bemffums.blogspot.com
|
|
- Susanti Hermawan
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 bemffums.blogspot.com
2
3 Serbuk dibagi menjadi 2 yaitu pulvis dan pulveres. Menurut FI III serbuk adalah campuran homogen dari dua atau lebih obat yang diserbukkan. Menurut FI IV, serbuk adalah campuran kering bahan obat atau zat kimia yang dihaluskan, ditujukan untuk pemakaian oral maupun topikal. secara kimia-fisika serbuk mempunyai ukuran antara ,1 mikrometer.
4 campuran obat dan bahan obat yang sesuai kebutuhan dosis lebih tepat, lebih stabil dari sediaan larutan disolusi/melarut cepat dalam tubuh tidak memerlukan banyak bahan tambahan yang tidak perlu
5 kurang baik untuk zat obat yang mudah terurai karena kontak dengan udara sulit untuk ditutupi rasanya (tidak enak maupun baunya) peracikannya membutuhkan waktu yang relatif lama
6 - homogen dan kering, homogenisitasnya dipengaruhi ukuran partikel dan densitasnya/berat jenis - punya derajat kehalusan tertentu
7 1. Pulvis (serbuk tak terbagi) Pulvis adalah serbuk yang tidak dapat terbagi untuk pemakaiannya, contohnya serbuk tabur, serbuk gigi dan serbuk effervecent. R/acid acetylsalicilic 10 mf pulv no Pulveres (serbuk terbagi) Pulveres adalah serbuk yang dapat dibagi dalam bobot yang sama, dibungkus menggunakan kemasan untuk sekali minum, serbuk terbagi boleh dibagi secara visual/penglihatan, maksimal 10 serbuk secara bersamaan. Umumnya serbuk berbobot 0,5 gram, pengisinya laktosa. Penimbangan diperlukan apabila pasien memperoleh dosis 80% dari dosis maksimum untuk sekali atau sehari pakai R/acid acetylosalisilic 0,5 mf pulv dtd no 20
8 Derajat halus serbuk dan pengayak dalam farmakope dinyatakan dalam uraian yang dikaitkan dengan 1 nomor berarti semua serbuk dapat melalui pengayak, jika dinyatakan 2 nomor dimaksudkan semua serbuk dapat melalui pengayak nomor terendah dan tidak lebih dari 40 % melalui pengayak dengan nomor tertinggi. Contoh 44/85.
9 Saccharum lactis, Saccharum album Sampai berat serbuk 500 mg. U/penderita diabetes ---sacharum lactis
10 Serbuk diracik dengan cara mencampur satu persatu, sedikit demi sedikit dan dimulai dari bahan yang jumlahnya sedikit kemudian diayak biasanya menggunakan pengayak tertentu (60) dan dicampur lagi. Khusus pembuatan serbuk tabur : Serbuk tabur tanpa zat berlemak ayak no 100 Serbuk tabur dengan ayak n0.44 Serbuk yang tertinggal diayakan, digerus lagi, diayak, sampai smua terayak
11 Obat yang berbentuk kristal/ bongkahan besar hendaknya digerus halus dulu. Obat yang berkhasiat keras dan jumlahnya sedikit dicampur dengan zat penambah (konstituen) dalam mortir. Obat yang berlainan warna diaduk bersamaan agar tampak bahwa serbuk sudah merata. Obat yang jumlahnya sedikit dimasukkan terlebih dahulu. Obat yang volumenya kecil dimasukkan terlebih dahulu. Jangan mencampur obat berkhasiat keras kedalam mortir dalam keadaan tdk diencerkan, untuk mencegah sebagian obat tertinggal dalam pori-pori /dinding mortir Bagian serbuk yang BJ berlainan, masukkan serbuk yang Bjnya besar baru yang kecil (Mg O+Bismuth subcarbonat) Jangan menggerus serbuk dalam jumlah besar sekaligus, supaya semua halus
12 Membuat serbuk lebih baik bila bahan kering, serbuk kristal menggunakan mortir panas (Kalii Bromid, Natrii Chloridum, dsb) Yang tidak tahan panas, jangan pakai mortir panas (amoni carbonas, natri bicarbonas, amonii chloridum, magnesi peroksida) Mencampur camphora dengan spiritus fortior hingga cukup larut, baru bahan lain sampai spiritus menguap Mencampur stibii pentasulfidum, masukkan dulu serbuk lain sebagian+sp+sisa bagian lainnya Serbuk dengan tinctura/ekstrak liquid, uapkan dulu pelarut diatas water bath+sl. Jika Tingtur, SL dipanasi dulu+tetesi dulu hingga kering (ekstrak belladon,ekstrak hyosciami,digitalis tinct, opii aromatica tinc) Campuran serbuk yang menjadi basah atau mencair, karena serbuk higroskopis, masing2 serbuk dicampur bahan netral lain dulu, setelah itu dicampur Serbuk obat ditambah tablet. Tablet gerus dulu kemudian diayak, baru dicampur bahan lainnya
13 Serbuk terbagi terbungkus dengan kertas perkamen atau dapat juga dengan kertas selofan atau sampul polietilena untuk melindungi serbuk dari pengaruh lingkungan. Serbuk terbagi biasanya dapat dibagi langsung (tanpa penimbangan ) sebelum dibungkus dalam kertas perkamen terpisah dengan cara seteliti mungkin, sehingga tiap-tiap bungkus berisi serbuk yang kurang lebih sama jumlahnya. Hal tersebut bisa dilakukan bila prosentase perbandingan pemakaian terhadapdosis maksimal kurang dari 80 %. Bila prosentase perbandingan pemakaian terhadap DM sama dengan atau lebih besar dari 80 % maka serbuk harus dibagi berdasarkan penimbangan satu per satu.
14 Untuk pemakaian luar, serbuk tak terbagi umumnya dikemas dalam wadah kaleng yang berlubang-lubang atau sejenis ayakan untuk memudahkan penggunaan pada kulit. Misalnya bedak tabur. Sedangkan untuk obat dalam, serbuk tak terbagi biasa disimpan dalam botol bermulut lebar supaya sendok dapat dengan mudah keluar masuk melalui mulut botol. Contohnya serbuk antacid, serbuk laksativa. Wadah dari gelas digunakan pada serbuk yang mengandung bahan obat higroskopis / mudah mencair, serbuk yang mengandung bahan obat yang mudah menguap. Untuk serbuk yang komponennya sensitif terhadap cahaya menggunakan wadah gelas berwarna hijau atau amber
15 PUJI ASMINI
16 Adalah bentuk sediaan obat yang terbungkus dalam cangkang. Cangkang terbuat dari : metil selulosa, gelatin atau bahan lain yang cocok, kenyal atau keras yang berbentuk bulat telur atau silinder berujung bulat.
17 Keuntungan kapsul : Mudah ditelan Dapat menutupi bau dan rasa. Kerugian kapsul : Absorpsi lambat dibanding pulveres. Tidak bisa untuk zat-zat yang mudah menguap karena pori-pori cangkang tidak menahan penguapan. Tidak untuk zat-zat yang higroskopis Tidak untuk balita
18 Obat padat Obat Cair diserbuk halus Dicampur homogen dibagi yang sama Diisikan dalam kapsul kapsul dibersihkan atau dilap dipakai penetes baku atau disetarakan dengan penimbangan diisikan dalam kapsul kapsul dibersihkan atau dilap
19 Kapsul keras (hard capsul) Kapsul lunak (soft capsul) terdiri atas tubuh dan tutup satu kesatuan tersedia dalam bentuk kosong selalu sudah terisi isi bahan padat isi dapat juga padat cara pakai peroral bisa oral, vaginal, rectal, dan topical. bentuk hanya satu macam bentuk macam-macam
20 KAPSUL KERAS KAPSUL LUNAK
21 Ukuran kapsul : no 000 (yang terbesar) sampai no 5 (yang terkecil) yang ada dipasaran Kinin Sulfat (mg) NaHCO3 (mg) Aspirin (mg)
22 Cangkang kapsul kosong dibuat dari : gelatin, gula dan air Gelatin tidak larut dalam air dingin, tapi akan melunak setelah mengabsorpsi air yang beratnya bisa mencai 10 kali berat gelatin. Biasanya pada pembuatan kapsul ini mengisi dan menyegelnya dilakukan secara berkesinambungan dengan menggunakan mesin khusus.
23 Pada udara lembab menjadi lunak, pada udara kering menjadi rapuh. Bila terkena air menjadi sticky (lengket) Tidak larut dalam alkohol, minyak lemak, minyak atsiri Rusak oleh bahan cair berair, alkohol dengan kadar < 90 % dan fenol (pix liquida, kreosot) dibuat pil dahulu baru dimasukkan diencerkan dg minyak lemak ad kadar <40% Tidak dirusak oleh Eter, Etilen chlorid, CCl4, benzen, Ol. caryophlli
24 Kapsul gelatin lunak dibuat dari gelatin dimana ditambahkan gliserin atau alkohol polivalen dan sorbitol supaya gelatin bersifat elastis seperti plastik. Gelatin adalah hasil hidrolisis sebagian kolegen yang diperoleh dari kulit, jaringan ikat putih dan tulang binatang. Gelatin tidak larut dalam air dingin, tapi akan melunak setelah mengabsorpsi air yang beratnya bisa mencai 10 kali berat gelatin.
25 Yang tidak tersatukan dengan air, cairan yang mudah menguap dan tidak menguap ; seperti minyak menguap, minyak nabati, hidrokarbon yang diklorinasi, ester, alkohol dan asam organik Yang tersatukan dengan air, cairan yang tidak menguap seperti polietilen glikol dan surfaktan non ionik, seperti polisorbat 80 Yang tersatukan dengan air dan komponen yang tidak menguap seperti propilen glikol dan isopropil alkohol
26 Keseragaman isi Perbedaan berat
27 Tetapkan kadar 10 kapsul, satu persatu sebagaimana tercantum dalam monografi bahan. Persyaratan untuk keseragaman dosis umumnya terletak antara 85%-115% dari persyaratan monografi yang diinginkan dalam label. Bila satu dosis tidak memenuhi syarat, unit tambahan harus ditetapkan kadarnya.
28 KAPSUL KERAS KAPSUL LUNAK Timbang satu persatu secara seksama 10 kapsul Isi dari kapsul dikeluarkan. Timbang seksama kapsul kosong satu persatu dan tiap kapsul berat bersih dari isinya Hitung berat bersih kapsul dari berat kotornya Timbang seksama 10 kapsul satu persatu untuk mendapatkan berat kotornya Kapsul dibuka, keluarkan isinya Biarkan pelarut menguap dari cangkang sekitar 30 menit Timbang cangkang dan hitung isi netto
29 PUJI ASMINI
30 Pil adalah suatu sediaan berupa masa bulat, mengandung satu atau lebih bahan obat (FI III,1979).
31 Bobot ideal pil mg
32 Pencampuran Penggulungan Pemotongan Pembulatan Penyalutan
33 1. Bahan pengisi: radix liq, Bolus Alba 2. Bahan pengikat : succus liq, glukosa, tragacanth, PGS, PGA 3. Bahan pembasah : air, gliserol, sirop, madu 4. Bahan penabur : likopodium, talk 5. Bahan penyalut : keratin, sirlak, kolodium, gelatin, gula etc.
34 1. Menggunakan 2 g Radix Liq dan 1 g Succus untuk 30 pil. 2. Menggunakan perhitungan bobot ideal pil. Bahan pengisi 2/3 bag dan bahan pengikat 1/3 bag. 3. Obat2 khusus dibuat dg bahan tambahan yg sesuai.
35 R/ Codein HCl 0.02 M f pil dtd No XXX S3ddI Pro: Bpk Amir
36 1. Pil dengan zat-zat yang higroskopis seperti KBr, NH4Cl terlebih dahulu dijenuhkan dengan air. Dibuat dengan penambahan Succus dan Radix Liq masing-masing 1,5 g untuk 7 g obat tsb. 2. Pil dengan ekstrak kental yang bersifat asam lemah bila dicampur dengan zat-zat tertentu akan timbul gas sehingga pil pecah, terlebih dahulu dinetralkan dengan MgO sebanyak 100 mg untuk tiap 3 g ekstrak. Misalnya: adanya ekstrak gentian dengan NaHCO3 akan menghasilkan gas CO2 sehingga pil pecah.
37 1. Pil dengan bahan oksidator dibuat dengan Bolus Alba 100 mg/pil dengan pengikat Adeps atau vaselin. Misalnya KMnO4, AgNO3, KClO3, KNO3 2. Pil yang mengandung bahan obat yang campuran antara bahan obat tersebut basah/obatnya rusak oleh air maka pil dibuat dengan menggunakan bahan pengikat yang sekaligus berfungsi sebagai bahan pembasah. Misalnya: pil asetosal dengan adanya air terurai menjadi as salisilat dan asam asetat, maka dlm pembuatannya digunakan pengikat adeps lanae/ol cacao/vaselin.
38 1. Pil yg mengandung ekstrak kental. Jika jumlah ekstrak kental banyak, maka tidak diperlukan bahan pengikat tambahan. Jika jumlahnya sedikit ditambah Succus sebagai bahan pengikat. 2. Pil yang mengandung bahan obat minyak menguap dan balsam seperti ol eucaliptus dan balsam peruv dibuat dengan 2 cara: Metode Blomberg. Menggunakan gliserin dan Radix Liq Metode Succus Liq dan gliserin
39 Penyalutan pil bertujuan : 1. Menutup rasa 2. Melindungi zat yang mudah teroksidasi 3. Mencegah pil hancur dalam lambung
40 Pil salut enteric merupakan pil yang tidak hancur dilambung, tetapi hancur dalam usus halus Enteric pil digunakan untuk zat aktif yang: Mengiritasi lambung Terurai oleh asam lambung Dimaksudkan untuk efek diusus.
41
42 Tablet adalah sediaan padat kompak yang dibuat secara kempa cetak dalam tabung pipih atau sirkuler, kedua permukaannya rata atau cembung, mengandung satu jenis bahan obat atau lebih dengan atau tanpa bahan tambahan (FI ed III, 1979).
43 Proses produksi mudah dengan biaya produksi (relatif) ringan Mudah digunakan pasien, rasa pahit dapat ditutupi/disalut Mudah dalam pengemasan dan distribusi Keseragaman kandunagan obat terkontrol Stabilitas baik, karena berbentuk sediaan kering Hampir semua obat dapat diberikan dalam bentuk sediaan tablet Dapat disalut menjadi tablet salut
44 Tablet oral: Tablet kempa Tablet effervescent Tablet hisap Tablet salut Tablet pelepasan terprogram (sustained release) Tablet non oral: Tablet bucal (di pipi) Tablet sub lingual (di bawah lidah)
45 Ada tiga metode = granulasi basah, kempa langsung metode granulasi kering
46 Zat berkhhasiat+pengisis+penghancur dicampur homogen +bahan pengikat+zat pewarna Diayak menjadi granul dan dikeringkan dlm lemari pengering derajat Setelah kering dicampur lagi sampai granul ukuran tertentu Ditambah bahan pelicin dan dicetak dimesin
47 Granulasi dengan mencampur zat berkhasiat+pengisi+penghancur+zat pengikat+pelicin dibuat serbuk homogen, massa dikempa tekanan tinggi menjadi tablet besar (slug), Digiling dan diayak hingga diperoleh granul yang diinginkan Granul dikempa kembali dan dicetak tablet sesuai ukuran Keuntungan : tdk perlu panas dan kelembaban dlm proses granulasi ini
48 Jumlah zat berkhasiat per tablet untuk dicetak Zat berkhasiat dapat mengalir bebas (free flowing) dengan baik Zat berkhasiat berbentuk kristal yang dapat mengalir bebas spt heksamin, NaCL, KMnO4
49
50
51
52 Proses pengisian tablet single punch
53
54 Bahan pengisi (filler/diluent) Bahan pengikat (binder) Bahan pengahancur (disintegrant) Bahan pelicin/pelincir Bahan pewarna (coloring agent) Bahan perasa (saporing agent) Bahan pengharum (odoring agent) Dll.
55 Membantu proses pentabletan Memperbaiki hasil akhir tablet
56 Fungsi: Memperbesar volume dan berat tablet Menaikkan bobot jenis granul Contoh: Laktosa (SDL, laktosa anhidrat, tabletosa) Manitol (rasanya manis): untuk tablet hisap Dektrose anhidrat: dapat mengabsorbsi uap air Kalsium fosfat: untuk menaikkan bobot jenis Kalsium dihidrogen fosfat: untuk kompressi langsung Mikrokristal selulosa (Avicel) Sukrosa, Kaolin, Amilum, Glukosa, dll.
57 Fungsi: merekatkan partikel serbuk membentuk granul dengan cara pembentukkan jembatan padat (granulasi basah) Contoh: Pulvis Gu arabicus (PGA) : 5-15% Gelatin : 5-20% Sukrosa : 10-50% Amilum : 5-15% Etil selulosa : 2-5% Glukosa : 10-30% Metal selulosa : 2-10% Poli etilen glikol : 2-15% Poli vinyl pirolidon : 2-15% Natrium alginat : 2-10% Natrium karboksi metil selulosa: 2-10% Tragacanth : 0,5-2% Ket: (%) bahan pengikat menunjukkan persentase dari berat mucilago/solutio
58 Fungsi: memudahkan hancurnya tablet setelah kontak dengan medium Contoh: Amilum (kering): 2%-10% Magnesium aluminium silikat: 1-10% Metil selulosa : 2-10% Asam alginate : 5%-10% Mikrokristal selulosa : 1-10% Natrium lauril sulfat : 0,1-0,5% Natrium alginat : 5-10% Pektin, agar,dll. Ket: (%) bahan penghancur menunjukkan persentase terhadap berat tablet keseluruhan.
59 Fungsi: Memperbaiki fluiditas granul (glidants) Mengurangi friksi dengan dinding matris (lubricants) Mencegah lengketnya dengan stampel (anti adherents) Contoh: Talk : 1%-5% Magnesium stearat : 0,1-1% Asam stearat : 0,1%-1% Silica koloidal : 0,1-0,5% PEG : 2-15% Campuran talk-mg stearat (9:1): 1-2% Ket: (%) bahan pelicin menunjukkan persentase terhadap berat tablet keseluruhan.
60 Diketahui: Bahan pengisi Bahan pengikat Bahan penghancur Bahan pelicin : laktosa : sol gelatin 10% : amilum 5% : talk 1% Jika dikehendaki berat tablet 700 mg Hitunglah masing-masing bahan pada formula berikut apabila dibuat 1000 tablet!
61 R/ Paracetamol Laktose Sol gelatin Amilum Talk 500 mg? qs??
62 Perhitungan: Amilum Talk : 5% x 700 mg : 1% x 700 mg = 35 mg = 7 mg Asumsi: Setiap 600 g serbuk dibutuhkan 50 ml bahan pengikat, maka: Sol gelatin 700/600 x 50 ml : = 58 ml 60 mg Sol gelatin 10% maka jumlah gelatin kering = 10% x 60 ml = 6 ml = 6 mg Lactose = 700 ( ) mg = mg = 152 mg
63 Capping: laminating Binding Picking & Sticking Mottling Tablet rapuh Permukaan tablet kasar Variasi bobot tablet besar
64 Capping yaitu keadaan ketika lapisan atas atau bawah tablet terbelah sebagian atau seluruhnya. Laminating yaitu tablet pecah secara berlapis-lapis Hal ini dapat terjadi segera setelah keluar dari cetakan atau setelah beberapa waktu kemudian (dalam penyimpanan). Penyebabnya: Adanya udara yang ikut terkempa, sehingga setelah tablet keluar dari cetakan udara beraksi ikut mendesak keluar. Hal ini sering terjadi apabila partikel bahan sangat halus. Pengeringan granul kurang sempurna/terlalu kering. Penggunaan stempel (punch) yang baru. Gesekan yang belum lancar antara stempel dan matris (die) dapat memacu terjadinya capping.
65 Binding yaitu keadaan ketika bahan ditablet sebagian melekat di dinding matris, akhibatnya tablet sukar didorong keluar dari matris sehingga permukaan tablet kasar. Penyebabnya adalah: Granul kurang kering Matris sudah usang/die kotor Kerja lubrikan kurang baik
66 Picking yaitu penempelan sebagian massa tablet yang melekat pada stempel/punch. Sticking yaitu penempelan massa tablet pada seluruh stempel Penyebabnya antara lain: Granul kurang kering Stempel sudah usang Pemilihan anti-adherents kurang tepat
67 Motling adalah keadaan terjadinya warna yang tidak merata/bintik-bintik pada permukaan tablet. Penyebabnya adalah: Obat atau hasil uraiannya mempunyai warna yang berbeda dengan bahan tambahan dan tidak tercampur homogen Terjadi peristiwa migrasi selama pengeringan Penggunaan zat warna dan pencampuran yang tidak homogen
68 Tablet rapuh/brittle Penyebabnya adalah: Tekanan kompresi kecil(kurang) atau bisa juga terlalu besar Granul terlalu kering Jumlah fines berlebihan
69 Permukaan kasar penampilam menjadi kuarang menarik Penyebabnya adalah: Binding Picking & sticking
70 Standar deviasi (SD) dan/atau CV besar >5% Penyebabnya adalah: Sifat alir (fluiditas) serbuk/granul jelek Perbedaan berat jenis yang besar (vibrasi) Homogenitas campuran kurang baik
71 Secara umum pemeriksaan kualitas tablet mencakup: Kontrol kualitas bahan baku & pengemas Pemeriksaan homogenitas campuran Pengamatan kualitas granul seperti sifat alir, kandungan air dan kompresibilitas. Kontrol kualitas akhir: keseragaman bobot, kerapuhan, kekerasan, waktu hancur, kadar obat dan kecepatan pelarutan/disolusi.
72 1. Secara Fisis: Tujuannya untuk melihat fungsi dari eksipien Kontrol kualitas tablet secara fisis meliputi uji: Keseragaman bobot Kekerasan Kerapuhan Daya serap dan Waktu hancur tablet. 2. Secara Kimiawi: Tujuannya untuk mengetahui kandungan/kadar bahan obat/zat aktif tablet Kontrol kualitas tablet secara kimiawi meliputi: Uji kandungan aktif, Uji disolusi
73 Untuk mengevaluasi pengaruh dari bahan pelicin, bahan pelicin berhubungan dengan fluiditas serbuk/granul. Caranya: Dua puluh (20) tablet ditimbang satu persatu pada neraca analitik kemudian hitung harga purata (X) dan koefisien variasinya. Parameter yang digunakan adalah harga CV SD CV (%) = % X Hasilnya dibandingkan dengan persyaratan keseragaman bobot menurut Farmakope Indonesia.
74 Untuk mengevaluasi pangaruh bahan pengikat, bahan pengikat akan mempengaruhi kekerasan tablet yakni semakin baik ikatan antar partikel maka tablet akan semakin kuat. Alat yang digunakan adalah Stokes-Monsanto Hardness Tester atau yang lain (gambar). Caranya: Sebuah tablet diletakkan pada ujung alat dengan posisi vertikal. Diputar sekrup pada ujung yang lain sehingga tablet tertekan. Pemutaran dihentikan sampai tablet pecah. Tekanan tablet dibaca pada skala.di lakukan percobaan sebanyakminimal 5 kali dan hitung harga puratanya. Kekerasan tablet biasanya antara 4-6 kg
75
76
77 Merupakan evaluasi terhadap bahan pengikat, semakin baik bahan pengikat maka kerapuhan akan semakin kecil dan sebaliknya. Caranya: Sejumlah 20 tablet dibebas debukan dengan aspirator. Ditimbang seksama dalam neraca analitik kemudian dimasukkan ke dalam friabilator. Pengujian dilakukan selama 4 menit atau sebanyak seratus putaran. dikeluarkan tablet dari alat, dibebasdebukan lagi dan ditimbang. Kerapuhan tablet dinyatakan dalam selisih berat tablet sebelum dan sesudah pengujian dibagi berat mula-mula dikalikan 100%. Kerapuhan tablet yang baik antara 0,8-1%.
78
79 Merupakan evaluasi terhadap bahan penghancur, bahan pengancur yang baik akan mempercepat hancurnya tablet. Caranya: Lima (5) buah tablet dimasukkan ke dalam alat uji waktu hancur (disintegration tester). Setiap tabung diisi 1 tablet. Kemudian dimasukkan ke dalam penangas air dengan suhu sebesar 37oC. Diamati kelima tablet hancur, waktu dicatat pada saat tablet terakhir hancur/larut semua. Catatan : Ketinggian permukaan air penangas sama dengan posisi lubang ayakan pada bagian bawah alat pada saat tabung naik dalam kedudukan tertinggi. dijalankan alat sampai semua fraksi pecahan tablet lewat ayakan yang terletak di bagian bawah alat.
80
81 Merupakan evaluasi terhadap bahan penghancur, bahan pengancur yang baik akan mempercepat daya serap medium ke dalam tablet sehingga akan mempercepat hancurnya tablet.
82 Untuk mengetahui jumlah dan/atau profil pelepasan zat aktif Merupakan evaluasi terhadap kemampuannya eksipien dalam membantu pelepasan zat aktif dari sediaan tablet
83
84
85 Thank u
SERBUK F A R M A S E T I K D A S A R
SERBUK F A R M A S E T I K D A S A R DEFENISI Serbuk adalah campuran obat atau bahan kimia yang halus terbagi-bagi dalam bentuk kering ( FI III). Serbuk adalah campuran homogen dua atau lebih obat yang
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
1 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tablet Tablet adalah sediaan padat, kompak, dibuat secara kempa cetak, dalam bentuk tabung pipih atau sirkuler, kedua permukaannya rata atau cembung, mengandung satu jenis
Lebih terperinciA. DasarTeori Formulasi Tiap tablet mengandung : Fasedalam( 92% ) Starch 10% PVP 5% Faseluar( 8% ) Magnesium stearate 1% Talk 2% Amprotab 5%
A. DasarTeori Formulasi Tiap tablet mengandung : Fasedalam( 92% ) Asetosal 150 mg Starch 10% PVP 5% Laktosa q.s Faseluar( 8% ) Magnesium stearate 1% Talk 2% Amprotab 5% Monografi a. Asetosal Warna Bau
Lebih terperinciDesain formulasi tablet. R/ zat Aktif Zat tambahan (eksipien)
Defenisi tablet Berdasarkan FI III : Tablet adalah sediaan padat kompak, dibuat secara kempa cetak, dalam bentuk tabung pipih atau sirkuler, kedua permukaannya rata atau cembung, mengandung satu jenis
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. adalah obat yang menentang kerja histamin pada H-1 reseptor histamin sehingga
1 BAB 1 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Tablet CTM digunakan sebagai antihistaminikum. Antihistaminikum adalah obat yang menentang kerja histamin pada H-1 reseptor histamin sehingga berguna dalam menekan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. ketoprofen (Kalbe Farma), gelatin (Brataco chemical), laktosa (Brataco
17 BAB III METODE PENELITIAN A. Alat dan Bahan 1. Bahan yang digunakan Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah ketoprofen (Kalbe Farma), gelatin (Brataco chemical), laktosa (Brataco chemical),
Lebih terperinciPulvis Adspersorius (Bedak Tabur) Prof. Dr. Henny Lucida, Apt
Pulvis Adspersorius (Bedak Tabur) Prof. Dr. Henny Lucida, Apt Persyaratan Fisika Partikel halus dalam range ukuran yang hampir sama, tidak mengiritasi kulit bila digunakan Mudah diaplikasikan pada kulit
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Pembuatan Amilum Biji Nangka. natrium metabisulfit agar tidak terjadi browning non enzymatic.
28 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Pembuatan Amilum Biji Nangka Pada penelitian ini didahulu dengan membuat pati dari biji nangka. Nangka dikupas dan dicuci dengan air yang mengalir kemudian direndam larutan
Lebih terperinciSKRIPSI. Oleh: HENI SUSILOWATI K FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA SURAKARTA 2008
OPTIMASI FORMULASI SEDIAAN TABLET TEOFILIN DENGAN STARCH 1500 SEBAGAI BAHAN PENGIKAT DAN EXPLOTAB SEBAGAI BAHAN PENGHANCUR DENGAN MODEL SIMPLEX LATTICE DESIGN SKRIPSI Oleh: HENI SUSILOWATI K100 040 020
Lebih terperinciPEMBAHASAN. R/ Acetosal 100 mg. Mg Stearat 1 % Talkum 1 % Amprotab 5 %
PEMBAHASAN Pada praktikum kali ini kami membuat sediaan tablet dengan cara Granulasi Kering. Tablet yang dibuat sebanyak 300 buah. Komposisi tablet yang akan kami buat adalah sebagai berikut : R/ Acetosal
Lebih terperincibahan tambahan yang memiliki sifat alir dan kompresibilitas yang baik sehingga dapat dicetak langsung. Pada pembuatan tablet diperlukan bahan
BAB 1 PENDAHULUAN Tablet merupakan bentuk sediaan padat yang relatif lebih stabil secara fisika kimia dan bahan obat dalam bentuk sediaan padat yang sering dibuat dengan penambahan bahan tambahan farmasetika
Lebih terperincikurang dari 135 mg. Juga tidak boleh ada satu tablet pun yang bobotnya lebih dari180 mg dan kurang dari 120 mg.
PEMBAHASAN TABLET Setelah dilakukan uji granul dan granul dinyatakan layak untuk dikempa, proses yang selanjutnya dilakukan adalah pencetakan tablet sublingual famotidin. Sebelum pencetakan, yang dilakukan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kemajuan di bidang teknologi dalam industri farmasi telah mengalami perkembangan yang sangat pesat terutama dalam meningkatkan mutu suatu obat. Tablet adalah sediaan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. lunak yang dapat larut dalam saluran cerna. Tergantung formulasinya kapsul terbagi
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kapsul Kapsul adalah sediaan padat yang terdiri dari obat dalam cangkang keras atau lunak yang dapat larut dalam saluran cerna. Tergantung formulasinya kapsul terbagi atas kapsul
Lebih terperinciLAPORAN PRAKTIKUM FARMASETIKA I
LAPORAN PRAKTIKUM FARMASETIKA I PEMBUATAN DAN CARA EVALUASI TABLET ZETASAL Disusun oleh : Nama : Linus Seta Adi Nugraha No. mahasiswa : 09.0064 Tgl. Praktikum : 9 April 2010 Hari : Jumat Dosen pengampu
Lebih terperinciTablet Khusus. (dibuat dalam rangka memenuhi Tugas mata Kuliah TFSP)
Tablet Khusus Tablet Khusus (dibuat dalam rangka memenuhi Tugas mata Kuliah TFSP) Disusun oleh : Dicky Wisnu Ariandi (21081012) Dwi Adiguna (21081014) Indri Nugraha (21081020) Irvan Akhmad Fauzi (21081022)
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Bahan dan Alat
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Bahan dan Alat 3.1.1 Bahan Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah ekstrak daun sirih hijau (Piper betle, L) diperoleh dari PT. Borobudur Natural Herbal Industry,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. ilmu pengetahuan dan tuntutan dalam pemenuhan kesehatan. Maka diperlukan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Teknologi farmasi berkembang dengan pesat seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan tuntutan dalam pemenuhan kesehatan. Maka diperlukan lebih banyak lagi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. memiliki beberapa keuntungan antara lain: 1) ketepatan dosis, 2) mudah cara
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tablet merupakan bentuk sediaan yang paling banyak digunakan, karena memiliki beberapa keuntungan antara lain: 1) ketepatan dosis, 2) mudah cara pemakaiannya,
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Kulit pisang merupakan bahan buangan limbah buah pisang yang jumlahnya cukup banyak. Pada umumnya kulit pisang belum dimanfaatkan secara nyata, kulit pisang
Lebih terperinciBentuk-bentuk Sediaan Obat. Indah Solihah,S.Farm,M.Sc.,Apt
Bentuk-bentuk Sediaan Obat Indah Solihah,S.Farm,M.Sc.,Apt Bentuk sediaan obat 1. Sediaan Padat 2. Sediaan Setengah Padat 3. Sediaan Cair 4. Sediaan Gas Sediaan Padat Sediaan Padat 1. Pulvis/Pulveres/Serbuk
Lebih terperinciSKRIPSI. Oleh : YENNYFARIDHA K FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA SURAKARTA 2008
OPTIMASI FORMULASI SEDIAAN TABLET TEOFILIN DENGAN STARCH 1500 SEBAGAI BAHAN PENGIKAT DAN NATRIUM ALGINAT SEBAGAI BAHAN PENGHANCUR DENGAN MODEL SIMPLEX LATTICE DESIGN SKRIPSI Oleh : YENNYFARIDHA K100040034
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. atau lebih dengan atau zat tambahan. Zat tambahan yang digunakan dapat
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tablet Tablet adalah sediaan padat, dibuat secara kempa-cetak berbentuk rata atau cembung rangkap, umumnya berbentuk bulat, yang mengandung satu jenis obat atau lebih dengan
Lebih terperinciTABLET/OT 2015 Sediaan tablet adalah Sediaan padat kompak dibuat secara kempa cetak dalam bentuk tabung pipih atau serkuler, kedua permukaanya rata
TABLET/OT 2015 Sediaan tablet adalah Sediaan padat kompak dibuat secara kempa cetak dalam bentuk tabung pipih atau serkuler, kedua permukaanya rata atau cembung, mengandung satu jenis obat atau lebih dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. penyakit kurang kalori protein (KKP) dan defisiensi vitamin A serta anemia
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Di Indonesia, anak balita menunjukkan prevalensi paling tinggi untuk penyakit kurang kalori protein (KKP) dan defisiensi vitamin A serta anemia defisiensi
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Pada bab ini akan dibahas mengenai latar belakang dan tujuan penelitian.
BAB 1 PENDAHULUAN Pada bab ini akan dibahas mengenai latar belakang dan tujuan penelitian. 1.1 Latar Belakang Dari jenis-jenis sediaan obat yang ada di pasaran, tablet merupakan bentuk sediaan yang paling
Lebih terperincistruktur yang hidrofobik dimana pelepasannya melalui beberapa tahapan sehingga dapat mempengaruhi kecepatan dan tingkat absorpsi (Bushra et al,
BAB 1 PENDAHULUAN Sediaan farmasi terdapat berbagai macam bentuk berbeda yang didalamnya terkandung suatu bahan obat untuk pengobatan penyakit tertentu. Salah satu bentuk sediaan yang paling populer adalah
Lebih terperinciBAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Pragel pati singkong yang dibuat menghasilkan serbuk agak kasar
BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. HASIL 1. Pembuatan Pragel Pati Singkong Pragel pati singkong yang dibuat menghasilkan serbuk agak kasar berwarna putih. Rendemen pati yang dihasilkan adalah sebesar 90,0%.
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Adanya kemajuan teknologi dalam industri farmasi sekarang ini, terutama di bidang sediaan solida termasuk sediaan tablet yang telah mengalami banyak perkembangan dalam
Lebih terperinciBAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN. Tabel 4.1 Hasil Pemeriksaan Bahan Baku Ibuprofen
BAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN Pemeriksaan bahan baku dilakukan untuk menjamin kualitas bahan yang digunakan dalam penelitian ini. Tabel 4.1 dan 4.2 menunjukkan hasil pemeriksaan bahan baku. Pemeriksaan
Lebih terperinciBUKU PETUNJUK PRAKTIKUM TEKNOLOGI FARMASI
BUKU PETUNJUK PRAKTIKUM TEKNOLOGI FARMASI Tim Pengajar : Septiana Indratmoko, S. Farm., M. Sc., Apt. Elisa Issusilaningtyas, S. Farm., M. Sc., Apt. PROGRAM STUDI S1 FARMASI STIKES AL-IRSYAD AL-ISLAMIYYAH
Lebih terperinciSOLUTIO (Larutan) : Sediaan cair yang mengandung satu jenis obat atau lebih dalam pelarut air suling k.ecuali dinyatakan lain.
SOLUTIO (Larutan) : Sediaan cair yang mengandung satu jenis obat atau lebih dalam pelarut air suling k.ecuali dinyatakan lain. Dapat digunakan sebagai : obat dalam, obat luar, dimasukkan ke dalam rongga
Lebih terperinci2.1.1 Keseragaman Ukuran Kekerasan Tablet Keregasan Tablet ( friability Keragaman Bobot Waktu Hancur
PEMBUATAN GRANUL 1. Cara Basah Zat berkasiat,zat pengisi dan pengkancur dicampur baik bai,laludibasahi dengan larutan bahan pengikat,bila perlu ditambah bahan pewarna.setelah itu diayak menjadi granul,dan
Lebih terperinciPot III : Pot plastik tertutup tanpa diberi silika gel. Pot IV : Pot plastik tertutup dengan diberi silika gel
Pot III : Pot plastik tertutup tanpa diberi silika gel Pot IV : Pot plastik tertutup dengan diberi silika gel Uji dilakukan selama enam hari dalam tempat dengan kelembaban 70% dan suhu 27ºC, setiap hari
Lebih terperinciInkompatibilitas Obat. Heru Sasongko, Apt D3 Farmasi UNS
Inkompatibilitas Obat Heru Sasongko, Apt D3 Farmasi UNS Inkompatibilitas atau tak tercampurkan obat adalah suatu perubahan yang tidak diinginkan pada saat mencampurkan bahan obat dengan bahan obat lainnya.
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Berdasarkan hasil uji formula pendahuluan (Lampiran 9), maka dipilih
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. HASIL 1. Pembuatan Tablet Mengapung Verapamil HCl Berdasarkan hasil uji formula pendahuluan (Lampiran 9), maka dipilih lima formula untuk dibandingkan kualitasnya, seperti
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 1. Pembuatan Tablet Effervescent Tepung Lidah Buaya. Tablet dibuat dalam lima formula, seperti terlihat pada Tabel 1,
35 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. HASIL 1. Pembuatan Tablet Effervescent Tepung Lidah Buaya Tablet dibuat dalam lima formula, seperti terlihat pada Tabel 1, menggunakan metode kering pada kondisi khusus
Lebih terperinciInkompatibilitas Obat. Heru Sasongko, S.Farm.,Apt. D3 Farmasi UNS
Inkompatibilitas Obat Heru Sasongko, S.Farm.,Apt. D3 Farmasi UNS Pengertian Inkompatibilitas atau tak tercampurkan adalah perubahan-perubahan yang tak diinginkan pada waktu mencampurkan bahan obat atau
Lebih terperinciFORMULASI TABLET PARACETAMOL SECARA KEMPA LANGSUNG DENGAN MENGGUNAKAN VARIASI KONSENTRASI AMILUM UBI JALAR (Ipomea batatas Lamk.) SEBAGAI PENGHANCUR
As-Syifaa Vol 08 (02) : Hal. 64-74, Desember 2016 ISSN : 2085-4714 FORMULASI TABLET PARACETAMOL SECARA KEMPA LANGSUNG DENGAN MENGGUNAKAN VARIASI KONSENTRASI AMILUM UBI JALAR (Ipomea batatas Lamk.) SEBAGAI
Lebih terperinci1. Salut gula memberikan permukaan yang halus dan berkilau
Tablet salut berperan untuk fungsi berikut, bisa menyembunyikan rasa dari obat yang tak enak atau tidak menyenangkan, melindungi obat dari pembusukan karena pengaruh lembab atau oksigen, memisahkan ingredient
Lebih terperinciPenghancur (Disintegran) Tablet
TABLET Definisi tablet menurut USP adalah: bentuk sediaan padat yang mengandung bahan obat, dengan atau tanpa aditif yang sesuai. Berbagai tablet bervariasi dalam hal bentuk, ukuran dan bobotnya, tergantung
Lebih terperinciLampiran 1. Perhitungan Pembuatan Tablet Asam Folat. Sebagai contoh F1 (Formula dengan penambahan Pharmacoat 615 1%).
Lampiran 1. Perhitungan Pembuatan Tablet Asam Folat Sebagai contoh F1 (Formula dengan penambahan Pharmacoat 615 1%). Dibuat formula untuk 100 tablet, berat pertablet 00 mg dan penampang tablet 9 mm. Berat
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN Pada bab ini akan dibahas mengenai latar belakang dan tujuan penelitian. 1.1 Latar Belakang Dari jenis sediaan obat yang ada, tablet dan jenis-jenis modifikasinya merupakan sediaan yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu contoh jenis tanaman obat yang bisa dimanfaatkan yaitu daun pepaya (Carica papaya). Menurut penelitian Maniyar dan Bhixavatimath (2012), menunjukkan
Lebih terperinciSediaan perawatan dan pembersih kulit adalah sediaan yang digunakan untuk maksud
CLEANSING CREAM Sediaan perawatan dan pembersih kulit adalah sediaan yang digunakan untuk maksud perawatan kulit agar kulit menjadi bersih dan sehat terlindung dari kekeringan~an sengatan cuaca, baik panas
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tablet merupakan salah satu bentuk sediaan oral berupa sediaan padat, kompak, dibuat secara kempa cetak, dalam bentuk tabung pipih atau sirkuler, kedua permukaannya
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Asetaminofen. Kandungan : tidak kurang dari 98,0 % dan tidak lebih dari 101,0 %
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Uraian Umum 2.1.1. Sifat Fisika dan Kimia Parasetamol Sinonim : Paracetamolum Asetaminofen. Nama kimia : 4-hidroksiasetanilida. Rumus molekul : C 8 H 9 NO 2 Rumus bangun :
Lebih terperinciefek samping terhadap saluran cerna lebih ringan dibandingkan antiinflamasi lainnya. Dosis ibuprofen sebagai anti-inflamasi mg sehari.
BAB 1 PENDAHULUAN Dewasa ini industri farmasi telah tumbuh dan berkembang dengan pesat. Perkembangan tersebut ditandai dengan adanya kemajuan di bidang teknologi farmasi, khususnya dalam pembuatan sediaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mengandung satu jenis obat atau lebih dengan atau tanpa zat tambahan (Depkes RI,
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tablet adalah sediaan padat kompak, dibuat secara kempa cetak, dalam bentuk tabung pipih atau sirkuler, kedua permukaannya rata atau cembung, mengandung satu jenis
Lebih terperinciLAPORAN PRAKTIKUM FARMASETIKA I TABLET ZETAMOL
LAPORAN PRAKTIKUM FARMASETIKA I TABLET ZETAMOL Disusun oleh : Nama : Linus Seta Adi Nugraha No. Mahasiswa : 09.0064 Hari : Jumat Tanggal Praktikum : 19 Maret 2010 Dosen Pengampu : Anasthasia Pujiastuti,
Lebih terperinciBeberapa hal yang menentukan mutu tablet adalah kekerasan tablet dan waktu hancur tablet. Tablet yang diinginkan adalah tablet yang tidak rapuh dan
BAB I PENDAHULUAN Dewasa ini industri farmasi telah tumbuh dan berkembang dengan pesat. Perkembangan tersebut ditandai dengan adanya kemajuan di bidang teknologi farmasi, khususnya dalam pembuatan sediaan
Lebih terperinciBahan tambahan tablet
3 Fa 1 Rian Rinaldy Gunawan 21081034 Wita fajrin Juniati 21081044 Giska Siti Fauziah 21081060 Indri Sri Nuraeni 21081064 Sri Rahayu 21081074 Susan Dwi Anggraeni 21081094 1 Bahan tambahan tablet Bahan Bahan
Lebih terperinciKAPSUL. Pendahuluan Keuntungan Kapsul keras Kapsul lunak Label khusus/saran penggunaan
KAPSUL Pendahuluan Keuntungan Kapsul keras Kapsul lunak Label khusus/saran penggunaan 1 Pendahuluan Definisi : Kapsul adalah cangkang (dapat terbuat dari gelatin, selulosa, purulan, dll) yang berisi dosis
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Rute pemberian secara oral merupakan rute yang paling umum digunakan hingga 50 60% dari keseluruhan bentuk sediaan. Bentuk sediaan padat pada umumnya lebih disukai
Lebih terperinciterbatas, modifikasi yang sesuai hendaknya dilakukan pada desain formula untuk meningkatkan kelarutannya (Karmarkar et al., 2009).
BAB 1 PENDAHULUAN Tablet merupakan bentuk sediaan yang paling popular di masyarakat karena bentuk sediaan tablet memiliki banyak keuntungan, misalnya: massa tablet dapat dibuat dengan menggunakan mesin
Lebih terperinciSedangkan kerugiannya adalah tablet tidak bisa digunakan untuk pasien dengan kesulitan menelan. Absorpsi suatu obat ditentukan melalui disolusi
BAB 1 PENDAHULUAN Sampai saat ini, sediaan farmasi yang paling banyak digunakan adalah sediaan tablet, yang merupakan sediaan padat kompak, dibuat secara kempa cetak, dalam bentuk tabung pipih atau sirkular,
Lebih terperinciINKOMPATIBILITAS PADA PERESEPAN. Rina Wijayanti, M. Sc., Apt
INKOMPATIBILITAS PADA PERESEPAN Rina Wijayanti, M. Sc., Apt Sasaran Belajar Mengetahui macam inkompatibilitas pada peresepan INKOMPATIBILITAS SEBERAPA PENTING? EFEK? APA YANG DIMAKSUD? JENIS? CONTOH?
Lebih terperinciKETOKONAZOL TABLET PREFORMULASI DISUSUN OLEH KELOMPOK 1 (SATU) C S1 FARMASI 2013
KETOKONAZOL TABLET PREFORMULASI DISUSUN OLEH KELOMPOK 1 (SATU) C S1 FARMASI 2013 Rancangan formula R/ Ketokenazol PVP Amilum Sagu pregelatinasi Avicel ph 102 Tween 80 Magnesium Stearat Talk HOME 200 mg
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Teh merupakan salah satu minuman yang sangat popular di dunia. Teh dibuat dari pucuk daun muda tanaman teh. Berdasarkan pengolahannya, secara tradisional produk teh
Lebih terperinciBAB III BAHAN DAN CARA KERJA. Bahan-bahan yang digunakan adalah verapamil HCl (Recordati, Italia),
BAB III BAHAN DAN CARA KERJA A. BAHAN Bahan-bahan yang digunakan adalah verapamil HCl (Recordati, Italia), pragelatinisasi pati singkong suksinat (Laboratorium Farmasetika, Departemen Farmasi FMIPA UI),
Lebih terperinciZubaidi, J. (1981). Farmakologi dan Terapi. Editor Sulistiawati. Jakarta: UI Press. Halaman 172 Lampiran 1. Gambar Alat Pencetak Kaplet
Zubaidi, J. (1981). Farmakologi dan Terapi. Editor Sulistiawati. Jakarta: UI Press. Halaman 17 Lampiran 1. Gambar Alat Pencetak Kaplet Lampiran. Perhitungan Karakteristik Pati Kentang Merah Berat kentang
Lebih terperinci1. Tablet dapat bekerja pada rute oral yang paling banyak dipilih 2. Tablet memberikan ketepatan yang tinggi dalam dosis
BAB I TINJAUAN PUSTAKA 1. Pengertian tablet Tablet adalah sediaan padat mengandung bahan obat dengan atau tanpa bahan pengisi. Berdasarkan metode pembuatan dapat digolongkan sebagai tablet cetak dan tablet
Lebih terperinciLAPORAN PRAKTIKUM FARMASETIKA I
LAPORAN PRAKTIKUM FARMASETIKA I PEMBUATAN DAN CARA EVALUASI CREAM ZETACORT Disusun oleh : Nama : Linus Seta Adi Nugraha No. mahasiswa : 09.0064 Tgl. Praktikum : 30 April 2010 Hari : Jumat Dosen pengampu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring berjalannya waktu, industri farmasi di Indonesia terus mengalami perkembangan dalam setiap bidangnya, termasuk dalam bidang pengembangan formulasi dan teknologi
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Penelitian bersifat eksperimental yaitu dilakukan pengujian pengaruh
BAB III METODE PENELITIAN Penelitian bersifat eksperimental yaitu dilakukan pengujian pengaruh penambahan polimer terhadap pelepasan amoksisilin dari kapsul alginat. Dalam penelitian ini yang termasuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Natrium diklofenak merupakan Obat Antiinflamasi Non-steroid. (OAINS) yang banyak digunakan sebagai obat anti radang.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Natrium diklofenak merupakan Obat Antiinflamasi Non-steroid (OAINS) yang banyak digunakan sebagai obat anti radang. Obat ini dapat menyebabkan masalah gastrointestinal
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Secara internasional obat dibagi menjadi 2 yaitu obat paten dan obat generik. Obat paten adalah obat yang baru ditemukan berdasarkan riset dan memiliki masa
Lebih terperinciPULVIS FARMASETIKA DASAR
PULVIS FARMASETIKA DASAR PULVIS Jenis pulvi s Pulvis adspersorius (serbuk tabur/bedak) adalah serbuk ringan untuk penggunaan topikal Pulvis dentrificius (serbuk gigi) biasanya mengandung karmin sebagai
Lebih terperincibebas dari kerusakan fisik, serta stabil cukup lama selama penyimpanan (Lachman et al., 1986). Banyak pasien khususnya anak kecil dan orang tua
BAB 1 PENDAHULUAN Seiring dengan perkembangan zaman dan teknologi, terutama dalam bidang farmasi, memberikan kesempatan pada bagian Research and Development di sebuah industri farmasi untuk mengembangkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Aloe vera merupakan spesies aloe yang paling banyak dijual dan diproses. Di industri makanan, aloe vera digunakan sebagai sumber makanan fungsional, bahan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. besi atau anemia gizi besi. Anemia defisiensi besi ini jauh lebih lazim terjadi di
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Anemia yang paling umum ditemukan di masyarakat adalah anemia defisiensi besi atau anemia gizi besi. Anemia defisiensi besi ini jauh lebih lazim terjadi di
Lebih terperinciProses penggerusan merupakan dasar operasional penting dalam teknologi farmasi. Proses ini melibatkan perusakan dan penghalusan materi dengan
Proses penggerusan merupakan dasar operasional penting dalam teknologi farmasi. Proses ini melibatkan perusakan dan penghalusan materi dengan konsekuensi meningkatnya luas permukaan. Ukuran partikel atau
Lebih terperinciBAB 3 PERCOBAAN. 3.3 Pemeriksaan Bahan Baku Pemeriksaan bahan baku ibuprofen, HPMC, dilakukan menurut Farmakope Indonesia IV dan USP XXIV.
BAB 3 PERCOBAAN 3.1 Bahan Percobaan Ibuprofen, HPMC 6 cps (Shin-Etsu), PVP K-30, laktosa, acdisol, amprotab, talk, magnesium stearat, kalium dihidrogen fosfat, natrium hidroksida, natrium dihidrogen fosfat,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perkembangan jaman yang semakin modern menuntut semua hal yang serba cepat dan praktis, termasuk perkembangan sediaan obat. Bentuk sediaan obat padat berupa
Lebih terperinci10); Pengayak granul ukuran 12 dan 14 mesh; Almari pengenng; Stopwatch;
BAB HI CARA PENELITIAN A. Bahan Dan Alat Yang Digunakan 1. Bahan-bahan yang digunakan Metampiron (kualitas farmasi); Amilum manihot (kualitas fannasi); Amilum ganyong (dibuat dari umbi Canna edulis, Ker);
Lebih terperinciBentuk Sediaan Obat (BSO)
Bentuk Sediaan Obat (BSO) Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pemilihan BSO 1. Obat, misal : rasanya pahit :kapsul atau emulsi dapat dirusak oleh asam lambung : injeksi atau suppositoria. 2. Penderita, Misal:
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Tablet adalah sediaan oral dalam bentuk padat yang mengandung bahan aktif dengan atau tanpa bahan tambahan yang sesuai (Departemen Keshatan RI, 2014). Tablet
Lebih terperincibentuk sediaan lainnya; pemakaian yang mudah (Siregar, 1992). Akan tetapi, tablet memiliki kekurangan untuk pasien yang mengalami kesulitan dalam
BAB 1 PENDAHULUAN Hingga saat ini, kemajuan di bidang teknologi dalam industri farmasi telah mengalami perkembangan yang sangat pesat terutama dalam meningkatkan mutu suatu obat. Tablet adalah sediaan
Lebih terperinciKhasiatnya diketahui dari penuturan orang-orang tua atau dari pengalaman (Anonim, 2009). Salah satu tanaman yang telah terbukti berkhasiat sebagai
BAB I PENDAHULUAN Indonesia merupakan salah satu negara dengan kekayaan hayati terbesar di dunia yang memiliki lebih dari 30.000 spesies tanaman tingkat tinggi. Hingga saat ini tercatat 7000 spesies tanaman
Lebih terperinciPENGARUH PENAMBAHAN AVICEL PH 101 TERHADAP SIFAT FISIS TABLET EKSTRAK BAWANG PUTIH (Allium sativum. L) SECARA GRANULASI BASAH
PENGARUH PENAMBAHAN AVICEL PH 101 TERHADAP SIFAT FISIS TABLET EKSTRAK BAWANG PUTIH (Allium sativum. L) SECARA GRANULASI BASAH Lindawati Damidjan, Iskandar Soedirman, Dwi Hartanti Fakultas Farmasi Universitas
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Hasil Uji KLT Ekstrak Daun Sirih Hijau
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Uji KLT Ekstrak Daun Sirih Hijau Uji KLT dilakukan sebagai parameter spesifik yaitu untuk melihat apakah ekstrak kering daun sirih yang diperoleh dari PT. Industry
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dalam dunia kesehatan, obat dengan berbagai sediaan sangat dibutuhkan masyarakat untuk mengobati suatu penyakit. Obat-obatan bentuk padat dapat diberikan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Jagung banyak digunakan pada industri makanan, minuman, dan
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Uraian Tumbuhan 2.1.1 Pati jagung Jagung banyak digunakan pada industri makanan, minuman, dan farmasi. Berdasarkan komposisi dan kandungan nutrisi, jagung mempunyai prospek
Lebih terperinciLampiran 1. Surat keterangan hasil identifikasi tumbuhan jahe merah
Lampiran 1. Surat keterangan hasil identifikasi tumbuhan jahe merah Lampiran 2. Gambar tumbuhan jahe merah Lampiran 3. Gambar makroskopik rimpang jahe merah Rimpang jahe merah Rimpang jahe merah yang diiris
Lebih terperinciBAB III BAHAN DAN CARA KERJA. Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah tepung daging lidah
25 BAB III BAHAN DAN CARA KERJA A. BAHAN Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah tepung daging lidah buaya (PT. Kavera Biotech, Indonesia), asam sitrat (Cina), asam tartrat (Perancis) dan natrium
Lebih terperinciFORMULASI TABLET HISAP EKSTRAK ETANOL DAUN SIRIH MERAH (Piper crocotum Ruiz & Pav.) DENGAN PEMANIS SORBITOL-LAKTOSA-ASPARTAM
FORMULASI TABLET HISAP EKSTRAK ETANOL DAUN SIRIH MERAH (Piper crocotum Ruiz & Pav.) DENGAN PEMANIS SORBITOL-LAKTOSA-ASPARTAM Akhmad Jazuli, Yulias Ninik Windriyati, Sugiyono Fakultas Farmasi Universitas
Lebih terperinciDITOLAK BAGIAN PENGAWASAN MUTU PHARMACEUTICAL INDUSTRIES MEDAN
Lampiran 15. Etiket PT. UNIVERSAL PHARMACEUTICAL INDUSTRIES MEDAN Nama Produk/Bahan No. Batch/Lot Pabrik Pemasok No. Penerimaan Barang Jumlah No. Sertifikat Analisis Tanda Tangan DITOLAK BAGIAN PENGAWASAN
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian eksperimental dengan melakukan percobaan disolusi tablet floating metformin HCl dan tablet
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Parasetamol 2.1.1 Tinjauan Umum Rumus bangun : Rumus molekul : C 8 H 9 NO 2 Nama kimia : 4-hidroksiasetanilida [103-90-2] Berat molekul : 151,16 Kandungan : Tidak kurang dari
Lebih terperinciFORMULASI TABLET KUNYAH EKSTRAK DAUN DEWANDARU (Eugenia uniflora L.) DENGAN KOMBINASI BAHAN PENGISI MANITOL-LAKTOSA SKRIPSI
FORMULASI TABLET KUNYAH EKSTRAK DAUN DEWANDARU (Eugenia uniflora L.) DENGAN KOMBINASI BAHAN PENGISI MANITOL-LAKTOSA SKRIPSI Oleh: DEWI MUTHI AH K 100 040 098 FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Selama ini, kemajuan teknologi dalam industri farmasi, terutama dibidang sediaan solida termasuk sediaan tablet telah mengalami banyak perkembangan dalam
Lebih terperincimudah ditelan serta praktis dalam hal transportasi dan penyimpanan (Voigt, 1995). Ibuprofen merupakan obat analgetik antipiretik dan anti inflamasi
BAB 1 PENDAHULUAN Dalam dunia farmasi saat ini berkembang dengan pesatnya yang memberikan dampak berkembangnya metode dalam meningkatkan mutu suatu obat. Mutu dijadikan dasar acuan untuk menetapkan kebenaran
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA OCH2CHCH2 OCH3. 3-(o-Metoksifenoksi)-1,2-propanadiol [ ] : Larut dalam air, dalam etanol, dalam kloroform dan dalam
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Uraian Umum Gliseril Guaiakolat Rumus Bangun : OH OCH2CHCH2 OCH3 3-(o-Metoksifenoksi)-1,2-propanadiol [93-14-1] Nama Kimia : Guaifenesin Rumus Molekul : Berat Molekul : 198,22
Lebih terperinciBentuk Sediaan cara yang aman dan baik
BENTUK SEDIAAN 1 Bentuk Sediaan cara yang aman dan baik utk menggunakan obat dalam dosis yang tepat Alasan : - melindungi obat dari pengaruh luar seperti udara, kelembaban dan cahaya - melindungi obat
Lebih terperinciMETODE GRANULASI BASAH DALAM PEMBUATAN TABLET KOMPRESI
Makalah Mata Kuliah Teknologi Formulasi Solid METODE GRANULASI BASAH DALAM PEMBUATAN TABLET KOMPRESI Disusun oleh : Nama NPM Iman Firmansyah 260110130044 FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS PADJADJARAN 2016 I.
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Obat Obat adalah suatu bahan atau campuran bahan yang dimaksudkan untuk digunakan dalam menentukan diagnosis, mencegah, mengurangi, menghilangkan, menyembuhkan penyakit
Lebih terperinciDalam bidang farmasetika, kata larutan sering mengacu pada suatu larutan dengan pembawa air.
Pendahuluan Dalam bidang farmasetika, kata larutan sering mengacu pada suatu larutan dengan pembawa air. Pelarut lain yang digunakan adalah etanol dan minyak. Selain digunakan secara oral, larutan juga
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Tablet merupakan bahan obat dalam bentuk sediaan padat yang biasanya
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tablet merupakan bahan obat dalam bentuk sediaan padat yang biasanya dibuat dengan penambahan bahan tambahan farmasetika yang sesuai. Tablet dapat berbeda dalam ukuran,
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. bahan hewan, bahan mineral, sediaan galenik atau campuran dari bahan-bahan
TINJAUAN PUSTAKA Obat tradisional Obat tradisional adalah bahan atau ramuan yang berupa bahan tumbuhan, bahan hewan, bahan mineral, sediaan galenik atau campuran dari bahan-bahan tersebut, yang secara
Lebih terperinciSIRUP. Universitas Gadjah Mada
SIRUP Sirup : adalah larutan dalam air dan gula/pengganti gula yang kental, dengan atau tanpa penambahan flavoring agent atau obat. Sirup yang mengandung flavoring agent tetapi tanpa obat disebut: nonmedicated
Lebih terperinci