BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Komunikasi Antar Budaya, seperti yang anda ketahui bukanlah suatu

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Komunikasi Antar Budaya, seperti yang anda ketahui bukanlah suatu"

Transkripsi

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Komunikasi Antar Budaya, seperti yang anda ketahui bukanlah suatu yang baru. Sejak awal peradaban, ketika manusia pertama membentuk kelompok suku, hubungan antarbudaya terjadi setiap kali orang-orang dari suku yang satu bertemu dengan anggota dari suku lain dan mendapati bahwa mereka berbeda. Terkadang Perbedaan ini, tanpa kesadaran dan toleransi akan keberagaman budaya, menimbulkan kecenderungan manusia untuk bereaksi secara dengki. Pertukaran budaya ini telah terakselerasi di masa lampau ke suatu titik, seperti yang pernah disebutkan diatas, dimana masyarakat dimasa depan akan meningkat, sehingga membutuhkan peningkatan pengetahuan akan budaya dan kemampuan bahasa. Termasuk didalam masalah globalisasi, konflik dan keamanan international, kompetisi dunia untuk sumber daya alam, masalah pelayanan kesehatan dunia dan perubahan populasi. Teknologi komunikasi dan transportasi telah menyatukan dunia dengan penduduk yang berbeda pandangan politik, sistem sosial, dan kepercayaan. Komunikasi dan transportasi membawa bangsa-bangsa kedalam era globalisasi dengan perbedaan politik dan falsafah hidup mengakui bahwa 1

2 2 bangsa-bangsa didunia sekarang ini dihadapkan dengan masalah yang harus dipecahkan bersama. 1 Globalisasi telah menjadi istilah yang umum pada banyak bahasa dan telah digunakan dalam berbagai disiplin ilmu. Ada yang menggunakannya dengan positif dan sebaliknya. Globalisasi diartikan dengan beragam, tergantung dari cara sudut pandang dan tujuan si pengguna. Bagi Gannon, Globalisasi merujuk pada meningkatnya ketergantungan antara pemerintah, perusahaan bisnis, organisasi bisnis, organisasi nirlaba, dan penduduk secara individu 2 dari sudut pandang antropologis, globalisasi merupakan keterkaitan menyeluruh, bukti dari pergerakan global dari sumber daya alam, perdagangan barang-barang, tenaga kerja manusia, modal keuangan, informasi, dan penyakit menular 3 Salah satunya kita lihat dari beberapa transformasi masyarakat global ini, yang telah terpengaruh dengan globalisasi. Bidang ilmu komunikasi kini telah mengalami kemajuan yang sangat luar biasa pesat. Bayangkan kini seseorang dapat melakukan interaksi sosial dengan sangat mudah, melalui fasilitas internet seseorang dapat menjalin pertemanan dengan dengan orang lain yang berasal dari belahan negara lain. Banyaknya media sosial yang ada saat ini, juga mendorong adanya komunikasi antarbudaya didalamnya. Dengan adanya kecanggihan-kecanggihan komunikasi kini kegiatan berkomunikasi, 1 Alex H. Rumondor, Dkk Komunikasi Antarbudaya. Cetakan keenam.jakarta: Universitas Terbuka. Hlm Larry A. Samovar, Richard E.Porter dan Edwin R, McDaniel Komunikasi Lintas Budaya. Jakarta : Salemba Humanika. Hlm. 3 3 W.A. Haviland, H.E.L.Prins, D. Walrath, dan B. McBride, Culture Anthropology : The Human Challenge, edisi ke-12 (Belmont, CA : Thompson Higher Education, 2008), Hlm 19.

3 3 berinteraksi dan mencari informasi semakin tidak berjarak, karena mampu meleburkan jarak geografis serta waktu. Seiring dengan pertukaran informasi yang semakin cepat sekarang ini, seakan menjadi sebuah keharusan bagi setiap manusia untuk dapat cepat beradaptasi dengan lingkungan yang juga cepat berubah serta terbuka dengan segala perbedaan yang ada disekitarnya. Termasuk teknologi informasi yang semakin mudah melintasi bangsa dan salah satunya warna musik yang mendunia. Apalagi pasalnya semenjak era-globalisasi semakin mudahnya bangsa-bangsa saling berhubungan satu sama lain, bahkan saling bertukar budaya, dapat kita lihat pada kebudayaan luar yang masuk ke Negara kita Indonesia akibat globalisasi tersebut. Seperti sebelumnya budaya barat masuk ke Negara kita hingga mempengaruhi banyak masyarakat dan beberapa tahun terakhir ini semenjak budaya Asia Timur ikut tersorot hingga keseluruh dunia yaitu musik K-pop (Korean Pop) menjadi sangat popular di berbagai Negara di dunia, K-pop adalah salah satu genre musik dari korea selatan, di negara asalnya K-pop sudah lahir sejak tahun 1930-an. Memasuki tahun 2011, K-pop mulai merambah ke sejumlah Negara Asia bahkan Eropa, tidak terkecuali Indonesia. Hal ini yang disebut dengan Korean Wave. Korean wave atau Hallyu dalam bahasa korea adalah sebuah istilah yang merujuk pada popularitas budaya pop Korea di luar negeri yang disebarluaskan melalui media massa popularitasnya merambah kekawasan

4 4 asia terutama Cina, Taiwan, Hong Kong, Jepang, Filipina, Thailand, Indonesia, Vietnam, sebagian Rusia, serta Amerika Serikat, dan Eropa. Genre Korean wave berkisar dari film, drama televisi, dan musik pop (K-pop). Perkembangan yang sangat pesat dialami oleh industri budaya Korea melalui produk tayangan drama televisi, film, dan musik menjadikannya suatu fenomena yang menarik untuk diimplementasikan sebagai sebuah bagian dalam pelaksanaan yang mampu membangun citra Korea Selatan dan mendukung peningkatan posisi Korea Selatan di forum internasional secara umum dan Indonesia secara khusus. 4 Tak terhindari lagi, serbuan budaya luar (asing) secara pelan dan pasti menyingkirkan budaya yang telah lama kita anut. Berkah desa global telah menciptakan apa yang disebut dengan gaya hidupp global, the global life style. Budaya global melahirkan budaya popular. Perdebatan sengit mengenai budaya pop atau massa ini segera mengemuka beberapa pengamat berpendapat budaya pop telah meruntuhkan tatanan budaya luhur yang sarat dengan nilai dan filosofi kehidupan suatu komunitas. Nilai-nilai dan moralitas tergerus dan tercampakan. Boleh dan tidak, baik dan buruk tidak menjadi persoalan selama masyarakat atau massa menyukainya. 5 Di tahun 1997 krisis ekonomi melanda Asia. Korea Selatan juga terkena dampak dari krisis ekonomi yang mengglobal ini. Karena adanya 4 KOCIS. Korean wave. [Online]. Wave?affairId=209. Diakses pada tanggal 12 Juni Dadan Anugrah dan winny kresnowiati. Komunikasi Antarbudaya :Konsep dan aplikasinya Jala permata. Hal 173.

5 5 krisis ekonomi tersebut Korea selatan mengambil tindakan untuk mengembalikan keadaan ekonomi negaranya dengan meminta bantuan IMF. Lalu salah satu cara yang dilakukan untuk mengembalikan keadaan ekonomi tersebut melalui Pemerintah korea mendirikan organisasi yang berhubungan dengan kebudayaan, promosi pariwisata, dan fokus pada melindungi budaya tradisional mereka. Bagaimanapun pemerintah tidak menyadari bagaimana pentingnya industri budaya dan tidak mengetahui bagaimana mengelola pariwisata yang baik. Sesudah krisis ekonomi melanda asia di 1997, pemerintah korea selatan memberikan perhatian lebih pada urusan budaya dan pariwisata lebih dari sebelumnya. Pemerintah korea menyadari bahwa industri budaya adalah salah satu industri yang paling penting di abad 21. Terutama presiden Kim Dae Jung, dia menyadari bahwa industri budaya dapat membawa keuntungan lebih untuk negara dan kemudian memfokuskan untuk memulai mengelola industri budaya. 6 Beliau menetapkan hukum dasar untuk industri promosi budaya pada tahun 1999 dengan mengalokasikan 148, 5 juta dolar AS untuk proyek ini. Korea memberikan sentuhan tersendiri pada produk-produk budaya mereka dengan mencampurkan sifat-sifat aslinya dengan gaya asing secara inovatif dan unik melalui Korean Wave. Korean Wave sebagai soft power melibatkan agenda setting dan attraction sebagai peilaku dalam spektrum co-optive power untuk dapat mempengaruhi dan membentuk apa yang pihak lain inginkan (what others 6 Jessica Chen A STUDY ON CULTURAL TOURISM AND SOUTH KOREAN GOVERNMENT. Paper from Wenzao Ursuline College of Languages.

6 6 want) 7. Agenda setting atau pembentukan agenda Korean Wave sebagai soft power, merujuk agenda peningkatan perekonomian Korea Selatan pasca krisis ekonomi dengan institusi pemerintah Korea Selatan sebagai referee yang menentukan agenda tersebut. Menurut The Economist, Korean Wave diagendakan sebagai potensi soft power sejak kejatuhan ekonomi Korea pada masa krisis finansial Asia tahun 1998 dengan GDP yang turun drastis hingga 7% 8. Selama satu dekade berikutnya yang diiringi dengan stagnansi perekonomian, tiga administrasi pemerintahan Korea mulai melihat Hallyu (Korean Wave) sebagai instrumen soft power, dengan harapan bahwa ekspansi profil Korea Selatan ke luar negeri melalui Korean Wave akan diikuti dengan permintaan terhadap ekspor produk budaya dan pariwisatanya 9. Dengan memberikan pencitraan Korea Selatan dalam Korean Wave, Korea Selatan ingin membentuk profil yang dikenal oleh negara-negara di dunia yang selanjutnya dapat dimanfaatkan untuk peningkatan perekonomian pasca krisis 1998 melalui ekspor produk-produk dengan label Korea Selatan. Sedangkan attraction yang dilakukan dalam Korean Wave sebagai soft power bersumber pada produk budaya populer yang diekspor ke berbagai negara dan melibatkan aktor-aktor seperti pemerintah, media televisi dan internet, industri drama televisi, film, musik, animasi, games serta perusahaan multinasional sebagai referees-nya. Attraction atau daya tarik dari Korean 7 Nye, J.S. (2005), Soft Power and Higher Education, Forum for the Future of Higher Education, diunduh dari tanggal 04 Juni 2014 pukul WIB 8 The Economist, South Korea s pop-cultural exports: Hallyu, yeah! A Korean wave washes warmly over Asia, 25 Januari 2010, (Seoul dan Phnom Penh) dalam diakses pada tanggal 04 Juni 2014 pukul WIB 9 Ibid.

7 7 Wave ini memiliki beberapa faktor yang mendukung popularitas dan penerimaannya oleh publik negara-negara lain. Faktor pertama adalah kebijakan pemerintah terkait Korean Wave seperti dukungan anggaran finansial untuk perkembangan promosi budaya Korea ke luar negeri dan kebijakan liberal pemerintah Korea Selatan yang menghormati kreativitas individu, mengijinkan adanya struktur pasar budaya yang transparan serta kemampuan membangun suatu budaya populer yang kritis dan mampu bersaing. Dukungan finansial oleh pemerintah dapat dilihat melalui tindakan pemerintah Korea Selatan dalam beberapa tahun terakhir melalui Kementerian Kebudayaan, Olahraga dan Pariwisata yang mulai menaruh perhatian lebih pada pengembangan industri budaya populer di Korea Selatan dengan memberikan dukungan administratif bagi ekspor budaya Korea. Faktor lainnya adalah kreativitas produksi produk budaya dalam Korean Wave. Dalam mempertahankan penerimaan Korean Wave di berbegai negara, Korea Selatan melakukan perkembangan strategi produksi produk budayanya. Salah satu usaha yang juga dilakukan oleh Korea Selatan adalah mengupayakan strategi lokalisasi dengan mendekati pasar lokal di negara lain. Strategi ini dilakukan dengan cara memberangkatkan artis Korea ke kota-kota di Asia seperti di Jepang dan Cina untuk lebih memperkenalkan diri mereka pada pasar lokal melalui kolaborasi pembuatan produk drama televisi dengan artis dan perusahaan lokal 10. Selain itu dalam industri musik K-pop, terutama 10 Korean Culture and Information Service, (2011), The Korean Wave: A New Pop Culture Phenomenon, (Korean Culture and Information Service, Ministry of Culture, Sports and Tourism), hlm. 70

8 8 di Asia telah dikenal dalam meproduksi lagu-lagu yang dibuat dalam multibahasa untuk memperluas penyimak musik K-pop. Hal ini membuat Korean wave mudah berkembang di hampir seluruh dunia terutama di Asia. Melalui fenomena inilah Korean wave dapat memperkuat hubungan budaya dan homogenitas antara Negara Asia. Berbeda dengan standar global yang lebih berorientasi terhadap nilai-nilai budaya Barat. Ekspor budaya Korea dalam Korean Wave tidak hanya menguntungkan dari sisi keuntungan ekspor produk budaya, namun juga meningkatkan keuntungan pemasaran produk komersial lain ke pasar internasional. Kepopuleran produk budaya dalam Korean Wave, seperti drama televisi membiasakan publik dengan gaya hidup ala Korea yang digambarkan dalam drama tersebut. Pembiasaan ini dapat mendorong konsumsi publik terhadap produk-produk yang digunakan dalam penggambaran gaya hidup ala Korea, misalnya gadget dengan teknologi terkini atau pakaian dan kosmetik untuk mendapatkan penampilan ala Korea. Selain itu, menurut Lash and Urry, dikatakan bahwa ada suatu proses yang disebut dengan aestheticization of commodities, yaitu proses penanaman komponen nilai estetis/keindahan pada obyek material 11. Proses ini terjadi ketika artis-artis dengan pencitraan glamor dan pesonanya dilibatkan dalam mempromosikan produk yang membuat produk tersebut menjadi lebih menarik bagi konsumen Lash S. dan Urry, J. (1994). Economies of Signs and Space, (London: Sage). hlm Ibid.

9 9 Popularitas Korean wave di Indonesia ditandai dengan diselenggarakannya serangkaian kegiatan pameran kebudayaan Korea sejak tahun 2009 hingga 2011 yakni Korea-Indonesia Week. Pergelaran budaya tersebut diselenggarakan oleh Kedutaan Besar Republik Korea di Indonesia untuk memperkuat hubungan bilateral di bidang sosial kebudayaan karena melihat respon positif masyarakat Indonesia terhadap budaya Korea Selatan. Di samping itu, Pemerintah Korea Selatan membangun Pusat Kebudayaan Korea di Jakarta agar dapat berfungsi sebagai pusat informasi kebudayaan Korea Selatan. 13 Perkembangan K-pop didukung oleh peran sinkronisasi antara aktor negara, yakni Pemerintah Korea Selatan itu sendiri dengan aktor non-negara seperti para pelaku bisnis, masyarakat, selebritis dan media. Pemerintah Korea menjadikan K-pop sebagai upaya pembangunan citra ataupun nation-branding Korea Selatan. Adapun pembangunan citra dinilai penting untuk menciptakan ketertarikan negara lain guna menjalin dan memperat hubungan bilateralnya sekaligus untuk memperkukuh posisinya di forum internasional. Mulanya, tahun 2002 drama korea diperkenalkan di Indonesia. Populernya drama korea tersebut membuat segala sesuatu berbau korea 13 Kedutaan Besar Republik Korea untuk Indonesia. [Online]. Diakses pada tanggal 12 Juni 2013.

10 10 diminati di Indonesia, salah satunya dibidang musik. Tidak sedikit juga artis drama korea yang turut berprofesi sebagai penyanyi. 14 Semenjak drama seri korea yang ditayangkan di televisi Indonesia, disaat bersamaan masyarakat Indonesia mulai mencari tahu dan tertarik lebih mengenal budaya korea. Mulai dari artis pemain drama serinya dan soundtrack drama seri yang dinyanyikan oleh penyanyi korea yang tidak jarang juga merupakan member salah satu group idola disana. Seperti Boys before flower yang soundtracknya pun ikut terkenal. Alasan mengapa drama seri korea saat itu sangat digemari di Indonesia, karena pada saat itu disaat impor film sedang mahal, korea hadir dengan biaya impor film yang murah dengan cerita menarik yang sejenis dengan drama Taiwan yang saat itu juga sedang digemari masyarakat Indonesia. Disamping itu Musik Korea menawarkan aliran musik yang baru. Selain itu setiap beberapa bulan, perusahaan yang menangani boy band mengubah konsep bermusik dalam setiap album baru yang akan dikeluarkan. Di bidang fesyen atau gaya berpakaian, gaya berpakaian penyanyi Korea Selatan ini menawarkan gaya berpakaian yang unik. Tidak seperti gaya Harajuku yang terkenal di Jepang, namun tidak bisa diterapkan di Indonesia. Gaya Harajuku dari Jepang, cenderung terlalu ekstrim dan masih tidak wajar untuk di gunakan di Indonesia. Sedangkan gaya berpakaian yang dibawa dari negeri Ginseng, meskipun cenderung menggunakan pakaian berlapis, namun 14 Asal mula demam K-pop di Indonesia. [Online]. Diakses pada tanggal 16 September 2013.

11 11 jauh lebih feminim dan inovatif. Musik K-pop juga umumnya menampilkan tarian yang rapih dan inovatif yang bisa diikuti. Sehingga tidak sedikit dari boy/girlband memiliki kekhasan tarian masing-masing. 15 Demam K-pop melanda Indonesia, sederetan artis Korea Selatan seperti Super Junior, TVXQ, Bigbang, Psy, dan 2PM membuat remaja bahkan dewasa sekalipun ikut mengandrungi lagu-lagu asal Korea Selatan tersebut. Kpop sendiri merupakan popular musik dengan bentuk modern, memiliki genre musik seperti dance-pop, pop ballad, electronic, rock, hip-hop, R&B dan lainnya. Karena itu hampir semua kalangan dapat menyukainya Bahkan saat artis asal korea selatan mengadakan konser pun terbukti antusiasme para fans sangat terlihat mereka dengan mudahnya mengeluarkan biaya yang cukup besar dalam demi melihat artis pujaan padahal harga tiket yang tidak murah Rp. 500 ribu Rp. 2,4 juta. Ini membuktikan besarnya perhatian masyarakat terhadap musik K-pop kini tengah populer. Populernya K-pop membuat munculah fans K-pop di Indonesia, dari fans biasa hingga fans fanatik yang sangat setia. Group idola pun sadar mereka tidak bisa berdiri tanpa fans karena itu pihak mereka mendirikan fandom yang merupakan kumpulan fans dari seorang idola. Masing-masing idola memiliki nama fandomnya sendiri. Seperti Super Junior fandomnya ELF, 2PM dengan Hottest, BIG BANG dengan VIP, TVXQ/DBSK dengan Cassopeia dan masih banyak lagi. 15 Alasan remaja kecanduan Kpop (online). diakses pada 30 may 2014 pukul WIB

12 12 Kesamaan kesukaan itupun melandaskan fans K-pop Indonesia akhirnya membuat suatu perkumpulan pengemar yang disebut fanbase yang merupakan suatu forum yang ditujukan untuk mendukung seorang idola. Fanbase bisa berupa forum yang anggotanya dapat berkumpul dan bertemu atau bisa berbentuk page di Facebook, twitter, blog, dan website. Selain ini fanbase juga sering mengadakan kegiatan-kegiatan seperti gathering, project (disaat idola ulang tahun atau konser) mereka bersama dengan satu tujuan, satu kesukaan bertukar informasi mengenai idola K-pop. Dari fenomena demam K-pop tersebut menjadikan alasan pengambilan tema tersebut, peneliti melihat adanya antusiasme sejak masuknya musik asal Korea selatan tersebut. Dan hubungan kedua Negara Indonesia dan Korea Selatan di tahun 2013 sudah mencapai 40 tahun lamanya. Hubungan kenegaraan Indonesia dengan Korea Selatan telah berjalan selama lebih dari empat dasawarsa yang ditandai dengan penandatanganan pembukaan hubungan diplomatik tingkat konsuler pada Melalui sosialkebudayaan Korea Selatan-Indonesia semakin intens dijalankan seiring budaya Korean wave semakin digemari masyarakat Indonesia. K-pop bukan hanya menyedot teriakan pengemar di Indonesia, namun juga menginspirasi boyband dan girlband Indonesia berkonsep serupa. Misalnya Sm*sh, 7 icon, Cherry Belle, dan masih banyak lagi. Bahkan ada boyband yang salah satu personilnya merupakan orang Korea Selatan, yaitu Hitz. Yang kini sedang naik daun.

13 13 Ini salah satu bukti Korean Wave begitu mendominasi Indonesia saat ini terlihat dengan media massa didominasi oleh Budaya Korea Selatan seperti televisi dahulu hanya ada telenovela, sinetron Indonesia, drama seri Taiwan. Semenjak Korean Wave pasar merubah segalanya munculnya acara musik korea dibeberapa channel seperti B-channel dengan acara Pop Corn nya, dan Ochannel yang menayangkan MV (Music Video) dan mengulas informasi mengenai idola korea. Radio pun serupa munculnya lagu-lagu korea yang diputar dan direquest dibeberapa stasiun radio. Website kian mudah diakses, jika kita mengetik satu nama idola korea seperti Super Junior akan muncul ribuan website dan blog, yang berisikan mengenai informasi foto, video, akses download musik idola tersebut. Majalah dan tabloid baru bermunculan dipasar seperti Asian Plus, My Idol, Korean Drama dan masih banyak lagi. Bahkan majalah dan tabloid yang dulunya tidak mengulas artis korea sekarang justru berbondong-bondong banjir informasi mengenai idola tersebut. Munculnya ratusan Online shop K-pop yang sibuk menjual accessories dan perlengkapan group idola seperti jaket, tas, kaos, light stick, stiker, CD album, DVD konser. Apalagi disaat konser idola akan berlangsung mereka akan muncul dan hadir di tempat konser untuk berjualan. Hal tersebut adalah buktibukti mengenai budaya Indonesia yang telah dimasuki oleh Korean Wave yang begitu menarik minat masyarakat Indonesia.

14 Fokus Penelitian Peneliti memfokuskan penelitian ini pada Internalisasi nilai-nilai keindahan musik Korea selatan (Korean Pop) melihat dari suksesnya K-pop masuk di musik Indonesia menciptakan tren yang ditiru banyak orang terutama para remaja. menjadi beberapa fokus penelitian dalam penelitian, nilai keindahan pada musik pop Korea seperti : 1. Nilai murni Yaitu berupa suara, tempo, irama, dinamika, nada/irama, lagu, dan harmonisasian. 2. Nilai kepercayaan Yaitu berupa suatu hal yang dapat menarik minat seseorang/suatu golongan. 3. Nilai ekpresi Yaitu berupa nilai keindahan yang bersumber pada perasaan (emosional) manusia. 1.3 Rumusan Masalah Berdasarkan Fenomena yang peneliti lihat dalam wujud keterbukaan suatu budaya dan bukti Internalisasi budaya Korea Selatan, Musik (K-pop) di Indonesia. Berikut rumusan masalah : Bagaimana Penerimaan Internalisasi Nilai-Nilai Keindahan Musik Korea Selatan (K-pop) Dalam Pandangan Remaja?

15 Tujuan Penelitian Tujuan Penelitian ini untuk mengetahui, mendeskripsikan dan menjelaskan Bagaimana Penerimaan Internalisasi Nilai-Nilai Keindahan Musik Korea Selatan (K-pop) Dalam Pandangan Remaja. 1.5 Manfaat Penelitian Dengan Melakukan penelitian ini maka diharapkan dapat memperoleh manfaat sebagai berikut : 1. Akademis Penelitian ini diharapkan dapat memberikan ilmu pengetahuan, wawasan dan bahan referensi mahasiswa. Serta dapat mengetahui nilai-nilai keindahan musik Korea Selatan (K-pop) sebagai Komunikasi Antarbudaya yang saling berbeda. 2. Praktis Sebagai bahan masukan terutama bagi para mahasiswa Public Relations. Dan dapat menyelesaikan masalah yang ada, menjalin persahabatan dan meningkatkan kredibilitas dan kreatifitas terutama para mahasiswa yang menyukai budaya Korea Selatan.

BAB I PENDAHULUAN. kemunculannya sebuah kebudayaan baru yang kelihatan lebih atraktif,

BAB I PENDAHULUAN. kemunculannya sebuah kebudayaan baru yang kelihatan lebih atraktif, BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Tergesernya budaya setempat dari lingkungannya disebabkan oleh kemunculannya sebuah kebudayaan baru yang kelihatan lebih atraktif, fleksibel dan mudah dipahami sebagian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Korea menghasilkan sebuah fenomena demam budaya Korea di tingkat. global, yang biasa disebut Korean wave. Korean wave atau hallyu

BAB I PENDAHULUAN. Korea menghasilkan sebuah fenomena demam budaya Korea di tingkat. global, yang biasa disebut Korean wave. Korean wave atau hallyu 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keberhasilan pemerintah Korea Selatan dalam penyebaran budaya Korea menghasilkan sebuah fenomena demam budaya Korea di tingkat global, yang biasa disebut Korean

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Menurut Undang-Undang Dasar 1945 Pasal 32 Tentang Kebudayaan ayat 1 bahwa Negara memajukan kebudayaan nasional Indonesia di tengah peradaban dunia dengan menjamin kebebasan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sangat mendunia. Menurut Korean Culture and Information Service (2011),

BAB I PENDAHULUAN. sangat mendunia. Menurut Korean Culture and Information Service (2011), BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Budaya Korea, terutama musik, telah menjadi sebuah fenomena yang sangat mendunia. Menurut Korean Culture and Information Service (2011), disebutkan bahwa debut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Globalisasi sebagai sebuah fenomena saat ini semakin banyak

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Globalisasi sebagai sebuah fenomena saat ini semakin banyak BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Globalisasi sebagai sebuah fenomena saat ini semakin banyak menimbulkan isu-isu dan permasalahan dalam hubungan antar negara, berbagai macam seperti permasalahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terkait dengan merebaknya popularitas K-pop dengan cepat dinegeri tirai bambu

BAB I PENDAHULUAN. terkait dengan merebaknya popularitas K-pop dengan cepat dinegeri tirai bambu BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Istilah hallyu, pertama kali dimunculkan oleh para jurnalis di Beijing terkait dengan merebaknya popularitas K-pop dengan cepat dinegeri tirai bambu tersebut. Hal

Lebih terperinci

BAB IV KESIMPULAN. Dengan kemajuan ekonomi yang dialami Korea Selatan saat ini tidak lepas

BAB IV KESIMPULAN. Dengan kemajuan ekonomi yang dialami Korea Selatan saat ini tidak lepas BAB IV KESIMPULAN Dengan kemajuan ekonomi yang dialami Korea Selatan saat ini tidak lepas dari keputusan presiden Park Chung Hee untuk mengubah perekonomian yang pada awalnya beorientasi kearah impor menjadi

Lebih terperinci

PENGARUH BUDAYA KOREAN POP DALAM TAYANGAN TOP KPOP TV TERHADAP PERILAKU REMAJA DI BSD, KENCANA LOKA BLOK F1

PENGARUH BUDAYA KOREAN POP DALAM TAYANGAN TOP KPOP TV TERHADAP PERILAKU REMAJA DI BSD, KENCANA LOKA BLOK F1 PENGARUH BUDAYA KOREAN POP DALAM TAYANGAN TOP KPOP TV TERHADAP PERILAKU REMAJA DI BSD, KENCANA LOKA BLOK F1 Villia Octariana Putri Binus University, Jakarta, Indonesia Abstrak TUJUAN PENELITIAN Alasan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. hidup dengan orang lain dalam kesehariannya. Hal tersebut menciptakan

BAB I PENDAHULUAN. hidup dengan orang lain dalam kesehariannya. Hal tersebut menciptakan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manusia adalah makhluk sosial yang memiliki naluri untuk berinteraksi dan hidup dengan orang lain dalam kesehariannya. Hal tersebut menciptakan peradaban dan semenjak

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Saat ini Korean Wave atau Demam Korea sangat digemari di Indonesia, popularitas budaya Korea di luar negeri dan menawarkan hiburan Korea yang terbaru yang mencakup

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Di era globalisasi seperti sekarang ini, distirbusi informasi serta mobilitas manusia menjadi lebih mudah. Hal ini merupakan dampak langsung dari adanya pengembangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. seberapa besar peran minat terhadap perilaku pembelajaran budaya Korea.

BAB I PENDAHULUAN. seberapa besar peran minat terhadap perilaku pembelajaran budaya Korea. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian ini diawali oleh rasa penasaran peneliti ketika menghadiri sebuah konser boyband asal Korea Selatan yakni MBLAQ di MEIS, Ancol Jakarta pada tahun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dimakan oleh orang Korea. Di Jepang, fenomena Korean wave juga menjadi

BAB I PENDAHULUAN. dimakan oleh orang Korea. Di Jepang, fenomena Korean wave juga menjadi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Budaya Korea sudah terkenal secara global di dunia mulai dari drama, boyband (grup musik pria), baju khas, hingga makanan-makanan yang biasa dimakan oleh orang Korea.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Anisya Andrianita,2015 PENGARUH CELEBRITY ENDORSER TERHADAP KEPUTUSAN BERKUNJUNG WISATAWAN ASAL INDONESIA KE KOREA SELATAN

BAB I PENDAHULUAN. Anisya Andrianita,2015 PENGARUH CELEBRITY ENDORSER TERHADAP KEPUTUSAN BERKUNJUNG WISATAWAN ASAL INDONESIA KE KOREA SELATAN BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pariwisata telah berkembang menjadi sebuah fenomena global. Dalam enam dekade terakhir, negara-negara berkembang menjadikan sektor pariwisata sebagai sektor

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Pada bab ini, peneliti menyimpulkan hasil penelitian berdasarkan analisis dan pengolahan data, serta hasil temuan yang diperoleh dari penelitian yang dilaksanakan di Komunitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. baik di Asia hingga dunia. Perkembangan Budaya Populer di Asia telah menjadi lebih

BAB I PENDAHULUAN. baik di Asia hingga dunia. Perkembangan Budaya Populer di Asia telah menjadi lebih BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang. Fenomena Budaya Populer Korea saat ini telah merambah ke segala penjuru baik di Asia hingga dunia. Perkembangan Budaya Populer di Asia telah menjadi lebih aktif.

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI 155 BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI Pada bab ini, peneliti menyimpulkan hasil penelitian yang berjudul PENGARUH KOREAN WAVE TERHADAP PERUBAHAN GAYA HIDUP REMAJA (Studi Kasus terhadap Grup Cover

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kemudahan kepada para remaja yang ingin mempelajari bahasa Korea/Hangeul

BAB I PENDAHULUAN. kemudahan kepada para remaja yang ingin mempelajari bahasa Korea/Hangeul BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Tujuan yang ingin dicapai dalam tugas akhir ini adalah memberikan kemudahan kepada para remaja yang ingin mempelajari bahasa Korea/Hangeul yang dikemas menggunakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Jumlah Perbandingan Pengguna Media Sosial di Indonesia No Media Sosial Pengguna

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Jumlah Perbandingan Pengguna Media Sosial di Indonesia No Media Sosial Pengguna BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Di era globalisasi seperti saat ini banyak orang sibuk dengan ponselnya saat perjalanan di kereta, di ruang tunggu, bahkan ketika sedang makan. Mereka menganggap

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Fenomena pengidolaan Korean pop belakangan ini sedang banyak terjadi, Kpop atau

BAB I PENDAHULUAN. Fenomena pengidolaan Korean pop belakangan ini sedang banyak terjadi, Kpop atau BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Fenomena pengidolaan Korean pop belakangan ini sedang banyak terjadi, Kpop atau juga dikenal dengan Hallyu atau Korean wave adalah istilah yang diberikan untuk

Lebih terperinci

RESUME SKRIPSI FAKTOR FAKTOR PENDORONG PERKEMBANGAN KOREAN WAVE DI JEPANG

RESUME SKRIPSI FAKTOR FAKTOR PENDORONG PERKEMBANGAN KOREAN WAVE DI JEPANG RESUME SKRIPSI FAKTOR FAKTOR PENDORONG PERKEMBANGAN KOREAN WAVE DI JEPANG Pada tahun 1990an istilah Hallyu atau Korean Wave menjadi populer di kawasan Asia Timur yang disebabkan oleh meledaknya musik pop

Lebih terperinci

, 2015 FANATISME PENGGEMAR KOREAN IDOL GROUP PELAKU AGRESI VERBAL DI MEDIA SOSIAL

, 2015 FANATISME PENGGEMAR KOREAN IDOL GROUP PELAKU AGRESI VERBAL DI MEDIA SOSIAL BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pesatnya kemajuan teknologi informasi di Indonesia berpengaruh sangat besar terhadap berbagai aspek kehidupan manusia, salah satunya adalah dengan masuknya budaya

Lebih terperinci

2015 PENGARUH BUDAYA K-POP TERHADAP NASIONALISME REMAJA

2015 PENGARUH BUDAYA K-POP TERHADAP NASIONALISME REMAJA 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Dewasa ini, negara-negara di dunia sedang mengalami perkembangan yang cukup pesat dalam berbagai hal. Perkembangan yang pesat ini kerap kali disebut globalisasi.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Korea Selatan merdeka dari penjajahan pada 15 Agustus 1945.

BAB I PENDAHULUAN. Korea Selatan merdeka dari penjajahan pada 15 Agustus 1945. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Korea Selatan merdeka dari penjajahan pada 15 Agustus 1945. Kemudian dalam waktu empat dekade sejak merdeka, negara tersebut berubah menjadi salah satu negara yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dinikmati secara lokal di tempat tertentu, dapat dinikmati juga oleh banyak orang,

BAB I PENDAHULUAN. dinikmati secara lokal di tempat tertentu, dapat dinikmati juga oleh banyak orang, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan dunia hiburan, kini memanfaatkan juga berbagai media telekomunikasi, sehingga berbagai kegiatan hiburan yang tadinya hanya bisa dinikmati secara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Globalisasi budaya pop Korea yang biasa dikenal dengan Korean Wave,

BAB I PENDAHULUAN. Globalisasi budaya pop Korea yang biasa dikenal dengan Korean Wave, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Globalisasi budaya pop Korea yang biasa dikenal dengan Korean Wave, berhasil mempengaruhi sebagian besar masyarakat dunia dengan cara memperkenalkan atau menjual produk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. negara harus memiliki Soft Power (kekuatan lunak). Kekuatan lunak memiliki

BAB I PENDAHULUAN. negara harus memiliki Soft Power (kekuatan lunak). Kekuatan lunak memiliki 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada era globalisasi, meningkatkan perekonomian dan memperluas kekuasaan tidak perlu lagi dilakukan dengan genjatan senjata atau peperangan. Jalan lain untuk

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. dan berkomunikasi dengan manusia lainnya dalam kehidupan sehari-hari, baik itu

I. PENDAHULUAN. dan berkomunikasi dengan manusia lainnya dalam kehidupan sehari-hari, baik itu 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia merupakan makhluk sosial, oleh sebab itu manusia pasti berinteraksi dan berkomunikasi dengan manusia lainnya dalam kehidupan sehari-hari, baik itu secara langsung

Lebih terperinci

Kebangkitan ekonomi Korea Selatan tidak dicapai dengan mudah karena melalui proses yang panjang dan berliku. Dari proses yang panjang tersebut,

Kebangkitan ekonomi Korea Selatan tidak dicapai dengan mudah karena melalui proses yang panjang dan berliku. Dari proses yang panjang tersebut, BAB V Kesimpulan dan Saran 5.1 Kesimpulan Korea Selatan adalah salah satu negara termiskin di dunia pada tahun 1950 dan ekonominya sebagian besar tergantung pada bantuan ekonomi AS. Tetapi sekarang Korea

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Fenomena Hallyu (Korean Wave) mulai berkembang dan menjadi salah satu fenomena budaya pop yang hadir, tumbuh, dan berkembang di tengah-tengah masyarakat saat ini.hallyu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Komunikasi merupakan suatu kebutuhan pokok setiap manusia, karena

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Komunikasi merupakan suatu kebutuhan pokok setiap manusia, karena BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Komunikasi merupakan suatu kebutuhan pokok setiap manusia, karena manusia merupakan mahluk sosial yang membutuhkan manusia lain untuk dapat berlangsung hidup.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. serempak dari berbagai macam belahan dunia. Media massa merupakan saluran resmi untuk

BAB I PENDAHULUAN. serempak dari berbagai macam belahan dunia. Media massa merupakan saluran resmi untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada era globalisasi saat ini manusia sudah sangat bergantung pada media massa baik cetak maupun elektronik. Media massa hadir untuk mempermudah arus informasi yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. rambut dan tata rias wajah yang mengusung gaya ketimuran khususnya tren

BAB I PENDAHULUAN. rambut dan tata rias wajah yang mengusung gaya ketimuran khususnya tren BAB I PENDAHULUAN Penelitian ini menjelaskan mengenai rencana bisnis salon perawatan rambut dan tata rias wajah Korean Beauty. Salon ini merupakan salon perawatan rambut dan tata rias wajah yang mengusung

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN yang dikutip dalam Majalah Online Perpustakaan Nasional Republik

BAB I PENDAHULUAN yang dikutip dalam Majalah Online Perpustakaan Nasional Republik BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Hampir setiap hari khalayak mengakses televisi. Menurut data BPS tahun 2006 yang dikutip dalam Majalah Online Perpustakaan Nasional Republik Indonesia menunjukkan,

Lebih terperinci

Get Profit with Internet from Thousand Hallyu Nettizen

Get Profit with Internet from Thousand Hallyu Nettizen Nama : Nur Fitria Ramadhani NIM : 10.11.4197 Kelas : S1TI-2I Get Profit with Internet from Thousand Hallyu Nettizen I. Abstrak Sejak jaman dahulu kala bahkan sebelum masehi, orang-orang sudah erat kaitannya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Perkembangan budaya yang didorong dengan kemajuan pesat pada perkembangan zaman, seringkali menghadirkan perubahan-perubahan baru yang membuat dunia takjub.

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. 1. Representai Budaya Pop Korea dalam Masyarakat Subkultur Di Kota Surakarta

BAB V PENUTUP. 1. Representai Budaya Pop Korea dalam Masyarakat Subkultur Di Kota Surakarta BAB V PENUTUP A. KESIMPULAN Berdasarkan dari hasil penelitian dan pembahasan mengenai Representasi Budaya Pop Korea dalam Masyarakat Subkultur (Studi Fenomenologi Pada Universe Cover Ease Entry (U-CEE)

Lebih terperinci

Bab I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Beberapa tahun belakang ini, peneliti melihat bangsa Indonesia banyak dipengaruhi

Bab I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Beberapa tahun belakang ini, peneliti melihat bangsa Indonesia banyak dipengaruhi Bab I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Beberapa tahun belakang ini, peneliti melihat bangsa Indonesia banyak dipengaruhi beberapa aspek dalam kehidupannya. Khusus di Jakarta, dari hal yang berhubungan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tiap individu di dunia. Musik menemani kegiatan sehari-hari dan menjadi

BAB I PENDAHULUAN. tiap individu di dunia. Musik menemani kegiatan sehari-hari dan menjadi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Penelitian Pada jaman sekarang, musik sudah menjadi nafas dan teman sejati tiap individu di dunia. Musik menemani kegiatan sehari-hari dan menjadi bagian dari momen

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terutama melalui produk-produk budaya populer. Anime (Kartun atau Animasi

BAB I PENDAHULUAN. terutama melalui produk-produk budaya populer. Anime (Kartun atau Animasi 1 BAB I PENDAHULUAN B. LATAR BELAKANG Jepang telah menyebarkan pengaruh budayanya ke seluruh dunia terutama melalui produk-produk budaya populer. Anime (Kartun atau Animasi Jepang) dan Manga (Komik Jepang)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. jenis dan ragamnya, dari mulai drama, musik, olahraga, realita bahkan Fashion.

BAB I PENDAHULUAN. jenis dan ragamnya, dari mulai drama, musik, olahraga, realita bahkan Fashion. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di zaman modern seperti ini industri hiburan kreatif sudah semakin banyak jenis dan ragamnya, dari mulai drama, musik, olahraga, realita bahkan Fashion. Semua hal tersebut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tersendiri dalam peradaban manusia. Dalam Popular Culture (Strinati, 2004:18),

BAB I PENDAHULUAN. tersendiri dalam peradaban manusia. Dalam Popular Culture (Strinati, 2004:18), BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Saat ini, Pop Culture atau budaya populer mulai mendapatkan tempat tersendiri dalam peradaban manusia. Dalam Popular Culture (Strinati, 2004:18), budaya populer diartikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. hubungan internasional. Hal ini tercermin dari pembentukan kelompok kerjasama

BAB I PENDAHULUAN. hubungan internasional. Hal ini tercermin dari pembentukan kelompok kerjasama BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Fenomena interdependensi antar negara telah terlihat dalam interaksi hubungan internasional. Hal ini tercermin dari pembentukan kelompok kerjasama regional

Lebih terperinci

PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada jaman sekarang ini, dapat dilihat bahwa perkembangan entertaiment di Negara Korea Selatan, berkembang dengan sangat pesat. Seperti munculnya dramadrama yang membanjiri

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. stasiun televisi lokal maupun luar negeri. Setiap harinya stasiun televisi

BAB I PENDAHULUAN. stasiun televisi lokal maupun luar negeri. Setiap harinya stasiun televisi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada saat ini televisi telah berkembang secara pesat dan menjadi media yang dibutuhkan oleh masyarakat. Berbagai acara televisi dapat disaksikan baik dari stasiun televisi

Lebih terperinci

1. PENDAHULUAN. Di akhir 90-an, Pemerintah Korea Selatan melaksanakan kebijakan dan

1. PENDAHULUAN. Di akhir 90-an, Pemerintah Korea Selatan melaksanakan kebijakan dan 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di akhir 90-an, Pemerintah Korea Selatan melaksanakan kebijakan dan membuat organisasi yang mendukung ekspor dan penyebaran budaya pop. Serta menjadikan perluasan kebudayaan

Lebih terperinci

HARAJUKU STYLE : KREATIVITAS DAN NILAI-NILAI HIDUP PARA PELAKU SENI COSPLAY PADA KOMUNITAS HARJUKJA DI KOTA SOLO

HARAJUKU STYLE : KREATIVITAS DAN NILAI-NILAI HIDUP PARA PELAKU SENI COSPLAY PADA KOMUNITAS HARJUKJA DI KOTA SOLO HARAJUKU STYLE : KREATIVITAS DAN NILAI-NILAI HIDUP PARA PELAKU SENI COSPLAY PADA KOMUNITAS HARJUKJA DI KOTA SOLO SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Dalam Mencapai Derajat Sarjana S 1 Psikologi

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA PARASOCIAL RELATIONSHIP

HUBUNGAN ANTARA PARASOCIAL RELATIONSHIP BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Jenis musik K-Pop kini semakin digandrungi di Indonesia. K-Pop atau Korean Pop adalah jenis musik populer yang berasal dari Korea Selatan. K-Pop adalah salah satu produk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Media sosial telah membuat remaja semakin memiliki banyak informasi terhadap merek-merek yang ditujukan untuk mereka. Kalau di masa lalu, sebagian besar adalah rekomendasi

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. melekat pada suatu bangsa dimana didalamnya terkandung pesan identitas "Siapa

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. melekat pada suatu bangsa dimana didalamnya terkandung pesan identitas Siapa BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Kebudayaan disadari atau tidak merupakan bagian dari identitas yang melekat pada suatu bangsa dimana didalamnya terkandung pesan identitas "Siapa bangsa itu" dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Evita Puspita Sari, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Evita Puspita Sari, 2013 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Musik adalah bunyi yang teratur. Musik diyakini sebagai bahasa universal yang bisa memberikan kehangatan insani dan makanan ruhani bagi si pendengar (Ibrahim, 2007:95).

Lebih terperinci

Tinjauan Fenomena Hallyu Lovers di Indonesia

Tinjauan Fenomena Hallyu Lovers di Indonesia Tinjauan Fenomena Hallyu Lovers di Indonesia Oleh Dina Fatimah Program Studi Desain Interior UNIKOM Abstrak Fenomena adalah rangkaian peristiwa serta bentuk keadaan yang dapat diamati dan dinilai lewat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Fashion bukan hanya tentang pakaian namun mencakup peran dan makna pakaian

BAB I PENDAHULUAN. Fashion bukan hanya tentang pakaian namun mencakup peran dan makna pakaian 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Fashion telah membawa pengaruh besar terhadap globalisasi dan gaya hidup. Fashion bukan hanya tentang pakaian namun mencakup peran dan makna pakaian dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terbuka seolah-olah batas-batas suatu Negara menjadi sempit dan salah satu

BAB I PENDAHULUAN. terbuka seolah-olah batas-batas suatu Negara menjadi sempit dan salah satu BAB I PENDAHULUAN Bab ini membahas persoalan-persoalan yang terkait dengan: Latar Belakang, Rumusan Masalah, Tujuan Penelitian, Pembatasan Masalah, Manfaat Penelitian, dan Penegasan Istilah yang merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Gisela Puspita Jamil, 2015

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Gisela Puspita Jamil, 2015 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Budaya Korea (Hallyu Wave) saat ini masih hangat diperbincangkan di media ataupun pada penggemarnya sendiri. Hallyu Wave ini pertama popular di Indonesia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pasca kekalahannya dalam Perang Dunia II, Jepang berusaha untuk bangkit kembali menjadi salah satu kekuatan besar di dunia. Usaha Jepang untuk bangkit kembali dilakukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada era modern ini, perkembangan jaman yang semakin maju membawa kita untuk masuk ke dalam kehidupan yang tak lepas dari teknologi. Keberadaan teknologi yang semakin

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. telah menyebar ke seluruh dunia dengan sangat cepat.hallyu Wave atau lebih

BAB I PENDAHULUAN. telah menyebar ke seluruh dunia dengan sangat cepat.hallyu Wave atau lebih BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Selama hampir dari satu dekade terakhir, budaya populer Korea Selatan telah menyebar ke seluruh dunia dengan sangat cepat.hallyu Wave atau lebih dikenal dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menyebarluaskan berita atau pesan kepada masyarakat. Dengan kata lain media massa adalah

BAB I PENDAHULUAN. menyebarluaskan berita atau pesan kepada masyarakat. Dengan kata lain media massa adalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Media massa merupakan sarana dan saluran resmi untuk mengkomunikasikan dan menyebarluaskan berita atau pesan kepada masyarakat. Dengan kata lain media massa adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. antar pribadi (personal), komunikasi antar kelompok hingga kepada. tersebut dicari, digunakan, dikonsumsi, oleh audience.

BAB I PENDAHULUAN. antar pribadi (personal), komunikasi antar kelompok hingga kepada. tersebut dicari, digunakan, dikonsumsi, oleh audience. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sejarah perkembangan media massa muncul karena adanya komunikasi antar manusia yang berkembang dari awalnya komunikasi antar pribadi (personal), komunikasi antar kelompok

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. luaskan budaya mereka ke dunia Internasional. Melalui banyak media Korea

BAB I PENDAHULUAN. luaskan budaya mereka ke dunia Internasional. Melalui banyak media Korea BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Saat ini Korea Selatan sudah dapat dikatakan berhasil dalam menyebar luaskan budaya mereka ke dunia Internasional. Melalui banyak media Korea telah menyebarkan budayanya

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Televisi adalah media massa yang sangat diminati dan tetap menjadi favorit masyarakat. Kekuatan audio dan visual yang diberikan televisi mampu merefleksikan kehidupan

Lebih terperinci

BAB I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang

BAB I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang BAB I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Manusia sebagai makhluk sosial tentu tidak mungkin bisa memisahkan hidupnya dengan manusia lain. Segala bentuk kebudayaan, tatanan hidup, dan sistem kemasyarakatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. komunikasi dan informasi membawa berbagai kemudahan bagi masyarakat untuk

BAB I PENDAHULUAN. komunikasi dan informasi membawa berbagai kemudahan bagi masyarakat untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Globalisasi menunjukkan skala berkembang, tumbuh besar, mempercepat dan memperdalam dampak arus dan pola interaksi sosial antar benua (Held dan McGrew, 2002:12). Globalisasi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. individu dengan individu maupun kelompok. Komunikasi sangat penting

BAB 1 PENDAHULUAN. individu dengan individu maupun kelompok. Komunikasi sangat penting BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Komunikasi merupakan cara manusia dalam berinteraksi antara individu dengan individu maupun kelompok. Komunikasi sangat penting dalam kehidupan manusia karena manusia

Lebih terperinci

yang mana film tersebut mencapai rating di atas 40% pada saat episode terakhir ditayangkan dan juga pada negara Iran yang tercatat bahwa drama ini per

yang mana film tersebut mencapai rating di atas 40% pada saat episode terakhir ditayangkan dan juga pada negara Iran yang tercatat bahwa drama ini per BAB I PENDAHULUAN I. 1. Latar Belakang Masalah Hallyu atau yang dikenal juga dengan Korean Wave merupakan sebuah terminologi yang digunakan untuk menggambarkan fenomena dunia hiburan Korea Selatan yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Republik Perancis saat ini merupakan salah satu negara yang dapat

BAB I PENDAHULUAN. Republik Perancis saat ini merupakan salah satu negara yang dapat 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Republik Perancis saat ini merupakan salah satu negara yang dapat dikatagorikan sebagai salah satu negara yang maju dari benua Eropa. Republik Perancis saat ini adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Semenjak lahir, kita tidak dapat hidup sendiri untuk mempertahankan

BAB I PENDAHULUAN. Semenjak lahir, kita tidak dapat hidup sendiri untuk mempertahankan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Semenjak lahir, kita tidak dapat hidup sendiri untuk mempertahankan hidup. Kita perlu dan harus berkomunikasi dengan orang lain, untuk memenuhi kebutuhan biologis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dirilis oleh majalah Marketeers (Marketeers, 27 Oktober 2011) yang. di Indonesia memberikan gambaran mengenai trend penggunaan

BAB I PENDAHULUAN. dirilis oleh majalah Marketeers (Marketeers, 27 Oktober 2011) yang. di Indonesia memberikan gambaran mengenai trend penggunaan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Penggunaan internet di Indonesia berkembang terus dari tahun ke tahun seiring dengan perbaikan infrastruktur yang dibangun. Hasil riset memperlihatkan bahwa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. membawa perubahan masyarakat dengan ruang pergaulan yang sempit atau lokal

BAB I PENDAHULUAN. membawa perubahan masyarakat dengan ruang pergaulan yang sempit atau lokal BAB I PENDAHULUAN I. Latar Belakang Globalisasi adalah proses di mana manusia akan bersatu dan menjadi satu masyarakat tunggal dunia, masyarakat global (Albrow, 1990: 9). Globalisasi telah membawa perubahan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. CELEBRITY WORSHIP 1. Definisi Celebrity Worship Menyukai selebriti sebagai idola atau model adalah bagian normal dari perkembangan identitas di masa kecil dan remaja (Greene dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang Masalah. Berdasarkan definisi budaya Edward T.Hall (1959) dalam Aloliliweri

BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang Masalah. Berdasarkan definisi budaya Edward T.Hall (1959) dalam Aloliliweri BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Masalah Berdasarkan definisi budaya Edward T.Hall (1959) dalam Aloliliweri (2003: 8) yang menyebutkan bahwa budaya adalah alat kehidupan bagi manusia. Budaya juga dikatakannya

Lebih terperinci

BAB 4 PENUTUP 4.1 Kesimpulan

BAB 4 PENUTUP 4.1 Kesimpulan BAB 4 PENUTUP 4.1 Kesimpulan Akuntansi merupakan satu-satunya bahasa bisnis utama di pasar modal. Tanpa standar akuntansi yang baik, pasar modal tidak akan pernah berjalan dengan baik pula karena laporan

Lebih terperinci

ANALISIS HASIL PENELITIAN PENGARUH PENAYANGAN VIDEO KOREA TERHADAP BODY IMAGE WANITA YANG MENARIK PADA REMAJA PUTRI

ANALISIS HASIL PENELITIAN PENGARUH PENAYANGAN VIDEO KOREA TERHADAP BODY IMAGE WANITA YANG MENARIK PADA REMAJA PUTRI ANALISIS HASIL PENELITIAN PENGARUH PENAYANGAN VIDEO KOREA TERHADAP BODY IMAGE WANITA YANG MENARIK PADA REMAJA PUTRI Primadhina NPH, Wahyu Selfiana Harta, Leni Nurul Azizah, Fadhilla Dwi Utami Fakultas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

BAB I PENDAHULUAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perkembangan teknologi komunikasi massa semakin pesat dan mempengaruhi hampir seluruh aspek kehidupan dewasa ini, sehingga informasi dapat berpindah dengan

Lebih terperinci

Tugas Akhir 115 Pusat Kebudayaan Korea Selatan di Jakarta BAB I PENDAHULUAN

Tugas Akhir 115 Pusat Kebudayaan Korea Selatan di Jakarta BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Korea Selatan merupakan sebuah negara yang mengalami perkembangan dan kemajuan pesat di berbagai bidang baik politik, ekonomi, budaya, dan iptek. Kemampuan berkembang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. atau Hallyu atau Korean Wave. Hallyu diartikan sebagai gelombang budaya populer

BAB I PENDAHULUAN. atau Hallyu atau Korean Wave. Hallyu diartikan sebagai gelombang budaya populer BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Budaya populer merupakan suatu budaya yang banyak diminati oleh masyarakat dan bersifat dinamis yaitu selalu berubah-ubah mengikuti pergantian zaman. Kemajuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memposting foto, melakukan update saat berada di suatu tempat dan lain

BAB I PENDAHULUAN. memposting foto, melakukan update saat berada di suatu tempat dan lain BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Mahasiswa/i sering kali menggunakan media sosial path untuk mengutarakan konsep diri mereka. Cara yang dilakukan beraneka ragam seperti, memposting foto,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Selanjutnya, Nina W. Syam (2012 : 234) berpendapat,

BAB I PENDAHULUAN. Selanjutnya, Nina W. Syam (2012 : 234) berpendapat, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Saat ini budaya Korea Selatan sedang menjadi topik pembicaraan tidak hanya di Indonesia tetapi di berbagai negara. Khususnya karena booming musik K-POP nya yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. harus dipenuhi, seperti kebutuhan untuk mengetahui berita tentang dunia fashion,

BAB I PENDAHULUAN. harus dipenuhi, seperti kebutuhan untuk mengetahui berita tentang dunia fashion, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Media telah menjadi bagian dalam kehidupan masyarakat sehari-hari, bahkan kita tidak akan pernah terlepas dari media. Seiring dengan perkembangan peradaban

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Korean Wave atau hallyu atau gelombang Korea adalah suatu bentuk arus peningkatan popularitas kebudayaan Korea di seluruh dunia. Gelombang hallyu pertama kali dibawa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. radio, televisi, dan film. Belum lagi munculnya media online (internet).

BAB I PENDAHULUAN. radio, televisi, dan film. Belum lagi munculnya media online (internet). BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Hidup ini dikendalikan media massa. Kalimat itu tidak dapat dipungkiri bila kita amati animo individu atau masyarakat terhadap berbagai program komunikasi melalui

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Khususnya di daerah Tangerang, menurut Tempo.co jumlah warga. seperti Lippo Karawaci dan Summarecon.

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Khususnya di daerah Tangerang, menurut Tempo.co jumlah warga. seperti Lippo Karawaci dan Summarecon. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia saat ini banyak diminati oleh warga negara asing menjadi tempat mereka untuk tinggal dan menetap. Menurut berita yang ditulis oleh kabarbisnis.com terdapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Saat ini keberadaan media massa sudah menjadi sebuah bagian yang tidak bisa dipisahkan dari masyarakat dan media massa sendiri dapat menjangkau massa dengan jumlah

Lebih terperinci

Bab I Pendahuluan. di Indonesia ialah budaya korea. Budaya korea disebut juga Hallyu atau "Korean

Bab I Pendahuluan. di Indonesia ialah budaya korea. Budaya korea disebut juga Hallyu atau Korean Bab I Pendahuluan Latar Belakang Masalah Pada zaman globalisasi saat ini, salah satu budaya yang masih berkembang di Indonesia ialah budaya korea. Budaya korea disebut juga Hallyu atau "Korean Wave" adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Amerika dan negara-negara Eropa dalam memerkenalkan budayanya secara luas

BAB I PENDAHULUAN. Amerika dan negara-negara Eropa dalam memerkenalkan budayanya secara luas BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Korea Selatan saat ini dapat dikatakan berhasil menjadi saingan berat bagi Amerika dan negara-negara Eropa dalam memerkenalkan budayanya secara luas ke dunia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (2007) ekonomi gelombang ke-4 adalah

BAB I PENDAHULUAN. Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (2007) ekonomi gelombang ke-4 adalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ekonomi kreatif merupakan pengembangan konsep berdasarkan modal kreatifitas yang dapat berpotensi meningkatkan pertumbuhan ekonomi. Menurut Presiden Susilo Bambang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pada era digital saat ini, masyarakat Indonesia telah menjadi masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pada era digital saat ini, masyarakat Indonesia telah menjadi masyarakat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada era digital saat ini, masyarakat Indonesia telah menjadi masyarakat informasi yang ditandai dengan besarnya kebutuhan akan informasi dan masyarakat dapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Di zaman modern saat ini, periklanan berkembang dengan sangat pesat. Hal ini terjadi, UKDW

BAB I PENDAHULUAN. Di zaman modern saat ini, periklanan berkembang dengan sangat pesat. Hal ini terjadi, UKDW BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Di zaman modern saat ini, periklanan berkembang dengan sangat pesat. Hal ini terjadi, sebab banyak perusahaan-perusahaan yang mulai memilih menggunakan iklan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk memperoleh informasi dan pengetahuan serta wadah untuk menyalurkan ide,

BAB I PENDAHULUAN. untuk memperoleh informasi dan pengetahuan serta wadah untuk menyalurkan ide, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manusia sebagai makhluk sosial membutuhkan komunikasi sebagai wadah untuk memperoleh informasi dan pengetahuan serta wadah untuk menyalurkan ide, emosi, keterampilan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. didapatkan oleh manusia sebagai anggota masyarakat.dengan kata lain, serta hasilnya dapat diabdikan untuk keperluan masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. didapatkan oleh manusia sebagai anggota masyarakat.dengan kata lain, serta hasilnya dapat diabdikan untuk keperluan masyarakat. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam kehidupan sehari-hari, orang begitu sering membicarakan soal kebudayaan. Juga dalam kehidupan sehari- hari orang tidak mungkin tidak berurusan dengan hasil-hasil

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Di jaman sekarang ini budaya asing sangat besar pengaruhnya terhadap kebudayaan di Indonesia. Salah satunya adalah budaya Barat. Tetapi seiring berubahnya waktu,

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN. Korea Selatan merupakan negara republik dengan menerapkan sistem

BAB V KESIMPULAN. Korea Selatan merupakan negara republik dengan menerapkan sistem BAB V KESIMPULAN Korea Selatan merupakan negara republik dengan menerapkan sistem pemerintah demokrasi. Bentuk pemerintahan Korea Selatan terbagi menjadi 3 lembaga yaitu eksekutif, yudikatif dan legislative.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang secara signifikan berlangsung dengan cepat khususnya teknologi internet.

BAB I PENDAHULUAN. yang secara signifikan berlangsung dengan cepat khususnya teknologi internet. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi informasi telah menyebabkan perubahan sosial yang secara signifikan berlangsung dengan cepat khususnya teknologi internet. Ditengah perkembangan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. juga budaya. Joseph S. Nye, Jr. (2004) menyatakan bahwa sumber kekuatan

BAB 1 PENDAHULUAN. juga budaya. Joseph S. Nye, Jr. (2004) menyatakan bahwa sumber kekuatan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini, dalam upaya mengejar kepentingan nasionalnya, negaranegara tidak hanya menekankan pada kekuatan militer atau ekonomi melainkan juga budaya. Joseph S. Nye,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. manusia di seluruh dunia. Globalisasi juga menyatukan unit-unit ekonomi dunia

BAB I PENDAHULUAN. manusia di seluruh dunia. Globalisasi juga menyatukan unit-unit ekonomi dunia BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan dunia menuju era globalisasi sekarang ini sangat mempengaruhi kegiatan perekonomian. Globalisasi itu sendiri merupakan sebuah istilah yang berhubungan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tingkatan yang lebih luas lagi yaitu menjalin sebuah interaksi dan hubungan pada

BAB I PENDAHULUAN. tingkatan yang lebih luas lagi yaitu menjalin sebuah interaksi dan hubungan pada BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dalam menjalin sebuah komunikasi yang efektif, setiap manusia harus saling menjalin interaksi dengan individu lain dan lingkungan sekitar yang tidak pernah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. banyak situs di dalamnya termasuk situs jejaring social. Mendengar kata-kata

BAB I PENDAHULUAN. banyak situs di dalamnya termasuk situs jejaring social. Mendengar kata-kata 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada zaman era digital seperti sekarang, semuanya bergantung kepada teknologi, salah satu hasil dari teknologi adalah internet, yang mengandung banyak situs di dalamnya

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Arus globalisasi turut mempengaruhi setiap negara untuk berkompetisi dengan negara lainnya dalam hal meningkatkan dan mempertahankan citra positif yang terbentuk atau

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. aktifitas, seperti mencari informasi, berkomunikasi, serta sarana berbelanja.

BAB I PENDAHULUAN. aktifitas, seperti mencari informasi, berkomunikasi, serta sarana berbelanja. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi serta pengembangan teknologi di Indonesia membuat internet menjadi media yang digemari masyarakat, karena internet dapat memberikan kemudahan

Lebih terperinci