BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah"

Transkripsi

1 digilib.uns.ac.id BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tumbuhnya era digital turut serta ditandai dengan munculnya berbagai teknologi yang turut berperan mempermudah kehidupan manusia dan menimbulkan perubahan yang signifikan dalam sistem sosial di masyarakat. Kebutuhan untuk mengabadikan sebuah moment dalam sebuah media digital bernama kamera nampaknya sudah menjadi kelaziman sekaligus kebutuhan bagi seseorang. Kesempurnaan untuk mengabadikan berbagai moment berharga menjadi dambaan setiap pengguna kamera. Celah kebutuhan inilah yang kemudian dimanfaatkan produsen untuk mentransformasi ide kamera digital sebagai sarana yang mempermudah pekerjaan khususnya para fotografer profesional. Fotografer profesional memiliki makna pekerja di bidang foto, yang berarti orang atau individu yang mengantungkan hidup atau dengan kata lain pekerjaannya berada dalam lingkup fotografi. Inovasi khususnya di bidang teknologi juga terjadi pada perangkat rekam atau kamera. Di era fotografi film, cermin itu wajib hadir sebab hanya itulah komunikasi antara dunia nyata dan mata fotografer. Di dunia fotografi digital, cermin itu tidak diperlukan lagi karena sensor kamera (pengganti film) bisa langsung mengirimkan imaji kepada fotografer baik ke layar LCD maupun ke viewfinder elektronik. Produk kamera DSLR (Digital Single Lens Reflector) sebagai salah satu inovasi yang dirasa mampu memenuhi kebutuhan tersebut. Bahkan menurut Investor Daily Indonesia (2012), pengguna kamera DSLR di Indonesia tumbuh pesat, pada bulan Oktober tahun 2012 penjualan DSLR merk Canon dengan berbagai seri EOS mencapai 60 juta unit, kemudian melesat pada tahun 2014 dengan angka penjualan 70 juta unit. Sejarah kamera yang pada awal tahun 1990 booming dengan sistem analognya, berkembang menjadi sistem digital pada awal tahun Era analog semakin tergeser dengan industrialisasi produk kamera dari produsen ternama seperti Canon 1

2 digilib.uns.ac.id 2 maupun Nikon dari Jepang. Memasuki satu dekade terakhir atau era tahun 2010 hingga saat ini puluhan seri kamera digital telah diluncurkan. Kamera digital DSLR sampai saat ini dianggap mampu memenuhi kebutuhan fotografer profesional dalam menjalankan tugas fotografinya. Kamera ini adalah perkembangan jenis kamera paling mutakhir dan masih digunakan sebagai alat rekam yang mumpuni dalam perkembangan kebutuhan dunia digital saat ini. Keutamaan dari kamera ini adalah adanya memori penyimpanan dalam bentuk digital yang terbuat dari unsur kimia. Data digital mudah dipindahkan dan bisa memuat banyak foto. Dari artikel yang berjudul Sejarah Perkembangan Kamera Digital (diakses dari perkembangan kamera digital tidak terlepas dari pengembangan video tape recorder (VTR), yakni sebuah teknologi merekam gambar pada televisi. Pada tahun 1951, untuk kali pertama, Bing Crosby Laboratorium membuat versi awal dari VTR. Alat tersebut berfungsi untuk mengambil gambar dari kamera televisi, kemudian mengkonversi gambar tersebut menjadi suatu impuls listrik (digital) dan menyimpannya ke dalam tape magnetis. Kemudian pada tahun 1956, Charles P. Ginsburg dan Ampex Corporation menyempurnakan VTR dengan meluncurkan versi VR1000 dan umum dipakai oleh industri televisi. Maka dari sanalah, antara kamera video dengan kamera digital memiliki kesamaan dalam penggunaan CCD (Charged Couple Device) untuk mengatur warna dan intensitas cahaya. Sejak saat itulah, era kamera digital telah dimulai dan berkembang secara pesat. Pada tahun 1981, dimana Sony memperkenalkan kamera elektronik komersil pertama mereka yang disebut Mavica. Adapun cara kerja dari kamera digital pertama ini yakni gambar yang direkam ke mini disc kemudian dimasukkan ke dalam video reader yang terhubung ke monitor atau televisi warna. Walaupun Mavica belum dapat dikatakan kamera digital, itu sebenarnya merupakan modifikasi kamera video yang mengambil foto secara spontan. Sementara itu, sejak pertengahan tahun an, Kodak Company memiliki beberapa penemuan tentang solid-state atau kejernihan untuk sensor gambar, yaitu mengubah cahaya ke gambar digital untuk penggunaan pada tingkat profesional dan konsumen rumah tangga. Dilanjutkan tahun 1986, Kodak untuk pertama kalinya di dunia commit mengenalkan to user sensor megapixel. Sensor ini

3 digilib.uns.ac.id 3 mampu merekam 1,4 juta pixel yang dapat menghasilkan 5x7 inci foto digital cetak berkualitas baik pada saat itu. Setahun kemudian (1987), Kodak pun merilis tujuh produk lainnya untuk merekam, menyimpan, memanipulasi, transmisi elektronik, serta untuk mencetak gambar atau objek. Pada tahun 1990, Kodak mengembangkan sistem foto CD dan mengusulkan pertama kalinya di seluruh dunia untuk menetapkan standar warna digital dalam lingkungan komputer dan peripheral komputer. Pada tahun 1991, Kodak merilis pertama kalinya untuk para profesional, suatu sistem dalam pemotretan yaitu Digital Camera System (DCS) yang bertujuan untuk foto jurnalistik. Kamera tersebut adalah Nikon F-3 yang dilengkapi dengan sensor 1.3 Megapixels. Sedangkan kamera digital yang pertama untuk tingkat konsumen pasar yang bekerja dengan komputer rumah melalui USB (Unit serial Bus) adalah kamera QuickTake 100 Aplle yang diluncurkan pada 17 Februari 1994, kemudian kamera Kodak DC40 pada tanggal 28 Maret 1995, dilanjutkan dengan Casio QV-11 dengan monitor LCD pada akhir 1995, dan Sony Cyber-Shot Digital Still Camera di tahun Dipihak lain, Hewlett-Packard (HP) adalah perusahaan pertama dalam hal membuat warna di produk mereka yaitu Inkjet Printer, sehingga melengkapi sistem pewarnaan untuk gambar yang dicetak dari kamera digital. Maka dimulailah perubahan kamera digital dengan bentuk yang baru. Kamera digital seperti kamera konvesional, tersedia model Point-And-Shoot dan lensa refleks tunggal digital atau Digital Single Lens Reflector (DSLR). Point-and-Shoot Camera adalah kamera kecil, murah, dan mudah digunakan, karena kamera tersebut hanya berisi lensa dan built-in flash. Untuk mendapatkan bingkai gambar, kamera tersebut memiliki Liquid Crystal Display (LCD) berbasis viewfinder. Adapun keuntungan dan kerugian dari model Point-And-Shoot adalah, kamera tersebut dirancang agar memudahkan dalam penggunaan. Walaupun model ini masih memiliki keterbatasan, yaitu penggunaan kontrol atas kamera. Beberapa kamera ada yang mengatur fokus dan eksposure secara otomatis. Sementara jenis DSLR adalah kamera dengan model kebalikan dari Point-and-shoot camera. Kamera DSLR memiliki optical viewfinders, removable lens, external flash, dan kemampuan untuk fokus serta kemampuan untuk menyesuaikan eksposur secara manual bila

4 digilib.uns.ac.id 4 diperlukan. Hal ini merupakan pengganti langsung dari kamera yang menggunakan negatif film berbasis model lensa refleks tunggal atau Single Lens Reflex (SLR) yang digunakan kebanyakan orang waktu dulu. Ada sebuah contoh menarik bagaimana pentingnya inovasi teknologi dalam perkembangan dunia jurnalistik khususnya media cetak. Fred S. Parrish (2002 : 4-10) menyebutkan harian Arizona Daily Star adalah sebuah koran yang memiliki sirkulasi lebih dari eksemplar tiap harinya. Dimiliki oleh Pulitzer Publishing Co. Berdiri pada tahun 1877, harian ini berlokasi di Tucson, wilayah yang rata-rata adalah gurun yang berdekatan dengan perbatasan negara Meksiko. Harian Arizona Daily Star merupakan koran yang terbit tujuh hari dalam seminggu yang mengambil isu seputar perkembangan pemerintahan, dan isu imigran. Koran ini memiliki idealisme yang tinggi dalam hal penggunaan media foto sebagai nilai tambah yang besar dalam media mereka. Mereka percaya melalui penyajian foto yang apik pembaca akan terpuaskan dengan sajian berita mereka. Menyadari akan pentingnya konten foto sebagai pendukung pemberitaan, maka fotografer harian ini dituntut menyajikan foto jurnalis yang baik dan memenuhi kaidah jurnalistik. Foto yang disajikan diwajibkan memberi pemahaman lebih pada pembaca tentang isu yang tengah dihadapi. Setidaknya ada delapan fotografer tetap, ditambah fotografer freelance yang bekerja pada media ini. Dalam sehari mereka diwajibkan mengerjakan dua sampai tiga isu untuk disajikan dalam berbagai karya fotografi. Melalui media kamera analog fotografer harus bekerja lintas tempat dan waktu dalam sehari, ditambah mereka harus menyisakan cukup waktu untuk mengolah film negatif menjadi jajaran film positif, bergelut dengan proses seleksi foto di ruang gelap, bermain dengan zat kimia dan dilanjutkan proses memotong dan menyeleksi ratusan deret negatif film menjadi beberapa buah foto yang layak untuk masuk proses pre-cetak. Panjangnya proses produksi dan sempitnya waktu deadline membuat media ini beralih menggunakan kamera digital pada dekade tahun 1990-an, seri Nikon NC2000e dipilih untuk memenuhi kebutuhan akan efisiensi waktu dan tenaga. Perubahan dari analog menjadi digital membuat perusahaan merubah pula sistem transmisi data dari bentuk hard file (negatif commit to film) user menjadi bentuk soft file (file foto).

5 digilib.uns.ac.id 5 Sistem internet pun digunakan sebagai alat penghubung (transmisi) dan alat penyebaran foto dari fotografer menuju editor foto mereka. Hal ini semakin memberikan kemudahan ketika fotografer harus pergi ke luar kota untuk penugasan, Machintos Powerbook akan menjamin foto mereka terkirim cepat menuju meja redaksi. Selain itu kamera digital mampu memenuhi kebutuhan media ini dalam menangkap momen foto yang cepat dan membutuhkan kualitas baik. Pada akhirnya saat ini kita perlu menandai kemajuan industri media Arizona Daily Star ketika mereka memunculkan fasilitas Daily Star s Online dimana langkah ini merupakan terobosan bagi industri media dan kemajuan dunia fotografi digital yang berjalan beriringan dengan kemajuan teknologi. Daily Star s Online memberikan jasa berbayar bagi mereka yang ingin mengunduh atau membaca koran secara online. Bagi fotografer hal ini membuat mereka lebih cepat menyajikan karya mereka bagi pembaca sehingga aktualitas berita lebih terjamin. Lebih banyak foto yang bisa mereka bagi melalui media online daripada memikirkan halaman koran yang terbatas. Digitalisasi atau proses perubahan dari sistem analog menjadi sistem digital sering juga disebut sebagai komputerisasi, turut berperan mendorong masyarakat mengikuti arus perubahan dan turut dalam penggunaan mekanisme digital. Sebagai sebuah perubahan yang bersifat masif, tentunya masyarakat dihadapkan pada pilihan untuk belajar atau tetinggal dalam perkembangan teknologi ini. Peneliti melihat perubahan teknologi dari sistem analog menjadi digital turut memaksa seorang mempelajari inovasi baru yang ditawarkan kepada mereka. Sebagai contoh perlu adanya penyesuaian baru dengan mengenal perangkat dan tombol operasional sebuah kamera digital yang berbeda dari kamera analog. Kemudian muncul lagi perbedaan dari segi olah gambar sampai transmisi gambar, semuanya merupakan hal baru yang berbeda dari sistem analog sebelumnya. Dalam dunia fotografi digital, istilah digitalisasi terdiri atas dua proses penting, yakni proses pengambilan gambar dan proses pengolahan gambar setelah gambar diambil. Proses digital mampu memotong proses ruang gelap dimana fotografer harus bergulat dengan bahan kimia demi menghasilkan sebuah gambar pilihan. Proses digital memudahkan fotografer dalam memenuhi tuntutan deadline perusahaan.

6 digilib.uns.ac.id 6 Rogers (1983 : 135) memberikan definisi sebagai berikut : technology is a design for instrumental action that reduces the uncertainty in the cause-effect relationships involved in achieving a desired outcome. A technology usually has hardware and software components. Our definition implies some need or problem. Rogers (1983 : 135) mendefinisikan sebuah teknologi biasanya berupa perangkat keras dan lunak. The tool has (1) a material aspect (the equipment, products, etc.), and (2) a software aspect, consisting of knowledge, skills, procedures, and/or principles that are an information base for the tool. Rogers (1983 : 135), digitalisasi adalah sebuah produk inovasi, sedangkan inovasi merupakan ide, gagasan, atau konsep yang diterima sebagai sesuatu yang baru oleh masyarakat atau unit penerima yang lain. The innovation-development process consists of all of the decisions, activities, and their impacts that occur from recognition of a need or problem, through research, development, and commercialization of an innovation, through diffusion and adoption of the innovation by users, to its consequences. Berbagai perubahan yang terjadi akibat pergeseran sistem dari analog menjadi digital merupakan hal yang menarik untuk diteliti. Berbagai faktor yang mempengaruhi seorang fotografer profesional, dalam proses difusi inovasi teknologi kamera analog menjadi digital, inilah yang menurut peneliti dianggap sebagai proses perubahan masif dalam dunia fotografi. Perubahan dari proses pengambilan gambar hingga proses pengolahan gambar semua mengalami perkembangan yang luar biasa. Dalam ranah ilmu komunikasi, peneliti melihat fenomena difusi inovasi kamera jenis DSLR ini sebagai sebuah hal yang menarik. Bagaimana sesuatu yang dianggap baru (inovasi) dapat diterima oleh khalayak menjadi alat untuk problem solving dalam kehidupan sehari-hari. Peneliti ingin melihat bagaimana peran individu dalam proses penerimaan dan penyebaran (difusi) sebuah informasi tentang ide baru (inovasi). Teori difusi inovasi pada dasarnya menjelaskan proses bagaimana suatu inovasi disampaikan (dikomunikasikan) melalui saluran-saluran tertentu sepanjang waktu kepada sekelompok anggota dari sistem sosial. Hal tersebut sejalan dengan pengertian difusi dari Rogers (1983), yaitu as the process by which an innovation is communicated through certain channels over time among the members of a social

7 digilib.uns.ac.id 7 system. Lebih jauh dijelaskan bahwa difusi adalah suatu bentuk komunikasi yang bersifat khusus berkaitan dengan penyebaranan pesan-pesan yang berupa gagasan baru, atau dalam istilah Rogers, difusi menyangkut which is the spread of a new idea from its source of invention or creation to its ultimate users or adopters. Difusi inovasi dijelaskan oleh Rogers (1983) sebagai proses keputusan terhadap inovasi adalah proses bagaimana seorang individu (atau unit pembuat keputusan lain) melalui tahapan pertama dari pengetahuan mengenai inovasi, untuk menciptakan sebuah sikap terhadap inovasi tersebut, kepada keputusan untuk menerima atau menolak. Studi lain yang dilakukan oleh Marijke van der Veen (2010 : 4), dalam jurnal Agricultural innovation: invention and adoption or change and adaptation? Menguatkan pendapat Rogers (1983) mengenai definisi difusi inovasi bahwa : Rogers, in his textbook Diffusion of Innovations (2003: 169), draws on these aspects to categorize the stages an individual may pass through during the adoption process knowledge, persuasion, decision, implementation and confirmation and he stresses the nature of communication channels and the importance of certain individuals: opinion leaders who exert influence from within, and change agents who represent specialists from outside. Salah satu unsur berhasilnya sebuah inovasi adalah keberadaan seorang opinion leader seperti dijelaskan oleh Tina Gouws and George Peter van Rheede van Oudtshoorn (2011 : 238), dalam jurnal yang berjudul Correlation between brand longevity and the diffusion of innovations theory : Rogers (1983, p. 27) identifies an opinion leader as someone who is able to influence other individuals attitudes or overt behaviour informally in a desired way with relative frequency. Opinion leadership is earned and maintained by the individuals technical competence, social accessibility and conformity to the system s norms. Dari kedua penelitian yang telah dilakukan oleh pakar tersebut menekankan faktor-faktor yang mempengaruhi sebuah difusi inovasi bisa menjadi solusi atas permasalahan yang muncul. Faktor-faktor tersebut antara lain, faktor sosial, ekonomi, dan sosial psikologis individu. Dalam ranah ilmu komunikasi peneliti ingin melihat pada proses terjadinya difusi itu sendiri. Bagaimana sebuah ide atau gagasan baru, yakni informasi mengenai kamera digital jenis DSLR diadopsi oleh komunikator untuk diterima dan disebarkan ke dalam lingkup sistem sosial.

8 digilib.uns.ac.id 8 Menunjuk pada pengertian informasi dijelaskan dalam jurnal About Information Concept, Its Essence, and Role In Social and Technical System oleh Fedorov (2007 : 84) dilihat dari segi bahasa bahwasanya informasi berasal dari bahasa latin, informatio yang berarti penyelidikan (penelitian), penjelasan, dan penjabaran. Persepsi keseharian yang beupa pesan dan data tertentu. Informasi juga bisa berarti sebuah temuan, berita, data, dan seperangkat pengetahuan. Dijelaskan pula oleh Bell s and Shenon s (2007 : 86) bahwasanya informasi adalah : 1. Pesan yang melekat pada kontrol : kesatuan sinyal yang bersifat dan karakteristik sintatis, semantik, dan pragmatis 2. Transmisi, refleksi dari berbagai macam objek dan proses (dari benda hidup maupun mati) 3. Data mengenai individu, objek, fakta, kejadian, fenomena, dan proses yang menghiraukan bentuk presentasinya. Dapat disimpulkan melalui informasi kita dapat memahami refleksi dari proses, fenomena atau kejadian tertentu baik dari sebuah objek benda maupun makhluk hidup dalam dunia fisik tanpa memperhatikan refleksi bentuk, siapa yang membawa dan posisinya dalam waktu dan space tertentu. Informasi menjadi hal penting karena mampu membantu meraih tujuan tertentu. Komunikasi menjadi titik penting dalam proses difusi, karena esensi dari proses penyampaian ide / gagasan itu berawal dari bagaimana sebuah pesan diciptakan oleh komunikator (message production) untuk selanjutnya ditransmikan (message dissemination) melalui saluran komunikasi dan dapat diterima oleh komunikan (message reception) Pada dekade tahun 1970-an, muncul sebuah teori mengenai konstruksi pesan (constructivist theory) yang dikembangkan oleh Jesse Delia dan sarjana komunikasi lain pada masa itu. Teori ini merupakan gagasan paling logis untuk menjelaskan luasnya jangkauan teori produksi pesan. Dalam ranah penelitian ini peneliti melihat difusi inovasi yang diawali dengan proses penyebaran pesan. Seorang inovator dalam melakukan proses difusi ini mempunyai peran untuk menciptakan pesan yang disalurkan melalui media tertentu

9 digilib.uns.ac.id 9 maupun melalui interaksi komunikasi interpersonal untuk selanjutnya ditransmisikan kepada target yang ingin dituju. Pada tingkatan dibawahnya, seorang early adopter adalah target utama dari seorang inovator dalam proses difusi inovasi. Seorang early adopter dianggap mempunyai posisi strategis dalam lingkup sistem sosial. Dalam proses difusi ide baru, seorang early adopter menerima pesan (message reception) dari inovator untuk selanjutnya melakukan proses penyebaran bagi tingkatan di bawahnya. Dirinya dianggap memiliki power menyebarkan pesan sama seperti inovator dimana pesan ini akan disampaikan lewat interaksi komunikasi interpersonal maupun media tertentu yang mereka gunakan. Pada akhirnya pesan ini yang mempengaruhi orang lain akan terpaan sebuah inovasi. Dalam proses difusi inovasi, tingkatan ketiga yakni, early majority merupakan tingkatan penerima pesan (message receptor) dari seorang early adopter. Pada tahap ini, seorang early majority memiliki fungsi untuk menerima pesan dan menyebarkan pada sistem sosial di bawahnya, seorang early majority cenderung lama menerima pesan dibanding dua tingkat diatasnya. Pada tingkatan keempat, yakni seorang late adopter, dimana tingkatan ini bersifat pasif menerima pesan (message reception) dari tiga tingkatan diatasnya. Seorang late adopter dalam menerima sebuah inovasi sangat mempertimbangkan tingkat kemampuan ekonomi dan desakan kebutuhan untuk memperluas jaringan. Dirinya akan mengadopsi sebuah inovasi ketika hampir seluruh anggota dalam sistem sosialnya sudah menggunakan inovasi tersebut dan dirasa aman untuk memakainya. Tingkatan terakhir, yakni laggard, merupakan penerima pasif yang berpegang teguh pada tata cara tradisional dan sangat berpengaruh pada agen perubahan yang dekat dengan mereka. Berdasarkan paparan teori di atas, peneliti tertarik untuk melihat bagaimana penyebaran dan penerimaan ide baru, yang dalam hal ini merupakan informasi mengenai teknologi kamera DSLR di kalangan fotografer profesional di Kota Solo dan Yogyakarta. Dalam melakukan penelitian mengenai proses difusi inovasi ini, peneliti menggunakan pendekatan penelitian commit komunikasi to user kualitatif. Menurut Pawito (2007 :

10 digilib.uns.ac.id 10 35), penelitian komunikasi kualitatif, biasanya tidak dimaksudkan untuk memberikan penjelasan-penjelasan (explanations), mengontrol gejala-gejala komunikasi atau mengemukakan prediksi-prediksi, tetapi lebih dimaksudkan untuk mengemukakan gambaran dan/atau pemahaman (understanding) mengenai bagaimana dan mengapa suatu gejala atau realitas komunikasi terjadi. Menurut Pawito (2007 : 83), metodologi meliputi cara pandang dan prinsip berpikir mengenai gejala yang diteliti, pendekatan yang digunakan, prosedur ilmiah (metode) yang ditempuh, termasuk dalam mengumpulkan data, analisis data dan penarikan kesimpulan. Metode adalah cara paling utama yang digunakan untuk mencapai tujuan penelitian. Pada penelitian ini penulis ingin menggambarkan suatu realitas, maka jenis penelitian yang paling tepat adalah jenis kualitatif dengan metode studi kasus. Peneliti menggunakan metode penelitian kualitatif studi kasus untuk mendapatkan uraian dan penjelasan komprehensif mengenai berbagai aspek seorang individu, suatu kelompok, suatu organisasi (komunitas), suatu program, atau suatu situasi sosial. Peneliti studi kasus berupaya menelaah sebanyak mungkin data mengenai subjek yang diteliti, mereka sering menggunakan berbagai metode : wawancara (riwayat hidup), pengamatan, penelaahan dokumen, (hasil) survei, dan data apapun untuk menguraikan suatu kasus secara terinci.

11 digilib.uns.ac.id 11 B. Rumusan Masalah Berdasarkan masalah yang di ungkapkan pada latar belakang, maka dirumuskan beberapa permasalahan sebagai berikut : 1. Bagaimana karakter individu dilihat dari peran masing-masing individu sebagai inovator, early adopter, early majority, dan late majority di dalam proses difusi inovasi? 2. Bagaimana peran individu dalam proses difusi inovasi informasi kamera DSLR dilihat dari dua sisi, sebagai komunikator (message dissemiination) dan menjadi seorang komunikan (message reception)? C. Tujuan Penelitian 1. Mendeskripsikan dan menganalisis karakter individu dilihat dari peran masingmasing individu sebagai inovator, early adopter, early majority, dan late majority di dalam proses difusi inovasi. 3. Mendeskripsikan dan menganalisis peran individu dalam proses difusi inovasi kamera DSLR dilihat dari dua sisi, sebagai komunikator (message dissemiination) dan menjadi seorang komunikan (message reception). D. Manfaat Penelitian 1. Bagi ilmu komunikasi, penelitian diharapkan dapat memberikan referensi bagi pembangunan body of knowledge teori komunikasi yang tengah berkembang. 2. Bagi pembaca, diharapkan mampu memberikan manfaat praktis untuk menentukan saluran komunikasi yang efektif dalam proses difusi sebuah inovasi. 3. Bagi peneliti lain sebagai bahan acuan untuk melakukan penelitian lanjutan. Mengingat masih banyaknya lubang dari teori difusi inovasi yang masih bisa digali melalui penelitian lain.

12 digilib.uns.ac.id BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teori Untuk memahami bagaimana sebuah proses difusi inovasi dapat berjalan dalam sistem sosial khususnya dalam lingkungan fotografer profesional di Kota Solo dan Yogyakarta, peneliti akan mendeskripsikan beberapa aspek yang berperan penting dalam berhasilnya proses penciptaan dan penerimaan pesan tersebut. I. Komunikasi Peneliti melihat kajian penelitian ini sebagai sebuah fenomena komunikasi, untuk itu perlu adanya definisi komunikasi secara luas dan menyeluruh. Definisi komunikasi perlu dijelaskan di awal karena definisi mengenai komunikasi masih bersifat tentatif dan belum menemukan satu definisi yang disepakati bersama. Dalam beberapa dekade perumusan mengenai definisi komunikasi sangat berlimpah pun dengan perubahan mengenai definisi tersebut ikut mengalami perubahan secara terus menerus. Mungkin salah satu titik temu dalam memahami komunikasi adalah komunikasi merupakan sebuah proses. Proses merupakan sesuatu yang dinamis dan tidak bisa dikekang. David Berlo (lihat, Miller 2005 : 5) mengemukakan sebuah ide mengenai definisi proses sebagai sebuah kejadian atau hubungan yang bersifat dinamis dan terjadi secara terus menerus, selalu berubah, dan berkelanjutan. Proses tidak memiliki awal maupun akhir, tidak statis, melihat komunikasi sebagai proses interaksi dimana satu orang mempengaruhi orang lain. Seorang profesor komunikasi dari Michigan Tech University, Jennifer Slack menyadari betapa sulitnya mencari pehaman tunggal mengenai makna dari komunikasi tersebut, dalam buku A first look at communication theory, karya Em Griffin (2012 : 6), mengungkapkan bahwa : there is no single, absolute essence of communication that adequately explains the phenomena we study. Such a definition does not exist; neither is it merely awaiting the next brightest communication scholar to nail it down once and for all. 12

13 digilib.uns.ac.id 13 Penjelasan tersebut menunjukan betapa kompleks dan tentatif nya ilmu komunikasi. Dimana sulit mencari sebuah definisi yang bisa mencakup pemikiran beberapa ahli untuk meramunya menjadi sebuah konsep yang disepakati. Namun, dalam bukunya tersebut, Em Griffin (2012 : 6) mencoba memberikan sebuah pengertian sederhana mengenai definisi komunikasi. Communication is the relational process of creating and interpreting messages that elicit a response. Dari satu kalimat tersebut diatas dapat diambil arti bahwa komunikasi merupakan proses yang saling berhubungan dalam hal menciptakan pesan dan meng-interpretasikan pesan tersebut yang pada akhirnya menghasilkan sebuah respon. John Fiske (2012), dalam bukunya Introduction to Communication Studies: Second Edition juga melihat ilmu komunikasi sebagai sebuah multidisiplin ilmu, dirinya mencoba menarik kesimpulan lewat beberapa asumsi dari pemahamannya tersebut. Dari beberapa asumsi yang ditekankan, Fiske (2012) menekankan dua pokok atau esensi dari ilmu komunikasi, yakni komunikasi sebuah proses transmisi pesan antara seorang komunikator dan komunikan, sedangkan pokok yang kedua dia melihat komunikasi lebih kompleks communication as the production and exchange of meaning atau komunikasi adalah proses produksi dan pertukaran makna. Pokok kedua menekankan bagaimana pesan atau teks bisa dipahami dan menghasilkan interaksi antar manusia. Pendapat lain muncul dari Stephen W. Little John (2010), dalam bukunya Theories of Human Communication : Tenth Edition, menjelaskan bagaimana sebuah komunikasi tidak bisa dijabarkan dalam sebuah pengertian single namun harus dijelaskan menurut teori mana yang rasa cocok untuk anda sepenuhnya diserahkan pada bagaimana kita mampu memahami komunikasi sebagai sebuah teori. Dari pendapat beberapa ahli tersebut dapat ditarik beberapa kesimpulan bahwa proses komunikasi memiliki beberapa aspek penting yang ada di dalamnya. Disebutkan oleh Em Griffin (2012 : 6-7) tentang aspek-aspek penting komunikasi dilihat dari beberapa konsep commit yakni to user :

14 digilib.uns.ac.id 14 a. Message (pesan) Message atau pesan adalah salah satu aspek inti dalam proses komunikasi. Profesor Ilmu Komunikasi dari University of Colorado, Robert T. Craig menyebut bahwasanya komunikasi meliputi berbicara dan menulis, menulis dan membaca, menampilkan dan menyaksikan, atau secara umum melakukan apapun yang melibatkan pesan dalam berbagai media dan situasi. Dalam ranah komunikasi, pesan sering diidentikan dengan teks, yakni seperangkat rekaman pesan yang dapat dianalisa oleh orang lain, sebagai contoh buku, film, foto, atau contoh rekaman pidato maupun siaran pesan lewat televisi. b. Creation of Message (penciptaan pesan) Pada proses ini seseorang akan melakukan proses menyusun, membentuk, merangkai, mengadopsi, dan memilih pesan mana yang akan dia sampaikan pada orang lain. c. Interpretation of Message (interpretasi pesan) Messages do not interpret themselves. Pesan tidak akan mengintrepretasikan dirinya sendiri. Words don t mean things, people mean things Kata tidak berarti sesuatu, orang lah yang memberi arti kepadanya. Dari dua kalimat di atas dapat dikatakan bahwa interpretasi pesan merupakan dua hubungan kausal antara seorang komunikator dengan komunikannya. Herbert Blumer (lihat, Griffin 2012 : 55) mengenai fase ini disebut dengan Humans act toward people or things on the basis of the meanings they assign to those people or things. Manusia berperilaku untuk menghadapi orang lain atau sesuatu berdasar makna yang mereka tetapkan untuk orang atau hal tersebut. Kata dan simbol lain terbuka atas berbagai interpretasi yang disematkan kepadanya. Komunikasi merupakan simbolik, karena itu kita tidak memiliki akses untuk mengetahui pikiran atau maksud seseorang, apa yang kita mampu adalah mengintepretasikan pemikiran atau perasaan seseorang lewat pemahaman simbolik tersebut. Kita menciptakan simbol untuk memahami makna-makna tertentu.

15 digilib.uns.ac.id 15 Griffin (2012 : 8) membagi dua bentuk komunikasi sebagai sebuah proses yang saling mempengaruhi. Keduanya dijabarkan sebagai berikut : a. Relational Process (proses yang saling berhubungan) Komunikasi adalah sebuah proses, komunikasi bersifat sangat dinamis dan tidak pernah sama. Celeste Condit, seorang ahli retorika, menyebutkan bahwa komunikasi cenderung melihat pada proses dibandingkan konten di dalamnya. Komunikasi disebut sebagai proses yang saling berhubungan dikarenakan komunikasi bukan hanya menunjukan hubungan antara manusia satu dengan lainnya namun, juga melihat pada efek yang muncul yang mampu mempengaruhi hubungan antara manusia tersebut. b. Message That Elicit of Response (pesan yang menimbulkan respon) Pada tahapan ini akan disinggung mengenai bagaimana sebuah pesan akan menimbulkan respon / tindakan bagi penerimanya. Respon ini terkait bagaimana sebuah pesan mampu memberikan reaksi baik kognitif, emosional, sampai pada perilaku penerimanya. Dikutip oleh Julia T. Wood (2011 : 16) dalam bukunya, Communication Mosaic mengutip pernyataan dari Pinker, et al. bahwa ada dua tingkatan dalam memahami makna tersebut yakni, content level yang bermakna tingkatan isi dari makna yang bersifat literal (harfiah) dan tingkatan kedua adalah relationship level of meaning yang menunjukan hubungan antar komunikator yang terlibat. II. Proses Komunikasi Proses komunikasi secara singkat menjelaskan bagaimana komunikasi terjadi, siapa dan apa saja yang terlibat dalam proses tersebut. Beberapa ahli telah menunjukan beberapa model proses komunikasi untuk memudahkan para sarjana komunikasi memahami rangkaian proses tersebut. Proses komunikasi secara linear dikenalkan oleh Laswell (1948) dimana komunikasi sebagai proses satu arah, dimana seseorang berusaha mempengaruhi orang lain, atau sering disebut dengan model transmisi komunikasi. Pada tahun 1949, Shannon dan Weaver (lihat, Wood 2011 : 16) menyempurnakan gagasan dari Laswell dengan menambahkan konsep noise

16 digilib.uns.ac.id 16 (gangguan). Gangguan adalah segala sesuatu yang menginterfensi makna komunikasi yang sebenarnya. Information source Transmitter Receiver Destination Message Signal Noise source Received signal Message Sender Message Receiver Gambar 2.1 The Linear Model of Communication Kritik mengenai pola komunikasi tersebut dikemukakan oleh Gronbeck (lihat, Wood 2011 : 17), The major shortcoming of the early models was that they portrayed communication as flowing in only one direction, from a sender to a receiver. Ketika komunikasi dipandang sebagai sebuah proses dimana seorang komunikator mengirimkan pesan pada komunikan, komunikasi tersebut bersifat linear, karena seorang komunikan hanya pasif menerima pesan dari seorang komunikator. Berbeda dengan konsep terdahulu, Wilbur Schramm (lihat, Wood 2011 : 17) memunculkan konsep feedback yakni sebuah respon atas pesan bisa berupa respon verbal maupun non verbal. Wilbur Schramm menambahkan bahwa semakin banyak perangkat pengalaman yang dimiliki komunikator untuk menyampaikan dan menginterpretasikan pesan, maka semakin baik pemahaman yang akan terjadi satu sama lain.

17 digilib.uns.ac.id 17 Field of experience Message Field of experience Encoder Source Decoder Decoder Receiver Encoder Feedback Gambar 2.2 The Interactive Model of Communication III. Level Komunikasi Beberapa ahli mengelompokan komunikasi dalam berbagai tingkatan sesuai dengan keterlibatan individu dalam proses tersebut. Diungkapkan oleh Julia T. Wood dalam Communication Mosaics (2011 : 34-36) tingkatan (level) komunikasi tersebut adalah sebagai berikut : 1. Komunikasi Intrapersonal Komunikasi dengan diri sendiri atau self talk merupakan proses kognitif bagaimana seorang individu melakukan komunikasi dengan dirinya sendiri. Komunikasi intrapersonal mampu membantu individu dalam merumuskan pola komunikasi yang tepat serta hasil yang dia inginkan dalam rangka berkomunikasi dengan individu yang lebih luas (komunikasi organisasi). 2. Komunikasi Interpersonal Komunikasi interpersonal secara harfiah diartikan sebagai komunikasi antar individu. Semakin banyak personal yang kita libatkan dalam sebuah komunikasi maka proses komunikasi menjadi semakin interpersonal. Komunikasi disebut sebagai interpersonal ketika terjadi proses interaksi secara interaktif antar individu dalam rangka memberikan pengaruh satu sama lain, umumnya untuk menjaga sebuah hubungan. Komunikasi interpersonal harus melibatkan individu secara interaktif, bukan monolog individu harus terlibat dalam interaksi maupun memberikan reaksi dalam sebuah interaksi interpersonal. Komunikasi interpersonal memiliki peranan penting dalam

18 digilib.uns.ac.id 18 menjaga sebuah hubungan, komunikasi interpersonal menciptakan reaksi mendengar dan merespon, memberi dan menerima pesan untuk menciptakan keharmonisan dalam interaksi melalui interpretasi pesan verbal maupun non verbal. 3. Group Communication Komunikasi dalam sebuah grup terjadi ketika beberapa individu berinteraksi dalam sebuah kelompok kecil. Sebagai makhluk sosial, individu harus bekerja secara kolektif dalam sebuah kelompok atau tim. Grup kecil ini atau smallgroup communication adalah sebuah bentuk transaksi pesan verbal dan non verbal antara tiga atau sekitar lima belas orang atau lebih yang memiliki kesamaan tujuan, memiliki rasa memiliki dalam sebuah grup dan mempengaruhi satu sama lain. Individu yang tergabung dalam sebuah grup memiliki beberapa kecenderungan yakni berusaha mencapai tujuan tertentu lewat interaksi antar individu di dalamnya. Individu dalam sebuah grup sangat berpotensial mempengaruhi tindakan dan respon anggota grup lainnya. 4. Public Communication Komunikasi publik terjadi ketika pembicara (komunikator) melakukan proses transmisi pesan pada orang lain untuk memberikan informasi, membujuk atau menghibur. Retorika adalah salah satu bentuk komunikasi publik dimana retorika merupakan proses menemukan makna tertentu dalam melakukan persuasi pada situasi tertentu. Seorang pembicara yang bagus mampu memahami cara berkomunikasi mereka dan bagaimana mereka berinteraksi dengan audiens. 5. Komunikasi Organisasi Komunikasi organisasi berkembang menjadi sebuah media pertukaran pesan dalam organisasi untuk meningkatkan kinerja, kepemimpinan, hingga proses pengambilan keputusan. Komunikasi organisasi melihat bagaimana hubungan antara atasan dan bawahan dalam sebuah organisasi, tentang bagaimana pimpinan mampu menjaga hubungan untuk meningkatkan mutu organisasi. Komunikasi menjadi penting ketika dalam sebuah organisasi yang terdiri atas berbagai ras dan kategori yang berbeda berkumpul, menjadi tantangan

19 digilib.uns.ac.id 19 tersebdiri bagi seorang komunikator untuk memahami keberagaman gaya komunikasi dalam sebuah organisasi. 6. Komunikasi Massa Komunikasi massa, adalah sebuah proses dimana individu, grup atau masyarakat, atau organisasi yang lebih luas (besar) menciptakan pesan dan mentransmisikannya kepada masyarakat luas, anonymous, dan audiens yang terdiri atas beragam tipe. Tipe komunikator dalam komunikasi massa biasanya merupakan komunikator profesional atau organisasi khusus dengan budget besar. Sifat pesannya massal dan bermacam tipe. Feedback dalam komunikasi massa secara umum tidak langsung dan terlambat. Perkembangan teknologi baru, baik televisi maupun internet memberikan kemudahan penyebaran pesan secara masif. Komunikasi massa menurut Littlejohn (2010 : 304) adalah proses dimana organisasi media memproduksi dan mentransmisikan pesan kepada publik yang lebih luas dan proses bagaimana pesan tersebut dicari, digunakan, dan dipahami, dan mempengaruhi audiens. Dalam menggambarkan komunikasi massa ini, Liitle John (2010) menggambarkan sebuah model organisasi. Sarjana komunikasi menyadari dua wajah komunikasi massa, satu wajah menghadap sosial budaya dan satu wajah menghadap media sebagai institusi.

20 digilib.uns.ac.id 20 (2) Institutional Links (3) Personal Links (Marxist theory) (Network and Diffusion Theory) SOCIETAL STRUCTURES AND CULTURE (1) Media Content and Structure AUDIENCES (Innis and Mc Luhan) (Semiotics) (4) Cultural Outcome (5) Individual Outcome (Functional Theory) (Effects Research) (Cultivation Theory) (Agenda Setting) (Spiral of Silence) (Uses and Gratification) (Dependency Theory) Gambar 2.3 An Organizing Model Dari diagram diatas, dapat dilihat pengaruh media ke audiens merupakan pemetaan teori-teori penggunaan media yang mempengaruhi khalayak. Dari pemetaan terlihat teori difusi inovasi menjelaskan pengaruh media di mikro level adalah pengaruh isi media ke khalayak. Isi media kepada khalayak bukan melihat efek, namun lebih pada individu yang mengalami pengaruh media. Difusi inovasi melihat pada peran-peran individu yang terlibat di dalamnya. IV. Difusi Inovasi Dalam penelitian ini, peneliti ingin melihat proses difusi inovasi sebagai proses bagaimana sebuah inovasi mengalami proses difusi sampai akhirnya bisa diaplikasi kan oleh beberapa adopter. Proses difusi dilihat sebagai bentuk komunikasi khusus yang dilakukan oleh seorang komunikator melalui beberapa saluran komunikasi untuk dapat diterima oleh komunikator. Ada dua bahasan pokok dalam penelitian ini, yakni bagaimana sebuah pesan disebarkan (message dissemination) dan bagaimana sebuah pesan diterima / diintepretasikan (message reception). Ada pula dua peranan individu yang ingin dilihat peneliti di dalam

21 digilib.uns.ac.id 21 penelitian ini, yakni bagaimana peran seorang individu / organisasi menjadi seorang komunikator dalam penyebaran pesan (message dissemination) dan bagaimana peran individu ketika dia menjadi seorang komunikan yang menerima pesan (message reception). Sebelum membahas kedua pokok proses komunikasi tersebut, peneliti ingin membahas beberapa aspek pokok bahasan dalam proses difusi inovasi tersebut. Apakah yang dimaksud difusi inovasi itu? Rogers (1983 : 5) Diffusion is the process by which an innovation is communicated through certain channels over time among the members of a social system. It is a special type of communication, in that the messages are. concerned with new ideas. Communication is a process in which participants create and share information with one another in order to reach a mutual understanding. (Rogers and Kincaid, 1981). Rogers (1983 : 163) menyebut proses difusi inovasi sebagai tindakan mengkomunikasikan sebuah pesan atau ide mengenai sebuah hal baru (inovasi) untuk dapat digunakan sebagai alat menyelesaikan problem atau masalah yang sudah ada. The innovation-decision process is the process through which an individual (or other decision-making unit) passes from first knowledge of an innovation, to forming an attitude toward the innovation, to a decision to adopt or reject, to implementation of the new idea, and to confirmation of this decision. This process consists of a series of actions and choices over time through which an individual or an organization evaluates a new idea and decides whether or not to incorporate the new idea into ongoing practice. This behavior consists essentially of dealing with the uncertainty that is inherently involved in deciding about a new alternative to those previously in existence. Rogers (1983 : 11), menyebut setidaknya ada empat elemen pokok dalam proses difusi inovasi, yakni : 1. The Innovation (Inovasi) Inovasi adalah gagasan, ide, praktek, atau objek yang diterima sebagai sesuatu yang baru oleh seorang individu atau unit adopter lainnya. Sifat baru dari inovasi ini sangat tergantung pada reaksi individu atas inovasi tersebut. Sesuatu dikatakan baru bisa diungkapkan melalui terminologi pengetahuan, persuasi, atau commit keputusan to user untuk mengadopsi.

22 digilib.uns.ac.id 22 Karakter sebuah inovasi menurut Rogers (1983 : ) harus memiliki beberapa syarat yang mempengaruhi penerimaan oleh seorang individu terhadap inovasi yakni sebagai berikut : a. Relative Advantage (Kegunaan Relatif) Adalah sebuah tingkatan dimana inovasi diterima sebagai sesuatu yang lebih baik untuk menggantikan sebuah ide. Tingkat relatifitas ini bisa diukur melalui faktor ekonomi, kepuasan, dan kecocokan dalam menggunakan sebuah inovasi. Makin tinggi sebuah keuntungan relatif dari inovasi, maka makin cepat pula sebuah adopsi akan terjadi. b. Compatibility (Kecocokan) Adalah sebuah tingkatan dimana sebuah inovasi diterima karena konsisten dengan nilai-nilai yang sudah ada, pengalaman masa lalu, dan kebutuhan oleh adopter potensial. c. Complexity (Kompleksitas/Kerumitan) Adalah sebuah tingkatan dimana sebuah inovasi dilihat dari sisi kesulitan untuk memahami dan menggunakannya. Beberapa inovasi sudah siap untuk dipahami oleh beberapa anggota sistem sosial : anggota yang lain mungkin merasa rumit dan lambat dalam mengadopsi. d. Trialability (Percobaan) Adalah tingkatan dimana sebuah inovasi dapat di eksperimen dengan batasan dasar. Sebuah inovasi atau ide baru yang bisa dicoba dalam rencana instalasi akan lebih cepat diadopsi dibanding sebuah ide baru yang tidak bisa dicoba. e. Observability (Observatif) Adalah sebuah tingkatan dimana hasil dari sebuah inovasi dapat dilihat oleh orang lain. Makin mudah sebuah hasil inovasi diamati oleh seseorang, maka inovasi tersebut akan mudah untuk diadopsi.

23 digilib.uns.ac.id Communication Channels (Saluran Komunikasi) Difusi adalah bentuk komunikasi khusus dimana informasi yang ditukar berkenaan dengan sebuah ide baru. Esensi dari proses difusi ini adalah pertukaran informasi dimana seorang individu mengkomunikasikan ide baru kepada individu lain. Sedangkan saluran komunikasi merupakan sarana atau alat dimana pesan / ide baru disampaikan kepada orang lain. Ada dua saluran menurut Rogers (1983 : 17) yang lazim digunakan, yakni mass media channels dan interpersonal channels. Mass media adalah segala sesuatu yang digunakan sebagai sarana transmisi pesan, meliputi radio, televisi, koran, dan lainnya yang memungkinkan sumber untuk mencakup beberapa audiens. Di sisi lain, saluran interpersonal lebih efektif untuk membujuk seorang mengadopsi ide baru, khususnya jika channel interpersonal tersebut menghubungkan dua atau lebih individu yang berdekatan. 3. Time (Waktu) Rogers (1983 : 20) variabel waktu dalam proses difusi ini meliputi : a. Pada proses keputusan difusi inovasi, dimana individu melewati proses pengetahuan pertama dari sebuah inovasi meliputi, penerimaan atau penolakan. b. Pada kemampuan inovasi oleh individu dan unit adopter lain, dimana relativitas secara cepat atau lambat sebuah inovasi dapat diterima dibanding individu lain dalam sistem. c. Tingkatan adopsi dalam sebuah sistem, biasanya periode waktu diukur sebagai jumlah anggota dari sistem sosial yang mengadopsi sebuah inovasi. 4. A Social System (Sistem Sosial) Sistem sosial adalah seperangkat unit yang saling berkomitmen dalam rangka kerjasama untuk menyelesaikan masalah dan meraih tujuan tertentu. Sebuah sistem sosial yang ada dalam masyarakat ikut menentukan apakah sebuah inovasi dapat ditransmisikan commit to dengan user baik. Sistem sosial memberikan

24 digilib.uns.ac.id 24 batasan atas sebuah difusi yang terjadi dalam masyarakat, sistem sosial seperti norma, pendapat opinion leader, tipe difusi yang terjadi, konsekuensi dari difusi itu sendiri memegang peranan penting (Rogers 1983 : 20). Gambar 2.4 A paradigm of variables determining the rate of adoption of innovations Dari gambar diatas Rogers (1983) menjelaskan beberapa elemen yang mampu mempengaruhi tingkat kecepatan adopsi sebuah inovasi. Cepat atau tidaknya sebuah inovasi bisa diadopsi oleh adopter setidaknya bisaa ditinjau dari sifat inovasi itu sendiri, tipe keputusan pengambilan keputusan, saluran komunikasi yang dipergunakan, sifat sistem sosial dalam masyarakat, dan usaha dari agen perubah untuk melakukan usaha promosi. Menurut Littlejohn dan Foss (2010 : 380), disebutkan kunci dari teori difusi inovasi adalah : 1. Adanya Change agents, yakni orang-orang yang berinisiatif atas sebuah inovasi, mengambil peran besar sebagai sumber informasi dari sebuah inovasi. 2. Persepsi adopter mengenai pentingnya sebuah inovasi untuk disebarkan. 3. Proses adopsi, yang secara khusus dimulai melalui kontak komunikasi interpersonal dalam jaringan yang mempengaruhi.

25 digilib.uns.ac.id 25 Rogers (1983 : ), dalam bukunya Diffusion of Innovations, menyatakan bahwa sebuah inovasi bisa mengalami proses difusi, setelah melalui beberapa tahapan, yakni : 1. Kesadaran Akan Adanya Masalah atau Kebutuhan Salah satu cara dimana proses inovasi berkembang adalah dimana muncul kesadaran mengenai adanya problem atau masalah yang mendorong adanya penelitian dan pengembangan yang didesain untuk menciptakan sebuah inovasi yang mampu memecahkan problem/masalah. Dalam beberapa kasus, seorang peneliti mungkin akan menghadapi masalah dan menciptakan penelitian untuk menemukan solusi). 2. Penelitian Dasar dan Penerapan Seringkali dalam berbagai penelitian, inovasi memiliki sinonim dengan teknologi, dimana kedua hal ini memiliki kesamaan, yakni : Technology is a design for instrumental action that reduces the uncertainty in the cause-effect relationships involved in achieving a desired outcome. A technology usually has hardware and software components. Our definition implies some need or problem. The tool has (1) a material aspect (the equipment, products, etc.), and (2) a software aspect, consisting of knowledge, skills, procedures, and/or principles that are an information base for the tool. 3. Pengembangan Pengembangan dari inovasi adalah proses meletakan sebuah gagasan baru dalam sebuah bentuk yang diharapkan mampu memenuhi kebutuhan audiens / adopter potensial. 4. Komersialisasi Inovasi sering dihasilkan melalu berbagai aktivitas penelitian; mereka biasanya dihasilkan dalam sebuah paket yang siap diadopsi langsung oleh pemakai. Karena seperti halnya pengemasan dari hasil penelitian sebuah inovasi yang biasanya dikerjakan oleh perusahaan swasta, tingkatan ini dalam proses pengembangan teknologi biasa disebut komersialisasi. Komersialisasi adalah, produksi, manufaktur, pengemasan, marketing dan distribusi produk yang membungkus sebuah inovasi.

26 digilib.uns.ac.id Difusi dan Adopsi Proses ini adalah saat yang paling sulit dalam rangkaian pengembangan inovasi dimana produsen menentukan sebuah produk inovasi akan disebarkan dan diadopsi kepada audiens luas. Pada tahap ini adaptor akan menentukan apakah sebuah ide atau gagasan baru bisa diterima atau ditolak oleh adaptor. Titik yang sangat penting dalam proses pengembangan inovasi adalah keputusan untuk memulai men-difusi inovasi kepada adaptor potensial. Pada titik ini sistem penelitian/pengembangan/komersialisasi harus berhubungan dengan agen-agen difusi yang akan mengkomunikasikan inovasi kepada pengguna.) Dikutip dari jurnal karya Ozaki dan Mark (2010 : 321) yang berjudul Adopting Consuming and dikemukakan bahwasanya : Consumers make decisions to adopt innovations for a variety of reasons that can be socially influenced or personal. 6. Konsekuensi Fase final dalam proses pengembangan inovasi ini adalah konsekuensi dari inovasi itu sendiri. Pada tingkatan ini masalah asli/kebutuhan yang meliputi seluruh proses baik yang dapat diselesaikan atau belum diselesaikan oleh inovasi. Seringkali masalah baru/kebutuhan mungkin disebabkan oleh inovasi sehingga putaran inovasi baru akan diciptakan). Unsur-unsur dalam difusi inovasi menunjukan bagaimana kompleksnya proses difusi sebagai bentuk komunikasi khusus. Untuk memahami lebih mengerucut kepada proses komunikasi tersebut, peneliti mencoba menguraikan bagaimana proses difusi inovasi terjadi dalam sebuah sistem sosial.

27 digilib.uns.ac.id 27 Proses Difusi Inovasi Rogers (1983 : 163) melihat difusi inovasi sebagai proses dimana individu melewati proses pertama dari pengetahuan mengenai inovasi. Proses ini terjadi atas beberapa seri tindakan dan pemilihan berulang dimana seorang individu ataupun mengevaluasi munculnya ide baru untuk selanjutnya menentukan apakah bekerjasama menerima inovasi atau tidak untuk selanjutnya bisa dikerjakan melalui praktek berkelanjutan. Gambaran tentang beberapa tahapan dalam proses pengambilan keputusan dalam difusi inovasi dijelaskan sebagai berikut (Rogers 1983 : ) : a. Knowledge Pada tahapan ini, individu atau unit pengambilan keputusan lain merasakan terpaan inovasi yang ada dan mencapai pemahaman bagaimana inovasi tersebut berfungsi. Pada fase ini sesorang akan mempertimbangkan kebutuhan dan perhatian terhadap sebuah inovasi. Dengan kata lain seseorang akan sadar terhadap kebutuhan dan mulai mencari informasi yang mengurangi keraguan terhadap sebuah inovasi melalui proses pencarian informasi. Ketika kebutuhan akan sebuah inovasi semakin tinggi, akan terjadi proses pencarian informasi yang dilakukan oleh individu. Tipe pencarian informasi pada tahapan ini dapat dijabarkan menjadi, software information, yang terdapat pada inovasi itu sendiri dan mampu mengurangi ketidakpastian tentang hubungan sebab dan akibat yang terlibat dalam rangka meraih hasil yang kita inginkan (seperti menyadari adanya kebutuhan dan masalah individu), how-to knowledge yang terdiri atas penggunaan informasi penting untuk menggunakan inovasi dengan benar. Ketika seorang individu tidak mendapat informasi memadai pada tahapan ini, maka mereka akan menolak atau tidak meneruskan sebuah inovasi. Principles knowledge terdiri atas informasi yang berkenaan dengan fungsi dasar yang menjadi pokok bagaimana sebuah inovasi bekerja. Kebanyakan, seorang change agents akan berkonsentrasi pada usaha untuk menciptakan pengetahuan dalam tahapan awareness atau penciptaan kesadaran individu, meskipun tujuan ini bisa dicapai lebih efisien pada beberapa tahapan sistem masyarakat commit melalui to user saluran media massa.

TOPIK SEMBILAN. Drs. Rudi Susilana, M.Si Jurusan Kurikulum dan Teknologi Pendidikan - FIP - UPI

TOPIK SEMBILAN. Drs. Rudi Susilana, M.Si Jurusan Kurikulum dan Teknologi Pendidikan - FIP - UPI TOPIK SEMBILAN TUJUAN PEMBELAJARAN Menjelaskan konsep divusi dan inovasi Mengidentifikasi ciri-ciri inovasi Mendeskripsikan masing-masing komponen inovasi Menganalisis sifat-sifat inovasi Menjelaskan inovasi

Lebih terperinci

PENDIDIKAN. Oleh : Suyantiningsih, M.Ed. Jur. KTP FIP

PENDIDIKAN. Oleh : Suyantiningsih, M.Ed. Jur. KTP FIP PENDIDIKAN Oleh : Suyantiningsih, M.Ed. Jur. KTP FIP DEFINISI Difusi adalah proses inovasi yang dikomunikasikan melalui saluran-saluran tertentu kepada anggota sistem sosial Komunikasi adalah sebuah proses

Lebih terperinci

POLA PROSES PENYEBARAN DAN PENERIMAAN INFORMASI TEKNOLOGI KAMERA DSLR

POLA PROSES PENYEBARAN DAN PENERIMAAN INFORMASI TEKNOLOGI KAMERA DSLR 146 Komuniti, Vol. 9, No. 2, September 2017 p-issn: 2087-085X, e-issn: 2549-5623 POLA PROSES PENYEBARAN DAN PENERIMAAN INFORMASI TEKNOLOGI KAMERA DSLR Sidiq Setyawan Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas

Lebih terperinci

Praktikum Perilaku Konsumen

Praktikum Perilaku Konsumen Modul ke: Praktikum Perilaku Konsumen Difusi dan Inovasi Konsumen Fakultas EKONOMI DAN BISNIS Ade Permata Surya, S.Gz., MM. Program Studi MANAJEMEN www.mercubuana.ac.id Definisi Inovasi dan Difusi Inovasi

Lebih terperinci

DIFUSI INOVASI. Agustina Bidarti Fakultas Pertanian Unsri

DIFUSI INOVASI. Agustina Bidarti Fakultas Pertanian Unsri DIFUSI INOVASI M ETODE PENGEMBANGAN PARTISIPATIF Agustina Bidarti Fakultas Pertanian Unsri Faktor yang Mempengaruhi Kecepatan Adopsi 1. Sifat inovasi (keuntungan relatif, kompabilitas, kompleksitas, triabilitas,

Lebih terperinci

ELEMEN DIFUSI. Yogi Suwarno.

ELEMEN DIFUSI. Yogi Suwarno. ELEMEN DIFUSI Yogi Suwarno www.difusiinovasi.co.cc Difusi Diffusion is the process by which (1) an innovation (2) is communicated through certain channels (3) over time (4) among the members of a social

Lebih terperinci

KEJELASAN KOMUNIKASI BERDASARKAN UNSUR KOMUNIKASI

KEJELASAN KOMUNIKASI BERDASARKAN UNSUR KOMUNIKASI Dewi Ma rufah H 0106006 KEJELASAN KOMUNIKASI BERDASARKAN UNSUR KOMUNIKASI Komunikasi merupakan aspek yang tidak bisa dipisahkan dari kehidupan manusia. Komunikasi yang baik tentunya akan menciptakan hubungan

Lebih terperinci

Pendahuluan. Inovasi, teknologi dan temuan baru atau introduksi sesuatu belum tentu langsung

Pendahuluan. Inovasi, teknologi dan temuan baru atau introduksi sesuatu belum tentu langsung Pendahuluan Inovasi, teknologi dan temuan baru atau introduksi sesuatu belum tentu langsung diterima oleh petani. Kajian adopsi dan difusi inovasi pertanian penting dilakukan untuk mendapatkan strategi

Lebih terperinci

Tujuan dan Akibat Komunikasi. Dra. Dwi Pangastuti Marhaeni, M.Si

Tujuan dan Akibat Komunikasi. Dra. Dwi Pangastuti Marhaeni, M.Si Tujuan dan Akibat Komunikasi Dra. Dwi Pangastuti Marhaeni, M.Si Tujuan Komunikasi Tujuan Komunikasi dari Sudut kepentingan sumber Tukjuan Komunkasi dari sudut kepentingan penerima 1. memberikan informasi

Lebih terperinci

Modul ke: Komunikasi Massa. Model Model Komunikasi. Radityo Muhammad, SH.,M.A. Fakultas FIKOM. Program Studi Public Relations

Modul ke: Komunikasi Massa. Model Model Komunikasi. Radityo Muhammad, SH.,M.A. Fakultas FIKOM. Program Studi Public Relations Modul ke: Komunikasi Massa Model Model Komunikasi Fakultas FIKOM Radityo Muhammad, SH.,M.A Program Studi Public Relations Pengertian Model Pengertian Model Penjelasan (Explanation) Teori Dari Suatu Fenomena.

Lebih terperinci

Dalam konteks difusi inovasi menuju adopsi final itulah Rogers (1983) menawarkan karakteristik yang dapat membantu mengurangi ketidakpastian tentang

Dalam konteks difusi inovasi menuju adopsi final itulah Rogers (1983) menawarkan karakteristik yang dapat membantu mengurangi ketidakpastian tentang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Teori difusi inovasi yang dikembangkan Everett M Rogers dikenal luas sebagai teori yang membahas keputusan inovasi. Melalui buku Diffusion of Innovation (DOI), Rogers

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Penggunaan kamera DSLR (Digital Single Lens Reflect) telah menjadi hal

BAB I PENDAHULUAN. Penggunaan kamera DSLR (Digital Single Lens Reflect) telah menjadi hal BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penggunaan kamera DSLR (Digital Single Lens Reflect) telah menjadi hal baru bagi masyarakat Indonesia. Kamera DSLR yang pada awalnya lebih banyak dimiliki oleh para

Lebih terperinci

Latar Belakang PENDAHULUAN

Latar Belakang PENDAHULUAN PENDAHULUAN Latar Belakang Kegiatan penyuluhan pertanian yang dilaksanakan di berbagai daerah, termasuk Maluku, tidak saja mempunyai andil yang cukup penting dalam sektor pertanian, tetapi telah pula menimbulkan

Lebih terperinci

Luas Lingkup Komunikasi. Drs. Alex Sobur, M.Si. Tine A. Wulandari, S.I.Kom.

Luas Lingkup Komunikasi. Drs. Alex Sobur, M.Si. Tine A. Wulandari, S.I.Kom. Luas Lingkup Komunikasi Drs. Alex Sobur, M.Si. Tine A. Wulandari, S.I.Kom. Untuk Apa Kita Berkomunikasi? (Berbagai Kekeliruan dalam Memahami Komunikasi) Tidak ada yang sukar tentang komunikasi. Komunikasi

Lebih terperinci

HAND-OUT MATAKULIAH INOVASI DAN DIFUSI PENDIDIKAN. (Suyantiningsih, M.Ed.)

HAND-OUT MATAKULIAH INOVASI DAN DIFUSI PENDIDIKAN. (Suyantiningsih, M.Ed.) HAND-OUT MATAKULIAH INOVASI DAN DIFUSI PENDIDIKAN (Suyantiningsih, M.Ed.) PENDAHULUAN Dalam sejarah Amerika Serikat, teori difusi inovasi telah ada sejak tahun 1950-an. Dalam konteks sejarah yang dimaksud,

Lebih terperinci

TEORI KOMUNIKASI KONTEKS BUDAYA DAN MASYARAKAT

TEORI KOMUNIKASI KONTEKS BUDAYA DAN MASYARAKAT PENYEBARAN INFORMASI DAN PENGARUH Teori Komunikasi-1, Sesi 14 Hipotesis Dua Langkah Lazarsfeld TEORI KOMUNIKASI KONTEKS BUDAYA DAN MASYARAKAT PENYEBARAN INFORMASI DAN PENGARUH: Hipotesis Dua Langkah Lazarsfeld

Lebih terperinci

Komunikasi Bisnis Kelompok 7 1

Komunikasi Bisnis Kelompok 7 1 1.1 Pengertian Komunikasi bisnis adalah komunikasi yang digunakan dalam dunia bisnis ynag mencakup berbagai macam bentuk komunikasi baik komunikasi verbal maupun non verbal. Berikut ini merupakan beberapa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. harus menghadapi persaingan yang ketat. Dalam era perkembangan zaman yang UKDW

BAB I PENDAHULUAN. harus menghadapi persaingan yang ketat. Dalam era perkembangan zaman yang UKDW BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan dunia usaha yang semakin pesat ini menjadikan perusahaan harus menghadapi persaingan yang ketat. Dalam era perkembangan zaman yang semakin cepat dan batas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam kehidupan dapat terekam dan terus terkenang. Di era kemajuan

BAB I PENDAHULUAN. dalam kehidupan dapat terekam dan terus terkenang. Di era kemajuan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada saat ini Indonesia sedang menghadapi era globalisasi serta perkembangan teknologi yang semakin cepat. Indonesia harus mempersiapkan diri dan mampu terjun dalam

Lebih terperinci

ORGANIZATIONAL COMMUNICATION. Communication

ORGANIZATIONAL COMMUNICATION. Communication ORGANIZATIONAL COMMUNICATION Communication Communication The power of communication Ways to make communication more effective Nearly 70 percent of their waking hours communicating Writing, reading, speaking

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian. Perkembangan era komunikasi pada saat ini sudah semakin maju. Masyarakat

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian. Perkembangan era komunikasi pada saat ini sudah semakin maju. Masyarakat BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Perkembangan era komunikasi pada saat ini sudah semakin maju. Masyarakat mulai mengandalkan segala sesuatu yang serba instan dalam pemenuhan kebutuhan mereka.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. komunikasi agar membawa dampak optimal untuk organisasi, publik, maupun kepentingan bisnis menuju ke arah yang lebih baik.

BAB I PENDAHULUAN. komunikasi agar membawa dampak optimal untuk organisasi, publik, maupun kepentingan bisnis menuju ke arah yang lebih baik. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Hasil dari sebuah program komunikasi, pada dasarnya diawali oleh perencanaan yang matang di bidang komunikasi. Perencanaan yang baik, tepat, akurat akan mendorong

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Manusia sebagai makhluk sosial pada dasarnya mempunyai sifat untuk

BAB I PENDAHULUAN. Manusia sebagai makhluk sosial pada dasarnya mempunyai sifat untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Konteks Penelitian Manusia sebagai makhluk sosial pada dasarnya mempunyai sifat untuk bersosialisasi, bekerjasama dan membutuhkan keberadaan manusia yang lainnya. Untuk itu keberadaan

Lebih terperinci

Integrated Marketing Communication (IMC) : Pengantar Umum

Integrated Marketing Communication (IMC) : Pengantar Umum BAB 1 PENDAHULUAN Modul ini merupakan kerja Tim yang tergabung dalam tim Marketing Communication (Komunikasi Pemasaran). Marketing communication merupakan salah satu unsur penting dalam proses pemasaran

Lebih terperinci

KOMUNIKASI ORGANISASI

KOMUNIKASI ORGANISASI Modul ke: KOMUNIKASI ORGANISASI KONSEP UTAMA KOMUNIKASI ORGANISASI Fakultas Ilmu Komunikasi Oni Tarsani, S.Sos.I., M.Ikom Program Studi Public Relation www.mercubuana.ac.id 1. Komunikasi Komunikasi adalah

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. KOMUNIKASI Sebelum membahas mengenai tinjuan pustaka dan teori yang akan digunakan dalam bab II ini, penulis ingin menjelaskan secara singkat apa itu komunikasi menurut para

Lebih terperinci

HAMBATAN, EFEK dan TEORI EFEK KOMUNIKASI MASSA dalam SOSIOLOGI KOMUNIKASI

HAMBATAN, EFEK dan TEORI EFEK KOMUNIKASI MASSA dalam SOSIOLOGI KOMUNIKASI HAMBATAN, EFEK dan TEORI EFEK KOMUNIKASI MASSA dalam SOSIOLOGI KOMUNIKASI Hambatan dalam kegiatan komunikasi Efektivitas proses komunikasi Beberapa Hambatan dalam Komunikasi Massa Hambatan Psikologis Hambatan

Lebih terperinci

2.1 Strategi Komunikasi Pemasaran

2.1 Strategi Komunikasi Pemasaran BAB II KERANGKA KONSEP DAN TEORI Teori adalah sebuah sistem konsep abstrak yang mengindikasikan adanya hubungan diantara konsep konsep yang membantu kita memahami sebuah fenomena. Suatu teori adalah suatu

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Komunikasi adalah suatu proses penyampaian informasi (pesan, ide, gagasan)

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Komunikasi adalah suatu proses penyampaian informasi (pesan, ide, gagasan) BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Komunikasi Komunikasi adalah suatu proses penyampaian informasi (pesan, ide, gagasan) dari sutu pihak ke pihak lain. Pada umumnya komunikasi dilakukaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Komunikasi mempunyai definisi yaitu sebuah transmisi sebuah pesan dari sumber kepada penerima, lebih dari 50 tahun konsep komunikasi dikemukakan olehn Harold Lasswell,

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Komunikasi 2.1.1 Pengertian Komunikasi Komunikasi adalah hal terpenting dalam kehidupan manusia. Sebagai makhluk sosial, komunikasi sudah menjadi kebutuhan sehari-hari yang harus

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA. eksistensinya ditengah industri penyiaran televisi. Wawancara pun dilakukan

BAB IV ANALISIS DATA. eksistensinya ditengah industri penyiaran televisi. Wawancara pun dilakukan BAB IV ANALISIS DATA A. Temuan Penelitian Dalam penelitian ini, peneliti melakukan penelitian dengan cara observasi, wawancara struktur maupun tidak berstruktur, dan dokumentasi. Obervasi yang dilakukan

Lebih terperinci

KECAKAPAN INTERPERSONAL. Pertemuan 4 Konsep Dasar Komunikasi

KECAKAPAN INTERPERSONAL. Pertemuan 4 Konsep Dasar Komunikasi KECAKAPAN INTERPERSONAL Pertemuan 4 Konsep Dasar Komunikasi Bahasan: - Why - WhatWho - Where - How Who needs to know what I know now? Sharing Information Who knows what I need to know? Communication should

Lebih terperinci

Dari asal kata common yg bermakna bersama-sama, istilah komunikasi atau communication berasal dari bahasa Latin, yaitu communicatio yg berarti

Dari asal kata common yg bermakna bersama-sama, istilah komunikasi atau communication berasal dari bahasa Latin, yaitu communicatio yg berarti Komunikasi & Konseling dalam Praktik Kebidanan Apa itu Komunikasi? Dari asal kata common yg bermakna bersama-sama, istilah komunikasi atau communication berasal dari bahasa Latin, yaitu communicatio yg

Lebih terperinci

PERANAN SURAT KABAR DALAM MENUMBUHKAN MINAT BACA REMAJA DI KECAMATAN SINGKIL KOTA MANADO

PERANAN SURAT KABAR DALAM MENUMBUHKAN MINAT BACA REMAJA DI KECAMATAN SINGKIL KOTA MANADO PERANAN SURAT KABAR DALAM MENUMBUHKAN MINAT BACA REMAJA DI KECAMATAN SINGKIL KOTA MANADO Oleh Kristevel Mokoagow e-mail: kristevelmokoagow@yahoo.co.id Abstrak Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui

Lebih terperinci

SIKAP KETUA RT/RW TERHADAP PENGGUNAAN APLIKASI QLUE DENGAN TEORI DIFUSI INOVASI (STUDI KASUS PADA KETUA RT/RW DI WILAYAH KELURAHAN TEBET TIMUR)

SIKAP KETUA RT/RW TERHADAP PENGGUNAAN APLIKASI QLUE DENGAN TEORI DIFUSI INOVASI (STUDI KASUS PADA KETUA RT/RW DI WILAYAH KELURAHAN TEBET TIMUR) SIKAP KETUA RT/RW TERHADAP PENGGUNAAN APLIKASI QLUE DENGAN TEORI DIFUSI INOVASI (STUDI KASUS PADA KETUA RT/RW DI WILAYAH KELURAHAN TEBET TIMUR) TUGAS AKHIR Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dianggap sebagai sebuah hobi yang mahal. Hal ini disebabkan karena untuk

BAB I PENDAHULUAN. dianggap sebagai sebuah hobi yang mahal. Hal ini disebabkan karena untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Hobi merupakan kegiatan yang dilakukan oleh seseorang untuk mendapatkan kesenangan tersedendiri. Ada berbagai kegiatan yang bisa seseorang lakukan untuk dijadikan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Manajemen Manajemen adalah bekerja untuk orang lain untuk menyelesaikan tugas tugas yang membantu pencapaian sasaran organisasi seefisien mungkin

Lebih terperinci

Modul Komunikasi Bisnis

Modul Komunikasi Bisnis BAB I PENGANTAR KOMUNIKASI BISNIS Tujuan Pembelajaran 1. Mengerti definisidan pentingnya komunikasi 2. Mengetahui komponen komunikasi 3. Mengetahui perbedaan bentuk komunikasi 4. Mengetahui proses komunikasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian. Proses komunikasi dapat diartikan sebagai transfer komunikasi atau

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian. Proses komunikasi dapat diartikan sebagai transfer komunikasi atau 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Proses komunikasi dapat diartikan sebagai transfer komunikasi atau pesan pesan (message) dari pengirim pesan sebagai komunikator dan kepada penerima pesan

Lebih terperinci

TEORI KOMUNIKASI. Pengguanaan Teori dan Model Dasar Komunikasi Massa. SUGIHANTORO, S.Sos, M.IKom. Modul ke: Fakultas ILMU KOMUNIKASI

TEORI KOMUNIKASI. Pengguanaan Teori dan Model Dasar Komunikasi Massa. SUGIHANTORO, S.Sos, M.IKom. Modul ke: Fakultas ILMU KOMUNIKASI Modul ke: TEORI KOMUNIKASI Pengguanaan Teori dan Model Dasar Komunikasi Massa Fakultas ILMU KOMUNIKASI SUGIHANTORO, S.Sos, M.IKom. Program Studi MARKETING COMMUNICATIONS & ADVERTISING www.mercubuana.ac.id

Lebih terperinci

PROSES PERENCANAAN SOCIAL CAMPAIGN

PROSES PERENCANAAN SOCIAL CAMPAIGN PROSES PERENCANAAN SOCIAL CAMPAIGN Model Keputusan Inovasi Communications Channel Knowledge Persuasion Decision Implement ation Confirmati ons Karakter Pengambil Keputusan : 1. Sosioeconomic Characteristics

Lebih terperinci

Memahami Komunikasi Kesehatan. :: komkes.wordpress.com

Memahami Komunikasi Kesehatan. :: komkes.wordpress.com Memahami Komunikasi Kesehatan dienanshari@gmail.com :: komkes.wordpress.com 1 Tujuan sesi ini: Memperkenalkan konsep komunikasi dan komunikasi kesehatan; Menjelaskan peran, area kerja, dan sumber informasi

Lebih terperinci

Modul Perkuliahan VII Komunikasi Massa

Modul Perkuliahan VII Komunikasi Massa Modul ke: 7 Modul Perkuliahan VII Komunikasi Massa Khalayak / Audiens Komunikasi Massa Fakultas ILMU KOMUNIKASI Ponco Budi Sulistyo., S.Sos., M.Comm., Ph.D Program Studi Broadcasting Judul Sub Bahasan

Lebih terperinci

Konsep dan Model Komunikasi. Massa. Komunikasi. Massa. Universitas Pembangunan Jaya

Konsep dan Model Komunikasi. Massa. Komunikasi. Massa. Universitas Pembangunan Jaya Komunikasi Massa Universitas Pembangunan Jaya Konsep dan Model Komunikasi Massa Isu Media Massa dan Masyarakat Kekuatan media Massa Kontribusi Media Massa dalam pembentukan integrasi sosial Kontribusi

Lebih terperinci

1.1. Latar Belakang Masalah

1.1. Latar Belakang Masalah vii BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dunia bisnis telah mengadopsi teknologi dan/atau sistem informasi secara konsisten dan menjadikannya bagian dari bisnis itu sendiri. Penggunaan teknologi

Lebih terperinci

Dra. Dwi Pangastuti Marhaeni, M.Si

Dra. Dwi Pangastuti Marhaeni, M.Si Dra. Dwi Pangastuti Marhaeni, M.Si Dalam pengertian luas, model menunjuk pada setiap representasi simbolis dari suatu benda, proses atau gagasan/ide. Pada level konseptual model merepresentasikan ide ide

Lebih terperinci

MODEL KOMUNIKASI Disusun Oleh: IDA YUSTINA

MODEL KOMUNIKASI Disusun Oleh: IDA YUSTINA MODEL KOMUNIKASI Disusun Oleh: IDA YUSTINA 1. MODEL SHANNON-WEAVER Model komunikasi secara linier dikembangkan oleh Shannon dan Weaver pada 1949. Komunikasi direpresentasikan sebagai suatu sistem di mana

Lebih terperinci

Modul Perkuliahan VII Komunikasi Massa

Modul Perkuliahan VII Komunikasi Massa Modul ke: 9 Modul Perkuliahan VII Komunikasi Massa Model Dampak / Pengaruh Komunikasi Massa Fakultas ILMU KOMUNIKASI Ponco Budi Sulistyo., S.Sos., M.Comm., Ph.D Program Studi Broadcasting Judul Sub Bahasan

Lebih terperinci

Integrated Marketing Communication I

Integrated Marketing Communication I Modul ke: Integrated Marketing Communication I Proses Komunikasi pada Program IMC Fakultas Fakultas Ilmu Komunikasi Martina Shalaty Putri, M.Si. Program Studi Advertising dan Marketing Communication http://www.mercubuana.ac.id

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pergeseran paradigma dalam pendidikan yang semula terpusat menjadi terdesentralisasi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pergeseran paradigma dalam pendidikan yang semula terpusat menjadi terdesentralisasi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pergeseran paradigma dalam pendidikan yang semula terpusat menjadi terdesentralisasi membawa konsekuensi dalam pengelolaan pendidikan, khususnya di tingkat sekolah.

Lebih terperinci

Salah satu unsur terpenting dalam proses komunikasi adalah saluran/media. Seorang

Salah satu unsur terpenting dalam proses komunikasi adalah saluran/media. Seorang BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Salah satu unsur terpenting dalam proses komunikasi adalah saluran/media. Seorang komunikator dalam proses komunikasi pastilah menggunakan unsur media sebagai alat

Lebih terperinci

BAB II URAIAN TEORITIS. Pada tahun 1960-an teknologi pendidikan menjadi salah satu kajian yang

BAB II URAIAN TEORITIS. Pada tahun 1960-an teknologi pendidikan menjadi salah satu kajian yang BAB II URAIAN TEORITIS 2.1. Teknologi Pendidikan Pada tahun 1960-an teknologi pendidikan menjadi salah satu kajian yang banyak mendapat perhatian di lingkungan ahli pendidikan. Pada awalnya, teknologi

Lebih terperinci

ANALISIS KEBIJAKAN PUBLIK ILMU ADMINISTRASI NEGARA

ANALISIS KEBIJAKAN PUBLIK ILMU ADMINISTRASI NEGARA ANALISIS KEBIJAKAN PUBLIK ILMU ADMINISTRASI NEGARA 1 PROSES KEBIJAKAN PUBLIK Proses kebijakan publik merupakan proses yg amat rumit dan kompleks. Oleh karenanya untuk mengkajinya para ahli kemudian membagi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian. Fenomena menjamurnya media massa di Indonesia, yang sangat erat

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian. Fenomena menjamurnya media massa di Indonesia, yang sangat erat BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Fenomena menjamurnya media massa di Indonesia, yang sangat erat keterkaitannya dengan masyarakat luas, menjadi salah satu pilar perubahan suatu negara,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORITIS

BAB II TINJAUAN TEORITIS 8 BAB II TINJAUAN TEORITIS 2.1 Konsep Difusi Inovasi Sejumlah konsep dan teori mengenai difusi inovasi yang dirujuk dari Rogers dan Shoemaker (1971) dan Rogers (1995) yang dikemukakan dalam subbab ini

Lebih terperinci

Pertemuan 1 PENGERTIAN PENYIARAN

Pertemuan 1 PENGERTIAN PENYIARAN Pertemuan 1 PENGERTIAN PENYIARAN BROADCASTING SEBAGAI OBJEK STUDI ILMU KOMUNIKASI Apa sebenarnya komunikasi itu? Menurut pendapat Carl I Hovland yang mengetengahkan definisinya mengenai Science of Communication

Lebih terperinci

Model Komunikasi Interpersonal. Bambang Irawan Ari Pambudi

Model Komunikasi Interpersonal. Bambang Irawan Ari Pambudi Model Komunikasi Interpersonal Bambang Irawan Ari Pambudi Definisi Model secara sederhana bisa dipahami sebagai representasi suatu fenomena, baik nyata maupun abstrak dengan menonjolkan unsur-unsur terpenting

Lebih terperinci

INDUSTRIAL ENGINEERING

INDUSTRIAL ENGINEERING INDUSTRIAL ENGINEERING ENGINEERING The application of scientific and mathematical principles to practical ends such as the design, manufacture, and operation of efficient and economical structures, machines,

Lebih terperinci

Aplikasi Komputer PERANGKAT KERAS (HARDWARE) Sulis Sandiwarno, S.Kom.,M.Kom. Sistem Informasi. Modul ke: Fakultas FASILKOM.

Aplikasi Komputer PERANGKAT KERAS (HARDWARE) Sulis Sandiwarno, S.Kom.,M.Kom. Sistem Informasi. Modul ke: Fakultas FASILKOM. Aplikasi Komputer Modul ke: PERANGKAT KERAS (HARDWARE) Fakultas FASILKOM Sulis Sandiwarno, S.Kom.,M.Kom Program Studi Sistem Informasi Pengantar Perangkat Keras (Hardware) Komputer Komputer adalah peralatan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. film memiliki realitas yang kuat salah satunya menceritakan tentang realitas

BAB 1 PENDAHULUAN. film memiliki realitas yang kuat salah satunya menceritakan tentang realitas 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Konteks Penelitian Film adalah suatu media komunikasi massa yang sangat penting untuk mengkomunikasikan tentang suatu realita yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari, film memiliki

Lebih terperinci

Mata Kuliah Media massa di Prancis Pengantar: Teori Media Massa

Mata Kuliah Media massa di Prancis Pengantar: Teori Media Massa Mata Kuliah Media massa di Prancis Pengantar: Teori Media Massa oleh Bernadeta S. Utami (Program Studi Prancis FIB-UI) Berbagai teori tentang komunikasi massa, media, dan media massa George Gerbner: Komunikasi

Lebih terperinci

Latar belakang Desain grafis

Latar belakang Desain grafis Latar belakang Desain grafis Desain grafis pada awalnya diterapkan untuk media-media statis, seperti buku, majalah, dan brosur. Sebagai tambahan, sejalan dengan perkembangan zaman, desain grafis juga diterapkan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORITIS. Kasoos. Untuk itu, di bawah ini akan dijelaskan secara singkat tentang apa

BAB II TINJAUAN TEORITIS. Kasoos. Untuk itu, di bawah ini akan dijelaskan secara singkat tentang apa BAB II TINJAUAN TEORITIS Tinjauan teoritis merupakan pendekatan teori yang akan digunakan untuk menjelaskan persoalan penelitian. Dalam bab II ini akan membahas pengertian mengenai komunikasi, interaksi

Lebih terperinci

DAFTAR LAMPIRAN. Lampiran 1 Biodata Lampiran 2 Interview guide Lampiran 3 Transkrip wawancara commit to user

DAFTAR LAMPIRAN. Lampiran 1 Biodata Lampiran 2 Interview guide Lampiran 3 Transkrip wawancara commit to user DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1 Biodata... 139 Lampiran 2 Interview guide... 140 Lampiran 3 Transkrip wawancara... 146 xv DAFTAR GAMBAR Gambar 2.1 The linear model of communication... 16 Gambar 2.2 The Interactive

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pemikiran yang berorientasi pasar merupakan kebutuhan yang tidak dapat

BAB I PENDAHULUAN. Pemikiran yang berorientasi pasar merupakan kebutuhan yang tidak dapat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pemikiran yang berorientasi pasar merupakan kebutuhan yang tidak dapat dihindari lagi menjelang era millennium tiga ini. Era tersebut diyakini pula sebagai

Lebih terperinci

KOMUNIKASI POLITIK R O B B Y M I L A N A, S. I P M I K O M U N I V E R S I TA S M U H A M M A D I YA H J A K A RTA 2 0 1 0

KOMUNIKASI POLITIK R O B B Y M I L A N A, S. I P M I K O M U N I V E R S I TA S M U H A M M A D I YA H J A K A RTA 2 0 1 0 KOMUNIKASI POLITIK R O B B Y M I L A N A, S. I P M I K O M U N I V E R S I TA S M U H A M M A D I YA H J A K A RTA 2 0 1 0 PENGERTIAN KOMUNIKASI Communicatio (Latin) Communis Sama Secara etimologis komunikasi

Lebih terperinci

DAMPAK PERKEMBANGAN TEKNOLOGI KOMUNIKASI TERHADAP KEHIDUPAN SOSIAL BUDAYA

DAMPAK PERKEMBANGAN TEKNOLOGI KOMUNIKASI TERHADAP KEHIDUPAN SOSIAL BUDAYA DAMPAK PERKEMBANGAN TEKNOLOGI KOMUNIKASI TERHADAP KEHIDUPAN SOSIAL BUDAYA Oleh : Novi Purnama N* ABSTRACT Perkembangan teknologi berbanding lurus dengan perkembangan dan tingkat kebutuhan manusia untuk

Lebih terperinci

INOVASI DAN INOVATOR APARATUR SEBAGAI INOVATOR DAN CHANGE AGENT

INOVASI DAN INOVATOR APARATUR SEBAGAI INOVATOR DAN CHANGE AGENT INOVASI DAN INOVATOR APARATUR SEBAGAI INOVATOR DAN CHANGE AGENT 1 MODEL PENGEMBANGAN INOVASI NILAI- NILAI DAN SISTEM SOSIAL BERPIKIR KREATIF INOVA TIVE NESS MERESPONS PERUBAHAN INOVASI ADVANTAGE; COMPATIBILITY;

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. II.1. Dampak dari Revolusi Digital terhadap Perilaku Konsumen

BAB II LANDASAN TEORI. II.1. Dampak dari Revolusi Digital terhadap Perilaku Konsumen 8 BAB II LANDASAN TEORI II.1. Dampak dari Revolusi Digital terhadap Perilaku Konsumen Disadari ataupun tidak, revolusi digital telah membuka pintu seluas-luasnya terhadap customization produk, jasa dan

Lebih terperinci

Bab I. Pendahuluan. Teknologi merupakan salah satu aspek yang sangat mempengaruhi kehidupan

Bab I. Pendahuluan. Teknologi merupakan salah satu aspek yang sangat mempengaruhi kehidupan Bab I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Penelitian Teknologi merupakan salah satu aspek yang sangat mempengaruhi kehidupan manusia. Dewasa ini dengan kemajuan teknologi yang pesat, hampir seluruh kehidupan

Lebih terperinci

ini. TEORI KONTEKSTUAL

ini. TEORI KONTEKSTUAL TEORI KOMUNIKASI DASAR-DASAR TEORI KOMUNIKASI Komunikasi merupakan suatu proses, proses yang melibatkan source atau komunikator, message atau pesan dan receiver atau komunikan. Pesan ini mengalir melalui

Lebih terperinci

Prosiding Manajemen Komunikasi ISSN:

Prosiding Manajemen Komunikasi ISSN: Prosiding Manajemen Komunikasi ISSN: 2460-6537 Hubungan Karakteristik Inovasi Terhadap Adopsi Inovasi Program Pelatihan Kerajinan Sampah The Relationship Between Innovation Characteristics and Innovation

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Film adalah suatu media komunikasi massa yang sangat penting untuk

BAB I PENDAHULUAN. Film adalah suatu media komunikasi massa yang sangat penting untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Konteks Penelitian Film adalah suatu media komunikasi massa yang sangat penting untuk mengkomunikasikan tentang suatu realita yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari, film memiliki

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Begitu banyak kebutuhan manusia yang secara tidak langsung media turut serta untuk memenuhinya. Secara umum, kebutuhan manusia

BAB I PENDAHULUAN. Begitu banyak kebutuhan manusia yang secara tidak langsung media turut serta untuk memenuhinya. Secara umum, kebutuhan manusia BAB I PENDAHULUAN I.1. LatarBelakang Penelitian ini berfokus pada motif pendengar di Surabaya dalam mendengarkan program dari colors radio 87,7 FM Casual and Fun. Motif merupakan penggerak untuk melakukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi (Information and

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi (Information and BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi (Information and Communication Technology) telah membawa perubahan pada dunia pendidikan. Saat ini terdapat suatu

Lebih terperinci

ILMU KOMUNIKASI : KARAKTERISTIK DAN TRADISI PENDEKATAN TEORITIS

ILMU KOMUNIKASI : KARAKTERISTIK DAN TRADISI PENDEKATAN TEORITIS ILMU KOMUNIKASI : KARAKTERISTIK DAN TRADISI PENDEKATAN TEORITIS Disarikan dari buku Griffin (2006) dan Littlejohn & Foss (2008) Oleh : Prof. Sasa Djuarsa Sendjaja, Ph.D Departemen Ilmu Komunikasi FISIP-UI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam menghadapi era persaingan baik secara nasional maupun

BAB I PENDAHULUAN. Dalam menghadapi era persaingan baik secara nasional maupun BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dalam menghadapi era persaingan baik secara nasional maupun internasional yang semakin ketat, pihak pesaing akan selalu berusaha dengan sekuat tenaga untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan informasi pada era globalisasi pada zaman ini sangat begitu

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan informasi pada era globalisasi pada zaman ini sangat begitu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan informasi pada era globalisasi pada zaman ini sangat begitu pesat khususnya dalam media yakni, media cetak, media online ataupun media elektronik.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. harus dipenuhi, seperti kebutuhan untuk mengetahui berita tentang dunia fashion,

BAB I PENDAHULUAN. harus dipenuhi, seperti kebutuhan untuk mengetahui berita tentang dunia fashion, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Media telah menjadi bagian dalam kehidupan masyarakat sehari-hari, bahkan kita tidak akan pernah terlepas dari media. Seiring dengan perkembangan peradaban

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Mengenai Komunikasi 2.1.1 Pengertian Komunikasi Secara estimologis istilah komunikasi berasal dari bahasa Latin yakni Communicare. Artinya berbicara, menyampaikan pesan,

Lebih terperinci

Komunikasi Kesehatan. Pertemuan ke 2 Kelas A, B, C, D dan E /

Komunikasi Kesehatan. Pertemuan ke 2 Kelas A, B, C, D dan E / Komunikasi Kesehatan Pertemuan ke 2 Kelas A, B, C, D dan E muryririanty@yahoo.com 082139197400 / 08155918737 Sub Bahasan 1. Konsep 2. Teori 3. Ruang Lingkup a. Komunikasi b. Komunikasi Kesehatan Konsep

Lebih terperinci

Ilustrasi 1: Teknologi Kamera

Ilustrasi 1: Teknologi Kamera MANAJEMEN REKAYASA Ilustrasi 1: Teknologi Kamera Teknologi kamera untuk memotret dulu menggunakan film Perusahaan pembuat film seperti FUJI, SAKURA, KODAK, dll membangun keunggulan perusahaannya dengan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Sekarang ini televisi merupakan salah satu media massa yang paling sering digunakan oleh manusia. Hampir semua orang membutuhkan media massa untuk mendapatkan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. peradaban manusia. Pada era yang disebut sebagai The Age of Information ini,

BAB 1 PENDAHULUAN. peradaban manusia. Pada era yang disebut sebagai The Age of Information ini, BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pesatnya perkembangan teknologi informasi dan telekomunikasi pada akhir abad 20 telah berpengaruh besar terhadap berbagai aspek dari kehidupan peradaban manusia. Pada

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Konteks Penelitian. Media massa merupakan salah satu sumber informasi yang digunakan dan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Konteks Penelitian. Media massa merupakan salah satu sumber informasi yang digunakan dan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Konteks Penelitian Media massa merupakan salah satu sumber informasi yang digunakan dan banyak dipercaya oleh masyarakat. Masyarakat dapat melihat dunia tanpa harus keluar rumah,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan fotografi tampak dengan semakin banyaknya jumlah penggemar fotografi, tumbuhnya klub-klub fotografi, serta semakin banyaknya digunakan media fotografi

Lebih terperinci

negeri namun tetap menuntut kinerja politisi yang bersih.

negeri namun tetap menuntut kinerja politisi yang bersih. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Persoalan politik di Indonesia saat ini adalah kurangnya kesadaran politik dalam masyarakat khususnya generasi pemuda untuk terlibat dalam partisipasi politik. Tuntutan

Lebih terperinci

KOMUNIKASI MASSA. Pengertian Komunikasi Massa. Radityo Muhamad, MA. Modul ke: Fakultas FIKOM. Program Studi ILMU KOMUNIKASI

KOMUNIKASI MASSA. Pengertian Komunikasi Massa. Radityo Muhamad, MA. Modul ke: Fakultas FIKOM. Program Studi ILMU KOMUNIKASI Modul ke: KOMUNIKASI MASSA Pengertian Komunikasi Massa Fakultas FIKOM Radityo Muhamad, MA Program Studi ILMU KOMUNIKASI Pengertian Komunikasi KOMUNIKASI Istilah komunikasi yang dalam bahasa Inggris dikenal

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dirasa baru oleh individu atau unit adopsi lain. Sifat dalam inovasi tidak hanya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dirasa baru oleh individu atau unit adopsi lain. Sifat dalam inovasi tidak hanya 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Inovasi Rogers (2003) mengartikan inovasi sebagai ide, praktik atau objek yang dirasa baru oleh individu atau unit adopsi lain. Sifat dalam inovasi tidak hanya pengetahuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Di negara manapun di dunia ini termasuk di Indonesia apabila perekonomian bangsa dikelola secara jujur, adil dan profesional, maka pertumbuhan ekonomi akan

Lebih terperinci

Model Komunikasi Dasar-2. Sesi- 5 Pengantar Ilmu Komunikasi Universitas Pembangunan Jaya

Model Komunikasi Dasar-2. Sesi- 5 Pengantar Ilmu Komunikasi Universitas Pembangunan Jaya Model Komunikasi Dasar-2 Sesi- 5 Pengantar Ilmu Komunikasi Universitas Pembangunan Jaya Model Komunikasi Katz & Lazarfeld Ahli politik Elihu Katz dan Paul Lazarfeld memperkenalkan model komunikasinya pada

Lebih terperinci

POKOK BAHASAN IV TEORI-TEORI KOMUNIKASI DESKRIPSI SINGKAT

POKOK BAHASAN IV TEORI-TEORI KOMUNIKASI DESKRIPSI SINGKAT POKOK BAHASAN IV TEORI-TEORI KOMUNIKASI DESKRIPSI SINGKAT Materi kuliah ini memberikan tambahan pengetahuan kepada mahasiswa tentang berbagai teori komunikasi, beberapa perbedaan pada masing-masing teori,

Lebih terperinci

KOMUNIKASI PEMBANGUNAN

KOMUNIKASI PEMBANGUNAN PERSPEKTIF TEORITIS KOMUNIKASI PEMBANGUNAN Oleh : Dr. M. Iqbal Sultan (Ketua Konsentrasi Komunikasi Massa PPs Unhas) BENGKEL KOMUNIKASI PEMBANGUNAN EFFEKTIF BURSA PENGETAHUAN KAWASAN TIMUR INDONESIA MAKASSAR

Lebih terperinci

1. Institusi : FISIP Jurusan Ilmu Komunikasi 2. Tahun Akademik : 2013/ Semester : II 4. Nama dan Kode Mata Kuliah : Teori Komunikasi

1. Institusi : FISIP Jurusan Ilmu Komunikasi 2. Tahun Akademik : 2013/ Semester : II 4. Nama dan Kode Mata Kuliah : Teori Komunikasi 1. Institusi : FISIP Jurusan Ilmu Komunikasi 2. Tahun Akademik : 2013/ 2014 3. Semester : II 4. Nama dan Kode Mata Kuliah : Teori Komunikasi (SPK 1201) 5. SKS : 3-0 6. Pengampu : Dr. M. Sulthan Tri Nugroho

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORITIS. (interpersonal communication). Diambil dari terjemahan kata interpersonal, yang

BAB II KAJIAN TEORITIS. (interpersonal communication). Diambil dari terjemahan kata interpersonal, yang BAB II KAJIAN TEORITIS 2.1 Pengertian Komunikasi Antarpribadi Komunikasi antarpribadi disebut juga dengan komunikasi interpersonal (interpersonal communication). Diambil dari terjemahan kata interpersonal,

Lebih terperinci

Definisi Manajemen Komunikasi (Michael Kaye, 1994)

Definisi Manajemen Komunikasi (Michael Kaye, 1994) Tujuan Mata Kuliah Mata kuliah Pengantar manajemen Komunikasi mengantarkan mahasiswa untuk mengetahui dan memahami manajemen Komunikasi dalam tatanan teoretis dan pragmatis sebagai sebuah fenomena. Tujuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kehidupan manusia di dunia tidak dapat dilepaskan dari aktivitas

BAB I PENDAHULUAN. Kehidupan manusia di dunia tidak dapat dilepaskan dari aktivitas 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kehidupan manusia di dunia tidak dapat dilepaskan dari aktivitas komunikasi karena komunikasi merupakan bagian penting dari sistem dan tatanan kehidupan sosial manusia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pemilihan simbol-simbol, kode-kode dalam pesan dilakukan pemilihan sesuai

BAB I PENDAHULUAN. pemilihan simbol-simbol, kode-kode dalam pesan dilakukan pemilihan sesuai BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Komunikasi dikatakan berhasil disaat transmisi pesan oleh pembuat pesan mampu merengkuh para pemakna pesan untuk berpola tingkah dan berpikir seperti si pemberi

Lebih terperinci

MATERI 1 MEMAHAMI KOMUNIKASI BISNIS

MATERI 1 MEMAHAMI KOMUNIKASI BISNIS MATERI 1 MEMAHAMI KOMUNIKASI BISNIS Prof. Dr. Deden Mulyana, SE.,M.Si. 1 PENGERTIAN KOMUNIKASI Adalah proses pengiriman ide atau pikiran, dari satu orang kepada orang lain dengan tujuan untuk menciptakan

Lebih terperinci