Model Pemeringkatan Website Pemerintah Daerah di Indonesia

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Model Pemeringkatan Website Pemerintah Daerah di Indonesia"

Transkripsi

1 Model Pemeringkatan Website Pemerintah Daerah di Indonesia Widya Silfianti 1, Mirma Yudha Firdausi 2, Hanum Putri Permatasari 3 1,2,3 Universitas Gunadarma 1 wsilfi@staff.gunadarma.ac.id, 2 mirmayf@staff.gunadarma.ac.id, 3 hanum@staff.gunadarma.ac.id Abstrak Pemeringkatan e-government di Indonesia sudah mulai dilakukan oleh Kementrian Komunikasi dan Informatika, namun pemeringkatan tersebut baru mencakup 11 provinsi dan belum menerapkan perhitungan peringkat secara otomatis dengan menggunakan mesin pencari yang dilengkapi dengan agent based crawler dan algoritma perhitungan parameternya. Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan mesin pencari berbasis web crawler dengan algoritma relevansi yang diterapkan pada pemeringkatan website pemda di Indonesia. Variabel pemeringkatannya adalah relevansi, produktifitas, visibilitas, besarnya website (size), kekayaan dokumen, popularitas, dengan pembobotannya masingmasing.pengambilan data parameter webmetrics dilakukan pada bulan mei 2010, yang mencakup 181 website pemerintah daerah di Indonesia. Jenis atau tingkatan pemerintahannya adalah pemerintahan provinsi, pemerintahan kabupaten, dan pemerintahan kota dengan rincian jumlah websitenya berturutturut adalah 32 website provinsi, 111 kabupaten, dan 38 kota. Hasil pemeringkatan untuk pemda di luar jawa menujukkan bahwa website provinsi lebih dominan dibandingkan website kota atau kabupaten, sedangkan untuk di pulau jawa, website kabupaten dan kota lebih dominan dibandingkan web provinsi. Peringkat atas untuk web kota semuanya diisi oleh kota-kota di Jawa, sedangkan untuk kabupaten hanya dua kota di luar jawa yang masuk sepuluh besar. Hasil pemeringkatan tersebut mendukung dugaan terjadinya kesenjangan digital dilihat dari wilayah geografis dan tingkat pemerintahan di Indonesia. Kata kunci : e-government, digital divide, web-crawler 1. PENDAHULUAN Wujud nyata dari pengaplikasian e-government ang telah umum dilaksanakan dan diatur pelaksanaannya di Indonesia adalah pembuatan situs web pemerintah daerah. E-Government intinya adalah proses pemanfaatan teknologi informasi sebagai alat untuk membantu menjalankan sistem pemerintahan secara lebih efektif dan efisien. Pembangunan situs web bagi pemerintah daerah di Indonesia merupakan implementasi dari Instruksi Presiden No. 3 Tahun 2003, yang isinya menggalakkan pemanfaatan teknologi informasi (Internet) dalam menunjang aktivitas pemerintahannya, baik pemerintah pusat maupun pemerintah daerah menuju terwujudnya e- Government di Indonesia. Berdasarkan data [8] dari 470 pemerintah daerah baik tingkat provinsi, kotamadya maupun kabupaten terdapat 361 (77%) situs web pemerintah daerah, dan yang aktif atau bisa dibuka 316 situs web pemerintah daerah sisanya 106 rusak, dalam pengembangan atau terkena sanksi (suspended). Jumlah situs web pemerintah daerah secara kuantitas cenderung meningkat seiring dengan kebijakan dan komitmen pemerintah Indonesia yang tertuang dalam roadmap pengembangan e- government di Indonesia. Namun, apakah semua pemerintah daerah di Indonesia sudah menerapkan e-government sesuai dengan roadmap atau cetak biru pengembangan e-government di Indonesia? Pertanyaan tersebut merupakan tantangan terbesar untuk Indonesia mengingat luas wilayah serta kondisi budaya, sosial, dan kemasyarakatan yang beragam. Wilayah pemerintahan Indonesia mencakup 33 propinsi, 349 Pemerintah Kabupaten, 91 Pemerintah Kota, 5263 Kecamatan, 7123 Kelurahan, dan Desa (Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 18 tahun 2005). Berdasarkan data jumlah wilayah tersebut belum seluruh tingkatan pemerintahan tersebut sudah menerapkan e-government atau minimal sudah menerapkan

2 teknologi informasi secara umum dalam menjalankan fungsi dan peranan pemerintah daerah dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat. Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan metode pengukuran web (webmetrics) menggunakan algoritma pencarian informasi yang relevan terhadap jenis situsnya. Tujuan khusus selengkapnya adalah (1) Mengembangkan metode perhitungan pemeringkatan dengan multi-parameter yang dilengkapi dengan kerangka Information Retrieval System yang lengkap mulai dari pengambilan data secara otomatis, pengukuran parameter pemeringkatan, dan penyajian hasil pemeringkatannya, serta (2) Menguji metode pemeringkatan website terhadap situs pemerintah daerah di Indonesia yang dijadikan contoh target evaluasi website, dengan menambahkan kriteria relevansi dan produktifitas yang dihasilkan berdasarkan hasil filtering terhadap konten web dari situs pemda tersebut. 2. LANDASAN TEORI 2.1.E-Government Menurut World Bank, e-government didefinisikan sebagai upaya pemanfaatan dan pendayagunaan telematika untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas pemerintahan, memberikan berbagai jasa pelayanan kepada masyarakat secara lebih baik, menyediakan akses informasi kepada publik secara lebih luas, dan menjadikan penyelenggaraan pemerintahan lebih bertanggung jawab (accountable) serta transparan kepada masyarakat. Intinya menurut [3] e-government adalah proses pemanfaatan teknologi informasi sebagai alat untuk membantu menjalankan sistem pemerintahan secara lebih efektif dan efisien. Terdapat dua hal utama dalam pengertian e- Government[3], pertama adalah penggunaan teknologi komunikasi informasi (salah satunya adalah Internet) sebagai alat bantu, dan kedua adalah tujuan pemanfaatannya sehingga jalannya pemerintahan dapat lebih efisien. Melalui teknologi informasi dalam hal ini Internet, seluruh proses atau prosedur yang ada di pemerintahan dapat dilalui dengan lebih cepat sesuai dengan aturan jelas yang telah ditetapkan. E-Government bukan berarti mengganti cara pemerintah dalam berhubungan dengan masyarakat. Pada konsep e-government, masyarakat masih bisa berhubungan dengan pos-pos pelayanan, berbicara melalui telepon untuk mendapatkan pelayanan pemerintah, atau mengirim surat. E-Government hanya berfungsi pada konteks penggunaan teknologi informasi yang dapat meningkatkan hubungan antara pemerintah dan pihak-pihak lain. Pada pelaksanaan e-government, informasi, komunikasi, dan transaksi antara masyarakat dan pemerintah dilakukan melalui Internet. Sehingga ada beberapa manfaat yang dihasilkan seperti misalnya, komunikasi dalam sistem administrasi berlangsung dalam hitungan jam, bukan hari atau minggu. Artinya, pelayanan pemerintah pada masyarakat menjadi sangat cepat, pelayanan dan informasi dapat disediakan 24 jam sehari, tujuh hari dalam seminggu. Informasi dapat diperoleh di kantor, rumah bahkan lewat ponsel dimanapun tanpa harus secara fisik datang ke kantor pemerintahan atau tempat-tempat pelayanan umum. Akselerasi kecepatan pelayanan berarti juga merupakan penghematan dalam waktu, energi maupun sumber daya. Model e-government yang diterapkan menggunakan model empat tahapan perkembangan yang meliputi [3] : a. Fase pertama, berupa penampilan website web (web presence) yang berisi informasi dasar yang dibutuhkan masyarakat. b. Fase kedua, fase interaksi yaitu isi informasi yang ditampilkan lebih bervariasi, seperti fasilitas download dan komunikasi dalam website web pemerintah. c. Fase ketiga, tahap transaksi berupa penerapan aplikasi atau formulir untuk secara online mulai diterapkan. d. Fase Keempat, fase transformasi berupa pelayanan yang terintegrasi, tidak hanya menghubungkan pemerintah dengan masyarakat tetapi juga dengan organisasi lain yang terkait (pemerintah ke antar pemerintah, sektor nonpemerintah serta sektor swasta) Sesuai dengan yang tertera dalam Instruksi Presiden No.3 Tahun 2003, Wujud nyata dari aplikasi e-government yang umum dilaksanakan dan diatur pelaksanaannya adalah pembuatan website web pemerintah daerah. Website web pemerintah daerah merupakan salah satu strategi didalam melaksanakan pengembangan e-government secara sistematik melalui tahapan yang realistik dan terukur. Website web pemerintah daerah merupakan tingkat pertama dalam pengembangan e-government di Indonesia yang memiliki sasaran agar masyarakat Indonesia dapat dengan mudah memperoleh akses kepada informasi dan layanan pemerintah daerah, serta ikut berpartisipasi di dalam pengembangan 107

3 demokrasi di Indonesia dengan menggunakan media Internet. Pengembangan e-government di Indonesia dilaksanakan melalui 4 (empat) tingkatan yaitu: (a) Tingkat 1 merupakan tingkat Persiapan berupa pembuatan website web sebagai media informasi dan komunikasi pada setiap lembaga serta sosialisasi website web untuk internal dan publik; (b) Tingkat 2 merupakan tingkat Pematangan yang berupa Pembuatan website web informasi publik yang bersifat interaktif dan Pembuatan antar muka keterhubungan dengan lembaga lain; (c) Tingkat 3, tingkat Pemantapan yang berisi Pembuatan website web yang bersifat transaksi pelayanan publik dan Pembuatan interoperabilitas aplikasi dan data dengan lembaga lain; dan (d) Tingkat 4 adalah tingkat Pemanfaatan yang berisi Pembuatan aplikasi untuk pelayanan yang bersifat Government to Government (G2G), Government to Business (G2B), Government to Consumers (G2C) sebagai ukuran untuk effort. Jumlah halaman web juga digunakan untuk pemeringkatan webometrics yang akan dijelaskan pada sub bab berikutnya, sedangkan frekuensi pemutakhiran secara umum mirip dengan parameter timelines seperti disebutkan oleh [6]. Atribut evaluasi website yang lebih komprehensif dan lebih berkembang pesat saat ini adalah webmetrics, yang akan dipaparkan lebih lengkap di bawah ini. [4] melakukan survei metrik terkenal untuk web yang berkaitan dengan pengukuran besaran fungsi. Berdasarkan beberapa atribut pengukuran kemudian diklasifikasikan menjadi beberapa kategori yang dapat dilihat pada Gambar 1di bawah ini Evaluasi Web dan Webmetrics Ketepatan dan akurasi konten web merupakan salah satu ukuran dalam evaluasi konten web, yang dalam penelitian ini menggunakan istilah relevansi.[6] menyebutkan beberapa kriteria untuk evaluasi dan pemeringkatan website yaitu authority, objectivity, accuracy, coverage, dan timelines. Metode pemeringkatan yang dikembankan pada penelitian ini secara umum mencakup parameter tersebut di atas, namun dengan terminologi yang berbeda. Dua parameter utama yang dikembangkan lebih lanjut adalah relevansi- seperti yang sudah dipaparkan sebelumnya, dan web productivity. Menurut [5], web productivity secara matematis dihitung dengan rumus: size/effort, dimana size adalah ukuran website- yang dapat diukur dengan jumlah halaman web pada sebuah website, sedangkan effort adalah upaya atau input yang digunakan untuk mengembangkan atau mengelola website. Contoh input atau effort tersebut adalah biaya atau waktu yang diperlukan untuk mengembangkan website. Input biaya digunakan oleh [5], sedangkan penelitian yang dilakukan oleh [1] menggunakan traffic sebagai ukuran untuk effort untuk menghitung web productivity. Metode pemeringkatan pada penelitian ini menggunakan jumlah halaman web sebagai ukuran untuk size dan frekuensi pemutakhiran konten Gambar1. Taksonomi Webmetrics [4]Graph Properties. World Wide Web dapat digambarkan sebagai sebuah struktur grafik di mana halaman web terdiri dari simpul dan hyperlink. Webmetrics berbasis graph mengukur sifat struktural web pada kedua skala makroskopik dan mikroskopik. Significance. Signifikansi metrik memformalkan pengertian tentang "kualitas" dan "relevansi" dari halaman web yang berkaitan dengan kebutuhan informasi pengguna. Signifikansi metrik yang digunakan untuk menilai halaman web untuk menanggapi permintaan pencarian dan memiliki dampak pada kualitas pencarian dan pengambilan di sebuah halaman web. Penggunaan Karakterisasi. Pola dan keteraturan ketika pengguna menelusuri sumber-sumber web yang dapat memberikan petunjuk berharga untuk meningkatkan konten, presentasi organisasi dan website. Similarity. Kesamaan metrik mengukur sejauh mana keterkaitan antara halaman web. Ada banyak penyelidikan tentang atribut apa saja yang seharusnya dianggap sebagai indikator dari hubungan antara halaman. Search dan Retrieval. Metrik ini digunakan untuk mengevaluasi dan membandingkan kinerja pencarian web dan layanan pencarian. 108

4 Information Theoretic. Metrik teori informasi menangkap properti atau sifat informasi yang terkait dengan kebutuhan, produksi dan konsumsi, yang akan mempertimbangkann hubungan antara sejumlah keteraturan yang diamatii dalam generasi informasi di Web. [4] mengemukakan bahwa pengukuran siginikansi yang paling terkenal adalah webmetrics- di atas. dengan atribut yang sudah dipaparkan Makna dari suatu halaman web dapat dipandang dari dua perspektif- yaitu relevansinya dengan kebutuhan informasi tertentu sesuai permintaan pengguna, serta kualitas mutlak yang terlepas dari kebutuhan pengguna tertentu. Ukuran relevansi berhubungan dengan kemiripan halaman web dengan kata-kata kunci yang telah diarahkan dan menggunakan berbagai model untuk melakukan perbandingan. Kualitas pengukuran autan (link) pada sebuah website biasanya menggunakan informasi untuk membedakan halaman yang sering disebut dengan isi halaman website yang kurang terlihat. Signifikansi merupakan ukuran yang mulai dikembangkan pada pencarian web dengan melakukan pengambilan informasi di halaman web paling relevan dan berkualitas tinggi pada satu set page/halaman yang harus dipilih dari indeks yang banyak sebagai tanggapan atas permintaan pengguna. Penggunaan parameter kualitas web telah menjadi perkembangan terbaru mesin pencari untuk publik, yang sebagian besar mengandalkan pada tekstual murni pada perbandingan query mengenai kata kunci sebagai nilaii relevansi sebuah website. Mesin seperti Google [7, 9] menggunakan kombinasi aspek atau ukuran relevansi dan kualitas dalam membuat peringkat web untuk dapat merespon permintaann pengguna. 3. METODOLOGI PENELITIAN Penelitian ini terdiri dari tiga tahapan utama yaitu (1) tahap evaluasi relevansi halaman web dengan menggunakan algororitma TFxIDF; (2) Tahap penyimpanan hasil parsing dari teks HTML dan pengukuruan parameter webmetrics; dan (3) Tahap pengembangan model pemeringkatan website pemda di Indonesia dengan menggunakann parameter size,visibility, kekayaan dokumen, popularitas, relevansi, dan produktifitas. Gambaran umum tahapan tersebut dapat dilihat pada gambar berikut ini. Pengembangan model pemeringkatan website pemda terdiri dari 2 proses utama yaitu (1) proses perhitungan parameterr web yang dilakukan terhadap hasil parsing yang dihasilkan dari tahap pertama, dan (2) proses perhitungan peringkat dengan menggunakan 6 parameter web yang memperhitungkan pembobotan dari setiap parameter tersebut. Penjelasan setiap proses tersebut adalah sebagai berikut. Pemeringkatan website di Indonesia secara umum terdiri dari dua kelompok parameter yaitu (a) parameter yang dihasilkan dari penelitian ini yaitu relevansi dan productivity dan (b) parameter yang mengadaptasi dari parameter yang digunakan oleh lembaga pemeringkat lain yaitu size, visibility, kekayaan dokumen (rich files) yang mengacu ke webometrics serta popularitas yang mengacu kepada 4ICU. adalah Proses utama perhitungann pemeringkatan menghitung peringkat komposit berdasarka peringkat untuk setiap parameter yang telah dijelaskan di atas. Nilai peringkat komposit untuk setiap pemda dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut CR i = W R R i + W P P i + W S S i + W V V i + W D D i + W T T Dimana: CR i adalah nilai komposit untuk website ke-1, dst W R adalah bobot untuk parameter web relevancy W P adalah bobot untuk parameter web productivity W S adalah bobot untuk parameter size W V adalah bobot untuk parameter visibility W D adalah Richness Gambar 2. Kerangka Penelitian bobot untuk parameter T i Document 109

5 W T adalah bobot untuk parameter popularity/traffik R adalah peringkat sebuah website untuk parameter Relevancy P adalah peringkat sebuah website untuk parameter productivity S adalah peringkat sebuah website untuk parameter Size V adalah peringkat sebuah website untuk parameter Visibility D adalah peringkat sebuah website untuk parameter Document Richness T adalah peringkat sebuah website untuk parameter Popularity 4. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Parameter Webmetrics Parameter size dengan menggunakan mesin pencari berkisar antara 101 sampai dengan menggunakan mesin pencari Google. Parameter inbound link berkisar antara 0 sampai Parameter kekayaan dokumen berkisar dari 0 sampai 28,200 dengan rata-rata 635 dokumen, dan parameter popularitas yang diukur dengan peringkat di berkisar antara 1009 sampai Ada 81 website yang belum mempunyai peringkat di alexa.com, yang menunjukkan website tersebut masih sangat kurang pengunjungnya. Peringkat sepuluh besar untuk parameter size dan traffik tersebut selengkapnya dapat dilihat pada tabel 5. Tabel 1. Peringkat untuk parameter size dan traffik No Size Traffic 1 Prov. Kalteng Kota Jaksel 2 Kota Tomohon Kota Jaktim 3 Prov. Jateng Kota Jakut 4 Prov. Papua Prov. DKI Jakarta 5 Kab. Kebumen Kota Jakbar 6 Kota Bontang Kota Jakpus 7 Kota Bandung Prov. Jabar 8 Provinsi Jatim Kota Bandung 9 Kota Yogyakarta Kota Balikpapan 10 Prov. Jabar Prov. Jatim Hasil tersebut menunjukkan bahwa peringkat sepuluh besar untuk inbound link, dokumen, dan traffik diisi oleh pemda yang relatif tidak berubah. Website provinsi DKI Jakarta beserta 5 kotanya selalu masuk pada ketiga parameter tersebut. Namun untuk parameter size nama-nama pemdanya relatif berbeda dengan peringkat tiga parameter lainnya kecuali provinsi Jawa Barat, Jawa Timur, dan Bandung. Perbandingan parameter size, inbound link dan popularitas dilihat dari tingkatan pemerintah dapat dilihat pada gambar di bawah ini. in Web Page Gambar 3. Perbandingan antar tingkat pemerintahan Gambar di atas menunjukkan bahwa website provinsi mempunyai keunggulan dalam jumlah halaman web dan tautan dibandingkan dengan kota dan kabupaten, namun untuk parameter popularitas relatif tidak jauh berbeda antara provinsi dan kota. Namun website kabupaten selalu terendah untuk ketiga parameter webmetrics tersebut. Untuk kasus jawa dan luar-jawa, ternyata hasil pengukuran parameter tersebut menunjukkan bahwa website pemda di luar jawa selalu lebih rendah dibandingkan website pemda di pulau jawa. Kondisi ini menunjukkan adanya kesenjangan digital (digital divide) dilihat dari dikotomi geografis tersebut. Hal ini tentunya memerlukan perhatian dari pemerintah 5 InBound Link Web traffic Province District City 110

6 atau pihak yang berkepentingan dalam implementasi e-government di Indonesia yang dapat mengurangi kesenjangan tersebut Model Pemeringkatan Pemeringkatan menggunakan enam variabel yaitu relevansi, produktifitas, visibiltas, besarnya website (size), kekayaan dokumen, popularitas, dengan pembobotannya masing-masing. Penetapan bobot akhir untuk setiap parameter tersebut dilakukan melalui beberapa skenario dengan melakukan perubahan-perubahan nilai parameter atau dilakukan proses simulasi. Sebelum dilakukan pemeringkatan akhir dengan menggunakan enam variabel, peneliti melakukan simulasi pemeringkatan dengan membandingkan beberapa skenario, yaitu : a. Skenario 1 yaitu pemeringkatan dengan menggunakan dua parameter yang diukur dan dianalisis dalam penelitian ini b. Skenario 2 yaitu pemeringkatan dengan menggunakan empat parameter tanpa relevansi dan produktifitas c. Skenario 3 yaitu pemeringkatan dengan enam parameter tanpa pembobotan d. Skenario 4 yaitu pemeringkatan dengan enam parameter dengan pembobotan Untuk skenario 4, komposisi pembobotannya terdiri dari 3 alternatif, dengan penjelasan sebagai berikut (a) Memberikan bobot yang sama yaitu 50% untuk kelompok parameter hasil penelitian yang mencakup relevensi dan produktifitas dan 50 % untuk kelompok parameter yang kedua yang meliputi ukuran, visibilitas, kekayaan dokumen, dan popularitas. Setiap parameter mempunyai bobot yang sama untuk parameter yang masuk dalam kelompok yang sama; (b) Bobot antar kelompok sama seperti alternatif (a) namun bobot parameter dalam satu kelompok berbeda yaitu bobot relevansi lebih tinggi dibandingkan produktivitas dan untuk kelompok kedua, parameter size mempunyai bobot yang lebih tinggi dibandingkan tiga parameter lainnya yang mempunyai bobot yang sama; dan (c) Memberikan bobot yang lebih tinggi untuk relevansi, produktifitas, dan popularitas dibandingkan dengan size, visibility, dan kekayaan dokumen. Namun bobot relevansi lebih tinggi dibandingkan produktifitas, dan popularitas. Pemberian bobot tinggi untuk relevansi dan produktifitas berkenaan dengan mutu informasi dan intensitas pemanfaatan website oleh pemda sebagai media informasi untuk publik. Pemberian bobot yang lebih tinggi untuk popularitas dibandingkan dengan visibility adalah popularitas lebih bersifat aktual karena ukuran tersebut mencerminkan frekuensi atau jumlah kunjungan ke website pemda. Sedangkan visibilitas hanya merupakan popularitas potensial atau semu karena hanya diukur dengan jumlah eksternal link yang belum tentu meningkatkan jumlah kunjungan atau traffik dari pengunjung ke website pemda yang bersangkutan. Berdasarkan penjelasan di atas maka pemeringkatan dalam penelitian ini terdiri dari 6 skenario yang selengkapnya dapat dilihat pada Tabel di bawah ini. Tabel 2. Pemetaaan Skenario untuk Pemberian bobot. Parameter Skenari parameter dan pembobotannya a 4b 4c Relevansi R R 0,250 R Produktifit as P P 0,250 R Size S S 0,125 S Visibility V V 0,125 V Dokumen D D 0,125 D Popularitas T T 0,125 T a. Skenario 1 0,3R 0,3R 0,2P 0,2P 0,2S 0,1S 0,1V 0,1V 0,1D 0,1D 0,1P 0,2T Pemeringkatan dengan skenario 1 hanya menggunakan dua parameter yaitu relevansi dan produktivitas web yang dihitung berdasarkan hasil penelitian dengan menggunakan algoritma TFxIDF untuk relevansi dan hasil parsing untuk web productivitas. Kedua parameter tersebut mempunyai bobot yang sama dengan rumus perhitungan peringkat untuk setiap websitenya adalah sebagai berikut: 111

7 Indeks Pemda i = R i + P i Ri adalah peringkat relevansi pemda ke-i dan Pi adalah peringkat untuk parameter produktivitas pemda ke-i. Setelah indeks untuk semua pemda dihitung kemudian dilakukan pemeringkatan dengan cara megurut nilai indeks dari yang terkecil sampai terbesar. Indeks terkecil menempati urutan pertama sedangkan indeks terbesar menempati posisi terakhir. Peringkat relevansi dan produktifitas ini secara umum relatif berbeda dengan peringkat yang umum digunakan oleh lembaga lain yang relatif tidak mempertimbangkan mutu konten atau produktifitas pengelola web dalam pemutakhiran kontennya. Jika dibandingkan dengan pemeringkatan tanpa memasukkan dua parameter ini, skenario ini menunjukkan bahwa pemda di Jawa masih mendominasi relevansi konten dan produktifitas pengisian kontennya. Peringkat pertama relevansi ditempati oleh provinsi Sumatera Utara yang diikuti oleh Kabupaten Sragen dan Kabupaten Malang di posisi kedua dan ketiga, sedangkan produktivitas web oleh Sukabumi. Jika kedua peringkat per parameter ini dirata-ratakan maka peringkat pertamanya adalah Kabupaten Malang diikuti oleh provinsi NAD. Khusus untuk peringkat relevansi, sepuluh besarnya ditempati oleh lima provinsi, tiga kabupaten, dan dua kota. Temuan yang menarik adalah semua provinsi tersebut terletak di luar jawa, sedangkan kabupaten dan kotanya di pulau Jawa. Kondisi ini mengindikasikan bahwa peran pemerintahan provinsi di luar jawa masih relatif tinggi dalam menyediakan informasi yang relevan dibandingkan dengan pemda tingkat duanya, sedangkan pemerintahan kabupaten dan kota di pulau jawa relatif lebih dominan dalam memberikan konten yang relevan dibandingkan pemerintahan provinsinya. Kajian lebih lanjut mungkin perlu dilakukan dengan ketersediaan sumber daya di tingkat pemerintahan kota dan kabupaten di luar jawa, misalnya pengelola web (web administrator) atau infrastruktur teknologi informasi sebagai pondasi layanan pemda berbasis web. b. Skenario 2 Skenario 2 ini tidak memperhitungkan parameter relevansi dan produktivitas web, atau hanya menggunakan parameter size, visibility, kekayaan 112 dokumen dan popularitas. Skenario ini merupakan modifikasi metode pemeringkatan yang digunakan oleh lembaga pemeringkat lain yaitu size, visibility, dan rich file yang diambil dari Webometrics dan popularitas dari 4ICU. Langkah pertamanya adalah dengan menghitung indeks peringkat untuk setiap website pemda dengan menggunakan rumus sebagai berikut: Indeks Pemda i = S i + V i + D i + T i Si adalah peringkat untuk parameter size pemda ke-i; Vi adalah peringkat untuk parameter produktivitas pemda ke-i, Di adalah peringkat untuk parameter kekayaan dokumen pemda ke-i; dan Ti adalah peringkat untuk parameter popularitas (traffic) pemda ke-i. Setelah indeks untuk semua pemda dihitung kemudian dilakukan pemeringkatan dengan cara megurut nilai indeks dari yang terkecil sampai terbesar. Indeks terkecil menempati urutan pertama sedangkan indeks terbesar menempati posisi terakhir. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 8 dari 10 pemda yang masuk 10 besar pada skenario tersebut berlokasi di pulau Jawa. Cacatan khusus untuk parameter popularitas yang diukur dengan peringkat dari alexa.com, pemda DKI jakarta beserta 5 kotamadyanya mempunyai peringkat traffik yang sama dan tertinggi di Indonesia. Website kota dan provinsi disatukan dalam domain yang sama, atau dengan kata lain, 5 kota di wilayah DKI Jakarta merupakan sub domain dari domain provinsi DKI Jakarta. Hanya 99 situs pemda di Indonesia yang masuk peringkat di alexa. Sisanya sebanyak 82 website belum masuk peringkat karena traffiknya yang masih sangat rendah. DKI Jakarta yang posisi size, visibility, dan popularitasnya tertinggi di Indonesia akhirnya menduduki peringkat kedua karena jumlah dokumennya jaug lebih sedikit dibandingkan Provinsi Jawa Timur yang menduduki peringkat pertama. Jadi terlihat bahwa provinsi Jawa Timur mempunyai peringkat yang merata untuk keempat parameternya yang semuanya menduduki sepuluh besar. c. Skenario 3 Skenario ini merupakan peringkat komposit dari 6 parameter tanpa pembobotan, atau bisa juiga dikatakan bahwa skenario ini merupakan gabungan

8 dari skenario 1 dan 2 namun tanpa membedakan bobot dari setiap parameternya. Rumus perhitungan peringkat untuk setiap websitenya adalah sebagai berikut: Indeks Pemda i =R i + P i + S i + V i + D i + T i Ri adalah peringkat relevansi pemda ke-i, Pi adalah peringkat untuk parameter produktivitas pemda ke-i, Si adalah peringkat untuk parameter size pemda ke-i; Vi adalah peringkat untuk parameter produktivitas pemda ke-i, Di adalah peringkat untuk parameter kekayaan dokumen pemda ke-i; dan Ti adalah peringkat untuk parameter popularitas (traffic) pemda ke-i. Untuk skenario 3 dan 4 hanya mencakup 151 website pemda yang menunjukkan data yang lengkap untuk pemeringkatannya. Hasilnya menunjukkan bahwa pemda yang masuk peringkat sepuluh besar sangat mengandalkan visibility yang diukur dengan yahoo inbound link. Parameter ini sebenarnya belum mencerminkan popularitas sebuah web karena tautan ke sebuah situs tersebut tidak mencerminkan tautan yang berkualitas dari situs eksternal. Bahkan hasil pengamatan terhadap situs pemda yang jumlah tautannya tinggi, tautan-tautan tersebut lebih banyak dari spam atau praktek-praktek Search Engine Optimization yang tidak etis. Praktek-praktek tersebut dilakukan dengan spam generator terhadap situs-situs pemda yang masih mengandung kelemahan (vulnerabilities) dalam content management systemnya. Kelemahan tersebut diukur oleh HTML validator seperti sudah dijelaskan sebelumnya. d. Skenario 4 Hasil pemeringkatan dengan menggunakan skenario ini memberikan bobot besar pada parameter relevansi dan produktivitas yaitu 50 persen dibandingkan 50 persen sisanya untuk bobot empat parameter lainnya yaitu size, visibility, document, dan popularitas. Pertimbangannya adalah mutu konten dan intensitas pemutakhirannya merupakan dua parameter yang sangat penting dalam meningkatkan mutu layanan dan informasi publik dari pemerintahan daerah di Indonesia. Kecepatan dan keakuratan informasi menjadi kriteria yang sangat penting di era informasi dan globalisasi ini. Berdasarkan pertimbangan tersebut maka bobot relevansi dan produktifitas ditetapkan 2 kali dari masing-masing bobot parameter size, visibility, document, dan popularitas. Rumus perhitungan indeks komposit untuk 6 parameter pada masingmasing pemda untuk tiga skenario dengan pembobotan adalah sebagai berikut: a. Indeks Pemda i =0,25R i +0,25P i +0,125S i +0,125V i +0,125D i +0,1 25T i b. Indeks Pemda i =0,3R i +0,3P i +0,2S i +0,1V i +0,1D i +0,1T i c. Indeks Pemda i =0,3R i +0,2P i +0,1S i +0,1V i +0,1D i +0,2T i Hasil untuk skenario 4 ini secara umum tidak banyak berubah nama-nama pemda untuk sepuluh besar, kecuali perubahan urutannya saja. Perubahan kecil hanya terjadi untuk skenario 4b dan 4c yaitu Provinsi Riau yang tadinya masuk sepuluh besar pada skenario 4b digantikan Kota Bantul pada skenario 4c. DKI Jakarta selalu menempati urutan pertama untuk peringkat dengan menggunakan enam parameter- baik yang tanpa bobot maupun dengan pembobotan. Namun sekali lagi catatan khusus untuk website provinsi DKI Jakarta ini adalah lima kota yang berada di wilayahnya merupakan sub domain dari 5. KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Hasil pengukuran relevansi konten diukur dengan algoritma TFxIDF yang sudah dikembangkan lebih lanjut dalam penelitian ini, sedangkan relevansi tautan internal diukur dengan TFxIDF inbound. Hasil pengukuran untuk relevansi konten menunjukkan bahwa nilai TFxIDF lokal berkisar antara 4,199 sampai 36,16 dengan rata-rata sebesar 25,05, Jumlah website yang tergolong menunjukkan bobot relevansi yang tinggi dengan nilai TFxIDF di atas rata-rata adalah sebanyak 109 pemda atau sebanyak 60 persen. Nilai TFxIDF inbound berkisar antara 2,391 sampai 30,417 dengan rata-rata sebesar 18,0. Jumlah website yang tergolong menunjukkan bobot relevansi yang tinggi dengan nilai TFxIDF di atas rata-rata adalah sebanyak 86 pemda atau sebanyak 47,5 persen. Algoritma pemeringkatan yang dipilih adalah pemeringkatan dengan enam parameter dengan memberikan bobot terbesar pada parameter 113

9 relevansi, yang diikuti oleh parameter produktifitas dan popularitas, atau menggunakan skenario 4c. Parameter lainnya mempunyai bobot lebih rendah dari tiga parameter tersebut yaitu ukuran halaman, jumlah dokumen, dan visibilitas. Hasil pemeringkatan untuk pemda di luar jawa menujukkan bahwa website provinsi lebih dominan dibandingkan website kota atau kabupaten, sedangkan untuk di pulau jawa, website kabupaten dan kota lebih dominan dibandingkan web provinsi. Peringkat atas untuk web kota semuanya diisi oleh kota-kota di Jawa, sedangkan untuk kabupaten hanya dua kota di luar jawa yang masuk sepuluh besar Saran Model pemeringkatan dengan mempertimbangkan parameter relevansi dan produktifitas merupakan penyempurnaan algoritma pemeringkatan yang banyak digunakan oleh lembaga pemeringkatan yang masih menggunakan parameter webmetrics yang belum mempertimbangkan kualitas konten dan tautan. Namun algoritma pemeringkatan ini masih perlu mencari parameter yang menunjukkan ciri khas dari website yang dijadikan obyek pemeringkatannya, yang dalam penelitian ini menggunakan website pemda di Indonesia. Berdasarkan hasil pengamatan dan pemeringkatan web pemda maka perlu dibuat standarisasi fitur layanan website pemda atau e-government di Indonesia serta peningkatan kemampuan perancangan dan pemutakhiran website pemda yang mempertimbangkan parameter pemeringkatan, khususnya relevansi dan produktifitas. 6. DAFTAR PUSTAKA [1] Alpar, P., M. Porembski, D.Volksw, and S. Pickerodt, 2009, Measurement of Productivity of Websites, Schoolof Business Administration and Economics. Philipps University, Marburg, Germany. [2] Departemen Komunikasi dan Informatika, 2004, Blueprint Sistem Aplikasi e- GovernmentDepartemen Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia, Jakarta. [3] Departemen Komunikasi dan Informatika, 2006, Kondisi Situs Web Pemerintah Daerah, Artikel Departemen Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia, 7/kondisi-situs-web-pemerintah-daerah, diakses tanggal 10 September [4] Dhyani, Devanshu, NG., Keong, Wee, dan Bhowmick Sourav, W., 2002, A Survey of Web Metrics, ACM Computing Surveys, Vol., 34, No. 4 pp [5] Mendez, Emilia. 2009, Web Cost Estimation, Productivity Assessment and Benchmarking, 4 th International Summer School on Software Engineering. University of Salermo, Italy, September [6] Murley, Diana, 2006, Evaluating and Rating Website and other Information Resources, SIU Law Library. [7] Pinkerton, Brian, 1994, Web Crawler Fact, ml, diakses tanggal 25 Maret 2010 [8] Presiden Republik Indonesia, 2003, Kebijakan dan Strategi Nasional Pengembangan e- Government, Instruksi Presiden No.3 Tahun 2003, Inpres pdf, diakses 10 September 2009, [9] Sergey, Brin and Lawrence, Page, 1998, The Anatomy of a Large-Scale Hypertextual Web Search Engine, Computer Science Department, Stanford University, Stanford, CA 94305, USA 114

KATA PENGANTAR Model Pengukuran dan Sistem Pemeringkatan Transparansi Keuangan dan Mutu Informasi Publik pada Website Pemerintah Daerah di Indonesia

KATA PENGANTAR Model Pengukuran dan Sistem Pemeringkatan Transparansi Keuangan dan Mutu Informasi Publik pada Website Pemerintah Daerah di Indonesia ABSTRAK Pemerintah Indonesia masih menghadapi sejumlah tantangan yang mungkin bisa menghambat penerapan e-goverment, diantaranya adalah (1) Ketidakcukupan dan mahalnya kapasitas dan infrastruktur telekomunikasi;

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Suatu perguruan tinggi dikatakan baik, apabila sarana perguruan tinggi dapat menunjang tujuan utama perguruan tinggi. Salah satu sarana penunjang

Lebih terperinci

ANALISIS POPULARITAS SITUS WEB DI INDONESIA : STUDI KASUS SITUS WEB PEMERINTAH DAERAH TINGKAT PROVINSI, KOTAMADYA DAN KABUPATEN.

ANALISIS POPULARITAS SITUS WEB DI INDONESIA : STUDI KASUS SITUS WEB PEMERINTAH DAERAH TINGKAT PROVINSI, KOTAMADYA DAN KABUPATEN. ANALISIS POPULARITAS SITUS WEB DI INDONESIA : STUDI KASUS SITUS WEB PEMERINTAH DAERAH TINGKAT PROVINSI, KOTAMADYA DAN KABUPATEN Akbar Karim Jl. Limo Tengah NO. 15 RT. 04/03 Limo, Depok, Jawa Barat, 16515

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Teknologi Informasi saat ini mengalami perkembangan yang signifikan.

BAB I PENDAHULUAN. Teknologi Informasi saat ini mengalami perkembangan yang signifikan. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Teknologi Informasi saat ini mengalami perkembangan yang signifikan. Beragam aspek kehidupan sangat terbantu dengan perkembangan teknologi informasi ini. Hal

Lebih terperinci

PENGENALAN GOOGLE SCHOLAR

PENGENALAN GOOGLE SCHOLAR PENGENALAN GOOGLE SCHOLAR Eko Prasetyo Universitas Muhammadiyah Yogyakarta Agustus 2016 Topik Pemeringkatan Perguruan Tinggi Google Scholar What s and Why? Google Scholar, How? PEMERINGKATAN PERGURUAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan internet secara pesat dengan miliaran halaman web tersedia di internet dan halaman-halaman tersebut selalu tumbuh setiap waktunya, Akibat dari pertumbuhan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dahulunya daya saing lebih sering berada pada tingkatan perspektif perusahaan, industri, dan negara. Belakangan ini daya saing mulai mengalami pergeseran dan

Lebih terperinci

4. BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Hasil dan pembahasan dari analisis data yang didapatkan berupa nilai

4. BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Hasil dan pembahasan dari analisis data yang didapatkan berupa nilai 50 4. BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil dan pembahasan dari analisis data yang didapatkan berupa nilai dari setiap indikator dan parameter stikom.edu untuk mendapatkan strategi baru sehingga mampu meningkatkan

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI Crawler Definisi Focused Crawler dengan Algoritma Genetik [2]

BAB II DASAR TEORI Crawler Definisi Focused Crawler dengan Algoritma Genetik [2] BAB II DASAR TEORI Pada bab ini dibahas teori mengenai focused crawler dengan algoritma genetik, text mining, vector space model, dan generalized vector space model. 2.1. Focused Crawler 2.1.1. Definisi

Lebih terperinci

TANTANGAN E-GOVERNMENT: PENDEKATAN SEARCH ENGINE OPTIMIZATION DALAM RANGKA MEWUJUDKAN KONSEP GOVERNMENT TO CITIZEN

TANTANGAN E-GOVERNMENT: PENDEKATAN SEARCH ENGINE OPTIMIZATION DALAM RANGKA MEWUJUDKAN KONSEP GOVERNMENT TO CITIZEN TANTANGAN E-GOVERNMENT: PENDEKATAN SEARCH ENGINE OPTIMIZATION DALAM RANGKA MEWUJUDKAN KONSEP GOVERNMENT TO CITIZEN Oleh : Muhammad Irwan Yanwari, Maulana Hidayat Program MTI, Jurusan Teknik Elektro dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Permasalahan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Permasalahan Perkembangan volume dan keragaman informasi yang tersedia di internet saat ini sangat pesat sehingga mendorong tumbuhnya media pemberitaan online.

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANDUNG BARAT,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANDUNG BARAT, BUPATI BANDUNG BARAT PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI BANDUNG BARAT NOMOR 17 TAHUN 2014 TENTANG PENGEMBANGAN e-government DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN BANDUNG BARAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. World Class University telah sering dan banyak dibicarakan oleh

BAB I PENDAHULUAN. World Class University telah sering dan banyak dibicarakan oleh BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah World Class University telah sering dan banyak dibicarakan oleh komunitas akademik di lingkungan perguruan tinggi sejak lebih kurang lima tahun terakhir. Pada

Lebih terperinci

Analisis E-Government pada Kabupaten/Kota di Indonesia

Analisis E-Government pada Kabupaten/Kota di Indonesia Analisis E-Government pada Kabupaten/Kota di Indonesia (disadur dari skripsi : Rachmat Tauffan Mulus, Jurusan Teknik Informatika Universitas Gunadarma, 2009) Pengertian E-Government The World bank Group

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Kemajuan teknologi komunikasi dan informasi yang pesat serta potensi

I. PENDAHULUAN. Kemajuan teknologi komunikasi dan informasi yang pesat serta potensi I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kemajuan teknologi komunikasi dan informasi yang pesat serta potensi pemanfaatannya secara luas membuka peluang bagi pengaksesan, pengelolaan dan pendayagunaan informasi

Lebih terperinci

LAPORAN AKHIR PENGEMBANGAN DAN PENGELOLAAN EGOVERNMEN PEMERINTAH KOTA BALIKPAPAN TAHUN

LAPORAN AKHIR PENGEMBANGAN DAN PENGELOLAAN EGOVERNMEN PEMERINTAH KOTA BALIKPAPAN TAHUN LAPORAN AKHIR PENGEMBANGAN DAN PENGELOLAAN EGOVERNMEN PEMERINTAH KOTA BALIKPAPAN TAHUN 2016 KATA PENGANTAR Perbaikan system e-government di PEMERINTAH KOTA BALIKPAPAN, diharapkan mampu meningkatkan kinerja

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Transformasi traditional government menjadi electronic government (e-government) merupakan salah satu isu kebijakan publik yang hangat dibicarakan saat ini [1]. Transformasi

Lebih terperinci

Webometrics Best Practice. Beni Rio Hermanto, ITB webmaster team.

Webometrics Best Practice. Beni Rio Hermanto, ITB webmaster team. Webometrics Best Practice Beni Rio Hermanto, ITB webmaster team. Webometrics Motivation If the web performance of an institution is below the expected position according to their academic excellence, university

Lebih terperinci

internet. Alhasil, informasi tersebut menjadi tak berguna karena tak berhasil

internet. Alhasil, informasi tersebut menjadi tak berguna karena tak berhasil BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Berkembangnya teknologi internet dari masa ke masa membuat permintaan akan informasi melalui internet meningkat. Peningkatan permintaan informasi tersebut juga

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang xi BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi informasi dewasa ini membuat perubahan perilaku dalam pencarian informasi yang berdampak bagi lembagalembaga yang bergerak

Lebih terperinci

Penerapan Graf dalam Algoritma PageRank Mesin Pencari Google

Penerapan Graf dalam Algoritma PageRank Mesin Pencari Google Penerapan Graf dalam Algoritma PageRank Mesin Pencari Google Adya Naufal Fikri - 13515130 Program Studi Teknik Informatika Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Institut Teknologi Bandung, Jl. Ganesha

Lebih terperinci

Evolusi Vol. I No.1 September 2013

Evolusi Vol. I No.1 September 2013 ANALISIS IMPLEMENTASI E-GOVERNMENT PEMERINTAH DAERAH KAB. TEGAL BERDASARKAN FRAMEWORK DELOITTE DAN INPRES NO. 3 TAHUN 2003 Warjiyono Program Studi Manajemen Informatika Akademik Manajemen Informatika dan

Lebih terperinci

Hasil Hitung Webometrics 2010

Hasil Hitung Webometrics 2010 Hasil Hitung Webometrics 2010 Pengumuman 10 Besar Lomba Situs Web IPB 2010 Hasil Perhitungan Webometrics Simulator Software Kategori Dosen dan Staf Kategori Fakultas page 1 / 31 Kategori Departemen Kategori

Lebih terperinci

SEO Search Engine Optimization. Oleh: Ade Eka Putra ( )

SEO Search Engine Optimization. Oleh: Ade Eka Putra ( ) SEO Search Engine Optimization Oleh: Ade Eka Putra (0615124023) PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS WIDYATAMA BANDUNG 2016 Belajar SEO: Panduan untuk Pemula dalam Memahami dan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Kerangka Pemikiran Perpustakaan Ukrida memiliki peran dalam mengelola pengetahuan sebagai aset institusi. Akses dan layanan pada sumber-sumber pengetahuan belum terintegrasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Permasalahan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Permasalahan Seiring perkembangan teknologi internet yang semakin meluas, baik di dunia pada umumnya dan Indonesia pada khususnya, masyarakat baik global maupun

Lebih terperinci

Implementasi Graf pada Metode Crawling dan Indexing di dalam Mesin Pencari Web

Implementasi Graf pada Metode Crawling dan Indexing di dalam Mesin Pencari Web Implementasi Graf pada Metode Crawling dan Indexing di dalam Mesin Pencari Web Fauzan Muhammad Rifqy 13513081 1 Program Studi Teknik Informatika Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Institut Teknologi

Lebih terperinci

Latar Belakang. Teknik Mendapatkan Nilai WEBOMETRIC

Latar Belakang. Teknik Mendapatkan Nilai WEBOMETRIC Latar Belakang WEBOMETRIC adalah sebuah sistem perangkingan dunia yang berbasis WEB. Peringkat ini diperbaharui dua kali dalam setahun (januari dan juli). Tujuan utama dari perangkingan ini adalah (1)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi yang pesat membawa perubahan dalam

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi yang pesat membawa perubahan dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi yang pesat membawa perubahan dalam kegiatan manusia. Dewasa ini hampir semua sendi kehidupan manusia tidak bisa dilepaskan dari pemanfaatan teknologi

Lebih terperinci

Keywords : kualitas sistem, kualitas pelayanan, kualitas informasi, kepuasan pengguna, niatan menggunakan kembali, e-government, Indonesia.

Keywords : kualitas sistem, kualitas pelayanan, kualitas informasi, kepuasan pengguna, niatan menggunakan kembali, e-government, Indonesia. INTISARI Penelitian ini bertujuan untuk menguji faktor-faktor yang menentukan kesuksesan layanan website e-government melalui persepsi masyarakat terhadap kepuasan pengguna dan niatan untuk menggunakan

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. untuk langkah berikutnya hingga tercapai hasil maksimal.

HASIL DAN PEMBAHASAN. untuk langkah berikutnya hingga tercapai hasil maksimal. 6 Learning). Setiap tahapan dalam SEO memerlukan cara kerja dengan melewati setiap fase dalam ARC seperti ditunjukkan pada Gambar 5. Gambar 5 Action Research Model. Diagnosa Tujuan dari penerapan SEO ini

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di era keterbukaan saat ini setiap perusahaan swasta/instansi pemerintahan dituntut untuk mampu menerapkan konsep Governance. Secara umum governance diartikan sebagai

Lebih terperinci

3. BAB III METODE PENELITIAN. untuk mendapatkan strategi peningkatan visibility/impact dan activity pada

3. BAB III METODE PENELITIAN. untuk mendapatkan strategi peningkatan visibility/impact dan activity pada 3. BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Dalam melakukan penelitian analisis memerlukan tiga tahapan yang tepat untuk mendapatkan strategi peningkatan visibility/impact dan activity pada stikom.edu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sejalan dengan perkembangan teknologi informasi dan komunikasi yang ditunjukkan dengan pesatnya perkembangan perangkat komputasi, telekomunikasi, jaringan internet

Lebih terperinci

Internet Marketing. Generate Traffic

Internet Marketing. Generate Traffic Internet Marketing Internet marketing itu adalah suatu proses pemasaran brand, produk, dan layanan secara online melalui internet. Pemasaran yang dimaksud bukan hanya penjualan tapi juga termasuk promosi,

Lebih terperinci

Repositori Institusi di Perguruan Tinggi. Kania Aranda Rendy Indriyanto

Repositori Institusi di Perguruan Tinggi. Kania Aranda Rendy Indriyanto Repositori Institusi di Perguruan Tinggi Kania Aranda Rendy Indriyanto Repositori Institusi? Repositori Institusi adalah sebuah wadah penyimpanan dan pengelolaan informasi berbentuk digital untuk memperoleh,

Lebih terperinci

Studi Penggunaan Data Exif Untuk Mengukur Pengaruhnya. Terhadap Peningkatan Kinerja Image Search Engine

Studi Penggunaan Data Exif Untuk Mengukur Pengaruhnya. Terhadap Peningkatan Kinerja Image Search Engine Studi Penggunaan Data Exif Untuk Mengukur Pengaruhnya Terhadap Peningkatan Kinerja Image Search Engine Nugroho Herucahyono (13504038) Program Studi Teknik Informatika Sekolah Teknik Elektro dan Informatika,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Penerapan jaringan informasi berbasis teknologi. pemerintah pusat dan daerah secara terpadu telah menjadi prasyarat yang penting

BAB I PENDAHULUAN. Penerapan jaringan informasi berbasis teknologi. pemerintah pusat dan daerah secara terpadu telah menjadi prasyarat yang penting 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penerapan jaringan informasi berbasis teknologi internet di lingkungan pemerintah pusat dan daerah secara terpadu telah menjadi prasyarat yang penting untuk

Lebih terperinci

BAB V. ARAH PENGEMBANGAN e-government PROVINSI RIAU

BAB V. ARAH PENGEMBANGAN e-government PROVINSI RIAU BAB V ARAH PENGEMBANGAN e-government PROVINSI RIAU 2.9 Inisiatif e-government Pada saat ini telah banyak instansi pemerintah pusat dan daerah berinisiatif mengembangkan pelayanan publik melalui jaringan

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI SRAGEN NOMOR 11 TAHUN 2008 TENTANG

PERATURAN BUPATI SRAGEN NOMOR 11 TAHUN 2008 TENTANG PERATURAN BUPATI SRAGEN NOMOR 11 TAHUN 2008 TENTANG PENDAYAGUNAAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI DALAM PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DI KABUPATEN SRAGEN B U P A T I S R A G E N Menimbang Mengingat :

Lebih terperinci

WEBSITE UNSIKA DALAM PEMERINGKATAN WEBSITE PERGURUAN TINGGI DI INDONESIA (PUSDATIN BPM, 2014)

WEBSITE UNSIKA DALAM PEMERINGKATAN WEBSITE PERGURUAN TINGGI DI INDONESIA (PUSDATIN BPM, 2014) WEBSITE UNSIKA DALAM PEMERINGKATAN WEBSITE PERGURUAN TINGGI DI INDONESIA (PUSDATIN BPM, 2014) A. Webometric Webometric adalah suatu situs yang memberikan penilaian terhadap seluruh universitas terbaik

Lebih terperinci

PENGGUNAAN INTERNET SEBAGAI TEKNOLOGI INFORMASI DI KALANGAN MAHASISWA EKONOMI AKUNTANSI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA SKRIPSI

PENGGUNAAN INTERNET SEBAGAI TEKNOLOGI INFORMASI DI KALANGAN MAHASISWA EKONOMI AKUNTANSI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA SKRIPSI PENGGUNAAN INTERNET SEBAGAI TEKNOLOGI INFORMASI DI KALANGAN MAHASISWA EKONOMI AKUNTANSI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Syarat-syarat Guna Memperoleh Gelar

Lebih terperinci

PENELITIAN PENGEMBANGAN E-GOVERNMENT PEMERINTAH KOTA SEMARANG

PENELITIAN PENGEMBANGAN E-GOVERNMENT PEMERINTAH KOTA SEMARANG PENELITIAN PENGEMBANGAN E-GOVERNMENT PEMERINTAH KOTA SEMARANG Disusun Oleh: 1. Abdullah (NIM 152510077) 2. Dedy Gusmar (NIM 152510087) 3. Muntako (NIM 152510096) 4. Taufan Kurniawan (NIM 152510100) Mata

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Saat ini merupakan era globalisasi dimana zaman menjadi modern yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Saat ini merupakan era globalisasi dimana zaman menjadi modern yang 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Saat ini merupakan era globalisasi dimana zaman menjadi modern yang ditandai dengan perkembangan teknologi informasi dan komunikasi yang sangat pesat. Implementasi

Lebih terperinci

Bogor Agricultural University (IPB) Sosialisasi Lomba Web Unit Kerja 2017

Bogor Agricultural University (IPB) Sosialisasi Lomba Web Unit Kerja 2017 Bogor Agricultural University (IPB) Sosialisasi Lomba Web Unit Kerja 2017 Senin, 16 Oktober 2017 (08.00-16.00) IPB International Convention Center (IICC), Ballroom 1 Latar Belakang Penilaian situs web

Lebih terperinci

E-Government di Indonesia dan Dunia

E-Government di Indonesia dan Dunia E-Government di Indonesia dan Dunia 18 Juni 2011 STTA, Yogyakarta Josua M. Sinambela, M.Eng Konsultan Teknologi Informasi www.rootbrain.com Pengertian E-Government proses pemanfaatan teknologi informasi

Lebih terperinci

Tugas E-Commerce. Nama : TRIYANTO NIM : Prody : TI

Tugas E-Commerce. Nama : TRIYANTO NIM : Prody : TI Tugas E-Commerce Nama : TRIYANTO NIM : 12121238 Prody : TI 1. Paypal Pengertian Paypal adalah merupakan satu alat pembayaran atau istilahnya Payment procesors dengan bertransaksi menggunakan jaringan internet

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pemerintahan yang lebih berorientasi kepada masyarakat (citizen centric). Peran

BAB I PENDAHULUAN. pemerintahan yang lebih berorientasi kepada masyarakat (citizen centric). Peran BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam upaya peningkatan pelayanan pemerintah kepada masyarakat diperlukan sebuah transformasi model kepemerintahan menuju konsep model pemerintahan yang lebih berorientasi

Lebih terperinci

ANALISIS SEARCH MATCHING PADA SEARCH ENGINE

ANALISIS SEARCH MATCHING PADA SEARCH ENGINE No Makalah : 093 Konferensi Nasional Sistem Informasi 2012, STMIK - STIKOM Bali 23-25 Pebruari 2012 ANALISIS SEARCH MATCHING PADA SEARCH ENGINE Achmad Fuad Agustian 1, Dina Amalia Adzani 2, Siti Fauziah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rancang Bangun Aplikasi E-Learning Berbasis LMS ( Learning Management System

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rancang Bangun Aplikasi E-Learning Berbasis LMS ( Learning Management System BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Proses belajar yang cepat, efektif dan efisien merupakan tujuan pembelajaran yang menenkankan pada penguasaan materi secara cepat dan tuntas. Pembelajaran yang menekankan

Lebih terperinci

KONSEP E-GOVERNMENT DALAM PENINGKATAN PELAYANAN KEPADA MASYARAKAT DI PEKON BLITAREJO KABUPATEN PRINGSEWU

KONSEP E-GOVERNMENT DALAM PENINGKATAN PELAYANAN KEPADA MASYARAKAT DI PEKON BLITAREJO KABUPATEN PRINGSEWU KONSEP E-GOVERNMENT DALAM PENINGKATAN PELAYANAN KEPADA MASYARAKAT DI PEKON BLITAREJO KABUPATEN PRINGSEWU Bertha Suri Jurusan Sistem Informasi STMIK Pringsewu Lampung Jl. Wisma Rini No. 09 pringsewu Lampung

Lebih terperinci

BUPATI LAMONGAN PERATURAN BUPATI LAMONGAN NOMOR 09 TAHUN 2009 TENTANG PENYELENGGARAAN SISTEM INFORMASI DAN TELEMATIKA KABUPATEN LAMONGAN

BUPATI LAMONGAN PERATURAN BUPATI LAMONGAN NOMOR 09 TAHUN 2009 TENTANG PENYELENGGARAAN SISTEM INFORMASI DAN TELEMATIKA KABUPATEN LAMONGAN SALINAN BUPATI LAMONGAN PERATURAN BUPATI LAMONGAN NOMOR 09 TAHUN 2009 TENTANG PENYELENGGARAAN SISTEM INFORMASI DAN TELEMATIKA KABUPATEN LAMONGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LAMONGAN, Menimbang

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO NOMOR : 104 TAHUN : 2017 PERATURAN BUPATI KULON PROGO NOMOR 102 TAHUN 2017 TENTANG PENGELOLAAN WEBSITE RESMI PEMERINTAH KABUPATEN KULON PROGO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI SEARCH ENGINE OPTIMIZATION (SEO) UNTUK MENINGKATKAN PERINGKAT DI SERP PADA GOOGLE HUMMINGBIRD

IMPLEMENTASI SEARCH ENGINE OPTIMIZATION (SEO) UNTUK MENINGKATKAN PERINGKAT DI SERP PADA GOOGLE HUMMINGBIRD IMPLEMENTASI SEARCH ENGINE OPTIMIZATION (SEO) UNTUK MENINGKATKAN PERINGKAT DI SERP PADA GOOGLE HUMMINGBIRD Rasyid Panji Ishwara Universitas Dian Nuswantoro Jl. Nakula I No. 5-11 Semarang 50131 E-mail :

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. terhadap ilmu pengetahuan dan pandangan dunia. Dengan hanya berpandukan

I. PENDAHULUAN. terhadap ilmu pengetahuan dan pandangan dunia. Dengan hanya berpandukan I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jumlah pengguna Internet yang besar dan semakin berkembang telah membentuk budaya internet. Internet juga mempunyai pengaruh yang besar terhadap ilmu pengetahuan dan pandangan

Lebih terperinci

Gambar 1. Grafik Statistik Angka Pertumbuhan Website (sumber :

Gambar 1. Grafik Statistik Angka Pertumbuhan Website (sumber : SEARCH ENGINE OPTIMIZATION (SEO) MENGGUNAKAN METODE WHITE HAT SEO UNTUK MENINGKATKAN PERINGKAT DAN TRAFIK KUNJUNGAN WEBSITE Himawan 1, Arisantoso 2, Asep Saefullah 3 1,3 STMIK Raharja, Jl. Jendral Sudirman

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. membuat masyarakat dapat ikut berpartisipasi aktif dalam mengontrol setiap

I. PENDAHULUAN. membuat masyarakat dapat ikut berpartisipasi aktif dalam mengontrol setiap I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam menghadapi tantangan masa depan yang semakin kompleks dan tuntutan adanya keterbukaan informasi, maka pemerintah harus mulai membuka diri terhadap informasi-informasi

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA TAHUN Pusat Data dan Teknologi Informasi

LAPORAN KINERJA TAHUN Pusat Data dan Teknologi Informasi LAPORAN KINERJA TAHUN 2016 Pusat Data dan Teknologi Informasi KATA PENGANTAR Alhamdulillah, Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena rahmat dan hidayah-nya sehingga kami dapat menyelesaikan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. search engine, pengguna di seluruh dunia mempunyai akses yang mudah terhadap

I. PENDAHULUAN. search engine, pengguna di seluruh dunia mempunyai akses yang mudah terhadap I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jumlah pengguna Internet yang besar dan semakin berkembang telah membentuk budaya internet. Internet juga mempunyai pengaruh yang besar terhadap ilmu pengetahuan dan pandangan

Lebih terperinci

e-government Muhammad Firdaus

e-government Muhammad Firdaus e-government Muhammad Firdaus muhf2@yahoo.com Kondisi Geografis Indonesia Luas 9.8 juta km2, 81% adalah laut Lebih dari 16,000 pulau Terbagi menjadi 32 provinsi, 362 Kabupaten, 73 Kota, 4 044 kecamatan

Lebih terperinci

PEMBERDAYAAN SISTEM PEMERINTAHAN DAN POTENSI DESA PADA KABAPUTEN PRINGSEWU BERBASIS WEB

PEMBERDAYAAN SISTEM PEMERINTAHAN DAN POTENSI DESA PADA KABAPUTEN PRINGSEWU BERBASIS WEB PEMBERDAYAAN SISTEM PEMERINTAHAN DAN POTENSI DESA PADA KABAPUTEN PRINGSEWU BERBASIS WEB Asih Mekar Sari Jurusan Sistem Informasi, Sekolah Tinggi Manajemen dan Informatika STMIK Pringsewu Lampung Jl. Wismarini

Lebih terperinci

BAB 1. PENDAHULUAN. kepemerintahan yang berbasis elektronik dalam rangka meningkatkan

BAB 1. PENDAHULUAN. kepemerintahan yang berbasis elektronik dalam rangka meningkatkan BAB 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sesuai Instruksi Presiden Nomor 3 Tahun 2003, pengembangan e- government merupakan upaya untuk mengembangkan penyelenggaraan kepemerintahan yang berbasis elektronik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kehadiran teknologi web yang interaktif telah merubah cara orang mengekspresikan pandangan dan opininya. Saat ini pengguna dapat menulis ulasan suatu produk pada situs

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perkembangan teknologi dan akses informasi yang semakin maju memberikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perkembangan teknologi dan akses informasi yang semakin maju memberikan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan teknologi dan akses informasi yang semakin maju memberikan peluang bagi masyarakat umum untuk mengakses informasi secara akurat dan cepat. Kondisi ini tentu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi saat ini begitu pesat dan telah semakin luas.

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi saat ini begitu pesat dan telah semakin luas. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi saat ini begitu pesat dan telah semakin luas. Penggunaan teknologi yang tidak hanya terbatas pada bidang bisnis dan perdagangan tetapi lebih

Lebih terperinci

Webometrics. Irwan Ary Dharmawan Apa? Siapa? Bagaimana? phys.unpad.ac.id/jurusan/staff/dharmawan

Webometrics. Irwan Ary Dharmawan  Apa? Siapa? Bagaimana? phys.unpad.ac.id/jurusan/staff/dharmawan Webometrics Apa? Siapa? Bagaimana? Irwan Ary Dharmawan http://phys.unpad.ac.id/jurusan/staff/dharmawan phys.unpad.ac.id/jurusan/staff/dharmawan Outline Apa itu Webometrics? Webometrics Unpad Apa yang harus

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Dalam menghadapi tantangan masa depan yang semakin kompleks dan tuntutan

I. PENDAHULUAN. Dalam menghadapi tantangan masa depan yang semakin kompleks dan tuntutan I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam menghadapi tantangan masa depan yang semakin kompleks dan tuntutan adanya keterbukaan informasi, maka pemerintah harus mulai membuka diri terhadap informasi-informasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi web dan internet yang ada saat ini. memungkinkan seseorang membuat website yang diinginkan menjadi lebih

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi web dan internet yang ada saat ini. memungkinkan seseorang membuat website yang diinginkan menjadi lebih BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan teknologi web dan internet yang ada saat ini memungkinkan seseorang membuat website yang diinginkan menjadi lebih mudah. Meskipun orang tersebut

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI DAN ANALISA REGULASI PEMERINTAH DAERAH DALAM MENDUKUNG PERKEMBANGAN E-GOVERNMENT

IMPLEMENTASI DAN ANALISA REGULASI PEMERINTAH DAERAH DALAM MENDUKUNG PERKEMBANGAN E-GOVERNMENT IMPLEMENTASI DAN ANALISA REGULASI PEMERINTAH DAERAH DALAM MENDUKUNG PERKEMBANGAN E-GOVERNMENT Hidayatulah Himawan Prodi. Teknik Informatika UPN Veteran Yogyakarta Jl. Tambakbayan 2, Babarsari, Yogyakarta,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Permasalahan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Permasalahan Perkembangan teknologi mempunyai kaitan yang erat dalam perkembangan dalam bidang informasi dan komunikasi. Peranan teknologi informasi dalam bidang

Lebih terperinci

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Secara geografis Indonesia terletak diantara pertemuan beberapa rangkaian gunung berapi aktif (Ring Of Fire), menjadikan Indonesia negara dengan jumlah gunung berapi

Lebih terperinci

Laporan Perkembangan Webometrics UNHAS Januari 2011

Laporan Perkembangan Webometrics UNHAS Januari 2011 Laporan Perkembangan Webometrics UNHAS Januari 2011 Peringkat Webometric UNHAS Januari 2011 adalah 2615 (world ranking), 27 (Indonesian ranking). (Lihat tabel 2 di bawah atau http://www.webometrics.info/rank_by_country.asp?country=id)

Lebih terperinci

BIDANG OTOMASI DOKUMENTASI HUKUM PUSAT DOKUMENTASI DAN JARINGAN INFORMASI HUKUM NASIONAL BADAN PEMBINAAN HUKUM NASIONAL KEMENTERIAN HUKUM DAN HAM RI

BIDANG OTOMASI DOKUMENTASI HUKUM PUSAT DOKUMENTASI DAN JARINGAN INFORMASI HUKUM NASIONAL BADAN PEMBINAAN HUKUM NASIONAL KEMENTERIAN HUKUM DAN HAM RI BIDANG OTOMASI DOKUMENTASI HUKUM PUSAT DOKUMENTASI DAN JARINGAN INFORMASI HUKUM NASIONAL BADAN PEMBINAAN HUKUM NASIONAL KEMENTERIAN HUKUM DAN HAM RI PERPRES NOMOR 33 TAHUN 2012 BAB III TUGAS DAN FUNGSI

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI KEPULAUAN ANAMBAS NOMOR 40 TAHUN 2014 TENTANG PENDAYAGUNAAN WEBSITE DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS

PERATURAN BUPATI KEPULAUAN ANAMBAS NOMOR 40 TAHUN 2014 TENTANG PENDAYAGUNAAN WEBSITE DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS PERATURAN BUPATI KEPULAUAN ANAMBAS NOMOR 40 TAHUN 2014 TENTANG PENDAYAGUNAAN WEBSITE DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KEPULAUAN ANAMBAS, Menimbang

Lebih terperinci

WebGIS-PT Website Geographic Information System - Pariwisata Terpadu 1

WebGIS-PT Website Geographic Information System - Pariwisata Terpadu 1 WebGIS-PT Website Geographic Information System - Pariwisata Terpadu 1 DAFTAR ISI DAFTAR ISI... 2 BAB 1 PENDAHULUAN... 4 1.1 Latar Belakang... 4 1.2 Landasan Hukum... 5 1.3 Maksud Dan Tujuan... 6 1.4 Rumusan

Lebih terperinci

Peran Perpustakaan Dalam Mendukung Universitas Menuju Peringkat Dunia Oleh : Sugeng Priyanto, SS

Peran Perpustakaan Dalam Mendukung Universitas Menuju Peringkat Dunia Oleh : Sugeng Priyanto, SS Peran Perpustakaan Dalam Mendukung Universitas Menuju Peringkat Dunia Oleh : Sugeng Priyanto, SS BEBERAPA waktu lalu, daftar Webometrics Ranking of World Universities edisi Januari 2010 telah diumumkan.

Lebih terperinci

2. BAB II LANDASAN TEORI

2. BAB II LANDASAN TEORI 2. BAB II LANDASAN TEORI Dalam melakukan analisis ini harus mengetahui terlebih dahulu teori yang digunakan. Teori yang digunakan sebagai landasan analisis dan berpikir dalam melakukan pembahasan yang

Lebih terperinci

Bab I Pendahuluan I.1 Latar Belakang

Bab I Pendahuluan I.1 Latar Belakang Bab I Pendahuluan I.1 Latar Belakang Perkembangan yang terjadi dalam bidang ICT (Information and Communication Technology) telah membawa dampak yang cukup signifikan pada kehidupan manusia. Terjadi perubahan

Lebih terperinci

KOMPUTER DAN MASYARAKAT. Mia Fitriawati S.Kom

KOMPUTER DAN MASYARAKAT. Mia Fitriawati S.Kom KOMPUTER DAN MASYARAKAT Mia Fitriawati S.Kom KLASIFIKASI TEKNOLOGI INFORMASI DI MASYARAKAT 1. Kemajuan TI yang Bersifat Netral 2. Kemajuan TI yang Bersifat Menghemat Tenaga Kerja 3. Kemajuan TI yang Bersifat

Lebih terperinci

Pengembangan Website Badan Litbang dan Inovasi. Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan

Pengembangan Website Badan Litbang dan Inovasi. Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Pengembangan Website Badan Litbang dan Inovasi Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Latar Belakang Latar belakang harus diredesign (surat edaran) Surat Edaran Setjen No. SE.14/Setjen-Pusdatin/2015

Lebih terperinci

KONSEP MULTICRITERIA COLLABORATIVE FILTERING UNTUK PERBAIKAN REKOMENDASI

KONSEP MULTICRITERIA COLLABORATIVE FILTERING UNTUK PERBAIKAN REKOMENDASI KONSEP MULTICRITERIA COLLABORATIVE FILTERING UNTUK PERBAIKAN REKOMENDASI Wiranto 1), Edi Winarko 2) 1) Jurusan Teknik Informatika, Universitas Sebelas Maret E-mail : wir@uns.ac.id 2) Program Studi Ilmu

Lebih terperinci

Search Engines. Information Retrieval in Practice

Search Engines. Information Retrieval in Practice Search Engines Information Retrieval in Practice All slides Addison Wesley, 2008 Search Engine Architecture Arsitektur dari mesin pencari ditentukan oleh 2 persyaratan efektivitas (kualitas hasil) efisiensi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. informasi dalam volume yang besar secara cepat dan akurat. Fakta telah

BAB 1 PENDAHULUAN. informasi dalam volume yang besar secara cepat dan akurat. Fakta telah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kemajuan teknologi informasi yang pesat serta potensi pemanfaatannya yang luas, membuka peluang bagi pengaksesan, pengelolaan, dan pendayagunaan informasi dalam volume

Lebih terperinci

EXPERT SYSTEM SEARCH ENGINE OPTIMIZATION (SEO) DALAM MENGOPTIMALKAN WEBSITE

EXPERT SYSTEM SEARCH ENGINE OPTIMIZATION (SEO) DALAM MENGOPTIMALKAN WEBSITE EXPERT SYSTEM SEARCH ENGINE OPTIMIZATION (SEO) DALAM MENGOPTIMALKAN WEBSITE Diajukan oleh Ridwan.Efendi.Renfaan 2010.01702.11.0120 STMIK JENDERAL ACHMAD YANI YOGYAKARTA 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang DAFTAR TABEL Tabel 3-1 Dokumen Term 1... 17 Tabel 3-2 Representasi... 18 Tabel 3-3 Centroid pada pengulangan ke-0... 19 Tabel 3-4 Hasil Perhitungan Jarak... 19 Tabel 3-5 Hasil Perhitungan Jarak dan Pengelompokkan

Lebih terperinci

Manajemen Sistem Informasi Publik

Manajemen Sistem Informasi Publik Manajemen Sistem Informasi Publik Disusun Oleh Kelompok 1: Praherdyan Navy P (105030101111011) Dhio Yudhistira (105030107111006) Kurnia Romadhoni (105030100111012) UNIVERSITAS BRAWIJAYA FAKULTAS ILMU ADMINISTRASI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi yang begitu cepat dalam era globalisasi pada saat ini telah memasuki berbagai aspek semua bidang kehidupan,

Lebih terperinci

Pengembangan Website BKD Karanganyar untuk Meingkatkan Kualitas Penyediaan Informasi Kepegawaian

Pengembangan Website BKD Karanganyar untuk Meingkatkan Kualitas Penyediaan Informasi Kepegawaian Tugas Mata Kuliah Teknologi Informasi dan Komunikasi Pengembangan Website BKD Karanganyar untuk Meingkatkan Kualitas Penyediaan Informasi Kepegawaian Oleh Wawan Widarto NIM 8606118065 Produksi Media Informasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. akibat kebutuhan masyarakat yang semakin meningkat.

BAB I PENDAHULUAN. akibat kebutuhan masyarakat yang semakin meningkat. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Seiring perkembangan zaman seperti dalam konsep globalisasi yang menuntut kita secara umum masyarakat agar dapat berpikir cepat dalam menanggapi perubahan dalam konteks

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Teknologi Informasi pada masa sekarang mengalami perkembangan, dan itu merupakan tantangan bagi Pemerintah: kecepatan dan keakuratan informasi dengan menggunakan teknologi

Lebih terperinci

MENGHASILKAN UANG DARI BLOG MELALUI GOOGLE ADSENSE

MENGHASILKAN UANG DARI BLOG MELALUI GOOGLE ADSENSE MENGHASILKAN UANG DARI BLOG MELALUI GOOGLE ADSENSE KARYA ILMIAH E-COMMERCE DISUSUN OLEH: NINO SETYO AJI 09.12.4194 PROGRAM STUDI STRATA 1 JURUSAN SISTEM INFORMASI SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Tujuan 1.2 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Tujuan 1.2 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Tujuan Merancang sebuah sistem yang dapat meringkas teks dokumen secara otomatis menggunakan metode generalized vector space model (GVSM). 1.2 Latar Belakang Dunia informasi yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Seiring dengan perkembangan zaman, kemajuan dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi informasi berkembang sangat pesat. Maka informasi juga semakin banyak dan membuat

Lebih terperinci

SEARCH ENGINE OPTIMIZATION (MESIN PENCARI)

SEARCH ENGINE OPTIMIZATION (MESIN PENCARI) SEARCH ENGINE OPTIMIZATION (MESIN PENCARI) Muhamad Zaelani zaelani@raharja.info Abstrak Perkembangan internet semakin maju dan terus berkembang, sehingga semakin banyak manusia membuat suatu situs atau

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan tersebar ke seluruh penjuru nusantara. Besarnya jumlah penduduk dan

BAB I PENDAHULUAN. dan tersebar ke seluruh penjuru nusantara. Besarnya jumlah penduduk dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara dengan jumlah penduduk yang sangat besar dan tersebar ke seluruh penjuru nusantara. Besarnya jumlah penduduk dan persebaran penduduk ini

Lebih terperinci

Search Engine. Adri Priadana ilkomadri.com

Search Engine. Adri Priadana ilkomadri.com Search Engine Adri Priadana ilkomadri.com Pendahuluan Buku vs Internet. Internet Bebas dan Banyak Sumber seluruh dunia. Mencari informasi secara spesifik. Pencarian informasi secara spesifik ini dapat

Lebih terperinci

LAKIP DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA KABUPATEN GRESIK TAHUN

LAKIP DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA KABUPATEN GRESIK TAHUN LAKIP DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA KABUPATEN GRESIK TAHUN 07 BAB I PENDAHULUAN. LATAR BELAKANG Dalam perspektif yang luas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah mempunyai fungsi sebagai media / wahana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Permasalahan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Permasalahan Berkembang pesatnya dunia internet dan kebebasan dari sesorang untuk membuat suatu halaman web maka mengakibatkan halaman web bekembang jumlahnya dengan

Lebih terperinci

E-MARKETING. On Page SEO

E-MARKETING. On Page SEO E-MARKETING On Page SEO PERILAKU KONSUMEN Tendensi Perilaku Konsumen Kemungkinan Besar Membeli Atas Dasar REKOMENDASI Proses Konversi E-Marketing Riset pasar (pencari Informasi) Tahapan pembelian Online

Lebih terperinci

PERTEMUAN 6 PROMOSI DAN PEMELIHARAAN WEB

PERTEMUAN 6 PROMOSI DAN PEMELIHARAAN WEB PERTEMUAN 6 PROMOSI DAN PEMELIHARAAN WEB Promosi Website Bagaimana user dapat menemukan dan mendapatkan informasi dari website adalah tujuan dari promosi web, terutama untuk aplikasi web yang komersil.

Lebih terperinci