BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Konsep, Konstruk, dan Variabel Penelitian Pengertian dan Ruang Lingkup Yayasan

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Konsep, Konstruk, dan Variabel Penelitian Pengertian dan Ruang Lingkup Yayasan"

Transkripsi

1 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep, Konstruk, dan Variabel Penelitian Yayasan Pengertian dan Ruang Lingkup Yayasan Pengertian yayasan menurut Undang-undang No. 16 Tahun 2001 tentang yayasan sebagai dasar hukum positif yayasan adalah sebagai berikut: Yayasan adalah badan hukum yang terdiri atas kekayaan yang dipisahkan dan diperuntukkan untuk mencapai tujuan tertentu di bidang sosial, keagamaan, dan kemanusiaan, yang tidak mempunyai anggota. Yayasan dapat melakukan kegiatan usaha untuk menunjang pencapaian maksud dan tujuannya dengan cara mendirikan badan usaha dan/atau ikut serta dalam suatu badan usaha. Menurut Bastian (2007) yayasan sebagai suatu badan hukum mampu dan berhak serta berwenang untuk melakukan tindakan-tindakan perdata. Pada dasarnya, keberadaan badan hukum yayasan bersifat permanen, yaitu hanya dapat dibubarkan melalui persetujuan para pendiri dan pengurus. Yayasan hanya dapat dibubarkan jika segala ketentuan dan persyaratan dalam anggaran dasarnya telah dipenuhi. 9

2 Tujuan Yayasan Menurut Bastian (2007) setiap organisasi termasuk yayasan, memiliki tujuan yang spesifik dan unik yang dapat bersifat kuantitatif maupun kualitatif. Tujuan yang bersifat kuantitatif mencakup pencapaian laba maksimum, penguasaan pangsa pasar, pertumbuhan organisasi, dan produktivitas. Sementara tujuan kualitatif dapat disebutkan sebagai efisiensi dan efektivitas organisasi, manajemen organisasi yang tangguh, moral karyawan yang tinggi, reputasi organisasi, stabilitas, pelayanan kepada masyarakat, dan citra perusahaan. Menurut Undang-undang No. 16 Tahun 2001, yayasan mempunyai fungsi sebagai pranata hukum dalam rangka mencapai tujuan tertentu di bidang sosial, keagamaan, dan kemanusiaan. Undang-undang tersebut menegaskan bahwa yayasan adalah suatu badan hukum yang mempunyai maksud dan tujuan yang bersifat sosial, keagamaan, dan kemanusiaan, yang didirikan dengan memperhatikan persyaratan formal yang ditentukan berdasarkan undang-undang Visi dan Misi Yayasan Visi merupakan pandangan ke depan dimana suatu organisasi akan diarahkan. Dengan mempunyai visi, yayasan dapat berkarya secara konsisten dan tetap eksis, antisipatif, inovatif, serta produktif. Pengertian visi menurut Bastian (2007) adalah sebagai berikut:

3 11 Visi adalah suatu gambaran yang menantang tentang keadaan masa depan yang berisikan cita dan citra yang ingin diwujudkan suatu yayasan. Rumusan visi harus memperhatikan beberapa hal berikut: 1. Mencerminkan apa yang ingin dicapai sebuah yayasan. 2. Memberikan arah dan fokus strategi yang jelas. 3. Memiliki orientasi terhadap masa depan, sehingga segenap jajaran harus berperan dalam mendefinisikan dan membentuk masa depan yayasan. 4. Mampu menumbuhkan komitmen seluruh jajaran dalam lingkungan yayasan. 5. Mampu menjamin keseimbangan kepemimpinan yayasan. Misi adalah suatu pernyataan umum tentang maksud yayasan. Misi suatu yayasan adalah maksud khas (unik) dan mendasar yang membedakan organisasi dari organisasi lainnya dan yang mengidentifikasi ruang lingkup operasi. Pengertian misi menurut Bastian (2007) adalah adalah sebagai berikut: Misi adalah sesuatu yang diemban atau dilaksanakan oleh suatu yayasan sebagai penjabaran atas visi yang telah ditetapkan. Misi harus jelas dan sesuai dengan tugas pokok dan fungsi. Perumusan misi harus mampu: 1. Melingkupi semua pesan yang terdapat dalam visi. 2. Memberikan petunjuk terhadap tujuan yang akan dicapai. 3. Memberikan petunjuk kelompok sasaran mana yang akan dilayani. 4. Memperhitungkan berbagai masukan dari stakeholders Sumber Pembiayaan/Kekayaan Yayasan Menurut Bastian (2007) sumber pembiayaan yayasan berasal dari sejumlah kekayaan yang dipisahkan dalam bentuk uang atau barang. Selain itu, yayasan juga memperoleh sumbangan atau bantuan yang tidak mengikat, berupa:

4 12 1. Wakaf 2. Hibah 3. Hibah wasiat 4. Perolehan lain yang tidak bertentangan dengan Anggaran Dasar Yayasan dan/atau peraturan perundang-undangan yang berlaku. Sumbangan atau bantuan yang tidak mengikat adalah sumbangan atau bantuan sukarela yang diterima yayasan, baik dari Negara, bantuan luar negeri, masyarakat, maupun pihak lain yang tidak bertentangan dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Sedangkan perolehan lain adalah dividen, bunga tabungan bank, sewa gedung, dan perolehan dari hasil usaha yayasan (Bastian, 2007) Struktur Organisasi Yayasan Struktur organisasi yayasan merupakan turunan dari fungsi, strategi, dan tujuan organisasi. Sementara itu, tipologi pemimpin, termasuk pilihan dan orientasi organisasi sangat berpengaruh terhadap pilihan struktur birokrasi pada yayasan. Kompleksitas organisasi sangat berpengaruh terhadap struktur organisasi. Menurut Undang-undang No. 16 Tahun 2001, yayasan mempunyai organ yang terdiri dari pembina, pengurus, dan pengawas. Pembina adalah organ yayasan yang mempunyai kewenangan yang tidak diserahkan kepada Pengurus atau Pengawas oleh Undangundang tersebut atau Anggaran Dasar. Kewenangan pembina meliputi:

5 13 1. Membuat keputusan mengenai perubahan Anggaran Dasar. 2. Mengangkat dan menghentikan anggota Pengurus serta anggota Pengawas. 3. Menetapkan kebijakan umum yayasan berdasarkan Anggaran Dasar Yayasan. 4. Mengesahkan program kerja dan rancangan anggaran tahunan yayasan. 5. Membuat keputusan mengenai penggabungan atau pembubaran yayasan. Pengurus adalah organ yayasan yang melaksanakan kepengurusan yayasan, dan pihak yang dapat diangkat menjadi Pengurus adalah individu yang mampu melakukan perbuatan hukum. Pengurus tidak boleh merangkap sebagai Pembina atau Pengawas. Pengawas adalah organ yayasan yang bertugas melakukan pengawasan serta memberi nasihat kepada Pengurus dalam menjalankan kegiatan yayasan. Yayasan memiliki sekurang-kurangnya 1 (satu) orang Pengawas yang wewenang, tugas, dan tanggung jawabnya diatur dalam Anggaran Dasar. Pengawas tidak boleh merangkap sebagai Pembina atau Pengurus. Pengawas wajib dengan itikad baik dan penuh tanggung jawab menjalankan tugas untuk kepentingan yayasan.

6 Audit Internal Pengertian Audit Internal Pengertian Audit Internal menurut The Institute of Internal Auditors (IIA) yang dikutip oleh Boynton et al (2001) adalah sebagai berikut: Internal auditing is an independent, objective assurance and consulting activity designed to add value and improve an organization s opertaion. It helps an organization accomplish its objectives by bringing a systematic, disciplined approach to evaluate and improve the effectiveness of risk management, control, and governance processes. Audit internal adalah kegiatan assurance dan konsultasi yang independen dan objektif, yang dirancang untuk memberikan nilai tambah dan meningkatkan kegiatan-kegiatan operasi organisasi. Audit internal membantu organisasi untuk mencapai tujuannya, melalui suatu pendekatan yang sistematis dan teratur untuk mengevaluasi dan meningkatkan efektivitas dari manajemen risiko, pengendalian, dan proses tata kelola. berikut: Pengertian Audit Internal menurut Agoes (2012) adalah sebagai Audit internal adalah pemeriksaan yang dilakukan oleh bagian internal audit perusahaan, baik terhadap laporan keuangan dan catatan akuntansi perusahaan, maupun ketaatan terhadap kebijakan manajemen puncak yang telah ditentukan dan ketaatan terhadap peraturan pemerintah dan ketentuan-ketentuan dari ikatan profesi yang berlaku.

7 15 Dari beberapa pengertian tersebut dapat dijelaskan bahwa: 1. Audit internal bertanggung jawab kepada manajemen puncak atas hasil pekerjaan yang dilaksanakan. 2. Audit internal merupakan alat kontrol bagi manajemen yang berfungsi mengukur dan menilai keefektivan alat-alat pengendalian lainnya. 3. Objek penelitian dan penilaian bagi audit internal adalah prosedurprosedur, catatan-catatan, dan ketentuan-ketentuan lain yang telah ditetapkan pimpinan perusahaan. 4. Penilaian dilakukan dengan objektif dan independen Tujuan Audit Internal Menurut Agoes (2012) untuk mencapai tujuan dari pemeriksaan audit internal, auditor internal harus melakukan hal-hal berikut: 1. Menelaah dan menilai kebaikan, memadai tidaknya dan penerapan dari sistem pengendalian manajemen, pengendalian intern dan pengendalian operasional lainnya serta mengembangkan pengendalian yang efektif dengan biaya yang tidak terlalu mahal. 2. Memastikan ketaatan terhadap kebijakan, rencana, dan prosedur-prosedur yang telah ditetapkan oleh manajemen. 3. Memastikan seberapa jauh harta perusahaan dipertanggungjawabkan dan dilindungi dari kemungkinan terjadinya segala bentuk pencurian, kecurangan, dan penyalahgunaan. 4. Memastikan bahwa pengelolaan data yang dikembangkan dalam organisasi dapat dipercaya. 5. Menilai mutu pekerjaan setiap bagian dalam melaksanakan tugas yang diberikan oleh manajemen. 6. Menyarankan perbaikan-perbaikan operasional dalam rangka meningkatkan efisiensi dan efektivitas.

8 Fungsi Audit Internal Fungsi audit internal menurut Mulyadi dan Kanaka (1998) adalah sebagai berikut: Fungsi audit internal adalah menyediakan jasa yaitu menyediakan jasa analisis dan evaluasi serta memberikan keyakinan dan rekomendasi kepada manajemen dan dewan komisaris serta pihak lain yang setara dengan wewenang dan tanggung jawabnya. Fungsi audit internal secara terperinci dan relatif lengkap menunjukan bahwa aktivitas audit internal harus diterapkan secara menyeluruh terhadap seluruh aktivitas perusahaan, sehingga tidak hanya terbatas pada audit atas catatan-catatan akuntansi. Fungsi audit internal adalah menyelidiki dan menilai pengendalian intern dan efisiensi pelaksanaan fungsi berbagai unit organisasi. Dengan demikian fungsi audit internal merupakan bentuk pengendalian yang fungsinya adalah untuk mengukur dan menilai efektifitas unsur-unsur pengendalian intern lainnya. Jadi fungsi audit internal tidak harus dibatasi pada pencarian rutin atas kesalahan mengenai ketepatan dan kebenaran catatan akuntansi, tetapi juga harus melakukan suatu penilaian dari berbagai fungsi operasional.

9 Unsur-Unsur Audit Internal Menurut Tugiman (2002) tiga unsur dalam audit internal yaitu: 1. Memastikan/memverifikasi (verification) Merupakan suatu aktivitas penilaian dan pemeriksaan dan kebenaran data dan informasi yang dihasilkan dari suatu sistem akuntansi sehingga dapat dihasilkan laporan akuntansi yang akurat yaitu cepat dan dapat dipercaya. Catatan yang telah diverifikasi dapat ditentukan oleh audit internal tertentu apakah terdapat kekurangan dan kelemahan dalam prosedur pencatatan untuk diajukan saran-saran perbaikan. 2. Menilai/mengevaluasi (evaluation) Merupakan aktivitas penilaian secara menyeluruh atas pengendalian akuntansi keuangan dari kegiatan menyeluruh berdasarkan kriteria yang sesuai. Hal ini merupakan suatu cara untuk memperoleh kesimpulan yang menyeluruh dari kegiatan perusahaan yang berhubungan dengan aktivitas yang dilakukan perusahaan. 3. Rekomendasi (recommendation) Merupakan suatu aktivitas penilaian dan pemeriksaan terhadap ketaatan pelaksanaan dan prosedur operasi, prosedur akuntansi, kebijakan dan peraturan-peraturan yang telah ditetapkan (tindakan korektif terhadap manajemen), sehingga dapat disimpulkan bahwa unsur-unsur audit internal, yaitu memastikan/memverifikasi

10 18 (verification), menilai, mengevaluasi (evaluation) dan rekomendasi (recommendation) Ruang Lingkup Audit Internal Lingkup penugasan audit internal menurut Konsorsium Organisasi Profesi Audit Internal (2004) yaitu sebagai berikut: Fungsi auditor internal melakukan evaluasi dan memberikan kontribusi terhadap peningkatan proses pengelolaan risiko, pengendalian, dan governance, dengan menggunakan pendekatan yang sistematis, teratur, dan menyeluruh. Lingkup penugasan audit internal antara lain sebagai berikut: 1. Pengelolaan Risiko Fungsi audit internal harus membantu organisasi dengan cara mengidentifikasi dan mengevaluasi risiko signifikan dan memberikan kontribusi terhadap pengelolaan risiko dan sistem pengendalian internal. 2. Pengendalian Fungsi audit internal harus membantu organisasi dalam memelihara pegendalian intern yang efektif dengan cara mengevaluasi kecukupan, efisiensi dan efektivitas pengendalian tersebut, serta mendorong peningkatan pengendalian internal secara berkeseimbangan.

11 19 3. Proses Governance Fungsi audit internal harus menilai dan memberikan rekomendasi yang sesuai untuk meningkatkan proses governance dalam mencapai tujuan-tujuan berikut: a. Mengembangkan etika dan nilai-nilai yang memadai di dalam organisasi. b. Memastikan pengelolaan kinerja organisasi yang efektif dan akuntabilitas. c. Secara efektif mengkomunikasikan risiko dan pengendalian kepada unit-unit yang tepat dalam organisasi. d. Secara efektif mengkoordinasikan kegiatan dan mengkomunikasikan informasi diantara pimpinan, dewan pengawas, auditor internal dan eksternal, serta manajemen Standar Profesi Audit Internal Menurut Konsorsium Organisasi Profesi Audit Internal (2004) tujuan standar profesi audit internal adalah sebagai berikut: 1. Memberikan kerangka dasar yang konsisten untuk mengevaluasi kegiatan dan kinerja satuan audit internal maupun individu auditor internal. 2. Menjadi sarana bagi pemakai jasa dalam memahami peran, ruang lingkup, dan tujuan audit internal. 3. Mendorong peningkatan praktik audit internal dalam organisasi. 4. Memberikan kerangka untuk melaksanakan dan mengembangkan kegiatan audit internal yang memberikan nilai tambah dan meningkatkan kinerja kegiatan operasional organisasi.

12 20 5. Menjadi acuan dalam menyusun program pendidikan dan pelatihan bagi auditor internal. 6. Menggambarkan prinsip-prinsip dasar praktik audit internal yang seharusnya (international bassed practices). Standar IIA (The Institute of Internal Auditors) untuk praktik profesional audit internal dibagi menjadi lima kategori yang luas, yaitu: independensi, kemampuan profesional, lingkungan pekerjaan, pelaksanaan kegiatan audit internal, resolusi penerimaan risiko oleh manajemen. Adapun Standar Profesional Audit Internal meliputi: 1. Independensi dan Objektivitas Dalam menjalankan tugasnya seorang auditor internal harus independen dan meliliki sikap objektif dalam memberikan jasa assurance dan jasa konsultasi sebagaimana diatur dalam Standar Profesi Audit Internal (SPAI) yang memungkinkan fungsi tersebut memenuhi tanggung jawabnya. Menurut Konsorsium Organisasi Profesi Audit Internal dalam Standar Profesi Audit Internal (2004) menyatakan: Fungsi audit internal harus ditempatkan pada posisi yang memungkinkan fungsi tersebut memenuhi tanggung jawabnya. Independensi akan meningkat jika fungsi audit internal memiliki akses komunikasi yang memadai terhadap pimpinan dan dewan pengawas organisasi dan auditor internal harus memiliki sikap mental yang objektif, tidak memihak dan menghindari kemungkinan timbulnya pertentangan kepentingan (conflict of interest).

13 21 Jadi unit audit internal ini harus terpisah dari unit-unit lain dalam suatu organisasi. Audit internal ini bertanggung jawab melakukan pemeriksaan dan memberikan laporan serta rekomendasi langsung kepada pimpinan perusahaan. Objektivitas merupakan perilaku yang tidak memihak, tidak bias, dan menghindari konflik kepentingan. Karena itu auditor harus memiliki objektivitas agar auditor internal tidak mengurangi pengembangannya atas suatu masalah audit atas pertimbangan lain. 2. Keahlian dan Kecermatan Profesional a. Keahlian Auditor internal harus memiliki pengetahuan, keterampilan, dan kompetensi lain yang dibutuhkan untuk melaksanakan tanggung jawab mereka. Aktivitas audit internal secara kolektif harus memiliki atau mengupayakan pengetahuan, keterampilan, dan kompetensi lain yang dibutuhkan untuk melaksanakan tanggung jawabnya. b. Kecermatan Profesional Auditor internal harus menggunakan kecermatan dan keterampilan yang diharapkan dari seorang auditor internal yang cukup berhati-hati dan kompeten. Kecermatan profesional yang tidak tepat berarti sempurna bebas dari kesalahan.

14 22 3. Lingkungan Pekerjaan Audit Internal Ruang lingkup audit internal menurut The Institute of Internal Auditors (IIA) yang dikutip oleh Boynton et al (2001) adalah sebagai berikut: The scope of internal auditing should encompass the examination and evaluation of the adequacy and effectiveness of the organizations system of internal control and quality of performance in carrying out assigned responsibilitties: (1) reability and integrity of information; (2) compliance with policies, plans, procedures, laws, regulations and contracs; (3) safeguarding of assets; (4) economical and efficient use of resources; (5) accomplishment of estabilished objectives and goals for operations programs. Dari pernyataan tersebut dapat disimpulkan bahwa lingkup pekerjaan audit internal meliputi keandalan informasi; kesesuaian dengan kebijaksanaan, rencana, prosedur, dan peraturan perundangundangan; perlindungan terhadap harta; penggunaan sumber daya secara ekonomis dan efisien; dan pencapaian tujuan organisasi. Adapun penjelasannya adalah sebagai berikut: a. Keandalan informasi Auditor harus memeriksa keandalan informasi keuangan dan pelaksanaan pekerjaan dengan cara yang digunakan untuk mengidentifikasi, mengukur, mengklasifikasi, dan melaporkan informasi tersebut.

15 23 b. Kesesuaian dengan kebijaksanaan, rencana, prosedur, dan peraturan perundang-undangan Auditor internal harus memeriksa sistem yang diterapkan untuk memastikan ketaatan terhadap kebijaksanaan, rencana, prosedur, dan peraturan perundang-undangan. c. Perlindungan terhadap harta Auditor internal harus memeriksa kesesuaian sarana yang digunakan untuk melindungi harta kekayaan organisasi. d. Penggunaan sumber daya secara ekonomis dan efisien Auditor internal harus menilai keekonomisan dan efisiensi sumber daya yang digunakan. e. Pencapaian tujuan Agar tujuan dan sarana yang telah ditetapkan sesuai dengan apa yang dicapai maka auditor internal harus memeriksa operasi dan program. 4. Pelaksanaan Tugas Audit Internal Pelaksanaan tugas audit diperlukan oleh auditor internal untuk memberikan informasi yang mendukung kegiatan audit. Pelaksanaan kegiatan audit menurut Standar Profesi Audit Internal yang dikutip oleh Konsorsium Organisasi Profesi Audit Internal (2004) adalah sebagai berikut:

16 24 Dalam melaksanakan audit, auditor internal harus mengidentifikasi, menganalisis, mengevaluasi dan mendokumentasikan informasi yang memadai untuk mencapai tujuan penugasan. Dari pernyataan diatas, auditor internal harus dapat mengidentifikasi, menganalisis, mengevaluasi, dan mendokumentasikan informasi yang tepat pada pelaksanaan audit untuk memastikan tercapainya sasaran, terjaminnya kualitas, dan meningkatnya kemampuan staf. Menurut The Institute of Internal Auditors (IIA) yang dikutip oleh Boynton et al (2001) pelaksanaan audit internal adalah sebagai berikut: Audit work should include planning the audit, examining and evaluating information, communicating results, and following up performance of audit work should include: 1. Planning the audit. Internal auditors should plan each audit. 2. Examining and evaluation information. Internal auditors should collect, analyze, interpret, and document information to support audit results. 3. Communicating result. Internal auditors should report the results of their audit work. 4. Following up. Internal auditors should follow up to ascertain thet appropriate action is taken or reported audit findings. Berikut ini akan dijelaskan tahap-tahap pelaksanaan kegiatan audit: 1. Perencanaan audit (planning the audit) Audit internal melakukan suatu perencanaan audit agar dapat lebih memahami tugas audit yang akan dijalani dan agar audit

17 25 yang dilakukan tersebut terarah dan tepat sasaran. Perencanaan audit internal harus didokumentasikan dan meliputi hal-hal berikut: a. Penetapan tujuan audit dan lingkup audit. b. Memperoleh informasi dasar tentang kegiatan yang akan diaudit. c. Penentuan berbagai tenaga yang diperlukan untuk melaksanakan audit. d. Pemberitahuan kepada pihak yang dipandang perlu. e. Melaksanakan survey. f. Penulisan program audit. g. Menentukan bagaimana, kapan, dan kepada siapa jasil-hasil audit akan disampaikan. h. Memperoleh persetujuan bagi rencana kerja audit. 2. Pengujian dan pengevaluasian informasi (examining and evaluation information) a. Mengumpulkan informasi yang berhubungan dengan ruang lingkup dan tujuan audit. b. Informasi harus cukup, kompeten, relevan, dan berguna sebagai dasar untuk memberi rekomendasi dan temuan audit. c. Prosedur audit yang meliputi teknik sampling dan pengujian harus dipilih pada awal audit.

18 26 d. Mengawasi proses, pengumpulan, penganalisisan, penginterpretasian, dan pendokumentasian informasi untuk memberikan jaminan yang memadai bahwa tujuan audit internal diperoleh dan dicapai sesuai sasaran. e. Menyiapkan kertas kerja audit. 3. Penyampaian hasil audit (communicating result) Laporan audit harus disebarkan jika pelaksanaan audit telah lengkap, dapat disajikan secara tertulis, baik secara formal maupun informal. 4. Tindak lanjut hasil audit (following up) Pekerjaan audit internal tidak berakhir sampai dikeluarkannya laporan tetapi harus berlanjut dengan pemantauan untuk menentukan apakah tindakan yang tepat telah diambil dan dilaksanakan sebagaimana diungkapkan dalam temuan-temuan dan saran-saran audit di dalam laporan akhir audit. 5. Manajemen Bagian Audit Internal Fungsi audit internal harus dikelola secara tepat agar dapat bekerja secara efektif. Pimpinan audit internal bertanggung jawab mengelola bagian audit internal secara tepat, sehingga pekerjaan pemeriksaan memenuhi tujuan umum dan tanggung jawab disetujui

19 27 oleh manajemen senior dan diterima oleh dewan, sumber daya bagian audit internal digunakan secara efektif dan efisien, pelaksanaan pekerjaan dan pemeriksaan dilakukan sesuai standar profesi. Menurut Boyton et al (2001) pimpinan audit harus mengelola bagian audit internal secara tepat mengenai: a. Tujuan, kewenangan, dan tanggung jawab (purpose, authority, and responsibility) Pimpinan audit internal harus memiliki pernyataan, tujuan, kewenangan, dan tanggung jawab bagian audit internal. b. Perencanaan (planning) Pimpinan audit internal harus merencanakan segala sesuatu untuk pelaksanaan tanggung jawab bagian audit internal. c. Kebijaksanaan (policies and procedures) Sebagai pedoman bagi staf audit maka pimpinan audit internal harus membuat kebijaksanaan da prosedur secara tertulis. d. Manajemen personil (personal management and development) Untuk memilih dan mengembangkan sumber daya bagian audit internal, maka pimpinan audit internal harus menetapkan program. e. Auditor eksternal (external auditor) Pimpinan audit internal harus mengkoordinasi upaya antara auditor internal dengan auditor eksternal.

20 28 f. Pengendalian mutu (quality assurance) Untuk mengevaluasi berbagai kegiatan bagian audit internal, pimpinan audit internal harus menetapkan dan mengembangkan pengendalian mutu atau jaminan kualitas Kas Pengertian Kas Kas adalah aktiva perusahaan yang selalu berputar ke segenap bagian dalam tubuh perusahaan. Kas merupakan media pertukaran dan dasar untuk mengukur perkiraan yang terdapat di dalam laporan keuangan karena kas bersifat relevan, sederhana, serta dipakai secara universal di dalam menilai perubahan modal dan pertukaran barang dan jasa. Kas juga merupakan aktiva lancar karena kas mamiliki tingkat likuiditas yang tinggi, bahkan paling tinggi diantara semua aktiva perusahaan yang ada. Oleh karena itu dalam mengelola kas harus diterapkan suatu pengendalian yang baik atas kas, karena kas sering dijadikan alat untuk melakukan penyelewengan dan kecurangan. Pengertian kas menurut PSAK No. 2 yang disusun oleh IAI (2009) adalah sebagai berikut: Kas terdiri dari saldo kas (cash on hand) dan rekening giro. Setara kas (cash equivalent) adalah investasi yang sifatnya sangat likuid, berjangka pendek dan yang dengan cepat dapat dijadikan kas dalam jumlah tertentu tanpa menghadapi risiko perubahan nilai yang signifikan. Arus kas adalah arus masuk dan arus keluar atau setara kas.

21 29 Berdasarkan pengertian diatas dapat dikatakan bahwa kas terdiri dari uang tunai yang ada di perusahaan, baik yang ada di dalam kas kecil maupun dana-dana kas lainnya seperti penerimaan uang tunai dan cekcek yang belum disetor ke bank serta item-item lainnya yang dapat disamakan dengan kas, artinya dapat digunakan sebagai alat tukar atau dapat diterima sebagai simpanan. Bentuk kas sangat mudah untuk disembunyikan dan mudah untuk dipertukarkan, sehingga jika hilang akan sulit melacaknya. Karena faktor risiko tinggi yang melekat pada kas tersebut, maka dibutuhkan tindakan-tindakan pengendalian dan pengamanan yang baik Fungsi Kas Kas adalah aset yang sangat likuid karenanya harus dijaga agar jumlah kas tidak terlalu besar sehingga tidak ada kas yang menganggur. Daya beli uang bisa berubah-ubah mungkin naik atau turun, tetapi kenaikan atau penurunan daya beli ini tidak akan mengakibatkan penilaian kembali terhadap kas. Kas juga begitu penting baik bagi perseorangan, perusahaaan, maupun pemerintah untuk mempertahankan posisi likuiditas yang memadai, yaitu mereka harus memiliki sejumlah uang yang mencukupi untuk membayar kewajiban pada saat jatuh tempo agar aktivitas operasional perusahaan yang bersangkutan dapat terus berlangsung.

22 30 Fungsi kas menurut Kieso et al (2010) adalah sebagai berikut: Cash the most liquid asset is the standard medium of exchange and the basic for measuring and accounting for all other item. Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa fungsi kas adalah: 1. Memberikan dasar bagi pengukuran dan akuntansi untuk semua pos lain dalam neraca. 2. Karena berlaku sebagai alat tukar dalam perekonomian, maka kas dapat terlibat secara langsung dalam hampir semua transaksi usaha. 3. Untuk mengetahui posisi likuiditas perusahaan Pengelolaan Kas Manajemen kas atau pengelolaan kas merupakan salah satu fungsi manajemen dalam merencanakan dan mengendalikan kas. Manajemen kas dapat dianggap sebagai suatu fungsi keuangan yang mendasar dalam kebanyakan perusahaan karena kas mempunyai kedudukan sentral dalam usaha sehari-hari, maupun bagi keperluan yang menunjang pelaksanaan operasi perusahaan. Jumlah kas yang memadai sangat penting bagi kelancaran usaha sehari-hari, maupun bagi keperluan yang menunjang pelaksanaan keputusan-keputusan strategis berjangka panjang, seperti: usaha penelitian dan pengembangan, usaha perluasan kapasitas, dan sebagainya.

23 31 Tujuan utama perusahaan dalam mengelola kas pada dasarnya adalah meminimalkan risiko perusahaan dalam keadaan insolvency, yaitu keadaan perusahaan yang tidak mampu lagi untuk membayar hutanghutang tepat pada waktunya. Dalam keadaan demikian, perusahaan secara teknis dapat dikatakan bangkrut. Alasan perlunya dilakukan pengelolaan dan pengendalian kas adalah sebagai berikut: 1. Kas merupakan aktiva lancar yang mudah sekali disalahgunakan. Pengendalian terhadap arus kas dibentuk atau diciptakan untuk meyakinkan bahwa kas milik perusahaan tidak disalahgunakan untuk kepentingan pribadi oleh seseorang dalam hubungannya dengan perusahaan. 2. Jumlah kas yang dimiliki oleh suatu perusahaan harus diatur secara hati-hati sehingga tidak terjadi kelebihan atau kekurangan kas pada sewaktu-waktu. Pengeluaran kas secara harian, seperti membayar seluruh keperluan dan jasa yang diperlukan atau dibeli oleh perusahaan dan menyelesaikan seluruh kewajibannya jika jatuh tempo, mengharuskan suatu kas memadai yang harus tetap dipertahankan untuk keperluan tersebut. Pada yayasan, sumber dana yang diperoleh berasal dari donasi yang derajat kebebasannya bergantung pada sumber dana tersebut. Penerimaan dana tersebut berasal dari berbagai pihak yang secara

24 32 sukarela memberikan bantuan untuk kelancaran operasional yayasan. Bantuan yang dimaksud merupakan bantuan yang tidak mengikat apapun. Yayasan tidak perlu memberikan konsekuensi tertentu atas bantuan yang diberikan. Selain itu sumber dana yayasan dapat diperoleh dari berbagai kegiatan yang dilakukan oleh yayasan. Kegiatan tersebut misalnya badan usaha yang menangani bidang tertentu. Pemasukan dana kas tersebut dapat dijadikan modal untuk mengembangkan yayasan secara maksimal. Setelah mendapatkan pemasukan dana kas, yayasan dapat menggunakan dana kas tersebut untuk kegiatan operasional atau kegiatan lain yang mendukung efektivitas kinerja yayasan tersebut seperti beasiswa, pembangunan, atau apapun yang berhubungan dengan bidang yayasan itu sendiri Pengendalian Internal Kas Pengendalian internal kas menolak adanya campur tangan terhadap catatan akuntansi oleh mereka yang menangani kas. Hal ini akan mengurangi kemungkinan terjadinya ayat jurnal yang tidak wajar untuk menyembunyikan penyalahgunaan penerimaan dan pengeluaran kas. Pengendalian internal kas juga mensyaratkan pemisahan fungsi antara penerimaan dan pengeluaran kas karena sifatnya yang mudah untuk dipindahtangankan dan tidak dapat dibuktikan pemiliknya, maka

25 33 kas sangat mudah digelapkan. Oleh karena itu perlu diadakan pengawasan yang ketat terhadap kas. Pengendalian internal kas juga memisahkan fungsi penyimpanan dan pencatatan kas untuk meminimalisir penyalahgunaan kas Tujuan Pengendalian Internal Kas Kas merupakan aktiva lancar yang paling berharga bagi perusahaan karena sifatnya yang likuid. Karena itu kas sangat mudah diselewengkan sehingga perlu adanya suatu pengendalian yang menjadi tugas manajemen perusahaan agar kas dapat dilindungi dari pencurian maupun penggelapan. Tujuan utama pengendalian internal kas adalah untuk meyakinkan diri bahwa saldo kas yang tercantum di dalam neraca benarbenar ada di dalam perusahaan pada tanggal neraca dan bahwa penyajian kas dan dana-dana likuid lainnya di dalam neraca telah dilakukan dengan tepat. sebagai berikut: Tujuan dari pemeriksaan kas menurut Agoes (2012) adalah 1. Untuk memeriksa apakah terdapat internal control yang baik atas kas dan setara kas serta transaksi penerimaan dan pengeluaran kas dan bank. 2. Untuk memeriksa apakah saldo kas dan setara kas yang ada di neraca pertanggal neraca betul-betul ada dan dimiliki perusahaan. 3. Untuk memeriksa apakah ada pembatasan untuk penggunaan saldo kas dan setara kas. 4. Untuk memeriksa, seandainya ada saldo kas dan setara kas dalam valuta asing, apakah saldo tersebut dikonversikan ke

26 34 dalam rupiah menggunakan kurs tengah Bank Indonesia pada tanggal neraca dan apakah selidih kurs yang terjadi sudah dibebankan atau dikreditkan ke laba rugi tahun berjalan. 5. Untuk memeriksa apakah penyajian di neraca sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum Pengaruh Audit Internal Terhadap Sistem Pengendalian Kas Kas merupakan aset yang paling likuid dimana hampir setiap transaksi di dalam perusahaan berhubungan dengan kas. Kas juga sangat berpengaruh terhadap tingkat likuiditas perusahaan. Untuk menjaga tingkat likuiditas sesuai yang diharapkan perusahaan diperlukan arus persediaan kas yang lancar dan memadai. Berdasarkan uraian diatas maka perlu adanya pemeriksaan internal atau pengendalian internal yang memadai. Aktivitas pengendalian internal ini harus didukung oleh pimpinan perusahaan agar pengendalian dapat berjalan dengan efektif dan efisien. Pengendalian internal merupakan alat bantu manajemen dalam usaha untuk mencapai tujuan perusahaan. Untuk mengetahui baik tidaknya suatu pengendalian internal yang telah dijalankan perusahaan, maka harus ada penilaian terhadap pengendalian internal tersebut. Untuk memeriksa dan menilai keefektivan pengendalian internal yang telah ditetapkan, diperlukan auditor internal yang telah ditetapkan serta menilai juga petugas yang melaksanakannya.

27 35 Dalam melakukan penilaian atas pengendalian internal kas, manajemen memerlukan penilaian yang independen yang dapat dilakukan oleh auditor internal. Audit internal merupakan jasa assurance dan konsultasi yang bersifat independen dan objektif, yang dirancang untuk memberikan nilai tambah dan meningkatkan kegiatan operasi organisasi. Audit internal menggunakan pendekatan yang sistematis dan teratur untuk mengevaluasi dan meningkatkan efektivitas pengendalian tersebut. Jadi audit internal atas pengelolaan kas meliputi audit terhadap semua aspek pengendalian internal pengelolaan kas, sehingga dapat diketahui keefektivan pengendalian pengelolaan kas. Suatu fungsi dapat dikatakan efektif apabila dalam kegiatan manajemennya mencapai tujuan yang ditetapkan sebelumnya. Jadi pengendalian internal pengelolaan kas dikatakan efektif apabila telah berhasil mencapai tujuan pengendalian internal pengelolaan kas yang telah ditetapkan. Sementara itu untuk menghindari keterbatasan-keterbatasan dari pengendalian internal kas, maka auditor internal dan manajemen melakukan pemantauan dan pengevaluasian secara terus menerus sehingga tujuan perusahaan dapat tercapai. Dengan demikian apabila pelaksanaan audit internal memadai dan dipatuhuinya pengendalian internal tersebut oleh seluruh personil perusahaan maka akan meningkatkan efektifitas pengelolaan kas.

28 Kerangka Pemikiran Menurut Nainggolan (2007) yayasan bukan merupakan suatu lembaga yang semata-mata mencari keuntungan. Namun walaupun tidak berfokus untuk mencari keuntungan, suatu yayasan memiliki dana kas untuk dapat menunjang kegiatan operasional yayasan. Suatu yayasan memiliki sistem pengelolaan kas yang digunakan untuk mengelola kas yang ada pada yayasan baik untuk pemasukan maupun pengeluaran kas. Sistem pengelolaan kas bertujuan untuk meyakinkan bahwa kas milik yayasan tidak disalahgunakan untuk kepentingan pribadi oleh seseorang dalam hubungannya dengan yayasan. Dalam organisasi nirlaba, kas merupakan hasil realisasi dari penerimaan dana yang berasal dari donasi maupun dari usaha sendiri. Menurut Nainggolan (2007) pendapatan (revenue) dalam yayasan merupakan salah satu hal yang berbeda secara signifikan dibandingkan dengan pendapatan pada perusahaan atau bisnis komersial. Pada yayasan, pendapatan merupakan penerimaan dana yang diperoleh dari berbagai sumber. Akan tetapi derajat kebebasan penggunaannya berbeda tergantung pada batasan yang diberikan oleh sumber penerimaan dana tersebut. Sedangklan pada perusahaan komersial diperoleh dari kegiatan atau penjualan produknya. Penggunaan dana kas tersebut tergantung pada kebijakan manajemen sendiri.

29 37 Dalam hal ini terkadang suatu yayasan menemukan ketidakcocokan antara jumlah kas yang tercatat dengan jumlah fisik kas sehingga menimbulkan adanya selisih kas. Untuk menghindari adanya selisih kas tersebut, perlu dilakukannya pemeriksaan berkala agar tidak terjadinya kesalahpahaman. Hal inilah yang menjadi peran auditor internal untuk melakukan pemeriksaan tersebut karena jika terjadi kesalahpahaman atau penyelewengan terhadap kas, berarti auditor internal belum melaksanakan tugasnya dengan baik. Pengertian audit internal menurut Konsorsium Organisasi Profesi Audit Internal (2004) adalah sebagai berikut: Audit internal adalah kegiatan asuransi dan konsultasi yang independen dan objektif yang dirancang untuk memberikan nilai tambah dan meningkatkan kegiatan operasi organisasi. Audit internal membantu organisasi untuk mencapai tujuannya, melalui suatu pendekatan sistematis dan teratur untuk mengevaluasi dan meningkatkan efektivitas pengelolaan risiko, pengendalian dan proses governance. Kas sangat penting dalam suatu yayasan karena dengan ketersediaan kas yang memadai maka kesinambungan jalannya kegiatan operasional yayasan akan terjamin. Pengendalian kas juga berguna untuk memprediksi pengelolaan kas untuk periode yang akan datang sehingga pengalokasian dana kas untuk kegiatan operasional yayasan sesuai dengan kebutuhannya. Pengertian kas menurut Agoes (2012) adalah sebagai berikut: Kas merupakan harta lancar perusahaan yang sangat menarik dan mudah untuk diselewengkan. Selain itu banyak transaksi perusahaan yang menyangkut penerimaan dan pengeluaran kas.

30 38 Karena itu untuk memperkecil kemungkinan terjadinya kecurangan atau penyelewengan yang menyangkut uang kas perusahaan, diperlukan adanya pengendalian internal yang baik atas kas dan bank. Suatu pengendalian internal kas digunakan untuk mencegah adanya kecurangan. Untuk mencegah kecurangan tersebut diperlukan adanya tujuan pengendalian internal yang jelas. Tujuan pengendalian internal menurut Arens et al (2008) adalah sebagai berikut: 1. Reliability of financial reporting 2. Efficiency and effectiveness of operations 3. Compliance with laws and regulations Untuk menunjang tujuan tersebut maka penetapan pengendalian internal terhadap kas harus benar-benar dilaksanakan dengan baik. Kemudian setelah adanya berbagai kebijakan dan prosedur yang telah ditetapkan oleh pengurus yayasan, dibutuhkan laporan mengenai aktivitas pengendalian internal kas. Laporan tersebut disajikan oleh auditor internal yang kompeten melalui pelaksanaan tugas audit internal yang memadai, sehingga laporan tersebut dapat menunjukan sejauh mana efektivitas pengendalian internal kas pada yayasan tersebut. Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa suatu audit internal yang memadai harus independen dan objektif. Unit audit internal harus terpisah dari unit lain dan tidak boleh berpihak pada siapa pun. Aktivitas audit internal juga harus mendapatkan hubungan penuh dari

31 39 pimpinan agar dalam melaksanakan pemeriksaan terhadap pengendalian internal termasuk pengendalian pengelolaan kas dapat berjalan dengan efektif dan efisien. Secara skematis penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut: Gambar 2.1 Skema Kerangka Pemikiran Audit Internal a. Independensi dan objektivitas b. Keahlian dan kecermatan profesional c. Lingkup pekerjaan audit internal d. Pelaksanaan tugas audit internal e. Manajemen bagian audit internal Sistem Pengendalian Kas a. Tercapainya pengelolaan kas yang baik b. Pengamanan kas c. Efisiensi penggunaan kas d. Disusunnya laporan kas yang akurat e. Dipatuhinya kebijakan tentang kas Pengendalian Internal Kas yang Efektif

32 Tinjauan Penelitian Terdahulu Tabel 2.1 Tinjauan Penelitian Terdahulu No. Nama Peneliti dan Tahun Penelitian Judul Penelitian 1. Iriyadi (2004) Peranan Internal Auditor dalam Menunjang Efektivitas Sistem Pengendalian Intern Penggajian pada PT. Organ Jaya 2. Kusrini (2012) Pengaruh Pelaksanaan Audit Internal Terhadap Pengendalian Intern Kas pada PT.Hotel Sofyan Tbk Hasil Penelitian Perusahaan telah memiliki pelaksana audit internal yang dilakukan oleh pengawas intern yang bertanggung jawab kepada direktur utama yang salah satu fungsinya adalah memeriksa dan mengevaluasi efektivitas sistem pengendalian pengeluaran petty cash yang termasuk juga penggajian. terdapat hubungan atau pengaruh signifikan pelaksanaan audit internal terhadap pengendalian intern kas sebesar 60,0%. Dalam melaksanakan fungsinya pemeriksaan intern yang memadai harus objektif dalam melaksanakan pemeriksaan, Selain itu, aktivitas pemeriksaan intern harus mendapatkan dukungan dari pimpinan agar pemeriksaan intern dan pengendalian dapat berjalan efektif dan efisien.

33 41 3. Serny Tuerah (2013) Evaluasi Efektivitas Sistem Informasi Akuntansi Pembelian dan Pengeluaran Kas pada UD. Roda Mas Manado Efektivitas terhadap sistem informasi akuntansi pembelian dan pengeluaran kas yang diterapkan sudah efektif karena prosedur sejak pencatatan sampai pelaporan pada sistem pembelian dan pengeluaran kas dilakukan sesuai standar. 2.3 Hipotesis Penelitian Berdasarkan kerangka pemikiran yang telah diuraikan dan tujuan dari penelitian, maka penulis mengambil hipotesis yang akan diuji kabenarannya sebagai berikut: Ho = Audit internal tidak berpengaruh positif terhadap sistem pengendalian kas. Ha = Audit internal berpengaruh positif terhadap sistem pengendalian kas.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Komaruddin (1994:768), yang dimaksud peranan adalah:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Komaruddin (1994:768), yang dimaksud peranan adalah: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Peranan Menurut Komaruddin (1994:768), yang dimaksud peranan adalah: 1. Bagian dari tugas utama yang harus dilaksanakan seseorang dalam manajemen; 2. Pola penilaian

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Peranan Menurut Komaruddin (1994;768), yang dimaksud peranan adalah : 1) Bagian dari tugas utama yang harus dilaksanakan seseorang dalam manajemen. 2) Pola penilaian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perkembangan perekonomian Indonesia dewasa ini cenderung menurun dikarenakan adanya krisis ekonomi yang berkepanjangan, yang di mulai pada pertengahan tahun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Salah satu tujuan perusahaan dalam suatu perekonomian yang bersaing pada saat ini adalah untuk memperoleh laba yang sebesar-besarnya sesuai dengan pertumbuhan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perkembangan perekonomian Indonesia dewasa ini cenderung menurun dikarenakan adanya krisis moneter yang berkepanjangan. Ada beberapa perusahaan yang tidak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan dalam dunia usaha kini semakin meningkat bukan saja

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan dalam dunia usaha kini semakin meningkat bukan saja BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Persaingan dalam dunia usaha kini semakin meningkat bukan saja persaingan yang berasal dari perusahaan-perusahaan nasional saja tetapi lebih merupakan world

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. anggota manajemen dalam mengelola secara efektif pertanggung jawabannya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. anggota manajemen dalam mengelola secara efektif pertanggung jawabannya BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Audit Internal Audit internal merupakan pengawasan manajerial yang fungsinya mengukur dan mengevaluasi sistem pengendalian dengan membantu semua anggota manajemen dalam mengelola

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan yang semakin pesat dalam berbagai bidang atau sektor kehidupan.

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan yang semakin pesat dalam berbagai bidang atau sektor kehidupan. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dalam era globalisasi dewasa ini, negara Indonesia mengalami perkembangan yang semakin pesat dalam berbagai bidang atau sektor kehidupan. Perkembangan ini

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berkembang dengan cepat dan kondisi ekonomi yang tidak menentu. Hal ini tentu sangat

BAB I PENDAHULUAN. berkembang dengan cepat dan kondisi ekonomi yang tidak menentu. Hal ini tentu sangat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian. Dewasa ini banyak perusahaan yang gulung tikar dimana era globalisasi berkembang dengan cepat dan kondisi ekonomi yang tidak menentu. Hal ini tentu sangat

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. menurut para ahli. Adapun pengertian audit internal menurut The Institute of

BAB II LANDASAN TEORI. menurut para ahli. Adapun pengertian audit internal menurut The Institute of BAB II LANDASAN TEORI II.1. Pengertian Audit Internal, SPFAIB, dan SKAI Berikut ini penulis akan mengemukakan beberapa pengertian pemeriksaan menurut para ahli. Adapun pengertian audit internal menurut

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan perusahaan yang cepat dalam lingkungan bisnis yang semakin

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan perusahaan yang cepat dalam lingkungan bisnis yang semakin BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Pertumbuhan perusahaan yang cepat dalam lingkungan bisnis yang semakin ketat, persaingannya akan menimbulkan tantangan bagi manajemen. Tantangan manajemen

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Pengendalian internal dalam perusahaan besar sangat sulit, dikarenakan banyaknya anggota dari perusahaan tersebut. Oleh karena itu di perlukan pengendalian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pasar merupakan salah satu ciri dari era globalisasi, dimana barang dan jasa bebas keluar masuk suatu negara tanpa disertai peraturan yang ketat. Hal ini

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian.

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian. Era globalisasi terutama globalisasi ekonomi telah menimbulkan persaingan ekonomi yang ketat. Persaingan ini mengharuskan perusahaan untuk berpikir lebih

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. (MEA) yang akan dimulai akhir tahun Dampak berlakunya MEA adalah

BAB I PENDAHULUAN. (MEA) yang akan dimulai akhir tahun Dampak berlakunya MEA adalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Indonesia termasuk salah satu negara dalam Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) yang akan dimulai akhir tahun 2015. Dampak berlakunya MEA adalah terciptanya pasar

Lebih terperinci

Nova Paulina 1 BAB I PENDAHULUAN

Nova Paulina 1 BAB I PENDAHULUAN Nova Paulina 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dewasa ini banyak bermunculan perusahaan-perusahaan jasa yang menyediakan berbagai macam jasa untuk umum. Salah satunya adalah perusahaan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Situasi ekonomi pada era globalisasi ditandai dengan persaingan bisnis yang semakin ketat. Hal ini akan berdampak bagi perusahaan baik yang berskala kecil hingga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dengan kemajuan teknologi yang semakin pesat dan semakin berkembangnya sumber daya manusia, akan membawa dampak yang besar dan luas terhadap perubahan struktur

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era pasar terbuka saat ini, persaingan di dalam dunia usaha semakin

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era pasar terbuka saat ini, persaingan di dalam dunia usaha semakin BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dalam era pasar terbuka saat ini, persaingan di dalam dunia usaha semakin meningkat dan menambah permasalahan yang dihadapi oleh manajemen suatu perusahaan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sektor industri memegang peranan yang penting untuk mendukung

BAB I PENDAHULUAN. Sektor industri memegang peranan yang penting untuk mendukung BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Sektor industri memegang peranan yang penting untuk mendukung terciptanya kelancaran penyaluran arus barang dan jasa serta memenuhi kebutuhan pokok rakyat.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. akuntabilitasnya menjadi sorotan tajam akhir-akhir ini. Dengan demikian,

BAB I PENDAHULUAN. akuntabilitasnya menjadi sorotan tajam akhir-akhir ini. Dengan demikian, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Lembaga nirlaba sebagai salah satu representasi dari civil society merupakan sektor yang relatif unik. Idealisme yang disandangnya ternyata masih belum didukung

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Dalam suatu perusahaan yang bergerak dalam bidang medis contohnya rumah sakit, terdapat manajemen yang akan melaksanakan semua kegiatan yang telah direncanakan. Manajemen

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. diperluas ke semua bidang kegiatan operasional perusahaan. Dengan demikian

BAB I PENDAHULUAN. diperluas ke semua bidang kegiatan operasional perusahaan. Dengan demikian 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dewasa ini jangkauan aktivitas dari audit internal tidak hanya menyangkut pada pemeriksaan keuangan saja, akan tetapi jangkauan pemeriksaannya telah diperluas

Lebih terperinci

SEJARAH,PERKEMBANGAN, DAN GAMBARAN UMUM

SEJARAH,PERKEMBANGAN, DAN GAMBARAN UMUM Modul ke: 01Fakultas EKONOMI DAN BISNIS SEJARAH,PERKEMBANGAN, DAN GAMBARAN UMUM Dewi Rosaria, SE.,Msi.,Ak.,CA.,CPAI Program Studi AKUNTANSI Materi Definisi dan sejarah Internal Auditing Auditor ekstern

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan baik Badan Usaha Milik Negara (BUMN) maupun Badan Usaha

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan baik Badan Usaha Milik Negara (BUMN) maupun Badan Usaha BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perusahaan baik Badan Usaha Milik Negara (BUMN) maupun Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) atau Badan Usaha Milik Swasta (BUMS) sebagai pelaku ekonomi tidak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Penjualan Produk Garmen PT. X Periode Januari 2008-Juni 2008

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Penjualan Produk Garmen PT. X Periode Januari 2008-Juni 2008 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perusahaan garmen PT. X sebagai suatu jenis organisasi laba (profit organization) seperti jenis-jenis usaha berorientasi laba lainnya yang memerlukan pendapatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 50% 10% 10% 15% 10% 5% Total 100% Komponen pendapatan Persentase (%) - Jasa iklan barang - Jasa iklan kelembagaan 40% 5%

BAB I PENDAHULUAN 50% 10% 10% 15% 10% 5% Total 100% Komponen pendapatan Persentase (%) - Jasa iklan barang - Jasa iklan kelembagaan 40% 5% BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Advertising sebagai suatu jenis organisasi laba (profit organisasi) seperti jenis-jenis usaha berorientasi laba lainnya yang memerlukan pendapatan untuk dapat mempertahankan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi di Indonesia merupakan salah satu sarana untuk

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi di Indonesia merupakan salah satu sarana untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pembangunan ekonomi di Indonesia merupakan salah satu sarana untuk menciptakan suatu keadaan masyarakat yang adil dan makmur berdasarkan Pancasila dan Undang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sejalan dengan perkembangan perekonomian di Indonesia, berkembang pula

BAB I PENDAHULUAN. Sejalan dengan perkembangan perekonomian di Indonesia, berkembang pula 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Sejalan dengan perkembangan perekonomian di Indonesia, berkembang pula berbagai jenis perusahaan baik dalam bidang perdagangan, jasa maupun manufaktur

Lebih terperinci

- 1 - LAMPIRAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 7 /SEOJK.03/2016 TENTANG STANDAR PELAKSANAAN FUNGSI AUDIT INTERN BANK PERKREDITAN RAKYAT

- 1 - LAMPIRAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 7 /SEOJK.03/2016 TENTANG STANDAR PELAKSANAAN FUNGSI AUDIT INTERN BANK PERKREDITAN RAKYAT - 1 - LAMPIRAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 7 /SEOJK.03/2016 TENTANG STANDAR PELAKSANAAN FUNGSI AUDIT INTERN BANK PERKREDITAN RAKYAT - 2 - PEDOMAN STANDAR PELAKSANAAN FUNGSI AUDIT INTERN BANK

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. mengevaluasi kegiatan-kegiatan organisasi yang dilaksanakan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. mengevaluasi kegiatan-kegiatan organisasi yang dilaksanakan. BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Audit Internal 2.1.1 Pengertian Audit Internal Audit internal menurut Hiro Tugiman (2001:11) adalah suatu fungsi penilaian yang independen yang ada dalam suatu organisasi dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian PT. Jamsostek merupakan salah satu Perusahaan BUMN di Indonesia yang bergerak dalam bidang jasa asuransi. Jasa Asuransi yang dihasilkan PT. Jamsostek ini

Lebih terperinci

Jeanne Asteria W. Martinus Sony Ersetiawan Universitas Katolik Darma Cendika

Jeanne Asteria W. Martinus Sony Ersetiawan Universitas Katolik Darma Cendika KAJIAN TEORITIS PERANAN INTERNAL AUDITOR Jeanne Asteria W. Martinus Sony Ersetiawan Universitas Katolik Darma Cendika ABSTRACT Internal auditor as internal examination which evaluating all the operation

Lebih terperinci

Piagam Unit Audit Internal ( Internal Audit Charter ) PT Catur Sentosa Adiprana, Tbk

Piagam Unit Audit Internal ( Internal Audit Charter ) PT Catur Sentosa Adiprana, Tbk Piagam Unit Audit Internal ( Internal Audit Charter ) PT Catur Sentosa Adiprana, Tbk Pendahuluan Piagam Audit Internal ( Internal Audit Charter ) adalah dokumen formal yang berisi pengakuan keberadaan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Auditing Auditing merupakan ilmu yang digunakan untuk melakukan penilaian terhadap pengendalian intern dimana bertujuan untuk memberikan perlindungan dan pengamanan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam skala nasional maupun internasional. Hal tersebut bisa tercapai jika

BAB I PENDAHULUAN. dalam skala nasional maupun internasional. Hal tersebut bisa tercapai jika BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dalam era globalisasi saat ini, setiap perusahaan harus dapat bersaing baik dalam skala nasional maupun internasional. Hal tersebut bisa tercapai jika pengendalian

Lebih terperinci

PIAGAM AUDIT INTERNAL

PIAGAM AUDIT INTERNAL PIAGAM AUDIT INTERNAL MUKADIMAH Dalam melaksanakan fungsi audit internal yang efektif, Audit Internal berpedoman pada persyaratan dan tata cara sebagaimana diatur dalam Standar Pelaksanaan Fungsi Audit

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Era globalisasi terutama globalisasi ekonomi telah menimbulkan persaingan ekonomi yang ketat. Persaingan ini mengharuskan perusahaan untuk berpikir lebih

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Orang yang melaksanakan fungsi auditing dinamakan pemeriksa atau auditor. Pada mulanya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Orang yang melaksanakan fungsi auditing dinamakan pemeriksa atau auditor. Pada mulanya BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis a. Pengertian Auditing dan Internal Auditing Istilah auditing dikenal berasal dari bahasa latin yaitu : audire, yang artinya mendengar. Orang yang melaksanakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Tujuan utama dari suatu perusahaan adalah mendapatkan laba semaksimal mungkin dalam waktu yang tidak terbatas, sehingga perusahaan mampu mendapatkan laba yang

Lebih terperinci

PT. Bangkitgiat Usaha Mandiri. Palm Oil Plantation & Mill

PT. Bangkitgiat Usaha Mandiri. Palm Oil Plantation & Mill PROFRESI & STANDAR UNTUK PRAKTIK PROFESIONAL Pendahuluan Internal Audit Department (IAD). merupakan bagian integral kerangka kerja tata kelola NT Corp. Kewenangan spesifik suatu fungsi yang menjelaskan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Definisi Audit Internal Perkembangan suatu perusahaan ditandai dengan semakin banyaknya unitunit operasi perusahaan, jenis usaha, meluasnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Globalisasi menuntut pertumbuhan perekonomian khususnya dunia usaha

BAB I PENDAHULUAN. Globalisasi menuntut pertumbuhan perekonomian khususnya dunia usaha BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Globalisasi menuntut pertumbuhan perekonomian khususnya dunia usaha untuk semakin maju lebih efektif. Semakin maju dunia usaha dan semakin berhasilnya perusahaan,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 8 2.1 Pengertian Peranan BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian peranan (role) menurut Komaruddin (1994:768) adalah sebagai berikut : 1). Bagian dari tugas utama yang harus dilakukan oleh seseorang dalam manajemen.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan usahanya ke tingkat yang lebih tinggi. (google, wikipedia)

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan usahanya ke tingkat yang lebih tinggi. (google, wikipedia) BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perusahaan/instansi (dalam hal ini perusahaan jasa asuransi) sebagai suatu organisasi mempunyai berbagai kegiatan tertentu dalam usaha untuk mencapai tujuan organisasi,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dapat memperoleh kesuksesan hanya dengan mengadopsi teknologi baru dengan

BAB I PENDAHULUAN. dapat memperoleh kesuksesan hanya dengan mengadopsi teknologi baru dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Dalam era teknologi yang telah berkembang saat ini, suatu perusahaan tidak dapat memperoleh kesuksesan hanya dengan mengadopsi teknologi baru dengan cepat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan umum dari perusahaan adalah untuk mempertahankan laba agar

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan umum dari perusahaan adalah untuk mempertahankan laba agar BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Tujuan umum dari perusahaan adalah untuk mempertahankan laba agar kelangsungan hidup perusahaan dapat berjalan terus, untuk mencapai tujuan tersebut manajemen

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Definisi internal audit menurut Sukrisno Agoes (2004: 221) adalah: Definisi Internal Audit menurut Sawyer (2005: 10) adalah:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Definisi internal audit menurut Sukrisno Agoes (2004: 221) adalah: Definisi Internal Audit menurut Sawyer (2005: 10) adalah: 2.1 Pengertian Internal Audit BAB II TINJAUAN PUSTAKA Definisi internal audit menurut Sukrisno Agoes (2004: 221) adalah: Internal audit (pemeriksaan intern) adalah pemeriksaan yang dilakukan oleh bagian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. concern) dan tanggung jawab sosial (corporate social responsibility) (Brigham et al

BAB I PENDAHULUAN. concern) dan tanggung jawab sosial (corporate social responsibility) (Brigham et al BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tujuan dari sebuah perusahaan salah satunya adalah untuk memperoleh laba/profit yang menunjang tujuan lainnya yaitu pertumbuhan yang terus menerus (going concern) dan

Lebih terperinci

BAB II URAIAN TEORITIS. Menurut American Accounting Association, internal audit adalah proses sistematis

BAB II URAIAN TEORITIS. Menurut American Accounting Association, internal audit adalah proses sistematis I. Pengertian Internal Auditing BAB II URAIAN TEORITIS Menurut American Accounting Association, internal audit adalah proses sistematis untuk secara objektif memperoleh dan mengevaluasi asersi mengenai

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pemeriksaan Intern 2.1.1 Pengertian Pemeriksaan Intern internal auditing is an independent appraisal function established withing an organization to examine and evaluate its

Lebih terperinci

PIAGAM (CHARTER) AUDIT SATUAN PENGAWASAN INTERN PT VIRAMA KARYA (Persero)

PIAGAM (CHARTER) AUDIT SATUAN PENGAWASAN INTERN PT VIRAMA KARYA (Persero) PIAGAM (CHARTER) AUDIT SATUAN PENGAWASAN INTERN PT VIRAMA KARYA (Persero) Jakarta, 17 Januari 2017 DAFTAR ISI Halaman A. PENDAHULUAN... 1 I. Latar Belakang... 1 II. Maksud dan Tujuan Charter Satuan Pengawasan

Lebih terperinci

BAB III SISTEM PENGAWASAN INTERN KAS PADA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH (BAPPEDA) PROVINSI SUMATERA UTARA

BAB III SISTEM PENGAWASAN INTERN KAS PADA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH (BAPPEDA) PROVINSI SUMATERA UTARA BAB III SISTEM PENGAWASAN INTERN KAS PADA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH (BAPPEDA) PROVINSI SUMATERA UTARA A. Pengertian Pengendalian dan Pengawasan Intern Sebelum membicarakan unsur-unsur pengawasan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II 2.1 Pengertian Hubungan Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2001:409), Hubungan diartikan sebagai berikut: Hubungan adalah (1) keadaan berhubungan; (2) kontak; (3) sangkutpaut; (4) ikatan. Menurut

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Audit internal memiliki fungsi untuk memastikan tujuan perusahaan tercapai. Tujuan perusahaan secara sederhana adalah perusahaan dapat beroperasi secara efektif

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Di dalam kehidupan sehari-hari tidak dapat dipungkiri bahwa peran apotik dalam masyarakat sangat penting terutama dalam menunjang masalah kesehatan. Terutama

Lebih terperinci

BAB I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Penelitian pengendalian intern

BAB I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Penelitian pengendalian intern BAB I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Penelitian Kemajuan teknologi yang semakin pesat beriringan dengan semakin berkembangnya sumber daya manusia, akan membawa dampak yang besar dan luas terhadap perubahan

Lebih terperinci

PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Semakin berkembangnya suatu kegiatan perekonomian, akan dirasakan perlu adanya sumber-sumber untuk penyediaan dana guna membiayai kegiatan usaha yang semakin berkembang.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Internal Audit 2.1.1 Pengertian internal audit Internal Auditing adalah penilaian yang dilakukan oleh pegawai perusahaan yang terlatih, mengenai keakuratan, dapat dipercaya,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Era globalisasi dalam dunia perekonomian menyebabkan persaingan dunia

BAB 1 PENDAHULUAN. Era globalisasi dalam dunia perekonomian menyebabkan persaingan dunia 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Era globalisasi dalam dunia perekonomian menyebabkan persaingan dunia usaha semakin ketat. Untuk meningkatkan daya saingnya, perusahaan hendaknya menghasilkan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Audit internal muncul pertama kali dalam dunia usaha sesudah adanya audit

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Audit internal muncul pertama kali dalam dunia usaha sesudah adanya audit BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Audit Internal Audit internal muncul pertama kali dalam dunia usaha sesudah adanya audit eksternal. Faktor utama diperlukannya audit internal adalah meluasnya rentang kendali

Lebih terperinci

SURAT KEPUTUSAN BERSAMA DEWAN KOMISARIS DAN DIREKSI NO.SKB.003/SKB/I/2013

SURAT KEPUTUSAN BERSAMA DEWAN KOMISARIS DAN DIREKSI NO.SKB.003/SKB/I/2013 SURAT KEPUTUSAN BERSAMA DEWAN KOMISARIS DAN DIREKSI NO.SKB.003/SKB/I/2013 TENTANG INTERNAL AUDIT CHARTER (PIAGAM AUDIT INTERNAL) PT ASURANSI JASA INDONESIA (PERSERO) 1. VISI, MISI DAN STRUKTUR ORGANISASI

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Mensana in corporesano, artinya dalam tubuh yang sehat terdapat jiwa yang sehat. Itulah pepatah yang menunjukkan bahwa kesehatan merupakan hal yang paling

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Keberadaan Information Technology (IT) dewasa ini telah berkembang

BAB I PENDAHULUAN. Keberadaan Information Technology (IT) dewasa ini telah berkembang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Keberadaan Information Technology (IT) dewasa ini telah berkembang dengan pesat dan memegang peranan penting dalam aktivitas bisnis. Berbagai macam aktivitas berusaha

Lebih terperinci

BAB III SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL KAS PADA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH (BAPPEDA) PROVINSI SUMATERA UTARA

BAB III SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL KAS PADA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH (BAPPEDA) PROVINSI SUMATERA UTARA 22 BAB III SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL KAS PADA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH (BAPPEDA) PROVINSI SUMATERA UTARA A. Pengertian Sistem Pengendalian Internal Kas Pengertian Kas Dalam bahasa sehari-hari

Lebih terperinci

PIAGAM AUDIT INTERNAL

PIAGAM AUDIT INTERNAL PIAGAM AUDIT INTERNAL (INTERNAL AUDIT CHARTER) PT PERTAMINA INTERNASIONAL EKSPLORASI & PRODUKSI DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN... 3 1.1 Umum... 3 1.2 Visi, Misi, Dan Tujuan... 3 1.2.1 Visi Fungsi Audit Internal...

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Peranan Pengertian peranan menurut Amran YS Chaniago (2002) : Peranan adalah bagian dari tugas utama yang harus dilaksanakan. Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Peranan Dalam menjalankan usahanya, pimpinan perusahaan memerlukan alat bantu yang mempunyai peranan dalam mengarahkan dan mengendalikan setiap aktivitas perusahaan.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. untuk kepentingan ilmu pengetahuan. Keduanya tidak dapat dipisah-pisahkan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. untuk kepentingan ilmu pengetahuan. Keduanya tidak dapat dipisah-pisahkan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Peranan Peranan (role) merupakan proses dinamis kedudukan (status). Apabila seseorang melaksanakan hak dan kewajibannya sesuai dengan kedudukannya, dia menjalankan suatu peranan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perusahaan baik Badan Usaha Milik Negara (BUMN) maupun Badan Usaha

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perusahaan baik Badan Usaha Milik Negara (BUMN) maupun Badan Usaha 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perusahaan baik Badan Usaha Milik Negara (BUMN) maupun Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) atau Badan Usaha Milik Swasta (BUMS) sebagai pelaku ekonomi tidak bisa lepas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perkembangan perekonomian nasional dan perubahan lingkungan strategis yang dihadapi dunia usaha termasuk koperasi dan usaha kecil menengah saat ini sangat

Lebih terperinci

INTERNAL AUDIT CHARTER 2016 PT ELNUSA TBK

INTERNAL AUDIT CHARTER 2016 PT ELNUSA TBK 2016 PT ELNUSA TBK PIAGAM AUDIT INTERNAL (Internal Audit Charter) Internal Audit 2016 Daftar Isi Bab I PENDAHULUAN Halaman A. Pengertian 1 B. Visi,Misi, dan Strategi 1 C. Maksud dan Tujuan 3 Bab II ORGANISASI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Setiap perusahaan baik milik negara maupun swasta sebagai suatu pelaku

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Setiap perusahaan baik milik negara maupun swasta sebagai suatu pelaku 5 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Setiap perusahaan baik milik negara maupun swasta sebagai suatu pelaku ekonomi tidak bisa lepas dari kondisi globalisasi ekonomi dewasa ini. Era globalisasi

Lebih terperinci

PIAGAM AUDIT INTERNAL PT SILOAM INTERNATIONAL HOSPITALS TBK.

PIAGAM AUDIT INTERNAL PT SILOAM INTERNATIONAL HOSPITALS TBK. PIAGAM AUDIT INTERNAL PT SILOAM INTERNATIONAL HOSPITALS TBK. I. Landasan Hukum Landasan pembentukan Internal Audit berdasarkan kepada Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 56/POJK.04/2015 tanggal 23 Desember

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Profesi audit internal mengalami perkembangan cukup signifikan pada

BAB I PENDAHULUAN. Profesi audit internal mengalami perkembangan cukup signifikan pada BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Profesi audit internal mengalami perkembangan cukup signifikan pada awal abad 21, sejak munculnya kasus Enron yang menghebohkan kalangan dunia usaha. Meskipun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perekonomian global yang sudah berlangsung dewasa ini, didukung

BAB I PENDAHULUAN. Perekonomian global yang sudah berlangsung dewasa ini, didukung BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perekonomian global yang sudah berlangsung dewasa ini, didukung dengan kemajuan teknologi akan mengakibatkan persaingan yang sangat pesat dalam mengelola manajemen

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Halaman I-1

BAB I PENDAHULUAN. Halaman I-1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Kemajuan teknologi yang semakin pesat beriringan dengan semakin berkembangnya sumber daya manusia, akan membawa dampak yang besar dan luas terhadap perubahan

Lebih terperinci

BAB II TELAAH PUSTAKA

BAB II TELAAH PUSTAKA BAB II TELAAH PUSTAKA 2.1 Sistem Pengendalian Intern 2.1.1 Pengertian Sistem Pengendalian Intern Menurut PP no. 60 Tahun 2008 sistem pengendalian intern adalah proses yang integral pada tindakan dan kegiatan

Lebih terperinci

DAFTAR ISI...I MUKADIMAH...1 DEFINISI...5 KODE ETIK...6 STANDAR PROFESI...8

DAFTAR ISI...I MUKADIMAH...1 DEFINISI...5 KODE ETIK...6 STANDAR PROFESI...8 DAFTAR ISI DAFTAR ISI...I MUKADIMAH...1 LATAR BELAKANG...1 TUJUAN...2 STANDAR DAN PEDOMAN PRAKTIK AUDIT INTERNAL...2 PENERAPAN DAN TANGGAL EFEKTIF BERLAKU...3 DEFINISI...5 KODE ETIK...6 TUJUAN...6 PENETAPAN...6

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Audit Internal 2.1.1 Pengertian Audit Internal Untuk memberikan gambaran yang lebih jelas, penulis mengemukakan beberapa pendapat mengenai pengertian Audit Internal. Menurut

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Audit merupakan hal yang cukup penting bagi suatu perusahaan karena

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Audit merupakan hal yang cukup penting bagi suatu perusahaan karena BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Audit Audit merupakan hal yang cukup penting bagi suatu perusahaan karena memberikan pengaruh yang besar dalam kegiatan perusahaan yang bersangkutan. Pada awal perkembangannya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Krisis moneter yang melanda Indonesia sangat berpengaruh terhadap perekonomian secara global. Dampak krisis moneter tersebut dapat dilihat dari melemahnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bebas se-asia tenggara ini, akan mengakibatkan penurunan biaya distribusi dan

BAB I PENDAHULUAN. bebas se-asia tenggara ini, akan mengakibatkan penurunan biaya distribusi dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia bersiap menghadapi AFTA (Asean Free Trade Area). Perdagangan bebas se-asia tenggara ini, akan mengakibatkan penurunan biaya distribusi dan meningkatkan volume

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS. organisasi tanpa pengendalian akan mengakibatkan organisasi tersebut tak berjalan dengan

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS. organisasi tanpa pengendalian akan mengakibatkan organisasi tersebut tak berjalan dengan BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS 2.1. Kajian Teoritis 2.1.1. Pengendalian Internal 2.1.1.1. Pengertian Pengendalian Internal Pengendalian intern merupakan proses yang sangat penting dalam sebuah organisasi.

Lebih terperinci

PT LIPPO KARAWACI Tbk Piagam Audit Internal

PT LIPPO KARAWACI Tbk Piagam Audit Internal PT LIPPO KARAWACI Tbk Piagam Audit Internal PIAGAM AUDIT INTERNAL PT LIPPO KARAWACI TBK I. LANDASAN HUKUM Landasan pembentukan Internal Audit berdasarkan kepada Peraturan Nomor IX.I.7, Lampiran Keputusan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Laporan hasil pemeriksaan merupakan kesempatan bagi satuan pengawas

BAB I PENDAHULUAN. Laporan hasil pemeriksaan merupakan kesempatan bagi satuan pengawas BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Laporan hasil pemeriksaan merupakan kesempatan bagi satuan pengawas intern untuk menunjukkan kontribusinya pada perbaikan kinerja organisasi. Laporan juga

Lebih terperinci

Bab 1 PENDAHULUAN. pembangunan di segala aspek kehidupan masyarakat. Salah satu aspek yang

Bab 1 PENDAHULUAN. pembangunan di segala aspek kehidupan masyarakat. Salah satu aspek yang 1 Bab 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dalam era globalisasi ini, pemerintah Indonesia berusaha meningkatkan pembangunan di segala aspek kehidupan masyarakat. Salah satu aspek yang sangat diperhatikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Harapan membaiknya kondisi ekonomi nasional tampaknya sulit menjadi

BAB I PENDAHULUAN. Harapan membaiknya kondisi ekonomi nasional tampaknya sulit menjadi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Harapan membaiknya kondisi ekonomi nasional tampaknya sulit menjadi kenyataan. Ini karena di tengah upaya perbaikan fundamental ekonomi- dengan mendorong

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kelola pemerintahan yang baik (good governance). Sayangnya, harapan akan

BAB I PENDAHULUAN. kelola pemerintahan yang baik (good governance). Sayangnya, harapan akan BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Penelitian Sumber daya aparatur negara menjadi faktor kunci bagi terwujudnya tata kelola pemerintahan yang baik (good governance). Sayangnya, harapan akan hadirnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Situasi Indonesia yang tidak menentu saat ini, sangat berpengaruh pada perekonomian Indonesia. Pengaruh tersebut dapat dilihat dari melemahnya kegiatan perekonomian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kompetensi global. Dengan begitu BUMN memiliki tanggung jawab yang

BAB I PENDAHULUAN. kompetensi global. Dengan begitu BUMN memiliki tanggung jawab yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Badan Usaha Milik Negara atau BUMN merupakan salah satu pelaku ekonomi dengan misi dan peran yang dimilikinya saat ini menghadapi tantangan kompetensi global. Dengan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Auditing merupakan kegiatan pemeriksaan dan pengujian suatu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Auditing merupakan kegiatan pemeriksaan dan pengujian suatu 8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Audit Intern Auditing merupakan kegiatan pemeriksaan dan pengujian suatu pernyataan, pelaksanaan dari kegiatan yang dilakukan oleh pihak independen guna memberikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. asing lagi di telinga kita. Pada negara maju, GCG sudah lama menjadi suatu

BAB I PENDAHULUAN. asing lagi di telinga kita. Pada negara maju, GCG sudah lama menjadi suatu BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Penelitian Good Corporate Governance (GCG) adalah suatu istilah yang sudah tidak asing lagi di telinga kita. Pada negara maju, GCG sudah lama menjadi suatu masalah

Lebih terperinci

PEMAHAMAN STRUKTUR PENGENDALIAN INTERN

PEMAHAMAN STRUKTUR PENGENDALIAN INTERN PEMAHAMAN STRUKTUR PENGENDALIAN INTERN Pengendalian Intern : Rencana organisasi dan semua metode, prosedure serta kebijaksanaan, yang terkoordinasi dalam suatu unit usaha, dengan tujuan : a. Mengamankan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Istilah auditing dikenal berasal dari bahasa latin yaitu : audire, yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Istilah auditing dikenal berasal dari bahasa latin yaitu : audire, yang 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Auditing dan Internal Auditing Istilah auditing dikenal berasal dari bahasa latin yaitu : audire, yang artinya mendengar. Orang yang melaksanakan fungsi auditing

Lebih terperinci

Bab I. Pendahuluan. banyaknya lembaga pengawasan yang berbanding terbalik dengan masih

Bab I. Pendahuluan. banyaknya lembaga pengawasan yang berbanding terbalik dengan masih 1 Bab I Pendahuluan 1.1. Latar Belakang Masalah Selama ini masyarakat selalu memandang bahwa peran auditor pemerintah tidak berjalan sesuai fungsinya. Hal tersebut didasarkan pada kontradiksi antara banyaknya

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Bab ini akan membahas lebih jauh mengenai pengaruh Sistem

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Bab ini akan membahas lebih jauh mengenai pengaruh Sistem 25 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori Bab ini akan membahas lebih jauh mengenai pengaruh Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP) terhadap kualitas laporan keuangan serta pengaruh pengelolaan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. sistem yang dipergunakan sebagai prosedur dan pedoman operasional. perusahaan dan mencegah terjadinya penyalahgunaan sistem.

BAB II LANDASAN TEORI. sistem yang dipergunakan sebagai prosedur dan pedoman operasional. perusahaan dan mencegah terjadinya penyalahgunaan sistem. BAB II LANDASAN TEORI A. Deskripsi Teori 1. Pengertian Sistem Pengendalian Internal Secara umum, pengendalian internal merupakan bagian dari masingmasing sistem yang dipergunakan sebagai prosedur dan pedoman

Lebih terperinci

menyimpang dalam mengambil keputusan, manajemen membutuhkan informasi mengenai aspek atau keadaaan perusahaan. Informasi merupakan alat bagi

menyimpang dalam mengambil keputusan, manajemen membutuhkan informasi mengenai aspek atau keadaaan perusahaan. Informasi merupakan alat bagi BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Penelitian Tata kelola dan pengendalian intern perusahaan memiliki hubungan yang sangat erat dan menjadi isu bisnis penting di awal abad 21 mengikuti rangkaian skandal

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Pengertian Internal Auditor dan Ruang Lingkupnya. Kata internal auditor terdiri dari dua kata yaitu internal dan Auditor.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Pengertian Internal Auditor dan Ruang Lingkupnya. Kata internal auditor terdiri dari dua kata yaitu internal dan Auditor. BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Internal Auditor dan Ruang Lingkupnya Kata internal auditor terdiri dari dua kata yaitu internal dan Auditor. Berdasarkan kamus besar Bahasa Indonesia, internal artinya

Lebih terperinci