ANALISIS PENERAPAN METODE ACTIVITY BASED COSTING DALAM PENENTUAN HARGA POKOK KAMAR PADA HOTEL SHERATON BANDARA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "ANALISIS PENERAPAN METODE ACTIVITY BASED COSTING DALAM PENENTUAN HARGA POKOK KAMAR PADA HOTEL SHERATON BANDARA"

Transkripsi

1 ANALISIS PENERAPAN METODE ACTIVITY BASED COSTING DALAM PENENTUAN HARGA POKOK KAMAR PADA HOTEL SHERATON BANDARA Ninda Luara Ediwar, Pariang Siagian Binus University, Jln. Kebon Jeruk Raya No. 27, Kebon Jeruk-Jakarta Barat 11530, , ABSTRACT The purpose of this study is to analyze and determine the effect of the implementation of Activity Based Costing Method in the hospitality industry, especially in the calculation of cost of room. In doing research on the Hotel Sheraton Bandara, the authors conducted a qualitative research with comparative descriptive approach. Data collection method used is a direct method, which is fieldwork with a visit to the company to obtain information through interview, observation, documentation and library research by collecting data based on the theory book. The results showed that the calculation of the cost of room using Activity Based Costing Method understated results for each type of room. This is because the method of calculations performed by the hotel do not include overhead costs and other indirect costs are involved to support the completion of services. The conclusions from this research is a method of Activity Based Costing is less appropriate in Hotel Sheraton Bandara. (NLE) Keywords: Cost of Room, Activity Based Costing, cost driver, overhead ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dan mengetahui pengaruh dari penerapan metode Activity Based Costing pada industri perhotelan khususnya dalam perhitungan harga pokok kamar. Dalam melakukan penelitian pada Hotel Sheraton Bandara, penulis melakukan penelitian kualitatif dengan pendekatan deskriptif komparatif. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah metode langsung, yaitu penelitian lapangan dengan melakukan kunjungan ke perusahaan untuk memperoleh informasi dengan wawancara, observasi, dokumentasi, serta penelitian kepustakaan dengan pengumpulan data berdasarkan buku-buku teori. Hasil penelitian menunjukan bahwa perhitungan harga pokok kamar yang menggunakan metode Activity Based Costing memberikan hasil understated untuk setiap jenis kamar. Ini disebabkan karena pada metode perhitungan yang dilakukan oleh hotel tidak memasukkan biaya overhead serta biaya tidak langsung lainnya yang ikut menunjang penyelesaian jasa. Simpulan dari penelitian ini yaitu metode Activity Based Costing kurang tepat digunakan pada Hotel Sheraton Bandara. (NLE) Kata Kunci: Harga pokok kamar, Activity Based Costing, cost driver, overhead

2 PENDAHULUAN Semakin menjamurnya perusahaan jasa terutama yang bergerak di bidang pariwisata dan perhotelan, menyebabkan semakin ketatnya persaingan antar hotel. Keberhasilan dalam memenangkan persaingan tersebut ditentukan oleh beberapa hal antara lain quality, services dan price. Services adalah kuantitas atau ragam pelayanan yang disediakan pihak hotel terhadap tamunya misalnya fasilitas kolam renang, restoran, fitness center, bar dan lain sebagainya. Quality merupakan kualitas pelayanan terhadap tamu, hal ini lebih menekankan pada kepuasan tamu terhadap suatu jenis pelayanan. Kebersihan kolam renang yang selalu terjamin, rasa masakan yang sesuai dengan selera tamu, alat-alat kebugaran yang lengkap dan berfungsi baik, keramahan karyawan hotel merupakan contoh dari kualitas pelayanan yang disediakan pihak hotel untuk tamu atau konsumennya. Selain quality dan services, price merupakan faktor yang sangat berpengaruh dalam menarik hati konsumen maupun calon konsumen. Price adalah jumlah nominal yang harus dibayarkan oleh konsumen atas pelayanan yang diberikan pihak hotel atau penyedia jasa. Jika ada perbandingan antara beberapa hotel dengan quality dan service yang sama dalam hal penentuan harga dan mengabaikan faktor loyalitas konsumen terhadap produsen atau penyedia jasa, konsumen akan cenderung memilih hotel yang lebih murah. Kondisi ini menuntut para pelaku usaha untuk fokus menjamin kualitas dan pelayanan dengan harga yang terjangkau. Perusahaan harus dapat secara efisien dan efektif menentukan harga yang sesuai dengan kualitas dan pelayanan yang diberikan agar mampu bertahan melawan pesaing. Diperlukan strategi-strategi perusahaan yang bisa memenangkan perusahaan dalam persaingan. Salah satu strategi yang digunakan untuk bisa memenangkannya adalah penekanan harga jual produk. Dengan harga jual yang semakin rendah, maka diharapkan tingkat penjualan produk menjadi tinggi. Harga pokok memiliki peranan yang sangat penting dalam menentukan harga jual produk. Penetapan biaya yang tepat akan menghasilkan harga pokok produksi atau jasa yang akurat. Oleh karena itu, perusahaan harus benar-benar serius menangani harga pokok produksinya. Dalam perhitungan biaya produk untuk menentukan harga pokok produksi/jasa masih banyak perusahaan yang menggunakan metode tradisional. Penentuan biaya dengan metode tradisional atau konvensional kurang sesuai dengan jenis produk jasa yang bervariatif, sehingga memberikan informasi biaya yang terdistorsi atau tidak akurat dalam pembebanan. Dalam sistem akuntansi tradisional, pembebanan biaya produksi dilakukan atas biaya langsung dan tidak langsung yang berhubungan dengan produk. Pembebanan atas biaya tidak langsung dilakukan dengan menggunakan dasar pembebanan secara menyeluruh atau per departemen. Hal ini dapat memunculkan under costing atau over costing pada produk yang dijual karena tidak

3 mencerminkan biaya yang sebenarnya dan hal ini akan berpengaruh pada laba perusahaan. Distorsi biaya juga akan berdampak pada kesalahaan penentuan biaya, pengambilan keputusan, perencanaan, dan pengendalian perusahaan. Dengan mengganti metode perhitungan biaya dari metode tradisional menjadi metode Activity Based Costing, perusahaan dapat melakukan pembebanan biaya dengan lebih efektif dan efisien. Metode Activity Based Costing merupakan alternatif solusi yang dapat ditempuh oleh perusahaan untuk mendapatkan informasi akuntansi yang relevan dalam pengambilan keputusan atas penetapan harga pokok dan menetapkan harga jual yang lebih tepat sehingga pada akhirnya akan menghasilkan keuntungan yang lebih besar. Hotel Sheraton Bandara Jakarta adalah objek dari penelitian ini. Hotel Sheraton Bandara merupakan hotel bintang 5 (lima) berstandar internasional yang terletak di kawasan Bandara Internasional Soekarno-Hatta. Hotel yang memiliki jumlah kamar sebanyak 220 kamar ini menawarkan berbagai jenis fasilitas serta jasa pelayanan. Hal tersebut menyebabkan harga pokok penjualan kamar menjadi bervariatif. Di dalam pengoperasiannya, hotel ini dihadapkan dengan berbagai jenis kamar dan melalui berbagai tahap dalam penyelesaian produk/jasa sehingga muncul berbagai biaya di luar biaya langsung yang turut mendukung penyelesaian produk/jasa. Hal tersebut memerlukan adanya pengalokasian biaya secara tepat ke produk/jasa yang didasarkan pada sumber daya yang dikonsumsi sebagai akibat adanya berbagai aktivitas yang akhirnya akan menghasilkan perhitungan harga pokok produk/jasa. Dengan melihat karakteristik spesifikasi jenis kamar, pelayanan, serta potensi persaingan dari kompetitor maka salah satu cara yang dilakukan Hotel Sheraton Bandara dalam upaya meningkatkan efisiensi biayanya adalah dengan menentukan harga pokok kamar secara tepat. Cara yang ditempuh perusahaan untuk menentukan harga pokok kamar secara akurat dan efektif adalah dengan menggunakan metode Activity Based Costing. Berdasarkan latar belakang diatas, maka dalam penelitian ini penulis tertarik untuk menyusun skripsi dengan judul ANALISIS PENERAPAN METODE ACTIVITY BASED COSTING DALAM PENENTUAN HARGA POKOK KAMAR PADA HOTEL SHERATON BANDARA. Penulis membatasi masalah yang digunakan yaitu penelitian biaya yang digunakan hanya sebatas biaya yang dikeluarkan oleh hotel dalam penyewaan kamar. Penulis juga membahas permasalahan mengenai analisa perhitungan harga pokok kamar dan penerapannya dalam Activity Based Costing, serta membandingkan dengan metode yang diterapkan oleh Hotel Sheraton Bandara.

4 Harga Pokok Produksi Menurut Hansen dan Mowen (2009:60), Harga pokok produksi (cost of good manufactured) mencerminkan total biaya barang yang diselesaikan selama periode berjalan. Tujuan Penentuan Harga Pokok Produksi Penentuan harga pokok produksi bertujuan untuk mengetahui berapa besarnya biaya yang dikorbankan dalam hubungannya dengan pengolahan bahan baku menjadi barang jadi yang siap untuk dipakai atau dijual. Penentuan harga pokok produksi sangat penting dalam suatu perusahaan, karena merupakan salah satu elemen yang dapat digunakan sebagai pedoman dan sumber informasi bagi pimpinan untuk mengambil keputusan. Adapun tujuan penentuan harga pokok produksi yaitu: 1. Sebagai dasar dalam penentuan kebijakan pimpinan perusahaan 2. Sebagai dasar untuk menetapkan harga penawaran atau harga jual kepada konsumen 3. Sebagai evaluasi hasil kerja 4. Pengawasan terhadap efisiensi biaya, terutama biaya produksi 5. Untuk tujuan perencanaan laba Metode Tradisional Menurut Hansen dan Mowen yang diterjemahkan oleh Fitriasari, D. (2009) metode akuntansi biaya tradisional adalah, Perhitungan biaya produk berdasarkan fungsi membebankan biaya dari bahan baku langsung dan tenaga kerja langsung ke produk dengan menggunakan penelusuran langsung. Biaya overhead di lain pihak dibebankan dengan menggunakan penelusuran gerak dan alokasi. Metode Activity Based Costing Menurut Carter dan Usry yang diterjemahkan oleh Krista (2009:528) mendefinisikan Activity Based Costing sebagai, Suatu sistem perhitungan biaya di mana tempat penampungan biaya overhead yang jumlahnya lebih dari satu dialokasikan menggunakan dasar yang mencakup satu atau lebih faktor yang tidak berkaitan dengan volume (non-volume-related factor). Klasifikasi Aktivitas Dalam Activity Based Costing, dasar yang digunakan untuk mengalokasikan biaya overhead disebut sebagai penggerak atau pemicu (driver). Pemicu aktivitas (activity driver) adalah suatu dasar yang digunakan untuk mengalokasikan biaya dari suatu aktivitas ke produk, pelanggan atau objek biaya final lainnya. Sifat dan ragam pemicu aktivitas membedakan Activity Based Costing dari perhitungan

5 biaya tradisional. Activity Based Costing mengakui aktivitas, biaya aktivitas, dan pemicu aktivitas pada tingkatan agregasi yang berbeda dalam suatu lingkungan produksi. Terdapat 4 tingkatan aktivitas pada metode Activity Based Costing, yaitu: 1. Tingkat unit (unit level) Adalah biaya yang pasti akan meningkat ketika satu unit diproduksi. Biaya ini adalah satusatunya biaya yang selalu dapat dengan akurat dibebankan secara proporsional terhadap volume. 2. Tingkat batch (batch level) Adalah biaya yang disebabkan oleh jumlah batch yang diproduksi dan dijual. Besar kecilnya aktivitas ini dipengaruhi oleh jumlah batch produk yang diproduksi. Contoh dari biaya tingkat batch mencakup biaya persiapan dan sebagian besar dari biaya penanganan bahan baku. Jika bahan baku dipesan dari pemasok untuk batch tertentu, maka sebagian besar dari biaya pembelian, penerimaan, dan inspeksi barang masuk merupakan biaya tingkat batch. 3. Tingkat produk (product level) Adalah aktivitas yang dikerjakan untuk mendukung berbagai produk atau jasa yang diproduksi atau dihasilkan oleh suatu perusahaan. Aktivitas ini mengkonsumsi masukan untuk mengembangkan produk atau memungkinkan produk atau jasa diproduksi atau dijual. Aktivitas ini dapat dilacak pada produk atau jasa yang dihasilkan. Biaya tersebut tidak harus dipengaruhi oleh produksi dan penjualan dari suatu batch atau satu unit lebih banyak. Contoh dari biaya tingkat produk adalah biaya desain produk, biaya pengembangan produk, biaya pembuatan prototipe, dan biaya teknik produksi. 4. Tingkat fasilitas (facility level) Adalah aktivitas penopang, meliputi aktivitas untuk menopang proses yang secara umum diperlukan untuk menyediakan fasilitas atau kapasitas secara bersama oleh berbagai jenis produk atau jasa yang berbeda. Contoh dari biaya tingkat fasilitas mencakup sewa, penyusutan, pajak properti, pemeliharaan bangunan, keamanan, penerangan dan asuransi untuk bangunan pabrik. Activity Based Costing Pada Perusahaan Jasa Metode Activity Based Costing awalnya diterapkan pada perusahaan manufaktur. Metode Activity Based Costing menjadikan aktivitas sebagai titik pusat kegiatannya. Informasi tentang aktivitas diukur, dicatat, dan disediakan dalam shared database. Metode Activity Based Costing tidak hanya berfokus ke perhitungan harga pokok produk atau jasa, namun mencakup perspektif yang lebih luas, yaitu pengurangan biaya melalui pengelolaan aktivitas. Namun ada beberapa perbedaan dasar antara perusahaan jasa dan manufaktur. Kegiatan dalam perusahaan manufaktur cenderung menjadi jenis yang sama dan dilaksanakan dengan cara yang serupa. Hal ini berbeda untuk perusahaan jasa. Perbedaan dasar lainnya antara perusahaan jasa dan manufaktur adalah pendefinisian output. Untuk perusahaan manufaktur, output mudah ditentukan (produk-produk nyata yang diproduksi), tetapi untuk perusahaan jasa, pendefinisian output lebih sulit. Output untuk perusahaan jasa kurang nyata. Output harus didefinisikan agar dapat dihitung harganya.

6 Mengacu pada pendapat Yulianti (2011:38) perbedaan perusahaan jasa dengan perusahaan manufaktur adalah: 1. Output yang sering kali sulit untuk didefinisi 2. Pengendalian aktivitas pada permintaan jasa kurang dapat didefinisikan 3. Cost mewakili proporsi yang lebih tinggi dibandingkan dengan total cost dari seluruh kapasitas yang ada dan sulit untuk menghubungkan antara output dengan aktivitasnya. Output dari perusahaan jasa adalah manfaat dari jasa itu sendiri yang kebanyakan tidak berwujud, contoh: kecepatan suatu jasa, kualitas suatu informasi, pemuasan konsumen. Output pada perusahaan jasa tidak berwujud membuat perhitungan menjadi sulit. Sekalipun sulit, dewasa ini bisnis pada perusahaan jasa mulai menggunakan metode Activity Based Costing. Perbedaan Antara Metode Tradisional dengan Metode Activity Based Costing Perbedaan antara metode tradisional dengan metode Activity Based Costing menurut Rudianto (2013:164) dapat dilihat dalam tabel berikut ini: Tujuan Lingkup Perbedaan Metode Traditional Costing Tingkat persediaan Tahap produksi Metode Activity Based Costing Pembebanan biaya produksi Tahap desain, produksi, pengembangan Fokus Biaya bahan baku, tenaga kerja langsung Biaya overhead Periode Periode akuntansi Daur hidup produk Teknologi yang Digunakan Manual Komputerisasi METODE PENELITIAN Jenis penelitian yang digunakan adalah analisis kualitatif dengan pendekatan deskriptif komparatif. Penulis melakukan penelitian langsung di perusahaan, memberikan gambaran tentang kondisi perusahaan dan juga membuat perbandingan antara praktek yang terjadi di dunia nyata dengan teori yang ada. Adapun sumber data yang digunakan penulis dalam penulisan ini adalah: 1. Data Primer Data primer adalah data yang dikumpulkan sendiri oleh penulis langsung dari sumber pertama atau tempat objek penelitian dilakukan. Untuk mendapatkan data primer, penulis melakukan studi lapangan yaitu mengadakan peninjauan langsung ke Hotel Sheraton Bandara. 2. Data Sekunder Data sekunder adalah data yang diperoleh penulis dari berbagai sumber yang telah ada. Dalam hal ini, penulis memperoleh data dari buku, jurnal, serta dokumen perusahaan yang berhubungan dengan penulisan ini.

7 A. Metode Pengumpulan Data Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari dua metode yaitu: 1. Penelitian Kepustakaan (Library Research) Penelitian ini bersifat teoritis dan dilakukan dengan mengumpulkan informasi dari berbagai jenis bacaan dan mempelajari buku-buku yang berhubungan dengan topik yang dibahas. Bahan-bahan itulah yang dipergunakan oleh penulis sebagai referensi dalam penyusunan skripsi. 2. Penelitian Lapangan (Field Research) Selain melakukan penelitian kepustakaan, penulis juga melakukan penelitian lapangan. Dalam penelitian ini penulis secara langsung melakukan penelitian ke Hotel Sheraton Bandara untuk memperoleh data-data nyata serta aktivitas-aktivitas yang dilakukan hotel tersebut dalam operasinya. Dengan demikian penulis dapat memperoleh data yang lebih akurat dan juga dapat mengetahui keadaan perusahaan lebih dekat. Dalam penelitian ini dilakukan kegiatan pengumpulan data dengan melakukan: a. Wawancara (Interview) Penulis melakukan tanya jawab langsung dengan pihak-pihak yang ditunjuk oleh Hotel Sheraton Bandara untuk memberikan informasi yang diperlukan sehubungan dengan penelitian yang dilakukan, seperti bagian akuntansi. b. Pengamatan (Observation) Penulis melakukan pengamatan secara langsung terhadap keadaan di Hotel Sheraton Bandara dalam menjalankan aktivitasnya. c. Dokumentasi (Documentation) Penulis melakukan penelusuran terhadap bukti-bukti fisik dan dokumen yang terkait dengan kegiatan yang diteliti, seperti kegiatan penentuan harga pokok yang dibuat oleh pihak manajemen hotel. B. Metode Analisis Data Metode analisis data yang digunakan pada penelitian ini adalah analisis kualitatif dengan pendekatan deskriptif komparatif. Langkah-langkah analisis dalam penelitian ini antara lain: a. Menghitung harga pokok kamar dengan menggunakan metode Activity Based Costing dengan langkah-langkah sebagai berikut : 1) Mengidentifikasi dan menggolongkan biaya ke dalam berbagai aktivitas 2) Menentukan cost driver 3) Menentukan cost pool 4) Menghitung pool rate 5) Menghitung harga pokok setiap jenis kamar b. Membandingkan harga pokok kamar berdasarkan metode Activity Based Costing dengan harga pokok kamar berdasarkan perhitungan yang digunakan oleh hotel.

8 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN GAMBARAN OBJEK PENELITIAN Hotel Sheraton Bandara merupakan hotel bintang 5 (lima) yang telah beroperasi sejak tahun Ini merupakan hotel bintang 5 (lima) internasional pertama yang berada di sekitar Bandara Internasional Soekarno-Hatta. Berlokasi di dalam gerbang bandara, maka hotel ini menjadi aset terbesar untuk fasilitas Bandara Internasional Soekarno-Hatta. Hotel ini dirancang terutama sebagai hotel transit. Dikarenakan lokasi hotel yang terletak di kawasan Bandara Soekarno-Hatta, maka sebagian besar tamu hotel merupakan crew airline dari penerbangan internasional seperti Qatar Airways. Oleh karena itu occupancy rate Hotel Sheraton Bandara tergolong tinggi. HASIL PENELITIAN Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan dan data yang diperoleh dari Hotel Sheraton Bandara maka dapat disimpulkan bahwa perhitungan harga pokok kamar yang dilakukan oleh Hotel Sheraton Bandara hanya memasukkan direct expense dan other expense saja, sedangkan biaya overhead tidak dialokasikan ke dalam biaya kamar. A. Perhitungan Harga Pokok Kamar Menurut Hotel Sheraton Bandara Berdasarkan data yang diperoleh dari Hotel Sheraton Bandara terdapat 9 jenis kamar yaitu Deluxe Garden View, Deluxe Lake View, Deluxe Lake Terrace, Junior Suite, Ambassador Suite, dan Presidential Suite. Dan untuk jenis kamar deluxe masing-masing terdiri dari tipe King dan Twin. Jumlah kamar terjual setiap jenis kamar pun berbeda-beda, namun dalam mengalokasikan biaya yang timbul, perusahaan memiliki kebijakan untuk secara langsung membagi seluruh total biaya tersebut dengan jumlah kamar terjual selama setahun. Berikut ini adalah data penjualan kamar selama tahun 2013: Tabel 1: Data Penjualan Kamar Hotel Sheraton Bandara Tahun 2013 Jenis Kamar Harga Jual Kamar Jumlah Kamar Tersedia Jumlah Kasur Jumlah Kamar Terjual Luas Kamar (m²) Luas Area Deluxe Garden View King $ , ,628 Twin $ , ,160 Deluxe Lake View King $ , ,008 Twin $ , Deluxe Lake Terrace King $ , Twin $ , Suites Junior $ ,

9 Ambassador $ Presidential $ Total , ,600 Tabel 2: Harga Pokok Kamar Menurut Hotel Sheraton Bandara Tahun 2013 DIRECT EXPENSE PAYROLL & RELATED EXPENSES Salaries & Wages 2,297,240,591 Salaries & Wages Overtime 177,389,800 Allocated Benefits 1,884,338,160 OTHER EXPENSES Chinaware 5,531,120 Glassware 7,290,000 Linen 945,755,847 Uniforms 111,036,000 Cleaning Supplies 151,499,795 Contract Cleaning 482,965,408 Decoration 151,800,862 Guest Supplies 814,701,187 Guest Compliment/F&B Discount 468,856,204 Laundry Allocated 55,007,751 Local Transportation 36,918,270 Postage & Couriers 990,000 Printing & Stationary 252,090,337 Telephone 124,854,386 Training 30,866,841 Travel Expenses 26,847,358 Guest Transportation 446,854,439 Cable TV 167,278,256 Reservation Expenses 1,273,776,746 T/A Commission 412,775,183 Miscellaneous 50,855,288 TOTAL ROOM EXPENSE Rp. 10,377,519,829 Kamar Terjual 76,436 Harga Pokok Kamar Rp. 135,767

10 B. Perhitungan Harga Pokok Kamar Berdasarkan Metode Activity Based Costing Tabel 3: Kelompok Aktivitas dan Kelompok Biaya Sejenis Kelompok Biaya 1 Jenis Aktivitas Tingkat Aktivitas Cost Driver Guest Supplies Unit Level Jumlah Kamar Terjual Guest Transportation Unit Level Jumlah Kamar Terjual Guest Compliment/F&B Discount Unit Level Jumlah Kamar Terjual Decoration Unit Level Jumlah Kamar Terjual Cleaning Supplies Unit Level Jumlah Kamar Terjual Laundry Allocated Unit Level Jumlah Kamar Terjual Cable TV Unit Level Jumlah Kamar Terjual Kelompok Biaya 2 Salaries & Wages (room) Batch Level Jumlah Kasur Salaries & Wages Overtime (room) Batch Level Jumlah Kasur Allocated Benefits (room) Batch Level Jumlah Kasur Uniforms (room) Batch Level Jumlah Kasur Chinaware Batch Level Jumlah Kasur Glassware Batch Level Jumlah Kasur Linen Batch Level Jumlah Kasur Contract Cleaning Batch Level Jumlah Kasur Kelompok Biaya 3 Training (rooms) Product Level Jumlah Kamar Tersedia Training (engineering) Product Level Jumlah Kamar Tersedia Sales & Marketing Product Level Jumlah Kamar Tersedia Sales & Marketing Salaries Product Level Jumlah Kamar Tersedia Kelompok Biaya 4 Administrative & General Expense Facility Level Luas Area Postage & Couriers Facility Level Luas Area Printing & Stationary Facility Level Luas Area Telephone Facility Level Luas Area Reservation Expenses Facility Level Luas Area T/A Commision Facility Level Luas Area Miscellaneous (room) Facility Level Luas Area Travel Expenses Facility Level Luas Area Local Transportation Facility Level Luas Area Energy Water Facility Level Luas Area Energy Electricity Facility Level Luas Area Maintenance of Air Conditioning Facility Level Luas Area Maintenance of Buildings Facility Level Luas Area Maintenance of Electric Bulbs Facility Level Luas Area Electrical & Mechanical Facility Level Luas Area Engineering Supplies Facility Level Luas Area Maintenance of Fire System Facility Level Luas Area Maintenance of Furnishing Facility Level Luas Area

11 Maintenance of Kitchen Equipment Facility Level Luas Area Maintenance of Landscaping Facility Level Luas Area Maintenance of Laundry Equipment Facility Level Luas Area Maintenance of Lift Facility Level Luas Area Maintenance of Lock & Keys Facility Level Luas Area Miscellaneous (engineering) Facility Level Luas Area Maintenance of Painting & Decorating Facility Level Luas Area Maintenance of Pest Control Facility Level Luas Area Maintenance of Plumbing Facility Level Luas Area Power Plant Maintenance Facility Level Luas Area Maintenance of Refrigeration Facility Level Luas Area Maintenance of R&M Project Other Facility Level Luas Area Swimming Pool Facility Level Luas Area Software Maintenance Facility Level Luas Area Telephone Maintenance Facility Level Luas Area TV/Cable/Video/Movie Facility Level Luas Area Water Treatment Facility Level Luas Area Uniforms (engineering) Facility Level Luas Area Salaries & Wages (engineering) Facility Level Luas Area Salaries & Wages Overtime (engineering) Facility Level Luas Area Allocated Benefits (engineering) Facility Level Luas Area Laundry Allocated (engineering) Facility Level Luas Area Tabel 4: Rincian Biaya Yang Dialokasikan Pada Setiap Kamar Biaya-biaya dibebankan ke berbagai aktivitas dan dikelompokkan ke beberapa cost pool yang homogen. Untuk biaya yang berasal dari departemen kamar langsung dibebankan 100% ke kamar, tetapi untuk biaya yang berasal dari departemen penunjang departemen kamar hanya dibebankan 70% dan sisanya 30% dibebankan ke aktivitas di luar aktivitas yang berhubungan dengan harga pokok kamar. 70% didapatkan dari perbandingan luas bangunan hotel dengan luas kamar. Dimana 70% dari luas bangunan Hotel Sheraton Bandara merupakan kamar hotel. Selain itu penulis membuat perhitungan untuk biaya administrasi dan umum serta biaya penjualan dan pemasaran. Berdasarkan Laporan Pendapatan yang terdapat pada Lampiran 1 terlihat bahwa pendapatan Hotel Sheraton Bandara selama tahun 2013 sebesar Rp. 108,250,997,962. Dimana 66% dari total pendapatan hotel berasal dari pendapatan kamar yakni sebesar Rp 70,960,006,723. Karena administrasi dan umum serta penjualan dan pemasaran juga berperan dalam menghasilkan laba, maka perlu memasukkan biaya administrasi dan umum serta biaya penjualan dan pemasaran dengan persentase yang dialokasikan pada kamar sebesar 66%.

12 Jenis Aktivitas Jumlah Persentase Yang Dialokasikan Pada Kamar Employee Salary & Wages Salaries & Wages (room) 2,297,240, % 2,297,240,591 Salaries & Wages Overtime (room) 177,389, % 177,389,800 Salaries & Wages (engineering) 646,572,547 70% 452,600,783 Salaries & Wages Overtime (engineering) 92,537,175 70% 64,776,023 Administrative & General Salaries 6,087,232,115 66% 4,017,573,196 Sales & Marketing Salaries 1,201,698,045 66% 793,120,710 Employee Benefit Allocated Benefits (room) 1,884,338, % 1,884,338,160 Allocated Benefits (engineering) 552,480,198 70% 386,736,139 Employee Development Training (rooms) 30,866, % 30,866,841 Uniforms (rooms) 111,036, % 111,036,000 Training (engineering) 4,058,727 70% 2,841,109 Uniforms (engineering) 2,100,000 70% 1,470,000 Office Expense & Supplies Postage & Couriers 990, % 990,000 Printing & Stationary 252,090, % 252,090,337 Telephone 124,854, % 124,854,386 Reservation Expenses 1,273,776, % 1,273,776,746 T/A Commision 412,775, % 412,775,183 Miscellaneous (room) 50,855, % 50,855,288 Travel Expenses 26,847, % 26,847,358 Local Transportation 36,918, % 36,918,270 Room & Expense Supplies Cable TV 167,278, % 167,278,256 Guest Supplies 814,701, % 814,701,187 Guest Transportation 446,854, % 446,854,439 Guest Compliment/F&B Discount 468,856, % 468,856,204 Decoration 151,800, % 151,800,862 Equipment Chinaware 5,531, % 5,531,120 Glassware 7,290, % 7,290,000 Linen 945,755, % 945,755,847 Cleaning Cleaning Supplies 151,499, % 151,499,795 Contract Cleaning 482,965, % 482,965,408 Laundry Allocated 55,007, % 55,007,751 Laundry Allocated (engineering) 9,274,268 70% 6,491,988 Energy Energy Water 1,200,640,315 70% 840,448,221 Energy Electricity 7,009,617,667 70% 4,906,732,367 Maintenance Air Conditioning 119,850,568 70% 83,895,398

13 Buildings 22,344,500 70% 15,641,150 Electric Bulbs 78,534,600 70% 54,974,220 Electrical & Mechanical 187,814,805 70% 131,470,364 Engineering Supplies 3,409,860 70% 2,386,902 Fire System 43,463,832 70% 30,424,682 Furnishing 27,520,690 70% 19,264,483 Kitchen Equipment 32,314,000 30% 9,694,200 Landscaping 307,581,300 70% 215,306,910 Laundry Equipment 11,581,700 70% 8,107,190 Lift 70,288, % 70,288,739 Lock & Keys 89,539, % 89,539,925 Miscellaneous (engineering) 58,903,092 70% 41,232,164 Painting & Decorating 6,192,800 70% 4,334,960 Pest Control 147,873,000 70% 103,511,100 Plumbing 106,058,718 70% 74,241,103 Power Plant Maintenance 43,955,000 70% 30,768,500 Refrigeration 34,340,000 70% 24,038,000 R&M Project Other 283,787, % 283,787,436 Swimming Pool 50,625, % 50,625,000 Software Maintenance 7,354,220 70% 5,147,954 Telephone Maintenance 40,988,476 70% 28,691,933 TV/Cable/Video/Movie 21,609,936 70% 15,126,955 Water Treatment (36,356,000) 70% (25,449,200) Administrative Administrative & General Expense 2,352,021,131 66% 1,552,333,946 Sales & Marketing 4,326,048,360 66% 2,855,191,918 Total Seluruhnya 27,624,886,294

14 Tabel 5: Perhitungan Pool Rate Jenis Aktivitas Cost Pool Jenis Cost Driver Jumlah Pool Rate Kelompok Biaya 1 Guest Supplies 814,701,187 Jumlah Kamar Terjual 76,436 10, Guest Transportation 446,854,439 Jumlah Kamar Terjual 76,436 5, Guest Compliment/F&B 468,856,204 Jumlah Kamar Terjual 76,436 Discount 6, Decoration 151,800,862 Jumlah Kamar Terjual 76,436 1, Cleaning Supplies 151,499,795 Jumlah Kamar Terjual 76,436 1, Laundry Allocated 55,007,751 Jumlah Kamar Terjual 76, Cable TV 167,278,256 Jumlah Kamar Terjual 76,436 2, Total Kelompok Biaya 1 29, Kelompok Biaya 2 Salaries & Wages (room) 2,297,240,591 Jumlah Kasur 308 7,458, Salaries & Wages Overtime 177,389,800 Jumlah Kasur 308 (room) 575, Allocated Benefits (room) 1,884,338,160 Jumlah Kasur 308 6,117, Uniforms (rooms) 111,036,000 Jumlah Kasur , Chinaware 5,531,120 Jumlah Kasur , Glassware 7,290,000 Jumlah Kasur , Linen 945,755,847 Jumlah Kasur 308 3,070, Contract Cleaning 482,965,408 Jumlah Kasur 308 1,568, Total Kelompok Biaya 2 19,193, Kelompok Biaya 3 Training (room) 30,866,841 Jumlah Kamar Tersedia , Training (engineering) 2,841,109 Jumlah Kamar Tersedia , Sales & Marketing 2,855,191,918 Jumlah Kamar Tersedia ,978, Sales & Marketing Salaries 793,120,710 Jumlah Kamar Tersedia 220 3,605, Total Kelompok Biaya 3 16,736,457.17

15 Jenis Aktivitas Cost Pool Jenis Cost Driver Jumlah Pool Rate Kelompok Biaya 4 Administrative & General Salaries 4,017,573,196 Luas Area 8, , Administrative & General Expense 1,552,333,946 Luas Area 8, , Postage & Couriers 990,000 Luas Area 8, Printing & Stationary 252,090,337 Luas Area 8,600 29, Telephone 124,854,386 Luas Area 8,600 14, Reservation Expenses 1,273,776,746 Luas Area 8, , T/A Commision 412,775,183 Luas Area 8,600 47, Miscellaneous (room) 50,855,288 Luas Area 8,600 5, Travel Expenses 26,847,358 Luas Area 8,600 3, Local Transportation 36,918,270 Luas Area 8,600 4, Energy Water 840,448,221 Luas Area 8,600 97, Energy Electricity 4,906,732,367 Luas Area 8, , Maintenance of Air Conditioning 83,895,398 Luas Area 8,600 9, Maintenance of Buildings 15,641,150 Luas Area 8,600 1, Maintenance of Electric Bulbs 54,974,220 Luas Area 8,600 6, Electrical & Mechanical 131,470,364 Luas Area 8,600 15, Engineering Supplies 2,386,902 Luas Area 8, Maintenance of Furnishing 19,264,483 Luas Area 8,600 2, Maintenance of Kitchen Equipment 9,694,200 Luas Area 8,600 1, Maintenance of Landscaping 215,306,910 Luas Area 8,600 25, Maintenance of Laundry Equipment 8,107,190 Luas Area 8, Maintenance of Lift 70,288,739 Luas Area 8,600 8, Maintenance of Lock & Keys 89,539,925 Luas Area 8,600 10, Miscellaneous (engineering) 41,232,164 Luas Area 8,600 4, Maintenance of Painting & Decorating 4,334,960 Luas Area 8, Maintenance of Pest Control 103,511,100 Luas Area 8,600 12, Maintenance of Plumbing 74,241,103 Luas Area 8,600 8, Power Plant Maintenance 30,768,500 Luas Area 8,600 3, Maintenance of Refrigeration 24,038,000 Luas Area 8,600 2, Maintenance of R&M Project Other 283,787,436 Luas Area 8,600 32, Swimming Pool 50,625,000 Luas Area 8,600 5, Software Maintenance 5,147,954 Luas Area 8, Telephone Maintenance 28,691,933 Luas Area 8,600 3, TV/Cable/Video/Movie 15,126,955 Luas Area 8,600 1, Water Treatment (25,449,200) Luas Area 8,600 (2,959.21) Uniforms (engineering) 1,470,000 Luas Area 8, Salaries & Wages (engineering) 452,600,783 Luas Area 8,600 52, Salaries & Wages Overtime (engineering) 64,776,023 Luas Area 8,600 7, Allocated Benefits (engineering) 386,736,139 Luas Area 8,600 44, Laundry Allocated (engineering) 6,491,988 Luas Area 8, Total Kelompok Biaya 4 1,834, Total Pool Rate 37,793, Tabel 6: Harga Pokok Kamar Deluxe Garden View King Tahun 2013 Cost Pool Tarif Cost Pool Cost Driver Total (Rp.) Cost Pool 1 29, , ,980, Cost Pool 2 19,193, ,401,113, Cost Pool 3 16,736, ,221,761, Cost Pool 4 1,834, ,628 4,820,644, Total Biaya Untuk Kamar Deluxe Garden View King 8,229,500, Jumlah Kamar Terjual 26,630 Harga Pokok Kamar Deluxe Garden View King 309,031.17

16 Tabel 7: Harga Pokok Kamar Deluxe Garden View Twin Tahun 2013 Cost Pool Tarif Cost Pool Cost Driver Total (Rp.) Cost Pool 1 29, , ,165, Cost Pool 2 19,193, ,303,200, Cost Pool 3 16,736, ,004,187, Cost Pool 4 1,834, ,160 3,962,173, Total Biaya Untuk Kamar Deluxe Garden View Twin 7,914,726, Jumlah Kamar Terjual 21,859 Harga Pokok Kamar Deluxe Garden View Twin 362, Tabel 8: Harga Pokok Kamar Deluxe Lake View King Tahun 2013 Cost Pool Tarif Cost Pool Cost Driver Total (Rp.) Cost Pool 1 29, , ,677, Cost Pool 2 19,193, ,413, Cost Pool 3 16,736, ,620, Cost Pool 4 1,834, ,008 1,849,014, Total Biaya Untuk Kamar Deluxe Lake View King 3,141,726, Jumlah Kamar Terjual 9,713 Harga Pokok Kamar Deluxe Lake View King 323, Tabel 9: Harga Pokok Kamar Deluxe Lake View Twin Tahun 2013 Cost Pool Tarif Cost Pool Cost Driver Total (Rp.) Cost Pool 1 29, , ,098, Cost Pool 2 19,193, ,120, Cost Pool 3 16,736, ,465, Cost Pool 4 1,834, ,386,760, Total Biaya Untuk Kamar Deluxe Lake View Twin 2,749,445, Jumlah Kamar Terjual 6,946 Harga Pokok Kamar Deluxe Lake View Twin 395, Tabel 10: Harga Pokok Kamar Deluxe Lake Terrace King Tahun 2013 Cost Pool Tarif Cost Pool Cost Driver Total (Rp.) Cost Pool 1 29, , ,600, Cost Pool 2 19,193, ,900, Cost Pool 3 16,736, ,046, Cost Pool 4 1,834, ,543, Total Biaya Untuk Kamar Deluxe Lake Terrace King 1,676,090, Jumlah Kamar Terjual 4,967 Harga Pokok Kamar Deluxe Lake Terrace King 337,445.26

17 Tabel 11: Harga Pokok Kamar Deluxe Lake Terrace Twin Tahun 2013 Cost Pool Tarif Cost Pool Cost Driver Total (Rp.) Cost Pool 1 29, ,526 45,039, Cost Pool 2 19,193, ,706, Cost Pool 3 16,736, ,155, Cost Pool 4 1,834, ,253, Total Biaya Untuk Kamar Deluxe Lake Terrace Twin 893,155, Jumlah Kamar Terjual 1,526 Harga Pokok Kamar Deluxe Lake Terrace Twin 585, Tabel 12: Harga Pokok Kamar Junior Suite Tahun 2013 Cost Pool Tarif Cost Pool Cost Driver Total (Rp.) Cost Pool 1 29, , ,356, Cost Pool 2 19,193, ,320, Cost Pool 3 16,736, ,837, Cost Pool 4 1,834, ,408,772, Total Biaya Untuk Kamar Junior Suite 1,950,286, Jumlah Kamar Terjual 3,739 Harga Pokok Kamar Junior Suite 521, Tabel 13: Harga Pokok Kamar Ambassador Suite Tahun 2013 Cost Pool Tarif Cost Pool Cost Driver Total (Rp.) Cost Pool 1 29, ,587, Cost Pool 2 19,193, ,386, Cost Pool 3 16,736, ,472, Cost Pool 4 1,834, ,867, Total Biaya Untuk Kamar Ambassador Suite 455,314, Jumlah Kamar Terjual 562 Harga Pokok Kamar Ambassador Suite 810, Tabel 14: Harga Pokok Kamar Presidential Suite Tahun 2013 Cost Pool Tarif Cost Pool Cost Driver Total (Rp.) Cost Pool 1 29, ,580, Cost Pool 2 19,193, ,386, Cost Pool 3 16,736, ,472, Cost Pool 4 1,834, ,289, Total Biaya Untuk Kamar Presidential Suite 614,729, Jumlah Kamar Terjual 494 Harga Pokok Kamar Presidential Suite 1,244,392.16

18 C. Perbandingan Harga Pokok Kamar Berdasarkan Perhitungan Hotel dengan Metode Activity Based Costing Tabel 15: Perbandingan Harga Pokok Setiap Jenis Kamar Jenis Kamar Deluxe Garden View Jumlah Kamar Terjual (365 hari) Perhitungan Hotel (Rp.) Perhitungan ABC (Rp.) Overstated/ Understated King 26, , , (173,264.17) Twin 21, , , (226,313.91) Deluxe Lake View King 9, , , (187,688.82) Twin 6, , , (260,064.44) Deluxe Lake Terrace King 4, , , (201,678.26) Twin 1, , , (449,524.71) Suites Junior 3, , , (385,839.41) Ambassador , , (674,401.78) Presidential , ,244, (1,108,625.16) Berdasarkan perhitungan harga pokok kamar diatas dapat diketahui bahwa hasil perhitungan harga pokok kamar menggunakan metode Activity Based Costing lebih besar daripada perhitungan harga pokok kamar yang telah ditentukan oleh manajemen hotel. Selisih harga pokok kamar tersebut disebabkan oleh perbedaan pengalokasian biaya ke masing-masing jenis kamar SIMPULAN DAN SARAN Hasil dari penelitian ini adalah terdapat perbedaan antara metode yang diterapkan oleh hotel dengan metode Activity Based Costing. Perbedaan terjadi disebabkan karena adanya pembebanan biaya overhead pada masing-masing jenis kamar. Pada perhitungan yang diterapkan oleh hotel, biaya overhead tidak dimasukan dalam perhitungan harga pokok kamar dan biaya-biaya yang terjadi pada masing-masing jenis kamar dibebankan pada satu jenis cost driver saja, yang menyebabkan distorsi biaya. Sedangkan metode Activity Based Costing membebankan biaya kepada beberapa jenis cost driver, yaitu jumlah kamar tersedia, jumlah kasur, jumlah kamar terjual, dan luas area. Penggunaan metode Activity Based Costing dalam perhitungan harga pokok kamar akan menghasilkan harga pokok kamar yang akurat, karena dalam pembebanan biaya ke dalam produk kamar menggunakan dasar pemakaian sumber daya oleh masing-masing jenis kamar yang bersangkutan. Berdasarkan hasil analisis dan penelitian yang dilakukan, Hotel Sheraton Bandara dapat dikatakan kurang tepat bila menerapkan metode Activity Based Costing, hal ini disebabkan karena banyaknya

19 aktivitas yang terjadi untuk menghasilkan jasa sehingga akan membutuhkan biaya yang cukup besar serta waktu yang lama. Saran dari penelitian ini bagi Hotel Sheraton Bandara sebaiknya mengevaluasi metode perhitungan yang selama ini digunakan untuk menghitung harga pokok kamar. Hal ini disebabkan karena Hotel Sheraton Bandara tidak memasukkan biaya overhead dalam perhitungan harga pokok kamar sehingga menyebabkan distorsi biaya. Bagi peneliti selanjutnya yang akan melakukan penelitian sejenis diharapkan agar melakukan penelitian yang lebih mendalam, seperti dapat menambahkan periode penelitian menjadi tiga tahun agar dapat dijadikan perbandingan mengenai meningkat atau menurunnya harga pokok kamar tersebut. REFERENSI Akbar, M. (2011). Analisis Penerapan Metode Activity Based Costing dalam Penentuan Harga Pokok Kamar Hotel Pada Hotel Coklat Semarang. Skripsi S1. Universitas Hasanuddin. Aliandi, Vidya. (2013). Pengaruh Jumlah Wisatawan, Jumlah Hotel, dan Tingkat Hunian Hotel Terhadap Penerimaan Pajak Hotel (Studi Kasus Pada Kota Yogyakarta). Skripsi S1. Universitas Diponegoro. Blocher, J., Chen, K.H., & Lin, W. (2007). Manajemen Biaya. Edisi 3. Jakarta: Salemba Empat. Budiman, R. (2012). Implementasi Metode Activity Based Costing System Dalam Menentukan Besarnya Tarif Jasa Rawat Inap (Studi Kasus di RS XYZ). Bustami, B., & Nurlela. (2013). Akuntansi Biaya. Edisi 4. Jakarta: Mitra Wacana Media. Carter, W. K., & Usry, M. F. Alih bahasa oleh Krista (2009). Akuntansi Biaya. Edisi 14, buku 1. Jakarta: Salemba Empat. Dunia, Firdaus A. & Abdullah, Wasilah (2009). Akuntansi Biaya. Edisi 2. Jakarta: Salemba Empat. Garrison, R. H., & Noreen, E. W. (2008). Managerial Accounting. Edisi 12. New York: McGraw Hill. Gunawan, Anargha. (2012). Implementation of Activity Based Costing To Determine Room Cost in Hotel X Jakarta. Skripsi S1. Universitas Pelita Harapan. Hansen, D. R., & Mowen, M. M. Alih bahasa oleh Dewi F. (2009). Akuntansi Manajemen. Edisi 8. Jakarta: Salemba Empat. IAI. (2007). Standar Akuntansi Keuangan per 1 September Jakarta: Salemba Empat. Majid, Jamaliah. A, & Maliah, Sulaiman. (2008). Implementation of Activity-Based Costing in Malaysia: A Case Study of Two Companies. International Journal of Accounting. Putikadea, I. (2013). Penentuan Harga Pokok Penjualan Kamar Deluxe Dengan Menggunakan Metode Acttivity Based Costing Pada Resort G-Land Joyo s Camp Tahun Universitas Negri Surabaya. Rudianto. (2013). Akuntansi Manajemen. Jakarta: Erlangga. Simamora, H. (2012). Akuntansi Manajemen. Edisi 3. Duri: Star Gate Publisher. Sabatini, R. (2012). Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penerimaan Pajak Hotel di Kota Semarang. Skripsi S1. Universitas Diponegoro.

20 Tunggal, A. W. (2014). Memahami Konsep-Konsep Akuntansi Biaya. Jakarta: Harvarindo. Weygandt, J.J., Kieso, D. E., & Kimmel, P. D. (2010). Accounting Principles. Edisi 9. New Jersey: John Wiley & Sons, Inc. Witjaksono, A. (2006). Akuntansi Biaya. Yogyakarta: Graha Ilmu. Yulianti. (2011). Penerapan Acitivity Based Costing System Sebagai Dasar Penetapan Tarif Jasa Rawat Inap (Studi Kasus Pada RSUD H. A. Sulthan Daeng Radja Balukumba). Skripsi S1. Universitas Hasanuddin. RIWAYAT PENULIS Ninda Luara Ediwar lahir di Pekanbaru pada 9 November Penulis menamatkan pendidikan S1 di Universitas Bina Nusantara dalam bidang Akuntansi pada tahun 2014.

BAB I PENDAHULUAN. hotel terhadap pelanggannya misalnya fasilitas kolam renang, restoran, fitness center,

BAB I PENDAHULUAN. hotel terhadap pelanggannya misalnya fasilitas kolam renang, restoran, fitness center, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Semakin banyaknya perusahaan jasa terutama yang bergerak di bidang pariwisata dan perhotelan menyebabkan semakin ketatnya persaingan antar hotel. Keberhasilan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. jasa. Semakin tinggi kemampuan mengelola biaya (cost), maka akan semakin baik. diklasifikasikan dan dialokasikan dengan tepat.

BAB 1 PENDAHULUAN. jasa. Semakin tinggi kemampuan mengelola biaya (cost), maka akan semakin baik. diklasifikasikan dan dialokasikan dengan tepat. 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Demi menjaga kelangsungan hidup perusahaan, visi mempertahankan dan meningkatkan prestasi dan prestise sangat dibutuhkan. Untuk itu setiap perusahaan akan

Lebih terperinci

Analisis Perbandingan Penentuan Harga Pokok pissn : X Kamar Hotel Antara Full Costing Dengan pissn :

Analisis Perbandingan Penentuan Harga Pokok pissn : X Kamar Hotel Antara Full Costing Dengan pissn : ANALISIS PERBANDINGAN PENENTUAN HARGA POKOK KAMAR HOTEL ANTARA FULL COSTING DENGAN ACTIVITY BASED COSTING SYSTEM (Studi Kasus Pada Hotel Istana Hapsari Sukoharjo) Arofah Nur Sholihah, Endang Masitoh, Siti

Lebih terperinci

Penerapan Metode Activity Based Costing Dalam Menentukan Cost Kamar Hotel Pada XYZ Hotel

Penerapan Metode Activity Based Costing Dalam Menentukan Cost Kamar Hotel Pada XYZ Hotel Jurnal Akuntansi, Ekonomi dan Manajemen Bisnis Vol. 1, No. 2, December 2013, 175-182 p-issn: 2337-7887 Article History Received October, 2013 Accepted November, 2013 Penerapan Metode Activity Based Costing

Lebih terperinci

ANALISIS PENERAPAN METODE ACTIVITY BASED COSTING SYSTEM DALAM AKURASI PERHITUNGAN TARIF KAMAR PADA HOTEL AZIZA BY HORISON PEKANBARU

ANALISIS PENERAPAN METODE ACTIVITY BASED COSTING SYSTEM DALAM AKURASI PERHITUNGAN TARIF KAMAR PADA HOTEL AZIZA BY HORISON PEKANBARU ANALISIS PENERAPAN METODE ACTIVITY BASED COSTING SYSTEM DALAM AKURASI PERHITUNGAN TARIF KAMAR PADA HOTEL AZIZA BY HORISON PEKANBARU Novita Ariyani Dibawah bimbingan: Gusnardi dan Rina Selva Johan Fakultas

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE ACTIVITY BASED COSTING SYSTEM DALAM PENENTUAN HARGA POKOK KAMAR HOTEL PADA HOTEL GRAND KARTIKA PONTIANAK

PENERAPAN METODE ACTIVITY BASED COSTING SYSTEM DALAM PENENTUAN HARGA POKOK KAMAR HOTEL PADA HOTEL GRAND KARTIKA PONTIANAK PENERAPAN METODE ACTIVITY BASED COSTING SYSTEM DALAM PENENTUAN HARGA POKOK KAMAR HOTEL PADA HOTEL GRAND KARTIKA PONTIANAK ABSTRAK Vivi Parita Sari email: vivi.paritasari@yahoo.com Program Studi Akuntansi

Lebih terperinci

Penentuan Harga Pokok Kamar Hotel dengan. Metode Activity Based Costing (Studi Kasus pada Hotel Rachmad Jati Caruban) Oleh: Ratna Kusumastuti

Penentuan Harga Pokok Kamar Hotel dengan. Metode Activity Based Costing (Studi Kasus pada Hotel Rachmad Jati Caruban) Oleh: Ratna Kusumastuti Penentuan Harga Pokok Kamar Hotel dengan Metode Activity Based Costing (Studi Kasus pada Hotel Rachmad Jati Caruban) Oleh: Ratna Kusumastuti Desen Pembimbing: Prof. Gugus Irianto, SE., MSA., Ph.D., Ak

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 6 BAB II LANDASAN TEORI A. Konsep Biaya 1. Pengertian Biaya Biaya menurut Atkinson dan Kaplan (2009 : 33) adalah nilai moneter barang dan jasa yang dikeluarkan untuk mendapatkan manfaat sekarang atau masa

Lebih terperinci

ANALISIS PERHITUNGAN HARGA POKOK SEWA KAMAR DENGAN ACTIVITY BASED COSTING SYSTEM

ANALISIS PERHITUNGAN HARGA POKOK SEWA KAMAR DENGAN ACTIVITY BASED COSTING SYSTEM ANALISIS PERHITUNGAN HARGA POKOK SEWA KAMAR DENGAN ACTIVITY BASED COSTING SYSTEM (ABC SYSTEM) (Studi pada Guest House Hasanah Buring Kota Malang Tahun 2016) Nivo Haneda Devi Farah Azizah Fakultas Ilmu

Lebih terperinci

Bagaimana Perhitungan Unit Cost Kamar Hotel Melalui Pendekatan Metode Tradisional dan Activity Based Costing?

Bagaimana Perhitungan Unit Cost Kamar Hotel Melalui Pendekatan Metode Tradisional dan Activity Based Costing? Bagaimana Perhitungan Unit Cost Kamar Hotel Melalui Pendekatan Metode Tradisional dan Activity Based Costing? Hendra Gunawan *, Stefania Fatma ** Politeknik Negeri Batam Business Management Department

Lebih terperinci

ANALISIS PENERAPAN METODE ACTIVITY BASED COSTING SYSTEM DALAM PENENTUAN HARGA POKOK KAMAR PADA HOTEL LOTUS GARDEN AND RESTAURANT KEDIRI TAHUN 2015

ANALISIS PENERAPAN METODE ACTIVITY BASED COSTING SYSTEM DALAM PENENTUAN HARGA POKOK KAMAR PADA HOTEL LOTUS GARDEN AND RESTAURANT KEDIRI TAHUN 2015 ANALISIS PENERAPAN METODE ACTIVITY BASED COSTING SYSTEM DALAM PENENTUAN HARGA POKOK KAMAR PADA HOTEL LOTUS GARDEN AND RESTAURANT KEDIRI TAHUN 2015 SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh

Lebih terperinci

APLIKASI PENENTUAN HARGA JUAL KAMAR PADA PERUSAHAAN JASA PERHOTELAN MENGGUNAKAN METODE ACTIVITY BASED COSTING (ABC)

APLIKASI PENENTUAN HARGA JUAL KAMAR PADA PERUSAHAAN JASA PERHOTELAN MENGGUNAKAN METODE ACTIVITY BASED COSTING (ABC) Media Informatika, Vol. 3 No. 1, Juni 2005, 1-10 ISSN: 0854-4743 APLIKASI PENENTUAN HARGA JUAL KAMAR PADA PERUSAHAAN JASA PERHOTELAN MENGGUNAKAN METODE ACTIVITY BASED COSTING (ABC) Ami Fauzijah, M. Yasir

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perkembangan dunia bisnis di Indonesia khususnya dalam bidang perhotelan sedang mengalami kemajuan dari tahun ke tahun. Tingkat hunian kamar hotel berbintang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dalam era perdagangan bebas setiap perusahaan bersaing tidak hanya pada perusahaan domestik saja, tetapi juga pada perusahaan internasional. Oleh karena

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE ACTIVITY BASED COSTING SYSTEM DALAM MENENTUKAN BESARNYA TARIF JASA RAWAT INAP PADA RUMAH SAKIT MATA DI SURABAYA

PENERAPAN METODE ACTIVITY BASED COSTING SYSTEM DALAM MENENTUKAN BESARNYA TARIF JASA RAWAT INAP PADA RUMAH SAKIT MATA DI SURABAYA PENERAPAN METODE ACTIVITY BASED COSTING SYSTEM DALAM MENENTUKAN BESARNYA TARIF JASA RAWAT INAP PADA RUMAH SAKIT MATA DI SURABAYA Nurul Aini Fanny Dwi Septiana Fakultas Ekonomi Universitas Narotama Surabaya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Persaingan dunia bisnis menuju era pasar bebas, membuat perusahaan lebih berhati-hati dalam menetapkan kebijakan-kebijakan terutama dalam memasarkan produknya.

Lebih terperinci

ANALISIS PENERAPAN METODE ACTIVITY BASED COSTING DALAM PENENTUAN HARGA POKOK KAMAR HOTEL PADAA LOTUS GARDEN HOTEL AND RESTAURANT KEDIRI PERIODE 2014

ANALISIS PENERAPAN METODE ACTIVITY BASED COSTING DALAM PENENTUAN HARGA POKOK KAMAR HOTEL PADAA LOTUS GARDEN HOTEL AND RESTAURANT KEDIRI PERIODE 2014 ANALISIS PENERAPAN METODE ACTIVITY BASED COSTING DALAM PENENTUAN HARGA POKOK KAMAR HOTEL PADAA LOTUS GARDEN HOTEL AND RESTAURANT KEDIRI PERIODE 2014 SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Guna Memperoleh

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI II.1. II.1.1. Konsep Biaya Identifikasi Biaya Definisi biaya menurut Krismiaji (2002), Cost adalah kas atau ekuivalen kas yang dikorbankan untuk membeli barang atau jasa yang diharapkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Di zaman yang modern, dimana perkembangan dunia usaha berkembang dengan pesat. Setiap perusahaan saling bersaing dan beradu strategi dalam menarik konsumen.

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. mengukur pengorbanan ekonomis yang dilakukan untuk mencapai tujuan organisasi.

BAB II LANDASAN TEORI. mengukur pengorbanan ekonomis yang dilakukan untuk mencapai tujuan organisasi. BAB II LANDASAN TEORI II.1 Biaya Rayburn, L. G. yang diterjemahkan oleh Sugyarto (1999) menyatakan, Biaya mengukur pengorbanan ekonomis yang dilakukan untuk mencapai tujuan organisasi. Untuk suatu produk,

Lebih terperinci

DAN ACTIVITY BASED COSTING SYSTEM RUMAH SAKIT (Studi Kasus pada RSUD dr. Soekardjo Kota Tasikmalaya)

DAN ACTIVITY BASED COSTING SYSTEM RUMAH SAKIT (Studi Kasus pada RSUD dr. Soekardjo Kota Tasikmalaya) ANALISIS PERHITUNGAN TARIF JASA RAWAT INAP DENGAN UNIT COST SYSTEM DAN ACTIVITY BASED COSTING SYSTEM RUMAH SAKIT (Studi Kasus pada RSUD dr. Soekardjo Kota Tasikmalaya) Oleh: ALVIRA DEWI MUTIARAWATI (123403267)

Lebih terperinci

PENDEKATAN ACTIVITY BASED COSTING SYSTEM DALAM MENENTUKAN BESARNYA TARIF KAMAR RAWAT INAP PADA RUMAH SAKIT KASIH IBU DENPASAR

PENDEKATAN ACTIVITY BASED COSTING SYSTEM DALAM MENENTUKAN BESARNYA TARIF KAMAR RAWAT INAP PADA RUMAH SAKIT KASIH IBU DENPASAR PENDEKATAN ACTIVITY BASED COSTING SYSTEM DALAM MENENTUKAN BESARNYA TARIF KAMAR RAWAT INAP PADA RUMAH SAKIT KASIH IBU DENPASAR Luh Ria Rakhmadianty1, Made Ary Meitriana1, Wayan Cipta2 Jurusan Pendidikan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Biaya dan Klasifikasi Biaya 2.1.1 Konsep Biaya Dalam melaksanakan tanggung jawab perencanaan dan pengendalian manajemen membutuhkan pemahaman yang berkaitan dengan biaya.

Lebih terperinci

DAFTAR ISI DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN...

DAFTAR ISI DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN... DAFTAR ISI DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN... iii vii viii I PENDAHULUAN... 1 1.1. Latar Belakang... 1 1.2.Rumusan Masalah... 4 1.3.Tujuan Penelitian... 5 1.4.Manfaat Penelitian... 5 1.5.Ruang

Lebih terperinci

Implementasi Metode Activity-Based Costing System dalam menentukan Besarnya Tarif Jasa Rawat Inap (Studi Kasus di RS XYZ)

Implementasi Metode Activity-Based Costing System dalam menentukan Besarnya Tarif Jasa Rawat Inap (Studi Kasus di RS XYZ) 19 Implementasi Metode Activity-Based Costing System dalam menentukan Besarnya Tarif Jasa Rawat Inap (Studi Kasus di RS XYZ) Riadi Budiman Program Studi Teknik Industri Jurusan Teknik Elektro Fakultas

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE ACTIVITY BASED COSTING SYSTEM DALAM MENENTUKAN BESARNYA TARIF JASA RAWAT INAP (Studi Kasus Pada RSB Nirmala,Kediri)

PENERAPAN METODE ACTIVITY BASED COSTING SYSTEM DALAM MENENTUKAN BESARNYA TARIF JASA RAWAT INAP (Studi Kasus Pada RSB Nirmala,Kediri) PENERAPAN METODE ACTIVITY BASED COSTING SYSTEM DALAM MENENTUKAN BESARNYA TARIF JASA RAWAT INAP (Studi Kasus Pada RSB Nirmala,Kediri) Ninik Anggraini Dosen Jurusan Akuntansi Fak. Ekonomi UNISKA Kediri ABSTRAK

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Sejarah Singkat The Cipaku Garden Hotel dalam bentuk CV atas nama Hendro Wibowo beserta putrinya,

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Sejarah Singkat The Cipaku Garden Hotel dalam bentuk CV atas nama Hendro Wibowo beserta putrinya, BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Sejarah Singkat The Cipaku Garden Hotel Hotel Cipaku Indah Bandung didirikan pada tanggal 27 September 1983 dalam bentuk CV atas nama Hendro

Lebih terperinci

PERBANDINGAN PENENTUAN TARIF KAMAR HOTEL ANTARA FULL COSTING DENGAN ACTIVITY BASED COSTING PADA HOTEL TIRTONADI PERMAI SURAKARTA

PERBANDINGAN PENENTUAN TARIF KAMAR HOTEL ANTARA FULL COSTING DENGAN ACTIVITY BASED COSTING PADA HOTEL TIRTONADI PERMAI SURAKARTA PERBANDINGAN PENENTUAN TARIF KAMAR HOTEL ANTARA FULL COSTING DENGAN ACTIVITY BASED COSTING PADA HOTEL TIRTONADI PERMAI SURAKARTA Budi Satria Trimurti Endang Masitoh 1,2,3 Jurusan Akuntansi FakultasEkonomi

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORI

BAB 2 TINJAUAN TEORI BAB 2 TINJAUAN TEORI 2.1 Tinjauan Teori 2.1.1 Akuntansi Biaya Akuntansi biaya merupakan akuntansi yang membicarakan tentang penentuan harga pokok dari suatu produk yang diproduksi, baik untuk memenuhi

Lebih terperinci

JURNAL ANALISIS PENERAPAN ACTIVITY-BASED COSTING SYSTEM UNTUK MENENTUKAN HARGA POKOK PRODUKSI PADA PERUSAHAAN MERAH DELIMA BAKERY KOTA KEDIRI

JURNAL ANALISIS PENERAPAN ACTIVITY-BASED COSTING SYSTEM UNTUK MENENTUKAN HARGA POKOK PRODUKSI PADA PERUSAHAAN MERAH DELIMA BAKERY KOTA KEDIRI JURNAL ANALISIS PENERAPAN ACTIVITY-BASED COSTING SYSTEM UNTUK MENENTUKAN HARGA POKOK PRODUKSI PADA PERUSAHAAN MERAH DELIMA BAKERY KOTA KEDIRI ANALYSIS OF IMPLEMENTATION OF ACTIVITY-BASED COSTING SYSTEM

Lebih terperinci

PENENTUAN HARGA POKOK PENJUALAN KAMAR MENGGUNAKAN ACTIVITY BASED COSTING PADA WHIZ HOTEL SEMARANG VONNY SETYOWATI B

PENENTUAN HARGA POKOK PENJUALAN KAMAR MENGGUNAKAN ACTIVITY BASED COSTING PADA WHIZ HOTEL SEMARANG VONNY SETYOWATI B PENENTUAN HARGA POKOK PENJUALAN KAMAR MENGGUNAKAN ACTIVITY BASED COSTING PADA WHIZ HOTEL SEMARANG VONNY SETYOWATI B12 2009 01411 UNIVERSITAS DIAN NUSWANTORO ABSTRACTION This study aims to determine how

Lebih terperinci

Risma Yurnita, Holly Deviarti. Universitas Bina Nusantara Jln. Kebon Jeruk Raya No. 20 Jakarta Barat Phone

Risma Yurnita, Holly Deviarti. Universitas Bina Nusantara Jln. Kebon Jeruk Raya No. 20 Jakarta Barat Phone ANALISIS PERBANDINGAN METODE TRADISIONAL DENGAN METODE ACTIVITY BASED COSTING UNTUK MENGHITUNG HARGA POKOK PRODUKSI (STUDI KASUS PADA PT.PYRAMID MEGAH SAKTI DI MAKASSAR) Risma Yurnita, Holly Deviarti Universitas

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Biaya Biaya merupakan pengeluaran-pengeluaran yang dikeluarkan oleh perusahaan untuk suatu proses produksi. Untuk mendefinisikan biaya secara jelas, penulis akan memberikan

Lebih terperinci

BAHAN RUJUKAN. 2.1 Akuntansi Biaya

BAHAN RUJUKAN. 2.1 Akuntansi Biaya BAHAN RUJUKAN 2.1 Akuntansi Biaya Penentuan tarif merupakan salah satu bagian dari tujuan akuntansi biaya yaitu perencanaan dan pengambilan keputusan yang dilakukan oleh manajemen, oleh karena itu sebelum

Lebih terperinci

PENERAPAN ACTIVITY BASED COSTING DALAM PENENTUAN MINIMUM BIAYA OPERASIONAL LEMBAGA PENDIDIKAN SWASTA

PENERAPAN ACTIVITY BASED COSTING DALAM PENENTUAN MINIMUM BIAYA OPERASIONAL LEMBAGA PENDIDIKAN SWASTA 25 PENERAPAN ACTIVITY BASED COSTING DALAM PENENTUAN MINIMUM BIAYA OPERASIONAL LEMBAGA PENDIDIKAN SWASTA Novy Karmelita Indrawati Email : Nov_karmel@yahoo.com STIE INDOCAKTI Jl. Besar Ijen No. 90-92 Malang,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bisnis perhotelan ini dapat diawali dengan mengkaji dan memperbaiki sistem

BAB I PENDAHULUAN. bisnis perhotelan ini dapat diawali dengan mengkaji dan memperbaiki sistem BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Belakangan ini, bisnis perhotelan mengalami perkembangan signifikan dari tahun ke tahun. Menjamurnya bisnis bidang ini, menuntut pelaku bisnis perhotelan senantiasa

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. a. Pengertian Mutu Pelayanan Kesehatan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. a. Pengertian Mutu Pelayanan Kesehatan 11 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Pustaka 1. Mutu Pelayanan Kesehatan a. Pengertian Mutu Pelayanan Kesehatan Mutu adalah tingkat dimana pelayanan kesehatan pasien ditingkatkan mendekati hasil yang diharapkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. suatu unit usaha (baik milik pemerintah maupun swasta), dimana lembaga

BAB I PENDAHULUAN. suatu unit usaha (baik milik pemerintah maupun swasta), dimana lembaga BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rumah Sakit adalah suatu lembaga pelayanan kesehatan dan sekaligus sebagai suatu unit usaha (baik milik pemerintah maupun swasta), dimana lembaga kesehatan ini dari

Lebih terperinci

PENERAPAN ACTIVITY BASED COSTING SYSTEM DALAM MENENTUKAN HARGA POKOK KAMAR HOTEL (STUDI PADA HOTEL GREEN EDEN MANADO) ABSTRACT

PENERAPAN ACTIVITY BASED COSTING SYSTEM DALAM MENENTUKAN HARGA POKOK KAMAR HOTEL (STUDI PADA HOTEL GREEN EDEN MANADO) ABSTRACT PENERAPAN ACTIVITY BASED COSTING SYSTEM DALAM MENENTUKAN HARGA POKOK KAMAR HOTEL (STUDI PADA HOTEL GREEN EDEN MANADO) Shelby Estereniy Siby 1, Ventje Ilat 2, Meily Y.B Kalalo 3 1,2,3 Jurusan Akuntansi,

Lebih terperinci

ANALISIS HARGA POKOK PRODUKSI DENGAN METODE TRADISIONAL DAN METODE ACTIVITY BASED COSTING (ABC) PADA PT. LAKSANA TEKHNIK MAKMUR

ANALISIS HARGA POKOK PRODUKSI DENGAN METODE TRADISIONAL DAN METODE ACTIVITY BASED COSTING (ABC) PADA PT. LAKSANA TEKHNIK MAKMUR ANALISIS HARGA POKOK PRODUKSI DENGAN METODE TRADISIONAL DAN METODE ACTIVITY BASED COSTING (ABC) PADA PT. LAKSANA TEKHNIK MAKMUR Tri Rohma Sari, Pariang Siagian Binus University, Jln. Kebon Jeruk Raya No.

Lebih terperinci

PENENTUAN TARIF JASA KAMAR HOTEL DENGAN METODE ACTIVITY BASED COSTING SYSTEM PADA HOTEL GRAND VICTORIA DI SAMARINDA. Abstract

PENENTUAN TARIF JASA KAMAR HOTEL DENGAN METODE ACTIVITY BASED COSTING SYSTEM PADA HOTEL GRAND VICTORIA DI SAMARINDA. Abstract PENENTUAN TARIF JASA KAMAR HOTEL DENGAN METODE ACTIVITY BASED COSTING SYSTEM PADA HOTEL GRAND VICTORIA DI SAMARINDA Indri Kristiani Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Mulawarman Set Asmapane Fakultas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Banyak badan usaha yang mengalami krisis dalam menjalankan usahanya karena

BAB I PENDAHULUAN. Banyak badan usaha yang mengalami krisis dalam menjalankan usahanya karena BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam dunia global saat ini persaingan antar badan usaha semakin meningkat. Banyak badan usaha yang mengalami krisis dalam menjalankan usahanya karena tidak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. akan terjadi pada beberapa tahun kedepan yang dimana persaingan antar perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. akan terjadi pada beberapa tahun kedepan yang dimana persaingan antar perusahaan BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Penelitian Pada era globalisasi terutama menghadapi adanya perdagangan bebas asia yang akan terjadi pada beberapa tahun kedepan yang dimana persaingan antar perusahaan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. selalu mengupayakan agar perusahaan tetap dapat menghasilkan pendapatan yang

BAB II KAJIAN PUSTAKA. selalu mengupayakan agar perusahaan tetap dapat menghasilkan pendapatan yang BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Biaya Setiap perusahaan yang berorientasi pada peningkatan pendapatan akan selalu mengupayakan agar perusahaan tetap dapat menghasilkan pendapatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perusahaan merupakan suatu organisasi yang mempunyai kegiatan tertentu yang sangat kompleks. Pertumbuhan suatu badan usaha biasanya tidak lepas dari berbagai

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. A. Metode Penelitian. untuk disajikan dan selanjutnya dianalisa, sehingga pada akhirnya dapat diambil

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. A. Metode Penelitian. untuk disajikan dan selanjutnya dianalisa, sehingga pada akhirnya dapat diambil 41 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Dalam penyusunan skripsi ini, penulis menggunakan metode penelitian deskriptif (Descriptive Research) karena pembahasannya disusun secara sistematis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan-perusahaan domestik harus mempersiapkan secara matang kinerja dan

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan-perusahaan domestik harus mempersiapkan secara matang kinerja dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dalam era perdagangan bebas setiap perusahaan bersaing tidak hanya pada perusahaan domestik saja, tetapi juga pada perusahaan internasional. Oleh karena

Lebih terperinci

SKRIPSI Digunakan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi (S.E) Pada Program Studi Akuntansi

SKRIPSI Digunakan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi (S.E) Pada Program Studi Akuntansi ANALISIS PERHITUNGAN BIAYA OVERHEAD PABRIK DENGAN MENGGUNAKAN METODE TRADISIONAL DAN ACTIVITY BASED COSTING DALAM MENENTUKAN HARGA POKOK PRODUKSI PADA PERUSAHAAN KECAP MURNI JAYA KEDIRI SKRIPSI Digunakan

Lebih terperinci

MODEL ACTIVITY BASED COSTING (ABC) SEBAGAI MODEL PENENTUAN TARIF JASA PENGINAPAN HOTEL

MODEL ACTIVITY BASED COSTING (ABC) SEBAGAI MODEL PENENTUAN TARIF JASA PENGINAPAN HOTEL MODEL ACTIVITY BASED COSTING (ABC) SEBAGAI MODEL PENENTUAN TARIF JASA PENGINAPAN HOTEL Heri Wahyudi 1 *, Susanto Halim 2 & Fahmi Sulaiman 3* 1 Program Studi Akuntansi, Politeknik LP3I Medan 2 Program Studi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Biaya Menjalankan suatu usaha membutuhkan biaya yang harus dikeluarkan agar perusahaan mampu terus berkualitas. Biaya sendiri merupakan hal yang sangat penting dan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Biaya Pengertian Biaya

BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Biaya Pengertian Biaya BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Biaya 2.1.1 Pengertian Biaya Menurut Mulyadi (2014:8) mendefinisikan biaya sebagai berikut: Dalam arti luas biaya adalah pengorbanan sumber ekonomi yang diukur dalam satuan uang,

Lebih terperinci

Akuntansi Biaya. Rista Bintara, SE., M.Ak. Modul ke: Fakultas Ekonomi dan Bisnis. Program Studi Akuntansi.

Akuntansi Biaya. Rista Bintara, SE., M.Ak. Modul ke: Fakultas Ekonomi dan Bisnis. Program Studi Akuntansi. Modul ke: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Akuntansi Biaya Akuntansi Aktivitas : Perhitungan Biaya Berdasarkan Aktivitas dan Manajemen Berdasarkan Aktivitas (Activity Accounting : Activity Based Costing & Activity

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dalam era perdagangan bebas setiap perusahaan bersaing tidak hanya pada perusahaan domestik saja, tetapi juga pada perusahaan internasional. Oleh karena

Lebih terperinci

IMPLEMENTATION OF ACTIVITY BASED ANALYSIS METHOD COSTING SYSTEM IN PRICING COST OF ROOMS IN HOTEL DYNASTY MAKASSAR

IMPLEMENTATION OF ACTIVITY BASED ANALYSIS METHOD COSTING SYSTEM IN PRICING COST OF ROOMS IN HOTEL DYNASTY MAKASSAR IMPLEMENTATION OF ACTIVITY BASED ANALYSIS METHOD COSTING SYSTEM IN PRICING COST OF ROOMS IN HOTEL DYNASTY MAKASSAR Oleh : Muh.Nur Hatta Email :nhunhogarca@gmail.com Pembimbing I : Mukhtar sapiri Email

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. semacam ini sering disebut juga unit based system. Pada sistem ini biaya-biaya yang

BAB II LANDASAN TEORI. semacam ini sering disebut juga unit based system. Pada sistem ini biaya-biaya yang BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Sistem Pembiayaan Sistem pembiayaan (costing system) secara umum terbagi menjadi dua tipe, yaitu sistem akuntansi biaya konvensional. Sistem akuntansi biaya konvensional menggunakan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Klasifikasi Biaya 2.1.1 Pengertian Biaya Biaya merupakan salah satu pengeluaran yang pasti dalam suatu perusahaan, oleh karenanya, biaya sangat diperlukan dalam

Lebih terperinci

Penerapan Activity Based Costing (ABC) Sebagai Dasar Penetapan Tarif Jasa Rawat Inap (Studi Kasus Pada RSAB Muhammadiyah Probolinggo)

Penerapan Activity Based Costing (ABC) Sebagai Dasar Penetapan Tarif Jasa Rawat Inap (Studi Kasus Pada RSAB Muhammadiyah Probolinggo) 1 Penerapan Activity Based Costing (ABC) Sebagai Dasar Penetapan Tarif Jasa Rawat Inap (Studi Kasus Pada RSAB Muhammadiyah Probolinggo) Application of Activity Based Costing (ABC) As Determination of Hospitalization

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dinyatakan secara otomatis (terkomputerisasi). Sekarang tidak hanya diimplementasikan pada

BAB I PENDAHULUAN. dinyatakan secara otomatis (terkomputerisasi). Sekarang tidak hanya diimplementasikan pada BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Activity Based Costing (ABC system) pada mulanya berkembang pada perusahaan manufaktur yang memiliki teknologi tinggi, yang artinya biaya peralatan jauh lebih

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. klasifikasi dari biaya sangat penting. Biaya-biaya yang terjadi di dalam

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. klasifikasi dari biaya sangat penting. Biaya-biaya yang terjadi di dalam BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1 Tinjauan Teoretis 2.1.1 Biaya 1. Pengertian Biaya Dalam penerapan activity based costing, pemahaman konsep dan klasifikasi dari biaya sangat penting. Biaya-biaya yang terjadi

Lebih terperinci

SUKODONO, SIDOARJO. Irwan Firdaus Mahasiswa Jurusan Akuntansi Universitas Negeri Surabaya

SUKODONO, SIDOARJO. Irwan Firdaus Mahasiswa Jurusan Akuntansi Universitas Negeri Surabaya PENERAPAN ACTIVITY BASED COSTING SEBAGAI DASAR MENENTUKAN TARIF JASA RAWAT INAP PADA RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK ARAFAH ANWAR MEDIKA SUKODONO, SIDOARJO Irwan Firdaus Mahasiswa Jurusan Akuntansi Universitas

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. dari biaya. Carter dan Usry yang diterjemahkan oleh Krista (2006:29) mendefinisikan

BAB II LANDASAN TEORI. dari biaya. Carter dan Usry yang diterjemahkan oleh Krista (2006:29) mendefinisikan BAB II LANDASAN TEORI II.1 Biaya II.1.1 Definisi Biaya Sebelum membahas activity based costing, ada baiknya kita mengerti pengertian dari biaya. Carter dan Usry yang diterjemahkan oleh Krista (2006:29)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu aspek yang cukup berperan dalam menentukan daya saing

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu aspek yang cukup berperan dalam menentukan daya saing -1- BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Salah satu aspek yang cukup berperan dalam menentukan daya saing perusahaan adalah penentuan harga jual produk yang ditawarkan. Perusahaan yang dapat

Lebih terperinci

METODE PEMBEBANAN BOP

METODE PEMBEBANAN BOP METODE PEMBEBANAN BOP ~ Kalkulasi Biaya Berdasar Aktivitas ~.[metode tradisional] Kalkulasi biaya atau costing, adalah cara perhitungan biaya, baik biaya produksi maupun biaya nonproduksi. Yang dimaksud

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. mendefinisikan, Biaya adalah kas atau nilai ekuivalen kas yang dikorbankan

BAB II LANDASAN TEORI. mendefinisikan, Biaya adalah kas atau nilai ekuivalen kas yang dikorbankan BAB II LANDASAN TEORI II.1 Biaya II.1.1 Pengertian Biaya Hansen dan Mowen yang diterjemahkan oleh Hermawan (2000) mendefinisikan, Biaya adalah kas atau nilai ekuivalen kas yang dikorbankan untuk mendapatkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perubahan yang terus bergulir secara global, menuntut perusahaan tidak hanya

BAB I PENDAHULUAN. Perubahan yang terus bergulir secara global, menuntut perusahaan tidak hanya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perubahan yang terus bergulir secara global, menuntut perusahaan tidak hanya beradaptasi terhadap perkembangan pasar, namun juga mengupayakan transformasi menjadi organisasi

Lebih terperinci

PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUKSI PADA CV. DESIGN KREASINDO SAMARINDA. Kuat Sudrajat 1

PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUKSI PADA CV. DESIGN KREASINDO SAMARINDA. Kuat Sudrajat 1 PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUKSI PADA CV. DESIGN KREASINDO SAMARINDA Kuat Sudrajat 1 1 Fakultas Ekonomi, Akuntansi Universitas 17 Agustus 1945 Samarinda, Samarinda. Indonesia. sudrajat@untag-smd.ac.id

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. menerapkan metode Activity Based Costing dalam perhitungan di perusahan. metode yang di teteapkan dalam perusahaan.

BAB II KAJIAN PUSTAKA. menerapkan metode Activity Based Costing dalam perhitungan di perusahan. metode yang di teteapkan dalam perusahaan. BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Penelitian Terdahulu Studi sebelumnya yang dilakukan oleh beberapa peneliti dengan menerapkan metode Activity Based Costing dalam perhitungan di perusahan. Yang dimana

Lebih terperinci

commit to user 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian, Klasifikasi Kos (Cost) dan Biaya (Expense) 1. Kos (Cost) a. Pengertian Kos

commit to user 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian, Klasifikasi Kos (Cost) dan Biaya (Expense) 1. Kos (Cost) a. Pengertian Kos BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian, Klasifikasi Kos (Cost) dan Biaya (Expense) 1. Kos (Cost) a. Pengertian Kos Mulyadi (2003: 4) menjelaskan bahwa kos (cost) adalah kas atau nilai setara kas yang dikorbankan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Para pelaku usaha diharapkan mampu mengikuti perkembangan tersebut serta

BAB I PENDAHULUAN. Para pelaku usaha diharapkan mampu mengikuti perkembangan tersebut serta 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan teknologi yang semakin canggih di era modern mempengaruhi perkembangan duna usaha sehingga mengalami perubahan dari waktu ke waktu. Para pelaku

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Pengertian Akuntansi Biaya dan Konsep Biaya. dan pengambilan keputusan yang lain.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Pengertian Akuntansi Biaya dan Konsep Biaya. dan pengambilan keputusan yang lain. BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori A. Akuntansi Biaya 1. Pengertian Akuntansi Biaya dan Konsep Biaya Menurut Mulyadi (2003) Akuntansi Biaya adalah sistem informasi yang menghasilkan informasi

Lebih terperinci

Akuntansi Biaya. Akuntansi Aktivitas: Perhitungan Biaya Berdasarkan Aktivitas dan Manajemen Berdasarkan Aktivitas

Akuntansi Biaya. Akuntansi Aktivitas: Perhitungan Biaya Berdasarkan Aktivitas dan Manajemen Berdasarkan Aktivitas Akuntansi Biaya Modul ke: Fakultas Fakultas Ekonomi dan BIsnis Program Studi Akuntansi Akuntansi Aktivitas: Perhitungan Biaya Berdasarkan Aktivitas dan Manajemen Berdasarkan Aktivitas Yulis Diana Alfia,

Lebih terperinci

PENENTUAN HARGA JUAL KAMAR HOTEL SAAT LOW SEASON DENGAN METODE COST-PLUS PRICING PENDEKATAN VARIABEL COSTING

PENENTUAN HARGA JUAL KAMAR HOTEL SAAT LOW SEASON DENGAN METODE COST-PLUS PRICING PENDEKATAN VARIABEL COSTING PENENTUAN HARGA JUAL KAMAR HOTEL SAAT LOW SEASON DENGAN METODE COST-PLUS PRICING PENDEKATAN VARIABEL COSTING (Studi kasus pada Hotel Puri Artha Yogyakarta) Nama : Hesti Triyanto Dosen Pembimbing : H. Y.

Lebih terperinci

Gloria S.Rotikan, Penerapan Metode Activity... PENERAPAN METODE ACTIVITY BASED COSTING DALAM PENENTUAN HARGA POKOK PRODUKSI PADA PT.

Gloria S.Rotikan, Penerapan Metode Activity... PENERAPAN METODE ACTIVITY BASED COSTING DALAM PENENTUAN HARGA POKOK PRODUKSI PADA PT. PENERAPAN METODE ACTIVITY BASED COSTING DALAM PENENTUAN HARGA POKOK PRODUKSI PADA PT. TROPICA COCOPRIMA Oleh: Gloria Stefanie Rotikan Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Jurusan Akuntansi Universitas Sam Ratulangi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pada era globalisasi saat ini dimana perindustrian semakin maju dan didukung dengan teknologi informasi dan komunikasi yang berkembang pesat sangat dirasakan

Lebih terperinci

% ,938,800 21,341,838 11,024, , % 77,474,150 5,423,191

% ,938,800 21,341,838 11,024, , % 77,474,150 5,423,191 Lampiran 1 Jenis aktivitas Tenaga kerja Jam tenaga kerja Jumlah jam tenaga kerja Persentase Total Gaji Gaji Uniform Uniform Training Linen Linen Linen Laundry & dry Laundry & dry Laundry & dry cleaning

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dunia usaha semakin berkembang dari hari ke hari, akibatnya setiap perusahaan dihadapkan pada situasi persaingan yang semakin ketat dalam memasarkan produknya.

Lebih terperinci

Lita Mandasari, Kusni Hidayati, Widya Susanti Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Bhayangkara Surabaya

Lita Mandasari, Kusni Hidayati, Widya Susanti Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Bhayangkara Surabaya ANALISIS PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUKSI DENGAN MENGGUNAKAN METODE FULL COSTING PADA PERUSAHAAN REAL ESTATE STUDI KASUS PADA PT. SURYA MUTIARA PROPERTINDO DI SURABAYA Lita Mandasari, Kusni Hidayati, Widya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. organisasi (Mulyadi, 2003;4). Atau lebih singkatnya dapat dikatakan bahwa kos

BAB I PENDAHULUAN. organisasi (Mulyadi, 2003;4). Atau lebih singkatnya dapat dikatakan bahwa kos BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kos adalah kas atau nilai setara kas yang dikorbankan untuk memperoleh barang dan jasa yang diharapkan akan membawa manfaat sekarang atau di masa depan bagi organisasi

Lebih terperinci

BAB 4 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

BAB 4 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH BAB 4 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH 4.1 Kerangka Pemikiran Sistem perhitungan biaya produksi menggunakan metode ABC ini masih termasuk baru sehingga masih banyak perusahaan yang belum mengenal sistem ini

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam praktik bisnis, konsumen menginginkan produk yang sesuai dengan selera kebutuhan mereka, di mana produk tersebut memiliki kualitas tinggi serta harga yang terjangkau.

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. manajemen di dalam mengambil keputusan. Manajemen memerlukan informasi yang

BAB IV PEMBAHASAN. manajemen di dalam mengambil keputusan. Manajemen memerlukan informasi yang BAB IV PEMBAHASAN Kelancaran atau keberhasilan suatu perusahaan tergantung pada kemampuan manajemen di dalam mengambil keputusan. Manajemen memerlukan informasi yang dapat dipercaya sebagai dasar untuk

Lebih terperinci

JURNAL ILMU KESEHATAN MASYARAKAT METODE ACTIVITY BASED COSTING DALAM PENENTUAN TARIF RAWAT INAP DI RSUD KAYUAGUNG TAHUN 2012

JURNAL ILMU KESEHATAN MASYARAKAT METODE ACTIVITY BASED COSTING DALAM PENENTUAN TARIF RAWAT INAP DI RSUD KAYUAGUNG TAHUN 2012 JURNAL ILMU KESEHATAN MASYARAKAT VOLUME 4 Nomor 01 Maret 2013 Artikel Penelitian METODE ACTIVITY BASED COSTING DALAM PENENTUAN TARIF RAWAT INAP DI RSUD KAYUAGUNG TAHUN 2012 THE APPLICATION OF ACTIVITY

Lebih terperinci

ACTIVITY BASED COSTING SYSTEM DALAM PENENTUAN HARGA POKOK KAMAR HOTEL PONDOK ASRI

ACTIVITY BASED COSTING SYSTEM DALAM PENENTUAN HARGA POKOK KAMAR HOTEL PONDOK ASRI Jurnal Ilmu dan Riset Akuntansi Volume 6, Nomor 4, April 2017 ISSN : 2460-0585 ACTIVITY BASED COSTING SYSTEM DALAM PENENTUAN HARGA POKOK KAMAR HOTEL PONDOK ASRI TEGUH ARIFIANTO tarifianto1@gmail.com Dini

Lebih terperinci

Potensi wisata dalam negeri berperan penting bagi industri jasa penginapan. Bisnis

Potensi wisata dalam negeri berperan penting bagi industri jasa penginapan. Bisnis PENENTUAN HARGA POKOK PENJUALAN KAMAR DELUXE DENGAN MENGGUNAKAN METODE ACTIVITY BASED COSTING PADA RESORT G-LAND JOYO S CAMP TAHUN 2010 Insyirah Putikadea Universitas Negeri Surabaya Email: oiagd@yahoo.com

Lebih terperinci

PENERAPAN ACTIVITY BASED COSTING SYSTEM SEBAGAI DASAR MENENTUKAN HARGA POKOK KAMAR HOTEL (Studi Kasus pada Hotel Pelangi Malang Periode 2012)

PENERAPAN ACTIVITY BASED COSTING SYSTEM SEBAGAI DASAR MENENTUKAN HARGA POKOK KAMAR HOTEL (Studi Kasus pada Hotel Pelangi Malang Periode 2012) PENERAPAN ACTIVITY BASED COSTING SYSTEM SEBAGAI DASAR MENENTUKAN HARGA POKOK KAMAR HOTEL (Studi Kasus pada Hotel Pelangi Malang Periode 2012) SEPTYA DEWI CINDRAWATI M. DZULKIROM ZAHROH Z.A Faculty of Administration

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Akuntansi Pada dasarnya informasi dari suatu perusahaan terutama informasi keuangan dibutuhkan oleh berbagai pihak yang berkepentingan terhadap perusahaan, baik pihak

Lebih terperinci

ANALISIS PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUKSI DENGAN MENERAPKAN ACTIVITY BASED COSTING PADA PT. I-WON APPAREL INDONESIA. E-Journal

ANALISIS PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUKSI DENGAN MENERAPKAN ACTIVITY BASED COSTING PADA PT. I-WON APPAREL INDONESIA. E-Journal ANALISIS PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUKSI DENGAN MENERAPKAN ACTIVITY BASED COSTING PADA PT. I-WON APPAREL INDONESIA E-Journal Dibuat Oleh: Vito Vitalogi 022113164 FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS PAKUAN BOGOR

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN A. Perhitungan Harga Pokok Produksi Berdasarkan Metode Tradisional Pada PT. XYZ Perhitungan harga pokok produksi dalam perusahaan, khususnya perusahaan manufaktur masalah

Lebih terperinci

ANALISIS METODE PEMBEBANAN BIAYA PRODUKSI TERHADAP PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUKSI DENGAN METODE FULL COSTING PADA PT. SUMBER DJAJA PERKASA SIDOARJO

ANALISIS METODE PEMBEBANAN BIAYA PRODUKSI TERHADAP PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUKSI DENGAN METODE FULL COSTING PADA PT. SUMBER DJAJA PERKASA SIDOARJO ANALISIS METODE PEMBEBANAN BIAYA PRODUKSI TERHADAP PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUKSI DENGAN METODE FULL COSTING PADA PT. SUMBER DJAJA PERKASA SIDOARJO Setiya Isna Pratiwi, Widya Susanti, Arief Rahman Program

Lebih terperinci

BAB II KERANGKA TEORISTIS PEMIKIRAN. Harga pokok produksi sering juga disebut biaya produksi. Biaya produksi

BAB II KERANGKA TEORISTIS PEMIKIRAN. Harga pokok produksi sering juga disebut biaya produksi. Biaya produksi BAB II KERANGKA TEORISTIS PEMIKIRAN 2.1 Harga Pokok Produksi 1. Pengertian Harga Pokok Produksi Harga pokok produksi sering juga disebut biaya produksi. Biaya produksi adalah biaya yang dikeluarkan untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan profitabilitas dalam mencapai tujuan perusahaan tersebut. Pada zaman

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan profitabilitas dalam mencapai tujuan perusahaan tersebut. Pada zaman BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tujuan perusahaan adalah dapat menjaga kelangsungan hidupnya secara terus menerus. Dalam hal ini perusahaan diharapkan untuk dapat semakin berkembang dan meningkatkan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Persaingan global berpengaruh pada pola perilaku perusahaan-perusahaan

BAB II LANDASAN TEORI. Persaingan global berpengaruh pada pola perilaku perusahaan-perusahaan 9 BAB II LANDASAN TEORI II.1. SISTEM AKUNTANSI BIAYA TRADISIONAL Persaingan global berpengaruh pada pola perilaku perusahaan-perusahaan dalam mengelola biaya produksi suatu produk. Teknologi yang bermunculan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. terjadi untuk tujuan tertentu. Biaya dalam arti sempit dapat diartikan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. terjadi untuk tujuan tertentu. Biaya dalam arti sempit dapat diartikan BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teoritis 1. Pengertian Biaya Biaya dalam arti luas adalah pengorbanan sumber ekonomi, yang diukur dalam satuan uang yang telah terjadi atau yang kemungkinan akan terjadi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. keyakinan bahwa dunia menjadi lebih homogen dan perbedaan-perbedaan

BAB I PENDAHULUAN. keyakinan bahwa dunia menjadi lebih homogen dan perbedaan-perbedaan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Globalisasi merupakan suatu prakarsa bisnis yang didasarkan pada keyakinan bahwa dunia menjadi lebih homogen dan perbedaan-perbedaan diantara pasar nasional

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Activity-Based Costing Activity Based Costing merupakan metode yang menerapkan konsepkonsep akuntansi aktivitas untuk menghasilkan perhitungan harga pokok produk yang

Lebih terperinci

Contoh PT kertasjaya memproduksi 2 macam produk. Contoh peraga 5.2 Perhitungan biaya satuan : produk tunggal. Biaya produksi

Contoh PT kertasjaya memproduksi 2 macam produk. Contoh peraga 5.2 Perhitungan biaya satuan : produk tunggal. Biaya produksi PENENTUAN HARGA POKOK BERDASARKAN AKTIVITAS ( ACTIVITY BASED COSTING) Pendahuluan Keterbatasan penentuan harga pokok konvensional terletak pada pembebanan overhead. Dalam system biaya tradisional ada dua

Lebih terperinci

PERHITUNGAN BIAYA BERDASARKAN AKTIVITAS (ABC) : ALAT BANTU PEMBUAT KEPUTUSAN

PERHITUNGAN BIAYA BERDASARKAN AKTIVITAS (ABC) : ALAT BANTU PEMBUAT KEPUTUSAN PERHITUNGAN BIAYA BERDASARKAN AKTIVITAS (ABC) : ALAT BANTU PEMBUAT KEPUTUSAN Gejala-gejala Sistem Biaya yang Telah Usang 1. Hasil penawaran yang sulit dijelaskan 2. Harga jual bervolume tinggi yang ditetapkan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. pada posisi , 02 sampai ,40 Bujur Timur, ,67

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. pada posisi , 02 sampai ,40 Bujur Timur, ,67 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 2. Diskripsi CV. Jawa Dipa CV. Jawa Dipa merupakan salah satu badan usaha yang bergerak dibidang permebelan yang ada di Desa Bondo, Kecamatan

Lebih terperinci

BAB II PENENTUAN BIAYA OVERHEAD PABRIK (BOP) BERDASARKAN ACTIVITY BASED COSTING (ABC) 2.1. Sistem Akuntansi Biaya Tradisional

BAB II PENENTUAN BIAYA OVERHEAD PABRIK (BOP) BERDASARKAN ACTIVITY BASED COSTING (ABC) 2.1. Sistem Akuntansi Biaya Tradisional BAB II PENENTUAN BIAYA OVERHEAD PABRIK (BOP) BERDASARKAN ACTIVITY BASED COSTING (ABC) 2.1. Sistem Akuntansi Biaya Tradisional Perkembangan teknologi yang semakin pesat, mengakibatkan perubahan pola persaingan

Lebih terperinci

ANALISIS HARGA POKOK PRODUKSI MENGGUNAKAN METODE KONVENSIONAL DAN METODE ACTIVITY BASED COSTING (ABC) PADA PERUSAHAAN ROTI IDEAL

ANALISIS HARGA POKOK PRODUKSI MENGGUNAKAN METODE KONVENSIONAL DAN METODE ACTIVITY BASED COSTING (ABC) PADA PERUSAHAAN ROTI IDEAL ANALISIS HARGA POKOK PRODUKSI MENGGUNAKAN METODE KONVENSIONAL DAN METODE ACTIVITY BASED COSTING (ABC) PADA PERUSAHAAN ROTI IDEAL Ayu Khusnul Khotimah 21213543 Dosen Pembimbing : Supiningtyas Purwaningrum,

Lebih terperinci