PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DAN DAERAH BERBASIS PERMAINAN TRADISIONAL DI SEKOLAH DASAR
|
|
- Ari Hardja
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 -Konferensi Nasional Bahasa dan Sastra III- PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DAN DAERAH BERBASIS PERMAINAN TRADISIONAL DI SEKOLAH DASAR Biya Ebi Praheto Mahasiswa S-3 PBI Universitas Sebelas Maret Abstract Language is the result of culture in society. Language as a result of culture can not be separated from the culture in learning. Integrating traditional game is an effort of innovation in the language learning process related to national culture. Many traditional games that can be integrated into language learning as a game of ular naga in standard competency of speak and engklek in in standard competency of read. In this case the teacher should have a creative attitude in selecting and modifying the traditional game to match the material to be taught. Expected integration of traditional games in language learning can enhance the appeal in language learning as well as facilitate the learning materials delivered and understood by students. Keywords: Traditional Games, Learning, Indonesian, Local Language Abstrak Bahasa merupakan hasil dari kebudayaan yang ada di dalam masyarakat. Bahasa sebagai hasil budaya tidak dapat dipisahkan dengan kebudayaan dalam pembelajarannya. Pengintegrasian permainan tradisional merupakan upaya inovasi dalam proses pembelajaran bahasa berkaitan dengan budaya bangsa. Banyak permainan tradisional yang dapat diintegrasikan dalam pembelajaran bahasa seperti permainan ular tangga dalam SK berbicara dan permainan engklek dalam SK membaca. Dalam hal ini guru harus memiliki sikap yang kreatif dalam memilih dan memodi ikasi permainan tradisional sehingga sesuai dengan materi yang akan diajarkan. Diharapkan pengintegrasian permainan tradisional dalam pembelajaran bahasa dapat meningkatkan daya tarik dalam pembelajaran bahasa serta memudahkan materi pelajaran tersampaikan dan dipahami oleh siswa. Kata Kunci: Permainan Tradisional, Pembelajaran, bahasa Indonesia, bahasa daerah Pendahuluan Bahasa merupakan hasil dari kebudayaan yang ada di dalam masyarakat. Hal tersebut tampak pada pendekatan sosiolinguistik bahasa yang menyatakan adanya hubungan antara gejala masyarakat dengan gejala manusia. Selain bahasa memiliki variasi dan merupakan alat komunikasi, bahasa juga merupakan identitas kelompok (Isskandarwasid, 2013: 45). Melihat hal tersebut bahasa tidak dapat lepas dari budaya sebagai hasil kebudayaan, begitu pula perkembangan dan pengajaran bahasa Indonesia dan daerah di sekolah dasar. Bahasa Indonesia dan bahasa daerah tidak dapat dipisahkan dan saling terkait satu sama lain. Perkembangannya pun berjalan seiringan. Ada sebagian masyarakat yang memiliki bahasa ibu yaitu bahasa Indonesia, namun ada pula yang berbahasa ibu bahasa daerah. Semuanya berpengaruh pada proses pembelajaran di kelas berkaitan dengan penguasaan bahasa. Bahasa Indonesia maupun bahasa daerah yang dijadikan bahasa ibu bukan berarti pembelajaran kedua bahasa tersebut berjalan lancar di sekolah. Bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional dianggap sulit untuk dipelajari. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor, baik faktor dari pengajar, peserta didik, maupun kebijakan terkait kurikulum bahasa Indonesia yang berhubungan dengan materi pembelajaran. Bahasa sebagai alat komunikasi kurang diajarkan sebagaimana alat komunikasi, melainkan sebagai kajian wacana. Begitu pula dengan pembelajaran bahasa daerah yang seharusnya lebih mudah untuk dipelajari dan diajarkan karena lebih dekat dengan masyarakat namun mengalami kesulitan dalam pengajarannya. 399
2 -Konferensi Nasional Bahasa dan Sastra III- Hubungan antara peserta didik, pengajar, maupun materi pelajaran tidak dapat dipisahkan satu sama lain. Ketiganya saling terkait mendukung tercapainya tujuan pembelajaran bahasa Indonesia. Sesulit apapun materi bahasa Indonesia dan daereah yang diajarkan, pengajar harus dapat menyampaikannya kepada peserta didik, begitu pula peserta didik harus dapat memahaminya. Oleh karena itu diperlukan model pembelajaran bahasa Indonesia dan daerah yang tepat serta inovatif. Pembelajaran bahasa Indonesia dan daerah di sekolah dasar berperan penting dalam penguasaan keterampilan berbahasa Indonesia dan daerah secara umum bagi seorang peserta didik. Hal tersebut terjadi karena pada masa usia sekolah dasar siswa dapat menyerap materi dengan maksimal dan dapat menyimpannya dalam jangka panjang. Siswa sekolah dasar adalah mereka yang sedang menjalani tahap perkembangan masa kanak-kanak dan memasuki masa remaja awal. Pada masa usia sekolah dasar, anak diharapkan memperoleh pengetahuan dasar yang dipandang sangat penting bagi persiapan dan penyesuaian diri terhadap kehidupan di masa dewasa. Anak diharapkan memperoleh keterampilan-keterampilan tertentu yang meliputi: a) Keterampilan membantu diri sendiri. Pada masa ini, anak-anak mampu untuk membantu dirinya sendiri untuk menyesuaikan diri terhadap lingkungannya. Dia mampu memecahkan masalahnya sendiri sehingga ia dapat berintegrasi dengan lingkungannya. b) Keterampilan sosial. Pada masa ini anak-anak mampu bersosialisasi, baik dengan teman seumurannya maupun dengan orang yang lebih tua/muda darinya. c) Keterampilan sekolah. Anak-anak pada masa ini mampu untuk bersekolah, mengikuti pelajaran, dan menyerap pelajaran. e) Keterampilan bermain (Iskandarwassid, 2013: 139). Pada usia anak sekolah dasar, anak-anak mampu bermain mainan untuk usia mereka. Masa usia sekolah dasar disebut juga masa intelektual, karena keterbukaan dan keinginan anak untuk mendapat pengetahuan dan pengalaman. Selain itu, bermain memiliki arti penting bagi seorang anak, sebagaimana bermain bagi anak adalah suatu kegiatan yang serius, tetapi mengasyikan. Melalui aktivitas bermain, berbagai pekerjaannya terwujud. Bermain juga merupakan aktivitas yang dipilih sendiri oleh anak, karena menyenangkan bukan karena akan memperoleh hadiah atas pujian. Bermain adalah salah satu alat utama yang menjadi latihan untuk pertumbuhan anak. Bermain adalah medium bagi si anak mencobakan diri, bukan saja dalam fantasinya tetapi juga benar nyata secara aktif. Apabila anak bermain secara bebas, sesuai kemauannya maupun sesuai kecepatannya sendiri, maka ia melatih kemampuannya. Oleh sebab itu pembelajaran bahasa Indonesia dan daerah di sekolah dasar dapat mengintegrasikan permainan kedalam proses pembelajarannya. Permainan adalah alat bagi anak untuk menjelajahi dunianya, dari yang tidak ia kenali pada sampai yang ia ketahui dan dari yang tidak dapat diperbuatnya, sampai mampu melakukannya (Semiawan, 2008: 20). Jadi, bermain memiliki nilai dan ciri yang penting dalam kemajuan perkembangan kehidupan sehari-hari seorang anak. Nilai dan ciri tersebut sebagai berikut. Pertama, bermain memiliki berbagai arti. Pada permulaan setiap pengalaman bermain memiliki unsur risiko. Sebagai contoh: ada risiko bagi anak untuk belajar berjalan sendiri, naik sepeda sendiri, berenang ataupun yang lainnya. Kedua, adanya pengulangan. Dengan pengulangan, anak memperoleh kesempatan mengonsolidasikan keterampilannya yang harus diwujudkannya dalam berbagai permainan dengan berbagai nuansa yang berbeda. Sesudah pengulangan itu berlangsung, anak akan meningkatkan keterampilannya yang lebih kompleks. Melalui berbagai permainan yang diulang, ia memperoleh kemampuan tambahan untuk melakukan aktivitas lain. Ketiga, melalui bermain anak secara aman dapat menyatakan kebutuhannya tanpa dihukum atau terkena teguran. Dengan memahami arti bermain bagi anak, dapat disimpulkan bahwa bermain merupakan kebutuhan bagi anak. Dengan merancang pelajaran tertentu untuk dilakukan sambil bermain, anak belajar sesuai dengan tuntutan taraf perkembangannya. Bahkan, apabila kebutuhan 400
3 -Konferensi Nasional Bahasa dan Sastra IIItersebut tidak terpenuhi, ada satu tahap perkembangan yang berfungsi kurang baik dan ini tidak akan terlihat secara nyata segera, tetapi akan terlihat kelak di masa datang apabila ia sudah menjadi remaja. Menurut Semiawan (2008: 21) ada dua hal yang terkait dengan perkembangan anak sesuai dengan permasalahan di atas, yaitu 1) perkembangan kognitif anak pada umur ini menunjukkan bahwa ia berada pada taraf praoperasional sampai tahap operasi konkret. 2) hal kedua terkait dengan fungsi otak. Seperti diketahui, kedua belahan otak kiri dan kanan memiliki fungsi yang berbeda-beda. Belahan otak kiri memiliki fungsi, ciri, dan respons untuk berpikir logis, teratur dan linier. Sebaliknya, belahan otak kanan terutama dikembangkan untuk mampu berpikir holistik, imaginatif, dan kreatif. Bila anak belajar formal (seperti banyak hafal menghafal) pada umur muda, maka belahan otak kiri yang berfungsi linier, logis, dan teratur amat dipentingkan dalam perkembangannya dan ini sering berakibat bahwa fungsi otak kanan banyak digunakan dalam berbagai permainan terabaikan. Akibatnya kelak anak akan tumbuh memiliki sikap yang cendenrung bermusuhan terhadap sesama teman atau orang lain. Hal tersebut menunjuk pada suatu pertumbuhan mental yang kurang sehat. Jadi, belajar sambil bermain bagi anak berusia kurang lebih 4 7 tahun adalah suatu hal yang penting agar tumbuh secara sehat mental, bahkan sampai dengan usia 13 atau 14 tahun bermain adalah penting bagi anak. Terkait dengan pembelajaran membaca aksara Jawa pada siswa kelas 3 memiliki kesamaan dengan anak yang baru mengenal huruf di kelas 1 sehingga permainan akan menjadikan salah satu strategi yang tepat dalam pembelajaran membaca aksara Jawa. Melihat pentingnya permainan dalam pembelajaran serta kesulitan dalam belajar bahasa Indonesia dan daerah maka dikembangkan pembelajaran bahasa Indonesia dan daerah yang berbasis permainan tradisional. Permainan tradisional yang diintegrasikan dalam pembelajaran bahasa Indonesia dan daerah diharapkan mampu membantu siswa memahami pelajaran lebih mendalam sekaligus tidak melepaskan nilai-nilai budaya masyarakat. Hal tersebut disebabkan permainan tradisional merupakan hasil kebudayaan yang ada di masyarakat secara turunmenurun. Selain itu, pengintegrasian permainan tradisional dalam pembelajaran bahasa Indonesia dapat dijadikan sarana pelestarian budaya sekaligus memperkenalkannya kepada peserta didik sebagai generasi penerus bangsa. Permainan Tradisional Permainan atau game biasanya digunakan untuk memeragakan atau menirukan suatu keadaan yang sebenarnya. Keadaan tersebut tidak dapat dihadirkan langsung di dalam ruang atau tempat latihan. Jenis media ini terutama sangat efektif untuk menjelaskan suatu pengertian abstrak atau konsep yang sering sulit dijelaskan dengan kata-kata. Melalui permainan yang dirancang khusus, para siswa dapat mengalami sendiri secara langsung suatu kejadian. Suyatno (2005: 14) mengemukakan bahwa permainan dalam pembelajaran jika dimanfaatkan secara bijaksana dapat: a) menyingkirkan keseriusan yang menghambat dalam belajar, b) menghilangkan stress dalam lingkungan belajar, c) mengajak siswa terlibat penuh, d) meningkatkan proses belajar, e) membangun kreativitas diri, f) mencapai tujuan dengan ketidaksadaran, g) meraih makna belajar melalui pengalaman, dan h) memfokuskan siswa sebagai subjek belajar. Pendidikan selama ini tidak menempatkan siswa sebagai subjek. Padahal 1) setiap peserta didik adalah unik. Peserta didik memiliki kelebihan dan kelemahan masing-masing. Oleh karena itu, proses penyeragaman dan penyamarataan akan membunuh keunikan tersebut. Keunikan harus diberi tempat dan dicarikan peluang agar dapat lebih berkembang; 2) anak bukan orang dewasa dalam bentuk kecil. Jalan piker anak tidak selalu sama dengan jalan piker orang dewasa. Orang dewasa harus dapat menyelami cara merasa dan berpikir anak-anak. Kenyataan yang terjadi justru sebaliknya, pendidik memberikan materi pelajaran lewat ceramah seperti yang 401
4 -Konferensi Nasional Bahasa dan Sastra IIImereka peroleh dari bangku sekolah yang pernah diikuti; dunia anak adalah dunia bermain tetapi materi pelajaran banyak yang tidak disajikan lewat permainan. Hal itu salah satunya disebabkan oleh pemberian materi pelajaran yang jarang diaplikasikan melalui permainan yang mengandung nuansa ilsafat pendidikan; 4) usia anak merupakan usia yang paling kreatif dalam hidup manusia. Namun, dunia pendidikan kurang memberikan kesempatan dan fasilitas dalam kreativitas (Suyatno, 2005: 3). Permainan pada umumnya tidak jauh berbeda dengan permainan tradisional. Yang membedakan hanya bentuk dan cara permainan itu diajarkan. Permainan tradisional merupakan hasil kebudayaan atau tradisi dari masyarakat yang keberadaannya diajarkan secara turuntemurun. Permainan tradisional merupakan salah satu hasil budaya masyarakat dari suatu daerah atau wilayah tempat tinggal. Ada permainan tradisional yang menggunakan alat atau perlengkapan dan ada pula yang tidak menggunakan alat. Selain itu, ada permainan yang dipertandingkan dan ada pula permainan yang tidak dipertandingkan (Direktorat Permuseuman, 1998:i). Melihat permainan tradisional merupakan salah satu hasil budaya masyarakat maka permainan tradisional bagian dari folklore. Foklor adalah bagian dari kebudayaan dari berbagai kolektif di dunia pada umumnya dan di Indonesia pada khususnya, yang disebarkan turun-temurun di antara kolekti kolektif yang bersangkutan, baik dalam bentuk lisan, maupun contoh yang disertai dengan gerak isyarat atau alat pembantu pengingat/mnemonic devices (Danandjaya, 1986). Foklor dapat berupa bahasa rakyat, ungkapan tradisional, teka-teki, cerita rakyat, nyanyian rakyat, permainan rakyat, teater rakyat, kepercayaan rakyat, arsitektur rakyat, musik rakyat, dan sebagainya. Permainan rakyat seringkali juga disebut sebagai permainan tradisional. Bishop & Curtis (2005) mende inisikan permainan tradisional sebagai permainan yang telah diturunkan dari satu generasi ke generasi berikutnya dengan permainan tersebut mengandung nilai baik, positif, bernilai, dan diinginkan. Selanjutnya Bishop & Curtis juga mengklasi ikasikan tradisitradisi bermain menjadi tiga kelompok, yaitu permainan yang syarat dengan muatan verbal, permainan yang sarat dengan muatan imaginatif, dan permainan yang sarat dengan muatan isik. Permainan tradisional dapat diintegrasikan kedalam pembelajaran seperti pembelajaran bahasa Indonesia dalam penelitian ini. Sebagai contoh permainan dakon, engklek, bekel, dan sebagainya diintegrasikan dan disesuaikan dengan materi dalam pembelajaran bahasa Indonesia. Pembelajaran Bahasa Indonesia dan Daerah Berbasis Permainan Tradisional Pembelajaran bahasa Indonesia dan daerah berbasis permainan tradisional yang dimaksud disini merupakan pengintegrasian permainan tradisional dalam pembelajaran bahasa Indonesia dan daerah disesuaikan dengan SK dan KD di dalam kurikulum serta memodi ikasi permainan tradisional agar dapat digunakan dalam proses pembelajaran. Di dalam proses perencanaan pembelajaran dapat menganalisis kebutuhan siswa serta memilih permainan tradisional yang sesuai untuk materi pada SK dan KD yang akan diajarkan. Tidak semua permainan tradisional dapat langsung digunakan dalam pembeajaran bahasa, akan tetapi perlu adanya sikap kreati itas guru untuk memodi ikasi permainan tradisional sehingga sesuai dan dapat digunakan untuk menyampaikan materi bahasa Indonesia dan daerah kepada peserta didik. Sebagai contoh permainan ular naga untuk pembelajaran berbicara kelas 2 untuk KD: Mendeskripsikan tumbuhan atau binatang di sekitar sesuai ciri-cirinya dengan menggunakan kalimat yang mudah dipahami orang lain. Secara teknis permainan ular naga ini dimainkan sebagaimana permainan ular tangga pada umumnya yaitu dua orang membuat gerbang dengan kedua tangan mereka. Sisanya menjadi ular dengan cara berbaris dan memegang bahu teman di depannya dengan kedua tangan. Semua bernyanyi dan ular berjalan keluar- 402
5 -Konferensi Nasional Bahasa dan Sastra IIImasuk dan memutari gerbang. Saat lagu selesai, gerbang akan diturunkan dan menangkap satu anak. Anak yang tertangkap tersebut harus menjelaskan atau mendeskripsikan tumbuhan atau binatang sekitar. Jika anak yang tertangkap itu tidak dapat mendeskripsikan maka anak itu harus menjadi gerbang. Contoh lainnya yaitu permainan engklek yang dapat digunakan dalam pembelajaran membaca aksara Jawa. Pada dasarnya permainan ini dilakukan sebagaimana mestinya hanya di setiap kotak atau petak lumpat diberi huruf-huruf Jawa. Pemain melemparkan koin dengan cara membelakangi kotak sehingga tidak dapat melihat kotak yang akan dituju oleh koin. Setelah itu, pemain harus membaca huruf Jawa pada kotak yang dituju koin. Jika siswa dapat membaca huruf Jawa tersebut, siswa dapat melompati kotak dan mendapatkan poin. Perencanaan pembelajaran bahasa Indonesia dan daerah berbasis permainan tradisional, guru harus memperhatikan kondisi siswa yang diajar karena setiap kelas memiliki karakteristik yang berbeda terutama jika berbeda tingkatan kelas. Selain itu, guru harus memilih dan memodi ikasi permainan tradisional yang akan digunakan dalam pembelajaran dan harus sesuai dengan tujuan pencapaian KD. Selain contoh di atas masih banyak contoh permainan tradisional yang dapat dikembangkan dan diintegrasikan dalam pembelajaran bahasa di sekolah dasar. Pengintegrasian permainan tradisional diharapkan mampu meningkatkan motivasi dan daya tarik siswa dalam pembelajaran bahasa. Selain itu, diharapkan dapat memudahkan guru dalam menyampaikan materi pelajaran serta mempermudah siswa untuk memahami materi pelajaran. Penutup Bahasa sebagai hasil budaya tidak dapat dipisahkan dengan kebudayaan dalam pembelajarannya. Pengintegrasian permainan tradisional merupakan upaya inovasi dalam proses pembelajaran bahasa berkaitan dengan budaya bangsa. Banyak permainan tradisional yang dapat diintegrasikan dalam pembelajaran bahasa seperti permainan ular tangga dalam SK berbicara dan permainan engklek dalam SK membaca. Dalam hal ini guru harus memiliki sikap yang kreatif dalam memilih dan memodi ikasi permainan tradisional sehingga sesuai dengan materi yang akan diajarkan. Diharapkan pengintegrasian permainan tradisional dalam pembelajaran bahasa dapat meningkatkan daya tarik dalam pembelajaran bahasa serta memudahkan materi pelajaran tersampaikan dan dipahami oleh siswa. Daftar Pustaka Bishop, J.C. & Curtis, M Permainan anak-anak zaman sekarang. Editor: Yovita Hadiwati. Jakarta: PT Grasindo. Danandjaja, J Foklor Indonesia: Ilmu gossip, dongeng, dan lain-lain. PT Gra itipers: Jakarta. Iskandarwassid, dan Sunendar, Dadang Strategi Pembelajaran Bahasa. PT. Remaja Rosdakarya: Bandung. Semiawan, Conny Belajar dan Pembelajaran Prasekolah dan Sekolah Dasar. PT Indeks: Jakarta. Suyatno Permainan Pendukung Pembelajaran Bahasa dan Sastra. PT Grasindo: Jakarta. 403
Biya Ebi Praheto Mahasiswa S3 Pendidikan Bahasa Indonesia UNS Dosen Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa Yogyakarta
Pengembalian Nilai Luhur Budaya Bangsa melalui Dolanan Bocah di Sekolah Dasar Biya Ebi Praheto Mahasiswa S3 Pendidikan Bahasa Indonesia UNS Dosen Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa Yogyakarta Biya_alfarizi@hotmail.com
Lebih terperinciPermainan Tradisional: Media Pembelajaran di Dalam Kelas BIPA
Permainan Tradisional: Media Pembelajaran di Dalam Kelas BIPA Ni Putu Dian Cahyani, IALF Bali Abstrak Salah satu cara untuk mengajarkan bahasa Indonesia kepada siswa adalah dengan menggunakan media pembelajaran.
Lebih terperinciBAB V UPAYA PELESTARIAN NYANYIAN RAKYAT KAU-KAUDARA DI SEKOLAH. Pada bagian ini membahas tentang upaya pelestarian kau kaudara yang
175 BAB V UPAYA PELESTARIAN NYANYIAN RAKYAT KAU-KAUDARA DI SEKOLAH A. Pengantar Pada bagian ini membahas tentang upaya pelestarian kau kaudara yang dapat dilakukan di sekolah, antara lain (1) nyanyian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Suatu realita yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari bahwasannya di
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Suatu realita yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari bahwasannya di dalam Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) pada bidang studi Pendidikan Jasmani, masih banyak
Lebih terperinciDESAIN STRATEGI PEMBELAJARAN DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA
-Konferensi Nasional Bahasa dan Sastra III- DESAIN STRATEGI PEMBELAJARAN DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA Tri Widiatmi Mahasiswa Program Studi S-3 Pendidikan Bahasa Indonesia Program Pascasarjana Universitas
Lebih terperinciPemanfaatan Lagu Anak Indonesia dalam Keluarga Sebagai Upaya Menumbuhkan Literasi Pada Anak
Pemanfaatan Lagu Anak Indonesia dalam Keluarga Sebagai Upaya Menumbuhkan Literasi Pada Anak Maya Dewi Kurnia Universitas Swadaya Gunung Jati Cirebon 1.Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Anak merupakan pribadi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berperan bagi perkembangan anak. Menurut Gagner dalam Multiple
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan adalah suatu proses perubahan dimana anak belajar menguasai tingkat yang lebih tinggi dari berbagai aspek. Salah satu aspek penting dalam perkembangan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa Jawa merupakan salah satu mata pelajaran muatan lokal yang diajarkan di sekolah khususnya di daerah Jawa Tengah, Daerah Istimewa Yogyakarta, dan Jawa
Lebih terperinciPengaruh Menyimak Cerita terhadap Kemampuan Bercerita Fiksi pada Anak
Pengaruh Menyimak Cerita terhadap Kemampuan Bercerita Fiksi pada Anak Tri Wahyono Universitas Muhammadiyah Yogyakarta Abstrak Penulisan makalah ini bertujuan untuk 1) mengetahui apakah menyimak cerita
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran merupakan kunci keberhasilan sumber daya manusia untuk
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembelajaran merupakan kunci keberhasilan sumber daya manusia untuk mengikuti perkembangan zaman. Pembelajaran memiliki peran serta mendidik siswa agar menjadi manusia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Folklor yang menjadi salah satu kajian bidang antropologi yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Folklor yang menjadi salah satu kajian bidang antropologi yang merupakan kebudayaan kolektif yang dimiliki oleh kelompok masyarakat / etnis tertentu yang diwariskan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang
A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Pandangan sosiolinguistik menyebutkan bahwa bahasa lahir di dalam masyarakat. Melalui media bahasa, sebuah kebiasaan lisan terbentuk secara turun temurun di dalam masyarakat,
Lebih terperinciPENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA AWAL MELALUI PERMAINAN BAHASA
PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA AWAL MELALUI PERMAINAN BAHASA Yetniati SD Negeri 010083 Kisaran Kota, kab. Asahan Abstract: The purpose of this research is to know the improvement of students' early reading
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kepustakaan yang Relevan Ada beberapa buku yang penulis pakai dalam memahami dan langsung mendukung penelitian ini, diantaranya buku yang berkaitan dengan revitalisasi yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Anak usia dini adalah anak yang unik, dan memiliki karakteristik khusus,
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Anak usia dini adalah anak yang unik, dan memiliki karakteristik khusus, salah satunya adalah mempunyai rasa ingin tahu yang kuat dan antusias terhadap banyak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Anak usia dini sebagai pribadi unik yang memiliki masa-masa emas dalam
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Anak usia dini sebagai pribadi unik yang memiliki masa-masa emas dalam hidupnya. Pribadi unik yang dimaksud adalah anak selalu memiliki cara tersendiri dalam
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 1.1. Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis data, pengujian hipotesis dan pembahasan yang telah dikemukakan pada bab sebelumnya, kesimpulan dalam penelitian ini ialah sebagai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. investasi untuk meningkatkan pengetahuan, keterampilan, dan keahlian untuk
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan memegang peranan penting dalam mengembangkan potensi sumber daya manusia secara optimal, karena pendidikan merupakan sarana investasi untuk meningkatkan pengetahuan,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. rumah adat yang menjadi simbol budaya daerah, tetapi juga tradisi lisan menjadi
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan sebuah negeri yang memiliki aneka ragam budaya yang khas pada setiap suku bangsanya. Tidak hanya bahasa daerah, pakaian adat, rumah adat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pendidikan memiliki peran yang amat menentukan, tidak hanya bagi perkembangan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang dan Masalah Pendidikan memiliki peran yang amat menentukan, tidak hanya bagi perkembangan dan perwujudan diri individu tetapi juga bagi pembangunan suatu bangsa dan
Lebih terperinciKata kunci: metode Storytelling, keterampilan menyimak, dongeng. 1) Mahasiswa Program Studi PGSD FKIP UNS 2,3) Dosen Program Studi PGSD FKIP UNS
PENINGKATAN KETERAMPILAN MENYIMAK DONGENG MELALUI METODE STORYTELLING Nurul Astiti 1), Rukayah 2), Sularmi 3) PGSD FKIP Universitas Sebelas Maret, Jalan Slamet Riyadi 449 Surakarta e-mail: nurulastiti@gmail.com
Lebih terperinciPENINGKATAN KEMAMPUAN MOTORIK MELALUI PENERAPAN GERAK DASAR TARI SOUMPAK PADA ANAK USIA 5-6 TAHUN
PENINGKATAN KEMAMPUAN MOTORIK MELALUI PENERAPAN GERAK DASAR TARI SOUMPAK PADA ANAK USIA 5-6 TAHUN Ridha Rinanda Cahyaunique Putri, Ismunandar, Lukmanulhakim Program Studi Pendidikan Seni Tari dan Musik
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berpikir manusia dalam rangka menghadapi masalah kehidupan sehari-hari.
6 A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Sastra merupakan sebuah refleksi kehidupan manusia dengan berbagai dimensi yang ada. Sastra mempunyai nilai keindahan, sehingga mempunyai peranan penting dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pendidikan dipandang sebagai sarana untuk melahirkan insan-insan yang cerdas, kreatif, terampil, bertanggung
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pendidikan dipandang sebagai sarana untuk melahirkan insan-insan yang cerdas, kreatif, terampil, bertanggung jawab, produktif dan berbudi pekerti luhur. Peningkatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. Diantaranya adalah masalah guru, siswa dan materi. Kegiatan proses belajar mengajar
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak dan peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sekolah sebagai lembaga pendidikan memiliki tugas dan tanggung jawab penuh dalam menjalankan tujuan pendidikan, sebagaimana yang telah dirumuskan dalam pembukaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keluarga merupakan unit sosial terkecil yang memiliki peran penting dan menjadi dasar bagi perkembangan psikologi anak dalam konteks sosial yang lebih luas.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pesan itu sendiri yang biasanya berupa materi pelajaran. Kadang-kadang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Proses pembelajaran merupakan proses komunikasi. Dalam suatu proses komunikasi selalu melibatkan tiga komponen pokok, yaitu komponen pengirim pesan (guru), komponen
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Keterampilan sosial dan keterampilan berbicara merupakan hal yang paling
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keterampilan sosial dan keterampilan berbicara merupakan hal yang paling kodrati dilakukan oleh semua orang. Begitu pula dengan seorang anak, sejak dalam kandungan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Marfuah, 2013
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Kehidupan manusia tidak lepas dari kegiatan berbahasa. Bahasa digunakan manusia sebagai sarana berkomunikasi dengan sesamanya. Kegiatan berkomunikasi merupakan
Lebih terperinciA. Latar Belakang Kegiatan pembelajaran di sekolah dilaksanakan dalam rangka untuk meningkatkan kemampuan siswa, baik pada aspek pengetahuan, sikap
A. Latar Belakang Kegiatan pembelajaran di sekolah dilaksanakan dalam rangka untuk meningkatkan kemampuan siswa, baik pada aspek pengetahuan, sikap maupun keterampilan. Untuk mencapai ketiga aspek tersebut
Lebih terperinciMEMAHAMI PSIKOLOGI PERKEMBANGAN ANAK BAGI PENGEMBANGAN ASPEK SENI ANAK USIA DINI Oleh: Nelva Rolina
MEMAHAMI PSIKOLOGI PERKEMBANGAN ANAK BAGI PENGEMBANGAN ASPEK SENI ANAK USIA DINI Oleh: Nelva Rolina PENDAHULUAN Pendidikan anak usia dini yang menjadi pondasi bagi pendidikan selanjutnya sudah seharusnya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mendefiniskan pendidikan anak usia dini sebagai. boleh terpisah karena ketiganya saling berkaitan. Aspek kognitif berkaitan dengan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan dalam rentang kehidupan manusia, memiliki peran yang strategis. Manusia melalui usaha sadarnya berupaya untuk mengembangkan segenap potensi yang
Lebih terperinciI PENDAHULUAN. Pada usia prasekolah (3-6 tahun) atau biasa disebut masa keemasan (golden age)
1 I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada usia prasekolah (3-6 tahun) atau biasa disebut masa keemasan (golden age) dalam proses perkembangan anak akan mengalami kemajuan fisik, intelektual dan sosial
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pendidikan pada anak usia dini dilakukan melalui pemberian rangsangan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembelajaran yang dilaksanakan di Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) diharapkan dapat mengembangkan berbagi macam kecerdasan anak. Pendidikan pada anak usia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Dalam kehidupan manusia diperlukan manusia yang lainnya, manusia tidak bisa hidup seorang diri. Komunikasi merupakan jembatan untuk menjalin hubungan dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan program pembelajaran agar siswa secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kajian Teori 2.1.1 Hasil Belajar Menurut Sudjana (2011: 22), hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah menerima pengalaman belajarnya. Pengalaman belajar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dan sudah mempengaruhi berbagai bidang kehidupan, salah satunya adalah
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Saat ini perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi semakin pesat dan sudah mempengaruhi berbagai bidang kehidupan, salah satunya adalah bidang pendidikan.
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Belajar merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari semua kegiatan manusia
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Belajar merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari semua kegiatan manusia karena belajar mempengaruhi perkembangan hidup manusia yang dimulai sejak lahir dan berlangsung
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tampil berkarya serta mengkomunikasikan ide-ide dan keyakinannya. berperan bagi perkembangan anak. Menurut Gagner dalam Multiple
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Anak usia TK adalah anak yang berusia 4-6 tahun yang memiliki kesenangan untuk senantiasa bermain, dengan bebagai macam alat permainan. Musik salah sarana bermain
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA. teks yang dibaca untuk memperoleh makna (Vacca, 1991:172). Membaca
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Membaca di Sekolah Dasar 2.1.1 Hakikat Membaca Membaca adalah proses aktif dari pikiran yang dilakukan melalui mata terhadap bacaan. Dalam kegiatan membaca, pembaca memroses informasi
Lebih terperinciPENGGUNAAN MEDIA KARTU HURUF DALAM PEMBELAJARAN AKSARA JAWA DI SEKOLAH DASAR
PENGGUNAAN MEDIA KARTU HURUF DALAM PEMBELAJARAN AKSARA JAWA DI SEKOLAH DASAR Asriyani 1, Erlinda Septi Nugraheni 2, Kinanthi Ayuningtyas 3, Wahyudi 4, Imam Suyanto 5 FKIP, PGSD Universitas Sebelas Maret
Lebih terperinciPermainan Kartu pada Pembelajaran Bahasa Jepang untuk Meningkatkan Keterampilan dalam Berbahasa Jepang
Permainan Kartu pada Pembelajaran Bahasa Jepang untuk Meningkatkan Keterampilan dalam Berbahasa Jepang Disusun oleh: Woro Esthi Hartiwi, S.Pd Widyaiswara LPMP D.I. Yogyakarta email : woroharyanto@gmail.com
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dimengerti dan digunakan untuk berinteraksi dengan orang lain. Adapun cara-cara
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan suatu gabungan huruf, kata, dan kalimat yang menghasilkan suatu tuturan atau ungkapan secara terpadu sehingga dapat dimengerti dan digunakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. keterampilan, yaitu mendengarkan, berbicara, membaca dan menulis.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa Jawa adalah bahasa sehari-hari yang sering digunakan untuk berkomunikasi bagi masyarakat Jawa. Bahasa Jawa juga masuk dalam pelajaran wajib yang selalu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. diajarkan pada para peserta didik di sekolah.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bahasa Indonesia adalah bahasa resmi negara Indonesia. Lebih dari itu, bahasa Indonesia juga sebagai bahasa yang bisa mempersatukan bangsa Indoesia, oleh sebab itu seluruh
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kelompok atau lapisan sosial di dalam masyarakat. Kebudayaan ini merupakan suatu cara
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kehidupan manusia pada dasarnya dilatarbelakangi oleh adanya suatu sejarah kebudayaan yang beragam. Keberagaman yang tercipta merupakan hasil dari adanya berbagai
Lebih terperinciPERAN PERMAINAN TRADISIONAL DALAM PEMBELAJARAN ANAK USIA DINI (Studi di PAUD Geger Sunten, Desa Suntenjaya) Iis Nurhayati. STKIP Siliwangi Bandung
PERAN PERMAINAN TRADISIONAL DALAM PEMBELAJARAN ANAK USIA DINI (Studi di PAUD Geger Sunten, Desa Suntenjaya) Iis Nurhayati STKIP Siliwangi Bandung Abstrak Pendidikan anak usia dini merupakan pendidikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menjadi salah satu bahasa yang wajib di kuasai. Terbukti dengan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bahasa Jepang merupakan bahasa asing yang nampaknya sudah menjadi salah satu bahasa yang wajib di kuasai. Terbukti dengan diterapkannya mata pelajaran bahasa Jepang
Lebih terperinciPENGARUH PERMAINAN ENGKLEK MODIFIKASI TERHADAP KEMAMPUAN MOTORIK KASAR ANAK KELOMPOK B
PENGARUH PERMAINAN ENGKLEK MODIFIKASI TERHADAP KEMAMPUAN MOTORIK KASAR ANAK KELOMPOK B Ainul Khoirunnisa Sri Setyowati Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Surabaya Jl. Teratai No. 4 Surabaya (60136).
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Proses pembelajaran di sekolah saat ini sangat menekankan pada konsep teoritis
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Proses pembelajaran di sekolah saat ini sangat menekankan pada konsep teoritis yang pada kenyataannya tidak cukup memenuhi kebutuhan siswa dalam kehidupan sehari-hari karena
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Permasalahan Pendidikan Taman Kanak-Kanak merupakan salah satu bentuk Pendidikan anak
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan Pendidikan Taman Kanak-Kanak merupakan salah satu bentuk Pendidikan anak usia dini yaitu anak yang berusia empat sampai dengan enam tahun. Pendidikan TK
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA. kognitif, emosional dan lingkungan pengaruh dan pengalaman untuk memperoleh,
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Teori -Teori Belajar Teori belajar merupakan kegiatan yang ada didalam diri manusia untuk mengubah suatu perilaku dalam diri seseorang. Dalam psikologi dan pendidikan,
Lebih terperinciEFEKTIVITAS MENDENGAR CERITA FIKSI TERHADAP PENINGKATAN KREATIVITAS VERBAL ANAK
EFEKTIVITAS MENDENGAR CERITA FIKSI TERHADAP PENINGKATAN KREATIVITAS VERBAL ANAK SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan dalam Mencapai Derajat Sarjana S-1 Psikologi Disusun Oleh : NUR ATHIATUL MAULA
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Globalisasi saat ini telah melanda dunia. Dunia yang luas seolah-olah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Globalisasi saat ini telah melanda dunia. Dunia yang luas seolah-olah sudah menjadi sempit. Interaksi antar manusia dalam wujud tertentu sudah tidak dapat dibatasi
Lebih terperinciKEMAMPUAN SISWA TENTANG INTEGRASI MATEMATIKA DALAM PERMAINAN TRADISIONAL ANAK-ANAK SIDOARJO
KEMAMPUAN SISWA TENTANG INTEGRASI MATEMATIKA DALAM PERMAINAN TRADISIONAL ANAK-ANAK SIDOARJO (STUDENT S ABILITY ABOUT MATHEMATICAL INTEGRATION INTO TRADITIONAL GAMES OF SIDOARJO) Hetty Eka Setianingtyas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pengetahuan dan kebudayaan masyarakat. Implikasinya, jika tuntutan zaman. harus diarahkan pada pencapaian kompetensi tersebut.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembelajaran merupakan upaya pengembangan sumber daya manusia yang harus dilakukan secara terus menerus dan berlangsung seumur hidup. Isi dan proses pembelajaran
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Salah satu kemampuan yang harus dikuasai oleh siswa dalam mata pelajaran bahasa
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu kemampuan yang harus dikuasai oleh siswa dalam mata pelajaran bahasa Indonesia adalah mengarang. Gerard (1996) membagi kegiatan menulis karangan kedalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. (Bandung: C.V Diponegoro, 1984), hlm Yus Rusyana, Bahasa dan Sastra dalam Gempita Pendidikan,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan bahasa dapat diartikan sebagai usaha yang dilakukan oleh pendidik untuk membantu anak didik yang sedang berusaha untuk memperoleh atau mengembangkan
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kepustakaan yang Relevan Dalam penulisan sebuah karya ilmiah diperlukan kajian pustaka. Kajian pustaka bertujuan untuk mengetahui keauntetikan sebuah karya ilmiah. Kajian yang
Lebih terperinciPERKEMBANGAN KEMAMPUAN BERBAHASA ANAK PRASEKOLAH
PERKEMBANGAN KEMAMPUAN BERBAHASA ANAK PRASEKOLAH Pendahuluan Pada hakikatnya, anak manusia, ketika dilahirkan telah dibekali dengan bermacam-macam potensi yakni kemungkinan-kemungkinan untuk berkembang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. masa ini sering kali disebut dengan masa keemasan the Golden Age, masa-masa
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Anak adalah individu yang unik, dimana anak selalu bergerak, memiliki rasa ingin tahu yang kuat, memiliki potensi untuk belajar dan mampu mengekspresikan diri
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. satu wujud kebudayaan yang ada di Indonesia yaitu kebudayaan yang dimiliki
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bangsa Indonesia merupakan bangsa yang kaya kebudayaan. Salah satu wujud kebudayaan yang ada di Indonesia yaitu kebudayaan yang dimiliki masyarakat jawa meliputi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. adalah segala perubahan yang terjadi pada anak yang meliputi seluruh perubahan, baik
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pembentukan kualitas SDM yang optimal, baik sehat secara fisik maupun psikologis sangat bergantung dari proses tumbuh dan kembang pada anak usia dini. Perkembangan
Lebih terperinciURGENSI PENGEMBANGAN KECERDASAN LINGUISTIK PADA ANAK USIA DINI MELALUI METODE ROLE PLAYING GUNA MEWUJUDKAN GENERASI INDONESIA MENDUNIA
URGENSI PENGEMBANGAN KECERDASAN LINGUISTIK PADA ANAK USIA DINI MELALUI METODE ROLE PLAYING GUNA MEWUJUDKAN GENERASI INDONESIA MENDUNIA Anwardiani Iftaqul Janah Mahasiswa PGPAUD UAD Yogyakarta email: iftaquljanah@yahoo.com
Lebih terperinciMETODE PENGENALAN BAHASA UNTUK ANAK USIA DINI*
METODE PENGENALAN BAHASA UNTUK ANAK USIA DINI* Hartono Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia FBS UNY e-mail: hartono-fbs@uny.ac.id Pemilihan metode pengenalan bahasa untuk anak usia dini perlu memperhatikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bila dimanfaatkan dengan maksimal akan menghasilkan penemuan-penemuan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap orang memiliki modal yang sangat besar untuk mencapai keberhasilan dalam hidupnya. Modal tersebut salah satunya adalah otak yang bila dimanfaatkan dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Salah satu kebanggaan nasional (national pride) bangsa Indonesia adalah
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu kebanggaan nasional (national pride) bangsa Indonesia adalah memiliki keanekaragaman budaya yang tak terhitung banyaknya. Kebudayaan lokal dari seluruh
Lebih terperinci2015 PENERAPAN NILAI-NILAI PERMAINAN TRADISIONAL DALAM PEMBELAJARAN IPS
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia merupakan makhluk sosial yaitu makhluk yang tidak bisa hidup sendiri melainkan mereka harus bisa hidup berdampingan dengan makhluk hidup lainnya demi
Lebih terperinciPENINGKATAN KREATIVITAS MAHASISWA DALAM MENYIMAK APRESIATIF DAN KREATIF MELALUI STRATEGI PARAFRASE LIRIK LAGU
PENINGKATAN KREATIVITAS MAHASISWA DALAM MENYIMAK APRESIATIF DAN KREATIF MELALUI STRATEGI PARAFRASE LIRIK LAGU Dwi Hanti Rahayu Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri Yogyakarta h4nty_uny@yahoo.co.id
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Karena pada hakikatnya, pendidikan merupakan usaha manusia untuk
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu kegiatan universal dalam kehidupan manusia. Karena pada hakikatnya, pendidikan merupakan usaha manusia untuk memanusiakan manusia.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. memprihatinkan. Kurikulum terus berganti dari kurikulum 1975 hingga kurikulum
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembelajaran bahasa dan sastra jawa di Sekolah Dasar masih memprihatinkan. Kurikulum terus berganti dari kurikulum 1975 hingga kurikulum KTSP. SK Gubernur Jawa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu keharusan bagi manusia karena pada
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu keharusan bagi manusia karena pada hakikatnya manusia lahir dalam keadaan tidak berdaya, tidak langsung dapat berdiri sendiri, dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kemampuan peserta didik untuk berkomunikasi dalam Bahasa Indonesia dengan. terhadap hasil karya kesastraan manusia Indonesia.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Penegasan Judul 1. Latar Belakang Pembelajaran Bahasa Indonesia di arahkan untuk meningkatkan kemampuan peserta didik untuk berkomunikasi dalam Bahasa Indonesia
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. bertujuan agar peserta didik memiliki keterampilan (1) berkomunikasi secara
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam dunia pendidikan, bahasa Indonesia sangat diperlukan untuk membimbing siswa dalam mengenal bahasa yang baik sesuai dengan EYD (Ejaan Yang Disempurnakan). Dalam
Lebih terperinciIDEN WILDENSYAH BERMAIN BELAJAR
IDEN WILDENSYAH BERMAIN BELAJAR Penerbit www.nulisbuku.com Menginspirasi "Guru tidak bekerja laiknya seorang tukang, tetapi bak seniman. Guru seperti ini tidak sekadar berusaha mencetak murid-murid naik
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. proses pendidikan pada umumnya yang bertujuan membawa anak didik atau
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kegiatan pembelajaran di sekolah merupakan kegiatan utama dalam proses pendidikan pada umumnya yang bertujuan membawa anak didik atau siswa menuju pada keadaan yang
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. KESIMPULAN Dari hasil penelitian yang telah didapat di lapangan, dan sebagaimana yang sudah diuraikan dalam pembahasan BAB IV, maka dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai
Lebih terperinciPENYELENGGARAAN PENGELOLAAN PENGETAHUAN TRADISIONAL & EKSPRESI BUDAYA TRADISIONAL. Dra. Dewi Indrawati MA 1
Subdit PEBT PENYELENGGARAAN PENGELOLAAN PENGETAHUAN TRADISIONAL & EKSPRESI BUDAYA TRADISIONAL Dra. Dewi Indrawati MA 1 PENDAHULUAN Indonesia merupakan negara dengan kekayaan dan keragaman budaya serta
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. diakses 2 Desember 2013.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bahasa merupakan alat utama untuk berkomunikasi dalam kehidupan manusia, baik secara individual maupun kolektif sosial. Secara individual bahasa merupakan alat untuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. anak didiknya, kesesuaian alat bermain, alat bantu, serta metode yang
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Taman kanak-kanak (TK) merupakan tempat belajar dan bermain bagi anak usia dini.pelaksanaan program kegiatan belajar di TK harus menciptakan suasana yang nyaman
Lebih terperinciPENGEMBANGAN BUKU PENGAYAAN MENEMUKAN GAGASAN UTAMA WACANA BERBASIS KEARIFAN LOKAL DENGAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL UNTUK SISWA KELAS 7 SMP
-Konferensi Nasional Bahasa dan Sastra III- PENGEMBANGAN BUKU PENGAYAAN MENEMUKAN GAGASAN UTAMA WACANA BERBASIS KEARIFAN LOKAL DENGAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL UNTUK SISWA KELAS 7 SMP Ra ika Fajrin Pascasarjana
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Memberdayakan anak adalah dengan menanamkan kelonggaran bagi anak
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Memberdayakan anak adalah dengan menanamkan kelonggaran bagi anak sebagai anak Indonesia, sehingga dapat menjadi modal dasar dan perekat untuk membangun Negara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dikenal dan diakui oleh masyarakat. Undang-undang Dasar Negara Republik
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan usaha agar manusia dapat mengembangkan potensi dirinya melalui proses pembelajaran dan atau acuan cara lain yang dikenal dan diakui oleh
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah UPI Kampus Serang Yeni, 2016
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Anak usia dini merupakan individu yang unik dan memiliki karakteristik tersendiri yang sesuai dengan tahapan usianya. Masa usia dini merupakan masa keemasan
Lebih terperinciPENGGUNAAN METODE COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BAHASA INDONESIA
PENGGUNAAN METODE COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BAHASA INDONESIA Supriyono SMP Negeri 1 Secanggang, kab. Langkat Abstract: The purpose of this study are:
Lebih terperinci2015 KREATIVITAS ARANSEMEN MUSIK PADA LAGU DAERAH ACEH MELALUI PROJECT BASED LEARNING
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Siswa-siswi Sekolah Menengah Atas (SMA), adalah usia di mana seorang individu yang berada pada masa peralihan. Masa peralihan yang dimaksudkan, adalah di mana siswa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pelaksanaan pembelajaran tematik di sekolah dasar dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) berlandaskan pada peraturan UU No. 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. keberhasilan dan kelangsungan hidup Bangsa dan Negara di segala bidang. dan mengembangkan kualitas sumber daya manusia.
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan memegang peranan yang amat penting untuk menjamin keberhasilan dan kelangsungan hidup Bangsa dan Negara di segala bidang pembangunan, karena pendidikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perundang-undangan di Indonesia juga sudah tercantum dalam pembukaan. kehidupan berbangsa dan bernegara adalah dengan pendidikan.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting bagi seorang individu dimuka bumi ini, tanpa pendidikan berarti seseorang tidak berilmu, padahal kita tidak
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Kesenian merupakan bagian dari kebudayaan, sebagian wrisan nenek
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesenian merupakan bagian dari kebudayaan, sebagian wrisan nenek moyang bangsa Indonesia yang telah turun temurun sejak jaman dahulu, dan dipandang perlu mendapatkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan alat yang sangat penting bagi manusia untuk berkomunikasi dengan manusia lain. Sesuatu yang dimaksudkan oleh pembicara dapat dipahami lawan
Lebih terperinciEFEKTIVITAS PERMAINAN TRADISIONAL UNTUK MENINGKATKAN KREATIVITAS VERBAL PADA MASA ANAK SEKOLAH SKRIPSI
EFEKTIVITAS PERMAINAN TRADISIONAL UNTUK MENINGKATKAN KREATIVITAS VERBAL PADA MASA ANAK SEKOLAH SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna menempuh derajat Sarjana S-1 Psikologi Disusun oleh: FITRI
Lebih terperinciBERMAIN SEBAGAI SARANA PENGEMBANGAN KREATIVITAS ANAK USIA DINI
BERMAIN SEBAGAI SARANA PENGEMBANGAN KREATIVITAS ANAK USIA DINI Asep Ardiyanto PGSD FIP Universitas PGRI Semarang ardiyanto.hernanda@gmail.com Abstrak Bermain bagi anak usia dini adalah sesuatu yang sangat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Proses pembelajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Menengah Kejuruan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Proses pembelajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) diarahkan untuk meningkatkan kemampuan siswa berkomunikasi dalam bahasa Indonesia dengan
Lebih terperinciPENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA DENGAN MENGGUNAKAN METODE DISKUSI PADA SISWA KELAS V SDN 1 BLUNYAHAN BANTUL
852 Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar Edisi 9 Tahun ke-6 2017 PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA DENGAN MENGGUNAKAN METODE DISKUSI PADA SISWA KELAS V SDN 1 BLUNYAHAN BANTUL IMPROVING THE SPEAKING SKILL
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. mampu berkompetensi baik secara akademik maupun non akademik. Memenuhi kebutuhan pendidikan yang mampu mengembangkan akademik
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masyarakat di zaman globalisasi sekarang ini membutuhkan manusia yang mampu berkompetensi baik secara akademik maupun non akademik. Memenuhi kebutuhan pendidikan yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ya Hedi Saputra, 2013
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan pada dasarnya adalah suatu upaya untuk memberikan pengetahuan, wawasan, keterampilan dan keahlian tertentu kepada individu guna mengembangkan bakat serta
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. potensi intelektual dan sikap yang dimilikinya, sehingga tujuan utama
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pendidikan merupakan salah satu fondasi yang menentukan ketangguhan dan kemajuan suatu bangsa. Sekolah sebagai lembaga pendidikan formal dituntut untuk melaksanakan
Lebih terperinci