BAB III METODE PENELITIAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB III METODE PENELITIAN"

Transkripsi

1 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode yang Digunakan Dalam penelitian ini, jenis penelitian yang digunakan adalah asosiatif. Menurut Sugiyono (2009), penelitian asosiatif adalah penelitian yang dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui hubungan antara dua variabel atau lebih. Metode penelitian yang digunakan adalah survei lewat penyebaran kuesioner. Unit analisis yang digunakan adalah individu yaitu karyawan tetap PT Telekomunikasi Selular Regional Sumbagut dengan time horizon yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah cross-sectional, di mana informasi dikumpulkan hanya sekali pada saat tertentu. Berikut ini adalah tabel dari metode penelitian yang digunakan. Tabel 3.1 Metode Penelitian Tujuan Jenis Penelitian Metode Penelitian Unit Analisis Time Horizon T-1 Asosiatif Survei T-2 Asosiatif Survei T-3 Asosiatif Survei T-4 Asosiatif Survei Sumber: Penulis, 2014 Individu Karyawan PT Telekomunikasi Selular Regional Sumbagut Individu Karyawan PT Telekomunikasi Selular Regional Sumbagut Individu Karyawan PT Telekomunikasi Selular Regional Sumbagut Individu Karyawan PT Telekomunikasi Selular Regional Sumbagut Cross sectional Cross sectional Cross sectional Cross sectional Keterangan: T-1: Untuk menentukan bagaimana pengaruh kepuasan kerja terhadap komitmen 35

2 36 organisasi pada PT Telekomunikasi Selular Regional Sumbagut. T-2: Untuk menentukan bagaimana pengaruh kepuasan kerja terhadap turnover intention karyawan PT Telekomunikasi Selular Regional Sumbagut. T-3: Untuk menentukan bagaimana pengaruh komitmen organisasi terhadap turnover intention karyawan pada PT Telekomunikasi Selular Regional Sumbagut. T-4: Untuk menentukan bagaimana pengaruh kepuasan kerja terhadap turnover intention karyawan dengan komitmen organisasi sebagai variabel intervening pada PT Telekomunikasi Selular Regional Sumbagut. 3.2 Operasionalisasi Variabel Variabel adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang atau obyek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2010). Dalam penelitian ini variabel yang diteliti dibagi menjadi variabel bebas (independent variable), variabel intervening, dan variabel terikat (dependent variable). Definisi operasional untuk masing-masing variabel adalah sebagai berikut. 1. Variabel bebas (independent variable) Variabel bebas merupakan variabel yang memengaruhi atau yang menjadi sebab perubahan atau timbulnya variabel dependen (Sugiyono, 2010). Variabel bebas atau variabel eksogen memengaruhi variabel terikat dalam cara yang positif atau negatif. Dengan kata lain, perbedaan dalam variabel terikat dihitung oleh variabel bebas. Oleh karena itu, ketika variabel bebas terjadi pada saat ini, maka variabel terikat juga saat ini, dan tiap unit dari peningkatan dalam variabel bebas, ada peningkatan atau penurunan dalam variabel terikat. Dalam penelitian ini, variabel bebasnya adalah Kepuasan Kerja (X). 2. Variabel mediasi (intervening) Variabel mediasi (mediator) juga disebut variabel intervening atau variabel proses. Ghozali (2007) mengatakan variabel intervening merupakan variabel antara atau mediating yang fungsinya memediasi hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen. Variabel intervening merupakan variabel yang secara teoritis memengaruhi hubungan antara variabel bebas dan variabel

3 37 terikat, namun sulit untuk diukur. Dalam penelitian ini, yang digunakan sebagai variabel intervening adalah Komitmen Organisasi (Y). 3. Variabel terikat (dependent variable) Variabel terikat atau variabel endogen merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas. Dalam penelitian ini, yang merupakan variabel terikat adalah Turnover Intention (Z). Ukuran variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah interval yaitu skala yang memiliki urutan dan interval yang sama antarkategori atau titik terdekatnya, di mana antara kategori yang satu dan kategori yang lain memiliki keterkaitan. Skala pengukuran yang digunakan adalah skala Likert yaitu skala yang digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang terhadap suatu kejadian atau keadaan sosial, di mana variabel yang akan diukur dijabarkan menjadi indikator variabel kemudian indikator tersebut dijadikan sebagai titik tolak untuk menyusun butir-butir pertanyaan. Menurut Sugiyono (2009), skala Likert yang sering digunakan dalam penelitian ilmu sosial adalah: Salah satu cara yang paling sering digunakan dalam menentukan skor adalah dengan menghadapkan responden dengan sebuah pertanyaan dan kemudian diminta untuk memberikan jawaban: sangat setuju, setuju, ragu-ragu, tidak setuju, sangat tidak setuju masing-masing jawaban ini diberi skor terendah 1 (satu) hingga yang tertinggi 5 (lima). Skala Likert dalam penelitian ini diberi bobot sebagai berikut. Sangat Setuju (SS) = 5 Setuju (S) = 4 Kurang Setuju (KS) = 3 Tidak Setuju (TS) = 2 Sangat Tidak Setuju (STS) = 1 Berdasarkan pendapat Riduwan dan Kuncoro (2008), mentransformasikan data ordinal menjadi data interval gunanya untuk memenuhi sebagian dari syarat analisis parametrik yang mana data setidak-tidaknya berskala interval. Teknik transformasi

4 38 yang paling sederhana adalah dengan menggunakan MSI (Method of Successive Interval). Langkah-langkah transformasi data ordinal ke data interval sebagai berikut: 1. Pertama perhatikan setiap butir jawaban responden dari angket yang disebarkan. 2. Pada setiap butir ditentukan beberapa orang yang mendapat skor 1, 2, 3, 4, dan 5 yang disebut sebagai frekuensi. 3. Setiap frekuensi dibagi dengan banyaknya responden dan hasilnya disebut proporsi. 4. Tentukan nilai proporsi kumulatif dengan jalan menjumlahkan proporsi secara berurutan per kolom skor. 5. Gunakan Tabel Distribusi Normal, hitung nilai Z untuk setiap proporsi kumulatif yang diperoleh. 6. Tentukan nilai tinggi densitas untuk setiap nilai Z yang diperoleh (dengan menggunakan tabel Tinggi Densitas) 7. Tentukan nilai skala dengan menggunakan rumus; 8. Tentukan nilai skala dengan menggunakan rumus; Y = NS + [1+ 1+ NS min ] Operasionalisasi variabel merupakan penjabaran dari variabel-variabel penelitian, dimensi, dan indikator yang digunakan untuk mengukur variabel tersebut. Berikut ini tabel operasionalisasi variabel dari penelitian ini. Tabel 3.2 Operasionalisasi Variabel Variabel Konsep Indikator Skala Data Perasaan positif Kepuasan terhadap tentang pekerjaan itu sendiri Interval Kepuasan pekerjaan sebagai Kepuasan terhadap kerja hasil evaluasi dari gaji/upah Interval karakter-karakter Kepuasan terhadap pekerjaan tersebut. peluang promosi Interval Skala Ukuran Likert Likert Likert

5 39 (Robbins dan Judge, 2007) Kepuasan terhadap pengawasan Interval Likert Kepuasan terhadap kelompok kerja Interval Likert Kepuasan terhadap kondisi kerja Interval Likert Suatu keadaan di mana seorang karyawan memihak Melakukan upaya penyesuaian terhadap organisasi Interval Likert Komitmen Organisasi organisasi tertentu dan tujuan serta berkeinginan mempertahankan keanggotaan dalam organisasi. Meneladani kesetiaan Mendukung organisasi secara aktif Interval Interval Likert Likert (Robbins dan Coulter, 2012) Melakukan pengorbanan pribadi Interval Likert Mencari lowongan pekerjaan lain Interval Likert Berpikir untuk Turnover Intention Keinginan untuk meninggalkan organisasi dengan sengaja dan sadar. (Mutiara, 2004) meninggalkan pekerjaan di perusahaan Memiliki pandangan masa depan mengenai kemungkinan tidak Interval Interval Likert Likert mempunyai masa depan yang baik jika

6 40 Sumber: Penulis, 2014 tetap bekerja di perusahaan ini. 3.3 Jenis dan Sumber Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kuantitatif. Data kuantitatif adalah data yang berbentuk angka atau bilangan. Sesuai dengan bentuknya, data kuantitatif dapat diolah atau dianalisis menggunakan teknik perhitungan matematika atau statistika. Sumber data penelitian ini adalah primer. Sumber data adalah segala sesuatu yang dapat memberikan informasi mengenai data (Sugiyono, 2009). Data dibagi menjadi dua yaitu data primer dan data sekunder (Sekaran dan Bougie, 2010). Data primer adalah informasi yang diperoleh dari sumber data pertama di lokasi penelitian atau obyek penelitian untuk tujuan penelitian. Data dikumpulkan sendiri oleh peneliti langsung dari sumber pertama atau tempat obyek penelitian dilakukan. Data sekunder merupakan kumpulan informasi yang didapat melalui sumber yang telah tersedia sebelumnya. Data ini dapat ditemukan dengan cepat. Dalam penelitian ini yang menjadi sumber data sekunder adalah literatur, artikel, jurnal serta situs di internet yang berkenaan dengan penelitian yang dilakukan. Jenis dan sumber data yang digunakan dalam penelitian dapat dilihat pada tabel di bawah ini. Tujuan Penelitian T-1 T-2 T-3 Sumber: Penulis, 2014 Tabel 3.3 Jenis dan Sumber Data Jenis dan Sumber Data Data Jenis Data Sumber Data Kepuasan Kerja dan Turnover Intention Komitmen Organisasi dan Turnover Intention Kepuasan Kerja, Komitmen Organisasi, dan Turnover Intention Kuantitatif Kuantitatif Kuantitatif Data primer melalui penyebaran kuesioner Data primer melalui penyebaran kuesioner Data primer melalui penyebaran kuesioner

7 Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data merupakan alat-alat ukur yang diperlukan dalam melaksanakan suatu penelitian (Riduwan dan Kuncoro, 2008). Data yang akan dikumpulkan dapat berupa angka-angka, keterangan tertulis, informasi lisan dan beragam fakta yang berhubungan dengan fokus penelitian yang diteliti. Teknik pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini terdiri dari: 1. Kuesioner (questionnaire), yaitu daftar pertanyaan maupun pernyataan tertulis yang telah dirumuskan sebelumnya yang akan responden jawab, biasanya dalam alternatif yang didefinisikan dengan jelas (Sekaran, 2006). Kuesioner digunakan untuk memperoleh informasi dari responden yang terdiri dari pertanyaan opini responden terhadap kepuasan kerja dan komitmen organisasi serta kecenderungan memikirkan rencana untuk meninggalkan perusahaan (turnover intention). 2. Wawancara (interview) yaitu teknik pengumpulan data secara lisan dengan mengadakan tanya jawab dengan pihak perusahaan di antaranya karyawan divisi human resources management sebagai wakil dari perusahaan untuk memperoleh data dan informasi tambahan yang dibutuhkan dalam penelitian. 3. Riset kepustakaan (library research), pencarian informasi dengan membaca, mengumpulkan, mencatat, mempelajari text book dan buku-buku pelengkap atau dokumen yang bersangkutan seperti jurnal, majalah, media cetak di perpustakaan dan internet. 3.5 Teknik Pengambilan Sampel Salah satu langkah yang ditempuh dalam penelitian adalah menentukan obyek yang akan diteliti dan besarnya populasi yang ada. Berdasarkan pendapat Sekaran dan Bougie (2010), populasi mengacu pada seluruh kelompok orang, kejadian, atau hal-hal menarik yang ingin diselidiki oleh peneliti untuk membuat suatu kesimpulan. Namun demikian tidak semua populasi diteliti tetapi hanya sebagian saja dari populasi yang diteliti diharapkan bahwa hasil yang didapat menggambarkan sifat populasi yang bersangkutan.

8 42 Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi (Sugiyono, 2009). Sampel adalah bagian dari populasi yang dipercaya dapat mewakili karakteristik populasi secara keseluruhan. Pengambilan sampel bertujuan untuk memahami sifat dan karakteristik dari sampel yang membuat peneliti dengan mudah menggeneralisasikan sifat atau karakter pada elemen populasi. Teknik pengambilan sampel atau teknik sampling merupakan teknik penentuan sampel yang akan digunakan dalam penelitian. Menurut Riduwan dan Kuncoro (2008) teknik sampling adalah suatu cara mengambil sampel yang representatif dari populasi. Teknik sampling dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu probability sampling dan nonprobability sampling. Probability sampling adalah teknik yang memberikan kesempatan atau peluang yang sama pada setiap anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel. Teknik sampling ini meliputi: 1. Simple Random Sampling, adalah cara pengambilan sampel secara acak dari anggota populasi tanpa mementingkan tingkatan. 2. Proportionate Stratified Random Sampling, adalah cara pengambilan sampel secara acak dari suatu anggota populasi dan bertingkat secara proporsional yang dilakukan jika anggota populasinya beragam atau bertingkat. 3. Disproportinate Statified Random Sampling, adalah cara pengambilan sampel secara acak dari suatu anggota populasi berstrata, tetapi kurang proposional. 4. Cluster Sampling, adalah suatu cara yang digunakan untuk menentukan sampel bila obyek yang diteliti bersumber data sangat luas. 5. Systematic Sampling, adalah teknik pengambilan sampel berdasarkan urutan dari anggota populasi yang telah diberi nomor urut. Sedangkan nonprobability sampling adalah teknik sampling yang tidak memberikan kesempatan atau peluang yang sama pada setiap anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel. Teknik ini meliputi: 1. Quota Sampling, adalah teknik pengambilan sampel dimana peneliti bebas menentukan jumlah sampel yang mempunyai ciri tertentu. 2. Accidental Sampling, adalah teknik penentuan sampel berdasarkan kebetulan.

9 43 3. Snowball Sampling, adalah teknik pengambilan sampel dengan jumlah sampel pada awalnya sedikit, tetapi semakin lama akan semakin banyak dan akan berhenti ketika informasi yang di dapat dianggap sudah cukup. Penelitian ini menggunakan probability sampling dengan metode simple random sampling. Metode ini adalah cara pengambilan sampel secara acak dari anggota populasi. Walaupun pemakaian jumlah sampel yang besar sangat dianjurkan di mana menurut Sarwono (2007) jumlah sampel yang memadai untuk penelitian dengan menggunakan metode analisis jalur adalah minimal 100 responden, dengan pertimbangan adanya berbagai keterbatasan pada peneliti, sehingga peneliti berusaha mengambil sampel minimal dengan syarat dan aturan statistika tetap terpenuhi sebagaimana dianjurkan oleh Stephen Isaac & William B. Michael (1981; Sukardi, 2004). Dengan menggunakan rumus di bawah ini, Isaac dan Michael memberikan hasil akhir jumlah sampel terhadap jumlah populasi antara (Sukardi, 2004). Keterangan: S = Jumlah Sampel N = Jumlah Populasi P = Proporsi dalam populasi (P = 0,50) d = Ketelitian / derajat ketetapan (0,05) 2 = Nilai tabel chisquare untuk α tertentu Berdasarkan rumus di atas, Isaac dan Michael melakukan penghitungan penentuan jumlah sampel terhadap jumlah populasi antara yang diringkaskan dalam tabel terlampir dalam skripsi ini. Tabel penentuan jumlah sampel dari Isaac dan Michael memberikan kemudahan penentuan jumlah sampel berdasarkan tingkat kesalahan 1%, 5% dan 10%. Dengan tabel ini, peneliti dapat

10 44 secara langsung menentukan besaran sampel berdasarkan jumlah populasi dan tingkat kesalahan yang dikehendaki. Dari keseluruhan jumlah karyawan sebesar 140 orang digunakan sampel sebanyak 100 responden yang ditentukan berdasarkan tabel Isaac dan Michael di mana jumlah sampel untuk populasi sebesar 140 dengan presisi atau toleransi ketidaktelitian (signifikansi) 5% dengan tingkat kepercayaan 95% adalah sebesar 100 sampel. 3.6 Rancangan Analisis dan Uji Hipotesis Rancangan Analisis Menurut Istijanto (2009), analisis merupakan tindakan mengolah data hingga menjadi informasi yang bermanfaat dalam menjawab masalah riset. Pengujian hipotesis penelitian untuk T-1, T-2, dan T-3 menggunakan metode analisis jalur untuk mengetahui pengaruh antarvariabel dengan menggunakan software SPSS (Statistical Product and Services Solution) versi Analisis jalur (path analysis) merupakan sebuah teknik yang digunakan untuk menganalisis pola hubungan antara variabel dengan tujuan untuk mengetahui peran langsung maupun tidak langsung seperangkat variabel independen terhadap variabel dependen (Setiawan dan Ritonga, 2011) Uji Instrumen Data Uji Validitas Pengujian validitas merupakan pengujian yang penting untuk dilakukan pada penelitian sebelum analisis jawaban responden yang didapat setelah pengumpulan data. Uji validitas dilakukan untuk mengetahui apakah alat ukur yang telah disusun dapat digunakan untuk mengukur apa yang hendak diukur secara tepat. Menurut Sugiyono (2010) bahwa valid berarti instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur. Valid menunjukan derajat ketepatan antara data yang sesungguhnya terjadi pada

11 45 obyek dengan data yang dapat dikumpulkan oleh peneliti. Salah satu cara untuk menghitung validitas suatu alat tes yaitu dengan melihat daya pembeda pertanyaan atau item (item discriminality). Item adalah metode yang paling tepat digunakan untuk setiap jenis tes. Daya pembeda item dalam penelitian ini dilakukan dengan cara korelasi item total, yaitu konsistensi antara skor item dengan skor secara keseluruhan yang dapat dilihat dari besarnya koefisien korelasi antara setiap item dengan skor keseluruhan. Syarat validitas adalah apabila korelasi (r) tidak kurang dari 0,3. Maka jika korelasi skor tiap item instrumen dengan skor totalnya kurang dari 0,3, butir dalam instrumen tersebut dapat dinyatakan tidak memenuhi syarat validitas bentuk maupun validitas isi atau dengan kata lain, butir tersebut dapat disisihkan. Dengan pengertian semakin tinggi korelasi itu mendekati angka 1,00; maka semakin baik pula validitasnya. Langkah-langkah operasional pengujian validitas adalah sebagai berikut: 1. Mencari definisi dan rumusan tentang konsep penelitian yang diukur dari literatur yang ditulis para ahli. 2. Melakukan uji coba pengukuran tersebut pada sejumlah responden. Sangat disarankan agar jumlah responden untuk uji coba minimal 30 orang. Dengan jumlah minimal 30 orang ini, distribusi skor (nilai) akan lebih mendekati kurva normal. 3. Menentukan hipotesis Ho = skor pertanyaan berkolerasi positif dengan skor faktor (r hitung) Ha = skor butir-butir berkolerasi negatif dengan skor

12 46 faktor 4. Menentukan nilai r tabel Dari tabel r untuk df (degree of freedom) = jumlah responden -2 dengan tingkat Sig dalam penelitian ini adalah 5%. Dengan menggunakan program SPSS versi 21.0, nilai r tabel dapat diperoleh dengan menggunakan rumus: t / sqrt (df + t**2) 5. Mencari r hasil Di sini r hasil untuk tiap item (variabel) dapat dilihat pada kolom Corrected Item-Total Correlation. 6. Mengambil keputusan Di sini r hasil positf, serta r hasil > r tabel, maka penyataan pada kuesioner tersebut valid. Jika r hasil tidak positif, serta r hasil < r tabel, maka pertanyaan tersebut tidak valid. Untuk mengetahui tingkat validitas instrumen, maka dalam penelitian ini dapat menggunakan rumus sebagai berikut. Keterangan: = koefisien korelasi X = item pertanyaan Y = total skor Dasar pengambilan keputusan: Jika r hitung positif serta r hitung > r tabel, maka butir atau variabel tersebut valid. Jika r hitung positif serta r hitung < r tabel, maka butir atau variabel tersebut tidak valid. Jika r hitung > r tabel, tapi bertanda negatif, maka butir atau variabel tersebut tidak valid.

13 Uji Reliabilitas Apabila suatu alat pengukuran telah dinyatakan valid, maka tahap berikutnya adalah mengukur reliabilitas dari data. Uji reliabilitas digunakan untuk mengetahui apakah alat pengumpul data menunjukkan tingkat ketepatan, tingkat keakuratan, kestabilan atau konsistensi dalam mengungkapkan gejala tertentu. Menurut Umar (2005), reliabilitas adalah suatu angka indeks yang menunjukkan suatu konsistensi suatu alat pengukur dalam mengukur suatu gejala yang sama. Setiap alat pengukur seharusnya memiliki kemampuan untuk memberikan hasil pengukuran yang konsisten. Reabilitas adalah tingkat keandalan kuesioner. Kuesioner yang reliabel adalah kuesioner yang apabila dicobakan secara berulang-ulang kepada kelompok yang sama akan menghasilkan data yang sama. Asumsinya, tidak terdapat perubahan psikologis pada responden. Menurut Sugiyono (2009), hasil penelitian yang reliabel, bila terdapat kesamaan data dalam waktu yang berbeda. Keandalan (realibilitas) suatu pengukuran menunjukkan sejauh mana pengukuran tersebut tanpa bias (bebas kesalahan) dan karena itu menjamin pengukuran yang konsisten lintas waktu dan lintas beragam item dalam instrumen. Dengan kata lain, keandalan suatu pengukuran merupakan indikasi mengenai stabilitas dan konsistensi di mana instrumen mengukur konsep dan membantu menilai ketepatan sebuah pengukuran (Sekaran, 2006). Dalam melakukan uji reliabilitas digunakan teknik Cronbach s Alpha, di mana suatu instrumen penelitian dikatakan reliabel apabila memiliki koefisien keandalan atau

14 48 alpha > 0,60. Menurut Sekaran (2006), reliabilitas kurang dari 0,6 adalah kurang baik, sedangkan 0,7 dapat diterima dan di atas 0,8 adalah baik. r n = k k 1 2 σ b ( ) 2 1 σ 1 Keterangan: r n k = reliabilitas instrumen = banyaknya butir pertanyaan σ b 2 = jumlah varian butir pertanyaan 2 σ 1 = varians total reliabilitas yaitu: Terdapat beberapa langkah operasional pengujian 1. Menentukan hipotesis Ho = Skor pernyataan berkorelasi positif dengan komposit faktornya Ha = Skor pernyataan tidak berkorelasi dengan komposit faktornya 2. Menentukan nilai r tabel Dari tabel r untuk df (degree of freedom) = jumlah responden 2 dengan tingkat Sig. Dalam penelitian ini adalah 5% atau 0,05. Dengan menggunakan program SPSS versi 21.0, nilai r tabel dapat diperoleh dengan menggunakan rumus: t / sqrt (df + t**2) 3. Mencari r hasil dengan melihat hasil dari Cronbach s Alpha 4. Mengambil keputusan Jika r Cronbach s Alpha positif, serta r Cronbach s Alpha > r tabel, maka butir pertanyaan tersebut reliabel. Jika r Cronbach s Alpha positif, serta r Cronbach s Alpha < r tabel, maka butir pertanyaan tersebut tidak

15 49 valid. Uji reliabilitas ini merupakan reliabilitas internal dari alpha. Besarnya Cronbach s Alpha ini berkisar antara 0 1. Semakin besar nilai koefisien keandalannya maka semakin tinggi keandalan alat ukurnya. Besarnya alpha berkorelasi positif dengan jumlah variabel yang digunakan. Jadi semakin rendah nilai rata-rata korelasi antar variabel manifest (item), maka akan semakin rendah pula nilai alpha r. Berikut ini tabel tingkat reliabilitas berdasarkan nilai alpha. Tabel 3.4 Tingkat Reliabilitas Berdasarkan Nilai Alpha Alpha Tingkat Reliabilitas 0,00 0,20 Kurang Reliabel > 0,20 0,40 Agak Reliabel > 0,40 0,60 Cukup Reliabel > 0,60 0,80 Reliabel > 0,80 1,00 Sangat Reliabel Sumber: Yudiaatmaja, Uji Prasyarat Analisis Jalur Asumsi yang paling fundamental dalam analisis multivariate adalah normalitas (Ghozali dan Fuad, 2008). Analisis jalur termasuk dalam analisis multivariate karena menggunakan lebih dari 1 variabel, bahkan minimal 3 variabel (1 variabel bebas, 1 intervening, dan 1 terikat). Jika menggunakan bantuan software Lisrel untuk olah data, selain normalitas, uji prasyarat yang lain adalah multikolinearitas. Menurut Ghozali dan Fuad (2008), asumsi yang seharusnya dipenuhi dalam Lisrel adalah normalitas dan multikolinearitas. Multikolinearitas berarti adanya hubungan linear yang sempurna atau pasti, di antara

16 50 beberapa atau semua variabel yang menjelaskan dari model regresi (Gujarati, 2006). Dalam penelitian ini, variabel bebas yang digunakan hanya satu yaitu variabel Kepuasan Kerja (X) dengan menggunakan program SPSS, maka uji multikolinearitas tersebut tidak perlu digunakan. Menurut Olobatuyi (2006) asumsi untuk analisis jalur mencakup linearitas, skala pengukuran interval, normalitas, dan autokorelasi. Uji autokorelasi digunakan untuk melihat apakah ada hubungan linear antara error serangkaian observasi yang diurutkan menurut waktu (data time series). Uji autokorelasi perlu dilakukan apabila data yang dianalisis merupakan data time series (Gujarati, 2006), sedangkan data yang digunakan pada penelitian ini adalah data cross sectional di mana data yang diambil adalah data yang ada pada saat kuesioner yang disebar, oleh karena itu uji autokorelasi tidak digunakan dalam penelitian ini. Maka, uji persyaratan analisis jalur yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut Uji Normalitas Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah data yang diolah berdistribusi normal dan sampel yang diambil berasal dari populasi yang sama. Sebaran data harus dianalisis untuk mengetahui apakah asumsi normalitas dipenuhi, sehingga data dapat diolah lebih lanjut pada diagram jalur. Tujuan dilakukannya uji normalitas adalah untuk mengetahui apakah suatu variabel mempunyai distribusi data yang normal atau tidak. Uji normalitas pada dasarnya melakukan perbandingan antara data yang kita miliki dengan data bedistribusi normal yang memiliki mean dan standar deviasi yang sama dengan data yang dimiliki. Data yang normal adalah salah satu syarat dilakukannya parametrik test.

17 51 Normalitas suatu variabel umumnya dideteksi dengan grafik atau uji statistik. Asumsi normalitas dapat diperiksa dengan pemeriksaan output normal P-P plot atau normal Q-Q plot. Asumsi normalitas terpenuhi ketika penyebaran titik-titik output plot mengikuti garis diagonal plot. Namun, ketika peneliti mendapati keraguan dengan pemeriksaan normalitas tersebut, digunakan pengujian normalitas, seperti uji Kolmogorov-Smirnov dengan dasar pengambilan keputusan sebagai berikut (Santoso, 2009). a. Jika nilai signifikansi (Sig.) uji Kolmogorov-Smirnov atau nilai probabilitas (α) 0,05, maka data tidak berdistribusi normal. b. Jika nilai signifikansi (Sig.) uji Kolmogorov-Smirnov atau nilai probabilitas (α) < 0,05, maka data berdistribusi normal Uji Linearitas Uji linearitas berkaitan dengan suatu pembuktian apakah model garis linear yang ditetapkan benar-benar sesuai dengan keadaannya ataukah tidak (Sudarmanto, 2005). Uji linearitas digunakan untuk melihat apakah model yang dibangun mempunyai hubungan yang linear (garis lurus) atau tidak. Jadi, peningkatan atau penurunan kuantitas di satu variabel akan diikuti secara linear oleh peningkatan atau penurunan variabel lainnya (Santoso, 2009). Dalam penelitian ini menggunakan uji linearitas via ANOVA dengan SPSS versi Hasil yang perlu diperhatikan, yaitu kolom Sig. untuk Deviation from Linearity. Pada kolom Sig. untuk

18 52 Deviation from Linearity, apabila nilai signifikansi lebih besar atau sama dengan taraf signifikansi yag dipakai (α = 0,05) maka variabel tersebut bersifat linear dengan variabel lain (Widiarso, 2010) Korelasi Pearson Menurut Riduwan dan Kuncoro (2008), korelasi Pearson Product Moment (PPM) kegunaannya untuk mengetahui derajat hubungan antara variabel bebas (independent) dan variabel terikat (dependent). Rumus korelasi sederhana yaitu: Keterangan: rx,y = koefisien korelasi ΣX = jumlah skor item ΣY = jumlah skor total seluruh item N = jumlah responden Korelasi Pearson Product Moment (PPM) dilambangkan r dengan ketentuan nilai r tidak lebih dari nilai (-1 r +1). Apabila nilai r=-1 artinya korelasinya negatif sempurna; r = 0 artinya tidak ada korelasi; dan r = 1 berarti korelasinya sangat kuat. Sedangkan arti nilai r diinterpretasikan dengan tabel interpretasi nilai r sebagai berikut. Tabel 3.5 Interpretasi Koefisien Korelasi Nilai r Interval Koefisien Tingkat Hubungan 0,80 1,000 Sangat kuat 0,60 0,799 Kuat 0,40 0,599 Cukup kuat 0,20 0,399 Rendah 0,00 0,199 Sangat rendah Sumber: Riduwan dan Kuncoro, 2008

19 53 Besar kecilnya sumbangan variabel x terhadap y dapat ditentukan dengan rumus koefisien determinan sebagai berikut. KP = r 2 x 100% Keterangan: KP = nilai koefisien determinan r = nilai koefisien korelasi Pengujian signifikansi yang berfungsi apabila peneliti ingin mencari makna generalisasi dari hubungan variabel X terhadap Y, maka hasil korelasi PPM tersebut diuji dengan uji signifikansi dengan tahapan sebagai berikut. 1. Menentukan hipotesis Ho : Tidak ada hubungan yang signifikan antara variabel X dan variabel Y. Ha : Ada hubungan yang signifikan antara variabel X dan variabel Y. 2. Dasar pengambilan keputusan Jika nilai probabilitas (α = 0,05) lebih kecil dari nilai Sig. atau 0,05 < Sig., maka Ho diterima dan Ha ditolak, artinya tidak ada hubungan yang signifikan terhadap variabel X dengan variabel Y. Jika nilai probabilitas (α = 0,05) lebih besar atau sama dengan nilai Sig. atau 0,05 Sig., maka Ho ditolak dan Ha diterima, artinya ada hubungan yang signifikan terhadap variabel X dengan variabel Y Analisis Jalur (Path Analysis) Ghozali (2007) mengatakan variabel intervening merupakan variabel antara atau mediating, fungsinya memediasi hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen. Dalam penelitian ini untuk menguji pengaruh variabel intervening digunakan metode analisis

20 54 jalur (path analysis). Analisis jalur merupakan perluasan dari analisis regresi untuk menaksir hubungan kausalitas antarvariabel (model kausal) yang telah ditetapkan sebelumnya berdasarkan teori (Ghozali, 2007). Menurut Setiawan dan Ritonga (2011), analisis jalur (path analysis) merupakan sebuah teknik yang digunakan untuk menganalisis pola hubungan antara variabel dengan tujuan untuk mengetahui peran langsung maupun tidak langsung seperangkat variabel independen terhadap variabel dependen Manfaat Analisis Jalur Riduwan dan Kuncoro (2008) mengemukakan manfaat model analisis jalur yaitu untuk: 1. Penjelasan (explanation) terhadap fenomena yang dipelajari atau permasalahan yang diteliti. 2. Prediksi nilai variabel terikat (Y) berdasarkan nilai variabel bebas (X), dan prediksi dengan analisis jalur ini bersifat kualitatif. 3. Faktor determinan yaitu penentu variabel bebas (X) mana yang berpengaruh dominan terhadap variabel terikat (Y), juga dapat digunakan untuk menelusuri mekanisme (jalur-jalur) pengaruh variabel bebas (X) terhadap variabel terikat (Y). 4. Pengujian model, menggunakan teori trimming baik uji reliabilitas (uji keajegan) konsep yang sudah ada ataupun uji pengembangan konsep baru Model Analisis Jalur Menurut Sarwono (2007), ada beberapa model jalur dalam analisis jalur yaitu: a. Model Regresi Berganda Model regresi berganda ini sebenarnya merupakan

21 55 pengembangan dari teknik analisis regresi linear berganda dengan menggunakan lebih dari satu variabel independen (exogenous), yaitu X 1 dan X 2 dengan satu variabel dependen (endogenous) Y. Model tersebut mempunyai diagram jalur seperti di bawah ini. Di mana: X 1 adalah variabel independen (exogenous) pertama X 2 adalah variabel independen (exogenous) kedua Y adalah variabel dependen (endogenous) b. Model Mediasi Melalui Variabel Perantara (Intervening Variable) Model kedua analisis jalur adalah model mediasi atau perantara (intervening variable) di mana kehadiran variabel Y sebagai variabel perantara akan mengubah pengaruh variabel X terhadap variabel Z. Pengaruh ini dapat menurun ataupun meningkat. Model kedua ini diagram jalurnya seperti di bawah ini. Di mana: X adalah variabel independen (exogenous)

22 56 Y adalah variabel endogenous perantara Z adalah variabel dependen (endogenous) c. Model Gabungan antara Model Regresi Berganda dengan Model Mediasi Model ketiga dalam analisis jalur merupakan penggabungan antara model regresi linear berganda dengan model mediasi, yang juga merupakan model yang yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu variabel X berpengaruh terhadap variabel Z secara langsung (direct effect) dan secara tidak langsung (indirect effect) memengaruhi juga variabel Z melalui variabel perantara Y. Dalam model ini dapat diterangkan sebagai berikut: Variabel X berfungsi sebagai variabel independen (exogenous) terhadap variabel Y dan Z Variabel Y mempunyai dua fungsi: - Fungsi pertama ialah sebagai variabel endogenous terhadap variabel exogenous X - Fungsi kedua ialah sebagai variabel endogenous perantara untuk melihat pengaruh X terhadap Z melalui Y Variabel Z merupakan variabel dependen (endogenous) Model ini mempunyai diagram jalur seperti berikut ini. Di mana: X adalah variabel independen (exogenous) Y adalah variabel endogenous dan sebagai variabel perantara Z adalah variabel dependen (endogenous)

23 57 d. Model Kompleks Model keempat dalam analisis jalur ini merupakan model yang kompleks, yaitu variabel X 1 secara langsung memengaruhi Y 2 dan melalui variabel X 2 secara tidak langsung memengaruhi Y 2, sementara itu variabel Y 2 juga dipengaruhi oleh variabel Y 1. Dalam model ini dapat diterangkan sebagai berikut: Variabel X 1 berfungsi sebagai variabel independen exogenous Variabel X 2 mempunyai dua fungsi: - Fungsi pertama ialah sebagai variabel endogenous terhadap variabel exogenous X 1 - Fungsi kedua ialah sebagai variabel endogenous perantara untuk melihat pengaruh X 1 terhadap Y 2 melalui X 2 Variabel Y 2 merupakan variabel dependen (endogenous) Variabel Y 1 merupakan variabel independen (exogenous) Model ini mempunyai diagram jalur seperti berikut ini. Di mana: X 1 adalah variabel independen (exogenous) X 2 adalah variabel (endogenous) dan sebagai variabel perantara Y 1 adalah variabel independen (exogenous)

24 58 Y 2 adalah variabel endogenous Langkah Pengujian Analisis Jalur Berdasarkan pendapat Riduwan & Kuncoro (2008), ada beberapa langkah pengujian analisis jalur yaitu: 1. Merumuskan hipotesis dalam persamaan struktural. Struktur: Y = ρ zx X + ρ zy Y + ρ z ε 1 2. Menghitung koefisien jalur yang didasarkan pada koefisien regresi. a. Gambar diagram jalur lengkap, tentukan sub-sub struktural dan rumuskan persamaan strukturalnya yang sesuai hipotesis yang diajukan. Hipotesis: naik turunnya variabel endogen (Y) dipengaruhi secara signifikan oleh variabel eksogen (X). b. Menghitung koefisien regresi untuk struktur yang telah dirumuskan. 3. Menghitung koefisien jalur secara simultan (keseluruhan). Pengujian keseluruhan hipotesis statistik dirumuskan sebagai berikut. Hipotesis statistik dirumuskan sebagai berikut: H 0 : ρyx 1 = ρyx 2 =. ρyx k = 0 H 1 : ρyx 1 = ρyx 2 =. ρyx k 0 a. Kaidah pengujian signifikansi secara manual: menggunakan tabel F. F = Keterangan: n = jumlah sampel k = jumlah variabel eksogen = R square Dengan taraf signifikan (α) = 0,05. Mencari nilai

25 59 Ftabel menggunakan Tabel F dengan rumus: F tabel = F {(1 α)(dk = k), (dk = n k 1)} Jika Fhitung Ftabel, maka tolak H 0 artinya signifikan dan Fhitung Ftabel, terima H 0 artinya tidak signifikan. b. Kaidah pengujian signifikansi dengan program SPSS Jika nilai probabilitas 0,05 lebih kecil atau sama dengan nilai probabilitas Sig atau (0,05 Sig), maka Ho diterima dan Ha ditolak, artinya tidak signifikan. Jika nilai probabilitas 0,05 lebih besar dari nilai probabilitas Sig atau (0,05 > Sig), maka Ho ditolak dan Ha diterima, artinya signifikan. 4. Menghitung koefisien jalur secara individu. Hipotesis penelitian yang akan diuji dirumuskan menjadi hipotesis statistik berikut. Ha: ρyx k > 0 H 0 : ρyx k = 0 Secara individual uji statistik yang digunakan adalah uji t yang dihitung dengan rumus: t k = Keterangan: ρ xi = koefisien regresi dari variabel Xi se ρk = standar error koefisien regresi Selanjutnya untuk mengetahui signifikansi analisis jalur, bandingkan antara nilai probabilitas 0,05 dengan nilai Sig. dengan dasar pengambilan keputusan sebagai berikut. a. Jika nilai Sig. lebih kecil atau sama dengan nilai probabilitas (α = 0,05) atau (Sig. 0,05), maka H0 ditolak dan Ha diterima, artinya signifikan.

26 60 b. Jika nilai Sig. lebih besar dari nilai probabilitas (α = 0,05) atau (Sig. > 0,05), maka H0 diterima dan Ha ditolak, artinya tidak signifikan. 5. Mencari besar kontribusi bersama atau koefisien determinasi dengan mengalikan R square dengan 100%. 6. Meringkas dan menyimpulkan Uji Signifikansi Pengaruh Tidak Langsung Variabel mediator juga disebut variabel intervening atau variabel proses. Ghozali (2007) mengatakan variabel intervening merupakan variabel antara atau mediating, fungsinya memediasi hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen. Mediasi terjadi jika prediktor atau variabel independen memengaruhi variabel dependen secara tidak langsung melalui paling tidak satu variabel intervening atau mediator. Bila terdiri dari hanya satu mediator maka disebut simple mediation yang dibahas dalam penelitian ini di mana komitmen organisasi sebagai mediator dan bila proses mediasional melibatkan lebih dari satu mediator maka disebut dengan multiple mediation. Hipotesis mediasional atau mediational hypothesis, umumnya diuji dengan dua cara atau strategi yaitu: causal step berdasarkan ketentuan dari Baron dan Kenny (1986, dalam Larsman, 2008) dan strategi perkalian koefisien atau product of coefficient, yang didasarkan pada pengujian signifikansi pengaruh tidak langsung atau indirect effects (Preacher, Rucker dan Hayes, 2007). 1. Strategi Causal Step Dalam pengujian dengan causal steps, peneliti harus mengestimasi tiga persamaan regresi berikut (Baron dan Kenny, 1986, dalam Larsman, 2008): Persamaan regresi sederhana variabel mediator (Y) pada variabel independen (X): M = i1 + a X + e1

27 61 Persamaan regresi sederhana variabel dependen (Z) pada variabel independen (X): Y = i2 + c X + e2 Persamaan regresi berganda variabel dependen (Y) pada kedua variabel independen (X) dan mediator (M): Y = i3 + c' X + b M + e3 Di mana i adalah koefisien intersep Berdasarkan hasil estimasi ketiga model regresi tersebut, ada beberapa persyaratan yang harus dipenuhi untuk tercapainya mediasi, yaitu: Variabel independen harus signifikan memengaruhi variabel mediator pada persamaan pertama, jadi koefisien a 0 Variabel independen harus signifikan memengaruhi variabel dependen pada persamaan kedua, jadi koefisien c 0 Variabel mediator harus signifikan memengaruhi variabel dependen pada persamaan ketiga, jadi koefisien b 0 Mediasi terjadi jika pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen lebih rendah pada persamaan ketiga (c') dibandingkan pada persamaan kedua (c) (Baron dan Kenny, 1986, dalam Larsman, 2008). Sebenarnya koefisien a dan b yang signifikan sudah cukup untuk menunjukkan adanya mediasi, meskipun c tidak signifikan. Sehingga tahap esensial dalam pengujian mediasional adalah tahap 2 dan tahap 3. Jadi (1) variabel independen memengaruhi mediator dan (2) mediator memengaruhi dependen meskipun independen tidak memengaruhi dependen (Kenny et al., 1998 dalam Larsman, 2006). Bila tahap 2 dan tahap 3 terpenuhi dan koefisien c' tidak signifikan (c' = 0) maka terjadi perfect atau complete mediation. Bila koefisien c' berkurang namun tetap signifikan (c' 0) maka dinyatakan terjadi partial mediation (Kenny, 2008). 2. Strategi Product of Coefficient

28 62 Strategi kedua untuk pengujian mediasional adalah product of coefficient, yang menguji signifikansi pengaruh tidak langsung atau indirect effect (perkalian efek langsung atau direct effect variabel independen terhadap mediator (a) dan direct effect mediator terhadap variabel dependen (b) atau ab). Pengaruh tidak langsung variabel independen (X) terhadap variabel dependen (Z) melalui mediator (Y) dihitung dengan cara mengalikan jalur X Y (a) dengan jalur Y Z (b) atau ab. Jadi koefisien ab = (c c ), di mana c adalah pengaruh X terhadap Z tanpa mengontrol Y, dan c adalah koefisien pengaruh X terhadap Z setelah mengontrol Y. Gambaran hubungan antara variabel independen dan dependen dengan pengaruh mediator dapat dilihat pada gambar berikut. Independent Variable a (S a ) Mediator c b (S b ) Dependent Variable Gambar 3.1 Gambaran Hubungan antara Variabel Independen dan Dependen dengan Pengaruh Mediator Standar error koefisien ab (Sab) dihitung berdasarkan versi Aroian dari Sobel test yang dipopulerkan dan direkomendasikan oleh Baron dan Kenny (1986, dalam Larsman, 2008). Sobel test bekerja dengan baik hanya pada sampel besar yaitu lebih besar dari 30 sampel (Preacher dan Hayes, 2004). Standar error koefisien a dan b ditulis dengan S a dan S b sementara S ab menggambarkan besarnya standar error tidak langsung (indirect effect). S ab dihitung dengan rumus sebagai berikut. Keterangan: S ab = standar error tidak langsung a = koefisien regresi tidak terstandar yang menggambarkan

29 63 b S a S b pengaruh X terhadap Y = koefisien regresi tidak terstandar yang menggambarkan pengaruh Y terhadap Z = standar error dari koefisien a = standar error dari koefisien b Uji signifikansi terhadap koefisien indirect effect ab diakui memberikan pengujian yang lebih langsung terhadap hipotesis mediasional, dibanding pendekatan causal step (Preacher, Rucker dan Hayes, 2007). Uji signifikansi indirect effect ab dilakukan berdasarkan rasio antara koefisien ab dengan standar error-nya yang akan menghasilkan nilai z statistik (z-value). Sehingga formula lengkap dari z-value adalah sebagai berikut. Keterangan: ab = koefisien indirect effect yang diperoleh dari perkalian antara direct effect a dan b a = koefisien direct effect independen (X) terhadap mediator (Y) b = koefisien direct effect mediator (Y) terhadap dependen (Z) Sa = standar error dari koefisien a Sb = standar error dari koefisien b Jika z-value dalam harga mutlak > 1,96 (z-table untuk α = 0,05) atau tingkat signifikansi statistik z (p-value) < 0,05, berarti indirect effect atau pengaruh tidak langsung variabel independen terhadap variabel dependen melalui mediator, signifikan pada taraf signifikansi 0,05 (Preacher dan Hayes, 2004). Dengan hanya memasukkan nilai a dan b beserta standar error-nya masing-masing maka uji signifikansi dengan Sobel test (bersama variannya) dapat diperoleh. Bila indirect effect ab dalam 95% confidence intervals tidak mengandung nol,

30 64 maka indirect effect atau pengaruh tidak langsung variabel independen terhadap variabel dependen melalui variabel mediator signifikan pada taraf signifikansi 0,05 yang berarti dukungan terhadap adanya mediasi (Preacher dan Hayes, 2004). Dalam penelitian ini, untuk menguji pengaruh tidak langsung variabel independen Kepuasan Kerja (X) terhadap variabel dependen Turnover Intention (Z) melalui mediator Komitmen Organisasi (Y) digunakan strategi pengujian mediasional product of coefficient dengan Sobel test versi Aroian yang menguji signifikansi pengaruh tidak langsung atau indirect effect (ab) yaitu perkalian efek langsung atau direct effect variabel independen Kepuasan Kerja terhadap mediator yaitu Komitmen Organisasi (a) dan direct effect mediator terhadap variabel dependen Turnover Intention (b) Koefisien Determinasi (R Square) Koefisien determinasi (R Square) digunakan untuk mengukur seberapa baik garis regresi sesuai dengan data aktualnya (goodness of fit). Koefisien determinasi mengukur goodness of fit dari persamaan regresi yaitu memberikan proporsi atau persentasi variasi total dalam variabel dependen, yang dijelaskan oleh variabel independen (Gujarati, 2006). Menurut Santoso (2009) bahwa untuk regresi dengan lebih dari dua variabel bebas digunakan Adjusted R Square sebagai koefisien determinasi. Maka, untuk regresi linear sederhana menggunakan R Square dan untuk regresi linear berganda menggunakan Adjusted R Square, karena disesuaikan dengan jumlah variabel independen yang digunakan dalam penelitian. Adjusted R Square adalah nilai R Square yang telah disesuaikan, nilai ini selalu lebih kecil dari R Square dan angka ini bisa memiliki harga negatif. Nilai R Square dikatakan baik jika di atas 0,5 karena nilai R Square berkisar antara 0 sampai 1 (Nugroho, 2005). Nilai R Square = 1, berarti bahwa garis regresi yang terjadi menjelaskan 100% variasi dalam variabel dependen, jika R

31 65 Square = 0 berarti bahwa model yang terjadi tidak dapat menjelaskan sedikit pun garis regresi yang terjadi Rancangan Uji Hipotesis Menurut Sugiyono (2009) perumusan hipotesis penelitian merupakan langkah ketiga dalam penelitian, setelah peneliti mengemukakan landasan teori dan kerangka pemikiran. Pada penelitian ini, perhitungan menggunakan SPSS (Statistical Product and Service Solution) versi 21.0 dengan rancangan uji hipotesis menggunakan tingkat kepercayaan 95%, dimana tingkat presisi atau batas ketidakakuratannya (α) sebesar 5% atau 0,05. Sehingga dasar pengambilan keputusannya adalah: Jika nilai probabilitas (α = 0,05) lebih kecil dari nilai Sig. atau Sig. > 0,05, maka Ho diterima dan Ha ditolak, artinya tidak signifikan. Jika nilai probabilitas (α = 0,05) lebih besar atau sama dengan nilai Sig. atau Sig. 0,05, maka Ho ditolak dan Ha diterima, artinya signifikan. Berikut ini hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini. T-1: Untuk menentukan bagaimana pengaruh kepuasan kerja terhadap komitmen organisasi pada PT Telekomunikasi Selular Regional Sumbagut. Ho: Tidak ada pengaruh yang signifikan kepuasan kerja terhadap komitmen organisasi pada PT Telekomunikasi Selular Regional Sumbagut. Ha: Ada pengaruh yang signifikan kepuasan kerja terhadap komitmen organisasi pada PT Telekomunikasi Selular Regional Sumbagut. T-2: Untuk menentukan bagaimana pengaruh kepuasan kerja terhadap turnover intention karyawan pada PT Telekomunikasi Selular Regional Sumbagut. Ho: Tidak ada pengaruh yang signifikan kepuasan kerja terhadap turnover intention karyawan pada PT Telekomunikasi Selular

32 66 Regional Sumbagut. Ha: Ada pengaruh yang signifikan kepuasan kerja terhadap turnover intention karyawan pada PT Telekomunikasi Selular Regional Sumbagut. T-3: Untuk menentukan bagaimana pengaruh komitmen organisasi terhadap turnover intention karyawan pada PT Telekomunikasi Selular Regional Sumbagut. Ho: Tidak ada pengaruh yang signifikan komitmen organisasi terhadap turnover intention karyawan pada PT Telekomunikasi Selular Regional Sumbagut. Ha: Ada pengaruh yang signifikan komitmen organisasi terhadap turnover intention karyawan pada PT Telekomunikasi Selular Regional Sumbagut. T-4: Untuk menentukan bagaimana pengaruh kepuasan kerja terhadap turnover intention karyawan dengan komitmen organisasi sebagai variabel intervening pada PT Telekomunikasi Selular Regional Sumbagut. Ho: Tidak ada pengaruh yang signifikan kepuasan kerja terhadap turnover intention karyawan dengan komitmen organisasi sebagai variabel intervening pada PT Telekomunikasi Selular Regional Sumbagut. Ha: Ada pengaruh yang signifikan kepuasan kerja terhadap turnover intention karyawan dengan komitmen organisasi sebagai variabel intervening pada PT Telekomunikasi Selular Regional Sumbagut. 3.7 Rancangan Pemecahan Masalah Rancangan pemecahan masalah dalam penelitian ini dimulai dengan pengumpulan data dari kuesioner yang diberikan pada 100 orang responden di PT Telekomunikasi Selular Regional Sumbagut sehingga diperoleh gambaran mengenai kepuasan kerja, komitmen organisasi, dan turnover intention karyawan. Selanjutnya, dengan mengacu pada hasil kuesioner, dilakukan analisis pengaruh kepuasan kerja terhadap turnover intention karyawan dengan komitmen organisasi sebagai variabel intervening. Hasil analisis ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai informasi dalam

33 67 membantu evaluasi implementasi strategi organisasi dalam menciptakan kepuasan karyawan sudah berjalan dengan sukses atau tidak yang pada akhirnya dapat membantu menurunkan tingkat turnover intention karyawan PT Telekomunikasi Selular Regional Sumbagut.

BAB III. Metodologi Riset. hubungan antar variabel dan bagaimana tingkat ketergantungan antara variabel

BAB III. Metodologi Riset. hubungan antar variabel dan bagaimana tingkat ketergantungan antara variabel BAB III Metodologi Riset 3.1 Desain Penelitian Jenis penelitian ini bersifat asosiatif, artinya kita dapat mengetahui bagaimana hubungan antar variabel dan bagaimana tingkat ketergantungan antara variabel

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. Dalam penelitian ini, jenis penelitiannya bersifat asosiatif. Dengan penelitian asosiatif

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. Dalam penelitian ini, jenis penelitiannya bersifat asosiatif. Dengan penelitian asosiatif BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Dalam penelitian ini, jenis penelitiannya bersifat asosiatif. Dengan penelitian asosiatif ini dapat diketahui hubungan antara variabel dan bagaimana tingkat

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Desain penelitian mengenai jenis penelitian, metode penelitian, unit

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Desain penelitian mengenai jenis penelitian, metode penelitian, unit BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Desain penelitian mengenai jenis penelitian, metode penelitian, unit analisis, time horizon berdasarkan tujuan penelitian secara ringkas dijelaskan pada

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Menurut Sugiyono (2007) dalam penelitian ini, jenis penelitian yang

BAB III METODE PENELITIAN. Menurut Sugiyono (2007) dalam penelitian ini, jenis penelitian yang BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Menurut Sugiyono (2007) dalam penelitian ini, jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif. Penelitian deskriptif merupakan penelitian terhadap

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini, tipe disain penelitian yang digunakan bersifat

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini, tipe disain penelitian yang digunakan bersifat BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Dalam penelitian ini, tipe disain penelitian yang digunakan bersifat deskriptif-asosiatif. Penelitian deskriptif adalah penelitian yang dilakukan dengan

Lebih terperinci

Bab 3 METODE PENELITIAN

Bab 3 METODE PENELITIAN Bab 3 METODE PENELITIAN 3.1. Pendekatan dan Metodologi Penelitian dilakukan dengan menggunakan metode kuantitatif. Dengan metode kuantitatif ini diharapkan dapat memberikan penjelasan mengenai perilaku

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Pengamatan dilakukan terhadap karyawan PT. Inhutani I Kantor Direksi Jakarta. Jenis penelitian yang digunakan adalah asosiatif. Dengan penelitian asosiatif

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah asosiatif dan deskriptif. Dengan penelitian asosiatif ini dapat diketahui hubungan antara

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif dan asosiatif, dimana penelitian deskriptif bertujuan untuk mendefinisikan nilai-nilai variabel yang

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN 41 BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1. Desain Penelitian Dalam penelitian ini, jenis penelitiannya bersifat deskriptif dan asosiatif. Menurut Masri S dalam buku Riduwan dan Kuncoro (2008,P.208) penelitian survei

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Tabel 3. 1 Tabel Desain Penelitian. T-1 Asosiatif Individual-Pelanggan. T-2 Asosiatif Individual-Pelanggan

BAB III METODE PENELITIAN. Tabel 3. 1 Tabel Desain Penelitian. T-1 Asosiatif Individual-Pelanggan. T-2 Asosiatif Individual-Pelanggan BAB III METODE PENELITIAN III.1 Metode Penelitian Tabel 3. 1 Tabel Desain Penelitian Tujuan Penelitian Desain Penelitian Jenis Penelitian Unit Analisis Time Horizon T-1 Asosiatif Individual-Pelanggan Cross

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Desain penelitian Desain penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah desain penelitian asosiatif, dengan penelitian survei yang bersifat menjelaskan hubungan

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN. dalam buku Riduwan dan Kuncoro (2008:208) penelitian survei dapat digunakan

BAB 3 METODE PENELITIAN. dalam buku Riduwan dan Kuncoro (2008:208) penelitian survei dapat digunakan BAB 3 METODE PENELITIAN III.1 Desain Penelitian Dalam penelitian ini, jenis penelitiannya bersifat asosiatif. Menurut Masri S. dalam buku Riduwan dan Kuncoro (2008:208) penelitian survei dapat digunakan

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilakukan terhadap karyawan, khususnya karyawan PT Pabrik Kaos Aseli

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilakukan terhadap karyawan, khususnya karyawan PT Pabrik Kaos Aseli BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Penelitian dilakukan terhadap karyawan, khususnya karyawan PT Pabrik Kaos Aseli 777. Dalam penelitian ini, jenis penelitiannya bersifat Asosiatif. Menurut

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. obyek penelitian adalah para pengguna software akuntansi pada perusahaanperusahaan

BAB III METODE PENELITIAN. obyek penelitian adalah para pengguna software akuntansi pada perusahaanperusahaan BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Pengumpulan data dari kuesioner dalam penelitian ini dilakukan sekitar satu bulan dari tanggal 13 Oktober sampai 14 November 2014. Dengan obyek

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Pendekatan Penelitian Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode kuantitatif, melalui penyebaran kuesioner (angket) kepada responden. Teknik penggunaan angket adalah

Lebih terperinci

BAB 3 METODELOGI PENELITIAN

BAB 3 METODELOGI PENELITIAN BAB 3 METODELOGI PENELITIAN 3.1 Desain Penelitiian Berdasarkan pendapat Sugiyono (2007,p10), jenis penelitian menurut tingkat eksplanasinya ada 3 yaitu penelitian deskriptif, komparatif, dan asosiatif.

Lebih terperinci

BAB III. Metodologi. a. Jenis penelitian: asosiatif, yaitu suatu pertanyaan penelitian yang bersifat

BAB III. Metodologi. a. Jenis penelitian: asosiatif, yaitu suatu pertanyaan penelitian yang bersifat BAB III Metodologi 3.1 Jenis dan Desain Penelitian a. Jenis penelitian: asosiatif, yaitu suatu pertanyaan penelitian yang bersifat menanyakan hubungan antara dua variabel atau lebih. Bentuk hubungan asosiatif

Lebih terperinci

horizon penelitian ini yaitu cross sectional, di mana informasi yang didapat hanya

horizon penelitian ini yaitu cross sectional, di mana informasi yang didapat hanya BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dan penelitian asosiatif. Menurut Sugiyono (2007, p.11) mengatakan bahwa penelitian deskriptif adalah penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. ialah penelitian deskriptif asosiatif. Melalui penelitian asosiatif, dapat diketahui

BAB III METODE PENELITIAN. ialah penelitian deskriptif asosiatif. Melalui penelitian asosiatif, dapat diketahui 25 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Disesuaikan dengan tujuan penelitiannya, jenis penelitian yang digunakan ialah penelitian deskriptif asosiatif. Melalui penelitian asosiatif, dapat diketahui

Lebih terperinci

Bab III. Metodologi penelitian

Bab III. Metodologi penelitian Bab III Metodologi penelitian 3.1 Desain Penelitian Dalam penelitian ini, jenis penelitiannya bersifat asosiatif. Dengan penelitian asosiatif ini dapat diketahui hubungan antara variabel dan bagaimana

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini termasuk penelitian asosiatif, yaitu penelitian yang bertujuan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini termasuk penelitian asosiatif, yaitu penelitian yang bertujuan BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Penelitian ini termasuk penelitian asosiatif, yaitu penelitian yang bertujuan untuk mengetahui hubungan antara 2 variabel atau lebih, yang berfungsi untuk

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN 42 BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Disain Penelitian Dalam analisis ini, penulis menggunakan metode analisis deskriptif dan asosiatif. Dengan penelitian asosiatif ini dapat diketahui hubungan antara variabel

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN. yang disesuaikan dengan tujuan penelitian sehingga dapat melakukan analisis. Berikut. Jenis dan Metode. pelanggan.

BAB 3 METODE PENELITIAN. yang disesuaikan dengan tujuan penelitian sehingga dapat melakukan analisis. Berikut. Jenis dan Metode. pelanggan. BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Untuk mengetahui jenis penelitian yang dilakukan, digunakan desain penelitian yang disesuaikan dengan tujuan penelitian sehingga dapat melakukan analisis.

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Jenis penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kuantitatif, dengan penelitian survei yang bersifat menjelaskan hubungan kausal

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel penelitian yang digunakan dan definisi operasional dalam penelitian ini adalah : I. Variabel bebas (independent), yaitu

Lebih terperinci

BAB III METODELOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang akan dilakukan adalah penelitian asosiatif. Penelitian

BAB III METODELOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang akan dilakukan adalah penelitian asosiatif. Penelitian BAB III METODELOGI PENELITIAN 3.1 Metode yang Digunakan Jenis penelitian yang akan dilakukan adalah penelitian asosiatif. Penelitian asosiatif ini dapat mengetahui hubungan antara variabel dan bagaimana

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Untuk mendapatkan data yang diperlukan pada penelitian ini, penulis

BAB III METODE PENELITIAN. Untuk mendapatkan data yang diperlukan pada penelitian ini, penulis 27 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Untuk mendapatkan data yang diperlukan pada penelitian ini, penulis melakukan penelitian pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Gorontalo yang

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian asosiatif. Menurut Sugiyono (2008:11), penelitian asosiatif/ hubungan adalah penelitian yang bertujuan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Obyek Penelitian Menurut Suharsimi Arikunto (2010, hlm.118), obyek penelitian adalah variabel penelitian, yaitu sesuatu yang merupakan inti dari problematika penelitian. Dalam

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN - Desain Penelitian Desain penelitian adalah kerangka kerja atau rencana untuk mengumpulkan, mengukur, dan menganalisis data Donald R. Copper dan C. William Emory (2002, p122).

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian 3.1.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian yang akan dilakukan adalah penelitian asosiatif. Penelitian asosiatif ini dapat mengetahui hubungan antara variabel

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Dalam penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskriptif dan asosiatif. Penelitian deskriptif dilakukan untuk mengetahui dan menjadi mampu menjelaskan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah asosiatif karena penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah asosiatif karena penelitian BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah asosiatif karena penelitian dilakukan untuk mendefinisikan pengaruh atau hubungan kausal antara variabel independen

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metodologi Penelitian Yang Digunakan Penulis menggunakan jenis penelitian asosiatif untuk mencari korelasi antar variabel yang digunakan. Unit analisis yang digunakan untuk

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Tahap pertama dalam proses penelitian adalah menetapkan desain penelitian yang sesuai dengan permasalahannya. Seperti pendapat Malhotra yang dikutip oleh

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN. Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan

BAB 3 METODE PENELITIAN. Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan 29 BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1. Desain Penelitian Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan metode penelitian asosiatif. Penelitian asosiatif adalah penelitian yang

Lebih terperinci

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN 54 BAB IV METODOLOGI PENELITIAN 4.1 Metode Penelitian 4.1.1 Pendekatan Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Data yang diperoleh dalam penelitian ini adalah data kualitatif yang

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN 42 BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Dalam penelitian ini, tipe desain penelitian yang digunakan bersifat penelitian deskriptif - asosiatif. Penelitian deskriptif (Descriptive design) adalah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai, maka suatu penelitian memerlukan suatu metode penelitian. Menurut Sugiyono (2008:2) Metode penelitan pada dasarnya

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang akan dilakukan adalah penelitian komparatif dan

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang akan dilakukan adalah penelitian komparatif dan BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Jenis penelitian yang akan dilakukan adalah penelitian komparatif dan penelitian asosiatif. Penelitian komparatif adalah penelitian yang bersifat membandingkan,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Universitas Mercu Buana Jakarta, hal tersebut

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Universitas Mercu Buana Jakarta, hal tersebut BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan di Universitas Mercu Buana Jakarta, hal tersebut karena Universitas Mercu Buana Jakarta merupakan salah satu universitas

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. bertujuan memberikan gambaran tentang detail-detail sebuah situasi, lingkungan

BAB III METODE PENELITIAN. bertujuan memberikan gambaran tentang detail-detail sebuah situasi, lingkungan BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian yang Digunakan Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dan verifikatif yang bertujuan memberikan gambaran tentang detail-detail sebuah situasi, lingkungan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. alasan praktis, keinginan untuk mengetahui yang bertujuan agar dapat

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. alasan praktis, keinginan untuk mengetahui yang bertujuan agar dapat BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 DESAIN PENELITIAN Applied Reseach (Penelitian Terapan) yaitu penelitian yang mempunyai alasan praktis, keinginan untuk mengetahui yang bertujuan agar dapat melakukan sesuatu

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian asosiatif, yaitu penelitian yang bertujuan

BAB 3 METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian asosiatif, yaitu penelitian yang bertujuan BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian asosiatif, yaitu penelitian yang bertujuan untuk mengetahui hubungan antara dua variabel atau lebih. Unit analisis yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan riset korelasi (correlational study), menurut Umar (2008) penelitian yang dirancang untuk menentukan tingkat hubungan variabelvariabel

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Jenis penelitian ini adalah level of explanation yaitu penelitian deskriptif dan asosiatif dengan pendekatan kuantitatif. Menurut Siregar (2013, p.15)

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Kabupaten Jepara. Penelitian dimulai dari bulan Oktober 2013.

BAB III METODE PENELITIAN. Kabupaten Jepara. Penelitian dimulai dari bulan Oktober 2013. 44 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten Jepara. Penelitian dimulai dari bulan Oktober 2013. 3.2 Teknik Pengumpulan

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Tabel 3.1 Desain Penelitian Tujuan Penelitian Jenis Penelitian Desain Riset Metode Unit Analisis Penelitian Time Horizone T1 Deskriptif Survey T2 Asosiatif

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian ini menggunakan penelitian survey. Metode survey menurut

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian ini menggunakan penelitian survey. Metode survey menurut BAB III METODE PENELITIAN 3. Metode Yang Digunakan Metode penelitian ini menggunakan penelitian survey. Metode survey menurut Sugiyono (008 : ), yaitu : Metode survey digunakan untuk mendapatkan data dari

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskriptif. Penelitian deskriptif adalah

BAB 3 METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskriptif. Penelitian deskriptif adalah BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskriptif. Penelitian deskriptif adalah penelitian yang dilakukan untuk mengetahui nilai variabel mandiri, baik

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Berdasarkan hasil yang diperoleh dari penelitian ini, maka penelitian ini

BAB III METODE PENELITIAN. Berdasarkan hasil yang diperoleh dari penelitian ini, maka penelitian ini BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Berdasarkan hasil yang diperoleh dari penelitian ini, maka penelitian ini merupakan Basic Researh karena hasil dari penelitian ini berfungsi sebagai pengembangan

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1. Desain Penelitian Menurut Sugiono (2005, pp3-4), metode penelitian adalah cara ilmiah untuk mendapatkan data yang valid, dengan tujuan dapat ditentukan, dibuktikan, dan dikembangkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode yang Digunakan Menurut Sekaran (2006, p.155-163), jenis penelitian dibagi menjadi 4 macam yaitu penelitian eksploratif, penelitian deskriptif, pengujian hipotesis,

Lebih terperinci

BAB 3 METODELOGI PENELITIAN. Metode riset yang akan dipakai adalah metode asosiatif pendekatan studi kasus yang

BAB 3 METODELOGI PENELITIAN. Metode riset yang akan dipakai adalah metode asosiatif pendekatan studi kasus yang BAB 3 METODELOGI PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Metode riset yang akan dipakai adalah metode asosiatif pendekatan studi kasus yang memakai desain asosiatif dan kausal, yaitu dengan melihat hubungan antara

Lebih terperinci

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. gejala atau peristiwa tertentu. Peristiwa atau kejadian yang diteliti adalah suatu

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. gejala atau peristiwa tertentu. Peristiwa atau kejadian yang diteliti adalah suatu 46 BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Penelitian merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu (Sugiyono, 2006). Penelitian juga dimaksudkan untuk

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Pendekatan dan Metode Pada penelitian ini penulis akan menggunakan metode penelitian Kuantitatif. Menurut Ruslan (2010:24) metode merupakan kegiatan ilmiah yang berkaitan dengan

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan jenis penelitian asosiatif. Menurut Sugiyono (2007, p11), penelitian asosiatif merupakan penelitian yang bertujuan untuk mengetahui

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Desain Penelitian Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah desain survey dengan menggunakan metode penelitian survey eksplanatori (eksplanatory survey).

Lebih terperinci

C. Definisi dan Operasionalisasi Variabel BAB III METODE PENELITIAN. A. Waktu dan Tempat Penelitian

C. Definisi dan Operasionalisasi Variabel BAB III METODE PENELITIAN. A. Waktu dan Tempat Penelitian BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan pada perusahaan PT Bank Sahabat Sampoerna Cabang Puri yang beralamat di Jalan Puri Indah Raya Blok A/15, Kembangan, Jakarta

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN 60 BAB 3 METODE PENELITIAN Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif. Deskriptif yang dimaksud adalah mendefinisikan berbagai kriteria dan variabel yang diteliti. Menurut Thomas

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. yang beralamat di Jl. Petojo VIJ IV No. 28 Jakarta Pusat. Waktu pelaksanaan

BAB III METODE PENELITIAN. yang beralamat di Jl. Petojo VIJ IV No. 28 Jakarta Pusat. Waktu pelaksanaan BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan pada perusahaan PT. Dinamika Berkah Solusindo yang beralamat di Jl. Petojo VIJ IV No. 28 Jakarta Pusat. Waktu pelaksanaan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. sampel auditor internal pada perusahaan perusahaan tersebut. Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. sampel auditor internal pada perusahaan perusahaan tersebut. Penelitian BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di beberapa perusahaan dagang dan jasa di Jakarta yang telah terdaftar di Bursa Efek Indonesia dengan mengambil sampel

Lebih terperinci

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. lakukan dapat terselesaikan dengan baik dan benar serta terarah dan fokus

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. lakukan dapat terselesaikan dengan baik dan benar serta terarah dan fokus BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Dalam pelaksanaan kegiatan penelitian, seorang peneliti harus dapat menentukan objek penelitiannya. Ini dimaksudkan agar setiap penelitian yang

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 44 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Jenis penelitian merupakan penelitian Asosiatif, yang dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui hubungan antara 2 variabel atau lebih. Dengan penelitian

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Desain penelitian merupakan desain atau suatu proses yang memberikan arahan atau petunjuk secara sistematis kepada peneliti dalam melakukan proses penelitian.

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Data dan Sumber Data Data merupakan sekumpulan informasi. Pengertian data dalam bisnis adalah sekumpulan informasi yang diperlukan untuk pengambilan keputusan. Menurut

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN 38 BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Riset atau penelitian pada dasarnya merupakan suatu kegiatan untuk memperoleh data atau informasi yang sangat berguna untuk mengetahui sesuatu, untuk memecahkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Barat. Penelitian ini dilakukan pada Maret 2016 sampai dengan selesai.

BAB III METODE PENELITIAN. Barat. Penelitian ini dilakukan pada Maret 2016 sampai dengan selesai. 39 BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan tempat penelitian Penelitian ini dilakukan di Perusahaan yang sudah terdaftar sebagai PKP (Pengusaha Kena Pajak) yang beromzet 4,8 milyar pertahun diwilayah Jakarta

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini bersifat asosiatif, penelitian asosiatif adalah penelitian yang

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini bersifat asosiatif, penelitian asosiatif adalah penelitian yang BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Jenis penelitian ini bersifat asosiatif, penelitian asosiatif adalah penelitian yang dilakukan untuk mengetahui nilai variabel mandiri, baik satu variabel

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di PT Astra International Tbk Auto2000 Daan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di PT Astra International Tbk Auto2000 Daan BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan di PT Astra International Tbk Auto2000 Daan Mogot Jakarta Barat. Waktu penelitian dilakukan selama bulan Oktober 2016 Juni

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah asosiatif. Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah asosiatif. Penelitian BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode yang Digunakan Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah asosiatif. Penelitian asosiatif digunakan untuk mengetahui hubungan antara variabel - variabel yang

Lebih terperinci

BAB III METODA PENELITIAN. diperoleh dari kuesioner dimana data diolah dalam bentuk kata-kata yang memiliki

BAB III METODA PENELITIAN. diperoleh dari kuesioner dimana data diolah dalam bentuk kata-kata yang memiliki BAB III METODA PENELITIAN III.1 Jenis dan Sumber Data III.1.1 Jenis Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kuantitatif, yaitu data berupa angka-angka secara tertulis yang meliputi

Lebih terperinci

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. yang berjudul : Pengaruh Ekuitas Merek Dan Motivasi Pembelian Terhadap

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. yang berjudul : Pengaruh Ekuitas Merek Dan Motivasi Pembelian Terhadap BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Objek penelitian merupakan suatu permasalahan yang dijadikan sebagai topik penulisan dalam rangka menyusun suatu laporan. Penelitian ini dilakukan

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini, jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif dan

BAB 3 METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini, jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif dan BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Dalam penelitian ini, jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif dan asosiatif. Menurut Kuncoro (2003), penelitian deskriptif merupakan penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian yang bertujuan untuk mengetahui hubungan antara dua variabel atau lebih

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian yang bertujuan untuk mengetahui hubungan antara dua variabel atau lebih BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Penelitian ini bersifat asosiatif. Penelitian asosiatif / hubungan merupakan penelitian yang bertujuan untuk mengetahui hubungan antara dua variabel atau

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Untuk mengetahui jenis penelitian yang dilakukan, digunakan desain

BAB III METODE PENELITIAN. Untuk mengetahui jenis penelitian yang dilakukan, digunakan desain BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Untuk mengetahui jenis penelitian yang dilakukan, digunakan desain penelitian yang disesuaikan dengan tujuan penelitian, sehingga dapat melakukan analisis.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian kuantitatif melalui analisis regresi linier berganda. Menurut. menguji hipotesis yang akan ditetapkan.

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian kuantitatif melalui analisis regresi linier berganda. Menurut. menguji hipotesis yang akan ditetapkan. BAB III METODE PENELITIAN Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian kuantitatif melalui analisis regresi linier berganda. Menurut sugiyono (2008:8) metode kuantitatif diartikan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 36 BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Dalam hal ini penelitian dipilih tentang implementasi SAP dalam menghasilkan laporan keuangan. Objek penelitian ini adalah PT Tri Swardana Utama

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 53 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini akan dilakukan pada bulan Juli sampai dengan Agustus 2009, yang dilaksanakan di Sekolah Dasar dan Sekolah Menengah Pertama

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Penelitian ini akan dilakukan dengan melakukan perbandingan antara dua kelompok data mengenai pengaruh Design dalam memenuhi Consumer Satisfaction. Dengan

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN. Disesuaikan dengan tujuan penelitian dan tingkat eksplenasinya, jenis

BAB 3 METODE PENELITIAN. Disesuaikan dengan tujuan penelitian dan tingkat eksplenasinya, jenis BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Disesuaikan dengan tujuan penelitian dan tingkat eksplenasinya, jenis penelitian yang digunakan adalah dengan penelitian deskriptif. Penelitian dekriptif merupakan

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN 17 BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Riset atau penelitian adalah suatu kegiatan yang bertujuan untuk memperoleh pengetahuan yang menjawab pertanyaan atau memecahkan masalah. (Indriantoro dan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Paradigma Penelitian Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif. Metode kuantitatif dapat diartikan sebagai metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivism,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Tabel 3.1 Desain Penelitian Tujuan Jenis Penelitian Unit Analisis Time Horison T 1 Asosiatif- Individu Cross section kuantitatif konsumen T Asosiatif- Individu

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Objek dan Subjek Penelitian Menurut Sugiyono (2010, hlm. 38) menyatakan bahwa objek penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, objek atau kegiatan yang

Lebih terperinci

BAB 3. Metode Penelitian. Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah asosiatif atau

BAB 3. Metode Penelitian. Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah asosiatif atau BAB 3 Metode Penelitian 3.1 Desain Penelitian Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah asosiatif atau hubungan kuantitatif dengan statistik karena bertujuan untuk mengetahui hubungan

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN 42 BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Desain penelitian yang dipergunakan adalah metode kausal. Menurut Umar (2005, p105), Desain Kausal berguna untuk menganalisis hubungan-hubungan antara satu

Lebih terperinci

BAB III METODLOGI PENELITIAN. berupa fakta-fakta saat ini dari suatu populasi. Jenis penelitian yang

BAB III METODLOGI PENELITIAN. berupa fakta-fakta saat ini dari suatu populasi. Jenis penelitian yang BAB III METODLOGI PENELITIAN 3.1 Metodelogi Penelitian Dalam penelitian ini, jenis penelitian yang digunakan adalah metodologi deskriptif (descriptive reaserch), yaitu merupakan penelitian terhadap masalahmasalah

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai, penelitian dilaksanakan melalui

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai, penelitian dilaksanakan melalui BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Pengamatan dilakukan terhadap karyawan khususnya PT. Utama Jaya Perkasa Sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai, penelitian dilaksanakan melalui pengumpulan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dan penelitian asosiatif.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dan penelitian asosiatif. 42 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode yang Digunakan Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dan penelitian asosiatif. Penelitian deskriptif dimaksudkan untuk mendefinisikan nilai dari variaelvariabel

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. data hasil penelitian dengan mempergunakan statistik. Penelitian ini dilakukan di tempat karaoke QYU-QYU.

BAB III METODE PENELITIAN. data hasil penelitian dengan mempergunakan statistik. Penelitian ini dilakukan di tempat karaoke QYU-QYU. 45 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Penelitian ini termasuk jenis penelitian kuantitatif yaitu dengan mengolah data hasil penelitian dengan mempergunakan statistik. 3.2 Tempat dan Waktu Penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian Assosiatif kausal, penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian Assosiatif kausal, penelitian BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian Assosiatif kausal, penelitian Asosiatif kausal adalah penelitian yang bertujuan untuk menganalisis hubungan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. berhubungan langsung dengan permasalahan yang diteliti (Cooper dan

BAB III METODE PENELITIAN. berhubungan langsung dengan permasalahan yang diteliti (Cooper dan 29 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Sumber Data Untuk mendapatkan data yang diperlukan dalam penelitian ini, jenis data yang digunakan data primer. Data primer merupakan data yang diperoleh secara

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. nasabah bank umum yang diambil secara acak di DIY. pengukuran atau alat pengambilan data langsung pada subjek sebagai

BAB III METODE PENELITIAN. nasabah bank umum yang diambil secara acak di DIY. pengukuran atau alat pengambilan data langsung pada subjek sebagai BAB III METODE PENELITIAN A. Obyek Penelitian Obyek penelitian ini adalah masyarakat yang bertempat tinggal di Daerah Istimewa Yogyakarta. Unit analisis pada penelitian ini adalah nasabah bank umum yang

Lebih terperinci

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Objek yang akan diteliti yaitu mengenai Situasi Pembelian Pengaruhnya

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Objek yang akan diteliti yaitu mengenai Situasi Pembelian Pengaruhnya 44 BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Objek yang akan diteliti yaitu mengenai Situasi Pembelian Pengaruhnya Terhadap Keputusan Pembelian Pada Bandung. Dalam penelitian ini terdapat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. adalah Seluruh Karyawan pada PT. Aditama Graha Lestari. hubungan yang bersifat sebab akibat dimana variabel independen

BAB III METODE PENELITIAN. adalah Seluruh Karyawan pada PT. Aditama Graha Lestari. hubungan yang bersifat sebab akibat dimana variabel independen 47 BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan pada perusahaan PT. Aditma Graha Lestari yang beralamat di Komplek Ruko Puri Kembangan Indah No. 168 D, Kembangan Selatan,

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini, jenis penelitiannya bersifat asosiatif. Dengan

BAB 3 METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini, jenis penelitiannya bersifat asosiatif. Dengan BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Dalam penelitian ini, jenis penelitiannya bersifat asosiatif. Dengan penelitian asosiatif ini dapat diketahui hubungan antara variabel dan tingkat ketergantungan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. maka yang menjadi objek penelitian ini adalah kinerja dan pelayanan yang

BAB III METODE PENELITIAN. maka yang menjadi objek penelitian ini adalah kinerja dan pelayanan yang BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Berdasarkan rumusan masalah yang telah ditetapkan sebelumnya maka yang menjadi objek penelitian ini adalah kinerja dan pelayanan yang pada kantor

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 39 BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Paradigma Penelitian Dalam penelitian kuantitatif, yang diilandasi pada suatu asumsi bahwa suatu gejala dapat diklasifikasikan dan hubungan gejala bersifat kausal (sebab

Lebih terperinci