BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori"

Transkripsi

1 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Permainan Bolavoli a. Pengertian Permainan Bolavoli Permainan bolavoli merupakan olahraga permainan bola besar yang dimainkan oleh dua tim. Masing-masing regu memiliki enam orang pemain dengan menggunakan lapangan yang berbentuk segi empat panjang berukuran 18 x 9 meter dan ditengah-tengah lapangan dibentangkan pemisah yaitu bernama net. Maksud dan tujuan permainan boloavoli adalah memasukkan bola ke daerah lawan melewati suatu rintangan berupa tali atau net dan berusaha memenangkan permainan dengan mematikan bola itu di daerah lawan. Permainan ini dimulai dengan pukulan servis yang dilakukan oleh pemain paling kanan baris belakang didaerah servis. Bola dipukul dengan satu tangan kearah lapangan lawan, kemudian kedua regu memainkan bola tersebut sesuai dengan hak sentuhan dalam peraturan permainan bolavoli Beberapa ahli mempunyai pendapat masing-masing tentang definisi permainan bolavoli. Yang pertama menurut Munasifah (2009:3) mengatakan bahwa Bolavoli adalah permainan yang dilakukan oleh dua regu, yang masing-masing terdiri atas enam orang. Bola dimainkan di udara dengan melewati net, setiap regu hanya bisa memainkan bola tiga kali pukulan. Diperjelas oleh pendapat William G. Morgan yang dikutip oleh Agus Kristiyanto (2010:11) Bolavoli adalah permainan yang dapat dimainkan didalam maupun diluar ruangan dengan sangat leluasa oleh banyak pemain dan tidak ada batasan jumlah pemain yang menjadi standar dalam pemainan tersebut. Sedangkan sasarannya adalah mempertahankan bola agar tetap bergerak melewati net yang tinggi, dari satu wilayah ke wilayah lain. Permainan ini dimainkan oleh dua tim yang dipisahkan oleh sebuah net, melalui kombinasi tiga pukulan, kemudian dimulai dengan 6

2 7 pukulan servis yang dilakukan oleh pemain paling kanan baris belakang pada area servis. Permainan bolavoli selalu mengalami perkembangan sebagai upaya penyempurnaan permainan agar lebih menarik. Menurut pendapat Amung Ma mun & Toto Subroto (2001:37) semula bagian tubuh yang sah untuk memainkan bola batasannya dari lutut ke atas. Sekarang seluruh bagian tubuh diperkenankan untuk memainkan bola. Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa permainan bolavoli adalah permainan olahraga bola besar yang dimainkan oleh dua tim dalam satu lapangan berbentuk empat persegi panjang yang dipisahkan oleh net, diawali dengan pukulan servis melewati atas net ke daerah lawan dilanjutkan hingga satu tim gagal mengembalikan bola secara sempurna. Untuk mengembalikan bola ke daerah lawan, setiap tim diberikan kesempatan memainkan bola sebanyak tiga pantulan diluar perkenaan blok dengan menggunakan seluruh bagian tubuh. b. Teknik Dasar Permainan Bolavoli 1) Passing Prinsip dasar bermain bolavoli yaitu seorang pemain bolavoli untuk memainkan yang bertujuan untuk mengumpan kepada teman seregunya dimainkan di lapangan permainan sendiri. Berkaitan dengan pasing, Sunardi dan Deddy Kardiyanto (2013:24) menyatakan bahwa, passing adalah mengoper bola pada teman sendiri dalam satu regu dengan teknik tertentu yang bertujuan sebagai langkah untuk menyusun pola serangan pada regu lawan. a) Pasing bawah Berkaitan dengan passing bawah dalam permainan bolavoli menurut pendapat Sunardi dan Deddy Kardianto (2013:24-38) mengatakan bahwa pasing bawah adalah teknik dasar permainan bolavoli dengan menggunakan kedua lengan bawah yang untuk

3 8 mengoperkan bola kepada teman seregunya untuk dimainkan di area lapangan sendiri dan bertujuan sebagai awal untuk melakukan serangan awal pada regu lawan. Secara teknik gerakan pasing bawah dapat dibagi menjadi 3 tahapan atau fase, yaitu persiapan (sikap permulaan), pelaksanaan (sikap perkenaan) dan gerak lanjutan (sikap akhir). Seperti dikemukakan Roji (2007: 13) bahwa, gerakan pasing bawah terdiri dari tiga tahap yaitu: (1) Tahap persiapan; (2) Tahap gerakan; dan (3) Akhir gerakan. Secara rinci mengenai pelaksanaan masing-masing tahapan teknik gerakan pasing bawah adalah sebagai berikut : (1) Tahap persiapan Berdiri dengan kedua kaki dibuka selebar bahu dan kedua lutut direndahkan hingga berat badan tertumpu pada kedua ujung kaki di bagian depan. Rapatkan dan luruskan kedua lengan di depan badan hingga kedua ibu jari sejajar. Pandangan ke arah datangnya bola. (2) Tahap gerakan Dorongkan kedua lengan ke arah datangnya bola bersamaan kedua lutut dan pinggul naik serta tumit terangkat dari lantai. Usahakan arah datangnya bola tepat ditengah-tengah badan. Perkenaan bola yang baik tepat pada pergelangan tangan. (3) Akhir gerakan Tumit terangkat dari lantai. Pinggul dan lutut naik serta kedua lengan lurus. Pandangan mengikuti arah gerakan bola. Untuk lebih jelasnya berikut ini disajikan ilustrasi rangkaian pelaksanaan pasing bawah sebagai berikut: Gambar 1. Rangkaian Gerakan Pasing Bawah

4 9 (ipankvolleyball.blogspot.com) Kemungkinan beberapa kesalahan pada saat melakukan pasing bawah menurut Sunardi dan Kardiyanto(2013:26) diantaranya : (1) Kurangnya memperhatikan servis lawan. (2) Kurangnya cepat mengikuti arah jatuhnya bola. (3) Melakukan pasing pada waktu pemain masih dalam posisi bergerak atau tidak siap. (4) Membiarkan bola memantul dengan gerakan lengan tanpa dibantu dengan kekuatan lengan. (5) Berat badan tidak digerakkan sesuai dengan teknik dasar. (6) Hanya mempergunakan kekuatan lengan dari bahu ke bawah tanpa mengikutsertakan kekuatan kedua kaki. (7) Siku ditekuk sewaktu melakukan kontak dengan bola. (8) Tidak menekan kedua pergelangan tangan ke bawah sehingga kedua lengan bawah tidak mempunyai kekuatan. (9) Lengan dibiarkan menggantung. b) Pasing atas Pasing atas merupakan salah satu teknik yang sering digunakan sebagai umpan (set-up) untuk menyajikan bola dalam melakukan smash. Agar teman seregu dapat memainkan atau melakukan serangan dengan baik terhadap lawannya, maka teknik pasing atas tersebut harus dilakukan dengan baik dan tepat. Pasing atas yang baik dan tepat akan memberikan kemudahan bagi temannya dalam memainkan bola atau melakukan serangan sehingga hasilnya lebih sempurna. Untuk dapat melakukan pasing atas dengan baik dan benar, pemain harus menguasai teknik gerakan dengan benar. Pasing atas merupakan satu pola gerakan yang di rangkaikan secara baik dan harmonis agar pasing atas yang dilakukan menjadi lebih baik dan sempurna. Untuk mencapai hal tersebut seorang siswa harus menguasai teknik pasing atas. Cara melakukannya adalah jari-jari tangan terbuka lebar dan kedua tangan membentuk mangkuk hampir saling berhadapan. Sebelum

5 10 menyentuh bola, lutut sedikit ditekuk hingga tangan berada di muka setinggi hidung. Sudut antara siku dan badan kurang lebih 45 derajat. Bola disentuhkan dengan cara meluruskan kedua kaki dengan lengan. Secara teknik gerakan pasing atas dapat dibagi menjadi 3 tahapan atau fase, yaitu persiapan (sikap permulaan), pelaksanaan (sikap perkenaan) dan gerak lanjutan (sikap akhir). Seperti dikemukakan Ahmadi (2007: 25) bahwa, gerakan pasing atas terdiri dari tiga tahap yaitu: (1) Tahap persiapan; (2) Tahap pelaksanaan; dan (3) Tahap gerak lanjut. Secara rinci mengenai pelaksanaan masing-masing tahapan teknik gerakan pasing atas adalah sebagai berikut: (1) Tahap persiapan (a) Bergerak kearah datangnya bola, tepat dibawahnya. (b) Siapkan posisi. (c) Bahu sejajar sasaran. (d) Kaki merenggang santai. (e) Bengkokkan sedikit lengan, kaki dan pinggul. (f) Tahan tangan 6 atau 8 inci didepan pelipis. (g) Tahan tangan didepan pelipis. (h) Melihat melalui jendela yang dibentuk tangan. (i) Ikuti bola kesasaran. (2) Tahap Pelaksanaan (a) Terima bola pada bagian belakang bawah. (b) Terima dengan dua persendian teratas dari jari dan ibu jari. (c) Luruskan lengan dan kaki ke arah sasaran. (d) Arahkan bola sesuai ketinggian yang diinginkan. (e) Arahkan bola ke garis pinggir atau ketangan penyerang. (3) Tahap Lanjutan (a) Luruskan tangan sepenuhnya. (b) Arahkan bola ke sasaran.

6 11 (c) Pinggul bergerak maju ke arah sasaran. (d) Bergerak kearah umpan. Gambar 2. Rangkaian Gerakan pasing atas (M. Yunus, 1992: 92) Pasing atas merupakan salah satu teknik dasar bolavoli yang lebih sulit dibandingkan dengan pasing bawah. Sehingga bagi siswa sekolah sering mengalami kesalahan dalam belajar pasing atas tersebut. Sehingga hal ini berdampak pada hasil yang kurang maksimal. Menurut Ahmadi (2007:28) kesalahan melakukan pasing atas antara lain: (a) Membuka jari-jari terlalu lebar dan lurus sehingga tidak terbentuk suatu cekungan setengah lingkaran dari jari-jari dan telapak tangan. (b) Siku terlalu keluar kesamping atau terlalu rapat kedalam sehingga bentuk cekung jari dan telapak tangan datar. (c) Pergelangan tangan kurang lentur kesamping dalam sehingga cekungan jari dan telapak tangan kurang sempurna. (d) Perkenaan bola waktu passing pada ujung jari sehingga kuku sering sobek. (e) Kurang harmonisnya gerak beraturan antara jari, pergelangan tangan, lengan badan dan kaki. (f) Jari-jari rapat dan lemas. (g) Perkenaan bola pada telapak tangan, bukan pada ujung-ujung jari, sehingga terdengar bunyi plak dalam melakukan pasing atas. Hal-hal tersebut di atas harus diperhatikan oleh guru atau pelatih dalam mengajar pasing atas bolavoli. Pada umumnya siswa tidak

7 12 mampu mengamati letak kesalahan yang dilakukan. Seorang guru harus mampu mencermati setiap kesalahannya dan setiap kesalahan yang dilakukan siswa, guru segera mungkin untuk membetulkan gerakan yang salah tersebut. Kesalahan yang dibiarkan akan membentuk pola gerak yang salah, sehingga kualitas pasing atas yang dilakukan hasilnya tidak sesuai yang diharapkan. 2) Servis (Serve) Menurut M Yunus (1992:137), Servis merupakan pukulan permulaan untuk mengawali suatu permainan yang dilakukan dari daerah servis dibelakang garis lapangan di bagian sebelah kanan, selebar 3 meter dengan panjang ke belakang tidak terbatas. Sedangkan menurut Maryanto, Sunardi, dan Margono (1994:114), Servis juga merupakan pukulan bola yang dilakukan dari garis lapangan belakang (daerah servis) melampaui net sampai daerah lawan. Dari pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa servis merupakan tindakan memukul bola untuk mengawali suatu permainan yang dilakukan dari belakang garis lapangan permainan (daerah sevis) dengan melampaui jaring net ke daerah lapangan lawan. Menurut Sunardi dan Deddy Kardiyanto (2013:14) Ada 2 (dua) jenis servis bolavoli yaitu servis tangan bawah dan servis tangan atas. a) Servis tangan bawah 1) Pemain berdiri menghadap net, kaki kiri di depan kaki kanan, lengan kiri dijulurkan ke depan memegang bola (untuk pemain dominan mengguanakan tangan kanan) bagi yang menggunakan dominan tangan kiri sebaliknya. 2) Bola dilempar rendah ke atas, berat badan bertumpu pada kaki belakang, lengan yang diatas digerakkan ke belakang dan diayunkan ke depan dan memukul bola. 3) Sementara berat badan dipindah ke kaki sebelah depan.

8 13 4) Bola dipukul dengan telapak tangan terbuka, pergelangan tangan kaku dan kuat. Gerakan akhir adalah memindahkan kaki yang di belakang ke depan. Untuk lebih jelasnya berikut ini disajikan ilustrasi rangkaian pelaksanaan servis tangan bawah sebagai berikut: Gambar 3. Rangkaian gerakan servis tangan bawah. (Sunardi dan Deddy Kardiyanto, 2013:40) b) Servis atas kepala 1) Pemain berdiri dengan kaki kiri berada lebih ke depan dan kedua lutut agak ditekuk. Tangan kiri dan kanan bersama-sama memegang bola, tangan kiri menyangga bola sedangkan yang kanan memegang bola bagian atas bola. 2) Bola dilempar dengan tangan kiri ke atas sampai ketinggian kurang lebih 1 meter di atas kepala di depan bahu, dan telapak tangan kanan segera ditarik ke belakang atas kepala dengan telapak menghadap ke depan, berat badan dipindahkan. 3) Setelah tangan berada di belakang atas kepala dan bola berada sejangkauan tangan pemikul, maka bola segera dipukul dengan telapak tangan, lengan harus tetap lurus dan seluruh tubuh ikut bergerak.

9 14 4) Bola dipukul dan diarahkan dengan gerakan pergelangan tangan, berat dipindahkan ke kaki bagian depan, gerakan lengan terus dilanjutkan kesamping melewati paha yang lainnya. Untuk lebih jelasnya berikut ini disajikan ilustrasi rangkaian pelaksanaan servis atas kepala sebagai berikut : Gambar 4. Rangkaian gerakan servis atas kepala. (Sunardi dan Deddy Kardiyanto, 2013:17) 3) Spike (Smash) Spike (smash) merupakan melompat dengan mengangkat satu tangan ke atas kepala, kemudian memukul bola yang sedang melambung di udara melewati net ke arah area lawan sehingga bola tersebut akan jatuh di area lawan dengan keras dan cepat. Selain dibutuhkan tenaga yang prima dan teknik yang baik, ketajaman kemampuan spiker dalam membaca situasi di lapangan sangat diperlukan. Gerak pelaksanaan smash dilakukan dengan memukul bola yang sedang melambung tinggi melebihi tingginya net. Gerakan memukul dilakukan sambil meloncat. Smash merupakan teknik menyerang utama dalam permainan bola voli. Berdasarkan pelaksanaan gerakan, teknik smash dibagi menjadi beberapa tahap. Tahap-tahap tersebut merupakan rangkaian gerak yang berkesinambungan. Menurut Soedarwo, Soeyati R., dan Sunardi (1996: 8) berdasarkan identifikasi gerakannya, dasar pokok teknik smash yang harus dipelajari meliputi : (a) Perubahan sikap dan posisi sikap dan

10 15 posisi penerimaan ke sikap dan posisi untuk melakukan awalan, (b) Melakukan awalan, (c) Take-off dan meloncat, (d) Ayunan lengan ke atas dan memukul, (d) Landing dan bergerak ke sikap dan posisi permainan lebih lanjut. Sedangkan menurut M. Yunus (1992: 108) mengemukakan bahwa: Smash merupakan teknik yang mempunyai gerakan yang komplek yang terdiri dari: a) Langkah awalan untuk meloncat, b) Tolakan untuk meloncat ke atas net, c) Memukul bola saat melayang di atas udara, d) Saat mendarat kembali setelah memukul bola. Dan menurut Soedarwo (2000: 13) proses di dalam melakukan smash dapat dibagi dalam saat-saat berikut: a) Saat awalan, b) Saat tolakan, c) Saat pukulan bola di atas jaring, d) Saat mendarat di tanah. a) Saat Awalan Dapat dimasukkan di sini saat-saat pengambilan awalan sampai dengan saat tolakan ke atas. Mula-mula mengambil sikap siap normal dengan jarak yang cukup dari jaring (3 sampai 4 meter), pada saat akan mengadakan langkah ke depan terlebih dahulu melakukan langkah-langkah kecil di tempat. Langkah-langkah ini dimaksudkan agar pada saat itu badan dalam batas setimbang labil dan pada saatnya untuk bergerak ke depan. Sesudah itu dilanjutkan dengan langkah ke depan. Kedua langkah terakhir sangat menentukan. Pada saat take off, harus diperhatikan dengan baik kedudukan kaki. Kaki yang akan take off berada di depan terlebih dahulu, dan kaki yang lain menyusul di tanah. Hal ini ini agar tetap dijaga, di samping kontinuitasnya juga letak bahu kiri yang relatif akan selalu berasa lebih dekat kepada jaring daripada bahu kanan kemudian dilanjutkan menolak.

11 16 Gambar 5. Saat Melakukan Awalan (William J. Neville, 1990: 47) Gambar 6. Saat akan Menolak setelah Awalan (William J. Neville, 1990: 47) b) Saat Tolakan Pada saat menolak, tolakan harus dilakukan dengan menumpu terlebih dahulu dengan kedua kaki dan langkah pada saat menumpu ini tidak boleh lebar atau pun dengan satu loncatan. Setelah menumpu dengan kedua kaki kemudian segera diikuti dengan gerakan merendahkan badan dengan jalan menekuk lutut agak dalam ke bawah serta kedua lengan masing-masing telah berada di samping belakang badan. Kemudian diikuti dengan tolakan kaki ke atas secara eksplosif dan dibantu dengan ayunan kedua lengan dari arah belakang ke depan atas.

12 17 Perlu diperhatikan setelah kaki menolak ke atas maka kedua kaki harus dalam keadaan rileks. Setelah kaki menolak, tangan kanan berada di samping atas kepala agak ke belakang dan lengan sedikit lurus, dengan telapak tangan menghadap ke depan, tangan kiri berada di samping depan kepala kira-kira setinggi telinga. Tangan dan lengan kiri dalam keadaan relaks saja dan ikut menjaga keseimbangan tubuh selama melayang di udara. Gambar 7. Saat Menolak untuk Melakukan Loncatan (Theo Kleinmen & Dieter Kruber, 1984: 80) c) Saat Pukulan Bola di Atas Net Sikap pada saat melayang seperti tersebut di atas harus diusahakan sedemikian rupa sehingga bola berada di depan atas dan dalam jangkauan tangan maka segeralah tangan kanan dipukulkan pada bola secepatnya. Memukul bola dengan badan yang sudah berada pada posisi sedikit membungkuk. Otot-otot perut, bahu, dan lengan berkontraksi pada saat yang bersamaan, kuat dan berulang kali. Kerjasama antar otot inilah yang menyebabkan lengan terjulur untuk memukul bola dan gerakan memukul ini terjadi secara simultan atau tidak patah-patah. Bagian bola yang dipukul adalah bagian atasnya. Pada saat memukul, pergelangan tangan tidak boleh kaku dan jari-jari tangan sedikit terbuka. Setelah memukul diikuti gerak ke depan dan ke bawah mengadakan gerak lanjut yang sempurna.

13 18 Gambar 8. Saat Melakukan Pukulan di Atas Net (M. Yunus, 1992: 115) d) Saat Mendarat di Tanah Setelah bola berhasil dipukul maka smasher akan segera mendarat kembali di tanah. Tahap mendarat adalah pada saat tubuh bagian atas membungkuk, dan kaki diarahkan ke depan untuk mempertahankan keseimbangan. Perlu diperhatian bahwa saat mendarat, harus mendarat dengan kedua kakinya dan dalam keadaan lentuk ( mengeper ) dengan lutut ditekuk sesuai dengan kebutuhan pendaratan tersebut. Tempat pendaratan harus diusahakan sedekat mungkin dengan tempat melakukan tolakan. Setelah smasher mendarat kembali di tanah segeralah disusul dengan pengambilan sikap siap normal. Gambar 9. Saat Melakukan Pendaratan Setelah Memukul Bola (M. Yunus, 1992: 118)

14 19 Gambar 10. Gerakan Smash secara Keseluruhan (Barbara V.L. & Bonnie J.F.,1996: 76) 4) Block (Bendungan) Menurut M. Yunus (1992:119), Block (Bendungan) merupakan benteng pertahanan yang utama untuk menangkis serangan lawan. Menurut Muhajir (2004:24-38) mengemukakan bahwa: Block (Bendungan) sangat erat sekali dengan teknik bertahan yang dilakukan di atas net, keberhasilan Block dapat ditentukan loncatan yang tinggi dan kemampuan menjangkau lengan pada bola yang sedang dipukul lawan. Block dapat dilakukan oleh satu, dua, atau tiga pemain tergantung kualitas pemain lawan, dan Block dapat dilakukan secara aktif dan pasif Ada 2 (dua) jenis block (bendungan) yang dipaparkan oleh Sunardi dan Deddy Kardiyanto (2013:44) yaitu : a) Block slide step (langkah samping) (1) PengeBlock berdiri didepan net dengan kedua tangan diangkat dan kedua telapak tangan terbuka menghadap lawan, minimal berada di depan wajah lawan. (2) Menuju titik sasaran (ke samping kanan atau ke kiri) dengan langkah menyamping satu langkah atau dua langkah menuju titik lompat. b) Block cross step (langkah silang) (1) PengeBlock berdiri di depan net dengan kedua tangan diangkat dan telapak tangan terbuka menghadap lawan, minimal berada di depan wajah lawan.

15 (2) Menuju titik sasaran (ke samping kanan atau ke kiri) dengan langkah menyilang satu atau dua langkah menuju titik lompat. Untuk lebih jelasnya mengenai tata cara urutan pelaksanaan block dapat dilihat di bawah ini. Berikut ini gambar ilustrasi rangkaian pelaksanaan block (bendungan): 20 Gambar 11. Rangkaian gerakan Block (Bendungan) perorangan (Sunardi dan Deddy Kardiyanto, 2013:45) c. Fasilitas, Alat-alat dan Perlengkapan Permainan Bolavoli Dalam setiap olahraga memang secara khusus mempunyai fasilitas, alat-alat, dan perlengkapan sendiri-sendiri. Berikut adalah fasilitas, alat-alat, dan perlengkapan dalam bermain bolavoli : 1) Lapangan Ukuran lapangan menurut M.Yunus (1992:16) Lapangan permainan berbentuk persegi panjang 18x9m). Diperjelas oleh pendapat Suharno HP, (1974:5) mengatakan bahwa Pembuatan lapangan harus ditanah yang rata dan cukup keras. Bila dibuat dalam gedung maka lantainya harus tidak licin, rata dan tinggi atap gedung paling sedikit tujuh meter. Garis-garis lapangan selebar 5 cm yang terdiri dari garis tengah, garis serang, garis petak servis, garis samping dan garis belakang lapangan. 2) Jaring atau net Selain lapangan alat yang digunakan dalam permainan bolavoli yaitu jaring atau net. Jaring atau net mempunyai ukuran menurut M. Yunus (1992:17)

16 Lebar net adalah 1 m, dan panjangnya 9,50 m. Lubang-lubang pada net berbentuk persegi berwarna hitam berupa mata jala berukuran 10 cm tiap lubang. Pada atas net tersebut terdapat pita putih horizontal lebarnya 5 cm. Menurut Suharno HP (1974:5) Tali pemancang jaring kalau mungkin dengan kawat baja, bila tidak mungkin dapat memakai tali yang cukup kuat dan tidak tidak terlalu lentur bila telah ditegangkan. Jaring harus diberi kain kanvas yang dijahit lapis dua selebar 5 cm sepanjang tepi atas jaring. Ukuran tinggi jaring untuk pria 2.43 meter dan untuk wanita setinggi 2.24 meter. 3) Antena (rod) Alat lain yang digunakan dalam permainan bolavoli adalah Antena. Yang berfungsi untuk memberi batasa laju bola saat permainan, Ukuran Antena menurut pendapat Suharno HP (1974:5) Rod dibuat dari bahan fiberglass ukuran panjang 180 cm garis tengah 1cm. Tongkat itu harus berwarna kontras dengan 10 cm panjang tiap-tiap bagian berwarna dapat berwarna merah-putih, hitam-putih. Sedangkan M.Yunus, (1992:18) berpendapat bahwa Tinggi setiap antena di atas net 80 cm. Antena keliling bola adalah bagian dari batas net dan menandakan batas sisi ketinggian net dan batass daerah permainan. 4) Bola Menurut M.Yunus, (1992:18-19) Bola harus terbuat dari bahan lunak (lentur), bentuknya bulat dengan di dalamnya terbuat dari bahan karet atau sejenisnya. Warna bola adalah satu warna yang terang cm, berat bola gram, tekanan udara 0,40-0,45 kg/cm². 5) Perlengkapan pemain Menurut Suharno HP, (1974:6) Pemain-pemain hendaknya memakai kostum yang bernomor didada dan dipunggung. Diharuskan dalam permainan memakai sepatu olahraga. d. Definisi Bolavoli Mini Menurut Agus Kristiyanto (2010:68) Bolavoli Mini adalah permainan bolavoli yang dimainkan diatas lapangan kecil dengan empat orang pemain tiap timnya dan menggunakan permainan sederhana dilapangan dengan panjang 12 meter dan lebar 5,5 meter. Menurut Horst 21

17 22 Baacke, dalam Coaches Manual I, 1989: yang dikutip oleh Sunardi dan Deddy Winata Kardiyanto Jumlah pemain dalam satu regu dapat; 3x9 m, 4,5x9, atau 8x12 m. Pada ukuran lapangan yang kecil memerlukan tenaga dan gerakan yang lebih sedikit, pengurangan jumlah interupsi, dan menimbulkan reli-reli panjang. Biasanya ukuran lapangan disesuaikan dengan jumlah pemain setiap regu, usia, dan tingkat permainan. Ukuran tinggi net dikurangi sehingga memungkinkan anak-anak untuk bermain diatas net pada saat menyerangdan bertahan sesuai dengan tinggi badan dan kemampuan daya lompat pemain. Dari uraian diatas dapat diambil kesimpulan bahwa bolavoli mini memang diperlukan bagi anak-anak khususnya sekolah dasar untuk mematangkan ketrampilan bermain bolavoli sebelum bermain bolavoli standart. e. fasilitas dan alat Bolavoli Mini 1) Lapangan Lapangan yang digunakan dalam permainan bolavoli mini berukuran panjang 12 meter, lebar lapangan 5,5 meter. 2 m 12 m Gambar 12. Ukuran lapangan Mini Volleyball ( Agus Kritiyanto, 2010:70) 2) Alat Modifikasi alat dalam permainan bolavoli mini dapat berupa bola dan net. Bola yang harus dipersiapkan adalah bola dengan nomor 4, berat

18 gram. Sedangkan net yang digunakan dalam permainan bolavoli mini mempunyai ukuran tinggi net putra 210 centimeter, tinggi net putri 200 centimeter, panjang net keseluruhan 7 meter dengan lebar 90 centimeter. 2. Gerak Dasar a. Hakikat Gerak Dasar Gerak dasar merupakan pola gerakan yang melibatkan bagian tubuh yang berbeda seperti kaki, lengan, dan kepala, dan termasuk keterampilan seperti berjalan, berlari, melompat, menangkap, melempar, memukul, dan lain-lain. Kemampuan gerak dasar menurut beberapa ahli mempunyai pengertian yang sama dengan kemampuan gerak (motor ability), yang berarti keadaan dari seseorang untuk menampilkan berbagai variasi keterampilan gerak. Pada dasarnya gerak dasar manusia adalah gerak dasar jalan, lari, lempar dan lompat. Gerak dasar yang dimiliki setiap manusia, sangat berguna bagi proses perkembangan dan pertumbuhannya. Dengan mempelajari gerak dasar tersebut, akan sangat membantu terhadap keterampilan gerak tertentu, yang dapat di terapkan kedalam aktivitas kehidupan sehari-hari. Menurut Aip Syarifuddin dan Muhadi (1992:24) yang dikutip oleh Riza bahwa Pada umumnya gerak dasar manusia adalah jalan, lari, lompat, dan lempar. Pendapat tersebut diperkuat oleh Amung Ma'mun dan Yudha M. Saputra (2000:20) Kemampuan gerak dasar merupakan kemampuan yang biasa siswa lakukan guna meningkatkan kualitas hidup. Berdasarkan kedua pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa gerak dasar merupakan kemampuan yang dimiliki manusia seperti berjalan, lari, lompat, dan lempar yang dilakukan untuk menimgkatkan kualitas hidup. b. Kategori Gerak Dasar Secara umum keterampilan gerak dasar dibagi menjadi tiga kategori, yaitu:

19 1) Keterampilan lokomotor artinya suatu kemampuan yang digunakan untuk memindahkan tubuh dari satu tempat ke tempat lain atau untuk mengangkat tubuh ke atas seperti, lompat dan loncat. Kemampuan gerak lainnya yang termasuk lokomotor adalah berjalan, berlari, melompat, meluncur, dan lari dll. Keterampilan lokomotor sering digunakan dalam aktivitas sehari-hari. karena sangat mendukung terhadap mobilitas hidup manusia. 2) Keterampilan non-lokomotor adalah suatu kemampuan individu beraktivitas tanpa harus memindahkan posisi tubuh dari satu tempat ke tempat lainnya. Dengan kata lain aktivitas tersebut dilakukan ditempat, tanpa ada ruang gerak yang memadai. Kemampuan non-lokomotor terdiri dari menekuk dan meregang, mendorong dan menarik, mengangkat dan menurunkan, melipat dan memutar, mengocok, melingkar, melambungkan, dll. 3) Keterampilan manipulatif adalah kemampuan individu melakukan aktivitas dengan merekayasa obyek. Kemampuan manipulatif lebih banyak melibatkan tangan dan kaki, tetapi bagian lain dari tubuh kita juga dapat digunakan. Bentuk-bentuk kemampuan manipulatif terdiri dari; gerakan mendorong (melempar, memukul, menendang), gerakan menerima (menangkap) obyek. (Agus Mahendra & Yudha M. Saputra, 2006: 22). Berdasarkan penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa, gerak dasar merupakan gerak pengulangan yang dilakukan terus-menerus dari kebiasaan serta menjadikannya sebagai dasar dari pengalaman yang dibagi menjadi tiga pola atau kategori, yaitu gerak lokomotor, gerak non-lokomotor dan gerak manipulatif Belajar a. Pengertian Belajar Seseorang dikatakan telah mengalami proses belajar apabila di dalam dirinya telah terjadi perubahan, dari tidak tahu menjadi tahu, dari tidak mengerti menjadi mengerti dan sebagainya. Menurut pendapat Morgan belajar adalah perubahan perilaku yang bersifat permanen sebagai hasil dari pengalaman ( Agus Suprijono, 2009:3). Pendapat tersebut diperkuat oleh pendapat Ahmad Susanto (2012:4) Belajar adalah suatu aktivitas yang dilakukan seseorang dengan sengaja dalam keadaan sadar untuk memperoleh suatu konsep, pemahaman atau pengetahuan baru sehingga

20 25 memungkinkan seseorang terjadinya perubahan perilaku yang relatif tetap baik dalam berpikir, merasa maupun bertindak. Sedangkan menurut pendapat Isriani Hardini dan Dewi Puspitasari (2012:4), belajar pada dasarnya berbicara tentang tingkah laku seorang berubah sebagai akibat pengalaman yang berasal dari lingkungan. Berdasarkan pendapat beberapa ahli tersebut maka dapat diambil kesimpulan bahwa belajar adalah suatu proses perubahan yang diperoleh langsung dari suatu aktivitas dan pengalaman yang dilakukan secara terencana oleh individu didalam suatu lingkungan. b. Pengertian Hasil Belajar Dalam hubungannya dengan belajar, hasil belajar adalah suatu hasil yang telah dicapai siswa setelah mengikuti serangkaian proses belajar mengajar. Hasil belajar biasanya diwujudkan dalam bentuk nilai. Nilai itulah yang mewujudkan hasil prestasi setelah siswa memperoleh materi pelajaran. Menurut pendapat Agus Suprijono (2009:5), hasil belajar adalah pola-pola perbuatan, nilai-nilai, pengertian-pengertian, sikap-sikap, apresiasi dan keterampilan. Pendapat tersebut didukung oleh Agus Suprijono (2009:5), hasil belajar adalah pola-pola perbuatan, nilai-nilai, pengertianpengertian, sikap-sikap, apresiasi dan keterampilan. Sedangkan menurut pendapat Ahmad Susanto (2012:5) yang mengatakan bahwa hasil belajar adalah kemampuan yang diperoleh anak setelah melalui kegiatan belajar Berdasarkan pendapat para ahli bahwa pengertian hasil belajar adalah suatu ukuran nilai dari kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa sebagai akibat perbuatan belajar dan dapat diamati melalui kemampuan yang mencangkup aspek kognitif, afektif, dan psikomotor yang dapat berupa polapola perbuatan, nilai-nilai pengertian, sikap-sikap, apresiasi dan keterampilan. c. Aspek-aspek Hasil Belajar Hubungannya dengan hasil belajar terdapat juga beberapa aspek hasil menurut para ahli. Menurut Krathwohl, Bloom & Masia yang dikutip

21 1) Aspek kognitif Kognitif adalah kemampuan yang berhubungan dengan berpikir, mengetahui, dan memecahkan masalah, seperti pengetahuan komprehensif, aplikatif, sintesis, analisis, dan pengetahuan evaluatif. 2) Aspek afektif Afektif adalah kemampuan yang berhubungan dengan sikap, nilai, minat, dan apresiasi. 3) Aspek psikomotorik Psikomotorik mencangkup tujuan yang berkaitan dengan keterampilan (skill) yang bersifat manual atau motorik (Jamil Suprihatiningrum, 2012:38-45). d. Penilaian Hasil Belajar Pengertian Hasil Belajar menurut Dimyati dan Mudjiono (2006:3) mengatakan bahwa Hasil belajar merupakan hasil dari suatu interaksi tindak belajar dan tindak mengajar. Dari sisi guru tindak mengajar diakhiri dengan proses evaluasi belajar. Dari sisi siswa, hasil belajar merupakan berakhirnya penggal dan puncak proses belajar. Hasil belajar dapat diperoleh melalui mekanisme berupa penilaian hasil belajar. Penilaian hasil belajar adalah suatu proses pemberian nilai terhadap hasil-hasil belajar yang dicapai siswa dengan kriteria tertentu. Hal ini memiliki arti bahwa objek yang dinilai adalah hasil belajar siswa. Oleh sebab itu, dalam menilai hasil belajar, peran tujuan yang berisi rumusan kemampuan dan tingkah laku yang diinginkan dikuasai siswa menjadi unsure penting sebagai dasar dan acuan dalam kegiatan penilaian (Suprihatin, 2008:10). Berdasarkan beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa penilaian hasil belajar merupakan proses pemberian nilai kepada siswa setelah melalui interaksi tindak belajar dan tindak mengajar antara guru dan siswa sehingga dapat diketahui seberapa jauh pencapaian hasil belajar yang telah diraih siswa 26

22 27 e. Definisi Pembelajaran Pembelajaran merupakan suatu kegiatan yang dirancang untuk membantu seseorang dalam mempelajari sesuatu yang baru yang dapat berupa nilai atau kemampuan. Di dalam sebuah pembelajaran terjadi kegiatan timbal balik antara guru dan peserta didik yang saling mempengaruhi satu sama lain. Menurut pendapat Agus Suprijono (2009:13) pembelajaran menurut makna berarti proses, cara, perbuatan mempelajari. Menurut Isriani Hardini dan Dewi Puspitasari (2012:76) dikatakan bahwa Pembelajaran adalah suatu usaha yang sengaja melibatkan dan menggunakan pengetahuan profesional yang dimiliki guru untuk mencapai tujuan kurikulum. Sedangkan menurut Waluyo (2013:18) pembelajaran (instruction) adalah suatu usaha untuk membuat peserta didik belajar atau suatu kegiatan untuk membelajarkan peserta didik. Berdasarkan pendapat beberapa ahli dapat diambil kesimpulan bahwa pengertian pembelajaran adalah suatu kegiatan yang melalui proses, cara dan perbuatan pembelajaran yang melibatkan informasi dan lingkungan yang disusun secara terencana untuk memudahkan siswa dalam belajar dengan menggunakan berbagai macam alat informasi dari lingkungan yang berupa media pembelajaran. 4. Modifikasi Alat Pembelajaran a. Hakikat Modifikasi Hal-hal yang paling dirasakan para guru pendidikan jasmani dalam melaksanakan tugasnya sehari-hari adalah hal-hal yang berkaitan dengan sarana serta prasarana pendidikan jasmani yang merupakan media pembelajaran pendidikan jasmani sangat diperlukan. Seorang guru pendidikan jasmani yang kreatif akan mampu menciptakan sesuatu yang baru, atau memodifikasi yang sudah ada tetapi disajikan dengan cara yang semenarik mungkin, sehingga anak didik akan merasa senang mengikuti pelajaran pendidikan jasmani yang diberikan. Demikian dapat dipahami

23 bahwa pemahaman konsep yang matang dalam memodifikasi alat pembelajaran dibutuhkan agar sesuai dengan kebutuhan belajar siswa. Memodifikasi adalah sangat penting agar tujuan pembelajaran dapat tercapai dengan baik. Modifikasi dibutuhkan apabila, kondisi pembelajaran ini dapat dilakukan pada berbagai aspek tergantung tingkat kesulitan dari gerakan ketrampilan. Definisi Modifikasi yang dikemukakan ole Samsudin (2008:58) Modifikasi merupakan salah satu upaya yang dapat dilakukan guru agar proses pembelajaran dapat mencerminkan DAP. Pendapat lain dikemukakan Agus Kristiyanto (2010:68) Modifikasi adalah penyederhanaan dilakukan dengan melakukan penyesuaian ukuran lapangan dan peralatan dengan ukuran fisik anak. Berdasarkan kedua pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa modifikasi adalah upaya yang dilakukan dengan menambah atau mengurangi tingkat kompleksitas bahan ajarnya dalam pelaksanaan pembelajaran. Seperti apabila keterampilan yang diajarkan sulit, maka guru dapat menyederhanakan bahan ajar tersebut agar lebih mudah dipelajari siswanya. Begitupun sebaliknya apabila keterampilan yang diajarkan mudah dipelajari maka guru dapat menambah tingkat kompleksitas bahan ajarnya. b. Tujuan Modifikasi Alat Pembelajaran Menurut Samsudin (2008:60) Modifikasi alat pembelajaran dapat dikaitkan dengan tujuan pembelajaran dari mulai tujuan yang paling rendah sampai tujuan yang paling tinggi. Alat pembelajaran merupakan salah satu komponen dapat tercapainya tujuan pembelajaran. Alat pembelajaran yang dimodifikasi akan memudahkan tercapainya tujuan pembelajarant. Tujuan pembelajaran ini dilakukan dengan cara membagi tujuan materi ke dalam tiga komponen, yakni: 1) Tujuan Perluasan Menurut Samsudin (2008:61) tujuan perluasan maksudnya adalah: 28 Tujuan pembelajaran yang lebih menekankan pada perolehan pengetahuan dan kemampuan melakukan bentuk atau wujud keterampilan yang dipelajarinya tanpa

24 29 memperhatikan aspek efisiensi atau efektifitasnya. Misalnya: Siswa dapat mengetahui dan melakukan gerakan gerak dasar bolavoli. Berdasarkan contoh pada kutipan diatas, tujuan pembelajaran lebih menekankan agar siswa dapat mengetahui gerak dasar bolavoli dalam bentuk peragaan, dalam kasus ini peragaan tidak terlalu dipermasalahkan apakah gerak dasar itu sudah dilakukan secara efektif dan efisien atau belum. Yang penting siswa dapat mengetahui esensi wujud gerak dasar pada cabang olahraga bolavoli. 2) Tujuan Penghalusan Menurut Samsudin (2008:61) tujuan penghalusan maksudnya: Tujuan pembelajaran yang lebih menekankan pada perolehan pengetahuan dan kemampuan melakukan gerak secara efisien. Misalnya: siswa mengetahui dan melakukan gerak dasar dalam permainan bolavoli. Misalnya: pada gerakan pasing bawah kedua tangan lurus kebawah, kaki dibuka selebar bahu, lutut sedikit ditekuk kemudian ayunkan kedua tangan diikuti dengan lutut atau lurus. 3) Tujuan Penerapan Menurut Bahagia dan Suherman (2000:23) tujuan penerapan maksudnya: Tujuan pembelajaran yang lebih menekankan pada perolehan pengetahuan dan kemampuan tentang efektif tidaknya gerakan yang dilakukan melalui pengenalan kriteria-kriteria tertentu sesuai dengan tingkat kemampuan siswa. c. Modifikasi alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah: a) Bola karet

25 30 Gambar 13. Bola Gabus berisi bola karet Bola modifikasi ini terbuat dari bola karet yang mempunyai berat yang lebih ringan dan lunak dari bolavoli yang sesungguhnya. Sehingga apabila digunakan tidak akan menimbulkan rasa sakit pada bagian tangan. Bola ini mempunyai ukuran yang telah dimodifikasi. b) Bola Plastik Gambar 14. Bola Plastik Bola ini terbuat dari bola plastik yang bertujuan agar bola tersebut apabila digunakan siswa tidak akan merasa sakit karena ringan. c) Modifikasi Ketinggian Net Modifikasi ketinggian Net digunakan untuk memudahkan siswa dalam pelaksaan servis bawah bolavoli mini dan untuk penyesuaian siswa dengan net saat melakukan servis bawah. Net bisa diatur ketinggiannya, mulai dari yang rendah sekitar 1,60 dan 1,80 meter sampai pada net yang memiliki ketinggian standar 2,00 meter untuk putri dan 2,10 meter untuk putra. Dengan adanya modifikasi ketinggian net tersebut, diharapkan siswa lebih mudah untuk menyeberangkan bola melewati net dalam melaksanankan proses pembelajaran servis bawah bolavoli mini.

26 31 B. Kerangka Berpikir Proses pembelajaran bolavoli dapat berlangsung dengan efektif dan optimal tergantung oleh beberapa faktor yaitu starategi pembelajaran, pendekatan pembelajaran, sarana prasarana pembelajaran, dan lain-lain. Bolavoli merupakan materi pelajarajan yang lumayan sulit untuk diajarkan kepada siswa. Terdapat beberapa teknik-teknik dasar dalam permainan bolavoli yaitu passing, smash, serve, dan block. Melalui proses belajar siswa menjadi mengerti tentang tekni dasar bolavoli dan cara melakukannya. Untuk siswa Sekolah Dasar mengenalkan materi permainan bolavoli dapat dengan cara melakukan gerakan-gerakan dasar permainan bolavoli seperti gerak dasar passing cara melempar bola dengan kedua tangan lurus dari bawah dan lain-lain. Untuk mendukung kegiatan pembelajaran tersebut diperlukan beberapa modifikasi alat yaitu bola karet dan bola plastik. Kelebihan dari modifikasi alat ini adalah siswa menjadi lebih tertarik untuk mencoba, dengan jumlah alat yang proporsional sehingga kesempatan siswa untuk mencoba ini semakin banyak, dapat menciptakan siswa aktif dalam pembelajaran bolavoli dan dapat meningkatkan atau mencapai KKM. Modifikasi alat yang digunakan adalah bola karet dan bola plastik. Dengan adanya modifikasi bola dapat membuat siswa kelas IV SDN Tegalrejo No. 98 Surakarta merasa senang dan tertarik untuk mengikuti mata pelajaran olahraga. Siswa secara tidak langsung telah melakukan gerak dasar bolavoli dan diharapkan dapat mengoptimalkan pembelajaran. Penelitian ini difokuskan pada upaya peningkatan kemampuan gerak dasar dalam pembelajaran bolavoli melalui modifikasi bola pada siswa kelas IV SDN Tegalrejo No. 98 Surakarta. Pemanfaatan modifikasi bola ini, guru dapat memberi penjelasan yang mendetail dan mempermudah siswa dalam menangkap penjelasan gerak dasar bolavoli.

27 Berkaitan dengan permasalahan dalam penelitian ini, alur kerangka pemikiran dalam penelitian ini secara skematis sebagai berikut: 32 Siswa: Kondisi awal Tindakan Kondisi akhir Guru: Guru kurang memberikan modifikasi pada pembelajaran gerak dasar bolavoli mini Meningkatkan keterampilan gerak dasar bolavoli mini melalui Pemanfaatan Modifikasi Melalui pemanfaatan modifikasi, siswa akan lebih mudah menguasai materi gerak dasar bolavoli mini sehingga pembelajaran bisa maksimal. - Siswa kurang aktif dan jenuh saat pembelajaran gerak dasar bolavoli mini - Siswa merasakan sakit pada tangannya ketika menggunakan sarana standar seperti bola standar. - Siswa cepat merasa bosan karena terlalu lama menunggu giliran melakukan ketika pembelajaran Siklus I: Guru dan peneliti menyusun bentuk pengajaran yang bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar gerak dasar bolavoli mini, melalui pemafaatan modifikasi yang berupa bola karet, bola plastik, dan ketinggian net. Siklus II: Upaya perbaikan tindakan dari siklus I sehingga melalui penggunaan modifikasi Bola mampu menguasai ketrampilan gerak dasar bolavoli mini dan mampu meningkatkan hasil belajar siswa Gambar 15. Alur Kerangka Berpikir C, Hipotesis Tindakan Pemanfaatan modifikasi dalam pembelajaran dapat meningkatkan hasil belajar gerak dasar bolavoli mini pada siswa kelas IV SDN Tegalrejo No. 98 Surakarta Tahun Ajaran 2015/2016.

28 33 BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian Tindakan Kelas ini dilaksanakan di SD NEGERI TEGALREJO NO. 98 yang beralamatkan di JL. Laos Utara No. 4 Kagokan RT.01/XI Pajang Laweyan Surakarta. 2. Waktu Penelitian Penelitian Tindakan Kelas dilaksanakan pada bulan Februari sampai bulan Maret Untuk lebih jelasnya rincian waktu dan jenis kegiatan penelitian sebagai berikut : Tabel 1. Jadwal Penelitian Tindakan Kelas Bulan NO Rencana Kegiatan Des 2015 Jan 2016 Feb 2016 Mar 2016 Apl 2016 Mei 2016 Jun Persiapan a. Observasi b. Identifikasi masalah c. Penentuan tindakan d. Pengajuan judul e. Penyusunan proposal f. Seminar proposal g. Pengajuan ijin penelitian 2. Pelaksanaan a. Pengumpulan data penelitian 33

29 34 b. Analisis data 3. Penyusunan Laporan a. Penulisan laporan b. Ujian Skripsi B. Subjek Penelitian Subjek penelitian ini adalah Siswa Kelas IV SDN Tegalrejo No. 98 Surakarta Tahun Ajaran 2015/2016. Jumlah keseluruhan siswa kelas IV adalah sebanyak 29 siswa. C. Data dan Sumber Data Sumber data Penelitian Tindakan Kelas ini adalah sebagai berikut: 1. Siswa, untuk mendapatkan data tentang hasil belajar gerak dasar Bolavoli pada siswa kelas IV SDN Tegalrejo No. 98 Surakarta Tahun Ajaran 2015/ Guru sebagai kolaborator, untuk melihat tingkat keberhasilan penggunaan modifikasi alat pada pembelajaran gerak dasar bolavoli mini Tahun Ajaran 2015/ Peneliti sebagai observer diperoleh data berupa : lembar observasi dan foto saat kegiatan pembelajaran gerak dasar bolavoli SD Negeri Tegalrejo No. 98 Surakarta Tahun Ajaran 2015/2016. D. Teknik Pengumpulan Data Data Penelitian Tindakan Kelas ini dikumpulkan dan disusun melalui teknik pengumpulan data meliputi: tes dan observasi 1. Tes: dipergunakan untuk mendapatkan data ketrampilan dan pemahaman konsep tentang dasar bolavoli mini yang dilakukan siswa. 2. Observasi: dipergunakan sebagai teknik untuk mengumpulkan data tentang aktivitas siswa selama mengikuti proses belajar mengajar gerak dasar dengan modifikasi bola.

30 35 Sedangkan alat pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian sebagai berikut : Tabel 2. Teknik Pengumpulan Data Penelitian No Sumber Data Jenis Data Teknik Pengumpulan Instrumen a. Tes keterampil 1 Siswa Psikomotor/Hasil keterampilan gerak dasar bolavoli mini Tes dan Observasi an Gerak Dasar Bolavoli Mini b. Lembar Observasi 2 Siswa Kognitif/Pemahaman siswa gerak dasar bolavoli mini Tes tulis a. Tes Tulis b. Tes Lisan 3 Siswa Afektif/Sikap siswa dalam mengikuti pembelajaran Observasi Lembar Observasi E. Uji Validitas Data Teknik pengujian validitas data pada penelitian tindakan kelas ini menggunakan triangulasi yang merupakan salah satu cara yang digunakan untuk peningkatan validitas data dalam penelitian. Triangulasi yaitu teknik yang didasari pola pikir fenomenologi yang bersifat multiperspektif yang artinya untuk menarik kesimpulan yang mantap diperlukan tidak hanya satu cara pandang. Triangulasi yang digunakan dalam Penelitian Tindakan Kelas ini yaitu triangulasi sumber data. Triangulasi sumber data yaitu data yang sama akan lebih mantap kebenarannya bila digali dari beberapa sumber data yang

31 36 berbeda sehingga data yang diperoleh benar benar objektif. Data dapat diperoleh dari siswa, dan observasi guru sebagai kolaborator. F. Analisis Data Data yang dikumpulkan pada setiap kegiatan observasi dari pelaksanaan siklus PTK dianalisis secara deskriptif kualitatif dengan menggunakan teknik persentase untuk melihat kecenderungan yang terjadi dalam kegiatan pembelajaran. 1. Psikomotor siswa : dengan mempraktekkan ketrampilan gerak dasar bolavoli yang diberikan guru kemudian dikategorikan dalam klasifikasi skor yang telah ditentukan. 2. Kognitif siswa : dengan jawaban siswa atas pertanyaan yang diberikan guru yang kemudian dikategorikan dalam klasifikasi skor yang telah ditentukan. 3. Sikap dan keaktifan siswa: dengan mengamati perilaku siswa pada saat pembelajaran gerak dasar dalam permainan bolavoli mini berlangsung, kemudian dikategorikan dalam klasifikasi skor yang telah ditentukan. 4. Hasil Belajar gerak dasar bolavoli mini: dengan menganalisis nilai ratarata tes gerak dasar bolavoli mini yang kemudian dikategorikan dalam klasifikasi skor yang telah ditentukan G. Indikator Kinerja penelitian Untuk menentukan ketrampilan tujuan perlu dirumuskan indikator keberhasilan yang disusun secara rialistik (mempertimbangkan kondisi sebelumnya diberi tindakan dan jumlah siklus tindakan yang akan dilakukan). Untuk lebih jelasnya dapat di lihat tabel Indikator Kinerja Penelitian sebagai berikut: Tabel 3.Indikator Kinerja Penelitian Persentase Target Cara Mengukur Aspek Yang Diukur Akhir Pencapaian Afektif siswa berupa Diamati saat proses kerjasama, jujur, menghargai, 80 % pembelajaran Gerak semangat, dan percaya diri. Dasar Bolavoli

32 37 berlangsung Psikomotor siswa berupa penilaian tehadap penguasaan Tes Ketrampilan beberapa gerak dasar yang 80 % Gerak dasar terdiri dari sikap awal, saat Bolavoli melakukan/perkenaan dan sikap akhir. Kognitif siswa berupa tes pengetahuan atau pemahaman siswa terhadap gerak dasar Bolavoli. 80 % Tes Tulis. Rata-rata hasil Ketuntasan Hasil Belajar 80 % penjumlahan (aspek afektif, kognitif, psikomotor) sesuai dengan KKM Sekolah : 75 H. Prosedur Penelitian Prosedur penelitian adalah langkah langkah yang harus dilalui oleh peneliti dalam menerapkan metode yang akan digunakan dalam penelitian. Metode penelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas atau Classroom Action Research (CAR). Langkah langkah PTK secara prosedurnya dilaksanakan secara partisipatif atau kolaboratif antara (guru dengan tim lainya) bekerjasama, mulai dari tahap orientasi hingga penyusunan rencana tindakan dalam siklus pertama, diskusi yang bersifat analitik, kemudian dilanjutkan dengan refleksi evaluatif atas kegiatan yang dilakukan pada siklus pertama, untuk kemudian mempersiapkan rencana modifikasi, koreksi, atau pembetulan, dan penyempurnaan pada siklus berikutnya.

33 38 Dalam satu siklus terdiri dari empat langkah, yaitu perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi. Penjelasan mengenai alur penelitian tindakan tersebut dipaparkan melalui penjelasan sebagai berikut : 1. Perencanaan adalah langkah yang dilakukan guru ketika akan memulai tindakannya tentang apa, mengapa, kapan, dimana, oleh siapa, dan bagaimana penelitian itu dilakukan. 2. Pelaksanaan adalah implementasi dari rencana yang sudah dibuat. 3. Pengamatan adalah proses mencermati jalannya pelaksanaan tindakan. 4. Refleksi adalah langkah mengingat kembali kegiatan yang sudah lampau yang dilakukan oleh guru dan siswa. Menurut Agus Kristiyanto (2010:54), langkah-langkah Penelitian Tindakan Kelas pada prinsipnya meliputi 4 langkah pada setiap siklusnya. Keempat langkah tersebut meliputi perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, observasi dan refleksi. Dari setiap siklus PTK itu dapat digambarkan sebagai berikut: PENETAPAN FOKUS MASALAH Perencanaan Refleksi SIKLUS I Pelaksanaan Pengamatan Perencanaan TINDAKAN LANJUTAN Refleksi SIKLUS II Pengamatan Pelaksanaan Apakah indikator SUDAH tercapai? Sudah, Penelitian bisa diakhiri Belum, perlu diadakan siklus III

34 39 Aktivitas dalam penelitian tindakan ini diawali dengan perencanaan tindakan (planning), penerapan tindakan dan mengobservasi tindakan (Action and Observation), dan melakukan refleksi (reflection). Setelah kegiatan refleksi pada siklus I diadakan perencanaan perbaikan untuk menuju siklus selanjutnya, sampai perbaikan atau peningkatan yang diharapkan tercapai sesuai kriteria keberhasilan. Pada dasarnya setiap guru mempunyai kriteria keberhasilan yang berbeda dan oleh karena itu semuanya juga tergantung pada guru yang mengajar tentunya berdasarkan pada kurikulum yang berlaku pada saat itu. Penelitian ini dilaksanakan dalam 2 siklus: 1. Pelaksanaan Siklus a. Tahap Perencanaan Pada tahap ini peneliti dan guru kelas menyusun sekenario pembelajaran yang terdiri dari : 1) Membuat rencana pembelajaran dengan mengacu pada tindakan (treatment) yang diterapkan dalam PTK, yaitu pembelajaran Gerak Dasar Bolavoli mini. 2) Menyusun instrumen yang digunakan dalam siklus PTK, yaitu penilaian Gerak Dasar Bolavoli mini. Menyiapkan alat yang diperlukan untuk membantu pembelajaran. 3) Menyusun alat evaluasi pembelajaran. b. Tahap Pelaksanaan Tahap pelaksanaan dilakukan dengan melaksanakan skenario pembelajaran yang telah direncanakan, sebagai berikut : 1) Menjelaskan kegiatan belajar mengajar secara umum. 2) Melakukan pemanasan. 3) Melakukan pembelajaran gerak dasar bolavoli mini dengan modifikasi bola. 4) Melakukan rangkaian gerak dasar Bolavoli mini. 5) Melaksanakan penenangan/pendinginan. c. Pengamatan Tindakan

35 40 Pengamatan dilakukan terhadap: 1) Hasil belajar Gerak Dasar Bolavoli mini 2) Kemampuan melakukan rangkaian gerak dasar Bolavoli Mini. d. Tahap Evaluasi ( Refleksi ) Refleksi merupakan uraian tentang prosedur analisis terhadap hasil penelitian dan refleksi berkaitan dengan proses dan dampak tindakan perbaikan yang dilaksanakan serta kriteria dan rencana bagi siklus tindakan berikutnya. 2. Pelaksanaan Siklus II a. Tahap Perencanaan Peneliti dan kolabolator menyusun rencana pembelajaran berdasarkan keberhasilan dari refleksi siklus 1, peneliti dan kolabolator merencanakan tindakan penguatan. b. Tahap Pelaksanaan Peneliti dan kolabolator melaksanakan action/tindakan lanjutan berdasarkan rencana pembelajaran untuk memperkuat dampak yang telah diperoleh pada siklus 1. c. Pengamatan Tindakan Peneliti dan kolabolator melakukan pengamatan seluruh proses pembelajaran dengan menggunakan format observasi yang telah disepakati khusus untuk siklus 2. d. Tahap Evaluasi ( Refleksi ) Berdasarkan hasil pengamatan, peneliti dan kolabolator melakukan refleksi terhadap pelaksanaan siklus kedua dan menyusun rencana ulang (replaning) untuk memasuki siklus 3. Pada rancangan siklus II tindakan dikaitkan dengan hasil yang telah dicapai pada tingkatan siklus I sebagai upaya perbaikan dari siklus tersebut dengan materi pembelajaran sesuai dengan silabus mata pelajaran pendidikan jasmani. Demikian juga termasuk perwujudan tahap pelaksanaan, observasi dan refleksi yang juga mengacu pada siklus sebelumnya.

Permainan Bola Voli. 1. Sejarah Permainan Bola Voli. 2. Pengertian Bola Voli. 3. Lapangan Bola Voli

Permainan Bola Voli. 1. Sejarah Permainan Bola Voli. 2. Pengertian Bola Voli. 3. Lapangan Bola Voli B Permainan Bola Voli Apakah kamu menyukai permainan bola voli? Sebenarnya permainan bola voli telah memasyarakat. Apakah kamu telah dapat melakukan gerak dasar permainan bola voli dengan benar? Ayo kita

Lebih terperinci

PEMBELAJARAN TEHNIK DASAR PERMAINAN BOLA VOLLI OLEH SUARDI. B

PEMBELAJARAN TEHNIK DASAR PERMAINAN BOLA VOLLI OLEH SUARDI. B PEMBELAJARAN TEHNIK DASAR PERMAINAN BOLA VOLLI OLEH SUARDI. B Latar Belakang Pendidikan Jasmani merupakan proses pendidikan yang memanfaatkan aktifitas jasmani dan direncanakan secara sistimatis dan bertujuan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pendidikan Jasmani adalah suatu proses pendidikan seseorang sebagai

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pendidikan Jasmani adalah suatu proses pendidikan seseorang sebagai II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pendidikan Jasmani Pendidikan Jasmani adalah suatu proses pendidikan seseorang sebagai perseorangan atau anggota masyarakat yang dilakukan secara sadar dan sistematik melalui berbagai

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Pendidikan Jasmani a. Pengertian Pendidikan Jasmani Pengertian-pengertian pendidikan jasmani telah banyak dibuat dan disusun oleh para ahli. Berikut pengertian

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. dua kelompok yang akan saling bertanding, dimana setiap kelompok

BAB II KAJIAN PUSTAKA. dua kelompok yang akan saling bertanding, dimana setiap kelompok BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teori 1. Hakikat Permainan Bola Voli Permainan bola voli merupakan permainan beregu yang terdiri dari dua kelompok yang akan saling bertanding, dimana setiap kelompok

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITAN. tertentu yang sesuai dengan persedur penelitian. Penelitan tindakan bertujuan untuk mengembangkan keterampilan baru atau

III. METODOLOGI PENELITAN. tertentu yang sesuai dengan persedur penelitian. Penelitan tindakan bertujuan untuk mengembangkan keterampilan baru atau 38 III. METODOLOGI PENELITAN A. Metode Penelitian Metode adalah suatu cara atau jalan yang di tempuh untuk mencapai suatu hasil, tujuan penelitian ini untuk memperbaiki hasil belajar, melalui cara-cara

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. sehari-hari maupun didalam pendidikan jasmani. Menurut Yanuar Kiram

BAB II KAJIAN PUSTAKA. sehari-hari maupun didalam pendidikan jasmani. Menurut Yanuar Kiram BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teori 1. Hakikat Keterampilan Keterampilan merupakan kemampuan yang penting didalam kehidupan sehari-hari maupun didalam pendidikan jasmani. Menurut Yanuar Kiram (1992:

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. mencapai tujuan yang diharapkan, maka semakin cakap orang tersebut

BAB II KAJIAN PUSTAKA. mencapai tujuan yang diharapkan, maka semakin cakap orang tersebut BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi teori 1. Pengertian Keterampilan Keterampilan adalah derajat keberhasilan yang konsisten dalam suatu tujuan dengan efisien dan efektif. Semakin tinggi kemampuan seseorang

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN. Pada mulanya permainan bola voli diberi nama Minonette oleh penemu

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN. Pada mulanya permainan bola voli diberi nama Minonette oleh penemu 1 BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN 2.1 Kajian Teoritis 2.1.1 Hakekat Permainan Bola Voli Pada mulanya permainan bola voli diberi nama Minonette oleh penemu William G. Morgan yang berasal dari

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Hampir para ahli telah mencoba merumuskan dan membuat tafsirannya tentang

II. TINJAUAN PUSTAKA. Hampir para ahli telah mencoba merumuskan dan membuat tafsirannya tentang II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Belajar Mengajar Hampir para ahli telah mencoba merumuskan dan membuat tafsirannya tentang belajar. Belajar adalah modifikasi atau memperteguhkan kelakuan melalui pengalaman.

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Pendidikan Jasmani a. Pengertian Pendidikan Jasmani Pengertian-pengertian pendidikan jasmani telah banyak dibuat dan disusun oleh para ahli. Berikut pengertian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di lapangan olahraga SMA Al Islam 1 Surakarta. 2. Waktu Penelitian Penelitian Tindakan Kelas ini

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN. pembelajaran akan berlangsung baik hingga mencapai hasil yang baik pula.

BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN. pembelajaran akan berlangsung baik hingga mencapai hasil yang baik pula. BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN 2.1. Kajian Teori 2.1.1. Metode Jigsaw Secara umum metode merupakan suatu cara untuk melangsungkan proses belajar mengajar sehingga tujuan dapat dicapai. Metode

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian Tindakan Kelas ini telah dilaksanakan di SD Negeri Soropadan No. 108, Kecamatan Laweyan, Kota Surakarta. 2. Waktu

Lebih terperinci

Slamet Santoso, M.Pd ABSTRAK

Slamet Santoso, M.Pd ABSTRAK Efektivitas Permainan Bola Voli Yang Dimodifikasi Terhadap Aktivitas Siswa Sekolah Dasar Kelas Atas Di Sd Negeri 2 Secang Kecamatan Secang Kabupaten Magelang Tahun Ajaran 2015/2016 Slamet Santoso, M.Pd

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN. Satuan Pendidikan : SMP Negeri 1 Mungkid : Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN. Satuan Pendidikan : SMP Negeri 1 Mungkid : Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN Satuan Pendidikan : SMP Negeri Mungkid Mata Pelajaran : Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan Pokok Bahasan : Passing bawah bola volli Kelas/Semester : VII / Alokasi

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Hampir para ahli telah mencoba merumuskan dan membuat tafsirannya tentang belajar.

II. TINJAUAN PUSTAKA. Hampir para ahli telah mencoba merumuskan dan membuat tafsirannya tentang belajar. II. TINJAUAN PUSTAKA A. Belajar Dan Pembelajaran Hampir para ahli telah mencoba merumuskan dan membuat tafsirannya tentang belajar. Belajar adalah modifikasi atau memperteguhkan kelakuan melalui pengalaman.

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas (Classroom

METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas (Classroom 24 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research). Metodologi penelitian adalah cara yang dilakukan secara sistematis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dimana terdiri dari dua tim beranggotakan masing-masing tim terdiri dari enam

BAB I PENDAHULUAN. dimana terdiri dari dua tim beranggotakan masing-masing tim terdiri dari enam BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bola voli adalah salah satu olahraga permainan yang menggunakan bola dimana terdiri dari dua tim beranggotakan masing-masing tim terdiri dari enam orang. Olahraga

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini telah dilaksanakan di SMP Negeri 3 Karangdowo yang berlokasi di desa Kupang, kecamatan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian BAB III METODE PENELITIAN 1. Tempat Penelitian A. Tempat dan Waktu Penelitian Tempat Penelitian Tindakan Kelas ini telah dilaksanakan di SD Negeri 1 Kebonrejo, Desa Kebonrejo, Kecamatan. Banjarejo Kabupaten.

Lebih terperinci

HUBUNGAN KOORDINAS MATA TANGAN TERHADAP KETERAMPILAN PASSING ATAS SISWA SMP NEGERI 1 LEBONG UTARA KABUPATEN LEBONG. Feby Elra Perdima, M.

HUBUNGAN KOORDINAS MATA TANGAN TERHADAP KETERAMPILAN PASSING ATAS SISWA SMP NEGERI 1 LEBONG UTARA KABUPATEN LEBONG. Feby Elra Perdima, M. HUBUNGAN KOORDINAS MATA TANGAN TERHADAP KETERAMPILAN PASSING ATAS SISWA SMP NEGERI 1 LEBONG UTARA KABUPATEN LEBONG Feby Elra Perdima, M.Pd Correspondence: Universitas Dehasen Bengkulu, Bengkulu, Indonesia

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) SMP/MTs :... Mata Pelajaran : Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan Kelas/Semester : VII (Tujuh )/1 (satu) Alokasi Waktu : 6 x 40 menit (3 x pertemuan ) A. Standar

Lebih terperinci

PENINGKATAN HASIL BELAJAR PASSING ATAS BOLA VOLI MELALUI PENDEKATAN BERMAIN DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA BOLA PLASTIK

PENINGKATAN HASIL BELAJAR PASSING ATAS BOLA VOLI MELALUI PENDEKATAN BERMAIN DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA BOLA PLASTIK PENINGKATAN HASIL BELAJAR PASSING ATAS BOLA VOLI MELALUI PENDEKATAN BERMAIN DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA BOLA PLASTIK Devi Catur Winata Prodi Pendidikan Jasmani Kesehatan Dan Rekreasi Stok Bina Guna Medan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN. bola voli yang cukup pesat ternyata banyak sekali anak-anak di berbagai negara

BAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN. bola voli yang cukup pesat ternyata banyak sekali anak-anak di berbagai negara 1 BAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN A. Kajian Teoretis 1. Hakikat Permainan Bola Voli Mini a. Sejarah Singkat Permainan Bola Voli Mini. Permainan bola voli mini terlahir karena dalam perkembangan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN. pemberi bola kepada si pemukul. Namun pada permaianan kippers si pemukul

BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN. pemberi bola kepada si pemukul. Namun pada permaianan kippers si pemukul BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN 2.1 Kajian Teoritis. 2.1.1 Hakikat Permainan Kippers Pada dasarnya permaianan kippers sama dengan permainan kasti, baik dari segi teknik melempar, menangkap,

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI KERANGKA BERPIKIR DAN HIPOTESIS. sesungguhnya akandigunakan sebagai teknik pemberian atau penyajian

BAB II KAJIAN TEORI KERANGKA BERPIKIR DAN HIPOTESIS. sesungguhnya akandigunakan sebagai teknik pemberian atau penyajian BAB II KAJIAN TEORI KERANGKA BERPIKIR DAN HIPOTESIS 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Hakikat Passing Atas Suhadi, Sujarwo (2009: 37)mengemukakan bahwa: passing atas adalah suatu teknik dasar dalam permainan bolavolidimana

Lebih terperinci

2.4.1 Menunjukkan kemauan bekerjasama dalam melakukan berbagai aktivitas fisik Menunjukkan perilaku disiplin selama pembelajaran.

2.4.1 Menunjukkan kemauan bekerjasama dalam melakukan berbagai aktivitas fisik Menunjukkan perilaku disiplin selama pembelajaran. I. Penilaian 1. Instrumen Penilaian sikap Indikator : 1.2.1 Tumbuhnya kesadaran bahwa tubuh harus dipelihara dan dibina, sebagai wujud syukur kepada sang Pencipta. 2.2.1 Menunjukkan sikap tanggung jawab.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian. Tahun 2015

BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian. Tahun 2015 BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini dilaksanakan di SMP N 1 Randublatung Blora, Jl. Diponegoro No. 19, Blora. 2. Waktu Penelitian

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI/TINJAUA PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI/TINJAUA PUSTAKA A. Deskriptif Teori BAB II LANDASAN TEORI/TINJAUA PUSTAKA 1. Pengertian Permainan Bolavoli Permainan bolavoli adalah permainan beregu yang menuntut adanya kerjasama dan saling pengertian dari masing-masing

Lebih terperinci

Latihan Kekuatan Otot Tubuh Bagian Atas

Latihan Kekuatan Otot Tubuh Bagian Atas Latihan Kekuatan Otot Tubuh Bagian Atas Kekuatan otot adalah tenaga, gaya, atau tegangan yang dapat dihasilkan oleh otot atau sekelompok otot pada suatu kontraksi dengan beban maksimal. Otot-otot tubuh

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA BERPIKIR. A. Kajian Pustaka

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA BERPIKIR. A. Kajian Pustaka BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA BERPIKIR A. Kajian Pustaka 1. Bolavoli a. Pengertian Permainan Bolavoli Bolavoli merupakan olahraga yang sangat digemari oleh masyarakat indonesia dan menduduki peringkat

Lebih terperinci

PENERAPAN MEDIA BOLA GANTUNG UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS SMASH DALAM PERMAINAN BOLA VOLI PADA SISWAKELAS X B SMA NEGERI 1 NANGA PINOH

PENERAPAN MEDIA BOLA GANTUNG UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS SMASH DALAM PERMAINAN BOLA VOLI PADA SISWAKELAS X B SMA NEGERI 1 NANGA PINOH PENERAPAN MEDIA BOLA GANTUNG UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS SMASH DALAM PERMAINAN BOLA VOLI PADA SISWAKELAS X B SMA NEGERI 1 NANGA PINOH Zuhermandi 1, Rachmat Saputra 2, Wakidi 3 1 Mahasiswa Lulusan Program

Lebih terperinci

Tak Cuma Spiker. Written by Administrator Friday, 10 December :43

Tak Cuma Spiker. Written by Administrator Friday, 10 December :43 Bola voli merupakan olah raga permainan dimana sekelompok orang yang tergabung dalam sebuah tim bekerja sama bersaing melawan tim musuh untuk merebut sebuah poin. Untuk itu, kita coba ngulik fungsi para

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Desember BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian Tindakan Kelas ini dilaksanakan

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Pendidikan Jasmani mengandung dua pengertian yaitu pendidikan untuk

TINJAUAN PUSTAKA. Pendidikan Jasmani mengandung dua pengertian yaitu pendidikan untuk II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pendidikan Jasmani Pendidikan Jasmani mengandung dua pengertian yaitu pendidikan untuk jasmani dan pendidikan melalui aktivitas jasmani. Pendidikan untuk jasmani mengandung pengertian

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS. teknik-teknik dasar dan teknik-teknik lanjutan untuk bermain bola voli secara

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS. teknik-teknik dasar dan teknik-teknik lanjutan untuk bermain bola voli secara BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS 2.1 Kajian Teoritis 2.1.1 Hakikat Bola Voli Permainan bola voli merupakan suatu permainan yang kompleks yang tidak mudah untuk dilakukan oleh setiap orang. Diperlukan

Lebih terperinci

BAB I PERMAINAN BOLA BESAR. Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan 1

BAB I PERMAINAN BOLA BESAR. Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan 1 BAB I PERMAINAN BOLA BESAR Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan 1 PERMAINAN BOLA BESAR Permainan bola besar melalui permainan sepak bola Permainan bola besar melalui permainan bola voli Permainan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada tahun 1895, William C. Morgan, seorang direktur YMCA di Holyke, Massachusetts, menemukan sebuah permainan yang bernama mintonette. Permainan aslinya dahulu

Lebih terperinci

SKRIPSI Oleh TRI AGUNG BAGUS K K FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA OKTOBER 2015.

SKRIPSI Oleh TRI AGUNG BAGUS K K FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA OKTOBER 2015. 1 UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR PASSING BAWAH BOLAVOLI MELALUI PENERAPAN ALAT BANTU PADA SISWA KELAS XI MM 2 SMK NEGERI 7 SURAKARTA TAHUN AJARAN 2014/2015 SKRIPSI Oleh TRI AGUNG BAGUS K K5610079 FAKULTAS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan dan perkembangan motoriknya sehingga memberikan kemudahan

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan dan perkembangan motoriknya sehingga memberikan kemudahan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Olahraga menjadi kebutuhan hidup masyarakat sekarang ini. Pekerjaan menuntut kondisi fisik yang prima sehingga perlu dijaga dengan aktivitas olahraga. Untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Olahraga Bolavoli merupakan cabang olahraga permainan yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Olahraga Bolavoli merupakan cabang olahraga permainan yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Olahraga Bolavoli merupakan cabang olahraga permainan yang membutuhkan teknik, strategi, dan kemampuan individu pemain, karena cabang olahraga ini merupakan

Lebih terperinci

LAMPIRAN 1. INSTRUMEN PENELITIAN Test of Gross Motor Development 2 (TGMD-2)

LAMPIRAN 1. INSTRUMEN PENELITIAN Test of Gross Motor Development 2 (TGMD-2) LAMPIRAN 1 INSTRUMEN PENELITIAN Test of Gross Motor Development 2 (TGMD-2) Tes ini memiliki total 12 keterampilan. Untuk 6 keterampilan pertama saya akan meminta anak untuk berpindahdarisatutempatketempat

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. A. Kajian Teori. 1. Permainan Bolavoli

BAB II KAJIAN PUSTAKA. A. Kajian Teori. 1. Permainan Bolavoli BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori a. Pengertian Permainan bola voli 1. Permainan Bolavoli Bolavoli merupakan suatu olahraga permainan beregu yang dimainkan oleh dua regu yang dipisahkan dengan net.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini dilaksanakan di SMK Negeri 2 Sragen tahun pelajaran 2015/2016, yang beralamat di Jl. Dr.

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN. kesempatan mengumpan bola (passing) diarena sendir, sebelum

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN. kesempatan mengumpan bola (passing) diarena sendir, sebelum BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN 2.1. KAJIAN TEORITIS 2.1.1. Hakikat Permainan Bola Voli Bola voli merupakan permainan yang unik yang unik, dimana bola diupayakan selama mungkin terbang/melayang,

Lebih terperinci

TEKNIK PASING BAWAH. Oleh : Sb Pranatahadi

TEKNIK PASING BAWAH. Oleh : Sb Pranatahadi TEKNIK PASING BAWAH Oleh : Sb Pranatahadi Teknik Pasing Bawah Dua Tangan Terima Servis Float Teknik pasing bawah dua tangan untuk terima servis float, dan untuk bertahan terhadap smes sangat berbeda. Bola

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. tindak kelas (Clas room action research) CAR. Dari namanya sudah

III. METODOLOGI PENELITIAN. tindak kelas (Clas room action research) CAR. Dari namanya sudah 27 III. METODOLOGI PENELITIAN 1. Jenis Penelitian Penelitian ini adalah penelitian tindakan karena penelitian ini dilakukan dengan metode kaji tindak dengan menggunakan pedoman yang peneliti tindak kelas

Lebih terperinci

Lampiran 15. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Passing Bawah

Lampiran 15. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Passing Bawah Lampiran 15. Rencana Pelaksanaan Passing Bawah RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) SMP : SMP Negeri 1 Puring Mata Pelajaran : Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan Kelas/Semester : VIII/Ganjil

Lebih terperinci

PENINGKATAN KEMAMPUAN TEKNIK DASAR LOMPAT JAUH GAYA JONGKOK SISWA SEKOLAH DASAR MELALUI STRATEGI MODIFIKASI

PENINGKATAN KEMAMPUAN TEKNIK DASAR LOMPAT JAUH GAYA JONGKOK SISWA SEKOLAH DASAR MELALUI STRATEGI MODIFIKASI PENINGKATAN KEMAMPUAN TEKNIK DASAR LOMPAT JAUH GAYA JONGKOK SISWA SEKOLAH DASAR MELALUI STRATEGI MODIFIKASI Maijum Guru SDN 002 Pulau Komang maijum226@gmail.com ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui

Lebih terperinci

JURNAL SKRIPSI UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PASSING BOLAVOLI MELALUI PENGGUNAAN MEDIA AUDIO VISUAL PADA SISWA KELAS X TKB 1 SMK NEGERI 2 SRAGEN

JURNAL SKRIPSI UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PASSING BOLAVOLI MELALUI PENGGUNAAN MEDIA AUDIO VISUAL PADA SISWA KELAS X TKB 1 SMK NEGERI 2 SRAGEN JURNAL SKRIPSI UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PASSING BOLAVOLI MELALUI PENGGUNAAN MEDIA AUDIO VISUAL PADA SISWA KELAS X TKB 1 SMK NEGERI 2 SRAGEN TAHUN AJARAN 2015 / 2016 SKRIPSI Oleh : VENSA LUKITA

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI, KERANGKA BERFIKIR DAN HIPOTESIS. atau ke sisi (Depdikbud, 1995). Sedangkan Takraw berarti bola atau barang

BAB II KAJIAN TEORI, KERANGKA BERFIKIR DAN HIPOTESIS. atau ke sisi (Depdikbud, 1995). Sedangkan Takraw berarti bola atau barang 1 BAB II KAJIAN TEORI, KERANGKA BERFIKIR DAN HIPOTESIS 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Hakikat Permainan Sepak Takraw Sepak takraw berasal dari dua kata yaitu sepak dan takraw. Sepak berarti gerakan menyepak sesuatu

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Permainan Bola Voli Permainan bola voli adalah suatu jenis olah raga permainan. Permainan ini dimainkan oleh dua regu yang saling berhadapan yang masing-masing

Lebih terperinci

A. Daya Tahan dan Kekuatan Otot

A. Daya Tahan dan Kekuatan Otot Kebugaran jasmani harus dipenuhi oleh setiap orang. Kebugaran jasmani merupakan pendukung keberhasilan dalam melakukan kegiatan sehari-hari. Latihan kebugaran jasmani meliputi daya tahan, kekuatan, kelenturan,

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. bertanggung jawab serta sehat jasmani dan rohani. Oleh karena itu sekolah

I. PENDAHULUAN. bertanggung jawab serta sehat jasmani dan rohani. Oleh karena itu sekolah I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sekolah merupakan salah satu wadah yang berfungsi untuk mengembangkan dan meningkatkan pribadi anak yang beriman, cerdas, disiplin, terampil, bertanggung jawab serta sehat

Lebih terperinci

Alat permainan. 1. Lapangan permainan

Alat permainan. 1. Lapangan permainan Bola voli Bola voli adalah olahraga permainan yang dimainkan oleh dua grup berlawanan. Masingmasing grup memiliki enam orang pemain. Terdapat pula variasi permainan bola voli pantai yang masingmasing grup

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN 1 BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN 2.1 Kajian Teoritis 2.1.1. Hakikat Permainan Bola Voli Permainan bola voli adalah permainan yang unik dan kompleks yang tidah mudah dilakukan oleh setiap

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sadar melalui pendidikan untuk merangsang pertumbuhan dan perkembangan siswa untuk

BAB I PENDAHULUAN. sadar melalui pendidikan untuk merangsang pertumbuhan dan perkembangan siswa untuk BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembelajaran pendidikan jasmani adalah suatu kegiatan pembelajaran yang didalam pengajarannya menekankan aktifitas gerak dan jasmani serta usaha yang dilakukan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN. menghasilkan lompatan yang sejauh-jauhnya. Dalam pelaksanaannya,lompat jauh

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN. menghasilkan lompatan yang sejauh-jauhnya. Dalam pelaksanaannya,lompat jauh 1 BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Hakekat Lompat Jauh Lompat jauh merupakan salah satu nomor bergengsi dalam cabang olahraga atletik khususnya dalam nomor lompat. Lompat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan jasmani (Penjas). Merupakan mata pelajaran yang diajarkan di setiap

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan jasmani (Penjas). Merupakan mata pelajaran yang diajarkan di setiap 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu tujuan Pendidikan Nasional adalah terbentuknya manusia yang sehat jasmani dan rohani. Upaya untuk mewujudkan tujuan tersebut yaitu melalui pendidikan

Lebih terperinci

Oleh : DR. Yunyun Yudiana. Hal-hal yang perlu diperhatikan

Oleh : DR. Yunyun Yudiana. Hal-hal yang perlu diperhatikan Oleh : DR. Yunyun Yudiana Hal-hal yang perlu diperhatikan 1. Filosofi bermain bola voli bagi anak usia SD 2. Keterampilan dalam permainan bola voli yang dapat dikembangkan 3. Strategi belajar mengajar/melatih

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Sepaktakraw merupakan olahraga permainan asli dari Indonesia. Awal

I. PENDAHULUAN. Sepaktakraw merupakan olahraga permainan asli dari Indonesia. Awal 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sepaktakraw merupakan olahraga permainan asli dari Indonesia. Awal mulanya permainan ini dikenal dengan istilah sepakraga. Sepaktakraw dimainkan di atas lapangan yang

Lebih terperinci

I. TINJAUAN PUSTAKA. 1. Pengertian Pendidikan Jasmani. Pendidikan Jasmani memperlakukan anak sebagai sebuah kesatuan

I. TINJAUAN PUSTAKA. 1. Pengertian Pendidikan Jasmani. Pendidikan Jasmani memperlakukan anak sebagai sebuah kesatuan I. TINJAUAN PUSTAKA A. Pendidikan Jasmani 1. Pengertian Pendidikan Jasmani Pendidikan Jasmani pada hakikatnya adalah proses pendidikan yang memanfaatkan aktivitas fisik untuk menghasilkan perubahan holistik

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian BAB III METODE PENELITIAN 1. Tempat Penelitian A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini telah dilaksanakan di lapangan bolavoli SMA Negeri Kebakkramat tahun pelajaran 2015/2016 dengan alamat jalan

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) 1 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Sekolah Mata Pelajaran Kelas/Semester Materi Pokok Alokasi Waktu : SMA Negeri 1 Godean : Penjasorkes : XII/Satu : Permainan Bola Basket : 6 JP (6 X 45 menit) A.

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN DAN HIPOTESIS TINDAKAN. beregu. Permainan kasti dimainkan dilapangan terbuka. Jika ingin menguasai

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN DAN HIPOTESIS TINDAKAN. beregu. Permainan kasti dimainkan dilapangan terbuka. Jika ingin menguasai 7 BAB II KAJIAN TEORITIS DAN DAN HIPOTESIS TINDAKAN 2.1 Kajian Teoritis 2.1.1 Hakikat Permainan Kasti Permainan kasti termasuk salah satu olahraga permainan bola kecil beregu. Permainan kasti dimainkan

Lebih terperinci

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PASSING

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PASSING PENDAHULUAN UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PASSING ATAS BOLA VOLI MELALUI METODE DEMONSTRASI DAN MODIFIKASI ALAT PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 2 PERBAUNGAN TAHUN AJARAN 2015/2016 MUHAMMAD SYALEH,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. melakukan teknik- teknik gerakan yang sesuai dengan peraturan permainan. ekstrakurikuler maupun diluar kegiatan tersebut.

BAB I PENDAHULUAN. melakukan teknik- teknik gerakan yang sesuai dengan peraturan permainan. ekstrakurikuler maupun diluar kegiatan tersebut. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Permainan bola voli dalam perkembangannya semakin dapat diterima dan digemari oleh masyarakat, gejala ini terjadi karena permainan bola voli merupakan olahraga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kemudian di susun secara sistematik dalam bentuk kegiatan belajar mengajar

BAB I PENDAHULUAN. kemudian di susun secara sistematik dalam bentuk kegiatan belajar mengajar 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan jasmani merupakan bagian integral dari pendidikan secara keseluruhan yang menunjang perkembangan siswa melalui kegiatan fisik. Hal ini kemudian

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teori 1. Hakikat Pembelajaran Pembelajaran terdiri dari proses mengajar dan belajar, di mana mengajar dan belajar merupakan suatu proses yang saling berkaitan. Menurut

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN. bola di udara bolak-balik di atas jaring/net,dengam maksud menjatuhkan bola di

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN. bola di udara bolak-balik di atas jaring/net,dengam maksud menjatuhkan bola di 2.1 Kajian Teoritis BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN 2.1.1 Hakikat Permainan Bola Voli Permainan bola voli merupakan suatu cabang olahraga berbentuk memvoli bola di udara bolak-balik di atas

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. maupun untuk putri. Unsur fisik yang diperlukan dalam nomor tolak ini adalah

II. TINJAUAN PUSTAKA. maupun untuk putri. Unsur fisik yang diperlukan dalam nomor tolak ini adalah 9 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Prestasi Lempar Lembing Lempar lembing merupakan salah satu nomor pada cabang olahraga atletik yang diperlombakan dalam perlombaan nasional maupun internasional, baik untuk putra

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN 2.1 Kajian Teoritis 2.1.1 Hakikat Tolak Peluru Atletik merupakan salah satu cabang olahraga yang terdiri atas nomor lari, jalan, tolak dan lempar. Pada nomor

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORI. A. Pengaruh Alat Bantu Dalam Permainan Bola voli. Dalam melakukan berbagai aktivitas permainan, alat bantu memberikan

BAB II TINJAUAN TEORI. A. Pengaruh Alat Bantu Dalam Permainan Bola voli. Dalam melakukan berbagai aktivitas permainan, alat bantu memberikan BAB II TINJAUAN TEORI A. Pengaruh Alat Bantu Dalam Permainan Bola voli Dalam melakukan berbagai aktivitas permainan, alat bantu memberikan peranan penting bagi terlaksananya suatu kegiatan yang berkaitan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Lompat Jauh a. Pengertian Lompat Jauh Lompat jauh merupakan salah satu nomor lompatdalam cabang olahraga atletik. Lompat jauh merupakan suatu bentuk gerakan melompat,

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN 23 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode Penelitian ini dilakukan dengan metode kaji tindak dengan menggunakan penelitian tindakan kelas (Classroom Action Research). Penelitian tindakan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORETIS. regu berada pada petak lapangan permainan masing-masing, dengan di batasi oleh

BAB II KAJIAN TEORETIS. regu berada pada petak lapangan permainan masing-masing, dengan di batasi oleh BAB II KAJIAN TEORETIS 2.1 Permainan voli ball Seperti diketahui olahraga bola voli merupakan olah raga beregu. Setiap regu berada pada petak lapangan permainan masing-masing, dengan di batasi oleh net.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Demi menghadapi perkembangan jaman dan teknologi yang semakin pesat sudah semestinya manusia menyadari arti penting hidup sehat. Hidup sehat dapat tercapai melalui berbagai

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. mendorong, membimbing mengembangkan dan membina kemampuan

II. TINJAUAN PUSTAKA. mendorong, membimbing mengembangkan dan membina kemampuan 6 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pendidikan Jasmani di Sekolah Dasar Pendidikan Jasmani adalah suatu proses pendidikan yang diarahkan untuk mendorong, membimbing mengembangkan dan membina kemampuan jasmaniah

Lebih terperinci

Kata kunci: Pendekatan perlombaan dengan media sasaran, passing dada dalam bola basket.

Kata kunci: Pendekatan perlombaan dengan media sasaran, passing dada dalam bola basket. ABSTRAK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PASSING DADA MELALUI PENDEKATAN PERLOMBAAN DENGAN MEDIA SASARAN PADA SISWA KELAS V SDN PANYINGKIRAN III KABUPATEN SUMEDANG Oleh Juariah NIP. 1963 0120 1984 1020 03 Menyikapi

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP ) : Teknik dasar passing atas dalam permainan Bola Voli

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP ) : Teknik dasar passing atas dalam permainan Bola Voli RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP ) Satuan Pendidikan : SMP N 1 WATES Kelas / Semester : VIII / 1 Mata Pelajaran Materi Alokasi Waktu : PJOK : Teknik dasar passing atas dalam permainan Bola Voli :

Lebih terperinci

Pelajaran 1 MENGANALISIS, MERANCANG, DAN MENGEVALUASI TAKTIK DAN STRATEGI PERMAINAN BOLA BESAR

Pelajaran 1 MENGANALISIS, MERANCANG, DAN MENGEVALUASI TAKTIK DAN STRATEGI PERMAINAN BOLA BESAR Pelajaran 1 MENGANALISIS, MERANCANG, DAN MENGEVALUASI TAKTIK DAN STRATEGI PERMAINAN BOLA BESAR A. Menganalisis, Merancang, dan Mengevaluasi Taktik dan Strategi dalam Permainan Sepakbola Strategi adalah

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS Hakikat Passing Atas Dalam Permainan Bola Voli

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS Hakikat Passing Atas Dalam Permainan Bola Voli 1 BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS 2.1 Kajian teoritis 2.1.1 Hakikat Passing Atas Dalam Permainan Bola Voli Suatu teknik dasar dalam permainan bola voli dimana di dalam permainan yang sesungguhnya

Lebih terperinci

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PASSING BAWAH MELALUI PENDEKATAN MEDIA BOLA KARET PADA SISWA KELAS V SD ARTIKEL PENELITIAN OLEH GUNAWAN

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PASSING BAWAH MELALUI PENDEKATAN MEDIA BOLA KARET PADA SISWA KELAS V SD ARTIKEL PENELITIAN OLEH GUNAWAN UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PASSING BAWAH MELALUI PENDEKATAN MEDIA BOLA KARET PADA SISWA KELAS V SD ARTIKEL PENELITIAN OLEH GUNAWAN NIM: F48112030 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN DAN REKREASI

Lebih terperinci

BENTUK-BENTUK LATIHAN MULTILATERAL

BENTUK-BENTUK LATIHAN MULTILATERAL BENTUK-BENTUK LATIHAN MULTILATERAL MANSUR@UNY.AC.ID KOORDINASI ANGGOTA BADAN Fokus: koordinasi anggota badan 1. Berdiri dengan kedua lengan lurus disamping. 2. Berdiri dengan koordinasi kedua lengan diputar

Lebih terperinci

2.2.1 Menunjukkan sikap tanggung jawab Menunjukkan kemauan bekerjasama dalam melakukan berbagai aktivitas fisik.

2.2.1 Menunjukkan sikap tanggung jawab Menunjukkan kemauan bekerjasama dalam melakukan berbagai aktivitas fisik. I. Penilaian 1. Instrumen Penilaian sikap Indikator : 1.2.1 Tumbuhnya kesadaran bahwa tubuh harus dipelihara dan dibina, sebagai wujud syukur kepada sang Pencipta. 2.2.1 Menunjukkan sikap tanggung jawab.

Lebih terperinci

BAB V KEBUGARAN JASMANI. Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan 117

BAB V KEBUGARAN JASMANI. Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan 117 BAB V KEBUGARAN JASMANI Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan 117 Kebugaran jasmani merupakan alat pembelajaran Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan, juga merupakan upaya untuk meningkatkan dan

Lebih terperinci

TEKNIK LANJUT BOLAVOLI

TEKNIK LANJUT BOLAVOLI TEKNIK LANJUT BOLAVOLI Oleh: Sb Pranatahadi. M.Kes. AIFO. JURUSAN PENDIDIKAN KEPELATIHAN FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA Teknik lanjut sebaiknya dilatihkan setelah menguasai teknik

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini telah di laksanakan di SMA Negeri 1 Banyudono yang beralamat di Jalan Jembungan, Banyudono,

Lebih terperinci

MENERIMA SERVIS (RECEIVE SERVE) DALAM PERMAINAN BOLA VOLI. Oleh: Danang Wicaksono Dosen Jurusan Pendidikan Kepelatihan FIK UNY

MENERIMA SERVIS (RECEIVE SERVE) DALAM PERMAINAN BOLA VOLI. Oleh: Danang Wicaksono Dosen Jurusan Pendidikan Kepelatihan FIK UNY MENERIMA SERVIS (RECEIVE SERVE) DALAM PERMAINAN BOLA VOLI Oleh: Danang Wicaksono Dosen Jurusan Pendidikan Kepelatihan FIK UNY danangvega@uny.ac.id ABSTRAK Teknik dasar yang baik dan benar sangat diperlukan

Lebih terperinci

BAB 1 PERMAINAN BOLA BESAR

BAB 1 PERMAINAN BOLA BESAR BAB 1 PERMAINAN BOLA BESAR A. Peraturan Dasar Permainan Bola Basket Setiap permainan tentunya memiliki peraturan tersendiri. Sekarang, Anda akan mendalami berbagai peraturan dan strategi yang lebih terperinci.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu

BAB III METODE PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu BAB III METODE PENELITIAN 1. Tempat Penelitian A. Tempat dan Waktu Penelitian Tindakan kelas ini telah dilaksanakan di Sekolah Dasar Karangasem IV kecamatan Laweyan, kota Surakarta 2. Waktu Penelitian

Lebih terperinci

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Sekolah Mata Pelajaran Materi : SMP N 2 PIYUNGAN : Pendidikan jasmani, kesehatan dan rekreasi : Permainan Bola Voli Kelas/Semester : VIII/ 1 Alokasi Waktu : 2 x 40 menit

Lebih terperinci

Teknik Dasar Permainan Bola Basket Beserta Gambarnya

Teknik Dasar Permainan Bola Basket Beserta Gambarnya Teknik Dasar Permainan Bola Basket Beserta Gambarnya A. PASSING DAN CATCHING Passing atau operan adalah memberikan bola ke kawan dalam permainan bola basket. Cara memegang bola basket adalah sikap tangan

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Menurut Sukardi (2003:93), metode penelitian adalah cara yang dilakukan

III. METODOLOGI PENELITIAN. Menurut Sukardi (2003:93), metode penelitian adalah cara yang dilakukan III. METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Menurut Sukardi (2003:93), metode penelitian adalah cara yang dilakukan secara sistematis mengikuti aturan-aturan, direncanakan oleh para peneliti untuk

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN HAKEKAT LOMPAT TINGGI GAYA STRADDLE. straddle.(farida Mulyaningsih dkk, 2010:64)

BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN HAKEKAT LOMPAT TINGGI GAYA STRADDLE. straddle.(farida Mulyaningsih dkk, 2010:64) 1 BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN 2.1. KAJIAN TEORI 2.1.1. HAKEKAT LOMPAT TINGGI GAYA STRADDLE Lompat tinggi termasuk cabang olahraga atletik nomor lompat. Untuk pemula, lompat tinggi yang paling

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS 6 BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS 2.1 Kajian Teoritis 2.1.1 Hakikat Bola Voli Bola voli merupakan suatu permainan yang dibatasi oleh net, dan menggunakan ukuran lapangan persegi panjang, bola voli

Lebih terperinci

BAB II HASIL BELAJAR LOMPAT JAUH GAYA JONGKOK MENGGUNAKAN ALAT BANTU BAN BEKAS DAN KARDUS A. Pengertian Lompat Jauh

BAB II HASIL BELAJAR LOMPAT JAUH GAYA JONGKOK MENGGUNAKAN ALAT BANTU BAN BEKAS DAN KARDUS A. Pengertian Lompat Jauh 15 BAB II HASIL BELAJAR LOMPAT JAUH GAYA JONGKOK MENGGUNAKAN ALAT BANTU BAN BEKAS DAN KARDUS A. Pengertian Lompat Jauh Lompat jauh merupakan salah satu nomor lompatdalam cabang olahraga atletik. Lompat

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN. yaitu Athlon yang berarti memiliki makna bertanding atau berlomba (Yudha

BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN. yaitu Athlon yang berarti memiliki makna bertanding atau berlomba (Yudha 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Hakekat Atletik BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN Atletik merupakan istilah dalam olahraga yang berasal dari bahasa yunani yaitu Athlon yang berarti memiliki makna bertanding

Lebih terperinci

MODEL PERMAINAN UNTUK ANAK USIA 11 TAHUN (13 Model Permainan)

MODEL PERMAINAN UNTUK ANAK USIA 11 TAHUN (13 Model Permainan) MODEL PERMAINAN UNTUK ANAK USIA 11 TAHUN (13 Model Permainan) A. Permainan Target (usia 11) 1. Permainan melempar bola diantara 2 kerucut/botol secara berpasangan Permainan melempar bola diantara 2 kerucut

Lebih terperinci