BAB I PENDAHULUAN. mengelompokan bank terbagi dua kategori berdasarkan fungsinya yaitu bank

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB I PENDAHULUAN. mengelompokan bank terbagi dua kategori berdasarkan fungsinya yaitu bank"

Transkripsi

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Intansi perbankan merupakan lembaga keuangan yang memiliki tugas sebagai media penukaran uang, penyimpanan dan peminjaman dana (Kasmir, 2005 : 7). Menurut Undang Undang Nomor 10 tahun 1998 dalam Idroes, dkk (2007 : 321) bank adalah badan usaha penghimpun dana untuk kemudian disalurkan kembali dalam bentuk instrumen lainya. Latumaerisa (2011) mengelompokan bank terbagi dua kategori berdasarkan fungsinya yaitu bank sentral dan bank umum. Santoso dalam Latumaerisa (2011 : 135) berpendapat bahwa bank umum adalah lembaga penghubung antara debitur dan kreditur, dalam rangka alokasi dana simpanan / tabungan, maupun realisasi pinjaman atau kredit. Bank umum berperan meningkatkan taraf hidup masyarakat dengan menjual jasa simpanan dana kemudian menyalurkan kembali berupa jasa pinjaman dan instrumen lainya, dikutip dari Undang Undang Nomor 10 tahun 1998 dalam Idroes, dkk (2007 : 321). Keberadaan lembaga perbankan sangat membantu kegiatan perekonomian masyarakat baik skala mikro maupun makro. Perbankan memberikan penawaran produk berupa e banking, transfer (payment order),

2 tabungan / simpanan, (saving deposit), deposito, giro, inkaso, letter of credit, Automatic Teller Machine (ATM), kotak pengaman deposit, jasa asuransi, hingga jasa pinjaman atau kredit bersuku bunga, dikutip dari Latumaerisa (2011 : 227). Berdasar produk yang ditawarkan, jasa pinjaman atau kredit merupakan salah satu jasa yang paling banyak diminati oleh masyarakat, hal tersebut dapat diketahui berdasar data internal perusahaan sebagai berikut : Tabel I.1 Daftar aplikasi peminat kredit property dan non property Bank Tabungan Negara Eks-Karisidenan Surakarta Periode Januari 2015 Desember 2015 No Jenis kredit Pengajuan Kredit Pemberian Kredit Konsumer (property) KPR Subsidi KPR Non Subsidi : 1995 KPR BTN Platinum s.d 350 juta 1739 KPR BTN Platinum > 350 juta 256 KPA 12 KP Ruko 11 3 Equity loan & other 582 KAR 542 KBR 5 PUM KB BTN Jamsostek 20 TBUM Bapertarum 15 4 Personal loan (non property) 245 Kring BTN 189 Kring pensiun BTN 15 Swadana 27 Kredit pegawai 14 Total Pemberian Kredit Konsumer (Property & Non Property) Sumber : Data primer Bank BTN, 2015

3 Berdasar data tabulasi I.1 diatas dapat diketahui jika pemohon / debitur yang mengajukan permohonan kredit property dan non property cukup signifikan. Kebutuhan yang kompleks serta permintaan dana cepat yang tinggi mendasari masyarakat untuk menggunakan jasa kredit atau pinjaman. Mulyono (1994 : 58 59) menilai dari sudut pandang wirausahawan jika permintaan kredit tinggi dikarenakan oleh kemudahan pinjaman, jaminan rahasia keuangan, dan tingkat resiko rendah. Maslow (1984) menjelaskan jika tingkat kebutuhan manusia terdiri dari kebutuhan tingkat rendah dan tingkat tinggi, kebutuhan tingkat rendah akan mudah teraktualisasi daripada kebutuhan tingkat tinggi. Hierarki kebutuhan meliputi : 1. kebutuhan fisiologis, 2. kebutuhan akan rasa aman, 3. kebutuhan untuk memiliki rasa kasih sayang, 4. kebutuhan akan penghargaan. 5. Kebutuhan Aktualisasi diri. Kebutuhan Fisiologis sebagai salah satu kebutuhan paling mendasar bagi manusia. Kebutuhan fisiologis adalah salah satu kebutuhan mendasar, dijabarkan oleh Maslow (1943) bahwa kebutuhan fisiologis dianggap sebagai kebutuhan menyangkut aspek fisik berupa makan, minum, tidur, bercinta, dan tempat tinggal. Aspek aspek tersebut dilakukan secara berkesinambungan, dari kelima aspek tersebut tempat tinggal sebagai salah satu aspek yang memiliki peran penting dalam kelangsungan hidup manusia.

4 Kebutuhan fisiologis memotivasi keinginan manusia dalam rangka pemenuhan dan memuaskan kebutuhan, dikutip dari Maslow (1943). Keinginan memiliki tempat tinggal tidak dapat tercapai secara keseluruhan, mengacu pada kondisi lingkungan yang berbeda, tingginya harga beli tanah atau rumah siap huni mendorong perilaku konsumen untuk menggunakan jasa pinjaman sebagai alternatif atau solusi dari permasalahan terhadap dana cepat. Kebutuhan pasar yang cukup tinggi terhadap bidang property menjadi konsentrasi utama peningkatan kuantita dan kualitas produk property. Salah satu lembaga perbankan yang dianggap berkompeten dan memiliki spesifikasi produk di bidang property serta sebagai media realisasi kredit atau pinjaman perumahan adalah Bank Tabungan Negara atau Bank BTN. Bank Tabungan Negara (BTN) memberikan dukungan dalam mewujudkan satu juta rumah bagi masyarakat sebagai jawaban atas permintaan dana cepat terhadap property. Produk kredit yang dimiliki oleh Bank Tabungan Negara cukup bervariasi yang disesuaikan dengan tingkat kebutuhan debitur. Produk kredit yang dimiliki oleh Bank Tabungan Negara adalah, Kredit Pemilikan Rumah (KPR) sejahtera, Kredit Pemilikan Rumah BTN platinum, Kredit Pemilikan Apartemen (KPA), Kredit Agunan Rumah (KAR), Kredit Bangun Rumah (KBR), Kredit Top Up BTN, Kredit Pemilikan Ruko, PUMP-KB BPJS ketenagakerjaan, TBUM bapertarum, serta dilengkapai dengan Kredit

5 Swadana, Kredit Ringan Pensiun, dan Kredit Ringan Batara yang bergerak di bidang Non Property. Kredit property dan non property dihadirkan oleh Bank BTN dengan penerapan biaya provisi rendah 0,5 % hingga 1%, dikemukakan oleh Tjiptoadinugroho (1977 : 64) biaya provisi sebagai sewa modal yang berpatokan pada pencatatan waktu, sewa modal ini berbentuk perhitungan sebagai biaya administrasi atau handling charge. Bank Tabungan Negara menerapkan sistem suku bunga anuitas. Dijelaskan oleh Tjiptoadinugroho (1977 : 138) sistem suku bunga anuitas yaitu sistem penetapan bunga yang didasarkan periode angsuran dengan nilai angsuran sesuai syarat penentuan tarif oleh lembaga perbankan. Penetapan sistem suku bunga anuitas disusun sesuai ketetapan jangka waktu angsuran disertai kemudahan prosedur (Tjiptoadinugroho, 1977 : 138). Selain penerapan sistem suku bunga anuitas Bank BTN memberlakukan penetapan suku bunga tetap atau fixed loan dengan jangka waktu bervariasi yaitu satu tahun, dua tahun, dan tiga tahun, serta berbagai keunggulan lain. Variasi nilai suku bunga yang ditawarkan oleh Bank Tabungan Negara tentu sebagai salah satu atribut pendukung pada produk kredit sebagai sarana untuk menarik minat calon nasabah. Komponen produk kredit yang dimiliki Bank Tabungan Negara tidak seluruhnya dapat teralisasi sesuai dengan harapan perusahaan yang tercermin

6 melalui penetapan target. Tingkat realisasi produk kredit dipengaruhi oleh hasil keputusan pembelian konsumen. Produk Kredit Pemilikan Rumah Non Subsidi sebagai salah satu instrumen kredit dengan tingkat realisasi rendah. Berdasar ketetapan target yang telah ditentukan oleh Bank Tabungan Negara maka dapat diketahui total unit target Kredit Pemilikan Rumah Non Subsidi yang harus dicapai dijelaskan pada tabel dibawah ini : No Tabel I.2 Total Target Unit Realisasi Kredit Property periode Januari 2015 s.d Desember 2015 Bank Tabungan Negara Eks Karisidenan Surakarta Jenis kredit Target Unit Kredit Pengajuan kredit BTN Eks- Karisidenan Surakarta Pemberian Kredit Konsumer (property) ( Subsidi, Non Subsidi, KPA, KP Ruko ) 1 KPR Subsidi KPR Non Subsidi KPR BTN Platinum s.d juta KPR BTN Platinum > 350 juta KPA 5 12 KP Ruko 4 11 Total Pemberian Kredit Konsumer (Property) Sumber : Data primer Bank Tabungan Negara, Berdasarkan data tabulasi I.2 diatas dapat diketahui bahwa pemohon / debitur yang mengajukan permohonan Kredit Pemilikan Rumah Non Subsidi memiliki jumlah yang cukup tinggi untuk periode satu tahun terakhir

7 dari bulan Januari 2015 sampai dengan Desember Data tersebut merupakan akumulasi realisasi Kredit Pemilikan Rumah Non Subsidi untuk wilayah Eks Karisidenan Surakarta. Wilayah tersebut meliputi Kantor Cabang Slamet Riyadi, Kantor Cabang Pembantu Sukoharjo, Kantor Cabang Pembantu UNS, Kantor Cabang Pembantu Palur, Kator Cabang Pembantu Karanganyar, Kantor Cabang Pembantu KLKCP, Kantor Cabang Pembantu Mojosongo, serta Kantor Cabang Pembantu Klaten. Total akumulasi yang dihasilkan dari seluruh cabang Bank Tabungan Negara wilayah Eks Karisidenan Surakarta dapat diketahui melalui tabel dibawah ini : Tabel I.3 Total Akumulasi Realisasi Produk Kredit Property Bank Tabungan Negara Eks-Karisidenan Surakarta Periode Januari s.d Desember 2015 No. Jenis kredit property Total Realisasi Kredit property Pemberian Kredit Konsumer (property) (Subsidi, Non Subsidi, KPA, KP Ruko) KPR Subsidi KPR Non Subsidi 634 KPR BTN Platinum s.d 350 juta 588 KPR BTN Platinum > 350 juta 45 KPA 2 KP Ruko 1 Sumber : Data primer Bank Tabungan Negara, 2015

8 Berdasarkan data tabulasi I.4 diatas dapat diketahui bahwa untuk wilayah Eks Karisidenan Surakarta, debitur yang melakukan pengajuan Kredit Pemilikan Rumah Non Subsidi cukup tinggi namun akumulasi realisasi dari pemohon tidak mampu mencapai harapan perusahaan sesuai ketentuan yang tertera pada kolom target unit kredit. Perilaku konsumen diprediksi dapat berperan terhadap pembentukan keputusan pembelian calon nasabah. Perilaku konsumen dalam menentukan produk tentu didukung oleh beberapa faktor. Pemasar harus mampu mengidentifikasi perilaku konsumen dan faktor faktor yang memotivasi sebuah keputusan, maka untuki mengetahui motivasi konsumen dalam melakukan pembelian serta implementasi penjualan produk. Apabila faktor faktor tersebut tidak dikaji dapat berimplikasi pada hasil realisasi produk yang lebih buruk. Mempelajari perilaku konsumen memiliki peran penting. Dijelaskan oleh Mowen (1995) dalam Sutisna (2002 : 5), dengan menguraikan manfaat yang diperoleh sebagai berikut : 1. memberikan kemudahan manajer saat melakukan pengambilan keputusan, 2. mampu memberikan kontribusi berupa pengetahuan untuk periset pemasaran yang berlandaskan pengetahuan analisis konsumen, 3. pemecahan masalah dan dapat digunakan dalam pengambilan kebijakan terhadap regulator dan legislator, 4. serta mampu merancang pemikiran konsumen dalam menentukan tahapan pengambilan keputusan yang baik.

9 Hasil keputusan konsumen yang baik dibentuk dari hubungan dimensi sikap dan asumsi situasi yang tidak diharapkan, dikutip dari Kotler & Amstrong (2008 : 181). Gagasan lain dikemukakan oleh Assael (1992) dalam Sutisna (2002 : 6) jika merancang sebuah keputusan pembelian mencakup tiga elemen yaitu, individu, afeksi lingkungan, penerapan perilaku dengan strategi pemasaran. Pendapat berbeda dikemukakan oleh Schiffman & Kanuk (2000 : 7) mengenai tahapan secara sederhana penentu konsumen dalam mengambil sebuah keputusan diawali dengan tahap masukan, tahap proses, dan tahap keluaran. Mowen (1995) dalam Sutisna (2002 : 11) memaparkan pemicu timbulnya tingkat kepentingan individu secara personal adalah stimuli sebagai rangsangan psikologis. Keputusan pembelian konsumen sangat berperan dalam menunjang tingkat realisasi produk Kredit Pemilikan Rumah Non Subsidi Bank Tabungan Negara. Berdasar uraian latar belakang diatas maka peneliti menentukan fenomena tersebut kedalam sebuah laporan penelitian FAKTOR FAKTOR YANG MEMOTIVASI CALON NASABAH DALAM REALISASI PRODUK KREDIT PEMILIKAN RUMAH NON SUBSIDI sebagai judul dari laporan ini. Tinjauan lebih lanjut perlu dilakukan supaya mampu mencapai tingkat realisasi sesuai dengan ketetapan target perusahaan dan memperoleh

10 keuntungan secara optimal. Selain memperoleh keuntungan maksimal seorang pemasar harus mampu menjalin hubungan/ komunikasi asosiatif kepada konsumen berkaitan dengan produk (Kasali, 1999) dalam Sunyoto (2013 : 14). Langkah tersebut dilakukan untuk memperkokoh market positioning yang kompetitif terhadap pesaing (Kasmir, 2005 : 121), dan meningkatkan citra publik mengenai produk unggul dan terdepan (Kasali, 1999) dalam Sunyoto (2013 : 14). Maka dari itu perusahaan harus mengetahui akar dari permasalahan yang timbul agar dapat menemukan solusi tepat dalam menyelesaikan permasalahan tersebut. B. Rumusan masalah Berdasarkan uraian permasalahan yang dihadapi oleh Bank BTN mengenai Rendahnya tingkat realisasi terhadap produk Kredit Pemilikan Rumah Non Subsidi BTN, maka dapat dirumuskan research question sebagai berikut : 1. Apakah faktor faktor yang memotivasi calon nasabah dalam realisasi produk Kredit Pemilikan Rumah Non Subsidi di Bank Tabungan Negara? 2. Faktor apa yang memiliki nilai persentase paling signifikan dalam memotivasi calon nasabah terhadap realisasi produk Kredit Pemilikan Rumah Non Subsidi Bank Tabungan Negara?

11 C. Tujuan Penelitian Studi dalam penelitian ini akan mencoba memaparkan faktor faktor yang memotivasi calon nasabah dalam realisasi produk KPR Non Subsidi. Menurut Cooper & Schindler (2006 : 25) penelitian merupakan laporan ilmiah yang disusun berdasar prosedur yang sistematik guna menjadi acuan bagi peneliti berikutnya serta mampu menjadi replikasi. Hasil dari laporan penelitian ini diharapkan akan mampu menjelaskan dengan baik berdasarkan perumusan masalah sebagai berikut : 1. Secara umum penyusunan laporan penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan bagaimana keterlibatan perilaku konsumen dalam pembuatan keputusan pembelian terhadap suatu produk. 2. Secara khusus bertujuan untuk : a. Menguji secara deskriptif frekuensi faktor faktor apa saja yang memotivasi calon nasabah dalam realisasi produk Kredit Pemilikan Rumah Non Subsidi Bank Tabungan Negara. b. Untuk mengetahui persentase faktor yang paling signifikan dalam memotivasi calon nasabah terhadap realisasi produk Kredit Pemilikan Rumah Non Subsidi Bank Tabungan Negara. D. Manfaat penelitian Laporan ini menyajikan dua manfaat yaitu manfaat bagi akademisi dan manfaat bagi praktisi. Manfaat bagi akademisi ditujukan untuk lembaga

12 akademik seperti perguruan tinggi dan mahasiswa secara khususnya. Manfaat bagi praktisi memaparkan hal yang memiliki daya guna untuk institusi maupun perusahaan terkait bidang pemasaran. 1. Bagi praktisi. Institusi mitra diharapkan dapat memperoleh informasi tentang faktor faktor apa saja yang mempengaruhi keputusan pembelian konsumen terhadap produk Kredit Pemilikan Rumah Non - Subsidi bank BTN Kantor Cabang Solo sehingga hasil laporan tersebut dapat digunakan sebagai acuan atau pertimbangan untuk menentukan kebijakan beserta keputusan terkait program perkreditan pada umumnya dan program Kredit Pemilikan Rumah Non - Subsidi pada khususnya. 2. Bagi Akademisi. Berfungsi sebagai dokumentasi intitusi pendidikan terutama peruguruan tinggi dan dapat menambah wawasan tentang dunia perbankan serta menjadi referensi mahasiswa dalam melakukan penelitian yang memiliki keterkaitan dengan faktor faktor yang memotivasi calon nasabah terhadap realisasi produk Kredit Pemilikan Rumah oleh bank BTN Kantor Kepala Cabang Eks Karisidenan Surakarta. E. Batasan Penelitian Laporan penelitian ini hanya akan membahas mengenai nilai frekuensi masing masing variabel. Variabel variabel tersebut akan dinyatakan dalam

13 bentuk persentase. Hasil persentase tersebut akan menunjukan variabel manakah yang memiliki nilai cukup signifikan dalam memotivasi calon nasabah dalam melakukan realisasi keputusan pembelian produk Kredit Pemilikan Rumah Non Subsidi pada Bank Tabungan Negara Kepala Cabang Eks Karisidenan Surakarta. F. Metode penelitian 1. Desain penelitian. Desain penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif melalui survey. Dikutip dari Nazir (1988) metode penelitian deskriptif merupakan proses meneliti status objek, kelompok manusia, kondisi, serta sistem pemikiran pada masa sekarang. Boys et al (1989 : 129) dalam Kuncoro (2003 : 8) menandai penelitian deskripsi menyajikan kelengkapan dan keakuratan laporan sedangkan penelitian eksploratif melalui keluwesan (flexibility) dalam bidang formalitas. Studi deskriptif melakukan penekanan terhadap hal yang menyangkut 1. what (apa), 2. when (kapan), 3. where (dimana), 4. who (siapa), 5 why (mengapa), dan 6. how (bagaimana) serta adanya keterkaitan hubungan sebab akibat (dikutip dari Churcill, 2005). Nazir (1988 : 72 73) mengungkapkan lebih jauh mengenai kriteria dalam metode penelitian

14 deskriptif dikategorikan menjadi dua yaitu kriteria umum dan kriteria khusus. Pengumpulan fakta fakta yang bersumber dari data perlu untuk dikaji secara mendalam, dikarenakan susunan dan desain peneletian memberikan pengaruh terhadap ruang lingkup penelitian, maka data data yang dihimpun harus rinci dan akurat serta sesuai dengan fakta. Hal tersebut bertujuan untuk mempermudah dalam penyusunan laporan penelitian agar mampu memberikan solusi yang tepat dan praktis. 2. Objek penelitian. Penelitian dilakukan di Bank Tabungan Negara Kantor Kepala Cabang Eks Karisidenan Surakarta, Jalan Slamet Riyadi Nomor 282, Surakarta, telefon (0271) Pemilihan lokasi kegiatan magang tersebut berdasarkan kesepakatan peserta magang serta kesesuaian bidang yang dikaji sebagai dasar materi penulisan tugas akhir. 3. Populasi, sampel, dan teknik pengambilan sampel. a. Populasi. Populasi merupakan keseluruhan kasus yang memiliki kriteria terntentu berdasar ketetapan yang ada (Churcill, 2005), dimana kriteria tersebut digunakan sebagai penentu unsur unsur yang termasuk pada kelompok sasaran, sedangkan menurut Burns & Bush (2006 : 330)

15 populasi adalah keseluruhan kelompok yang akan dianalisis sesuai dengan prosedur/ketentuan yang terdapat pada tujuan penelitian. Churcill (2005) menambahkan jika peneliti harus memiliki keputusan terhadap populasi yang relevan, hal tersebut terdiri dari rumah tangga, individu, lembaga lembaga, transaksi kartu kredit, dan sebagainya. Populasi dianggap penting sebab mampu membatasi ruang lingkup responden yang bersangkutan terhadap penelitian, dan memberi kemudahan dalam penyebaran data kuesioner. Laporan penelitian ini yang akan diambil sebagai populasi adalah calon nasabah Bank Tabungan Negara Kantor Kepala Cabang Eks Karisidenan Surakarta. b. Sampel. Sampel merupakan keseluruhan unsur unsur yang dihimpun dari bagian kelompok yang lebih besar (Churcill, 2005). Penerapan sampel mempermudah proses pengumpulan data karena sifat sampel yang lebih spesifik dalam memberikan informasi berdasar sasaran yang dituju. Sampel memuat unsur unsur yang dapat mempengaruhi hasil studi yang dikaji berdasarkan tujuan penelitian, dikutip dari Kinnear & Taylor (1987 : 199) Langkah sampling dilakukan dengan mengikuti prosedur guna mampu memperoleh sampel yang tepat seperti yang dilakukan Churcill (2005) terdapat enam langkah penarikan sampel yaitu : 1. Mendefinisikan populasi, 2. mengidentifikasi kerangka sampling, 3.

16 memilih prosedur sampling, 4. menentukan ukuran sampel, 5. memilih unsur unsur sampel, 6. mengumpulkan data data dari unsur unsur yang dipilih. Sampel yang sistematis mampu menghindari hal hal / unit unit yang tidak boleh disertakan (Churcill, 2005). Laporan penelitian ini akan menggunakan sampel calon nasabah produk Kredit Pemilikan Rumah Non Subsidi Bank BTN Kantor Cabang Slamet Riyadi Solo. c. Teknik pengambilan sampel. Proporsi jumlah sampel yang ditentukan mempengaruhi keakuratan dan kebenaran hasil pengolahan data, bahwa semakin besar sampel maka mampu mengintepretasikan populasi (Kuncoro, 2003 : 109). Metode pengambilan sampel dalam penyusunan laporan penelitian ini adalah non probabilitas, dengan memakai teknik pengambilan sampel ini maka beberapa anggota populasi tidak mempunyai kesempatan yang termasuk pada sampel, dikutip dari Kinnear & Taylor (1987 : 345). Convenience sampling merupakan teknik pengambilan sampel dimudahkan dan dapat diperoleh secara cepat serta dapat memberikan peluang lebih besar kepada peneliti, dikutip dari Suharso (2010 : 77). Teknik pengambilan sampel ini bersifat mewakili responden yang pada umumnya berasal dari seluruh calon nasabah Bank Tabungan

17 Negara Eks Karisidenan Surakarta dengan menggunakan calon nasabah Bank BTN Kantor Kepala Cabang yang berada di Slamet Riyadi Surakarta khususnya berada pada lingkup produk Kredit Pemelikan Rumah Non Subsidi sebagai sampel serta responden pengisi daftar pertanyaan atau kuesioner. 4. Teknik pengukuran sampel Jumlah sampel ditentukan oleh besar populasi, analisa penelitian dapat mencapai standar normalitas jika jumlah sampel yang ditentukan memiliki tingkat representatif yang cukup mewakili populasi, dikutip dari Suharso (2010 : 63). Paguso, garcia, dan Guerrero (1978) dalam Suharso (2010 : 64) menambahkan ukuran populasi dapat ditentukan persentase batas batas kesalahan berdasar jumlah populasi dan jumlah sampel yang diinginkan. Sampel didasarkan besaran nilai sebagai hasil intepretasi populasi dan memiliki korelasi proporsional dengan ukuran populasi, dikutip dari Cooper & Schindler (2001 : 172) dalam Kuncoro (2003 : 109). Pengambilan sampel untuk metode penelitian deskriptif mencapai 10% dari jumlah populasi, sedangkan untuk populasi dengan jumlah relatif kecil dapat diasumsikan 20 %, dikutip dari Gay (Suharso, 2010 : 64). Menurut Hair et al (2010) pengukuran sampel didasarkan pada atribut penelitian seperti jumlah observasi dan variabel yang digunakan dengan

18 kelipatan lima dari atribut tersebut. Batas minimal pengambilan sampel adalah 30 responden, akan tetapi pengambilan sampel dari 100 responden lebih dianjurkan (Hair et al, 2010). Berdasar asumsi pengukuran sampel diatas, penelitian ini menggunakan teknik yang dikaji oleh Gay. Dijelaskan jika ukuran sampel dari laporan penelitian ini diukur sebanyak 10% dari jumlah populasi, dengan ketentuan penelitian deskriptif, dikutip dari Gay dan Diehl (1996) dalam Sanusi (2012 : 100). Penetapan ukuran tersebut ditetapkan berdasar jumlah populasi KPR Non Subsidi cukup besar untuk kawasan Eks Karisidenan Surakarta. Nilai populasi KPR Non Subsidi Bank Tabungan Negara Eks Karisidenan Surakarta sebanyak 1995 orang berdasar data pemohon KPR Non Subsidi tahun Berdasar jumlah populasi tersebut maka dapat dilakukan pengukuran nilai sampel yaitu : Nilai sampel = Nilai populasi 10% Nilai sampel = % Nilai sampel = 1995 Nilai sampel = 199,5

19 Berdasarkan hasil pengukuran sampel diatas diperoleh hasil 199,5 responden namun peneliti membulatkan ukuran responden tersebut menjadi 200 responden. 5. Sumber data Data merupakan komponen penting pada sebuah laporan, jika penyusunanya tidak didukung dengan data yang valid maka laporan tersebut akan diragukan kefaktualanya. Menurut Churcill (2005) pengolompokan data terbagi menjadi dua jenis yaitu : a. Data primer Merupakan pengumpulan informasi yang bertujuan untuk penulusuran yang di sedang dilakukan. Data primer juga merupakan sekumpulan informasi yang diperoleh untuk tujuan riset, dikutip dari Amstrong & Kotler (2008, ). Data primer digunakan oleh peneliti sebagai objek atau alat untuk memperoleh pemecahan masalah, dikutip dari Malhotra (2007 : 102). Pengumpulan data primer dapat diperoleh melalui lembaga atau institusi tempat dilakukanya sebuah riset. Komponen data primer dalam laporan penelitian ini didapat dari dokumen internal perusahaan Bank Tabungan Negara Kantor Kepala Cabang Eks Karisidenan Surakarta.

20 b. Data sekunder Merupakan informasi yang dikumpulkan untuk tujuan selain studi yang sedang dikaji. Menurut Amstrong & Kotler (2008 : ) data sekunder adalah gabungan informasi dari tempat berbeda, kemudian disusun untuk tujuan khusus namun bersifat sebagai pendukung kelengkapan data primer. Aaker, Day, & Kumar (2002 : 106) menambahkan, data sekunder adalah sekumpulan data yang disusun oleh individu atau lembaga sebagai solusi dari permasalahan yang ada. Data skunder diperoleh diluar instansi serta lingkungan eksternal yang berhubungan langsung dengan kegiatan riset, serta tujuanya untuk memperkuat kebenaran data primer. 6. Jenis data a. Data kualitatif Menurut McDaniel & Gates (2011 : 111) data kualitatif merupakan data yang berisi penjelasan non kuantitatif dan tidak dikenakan analisis kuantitaif. Desain data ini digunakan sebagai : 1. menjernihkan isu sebelum penelitian dilakukan, 2. identifikasi produk terbaru, 3. menganalisis perilaku dan persepsi konsumen atas produk atau pesaing, 4. mengetahui proses keputusan terjadi, dan 5. mengetahui landasan keputusan terhadap pemilihan sebuah merek, dikutip dari Setiadi (2003 : 26)

21 Data kualitatif dalam penilitian ini ditunjukan dari hasil jawaban kuesioner oleh responden berupa faktor apa yang memotivasi calon nasabah dalam melakukan realisasi produk Kredit Pemilikan Rumah Non-Subsidi pada Bank Tabungan Negara Kantor Kepala Cabang Eks Karisidenan Sukrakarta. b. Data kuantitatif Data kuantitaif menurut Setiadi (2003 : 28) dapat didefinisikan sebagai pengolahan data secara sistematis berdasar perhitungan angka untuk menghasilkan suatu penaksiran. Penyusunan laporan ini menggunakan data kuantitatif berupa hasil perhitungan secara sistematis dari kuesioner yang telah diisi oleh responden. 7. Analisis variabel Sekaran (2006 : 115) menjelaskan jika variabel merupakan komponen yang mampu memberikan variasi nilai dalam sebuah laporan penelitian. Analisis variabel dalam laporan penelitian ini menggunakan variabel suku bunga (interest rate), keamanan agunan (collateral protection), pelayanan (sevice), aksesbilitas (accesbility), dan keputusan pembelian konsumen (buying decision). Masing masing variabel saling diukur dengan secara statistik deskriptif berbasis frekuensi pada variabel yang lain sehingga dapat diperoleh hasil yang signifikan. Sugiyono (2011) berpendapat bahwa variabel sebuah penelitian sebagai kelengkapan, sifat, karakter berdasar ketetapan peneliti untuk

22 menghasilkan kesimpulan. Menurut Sunyoto (2013), dan dilengkapi oleh Mulyono (1994), dan Tjiptono (1996), komponen variabel dalam laporan penelitian ini dapat dijabarkan sebagai berikut : a. Interest Rate (Suku bunga) Komponen suku bunga selalu identik dengan peran strategi harga dalam sistem perbankan. Kasmir (2005 : 152) menjelaskan suku bunga adalah biaya biaya yang dibebankan kepada para peminjam atau harga jual yang harus dibayar. Suku bunga tetap maupun komersil memberi pengaruh terhadap berbeda kepada calon nasabah. Variabel ini digunakan dalam laporan penelitian ini untuk mengetahui seberapa besar peran tingkat suku bunga yang diterapkan Bank Tabungan Negara terhadap realisasi keputusan pembelian calon nasabah pada produk KPR Non Subsidi. b. Service (Pelayanan) Pelayanan merupakan nilai/ taksiran yang diasumsikan sesuai dengan standar kualitas dan kuantitas produk tersebut dengan mengutamakan keinginan konsumen (Sugiarto, 1999 : 39) dalam Sunyoto (2013 : 45). Dimensi pelayanan merupakan aspek yang selalui dijumpai pada setiap penyedia jasa. Pelayanan digunakan untuk mengimbangi harapan konsumen pada pasca pembelian atau pra pembelian yang berkaitan dengan prinsip manajemen (Sunyoto, 2013 : 45).

23 Variabel pelayanan digunakan di dalam laporan penelitian untuk mengetahui apakah dimensi ini akan memiliki persentase yang cukup signifikan dalam memotivasi tindakan calon nasabah untuk realisasi produk KPR Non Subsidi Bank Tabungan Negara. c. Collateral Protection (Keamanan agunan) Keamanan agunan merupakan dimensi yang mengutamakan kepentingan keamanan dari bahaya, resiko, dan keraguan konsumen, dikutip dari Tjiptono (2000 : 67 70) dalam Sunyoto (2013). Mulyono (1994 : 15) mendifinisikan Collateral sebagai penjaminan kepemilikan barang oleh debitur untuk alat pengamanan penangguhan kredit. Keamanan agunan diwujudkan perbankan melalui penerapan sistem yang baik, seperti penjaminan melalui lembaga penjamin simpanan. Sistem ini sangat penting untuk diperhatikan karena kerahasian data dan aspek finansial merupakan aspek vital nasabah. Hal tersebut dapat menjadi pertimbangan bagi calon nasabah terhadap kredibilitas status simpanan dan jaminan pada bank. Maka dari itu peneliti memasukan unsur keamanan agunan untuk mengetahui apakah variabel ini akan memberi persentase signifikan dalam memotivasi calon nasabah terhadap realisasi produk KPR Non Subsidi Bank Tabungan Negara. d. Accessbility (Aksesbilitas) Aksesbilitas dikorelasikan dengan kemudahan dalam mencapai atau mengakses lokasi tujuan, kemudahan dalam melakukan

24 komunikasi (Tjiptono, 2000 : 67 70) dalam Sunyoto (2013). Kemudahan dalam mencapai lokasi tujuan menjadi salah satu nilai yang diperhitungkan bagi perusahaan. Pemilihan lokasi yang cukup strategis memungkinkan perusahaan lebih mudah dalam melakukan komunikasi secara langsung terhadap konsumen. Dimensi aksesbilitas ini digunakan oleh peneliti di dalam laporan penelitian ini, supaya dapat mengetahui tingkat persentase aksesbilitas dalam memotivasi calon nasabah dalam realisasi produk KPR Non Subsidi Bank Tabungan Negara. 8. Teknik pengumpulan data a. Observasi Tindakan yang dilakukan tanpa sara komunikasi dan hanya mengandalkan panca indra, khususnya indra penglihatan, dikutip dari Supranto (1982 : 68). Menurut Iqbal (1997) dalam Sunyoto (2013 : 133) observasi merupakan pengamatan terhadap permasalahan dengan melakukan tinjauan langsung terhadap objek yang akan diteliti. Peneliti melakukan pengamatan pada ramai atau tidak nasabah yang mengambil antrean unit loan service serta mengamati seperti apa permintaan nasabah ketika pengajuan kredit dan berapa banyak debitur / pemohon mengajukan kredit pemilikan rumah non subsidi.

25 b. Kuesioner Pengumpulan data pada laporan penelitian ini menggunakan wawancara secara tertulis yaitu kuesioner. Peneliti memilih media kuesioner karena dinilai lebih efektif untuk mengetahui unsur unsur yang dapat mempengaruhi permasalahan. Menurut Rangkuti (1997 : 45) media kuesioner menggunakan sistem pertanyaan dan jawaban yang dapat dilakukan secara jelas, dapat menggali informasi yang lebih rinci, serta dapat membatasi dan mengontrol alur pertanyaan. Jenis pertanyaan yang digunakan dalam kuesioner ini adalah pertanyaan tertutup. Nazir (1988) memaparkan bahwa penggunaan pertanyaan tertutup dapat membatasi jawaban responden agar tidak terlalu luas pada struktur jawaban yang didesain oleh peneliti. Ditambahkan oleh Sanusi (2012 : 110) closed answer questions diasumsikan sebagai rumusan yang menfokuskan pada poin poin jawaban secara khusus dan bersifat membatasi gagasan responden. Pilihan jawaban yang diberikan dapat berbentuk seperti pilihan ganda untuk memudahkan jawaban sesuai kategori yang ditetapkan oleh peneliti (Suliyanto, 2006 : 141) Kuesioner dalam laporan penelitian ini menggunakan sistem penilaian skala likert. Sanusi (2002 : 59) menjelaskan skala likert digunakan dalam pengukuran hasil jawaban responden dengan sikap yang mengarah pada tindakan terhadap atribut konsep dan variabel ukur.

26 Soegiyono (1996 : 86) dalam Sunyoto (2013 : 132) menyatakan skala likert digunakan sebagai alat penilaian pemahaman, dan pemikiran responden pada sebuah permasalahan. Penentuan skala pada dasarnya dikategorikan kedalam lima titik kolom tabel (Sanusi, 2002 : 57) dijelaskan sebagai berikut : SS = Sangat Setuju. S = Setuju. N = Netral. TS = Tidak Setuju. STS = Sangat Tidak Setuju. Berdasarkan kriteria penilaian diatas maka skor penilaian masing masing jawaban dapat dikategorikan ke dalam penilaian secara kuantitatif. Menurut Subiyanto (1999 : 107) skala penilaian umumnya tersusun atas lima buah komponen seperti dibawah ini : 5 = Sangat Setuju (SS). 4 = Setuju (S). 3 = Netral (N). 2 = Tidak Setuju (TS). 1 = Sangat Tidak Setuju (STS).

27 Masing masing peringkat angka menunjukan tinggi rendahnya nilai yang diberikan oleh responden dari hasil pengisian kuesioner. Kriteria peringkat nilai dalam kuesioner tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut : Skor 5 = Nilai sangat tinggi. Skor 4 = Nilai tinggi. Skor 3 = Nilai sedang. Skor 2 = Nilai rendah. Skor 1 = Nilai Sangat rendah. c. Studi pustaka Laporan penelitian ini tidak hanya menghimpun sumber data melalui kuesioner saja, namun juga melalui studi pustaka. Menurut Kutha Ratna (Prastowo, 2012 : 80) kajian pustaka sebagai kerangka teori serta sumber bacaan yang berguna sebagai alat analisis objek penelitian, sedangkan menurut Pohan (Prastowo, 2012 : 81) studi pustaka digunakan untuk mengkaji informasi ilmiah berupa literature terpublikasi dengan maksud menghindari terjadinya plagiat. Studi pustaka dalam laporan penelitian ini menggunakan teori teori yang bersumber dari para ahli berkompeten sesuai bidang ilmu. Sumber penulisan laporan ini tentu tidak hanya bersumber dari buku

28 buku teori saja namun juga berasal dari brosur dan hasil cetak simulasi produk produk kredit Bank Tabungan Negara (BTN) Kator Cabang Slamet Riyadi, Solo. 9. Metode pengolahan data Laporan penelitian ini menggunakan metode pengolahan statistik deskriptif berbasis frekuensi. Dijelaskan oleh Sanusi (2012 : 116) analisis data statistik deskriptif frekuensi menjabarkan data dari sebuah variabel yang hendak diteliti. Subagyo (1996 : 1) menambahkan statistik deskriptif frekuensi merupakan teknik yang mengkaji pengumpulan data, penyajian, serta pengukuran nilai nilai yang diintrepetasikan dalam bentuk yang lebih sederhana. Laporan penelitian ini mendeskripsikan frekuensi nilai masing masing variabel, dan variabel yang memiliki nilai persentase yang paling dominan atau signifikan. Menurut Boedijoewono (2012) statistik deskriptif adalah metode pengolahan data yang mengiterpretasikan karakteristik atau sifat masing masing data. Maka dari itu peneliti menggunakan teknik statistik deskriptif yang berdasarkan frekuensi sebagai alat ukur dalam pengolahan data penelitian. Menurut Suliyanto (2006 : 179) teknik pengolahan ini menggunakan sistem perhitungan seperti mean, median, modus serta persentil dan diolah dengan menggunakan program Microsoft Excel. Suliyanto (2006 : 177) menambahkan jika teknik ini memungkinkan untuk mengukur beberapa

29 variabel dimana pengukuran ditujukan pada n sampel dengan sistem pengolahan secara terpisah. Berdasar pengembangan teori tersebut maka sistem pengukuran yang akan digunakan oleh peneliti untuk melakukan pengolahan data di dalam laporan proposal penelitian ini adalah mean, median, dan modus, dan persentil. Persentase nilai variabel diukur melalui nilai sentral, Menurut Boedijoewono (2012 : 74) nilai sentral harus didukung dengan kelengkapan data dengan tendensi yang terpusar terhadap nilai sentral. Rumusan pengolahan data dalam laporan proposal penelitian ini dijelaskan oleh Spiegel ( 1996 : 378) sebagai berikut : a. Mean (Me) X = Keterangan : X = Nilai rata rata. f = Frekuensi nilai. x = Nilai tengah. N = Jumlah frekuensi. b. Median (Md) Md = B + { } F Fm - F

30 Keterangan : Md = Median. B = Tepi kelas bawah dari interval dimana median terletak. F = Frekuensi komulatif bagi B. Fm = Frekuensi komulatif bagi tepi kelas atas dan interval dimana median dihitung. N = Jumlah nilai. I = Besarnya interval kelas. Dikutip dari Dajan (1986 : 24) c. Modus (Mo) Keterangan : Mo = Modus. Li = Tepi kelas bawah dari kelas modus. d₁ = Selisih frekuensi modus dengan frekuensi sebelumnya. d₂ = Selisih frekuensi modus dengan frekuensi sesudahnya. Dikutip dari Spiegel ( 1996 : 378).

31 d. Persentil Persentil merupakan bilangan yang digunakan untuk membagi 100 bagian yang sama pada sebuah data (Subagyo, 1996). 10. Kerangka Pemikiran Kerangka penelitian merupakan panduan konsep dalam laporan penelitian. Kerangka penelitian mengkaji mengenai materi pokok yang dianggap sebagai konsentrasi dalam penelitian. Keringka pemikiran ini dinyatakan dalam struktur bagan atau skema sederhana yang mengulas unsur pokok dari laporan penelitian ini. Dimensi - dimensi yang dimuat dalam kerangka pemikiran diambil dari Sunyoto (2013), dan Tjiptono (1996), dan Mulyono (1994). Tabel I.4 Kerangka Pemikiran Interest Rate Variabel : Acces Buying decision Collaterall Protection Service Sumber : Sunyoto (2013), Tjiptono (1996), Mulyono (1994).

PENDAHULUAN. mengelompokan bank terbagi dua kategori berdasarkan fungsinya yaitu bank

PENDAHULUAN. mengelompokan bank terbagi dua kategori berdasarkan fungsinya yaitu bank PENDAHULUAN A. Latar Belakang Intansi perbankan merupakan lembaga keuangan yang memiliki tugas sebagai media penukaran uang, penyimpanan dan peminjaman dana (Kasmir, 2005 : 7). Menurut Undang Undang Nomor

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. salah satu dari kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Banyak perusahaan yang

BAB I PENDAHULUAN. salah satu dari kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Banyak perusahaan yang BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Perkembangan dunia bisnis yang semakin maju di era globalisasi merupakan salah satu dari kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Banyak perusahaan yang saling berlomba-lomba

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan zaman yang semakin meningkat membuat masyarakat terus

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan zaman yang semakin meningkat membuat masyarakat terus BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan zaman yang semakin meningkat membuat masyarakat terus berpacu untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, sedangkan kemampuan untuk mencapai kebutuhan hidup tersebut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Undang-Undang Perbankan Pasal 1 ayat 2 Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Undang-Undang Perbankan Pasal 1 ayat 2 Undang-Undang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menurut Undang-Undang Perbankan Pasal 1 ayat 2 Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998, yang dimaksud dengan bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pembelian rumah bisa dilakukan dengan cara tunai ataupun kredit.

BAB I PENDAHULUAN. Pembelian rumah bisa dilakukan dengan cara tunai ataupun kredit. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pembelian rumah bisa dilakukan dengan cara tunai ataupun kredit. Seseorang dapat membeli rumah secara tunai apabila orang tersebut memiliki uang yang nilainya

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. barang, rumah makan, hingga yang bergerak dibidang kesehatan seperti klinik dan

BAB 1 PENDAHULUAN. barang, rumah makan, hingga yang bergerak dibidang kesehatan seperti klinik dan BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Seiring dengan berkembangnya teknologi dan meningkatnya kebutuhan individu yang semakin bermacam macam, membawa dampak semakin bertambahnya perusahaan perusahaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mempertemukan pihak yang membutuhkan dana (borrower) dan pihak yang

BAB I PENDAHULUAN. mempertemukan pihak yang membutuhkan dana (borrower) dan pihak yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Lembaga keuangan perbankan mempunyai peranan amat penting dalam perekonomian suatu negara. Perbankan mempunyai kegiatan yang mempertemukan pihak yang membutuhkan

Lebih terperinci

Bab 3 METODE PENELITIAN

Bab 3 METODE PENELITIAN Bab 3 METODE PENELITIAN 3.1. Pendekatan dan Metodologi Penelitian dilakukan dengan menggunakan metode kuantitatif. Dengan metode kuantitatif ini diharapkan dapat memberikan penjelasan mengenai perilaku

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kesuksesan sebuah bank dimana salah satu cara bank untuk mendistribusikan dan

BAB I PENDAHULUAN. kesuksesan sebuah bank dimana salah satu cara bank untuk mendistribusikan dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Merek telah menjadi elemen krusial yang berkontribusi terhadap kesuksesan sebuah bank dimana salah satu cara bank untuk mendistribusikan dan memperkenalkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bank sedangkan memberikan jasa bank lainnya hanya kegiatan pendukung. Kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. bank sedangkan memberikan jasa bank lainnya hanya kegiatan pendukung. Kegiatan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pengertian bank menurut UU Perbankan No. 10 Tahun 1998 Tentang Perbankan adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Bank dan Perbankan Menurut Undang-Undang RI Nomor 10 Tahun 1998. Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tolak ukur kemajuan negara tersebut. Menurut Kasmir (2014) bank adalah

BAB I PENDAHULUAN. tolak ukur kemajuan negara tersebut. Menurut Kasmir (2014) bank adalah 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Bank merupakan lembaga yang memegang peranan penting dalam perekonomian suatu negara. Kemajuan bank di suatu negara dapat dijadikan tolak ukur kemajuan negara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tempat tinggal merupakan suatu kebutuhan dasar bagi setiap manusia dalam

BAB I PENDAHULUAN. Tempat tinggal merupakan suatu kebutuhan dasar bagi setiap manusia dalam BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pertumbuhan ekonomi yang pesat di era globalisasi seperti sekarang ini menyebabkan kenaikan harga komoditas dunia yang dikarenakan para pembisnis saling bersaing.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. membutuhkan bank sebagai mitra dalam mengembangkan usahanya.

BAB I PENDAHULUAN. membutuhkan bank sebagai mitra dalam mengembangkan usahanya. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bank sebagai lembaga keuangan mempunyai peranan yang cukup besar dalam usaha untuk meningkatkan perhimpunan dana dari masyarakat dan dapat mendorong pertumbuhan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul Krisis moneter yang melanda Negara Indonesia pada tahun 1998 lalu, berimbas banyak terhadap perekonomian masyarakat. Jumlah orang miskin dan pengangguran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. keuangan yang berupa bank dan lembaga keuangan bukan bank. kelembagaan, maupun badan usaha. Kasmir (2005 : 8), mengartikan Bank

BAB I PENDAHULUAN. keuangan yang berupa bank dan lembaga keuangan bukan bank. kelembagaan, maupun badan usaha. Kasmir (2005 : 8), mengartikan Bank digilib.uns.ac.id BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Lembaga keuangan adalah lembaga yang menghubungkan antara pihak yang memerlukan dana dan pihak yang mengalami kelebihan dana. Lembaga keuangan dapat

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis Pertumbuhan suatu usaha dipengaruhi dari beberapa aspek diantaranya ketersediaan modal. Sumber dana yang berasal dari pelaku usaha agribisnis sendiri

Lebih terperinci

Tabel.1.1 Jumlah Karyawan PT Bank Himpunan Saudara 1906 TBK, KC Palembang

Tabel.1.1 Jumlah Karyawan PT Bank Himpunan Saudara 1906 TBK, KC Palembang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pemilihan Judul Seiring dengan perkembangan perekonomian, berimbas pada banyaknya perusahaan baru bermunculan, baik perusahaan yang menawarkan barang maupun perusahaan

Lebih terperinci

BAB II KERANGKA TEORI

BAB II KERANGKA TEORI BAB II KERANGKA TEORI 2.1 Kerangka Teori 2.1.1 Bank 2.1.1.1 pengertian Bank Bank lebih dikenal sebagai lembaga keuangan yang kegiatan utamanya menerima simpanan giro, tabungan dan deposito. Kemudian bank

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bergerak di bidang keuangan. Pengertian bank menurut Undang-Undang Nomor

BAB I PENDAHULUAN. bergerak di bidang keuangan. Pengertian bank menurut Undang-Undang Nomor BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Bank merupakan salah satu lembaga keuangan atau perusahaan yang bergerak di bidang keuangan. Pengertian bank menurut Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perubahan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Probolinggo yaitu pada Bank Rakyat Indonesia. Tbk Cabang Probolinggo Unit

BAB III METODE PENELITIAN. Probolinggo yaitu pada Bank Rakyat Indonesia. Tbk Cabang Probolinggo Unit BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi Penelitian Penelitian yang dilakukan ini mengambil lokasi di wilayah Kota Probolinggo yaitu pada Bank Rakyat Indonesia. Tbk Cabang Probolinggo Unit Plaza. Alasan memilih

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Upaya membangun suatu unit usaha bank mikro yang melayani. masyarakat golongan kecil memerlukan suatu cara metode berbeda dengan

BAB I PENDAHULUAN. Upaya membangun suatu unit usaha bank mikro yang melayani. masyarakat golongan kecil memerlukan suatu cara metode berbeda dengan BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Upaya membangun suatu unit usaha bank mikro yang melayani masyarakat golongan kecil memerlukan suatu cara metode berbeda dengan praktek-praktek yang telah dilakukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. atau dikenal dengan kebutuhan primer, juga kebutuhan sekunder maupun

BAB I PENDAHULUAN. atau dikenal dengan kebutuhan primer, juga kebutuhan sekunder maupun BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam kehidupan sehari - hari manusia memiliki kebutuhan pokok atau dikenal dengan kebutuhan primer, juga kebutuhan sekunder maupun kebutuhan tersier. Kebutuhan primer

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memberikan kepuasan kepada konsumen. Untuk memenuhi kepuasaan konsumen

BAB I PENDAHULUAN. memberikan kepuasan kepada konsumen. Untuk memenuhi kepuasaan konsumen 20 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dalam menghadapi persaingan yang semakin ketat perusahaan harus dapat memberikan kepuasan kepada konsumen. Untuk memenuhi kepuasaan konsumen perlu dilakukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Setiap manusia selalu berhadapan dengan masalah pengambilan

BAB I PENDAHULUAN. Setiap manusia selalu berhadapan dengan masalah pengambilan BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Setiap manusia selalu berhadapan dengan masalah pengambilan keputusan. Berbagai masalah yang dihadapi mengharuskan setiap individu untuk dapat mengambil sebuah

Lebih terperinci

ANALISIS KREDIT AGUNAN RUMAH BTN DALAM MEMENUHI KEBUTUHAN RENOVASI RUMAH PADA PT. BANK TABUNGAN NEGARA KANTOR CABANG BEKASI

ANALISIS KREDIT AGUNAN RUMAH BTN DALAM MEMENUHI KEBUTUHAN RENOVASI RUMAH PADA PT. BANK TABUNGAN NEGARA KANTOR CABANG BEKASI ANALISIS KREDIT AGUNAN RUMAH BTN DALAM MEMENUHI KEBUTUHAN RENOVASI RUMAH PADA PT. BANK TABUNGAN NEGARA KANTOR CABANG BEKASI Nama : Erna Nur Elihidayah NPM : 52213949 Program Studi : DIII Manajemen Keuangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bank merupakan suatu lembaga keuangan yang berfungsi sebagai perantara keuangan antara pihak yang kelebihan dana dan pihak yang kekurangan dana. Bank menerima simpanan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menghubungkan pihak-pihak yang memiliki dana dengan pihak-pihak yang

BAB I PENDAHULUAN. menghubungkan pihak-pihak yang memiliki dana dengan pihak-pihak yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perbankan mempunyai tugas yang sangat penting dalam rangka mendorong pencapaian tujuan nasional yang berkaitan dalam peningkatan dan pemerataan taraf hidup

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul Seiring dengan perkembangan zaman yang semakin maju menyebabkan perusahaan khususnya yang bergerak di bidang pelayanan atau jasa menginginkan perusahaannya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. oleh tiap perusahaan.menurut buku yang berjudul The Power of Brands, Brand

BAB I PENDAHULUAN. oleh tiap perusahaan.menurut buku yang berjudul The Power of Brands, Brand BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Brand Image atau citra merk merupakan hal penting yang harus dimiliki oleh tiap perusahaan.menurut buku yang berjudul The Power of Brands, Brand Image (Citra

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. semakin menyatu dengan ekonomi regional dan internasional yang dapat

BAB I PENDAHULUAN. semakin menyatu dengan ekonomi regional dan internasional yang dapat 9 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan ekonomi nasional dewasa ini menunjukkan arah yang semakin menyatu dengan ekonomi regional dan internasional yang dapat menunjang sekaligus dapat berdampak

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Desain penelitian adalah prosedur-prosedur yang digunakan oleh Peneliti dalam pemilihan, pengumpulan, dan analisis data secara keseluruhan (Indriantoro, Supomo.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dalam dunia usaha dan bisnis saat ini mengalami

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dalam dunia usaha dan bisnis saat ini mengalami BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan dalam dunia usaha dan bisnis saat ini mengalami perkembangan yang sangat pesat. Perkembangan tersebut menciptakan persaingan yang sangat ketat.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bank lainnya. Beberapa jenis jasa lain yang ditawarkan oleh bank menurut

BAB I PENDAHULUAN. bank lainnya. Beberapa jenis jasa lain yang ditawarkan oleh bank menurut digilib.uns.ac.id BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menurut Undang Undang Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 1998 tentang perbankan, bank adalah : Badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ke dalam bisnis utama dan bisnis penunjang. Bisnis utama suatu bank adalah

BAB I PENDAHULUAN. ke dalam bisnis utama dan bisnis penunjang. Bisnis utama suatu bank adalah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Industri jasa perbankan memiliki kegiatan usaha yang dapat dikelompokkan ke dalam bisnis utama dan bisnis penunjang. Bisnis utama suatu bank adalah menghimpun

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Metode dasar yang digunakan adalah penelitian deskriptif asosiatif. Dimana

III. METODE PENELITIAN. Metode dasar yang digunakan adalah penelitian deskriptif asosiatif. Dimana III. METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Metode dasar yang digunakan adalah penelitian deskriptif asosiatif. Dimana menggabungkan antara dua metode, yaitu metode deskriptif yang dilakukan untuk mengetahui

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan perbankan menawarkan tradisi pelayanan terbaik melalui penyediaan

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan perbankan menawarkan tradisi pelayanan terbaik melalui penyediaan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perbankan adalah merupakan salah satu perusahaan jasa. Dimana seluruh kegiatan perbankan menawarkan tradisi pelayanan terbaik melalui penyediaan produk dan layanan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara berkembang yang sekarang ini sedang. Undang-Undang Dasar 1945 alinea 4 (empat) yaitu, melindungi segenap

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara berkembang yang sekarang ini sedang. Undang-Undang Dasar 1945 alinea 4 (empat) yaitu, melindungi segenap BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia adalah negara berkembang yang sekarang ini sedang melaksanakan pembangunan di berbagai bidang yang berpedoman pada Undang-Undang Dasar 1945 alinea 4 (empat)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berpengaruh pada perekonomian nasional. Hal ini menyebabkan. kebutuhan hidup penduduk Indonesia juga terus mengalami kenaikan.

BAB I PENDAHULUAN. berpengaruh pada perekonomian nasional. Hal ini menyebabkan. kebutuhan hidup penduduk Indonesia juga terus mengalami kenaikan. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertumbuhan penduduk Indonesia pada saat sekarang telah berpengaruh pada perekonomian nasional. Hal ini menyebabkan kebutuhan hidup penduduk Indonesia juga terus mengalami

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. maupun di luar negeri. Hal ini dikarenakan salah satu tolak ukur kemajuan suatu

BAB 1 PENDAHULUAN. maupun di luar negeri. Hal ini dikarenakan salah satu tolak ukur kemajuan suatu BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Seiring dengan tumbuh dan berkembangnya perekonomian di dunia meskipun kini tengah dilanda krisis ekonomi global, dunia bisnis merupakan dunia yang paling ramai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kelebihan yang dimiliki oleh wanita dapat diketahui potensial pasar yang cukup

BAB I PENDAHULUAN. kelebihan yang dimiliki oleh wanita dapat diketahui potensial pasar yang cukup BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Wanita adalah gender yang jarang terangkat keberadaannya, namun dengan segala kelebihan yang dimiliki oleh wanita dapat diketahui potensial pasar yang cukup menjanjikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sangat besar. Sektor sektor ekonomi yang menopang perekonomian di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. sangat besar. Sektor sektor ekonomi yang menopang perekonomian di Indonesia 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Peranan perbankan dalam memajukan perekonomian suatu negara sangat besar. Sektor sektor ekonomi yang menopang perekonomian di Indonesia seperti sektor perdagangan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dunia perbankan merupakan salah satu institusi yang sangat berperan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dunia perbankan merupakan salah satu institusi yang sangat berperan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dunia perbankan merupakan salah satu institusi yang sangat berperan dalam bidang perekonomian suatu negara, khususnya dalam bidang pembiayaan perekonomian. Menurut UU

Lebih terperinci

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Pada Restaurant Bumbu Desa Cabang Laswi Bandung, penulis melakukan

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Pada Restaurant Bumbu Desa Cabang Laswi Bandung, penulis melakukan BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1. Objek Penelitian Untuk mengumpulkan data yang dijadikan bahan dalam penyusunan Tugas Akhir yang berjudul Analisis Penilaian Citra Perusahaan Oleh Konsumen Pada

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pemerintah menyadari peranan usaha kecil terhadap pertumbuhan

BAB 1 PENDAHULUAN. Pemerintah menyadari peranan usaha kecil terhadap pertumbuhan BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pemerintah menyadari peranan usaha kecil terhadap pertumbuhan perekonomian Indonesia sangat besar, terutama karena kontribusinya dalam Produk Domestik Bruto dan tingginya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pesat seiring dengan semakin berkembangnya industri perbankan syariah.

BAB I PENDAHULUAN. pesat seiring dengan semakin berkembangnya industri perbankan syariah. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah. Perbankan Indonesia saat ini telah mengalami pertumbuhan yang pesat seiring dengan semakin berkembangnya industri perbankan syariah. Bank syariah merupakan

Lebih terperinci

Bab I Pendahuluan 1 BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini begitu banyak perusahaan yang bergerak dalam dunia bisnis

Bab I Pendahuluan 1 BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini begitu banyak perusahaan yang bergerak dalam dunia bisnis Bab I Pendahuluan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dewasa ini begitu banyak perusahaan yang bergerak dalam dunia bisnis dengan berbagai macam bidang usaha. Dalam menjalankan usahanya setiap

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Berdasarkan data yang tersedia di idx, jumlah perusahaan yang tercatat sampai dengan bulan Januari 2016 adalah sejumlah 523 emiten (www.idx.co.id).

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. hancur akibat krisis multi dimensi yang berkepanjangan. Salah satu usaha

BAB I PENDAHULUAN. hancur akibat krisis multi dimensi yang berkepanjangan. Salah satu usaha BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Indonesia saat ini sedang berusaha keluar dari berbagai permasalahan ekonomi yang telah terjadi sejak krisis moneter tahun 1998. Pemerintah Indonesia berusaha segiat-giatnya

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini menganalisa tentang pengaruh media komunikasi pemasaran

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini menganalisa tentang pengaruh media komunikasi pemasaran 43 III. METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Penelitian ini menganalisa tentang pengaruh media komunikasi pemasaran langsung multi tingkat terhadap pengambilan keputusan pembelian produk herbal dari

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. modal kerja dan usaha, perdagangan, dan distribusi banyak ditentukan oleh ada

PENDAHULUAN. modal kerja dan usaha, perdagangan, dan distribusi banyak ditentukan oleh ada PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam era industrialisasi, perbankan merupakan suatu industri jasa yang dominan dan hampir menopang semua sendi perekonomian. Kelancaran modal investasi, modal kerja dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menunculkan bidang-bidang yang terus berkembang di berbagai aspek

BAB I PENDAHULUAN. menunculkan bidang-bidang yang terus berkembang di berbagai aspek BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pesatnya pembangunan dan perkembangan Ekonomi di Indonesia semakin tahun semakin meningkat. Hal tersebut ditandai dengan semakin pesatnya laju perekonomian di

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Untuk memelihara kesinambungan pembangunan nasional guna mewujudkan masyarakat Indonesia yang adil dan makmur berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskriptif. Penelitian deskriptif adalah

BAB 3 METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskriptif. Penelitian deskriptif adalah BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskriptif. Penelitian deskriptif adalah penelitian yang dilakukan untuk mengetahui nilai variabel mandiri, baik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bank merupakan salah satu lembaga keuangan yang mempunyai peranan penting di dalam

BAB I PENDAHULUAN. Bank merupakan salah satu lembaga keuangan yang mempunyai peranan penting di dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Bank merupakan salah satu lembaga keuangan yang mempunyai peranan penting di dalam perekonomian suatu negara sebagai lembaga perantara keuangan. Bank adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. aktivitas perbankan selalu berkaitan dengan bidang keuangan. Seperti telah

BAB I PENDAHULUAN. aktivitas perbankan selalu berkaitan dengan bidang keuangan. Seperti telah BAB I PENDAHULUAN I.1 LATAR BELAKANG MASALAH Bank merupakan perusahaan yang bergerak di bidang keuangan, artinya aktivitas perbankan selalu berkaitan dengan bidang keuangan. Seperti telah ditegaskan dalam

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Tinjauan Mengenai Bank 2.1.1.1 Pengertian Bank Menurut Undang-undang No. 10 Tahun 1998 tentang Perubahan

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB V SIMPULAN DAN SARAN BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Dari hasil penelitian mengenai motivasi debitur terhadap atribut produk dalam keputusan pembelian produk KPR Bank Commonwealth dapat disimpulkan sebagai berikut. Motivasi

Lebih terperinci

PROSEDUR PEMBERIAN KREDIT SWADANA PADA BANK TABUNGAN NEGARA CABANG BEKASI

PROSEDUR PEMBERIAN KREDIT SWADANA PADA BANK TABUNGAN NEGARA CABANG BEKASI PROSEDUR PEMBERIAN KREDIT SWADANA PADA BANK TABUNGAN NEGARA CABANG BEKASI Nama : Nurul Fiqih Budianti NPM : 56213721 Program Studi : DIII Manajemen Keuangan Pembimbing : Dr. Ir. Rina Sugiarti, MM. LATAR

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pensiun, penyediaan sistem pembayaran dan mekanisme transfer dana.

BAB I PENDAHULUAN. pensiun, penyediaan sistem pembayaran dan mekanisme transfer dana. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Persaingan lembaga keuangan perbankan semakin ketat dan berkembang pada produk dan layanan jasanya. Menurut Kasmir (2005:9) lembaga keuangan adalah setiap perusahaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. melakukan keputusan. Nasabah melakukan kegiatan-kegiatan dalam mencapai

BAB I PENDAHULUAN. melakukan keputusan. Nasabah melakukan kegiatan-kegiatan dalam mencapai BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keputusan menunjukkan arti kesimpulan terbaik individu nasabah untuk melakukan keputusan. Nasabah melakukan kegiatan-kegiatan dalam mencapai kesimpulan terbaik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan harapan bisa memberikan informasi yang berkaitan dengan tingkat

BAB I PENDAHULUAN. dengan harapan bisa memberikan informasi yang berkaitan dengan tingkat 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Semua pelaku usaha prinsipnya adalah mencari laba, bisa dikatakan berusaha untuk meningkatkan labanya. Hal inilah yang menyebabkan laba menjadi salah satu ukuran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan yang berkesinambungan diberbagai bidang diperlukan untuk

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan yang berkesinambungan diberbagai bidang diperlukan untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan yang berkesinambungan diberbagai bidang diperlukan untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi dalam rangka mengatasi krisis ekonomi secara nasional dan global.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian. Dalam penelitian ini subjeknya adalah nasabah yang menerima fasilitas

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian. Dalam penelitian ini subjeknya adalah nasabah yang menerima fasilitas BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Subjek dan Objek Penelitian 1. Subjek Penelitian Subjek penelitian adalah responden yang terlibat langsung di dalam penelitian. Dalam penelitian ini subjeknya adalah nasabah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. jantung dari sebuah bank yang memegang porsi terbesar dari asset bank. Hingga kini

BAB I PENDAHULUAN. jantung dari sebuah bank yang memegang porsi terbesar dari asset bank. Hingga kini BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bank merupakan inti dari sistem keuangan didalam setiap negara, sebagaimana bank adalah suatu organisasi yang bergerak dibidang bisnis, yang mempunyai tugas

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Obyek / Subyek Penelitian Obyek penelitian ini adalah Kabupaten Bantul, sementara subyeknya adalah warga Perumnas Bumi Guwosari yang telah menerima Kredit Pemilikan Rumah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Yang Digunakan Metodologi penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan dengan tujuan dan kegunaan tertentu, Sugiyono (2013:01).

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dunia perbankan saat ini menjadi salah satu industri bisnis yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. Dunia perbankan saat ini menjadi salah satu industri bisnis yang sangat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dunia perbankan saat ini menjadi salah satu industri bisnis yang sangat kompetitif yang mana dibangun atas dasar kepercayaan nasabah dan sangat di perlukan dalam aktifitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Dalam kurun waktu belakangan ini, sektor jasa di Indonesia telah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Dalam kurun waktu belakangan ini, sektor jasa di Indonesia telah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dalam kurun waktu belakangan ini, sektor jasa di Indonesia telah mengalami peningkatan yang cukup signifikan. Sehingga sektor ini mampu memberikan kontribusi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul Perbankan merupakan salah satu sektor ekonomi yang sangat penting peranannya dalam perkembangan ekonomi Indonesia. Menurut Kartika Sari (2009:1) Bank

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berbagai pihak cukup besar dalam perekonomian nasional. Pada akhir tahun 2015

BAB I PENDAHULUAN. berbagai pihak cukup besar dalam perekonomian nasional. Pada akhir tahun 2015 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Selama ini peran UMKM (Usaha Mikro Kecil dan Menengah) diakui dari berbagai pihak cukup besar dalam perekonomian nasional. Pada akhir tahun 2015 tercatat sebanyak 99

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Berdasarkan perumusan masalah dan tujuan penelitian, jenis penelitian yang

III. METODE PENELITIAN. Berdasarkan perumusan masalah dan tujuan penelitian, jenis penelitian yang III. METODE PENELITIAN A. Jenis dan Lokasi Penelitian Untuk membatasi permasalahan dan penelitian maka ditetapkan jenis dan lokasi penelitian yang akan dilakukan. 1. Jenis Penelitian Berdasarkan perumusan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul Pada era globalisasi, produk atau jasa yang bersaing dalam satu pasar semakin banyak dan beragam akibat keterbukaan pasar. Sehingga terjadilah persaingan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. pada PT. Angkasa Pura 1 (PERSERO) Cabang Bandar UdaraInternasional Adi. yang akan dijelaskan pada latar belakang sebagai berikut :

BAB 1 PENDAHULUAN. pada PT. Angkasa Pura 1 (PERSERO) Cabang Bandar UdaraInternasional Adi. yang akan dijelaskan pada latar belakang sebagai berikut : BAB 1 PENDAHULUAN Laporan proposal ini akan membahas tentang topik berdasarkan yang muncul pada PT. Angkasa Pura 1 (PERSERO) Cabang Bandar UdaraInternasional Adi Soemarmo Surakarta yaitu mengenai kepuasan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Untuk meningkatkan perekonomian masyarakat maka pemerintah telah

BAB I PENDAHULUAN. Untuk meningkatkan perekonomian masyarakat maka pemerintah telah 16 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Untuk meningkatkan perekonomian masyarakat maka pemerintah telah menetapkan beberapa prioritas, antara lain adalah dengan memberikan akses yang luas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. adalah suatu organisasi yang bergerak dibidang bisnis, yang mempunyai tugas pokok yaitu

BAB I PENDAHULUAN. adalah suatu organisasi yang bergerak dibidang bisnis, yang mempunyai tugas pokok yaitu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bank merupakan inti dari sistem keuangan didalam setiap negara, sebagaimana bank adalah suatu organisasi yang bergerak dibidang bisnis, yang mempunyai tugas

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Metode dapat dirumuskan suatu proses atau prosedur yang sistematik berdasarkan prinsip dan teknik ilmiah yang dipakai oleh disiplin (ilmu) untuk mencapai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perbankan, juga tidak lepas dari pengaruh perkembangan di luar dunia bank,

BAB I PENDAHULUAN. perbankan, juga tidak lepas dari pengaruh perkembangan di luar dunia bank, BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Kondisi dunia perbankan di Indonesia telah banyak mengalami perubahan dari waktu ke waktu. Perubahan ini selain disebabkan oleh perkembangan internal perbankan,

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 207), menurut (Griffin, 2002) Keputusan Nasabah dalam Mengambil

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 207), menurut (Griffin, 2002) Keputusan Nasabah dalam Mengambil BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Keputusan Nasabah dalam Mengambil Kredit 1. Pengertian Keputusan Nasabah dalam Mengambil Kredit yaitu sebuah proses keputusan mengambil kredit pada suatu bank (Philip Kotler, 2002:

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Di era globalisasi sekarang ini perubahan laju pembangunan terus mengalami

BAB I PENDAHULUAN. Di era globalisasi sekarang ini perubahan laju pembangunan terus mengalami BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Di era globalisasi sekarang ini perubahan laju pembangunan terus mengalami peningkatan. Khususnya Indonesia yang merupakan negara berkembang, di mana segala upaya dilakukan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Di Negara berkembang maupun negara maju, perbankan adalah suatu industri

BAB 1 PENDAHULUAN. Di Negara berkembang maupun negara maju, perbankan adalah suatu industri BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di Negara berkembang maupun negara maju, perbankan adalah suatu industri yang sangat penting dalam perekonomian guna menjaga keseimbangan, kemajuan, dan kesatuan ekonomi

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUTUSAN NASABAH DALAM MENGGUNAKAN TABUNGAN PADA PD. BPR BANK DAERAH KABUPATEN KARANGANYAR

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUTUSAN NASABAH DALAM MENGGUNAKAN TABUNGAN PADA PD. BPR BANK DAERAH KABUPATEN KARANGANYAR FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUTUSAN NASABAH DALAM MENGGUNAKAN TABUNGAN PADA PD. BPR BANK DAERAH KABUPATEN KARANGANYAR 1) Alvina Novita Dewi 1), PW. Agung 2) Mahasiswa Prodi Manajemen Fakultas Ekonomi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Di Indonesia masih banyak masyarakat yang masih belum mempunyai

BAB I PENDAHULUAN. Di Indonesia masih banyak masyarakat yang masih belum mempunyai BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Di Indonesia masih banyak masyarakat yang masih belum mempunyai rumah dan belum mempunyai tempat tinggal yang memadai sesuai dengan kebutuhan dan keinginan

Lebih terperinci

BAB III. Metode Penelitian. QUEEN jln. Gajah mada, Ponorogo. populasi dalam penelitian ini adalah keseluruhan dari subyek penelitian,

BAB III. Metode Penelitian. QUEEN jln. Gajah mada, Ponorogo. populasi dalam penelitian ini adalah keseluruhan dari subyek penelitian, BAB III Metode Penelitian 3.1. Ruang lingkup penelitian 3.1.1. Waktu dan tempat penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari 2016 di Salon QUEEN jln. Gajah mada, Ponorogo. 3.2. Populasi dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kompleks. Berdasarkan kebutuhan, setiap masyarakat memiliki kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. kompleks. Berdasarkan kebutuhan, setiap masyarakat memiliki kebutuhan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perekonomian di Indonesia pada saat ini yang serba canggih perkembangannya menuntut masyarakat untuk berusaha memenuhi kebutuhan sehari-hari dan tuntutan itu

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. nasabahnya dalam melakukan aktivitasnya sehari-hari. Bank merupakan suatu badan usaha yang

BAB 1 PENDAHULUAN. nasabahnya dalam melakukan aktivitasnya sehari-hari. Bank merupakan suatu badan usaha yang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Peranan lembaga keuangan seperti perbankan sangatlah penting bagi sistem perekonomian di Indonesia saat ini. Sebagai lembaga keuangan, bank sangat dibutuhkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. data, populasi, sampel, dan teknik pengambilan sampel, definisi operasional

BAB III METODE PENELITIAN. data, populasi, sampel, dan teknik pengambilan sampel, definisi operasional BAB III METODE PENELITIAN Pada bab ini akan membahas tentang metode yang digunakan pada penelitian ini yang meliputi objek penelitian, jenis penelitian, teknik pengumpulan data, populasi, sampel, dan teknik

Lebih terperinci

BAB I. PENDAHULUAN. pertumbuhan ekonomi di suatu negara. Sektor perbankan seperti Bank Indonesia

BAB I. PENDAHULUAN. pertumbuhan ekonomi di suatu negara. Sektor perbankan seperti Bank Indonesia BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sektor perbankan menjadi salah satu sektor penting dalam proses pertumbuhan ekonomi di suatu negara. Sektor perbankan seperti Bank Indonesia berperan dalam

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Ruang Lingkup Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian dilakukan di pasar yang ada di Kabupaten Tangerang, yaitu Pasar komplek garuda, yang beralamat di Jalan Raya kampung

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG PEMILIHAN BIDANG DAN OBJEK. Perkembangan dunia lembaga pembiayaan beberapa tahun terakhir ini semakin

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG PEMILIHAN BIDANG DAN OBJEK. Perkembangan dunia lembaga pembiayaan beberapa tahun terakhir ini semakin BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG PEMILIHAN BIDANG DAN OBJEK KULIAH KERJA PRAKTEK Tempat yang mempunyai fungsi pokok sebagai agen pembangunan merupakan salah satu faktor pendukung perkembangan dunia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul Peranan perbankan dalam memajukan perekonomian suatu negara sangatlah besar. Industri perbankan memainkan peran yang sangat penting dalam mendukung

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini merupakan sebuah tinjauan teori motivasi Maslow terhadap kinerja

METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini merupakan sebuah tinjauan teori motivasi Maslow terhadap kinerja 25 III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Penelitian ini merupakan sebuah tinjauan teori motivasi Maslow terhadap kinerja karyawan pada PT. CPB Tanjung Bintang. Objek penelitian yang menjadi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang baik tetapi juga pada bentuk produk yang ditawarkan. Upaya bank untuk menarik

BAB I PENDAHULUAN. yang baik tetapi juga pada bentuk produk yang ditawarkan. Upaya bank untuk menarik BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dunia perbankan masa sekarang ini mengalami kemajuan yang sangat pesat. Hal tersebut dapat dilihat dengan banyaknya bank baru di Indonesia, sehingga persaingan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. pendekatan kuantitatif. Menurut Mohammad Nazir (1998: 63), metode

III. METODE PENELITIAN. pendekatan kuantitatif. Menurut Mohammad Nazir (1998: 63), metode III. METODE PENELITIAN A. Tipe Penelitian Tipe penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Menurut Mohammad Nazir (1998: 63), metode deskriptif adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang (Rahim dan Irpa, 2008).

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang (Rahim dan Irpa, 2008). BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Peningkatan kualitas hidup masyarakat Indonesia merupakan salah satu tujuan yang hendak dicapai dalam pelaksanaan program pembangunan. Meningkatkan kualitas hidup antara

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. bisnis yang berkembang dengan pesat sehingga sangat diperlukan sumber-sumber

BAB 1 PENDAHULUAN. bisnis yang berkembang dengan pesat sehingga sangat diperlukan sumber-sumber 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Semakin majunya perkembangan perekonomian saat ini semakin banyak pula bisnis yang berkembang dengan pesat sehingga sangat diperlukan sumber-sumber dana yang

Lebih terperinci

PROSEDUR PEMBERIAN KREDIT PEMILIKAN RUMAH (KPR) BTN PLATINUM PADA PT BANK TABUNGAN NEGARA (BTN) KANTOR CABANG SURABAYA RANGKUMAN TUGAS AKHIR

PROSEDUR PEMBERIAN KREDIT PEMILIKAN RUMAH (KPR) BTN PLATINUM PADA PT BANK TABUNGAN NEGARA (BTN) KANTOR CABANG SURABAYA RANGKUMAN TUGAS AKHIR PROSEDUR PEMBERIAN KREDIT PEMILIKAN RUMAH (KPR) BTN PLATINUM PADA PT BANK TABUNGAN NEGARA (BTN) KANTOR CABANG SURABAYA RANGKUMAN TUGAS AKHIR Oleh : DIAH RETNO SAYEKTI 2013111074 SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Aaker dalam Durianto dkk (2001:4), brand equity dapat

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Aaker dalam Durianto dkk (2001:4), brand equity dapat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Fenomena persaingan dunia asuransi terutama asuransi jiwa di Indonesia telah berkembang dengan pesat. Namun demikian masyarakat Indonesia belum memiliki tingkat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bank merupakan inti dari sistem keuangan dalam setiap negara sebagaimana bank adalah suatu organisasi yang bergerak dibidang bisnis, yang mempunyai tugas pokok

Lebih terperinci

PELAKSANAAN PEMBERIAN KREDIT PEMILIKAN RUMAH DI PT BANK TABUNGAN NEGARA KANTOR CABANG SURABAYA

PELAKSANAAN PEMBERIAN KREDIT PEMILIKAN RUMAH DI PT BANK TABUNGAN NEGARA KANTOR CABANG SURABAYA i PELAKSANAAN PEMBERIAN KREDIT PEMILIKAN RUMAH DI PT BANK TABUNGAN NEGARA KANTOR CABANG SURABAYA RANGKUMAN TUGAS AKHIR Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Penyelesaian Program Pendidikan Diploma

Lebih terperinci