SEJARAH DESAIN. Gaya Desain Bauhaus Modul IX. Udhi Marsudi, S.Sn. M.Sn. Modul ke: Fakultas Desain dan Seni Kreatif. Program Studi Desain Produk

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "SEJARAH DESAIN. Gaya Desain Bauhaus Modul IX. Udhi Marsudi, S.Sn. M.Sn. Modul ke: Fakultas Desain dan Seni Kreatif. Program Studi Desain Produk"

Transkripsi

1 SEJARAH DESAIN Modul ke: Gaya Desain Bauhaus Modul IX Fakultas Desain dan Seni Kreatif Udhi Marsudi, S.Sn. M.Sn Program Studi Desain Produk

2 Abstract Gaya desain Bauhaus muncul sekitar tahun 1919 s.d Berawal dari penamaan sebuah sekolah seni dan desain Bauhaus di Jerman yang sangat berpengaruh dan terkenal menerapkan kurikulum unik, menggabungkan seni dan teknik dalam produksi massal.

3 Kompetensi Mahasiswa mengetahui sejarah, periode, tokoh-tokoh dan karya desain Bauhaus.

4 Gaya Desain Bauhaus Apa definisi gaya desain Bauhaus? Gaya khas desain berawal dari sebuah sekolah seni Bauhaus muncul sekitar tahun 1919 s.d di Jerman yang sangat berpengaruh dan terkenal menerapkan kurikulum unik, menggabungkan seni dan teknik dalam produksi massal. Di mana berawal tumbuhnya desain Bauhaus? Bauhaus muncul sekitar tahun 1919 s.d 1933 di Jerman. pertama kali dipimpin oleh Walter Gropius ( ) dan Ludwig Mies van der Rohe ( ). Walter Gropius juga memelopori International Style dan mengenalkan konsep seni artistektur Utopia modern, berdasar idealisme bentuk yang sederhana dan fungsi yang lugas (form follow function) yaitu bentuk bangunan mengikuti fungsi yang ada pada bangunan tersebut.

5 SEJARAH PERKEMBANGAN DESAIN BAUHAUS Bauhaus, institusi ini awalnya difokuskan untuk menemukan bentuk baru yang rasional dari perumahan sosial untuk para pekerja atau buruh. Rasional yang dimaksud adalah bagaimana ruang dan struktur bangunan yang kualitasnya paling optimal untuk rumah pekerjapekerja ini, sehingga dapat dibangun secara cepat, massal dan murah dengan kualitas yang baik. Namun, kenyataannya yang dilahirkan oleh sekolah Bauhaus lebih dari itu. Bauhaus banyak terpengaruh oleh gerakan Art and Craft di Inggris. Diberi nama Bauhaus, institusi ini difokuskan pada sebuah bentuk baru yang rasional dari perubahan sosial bagi pekerja. Ide dasar pola pengajaran Bauhaus adalah kesatuan dari artistik itu sendiri dan dedikasi praktikal. Setiap siswa harus menyelesaikan pelajaran pengantar sebelum dia dapat memasuki sebuah workshop yang dia pilih sendiri. Ada beberapa tipe workshop yang disediakan, meliputi: praktik dengan media metal, tipografi, seni lukis, gelas, seni pahatan, mebel, praktik penciptaan seni 3 dimensi dan lain sebagainya.

6 Tokoh-Tokoh Penting Gaya Desain Bauhaus Walter Gropius ( ) dan Ludwig Mies van der Rohe ( ). Walter Gropius juga memelopori International Style dan mengenalkan konsep seni artistektur Utopia modern, berdasar idealisme bentuk yang sederhana dan fungsi yang lugas (form follow function Paul Klee, Wassily Kandinsky, Oskar Schlemmer, Johannes Itten, László Moholy-Nagy, Josef Albers dan Marcel Breuer

7 Latar Belakang Munculnya Gaya Desain Bauhaus Sekolah ini berdiri pada 1919 hingga 1933 ditutup oleh Nazi. Sekolah Bauhaus pertama kali dipimpin oleh Walter Gropius ( ) dan Ludwig Mies van der Rohe ( ). Walter Gropius juga memelopori International Style dan mengenalkan konsep seni artistektur Utopia modern, berdasar idealisme bentuk yang sederhana dan fungsi yang lugas (form follow function) yaitu bentuk bangunan mengikuti fungsi yang ada pada bangunan tersebut.

8 Ciri-ciri Gaya Desain Bauhaus Karya seni lukis Bauhaus kebanyakan berbentuk kubisme dan ekspresionisme yang merupakan pengaruh dari pelukis modern Rusia bergaya konstruktivisme. Pesatnya perkembangan industri dan meningkatnya kebutuhan alat rumah tangga seiring perubahan dari tatanan masyarakat agraris ke masyarakat industri akibat dari revolusi industri desain produk seperti furnitur dan alat rumah tangga lain yang kebanyakan didominasi bahan metal, kulit dan kaca, mulai mendapat perhatian di Bauhaus.

9 SEKOLAH-SEKOLAH DESAIN BAUHAUS 1.Bauhaus Weimar Di Weimar, siswa mulai dengan 6 bulan pelajaran dasar, diikuti dengan kelas-kelas yang diajar oleh seorang seniman dan seorang pengrajin. Menekankan bahwa tujuan utama dari semua aktivitas kreativitas adalah "bangunan". Siswa berpartisipasi tepat dari awal sebuah proyek bangunan. Masa ini dipengaruhi oleh gerakan seni dan kerajinan Ekspresionisme 2.Bauhaus Dessau menggabungkan bagian seni dan industri ke dalam studio yang menghasilkan tekstil, perkakas rumah tangga, aksesoris, danmebel. 3. Bauhaus Berlin Bauhaus pindah ke Berlin secepatnya pada tahun 1933, tapi tidak memiliki kesempatan untuk dibangun kembali. Kebangkitan dari Partai Sosialis Nasional

10 Dosen-Dosen di Bauhaus Walter Gropius (Amerika-Jerman, ) Ludwig Mies van der Rohe (Amerika-Jerman, ) Wassily Kandinsky (Jerman-Russia, ) Lyonel Feininger (Amerika, ) Paul Klee (Swiss-Jerman, ) Oskar Schlemmer (Jerman, ) László Moholy-Nagy (Jerman, lahir di Hungaria, , aktif di Amerika), Josef Albers (Amerika, Jerman, ) Anni Fleischman Albers (Amerika, Jerman, )

11 Kesimpulan Kesimpulan Bauhaus yang mengkombinasikan Art and Crafts berhasil mengukuhkan namanya dalam sejarah desain modern. Sekolah yang didirikan oleh Walter Gropius yang seorang arsitek dalam eksistensi nama dan kenyataan tidak memiliki departemen arsitektur dalam beberapa tahun pertamanya. Namun demikian Bauhaus menjadi salah satu sekolah sangat berpengaruh di Modernist Architecture and Modern Design. Hal ini karena Bauhaus memiliki kekuatan di bagian seni, arsitektur, desain grafis, desain interior, desain industri dan tipografi.

12 Terima Kasih Udhi Marsudi, S.Sn. M.Sn.

SEJARAH DESAIN. Evaluasi Materi Modul 1 s.d 7. Udhi Marsudi, S.Sn. M.Sn. Modul ke: Fakultas Desain dan Seni Kreatif. Program Studi Desain Produk

SEJARAH DESAIN. Evaluasi Materi Modul 1 s.d 7. Udhi Marsudi, S.Sn. M.Sn. Modul ke: Fakultas Desain dan Seni Kreatif. Program Studi Desain Produk SEJARAH DESAIN Modul ke: Evaluasi Materi Modul 1 s.d 7 Fakultas Desain dan Seni Kreatif Udhi Marsudi, S.Sn. M.Sn Program Studi Desain Produk www.mercubuana.ac.id Abstrak Berbagai Gaya Desain di dunia berkembang

Lebih terperinci

SEJARAH SENI RUPA TOPIK 7 SENI RUPA MODERN ABSTRAK, KONSTRUKTIFISME, ART NOUVEAU, AVANT GARDE, DESTIJL, ART DECO, BAUHAUS

SEJARAH SENI RUPA TOPIK 7 SENI RUPA MODERN ABSTRAK, KONSTRUKTIFISME, ART NOUVEAU, AVANT GARDE, DESTIJL, ART DECO, BAUHAUS SEJARAH SENI RUPA TOPIK 7 SENI RUPA MODERN ABSTRAK, KONSTRUKTIFISME, ART NOUVEAU, AVANT GARDE, DESTIJL, ART DECO, BAUHAUS TUJUAN INSTRUKSIONAL MATERI PERKULIAHAN BUKU REFERENSI QUIZ LINLS KE INTERNET TUJUAN

Lebih terperinci

7.4 Avant Garde Avant Garde buka suatu aliran dalam seni lukis, melainkan gaya yang berkembang dalam dunia fashion serta bergerak ke desain grafis

7.4 Avant Garde Avant Garde buka suatu aliran dalam seni lukis, melainkan gaya yang berkembang dalam dunia fashion serta bergerak ke desain grafis 7.4 Avant Garde Avant Garde buka suatu aliran dalam seni lukis, melainkan gaya yang berkembang dalam dunia fashion serta bergerak ke desain grafis Avant Garde dalam bahasa Perancis berarti "garda terdepan"

Lebih terperinci

SEJARAH DESAIN. Gaya Desain Konstruktivisme Modul 7. Udhi Marsudi, S.Sn. M.Sn. Modul ke: Fakultas Desain dan Seni Kreatif. Program Studi Desain Produk

SEJARAH DESAIN. Gaya Desain Konstruktivisme Modul 7. Udhi Marsudi, S.Sn. M.Sn. Modul ke: Fakultas Desain dan Seni Kreatif. Program Studi Desain Produk SEJARAH DESAIN Modul ke: Gaya Desain Konstruktivisme Modul 7 Fakultas Desain dan Seni Kreatif Udhi Marsudi, S.Sn. M.Sn Program Studi Desain Produk www.mercubuana.ac.id Gaya Desain Konstruktivisme Abstract

Lebih terperinci

CUBISM (materi pengayaan)

CUBISM (materi pengayaan) CUBISM (materi pengayaan) Bandung, 9 Juli 2013 SEMESTER PENDEK TAHUN AKADEMIK 2012/2013 FAKULTAS SENI RUPA DAN DESAIN Bagaimanakah pengaruh aliran seni lukis kubism pada perkembangan arsitektur? Bagaimanakah

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS PROYEK

BAB IV ANALISIS PROYEK 33 BAB IV ANALISIS PROYEK IV.1 Data Umum Proyek Nama Proyek : Perumahan Jenis Proyek : Rumah Tinggal Lokasi Proyek : Kemang Utara 2B ( Jakarta Selatan ) Pemilik : Swasta Citra Image : Modern American Program

Lebih terperinci

PENGARUH REVOLUSI INDUSTRI TERHADAP PERKEMBANGAN DESAIN MODERN. Didiek Prasetya M.Sn

PENGARUH REVOLUSI INDUSTRI TERHADAP PERKEMBANGAN DESAIN MODERN. Didiek Prasetya M.Sn PENGARUH REVOLUSI INDUSTRI TERHADAP PERKEMBANGAN DESAIN MODERN Didiek Prasetya M.Sn Sejarah Perkembangan Desain Setelah Revolusi Industri Arts and Crafts Movement (1850-1900) Revolusi Industri yang terjadi

Lebih terperinci

Mei Mei Salah satu PIONIR yang kemudian diakui sebagai MASTER desain moderen dalam arsitektur yang sangat berpengaruh.

Mei Mei Salah satu PIONIR yang kemudian diakui sebagai MASTER desain moderen dalam arsitektur yang sangat berpengaruh. ARSITEKTUR MODEREN DAN PASCA MODEREN PERTEMUAN KELIMA TATAP MUKA + DUKUNGAN MULTIMEDIA + DISKUSI PARA MASTER ARSITEKTUR MODEREN WALTER GROPIUS LUDWIG MIES VAN DER ROHE LE CORBUSIER WALTER GROPIUS YANG

Lebih terperinci

Prinsip. Oleh: S. Thya Safitri, MT

Prinsip. Oleh: S. Thya Safitri, MT Sejarah dan Prinsip Desain Grafis Oleh: S. Thya Safitri, MT Poin Kunci Desain Grafis Perubahan ide dan Orang yang melakukan desain Mempelajari Sejarah Desain Grafis relatif baru dilakukan, Namun dapat

Lebih terperinci

INTERIOR Konsep interior kontemporer (Materi pertemuan 9 )

INTERIOR Konsep interior kontemporer (Materi pertemuan 9 ) INTERIOR Konsep interior kontemporer (Materi pertemuan 9 ) DOSEN PENGAMPU: ARDIANSYAH, S.T, M.T PROGRAM STUDI TEKNIK ARSITEKTUR FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS INDO GLOBAL MANDIRI Interior Kontemporer Gaya

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN KHUSUS PERANCANGAN INTERIOR STUDIO APARTEMEN CENTRO CITY DAAN MOGOT JAKARTA BARAT

BAB III TINJAUAN KHUSUS PERANCANGAN INTERIOR STUDIO APARTEMEN CENTRO CITY DAAN MOGOT JAKARTA BARAT BAB III TINJAUAN KHUSUS PERANCANGAN INTERIOR STUDIO APARTEMEN CENTRO CITY DAAN MOGOT JAKARTA BARAT Gambar 3.1 (www.agoda.com/centro-city-serive-apartement/hotel/jakarta-id.html) III.1.Data Umum Proyek

Lebih terperinci

Sejarah Desain Grafis

Sejarah Desain Grafis Pertemuan IV Sejarah Desain Grafis Desain grafis berkembang pesat seiring dengan perkembangan sejarah peradaban manusia saat ditemukan tulisan dan mesin cetak. Perjalanan desain dan gaya huruf latin mulai

Lebih terperinci

Eclectisme. Department of Architecture UNTAG Semarang

Eclectisme. Department of Architecture UNTAG Semarang ? Eclectisme Eklektisisme adalah tren dalam arsitektur yang terdiri dari unsur-unsur pencampuran dari gaya yang berbeda dan era sejarah seni dan arsitektur. Hal ini memanifestasikan dirinya di Barat antara

Lebih terperinci

KAJIAN PENERAPAN INTERNATIONAL STYLE PADA BANGUNAN RUKO (Studi Kasus : Citra Land Bagya City)

KAJIAN PENERAPAN INTERNATIONAL STYLE PADA BANGUNAN RUKO (Studi Kasus : Citra Land Bagya City) KAJIAN PENERAPAN INTERNATIONAL STYLE PADA BANGUNAN RUKO (Studi Kasus : Citra Land Bagya City) SKRIPSI OLEH MUHAMMAD TEDDY HIDAYAT 110406022 DEPARTEMEN ARSITEKTUR FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Lebih terperinci

Muhamad Fakhri Aulia. Argumentasi

Muhamad Fakhri Aulia. Argumentasi Muhamad Fakhri Aulia Geometri dalam pengertian dasar adalah sebuah cabang ilmu yang mempelajari pengukuran bumi dan proyeksinya dalam sebuah bidang dua dimensi. Cabang ilmu ini pun berkembang sesuai dengan

Lebih terperinci

Nama Mata Kuliah : Arsitektur Moderen dan Pasca Moderen Kode Mata Kuliah : AR 35214

Nama Mata Kuliah : Arsitektur Moderen dan Pasca Moderen Kode Mata Kuliah : AR 35214 LAMPIRAN PEDOMAN PENYUSUNAN DAN PENINJAUAN KURIKULUM UNIKOM GARIS-GARIS BESAR PROGRAM PENGAJARAN (GBPP) SILABI SATUAN ACARA PERKULIAHAN (SAP) GARIS-GARIS BESAR PROGRAM PENGAJARN (GBPP) I. IDENTITAS MATA

Lebih terperinci

KRITIK DAN TINJAUAN KARYA DESAIN Pokok Bahasan - II

KRITIK DAN TINJAUAN KARYA DESAIN Pokok Bahasan - II BAHAN AJAR II : Kritik dan Tinjauan Karya Nama Mata Kuliah : Tinjauan Desain Program Studi DKV FSRD UNTAR Desain Komunikasi Visual. FSRD UNIVERSITAS TARUMANAGARA Tahun Akademik : Agustus-Desember/Ganjil

Lebih terperinci

aksen Volume 1 Nomor 2 April 2016

aksen Volume 1 Nomor 2 April 2016 aksen Volume 1 Nomor 2 April 2016 Aspek Produk Furnitur yang Berkelanjutan pada Masa Bauhaus Dalam Karya Marcel Breuer Stephanus Evert Indrawan Interior Architecture Department, Universitas Ciputra Surabaya

Lebih terperinci

SEJARAH DESAIN. POLA Modul 10. Udhi Marsudi, S.Sn. M.Sn. Modul ke: Fakultas Desain dan Seni Kreatif. Program Studi Desain Produk.

SEJARAH DESAIN. POLA Modul 10. Udhi Marsudi, S.Sn. M.Sn. Modul ke: Fakultas Desain dan Seni Kreatif. Program Studi Desain Produk. SEJARAH DESAIN Modul ke: POLA Modul 10 Fakultas Desain dan Seni Kreatif Udhi Marsudi, S.Sn. M.Sn Program Studi Desain Produk www.mercubuana.ac.id Bentuk Dan Isi Abstract Pola dihasilkan dari penggunaan

Lebih terperinci

DEFINISI INTERIOR & KONSEP U N I V E R S I T A S U D A Y A N A A A

DEFINISI INTERIOR & KONSEP U N I V E R S I T A S U D A Y A N A A A DEFINISI d e s i g n INTERIOR & KONSEP U N I V E R S I T A S U D A Y A N A 2 0 1 5 A A DEFINISI INTERIOR d e s i g n DESIGN INTERIOR Desain interior adalah Ilmu yang mempelajari perancangan suatu karya

Lebih terperinci

KAPITA SELEKTA DESAIN

KAPITA SELEKTA DESAIN KAPITA SELEKTA DESAIN Suatu Pengantar dalam Perkembangan dan Pengaruh Desain Kendall Malik, S.Sn, M.Ds Jl. Bahder Johan, Guguk Malintang, Padangpanjang Timur Kota Padangpanjang, Sumatera Barat 27118 KAPITA

Lebih terperinci

Tahap ini merupakan tahap kesepakatan antara pihak owner dengan kontraktor. Kesepakatan tersebut diikat oleh surat perjanjian yang di atur dalam dokum

Tahap ini merupakan tahap kesepakatan antara pihak owner dengan kontraktor. Kesepakatan tersebut diikat oleh surat perjanjian yang di atur dalam dokum BAB III TINJAUAN KHUSUS III.1. JENIS PROYEK Gambar 3.1 Rumah Adityo Lenteng Agung (Sumber : Pribadi) Bangunan rumah Adityo merupakan sebuah bangunan yang memiliki konsep American Modern 1 bangunan dengan

Lebih terperinci

KESENJANGAN KONSEP DAN PENERAPAN GAYA MODERN MINIMALIS PADA BANGUNAN RUMAH TINGGAL

KESENJANGAN KONSEP DAN PENERAPAN GAYA MODERN MINIMALIS PADA BANGUNAN RUMAH TINGGAL 21 KESENJANGAN KONSEP DAN PENERAPAN GAYA MODERN MINIMALIS PADA BANGUNAN RUMAH TINGGAL Erlina Laksmiani Wahjutami* Jurusan Teknik Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Merdeka Malang *erlina @unmer.ac.id

Lebih terperinci

TEXT NARIDA BASREDO INTERIOR DESIGN PITSOU KEDEM ARCHITECTS PHOTOGRAPHY AMIT GERON STYLING ETI BUSKILA

TEXT NARIDA BASREDO INTERIOR DESIGN PITSOU KEDEM ARCHITECTS PHOTOGRAPHY AMIT GERON STYLING ETI BUSKILA TEXT NARIDA BASREDO INTERIOR DESIGN PITSOU KEDEM ARCHITECTS PHOTOGRAPHY AMIT GERON STYLING ETI BUSKILA THE ART COLLECTOR Beragam koleksi seni dan produk iconic dalam sebuah penthouse karya Pitsou Kedem

Lebih terperinci

SEJARAH DESAIN. Bentuk Dan Isi Modul 8. Udhi Marsudi, S.Sn. M.Sn. Modul ke: Fakultas Desain dan Seni Kreatif. Program Studi Desain Produk

SEJARAH DESAIN. Bentuk Dan Isi Modul 8. Udhi Marsudi, S.Sn. M.Sn. Modul ke: Fakultas Desain dan Seni Kreatif. Program Studi Desain Produk SEJARAH DESAIN Modul ke: Bentuk Dan Isi Modul 8 Fakultas Desain dan Seni Kreatif Udhi Marsudi, S.Sn. M.Sn Program Studi Desain Produk www.mercubuana.ac.id Bentuk Dan Isi Abstract Bentuk dan isi merupakan

Lebih terperinci

Art Nouveau. Ciri-ciri

Art Nouveau. Ciri-ciri Art Nouveau adalah sebuah aliran / style seni rupa modern yang marak pada akhir abad ke-19 dan awal abad ke-20 di Eropa daratan. Art nouveau merupakan lanjutan dari Art and craft movement. Abad ke-20 merupakan

Lebih terperinci

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 214 BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN VI.1. Kesimpulan VI.1.1. Esensi Arsitektur Frank Lloyd Wright Sebagai hasil proses indentifikasi ideologi, konsep dan metode Arsitektur Frank Lloyd Wright yang telah peneliti

Lebih terperinci

BAB 2 PRODUK / JASA 2.1 Sejarah Desain

BAB 2 PRODUK / JASA 2.1 Sejarah Desain BAB 2 PRODUK / JASA 2.1 Sejarah Desain Desain biasa diterjemahkan sebagai seni terapan, arsitektur, dan berbagai pencapaian kreatif lainnya. Dalam sebuah kalimat, kata "desain" bisa digunakan, baik sebagai

Lebih terperinci

Desain Interior I ( Pengantar )

Desain Interior I ( Pengantar ) Desain Interior I ( Pengantar ) By : Dina Fatimah Pertemuan I Pengantar 6 SKS Terdiri dari Teori dan Praktik Hasil Akhir : Porto Folio Mata Kuliah Pendukung DI 1 Konstruksi Bangunan Fisika Bangunan Pengetahuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Perancangan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Perancangan BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Perancangan Pendidikan formal di universitas memiliki berbagai macam pilihan jurusan, dengan harapan bisa membantu generasi muda agar bisa mencapai cita-citanya di

Lebih terperinci

DESAIN PRODUK, PENGERTIAN DAN RUANG LINGKUPNYA Oleh Muhajirin, M.Pd.

DESAIN PRODUK, PENGERTIAN DAN RUANG LINGKUPNYA Oleh Muhajirin, M.Pd. DESAIN PRODUK, PENGERTIAN DAN RUANG LINGKUPNYA Oleh Muhajirin, M.Pd. A. TERIMINOLOGI DESAIN Desain merupakan suatu proses yang dapat dikatakan telah seumur dengan keberadaan manusia di bumi. Hal ini sering

Lebih terperinci

A. RASIONALISME DESAIN DAN BAUHAUS DI EROPA

A. RASIONALISME DESAIN DAN BAUHAUS DI EROPA Gaya Desain Modern Industri atau dunia desain telah menciptakan hal baru untuk tatanan masyarakat, hal itu menyebar merata, ke Eropa dan Amerika utara dan mulai masuk ke Negara-Negara koloni Eropa di Asia,

Lebih terperinci

Lampiran INSTRUMEN PENELITIAN PEDOMAN WAWANCARA

Lampiran INSTRUMEN PENELITIAN PEDOMAN WAWANCARA Lampiran INSTRUMEN PENELITIAN PEDOMAN WAWANCARA Lokasi Tujuan : SDN 01 Gandrungmangu : Mengumpulkan data atau informasi yang berkaitan dengan kurikulum sekolah dan pelaksanaan pembelajaran seni budaya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Latar Belakang Pengadaan Proyek Gambar 1.1. Diagram Kebutuhan Maslow

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Latar Belakang Pengadaan Proyek Gambar 1.1. Diagram Kebutuhan Maslow BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1.1.1. Latar Belakang Pengadaan Proyek Ketika kita mendengar kata atau istilah Seni Rupa, hal pertama yang terniang di benak kita adalah aktifitas menggambar. Padahal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masyarakat Indonesia memiliki tingkat mobilitas yang semakin tinggi sehingga mereka rentan mengalami kejenuhan. Berbagai cara dilakukan untuk mengatasi kejenuhan seperti

Lebih terperinci

BAHAN PERKULIAHAN DASAR SENI DAN DESAIN (Prodi Pendidikan Tata Busana) Disusun Oleh : Mila Karmila, S.Pd, M.Ds

BAHAN PERKULIAHAN DASAR SENI DAN DESAIN (Prodi Pendidikan Tata Busana) Disusun Oleh : Mila Karmila, S.Pd, M.Ds BAHAN PERKULIAHAN DASAR SENI DAN DESAIN (Prodi Pendidikan Tata Busana) Disusun Oleh : Mila Karmila, S.Pd, M.Ds PRODI PENDIDIKAN TATA BUSANA JURUSAN PENDIDIKAN KESEJAHTERAAN KELUARGA FAKULTAS PENDIDIKAN

Lebih terperinci

IDEOLOGI, KONSEP DAN METODE BAUHAUS DALAM ARSITEKTUR

IDEOLOGI, KONSEP DAN METODE BAUHAUS DALAM ARSITEKTUR IDEOLOGI, KONSEP DAN METODE BAUHAUS DALAM ARSITEKTUR THE BAUHAUS S IDEOLOGY, CONCEPT AND METHOD IN ARCHITECTURE Naskah Publikasi oleh R. Puspito Harimurti 23210/I-1/2378/05 kepada PROGRAM PASCASARJANA

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 3.1 Multimedia Definisi multimedia menurut Suyanto (2003) dalam bukunya Multimedia Alat Untuk Meningkatkan Keunggulan Bersaing, Multimedia sebagai alat yang dapat menciptakan presentasi

Lebih terperinci

Kajian Tentang Jawa Timur

Kajian Tentang Jawa Timur Kajian Tentang Jawa Timur Indonesia terkenal dengan julukan kepulauan seribunya, bermacam-macam budaya yang ada di Indonesia membuat kekayaan negeri ini semakin diakui dunia. Pusat kepemimpinan Negara

Lebih terperinci

Manajemen Studio Desain

Manajemen Studio Desain Modul ke: Manajemen Studio Desain Harga Imam Firmansyah S.Sn, M.Sn Fakultas Desain dan Seni Kreatif Program Studi Desain Produk www.mercubuana.ac.id Harga Instruksional Umum Mahasiswa mampu memahami konsep

Lebih terperinci

ILMU, TEKNOLOGI DAN SENI DALAM ARSITEKTUR. PENGANTAR ARSITEKTUR Minggu ke - 3

ILMU, TEKNOLOGI DAN SENI DALAM ARSITEKTUR. PENGANTAR ARSITEKTUR Minggu ke - 3 ILMU, TEKNOLOGI DAN SENI DALAM ARSITEKTUR PENGANTAR ARSITEKTUR Minggu ke - 3 ILMU, TEKNOLOGI DAN SENI DALAM ARSITEKTUR Hingga kini masih banyak ragam pandangan yang berbeda-beda tentang arsitektur. Keragaman

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN DATA KHUSUS

BAB III TINJAUAN DATA KHUSUS 18 BAB III TINJAUAN DATA KHUSUS Gambar 3.1. Lokasi Proyek III.1. Data Umum Proyek Nama Proyek: PT. ELCO POWER SYSTEM Jenis Proyek: Kantor Lokasi Proyek: Jl. KH. Hasyim Ashari Kavling DPR Blok C Nomer 284-285,

Lebih terperinci

1.4 Metodologi Penelitian

1.4 Metodologi Penelitian 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perancangan Interior Seni dan desain (art and design) dipandang sebagai dua elemen menyatu yang tidak terpisahkan. Tiap perkembangan seni selalu diikuti oleh visualisasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kampus Jurusan Teknik Arsitektur Universitas Bina Nusantara. yang Berhubungan dengan Arsitektur.

BAB I PENDAHULUAN. Kampus Jurusan Teknik Arsitektur Universitas Bina Nusantara. yang Berhubungan dengan Arsitektur. BAB I PENDAHULUAN I.1. Deskripsi Proyek Judul : Topik : Kampus Jurusan Teknik Arsitektur Universitas Bina Nusantara Ekspresionisme Tema : Pengolahan Bentuk Kampus yang Ekspresif dalam Menaungi Kegiatan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN A. Penjelasan Tema / Ide /Judul Perancangan B. Latar Belakang Perancangan

I. PENDAHULUAN A. Penjelasan Tema / Ide /Judul Perancangan B. Latar Belakang Perancangan I. PENDAHULUAN A. Penjelasan Tema / Ide /Judul Perancangan Perancangan desain produk furnitur rak buku dengan gaya pop art, furnitur yang dibuat ialah furnitur rak buku dengan menampilkan berbagai macam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Latar Belakang Eksistensi Proyek

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Latar Belakang Eksistensi Proyek BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1.1.1. Latar Belakang Eksistensi Proyek Indonesia merupakan negara yang kaya akan produk seni. Berbagai produk seni yang khas dapat ditemukan di hampir seluruh daerah

Lebih terperinci

PERSEPSI BENTUK. Fungsi Bentuk Modul 4. Udhi Marsudi, S.Sn. M.Sn. Modul ke: Fakultas Desain dan Seni Kreatif. Program Studi Desain Produk

PERSEPSI BENTUK. Fungsi Bentuk Modul 4. Udhi Marsudi, S.Sn. M.Sn. Modul ke: Fakultas Desain dan Seni Kreatif. Program Studi Desain Produk PERSEPSI BENTUK Modul ke: Fungsi Bentuk Modul 4 Udhi Marsudi, S.Sn. M.Sn Fakultas Desain dan Seni Kreatif Program Studi Desain Produk www.mercubuana.ac.id Abstrak Fungsi merupakan gambaran dari suatu kegiatan

Lebih terperinci

GALERI SENI UKIR BATU PUTIH. BAB I.

GALERI SENI UKIR BATU PUTIH. BAB I. BAB I. GALERI SENI UKIR BATU PUTIH. Pendahuluan BATU PUTIH. GALERI SENI UKIR BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang a. Kelayakan Proyek Daerah Istimewa Yogyakarta secara geografis berada di pesisir pantai

Lebih terperinci

BAB II IDENTIFIKASI DATA. A. Data Produk

BAB II IDENTIFIKASI DATA. A. Data Produk BAB II IDENTIFIKASI DATA A. Data Produk 1. Sejarah SuryoArt Craft Agus Suryono dulu adalah seorang desain interior dan properti kemudian menjadi karyawan perbankan, pada tahun 2011 pak Suryono memutuskan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang I.1.1 Latar Belakang Pengadaan Proyek

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang I.1.1 Latar Belakang Pengadaan Proyek BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang I.1.1 Latar Belakang Pengadaan Proyek Perkembangan zaman menjadi salah satu faktor munculnya teknologi baru dalam segala bidang. Beberapa teknologi dibuat karena adanya

Lebih terperinci

BAB IV TINJAUAN TEORI ARSITEKTURAL

BAB IV TINJAUAN TEORI ARSITEKTURAL BAB IV TINJAUAN TEORI ARSITEKTURAL 4.1 Karakteristik Edukatif dan Rekreatif 4.1.1 Karakteristik Edukatif Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia, edukatif memiliki arti bersifat mendidik, bekenaan dengan

Lebih terperinci

T.O.R. RUMAH TINGGAL DUA LANTAI PROGRAM DIPLOMA TIGA TEKNIK ARSITEKTUR PERUMAHAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA A. DESKRIPSI UMUM MERANCANG

T.O.R. RUMAH TINGGAL DUA LANTAI PROGRAM DIPLOMA TIGA TEKNIK ARSITEKTUR PERUMAHAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA A. DESKRIPSI UMUM MERANCANG T.O.R. TERM OF REFERENCE TUGAS KEDUA STUDIO SATU D3 TEKNIK PERUMAHAN JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK ARSITEKTUR FPTK-UPI. ANGKT.2007 MERANCANG RUMAH TINGGAL DUA LANTAI PROGRAM DIPLOMA TIGA TEKNIK ARSITEKTUR

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Desain Komunikasi Visual berasal dari tiga kata, yakni desain, komunikasi, dan

BAB I PENDAHULUAN. Desain Komunikasi Visual berasal dari tiga kata, yakni desain, komunikasi, dan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Desain Komunikasi Visual (DKV) atau yang pada awalnya disebut Desain Grafis merupakan sebuah bidang ilmu proses komunikasi yang dituangkan melalui visual dengan tujuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sekarang ini kata modern merupakan kata yang tidak asing lagi didengar, terutama dalam dunia arsitektur. Hal ini yang kemudian memunculkan sebuah arsitektur yang disebut

Lebih terperinci

PUSAT SENI DAN KERAJINAN KOTA YOGYAKARTA

PUSAT SENI DAN KERAJINAN KOTA YOGYAKARTA LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR PUSAT SENI DAN KERAJINAN KOTA YOGYAKARTA DIAJUKAN UNTUK MEMENUHI SEBAGIAN PERSYARATAN GUNA MEMPEROLEH GELAR SARJANA TEKNIK DIAJUKAN OLEH: IGNASIUS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pembangunan ekonomi di Indonesia merupakan salah satu bagian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pembangunan ekonomi di Indonesia merupakan salah satu bagian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan ekonomi di Indonesia merupakan salah satu bagian penting dari pembangunan nasional dengan tujuan akhir untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Perkembangan

Lebih terperinci

SILABUS MATAKULIAH. Strategi Pembelajaran. Penjelasan umum mengenai: - pengenalan. selama satu semester - Strategi perkuliahan - Bobot

SILABUS MATAKULIAH. Strategi Pembelajaran. Penjelasan umum mengenai: - pengenalan. selama satu semester - Strategi perkuliahan - Bobot SILABUS MATAKULIAH Revisi : 1 Tanggal Berlaku : 9 September 2012 A. Identitas 1. Nama Matakuliah : A14.17302 /SEJARAH DESAIN KOMUNIKASI VISUAL 2. Program Studi : Desain Komunikasi Visual-S1 3. Fakultas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Perancangan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Perancangan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perancangan Dunia fesyen merupakan salah satu gaya hidup manusia dan tidak dipungkiri menjadi salah satu kebutuhan pokok manusia. Pertumbuhan masyarakat modern bersamaan

Lebih terperinci

pendidikan seni tersebut adalah pendidikan seni rupa yang mempelajari seni mengolah kepekaan rasa, estetik, kreativitas, dan unsur-unsur rupa menjadi

pendidikan seni tersebut adalah pendidikan seni rupa yang mempelajari seni mengolah kepekaan rasa, estetik, kreativitas, dan unsur-unsur rupa menjadi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan seni merupakan bagian dari Sistem Pendidikan Nasional yang tidak dapat dipisahkan dari proses pendidikan secara keseluruhan. Salah satu pendidikan

Lebih terperinci

memiliki lokalitas kuat, yaitu kedekatannya dengan alam dan arsitektur asli Amerika (antara lain rumah pertanian, padang rumput dan memori peradaban

memiliki lokalitas kuat, yaitu kedekatannya dengan alam dan arsitektur asli Amerika (antara lain rumah pertanian, padang rumput dan memori peradaban 2 memiliki lokalitas kuat, yaitu kedekatannya dengan alam dan arsitektur asli Amerika (antara lain rumah pertanian, padang rumput dan memori peradaban suku Indian) dan hidup dalam masa transisional menuju

Lebih terperinci

Dr. I Gusti Bagus Rai Utama, SE., MA. Pertemuan 12: Industri kreatif

Dr. I Gusti Bagus Rai Utama, SE., MA. Pertemuan 12: Industri kreatif Dr. I Gusti Bagus Rai Utama, SE., MA. Industri Kreatif dapat diartikan sebagai kumpulan aktivitas ekonomi yang terkait dengan penciptaan atau penggunaan pengetahuan dan informasi. Industri kreatif juga

Lebih terperinci

SEKOLAH TINGGI DESAIN KOMUNIKASI VISUAL DI YOGYAKARTA Penekanan Desain Konsep Arsitektur Modern

SEKOLAH TINGGI DESAIN KOMUNIKASI VISUAL DI YOGYAKARTA Penekanan Desain Konsep Arsitektur Modern LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR SEKOLAH TINGGI DESAIN KOMUNIKASI VISUAL DI YOGYAKARTA Penekanan Desain Konsep Arsitektur Modern Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan guna

Lebih terperinci

Manajemen Studio Desain

Manajemen Studio Desain Modul ke: Manajemen Studio Desain Analisis SWOT dan USP Imam Firmansyah S.Sn, M.Sn Fakultas Desain dan Seni Kreatif Program Studi Desain Produk www.mercubuana.ac.id Analisis SWOT Instruksional Umum Mahasiswa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Potensi Kota Yogyakarta Sebagai Kota Budaya Dan Seni

BAB I PENDAHULUAN Potensi Kota Yogyakarta Sebagai Kota Budaya Dan Seni BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.1.1 Potensi Kota Yogyakarta Sebagai Kota Budaya Dan Seni Kota Yogyakarta merupakan kota yang terkenal dengan anekaragam budayanya, seperti tatakrama, pola hidup yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Galeri adalah selasar atau tempat, dapat pula diartikan sebagai tempat yang memamerkan karya seni tiga dimensional karya seorang atau sekelompok seniman atau

Lebih terperinci

Komunikasi Visual Periklanan

Komunikasi Visual Periklanan Komunikasi Visual Periklanan Kode : IKL 217 Bobot : 3 SKS Dosen : 5737 Syarifah Nurlinda Diskripsi Matakuliah Daftar Pustaka / Referensi Penilaian Perkuliahan Topik Perkuliahan Deskripsi Perkuliahan Membahas

Lebih terperinci

PENERAPAN PRINSIP PRINSIP SENI EKSPRESIONISME DALAM RANCANGAN ARSITEKTUR

PENERAPAN PRINSIP PRINSIP SENI EKSPRESIONISME DALAM RANCANGAN ARSITEKTUR PENERAPAN PRINSIP PRINSIP SENI EKSPRESIONISME DALAM RANCANGAN ARSITEKTUR Janny Mudeng 1 dan Wahyudi Siswanto 2 1 Mahasiswa PS S1 Arsitektur Unsrat 2 Staf Pengajar Jurusan Arsitektur Unsrat ABSTRAK Karya

Lebih terperinci

KOMPLEK GALERI SENI LUKIS di DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

KOMPLEK GALERI SENI LUKIS di DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR KOMPLEK GALERI SENI LUKIS di DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh gelar Sarjana Teknik diajukan

Lebih terperinci

Kementerian Pendidikan Nasional merupakan lembaga pemerintahan yang bertugas meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia. salah satu langkah yang di

Kementerian Pendidikan Nasional merupakan lembaga pemerintahan yang bertugas meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia. salah satu langkah yang di BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.1.1 Latar Belakang Proyek Menurut catatan sejarah umat manusia yang sempat terungkap tentang keberadaan dan perkembangan perpustakaan menunjukkan bahwa perpustakaan

Lebih terperinci

Strategi Pemasaran Produk Industri Kreatif Oleh Popy Rufaidah, SE., MBA., Ph.D 1

Strategi Pemasaran Produk Industri Kreatif Oleh Popy Rufaidah, SE., MBA., Ph.D 1 Strategi Produk Industri Kreatif Oleh Popy Rufaidah, SE., MBA., Ph.D 1 Hasil kajian Tim Inisiasi ( taskforce) Ekonomi Kreatif Propinsi Jawa Barat 2011, bersama Bappeda Jawa Barat, dimana penulis terlibat

Lebih terperinci

BAB V KAJIAN TEORI. memanfaatkan lingkungan seperti pemanfaatan limbah peti kemas.

BAB V KAJIAN TEORI. memanfaatkan lingkungan seperti pemanfaatan limbah peti kemas. BAB V KAJIAN TEORI 5.1. Kajian Teori Penekanan / Tema Desain Penekanan tema desain dalam project Rumah Susun Kontainer di Semarang adalah Arsitektur Metabolist. 5.2. Kajian Teori Permasalahan Dominan Project

Lebih terperinci

PENDIDIKAN SISTIM STUDIO DARI BEAUX- ARTS KE BAUHAUS, SAMPAI ABAD 21 DI INDONESIA.

PENDIDIKAN SISTIM STUDIO DARI BEAUX- ARTS KE BAUHAUS, SAMPAI ABAD 21 DI INDONESIA. PENDIDIKAN SISTIM STUDIO DARI BEAUX- ARTS KE BAUHAUS, SAMPAI ABAD 21 DI INDONESIA. Handinoto dan Samuel Hartono Staf Pengajar Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Jurusan Arsitektur Universitas Kristen

Lebih terperinci

SEJARAH DESAIN. Bentuk Dan Wujud Modul 9. Udhi Marsudi, S.Sn. M.Sn. Modul ke: Fakultas Desain dan Seni Kreatif. Program Studi Desain Produk

SEJARAH DESAIN. Bentuk Dan Wujud Modul 9. Udhi Marsudi, S.Sn. M.Sn. Modul ke: Fakultas Desain dan Seni Kreatif. Program Studi Desain Produk SEJARAH DESAIN Modul ke: Bentuk Dan Wujud Modul 9 Fakultas Desain dan Seni Kreatif Udhi Marsudi, S.Sn. M.Sn Program Studi Desain Produk www.mercubuana.ac.id Bentuk Dan Wujud Abstract Bentuk adalah sesuatu

Lebih terperinci

Wanita Subadra Abioso, Ir., M.T Halaman 1 dari 5

Wanita Subadra Abioso, Ir., M.T Halaman 1 dari 5 SEMESTER GENAP 2010/ 2011 PERTEMUAN KELIMA COMMODITIE (UTILITAS) AND ART = FUNGSI DAN SENI FUNGSIONALISME DALAM ARSITEKTUR Fungsionalisme dalam arsitektur, merupakan pergerakan di akhir abad 19 dan awal

Lebih terperinci

Analisis Kompetensi (AK) Checklist Keterangan. Garis-garis Besar Program Pembelajaran (GBPP) Checklist Keterangan

Analisis Kompetensi (AK) Checklist Keterangan. Garis-garis Besar Program Pembelajaran (GBPP) Checklist Keterangan Form Evaluasi - Dokumen DPBK Nama Penyusun : Ariesa Pandanwangi Fakultas/Jurusan : Seni Rupa Desain / Seni Rupa Murni Mata Kuliah : SEJARAH SENI RUPA MODERN Analisis Kompetensi (AK) Checklist Keterangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sejak revolusi industri, seni dan desain merupakan dua hal yang memiliki kaitan.

BAB I PENDAHULUAN. Sejak revolusi industri, seni dan desain merupakan dua hal yang memiliki kaitan. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sejak revolusi industri, seni dan desain merupakan dua hal yang memiliki kaitan. Hal ini berhubungan dengan perkembangan teknologi yang menuntut seni untuk tujuan

Lebih terperinci

Karya-karya William Morris + CFA Voysey + Charles Rennie Mackintosh.

Karya-karya William Morris + CFA Voysey + Charles Rennie Mackintosh. ARSITEKTUR MODEREN DAN PASCA MODEREN PERTEMUAN KEDELAPAN TATAP MUKA + DUKUNGAN MULTIMEDIA + DISKUSI SUMBANGAN NEGARA-NEGARA DUNIA KEPADA ARSITEKTUR MODEREN INGGRIS RAYA (GREAT BRITAIN) INGGRIS RAYA (GREAT

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. seperti pakaian dan alat-alat rumah tangga. Namun seiring dengan perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. seperti pakaian dan alat-alat rumah tangga. Namun seiring dengan perkembangan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia memerlukan beraneka macam kebutuhan demi keberlangsungan hidupnya, baik secara pokok yaitu berupa makan, minum, serta kebutuhan lainnya seperti pakaian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Rahmat Hidayat, 2015 Origami Maya Hirai Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu perpustakaan.upi.

BAB I PENDAHULUAN. Rahmat Hidayat, 2015 Origami Maya Hirai Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu perpustakaan.upi. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Seni pada dasarnya adalah suatu bahasa komunikasi yang disampaikan melalui suatu media. Seniman sebagai sumber komunikasi, sedangkan karya seni sebagai media

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Perancangan. dinamika selera modern dan teknologi (Asti dkk., 2011: 9). Perkembangan dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Perancangan. dinamika selera modern dan teknologi (Asti dkk., 2011: 9). Perkembangan dan digilib.uns.ac.id 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perancangan Kemajuan teknologi dan perkembangan aspirasi konsumen sekarang telah membuka berbagai peluang baru dalam dunia pembuatan produk tekstil,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sejak awal keberadaannya, seluruh manusia di muka bumi ini memerlukan suatu tempat untuk bernaung maupun berlindung, baik yang bersifat tetap maupun sementara.

Lebih terperinci

PROFIL APROINTERIOR PERUSAHAAN DESIGN

PROFIL APROINTERIOR PERUSAHAAN DESIGN APROINTERIOR DESIGN PROFIL PERUSAHAAN 2016 1 DAFTAR ISI Berikut merupakan daftar isi dari profil perusahaan APROINTERIOR : 01 Tentang Perusahaan 04 Yang Kami Tangani 02 Visi & Misi 05 Tentang Kami 03 Sejarah

Lebih terperinci

LATIHAN SOAL PERKEMBANGAN ARISITEKTUR 3

LATIHAN SOAL PERKEMBANGAN ARISITEKTUR 3 LATIHAN SOAL PERKEMBANGAN ARISITEKTUR 3 1. Berikut ini adalah aliran-aliran dalam arsitektur yang berkembang / dikenal sekitar pertengahan abad ke XX, kecuali: A. Penyederhanaan bentuk C. Eksperimental

Lebih terperinci

Sumber: data pribadi

Sumber: data pribadi BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang I.1.1. Kerajinan Indonesia Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki populasi terbesar di dunia. Indonesia sangat kaya jika dibandingkan dengan negara lain

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Seni merupakan salah satu konsep yang sulit untuk didefinisikan. Karena sulitnya, maka pengertian seni sering merujuk ke arah konsep metafisik, padahal pada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Cintya Iftinan, 2014 Manfaat Hasil Belajar Costume Performing Art Sebagai Kesiapan Menjadi Costume D esigner

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Cintya Iftinan, 2014 Manfaat Hasil Belajar Costume Performing Art Sebagai Kesiapan Menjadi Costume D esigner BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dunia panggung industri hiburan kini berkembang menjadi sesuatu yang lebih menarik disimak dan diikuti oleh semua kalangan pelaku seni. Terlihat dari berbagai karya

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. 1 Waste (inggris) : limbah, sampah, ampas

I. PENDAHULUAN. 1 Waste (inggris) : limbah, sampah, ampas I. PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Dewasa ini, manusia terus mencoba mencari cara untuk dapat hidup berbaur dengan alam. Kesadaran ini muncul ketika manusia semakin meyakini bahwa alam merupakan bagian penting

Lebih terperinci

PENGARUH REVOLUSI INDUSTRI TERHADAP PERKEMBANGAN DESAIN MODERN

PENGARUH REVOLUSI INDUSTRI TERHADAP PERKEMBANGAN DESAIN MODERN PENGARUH REVOLUSI INDUSTRI TERHADAP PERKEMBANGAN DESAIN MODERN Yunida Sofiana Interior Design Department, School of Design, BINUS University Jln. K.H. Syahdan No. 9, Palmerah, Jakarta Barat 11480 ysofiana@binus.edu

Lebih terperinci

PERSEPSI BENTUK. Bentuk Modul 3. Udhi Marsudi, S.Sn. M.Sn. Modul ke: Fakultas Desain dan Seni Kreatif. Program Studi Desain Produk

PERSEPSI BENTUK. Bentuk Modul 3. Udhi Marsudi, S.Sn. M.Sn. Modul ke: Fakultas Desain dan Seni Kreatif. Program Studi Desain Produk PERSEPSI BENTUK Modul ke: Bentuk Modul 3 Udhi Marsudi, S.Sn. M.Sn Fakultas Desain dan Seni Kreatif Program Studi Desain Produk www.mercubuana.ac.id Abstrak Bentuk merupakan elemen penting dalam desain.

Lebih terperinci

2015 PENGARUH BRAND PERSONALITY TERHADAP PURCHASE DECISION U

2015 PENGARUH BRAND PERSONALITY TERHADAP PURCHASE DECISION U BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pada saat ini dunia fashion berkembang sangat cepat terkait dengan trend yang sedang berlaku, kreativitas, dan gaya hidup. Para masyarakat kini sudah menyadari

Lebih terperinci

Kubisme adalah sebuah gerakan seni avant-garde abad ke-20 yang dirintis oleh Pablo Picasso dan Georges Braque. Gerakan seni ini membuat revolusi dalam lukisan dan pahatan Eropa, dan menginspirasi gerakan

Lebih terperinci

EGYPTIAN ARCHITECTURE

EGYPTIAN ARCHITECTURE EGYPTIAN ARCHITECTURE - terdapat pada daerah iklim yang panas kering - material tanah liat atau bebatuan lokal dengan warna asli materialnya. - Monumen dengan gaya arsitektur ini cenderung terdiri dari

Lebih terperinci

Koleksi. Sampul Poster Perangko Tipografi Ilustrasi Iklan Logo

Koleksi. Sampul Poster Perangko Tipografi Ilustrasi Iklan Logo BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1.1.1. Latar Belakang Pengadaan Proyek Desain Grafis mulai masuk dan dikenal di Indonesia pada awal tahun 1970, pada waktu itu banyak art director atau creative director

Lebih terperinci

PELATIHAN MEMBUAT CENDRAMATA PERAHU PINISI DARI LIMBAH KAYU GERGAJIAN PADA ANAK PANTI ASUHAN SETIA KARYA KOTA MAKASSAR *)

PELATIHAN MEMBUAT CENDRAMATA PERAHU PINISI DARI LIMBAH KAYU GERGAJIAN PADA ANAK PANTI ASUHAN SETIA KARYA KOTA MAKASSAR *) PKMI-2-13-1 PELATIHAN MEMBUAT CENDRAMATA PERAHU PINISI DARI LIMBAH KAYU GERGAJIAN PADA ANAK PANTI ASUHAN SETIA KARYA KOTA MAKASSAR *) Akmal Baharuddin dan Ridwan Jurusan Teknik Sipil dan Perencanaan Fakultas

Lebih terperinci

2014 ANALISIS DESAIN PADA T-SHIRT C59 BANDUNG

2014 ANALISIS DESAIN PADA T-SHIRT C59 BANDUNG 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Desain merupakan hal yang berkaitan dengan kehidupan manusia. Di zaman modern seperti ini banyak produk yang digunakan oleh manusia bermula dari desain dalam

Lebih terperinci

agar mahasiswa mampu memanfaatkan program computer (core/draw, photoshop, page

agar mahasiswa mampu memanfaatkan program computer (core/draw, photoshop, page LAMPIRAN Program Studi dan Kurikulum Modern School of Design Kurikulumnya terbagi menjadi 30% teori (mata kuliah umum dan teori - teori penunjang perancangan) dan 70% praktek, yaitu terdiri dari; 1. Mata

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Seni Budaya dalam Kurikulum 2013 dirumuskan untuk mencakup

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Seni Budaya dalam Kurikulum 2013 dirumuskan untuk mencakup BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Seni Budaya dalam Kurikulum 2013 dirumuskan untuk mencakup sekaligus studi karya seni budaya untuk mengasah kompetensi pengetahuan, baik dari karya maupun nilai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Batik ialah seni kerajinan yang ada sejak zaman kerajaan Majapahit abad

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Batik ialah seni kerajinan yang ada sejak zaman kerajaan Majapahit abad 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Batik ialah seni kerajinan yang ada sejak zaman kerajaan Majapahit abad 18 atau awal abad 19. Batik diakui sebagai warisan budaya asli Indonesia milik dunia

Lebih terperinci

PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Manusia adalah makhluk Tuhan yang Maha Esa yang diciptakan dengan sangat sempurna. Manusia memiliki panca indera seperti mata, hidung,mulut, telinga dan kulit, alat gerak

Lebih terperinci

dip ertanyakan, sedangkan pembuatan disiplin yang positif. Jadi, ia telah memiliki sikap yang mendua mengenai ornamen ini.

dip ertanyakan, sedangkan pembuatan disiplin yang positif. Jadi, ia telah memiliki sikap yang mendua mengenai ornamen ini. menghias sesuatu" dan Ordinare artinya menata dan menyusun. Mengenai ornamen ini, Le Corbusier pernah mengatakan bahwa mengatakan bahwa Decoration is a questionable matter, but pure, simple ornamentation

Lebih terperinci