BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
|
|
- Yenny Kusumo
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di era keterbukaan saat ini setiap perusahaan swasta/instansi pemerintahan dituntut untuk mampu menerapkan konsep Governance. Secara umum governance diartikan sebagai kualitas hubungan antara pemerintah dan masyarakat yang dilayani dan dilindunginnya, governance mencakup 3 (tiga) domain yaitu state (negara/pemerintahan), private sectors (sektor swasta/dunia usaha), dan society (masyarakat). Perkembangan governance di Indonesia didorong oleh adanya dinamika yang menuntut perubahan, baik di lingkungan pemerintah, dunia usaha swasta maupun masyarakat. Menurut UNDP (United Nation Development Programme), governance meliputi pemerintah, sektor swasta, dan masyarakat serta interaksi antara ketiga elemen tersebut. Konsep governance yang baik tercipta ketika dua kekuatan saling mendukung: masyarakat yang tanggung jawab, aktif, dan memiliki kesadaran, dan pemerintah yang terbuka, tanggap, mau mendengar, dan mau melibatkan. Good governance itu sendiri berkaitkan dengan tata kelola Pemerintah yang berkaitan dengan keterlibatan stakeholder sebagaimana diungkapkan Sedarmayanti (2007:2) merujuk pada pemahaman World Conference on Governance bahwa, good governance merupakan suatu proses tata kelola pemerintahan yang baik, dengan melibatkan stakeholders, terhadap berbagai kegiatan perekonomian, sosial politik dan pemanfaatkan sumber daya seperti sumber daya alam, keuangan, dan manusia bagi kepentingan rakyat yang dilaksanakan dengan menganut asas: keadilan, pemerataan, persamaan, efisiensi, transparansi, dan akuntabilitas. Good governance tentu merujuk pada adanya upaya untuk mengedepankan kepentingan rakyat sehingga keterlibatan mereka sebagai stakeholder juga dipoerlukan untuk lebih memahami apa yang menjadi harapan mereka yang dapat dituangkan dalam kebijakan pemerintah. Keterlibatan stakeholder dari pemerintah ini yang diperlukan dalam penerapan konsep good governance melalui keadilan, 1
2 2 pemerataan, persamaan, efisiensi, transparansi, dan akuntabilitas informasi yang dapat dibangun pemerintah. Untuk itu good governance dilakukan dengan mengikutsertakan semua pihak sebagaimana diungkapkan Sedarmayanti (2007: 3) bahwa, good governance yaitu mengikutsertakan semua, transparan dan bertanggung jawab, efektif dan adil, menjamin adanya supermasi hukum, menjamin bahwa prioritas politik, sosial dan ekonomi didasarkan pada konsensus masyarakat, serta memperhatikan kepentingan mereka yang paling miskin dan lemah dalam proses pengambilan keputusan menyangkut alokasi sumber daya pembangunan. Keterlibatan berbagai pihak dalam penyelenggaraan good governance tersebut terkait dengan adanya pemahaman bahwa governance itu sendiri dimaknai sebagai penggabungan atas berbagai kelompok. Governance secara umum diartikan sebagai kualitas hubungan antara pemerintah dan masyarakat yang dilayani dan dilindunginya yang mencakup tiga bagian utama sebagaimana diungkapkan Sedarmayanti (2007: 2) bahwa, governance mencakup tiga domain yaitu 1) state (negara/pemerintahan); 2) private sectors (sektor swasta/dunia usaha); dan 3) society (masyarakat). Governance yang baik hanya dapat tercipta apabila dua kekuatan saling mendukung: warga yang bertanggung jawab, aktif dan memiliki kesadaran, bersama dengan pemerintah yang terbuka, tanggap, mau mendengar, dan mau melibatkan. Keterlibatan semua pihak dalam penyelenggaraan good governance yang didukung atas adanya pelibatan multistakeholder menunjukan bahwa good corporate governance juga diperlukan untuk memperlihatkan adanya komitmen dari stakeholder mengenai penyelenggaraan pemerintahan yang menganut asas: keadilan, pemerataan, persamaan, efisiensi, transparansi, dan akuntabilitas. Keterlibatan stakeholder ini juga yang menjadikan masyarakat juga memiliki tanggungjawab yang sama besarnya dalam mengawasi pemerintahan dan menyalurkan aspirasinya pada pemerintah. Pada posisi ini, PR menjadi bagian yang dapat mengelola aspirasi publik dan semua stakeholder pemerintah untuk menjadi sumber acuan dalam pengelolaan kebijakan pemerintah kedepannya yang dimanfaatkan juga dengan memaksimalkan sistem teknologi dan informasi.
3 3 Kaitannya dengan teknologi informasi, perolehan dan penyebaran informasi dapat difasilitasi melalui media internet, penggunaan internet dalam rangka meningkatkan kinerja governance sudah menjadi perhatian banyak pihak, termasuk pemerintah. Pemanfaatan internet saat ini di dukung oleh perkembangan teknologi Web 2.0 yang dinamis serta mampu melakukan interaksi dua arah dalam waktu bersamaan. Web 2.0 berkembang sejak O Reilly Media Web 2.0 Conference pada tahun Sederhananya, Web 2.0 adalah klasifikasi dari web (yang kemudian berevolusi menjadi lebih dari sekedar klasifikasi: sebuah era) yang membuat semua orang yang terhubung ke web mampu menyediakan dan mendistribusikan konten (teks, grafis, dan lain-lain) di web. Website yang membuat orang dapat berbagi konten di web dengan mudahnya (tidak perlu pengetahuan pemrograman web pun bisa berbagi data di web) adalah Web 2.0: Blog, Photo Sharing (flickr), Video Sharing (YouTube), Presentation Sharing (Slideshare.net), Social Networking (twitter, facebook, myspace, friendster, linkedin, RSS, dan lain-lain). Kemampuan pengguna internet biasa untuk mendistribusikan konten telah merubah wajah web: Bukan lagi web sebagai informasi dimana distribusi data terjadi antara sedikit-ke-banyak, melainkan web sebagai platform di mana distribusi informasi terjadi antara banyak-ke-banyak: many-to-many. Dan inilah esensi dari web 2.0: partisipasi, kolaborasi, many-tomany. ( Pemerintah saat ini sudah merencanakan mengembangkan governmentonline backbone bagi kepentingan semua instansi pemerintah dan penyedia layanan masyarakat serta situs indonesia.go.id yang menghubungkan semua instansi pemerintah sebagai langkah penerapan e-government. Rencana tersebut tertuang dalam Kerangka Kebijakan Pengembangan Dan Pendayagunaan Teknologi Telematika Di Indonesia yang menegaskan bahwa pemerintah perlu meningkatkan hubungan kerja antar institusi serta menyediakan pelayanan bagi masyarakat serta dunia usaha secara efektif dan transparan. Kegiatan yang akan dikembangkan bukan hanya untuk memberi informasi kepada masyarakat tetapi juga transaksi, termasuk perijinan dan tender. Melalui program ini pemerintah
4 4 akan merevitalisasi seluruh sistem dalam pemerintahan untuk menyediakan kemudahan dalam akses bagi publik. E-Government merupakan pemanfaatan teknologi (internet) oleh pemerintahan untuk melayani masyarakat dengan kemudahan akses untuk pemerintah dalam hal pelayanan, informasi dan untuk menambah kualitas pelayanan serta memberikan peluang bagi masyarakat untuk berpartisipasi. Menurut Instruksi Presiden No.3 Tahun 2003, e-government memiliki beberapa tingkatan yang pertama adalah Tingkat persiapan yang meliputi: Pembuatan situs informasi di setiap lembaga, Penyediaan SDM, Penyiapan sarana akses yang mudah (Cyber Park), Sosialisasi situs informasi baik untuk internal maupun untuk public. Tingkat yang kedua yaitu Tingkat pematangan yang meliputi: Pembuatan situs informasi publik interaktif, Pembuatan antar muka keterhubungan antar lembaga lain. Ketiga adalah Tingkat pematangan yang meliputi: Pembuatan situs transaksi pelayanan publik, Pembuatan interoperabilitas aplikasi maupun data dengan lembaga lain. Keempat adalah Tingkat pemanfaatan yang meliputi: Pembuatan aplikasi untuk pelayanan yang bersifat G2G (Government to Government), G2B (Government to Business), dan G2C (Government to Citizen) yang terintegrasi. Dengan penerapan peraturan Inpres No. 3 Tahun 2003 diatas, KEMKOMINFO (Kementrian Komunikasi dan Informatika) membentuk badan yang bertugas untuk melakukan pemeringkatan setiap tahunnya terhadap kinerja E-Government kepada website pemerintahan seluruh Indonesia termasuk di dalamnya Kabupaten, Kota, Kementrian, dan Provinsi. Badan tersebut adalah PeGI (Pemeringkatan E-Government Indonesia). Penilaian yang dilakukan PeGI dilakukan berdasarkan asesmen Kebijakan, Kelembagaan, Infrastruktur, Aplikasi, dan Perencanaan. Pemeringkatan yang dilakukan PeGI membuat masyarakat mengetahui kinerja pemerintahannya dalam pengembangan dan pemanfaatan TIK, serta memberikan dorongan bagi pemerintah melalui evaluasi yang utuh, seimbang dan objektif. Hal ini menjadi acuan apakah sebuah pemerintahan sudah mampu mengimplementasikan media baru (internet) dalam menyajikan informasi serta
5 5 berinteraksi dengan masyarakat di daerahnya menggunakan website sebagai medianya. Menurut data yang didapatkan dari website resmi PeGI (pegi.layanan.go.id), website Pemerintah Kabupaten Subang (subang.go.id) selama 2 tahun berturutturut tidak masuk dalam pemeringkatan E-Government yang dikalahkan oleh beberapa kabupaten di sekitarnya yaitu Kabupaten Purwakarta, Kabupaten Bandung, Kabupaten Indramayu, Kabupaten Karawang, dan Kabupaten Sumedang sebagaimana dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 1.1 Peringkat PeGI tahun 2012 Sumber: pegi.layanan.go.id Berdasarkan informasi pada pemeringkatan PeGI tahun 2012, Kabupaten Subang pernah memasuki pemeringkatan PeGI dengan nilai ratasata 1,79 yang dikategorikan kurang baik karena memperoleh nilai rata-rata di bawah 2,50. Sedangkan pada tahun 2013 PeGI tidak melakukan pemeringkatan pada wilayah Jawa Barat sehingga pemeringkatan untuk e-
6 6 govermentkabupaten Subang pun tidak dapat dipelajari kenaikan atau penurunannya. Barulah setelah pada tahun 2014 kembali pemeringkatan PeGI dilakukan kembali dan memperlihatkan bahwa Kabupaten Subang tidak menorehkan hasil sedikit pun sehingga tidak masuk dalam standar pemeringkatan PeGI. Hal itu terlihat pada situs resminya yang tidak melampirkan hasil pemeringkatan di wilayah Jawa Barat sebagaimana diperlihatkan pada tabel berikut: Tabel 1.2 Peringkat PeGI tahun 2014 Sumber: pegi.layanan.go.id Berdasarkan informasi PeGI tahun 2014 pada tabel di atas, terlihat bahwa Kabupaten Subang tidak masuk dalam daftar pemeringkatan. Nilai terendah pemeringkatan PeGI menunjukan bahwa Kabupaten Pangandaran berada di posisi terendah dengan nilai rata-rata penilaian sebesar 1,17 sehingga dapat diasumsikan bahwa Kabupaten Subang memiliki nilai rata-rata di bawah itu. Tidak adanya kabupaten Subang dalam pemeringkatan PeGI tahun 2014
7 7 menimbulkan pandangan bahwa Kabupaten Subang tidak dapat bersaing dengan daerah lainnya di jawa Barat dalam kesiapan sistem e-government yang berjalan baik. Hilangnya Kabupaten Subang dalam pemeingkatan PeGi pun terjadi kembali di tahun 2015 sebagaimana dapat dilihat pada table berikut: Tabel 1.3 Peringkat PeGI Tingkat Kabupaten/Kota di Jawa Barat 2015 Sumber: pegi.layanan.go.id Berdasarkan pemeringkatan Pegi tahun 2015 sebagaimana diperlihatkan pada tabel di atas, hanya sebagian kecil kota dan kabupaten di Jawa Barat yang masuk dalam pemeringkatan PeGI. Kabupaten Subang menjadi salah satu daerah di Jawa Barat yang juga tidak masuk dalam pemeringkatan sehingga jika dilihat dari tahun 2012, terjadi penurunan peringkat bagi Kabupaten Subang dalam hal penyelenggaraan e-government. Penurunan tersebut terlihat dari hilangnya Kabupaten Subang dalam pemeringkatan sehingga memperjelas bahwa kurangnya upaya perbaikan e-government di Kabupaten Subang meskipun upaya untuk perbaikan tersebut didukung dengan upaya pemanfaatan website induk Pemerintah Kabupaten Subang yang sekarang ini masih aktif dan dikelola dalam menunjang publikasi informasi mengenai kebijakan dan program Pemerintah Kabupaten Subang. Selain data yang didapat dari PeGI, peneliti melakukan observasi mengenai ranking website subang.go.id menggunakan metode pencarian oleh Google, kecepatan Website dan penilaian ranking oleh Alexa. Perbandingan dilakukan dengan beberapa kabupaten disekitar Subang diantaranya yaitu Cirebon, Purwakarta, Karawang, dan Kab. Bandung Barat.
8 8 Gambar 1.1 Pencarian Kata Kunci di Google Sumber: Google Trends Berdasarkan data diatas, terlihat bahwa kabupaten Subang berada pada peringkat dua dengan kata kunci pencarian nama Kabupaten masing-masing. Meski Subang menempati posisi kedua dari banyaknya pencarian, namun hasil pencarian Google menunjukkan website-website lain yang menampilkan informasi wisata di Kabupaten Subang. Sehingga visitor tidak masuk ke website subang.go.id melainkan pada web/blog lain yang berisi informasi wisata di Subang. Data lain yang peneliti dapat dari PageSpeed Insight, yaitu sebuah alat untuk mengetahui kecepatan loading website. Diketahui bahwa masing-masing website pemerintah tersebut memiliki nilainya masing-masing, Subang menempati posisi paling terakhir dengan nilai yang paling kecil dibandingkan website lainnya. Tabel 1.4 PageSpeed Insight Google Subang Cirebon Purwakarta Kab.Bandung Karawang 38/100 67/100 46/100 89/100 62/100 Sumber: Google PageSpeed Insight
9 9 Data diatas mengindikasikan bahwa website subang.go.id memiliki kecepatan loading yang begitu lambat, hal ini bisa berdampak hilangnya minat masyarakat untuk mengakses situs ini. Data lain yang peneliti dapatkan adalah ranking berdasarkan Alexa yang menunjukkan posisi sebuah website secara global maupun berdasarkan dimana lokasi website tersebut. Tabel 1.5 Peringkat Alexa (Semakin Kecil Semakin Baik) Subang Cirebon Purwakarta Kab.Bandung Karawang 22,942 2,537 23,645 6,255 33,211 Sumber: Alexa.com Berdasarkan peringkat Alexa diatas, terlihat bahwa posisi dari terkecil hingga tertinggi adalah Karawang, Purwakarta, Subang, Kab.Subang, dan Cirebon. Pada data tersebut Subang memiliki posisi ketiga dari lima website yang dibandingkan. Mengingat website subang.go.id ini dibuat pada awal 2000an, namun perolehan peringkat di Alexa kalah dibandingkan website Cirebon dan Kab.Bandung yang dibuat pada tahun 2008 dan Gambar 1.2 Tampilan Website Pemerintah Kabupaten Subang Sumber: Salah satu kegiatan yang dilakukan pemerintah kabupaten Subang dalam implementasi e-government adalah pemanfaatan website. Hal tersebut tertuang
10 10 dalam Peraturan Bupati No. 49 Tahun 2015 Bab 2 Pasal 3. Pendayagunaan website didalam lingkup pemerintahan pun tertuang didalam Peraturan Bupati Subang No. 50 Tahun 2015 sebagai penyampaian informasi serta media komunikasi dan aspirasi masyarakat. Setelah penulis melakukan observasi pra penelitian, diketahui bahwa website subang.go.id dikelola oleh Dinas Komunikasi dan Informatika bukan oleh Humas Pemkab. Hal tersebut tertulis dalam Tugas Pokok dan Fungsi (Tupoksi) bahwa Dinas Kominfo bertugas melaksanakan pelayanan informasi melalui media telematika. Sedangkan Tupoksi Humas yaitu menyebarkan informasi melalui media Elektronik. Pemerintah Kabupaten Subang melalui websitenya melampirkan beberapa kategori informasi diantaranya adalah informasi pemerintahan, komoditas unggulan, pariwisata, APBD, investasi, di wilayah Pemerintah Kabupaten Subang. Dalam pemanfaatan websitenya tersebut, Pemerintah Kabupaten Subang belum memanfaatkan perkembangan web 2.0 yang dapat digunakan sebagai media interaksi dengan masyarakat atau pun media sosial resmi dari Pemerintah Kabupaten Subang yang sekarang ini juga banyak dimanfaatkan oleh daerah lain guna menjadi media interaksi dengan masyarakatnya. Di dalam website resmi Pemkab Subang, tidak ada halaman khusus yang menampilkan akun sosial media (facebook, twitter, instagram, dll) resmi yang digunakan oleh Pemkab Subang Masyarakat Kabupaten Subang hanya dapat menyampaikan aspirasi dan masukan dengan mengirim atau langsung mengunjungi kantor dinas terkait. Berdasarkan berbagai informasi yang telah peneliti ungkapkan di atas, terlihat bahwa sarana utama penyebaran informasi milik Pemkab Subang utamanya adalah website yang bersifat statis, dengan tidak didukung dengan keberadaan sosial media yang dinamis dalam penggunaannya. Penggunaan website saja tanpa dukungan media interaksi menempatkan website Kabupaten Subang sebagai media publikasi dan sumber informasi satu arah, karena Pemkab Subang akan sulit untuk melakukan interaksi dengan masyarakat secara real-time yang bersifat komunikasi dua arah. Keterbatasan interaksi tersebut menjadikan
11 11 sistem e-government Pemerintah Kabupaten Subang kurang mendapatkan penilaian yang baik karena e-government harus mampu mewujudkan interaksi. Aktivitas inilah yang dinilai kurang dilakukan Pemerintah Kabupaten Subang dalam memperbarui informasi mengenai kegiatan pemerintahannya. Salah satu contoh yang peneliti temukan terlihat pada keberadaan kolom aspirasi dalam website subang.go.id. Terlihat bahwa aspirasi yang masuk terakhir terjadi pada tahun 2014 sebagaimana pada gambar berikut: Gambar 1.2 Aspirasi masyarakat di subang.go.id Sumber: Hal diatas tidak sesuai dengan Peraturan Bupati No. 49 Tahun 2015, bahwa implementasi e-government dalam pemerintahan didalamnya mencakup transaksi pelayanan publik yang berkualitas dan pengembangan sistem berbasis teknologi informasi dan komunikasi untuk mengakomodasi pelayanan masyarakat dan pelaku usaha. Lambatnya pembaruan yang dilakukan Pemerintah Kabupaten Subang serta kurang responsifnya admin website subang.go.id dapat berdampak kurang baik terhadap hubungan pemerintah dengan masyarakat. Sistem e-government yang sekarang diadopsi oleh Kabupaten Subang seharusnya dapat menjadikan website sebagai media yang dimanfaatkan guna memberikan pelayanan yang efisien, transparan dalam memberikan informasi, serta dengan sigap menanggapi
12 12 pendapat, saran, ataupun keluhan-keluhan dari masyarakat. Untuk itu, berdasarkan berbagai pemaparan yang peneliti ungkapkan di atas, peneliti tertarik untuk mengkaji mengenai strategi pengelolaan konten informasi publik pada website subang.go.id oleh Dinas Komunikasi dan Informatika Pemerintah Kabupaten Subang periode Januari 2016-Juli Fokus Penelitian Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka fokus penelitian ini yakni: Bagaimana strategi pengelolaan konten informasi publik pada website oleh Dinas Komunikasi dan Informatika Pemerintah Kabupaten Subang Dari adanya fokus penelitian tersebut, kemudian dapat disusun pertanyaan penelitian sebagai berikut: 1. Bagaimana penelitian (research) dalam pengelolaan konten informasi publik pada website oleh Dinas Komunikasi dan Informatika Pemerintah Kabupaten Subang? 2. Bagaimana perencanaan (planning) dalam pengelolaan konten informasi publik pada website oleh Dinas Komunikasi dan Informatika Pemerintah Kabupaten Subang? 3. Bagaimana pelaksanaan (action) dalam pengelolaan konten informasi publik pada website oleh Dinas Komunikasi dan Informatika Pemerintah Kabupaten Subang? 4. Bagaimana penilaian (evaluation) dalam pengelolaan konten informasi publik pada website oleh Dinas Komunikasi dan Informatika Pemerintah Kabupaten Subang? 1.3 Tujuan Penelitian Berdasarkan fokus penelitian sebagaimana dijelaskan di atas, maka tujuan dari penelitian ini yaitu: 1. Untuk mengetahui penelitian (research) dalam pengelolaan konten informasi publik pada website oleh Dinas Komunikasi dan Informatika Pemerintah Kabupaten Subang.
13 13 2. Untuk mengetahui perencanaan (planning) dalam pengelolaan konten informasi publik pada website oleh Dinas Komunikasi dan Informatika Pemerintah Kabupaten Subang? 3. Untuk mengetahui pelaksanaan (action) dalam pengelolaan konten informasi publik pada website oleh Dinas Komunikasi dan Informatika Pemerintah Kabupaten Subang? 4. Untuk mengetahui penilaian (evaluation) dalam pengelolaan konten informasi publik pada website oleh Dinas Komunikasi dan Informatika Pemerintah Kabupaten Subang? 1.4 Manfaat Penelitian Manfaat Teoritis Secara teoritis penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi bahan pengembangan ilmu komunikasi, khususnya bidang public relations dalam mendayagunakan peran strategis PR dalam membantu menyampaikan publisitas program dan kinerja pemerintah melalui pemanfaatan media website. Penelitian ini dapat menjadi pelengkap literatur bagi pengembangan ilmu komunikasi khususnya dalam mempelajari PR di lingkungan pemerintahan yang dapat digunakan dalam mendukung good governance dan e-government Manfaat Praktis Secara praktis penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran bagi Pemerintah Kabupaten Subang dalam menilai kinerja Dinas Komunikasi dan Informatika dalam mendayagunakan website selama ini sehingga dapat melakukan evaluasi pada peningkatan pemanfaatan website. Penelitian ini juga dapat menjadi informasi bagi Direktorat Jenderal Aplikasi Informatika, Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo) dalam melakukan penilaian pada kondisi pemanfaatan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) di Pemerintah Kabupaten Subang. Penelitian ini juga dapat menjadi sarana informasi bagi masyarakat untuk lebih memanfaatkan keberadaan website milik
14 14 Pemerintah Kabupaten Subang dalam mencari informasi dan menyalurkan aspirasi bagi kesejahteraan masyarakat Kabupaten Subang. 1.5 Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di Dinas Komunikasi dan Informatika Kabupaten Subang yang beralamat di Jl. Mayjen Soetoyo No. 46 Subang tlp : (0260) administrator@subang.go.id Website : Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan mulai dari Januari September 2016 yang dilakukan dengan bertahap melalui persiapan, pelaksanaan, dan pelaporan penelitian.
PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN 2008 TENTANG PELAKSANAAN E-GOVERNMENT DI INSTANSI PEMERINTAH PUSAT DAN DAERAH
PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN 2008 TENTANG PELAKSANAAN E-GOVERNMENT DI INSTANSI PEMERINTAH PUSAT DAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA Menimbang:
Lebih terperinciSAMBUTAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMASI REPUBLIK INDONESIA
COVER DEPAN Panduan Pelaksanaan Proyek dan Penganggaran e Government COVER DALAM Panduan Pelaksanaan Proyek dan Penganggaran e Government SAMBUTAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMASI REPUBLIK INDONESIA
Lebih terperinciBUPATI MOJOKERTO PERATURAN BUPATI MOJOKERTO NOMOR4ATAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAN E-GOVERNMENT DI KABUPATEN MOJOKERTO
BUPATI MOJOKERTO PERATURAN BUPATI MOJOKERTO NOMOR4ATAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAN E-GOVERNMENT DI KABUPATEN MOJOKERTO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MOJOKERTO, Menimbang a. bahwa pemanfaatan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Dalam menghadapi tantangan masa depan yang semakin kompleks dan tuntutan
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam menghadapi tantangan masa depan yang semakin kompleks dan tuntutan adanya keterbukaan informasi, maka pemerintah harus mulai membuka diri terhadap informasi-informasi
Lebih terperinciGood Governance. Etika Bisnis
Good Governance Etika Bisnis Good Governance Good Governance Memiliki pengertian pengaturan yang baik, hal ini sebenarnya sangat erat kaitannya dengan pelaksanaaan etika yang baik dari perusahaan Konsep
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANDUNG BARAT,
BUPATI BANDUNG BARAT PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI BANDUNG BARAT NOMOR 17 TAHUN 2014 TENTANG PENGEMBANGAN e-government DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN BANDUNG BARAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. membuat masyarakat dapat ikut berpartisipasi aktif dalam mengontrol setiap
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam menghadapi tantangan masa depan yang semakin kompleks dan tuntutan adanya keterbukaan informasi, maka pemerintah harus mulai membuka diri terhadap informasi-informasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Penerapan jaringan informasi berbasis teknologi. pemerintah pusat dan daerah secara terpadu telah menjadi prasyarat yang penting
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penerapan jaringan informasi berbasis teknologi internet di lingkungan pemerintah pusat dan daerah secara terpadu telah menjadi prasyarat yang penting untuk
Lebih terperinciRANCANGAN PERATURAN PRESIDEN TENTANG PELAKSANAAN E-GOVERNMENT DI INSTANSI PEMERINTAH PUSAT DAN DAERAH. Jakarta, 11 Februari 2009
RANCANGAN PERATURAN PRESIDEN TENTANG PELAKSANAAN E-GOVERNMENT E DI INSTANSI PEMERINTAH PUSAT DAN DAERAH Jakarta, 11 Februari 2009 1 REGULASI YANG TELAH ADA Telah dilaksanakan Tentang Kebijakan dan Strategi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pemberlakuan Undang-Undang Nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pemberlakuan Undang-Undang Nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah mengenai kebijakan otonomi daerah yaitu Pemerintah Daerah memiliki hak, wewenang,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar belakang. Perkembangan ekonomi global memberikan sinyal akan pentingnya
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Perkembangan ekonomi global memberikan sinyal akan pentingnya peningkatan kemandirian dan daya saing sebuah negara di dunia internasional. Hal ini dimaksudkan agar
Lebih terperinci- 1 - GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 18 TAHUN 2016 TENTANG
- 1 - GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 18 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN MEDIA SOSIAL PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Lahirnya Undang-Undang nomor 32 Tahun 2004 tentang pemerintahan daerah
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Lahirnya Undang-Undang nomor 32 Tahun 2004 tentang pemerintahan daerah telah merubah tatanan demokrasi bangsa Indonesia dengan diberlakukannya sistem otonomi daerah,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Teknologi Informasi pada masa sekarang mengalami perkembangan, dan itu merupakan tantangan bagi Pemerintah: kecepatan dan keakuratan informasi dengan menggunakan teknologi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sejalan dengan perkembangan teknologi informasi dan komunikasi yang ditunjukkan dengan pesatnya perkembangan perangkat komputasi, telekomunikasi, jaringan internet
Lebih terperinciKomputer Dan Pemerintahan. Universitas Gunadarma Sistem Informasi 2013/2014
Komputer Dan Pemerintahan Universitas Gunadarma Sistem Informasi 2013/2014 TUJUAN: Memberi kemudahan dan kesederhanaan prosedur, sehingga penerapannya memerlukan perubahan struktur organisasi pemerintahan
Lebih terperinciRingkasan Laporan Kegiatan Monitoring dan Evaluasi Penerapan UU di Pemerintah Kabupaten/Kota di Jawa Barat. Komisi Informasi Provinsi Jawa Barat
2016 Ringkasan Laporan Kegiatan Monitoring dan Evaluasi Penerapan UU di Pemerintah Kabupaten/Kota di Jawa Barat Komisi Informasi Provinsi Jawa Barat Daftar Isi I. Latar Belakang Masalah... 4 II. Maksud
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. paradigma baru yang berkembang di Indonesia saat ini. Menurut Tascherau dan
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Good governance atau tata kelola pemerintahan yang baik merupakan paradigma baru yang berkembang di Indonesia saat ini. Menurut Tascherau dan Campos yang dikutip Thoha
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sumarto, Yayasan Obor Indonesia, Jakarta, 2009, hal. 1-2
BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Penelitian Governance disini diartikan sebagai mekanisme, praktik, dan tata cara pemerintah dan warga mengatur sumber daya serta memecahkan masalahmasalah publik. Dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dengan dikeluarkannya Instruksi Presiden Republik Indonesia Nomor 3
BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG MASALAH Dengan dikeluarkannya Instruksi Presiden Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 2003 Tentang Kebijakan dan Strategi Nasional Pengembangan E- Government merupakan
Lebih terperinciPERATURAN BUPATI PURWAKARTA NOMOR : 60 TAHUN 2013 TENTANG
PERATURAN BUPATI PURWAKARTA NOMOR : 60 TAHUN 2013 TENTANG PENDAYAGUNAAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI DALAM PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DI KABUPATEN PURWAKARTA B U P A T I P U R W A K A R T A, Menimbang
Lebih terperinciPENELITIAN PENGEMBANGAN E-GOVERNMENT PEMERINTAH KOTA SEMARANG
PENELITIAN PENGEMBANGAN E-GOVERNMENT PEMERINTAH KOTA SEMARANG Disusun Oleh: 1. Abdullah (NIM 152510077) 2. Dedy Gusmar (NIM 152510087) 3. Muntako (NIM 152510096) 4. Taufan Kurniawan (NIM 152510100) Mata
Lebih terperinciPERAN STRATEGIS KEHUMASAN PEMERINTAH (GPR) dalam rangka PUBLIKASI OUTPUT KEMENTERIAN/LEMBAGA
PERAN STRATEGIS KEHUMASAN PEMERINTAH (GPR) dalam rangka PUBLIKASI OUTPUT KEMENTERIAN/LEMBAGA Gun Gun Siswadi SAM BIDANG KOMUNIKASI dan MEDIA MASSA www.kominfo.go.id @kemkominfo KEMENTERIAN KOMUNIKASI DAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. penyusunan Rencana Kinerja Anggaran ( RKA ) dan Rencana Kinerja Tahunan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Rencana Strategis Satuan Kerja Perangkat Daerah ( Renstra SKPD ) disusun sebagai perencanaan komprehensif kurun waktu lima tahunan dengan berpedoman pada Rencana
Lebih terperinciBab I Pendahuluan I.1 Latar Belakang
Bab I Pendahuluan I.1 Latar Belakang Perkembangan yang terjadi dalam bidang ICT (Information and Communication Technology) telah membawa dampak yang cukup signifikan pada kehidupan manusia. Terjadi perubahan
Lebih terperinciBERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.346, 2010 KEMENTERIAN TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI. E-GOVERNMENT. Pelaksanaan.
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.346, 2010 KEMENTERIAN TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI. E-GOVERNMENT. Pelaksanaan. PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.10/MEN/VII/2010
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia merupakan salah satu negara berkembang di Asia Tenggara
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan salah satu negara berkembang di Asia Tenggara yang sedang melakukan perbaikan sistem birokrasi pemerintahan. Perbaikan sistem birokrasi merupakan
Lebih terperinciBAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI
BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI 3.1. IDENTIFIKASI PERMASALAHAN BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI SKPD Analisis Isu-isu strategis dalam perencanaan pembangunan selama 5 (lima) tahun periode
Lebih terperinciMENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA
MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.10/MEN/VII/2010 TENTANG E-GOVERNMENT DI KEMENTERIAN TENAGA KERJA DAN
Lebih terperinciBUPATI POLEWALI MANDAR
BUPATI POLEWALI MANDAR PERATURAN BUPATI POLEWALI MANDAR NOMOR 23 TAHUN 2013 TENTANG PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI MANAJEMEN DALAM KERANGKA E-GOVERNMENT DILINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN POLEWALI MANDAR
Lebih terperinciTATA NASKAH DINAS ELEKTRONIK (TNDE) Oleh : Dra. ANY INDRI HASTUTI, MM ASISTEN PEMERINTAHAN
TATA NASKAH DINAS ELEKTRONIK (TNDE) Oleh : Dra. ANY INDRI HASTUTI, MM ASISTEN PEMERINTAHAN Aplikasi Tata Naskah Dinas Elektronik pada instansi pemerintah sekarang ini menuntut untuk menggunakan teknologi
Lebih terperinciBAB II TELAAH PUSTAKA DAN MODEL PENELITIAN
BAB II TELAAH PUSTAKA DAN MODEL PENELITIAN 2.1 Telaah Pustaka 2.1.1 Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP) Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP), sebagaimana dimaksud
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Maladministrasi banyak terjadi di berbagai instansi pemerintah di Indonesia.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Maladministrasi banyak terjadi di berbagai instansi pemerintah di Indonesia. Hal ini membuat masyarakat sebagai pengakses maupun pengguna layanan publik semakin
Lebih terperinci1 PENDAHULUAN Latar Belakang
1 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) merupakan salah satu instansi pemerintah yang mempunyai peranan penting dalam memberikan pelayanan publik terkait dengan penanaman
Lebih terperinciRPSEP-11 KENDALA DAN STRATEGI PELAKSANAAN E-GOVERNMENT DALAM PEMBANGUNAN DAERAH
RPSEP-11 KENDALA DAN STRATEGI PELAKSANAAN E-GOVERNMENT DALAM PEMBANGUNAN DAERAH Nora Eka Putri Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Padang Email: nor.adisty@gmail.com Abstrak E-government atau electronic
Lebih terperinciPERATURAN BUPATI SRAGEN NOMOR 11 TAHUN 2008 TENTANG
PERATURAN BUPATI SRAGEN NOMOR 11 TAHUN 2008 TENTANG PENDAYAGUNAAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI DALAM PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DI KABUPATEN SRAGEN B U P A T I S R A G E N Menimbang Mengingat :
Lebih terperinciAnalisis E-Government pada Kabupaten/Kota di Indonesia
Analisis E-Government pada Kabupaten/Kota di Indonesia (disadur dari skripsi : Rachmat Tauffan Mulus, Jurusan Teknik Informatika Universitas Gunadarma, 2009) Pengertian E-Government The World bank Group
Lebih terperinciIMPLEMENTASI STANDAR PENGELOLAAN SUMBER DAYA TEKNOLOGI INFORMASI GUNA MENDUKUNG TATA KELOLA TEKNOLOGI INFORMASI DI LEMBAGA PEMERINTAHAN
IMPLEMENTASI STANDAR PENGELOLAAN SUMBER DAYA TEKNOLOGI INFORMASI GUNA MENDUKUNG TATA KELOLA TEKNOLOGI INFORMASI DI LEMBAGA PEMERINTAHAN Agustinus Fritz Wijaya, S.Kom., M.Cs. Ariya Dwika Cahyono, S.Kom.,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dan tersebar ke seluruh penjuru nusantara. Besarnya jumlah penduduk dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara dengan jumlah penduduk yang sangat besar dan tersebar ke seluruh penjuru nusantara. Besarnya jumlah penduduk dan persebaran penduduk ini
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pendayagunaan informasi dalam volume yang besar secara cepat dan akurat.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan Kemajuan teknologi informasi yang pesat serta potensi pemanfaatannya secara luas, membuka peluang bagi pengaksesan, pengelolaan, dan pendayagunaan informasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Kantor Imigrasi Kelas II Karawang adalah salah satu Unit Pelaksana Teknik (UPT) pada Kantor Wilayah Kementrian Hukum dan HAM Jawa Barat yang berada di Kabupaten
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tidak dapat dipungkiri bahwa saat ini new media atau yang sering kita sebut dengan Internet telah mendorong terciptanya berbagai cara dan kekuatan baru dalam kegiatan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Kemajuan teknologi komunikasi dan informasi yang pesat serta potensi
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kemajuan teknologi komunikasi dan informasi yang pesat serta potensi pemanfaatannya secara luas membuka peluang bagi pengaksesan, pengelolaan dan pendayagunaan informasi
Lebih terperinciBAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS
BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS Sesuai tugas dan fungsi Dinas Komunikasi dan InformatikaKabupaten Pacitan berperan melaksanakan uruan pemerintahan di bidang komunikasi dan informatika, bidang
Lebih terperinciLAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA KABUPATEN BULELENG TAHUN 2016
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA KABUPATEN BULELENG TAHUN 2016 KATA PENGANTAR Berdasarkan Undang-undang No: 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan
Lebih terperinciPeran RelawanT dalam Mendukung Program Kementerian Kominfo
Peran RelawanT dalam Mendukung Program Kementerian Kominfo Mariam F. Barata Sekretaris Ditjen Aplikasi Informatika KEMENTERIAN KOMUNIKASI DAN INFORMATIK Visi dan Misi Kementerian Kominfo VISI Terwujudnya
Lebih terperinciPERATURAN DAERAH PROVINSI GORONTALO NOMOR 3 TAHUN 2016 TENTANG PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN BERBASIS TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI
PERATURAN DAERAH PROVINSI GORONTALO NOMOR 3 TAHUN 2016 TENTANG PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN BERBASIS TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR GORONTALO, Menimbang :
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) yang ditandai dengan
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) yang ditandai dengan kemajuan di bidang teknologi komunikasi dan informasi saat ini telah begitu pesat. Suatu bangsa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. membuat isu-isu semacam demokratisasi, transparansi, civil society, good
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Era globalisasi yang datang lebih cepat dari yang diperkirakan telah membuat isu-isu semacam demokratisasi, transparansi, civil society, good corporate governance,
Lebih terperinciGUBERNUR JAWA TIMUR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA TIMUR,
GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 48 TAHUN 2015 TENTANG TATA KELOLA SISTEM DAN TRANSAKSI ELEKTRONIK DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN RENSTRA DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA KAB. KEPULAUAN ANAMBAS TAHUN
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sebagaimana diamanatkan Undang Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional, maka setiap Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) harus
Lebih terperinciP5 Pemanfaatan Komputer Di Berbagai Bidang. A. Sidiq P. Universitas Mercu Buana Yogyakarta
P5 Pemanfaatan Komputer Di Berbagai Bidang A. Sidiq P. Universitas Mercu Buana Yogyakarta Menurut pandangan anda, bidang-bidang apa saja yang sudah menerapkan penggunaan komputer? 2 Dari bidang-bidang
Lebih terperinciBUPATI GARUT PERATURAN DAERAH KABUPATEN GARUT NOMOR 14 TAHUN 2012 TENTANG PENANAMAN MODAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
BUPATI GARUT PERATURAN DAERAH KABUPATEN GARUT NOMOR 14 TAHUN 2012 TENTANG PENANAMAN MODAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA Menimbang Mengingat BUPATI GARUT, : a. bahwa penanaman modal merupakan salah
Lebih terperinciPERATURAN BUPATI ALOR NOMOR : 2 TAHUN 2011 TENTANG PENYELENGGARAAN E GOVERNMENT DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN ALOR
BUPATI ALOR PERATURAN BUPATI ALOR NOMOR : 2 TAHUN 2011 TENTANG PENYELENGGARAAN E GOVERNMENT DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN ALOR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI ALOR, Menimbang : a. bahwa pemanfaatan
Lebih terperinciPENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT NOMOR 29 TAHUN 2010 TENTANG PENYELENGGARAAN KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA
PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT NOMOR 29 TAHUN 2010 TENTANG PENYELENGGARAAN KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA I. UMUM Informasi merupakan kebutuhan pokok setiap orang bagi pengembangan pribadi
Lebih terperinciLampiran Surat Nomor : 96 /DJAI.2/KOMINFO/AI.01.01/02/2013 KUISIONER. Pemeringkatan E-Government Indonesia (PEGI) 2014
Lampiran Surat Nomor : 96 /DJAI./KOMINFO/AI.01.01/0/013 KUISIONER Pemeringkatan E-Government Indonesia (PEGI) 014 NAMA ORGANISASI NAMA RESPONDEN EMAIL RESPONDEN : Kementerian Sosial : Suwendi : wendy@kemsos.go.id
Lebih terperinciRANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI PELAKSANAAN PENGADAAN BARANG/JASA DI LINGKUNGAN PEMERINTAH PROVINSI JAWA TIMUR
RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI PELAKSANAAN PENGADAAN BARANG/JASA DI LINGKUNGAN PEMERINTAH PROVINSI JAWA TIMUR Mochammad Iksan Program Studi Magister Manajemen Teknologi, Institut Teknologi Sepuluh Nopember
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH NOMOR... TAHUN 2009 TENTANG PENYELENGGARAAN SISTEM ELEKTRONIK DI INSTANSI PEMERINTAH PUSAT DAN DAERAH (E-GOVERNMENT)
PERATURAN PEMERINTAH NOMOR... TAHUN 2009 TENTANG PENYELENGGARAAN SISTEM ELEKTRONIK DI INSTANSI PEMERINTAH PUSAT DAN DAERAH (E-GOVERNMENT) DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. telah menggunakan komputer dan internet. Masyarakat yang dinamis sudah akrab
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Saat ini Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) sudah berkembang sangat pesat, hal ini dapat terlihat pada setiap perkantoran suatu instansi pemerintahan telah menggunakan
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan mengenai Penerapan Good
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan mengenai Penerapan Good Governance dikalangan Street Level Bureaucracy (Studi pada RKP Pekon Sukoharjo III, Kecamatan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. pelayanan yang sesuai dengan peraturan perundang-undangan bagi setiap warga
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pelayanan Publik adalah suatu kegiatan dalam rangka pemenuhan kebutuhan pelayanan yang sesuai dengan peraturan perundang-undangan bagi setiap warga negara dan
Lebih terperinciGood Governance: Mengelola Pemerintahan dengan Baik
Good Governance: Mengelola Pemerintahan dengan Baik KOSKIP, KAJIAN RUTIN - Sejak lahir seorang manusia pasti berinteraksi dengan berbagai kegiatan pemerintahan hingga ia mati. Pemerintahan merupakan wujud
Lebih terperinciPERATURAN BUPATI BERAU NOMOR 44 TAHUN 2012 TENTANG
SALINAN PERATURAN BUPATI BERAU NOMOR 44 TAHUN 2012 TENTANG RENCANA STRATEGI/INDUK (MASTERPLAN) PENERAPAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI (TIK) KABUPATEN BERAU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI
Lebih terperinciLEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT
LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT BUPATI GARUT LD. 14 2012 R PERATURAN DAERAH KABUPATEN GARUT NOMOR 14 TAHUN 2012 TENTANG PENANAMAN MODAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI GARUT, Menimbang : a. bahwa
Lebih terperinciPresiden No. 3/2003 tentang Kebijakan dan Strategi Nasional. Pengembangan Pemerintahan Secara Elektronik. INPRES ini
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Di Indonesia, kelahiran E-Government dibidani oleh Instruksi Presiden No. 3/2003 tentang Kebijakan dan Strategi Nasional Pengembangan Pemerintahan Secara Elektronik.
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SRAGEN,
RANCANGAN BUPATI SRAGEN PERATURAN BUPATI KABUPATEN SRAGEN NOMOR... TAHUN 2017 TENTANG TATA KELOLA PENYELENGGARAAN SISTEM ELEKTRONIK DALAM PEMERINTAHAN (E-GOVERNMENT) DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. ditunjukkan dengan data dari tahun 2008, mengenai. pengguna 16 juta orang menjadi lebih dari 1,4 milliar.
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Internet saat ini tak dapat dipisahkan dalam kehidupan, hal ini ditunjukkan dengan data dari www.newmedia.web.id tahun 2008, mengenai peningkatan pengguna internet
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi yang pesat membawa perubahan dalam
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi yang pesat membawa perubahan dalam kegiatan manusia. Dewasa ini hampir semua sendi kehidupan manusia tidak bisa dilepaskan dari pemanfaatan teknologi
Lebih terperinciBUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 30 TAHUN 2016 TENTANG
BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 30 TAHUN 2016 TENTANG TATA KELOLA TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI DI KABUPATEN CIAMIS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI CIAMIS,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Di era globalisasi, teknologi informasi komunikasi (TIK) semakin lama
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Di era globalisasi, teknologi informasi komunikasi (TIK) semakin lama semakin berkembang. Bukan hanya perusahaan swasta saja yang menggunakan teknologi informasi
Lebih terperinciKomputer & Pemerintah. E-Government
Komputer & Pemerintah E-Government Definisi E-Goverment Electronics government adalah penggunaan teknologi informasi oleh pemerintah untuk memberikan informasi dan pelayanan bagi warganya, pelaku bisnis,
Lebih terperinciKebijakan dan Strategi e-government Dalam Mendukung e-nawacita
DEPUTI BIDANG KELEMBAGAAN DAN TATA LAKSANA TAHUN 2015 KEMENTERIAN PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI Kebijakan dan Strategi e-government Dalam Mendukung e-nawacita PERUBAHAN POLA KERJA
Lebih terperinciAgenda. Ruang Lingkup Pertimbangan Evaluasi Peraturan-peraturan Kerangka Fungsional Kelompok Aplikasi Sub-dimensi Aplikasi Checklist
Dimensi Aplikasi 1 Agenda Ruang Lingkup Pertimbangan Evaluasi Peraturan-peraturan Kerangka Fungsional Kelompok Aplikasi Sub-dimensi Aplikasi Checklist 2 Ruang Lingkup Salah satu upaya untuk melihat, mengevaluasi,
Lebih terperinciPengembangan Website BKD Karanganyar untuk Meingkatkan Kualitas Penyediaan Informasi Kepegawaian
Tugas Mata Kuliah Teknologi Informasi dan Komunikasi Pengembangan Website BKD Karanganyar untuk Meingkatkan Kualitas Penyediaan Informasi Kepegawaian Oleh Wawan Widarto NIM 8606118065 Produksi Media Informasi
Lebih terperinciBERITA DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT
BERITA DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT NOMOR 4 TAHUN 2015 PERATURAN GUBERNUR NUSA TENGGARA BARAT NOMOR 4 TAHUN 2015 TENTANG RENCANA INDUK PENGEMBANGAN E-GOVERNMENT PEMERINTAH PROVINSI NUSA TENGGARA
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. dalam kegiatan belajar mengajar dan tersedianya sekolah sekolah hingga
I. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Pendidikan merupakan salah satu prioritas utama yang berguna dalam mencerdaskan kehidupan bangsa. Hal ini termuat dalam pembukaan UUD 1945 bahwa Kemudian daripada itu untuk
Lebih terperinciLAPORAN KINERJA TAHUN Pusat Data dan Teknologi Informasi
LAPORAN KINERJA TAHUN 2016 Pusat Data dan Teknologi Informasi KATA PENGANTAR Alhamdulillah, Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena rahmat dan hidayah-nya sehingga kami dapat menyelesaikan
Lebih terperinciLAKIP DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA KABUPATEN GRESIK TAHUN
LAKIP DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA KABUPATEN GRESIK TAHUN 07 BAB I PENDAHULUAN. LATAR BELAKANG Dalam perspektif yang luas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah mempunyai fungsi sebagai media / wahana
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Adanya otonomi daerah serta reformasi keuangan telah merubah iklim
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Adanya otonomi daerah serta reformasi keuangan telah merubah iklim pelaksanaan pemerintahan daerah. Akuntanbilitas dan transparansi mulai diwujudkan dalam pelaksanaan
Lebih terperinciEVALUASI PENERAPAN E-GOVERNMENT PADA DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA PROVINSI RIAU MENGGUNAKAN PENDEKATAN METODE PEGI
EVALUASI PENERAPAN E-GOVERNMENT PADA DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA PROVINSI RIAU MENGGUNAKAN PENDEKATAN METODE PEGI Fitri Wahyuni 1, Angraini 2 Jurusan Sistem Informasi, Fakultas Sains dan Teknologi,
Lebih terperinciKATA PENGANTAR. Subulussalam, 10 Februari 2017 KEPALA DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA KOTA SUBULUSSALAM
1 Rencana Strategis Dinas Komunikasi dan Informatika KATA PENGANTAR Rencana Strategis (RENSTRA) Dinas Komunikasi dan Informatika (Dinas Kominfo) Kota Subulussalam periode 2015-2019 merupakan bagian integral
Lebih terperinciEvolusi Vol. I No.1 September 2013
ANALISIS IMPLEMENTASI E-GOVERNMENT PEMERINTAH DAERAH KAB. TEGAL BERDASARKAN FRAMEWORK DELOITTE DAN INPRES NO. 3 TAHUN 2003 Warjiyono Program Studi Manajemen Informatika Akademik Manajemen Informatika dan
Lebih terperinciTeknologi sudah bukan merupakan hal yang tabu atau hanya orang tertentu saja yang
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Teknologi sudah bukan merupakan hal yang tabu atau hanya orang tertentu saja yang membutuhkan, namun sebagian besar orang dari semua kalangan diseluruh dunia. Teknologi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Kota Jambi RPJMD KOTA JAMBI TAHUN
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan daerah merupakan proses perubahan kearah yang lebih baik, mencakup seluruh dimensi kehidupan masyarakat suatu daerah dalam upaya meningkatkan kesejahteraan
Lebih terperinciBUPATI PAKPAK BHARAT PROVINS! SUMATERA UTARA
BUPATI PAKPAK BHARAT PROVINS! SUMATERA UTARA PERATURAN BUPATI PAKPAK BHARAT NOMOR 23 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN E-GOVERNMENT DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN PAKPAK BHARAT DENGAN RAHMAT TUHAN
Lebih terperinciGUBERNUR PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT
GUBERNUR PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT RANCANGAN PERATURAN DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT NOMOR TAHUN 2017 TENTANG TATA KELOLA PEMERINTAHAN BERBASIS SISTEM ELEKTRONIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. informasi dalam volume yang besar secara cepat dan akurat. Fakta telah
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kemajuan teknologi informasi yang pesat serta potensi pemanfaatannya yang luas, membuka peluang bagi pengaksesan, pengelolaan, dan pendayagunaan informasi dalam volume
Lebih terperinciBERITA DAERAH KABUPATEN BANDUNG TAHUN 2016 NOMOR 16 PERATURAN BUPATI BANDUNG NOMOR 16 TAHUN 2016 TENTANG
BERITA DAERAH KABUPATEN BANDUNG TAHUN 2016 NOMOR 16 PERATURAN BUPATI BANDUNG NOMOR 16 TAHUN 2016 TENTANG KEBIJAKAN UMUM PENYELENGGARAAN e-government DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN BANDUNG BAGIAN HUKUM
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Dalam rangka penyelenggaraan kepemerintahan yang baik (good governance) memiliki 3 (tiga) landasan utama yaitu : transparansi, akuntabilitas dan partisipasi. Akuntabilitas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kementerian Perdagangan Republik Indonesia merupakan ujung tombak
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kementerian Perdagangan Republik Indonesia merupakan ujung tombak ekonomi Indonesia di seluruh pasar global. Terdapat tiga elemen katalisator di balik mesin
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. masyarakat baru, disebut masyarakat informasi (information society) (Wiryanto,
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Teknologi mikro elektronika telah menciptakan era informasi yang menjadi pilar masyarakat baru, disebut masyarakat informasi (information society) (Wiryanto, 2004: 25).
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Teknologi informasi dan komunikasi (TIK) merupakan suatu kebutuhan guna mendukung kegiatan organisasi termasuk di lingkungan pemerintahan dalam pencapaian tujuannya.
Lebih terperinciW A L I K O T A B E K A S I
W A L I K O T A B E K A S I PERATURAN WALIKOTA BEKASI NOMOR 33 TAHUN 2011 TENTANG PENDAYAGUNAAN WEBSITE RESMI PEMERINTAH KOTA BEKASI (www.bekasikota.go.id) DAN WEBSITE SKPD DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA
Lebih terperinciMenuju : Dinas Komunikasi dan Informatika. Kenapa Harus? Bagaimana Strukturnya? Apa Tupoksinya?
Menuju : Dinas Komunikasi dan Informatika Kenapa Harus? Bagaimana Strukturnya? Apa Tupoksinya? Era Konvergensi Media Komunikasi Bergabungnya berbagai jenis media komunikasi yang sebelumnya dianggap terpisah
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Saat ini merupakan era globalisasi dimana zaman menjadi modern yang
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Saat ini merupakan era globalisasi dimana zaman menjadi modern yang ditandai dengan perkembangan teknologi informasi dan komunikasi yang sangat pesat. Implementasi
Lebih terperinciFungsi Dasar, Layanan Utama dan Contoh Struktur Organisasi Perangkat Daerah Bidang Kominfo Sub Urusan Informasi dan Komunikasi Publik
Fungsi Dasar, Layanan Utama dan Contoh Struktur Organisasi Perangkat Daerah Bidang Kominfo Sub Urusan Informasi dan Komunikasi Publik 30 Agustus 2016 Penjelasan Fungsi Dasar Sub Urusan IKP No. Pengelompokan
Lebih terperinciRENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) TAHUN 2017
RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) TAHUN 2017 DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA PROVINSI JAWA BARAT Jalan Tamansari No. 55 Telepon (022) 2502898 Fax. (022) 2511505 http:// diskominfo.jabarprov.go.id/ e-mail
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sistem tata kelola pemerintahan yang baik (good governance) yang ditandai
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Reformasi di Indonesia yang masih berlangsung hingga sekarang telah menghasilkan berbagai perubahan khususnya dalam hal tata kelola pemerintahan. Salah satu
Lebih terperinciLEMBARAN DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT
LEMBARAN DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT NOMOR 3 TAHUN 2018 PERATURAN DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT NOMOR 3 TAHUN 2018 TENTANG TATA KELOLA PEMERINTAHAN BERBASIS SISTEM ELEKTRONIK DENGAN RAHMAT
Lebih terperinciBERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2015 NOMOR 41
BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2015 NOMOR 41 PERATURAN BUPATI BANJARNEGARA NOMOR 41 TAHUN 2015 TENTANG RENCANA INDUK TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2015-2019
Lebih terperinci