BABIII PROFIL PERMUKIMAN KUMUH KOTA MEDAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BABIII PROFIL PERMUKIMAN KUMUH KOTA MEDAN"

Transkripsi

1 BABIII PROFIL PERMUKIMAN KUMUH KOTA MEDAN Pada Bab ini berisi gambaran mengenai profil permukiman kumuh yang telah dilakukan sinkronisasi dan verifikasi terkait : 1. Sebaran Permukiman Kumuh, Deliniasi Kawasan Kumuh, Lokasi beserta luasan hasil verifikasi. 2. Profil kawasan permukiman kumuh kota hasil verifikasi dilengkapi peta dan gambaran kelembagaan (BKM/KSM) 3. Kriteria dan indikator penilaian penentuan klasifikasi dan skala prioritas penanganan 4. Perumusan kebutuhan penanganan berdasarkan isu dan permasalahan permukiman kumuh 5. Pola kontribusi program penanganan permukiman kumuh perkotaan sesuai cakupan skala kawasan dan skala lingkungan.

2 3.1 Sebaran Permukiman Kumuh, Deliniasi Kawasan Kumuh, Lokasi serta Luasan Hasil Verifikasi SK Penetapan Lokasi Perumahan dan permukiman Kumuh di Kota Medan Nomor : 640/039.K/I/2015 Tanggal 12Januari 2015 Kawasan Kumuh yang ditetapkan 42 kawasan permukiman kumuh dengan luas total 200,292 Ha (Dua Ratus koma dua ratus sembilan pulus dua ) hektar berada pada 18 Kecamatan Kota Medan.Kemudian berdasarkan baseline dan hasil observasi dan verifikasi pokja PKP mengalami perubahan untuk luasan kumuh menjadi Ha Sebaran Permukiman Kumuh Sebaran Permukiman Kumuh Kota Medan diperoleh berdasarkan data survey Baseline Dan Pemetaan Profil Kumuh Kota Medan. Kota Medan memiliki wilayah seluas Ha yang terbagi kedalam21kecamatan dan151 kelurahan serta 2001 lingkungan, dari 21 kecamatan sebaran permukiman kumuh kota Medan berada di 18 kecamatan seperti terlihat pada tabel 3.1 berikut ; BAB III -1

3 TABEL3.1.SEBARAN DAN STATUS KUMUH KOTAMEDANBESERTA LUASNYA Sedangkan tingkat sebagai berikut : kekumuhan di setiap kecamatan yang didetailkan pada Kelurahan adalah TABEL3.2 TINGKAT KEKUMUHAN SETIAPKELURAHANKOTAMEDAN Sumber: Medan Dalam Angka dan SK Kumuh 2015 BAB III -2

4 luasan kumuh SK mengalami peningkatan seluas 196,368 Ha. Berikut detail profil kumuh kelurahan berbasis baseline dan observasi lapangan. Tabel 3.3. Gambaran umum data Kelurahan dan hasil survey Baseline No Indikator Survey Data Baseline Data Kota Medan 1 JumlahKelurahanProgramKOTAKUKelurahan Jumlah Kelurahan Tidak Kumuh Jumlah Kelurahan Kumuh Jumlah Lingkungan Jumlah Lingkungan Kawasan Kumuh(ringan/berat) Luas Kawasan Permukiman (Ha) Luas Lokasi Kumuh (Ha) ,29 8 Jumlah Kepala Rumah Tangga Jumlah Kepala Keluarga (KK) Jumlah Masyarakat Berpenghasilan Rendah/MBR (KK) 165, Jumlah Penduduk (Jiwa) Laki laki (Jiwa) Perempuan(Jiwa) Sumber data: Data Baseline P2KKP tahun 2015 dan Kota Medan dalam angka tahun 2016 Kawasan permukiman kumuhdi Kota Medan padatahun 2015 sesuai dengan SK Walikota Medan Nomor: 640/039.K/I/2015 tentang Penetapan Lokasi Perumahan dan Permukiman Kumuh di Kota Medan tersebar di 18 Kecamatan dan 42 Kelurahan dengan luasan total mencapai 200,29 Ha dan dihuni oleh KK. Sumber: Baseline, SK Kumuh dan hasil verifikasi Dari data diatas dapat kita lihat Kota Medan secara administrasi LuasWilayah adalah Ha atau 265,10 Km2. Berdasarkan survei lapangan (baseline) diwilayah permukiman yang dilakukan oleh masyarakat melalui Program KOTAKU luasan kumuh dibandingkan dengan Berdasarkan hasil verifikasi dan sinkronisasi yang dilakukan bersama dengan tim pokja PKP dengan kegiatan Baseline terhadap daftar kawasan permukiman kumuh Kota Medan yang ditetapkan dengan SK Walikota, berikut ditampilkan detail hasil verifikasi: BAB III -3

5 TABEL DATA PERBANDINGAN ANTARA SK WALIKOTA DENGAN HASIL VERIFIKASI BAB III -4

6 Gambar 3.1. Peta Sebaran Permukiman Kawasan Kumuh Kota Medan Deliniasi Kawasan Kumuh Deliniasi adalah penggambaran hal penting dengan garis dan lambang tertentu dalam peta. Deliniasi permukiman kumuh adalah garis (membentuk poligon tertutup/berada dalam satu hamparan) yang menggambarkan batas permukiman kumuh. Delineasi permukiman kumuh dapat mencakup sebagian, satu atau lebih RT/dusun dalam satu kelurahan/desa. Dalam satu desa/kelurahan dimungkinkan terdapat lebih dari satu delineasi permukiman kumuh, dengan catatan harus memenuhi syarat permukiman dan jarak satu delineasi dengan delineasi yang lain cukup jauh. Batas delineasi permukiman atau lingkup entitas perumahan dan permukiman kumuh kota Medan menggunakan batas administratif wilayah ( batas kel/desa; batas RT/dusun dll) dan sebagian kecil kelurahan menggunakan Batas fisik yang nyata ( jaringan jalan, jaringan rel kereta api, sungai, danau dll). Jadi dalam menentukan deliniasi kawasan kumuh kota Medan menggunaan dua metode yaitu berdasarkan administratif dan batas fisik. Penggunaan metode batas administratif berdasarkan karakteristik wilayah dimana terdapat kepadatan kawasan permukiman sedangkan untuk metode batas fisik digunakan karena lokasi kelurahan memiliki kepadatan bangunan yang rendah sedangkan sarana dan prasarana terdapat di lokasi luar permukiman. Hasil Verifikasi yang dilakukan Tim pecepatan terdapat penambahan jumlah luasan kawasan kumuh adalah seperti yang terdapat pada tabel diatas. Untuk tahun 2017 terdapat sepuluh kelurahan skala prioritas yang mendapat Penanganan Skala Kota yaitu Kelurahan Belawan Sicanang, Polonia, Petisah Tengah, Tegal Sari Mandala III, Sukamaju, Titi Kuning, Sei Kera Hilir II, Tegal Rejo, Sunggal dan Tanjung Gusta. Untuk lebih jelas dapat disajikan pada tabel dan peta berikut : TABEL DATA KELURAHAN SKALA PRIORITAS PENANGANAN SKALA KOTA DAN SKALA KOLABORASI No Nama Kelurahan Luasan kumuh SK (Ha) Luasan Kumuh Verifikasi RP2KPKP 2016 (ha) 1 Belawan Sicanang 37,96 67,22 2 Polonia 1,87 9,91 3 Petisah Tengah 1,45 4,04 4 Tegal Sari Mandala III 5,83 5,83 5 Sukamaju 2,93 10,00 6 Titi Kuning 6,91 35,52 7 Sei Kera Hilir II 1,06 4,80 8 Tegal Rejo 1,9 8,39 9 Sunggal 2,77 18,86 10 Tanjung Gusta 0,71 36,60 BAB III -5

7 BELAWAN SICANANG Luasan kumuh SK 37,96 Ha Luas Kumuh Verifikasi 67,22 Ha TEGAL REJO Luasan kumuh SK1,90 Ha Luas Kumuh Verifikasi 8,39 Ha POLONIA Luasan kumuh SK1,87 Ha Luas Kumuh Verifikasi 9,91 Ha SEI KERA HILIR II Luasan kumuh SK1,06 Ha Luas Kumuh Verifikasi 8,80 Ha PETISAH TENGAH Luasan kumuh SK1,45 Ha Luas Kumuh Verifikasi 4,04 Ha TITI KUNING Luasan kumuh SK6,91 Ha Luas Kumuh Verifikasi 35,52 Ha TEGAL SARI MANDALA III Luasan kumuh SK5,83 Ha Luas Kumuh Verifikasi 5,83 Ha TANJUNG GUSTA Luasan kumuh SK0,71 Ha Luas Kumuh Verifikasi 36,60 Ha SUKAMAJU Luasan kumuh SK2,93 Ha Luas Kumuh Verifikasi 10,00 Ha SUNGGAL Luasan kumuh SK2,77 Ha Luas Kumuh Verifikasi 18,86 Ha BAB III -6

8 Peta 3.2. Kawasan 10: Kelurahan Belawan Sicanang Hasil Verifikasi pada Tabel Peta 3.3. Kawasan 10; Kelurahan Polonia Hasil Verifikasi pada Tabel BAB III -7

9 Peta 3.4. Kawasan 10 ; Kelurahan Titi Kunig Hasil Verifikasi pada Tabel Peta 3.5. Kawasan 10 ; Kelurahan Sunggal Hasil Verifikasi pada Tabel BAB III -8

10 3.2 PROFIL KAWASAN PERMUKIMAN KUMUH KOTA MEDAN DAN GAMBARAN KELEMBAGAAN LOKAL Profil Permukiman Kota Medan Kota Medan secara administrasi LuasWilayah adalah Ha atau 265,10Km2.Secara administratif terdiri dari 21 Kecamatan, 151Kelurahan,dan 2001 Lingkungan.Berdasarkan survei lapangan(baseline) diwilayah permukiman yang dilakukan oleh masyarakat melalui Program KOTAKU, diperoleh gambaran umum Kota Medan secara garisbesar adalah sebagai berikut: Tabel 3.1. Gambaran umum Kota Medan dan hasil survey Baseline No Survey Data Data Kota Baseline Medan 1 Jumlah Kelurahan Program KOTAKU Kelurahan Jumlah Kelurahan Tidak Kumuh Jumlah Kelurahan Kumuh Jumlah Lingkungan Jumlah Lingkungan Kawasan Kumuh(ringan/berat) Luas Kawasan Permukiman(Ha) Luas Lokasi Kumuh(Ha) ,29 8 Jumlah Kepala Rumah Tangga 363, Jumlah Kepala Keluarga(KK) 425, Jumlah Masyarakat Berpenghasilan Rendah/MBR(KK) 165, Jumlah Penduduk(Jiwa) 1,693, Laki laki(jiwa) 813, Perempuan(Jiwa) 880, Sumber data: Data Baseline P2KKP tahun 2015 dan Kota Medan dalam angka tahun Luas Permukiman Luas Permukiman Kota Medan versi data baseline adalah Ha sementara luas wilayah Kota Medan: Ha berikut tabulasi luas permukiman dan luas wilayah Kota Medan Tabel 3.4. Luas permukiman hasil survey Baseline. NO KECAMATAN KELURAHAN Alamat RT/RW Jumlah Kepala Rumah Tangga Jumlah Kepala Keluarga Jumlah Kepala Rumah Tangga MBR Jumlah Kepala Rumah Tangga Non MBR Luas permukiman (Ha) Jumlah total bangunan (unit) Tingkat kepadatan bangunan (unit/ha) 1 MEDAN AMPLAS MEDAN AMPLAS RERATA , ,029 2 MEDAN AREA MEDAN AREA RERATA , ,98 3 MEDAN BARAT MEDAN BARAT RERATA , ,712 4 MEDAN BARU MEDAN BARU RERATA , ,294 5 MEDAN BELAWAN MEDAN BELAWAN RERATA , ,72 6 MEDAN DELI MEDAN DELI RERATA , ,323 7 MEDAN DENAI MEDAN DENAI RERATA , ,059 8 MEDAN HELVETIA MEDAN HELVETIA RERATA , ,48 9 MEDAN JOHOR MEDAN JOHOR RERATA , , MEDAN KOTA MEDAN KOTA RERATA , , MEDAN LABUHAN MEDAN LABUHAN RARATA , , MEDAN MAIMUN MEDAN MAIMUN RERATA , , MEDAN MARELAN MEDAN MARELAN RERATA , , MEDAN PERJUANGAN MEDAN PERJUANGAN RERATA , , MEDAN POLONIA MEDAN POLONIA RERATA , , MEDAN SELAYANG MEDAN SELAYANG RERATA , , MEDAN SUNGGAL MEDAN SUNGGAL RERATA , , MEDAN TEMBUNG MEDAN TEMBUNG RERATA , , MEDAN TIMUR MEDAN TIMUR RERATA , , MEDAN TUNTUNGAN MEDAN TUNTUNGAN RERATA , , MEDANPETISAH MEDANPETISAH RERATA , , , ,7 Jumlah Penduduk Laki-Laki Jumlah Penduduk Perempuan KEPADATAN BANGUNAN Sumber data : Data Baseline P2KKP tahun 2015 Dari tabel diatas luas permukiman terbesar ada di wilayah kecamatan Medan Marelan luas Ha dengan kepadatan bangunan 6641,026 unit/ Ha. Berdasarkan Medan Dalam Angka dan SK 2015, Luas Permukiman Kumuh di kecamatan Kota Medan adalah sebagai berikut: BAB III -9

11 TABEL 3.3. KECAMATANDIKOTAMEDANBESERTA LUASNYA No Kecamatan Luas Status Persentase (km2) Kumuh 1 Medan Tuntungan % Non 2 Medan Johor % Kumuh 3 Medan Amplas % Kumuh 4 Medan Denai % Kumuh 5 Medan Area % Kumuh 6 Medan Kota % Non 7 Medan Maimun % Kumuh 8 Medan Polonia % Kumuh 9 Medan Baru % Kumuh 10 Medan Selayang % Kumuh 11 Medan Sunggal % Kumuh 12 Medan Helvetia % Kumuh 13 Medan Petisah % Kumuh 14 Medan Barat % Non 15 Medan Timur % Kumuh 16 Medan Perjuangan % Kumuh 17 Medan Tembung % Kumuh 18 Medan Deli % Kumuh 19 Medan Labuhan % Kumuh 20 Medan Marelan % Kumuh 21 Medan Belawan % Kumuh Sumber:MedanDalamAngka dan SK Kumuh Total Luas Kawasan Kumuh dan Non Kumuh Kelurahan A. Total Luas Kawasan Kumuh SK Walikota : 7,43 Ha Non Kumuh SK Walikota : 95,97 Ha Kawasan Kumuh versi data Base line : 46 Ha Non Kumuh versi data Base line Penduduk Kawasan Kumuh: : 57,4 Ha Jumlah Penduduk Jiwa : 1655 Jiwa Jumlah Kepala Keluarga KK : 2053 KK Komposisi Penduduk : -Laki-laki -Perempuan : 810 Jiwa : 845 Jiwa Jumlah Penduduk Miskin/MBR :1655 RT/.Jiwa Letak dan Tipologi Permukiman Kumuh Tipologi perumahan kumuh dan permukiman kumuh sebagaimana dimaksud, terdiri dari : a. Diatas air; b. Di tepi air; c. Di dataran rendah; d. Di perbukitan; dan e. Di daerah rawan bencana. Secara umum, pembagian tipologi perumahan kumuh dan permukiman kumuh dapat dijelaskan sebagai berikut. Tabel 1. Tipologi Perumahan Kumuh Dan Permukiman Kumuh NO TIPOLOGI LOKASI 1. perumahan kumuh dan permukiman kumuh di atas air perumahan kumuh dan permukiman kumuh yang berada di atas air, baik daerah pasang surut, rawa, sungai ataupun laut. 2. perumahan kumuh dan permukiman kumuh di tepi air 3. perumahan kumuh dan permukiman kumuh di dataran rendah 4. perumahan kumuh dan permukiman kumuh di perbukitan 5. perumahan kumuh dan permukiman kumuh di daerah rawan bencana perumahan kumuh dan permukiman kumuh yang berada tepi badan air (sungai, pantai, danau, waduk dan sebagainya), namun berada di luar Garis Sempadan Badan Air. perumahan kumuh dan permukiman kumuh yang berada di daerah dataran rendah dengan kemiringan lereng < 10%. perumahan kumuh dan permukiman kumuh yang berada di daerah dataran tinggi dengan kemiringan lereng > 10 % dan < 40% perumahan kumuh dan permukiman kumuh yang terletak di daerah rawan bencana alam, khususnya bencana alam tanah longsor, gempa bumi dan banjir. BAB III -10

12 Karakter lahan dalam kawasan : lahan datar/tebing/berbukit/dll, sebutkan :datar Kawasan berdekatan dengan fasilitas/sarana kota : pasar/pusat pertokoan/kawasan industry (pabrik)/ kawasan. perkantoran/stasiun/terminal/pelabuhan/tempat wisata/dll,sebutkan : pasar tradisonal/pusat pertokoaan. 3.2 Profil Kawasan Permukiman Kumuh di 43 Kelurahan Kota Medan SK Walikota Profil kawasan Permukiman Kumuh di Kelurahan Kota Medan sebanyak 43 adalah sebagai berikut : KELURAHAN TEGAL SARI I PROFIL PERMUKIMAN KELURAHAN A Kelurahan TEGAL SARI I B Kecamatan MEDAN AREA C Nama BKM GOTONG ROYONG D Status Keberdayaan BKM MANDIRI E Luas Kawasan (Ha) 24 F Tipologi/Karakteristik Kerajinan dan Industri kecil H Koordinat Latitude N Koordinat Longitude E No KRITERIA / INDIKATOR PARAMETER A FISIK 1 Keteraturan Bangunan 88% Bangunan hunian memiliki keteraturan 2 Kepadatan Bangunan Kawasan permukiman memiliki Kepadatan Rendah (79 unit/ha) 3 Kelayakan Fisik Bangunan 90% Bangunan hunian memiliki luas lantai 7,2 m2 per orang 96% Bangunan hunian memiliki kondisi Atap, Lantai, Dinding sesuai persyaratan teknis 4 Aksesibilitas Lingkungan 83% Kawasan permukiman terlayani jaringan jalan lingkungan yang minimum memadai 55% Kondisi jaringan jalan pada kawasan permukiman memiliki kualitas minimum memadai 78% Kawasan permukiman tidak terjadi genangan air/banjir 5 Drainase Lingkungan Kondisi jaringan drainase di lokasi permukiman memiliki 51% kualitas minimum memadai Masyarakat terlayani Sarana Air Minum untuk minum, mandi, 97% dan cuci (perpipaan atau non perpipaan terlindungi yang 6 Pelayanan Air Minum/Baku layak) 72% Masyarakat terpenuhi kebutuhan air minum, mandi, cuci (minimal 60liter/org/hari) 93% Masyarakat memiliki akses jamban keluarga / jamban bersama (5 KK/jamban) 7 Pengelolaan Air Limbah 94% Jamban keluarga/jamban bersama sesuai persyaratan teknis (memiliki kloset leher angsa yang terhubung dengan septictank) 0% Saluran pembuangan air limbah rumah tangga terpisah dengan saluran drainase lingkungan 8 Pengelolaan Persampahan 79% Sampah domestik rumah tangga di kawasan permukiman terangkut ke TPS/TPA 2 kali seminggu 9 Pengamanan Bahaya Kawasan permukiman memiliki prasarana/sarana Proteksi 0% B NON FISIK 1 Legalitas pendirian 56% Bangunan hunian memiliki IMB bangunan 90% Lahan bangunan hunian memiliki SHM/HGB/Surat 2 Kepadatan penduduk 458 jiwa/ha 3 Mata pencarian penduduk 99% Mata pencaharian utama rumah tangga adalah Perdagangan/jasa (guru, tenaga kesehatan, hotel, dll) (Unit rumah tangga) 4 Penggunaan Daya Listrik 60% Mayoritas rumah tangga menggunakan daya listrik 900 Watt (Unit rumah tangga) 5 Mayoritas Rumah tangga dikawasan permukiman Fasilitas Pelayanan 41% menggunakan fasilitas kesehatan di Praktik dokter/poliklinik Kesehatan (Unit rumah tangga) 6 Fasilitas Pelayanan Mayoritas Rumah tangga tidak memiliki usia wajib belajar 9 53% Pendidikan Tahun (SD-SMP) BAB III -11

13 3.2.2 TEGAL SARI III PROFIL PERMUKIMAN KELURAHAN A Kelurahan TEGAL SARI III B Kecamatan MEDAN AREA C Nama BKM AMANAH MANDIRI D Status Keberdayaan BKM MANDIRI E Luas Kawasan (Ha) 35 HA F Tipologi/Karakteristik KERAJINAN DAN INDUSTRI KECIL G Koordinat Latitude N Koordinat Longitude E No KRITERIA / INDIKATOR PARAMETER A FISIK 1 Keteraturan Bangunan 95% Bangunan hunian memiliki keteraturan Kawasan permukiman memiliki Kepadatan 2 Kepadatan Bangunan Rendah (77 unit/ha) Bangunan hunian memiliki luas lantai 3 Kelayakan Fisik Bangunan 89% 7,2 m2 per orang 93% 4 Aksesibilitas Lingkungan 100% 5 Drainase Lingkungan 6 Pelayanan Air Minum/Baku 91% 85% 74% 82% 77% 7 Pengelolaan Air Limbah 97% Bangunan hunian memiliki kondisi Atap, Lantai, Dinding sesuai persyaratan teknis Kawasan permukiman terlayani jaringan jalan lingkungan yang minimum memadai Kondisi jaringan jalan pada kawasan permukiman memiliki kualitas minimum memadai Kawasan permukiman tidak terjadi genangan air/banjir Kondisi jaringan drainase di lokasi permukiman memiliki kualitas minimum memadai Masyarakat terlayani Sarana Air Minum untuk minum, mandi, dan cuci (perpipaan atau non perpipaan terlindungi yang layak) Masyarakat terpenuhi kebutuhan air minum, mandi, cuci (minimal 60liter/org/hari) Masyarakat memiliki akses jamban keluarga / jamban bersama (5 90% 0% 8 Pengelolaan Persampahan 79% B 9 Pengamanan Bahaya 0% NON FISIK 1 Legalitas pendirian bangunan KK/jamban) Jamban keluarga/jamban bersama sesuai persyaratan teknis (memiliki kloset leher angsa yang terhubung dengan septic-tank) Saluran pembuangan air limbah rumah tangga terpisah dengan saluran drainase lingkungan Sampah domestik rumah tangga di kawasan permukiman terangkut ke TPS/TPA 2 kali seminggu Kawasan permukiman memiliki prasarana/sarana Proteksi 18% Bangunan hunian memiliki IMB 85% 2 Kepadatan penduduk 318 jiwa/ha 3 Mata pencarian penduduk 80% 4 Penggunaan Daya Listrik 73% 5 Fasilitas Pelayanan Kesehatan 45% 6 Fasilitas Pelayanan Pendidikan 73% Lahan bangunan hunian memiliki SHM/HGB/Surat Mata pencaharian utama rumah tangga adalah Perdagangan/jasa (guru, tenaga kesehatan, hotel, dll) (Unit rumah tangga) Mayoritas rumah tangga menggunakan daya listrik 900 Watt (Unit rumah tangga) Mayoritas Rumah tangga dikawasan permukiman menggunakan fasilitas kesehatan di Puskesmas/Pustu (Unit rumah tangga) Mayoritas Rumah tangga memiliki usia wajib belajar 9 Tahun (SD-SMP) memperoleh akses pendidikan dasar di Dalam kelurahan/kecamatan yang sama (Unit rumah tangga) BAB III -12

14 3.2.3 SEI KERA HULU SEI KERA HILIR II A A Nama Kawasan PROFIL PERMASALAHAN PERMUKIMAN KELURAHAN A Kelurahan SEI KERA HULU B Kecamatan MEDAN PERJUANGAN C Nama BKM SEJAHTERA D Status Keberdayaan BKM MANDIRI E Luas Kawasan (Ha) 31 F Tipologi/Karakteristik Jasa dan perdagangan G Koordinat Latitude N H Koordinat Longitude E FISIK No KRITERIA / INDIKATOR PARAMETER Bangunan hunian memiliki keteraturan 2 Kepadatan Bangunan Kawasan permukiman memiliki Kepadatan Rendah (88 unit/ha) 3 Kelayakan Fisik Bangunan 91% Bangunan hunian memiliki luas lantai 7,2 m2 per orang 98% 4 Aksesibilitas Lingkungan 98% 5 Drainase Lingkungan 6 Pelayanan Air Minum/Baku 7 Pengelolaan Air Limbah 90% Bangunan hunian memiliki kondisi Atap, Lantai, Dinding sesuai persyaratan teknis Kawasan permukiman terlayani jaringan jalan lingkungan yang minimum memadai Kondisi jaringan jalan pada kawasan permukiman memiliki kualitas minimum memadai 75% Kawasan permukiman tidak terjadi genangan air/banjir 78% 100% 100% 100% 100% 0% 8 Pengelolaan Persampahan 95% B 9 Pengamanan Bahaya 0% NON FISIK Kondisi jaringan drainase di lokasi permukiman memiliki kualitas minimum memadai Masyarakat terlayani Sarana Air Minum untuk minum, mandi, dan cuci (perpipaan atau non perpipaan terlindungi yang layak) Masyarakat terpenuhi kebutuhan air minum, mandi, cuci (minimal 60liter/org/hari) Masyarakat memiliki akses jamban keluarga / jamban bersama (5 KK/jamban) Jamban keluarga/jamban bersama sesuai persyaratan teknis (memiliki kloset leher angsa yang terhubung dengan septic-tank) Saluran pembuangan air limbah rumah tangga terpisah dengan saluran drainase lingkungan Sampah domestik rumah tangga di kawasan permukiman terangkut ke TPS/TPA 2 kali seminggu Kawasan permukiman memiliki prasarana/sarana Proteksi 1 Legalitas pendirian bangunan 38% Bangunan hunian memiliki IMB 99% Lahan bangunan hunian memiliki SHM/HGB/Surat 2 Kepadatan penduduk 324 jiwa/ha 3 Mata pencarian penduduk 93% Mata pencaharian utama rumah tangga adalah Perdagangan/jasa (guru, tenaga kesehatan, hotel, dll) (Unit rumah tangga) 4 Penggunaan Daya Listrik 51% Mayoritas rumah tangga menggunakan daya listrik 900 Watt (Unit rumah tangga) 5 Fasilitas Pelayanan Kesehatan 71% Mayoritas Rumah tangga dikawasan permukiman menggunakan fasilitas kesehatan di Praktik dokter/poliklinik (Unit rumah tangga) 6 Fasilitas Pelayanan Pendidikan 56% Mayoritas Rumah tangga memiliki usia wajib belajar 9 Tahun (SD-SMP) memperoleh akses pendidikan dasar di Dalam kelurahan PROFIL PERMUKIMAN KELURAHAN A Kelurahan SEI KERAH HILIR II B Kecamatan MEDAN PERJUANGAN C Nama BKM MANTAP D Status Keberdayaan BKM MANDIRI E Luas Kawasan (Ha) 44 F Tipologi/Karakteristik Jasa dan perdagangan H Koordinat Latitude Koordinat Longitude No KRITERIA / INDIKATOR PARAMETER A FISIK 1 Keteraturan Bangunan 25% Bangunan hunian memiliki keteraturan 2 Kepadatan Bangunan Kawasan permukiman memiliki Kepadatan Rendah (83 unit/ha) 3 Kelayakan Fisik Bangunan 40% Bangunan hunian memiliki luas lantai 7,2 m2 per orang 67% 4 Aksesibilitas Lingkungan 18% 5 Drainase Lingkungan 6 Pelayanan Air Minum/Baku 7 Pengelolaan Air Limbah 8 Pengelolaan Persampahan 15% Bangunan hunian memiliki kondisi Atap, Lantai, Dinding sesuai persyaratan teknis Kawasan permukiman terlayani jaringan jalan lingkungan yang minimum memadai Kondisi jaringan jalan pada kawasan permukiman memiliki kualitas minimum memadai 62% Kawasan permukiman tidak terjadi genangan air/banjir 81% 0% 0% 63% 62% 0% 53% Kondisi jaringan drainase di lokasi permukiman memiliki kualitas minimum memadai Masyarakat terlayani Sarana Air Minum untuk minum, mandi, dan cuci (perpipaan atau non perpipaan terlindungi yang layak) Masyarakat terpenuhi kebutuhan air minum, mandi, cuci (minimal 60liter/org/hari) Masyarakat memiliki akses jamban keluarga / jamban bersama (5 KK/jamban) Jamban keluarga/jamban bersama sesuai persyaratan teknis (memiliki kloset leher angsa yang terhubung dengan septictank) Saluran pembuangan air limbah rumah tangga terpisah dengan saluran drainase lingkungan Sampah domestik rumah tangga di kawasan permukiman terangkut ke TPS/TPA 2 kali seminggu BAB III -13

15 B 1 9 Pengamanan Bahaya NON FISIK Legalitas pendirian bangunan 0% 2 Kepadatan penduduk 349 jiwa/ha 3 Mata pencarian penduduk 58% 4 Penggunaan Daya Listrik 58% 5 6 Fasilitas Pelayanan Kesehatan Fasilitas Pelayanan Pendidikan TEGAL REJO Kawasan permukiman memiliki prasarana/sarana Proteksi 85% Bangunan hunian memiliki IMB 85% Lahan bangunan hunian memiliki SHM/HGB/Surat 71% 69% Mata pencaharian utama rumah tangga adalah Perdagangan/jasa (guru, tenaga kesehatan, hotel, dll) (Unit rumah tangga) Mayoritas rumah tangga menggunakan daya listrik 900 Watt (Unit rumah tangga) Mayoritas Rumah tangga dikawasan permukiman menggunakan fasilitas kesehatan di Puskesmas/Pustu (Unit rumah tangga) Mayoritas Rumah tangga memiliki usia wajib belajar 9 Tahun (SD-SMP) memperoleh akses pendidikan dasar di Dalam kelurahan/kecamatan yang sama (Unit rumah tangga) PROFIL PERMASALAHAN PERMUKIMAN KELURAHAN A Nama Kawasan A Kelurahan BAGAN DELI B Kecamatan MEDAN BELAWAN C Nama BKM BAGAN DELI D Status Keberdayaan BKM MANDIRI E Luas Kawasan (Ha) 103,4 F Tipologi/Karakteristik Nelayan G Koordinat Latitude N H Koordinat Longitude E KATEGORI KUMUH. No KRITERIA / INDIKATOR PARAMETER A FISIK 1 Keteraturan Bangunan 63% Bangunan Hunian tidak memiliki keteraturan Kawasan permukiman memiliki Kepadatan Rendah 2 Kepadatan Bangunan (24 unit/ha) Bangunan hunian memiliki Luas Lantai < 7,2 3 Kelayakan Fisik Bangunan 41% m2 per orang 33% 4 Aksesibilitas Lingkungan 46% 5 Drainase Lingkungan 6 Pelayanan Air Minum/Baku 7 Pengelolaan Air Limbah 52% Bangunan hunian memiliki kondisi Atap, Dinding, Lantai tidak sesuai persyaratan teknis Kawasan permukiman tidak terlayani jaringan jalan lingkungan yang memadai Kondisi Jaringan jalan pada kawasan permukiman memiliki kualitas buruk 62% Kawasan permukiman terjadi genangan/banjir 54% 20% 55% 4% 25% 73% 8 Pengelolaan Persampahan 55% 9 B 1 Pengamanan Bahaya NON FISIK Legalitas pendirian bangunan 40% Kondisi jaringan drainse pada lokasi permukiman memiliki kualitas buruk Bangunan hunian pada lokasi permukiman tidak terlayani jaringan Air Bersih/Baku perpipaan atau non perpipaan terlindungi yang layak Masyarakat tidak terpenuhi kebutuhan minimal 60liter/org/hari (Mandi, Minum, Cuci) Bangunan hunian pada lokasi permukiman tidak memiliki akses Jamban/MCK Komunal Bangunan hunian pada lokasi permukiman tidak memiliki kloset (Leher Angsa) yang terhubung dengan tangkiseptik Saluran Pembuangan Air Limbah Rumah Tangga tercampur dengan Drainase Lingkungan Sampah domestik rumah tangga pada kawasan permukiman terangkut ke TPS/TPA kurang dari 2 kali seminggu Kawasan permukiman tidak memiliki Ketersediaan prasarana/sarana Proteksi 73% Bangunan Hunian tidak memiliki IMB 32% 2 Kepadatan penduduk 84 Jiwa/Ha 3 Mata pencarian penduduk 58% 4 Penggunaan Daya Listrik 77% Lahan Bangunan Hunian tidak Memiliki SHM/HGB/Surat yang diakui pemerintah Mata pencaharian utama rumah tangga adalah Perikanan/nelayan (Unit rumah tangga) Mayoritas rumah tangga menggunakan daya listrik <450 Watt (Unit rumah tangga) BAB III -14

16 5 Fasilitas Pelayanan Kesehatan 57% Mayoritas Rumah tangga dikawasan permukiman menggunakan fasilitas kesehatan di Praktik dokter/poliklinik (Unit rumah tangga) PROFIL KELURAHAN SUNGGAL 6 Fasilitas Pelayanan Pendidikan 90% Mayoritas Rumah tangga memiliki usia wajib belajar 9 Tahun (SD-SMP) memperoleh akses pendidikan dasar di Dalam kelurahan/kecamatan yang sama (Unit rumah tangga) PROFIL KELURAHAN TANJUNG SARI No. Indikator Uraian Masalah (kondisi saat ini) Lokasi 1 Keteraturan Bangunan 57% permukiman masy.tdk memiliki keteraturan 2 Kepadatan Bangunan 161 unit/ha 3 Kelayakan Bangunan Hunian 50 % kondisi hunian tdk layak huni 4 Aksebilitas Lingkungan 47 % jalan lingkungan tidak layak dan tdk sesuai persyaratan teknis 5 Drainase Lingkungan 54 % kawasan permukiman terjadi genangan air 6 Pelayanan Air Minum 75 % masyarakat tidak terlayani sarana air minum yg layak dan terlindungi 7 Pengelolaan Air Limbah 4 % masyarakat belum memiliki jamban keluarga/bersama yg layak 8 Pengelolaan 58 % sampah masyarakat tdk terangkut Persampahan ke TPS/TPA min.2kali seminggu 9 Pengamanan Bahaya Hampir 0 % kawasan permukiman belum memiliki pengamanan bahaya kebakaran Jl.Seroja Dalam Gg.Ternak Jl.Seroja Dalam Jl.Seroja Dalam Dimensi Jumlah (ukuran) KK/KRT 45 unit 81 KK 458 unit 281 KK 76 unit 82 KK Jl.Seroja Dalam 2005 mtr 264 KK Jl.Seroja Dalam 1223 mtr 231 KK Jl.Seroja Dalam Jl.Seroja Dalam Jl.Seroja Dalam Jl.Seroja Dalam 221 unit 226 KK 12 unit 15 kk 4 unit 257 kk 3 Unit 1829 kk BAB III -15

17 3.2.8 PROFIL KELURAHAN MABAR A Kelurahan MABAR PROFIL PERMUKIMAN KELURAHAN B Kecamatan MEDAN DELI C Nama BKM MANDIRI D Status Keberdayaan BKM MANDIRI E Luas Kawasan (Ha) 117,1 F Tipologi/Karakteristik Jasa dan perdagangan H Koordinat Latitude N Koordinat Longitude E No KRITERIA / INDIKATOR PARAMETER A FISIK 1 Keteraturan Bangunan 20% Bangunan hunian memiliki keteraturan 2 Kepadatan Bangunan 3 Kelayakan Fisik Bangunan 4 Aksesibilitas Lingkungan 5 Drainase Lingkungan 6 Pelayanan Air Minum/Baku 7 Pengelolaan Air Limbah Kawasan permukiman memiliki Kepadatan Rendah (18 unit/ha) Bangunan hunian memiliki luas lantai 7,2 m2 per 88% orang 76% 87% 74% Bangunan hunian memiliki kondisi Atap, Lantai, Dinding sesuai persyaratan teknis Kawasan permukiman terlayani jaringan jalan lingkungan yang minimum memadai Kondisi jaringan jalan pada kawasan permukiman memiliki kualitas minimum memadai 66% Kawasan permukiman tidak terjadi genangan air/banjir 45% 50% 74% 67% 74% 84% Kondisi jaringan drainase di lokasi permukiman memiliki kualitas minimum memadai Masyarakat terlayani Sarana Air Minum untuk minum, mandi, dan cuci (perpipaan atau non perpipaan terlindungi yang layak) Masyarakat terpenuhi kebutuhan air minum, mandi, cuci (minimal 60liter/org/hari) Masyarakat memiliki akses jamban keluarga / jamban bersama (5 KK/jamban) Jamban keluarga/jamban bersama sesuai persyaratan teknis (memiliki kloset leher angsa yang terhubung dengan septic-tank) Saluran pembuangan air limbah rumah tangga terpisah dengan saluran drainase lingkungan 8 Pengelolaan Persampahan 54% B 9 Pengamanan Bahaya 0% NON FISIK 1 Legalitas pendirian bangunan 2 Kepadatan penduduk 14 jiwa/ha 3 Mata pencarian penduduk 57% 4 Penggunaan Daya Listrik 61% 5 Fasilitas Pelayanan Kesehatan 43% 6 Fasilitas Pelayanan Pendidikan 74% PROFIL KELURAHAN KOTA BANGUN Sampah domestik rumah tangga di kawasan permukiman terangkut ke TPS/TPA 2 kali seminggu Kawasan permukiman memiliki prasarana/sarana Proteksi 32% Bangunan hunian memiliki IMB A Nama Kawasan Lingkungan I B Kelurahan Kotabangun C Kecamatan Medan Deli D Nama BKM Sejahtera E Status Pemberdayaan BKM Mandiri F Luas Kawasan (HA) 3.5 Ha G Tipologi/Karakteristik Jasa dan Perdagangan H Koordinat N & E Katagori Kumuh: Kumuh Berat No Kriteria/Indikator Parameter INFORMASI FISIK 52% Lahan bangunan hunian memiliki SHM/HGB/Surat Mata pencaharian utama rumah tangga adalah Perdagangan/jasa (guru, tenaga kesehatan, hotel, dll) (Unit rumah tangga) Mayoritas rumah tangga menggunakan daya listrik <450 Watt (Unit rumah tangga) Mayoritas Rumah tangga dikawasan permukiman menggunakan fasilitas kesehatan di Puskesmas/Pustu (Unit rumah tangga) Mayoritas Rumah tangga memiliki usia wajib belajar 9 Tahun (SD-SMP) memperoleh akses pendidikan dasar di Dalam kelurahan/kecamatan yang sama (Unit rumah tangga) 1 Keteraturan Bangunan 86% bangunan hunian tidak memiliki keteraturan 2 Kepadatan Bangunan Kawasan permukiman memiliki kepadatan (31 unit/ha) 3 Kelayakan Fisik Bangunan 86% bangunan hunian memiliki luas lantai < 7,2 m² perorang 87% bangunan hunian memiliki kondisi ALADIN tidak sesuai persyaratan teknis BAB III -16

18 4 Aksesibilitas Lingkungan 5 Drainase Lingkungan 6 Pelayanan Air Minum/Baku 7 Pengelolahan Air Limbah 8 Pengelolahan Persampahan 9 Pengamanan Bahaya INFORMASI NON FISIK 1 Legalitas Pendirian Bangunan 70% kawasan permukiman tidak terlayani jaringan jalan lingkungan yang memadai 70% kondisi jaringan jalan pada kawasan permukiman memiliki kualitas buruk 68% kawasan permukiman terjadi genangan/banjir 40% kondisi jaringan drainase pada lokasi permukiman memiliki kualitas buruk 88% bangunan hunian pada lokasi permukiman tidak terlayani jaringan air bersih/baku perpipaan atau non perpipaan non terlindungi yang layak 87% masyarakat tidak terpenuhi kebutuhan minimal 60 liter/orang/hari (mandi,minum,cuci) 80% bangunan hunian pada lokasi permukiman tidak memiliki akses jamban/mck komunal 80% bangunan hunian pada lokasi permukiman tidak memiliki kloset (leher angsa) yang terhubung dengan tangkiseptik 100% saluran pembuangan air limbah rumah tangga tercampur dengan drainase lingkungan 80% sampah domestik rumah tangga pada kawasan permukiman terangkut ke TPS/TPA kurang dari 2 kali seminggu 100% kawasan permukiman tidak memiliki ketersediaan prasarana/sarana proteksi kebakaran 99% bangunan hunian tidak memiliki IMB 20% lahan bangunan hunian tidak memiliki SHM/HGB/surat yang diakui pemerintah 2 Kepadatan Penduduk Kepadatan penduduk 39 jiwa/ha 3 Mata Pencarian Penduduk 4 Penggunaan Daya Listrik 5 Fasilitas Pelayanan Kesehatan 80% mata pencaharian utama rumah tangga adalah pekerja industri/pabrik 88% mayoritas rumah tangga menggunakan daya listrik 900 Watt 91% mayoritas rumah tangga dikawasan permukiman menggunakan fasilitas kesehatan dipuskesmas/pustu 6 Fasilitas Pelayanan Pendidikan PROFIL KELURAHAN TEGAL SARI MANDALA III 99% mayoritas rumah tangga memiliki usia wajib belajar 9 tahun (SD-SMP) memperoleh akses pendidikan dasar didalam Kel/Kec. yang sama :PROFIL PERMUKIMAN KELURAHAN A Kelurahan TEGAL SARI MANDALA III B Kecamatan MEDAN DENAI C Nama BKM AMANAH D Status Keberdayaan BKM MANDIRI E Luas Kawasan (Ha) 103HA F Tipologi/Karakteristik Jasa dan perdagangan H Koordinat Latitude N Koordinat Longitude E No KRITERIA / INDIKATOR PARAMETER A FISIK 1 Keteraturan Bangunan 91% Bangunan hunian memiliki keteraturan 2 Kepadatan Bangunan Kawasan permukiman memiliki Kepadatan Rendah (95 unit/ha) 3 Kelayakan Fisik Bangunan hunian memiliki luas lantai 7,2 m2 87% Bangunan per orang 98% Bangunan hunian memiliki kondisi Atap, Lantai, Dinding sesuai persyaratan teknis 4 Aksesibilitas Lingkungan 65% Kawasan permukiman terlayani jaringan jalan lingkungan yang minimum memadai 42% Kondisi jaringan jalan pada kawasan permukiman memiliki kualitas minimum memadai 5 Drainase Lingkungan 92% Kawasan permukiman tidak terjadi genangan air/banjir 50% Kondisi jaringan drainase di lokasi permukiman memiliki kualitas minimum memadai Masyarakat terlayani Sarana Air Minum untuk 52% minum, mandi, dan cuci (perpipaan atau non Pelayanan Air 6 perpipaan terlindungi yang layak) Minum/Baku Masyarakat terpenuhi kebutuhan air minum, 49% mandi, cuci (minimal 60liter/org/hari) 100% Masyarakat memiliki akses jamban keluarga / jamban bersama (5 KK/jamban) 7 Pengelolaan Air Limbah 91% Jamban keluarga/jamban bersama sesuai persyaratan teknis (memiliki kloset leher angsa yang terhubung dengan septic-tank) 0% Saluran pembuangan air limbah rumah tangga terpisah dengan saluran drainase lingkungan 8 Pengelolaan 99% Sampah domestik rumah tangga di kawasan BAB III -17

19 Persampahan permukiman terangkut ke TPS/TPA 2 kali seminggu 9 Pengamanan Bahaya Kawasan permukiman memiliki prasarana/sarana 0% Proteksi B NON FISIK 1 Legalitas pendirian 32% Bangunan hunian memiliki IMB bangunan 83% Lahan bangunan hunian memiliki SHM/HGB/Surat 2 Kepadatan penduduk 393 jiwa/ha 3 Mata pencaharian utama rumah tangga adalah Mata pencarian 73% Perdagangan/jasa (guru, tenaga kesehatan, hotel, penduduk dll) (Unit rumah tangga) 4 Penggunaan Daya Listrik 50% Mayoritas rumah tangga menggunakan daya listrik 5 6 Fasilitas Pelayanan Kesehatan Fasilitas Pelayanan Pendidikan 44% 72% PROFIL KELURAHAN TEGAL SARI MANDALA III <450 Watt (Unit rumah tangga) Mayoritas Rumah tangga dikawasan permukiman menggunakan fasilitas kesehatan di Puskesmas/Pustu (Unit rumah tangga) Mayoritas Rumah tangga memiliki usia wajib belajar 9 Tahun (SD-SMP) memperoleh akses pendidikan dasar di Dalam kelurahan/kecamatan yang sama (Unit rumah tangga) PROFIL PERMUKIMAN KUMUH KELURAHAN A Kelurahan TEGAL SARI MANDALA III B Kecamatan MEDAN DENAI C Nama BKM AMANAH D Status Keberdayaan BKM MANDIRI E Luas Kawasan (Ha) 103HA F Tipologi/Karakteristik Jasa dan perdagangan G Koordinat Latitude N Koordinat Longitude E KATEGORI KUMUH RINGAN. No KRITERIA / INDIKATOR PARAMETER A FISIK Bangunan Hunian tidak memiliki 1 Keteraturan Bangunan 9% keteraturan Kawasan permukiman memiliki Kepadatan 2 Kepadatan Bangunan Rendah (95 unit/ha) 3 Kelayakan Fisik Bangunan 13% 2% 4 Aksesibilitas Lingkungan 35% 5 Drainase Lingkungan 6 Pelayanan Air Minum/Baku 7 Pengelolaan Air Limbah 58% 8% 50% 48% 51% 0% 9% 100% 8 Pengelolaan Persampahan 1% 9 Pengamanan Bahaya 100% B NON FISIK 1 Legalitas pendirian bangunan 68% 17% 2 Kepadatan penduduk 393 Jiwa/Ha 3 Mata pencarian penduduk 73% Bangunan hunian memiliki Luas Lantai < 7,2 m2 per orang Bangunan hunian memiliki kondisi Atap, Dinding, Lantai tidak sesuai persyaratan teknis Kawasan permukiman tidak terlayani jaringan jalan lingkungan yang memadai Kondisi Jaringan jalan pada kawasan permukiman memiliki kualitas buruk Kawasan permukiman terjadi genangan/banjir Kondisi jaringan drainse pada lokasi permukiman memiliki kualitas buruk Bangunan hunian pada lokasi permukiman tidak terlayani jaringan Air Bersih/Baku perpipaan atau non perpipaan terlindungi yang layak Masyarakat tidak terpenuhi kebutuhan minimal 60liter/org/hari (Mandi, Minum, Cuci) Bangunan hunian pada lokasi permukiman tidak memiliki akses Jamban/MCK Komunal Bangunan hunian pada lokasi permukiman tidak memiliki kloset (Leher Angsa) yang terhubung dengan tangkiseptik Saluran Pembuangan Air Limbah Rumah Tangga tercampur dengan Drainase Lingkungan Sampah domestik rumah tangga pada kawasan permukiman terangkut ke TPS/TPA kurang dari 2 kali seminggu Kawasan permukiman tidak memiliki Ketersediaan prasarana/sarana Proteksi Bangunan Hunian tidak memiliki IMB Lahan Bangunan Hunian tidak Memiliki SHM/HGB/Surat yang diakui pemerintah Mata pencaharian utama rumah tangga adalah Perdagangan/jasa BAB III -18

20 4 Penggunaan Daya Listrik 50% 5 Fasilitas Pelayanan Kesehatan 44% 6 Fasilitas Pelayanan Pendidikan 72% PROFIL KELURAHAN TEGAL SARI MANDALA II (guru, tenaga kesehatan, hotel, dll) (Unit rumah tangga) Mayoritas rumah tangga menggunakan daya listrik <450 Watt (Unit rumah tangga) Mayoritas Rumah tangga dikawasan permukiman menggunakan fasilitas kesehatan di Puskesmas/Pustu (Unit rumah tangga) Mayoritas Rumah tangga memiliki usia wajib belajar 9 Tahun (SD-SMP) memperoleh akses pendidikan dasar di Dalam kelurahan/kecamatan yang sama (Unit rumah tangga) PROFIL PERMUKIMAN KUMUH KELURAHAN A Nama Kawasan B Kelurahan TEGAL SARI MANDALA II C Kecamatan MEDAN DENAI D Nama BKM TEGAL SARI MANDALA II E Status Keberdayaan BKM MANDIRI F Luas Kawasan (Ha) 87HA H Tipologi/Karakteristik Jasa dan perdagangan I Koordinat Latitude N Koordinat Longitude E KATEGORI KUMUH. No A FISIK KRITERIA / INDIKATOR PARAMETER 1 Keteraturan Bangunan 22% Bangunan Hunian tidak memiliki keteraturan Kawasan permukiman memiliki Kepadatan Rendah (39 2 Kepadatan Bangunan unit/ha) Kelayakan Fisik Bangunan hunian memiliki Luas Lantai < 7,2 m2 3 16% Bangunan per orang Bangunan hunian memiliki kondisi Atap, Dinding, 9% Lantai tidak sesuai persyaratan teknis 4 Aksesibilitas Lingkungan 4% 19% Kawasan permukiman tidak terlayani jaringan jalan lingkungan yang memadai Kondisi Jaringan jalan pada kawasan permukiman memiliki kualitas buruk 5 Drainase Lingkungan 28% Kawasan permukiman terjadi genangan/banjir 6 Pelayanan Air Minum/Baku 7 Pengelolaan Air Limbah 8 9 B 1 Pengelolaan Persampahan Pengamanan Bahaya NON FISIK Legalitas pendirian bangunan 68% 10% 10% 5% 29% 93% 58% 100% Kondisi jaringan drainse pada lokasi permukiman memiliki kualitas buruk Bangunan hunian pada lokasi permukiman tidak terlayani jaringan Air Bersih/Baku perpipaan atau non perpipaan terlindungi yang layak Masyarakat tidak terpenuhi kebutuhan minimal 60liter/org/hari (Mandi, Minum, Cuci) Bangunan hunian pada lokasi permukiman tidak memiliki akses Jamban/MCK Komunal Bangunan hunian pada lokasi permukiman tidak memiliki kloset (Leher Angsa) yang terhubung dengan tangkiseptik Saluran Pembuangan Air Limbah Rumah Tangga tercampur dengan Drainase Lingkungan Sampah domestik rumah tangga pada kawasan permukiman terangkut ke TPS/TPA kurang dari 2 kali seminggu Kawasan permukiman tidak memiliki Ketersediaan prasarana/sarana Proteksi 75% Bangunan Hunian tidak memiliki IMB 30% 2 Kepadatan penduduk 164 Jiwa/Ha Mata pencarian penduduk Penggunaan Daya Listrik Fasilitas Pelayanan Kesehatan Fasilitas Pelayanan Pendidikan 82% 50% 47% 41% Lahan Bangunan Hunian tidak Memiliki SHM/HGB/Surat yang diakui pemerintah Mata pencaharian utama rumah tangga adalah Perdagangan/jasa (guru, tenaga kesehatan, hotel, dll) (Unit rumah tangga) Mayoritas rumah tangga menggunakan daya listrik 900 Watt (Unit rumah tangga) Mayoritas Rumah tangga dikawasan permukiman menggunakan fasilitas kesehatan di Puskesmas/Pustu (Unit rumah tangga) Mayoritas Rumah tangga memiliki usia wajib belajar 9 Tahun (SD-SMP) memperoleh akses pendidikan dasar di Dalam kelurahan/kecamatan yang sama (Unit rumah tangga) BAB III -19

21 PROFIL KELURAHAN GEDUNG JOHOR PROFIL KELURAHAN TITI KUNING A Nama Kawasan Lingkungan 15 B Kelurahan Titi Kuning C Kecamatan Medan Johor D Nama BKM Karya Sejahtera E Status Pemberdayaan BKM Mandiri F Luas Kawasan (HA) 13 Ha G Tipologi/Karakteristik Jasa dan Perdagangan H Koordinat N E Katagori Kumuh: Kumuh Sedang No Kriteria/Indikator Parameter INFORMASI FISIK 1 Keteraturan Bangunan 18% bangunan hunian tidak memiliki keteraturan 2 Kepadatan Bangunan Kawasan permukiman memiliki kepadatan (27 unit/ha) 3 Kelayakan Fisik Bangunan 4 Aksesibilitas Lingkungan 5 Drainase Lingkungan 6 Pelayanan Air Minum/Baku 10% bangunan hunian memiliki luas lantai < 7,2 m² perorang 6% bangunan hunian memiliki kondisi ALADIN tidak sesuai persyaratan teknis 12% kawasan permukiman tidak terlayani jaringan jalan lingkungan yang memadai 77% kondisi jaringan jalan pada kawasan permukiman memiliki kualitas buruk 0% kawasan permukiman terjadi genangan/banjir 50% kondisi jaringan drainase pada lokasi permukiman memiliki kualitas buruk 0% bangunan hunian pada lokasi permukiman tidak terlayani jaringan air bersih/baku perpipaan atau non perpipaan non terlindungi yang layak 0% masyarakat tidak terpenuhi kebutuhan minimal 60 liter/orang/hari (mandi,minum,cuci) 14% bangunan hunian pada lokasi permukiman tidak memiliki akses jamban/mck komunal 7 Pengelolahan Air Limbah 21% bangunan hunian pada lokasi permukiman tidak memiliki kloset (leher angsa) yang terhubung dengan tangkiseptik 100% saluran pembuangan air limbah rumah tangga tercampur dengan drainase lingkungan BAB III -20

22 8 Pengelolahan Persampahan 73% sampah domestik rumah tangga pada kawasan permukiman terangkut ke TPS/TPA kurang dari 2 kali seminggu PROFIL KELURAHAN KEDAI DURIAN PROFIL PERMUKIMAN KUMUH KELURAHAN 9 Pengamanan Bahaya INFORMASI NON FISIK 1 Legalitas Pendirian Bangunan 100% kawasan permukiman tidak memiliki ketersediaan prasarana/sarana proteksi kebakaran 62% bangunan hunian tidak memiliki IMB 70% lahan bangunan hunian tidak memiliki SHM/HGB/surat yang diakui pemerintah 2 Kepadatan Penduduk Kepadatan penduduk 72 jiwa/ha 3 Mata Pencarian Penduduk 4 Penggunaan Daya Listrik 5 Fasilitas Pelayanan Kesehatan 6 Fasilitas Pelayanan Pendidikan 80% mata pencaharian utama rumah tangga adalah pekerjaan Industri/pabrik (Unit rumah tangga) 88% mayoritas rumah tangga menggunakan daya listrik 1300 Watt 70% mayoritas rumah tangga dikawasan permukiman menggunakan fasilitas kesehatan Praktek dokter dan Poliklinik (Unit rumah tangga) 85% mayoritas rumah tangga memiliki usia wajib belajar 9 tahun (SD-SMP) memperoleh akses pendidikan dasar didalam Kel/Kec. yang sama A B C D E F H I No A Nama Kawasan Kelurahan Kecamatan Nama BKM Status Keberdayaan BKM Luas Kawasan (Ha) Tipologi/Karakteristik Koordinat Latitude Koordinat Longitude FISIK 1 Keteraturan Bangunan 49% Bangunan Hunian tidak memiliki keteraturan 2 Kepadatan Bangunan 3 Kelayakan Fisik Bangunan 27% Bangunan hunian memiliki Luas Lantai < 7,2 m2 per orang 8% 4 Aksesibilitas Lingkungan 33% 5 Drainase Lingkungan 6 Pelayanan Air Minum/Baku 7 Pengelolaan Air Limbah 30% Bangunan hunian memiliki kondisi Atap, Dinding, Lantai tidak sesuai persyaratan teknis Kawasan permukiman tidak terlayani jaringan jalan lingkungan yang memadai Kondisi Jaringan jalan pada kawasan permukiman memiliki kualitas buruk 35% Kawasan permukiman terjadi genangan/banjir 38% Kondisi jaringan drainse pada lokasi permukiman memiliki kualitas buruk 26% 2% 8% 11% 0% 8 Pengelolaan Persampahan 65% 9 Pengamanan Bahaya 100% B KRITERIA / INDIKATOR NON FISIK 1 Legalitas pendirian bangunan Bangunan hunian pada lokasi permukiman tidak terlayani jaringan Air Bersih/Baku perpipaan atau non perpipaan terlindungi yang layak Masyarakat tidak terpenuhi kebutuhan minimal 60liter/org/hari (Mandi, Minum, Cuci) Bangunan hunian pada lokasi permukiman tidak memiliki akses Jamban/MCK Komunal Bangunan hunian pada lokasi permukiman tidak memiliki kloset (Leher Angsa) yang terhubung dengan tangkiseptik Saluran Pembuangan Air Limbah Rumah Tangga tercampur dengan Drainase Lingkungan Sampah domestik rumah tangga pada kawasan permukiman terangkut ke TPS/TPA kurang dari 2 kali seminggu Kawasan permukiman tidak memiliki Ketersediaan prasarana/sarana Proteksi 67% Bangunan Hunian tidak memiliki IMB 13% 2 Kepadatan penduduk 40 Jiwa/Ha Lahan Bangunan Hunian tidak Memiliki SHM/HGB/Surat yang diakui pemerintah 3 Mata pencarian penduduk 40% Mata pencaharian utama rumah tangga adalah Perdagangan/jasa (guru, tenaga kesehatan, hotel, dll) (Unit rumah tangga) 4 Penggunaan Daya Listrik 49% Mayoritas rumah tangga menggunakan daya listrik 900 Watt (Unit rumah tangga) 5 Fasilitas Pelayanan Kesehatan 70% KEDAI DURIAN MEDAN JOHOR PEDULI MANDIRI 98 Jasa dan perdagangan N E KATEGORI KUMUH. PARAMETER Kawasan permukiman memiliki Kepadatan Rendah (21 unit/ha) Mayoritas Rumah tangga dikawasan permukiman menggunakan fasilitas kesehatan di Puskesmas/Pustu (Unit rumah tangga) 6 Fasilitas Pelayanan Pendidikan 64% Mayoritas Rumah tangga memiliki usia wajib belajar 9 Tahun (SD- SMP) memperoleh akses pendidikan dasar di Dalam kelurahan/kecamatan yang sama (Unit rumah tangga) BAB III -21

23 PROFIL KELURAHAN SUKAMAJU PROFIL KELURAHAN PEKAN LABUHAN Outline Profil Permukiman Kumuh Kelurahan Pekan labuhan Lokasi SK Walikota A Nama Kawasan Lingkungan 14 B Kelurahan Pekan Labuhan C Kecamatan Medan Labuhan D Nama BKM Mapala Sejahtera E Status Pemberdayaan BKM Mandiri F Luas Kawasan Kumuh (HA) 1 G Tipologi/Karakteristik Jasa dan Perdagangan H Koordinat N E Katagori Kumuh: Kumuh Berat No Kriteria/Indikator Parameter 1 Keteraturan Bangunan 30 % bangunan hunian tidak memiliki keteraturan 2 Kepadatan Bangunan Kasawan permukiman memiliki kepadatan rendah (66 unit/ha) 3 Kelayakan Fisik Bangunan 33% bangunan hunian memiliki luas lantai < 7,2 m² perorang 18% bangunan hunian memiliki kondisi ALADIN tidak sesuai persyaratan teknis 4 Aksesibilitas Lingkungan 36% kawasan permukiman tidak terlayani jaringan jalan lingkungan yang memadai 60% kondisi jaringan jalan pada kawasan permukiman memiliki kualitas buruk 5 Drainase Lingkungan 30% kawasan permukiman terjadi genangan/banjir 33% kondisi jaringan drainase pada lokasi permukiman memiliki kualitas buruk 6 Pelayanan Air Minum/Baku 19% bangunan hunian pada lokasi permukiman tidak terlayani jaringan air bersih/baku perpipaan atau non perpipaan non terlindungi yang layak 77% masyarakat tidak terpenuhi kebutuhan minimal 60 liter/orang/hari (mandi,minum,cuci) 7 Pengelolahan Air Limbah 3% banguna hunian pada lokasi perkuminan tidak memiliki akses jamban/mck komunal 79% bangunan hunian pada lokasi permukiman tidak memiliki kloset (leher angsa) yang terhubung dengan tangkiseptik BAB III -22

24 100% saluran pembuangan air limbah rumah tangga tercampur dengan drainase lingkungan KELURAHAN TANGKAHAN 8 Pengelolahan Persampahan 65% sampah domestik rumah tangga pada kawasan permukiman terangkut ke TPS/TPA kurang dari 2 kali esminggu 9 Pengamanan Bahaya 100% kawasan permukiman tidak memiliki ketersediaan prasarana/sarana proteksi kebakaran 1 Legalitas Pendirian Bangunan 92% bangunan hunian tidak memiliki IMB 32% lahan bangunan hunian tidak memiliki SKM/HGB/surat yang diakui pemerintah 2 Kepadatan Penduduk Kepadatan penduduk 290 jiwa/ha 3 Mata Pencarian Penduduk 4 Penggunaan Daya Listrik 5 Fasilitas Pelayanan Kesehatan 6 Fasilitas Pelayanan Pendidikan 68% mata pencaharian utama rumah tangga adalah perdagangan/jasa (guru,tenaga kesehatan,hotel,dll) 87% mayoritas rumah tangga menggunakan daya listrik 900 Watt 64% mayoritas rumah tangga dikawasan permukiman menggunakan fasilitas kesehatan dipuskesmas/pustu 50% mayoritas rumah tangga memiliki usia wajib belajar 9 tahun (SD-SMP) memperoleh akses pendidikan dasar didalam Kel/Kec yang sama BAB III -23

25 KELURAHAN SEI MATI C Nama Kawasan B Kelurahan SEI MATI C Kecamatan MEDAN LABUHAN D Nama BKM SEJAHTERA BERSAMA E Status Keberdayaan BKM MANDIRI F Luas Kawasan (Ha) 1287 Ha H Tipologi/Karakteristik Jasa dan perdagangan I Koordinat Latitude N Koordinat Longitude E KATEGORI KUMUH. 1 Legalitas pendirian bangunan 100% Bangunan Hunian tidak memiliki IMB 0% 2 Kepadatan penduduk 13 Jiwa/Ha Mata pencarian penduduk Penggunaan Daya Listrik Fasilitas Pelayanan Kesehatan Fasilitas Pelayanan Pendidikan 73% 91% 89% 99% Lahan Bangunan Hunian tidak Memiliki SHM/HGB/Surat yang diakui pemerintah Mata pencaharian utama rumah tangga adalah Industri/pabrik (Unit rumah tangga) Mayoritas rumah tangga menggunakan daya listrik 900 Watt (Unit rumah tangga) Mayoritas Rumah tangga dikawasan permukiman menggunakan fasilitas kesehatan di Puskesmas/Pustu (Unit rumah tangga) Mayoritas Rumah tangga memiliki usia wajib belajar 9 Tahun (SD-SMP) memperoleh akses pendidikan dasar di Dalam kelurahan/kecamatan yang sama (Unit rumah tangga) No A 1 KRITERIA / INDIKATOR FISIK Keteraturan Bangunan 2 Kepadatan Bangunan 3 4 Kelayakan Fisik Bangunan Aksesibilitas Lingkungan 5 Drainase Lingkungan B Pelayanan Air Minum/Baku Pengelolaan Air Limbah Pengelolaan Persampahan Pengamanan Bahaya NON FISIK PARAMETER 0% Bangunan Hunian tidak memiliki keteraturan Kawasan permukiman memiliki Kepadatan Rendah (10 unit/ha) 25% Bangunan hunian memiliki Luas Lantai < 7,2 m2 per orang 6% Bangunan hunian memiliki kondisi Atap, Dinding, Lantai tidak sesuai persyaratan teknis 28% Kawasan permukiman tidak terlayani jaringan jalan lingkungan yang memadai 68% Kondisi Jaringan jalan pada kawasan permukiman memiliki kualitas buruk 29% Kawasan permukiman terjadi genangan/banjir 65% 98% 0% 0% 0% 100% 94% 100% Kondisi jaringan drainse pada lokasi permukiman memiliki kualitas buruk Bangunan hunian pada lokasi permukiman tidak terlayani jaringan Air Bersih/Baku perpipaan atau non perpipaan terlindungi yang layak Masyarakat tidak terpenuhi kebutuhan minimal 60liter/org/hari (Mandi, Minum, Cuci) Bangunan hunian pada lokasi permukiman tidak memiliki akses Jamban/MCK Komunal Bangunan hunian pada lokasi permukiman tidak memiliki kloset (Leher Angsa) yang terhubung dengan tangkiseptik Saluran Pembuangan Air Limbah Rumah Tangga tercampur dengan Drainase Lingkungan Sampah domestik rumah tangga pada kawasan permukiman terangkut ke TPS/TPA kurang dari 2 kali seminggu Kawasan permukiman tidak memiliki Ketersediaan prasarana/sarana Proteksi KELURAHAN NELAYAN INDAH A Nama Kawasan Lingkungan 6,8 B Kelurahan Nelayan Indah C Kecamatan Medan Labuhan D Nama BKM Mekar Jaya E Status Pemberdayaan BKM Mandiri F Luas Kawasan (HA) 11,65 G Tipologi/Karakteristik Jasa, perdagangan, nelayan H Koordinat N E Katagori Kumuh: Kumuh Berat No Kriteria/Indikator Parameter 1 Keteraturan Bangunan 22% bangunan hunian tidak memiliki keteraturan 2 Kepadatan Bangunan Kasawan permukiman memiliki kepadatan rendah (76 unit/ha) 3 Kelayakan Fisik Bangunan 57% bangunan hunian memiliki luas lantai < 7,2 m² perorang 4 Aksesibilitas Lingkungan 39% bangunan hunia memiliki kondisi ALADIN tidak sesuai persyaratan teknis 83% kawasan permukiman tidak terlayani jaringan jalan lingkungan yang memadai 89% kondisi jaringan jalan pada kawasan permukiman memiliki kualitas buruk 5 Drainase Lingkungan 62% kawasan permukiman terjadi genangan/banjir 84% kondisi jaringan drainase pada lokasi permukiman memiliki kualitas buruk BAB III -24

26 6 Pelayanan Air Minum/Baku 7 Pengelolahan Air Limbah 0% bangunan hunian pada lokasi permukiman tidak terlayani jaringan air bersih/baku perpipaan atau non perpipaan non terlindungi yang layak 1% masyarakat tidak terpenuhi kebutuhan minimal 60 liter/orang/hari (mandi,minum,cuci) 22% bangunan hunian pada lokasi perkuminan tidak memiliki akses jamban/mck komunal KELURAHAN HAMDAN 23% bangunan hunian pada lokasi permukiman tidak memiliki kloset (leher angsa) yang terhubung dengan tangkiseptik 100% saluran pembuangan air limbah rumah tangga tercampur dengan drainase lingkungan 8 Pengelolahan Persampahan 3% sampah domestik rumah tangga pada kawasan permukiman terangkut ke TPS/TPA kurang dari 2 kali esminggu 9 Pengamanan Bahaya 0% kawasan permukiman tidak memiliki ketersediaan prasarana/sarana proteksi kebakaran 1 Legalitas Pendirian Bangunan 0% bangunan hunia tidak memiliki IMB 0% lahan bangunan hunian tidak memiliki SKM/HGB/surat yang diakui pemerintah 2 Kepadatan Penduduk Kepadatan penduduk 216 jiwa/ha 3 Mata Pencarian Penduduk 30% mata pencaharian utama rumah tangga adalah perdagangan/jasa (guru,tenaga kesehatan,hotel,dll) 4 Penggunaan Daya Listrik 40% mayoritas rumha tangga menggunakan daya listrik 900 Watt 5 Fasilitas Pelayanan Kesehatan 6 Fasilitas Pelayanan Pendidikan 80% mayoritas rumah tangga dikawasan permukiman menggunakan fasilitas kesehatan dipuskesmas/pustu 80% mayoritas rumah tangga memiliki usia wajib belajar 9 tahun (SD-SMP) memperoleh akses pendidikan dasar didalam Kel/Kec yang sama BAB III -25

27 KELURAHAN AUR KELURAHAN TERJUN PROFIL PERMUKIMAN KELURAHAN A B C D E F H Kelurahan Kecamatan Nama BKM Status Keberdayaan BKM Luas Kawasan (Ha) Tipologi/Karakteristik Koordinat Latitude Koordinat Longitude AUR MEDAN MAIMUN AUR BERSATU MANDIRI 60 Jasa dan perdagangan N E No KRITERIA / INDIKATOR PARAMETER A FISIK 1 Keteraturan Bangunan 77% Bangunan hunian memiliki keteraturan 2 Kepadatan Bangunan Kawasan permukiman memiliki Kepadatan Rendah (20 unit/ha) 3 Kelayakan Fisik Bangunan 92% Bangunan hunian memiliki luas lantai 7,2 m2 per orang 92% Bangunan hunian memiliki kondisi Atap, Lantai, Dinding sesuai persyaratan teknis 4 Aksesibilitas Lingkungan 93% Kawasan permukiman terlayani jaringan jalan lingkungan yang minimum memadai 87% Kondisi jaringan jalan pada kawasan permukiman memiliki kualitas minimum memadai 5 6 Drainase Lingkungan Pelayanan Air Minum/Baku 100% Kawasan permukiman tidak terjadi genangan air/banjir 98% Kondisi jaringan drainase di lokasi permukiman memiliki kualitas minimum memadai 89% Masyarakat terlayani Sarana Air Minum untuk minum, mandi, dan cuci (perpipaan atau non perpipaan terlindungi yang layak) 99% Masyarakat terpenuhi kebutuhan air minum, mandi, cuci (minimal 60liter/org/hari) 7 Pengelolaan Air Limbah 96% Masyarakat memiliki akses jamban keluarga / jamban bersama (5 KK/jamban) Jamban keluarga/jamban bersama sesuai persyaratan teknis (memiliki kloset leher 82% angsa yang terhubung dengan septic-tank) 40% Saluran pembuangan air limbah rumah tangga terpisah dengan saluran drainase lingkungan Sampah domestik rumah tangga di kawasan permukiman terangkut ke TPS/TPA 2 kali 8 Pengelolaan Persampahan 68% seminggu 9 Pengamanan Bahaya 0% Kawasan permukiman memiliki prasarana/sarana Proteksi B NON FISIK 1 Legalitas pendirian bangunan 2 Kepadatan penduduk 53 jiwa/ha 3 Mata pencarian penduduk 83% 36% Bangunan hunian memiliki IMB 41% Lahan bangunan hunian memiliki SHM/HGB/Surat Mata pencaharian utama rumah tangga adalah Perdagangan/jasa (guru, tenaga kesehatan, hotel, dll) (Unit rumah tangga) 4 Penggunaan Daya Listrik 37% Mayoritas rumah tangga menggunakan daya listrik <450 Watt (Unit rumah tangga) 5 Fasilitas Pelayanan Kesehatan 41% Mayoritas Rumah tangga dikawasan permukiman menggunakan fasilitas kesehatan di Puskesmas/Pustu (Unit rumah tangga) 6 Fasilitas Pelayanan Pendidikan 40% Mayoritas Rumah tangga tidak memiliki usia wajib belajar 9 Tahun (SD-SMP) BAB III -26

28 KELURAHAN LABUHAN DELI A Nama Kawasan Lingkungan 5 B Kelurahan Labuhan Deli C Kecamatan Medan Marelan D Nama BKM Bahtera Deli E Status Pemberdayaan BKM Mandiri F Luas Kawasan (HA) 450 Ha G Tipologi/Karakteristik Nelayan H Koordinat N & E Katagori Kumuh: Kumuh Berat No Kriteria/Indikator Parameter INFORMASI FISIK 1 Keteraturan Bangunan 0% bangunan hunian tidak memiliki keteraturan 8 Pengelolahan Persampahan 9 Pengamanan Bahaya INFORMASI NON FISIK 1 Legalitas Pendirian Bangunan 93% sampah domestik rumah tangga pada kawasan permukiman terangkut ke TPS/TPA kurang dari 2 kali seminggu 100% kawasan permukiman tidak memiliki ketersediaan prasarana/sarana proteksi kebakaran 0% bangunan hunian tidak memiliki IMB 99% lahan bangunan hunian tidak memiliki SHM/HGB/surat yang diakui pemerintah 2 Kepadatan Penduduk Kepadatan penduduk 6 jiwa/ha 3 Mata Pencarian Penduduk 80% mata pencaharian utama rumah tangga adalah pekerja industri/pabrik 2 Kepadatan Bangunan Kawasan permukiman memiliki kepadatan (10 unit/ha) 4 Penggunaan Daya Listrik 88% mayoritas rumah tangga menggunakan daya listrik 900 Watt 3 Kelayakan Fisik Bangunan 10% bangunan hunian memiliki luas lantai < 7,2 m² perorang 5 Fasilitas Pelayanan Kesehatan 91% mayoritas rumah tangga dikawasan permukiman menggunakan fasilitas kesehatan dipuskesmas/pustu 4 Aksesibilitas Lingkungan 0% bangunan hunian memiliki kondisi ALADIN tidak sesuai persyaratan teknis 33% kawasan permukiman tidak terlayani jaringan jalan lingkungan yang memadai 6 Fasilitas Pelayanan Pendidikan 99% mayoritas rumah tangga memiliki usia wajib belajar 9 tahun (SD-SMP) memperoleh akses pendidikan dasar didalam Kel/Kec. yang sama 5 Drainase Lingkungan 6 Pelayanan Air Minum/Baku 7 Pengelolahan Air Limbah 67% kondisi jaringan jalan pada kawasan permukiman memiliki kualitas buruk 21% kawasan permukiman terjadi genangan/banjir 100% kondisi jaringan drainase pada lokasi permukiman memiliki kualitas buruk 96% bangunan hunian pada lokasi permukiman tidak terlayani jaringan air bersih/baku perpipaan atau non perpipaan non terlindungi yang layak 0% masyarakat tidak terpenuhi kebutuhan minimal 60 liter/orang/hari (mandi,minum,cuci) 0% bangunan hunian pada lokasi permukiman tidak memiliki akses jamban/mck komunal 0% bangunan hunian pada lokasi permukiman tidak memiliki kloset (leher angsa) yang terhubung dengan tangkiseptik 100% saluran pembuangan air limbah rumah tangga tercampur dengan drainase lingkungan A Nama Kawasan Lingkungan 6 B Kelurahan Labuhan Deli C Kecamatan Medan Marelan D Nama BKM Bahtera Deli E Status Pemberdayaan BKM Mandiri F Luas Kawasan (HA) 450 Ha G Tipologi/Karakteristik Nelayan H Koordinat N & E Katagori Kumuh: Kumuh Berat No Kriteria/Indikator Parameter INFORMASI FISIK 1 Keteraturan Bangunan 0% bangunan hunian tidak memiliki keteraturan 2 Kepadatan Bangunan Kawasan permukiman memiliki kepadatan (18 unit/ha) 3 Kelayakan Fisik Bangunan 10% bangunan hunian memiliki luas lantai < 7,2 m² perorang 0% bangunan hunian memiliki kondisi ALADIN tidak sesuai persyaratan teknis BAB III -27

29 4 Aksesibilitas Lingkungan 5 Drainase Lingkungan 6 Pelayanan Air Minum/Baku 7 Pengelolahan Air Limbah 75% kawasan permukiman tidak terlayani jaringan jalan lingkungan yang memadai 86% kondisi jaringan jalan pada kawasan permukiman memiliki kualitas buruk 94% kawasan permukiman terjadi genangan/banjir 0% kondisi jaringan drainase pada lokasi permukiman memiliki kualitas buruk 100% bangunan hunian pada lokasi permukiman tidak terlayani jaringan air bersih/baku perpipaan atau non perpipaan non terlindungi yang layak 0% masyarakat tidak terpenuhi kebutuhan minimal 60 liter/orang/hari (mandi,minum,cuci) 0% bangunan hunian pada lokasi permukiman tidak memiliki akses jamban/mck komunal 1% bangunan hunian pada lokasi permukiman tidak memiliki kloset (leher angsa) yang terhubung dengan tangkiseptik 6 Fasilitas Pelayanan Pendidikan Lokasi SK Walikota A Nama Kawasan Lingkungan 7 B Kelurahan Labuhan Deli C Kecamatan Medan Marelan D Nama BKM Bahtera Deli E Status Pemberdayaan BKM Mandiri F Luas Kawasan (HA) 450 Ha G Tipologi/Karakteristik Nelayan H Koordinat N & E Katagori Kumuh: Kumuh Berat No Kriteria/Indikator Parameter INFORMASI FISIK 99% mayoritas rumah tangga memiliki usia wajib belajar 9 tahun (SD-SMP) memperoleh akses pendidikan dasar didalam Kel/Kec. yang sama 1 Keteraturan Bangunan 2% bangunan hunian tidak memiliki keteraturan 2 Kepadatan Bangunan Kawasan permukiman memiliki kepadatan (17 unit/ha) 100% saluran pembuangan air limbah rumah tangga tercampur dengan drainase lingkungan 3 Kelayakan Fisik Bangunan 9% bangunan hunian memiliki luas lantai < 7,2 m² perorang 8 Pengelolahan Persampahan 93% sampah domestik rumah tangga pada kawasan permukiman terangkut ke TPS/TPA kurang dari 2 kali seminggu 0% bangunan hunian memiliki kondisi ALADIN tidak sesuai persyaratan teknis 9 Pengamanan Bahaya INFORMASI NON FISIK 100% kawasan permukiman tidak memiliki ketersediaan prasarana/sarana proteksi kebakaran 4 Aksesibilitas Lingkungan 0% kawasan permukiman tidak terlayani jaringan jalan lingkungan yang memadai 63% kondisi jaringan jalan pada kawasan permukiman memiliki kualitas buruk 1 Legalitas Pendirian Bangunan 0% bangunan hunian tidak memiliki IMB 99% lahan bangunan hunian tidak memiliki SHM/HGB/surat yang diakui pemerintah 5 Drainase Lingkungan 100% kawasan permukiman terjadi genangan/banjir 36% kondisi jaringan drainase pada lokasi permukiman memiliki kualitas buruk 2 Kepadatan Penduduk Kepadatan penduduk 6 jiwa/ha 3 Mata Pencarian Penduduk 80% mata pencaharian utama rumah tangga adalah Perikana dan Nelayan 6 Pelayanan Air Minum/Baku 97% bangunan hunian pada lokasi permukiman tidak terlayani jaringan air bersih/baku perpipaan atau non perpipaan non terlindungi yang layak 4 Penggunaan Daya Listrik 88% mayoritas rumah tangga menggunakan daya listrik 450 Watt 0% masyarakat tidak terpenuhi kebutuhan minimal 60 liter/orang/hari (mandi,minum,cuci) 5 Fasilitas Pelayanan Kesehatan 91% mayoritas rumah tangga dikawasan permukiman menggunakan fasilitas kesehatan dipuskesmas/pustu 7 Pengelolahan Air Limbah 0% bangunan hunian pada lokasi permukiman tidak memiliki akses jamban/mck komunal BAB III -28

30 8 Pengelolahan Persampahan 9 Pengamanan Bahaya INFORMASI NON FISIK 1 Legalitas Pendirian Bangunan 2% bangunan hunian pada lokasi permukiman tidak memiliki kloset (leher angsa) yang terhubung dengan tangkiseptik 100% saluran pembuangan air limbah rumah tangga tercampur dengan drainase lingkungan 91% sampah domestik rumah tangga pada kawasan permukiman terangkut ke TPS/TPA kurang dari 2 kali seminggu 100% kawasan permukiman tidak memiliki ketersediaan prasarana/sarana proteksi kebakaran 0% bangunan hunian tidak memiliki IMB 99% lahan bangunan hunian tidak memiliki SHM/HGB/surat yang diakui pemerintah 2 Kepadatan Penduduk Kepadatan penduduk 6 jiwa/ha 3 Mata Pencarian Penduduk 4 Penggunaan Daya Listrik 5 Fasilitas Pelayanan Kesehatan 6 Fasilitas Pelayanan Pendidikan 80% mata pencaharian utama rumah tangga adalah perikana Nelayan 88% mayoritas rumah tangga menggunakan daya listrik 900 Watt 91% mayoritas rumah tangga dikawasan permukiman menggunakan fasilitas kesehatan dipuskesmas/pustu KELURAHAN SEI MATI A Nama Kawasan Lingkungan 8 B Kelurahan Labuhan Deli C Kecamatan Medan Marelan D Nama BKM Bahtera Deli E Status Pemberdayaan BKM Mandiri F Luas Kawasan (HA) 450 Ha G Tipologi/Karakteristik Nelayan H Koordinat N & E Katagori Kumuh: Kumuh Berat No Kriteria/Indikator Parameter INFORMASI FISIK 99% mayoritas rumah tangga memiliki usia wajib belajar 9 tahun (SD-SMP) memperoleh akses pendidikan dasar didalam Kel/Kec. yang sama 1 Keteraturan Bangunan 0% bangunan hunian tidak memiliki keteraturan 2 Kepadatan Bangunan Kawasan permukiman memiliki kepadatan (19 unit/ha) 3 Kelayakan Fisik Bangunan 4 Aksesibilitas Lingkungan 5 Drainase Lingkungan 6 Pelayanan Air Minum/Baku 7 Pengelolahan Air Limbah 8 Pengelolahan Persampahan 9 Pengamanan Bahaya INFORMASI NON FISIK 1 Legalitas Pendirian Bangunan 7% bangunan hunian memiliki luas lantai < 7,2 m² perorang 10% bangunan hunian memiliki kondisi ALADIN tidak sesuai persyaratan teknis 21% kawasan permukiman tidak terlayani jaringan jalan lingkungan yang memadai 34% kondisi jaringan jalan pada kawasan permukiman memiliki kualitas buruk 100% kawasan permukiman terjadi genangan/banjir 65% kondisi jaringan drainase pada lokasi permukiman memiliki kualitas buruk 99% bangunan hunian pada lokasi permukiman tidak terlayani jaringan air bersih/baku perpipaan atau non perpipaan non terlindungi yang layak 0% masyarakat tidak terpenuhi kebutuhan minimal 60 liter/orang/hari (mandi,minum,cuci) 0% bangunan hunian pada lokasi permukiman tidak memiliki akses jamban/mck komunal 0% bangunan hunian pada lokasi permukiman tidak memiliki kloset (leher angsa) yang terhubung dengan tangkiseptik 100% saluran pembuangan air limbah rumah tangga tercampur dengan drainase lingkungan 100% sampah domestik rumah tangga pada kawasan permukiman terangkut ke TPS/TPA kurang dari 2 kali seminggu 100% kawasan permukiman tidak memiliki ketersediaan prasarana/sarana proteksi kebakaran 0% bangunan hunian tidak memiliki IMB 99% lahan bangunan hunian tidak memiliki SHM/HGB/surat yang diakui pemerintah 2 Kepadatan Penduduk Kepadatan penduduk 6 jiwa/ha 3 Mata Pencarian Penduduk 80% mata pencaharian utama rumah tangga adalah pekerja industri/pabrik BAB III -29

31 4 Penggunaan Daya Listrik 88% mayoritas rumah tangga menggunakan daya listrik 900 Watt 0% masyarakat tidak terpenuhi kebutuhan minimal 60 liter/orang/hari (mandi,minum,cuci) 5 Fasilitas Pelayanan Kesehatan 91% mayoritas rumah tangga dikawasan permukiman menggunakan fasilitas kesehatan dipuskesmas/pustu 33% bangunan hunian pada lokasi permukiman tidak memiliki akses jamban/mck komunal 6 Fasilitas Pelayanan Pendidikan 99% mayoritas rumah tangga memiliki usia wajib belajar 9 tahun (SD-SMP) memperoleh akses pendidikan dasar didalam Kel/Kec. yang sama 7 Pengelolahan Air Limbah 88% bangunan hunian pada lokasi permukiman tidak memiliki kloset (leher angsa) yang terhubung dengan tangkiseptik KELURAHAN GAHARU 100% saluran pembuangan air limbah rumah tangga tercampur dengan drainase lingkungan A Nama Kawasan Lingkungan 9, 10 dan 11 B Kelurahan Gaharu C Kecamatan Medan Timur D Nama BKM Gaharu Jaya E Status Pemberdayaan BKM Mandiri F Luas Kawasan (HA) 11,4 Ha G Tipologi/Karakteristik Jasa dan Perdagangan H Koordinat N & E Katagori Kumuh Ringan No Kriteria/Indikator Parameter INFORMASI FISIK 1 Keteraturan Bangunan 33% bangunan hunian tidak memiliki keteraturan 2 Kepadatan Bangunan Kawasan permukiman memiliki kepadatan (19 unit/ha) 3 Kelayakan Fisik Bangunan 4 Aksesibilitas Lingkungan 5 Drainase Lingkungan 13% bangunan hunian memiliki luas lantai < 7,2 m² perorang 30% bangunan hunian memiliki kondisi ALADIN tidak sesuai persyaratan teknis 34% kawasan permukiman tidak terlayani jaringan jalan lingkungan yang memadai 57% kondisi jaringan jalan pada kawasan permukiman memiliki kualitas buruk 28% kawasan permukiman terjadi genangan/banjir 51% kondisi jaringan drainase pada lokasi permukiman memiliki kualitas buruk 8 Pengelolahan Persampahan 9 Pengamanan Bahaya INFORMASI NON FISIK 1 Legalitas Pendirian Bangunan 34% sampah domestik rumah tangga pada kawasan permukiman terangkut ke TPS/TPA kurang dari 2 kali esminggu 100% kawasan permukiman tidak memiliki ketersediaan prasarana/sarana proteksi kebakaran 83% bangunan hunian tidak memiliki IMB 89% lahan bangunan hunian tidak memiliki SKM/HGB/surat yang diakui pemerintah 2 Kepadatan Penduduk Kepadatan penduduk 58 jiwa/ha 3 Mata Pencarian Penduduk 4 Penggunaan Daya Listrik 5 6 Fasilitas Pelayanan Kesehatan Fasilitas Pelayanan Pendidikan 68% mata pencaharian utama rumah tangga adalah perdagangan/jasa 53% mayoritas rumah tangga menggunakan daya listrik >2200 Watt 70% mayoritas rumah tangga dikawasan permukiman menggunakan fasilitas kesehatan di puskesmas/pustu 100% mayoritas rumah tangga memiliki usia wajib belajar 9 tahun (SD-SMP) memperoleh akses pendidikan dasar didalam Kelurahan/Kecamatan yang sama 6 Pelayanan Air Minum/Baku 11% bangunan hunian pada lokasi permukiman tidak terlayani jaringan air bersih/baku perpipaan atau non perpipaan non terlindungi yang layak BAB III -30

32 KELURAHAN PULO BRAYAN DARAT I PROFIL PERMUKIMAN KELURAHAN A Kelurahan PULO BRAYAN DARAT I B Kecamatan MEDAN TIMUR C Nama BKM BINA SEJAHTERA D Status Keberdayaan BKM E Luas Kawasan (Ha) 57,2 MANDIRI F Tipologi/Karakteristik Jasa dan perdagangan H Koordinat Latitude N No A Koordinat Longitude FISIK KRITERIA / INDIKATOR E PARAMETER 1 Keteraturan Bangunan 73% Bangunan hunian memiliki keteraturan 2 Kepadatan Bangunan 3 Kelayakan Fisik Bangunan Kawasan permukiman memiliki Kepadatan Rendah (19 unit/ha) Bangunan hunian memiliki luas lantai 7,2 m2 per 73% orang 85% 4 Aksesibilitas Lingkungan 71% 5 Drainase Lingkungan 6 Pelayanan Air Minum/Baku 7 Pengelolaan Air Limbah 59% 77% 36% 61% 94% 93% 84% Bangunan hunian memiliki kondisi Atap, Lantai, Dinding sesuai persyaratan teknis Kawasan permukiman terlayani jaringan jalan lingkungan yang minimum memadai Kondisi jaringan jalan pada kawasan permukiman memiliki kualitas minimum memadai Kawasan permukiman tidak terjadi genangan air/banjir Kondisi jaringan drainase di lokasi permukiman memiliki kualitas minimum memadai Masyarakat terlayani Sarana Air Minum untuk minum, mandi, dan cuci (perpipaan atau non perpipaan terlindungi yang layak) Masyarakat terpenuhi kebutuhan air minum, mandi, cuci (minimal 60liter/org/hari) Masyarakat memiliki akses jamban keluarga / jamban bersama (5 KK/jamban) Jamban keluarga/jamban bersama sesuai persyaratan teknis (memiliki kloset leher angsa yang terhubung dengan septic-tank) 8 B 1 9 Pengelolaan Persampahan Pengamanan Bahaya NON FISIK Legalitas pendirian bangunan 7% 54% 0% 2 Kepadatan penduduk 69 jiwa/ha 3 Mata pencarian penduduk Saluran pembuangan air limbah rumah tangga terpisah dengan saluran drainase lingkungan Sampah domestik rumah tangga di kawasan permukiman terangkut ke TPS/TPA 2 kali seminggu Kawasan permukiman memiliki prasarana/sarana Proteksi 68% Bangunan hunian memiliki IMB 70% Lahan bangunan hunian memiliki SHM/HGB/Surat 66% 4 Penggunaan Daya Listrik 45% 5 6 Fasilitas Pelayanan Kesehatan Fasilitas Pelayanan Pendidikan 36% 85% KELURAHAN PULO BRAYAN DAARAT II Mata pencaharian utama rumah tangga adalah Perdagangan/jasa (guru, tenaga kesehatan, hotel, dll) (Unit rumah tangga) Mayoritas rumah tangga menggunakan daya listrik 900 Watt (Unit rumah tangga) Mayoritas Rumah tangga dikawasan permukiman menggunakan fasilitas kesehatan di Praktik dokter/poliklinik (Unit rumah tangga) Mayoritas Rumah tangga memiliki usia wajib belajar 9 Tahun (SD-SMP) memperoleh akses pendidikan dasar di Dalam kelurahan/kecamatan yang sama (Unit rumah tangga) PROFIL PERMUKIMAN KELURAHAN A Kelurahan PULO BRAYAN DARAT II B Kecamatan MEDAN TIMUR C Nama BKM HARAPAN D Status Keberdayaan BKM E Luas Kawasan (Ha) 65,3 MANDIRI F Tipologi/Karakteristik Jasa dan perdagangan H Koordinat Latitude N No A Koordinat Longitude FISIK KRITERIA / INDIKATOR E PARAMETER 1 Keteraturan Bangunan 59% Bangunan hunian memiliki keteraturan BAB III -31

33 2 Kepadatan Bangunan 3 Kelayakan Fisik Bangunan Kawasan permukiman memiliki Kepadatan Rendah (44 unit/ha) Bangunan hunian memiliki luas lantai 7,2 m2 per 81% orang 86% 4 Aksesibilitas Lingkungan 56% 5 Drainase Lingkungan 6 Pelayanan Air Minum/Baku 7 Pengelolaan Air Limbah 46% 100% 67% 86% 89% 89% 61% 0% Bangunan hunian memiliki kondisi Atap, Lantai, Dinding sesuai persyaratan teknis Kawasan permukiman terlayani jaringan jalan lingkungan yang minimum memadai Kondisi jaringan jalan pada kawasan permukiman memiliki kualitas minimum memadai Kawasan permukiman tidak terjadi genangan air/banjir Kondisi jaringan drainase di lokasi permukiman memiliki kualitas minimum memadai Masyarakat terlayani Sarana Air Minum untuk minum, mandi, dan cuci (perpipaan atau non perpipaan terlindungi yang layak) Masyarakat terpenuhi kebutuhan air minum, mandi, cuci (minimal 60liter/org/hari) Masyarakat memiliki akses jamban keluarga / jamban bersama (5 KK/jamban) Jamban keluarga/jamban bersama sesuai persyaratan teknis (memiliki kloset leher angsa yang terhubung dengan septic-tank) Saluran pembuangan air limbah rumah tangga terpisah dengan saluran drainase lingkungan KELURAHAN HARJO SARI 8 9 B 1 Pengelolaan Persampahan Pengamanan Bahaya NON FISIK Legalitas pendirian bangunan 67% 20% Sampah domestik rumah tangga di kawasan permukiman terangkut ke TPS/TPA 2 kali seminggu Kawasan permukiman memiliki prasarana/sarana Proteksi 50% Bangunan hunian memiliki IMB 88% Lahan bangunan hunian memiliki SHM/HGB/Surat 2 Kepadatan penduduk 33 jiwa/ha 3 Mata pencarian penduduk 79% 4 Penggunaan Daya Listrik 43% 5 6 Fasilitas Pelayanan Kesehatan Fasilitas Pelayanan Pendidikan 41% 54% Mata pencaharian utama rumah tangga adalah Perdagangan/jasa (guru, tenaga kesehatan, hotel, dll) (Unit rumah tangga) Mayoritas rumah tangga menggunakan daya listrik 900 Watt (Unit rumah tangga) Mayoritas Rumah tangga dikawasan permukiman menggunakan fasilitas kesehatan di Rumah Sakit (Unit rumah tangga) Mayoritas Rumah tangga memiliki usia wajib belajar 9 Tahun (SD-SMP) memperoleh akses pendidikan dasar di Dalam kelurahan/kecamatan yang sama (Unit rumah tangga) BAB III -32

34 KELURAHAN AMPLAS KELURAHAN KELURAHAN PETISAH HULU BAB III -33

35 KELURAHAN KELURAHAN HELVETIA KELURAHAN DWIKORA A B C D E F H Kelurahan DWIKORA Kecamatan MEDAN HELVETIA Nama BKM DWIKORA Status Keberdayaan BKM MANDIRI Luas Kawasan (Ha) 200 Tipologi/Karakteristik Jasa dan perdagangan Koordinat Latitude N Koordinat Longitude E PROFIL PERMUKIMAN KELURAHAN No KRITERIA / INDIKATOR PARAMETER A FISIK 1 Keteraturan Bangunan 89% Bangunan hunian memiliki keteraturan 2 Kepadatan Bangunan Kawasan permukiman memiliki Kepadatan Rendah (38 unit/ha) 3 Kelayakan Fisik Bangunan 94% Bangunan hunian memiliki luas lantai 7,2 m2 per orang 95% Bangunan hunian memiliki kondisi Atap, Lantai, Dinding sesuai persyaratan teknis 4 Aksesibilitas Lingkungan 65% Kawasan permukiman terlayani jaringan jalan lingkungan yang minimum memadai 58% Kondisi jaringan jalan pada kawasan permukiman memiliki kualitas minimum memadai 5 6 Drainase Lingkungan Pelayanan Air Minum/Baku 56% Kawasan permukiman tidak terjadi genangan air/banjir 59% Kondisi jaringan drainase di lokasi permukiman memiliki kualitas minimum memadai 94% Masyarakat terlayani Sarana Air Minum untuk minum, mandi, dan cuci (perpipaan atau non perpipaan terlindungi yang layak) 55% Masyarakat terpenuhi kebutuhan air minum, mandi, cuci (minimal 60liter/org/hari) 7 Pengelolaan Air Limbah 97% Masyarakat memiliki akses jamban keluarga / jamban bersama (5 KK/jamban) Jamban keluarga/jamban bersama sesuai persyaratan teknis (memiliki kloset leher 99% angsa yang terhubung dengan septic-tank) 8% Saluran pembuangan air limbah rumah tangga terpisah dengan saluran drainase lingkungan Sampah domestik rumah tangga di kawasan permukiman terangkut ke TPS/TPA 2 kali 8 Pengelolaan Persampahan 67% seminggu 9 Pengamanan Bahaya 0% Kawasan permukiman memiliki prasarana/sarana Proteksi B NON FISIK 1 Legalitas pendirian bangunan 2 Kepadatan penduduk 127 jiwa/ha 3 Mata pencarian penduduk 70% 99% Bangunan hunian memiliki IMB 100% Lahan bangunan hunian memiliki SHM/HGB/Surat Mata pencaharian utama rumah tangga adalah Perdagangan/jasa (guru, tenaga kesehatan, hotel, dll) (Unit rumah tangga) 4 Penggunaan Daya Listrik 55% Mayoritas rumah tangga menggunakan daya listrik 1300 Watt (Unit rumah tangga) 5 Fasilitas Pelayanan Kesehatan 68% 6 Fasilitas Pelayanan Pendidikan 100% Mayoritas Rumah tangga dikawasan permukiman menggunakan fasilitas kesehatan di Praktik dokter/poliklinik (Unit rumah tangga) Mayoritas Rumah tangga memiliki usia wajib belajar 9 Tahun (SD-SMP) memperoleh akses pendidikan dasar di Dalam kelurahan/kecamatan yang sama (Unit rumah tangga) BAB III -34

36 KELURAHAN TANJUNG GUSTA KELURAHAN PETISAH TENGAH A Nama Kawasan B Kelurahan C Kecamatan D Nama BKM E Status Keberdayaan BKM F Luas Kawasan (Ha) H Tipologi/Karakteristik I Koordinat Latitude Koordinat Longitude PROFIL PERMUKIMAN KUMUH KELURAHAN PETISAH TENGAH MEDANPETISAH PETA MANDIRI 127 HA Jasa dan perdagangan N E No KRITERIA / INDIKATOR PARAMETER A FISIK 1 Keteraturan Bangunan 25% Bangunan Hunian tidak memiliki keteraturan 2 Kepadatan Bangunan Kawasan permukiman memiliki Kepadatan Rendah (109 unit/ha) 3 Kelayakan Fisik Bangunan 6% Bangunan hunian memiliki Luas Lantai < 7,2 m2 per orang 7% Bangunan hunian memiliki kondisi Atap, Dinding, Lantai tidak sesuai persyaratan teknis 4 Aksesibilitas Lingkungan 18% Kawasan permukiman tidak terlayani jaringan jalan lingkungan yang memadai 26% Kondisi Jaringan jalan pada kawasan permukiman memiliki kualitas buruk 5 6 Drainase Lingkungan Pelayanan Air Minum/Baku 0% 5% Kawasan permukiman terjadi genangan/banjir Bangunan hunian pada lokasi permukiman tidak terlayani jaringan Air Bersih/Baku perpipaan atau non perpipaan terlindungi yang layak 19% 0% Kondisi jaringan drainse pada lokasi permukiman memiliki kualitas buruk Masyarakat tidak terpenuhi kebutuhan minimal 60liter/org/hari (Mandi, Minum, Cuci) 1% Bangunan hunian pada lokasi permukiman tidak memiliki akses Jamban/MCK Komunal 7 Pengelolaan Air Limbah 2% Bangunan hunian pada lokasi permukiman tidak memiliki kloset (Leher Angsa) yang terhubung dengan tangkiseptik 94% Saluran Pembuangan Air Limbah Rumah Tangga tercampur dengan Drainase Lingkungan 8 Pengelolaan Persampahan 25% Sampah domestik rumah tangga pada kawasan permukiman terangkut ke TPS/TPA kurang dari 2 kali seminggu 9 Pengamanan Bahaya 81% Kawasan permukiman tidak memiliki Ketersediaan prasarana/sarana Proteksi B NON FISIK 26% Bangunan Hunian tidak memiliki IMB 1 Legalitas pendirian bangunan Lahan Bangunan Hunian tidak Memiliki SHM/HGB/Surat yang diakui 31% pemerintah 2 Kepadatan penduduk 188 Jiwa/Ha 3 Mata pencarian penduduk 91% Mata pencaharian utama rumah tangga adalah Perdagangan/jasa (guru, tenaga kesehatan, hotel, dll) (Unit rumah tangga) 4 Penggunaan Daya Listrik 71% Mayoritas rumah tangga menggunakan daya listrik 900 Watt (Unit rumah tangga) 5 Fasilitas Pelayanan Kesehatan 45% Mayoritas Rumah tangga dikawasan permukiman menggunakan fasilitas kesehatan di Rumah Sakit (Unit rumah tangga) 6 Fasilitas Pelayanan Pendidikan 64% Mayoritas Rumah tangga memiliki usia wajib belajar 9 Tahun (SD-SMP) memperoleh akses pendidikan dasar di Dalam kelurahan/kecamatan yang sama (Unit rumah tangga) BAB III -35

37 KELURAHAN BANDAR SELAMAT PROFIL PERMUKIMAN KUMUH KELURAHAN A Nama Kawasan B Kelurahan BANDAR SELAMAT C Kecamatan MEDAN TEMBUNG D Nama BKM BANDAR SELAMAT E Status Keberdayaan BKM MANDIRI F Luas Kawasan (Ha) 90 HA H Tipologi/Karakteristik Jasa dan perdagangan I Koordinat Latitude N Koordinat Longitude E KATEGORI KUMUH. No KRITERIA / INDIKATOR PARAMETER A FISIK 1 Keteraturan Bangunan 24% Bangunan Hunian tidak memiliki keteraturan 2 Kepadatan Bangunan Kawasan permukiman memiliki Kepadatan Rendah (33 unit/ha) 3 Kelayakan Fisik Bangunan hunian memiliki Luas Lantai < 7,2 m2 per 16% Bangunan orang 1% Bangunan hunian memiliki kondisi Atap, Dinding, Lantai tidak sesuai persyaratan teknis 4 Aksesibilitas Kawasan permukiman tidak terlayani jaringan jalan 1% Lingkungan lingkungan yang memadai 29% Kondisi Jaringan jalan pada kawasan permukiman memiliki kualitas buruk 7 Pengelolaan Air Limbah 8 9 B 1 Pengelolaan Persampahan Pengamanan Bahaya NON FISIK Legalitas pendirian bangunan 11% 2% 15% 100% 32% 50% Masyarakat tidak terpenuhi kebutuhan minimal 60liter/org/hari (Mandi, Minum, Cuci) Bangunan hunian pada lokasi permukiman tidak memiliki akses Jamban/MCK Komunal Bangunan hunian pada lokasi permukiman tidak memiliki kloset (Leher Angsa) yang terhubung dengan tangkiseptik Saluran Pembuangan Air Limbah Rumah Tangga tercampur dengan Drainase Lingkungan Sampah domestik rumah tangga pada kawasan permukiman terangkut ke TPS/TPA kurang dari 2 kali seminggu Kawasan permukiman tidak memiliki Ketersediaan prasarana/sarana Proteksi 56% Bangunan Hunian tidak memiliki IMB 14% 2 Kepadatan penduduk 116 Jiwa/Ha Mata pencarian penduduk Penggunaan Daya Listrik Fasilitas Pelayanan Kesehatan Fasilitas Pelayanan Pendidikan 76% 46% 33% 48% Lahan Bangunan Hunian tidak Memiliki SHM/HGB/Surat yang diakui pemerintah Mata pencaharian utama rumah tangga adalah Perdagangan/jasa (guru, tenaga kesehatan, hotel, dll) (Unit rumah tangga) Mayoritas rumah tangga menggunakan daya listrik <450 Watt (Unit rumah tangga) Mayoritas Rumah tangga dikawasan permukiman menggunakan fasilitas kesehatan di Bidan/mantri (Unit rumah tangga) Mayoritas Rumah tangga memiliki usia wajib belajar 9 Tahun (SD-SMP) memperoleh akses pendidikan dasar di Dalam kelurahan/kecamatan yang sama (Unit rumah tangga) 5 Drainase Lingkungan 6 Pelayanan Air Minum/Baku 11% Kawasan permukiman terjadi genangan/banjir 27% 24% Kondisi jaringan drainse pada lokasi permukiman memiliki kualitas buruk Bangunan hunian pada lokasi permukiman tidak terlayani jaringan Air Bersih/Baku perpipaan atau non perpipaan terlindungi yang layak BAB III -36

38 KELURAHAN BANTAN PROFIL PERMUKIMAN KELURAHAN A Kelurahan BANTAN B Kecamatan MEDAN TEMBUNG C Nama BKM SARI BANTAN D Status Keberdayaan BKM MANDIRI E Luas Kawasan (Ha) 150 HA F Tipologi/Karakteristik Industri sedang dan besar H Koordinat Latitude N Koordinat Longitude E No A FISIK KRITERIA / INDIKATOR PARAMETER 1 Keteraturan Bangunan 99% Bangunan hunian memiliki keteraturan 2 Kepadatan Bangunan Kawasan permukiman memiliki Kepadatan Rendah (32 unit/ha) 3 Kelayakan Fisik Bangunan hunian memiliki luas lantai 7,2 m2 92% Bangunan per orang 100% Bangunan hunian memiliki kondisi Atap, Lantai, Dinding sesuai persyaratan teknis 4 Aksesibilitas Lingkungan 89% Kawasan permukiman terlayani jaringan jalan lingkungan yang minimum memadai 85% Kondisi jaringan jalan pada kawasan permukiman memiliki kualitas minimum memadai 5 Drainase Lingkungan 85% Kawasan permukiman tidak terjadi genangan air/banjir 80% Kondisi jaringan drainase di lokasi permukiman memiliki kualitas minimum memadai Masyarakat terlayani Sarana Air Minum untuk 23% minum, mandi, dan cuci (perpipaan atau non Pelayanan Air 6 perpipaan terlindungi yang layak) Minum/Baku Masyarakat terpenuhi kebutuhan air minum, 92% mandi, cuci (minimal 60liter/org/hari) 100% Masyarakat memiliki akses jamban keluarga / jamban bersama (5 KK/jamban) 7 Pengelolaan Air Limbah 100% Jamban keluarga/jamban bersama sesuai persyaratan teknis (memiliki kloset leher angsa yang terhubung dengan septic-tank) 0% Saluran pembuangan air limbah rumah tangga terpisah dengan saluran drainase lingkungan 8 Pengelolaan Persampahan 97% Sampah domestik rumah tangga di kawasan permukiman terangkut ke TPS/TPA 2 kali seminggu 9 B Pengamanan Bahaya NON FISIK 0% Kawasan permukiman memiliki prasarana/sarana Proteksi 1 16% Bangunan hunian memiliki IMB Legalitas pendirian bangunan Lahan bangunan hunian memiliki 78% SHM/HGB/Surat 2 Kepadatan penduduk 91 jiwa/ha Mata pencaharian utama rumah tangga adalah 3 Mata pencarian penduduk 87% Perdagangan/jasa (guru, tenaga kesehatan, hotel, dll) (Unit rumah tangga) 4 Penggunaan Daya Listrik 54% Mayoritas rumah tangga menggunakan daya listrik 900 Watt (Unit rumah tangga) 5 Mayoritas Rumah tangga dikawasan Fasilitas Pelayanan 53% permukiman menggunakan fasilitas kesehatan Kesehatan di Puskesmas/Pustu (Unit rumah tangga) 6 Fasilitas Pelayanan Pendidikan 52% Mayoritas Rumah tangga tidak memiliki usia wajib belajar 9 Tahun (SD-SMP) KELURAHAN BELAWAN PULAU SICANANG PROFIL PERMASALAHAN PERMUKIMAN KELURAHAN A Nama Kawasan A Kelurahan BELAWAN PULAU SICANANG B Kecamatan MEDAN BELAWAN C Nama BKM MANDIRI D Status Keberdayaan BKM MANDIRI E Luas Kawasan (Ha) 1291 F Tipologi/Karakteristik Jasa dan perdagangan G Koordinat Latitude N H Koordinat Longitude E KATEGORI KUMUH. No KRITERIA / INDIKATOR PARAMETER A FISIK 1 Keteraturan Bangunan 51% Bangunan Hunian tidak memiliki keteraturan 2 Kepadatan Bangunan Kawasan permukiman memiliki Kepadatan Rendah (8 unit/ha) BAB III -37

39 3 Kelayakan Fisik Bangunan 23% 28% 4 Aksesibilitas Lingkungan 9% 5 Drainase Lingkungan 6 Pelayanan Air Minum/Baku 7 Pengelolaan Air Limbah 49% Bangunan hunian memiliki Luas Lantai < 7,2 m2 per orang Bangunan hunian memiliki kondisi Atap, Dinding, Lantai tidak sesuai persyaratan teknis Kawasan permukiman tidak terlayani jaringan jalan lingkungan yang memadai Kondisi Jaringan jalan pada kawasan permukiman memiliki kualitas buruk 73% Kawasan permukiman terjadi genangan/banjir 72% 4% 54% 3% 10% 0% 8 Pengelolaan Persampahan 55% 9 B Pengamanan Bahaya NON FISIK 1 Legalitas pendirian bangunan 25% Kondisi jaringan drainse pada lokasi permukiman memiliki kualitas buruk Bangunan hunian pada lokasi permukiman tidak terlayani jaringan Air Bersih/Baku perpipaan atau non perpipaan terlindungi yang layak Masyarakat tidak terpenuhi kebutuhan minimal 60liter/org/hari (Mandi, Minum, Cuci) Bangunan hunian pada lokasi permukiman tidak memiliki akses Jamban/MCK Komunal Bangunan hunian pada lokasi permukiman tidak memiliki kloset (Leher Angsa) yang terhubung dengan tangkiseptik Saluran Pembuangan Air Limbah Rumah Tangga tercampur dengan Drainase Lingkungan Sampah domestik rumah tangga pada kawasan permukiman terangkut ke TPS/TPA kurang dari 2 kali seminggu Kawasan permukiman tidak memiliki Ketersediaan prasarana/sarana Proteksi 65% Bangunan Hunian tidak memiliki IMB 14% 2 Kepadatan penduduk 10 Jiwa/Ha 3 Mata pencarian penduduk 49% Lahan Bangunan Hunian tidak Memiliki SHM/HGB/Surat yang diakui pemerintah Mata pencaharian utama rumah tangga adalah Perikanan/nelayan (Unit rumah tangga) 4 Penggunaan Daya Listrik 81% 5 6 Fasilitas Pelayanan Kesehatan Fasilitas Pelayanan Pendidikan KELURAHAN BAHAGIA A 99% 68% PROFIL PERMASALAHAN PERMUKIMAN KELURAHAN Nama Kawasan A Kelurahan BELAWAN BAHAGIA B Kecamatan MEDAN BELAWAN C Nama BKM SAMUDERA D Status Keberdayaan BKM E Luas Kawasan (Ha) 12,9 MANDIRI F Tipologi/Karakteristik Jasa dan perdagangan G Koordinat Latitude N H Koordinat Longitude E KATEGORI KUMUH. No A KRITERIA / INDIKATOR FISIK PARAMETER ayoritas rumah tangga menggunakan daya listrik <450 Watt (Unit rumah tangga) Mayoritas Rumah tangga dikawasan permukiman menggunakan fasilitas kesehatan di Puskesmas/Pustu (Unit rumah tangga) Mayoritas Rumah tangga memiliki usia wajib belajar 9 Tahun (SD-SMP) memperoleh akses pendidikan dasar di Dalam kelurahan/kecamatan yang sama (Unit rumah tangga) 1 Keteraturan Bangunan 33% Bangunan Hunian tidak memiliki keteraturan 2 Kepadatan Bangunan Kawasan permukiman memiliki Kepadatan Rendah (105 unit/ha) 3 4 Kelayakan Fisik Bangunan Aksesibilitas Lingkungan 5 Drainase Lingkungan 22% 19% 40% 49% 90% 61% Bangunan hunian memiliki Luas Lantai < 7,2 m2 per orang Bangunan hunian memiliki kondisi Atap, Dinding, Lantai tidak sesuai persyaratan teknis Kawasan permukiman tidak terlayani jaringan jalan lingkungan yang memadai Kondisi Jaringan jalan pada kawasan permukiman memiliki kualitas buruk Kawasan permukiman terjadi genangan/banjir Kondisi jaringan drainse pada lokasi permukiman memiliki kualitas buruk BAB III -38

40 6 7 8 Pelayanan Air Minum/Baku Pengelolaan Air Limbah Pengelolaan Persampahan 19% 32% 8% 44% 5% 66% Bangunan hunian pada lokasi permukiman tidak terlayani jaringan Air Bersih/Baku perpipaan atau non perpipaan terlindungi yang layak Masyarakat tidak terpenuhi kebutuhan minimal 60liter/org/hari (Mandi, Minum, Cuci) Bangunan hunian pada lokasi permukiman tidak memiliki akses Jamban/MCK Komunal Bangunan hunian pada lokasi permukiman tidak memiliki kloset (Leher Angsa) yang terhubung dengan tangkiseptik Saluran Pembuangan Air Limbah Rumah Tangga tercampur dengan Drainase Lingkungan Sampah domestik rumah tangga pada kawasan permukiman terangkut ke TPS/TPA kurang dari 2 kali seminggu No KRITERIA / INDIKATOR PARAMETER A FISIK 1 Keteraturan Bangunan 63% Bangunan Hunian tidak memiliki keteraturan Kawasan permukiman memiliki Kepadatan Rendah (24 2 Kepadatan Bangunan unit/ha) Bangunan hunian memiliki Luas Lantai < 7,2 m2 3 Kelayakan Fisik Bangunan 41% per orang 33% Bangunan hunian memiliki kondisi Atap, Dinding, Lantai tidak sesuai persyaratan teknis 9 B 1 Pengamanan Bahaya NON FISIK Legalitas pendirian bangunan 90% Kawasan permukiman tidak memiliki Ketersediaan prasarana/sarana Proteksi 90% Bangunan Hunian tidak memiliki IMB 60% 2 Kepadatan penduduk 267 Jiwa/Ha Mata pencarian penduduk Penggunaan Daya Listrik Fasilitas Pelayanan Kesehatan Fasilitas Pelayanan Pendidikan 45% 74% 86% 96% Lahan Bangunan Hunian tidak Memiliki SHM/HGB/Surat yang diakui pemerintah Mata pencaharian utama rumah tangga adalah Perdagangan/jasa (guru, tenaga kesehatan, hotel, dll) (Unit rumah tangga) Mayoritas rumah tangga menggunakan daya listrik <450 Watt (Unit rumah tangga) Mayoritas Rumah tangga dikawasan permukiman menggunakan fasilitas kesehatan di Puskesmas/Pustu (Unit rumah tangga) Mayoritas Rumah tangga memiliki usia wajib belajar 9 Tahun (SD-SMP) memperoleh akses pendidikan dasar di Dalam kelurahan/kecamatan yang sama (Unit rumah tangga) KELURAHAN BAGAN DELI 4 PROFIL PERMASALAHAN PERMUKIMAN KELURAHAN A Nama Kawasan A Kelurahan BAGAN DELI B Kecamatan MEDAN BELAWAN C Nama BKM BAGAN DELI D Status Keberdayaan BKM MANDIRI E Luas Kawasan (Ha) 103,4 F Tipologi/Karakteristik Nelayan G Koordinat Latitude N H Koordinat Longitude E KATEGORI KUMUH. 4 Aksesibilitas Lingkungan 46% 5 Drainase Lingkungan 6 Pelayanan Air Minum/Baku 7 Pengelolaan Air Limbah 52% Kawasan permukiman tidak terlayani jaringan jalan lingkungan yang memadai Kondisi Jaringan jalan pada kawasan permukiman memiliki kualitas buruk 62% Kawasan permukiman terjadi genangan/banjir 54% 20% 55% 4% 25% 73% 8 Pengelolaan Persampahan 55% 9 Pengamanan Bahaya 40% Kondisi jaringan drainse pada lokasi permukiman memiliki kualitas buruk Bangunan hunian pada lokasi permukiman tidak terlayani jaringan Air Bersih/Baku perpipaan atau non perpipaan terlindungi yang layak Masyarakat tidak terpenuhi kebutuhan minimal 60liter/org/hari (Mandi, Minum, Cuci) Bangunan hunian pada lokasi permukiman tidak memiliki akses Jamban/MCK Komunal Bangunan hunian pada lokasi permukiman tidak memiliki kloset (Leher Angsa) yang terhubung dengan tangkiseptik Saluran Pembuangan Air Limbah Rumah Tangga tercampur dengan Drainase Lingkungan Sampah domestik rumah tangga pada kawasan permukiman terangkut ke TPS/TPA kurang dari 2 kali seminggu Kawasan permukiman tidak memiliki Ketersediaan prasarana/sarana Proteksi B NON FISIK 1 Legalitas pendirian 73% Bangunan Hunian tidak memiliki IMB BAB III -39

41 bangunan 32% Lahan Bangunan Hunian tidak Memiliki SHM/HGB/Surat yang diakui pemerintah KELURAHAN BAHARI 2 Kepadatan penduduk 84 Jiwa/Ha 3 Mata pencarian penduduk 58% 4 Penggunaan Daya Listrik 77% Mata pencaharian utama rumah tangga adalah Perikanan/nelayan (Unit rumah tangga) Mayoritas rumah tangga menggunakan daya listrik <450 Watt (Unit rumah tangga) 5 Fasilitas Pelayanan Kesehatan 57% Mayoritas Rumah tangga dikawasan permukiman menggunakan fasilitas kesehatan di Praktik dokter/poliklinik (Unit rumah tangga) No KRITERIA / INDIKATOR PARAMETER A FISIK 1 Keteraturan Bangunan 54% Bangunan hunian memiliki keteraturan 2 Kepadatan Bangunan Kawasan permukiman memiliki Kepadatan Rendah (35 unit/ha) 6 Fasilitas Pelayanan Pendidikan 90% Mayoritas Rumah tangga memiliki usia wajib belajar 9 Tahun (SD-SMP) memperoleh akses pendidikan dasar di Dalam kelurahan/kecamatan yang sama (Unit rumah tangga) 3 Kelayakan Fisik Bangunan 52% Bangunan hunian memiliki luas lantai 7,2 m2 per orang 84% Bangunan hunian memiliki kondisi Atap, Lantai, Dinding sesuai persyaratan teknis 4 Aksesibilitas Lingkungan 80% Kawasan permukiman terlayani jaringan jalan lingkungan yang minimum memadai 74% Kondisi jaringan jalan pada kawasan permukiman memiliki kualitas minimum memadai 5 Drainase Lingkungan 59% Kawasan permukiman tidak terjadi genangan air/banjir 40% Kondisi jaringan drainase di lokasi permukiman memiliki kualitas minimum memadai 6 Pelayanan Air Minum/Baku Masyarakat terlayani Sarana Air Minum untuk minum, mandi, dan cuci (perpipaan atau non 83% perpipaan terlindungi yang layak) 85% Masyarakat terpenuhi kebutuhan air minum, mandi, cuci (minimal 60liter/org/hari) 7 Pengelolaan Air Limbah 98% Masyarakat memiliki akses jamban keluarga / jamban bersama (5 KK/jamban) Jamban keluarga/jamban bersama sesuai persyaratan teknis (memiliki kloset leher angsa 93% yang terhubung dengan septic-tank) Saluran pembuangan air limbah rumah tangga terpisah dengan saluran drainase lingkungan 0% Sampah domestik rumah tangga di kawasan permukiman terangkut ke TPS/TPA 2 kali 8 Pengelolaan Persampahan 34% seminggu 9 Pengamanan Bahaya 0% Kawasan permukiman memiliki prasarana/sarana Proteksi B NON FISIK 1 Legalitas pendirian bangunan 2 Kepadatan penduduk 74 jiwa/ha 33% Bangunan hunian memiliki IMB 49% Lahan bangunan hunian memiliki SHM/HGB/Surat Mata pencaharian utama rumah tangga adalah Perdagangan/jasa (guru, tenaga kesehatan, 3 Mata pencarian penduduk 71% hotel, dll) (Unit rumah tangga) 4 Penggunaan Daya Listrik 61% Mayoritas rumah tangga menggunakan daya listrik <450 Watt (Unit rumah tangga) Mayoritas Rumah tangga dikawasan permukiman menggunakan fasilitas kesehatan di 5 Fasilitas Pelayanan Kesehatan 49% Puskesmas/Pustu (Unit rumah tangga) Mayoritas Rumah tangga memiliki usia wajib belajar 9 Tahun (SD-SMP) memperoleh akses 6 Fasilitas Pelayanan Pendidikan 84% pendidikan dasar di Dalam kelurahan/kecamatan yang sama (Unit rumah tangga) BAB III -40

42 KELURAHAN BELAWAN I PROFIL PERMASALAHAN PERMUKIMAN KELURAHAN A Nama Kawasan A Kelurahan BELAWAN I B Kecamatan MEDAN BELAWAN 6 Pelayanan Air Minum/Baku 6% Bangunan hunian pada lokasi permukiman tidak terlayani jaringan Air Bersih/Baku perpipaan atau non perpipaan terlindungi yang layak C Nama BKM MARITIM D Status Keberdayaan BKM MANDIRI 31% Masyarakat tidak terpenuhi kebutuhan minimal 60liter/org/hari (Mandi, Minum, Cuci) E Luas Kawasan (Ha) 110 F Tipologi/Karakteristik Jasa dan perdagangan G Koordinat Latitude N % Bangunan hunian pada lokasi permukiman tidak memiliki akses Jamban/MCK Komunal H Koordinat Longitude E KATEGORI KUMUH. No KRITERIA / INDIKATOR PARAMETER 7 Pengelolaan Air Limbah 64% Bangunan hunian pada lokasi permukiman tidak memiliki kloset (Leher Angsa) yang terhubung dengan tangkiseptik A FISIK 1 Keteraturan Bangunan 66% 2 Kepadatan Bangunan 3 Kelayakan Fisik Bangunan 54% Bangunan Hunian tidak memiliki keteraturan Kawasan permukiman memiliki Kepadatan Rendah (22 unit/ha) Bangunan hunian memiliki Luas Lantai < 7,2 m2 per orang 48% 8 Pengelolaan Persampahan 66% Saluran Pembuangan Air Limbah Rumah Tangga tercampur dengan Drainase Lingkungan Sampah domestik rumah tangga pada kawasan permukiman terangkut ke TPS/TPA kurang dari 2 kali seminggu 26% Bangunan hunian memiliki kondisi Atap, Dinding, Lantai tidak sesuai persyaratan teknis 9 Pengamanan Bahaya 13% Kawasan permukiman tidak memiliki Ketersediaan prasarana/sarana Proteksi 4 Aksesibilitas Lingkungan 46% Kawasan permukiman tidak terlayani jaringan jalan lingkungan yang memadai B NON FISIK 52% Bangunan Hunian tidak memiliki IMB 48% Kondisi Jaringan jalan pada kawasan permukiman memiliki kualitas buruk 1 Legalitas pendirian bangunan 88% Lahan Bangunan Hunian tidak Memiliki SHM/HGB/Surat yang diakui pemerintah 2 Kepadatan penduduk 91 Jiwa/Ha 5 Drainase Lingkungan 27% 39% Kawasan permukiman terjadi genangan/banjir Kondisi jaringan drainse pada lokasi permukiman memiliki kualitas buruk 3 Mata pencarian penduduk 49% Mata pencaharian utama rumah tangga adalah Perikanan/nelayan (Unit rumah tangga) 4 Penggunaan Daya Listrik 82% Mayoritas rumah tangga menggunakan daya listrik <450 Watt (Unit rumah tangga) BAB III -41

43 No A FISIK 1 Keteraturan Bangunan 51% Bangunan hunian memiliki keteraturan 2 Kepadatan Bangunan 3 Kelayakan Fisik Bangunan 73% Bangunan hunian memiliki luas lantai 7,2 m2 per orang 90% Bangunan hunian memiliki kondisi Atap, Lantai, Dinding sesuai persyaratan teknis 4 Aksesibilitas Lingkungan 74% Kawasan permukiman terlayani jaringan jalan lingkungan yang minimum memadai % Kondisi jaringan jalan pada kawasan permukiman memiliki kualitas minimum memadai 100% Kawasan permukiman tidak terjadi genangan air/banjir 82% Kondisi jaringan drainase di lokasi permukiman memiliki kualitas minimum memadai 87% Masyarakat terlayani Sarana Air Minum untuk minum, mandi, dan cuci (perpipaan atau non perpipaan terlindungi yang layak) 70% Masyarakat terpenuhi kebutuhan air minum, mandi, cuci (minimal 60liter/org/hari) 95% Masyarakat memiliki akses jamban keluarga / jamban bersama (5 KK/jamban) Jamban keluarga/jamban bersama sesuai persyaratan teknis (memiliki kloset leher angsa 95% yang terhubung dengan septic-tank) Saluran pembuangan air limbah rumah tangga terpisah dengan saluran drainase lingkungan 18% Sampah domestik rumah tangga di kawasan permukiman terangkut ke TPS/TPA 2 kali 8 Pengelolaan Persampahan 58% seminggu 9 Pengamanan Bahaya 93% Kawasan permukiman memiliki prasarana/sarana Proteksi B 5 Fasilitas Pelayanan Kesehatan 79% 6 Fasilitas Pelayanan Pendidikan 63% KELURAHAN BELAWAN II KRITERIA / INDIKATOR Drainase Lingkungan Pelayanan Air Minum/Baku 7 Pengelolaan Air Limbah NON FISIK 1 Legalitas pendirian bangunan 40% Bangunan hunian memiliki IMB PARAMETER Kawasan permukiman memiliki Kepadatan Rendah (104 unit/ha) 73% Lahan bangunan hunian memiliki SHM/HGB/Surat Mayoritas Rumah tangga dikawasan permukiman menggunakan fasilitas kesehatan di Puskesmas/Pustu (Unit rumah tangga) Mayoritas Rumah tangga memiliki usia wajib belajar 9 Tahun (SD-SMP) memperoleh akses pendidikan dasar di Dalam kelurahan/kecamatan yang sama (Unit rumah tangga) 3.3 Profil Kawasan Permukiman Kumuh Kelurahan Tahap I Kota Medan Profil permukiman kumuh untuk lokasi prioritas tahap 1 terdiri dari 10 kelurahan, berdasarkan berita acara penetapan dari Pokja PKP Kota Medan tanggal 24 Oktober 2016 yaitu ; NO KELURAHAN LUAS KUMUH HA KETERANGAN 1 Sei Kera Hilir Tegal Rejo Sunggal Tanjung Gusta Suka Maju Tegal Sari Mandala Polonia Petisah Tengah Titi Kuning Belawan P Scanang Profil Permukiman Kumuh Kelurahan Sei Kera Hilir 2 Kawasan Permukiman Kumuh Sei Kera Hilir 2 terletak di Kelurahan Sei Kera Hilir 2, Kecamatan Medan Perjuangan dengan luas mencapai 1,06Ha, jumlah penduduk dengan kepadatan penduduk 156 jiwa. Profil kawasan permukiman kumuh Sei Kera Hilir 2 dapat dilihat pada tabel berikut. 2 Kepadatan penduduk 423 jiwa/ha 3 Mata pencarian penduduk 74% Mata pencaharian utama rumah tangga adalah Perdagangan/jasa (guru, tenaga kesehatan, hotel, dll) (Unit rumah tangga) 4 Penggunaan Daya Listrik 51% Mayoritas rumah tangga menggunakan daya listrik 900 Watt (Unit rumah tangga) 5 Fasilitas Pelayanan Kesehatan 43% 6 Fasilitas Pelayanan Pendidikan 85% Mayoritas Rumah tangga dikawasan permukiman menggunakan fasilitas kesehatan di Puskesmas/Pustu (Unit rumah tangga) Mayoritas Rumah tangga memiliki usia wajib belajar 9 Tahun (SD-SMP) memperoleh akses pendidikan dasar di Dalam kelurahan/kecamatan yang sama (Unit rumah tangga) BAB III -42

44 Status Data : PROFIL PERMASALAHAN PERMUKIMAN A Propinsi SUMATERA UTARA B Kota KOTA MEDAN No KRITERIA / INDIKATOR A B FISIK 1 Keteraturan Bangunan 38% Bangunan hunian tidak memiliki keteraturan 2 Kepadatan Bangunan Kawasan permukiman memiliki Kepadatan Rendah (29 unit/ha) 3 Kelayakan Fisik Bangunan 14% Bangunan hunian memiliki luas lantai <7,2 m2 per orang 8% Bangunan hunian memiliki kondisi Atap, Lantai, Dinding tidak sesuai persyaratan teknis 4 Aksesibilitas Lingkungan 21% Kawasan permukiman tidak terlayani jaringan jalan lingkungan yang memadai 5 Drainase Lingkungan 6 Pelayanan Air Minum/Baku 7 Pengelolaan Air Limbah 8 Pengelolaan Persampahan 9 Pengamanan Bahaya NON FISIK 1 Legalitas pendirian bangunan 29% Kondisi Jaringan jalan pada kawasan permukiman memiliki kualitas buruk 14% Kawasan permukiman terjadi genangan/banjir 33% Kondisi jaringan drainse pada lokasi permukiman memiliki kualitas buruk 18% Bangunan hunian pada lokasi permukiman tidak terlayani jaringan Air Bersih/Baku perpipaan atau non perpipaan terlindungi yang layak 15% Masyarakat tidak terpenuhi kebutuhan minimal 60liter/org/hari (Mandi, Minum, Cuci) 3% Bangunan hunian pada lokasi permukiman tidak memiliki akses Jamban/MCK Komunal 12% Bangunan hunian pada lokasi permukiman tidak memiliki kloset (Leher Angsa) yang terhubung dengan tangkiseptik 83% Saluran Pembuangan Air Limbah Rumah Tangga tercampur dengan Drainase Lingkungan 34% Sampah domestik rumah tangga pada kawasan permukiman terangkut ke TPS/TPA kurang dari 2 kali seminggu 52% Bangunan Hunian tidak memiliki IMB 21% Lahan Bangunan Hunian tidak Memiliki SHM/HGB/Surat yang diakui pemerintah 2 Kepadatan penduduk Kepadatan Penduduk 54 jiwa/ha 68% Mata pencaharian utama rumah tangga adalah Perdagangan/jasa (guru, tenaga 3 Mata pencarian penduduk kesehatan, hotel, dll) 4 Penggunaan Daya Listrik 54% Rumah tangga menggunakan daya listrik 900 Watt 5 Fasilitas Pelayanan Kesehatan 52% Rumah tangga menggunakan fasilitas kesehatan di Puskesmas/Pustu 6 Fasilitas Pelayanan Pendidikan PARAMETER 87% Kawasan permukiman tidak memiliki Ketersediaan prasarana/sarana Proteksi 66% Rumah tangga dengan anak usia wajib belajar 9 Tahun (SD/SMP/Sederajat) memperoleh akses pendidikan dasar di Dalam kelurahan/kecamatan yang sama Copyright P2KP 2015 A Nama Kawasan Tabel 3.12 Profil Kawasan Permukiman KumuhSei Kera Hilir 2 B Kelurahan SEI KERAH HILIR II C Kecamatan MEDAN PERJUANGAN D Nama BKM MANTAP E Status Keberdayaan BKM MANDIRI F Luas Kawasan (Ha) 44 H Tipologi/Karakteristik Jasa dan perdagangan I Koordinat Latitude N Koordinat Longitude E No KRITERIA / INDIKATOR PARAMETER A FISIK 1 Keteraturan Bangunan 14% Bangunan Hunian tidak memiliki keteraturan 2 Kepadatan Bangunan Kawasan permukiman memiliki Kepadatan Rendah (51 unit/ha) 3 Kelayakan Fisik Bangunan 16% Bangunan hunian memiliki Luas Lantai < 7,2 m2 per orang 11% Bangunan hunian memiliki kondisi Atap, Dinding, Lantai tidak sesuai persyaratan teknis 4 Aksesibilitas Lingkungan 4% 5 Drainase Lingkungan 6 Pelayanan Air Minum/Baku 7 Pengelolaan Air Limbah 12% 44% 63% 9% 3% 9% 18% 67% 8 Pengelolaan Persampahan 49% Kawasan permukiman tidak terlayani jaringan jalan lingkungan yang memadai Kondisi Jaringan jalan pada kawasan permukiman memiliki kualitas buruk Kawasan permukiman terjadi genangan/banjir Kondisi jaringan drainse pada lokasi permukiman memiliki kualitas buruk Bangunan hunian pada lokasi permukiman tidak terlayani jaringan Air Bersih/Baku perpipaan atau non perpipaan terlindungi yang layak Masyarakat tidak terpenuhi kebutuhan minimal 60liter/org/hari (Mandi, Minum, Cuci) Bangunan hunian pada lokasi permukiman tidak memiliki akses Jamban/MCK Komunal Bangunan hunian pada lokasi permukiman tidak memiliki kloset (Leher Angsa) yang terhubung dengan tangkiseptik Saluran Pembuangan Air Limbah Rumah Tangga tercampur dengan Drainase Lingkungan Sampah domestik rumah tangga pada kawasan permukiman terangkut ke TPS/TPA kurang dari 2 kali seminggu BAB III -43

45 9 B Pengamanan NON FISIK Bahaya 1 Legalitas pendirian bangunan 100% Kawasan permukiman tidak memiliki Ketersediaan prasarana/sarana Proteksi 35% Bangunan Hunian tidak memiliki IMB 7% 2 Kepadatan penduduk 156 Jiwa/Ha 3 Mata pencarian penduduk 91% 4 Penggunaan Daya Listrik 47% 5 Fasilitas Pelayanan Kesehatan 46% 6 Fasilitas Pendidikan Pelayanan 67% Lahan Bangunan Hunian tidak Memiliki SHM/HGB/Surat yang diakui pemerintah Mata pencaharian utama rumah tangga adalah Perdagangan/jasa (guru, tenaga kesehatan, hotel, dll) (Unit rumah tangga) Mayoritas rumah tangga menggunakan daya listrik 900 Watt (Unit rumah tangga) Mayoritas Rumah tangga dikawasan permukiman menggunakan fasilitas kesehatan di Puskesmas/Pustu (Unit rumah tangga) Mayoritas Rumah tangga memiliki usia wajib belajar 9 Tahun (SD-SMP) memperoleh akses pendidikan dasar di Dalam kelurahan/kecamatan yang sama (Unit rumah tangga) BAB III -44

46 3.5 Peta Kawasan Permukiman Kumuh Sei Kera Hilir 2 Lokasi kumuh SK Lokasi kumuh Verifikasi BAB III -45

47 3.3.2 Profil Kawasan Permukiman Kumuh Sunggal Kawasan Permukiman Kumuh Sunggal terletak di Kelurahan Sunggal, Kecamatan Medan Sunggal dengan luas mencapai 2,77Ha, jumlah penduduk 474 dengan kepadatan penduduk 51 jiwa. Profil kawasan permukiman kumuh Sunggal dapat dilihat pada tabel berikut. 3.9PetaKawasanPermukimanKumuhSunggal Lokasi Kumuh SK Tabel 3.16 Profil Kawasan Permukiman Kumuh Sunggal BAB III -46

48 3.3.3 Profil Kawasan Permukiman Kumuh Tegal Rejo Kawasan Permukiman KumuhTegal Rejo terletak di Kelurahan Tegal Rejo, Kecamatan Medan. Perjuangan dengan luas mencapai 1,90 Ha, jumlah penduduk dengan kepadatan penduduk 158 jiwa.profil kawasan permukiman kumuh Tegal Rejo dapat di lihat pada tabel berikut. Tabel3.13 Profil Kawasan Permukiman KumuhTegal Rejo A Kelurahan TEGAL REJO B Kecamatan MEDAN PERJUANGAN C Nama BKM TEGAL REJO D Status Keberdayaan BKM MANDIRI E Luas Kawasan (Ha) 110 F Tipologi/Karakteristik Jasa dan perdagangan H Koordinat Latitude N Koordinat Longitude E No KRITERIA / INDIKATOR PARAMETER A FISIK 1 Keteraturan Bangunan 62% Bangunan hunian memiliki keteraturan 2 Kepadatan Bangunan Kawasan permukiman memiliki Kepadatan Rendah (41 unit/ha) 3 Kelayakan Fisik Bangunan 86% Bangunan hunian memiliki luas lantai 7,2 m2 per orang Bangunan hunian memiliki kondisi 69% Atap, Lantai, Dinding sesuai persyaratan teknis Kawasan permukiman terlayani 4 Aksesibilitas Lingkungan 78% jaringan jalan lingkungan yang minimum memadai Kondisi jaringan jalan pada kawasan 60% permukiman memiliki kualitas minimum memadai 53% Kawasan permukiman tidak terjadi genangan air/banjir 5 Drainase Lingkungan Kondisi jaringan drainase di lokasi 67% permukiman memiliki kualitas minimum memadai Masyarakat terlayani Sarana Air Minum 72% untuk minum, mandi, dan cuci (perpipaan atau non perpipaan 6 Pelayanan Air Minum/Baku terlindungi yang layak) Masyarakat terpenuhi kebutuhan air 62% minum, mandi, cuci (minimal 60liter/org/hari) 7 Pengelolaan Air Limbah 68% 66% 0% 8 Pengelolaan Persampahan 68% 9 Pengamanan Bahaya 0% B NON FISIK 1 Legalitas pendirian bangunan Masyarakat memiliki akses jamban keluarga / jamban bersama (5 KK/jamban) Jamban keluarga/jamban bersama sesuai persyaratan teknis (memiliki kloset leher angsa yang terhubung dengan septic-tank) Saluran pembuangan air limbah rumah tangga terpisah dengan saluran drainase lingkungan Sampah domestik rumah tangga di kawasan permukiman terangkut ke TPS/TPA 2 kali seminggu Kawasan permukiman memiliki prasarana/sarana Proteksi 40% Bangunan hunian memiliki IMB 45% 2 Kepadatan penduduk 158 jiwa/ha 3 Mata pencarian penduduk 57% 4 Penggunaan Daya Listrik 72% 5 Fasilitas Pelayanan Kesehatan 48% 6 Fasilitas Pelayanan Pendidikan 68% Lahan bangunan hunian memiliki SHM/HGB/Surat Mata pencaharian utama rumah tangga adalah Perdagangan/jasa (guru, tenaga kesehatan, hotel, dll) (Unit rumah tangga) Mayoritas rumah tangga menggunakan daya listrik 900 Watt (Unit rumah tangga) Mayoritas Rumah tangga dikawasan permukiman menggunakan fasilitas kesehatan di Rumah Sakit (Unit rumah tangga) Mayoritas Rumah tangga tidak memiliki usia wajib belajar 9 Tahun (SD-SMP) BAB III -47

49 3.3.4 PetaKawasanPermukimanKumuhTegal Rejo Lokasi Kumuh Verifikasi Lokasi Kumuh SK BAB III -48

50 3.3.5 Profil Kawasan Permukiman Kumuh Polonia Kawasan Permukiman Kumuh Polonia terletak di KelurahanPolonia, Kecamatan Medan Polonia dengan luas mencapai 1,87 Ha, jumlah penduduk 392 dengankepadatan penduduk 196 jiwa.profil kawasan permukiman kumuh Polonia dapat dilihat pada table berikut. Tabel 3.14 Profil Kawasan Permukiman Kumuh Polonia A Kelurahan POLONIA B Kecamatan MEDAN POLONIA C Nama BKM MITRA SEJAHTERA D Status Keberdayaan BKM MANDIRI E Luas Kawasan (Ha) 1,87 F Tipologi/Karakteristik Jasa dan perdagangan H Koordinat Latitude Koordinat Longitude 0% 8 Pengelolaan Persampahan 0% 9 Pengamanan Bahaya 0% B NON FISIK Saluran pembuangan air limbah rumah tangga terpisah dengan saluran drainase lingkungan Sampah domestik rumah tangga di kawasan permukiman terangkut ke TPS/TPA 2 kali seminggu Kawasan permukiman memiliki prasarana/sarana Proteksi 0% Bangunan hunian memiliki IMB 1 Legalitas pendirian bangunan Lahan bangunan 100% SHM/HGB/Surat hunian memiliki 2 Kepadatan penduduk 196 jiwa/ha Mata pencaharian utama rumah tangga 3 Mata pencarian penduduk 91% adalah Konstruksi / bangunan (Unit rumah tangga) 4 Penggunaan Daya Listrik 81% Mayoritas rumah tangga menggunakan daya listrik 900 Watt (Unit rumah tangga) Mayoritas Rumah tangga dikawasan 5 Fasilitas Pelayanan Kesehatan 84% permukiman menggunakan fasilitas kesehatan di Puskesmas/Pustu (Unit rumah tangga) Mayoritas Rumah tangga memiliki usia wajib belajar 9 Tahun (SD-SMP) memperoleh akses 6 Fasilitas Pelayanan Pendidikan 64% pendidikan dasar di Dalam kelurahan/kecamatan yang sama (Unit rumah tangga) No KRITERIA / INDIKATOR PARAMETER A FISIK 1 Keteraturan Bangunan 91% Bangunan hunian memiliki keteraturan 2 Kepadatan Bangunan Kawasan permukiman memiliki Kepadatan Rendah (43 unit/ha) 3 Kelayakan Fisik Bangunan 99% Bangunan hunian memiliki luas lantai 7,2 m2 per orang 100% Bangunan hunian memiliki kondisi Atap, Lantai, Dinding sesuai persyaratan teknis 4 Aksesibilitas Lingkungan 80% Kawasan permukiman terlayani jaringan jalan lingkungan yang minimum memadai Kondisi jaringan jalan pada kawasan 31% permukiman memiliki kualitas minimum memadai 38% Kawasan permukiman tidak terjadi genangan air/banjir 5 Drainase Lingkungan Kondisi jaringan drainase di lokasi 31% permukiman memiliki kualitas minimum memadai Masyarakat terlayani Sarana Air Minum untuk 66% minum, mandi, dan cuci (perpipaan atau non 6 Pelayanan Air Minum/Baku perpipaan terlindungi yang layak) 100% Masyarakat terpenuhi kebutuhan air minum, mandi, cuci (minimal 60liter/org/hari) 100% Masyarakat memiliki akses jamban keluarga / jamban bersama (5 KK/jamban) 7 Pengelolaan Air Limbah Jamban keluarga/jamban bersama sesuai 66% persyaratan teknis (memiliki kloset leher angsa yang terhubung dengan septic-tank) BAB III -49

51 Gambar 3.12 Peta Kawasan Permukiman Kumuh Polonia Lokasi Kumuh SK Lokasi Kumuh Verifikasi BAB III -50

52 3.3.6 Profil Kawasan Permukiman Kumuh Tegal Sari Mandala III Kawasan Permukiman Kumuh Tegal Sari Mandala III terletak di Kelurahan Tegal Sari Mandala III, Kecamatan Medan Denai dengan luas mencapai 5,83 Ha, jumlah penduduk 9,499 dengan kepadatan penduduk 476 jiwa.profil kawasan permukiman kumuh Tegal Sari Mandala III dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel 3.19 Profil Kawasan Permukiman Kumuh Tegal Sari Mandala III A Nama Kawasan LK.4, 5, 8 DAN 10 B Kelurahan TEGAL SARI MANDALA III C Kecamatan MEDAN DENAI D Nama BKM AMANAH E Status Keberdayaan BKM MANDIRI F Luas Kawasan (Ha) 103HA H Tipologi/Karakteristik Jasa dan perdagangan I Koordinat Latitude N Koordinat Longitude E KATEGORI KUMUH RINGAN No KRITERIA / INDIKATOR PARAMETER A FISIK 1 Keteraturan Bangunan 11% Bangunan Hunian tidak memiliki keteraturan 2 Kepadatan Bangunan Kawasan permukiman memiliki Kepadatan Rendah (116 unit/ha) 3 Kelayakan Fisik Bangunan 12% Bangunan hunian memiliki Luas Lantai < 7,2 m2 per orang 0% Bangunan hunian memiliki kondisi Atap, Dinding, Lantai tidak sesuai persyaratan teknis 4 Aksesibilitas Lingkungan 36% Kawasan permukiman tidak terlayani jaringan jalan lingkungan yang memadai 63% Kondisi Jaringan jalan pada kawasan permukiman memiliki kualitas buruk 5 Drainase Lingkungan 8% Kawasan permukiman terjadi genangan/banjir 54% Kondisi jaringan drainse pada lokasi permukiman memiliki kualitas buruk Bangunan hunian pada lokasi 49% permukiman tidak terlayani jaringan Air Bersih/Baku perpipaan atau non 6 Pelayanan Air Minum/Baku perpipaan terlindungi yang layak Masyarakat tidak terpenuhi kebutuhan 55% minimal 60liter/org/hari (Mandi, Minum, Cuci) Bangunan hunian pada lokasi 0% permukiman tidak memiliki akses Jamban/MCK Komunal 7 Pengelolaan Air Limbah Bangunan hunian pada lokasi 5% permukiman tidak memiliki kloset (Leher Angsa) yang terhubung dengan tangkiseptik Saluran Pembuangan Air Limbah 100% Rumah Tangga tercampur dengan Drainase Lingkungan Sampah domestik rumah tangga pada 8 Pengelolaan Persampahan 0% kawasan permukiman terangkut ke TPS/TPA kurang dari 2 kali seminggu 9 Pengamanan Bahaya 100% Kawasan permukiman tidak memiliki Ketersediaan prasarana/sarana Proteksi B NON FISIK 66% Bangunan Hunian tidak memiliki IMB 1 Legalitas pendirian bangunan Lahan Bangunan Hunian tidak Memiliki 15% SHM/HGB/Surat yang diakui pemerintah 2 Kepadatan penduduk 476 Jiwa/Ha 3 Mata pencarian penduduk 69% Mata pencaharian utama rumah tangga adalah Perdagangan/jasa (guru, tenaga kesehatan, hotel, dll) (Unit rumah tangga) Mayoritas rumah tangga menggunakan 4 Penggunaan Daya Listrik 51% daya listrik <450 Watt (Unit rumah tangga) 5 Fasilitas Pelayanan Kesehatan 50% Mayoritas Rumah tangga dikawasan permukiman menggunakan fasilitas kesehatan di Puskesmas/Pustu (Unit rumah tangga) Mayoritas Rumah tangga memiliki usia wajib belajar 9 Tahun (SD-SMP) 6 Fasilitas Pelayanan Pendidikan 88% memperoleh akses pendidikan dasar di Dalam kelurahan/kecamatan yang sama (Unit rumah tangga) BAB III -51

53 Gambar 3.12 Peta Kawasan Permukiman Kumuh Tegal Sari Mandala III Lokasi Kumuh SK Lokasi Kumuh Verifikasi BAB III -52

54 Profil Kawasan Permukiman Kumuh Tanjung Gusta Kawasan Permukiman Kumuh Tanjung Gusta terletak di Kelurahan Tanjung Gusta, Kecamatan Medan Helvetia dengan luas mencapai 0,71Ha, jumlah penduduk dengan kepadatan penduduk 120 jiwa. Profil kawasan permukiman kumuh Tanjung Gusta dapat dilihat pada tabel berikut. Provinsi Kab/Kota Kecamatan Kelurahan SUMATERA UTARA KOTA MEDAN MEDAN HELVETIA TANJUNG GUSTA RT/RW LK Jumlah Kepala Rumah Tangga 724 Jumlah Kepala Keluarga 951 Jumlah Kepala Rumah Tangga MBR 232 Jumlah Kepala Rumah Tangga Non MBR 492 Jumlah Penduduk Laki-Laki 2043 Jumlah Penduduk Perempuan 2236 Jumlah Penduduk 4279 LINGKUNGAN I KRITERIA / INDIKATOR PARAMETER NILAI SATUAN FISIK Keteraturan Hunian Kepadatan Hunian Kelayakan Hunian Aksesibilitas Lingkungan Bangunan Bangunan Bangunan Jumlah Keteraturan Bangunan Hunian 724 unit rumah tangga Persentase Keteraturan Bangunan Hunian 49% persentase Luas permukiman.ha 22,30 Ha Jumlah total bangunan unit 724 Unit Tingkat kepadatan bangunan..unit/ha 32 Unit/Ha Jumlah Bangunan hunian memiliki luas lantai 7,2 m2 per orang 321 unit rumah tangga Persentase Bangunan hunian memiliki luas lantai 7,2 m2 per orang 44% persentase Jumlah Bangunan hunian memiliki kondisi Atap, Lantai, Dinding sesuai 512 unit rumah tangga persyaratan teknis Persentase Bangunan hunian memiliki kondisi Atap, Lantai, Dinding sesuai 71% persentase persyaratan teknis Panjang Total Jaringan Jalan Lingkungan yg ada 9189 meter Panjang jalan lingkungan dgn lebar > 8189 meter Drainase Lingkungan Pelayanan Air Minum Pengelolaan Air Limbah Pengelolaan Persampahan 1,5 meter Panjang jalan lingkungan dgn lebar > 1.5 meter yang permukaannya 4210 meter diperkeras Jangkauan Jaringan Jalan Lingkungan yang layak 46% persentase Panjang jalan lingkungan dgn lebar 1,5 meter yang permukaannya 4210 meter diperkeras dan tidak rusak Panjang jalan lingkungan dgn lebar 1,5 meter yang dilengkapi sal. samping 4210 meter jalan Jalan Sesuai Persyaratan Teknis 46% persentase Luas Area permukiman tidak terjadi genangan air/banjir 13,30 ha Persentase Kawasan permukiman tidak terjadi genangan air/banjir 60% persentase Panjang Total Drainase 4210 meter Panjang Kondisi jaringan drainase pada lokasi permukiman memiliki 2015 meter kualitas tidak rusak/berfungsi baik Persentase Kondisi jaringan drainase pada lokasi permukiman memiliki 48% persentase kualitas minimum memadai Jumlah Masyarakat terlayani Sarana Air Minum untuk minum, mandi, dan cuci (perpipaan atau non perpipaan 609 unit rumah tangga terlindungi yang layak) Persentase Masyarakat terlayani Sarana Air Minum untuk minum, mandi, dan cuci (perpipaan atau non 84% persentase perpipaan terlindungi yang layak) Jumlah Masyarakat terpenuhi kebutuhan air minum, mandi, cuci 0 unit rumah tangga (minimal 60liter/org/hari) Persentase Masyarakat terpenuhi kebutuhan air minum, mandi, cuci 0% persentase (minimal 60liter/org/hari) Jumlah Masyarakat memiliki akses jamban keluarga / jamban bersama (5 724 unit rumah tangga KK/jamban) Persentase Masyarakat memiliki akses 100% persentase jamban keluarga / jamban bersama (5 KK/jamban) Jumlah Jamban keluarga/jamban bersama sesuai persyaratan teknis (memiliki kloset leher angsa yang 724 unit rumah tangga terhubung dengan septic-tank) Persentase Jamban keluarga/jamban bersama sesuai persyaratan teknis (memiliki kloset leher angsa yang 100% persentase terhubung dengan septic-tank) Saluran pembuangan air limbah rumah tangga terpisah dengan saluran 0% persentase drainase lingkungan Jumlah Sampah domestik rumah tangga di kawasan permukiman terangkut ke TPS/TPA min. dua kali 0 unit rumah tangga BAB III -53

55 seminggu Pengamanan Bahaya Legalitas pendirian bangunan Kepadatan penduduk Mata pencarian penduduk Penggunaan Daya Listrik Fasilitas Pelayanan Kesehatan Fasilitas Pelayanan Pendidikan Persentase Sampah domestik rumah tangga di kawasan permukiman terangkut ke TPS/TPA min. dua kali seminggu 0% persentase Persentase Kawasan permukiman memiliki prasarana/sarana proteksi 0% persentase kebakaran Jumlah Bangunan hunian memiliki IMB 724 unit rumah tangga Persentase Bangunan hunian memiliki IMB 100% persentase Jumlah Lahan bangunan hunian memiliki SHM/ HGB/ Surat yang diakui 724 unit rumah tangga pemerintah Persentase Lahan bangunan hunian memiliki SHM/ HGB/ Surat yang diakui 100% persentase pemerintah Kepadatan penduduk..jiwa/ha (=jumlah penduduk dibagi luas wilayah RT) 120 jiwa/ha Jumlah penduduk 4279 jiwa Luas wilayah RT 35,70 Ha Pertanian,perkebunan, kehutanan, peternakan 0 Perikanan/nelayan 0 Pertambangan/galian 0 Industri/pabrik 0 Konstruksi/bangunan 0 Perdagangan/jasa (guru, tenaga kesehatan, hotel, dll) 724 Pegawai pemerintah 0 <450 Watt Watt Watt Watt 1 Menumpang/tidak punya meteran sendiri/dll 0 Rumah Sakit 50 Praktik dokter/poliklinik 674 Puskesmas/Pustu 0 Dukun/Pengobatan tradisional 0 Bidan/mantri 0 rumah tangga rumah tangga rumah tangga Tidak pernah 0 Dalam kelurahan/kecamatan yang sama 724 rumah tangga BAB III -54

56 Gambar 3.35 Peta Kawasan Permukiman Kumuh Tanjung Gusta Lokasi Kumuh SK Lokasi Kumuh Verifikasi BAB III -55

57 3.3.8 Profil Kawasan Permukiman Kumuh Titi Kuning Kawasan Permukiman Kumuh Titi Kuning terletak di Kelurahan Titi Kuning, Kecamatan Medan Johor dengan luas mencapai 6,91 Ha, jumlah penduduk 939 dengan kepadatan penduduk72 jiwa. Profil kawasan permukiman kumuh Titi Kuning dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel 3.22 ProfilKawasanPermukimanKumuhTitiKuning A Nama Kawasan Lingkungan 15 B Kelurahan Titi Kuning C Kecamatan Medan Johor D Nama BKM Karya Sejahtera E Status Pemberdayaan BKM Mandiri F Luas Kawasan (HA) 13 Ha G Tipologi/Karakteristik Jasa dan Perdagangan H Koordinat N E Katagori Kumuh: Kumuh Sedang No Kriteria/Indikator Parameter INFORMASI FISIK 1 Keteraturan Bangunan 18% bangunan hunian tidak memiliki keteraturan 2 Kepadatan Bangunan Kawasan permukiman memiliki kepadatan (27 unit/ha) 3 Kelayakan Fisik Bangunan 10% bangunan hunian memiliki luas lantai < 7,2 m² perorang 6% bangunan hunian memiliki kondisi ALADIN tidak sesuai persyaratan teknis 4 Aksesibilitas Lingkungan 12% kawasan permukiman tidak terlayani jaringan jalan lingkungan yang memadai 77% kondisi jaringan jalan pada kawasan permukiman memiliki kualitas buruk 5 Drainase Lingkungan 0% kawasan permukiman terjadi genangan/banjir 50% kondisi jaringan drainase pada lokasi permukiman memiliki kualitas buruk 6 Pelayanan Air Minum/Baku 0% bangunan hunian pada lokasi permukiman tidak terlayani jaringan air bersih/baku perpipaan atau non perpipaan non terlindungi yang layak 0% masyarakat tidak terpenuhi kebutuhan minimal 60 liter/orang/hari (mandi,minum,cuci) 7 Pengelolahan Air Limbah 14% bangunan hunian pada lokasi permukiman tidak memiliki akses jamban/mck komunal 21% bangunan hunian pada lokasi permukiman tidak memiliki kloset (leher angsa) yang terhubung dengan tangkiseptik 100% saluran pembuangan air limbah rumah tangga tercampur dengan drainase lingkungan 8 73% sampah domestik rumah tangga pada kawasan Pengelolahan permukiman terangkut ke TPS/TPA kurang dari 2 Persampahan kali seminggu 9 Pengamanan Bahaya 100% kawasan permukiman tidak memiliki ketersediaan prasarana/sarana proteksi kebakaran INFORMASI NON FISIK 1 Legalitas Pendirian 62% bangunan hunian tidak memiliki IMB Bangunan 70% lahan bangunan hunian tidak memiliki SHM/HGB/surat yang diakui pemerintah 2 Kepadatan Penduduk Kepadatan penduduk 72 jiwa/ha 3 Mata Pencarian Penduduk 80% mata pencaharian utama rumah tangga adalah pekerjaan Industri/pabrik (Unit rumah tangga) 4 Penggunaan Daya Listrik 88% mayoritas rumah tangga menggunakan daya listrik 1300 Watt 5 70% mayoritas rumah tangga dikawasan Fasilitas Pelayanan permukiman menggunakan fasilitas kesehatan Kesehatan Praktek dokter dan Poliklinik (Unit rumah tangga) 6 85% mayoritas rumah tangga memiliki usia wajib Fasilitas Pelayanan belajar 9 tahun (SD-SMP) memperoleh akses Pendidikan pendidikan dasar didalam Kel/Kec. yang sama BAB III -56

58 Gambar 3.15 Peta Kawasan Permukiman Kumuh Titi Kuning Peta Kumuh SK Peta Kumuh Verifikasi BAB III -57

59 3.3.9 Profil Kawasan Permukiman Kumuh Sukamaju Kawasan Permukiman Kumuh Sukamaju terletakdikelurahansukamaju, Kecamatan Medan Johor dengan luas mencapai 2,93 Ha, jumlah penduduk dengan kepadatan penduduk 126jiwa. Profil kawasan permukiman kumuh Sukamaju dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel 3.24 Profil Kawasan Permukiman Kumuh Sukamaju Profil Kawasan Permukiman Kumuh Petisah Tengah Kawasan Permukiman Kumuh Petisah Tengah terletak di Kelurahan Petisah Tengah, Kecamatan Medan Petisah dengan luas mencapai 1,45 Ha, jumlah penduduk 2677 dengan kepadatan penduduk 188 jiwa. Profil kawasan permukiman kumuh Petisah Tengah dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel 3.39 Profil Kawasan Permukiman Kumuh Petisah Tengah PROFIL PERMUKIMAN KUMUH KELURAHAN A Nama Kawasan B Kelurahan C Kecamatan D Nama BKM E Status Keberdayaan BKM F Luas Kawasan (Ha) H Tipologi/Karakteristik I Koordinat Latitude Koordinat Longitude PETISAH TENGAH MEDANPETISAH PETA MANDIRI 127 HA Jasa dan perdagangan N E No KRITERIA / INDIKATOR PARAMETER A FISIK 1 Keteraturan Bangunan 25% Bangunan Hunian tidak memiliki keteraturan 2 Kepadatan Bangunan Kawasan permukiman memiliki Kepadatan Rendah (109 unit/ha) 3 Kelayakan Fisik Bangunan 6% Bangunan hunian memiliki Luas Lantai < 7,2 m2 per orang 7% Bangunan hunian memiliki kondisi Atap, Dinding, Lantai tidak sesuai persyaratan teknis 4 Aksesibilitas Lingkungan 18% Kawasan permukiman tidak terlayani jaringan jalan lingkungan yang memadai 26% Kondisi Jaringan jalan pada kawasan permukiman memiliki kualitas buruk 5 6 Drainase Lingkungan Pelayanan Air Minum/Baku 0% 5% Kawasan permukiman terjadi genangan/banjir Bangunan hunian pada lokasi permukiman tidak terlayani jaringan Air Bersih/Baku perpipaan atau non perpipaan terlindungi yang layak 19% 0% Kondisi jaringan drainse pada lokasi permukiman memiliki kualitas buruk Masyarakat tidak terpenuhi kebutuhan minimal 60liter/org/hari (Mandi, Minum, Cuci) 1% Bangunan hunian pada lokasi permukiman tidak memiliki akses Jamban/MCK Komunal 7 Pengelolaan Air Limbah 2% Bangunan hunian pada lokasi permukiman tidak memiliki kloset (Leher Angsa) yang terhubung dengan tangkiseptik 94% Saluran Pembuangan Air Limbah Rumah Tangga tercampur dengan Drainase Lingkungan 8 Pengelolaan Persampahan 25% Sampah domestik rumah tangga pada kawasan permukiman terangkut ke TPS/TPA kurang dari 2 kali seminggu 9 Pengamanan Bahaya 81% Kawasan permukiman tidak memiliki Ketersediaan prasarana/sarana Proteksi B NON FISIK 26% Bangunan Hunian tidak memiliki IMB 1 Legalitas pendirian bangunan Lahan Bangunan Hunian tidak Memiliki SHM/HGB/Surat yang diakui 31% pemerintah 2 Kepadatan penduduk 188 Jiwa/Ha 3 Mata pencarian penduduk 91% Mata pencaharian utama rumah tangga adalah Perdagangan/jasa (guru, tenaga kesehatan, hotel, dll) (Unit rumah tangga) 4 Penggunaan Daya Listrik 71% Mayoritas rumah tangga menggunakan daya listrik 900 Watt (Unit rumah tangga) 5 Fasilitas Pelayanan Kesehatan 45% Mayoritas Rumah tangga dikawasan permukiman menggunakan fasilitas kesehatan di Rumah Sakit (Unit rumah tangga) 6 Fasilitas Pelayanan Pendidikan 64% Mayoritas Rumah tangga memiliki usia wajib belajar 9 Tahun (SD-SMP) memperoleh akses pendidikan dasar di Dalam kelurahan/kecamatan yang sama (Unit rumah tangga) BAB III -58

60 Gambar 3.32 Peta Kawasan Permukiman Kumuh Petisah Tengah Peta Kumuh SK Peta Kumuh Verifikasi BAB III -59

61 Profil Kawasan Permukiman Kumuh Belawan Pulau Sicanang Kawasan Permukiman Kumuh Belawan Pulau Sicanang terletakdi Kelurahan Belawan Pulau Sicanang, Kecamatan Medan Belawan dengan luas mencapai 37,96 Ha, jumlah penduduk dengan kepadatan penduduk 10 jiwa. Profil kawasan permukiman kumuh Belawan Pulau Sicanang dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel3.45ProfilKawasanPermukimanKumuhBelawanPulauSicanang A Kelurahan BELAWAN PULAU SICANANG B Kecamatan MEDAN BELAWAN C Nama BKM MANDIRI D Status Keberdayaan BKM MANDIRI E Luas Kawasan (Ha) 1291 F Tipologi/Karakteristik Jasa dan perdagangan G Koordinat Latitude N H Koordinat Longitude E No KRITERIA / INDIKATOR PARAMETER A FISIK 1 Keteraturan Bangunan 51% Bangunan Hunian tidak memiliki keteraturan 2 Kepadatan Bangunan 3 Kelayakan Fisik Bangunan 23% Kawasan permukiman memiliki Kepadatan Rendah (8 unit/ha) 28% 4 Aksesibilitas Lingkungan 9% 5 Drainase Lingkungan 49% 73% 72% 6 Pelayanan Air Minum/Baku 4% Bangunan hunian memiliki Luas Lantai < 7,2 m2 per orang Bangunan hunian memiliki kondisi Atap, Dinding, Lantai tidak sesuai persyaratan teknis Kawasan permukiman tidak terlayani jaringan jalan lingkungan yang memadai Kondisi Jaringan jalan pada kawasan permukiman memiliki kualitas buruk Kawasan permukiman terjadi genangan/banjir Kondisi jaringan drainse pada lokasi permukiman memiliki kualitas buruk Bangunan hunian pada lokasi permukiman tidak terlayani jaringan Air Bersih/Baku perpipaan atau non perpipaan terlindungi yang layak 7 Pengelolaan Air Limbah 54% 3% 10% 0% 8 Pengelolaan Persampahan 55% 9 Pengamanan Bahaya 25% B NON FISIK 1 Legalitas pendirian bangunan Masyarakat tidak terpenuhi kebutuhan minimal 60liter/org/hari (Mandi, Minum, Cuci) Bangunan hunian pada lokasi permukiman tidak memiliki akses Jamban/MCK Komunal Bangunan hunian pada lokasi permukiman tidak memiliki kloset (Leher Angsa) yang terhubung dengan tangkiseptik Saluran Pembuangan Air Limbah Rumah Tangga tercampur dengan Drainase Lingkungan Sampah domestik rumah tangga pada kawasan permukiman terangkut ke TPS/TPA kurang dari 2 kali seminggu Kawasan permukiman tidak memiliki Ketersediaan prasarana/sarana Proteksi 65% Bangunan Hunian tidak memiliki IMB 14% 2 Kepadatan penduduk 10 Jiwa/Ha 3 Mata pencarian penduduk 49% 4 Penggunaan Daya Listrik 81% 5 Fasilitas Pelayanan Kesehatan 99% 6 Fasilitas Pelayanan Pendidikan 68% Lahan Bangunan Hunian tidak Memiliki SHM/HGB/Surat yang diakui pemerintah Mata pencaharian utama rumah tangga adalah Perikanan/nelayan (Unit rumah tangga) Mayoritas rumah tangga menggunakan daya listrik <450 Watt (Unit rumah tangga) Mayoritas Rumah tangga dikawasan permukiman menggunakan fasilitas kesehatan di Puskesmas/Pustu (Unit rumah tangga) Mayoritas Rumah tangga memiliki usia wajib belajar 9 Tahun (SD-SMP) memperoleh akses pendidikan dasar di Dalam kelurahan/kecamatan yang sama (Unit rumah tangga) BAB III -60

62 Gambar 3.38 Peta Kawasan Permukiman Belawan Pulau Sicanang Peta Kumuh SK Peta Kumuh Verifikasi BAB III -61

63 3.4 Kriteria dan Indikator Penilaian Penentuan Klasifikasi dan Skala Prioritas Penanganan Kriteria Perumahan Kumuh dan Permukiman Kumuh Kriteria perumahan kumuh dan permukiman kumuh merupakan kriteria yang digunakan untuk menentukan kondisi kekumuhan pada perumahan kumuh dan permukiman kumuh. Kriteria ini berdasarkan Permen PUPR No. 2/PRT/M/2016 Tentang peningkatan kualitas terhadap perumahan kumuh dan permukiman kumuh. Kriteria perumahan kumuh dan permukiman kumuh meliputi kriteria kekumuhan ditinjau dari : A. Kriteria Kekumuhan Ditinjau dari Bangunan Gedung, Kriteria kekumuhan ditinjau dari bangunan gedung mencakup: 1. Ketidakteraturan Bangunan, Ketidakteraturan bangunan merupakan kondisi bangunan gedung pada perumahan dan permukiman: a) Tidak memenuhi ketentuan tata bangunan dalam Rencana Detil Tata Ruang (RDTR), yang meliputi pengaturan bentuk, besaran, perletakan, dan tampilan bangunan pada suatu zona; dan/atau; b) Tidak memenuhi ketentuan tata bangunan dan tata kualitas lingkungan dalam Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL), yang meliputi pengaturan blok lingkungan, kapling, bangunan, ketinggian dan elevasi lantai, konsep identitas lingkungan, konsep orientasi lingkungan, dan wajah jalan. Tingkat Kepadatan Bangunan Yang Tinggi Yang Tidak Sesuai dengan Ketentuan Rencana Tata Ruang. 2. Tingkat kepadatan bangunan yang tinggi yang tidak sesuai dengan ketentuan rencana tata merupakan kondisi bangunan gedung pada perumahan dan permukiman dengan : a) Koefisien Dasar Bangunan (KDB) yang melebihi ketentuan RDTR, dan/atau RTBL; dan/atau b) Koefisien Lantai Bangunan (KLB) yang melebihi ketentuan dalam RDTR, dan/atau RTBL. 3. Ketidaksesuaian Terhadap Persyaratan Teknis Bangunan Gedung Ketidaksesuaian terhadap persyaratan teknis bangunan gedung merupakan kondisi bangunan gedung pada perumahan dan permukiman yang bertentangan dengan persyaratan: a) pengendalian dampak lingkungan; b) pembangunan bangunan gedung di atas dan/atau di bawah tanah, di atas dan/atau di bawah air, di atas dan/atau di bawah prasarana/sarana umum; c) keselamatan bangunan gedung; d) kesehatan bangunan gedung; e) kenyamanan bangunan gedung; dan f) kemudahan bangunan gedung. Semua persyaratan di atas secara prinsip semestinya sudah tercantum dalam IMB atau persetujuan sementara mendirikan bangunan, oleh karena itu penilaian ketidaksesuaian persyaratan teknis bangunan gedung dapat merujuk pada kedua dokumen perizinan tersebut. B. Kriteria Kekumuhan Ditinjau dari Jalan Lingkungan; Kriteria kekumuhan ditinjau dari jalan lingkungan mencakup: 1) Jaringan Jalan Lingkungan Tidak Melayani Seluruh Lingkungan Perumahan atau Permukiman; Jaringan jalan lingkungan tidak melayani seluruh lingkungan perumahan atau permukiman merupakan kondisi sebagian lingkungan perumahan atau permukiman tidak terlayani dengan jalan lingkungan. 2) Kualitas Permukaan Jalan Lingkungan Buruk; Kualitas permukaan jalan lingkungan buruk merupakan kondisi sebagian atau seluruh jalan lingkungan terjadi kerusakan permukaan jalan. C. Kriteria Kekumuhan Ditinjau dari Penyediaan Air Minum. Kriteria kekumuhan ditinjau dari penyediaan air minum mencakup : 1) Ketidaktersediaan Akses Aman Air Minum Ketidaktersediaan akses aman air minum merupakan kondisi dimana masyarakat tidak dapat mengakses air minum yang memiliki kualitas tidak berwarna, tidak berbau, dan tidak berasa. 2) Tidak Terpenuhinya Kebutuhan Air Minum Setiap Individu Sesuai Standar Yang Berlaku Tidak terpenuhinya kebutuhan air minum setiap individu merupakan kondisi dimana kebutuhan air minum masyarakat dalam lingkungan perumahan atau permukiman tidak mencapai minimal sebanyak 60 liter/orang/hari. D. Kriteria Kekumuhan Ditinjau dari Drainase Lingkungan 1) Drainase Lingkungan Tidak Mampu Mengalirkan Limpasan Air Hujan Sehingga Menimbulkan Genangan Drainase lingkungan tidak mampu mengalirkan limpasan air hujan sehingga menimbulkan genangan merupakan kondisi dimana jaringan drainase lingkungan tidak mampu mengalirkan limpasan air sehingga menimbulkan genangan dengan tinggi lebih dari 30 cm selama lebih dari 2 jam dan terjadi lebih dari 2 kali setahun. BAB III -62

64 2) Ketidaktersediaan Drainase Ketidaktersediaan drainase merupakan kondisi dimana saluran tersier dan/atau saluran lokal tidak tersedia. 3) Tidak Terhubung dengan Sistem Drainase Perkotaan Tidak terhubung dengan sistem drainase perkotaan merupakan kondisi dimana saluran lokal tidak terhubung dengan saluran pada hierarki diatasnya sehingga menyebabkan air tidak dapat mengalir dan menimbulkan genangan. 4)Tidak Dipelihara Sehingga Terjadi Akumulasi Limbah Padat dan Cair di Dalamnya Tidak dipelihara sehingga terjadi akumulasi limbah padat dan cair di dalamnya merupakan kondisi dimana pemeliharaan saluran drainase tidak dilaksanakan baik berupa: a. pemeliharaan rutin; dan/atau b. pemeliharaan berkala. 5) Kualitas Konstruksi Drainase Lingkungan Buruk Kualitas konstruksi drainase lingkungan buruk merupakan kondisi dimana kualitas konstruksi drainase buruk, karena berupa galian tanah tanpa material pelapis atau penutup atau telah terjadi kerusakan. E. Kriteria Kekumuhan Ditinjau dari Pengelolaan Air Limbah Kriteria kekumuhan ditinjau dari pengelolaan air limbah mencakup: 1) Sistem Pengelolaan Air Limbah Tidak Sesuai dengan Standar Teknis Yang Berlaku Sistem pengelolaan air limbah tidak sesuai dengan standar teknis yang berlaku merupakan kondisi dimana pengelolaan air limbah pada lingkungan perumahan atau permukiman tidak memiliki sistem yang memadai, yaitu terdiri dari kakus/kloset yang terhubung dengan tangki septik baik secara individual/domestik, komunal maupun terpusat. 2) Prasarana dan Sarana Pengelolaan Air Limbah Tidak Memenuhi Persyaratan Teknis Prasarana dan sarana pengelolaan air limbah tidak memenuhi persyaratan teknis merupakan kondisi prasarana dan sarana pengelolaan air limbah pada perumahan atau permukiman dimana : a. kloset leher angsa tidak terhubung dengan tangki septik;atau b. tidak tersedianya sistem pengolahan limbah setempat atau terpusat. F. Kriteria Kekumuhan Ditinjau dari Pengelolaan Persampahan Kriteria kekumuhan ditinjau dari pengelolaan persampahan mencakup: 1) Prasarana dan Sarana Persampahan tidak Sesuai dengan Persyaratan Teknis Prasarana dan sarana persampahan tidak sesuai dengan persyaratan teknis merupakan kondisi dimana prasarana dan sarana persampahan pada lingkungan perumahan atau permukiman tidak memadai sebagai berikut: a. tempat sampah dengan pemilahan sampah pada skala domestik atau rumah tangga; b. tempat pengumpulan sampah (TPS) atau TPS 3R (reduce, reuse, recycle) pada skala lingkungan; c. gerobak sampah dan/atau truk sampah pada skala lingkungan; dan d. tempat pengolahan sampah terpadu (TPST) pada skala lingkungan. 2) Sistem Pengelolaan Persampahan Tidak Memenuhi Persyaratan Teknis Sistem pengelolaan persampahan tidak memenuhi persyaratan teknis merupakan kondisi dimana pengelolaan persampahan pada lingkungan perumahan atau permukiman tidak memenuhi persyaratan sebagai berikut : a. pewadahan dan pemilahan domestik; b. pengumpulan lingkungan; c. pengangkutan lingkungan; dan d. pengolahan lingkungan. 3) Tidak Terpeliharanya Sarana dan Prasarana Pengelolaan Persampahan Sehingga Terjadi Pencemaran Lingkungan Sekitar oleh Sampah, Baik Sumber Air Bersih, Tanah Maupun Jaringan Drainase Tidak terpeliharanya sarana dan prasarana pengelolaan persampahan sehingga terjadi pencemaran lingkungan sekitar oleh sampah, baik sumber air bersih, tanah maupun jaringan drainase merupakan kondisi dimana pemeliharaan sarana dan prasarana pengelolaan persampahan tidak dilaksanakan baik berupa: a. pemeliharaan rutin; dan/atau b. pemeliharaan berkala. G. Kriteria Kekumuhan Ditinjau dari Proteksi Kriteria kekumuhan ditinjau dari proteksi kebakaran mencakup ketidaktersediaan sebagai berikut: 1) Ketidaktersediaan Prasarana Proteksi Ketidaktersediaan prasarana proteksi kebakaran yang memenuhi persyaratan teknis merupakan kondisi dimana tidak tersedianya: a. pasokan air yang diperoleh dari sumber alam (kolam air, danau, sungai, sumur dalam) maupun buatan (tangki air, kolam renang, reservoir air, mobil tangki air dan hidran); BAB III -63

65 b. jalan lingkungan yang memudahkan masuk keluarnya kendaraan pemadam kebakaran, termasuk sirkulasi saat pemadaman kebakaran di lokasi; c. sarana komunikasi yang terdiri dari alat-alat yang dapat dipakai untuk pemberitahuan terjadinya kebakaran baik kepada masyarakat maupun kepada Instansi Pemadam ; dan/atau d. data tentang sistem proteksi kebakaran lingkungan yang mudah diakses. 2) Ketidaktersediaan Sarana Proteksi Ketidaktersediaan sarana proteksi kebakaran yang memenuhi persyaratan teknis merupakan kondisi dimana tidak tersedianya sarana proteksi kebakaran yang meliputi: a. Alat Pemadam Api Ringan (APAR); b. kendaraan pemadam kebakaran; c. mobil tangga sesuai kebutuhan; dan/atau d. peralatan pendukung lainnya. Kriteria Perumahan Kumuh dan Permukiman Kumuh disesuaikan dengan ketentuan dalam peraturan perundang-undangan. Ketentuan dalam peraturan perundang-undangan yang dijadikan acuan adalah sebagai berikut: 1) Aspek Kondisi Bangunan Gedung (rumah dan sarana perumahan dan/atau permukiman) a) Keteraturan Bangunan, Komponen keteraturan bangunan meliputi: 1. Garis Sempadan Bangunan (GSB) Minimal GSB adalah sempadan yang membatasi jarak terdekat bangunan terhadap tepi jalan; dihitung dari batas terluar saluran air kotor (riol) sampai batas terluar muka bangunan, berfungsi sebagai pembatas ruang, atau jarak bebas minimum dari bidang terluar suatu massa bangunan terhadap lahan yang dikuasai, batas tepi sungai atau pantai, antara massa bangunan yang lain atau rencana saluran, jaringan tegangan tinggi listrik, jaringan pipa gas, dan sebagainya (building line). 2. Tinggi Bangunan Tinggi bangunan adalah tinggi suatu bangunan atau bagian bangunan, yang diukur dari ratarata permukaan tanah sampai setengah ketinggian atap miring atau sampai puncak dinding atau parapet, dipilih yang tertinggi. 3. Jarak Bebas Antarbangunan Jarak bebas antarbangunan adalah jarak yang terkecil, diukur di antara permukaanpermukaan denah dari bangunan-bangunan atau jarak antara dinding terluar yang berhadapan antara dua bangunan. 4. Tampilan Bangunan Tampilan bangunan adalah ketentuan rancangan bangunan yang ditetapkan dengan mempertimbangkan ketentuan arsitektur yang berlaku, keindahan dan keserasian bangunan dengan lingkungan sekitarnya 5. Penataan Bangunan a. pengaturan blok, yaitu perencanaan pembagian lahan dalam kawasan menjadi blok dan jalan, dimana blok terdiri atas petak lahan/kaveling dengan konfigurasi tertentu. b. pengaturan kaveling dalam blok, yaitu perencanaan pembagian lahan dalam blok menjadi sejumlah kaveling/petak lahan dengan ukuran, bentuk, pengelompokan dan konfigurasi tertentu. c. pengaturan bangunan dalam kaveling, yaitu perencanaan pengaturan massa bangunan dalam blok/kaveling. 6. Identitas Lingkungan a. karakter bangunan, yaitu pengolahan elemen elemen fisik bangunan untuk mengarahkan atau memberi tanda pengenal suatu lingkungan/bangunan, sehingga pengguna dapat mengenali karakter lingkungan yang dikunjunginya. b. penanda identitas bangunan, yaitu pengolahan elemen elemen fisik bangunan/lingkungan untuk mempertegas identitas atau penamaan suatu bangunan sehingga pengguna dapat mengenali bangunan yang menjadi tujuannya. c. tata kegiatan, yaitu pengolahan secara terintegrasi seluruh aktivitas informal sebagai pendukung dari aktivitas formal yang diwadahi dalam ruang/bangunan, untuk menghidupkan interaksi sosial dan para pemakainya. 7. Orientasi Lingkungan d. tata informasi, yaitu pengolahan elemen fisik di lingkungan untuk menjelaskan berbagai informasi/ petunjuk mengenai tempat tersebut, sehingga memudahkan pemakai mengenali lokasi dirinya terhadap lingkungannya. e. tata rambu pengarah, yaitu pengolahan elemen fisik di lingkungan untuk mengarahkan pemakai bersirkulasi dan berorientasi baik menuju maupun dari bangunan atau pun area tujuannya. f. Wajah Jalan BAB III -64

66 g. penampang jalan dan bangunan h. perabot jalan i. jalur dan ruang bagi pejalan kaki j. elemen papan reklame b) Tingkat Kepadatan Bangunan 1. KDB, yaitu angka persentase perbandingan antara luas seluruh lantai dasar bangunan gedung yang dapat dibangun dengan luas lahan yang dikuasai. 2. KLB, yaitu angka persentase perbandingan antara jumlah seluruh lantai bangunan gedung yang dapat dibangun dengan luas lahan yang dikuasai. c) Persyaratan Teknis Bangunan Gedung Komponen persyaratan teknis bangunan meliputi 1. Pengendalian Dampak Lingkungan Untuk Bangunan Gedung Tertentu bagi bangunan gedung yang dapat menimbulkan dampak penting terhadap lingkungan, termasuk di Dalamnya di luar bangunan rumah tinggal tunggal dan deret. Elemen pengendalian dampak lingkungan adalah Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL), dan Upaya Pengelolaan Lingkungan dan Upaya Pemantauan Lingkugan (UKL/UPL) a. AMDAL adalah kajian mengenai dampak penting suatu usaha dan/atau kegiatan yang direncanakan pada lingkungan hidup yang diperlukan bagi proses pengambilan keputusan tentang penyelenggaraan usaha dan/atau kegiatan. b. UKL/UPL adalah pengelolaan dan pemantauan terhadap Usaha dan/atau Kegiatan yang tidak berdampak penting terhadap lingkungan hidup yang diperlukan bagi proses pengambilan keputusan tentang penyelenggaraan usaha dan/atau kegiatan. 2. Pembangunan bangunan gedung di atas dan/atau di bawah tanah, air dan/atauprasarana/sarana umum yang dibangun dengan memperhatikan kesesuaian lokasi, dampak bangunan terhadap Lingkungan, mempertimbangkan faktor keselamatan, kenyamanan, kesehatan dan kemudahan bagi pengguna bangunan, dan memiliki perizinan. 3. Persyaratan Keselamatan 3.5 Perumusan Kebutuhan Penanganan Berdasarkan Isu dan Permasalahan Permukiman Kumuh Isu Permasalahan Permukiman Kumuh Banyak permasalahan perkotaan yang berakar pada kawasan permukiman, seperti tidak meratanya penyediaan infrastruktur permukiman perkotaan, ketidaktersediaan lingkungan permukiman yang layak, dan sebagainya yang pada akhirnya berimplikasi pada terciptanya permukiman kumuh di kawasan perkotaan. Permasalahan yang ditimbulkan dari munculnya kawasan permukiman kumuh seperti lingkungan yang tidak sehat, pemanfaatan lahan ilegal, dan lain sebagainya tidak hanya berpengaruh terhadap internal kawasan itu sendiri namun juga terhadap kawasan sekitarnya dan sistem jaringan infrastruktur perkotaan secara umum. Belum efektifnya penanganan permukiman kumuh (khususnya dalam konteks perkotaan) hingga saat ini diakibatkan oleh beberapa kondisi sebagai berikut : 1. Tuntutan yang tinggi terhadap pemenuhan kebutuhan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan belum didasarkan pada kebijakan dan strategi pembangunan yang memadai, tepat sasaran dan berskala kota serta berbasis kawasan; 2. Belum adanya strategi penanganan dan pentahapan baik dalam tahapan kegiatan maupun kawasan penanganan pada program penanganan permukiman kumuh skala kota; 3. Kebijakan untuk meningkatkan pembangunan kota kurang memperhatikan kebutuhan penanganan kawasan kumuh, karena pembangunan kota lebih berfokus pada upaya peningkatan pertumbuhan perekonomian serta pembangunan infrastruktur skala kota dalam rangka meningkatkan taraf hidup masyarakat perkotaan secara umum; 4. Upaya pencegahan dan peningkatan kualitas permukiman kumuh yang menjadi tugas dan wewenang pemerintah daerah (UU No. 1/2011) belum diimbangi dengan kemampuan pemerintah daerah dalam hal kapasitas SDM dan pembiayaan; dan 5. Terdapat ketidaksinkronan antar instansi di daerah dalam menentukan kebijakan penanganan terutama penentuan lokasi dan bentuk penanganan yang akan dilakukan pada tahap selanjutnya. 6. Belum terakomodasinya kebutuhan masyarakat terhadap pembangunan perekonomian yang berkelanjutan (livelihood) di permukiman kumuh. 7. Kondisi existing lapang yang juga mempengaruhi antara lain ; a. sumber pendanaan yang dimiliki oleh pemerintah daerah; b. kesiapan lahan yang tersedia untuk pembangunan; c. kesiapan masyarakat dalam mendukung program penanganan kumuh; BAB III -65

67 d. komitmen pemerintah kota; e. Kebijakaan pemerintah kota. Berdasarkan permasalahan pembangunan yang ada tersebut, diperlukan beberapa pertimbangan, antara lain: 1. Bahwa dalam penanganan permukiman kumuh memerlukan adanya arahan yang jelas hingga ke tataran teknis operasional dan selaras dengan arah pengembangan kota; 2. bahwa dalam penanganan permukiman kumuh diperlukan arahan yang didasarkan pada kebutuhan kawasan dan berorientasi pada penanganan akar masalahnya; 3. bahwa penanganan permukiman kumuh perlu diselenggarakan secara terpadu dan berkelanjutan, dengan memuat unsur pencegahan dan peningkatan kualitas sebagaimana yang diamanatkan dalam Undang- Undang No. 1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman; dan 4. bahwa dalam pengembangan kota dan kawasan permukiman perkotaan terdapat kebutuhan untuk merumuskan rencana pencegahan dan peningkatan kualitas permukiman kumuh yang mampu mendukung dan mengintegrasikan seluruh strategi sektoral yang terkait. 5. Bahwa perlu ada pelaku yang bertanggungjawab dalam mengkoordinasikan kegiatan-kegiatan dimaksud Kebutuhan Penanganan Permukiman Kumuh Dalam perwujudannya, kebutuhan akan arahan kebijakan dan strategi pencegahan dan penanganan kualitas permukiman kumuh perkotaan ini tidak hanya menjadi tugas Pemerintah (pusat) melainkan juga menjadi tanggung jawab penuh pemerintah kota. Sejak berlakunya UU No. 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah, telah terjadi transformasi peran pemerintah daerah, yaitu pemerintah daerah menjadi aktor utama dalam pembangunan daerah, termasuk dalam melaksanakan rencana tata ruang dan rencana pembangunan yang menjadi induk bagi pembangunan di bidang permukiman perkotaan. Dengan adanya peran ini, maka arahan kebijakan dan strategi pencegahan dan penanganan kualitas permukiman kumuh perkotaan yang dirumuskan oleh pemerintah kota Medan harus terpadu dan sinergi dengan rencana tata ruang (RTRW) dan rencana pembangunan (RPJP dan RPJM). Kebutuhan penanganan dalam dokumen perencanaan ini adalah program dan kegiatan terkait dengan infrastruktur permukiman perkotaan, yang terdiri atas: Kondisi fisik bangunan hunian; Aksesibilitas lingkungan; Kondisi drainase lingkungan; Kondisi pelayanan air limbah; Kondisi pengelolaan persampahan dan ; Kondisi proteksi kebakaran. Selain fokus pada infrastruktur permukiman kumuh perkotaan, program dan kegiatan yang disusun dapat juga mencakup infrastruktur bidang lainnya yang dibutuhkan di dalam pencegahan dan peningkatan kualitas permukiman kumuh seperti ; Ruang Terbuka Hijau (RTH), Peningkatan penghidupan masyarakat melalui kegiatan ekonomi. Dan yang tidak kalah pentingnya dalam proses penilaian terhadap kawasan kumuh ada beberapa pertimbangan lain yaitu kejelasan status lahan, kesesuaian dengan rencana tata ruang, nilai strategis lokasi, kepadatan penduduk, dan kondisi sosial ekonomi budaya masyarakat. Beberapa fokus objek lainnya akan disesuaikan dengan kebutuhan di masing-masing kawasan permukiman kota. Berdasarkan kebutuhan-kebutuhan tersebut, maka kota Medan sudah seharusnya memiliki instrumen pencegahan dan peningkatan kualitas permukiman kumuh yang jelas dan komprehensif yang mempertimbangkan semua aspek pembangunan baik fisik, sosial, ekonomi, investasi, pembiayaan, kelembagaan, maupun partisipasi publik. Selain itu, instrumen yang dimaksud sebaiknya dapat menjadi acuan bagi penerapan program penanganan yang ada. Terkait dengan hal ini, program-program yang diselenggarakan mengacu pada kebutuhan untuk menjawab strategi yang telah dirumuskan dan skala prioritasnya. Selain itu, program yang dikembangkan dapat mendukung terwujudnya tujuan dan kebijakan pembangunan permukiman pada kota Medan secara umum. BAB III -66

SUPLEMEN TATACARA PEMUTAKHIRAN DATA BASELINE

SUPLEMEN TATACARA PEMUTAKHIRAN DATA BASELINE SUPLEMEN TATACARA PEMUTAKHIRAN DATA BASELINE 1. PERLUNYA PEMUTAKHIRAN DATA BASELINE Pendataan baseline merupakan data base yang sekarang sudah dimiliki namun pada waktu penyusunan data baseline ini berdasarkan

Lebih terperinci

PROFIL BADAN KESWADAYAAN MASYARAKAT (BKM) Bilah Makmur

PROFIL BADAN KESWADAYAAN MASYARAKAT (BKM) Bilah Makmur Visi, Misi, dan Tujuan Keorganisasian BKM Visi Terciptanya Masyarakat Mandani disegala Bidang Misi Pada tahun 2016 masyarakat sei Bilah hidup Makmur Keberadaan BKM dan Lingkungan Luas Wilayah : 133 Ha

Lebih terperinci

Visi, Misi, dan Tujuan Keorganisasian BKM. Keberadaan BKM dan Lingkungan. Misi Masyarakat Puraka lebih madani tahun 2016

Visi, Misi, dan Tujuan Keorganisasian BKM. Keberadaan BKM dan Lingkungan. Misi Masyarakat Puraka lebih madani tahun 2016 Visi, Misi, dan Tujuan Keorganisasian BKM Visi Membangun masyarakat yang Madani Misi Masyarakat Puraka lebih madani tahun 2016 Keberadaan BKM dan Lingkungan Luas Wilayah : 157 Ha Jumlah Lingkungan : 4

Lebih terperinci

PENGANTAR. Jakarta April 2016 Penyusun. ii P a g e

PENGANTAR. Jakarta April 2016 Penyusun. ii P a g e i Page PENGANTAR Puji syukur kita panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan limpahan rahmat dan hidayah sehingga penyusunan Prosedur Operasional Standar (POS) penyusunan profil permukiman

Lebih terperinci

PERSEBARAN PERMUKIMAN KUMUH DI KOTA MEDAN. Mbina Pinem 1. Abstrak

PERSEBARAN PERMUKIMAN KUMUH DI KOTA MEDAN. Mbina Pinem 1. Abstrak PERSEBARAN PERMUKIMAN KUMUH DI KOTA MEDAN Mbina Pinem 1 Abstrak Permukiman kumuh sampai sekarang masih merupakan permasalahan penting bagi kota-kota di Indonesia, karena jumlah dan luasnya semakin meningkat.penelitian

Lebih terperinci

WALI KOTA CIREBON PROVINSI JAWA BARAT

WALI KOTA CIREBON PROVINSI JAWA BARAT WALI KOTA CIREBON PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KOTA CIREBON NOMOR 9 TAHUN 2017 TENTANG PENCEGAHAN DAN PENINGKATAN KUALITAS TERHADAP PERUMAHAN KUMUH DAN PERMUKIMAN KUMUH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

KRITERIA DAN TIPOLOGI PERUMAHAN KUMUH DAN PERMUKIMAN KUMUH

KRITERIA DAN TIPOLOGI PERUMAHAN KUMUH DAN PERMUKIMAN KUMUH - 1 - LAMPIRAN I PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT NOMOR 02/PRT/M/2016 TENTANG PENINGKATAN KUALITAS TERHADAP PERUMAHAN KUMUH DAN PERMUKIMAN KUMUH KRITERIA DAN TIPOLOGI PERUMAHAN KUMUH

Lebih terperinci

PROFIL PROGRAM KOTA TANPA KUMUH (KOTAKU)

PROFIL PROGRAM KOTA TANPA KUMUH (KOTAKU) PROFIL PROGRAM KOTA TANPA KUMUH (KOTAKU) Kota Semarang Propinsi Jawa Tengah 01 Program Kota Tanpa Kumuh(KOTAKU) adalah program pencegahan dan peningkatan kualitas permukiman kumuh yang merupakan upaya

Lebih terperinci

1 Halaman 1. Kabupaten Banyuwangi

1 Halaman 1. Kabupaten Banyuwangi K ondisi permukiman kumuh di Kabupaten Banyuwangi secara umum barada pada kawasan pesisir. Pada umumnya tingkat kepadatan bangunan dapat diklasifikasikan ke dalam kepadatan sedang. Kawasan permukiman kumuh

Lebih terperinci

-1- PENETAPAN LOKASI PENILAIAN LOKASI. Gambar 1. Skema Penetapan Lokasi

-1- PENETAPAN LOKASI PENILAIAN LOKASI. Gambar 1. Skema Penetapan Lokasi -- LAMPIRAN II PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT NOMOR 02/PRT/M/206 TENTANG PENINGKATAN KUALITAS TERHADAP PERUMAHAN KUMUH DAN PERMUKIMAN KUMUH PENETAPAN LOKASI I. Bagan Alir Penetepan

Lebih terperinci

Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat tentang Peningkatan Kualitas terhadap Perumahan Kumuh dan Permukiman Kumuh; Mengingat : 1. Undang-Undang N

Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat tentang Peningkatan Kualitas terhadap Perumahan Kumuh dan Permukiman Kumuh; Mengingat : 1. Undang-Undang N BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No. 172, 2016 KEMENPU-PR. Perumahan Kumuh. Permukiman Kumuh. Kualitas. PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR 02/PRT/M/2016 TENTANG

Lebih terperinci

PANDUAN KEGIATAN QUICK COUNT IDENTIFIKASI KAWASAN PERMUKIMAN KUMUH

PANDUAN KEGIATAN QUICK COUNT IDENTIFIKASI KAWASAN PERMUKIMAN KUMUH 2014 PANDUAN KEGIATAN QUICK COUNT IDENTIFIKASI KAWASAN PERMUKIMAN KUMUH Direktorat Pengembangan Permukiman Direktorat Jenderal Cipta Karya Kementerian Pekerjaan Umum PANDUAN QUICK COUNT IDENTIFIKASI KAWASAN

Lebih terperinci

WALIKOTA PEKALONGAN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KOTA PEKALONGAN NOMOR 4 TAHUN 2017 TENTANG

WALIKOTA PEKALONGAN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KOTA PEKALONGAN NOMOR 4 TAHUN 2017 TENTANG WALIKOTA PEKALONGAN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KOTA PEKALONGAN NOMOR 4 TAHUN 2017 TENTANG PENCEGAHAN DAN PENINGKATAN KUALITAS TERHADAP PERUMAHAN KUMUH DAN PERMUKIMAN KUMUH DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

Daftar Nama Kecamatan dan Kelurahan di Kota Medan

Daftar Nama Kecamatan dan Kelurahan di Kota Medan Daftar Nama Kecamatan dan Kelurahan di Kota Medan 1. Kecamatan Medan Amplas : Kelurahan/Desa Harjosari I Kelurahan/Desa Harjosari II Kelurahan/Desa Timbang Deli Kelurahan/Desa Bangun Mulia Kelurahan/Desa

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Penyajian Data Survei Dari survei menggunakan metode wawancara yang telah dilakukan di Desa Karanganyar Kecamatan Karanganyar RT 01,02,03 yang disebutkan dalam data dari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat yang setinggi-tingginya, sebagai investasi bagi pembangunan sumber

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat yang setinggi-tingginya, sebagai investasi bagi pembangunan sumber BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan kesehatan bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang

Lebih terperinci

WALIKOTA PANGKALPINANG PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN DAERAH KOTA PANGKALPINANG NOMOR 17 TAHUN 2016

WALIKOTA PANGKALPINANG PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN DAERAH KOTA PANGKALPINANG NOMOR 17 TAHUN 2016 WALIKOTA PANGKALPINANG PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN DAERAH KOTA PANGKALPINANG NOMOR 17 TAHUN 2016 TENTANG PENCEGAHAN DAN PENINGKATAN KUALITAS TERHADAP PERUMAHAN KUMUH DAN PERMUKIMAN KUMUH

Lebih terperinci

PROFIL DINAS PERUMAHAN RAKYAT DAN KAWASAN PERMUKIMAN KOTA PEKANBARU TA.2017 BIDANG KAWASAN PERMUKIMAN

PROFIL DINAS PERUMAHAN RAKYAT DAN KAWASAN PERMUKIMAN KOTA PEKANBARU TA.2017 BIDANG KAWASAN PERMUKIMAN DINAS PERUMAHAN RAKYAT DAN KAWASAN PERMUKIMAN KOTA PEKANBARU PROFIL DINAS PERUMAHAN RAKYAT DAN KAWASAN PERMUKIMAN KOTA PEKANBARU TA.2017 BIDANG KAWASAN PERMUKIMAN Konsep Entitas Objek Bidang Perumahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lalu umumnya masyarakat menjadi miskin bukan karena kurang pangan, tetapi

BAB I PENDAHULUAN. lalu umumnya masyarakat menjadi miskin bukan karena kurang pangan, tetapi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah kemiskinan memang telah lama ada sejak dahulu kala. Pada masa lalu umumnya masyarakat menjadi miskin bukan karena kurang pangan, tetapi miskin dalam bentuk

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. waktu terjadi pasang. Daerah genangan pasang biasanya terdapat di daerah dataran

PENDAHULUAN. waktu terjadi pasang. Daerah genangan pasang biasanya terdapat di daerah dataran PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Daerah genangan pasang adalah daerah yang selalu tergenang air laut pada waktu terjadi pasang. Daerah genangan pasang biasanya terdapat di daerah dataran rendah di dekat

Lebih terperinci

Identifikasi Permukiman Kumuh Berdasarkan Tingkat RT di Kelurahan Keputih Kota Surabaya

Identifikasi Permukiman Kumuh Berdasarkan Tingkat RT di Kelurahan Keputih Kota Surabaya C389 Identifikasi Permukiman Kumuh Berdasarkan Tingkat RT di Kelurahan Keputih Kota Surabaya Elpidia Agatha Crysta dan Yanto Budisusanto Departemen Teknik Geomatika, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan,

Lebih terperinci

WALIKOTA MATARAM PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT PERATURAN DAERAH KOTA MATARAM NOMOR 17 TAHUN 2016 TENTANG

WALIKOTA MATARAM PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT PERATURAN DAERAH KOTA MATARAM NOMOR 17 TAHUN 2016 TENTANG WALIKOTA MATARAM PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT PERATURAN DAERAH KOTA MATARAM NOMOR 17 TAHUN 2016 TENTANG PENYELENGGARAAN PENCEGAHAN DAN PENINGKATAN KUALITAS PERUMAHAN KUMUH DAN PERMUKIMAN KUMUH DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. diperhatikan oleh Pemerintah. Kesehatan juga merupakan salah satu indikator penting

BAB I PENDAHULUAN. diperhatikan oleh Pemerintah. Kesehatan juga merupakan salah satu indikator penting BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Kesehatan merupakan hak asasi manusia yang harus dilindungi dan diperhatikan oleh Pemerintah. Kesehatan juga merupakan salah satu indikator penting dalam menentukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan yang optimal bagi masyarakat diselenggarakan upaya kesehatan dengan

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan yang optimal bagi masyarakat diselenggarakan upaya kesehatan dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan kesehatan bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan yang optimal bagi

Lebih terperinci

Kementerian Pekerjaan Umum Direktorat Jenderal Cipta Karya Direktorat Pengembangan Permukiman

Kementerian Pekerjaan Umum Direktorat Jenderal Cipta Karya Direktorat Pengembangan Permukiman Kementerian Pekerjaan Umum Direktorat Jenderal Cipta Karya Direktorat Pengembangan Permukiman Permukiman Kumuh : RPJPN 2005-2024 TANTANGAN BERTAMBAHNYA LUASAN PERMUKIMAN KUMUH*: 2004 = 54.000 Ha 2009 =

Lebih terperinci

BUPATI BANTUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANTUL NOMOR 10 TAHUN 2017 TENTANG

BUPATI BANTUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANTUL NOMOR 10 TAHUN 2017 TENTANG BUPATI BANTUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANTUL NOMOR 10 TAHUN 2017 TENTANG PENCEGAHAN DAN PENINGKATAN KUALITAS TERHADAP PERUMAHAN KUMUH DAN PERMUKIMAN KUMUH DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

BAB I. PENDAHULUAN. yang signifikan, dimana pada tahun 2010 yaitu mencapai 8,58% meningkat. hingga pada tahun 2014 yaitu mencapai sebesar 9,91%.

BAB I. PENDAHULUAN. yang signifikan, dimana pada tahun 2010 yaitu mencapai 8,58% meningkat. hingga pada tahun 2014 yaitu mencapai sebesar 9,91%. BAB I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Subsektor perikanan memberikan kontribusi terhadap PDRB sektor pertanian di Provinsi Sumatera Utara tahun 2010 s/d 2014 mengalami peningkatan yang signifikan, dimana

Lebih terperinci

Lampiran I Skematik Proses Perijinan. Universitas Sumatera Utara

Lampiran I Skematik Proses Perijinan. Universitas Sumatera Utara 61 Lampiran I Skematik Proses Perijinan 62 1. SISTEM PENGAGENDAAN PADA BUKU IJIN LAMPIRAN II KEPUTUSAN KEPALA BADAN PELAYANAN PERIJINAN TERPADU KOTA MEDAN TANGGAL : 25 JANUARI 2010 No. Urut Tanggal Diterbitkan

Lebih terperinci

- 1 - DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA,

- 1 - DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA, - 1 - PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR 02/PRT/M/2016 TENTANG PENINGKATAN KUALITAS TERHADAP PERUMAHAN KUMUH DAN PERMUKIMAN KUMUH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KOTA BOGOR. Nomor 4 Tahun 2017 Seri E Nomor 2 PERATURAN DAERAH KOTA BOGOR NOMOR 4 TAHUN 2017 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KOTA BOGOR. Nomor 4 Tahun 2017 Seri E Nomor 2 PERATURAN DAERAH KOTA BOGOR NOMOR 4 TAHUN 2017 TENTANG LEMBARAN DAERAH KOTA BOGOR Nomor 4 Tahun 2017 Seri E Nomor 2 PERATURAN DAERAH KOTA BOGOR NOMOR 4 TAHUN 2017 TENTANG PENCEGAHAN DAN PENINGKATAN KUALITAS TERHADAP PERUMAHAN KUMUH DAN PERMUKIMAN KUMUH Diundangkan

Lebih terperinci

BUPATI LAMPUNG TIMUR PROVINSI LAMPUNG

BUPATI LAMPUNG TIMUR PROVINSI LAMPUNG BUPATI LAMPUNG TIMUR PROVINSI LAMPUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAMPUNG TIMUR NOMOR 21 TAHUN 2016 TENTANG PENCEGAHAN DAN PENINGKATAN KUALITAS PERUMAHAN KUMUH DAN PERMUKIMAN KUMUH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

DAFTAR ISI DAFTAR TABEL

DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR ISI PERNYATAAN... i KATA PENGANTAR... ii UCAPAN TERIMAKASIH... iii ABSTRAK... v DAFTAR ISI... vi DAFTAR TABEL... ix DAFTAR GAMBAR... xii DAFTAR LAMPIRAN... xiii BAB I PENDAHULUAN... 1 A. Latar Belakang...

Lebih terperinci

MODEL PERATURAN DAERAH TENTANG PENCEGAHAN DAN PENINGKATAN KUALITAS TERHADAP PERUMAHAN KUMUH DAN PERMUKIMAN KUMUH TAHUN 2016

MODEL PERATURAN DAERAH TENTANG PENCEGAHAN DAN PENINGKATAN KUALITAS TERHADAP PERUMAHAN KUMUH DAN PERMUKIMAN KUMUH TAHUN 2016 Revisi 1 MODEL PERATURAN DAERAH TENTANG PENCEGAHAN DAN PENINGKATAN KUALITAS TERHADAP PERUMAHAN KUMUH DAN PERMUKIMAN KUMUH TAHUN 2016 KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT DIREKTORAT JENDERAL

Lebih terperinci

BUPATI KOTABARU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTABARU NOMOR 7 TAHUN 2017 TENTANG

BUPATI KOTABARU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTABARU NOMOR 7 TAHUN 2017 TENTANG BUPATI KOTABARU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTABARU NOMOR 7 TAHUN 2017 TENTANG PENCEGAHAN DAN PENINGKATAN KUALITAS TERHADAP PERUMAHAN KUMUH DAN PERMUKIMAN KUMUH DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

BAB III GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN

BAB III GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN BAB III GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN 3.1 Gambaran Umum Kelurahan Tamansari 3.1.1 Batas Administrasi Kelurahan Tamansari termasuk dalam Kecamatan Bandung Wetan, yang merupakan salah satu bagian wilayah

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PROYEK

BAB II TINJAUAN PROYEK BAB II TINJAUAN PROYEK 2.1. Tinjauan Umum Bangunan Pet Station Medan merupakan bangunan yang mempunyai fungsi sebagai penjualan hewan-hewan peliharaan, pusat pelayanan kesehatan dan perawatan hewan-hewan

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KULON PROGO

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KULON PROGO LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KULON PROGO NOMOR : 9 TAHUN : 2017 PERATURAN DAERAH KABUPATEN KULON PROGO NOMOR 9 TAHUN 2017 TENTANG PENCEGAHAN DAN PENINGKATAN KUALITAS TERHADAP PERUMAHAN KUMUH DAN PERMUKIMAN

Lebih terperinci

BUPATI WAKATOBI PROVINSI SULAWESI TENGGARA PERATURAN DAERAH KABUPATEN WAKATOBI NOMOR 1 TAHUN 2017 TENTANG

BUPATI WAKATOBI PROVINSI SULAWESI TENGGARA PERATURAN DAERAH KABUPATEN WAKATOBI NOMOR 1 TAHUN 2017 TENTANG BUPATI WAKATOBI PROVINSI SULAWESI TENGGARA PERATURAN DAERAH KABUPATEN WAKATOBI NOMOR 1 TAHUN 2017 TENTANG PENCEGAHAN DAN PENINGKATAN KUALITAS TERHADAP PERUMAHAN KUMUH DAN PERMUKIMAN KUMUH DI KABUPATEN

Lebih terperinci

KUESIONER. Lampiran 1. Judul Penelitian : Analisis kesesuaian Lahan dan Kebijakan Permukiman Kawasan Pesisir Kota Medan

KUESIONER. Lampiran 1. Judul Penelitian : Analisis kesesuaian Lahan dan Kebijakan Permukiman Kawasan Pesisir Kota Medan Lampiran 1. KUESIONER Judul Penelitian : Analisis kesesuaian Lahan dan Kebijakan Permukiman Kawasan Pesisir Kota Medan Nama : Rabiatun NIM : 097004004 Institusi : Mahasiswa Pascasarjana, Program Studi

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. dimanfaatkan untuk dapat memenuhi kebutuhan tersebut. Standar kelayakan

I. PENDAHULUAN. dimanfaatkan untuk dapat memenuhi kebutuhan tersebut. Standar kelayakan I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kebutuhan sumberdaya air sangat terkait dengan sumber air yang dapat dimanfaatkan untuk dapat memenuhi kebutuhan tersebut. Standar kelayakan kebutuhan air bersih adalah

Lebih terperinci

KAWASAN PERMUKIMAN KUMUH

KAWASAN PERMUKIMAN KUMUH DIREKTORAT PENGEMBANGAN PERMUKIMAN BUKU PANDUAN TRACKING GPS BANTUAN TEKNIS IDENTIFIKASI KAWASAN PERMUKIMAN KUMUH KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA Menyiapkan Peta Dasar / Citra

Lebih terperinci

KAJIAN INOVASI PERENCANAAN DALAM PEMBIAYAAN PENATAAN KAWASAN KUMUH DI KOTA BANDUNG DESAIN RISET DAN INSTRUMEN SURVEY APRIL 2018

KAJIAN INOVASI PERENCANAAN DALAM PEMBIAYAAN PENATAAN KAWASAN KUMUH DI KOTA BANDUNG DESAIN RISET DAN INSTRUMEN SURVEY APRIL 2018 KAJIAN INOVASI PERENCANAAN DALAM PEMBIAYAAN PENATAAN KAWASAN KUMUH DI KOTA BANDUNG DESAIN RISET DAN INSTRUMEN SURVEY APRIL 2018 Agenda Diskusi 1. Pendahuluan Latar Belakang Rumusan Masalah Maksud dan Tujuan

Lebih terperinci

Kondisi Kekumuhan Kampung Nelayan Sejahtera Kota Bengkulu dalam Upaya Pencegahan dan Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh

Kondisi Kekumuhan Kampung Nelayan Sejahtera Kota Bengkulu dalam Upaya Pencegahan dan Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh TEMU ILMIAH IPLI 206 Kondisi Kekumuhan Kampung Nelayan Sejahtera Kota engkulu dalam Upaya Pencegahan dan Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Muhammad Rijal (), Ardiansyah (2) () Lab. Preservasi dan Konservasi,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. distribusi pendapatan memicu terjadinya ketimpangan pendapatan yang

BAB I PENDAHULUAN. distribusi pendapatan memicu terjadinya ketimpangan pendapatan yang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah besar yang dihadapi negara sedang berkembang adalah disparitas (ketimpangan) distribusi pendapatan dan tingkat kemiskinan.tidak meratanya distribusi pendapatan

Lebih terperinci

BUPATI BINTAN PROVINSI KEPULAUAN RIAU PERATURAN DAERAH KABUPATEN BINTAN NOMOR 2 TAHUN 2017 TENTANG

BUPATI BINTAN PROVINSI KEPULAUAN RIAU PERATURAN DAERAH KABUPATEN BINTAN NOMOR 2 TAHUN 2017 TENTANG SALINAN BUPATI BINTAN PROVINSI KEPULAUAN RIAU PERATURAN DAERAH KABUPATEN BINTAN NOMOR 2 TAHUN 2017 TENTANG PENCEGAHAN DAN PENINGKATAN KUALITAS TERHADAP PERUMAHAN KUMUH DAN PERMUKIMAN KUMUH DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

ISSN No Jurnal Sangkareang Mataram 27 PEMETAAN TINGKAT RESIKO KEKUMUHAN DI LINGKUNGAN JURING LENENG KABUPATEN LOMBOK TENGAH.

ISSN No Jurnal Sangkareang Mataram 27 PEMETAAN TINGKAT RESIKO KEKUMUHAN DI LINGKUNGAN JURING LENENG KABUPATEN LOMBOK TENGAH. ISSN No. 2355-9292 Jurnal Sangkareang Mataram 27 PEMETAAN TINGKAT RESIKO KEKUMUHAN DI LINGKUNGAN JURING LENENG KABUPATEN LOMBOK TENGAH Oleh: Indah Arry Pratama Dosen Fakultas Teknik Universitas Nusa Tenggara

Lebih terperinci

Denpasar, 20 April 2016

Denpasar, 20 April 2016 Denpasar, 20 April 2016 Sistematika 1. FAMILY TREE PUU 2. ALUR PIKIR 3. KETENTUAN UMUM 4. KRITERIA DAN TIPOLOGI 5. PENETAPAN LOKASI DAN PERENCANAAN PENANGANAN 6. POLA-POLA PENANGANAN 7. PENGELOLAAN 8.

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KOTA MEDAN NOMOR 2 TAHUN 2015 TENTANG RENCANA DETAIL TATA RUANG DAN PERATURAN ZONASI KOTA MEDAN TAHUN

PERATURAN DAERAH KOTA MEDAN NOMOR 2 TAHUN 2015 TENTANG RENCANA DETAIL TATA RUANG DAN PERATURAN ZONASI KOTA MEDAN TAHUN 1 PERATURAN DAERAH KOTA MEDAN NOMOR 2 TAHUN 2015 TENTANG RENCANA DETAIL TATA RUANG DAN PERATURAN ZONASI KOTA MEDAN TAHUN 2015-2035 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MEDAN, Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL (Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul) Nomor : 8 Tahun : 2017

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL (Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul) Nomor : 8 Tahun : 2017 LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL (Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul) Nomor : 8 Tahun : 2017 PERATURAN DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL NOMOR 8 TAHUN 2017 TENTANG PENCEGAHAN DAN PENINGKATAN

Lebih terperinci

KOLABORASI PERGURUAN TINGGI DALAM MENINGKATKAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DI KOTA PEKANBARU Lusi Dwi Putri 1)

KOLABORASI PERGURUAN TINGGI DALAM MENINGKATKAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DI KOTA PEKANBARU Lusi Dwi Putri 1) KOLABORASI PERGURUAN TINGGI DALAM MENINGKATKAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DI KOTA PEKANBARU Lusi Dwi Putri 1) 1)Universitas Lancang Kuning Pekanbaru e-mail :lusidwiputri@unilak.ac.id ABSTRAK Program Kota

Lebih terperinci

5.1. Area Beresiko Sanitasi

5.1. Area Beresiko Sanitasi 5.1. Area Beresiko Sanitasi Risiko sanitasi adalah terjadinya penurunan kualitas hidup, kesehatan, bangunan dan atau lingkungan akibat rendahnya akses terhadap layanan sektor sanitasi dan perilaku hidup

Lebih terperinci

PEM ERI NTAH K AB U PAT EN B AL ANG AN

PEM ERI NTAH K AB U PAT EN B AL ANG AN D I R E K T O R AT P E N G E M B A N G A N K AW A S A N P E R M U K I M A N D I R E K T O R A T J E N D E R A L C I P T A K A R Y A KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT PEM ERI NTAH K AB U PAT

Lebih terperinci

PEMETAAN TINGKAT RESIKO KEKUMUHAN DI KELURAHAN PANJISARI KABUPATEN LOMBOK TENGAH. Oleh:

PEMETAAN TINGKAT RESIKO KEKUMUHAN DI KELURAHAN PANJISARI KABUPATEN LOMBOK TENGAH. Oleh: JurnalSangkareangMataram 9 PEMETAAN TINGKAT RESIKO KEKUMUHAN DI KELURAHAN PANJISARI KABUPATEN LOMBOK TENGAH Oleh: Indah Arry Pratama Dosen Fakultas Teknik Universitas Nusa Tenggara Barat Abstrak: Perkembangan

Lebih terperinci

PLPBK RENCANA TINDAK PENATAAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN BAB III GAMBARAN UMUM KAWASAN PRIORITAS KELURAHAN BASIRIH BANJARMASIN BARAT

PLPBK RENCANA TINDAK PENATAAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN BAB III GAMBARAN UMUM KAWASAN PRIORITAS KELURAHAN BASIRIH BANJARMASIN BARAT BAB III GAMBARAN UMUM KAWASAN PRIORITAS 3.1. ekonominya. RT. 37 ini merupakan salah satu kantong "PAKUMIS" (Padat, Kumuh, Miskin) dari seluruh kawasan Kelurahan Basirih yakni pada RT. 37 ini pula yang

Lebih terperinci

KERANGKA ACUAN KERJA (KAK) SAYEMBARA KARYA TULIS INOVASI PENANGANAN PERMUKIMAN KUMUH DALAM RANGKA PERINGATAN HARI HABITAT DUNIA 2015

KERANGKA ACUAN KERJA (KAK) SAYEMBARA KARYA TULIS INOVASI PENANGANAN PERMUKIMAN KUMUH DALAM RANGKA PERINGATAN HARI HABITAT DUNIA 2015 KERANGKA ACUAN KERJA (KAK) SAYEMBARA KARYA TULIS INOVASI PENANGANAN PERMUKIMAN KUMUH DALAM RANGKA PERINGATAN HARI HABITAT DUNIA 2015 1. LATAR BELAKANG Penanganan permukiman kumuh merupakan amanah nasional

Lebih terperinci

Registrasi Peserta Sayembara

Registrasi Peserta Sayembara Sayembara Direktorat Pengembangan Kawasan Permukiman Direktorat Jenderal Cipta Karya Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Karya Tulis INOVASI Penanganan Permukiman KUMUH KETENTUAN UMUM Materi

Lebih terperinci

Aspek-aspek minimal yang harus tercantum dalam Perda Kumuh

Aspek-aspek minimal yang harus tercantum dalam Perda Kumuh Aspek-aspek minimal yang harus tercantum dalam Perda Kumuh No Aspek-aspek minimal Perda 1. Ketentuan Umum; Muatan 1. Daerah adalah Kabupaten/Kota... 2. Pemerintah Daerah adalah kepala daerah sebagai unsur

Lebih terperinci

KERANGKA ACUAN KERJA (KAK) SAYEMBARA KARYA TULIS INOVASI PENANGANAN PERMUKIMAN KUMUH DALAM RANGKA PERINGATAN HARI HABITAT DUNIA 2015

KERANGKA ACUAN KERJA (KAK) SAYEMBARA KARYA TULIS INOVASI PENANGANAN PERMUKIMAN KUMUH DALAM RANGKA PERINGATAN HARI HABITAT DUNIA 2015 KERANGKA ACUAN KERJA (KAK) SAYEMBARA KARYA TULIS INOVASI PENANGANAN PERMUKIMAN KUMUH DALAM RANGKA PERINGATAN HARI HABITAT DUNIA 2015 1. LATAR BELAKANG Penanganan permukiman kumuh merupakan amanah nasional

Lebih terperinci

BAB II RANCANGAN PELAKSANAAN KEGIATAN PLPBK

BAB II RANCANGAN PELAKSANAAN KEGIATAN PLPBK BAB II RANCANGAN PELAKSANAAN KEGIATAN PLPBK 2.1 KONDISI AWAL KAWASAN PRIORITAS 2.1.1 Delineasi Kawasan Prioritas Berdasarkan 4 (empat) indikator yang telah ditetapkan selanjutnya dilakukan kembali rembug

Lebih terperinci

BAB V Area Beresiko Sanitasi

BAB V Area Beresiko Sanitasi BAB V Area Beresiko Sanitasi 6 BAB 5 Area Beresiko Sanitasi Buku Putih Sanitasi sangat penting bagi kabupaten dalam menetapkan prioritas wilayah pengembangan sanitasi yang meliputi pengelolaan air limbah,

Lebih terperinci

BAB III GAMBARAN UMUM WILAYAH STUDI

BAB III GAMBARAN UMUM WILAYAH STUDI 43 BAB III GAMBARAN UMUM WILAYAH STUDI 3.1 Umum Kelurahan Depok Berdasarkan ketentuan Pasal 45 ayat (3) Peraturan Daerah Kota Depok Nomor : 8 Tahun 2008 tentang Organisasi Perangkat Daerah, Lurah bertanggung

Lebih terperinci

PENGARUH PENURUNAN KAPASITAS ALUR SUNGAI PEKALONGAN TERHADAP AREAL HUNIAN DI TEPI SUNGAI TUGAS AKHIR

PENGARUH PENURUNAN KAPASITAS ALUR SUNGAI PEKALONGAN TERHADAP AREAL HUNIAN DI TEPI SUNGAI TUGAS AKHIR PENGARUH PENURUNAN KAPASITAS ALUR SUNGAI PEKALONGAN TERHADAP AREAL HUNIAN DI TEPI SUNGAI TUGAS AKHIR Oleh: EVA SHOKHIFATUN NISA L2D 304 153 JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS

Lebih terperinci

Faktor Prioritas Penyebab Kumuh Kawasan Permukiman Kumuh Di Kelurahan Belitung Selatan, Kota Banjarmasin

Faktor Prioritas Penyebab Kumuh Kawasan Permukiman Kumuh Di Kelurahan Belitung Selatan, Kota Banjarmasin C166 Faktor Prioritas Penyebab Kumuh Kawasan Permukiman Kumuh Di Kelurahan Belitung Selatan, Kota Banjarmasin Abi Syarwan Wimardana, dan Rulli Pratiwi Setiawan Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota, Fakultas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dilakukannya penelitian ini terkait dengan permasalahan-permasalahan

BAB I PENDAHULUAN. dilakukannya penelitian ini terkait dengan permasalahan-permasalahan BAB I PENDAHULUAN Pada bab pendahuluan akan dipaparkan mengenai latar belakang dilakukannya penelitian ini terkait dengan permasalahan-permasalahan infrastruktur permukiman kumuh di Kecamatan Denpasar

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM KABUPATEN BANYUASIN

GAMBARAN UMUM KABUPATEN BANYUASIN GAMBARAN UMUM WILAYAH DAN POTENSI KABUPATEN BANYUASIN BANYUASIN GAMBARAN UMUM KABUPATEN BANYUASIN Kec. Tungkal Ilir Kec. Betung Kec. Suak Tapeh Kec. Pulau Rimau Kec. Tanjung Lago Kec. Kec. Banhyuasin Sembawa

Lebih terperinci

BAB IV KONSEP DAN STRATEGI PENCEGAHAN DAN PENINGKATAN KUALITAS PERMUKIMAN KUMUH

BAB IV KONSEP DAN STRATEGI PENCEGAHAN DAN PENINGKATAN KUALITAS PERMUKIMAN KUMUH BAB IV KONSEP DAN STRATEGI PENCEGAHAN DAN PENINGKATAN KUALITAS PERMUKIMAN KUMUH Bab IV tediri dari ; Konsep dan strategi pencegahan dan peningkatan kualitas permukiman kumuh sampai dengan pencapaian kota

Lebih terperinci

LEMBAR PERSETUJUAN UNTUK MELAKUKAN WAWANCARA

LEMBAR PERSETUJUAN UNTUK MELAKUKAN WAWANCARA LAMPIRAN 1 LEMBAR PERSETUJUAN UNTUK MELAKUKAN WAWANCARA NAMA : UMUR : JENIS KELAMIN : PEKERJAAN : TINGKAT PENDIDIKAN : AGAMA : HUBUNGAN DENGAN PENDERITA : Dengan menyatakan kesediaan untuk melakukan wawancara

Lebih terperinci

ANALISIS KESESUAIAN UNTUK LAHAN PERMUKIMAN KOTA MALANG

ANALISIS KESESUAIAN UNTUK LAHAN PERMUKIMAN KOTA MALANG ANALISIS KESESUAIAN UNTUK LAHAN PERMUKIMAN KOTA MALANG Oleh : Muhammad 3615100007 Friska Hadi N. 3615100010 Muhammad Luthfi H. 3615100024 Dini Rizki Rokhmawati 3615100026 Klara Hay 3615100704 Jurusan Perencanaan

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Medan adalah ibukota Provinsi Sumatera Utara dan menjadi kota terbesar ketiga di

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Medan adalah ibukota Provinsi Sumatera Utara dan menjadi kota terbesar ketiga di BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN Medan merupakan salah satu kota di Indonesia yang berada di Pulau Sumatera, Medan adalah ibukota Provinsi Sumatera Utara dan menjadi kota terbesar ketiga di Indonesia

Lebih terperinci

BAB. II RANCANGAN PELAKSANAAN KEGIATAN PLPBK

BAB. II RANCANGAN PELAKSANAAN KEGIATAN PLPBK BAB. II RANCANGAN PELAKSANAAN KEGIATAN PLPBK 2.1 KONDISI AWAL KAWASAN PRIORITAS 2.1.1 Delineasi KawasanPrioritas Masalah kemiskinan adalah masalah yang kompleks dan komprehensif, sehingga upaya penanggulangan

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM OBJEK LOKASI PKLM A. SEJARAH SINGKAT KANTOR PELAYANAN PAJAK PRATAMA

BAB II GAMBARAN UMUM OBJEK LOKASI PKLM A. SEJARAH SINGKAT KANTOR PELAYANAN PAJAK PRATAMA BAB II GAMBARAN UMUM OBJEK LOKASI PKLM A. SEJARAH SINGKAT KANTOR PELAYANAN PAJAK PRATAMA MEDAN TIMUR Berdasarkan Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 132/KMK.01/2006 tentang Organisasi dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sejak tahun 2000 persentase penduduk kota di Negara Dunia Ketiga telah

BAB I PENDAHULUAN. Sejak tahun 2000 persentase penduduk kota di Negara Dunia Ketiga telah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sejak tahun 2000 persentase penduduk kota di Negara Dunia Ketiga telah mencapai 40,7% (Maran, 2003). Di Indonesia, persentase penduduk kota mencapai 42,4% pada tahun

Lebih terperinci

BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN TULANG BAWANG BARAT 2014

BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN TULANG BAWANG BARAT 2014 BAB V AREA BERESIKO SANITASI 5.1. Area Beresiko Sanitasi Resiko sanitasi adalah terjadinya penurunan kualitas hidup, kesehatan, bangunan dan atau lingkungan akibat rendahnya akses terhadap layanan sektor

Lebih terperinci

Rilis PUPR #2 12 November 2017 SP.BIRKOM/XI/2017/555. Sentuhan Infrastruktur PUPR Berupaya Menghapus Wajah Kumuh Kampung Nelayan Tegalsari

Rilis PUPR #2 12 November 2017 SP.BIRKOM/XI/2017/555. Sentuhan Infrastruktur PUPR Berupaya Menghapus Wajah Kumuh Kampung Nelayan Tegalsari Rilis PUPR #2 12 November 2017 SP.BIRKOM/XI/2017/555 Sentuhan Infrastruktur PUPR Berupaya Menghapus Wajah Kumuh Kampung Nelayan Tegalsari Jakarta -- Program Penataan Kampung Nelayan menjadi salah satu

Lebih terperinci

LAMPIRAN IV INDIKASI PROGRAM UTAMA TAHUNAN DAN LIMA TAHUNAN RTRW KOTA MEDAN TAHUN

LAMPIRAN IV INDIKASI PROGRAM UTAMA TAHUNAN DAN LIMA TAHUNAN RTRW KOTA MEDAN TAHUN LAMPIRAN IV INDIKASI PROGRAM UTAMA TAHUNAN DAN LIMA TAHUNAN RTRW KOTA MEDAN TAHUN 2011-2031 WAKTU AN A I II PERWUJUDAN STRUKTUR RUANG Perwujudan Pusat Kegiatan - Penyusunan & Penetapan Peraturan Zonasi

Lebih terperinci

BAB I P E N D A H U L U A N

BAB I P E N D A H U L U A N BAB I P E N D A H U L U A N Bab I tediri dari ; Latar Belakang, Tujuan dan Sasaran, Ruang Lingkup, Kedudukan Dokumen RP2KPKP dalam Kerangka Pembangunan Kota Medan dan Sistematika Pembahasan 1.1. Latar

Lebih terperinci

`BAB III GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

`BAB III GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 68 `BAB III GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Sejarah Singkat Kota Medan. Zaman dahulu kota Medan dikenal dengan Tanah Deli dan keadaan tanahnya berawa-rawa kurang lebih 4 ha. Beberapa sungai melintasi

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM DAERAH

BAB II GAMBARAN UMUM DAERAH BAB II GAMBARAN UMUM DAERAH 2.1 Letak Geografis dan Jumlah Penduduk Tenggarong merupakan salah satu Kecamatan dari 15 Kecamatan yang ada diwilayah Kabupaten Kutai Kartanegara, dengan luas wilayah 398,10

Lebih terperinci

RANCANGAN PERDA KUMUH KOTA YOGYAKARTA

RANCANGAN PERDA KUMUH KOTA YOGYAKARTA RANCANGAN PERDA KUMUH KOTA YOGYAKARTA Gambaran Umum Wilayah Luas wilayah Kota Yogyakarta: 3.250 Ha (32,5 Km 2 ) Kota Yogyakarta memiliki 14 Kecamatan, 45 Kelurahan, 614 Rukun Warga (RW), dan 2.524 Rukun

Lebih terperinci

WALIKOTA PONTIANAK PROVINSI KALIMANTAN BARAT PERATURAN DAERAH KOTA PONTIANAK NOMOR 11 TAHUN 2016 TENTANG

WALIKOTA PONTIANAK PROVINSI KALIMANTAN BARAT PERATURAN DAERAH KOTA PONTIANAK NOMOR 11 TAHUN 2016 TENTANG WALIKOTA PONTIANAK PROVINSI KALIMANTAN BARAT PERATURAN DAERAH KOTA PONTIANAK NOMOR 11 TAHUN 2016 TENTANG PENCEGAHAN DAN PENINGKATAN KUALITAS TERHADAP PERUMAHAN KUMUH DAN PERMUKIMAN KUMUH DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

BAB II DESKRIPSI PROYEK

BAB II DESKRIPSI PROYEK BAB II DESKRIPSI PROYEK 2.1 Terminologi Judul Adapun judul proyek ini adalah Rusanawa Seruwei. Rusunawa merupakan singkatan dari: Rumah Susun Bangunan gedung bertingkat yang dibangun dalam suatu lingkungan

Lebih terperinci

Untuk Pemerintah Kota/Kabupaten BANTUAN STIMULAN PENINGKATAN KUALITAS PERUMAHAN KUMUH DAN PERMUKIMAN KUMUH (BSPK) TAHUN ANGGARAN...

Untuk Pemerintah Kota/Kabupaten BANTUAN STIMULAN PENINGKATAN KUALITAS PERUMAHAN KUMUH DAN PERMUKIMAN KUMUH (BSPK) TAHUN ANGGARAN... 17 LAMPIRAN I PERATURAN MENTERI PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR 05 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN BANTUAN STIMULAN PENINGKATAN KUALITAS PERUMAHAN KUMUH DAN PERMUKIMAN KUMUH Untuk Pemerintah Kota/Kabupaten

Lebih terperinci

PROGRAM KOTA TANPA KUMUH (KOTAKU)

PROGRAM KOTA TANPA KUMUH (KOTAKU) PROGRAM KOTA TANPA KUMUH (KOTAKU) DESA MONTONG TEREP LOMBOK TENGAH NUSA TENGGARA BARAT 01 Pembangunan IPAL Gampong Jawa PROGRAM KOTAKU (KOTA TANPA KUMUH). Dalam rangka mewujudkan sasaran RPJMN 2015-2019

Lebih terperinci

BAB 1 KONDISI KAWASAN KAMPUNG HAMDAN

BAB 1 KONDISI KAWASAN KAMPUNG HAMDAN BAB 1 KONDISI KAWASAN KAMPUNG HAMDAN Daerah pemukiman perkotaan yang dikategorikan kumuh di Indonesia terus meningkat dengan pesat setiap tahunnya. Jumlah daerah kumuh ini bertambah dengan kecepatan sekitar

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pemberantasanpenyakitmenularmerupakan program yang. atandiperlukandukungansistemkesehatannasional (SKN) yang tangguh,

BAB 1 PENDAHULUAN. Pemberantasanpenyakitmenularmerupakan program yang. atandiperlukandukungansistemkesehatannasional (SKN) yang tangguh, BAB 1 PENDAHULUAN 1.1.LatarBelakang Pemberantasanpenyakitmenularmerupakan program yang sangatpentingdalampembangunankesehatangunamencapaivisimisipembangunankeseh atandiperlukandukungansistemkesehatannasional

Lebih terperinci

Kata Pengantar. Yogyakarta, Desember Tim Penyusun. Buku Materi Teknis Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi BWP Sedayui

Kata Pengantar. Yogyakarta, Desember Tim Penyusun. Buku Materi Teknis Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi BWP Sedayui Kata Pengantar Kabupaten Bantul telah mempunyai produk Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bantul yang mengacu pada Undang-undang Nomor 26 Tahun 2007. Produk Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bantul

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Peranan tersebut menjadikan angkutan umum perkotaan sebagai aspek

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Peranan tersebut menjadikan angkutan umum perkotaan sebagai aspek BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Angkutan umum perkotaan merupakan bagian dari sistem transportasi perkotaan yang memegang peranan sangat penting dalam mendukung mobilitas masyarakat. Peranan tersebut

Lebih terperinci

PERANAN RP2KPKP DALAM PENCEGAHAN DAN PENINGKATAN KUALITAS KUMUH PERKOTAAN PERMUKIMAN KUMUH PERKOTAAN

PERANAN RP2KPKP DALAM PENCEGAHAN DAN PENINGKATAN KUALITAS KUMUH PERKOTAAN PERMUKIMAN KUMUH PERKOTAAN KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA DIREKTORAT PENGEMBANGAN KAWASAN PERMUKIMAN PERANAN RP2KPKP DALAM PENCEGAHAN DAN PENINGKATAN KUALITAS KUMUH PERKOTAAN PERMUKIMAN

Lebih terperinci

Rencana Tahapan Pelaksanaan Siklus PLPBK Lanjutan. Kelurahan Baru Tengah Kecamatan Balikpapan Barat Kota Balikpapan

Rencana Tahapan Pelaksanaan Siklus PLPBK Lanjutan. Kelurahan Baru Tengah Kecamatan Balikpapan Barat Kota Balikpapan Rencana Tahapan Pelaksanaan Siklus PLPBK Lanjutan Kelurahan Baru Tengah Kecamatan Balikpapan Barat Kota Balikpapan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rencana penataan lingkungan dalam suatu permukiman

Lebih terperinci

A. FORM MONITORING DAN EVALUASI DALAM LINGKUP KEGIATAN PERSIAPAN

A. FORM MONITORING DAN EVALUASI DALAM LINGKUP KEGIATAN PERSIAPAN A. FORM MONITORING DAN EVALUASI DALAM LINGKUP KEGIATAN PERSIAPAN 1. Form 1-1 MONITORING DAN EVALUASI KEGIATAN SOSIALISASI 2. Form 1-2 MONITORING DAN EVALUASI KEIKUTSERTAAN DALAM KONSOLIDASI TINGKAT PROVINSI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kegiatan penduduk dapat ditampung dalam ruang-ruang sarana sosial dan ekonomi, tetapi tidak akan berjalan dengan baik tanpa didukung oleh pelayanan infrastruktur yang

Lebih terperinci

KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN

KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN 39 KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN Letak Geografis dan Administrasi Kabupaten Deli Serdang merupakan bagian dari wilayah Propinsi Sumatera Utara dan secara geografis Kabupaten ini terletak pada 2º 57-3º

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN NEGARA. Keserasian Kawasan. Perumahan. Pemukiman. Pedoman.

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN NEGARA. Keserasian Kawasan. Perumahan. Pemukiman. Pedoman. No.42, 2008 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN NEGARA. Keserasian Kawasan. Perumahan. Pemukiman. Pedoman. PERATURAN MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT NOMOR: 11/PERMEN/M/2008 TENTANG PEDOMAN KESERASIAN

Lebih terperinci

INERSIA Vol. V No. 1, Maret 2013 Penelitian Pemetaan Kawasan Kumuh Permukiman Kecamatan Tanjung Selor - Kabupaten Bulungan

INERSIA Vol. V No. 1, Maret 2013 Penelitian Pemetaan Kawasan Kumuh Permukiman Kecamatan Tanjung Selor - Kabupaten Bulungan Penelitian Pemetaan Kawasan Kumuh Permukiman Kecamatan Tanjung Selor - Kabupaten Bulungan Afif Bizrie Mardhanie Staff Pengajar Politeknik Negeri Samarinda Jurusan teknik Sipil fifa_yudhistira@yahoo.com

Lebih terperinci

STUDI ENVIRONMENTAL HEALTH RISK ASSESSMENT (EHRA) KOTA BONTANG TAHUN 2015

STUDI ENVIRONMENTAL HEALTH RISK ASSESSMENT (EHRA) KOTA BONTANG TAHUN 2015 STUDI ENVIRONMENTAL HEALTH RISK ASSESSMENT (EHRA) KOTA BONTANG TAHUN 2015 KELOMPOK KERJA (POKJA) SANITASI KOTA BONTANG BAB I PENDAHULUAN Studi Environmental Health Risk Assessment (EHRA) atau Studi Penilaian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang hidup dalam lingkungan yang sehat. Lingkungan yang diharapkan adalah yang

BAB I PENDAHULUAN. yang hidup dalam lingkungan yang sehat. Lingkungan yang diharapkan adalah yang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Program Indonesia Sehat 2010 yang dicanangkan Departemen Kesehatan pada tahun 1998 yang lalu memiliki tujuan-tujuan mulia, salah satu tujuan yang ingin dicapai melalui

Lebih terperinci

KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI BAB 2

KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI BAB 2 KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI BAB 2 PENYUSUNAN KEBIJAKAN STRATEGI SANITASI KOTA TANGERANG 1 Bab 4 Program dan Kegiatan Percepatan Pembangunan Sanitasi 1.1 Ringkasan Program dan Kegiatan Sanitasi Program

Lebih terperinci

PERATURAN WALIKOTA MEDAN NOMOR 14 TAHUN 2014 TENTANG

PERATURAN WALIKOTA MEDAN NOMOR 14 TAHUN 2014 TENTANG 1 PERATURAN WALIKOTA MEDAN NOMOR 14 TAHUN 2014 TENTANG PEMBENTUKAN UNIT PELAKSANA TEKNIS PELAYANAN KEBERSIHAN DAN UNIT PELAKSANA TEKNIS BANK SAMPAH PADA DINAS KEBERSIHAN KOTA MEDAN WALIKOTA MEDAN, Menimbang

Lebih terperinci

Kebijakan Nasional Pengentasan Permukiman Kumuh. Direktorat Perkotaan, Perumahan, dan Permukiman, Kementerian PPN/Bappenas Manado, 19 September 2016

Kebijakan Nasional Pengentasan Permukiman Kumuh. Direktorat Perkotaan, Perumahan, dan Permukiman, Kementerian PPN/Bappenas Manado, 19 September 2016 Kebijakan Nasional Pengentasan Permukiman Kumuh Direktorat Perkotaan, Perumahan, dan Permukiman, Kementerian PPN/Bappenas Manado, 19 September 2016 Persentase Juta Jiwa MENGAPA ADA PERMUKIMAN KUMUH? Urbanisasi

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1. Lokasi Penelitian Lokasi penelitian adalah di Kota Jakarta Timur, dengan fokus pada Kecamatan Jatinegara. Kecamatan ini memiliki 8 Kelurahan yaitu Cipinang Cempedak, Cipinang

Lebih terperinci