, 5 Mei 2015 KEADAAN KETENAGAKERJAAN KALIMANTAN TIMUR FEBRUARI 2015 *) Jumlah angkatan kerja di Kalimantan Timur pada 2015 mencapai 1,65 juta orang yang

Lebih terperinci

2.1 Gambaran Umum Provinsi Kalimantan Timur A. Letak Geografis dan Administrasi Wilayah

2.1 Gambaran Umum Provinsi Kalimantan Timur A. Letak Geografis dan Administrasi Wilayah 2.1 Gambaran Umum Provinsi Kalimantan Timur A. Letak Geografis dan Administrasi Wilayah Provinsi Kalimantan Timur dengan ibukota Samarinda berdiri pada tanggal 7 Desember 1956, dengan dasar hukum Undang-Undang

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM KECAMATAN TOSARI

V. GAMBARAN UMUM KECAMATAN TOSARI V. GAMBARAN UMUM KECAMATAN TOSARI 5.1. Gambaran Umum Kabupaten Pasuruan Kabupaten Pasuruan adalah salah satu daerah tingkat dua di Propinsi Jawa Timur, Indonesia. Ibukotanya adalah Pasuruan. Letak geografi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN LKPJ GUBERNUR JAWA BARAT TAHUN 2015 I - 1

BAB I PENDAHULUAN LKPJ GUBERNUR JAWA BARAT TAHUN 2015 I - 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah Pasal 69 mengamanatkan Kepala Daerah untuk menyampaikan Laporan Keterangan Pertanggungjawaban

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. lebih dari dua pertiga penduduk Propinsi Lampung diserap oleh sektor

I. PENDAHULUAN. lebih dari dua pertiga penduduk Propinsi Lampung diserap oleh sektor I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu sektor andalan perekonomian di Propinsi Lampung adalah pertanian. Kontribusi sektor pertanian terhadap Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Propinsi Lampung

Lebih terperinci

Tz 1 = (28,4 0,59 x h ) o C

Tz 1 = (28,4 0,59 x h ) o C Kriteria yang digunakan dalam penentuan bulan kering, bulan lembab dan bulan basah adalah sebagai berikut: Bulan kering (BK): Bulan dengan C

Lebih terperinci

BPS PROVINSI JAWA BARAT

BPS PROVINSI JAWA BARAT BPS PROVINSI JAWA BARAT No. 29/05/32/Th.XIX, 5 Mei 2017 KEADAAN KETENAGAKERJAAN PROVINSI JAWA BARAT FEBRUARI 2017 Angkatan kerja pada Februari 2017 sebanyak 22,64 juta orang, naik sekitar 0,46 juta orang

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Geografis dan Demografis Provinsi Kalimantan Timur

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Geografis dan Demografis Provinsi Kalimantan Timur BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Kondisi Geografis dan Demografis Provinsi Kalimantan Timur Provinsi Kalimantan Timur terletak pada 113 0 44-119 0 00 BT dan 4 0 24 LU-2 0 25 LS. Kalimantan Timur merupakan

Lebih terperinci

KEADAAN KETENAGAKERJAAN AGUSTUS 2016

KEADAAN KETENAGAKERJAAN AGUSTUS 2016 BPS PROVINSI KALIMANTAN BARAT No. 65/11/61/Th. XIX, 07 November 2016 KEADAAN KETENAGAKERJAAN AGUSTUS 2016 AGUSTUS 2016: TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA SEBESAR 4,23 PERSEN Jumlah angkatan kerja di Kalimantan

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM KABUPATEN MALINAU. Kabupaten Malinau terletak di bagian utara sebelah barat Provinsi

BAB IV GAMBARAN UMUM KABUPATEN MALINAU. Kabupaten Malinau terletak di bagian utara sebelah barat Provinsi BAB IV GAMBARAN UMUM KABUPATEN MALINAU Kabupaten Malinau terletak di bagian utara sebelah barat Provinsi Kalimantan Timur dan berbatasan langsung dengan Negara Bagian Sarawak, Malaysia. Kabupaten Malinau

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN 63 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Fisik Daerah Penelitian Berdasarkan Badan Pusat Statistik (2011) Provinsi Lampung meliputi areal dataran seluas 35.288,35 km 2 termasuk pulau-pulau yang

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kecamatan Sragi merupakan salah satu kecamatan dari 17 Kecamatan yang

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kecamatan Sragi merupakan salah satu kecamatan dari 17 Kecamatan yang 43 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Gambaran Umum Daerah Penelitian 1. Keadaan Umum Kecamatan Sragi a. Letak Geografis Kecamatan Sragi merupakan salah satu kecamatan dari 17 Kecamatan yang ada di

Lebih terperinci

Grafik 1. Permintaan Kredit Baru (SBT, %)

Grafik 1. Permintaan Kredit Baru (SBT, %) Grafik 1. Permintaan Kredit Baru (SBT, %) 1 (Miliar Rp) Grafik 2. Realisasi Penyaluran Kredit Januari-November 2013 250,000 200,000 150,000 100,000 50,000 0 KPR/KPA KKB-Mobil KKB-Sepeda Motor KTA + Multiguna

Lebih terperinci

KEADAAN KETENAGAKERJAAN KALIMANTAN UTARA AGUSTUS 2015

KEADAAN KETENAGAKERJAAN KALIMANTAN UTARA AGUSTUS 2015 BPS PROVINSI KALIMANTAN TIMUR No 81/11/64/Th. XVIII, 5 November 2015 KEADAAN KETENAGAKERJAAN KALIMANTAN UTARA AGUSTUS 2015 Jumlah angkatan kerja di Kalimantan Utara pada Agustus 2015 tercatat sebanyak

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Tanggamus merupakan salah satu kabupaten di Propinsi Lampung yang

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Tanggamus merupakan salah satu kabupaten di Propinsi Lampung yang 70 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Umum Kabupaten Tanggamus 1. Keadaan Geografis Tanggamus merupakan salah satu kabupaten di Propinsi Lampung yang merupakan hasil pemekaran dari Kabupaten

Lebih terperinci

BAB IV. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB IV. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN BAB IV. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1. Letak Geografis Kabupaten Bandung terletak di Provinsi Jawa Barat, dengan ibu kota Soreang. Secara geografis, Kabupaten Bandung berada pada 6 41 7 19 Lintang

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM OBYEK PENELITIAN. A. Gambaran Umum Kecamatan Batangan. Kabupaten Pati. Kecamatan Batangan terletak di ujung timur dari

BAB IV GAMBARAN UMUM OBYEK PENELITIAN. A. Gambaran Umum Kecamatan Batangan. Kabupaten Pati. Kecamatan Batangan terletak di ujung timur dari BAB IV GAMBARAN UMUM OBYEK PENELITIAN A. Gambaran Umum Kecamatan Batangan 1. Kecamatan Batangan Batangan adalah salah satu kecamatan dari 21 kecamatan yang ada di Kabupaten Pati. Kecamatan Batangan terletak

Lebih terperinci

KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS) Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Polewali Mandar

KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS) Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Polewali Mandar BAB II PROFIL WILAYAH KAJIAN Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) adalah rangkaian analisis yang sistematis, menyeluruh dan partisipatif untuk memastikan bahwa prinsip pembangunan berkelanjutan telah

Lebih terperinci

KONDISI UMUM WILAYAH STUDI

KONDISI UMUM WILAYAH STUDI 16 KONDISI UMUM WILAYAH STUDI Kondisi Geografis dan Administratif Kota Sukabumi terletak pada bagian selatan tengah Jawa Barat pada koordinat 106 0 45 50 Bujur Timur dan 106 0 45 10 Bujur Timur, 6 0 49

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perbaikan tata kelola pemerintahan dan sistem manajemen berfokus pada peningkatan akuntabilitas sekaligus peningkatan kinerja yang berorientasi pada hasil. Hal ini

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Infrastruktur Infrastruktur merujuk pada system phisik yang menyediakan transportasi, pengairan, drainase, bangunan-bangunan gedung dan fasilitas publik yang lain yang dibutuhkan

Lebih terperinci

BPS PROVINSI KALIMANTAN TIMUR

BPS PROVINSI KALIMANTAN TIMUR BPS PROVINSI KALIMANTAN TIMUR No.37/05/64/Th.XIX, 4 Mei 2016 KEADAAN KETENAGAKERJAAN KALIMANTAN TIMUR FEBRUARI 2016 Jumlah angkatan kerja di Kalimantan Timur pada Februari 2016 mencapai 1.650.377 orang,

Lebih terperinci

KEADAAN KETENAGAKERJAAN KALIMANTAN TIMUR AGUSTUS 2016

KEADAAN KETENAGAKERJAAN KALIMANTAN TIMUR AGUSTUS 2016 BPS PROVINSI KALIMANTAN TIMUR No. 96/11/64/Th. XIX, 7 November 2016 KEADAAN KETENAGAKERJAAN KALIMANTAN TIMUR AGUSTUS 2016 Jumlah angkatan kerja di Kalimantan Timur pada Agustus 2016 tercatat sebanyak 1.717.892

Lebih terperinci

BAB IV DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN. bagian timur dan merupakan Kabupaten yang letaknya paling

BAB IV DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN. bagian timur dan merupakan Kabupaten yang letaknya paling BAB IV DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN IV.1. Deskripsi Kabupaten Bima IV.1.1. Letak Dan Kondisi Geografis Wilayah Kabupaten Bima terletak di Pulau Sumbawa bagian timur dan merupakan Kabupaten yang letaknya

Lebih terperinci

ANALISIS CUACA EKSTRIM DI KABUPATEN BIMA ( TANGGAL 13 FEBRUARI 2017 )

ANALISIS CUACA EKSTRIM DI KABUPATEN BIMA ( TANGGAL 13 FEBRUARI 2017 ) BMKG BADAN METEOROLOGI, KLIMATOLOGI, DAN GEOFISIKA STASIUN METEOROLOGI MUHAMMAD SALAHUDDIN BIMA Jl. Sultan Muhammad Salahuddin Bima 84173, NTB Telp : (0374) 43215 Fax : (0374) 43123 Email : stamet_bmu@yahoo.co.id

Lebih terperinci

4 GAMBARAN UMUM KABUPATEN BLITAR

4 GAMBARAN UMUM KABUPATEN BLITAR 4 GAMBARAN UMUM KABUPATEN BLITAR 4.1 Kondisi Fisik Wilayah Beberapa gambaran umum dari kondisi fisik Kabupaten Blitar yang merupakan wilayah studi adalah kondisi geografis, kondisi topografi, dan iklim.

Lebih terperinci

KEADAAN KETENAGAKERJAAN RIAU AGUSTUS 2015

KEADAAN KETENAGAKERJAAN RIAU AGUSTUS 2015 No. 60/11/14/Th. XVI, 5 November 2015 KEADAAN KETENAGAKERJAAN RIAU AGUSTUS 2015 AGUSTUS 2015, TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA SEBESAR 7,83 PERSEN Jumlah angkatan kerja di Provinsi Riau pada Agustus 2015 mencapai

Lebih terperinci

KEADAAN KETENAGAKERJAAN KALIMANTAN UTARA FEBRUARI 2015*)

KEADAAN KETENAGAKERJAAN KALIMANTAN UTARA FEBRUARI 2015*) BPS PROVINSI KALIMANTAN TIMUR No.33/05/64/Th.XVIII, 5 Mei 2015 KEADAAN KETENAGAKERJAAN KALIMANTAN UTARA FEBRUARI 2015*) Jumlah angkatan kerja di Kalimantan Utara pada 2015 mencapai 287 ribu orang yang

Lebih terperinci

KEADAAN KETENAGAKERJAAN NTT FEBRUARI 2015

KEADAAN KETENAGAKERJAAN NTT FEBRUARI 2015 No. 06/05/53/Th. XV, 5 Mei 2015 KEADAAN KETENAGAKERJAAN NTT FEBRUARI 2015 FEBRUARI 2015: TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA NTT SEBESAR 3,12% Angkatan kerja NTT pada Februari 2015 mencapai 2.405.644 orang, bertambah

Lebih terperinci

BAB IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Sragi Kabupaten Lampung Selatan.

BAB IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Sragi Kabupaten Lampung Selatan. 43 BAB IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Fisik Daerah Penelitian Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Sragi Kabupaten Lampung Selatan. Kecamatan Sragi merupakan sebuah Kecamatan yang ada

Lebih terperinci

BPS PROVINSI KALIMANTAN TIMUR

BPS PROVINSI KALIMANTAN TIMUR BPS PROVINSI KALIMANTAN TIMUR No.43/05/64/Th.XX, 5 Mei 2017 KEADAAN KETENAGAKERJAAN KALIMANTAN TIMUR FEBRUARI 2017 Jumlah angkatan kerja di Kalimantan Timur pada Februari 2017 mencapai 1.678.913 orang,

Lebih terperinci

No. 03/05/81/Th.XVIII, 5 Mei 2017 KEADAAN KETENAGAKERJAAN MALUKU 2017 Jumlah Angkatan Kerja di Provinsi Maluku pada Februari 2017 mencapai 769.108 orang, bertambah sebanyak 35.771 orang dibanding angkatan

Lebih terperinci

Nepotisme (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3851); 3. Undang-Undang Nomor 12

Nepotisme (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3851); 3. Undang-Undang Nomor 12 BAB I PENDAHULUAN Berdasarkan Pasal 1 Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 Negara Indonesia adalah negara kesatuan yang berbentuk republik. Konsekuensi logis sebagai negara kesatuan

Lebih terperinci

IV. KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN

IV. KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN 43 IV. KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Geografis 1. Letak dan Batas Wilayah Kabupaten Kudus secara geografis terletak antara 110º 36 dan 110 o 50 BT serta 6 o 51 dan 7 o 16 LS. Kabupaten Kudus

Lebih terperinci

BERITA RESMI STATISTIK

BERITA RESMI STATISTIK BERITA RESMI STATISTIK BPS PROVINSI JAWA TIMUR No. 72/11/35/Th. X, 5 November 2012 PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TIMUR TRIWULAN III-2012 Ekonomi Jawa Timur Triwulan III Tahun 2012 (y-on-y) mencapai 7,24 persen

Lebih terperinci

KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN Situasi Wilayah Letak Geografi Secara geografis Kabupaten Tapin terletak antara 2 o 11 40 LS 3 o 11 50 LS dan 114 o 4 27 BT 115 o 3 20 BT. Dengan tinggi dari permukaan laut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bumi ini yang tidak membutuhkan air. Hasil penelitian menunjukkan bahwa

BAB I PENDAHULUAN. bumi ini yang tidak membutuhkan air. Hasil penelitian menunjukkan bahwa BAB I PENDAHULUAN 1. 1. Latar Belakang Air merupakan zat kehidupan, dimana tidak satupun makhluk hidup di planet bumi ini yang tidak membutuhkan air. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 65 75% dari berat

Lebih terperinci

KEADAAN KETENAGAKERJAAN KALIMANTAN TIMUR AGUSTUS 2015

KEADAAN KETENAGAKERJAAN KALIMANTAN TIMUR AGUSTUS 2015 BPS PROVINSI KALIMANTAN TIMUR No. 80/11/64/Th. XVIII, 5 November 2015 KEADAAN KETENAGAKERJAAN KALIMANTAN TIMUR AGUSTUS 2015 Jumlah angkatan kerja di Kalimantan Timur pada Agustus 2015 tercatat sebanyak

Lebih terperinci

BAB I GEOGRAFI. Kabupaten Tegal Dalam Angka

BAB I GEOGRAFI. Kabupaten Tegal Dalam Angka BAB I GEOGRAFI A. LETAK GEOGRAFI Kabupaten Tegal merupakan salah satu daerah kabupaten di Propinsi Jawa Tengah dengan Ibukota Slawi. Terletak antara 108 57'6 s/d 109 21'30 Bujur Timur dan 6 50'41" s/d

Lebih terperinci

BAB II KONDISI WILAYAH STUDI

BAB II KONDISI WILAYAH STUDI II-1 BAB II 2.1 Kondisi Alam 2.1.1 Topografi Morfologi Daerah Aliran Sungai (DAS) Pemali secara umum di bagian hulu adalah daerah pegunungan dengan topografi bergelombang dan membentuk cekungan dibeberapa

Lebih terperinci

BADAN METEOROLOGI, KLIMATOLOGI, DAN GEOFISIKA STASIUN METEOROLOGI MUHAMMAD SALAHUDDIN BIMA

BADAN METEOROLOGI, KLIMATOLOGI, DAN GEOFISIKA STASIUN METEOROLOGI MUHAMMAD SALAHUDDIN BIMA BADAN METEOROLOGI, KLIMATOLOGI, DAN GEOFISIKA STASIUN METEOROLOGI MUHAMMAD SALAHUDDIN BIMA BMKG Jl. Sultan Muhammad Salahuddin Bima 84173, NTB Telp : (0374) 43215 Fax : (0374) 43123 Email : stamet_bmu@yahoo.co.id

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM WILAYAH

BAB IV GAMBARAN UMUM WILAYAH BAB IV GAMBARAN UMUM WILAYAH A. Kondisi Umum Provinsi Kalimantan Barat Setelah era reformasi yang menghasilkan adanya otonomi daerah, maka daerah administrasi di Provinsi Kalimantan Barat yang telah mengalami

Lebih terperinci

BADAN METEOROLOGI, KLIMATOLOGI, DAN GEOFISIKA STASIUN METEOROLOGI MUHAMMAD SALAHUDDIN BIMA

BADAN METEOROLOGI, KLIMATOLOGI, DAN GEOFISIKA STASIUN METEOROLOGI MUHAMMAD SALAHUDDIN BIMA BADAN METEOROLOGI, KLIMATOLOGI, DAN GEOFISIKA STASIUN METEOROLOGI MUHAMMAD SALAHUDDIN BIMA BMKG Jl. Sultan Muhammad Salahuddin Bima 84173, NTB Telp : (0374) 43215 Fax : (0374) 43123 Email : stamet_bmu@yahoo.co.id

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN KETENAGAKERJAAN & KESEJAHTERAAN MASYARAKAT

PERKEMBANGAN KETENAGAKERJAAN & KESEJAHTERAAN MASYARAKAT PERKEMBANGAN KETENAGAKERJAAN & KESEJAHTERAAN MASYARAKAT Kondisi Ketenagakerjaan terus menunjukkan perbaikan. Pada bulan Agustus 211, Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Aceh tercatat 7,43% sementara Tingkat

Lebih terperinci

KEADAAN KETENAGAKERJAAN MALUKU UTARA, AGUSTUS 2016

KEADAAN KETENAGAKERJAAN MALUKU UTARA, AGUSTUS 2016 No. 27/05/82/Th. XI, 06 Mei 2014 No. 65/11/82/Th XV, 07 November KEADAAN KETENAGAKERJAAN MALUKU UTARA, AGUSTUS Jumlah angkatan kerja di Maluku Utara pada mencapai 524,5 ribu orang bertambah 10,9 ribu orang

Lebih terperinci

V. DESKRIPSI DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Morowali merupakan salah satu daerah otonom yang baru

V. DESKRIPSI DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Morowali merupakan salah satu daerah otonom yang baru V. DESKRIPSI DAERAH PENELITIAN Geografis dan Administratif Kabupaten Morowali merupakan salah satu daerah otonom yang baru terbentuk di Provinsi Sulawesi Tengah berdasarkan Undang-Undang Nomor 51 tahun

Lebih terperinci

DATA SISTEM INFORMASI PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN KARANGANYAR SAMPAI DENGAN SEMESTER I TAHUN I. Luas Wilayah ** Km2 773, ,7864

DATA SISTEM INFORMASI PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN KARANGANYAR SAMPAI DENGAN SEMESTER I TAHUN I. Luas Wilayah ** Km2 773, ,7864 DATA SISTEM INFORMASI PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN KARANGANYAR SAMPAI DENGAN SEMESTER I TAHUN 2016 KELOMPOK DATA JENIS DATA : DATA UMUM : Geografi DATA SATUAN TAHUN 2015 SEMESTER I TAHUN 2016 I. Luas Wilayah

Lebih terperinci

IV. KONDISI UMUM KABUPATEN SIMEULUE

IV. KONDISI UMUM KABUPATEN SIMEULUE IV. KONDISI UMUM KABUPATEN SIMEULUE 4.1 Kondisi Wilayah Pulau Simeulue merupakan salah satu pulau terluar dari propinsi Nanggroe Aceh Darussalam Ο Ο Ο Ο berada pada posisi 0 0 03-03 0 04 lintang Utara

Lebih terperinci

KEADAAN KETENAGAKERJAAN JAWA TIMUR, AGUSTUS 2013

KEADAAN KETENAGAKERJAAN JAWA TIMUR, AGUSTUS 2013 BPS PROVINSI JAWA TIMUR No. 76/11/35/Th. XI, 6 November 2013 KEADAAN KETENAGAKERJAAN JAWA TIMUR, AGUSTUS 2013 AGUSTUS 2013 : TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA JAWA TIMUR SEBESAR 4,33 PERSEN Penduduk usia 15

Lebih terperinci

KEADAAN KETENAGAKERJAAN DI MALUKU UTARA, AGUSTUS 2015

KEADAAN KETENAGAKERJAAN DI MALUKU UTARA, AGUSTUS 2015 No. 27/05/82/Th. XI, 06 Mei No. 67/11/82/Th XIV, 05 November KEADAAN KETENAGAKERJAAN DI MALUKU UTARA, AGUSTUS : Jumlah penduduk usia 15 tahun ke atas (penduduk usia kerja) mencapai 773,18 ribu orang. Naik

Lebih terperinci

KEADAAN KETENAGAKERJAAN PROVINSI LAMPUNG AGUSTUS 2017

KEADAAN KETENAGAKERJAAN PROVINSI LAMPUNG AGUSTUS 2017 BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI LAMPUNG KEADAAN KETENAGAKERJAAN PROVINSI LAMPUNG AGUSTUS 2017 AGUSTUS 2017 TINGKAT PENGANGGUR- AN TERBUKA SEBESAR 4,33 PERSEN Penduduk yang bekerja pada Agustus 2017 berkurang

Lebih terperinci

KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN Keadaan Geografis Kabupaten Bone merupakan salah satu kabupaten di pesisir timur Propinsi Sulawesi Selatan yang berjarak sekitar 174 km dari Kota Makassar. Mempunyai garis

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Tulang Bawang adalah kabupaten yang terdapat di Provinsi

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Tulang Bawang adalah kabupaten yang terdapat di Provinsi 69 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Letak dan Luas Daerah Kabupaten Tulang Bawang adalah kabupaten yang terdapat di Provinsi Lampung yang letak daerahnya hampir dekat dengan daerah sumatra selatan.

Lebih terperinci

KEADAAN KETENAGAKERJAAN JAWA BARAT FEBRUARI 2015

KEADAAN KETENAGAKERJAAN JAWA BARAT FEBRUARI 2015 BPS PROVINSI JAWA BARAT No. 31/05/32/Th. XVII, 5 Mei 2015 KEADAAN KETENAGAKERJAAN JAWA BARAT FEBRUARI 2015 FEBRUARI 2015 : TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA SEBESAR 8,40 PERSEN Berdasarkan hasil Sakernas bulan

Lebih terperinci

KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN IV. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1 Letak Geografis Kabupaten Bengkalis merupakan salah satu kabupaten di Provinsi Riau. Wilayahnya mencakup daratan bagian pesisir timur Pulau Sumatera dan wilayah kepulauan,

Lebih terperinci

BERITA RESMI STATISTIK

BERITA RESMI STATISTIK BERITA RESMI STATISTIK BPS PROVINSI JAWA TIMUR PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TIMUR No. 13/02/35/Th.XI, 5 Februari 2013 Ekonomi Jawa Timur Tahun 2012 Mencapai 7,27 persen Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM Letak Geogafis dan Wilayah Administratif DKI Jakarta. Bujur Timur. Luas wilayah Provinsi DKI Jakarta, berdasarkan SK Gubernur

IV. GAMBARAN UMUM Letak Geogafis dan Wilayah Administratif DKI Jakarta. Bujur Timur. Luas wilayah Provinsi DKI Jakarta, berdasarkan SK Gubernur 57 IV. GAMBARAN UMUM 4.1. Letak Geogafis dan Wilayah Administratif DKI Jakarta Provinsi DKI Jakarta merupakan dataran rendah dengan ketinggian rata-rata 7 meter diatas permukaan laut dan terletak antara

Lebih terperinci

KEADAAN KETENAGAKERJAAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH AGUSTUS 2015

KEADAAN KETENAGAKERJAAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH AGUSTUS 2015 No.08/11/62/Th.IX, 5 November 2015 KEADAAN KETENAGAKERJAAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH AGUSTUS 2015 Agustus 2015 : Tingkat Pengangguran Terbuka Provinsi Kalimantan Tengah Sebesar 4,54 persen angkatan kerja

Lebih terperinci

BAB I KONDISI FISIK. Gambar 1.1 Peta Administrasi Kabupaten Lombok Tengah PETA ADMINISTRASI

BAB I KONDISI FISIK. Gambar 1.1 Peta Administrasi Kabupaten Lombok Tengah PETA ADMINISTRASI BAB I KONDISI FISIK A. GEOGRAFI Kabupaten Lombok Tengah dengan Kota Praya sebagai pusat pemerintahannya merupakan salah satu dari 10 (sepuluh) Kabupaten/Kota yang ada di Provinsi Nusa Tenggara Barat. Secara

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM 4.1. Kondisi Geografis dan Iklim

IV. GAMBARAN UMUM 4.1. Kondisi Geografis dan Iklim IV. GAMBARAN UMUM 4.1. Kondisi Geografis dan Iklim Provinsi Banten secara geografis terletak pada batas astronomis 105 o 1 11-106 o 7 12 BT dan 5 o 7 50-7 o 1 1 LS, mempunyai posisi strategis pada lintas

Lebih terperinci

BAB V HASIL PENELITIAN

BAB V HASIL PENELITIAN BAB V HASIL PENELITIAN 5.1 Gambaran Umum Daerah Penelitian 5.1.1 Letak, kondisi geografis, dan topografi Kabupaten Bangli terletak di tengah-tengah pulau Bali, dan menjadi satusatunya kabupaten yang tidak

Lebih terperinci

KEADAAN KETENAGAKERJAAN FEBRUARI 2016

KEADAAN KETENAGAKERJAAN FEBRUARI 2016 BPS PROVINSI KALIMANTAN BARAT No. 29/05/61/Th. XIX, 04 Mei 2016 KEADAAN KETENAGAKERJAAN FEBRUARI 2016 FEBRUARI 2016: TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA SEBESAR 4,58 PERSEN Jumlah angkatan kerja di Kalimantan

Lebih terperinci

Pemerintah Kabupaten Bima Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2015 BAB I PENDAHULUAN

Pemerintah Kabupaten Bima Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2015 BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penyusunan laporan kinerja instansi pemerintah Kabupaten Bima tahun 2015 merupakan ikhtisar pencapaian sasaran yang telah ditetapkan dalam perjanjian kinerja dan dokumen

Lebih terperinci

KEADAAN KETENAGAKERJAAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH FEBRUARI 2015

KEADAAN KETENAGAKERJAAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH FEBRUARI 2015 No.08/05/62/Th.IX, 5 Mei 2015 KEADAAN KETENAGAKERJAAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH FEBRUARI 2015 Februari 2015 : Tingkat Pengangguran Terbuka Provinsi Kalimantan Tengah Sebesar 3,14 persen Jumlah angkatan

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN DAN KARAKTERISTIK RESPONDEN. wilayah kilometerpersegi. Wilayah ini berbatasan langsung dengan

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN DAN KARAKTERISTIK RESPONDEN. wilayah kilometerpersegi. Wilayah ini berbatasan langsung dengan V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN DAN KARAKTERISTIK RESPONDEN 5.1. Lokasi dan Topografi Kabupaten Donggala memiliki 21 kecamatan dan 278 desa, dengan luas wilayah 10 471.71 kilometerpersegi. Wilayah ini

Lebih terperinci