BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II TINJAUAN PUSTAKA"

Transkripsi

1 A. Strangles BAB II TINJAUAN PUSTAKA Strangles adalah penyakit penting pada kuda. Penyakit ini dapat menyebabkan pembesaran limfonodus di leher dan muka. Strangles dapat menyerang pada semua umur terutama umur muda. Umur muda yaitu 4 bulan pertama dapat diproteksi dengan imunitas pasif melalui kolostrum. Strangles disebarkan melalui inhalasi dan ingesti. Streptococcus equi dapat ditemukan di cairan hidung atau nanah dari abses yang pecah dari hewan yang terinfeksi. Penularan dapat terjadi dengan cara bersin, batuk atau kontak hidung hewan yang terinfeksi dengan hewan yang sehat. Streptococcus equi juga dapat menular dengan cara kontak tidak langsung yaitu melalui lalat di sekitar kandang dan pekerja kandang. Semua kuda yang tertular belum tentu menimbulkan gejala klinis (Wood, 2005). Los Angeles Country Department of Health Service mengatakan akan lebih sulit ketika ada salah satu kuda yang terinfeksi di peternakan kuda maka kontrol terhadap kuda yang lain tidak efektif. Maka kuda yang terinfeksi akan dipindah ke area karantina. Enam belas (16) kuda yang terlihat menimbulkan gejala klinis tersebut untuk beberapa bulan akan di euthanasia (Wood, 2005). Faktor kontribusi penularan strangles di peternakan kuda adalah (Anonimus 2007) : 1) Kondisi kandang yang terlalu sempit (populasi kuda yang terlalu banyak dalam satu kandang) 2) Pengetahuan tentang pengetahuan kuda yang kurang dari manajemen peternakan 3) Sanitasi buruk 4) Kurangnya makanan atau kurangnya pengetahuan tentang makanan yang baik 5) Stres yang tinggi akibat perjalanan jauh 6) Kurangnya pengetahuan untuk manajemen kuda yang baru datang pada suatu kandang.

2 Kuda yang sembuh dari penyakit (tetapi tidak terlalu lama) dapat disertakan dalam perlombaan atau dijual. Kuda betina yang bersifat pembawa (carrier) di breeding farm berperan sebagai penyebar penyakit. Periode Inkubasi Periode inkubasi lebih cepat antara 4-5 hari atau dapat lebih lama hari. Setelah terpapar, inkubasi strangles dapat juga tergantung kondisi cuaca dan kepadatan jumlah kuda pada kandang kecil (Anonimus, 2007). Gelaja Klinis Kuda-kuda yang terkena strangles akan terlihat gejala-gejalanya antara 3-14 hari setelah terpapar. Gejala secara umum adanya proses infeksi yaitu depresi, menurunnya nafsu makan dan demam tinggi 39 o C - 39,5 o C (Prescott & Wright, 2003). Gejala klinis lain terlihat keluarnya cairan hidung (awalnya mukoid, kemudian mengental akhirnya cairan bersifat purulent), batuk yang tidak terlalu parah dan jarang, pembengkakan diantara mandibular yaitu pembengkakan di limfonodus submandibular seperti yang terlihat pada gambar 1. Sehingga kuda yang terkena strangles sering terlihat posisi kepala selalu ke bawah dan dijulurkan. Peradangan dapat terjadi di tenggorokan dan limfonodus (Prescott & Wright, 2003). Gambar 1. Gejala Klinis Penyakit Strangles

3 Dengan adanya progres yang meningkat dari strangles, terlihat abses di dalam submandibular diantara gigi atau limfonodus retropharyngeal (letaknya di belakang tenggorokan). Limfonodus akan lebih keras dan akan sangat sakit akan menyebabkan terganggunya pernapasan. Abses pada limfonodus akan berisi penuh cairan dan akan pecah dalam 7-14 hari. Selanjutnya akan mengeluarkan cairan kental yang mengandung Streptococcus equi. Abses yang pecah akan cepat terbentuk lagi (Prescott & Wright, 2003). Proses penyakit digambarkan secara klasik dimana kuda tua akan terlihat lebih sedikit dalam waktu singkat dengan ada atau tanpa adanya abses limfonodus. Gelala klinis ini akan menyebabkan kekebalan yang bersifat parsial karena virulensi yang rendah dari bakteri tersebut (Prescott & Wright, 2003). Gejala klinis pada kuda betina umur 5 tahun yang diteliti dengan tidak diberi terapi terlihat adanya dyspnoea, halitosis, dan cyanosis. Sedangkan nekrosi terlihat pneumonia dan pleuritis. Pada kuda umur 1 tahun setelah dinekropsi terlihat epistaksis dan hemoptosis (Piche, 1984). Strangles akan bersifat fatal bila adanya komplikasi dengan penyakit lain. Komplikasi strangles yang bersifat fatal dan sering terjadi adalah : Bastard Stangles, menggambarkan adanya infeksi yang terjadi selain pada kelenjar getah bening. Sebagai contoh terjadinya abses dan ruptur di abdominal dan limfonodus paru-paru setelah beberapa minggu atau lebih lama akan terlihatnya perubahan. Abses dan ruptur pada otak dapat juga menyebabkan koma. Abses limfonodus retropharyngeal berisi penuh cairan dan akan pecah menyebabkan masuknya cairan nanah dari tenggorokan ke dalam paruparu (Prescott & Wright, 2003). Purpura hemoragi, akan terjadi imflamasi akut di pembuluh darah perifer terjadi selama 4 minggu menyebabkan adanya kekebalan saat hewan sembuh. Kekebalan yang terjadi akibat formasi kompleks antara antibodi dengan komponen bakteri. Kompleks imun yang terbentuk di dalam kapiler menyebabkan imflamasi terlihat dari hemoragi membran

4 mukus. Hemoragi menyebabkan adanya edema pada kepala, leher, dan beberapa bagian tubuh lain (Prescott & Wright, 2003). Sedangkan komplikasi non fatal/ minor termasuk didalamnya : Miokarditis (peradangan otot jantung) yang selalu ada pada kasus strangles dan proporsinya jarang terjadi di kuda Purulent cellulites (inflamasi jaringan subcutaneous) Laryngeal hemiplegia yaitu paralisis otot tenggorokan, kadang-kadang terdengar ringkikan. Kondisi ini biasanya terjadi setelah adanya abses limfonodus cervical Anemia, gejala ini muncul selama periode penyembuhan disebabkan dari respon kekebalan yang diperantarai lisis sel darah merah Guttural pouch empyema (berisi nanah) sering bersamaan dengan strangles klasik atau dengan periode kesembuhan yang baru terjadi. Guttural pouch akan memanjang berada di ventral diverticulum Eustachian tube. Lokasinya antara dasar kranium dorsal dan pharynx ventral (Prescott & Wright, 2003). Guttural pouch kadang diinfeksi untuk beberapa bulan. Infeksi guttural pouch dengan empyema menghasilkan ruptura abses dalam limfonodus retropharyngeal (Newton et al, 1997). Hewan pembawa (carrier) sangat penting dalam interepizootik Streptococcus equi karena merupakan tanda adanya wabah baru. Kuda-kuda yang sembuh dapat bersifat pembawa (carrier) karena Streptococcus equi masih berada di hidung dan saliva selama 6 minggu kejadian infeksi. Maka dari itu pengambilan isolat strangles sebaiknya diambil ketika hewan sakit selama 6 minggu kejadian infeksi (Prescott dan Wright, 2003). Patogenesa Menurut Sweeney et al. (2005) patogenesa strangles dimulai dengan Streptococcus equi masuk melalui mulut atau hidung dan akan melekat pada sel di daerah kripta dari lidah dan langit-langit tonsil. Selanjutnya bakteri bisa bergabung dengan epitel dari faring dan tuba tonsil. Dalam beberapa jam setelah

5 infeksi, bakteri ini sulit dideteksi pada permukaan mukosa tetapi akan tampak pada sel epitel dan folikel sub-epitel. Perpindahan dapat terjadi secara cepat dalam beberapa jam menuju ke limfonodus mandibula dan supra-pharyngeal yang berasal dari drainase pharyngeal dan daerah tonsil. Komplemen didapatkan adanya faktor generasi setelah interaksi antara faktor komplemen dengan peptidoglikan bakteri dengan menarik neutrofil polimorfonuklear dalam jumlah besar. Kegagalan neutrofil dalam memfagositosis dan membunuh Streptococcus equi akan menjadi kombinasi kapsul hyaluronic acid, antiphagocytic SeM protein, Mac protein dan antiphagocytic faktor yang dihasilkan oleh bakteri Streptococcus equi. Kejadian ini akan memuncak apabila ada akumulasi Streptococcus equi ekstraselular yang dikelilingi rantai panjang oleh degenerasi dalam jumlah banyak. Penyelesaian terakhir dari bakteri akan tergantung lisisnya kapsul abses dan evakuasi isinya. Streptolisin dan streptokinase diduga juga berkontribusi terhadap perkembangan abses dan lisis oleh sel penghancur membran dan aktivasi proteolitik dari plasminogen. Walaupun kejadian didominasi kejadian perubahan saluran pernapasan bagian atas, penyakit ini juga dapat bermestastasis pada daerah lain. Penyebaran penyakit ini dapat melalui jalur aliran buluh darah (hematogenus) dan bisa juga lewat saluran limfatik, sehingga akan membentuk abses pada limfonodus yang lain dan pada organ di daerah thorak dan abdominal. Kejadian ini dikenal sebagai bastard strangles. Metastasis pada otak juga dapat terjadi kira-kira 75% dari kuda yang pernah terkena strangles akan mempunyai daya tahan yang kuat dan mempunyai imunitas abadi (Sweeney et al. 2005). Kuda akan segera sembuh karena resisten terhadap serangan bakteri Streptococcus equi setelah infeksi pertama. Hanya sedikit persentase hewan yang kembali rentan terhadap serangan kedua dari bakteri ini dalam beberapa bulan, hal ini mungkin disebabkan oleh kegagalan dalam menghasilkan konsentrasi antibodi yang cukup. Serum imunoglobulin akan berespon terhadap permukan protein yang terpapar selama masa persembuhan.

6 Diagnosa 1. Kultur Membiakkan bakteri dari swab nasal, cucian nasal, dan pengambilan nanah dari abses merupakan standar baku untuk mendeteksi keberadaan Streptococcus equi. Spesimen akan dioleskan pada Colombia cna agar dengan ditambahkan 5% darah kuda. Apabila pada agar menghasilkan β-hemolisis streptococcus dan bentuk koloni yang mukoid merupakan interpretasi utama streptococcus equi pada biakan agar. Hasil cucian hidung sebenarnya lebih efektif dibandingkan nasal swab untuk mendeteksi jumlah Streptococcus equi karena permukaan dan bagian dalam nasal yang lebih luas. Pencucian hidung dapat dilakukan dengan menanamkan kira-kira 50 ml garam melalui karet tubing yang lembut sepanjang 15 cm dan dimasukkan ke dalam rongga hidung dan kemudian hasil pencucuian dikumpulkan (Sweeney et al 2005). 2. Polymerase Chain Reaction Streptococcus equi menghasilkan M-protein yang biasa disebut SeM. Polymerase Chain Reaction (PCR) merupakan suatu metode untuk menentukan sekuen Deoxyribonucleic acid (DNA) dari SeM, dimana gennya digunakan sebagai antifagositik protein M terhadap Streptococcus equi. Menurut Timoney dan Trachman (1985) dalam Sweeney et al (2005), menyebutkan bahwa PCR didasarkan oleh SeM yang digunakan untuk tambahan pada kultur yang digunakan untuk mendeteksi Streptococcus equi. PCR tidak dapat membedakan antara organisme hidup dengan organisme mati dan hasil positif dari PCR harus dipertimbangkan sampai dapat dipastikan pada media biakan. PCR diperkirakan tiga kali lebih sensitif dibandingkan media kultur lainnya (Timoney dan Artiushin 1997 dalam Sweeney et al 2005). Pada diagnosa dengan PCR, DNA dari Streptococcus equi dapat terdeteksi. PCR dapat digunakan untuk deteksi asimtomatis gejala carrier, menentukan status dari Streptococcus equi dari guttural pouch.

7 3. Serologis Protein tertentu dari Streptococcus equi untuk memperoleh serum antibodi sebagai respon infeksi. Salah satu uji serologis yang dapat digunakan ELISA SeM-spesifik. Uji ini digunakan untuk deteksi infeksi yang baru terjadi, untuk menentukan jenis vaksinasi, identifikasi hewan yang memiliki antibodi yang sangat tinggi dengan predisposisi purpura hemoragika, dan sebagai diagnosa penunjang. Terapi dan Vaksinasi Terapi yang tepat untuk kuda yang terserang strangles biasanya tergantung derajat keparahan penyakit. Secara umum kasus strangles tidak membutuhkan terapi selain istirahat dan hewan selalu kering dan bersih, kandang yang nyaman, pakan yang cocok, dan kualitas pakan yang bagus. Pakan dan minum adalah kemungkinan akses yang cepat untuk Streptococcus equi. Selain itu dapat diberikan antibiotik yaitu penisilin G. Kebanyakan dari kuda memiliki imunitas penuh pada masa pemulihan dari strangles, berlangsung lebih dari 75% dari hewan selama 5 tahun atau lebih. Dengan indikasi ini imunitas tertinggi tubuh dapat terstimulasi. Hal inilah kemungkinan dapat memberikan presentasi yang tepat dari imunogen protektif. Peneliti dari Australia berpendapat imunogen protektif sensitif pada temperatur diatas 56 o C (Sweeney et al. 2005). Earlier bacterin, tipe vaksin yang telah digantikan dengan ekstrak Streptococcus equi dicampur dengan hot acid atau mutanolysin dan detergen. Hot acid memecah dan membuang asam protein resisten dan karbohidrat mutanolisin (muramidase) dengan menghidrolisa dinding sel bakteri. Kontrol dan Pencegahan Penyakit Investigasi kejadian strangles dimulai dari wawancara dengan pemilik kuda untuk mendapatkan sejarah hewan secara lengkap dan untuk mengevaluasi masalah penyakit yang berpotensial untuk menyebar.

8 Pencegahan kejadian strangles dapat dilakukan dengan karantina dan biological screening. Namun dalam hal ini ada beberapa yang perlu diperhatikan dalam upaya pencegahan diantaranya : Pencegahan strangles dengan karantina dan screening sangat sulit dilakukan, terutama tanpa tujuan untuk menurunkan resiko dari infeksi Streptococcus equi. Pemilik akan selalu menanyakan kemungkinan hewan mereka terserang strangles Pencegahan dengan karantina dan screening sulit dilakukan selama terjadi perpindahan dan pencampuran kuda selama musim breeding Jika mungkin terjadi, hewan diperkenalkan dengan populasi baru dan diisolasi selama 3 minggu dan screening Streptococcus equi dilakukan uji pada nasopharyngeal swab. B. Streptococcus equi Klasifikasi Klasifikasi dari Streptococcus equi adalah: Kingdom : Eubacteria Filum : Firmicutes Class : Bacilli Ordo : Lactobacillales Family : Sterptococcaceae Genus : Streptococcus Spesies : Streptococcus equi Bakteri ini termasuk ke dalam beta-hemolisis grup (bila dilihat dari kemampuan bakteri tersebut terhadap reaksi bakteri dalam cawan agar darah). Bakteri ini tidak dapat diisolasi dari manusia. Streptococcus equi memiliki protein yang menyebabkan adanya opsonisasi antibodi pada kuda. Penentu virulensi bakteri tersebut (Timoney dan Eggers, 1997).

9 Etiologi. Streptococcus equi diketahui berasal dari satu biovar atau klone yang sama dengan S. zoopidemicus. Fakta-fakta persuasif didasarkan pada lokus multi enzim dengan elektroforesis. Sehingga lebih jelas bahwa S. equi subsp equi tidak dilegitimasi sebagai spesies tetapi dinamakan kembali S. zoopidemicus biovar equi. Sekarang dokter hewan lebih senang menyebutkan Streptococcus equi untuk penyakit infeksius kuda. Epizoologi. Streptococcus equi merupakan parasit obligat pada kuda. Streptococcus equi bergantung pada ruangnya untuk hidup dan bersifat virulensi. Streptococcus equi dapat bertahan hidup beberapa minggu dalam air tetapi akan mati secara cepat pada tanah dan kondisi panas. C. Kuda Kuda berperan penting dalam kehidupan sehari-hari karena ikut meringankan beban manusia. Sejak dahulu kala peranan kuda sebagai saran transportasi telah berhasil membuka isolasi daerah pedalaman (Soehardjono, 1990). Diperkirakan proses domestikasi kuda telah dilakukan oleh penduduk di pesisir selat Kaspia sekitar tahun yang lalu (Mackay, 1995). Menurut sumber-sumber cerita dari Eropa, sejak SM penggunaan kuda oleh para bangsawan lebih banyak bermotivasi untuk menunjukkan status seseorang, seperti yang dilakukan oleh bangsa Estrusia dari Romawi. Bangsa Asyiria dan Yunani sejak lama telah memanfaatkan kuda sebagai penunjang untuk lebih mempercepat gerakan pasukan. Sedangkan di wilayah Timur Tengah, kereta kuda pada waktu itu digunakan sebagai sarana penunjang para komandan perang dalam memimpin pergerakan para pasukan.

10 Klasifikasi Linnaeus (1758) dalam Wikipedia menyatakan bahwa kuda (Equus caballus) diklasifikasikan ke dalam: Kingdom : Animalia Filum : Chordata Ordo : Perissodactyla Family : Equidae Genus : Equus Spesies : Equus caballus Nenek moyang kuda pertama kali dikenal dengan nama Hyracoterium dan diperkirakan telah ada sekitar juta tahun yang lalu. Memiliki konformasi tubuh ramping dan panjang dengan ukuran tubuh sebesar serigala sehingga dapat bergerak lebih lincah. Pada bagian ekstremitas terdapat 3 jari pada kaki depan dan 4 jari pada kaki belakang. Seiring dengan perubahan struktur formasi geografis dunia, maka kuda juga mengalami proses evolusi menjadi sebesar domba yang dikenal dengan nama Mesohippus dan diperkirakan hidup sekitar 35 juta-25 juta tahun yang lalu. Perubahan morfologis yang terjadi yakni hanya terdapat 3 jari pada kaki depan. Merychippus merupakan perkembangan lebih lanjut dari proses evolusi kuda. Spesies ini memiliki karakteristik yang hampir mirip dengan kuda Shetland poni. Mulai saat itu tidak terjadi perubahan berarti dalam evolusi kuda karena proses adaptasi sudah berlangsung dengan lebih baik. Perkembangan selanjutnya dikenal dengan nama Pliohippus yang diperkirakan hidup sekitar 7-2 juta tahun yang lalu. Pliohippus menjadi kuda berteracak tunggal pertama yang selanjutnya berkembang menjadi Equus caballus yang dikenal saat ini. Kuda Prezwalski yang terdapat di Rusia dan Mongolia dianggap sebagai salah satu nenek moyangnya kuda yang ada saat ini, karena morfologi tubuhnya yang masih mirip dengan ancestor kuda sebelumnya (Kidd, 1995). Kuda (Equus caballus atau Equus ferus caballus) adalah salah satu dari sepuluh spesies modern mamalia dari genus Equus (Wikipedia, 2008). Kuda tergolong ke dalam ordo perissodactyla bersama-sama dengan famili Rhinocerotidae (badak) dan Tapiridae (tapir). Dari ordo perissodactyla, hanya

11 tiga spesies yang didomestikasi yaitu kuda (Equus caballus) dan keledai (Equus asinus dan Equus africanus somalicus) (Ernest et al., 2005). Persilangan dari famili Equidae hampir selalu menghasilkan keturunan yang infertil. Kejadian infertilitas ini mungkin disebabkan oleh perbedaan struktur genom sehingga terjadi kegagalan pada saat pembelahan miosis. Persilangan yang cukup dikenal yaitu antara kuda betina dengan keledai jantan yang menghasilkan bagal (mule) (Ernest et al., 2005). Morfologi Kuda Priangan Salah satu jenis kuda yang menjadi cikal bakal perkembangan kuda di Indonesia adalah kuda (Equus caballus) yang berasal dari pulau Jawa, seperti kuda Tengger, kuda Priangan, dan kuda Dieng. Menurut para ahli, ketiga jenis kuda tersebut merupakan nenek moyang kuda di pulau Jawa yang populasinya terancam punah. Kuda ini tergolong ke dalam kuda poni dengan ukuran tubuh lebih besar jika dibandingkan dengan spesies kuda poni dari wilayah lain di Indonesia, lebih tahan terhadap kondisi lingkungan tropis sepanjang hari, sehingga biasa digunakan oleh para penduduk di Jawa sebagai sarana transportasi. Kuda Jawa ditemukan dalam berbagai corak ragam warna (Mackay, 1995). Kuda jenis ini masih terdapat di daerah Karesidenan Besuki dan Priangan. Persilangan kuda Jawa yang berulang kali, menghasilkan 3 jenis keturunan baru, yaitu : Pertama, Kuda Priangan, merupakan keturunan dari pejantan asal Persia dan Australia, kuda ini tersebar di daerah Jawa Barat, morfologi kuda Priangan secara umum memiliki bentuk badan yang kurang sempurna serta berwatak lebih labil. Kedua, kuda Sandel (Sandelwood), kuda ini selanjutnya menyebar ke wilayah Sumba dan Sumbawa, kuda poni ini memiliki keunikan karena bentuk kepalanya mirip seperti kuda arab, ciri morfologi kuda ini memiliki dada lebar, mata yang lebih besar, konformasi kaki yang kokoh dan dapat ditemukan dalam beragam corak warna (Mackay, 1995). Ketiga, Kuda Gunung, kuda ini jumlahnya tidak banyak dan memiliki konformasi tubuh lebih ramping, namun lama kelamaan jenis kuda Gunung

12 berkurang populasinya dan kemudian menghilang (Soehardjono, 1990). Tinggi kuda Jawa rata-rata 1,15 meter dan bertemperamen labil dibandingkan dengan jenis kuda yang lainnya, konformasi tubuh kuda Jawa dinilai kurang ideal karena terdapat kesenjangan antara ukuran tubuh dan kaki. Selain itu, kuda Jawa juga memiliki kuku yang lembek (Soehardjono, 1990).

TINJAUAN PUSTAKA. Gambar 1 Kuda (Dokumentasi)

TINJAUAN PUSTAKA. Gambar 1 Kuda (Dokumentasi) TINJAUAN PUSTAKA Kuda Gambar 1 Kuda (Dokumentasi) Kuda (Equus caballus) masih satu famili dengan keledai dan zebra, berjalan menggunakan kuku, memiliki sistem pencernaan monogastrik, dan memiliki sistem

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Kuda

TINJAUAN PUSTAKA Kuda TINJAUAN PUSTAKA Kuda Kuda (Equus caballus atau Equus ferus caballus) memiliki klasifikasi ilmiah yaitu kerajaan Animalia (hewan), filum Chordata (bertulang belakang), kelas Mammalia (menyusui), ordo Perissodactylater

Lebih terperinci

MENJELASKAN STRUTUR DAN FUNGSI ORGAN MANUSIA DAN HEWAN TERTENTU, KELAINAN/ PENYAKIT YANG MUNGKIN TERJADI SERTA IMPLIKASINYA PADA SALINGTEMAS

MENJELASKAN STRUTUR DAN FUNGSI ORGAN MANUSIA DAN HEWAN TERTENTU, KELAINAN/ PENYAKIT YANG MUNGKIN TERJADI SERTA IMPLIKASINYA PADA SALINGTEMAS MENJELASKAN STRUTUR DAN FUNGSI ORGAN MANUSIA DAN HEWAN TERTENTU, KELAINAN/ PENYAKIT YANG MUNGKIN TERJADI SERTA IMPLIKASINYA PADA SALINGTEMAS KD 3.8. Menjelaskan mekanisme pertahanan tubuh terhadap benda

Lebih terperinci

STREPTOCOCCUS PNEUMONIAE

STREPTOCOCCUS PNEUMONIAE Nama : Margareta Krisantini P.A NIM : 07 8114 025 STREPTOCOCCUS PNEUMONIAE Streptococcus pneumoniae adalah sel gram possitf berbentuk bulat telur atau seperti bola yang dapat menyebabkan berbagai macam

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. yang cukup besar dan memiliki daya tahan tubuh yang kuat. Seiring dengan

PENDAHULUAN. yang cukup besar dan memiliki daya tahan tubuh yang kuat. Seiring dengan 1 I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sudah sejak lama kuda dikenal dan dimanfaatkan oleh manusia, zaman dahulu kuda digunakan untuk alat transportasi karena kuda mempunyai tenaga yang cukup besar dan memiliki

Lebih terperinci

Penyebab, gejala dan cara mencegah polio Friday, 04 March :26. Pengertian Polio

Penyebab, gejala dan cara mencegah polio Friday, 04 March :26. Pengertian Polio Pengertian Polio Polio atau poliomyelitis adalah penyakit virus yang sangat mudah menular dan menyerang sistem saraf. Pada kondisi penyakit yang bertambah parah, bisa menyebabkan kesulitan 1 / 5 bernapas,

Lebih terperinci

Famili : Picornaviridae Genus : Rhinovirus Spesies: Human Rhinovirus A Human Rhinovirus B

Famili : Picornaviridae Genus : Rhinovirus Spesies: Human Rhinovirus A Human Rhinovirus B RHINOVIRUS: Bila Anda sedang pilek, boleh jadi Rhinovirus penyebabnya. Rhinovirus (RV) menjadi penyebab utama dari terjadinya kasus-kasus flu (common cold) dengan presentase 30-40%. Rhinovirus merupakan

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN. Kuda merupakan mamalia ungulata yang berukuran paling besar di

I PENDAHULUAN. Kuda merupakan mamalia ungulata yang berukuran paling besar di 1 I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kuda merupakan mamalia ungulata yang berukuran paling besar di kelasnya. Kuda dari spesies Equus caballus yang dahulu merupakan bangsa dari jenis kuda liar, kini sudah

Lebih terperinci

NEISSERIA MENINGITIDIS

NEISSERIA MENINGITIDIS NEISSERIA MENINGITIDIS Penyakit Meningokokus adalah satu penyakit berjangkit. Neisseria menigitidis (meningokokus) merupakan bakteri kokus gram negatif yang secara alami hidup di dalam tubuh manusia. Meningokokus

Lebih terperinci

B A B 1 PENDAHULUAN. menginfeksi manusia. Menurut Tuula (2009), bakteri ini berada di kulit (lapisan

B A B 1 PENDAHULUAN. menginfeksi manusia. Menurut Tuula (2009), bakteri ini berada di kulit (lapisan B A B 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Streptococcus β hemolyticus Grup A atau yang disebut juga dengan Streptococcus pyogenes merupakan salah satu bakteri patogen yang banyak menginfeksi manusia. Menurut

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Latar Belakang. Selama tiga dekade ke belakang, infeksi Canine Parvovirus muncul sebagai salah

PENDAHULUAN. Latar Belakang. Selama tiga dekade ke belakang, infeksi Canine Parvovirus muncul sebagai salah PENDAHULUAN Latar Belakang Canine Parvovirus merupakan penyakit viral infeksius yang bersifat akut dan fatal yang dapat menyerang anjing, baik anjing domestik, maupun anjing liar. Selama tiga dekade ke

Lebih terperinci

Anjing Anda Demam, Malas Bergerak dan Cepat Haus? Waspadai Leptospirosis

Anjing Anda Demam, Malas Bergerak dan Cepat Haus? Waspadai Leptospirosis Anjing Anda Demam, Malas Bergerak dan Cepat Haus? Waspadai Leptospirosis Leptospirosis adalah penyakit berbahaya yang diakibatkan oleh bakteri Leptospira interrogans sensu lato. Penyakit ini dapat menyerang

Lebih terperinci

KAJIAN KEPUSTAKAAN. kuda Pony dengan tinggi pundak kurang dari 140 cm. dianggap sebagai keturunan kuda-kuda Mongol (Przewalski) dan kuda Arab.

KAJIAN KEPUSTAKAAN. kuda Pony dengan tinggi pundak kurang dari 140 cm. dianggap sebagai keturunan kuda-kuda Mongol (Przewalski) dan kuda Arab. 7 II KAJIAN KEPUSTAKAAN 2.1 Klasifikasi Kuda Menurut Blakely dan Bade (1991) secara umum klasifikasi zoologis ternak kuda adalah sebagai berikut: Kingdom Filum Sub Filum Kelas Ordo Famili Genus Spesies

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Latar Belakang. beragam di dunia. Kuda (Equus caballus) adalah salah satu bentuk dari

PENDAHULUAN. Latar Belakang. beragam di dunia. Kuda (Equus caballus) adalah salah satu bentuk dari PENDAHULUAN Latar Belakang Indonesia adalah salah satu negara dengan keanekaragaman hayati paling beragam di dunia. Kuda (Equus caballus) adalah salah satu bentuk dari keanekaragaman hewan yang dimiliki

Lebih terperinci

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN GANGGUAN. SISTEM IMUNITAS

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN GANGGUAN. SISTEM IMUNITAS ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN GANGGUAN. SISTEM IMUNITAS Asuhan Keperawatan Pada Pasien dengan Gangguan Sistem Immunitas Niken Andalasari Sistem Imunitas Sistem imun atau sistem kekebalan tubuh

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN 28 HASIL DAN PEMBAHASAN Dipilihnya desa Tanjung, Jati, Pada Mulya, Parigi Mulya dan Wanasari di Kecamatan Cipunegara pada penelitian ini karena daerah ini memiliki banyak peternakan unggas sektor 1 dan

Lebih terperinci

II KAJIAN KEPUSTAKAAN. Kuda (Equus caballus) yang saat ini terdapat di seluruh dunia berasal dari

II KAJIAN KEPUSTAKAAN. Kuda (Equus caballus) yang saat ini terdapat di seluruh dunia berasal dari 8 II KAJIAN KEPUSTAKAAN 2.1 Asal Usul Kuda Kuda (Equus caballus) yang saat ini terdapat di seluruh dunia berasal dari binatang kecil, oleh beberapa ilmuwan disebut sebagai Eohippus atau Dawn horse yang

Lebih terperinci

CATATAN SINGKAT IMUNOLOGI

CATATAN SINGKAT IMUNOLOGI CATATAN SINGKAT IMUNOLOGI rina_susilowati@ugm.ac.id Apakah imunologi itu? Imunologi adalah ilmu yang mempelajari sistem imun. Sistem imun dipunyai oleh berbagai organisme, namun pada tulisan ini sistem

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. disebabkan oleh Salmonella typhi (S.typhi), bersifat endemis, dan masih

BAB I PENDAHULUAN. disebabkan oleh Salmonella typhi (S.typhi), bersifat endemis, dan masih 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Demam tifoid merupakan penyakit infeksi tropik sistemik, yang disebabkan oleh Salmonella typhi (S.typhi), bersifat endemis, dan masih merupakan masalah kesehatan masyarakat

Lebih terperinci

AKABANE A. PENDAHULUAN

AKABANE A. PENDAHULUAN AKABANE Sinonim : Arthrogryposis Hydranencephaly A. PENDAHULUAN Akabane adalah penyakit menular non contagious yang disebabkan oleh virus dan ditandai dengan adanya Arthrogryposis (AG) disertai atau tanpa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. 2006). Kanker leher kepala telah tercatat sebanyak 10% dari kanker ganas di

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. 2006). Kanker leher kepala telah tercatat sebanyak 10% dari kanker ganas di BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kanker leher kepala merupakan kanker yang terdapat pada permukaan mukosa bagian dalam hidung dan nasofaring sampai trakhea dan esophagus, juga sering melibatkan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. keberadaannya sejak abad 19 (Lawson, 1989). Flora konjungtiva merupakan

BAB 1 PENDAHULUAN. keberadaannya sejak abad 19 (Lawson, 1989). Flora konjungtiva merupakan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Adanya mikroorganisme yang normal pada konjungtiva manusia telah diketahui keberadaannya sejak abad 19 (Lawson, 1989). Flora konjungtiva merupakan populasi mikroorganisme

Lebih terperinci

Identifikasi Streptococcus Equi dari Kuda yang Diduga Menderita Strangles. Identification Streptococcus Equi from Horses Suspected Strangles

Identifikasi Streptococcus Equi dari Kuda yang Diduga Menderita Strangles. Identification Streptococcus Equi from Horses Suspected Strangles Jurnal Ilmu Pertanian Indonesia (JIPI), Desember 2012 ISSN 0853 4217 Vol. 17 (3): 199 203 Identifikasi Streptococcus Equi dari Kuda yang Diduga Menderita Strangles Identification Streptococcus Equi from

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Latar Belakang. yang dapat menimbulkan kerugian ekonomi (Wibowo, 2014). Hal ini disebabkan

I. PENDAHULUAN. Latar Belakang. yang dapat menimbulkan kerugian ekonomi (Wibowo, 2014). Hal ini disebabkan I. PENDAHULUAN Latar Belakang Penyakit Avian Influenza (AI) adalah salah satu penyakit infeksi penting yang dapat menimbulkan kerugian ekonomi (Wibowo, 2014). Hal ini disebabkan adanya kematian yang tinggi

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Karakter Biologi Klebsiella pneumoniae K. pneumoniae tergolong dalam kelas gammaproteobacteria, ordo enterobacteriale, dan famili Enterobacteriaceae. Bakteri K. pneumoniae adalah

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Demam tifoid merupakan masalah kesehatan yang penting di negara-negara

I. PENDAHULUAN. Demam tifoid merupakan masalah kesehatan yang penting di negara-negara 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Demam tifoid merupakan masalah kesehatan yang penting di negara-negara berkembang, salah satunya di Indonesia. Penyakit ini disebabkan oleh bakteri Salmonella enterica

Lebih terperinci

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA. Salmonella sp. yang terdiri dari S. typhi, S. paratyphi A, B dan C

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA. Salmonella sp. yang terdiri dari S. typhi, S. paratyphi A, B dan C BAB II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Salmonella sp. 2.1.1 Klasifikasi Salmonella sp. yang terdiri dari S. typhi, S. paratyphi A, B dan C termasuk famili Enterobacteriaceae, ordo Eubacteriales, kelas Schizomycetes

Lebih terperinci

Kanker Paru-Paru. (Terima kasih kepada Dr SH LO, Konsultan, Departemen Onkologi Klinis, Rumah Sakit Tuen Mun, Cluster Barat New Territories) 26/9

Kanker Paru-Paru. (Terima kasih kepada Dr SH LO, Konsultan, Departemen Onkologi Klinis, Rumah Sakit Tuen Mun, Cluster Barat New Territories) 26/9 Kanker Paru-Paru Kanker paru-paru merupakan kanker pembunuh nomor satu di Hong Kong. Ada lebih dari 4.000 kasus baru kanker paru-paru dan sekitar 3.600 kematian yang diakibatkan oleh penyakit ini setiap

Lebih terperinci

KESEHATAN IKAN. Achmad Noerkhaerin P. Jurusan Perikanan-Untirta

KESEHATAN IKAN. Achmad Noerkhaerin P. Jurusan Perikanan-Untirta KESEHATAN IKAN Achmad Noerkhaerin P. Jurusan Perikanan-Untirta Penyakit adalah Akumulasi dari fenomena-fenomena abnormalitas yang muncul pada organisme (bentuk tubuh, fungsi organ tubuh, produksi lendir,

Lebih terperinci

APA ITU TB(TUBERCULOSIS)

APA ITU TB(TUBERCULOSIS) APA ITU TB(TUBERCULOSIS) TB adalah penyakit menular yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium Tubercolusis. Penyakit Tuberkolusis bukanlah hal baru, secara umum kita sudah mengenal penyakit ini. TB bukanlah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kanker adalah penyakit keganasan yang ditandai dengan pembelahan sel

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kanker adalah penyakit keganasan yang ditandai dengan pembelahan sel BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kanker adalah penyakit keganasan yang ditandai dengan pembelahan sel yang tak terkendali dan kemampuan sel-sel tersebut untuk menyerang jaringan lainnya, baik

Lebih terperinci

LISNA UNITA, DRG.M.KES DEPARTEMEN BIOLOGI ORAL

LISNA UNITA, DRG.M.KES DEPARTEMEN BIOLOGI ORAL LISNA UNITA, DRG.M.KES DEPARTEMEN BIOLOGI ORAL MEKANISME PERTAHANAN IMUN DAN NON IMUN SALIVA SALIVA Pembersihan secara mekanik Kerja otot lidah, pipi dan bibir mempertahankan kebersihan sisi-sisi mulut

Lebih terperinci

BAB III VIRUS TOKSO PADA KUCING

BAB III VIRUS TOKSO PADA KUCING BAB III VIRUS TOKSO PADA KUCING 3.1. Virus Tokso Pada Kucing Toksoplasmosis gondii atau yang lebih sering disebut dengan tokso adalah suatu gejala penyakit yang disebabkan oleh protozoa toksoplasmosis

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Latar Belakang. Kebutuhan konsumsi pangan asal hewan di Indonesia semakin meningkat

PENDAHULUAN. Latar Belakang. Kebutuhan konsumsi pangan asal hewan di Indonesia semakin meningkat PENDAHULUAN Latar Belakang Kebutuhan konsumsi pangan asal hewan di Indonesia semakin meningkat seiring dengan pertambahan penduduk yang pesat, membaiknya keadaan ekonomi dan meningkatnya kesadaran masyarakat

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN HASIL DAN PEMBAHASAN Menurut Keputusan Menteri Pertanian Nomor 110/Kpts/TN.530/2/2008 Strangles/Mink Horse/Equine Distemper/ Ingus tenang termasuk ke dalam penyakit eksotik yang ada di Indonesia. Berdasarkan

Lebih terperinci

Asuhan Keperawatan Pada Pasien dengan Gangguan. Sistem Imunitas

Asuhan Keperawatan Pada Pasien dengan Gangguan. Sistem Imunitas Asuhan Keperawatan Pada Pasien dengan Gangguan Sistem Immunitas Niken Andalasari Sistem Imunitas Sistem imun atau sistem kekebalan tubuh adalah suatu sistem dalam tubuh yang terdiri dari sel-sel serta

Lebih terperinci

PEMBAHASAN Jumlah dan Komposisi Sel Somatik pada Kelompok Kontrol

PEMBAHASAN Jumlah dan Komposisi Sel Somatik pada Kelompok Kontrol 30 PEMBAHASAN Jumlah dan Komposisi Sel Somatik pada Kelompok Kontrol Sel somatik merupakan kumpulan sel yang terdiri atas kelompok sel leukosit dan runtuhan sel epitel. Sel somatik dapat ditemukan dalam

Lebih terperinci

Chlamydia psittaci merupakan salah satu bakteri dari genus Chlamydophyla. dikenal juga sebagai Miyagawanella atau Bedsonia. Chlamydia psiitaci

Chlamydia psittaci merupakan salah satu bakteri dari genus Chlamydophyla. dikenal juga sebagai Miyagawanella atau Bedsonia. Chlamydia psiitaci Chlamydia psittaci REKA SUDI 078114036 Abstract Chlamydia psittaci merupakan salah satu bakteri dari genus Chlamydophyla dikenal juga sebagai Miyagawanella atau Bedsonia. Chlamydia psiitaci merupakan bakteri

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. (40 60%), bakteri (5 40%), alergi, trauma, iritan, dan lain-lain. Setiap. (Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, 2013).

BAB I PENDAHULUAN. (40 60%), bakteri (5 40%), alergi, trauma, iritan, dan lain-lain. Setiap. (Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, 2013). 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Faringitis merupakan peradangan dinding faring yang disebabkan oleh virus (40 60%), bakteri (5 40%), alergi, trauma, iritan, dan lain-lain. Setiap tahunnya ± 40 juta

Lebih terperinci

Gejala Penyakit CAMPAK Hari 1-3 : Demam tinggi. Mata merah dan sakit bila kena cahaya. Anak batuk pilek Mungkin dengan muntah atau diare.

Gejala Penyakit CAMPAK Hari 1-3 : Demam tinggi. Mata merah dan sakit bila kena cahaya. Anak batuk pilek Mungkin dengan muntah atau diare. PENYAKIT CAMPAK Apakah setiap bintik-bintik merah yang muncul di seluruh tubuh pada anak balita merupakan campak? Banyak para orangtua salah mengira gejala campak. Salah perkiraan ini tak jarang menimbulkan

Lebih terperinci

Mekanisme Pertahanan Tubuh. Kelompok 7 Rismauzy Marwan Imas Ajeung P Andreas P Girsang

Mekanisme Pertahanan Tubuh. Kelompok 7 Rismauzy Marwan Imas Ajeung P Andreas P Girsang Mekanisme Pertahanan Tubuh Kelompok 7 Rismauzy Marwan Imas Ajeung P Andreas P Girsang Imunitas atau kekebalan adalah sistem mekanisme pada organisme yang melindungi tubuh terhadap pengaruh biologis luar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Influenza (flu) adalah penyakit pernapasan menular yang disebabkan oleh virus influenza yang dapat menyebabkan penyakit ringan sampai penyakit berat (Abelson, 2009).

Lebih terperinci

Awal Kanker Rongga Mulut; Jangan Sepelekan Sariawan

Awal Kanker Rongga Mulut; Jangan Sepelekan Sariawan Sariawan Neng...! Kata-kata itu sering kita dengar pada aneka iklan suplemen obat panas yang berseliweran di televisi. Sariawan, gangguan penyakit pada rongga mulut, ini kadang ditanggapi sepele oleh penderitanya.

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN HASIL DAN PEMBAHASAN Identifikasi dan Persentase Parasit Darah Hasil pengamatan preparat ulas darah pada enam ekor kuda yang berada di Unit Rehabilitasi Reproduksi (URR FKH IPB) dapat dilihat sebagai berikut

Lebih terperinci

Kanker Serviks. Cervical Cancer / Indonesian Copyright 2017 Hospital Authority. All rights reserved

Kanker Serviks. Cervical Cancer / Indonesian Copyright 2017 Hospital Authority. All rights reserved Kanker Serviks Kanker serviks merupakan penyakit yang umum ditemui di Hong Kong. Kanker ini menempati peringkat kesepuluh di antara kanker yang diderita oleh wanita dengan lebih dari 400 kasus baru setiap

Lebih terperinci

Jika tidak terjadi komplikasi, penyembuhan memakan waktu 2 5 hari dimana pasien sembuh dalam 1 minggu.

Jika tidak terjadi komplikasi, penyembuhan memakan waktu 2 5 hari dimana pasien sembuh dalam 1 minggu. Virus Influenza menempati ranking pertama untuk penyakit infeksi. Pada tahun 1918 1919 perkiraan sekitar 21 juta orang meninggal terkena suatu pandemik influenza. Influenza terbagi 3 berdasarkan typenya

Lebih terperinci

Asuhan Keperawatan Anak Preschool dengan ISPA A. Definisi Infeksi saluran pernafasan akut (ISPA) adalah radang akut saluran pernafasan atas maupun bawah yang disebabkan oleh infeksi jasad renik atau bakteri,

Lebih terperinci

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

4. HASIL DAN PEMBAHASAN 4. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Sebanyak 173 dan 62 contoh serum sapi dan kambing potong sejumlah berasal dari di provinsi Jawa Timur, Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Barat, Jakarta dan

Lebih terperinci

PATOGENISITAS MIKROORGANISME

PATOGENISITAS MIKROORGANISME PATOGENISITAS MIKROORGANISME PENDAHULUAN Pada dasarnya dari seluruh m.o yg terdapat di alam, hanya sebagian kecil saja yg patogen maupun potensial patogen. Patogen adalah organisme yg menyebabkan penyakit

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kehidupan manusia tidak dapat lepas dari keberadaan mikroorganisme. Lingkungan di mana manusia hidup terdiri dari banyak jenis dan spesies mikroorganisme. Mikroorganisme

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Letak geografis Kecamatan Kuta Selatan berada di ketinggian sekitar 0-28 meter di

BAB I PENDAHULUAN. Letak geografis Kecamatan Kuta Selatan berada di ketinggian sekitar 0-28 meter di BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Letak geografis Kecamatan Kuta Selatan berada di ketinggian sekitar 0-28 meter di atas permukaan laut. Kecamatan Kuta Selatan sejak tahun 2013 masih mempunyai beberapa

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. disebabkan oleh mikroorganisme Salmonella enterica serotipe typhi yang

I. PENDAHULUAN. disebabkan oleh mikroorganisme Salmonella enterica serotipe typhi yang 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Demam tifoid akut merupakan penyakit infeksi akut bersifat sistemik yang disebabkan oleh mikroorganisme Salmonella enterica serotipe typhi yang dikenal dengan Salmonella

Lebih terperinci

Proses Penyakit Menular

Proses Penyakit Menular Proses Penyakit Menular Bagaimana penyakit berkembang? Spektrum penyakit Penyakit Subklinis (secara klinis tidak tampak) Terinfeksi tetapi tidak menunjukkan tanda-tanda penyakit; biasanya terjadi perubahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Susu formula yang diberikan kepada bayi sebagai pengganti ASI, kerap kali memberikan efek samping yang mengganggu kesehatan bayi seperti alergi. Susu formula secara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Demam tifoid adalah penyakit infeksi bakteri yang disebabkan oleh Salmonella typhi. Demam tifoid masih merupakan penyakit endemik di Indonesia. Hal ini dikaitkan dengan

Lebih terperinci

Mengenal Penyakit Kelainan Darah

Mengenal Penyakit Kelainan Darah Mengenal Penyakit Kelainan Darah Ilustrasi penyakit kelainan darah Anemia sel sabit merupakan penyakit kelainan darah yang serius. Disebut sel sabit karena bentuk sel darah merah menyerupai bulan sabit.

Lebih terperinci

TINJAUAN TENTANG HIV/AIDS

TINJAUAN TENTANG HIV/AIDS BAB 2 TINJAUAN TENTANG HIV/AIDS 2.1 Pengenalan Singkat HIV dan AIDS Seperti yang telah dijelaskan pada bab sebelumnya, HIV adalah virus penyebab AIDS. Kasus pertama AIDS ditemukan pada tahun 1981. HIV

Lebih terperinci

Staphylococcus aureus

Staphylococcus aureus Staphylococcus aureus Staphylococcus aureus adalah bakteri gram positif, tidak bergerak ditemukan satu-satu, berpasangan, berantai pendek atau bergerombol, tidak membentuk spora, tidak berkapsul, dan dinding

Lebih terperinci

Mengapa Kita Batuk? Mengapa Kita Batuk ~ 1

Mengapa Kita Batuk? Mengapa Kita Batuk ~ 1 Mengapa Kita Batuk? Batuk adalah refleks fisiologis. Artinya, ini adalah refleks yang normal. Sebenarnya batuk ini berfungsi untuk membersihkan tenggorokan dan saluran napas. Atau dengan kata lain refleks

Lebih terperinci

COXIELLA BURNETII OLEH : YUNITA DWI WULANSARI ( )

COXIELLA BURNETII OLEH : YUNITA DWI WULANSARI ( ) COXIELLA BURNETII OLEH : YUNITA DWI WULANSARI (078114113) KLASIFIKASI ILMIAH Kingdom : Bacteria Phylum : Proteobacteria Class : Gamma Proteobacteria Order : Legionellales Family : Coxiellaceae Genus :

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang. Penyakit Surra merupakan penyakit pada ternak yang disebabkan oleh

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang. Penyakit Surra merupakan penyakit pada ternak yang disebabkan oleh 1 BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penyakit Surra merupakan penyakit pada ternak yang disebabkan oleh protozoa Trypanosoma evansi. Penyakit ini juga menyerang hewan domestik dan hewan liar. Parasit ini

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara yang jumlah penduduknya terus

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara yang jumlah penduduknya terus I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Indonesia merupakan salah satu negara yang jumlah penduduknya terus mengalami peningkatan sehingga permintaan makanan yang memiliki nilai gizi baik akan meningkat.

Lebih terperinci

PENGANTAR KESEHATAN. DR.dr.BM.Wara K,MS Klinik Terapi Fisik FIK UNY. Ilmu Kesehatan pada dasarnya mempelajari cara memelihara dan

PENGANTAR KESEHATAN. DR.dr.BM.Wara K,MS Klinik Terapi Fisik FIK UNY. Ilmu Kesehatan pada dasarnya mempelajari cara memelihara dan PENGANTAR KESEHATAN DR.dr.BM.Wara K,MS Klinik Terapi Fisik FIK UNY PENGANTAR Ilmu Kesehatan pada dasarnya mempelajari cara memelihara dan meningkatkan kesehatan, cara mencegah penyakit, cara menyembuhkan

Lebih terperinci

SISTEM IMUN (SISTEM PERTAHANAN TUBUH)

SISTEM IMUN (SISTEM PERTAHANAN TUBUH) SISTEM IMUN (SISTEM PERTAHANAN TUBUH) FUNGSI SISTEM IMUN: Melindungi tubuh dari invasi penyebab penyakit; menghancurkan & menghilangkan mikroorganisme atau substansi asing (bakteri, parasit, jamur, dan

Lebih terperinci

Materi Penyuluhan Konsep Tuberkulosis Paru

Materi Penyuluhan Konsep Tuberkulosis Paru 1.1 Pengertian Materi Penyuluhan Konsep Tuberkulosis Paru Tuberkulosis (TB) adalah penyakit infeksi menular yang disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis. Tuberkulosis paru adalah penyakit infeksi kronis

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Protein berperan penting untuk perkembangan kecerdasan otak,

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Protein berperan penting untuk perkembangan kecerdasan otak, I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Protein berperan penting untuk perkembangan kecerdasan otak, pemeliharaan stamina tubuh, percepatan regenerasi sel dan menjaga sel darah merah (eritrosit) agar tidak mudah

Lebih terperinci

MANAJEMEN TERPADU BALITA SAKIT MODUL - 2 PENILAIAN DAN KLASIFIKASI ANAK SAKIT UMUR 2 BULAN SAMPAI 5 TAHUN

MANAJEMEN TERPADU BALITA SAKIT MODUL - 2 PENILAIAN DAN KLASIFIKASI ANAK SAKIT UMUR 2 BULAN SAMPAI 5 TAHUN MANAJEMEN TERPADU BALITA SAKIT MODUL - 2 PENILAIAN DAN KLASIFIKASI ANAK SAKIT UMUR 2 BULAN SAMPAI 5 TAHUN PENDAHULUAN Seorang ibu akan membawa anaknya ke fasilitas kesehatan jika ada suatu masalah atau

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) adalah penyakit saluran pernapasan atas atau bawah yang bersifat akut, biasanya menular, yang dapat menimbulkan berbagai spektrum

Lebih terperinci

Waspada penyakit yang menyebar di musim kemarau : Nocardiosis!

Waspada penyakit yang menyebar di musim kemarau : Nocardiosis! Waspada penyakit yang menyebar di musim kemarau : Nocardiosis! Oleh: Cosmas Mora Yudiatmoko (078114050) Mahasiswa Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta Nocardiosis????, apa itu?? Pertanyaan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Peternakan babi berperan penting dalam meningkatkan perekonomian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Peternakan babi berperan penting dalam meningkatkan perekonomian BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Hog cholera 2.1.1 Epizootiologi Peternakan babi berperan penting dalam meningkatkan perekonomian masyarakat pedesaan di Bali. Hampir setiap keluarga di daerah pedesaan memelihara

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gejala Klinis Ikan Nilem yang Terinfeksi Aeromonas hydrophila 4.1.1 Kerusakan Tubuh Berdasarkan hasil pengamatan, gejala klinis yang pertama kali terlihat setelah ikan diinfeksikan

Lebih terperinci

Komplikasi Diabetes Mellitus Pada Kesehatan Gigi

Komplikasi Diabetes Mellitus Pada Kesehatan Gigi Komplikasi Diabetes Mellitus Pada Kesehatan Gigi Komplikasi diabetes mellitus pada kesehatan gigi masalah dan solusi pencegahannya. Bagi penderita diabetes tipe 2 lebih rentan dengan komplikasi kesehatan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. motil, tidak membentuk spora, tidak membentuk kapsul, aerob, katalase positif,

II. TINJAUAN PUSTAKA. motil, tidak membentuk spora, tidak membentuk kapsul, aerob, katalase positif, II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Aeromonas salmonicida 2.1.1 Klasifikasi dan Morfologi A. salmonicida A. salmonicida merupakan bakteri Gram negatif, berbentuk batang pendek, tidak motil, tidak membentuk spora,

Lebih terperinci

FLU BURUNG AVIAN FLU BIRD FLU. RUSDIDJAS, RAFITA RAMAYATI dan OKE RINA RAMAYANI

FLU BURUNG AVIAN FLU BIRD FLU. RUSDIDJAS, RAFITA RAMAYATI dan OKE RINA RAMAYANI FLU BURUNG AVIAN FLU AVIAN INFLUENZA BIRD FLU RUSDIDJAS, RAFITA RAMAYATI dan OKE RINA RAMAYANI VIRUS INFLUENZA Virus famili orthomyxoviridae Tipe A,B,C Virus A dan B penyebab wabah pada manusia Virus C

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Hepatitis B disebabkan oleh virus Hepatitis B (HBV). HBV ditemukan pada tahun 1966 oleh Dr. Baruch Blumberg berdasarkan identifikasi Australia antigen yang sekarang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit periodontal adalah penyakit yang umum terjadi dan dapat ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit periodontal adalah penyakit yang umum terjadi dan dapat ditemukan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit periodontal adalah penyakit yang umum terjadi dan dapat ditemukan pada 90% dari populasi dunia. Penyakit periodontal merupakan salah satu penyakit gigi dan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Pengamatan Gejala Klinis Pengamatan gejala klinis pada benih ikan mas yang diinfeksi bakteri Aeromonas hydrophila meliputi kelainan fisik ikan, uji refleks, dan respon

Lebih terperinci

HOST. Pejamu, adalah populasi atau organisme yang diteliti dalam suatu studi. Penting dalam terjadinya penyakit karena :

HOST. Pejamu, adalah populasi atau organisme yang diteliti dalam suatu studi. Penting dalam terjadinya penyakit karena : HOST Pendahuluan Definisi Pejamu, adalah populasi atau organisme yang diteliti dalam suatu studi Penting dalam terjadinya penyakit karena : Bervariasi : geografis, sosekbud, keturunan Menentukan kualitas

Lebih terperinci

Etiology dan Faktor Resiko

Etiology dan Faktor Resiko Etiology dan Faktor Resiko Fakta Penyakit ini disebabkan oleh virus hepatitis C (HCV). Virus hepatitis C merupakan virus RNA yang berukuran kecil, bersampul, berantai tunggal, dengan sense positif Karena

Lebih terperinci

LAPORAN GAMBARAN DURATION OF IMMUNITY VAKSIN RABIVET 92. Pusat Veterinaria Farma ABSTRAK

LAPORAN GAMBARAN DURATION OF IMMUNITY VAKSIN RABIVET 92. Pusat Veterinaria Farma ABSTRAK LAPORAN GAMBARAN DURATION OF IMMUNITY VAKSIN RABIVET 92 Darmawan, Dyah Estikoma dan Rosmalina Sari Dewi D Pusat Veterinaria Farma ABSTRAK Untuk mendapatkan gambaran antibodi hasil vaksinasi Rabivet Supra

Lebih terperinci

Kenali Penyakit Periodontal Pada Anjing

Kenali Penyakit Periodontal Pada Anjing Kenali Penyakit Periodontal Pada Anjing Mungkin Anda sudah sering mendengar istilah "penyakit periodontal". Namun, apakah Anda sudah memahami apa arti istilah itu sebenarnya? Kata 'periodontal' berasal

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN 18 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil uji tantang virus AI H5N1 pada dosis 10 4.0 EID 50 /0,1 ml per ekor secara intranasal menunjukkan bahwa virus ini menyebabkan mortalitas pada ayam sebagai hewan coba

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Penyakit ini tersebar di berbagai penjuru dunia. Di Indonesia, penyakit ini bersifat

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Penyakit ini tersebar di berbagai penjuru dunia. Di Indonesia, penyakit ini bersifat I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Toksoplasmosis merupakan salah satu dari sekian banyak penyakit zoonosis, yaitu penyakit yang secara alami dapat menular dari hewan ke manusia. Gejala klinis dari penyakit

Lebih terperinci

Kesehatan Anak - Aneka penyakit anak yg perlu diketahui semua ortu

Kesehatan Anak - Aneka penyakit anak yg perlu diketahui semua ortu Kesehatan Anak - Aneka penyakit anak yg perlu diketahui semua ortu Fakta tentang penyakit Anak Sementara vaksin telah membuat beberapa penyakit masa kanak-kanak yang langka, yang lain masih banyak fakta

Lebih terperinci

ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN DENGAN DEMAM CHIKUNGUNYA Oleh DEDEH SUHARTINI

ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN DENGAN DEMAM CHIKUNGUNYA Oleh DEDEH SUHARTINI ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN DENGAN DEMAM CHIKUNGUNYA Oleh DEDEH SUHARTINI A. PENGERTIAN Chikungunya berasal dari bahasa Shawill artinya berubah bentuk atau bungkuk, postur penderita memang kebanyakan membungkuk

Lebih terperinci

Gambar 4 Diagram batang titer antibodi terhadap IBD pada hari ke-7 dan 28.

Gambar 4 Diagram batang titer antibodi terhadap IBD pada hari ke-7 dan 28. 19 HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil pengamatan terhadap semua kelompok ayam sebelum vaksinasi menunjukan bahwa ayam yang digunakan memiliki antibodi terhadap IBD cukup tinggi dan seragam dengan titer antara

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Malaria merupakan penyakit kronik yang mengancam keselamatan jiwa yang

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Malaria merupakan penyakit kronik yang mengancam keselamatan jiwa yang BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Malaria Malaria merupakan penyakit kronik yang mengancam keselamatan jiwa yang disebabkan oleh parasit yang ditularkan ke manusia melalui gigitan nyamuk yang terinfeksi. 3 Malaria

Lebih terperinci

MODEL MATEMATIKA. Gambar 1 Proses Infeksi Virus HIV terhadap sel Darah Putih Sehat (Feng dan Rong 2006)

MODEL MATEMATIKA. Gambar 1 Proses Infeksi Virus HIV terhadap sel Darah Putih Sehat (Feng dan Rong 2006) 5 MODEL MATEMATIKA Interaksi Virus Terhadap Sel Darah Putih Sehat AIDS adalah penyakit yang disebabkan oleh virus HIV. Virus ini merusak sistem kekebalan tubuh manusia, sehingga tubuh mudah diserang berbagai

Lebih terperinci

Leukemia. Leukemia / Indonesian Copyright 2017 Hospital Authority. All rights reserved

Leukemia. Leukemia / Indonesian Copyright 2017 Hospital Authority. All rights reserved Leukemia Leukemia merupakan kanker yang terjadi pada sumsum tulang dan sel-sel darah putih. Leukemia merupakan salah satu dari sepuluh kanker pembunuh teratas di Hong Kong, dengan sekitar 400 kasus baru

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Kavitas oral ditempati oleh bermacam-macam flora mikroba, yang berperan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Kavitas oral ditempati oleh bermacam-macam flora mikroba, yang berperan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kavitas oral ditempati oleh bermacam-macam flora mikroba, yang berperan mayor dari ekosistem yang kompleks ini yaitu dental plak yang berkembang secara alami pada jaringan

Lebih terperinci

Rickettsia typhi Penyebab Typhus Endemik

Rickettsia typhi Penyebab Typhus Endemik Rickettsia typhi Penyebab Typhus Endemik (Manda Ferry Laverius/078114010) Penyakit typhus disebabkan oleh beragai macam bakteri. Meskipun penyakit ini memiliki kesamaan ciri secara umum, namun typhus dapat

Lebih terperinci

Tabel 3 Tingkat prevalensi kecacingan pada ikan maskoki (Carassius auratus) di Bogor

Tabel 3 Tingkat prevalensi kecacingan pada ikan maskoki (Carassius auratus) di Bogor HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Pemeliharaan Ikan Maskoki (Carassius auratus) Pengambilan sampel ikan maskoki dilakukan di tiga tempat berbeda di daerah bogor, yaitu Pasar Anyar Bogor Tengah, Batu Tulis Bogor

Lebih terperinci

Jangan Sembarangan Minum Antibiotik

Jangan Sembarangan Minum Antibiotik Jangan Sembarangan Minum Antibiotik Beragamnya penyakit infeksi membuat kebanyakan orang segera berobat ke dokter meski hanya penyakit ringan. Rasanya tidak puas jika dokter tidak memberi obat apapun dan

Lebih terperinci

Gambar 1 Rata-rata Jumlah Sel Darah Putih Ikan Lele Dumbo Setiap Minggu

Gambar 1 Rata-rata Jumlah Sel Darah Putih Ikan Lele Dumbo Setiap Minggu BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 1.1 Jumlah Sel Darah Putih (Leukosit) Ikan Lele Dumbo Pada penelitian ini dihitung jumlah sel darah putih ikan lele dumbo untuk mengetahui pengaruh vitamin dalam meningkatkan

Lebih terperinci

TEORI SISTEM IMUN - SMA KELAS XI SISTEM IMUN PENDAHULUAN

TEORI SISTEM IMUN - SMA KELAS XI SISTEM IMUN PENDAHULUAN TEORI SISTEM IMUN - SMA KELAS XI SISTEM IMUN PENDAHULUAN Sistem Imun merupakan semua mekanisme pertahanan yang dapat dimobilisasi oleh tubuh untuk memerangi berbagai ancaman invasi asing. Kulit merupakan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gejala Klinis Benih Lele Sangkuriang yang terinfeksi Aeromonas hydrophila Pengamatan gejala klinis benih lele sangkuriang yang diinfeksikan Aeromonas hydrophila meliputi

Lebih terperinci

Rickettsia prowazekii

Rickettsia prowazekii Rickettsia prowazekii Nama : Eva Kristina NIM : 078114026 Fakultas Farmasi Sanata Dharma Abstrak Rickettsia prowazekii adalah bakteri kecil yang merupakan parasit intraseluler obligat dan ditularkan ke

Lebih terperinci

KAJIAN PUSTAKA. (Ovis amon) yang berasal dari Asia Tenggara, serta Urial (Ovis vignei) yang

KAJIAN PUSTAKA. (Ovis amon) yang berasal dari Asia Tenggara, serta Urial (Ovis vignei) yang II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Asal-Usul dan Klasifikasi Domba Domba yang dijumpai saat ini merupakan hasil domestikasi yang dilakukan manusia. Pada awalnya domba diturunkan dari 3 jenis domba liar, yaitu Mouflon

Lebih terperinci

Hepatitis: suatu gambaran umum Hepatitis

Hepatitis: suatu gambaran umum Hepatitis Hepatitis: suatu gambaran umum Hepatitis Apakah hepatitis? Hepatitis adalah peradangan hati. Ini mungkin disebabkan oleh obat-obatan, penggunaan alkohol, atau kondisi medis tertentu. Tetapi dalam banyak

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Temperatur Tubuh Peningkatan temperatur tubuh dapat dijadikan indikator terjadinya peradangan di dalam tubuh atau demam. Menurut Kelly (1984), temperatur normal tubuh sapi

Lebih terperinci