Jacob Novi Manuhutu Achfas Zacoeb Indradi Wijatmiko Program Pascasarjana Teknik Sipil (S-2) Universitas Brawijaya Malang ABSTRAKSI

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Jacob Novi Manuhutu Achfas Zacoeb Indradi Wijatmiko Program Pascasarjana Teknik Sipil (S-2) Universitas Brawijaya Malang ABSTRAKSI"

Transkripsi

1 Pengadaan Barang dan Jasa Full e-procurement Jacob Novi M. Achfas Zacoeb Indradi W. EVALUASI KEBERHASILAN PENERAPAN PENGADAAN BARANG/JASA DENGAN SISTEM FULL E-PROCUREMENT TERHADAP PENYEDIA JASA STUDI KASUS: DI BALAI PELAKSANAAN JALAN NASIONAL IX MALUKU DAN MALUKU UTARA Jacob Novi Manuhutu Achfas Zacoeb Indradi Wijatmiko Program Pascasarjana Teknik Sipil (S-2) Universitas Brawijaya Malang ABSTRAKSI e-procurement adalah sistem pengadaan barang/jasa yang proses pelaksanaannya dilakukan secara elektronik dengan memanfaatkan fasilitas teknologi komunikasi dan informasi. Penelitian ini bertujuan mengetahui pengaruh permasalahan waktu, peraturan dan ketentuan hukum, kondisi infrastruktur, kemampuan sumberdaya manusia, dan sosialisasi dari tingkat keberhasilan pada penerapan pengadaan barang/jasa konstruksi secara Full e-procurement, serta mengetahui cara mengatasi pengaruh pada penerapan pengadaan barang/jasa secara Full e-procurement terhadap penyedia jasa konstruksi di lingkungan Balai Pelaksanaan Jalan Nasional IX Maluku dan Maluku Utara. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan korelasi product moment pearson (r), relative indeks (RI) dan regresi linear berganda, dan analisis SWOT. Hasil analisis memperlihatkan bahwa besarnya kontribusi pengaruh waktu pelaksanaan, peraturan dan ketentuan hukum, infrastruktur, kemampuan SDM, serta sosialisasi berpengaruh signifikan terhadap keberhasilan penerapan Full e-procurement adalah sebesar 77,5%. Hasil penelitian juga memberikan kesimpulan bahwa SDM memberikan pengaruh lebih signifikan sebesar 0,012 > 0,05 dibandingkan variabel bebas lainnya atau dapat disimpulkan pula variabel SDM berpengaruh dominan terhadap keberhasilan penerapan Full e-procurement. Kata Kunci: Full e-procurement, Waktu Pelaksanaan, Infrastruktur, SDM, Keberhasilan. PENDAHULUAN Pengadaan barang/jasa secara elektronik atau e-procurement adalah sistem pengadaan barang/jasa yang proses pelaksanaannya dilakukan secara elektronik dengan memanfaatkan fasilitas teknologi komunikasi dan informasi sesuai dengan ketentuan perundang-undangan. e-procurement 11

2 Spectra Nomor 23 Volume XII Januari 2014: dibagi menjadi sistem semi e-procurement yaitu proses penyedia barang/ jasa yang sebagian prosesnya dilakukan melalui media elektronik (internet) secara interaktif dan sebagian lagi dilakukan secara manual; sedangkan Full e-procurement adalah proses pemilihan penyedia barang/jasa yang dilakukan dengan cara memasukan dokumen (file) penawaran melalui sistem procurement, namun penjelasan dokumen seleksi/lelang (aanwijzing) masih dilakukan secara tatap muka antara pengguna jasa dan penyedia jasa. Menurut Sumadilaga (2011) beberapa efisiensi waktu yang telah dilakukan dalam penerapan e-procurement adalah penyelesaian proses lelang. Data e-procurement menunjukkan bahwa jumlah pelelangan yang diselesaikan kurang dari 45 hari adalah sekitar 50% dari seluruh paket yang diumumkan melalui sistem e-procurement. Dari data ini dapat dikatakan bahwa e-procurement dapat membantu mempercepat proses pelelangan dan penghematan waktu dari segi transportasi. Penggunaan e-procurement telah mempercepat proses pengadaan yang tadinya memerlukan waktu 36 hari dengan cara konvensional menjadi hanya 18 hari dengan penggunaan teknologi (LKPP, 2009). UU ITE menegaskan bahwa informasi elektronik maupun dokumen elektronik serta hasil cetaknya merupakan alat bukti hukum yang sah seperti tertulis dalam Pasal 5. Kemudian di Pasal 11 disebutkan bahwa tandatangan elektronik juga memiliki kekuatan hukum dan akibat hukum yang sah. Kesemua hal tersebut di atas memberikan rasa aman dan kepastian hukum dalam pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi untuk menunjang penyelenggaraan pelayanan publik. Selain pengamanan dari sisi perangkat keras (firewall, proxy server), penggunaan password merupakan salah satu mekanisme pengamanan yang umum diterapkan. Lapis yang terakhir adalah teknik enkripsi yang diterapkan pada informasi dan dokumen penawaran dalam sistem e- Procurement. Ketersediaan infrastruktur yang dimaksud disini mencakup banyak hal, yaitu dari mulai perangkat keras, piranti lunak, sampai kepada jaringan komunikasi dan sarana fisik lainnya. Dari sisi perangkat keras, implementasi teknologi ini membutuhkan server dan juga beberapa komputer personal, baik untuk kegiatan administrasi, seperti pendaftaran pelaku usaha, pencantuman paket pengadaan, maupun untuk keperluan bidding. Dari sisi piranti lunak, seluruh aplikasi yang diperlukan telah disediakan oleh LKPP. Kemudian dari sisi jaringan komunikasi, jika diharapkan bahwa setiap unit dapat mengelola kegiatan pengadaannya dari lokasinya masing-masing, maka tentunya diperlukan jaringan komunikasi yang menghubungkan masing-masing unit dengan lokasi dimana server berada (LKPP, 2009). Carayannis, et al (2005) menyebutkan hambatan penerapan e- Procurement antara lain: prosedur yang sulit, intervensi negara berlebihan, disfungsional birokrasi, dan resistensi terhadap perubahan sistem 12

3 Pengadaan Barang dan Jasa Full e-procurement Jacob Novi M. Achfas Zacoeb Indradi W. pengadaan. Resistensi terhadap perubahan sistem pengadaan masuk dalam salah satu kategori hambatan pada sosialisasi dan publikasi e- Procurement kepada penyedia jasa karena diperlukan waktu yang cukup panjang untuk dapat merubah sistem pengadaan barang/jasa secara konvensional menuju sistem pengadaan barang jasa secara elektronik. Wong and Sloan (2004) memperkuat hal tersebut dengan menuliskan hambatan yang dialami oleh penyedia jasa adalah kesulitan mengikuti e- Procurement karena kekurangan sumberdaya,baik infrastruktur maupun sumberdaya manusia, seperti kurangnya pengetahuan dan kemampuan teknologi informasi dari personil penyedia jasa. Implementasi e-procurement membutuhkan jumlah SDM yang memadai. Tidak hanya dari sisi jumlah yang harus diperhatikan, namun juga dari sisi kompetensi yang mereka miliki. Implementasi e-procurement membutuhkan SDM yang memiliki keahlian dalam bidang infrastruktur TI dan juga SDM yang memahami ketentuan pengadaan. Rendahnya literasi TI di beberapa daerah di Indonesia memberikan tantangan tersendiri dalam penyiapan SDM. Jasin (2007) menyebutkan tingkat ketercapaian masing-masing output dari pelaksanaan e-procurement di Pemerintah Kota Surabaya diantaranya adalah jumlah dan jenis pekerjaan, transparansi proses pengadaan barang dan jasa, database proses pengadaan barang dan jasa, optimalisasi waktu proses pengadaan barang dan jasa, peningkatan kualitas administrasi pengadaan barang dan jasa, keamanan data penawaran barang dan jasa, serta minimalisasi/terhindarnya peluang tatap muka antara penyedia barang dan jasa dengan panitia pengadaan. Tujuan dari penelitian yang dilakukan ini adalah mengetahui pengaruh permasalahan waktu, peraturan dan ketentuan hukum, kondisi infrastruktur, kemampuan sumberdaya manusia dan sosialisasi dari tingkat keberhasilan pada penerapan pengadaan barang/jasa konstruksi secara Full e- Procurement terhadap penyedia jasa di lingkungan Balai Pelaksanaan Jalan Nasional IX Maluku dan Maluku Utara serta mengatasi pengaruh pada penerapan pengadaan barang/jasa secara elektronik Full e-procurement terhadap penyedia jasa. METODOLOGI PENELITIAN Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kuantitatif karena data yang digunakan merupakan data kualitatif yang diangka-kan (scoring). Populasi penelitian ini adalah Penyedia Jasa Konstruksi yang mengikuti pelelangan di lingkungan Balai Pelaksanaan Jalan Nasional IX Maluku dan Maluku Utara yang sebelumnya telah melaksanakan sistem pelelangan Semi e-procurement. Dipilihnya Balai Pelaksanaan Jalan Nasional IX mengingat bahwa institusi dimaksud sudah harus melaksanakan sistem pelelangan Full e-procurement. 13

4 Sosialisasi kepada para pihak yang terlibat Kemampuan sumber daya manusia Kondisi infrastruktur dan pengaturan sistem pendukung Full e-procurement Peraturan dan ketentuan hukum dalam memenuhi kebutuhan pelaksanaan Full e-procurement Waktu Pelaksanaan Full e-procurement Spectra Nomor 23 Volume XII Januari 2014: Penelitian dilakukan dengan metode selektif karena yang dijadikan obyek penelitian terdiri kualifikasi kecil dan non kecil. Responden yang mengisi kuisioner adalah orang yang mengerti tentang Full e-procurement, diantaranya adalah Direktur atau Kepala Divisi Administrasi Teknik dan Kontrak. Beberapa indikator yang digunakan dalam variabel yang akan dianalisis merupakan variabel keberhasilan menurut Jasin (2007), sebagaimana tertera dalam Tabel berikut ini. Tabel 1. Variabel dan Indikator Penelitian Tabel.1. Variabel dan Indikator Penelitian Variabel Indikator 1. Prosesnya menjadi lebih cepat karena tidak perlu mengadakan pertemuan dalam melakukan pendaftaran dan penyampaian dokumen. 2. Dapat diakses oleh siapapun, dimanapun dan kapanpun 3. Waktu proses penawaran menjadi lebih cepat 4. Pengurangan waktu tahapan proses pelelangan 1. Undang-undang yang menjadi acuan pelaksaan Full e-procurement 2. Peraturan atau ketentuan hukum lain yang mengatur pelaksanaan Full e-procurement 3. Petunjuk pelaksanaan Full e-procurement 4. Hukum dan peraturan transaksi elektonik 5. Legal aspek tanda tangan elektronik 1. Ketersediaan infrastruktur dan pengelolaan infrastruktur 2. Ketersediaan informasi di website pengguna jasa 3. Perlindungan terhadap gangguan sistem keamanan aplikasi (virus dan hacker) 4. Kapasitas bandwith untuk kelancaran proses pengisian data berupa upload dan download dokumen 5. Perlindungan dokumen yang tidak boleh dibuka dan dibaca sebelum waktunya 6. Perlindungan sistem yang memungkinkan terjadinya integritas dan keaslian data waktunya 7. Jaringan internet dalam pelaksanaan Full e-procurement 8. Penggunaan perangkat komputer pada sistem penerapan Full e-procurement 9. Ketersediaan perangkat sofware atau program dalam pelaksanaan Full e-procurement 1. Pemahaman Penyedia Jasa terhadap Perpres 54 Tahun 2010 akhir dan Perpres 70 Tahun 2012 beserta perubahannya 2. Kemampuan Penyedia Jasa dalam menjalankan/mengikuti setiap tahapan dalam sistem pelelangan Full e-procurement 3. Kemampuan Penyedia Jasa terhadap penguasaan IT 1. Sosialisasi Perpres 54 Tahun 2010 akhir dan Perpres 70 Tahun 2012 beserta perubahannya terhadap penyedia jasa 2. Sosialisasi sistem Full e-procurement terhadap penyedia jasa konstruksi 3. Ketersediaan petunjuk/pedoman pelaksanaan Full e-procurement 4. Pelatihan pelaksanaan Full e-procurement bagi penyedia jasa konstruksi Keberhasilan penerapan Full e-procurement 1. Jumlah dan Jenis Pekerjaan 2. Proses Pengadaan barang dan jasa yang transparan 3. Database proses pengadaan barang dan jasa yang baik 4. Optimalisasi waktu proses pengadaan barang dan jasa 5. Peningkatan kualitas administrasi pengadaan barang dan jasa 6. Keakuratan kredibilitas penyedia barang dan jasa 7. Keamanan data penawaran barang dan jasa 8. Minimalisasi/terhindarnya peluang tatap muka antara penyedia barang dan jasa dengan panitia pengadaan Untuk mengukur variabel-variabel yang akan diteliti melalui tanggapan responden digunakan Skala Likert. Jawaban responden diukur dengan menggunakan skala 1 sampai dengan 5 dengan rincian pilihan jawaban kuesioner: sangat rendah, rendah, cukup, tinggi, dan sangat tinggi. Seluruh 14

5 Pengadaan Barang dan Jasa Full e-procurement Jacob Novi M. Achfas Zacoeb Indradi W. responden diminta untuk menjawab semua item pertanyaan. Setelah semua jawaban terkumpul, maka dilakukan pemberian skor untuk setiap item jawaban. Dalam penelitian uji validitas dilakukan dengan teknik korelasi product moment pearson s yang menyatakan bahwa suatu item dinyatakan valid jika indeks korelasi product momen pearson (r) 0,3. Uji reliabilitas dilakukan untuk mengetahui apakah alat ukur (kuisioner) yang digunakan tersebut stabil dan dapat diandalkan. Uji asumsi klasik digunakan untuk mengukur tingkat asosiasi (keeratan) hubungan/pengaruh antar variabel bebas melalui besaran koefisien korelasi (r) dengan uji nomalitas, uji multikolinieritas, uji heteroskedastisitas. Statistik deskriptif digunakan untuk menganalisis data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generalisasi. Statistik inferensial digunakan untuk peramalan nilai pengaruh dua variabel bebas atau lebih terhadap variabel terikat untuk membuktikan ada atau tidaknya hubungan fungsi atau hubungan kausal antara dua variabel bebas atau lebih (X 1 ), (X 2 ), (X 3 ),... (X n ) dengan satu variabel terikat. Pengujian hipotesis menggunakan uji t untuk pengujian secara parsial dan uji F untuk pengujian secara simultan. HASIL ANALISIS Gambaran Perusahaan Dari hasil survei diketahui bahwa: 1. Perusahaan yang mengikuti pelelangan secara Full e-procurement merupakan perusahaan dengan kualifikasi grade 7 (41,18%) karena perusahaan yang paling banyak mendaftar adalah nilai paket HPS > Rp 25 M. 2. Perusahaan dengan klasifikasi usaha non kecil adalah perusahaan yang paling banyak mengikuti pelelangan (58,82%) karena kualifikasi non kecil merupakan klasifikasi usaha untuk mengikuti pekerjaan dengan batasan nilai > Rp 10 M sesuai dengan nilai paket yang dilelangkan. 3. Perusahaan dengan klasifikasi sub bidang jembatan berada pada posisi teratas (44,12%) karena sub bidang jembatan paling banyak diminati oleh penyedia jasa, yaitu dalam hal pelaksanaan pekerjaan tidak terlalu banyak membutuhkan peralatan kerja seperti pada pekerjaan jalan raya yang harus memerlukan peralatan asphalt mixing plant dan peralatan gelar untuk pekerjaan aspal. Gambaran Responden Gambaran responden dijelaskan berdasakan jabatan, masa kerja, dan usia. Dari hasil survei menunjukkan bahwa: 15

6 Spectra Nomor 23 Volume XII Januari 2014: Sebagian besar responden yang mengisi kuisioner adalah menjabat sebagai Direktur Perusahaan (70,59%). Hal ini dikarenakan jabatan Direktur merupakan pengambil kebijakan atau penentu dalam suatu perusahaan. 2. Sebagian besar responden merupakan responden dengan masa kerja 6-10 tahun dengan jumlah 11 responden (32,35%). Hal ini menggambarkan bahwa masa kerja responden yang mengisi kuisioner adalah masa kerja kerja yang cukup matang dan dapat dikatakan responden sudah bekerja sebelum diterapkan sistem pelelangan secara Full e-procurement. 3. Sebagian besar responden memiliki usia kerja < 41 tahun dengan jumlah sebanyak 18 responden (52,94%). Hal ini menggambarkan bahwa responden yang mengisi kuisioner adalah usia yang sangat matang sebelum hadirnya penerapan Full e-procurement. Distribusi Frekuensi Pelaksanaan Full e-procurement Berdasarkan distribusi frekuensi pelaksanaan Full e-procurement, maka hasilnya menunjukkan bahwa: 1. Responden cenderung menilai tinggi tentang waktu pelaksanaan Full e-procurement. 2. Responden cenderung menilai tinggi tentang peraturan dan ketentuan hukum dalam memenuhi kebutuhan pelaksanaan Full e- Procurement. 3. Responden cenderung menilai tinggi tentang kondisi infrastruktur dan pengaturan sistem pendukung Full e-procurement. 4. Responden cenderung menilai tinggi tentang kemampuan sumberdaya manusia. 5. Responden cenderung menilai sedang tentang sosialisasi kepada para pihak yang terlibat. 6. Responden cenderung menilai tinggi tentang keberhasilan penerapan Full e-procurement. Uji Validitas Uji validitas dilakukan untuk mengukur.validitas suatu item/instrumen yang diketahui melalui perbandingan indeks korelasi product moment Pearson dengan level signifikansi 5% dengan nilai kritisnya, sebagaimana ditunjukkan dalam Tabel 2 berikut ini. 16

7 Pengadaan Barang dan Jasa Full e-procurement Jacob Novi M. Achfas Zacoeb Indradi W. Tabel 2. Hasil Uji Validitas Variabel Item r hitung Signifikansi Keterangan Waktu Pelaksanaan (X1) Peraturan dan Hukum (X2) Infrastruktur (X3) Kemampuan SDM (X4) Sosialisasi (X5) Tingkat Keberhasilan (Y) X E-10 Valid X E-05 Valid X E-13 Valid X E-10 Valid X E-06 Valid X E-08 Valid X E-05 Valid X E-05 Valid X Valid X Valid X E-09 Valid X E-08 Valid X E-05 Valid X Valid X Valid X E-07 Valid X E-07 Valid X E-06 Valid X E-10 Valid X E-11 Valid X E-12 Valid X E-08 Valid X E-15 Valid X E-09 Valid X E-12 Valid Y E-08 Valid Y Valid Y E-09 Valid Y Valid Y E-06 Valid Y Valid Y E-08 Valid Y E-10 Valid Berdasarkan Tabel 2 diperoleh hasil bahwa seluruh item penelitian memiliki nilai signifikansi kurang dari 0,05, sehingga disimpulkan bahwa semua pertanyaan pada semua variabel telah valid. Uji Reliabilitas Uji reliabilitas yang digunakan adalah uji Alpha Cronbach. Instrumen dapat disimpulkan telah andal (reliabel) apabila memiliki koefisien indeks reliabilitas sebesar 0,6 atau lebih. Bila alpha lebih kecil dari 0,6, maka dinyatakan tidak reliabel dan sebaliknya dinyatakan reliabel. Tabel 3. Uji Reliabilitas Item Pertanyaan dengan Alpha Cronbach Variabel Koefisien Alpha Cronbach Keterangan Waktu Pelaksanaan 0,809 Reliabel Peraturan dan Hukum 0,655 Reliabel Infrastruktur 0,824 Reliabel Kemampuan SDM 0,815 Reliabel Sosialisasi 0,875 Reliabel Tingkat Keberhasilan 0,861 Reliabel 17

8 Spectra Nomor 23 Volume XII Januari 2014: Berdasarkan Tabel 3 di atas dapat diketahui bahwa semua variabel memiliki nilai koefisien Alpha Cronbach lebih besar dari 0,6, sehingga disimpulkan bahwa instrumen pertanyaan yang digunakan dalam penelitian ini sudah reliabel atau dapat diandalkan. Asumsi Klasik Non Multikolinieritas Untuk mendeteksi multikolinieritas (hubungan linier antar variabelvariabel bebas) digunakan nilai Variance Inflation Factor (VIF). Apabila nilai VIF > 10, maka menunjukkan adanya multikolinieritas. Apabila sebaliknya VIF < 10, maka tidak terjadi multikolinieritas. Tabel 4. Asumsi Non Multikolinieritas Variabel Bebas VIF Keterangan Waktu Pelaksanaan 1,182 Non Multikolinier Peraturan dan Hukum 1,110 Non Multikolinier Infrastruktur 3,896 Non Multikolinier Kemampuan SDM 3,425 Non Multikolinier Sosialisasi 2,233 Non Multikolinier Pada Tabel 4 masing-masing variabel bebas menunjukkan nilai VIF yang tidak lebih dari nilai 10, maka disimpulkan bahwa asumsi nonmultikolinieritas telah terpenuhi. Non Heteroskedastisitas Pengujian ini bertujuan untuk menguji apakah variabel-variabel model regresi memiliki ragam (variance) residual sama atau tidak. Gambar 1. Uji Asumsi Heteroskedastisitas 18

9 Pengadaan Barang dan Jasa Full e-procurement Jacob Novi M. Achfas Zacoeb Indradi W. Dari hasil scatterplot pada Gambar 1, terlihat titik-titik tersebar baik di atas maupun di bawah angka 0 pada sumbu Y, serta tidak terdapat pola yang jelas; sehingga disimpulkan asumsi Non Heteroskedastisitas terpenuhi. Normalitas Pada analisis regresi linier berganda data yang digunakan harus memenuhi asumsi normalitas, yaitu data yang digunakan berdistribusi normal. Untuk menguji asumsi ini, digunakan metode Kolmogorov-Smirnov. Tabel 5. Uji Asumsi Normalitas Berdasarkan pengujian Kolmogorov-Smirnov, diperoleh signifikansi bernilai 0,911, dimana nilai tersebut lebih besar daripada α = 0,05. Oleh karena nilai signifikansi lebih besar daripada α = 0,05, maka diputuskan terima H0 dan disimpulkan bahwa data berdistribusi normal, yaitu asumsi normalitas telah terpenuhi; sehingga dapat dinyatakan bahwa model regresi selanjutnya dapat dilakukan. Analisis Regresi Linear Berganda Statistik Uji Nilai Keterangan Kolmogorov-Smirnov Z 0,561 Signifikansi 0,911 Menyebar Normal Dalam pengolahan data menggunakan analisis regresi linier berganda diperoleh hasil seperti pada Tabel 6. Variabel Dependen Tingkat Keberhasilan Tabel 6. Hasil Analisis Regresi Variabel Independen Konstanta 0,565 Waktu Pelaksanaan Peraturan dan Hukum B t hitung Signifikan Keterangan 0,053 0,681 0,501 Tidak Signifikan 0,049 0,520 0,607 Tidak Signifikan Infrastruktur 0,179 1,167 0,253 Tidak Signifikan Kemampuan SDM 0,330 2,674 0,012 Signifikan Sosialisasi 0,208 2,644 0,013 Signifikan R Koefisien Determinasi (Adj. R2) F-hitung Signifikansi = 0,050 = 0,880 = 0,775 = 19,301 = 0,000 19

10 Spectra Nomor 23 Volume XII Januari 2014: Diperoleh model regresi hubungan waktu pelaksanaan, peraturan dan hukum, infrastruktur, kemampuan SDM, dan osialisasi terhadap tingkat keberhasilan, sebagai berikut : Y = 0, ,053X1 + 0,049X2+ 0,179X3+ 0,330X4 + 0,208X5 Koefisien Determinasi (R 2 ) R 2 juga dapat digunakan untuk mengukur besar proporsi keragaman total yang dapat dijelaskan oleh garis regresi. Kontribusi dari variabel-variabel bebas yang disertakan dalam persamaan regresi dalam menjelaskan keragaman variabel Y, adalah sebesar 77,5%. Uji F Uji F dilakukan untuk menunjukkan apakah semua variabel yang digunakan dalam model regresi memiliki pengaruh yang signifikan terhadap Y atau untuk mengukur ketepatan model regresi. Hipotesis yang digunakan dalam pengujian adalah sebagai berikut: H 0 : β i = 0 (tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel X 1, X 2, X 3,X 4, dan X 5 terhadap Y) H a : β i 0 (terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel X 1, X 2, X 3,X 4, dan X 5 terhadap Y) Diperoleh nilai F hitung sebesar 19,301 dan didapatkan nilai signifikansi sebesar 0,000. Nilai signifikansi kurang dari 0,05; sehingga diambil keputusan H 0 ditolak pada taraf α = 5%. Dengan demikian, terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel X 1 s/d X 5 terhadap Y. Uji t Uji t digunakan untuk mengetahui apakah masing-masing variabel bebas pembentuk model regresi memiliki pengaruh yang signifikan terhadap Y, dimana hal itu ditunjukkan jika signifikansi < 0,05. Tabel 7. Uji t Variabel Independen t hitung Signifikan Keterangan Waktu Pelaksanaan 0,681 0,501 Tidak Signifikan Peraturan dan Hukum 0,520 0,607 Tidak Signifikan Infrastruktur 1,167 0,253 Tidak Signifikan Kemampuan SDM 2,674 0,012 Signifikan Sosialisasi 2,644 0,013 Signifikan 20

11 Pengadaan Barang dan Jasa Full e-procurement Jacob Novi M. Achfas Zacoeb Indradi W. Uji Dominan Variabel yang paling dominan pengaruhnya terhadap Y adalah variabel yang memiliki koefisien regresi terstandarisasi yang paling besar. Variabel Tabel 8. Ringkasan Hasil Analisis Regresi Peringkat Koefisien Standardized (β) Pengaruh X 1 4 0,066 Tidak Signifikan X 2 5 0,049 Tidak Signifikan X 3 3 0,206 Tidak Signifikan X 4 1 0,444 Signifikan X 5 2 0,354 Signifikan Pada Tabel 8 di atas variabel X4 (kemampuan SDM) merupakan variabel yang memiliki koefisien regresi terstandarisasi paling besar. Hal ini menunjukkan bahwa Y (tingkat keberhasilan) lebih banyak dipengaruhi oleh variabel X4 (kemampuan SDM) dibandingkan variabel-variabel lain, sehingga disimpulkan variabel kemampuan SDM merupakan variabel paling dominan. PEMBAHASAN Variabel Waktu Pelaksanaan Full e-procurement Hasil analisis menunjukkan bahwa indikator kemampuan akses memberikan rata-rata yang paling tinggi dibandingkan dari indikator lainnya, dimana hal ini menunjukkan bahwa responden cenderung untuk mengukur variabel waktu pelaksanaan Full e-procurement berdasarkan indikator kemampuan akses. Variabel Peraturan dan Ketentuan Hukum dalam Memenuhi Kebutuhan Hasil analisis indikator legal aspek tanda tangan elektronik memberikan rata-rata yang paling tinggi dibandingkan dari indikator lainnya, dimana hal ini menunjukkan bahwa responden cenderung untuk mengukur variabel peraturan dan ketentuan hukum dalam memenuhi kebutuhan berdasarkan indikator aspek tandatangan elektronik. Variabel Kondisi Infrastruktur dan Pengaturan Sistem Pendukung Hasil analisis menunjukkan indikator perlindungan sistem memberikan rata-rata yang paling tinggi dibandingkan dari indikator lainnya, dimana hal ini menunjukkan bahwa responden cenderung untuk mengukur variabel 21

12 Spectra Nomor 23 Volume XII Januari 2014: kondisi infrastruktur dan pengaturan sistem pendukung Full e-procurement berdasarkan indikator perlindungan sistem. Variabel Kemampuan Sumberdaya Manusia Hasil analisis menunjukkan bahwa Indikator pemahaman tentang Perpres memberikan rata-rata yang paling tinggi dibandingkan dari indikator lainnya, dimana hal ini menunjukkan bahwa responden cenderung untuk mengukur variabel kemampuan SDM berdasarkan indikator pemahaman tentang Perpres beserta perubahannya. Variabel Sosialisasi Kepada Para Pihak yang Terlibat Hasil analisis menunjukkan bahwa pada seluruh indikator sosialisasi Perpres, sosialisasi sistem, ketersediaan petunjuk/pedoman, dan pelatihan pelaksanaan Full e-procurement, masing-masing diperoleh sebagian besar pelanggan merespon dengan menilai di atas kriteria sedang. Indikator ketersediaan petunjuk/pedoman memberikan rata-rata yang paling tinggi dibandingkan dari indikator lainnya, dimana hal ini menunjukkan bahwa responden cenderung untuk mengukur variabel sosialisasi kepada para pihak yang terlibat berdasarkan indikator ketersediaan petunjuk/pedoman. Variabel Keberhasilan Penerapan Full e-procurement Hasil analisis menunjukkan bahwa pada seluruh jumlah dan jenis pekerjaan, transparansi proses pengadaan barang dan jasa, database proses pengadaan barang dan jasa yang baik, optimalisasi waktu pengadaan barang dan jasa, peningkatan kualitas administrasi pengadaan barang dan jasa, keakuratan kredibilitas penyedia barang dan jasa, keamanan data penawaran barang dan jasa, serta minimalisasi/terhindarnya peluang tatap muka antara penyedia barang dan jasa dengan panitia pengadaan, masing-masing diperoleh sebagian besar responden merespon dengan menilai di atas kriteria sedang. Indikator minimalisasi/terhindarnya peluang tatap muka antara penyedia barang dan jasa dengan panitia pengadaan memberikan rata-rata yang paling tinggi dibandingkan dari indikator lainnya, dimana hal ini menunjukkan bahwa responden cenderung untuk mengukur variabel keberhasilan penerapan Full e-procurement dalam memenuhi kebutuhan berdasarkan indikator perlindungan sistem. Hubungan Waktu Pelaksanaan, Peraturan dan Ketentuan Hukum, Infrastruktur, Kemampuan SDM, dan Sosialisasi Terhadap Keberhasilan Penerapan Full e-procurement Hasil penelitian memperlihatkan bahwa waktu pelaksanaan, peraturan dan ketentuan hukum, infrastruktur, kemampuan SDM, serta sosialisasi 22

13 Pengadaan Barang dan Jasa Full e-procurement Jacob Novi M. Achfas Zacoeb Indradi W. berpengaruh signifikan terhadap keberhasilan penerapan Full e- Procurement. Besarnya kontribusi pengaruh waktu pelaksanaan, peraturan dan ketentuan hukum, infrastruktur, kemampuan SDM, serta sosialisasi berpengaruh signifikan terhadap keberhasilan penerapan Full e- Procurement adalah sebesar 77,5%. Berdasarkan pengujian, diperoleh bahwa masing-masing variabel kemampuan SDM dan sosialisasi berpengaruh signifikan terhadap keberhasilan penerapan Full e- Procurement. Namun, variabel waktu pelaksanaan, peraturan dan ketentuan hukum, dan infrastruktur tidak berpengaruh signifikan. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa variabel SDM berpengaruh dominan terhadap keberhasilan penerapan Full e-procurement. Perencanaan Strategi untuk Permasalahan yang Dominan Analisis SWOT adalah salah satu teknik analisis untuk mengkaji kemampuan sumberdaya manusia terhadap tingkat keberhasilan dalam penerapan Full e-procurement. Faktor Eksternal Faktor Internal Opportunities (peluang) 1. Adanya pedoman pelaksanaan Full e-procurement 2. Adanya hukum dan peraturan transaksi elektronik 3. Adanya sosialisasi Perpres 4. Adanya sosialisasi sistem Full e-procurement 5. Peningkatan kualitas administrasi pengadaan barang/jasa 6. Proses lelang menjadi cepat Threaths (ancaman) 1. Jumlah dan jenis pekerjaan tidak optimal, tidak sesuai target pengadaan 2. Adanya standarisasi kualitas pelayanan sesuai standar internasional, yaitu ISO , Quality Manajemen System dan Information Security Management System. Hal ini menuntut SDM untuk terus mengikuti standar agar tetap lulus dalam standarisasi ISO 3. Adanya perkembangan IT di negara asing yang lebih baik, seperti tersedianya broadband. Hal ini menuntut SDM untuk terus mengikuti perkembangan IT agar dapat ikut dalam e-procurement Tabel 16. Matriks SWOT Strengths (Kekuatan) 1. Pemahaman penyedia jasa terhadap Perpres 54 Tahun 2010 dan Perpres 70 Tahun Kemampuan penyedia jasa dalam menjalankan tahapan dan sistem pelelangan Full e-procurement 3. Penguasaan terhadap Informasi Teknologi (IT) Strategi SO (peluang - kekuatan) 1. Memanfaatkan adanya Perpres 54 Tahun 2010 akhir & Perpres 70 Tahun 2012, dengan mengikuti pedoman dalam pelaksanaan Full e-procurement 2. Mengoptimalkan kemampuan penyedia jasa dalam mengikuti tahapan dengan mengupload dan mengakses dokumen penawaran 3. Meningkatkan kualitas SDM dengan Kemampuan penguasaan IT agar terjadi peningkatan kualitas administrasi dan proses lelang menjadi cepat Stategi ST (ancaman - kekuatan) 1. Mendayagunakan Perpres 54 Tahun 2010 akhir & Perpres 70 Thn 2012 untuk meningkatkan paket pekerjaan dan target pengadaan barang/jasa 2. Memanfaatkan kemampuan yang ada untuk mengikuti setiap tahapan Full e-procurement agar tidak tereleminasi oleh sistem (sofware) 3. Mengikuti petunjuk aplikasi Full e-procurement agar proses pengunduhan dokumen pengadaan berjalan maksimal Weaknesses (Kelemahan) 1. Belum semua penyedia jasa mengikuti pelatihan 2. Jaringan internet pelaksanaan Full e-procurement 3. Kurangnya sosialisasi Perpres 4. Kurangnya sosialisasi sistem Full e-procurement Strategi WO (peluang - kelemahan) 1. Meningkatkan kemampuan penyedia jasa melalui bimbingan teknis tentang Perpres 54 Tahun 2010 akhir dan Perpres 70 Tahun 2012 beserta perubahannya 2. Mengikuti rencana jadwal yang ada agar setiap tahapan pengadaan diupload dan dapat diakses sesuai aplikasi Full e-procurement 3. Menyusun dokumen/paket yang diikuti dalam portal pengadaan sesuai dengan pengetahuan dan kemampuan teknologi informasi penyedia jasa Strategi WT (ancaman - kelemahan) 1. Meningkatkan kualitas penyedia jasa untuk lebih memahami Perpres 54 Thn 2010 akhir & Perpres 70 Thn 2012 sehingga hasil paket pekerjaan optimal dan sesuai target pengadaan 2. Meningkatkan intensitas pemakaian aplikasi Full e-procurement secara formal/non formal untuk menumbuhkan rasa ingin tahu terhadap Full e-procurement agar tidak tereleminasi 3. Peningkatan pengetahuan dan kemampuan teknologi informasi personil penyedia jasa supaya proses pengunduhan/upload dokumen penawaran dapat tercapai 23

14 Spectra Nomor 23 Volume XII Januari 2014: KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Dari hasil analisis dan pembahasan tersebut di atas, maka dapat dibuat kesimpulan sebagai berikut: 1. Hasil analisis penelitian menunjukkan tingkat keberhasilan penerapan Full e-procurement adalah sebesar 77,5% (tinggi). Hal ini ditandai dari segi waktu pelaksanaan, peraturan dan ketentuan hukum, infrastruktur, kemampuan SDM, serta sosialisasi dengan adanya kemampuan akses, aspek tandatangan elektronik, perlindungan sistem, pemahaman tentang Perpres beserta perubahannya dan ketersediaan petunjuk/pedoman aplikasi pelaksanaan Full e-procurement. 2. Waktu pelaksanaan, peraturan dan ketentuan hukum, infrastruktur, kemampuan SDM, serta sosialisasi berpengaruh signifikan terhadap keberhasilan penerapan Full e-procurement. Namun, secara individu, variabel kemampuan SDM dan sosialisasi berpengaruh signifikan terhadap keberhasilan penerapan Full e- Procurement. Variabel SDM memiliki pengaruh dominan terhadap keberhasilan penerapan Full e-procurement dibandingkan dengan variabel bebas selainnya. 3. Strategi untuk mengatasi permasalahan yang dominan untuk meningkatkan keberhasilan pada kemampuan sumberdaya manusia, rumusan strategis pengembangan SDM dapat dibagi menjadi dua bagian utama yaitu : Dengan mengoptimalkan kekuatan yang dimiliki untuk mendukung percepatan meraih peluang dan meminimalkan ancaman yang ada, yaitu memanfaatkan adanya Perpres 54 Tahun 2010 akhir dan Perpres 70 Tahun 2012 dengan meningkatkan kerjasama institusi/instansi dan mengoptimalkan kemampuan penyedia jasa dalam mengikuti tahapan dengan meng-upload dan mengakses dokumen penawaran dan agar proses tender dapat diakses pengguna internet (penyedia jasa). Mendayagunakan hasil pencapaian peluang yang ada, untuk menetralisir ancaman yang mungkin timbul, yaitu mendayagunakan Perpres 54 Tahun 2010 akhir dan Perpres 70 Tahun 2012 untuk meningkatkan paket pekerjaan dan target pengadaan barang/jasa terpenuhi, agar mengikuti setiap tahapan Full e-procurement tidak tereleminasi oleh sistem (sofware) dengan mengikuti petunjuk aplikasi Full e-procurement sehingga proses pengunduhan dokumen pengadaan berjalan maksimal. 24

15 Pengadaan Barang dan Jasa Full e-procurement Jacob Novi M. Achfas Zacoeb Indradi W. Saran Berdasarkan kesimpulan dari penelitian tersebut, maka dapat disampaikan beberapa saran yaitu sebagai berikut: 1. Sebagai masukan bagi penyedia jasa, yaitu pimpinan perusahaan untuk lebih memperhatikan waktu pelaksanaan, peraturan dan ketentuan hukum, dan infrastruktur; dimana berdasarkan hasil yang diperoleh, maka waktu pelaksanaan, peraturan dan ketentuan hukum, dan infrastruktur tidak berpengaruh secara signifikan terhadap keberhasilan penerapan Full e-procurement. Berdasarkan hasil rumusan strategi analisis yang ada, penyedia jasa diharapkan dapat mengikuti atau memperhatikannya, sehingga dapat meningkatkan keberhasilan dalam penerapan pelaksanaan sistem Full e-procurement. 2. Bagi peneliti selanjutnya perlu dilakukan perbaikan dalam kuisioner, dalam hal ini peneliti perlu menyusun sebuah rancangan penyusunan instrument yang dikenal dengan istilah kisi-kisi kuisioner. Hasil penelitian ini mempunyai keterbatasan dalam indikator-indikator secara teoritis, sehingga perlu dianalisis lebih lanjut berdasarkan ruang lingkup Full e-procurement. Selain itu, perlu dipertimbangkan pula penerapan analisis selain analisis regresi linier berganda. DAFTAR PUSTAKA Carayannis, E.G & Popescu, D Profiling a Methodology for Economic Growth and Convergence: Learning from the EU e-procurement Experience for Central and eeastern European Countries. Journal Technovation vol. 25, no. 1, January, p Ghozali, I Aplikasi Analisis Multi Variat dengan Program SPSS. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro. Jasin, M Mencegah Korupsi Melalui e-procurement. Jakarta: Komisi Pemberantasan Korupsi. Malik, A Pengantar Bisnis Jasa Pelaksana Konstruksi. Yogyakarta. Nurisra Identifikasi Kendala Penerapan e-procurement pada Pengadaan Jasa Konstruksi di Banda Aceh. Entry from: diakses 28 Mei Perpres RI No.54 Tahun Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah. Jakarta: Kementerian Pekerjaan Umum.. Perpres RI No.70 Tahun Perubahan Kedua Atas Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010 Tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah. Jakarta. Rangkuti, F Analisis SWOT Teknik Membedah Kasus Bisnis. Jakarta. Sani, A Evaluasi Penerapan e-procurement pada Pemerintahan Provinsi Sulawesi Selatan. diakses 28 Mei 2012 Soemarno Analisis SWOT dalam Kajian Lingkungan dan Pembangunan. Malang: PMPSLP PPSUB. 25

16 Spectra Nomor 23 Volume XII Januari 2014: Sugiyono Metode Penelitian Kuantitatif, Kuantitatif dan R dan D. Bandung: Alfabeta. Sucahyo, Y.G Implementasi e-procurement Sebagai Inovasi Pelayanan Publik. Jakarta: LKPP. Sumadilaga, H.D Kendala, Keberhasilan dan Tantangan dalam Sembilan Tahun Pelaksanaan e-procurement di Kementerian PU dalam Mencapai Good Governance. diakses 22 Mei Wong, C.H.& Sloan, B Use of ICT for e-procurement in the UK construction industry: a survey of smes readiness. In: Khosrowshahi, F. Proceedings 20th Annual ARCOM Conference. 1-3 September UK: Edinburgh. Association of Researchers in Construction Management, Vol. 1,

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. menjadi sampel dalam penelitian mengenai pengaruh harga, kualitas produk, citra merek

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. menjadi sampel dalam penelitian mengenai pengaruh harga, kualitas produk, citra merek BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Deskripsi Objek Penelitian Deskripsi responden disini akan menganalisa identitas para konsumen yang menjadi sampel dalam penelitian mengenai

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Obyek / Subyek Penelitian Obyek yang dipilih untuk melakukan penelitian adalah Universitas Muhammadiyah Yogyakarta yang berlokasi di Kampus Terpadu, Jl. Lingkar Selatan, Tamantirto,

Lebih terperinci

ANALISA KENDALA PELAKSANAAN E-PROCUREMENT DI KOTA SURABAYA

ANALISA KENDALA PELAKSANAAN E-PROCUREMENT DI KOTA SURABAYA ANALISA KENDALA PELAKSANAAN E-PROCUREMENT DI KOTA SURABAYA Liziad Aditya Soetanto 1, dan Kenny Jonathan Setiobudi 2 ABSTRAK : E-Procurement atau Pengadaan secara elektronik adalah Pengadaan Barang/Jasa

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Penelitian kuantitatif adalah

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Penelitian kuantitatif adalah 37 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Pendekatan dan Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Penelitian kuantitatif adalah data yang berupa angka atau besaran tertentu yang sifatnya

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Berdasarkan permasalahan dan tujuan penelitian yang akan dicapai maka jenis penelitian yang digunakan adalah explanatory research atau penelitian penjelasan.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Obyek dan Subyek Penelitian 1. Obyek Penelitian Penelitian ini dilakukan di Universitas Muhammadiyah Yogyakarta yang berlokasi dikawasan Ringroad Selatan Yogyakarta, sebagai

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN 4.1 Paparan Data Hasil Penelitian Pada bab ini mengemukakan hasil dan pembahasan dari penelitian mengenai pengaruh komunikasi organisasi terhadap prestasi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. nasabah bank umum yang diambil secara acak di DIY. pengukuran atau alat pengambilan data langsung pada subjek sebagai

BAB III METODE PENELITIAN. nasabah bank umum yang diambil secara acak di DIY. pengukuran atau alat pengambilan data langsung pada subjek sebagai BAB III METODE PENELITIAN A. Obyek Penelitian Obyek penelitian ini adalah masyarakat yang bertempat tinggal di Daerah Istimewa Yogyakarta. Unit analisis pada penelitian ini adalah nasabah bank umum yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional. digunakan dalam penelitian ini adalah:

BAB III METODE PENELITIAN. A. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional. digunakan dalam penelitian ini adalah: BAB III METODE PENELITIAN A. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional 1. Variabel Penelitian Variabel penelitian adalah sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh aparat Inspektorat yang ikut dalam

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh aparat Inspektorat yang ikut dalam 30 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Populasi dan Sampel Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh aparat Inspektorat yang ikut dalam tugas pemeriksaan pada Inspektorat di kabupaten/kota yang mendapatkan

Lebih terperinci

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. penelitian, objek penelitian ini menjadi sasaran dalam penelitian untuk

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. penelitian, objek penelitian ini menjadi sasaran dalam penelitian untuk BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Objek penelitian merupakan sesuatu yang menjadi perhatian dalam suatu penelitian, objek penelitian ini menjadi sasaran dalam penelitian untuk mendapatkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Malang. Dengan pertimbangan peneliti ingin mengetahui pengembangan karir di

BAB III METODE PENELITIAN. Malang. Dengan pertimbangan peneliti ingin mengetahui pengembangan karir di 53 BAB III METODE PENELITIAN 1.1. Lokasi Penelitian Penelitian dilaksanakan pada Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirta Dharma Kabupaten Malang yang terletak di JL. Raya Kebonagung No. 115 Pakisaji Malang.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN 3.1. VARIABEL PENELITIAN DAN DEFINISI OPERASIONAL

BAB III METODE PENELITIAN 3.1. VARIABEL PENELITIAN DAN DEFINISI OPERASIONAL BAB III METODE PENELITIAN 3.1. VARIABEL PENELITIAN DAN DEFINISI OPERASIONAL 3.1.1. Inventarisasi Aset Inventarisasi aset terdiri dari 2 (dua) aspek yaitu inventarisasi fisik dan inventarisasi yuridis.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. orang, obyek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan

BAB III METODE PENELITIAN. orang, obyek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan BAB III METODE PENELITIAN A. Obyek atau Subyek Penelitian Obyek penelitian merupakan suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, obyek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di salah satu perusahaan yang bergerak di sektor jasa yaitu PT SIAPTEK. Penelitian dilakukan dari bulan Maret 2015 hingga

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Kantor Direksi PT. Perkebunan Nusantara III (Persero), Jalan Sei Batanghari, Medan, Sumatera Utara. Waktu penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. kuantitatif adalah sebagai penelitian yang menekankan pada pengujian teori-teori

BAB III METODE PENELITIAN. kuantitatif adalah sebagai penelitian yang menekankan pada pengujian teori-teori BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Pendekatan Penelitian Pendekatan penelitian yang digunakan adalah pendekatan kuantitatif. Pendekatan kuantitatif adalah sebagai penelitian yang menekankan pada pengujian teori-teori

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. mahasiswa dan mahasiswi Universitas Muhammadiyah Purwokerto.

BAB III METODE PENELITIAN. mahasiswa dan mahasiswi Universitas Muhammadiyah Purwokerto. BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah survey, dengan mengumpulkan data melalui pemberian daftar pertanyaan (kuesioner) kepada mahasiswa

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 25 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Sumber Data Penelitian Penelitian ini menggunakan metode survey langsung dengan cara membagikan kuesioner kepada para responden. Penelitian yang dilakukan bersifat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Populasi dan Sampel Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Populasi dan Sampel Populasi menurut Supardi (2005) dalam Amelia (2012) adalah suatu kesatuan individu atau subyek pada wilayah dan waktu serta dengan kualitas tertentu

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN BAB IV METODE PENELITIAN 4.1. Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan data yang diperoleh melalui responden. Responden memberikan respon verbal dan atau tertulis sebagai tanggapan atas pernyataan yang

Lebih terperinci

Bab III METODELOGI PENELITIAN

Bab III METODELOGI PENELITIAN Bab III METODELOGI PENELITIAN 3.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Penelitian ini menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja sistem informasi akuntansi pada hotel di Tangerang. Responden dalam

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. adalah Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) Kabupaten Sleman yang

BAB III METODE PENELITIAN. adalah Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) Kabupaten Sleman yang BAB III METODE PENELITIAN A. Obyek/Subyek Penelitian Objek penelitian berlokasi di Pemerintahan Daerah Kabupaten Sleman. Populasi merupakan seluruh objek yang akan diteliti dalam sebuah penelitian. Populasi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Universitas Mercu Buana Jakarta, hal tersebut

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Universitas Mercu Buana Jakarta, hal tersebut BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan di Universitas Mercu Buana Jakarta, hal tersebut karena Universitas Mercu Buana Jakarta merupakan salah satu universitas

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. adalah Seluruh Karyawan pada PT. Aditama Graha Lestari. hubungan yang bersifat sebab akibat dimana variabel independen

BAB III METODE PENELITIAN. adalah Seluruh Karyawan pada PT. Aditama Graha Lestari. hubungan yang bersifat sebab akibat dimana variabel independen 47 BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan pada perusahaan PT. Aditma Graha Lestari yang beralamat di Komplek Ruko Puri Kembangan Indah No. 168 D, Kembangan Selatan,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY). Di Jalan Lingkar Selatan, Kasihan, Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta 55183. B. Jenis

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KINERJA PANITIA PENGADAAN PEKERJAAN KONSTRUKSI FISIK DI KABUPATEN JEMBER

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KINERJA PANITIA PENGADAAN PEKERJAAN KONSTRUKSI FISIK DI KABUPATEN JEMBER FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KINERJA PANITIA PENGADAAN PEKERJAAN KONSTRUKSI FISIK DI KABUPATEN JEMBER Hernu Suyoso 1), Agoes Soehardjono 2), As ad Munawir 3) 1) Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penulis melakukan penelitian di Koperasi Karyawan (KOPKAR) Sari Madu PG.

BAB III METODE PENELITIAN. Penulis melakukan penelitian di Koperasi Karyawan (KOPKAR) Sari Madu PG. BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi penelitian Penulis melakukan penelitian di Koperasi Karyawan (KOPKAR) Sari Madu PG. Kebon Agung Malang yang bertempat di Jalan Raya Kebon Agung 1 Malang. Sesuai dengan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Waktu dalam penelitian ini adalah 2 bulan yaitu bulan April sampai

BAB III METODE PENELITIAN. Waktu dalam penelitian ini adalah 2 bulan yaitu bulan April sampai BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Waktu dalam penelitian ini adalah 2 bulan yaitu bulan April sampai dengan bulan Mei 2017, untuk menyebarkan kuisioner kepada responden, dan tempat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. sampel auditor internal pada perusahaan perusahaan tersebut. Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. sampel auditor internal pada perusahaan perusahaan tersebut. Penelitian BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di beberapa perusahaan dagang dan jasa di Jakarta yang telah terdaftar di Bursa Efek Indonesia dengan mengambil sampel

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini terdapat dua variabel, yaitu: menjadi variabel bebas dalam penelitian ini adalah:

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini terdapat dua variabel, yaitu: menjadi variabel bebas dalam penelitian ini adalah: BAB III METODE PENELITIAN A. Operasional Variabel Dalam penelitian ini terdapat dua variabel, yaitu: 1. Variabel Bebas (Independen) Yaitu variabel yang tidak dipengaruhi oleh variabel lain. Adapun yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. dikatakan metode kuantitatif karena penelitian kuantitatif dapat diartikan sebagai

BAB III METODE PENELITIAN. dikatakan metode kuantitatif karena penelitian kuantitatif dapat diartikan sebagai BAB III METODE PENELITIAN 3.1 JENIS PENELITIAN Desain dalam penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif, dikatakan metode kuantitatif karena penelitian kuantitatif dapat diartikan sebagai

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN. yang diperoleh dari penelitian itu adalah data empiris (teramati) yang mempunyai

BAB IV METODE PENELITIAN. yang diperoleh dari penelitian itu adalah data empiris (teramati) yang mempunyai 29 BAB IV METODE PENELITIAN Metode penelitian merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Cara ilmiah berarti kegiatan penelitian itu didasarkan pada ciri-ciri keilmuan,yaitu

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN. biasa disebut dengan desain kausal atau desain pengujian hipotesis. Studi

BAB IV METODE PENELITIAN. biasa disebut dengan desain kausal atau desain pengujian hipotesis. Studi BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Jenis/Desain Penelitian Penulis menggunakan explanatory research. Jenis ini menjelaskan hubungan sebab akibat antara variabel-variabel melalui pengujian hipotesis. Jenis desain

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Objek atau Subjek Penelitian Populasi merupakan wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Populasi dan Sampel 3.1.1 Populasi Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/ subyek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Penelitian dengan pendekatan kuantitatif menekankan analisisnya pada data numerikal (angka)

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Desain Penelitian Dilihat dari cakupan jenis eksplanasi ilmunya, penelitian ini merupakan penelitian kausalitas, yang bertujuan untuk mencari penjelasan dalam bentuk hubungan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Untuk menguji apakah alat ukur (instrument) yang digunakan memenuhi

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Untuk menguji apakah alat ukur (instrument) yang digunakan memenuhi BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil uji itas dan Reliabilitas Untuk menguji apakah alat ukur (instrument) yang digunakan memenuhi syarat-syarat alat ukur yang baik, sehingga mengahasilkan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN Analisis pada bab ini dilakukan dari hasil kuisioner yang telah dikumpulkan. Responden dalam penelitian ini adalah pelanggan yang memiliki hubungan kerja dalam pemanfaatan

Lebih terperinci

DETERMINASI HUBUNGAN PENGETAHUAN DEWAN TENTANG ANGGARAN DENGAN PENGAWASAN DEWAN PADA KEUANGAN DAERAH (APBD)

DETERMINASI HUBUNGAN PENGETAHUAN DEWAN TENTANG ANGGARAN DENGAN PENGAWASAN DEWAN PADA KEUANGAN DAERAH (APBD) DETERMINASI HUBUNGAN PENGETAHUAN DEWAN TENTANG ANGGARAN DENGAN PENGAWASAN DEWAN PADA KEUANGAN DAERAH (APBD) (Studi Empiris pada DPRD Kabupaten Wonogiri) NASKAH PUBLIKASI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Dan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Obyek dan Lokasi Penelitian Semarang. Obyek dan lokasi penelitian ini adalah bank syariah yang ada di kota 3.2. Populasi dan Sampel A. Populasi Populasi adalah wilayah generalisasi

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Lokasi Dan Waktu Penelitian Adapun lokasi penelitian adalah di Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial Universitas Islam Riau Pekanbaru. 3.2 Data Dan Sumber Data a. Data Data

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Subyek dan Obyek Penelitian Populasi merupakan seluruh obyek yang akan diteliti. Sedangkan sampel adalah bagian dari populasi yang akan diteliti. Populasi dari penelitian ini

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Pendekatan Penelitian Merujuk pada rumusan masalah, maka jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis penelitian kuantitatif. Menurut Arikunto

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 29 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel 3.1.1. Variabel Penelitian Variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, objek atau

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS HASIL PEMBAHASAN 4.1 Analisis Profil Responden 4.1.1 Statistik Deskriptif Statistik deskriptif digunakan untuk melihat gambaran secara umum data yang telah dikumpulkan dalam penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Jenis, Lokasi dan Waktu Penelitian 3.1.1. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif asosiatif. Menurut Sugiyono (2016:8) metode kuantitatif adalah

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Obyek Penelitian Objek penelitian adalah suatu bentuk populasi yang berada dalam letak geografis tertentu dengan karakteristik yang sesuai dengan penelitian yang akan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif dengan

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif dengan 42 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif dengan pendekatan survey, yaitu penelitian untuk memperoleh informasi yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di daerah Kalimantan Timur, Kecamatan Balikpapan Selatan. Pada perkembangan kota yang semakin maju dan era modern dalam penggunaan

Lebih terperinci

BAB 3 METODELOGI PENELITIAN

BAB 3 METODELOGI PENELITIAN BAB 3 METODELOGI PENELITIAN 3.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Objek penelitian ini adalah pengguna software akuntansi yang bekerja pada suatu perusahaan yang menerapkan software akuntansi berbasis ERP.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 1. Objek dan Subjek Penelitian BAB III METODE PENELITIAN Menurut Umar (2003) objek penelitian menjelaskan tentang apa atau siapa yang menjadi objek penelitian juga dimana dan kapan penelitian dilakukan.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1.Objek Penelitian Variabel dalam penelitian ini terdiri dari tiga variabel independen yaitu

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1.Objek Penelitian Variabel dalam penelitian ini terdiri dari tiga variabel independen yaitu BAB III METODE PENELITIAN 3.1.Objek Penelitian Variabel dalam penelitian ini terdiri dari tiga variabel independen yaitu Pengetahuan Kewirausahaan (X 1 ), Lingkungan Sekolah (X ) dan Pengalaman Praktek

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini yaitu penelitian lapangan (field research) dengan

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini yaitu penelitian lapangan (field research) dengan BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian Jenis penelitian ini yaitu penelitian lapangan (field research) dengan menggunakan pendekatan kuantitatif deskriptif, yang dilakukan melalui

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh KAP yang terdapat di Daerah

BAB III METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh KAP yang terdapat di Daerah 26 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Populasi dan Sampel Populasi merupakan wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau subyek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh

Lebih terperinci

BAB III. Metode Penelitian. penilitian terdiri dari variabel terikat (dependent variable) dan variabel bebas (independent

BAB III. Metode Penelitian. penilitian terdiri dari variabel terikat (dependent variable) dan variabel bebas (independent BAB III Metode Penelitian 1.1 Variabel Penelitian dan Definisi Opersional Variabel 1.1.1 Variabel Penelitian Variabel adalah apa saja yang dapat membedakan variabel yang dipengaruhi dan yang tidak dapat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN Jenis Penelitian Penelitian yang akan dilakukan merupakan penelitian kuantitatif yaitu metode

BAB III METODE PENELITIAN Jenis Penelitian Penelitian yang akan dilakukan merupakan penelitian kuantitatif yaitu metode BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis Penelitian Penelitian yang akan dilakukan merupakan penelitian kuantitatif yaitu metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilakukan pada bulan April sampai bulan Juni 2017 di Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Cengkareng Jakarta di Jalan. Lkr. Luar No.10A,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada Dinas Pendapatan Pengelola Keuangan dan Aset/DPPKA karena dinas inilah yang bertugas merumuskan kebijakan teknis,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. desa Kedabu Rapat Kabupaten Kepulauan Meranti. Sedangkan waktu penelitian di mulai bulan Februari sampai September 2013.

BAB III METODE PENELITIAN. desa Kedabu Rapat Kabupaten Kepulauan Meranti. Sedangkan waktu penelitian di mulai bulan Februari sampai September 2013. 1 BAB III METODE PENELITIAN III.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 1. Lokasi Penelitian Lokasi penelitian ini dilakukan pada PIRT Insan Mandiri yang berlokasi di desa Kedabu Rapat Kabupaten Kepulauan Meranti.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Populasi dan Sampel Populasi dalam penelitian ini adalah pegawai pajak di Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Salatiga. Jumlah pegawai di KPP Pratama Salatiga sebanyak 75

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif non eksperimental menggunakan metode cross sectional, yaitu penelitian yang mengukur hubungan

Lebih terperinci

BAB 3 METODA PENELITIAN. 3.1 Jenis Penelitian dan Gambaran dari Populasi Penelitian

BAB 3 METODA PENELITIAN. 3.1 Jenis Penelitian dan Gambaran dari Populasi Penelitian BAB 3 METODA PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian dan Gambaran dari Populasi Penelitian 3.1.1 Jenis Penelitian Menurut Sugiyono (2007:11) jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini menurut tingkat

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN BAB IV METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini menganalisis pengaruh faktor-faktor seperti anggaran berbasis kinerja, transparansi, akuntabilitas, dan pengawasan internal yang mempengaruhi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. (field research) dengan metode kuantitatif yaitu data yang diperoleh dalam bentuk angkaangka

BAB III METODE PENELITIAN. (field research) dengan metode kuantitatif yaitu data yang diperoleh dalam bentuk angkaangka BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian lapangan (field research) dengan metode kuantitatif yaitu data yang diperoleh dalam

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan di wilayah DKI Jakarta pada bulan Oktober 2016. Sasaran dari penelitian ini yaitu wajib pajak bumi dan bangunan di Kelurahan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini akan dilakukan pada pengguna software Sistem Informasi

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini akan dilakukan pada pengguna software Sistem Informasi BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini akan dilakukan pada pengguna software Sistem Informasi Pengelolaan Keuangan Daerah (SIPKD). Penelitian ini dibatasi lokasinya hanya

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Menurut Sugiyono (2010:13) objek penelitian adalah sasaran ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu tentang sesuatu hal objektif,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. yang digunakan dengan menggunakan kuisioner. Kuisioner berisi tentang persepsi

BAB III METODE PENELITIAN. yang digunakan dengan menggunakan kuisioner. Kuisioner berisi tentang persepsi BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Pendekatan Penelitian Penelitian ini tergolong sebagai penelitian kuantitatif yang bertujuan untuk menguji suatu teori dan menunjukan hubungan antar variabel. Data yang digunakan

Lebih terperinci

BAB III METODELOGI PENELITIAN. juga terdapat data-data yang berasal dari pihak Solo Grand Mall dan

BAB III METODELOGI PENELITIAN. juga terdapat data-data yang berasal dari pihak Solo Grand Mall dan BAB III METODELOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kuantitatif, dimana perhitungan dengan angka-angka diperkirakan lebih obyektif karena untuk menentukan kesimpulan

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penelitian PT TELKOM merupakan salah satu perusahaan yang bergerak di bidang jasa telekomunikasi, termasuk jaringan internet. Sejalan dengan banyaknya

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. kerumitan. Variabel intervening dalam penelitian ini adalah sistem e-filling, sedangkan

BAB III METODE PENELITIAN. kerumitan. Variabel intervening dalam penelitian ini adalah sistem e-filling, sedangkan BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Penelitian ini melibatkan lima variabel yang terdiri atas tiga variabel independen (bebas), satu variabel intervening dan satu

Lebih terperinci

BAB III METODELOGI PENELITIAN. kuantitatif deskriptif. Metode penelitian kuantitatif merupakan salah satu jenis

BAB III METODELOGI PENELITIAN. kuantitatif deskriptif. Metode penelitian kuantitatif merupakan salah satu jenis BAB III METODELOGI PENELITIAN 3.1 Jenis dan Pendekatan Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kuantitatif deskriptif. Metode penelitian kuantitatif merupakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. objektif, valid, dan reliabel tentang suatu hal (variabel tertentu). Subjek adalah

BAB III METODE PENELITIAN. objektif, valid, dan reliabel tentang suatu hal (variabel tertentu). Subjek adalah BAB III METODE PENELITIAN A. Objek/Subjek Penelitian Objek penelitian menurut Sugiyono (2012) adalah sasaran ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu tentang sesuatu hal objektif,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. menentukan obyek-obyek penelitian yang akan diteliti dan besarnya

BAB III METODE PENELITIAN. menentukan obyek-obyek penelitian yang akan diteliti dan besarnya 18 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Populasi, Sampel dan Teknik Sampling Sebelum penelitian dilaksanakan, terlebih dahulu peneliti harus menentukan obyek-obyek penelitian yang akan diteliti dan besarnya

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN Hasil Jawaban Responden Atas Variabel Kepatuhan Wajib Pajak. kerelaan nilai dalam membayar pajak sebagai berikut :

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN Hasil Jawaban Responden Atas Variabel Kepatuhan Wajib Pajak. kerelaan nilai dalam membayar pajak sebagai berikut : BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN 4.1 Hasil Jawaban Responden 4.1.1 Hasil Jawaban Responden Atas Variabel Kepatuhan Wajib Pajak Variabel kepatuhan wajib pajak memiliki tiga buah indikator yang dijelaskan terdiri

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. kuantitaif adalah metode untuk menguji teori-teori tertentu dengan cara

BAB III METODE PENELITIAN. kuantitaif adalah metode untuk menguji teori-teori tertentu dengan cara BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Pada penelitian ini pendekatan yang dipakai adalah kuantitatif. Penelitian kuantitaif adalah metode untuk menguji teori-teori tertentu dengan cara meneliti

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1 Kerangka Pemikiran Penelitian PT Sinar Sosro adalah perusahaan pelopor untuk minuman teh dalam kemasan. Dengan semakin pesatnya pertumbuhan industri minuman di Indonesia, PT

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Obyek/Subyek Penelitian Subjek dalam penelitian ini adalah pejabat yang terlibat dalam proses penyusunan anggaran dan pejabat pelaksana anggaran di Satuan Kerja Perangkat Daerah

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1. Pendekatan Penelitian Pendekatan Penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif. Pendekatan kuantitatif menitikberatkan pada pengujian hipotesis

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Bekasi International Industrial Estate Blok C8 No.12-12A Desa Cibatu

BAB III METODE PENELITIAN. Bekasi International Industrial Estate Blok C8 No.12-12A Desa Cibatu BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan pada PT. XYZ yang beralamat di Jl. Inti 3 Bekasi International Industrial Estate Blok C8 No.12-12A Desa Cibatu Kecamatan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Daerah (SKPD) yang ada di pemerintah kabupaten/kota se-provinsi Lampung.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Daerah (SKPD) yang ada di pemerintah kabupaten/kota se-provinsi Lampung. BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Populasi dan Sampel Populasi yang akan digunakan dalam penelitian adalah Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) yang ada di pemerintah kabupaten/kota se-provinsi Lampung.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Pahlawan Seribu ITC BSD No. 33A&35 Serpong, Tangerang Selatan. Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Pahlawan Seribu ITC BSD No. 33A&35 Serpong, Tangerang Selatan. Penelitian BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Dalam penelitian ini, yang menjadi objek penelitian adalah karyawan PT Bank BNI Syariah Kantor Cabang Bumi Serpong Damai yang beralamat di Jalan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. statistik dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan. 73 Pada

BAB III METODE PENELITIAN. statistik dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan. 73 Pada 45 BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif, yaitu penelitian yang berupa angka-angka dan analisis menggunakan statistik. Penelitian kuantitatif

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. digambarkan lewat angka simbol, kode dan lain-lain. Data itu perlu dikelompokkelompokkan

BAB III METODE PENELITIAN. digambarkan lewat angka simbol, kode dan lain-lain. Data itu perlu dikelompokkelompokkan BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis data dan Sumber Data 3.1.1. Jenis Data Secara umum, data juga dapat diartikan sebagai suatu fakta yang digambarkan lewat angka simbol, kode dan lain-lain. Data itu perlu

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian ini akan dilakukan di Restoran Metduck Paragon Semarang.

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian ini akan dilakukan di Restoran Metduck Paragon Semarang. BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Obyek dan Lokasi Penelitian Obyek dari penelitian ini adalah pelanggan yang pernah melakukan transaksi minimal dua kali di Restoran Metduck Paragon Mall Semarang. Lokasi penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Obyek dan Subyek Penelitian Penelitian ini dilakukan pada Wajib Pajak Orang Pribadi (WP OP) di KPP Pratama Surakarta. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh WP OP yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Dalam penelitian ini, penelitian melakukan penelitian terhadap pegawai inspektorat provinsi Nusa Tenggara Barat. Penelitian akan dilakukan pada

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN. 3.. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di Fakultas Ekonomi Universitas Islam Negeri Malang.Dilakukan di FE UIN Malang, untuk memudahkan peneliti mengambil sampel dan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. melalui kuesioner. Kuesioner yang disebar sebanyak 34 kuesioner, pekerjaan, dan tingkat pendidika terakhir.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. melalui kuesioner. Kuesioner yang disebar sebanyak 34 kuesioner, pekerjaan, dan tingkat pendidika terakhir. BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Analisis Karakteristik Responden Analisis karakteristik dalam penelitian ini digunakan untuk melihat gambaran secara umum karakteristik data responden yang telah dikumpulkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan pada tahun 2016, dimana periode yang akan diteliti adalah tahun pajak 2015 yaitu pada saat diberlakukannya Peraturan Menteri

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Populasi dan Sampel Populasi yang digunakan dalam penelitian ini yaitu bank syariah di Yogyakarta dengan sampel bank syariah bentuk BUS (Badan Usaha Syariah) dan UUS (Unit

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan pada di PT. Indonesia Toray Synthetics (ITS) yang beralamat di Jl. Moh. Toha Km.1 Tangerang, Banten. Penelitian ini akan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. untuk memperoleh data-data yang diperlukan. Penelitian ini dilakukan di Mal

BAB III METODE PENELITIAN. untuk memperoleh data-data yang diperlukan. Penelitian ini dilakukan di Mal 1 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi Penelitian Lokasi penelitian merupakan dimana tempat peneliti melakukan penelitian untuk memperoleh data-data yang diperlukan. Penelitian ini dilakukan di Mal Olympic

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Obyek dan Subyek Penelitian Obyek penelitian ini adalah Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Cirebon. Subyek dalam penelitian ini adalah Wajib Pajak Orang Pribadi atau Badan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi Penelitian Penelitian ini merupakan studi kasus yang dilakukan di Desa Manyarejo Kecamatan Manyar Kabupaten Gresik. Pemilihan lokasi didasarkan atas wilayah Kecamatan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian ini adalah penelitian survey yang berupa penelitian penjelasan dan

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian ini adalah penelitian survey yang berupa penelitian penjelasan dan 37 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Pada dasarnya jenis penelitian ini dapat dikelompokkan menurut tujuan, metode, tingkat eksplentasi, analisis dan jenis data. Menurut metodenya, jenis

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah :

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah : BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah : 1. Variabel Bebas (Independent Variable) Variabel bebas adalah

Lebih terperinci