BAB II LANDASAN TEORI

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II LANDASAN TEORI"

Transkripsi

1 8 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Aplikasi Aplikasi berasal dari kata application yang artinya penerapan, lamaran, penggunaan. Secara istilah aplikasi adalah program siap pakai yang direka untuk melaksanakan suatu fungsi bagi pengguna atau aplikasi yang lain dan dapat digunakan oleh sasaran yang dituju. Aplikasi adalah suatu program komputer yang dibuat untuk mengerjakan dan melaksanakan tugas khusus dari pengguna. Aplikasi merupakan rangkaian kegiatan atau perintah untuk dieksekusi oleh komputer. Perangkat lunak aplikasi adalah suatu subkelas perangkat lunak komputer yang memanfaatkan kemampuan komputer langsung untuk melakukan suatu tugas yang diinginkan pengguna. Biasanya dibandingkan dengan perangkat lunak sistem yang mengintegrasikan berbagai kemampuan komputer, tetapi tidak secara langsung menerapkan kemampuan tersebut untuk mengerjakan suatu tugas yang menguntungkan pengguna. Contoh utama perangkat lunak aplikasi yaitu pengolah kata, lembar kerja, dan pemutar media. Aplikasiaplikasi dalam suatu paket biasanya memiliki antarmuka pengguna yang memiliki kesamaan sehingga memudahkan pengguna untuk mempelajari dan menggunakan setiap aplikasi [3]. 2.2 Sistem Pakar Pakar adalah seorang narasumber yang sangat menguasai suatu bidang tertentu melebihi orang lain sehingga banyak orang yang akan bertanya dan mencari informasi melalui seorang pakar. Sistem adalah suatu kumpulan komponen-komponen yang saling berhubungan untuk menjalankan suatu fungsi dan tujuan tertentu. Sistem pakar adalah sistem yang berusaha mengadopsi pengetahuan manusia ke komputer yang dirancang untuk menyelesaikan masalah seperti layaknya seorang pakar [9]. 8

2 9 Sistem pakar digunakan untuk mendukung aktivitas pemecahan masalah. Beberapa aktivitas pemecahan masalah yang di maksud adalah seperti pembuatan keputusan (decision making), pemanduan pengetahuan (knowledge fusing), pembuatan desain (designing), perencanaan (planning), prakiraan (forescating), pengaturan (regulating), pengendalian (controlling), diagnosa (diagnosing), perumusan (prescribing), penjelasan (explaining), pemberian nasihat (advising) dan pelatihan (tutoring). Sistem pakar mulai dikembangkan pada pertengahan tahun 1960-an oleh Artificial Intelligence Corporation. Periode penelitian kecerdasan buatan didominasi oleh suatu keyakinan bahwa nalar yang digabung dengan komputer canggih akan menghasilkan pengetahuan pakar. Salah satu contohnya yaitu General purpose Problem Solver (GPS) yang dikembangkan oleh Allen Newell, John Cliff dan Herbert. GPS merupakan sebuah percobaan untuk menciptakan mesin cerdas. Sistem pakar untuk diagnosa kesehatan telah dikembangkan sejak pertengahan tahun 1970 yang untuk pertama kali di buat oleh Bruce Buchanan dan Edward Shortliffe di Standard University yang di beri nama MYCIN. MYCIN merupakan program interaktif yang melakukan diagnosa penyakit Meningitis dan infeksi Bacremia serta memberikan rekomendasi terapi antimikroba. MYCIN mampu memberikan penjelasan atas penalarannya secara detail. Program MYCIN mampu menunjukan kemampuan seperti seorang spesialis [13] Ciri-ciri Sistem Pakar Berikut ciri-ciri sistem pakar : 1. Terbatas pada bidang tertentu. 2. Dapat memberikan penalaran untuk data yang lengkap atau tidak pasti. 3. Dapat mengemukakan rangkaian alasan yang diberikannya dengan cara yang dapat dipahami.

3 10 4. Berdasarkan pada rule atau aturan tertentu. 5. Di rancang untuk dapat dikembangkan secara bertahap. 6. Output bersifat nasihat atau solusi 7. Knowledge base dan interface engine terpisah [18] Keuntungan dan Kelemahan Sistem Pakar Berikut adalah keuntungan sistem pakar : 1. Membuat seorang yang awam dapat bekerja seperti layaknya seorang pakar. 2. Meningkatkan output dan produktivitas. Sistem pakar dapat bekerja lebih cepat dari manusia. Keuntungan tersebut mengurangi jumlah pekerja yang dibutuhkan dan akhirnya memperkecil biaya. 3. Sistem pakar menyediakan solusi yang konsisten dan dapat mengurangi tingkat kesalahan. 4. Membuat peralatan yang kompleks lebih mudah dioperasikan karena sistem pakar dapat melatih pekerja yang tidak berpengalaman. 5. Memiliki kemampuan untuk memecahkan masalah yang kompleks [3]. Selain memiliki beberapa keuntungan, sistem pakar juga memiliki beberapa kelemahan, antara lain: 1. Biaya yang diperlukan dan memeliharanya sangat mahal. 2. Sulit dikembangkan. Hal tersebut erat kaitannya dengan ketersediaan pakar dibidangnya. 3. Sistem pakar tidak 100% benar. 4. Pengetahuan tidak selalu siap tersedia. 5. Sebagian besar pakar tidak memiliki sarana mandiri untuk memeriksa apakah kesimpulannya masuk akal. 6. Kosakata yang digunakan pakar untuk menyatakan fakta dan hubungan [13].

4 Bagian-bagian Sistem Pakar a. Basis Pengetahuan Basis pengetahuan berisi pengetahuan-pengetahuan untuk penyelesaian masalah. Bagian sistem pakar ini disusun atas 2 elemen dasar, yaitu fakta dan aturan. Fakta merupakan informasi tentang suatu objek dalam area permasalahan tertentu sedangkan aturan merupakan informasi tentang cara bagaimana memperoleh fakta baru dari yang telah diketahui. b. Mesin Inferensi (Inference Engine) Bagian ini mengandung mekanisme pola pikir dan penalaran yang digunakan oleh pakar dalam menyelesaikan suatu masalah. Mesin inferensi adalah program komputer yang memberikan metode untuk penalaran tentang informasi yang ada dalam basis pengetahuan dan untuk memformulasikan kesimpulan. Inferensi merupakan proses untuk menghasilkan informasi dari fakta yang diketahui atau diasumsikan. Inferensi adalah konklusi logis (logical conclusion) atau implikasi berdasarkan informasi yang tersedia. Dalam sistem pakar proses inferensi dilakukan dalam suatu modul yang disebut Inference Engine (Mesin Inferensi). Metode inferensi merupakan suatu cara penarikan kesimpulan yang dilakukan oleh mesin inferensi untuk menyelesaikan masalah. Ada dua metode inferensi yang umum dalam sistem pakar, yaitu : 1. Forward Chaining (Runut Maju) Forward Chaining adalah suatu metode pengambilan keputusan yang dimulai dari bagian premis (fakta) menuju konklusi (kesimpulan akhir). Jika klausa premis sesuai dengan situasi (bernilai TRUE), maka proses akan menyatakan konklusi. Sistem pakar menganalisis persoalan dengan mencari fakta yang sesuai dengan bagian JIKA dari aturan JIKA-MAKA.

5 12 Runut maju berarti menggunakan himpunan aturan kondisi-aksi. Dalam metode ini, data digunakan untuk menentukan aturan mana yang akan dijalankan, kemudian aturan tersebut dijalankan. Proses diulang sampai ditemukan suatu hasil [3]. Gambar 2.1 Forward Chaining [7]. 2. Backward Chaining (Runut Balik) Backward Chaining adalah suatu metode pengambilan keputusan dimulai dari pencarian solusi dari kesimpulan kemudian menelusuri fakta-fakta yang ada hingga menemukan solusi yang sesuai dengan fakta-fakta yang diberikan user. Runut balik merupakan metode penalaran kebalikan dari runut maju. Dalam runut balik penalaran dimulai dengan tujuan kemudian merunut balik ke jalur yang akan mengarahkan ke tujuan tersebut. Runut balik disebut juga sebagai goal-driven reasoning, merupakan cara yang efisien untuk memecahkan masalah yang dimodelkan sebagai masalah pemilihan terstruktur. Tujuan inferensi adalah mengambil pilihan terbaik dari banyak kemungkinan. Metode inferensi runut balik ini cocok digunakan untuk memecahkan masalah diagnosis [7]. Penelusuran didasarkan pada suatu keyakinan bahwa ada kemungkinan konklusi dari daftar konklusi merupakan salah satu tujuan atau konklusi terpilih berdasarkan fakta yang diberikan oleh user. Sistem dengan urutan tertentu akan mengambil sebuah konklusi sebagai calon konklusinya. Proses diawali dari Goal (yang berada dibagian THEN dari rule IF-THEN), kemudian pencarian mulai dijalankan untuk mencocokkan apakah fakta-fakta yang ada cocok dengan

6 13 premis-premis dibagian IF. Jika cocok, rule dieksekusi, kemudian hipotesis dibagian THEN ditempatkan di basis data sebagai fakta baru. Jika tidak cocok, simpan premis dibagian IF ke dalam stack sebagai subgoal. Proses berakhir jika GOAL ditemukan atau tidak ada rule yang bisa membuktikan kebenaran dari subgoal atau Goal. Tujuan IF (kondisi) Gambar 2.2 Backward Chaining [7]. c. Antarmuka Pemakai (User Interface) Antarmuka Pemakai merupakan mekanisme yang digunakan oleh pengguna dan sistem untuk berkomunikasi. Antarmuka menerima informasi dari pemakai dan mengubahnya ke dalam bentuk yang dapat diterima oleh sistem. Selain itu antarmuka menerima informasi dari sistem dan menyajikannya ke dalam bentuk yang dapat dimengerti. Pada bagian ini terjadi dialog antara program dan pemakai, yang memungkinkan sistem pakar menerima instruksi dan informasi (input) dari pemakai, juga memberikan informasi (output) kepada pemakai.

7 Kaidah Produksi Menurut Hanifah, Kaidah produksi dituliskan dalam bentuk jika-maka (if-then). Kaidah produksi if-then menghubungkan antesenden dengan konsekuensi yang diakibatkannya. Berikut berbagai struktur kaidah if-then yang menghubungkan objek atau atribut lain : IF premis THEN konklusi IF masukan THEN keluaran IF kondisi THEN tindakan IF antesenden THEN konsekuen IF data THEN hasil IF tindakan THEN tujuan IF sebab THEN akibat IF gejala THEN diagnosa Premis mengacu pada fakta yang harus benar sebelum konklusi tertentu dapat diperoleh. Masukan mengacu pada data yang harus tersedia sebelum keluaran dapat diperoleh. Kondisi mengacu pada keadaan yang harus berlaku sebelum tindakan dapat di ambil. Antesenden mengacu pada situasi yang harus dilakukan sebelum hasil dapat diharapkan. Tindakan mengacu pada kegiatan yang harus dilakukan sebelum hasil dapat diharapkan. 2.3 Faktor Kepastian (Certainty Factor) Pengertian Certainty Factor Dalam menghadapi suatu masalah sering ditemukan jawaban yang tidak memiliki kepastian penuh. Ketidakpastian ini bisa berupa probabilitas atau kebolehjadian yang tergantung dari hasil suatu kejadian. Hasil yang tidak pasti disebabkan oleh dua faktor yaitu aturan yang tidak pasti dan jawaban pengguna yang tidak pasti atas suatu pertanyaan yang diajukan oleh sistem. Ada tiga penyebab ketidakpastian aturan yaitu aturan tunggal, penyelesaian konflik dan ketidakcocokan (incompatibility) antar konskuen dalam aturan. Aturan tunggal yang

8 15 dapat menyebabkan ketidakpastian dipengaruhi oleh tiga hal, yaitu kesalahan, probabilitas dan kombinasi gejala (evidence). Kesalahan dapat terjadi karena sebagai berikut [9] : 1. Ambiguitas, sesuatu didefinisikan dengan lebih dari satu cara, 2. Ketidaklengkapan data 3. Kesalahan informasi 4. Ketidakpercayaan terhadap suatu alat 5. Adanya bias Faktor kepastian (Certanty Factor) diperkenalkan oleh Shortliffe Buchanan dalam pembuatan MYCIN, Certainty Factor (CF) merupakan nilai parameter klinis yang diberikan MYCIN untuk menunjukkan besarnya kepercayaan. Certainty factor didefinisikan sebagai berikut [15] : CF(H, E) = MB(H, E) MD(H, E) Keterangan: CF(H, E) : certainty factor dari hipotesis H yang dipengaruhi oleh gejala (evidence) E. Besarnya CF berkisar antara -1 sampai dengan 1. Nilai -1 menunjukkan kepercayaan mutlak. MB(H, E) : ukuran kenaikan kepercayaan (measure of increased belief) terhadap hipotesis H yang dipengaruhi oleh gejala E. MD(H,E) : ukuran kenaikan ketidakpercayaan (measure of increased disbelief) terhadap hipotesis H yang dipengaruhi oleh gejala E. Suatu sistem pakar seringkali memiliki kaidah lebih dari satu dan terdiri dari beberapa premis yang dihubungkan dengan AND atau OR. Pengetahuan mengenai premis dapat juga tidak pasti, hal ini dikarenakan besarnya nilai (value) CF yang diberikan oleh pasien saat menjawab pertanyaan sistem atas premis (gejala) yang dialami pasien atau dapat juga dari nilai CF hipotesa.

9 16 Nilai certainty factor ada dua, yaitu : 1. Nilai certainty factor kaidah yang nilainya melekat pada suatu kaidah/ rule tertentu dan besarnya nilai diberikan oleh pakar. 2. Nilai certainty factor yang diberikan oleh pengguna untuk mewakili derajat kepastian/keyakinan atas premis (misalnya gejala, kondisi, ciri) yang dialami pengguna. Pada Aplikasi Diagnosa Hama dan Peyakit Cabai ini besarnya nilai Certaity Factor diberikan oleh pakar yang nilainya melekat pada suatu kaidah tertentu Kelebihan dan Kekurangan Metode Certainty Factor Kelebihan metode Certainty Factor : 1. Metode ini cocok dipakai dalam sistem pakar untuk mengukur sesuatu apakah pasti atau tidak pasti dalam mendiagnosa penyakit sebagai salah satu contohnya. 2. Perhitungan dengan menggunakan metode ini dalam sekali hitung hanya dapat mengolah dua data saja sehingga keakuratan data dapat terjaga. Kekurangan metode Certainty Factor : 1. Ide umum dari pemodelan ketidakpastian manusia dengan menggunakan numerik metode certainty factor biasanya diperdebatkan. Sebagian orang akan membantah pendapat bahwa formula untuk metode certainty factor diatas memiliki sedikit kebenaran. 2. Metode ini hanya mengolah ketidakpastian/kepastian hanya dua data saja. Perlu dilakukan beberapa kali pengolahan data untuk data yang lebih dari dua buah. 3. Nilai CF yang diberikan bersifat subyektif karena penilaian setiap pakar bisa saja berbeda-beda tergantung pengetahuan dan pengalaman pakar [3] Perhitungan Certainty Factor Berikut ini perhitungan CF dihitung dari kombinasi beberapa hipotesis, jika h1 dan h2 adalah hipotesis maka [9] :

10 17 MB[h1 h2,e] = min(mb[h1,e],mb[h2,e]) MB[h1 h2,e] = max(mb[h1,e],mb[h2,e]) MD[h1 h2,e] = min(md[h1,e],md[h2,e]) MD[h1 h2,e] = max(md[h1,e],md[h2,e]) CF[h1 h2,e] = MB[h1 h2,e] - MD[h1 h2,e] CF[h1 h2,e] = MB[h1 h2,e] - MD[h1 h2,e] Untuk menghitung nilai CF digunakan rumus : CF = MB MD Dimana : CF = Certainty Factor MB = Nilai kepercayaan pakar(meansure Believe) MD = Nilai ketidak percayaan pakar(meansure Disbelieve) Sedangkan untuk nilai CF dari suatu rule digunakan rumus : 1. Gabungan Dan CF = Min(MB[E1,H1]; MB[E1,H2]) - Min(MD[E1,H1]; MD[E1,H2]) 2. Gabungan Atau CF = Max(MB[E1,H1]; MB[E1,H2]) - Max(MD[E1,H1]; MD[E1,H2]) Tabel 2.1 Cara Menentukan Nilai Certainty Factor MD/MB Certain Term Tidak Tahu/Tidak Ada Mungkin Kemungkinan Besar Hampir Pasti Pasti Contoh 1: Misal suatu observasi memberikan kepercayaan terhadap h1 dengan MB[h1,e] = 0,5 dan MD[h1,e] = 0,2 maka :

11 18 CF[h1,e] = 0,5 0,2 = 0,3 Jika observasi tersebut juga memberikan kepercayaan terhadap h2 dengan MB[h2,e] = 0,8 dan MD[h2,e]=0,1, maka : CF[h2,e] = 0,8 0,1= 0,7 Untuk mencari CF[h1 h2,e] diperoleh dari : MB[h1 h2,e] = min (0,5 ; 0,8) = 0,5 MD[h1 h2,e] = min (0,2 ; 0,1) = 0,1 CF[h1 h2,e] = 0,5 0,1 = 0,4 Untuk mencari CF[h1 h2,e] diperoleh dari : MB[h1 h2,e] = max (0,5 ; 0,8) = 0,8 MD[h1 h2,e] = max (0,2 ; 0,1) = 0,2 CF[h1 h2,e] = 0,8 0,2 = 0,6 Kesimpulan dari hasil perhitungan diatas yaitu semula faktor kepercayaan terhadap h1 adalah 0,3. Demikian pula faktor kepercayaan terhadap h2 adalah 0,7. Dengan adanya gejala yang sama mempengaruhi 2 hipotesis yang berbeda ini memberikan faktor kepercayaan : 1. CF[h1 h2,e] = 0,5 0,1 = 0,4 2. CF[h1 h2,e] = 0,8 0,2 = 0,6 Contoh 2: Diketahui: IF Bintik THEN Cacar, MB = 0,80 dan MD = 0,01 maka CF[cacar,bintik] = 0,80 0,01 = 0,79 Jika observasi tersebut juga diketahui : IF Bintik THEN Alergi, MB = 0,4 dan MD =0,3

12 19 maka CF[alergi,bintik] = 0,4 0,3 = 0,1 Untuk mencari CF[cacar alergi, bintik] diperoleh dari : MB[cacar alergi,bintik] = min (0,8 ; 0,4) = 0,4 MD[cacar alergi,bintik] = min (0,01 ; 0,3) = 0,01 CF[cacar alergi,bintik] = 0,4 0,01 = 0,39 Untuk mencari CF[cacar alergi, bintik] diperoleh dari MB[cacar alergi,bintik] = max (0,8 ; 0,4) = 0,8 MD[cacar alergi,bintik] = max (0,01 ; 0,3) = 0,3 CF[cacar alergi,bintik] = 0,8 0,3 = 0,5 Kesimpulan : Semula faktor kepercayaan bahwa Pasien terkena cacar dari gejala munculnya bintikbintik di wajahnya adalah 0,79. Demikian pula faktor kepercayaan bahwa Pasien terkena alergi dari gejala munculnya bintik-bintik di wajah adalah 0,1. Dengan adanya gejala yang sama mempengaruhi 2 hipotesis yang berbeda ini memberikan faktor kepercayaan : - Pasien menderita cacar dan alergi = 0,39 - Pasien menderita cacar atau alergi = 0,5 2.4 Klasifikasi Nearest Neighbor Klasifikasi Nearest Neighbor (K-NN) merupakan algoritma yang melakukan klasifikasi berdasarkan kedekatan lokasi (jarak) suatu data dengan dengan data yang lain. Pada algoritma K-NN, data berdimensi q, jarak dari data tersebut ke data yang lain dapat dihitung. Nilai jarak inilah yang digunakan sebagai nilai kedekatan/kemiripan antara data uji dengan data latih.

13 20 Umumnya K-Nearest Neighbor menggunakan Euclidean Distance sebagai metode pengukur jarak spektral. Distance Space berfungsi untuk menghitung jarak antara data dan sentroid [10] Algoritma Nearest Neighbor Pada algoritma K-NN, data berdimensi N, dapat dihitung jara dari data tersebut ke data yang lain, nilai jarak ini yang digunakan sebagai nilai kedekatan/ketidakmiripan antara data uji dengan data latih. Nilai K pada K-NN berarti K-data terdekat dari data uji. Pada algoritma K-NN, ada sebuah data uji z = (x,y ), dimana x adalah vektor/atribut data uji, sedangkan y adalah label kelas data uji yang belum diketahui, kemudian menghitung jarak (atau kemiripan) data uji ke setiap data latih d(x,x), kemudian mengambil K tetangga terdekat pertama dalam Dz. Setelah itu dihitung jumlah data yang mengikuti kelas yang ada dari K tetangga tersebut. Kelas dengan data terbanyak yang mengikutinya menjadi kelas pemenang yang diberikan sebagai label kelas pada data uji y. Algoritma prediksi dengan K-NN : 1. Z = (x,y ), adalah data uji dengan vektor x dan label kelas y yang belum diketahui. 2. Hitung jarak d(x,x), jarak di antara data uji z ke setiap vektor data latih, simpan dalam D. 3. Pilih D z D, yaitu K tetangga terdekat dari z. 4. y = (xi,yi) D z I(v = yi) (3) Salah satu masalah yang dihadapi K-NN adalah pemilihan nilai K yang sulit, cara voting mayoritas dari K-tetangga untuk nilai K yang besar bisa mengakibatkan distorsi data yang besar, jika K terlalu kecil bisa menyebabkan algoritma sensitif terhadap noise [10].

14 Entity Relationship Diagram (ERD) Entity Relationship Diagram (ERD) adalah sebuah diagram yang menggambarkan hubungan atau relasi antar entitas (Entity), setiap entity terdiri atas satu atau lebih attribut yang merepresentasikan seluruh kondisi atau fakta dari dunia nyata yang ditinjau [17]. Ada tiga macam komponen- komponen ERD yang digunakan yaitu: No. Komponen Keterangan Simbol Entity adalah kumpulan objek atau suatu yang dapat dibedakan atau dapat 1. Entity/objek data diidentifikasi secara unik, kumpulan entitas yang sejenis disebut entity set penggambaran entitas pada ERD menggunakan simbol persegi panjang. Relationship adalah Hubungan yang terjadi antara satu entitas atau lebih, kumpulan relationship yang sejenis 2. Relationship disebut Relationship set.hubungan digambarkan dengan bentuk belah ketupat, tiap belah ketupat diberi label kata kerja Atribut merupakan sifat atau 3. Atribut karakteristik suatu entitas yang menyediakan penjelasan detail tentang entitas tersebut.

15 Diagram Konteks (Context Diagram) Untuk menggambarkan suatu interaksi dalam sistem informasi secara umum diperlukan suatu diagram konteks yang menjelaskan mengenai keterkaitan sistem informasi tersebut dengan entitas-entitas yang ada didalam sistem. Diagram konteks merupakan kasus khusus DFD (Data Flow Diagram) atau bagian dari DFD yangberfungsi memetakan model lingkungan, yang direpresentasikan dengan lingkaran tunggal yang mewakili keseluruhan sistem [17]. 2.7 Data Flow Diagram (DFD) DFD ini adalah salah satu alat pembuatan model yang sering digunakan, khususnya bila fungsi-fungsi sistem merupakan bagian yang lebih penting dan kompleks dari pada data yang dimanipulasi oleh sistem. Dengan kata lain, DFD adalah alat pembuatan model yang memberikan penekanan hanya pada fungsi sistem. DFD ini merupakan alat perancangan sistem yang berorientasi pada alur data dengan konsep dekomposisi dapat digunakan untuk penggambaran analisa maupun rancangan sistem yang mudah dikomunikasikan oleh profesional sistem kepada pemakai maupun pembuat program [17]. No. Komponen Keterangan Simbol Berbentuk segi empat untuk simbol 1. Terminator Sumber atau keadaan external yang bertujuan untuk menunjukan tempat asal data.( sumber atau tempat tujuan data). 2. Data Flow atau ( arus data ) Berbentuk anak panah yang menunjukan alur data (informasi atau objek).

16 23 No. Komponen Keterangan Simbol Berbentuk simbol lingkaran atau 3. Process (proses) dengan simbol empat persegi panjang 4. Data Store ( Simpanan data ) tegak dengan sudut-sudut tumpul. Berbentuk sepasang garis horizontal paralel yang tertutup disalah satu ujungnya 2.8 Pengujian Perangkat Lunak Meningkatnya visibilitas perangkat lunak sebagai suatu elemen sistem dan biaya yang muncul akibat kegagalan perangkat lunak, memotivasi dilakukannya perencanaan yang baik melalui pengujian yang teliti. Pengujian perangkat lunak merupakan elemen kritis dari jaminan kualitas perangkat lunak dan merepresentasikan kajian pokok dari spesifikasi, desain dan pengkodean [4]. Terdapat beberapa aturan yang berfungsi sebagai sasaran pengujian: a. Pengujian adalah proses eksekusi suatu program dengan maksud menemukan kesalahan. b. Test case yang baik adalah test case yang memiliki probabilitas tinggi untuk menemukan kesalahan yang belum ditemukan sebelumnya. c. Pengujian yang sukses adalah pengujian yang mengungkap semua kesalahan yang belum pernah ditemukan sebelumnya. Metode yang digunakan untuk testing pada program yang dikerjakan yaitu Black Box. Pengujian Black-box berfokus pada persyaratan fungsional perangkat lunak. Dengan demikian pengujian black-box memungkinkan perekayasa perangkat lunak mendapatkan serangkaian kondisi input yang sepenuhnya menggunakan semua persyaratan fungsional untuk suatu program. Pengujian black-box bukan merupakan alternatif dari teknik white-box,

17 24 tetapi merupakan pendekatan komplementer yang kemungkinan besar mampu mengungkap kelas kesalahan dari pada metode white-box. Pengujian Black-box berusaha menemukan kesalahan dalam kategori sebagai berikut : a. Fungsi-fungsi yang tidak benar atau hilang. b. Kesalahan interface. c. Kesalahan dalam struktur data atau akses database eksternal. d. Kesalahan kinerja. e. Inisialisasi dan kesalahan terminasi [4]. 2.9 PHP (Personal Home Page) PHP adalah bahasa server-side scripting yang menyatu dengan HTML untuk membuat halaman web yang dinamis. Karena PHP merupakan server-side scripting maka sintaks dan perintah-perintah PHP akan dieksekusi di server kemudian hasilnya dikirimkan ke browser dalam format HTML [5]. PHP dikembangkan pertama kali pada tahun 1995 oleh Rasmus Lerdorf yang merupakan anggota group Apache, dan pertama kali di desain sebagai alat tracking pengunjung website Lerdorf. PHP dikembangkan sepenuhnya untuk bahasa script side server programming serta bersifat open source sehingga dapat dikembangkan oleh siapa saja lalu digabungkan dengan berbagai server yang berbeda-beda platform. Salah satu keunggulan yang dimiliki oleh PHP adalah kemampuannya untuk melakukan koneksi ke berbagai macam software sistem manajemen basis data/database Management System (DBMS), sehingga dapat menciptakan suatu halaman web yang dinamis.php mempunyai koneksitas yang baik dengan beberapa DBMS antara lain Oracle, Sybase, msql, mysql, Microsoft SQL Server, Solid, PostgreSQL, Adabas, FilePro, Velocis, dbase, Unix dbm, dan tak terkecuali semua database ber-interface ODBC.

18 25 Beberapa kelebihan PHP, diantaranya adalah sebagai berikut : 1. Bahasa pemrograman PHP adalah sebuah bahasa script yang tidak melakukan sebuah kompilasi dalam penggunaanya. 2. Web Server yang mendukung PHP dapat ditemukan dimana-mana dari mulai apache, IIS, lighttpd, nginx, hingga xitami dengan konfigurasi yang relatif mudah. 3. Dalam sisi pengembangan lebih mudah, karena banyaknya milis-milis dan developer yang siap membantu dalam pengembangan. 4. Dalam sisi pemahamanan, PHP adalah bahasa scripting yang paling mudah karena memiliki referensi yang banyak. 5. PHP adalah bahasa open source yang dapat digunakan di berbagai mesin (Linux, Unix, Macintosh, Windows) dan dapat dijalankan secara runtime melalui console serta juga dapat menjalankan perintah-perintah sistem [5] Struktur Kendali Struktur kendali merupakan pengatur aliran program, mempunyai rangkaian perintah yang harus ditulis untuk memenuhi beberapa keadaan yaitu : a. Mengulang suatu perintah jika suatu kondisi terpenuhi. b. Melanjutkan sebuah pernyataan bila kondisi terpenuhi. c. Memilih sebuah pilihan dari beberapa alternatif bila kondisi terpenuhi. Struktur kendali dapat dibagi menjadi dua jenis, yaitu struktur kendali percabangan (pengambilan keputusan) dan struktur kendali pengulangan (looping) [5]. 1. Struktur kendali percabangan Struktur kendali percabangan (pengambilan keputusan) adalah struktur kendali yang berfungsi untuk melakukan pemilihan atas perintah yang akan dijalankan sesuai dengan

19 26 kondisi tertentu. Ada empat perintah percabangan dalam PHP, yaitu if, if... else, if... elseif, dan switch. a. Perintah IF Perintah IF digunakan untuk menjalankan satu atau lebih perintah berdasarkan suatu kondisi. Sintaks penulisan perintah IF yaitu sebagai berikut : IF (kondisi) { Pernyataan yang akan dijalankan apabila kondisi benar } b. Perintah IF-ELSE Perintah IF-ELSE digunakan untuk memilih salah satu pernyatan berdasarkan suatu kondisi. Perintah ini akan menjalankan pernyataan tertentu bila kondisi bernilai benar dan akan menjalankan pernyataan yang lain jika kondisi bernilai salah. Sintaks dan penulisannya yaitu sebagai berikut : IF (kondisi) { Pernyataan_1 } ELSE { Pernyataan_2 } c. Perintah IF- ELSEIF Perintah IF-ELSEIF digunakan untuk menjalankan suatu pernyataan dengan melibatkan lebih dari satu kondisi. Sintaks penulisannya sebagai berikut : IF (kondisi_1) { Pernyataan_1 } ELSEIF (kondisi_2) { Pernyataan_2 } ELSE

20 27 { } Pernyataan_3 d. Perintah Switch Perintah switch digunakan sebagai alternatif pengganti dari perintah if... elseif. Dengan perintah ini program percabangan akan lebih mudah dibuat dan dipelajari. Sintaks penulisan switch yaitu sebagai berikut : switch (kondisi) { case konstanta_1: pernyataan_1; break; base konstanta_2: pernyataan_2; break; default: pernyataan_3; } Perintah switch akan menyeleksi kondisi yang diberikan dan membandingkan hasilnya dengan konstanta-konstanta yang berada pada case. Pembandingan akan dimulai dari konstanta_1 sampai konstanta terakhir [5]. 2. Struktur Kendali Pengulangan Struktur kendali pengulangan digunakan untuk mengulang suatu perintah sebanyak yang diinginkan. Ada tiga jenis perintah pengulangan dalam PHP, yaitu FOR, WHILE, dan DO-WHILE. [5] a. Perintah FOR Perintah FOR digunakan untuk mengulangi suatu perintah dengan jumlah pengulangan yang sudah diketahui. Pada perintah ini tidak perlu menuliskan suatu kondisi untuk diuji. Kita hanya perlu menuliskan nilai awal dan akhir variabel

21 28 penghitung. Nilai variabel penghitung akan secara otomatis bertambah atau berkurang tiap kali sebuah pengulangan dilaksanakan. Sintaks penulisan perintah FOR yaitu sebagai berikut : FOR (nilai_awal; nilai_akhir; penambahan/pengurangan) { Pernyataan yang dijalankan } b. Perintah WHILE Perintah WHILE digunakan untuk mengulangi suatu perintah sampai jumlah yang bisa ditentukan. Pengulangan akan terus berjalan selama kondisi masih bernilai benar. Sintaks penulisan perintah WHILE yaitu sebagai berikut : WHILE (kondisi) { Pernyataan yang akan dijalankan } c. Perintah DO-WHILE Dengan perintah DO-WHILE, proses pengulangan akan terus dikerjakan jika kondisi yang diperiksa di WHILE masih bernilai benar. Proses pengulangan akan dihentikan jika kondisi sudah bernilai salah. Sintaks penulisannya sebagai berikut: DO { Pernyataan yang dijalankan } WHILE (kondisi); Perbedaan antara perintah WHILE dan DO-WHILE adalah letak dari kondisi yang diperiksa. Pada perintah WHILE, kondisi yang diperiksa terletak di awal perulangan, sehingga sebelum masuk ke dalam perulangan WHILE kondisi harus bernilai benar. Sedangkan pada perintah DO-WHILE, kondisi diperiksa di akhir perulangan. Ini berarti paling sedikit sebuah perulangan akan dilakukan oleh DO- WHILE, karena untuk masuk ke perulangan tidak ada kondisi yang harus dipenuhi [5].

22 MySQL MySQL adalah salah satu jenis database server yang sangat terkenal dan banyak digunakan untuk membangun aplikasi web yang menggunakan database sebagai sumber dan pengelolaan datanya. Kepopuleran MySQL antara lain karena MySQL menggunakan SQL sebagai bahasa dasar untuk mengakses database-nya sehingga mudah untuk digunakan, kinerja query cepat, dan mencukupi untuk kebutuhan database perusahaan-perusahaan skala menengah-kecil. MySQL juga bersifat open source dan free pada berbagai platform [5]. MySQL merupakan database yang pertama kali di dukung oleh bahasa pemrograman script untuk internet (PHP dan Perl). MySQL dan PHP dianggap sebagai pasangan software pengembangan aplikasi web yang ideal. MySQL adalah salah satu software database relational (Relational Database Management System atau RDBMS) seperti Oracle, PostgreSQL, MSSQL, dan lain-lain yang mendukung multi threading dan multi user serta telah diinstalasi pada 11 juta komputer di dunia. Berdasarkan riset dinyatakan bahwa di platform web baik untuk kategori open source maupun umum, MySQL adalah datebase yang paling banyak dipakai. MySQL merupakan sistem database yang banyak digunakan untuk pengembangan aplikasi web. Alasannya karena gratis, pengelolaan datanya sederhana, memiliki tingkat keamanan yang bagus, mudah diperoleh, dan lain-lain [6]. Beberapa keistimewaan yang dimiliki MySQL yaitu sebagai berikut [6] : 1. Portabilitas. MySQL dapat berjalan stabil pada berbagai sistem operasi seperti Windows, Linux, FreeBSD, Mac OS X Server, Solaris, dan masih banyak lagi. 2. Perangkat lunak sumber terbuka. MySQL didistribusikan sebagai perangkat lunak sumber terbuka, di bawah lisensi GPL sehingga dapat digunakan secara gratis 3. Multi-user. MySQL dapat digunakan oleh beberapa pengguna dalam waktu yang bersamaan tanpa mengalami masalah atau konflik.

23 30 4. Performance tuning. MySQL memiliki kecepatan yang menakjubkan dalam menangani query sederhana, dengan kata lain dapat memproses lebih banyak SQL per satuan waktu 5. Ragam tipe data. MySQL memiliki tipe ragam data yang sangat kaya, seperti signed/unsigned integer, float,double,char, text, date, timestamp, dan lain-lain. 6. Perintah dan fungsi. MySQL memiliki operator dan fungsi secara penuh yang mendukung perintah Select dan where dalam perintah (query). 7. Keamanan. MySQL memiliki beberapa lapisan keamanan seperti level subnetmask, nama host, dan izin akses user dengan sistem perizinan yang mendetail serta sandi terenkripsi. 8. Skabilitas dan Pembatasan. MySQL mampu menangani basis data dalam skala besar, dengan jumlah rekaman (record) lebih dari 50 juta dan 60 ribu tabel serta 5 milyar baris. Selain itu batas indeks yang dapat ditampung mencapai 32 indeks pada tiap tabelnya. 9. Konektivitas. MySQL dapat melakukan koneksi dengan klient menggunakan protokol TCP/IP, Unix soket (UNIX), atau Named Pipes (NT). 10. Lokalisasi. MySQL dapat mendeteksi pesan kesalahan pada klient dengan menggunakan lebih dari dua puluh bahasa. Meskipun demikian, bahasa Indonesia belum termasuk di dalamnya. 11. Antar muka. MySQL memiliki antar muka (interface) terhadap berbagai aplikasi dan bahasa pemrograman dengan menggunakan fungsi API (Application Programming Interface). 12. Klient dan peralatan. MySQL dilengkapi dengan berbagai peralatan (tool) yang dapat digunakan untuk administrasi basis data, dan pada setiap peralatan yang ada disertakan petunjuk online. 13. Struktur tabel. MySQL memiliki struktur tabel yang lebih fleksibel dalam menangani ALTER TABLE, dibandingkan basis data lainnya.

24 31 MySQL memiliki beberapa tipe data, berikut ini tabel yang dapat digunakan untuk field-field tabel pada database MySQL. Tabel 2.7 Tipe Data MySQL [5] Tipe Data Ukuran Keterangan TINYINT 1 byte Nilai integer yang sangat kecil SMALLINT 2 bytes Nilai integer yang kecil MEDIUMINT 3 bytes Integer dengan niali medium INT 4 bytes Integer dengan nilai standar BIGINT 8 bytes Integer dengan nilai besar FLOAT 4 bytes Bilangan desimal dengan singleprecission DECIMAL (M,D) M bytes (D+2, if M < D) CHAR (M) M bytes, 1 <= M <= VARCHAR (M) 255 L+1 bytes, L <= M and 1 <= M <= 255 DOUBLE 8 bytes Bilangan desimal dengan doubleprecission Bilangan float (desimal) yang dinyatakan sebagai string String karakter dengan panjang yang tetap String karakter dengan panjang yang tidak tetap TINYBLOB L+1 bytes, L < 2ˆ8 BLOB (Binary Large Object) yang sangat kecil BLOB L+1 bytes, L < 2ˆ16 BLOB berukuran kecil MEDIUMBLOB L+1 bytes, L < 2ˆ24 BLOB berukuran sedang LONGBLOB L+1 bytes, L < 2ˆ32 BLOB berukuran besar TINYTEXT L+1 bytes, L < 2ˆ8 String teks yang sangat kecil TEXT L+1 bytes, L < 2ˆ16 String text berukuran kecil MEDIUMTEXT L+1 bytes, L < 2ˆ24 String text berukuran sedang LONGTEXT L+1 bytes, L < 2ˆ32 String text berukuran besar ENUM( v1, v2,...) 1 or 2 bytes, (65535 values max) SET( val1, val2,...) 1,2,3,4, or 8 bytes, (64 max) Enumerasi, kolom dapat diisi dengan 1 member enumerasi Himpunan, kolom dapat diisi dengan beberapa nilai himpunan.

25 32 Lanjutan Tabel 2.7 Tipe Data Ukuran Keterangan DATE 3 bytes sampai TIME 3 bytes -832:59:59 sampai 838:59:59 DATETIME 8 bytes :00:00 sampai :59:59 TIMESTAMP 4 bytes Range: (suatu nilai tanggal pada tahun 2007) YEAR 1 bytes 1901 sampai 2155 NULL Nilai kosong (hampa) 2.11 Hama dan Penyakit Cabai Hama Cabai 1. Ulat tanah atau agrotis sp Serangga ini disebut ulat tanah karena biasanya terdapat di dalam tanah dan memiliki warna yang menyerupai tanah. Pada siang hari, ulat tanah bersembunyi didalam tanah dan mulai beraktivitas pada malam harinya. Biasanya, ulat ini sering memotong batang tanaman yang masih muda. Satu ekor ulat tanah dapat merusak ratusan tanaman muda [2]. Gejala 1. Batang tanaman muda yang baru ditanam menjadi patah. 2. Serangan hebat dapat mengakibatkan tanaman roboh dan mati. Pencegahan 1. Tidak menanam cabai di lahan yang telah terinfeksi atau mengandung ulat tanah.

26 33 2. Tidak menanam cabai di lahan yang telah ditanami tanaman lain dari famili solanaceae seperti terung, tomat dan kentang. Tanaman yang berasal dari famili sama umumnya memiliki jenis sama atau penyakit yang relatif sama. 3. Menggunakan bibit yang sehat. 4. Menjaga kebersihan kebun dan mencabut gulma yang tumbuh [2]. 2. Ulat buah atau helicoverpa armigera hubner Serangan ulat buah biasanya terjadi saat tanaman mulai berbuah. Ulat menyerang buah dengan cara melukai dinding buah cabai. Saat musim hujan, luka bekas serangan ulat mudah terkontaminasi cendawan, sehingga buah menjadi busuk. Kehilangan hasil akibat serangan helicoverpa armigera dapat mencapai 60% [2]. Gejala 1. Buah berlubang 2. Jika buah dibelah akan terdapat ulat di dalamnya 3. Buah menjadi busuk dan rontok Pencegahan 1. Tidak menanam cabai di lahan yang telah terinfeksi atau mengandung ulat buah 2. Tidak menanam cabai di lahan yang telah ditanamani tanaman lain dari famili solanaceae 3. Menggunakan bibit yang sehat 4. Menjaga kebersihan kebun dengan mencabut gulma yang tumbuh [2]. 3. Lalat buah atau bactrocera dorsalis Lalat buah berwarna cokelat kekuningan dengan garis kuning membujur di bagian punggung. Hama ini paling banyak menyerang buah dengan tingkat kerusakan mencapai

27 %. Lalat ini bersifat polifag yaitu mampu menyerang berbagai macam tanaman dan memiliki banyak inang. Telur lalat disimpan ke dalam buah oleh serangga betina dewasa dengan jalan menusukan ovipositornya ke dalam buah cabai. Telur akan menetas dan menjadi ulat di dalam buah. ulat atau larva lalat buah ini mampu melentingkan badan dan meloncat-loncat dengan cepat. Selain di dalam buah, biasanya larva juga banyak terdapat di bagian daun dan bunga yang akan dilihat pada siang hari. Setelah keluar dari dalam buah, larva akan membentuk pupa di dalam tanah [2]. Gejala 1. Terdapat titik hitam di pangkal buah 2. Jika buah dibelah, akan terdapat belatung (larva) lalat 3. Buah menjadi busuk dan rontok Pencegahan 1. Tidak menanam cabai di lahan yang telah terinfeksi lalat buah 2. Tidak menanam cabai di lahan yang telah di tanami tanaman lain 3. Menggunakan bibit yang sehat 4. Menjaga kebersihan kebun dengan mencabut gulma yang tumbuh [2]. 4. Ulat Grayak atau Spodoptera sp. Hama ini disebut ulat grayak karena jumlahnya yang banyak (grayak) saat menyerang daun dan buah. serangan yang terberat terjadi saat menjelang sore hari dan terus memuncak hingga malam hari. Pada siang hari, hama ini tidak aktif dan bersembunyi di rerumputan sekitar tanaman cabai. Warna larva ulat grayak bervariasi dari cokelat kehitaman hingga putih kehitaman dengan ciri khas cincin berwarna hitam di ruas

28 35 ketiga dari abdomen badannya. Kehilangan hasil akibat serangan ulat grayak dapat mencapai 80%. Sementara itu, serangan berat menyebabkan gagal panen [2]. Gejala 1. Daging daun bagian bawah berwarna agak putih, karena habis dimakan ulat. 2. Terdapat lubang tidak beraturan di permukaan buah. Pencegahan 1. Tidak menanam cabai di lahan yang telah terinfeksi atau mengandung ulat 2. Tidak menanam cabai di lahan yang telah ditanami tanaman lain 3. Menggunakan bibit yang sehat 4. Menjaga kebersihan kebun dengan mencabut gulma yang tumbuh 5. Menggunakan mulsa plastik hitam perak. Warna perak di permukaan atas mulsa dapat memantulkan sinar ultraviolet yang bisa mengusir hama, terutama yang banyak bersarang di bagian bawah daun cabai [2]. 5. Thrips atau thrips tabaci linderman Thrips merupakan hama utama yang sering menyerang tanaman cabai. Intensitas serangannya dapat mencapai 87%. Hama ini biasanya menyerang pada musim kemarau. Sebaliknya, pada musim hujan hama ini akan hilang. Thrips menyerang tanaman dengan cara menghisap cairan yang terdapat pada jaringan daun. Serangan diawali dari daun bagian bawah, lalu menuju ke atas permukaan daun. Kotoran dari hama thrips berwarna hitam yang dapat menutupi permukaan daun dan menimbulkan bercak-bercak. Thrips juga mampu mengeluarkan embun madu yang dapat mengundang munculnya cendawan jelaga berwarna hitam. Serangan sering terjadi pada tanaman yang kurang sehat dan memiliki lapisan epidermis yang tipis [2].

29 36 Gejala 1. Muncul bercak dekat tulang daun berwarna perak dan sering menjalar ke tulang daun, sehingga daun menjadi putih 2. Daun menjadi keriting dan menggulung ke dalam 3. Daun terlihat layu dan pertumbuhan tanaman terhambat sehingga menyebabkan tanaman menjadi kerdil Pencegahan 1.Tidak menanam cabai di lahan yang telah terinfeksi atau mengandung ulat 2. Tidak menanam cabai di lahan yang telah ditanami tanaman lain 3 Menggunakan bibit yang sehat dan tahan terhadap hama thrips 4 Menjaga kebersihan kebun dengan mencabut gulma yang tumbuh 5 Menggunakan mulsa plastik hitam perak [2]. 6. Kutu Daun Persik atau Myzus persicae Kutu daun persik berwarna kuning kehijauan. Biasanya, hama ini hidup berkelompok di bagian bawah daun yang terlindungi dari sinar matahari. Selain menghisap cairan pada daun tanaman, hama ini juga dapat berperan sebagai vektor virus yang membawa penyakit. Tingkat kerusakan akibat serangan kutu daun persik relatif rendah, biasanya tidak mencapai 10% [2]. Gejala 1. Daun berwarna kekuningan, menjadi keriput, dan terpuntir 2. Pertumbuhan tanaman terhambat sehingga tanaman menjadi kerdil 3. Serangan dapat mengakibatkan tanaman menjadi layu dan mati

30 37 Pencegahan 1. Tidak menanam cabai di lahan yang telah terinfeksi atau mengandung kutu 2. Tidak menanam cabai di lahan yang telah ditanami tanaman lain 3. Menggunakan bibit yang sehat 4. Menjaga kebersihan kebun dengan mencabut gulma yang tumbuh 5. Menggunakan mulsa plastik hitam perak. Pantulan sinar matahari dari mulsa akan menyebabkan kutu tidak berkumpul di bawah daun [2]. 7. Nematoda bintil akar atau Meloidogyne sp. Nematoda bintil akar bersifat parasit terhadap tanaman. Hama ini disebut nematoda binti akar karena serangannya mengakibatkan bengkak seperti bintil pada akar. Bengkakan ini berisi nematoda betina, telur, dan larva. Akar tanaman yang membengkak dan busuk akan membebaskan nematoda dan telurnya ke dalam tanah, kemudian masuk ke dalam akar tanaman yang lain. Air ludah atau kotoran dari nematoda inilah yang menyebabkan pembengkakan sel pada jaringan akar. Jika tanaman yang terserang, maka transportasi bahan makanan akan terhambat dan pertumbuhan tanaman terganggu. Selain itu kerusakan akibat nematoda dapat memudahkan bakteri masuk dan mengakibatkan layu bakteri [2]. Gejala 1. Munculnya pembengkakan pada akar tanaman yang berbentuk bulat atau panjang dengan ukuran yang beragam 2. Daun menjadi cepat menguning dan gugur Pencegahan 1. Tidak menanam cabai di lahan yang telah terinfeksi atau mengandung nematoda

31 38 2. Tidak menanam cabai di lahan yang telah ditanami tanaman lain dari famili solanaceae 3. Lakukan rotasi tanaman dengan komoditas lain yang bukan famili solanaceae 4. Menggunakan bibit yang sehat 5. Menjaga kebersihan kebun dengan mencabut gulma yang tumbuh 6. Menggunakan mulsa plastik hitam perak [2] Penyakit Cabai 1. Antraknosa Antraknosa merupakan salah satu penyakit utama yang sering menyerang tanaman cabai dan menyebabkan penurunan produksi. Kerugian dan penurunan produksi akibat serangan antraknosa dapat mencapai 60%. Antraknosa dapat disebabkan oleh cendawan Colletotrichum sp. Beberapa cendawan yang dapat menularkan penyakit antraknosa adalah Colletorichum capsici, Colletotrichum gloeosporioides, dan Colletotrichum acutatum. Penyakit ini dapat ditularkan dalam benih, sehingga serangan dapat terjadi pada biji, batang, dan daun. Biasanay serangan tertinggi terjadi pada buah, terutama buah yang telah matang. Penyebaran penyakit sangat cepat, terutama pada musim hujan dan angin yang kencang,. Pasalnya, air hujan dan angin dapat membantu penyebaran spora [2]. Gejala 1. Benih gagal berkecambah 2. Bibit yang telah verkecambah bisa rebah 3. Daun dan batang berwarna cokelat, kemudian mengering dan berwarna cokelat gelap kekeringan.

32 39 4. Terdapat bercak cokelat kehitaman pada buah dengan bentuk lingkaran atau memanjang, kemudian membusuk dan kering. 5. Adanya selaput-selaput cendawan berwarna putih di sekitar bercak hitam pada buah atau bagian tanaman lain yang terserang. 6. Jika cuaca kering, cendawan hanya membentuk bercak kecil yang tidak meluas. Namun jika buah telah dipetik dalam memiliki kelembapan tinggi selama penyimpanan, penyebaran penyakit akan meningkat. Umumnya, penyakit cepat tersebar pada suhu 30 derajat celcius. Pencegahan 1.Tidak menanam cabai di lahan yang telah terinfeksi atau mengandung cendawan penyebab antraknosa. 1. Tidak menanam cabai di lahan yang telah ditanami tanaman lain dari famili solanaceae. Hal ini karena tanaman yang berasal dari famili yang sama relatif memiliki jenis penyakit yang sama pula. 2. Melakukan rotasi tanaman dengan komoditas lain 3. Melakukan solarisasi tanah, yaitu menutup tanah selama 2-3 minggu dengan plastik transparan setelah proses pencangkulan. Tanah akan terkena sinar matahari secara langsung sehingga diharapkan dapat mematikan spora penyakit yang terdapat pada tanah. 4. Menggunakan bibit yang sehat. 5. Menggunakan varietas yang tahan terhadap penyakit antraknosa dan berumur genjah. Varietas berumur genjah memiliki masa tumbuh dan panen yang lebih cepat sehingga dapat meminimalisir serangan penyakit. 6. Menjaga kebersihan kebun dengan mencabut gulma yang tumbuh di lahan. 7. Menggunakan mulsa plastik hitam perak.

33 40 8. Pada musim hujan, jarak tanam cabai diperlebar (menjadi cm) untuk mengurangi kelembapan. 9. Menjaga drainase di tanah yang basah dan pada saat musim hujan [2]. 2. Bercak daun Penyakit ini disebabkan oleh cendawan Cercospora capsici Heald et wolf. Serangan dapat terjadi pada tangkai daun, daun, bunga dan batang. Umumnya, menyeran saat tanaman pertama kali berbunga. Tingkat kerusakan akibat penyakit bercak daun ini relatif rendah, sekitar 8,7% [2]. Gejala 1. Munculnya bercak bulat di bagian tanaman yang diserang. Bagian tengah bercak berwarna abu-abu tua dan cokelat tua, sedangkan bagian tepinya berwarna lebih gelap 2. Serangan yang hebat mengakibatkan tangkai daun dan buah menjadi kuning bahkan daun dan buah menjadi bolong dan rontok 3. Pertumbuhan tanaman menjadi lambat dan akhirnya menjadi kerdil Pencegahan 1. Tidak menanam cabai di lahan yang telah terinfeksi atau mengandung cendawan Cercospora 2. Tidak menanam cabai di lahan yang telah ditanami tanaman lain 3. Melakukan rotasi tanaman dengan komoditas lain yang bukan famili solanaceae. 4. Melakukan solarisasi tanah 5. Menggunakan bibit yang sehat 6. Menggunakan varietas yang tahan terhadap penyakit bercak daun dan berumur genjah

34 41 7. Menjaga kebersihan kebun dengan mencabut gulma yang tumbuh di lahan. 8. Menggunakan mulsa plastik hitam perak 9. Memperlebar jarak tanam saat musim hujan 10. Menjaga drainase di tanah yang basah dan pada saat musim hujan [2]. 3. Layu Bakteri Penyakit layu bakteri disebabkan oleh bakteri Pseudomonas solanacearum. Bakteri ini dapat tumbuh secara optimum pada suhu 27 derajat celcius saat curah hujan dan suhu udara tinggi. serangan penyakit akan meningkat seiring dengan pertumbuhan gulma. Kerusakan tanaman cabai karena serangan layu bakteri dapat mencapai lebih dari 8%. Bahkan, hampir 90% tanaman cabai di dataran rendah dapat terserang layu bakteri [2]. Gejala 1. Daun ujung yang lebih muda akan layu. 2. Jika batang dipotong akan mengeluarkan lendir berwarna keabu-abuan. 3. Berkas pembuluh pada batang yang dipotong akan menjadi cokelat. 4.Tanaman yang terserang layu bakteri akan membentuk benang-benang putih halus ketika batangnya dipotong dan direndam dalam gelas yang berisi air jernih. Benang-benang putih tersebut merupakan massa bakteri penyebab penyakit layu. Apabila digerakkan, benang-benang tersebut akan putus. Pencegahan 1. Tidak menanam cabai dilahan yang telah terinfeksi atau mengandung patogen layu bakteri. Pasalnya, bakteri Pseudomonas solanacearum dapat bertahan selama dua tahun di dalam tanah yang terinfeksi

35 42 2. Tidak menanam cabai di lahan yang teah ditanami tanaman lain dari famili Solanceae 3. Melakukan rotasi tanamandengan komoditas lain yang bukan famili Solanaceae 4. Melakukan solarisasi tanah 5. Areal persawahan dapat dijadikan alternatif penanaman untuk mengurangi penyebaran bakteri ini 6. Menggunakan bibit yang sehat 7. Menggunakan varietas yang tahan terhadap penyakit layu bakteri dan berumur genjah 8. Menjaga kebersihan kebun dengan mencabut gulma yang tumbuh di lahan 9. Menggunakan mulsa platsik hitam perak 10. Memperlebar jarak tanam saat musim hujan 11. Menjaga drainase di tanah yang basah dan pada saat musim hujan [2]. 4. Layu fusarium Penyakit layu fusarium disebabkan oleh cendawanfusarium oxysporum schlecht. Penyakit ini dapat menyebabkan kerugian dan gagal panen hingga 50%. Serangan tertinggi terjadi pada cabai yang ditanam di dataran tinggi sehingga mendukun perkembangan cendawan. Umumnya, cendawan layu fusarium mampu bertahan dalam tanah selama dua tahun. Karena itu, jika terjadi serangan hebat, tidak disarankan untuk menanam tanamandari famili Solanaceae selama dua tahun berikutnya di lahan yang sama [2]. Gejala 1. Tulang-tulang daun muda menjadi kuning, kemudian menyebar ke daun muda 2. Tangkai daun terkulai

36 43 3. Jaringan kayu berwarna cokelat, karena cendawan berada di dalam pembuluh kayu 4. Terjadi pembusukan pada batang. Jika pangkal batang dipotong, akan tampak warna cokelat berbentuk cincin pada berkas pembuluhnya 5. Akar dengan mengeluarkan bau amoniak 6. Leher batang membusuk kering, kemudian berubah warna menjadi putih ke abuabuan karena terbentuk masa sporangia 7. Tanaman menjadi layu bahkan mati Pencegahan 1. Tidak menanam cabai di lahan yang telah terinfeksi atau mengandung cendawan layu fusarium 2. Tidak menanam cabai di lahan yang telah ditanamai tanaman lain dari famili Solanaceae 3. Melakukan rotasi tanaman dengan komoditas lain yang bukan famili Solanaceae 4. Melakukan solarisasi tanah 5. Menggunakan bibit yang sehat 6. Menggunakan varietas yang tahan terhadap penyakit layu fusarium dan berumur genjah 7. Melakukan pemupukan berimbang. Pemberian pupuk yang berlebih akan mengakibatkan tanaman tumbuh subur dan mudah terserang penyakit. 8. Menjaga kebersihan kebun dan mencabut gulma yang tumbuh di lahan. 9. Menggunakan mulsa plastik hitam perak. 10. Memperlebar jarak saat musim hujan. 11. Menjaga drainase di tanah yang basah dan pada saat musim hujan [2].

37 44 5. Rebah semai Rebah semai (dumping off) umumnya terjadi pada bibit selama persemaian. Penyakit ini disebabkan oleh cendawan Rhizoctonia Solani Kuhn dan Phytium spp. Miselium pada cendawan Rhizoctonia solani dapat terlihat di atas permukaan tanah pada pagi hari. Bentuk miseliumnya menyerupai sarang laba-laba. Cendawan ini tergolong patogen luar tanah yang menyerang pada suhu rendah dan tanah masam. Bibit yang mati dapat mencapai 100% karena dari gejala ayng ditimbulkan menyebabkan kerusakan yang cukup besar dan proses penularan yang cepat sehingga menyebabkan tanaman mati [2]. Gejala 1. Hipokotil (bagian batang di bawah keping tembaga atau kotiledon) berwarna pucat, karena adanya infeksi dari tanah. 1. Batang berwarna cokelat dan membusuk. 2. Batang menjadi kecil dan mengerut. 3. Tanaman menjadi rebah dan mati. Pencegahan 1. Tidak menanam cabai di lahan yang telah terinfeksi atau mengandung cendawan layu fusarium 2. Tidak menanam cabai di lahan yang telah ditanamai tanaman lain dari famili Solanaceae 3. Melakukan rotasi tanaman dengan komoditas lain yang bukan famili Solanaceae 4. Menggunakan bibit yang sehat

38 45 5. Menggunakan varietas yang tahan terhadap penyakit rebah kecambah dan berumur genjah 6. Menggunakan media persemaian yang bersih yang tidak terinfeksi cendawan rebah 7. Menjaga kebersihan selama di persemaian. 8. Melakukan pernyiraman secukupnya dan pembukaan sungkup pada pagi dan sore hari. 9. Melakukan perendaman benih selama 4-6 jam menggunakan air hangat yang telah diberi fungisida Previcur N dengan konsentrasi 1,5 ml per liter air dan Derosal 2 gram per liter air [2]. 6. Penyakit yang disebabkan virus Penyakit yang disebabkan virus umumnya berupa mosaik (belang) dan diakibatkan oleh beberapa jenis virus yang menyerang secara bersamaan. Penyakit virus pada cabai yang banyak menyerang adalah virus mosaik mentimun atau Cucumber Mosaic Virus (CMV). Selain CMV, jenis virus lain menyebabkan penyakit pada cabai adalah Tobacco Mosaic Virus (TMV), Tobacco Rattle Virus (TRV), Tomato Ringspot Virus (TRSP), Curly Top Virus (CTV), dan Potato Virus Yellow (PVT). Penyebaran penyakit yang disebabkan oleh virus umumnya dibantu oleh serangga vektor, seperti thrips, kutu kebul, dan kutu daun persik. Gulma seperti Ageratum conyzoides- juga berperan dalam penyebaran penyakit yang disebabkan oleh virus karena dapat dijadikan sebagai inang serangga vektor. Selain itu, penyakit juga mudah ditularkan secara mekanis melalui gosokan atau sentuhan. Jika kita menyentuh bagian tanaman yang terserang, kemudian menyentuh kembali bagian tanaman lain yang sehat, kemungkinan besar penyakit dapat meluas ke bagian tanaman sehat yang telah kita

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN. website merupakan salah satu wujud dari perkembangan teknologi tersebut.

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN. website merupakan salah satu wujud dari perkembangan teknologi tersebut. 48 BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN 3.1 Analisis Masalah Perkembangan teknologi komputer yang terus berkemrbang sangat berpengaruh pada kehidupan manusia, tak luput dalam dunia pertanian. Pengaplikasian

Lebih terperinci

PENGERTIAN PHP DAN MYSQL

PENGERTIAN PHP DAN MYSQL PENGERTIAN PHP DAN MYSQL Adis Lena Kusuma Ratna Adis.lena12@gmail.com Abstrak PHP sendiri sebenarnya merupakan singkatan dari Hypertext Preprocessor, yang merupakan sebuah bahasa scripting tingkat tinggi

Lebih terperinci

BAB II. KAJIAN PUSTAKA

BAB II. KAJIAN PUSTAKA BAB II. KAJIAN PUSTAKA A. MYSQL MySQL merupakan sistem basis dataopen source paling populer. MySQL adalah sebuah implementasi dari sistem manajemen basis data relasional (Relational Database Management

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI III.1. Sistem Informasi Sistem dapat didefinisikan sebagai suatu kesatuan yang terdiri dari dua atau lebih komponen atau subsistem yang berinteraksi untuk mecapai suatu tujuan, sedangkan

Lebih terperinci

WEB DINAMIS 1 MANAJEMEN DATABASE MYSQL. Agustina Purwatiningsih., S.Kom

WEB DINAMIS 1 MANAJEMEN DATABASE MYSQL. Agustina Purwatiningsih., S.Kom WEB DINAMIS 1 MANAJEMEN DATABASE MYSQL Agustina Purwatiningsih., S.Kom 1 Pendahuluan Seperti yang dijelaskan pada pertemuan pertama, web dinamis merupakan web yang di desain agar konten yang terdapat dalam

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI 2.1. Logika Fuzzy Defenisi Logika Fuzzy Himpunan Fuzzy

BAB II DASAR TEORI 2.1. Logika Fuzzy Defenisi Logika Fuzzy Himpunan Fuzzy BAB II DASAR TEORI 2.1. Logika Fuzzy 2.1.1. Defenisi Logika Fuzzy Dalam bahasa inggris, fuzzy mempunyai arti kabur atau tidak jelas. Jadi, logika fuzzy adalah logika kabur, fuzzy atau mengandung unsur

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. pengolahan data, pengolahan gambar, pengolahan angka, dan lainnya.

BAB 2 LANDASAN TEORI. pengolahan data, pengolahan gambar, pengolahan angka, dan lainnya. BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Aplikasi Aplikasi merupakan komponen atau perangkat lunak pendukung sistem operasi yang bisa digunakan untuk keperluan membantu kerja manusia sehari-hari seperti pengolahan

Lebih terperinci

PENYAKIT PENYAKIT YANG SERING MENYERANG CABAI MERAH (Capsicum annuum L.)

PENYAKIT PENYAKIT YANG SERING MENYERANG CABAI MERAH (Capsicum annuum L.) PENYAKIT PENYAKIT YANG SERING MENYERANG CABAI MERAH (Capsicum annuum L.) Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Masalah yang sering dihadapi dan cukup meresahkan petani adalah adanya serangan hama

Lebih terperinci

PENGENALAN MySQL. Riana Sepriyanti. Abstrak. Pendahuluan.

PENGENALAN MySQL. Riana Sepriyanti. Abstrak. Pendahuluan. PENGENALAN MySQL Riana Sepriyanti riana0592@yahoo.com Abstrak MySQL merupakan software database open source yang paling populer di dunia, dimana saat ini digunakan lebih dari 100 juta pengguna di seluruh

Lebih terperinci

PRAKTIKUM SISTEM INFORMASI MANAJEMEN

PRAKTIKUM SISTEM INFORMASI MANAJEMEN MODUL 2 DATABASE Tujuan Praktikum Adapun tujuan dari praktikum modul 2 ini adalah sebagai berikut: a. Mahasiswa diharapkan memahami tentang MySQL b. Mahasiswa dapat membuat database menggunakan MySQL c.

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Bab ini akan menjelaskan masalah-masalah teoritis yang berkaitan dalam pembuatan

BAB 2 LANDASAN TEORI. Bab ini akan menjelaskan masalah-masalah teoritis yang berkaitan dalam pembuatan BAB 2 LANDASAN TEORI Bab ini akan menjelaskan masalah-masalah teoritis yang berkaitan dalam pembuatan sistem informasi database pengajuan barang berbasis web. Pembahasan pada bab ini meliputi perangkat

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 8 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Aplikasi Aplikasi berasal dari kata application yang artinya penerapan, lamaran, penggunaan. Secara istilah aplikasi adalah program siap pakai yang direka untuk melaksanakan

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN SISTEM PAKAR UNTUK MENDIAGNOSIS TANAMAN CABAI MENGGUNAKAN METODE BAYES

RANCANG BANGUN SISTEM PAKAR UNTUK MENDIAGNOSIS TANAMAN CABAI MENGGUNAKAN METODE BAYES RANCANG BANGUN SISTEM PAKAR UNTUK MENDIAGNOSIS TANAMAN CABAI MENGGUNAKAN METODE BAYES 1 Ali Mahmudi, 2 Moh. Miftakhur Rokhman, 3 Achmat Eko Prasetio Teknik Informatika ITN Malang 1 amahmudi@hotmail.com,

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. suatu maksud tertentu adalah bagian dari suatu sistem, yang mana sistem

BAB II LANDASAN TEORI. suatu maksud tertentu adalah bagian dari suatu sistem, yang mana sistem BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Bagian-bagian yang memiliki keterkaitan pengoperasian dalam mencapai suatu maksud tertentu adalah bagian dari suatu sistem, yang mana sistem informasi dapat dibuat

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI. Menggunakan Metode Forward Chaining diperoleh berdasarkan referensi yang

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI. Menggunakan Metode Forward Chaining diperoleh berdasarkan referensi yang BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI 2.1 Tinjauan Pustaka Dalam perancangan Sistem Pakar Diagnosa Hama dan Penyakit Menggunakan Metode Forward diperoleh berdasarkan referensi yang sejenis dengan melihat

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 PHP PHP adalah script bersifat server-side yang ditambahkan ke dalam HTML. Kelebihan PHP yang paling signifikan adalah kemampuannya untuk melakukan koneksi dengan berbagai macam

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Sistem Informasi Akademik Sistem Informasi Akademik adalah Sistem yang memberikan layanan informasi yang berupa data dalam hal yang berhubungan dengan akademik. Dimana dalam

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM. identifikasi penyakit pada tanaman buah naga dengan menggunakan metode

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM. identifikasi penyakit pada tanaman buah naga dengan menggunakan metode BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM Pada bab ini penulis akan membahas mengenai perancangan sistem pakar identifikasi penyakit pada tanaman buah naga dengan menggunakan metode certainty Factor yang meliputi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. penerimaan informasi. Mulai dari perusahaan-perusahaan, sekolah-sekolah,

BAB 1 PENDAHULUAN. penerimaan informasi. Mulai dari perusahaan-perusahaan, sekolah-sekolah, BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan Informasi semakin pesat sejak munculnya teknologi internet yang sangat membantu dalam kemudahan kecepatan pengiriman, penyampaian dan penerimaan informasi.

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Pakar Pada bagian ini akan dibahas tentang pengertian sistem pakar, manfaat sistem pakar 2.1.1 Pengertian Sistem Pakar Sistem pakar (expert system) adalah sistem yang berusaha

Lebih terperinci

SISTEM PAKAR UNTUK DIAGNOSA GEJALA DEMAM UTAMA PADA ANAK MENGGUNAKAN METODE FORWARD CHAINING

SISTEM PAKAR UNTUK DIAGNOSA GEJALA DEMAM UTAMA PADA ANAK MENGGUNAKAN METODE FORWARD CHAINING SISTEM PAKAR UNTUK DIAGNOSA GEJALA DEMAM UTAMA PADA ANAK MENGGUNAKAN METODE FORWARD CHAINING Putri Endah Sulistya Rini 1, Yuri Ariyanto Teknologi Informasi, Teknologi Informatika, Politeknik Negeri Malang

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI Dalam bab ini akan dijelaskan lebih detil tentang landasan-landasan teori dari tools dan environment yang akan digunakan dalam mengembangkan perangkat lunak WebSiMaIn. 2.1. Sistem

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Sistem Sistem adalah kumpulan dari elemen-elemen yang berinteraksi untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Sistem ini menggambarkan suatu kejadiankejadian dan kesatuan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pegertian Komputer Secara ringkas komputer dapat diartikan sebagai mesin yang melakukan tugas-tugas tertentu yang dikontrol oleh sebuah instruksi-instruksi perintah digital. Komputer

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sejak dilahirkan hingga tumbuh dewasa manusia diciptakan dengan kecerdasan yang luar biasa, kecerdasan juga akan berkembang dengan pesat. Kecerdasan tersebut yang dapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan komputer sekarang ini sangat pesat dan salah. satu pemanfaatan komputer adalah dalam bidang kecerdasan buatan.

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan komputer sekarang ini sangat pesat dan salah. satu pemanfaatan komputer adalah dalam bidang kecerdasan buatan. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan komputer sekarang ini sangat pesat dan salah satu pemanfaatan komputer adalah dalam bidang kecerdasan buatan. Di dalam bidang kecerdasan buatan, termasuk

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. produk itu baik atau rusak ataupun untuk penentuan apakah suatu lot dapat diterima

BAB II LANDASAN TEORI. produk itu baik atau rusak ataupun untuk penentuan apakah suatu lot dapat diterima BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Inspeksi Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) dan hasil studi lapangan (wawancara) Inspeksi adalah suatu kegiatan penilaian terhadap suatu produk, apakah produk itu baik

Lebih terperinci

TEKNIK BUDIDAYA TOMAT

TEKNIK BUDIDAYA TOMAT TEKNIK BUDIDAYA TOMAT 1. Syarat Tumbuh Budidaya tomat dapat dilakukan dari ketinggian 0 1.250 mdpl, dan tumbuh optimal di dataran tinggi >750 mdpl, sesuai dengan jenis/varietas yang diusahakan dg suhu

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. suatu kesatuan yang terdiri komponen atau elemen yang dihubungkan bersama untuk

BAB 2 LANDASAN TEORI. suatu kesatuan yang terdiri komponen atau elemen yang dihubungkan bersama untuk BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Sistem Kata sistem berasal dari bahasa Latin (systēma) dan bahasa Yunani (sustēma) yaitu suatu kesatuan yang terdiri komponen atau elemen yang dihubungkan bersama untuk

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisis Masalah Semangka merupakan salah satu buah yang sangat digemari masyarakat Indonesia karena rasanya yang manis, renyah dan kandungan airnya yang banyak.

Lebih terperinci

Penyakit Layu Bakteri pada Kentang

Penyakit Layu Bakteri pada Kentang Penyakit Layu Bakteri pada Kentang Penyakit layu bakteri dapat mengurangi kehilangan hasil pada tanaman kentang, terutama pada fase pembibitan. Penyakit layu bakteri disebabkan oleh bakteri Ralstonia solanacearum

Lebih terperinci

PERANCANGAN SISTEM PAKAR UNTUK MENDETEKSI HAMA DAN PENYAKIT PADA TANAMAN CENGKEH BERBASIS WEBSITE

PERANCANGAN SISTEM PAKAR UNTUK MENDETEKSI HAMA DAN PENYAKIT PADA TANAMAN CENGKEH BERBASIS WEBSITE PERANCANGAN SISTEM PAKAR UNTUK MENDETEKSI HAMA DAN PENYAKIT PADA TANAMAN CENGKEH BERBASIS WEBSITE 1 Endriyono, 2 Sri Winiarti (0516127501) 1,2 Program Studi Teknik Informatika Universitas Ahmad Dahlan

Lebih terperinci

Pengenalan Penyakit yang Menyerang Pada Tanaman Kentang

Pengenalan Penyakit yang Menyerang Pada Tanaman Kentang 1 Pengenalan Penyakit yang Menyerang Pada Tanaman Kentang Kelompok penyakit tanaman adalah organisme pengganggu tumbuhan yang penyebabnya tidak dapat dilihat dengan mata telanjang seperti : cendawan, bakteri,

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM HAMA DAN PENYAKIT TANAMAN TAHUNAN PENYAKIT PADA KOMODITAS PEPAYA. disusun oleh: Vishora Satyani A Listika Minarti A

LAPORAN PRAKTIKUM HAMA DAN PENYAKIT TANAMAN TAHUNAN PENYAKIT PADA KOMODITAS PEPAYA. disusun oleh: Vishora Satyani A Listika Minarti A LAPORAN PRAKTIKUM HAMA DAN PENYAKIT TANAMAN TAHUNAN PENYAKIT PADA KOMODITAS PEPAYA disusun oleh: Lutfi Afifah A34070039 Vishora Satyani A34070024 Johan A34070034 Listika Minarti A34070071 Dosen Pengajar:

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM 37 BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisa Sistem Yang Berjalan Analisa sistem pada yang berjalan bertujuan untuk mengidentifikasi serta melakukan evaluasi terhadap Sistem Pakar Penanggulangan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Semangka (Citrullus Vulgaris Schard) merupakan salah satu buah yang sangat digemari masyarakat Indonesia karena rasanya yang manis, renyah dan kandungan airnya yang

Lebih terperinci

Bab 2. Tinjauan Pustaka

Bab 2. Tinjauan Pustaka 6 Bab 2 Tinjauan Pustaka 2.1 Penelitian Terdahulu Metode MVC sudah banyak diterapkan dan digunakan dalam aplikasi yang mendukung sistem, salah satu diantaranya adalah Perancangan dan Implementasi Perangkat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ilmu Biologi adalah Fitopatologi, yaitu cabang ilmu pengetahuan yang

BAB I PENDAHULUAN. ilmu Biologi adalah Fitopatologi, yaitu cabang ilmu pengetahuan yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dewasa ini perkembangan teknologi informasi dan komunikasi dari waktu ke waktu semakin berkembang dan meningkat pesat. Perkembangan ini ditandai dengan semakin mudahnya

Lebih terperinci

SISTEM PAKAR IDENTIFIKASI PENANGGULANGAN HAMA DAN PENYAKIT PADA ANGGREK PHALAENOPSIS BERBASIS WEB

SISTEM PAKAR IDENTIFIKASI PENANGGULANGAN HAMA DAN PENYAKIT PADA ANGGREK PHALAENOPSIS BERBASIS WEB SISTEM PAKAR IDENTIFIKASI PENANGGULANGAN HAMA DAN PENYAKIT PADA ANGGREK PHALAENOPSIS BERBASIS WEB Eva Puspita 1), Taufik Baidawi 2) Sistem Informasi, STMIK Nusamandiri, Sukabumi email: eva.puspita47@yahoo.co.id

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Pustaka (Indrajani, 2015), dalam penelitian yang berjudul Perancangan Sistem Basis Data pada Klinik, merupakan penelitian yang bertujuan untuk menganalisis dan merancang

Lebih terperinci

PENGERTIAN DATABASE MySQL

PENGERTIAN DATABASE MySQL PENGERTIAN DATABASE MySQL RAHMAT AMIN Rahmat.amin@raharja.info Abstrak Istilah basis data mengacu pada koleksi dari data-data yang saling berhubungan, dan perangkat lunaknya seharusnya mengacu sebagai

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 6 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Pakar Sistem pakar adalah sistem berbasis komputer yang menggunakan pengetahuan, fakta, dan teknik penalaran dalam memecahkan masalah yang biasanya hanya dapat dipecahkan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Landasan teori atau kajian pustaka yang digunakan dalam membangun

BAB II LANDASAN TEORI. Landasan teori atau kajian pustaka yang digunakan dalam membangun BAB II LANDASAN TEORI Landasan teori atau kajian pustaka yang digunakan dalam membangun sistem informasi ini, terdapat teori-teori ilmu terkait yang digunakan untuk membantu menyelesaikan permasalahan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Sistem berasal dari bahasa Latin (Systema) dan bahasa Yunani (Sustema) membentuk satu kesatuan untuk mencapai sebuah tujuan.

BAB II LANDASAN TEORI. Sistem berasal dari bahasa Latin (Systema) dan bahasa Yunani (Sustema) membentuk satu kesatuan untuk mencapai sebuah tujuan. BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Sistem berasal dari bahasa Latin (Systema) dan bahasa Yunani (Sustema) adalah suatu kesatuan yang terdiri dari komponen atau elemen yang dihubungkan bersama untuk memudahkan

Lebih terperinci

KEKURANGAN KELEBIHAN APLIKASI DATA BASE

KEKURANGAN KELEBIHAN APLIKASI DATA BASE KEKURANGAN KELEBIHAN APLIKASI DATA BASE No Nama aplikasi data base Kekurangan kelebihan 1 ORACLE Merupakan software DMBS yang paling mahal, paling rumit, dan paling sulit untuk dipelajari. Membutuhkan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. kompensasi, penyatuan, perawatan/pemeliharaan, sumber daya manusia kepada

BAB II LANDASAN TEORI. kompensasi, penyatuan, perawatan/pemeliharaan, sumber daya manusia kepada BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sumber Daya Manusia Sumber Daya Manusia adalah proses merencanakan, mengorganisir, atau mengorganisasikan, mengarahkan, dan mengendalikan pengembangan, kompensasi, penyatuan,

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Pustaka Ujian yang berbasiskan web ataupun yang bersifat online sudah ada yang mengimplemetasikan di lingkungan Politeknik Negeri Bandung pada tugas akhir yang dikerjakan

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI. fisik yang dimiliki individu, perilaku dan sifatnya ditentukan oleh keturunan dan

BAB III LANDASAN TEORI. fisik yang dimiliki individu, perilaku dan sifatnya ditentukan oleh keturunan dan BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Sumber Daya Manusia Sumber Daya manusia adalah kemampuan terpadu dari daya pikir dan daya fisik yang dimiliki individu, perilaku dan sifatnya ditentukan oleh keturunan dan lingkungannya,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Jurusan Ilmu Komputer Fakultas Matematika dan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Jurusan Ilmu Komputer Fakultas Matematika dan BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Jurusan Ilmu Komputer Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Lampung. Waktu penelitian dilakukan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. disebut HTML (HyperText Markup Langauge). Pada perkembangan berikutnya,

BAB 2 LANDASAN TEORI. disebut HTML (HyperText Markup Langauge). Pada perkembangan berikutnya, BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Aplikasi Web Pada awalnya aplikasi web dibangun dengan hanya menggunakan bahasa yang disebut HTML (HyperText Markup Langauge). Pada perkembangan berikutnya, sejumlah skrip dan

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Pendaftaran Siswa Baru Penerimaan siswa baru merupakan gerbang awal yang harus dilalui peserta didik dan sekolah didalam penyaringan objek-objek pendidikan. Peristiwa penting

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Definisi lain dari sistem adalah kumpulan dari bagian-bagian yang bekerja sama

BAB 2 LANDASAN TEORI. Definisi lain dari sistem adalah kumpulan dari bagian-bagian yang bekerja sama BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Definisi Sistem Definisi lain dari sistem adalah kumpulan dari bagian-bagian yang bekerja sama untuk mencapai tujuan yang sama atau sekumpulan objek-objek yang saling berelasi

Lebih terperinci

BAB III 3. LANDASAN TEORI

BAB III 3. LANDASAN TEORI BAB III 3. LANDASAN TEORI 3.1. Definisi Berita Berita adalah sebuah laporan atau pemberitahuan mengenai terjadinya sebuah peristiwa atau keadaan yang bersifat umum dan baru saja terjadi yang disampaikan

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM. dan perancangan pembuatan Sistem Pakar Sistem Pakar Pengolahan Data Hadits

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM. dan perancangan pembuatan Sistem Pakar Sistem Pakar Pengolahan Data Hadits BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisa Masalah Pada pembahasan bab ini, akan dilakukan penganalisaan mengenai analisa dan perancangan pembuatan Sistem Pakar Sistem Pakar Pengolahan Data Hadits

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI Dalam Bab ini disampaikan uraian yang dihimpun dari sumber-sumber pustaka mengenai perumahan, sistem informasi, model waterfall, metode prosedural/ terstruktur, PHP, web server apache,

Lebih terperinci

SISTEM INFORMASI KEPEGAWAIAN DAN PENGGAJIAN PADA PT. TRI ANUGERAH MANDIRI SENTOSA

SISTEM INFORMASI KEPEGAWAIAN DAN PENGGAJIAN PADA PT. TRI ANUGERAH MANDIRI SENTOSA SISTEM INFORMASI KEPEGAWAIAN DAN PENGGAJIAN PADA PT. TRI ANUGERAH MANDIRI SENTOSA Liliana Dwi Kurnia Jurusan Sistem Informasi STMIK PALCOMTECH Palembang Abstrak Pesatnya perkembangan teknologi informasi

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Alur Metodologi Penelitian Adapun alur metodologi penelitian yang akan dipakai dalam menyelesaikan penelitian tugas akhir ini adalah sebagai berikut: Gambar 3.1 Alur Metodologi

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN UJICOBA

BAB IV HASIL DAN UJICOBA BAB IV HASIL DAN UJICOBA IV.1. Tampilan Hasil Berikut ini dijelaskan mengenai tampilan hasil dari perancangan Sistem Pakar Penanggulangan Hama dan Penyakit Tanaman Hias Aglaonema yang dapat dilihat sebagai

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI. permasalahan yang dibahas dan juga menjelaskan aplikasi-aplikasi yang akan

BAB III LANDASAN TEORI. permasalahan yang dibahas dan juga menjelaskan aplikasi-aplikasi yang akan BAB III LANDASAN TEORI Pada bab ini akan dijelaskan dasar-dasar teori yang berhubungan dengan permasalahan yang dibahas dan juga menjelaskan aplikasi-aplikasi yang akan digunakan. Hal ini sangat penting

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI Konsep Dasar Membangun Aplikasi Berbasis Web

BAB II LANDASAN TEORI Konsep Dasar Membangun Aplikasi Berbasis Web BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Konsep Dasar Membangun Aplikasi Berbasis Web Aplikasi berbasis web adalah aplikasi yang dijalankan melalui browser dan diakses melalui jaringan komputer. Aplikasi berbasis web

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN UJI COBA

BAB IV HASIL DAN UJI COBA 55 BAB IV HASIL DAN UJI COBA IV.1. Tampilan Hasil Penulis merancang program sistem pakar untuk mendiagnosa penyakit ikan hias menggunakan metode certainty factor dengan menggunakan bahasa pemogram Microsoft

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI DAN PENANGGULANGAN PENYAKIT PADA BUDIDAYA CABAI MERAH

IDENTIFIKASI DAN PENANGGULANGAN PENYAKIT PADA BUDIDAYA CABAI MERAH IDENTIFIKASI DAN PENANGGULANGAN PENYAKIT PADA BUDIDAYA CABAI MERAH Nurbaiti Pendahuluan Produktifitas cabai di Aceh masih rendah 10.3 ton/ha (BPS, 2014) apabila dibandingkan dengan potensi produksi yang

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum

HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum 16 HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum Keadaan tanaman cabai selama di persemaian secara umum tergolong cukup baik. Serangan hama dan penyakit pada tanaman di semaian tidak terlalu banyak. Hanya ada beberapa

Lebih terperinci

SISTEM PAKAR DIAGNOSA PENYAKIT KANKER PAYUDARA MENGGUNAKAN CERTAINTY FACTOR

SISTEM PAKAR DIAGNOSA PENYAKIT KANKER PAYUDARA MENGGUNAKAN CERTAINTY FACTOR SISTEM PAKAR DIAGNOSA PENYAKIT KANKER PAYUDARA MENGGUNAKAN CERTAINTY FACTOR Aswita Andini Dea Fani Aneke Putri Jurusan Sistem Informasi STMIK PALCOMTECH Palembang Abstrak Sistem pakar untuk diagnosa penyakit

Lebih terperinci

Bab II. TINJAUAN PUSTAKA

Bab II. TINJAUAN PUSTAKA Bab II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Berdasarkan web pariwisata yang sudah pernah ada masih terdapat beberapa kekurangan dan penulis bermaksud mengambangkan aplikasi tersebut untuk melengkapi

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dalam penyusunan skripsi diperlukan metode yang digunakan untuk menyusun

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dalam penyusunan skripsi diperlukan metode yang digunakan untuk menyusun 42 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Pengumpulan Data Dalam penyusunan skripsi diperlukan metode yang digunakan untuk menyusun serta melengkapi data yang ada. Tahapan metode yang digunakan adalah

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Mempelajari suatu sistem informasi, maka terlebih dahulu kita harus

BAB II LANDASAN TEORI. Mempelajari suatu sistem informasi, maka terlebih dahulu kita harus 9 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Sistem Mempelajari suatu sistem informasi, maka terlebih dahulu kita harus mengetahui tentang sistem. Adapun beberapa defini sistem antara lain: Menurut Jogiyanto

Lebih terperinci

SISTEM PAKAR DIAGNOSA PENYAKIT SAPI DENGAN METODE CERTAINTY FACTOR BERBASIS ANDROID

SISTEM PAKAR DIAGNOSA PENYAKIT SAPI DENGAN METODE CERTAINTY FACTOR BERBASIS ANDROID SISTEM PAKAR DIAGNOSA PENYAKIT SAPI DENGAN METODE CERTAINTY FACTOR BERBASIS ANDROID Swono Sibagariang Universitas Sumatera Utara Jl. dr. Mansur No. 9 Padang Bulan Medan e-mail : bagariangswono@yahoo.co.id

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI. permasalahan yang dibahas. Hal ini sangat penting karena teori-teori tersebut

BAB III LANDASAN TEORI. permasalahan yang dibahas. Hal ini sangat penting karena teori-teori tersebut BAB III LANDASAN TEORI Pada bab ini akan dijelaskan dasar-dasar teori yang berhubungan dengan permasalahan yang dibahas. Hal ini sangat penting karena teori-teori tersebut digunakan sebagai landasan pemikiran

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN SISTEM. Implementasi sistem merupakan tahap meletakan sistem agar dapat siap untuk

BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN SISTEM. Implementasi sistem merupakan tahap meletakan sistem agar dapat siap untuk BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN SISTEM 4.1 Implementasi Sistem Implementasi sistem merupakan tahap meletakan sistem agar dapat siap untuk dioperasikan. Dalam implementasi aplikasi diagnosa hama dan penyakit

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI & TINJAUAN PUSTAKA

BAB II DASAR TEORI & TINJAUAN PUSTAKA BAB II DASAR TEORI & TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Dasar Web 2.1.1 Pengertian Web Web adalah salah satu aplikasi yang berisikan dokumen-dokumen multimedia (teks, gambar, suara, animasi, video) di dalamnya

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Perancangan Sistem Informasi Keuangan 2.1.1 Pengertian Perancangan Definisi menurut John Burch dan Gary Grudnitski yang telah terjemahkan oleh Jogiyanto dalam bukunya yang berjudul

Lebih terperinci

PENGENDALIAN HAMA DAN PENYAKIT SEMANGKA. Dr. M. SYUKUR, SP, MSi INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2008

PENGENDALIAN HAMA DAN PENYAKIT SEMANGKA. Dr. M. SYUKUR, SP, MSi INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2008 PENGENDALIAN HAMA DAN PENYAKIT SEMANGKA Dr. M. SYUKUR, SP, MSi INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2008 Hama Penting Semangka Hama penting pada semangka: 1. Thrips (Thrips parvispinus Karny) 2. Ulat perusak daun

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Berikut ini adalah perangkat keras (hardware) yang digunakan untuk membuat

III. METODE PENELITIAN. Berikut ini adalah perangkat keras (hardware) yang digunakan untuk membuat III. METODE PENELITIAN A. Perangkat yang digunakan A.1. Perangkat Keras Berikut ini adalah perangkat keras (hardware) yang digunakan untuk membuat aplikasi: a. Processor Intel Core i3 2.13 Hz b. RAM 3

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN III.1. Analisa Sistem Kesegaran buah dan sayur merupakan salah satu pertimbangan pembeli dalam membeli buah dan sayur-sayuran di pasar, selain faktor harga jual buah dan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI. inferensi Forward Chaining dan Backward chaining. Hasil penelitian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI. inferensi Forward Chaining dan Backward chaining. Hasil penelitian BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI 1.1 Tinjauan Pustaka Anton Setiawan Honggo Wibowo (2009), di rancang sistem pakar tanaman padi berbasis web menggunakan basis aturan dengan metode inferensi Forward

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI. untuk menyelesaikan suatu sasaran yang tertentu (Jogiyanto, 2001)

BAB III LANDASAN TEORI. untuk menyelesaikan suatu sasaran yang tertentu (Jogiyanto, 2001) BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Konsep Dasar Sistem Sistem adalah suatu jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang saling berhubungan, berkumpul bersama-sama untuk melakukan suatu kegiatan atau untuk menyelesaikan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORI. Artificial Intelligence. Jika diartikan Artificial memiliki makna buatan,

BAB 2 TINJAUAN TEORI. Artificial Intelligence. Jika diartikan Artificial memiliki makna buatan, BAB 2 TINJAUAN TEORI 2.1 Kecerdasan Buatan Kecerdasan buatan adalah sebuah istilah yang berasal dari bahasa Inggris yaitu Artificial Intelligence. Jika diartikan Artificial memiliki makna buatan, sedangkan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Komputer Komputer berasal dari bahasa latin computare yang mengandung arti menghitung. Jadi, komputer dapat diartikan alat untuk menghitung. Perkembangan teknologi komputer

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Pengertian Informasi Informasi adalah data yang diolah menjadi bentuk yang lebih berguna dan lebih berarti bagi yang menerimanya.sumber dari informasi adalah data. Data merupakan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. berkelanjutan tentang kegiatan/program sehingga dapat dilakukan tindakan

BAB II LANDASAN TEORI. berkelanjutan tentang kegiatan/program sehingga dapat dilakukan tindakan BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Monitoring Menurut Dr. Harry Hikmat (2010), monitoring adalah proses pengumpulan dan analisis informasi berdasarkan indikator yang ditetapkan secara sistematis dan berkelanjutan

Lebih terperinci

Tutorial Tipe Data MySQL

Tutorial Tipe Data MySQL Tutorial Tipe Data MySQL Benar mendefinisikan field dalam tabel adalah penting untuk optimasi keseluruhan dari database Anda. Anda harus menggunakan hanya jenis dan ukuran lapangan Anda benar-benar perlu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. produksi secara keseluruhan sangat ditentukan oleh pemilihan jenis perlengkapan

BAB I PENDAHULUAN. produksi secara keseluruhan sangat ditentukan oleh pemilihan jenis perlengkapan 1 BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Perlengkapan penanganan bahan merupakan bagian terpadu perlengkapan mekanis dalam setiap usaha industri modern. Dalam setiap perusahaan proses produksi secara keseluruhan

Lebih terperinci

Sistem Pakar untuk Mendiagnosa Penyakit Kucing Menggunakan Metode Backward Chaining

Sistem Pakar untuk Mendiagnosa Penyakit Kucing Menggunakan Metode Backward Chaining Sistem Pakar untuk Mendiagnosa Penyakit Kucing Menggunakan Metode Backward Chaining Mardiah Fadhli Politeknik Caltex Riau Jl. Umbansari No.1, telp/fax: 0761 53939/0761 554224 e-mail: rika@pcr.ac.id Abstrak

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. yang saling berhubungan, berkumpul bersama sama untuk melakukan. suatu kegiatan utnuk menyelesaikan suatu sasaran tertentu.

BAB II LANDASAN TEORI. yang saling berhubungan, berkumpul bersama sama untuk melakukan. suatu kegiatan utnuk menyelesaikan suatu sasaran tertentu. BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Definisi system adalah suatu jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang saling berhubungan, berkumpul bersama sama untuk melakukan suatu kegiatan utnuk menyelesaikan suatu

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN PUSTAKA

BAB III TINJAUAN PUSTAKA BAB III TINJAUAN PUSTAKA Pada bab ini akan dijelaskan dasar teori yang berhubungan dengan permasalahan yang dibahas dan juga menjelaskan aplikasi yang digunakan pada kerja praktek ini. 1.1 Restoran Menurut

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI Dalam bab ini akan dijelaskan landasan teori yang digunakan untuk mendukung penyusunan laporan kerja praktek ini. Landasan teori yang akan dibahas meliputi permasalahan-permasalahan

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI. Pada bab ini akan dipaparkan teori-teori yang melandasi di dalam pembangunan sistem pakar yang penulis akan buat.

BAB III LANDASAN TEORI. Pada bab ini akan dipaparkan teori-teori yang melandasi di dalam pembangunan sistem pakar yang penulis akan buat. BAB III LANDASAN TEORI Pada bab ini akan dipaparkan teori-teori yang melandasi di dalam pembangunan sistem pakar yang penulis akan buat. 3.1. Sistem Pakar Sistem pakar adalah sistem yang berusaha mengadopsi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Data adalah deskripsi tentang benda, kejadian, aktifitas, dan transaksi, yang

BAB II LANDASAN TEORI. Data adalah deskripsi tentang benda, kejadian, aktifitas, dan transaksi, yang 9 BAB II LANDASAN TEORI 2.1.1 Pengertian Data Pengertian data adalah : Data adalah deskripsi tentang benda, kejadian, aktifitas, dan transaksi, yang tidak mempunyai makna atau tidak berpengaruh langsung

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. yang sudah maju seperti Amerika, Eropa, Jepang dan lain sebagainya.

BAB 1 PENDAHULUAN. yang sudah maju seperti Amerika, Eropa, Jepang dan lain sebagainya. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan perkembangan zaman yang sangat pesat khususnya dinegaranegara yang sudah maju seperti Amerika, Eropa, Jepang dan lain sebagainya. Negara-negara tersebut

Lebih terperinci

VI. HASIL DAN PEMBAHASAN

VI. HASIL DAN PEMBAHASAN VI. HASIL DAN PEMBAHASAN 6.1. Risiko Produksi Fluktuasi yang terjadi pada suatu usaha, baik fluktuasi hasil produksi, harga dan jumlah permintaan yang berada dibawah standar yang ditetapkan merupakan indikasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengadopsi proses dan cara berpikir manusia yaitu teknologi Artificial

BAB I PENDAHULUAN. mengadopsi proses dan cara berpikir manusia yaitu teknologi Artificial BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Seiring perkembangan teknologi, dikembangkan teknologi yang mampu mengadopsi proses dan cara berpikir manusia yaitu teknologi Artificial Intelligence atau Kecerdasan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. dan didistribusikan kepada para pemakai.

BAB II LANDASAN TEORI. dan didistribusikan kepada para pemakai. BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Sistem Informasi Didalam bukunya, Abdul Kadir (2014) mendefinisikan arti sistem informasi menurut pendapat ahli. Menurut Haal didalam buku karangan Abdul Kadir (2014), definisi

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Eli Korlina PENDEKATAN PHT

PENDAHULUAN. Eli Korlina PENDEKATAN PHT PENDAHULUAN Eli Korlina Salah satu masalah dalam usahatani bawang putih adalah gangguan hama dan penyakit. Keberadaan hama dan penyakit dalam usahatani mendorong petani untuk menggu-nakan pestisida pada

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. diinginkan. Dengan banyaknya penjual ikan secara konvensional untung yang

BAB 1 PENDAHULUAN. diinginkan. Dengan banyaknya penjual ikan secara konvensional untung yang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Melihat banyaknya bidang usaha ikan secara konvensional saat ini maka tidak mudah bagi penjual yang menjual ikannya untuk mendapatkan hasil yang diinginkan. Dengan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. bidang media komunikasi dan informasi. Internet adalah suatu jaringan komputer

BAB II LANDASAN TEORI. bidang media komunikasi dan informasi. Internet adalah suatu jaringan komputer BAB II LANDASAN TEORI 2.1 World Wide Web Dunia internet semakin berkembang, terutama penggunaanya dalam bidang media komunikasi dan informasi. Internet adalah suatu jaringan komputer global, sedangkan

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI. Pada bab ini akan dijelaskan dasar-dasar teori yang berhubungan dengan

BAB III LANDASAN TEORI. Pada bab ini akan dijelaskan dasar-dasar teori yang berhubungan dengan BAB III LANDASAN TEORI Pada bab ini akan dijelaskan dasar-dasar teori yang berhubungan dengan permasalahan yang dibahas dan juga menjelaskan aplikasi-aplikasi yang digunakan pada kerja praktek ini. Hal

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI 2.1 Tinjauan Pustaka Sebelum dilakukannya penelitian ini, penelitian sejenis mengenai layanan berbasis lokasi juga pernah dilakukan oleh Siprianus Tago dari STMIK

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Sistem Informasi Sisttem informasi adalah suatu sistem yang menyediakan informasi untuk manajemen dalam mengambil keputusan atau kebijakan dan menjalankan operasional

Lebih terperinci

CERTAINTY FACTOR UTHIE

CERTAINTY FACTOR UTHIE CERTAINTY FACTOR UTHIE Pengetahuan di dalam sistem pakar yang direpresentasikan dengan menggunakan CF diekspresikan dalam seperangkat aturan yang memiliki format : IF evidence THEN hipotesa (CFrule =.)

Lebih terperinci