LAPORAN TUGAS AKHIR PERENCANAAN KEBUTUHAN BAHAN BAKU (MRP) SEPATU NIKE MELALUI PERBANDINGAN TEKNIK LOT SIZING GUNA MEMINIMASI BIAYA PERSEDIAAN.

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "LAPORAN TUGAS AKHIR PERENCANAAN KEBUTUHAN BAHAN BAKU (MRP) SEPATU NIKE MELALUI PERBANDINGAN TEKNIK LOT SIZING GUNA MEMINIMASI BIAYA PERSEDIAAN."

Transkripsi

1 LAPORAN TUGAS AKHIR PERENCANAAN KEBUTUHAN BAHAN BAKU (MRP) SEPATU NIKE MELALUI PERBANDINGAN TEKNIK LOT SIZING GUNA MEMINIMASI BIAYA PERSEDIAAN Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Jenjang Sarjana Strata Satu (S-1) Program Studi Teknik Industri Oleh : Agus Salam PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI UNIVERSITAS MERCU BUANA JAKARTA 2009

2 LEMBAR PERNYATAAN Saya yang bertanda tangan di bawah ini : Nama : Agus Salam NIM : Program Studi : Teknik Industri Fakultas : Teknologi Industri Universitas : Mercu Buana Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa tugas akhir ini adalah hasil karya saya sendiri kecuali pada bagian yang telah saya sebutkan sumbernya. Apabila ternyata di kemudian hari penulisan Skripsi ini merupakan hasil plagiat atau penjiplakan terhadap karya orang lain, maka saya bersedia mempertanggungjawabkan sekaligus bersedia menerima sanksi berdasarkan aturan tata tertib di Universitas Mercu Buana. Jakarta, Februari 2009 ( Agus Salam )

3 LEMBAR PERSETUJUAN TUGAS AKHIR PERENCANAAN KEBUTUHAN BAHAN BAKU (MRP) SEPATU NIKE MELALUI PERBANDINGAN TEKNIK LOT SIZING GUNA MEMINIMASI BIAYA PERSEDIAAN Nama : Agus Salam NIM : Program Studi Fakultas Universitas : Teknik Industri : Teknologi Industri : Mercu Buana Telah diperiksa dan disetujui sebagai salah satu syarat mencapai gelar sarjana Strata Satu (S-1) Program Studi Teknik Industri Universitas Mercu Buana. Jakarta, Februari 2009 Mengetahui : Dosen Pembimbing dan Koordinator Tugas Akhir ( Ir. Muhammad Kholil, MT )

4 LEMBAR PENGESAHAN TUGAS AKHIR PERENCANAAN KEBUTUHAN BAHAN BAKU (MRP) SEPATU NIKE MELALUI PERBANDINGAN TEKNIK LOT SIZING GUNA MEMINIMASI BIAYA PERSEDIAAN Nama : Agus Salam NIM : Program Studi Fakultas Universitas : Teknik Industri : Teknologi Industri : Mercu Buana Telah diperiksa dan disahkan sebagai salah satu syarat mencapai gelar sarjana Strata Satu (S-1) Program Studi Teknik Industri Universitas Mercu Buana. Jakarta, Februari 2009 Mengetahui : Ketua Program Studi Teknik Industri ( Ir. Muhammad Kholil, MT )

5 ABSTRAK PT. Pratama Abadi Industri merupakan suatu perusahaan manufaktur yang kegiatan produksinya menghasilkan produk sepatu olah raga (atletik) yang berjenis running shoes dengan merk NIKE yang merupakan hasil lisensi dari perusahaan yang berpusat di Amerika Serikat. Karena krisis global yang dialami saat ini tentunya perusahaan diharuskan dapat mengurangi biaya produksi agar terus eksis di perindustrian, salah satu cara yang harus dilakukan perusahaan yaitu mengendalikan persediaan bahan baku sehingga biaya persediaan dikeluarkan seekonomis mungkin. Untuk itu perusahaan harus mempunyai solusi untuk merealisasikan minimalisasi biaya persediaan. Solusi yang dapat dilakukan untuk menjawab masalah tersebut yaitu diperlukan suatu perbaikan sistem pengendalian persediaan bahan baku yang telah ada, adapun perbaikan itu dapat dilakukan dengan mengaplikasikan sistem MRP (Material Requerement Planing) dengan membandingan perhitungan teknik Lotsizing pada MRP agar dapat diketahui teknik apa yang menghasilkan biaya Persediaan seekonomis mungkin, jumlah pesanan yang optimal dan dapat diterapkan di PT. Pratama Abadi Industri. teknik lot sizing yang akan di pakai untuk perbandingan dengan metode perusahaan yaitu Jumlah Pesanan Tetap (Fixed Order Quantity), Jumlah Pesanan Ekonomis (Economic Order Quantity), Jumlah Pesanan Atas Dasar Periode (Period Order Quantity), Lot untuk Lot (Lot For Lot), Kebutuhan dengan periode tetap (Fixed Period Requirement). Dan model sepatu yang akan diambil sebagai sampel yaitu NIKE ROBAIX V ( ). Setelah data-data diolah dengan menggunakan teknik-teknik lot sizing tersebut, maka teknik Kebutuhan dengan periode tetap (Fixed Period Requirement) yang menghasilkan biaya total yang terendah. Kata Kunci : MRP, Lot Sizing, Persediaan, NIKE ROBAIX V ( ). Program Studi Teknik Industri i

6 ABSTRATK PT. Pratama Abadi Industri a certain manufacture companies, that production activity is to make sport (atletic) shoes which various running shoes with NIKE merk, which licence result from company which centered in USA. Cause global crisis which happen now company must can minimize cost production to can axsist in industrial, the ones of methode which must to company do is controlling material inventory until inventory cost to use be economic. Company must be have solution for realization minimize inventory cost. The solution which can do for answer that problem is needed to repair material system inventory control which companies haved. It so happen that repair can doing with to apply Material Requirement Planning (MRP) system with comparing calculate the lot sizing technique on MRP to can know what technique to make lower inventory cost, optimum total order and can use at PT. Pratama Abadi Industri. Lot sizing technique will be to use for compare with companies methode are Fixed Order Quantity Economic Order Quantity, Period Order Quantity, Lot For Lot, Fixed Period Requirement. And the shoes model to take for sample is NIKE ROBAIX V ( ). After calculation with that s lot sizing techniques, the technical fixed period requirement which make the lowest total cost. Kata Kunci : MRP, Lot Sizing, Inventory, NIKE ROBAIX V ( ). Program Studi Teknik Industri ii

7 KATA PENGANTAR Assalamu alaikum Wr. Wb. Dengan mengucapkan Alhamdulillah puji serta rasa syukur kepada Allah SWT, yang tak henti memberikan segala rahmat dan ridha-nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan Tugas Akhir ini yang berjudul PERENCANAAN KEBUTUHAN BAHAN BAKU (MRP) SEPATU NIKE MELALUI PERBANDINGAN TEKNIK LOT SIZING GUNA MEMINIMASI BIAYA PERSEDIAAN, sebagai suatu persyaratan dalam menempuh jenjang pendidikan strata- 1 (S-1). Program Studi Teknik Industri,, Universitas Mercu Buana, Jakarta. Dalam penyusunan laporan Tugas Akhir ini penulis telah banyak mendapat bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan Tugas Akhir. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih kepada : 1. Bapak Ir. Muhammad Kholil, MT, selaku Kepala Program Studi Teknik Industri dan Dosen pembimbing yang telah memberikan saran dan masukan bagi penulis dalam menyusun laporan ini. 2. Dosen-dosen Program Studi Teknik Industri yang telah memberikan ilmu baik teori dan praktek. 3. Kepada PT. Pratama Abadi Industri yang telah memberikan penulis kesempatan dalam penelitian Tugas Akhir. 4. Ibu Handayani selaku personalia di PT. Pratama Abadi Industri. 5. Pak Eko bagian material yang telah memberikan data-data dalam penelitian Tugas Akhir di PT. Pratama Abadi Industri. Program Studi Teknik Industri iii

8 6. Kedua orang tua yang tercinta, yang tak henti-hentinya memberikan do a, moril dan materil. 7. Bowo dan Erwin Teman seperjuangan yang juga memberikan dorongan semangat ketika penyusunan laporan ini. 8. Teman-teman seperjuangan ( angkatan 2004 ) yang solid sekali, terima kasih banyak yah. 9. The Smuts (Solihin, Padank, Yogi) semoga kita bisa gapai rencana besar kita dan sukses bersama-sama Teman-teman dan pembimbing mentoring (A Yayan) atas semangat dan bantuannya. Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih dan penulis berharap walupun penulisan masih jauh dari sempurna, tetapi dapat bermanfaat serta dipergunakan sebaik-baiknya bagi semua pihak. Wassalaamu alaikum Wr. Wb. Jakarta, Februari 2009 Penulis Program Studi Teknik Industri iv

9 DAFTAR ISI LEMBAR PENGESAHAN Halaman ABSTRAK KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... i iii v DAFTAR TABEL. ix DAFTAR GAMBAR... xi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rumusan Masalah Pembatasan Masalah Tujuan Penelitian Metode Penelitian Sistematika Penulisan... 5 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian MRP Kemampuan Sistem MRP Tipe MRP 9 Program Studi Teknik Industri v

10 2.4 Input MRP Output MRP Prinsip Dasar Sistem MRP Time Phasing Status Persediaan Syarat Pendahuluan Asumsi Asumsi Prosedur Sistem MRP Netting Lotting Offseting Explosion Permasalahan Sistem MRP Struktur Produk Ukuran Lot Fixed Order Quantity ( FOQ ) Economic Order Quantity ( EOQ ) Period Order Quantity ( POQ ) Lot-For-Lot ( L-4-L ) Fixed Periode Requirement ( FPR ) Lead Time Yang Berbeda-beda Kebutuhan Yang Berubah Komponen Umum Program Studi Teknik Industri vi

11 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Studi Pendahuluan Studi Lapangan Studi Pustaka Identifikasi Masalah Tujuan Penelitian Pokok Permasalahan Pengumpulan Data Pengolahan Data Hasil Dan Analisis Kesimpulan Dan Saran 36 BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 4.1 Pengumpulan Data Gambaran Umum Perusahaan Sistem Pengadaan Bahan Baku Pengumpulan Data Bahan Baku Sepatu Jadwal Induk Produksi Struktur Produk Struktur Biaya Status Inventori Pengolahan Data Perhitungan Menggunakan Metode FOQ Perhitungan Menggunakan Metode EOQ Program Studi Teknik Industri vii

12 4.3.3 Perhitungan Menggunakan Metode POQ Perhitungan Menggunakan Metode L4L Perhitungan Menggunakan Metode FPR Perhitungan Menggunakan Metode Perusahaan BAB V ANALISA PEMBAHASAN 5.1 Analisa Total Biaya Pemesanan dan Penyimpanan Dengan Menggunakan Metode Lot sizing FOQ, EOQ, POQ, L4L, FPR Analisa Total Biaya Pemesanan dan Penyimpanan Dengan Menggunakan Metode PT. Pratama Abadi Industri Analisa Perbandingan Biaya Total Persediaan Antara Metode FOQ, EOQ, POQ, L4L, FPR Dengan Metode PT. Pratama Abadi Industri. 82 BAB V I KESIMPULAN DAN SARAN 6.1. Kesimpulan Saran.. 84 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN Program Studi Teknik Industri viii

13 DAFTAR TABEL Halaman Tabel 2.1 Contoh Jadwal Induk Produksi 11 Tabel 2.2 Contoh Format Tabel MRP Tabel 2.3 Contoh Data Kebutuhan Bersih Tabel 2.4 Contoh Perhitungan MRP Dengan Metode FOQ Tabel 2.5 Contoh Perhitungan MRP Dengan Metode EOQ Tabel 2.6 Contoh Perhitungan MRP Dengan Metode POQ Tabel 2.7 Contoh Perhitungan MRP Dengan Metode L4L Tabel 2.8 Contoh Perhitungan MRP Dengan Metode FPR Tabel 4.1. Time Release 03/09 NIKE ROUBAIX V ( ) Tabel 4.2. Jadwal Induk Produksi Sepatu NIKE Tabel 4.3 Bill Of Material.. 57 Tabel 4.4 Kebutuhan Material Sepatu NIKE ROUBAIX V ( ).. 58 Tabel 4.5 Struktur Biaya Pemesanan dan Biaya Simpan Material Sepatu NIKE ROBAIX V ( ). 60 Tabel 4.6 Perhitungan MRP dengan metode Fixed Order Quantity (FOQ).. 62 Tabel 4.7 Perhitungan MRP dengan metode Economic Order Quantity (EOQ). 65 Tabel 4.8 Perhitungan MRP dengan metode Period Order Quantity (POQ). 70 Tabel 4.9 Perhitungan MRP Dengan Metode Lot For Lot (L4L). 72 Tabel 4.10 Perhitungan MRP dengan metode Fixed Periode Requirement (FPR).. 74 Tabel 4.11 Perhitungan Dengan Metode PT. Pratama Abadi Industri 76 Tabel 5.1 Total Biaya Pemesanan dan Penyimpanan Dengan Metode FOQ. 78 Program Studi Teknik Industri ix

14 Tabel 5.2 Total Biaya Pemesanan dan Penyimpanan Dengan Metode EOQ. 79 Tabel 5.3 Total Biaya Pemesanan dan Penyimpanan Dengan Metode POQ Tabel 5.4 Total Biaya Pemesanan dan Penyimpanan Dengan Metode L4L 80 Tabel 5.5 Total Biaya Pemesanan dan Penyimpanan Dengan Metode FPR 80 Tabel 5.6 Total Biaya Pemesanan dan Penyimpanan Dengan Metode Pratama.. 81 Tabel 5.7 Perbandingan Total Biaya Keseluruhan.. 82 Program Studi Teknik Industri x

15 DAFTAR GAMBAR Halaman Gambar 2.1 Struktur Produk Kaleng Kemasan 12 Gambar 2.2 Input dan Output MRP 14 Gambar 3.1 Metodologi Penelitian. 37 Gambar 4.1 Struktur Organisasi PT. Pratama Abadi Industri. 43 Gambar 4.2 Struktur Produk Sepatu NIKE ROUBAIX V ( ) Program Studi Teknik Industri xi

16 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Persediaan merupakan salah satu kegiatan yang cukup penting dalam mendukung keberlangsungan suatu perusahaan untuk dapat menghasilkan suatu produk, karena kebanyakan modal usaha perusahaan adalah dari persediaan. Tanpa adanya persediaan maka perusahaan akan dihadapkan oleh resiko berkurang atau bahkan hilangnya konsumen karena perusahaan tidak dapat memenuhi permintaan produk sejumlah yang diinginkan oleh konsumennya. Dampak yang mungkin terjadi, karena tidak setiap saat produk atau jasa tersebut tersedia, sehingga akan mengakibatkan perusahan kehilangan keuntungan yang dapat diperolehnya. Meskipun demikian, resiko karena kekurangan persediaan akan mengakibatkan terhentinya proses produksi karena habisnya bahan baku untuk diproses. Akan tetapi, jumlah persediaan yang terlalu besarpun akan dapat berakibat memperbesar modal yang tertanam dan terlalu tingginya beban biaya untuk penyimpanan dan pemeliharaan bahan-bahan persediaan tersebut selama di gudang, sehingga biaya biaya produksinya pun menjadi semakin besar. Program Studi Teknik Industri 1

17 Dengan biaya produksi yang besar, secara tidak langsung akan menurunkan kinerja perusahaan, karena persediaan akan mengikat uang yang seharusnya dapat digunakan oleh perusahaan untuk berbagai hal lain dalam bisnis usahanya dan keuntungan yang diterima pun menjadi kurang maksimal akibat biaya-biaya besar yang ditimbulkan oleh sediaan yang berlebih tersebut. Untuk dapat mewujudkan hal diatas, sangatlah diperlukan adanya suatu pengendalian persediaan yang baik. Dengan maksud untuk mengurangi biaya melalui penurunan tingkat persediaan di tangan, serta sebagai usaha untuk dapat meningkatkan kepuasan pelanggan melalui pemenuhan produk dengan harga yang lebih bersaing. Dengan kata lain, jumlah persediaan bahan akan mempengaruhi kelancara produksi serta efektifitas dan efisiensi perusahaan tersebut Rumusan Masalah Material Requirment Planing ( MRP ) merupakan salah satu metode yang dapat digunakan untuk melakukan perencanaan kebutuhan bahan baku sepatu NIKE ROUBAIX V dalam kurun waktu tertentu secara tepat dengan biaya yang minimum, Yang menjadi pokok permasalahan dalam penelitian ini adalah penerapan sistem Perencanaan Kebutuhan Material pada teknik lot sizing yang mana dapat memberikan biaya total optimal pada pembuatan Sepatu Pembatasan Masalah Agar pembahasan masalah yang dilakukan dapat lebih terarah dalam arti tidak terjadi penyimpangan ketika penyusunan dan pencapaian sasaran yang Program Studi Teknik Industri 2

18 diharapkan, maka penulis memberikan batasan-batasan masalah yang akan dianalisis, yaitu sebagai berikut : 1. Jadwal Induk Produksi diperoleh dari daftar pesanan pihak NIKE sehingga tidak melakukan peramalan permintaan. 2. Yang dianalisa dalam penelitian ini adalah Bahan Baku sepatu dengan model NIKE ROUBAIX V ( ). 3. Penulis akan membandingkan teknik lot sizing pada MRP dengan membandingkan 5 teknik lot sizing. 4. Biaya total yang akan dihitung adalah biaya pemesanan dan biaya penyimpanan 5. Perhitungan setiap material dimulai dari level Tujuan Penelitian Penelitian tugas akhir ini mempunyai tujuan sebagai berikut : 1. Membandingkan teknik lot sizing pada MRP sehingga tercapai perencanaan persediaan bahan baku dengan biaya yang minimum. 2. Dengan perencanaan ini diharapkan perusahaan dapat melihat dan membandingkan teknik mana yang menghasilkan biaya total lebih rendah dari pada biaya total yang dihasilkan oleh perusahaan tersebut Metode Penelitian 1. Metode Pengumpulan Data Primer Digunakan untuk memperoleh data dan informasi yang didapat secara langsung dari sumber yang seharusnya diamati dan dicatat untuk pertama kalinya, dimana untuk memperoleh data primer terdapat dua cara yaitu: a. Survey ( interview) Program Studi Teknik Industri 3

19 Yaitu mengumpulkan data dengan mengajukan pertanyaan secara langsung pada pembimbing atau operator. b. Observasi Yaitu pengambilan data dengan cara mengamati dan mencatat secara langsung pada objek penelitian dan pengamatan. Observasi lapangan digunakan untuk memperoleh informasi mengenai perusahaan itu sendiri dengan segala potensi yang dimilikinya, selain juga untuk memberikan pemahaman yaitu tentang bahanbahan produksi yang digunakan. 2. Metode Pengumpulan Data Sekunder Metode ini digunakan untuk mendapatkan data/informasi secara tidak langsung, antara lain : a. Laporan Perusahaan b. Literatur c. Kajian dokumen d. Brosur dan buku-buku yang ada di perpustakaan perusahaan 3. Data-data yang diperlukan Penelitian dilakukan di PT. Pratama Abadi Industri untuk mendapatkan data sebagai berikut; a. Jadwal induk produksi (JIP). JIP digunakan untuk melihatkapan produk diperlukan dan berapa banyak. b. Struktur produk dan Bill Of Material (BOM), Struktur produk berisi informasi yang mengidentifikasi semua komponen yang diperlukan untuk membuat salah satu item akhir atau komponen. Struktur Program Studi Teknik Industri 4

20 produk harus lebih dari sekedar daftar item yang diperlukan, tetapi harus menunjukkan langkah-langkah yang diperlukan untuk menghasilkan produk tersebut dan juga jumlah item yang diperlukan untuk menjadi produk akhir. c. Inventory Status File, Inventory Status File digunakan untuk data penggunaan project dan penerimaan item sehingga mengetahui berapa jumlah inventori yang tersedia. d. Lead-Time, Lead Time adalah waktu yang diperlukan untuk menerima material dari para penyalur sampai pesanan dibuat. e. Profil PT. Pratama Abadi Industri. Data diperlukan untuk mengetahui kapan perusahaan tersebut didirikan, berlokasi dimana, produk apa yang diproduksi dan struktur organisasi perusahaan tersebut dan lain sebagainya. f. Dan data lain yang sekiranya diperlukan Sistematika Penulisan Penyusunan laporan Tugas Akhir dengan judul PERENCANAAN KEBUTUHAN BAHAN BAKU (MRP) SEPATU NIKE MELALUI PERBANDINGAN TEKNIK LOT SIZING GUNA MEMINIMASI BIAYA PERSEDIAAN di PT. Pratama Abadi Industri Indonesia adalah sebagai berikut : BAB I PENDAHULUAN Program Studi Teknik Industri 5

21 Bab ini adalah bagian pendahuluan, mahasiswa akan memuatkan latar belakang, tujuan kerja praktek, manfaat kerja praktek, pembatasan masalah, metode pengumpulan data, sistematika penulisan. BAB II LANDASAN TEORI Bab ini menguraikan konsep-konsep, teori-teori, dan rumusan yang menunjang dalam pemecahan masalah. BAB III METODOLOGI PENELITIAN Menjelaskan cara pengambilan data dan pengolahan data dengan menggunakan alat-alat analisis yang ada. BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA Pada bab ini berisi data-data perusahaan yang diperlukan dan pengolahannya untuk menerapkan sistem material requirement planning ( MRP ) pada kebutuhan material sepatu NIKE berdasarkan data yang telah diperoleh dan diolah. BAB V ANALISA PEMBAHASAN Bab ini menguraikan tentang penganalisaan data-data yang telah diperoleh dan dibuat langkah-langkah penyelesaiannya. BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN Bab ini merupakan kesimpulan dari hasil penelitian dan pengolahan data yang telah diperoleh pada bab sebelumnya disertai dengan saransaran yang diusulkan peneliti. Program Studi Teknik Industri 6

22 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian MRP Sistem MRP sudah dikenal secara luas dan menjadi metode yang paling efektif digunakan dalam pengendalian persediaan. Para manajer operasi telah menemukan pengetahuan yang luas bahwa sistem MRP dapat menjadi cara yang efektif dan kompetitif untuk dapat berhasil dalam ekonomi global sekarang ini. Sistem MRP adalah suatu prosedur logis berupa aturan keputusan dan teknik transaksi berbasis komputer yang di rancang untuk menerjemahkan jadwal induk produksi menjadi kebutuhan bersih untuk semua item (Teguh Baroto Hal, 40). Sistem MRP dikembangkan untuk membantu perusahaan manufaktur mengatasi kebutuhan akan item-item (komponen) yang tergantung pada item-item tingkat (level) yang lebih tinggi secara lebih baik dan efisien. Disamping itu, sistem MRP dirancang untuk membuat pesanan-pesanan produksi dan pembelian untuk mengatur aliran bahan baku dan persedian dalam proses sehingga sesuai dengan jadwal produksi untuk produk akhir. Hal ini memungkinkan perusahaan memelihara tingkat minimum dari item-item yang kebutuhannya dependent, tetapi tetap dapat menjamin terpenuhinya jadwal Program Studi Teknik Industri 7

23 produksi untuk produk akhirnya. System MRP juga dikenal sebagai perencanaan kebutuhan berdasarkan tahapan waktu ( timephase requirements planning ). Permintaan dependen berarti permintaan suatu produk berkaitan dengan permintaan untuk produk lainnya. Permintaan untuk produk bersifat dependen terjadi bila hubungan antar produk dapat ditentukan. Misalnya, bagi produsen mobil permintaan ban mobil dan radiator tergantung produksi mobil itu sendiri. Oleh karenanya bila manajemen telah membuat peramalan tentang permintaan barang jadi, maka jumlah yang diperlukan akan setiap komponen dapat dihitung, karena komponen semuanya bersifat dependen. Apabila dalam permintaan independen digunakan model persediaan seperti konsep EOQ (Economic Order Quantity), POQ (Production Order Quantity) dan Quantity Discount, maka dalam permintaan dependen menggunakan teknik yang dikenal dengan MRP (Material Requirement Planning). 2.2 Kemampuan Sistem MRP Ada 4 kemampuan yang menjadi ciri utama dari sitem MRP yaitu : 1. Mampu menentukan kebutuhan pada saat yang tepat. Maksudnya adalah menetukan secara tepat kapan suatu pekerjaan harus diselesaikan atau kapan material harus tersedia untuk memenuhi permintaan atas produk akhir yang sudah direncanakan pada jadwal induk produksi. 2. Membentuk kebutuhan minimal untuk setiap item. Dengan diketahuinya kebutuhan akan produk jadi, MRP dapat menentukan secara tepat sistem penjadwalan untuk memenuhi semua kebutuhan minimal setiap item komponen. Program Studi Teknik Industri 8

24 3. Menentukan pelaksanaan rencana pemesanan. Maksudnya adalah memberikan indikasi kapan pemesanan atau pembatalan terhadap pesanan harus dilakukan, baik pemesanan yang diperoleh dari luar atau dibuat sendiri. 4. Menentukan penjadwalan ulang atau pembatalan atas suatu jadwal yang sudah direncanakan. Apabila kapasitas yang tidak mampu memenuhi pesanan yang dijadwalkan pada waktu yang diinginkan, maka MRP dapat memberikan indikasi untuk melakukan rencana penjadwalan dengan menentukan prioritas pesanan yang realistis. Apabila kapasitas yang tidak mampu memenuhi pesanan yang dijadwalkan pada waktu yang diinginkan, maka MRP dapat memberikan indikasi untuk melakukan rencana penjadwalan ulang dengan menentukan prioritas pesanan yang realistis. Jika penjadwalan masih tidak memungkinkan untuk memenuhi pesanan, berarti perusahaan tidak mampu memenuhi permintaan konsumen, sehingga perlu dilakukan pembatalan atas pesanan konsumen tersebut. 2.3 Tipe MRP Berdasarkan cara untuk mengantisipasi perubahan, sistem MRP dapat dibedakan menjadi dua, yaitu: Sistem Regeneratif Sistem ini terjadi bila perencanaan ulang prosedur MRP untuk semua item dilakukan secara periodik (seminggu atau sebulan sekali). Perencanaan ulang ini didasarkan keadaan jadwal induk produksi terakhir, mulai dari produk akhir sampai bahan mentah yang dibeli, ini semua dilakukan secara periodik. Sistem ini Program Studi Teknik Industri 9

25 dipakai untuk situasi dimana frekuensi yang tidak terlalu besar dan pabrik bertipe batch. Keuntungan : dapat memaksimalkan pemrosessan data dan baik dipakai untuk suatu lingkungan yang stabil. Kerugian : tidak terlalu peka jika terjadi ketidak seimbangan antar kebutuhan dan kemampuan untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Sistem Net Change Konsep dasar sistem ini adalah proses explosion hanya dilakukan setiap terjadi perubahan dalam jadual induk produksi atau keadaan persediaan atau perubahan pemesanan. Keuntungan : dapat memberikan catatan-catatan yang selalu up-to-date mampu meningkatkan pelayanan kepada konsumen. Kerugian : lebih mahal karena pemrosesan data bias lebih sering sangat (yaitu setiap terjadi perubahan). Sistem ini menjadi sngat peka sehingga dapat menimbulkan stress pada pekerja. System ini cocok dipakai untuk situasi dimana lingkungan sangat tidak menentu (fluktuasi kebutuhan yang besar). 2.4 Input MRP Ada tiga input yang dibutuhkan dalam sistem MRP yaitu ; 1. Jadwal Induk Produksi (Master Production Schedule) Jadwal induk produksi dibuat berdasarkan permintaan (yang diperoleh dari daftar pesanan atau peramalan) terhadap semua produk jadi yang dibuat. Jadwal induk produksi merupakan perencanaan pendek, yang Program Studi Teknik Industri 10

26 dapat menentukan jumlah produksi yang dibutuhkan untuk setiap produk akhir beserta periode waktunya. Hal yang perlu diperhatikan dalam menyusun jadwal induk produksi adalah menentukan panjang horizon perencanaan ( Planning Horizon ), banyaknya periode waktu yang ingin diliput dalam penjadwalan. Tabel 2.1 berikut adalah contoh jadwal induk produksi (Rosani Ginting Hal, 169). Tabel 2.1 Jadwal Induk Produksi Produk Periode A B C D Struktur Produk (Bill Of Material) Struktur produk berisi informasi tentang hubungan antara komponen-komponen dalam suatu perakitan, penentuan kebutuhan kotor dan kebutuhan bersih. Struktur produk juga memberikan informasi tentang item, seperti nomor item, jumlah kebutuhan dalam setiap perakitan, dan berapa jumlah akhir yang harus dibuat. Gambar 2.1 berikut merupakan contoh Struktur produk dari kaleng kemasan (Rosani Ginting Hal, 171). Program Studi Teknik Industri 11

27 Kaleng Kemasan (1) Level 0 Bottom (1) Body (1) Seal Ring (1) Cap (1) Level 1 Plat Polos (1) Plat Print (1) Plat Polos (1) Plat Polos (1) Level 2 Gambar 2.1 Struktur Produk Kaleng Kemasan 3. Catatan Keadaan Persediaan Sistem MRP didasarkan atas keakuratan data status persediaan yang dimiliki sehingga keputusan untuk membuat atau memesan barang pada suatu saat dapat dilakukan dengan sebaik-baiknya. Untuk itu tingkat persediaan komponen dan material harus selalu diamati. Jika terjadi perbedaan antara tingkat persediaan aktual dengan data persediaan dalam sistem komputer maka data persediaan dalam sistem komputer tersebut harus segera dimutakhirkan. MRP tidak mungkin dijalankan tanpa adanya catatan persediaan yang akurat. Catatan keadaan persediaan menggambarkan status dimana item yang ada dalam persediaan. Catatan keadaan persediaan berisi data tentang lead time, teknik ukuran lot yang digunakan, persediaan pengaman, dan catatan-catatan penting lainnya. Program Studi Teknik Industri 12

28 2.5 Output MRP Output MRP adalah berupa rencana pemesanan atau rencana produksi yang dibuat bedasarkan lead time (Teguh Baroto Hal, 145). Output MRP : Catatan tentang pesanan yang harus dikerjakan atau direncanakan baik dari pabrik sendiri atau supplier. Indikasi untuk penjadwalan ulang atau pembatalan produksi. Indikasi pembatalan pesanan. Informasi keadaan persediaan. Gambar 2.2 berikut adalah input dan out MRP (Rosani Ginting Hal, 174). Program Studi Teknik Industri 13

29 FORECAST CUSTOMER ORDERS MASTER PRODUCTION SCHEDUL (Menunjukan hasil produk yang harus dihasilkan dan kapan dibutuhkan) INVENTORY STATUS RECORDS (Berisi On-Hand Balance, Open Order, Lot Size, lead time dan savety Stock) BILL OF MATERIAL (Berisi Bill Of Materials dan Menunjukan Bagaimana Produk dihasilkan) MATERIAL REQUIREMENTS PLANNING (MRP) Explodes BOM, Nets Out Inventory Level, Offsets Lead Time, dan Laporan Mengetahui : - Apa yang harus diorder dan berapa banyak - Kapan diorder - Order mana yang Expedite, deexpedite atau batal. PLAN ORDERS RELEASE Purchase Order Work Order Reschedule Notise Gambar 2.2 Input dan Output MRP Program Studi Teknik Industri 14

30 2.6 Prinsip Dasar Sistem MRP Sistem MRP memiliki suatu prosedur tertentu. Agar prosedur ini dapat diterapkan dengan hasil yang tepat, maka ada beberapa prinsip dan persyaratan yang harus disertakan dalam penerapan system MRP. Berikut ini prinsip dan persyaratan tersebut Time Phasing Time phasing adalah fase waktu yang berarti adanya dimensi waktu dalam catatan persediaan. Dimensi waktu berupa penambahan dan perekaman informasi pada tanggal yang spesifik dari periode perancanaan, yang dikaitkan dengan jumlahnya. Dalam sistem MRP terdapat dua jenis persediaan yaitu sediaan yang ada di tangan dan jadwal terima dari pesanan yang telah dilakukan. Jumlah dari keduanya inilah yang dianggap sebagai persediaan yang dimiliki. Praktik dari prinsip time phasing adalah pembuatan suatu hubungan yang relevan antara jumlah kebutuhan dengan waktu/jadwal perencanaan. Ada dua pendekatan yang sering digunakan, yaitu pendekatan tanggal/jumlah dan pendekatan paket waktu. a. Pendekatan tanggal/jumlah Dalam pendekatan ini lebih diperlihatkan jumlah kebutuhan pada suatu periode waktu. Hanya periode waktu yang memiliki kebutuhan yang dituliskan. b. Pendekatan paket waktu Pendekatan ini memperlihatkan periode waktu yang dihubungkan dengan jumlah kebutuhan. Semua periode waktu serta semua kebutuhan dituliskan bersama-sama. Program Studi Teknik Industri 15

31 2.6.2 Status Persediaan Informasi status persediaan akan mengungkapkan berapa jumlah persediaan dari setiap item. Status ini diperlukan untuk mengetahui : Item yang dimiliki? Item apa yang diperlukan? Apa yang harus dilakukan? Kedua pertanyaan pertama merupakan pertanyaan mendasar untuk mengetahui kemampuan dan kebutuhan. Pertanyaan ketiga diperlukan untuk evaluasi terhadap semua item yang dimiliki dan dibutuhkan. Logika status persediaan di suatu periode adalah : A + B - C = X Dimana : A = jumlah persediaan yang dimiliki saat ini B = jumlah yang akan diterima ( sedang dipesan ) C = jumlah kebutuhan kotor X = jumlah yang tersedia ( kelebihan atau kekurangan ) Jumlah kebutuhan kotor dapat diperoleh dari daftar pesanan atau dari peramalan untuk beberapa item level diatasnya, maka kebutuhan kotor adalah merupakan penjumlahan dari rencana produksi semua item tersebut. X bernilai negatif adalah berarti bahwa harus dilakukan pemesanan karena terjadi kekurangan persediaan untuk memenuhi kebutuhan. Jika X bernilai positif maka tidak perlu dilakukan pemesanan karena terjadi kelebihan persediaan untuk memenuhi kebutuhan dan akan ada sisa ( yang dapat digunakan untuk periode selanjutnya ). Program Studi Teknik Industri 16

32 Semua pertanyaan mengenai apa, kapan dan berapa jumlah harus dipesan sudah terjawab lewat prinsip time phasing dan prinsip catatan persediaan. Keuntungan sistem persediaan dengan sistem time phasing adalah efektifitas. Namun, sebagai konsekuensinya aplikasi time phasing akan mengakibatkan biaya yang lebih besar terutama dalam penyimpanan pengolahan data Syarat Pendahuluan Syarat pendahuluan dari sistem MRP adalah sebagai berikut : Ada dan tersedianya jadwal induk produksi, dimana terdapat jadwal rencana dan pesanan dari item produk. Item persediaan memiliki identifikasi khusus Tersedianya struktur produk pada saat perencanaan Tersedia catatan tentang persediaan untuk semua item, yang menyatakan keadaan persediaan sekarang dan yang akan datang/direncanakan Asumsi Asumsi Asumsi asumsi dari sistem MRP adalah sebagai berikut : Adanya data file yang terintegrasi Lead time semua item diketahui Setiap persediaan selalu ada dalam pengendalian Semua komponen yang diperlukan dapat disediakan pada saat perakitan akan dilakukan Penghadaan dan pemakaian komponen bersifat diskrit Proses pembutan suatu item tidak tergantung terhadap proses pembuatan item lainnya Program Studi Teknik Industri 17

33 2.7 Prosedur Sistem MRP Sistem MRP memiliki empat langkah utama yang selanjutnya keempat langkah ini harus diterapkan satu per satu pada periode perencanaan dan pada setiap item. Prosedur ini dapat dilakukan secara manual bila jumlah item yang terlibat dalam produksi relatif sedikit. Suatu program (software) diperlukan jika jumlah item sangat banyak. Langkah-langkah tersebut adalah sebagai berikut: Netting : perhitungan kebutuhan bersih Lotting : penentuan ukuran lot Offseting : penetapan besarnya lead time Explosion : perhitungan selanjutnya untuk item dibawahnya Netting Netting adalah proses perhitungan untuk menetapkan jumlah kebutuhan bersih, yang besarnya merupakan selisih antara kebutuhan kotor dengan keadaan persediaan ( yang ada dalam persediaan dan yang sedang dipesan). Data yang diperlukan dalam proses perhitungan kebutuhan bersih ini adalah : Kebutuhan kotor setiap periode Persediaan yang dipunyai pada awal perencanaan Rencana penerimaan untuk setiap periode perencanaan Pengertian kebutuhan kotor adalah jumlah dari produk akhir yang akan dikonsumsi. Umumnya pengertian diatas dimaksudkan untuk permintaan dependent, kebutuhan kotor dihitung berdasarkan item induk yang berada pada tingkat diatasnya, biasanya juga dikalikan oleh kelipatan-kelipatan tertentu yang sesuai dengan yang dibutuhkan. Jadi kebutuhan kotor untuk komponen merupakan gabungan dari rencana produksi item pada level diatasnya. Tabel 2.1 Program Studi Teknik Industri 18

34 berikut ini menunjukan contoh format tabel MRP (Zulian Yamit Hal, 277). Tabel 2.2 Format MRP Periode GR SR OH NR POP POR Ket : GR Gross Requirements ( kebutuhan kotor) SR Scheduled Receipts ( jadwal penerimaan ) OH On Hand ( persediaan di tangan ) NR Net Requirement ( kebutuhan bersih ) POP Planned Order Receipts ( rencana penerimaan pesanan ) POR Planned Order Release ( rencana pemesanan ) Lotting Lotting adalah suatu proses untuk menentukan besarnya jumlah pesanan optimal untuk setiapsecara individual didasarkan pada hasil perhitungan kebutuhan bersih yang telah dilakukan. Ada banyak alternative metode untuk menentukan ukuran lot. Beberapa teknik diarahkan untuk meminimalkan total ongkos set-up dan ongkos simpan. Teknik-teknik tersebut adalah teknik lot-4- lot, economic order quantity, fix order quantity, dan fix periode review, dan lainlain. Program Studi Teknik Industri 19

35 2.7.3 Offseting Langkah ini bertujuan untuk menentukan saat yang tepat untuk melakukan rencana pemesanan dalam rangka memenuhi kebutuhan bersih. Rencana pemesanaan diperoleh dengan cara mengurangkan saat awal tersedianya ukuran lot yang diinginkan dengan besarnya lead time Explosion Proses explosion adalah proses perhitungan kebutuhan kotor untuk tingkat item atau komponen yang lebih bawah. Perhitungan kebutuhan kotor ini didasarkan pada rencana pemesanan item-item produk pada level yang lebih atas. Untuk perhitungan kotor ini, diperlukan struktur produk dan informasi mengenai berapa jumlah kebutuhan tiap item untuk item yang akan dihitung. 2.8 Permasalahan Sistem MRP Dalam Sistem MRP terdapat lima faktor yang menyebabkan kesulitan dalam proses perhitungan. Kelima faktor tersebut adalah : 1. Struktur produk 2. Ukuran lot 3. Lead time yang berubah-ubah 4. Perubahan kebutuhan terhadap produk akhir dalam horizon perencanaan 5. Komponen-komponen yang bersifat umum ( commonality ) Struktur Produk Struktur Produk merupakan sesuatu yang mutlak harus ada untuk dapat diterapkan sistem MRP. Struktur produk yang rumit dan banyak levelnya akan membuat perhitungan semakin kompleks terutama dalam proses explosion. Program Studi Teknik Industri 20

36 Proses explosion merupakan suatu prosedur untuk menghitung jumlah kebutuhan kotor dalam tingkat yang lebih bawah setelah dilakukan proses offseting pada item produknya. Struktur produk dengan jumlah level yang besar akan membuat proses netting, lotting, offseting, dan explosion yang berulang-ulang dilakukan satu per satu dari atas ke bawah level demi level dan periode demi periode Ukuran Lot Didalam Sistem MRP dikenal berbagai macam teknik penentuan lot, ada empat teknik yaitu : 1. Fixed Order Quantity ( FOQ ) 2. Economic Order Quantity ( EOQ ) 3. Period Order Quantity ( POQ ) 4. Lot For Lot ( L4L ) 5. Fixed Periode Requirement ( FPR ) Untuk menjelaskan prosedur dari masing-masing teknik tersebut digunakan contoh data kebutuhan bersih (Rt), data ongkos dan waktu ancangancang yang sama seperti dibawah ini. Selain itu akan dihitung pula ongkos yang ditimbulkan oleh setiap teknik ( Rosani Ginting Hal,190). a. Data Kebutuhan Bersih Tabel 2.3 Data Kebutuhan Bersih Periode (t) Keb. Bersih (Rt) b. Data Ongkos Program Studi Teknik Industri 21

37 - Harga per unit (c) : Rp. 50,- - Ongkos pengadaan : Rp. 100,- - Ongkos Simpan (It) : 0.24 per tahun atau 24 % (Ip) : 0.02 per periode atau 2 % c. Data Waktu Ancang-ancang Waktu ancang-ancang = Jumlah Pesanan Tetap (Fixed Order Quantity) Dalam metode FOQ ukuran lot ditentukan secara subjectif. Berapa besarnya dapat ditentukan berdasarkan pengalaman produksi atau intuisi. Tidak ada teknik yang dapat dikemukakan untuk menentukan berapa ukuran lot ini. Kapasitas produksi selama lead time produksi dalam hal ini dapat digunakan sebagai dasar untuk menentukan besarnya lot. sekali ukuran lot ditetapkan, maka lot ini akan digunakan untuk seluruh periode selanjutnya dalam perencanaan. Berapapun kebutuhan bersihnya, rencana pesan akan tetap sebesar lot yang telah ditentukan tersebut. Metode ini dapat ditempuh untuk item-item yang biasa pemesanannya sangat mahal. Besarnya jumlah mencerminkan pertimbangan faktor-faktor luar, seperti peristiwa atau kejadian yang tidak dapat dihitung dengan teknik-teknik penentuan ukuran lot. Beberapa keterbatasan kapasitas atau proses yang harus dipertimbangkan antra lain batas waktu, rusak, pengepakan, penyimpanan, dan lain sebagainya. Bila teknik ini diterapkan pada sistem MRP, maka besarnya jumlah pesanan dapat menjadi sama atau lebih besar dari kebutuhan bersih, yang kadang-kadang diperlukan bila ada lonjakan permintaan. Program Studi Teknik Industri 22

38 Berikut ini merupakan contoh pemakaian FOQ dengan ukuran lot = 100. Tabel 2.4 Contoh Perhitungan MRP Dengan Metode FOQ Periode (t) Total Kebutuhan Bersih (Rt) Kwantitas pemesanan (Qt) Ongkos Pengadaan = 3 X Rp. 100,- = Rp. 300,- Ongkos Simpan = ( ) Rp. 1,- = Rp. 425,- Ongkos Total = Rp. 300,- + Rp. 425,- = Rp. 725, Jumlah Pesanan Ekonomis (Economic Order Quantity ) Penetapan ukuran lot dengan teknik ini sangat popular sekali dalam sistem persediaan tradisional. Dalam teknik ini besarnya ukuran lot adalah tetap. Penentuan lot berdasar biaya pesan dan biaya simpan, dengan formula sebagai berikut (Teguh Baroto Hal, 157). EOQ = 2AD H Keterangan : A = Order Cost D = Demand H = Holding Cost Program Studi Teknik Industri 23

39 Metode EOQ ini biasa dipakai untuk horizon perencanaan selama satu tahun sebanyak 12 bulan. Metode EOQ baik digunakan bila semua data konstan dan perbandingan biaya pesan dengan biaya simpan sangat besar. Berikut adalah contoh perhitungan EOQ (Rosani Ginting Hal,192) A = 100, D = 265, c = 50 H = (It x 9) x c H = (0,02 x 9) x 50 = 9 EOQ = = 76,7 dibulatkan 77 Tabel 2.5 Contoh Perhitungan MRP Dengan Metode EOQ Periode (t) Total Kebutuhan Bersih (Rt) Kwantitas pemesanan (Qt) Ongkos Pengadaan = 4 X Rp. 100,- = Rp. 400,- Ongkos Simpan = ( ) Rp. 1,- = Rp. 342,- Ongkos Total = Rp. 400,- + Rp. 342,- = Rp. 742, Jumlah Pesanan Atas Dasar Periode (Period Order Quantity) Teknik POQ ini, interval pemesanan ditentukan dengan suatu perhitungan yang didasarkan pada perhitungan EOQ klasik yang telah Program Studi Teknik Industri 24

40 dimodifikasi sehingga dapat digunakan pada permintaan yang berperiode diskrit. Interval pemesanan tersebut ditentukan sebagai berikut : - Frekwensi Pemesanan per tahun = - Interval Pemesanan = Kesulitan teknik POQ ini terletak pada kemungkinan bahwa diskontinuitas permintaan kebutuhan bersih (Rt) terdistribusi sedemikian rupa sehingga interval pemesanan yang telah ditentukan sebelumnya jadi tidak berlaku lagi. Kasus ini dapat terjadi jika pada periode-periode yang bertepatan dengan saat pemesanan besarnya kebutuhan bersih adalah nol. Sebagai contoh, berikut ini adalah penerapan teknik POQ pada contoh data yang telah digunakan teknik EOQ sebelumnya. - Jumlah periode dalam tahun = 12 - Jumlah pemesanan per tahun = 353,3 Q = 77 - Frekwensi Pemesanan = = 4,6 - Periode Pemesanan = = 2,6 Interval pemesanan yang diperoleh adalah 2,6 periode yang berarti dapat digunakan 2 atau 3 periode. Program Studi Teknik Industri 25

41 Tabel 2.6 Contoh Perhitungan MRP Dengan Metode POQ Periode (t) Total Kebutuhan Bersih (Rt) Kwantitas pemesanan (Qt) Ongkos Pengadaan = 4 X Rp. 100,- = Rp. 400,- Ongkos Simpan = ( ) Rp. 1,- = Rp.180,- Ongkos Total = Rp. 400,- + Rp. 180,- = Rp. 580, Lot Untuk Lot ( Lot For Lot ) Teknik ini merupakan penetapan ukuran lot dilakukan atas dasar pesanan diskrit ( rencana ) teknik ini cara paling sederhana dari semua teknik ukuran lot yang ada. Teknik ini selalu melakukan perhitungan kembali ( bersifat dinamis ) terutama apabila terjadi perubahan pada kebutuhan bersih.penggunaan teknik ini bertujuan untuk meminimumkan ongkos simpan, sehingga dengan teknik ini ongkos simpan menjadi nol. Oleh karena itu, sering sekali digunakan untuk item-item yang mempunyai biaya simpan per unit sangat mahal. Apabila dilihat dari pola kebutuhan yang mempinyai sifat diskontinu atau tidak teratur, maka teknik L-4-L ini memiliki kemampuan yang baik. Disamping itu, teknik ini sering digunakan pada sistem produksi manufaktur yang mempunyai sifat set-up permanent pada proses produksinya. Program Studi Teknik Industri 26

42 Sebagi contoh, berikut ini merupakan penerapan teknik LFL pada data kebutuhan bersih yang telah digunakan sebelumnya. Tabel 2.7 Contoh Perhitungan MRP Dengan Metode L-4-L Periode (t) Total Kebutuhan Bersih (Rt) Kwantitas pemesanan (Qt) Ongkos Pengadaan = 9 X Rp. 100,- Ongkos Simpan = 0 = Rp. 900,- Ongkos Total = Rp. 900, Kebutuhan dengan periode tetap (Fixed Periode Requirement) Dalam metode FPR penentuan ukuran lot didasarkan pada periode waktu tertentu saja. Besarnya jumlah kebutuhan tidak berdasarkan ramalan, tetapi dengan cara menjumlahkan kebutuhan bersih pada periode yang akan datang. Bila dalam metode FOQ besarnya ukuran lot adalah tetap sementara selang waktu antar pemesanan tidak tetap. Dalam metode FPR ini selang waktu antar pemesanan dibuat tetap dengan ukuran lot sesuai pada kebutuhan bersih. Sebagai contoh, Berikut ini merupakan pemakaian teknik FPR dengan interval pemesanan tiga periode. Program Studi Teknik Industri 27

43 Tabel 2.8 Contoh Perhitungan MRP Dengan Metode FPR Periode (t) Total Kebutuhan Bersih (Rt) Kwantitas pemesanan (Qt) Ongkos Pengadaan = 3 X Rp. 100,- = Rp. 300,- Ongkos Simpan = ( ) Rp. 1,- = Rp.300,- Ongkos Total = Rp. 300,- + Rp. 300,- = Rp. 600, Lead Time Yang Berbeda-beda Salah satu data yang erat kaitannya dengan waktu adalah lead time, dimana lead time akan mempengaruhi offsetting. Suatu perakitan tidak dapat dilakukan apabila komponen-komponen pembentuknya belum tersedia. Kompleksnya masalah akan dirasakan pada tahap penentuan ukuran lot disetiap tingkat produksi. Dalam kaitannya dengan hal ini, persoalannya bukan hanya menentukan besarnya lot, tetapi juga harus memperhatikan persoalan ketergantungan tersebut. Lead time produksi juga akan tergantung pada berapa banyak jumlah yang akan diproduksi. Pada metode FOQ dan EOQ lead time setiap pesanan sama. Pada metode L-4-L dan FPR lead time setiap pesanan bisa berbeda, misalnya rencana pesan 20 unit akan memiliki lead time lebih singkat dari pada rencana pesan sebesar 200 unit. Program Studi Teknik Industri 28

44 2.8.4 Kebutuhan Yang Berubah Sistem MRP dirancang untuk menjadi sistem yang fleksibel terhadap perubahan-perubahan, baik perubahan dari luar ( permintaan ) maupun dari dalam ( kapasitas ). Perubahan kebutuhan akan produk akhir tidak hanya berpengaruh pada penentuan rencana pemesanan ( timing ) namun mempengaruhi pola penentuan jumlah kebutuhan yang diinginkan Komponen Umum Komponen umum berarti komponen tersebut dibutuhkan oleh lebih dari satu induk itemnya. Komponen umum ini akan menimbulkan kesulitan pada proses netting dan lotting ( khusunya untuk lotting dalam kasus multi level ). Proses lotting untuk komponen ini diperoleh dari semua induknya dengan terlbih dahulu menentukan rencana kebutuhan ( waktu dan jumlah ). Kesulitan pada kmponen umum tidak hanya sampai disitu saja, kesulitan akan bertambah apabila komponen komponen umum tersebut ada pada level yang berbeda, baik dalam satu struktur produk yang sama maupun struktur yang berbeda. Program Studi Teknik Industri 29

45 BAB III METODOLOGI PENELITIAN Metodologi penelitian merupakan langkah-langkah berupa tahapan kegiatan dalam suatu penelitian. Metodologi penelitian berfungsi untuk menyelesaikan suatu permasalahan yang diambil secara sistematis dan logis, dan memberikan arah yang jelas mengenai tahap-tahap penyelesaian masalah. Pendekatan permasalahan dilakukan dengan mempersempit permasalahan yang luas dan difokuskan pada permasalahan utama atau permasalahan yang sebenarnya. Pengoptimalan biaya produksi melalui adanya pengendalian dan perencanaan terhadap perediaan bahan baku sepatu NIKE merupakan suatu usaha untuk meningkatkan kinerja perusahaan dalam upaya untuk memaksimalkan frofit. Agar penelitian dapat berjalan secara terarah dan teratur, maka diperlukan tahapan-tahapan yang harus ditempuh untuk mendapatkan usaha ke arah perbaikan Studi Pendahuluan Sebelum melakukan suatu penelitian terlebih dahulu dilakukan studi pendahuluan untuk mengetahui gambaran umum tentang tema yang akan diangkat dan juga kondisi umum perusahaan. Tema yang diangkat dalam penelitian Program Studi Teknik Industri 30

46 mengenai usaha membandingkan metode lot sizing pada MRP untuk mengetahui metode mana yang cocok untuk PT. Pratama Abadi Industri sehingga biaya persediaan dapat diminimalkan Studi Lapangan Dengan melihat langsung keadaan perusahaan serta kegiatan-kegiatan yang ada pada bagian material. Dalam langkah ini pula dicari permasalahan yang sedang dialami oleh perusahaan, khususnya bagian material dan PPIC serta mencari data dan fakta-fakta secara visual tentang akar penyebab dan yang melatarbelakangi kemungkinan timbulnya masalah pada bagian material Studi Pustaka Pada tahapan studi pustaka, penelitian diarahkan untuk menemukan teori, referensi dan literatur yang berhubungan serta menunjang kegiatan penelitian. Studi pustaka dilakukan untuk jadi landasan berpikir dalam melakukan penelitian untuk menyelesaikan permasalahan yang telah diidentifikasi, disertai dengan landasan teori yang kuat yang didukung referensi dan literatur untuk mendapat prioritas penyelesaian yang tepat bagi perusahaan. Pengendalian persediaan bahan baku dalam mengoptimalkan biaya produksi, merupakan suatu usaha yang seharusnya dilakukan perusahaan untuk dapat memaksimalkan profit. Yang pada akhirnya ditujukan sebagai masukan kepada perusahaan untuk meningkatkan kinerjanya. Program Studi Teknik Industri 31

47 Studi pustaka dilakukan untuk mengetahui metode-metode lotsizing yang akan dibandingkan untuk pemecahan masalah yang paling tepat dan merupakan prioritas penyelesaian masalah. Dalam hal ini alat pemecahan masalah yang digunakan yaitu Fixed Order Quantity ( FOQ ), Economic Order Quantity ( EOQ ), Period Order Quantity ( POQ ), Lot-For-Lot ( L-4-L ), Fixed Periode Requirement ( FPR ). untuk meminimalkan biaya penyimpanan bahan baku sepatu NIKE dan produksi tepat waktu Identifikasi Masalah Persaingan industri di saat ini semakin bertambah ketat, untuk dapat bertahan dan berhasil dalam persaingan yang sangat tajam tersebut, perusahaan harus memfokuskan kegiatannya kepada hal yang berorientasi pada tujuan perusahaan. Memaksimalkan profit dengan peningkatan pendapatan atau menurunkan biaya produksi merupakan salah satu tujuan utama yang ingin dicapai perusahaan. Salah satu cara yang dapat dilakukan oleh PT. Pratama Abadi Industri adalah dengan melakukan manajemen sediaan yang tepat terhadap bahan baku utamanya sehingga biaya Persediaan dapat diminimalisaasi Tujuan Penelitian Penelitian mengenai persediaan bahan baku sepatu NIKE di PT. Pratama Abadi Industri bertujuan untuk : Program Studi Teknik Industri 32

48 1. Membandingkan teknik lot sizing pada MRP sehingga tercapai perencanaan persediaan bahan baku dengan tepat waktu dan biaya persediaan yang minimum. 2. Dengan perencanaan ini diharapkan perusahaan dapat melihat dan membandingkan teknik mana yang sesuai dengan perusahaan tersebut Pokok Permasalahan Pengendalian persediaan bahan baku sepatu NIKE dalam mengurangi biaya produksi merupakan permasalahan yang diangkat pada penelitian tugas akhir ini. Persedian adalah sangat penting artinya bagi suatu perusahaan manufaktur karena berfungsi menghubungkan antara operasi yang berurutan dalam pembuatan suatu barang dan menyampaikannya kepada konsumen. Hal ini berarti, dengan adanya persediaan memungkinkan terlaksananya operasi produksi, karena faktor waktu antara operasi itu dapat diminimumkan atau dihilangkan sama sekali. Sehingga diharapkan agar bahan baku yang dibutuhkan itu hendaknya datang tepat waktu sehingga dapat menjamin kelancaran proses produksi dan meminimalisaasi biaya persediaan. Dengan Sistem MRP manajemen persediaan akan jauh lebih baik dan efisien. Disamping itu, sistem MRP dirancang untuk membuat pesanan-pesanan produksi dan pembelian untuk mengatur aliran bahan baku dan persedian dalam proses sehingga sesuai dengan jadwal produksi untuk produk akhir. Hal ini memungkinkan perusahaan memelihara tingkat minimum dari item-item yang kebutuhannya dependent, tetapi tetap dapat menjamin terpenuhinya jadwal produksi untuk produk akhirnya. Agar semua tujuan itu Program Studi Teknik Industri 33

49 tercapai penulis akan membanding metode lotsizing dalam MRP agar dapat mengetahui metode apa yang cocok untuk PT. Pratama Abadi Industri. Dengan metode itu juga perusahaan dapat pula meminimumkan biaya persediaan Pengumpulan Data Dalam melakukan penelitian, data yang digunakan terdiri dari dua jenis, yaitu data primer dan data sekunder. 3. Data Primer Merupakan data dan informasi yang didapat secara langsung dari sumber yang seharusnya diamati dan dicatat untuk pertama kalinya, dimana untuk memperoleh data primer terdapat dua cara yaitu: a. Survey ( interview) Yaitu mengumpulkan data dengan mengajukan pertanyaan secara langsung pada pembimbing atau operator. b. Observasi Yaitu pengambilan data dengan cara mengamati dan mencatat secara langsung pada objek penelitian dan pengamatan. Observasi lapangan digunakan untuk memperoleh informasi mengenai perusahaan itu sendiri dengan segala potensi yang dimilikinya, selain juga untuk memberikan pemahaman yaitu tentang bahanbahan produksi yang digunakan. 4. Data Sekunder Merupakan data dan informasi yang didapat secara tidak langsung, antara lain : Program Studi Teknik Industri 34

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Definisi Perencanaan Produksi dan Pengendalian Persediaan Pengertian mengenai Production Planning and Inventory control (PPIC) akan dikemukakan berdasarkan konsep sistem. Produksi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 PENGERTIAN MATERIAL REQUIREMENTS PLANNING (MRP) Menurut Gasperz (2004), Material Requirement Planning (MRP) adalah metode penjadwalan untuk purchased planned orders dan manufactured

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Material Requirements Planning 2.1.1 Definisi MRP MRP adalah dasar komputer mengenai perencanaan produksi dan inventory control. MRP juga dikenal sebagai tahapan waktu perencanaan

Lebih terperinci

3 BAB III LANDASAN TEORI

3 BAB III LANDASAN TEORI 3 BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Bahan Baku Bahan baku atau yang lebih dikenal dengan sebutan raw material merupakan bahan mentah yang akan diolah menjadi barang jadi sebagai hasil utama dari perusahaan yang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 10 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Material Requirement Planning (MRP) Material Requirement Planning (MRP) adalah metode penjadwalan untuk purchased planned orders dan manufactured planned orders,

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. berharga bagi yang menerimanya. Tafri (2001:8).

BAB II LANDASAN TEORI. berharga bagi yang menerimanya. Tafri (2001:8). BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Sistem informasi adalah data yang dikumpulkan, dikelompokkan dan diolah sedemikian rupa sehingga menjadi sebuah satu kesatuan informasi yang saling terkait dan

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN PUSTAKA

BAB III TINJAUAN PUSTAKA 1 3.1 PERSEDIAAN BAB III TINJAUAN PUSTAKA Maryani, dkk (2012) yang dikutip oleh Yudhistira (2015), menyatakan bahwa persediaan barang merupakan bagian yang sangat penting bagi suatu perusahaan. Persediaan

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR ANALISA PERENCANAAN KEBUTUHAN MATERIAL PADA BAHAN BAKU LEMARI DUA PINTU DI CV. JATI KENCANA

TUGAS AKHIR ANALISA PERENCANAAN KEBUTUHAN MATERIAL PADA BAHAN BAKU LEMARI DUA PINTU DI CV. JATI KENCANA TUGAS AKHIR ANALISA PERENCANAAN KEBUTUHAN MATERIAL PADA BAHAN BAKU LEMARI DUA PINTU DI CV. JATI KENCANA Diajukan Guna Melengkapi Sebagian Syarat Dalam Mencapai Gelar Sarjana Strata Satu ( S1 ) Disusun

Lebih terperinci

MATERIAL REQUIREMENT PLANNING (MRP)

MATERIAL REQUIREMENT PLANNING (MRP) MATERIAL REQUIREMENT PLANNING (MRP) Oleh: Mega Inayati Rif ah, S.T., M.Sc. Institut Sains & Teknologi AKPRIND Yogyakarta Jl. Kalisahak No. 28, Komplek Balapan, Yogyakarta PART 1 PENDAHULUAN PENDAHULUAN

Lebih terperinci

BAB V MATERIAL REQUIREMENTS PLANNING

BAB V MATERIAL REQUIREMENTS PLANNING BAB V MATERIAL REQUIREMENTS PLANNING 5.1. Pengertian Material Requirements Planning (MRP) Menurut Gasperz (2004), Material Requirement Planning (MRP) adalah metode penjadwalan untuk purchased planned orders

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.2. Manajemen Persediaan Persediaan adalah bahan atau barang yang disimpan yang akan digunakan untuk memenuhi tujuan tertentu, misalnya untuk proses produksi atau perakitan untuk

Lebih terperinci

MATERIAL REQUIREMENT PLANNING (MRP)

MATERIAL REQUIREMENT PLANNING (MRP) MATERIAL REQUIREMENT PLANNING (MRP) PENDAHULUAN Dimulai dari 25 s.d 30 tahun yang lalu di mana diperkenalkan mekanisme untuk menghitung material yang dibutuhkan, kapan diperlukan dan berapa banyak. Konsep

Lebih terperinci

Manajemen Persediaan. Perencanaan Kebutuhan Barang (MRP) PPB. Christian Kuswibowo, M.Sc. Modul ke: Fakultas FEB. Program Studi Manajemen

Manajemen Persediaan. Perencanaan Kebutuhan Barang (MRP) PPB. Christian Kuswibowo, M.Sc. Modul ke: Fakultas FEB. Program Studi Manajemen Modul ke: Manajemen Persediaan Perencanaan Kebutuhan Barang (MRP) PPB Fakultas FEB Christian Kuswibowo, M.Sc Program Studi Manajemen www.mercubuana.ac.id Bagian Isi MRP didasarkan pada permintaan dependen.

Lebih terperinci

MATERIAL REQUIREMENT PLANNING (MRP)

MATERIAL REQUIREMENT PLANNING (MRP) MATERIAL REQUIREMENT PLANNING (MRP) Definisi MRP adalah suatu teknik yang dipakai untuk merencanakan pembuatan/pembelian komponen/bahan baku yang diperlukan untuk melaksanakan MPS. MRP ini merupakan hal

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR ANALISA PERSEDIAAN MATERIAL PROYEK PEMBANGUNAN KOMPLEKS PASAR TRADISIONAL DAN PLASA LAMONGAN. Oleh : Arinda Yudhit Bandripta

TUGAS AKHIR ANALISA PERSEDIAAN MATERIAL PROYEK PEMBANGUNAN KOMPLEKS PASAR TRADISIONAL DAN PLASA LAMONGAN. Oleh : Arinda Yudhit Bandripta TUGAS AKHIR ANALISA PERSEDIAAN MATERIAL PROYEK PEMBANGUNAN KOMPLEKS PASAR TRADISIONAL DAN PLASA LAMONGAN Oleh : Arinda Yudhit Bandripta 3107.100.551 Dosen Pembimbing : Ir. Retno Indryani, Ms LATAR BELAKANG

Lebih terperinci

MANAJEMEN PERSEDIAAN. Perencanaan Kebutuhan Barang (MRP) -EOQ. Prepared by: Dr. Sawarni Hasibuan. Modul ke: Fakultas FEB. Program Studi Manajemen

MANAJEMEN PERSEDIAAN. Perencanaan Kebutuhan Barang (MRP) -EOQ. Prepared by: Dr. Sawarni Hasibuan. Modul ke: Fakultas FEB. Program Studi Manajemen MANAJEMEN PERSEDIAAN Modul ke: Perencanaan Kebutuhan Barang (MRP) -EOQ Fakultas FEB Prepared by: Dr. Sawarni Hasibuan Program Studi Manajemen www.mercubuana.ac.id Proses dalam MRP Bill of material (BOM)

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Material Requirement Planning (MRP) Menurut Gaspersz (2005:177) Perencanaan kebutuhan material (material requirement planning = MRP) adalah metode penjadwalan untuk purchased planned

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 6 BAB II LANDASAN TEORI 2.1.1. Persediaan Persediaan merupakan salah satu pos modal dalam perusahaan yang melibatkan investasi yang besar. Kelebihan persediaan dapat berakibat pemborosan atau tidak efisien,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan di PT. Matrikstama Andalan Mitra, sebuah perusahaan perdagangan, yang beralamatkan di Jl. Daan Mogot KM.12 No.9 Jakarta

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. WAKTU DAN TEMPAT PENELITIAN Penelitian ini dilakukan di PT Klip Plastik Indonesia sejak dari Agustus-Desember 2015, penulis tertarik untuk melakukan penelitian di PT Klip Plastik

Lebih terperinci

BAB V MATERIAL REQUIREMENTS PLANNING

BAB V MATERIAL REQUIREMENTS PLANNING BAB V MATERIAL REQUIREMENTS PLANNING 5.1 Landasan Teori Perencanaan kebutuhan material (material requirements planning) merupakan metode perencanaan dan pengendalian pesanan dan inventori untuk item-item

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. secara lebih baik, karena dalam era perdagangan tanpa batas tersebut mengakibatkan

BAB I PENDAHULUAN. secara lebih baik, karena dalam era perdagangan tanpa batas tersebut mengakibatkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dalam era globalisasi saat ini setiap perusahaan harus mampu mempersiapkan diri secara lebih baik, karena dalam era perdagangan tanpa batas tersebut mengakibatkan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. bidang manufaktur, suatu peramalan (forecasting) sangat diperlukan untuk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. bidang manufaktur, suatu peramalan (forecasting) sangat diperlukan untuk BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Peramalan 2.1.1 Pengertian Peramalan Di dalam melakukan suatu kegiatan dan analisis usaha atau produksi bidang manufaktur, suatu peramalan (forecasting) sangat diperlukan untuk

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sebelum penggunaan MRP biaya yang dikeluarkan Rp ,55,- dan. MRP biaya menjadi Rp ,-.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sebelum penggunaan MRP biaya yang dikeluarkan Rp ,55,- dan. MRP biaya menjadi Rp ,-. BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Penelitian Terdahulu Nastiti (UMM:2001) judul: penerapan MRP pada perusahaan tenun Pelangi lawang. Pendekatan yang digunakan untuk pengolahan data yaitu membuat Jadwal

Lebih terperinci

Jurnal Distribution Requirement Planning (DRP)

Jurnal Distribution Requirement Planning (DRP) PERENCANAAN DAN PENJADWALAN AKTIVITAS DISTRIBUSI HASIL PERIKANAN DENGAN MENGGUNAKAN DISTRIBUTION REQUIREMENT PLANNING (DRP) (Studi Kasus Di UD. Retro Gemilang Internasional Sidoarjo) 2009 Adib Fahrozi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Persediaan 2.1.1 Pengertian Persediaan Keberadaan persediaan dalam suatu unit usaha perlu diatur sedemikian rupa sehingga kelancaran pemenuhan kebutuhan pemakai dapat dijamin

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI Dalam penyusunan tugas akhir ini dibutuhkan beberapa landasan teori sebagai acuan dalam penyusunannya. Landasan teori yang dibutuhkan antara lain teori tentang Sistem Informasi, teori

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan antar perusahaan akhir-akhir ini tidak lagi terbatas secara lokal,

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan antar perusahaan akhir-akhir ini tidak lagi terbatas secara lokal, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Persaingan antar perusahaan akhir-akhir ini tidak lagi terbatas secara lokal, tetapi mencakup kawasan regional dan global. Oleh karena itu, setiap perusahaan

Lebih terperinci

BAB 5 ANALISIS 5.1. Analisis Forecasting (Peramalan)

BAB 5 ANALISIS 5.1. Analisis Forecasting (Peramalan) BAB 5 ANALISIS 5.1. Analisis Forecasting (Peramalan) Peramalan merupakan upaya untuk memperkirakan apa yang akan terjadi pada masa yang akan datang. Peramalan digunakan untuk melihat atau memperkirakan

Lebih terperinci

BAB III. Metode Penelitian. untuk memperbaiki keterlambatan penerimaan produk ketangan konsumen.

BAB III. Metode Penelitian. untuk memperbaiki keterlambatan penerimaan produk ketangan konsumen. BAB III Metode Penelitian 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan di Pt. Anugraha Wening Caranadwaya, diperusahaan Manufacturing yang bergerak di bidang Garment (pakaian, celana, rompi,

Lebih terperinci

MANAJEMEN PERSEDIAAN

MANAJEMEN PERSEDIAAN Modul ke: MANAJEMEN PERSEDIAAN Merencanakan Kebutuhan Barang Persediaan dengan Teknik Part Period Balancing Fakultas EKONOMI DAN BISNIS M. Soelton Ibrahem, S.Psi, MM Program Studi Manajemen Perencanaan

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR ANALISA PERANAN MATERIAL REQUIREMENT PLANNING (MRP) DENGAN MENGGUNAKAN METODE LOT SIZING UNTUK PRODUK GARMEN LEGING PADA PT.

TUGAS AKHIR ANALISA PERANAN MATERIAL REQUIREMENT PLANNING (MRP) DENGAN MENGGUNAKAN METODE LOT SIZING UNTUK PRODUK GARMEN LEGING PADA PT. TUGAS AKHIR ANALISA PERANAN MATERIAL REQUIREMENT PLANNING (MRP) DENGAN MENGGUNAKAN METODE LOT SIZING UNTUK PRODUK GARMEN LEGING PADA PT. XYZ Diajukan Guna Melengkapi Sebagian Syarat Dalam Mencapai Gelar

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI Untuk memecahkan masalah yang diuraikan pada sub bab 1.2 diperlukan beberapa terori pendukung yang relevan. 2.1 Inventory Control Pengawasan persediaan digunakan untuk mengatur tersedianya

Lebih terperinci

Abstrak. Universitas Kristen Maranatha

Abstrak. Universitas Kristen Maranatha Abstrak CV Belief Shoes merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang manufaktur sepatu. Sepatu yang diproduksi terdiri dari 2 jenis, yaitu sepatu sandal dan sepatu pantofel. Dalam penelitian ini penulis

Lebih terperinci

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. PT. Tarumatex. Kemudian yang menjadi variabel dependen atau variable terikat

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. PT. Tarumatex. Kemudian yang menjadi variabel dependen atau variable terikat BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Dalam penelitian ini yang menjadi variabel independen atau varibel bebas (X) yang diteliti adalah metode MRP pada persediaan bahan baku benang pada

Lebih terperinci

MATERIAL REQUIREMENT PLANNING (MRP)

MATERIAL REQUIREMENT PLANNING (MRP) MATERIAL REQUIREMENT PLANNING (MRP) ABC Amber Text Converter Trial version, http://www.processtext.com/abctxt.html MATERIAL REQUIREMENT PLANNING (MRP) Definisi MRP adalah suatu teknik yang dipakai untuk

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 64 4.1 Pengumpulan Data 4.1.1 Data Penjualan BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN PT. Surya Toto Indonesia bergerak di bidang ceramic sanitary wares and plumbing hardware., salah satu produknya yaitu kloset tipe

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1. Material Requirement Planning (MRP) Menurut Heryanto (1997, p193), persediaan adalah bahan baku atau barang yang disimpan yang akan digunakan untuk memenuhi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Konsep Dasar Manajemen Permintaan Pada dasarnya manajemen permintaan (demand management) didefinisikan sebagai suatu fungsi pengelolaan dari semua permintaan produk untuk menjamin

Lebih terperinci

BAB V ANALISIS PEMECAHAN MASALAH

BAB V ANALISIS PEMECAHAN MASALAH BAB V ANALISIS PEMECAHAN MASALAH 5.1 Analisis Perencanaan Kebutuhan Material (MRP) Perencanaann Kebutuhan Material atau MRP dimulai setelah inputnya yaitu Jadwal Induk Produksi, Struktur Produk dan Catatan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Konsep Dasar Sistem Produksi Organisasi industri merupakan salah satu mata rantai dari sistem perekonomian, karena ia memproduksi dan mendistribusikan produk (barang dan/atau

Lebih terperinci

ANALISIS PERENCANAAN PENGENDALIAN BAHAN BAKU MENGGUNAKAN TEKNIK LOTTING DI PT AGRONESIA INKABA BANDUNG

ANALISIS PERENCANAAN PENGENDALIAN BAHAN BAKU MENGGUNAKAN TEKNIK LOTTING DI PT AGRONESIA INKABA BANDUNG ANALISIS PERENCANAAN PENGENDALIAN BAHAN BAKU MENGGUNAKAN TEKNIK LOTTING DI PT AGRONESIA INKABA BANDUNG I Made Aryantha dan Nita Anggraeni Program Studi Teknik Industri, Universitas Komputer Indonesia,

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI 2.1 Tinjauan Pustaka Permintaan mengalami penurunan pada periode tertentu dan kenaikan pada periode setelahnya sehingga pola yang dimiliki selalu berubah-ubah (lumpy)

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR ANALISA PERENCANAAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU SEPATU NIKE SCRAMBLE TR II BERDASARKAN SISTEM MRP PADA PT. PRATAMA ABADI INDUSTRI

TUGAS AKHIR ANALISA PERENCANAAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU SEPATU NIKE SCRAMBLE TR II BERDASARKAN SISTEM MRP PADA PT. PRATAMA ABADI INDUSTRI TUGAS AKHIR ANALISA PERENCANAAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU SEPATU NIKE SCRAMBLE TR II 313395-431 BERDASARKAN SISTEM MRP PADA PT. PRATAMA ABADI INDUSTRI Diajukan Guna Melengkapi Persyaratan Dalam Mencapai Gelar

Lebih terperinci

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Penelitian ini dilakukan di Perusahaan Menara Cemerlang, suatu perusahaan yang bergerak di bidang pembuatan karung plastik. Pada saat ini perusahaan sedang mengalami penjualan yang pesat dan mengalami

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Produksi Proses manufaktur dapat digambarkan seperti terlihat dalam Gambar 2.1., berupa kerangka masukan-keluaran, dimana masukannya berupa bahan baku, selanjutnya bahan

Lebih terperinci

Perencanaan Kebutuhan Komponen Tutup Ruang Transmisi Panser Anoa 6x6 PT PINDAD Persero

Perencanaan Kebutuhan Komponen Tutup Ruang Transmisi Panser Anoa 6x6 PT PINDAD Persero Perencanaan Kebutuhan Komponen Tutup Ruang Transmisi Panser Anoa 6x6 PT PINDAD Persero Rizky Saraswati 1), dan I Wayan Suletra 2) 1) Mahasiswa Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Sebelas

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Dan menurut Rangkuti (2007) Persediaan bahan baku adalah:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Dan menurut Rangkuti (2007) Persediaan bahan baku adalah: 10 2.1. Persediaan 2.1.1. Pengertian Persediaan BAB II TINJAUAN PUSTAKA Dalam perusahaan setiap manajer operasional dituntut untuk dapat mengelola dan mengadakan persediaan agar terciptanya efektifitas

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. melaksanakan kegiatan utama suatu perusahaan.

BAB II LANDASAN TEORI. melaksanakan kegiatan utama suatu perusahaan. BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Sistem Informasi Sistem informasi merupakan suatu sistem dalam suatu organisasi yang mempertemukan pengolah transaksi harian, mendukung operasi, bersifat manajerial dan kegiatan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. ditandai dengan banyaknya perusahaan yang berdiri. Kelangsungan proses bisnis

BAB 1 PENDAHULUAN. ditandai dengan banyaknya perusahaan yang berdiri. Kelangsungan proses bisnis BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan dunia bisnis di Indonesia saat ini sangat pesat. Hal itu ditandai dengan banyaknya perusahaan yang berdiri. Kelangsungan proses bisnis yang ada di perusahaan

Lebih terperinci

Bab 1. Pendahuluan. Keadaan perekonomian di Indonesia telah mengalami banyak perubahan.

Bab 1. Pendahuluan. Keadaan perekonomian di Indonesia telah mengalami banyak perubahan. 1 Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Penelitian Keadaan perekonomian di Indonesia telah mengalami banyak perubahan. Sampai saat ini perekonomian Indonesia belum bisa pulih dari krisis ekonomi yang berkepanjangan.

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Sejarah manajemen menurut William (2008:44) sebagai bidang studi manajemen mungkin berusia 125 tahun, tetapi ide-ide dan praktek manajemen benarbenar

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Perencanaan Produksi Menurut Gaspertz (2001), produksi merupakan fungsi pokok dalam setiap organisasi yang mencakup aktivitas yang bertanggung jawab untuk menciptakan nilai tambah

Lebih terperinci

Abstrak. Universitas Kristen Maranatha

Abstrak. Universitas Kristen Maranatha Abstrak Perusahaan Plastik X adalah perusahaan penghasil plastik injection process dengan orientasi pasar lokal, sehingga harus dapat mempertahankan dan meningkatkan produktivitasnya agar dapat memenangkan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RERANGKA PEMIKIRAN. penggerakan, dan pengendalian aktivitas organisasi atau perusahaan bisnis atau jasa

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RERANGKA PEMIKIRAN. penggerakan, dan pengendalian aktivitas organisasi atau perusahaan bisnis atau jasa 5 BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RERANGKA PEMIKIRAN A. Kajian Pustaka A.1. Teori A.1.1 Manajemen Produksi dan Operasi Menurut Haming (2011:24) Manajemen Operasional dapat diartikan sebagai kegiatan yang berhubungan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang ada di dunia usaha saat ini semakin ketat. Hal ini disebabkan tuntutan

BAB I PENDAHULUAN. yang ada di dunia usaha saat ini semakin ketat. Hal ini disebabkan tuntutan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Seiring dengan perkembangan dan kemajuan teknologi, kondisi persaingan yang ada di dunia usaha saat ini semakin ketat. Hal ini disebabkan tuntutan konsumen

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. yang ada pada perusahaan ini. Pembahasan pada bagian ini dimulai dari landasan

BAB II LANDASAN TEORI. yang ada pada perusahaan ini. Pembahasan pada bagian ini dimulai dari landasan BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Kajian Pustaka Dalam penyelesaian Tugas Akhir ini digunakan landasan teori yang berkaitan dengan permasalahan yang digunakan untuk menyelesaikan masalah yang ada pada perusahaan

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR. Pengendalian Stock Cutting Tool Dengan Metode Material Requirement Planning (MRP) Di Workshop United Can Company

TUGAS AKHIR. Pengendalian Stock Cutting Tool Dengan Metode Material Requirement Planning (MRP) Di Workshop United Can Company TUGAS AKHIR Pengendalian Stock Cutting Tool Dengan Metode Material Requirement Planning (MRP) Di Workshop United Can Company Diajukan Guna Melengkapi Sebagian Syarat Dalam Mencapai Gelar Sarjana Strata

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN PUSTAKA

BAB III TINJAUAN PUSTAKA BAB III TINJAUAN PUSTAKA 3.1 Definisi dan Fungsi Persediaan Persediaan adalah sunber daya mengganggur (idle resources) yang menunggu proses lebih lanjut. Yang dimaksud proses lanjut tersebut adalah berupa

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Persediaan Persediaan sebagai kekayaan perusahaan, memiliki peranan penting dalam operasi bisnis. Dalam pabrik (manufacturing), persediaan dapat terdiri dari: persediaan

Lebih terperinci

BAB V ANALISA HASIL. Berdasarkan data permintaan produk Dolly aktual yang didapat (permintaan

BAB V ANALISA HASIL. Berdasarkan data permintaan produk Dolly aktual yang didapat (permintaan BAB V ANALISA HASIL Bab ini berisikan mengenai analisa hasil dari pengolahan data dalam perhitungan MRP Dolly pada satu tahun yang akan datang yang telah dibahas pada bab sebelumnya. 5.1 Analisa Peramalan

Lebih terperinci

Material Requirements Planning (MRP)

Material Requirements Planning (MRP) Material Requirements Planning (MRP) Pokok Bahasan: I. Tujuan MRP II. Input & Output MRP III. Contoh Logika MRP & Struktur Produk IV. Contoh MRP Kereta Dorong V. Sistem Informasi MR Kuliah ke-4: Rabu,

Lebih terperinci

BAHAN AJAR : Manajemen Operasional Agribisnis

BAHAN AJAR : Manajemen Operasional Agribisnis . Mata Kuliah Semester PROGRAM STUDI AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN, UNIVERSITAS ANDALAS BAHAN AJAR : Manajemen Operasional Agribisnis : IV Pertemuan Ke : 13 Pokok Bahasan Dosen : Perencanaan Kebutuhan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Robbins dan Coulter (2012:36) manajemen mengacu pada proses mengkoordinasi dan mengintegrasikan kegiatan-kegiatan kerja agar diselesaikan secara efisien dan efektif dengan

Lebih terperinci

Jurnal String Vol.1 No.2 Tahun 2016 ISSN : PENENTUAN TEKNIK PEMESANAN MATERIAL PADA PROYEK STEEL STRUCTURE MENGGUNAKAN WINQSB

Jurnal String Vol.1 No.2 Tahun 2016 ISSN : PENENTUAN TEKNIK PEMESANAN MATERIAL PADA PROYEK STEEL STRUCTURE MENGGUNAKAN WINQSB PENENTUAN TEKNIK PEMESANAN MATERIAL PADA PROYEK STEEL STRUCTURE MENGGUNAKAN WINQSB Juliana Program Studi Teknik Informatika, Universitas Indraprasta PGRI Email : kallya_des @yahoo.com Abstrak Perencanaan

Lebih terperinci

A B S T R A K. Universitas Kristen Maranatha

A B S T R A K. Universitas Kristen Maranatha A B S T R A K Negara Indonesia saat ini masih menyandang status sebagai negara berkembang dan masih terus melakukan pembangunan besar-besaran di berbagai bidang. Termasuk pembangunan di bidang ekonomi

Lebih terperinci

Universitas Bina Nusantara. USULAN PERENCANAAN KEBUTUHAN MATERIAL di PT. PRATAMA ABADI INDUSTRI

Universitas Bina Nusantara. USULAN PERENCANAAN KEBUTUHAN MATERIAL di PT. PRATAMA ABADI INDUSTRI Universitas Bina Nusantara Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknik Skripsi Strata 1 - Semester Genap tahun 2004 / 2005 USULAN PERENCANAAN KEBUTUHAN MATERIAL di PT. PRATAMA ABADI INDUSTRI Sherly Monaco

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Manajemen dan Manajemen Operasi Pengertian manajemen operasi tidak terlepas dari pengertian manajemen. Manajemen yang dimaksud disini adalah kegiatan atas usaha yang

Lebih terperinci

BAB V ANALISA HASIL. periode April 2015 Maret 2016 menghasilkan kurva trend positif (trend meningkat)

BAB V ANALISA HASIL. periode April 2015 Maret 2016 menghasilkan kurva trend positif (trend meningkat) 102 BAB V ANALISA HASIL 5.1 Peramalan Metode peramalan yang digunakan dalam penelitian ini adalah proyeksi trend yang terdiri dari linier trend model, quadratic trend model, exponential growth curve trend

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kemampuan dan keterampilan manajemen mengelola sumber daya yang ada

ABSTRAK. Kemampuan dan keterampilan manajemen mengelola sumber daya yang ada ABSTRAK Kemampuan dan keterampilan manajemen mengelola sumber daya yang ada sangat menentukan keberhasilan suatu perusahaan. Pada saat perusahaan semakin besar dan berkembang, kemampuan manajemen untuk

Lebih terperinci

ISSN : e-proceeding of Engineering : Vol.4, No.3 Desember 2017 Page 4269

ISSN : e-proceeding of Engineering : Vol.4, No.3 Desember 2017 Page 4269 ISSN : 2355-9365 e-proceeding of Engineering : Vol.4, No.3 Desember 2017 Page 4269 USULAN INVENTORY CONTROL BAHAN BAKU MATERIAL MENGGUNAKAN MATERIAL REQUIREMENT PLANNING DENGAN TEKNIK LOT SIZING EOQ, LFL,

Lebih terperinci

Jurnal Sipil Statik Vol.1 No.6, Mei 2013 ( ) ISSN:

Jurnal Sipil Statik Vol.1 No.6, Mei 2013 ( ) ISSN: MANAJEMEN PENGADAAN MATERIAL BANGUNAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE MRP (MATERIAL REQUIREMENT PLANNING) STUDI KASUS: REVITALISASI GEDUNG KANTOR BPS PROPINSI SULAWESI UTARA Inggried Limbong H. Tarore, J. Tjakra,

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Produksi 2.1.1 Pengertian Manajemen Produksi Dalam kehidupan sehari-hari, baik dilingkungan rumah, sekolah maupun lingkungan kerja sering kita dengar mengenai apa yang

Lebih terperinci

ABSTRACT. Key Words : Raw Materials, Material Requirement Planning, Lot for Lot. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRACT. Key Words : Raw Materials, Material Requirement Planning, Lot for Lot. Universitas Kristen Maranatha ABSTRACT In running a manufacturing company, the company need several steps to transform raw materials into finished goods. The process starts from ordering raw materials until distribution to the consumer.

Lebih terperinci

ANALISA BIAYA PENGENDALIAN & PERENCANAAN BAHAN BAKU DI PT. ALIANSI TEMPRINA NYATA GRAFIKA

ANALISA BIAYA PENGENDALIAN & PERENCANAAN BAHAN BAKU DI PT. ALIANSI TEMPRINA NYATA GRAFIKA ANALISA BIAYA PENGENDALIAN & PERENCANAAN BAHAN BAKU DI PT. ALIANSI TEMPRINA NYATA GRAFIKA Chairul Rozi dan Resa Taruna Suhada Program Studi Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Mercu Buana, Jakarta.

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR. Diajukan Guna Melengkapi Sebagian Syarat Dalam Mencapai Gelar Sarjana Strata Satu ( S1 )

TUGAS AKHIR. Diajukan Guna Melengkapi Sebagian Syarat Dalam Mencapai Gelar Sarjana Strata Satu ( S1 ) TUGAS AKHIR PERENCANAAN KEBUTUHAN MATERIAL PEMBUATAN PRODUK OBAT COSTAN FORTE, MENGGUNAKAN METODE MATERIAL REQUIREMENT PLANNING (MRP) DI PT. SAMCO FARMA, TANGERANG Diajukan Guna Melengkapi Sebagian Syarat

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dan pengendalian persediaan. Render dan Heizer (2001:314) merencanakan untuk persediaan bahan baku pada perusa haan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dan pengendalian persediaan. Render dan Heizer (2001:314) merencanakan untuk persediaan bahan baku pada perusa haan. BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Persediaan 1. Pengertian Persediaan Persediaan merupakan salah satu aset yang paling mahal dibanyak perusahaan. Semua organisasi memiliki beberapa jenis sistem perencanaan dan

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Produk Yang Dihasilkan PT. Harapan Widyatama Pertiwi adalah perusahaan yang memproduksi pipa berdasarkan pesanan (make to order), tetapi ada pula beberapa produk yang diproduksi

Lebih terperinci

ABSTRACT. Keywords : Raw material inventory control, MRP, lot sizing. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRACT. Keywords : Raw material inventory control, MRP, lot sizing. Universitas Kristen Maranatha ABSTRACT Nowadays, the snack food industry has rapidly growing. With so many snack food company established, it creates high level competition between them. To maintain the quality of the products is not

Lebih terperinci

BAB III METODE ECONOMIC ORDER QUANTITY DAN PERIOD ORDER QUANTITY

BAB III METODE ECONOMIC ORDER QUANTITY DAN PERIOD ORDER QUANTITY BAB III METODE ECONOMIC ORDER QUANTITY DAN PERIOD ORDER QUANTITY A. Penentuan Ukuran Pemesanan (Lot Sizing) Lot sizing merupakan teknik dalam meminimalkan jumlah barang yang akan dipesan, sehingga dapat

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN LITERATUR. dengan tahun 2016 yang berkaitan tentang pengendalian bahan baku.

BAB II KAJIAN LITERATUR. dengan tahun 2016 yang berkaitan tentang pengendalian bahan baku. BAB II KAJIAN LITERATUR 2.1 Penelitian Terdahulu Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan beberapa penelitian terdahulu sebagai referensi penelitian yang dilakukan. Referensi yang digunakan merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kinerja khususnya dalam perencanaan produksi. Salah satu perencanaan produksi

BAB I PENDAHULUAN. kinerja khususnya dalam perencanaan produksi. Salah satu perencanaan produksi BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Untuk memenuhi order dari konsumen, perusahaan perlu meningkatkan kinerja khususnya dalam perencanaan produksi. Salah satu perencanaan produksi adalah dengan melakukan

Lebih terperinci

Abstrak. Kata Kunci : Perencanaan, Material Requirement Planning, Period Order Quantity, Economy Order Quantity, Lot for lot.

Abstrak. Kata Kunci : Perencanaan, Material Requirement Planning, Period Order Quantity, Economy Order Quantity, Lot for lot. PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN BAHAN BAKU UNTUK MENINGKATKAN EFISIENSI PRODUKSI DENGAN METODE MATERIAL REQUIREMENT PLANNING DAN ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS DI PT. XYZ Muhamad Adi Sungkono, Wiwik Sulistiyowati

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR ANALISA PERSEDIAAN MATERIAL PADA PEMBANGUNAN PROYEK APARTEMEN. Oleh : ANGGER WIJAYANTO

TUGAS AKHIR ANALISA PERSEDIAAN MATERIAL PADA PEMBANGUNAN PROYEK APARTEMEN. Oleh : ANGGER WIJAYANTO TUGAS AKHIR ANALISA PERSEDIAAN MATERIAL PADA PEMBANGUNAN PROYEK APARTEMEN GUNAWANGSA SURABAYA Oleh : ANGGER WIJAYANTO 3109.106.018 Dosen Pembimbing : Ir. RETNO INDRYANI, MS LATAR BELAKANG PERMASALAHAN

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 24 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengukuran Waktu Pengukuran waktu adalah pekerjaan mengamati dan mencatat waktu kerja baik setiap elemen ataupun siklus dengan mengunakan alat-alat yang telah disiapkan. Teknik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berkualitas dengan tetap mempertahankan dari segi yang menguntungkan bagi

BAB I PENDAHULUAN. berkualitas dengan tetap mempertahankan dari segi yang menguntungkan bagi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan industri yang semakin pesat pada era sekarang menjadikan suatu negara berada pada suatu kondisi dimana perdagangan bebas dan terbuka yang memunculkan

Lebih terperinci

PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 4 BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 4.1 Pengumpulan Data 4.1.1 Penentuan Objek Penelitian PT REKABAJA MANDIRI memproduksi ratusan item produk yang berasal dari puluhan group produk. Mengingat begitu

Lebih terperinci

BAB 2 Landasan Teori

BAB 2 Landasan Teori BAB 2 Landasan Teori 2.1. Manajemen Operasional Menurut Jay Heizer dan Barry Render (2010:4), manajemen operasi adalah serangkaian aktifitas yang menghasilkan nilai dalam bentuk barang dan jasa dengan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Indonesia yaitu PT. Indosat, Tbk yang beralamat di jalan Daan Mogot KM 11

BAB III METODE PENELITIAN. Indonesia yaitu PT. Indosat, Tbk yang beralamat di jalan Daan Mogot KM 11 BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di salah satu perusahaan telekomunikasi di Indonesia yaitu PT. Indosat, Tbk yang beralamat

Lebih terperinci

K E L O M P O K S O Y A : I N D A N A S A R A M I T A R A C H M A N

K E L O M P O K S O Y A : I N D A N A S A R A M I T A R A C H M A N K E L O M P O K S O Y A : A H M A D M U K T I A L M A N S U R B A T A R A M A N U R U N G I K A N O V I I N D R I A T I I N D A N A S A R A M I T A R A C H M A N S A L I S U B A K T I T R I W U L A N D

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Pengumpulan Data 4.1.1 Data Penjualan Data penjualan grout tipe Fix pada PT.Graha Citra Mandiri mulai dari Januari 2004 sampai dengan Oktober 2006 ditunjukkan pada

Lebih terperinci

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 4.1 Pengumpulan Data 4.1.1 Sejarah Perusahaan CV. Kurnia Teknik adalah sebuah CV spesialis moulding dan juga menerima jasa CNC, EDM, INJECT, dan DIGIT. CV. Kurnia

Lebih terperinci

Manajemen Persediaan. Perencanaan Kebutuhan Barang_(MRP) Lot for Lot. Dinar Nur Affini, SE., MM. Modul ke: 10Fakultas Ekonomi & Bisnis

Manajemen Persediaan. Perencanaan Kebutuhan Barang_(MRP) Lot for Lot. Dinar Nur Affini, SE., MM. Modul ke: 10Fakultas Ekonomi & Bisnis Manajemen Persediaan Modul ke: 10Fakultas Ekonomi & Bisnis Perencanaan Kebutuhan Barang_(MRP) Lot for Lot Dinar Nur Affini, SE., MM. Program Studi Manajemen Perencanaan Kebutuhan Material Perencanaan Kebutuhan

Lebih terperinci

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK CV Archipelago Exports merupakan sebuah perusahaan yang bergerak di bidang manufaktur untuk furniture rumah atau taman. Produk yang diproduksi oleh perusahaan adalah produk furniture seperti sofa,

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Persediaan 2.1.1 Pengertian Persediaan Masalah umum pada suatu model persediaan bersumber dari kejadian yang dihadapi setiap saat dibidang usaha, baik dagang ataupun industri.

Lebih terperinci

ANALISA PENGENDALIAN PERSEDIAAN PAHAT BUBUT ISO 6 BERDASARKAN METODE MATERIAL REQUIREMENT PLANNING (MRP) PADA DEPARTEMEN PUSLATEK PT.

ANALISA PENGENDALIAN PERSEDIAAN PAHAT BUBUT ISO 6 BERDASARKAN METODE MATERIAL REQUIREMENT PLANNING (MRP) PADA DEPARTEMEN PUSLATEK PT. TUGAS AKHIR ANALISA PENGENDALIAN PERSEDIAAN PAHAT BUBUT ISO 6 BERDASARKAN METODE MATERIAL REQUIREMENT PLANNING (MRP) PADA DEPARTEMEN PUSLATEK PT. UNITED CAN Diajukan Guna Melengkapi Sebagian Syarat Dalam

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Produksi Menurut (Herjanto, 1999): Secara umum, kegiatan produksi atau operasi merupakan suatu kegiatan yang berhubungan dengan penciptaan atau pembuatan barang,

Lebih terperinci

ANALISIS PENERAPAN MATERIAL REQUIREMENT PLANNING (MRP) DENGAN MEMPERTIMBANGKAN LOT SIZING

ANALISIS PENERAPAN MATERIAL REQUIREMENT PLANNING (MRP) DENGAN MEMPERTIMBANGKAN LOT SIZING ANALISIS PENERAPAN MATERIAL REQUIREMENT PLANNING (MRP) DENGAN MEMPERTIMBANGKAN LOT SIZING DALAM PENGENDALIAN PERSEDIAAN KEBUTUHAN BAHAN BAKU XOLY UNTUK PEMBUATAN ALKYD 9337 PADA PT. PJC Dini Hanifa Sari

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Pengumpulan Data Hasil pengumpulan data yang didapat dari departemen PPIC (Production Planning and Inventory Control) PT. Pulogadung Pawitra Laksana (PT. PPL) adalah

Lebih terperinci

SISTEM PRODUKSI MODUL PERENCANAAN KEBUTUHAN MATERIAL OLEH WAHYU PURWANTO

SISTEM PRODUKSI MODUL PERENCANAAN KEBUTUHAN MATERIAL OLEH WAHYU PURWANTO SISTEM PRODUKSI MODUL PERENCANAAN KEBUTUHAN MATERIAL OLEH WAHYU PURWANTO LABOTARIUM SISTEM PRODUKSI JURUSAN TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN UNIVERSITAS GADJAH MADA YOGYAKARTA

Lebih terperinci