SAHABAT BISNIS TERPERCAYA. Versi Indonesia. Laporan Tahunan PT. Bank Harda Internasional, Tbk

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "SAHABAT BISNIS TERPERCAYA. Versi Indonesia. Laporan Tahunan PT. Bank Harda Internasional, Tbk"

Transkripsi

1 SAHABAT BISNIS TERPERCAYA Versi Indonesia Laporan Tahunan 2016 PT. Bank Harda Internasional, Tbk

2 01 Pembuka Performance Highlights 1 Ikhtisar Data Keuangan 3 Ikhtisar Operasional 7 Ikhtisar Saham 8 Peristiwa Penting Laporan Dewan Komisaris 13 Laporan Direksi Profil Perusahaan Identitas Perusahaan 20 Profil Singkat Bank BHI 21 Budaya Perusahaan 23 Penghargaan 24 Bidang Usaha 25 Produk dan Jasa Layanan 25 Peta Wilayah Jaringan Kantor 27 Profil Dewan Komisaris 29 Profil Direksi 31 Profil Manajemen 33 Profil Pimpinan Cabang.. 37 Profil Karyawan 42 Struktur Organisasi Perusahaan 43 Komposisi Pemegang Saham 45 Daftar Entitas Anak dan/atau Entitas Asosiasi 45 Struktur Group Perusahaan 46 Lembaga dan Profesi Penunjang Pasar Modal 47 Kronologis Pencatatan Saham 48 Nama dan Alamat Kantor 49 Analisis dan Pembahasan Manajemen Tinjauan Ekonomi Tinjauan Operasional Tinjauan Keuangan... 59

3 69 Tata Kelola Perusahaan Tata Kelola Perusahaan 70 Struktur dan Mekanisme GCG 71 Sekretaris Perusahaan 80 Audit Internal 80 Audit Eksternal 81 Internal Fraud 82 Rasio Gaji Tertinggi dan Gaji Terendah 82 Permasalahan Hukum 82 Transaksi yang Mengandung Benturan Kepentingan 82 Kode Etik dan Budaya Perusahaan 82 Sistem Pelaporan Pelanggaran (Whistleblowing System) 83 Buy Back Shares dan/ atau Buy Back Obligasi Bank.. 83 Informasi Pemegang Saham Pengendali 83 Penerapan Program APU dan PPT Bagi Bank Umum 83 Perlakuan yang Sama terhadap Seluruh Pemegang Saham Manajemen Teknologi Informasi 84 Manajemen Risiko 85 Manajemen Sumber Daya Manusia Tanggung Jawab Sosial Perusahaan Kaleidoskop CSR Bank BHI Tahun Struktur Pengelola CSR 119 Kebijakan dan Pelaksanaan CSR 119 Tanggung Jawab Sosial Terhadap Lingkungan 119 Tanggung Jawab Sosial yang Terkait dengan Ketenagakerjaan, Kesehatan dan Keselamatan Kerja 119 Tanggung Jawab Sosial terhadap Produk dan Nasabah 120 Tanggung Jawab Sosial dan Kemasyarakatan Laporan Keuangan Laporan Keuangan yang Berakhir 31 Desember 2016 dan

4 Kilas Kinerja 2016 Laporan Manajemen Profil Perusahaan Analisis dan Pembahasan Manajemen 2016 Performance Highlights ASET Jumlah Aset sebesar Rp Milyar KREDIT Jumlah Kredit sebesar Rp Milyar DPK Jumlah DPK sebesar Rp Milyar LABA BERSIH Laba tumbuh % menjadi Rp 7.1 Milyar NIM NIM tumbuh 0.34% menjadi 5.41% CAR Rasio Kecukupan Modal 21.73% 1 Laporan Tahunan 2016

5 Tata Kelola Perusahaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan Laporan Keuangan 22 Tahun Menjadi Sahabat Bisnis Terpercaya Demi menciptakan citra yang kuat sebagai Bank yang terpercaya dan dekat di hati nasabah, Bank BHI yang memiliki moto SAHABAT BISNIS TERPERCAYA membawa semangat baru dengan dominan warna merah dan biru. Dengan sebutan baru yang lebih akrab yaitu Bank BHI. Pada tahun 2015, Bank BHI melakukan penawaran Saham Perdana (IPO) kepada masyarakat sebanyak lembar saham. Dari waktu ke waktu Bank BHI terus melakukan penyempurnaan baik sistem operasional perbankan maupun kualitas SDM yang dimiliki untuk memberikan pelayanan perbankan terbaik bagi para nasabah Bank BHI Laporan Tahunan 2

6 Kilas Kinerja 2016 Laporan Manajemen Profil Perusahaan Analisis dan Pembahasan Manajemen Ikhtisar Data Keuangan Ikhtisar Data Keuangan 5 tahun terakhir (Audited untuk tahun yang berakhir pada 31 Desember) dalam jutaan rupiah NERACA Total Aset Produktif 1,794,727 1,876,587 1,801,772 1,470,040 1,564,995 Kredit yang diberikan - Bruto 1,398,464 1,505,335 1,513,066 1,213,824 1,156,640 Efek-efek 147, , , , ,601 Penempatan pada BI 202, , ,578 94, ,975 Penempatan pada Bank Lain 47,040 70,412 27,636 3,935 8,779 Aktiva Tetap & Inventaris 31,745 33,062 30,068 12,596 14,349 Agunan yang diambilalih 78,439 38,715 5,272 1, Total Aset 2,058,463 2,079,034 2,020,527 1,639,444 1,730,623 Dana Pihak Ketiga 1,568,478 1,594,193 1,619,394 1,338,486 1,431,619 Giro 130, , , , ,329 Tabungan 109, ,300 94, , ,439 Deposito 1,328,013 1,353,523 1,404,639 1,104,224 1,158,851 Penempatan dari Bank Lain 70,880 78,704 78,965 64,190 97,868 Total Liabilitas 1,676,655 1,703,066 1,729,203 1,431,235 1,555,741 Total Ekuitas 381, , , , ,882 Total Liabilitas dan Ekuitas 2,058,463 2,079,034 2,020,527 1,639,444 1,730,623 LABA RUGI KOMPREHENSIF Pendapatan Operasional 104,583 98,813 88,999 80,932 79,192 Pendapatan Bunga Bersih 94,492 91,867 81,746 73,553 73,500 Pendapatan Operasional selain Bunga 10,091 6,946 7,253 7,379 5,692 Biaya Kerugian Penurunan Nilai Aset Keuangan (11,092) (75,299) (2,975) 4,411 2,154 Biaya Operasional (85,279) (85,052) (73,797) (68,698) (55,698) Laba (Rugi) Operasional 8,212 (61,538) 12,227 16,645 25,648 Pendapatan non Operasional 2,667 1,541 5,683 (575) 1,607 Laba / (Rugi) Sebelum Pajak Penghasilan 10,879 (59,997) 17,910 16,070 27,255 Laba Bersih 7,087 (45,978) 12,449 11,727 20,056 Pendapatan / (Beban) Komprehensif Lainnya (1,462) 5,738 21, Total Laba Komprehensif 5,625 (40,240) 33,930 11,727 20,056 Laba Bersih yang dapat diatribusikan kepada: Pemilik Entitas Induk 7,087 (45,978) 12,449 11,727 20,056 Kepentingan Non-Pengendali Laba Komprehensif yang dapat diatribusikan kepada: Pemilik Entitas Induk 5,625 (40,240) 33,930 11,727 20,056 Kepentingan Non-Pengendali Laba Bersih per Saham (dalam Rupiah penuh) 1.94 (14.56) Laporan Tahunan 2016

7 Tata Kelola Perusahaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan Laporan Keuangan RASIO KEUANGAN Permodalan Rasio Kecukupan Modal (Capital Adequacy Ratio - CAR) 21.73% 21.90% 15.66% 15.78% 13.49% CAR Tier % 21.11% 14.28% 14.85% 12.53% CAR Tier % 0.79% 1.38% 0.93% 0.95% Aset Tetap Terhadap Ekuitas 8.31% 8.79% 10.32% 6.05% 8.20% Aset Produktif Aset Produktif Bermasalah dan Aset Non Produktif 4.00% 5.90% 3.09% 1.39% 2.37% Bermasalah terhadap Total Aset Produktif dan Aset Non Produktif Aset Produktif Bermasalah terhadap Total Aset 2.20% 5.75% 3.01% 1.34% 2.31% Cadangan Kerugian Penurunan Nilai (CKPN) Aset 1.08% 2.74% 0.46% 0.37% 0.65% Keuangan terhadap Aset Produktif Rasio Kredit Bermasalah (Non-Performing Loans - NPL) % 7.10% 3.58% 1.62% 3.13% bruto Rasio Kredit Bermasalah (Non-Performing Loans - NPL) % 3.97% 3.26% 1.47% 2.71% netto Profitability Tingkat Pengembalian atas Aset (Return on Asset % -2.82% 0.94% 1.01% 1.67% ROA) Tingkat Pengembalian atas Ekuitas (Return on Equity % % 5.93% 5.68% 13.11% ROE) Marjin Bunga Bersih (Net Interest Margin - NIM) 5.41% 5.07% 4.96% 5.36% 5.19% Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional 96.24% % 94.35% 90.66% 85.37% (BOPO) Likuiditas Rasio Kredit terhadap Pendanaan (Loan to Funding 89.04% 94.23% 92.84% 89.99% 79.37% Ratio -LFR) Rasio Dana Murah (CASA Terhadap Dana Pihak Ketiga) 15.33% 15.10% 13.26% 17.50% 19.05% Rasio Liabilitas terhadap Ekuitas % % % % % Rasio Liabilitas terhadap Aset 81.45% 81.92% 85.58% 87.30% 89.89% Kepatuhan Persentase Pelanggaran BMPK a. Pihak Terkait 0.00% 0.00% 0.00% 0.00% 0.00% b. Pihak Tidak Terkait 0.00% 0.00% 0.00% 0.00% 0.00% Persentase Pelampauan BMPK a. Pihak Terkait 0.00% 0.00% 0.00% 0.00% 0.00% b. Pihak Tidak Terkait 0.00% 0.00% 0.00% 0.00% 0.00% Giro Wajib Minimum (GWM) a. GWM Utama Rupiah 6.55% 7.56% 8.06% 8.05% 8.17% b. GWM Valuta Asing 0.00% 0.00% 0.00% 0.00% 0.00% Posisi Devisa Neto (PDN) 0.00% 0.00% 0.00% 0.00% 0.00% 2016 Laporan Tahunan 4

8 Kilas Kinerja 2016 Laporan Manajemen Profil Perusahaan Analisis dan Pembahasan Manajemen Total Aset (dalam Miliar rupiah) Kredit - Bruto (dalam Miliar rupiah) 1,730 1,639 2,022 2,079 2,058 1,157 1,214 1,513 1,505 1, Dana Pihak Ketiga (dalam Miliar rupiah) Total Ekuitas (dalam Miliar rupiah) 1,431 1,338 1,619 1,594 1, Pendapatan Bunga Bersih (dalam Miliar rupiah) Laba Bersih (dalam Miliar rupiah) (46) 5 Laporan Tahunan 2016

9 Tata Kelola Perusahaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan Laporan Keuangan Return on Assets (ROA) (dalam persentase) Return on Equity (ROE) (dalam persentase) 1.67% 1.01% 0.98% 0.53% 13.11% 5.68% 6.20% 2.11% % % Net Interest Margin (NIM) (dalam persentase) Capital Adequacy Ratio (CAR) (dalam persentase) 5.36% 5.41% 21.90% 21.73% 5.19% 4.96% 5.07% 13.49% 15.78% 15.73% Loan to Deposit Ratio (LDR) (dalam persentase) Non Performing Loan (NPL) (dalam persentase) 89.99% 92.84% 94.23% 89.04% NPL - Gross NPL - Net 7.10% 79.37% 3.58% 3.13% 2.71% 3.26% 1.62% 1.47% 3.97% 2.83% 1.90% Laporan Tahunan 6

10 Kilas Kinerja 2016 Laporan Manajemen Profil Perusahaan Analisis dan Pembahasan Manajemen Ikhtisar Operasional Produk Bisnis Bank BHI (dalam jutaan rupiah) Produk Produk Kredit Retail 465, , ,741 Commercial 932,661 1,113,071 1,146,325 Total Kredit 1,398,464 1,505,335 1,513,066 Produk Simpanan Giro 130, , ,884 Tabungan 109, ,300 94,871 Deposito 1,328,013 1,353,523 1,404,639 Total Simpanan 1,568,478 1,594,193 1,619,394 Produk Kredit 1,146 1, Retail Commercial Produk Simpanan 1,328 1,354 1, Giro Tabungan Deposito 7 Laporan Tahunan 2016

11 Tata Kelola Perusahaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan Laporan Keuangan Ikhtisar Saham Perdagangan Efek di Bursa Efek Indonesia (Kode: BBHI) Harga Penutupan (Rp) Volume Transaksi , , ,000 80,000 60,000 40, ,604 8,926 2, , ,451 20, Agt Sep Okt Nov Des Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agt Sep Okt Nov Des Penutupan Volume (20,000) Harga Saham & Volume Transaksi Periode Harga (Rp) Market Cap Volume Tertinggi Tanggal Terendah Tanggal Penutupan Tanggal (Rp/Juta) (Lembar/Ribu) 2016 Maret , Juni , September , Desember ,000 1, Maret Juni September ,553 7,604 Desember , Komposisi Pemegang Saham per 31 Desember Keterangan Saham (Lembar) Persentase (%) Saham (Lembar) Persentase (%) PT Hakimputra Perkasa ,66% ,66% Kwee Sinto ,42% ,42% Masyarakat (di bawah 5%) ,92% ,92% TOTAL ,00% ,00% 2016 Laporan Tahunan 8

12 Kilas Kinerja 2016 Laporan Manajemen Profil Perusahaan Analisis dan Pembahasan Manajemen Peristiwa Penting 2016 Januari Februari Maret Kegiatan Donor Darah Training Membangun Etos Kerja Profesional Dengan Kepemimpinan Kredibel Kepemimpinan Efektif Training for Frontliner Juli Agustus September Tax Banking Training Training Pembekalan Sertifikasi Profesi Teller & Customer Service Bidang Funding & Services LSPP Batch I & Batch II 3 Ujian Sertifikasi Profesi Teller & Customer Service Bidang Funding & Services LSPP 9 Laporan Tahunan 2016

13 Tata Kelola Perusahaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan Laporan Keuangan April Mei Juni 24 Berbagi kasih di Panti Asuhan Griya Asih 15 Buka Puasa Bersama Anak Yatim Piatu 12 Pembekalan UKMR Level II & III BSMR Oktober November Desember 10 HUT BHI ke 22 Tahun 19, 20 & 26 Pembekalan dan Uji Sertifikasi Operation Back Office 16 & 25 Natal Bersama Yayasan Griya Asih & Seminar Pengelolaan Risiko Kepatuhan dan Kaitannya dengan APU PPT, Tax Amnesty & NPL 2016 Laporan Tahunan 10

14 Kilas Kinerja 2016 Laporan Manajemen Profil Perusahaan Analisis dan Pembahasan Manajemen Laporan Manajemen 11 Laporan Tahunan 2016

15 Tata Kelola Perusahaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan Laporan Keuangan 2016 Laporan Tahunan 12

16 Kilas Kinerja 2016 Laporan Manajemen Profil Perusahaan Analisis dan Pembahasan Manajemen Laporan Dewan Komisaris Pengaruh penurunan kegiatan ekonomi global yang sudah dirasakan sejak tahun 2015 dan masih berlanjut pada tahun 2016 pada gilirannya akan mempengaruhi dinamika dan pertumbuhan ekonomi dan perbankan nasional secara keseluruhan. Hal ini dapat dilihat dari realisasi pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun 2016 yang hanya mencapai 5,02 % dari rencana 5,30 %. Pada sektor perbankan realisasi pertumbuhan kredit sampai dengan Desember 2016 hanya bertumbuh sebesar 7.87 % (yoy) sementara pertumbuhan dana pihak ketiga dalam periode yang sama hanya tumbuh sebesar 9.60 % (yoy). Melemahnya pertumbuhan dalam perkreditan maupun dana pihak ketiga ternyata dibarengi dengan meningkatnya NPL (karena melesunya kegiatan usaha) dan menjadi 2.93 % per 31 Desember Gejala yang terjadi secara makro ternyata juga dialami oleh Bank BHI karena selama tahun 2016 mengalami tekanan dalam pertumbuhan, baik kredit maupun dana, penurunan kualitas aset / NPL. Walaupun Bank BHI menghadapi kondisi dan tekanan seperti yang dialami bank lain, akan tetapi terdapat beberapa kinerja yang harus diapresiasi karena menghasilkan hal-hal positif sebagai berikut: 1. Mampu menekan NPL pada tingkat yang rendah yaitu NPL gross sebesar 2.83 %, sementara NPL netto 1,90 %. 2. Berhasil mengendalikan dan menjaga kualitas kredit baik eksisting maupun kredit baru sehingga tidak muncul kredit bermasalah yang baru. 3. Menyelesaikan kredit bermasalah tahun 2015 baik melalui pelunasan, restrukturisasi, AYDA ataupun langkah lain. 4. Membukukan L/R positif sehingga memperbaiki posisi L/R yang terganggu pada tahun Mulai menyempurnakan dan memperbaiki infrastruktur baik pada aspek SDM, Teknologi, proses maupun organisasi. 13 Laporan Tahunan 2016

17 Tata Kelola Perusahaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan Laporan Keuangan Setelah berhasil menyelesaikan hal-hal tersebut diatas, bank harus segera melakukan langkah transformasi yang selama ini tertinggal. Dewan Komisaris memahami bahwa transformasi organisasi menuju era baru bukan sesuatu yang mudah untuk dilakukan, akan tetapi satu Dalam kesempatan ini kami Dewan Komisaris ingin menyampaikan penghargaan kepada Direksi, seluruh jajaran organisasi baik ditingkat pusat maupun cabang serta seluruh karyawan Bank BHI atas seluruh dedikasi, kerja keras dan kontribusi positifnya dalam upaya tetap Rp 2.06 Triliun 2016 Total Aset langkah awal positif yang telah berani dilakukan akan membuahkan dampak positif lain yang berlipat ganda hasilnya. Dalam upaya mengantisipasi kondisi ekonomi yang membaik pada tahun mendatang, selama tahun 2016 Direksi telah mulai mengimplementasi beberapa rencana kerja yang telah disusun terutama dalam upaya mengembangkan basis bisnis di seluruh regional yang dimiliki, mencari dan melakukan solisitasi terhadap target market dan customer base yang dibidik dengan mengoptimalkan seluruh network / jaringan cabang, teknologi dan kekuatan skill personil dan kapabilitas organisasi yang dibangun sesuai arah yang dituju. menjaga kontinuitas dan pertumbuhan positif berkesinambungan Bank BHI. Tak lupa kami ucapkan terima kasih juga kepada seluruh stakeholders, pemegang saham yang senantiasa selalu memberi dukungan kepada Bank BHI. Terima kasih dan Selamat Bekerja. Oleh karena itu, kami berharap Direksi secara berkesinambungan melanjutkan langkah transformasi yang sudah dimulai terutama dalam upayanya meraih sasaran dan positioning yang sudah ditetapkan organisasi dalam Corporate Plan tahun Jakarta, 21 April 2017 Atas Nama Dewan Komisaris PT. Bank Harda Internasional, Tbk 2016 Laporan Tahunan 14

18 Kilas Kinerja 2016 Laporan Manajemen Profil Perusahaan Analisis dan Pembahasan Manajemen Laporan Direksi Para pemegang saham yang terhormat, Terima kasih atas dukungan dan kepercayaan yang diberikan sehingga Bank BHI dapat mencapai kinerja yang baik di tahun Seperti yang diketahui, ekonomi makro di tahun 2016 masih diwarnai oleh berbagai tantangan dan gejolak, baik yang bersumber dari global maupun domestik. Meskipun demikian, melalui penentuan dan implementasi strategi bisnis yang tepat dengan prinsip kehati-hatian (prudent) dalam mengantisipasi kondisi yang masih bergejolak ini, Bank BHI bersyukur karena pada tahun 2016 ini berhasil membukukan laba bersih sebesar Rp 7.1 Miliar jika dibandingkan tahun sebelumnya yang mengalami kerugian sebesar Rp 45.9 Miliar. TINJAUAN EKONOMI 2016 Tahun 2016 masih menjadi tahun yang penuh tantangan bagi perekonomian nasional dan industri perbankan. Walaupun demikian, perekonomian Indonesia tahun 2016 berhasil tumbuh sebesar 5.02% atau lebih tinggi dibandingkan dengan pencapaian pada tahun 2015 yang sebesar 4.88%. Pertumbuhan ekonomi tersebut merupakan pertumbuhan tertinggi setelah India dan Tiongkok. Ekonomi yang sempat bergerak lambat sepanjang tahun lalu kini mulai membaik. Walaupun demikian kondisi ekonomi nasional masih dibayang-bayangi oleh ketidakpastian global. KINERJA PERBANKAN 2016 Tren perbaikan ekonomi Indonesia yang semakin membaik tidak terlalu memberikan dampak yang begitu signifikan terhadap kinerja perbankan pada tahun Pertumbuhan kredit Bank Umum sepanjang tahun 2016 tercatat hanya sebesar 7.87% (yoy) lebih rendah jika dibandingkan tahun 2015 yang sebesar 10.45%. Peningkatan risiko kredit pada beberapa segmen usaha mengharuskan Bank untuk lebih selektif dalam menyalurkan kredit baru. Sementara itu, pertumbuhan Dana Pihak Ketiga (DPK) sebesar 9.60% atau lebih tinggi jika dibandingkan pada periode sebelumnya yang sebesar 7.27%. Rasio LDR Bank Umum mengalami penurunan sebesar 1.41% menjadi sebesar 90.70% di tahun Laporan Tahunan 2016

19 Tata Kelola Perusahaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan Laporan Keuangan KINERJA BANK BHI 2016 Meskipun kondisi ekonomi Indonesia sepanjang 2016 cukup menantang, seluruh jajaran staf Bank BHI berhasil melalui tahun 2016 dengan membukukan Laba sebelum pajak di akhir 2016 sebesar Rp 10.9 Miliar atau meningkat % jika dibandingkan tahun lalu yang mengalami kerugian sebesar Rp 59.9 Miliar. dengan melakukan penyaluran kredit secara prudent kepada debitur / calon debitur yang telah teruji track record-nya serta sektor industri yang baik. Hal ini dianggap penting mengingat untuk menjaga kualitas kredit yang lebih baik. Dalam hal mencermati perubahan yang terjadi dalam lingkungan usaha saat ini, dimana dampak dari kondisi eksternal sangatlah Rp 7.09 Miliar 2016 Laba Bersih Hal ini dikontribusi oleh meningkatnya pendapatan bunga bersih dan pendapatan operasional selain bunga serta berhasilnya bank dalam menyelesaikan kredit bermasalah yang merupakan imbas tahun lalu sehingga biaya CKPN mengalami penurunan yang cukup signifikan. Pendapatan bunga bersih Bank sebesar Rp 94.5 Miliar atau meningkat sebesar 2.84% jika dibandikan tahun lalu yang sebesar Rp 91.8 Miliar. Pendapatan operasional selain bunga sebesar Rp 10.1 Miliar atau meningkat sebesar 45.28% jika dibandingkan tahun lalu yang sebesar Rp 6.9 Miliar yang disebabkan oleh adanya Keuntungan Penjualan Aset Keuangan (Surat Berharga) sebesar Rp 2.7 Miliar. Sedangkan Biaya Kerugian Penurunan Nilai menurun sebesar 85.67% dari Rp 75.3 Miliar di tahun 2015 menjadi sebesar Rp 10.8 Miliar di tahun Dari sisi Aset, Bank BHI mengalami sedikit penurunan sebesar 0.91% dari Rp Miliar di tahun 2015 menjadi sebesar Rp Miliar di tahun Hal ini disebabkan oleh penurunan kredit karena adanya penyelesaian terhadap kredit bermasalah sehingga mengalami penurunan sebesar Rp Miliar atau 7.10%. Sedangkan dari sisi Liabilitas Bank BHI mengalami penurunan sebesar Rp 26.4 Miliar atau 1.55%. Hal ini disebabkan oleh karena penurunan yang terjadi pada Deposito sebesar Rp 25.5 Miliar atau 1.88% jika dibandingkan tahun lalu. Penurunan ini bukan karena bank tidak mampu dalam menghimpun dana dari masyarakat, akan tetapi ini merupakan salah satu strategi bank mengingat kredit mengalami penurunan yang cukup signifikan. Dengan strategi ini, bank tetap mampu menjaga NIM pada tren positif sehingga laba Bank dapat terjaga dengan baik. KEBIJAKAN STRATEGIS Harus diakui bahwa pencapaian kredit dan total dana pihak ketiga mengalami penurunan. Untuk ke depan, Bank BHI melakukan pendekatan yang lebih konservatif berpengaruh, maka Bank BHI telah menyiapkan beberapa strategi untuk mengurangi dampak dari tekanan tersebut terhadap kinerja Bank secara keseluruhan. Bank BHI tetap fokus pada upaya memperkuat fundamental keuangan dan memaksimalkan pertumbuhan bisnis antara lain melalui: 1. Pengelolaan debitur menunggak dan penyelesaian debitur macet. Monitoring yang ketat dari waktu ke waktu memungkinkan bank untuk melakukan antisipasi terhadap kemungkinan terburuk dari setiap debitur. Penyajian laporan follow up yang komprehensif mengenai kondisi setiap debitur bermasalah dari waktu ke waktu digunakan sebagai bahan monitoring dan pengambilan keputusan dalam penyelesaian kredit bermasalah. 2. Pertumbuhan bisnis yang prudent dengan berfokus pada segmen retail, commercial dan consumer. 3. Secara konsisten mewujudkan tata kelola perusahaan yang baik dengan menerapkan prinsip GCG. 4. Penyempurnaan end to end credit process. 5. Pengembangan sistem monitoring dan peringatan dini (early warning sistem). Dengan early warning system yang akan dikembangkan maka setiap terjadinya penurunan indikator-indikator tertentu dapat dilakukan tindakan mitigasi terhadap debitur-debitur yang diperkirakan akan terkena dampak. 6. Rebalancing portofolio dana melalui efektifitas aset dan liabilities management. Dengan keterbatasan ekses likuiditas pada penyaluran kredit yang dapat memberikan keuntungan optimal, maka Bank harus memiliki strategi untuk memanfaatkan ekses likuiditas ini kepada instrumen-instrumen keuangan yang masih bisa memberikan peningkatan pendapatan Laporan Tahunan 16

20 Kilas Kinerja 2016 Laporan Manajemen Profil Perusahaan Analisis dan Pembahasan Manajemen PROSPEK USAHA TAHUN 2017 Pada tahun 2017, Pertumbuhan ekonomi Indonesia diproyeksikan mencapai kisaran 5.0% - 5.4% (yoy). Pertumbuhan tersebut ditopang oleh konsumsi swasta yang masih tumbuh kuat, peningkatan konsumsi pemerintah serta perbaikan investasi baik swasta maupun pemerintah. Sedangkan dari sisi perbankan, Bank Indonesia memperkirakan rata-rata pertumbuhan kredit tahun 2017 sebesar 13.1% (yoy). Optimisme pertumbuhan kredit tersebut terutama didorong oleh meningkatnya kondisi likuiditas perbankan, masih berlanjutnya penurunan suku bunga kredit, dan kondisi ekonomi yang diperkirakan semakin baik. Melihat prospek usaha di atas, Bank BHI terus berusaha dengan meningkatkan potensi yang ada dengan memaksimalkan sumber daya yang dimiliki. PENERAPAN TATA KELOLA PERUSAHAAN (GCG) Struktur dan mekanisme tata kelola yang tertata rapi dan diterapkan secara konsisten telah berperan penting selama ini dalam memastikan terselenggaranya kegiatan operasional yang andal dan responsif. Pelaksanaan budaya tata kelola diperkuat dengan telah adanya Kode Etik Perilaku dikelola di bawah Direktur Kepatuhan. Kami meyakini bahwa keberhasilan Bank BHI dalam meminimalkan dampak tekanan kondisi eksternal tidak terlepas dari kesiapan struktur tata kelola perusahaan yang telah dibangun selama ini. Manajemen dapat berkomunikasi secara efektif dengan Dewan Komisaris dan seluruh elemen Perusahaan dalam merespon berbagai tantangan dan isu yang muncul di sepanjang tahun. PERUBAHAN KOMPOSISI DIREKSI Pada tahun 2016 komposisi Direksi Perseroan mengalami perubahan. Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) yang telah diselenggarakan memutuskan untuk mengangkat Bapak Barlian Halim sebagai Plt. Direktur Utama, Bapak Harry Abbas sebagai Direktur Kepatuhan dan Bapak David Fisher Kusnadi sebagai Direktur Bisnis. Sehingga susunan Direksi Perseroan terhitung sejak ditutupnya RUPSLB tersebut adalah sebagai berikut: Direksi Plt. Direktur Utama Direktur Kepatuhan Direktur Bisnis : Barlian Halim : Harry Abbas : David Fisher Kusnadi Komposisi ini dipandang sangat dibutuhkan oleh Bank BHI untuk memenuhi tuntutan bisnis, mewujudkan visi, misi dan sasaran strategis sebagaimana yang dituangkan dalam program Bank BHI, berdasarkan evaluasi dari pemegang saham pengendali dan rekomendasi Dewan Komisaris serta Komite Nominasi dan Remunerasi. PENUTUP Demikian laporan tugas Direksi atas pelaksanaan usaha Bank selama tahun Direksi memberikan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada nasabah dan mitra kerja Perseroan yang telah memberikan kepercayaan kepada Bank BHI. Atas dukungan yang diberikan selama ini, Bank BHI mampu menunjukkan pencapaian kinerja yang sangat baik. Atas arahan yang diberikan oleh Dewan Komisaris, Direksi memberikan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada Dewan Komisaris yang telah memberikan arahan dan dapat sangat memberikan kontribusi dalam pencapaian kinerja Bank, sehingga mampu meningkatkan kinerja Bank di tahun Direksi juga memberikan penghargaan yang setinggi-tingginya atas komitmen dan kerjasama dari seluruh jajaran tim manajemen, dan seluruh karyawan yang telah bekerja keras di tengah tantangan yang terjadi di industri perbankan. Atas kerja keras dari tim manajemen dan seluruh karyawan, Bank mampu meningkatkan kinerjanya di tahun Untuk masa yang akan datang, kami tetap berkomitmen akan selalu memberikan yang terbaik guna perbaikan pencapaian kinerja secara berkelanjutan. Direksi berharap bahwa Bank akan menjadi bagian penting dan berkontribusi dalam meningkatkan pertumbuhan perekonomian di Indonesia. Jakarta, 21 April Laporan Tahunan 2016

21 Tata Kelola Perusahaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan Laporan Keuangan SURAT PERNYATAAN ANGGOTA DEWAN KOMISARIS DAN DIREKSI TENTANG TANGGUNG JAWAB ATAS LAPORAN TAHUNAN 2016 PT BANK HARDA INTERNASIONAL Tbk Kami yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan bahwa semua informasi dalam Laporan Tahunan (Annual Report) PT Bank Harda Internasional Tbk tahun 2016 telah dimuat secara lengkap dan bertanggung jawab penuh atas kebenaran isi Laporan Tahunan perusahaan. Demikian pernyataan ini dibuat dengan sebenar-benarnya. Jakarta, 21 April Laporan Tahunan 18

22 Kilas Kinerja 2016 Laporan Manajemen Profil Perusahaan Analisis dan Pembahasan Manajemen Profil Perusahaan COMPANY PROFILE Senantiasa Hadir di Sisi Nasabah Bank BHI hadir untuk menemani setiap kebutuhan Nasabah dengan menyediakan produk dan layanan yang berkualitas 19 Laporan Tahunan 2016

23 Tata Kelola Perusahaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan Laporan Keuangan Identitas Perusahaan NAMA PERUSAHAAN PT BANK HARDA INTERNASIONAL, TBK KEPEMILIKAN PT Hakim Putra Perkasa 72.66% Kwee Sinto 5.42% Masyarakat 21.92% BIDANG USAHA Bank Umum Swasta Nasional Non Devisa TANGGAL PENDIRIAN 10 Februari 1993 DASAR HUKUM PENDIRIAN MODAL DASAR Rp ,- MODAL DITEMPATKAN DAN DISETOR Rp ,- Akte No. 242 tanggal 21 Oktober 1992 notaris Ny. Poerbaningsih Adi Warsito. Akte notaris No. 181 tanggal 16 Januari 1993 masih dengan notaris yang sama dengan surat izin operasi sebagai bank umum pada tanggal 8 September 1994 dengan nama Bank Harda Griya sesuai surat Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia No. 455/KMK.017/1994. PENCATATAN DI BURSA SAHAM KODE SAHAM JUMLAH PEGAWAI Pencatatan di Bursa Efek Indonesia tanggal 12 Agustus 2015 BBHI 408 orang KANTOR PUSAT ASEAN TOWER Lantai 2-3 Jalan KH. Samanhudi No.10 Jakarta Telp. (021) Fax. (021) , JARINGAN KANTOR 1 Kantor Pusat 9 Kantor Cabang 7 Kantor Cabang Pembantu 2 Kantor Kas WEBSITE Laporan Tahunan 20

24 Kilas Kinerja 2016 Laporan Manajemen Profil Perusahaan Analisis dan Pembahasan Manajemen Profil Singkat Bank BHI VISI Menjadikan Bank BHI sebagai Bank yang dikenal, terpercaya dan berkualitas dengan dukungan organisasi yang solid, sumber daya manusia yang kompeten dan memiliki integritas tinggi serta memanfaatkan teknologi informasi secara optimal MISI Mewujudkan Bank BHI yang sehat dan stabil, mampu berkembang secara berkesinambungan serta memberi manfaat bagi semua pihak yang berkepentingan 21 Laporan Tahunan 2016

25 Tata Kelola Perusahaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan Laporan Keuangan Sekilas Bank BHI BHI merupakan Bank yang memiliki sejarah panjang dalam memenuhi kebutuhan jasa perbankan bagi para nasabahnya melalui produk dan jasa layanan yang tepat dan didukung oleh jaringan kantor yang tersebar di hampir seluruh Indonesia Dikenal sebelumnya dengan nama Bank Harda Internasional, berdiri di Jakarta pada tanggal 10 Februari 1993 berdasarkan akte No. 242 tanggal 21 Oktober 1992 notaris Ny. Poerbaningsih Adi Warsito. Pada awalnya didirikan dengan nama Bank Arta Griya yang kemudian berubah menjadi Bank Harda Griya berdasarkan akte notaris No. 181 tanggal 16 Januari 1993 masih dengan notaris yang sama. Kantor Pusat Bank BHI pertama kali beroperasi di Jl. Pinangsia III No. 27, dan mulai beroperasi tanggal 10 Oktober 1994 setelah mendapat ijin operasional sebagai bank umum pada tanggal 8 September 1994 dengan nama Bank Harda Griya sesuai surat Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia No. 455/KMK.017/1994. Pada bulan Agustus 1995, Kantor Pusat Bank BHI berpindah lokasi ke Grand Boutique Centre Blok B No. 3-4, Jl. Mangga Dua Raya Jakarta Utara Dengan semangat pertumbuhan Bank BHI terus berkembang sehingga Kantor Pusat Bank BHI pindah ke lokasi yang lebih luas yaitu Gedung Asean Tower lantai 3 di Jl. KH. Samanhudi No. 10 Jakarta Pusat Kantor Pusat Operasional di Asean Tower lantai 1 di alamat yang sama setelah mendapat persetujuan dari Bank Indonesia dengan surat No. 9/1163/DPIP/Prz tanggal 21 November Demi meningkatkan pelayanan terhadap nasabah dan memperluas jaringan, Bank BHI telah memiliki 16 Kantor Cabang / Capem dan 2 Kantor Kas yang tersebar di beberapa daerah di Indonesia, seperti Jatabek (10 Cabang / Capem), Surabaya (2 Cabang), Bandung (1 Cabang), Solo (1 Cabang), Pontianak (1 Cabang), Pekanbaru (1 Cabang) dan Kantor Kas di daerah Tanah Abang dan Taman Palem. Dari waktu ke waktu Bank BHI terus berkomitmen untuk melakukan penyempurnaan baik dalam segi pelayanan, sistem operasional perbankan dan kualitas Sumber Daya Manusia yang dimiliki untuk semakin menjadikan Bank BHI sebagai Sahabat Bisnis Terpercaya Laporan Tahunan 22

26 Kilas Kinerja 2016 Laporan Manajemen Profil Perusahaan Analisis dan Pembahasan Manajemen Budaya Perusahaan I K K INTEGRITAS Sebuah konsep konsistensi tindakan, nilai-nilai, metode, langkahlangkah prinsip, harapan dan hasil. KOMPETENSI Kemampuan yang dimiliki oleh seorang pegawai berupa pengetahuan, keterampilan dan sikap perilaku pada tugas jabatannya sehingga dapat melaksanakan tugasnya secara profesional, efektif dan efisien. KEBERSAMAAN Ikatan yang terbentuk karena rasa kekeluargaan, lebih dari sekedar bekerja sama atau hubungan profesional biasa. 23 Laporan Tahunan 2016

27 Tata Kelola Perusahaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan Laporan Keuangan Penghargaan InfoBank Awards 2015 Atas Kinerja Keuangan Tahun 2014 Sangat Bagus InfoBank Awards 2013 Atas Kinerja Keuangan Tahun 2012 Sangat Bagus InfoBank Awards 2005 Golden Trophy Atas Kinerja Keuangan Selama 5 Tahun Berturut-turut Sangat Bagus InfoBank Awards 2005 Atas Kinerja Keuangan Tahun 2004 Sangat Bagus InfoBank Awards 2004 Atas Kinerja Keuangan Tahun 2003 Sangat Bagus InfoBank Awards 2003 Atas Kinerja Keuangan Tahun 2002 Sangat Bagus InfoBank Awards 2002 Atas Kinerja Keuangan Tahun 2001 Sangat Bagus InfoBank Awards 2001 Atas Kinerja Keuangan Tahun 2000 Sangat Bagus 2016 Laporan Tahunan 24

28 Kilas Kinerja 2016 Laporan Manajemen Profil Perusahaan Analisis dan Pembahasan Manajemen Bidang Usaha Sesuai dengan pasal 3 Anggaran Dasar Bank, ruang lingkup kegiatan Bank adalah menjalankan usaha sebagai bank umum dalam arti kata seluas-luasnya sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Produk dan Jasa Layanan PRODUK SIMPANAN GIRO MURNI Simpanan dana pihak ketiga dalam mata uang rupiah, yang diperuntukan untuk Perorangan dan Badan Usaha. Dimana penarikannya dapat dilakukan setiap saat tanpa batas maksimal penggunaan Cek / BG, ATM dan media lainnya yang ditetapkan oleh Bank BHI. GIRO MAXIMA Simpanan dana pihak ketiga dalam mata uang rupiah, yang diperuntukan untuk Perorangan dan Badan Usaha yang menginginkan bunga setinggi bunga deposito tetapi sefleksibel tabungan dimana penarikannya dapat dilakukan setiap saat tanpa batas maksimal dengan menggunakan Cek / BG, ATM dan media penarikan lainnya yang ditetapkan oleh Bank BHI. TABUNGAN HARDA Simpanan dana pihak ketiga dalam mata uang Rupiah secara perorangan pada BHI yang penarikan dan penyetorannya dapat dilakukan selama jam kerja kas, Tabungan Ini lebih dikhususkan bagi nasabah yang menginginkan mutasi rekening dalam bentuk Rekening Koran (tanpa passbook). Penarikan juga dapat dilakukan dengan menggunakan kartu ATM BHI di mesin yang berlogo ALTO. TABUNGAN SUPER Simpanan dana pihak ketiga dalam mata uang Rupiah secara perorangan pada BHI yang penarikan dan penyetorannya dapat dilakukan selama jam kerja kas, memiliki buku tabungan. Penarikan juga dapat dilakukan dengan menggunakan kartu ATM BHI di mesin yang berlogo ALTO. 25 Laporan Tahunan 2016

29 Tata Kelola Perusahaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan Laporan Keuangan TABUNGANKU Simpanan dana pihak ketiga dalam mata uang Rupiah secara perorangan dengan persyaratan mudah & ringan yang diterbitkan secara bersama oleh bank-bank di Indonesia untuk meningkatkan budaya menabung serta meningkatkan kesejahteraan rakyat. DEPOSITO Simpanan pihak ketiga dalam mata uang Rupiah yang penarikannya hanya dapat dilakukan setelah jangka waktu tertentu berdasarkan perjanjian yang disepakati oleh nasabah. Jangka waktu Deposito 1, 3, 6, 12 bulan, atau deposito on call (setiap waktu dengan konfirmasi ke BHI 1 hari sebelumnya). PRODUK PINJAMAN PINJAMAN AKSEP (PA) Merupakan kredit modal kerja jangka pendek yang bersifat Insidentil dan tidak terlampau fluktuatif yang penarikannya dapat dilakukan setiap saat dengan pemberitahuan terlebih dahulu kepada pihak bank. PINJAMAN REKENING KORAN (PRK) Merupakan kredit modal kerja jangka pendek yang sifatnya sangat fluktuatif, yang penarikannya dapat dilakukan setiap saat tanpa pemberitahuan terlebih dahulu kepada pihak bank. PINJAMAN DENGAN ANGSURAN (PDA) Merupakan kredit investasi jangka panjang yang dipergunakan untuk membiayai investasi yang pelunasannya diharapkan berasal dari hasil investasi tersebut atau untuk refinancing/leaseback. Pembiayaan Investasi, sbb: Pembelian mesin-mesin untuk produksi, Pembiayaan renovasi Ruko/Pabrik dll (kecuali rumah tinggal), Pembiayaan Property Commercial. Sedangkan Jaminan untuk Refinancing atau Lease back berupa: Kendaraan (kendaraan penumpang, kendaraan niaga atau kendaraan alat - alat berat) Mesin-mesin atau properti yang sebelumnya telah diperoleh melalui kredit di Bank BHI atau yang telah dibiayai perusahaan terlebih dahulu. KREDIT INVESTASI KENDARAAN BERMOTOR (KIKB) Merupakan kredit investasi jangka panjang yang dipergunakan untuk membiayai pembelian kendaraan baru atau bekas yang dipergunakan untuk menunjang kegiatan usaha (investasi) atau untuk tujuan komersial/ disewakan (rental) dimana pelunasan kredit diharapkan berasal dari hasil investasi tersebut. BACK TO BACK Pemberian fasilitas kredit yang di-cover dengan agunan tunai berupa blokir rekening Giro / Deposito. KREDIT PEMILIKAN MOBIL (KPM) Merupakan kredit konsumtif jangka menengah yang dipergunakan untuk membiayai pembelian kendaraan baru atau bekas yang dipergunakan untuk kepentingan pribadi. KREDIT MULTI FUNGSI (KMF) Kredit ringan tanpa agunan yang berguna untuk berbagai macam keperluan yang ditujukan untuk karyawan-karyawan yang bekerja di perusahaan. BANK GARANSI Jaminan dalam bentuk warkat atau surat yang diterbitkan oleh Bank, dimana Bank berjanji dan mengikatkan diri untuk membayar kepada penerima jaminan apabila dalam jangka waktu tertentu dan dengan syarat yang telah ditetapkan pihak yang dijamin tidak dapat memenuhi kewajiban (wan prestasi). TREASURY Berperan menjaga kondisi likuiditas Bank secara keseluruhan dan memastikan kecukupan likuiditas tetap terpenuhi untuk mendukung pertumbuhan usaha Bank serta mengelola risiko bunga terkait neraca Bank. Pendapatan dari Treasury adalah merupakan pendapatan fee based income yang dikontribusikan dari pendapatan Surat Berharga. JASA LAYANAN SAFE DEPOSIT BOX Merupakan jasa penyewaan kotak penyimpanan harta atau surat-surat berharga yang dirancang secara khusus. SDB Bank BHI merupakan Sahabat Anda dalam menjaga keamanan benda-benda berharga. ATM Merupakan fasilitas yang diberikan pada nasabah Bank untuk kemudahan bertransaksi dengan kartu ATM. Bank BHI bekerjasama dengan jaringan ATM ALTO yang menyediakan akses di seluruh Indonesia. AUTHORIZED MONEY CHANGER Fasilitas untuk perdagangan jual-beli mata uang asing / valas. KREDIT PEMILIKAN RUMAH (KPR) Merupakan kredit konsumtif jangka panjang yang dipergunakan untuk membiayai pembelian property residential baru atau bekas untuk dipergunakan sendiri. Adapun contoh pembiayaan adalah sbb : Pembelian rumah tinggal. Pembelian apartemen. Pembelian rumah susun. Dan pembiayaan sejenis lainnya Laporan Tahunan 26

30 Kilas Kinerja 2016 Laporan Manajemen Profil Perusahaan Analisis dan Pembahasan Manajemen Peta Wilayah Jaringan Kantor Pekanbaru Pontianak Jatabek Bandung Solo Surabaya Pada tahun 2016 Bank BHI terus mengoptimalkan kegiatan operasional di cabang dengan tetap berfokus pada wilayah yang menjadi pusat aktivitas bisnis dan perekonomian Indonesia. Keterangan 2016 Kantor Pusat 1 Kantor Cabang 9 Kantor Cabang Pembantu 7 Kantor Kas 2 Jumlah Kantor Cabang Laporan Tahunan 2016

31 Tata Kelola Perusahaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan Laporan Keuangan 8 Kota Besar di Indonesia 18 Kantor Cabang Adapun wilayah operasional Bank BHI meliputi : Wilayah Cabang Wilayah Cabang Jakarta 10 Surabaya 2 Tangerang 1 Solo 1 Bekasi 1 Pontianak 1 Bandung 1 Pekanbaru Laporan Tahunan 28

32 Kilas Kinerja 2016 Laporan Manajemen Profil Perusahaan Analisis dan Pembahasan Manajemen Profil Dewan Komisaris Berdiri dari Kiri ke Kanan: Novita Hakim, R. Soedaryatmo Yosowidagdo Duduk: Bernardus Dwibyantoro 29 Laporan Tahunan 2016

33 Tata Kelola Perusahaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan Laporan Keuangan Kelahiran Cimahi, 14 September Meniti karir dalam dunia perbankan lebih dari 20 tahun dengan menduduki berbagai jabatan strategis, sebagai Kepala Cabang Utama, Kepala Divisi dan Direksi di berbagai Bank Swasta Nasional. Sebelum bergabung dengan Bank BHI pada tahun 2013, menduduki jabatan sebagai Wakil Direktur Utama Bank Kesawan ( ). Selain berkecimpung pada dunia perbankan mempunyai pengalaman juga mengelola sektor industri penerbangan, property, perhotelan, maupun power plant. Menyelesaikan pendidikan formal dari Strata 2 Manajemen (Master of Business Administration) IPPM (1989). Telah mengikuti BSMR Executive Level pada April Bernardus Dwibyantoro Komisaris Utama Independen R. Soedaryatmo Yosowidagdo Komisaris Independen Kelahiran Solo, 29 Desember Menyelesaikan pendidikan formal dari Ekonomi Akuntansi Universitas Indonesia (1969). Awal meniti karir sebagai Staff Pembukuan PT All Indonesian Enterprises (Allient) ( ); Staff Pengawasan Intern Bank Ekspor Impor Indonesia ( ); PT Private Development Finance Company of Indonesia ( ); Instruktur Manajemen Accounting & Keuangan IMPM ( ); General Manager Finance & Accouting PT Nutricia Indonesia ( ); dengan bekal pengalaman sejak awal karir, mengantarkan menjadi Managing Director PT Deraya Air Service ( ); Business Development Director PT Mayatex ( ); Wakil Direktur Utama PT Bogor Ventura ( ); Presiden Direkur PT Indocitra Finance ( ) dan sejak tahun 2001 hingga sekarang menjabat sebagai Senior Consultant Keuangan & HRD. Bergabung dengan Bank BHI sejak tahun 2007 dan hingga sekarang menjabat sebagai Komisaris Independen. Telah mengikuti program BSMR level III. Kelahiran Jakarta, 9 Mei 1974 menyelesaikan pendidikan formal Strata I bidang Bussines Administration di University Southern California (1995) dan Strata II di bidang yang sama di Loyola Marymount University (1996). Mengawali karir sebagai Komisaris di PT Varia Interperkasa (VIP) (1997-sekarang); Komisaris PT Varia Intra Finance (VIP) (1997-Sekarang); Komisaris PT Putra Hakim Perkasa (HPP) ( ); Direktur Utama PT Redialindo Mandiri (RM) (1998-Sekarang), Komisaris PT Asean Motor Internasional (AMI) (2001-Sekarang); Komisaris Utama PT BPR Varia Centralarta ( ); dan Komisaris PT Asia Putra Perkasa (2008-Sekarang). Bergabung dengan Bank BHI sejak 21 September Telah mengikuti program BSMR level I. Novita Hakim Komisaris 2016 Laporan Tahunan 30

34 Kilas Kinerja 2016 Laporan Manajemen Profil Perusahaan Analisis dan Pembahasan Manajemen Profil Direksi Berdiri dari Kiri ke Kanan: Harry Abbas, David Fisher Kusnadi Duduk: Barlian Halim 31 Laporan Tahunan 2016

35 Tata Kelola Perusahaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan Laporan Keuangan Kelahiran Kota Agung, 21 November 1969, menyelesaikan strata I pendidikan formalnya di bidang Ekonomi Akutansi di Universitas Trisakti (1991). Mengawali karir perbankannya sebagai Audit Supervisor di Bank Harapan Sentosa ( ); sebagai Audit Head di Bank Central Asia ( ); sebagai Credit Division Head di Bank Mayora ( ): Branches and Head Office Control Head di Bank Danamon ( ); sebagai Accounting Payment and Control Head CREM di Bank Danamon ( ); sebagai Operation Risk Management Head SEMM (Pejabat Eksekutif) di Bank Danamon ( ). Bergabung dengan Bank BHI sebagai Direktur sejak 1 Desember 2015 dan saat ini dipercaya sebagai Plt. Direktur Utama Bank BHI. Telah mengikuti Sertifikasi Manajemen Risiko level IV tahun Barlian Halim Plt. Direktur Utama Kelahiran Jakarta, 25 Desember Setelah menyelesaikan pendidikannya pada sebuah akademi manajemen di Jakarta, Sdr. Harry Abbas antara tahun 1993 sampai 2016 bekerja pada beberapa Bank yang merupakan anak perusahaan (subsidiary) dari Bank kelas dunia (prime bank) diantaranya PT. Korea Exchange Bank Danamon ( ), PT. Bank IBJ Indonesia ( ), PT Bank Mizuho Indonesia ( ) dan PT Bank ICBC Indonesia ( ). Pada akhir 2016, Sdr Harry Abbas bergabung dengan Bank BHI sebagai Direktur Kepatuhan. Telah mengikuti Sertifikasi Manajemen Risiko Level IV Tahun Harry Abbas Direktur Kepatuhan Kelahiran Jakarta, 7 Desember Menyelesaikan pendidikan formalnya di bidang Ekonomi Akuntansi di Universitas Tarumanegara (1995); mengawali karirnya di PT Asuransi Wahana Tata (Aswata) di bagian Claim ( ); Pimpinan di PT Bank Central Asia Tbk KCP Pasar Baru Tangerang ( ); Pimpinan KCP Mangga Dua Jakarta di PT. Bank Putera Multikarsa ( ); Pimpinan KCP Muara Karang & RS Pantai Indah Kapuk Jakarta di PT Bank Danpac Tbk ( ); Pimpinan KPO di PT Bank Multicor Tbk di Jakarta ( ); Area Manager di PT Bank Windu Kentjana Internasional Tbk (China Construction Bank) di Jakarta ( ). Bergabung dengan Bank BHI sebagai Direktur Bisnis dan efektif setelah mendapat persetujuan dari Otoritas Jasa Keuangan bulan Januari Telah mengikuti Sertifikasi Manajemen Risiko Level IV Tahun David Fisher Kusnadi Direktur Bisnis 2016 Laporan Tahunan 32

36 Kilas Kinerja 2016 Laporan Manajemen Profil Perusahaan Analisis dan Pembahasan Manajemen Profil Manajemen Berdiri dari Kiri ke Kanan: Wan Maraden Sinaga, Hardi Rusyandi Sulaeman, Iwan Irawan Duduk dari Kiri ke Kanan: Mariawati Tjitradinata, Aryanto Halawa, Wie Min, Martina Loloate Julianti Ujung 33 Laporan Tahunan 2016

37 Tata Kelola Perusahaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan Laporan Keuangan Wan Maraden Sinaga Satuan Kerja Audit Intern (SKAI) Head Kelahiran Tanjung Balai, 03 April Menyelesaikan pendidikan formal S2 di Universitas Persada Indonesia YAI Jakarta (1996). Berpengalaman dengan meniti karir awal sebagai Finance Officer PT Santosa Asih Jaya (1989), Auditor & Tax Officer Kantor Akuntan Publik (KAP) Touche Rosse Darmawan & Rekan ( ), Internal Audit PT Bank Ina Perdana ( ), Planning & Control PT Bank Ina Perdana ( ), Kepala Satuan Kerja Audit Intern PT Bank Ina Perdana (1997), Kepala Remedial Banking PT Bank Ina Perdana ( ), Kepala Divisi Internal Audit PT Bank Ina Perdana (2002) Kepala Satuan Kerja Manajemen Risiko PT Bank Ina Perdana ( ), Senior Audit Kantor Akuntan Publik (KAP) Lodewijk Purba & Rekan (2004), Kepala Satuan Kerja Manajemen Risiko Bank BHI ( ), Komite Audit dan Komite Pemantau Risiko Bank BHI (2007-Juni 2008), Kepala Satuan Kerja Manajemen Risiko Bank BHI (Juli ), dan tahun 2015 sampai sekarang sebagai Kepala Divisi Satuan Kerja Audit Intern Bank BHI. Telah mengikuti Sertifikasi Manajemen Risiko Level III. Kelahiran Sidikalang, 3 Maret Menyelesaikan pendidikan formal S1 Universitas Methodist Indonesia Medan jurusan Sosial Ekonomi Pertanian (2003). Berpengalaman meniti karir awal sebagai Staff Finance di PT. ITC Multifinance (2003), Operation Cabang di PT. Bank Rakyat Indonesia (BRI) (2004). Kemudian melanjutkan karir di PT. Bank Danamon Indonesia, Tbk ( ) dengan berbagai posisi antara lain Cluster Operational Officer, BDI-Credit Reviewer Credit Approval Manager dan terakhir sebagai Senior Manager-Operational Risk Management. Bergabung dengan Bank BHI tahun 2016 sebagai Credit Division Head sampai sekarang. Telah mengikuti Sertifikasi Manajemen Resiko Level III. Martina Loloate Julianti Ujung Credit Division Head Kelahiran Jakarta, 27 November Menyelesaikan pendidikan formal S1 Universitas Jayabaya jurusan Manajemen (1989). Berpengalaman meniti karir awal sebagai staff Officer PT Golden Truly ( ), Ass. Head HRD PT Golden Trully Head Office ( ), Ass. Head HRD PT Bank Surya ( ), Head Department HRD PT Bank Supreme ( ), Head Department HRD PT Bank Metropolitan ( ), KKWT PT Bank Metropolitan-BPPN Centre ( ), Ass. Head HRD PT Ramayana Lestari Sentosa, Tbk ( ), Division Head HRD PT Bank Asiatic ( ), Department Head HRD PT Bank Akita ( ), Department Head HRD PT Bank Mayapada ( ). Bergabung dengan Bank BHI tahun 2011 sebagai HR Division Head sampai saat ini. Telah mengikuti Sertifikasi Manajemen Resiko Level I. Mariawati Tjitradinata HR Division Head 2016 Laporan Tahunan 34

38 Kilas Kinerja 2016 Laporan Manajemen Profil Perusahaan Analisis dan Pembahasan Manajemen Kelahiran Manggar, 6 April Menyelesaikan pendidikan formal S1 Akuntansi STIE YAI ( ). Bergabung dengan Bank BHI tahun 1996 sebagai Treasury Operation Staff tahun 2008 dipromosikan sebagai Treasury Department Head tahun 2012 dan hingga saat ini menjabat sebagai Treasury Division Head. Telah mengikuti Sertifikasi Manajemen Resiko Level III. Wie Min Treasury Division Head Kelahiran Nias, 11 Juli Menyelesaikan pendidikan formal Program S1 di salah satu Universitas Negri di Jakarta. Berpengalaman meniti karir awal sebagai Staff Pembukuan di PT Bank Central Dagang ( ) Bagian Accounting PT Bank Central Dagang-BBKU ( ). Bergabung dengan Bank BHI tahun 2000 sebagai Staff Management Information System, kemudian tahun 2012 dipromosi sebagai Operation Division Head dan sekarang sebegai Finance, Planning & Control Division Head. Telah mengikuti Sertifikasi Manajemen Resiko Level III. Aryanto Halawa Finance, Planning & Control Division Head Kelahiran Cianjur, 12 September Menyelesaikan pendidikan formal S1 STIE Perbanas Jakarta jurusan Manajemen Perbankan (1995). Berpengalaman meniti karir awal di Bank Dagang Nasional Indonesia (BDNI) dari tahun di berbagai posisi. Awal sebagai Staff Operasional dan terakhir sebagai Branch Operation Manager, Kepala Operasional PT Bank Victoria Kantor Pusat selama 2 tahun. Bergabung dengan Bank BHI tahun 2004 sebagai Sisdur Officer, dipromosikan tahun 2005 sebagai Kabag. Sisdur, Ass. Operational Division Head tahun 2012 dan tahun 2015 sampai sekarang sebagai Operation Division Head. Telah mengikuti Sertifikasi Manajemen Resiko Level II. Hardi Rusyandi Sulaeman Operation Division Head 35 Laporan Tahunan 2016

39 Tata Kelola Perusahaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan Laporan Keuangan Kelahiran Purworejo, 27 April Menyelesaikan pendidikan formal S1 Universitas Budi Luhur Jakarta ( ). Berpengalaman meniti karir awal sebagai staff Accounting & Financial Dept PT Bank Ganesha ( ), staff IT PT Bank Ganesha ( ), Section Head IT PT Bank Ganesha ( ), Dept Head IT PT Bank Ganesha ( ), Senior IT System Development PT Sorikmas Mining ( ), Business Application Senior Supervisor PT Nusa Halmahera Minerals ( ). Bergabung dengan Bank BHI tahun 2012 sebagai Kepala Biro IT dan sekarang sebagai IT Division Head. Telah mengikuti Sertifikasi Manajemen Resiko Level III. Iwan Irawan IT Division Head Kelahiran Jakarta, 13 Desember Menyelesaikan pendidikan formal S1 Universitas Kalpataru Jakarta jurusan Manajemen. Berpengalaman meniti karir awal sebagai Kepala Bagian Kredit PT Bank Pelita Jakarta ( ), Pimpinan Cabang Bank CIC ( ), Pimpinan Wilayah I Bank CIC dengan membawahi beberapa Cabang luar kota (Surabaya, Denpasar, Makasar, Solo, Yogyakarta) ( ), Pimpinan Wilayah I Bank Century dengan membawahi 14 Cabang di Jakarta ( ), Pimpinan Wilayah IV Bank Century dengan membawahi beberapa Cabang luar kota (Surabaya, Denpasar, Makasar, Solo, Yogyakarta) (Februari 2009-Juni 2009). Bergabung dengan Bank BHI tahun 2009 sebagai Marketing Division Head sampai Maret Telah mengikuti Sertifikasi Manajemen Resiko Level IV. Jony Mulyawan Marketing Division Head 2016 Laporan Tahunan 36

40 Kilas Kinerja 2016 Laporan Manajemen Profil Perusahaan Analisis dan Pembahasan Manajemen Profil Pimpinan Cabang Berdiri dari Kiri ke Kanan: Welly Salim, Rosalia Sri Redjeki, Meilia Kosasih, Djunaedi Alianto Duduk dari Kiri ke Kanan: Ferry Indrawan, Tiara Respati, Wati Tjandra, Lirani Tjendra, Irene Indaryani, Suharto 37 Laporan Tahunan 2016

41 Tata Kelola Perusahaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan Laporan Keuangan SUHARTO Kelahiran Tegal, 15 September Menyelesaikan pendidikan formal S1 Sosial & Politik Universitas Pasundan Bandung (1999). Berpengalaman meniti karir sebagai Account Officer Business Banking di Bank ICB Bumiputera ( ). Awal bergabung dengan Bank BHI sebagai Branch Marketing Unit Head Cabang KPO (2013), Commercial Funding & Lending Business (2014), Branch Manager (Non Jakarta-B) Pekanbaru & Commercial Funding & Lending Business KPO (2015). Saat ini dipercaya sebagai PJS Pimpinan Kantor Pusat Operasional. Telah mengikuti Sertifikasi Manjamen Risiko Level II. Cabang Kantor Pusat Operasional Cabang Tanah Abang FERRY INDRAWAN Kelahiran Serang, 5 Juni Menyelesaikan pendidikan formal S1 Ekonomi STIE Y.A.I Jakarta (2005). Berpengalaman meniti karir awal di Bank BCA dari tahun dengan berbagai posisi sebagai Teller Cabang Mangga 2 ( ), Kepala Seksi Cabang Mangga 2 ( ), Autorized Cabang Mangga Dua ( ), Kepala Bagian Operasional ( ), Pimpinan Cabang Kelas C Moh. Mansyur II ( ), Pimpinan Cabang Kelas A (KCP Jembatan Lima) , Pimpinan Cabang Kelas A (KCP Glodok Plaza) , Wakil Direktur CV. Multi Sport Indonesia ( ). Bergabung dengan Bank BHI tahun 2012 sebagai Kepala Bagian Marketing. Tahun 2013 sampai 2016 sebagai Pimpinan Cabang Pembantu LTC dan saat ini sebagai Pimpinan Cabang Tanah Abang. Telah mengikuti Sertifikasi Manajemen Resiko Level II. DJUNAEDI ALIANTO Kelahiran Jakarta, 15 Oktober Menyelesaikan pendidikan formal S1 Ekonomi di STIE SUPRA Jakarta (2005). Berpengalaman meniti karir di Bank Central Asia dengan berbagai posisi dan terakhir sebagai Wakil Pimpinan Cabang Pembantu ( ). Bergabung dengan Bank BHI pada 2014 sebagai Branch Manager di cabang LTC, kemudian pada tahun 2015 menjadi Branch Manager di Cabang Bekasi. Saat ini dipercaya sebagai Branch Manager di Cabang Tangerang. Telah mengikuti Sertifikasi Manajemen Risiko Level II. Cabang Tangerang Cabang Panglima Polim ROSALIA SRI REDJEKI Kelahiran Pekalongan, 15 Mei Menyelesaikan pendidikan formal dari Komputerisasi Akuntansi Universitas Bina Nusantara (1994). Berpengalaman meniti karir awal sebagai Deposit Processor Bank Umum Nasional Cabang Tanah Abang ( ), Officer Development Program (ODP) Bank Umum Nasional ( ), Account Officer Bank Umum Nasional Cabang Tanah Abang ( ), Account Officer Bank Central Dagang Cabang Tanah Abang ( ). Bergabung dengan Bank BHI tahun 1996 sebagai Pimpinan Cabang Tanah Abang. Dan dimutasikan sebagai Pimpinan Kantor Pusat Operasional tahun 2014 sampai Januari Saat ini sebagai pimpinan cabang Panglima Polim. Telah mengikuti Sertifikasi Manajemen Risiko Level II Laporan Tahunan 38

42 Kilas Kinerja 2016 Laporan Manajemen Profil Perusahaan Analisis dan Pembahasan Manajemen Cabang Kelapa Gading IRENE INDARYANI Kelahiran Kendal, 08 April Menyelesaikan pendidikan formal dari Akademi Sekretaris Santa Maria Marsudirini Semarang (1989). Berpengalaman meniti karir awal sebagai Sekretaris Marketing Bank Umum Nasional Semarang ( ), Head of Customer Service dan Produk Officer Junior Bank Aspac ( ), Account Officer dan Pimpinan Cabang Dutamas Fatmawati Bank Danpac ( ), Pimpinan Cabang Tomang Bank Century ( ), Pimpinan Cabang Puri Indah, Pimpinan Cabang Kuningan & Pimpinan Cabang Fatmawati Bank Mutiara ( ). Bergabung dengan Bank BHI tahun 2015 sebagai Pimpinan Capem Panglima Polim sampai Saat ini dipercaya sebagai Pimpinan Cabang Kelapa Gading. Telah mengikuti Sertifikasi Manajemen Risiko Level II. WATI TJANDRA Kelahiran Rangkas Bitung, 15 januari Menyelesaikan pendidikan formal SMAN I Rangkasbitung ( ). Berpengalaman meniti karir awal sebagai Teller BUN Cabang Tanah Abang ( ), Head Teller BUN Cabang Tanah Abang ( ). Bergabung dengan Bank BHI tahun sebagai Kepala Bagian Marketing Cabang Tanah Abang, Kepala Kantor Kas Cabang Tanah Abang ( ), Pimpinan Capem Jatinegara (2015 sampai Agustus 2016). Saat ini sebagai pimpinan cabang LTC. Telah mengikuti Sertifikasi Manajemen Risiko Level II. Cabang Lendeteves Trade Center (LTC) MEILIA KOSASIH Kelahiran Bagansiapi-siapi, 7 Mei Menyelesaikan pendidikan formal S1 Ekonomi Manajemen UKRIDA ( ). Berpengalaman meniti karir awal sebagai Staff Bagian Kredit Bank Prima Express Capem Kapuk ( ), Pimpinan Capem Tanah Abang Bank Prasidha ( ), Pimpinan Cabang Tanah Abang Bank Fama Internasional ( ). Bergabung dengan Bank BHI tahun 2012 sebagai Pimpinan Capem Muara Karang hingga saat ini. Telah mengikuti Sertifikasi Manajemen Risiko Level II. Cabang Muara Karang LIRANI TJENDRA Kelahiran Jakarta, 1 Februari Menyelesaikan pendidikan formal S1 Manajemen Keuangan & Perbankan STIE Tri Dharma Widya, Jakarta (1984). Berpengalaman meniti karir awal sebagai Head Teller PT Bank Danamon ( ), Kepala Kantor Kas Metro Atom Pasar Baru Bank Danamon ( ), Wakil Pimpinan Cabang Bank Perniagaan ( ), Account Officer Bank Mitra Niaga Capem Mangga Dua ( ), Relationship Manager Bank Hana Capem Mangga Dua ( ). Bergabung dengan Bank BHI tahun 2011 sebagai Pimpinan Capem Gajah Mada dan sekarang sebagai Pimpinan Cabang Jatinegara. Telah mengikuti Sertifikasi Manajemen Risiko Level II. Cabang Jatinegara 39 Laporan Tahunan 2016

43 Tata Kelola Perusahaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan Laporan Keuangan WELLY SALIM Kelahiran Jakarta, 4 Oktober Menyelesaikan pendidikan formal S1 Ekonomi STIE Trisakti Jakarta jurusan Manajemen Pemasaran (2008). Berpengalaman meniti karir sebagai Account Officer di Bank Jasa Jakarta ( ), kemudian Relationship Manager di Bank Nusantara Parahyangan ( ), SMB Team Leader di Bank Panin ( ), MGR-Senior Buss Dev MGR di Bank Ekonomi ( ), Branch Manager di Bank KEB Hana Indonesia ( ). Dengan pengalaman yang dimiliki sebelumnya, sejak November 2016 hingga saat ini dipercaya sebagai Branch Manager Bank BHI. Telah mengikuti Sertifikasi Manajemen Risiko Level I. Cabang Jembatan Lima TIARA RESPATI Kelahiran Jakarta, 19 Agustus Menyelesaikan pendidikan formal dari Fakultas Hukum Universitas Trisakti ( ). Berpengalaman meniti karir sebagai Service Assistant dan Marketing Bank Tiara ( ); AO Bank Danpac ( ); Branch Manager Bank Century Panglima Polim ( ); Mortage Loan Departement Head Bank Mutiara ( ). Bergabung dengan Bank BHI tahun 2012 sebagai Pimpinan Capem Panglima Polim dan sekarang sebagai Pimpinan Capem Bekasi. Telah mengikuti Sertifikasi Manajemen Risiko Level II. Cabang Bekasi Cabang Bandung YANA MULYANA MUKSID Kelahiran Bandung, 26 July Menyelesaikan pendidikan formal S1 Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Bandung Jurusan Akuntansi (1998). Berpengalaman meniti karir awal sebagai Dealer Foreign Exchange PT Mutiara Graha Binaartha ( ), Chief Dealer Foreign Exchange PT Lautan Pacific Multiartha ( ), Senior Wealth Management Sales Officer PT Prima Financial Sarana ( ), Sales Officer SME Bank Danamon ( ), Account Officer Business Banking ICB Bumiputera ( ), Team Leader Commercial & SME Bank Mega ( ), Sub Branch Manager Bank Mega Cabang Rajawali Bandung ( ), Branch SME Manager Bank Mega Cabang Ujung Berung Bandung ( ), SME Business Manager Bank Mega Cabang Soekarna Hatta Bandung ( ), SME Business Manager Bank Mega Cabang Rajawali Bandung (2015). Bergabung dengan Bank BHI tahun 2015 sebagai Pimpinan Cabang Bandung sampai sekarang. Telah mengikuti Sertifikasi Manajemen Risiko Level II. RONNY SUTIONO GUNAWAN Kelahiran Mojokerto, 6 Januari Menyelesaikan pendidikan formal S1 Ekonomi di Universitas Merdeka Malang (1989). Berpengalaman meniti karir sebagai Relationship Officer General Account di Bank Internasional Indonesia ( ), Consumer Banking Manager di Bank OCBC NISP ( ), Pimpinan Cabang Pembantu di Bank Mega ( ), Financial Manager di Maybank Indonesia ( ). Bergabung dengan BHI pada November 2016 sebagai Branch Manager Cabang Surabaya Rajawali hingga saat ini. Telah mengikuti Sertifikasi Manajemen Risiko Level III. Cabang Surabaya Rajawali 2016 Laporan Tahunan 40

44 Kilas Kinerja 2016 Laporan Manajemen Profil Perusahaan Analisis dan Pembahasan Manajemen Cabang Surabaya Bratang SOENANDAR Kelahiran Sidoarjo, 24 Januari Menyelesaikan pendidikan formal Fakultas Ekonomi Universitas Putra Bangsa (1997). Berpengalaman meniti karir awal sebagai Account Officer Bank Central Dagang Capem Pasar Atom Surabaya ( ), Account Officer Bank Tamara Capem Kedungdoro Surabaya ( ), Team Leader Account Officer Bank Tata Surabaya ( ), Marketing & Purchasing Export Division PT Dharmabusana Eloksinggasana ( ), Kepala Bagian Marketing Bank Bisnis Internasional Surabaya ( ) dan terakhir sebagai Pimpinan Cabang Pembantu Bank Kesawan Cabang Ngatel Surabaya ( ). Bergabung dengan Bank BHI tahun 2006 sebagai Pimpinan Cabang Surabaya-Bratang hingga saat ini. Telah mengikuti Sertifikasi Manajemen Risiko Level II. ANTON PRAMONO CAHYONO Kelahiran Magelang, 19 April Menyelesaikan pendidikan formal S1 Universitas Surabaya jurusan Teknik Informatika. Berpengalaman meniti karir awal sebagai MDP Bank Sinar Mas Cabang Solo ( ), Account Officer Bank Sinar Mas Cabang Jember ( ), Account Officer Bank Sinar Mas Cabang Solo ( ), Sub Branch Manager Bank Sinar Mas Cabang Solo Baru ( ), Branch Manager Bank Sinar Mas Cabang Bengkulu ( ), Sub Branch Manager Bank Bumi Arta KCP Urip S. Solo ( ). Bergabung dengan Bank BHI tahun 2015 sebagai Pimpinan Cabang Solo sampai sekarang. Telah mengikuti Sertifikasi Manajemen Risiko Level II. Cabang Solo WANTI Kelahiran Pontianak, 7 Oktober Menyelesaikan pendidikan formal S1 Manajemen di STIE Widya Dharma Pontianak (2002). Berpengalaman meniti karir sebagai Customer Service di Bank Permata ( ), kemudian Staff Pemasaran di Bank Mega ( ), Account Officer di Bank Mayapada ( ). Bergabung dengan BHI pada tahun 2013 sebagai Branch Manager Unit Head Cabang Pontianak. Saat ini dipercaya sebagai PJS Pimpinan Cabang Pontianak. Telah mengikuti Sertifikasi Manajemen Risiko Level I. Cabang Pontianak NENNY WIANA Kelahiran Padang, 6 Januari Menyelesaikan pendidikan formal S1 Teknik di Universitas Islam Bandung (2001). Berpengalaman meniti karir sebagai Data Entry & Validasi Kartu di Telkomsel ( ), kemudian Sales Manager di Megalife ( ). Berpengalaman meniti karir di perbankan sebagai Retail Banking Officer di Bank Danamon ( ), Personal Banking Officer di Bank BTPN Sinaya ( ), Branch Manager di Bank Danamon ( ). Bergabung dengan Bank BHI pada September 2016 sebagai Branch Manager cabang Pekanbaru sampai Maret Telah mengikuti Sertifikasi Manajemen Risiko Level I. Cabang Pekanbaru 41 Laporan Tahunan 2016

45 Tata Kelola Perusahaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan Laporan Keuangan Profil Karyawan Komposisi Jumlah Karyawan Tetap Berdasarkan Level Organisasi Jenjang Kepangkatan % Komisaris % Komite Audit % Komite Pemantau Risiko % Direksi % Pejabat Eksekutif % Manager % Supervisor % Staff % Total % Komisaris Komite Audit Komite Pemantau Risiko Direksi Pejabat Eksekutif Manager Supervisor Staff 72.67% 0.32% 0.96% 7.07% 0.64% 0.32% 13.50% 4.50% Komposisi Jumlah Karyawan Tetap Berdasarkan Usia Usia % < 25 Tahun % Tahun % Tahun % Tahun % > 50 Tahun % Total % < 25 Tahun Tahun Tahun Tahun > 50 Tahun 33.44% 7.07% 9.65% 31.51% 18.33% Komposisi Jumlah Karyawan Tetap Berdasarkan Level Pendidikan Jenjang Pendidikan % Pascasarjana % Sarjana % Diploma % Non Diploma % Total % Pascasarjana Sarjana Diploma Non Diploma 14.15% 23.47% 2.89% 59.49% Komposisi Jumlah Karyawan Berdasarkan Status Kepegawaian Jumlah Karyawan % Pegawai Tetap % Kontrak % Total Tidak Termasuk Outsource % Outsource % Total Termasuk Outsource % Pegawai Tetap Kontrak Outsource 0.49% 23.77% 75.74% PENGEMBANGAN KARYAWAN Pengembangan kompetensi pegawai baik hard skill maupun soft skill menjadi salah satu program penting Bank BHI, meliputi: Melengkapi diri dengan mekanisme, sistem dan kebijakan yang diharapkan dapat mendukung aktifitas operasional pengelolaan SDM agar dapat menghasilkan kinerja yang sesuai dan bahkan melebihi ekspektasi yang diharapkan. Memperbaiki sistem kerja di setiap unit kerja dengan cara mengubah pola pikir atau mindset karyawan yang biasanya bekerja sendiri-sendiri (individualis) menjadi bekerja dalam satu tim. Mengoptimalkan fungsi setiap karyawan dengan menghimbau untuk selalu pro aktif dalam setiap permasalahan yang ada di setiap unit kerjanya masing-masing sehingga tingkat kesalahan yang ada dapat diminimalisir. Memberikan pelatihan / training Etos Kerja kepada setiap pejabat bank dengan tujuan agar pejabat bank tersebut dapat menjadi motor penggerak di setiap unit kerjanya masing-masing. Memberikan pelatihan / training kepada setiap karyawan dengan pelatihan Sertifikasi Profesi sesuai dengan posisi kerja masing-masing yang bertujuan agar setiap karyawan dapat memahami tugas dan tanggung jawab pekerjaan masingmasing guna meminimalkan risiko yang akan terjadi Laporan Tahunan 42

46 Opr. Help Desk & Center Kilas Kinerja 2016 Laporan Manajemen Profil Perusahaan Analisis dan Pembahasan Manajemen Struktur Organisasi Perusahaan - AUDIT COMMITTEE - RISK OVERSIGHT MONITORING COMMITTEE - REMUNERATION & NOMINATION COMMITTEE BOA INTERNAL AUDIT PR BUSINESS DIRECTOR OPER TREASURY DIVISON MARKETING DIVISON CREDIT DIVISON OPERATIONS DIVIS Remedial & Asset Recovery Dealing Room Commercial Funding & Lending Business Credit Risk & Review Central Proces Risk Management Treasury Operation Retail Funding & Lending Business Legal & Credit Admin Support * Clearing Settlem (BI, RTGS, SKN) Corporate Legal Product Dev. Promotion & SQ Credit Quality Control & Monitoring * Back Office (Sun Loan Admin Ce Appraisal Cash & ATM Ce 43 Laporan Tahunan 2016

47 Tata Kelola Perusahaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan Laporan Keuangan RD OF COMMISIONER ESIDENT DIRECTOR ATION & CREDIT RISK DIRECTOR COMPLIANCE DIRECTOR - ASSET & LIABILITY COMMITTEE - CREDIT POLICY COMMITTEE - LOAN COMMITTEE - RISK MANAGEMENT COMMITTEE - STRATEGY PLANNING & BUDGETING COMMITTEE - HUMAN RESOURCES COMMITTEE - INFORMATION TECHNOLOGY STEERING COMMITTEE Corporate Secretary ION FINANCE, PLANNING & CONTROL DIVISION INFORMATION TECHNOLOGY DIVISION HUMAN RESOURCES DIVISION sing Accounting & Tax Software Development Recruitment & Selection Compliance ent Reporting Center H/W & Network Comm. Training & Development dries) nter * Central Bank Reporting * OJK/Bapepam Reporting IT Operation & Help Desk Payroll & HR Admin. nter Banking Operation Control Application Maintenance General Affairs * CBS Liason Officer Call System & Procedures BRANCHES SUB BRANCHES 2016 Laporan Tahunan 44

48 Kilas Kinerja 2016 Laporan Manajemen Profil Perusahaan Analisis dan Pembahasan Manajemen Komposisi Pemegang Saham Komposisi Pemegang Saham per 31 Desember 2016 KETERANGAN SAHAM (LEMBAR) PERCENTASE (%) PT Hakimputra Perkasa ,66% Kwee Sinto ,42% Masyarakat (di bawah 5%) ,92% TOTAL ,00% Pemegang Saham Yang Memiliki 5% atau Lebih Lembar Saham KETERANGAN SAHAM (LEMBAR) PERCENTASE (%) PT Hakimputra Perkasa ,66% Kwee Sinto ,42% Pemegang saham mayoritas Bank BHI saat ini adalah PT Hakim Putra Perkasa (HPP) yang merupakan Holding Company dari beberapa perusahaan yang bergerak di bidang financial. Selain menjadi pemegang saham di Bank BHI, perusahaan ini juga menjadi pemegang saham di BPR Varia Centra Artha dan BPR Cahaya Wira Putra. Susunan kepemilikan saham di PT Hakim Putra Perkasa adalah sebagai berikut: PEMEGANG SAHAM SAHAM (LEMBAR) KEPEMILIKAN Rachman Hakim 118,300, % Jefry Hakim 47,320, % Then Theresia Florean 23,660, % Novita Hakim 23,660, % Leny Hakim 23,660, % Kepemilikan Saham Oleh Komisaris dan Direktur KETERANGAN JABATAN KEPEMILIKAN SAHAM PERCENTASE (%) Bernardus Dwibyantoro Komisaris Utama Independen % Novita Hakim Komisaris % Robertus Soedaryatmo Y. Komisaris Independen % Direktur Barlian Halim % Direktur Harry Abbas % Direktur David Fisher Kusnadi % Daftar Entitas Anak dan/atau Entitas Asosiasi Sampai dengan 31 Desember 2016, Bank tidak memiliki entitas anak maupun entitas asosiasi. 45 Laporan Tahunan 2016

49 Tata Kelola Perusahaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan Laporan Keuangan Struktur Group Perusahaan PT. Hakim Putra Perkasa merupakan pemegang saham pengendali dari Bank BHI dengan kepemilikan saham sebesar 72.66%. Selain Bank BHI, PT Hakim Putra Perkasa memiliki 2 anak perusahaan lain, yaitu: 1. BPR Varia Central Artha 2. BPR Cahaya Wira Putra PT. Hakim Putra Perkasa merupakan perusahaan investasi yang bergerak dalam penyertaan usaha pada anak perusahaan. Di bawah ini merupakan struktur group perusahaan: Rachman Hakim 50.00% Jefry Hakim 20.00% Then Theresia Florean Novita Hakim Leny Hakim 10.00% 10.00% 10.00% 73.00% BPR Varia Central Artha 21.92% Masyarakat 5.42% Kwee Sinto PT. Hakim Putra Perkasa 72.66% 98.00% BPR Cahaya Wira Putra PT Bank Harda Internasional Tbk 2016 Laporan Tahunan 46

50 Kilas Kinerja 2016 Laporan Manajemen Profil Perusahaan Analisis dan Pembahasan Manajemen Lembaga dan Profesi Penunjang Pasar Modal pada Saat IPO Tahun 2015 PENJAMIN PELAKSANAAN EFEK PT. LAUTANDHANA SECURINDO Wisma Keiai 15 th Floor Jl. Jend. Sudriman Kav 3 Karet Tengsin, Tanah Abang Jakarta Pusat Telp. (021) KANTOR AKUNTAN PUBLIK KAP Gani Sigiro & Handayani 15 th Floor International Financial Centre Jl. Jendr. Sudirman Kav Jakarta Selatan, Telp. (021) KONSULTAN HUKUM WECOLAW Jl. Blora No. 31 Menteng, Jakarta Pusat (021) BIRO ADMINISTRASI EFEK PT DATINDO ENTRYCOM Wisma Sudirman Annex Jl. Jend. Sudirman Kav 34, Karet Tengsin Tanah Abang, Jakarta Telp. (021) Faks. (021) Website: 47 Laporan Tahunan 2016

51 Tata Kelola Perusahaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan Laporan Keuangan Kronologis Pencatatan Saham TAHAP PERSIAPAN Rencana Go Public Perseroan bermula dari tahun 2014 dan sejak tahun tersebut mulai melakukan seleksi untuk pemilihan lembaga dan profesi penunjang, termasuk melakukan perubahan Anggaran Dasar. Adapun kronologi secara singkat adalah sebagai berikut: 1. Pemecahan nilai saham (stock spilt) dari Rp ,- per lembar saham menjadi Rp 100,- per lembar saham. 2. Peningkatan modal disetor dan ditempatkan dari Rp ,- (seratus empat puluh enam Miliar rupiah) menjadi Rp ,- (dua ratus delapan puluh lima Miliar rupiah). 3. Peningkatan modal dasar dari Rp ,- (dua ratus Miliar) menjadi Rp ,- (satu triliun). 4. Perubahan Anggaran Dasar yang meliputi perubahan status Perseroan dari tertutup menjadi terbuka serta persetujuan pengeluaran saham yang akan dijual kepada publik sebanyak Rp ,- (delapan ratus juta) lembar saham. TAHAP PELAKSANAAN Adapun tahap pelaksanaan yang dilakukan adalah sebagai berikut: 1. Mini Expose berlangsung pada tanggal 20 April 2015 berlangsung di Bursa Efek Indonesia (BEI). 2. Due Diligence Meeting & Public Expose berlangsung pada tanggal 13 Juli 2015 di Ballroom ASEAN Tower Lantai 9, Pasar Baru - Jakarta Pusat. 3. Penawaran Saham; Pernyataan efektif oleh Pengawas Pasar Modal Otoritas Jasa Keuangan diperoleh tanggal 31 Juli Sedangkan masa penawaran umum berlangsung pada tanggal 4 Agustus 2015 hingga 6 Agustus Penjatahan; Dalam penawaran penjatahan pasti (fixed allotment) dibatasi sampai dengan jumlah sebesar 98% dari jumlah saham yang ditawarkan dan sisanya sebanyak-banyaknya 2% akan dilakukan penjatahan terpusat (pooling). 5. Pencatatan di BEI; Pencatatan efektif saham Bank BHI dengan kode saham BBHI di BEI dilaksanakan pada tanggal 12 Agustus Dengan melakukan penawaran saham kepada masyarakat sebanyak Rp ,- (delapan ratus juta) saham dengan total nilai nominal sebesar Rp ,- (delapan puluh Miliar) atau sebesar 21,92% dari modal yang telah disetor penuh setelah IPO, maka modal disetor Perseroan setelah IPO adalah sebesar Rp ,- (tiga ratus enam puluh lima Miliar rupiah). Dana yang diperoleh dari hasil penawaran umum ini adalah Rp 120,- per lembar saham dari nilai nominal Rp 100,- per lembar saham adalah sebesar Rp ,- (seratus Miliar rupiah) Laporan Tahunan 48

52 Kilas Kinerja 2016 Laporan Manajemen Profil Perusahaan Analisis dan Pembahasan Manajemen Nama dan Alamat Kantor KANTOR PUSAT Asean Tower Lantai 2-3 Jl. KH Samanhudi No. 10 Jakarta Telp. (021) Fax. (021) , WILAYAH JATABEK KANTOR CABANG KANTOR CABANG PEMBANTU KANTOR PUSAT OPERASIONAL ASEAN TOWER Lantai 1 Jl. KH Samanhudi No. 10 Jakarta Telp. (021) Fax. (021) TANAH ABANG Jl. Fachrudin 36 Blok A No Tanah Abang Jakarta Pusat Telp. (021) Fax. (021) , TANGERANG Plaza Merdeka Mas Jl. Merdeka Blok C 1-2 Cimone Tangerang Telp. (021) Fax. (021) PANGLIMA POLIM Grand Panglima Polim Raya Jl. Panglima Polim Raya Kav. 19 Jakarta Selatan Telp. (021) , Fax. (021) KELAPA GADING Jl. Boulevard Barat Raya, Blok C No. 30 Komp. Ruko Inkopal Jakarta Utara Telp (021) Fax. (021) LINDETEVES TRADE CENTER Lantai GF Blok RA1/68 dan Blok C30/8 Jl. Hayam Wuruk No.127 Jakarta Barat Telp. (021) , Fax. (021) JEMBATAN LIMA Jl. KH. Moch. Mansyur No. 120-D Jembatan Lima Jakarta Barat Telp. (021) Fax. (021) MUARA KARANG Jl. Pluit Karang Raya No. 26 Blom CC 5 Selatan Kav. 44 Jakarta Utara Telp. (021) Fax. (021) JATINEGARA Jl. Otista Raya No 40-A Jatinegara Jakarta Timur Telp. (021) Fax. (021) BEKASI Ruko Pusat Megah Jl. Cut Mutia Blok A No. 4 Bekasi Timur Telp. (021) Fax. (021) KANTOR KAS TANAH ABANG Pasar Tanah Abang Blok B Lantai 5 Unit Kantor 1 Jl. Fachrudin Jakarta Pusat Telp. (021) Fax. (021) TAMAN PALEM Sekolah Pelita Kasih Komp. Taman Palem Lestari Blok E9/1 Cengkareng, Jakarta Barat Telp. (021) Fax. (021) Laporan Tahunan 2016

53 Tata Kelola Perusahaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan Laporan Keuangan WILAYAH LUAR JATABEK KANTOR CABANG SURABAYA BRATANG Kompleks Ruko RMI Jl. Bratang Binangun Blok J/3 Surabaya Telp. (031) Fax. (031) BANDUNG Capitol Plaza Jl. Jend Sudirman No. 91-C Bandung Telp. (022) Fax. (022) PONTIANAK Jl. Imam Bonjol No. 567 Pontianak Telp. (0561) Fax. (0561) SURABAYA RAJAWALI Jl. Rajawali No. 49-M Surabaya Utara Telp. (031) Fax. (031) SOLO Jl. Gatot Subroto No. 190 A-B Solo Telp. (0271) Fax. (0271) PEKANBARU Jl. Jend Sudirman No. 68 E-F Pekan Baru Telp. (0761) Fax. (0761) Laporan Tahunan 50

54 Kilas Kinerja 2016 Laporan Manajemen Profil Perusahaan Analisis dan Pembahasan Manajemen Analisis & Pembahasan Manajemen Senantiasa Menjadi Sahabat Bisnis Terpercaya Bank BHI memiliki jaringan yang berfokus di Jatabek, Bandung, Solo, Pontianak, Pekanbaru, dll yang merupakan pusat aktivitas bisnis dan ekonomi Indonesia 51 Laporan Tahunan 2016

55 Tata Kelola Perusahaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan Laporan Keuangan Tinjauan Ekonomi PEREKONOMIAN DUNIA Situasi perekonomian global pada tahun 2016 dipenuhi oleh ketidakpastian. Bukan hanya negara-negara berkembang saja yang merasakan dampak perlambatan ekonomi, namun juga negara-negara maju yang notabene memiliki pondasi makroekonomi domestik yang relatif kuat. Ekonomi global diproyeksikan tumbuh sedikit lebih cepat menjadi 2,7% pada tahun 2017 pasca pertumbuhan yang rendah tahun lalu dengan berkurangnya hambatan di pasar yang sedang tumbuh dan negara-negara berkembang pengekspor komoditas, sementara permintaan domestik tetap kuat di negaranegara pengimpor komoditas. Pertumbuhan ekonomi negara-negara maju diproyeksikan naik menjadi 1,8% pada tahun 2017, menurut laporan Bank Dunia dengan judul Global Economic Prospects yang dikeluarkan pada bulan Januari Stimulus fiskal di negara-negara ekonomi besar - khususnya Amerika Serikat - bisa menghasilkan pertumbuhan domestik dan global yang lebih cepat dari perkiraan, meskipun naiknya proteksi perdagangan bisa membawa tantangan. Pertumbuhan ekonomi di pasar dan negara berkembang secara keseluruhan bisa naik menjadi 4,2% tahun ini dari 3,4% di tahun yang baru berakhir di tengah harga komoditas yang naik secara perlahan. Namun, proyeksi ke depan masih diliputi ketidakpastian mengenai arah kebijakan di negara-negara ekonomi besar. Masa ketidakpastian yang berkepanjangan bisa memperlama pertumbuhan investasi yang lambat yang saat ini menghambat negara-negara berpenghasilan rendah, menengah, dan tinggi. Pasar yang sedang tumbuh serta negara berkembang pengekspor komoditas diproyeksikan berkembang menjadi 2,1% pada tahun 2017 setelah pertumbuhan 0,3% yang sangat rendah pada tahun 2016, seiring pulihnya harga komoditas dan berlanjutnya pertumbuhan Rusia dan Brasil setelah resesi. Sebaliknya, negara berkembang pengimpor komoditas diharapkan tumbuh 5,6% tahun ini, sedikit di bawah estimasi pertumbuhan tahun 2016 sebesar 5,7%. Tiongkok diproyeksikan akan melanjutkan perlambatan pertumbuhan ke tingkat 6,5%. Namun prospek keseluruhan bagi pasar yang tumbuh dan negara berkembang mendapat tantangan dari perdagangan internasional yang melemah, investasi yang turun, serta kurangnya pertumbuhan produktivitas. Diantara ekonomi maju, pertumbuhan di Amerika Serikat diproyeksikan naik menjadi 2,2%. Seiring naiknya pertumbuhan manufaktur dan investasi setelah lemah di tahun PEREKONOMIAN INDONESIA Ekonomi Indonesia tahun 2016 tumbuh sebesar 5.02% atau lebih tinggi dibandingkan dengan pencapaian pada tahun 2015 yang sebesar 4.88%. Dari sisi produksi, pertumbuhan tertinggi dicapai oleh Lapangan Usaha Jasa Keuangan dan Asuransi sebesar 8.90%. Dari sisi pengeluaran pertumbuhan tertinggi dicapai oleh Komponen Pengeluaran Konsumsi Lembaga Non-Profit yang melayani Rumah Tangga sebesar 6.62%. Grafik Pertumbuhan dan Distribusi Beberapa Lapangan Usaha Tahun 2016 (persen) PDB Menurut Lapangan Usaha (Produksi) 10.00% 8.00% 6.00% 4.00% 2.00% 0.00% 8.90% 8.87% Jasa Keuangan & Asuransi 7.80% 4.20% 3.62% 1.70% Pertumbuhan Infokom Jasa Lainnya Sumber: Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Tahun 2016, Badan Pusat Statistik (BPS) Pertumbuhan terjadi pada seluruh lapangan usaha. Jasa Keuangan dan Asuransi mencapai pertumbuhan tertinggi sebesar 8.90%, diikuti oleh Informasi dan Komunikasi sebesar 8.87% dan Jasa Lainnya sebesar 7.80%. Dari sisi pengeluaran, pertumbuhan terbesar adalah Pengeluaran Konsumsi Lembaga Non-Profit yang Melayani Rumah Tangga (PK-LNPRT) sebesar 6.62%, disusul oleh Komponen Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga (PK-RT) sebesar 5.01% dan Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMBT) sebesar 4.48%. Grafik Pertumbuhan dan Distribusi Beberapa Komponen Tahun 2016 (persen) PDB Menurut Lapangan Usaha 60.00% 50.00% 40.00% 30.00% 20.00% 10.00% 0.00% 6.62% 1.16% 56.50% Distribusi 5.01% 4.48% PK-LNPRT PK-RT PMTB Pertumbuhan Distribusi 32.57% Sumber: Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Tahun 2016, Badan Pusat Statistik (BPS) Struktur ekonomi Indonesia Tahun 2016 didominasi oleh kelompok provinsi di Pulau Jawa dan Pulau Sumatera. Kelompok provinsi di Pulau Jawa 2016 Laporan Tahunan 52

56 Kilas Kinerja 2016 Laporan Manajemen Profil Perusahaan Analisis dan Pembahasan Manajemen memberikan kontribusi terbesar terhadap PDB, yakni sebesar 58.49%, diikuti oleh Pulau Sumatera sebesar 22.03%, dan Pulau Kalimantan 7.85%. Grafik Peranan Pulau dalam Pembentukan Nasional Tahun 2016 (persen) PDB Nasional Berdasarkan Pulau 58.49% Sumatera Sulawesi Kalimantan 7.85% 2.46% 22.03% 3.13% 6.04% Bali & Nusa Tenggara Jawa Maluku dan Papua PDB Sumber: Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Tahun 2016, Badan Pusat Statistik (BPS) Bank Indonesia menyatakan, pada tahun 2017 mendatang kondisi perekonomian Indonesia masih cenderung kondusif yakni pada kisaran 5% hingga 5.4% walaupun masih dibayangi oleh ketidakpastian kebijakan global. Meningkatnya ketidakpastian kebijakan global, khususnya terkait perjanjian perdagangan dan kebijakan normalisasi suku bunga di AS, berkontribusi terhadap gejolak pasar keuangan di kuartal empat Gejolak di pasar saham maupun pasar obligasi melonjak sampai dengan pemilihan presiden AS di bulan November. Risiko pertumbuhan Indonesia pada tahun 2017 meliputi: ketidakpastian kebijakan dan gejolak keuangan yang berlanjut, perdagangan global yang lesu dan pertumbuhan yang melemah di negara-negara maju, serta perlambatan perekonomian Tiongkok yang terus berlanjut. Pasar keuangan dalam negeri yang kuat dan Rupiah yang relatif stabil memberi jalan untuk menghadapi munculnya gejolak setelah berlangsungnya pemilihan presiden AS di tanggal 8 November. Keuntungan aset keuangan Indonesia menurun di Triwulan ke empat. Siklus pelonggaran kebijakan moneter BI juga dihentikan di Triwulan ke empat. Menyusul adanya enam pemotongan dalam kebijakan tarif acuan, BI mempertahankan tingkat suku bunga yang stabil sebesar 4.75% di Triwulan ke empat BI menyatakan bahwa kebijakan moneter yang sudah akomodatif dan prospek normalisasi suku bunga AS yang lebih cepat dari yang pada awalnya diharapkan adalah sebagai alasan utama di balik keputusan untuk mempertahankan tingkat suku bunga yang konstan. Pengaturan kebijakan moneter yang akomodatif belum diterjemahkan secara efektif terhadap tingkat suku bunga pinjaman dan deposito, yang hanya menurun sedikit. Bank Indonesia mengantisipasi pemulihan dalam perlambatan pertumbuhan kredit tidak terwujud di Triwulan ke empat, meskipun telah terjadi peningkatan kecil dalam pertumbuhan di bulan November. Lemahnya pertumbuhan kredit hanya sebagian dijelaskan oleh tren peningkatan kredit bermasalah, yang hanya naik sebesar 7.87% (yoy). INDUSTRI PERBANKAN Di tengah mulai membaiknya kondisi perekonomian Indonesia namun pemulihan ekonomi global masih lemah. Dampak dari pergerakan kinerja pertumbuhan ekonomi global mulai dirasakan langsung oleh para pelaku usaha. Pada tahun 2016, industri perbankan nasional tetap tumbuh meskipun cenderung melambat dibandingkan dengan periode sebelumnya. Kondisi ekonomi global dan makro nasional yang penuh tantangan ikut mempengaruhi kinerja industri perbankan nasional. Namun demikian, ketahanan industri perbankan tetap kuat dengan risiko kredit, likuiditas dan pasar yang tetap terjaga, serta ditopang oleh rasio kecukupan modal yang memadai. Pertumbuhan kredit Bank Umum sepanjang tahun 2016 tercatat hanya sebesar 7.87% (yoy) lebih rendah jika dibandingkan tahun 2015 yang sebesar 10.45%. Peningkatan risiko kredit pada beberapa segmen usaha mengharuskan Bank untuk lebih selektif dalam menyalurkan kredit baru. Sementara itu, pertumbuhan Dana Pihak Ketiga (DPK) sebesar 9.60% atau lebih tinggi jika dibandingkan pada periode sebelumnya yang sebesar 7.27%. Rasio LDR Bank Umum mengalami penurunan sebesar 1.41% menjadi sebesar 90.70% di tahun Grafik Perkembangan Kredit & DPK Bank Umum (dalam triliun rupiah) Kredit & DPK Bank Umum 7,000 6,000 5,000 4,000 3,000 2,000 1,000-4,413 4,469 4,575 4,605 4,058 4,000 4,168 4,212 4,377 4,837 TW IV TW I TW II TW III TW IV % 5.00% 4.00% 3.00% 2.00% 1.00% 0.00% -1.00% -2.00% Kredit DPK % Kredit % DPK Sumber: Statistik Perbankan Indonesia 2016, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Sedangkan untuk Bank BUKU I, pertumbuhan Kredit sepanjang tahun 2016 tercatat sebesar % (yoy) atau sedikit membaik jika dibandingkan tahun 2015 yang sebesar %. Berdasarkan data, penurunan ini disebabkan oleh karena adanya beberapa Bank BUKU I yang sampai pada Desember 2016 sudah mencatatkan 53 Laporan Tahunan 2016

57 Tata Kelola Perusahaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan Laporan Keuangan dirinya sebagai Bank BUKU II. Selain itu, efek kredit bermasalah yang merupakan imbas dari periode lalu sepertlnya masih sangat dirasakan. Pertumbuhan bisnis dengan menerapkan prinsip kehatl-hatian (prudent) membuat pertumbuhan kredit Bank BUKU I sedikit melambat bahkan kecenderungan menurun. Sementara itu, pertumbuhan Dana Pihak Ketiga (DPK) sebesar % atau sedikit membaik jika dibandingkan pada periode sebelumnya yang sebesar %. Rasio LDR Bank BUKU I mengalami peningkatan sebesar 8.19% menjadi sebesar 94.23% di tahun Hal ini disebabkan oleh karena pertumbuhan Kredit Bank BUKU I lebih besar dibandingkan pertumbuhan DPK. Grafik Perkembangan Kredit & DPK Bank BUKU I (dalam triliun rupiah) Kredit & DPK Bank BUKU I TW IV TW I TW II TW III TW IV Sumber: Statistik Perbankan Indonesia 2016, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Dampak kebijakan yang dikeluarkan OJK terkait restrukturisasi kredit yang ditujukan untuk menahan laju penurunan kualitas kredit sepertinya memberikan dampak perbaikan bagi industri perbankan untuk membendung kenaikan kredit bermasalah. Grafik Perkembangan NPL Bank Umum dan Bank BUKU I (persen) Sumber: Statistik Perbankan Indonesia 2016, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Rasio kredit bermasalah (NPL) mengalami sedikit penurunan, tercatat hingga Desember 2016 posisi NPL % 10.00% 0.00% % % % % Kredit DPK % Kredit % DPK NPL Bank Umum & Bank BUKU I 3.50% 3.00% 2.50% 2.00% 1.50% 1.00% 0.50% 0.00% 2.49% 1.85% 2.83% 2.03% 3.05% 3.10% 2.23% 2.02% 2.93% 1.72% TW IV TW I TW II TW III TW IV % NPL Bank Umum % NPL Bank BUKU I Bank Umum sebesar 2.93% atau lebih rendah jika dibandingkan periode September 2016 yang sebesar 3.10% sedangkan untuk Bank BUKU I nilai NPL Desember 2016 sebesar 1.72% atau lebih rendah jika dibandingkan September 2016 yang sebesar 2.02%. KINERJA BANK BHI DI INDUSTRI PERBANKAN Tabel Kinerja Bank BHI vs Bank BUKU I dan Bank Umum Tahun 2016 (dalam miliar rupiah) KINERJA BANK BHI BANK BUKU I BANK UMUM Aset 2, ,103 6,475,618 Kredit 1,398 66,902 4,413,414 Dana Pihak Ketiga 1,568 70,997 4,836,758 Laba Sebelum Pajak 11 1, ,467 Laba Bersih ,544 KINERJA BANK BHI BANK BUKU I BANK UMUM CAR 21.73% 22.38% 22.93% ROA 0.53% 1.43% 2.23% LDR 89.04% 94.23% 90.70% NIM 5.41% 6.30% 5.63% NPL Gross 2.83% 1.72% 2.93% BOPO 96.24% 88.09% 82.22% Sumber: Statistik Perbankan Indonesia 2016, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) PANGSAR PASAR TAHUN 2016 Pangsa pasar Bank BHI dibandingkan dengan rata-rata industri perbankan berdasarkan besarnya aset, jumlah dana pihak ketiga dan jumlah kredit serta rasio digambarkan pada tabel di atas. PANGSA PASAR BERDASARKAN ASET Berdasarkan total aset yang dimiliki, pangsa pasar Bank BHI terhadap Bank BUKU I di tahun 2016 sebesar 2.06%, atau sedikit mengalami penurunan dari tahun sebelumnya. Melalui penerapan langkah-langkah strategis yang sudah ditetapkan. Manajemen Bank BHI terus berusaha untuk meningkatkan total aset yang dimiliki dengan strategi relevan dengan proyeksi kinerja perbankan pada tahun 2017 khususnya Bank BUKU I. PANGSA PASAR BERDASARKAN KREDIT Berdasarkan jumlah kredit, pangsa pasar Bank BHI di 2016 mencapai 2.09% dari Bank BUKU I dan sebesar 0.03% dari Bank Umum. Perlambatan pertumbuhan pada kredit terjadi pada tahun 2016 ini disebabkan oleh beberapa faktor yang diantaranya Bank BHI masih dihadapkan pada penyelesaian kredit bermasalah sehingga Bank BHI berfokus untuk meningkatkan kualitas kredit yang diberikan dengan menerapkan prinsip kehatian-hatian (prudent). PANGSA PASAR BERDASARKAN DANA PIHAK KETIGA Berdasarkan jumlah dana pihak ketiga yang berhasil dihimpun, di tahun 2016 Bank BHI berhasil mendapatkan pangsa pasar sebesar 2.21% dari Bank BUKU I dan sebesar 0.03% dari Bank Umum. Bank BHI berkomitmen untuk terus meningkatkan jumlah dana pihak ketiga dengan rencana dan strategi yang sudah ditetapkan untuk tahun Laporan Tahunan 54

58 Kilas Kinerja 2016 Laporan Manajemen Profil Perusahaan Analisis dan Pembahasan Manajemen PERBANDINGAN RASIO KEUANGAN DENGAN RATA- RATA INDUSTRI BANK UMUM DAN BUKU I Berdasarkan rasio keuangan Bank, tingkat kecukupan modal (CAR) di 2016 mencapai 21.73%. Rasio CAR tersebut masih lebih rendah jika dibandingkan industri namun besarnya CAR masih jauh di atas ketentuan minimum yang ditetapkan oleh regulator yang sebesar 8%. Sedangkan beban operasional dibanding pendapatan operasional (BOPO) mengalami perbaikan di tahun 2016 menjadi 95.56% dari % di tahun Hal ini menunjukkan bahwa Bank BHI telah mampu meningkatkan efisiensinya. Namun demikian, rasio BOPO masih lebih tinggi dibandingkan industri. Imbal hasil atas aset (ROA) mengalami peningkatan yang cukup signifikan di tahun 2016 menjadi 0.50% dari -2,82% di tahun 2015, namun masih lebih rendah dari industri. PROSPEK USAHA TAHUN 2017 Pada tahun 2017, Pertumbuhan ekonomi Indonesia diproyeksikan mencapai kisaran 5.0% - 5.4% (yoy). Pertumbuhan tersebut ditopang oleh konsumsi swasta yang masih tumbuh kuat, peningkatan konsumsi pemerintah serta perbaikan investasi baik swasta maupun pemerintah. Selain itu, dengan pertumbuhan ekonomi indonesia di tahun 2016 yang terus meningkat. Salah satunya didukung oleh masih kuatnya konsumsi rumah tangga, serta perbaikan ekspor dan kinerja investasi. Konsumsi rumah tangga tumbuh cukup kuat didukung oleh terjaganya daya beli seiring dengan inflasi yang terkendali. Kinerja ekspor menunjukkan perbaikan ditopang meningkatnya volume perdagangan dunia serta harga beberapa komoditas seperti batu bara dan minyak sawit. Sedangkan dari sisi perbankan, Bank Indonesia memperkirakan rata-rata pertumbuhan kredit tahun Tinjauan Operasional Dalam menjalankan usahanya, Bank BHI menyediakan produk-produk perbankan berupa penghimpunan simpanan dana dan pemberian pinjaman kepada masyarakat serta menyediakan produk dan jasa keuangan lainnya, antara lain: 1. Produk Simpanan, terdiri dari: Produk Giro (Giro Murni dan Giro Maxima), Produk Tabungan (Tabungan Harda, Tabungan Super dan Tabunganku) dan Deposito. 2. Produk Kredit yang diklasifikasikan berdasarkan segmentasi nasabah yang terdiri dari Retail (< Rp 3 Miliar) dan Commercial ( Rp 3 Miliar). 3. Produk Treasury seperti transaksi Money Market. 4. Produk Safe Deposit Box. TINJAUAN KINERJA OPERASIONAL PER PRODUK DAN SEGMEN NASABAH Kinerja operasional bisnis bank diklasifikasikan berdasarkan kinerja produk dan layanan yang dimiliki serta segmen nasabah. Kinerja produk dan layanan diukur dari kinerja produk simpanan dan kredit. Sedangkan segmen nasabah adalah Retail dan Commercial. PRODUK SIMPANAN Produk simpanan merupakan dana pihak ketiga yang berhasil dihimpun oleh Bank dengan menggunakan berbagai produk giro, tabungan maupun deposito. Jumlah dana pihak ketiga yang dihimpun Bank pada tahun 2016 mengalami sedikit penurunan sebesar 1.61% menjadi sebesar Rp Miliar. Penurunan terbesar terjadi pada Deposito sebesar Rp 25.5 Miliar atau 1.88% kemudian Giro sebesar Rp 7.6 Miliar atau 5.47%. Sedangkan untuk Tabungan mengalami peningkatan sebesar Rp 7.4 Miliar atau 7.20%. Tabel Jumlah Dana Pihak Ketiga (dalam jutaan rupiah) KETERANGAN 2016 KOMPOSISI 2015 KOMPOSISI PERTUMBUHAN (%) Giro 130, % 138, % -5.47% Tabungan 109, % 102, % 7.20% Deposito 1,328, % 1,353, % -1.88% TOTAL DPK 1,568, % 1,594, % -1.61% CASA RATIO 15.33% 15.10% 0.23% 2017 sebesar 13.1% (yoy). Optimisme pertumbuhan kredit tersebut terutama didorong oleh meningkatnya kondisi likuiditas perbankan, masih berlanjutnya penurunan suku bunga kredit, dan kondisi ekonomi yang diperkirakan semakin baik. Melihat prospek usaha di atas, Bank BHI terus berusaha dengan meningkatkan potensi yang ada dengan memaksimalkan sumber daya yang dimiliki. GIRO Jumlah dana produk giro mengalami penurunan sebesar 5.47% dari Rp Miliar di tahun 2015 menjadi sebesar Rp Miliar di tahun Laporan Tahunan 2016

59 Tata Kelola Perusahaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan Laporan Keuangan Grafik Perkembangan Giro Selama 5 Tahun Nominal (Rp juta) Persentase (%) 200, , , , , ,000 80,000 60,000 40,000 20, , , , , , Giro Growth (%) TABUNGAN Jumlah dana produk Tabungan mengalami peningkatan sebesar 7.20% dari sebesar Rp Miliar di tahun 2015 menjadi sebesar Rp Miliar di tahun Selama dua tahun terakhir Bank BHI terus meningkatkan dana murah melalui produk Tabungan, terlihat pada grafik di bawah yang memperlihatkan bahwa Tabungan terus mengalami peningkatan yang cukup signifikan. Grafik Perkembangan Tabungan Selam 5 Tahun DEPOSITO Jumlah dana produk Deposito mengalami penurunan sebesar 1.88% dari sebesar Rp Miliar di tahun 2015 menjadi sebesar Rp Miliar di tahun Penurunan yang terjadi merupakan strategi bank dalam menjaga Profitabilitas di tahun 2016 ini mengingat pertumbuhan kredit Bank BHI mengalami sedikit penurunan. Grafik Perkembangan Deposito Selama 5 Tahun 20.00% 15.00% 10.00% 5.00% 0.00% -5.00% % % % Nominal (Rp juta) Persentase (%) 200, , ,000 50,000-1,800,000 1,600,000 1,400,000 1,200,000 1,000, , , , , , ,146 1,158,851 1,104,224 94, , , Tabungan Growth (%) 1,404,639 1,353,523 1,328, Deposito Growth (%) 15.00% 10.00% 5.00% 0.00% -5.00% % % Nominal (Rp juta) Persentase (%) 30.00% 25.00% 20.00% 15.00% 10.00% 5.00% 0.00% -5.00% % Seiring dengan membaiknya kondisi perekonomian di Indonesia, diharapkan DPK bank terus meningkat sesuai dengan proyeksi yang sudah ditetapkan. Strategi penghimpunan dana Bank dilakukan dengan terus mengembangkan inovasi produk serta meningkatkan kualitas. Selain itu, ada beberapa hal program yang akan dilakukan bank BHI untuk menunjang peningkatan DPK : Kerjasama dengan asuransi. Pemanfaatan virtual account. Melakukan kegiatan promosi. Settlement Bank bagi BPR-BPR yang akan tergabung dalam kerjasama dengan ALTO Network. Membuat program yang dapat mendorong marketing melakukan cross selling dan up selling pada debitur untuk membuka produk pendanaan. Melengkapi pemenuhan kebutuhan marketing funding pada seluruh cabang. Pemasaran Co-Branding Kartu ATM. PRODUK KREDIT Produk kredit Bank BHI diklasifikasikan berdasarkan segmentasi nasabah yang terdiri dari Retail dan Commercial. Jumlah kredit yang diberikan mengalami penurunan sebesar 7.10% dari Rp Miliar di tahun 2015 menjadi sebesar Rp Miliar di tahun RETAIL Kredit Retail Bank BHI merupakan kredit yang diberikan kepada nasabah dengan pemberian fasilitas kredit sampai dengan Rp 3 Miliar. Di tahun 2016 mengalami peningkatan sebesar 18.75% dari Rp Miliar menjadi sebesar Rp Miliar. Dari total kredit di tahun 2016, kredit Retail berkontribusi sebesar 33.31% dan di tahun 2017 akan terus ditingkatkan mengingat memiliki prospek yang cukup menjanjikan. COMMERCIAL Kredit Commercial Bank BHI merupakan kredit yang diberikan kepada nasabah dengan pemberian fasilitas di atas Rp 3 Miliar. Di tahun 2016 mengalami penurunan sebesar 16.21% dari Rp Miliar di tahun 2015 menjadi sebesar Rp Miliar di tahun Dari total kredit di tahun 2016, kredit Commercial berkontribusi sebesar 66.69%. Dalam rangka meningkatkan kredit bank, Bank BHI akan melakukan berbagai upaya, yaitu sebagai berikut: Penyusunan produk program untuk Retail dan Commercial. Perbaikan proses kredit. Meningkatkan efektifitas unit Credit Quality Monitoring dengan bantuan teknologi. Menyediakan fasilitas training / pelatihan untuk menambah pemahaman Marketing dalam melakukan analisa kredit. Menyediakan sistem peringatan dini (Early Warning Sistem) dimulai dari marketing sebagai frontliner yang kemudian menjadi bahan evaluasi bagi komite kredit Laporan Tahunan 56

60 Kilas Kinerja 2016 Laporan Manajemen Profil Perusahaan Analisis dan Pembahasan Manajemen Melakukan pemenuhan terhadap jumlah AO Commercial yang saat ini berjumlah 5 orang menjadi 16 orang dengan asumsi penempatan 1 AO Commercial untuk setiap cabang dengan merekrut baru dan atau menaikkan grade sebagian AO Retail yang saat ini berjumlah 34 Orang menjadi AO Commercial. Tabel Jumlah Kredit yang Disalurkan (dalam juta Rupiah) utama penanganan. Selain upaya penyelesaian juga dilakukan upaya untuk menjaga masing-masing kolektibilitas (bucket) untuk tidak berpindah menjadi lebih buruk. PERTUMBUHAN BISNIS YANG PRUDENT DENGAN BERFOKUS PADA SEGMEN RETAIL, COMMERCIAL DAN CONSUMER KETERANGAN 2016 KOMPOSISI 2015 KOMPOSISI PERTUMBUHAN (%) Retail 465, % 392, % 18.75% Commercial 932, % 1,113, % % TOTAL KREDIT 1,398, % 1,505, % -7.10% STRATEGI PENGEMBANGAN BISNIS TAHUN 2017 Rencana Pengembangan bisnis disusun dalam rangka mencapai target keuangan internal, penyempurnaan proses bisnis, meningkatkan kepuasan nasabah dan memiliki SDM yang berkualitas. Langkah strategi untuk mendukung rencana ini adalah sebagai berikut: PENGELOLAAN DEBITUR MENUNGGAK DAN PENYELESAIAN DEBITUR MACET Dampak dari meningkatnya kualitas kredit NPL pada tahun 2015 masih terus dirasakan oleh bank sampai saat ini. Meningkatnya debitur yang bermasalah membuat Rasio NPL bank semakin tinggi namun perlahan dan pasti pada tahun 2016 ini, Bank BHI sudah menunjukkan komitmennya untuk segera menyelesaikan kredit bermasalah tersebut. Pertumbuhan kredit yang melambat, dengan posisi kredit yang menurun dibandingkan dengan tahun lalu membuat kinerja bank terlihat mengalami penurunan. Penurunan kualitas kredit terjadi tidak saja pada debitur kelompok macet (kolektibilitas 3, 4 dan 5) tetapi juga diikuti dengan penurunan kualitas kredit debitur kelompok menunggak sampai dengan 90 hari (kolektibilitas 2). Monitoring yang ketat dari waktu ke waktu memungkinkan bank untuk melakukan antisipasi terhadap kemungkinan terburuk dari setiap debitur. Penyajian laporan follow up yang komprehensif mengenai kondisi setiap debitur bermasalah dari waktu ke waktu digunakan sebagai bahan monitoring dan pengambilan keputusan dalam penyelesaian kredit bermasalah. Jika tidak diantisipasi dengan baik NPL ini bisa menjadi hal yang sangat menyulitkan bank untuk memperoleh laba dan dapat menghambat pertumbuhan karena pendapatan operasional bank tidak bisa menutup kerugian akibat pencadangan sehingga kerugian harus ditanggulangi dari permodalan yang akan berakibat kepada keterbatasan penyediaan modal untuk pengembangan bisnis. Oleh sebab itu penyelesaian debitur menunggak dan macet merupakan prioritas Di tengah perlambatan ekonomi yang terjadi sejak 2015, industri perbankan nasional harus semakin jeli melihat potensi lini dan sektor bisnis yang ada agar pertumbuhan kreditnya tetap positif. Segmen Retail, Commercial dan Consumer bisa menjadi pilihan perbankan dalam penyaluran kredit karena memiliki tingkat kestabilan dalam portfolio dan juga NPL. Potensi segmen ini membutuhkan produk-produk perbankan yang didukung dengan teknologi yang canggih. Pasar konsumer yang masih menjadi target sasaran adalah kelompok menengah dengan penghasilan menengah. Kelompok menengah ini adalah individu cukup berada yang masih tetap bisa bertahan dalam situasi ekonomi yang melambat. Dengan perekonomian yang melambat pertumbuhannya, sektor ini berpotensi menjadi andalan dalam menjaga kinerja perekonomian nasional agar tidak semakin memburuk dan semakin meningkatkan perannya dalam menumbuhkan perekonomian nasional. Pemerintah terus mendorong peningkatan akses pembiayaan bagi UMKM; termasuk dukungan paket kebijaksanaan ekonomi yang salah satunya adalah penguatan ekonomi desa dan perluasan KUR, yang semakin menegaskan keseriusan pemerintah untuk menumbuhkan UMKM. Karakteristik kredit Retail (UMKM) dan konsumer secara umum adalah jumlah debitur yang banyak dengan nilai pinjaman yang relatif rendah. Penyebaran risiko tersebar lebih baik dibandingkan dengan kredit dalam jumlah besar. Pengelolaan risiko untuk debitur Retail tentunya berbeda dengan debitur Commercial atau Corporate. Melihat kondisi yang ada, maka Bank BHI merumuskan beberapa strategi berupa: Menggunakan (client acceptane criteria) sebagai parameter untuk menentukan kriteria debitur yang diyakini berjumlah banyak yang kemudian disesuaikan dengan Risk Appetite Bank BHI. Menerapkan strategi fast, efficient, safe dan competitive guna memenangkan persaingan di market. 57 Laporan Tahunan 2016

61 Tata Kelola Perusahaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan Laporan Keuangan Menerapkan prinsip pemberian kredit yang Prudent dengan menggunakan analisa kredit yang berkualitas dan menciptakan kredit aman. Memberikan inovasi produk yang kompetitif dan dapat bersaing dengan bank-bank lain. PENYEMPURNAAN END TO END CREDIT PROCESS Penyempurnaan Proses Inisiasi Kredit: Proses review. Proses persetujuan kredit. Proses pengikatan. Proses pembukuan / pencairan kredit. Proses monitoring. Proses-proses ini merupakan satu kesatuan di mana masing-masing unit kerja melakukan fungsinya secara terpadu sesuai ketentuan untuk memastikan output yang dicapai maksimal dari ukuran kualitas dan waktu. Proses fungsional ini pada tahun 2017 akan terus disempurnakan hingga mencapai manajemen proses accepted yang memberikan kontribusi positif bagi kinerja Bank. Dengan berjalannya end to end process secara cross functional yang melibatkan fungsi kredit, fungsi marketing, fungsi operasional dan IT secara terintegrasi sehingga operasional secara keseluruhan menjadi optimal. Demi menghasilkan proses kredit yang cepat, aman, berkualitas dan memiliki daya saing, maka ada 4 hal yang menjadi fokus perbaikan: 1. Perbaikan proses inisiasi (proses pembuatan proposal kredit oleh Account Officer) dengan menggunakan form standar untuk Kredit Program dan Kredit Commercial. 2. Proses review (kualitas analisa kredit dan SLA yang terukur) dan pemisahan unit analis untuk Kredit Program dan Kredit Commercial. 3. Proses persetujuan oleh Komite Kredit (mekanisme pengambilan keputusan) dengan pembentukan kuorum komite kredit sesuai limit. 4. Proses pembukuan dan pencairan kredit. Kegiatan monitoring pun harus terus dilakukan setelah kredit dibukukan dan dicairkan (post disbursement monitoring). Dilanjutkan dengan peningkatan terhadap efektifitas unit Credit Quality Monitoring yang didukung oleh teknologi yang terintegrasi dengan IT / Temenos; termasuk di dalamnya: 1. Pemenuhan to be obtain item secara tepat waktu. 2. Pemenuhan item kerja sesuai dengan account management secara konsisten (call visit, perpanjangan fasilitas kredit, pemenuhan kewajiban keuangan dan administrasi secara tepat waktu). 3. Monitoring terhadap dokumen yang akan jatuh tempo dan pembayaran. Hal terpenting lainnya yang harus dilakukan adalah dengan menyediakan fasilitas training / pelatihan untuk menambah pemahaman Account Officer dan Credit Reviewer dalam melakukan analisa kredit. PENGEMBANGAN SISTEM MONITORING DAN PERINGATAN DINI (EARLY WARNING SISTEM) Dengan early warning system yang akan dikembangkan maka setiap terjadinya penurunan indikator-indikator tertentu dapat dilakukan tindakan mitigasi terhadap debitur-debitur yang diperkirakan akan terkena dampak. Langkah-langkah strategi dapat dilakukan oleh Bank BHI dalam rangka mencegah debitur ini masuk ke dalam kolektibilitas buruk, berupa: Tindakan berupa restrukturisasi kredit ataupun penjualan aset terhadap debitur macet. Mengamati laporan keuangan (neraca, laba rugi, piutang, persediaan, dll), faktor manajemen, faktor operasional debitur dan faktor-faktor eksternal yang mempengaruhi melalui Credit Quality Control Bank. Penyusunan call report pada setiap kunjungan atau komunikasi dengan debitur secara regular dan bekerja sama dengan Credit Reviewer dan Credit Analyst yang kemudian disampaikan kepada komite kredit untuk pembahasan lebih lanjut. Melakukan monitoring secara off-site (secara administratif berupa laporan, surat menyurat) maupun on-site (kunjungan ke tempat debitur secara langsung). Bekerja sama dengan MIS dalam mendukung pengembangan monitoring untuk memperoleh data yang dibutuhkan. REBALANCING PORTOFOLIO DANA MELALUI EFEKTIFITAS ASET DAN LIABILITIES MANAGEMENT Likuiditas perbankan berangsur-angsur membaik, hanya saja sekarang ini dihadapkan kepada ekses likuiditas. Bank Indonesia (BI) menyebutkan bahwa perbankan memiliki ekses likuiditas yang cukup besar. Dana-dana perbankan banyak ditempatkan pada Deposit Facility di Bank Indonesia dan instrumen lainnya. Hal ini bisa terjadi karena strategi perbankan untuk menahan laju pertumbuhan kredit seiring dengan pertumbuhan ekonomi yang tidak stabil. Perbankan lebih mengedepankan sisi kehati-hatian untuk menjaga kualitas kredit. Dengan keterbatasan ekses likuiditas pada penyaluran kredit yang dapat memberikan keuntungan optimal, maka Bank harus memiliki strategi untuk memanfaatkan ekses likuiditas ini kepada instrumeninstrumen keuangan yang masih bisa memberikan peningkatan pendapatan. Penempatan ekses likuiditas pada Deposit Facility Bank Indonesia membuat posisi pendapatan bank pada negative spread, sama halnya dengan penempatan ekses likuiditas pada Pasar Uang Antar Bank (PUAB) Laporan Tahunan 58

62 Kilas Kinerja 2016 Laporan Manajemen Profil Perusahaan Analisis dan Pembahasan Manajemen Tinjauan Keuangan Tinjauan keuangan yang diuraikan berikut mengacu pada Laporan Keuangan Konsolidasi untuk tahun yang berakhir tanggal 31 Desember 2016 dan 2015 yang telah diaudit oleh Kantor Akuntan Publik Hendrawinata & Eddy Siddharta & Tanzil dengan opini laporan keuangan menyajikan secara wajar, dalam semua hal yang material, posisi keuangan PT Bank Harda Intemasional Tbk tanggal 31 Desember 2016, serta kinerja keuangan dan arus kas keuangan untuk tahun yang berakhir pada tanggal tersebut, sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia. LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) ASET Total Aset Bank pada tahun 2016 mengalami penurunan sebesar 0.99% dari Rp Miliar di tahun 2015 menjadi sebesar Rp Miliar di tahun Penurunan Aset yang cukup signifikan terutama berasal dari penurunan Aset Keuangan. Laporan Posisi Keuangan (dalam miliar rupiah) 2,079 1, ,060 1, TOTAL ASET TOTAL LIABILITAS TOTAL EKUITAS Tabel Laporan Posisi Keuangan / Neraca (dalam jutaan rupiah) NERACA PERTUMBUHAN NOMINAL % ASET Aset Produktif 1,757,125 1,876,587 (119,462) -6.37% Aset Non Produktif 301, ,447 98, % TOTAL ASET 2,058,463 2,079,034 (20,571) -0.99% LIABILITAS & EKUITAS Total Liabilitas 1,676,655 1,703,066 (26,411) -1.55% Total Ekuitas 381, ,968 5, % TOTAL LIABILITAS & EKUITAS 2,058,463 2,079,034 (20,571) -0.99% Tabel Rincian Aset Produktif dan Aset Non Produktif (dalam jutaan rupiah) ASET PRODUKTIF PERTUMBUHAN NOMINAL % ASET PRODUKTIF Penempatan pada Bank Indonesia dan Bank-bank Lain 249, ,087 58, % Kredit yang diberikan 1,398,464 1,505,335 (106,871) -7.10% Efek-efek dengan tujuan investasi 109, ,438 (51,962) % Tagihan atas surat berharga yang dibeli dengan janji dijual kembali (reverse repo) - 18,727 (18,727) % TOTAL ASET PRODUKTIF 1,757,125 1,876,587 (119,462) -6.37% ASET NON PRODUKTIF Kas dan Giro pada Bank Indonesia 114, ,147 (1,920) -1.65% Aset Tetap - bersih 37,471 39,668 (2,197) -5.54% Cadangan Kerugian Penurunan Nilai (19,322) (50,887) 31, % Lainnya 168,962 97,519 71, % TOTAL ASET NON KEUANGAN 301, ,447 98, % 59 Laporan Tahunan 2016

63 Tata Kelola Perusahaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan Laporan Keuangan ASET PRODUKTIF Total Aset Produktif tahun 2016 adalah sebesar Rp Miliar atau menurun sebesar Rp Miliar (6.37%) jika dibandingkan tahun 2015 yang sebesar Rp Miliar. Penurunan ini disebabkan oleh Kredit yang menurun sebesar Rp Miliar (7.10%) menjadi sebesar Rp Miliar di tahun Hal ini disebabkan oleh karena Bank BHI sedang fokus dalam penyelesaian kredit bermasalah dan menerapkan prinsip prudent dalam penyaluran kredit dengan melakukan penyaluran kredit kepada debitur / calon debitur yang telah teruji track record-nya serta sektor industri yang baik. Hal ini dapat terlihat pada tabel berikut. Rp 51.9 Miliar (32.19%) dan Rp 18.7 Miliar (100.00%). Sedangkan Penempatan pada Bank Lain dan Bank Indonesia mengalami peningkatan sebesar Rp 58.1 Miliar (30.39%) menjadi sebesar Rp Miliar di tahun ASET NON PRODUKTIF Total Aset Non Produktif pada tahun 2016 adalah sebesar Rp Miliar atau meningkat sebesar Rp 98.9 Miliar (48.85%) jika dibandingkan dengan tahun 2015 yang sebesar Rp Miliar. Peningkatan ini disebabkan oleh menurunnya Cadangan Kerugian Penurunan Nilai sebesar Rp 31.6 Miliar (62.03%) menjadi hanya sebesar Rp 19.3 Miliar. Peningkatan lain Tabel Laporan Posisi Keuangan / Neraca (dalam jutaan rupiah) KREDIT BERDASARKAN KOLEKTIBILITAS PERTUMBUHAN NOMINAL % Non Performing Loan 1,358,906 1,398,429 (39,523) -2.83% Lancar 1,205,183 1,265,210 (60,027) -4.74% Dalam Perhatian Khusus 153, ,219 20, % NPL 39, ,906 (67,348) % Kurang Lancar ,483 (60,268) % Diragukan 1, , % Macet 37,534 45,753 (8,219) % Total Kredit 1,398,464 1,505,335 (106,871) -7.10% Rasio NPL - Gross 2.83% 7.10% -4.27% Rasio NPL - Neto 1.90% 3.97% -2.07% CKPN / NPL 48.84% 47.60% 1.24% Penurunan yang signifikan pada kredit dengan kualitas NPL sebesar 63.00%. Ke depan, Bank BHI senantiasa berkomitmen untuk terus meningkatkan kualitas kredit yang lebih baik. Selain kredit, Aset Produktif yang mengalami penurunan adalah Efek-Efek dengan Tujuan Investasi dan Reverse Repo masing-masing sebesar terjadi pada Aset Non Produktif Lainnya sebesar Rp 71.4 Miliar (73.26%) menjadi sebesar Rp Miliar di tahun Sedangkan untuk Kas dan Giro Pada Bank Indonesia dan Aset Tetap-Bersih masing-masing mengalami penurunan sebesar Rp 1.9 Miliar (1.65%) dan Rp 2.2 Miliar (5.54%). Tabel Laporan Liabilitas dan Ekuitas (dalam jutaan rupiah) LIABILITAS & EKUITAS PERTUMBUHAN NOMINAL % LIABILITAS Dana Pihak Ketiga 1,568,478 1,594,193 (25,715) -1.61% Giro 130, ,370 (7,572) -5.47% Tabungan 109, ,300 7, % Deposito 1,328,013 1,353,523 (25,510) -1.88% Simpanan dari Bank Lain 70,880 78,704 (7,824) -9.94% Kewajiban Lainnya 37,297 30,169 7, % TOTAL LIABILITAS 1,676,655 1,703,066 (26,411) -1.55% TOTAL EKUITAS 381, ,968 5, % RASIO Rasio Liabilitas terhadap Ekuitas % Rasio Liabilitas terhadap Aset % 2016 Laporan Tahunan 60

64 Kilas Kinerja 2016 Laporan Manajemen Profil Perusahaan Analisis dan Pembahasan Manajemen LIABILITAS Total Liabilitas pada tahun 2016 adalah sebesar Rp Miliar atau mengalami penurunan sebesar Rp 26.4 Miliar (1.55%) jika dibandingkan tahun 2015 yang sebesar Rp Miliar. Penurunan ini disebabkan oleh menurunnya Deposito sebesar Rp 25.5 Miliar (1.88%) menjadi hanya sebesar Rp Miliar di tahun Selain itu, untuk Giro dan Simpanan dari Bank Lain masing-masing mengalami penurunan sebesar Rp 7.6 Miliar (5.47%) dan Rp 7.8 Miliar (9.94%) menjadi sebesar Rp Miliar dan Rp 70.9 Miliar di tahun Sedangkan Komponen Liabilitas Lainnya seperti Tabungan dan Kewajiban Lainnya masing-masing mengalami peningkatan sebesar Rp 7.4 Miliar (7.20%) dan Rp 7.1 Miliar (23.62%) menjadi sebesar Rp Miliar dan Rp 37.3 Miliar di tahun EKUITAS Total Ekuitas mengalami peningkatan sebesar Rp 5.8 Miliar (1.55%) dari sebesar Rp Miliar di tahun 2015 menjadi sebesar Rp Miliar di tahun Peningkatan komponen Ekuitas ini terutama berasal dari Laba/Rugi-Bersih. Laba bersih yang dihasilkan Bank BHI pada tahun 2016 membuat total ekuitas mengalami peningkatan yang cukup signifikan. Tercatat pada tahun 2015 Bank BHI mengalami kerugian sebesar Rp 45.9 Miliar sehingga membuat Rugi Bersih menjadi Rp 33.0 Miliar sedangkan pada tahun 2016 ini, Bank BHI berhasil mencatatkan kinerja yang lebih baik dibandingkan tahun sebelumnya yaitu dengan mencatatkan hasil Laba Bersih sebesar Rp 7 Miliar sehingga membuat total Laba / Rugi - Bersih pada tahun 2016 menjadi sebesar Rp 25.7 Miliar. LAPORAN LABA RUGI DAN PENGHASILAN KOMPREHENSIF LAIN Tabel Laporan Laba Rugi dan Penghasilan Komprehensif Lain (dalam jutaan rupiah) PENDAPATAN BUNGA BERSIH Pendapatan Bunga - Bersih pada tahun 2016 mencapai sebesar Rp 94.5 Miliar atau meningkat sebesar Rp 2.6 Miliar (2.86%) jika dibandingkan tahun 2015 yang hanya sebesar Rp 91.9 Miliar. Dengan menurunnya outstanding kredit pada tahun 2016 sedikit banyak memberikan efek terhadap pada penurunan Pendapatan Bunga bank. Walaupun demikian, bank masih tetap menjaga margin dengan baik melalui pengelolan terhadap Beban Bunga yang mayoritas disebabkan oleh tingginya Deposito bank. Bank sedikit menurunkan pertumbuhan Deposito mengingat kredit mengalami penurunan yang cukup signifikan jika dibandingkan tahun lalu. PENDAPATAN BUNGA Pendapatan Bunga tercatat sebesar Rp Miliar atau menurun sebesar 9.75% jika dibandingkan tahun lalu yang sebesar Rp Miliar. Penurunan ini terjadi disebabkan oleh menurunnya Pendapatan Bunga Kredit sebesar Rp 19.1 Miliar (9.07%) menjadi sebesar Rp Miliar di tahun Komponen Pendapatan Bunga Lainnya yang mengalami penurunan adalah berasal dari Efek-Efek dan Penempatan pada BI dan Bank Lain dengan masing-masing penurunan sebesar Rp 2.7 Miliar (16.89%) dan Rp 1.5 Miliar (11.91%) menjadi sebesar Rp 13.4 Miliar dan Rp 11.1 Miliar di tahun BEBAN BUNGA Beban Bunga tercatat sebesar Rp Miliar atau menurun sebesar Rp 25.9 Miliar (17.60%) jika dibandingkan tahun 2015 yang sebesar Rp Miliar. Penurunan ini disebabkan oleh semakin menurunnya Deposito di tahun 2016 sehingga tercatat Beban Bunga yang berasal dari Deposito pada tahun 2016 adalah sebesar Rp Miliar atau menurun sebesar Rp 24.3 Miliar (17.99%) jika dibandingkan tahun 2015 yang sebesar Rp Miliar. Selain itu, komponen Beban Bunga yang mengalami penurunan adalah Giro sebesar Rp 1.4 Miliar (26.03%) menjadi sebesar Rp 3.8 Miliar di tahun Sedangkan LABA RUGI PERTUMBUHAN NOMINAL % Pendapatan Operasional 104,583 98,813 5, % Pendapatan Bunga Bersih 94,492 91,867 2, % Pendapatan Operasional selain Bunga 10,091 6,946 3, % Biaya Kerugian Penurunan Nilai Aset Keuangan (11,092) (75,299) (64,207) % Biaya Operasional (85,279) (85,052) % Laba (Rugi) Operasional 8,212 (61,538) 69, % Pendapatan non Operasional 2,667 1,541 1, % Laba / (Rugi) Sebelum Pajak Penghasilan 10,879 (59,997) 70, % Laba / (Rugi) Bersih 7,087 (45,978) 53, % Pendapatan / (Beban) Komprehensif Lainnya (1,462) 5,738 (7,200) % Total Laba Komprehensif 5,625 (40,240) 45, % Laba Bersih per Saham (dalam rupiah penuh) 1.86 (14.56) % 61 Laporan Tahunan 2016

65 Tata Kelola Perusahaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan Laporan Keuangan Beban Bunga yang berasal dari Tabungan mengalami peningkatan sebesar Rp 26 Juta (0.74%) menjadi sebesar Rp 3.5 Miliar di tahun Tabel Pendapatan dan Beban Bunga (dalam jutaan rupiah) BEBAN OPERASIONAL SELAIN BUNGA Beban Operasional Selain Bunga tahun 2016 adalah sebesar Rp 85.3 Miliar atau mengalami peningkatan sebesar Rp 227 juta (0.27%) jika dibandingkan tahun PENDAPATAN DAN BEBAN BUNGA PERTUMBUHAN NOMINAL % PENDAPATAN BUNGA Kredit 191, ,380 (19,078) -9.07% Efek-efek 13,448 16,180 (2,732) % Penempatan pada BI dan Bank lain 11,164 12,673 (1,509) % Total Pendapatan Bunga 215, ,233 (23,319) -9.75% BEBAN BUNGA Giro 3,836 5,186 (1,350) % Tabungan 3,459 3, % Deposito 110, ,059 (24,291) % Lainnya 3,360 3,688 (328) -8.90% Total Beban Bunga 121, ,366 (25,944) % Total Pendapatan Bunga - Bersih 94,492 91,867 2, % Tabel Pendapatan Operasional Selain Bunga (dalam jutaan rupiah) PENDAPATAN DAN BEBAN OPERASIONAL SELAIN BUNGA PERTUMBUHAN NOMINAL % PENDAPATAN OPERASIONAL SELAIN BUNGA Keuntungan Transaksi Mata Uang Asing-bersih (5) -7.28% Provisi dan Komisi Selain dari Kredit-bersih 1,357 1,713 (356) % Pendapatan Administrasi dan Denda 5,338 5, % Keuntungan penjualan efek-efek 2,718-2, % Kerugian MTM - (693) % Lain-lain - bersih (192) % Total Pendapatan Operasional Selain Bunga 10,091 6,946 3, % BEBAN OPERASIONAL SELAIN BUNGA Umum dan Administrasi 32,735 34,685 (1,950) -5.62% Tenaga Kerja 52,544 50,367 2, % Total Beban Operasional Selain Bunga 85,279 85, % PENDAPATAN OPERASIONAL SELAIN BUNGA Pendapatan Operasional Selain Bunga tahun 2016 adalah sebesar Rp 10.1 Miliar atau mengalami peningkatan sebesar Rp 3.1 Miliar (45.28%) jika dibandingkan tahun 2015 yang sebesar Rp 6.9 Miliar. Peningkatan ini terjadi disebabkan karena pada tahun 2016 adanya Keuntungan penjualan efek-efek sebesar Rp 2.7 Miliar. Komponen lain dari Pendapatan Operasional Selain Bunga yang mengalami peningkatan adalah dari Pendapatan Administrasi dan Denda sebesar Rp 287 juta (5.69%) menjadi sebesar Rp 5.3 Miliar di tahun Sedangkan untuk Pendapatan Provisi dan Komisi Selain Kredit - Bersih dan Keuntungan Transaksi Mata Uang Asing-Bersih masing-masing mengalami penurunan sebesar Rp 356 juta (20.78%) dan Rp 5 juta (7.28%) yang sebesar Rp 85.1 Miliar. Peningkatan ini disebabkan oleh meningkatnya Beban Tenaga Kerja yang mengalami peningkatan yaitu sebesar Rp 2.2 Miliar (4.32%) menjadi sebesar Rp 52.5 Miliar di tahun Sedangkan Beban Umum dan Administrasi mengalami penurunan sebesar Rp 1.9 Miliar (5.62%) menjadi sebesar Rp 32.7 Miliar di tahun LABA OPERASIONAL Di tahun 2016, Bank berhasil mencatatkan Laba Operasional sebesar Rp 10.9 Miliar atau meningkat sebesar % jika dibandingkan tahun lalu yang mengalami kerugian sebesar Rp 59.9 Miliar. Laba Operasional ini ditopang oleh semakin menurunnya Beban Kerugian Penurunan Nilai Aset Keuangan yang cukup signifikan yang mencapai Rp 64.2 Miliar (85.27%) sehingga Laba Operasional Bank dapat terjaga dengan baik Laporan Tahunan 62

66 Kilas Kinerja 2016 Laporan Manajemen Profil Perusahaan Analisis dan Pembahasan Manajemen Di sisi lain, Bank mampu bekerja secara efisien, terlihat dengan semakin rendahnya Beban Operasional Lainnya yang menurun sebesar Rp 2.1 Miliar (5.43%). JUMLAH LABA KOMPREHENSIF Total Laba Komprehensif tahun 2016 sebesar - Rp 1.5 Miliar, sedangkan tahun lalu sebesar Rp 5.7 Miliar karena adanya Keuntungan Revaluasi Aset tetap dan Keuntungan Aktuarial Program Imbalan Pasti. LABA PER SAHAM Peningkatan Laba Bersih pada tahun 2016 berpengaruh terhadap Laba Bersih per Saham Bank menjadi sebesar Rp 1.86 (112.81%) jika dibandingkan tahun lalu yang mengalami kerugian sehingga nilai Laba Bersih per Sahamnya sebesar -Rp Tabel Pendapatan dan Beban Bunga (dalam jutaan rupiah) 0.17% jika dibandingkan tahun lalu yang sebesar 21.90%. Walaupun demikian, Rasio ini masih berada di atas ketentuan yang telah ditetapkan oleh Bank Indonesia (BI) yang sebesar 8%. Hal ini menunjukkan bahwa kemampuan permodalan Bank BHI yang kuat untuk menunjang kegiatan operasional. KUALITAS ASET Rasio Kualitas Aset di tahun 2016 ini cenderung mengalami penurunan yang cukup signifikan. Tercermin dari rasio NPL-Gross maupun NPL-Netto, masing-masing rasio tersebut di tahun ini adalah sebesar 2.83% dan 1.90% atau jauh lebih membaik jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya yang masing-masing sebesar 7.12% dan 3.98%. Dengan semakin membaiknya rasio kualitas aset yang dimiliki oleh Bank BHI, hal ini menunjukkan bahwa pengelolaan terhadap kualitas aset semakin baik. LABA RUGI KOMPREHENSIF PERTUMBUHAN NOMINAL % Pos-pos yang tidak akan di reklasifikasi ke laba rugi (1,462) 5,738 (7,200) % Keuntungan revaluasi aset tetap (973) 5,758 (6,731) % Keuntungan (kerugian) aktuarial program imbalan pasti (724) 1,893 (2,617) % Bagian pendapatan komprehensif lain dari entitas % asosiasi Lainnya - - Pajak penghasilan terkait pos-pos yang tidak akan di 235 (1,913) 2, % reklasifikasi ke laba rugi Pos-pos yang akan di reklasifikasi ke laba rugi % Penghasilan Komprehensif lain tahun berjalan setelah pajak (1,462) 5,738 (7,200) % ARUS KAS Tabel Arus Kas (dalam jutaan rupiah) ARUS KAS PERTUMBUHAN NOMINAL % Arus Kas dari Aktivitas Operasi 56,434 (128,700) 185, % Arus Kas dari Aktivitas Investasi (256) (337) % Arus Kas dari Aktivitas Pendanaan - 126,230 (126,230) % (Penurunan) Kenaikan Bersih Kas dan Setara Kas 56,178 (2,807) (58,985) % Kas dan Setara Kas Awal Tahun 307, ,041 2, % Kas dan Setara Kas Akhir Tahun 363, ,234 (56,178) % Situasi pasar yang kurang kondusif, serta antisipasi meningkatnya kebutuhan likuiditas termasuk karena penerapan regulasi mempengaruhi peningkatan kas dan setara kas Perseroan. Kas dan Setara Kas pada akhir tahun 2016 naik 28.01% (yoy). Kas dan Setara Kas terdiri atas Kas, Giro pada BI, Giro pada Bank Lain serta Penempatan pada BI dan Bank Lain. RASIO KEUANGAN KECUKUPAN MODAL Rasio Kecukupan Modal Minimum (KPMM) bank sebesar 21.73% di tahun 2016, sedikit menurun sebesar PROFITABILITAS Rasio Profitabilitas di tahun 2016 mengalami peningkatan yang cukup signifikan dikarenakan Bank berhasil mencatatkan profit. Tercatat rasio Return on Aset (ROA) sebesar 0.53% lebih besar jika dibandingkan tahun lalu yang sebesar -2.82%. Sedangkan rasio Return on Equity (ROE) pada tahun ini sebesar 2.11% lebih besar jika dibandingkan tahun lalu yang sebesar -5.25%. Kedua Rasio ini mengalami peningkatan disebabkan oleh berhasilnya Bank dalam mencatatkan profit pada tahun Laporan Tahunan 2016

67 Tata Kelola Perusahaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan Laporan Keuangan Tabel Rasio Keuangan (dalam persentase) RASIO KINERJA RASIO KEUANGAN % PERTUMBUHAN Kewajiban Penyediaan Modal Miminum (KPMM) 21.73% 21.90% -0.17% Aset produktif dan non produktif bermasalah terhadap total asset 4.00% 5.90% -1.91% produktif dan non produktif Aset produktif bermasalah terhadap total asset produktif 2.20% 5.75% -3.55% Cadangan kerugian penurunan nilai aset keuangan terhadap aset 1.08% 2.74% -1.66% produktif NPL Gross 2.83% 7.12% -4.28% NPL Netto 1.90% 3.98% -2.08% ROA 0.53% -2.82% 3.35% ROE 2.11% % 17.35% NIM 5.41% 5.07% 0.34% BOPO 96.24% % % LDR 89.04% 94.23% -5.18% RASIO KEPATUHAN Presentase pelanggaran BMPK Pihak terkait 0.00% 0.00% 0.00% Pihak tidak terkait 0.00% 0.00% 0.00% Presentase pelampauan BMPK Pihak terkait 0.00% 0.00% 0.00% Pihak tidak terkait 0.00% 0.00% 0.00% Giro Wajib Minimum (GWM) GWM Utama Rupiah 6.55% 7.56% -1.01% GWM Valuta Asing 0.00% 0.00% 0.00% Posisi Devisa Netto (PDN) 0.00% 0.00% 0.00% EFISIENSI Rasio Beban Operasional dibandingkan Pendapatan Operasional (BOPO) mengalami penurunan yang cukup signifikan di tahun 2016 yaitu sebesar 28.70% menjadi hanya sebesar 96.24%. Hal ini disebabkan oleh menurunnya Biaya Cadangan Kerugian Penurunan Nilai (CKPN) - Kredit sebesar Rp 64.5 Miliar (85.67%) menjadi hanya sebesar Rp 10.8 Miliar. LIKUIDITAS Bank BHI berupaya memanfaatkan DPK yang dihimpun ke dalam Kredit yang diberikan demi menjalankan fungsinya sebagai lembaga intermediasi sekaligus meningkatkan profitabilitas. Tingkat Likuiditas Bank tetap kuat dan sehat yang ditunjukkan dengan Rasio Kredit terhadap Dana Pihak Ketiga (DPK) atau Loan to Deposit Ratio (LDR) sebesar 89.04% di tahun Laporan Tahunan 64

68 Kilas Kinerja 2016 Laporan Manajemen Profil Perusahaan Analisis dan Pembahasan Manajemen KOMITMEN DAN KONTIJENSI Komitmen mengacu pada komitmen penyediaan pembiayaan dari instrumen keuangan yang mengakibatkan pengakuan aktiva dan / atau kewajiban selama periode tertentu. Sedangkan kontinjensi adalah aset dan / atau kewajiban yang kemungkinan dapat terjadi sebagai akibat dari beberapa kejadian sehubungan dengan Kredit dan Transaksi Akseptasi. Total Kewajiban Komitmen dan Kontinjensi (bersih) pada tahun 2016 cenderung stabil dan tidak menunjukkan pergerakan angka yang terlalu signifikan. Kewajiban Komitmen yang berasal dari Tagihan Fasilitas Kredit kepada Nasabah yang belum ditarik pada tahun 2016 mengalami penurunan sebesar 19.26% menjadi sebesar Rp Miliar. Sedangkan tagihan Kontinjensi dari Pendapatan Bunga Dalam Penyelesaian-Bunga Kredit yang diberikan mengalami peningkatan sebesar 16.46% menjadi sebesar Rp 9.0 Miliar. Sedangkan untuk kewajiban Kontinjensi Garansi yang diberikan mengalami penurunan sebesar 52.38% menjadi hanya sebesar Rp 250 Miliar di tahun 2016 Tabel Komitmen dan Kontijensi (dalam jutaan rupiah) POS-POS PERTUMBUHAN Nominal % TAGIHAN KOMITMEN 1 Fasilitas pinjaman yang belum ditarik a. Rupiah b. Valuta asing Posisi pembelian spot dan derivatif yang masih berjalan Lainnya KEWAJIBAN KOMITMEN 1 Fasilitas kredit kepada nasabah yang belum ditarik a. BUMN i. Committed - Rupiah Valuta asing ii. Uncommitted - Rupiah Valuta asing b. Lainnya i. Committed ii. Uncommitted (43.707) -19,26% 2 Fasilitas kredit kepada bank lain yang belum ditarik a. Committed i. Rupiah ii. Valuta asing b. Uncommitted i. Rupiah ii. Valuta asing Irrevocable L/C yang masih berjalan a. L/C luar negeri b. L/C dalam negeri Posisi penjualan spot dan derivatif yang masih berjalan Lainnya TAGIHAN KONTINJENSI 1 Garansi yang diterima a. Rupiah b. Valuta asing Pendapatan bunga dalam penyelesaian a. Bunga kredit yang diberikan ,46% b. Bunga lainnya Lainnya KEWAJIBAN KONTINJENSI 1 Garansi yang diberikan a. Rupiah (275) -52,38% b. Valuta asing Lainnya Laporan Tahunan 2016

69 Tata Kelola Perusahaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan Laporan Keuangan STRUKTUR PEMODALAN BANK Kewajiban Penyediaan Modal Minimum Bank pada tahun 2016 dihitung berdasarkan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan (POJK) Nomor 11/POJK.03/2016 tentang Kewajiban Penyediaan Modal Minimum Bank Umum dimana modal yang ditetapkan paling rendah 9% (sembilan persen) sampai dengan kurang dari 10% (sepuluh persen) dari ATMR bagi Bank dengan profil risiko Peringkat 2. Guna menjaga struktur permodalan yang kuat serta memenuhi ketentuan kecukupan permodalan yang ditetapkan oleh regulator berdasarkan klasifikasi BUKU Bank, maka pada tahun 2015 Bank telah melakukan Initial Public Offering (IPO) sebesar Rp 100 Miliar atau sekitar 22% dari total Modal disetor sehingga membuat posisi modal disetor bank menjadi sebesar Rp 365 Miliar. kepada seluruh pemegang saham apabila pada tahun buku yang bersangkutan Perseroan membukukan laba bersih dan laba ditahan yang positif dengan tidak mengabaikan tingkat kesehatan Perseroan, peraturan perundang-undangan dan kebutuhan dana yang diperlukan untuk investasi dalam rangka pengembangan usaha tanpa mengurangi hak dari Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) Perseroan. PROGRAM KEPEMILIKAN SAHAM OLEH MANAJEMEN DAN / ATAU KARYAWAN Berdasarkan Akta Berita Acara Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa No. 31 tanggal 18 Maret 2015, yang dibuat di hadapan Edward Suharjo Wiryomartani, SH. M.Kn Notaris di Jakarta, pemegang saham telah Tabel Struktur Modal Bank BHI (dalam jutaan rupiah) STRUKTUR MODAL PERTUMBUHAN NOMINAL % Modal Modal Inti (Tier 1) 338, ,168 4, % Modal Pelengkap (Tier 2) 11,469 12,402 (933) -7.52% Total Modal 349, ,570 4, % ATMR Risiko Kredit 1,435,089 1,403,622 31, % ATMR Risiko Operasional - 13,164 (13,164) % ATMR Risiko Pasar 173, ,151 12, % Total ATMR 1,609,011 1,577,937 31, % Rasio KPMM Sesuai Profil Risiko 10.00% 9.00% 1.00% DAMPAK PERUBAHAN TINGKAT SUKU BUNGA TERHADAP KINERJA BANK Selama tahun 2016, Bank Indonesia telah menurunkan tingkat suku bunga Bank Indonesia (BI Rate) dari 7.50% menjadi 6.50%. Untuk tahun 2016 ini, Bank Indonesia juga telah menerapkan kebijakan baru yang dinamakan BI 7-day Reverse Repo Rate yang bertujuan agar suku bunga kebijakan dapat secara cepat mempengaruhi pasar uang perbankan dan sektor rill. Hal ini berdampak pada industri perbankan termasuk Bank BHI terutama penurunan pada tingkat suku bunga dana pihak ketiga. Tingkat suku bunga efektif rata-rata untuk Deposito berjangka sebesar 7.54%. Tingkat suku bunga efektif rata-rata Tabungan sebesar 2.89%. Sedangkan tingkat suku bunga efektif rata-rata Giro sebesar 2.52%. INFORMASI MATERIAL YANG TERJADI SETELAH TANGGAL LAPORAN AKUNTAN Bank BHI tidak memiliki informasi material penting yang terjadi setelah tanggal laporan akuntan. KEBIJAKAN DIVIDEN Sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku, pembayaran dividen harus disetujui oleh pemegang saham dalam RUPS. Anggaran dasar perseroan menyatakan bahwa dividen hanya dapat dibayarkan sesuai dengan kemampuan keuangan Perseroan berdasarkan keputusan yang diambil dalam RUPS. Perseroan akan membayarkan dividen secara tunai menyetujui rencana Program Alokasi Saham Karyawan (Employee Stock Allocation / ESA). Program ESA ini dialokasikan sejumlah 0.16% dari jumlah saham yang ditawarkan dalam Penawaran Umum atau sejumlah saham. Apabila terdapat sisa saham yang tidak diambil bagian oleh karyawan perseroan, maka sisa saham tersebut akan ditawarkan kepada masyarakat. Program ESA diperuntukan hanya kepada karyawan Perseroan yang berjumlah sekitar 313 orang dan tidak diperuntukan bagi direksi dan komisaris Perseroan. Pelaksanaan program ESA akan mengikuti ketentuan yang terdapat dalam peraturan Bapepam dan LK No. IX.A.7. Program ESA ini merupakan program pemberian jatah pasti saham yang merupakan bagian dari Penawaran Umum Perdana Saham Perseroan kepada karyawan Perseroan yang telah memenuhi kualifikasi dari Perseroan (Peserta ESA). Tujuan utama program Kepemilikan saham ESA adalah untuk meningkatkan rasa kepemilikan terhadap Perseroan oleh karyawan Perseroan sehingga mempunyai rasa memiliki (sense of belonging) dan diharapkan dapat meningkatkan produktivitas kerja dari masing-masing karyawan yang pada akhirnya akan meningkatkan pula kinerja korporasi secara keseluruhan sehingga terdapat peningkatan nilai perusahaan yang dapat dinikmati oleh Stakeholders Perseroan Laporan Tahunan 66

70 Kilas Kinerja 2016 Laporan Manajemen Profil Perusahaan Analisis dan Pembahasan Manajemen KEBIJAKAN AKUNTANSI Bank BHI telah menerapkan Pedoman Standar Akutansi Keuangan Indonesia dalam menerbitkan laporan keuangan tahunannya dan telah menjelaskan kebijakan penting akutansi yang diterapkan pada catatan Laporan Keuangan per 31 Desember 2016 dan 2015 yang terdapat pada laporan ini. INFORMASI KELANGSUNGAN USAHA HAL-HAL YANG BERPENGARUH SIGNIFIKAN TERHADAP KELANGSUNGAN USAHA Bank BHI selama tahun 2016 tidak menghadapi hal-hal yang berpengaruh signifikan terhadap kelangsungan usaha. ASSESSMENT MANAJEMEN ATAS HAL-HAL YANG BERPENGARUH SIGNIFIKAN TERHADAP KELANGSUNGAN USAHA Bank BHI telah berhasil meningkatkan kinerja keuangannya dari kondisi sebelumnya yang mengalami kerugian di 2015 menjadi keuntungan atau laba yang cukup signifikan pada tahun Hal ini menunjukkan bahwa adanya potensi untuk melanjutkan kelangsungan usaha di masa yang akan datang khususnya pada tahun 2017 yang diprediksikan mengalami perbaikan jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya. ASUMSI YANG DIGUNAKAN MANAJEMEN DALAM MELAKUKAN ASSESSMENT Beberapa Faktor yang menjadi pertimbangan manajemen dalam melakukan assessment terhadap kelangsungan usaha adalah sebagai berikut: Kinerja Keuangan yang terus membaik yang tercermin dalam laba yang dihasilkan pada tahun Tidak sedang menghadapi Perkara Hukum yang berpengaruh signifikan terhadap kegiatan bisnis Bank. Solvabilitas yang tetap terjaga dan berada diatas ketentuan Bank Indonesia yang sebesar 8%. Hal ini menunjukkan kemampuan permodalan Bank yang semakin kuat untuk menunjang kegiatan operasional Bank. Tidak terdapat masalah internal yang signifikan. INFORMASI TRANSAKSI MATERIAL YANG MENGANDUNG BENTURAN KEPENTINGAN DAN/ATAU TRANSAKSI DENGAN PIHAK BERELASI Tidak ada transaksi material yang mengandung benturan kepentingan dan / atau transaksi dengan pihak berelasi Bank. PENYEDIAAN DANA KEPADA PIHAK TERKAIT DAN DANA BESAR Bank wajib menerapkan prinsip kehati-hatian dalam penyediaan dana kepada pihak terkait maupun penyediaan dana besar dengan mendiversifikasi portofolio penyediaan dana. Aturan pelaksanaannya berpedoman kepada ketentuan BI tentang Batas Maksimum Pemberian Kredit Bank Umum serta Kebijakan dan Pedoman Perkreditan Perbankan Bank BHI. Ketegasan aturan tentang penyediaan dana ini semata-mata untuk mencegah bank dari kegagalan saat melakukan transaksi bisnis. Tabel Penyediaan Dana Kepada Pihak Terkait dan Dana Besar Tahun 2016 (dalam jutaan rupiah) Penyediaan Dana Jumlah Debitur Nominal Kepada Pihak Terkait 4 23,331 Kepada Debitur Inti a. Individual 8 164,977 b. Group 7 225,429 REALISASI PENGGUNAAN DANA HASIL PENAWARAN UMUM Dana hasil dari Penawaran Umum Perdana yang akan di terima oleh Perseroan, setelah dikurangi seluruh biayabiaya emisi dan pengeluaran tertentu yang berhubungan dengan Penawaran Umum Perdana, seluruhnya akan digunakan untuk memperkuat struktur pendanaan jangka panjang guna mendukung ekspansi kredit dalam rangka pengembangan usaha. Manajemen Perseroan menyatakan bahwa setiap penggunaan dana yang diperoleh dari hasil Penawaran Umum akan mengikuti ketentuan peraturan dan perundangan berlaku. Apabila dalam pelaksanaan dari penggunaan dana yang diperoleh dari hasil Penawaran Umum merupakan Transaksi Material, maka pelaksanaannya akan mengikuti ketentuan sebagaimana diatur dalam Peraturan Nomor IX.E.2 Lampiran Keputusan Ketua Bapepam dan LK Nomor: KEP-614/BL/2011 tentang Transaksi Material dan Perubahan Kegiatan Usaha Utama dan apabila merupakan Transaksi Afiliasi atau Transaksi yang mengandung unsur benturan kepentingan, maka akan mengikuti ketentuan sebagaimana diatur dalam Peraturan Nomor IX.E.1 Lampiran Keputusan Ketua Bapepam dan LK Nomor: KEP-412/BL/2009 tentang Transaksi Afiliasi dan Benturan Kepentingan Transaksi Tertentu. PERUBAHAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN YANG BERPENGARUH SIGNIFIKAN TERHADAP BANK Tidak ada perubahan peraturan perundang-undangan yang memiliki dampak material terhadap laporan keuangan Bank. 67 Laporan Tahunan 2016

71 Tata Kelola Perusahaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan Laporan Keuangan Dana yang diperoleh dari Penawaran Umum & Penempatan Sisa Dana Jenis Penawaran Umum Nama Emisi Tanggal Efektif Jumlah Hasil Penawaran Umum (satuan mata uang) Biaya Penawaran Umum (satuan mata uang) Hasil Realisasi Bersih (satuan mata uang) Rencana Penggunaan Dana Menurut Prospektus (satuan mata uang) Realisasi Penggunaan Dana Menurut Prospektus (satuan mata uang) Sisa Dana (satuan mata uang) IPO Saham BBHI 12 Agustus Jenis Penawaran Umum IPO Saham Kode Nama Efek BBHI Sisa Dana (satuan mata uang) Bunga / Imbal Hasil Penempatan List Penempatan Jangka Waktu Penyimpanan Hubungan Dengan Perusahaan ,00% BI 3 hari Pihak Ketiga ,59% BI 5 hari Pihak Ketiga Rincian dan Realisasi Penawaran Umum Jenis Penawaran Umum Kode Nama Efek Tanggal Efektif Hasil Realisasi Bersih (satuan mata uang) Uraian Rencana List Jumlah (satuan mata uang) Persentase IPO Saham BBHI 12 Agustus Ekspansi Kredit Jenis Penawaran Umum Kode Nama Efek Tanggal Efektif IPO Saham BBHI 12 Agustus 2015 Hasil Realisasi Bersih (satuan mata uang) Uraian Rencana List Jumlah (satuan mata uang) Persentase Rincian Biaya Penawaran Umum Jenis Penawaran Umum Kode Nama Efek Tanggal Efektif Jumlah Hasil Penawaran Umum Uraian IPO Saham BBHI 12 Agustus a. Biaya jasa penjaminan (underwriter fee) b. Biaya jasa penyelenggaraan (management fee) c. Baya jasa penjualan (selling fee) d. Biaya jasa profesi penunjang pasar modal e. Biaya jasa lembaga penunjang pasar modal f. Biaya jasa konsultasi keuangan (financial advisory fee) g. Biaya lain-lain yang dapat diatribusikan langsung sebagai biaya emisi Jumlah (satuan mata uang) Persentase Laporan Tahunan 68

72 Kilas Kinerja 2016 Laporan Manajemen Profil Perusahaan Analisis dan Pembahasan Manajemen Tata Kelola Perusahaan Good Corporate Governance Senantiasa Memberikan Rasa Aman Kepada Nasabah Secara umum, Bank BHI telah menerapkan prinsip-prinsip dasar GCG yang mencakup Transparency, Accountability, Responsibility, Independency dan Fairness 69 Laporan Tahunan 2016

73 Tata Kelola Perusahaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan Laporan Keuangan Tata Kelola Perusahaan ARTI PENTING GOOD CORPORATE GOVERNANCE (GCG) BAGI BANK BHI Sebagai perusahaan publik, Bank BHI memiliki tujuan untuk memberikan nilai jangka panjang dan berkelanjutan untuk pemegang saham dan pemangku kepentingan. Tujuan tersebut diupayakan melalui setiap lini bisnis perbankan yang dikerjakan. Berlandaskan pada tujuan tersebut, Bank BHI memiliki komitmen untuk menerapkan Good Corporate Governance (GCG) dengan melaksanakan praktik bisnis yang sehat, transparan dan profesional. Pelaksanaan tata kelola yang baik atau Good Corporate Governance (GCG) merupakan strategi bank untuk melindungi kepentingan para pemangku kepentingan dari segala potensi risiko bisnis yang kompleks melalui penguatan kondisi internal pada seluruh tingkatan atau jenjang organisasi, serta peningkatan kepatuhan terhadap peraturan, perundang-undangan serta nilainilai etika yang berlaku umum di industri perbankan. DASAR PENERAPAN GCG Sebagai Bank Umum, sudah menjadi keharusan bagi Bank BHI untuk menerapkan GCG sesuai dengan ketentuan yang berlaku, yakni: Peraturan Otoritas Jasa Keuangan (POJK) No. 55/POJK.03/2016 tentang Penerapan Tata Kelola Bagi Bank Umum. POJK ini mencabut atau menggantikan PBI No. 8/4/PBI/2006 tanggal 30 Januari 2006 dan PBI No. 8/14/PBI/2006 tanggal 5 Oktober 2006 tentang Perubahan atas PBI No. 8/4/PBI/2006 tentang Pelaksanaan Good Corporate Governance (GCG) Bagi Bank Umum. PENINGKATAN KUALITAS GCG SECARA BERKELANJUTAN PENETAPAN STANDAR KUALITAS IMPLEMENTASI Standar pengukuran kualitas penerapan tata kelola mengacu kepada target yang telah disusun di dalam rencana bisnis khususnya yang terkait dengan pelaksanaan prinsip-prinsip tata kelola yang baik. PELAKSANAAN DAN PEMONITORAN IMPLEMENTASI GCG Pelaksanaan dan pemonitoran implementasi GCG memerlukan pembentukan dan penguatan GCG. Monitoring pelaksanaan tata kelola yang baik fokus kepada bagaimana bank menerapkan prinsip-prinsip (TARIF): Transparency, Accountability, Responsibility, Independency dan Fairness. Dengan semakin tajamnya persaingan bisnis perbankan maka penerapan GCG yang efektif menjadi salah satu sasaran strategis jangka panjang yang akan dicapai. Penerapan GCG yang efektif bisa menjadikan Bank BHI sebagai salah satu bank lokal yang patut dicontoh oleh bank-bank lainnya dalam hal tata kelola. Penerapan GCG diprioritaskan kepada komitmen yang telah dibuat oleh Bank BHI dengan Regulator. Berbagai isu penting yang ada terkait dengan GCG sudah ditindaklanjuti dengan baik dan telah diimplementasikan kedalam pelaksanaan operasional Bank. Untuk selanjutnya Bank BHI akan tetap menjalankan komitmen-komitmen yang pernah dibuat sebagai tindak lanjut atas hasil pemeriksaan Otoritas Jasa Keuangan. SELF ASSESSMENT Bank BHI secara periodik melakukan self assessment terhadap pelaksanaan GCG. Self assessment merupakan upaya sistematik untuk menghimpun dan mengolah data (fakta dan informasi) yang handal dan terpercaya sehingga dapat disimpulkan kenyataan yang dapat digunakan sebagai landasan tindakan manajemen agar pelaksanaan GCG dapat dilakukan secara efektif. Selain itu, Bank BHI secara berkala melakukan self assessment pelaksanaan tata kelola untuk memastikan bahwa pertumbuhan dan stabilitas bank selalu terjaga dan terkendali sesuai rencana bisnis dan peraturan yang berlaku. PRINSIP GCG TRANSPARENCY ACCOUNTABILITY RESPONSIBILITY INDEPENDENCY FAIRNESS GCG 2016 Laporan Tahunan 70

74 Kilas Kinerja 2016 Laporan Manajemen Profil Perusahaan Analisis dan Pembahasan Manajemen Struktur dan Mekanisme GCG RAPAT UMUM PEMEGANG SAHAM (RUPS) TAHUNAN DAN RAPAT UMUM PEMEGANG SAHAM LUAR BIASA (RUPSLB) TAHUN RUPS TAHUNAN DILAKSANAKAN PADA TANGGAL 27 JUNI 2016 Mata Acara I & II Persetujuan Laporan Tahunan termasuk Pengesahan Laporan Keuangan, Laporan Tugas Dewan Komisaris dan Laporan Tugas Direksi Tahun Buku 2015 Keputusan 1 Menyetujui pengesahan Laporan Tahunan dan Laporan Keuangan tahun Menyetujui pengesahan Laporan Tugas Dewan Komisaris dan Laporan Tugas Direksi tahun buku 2015 Hasil Pemungutan Suara Setuju : Saham (100%) Tidak Setuju : 0 Saham (0%) Blanko/Abstain : 0 Saham (0%) Realisasi Terealisasi Mata Acara III Persetujuan pemberian wewenang kepada Dewan Komisaris Perseroan untuk menunjuk Akuntan Publik Keputusan Menyetujui pemberian wewenang kepada Dewan Komisaris Perseroan untuk menunjuk Akuntan Publik Hasil Pemungutan Suara Setuju : Saham (100%) Tidak Setuju : 0 Saham (0%) Blanko/Abstain : 0 Saham (0%) Realisasi Terealisasi Mata Acara IV Penetapan besarnya Remunerasi dan Tunjangan lain bagi seluruh Dewan Komisaris dan Anggota Direksi tahun buku 2016 Keputusan Menyetujui penetapan Remunerasi dan tunjangan lain bagi seluruh Dewan Komisaris dan Anggota Direksi Hasil Pemungutan Suara untuk tahun buku 2016 Setuju : Saham (100%) Tidak Setuju : 0 Saham (0%) Blanko/Abstain : 0 Saham (0%) Realisasi Terealisasi Mata Acara V Pengesahan dan penetapan rencana kerja Tahun 2016 Keputusan Menyetujui pengesahan dan penetapan rencana kerja Tahun 2016 Hasil Pemungutan Suara Setuju : Saham (100%) Tidak Setuju : 0 Saham (0%) Blanko/Abstain : 0 Saham (0%) Realisasi Terealisasi RUPS LUAR BIASA DILAKSANAKAN PADA TANGGAL 27 JUNI 2016 Mata Acara Perubahan Susunan Pengurus Perseroan Keputusan Menyetujui perubahan susunan pengurus perseroan yakni menyetujui pengunduran diri Tuan ANTONIUS PRABOWO ARGO sebagai Direktur Utama dan selanjutnya untuk mengangkat Tuan ROSEP TUNGGAL LESMANA dan Tuan AGUS PRIBADI keduanya sebagai anggota Direksi yang baru Sehingga susunan pengurus Perseroan menjadi : SUSUNAN DIREKSI Direktur : Barlian Halim Direktur : Doddy Setyantoko Soewito Direktur : Rosep Tunggal Lesmana Direktur : Agus Pribadi SUSUNAN KOMISARIS Komisaris Utama Independen Komisaris Komisaris Independen : Bernardus Dwibyantoro : Rachman Hakim : Robertus Soedaryatmo Y Hasil Pemungutan Suara Realisasi Setuju : Saham (100%) Tidak Setuju : 0 Saham (0%) Blanko/Abstain : 0 Saham (0%) Terealisasi RUPS LUAR BIASA DILAKSANAKAN PADA TANGGAL 21 SEPTEMBER 2016 Mata Acara I Persetujuan rencana Perseroan untuk melakukan peningkatan modal dengan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu ("HMETD") Keputusan Menyetujui rencana Perseroan untuk melakukan peningkatan modal dengan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu ("HMETD") kepada para pemegang saham Perseroan, dalam jumlah sebanyak-banyaknya (satu milyar) saham Hasil Pemungutan Suara Setuju : Saham (99.99%) Tidak Setuju : Saham ( %) Blanko/Abstain : 0 Saham (0%) Realisasi Belum terealisasi 71 Laporan Tahunan 2016

75 Tata Kelola Perusahaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan Laporan Keuangan Mata Acara II Persetujuan perubahan Pasal 4 ayat (2) dan (3) Anggaran Dasar Perseroan sehubungan dengan pelaksanaan HMETD Keputusan Menyetujui perubahan Pasal 4 ayat (2) dan (3) Anggaran Dasar Perseroan sehubungan dengan pelaksanaan HMETD, yaitu peningkatan modal ditempatkan dan disetor Perseroan serta pemberian wewenang kepada Direksi Perseroan untuk mengambil tindakan yang dianggap perlu untuk melaksanakan keputusan RUPSLB tersebut dan untuk menyatakan kembali dalam akta dihadapan pejabat yang berwenang sehubungan dengan hasil pelaksanaan HMETD Hasil Pemungutan Suara Setuju : Saham (99.99%) Tidak Setuju : Saham ( %) Blanko/Abstain : 0 Saham (0%) Realisasi Belum terealisasi Mata Acara III Persetujuan perubahan susunan Pengurus Perseroan Keputusan Perubahan susunan Direksi dan Dewan Komisaris Perseroan yakni; 1 Menyetujui pengunduran diri dari Tuan RACHMAN HAKIM dan mengangkat Nyonya NOVITA HAKIM sebagai Komisaris Perseroan 2 Menyetujui pengunduran diri dari Tuan DODDY SETYANTOKO SOEWITO sebagai Direktur Perseroan 3 Menyetujui pengunduran diri dari Tuan AGUS PRIBADI dan Tuan ROSEP TUNGGAL LESMANA masing-masing sebagai Direktur Perseroan dan mengangkat Tuan HARRY ABBAS dan Tuan DAVID AMIN SANJAYA sebagai Direktur Perseroan. Sehingga susunan pengurus Perseroan menjadi SUSUNAN DIREKSI Direktur Direktur Direktur : Barlian Halim : Harry Abbas : David Amin Sanjaya Hasil Pemungutan Suara Realisasi SUSUNAN KOMISARIS Komisaris Utama Independen : Bernardus Dwibyantoro Komisaris : Novita Hakim Komisaris Independen : Robertus Soedaryatmo Y Setuju : Saham (100%) Tidak Setuju : 0 Saham (0%) Blanko/Abstain : 0 Saham (0%) Terealisasi RUPS LUAR BIASA DILAKSANAKAN PADA TANGGAL 8 DESEMBER 2016 Mata Acara I Persetujuan perubahan Susunan Pengurus Perseroan Keputusan Perubahan Susunan Direksi dan Dewan Komisaris Perseroan yakni pengunduran diri dari Tuan DAVID AMIN SANJAYA dan mengangkat Tuan DAVID FISHER KUSNADI sebagai Direktur Perseroan Sehingga susunan pengurus Perseroan menjadi: SUSUNAN DIREKSI Direktur Direktur Direktur SUSUNAN KOMISARIS Komisaris Utama Independen Komisaris Komisaris Independen : Barlian Halim : Harry Abbas : David Fisher Kusnadi : Bernardus Dwibyantoro : Novita Hakim : Robertus Soedaryatmo Y Hasil Pemungutan Suara Setuju : Saham (100%) Tidak Setuju : 0 Saham (0%) Blanko/Abstain : 0 Saham (0%) Realisasi Terealisasi Mata Acara II Persetujuan perpanjangan masa bakti Pengurus Perseroan Keputusan Menyetujui untuk mengangkat kembali anggota Direksi dan anggota Dewan Komisaris Perseroan, terhitung sejak tanggal 19 Januari 2017 (sembilan belas Januari tahun dua ribu tujuh belas) sampai dengan penutupan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan tahun ketiga berikutnya dengan tidak mengurangi hak Rapat Umum Pemegang Saham untuk memberhentikannya (mereka) sewaktu-waktu sebelum masa jabatannya (mereka) berakhir Hasil Pemungutan Suara Setuju : Saham (100%) Tidak Setuju : 0 Saham (0%) Blanko/Abstain : 0 Saham (0%) Realisasi Terealisasi 2016 Laporan Tahunan 72

76 Kilas Kinerja 2016 Laporan Manajemen Profil Perusahaan Analisis dan Pembahasan Manajemen RAPAT UMUM PEMEGANG SAHAM (RUPS) DAN RAPAT UMUM PEMEGANG SAHAM LUAR BIASA (RUPSLB) TAHUN RUPS TAHUNAN DILAKSANAKAN PADA TANGGAL 8 MEI 2015 Mata Acara I Keputusan Notulen Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan PT Bank Harda Internasional Tbk Tahun Menyetujui laporan tahunan Perseroan tahun buku 2014 dan mengesahkan laporan keuangan Perseroan tahun buku 2014 yang telah diaudit oleh Kantor Akuntan Publik Gant Thronton-Gani, Gani sigiro & Handayani, sebagaimana dimuat dalam Laporan Auditor Independen Nomor A-034/GSH/15RF tanggal 1 April 2015 dengan pendapat "Wajar Tanpa Pengecualian"; 2 Mengesahkan laporan tugas pengawasan Dewan Komisaris Perseroan tahun buku 2014 dan memberikan pembebasan dan pelunasan tanggung jawab sepenuhnya ("acquite et decharge") kepada anggota Direksi Perseroan atas tindakan pengurusan serta anggota Dewan Komisaris Perseroan atas tindakan pengawasan yang telah mereka lakukan selama tahun buku 2014, sejauh tindakan kepengurusan dan kepengawasan tersebut tercemin dalam laporan tahunan Perseroan untuk tahun buku 2014; 3 Memberikan wewenang kepada Dewan Komisaris Perseroan untuk menunjuk Akuntan Publik untuk mengaudit laporan keuangan Perseroan untuk tahun buku 2015 (dua ribu lima belas) serta menetapkan jumlah honorarium dan persyaratan lain penunjukan Akuntan Publik tersebut; 4 Penetapan Remunerasi dan tunjangan lain bagi seluruh Dewan Komisaris dan anggota Direksi Perseroan untuk tahun buku 2015 dilimpahkan kewenangannya kepada Dewan Komisaris; 5 Menetapkan penggunaan laba bersih Perseroan tahun buku 2014 dengan perincian sebagai berikut : a Tidak ada cadangan umum untuk tahun buku 2015 dan tidak ada pembagian dividen kepada pemegang saham. b Dibagikan sebagai tantiem kepada Dewan Komisaris dan direksi Perseroan serta bonus kepada karyawan Perseroan sebagai berikut : Kurang lebih 10% (sepuluh) dari laba bersih dibagikan sebagai tantiem kepada Dewan Komisaris dan Direksi Perseroan serta dibagikan sebagai bonus kepada karyawan Perseroan dan memberi pelimpahan wewenang kepada Dewan Komisaris Perseroan untuk mengatur lebih lanjut mengenai tata cara pembagian tantiem dan bonus tersebut : c sisa laba bersih Perseroan yang belum ditentukan penggunaannya dicatat sebagai laba ditahan Perseroan. 6 Lain-lain Hasil Pemungutan Suara Setuju : Saham (100%) Tidak Setuju : 0 Saham (0%) Blanko/Abstain : 0 Saham (0%) Realisasi Terealisasi RUPS LUAR BIASA DILAKSANAKAN PADA TANGGAL 29 JANUARI 2015 Mata Acara Keputusan 1 Menegaskan kembali sebagian isi Keputusan Pemegang Saham Perseroan tertanggal 18 Desember 2014 yang berisikan: - Menyetujui peningkatan Modal Dasar perseroan yang semula Rp ,- menjadi Rp , - Menyetujui peningkatan Modal Disetor perseroan yang semula sebesar Rp ,- menjadi Rp ,- dengan penyetoran sebesar Rp , berasal dari Rp ,- setoran tunai dan Rp ,- laba ditahan Perusahaan - Menyetujui perubahan nilai nominal saham yang semula Rp ,- per lembar saham menjadi Rp. 100,- per lembar saham - Dengan dilakukannya peningkatan modal dasar dan modal disetor dan perubahan nilai nominal saham akan merubah Ketentuan Pasal 4 Ayat 2 Anggaran Dasar Perseroan dan komposisi pemegang saham yang selanjutnya akan tertulis dan berbunyi sebagai berikut: Modal Dasar Rp ,- Modal Ditempatkan atau Disetor Rp ,- Susunan Pemegang Saham menjadi : PT HAKIMPUTRA PERKASA Rp ,- (92,23 %) KWEE SIN TO Rp ,- (7,77 %) Seluruhnya berjumlah lembar saham atau sebesar Rp ,- - Menyetujui perubahan ketentuan pasal 12 ayat 1 Anggaran Dasar Perseroan mengenai "Tugas dan Wewenang Direksi" yakni: I Direksi berhak mewakili Perseroan di dalam dan diluar Pengadilan tentang segala hal dan dalam segala kejadian, mengikat Perseroan dengan pihak lain dan pihak lain dengan Perseroan, serta menjalankan segala tindakan, baik yang mengenai kepengurusan maupun kepemilikan, akan tetapi dengan pembatasan bahwa untuk : a.1 memperoleh, memindahtangankan atau melepaskan hak atas barang-barang tetap atau perusahaan Perseroan a.2 menjaminkan harta Perseroan, baik yang bergerak maupun yang tidak bergerak, kurang dari satu sampai dengan 50% (lima puluh persen) dari jumlah kekayaan bersih Perseroan dalam 1 (satu) tahun buku, baik dalam 1 (satu) transaksi atau beberapa transaksi yang berdiri sendiri ataupun yang berkaitan satu sama lain. b Mengikat Perseroan sebagai penjamin (tidak termasuk didalamnya mengeluarkan Bank Garansi) 73 Laporan Tahunan 2016

77 Tata Kelola Perusahaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan Laporan Keuangan c d e Menambahkan modal dan atau harta benda Perseroan pada Perseroan atau perusahaan lain tidak termasuk didalamnya, membeli dan menjual surat-surat berharga. dan Mengambil setiap kebijakan dan keputusan yang bersifat strategis, yaitu keputusan yang dapat mempengaruhi keuangan Perseroan secara signifikan dan/atau memiliki dampak yang berkesinambungan terhadap anggaran, sumber daya manusia, struktur organisasi, dan/atau pihak ketiga Memberikan kredit/pinjaman kepada pihak lain dengan nilai diatas yang telah ditetapkan oleh Dewan Komisaris - Harus dengan persetujuan Dewan Komisaris 2 Menyetujui peningkatan Modal Disetor Perseroan yang semula sebesar Rp ,- menjadi sebesar Rp ,- yang diambil bagian dan oleh PT HAKIMPUTRA PERKASA sebanyak lembar saham atau sebesar Rp ,- Sehingga susunan pemegang saham menjadi : PT HAKIMPUTRA PERKASA Rp ,- (93,05 %) KWEE SIN TO Rp ,- (6,95 %) Sehingga seluruhnya berjumlah lembar Rp.100,- seluruhnya Rp ,- Hasil Pemungutan Suara Setuju : Saham (100%) Tidak Setuju : 0 Saham (0%) Blanko/Abstain : 0 Saham (0%) Realisasi Terealisasi RUPS LUAR BIASA DILAKSANAKAN PADA TANGGAL 12 MARET 2015 Mata Acara Keputusan Menyetujui pengangkatan Tuan TEDDY SADIKIN sebagai Direktur Perseroan yang baru. Sehingga susunan pengurus Perseroan menjadi : SUSUNAN DIREKSI Direktur Utama Direktur Direktur Direktur SUSUNAN KOMISARIS Komisaris Utama Independen Komisaris Komisaris Independen : Antonius Prabowo Argo : Doddy Setyantoko Soewito : Budiarto Santoso : Teddy Sadikin : Bernardus Dwibyantoro : Rachman Hakim : Robertus Soedaryatmo Y Hasil Pemungutan Suara Setuju : Saham (100%) Tidak Setuju : 0 Saham (0%) Blanko/Abstain : 0 Saham (0%) Realisasi Terealisasi RUPS LUAR BIASA DILAKSANAKAN PADA TANGGAL 18 MARET 2015 Agenda Rapat Keputusan 1 Persetujuan untuk menegaskan kembali perubahan anggaran dasar Perseroan yang dimuat dalam akta: - Akta tertanggal 07 Juli 1993, Nomor 6 - Akta tertanggal 03 Maret 1999, Nomor 8 - Akta tertanggal 28 Mei 1999, Nomor 3 - Akta tertanggal 16 Desember 2004, Nomor 42 - Akta tertanggal 28 Juni 2005, Nomor 34 - Akta tertanggal 12 Desember 2005, Nomor 14 - Akta tertanggal 03 Agustus 2006, Nomor 03 2 Persetujuan untuk melakukan Penawaran Umum Perdana atas saham-saham Perseroan ( Initial Public Offering ) dan untuk mengubah status Perseroan dari perseroan tertutup menjadi perseroan terbuka, yakni pengeluaran saham dalam simpanan sehubungan dengan Penawaran Umum Perdana. 3 Persetujuan untuk melaksanakan Management Stock Option Plan ( MSOP ) dalam jumlah sebanyak 10 % dari modal dan melaksanakan program Employees Stock Allocation ( ESA ) jumlah sebanyak-banyaknya 10 % dari jumlah saham yang ditawarkan dalam Penawaran Umum Perdana saham-saham Perseroan 4 Persetujuan untuk memberi kuasa kepada Direksi Perseroan untuk melaksanakan segala tindakan-tindakan yang harus dilakukan sehubungan dengan Penawaran Umum kepada masyarakat dan penggunaan dana hasil Penawaran Umum termasuk menandatangani semua perjanjian dan akta-akta yang berhubungan dengan Penawaran Umum perdana saham kepada masyarakat dan penggunaan dana hasil Penawaran Umum tersebut, termasuk namun tidak terbatas untuk : - Membuat dan menandatangani Prospektus Ringkas, Prospektus dan dokumen-dokumen lain - Mengumumkan Prospektus Ringkas, Prospektus dan/atau dokumen-dokumen lain yang dipersyaratkan dalam surat kabar - Membuat dan menandatangani Perjanjian Penjaminan Emisi Efek - Menunjuk para profesi penunjang dan lembaga penunjang (termasuk namun tidak terbatas pada konsultan hukum, notaris, akuntan publik, penjamin emisi efek,dan biro administrasi efek) 2016 Laporan Tahunan 74

78 Kilas Kinerja 2016 Laporan Manajemen Profil Perusahaan Analisis dan Pembahasan Manajemen - Membuat, menandatangani dan menyampaikan Surat pernyataan Pendaftaran dan atau dokumen-dokumen terkait lainnya kepada Otoritas Jasa Keuangan dan PT Bursa Efek Indonesia - Mendaftarkan saham-saham Perseroan dalam Penitipan Kolektif sesuai dengan peraturan yang berlaku, khususnya Peraturan Kustodian Sentral Efek Indonesia - Mencatatkan seluruh saham-saham Perseroan pada bursa efek yang merupakan saham yang telah dikeluarkan dan disetor penuh di Perseroan dengan memperhatikan peraturan perundangan yang berlaku dan peraturan di bidang Pasar ModaL - Menetapkan penggunaan dana atas dana yang diperoleh melalui Penawaran Umum - Memberikan segala infromasi dan/atau data terkait dengan proses IPO - Membuat, menandatangani pernyataan, surat, perjanjian dan dokumen-dokumen lainnya sebagaimana dianggap perlu - Meminta persetujuan dari pihak-pihak terkait dan instansi instansi berwenang 5 Menyetujui perubahan seluruh anggaran dasar Perseroan antara lain guna menyesuaikan dengan peraturan dan ketentuan yang berlaku khususnya mengenai ketentuan anggaran dasar perusahaan terbuka sebagaimana diatur dalam Peraturan OJK Hasil Pemungutan Suara Setuju : Saham (100%) Tidak Setuju : 0 Saham (0%) Blanko/Abstain : 0 Saham (0%) Realisasi Terealisasi Catatan : ESA hanya untuk karyawan dan tidak diperuntukan bagi Direksi dan Dewan Komisaris RUPS LUAR BIASA DILAKSANAKAN PADA TANGGAL 05 OKTOBER 2015 Mata Acara I Keputusan Bahwa bersasarkan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa pada tanggal 18 Maret 2015 dimana Dewan Komisaris telah diberikan kuasa untuk mumutuskan kepastian jumlah saham yang dikeluarkan melalui Penawaran Umum kepada masyarakat, maka Dewan Komisaris menyatakan menyetujui pengeluaran saham baru dari dalam simpanan (portepel) Perseroan sebanyak lembar saham melalui Penawaran Umum Saham Perdana (IPO) untuk ditawarkan kepada masyarakat termasuk melaksanakan program ESA sejumlah lembar saham, untuk dicatatkan di Bursa Efek Indonesia. Sehingga pasal 4 ayat 2 Anggaran Dasar Perseroan untuk selanjutnya menjadi sebagai berikut : Dari modal dasar tersebut telah ditempatkan dan disetor sejumlah (tiga milyar enam ratus lima puluh juta) saham dengan nilai nominal seluruhnya sebesar Rp (tiga ratus enam puluh lima milyar rupiah) oleh para pemegang saham yang telah mengambil bagian saham dan rincian serta nilai nominal saham yang disebutkan pada akhir akta. 100 % (seratus persen) dari modal ditempatkan tersebut, yaitu Rp ,- (tiga ratus enam puluh lima milyar rupiah) dengan rincian sebagai berikut : PT HAKIM PUTRA PERKASA : Rp ,- (72.65%) KWEE SIN TO : Rp ,- (5.43%) MASYARAKAT : Rp ,- (21.92%) Menjadi berjumlah lembar saham atau Rp ,- Hasil Pemungutan Suara Setuju : Saham (100%) Tidak Setuju : 0 Saham (0%) Blanko/Abstain : 0 Saham (0%) Realisasi Terealisasi RUPS LUAR BIASA DILAKSANAKAN PADA TANGGAL 01 DESEMBER 2015 Mata Acara Keputusan 1 Menyetujui pengunduran diri Tuan BUDIARTO SANTOSO dan Tuan TEDDY SADIKIN dari jabatannya masing-masing sebagai Direktur Perseroan 2 Menyetujui pengangkatan Tuan BARLIAN HALIM sebgai Direktur Perseroan yang baru Sehingga susunan pengurus Perseroan menjadi SUSUNAN DIREKSI Direktur Utama Direktur Direktur SUSUNAN KOMISARIS Komisaris Utama Independen Komisaris Komisaris Independen : Antonius Prabowo Argo : Doddy Setyantoko Soewito : Barlian Halim : Bernardus Dwibyantoro : Rachman Hakim : Robertus Soedaryatmo Y Hasil Pemungutan Suara Setuju : Saham (100%) Tidak Setuju : 0 Saham (0%) Blanko/Abstain : 0 Saham (0%) Realisasi Terealisasi 75 Laporan Tahunan 2016

79 Tata Kelola Perusahaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan Laporan Keuangan DEWAN KOMISARIS Dewan Komisaris ditunjuk dan diangkat melalui Rapat Umum Pemegang Saham. Berdasarkan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) dan berdasarkan posisi per 31 Desember 2016 maka susunan Dewan Komisaris terdiri dari seorang Komisaris Utama Independen, 1 (satu) orang Komisaris, dan 1 (satu) orang Komisaris Independen seperti tertera di tabel berikut. Rapat tersebut membahas: Evaluasi kinerja Bank, Persiapan RUPS, Penanganan AYDA dan Penghapusan oleh Pihak ketiga dan Antisipasi Terhambatnya Pertumbuhan Kredit Bank dihadapkan dengan Keterbatasan Customer Based dan Kondisi Makroekonomi. Seluruh rapat telah dibuatkan risalah rapat dan didokumentasikan. Tabel Nama Dewan Komisaris Bank BHI Nama Bernardus Dwibyantoro R. Soedaryatmo Yosowidagdo Rachman Hakim Novita Hakim *) Mengundurkan diri efektif tanggal 21 September 2016 Jabatan Komisaris Utama Independen Komisaris Independen Komisaris *) Komisaris **) **) Diangkat melalui Pernyataan Keputusan Rapat No. 80 tanggal 21 September 2016, dan telah efektif sesuai dengan Surat OJK No. SR-47/PB.12/2017 tanggal 9 Maret 2017 TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB Tugas dan tanggung jawab Dewan Komisaris dititikberatkan kepada fungsi pengawasan yang diantaranya adalah memastikan bahwa Good Corporate Governance telah terlaksana di seluruh tingkatan jenjang organisasi. Dewan Komisaris wajib mengawasi pelaksanaan tugas dan tanggung jawab Direksi termasuk memberikan nasihat, mengarahkan, memantau, dan mengevaluasi pelaksanaan kebijakan strategis bank. Kewenangan lainnya adalah memastikan bahwa Direksi telah menindaklanjuti semua temuan audit dan rekomendasi SKAI, Auditor Eksternal, serta hasil temuan Pengawasan Otoritas Jasa Keuangan, Bank Indonesia dan / atau otoritas lain. Apabila Dewan Komisaris menemukan adanya indikasi bahwa kelangsungan usaha bank akan terganggu atau ada pelanggaran atas peraturan perundang-perundangan yang berlaku, maka Dewan Komisaris wajib memberitahu Otoritas Jasa Keuangan dan atau Bank Indonesia. Dalam menunjang pelaksanaan tugas dan tanggung jawabnya, Dewan Komisaris dibantu oleh tiga Komite, yaitu Komite Audit, Komite Pemantau Risiko, dan Komite Remunerasi & Nominasi. Sesuai dengan ketentuan yang berlaku maka Dewan Komisaris melaksanakan Rapat Dewan Komisaris sebagai kelengkapan kerjanya. Pengambilan keputusan dalam Rapat Dewan Komisaris umumnya dilakukan berdasarkan Musyawarah Mufakat. Apabila hal tersebut tidak terpenuhi maka ditempuh cara Pengambilan Keputusan dengan Suara Terbanyak. RAPAT DEWAN KOMISARIS Sepanjang tahun 2016, Dewan Komisaris telah mengadakan rapat sebanyak 7 (tujuh) kali dan dihadiri oleh seluruh anggota Dewan Komisaris. Dewan Komisaris tidak terlibat dalam pengambilan keputusan kegiatan operasional Bank, kecuali untuk: 1. Penyediaan dana besar dan dana ke Pihak Terkait seperti yang tercantum di dalam Anggaran Dasar. 2. Hal-hal lain yang diatur dalam Anggaran Dasar atau peraturan perundang-undangan yang berlaku. REMUNERASI DEWAN KOMISARIS Penetapan Remunerasi Sesuai dengan Pedoman dan Tata Tertib Kerja Dewan Komisaris, ditetapkan bahwa anggota Dewan Komisaris memperoleh gaji / honorarium yang besarannya dari waktu ke waktu ditetapkan oleh Rapat Umum Pemegang Saham. Prosedur penetapan remunerasi Dewan Komisaris dibuat melalui usulan atau rekomendasi dari Komite Remunerasi dan Nominasi yang kemudian diajukan kepada Rapat Umum Pemegang Saham. Selain gaji, anggota Dewan Komisaris juga memperoleh tunjangan lain yang bentuk dan besarannya ditetapkan didalam RUPS. Komponen Remunerasi Komponen remunerasi dan fasilitas lain yang diberikan kepada Dewan Komisaris mencakup: 1. Remunerasi Bruto (Gaji, Bonus, Tunjangan Rutin, Tantiem dan Fasilitas Lain dalam bentuk natura) 2. Fasilitas Lain dalam Bentuk Natura (Perumahan, Transportasi, Asuransi Kesehatan dan sebagainya) Struktur Remunerasi Berdasarkan kepada penilaian terhadap kinerja Dewan Komisaris, struktur remunerasi yang diberikan kepada Dewan Komisaris adalah sebagai berikut: 2016 Laporan Tahunan 76

80 Kilas Kinerja 2016 Laporan Manajemen Profil Perusahaan Analisis dan Pembahasan Manajemen Tabel Remunerasi Dewan Komisaris Tahun 2016 No. 1 2 Jenis Remunerasi dan Fasilitas Lain Jumlah Diterima dalam 1 tahun Jumlah Dewan Komisaris Jutaan Rupiah Remunerasi [Gaji, bonus, tunjangan rutin, tantiem, dan fasilitas lain dalam bentuk non-natura] 3 2,238 Fasilitas lain dalam bentuk natura [Perumahan, transportasi, asuransi kesehatan, dsb] : a. Dapat Dimiliki Asuransi Kesehatan b. Tidak Dapat Dimiliki Fasilitas komunikasi & transportasi Total 3 2,238 Tabel Jumlah Remunerasi Per Orang dalam 1 Tahun (secara tunai) Jumlah Remunerasi per Orang dalam 1 Tahun Jumlah Komisaris Diatas Rp 2.,- Miliar - Diatas Rp 1,- Miliar s/d Rp 2,-Miliar - Diatas Rp 500 Juta s/d Rp 1,- Miliar 3 Rp 500 Juta ke bawah - DIREKSI SUSUNAN DIREKSI Direksi ditunjuk dan diangkat melalui Rapat Umum Pemegang Saham. Per 31 Desember 2016, susunan Direksi terdiri dari 1 (satu) orang Plt. Direktur Utama dan 1 (satu) orang Direktur Kepatuhan dan 1 (satu) orang Direktur Bisnis, seperti yang tertera pada tabel berikut. Satuan Kerja Kepatuhan, dan Satuan Kerja Manajemen Risiko. Selain itu Direksi telah membentuk komitekomite yang bertugas membantu pelaksanaan tugas Direksi yaitu: Komite Kredit, Komite ALCO, Komite Manajemen Risiko, Komite Sumber Daya Manusia, dan Komite Pengarah Teknologi Informasi, Komite Kebijakan Perkreditan, serta Komite Perencanaan Strategis & Anggaran. Tabel Nama Direksi Bank BHI Barlian Halim Harry Abbas David Fisher Kusnadi Nama Direktur Direktur Kepatuhan *) Direktur **) Jabatan *) Diangkat melalui Pernyataan Keputusan Rapat No. 80 tanggal 21 September 2016, dan telah efektif sesuai dengan Surat OJK No. SR-89/PB.12/2016 tanggal 9 November 2016 **) Diangkat melalui Pernyataan Keputusan Rapat No. 80 tanggal 21 September 2016, dan telah efektif sesuai dengan Surat OJK No. SR-3/PB.12/2017 tanggal 13 Januari 2017 TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB Direksi bertanggung jawab penuh atas pelaksanaan kepengurusan Bank sesuai dengan kewenangan dan tanggung jawab yang telah digariskan dalam Anggaran Dasar dan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Tugas dan tanggung jawab Direksi diantaranya berkaitan dengan tindakan yang memerlukan persetujuan Dewan Komisaris; penyelenggaraan Rapat Umum Pemegang Saham; Penyusunan, pelaksanaan dan pengendalian Rencana Bisnis; Pengelolaan dan pengendalian Risiko; Good Corporate Governance; sistem pengendalian internal; keterbukaan dan kerahasiaan informasi; penilaian kualitas aktiva bank; penyelesaian pengaduan nasabah; tingkat kesehatan bank; pelaksanaan APU PPT; hubungan dengan pemangku kepentingan; serta menindaklanjuti temuan dan rekomendasi SKAI, Auditor eksternal, audit OJK, BI dan Otoritas lain. Dalam melaksanakan tugasnya Direksi senantiasa berlandaskan kepada prinsip-prinsip Good Corporate Governance di setiap aktifitas pelaksanaan operasional bank. Untuk mendukung pelaksanaan Good Corporate Governance yang efektif maka dibentuklah 3 (tiga) Satuan Kerja, yaitu : Satuan Kerja Audit Internal, RAPAT DIREKSI Selama tahun 2016 Direksi telah menyelenggarakan rapat sebanyak 18 (delapan belas) kali yang mencakup Rapat koordinasi antar Direksi sebanyak 10 (sepuluh) kali, termasuk 6 (enam) kali dengan Pejabat Eksekutif dan Rapat Gabungan antara Direksi dengan Dewan Komisaris sebanyak 8 (delapan) kali termasuk 1 (satu) kali dengan Pejabat Eksekutif. Materi yang dibahas didalam rapat meliputi Flash Back kinerja 2015, Progress Action Plan AYDA, penyelesaian NPL, CKPN (Cadangan Kerugian Penurunan Nilai), pembahasan hasil audit KAP tahun 2016, agenda RUPSLB September 2016, Kinerja tahun 2016, Laporan Hasil Pemeriksaan Otoritas Jasa Keuangan dan lain lain. Setiap kebijakan dan keputusan strategis yang diambil melalui Rapat Direksi bersifat mengikat dan menjadi tanggung jawab seluruh anggota Direksi. Perbedaan pendapat didalam pengambilan keputusan dituangkan dalam dissenting opinion yang menjadi bagian yang tidak terpisahkan dalam suatu pengambilan keputusan. Direksi juga berkewajiban menyediakan data dan informasi yang akurat, relevan dan tepat waktu kepada Dewan Komisaris. Dan pada akhirnya, Direksi akan mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugasnya kepada Pemegang Saham melalui Rapat Umum Pemegang Saham. 77 Laporan Tahunan 2016

81 Tata Kelola Perusahaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan Laporan Keuangan Remunerasi Direksi Kebijakan Remunerasi Direksi ditetapkan di dalam RUPS dengan memperhatikan rekomendasi Komite Remunerasi dan Nominasi serta ketentuan terkait lainnya. Tabel Remunerasi Direksi Tahun 2016 kepemilikan dan/atau keluarga dengan anggota Dewan Komisaris lainnya, Direksi dan Pemegang Saham Pengendali atau hubungan dengan Bank yang dapat mempengaruhi kemampuannya untuk bertindak independen. No. Jenis Remunerasi dan Fasilitas Lain Jumlah Diterima dalam 1 tahun Jumlah Direksi Jutaan Rupiah 1 Remunerasi (gaji, bonus, tunjangan rutin, tantiem, dan fasilitas lain dalam bentuk natura) 3 3,600 2 Fasilitas lain dalam bentuk natura [Perumahan, transportasi, asuransi kesehatan, dsb] : a. Dapat Dimiliki Asuransi Kesehatan b. Tidak Dapat Dimiliki Fasilitas komunikasi & transportasi 3 3,600 Tabel Jumlah Remunerasi Per Orang dalam 1 Tahun (secara tunai) Jumlah Remunerasi per Orang dalam 1 Tahun Jumlah Direksi Diatas Rp 2.,- Miliar - Diatas Rp 1,- Miliar s/d Rp 2,-Miliar 3 Diatas Rp 500 Juta s/d Rp 1,- Miliar - Rp 500 Juta ke bawah - KOMITE AUDIT Tabel Susunan pengurus Komite Audit Bernardus Dwibyantoro Slamet Agus Pramono Ignatius Sri Mulyanto Nama Jabatan Ketua merangkap anggota Anggota Anggota TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB KOMITE AUDIT Tugas dan tanggung jawab Komite Audit berdasarkan SK Direksi Bank BHI no. 019/SK-DIR/IV/2015 tanggal 09 April 2015 adalah memantau dan mengevaluasi perencanaan dan pelaksanaan audit serta tindak lanjut hasil audit dalam rangka menilai kecukupan pengendalian intern dan proses pelaporan keuangan. Yang menjadi obyek evaluasi adalah pelaksanaan tugas SKAI; memastikan kesesuaian standar audit yang berlaku dengan pelaksanaan tugas Audit Eksternal; melihat kesesuaian antara laporan keuangan dengan standar akuntansi yang berlaku; memonitor tindak lanjut atas setiap temuan SKAI/Audit Eksternal/BI dan Otoritas lainnya. Tugas lain Komite Audit adalah memberikan rekomendasi kepada Dewan Komisaris perihal penunjukan Kantor Akuntan Publik (KAP) yang melakukan audit atas Laporan Keuangan Tahunan Bank. INDEPENDENSI ANGGOTA KOMITE AUDIT Keanggotaan Komite Audit terdiri dari Komisaris Utama Independen sebagai Ketua dan 2 (dua) orang anggota independen terdiri dari seorang yang berpengalaman 13 tahun di bidang Audit dan Compliance dan seorang yang berbengalaman 25 tahun diperbankan. Seluruh anggota Komite berasal dari pihak independen dan tidak memiliki hubungan keuangan, kepengurusan, RAPAT KOMITE AUDIT Pada tahun 2016 Komite Audit telah melakukan rapat sebanyak 15 (limabelas) kali, materi-materi yang dibahas dalam Rapat Komite Audit diantaranya adalah : Pelaksanaan & Pokok-pokok Hasil Audit Intern, Laporan Hasil Audit SKAI, Pendapat/masukan kepada Dewan Komisaris mengenai kondisi bank secara umum, Penunjukan Akuntan sebagai Eksternal Auditor untuk Laporan Keuangan BHI tahun buku MASA JABATAN ANGGOTA KOMITE AUDIT Masa jabatan anggota Komite Audit yang berasal dari Dewan Komisaris disesuaikan dengan masa tugas / pengangkatan sebagai anggota Dewan Komisaris yang ditetapkan dalam RUPS, sedangkan masa tugas anggota dari Pihak Independen diatur didalam surat perjanjian kerja antara bank dengan yang bersangkutan Laporan Tahunan 78

82 Kilas Kinerja 2016 Laporan Manajemen Profil Perusahaan Analisis dan Pembahasan Manajemen KOMITE PEMANTAU RISIKO Tabel Susunan pengurus Komite Pemantau Risiko Bernardus Dwibyantoro Slamet Agus Pramono Ignatius Sri Mulyanto Nama TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB KOMITE PEMANTAU RISKO Berdasarkan SK Direksi Bank BHI No:019/SK- DIR/IV/2015 tanggal 9 April 2015 tugas dan tanggung jawab Komite Pemantau Risiko adalah mengevaluasi kesesuaian antara kebijakan manajemen risiko dengan pelaksanaannya, serta memantau dan mengevaluasi pelaksanaan tugas Komite Manajemen Risiko dan Satuan Kerja Manajemen Risiko. Hasil evaluasi akan menjadi masukan bagi Dewan Komisaris dalam menilai pelaksanaan manajemen risiko di Bank BHI. INDEPENDENSI ANGGOTA KOMITE PEMANTAU RISIKO Seluruh anggota Komite berasal dari pihak independen dan tidak memiliki hubungan keuangan, kepengurusan, kepemilikan dan/atau keluarga dengan anggota Dewan Komisaris, Direksi dan Pemegang Saham Pengendali atau hubungan dengan Bank yang dapat mempengaruhi kemampuannya untuk bertindak independen. Kedua anggota Komite Pemantau Risiko memiliki pengalaman kerja lebih dari 5 (lima) tahun di bidang ekonomi, keuangan dan perbankan, serta memiliki pengalaman kerja lebih dari 2 (dua) tahun di bidang manajemen risiko. RAPAT KOMITE PEMANTAU RISIKO Pada tahun 2016 Komite Pemantau Risiko telah mengadakan rapat sebanyak 10 (sepuluh) kali. Materi rapat yang dibahas diantaranya adalah : Evaluasi SKMR; Evaluasi Laporan Pengawasan RBB; Evaluasi Pelaksanaan Kepatuhan atas Temuan Audit OJK; Kajian potensi meningkatnya NPL; Evaluasi Laporan Profil Risiko; Evaluasi kinerja terhadap Dana Pihak Ketiga dan Pinjaman; Kajian atas pengalokasian CKPN; Kajian dampak kondisi bisnis terhadap hasil kinerja bank; dan Evaluasi atas penerapan Teknologi. MASA JABATAN ANGGOTA KOMITE PEMANTAU RISIKO Masa jabatan anggota Komite Audit yang berasal dari Dewan Komisaris disesuaikan dengan masa tugas / pengangkatan sebagai anggota Dewan Komisaris yang ditetapkan dalam RUPS, sedangkan masa tugas anggota dari Pihak Independen diatur didalam surat perjanjian kerja antara bank dengan yang bersangkutan. KOMITE REMUNERASI DAN NOMINASI Jabatan Ketua merangkap anggota Anggota Anggota TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB KOMITE REMUNERASI DAN NOMINASI Berdasarkan SK Direksi Bank BHI No. 024/SK- DIR/XII/2007 tanggal 14 Desember 2007 dan SK Direksi No.046/SK-DIR/VI/2012 tanggal 25 Juni 2012, tugas dan tanggung jawab Komite Remunerasi dan Nominasi adalah memberikan rekomendasi di bidang remunerasi kepada Dewan Komisaris mengenai Struktur, Kebijakan dan Besaran Remunerasi; memberikan rekomendasi fungsi Nominasi kepada Dewan Komisaris mengenai komposisi jabatan anggota Direksi dan/atau Dewan Komisaris, kebijakan dan kriteria dalam proses nominasi dan kebijakan evaluasi kinerja bagi anggota Direksi dan/atau anggota Dewan Komisaris, serta memberikan usulan calon anggota Direksi dan/atau anggota Dewan Komisaris. INDEPENDENSI ANGGOTA KOMITE REMUNERASI DAN NOMINASI Ketua Komite berasal dari pihak independen dan tidak memiliki hubungan keuangan, kepengurusan, kepemilikan dan/atau keluarga dengan anggota Dewan Komisaris, Direksi dan Pemegang Saham Pengendali. Satu anggota lain adalah Komisaris, dan satu lagi adalah pejabat eksekutif dari unit kerja HRD. RAPAT KOMITE REMUNERASI DAN NOMINASI Sepanjang tahun 2016 Komite Remunerasi dan Nominasi telah mengadakan rapat sebanyak 13 (tiga belas) kali, membahas antara lain : pencalonan direktur operasional, pencalonan direktur kepatuhan, rekomendasi pergantian pengurus (direksi), peninjauan remunerasi karyawan, pencalonan direktur bisnis, usulan thr untuk anggota komite audit dan pemantau risiko dan pengunduran diri komisaris dan pencalonan komisaris baru. MASA JABATAN ANGGOTA KOMITE REMUNERASI DAN NOMINASI Masa tugas anggota Komite yang berasal dari Dewan Komisaris disesuaikan dengan masa tugas/ pengangkatan sebagai anggota Dewan Komisaris yang ditetapkan dalam RUPS, sedangkan masa tugas anggota yang merupakan Pejabat Eksekutif SDM disesuaikan dengan peraturan kepegawaian Bank. Tabel Susunan Pengurus Komite Remunerasi dan Nominasi Nama R. Sudaryatmo Yosowidagdo Rachman Hakim Novita Hakim Mariawati Tjitradinata *) Mengundurkan diri efektif tanggal 21 September 2016 Jabatan Ketua merangkap anggota Anggota *) Anggota **) Anggota **) Diangkat melalui Pernyataan Keputusan Rapat No. 80 tanggal 21 September 2016, dan telah efektif sesuai dengan Surat OJK No. SR-47/PB.12/2017 tanggal 9 Maret Laporan Tahunan 2016

83 Tata Kelola Perusahaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan Laporan Keuangan Sekretaris Perusahaan Sekretaris Perusahaan ditunjuk dan diangkat, serta bertanggung jawab kepada Direksi. Penunjukkan Sekretaris Perusahaan mengacu kepada POJK No.35/POJK.04/2014 tentang Sekretaris Perusahaan Emiten atau Perusahaan Publik. TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB 1. Mengikuti perkembangan Pasar Modal khususnya peraturan perundang-undangan yang berlaku di bidang Pasar Modal. 2. Memberikan masukan kepada Direksi dan Dewan Komisaris Emiten atau Perusahaan Publik untuk mematuhi ketentuan peraturan perundangundangan di bidang Pasar Modal. 3. Membantu Direksi dan Dewan Komisaris dalam pelaksanaan tata kelola perusahaan yang meliputi: a. Keterbukaan informasi kepada masyarakat, termasuk ketersediaan informasi pada Situs Web Emiten atau Perusahaan Publik. b. Penyampaian laporan kepada Otoritas Jasa Keuangan tepat waktu. c. Penyelenggaraan dan dokumentasi Rapat Umum Pemegang Saham. d. Penyelenggaraan dan dokumentasi rapat Direksi dan/atau Dewan Komisaris. e. Pelaksanaan program orientasi terhadap perusahaan bagi Direksi dan/atau Dewan Komisaris. 4. Sebagai penghubung dengan pemegang saham, OJK, dan pemangku kepentingan lainnya. PELAPORAN 1. Menyampaikan laporan kepada OJK mengenai pengangkatan dan pemberhentian Sekretaris Perusahaan 2. Memuat dalam Situs Web Emiten atau Perusahaan Publik mengenai pengangkatan dan pemberhentian dan kekosongan Sekretaris Perusahaan dengan disertai informasi pendukung. 3. Sekretaris Perusahaan wajib membuat laporan secara berkala paling kurang 1 (satu) kali dalam 1 (satu) tahun mengenai pelaksanaan fungsi sekretaris perusahaan kepada Direksi dan ditembuskan kepada Dewan Komisaris. PT Bank Harda Internasional Tbk. melalui Surat Keputusan Direksi No.037/SK-DIR/VIII/2016 tanggal 2 Agustus 2016 telah menunjuk dan mengangkat Sdr. Barlian Halim sebagai Sekretaris Perusahaan. Riwayat pendidikan, jabatan dan pengalaman kerja Sekretaris Perusahaan dapat dilihat pada profile Tim Manajemen. URAIAN SINGKAT PELAKSANAAN TUGAS SEKRETARIS PERUSAHAAN PADA TAHUN 2016 Selama tahun 2016 Sekretaris Perusahaan telah melaksanakan kegiatan sebagai berikut: 1. Menyelenggarakan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan Menyelenggarakan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa Menyelenggarakan Public Expose Audit Internal PROFIL KEPALA AUDIT INTERNAL Wan Maraden Sinaga, Kelahiran Tanjung Balai, 03 April Menyelesaikan pendidikan formal S2 di Universitas Persada Indonesia YAI Jakarta (1996). Berpengalaman dengan meniti karir awal sebagai Finance Officer PT Santosa Asih Jaya (1989), Auditor & Tax Officer Kantor Akuntan Publik (KAP) Touche Rosse Darmawan & Rekan ( ), Internal Audit PT Bank Ina Perdana ( ), Planning & Control PT Bank Ina Perdana ( ), Kepala Satuan Kerja Audit Intern PT Bank Ina Perdana (1997), Kepala Remedial Banking PT Bank Ina Perdana ( ), Kepala Divisi Internal Audit PT Bank Ina Perdana (2002) Kepala Satuan Kerja Manajemen Risiko PT Bank Ina Perdana ( ), Senior Audit Kantor Akuntan Publik (KAP) Lodewijk Purba & Rekan (2004), Kepala Satuan Kerja Manajemen Risiko Bank BHI ( ), Komite Audit dan Komite Pemantau Risiko Bank BHI (2007-Juni 2008), Kepala Satuan Kerja Manajemen Risiko PT Bank BHI (Juli ), dan tahun 2015 sampai sekarang sebagai Kepala Divisi Satuan Kerja Audit Intern Bank BHI. Telah mengikuti Sertifikasi Manajemen Risiko Level III. SATUAN KERJA AUDIT INTERNAL (SKAI) Pertanggungjawaban tugas pemeriksaan Satuan Kerja Audit Intern langsung ditujukan kepada Direktur Utama setelah selesai melakukan evaluasi pengawasan dan pemeriksaan sesuai dengan aktivitas pemeriksaan off site dan pemeriksaan on site ke cabang-cabang atau unit auditable (post ante). Pengawasan dan pemeriksaan ini bertujuan untuk memastikan bahwa system dan prosedur yang dibuat bank dapat dijalankan sesuai dengan praktek perbankan yang lazim dan diterapkannya semua ketentuan yang berlaku guna memastikan tingkat risiko. Satuan Kerja Audit Intern (SKAI) dalam melakukan fungsi pengawasan dan pemeriksaan menggunakan metodologi audit berbasis risiko dan berperan aktif untuk efektivitas system pengendalian intern secara berkelanjutan. Selain fungsi pengawasan dan pemeriksaan, fungsi Audit Intern Bank yang dilaksanakan oleh Satuan Kerja Audit Intern (SKAI) berpedoman kepada ketentuan Bank Indonesia tentang Penugasan Direktur Kepatuhan dan Penerapan Standard Pelaksanaan Fungsi Audit Intern Bank Umum seperti yang telah diatur didalam PBI yang dimaksud. Pimpinan Satuan Kerja Audit Intern pemegang sertifikasi Manajemen Risiko Level III dan seluruh staff Satuan Kerja Audit Internal sudah mengikuti sertifikasi manajemen risiko level II. Berdasarkan Internal Audit Charter Fungsi dan Ruang Lingkup Tugas SKAI adalah memberikan jasa assurance dan consulting yang independen dan objektif guna memberikan nilai tambah dan perbaikan operasional bank. SKAI membantu bank dalam mencapai tujuannya melalui penggunaan metode yang sistematis dalam mengevaluasi dan meningkatkan efektivitas risk management, internal control dan governance processes Laporan Tahunan 80

84 Kilas Kinerja 2016 Laporan Manajemen Profil Perusahaan Analisis dan Pembahasan Manajemen TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB AUDIT INTERNAL Satuan Kerja Audit Internal bertanggung jawab atas : 1. Membangun rencana audit tahunan yang bersifat risk based approach yang tepat, termasuk dengan eksposur risiko-risiko dan internal control system yang sesuai dengan tujuan manajemen. 2. Mengimplementasikan rencana audit tahunan yang telah disetujui termasuk dengan tugas-tugas khusus yang diminta oleh manajemen, Dewan Komisaris dan Otoritas Jasa Keuangan. 3. Melaksanakan aktivitas audit sesuai dengan metodologi yang berlaku di Bank BHI. 4. Menyampaikan Laporan Hasil Pemeriksaan (LHP) dan me-monitoring secara berkesinambungan atas temuan-temuan penting yang perlu ditindak lanjuti serta menyampaikan perkembangannya kepada manajemen dan Komite Audit. 5. Mengevaluasi kecukupan pengamanan asset dan tersedianya pengendalian berupa verifikasi atas sejumlah asset yang dimiliki Bank BHI. 6. Mengembangkan staff audit secara professional termasuk dengan memberikan sertifikasi profesi guna memenuhi kualifikasi yang sesuai dengan internal audit charter. Tugas Satuan Kerja Audit Internal menjaga, meningkatkan dan menciptakan nilai tambah bagi stakeholders melalui penyelarasan aktivitas pengawasan intern dengan Business Objective Bank BHI dengan target utama adalah untuk meyakinkan dan menelaah proses pengendalian internal dan tata kelola yang dirancang oleh manajemen serta kecukupan fungsi organisasi. LAPORAN SINGKAT PELAKSANAAN KEGIATAN AUDIT INTERNAL TAHUN 2016 Sepanjang tahun 2016 pelaksanaan tugas audit berjalan sesuai dengan perencanaan kerja audit tahun 2016 dengan menerapkan metodologi audit berbasis risiko dan seluruh laporan hasil pemeriksaan sudah disampaikan kepada yang patut menerima laporan hasil pemeriksaan tersebut. Kegiatan audit sepanjang tahun 2016 juga mencerminkan kegiatan yang menjaga kualitas pengendalian keuangan perbankan yang sehat dengan menjaga kualitas operasional yang sejalan dengan peraturan perundang-undangan dan ketentuanketentuan yang ditetapkan oleh otoritas pengawasan. SISTEM PENGENDALIAN INTERN Pelaksanaan review atas efektivitas sistem pengendalian internal juga dilaksanakan sebelum dan sesudah pemeriksaan lapangan dilaksanakan dengan memastikan kesesuaian dengan peraturan perundangundangan dan ketentuan-ketentuan yang berlaku sudah berjalan, kesesuaian dengan kebijakan dan peraturan internal seperti pelaksanaan Standar Operasional Prosedur, tersedianya informasi keuangan dan informasi manajemen lainnya, efisiensi dan efektivitas operasional bank serta efektivitas budaya risiko. Audit Eksternal Fungsi pengawasan independen terhadap aspek keuangan Bank dilakukan dengan melaksanakan pemeriksaan Audit Eksternal yang dilakukan oleh Kantor Akuntan Publik (KAP). Auditor Eksternal yang memeriksa laporan keuangan Bank BHI tahun buku 2016 dilakukan sesuai dengan mekanisme pengadaan barang dan jasa yang berlaku. Untuk menjamin independensi dan kualitas hasil pemeriksaan, Auditor Eksternal yang ditunjuk tidak boleh memiliki benturan kepentingan dengan Bank. Bank BHI selalu berupaya meningkatkan komunikasi antara Kantor Akuntan Publik, Komite Audit dan Manajemen untuk dapat meminimalisir kendalakendala yang terjadi selama proses audit berlangsung. Agar proses audit sesuai dengan Standar Profesional Akuntan serta perjanjian kerja dan ruang lingkup audit yang telah ditetapkan dan selesai sesuai dengan target waktu yang telah ditetapkan, secara rutin dilakukan pertemuan-pertemuan yang membahas beberapa permasalahan penting yang signifikan. KANTOR AKUNTAN PUBLIK Adapun Kantor Akuntan Publik, Nama Akuntan Publik, yang mengaudit Laporan Keuangan 2016 sebagai berikut. Hendrawinata & Eddy Siddharta & Tanzil 18 th Office Park Tower A 20 th floor Jl. TB Simatupang No. 18 Pasar Minggu Jakarta Telp. (021) Faks. (021) No. STTD Standar Profesi Ijin Akuntan Publik : 24/BL/STTD AP/2007 : Standar Profesional Akuntan Publik yang ditetapkan oleh IAPI : AP Laporan Tahunan 2016

85 Tata Kelola Perusahaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan Laporan Keuangan Internal Fraud Bila mengacu kepada ketentuan Bank Indonesia maka Bank wajib mengungkapkan setiap kecurangan (fraud) apabila dampak penyimpangan bernilai lebih dari Rp (seratus juta rupiah). Fraud berpotensi terjadi di semua jenjang dan level organisasi bank. Bank senantiasa memperbaiki dan memperkuat sistem pengendalian internalnya untuk mempersempit peluang terjadinya kecurangan. Infrastrukur internal yang dibangun adalah menyusun Strategi Anti Fraud yang dituangkan kedalam Pedoman dan Kebijakan Pelaporan Pelanggaran (Whistfeblower System) dengan titik berat kepada pengungkapan dari suatu pengaduan. Pedoman dan Kebijakan Pelaporan ini diharapkan bisa mendorong kesadaran setiap karyawan melaporkan setiap potensi fraud yang terjadi. Rasio Gaji Tertinggi dan Gaji Terendah Terkait rasio gaji Pegawai, Direksi maupun Komisaris pada tahun 2016 dapat digambarkan sesuai tabel berikut : Tabel Rasio Gaji Tertinggi dan Gaji Terendah Tahun 2016 Skala Perbandingan Rasio Gaji Tertinggi dan Terendah Rasio 2016 Rasio Gaji Pegawai yang Tertinggi dan Terendah 14,83 x Rasio Gaji Direksi yang Tertinggi dan Terendah 1,31 x Raio Gaji Komisaris yang Tertinggi dan Terendah 1,17 x Rasio Gaji Direksi Tertinggi dan Pegawai Tertinggi 2,44 x Permasalahan Hukum Pada tahun 2016, Pemegang Saham dan Direksi maupun Komisaris secara pribadi, tidak mempunyai perkara-perkara perdata, pidana, perselisihan perburuhan dan sengketa tata usaha negara serta perkara perkara lain yang terlibat secara langsung maupun tidak langsung melibatkan atau mempengaruhi bagi perseroan dan / atau anggota Komisaris dan Direksi baik dalam jabatannya atau secara pribadi dihadapan badan-badan peradilan umum, Pengadilan Hubungan Industrial, Badan Arbitrase Nasional Indonesia serta Pengadilan lainnya (Pajak) serta tidak sedang dalam keadaan disomasi dari pihak lain dan atau di berikan peringatan dan/atau dalam keadaan sengketa apapun yang mana dari hal tersebut dapat mempengaruhi secara materil kelangsungan usaha Perseroan di kemudian hari. Namun perseroan sedang menghadapi perkara pajak dimana berdasarkan Surat Pemberitahuan Hasil Pemeriksaan dengan No.php- 006/WPJ-02/KP.10/2015 tanggal 20 Januari 2015 yang diterbitkan oleh Kantor Pembayaran Pajak Madya Pekanbaru atas dasar temuan pemeriksaan kurang bayar Pajak Penghasilan (Pph) pasal 4 ayat 2 masa tahun pajak Januari hingga Desember 2012 dengan jumlah sengketa sebesar Rp ,- (Empat ratus enam puluh sembilan juta delapan ratus tujuh puluh empat ribu delapan ratus sembilan puluh satu rupiah) dan berdasarkan Surat No S-525/WPJ.02/15 perihal Pembahasan Akhir Hasil Pemeriksaan. Sampai saat ini perseroan telah melakukan tanggapan atau putusan perihal keberatan atas hasil pemeriksaan tersebut. Direktorat Jendral Pajak KPP Madya Pekanbaru menolak keberatan perseroan, atas hal tersebut Perseroan mengajukan banding ke Pengadilan Pajak dan saat ini proses di pengadilan pajak masih berlangsung. Transaksi Yang Mengandung Benturan Kepentingan Sepanjang tahun 2016 tidak terdapat transaksi signifikan yang mengandung benturan kepentingan dan akan membahayakan eksistensi bank yang perlu untuk didokumentasikan. Bank memiliki kebijakan, sistem dan prosedur penyelesaian benturan kepentingan yang dituangkan di dalam peraturan perusahaan. Kode Etik dan Budaya Perusahaan Bank BHI memiliki Kode Etik Perilaku Karyawan (Code of Conduct) sebagai panduan yang dijadikan pedoman standar bagi seluruh karyawan Bank BHI dalam bersikap dan bertingkah laku sesuai dengan prinsip-prinsip moral atau nilai-nilai yang mencerminkan integritas karyawan Bank BHI. Secara garis besar, Kode Etik Bank BHI mengatur mengenai hal-hal berikut: 1. Etika dan Perilaku Perusahaan. 2. Etika dan Perilaku Dewan Komisaris. 3. Etika dan Perilaku Direksi. 4. Etika dan Perilaku Karyawan. 5. Kebijakan Akuntansi dan Keuangan. 6. Benturan Kepentingan. 7. Penerapan dan Pelanggaran Etika dan Perilaku Laporan Tahunan 82

86 Kilas Kinerja 2016 Laporan Manajemen Profil Perusahaan Analisis dan Pembahasan Manajemen Sistem Pelaporan Pelanggaran (Whistleblowing System) Sistem pelaporan pelanggaran (whistleblowing system) telah disusun dan diberlakukan sejak 22 April Keberadaan sistem ini bisa menjadi alat pendeteksi dini (early warning system) didalam menghadapi setiap potensi pelanggaran yang merugikan Bank secara finansial serta setiap pelanggaran yang meluas menjadi Risiko Reputasi Bank. Di samping itu keberadaan sistem ini juga akan menumbuhkan keengganan bagi semua pihak yang berkepentingan dengan Bank BHI untuk melakukan pelanggaran karena adanya pengawasan dari banyak pihak. Mekanisme pelaporan dengan cara melaporkan pelanggaran ke alamat khusus untuk penerimaan laporan. Pelapor harus memastikan kebenaran informasi yang disampaikan yang meliputi : 1. Pelaku 2. Kronologi pelaporan 3. Tindakan pelanggaran yang dilakukan. Setiap Pengaduan/Penyingkapan pelanggaran yang berkaitan dan/atau dilakukan oleh Stakeholder akan ditindaklanjuti oleh Bank BHI melalui Direktur Kepatuhan. Dan setiap Pengaduan / Penyingkapan pelanggaran yang berkaitan dan/atau dilakukan oleh Direksi, Dewan Komisaris dan / atau Pemegang Saham akan ditindaklanjuti oleh Pengurus Bank BHI dengan melibatkan Otoritas Jasa Keuangan, bila perlu. Bank BHI menjamin perlindungan terhadap Pelapor dari segala bentuk ancaman, intimidasi, ataupun tindakan tidak menyenangkan dari pihak manapun selama Pelapor menjaga kerahasiaan pelanggaran yang diadukan. Perlindungan Bank BHI juga berlaku bagi para pihak yang melaksanakan Investigasi maupun pihak-pihak yang memberikan informasi terkait dengan Pengaduan/ Penyingkapan tersebut. Buy Back Shares dan/ atau Buy Back Obligasi Bank Bank BHI telah melalui proses IPO penerbitan saham. Untuk tahun 2016 Manajemen tidak memiliki alasan yang kuat melakukan buy back shares ini. Informasi Pemegang Saham Pengendali Pemegang saham mayoritas Bank BHI saat ini adalah PT Hakim Putra Perkasa yang merupakan Holding Company dari beberapa perusahaan yang bergerak di bidang finansial. Selain menjadi pemegang saham di Bank BHI, perusahaan ini juga menjadi pemegang saham di BPR Varia Centra Artha dan BPR Cahaya Wira Putra. Komposisi Pemegang Saham Bank BHI per 31 Desember 2016 KETERANGAN SAHAM (LEMBAR) PERCENTASE (%) PT Hakimputra Perkasa 2,651,961, % Kwee Sinto 198,039, % Masyarakat (di bawah 5%) 800,000, % TOTAL 3,650,000, % Penerapan Program APU dan PPT Bagi Bank Umum Pelaksanaan Program APU dan PPT berpedoman kepada Peraturan Bank Indonesia no. 14/27/PBI/2012 tanggal 28 Desember 2012, serta Surat Edaran Bank Indonesia No. 15/21/DPNP tanggal 14 Juni 2013 perihal Penerapan Program Anti Pencucian Uang & Pencegahan Pendanaan Terorisme Bagi Bank Umum. Potensi risiko bisnis bank meningkat dengan semakin kompleksnya variasi produk & jasa perbankan dan tehnologi informasi, yang bisa dimanfaatkan oleh pihak-pihak tertentu untuk melakukan pencucian uang dan pendanaan terorisme. Kondisi ini mendorong bank untuk serius meningkatkan kualitas penerapan manajemen risiko yang berkaitan dengan program anti pencucian uang dan pencegahan pendanaan terorisme. Langkah yang ditempuh Bank adalah memaksimumkan fungsi pengawasan terhadap pelaksanaan program Anti Pencucian Uang dan Pencegahan Pendanaan Terorisme serta didukung oleh kelengkapan kebijakan dan prosedur tertulis sesuai dengan aturan BI dan prinsipprinsip umum yang berlaku. Pelaksanaan sistem pengendalian intern yang efektif akan memaparkan batasan wewenang dan tanggung jawab semua satuan kerja termasuk peran SKAI. Selain itu sistem informasi manajemen yang ada diarahkan untuk mampu mengidentifikasi, menganalisa, memantau dan menyediakan laporan secara efektif semua aktifitas operasional dan keuangan bank, termasuk pemilahan antara transaksi yang suspicious dengan yang non suspicious. Dan yang lebih penting adalah meningkatkan kompetensi dan kualitas SDM yang ada dengan cara mengadakan pendidikan dan pelatihan yang berkesinambungan. Perlakuan Yang Sama Terhadap Seluruh Pemegang Saham Sesuai dengan ketentuan antara lain Undang-Undang Perseroan Terbatas dan Peraturan Otoritas Jasa, perlakuan terhadap seluruh pemegang saham sama, antara lain: (1) Informasi mengenai laporan keuangan yang dapat diakses pada situs website Bank. (2) Pengumuman, Panggilan Rapat Umum Pemegan Saham yang dilakukan secara terbuka melalui Surat Kabar. (3) Mempunyai kesempatan yang sama untuk bersuara dalam rapat umum pemegang saham. 83 Laporan Tahunan 2016

87 Tata Kelola Perusahaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan Laporan Keuangan Manajemen Teknologi Informasi Untuk mendukung penyempurnaan end to end process kredit yang meliputi: Proses Inisiasi Kredit, Proses Review, Proses Persetujuan Kredit, Proses Pengikatan, Proses Pembukuan / Pencairan Kredit dan Proses Monitoring, perlu dilakukan pengembangan Sistem Informasi Manajemen. Sistem ini diharapkan dapat membantu dalam hal pengambilan keputusan oleh manajemen khususnya dalam proses kredit maupun dalam pengelolaan dan monitoring (kebutuhan pengawasan dan pengendalian) proses kredit dari awal pengajuan sampai dengan kredit tersebut lunas. Proses approval kredit dapat dilakukan dengan cepat sesuai dengan Service Level Agreement (SLA) yang telah ditentukan. Loan Origination Sistem (LOS) adalah Sistem Informasi Manajemen yang akan dikembangkan untuk mendukung end to end process kredit tersebut. Dengan dikembangkannya aplikasi LOS ini diharapkan: 1. Proses permohonan kredit menjadi lebih cepat. 2. Proses permohonan kredit yang terintegrasi. 3. Tersedia laporan-laporan yang lengkap untuk kebutuhan manajemen. 4. Service Level dari masing-masing unit kerja dapat termonitor. 5. Dapat dilakukan standarisasi kualitas Approval. 6. Mempermudah proses Audit baik oleh auditor internal maupun eksternal. Selain pengembangan Sistem Informasi Manajemen untuk bidang perkreditan akan dilakukan juga pengembangan untuk mendukung operasional Bank BHI agar lebih mudah dan efisien. Pengembangan ini antara lain : 1. Evaluasi dan penggantian formulir dan barang cetakan dalam bentuk / format digital seperti : Formulir Nasabah / CIF. Pembukaan Rekening. Formulir Instruksi / memorandum antar bagian dan lain-lain. 2. Digitalisasi penyimpanan arsip (pengarsipan) untuk voucher dan media transaksi lainnya sehingga diharapkan dapat mempermudah dalam penyimpanan maupun pencarian data apabila diperlukan Laporan Tahunan 84

88 Kilas Kinerja 2016 Laporan Manajemen Profil Perusahaan Analisis dan Pembahasan Manajemen Manajemen Risiko Prinsip pengelolaan risiko Bank BHI dilakukan secara proaktif untuk mencapai pertumbuhan keuangan maupun operasional yang sehat dan berkelanjutan serta memelihara tingkat risk-adjusted return yang optimal sesuai dengan risk appetite yang diinginkan. Sebagai wujud komitmen Bank BHI dalam menjalankan praktik tata kelola perusahaan yang baik terutama dalam hal pengelolaan risiko, Bank BHI telah menyusun kebijakan, proses, kompetensi, akuntabilitas, pelaporan dan teknologi pendukung yang bertujuan agar pengelolaan risiko di dalam organisasi Bank BHI yang senantiasa berjalan efektif dan efisien. Dalam penerapan manajemen risiko, Bank BHI senantiasa patuh dan taat terhadap regulasi dan perundang-undangan yang berlaku di Indonesia dengan mengacu pada Peraturan OJK No.17/POJK.03/2014 dan Surat Edaran OJK No.14/SEOJK.03/2015 tentang Penerapan Manajemen Risiko Terintegrasi Bagi Konglomerasi Keuangan, Peraturan OJK No.18/ POJK.03/2014 dan Surat Edaran OJK No.15/SEOJK.03/2015 tentang Penerapan Tata Kelola Terintegrasi bagi Konglomerasi Keuangan, Peraturan OJKNo.4/POJK.03/2016 tentang Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum, serta Peraturan OJK No.18/ POJK.03/2016 dan Surat Edaran OJK No.34/SEOJK.03/2016 tentang Penerapan Manajemen Risiko Bagi Bank Umum. Bank akan terus melakukan pengembangan dan peningkatan penerapan manajemen risiko yang komprehensif dalam kegiatan operasional bisnisnya juga aspek / komponen dalam manajemen risiko sebagai landasan penilaian yang ditetapkan seperti identifikasi risiko, pengukuran, pemantauan dan pengelolaan risiko. Hal ini dimaksudkan agar diperoleh informasi tentang adanya potensi risiko secara lebih dini dan selanjutnya mengambil langkah-langkah yang memadai untuk meminimalkan dampak risiko dalam rangka memperkuat penerapan manajemen risiko dengan memperhatikan perkembangan bisnis dan kebijakan Otoritas Jasa Keuangan yang terkini. Beberapa hal pengembangan dan peningkatan penerapan manajamen risiko adalah sebagai berikut : Memastikan tersedianya kebijakan dan penetapan limit risiko yang didukung oleh prosedur, laporan, dan sistem informasi yang menyediakan informasi dan analisis secara akurat dan tepat waktu kepada manajemen termasuk menetapkan langkah menghadapi perubahan kondisi pasar. Tindakan pengendalian yang komprehensif untuk memberikan keyakinan yang memadai (reasonable assurance) terhadap pencapaian efektivitas dan efisiensi pencapaian tujuan. Pada tingkatan organisasi, tujuan pengendalian intern berkaitan dengan keandalan laporan keuangan, umpan balik yang tepat waktu terhadap pencapaian tujuantujuan operasional dan strategis, serta kepatuhan pada hukum dan regulasi. Pada tingkatan transaksi spesifik, pengendalian intern merujuk pada aksi yang dilakukan untuk mengurangi variasi proses dan pada gilirannya memberikan hasil yang lebih dapat diperkirakan. Sosialisasi budaya kesadaran atas risiko dan peningkatan kompetensi sumber daya manusia pada manajemen risiko. PENGAWASAN AKTIF DIREKSI DAN DEWAN KOMISARIS Kerangka kerja dan tata kelola manajemen risiko di Bank BHI terdiri dari Dewan Komisaris yang menjalankan fungsi pengawasan risiko (risk oversight) melalui Komite Audit, Komite Pemantau Risiko (KPR) & Komite Tata Kelola Terintegrasi (TKT), serta Direksi yang menjalankan fungsi kebijakan risiko (risk policy) melalui Executive Committee terkait manajemen risiko yaitu Risk Management Committee, Asset & Liability Committee, dan Integrated Risk Committee. Di tingkat operasional, Satuan Kerja Manajemen Risiko bersama Unit Bisnis dan Unit Kerja Kepatuhan melakukan fungsi identifikasi risiko, pengukuran risiko, mitigasi risiko dan pengendalian risiko. Secara sederhana, kerangka kerja dan tata kelola manajemen risiko Bank BHI sebagaimana disebutkan di atas dapat digambarkan sebagai berikut: KECUKUPAN KEBIJAKAN, PROSEDUR, DAN PENETAPAN LIMIT MANAJEMEN RISIKO Bank BHI memiliki Kebijakan Manajemen Risiko yang dijadikan sebagai pedoman utama dalam melaksanakan manajemen risiko. Untuk area bisnis yang lebih spesifik, Bank BHI memiliki kebijakan dan prosedur yang lebih khusus, misalnya di bidang perkreditan, treasury, dan operasional. Dalam kebijakan dan prosedur tersebut, antara lain diatur mengenai penetapan limit untuk masing-masing aktivitas, baik pada level portofolio maupun transaksional. Seluruh kebijakan dan prosedur di Bank BHI merupakan bentuk pengelolaan risiko yang melekat pada setiap aktivitas operasional Bank yang dievaluasi dan di-update minimal sekali dalam setahun. Dalam memberikan arahan mengenai kebijakan penerapan manajemen risiko yang sesuai dengan visi, misi dan rencana stratejik bank, maka Bank BHI terfokus pada risiko yang relevan terhadap aktivitas fungsional bank, yaitu: Risiko Kredit a. Evaluasi prosedur mengenai proses pemberian kredit: Meningkatkan kualitas analisis Meningkatkan kualitas persetujuan Tidak ada penyimpangan dalam pencairan / penggunaan kredit 85 Laporan Tahunan 2016

89 Tata Kelola Perusahaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan Laporan Keuangan b. Pelaksanaan monitoring yang pro-aktif dengan menganalisis informasi dari seluruh sumber informasi yang tersedia (meningkatkan dan menerapkan early warning system sebagai pendeteksi awal hal-hal yang berkaitan dengan aktivitas perkreditan). c. Penanganan terhadap kredit bermasalah yang akan dilakukan seperti Rescheduling, Reconditioning, Restructuring, kombinasi dari Rescheduling, Reconditioning dan Restructuring, Penyitaan Jaminan. d. Kecukupan nilai agunan terhadap total fasilitas kredit. Risiko Pasar Evaluasi atas transaksi yang dilakukan Divisi Treasury dari kegiatan transaksi pembelian surat berharga dengan tujuan trading book dan banking book (available for sales) untuk meng-cover potential loss akibat fluktuasi suku bunga. Risiko Operasional Melakukan sosialisasi ulang atas kebijakan Risk Event dalam rangka mengoptimalkan implementasi identifikasi risiko pada setiap unit kerja yang ada, melalui Risk Event Policy pada setiap unit kerja agar dapat melakukan pelaporan atas apa yang terjadi untuk dapat dilakukan upaya tindakan pencegahan yang diperlukan kedepannya. Risiko Likuiditas Mengurangi jumlah liabilities yang berjangka pendek. Mendapatkan contingent standby credit lines dari bank lain yang memberikan jaminan akan memberikan pinjaman dana pada saat krisis. PROSES IDENTIFIKASI, PENGUKURAN, PEMANTAUAN, PENGENDALIAN RISIKO, DAN SISTEM INFORMASI MANAJEMEN RISIKO Bank BHI menjalankan Proses Identifikasi, Pengukuran, Pemantauan, Pengendalian Risiko, dan Sistem Informasi Manajemen Risiko melalui kerangka kerja Enterprise Risk Management (ERM). Implementasi ERM di Bank BHI menggunakan pendekatan two-approach, yaitu pengelolaan risiko melalui permodalan dan pengelolaan risiko melalui aktivitas operasional, sebagaimana terlihat pada bagan di bawah ini: 1. Organisasi & Sumber Daya Manusia Satuan Kerja Manajemen Risiko Bank BHI bertanggung jawab dalam mengelola seluruh risiko yang dihadapi Bank BHI, termasuk dalam hal pengembangan tools pendukung yang dibutuhkan dalam proses bisnis dan pengelolaan risiko. Selain itu, terdapat unit kerja yang bertindak sebagai risk counterpart dari setiap unit bisnis dalam proses four-eyes pemberian kredit. Menyadari bahwa pengelolaan risiko menjadi tanggung jawab seluruh unit kerja di Bank BHI, maka keberhasilan pengelolaan risiko ditentukan oleh adanya risk awareness di seluruh unit kerja bank BHI yang disertai dengan kemampuan teknis yang memadai. Oleh karena itu, Bank BHI senantiasa meningkatkan kapabilitas dan pengetahuan seluruh pegawai terutama dalam hal pengelolaan risiko, dengan menyelenggarakan pelatihan internal secara rutin melalui Risk Management Academy. Selain itu, Bank BHI juga secara rutin minimal sekali dalam setahun mengenai manajemen risiko yang sejalan dengan internalisasi budaya perusahaan. 2. Kebijakan dan prosedur Kebijakan Manajemen Risiko Bank BHI dijadikan sebagai pedoman utama dalam melaksanakan pengelolaan risiko secara operasional dan pengelolaan modal di Bank BHI mencakup: a. Prinsip Kehati-hatian, antara lain Penyediaan Kecukupan Modal Minimum, Early Warning System, Penetapan Limit, dan Diversifikasi Risiko. b. Manajemen Risiko, antara lain Profil Risiko, Risk Appetite & Risk Tolerance, Stress Testing dan Manajemen Risiko Terintegrasi. c. Manajemen Risiko untuk masing-masing jenis risiko yang meliputi proses identifikasi, pengukuran, pemantauan, dan pengendalian risiko. d. Pengawasan risiko, yang meliputi pemantauan penerapan aktifitas / metodologi pengelolaan risiko di Bank BHI, serta Sistem Pengendalian Internal. 3. Sistem dan Data Sistem manajemen risiko dikembangkan untuk mendukung proses bisnis yang lebih efisien agar pengambilan keputusan dapat lebih cepat namun tetap mengacu pada prinsip kehati-hatian. Dalam rangka menjaga integritas dan kualitas data, Bank BHI dalam tahap mengembangkan Integrated Processing System dan Loan Origination System untuk meningkatkan efisiensi proses kredit serta menjaga kualitas data di segmen korporasi, komersial maupun retail. Untuk meningkatkan produktivitas aktivitas collection khususnya di segmen konsumer dan ritel, Bank BHI mengimplementasikan Integrated Collection System. Bank BHI menggunakan ALM System untuk mengelola risiko trading book dan banking book dalam kegiatan treasury dan asset & liability management. Untuk mendapatkan gambaran profil risiko Bank BHI baik selaku perusahaan induk maupun profil risiko Bank BHI yang terkonsolidasi dan terintegrasi dengan perusahaan terelasi (Sister Company), Bank BHI telah mengimplementasikan Risk Profile Terintegrasi untuk mempermudah control terhadap penerapan Manajemen Risiko terintegrasi Laporan Tahunan 86

90 Kilas Kinerja 2016 Laporan Manajemen Profil Perusahaan Analisis dan Pembahasan Manajemen Dalam hal integrasi pengelolaan risiko secara bankwide, Bank BHI telah mengimplementasikan ERM system sebagai sarana untuk memantau pengelolaan risiko secara keseluruhan, terutama dalam menghitung modal untuk meng-cover semua jenis risiko. ERM system memiliki kapabilitas untuk melakukan perhitungan capital charge (Standardized Approach dan Advanced Approach), implementasi operational risk management tools, active portfolio management, dan stress testing. 4. Metodologi / Model & Analisis Bank BHI secara berkelanjutan menerapkan pengukuran risiko yang mengacu kepada international best practices dengan menggunakan pendekatan permodelan kuantitatif maupun kualitatif melalui pengembangan model risiko seperti rating, scoring, Value at Risk (VaR), portfolio management, stress testing dan model lainnya sebagai pendukung judgemental decision making. Secara periodik, model-model risiko tersebut dikalibrasi dan divalidasi oleh SKMR yang bersifat independen untuk menjaga keandalan dan validitas model serta memenuhi persyaratan regulasi. Dalam rangka penyelarasan antara penerapan Basel II dan ERM dengan regulasi Basel II dan penerapan best practice. Implementasi Basel II dan ERM di Bank BHI meliputi area di Risiko Kredit, Risiko Pasar, Risiko Likuiditas, Risiko Suku Bunga pada Banking Book Position, Risiko Operasional, Pengelolaan Modal dan Internal Capital Adequacy Assessment Process (ICAAP). SISTEM PENGENDALIAN INTERN Bank BHI menjalankan praktik pengelolaan risiko yang efektif di seluruh Unit Kerja dengan menerapkan kebijakan Three line of defense models dengan ketentuan sebagai berikut: 1. Unit Kerja sebagai risk owner merupakan first line of defense yang bertanggung jawab terhadap pengelolaan risiko unit kerjanya. 2. Unit Risk Management berperan sebagai second line of defense yang menjalankan fungsi oversight. 3. Unit Internal Audit sebagai third line of defense yang menjalankan fungsi independent assurance. KECUKUPAN PERMODALAN Dalam rangka memberikan nilai tambah kepada para stakeholders serta sebagai bentuk kepatuhan Bank BHI dalam memenuhi ketentuan kecukupan permodalan yang telah ditetapkan oleh regulator, Bank BHI senantiasa menjamin serta memastikan bahwa struktur permodalan Bank BHI cukup kuat untuk mendukung strategi pengembangan usaha bisnis saat ini dan mempertahankan keberlangsungan usaha di masa mendatang. Pengelolaan risiko pada aspek permodalan di Bank BHI meliputi kebijakan diversifikasi sumber permodalan sesuai dengan rencana strategis jangka panjang dan kebijakan alokasi modal secara efisien pada segmen bisnis yang memiliki profil risk-return yang optimal. Hal ini bertujuan untuk memenuhi ekspektasi stakeholder termasuk investor dan regulator. Bank BHI memastikan telah memiliki kecukupan modal untuk meng-cover risiko kredit, risiko pasar dan risiko operasional, baik berdasarkan ketentuan regulasi (regulatory capital) maupun kebutuhan internal (economic capital). Bank BHI mengacu kepada regulasi Bank Indonesia dan Otoritas Jasa Keuangan. Selain perhitungan di atas, Bank BHI juga sedang mengembangkan perhitungan kecukupan permodalan dengan mengacu kepada Pilar 2 Basel II atau yang lebih dikenal dengan pendekatan Internal Capital Adequacy Asessment Process (ICAAP). ICAAP antara lain mencakup penentuan risk appetite, overall risk assessment, capital planning, dan bank-wide stress testing. Pelaksanaan Sistem Pengendalian Internal atas fungsi Manajemen Risiko merupakan tanggung jawab bersama baik first, second maupun third line of defense. 87 Laporan Tahunan 2016

91 Tata Kelola Perusahaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan Laporan Keuangan Tabel Struktur Modal (dalam jutaan rupiah) KOMPONEN MODAL I Modal Inti (Tier 1 ) 338, ,847 1 Modal Inti Utama/Common Equity Tier 1 (CET 1) 338, , Modal Disetor (setelah dikurangi Treasury Stock ) 365, Cadangan Tambahan Modal (9,792) Faktor Penambah 48, Pendapatan komprehensif lainnya 22, Selisih lebih penjabaran laporan keuangan Potensi keuntungan dari peningkatan nilai wajar aset keuangan dalam - - kelompok tersedia untuk dijual Saldo surplus revaluasi aset tetap 22, Cadangan tambahan modal lainnya (other disclosed reserves ) 25, Agio 16, Cadangan umum 2, Laba tahun-tahun lalu Laba tahun berjalan 7, Dana setoran modal Lainnya Faktor Pengurang 57, Pendapatan komprehensif lainnya Selisih kurang penjabaran laporan keuangan Potensi kerugian dari penurunan nilai wajar aset keuangan dalam - - kelompok tersedia untuk dijual Cadangan tambahan modal lainnya (other disclosed reserves ) 57, Disagio Rugi tahun-tahun lalu 32, Rugi tahun berjalan Selisih kurang antara Penyisihan Penghapusan Aset (PPA) dan Cadangan 19,301 - Kerugian Penurunan Nilai (CKPN) atas aset produktif Selisih kurang jumlah penyesuaian nilai wajar dari instrumen keuangan - dalam Trading Book PPA aset non produktif yang wajib dibentuk 5, Lainnya Kepentingan Non Pengendali yang dapat diperhitungkan Faktor Pengurang Modal Inti Utama 17, Perhitungan pajak tangguhan 11, Goodwill Seluruh aset tidak berwujud lainnya 5, Penyertaan yang diperhitungkan sebagai faktor pengurang Kekurangan modal pada perusahaan anak asuransi Eksposur sekuritisasi Faktor pengurang modal inti utama lainnya Penempatan dana pada instrumen AT 1 dan/atau Tier 2 pada bank lain Kepemilikan silang pada entitas lain yang diperoleh berdasarkan peralihan - - karena hukum, hibah atau hibah wasiat 2 Modal Inti Tambahan/Additional Tier 1 (AT-1) Instrumen yang memenuhi persyaratan AT Agio / Disagio Faktor Pengurang Modal Inti Tambahan Penempatan dana pada instrumen AT 1 dan/atau Tier 2 pada bank lain Kepemilikan silang pada entitas lain yang diperoleh berdasarkan peralihan karena - - hukum, hibah atau hibah wasiat II Modal Pelengkap (Tier 2) 11,469 12,770 1 Instrumen modal dalam bentuk saham atau lainnya yang memenuhi persyaratan Tier Agio/Disagio Cadangan umum PPA atas aset produktif yang wajib dibentuk (paling tinggi 1,25% ATMR Risiko Kredit) 11,469-4 Faktor Pengurang Modal Pelengkap Sinking Fund Penempatan dana pada instrumen Tier 2 pada bank lain Kepemilikan silang pada entitas lain yang diperoleh berdasarkan peralihan karena hukum, - - hibah atau hibah wasiat TOTAL MODAL 349, ,617 ASET TERTIMBANG MENURUT RISIKO ATMR RISIKO KREDIT 1,436,641 1,483,827 ATMR RISIKO PASAR - 12,077 ATMR RISIKO OPERASIONAL 173, ,151 TOTAL ATMR 1,610,563 1,657,055 RASIO KPMM SESUAI PROFIL RISIKO 10.00% 9.00% RASIO KPMM 2016 Laporan Tahunan 88 Rasio CET % 21.29% Rasio Tier % 21.29% Rasio Tier % 0.77%

92 Kilas Kinerja 2016 Laporan Manajemen Profil Perusahaan Analisis dan Pembahasan Manajemen ASET TERTIMBANG MENURUT RISIKO ATMR RISIKO KREDIT 1,435,089 1,483,827 ATMR RISIKO PASAR - 12,077 ATMR RISIKO OPERASIONAL 173, ,151 TOTAL ATMR 1,609,011 1,657,055 RASIO KPMM SESUAI PROFIL RISIKO 10.00% 9.00% RASIO KPMM Rasio CET % 21.29% Rasio Tier % 21.29% Rasio Tier % 0.77% Rasio Total 21.73% 22.06% ALOKASI PEMENUHAN KPMM SESUAI PROFIL RISIKO Dari CET 1 (%) 9.29% 8.21% Dari AT 1 (%) 0.00% 0.00% Dari Tier 2 (%) 0.71% 0.79% CET 1 UNTUK BUFFER (%) 11.73% 12.90% PERSENTASE BUFFER YANG WAJIB DIPENUHI OLEH BANK (%) 0.00% 0.00% Capital Conservation Buffer (%) 0.00% 0.00% Countercyclical Buffer (%) 0.00% 0.00% Capital Surcharge untuk Bank Sistemik (%) 0.00% 0.00% Bank BHI senantiasa mempersiapkan permodalan untuk menghadapi ketentuan modal minimum sesuai dengan ketentuan OJK. Pada posisi Desember 2016, CAR Bank BHI sebesar 21.73% telah memenuhi permodalan minimum sesuai dengan ketentuan OJK. PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO SECARA KHUSUS DI BANK BHI Bank BHI mengelola 9 jenis risiko yaitu risiko kredit, risiko pasar, risiko likuiditas, risiko operasional, risiko operasional, risiko hokum, risiko stratejik, risiko reputasi, risiko kepatuhan, dan risiko transaksi intragrup. Pengelolaan risiko yang berdampak kepada perhitungan pencadangan modal adalah risiko kredit, risiko pasar dan risiko operasional. Berikut akan dibahas lebih lanjut mengenai risiko yang berdampak pada perhitungan pencadangan modal dan juga risiko likuiditas: RISIKO KREDIT Bank BHI menetapkan definisi tersendiri untuk tagihan yang telah jatuh tempo dan tagihan yang mengalami penurunan nilai. Tagihan yang telah jatuh tempo adalah merupakan seluruh tagihan / kelompok tagihan yang telah jatuh tempo lebih dari 90 (Sembilan puluh) hari, baik atas pembayaran pokok dan / atau pembayaran bunga. Seluruh tagihan dapat mengalami penurunan nilai / impairment apabila dalam suatu kondisi terdapat bukti objektif terjadinya peristiwa yang merugikan sebagai akibat dari satu atau lebih peristiwa yang terjadi setelah pengakuan awal kredit tersebut, dan peristiwa yang merugikan tersebut berdampak pada estimasi arus kas masa datang atas aset keuangan atau kelompok aset keuangan yang dapat diestimasi secara handal. Bukti obyektif adalah hasil observasi atas peristiwa yang menjadi perhatian Bank BHI yang mempengaruhi kesanggupan bayar debitur di masa mendatang sehingga merugikan terhadap kredit yang dimiliki Bank BHI. Apabila terjadi penurunan nilai pada kredit tersebut, sehingga nilai tercatat kredit setelah terjadinya penurunan nilai kurang dari nilai tercatat awal, maka harus dibentuk suatu Cadangan Kerugian Penurunan Nilai (CKPN) untuk menutup kerugian akibat terjadinya penurunan nilai tersebut. CKPN adalah cadangan kerugian yang dihitung dari besarnya penurunan nilai pada suatu aset keuangan yang dievaluasi baik secara individual maupun kolektif. Beberapa hal yang akan menjadi perhatian dalam manajemen risiko kredit antara lain: Organisasi perkreditan akan terus disempurnakan dengan penekanan kepada penerapan prinsip empat mata (four-eyes principle) dimana keputusan kredit diambil berdasarkan pertimbangan dari dua sisi, yaitu sisi pengembangan bisnis dan sisi analisis risiko kredit sehingga proses kredit tidak terlalu panjang dan memiliki Value Added. Penyempurnaan prosedur dan sistem manajemen risiko perkreditan dilakukan melalui pengembangan Loan Origination Sistem yaitu penilaian proses pemberian kredit (dari awal sampai akhir) dilakukan dengan sistem yang terintegrasi sehingga proses kredit dapat lebih efektif dan efisien, melalui sistem tersebut diharapkan Bank tidak akan mengalami peningkatan pada risiko kredit yang disebabkan oleh lemahnya tingkat analisa kredit, proses persetujuan kredit, lemahnya Cross Functional, dan penyimpangan berencana. 89 Laporan Tahunan 2016

93 Tata Kelola Perusahaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan Laporan Keuangan Sistem pengukuran profil risiko debitur terus dikembangkan agar dapat diterapkan secara menyeluruh, demikian juga dengan database perkreditan (data warehouse) sebagai dasar pengukuran dan informasi untuk tujuan kebijakan perkreditan. Melakukan pengkajian secara periodik terhadap kebijakan dan prosedur, risk appetite, penetapan limit / wewenang pemberian kredit berdasarkan dinamika bisnis dan kemampuan permodalan Bank. Meningkatkan fungsi pemantauan dan pengelolaan risiko kredit komersial dan korporasi pada unit kerja Credit Quality Control sebagai bagian dari sistem deteksi dini terhadap debitur yang existing, terutama yang berjumlah signifikan dan atau yang mulai menunjukkan gejala akan menjadi bermasalah. Mencegah penyaluran kredit untuk membiayai aktivitas seperti; Start-up, Spekulasi, Konsolidasi, Restrukturisasi, Merger atau Akuisisi, Side Streaming, dimana hal ini akan menyebabkan potensi kerugian meningkat pada Risiko Kredit. Pemilihan agunan berdasarkan pada kepastian hukum, kemampuan nilai ekonomi agunan saat dilikuidasi, dan kemudahan identifikasi lokasi agunan. PORTOFOLIO MANAJEMEN DAN RISIKO KONSENTRASI Pengelolaan risiko pada level portofolio dilakukan dengan mengelompokkan sektor industri berdasarkan Industri dengan memperhitungkan faktor-faktor seperti prospek industri / sektor, keahlian internal Bank, dan kinerja portofolio. Selanjutnya, pada setiap sektor akan ditetapkan dalam Risk Appetite dan Risk Tolerance sesuai dengan alokasi kredit maksimum berdasarkan tingkat risk and return dari masing-masing industri. Sedangkan pengelolaan risiko pada level debitur ditetapkan melalui ketentuan in-house limit dengan memperhatikan kebutuhan dan kemampuan finansial debitur serta Batas Maksimum Pemberian Kredit (BMPK) yang ditetapkan Otoritas Jasa Keuangan. Tabel Pengungkapan Eksposur Aset di Neraca (dalam jutaan rupiah) 2016 No Kategori Portofolio Tagihan Bersih ATMR ATMR Setelah Sebelum MRK MRK (1) (2) (3) (4) (5) 1 Tagihan Kepada Pemerintah 410, Tagihan Kepada Entitas Sektor Publik 2, Tagihan Kepada Bank Pembangunan Multilateral dan Lembaga Internasional Tagihan Kepada Bank 48,961 11,559 11,559 5 Kredit Beragun Rumah Tinggal 63,668 23,259 23,259 6 Kredit Beragun Properti Komersial 40,354 40,354 39,356 7 Kredit Pegawai / Pensiunan Tagihan Kepada Usaha Mikro, Usaha Kecil dan Portofolio Ritel 90,451 67,838 64,850 9 Tagihan Kepada Korporasi 1,168,281 1,166,165 1,060, Tagihan Yang Telah Jatuh Tempo 35,663 52,145 52, Aset Lainnya 156, ,364 Total 2,016,313 1,361,729 1,433, No Kategori Portofolio Tagihan Bersih ATMR ATMR Setelah Sebelum MRK MRK (1) (2) (6) (7) (8) 1 Tagihan Kepada Pemerintah 352, Tagihan Kepada Entitas Sektor Publik 2, Tagihan Kepada Bank Pembangunan Multilateral dan Lembaga Internasional Tagihan Kepada Bank 76,918 19,675 19,675 5 Kredit Beragun Rumah Tinggal 80,454 29,609 29,609 6 Kredit Beragun Properti Komersial 55,703 55,703 54,716 7 Kredit Pegawai / Pensiunan Tagihan Kepada Usaha Mikro, Usaha Kecil dan Portofolio Ritel 155, , ,042 9 Tagihan Kepada Korporasi 1,202,095 1,176,873 1,050, Tagihan Yang Telah Jatuh Tempo 6,374 9,518 9, Aset Lainnya 115, ,399 Total 2,047,618 1,408,758 1,399, Laporan Tahunan 90

94 Kilas Kinerja 2016 Laporan Manajemen Profil Perusahaan Analisis dan Pembahasan Manajemen KOMPOSISI KREDIT BANK BHI PER SEKTOR EKONOMI Tabel Pengungkapan Tagihan Bersih Berdasarkan Kategori Portofolio dan Skala Peringkat - Bank Secara Individual (dalam jutaan rupiah) No Kategori Portofolio Lembaga Pemering kat Standard and Poor s Fitch Rating Moody s AAA AAA Aaa PT. Fitch AAA(idn Ratings ) Indonesia AA+s.d AA- AA+s.d AA- Aa1 s.d Aa3 AA+(idn ) s.d AA- (idn) [idr]aa+ PT.ICRA Indonesia [Idr]AAA s.d [idr]aa- PT. Pemering kat Efek Indonesia idaaa Peringkat Jangka Panjang A+s.d A- BBB+s.d BBB- A+s.d A- BBB+s.d BBB- Aa1 s.d A3 A+(idn) s.d A- (idn) Baa1 s.d Baa3 BBB+(id n) s.d BBB- (idn) [idr]a+ s.d [idr]a- [idr]bbb + s.d [idr]bbb- BB+s.d BB- B+s.d B- < B- A-1 A-2 A-3 < A-3 BB+s.d BB- B+s.d B- < B- Ba1 s.d Ba3 BB+(idn) s.d BB- (idn) [idr]bb+ s.d [idr]bb- B1 s.d B3 B+(idn) s.d B- (idn) [idr]b+ s.d [idr]b- id BBB+ idaa+ ida+ s.d s.d id s.d idaa- ida- BBBid BB+ s.d id BBid B+ s.d id B- F1+ s.d F1 F2 F3 < F3 < B3 P-1 P-2 P-3 < P-3 < B- (idn) < [idr]b- F1+(idn) s.d F1(idn) [idr]a1+ s.d [Idr]A1 F2(idn) [idr]a2+ s.d [Idr]A2 < id B- ida1 ida2 Peringkat Jangka Pendek F2(idn) [idr]a3+ s.d [Idr]A3 ida3 s.d id A4 < F3(idn) < [Idr]A3 (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) 1 Tagihan Kepada , ,419 Pemerintah 2 Tagihan Kepada 2, ,048 Entitas Sektor Publik 3 Tagihan Kepada Bank Pembangunan Multilateral dan Lembaga Internasional 4 Tagihan Kepada , ,962 Bank 5 Kredit Beragun , ,668 Rumah Tinggal 6 Kredit Beragun , ,355 Properti Komersial 7 Kredit Pegawai / Pensiunan Tagihan Kepada , ,452 9 Usaha Mikro, Usaha Kecil dan Portofolio Ritel Tagihan Kepada ,105, ,584 1,168, Korporasi Tagihan Yang Telah , , Jatuh Tempo Aset Lainnya , ,470 Total 2, ,794, ,449 2,016, < ida4 Tanpa Peringkat Total 91 Laporan Tahunan 2016

95 Tata Kelola Perusahaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan Laporan Keuangan No Kategori Portofolio Lembaga Pemering kat Standard and Poor s Fitch Rating Moody s AAA AAA Aaa PT. Fitch AAA(idn Ratings ) Indonesia AA+s.d AA- AA+s.d AA- Aa1 s.d Aa3 AA+(idn ) s.d AA- (idn) [idr]aa+ PT.ICRA Indonesia [Idr]AAA s.d [idr]aa- PT. Pemering kat Efek Indonesia idaaa Peringkat Jangka Panjang A+s.d A- BBB+s.d BBB- A+s.d A- BBB+s.d BBB- Aa1 s.d A3 A+(idn) s.d A- (idn) Baa1 s.d Baa3 BBB+(id n) s.d BBB- (idn) [idr]a+ s.d [idr]a- [idr]bbb + s.d [idr]bbb- BB+s.d BB- B+s.d B- < B- A-1 A-2 A-3 < A-3 BB+s.d BB- B+s.d B- < B- Ba1 s.d Ba3 BB+(idn) s.d BB- (idn) [idr]bb+ s.d [idr]bb- B1 s.d B3 B+(idn) s.d B- (idn) [idr]b+ s.d [idr]b- id BBB+ idaa+ ida+ s.d s.d id s.d idaa- ida- BBBid BB+ s.d id BBid B+ s.d id B- F1+ s.d F1 F2 F3 < F3 < B3 P-1 P-2 P-3 < P-3 < B- (idn) < [idr]b- F1+(idn) s.d F1(idn) [idr]a1+ s.d [Idr]A1 F2(idn) [idr]a2+ s.d [Idr]A2 < id B- ida1 ida2 F2(idn) [idr]a3+ s.d [Idr]A3 ida3 s.d id A4 < F3(idn) < [Idr]A3 (1) (2) (3) (17) (18) (19) (20) (21) (22) (23) (24) (25) (26) (27) (28) (29) 1 Tagihan Kepada , ,830 Pemerintah 2 Tagihan Kepada - 2, ,048 Entitas Sektor Publik 3 Tagihan Kepada Bank Pembangunan Multilateral dan Lembaga Internasional 4 Tagihan Kepada - 3, ,883 76,918 Bank 5 Kredit Beragun ,454 80,454 Rumah Tinggal 6 Kredit Beragun ,703 55,703 Properti Komersial 7 Kredit Pegawai / Pensiunan 8 Tagihan Kepada , ,961 Usaha Mikro, Usaha Kecil dan Portofolio Ritel 9 Tagihan Kepada 20,110 7, ,174,857 1,202,095 Korporasi 10 Tagihan Yang Telah ,374 6,374 Jatuh Tempo 11 Aset Lainnya , ,235 Total 20,110 12, ,015,297 2,047, Peringkat Jangka Pendek < ida4 Tanpa Peringkat Total Untuk menguji ketahanan portfolio kredit terhadap perubahan kondisi makroekonomi, Bank BHI melaksanakan Credit Risk Stress Testing, baik secara berkala sesuai regulasi perbankan maupun secara adhoc. Pada tahun 2016, faktor makroekonomi yang dijadikan parameter dalam Credit Risk Stress Testing antara lain, dampak perlambatan ekonomi China pada perekonomian Indonesia, penurunan harga komoditas, serta potensi kenaikan Fed Funds Rate. Simulasi Credit Risk Stress Testing memproyeksikan penurunan kemampuan keuangan pada tiap debitur Wholesale dan perubahan NPL secara portfolio untuk kredit segmen Retail. Bank menyusun Contingency Plan untuk masing- masing segmen kredit sesuai dengan tingkat severity dari hasil simulasi Credit Risk Stress Testing yang dilakukan. PERTUMBUHAN DAN KUALITAS KREDIT Pertumbuhan kredit Bank BHI hingga akhir tahun 2016 dinilai menurun (yoy). Pada Desember 2015 Outstanding kredit yang disalurkan sebesar Rp Miliar namun pada Desember 2016 Outstanding kredit yang disalurkan sebesar Rp Miliar (menurun sebesar 7.10%). Hal in disebabkan adanya perlambatan ekonomi secara global dan adanya penyelesaian kredit bermasalah sehingga Bank BHI menerapkan prinsip Prudent dalam penyaluran kredit Laporan Tahunan 92

96 Kilas Kinerja 2016 Laporan Manajemen Profil Perusahaan Analisis dan Pembahasan Manajemen Tabel Pengungkapan Tagihan Bersih Berdasarkan Wilayah Bank Secara Individual (dalam jutaan rupiah) No Kategori Portofolio 2016 Jawa Sumatera Kalimantan Lainnya (1) (2) (3) (4) (5) (6) 1 Tagihan Kepada Pemerintah 410, Tagihan Kepada Entitas Sektor Publik 2, Tagihan Kepada Bank Pembangunan Multilateral dan Lembaga Internasional 4 Tagihan Kepada Bank 48, Kredit Beragun Rumah Tinggal 52,191 6,674 4,803-6 Kredit Beragun Properti Komersial 39,018 1, Kredit Pegawai / Pensiunan Tagihan Kepada Usaha Mikro, Usaha Kecil dan Portofolio Ritel 77,641 3,771 9,040-9 Tagihan Kepada Korporasi 1,071,413 4,749 63,528 28, Tagihan Yang Telah Jatuh Tempo 30,571 4, Aset Lainnya 156, Total 1,888,730 21,467 77,525 28,591 No Kategori Portofolio 2015 Jawa Sumatera Kalimantan Lainnya (1) (2) (7) (8) (9) (10) 1 Tagihan Kepada Pemerintah 352, Tagihan Kepada Entitas Sektor Publik 2, Tagihan Kepada Bank Pembangunan Multilateral dan Lembaga Internasional 4 Tagihan Kepada Bank 76, Kredit Beragun Rumah Tinggal 65,481 9,098 5,875-6 Kredit Beragun Properti Komersial 41,263 12,955 1,485-7 Kredit Pegawai / Pensiunan Tagihan Kepada Usaha Mikro, Usaha Kecil dan Portofolio Ritel 133,913 8,795 13,253-9 Tagihan Kepada Korporasi 1,083,497 12,034 57,983 48, Tagihan Yang Telah Jatuh Tempo 6, Aset Lainnya 115, Total 1,877,202 43,154 78,682 48,580 Tabel Pengungkapan Tagihan Bersih Berdasarkan Sisa Jangka Waktu Kontrak Bank Secara Individual (dalam jutaan rupiah) No Kategori Portofolio 1 tahun 2016 Sisa Jangka Waktu Kontrak > 1 tahun 3 tahun > 3 tahun 5 tahun > 5 tahun Non Kontraktual (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) 1 Tagihan Kepada Pemerintah 214,601 1,063-94,855 99, ,418 2 Tagihan Kepada Entitas Sektor Publik 2, ,048 3 Tagihan Kepada Bank Pembangunan Multilateral dan Lembaga Internasional 4 Tagihan Kepada Bank 32,868 1, ,221 48,961 5 Kredit Beragun Rumah Tinggal 712 6,878 31,340 24,739-63,668 6 Kredit Beragun Properti Komersial 15,555 19,877 4, ,355 7 Kredit Pegawai / Pensiunan Tagihan Kepada Usaha Mikro, Usaha Kecil dan 56,785 9,381 16,502 7,785-90,452 Portofolio Ritel 9 Tagihan Kepada Korporasi 571, , , ,218 62,584 1,168, Tagihan Yang Telah Jatuh Tempo 19,102 3,837 1,745 10, , Aset Lainnya , ,470 Total 913, , , , ,571 2,016,316 Total 93 Laporan Tahunan 2016

97 Tata Kelola Perusahaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan Laporan Keuangan 2015 Sisa Jangka Waktu Kontrak No Kategori Portofolio > 1 tahun > 3 tahun Non 1 tahun > 5 tahun 3 tahun 5 tahun Kontraktual Total (1) (2) (9) (10) (11) (12) (13) (14) 1 Tagihan Kepada Pemerintah 123,346 13, , , ,830 2 Tagihan Kepada Entitas Sektor Publik - 2, ,048 3 Tagihan Kepada Bank Pembangunan Multilateral dan Lembaga Internasional 4 Tagihan Kepada Bank 71,567-3,239-2,112 76,918 5 Kredit Beragun Rumah Tinggal 5,575 9,563 23,350 41,965-80,454 6 Kredit Beragun Properti Komersial 26,600 2,138 20,770 6,195-55,703 7 Kredit Pegawai / Pensiunan Tagihan Kepada Usaha Mikro, Usaha Kecil dan 88,047 21,475 26,289 20, ,961 Portofolio Ritel 9 Tagihan Kepada Korporasi 633, , , ,147-1,202, Tagihan Yang Telah Jatuh Tempo 199 1,312 4, , Aset Lainnya , ,235 Total 949, , , , ,491 2,047,618 Tabel Pengungkapan Tagihan Bersih Berdasarkan Sektor Ekonomi - Bank Secara Individual (dalam jutaan rupiah) No Sektor Ekonomi Tagihan Kepada Pemerintah Tagihan Kepada Entitas Sektor Publik Tagihan Kepada Bank Pmbangunan Multilateral dan Lembaga Internasional Tagihan Kepada Bank Kredit Beragun Rumah Tinggal Kredit Beragun Properti Komersi al Kredit Pegawai / Pensiuna n Tagihan Kepada Usaha Mikro, Usaha Kecil & Portofolio Ritel Tagihan Kepada Korporasi Tagihan Yang Telah Jatuh Tempo Aset Lainnya (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) 1 Pertanian, Perburuan , dan Kehutanan 2 Perikanan ,406 4, Pertambangan dan , Penggalian 4 Industri Pengolahan , , Listrik, Gas dan Air - 2, Konstruksi ,151-1,556 1, Perdagangan Besar dan , ,262 23,760 - Eceran 8 Penyediaan Akomodasi ,814 82, dan Penyediaan Makan Minum 9 Transportasi, ,562 16, Pergudangan dan Komunikasi 10 Perantara Keuangan 302, , , Real Estate, Usaha ,804-6,890 77,893 4,901 - Persewaan, dan Jasa Perusahaan 12 Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib 13 Jasa Pendidikan , Jasa Kesehatan dan , Kegiatan Sosial 15 Jasa Kemasyarakatan, Sosial Budaya, Hiburan dan Perorangan Lainnya ,801 7,551 1, Laporan Tahunan 94

98 Kilas Kinerja 2016 Laporan Manajemen Profil Perusahaan Analisis dan Pembahasan Manajemen 16 Jasa Perorangan Yang Melayani Rumah Tangga 17 Badan Internasional dan Badan Ekstra Internasional Lainnya 18 Kegiatan Yang Belum Jelas Batasannya Rumah Tangga , , Bukan Lapangan Usaha , , ,212 1, ,470 Lainnya Total 302,046 2,048-48,962 63,668 40,355-90,452 1,168,282 35, ,470 No Sektor Ekonomi Tagihan Kepada Pemerintah Tagihan Kepada Entitas Sektor Publik Tagihan Kepada Bank Pmbangunan Multilateral dan Lembaga Internasional Tagihan Kepada Bank Kredit Beragun Rumah Tinggal Kredit Beragun Properti Komersi al Kredit Pegawai / Pensiuna n Tagihan Kepada Usaha Mikro, Usaha Kecil & Portofolio Ritel Tagihan Kepada Korporasi Tagihan Yang Telah Jatuh Tempo Aset Lainnya (1) (2) (14) (15) (16) (17) (18) (19) (20) (21) (21) (22) (23) 1 Pertanian, Perburuan , dan Kehutanan 2 Perikanan ,415 7, Pertambangan dan , Penggalian 4 Industri Pengolahan , , Listrik, Gas dan Air - 2, Konstruksi ,108-1,681 19, Perdagangan Besar dan ,039 1,376-97, , Eceran Penyediaan Akomodasi , , dan Penyediaan Makan Minum Transportasi, ,058 27, Pergudangan dan Komunikasi 10 Perantara Keuangan 223, , , , Real Estate, Usaha ,713-12,373 66,717 5, Persewaan, dan Jasa Perusahaan Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib 13 Jasa Pendidikan , Jasa Kesehatan dan , Kegiatan Sosial 15 Jasa Kemasyarakatan, ,587 4, Sosial Budaya, Hiburan dan Perorangan Lainnya Jasa Perorangan Yang Melayani Rumah Tangga 17 Badan Internasional dan Badan Ekstra Internasional Lainnya Kegiatan Yang Belum Jelas Batasannya 19 Rumah Tangga ,414 1,380-7,732 39, Bukan Lapangan Usaha 129, ,075 20, ,235 Lainnya Total 352,829 2,048-76,918 80,454 55, ,962 1,202,096 6, , Laporan Tahunan 2016

99 Tata Kelola Perusahaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan Laporan Keuangan Tabel Pengungkapan Tagihan Bersih Berdasarkan Bobot Risiko setelah Memperhitungkan Dampak Mitigasi Risiko Kredit - Bank Secara Individual (dalam jutaan rupiah) No Kategori Portofolio 2016 Beban Tagihan Bersih Setelah Memperhitungkan Dampak Mitigasi Risiko Kredit ATMR Modal 0% 20% 35% 40% 45% 50% 75% 100% 150% Lainnya (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) A Eksposur Neraca 1 Tagihan Kepada 410, Pemerintah 2 Tagihan Kepada - 2, Entitas Sektor Publik 3 Tagihan Kepada Bank Pembangunan Multilateral dan Lembaga Internasional 4 Tagihan Kepada - 43, , , Bank 5 Kredit Beragun ,837 18, ,259 1,861 Rumah Tinggal 6 Kredit Beragun , ,356 3,148 Properti Komersial 7 Kredit Pegawai / Pensiunan 8 Tagihan Kepada , ,850 5,188 Usaha Mikro, Usaha Kecil dan Portofolio Ritel 9 Tagihan Kepada - 2, ,060, ,060,960 84,877 Korporasi 10 Tagihan Yang Telah ,699 32,964 52,145 4,172 Jatuh Tempo 11 Aset Lainnya 14, ,705 78, ,364 14,509 Total Eksposur Neraca 424,744 47,764 44,837 18, ,889 86,467 1,166, ,403-1,433, ,712 B Eksposur Kewajiban Komitmen/Kontinjensi pada Transaksi Rekening Administratif 1 Tagihan Kepada Pemerintah 2 Tagihan Kepada Entitas Sektor Publik 3 Tagihan Kepada Bank Pembangunan Multilateral dan Lembaga Internasional 4 Tagihan Kepada Bank 5 Kredit Beragun Rumah Tinggal 6 Kredit Beragun Properti Komersial 7 Kredit Pegawai / Pensiunan 8 Tagihan Kepada Usaha Mikro, Usaha Kecil dan Portofolio Ritel 9 Tagihan Kepada Korporasi 10 Tagihan Yang Telah Jatuh Tempo 11 Aset Lainnya Total Eksposur TRA Laporan Tahunan 96

100 Kilas Kinerja 2016 Laporan Manajemen Profil Perusahaan Analisis dan Pembahasan Manajemen C Eksposur Akibat Kegagalan Pihak Lawan (Counterparty Credit Risk) 1 Tagihan kepada pemerintah 2 Tagihan kepada sektor publik 3 Tagihan kepada Bank Pambangunan Multilateral dan Lembaga Internasional 4 Tagihan kepada Bank 5 Tagihan kepada usaha mikro, usaha kecil, dan portofolio ritel 6 Tagihan kepada korporasi 7 Aset lainnya Total Eksposur Counterparty Credit Risk No Kategori Portofolio 2015 Beban Tagihan Bersih Setelah Memperhitungkan Dampak Mitigasi Risiko Kredit ATMR Modal 0% 20% 35% 40% 45% 50% 75% 100% 150% Lainnya (1) (2) (15) (16) (17) (18) (19) (20) (21) (22) (23) (24) (25) (26) A Eksposur Neraca 1 Tagihan Kepada 352, Pemerintah 2 Tagihan Kepada - 2, Entitas Sektor Publik 3 Tagihan Kepada Bank Pembangunan Multilateral dan Lembaga Internasional 4 Tagihan Kepada - 62, , ,675 1,574 Bank 5 Kredit Beragun ,956 17,990 5, ,609 2,369 Rumah Tinggal 6 Kredit Beragun , ,716 4,377 Properti Komersial 7 Kredit Pegawai / Pensiunan 8 Tagihan Kepada , ,042 9,043 Usaha Mikro, Usaha Kecil dan Portofolio Ritel 9 Tagihan Kepada - 31, ,044, ,050,762 84,061 Korporasi 10 Tagihan Yang Telah ,288 9, Jatuh Tempo 11 Aset Lainnya 13, ,326 38, ,399 9,712 Total Eksposur Neraca 366,024 96,190 56,956 17,990 5,508 14, ,722 1,162,584 45,003-1,399, ,930 B Eksposur Kewajiban Komitmen/Kontinjensi pada Transaksi Rekening Administratif 1 Tagihan Kepada Pemerintah 2 Tagihan Kepada Entitas Sektor Publik 3 Tagihan Kepada Bank Pembangunan Multilateral dan Lembaga Internasional Laporan Tahunan 2016

101 Tata Kelola Perusahaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan Laporan Keuangan 4 Tagihan Kepada Bank 5 Kredit Beragun Rumah Tinggal 6 Kredit Beragun Properti Komersial 7 Kredit Pegawai / Pensiunan 8 Tagihan Kepada Usaha Mikro, Usaha Kecil dan Portofolio Ritel 9 Tagihan Kepada Korporasi 10 Tagihan Yang Telah Jatuh Tempo 11 Aset Lainnya Total Eksposur TRA C Eksposur Akibat Kegagalan Pihak Lawan (Counterparty Credit Risk) 1 Tagihan kepada pemerintah 2 Tagihan kepada sektor publik 3 Tagihan kepada Bank Pambangunan Multilateral dan Lembaga Internasional 4 Tagihan kepada Bank 5 Tagihan kepada usaha mikro, usaha kecil, dan portofolio ritel 6 Tagihan kepada korporasi 7 Aset lainnya Total Eksposur Counterparty Credit Risk Tabel Pengungkapan Tagihan Bersih dan Teknik Mitigasi Risiko Kredit - Bank Secara Individual (dalam jutaan rupiah) 2016 Bagian Yang Dijamin Dengan Bagian Yang No Kategori Portofolio Tagihan Asuransi Tidak Bersih Agunan Garansi Lainnya Kredit Dijamin (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) A 1 Eksposur Neraca Tagihan Kepada Pemerintah 410, ,419 2 Tagihan Kepada Entitas Sektor Publik 2, ,048 3 Tagihan Kepada Bank Pembangunan Multilateral dan Lembaga Internasional 4 Tagihan Kepada Bank 48, ,962 5 Kredit Beragun Rumah Tinggal 63, ,668 6 Kredit Beragun Properti Komersial 40, ,357 7 Kredit Pegawai / Pensiunan Tagihan Kepada Usaha Mikro, Usaha Kecil dan 90,452 3, ,468 Portofolio Ritel 9 Tagihan Kepada Korporasi 1,168, , ,063, Tagihan Yang Telah Jatuh Tempo 35, , Aset Lainnya 156, ,470 Total Eksposur Neraca 2,016, , ,906, Laporan Tahunan 98

102 Kilas Kinerja 2016 Laporan Manajemen Profil Perusahaan Analisis dan Pembahasan Manajemen B Eksposur Kewajiban Komitmen/Kontinjensi pada Transaksi Rekening Administratif 1 Tagihan Kepada Pemerintah Tagihan Kepada Entitas Sektor Publik Tagihan Kepada Bank Pembangunan Multilateral dan Lembaga Internasional 4 Tagihan Kepada Bank Kredit Beragun Rumah Tinggal Kredit Beragun Properti Komersial Kredit Pegawai / Pensiunan Tagihan Kepada Usaha Mikro, Usaha Kecil dan Portofolio Ritel 9 Tagihan Kepada Korporasi Tagihan Yang Telah Jatuh Tempo Aset Lainnya Total Eksposur TRA C 1 Eksposur Akibat Kegagalan Pihak Lawan (Counterparty Credit Risk) Tagihan kepada pemerintah Tagihan kepada sektor publik Tagihan kepada Bank Pambangunan Multilateral dan Lembaga Internasional 4 Tagihan kepada Bank Tagihan kepada usaha mikro, usaha kecil, dan portofolio ritel 6 Tagihan kepada korporasi Aset lainnya Total Eksposur Counterparty Credit Risk Bagian Yang Dijamin Dengan Bagian Yang No Kategori Portofolio Tagihan Asuransi Tidak Bersih Agunan Garansi Lainnya Kredit Dijamin (1) (2) (9) (10) (11) (12) (13) (14) A 1 Eksposur Neraca Tagihan Kepada Pemerintah 352, ,830 2 Tagihan Kepada Entitas Sektor Publik 2, ,048 3 Tagihan Kepada Bank Pembangunan Multilateral dan Lembaga Internasional 4 Tagihan Kepada Bank 76, ,918 5 Kredit Beragun Rumah Tinggal 80, ,454 6 Kredit Beragun Properti Komersial 55, ,716 7 Kredit Pegawai / Pensiunan Tagihan Kepada Usaha Mikro, Usaha Kecil dan 155,961 5, ,722 Portofolio Ritel 9 Tagihan Kepada Korporasi 1,202, , ,075, Tagihan Yang Telah Jatuh Tempo 6, , Aset Lainnya 115, ,235 Total Eksposur Neraca 2,047, , ,915,281 B Eksposur Kewajiban Komitmen/Kontinjensi pada Transaksi Rekening Administratif 1 Tagihan Kepada Pemerintah Tagihan Kepada Entitas Sektor Publik Tagihan Kepada Bank Pembangunan Multilateral dan Lembaga Internasional 4 Tagihan Kepada Bank Kredit Beragun Rumah Tinggal Kredit Beragun Properti Komersial Kredit Pegawai / Pensiunan Tagihan Kepada Usaha Mikro, Usaha Kecil dan Portofolio Ritel 9 Tagihan Kepada Korporasi Tagihan Yang Telah Jatuh Tempo Aset Lainnya Total Eksposur TRA Laporan Tahunan 2016

103 Tata Kelola Perusahaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan Laporan Keuangan C 1 Eksposur Akibat Kegagalan Pihak Lawan (Counterparty Credit Risk) Tagihan kepada pemerintah Tagihan kepada sektor publik Tagihan kepada Bank Pambangunan Multilateral dan Lembaga Internasional 4 Tagihan kepada Bank Tagihan kepada usaha mikro, usaha kecil, dan portofolio ritel 6 Tagihan kepada korporasi Aset lainnya Total Eksposur Counterparty Credit Risk NPL DAN PENURUNAN NILAI NPL (Non-Performing Loan) yang dihitung secara Gross dinilai membaik dari periode sebelumnya (yoy). Periode Desember 2015 NPL Gross sebesar 7.12% sedangkan pada posisi Desember 2016 NPL Gross sebesar 2.83%. Penurunan ini disebabkan adanya penurunan Outstanding kredit dengan kualitas bermasalah sebesar 63.00% (Posisi Desember 2015 Kredit kualitas bermasalah sebesar Rp 107 Miliar sedangkan Posisi Desember 2016 kredit kualitas bermasalah hanya sebesar Rp 39.6 Miliar). Perhitungan CKPN (Cadangan Kerugian Penurunan Nilai) Bank BHI menggunakan 2 (dua) metode yaitu Individual dan Kolektif. CKPN secara Individual (Individual Impairment) terdiri dari 2 yaitu: Kredit yang secara individual memiliki nilai signifikan dan memiliki bukti obyektif penurunan nilai dan Kredit yang direstrukturisasi yang secara individual memiliki nilai signifikan. CKPN secara Kolektif (Collective Impairment) terdiri dari 3 (tiga) yaitu: Kredit yang secara individual memiliki nilai signifikan namun tidak memiliki bukti obyektif penurunan nilai Kredit yang secara individual memiliki nilai tidak signifikan Kredit yang direstrukturisasi yang secara individual memiliki nilai tidak signifikan. CKPN Desember 2015 dibandingkan dengan Desember 2016 (yoy) dinilai menurun (CKPN Desember 2015 sebesar 2.74% sedangkan CKPN Desember 2016 sebesar 1.08%) hal ini dikarenakan adanya penyelesaian terhadap beberapa kredit bermasalah. Tabel Pengungkapan Tagihan dan Pencadangan Berdasarkan Wilayah - Bank Secara Individual (dalam jutaan rupiah) No Kategori Portofolio 2016 Jawa Sumatera Kalimantan Lainnya Total (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) 1 Tagihan 1,738,736 22,967 80,894 28,591 1,871,188 2 Tagihan yang mengalami Penurunan Nilai 36,171 3, ,558 a. Belum jatuh Tempo b. Telah jatuh Tempo 35,819 3, ,206 3 Cadangan kerugian penurunan nilai (CKPN) - Individual 11, ,384 4 Cadangan kerugian penurunan nilai (CKPN) - Kolektif 7, ,938 5 Tagihan yang dihapus buku 62,668-8,933-71,601 No Kategori Portofolio 2015 Jawa Sumatera Kalimantan Lainnya Total (1) (2) (8) (9) (10) (11) (12) 1 Tagihan 1,822,759 43,154 78,682 51,935 1,996,530 2 Tagihan yang mengalami Penurunan Nilai 85,119 1, , ,905 a. Belum jatuh Tempo 84, , ,348 b. Telah jatuh Tempo Cadangan kerugian penurunan nilai (CKPN) - 42, ,355 45,614 Individual 4 Cadangan kerugian penurunan nilai (CKPN) - 4, ,273 Kolektif 5 Tagihan yang dihapus buku 22,894-9,232-32, Laporan Tahunan 100

104 Kilas Kinerja 2016 Laporan Manajemen Profil Perusahaan Analisis dan Pembahasan Manajemen Tabel Pengungkapan Tagihan dan Pencadangan Berdasarkan Sektor Ekonomi - Bank Secara Individual (dalam jutaan rupiah) No Belum Jatuh Tempo Telah Jatuh Tempo Individual Kolektif (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) 1 Pertanian, Perburuan Dan Kehutanan 3, Perikanan 6, Pertambangan Dan Penggalian 18, ,933 4 Industri Pengolahan 138, Listrik, Gas Dan Air 2, Konstruksi 16, Perdagangan Besar Dan Eceran 669, ,933 9,568 3,242 39,545 8 Penyediaan Akomodasi Dan Penyediaan Makan 86, ,408 - Minum 9 Transportasi, Pergudangan Dan Komunikasi 26, Perantara Keuangan 533, , Real Estate, Usaha Persewaan, Dan Jasa 120,224-1,000-1,278 - Perusahaan 12 Administrasi Pemerintahan, Pertahanan Dan Jaminan Sosial Wajib 13 Jasa Pendidikan 5, Jasa Kesehatan Dan Kegiatan Sosial 4, Jasa Kemasyarakatan, Sosial Budaya, Hiburan Dan 18,969-1, Perorangan Lainnya 16 Jasa Perorangan Yang Melayani Rumah Tangga Badan Internasional Dan Badan Ekstra Internasional Lainnya 18 Kegiatan Yang Belum Jelas Batasannya Rumah Tangga 59,389-4,365 1, Bukan Lapangan Usaha Lainnya 160, , Total 1,871, ,206 11,384 7,938 71,601 No Sektor Ekonomi Sektor Ekonomi Tagihan Tagihan Tagihan yang Mengalami Penurunan Nilai Tagihan yang Mengalami Penurunan Nilai Belum Jatuh Tempo Telah Jatuh Tempo Cadangan kerugian penurunan nilai (CKPN) - Tagihan yang dihapus buku Individual Kolektif (1) (2) (9) (10) (11) (12) (13) (14) 1 Pertanian, Perburuan Dan Kehutanan 2, Perikanan 9, Pertambangan Dan Penggalian 21, ,232 4 Industri Pengolahan 148, Listrik, Gas Dan Air 2, Konstruksi 45, Perdagangan Besar Dan Eceran 738,319 79, ,444 2,395-8 Penyediaan Akomodasi Dan Penyediaan Makan 121,443 20,679-3, Minum 9 Transportasi, Pergudangan Dan Komunikasi 34, Perantara Keuangan 446, , Real Estate, Usaha Persewaan, Dan Jasa 112, Perusahaan 12 Administrasi Pemerintahan, Pertahanan Dan Jaminan Sosial Wajib 13 Jasa Pendidikan 1, Jasa Kesehatan Dan Kegiatan Sosial 3, Jasa Kemasyarakatan, Sosial Budaya, Hiburan Dan 9, Perorangan Lainnya 16 Jasa Perorangan Yang Melayani Rumah Tangga Badan Internasional Dan Badan Ekstra Internasional Lainnya 18 Kegiatan Yang Belum Jelas Batasannya Rumah Tangga 126,338 5, , Bukan Lapangan Usaha Lainnya 173, Total 1,996, , ,614 5,273 32, Cadangan kerugian penurunan nilai (CKPN) - Cadangan kerugian penurunan nilai (CKPN) - Cadangan kerugian penurunan nilai (CKPN) - Tagihan yang dihapus buku 101 Laporan Tahunan 2016

105 Tata Kelola Perusahaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan Laporan Keuangan Tabel Pengungkapan Rincian Mutasi Cadangan Kerugian Penurunan Nilai - Bank Secara Individual (dalam jutaan rupiah) No Kategori Portofolio CKPN CKPN CKPN Kolektif Individual Individual CKPN Kolektif (1) (2) (3) (4) (5) (6) 1 Saldo awal CKPN 45,614 5,273 3,803 4,429 2 Pembentukan (pemulihan) CKPN pada Periode berjalan (Net) 5,315 2,664 74, a. Pembentukan CKPN Pada Periode Berjalan 5,315 2,664 74, b. Pemulihan CKPN pada periode berjalan CKPN yang digunakan untuk melakukan hapus buku atas tagihan pada 39,545-32,355 - periode berjalan 4 Pembentukan (pemulihan) lainnya pada periode berjalan Saldo akhir CKPN 11,384 7,938 45,614 5,273 Tabel Pengungkapan Eksposur Kewajiban Komitmen/Kontijensi pada Transaksi Rekening Administratif (dalam jutaan rupiah) 2016 No Kategori Portofolio Tagihan Bersih ATMR ATMR Setelah Sebelum MRK MRK (1) (2) (3) (4) (5) 1 Tagihan Kepada Pemerintah Tagihan Kepada Entitas Sektor Publik Tagihan Kepada Bank Pembangunan Multilateral dan Lembaga Internasional Tagihan Kepada Bank Kredit Beragun Rumah Tinggal Kredit Beragun Properti Komersial Kredit Pegawai / Pensiunan Tagihan Kepada Usaha Mikro, Usaha Kecil dan Portofolio Ritel Tagihan Kepada Korporasi Tagihan Yang Telah Jatuh Tempo Aset Lainnya Total No Kategori Portofolio Tagihan Bersih ATMR ATMR Setelah Sebelum MRK MRK (1) (2) (6) (7) (8) 1 Tagihan Kepada Pemerintah Tagihan Kepada Entitas Sektor Publik Tagihan Kepada Bank Pembangunan Multilateral dan Lembaga Internasional Tagihan Kepada Bank Kredit Beragun Rumah Tinggal Kredit Beragun Properti Komersial Kredit Pegawai / Pensiunan Tagihan Kepada Usaha Mikro, Usaha Kecil dan Portofolio Ritel Tagihan Kepada Korporasi Tagihan Yang Telah Jatuh Tempo Aset Lainnya Total Laporan Tahunan 102

106 Kilas Kinerja 2016 Laporan Manajemen Profil Perusahaan Analisis dan Pembahasan Manajemen Tabel Pengungkapan Eksposur yang Menimbulkan Risiko Kredit Akibat Kegagalan Pihak Lawan (dalam jutaan rupiah) 2016 No Kategori Portofolio Tagihan Bersih ATMR Sebelum MRK ATMR Setelah MRK (1) (2) (3) (4) (5) 1 Tagihan Kepada Pemerintah 37, Tagihan Kepada Entitas Sektor Publik Tagihan Kepada Bank Pembangunan Multilateral dan Lembaga Internasional Tagihan Kepada Bank Tagihan Kepada Usaha Mikro, Usaha Kecil dan Portofolio Ritel Tagihan Kepada Korporasi Total 37, No Kategori Portofolio Tagihan Bersih ATMR Sebelum MRK ATMR Setelah MRK (1) (2) (6) (7) (8) 1 Tagihan Kepada Pemerintah Tagihan Kepada Entitas Sektor Publik Tagihan Kepada Bank Pembangunan Multilateral dan Lembaga Internasional Tagihan Kepada Bank Tagihan Kepada Usaha Mikro, Usaha Kecil dan Portofolio Ritel Tagihan Kepada Korporasi Total Tabel Pengungkapan Eksposur yang Menimbulkan Risiko Kredit akibat Kegagalan setelmen (settlement risk) (dalam jutaan rupiah) 2016 Faktor No Kategori Portofolio ATMR Setelah Nilai Eksposur Pengurang MRK Modal (1) (2) (3) (4) (5) 1 Delivery versus payment a. Beban modal 8% (5 15 hari) b. Beban modal 50% (16 30 hari) c. Beban modal 75% (31 45 hari) d. Beban modal 100% (lebih dari 45 hari) Non delivery versus payment Total Faktor No Kategori Portofolio ATMR Setelah Nilai Eksposur Pengurang MRK Modal (1) (2) (6) (7) (8) 1 Delivery versus payment a. Beban modal 8% (5 15 hari) b. Beban modal 50% (16 30 hari) c. Beban modal 75% (31 45 hari) d. Beban modal 100% (lebih dari 45 hari) Non delivery versus payment Total Laporan Tahunan 2016

107 Tata Kelola Perusahaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan Laporan Keuangan Tabel Pengungkapan Eksposur sekuritisasi (dalam jutaan rupiah) No Kategori Portofolio Faktor Faktor Pengurang ATMR Pengurang ATMR Modal Modal (1) (2) (3) (4) (5) (6) 1 Fasilitas kredit pendukung yang memenuhi persyaratan Fasilitas kredit pendukung yang tidak memenuhi persyaratan Fasilitas likuiditas yang memenuhi persyaratan Fasilitas likuiditas yang tidak memenuhi persyaratan Pembelian efek beragunan aset yang memenuhi persyaratan - 2,645-4,290 6 Pembelian efek beragunan aset yang tidakmemenuhi persyaratan Eksposur sekuritisasi yang tidak tercakup dalam ketentuan Bank Indonesia mengenai prinsip kehati-hatian dalam aktivitas sekuritisasi aset bagi Bank Umum Total - 2,645-4,290 Tabel Pengungkapan Total Pengukuran Risiko Kredit (dalam jutaan rupiah) (1) (2) (3) (4) 1 TOTAL ATMR RISIKO KREDIT TOTAL FAKTOR PENGURANG MODAL - - RISIKO PASAR Dalam mengimplementasikan manajemen risiko pasar Bank BHI telah menyusun kebijakan, prosedur, dan limit risiko pasar dan tertuang dalam treasury policy, pedoman pelaksanaan dan penerapan manajemen risiko pasar. Risiko nilai tukar valuta asing Bank BHI merupakan Bank non devisa sehingga tidak terekspos secara signifikan pada risiko nilai tukar, namun demikian bank memiliki kegiatan perdagangan valuta asing sebagaimana diatur dalam ketentuan dan kebijakan internal dalam mengelola risiko nilai tukar valuta asingnya, pendapatan Bank dari perdagangan valuta asing terutama diperoleh dari transaksi yang dilakukan oleh nasabah (perdagangan untuk mencari keuntungan (proprietary trading) hanya dilakukan untuk beberapa mata uang dengan batasan limit relatif kecil). Risiko tingkat suku bunga Komponen utama kewajiban Bank yang sensitif terhadap pergerakan tingkat suku bunga adalah simpanan dari nasabah, sedangkan aset Bank yang sensitif adalah obligasi untuk tujuan investasi, dan kredit yang diberikan. Oleh karena itu Bank BHI melalui ALCO secara berkala memantau perkembangan pasar dan menyesuaikan tingkat suku bunga simpanan dan kredit yang diberikan. Bank menentukan tingkat suku bunga simpanan dari nasabah berdasarkan kondisi pasar dan persaingan dengan memantau pergerakan tingkat suku bunga acuan dan suku bunga yang ditawarkan oleh bank pesaing. Tingkat suku bunga simpanan pada umumnya bervariasi tergantung pada jangka waktu dan besarnya simpanan. Tingkat suku bunga giro dan tabungan bersifat mengambang dan ditinjau secara berkala sesuai dengan kondisi pasar, sedangkan tingkat suku bunga deposito berjangka bersifat tetap, sesuai dengan jangka waktunya. Tingkat suku bunga kredit ditetapkan dengan menambahkan marjin tertentu atas biaya pendanaan Bank (termasuk biaya pendanaan GWM). Dalam menjalankan manajemen risiko pasar, Direksi secara rutin melakukan evaluasi risiko pasar melalui laporan harian Posisi Devisa Neto, forum Asset & Liability Committee (ALCO), serta laporan eksposur risiko pasar dalam Profil Risiko pasar. Faktor risiko yang diperhitungkan dalam risiko suku bunga dalam metode standar yaitu: a. Risiko Spesifik (Specific Risk) dari setiap efek atau instrumen keuangan, tanpa memperhatikan posisi long atau posisi short. Dengan demikian proses saling hapus (offset) tidak dimungkinkan kecuali posisi tersebut bersifat identik. b. Risiko Umum (General Market Risk) dari keseluruhan portofolio, dimana posisi long atau posisi short dalam efek atau instrumen yang berbeda dapat dilakukan saling hapus Laporan Tahunan 104

108 Kilas Kinerja 2016 Laporan Manajemen Profil Perusahaan Analisis dan Pembahasan Manajemen Tabel Pengungkapan Risiko Pasar dengan Menggunakan Metode Standar (dalam jutaan rupiah) No Jenis Risiko Beban Modal ATMR Beban Modal ATMR (1) (2) (3) (4) (5) (6) 1 Risiko suku bunga a. Risiko spesifik b. Risiko umum Risiko nilai tukar Risiko ekuitas *) Risiko komoditas *) Risiko option Total RISIKO LIKUIDITAS Bank BHI sangat memperhatikan kecukupan likuiditas dalam memenuhi komitmennya kepada para nasabah dan pihak lainnya, baik dalam rangka pemberian kredit, pembayaran kembali simpanan nasabah maupun untuk memenuhi kebutuhan likuiditas operasional. Fungsi pengelolaan kebutuhan likuiditas secara keseluruhan dilakukan oleh ALCO (Asset and Liability Committee) dan secara operasional oleh Divisi Treasury. Penerapan manajemen risiko likuiditas ke depan akan lebih ditangani secara berkesinambungan mengingat kondisi perekonomian secara global akan sangat mempengaruhi kegiatan bank, hal-hal yang akan menjadi concern bank adalah : Mempertahankan jumlah aset likuid yang cukup untuk membayar simpanan para nasabah dan menjaga agar jumlah aset yang jatuh tempo pada setiap periode dapat menutupi jumlah liabilitas yang jatuh tempo, aset likuid Bank terutama terdiri dari penempatan pada Bank Indonesia dan bankbank lain, termasuk giro pada Bank Indonesia dan bank-bank lain serta kas. Apabila Bank memerlukan likuiditas, dengan segera Bank dapat menarik cadangan dana dalam giro pada Bank Indonesia atas kelebihan Giro Wajib Minimum (GWM), menjual putus Sertifikat Bank Indonesia (SBI) / Surat Utang Negara (SUN) / Surat Berharga Negara lainnya yang dimiliki atau menjual SBI / SUN / Surat Berharga Negara lain yang dimiliki dengan perjanjian membeli kembali, melakukan Early Redemption BI Term Deposit atau mencari pinjaman di pasar uang antar bank di Indonesia. Cadangan utama Bank terdiri dari cadangan GWM dan kas di kantor-kantor cabang. Mengupayakan pendanaan yang berbiaya rendah melalui program-program pemasaran yang berkelanjutan. Mengevaluasi kewenangan dan tanggung jawab manajemen likuiditas, antara lain alur yang jelas mengenai kewenangan, tanggung jawab dan pelaporan terkait dengan manajemen risiko likuiditas termasuk menugaskan dan memberikan kewenangan kepada satuan kerja tertentu untuk menentukan pasar, instrumen serta transaksi dengan pihak lawan (counterparty) yang memenuhi kualifikasi. Mempertahankan core deposit untuk deposan yang existing tetap sebesar 80 % dan memberikan batasan penempatan dana dari satu (group) nasabah tertentu pada Bank yang dikaitkan dengan suatu jumlah tertentu yang dianggap sesuai oleh Bank dan mengupayakan pendanaan yang semula banyak terkonsentrasi pada jangka waktu 1 bulan ke pendanaan yang minimum berjangka waktu > 1 bulan Mengevaluasi kebijakan pendanaan darurat dan penetapan limit yang meliputi limit mismatch arus kas baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang termasuk arus kas yang berasal dari posisi rekening administratif, limit konsentrasi pada aset dan kewajiban, pinjaman overnight, dan rasio-rasio likuiditas lainnya. 105 Laporan Tahunan 2016

109 Tata Kelola Perusahaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan Laporan Keuangan Tabel Pengungkapan Profil Maturitas Rupiah - Bank secara Individu (dalam jutaan rupiah) 2016 Jatuh Tempo*) Pos-Pos Saldo s.d 1 > 1 minggu > 2 minggu > 1 bln s.d 3 > 3 bln s.d 6 > 6 bln s.d > 12 bulan minggu s.d 2 minggu s.d 1 bulan bln bln 12 bln (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) I. NERACA A. Aset 2,060, ,043 44,580 76, , , , , Kas 14,326 14, Penempatan pada Bank Indonesia 302, , a. Giro 99,901 99, b. SBI c. Lainnya 202, , Penempatan pada bank lain 47,021 25,021 12, , Surat Berharga **) 109, ,974 4,247 95,254 a. SUN 104, ,974 2,246 92,611 1) diperdagangkan ) tersedia untuk dijual ) dimiliki hingga jatuh tempo 104, ,974 2,246 92,611 4) pinjaman yang diberikan dan piutang b. Surat berharga korporasi 4, ,001 2,643 1) diperdagangkan ) tersedia untuk dijual ) dimiliki hingga jatuh tempo 4, ,001 2,643 4) pinjaman yang diberikan dan piutang c. Lainnya - 5. Kredit Yang Diberikan 1,398, ,580 62, , , , ,310 a. belum jatuh tempo 1,379, ,580 62, , , , ,310 b. sudah jatuh tempo ***) 19, , Tagihan lainnya 37,602 37, a. Tagihan atas Surat Berharga 37,602 37, b. Lainnya - 7. Lain-lain 151,147 13,208 3, ,329 Total Aset 2,060, ,043 44,580 76, , , , ,893 B Kewajiban 1,678, , , , ,665 43,567 28,501 45, Dana Pihak Ketiga 1,570, , , , ,437 43,567 28,501 16,591 a. Giro 130, , b. Tabungan 111,800 90, ,888 16,591 c. Simpanan Berjangka 1,328, , , , ,546 42,595 26,613-1) Deposit on call - - 2) Deposito berjangka 1,328, , , , ,546 42,595 26,613-3) Lainnya - 2. Kewajiban kepada Bank Indonesia - 3. Kewajiban kepada bank lain 70,880 39,390 6,000 20,262 5, Surat Berharga yang Diterbitkan a. Obligasi - b. Subordinasi ****) - c. Lainnya - 5. Pinjaman yang Diterima a. Pinjaman Subordinasi ****) - b. Lainnya - 6. Kewajiban lainnya a. Kewajiban atas Surat - b. Lainnya - 7. Lain-lain 37,297 1,907 6,096 29,294 Total Kewajiban 1,678, , , , ,665 43,567 28,501 45,885 Selisih Aset dengan Kewajiban dalam Neraca 381,293 (145,191) (241,696) (417,423) (136,384) 163, , ,008 II. A. REKENING ADMINISTRATIF Tagihan Rekening Administratif 9, , Komitmen a. Fasilitas pinjaman yang - b. Posisi pembelian spot dan ) Spot - 2) Derivatif - c. Lainnya - 2. Kontijensi *****) 9,048 9,048 Total Tagihan Rekening Administratif 9, , Laporan Tahunan 106

110 Kilas Kinerja 2016 Laporan Manajemen Profil Perusahaan Analisis dan Pembahasan Manajemen B Kewajiban Rekening Administratif 183,427-1,642 16,249 41,490 39,946 83, Komitmen 183,177-1,642 16,249 41,490 39,746 83, a. Fasilitas kredit yang belum ditarik 183,177-1,642 16,249 41,490 39,746 83, b. Irrevocable L/C yang masih berjalan - c. Posisi penjualan spot dan derivatif yang masih berjalan ) Spot - 2) Derivatif - d. Lainnya - 2. Kontijensi ******) Total Kewajiban Rekening Administratif 183,427-1,642 16,249 41,490 39,946 83, Selisih Tagihan dan Kewajiban dalam Rekening (174,379) - (1,642) (16,249) (41,490) (39,946) (83,345) 8,293 Administratif Selisih [(IA-IB)+(IIA-IIB)] 206,914 (145,191) (243,338) (433,672) (177,874) 123, , ,301 Selisih Kumulatif - (61,723) 181, , , Jatuh Tempo*) Pos-Pos Saldo s.d 1 > 1 minggu > 2 minggu > 1 bln s.d 3 > 3 bln s.d 6 > 6 bln s.d > 12 bulan minggu s.d 2 minggu s.d 1 bulan bln bln 12 bln (1) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17) I. NERACA A. Aset 2,079, ,426 43,008 64, , , , , Kas 13,194 13, Penempatan pada Bank Indonesia 223, , a. Giro 120, , b. SBI c. Lainnya 102, , Penempatan pada bank lain 70,412 22,912 6,000 14,500 25,000 2, Surat Berharga **) 180, ,000 30, ,933 a. SUN 143, , ,645 1) diperdagangkan 18, ,727 2) tersedia untuk dijual ) dimiliki hingga jatuh tempo 125, , ,918 4) pinjaman yang diberikan dan piutang b. Surat berharga korporasi 36, ,000 10,091 6,288 1) diperdagangkan ) tersedia untuk dijual ) dimiliki hingga jatuh tempo 36, ,000 10,091 6,288 4) pinjaman yang diberikan dan piutang c. Lainnya - 5. Kredit Yang Diberikan 1,505,335 1,691 37,008 33, , , , ,723 a. belum jatuh tempo 1,486,234 1,691 37,008 33, , , , ,622 b. sudah jatuh tempo ***) 19, , Tagihan lainnya a. Tagihan atas Surat Berharga b. Lainnya - 7. Lain-lain 86,300 16,867 4,375 65,058 Total Aset 2,079, ,426 43,008 64, , , , ,714 B Kewajiban 1,703, , , , ,657 29,080 27,775 29, Dana Pihak Ketiga 1,594, , , , ,657 29,080 27,775 8,952 a. Giro 138, , b. Tabungan 102,300 90, ,952 c. Simpanan Berjangka 1,353, , , , ,965 28,332 26,879-1) Deposit on call - - 2) Deposito berjangka 1,353, , , , ,965 28,332 26,879-3) Lainnya - 2. Kewajiban kepada Bank Indonesia - 3. Kewajiban kepada bank lain 78,704 48,087 5,017 20,600 5, Surat Berharga yang Diterbitkan a. Obligasi - b. Subordinasi ****) - c. Lainnya Laporan Tahunan 2016

111 Tata Kelola Perusahaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan Laporan Keuangan 5. Pinjaman yang Diterima a. Pinjaman Subordinasi ****) - b. Lainnya - 6. Kewajiban lainnya a. Kewajiban atas Surat - b. Lainnya - 7. Lain-lain 30,169 2,872 6,953 20,344 Total Kewajiban 1,703, , , , ,657 29,080 27,775 29,296 Selisih Aset dengan Kewajiban dalam Neraca 375,968 (319,710) (223,231) (497,158) (38,867) 213, , ,418 II. A. REKENING ADMINISTRATIF Tagihan Rekening Administratif 7, , Komitmen a. Fasilitas pinjaman yang - b. Posisi pembelian spot dan ) Spot - 2) Derivatif - c. Lainnya - 2. Kontijensi *****) 7,769 7,769 Total Tagihan Rekening Administratif 7, ,769 B Kewajiban Rekening Administratif 227, ,041 9,394 81,830 39,163 86,688 2, Komitmen 226, ,041 9,394 81,530 38,988 86,638 2,312 a. Fasilitas kredit yang belum ditarik 226, ,041 9,394 81,530 38,988 86,638 2,312 b. Irrevocable L/C yang masih berjalan - c. Posisi penjualan spot dan derivatif yang masih berjalan ) Spot - 2) Derivatif - d. Lainnya - 2. Kontijensi ******) Total Kewajiban Rekening Administratif 227, ,041 9,394 81,830 39,163 86,688 2,312 Selisih Tagihan dan Kewajiban dalam Rekening (219,687) (28) (8,041) (9,394) (81,830) (39,163) (86,688) 5,457 Administratif Selisih [(IA-IB)+(IIA-IIB)] 156,281 (319,738) (231,272) (506,552) (120,697) 174, , ,875 Selisih Kumulatif - 163, , ,281 1,021, *) Angka-angka berdasarkan jatuh tempo sesuai dengan kontrak untuk yang memiliki jatuh tempo kontraktual dan/atau estimasi dengan menggunakan berbagai asumsi untuk yang tidak memiliki jatuh tempo kontraktual **) Termasuk Surat Berharga yang dijual dengan janji dibeli kembali (Repo) ***) Diisi berdasarkan perkiraan diperoleh pembayaran atas kredit yang berdasarkan kontrak sudah jatuh tempo ****) Termasuk yang diperhitungkan dalam KPMM dan dilaporkan di LBU pada pos Modal Pinjaman *****) Yang diperkirakan akan mempengaruhi arus kas (menjadi tagihan) ******) Yang diperkirakan akan mempengaruhi arus kas (menjadi kewajiban) RISIKO OPERASIONAL Basel Accord II mewajibkan Bank untuk memasukkan risiko operasional sebagai salah satu komponen di dalam perhitungan kecukupan modal suatu bank. Untuk mencapai tujuan usaha, bank perlu mencari keseimbangan yang optimal antara bisnis, operasional dan manajemen risiko. Terkait risiko operasional perkreditan, penggunaan risk event merupakan salah satu cara untuk menangkap informasi terhadap penyimpangan dalam aktivitas / proses perkreditan sehingga penyimpangan-penyimpangan yang terjadi dapat segera ditindaklanjuti. Penggunaan risk event diharapkan akan mampu meningkatkan budaya pengendalian risiko pada setiap karyawan dalam melaksanakan aktivitas operasional (meningkatkan awareness akan risiko). Untuk mengantisipasi kondisi yang tidak menentu dimasa datang, evaluasi Business Continuity Plan akan dilakukan untuk memastikan berjalannya proses bisnis kritikal bank sehingga dapat meminimalisir kerugian yang timbul dari kejadian risiko. Upaya lain yang akan dikembangkan terkait manajemen risiko operasional adalah sebagai berikut : Mengevaluasi penetapan kebijakan dalam penerapan teknologi untuk meyakinkan kelangsungan operasional seperti pengukuran kinerja dan perencanaan kapasitas jaringan serta keamanan jaringan komunikasi. Tersedianya problem handling (help desk) yang handal atas laporan atau keluhan yang disampaikan oleh nasabah dan atau pengguna Teknologi Informasi Laporan Tahunan 108

112 Kilas Kinerja 2016 Laporan Manajemen Profil Perusahaan Analisis dan Pembahasan Manajemen Dalam rangka perhitungan beban modal dan ATMR Operasional, saat ini Bank menggunakan metode Basic Indicator Approach (BIA) sesuai dengan ketentuan regulator, yaitu Surat Edaran Otoritas Jasa Keuangan Nomor 24/SEOJK.03/2016 perihal Perhitungan Aset Tertimbang Menurut Risiko untuk Risiko Operasional dengan Menggunakan Pendekatan Indikator Dasar, maka pada tabel-tabel berikut dapat dilihat rincian pelaporan kecukupan modal risiko operasional Bank BHI dengan menggunakan Pendekatan Indikator Dasar, sebagai berikut. Dalam mengantisipasi kerugian yang diakibatkan oleh hal tersebut, Bank BHI mengatur dalam suatu kebijakan tentang Litigasi dan Pembentukan Cadangan Risiko Hukum sehingga Bank BHI dapat mengukur dan menentukan tingkat materialitas kerugian yang akan dialami apabila terjadi permasalahan hukum. RISIKO STRATEJIK Risiko strategis merupakan risiko yang dihadapi Bank BHI karena ketidaktepatan dalam pengambilan dan / Tabel Pengungkapan Kuantitatif Risiko Operasional - Bank secara Individual (dalam jutaan rupiah) No Jenis Risiko Pendapatan Bruto (Rata-Rata Tiga Tahun Terakhir) 2016 Beban Modal ATMR Pendapatan Bruto (Rata-Rata Tiga Tahun Terakhir) 2015 Beban Modal ATMR (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) 1 Pendekatan Indikator Dasar Total RISIKO HUKUM Risiko hukum adalah risiko akibat tuntutan hukum dan/atau kelemahan aspek yuridis. Pelaksanaan Manajemen Risiko Hukum di Bank BHI dikoordinasikan oleh Departemen Hukum. Dalam rangka menunjang pelaksanaan proses Manajemen Risiko Hukum di seluruh uker (Unit Kerja) Bank BHI Divisi Hukum berkoordinasi dengan Legal Officer (LO) di kantor pusat. MEKANISME PENGELOLAAN RISIKO HUKUM Mekanisme pengelolaan risiko yang meliputi proses identifikasi, pengukuran, pengendalian, dan pemantauan mengacu kepada ketentuan yang berlaku mengenai manajemen risiko. Setiap unit kerja pemilik dan atau pelaksana produk maupun penyelenggara aktivitas wajib mengelola risiko secara maksimal termasuk namun tidak terbatas pada risiko hukum yang pada dasarnya melekat pada setiap produk atau aktivitas yang dibuat atau dilaksanakan oleh Bank, sehingga tidak berdampak luas. dan menjadi pemicu timbulnya risiko-risiko lain termasuk tetapi tidak terbatas pada risiko reputasi. Bank BHI telah memiliki kebijakan dan prosedur yang memadai dalam manajemen risiko hukum dimana strategi penanganan masalah hukum ditangani oleh Divisi Hukum pada masalah yang sifatnya umum dan untuk hal yang spesifik terkait perkreditan ditangani oleh Departemen Legal Credit dan Admin Support serta Credit Recovery apabila terdapat gugatan yang berasal dari debitur. atau pelaksanaan suatu keputusan strategis serta kegagalan dalam mengantisipasi perubahan lingkungan bisnis. MEKANISME PENGELOLAAN RISIKO STRATEGIS Dalam melakukan pengelolaan risiko strategis, Bank BHI senantiasa melakukan review kinerja dan evaluasi kebijakan penyusunan target bisnis dan melakukan langkah-langkah perbaikan dalam menyusun rencana strategi dan target bisnis dengan mempertimbangkan kondisi internal dan eksternal, apabila diperlukan. Bank BHI juga terus mengupayakan penguatan implementasi program pendukung pengelolaan kinerja keuangan melalui pengembangan automated budgeting, PMS enhancement, dan pengembangan Executive Information System (EIS). RISIKO KEPATUHAN Risiko kepatuhan adalah risiko akibat bank tidak mematuhi dan/atau tidak melaksanakan peraturan perundang-undangan dan ketentuan yang berlaku. Bank BHI mengelola risiko kepatuhan dengan melakukan penelahaan secara komprehensif untuk memastikan kesesuaian kebijakan standar operasi dan prosedur serta pengembangan produk baru dengan peraturan eksternal dan internal. Satuan Kerja Kepatuhan secara independen melaksanakan pengkajian dan ketentuan lain yang berlaku meliputi tindakan antara lain : 109 Laporan Tahunan 2016

113 Tata Kelola Perusahaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan Laporan Keuangan Mewujudkan terlaksananya budaya kepatuhan pada semua tingkatan organisasi dan kegiatan usaha bank. Mengelola risiko kepatuhan yang dihadapi oleh Bank, tindakan mengelola risiko kepatuhan dilaksanakan dengan mengacu ketentuan OJK mengenai manajemen risiko bagi bank umum. Memastikan kepatuhan terhadap komitmen yang dibuat oleh bank kepada OJK dan atau otoritas lainnya. Bank BHI memiliki struktur organisasi yang bertanggung jawab untuk mengelola risiko kepatuhan yang terdiri dari : 1. Direktur yang membawahi fungsi kepatuhan bertanggung jawab untuk menetapkan sistem dan prosedur terkait dengan pengelolaan risiko kepatuhan bank guna meminimalisir risiko kepatuhan tersebut. Direktur yang membawahi fungsi kepatuhan juga bertanggungjawab untuk merumuskan strategi peningkatan budaya kepatuhan. 2. Satuan Kerja Kepatuhan di kantor pusat bertanggung jawab untuk menyusun metodologi pengelolaan risiko kepatuhan dan melakukan pengawasan pada unit kerja secara Bankwide sehingga potensi terjadinya risiko kepatuhan dapat diminimalisir. Selain itu, Satuan Kerja Kepatuhan di kantor pusat juga menyusun langkah-langkah untuk mendukung terciptanya Budaya Kepatuhan pada seluruh kegiatan usaha bank disetiap jenjang organisasi. 3. Satuan Kerja Kepatuhan di unit kerja SKK merupakan pelaksana teknis operasional di setiap Direktorat untuk membantu Direktur Bidang dalam melaksanakan Fungsi Kepatuhan, termasuk mengidentifikasi dan memberikan data historis atas terjadinya sanksi serta memantau pelaksanaan control risiko kepatuhan. MEKANISME PENGELOLAAN RISIKO KEPATUHAN Dalam mengelola risiko kepatuhan, Bank BHI menggunakan konsep Enterprise Risk Management (ERM) untuk memperoleh gambaran risiko yang lebih menyeluruh. Pengelolaan risiko dilakukan melalui 2 (dua) pendekatan, yaitu Top Down berdasarkan penilaian Direksi melalui (Enterprise Risk Assessment) ERA dan Bottom Up berdasarkan analisa tren data historis. Pada bottom up approach, pengelolaan risiko kepatuhan dibagi ke dalam beberapa tahapan, yaitu: 1. Identifikasi Identifikasi risiko kepatuhan dituangkan ke dalam compliance risk statement (CRS) yang mencakup regulasi yang terkait, penyebab terjadinya risiko, kontrol risiko, dan action plan yang dibutuhkan untuk mencegah terjadinya risiko kepatuhan. 2. Penilaian Risiko kepatuhan yang telah teridentifikasi dinilai (assessing the identified risk) oleh masing-masing risk owner untuk menghasilkan profil risiko kepatuhan di unit kerjanya. Penilaian risiko tersebut dilakukan berdasarkan: Kemungkinan terjadinya risiko. Dampak yang ditimbulkan apabila risiko terjadi. Selain itu, risk owner juga melakukan penilaian atas efektivitas kontrol yang dilakukan. 3. Pemantauan risiko kepatuhan dilakukan dengan cara: Me-review bahwa proses identifikasi risiko kepatuhan telah dilakukan dengan baik dan benar. Me-review bahwa pelaksanaan kontrol dan mitigasi telah dilakukan dengan baik dan benar. Me-review bahwa proses penilaian risiko kepatuhan telah dilakukan dengan baik dan benar serta mempertimbangkan data historis sanksi. RISIKO REPUTASI Risiko reputasi merupakan tiang kepercayaan yang berpotensi terhadap timbulnya risiko antara lain disebabkan oleh adanya publikasi negatif terkait kegiatan usaha perseroan yang dapat mempengaruhi citra perusahaan. Pengelolaan risiko reputasi dilakukan melalui pemantauan terhadap publikasi media yang bekerja sama dengan jasa pihak ketiga. Dalam upaya meningkatkan brand image, Bank BHI secara aktif menjalankan program CSR (Corporate Social Responsibility) dan aktivitas social lainnya sebagai tanda berbagi. RISIKO TRANSAKSI INTRA-GRUP Risiko transaksi intra-grup adalah risiko akibat ketergantungan suatu entitas baik secara langsung maupun tidak langsung terhadap entitas lainnya dalam suatu Konglomerasi Keuangan dalam rangka pemenuhan kewajiban perjanjian tertulis maupun perjanjian tidak tertulis yang diikuti perpindahan dana dan/atau tidak diikuti perpindahan dana. MEKANISME PENGELOLAAN RISIKO TRANSAKSI INTRA- GRUP Dalam menilai dan mengelola risiko ini parameter yang digunakan antara lain : Komposisi transaksi intragrup dalam Konglomerasi Keuangan. Dokumentasi dan kewajaran transaksi, dan Informasi lainnya yang berkaitan dengan Risiko Transaksi Intragrup Laporan Tahunan 110

114 Kilas Kinerja 2016 Laporan Manajemen Profil Perusahaan Analisis dan Pembahasan Manajemen Manajemen Sumber Daya Manusia Melihat perkembangan bank saat ini, Bank BHI adalah salah satu Bank Swasta Nasional, yang sudah go public pada tahun Dengan diumumkannya menjadi perusahaan terbuka, Bank BHI terus menunjukkan perkembangannya walaupun pada tahun 2016 Bank BHI mengalami penurunan dari sisi kredit namun itupun dialami juga oleh hampir sebagian besar bank-bank yang ada di Indonesia. Bank BHI tetap menunjukkan komitmennya untuk selalu mengikuti perkembangan ekonomi yang ada khususnya di dunia perbankan. Saat ini diketahui bahwa pada tahun 2020 Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) akan masuk ke Indonesia, salah satunya adalah ke sektor perbankan. Sehingga tidak dapat dipungkiri bahwa seluruh perbankan yang ada di Indonesia akan berbenah diri khususnya dalam kesiapan SDM nya agar tenaga kerja lokal yang ada di Indonesia tidak kalah dengan tenaga kerja asing yang ada di ASEAN. Karena MEA adalah suatu bentuk integrasi ekonomi ASEAN yang artinya Indonesia dan 9 negara ASEAN lainnya menerapkan sistem perdagangan bebas, yang intinya menitikberatkan pada Pembentukan kawasan ASEAN yang stabil, makmur, dan kompetitif dengan pertumbuhan ekonomi yang adil dan merata serta dapat mengurangi kemiskinan dan kesenjangan sosial. Fokus MEA adalah : 1. Negara-negara di kawasan Asia Tenggara akan dijadikan sebuah wilayah kesatuan pasar dan basis produksi. 2. Pembentukan kawasan ekonomi dengan tingkat kompetitif yang tinggi, yang memerlukan suatu kebijakan yang meliputi competition policy, consumer protection, Intellectual Property Rights (IPR), Taxation, dan e-commerce. 3. Mewujudkan kawasan yang memiliki perkembangan ekonomi yang merata, dengan memprioritaskan pada Usaha Kecil Menengah (UKM). 4. Kawasan ekonomi ASEAN yang diintegrasikan secara penuh terhadap perekonomian global. 111 Laporan Tahunan 2016

115 Tata Kelola Perusahaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan Laporan Keuangan Fenomena yang terkait SDM Perbankan di Indonesia sehubungan dengan adanya MEA berdasarkan hasil survey perbankan Indonesia tahun 2014 oleh PWC diketahui bahwa : 1. 44% responden menyebutkan Kurangnya SDM berkualitas sebagai kesulitan utama dalam memenuhi kebutuhan SDM bank % fenomena pembajakan karyawan di Industri perbankan Indonesia atau kurangnya kuantitas SDM dengan alasan utama meliputi pemberian paket kompensasi yang lebih baik dan prospek karir yang lebih baik % voluntary turnover rate atau ketidakcocokan permintaan remunerasi. 4. 9% ketidakcocokan budaya kerja. Dengan adanya hasil survey tersebut diatas, tidak menutup kemungkinan bahwa jumlah SDM perbankan masih terus meningkat disebabkan Industri perbankan yang terus berkembang dan diperkirakan pada tahun 2020 akan menyerap lebih dari tenaga kerja baik yang tetap maupun yang tidak tetap atau diperkirakan pertumbuhan SDM perbankan sekitar ± orang per tahun. Untuk itu Otoritas Jasa Keuangan menghimbau kepada seluruh perbankan yang ada di Indonesia agar dalam menghadapi MEA semaksimal mungkin dapat mempersiapkan SDM nya guna menjaga daya saing karena adanya keterbukaan akses pasar dengan cara : 1. Menyediakan dana pelatihan SDM sekurangkurangnya 5% dari jumlah biaya tenaga kerja setahun. 2. Pelaksanaan Sertifikasi antara lain : Sertifikasi Manajemen Risiko Sertifikasi Profesi Perbankan 3. Menyusun ketentuan pemanfaatan Tenaga Kerja Asing dan Program Alih Pengetahuan (khusus bagi Bank Asing). Semua cara dan kebijakan akan dijalankan oleh Otoritas Jasa Keuangan dan lembaga lainnya dengan tujuan agar tenaga kerja lokal yang ada dapat diakui kompetensinya oleh negara-negara ASEAN dan diminta agar dibekali dengan standar kompetensi yang ditentukan. Tantangan ke depan terkait dengan adanya MEA antara lain : 1. Berkembangnya kebutuhan produk dan layanan yang berarti dibutuhkan SDM yang berkualitas 2. Perkembangan teknologi informasi yang sangat berpengaruh pada proses bisnis bank karena yang semula transaksi dilakukan secara Konvensional menjadi Online (Internet Banking) yang tersedia setiap saat (24 jam) 3. Guna menghadapi tantangan bersaing dengan bank dan lembaga lainnya, maka bank harus mempertimbangkan kembali dalam hal : Pemberian Remunerasi Jenjang karir Prestige yang didapat SDM Sebagai persiapan menghadapi MEA tersebut diatas, Bank BHI sebagai salah satu bank yang beroperasi di Indonesia, diwajibkan pula membekali semua karyawannya dengan standar kompetensi yang ditentukan. RENCANA PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA Salah satu jalan yang akan diambil oleh Bank BHI dalam mengembangkan Sumber Daya Manusianya guna menghadapi MEA adalah dengan memperbaiki sistem kerja yang ada di setiap unit kerja dengan cara mengubah pola pikir atau mindset karyawan yang biasanya bekerja sendiri-sendiri dengan sifat individual yang tinggi diubah pola pikirnya menjadi bekerja dalam satu tim serta dihimbau untuk selalu pro aktif dalam setiap permasalahan yang ada disetiap unit kerjanya masing-masing sehingga tingkat kesalahan yang ada dapat diminimalisir. Pada awal tahun 2016, Bank BHI berusaha memberikan pelatihan Etos Kerja kepada setiap pejabat bank dengan tujuan agar pejabat bank tersebut dapat menjadi motor penggerak disetiap unit kerjanya masing-masing. Karena Etos Kerja yang baik akan menghasilkan kinerja yang baik, menjadi lebih fokus dan peka, pikiran lebih positif, lebih berinovatif dan kerjasama dalam tim lebih baik. Sebagai salah satu bukti perbaikan Sistem Kerja yang sudah dimulai adalah dari unit kerja Divisi Kredit dimana pada tahun sebelumnya Divisi Kredit tersebut merupakan salah satu Divisi yang tidak ada monitoring atau pengawasan yang kuat dari pimpinannya sehingga proses kredit end to end nya sangat lemah terbukti dengan meningkatnya kredit bermasalah di bank. Berikut perbaikan Sistem Kerja yang sudah dijalankan oleh Divisi Kredit antara lain: 1. Membuat SOP Credit Monitoring 2. Pembenahan di unit kerja Appraisal Membuat SOP proses appraisal dari end to end. Melakukan sentralisasi permohonan pengajuan appraisal di kantor pusat dan melakukan follow up ke appraisal eksternal (KJPP Independen). Mengaktifkan kembali internal appraisal untuk melakukan penilaian. 3. Pembenahan proses review di Credit Reviewer Credit Reviewer kantor pusat diwajibkan membuat analisa sendiri berbeda dengan analisa dari cabang. Pembenahan dalam rapat komite kredit. Review terhadap seluruh proposal kredit yang masuk sebelum diajukan ke komite kredit. 4. Membuat Kebijakan Kredit SE pejabat alternate di Divisi Kredit. SE penggunaan internal appraisal. SE jaminan yang dapat diterima dan yang dihindari. SE pembuatan Call Report sebagai panduan unit kerja yang akan melakukan kunjungan ke debitur Laporan Tahunan 112

116 Kilas Kinerja 2016 Laporan Manajemen Profil Perusahaan Analisis dan Pembahasan Manajemen Semua perbaikan sistem kerja diatas bisa berjalan karena komitmen dari semua unit kerja dan ketegasan dari pimpinan. Untuk itu guna mendukung Divisi Kredit dan divisi lainnya dalam perbaikan sistem kerja, bank akan mempersiapkan dan membekali staf diunit kerjanya masing-masing dengan skill yang sesuai agar bisa mempunyai kompetensi yang inline antara satu unit dengan unit kerja lainnya sesuai harapan perusahaan. Untuk itu bank dalam proses pembekalan kepada setiap karyawannya memberikan training antara lain dengan pelatihan Sertifikasi Profesi sesuai dengan posisi kerja masing-masing, tujuannya agar setiap karyawan dapat memahami tugas dan tanggung jawab pekerjaan masing-masing guna meminimalkan risiko yang akan terjadi. Training Sertifikasi Profesi yang disarankan oleh Otoritas Jasa Keuangan antara lain : 1. Bidang Treasury Dealer 2. Bidang Audit Intern Bank 3. Bidang Wealth Management 4. Bidang Compliance / Kepatuhan 5. Bidang Kredit 6. Bidang General Banking 7. Bidang Funding & Services 8. Bidang Operation 9. Bidang Manajemen Risiko Selanjutnya bank akan bersikap tegas kepada seluruh karyawan yang tidak mau berubah dengan memberikan sanksi karena dianggap telah menghambat proses kerja. Saat ini bank akan melakukan inventarisir kesetiap unit kerja masing-masing guna mendapatkan data antara lain : 1. Apakah dalam satu unit kerja terdapat karyawan yang tidak produktif? 2. Apakah karyawan sudah memahami tugas dan tanggung jawabnya masing-masing? 3. Apakah terdapat load pekerjaan yang tumpang tindih sehingga tingkat risiko kesalahan menjadi tinggi? 4. Apakah karyawan sudah memiliki kompetensi dan skill sesuai dengan bidangnya? 5. Apakah terdapat tugas yang tidak berimbang antara karyawan satu dengan karyawan lainnya? Sebagai langkah awal bank akan melakukan inventarisir karyawan di kantor Cabang dan Capem masing-masing, apakah cabang dan capem tersebut sudah bisa menjadi cabang dan capem yang memberikan profit center kepada perusahaan, dengan cara antara lain : 1. Melihat kontribusi kerja dari seluruh marketing yang ada. 2. Memastikan bahwa setiap marketing telah mempunyai skill dan kompetensi sesuai dengan tugas dan tanggung jawabnya. 3. Memonitor apakah Pimpinan telah menjalankan tugasnya dengan memberikan coaching atau pengarahan yang jelas setiap pagi kepada seluruh tim marketing. 4. Memastikan fungsi leadership Pimpinan berjalan sesuai yang diharapkan. 5. Memastikan suasana kerja disetiap kantor cabang maupun capem cukup baik dan kondusif. 6. Memastikan kegiatan operasional dikantor cabang maupun capem telah berjalan sesuai dengan ketentuan internal maupun ketentuan dari OJK guna meminimalkan tingkat risiko bank. Selanjutnya guna mendukung pertumbuhan bisnis di kantor cabang maupun capem dibutuhkan tim support dari kantor pusat. Untuk itu bank akan melakukan perbaikan sistem kerja disemua unit antara lain : DIVISI KREDIT Divisi Kredit yang adalah tim support utama pertumbuhan bisnis di kantor cabang maupun capem, akan melakukan pembenahan dan perbaikan sistem kerjanya di tahun 2017 dengan melakukan perbaikan antara lain : 1. Pembuatan sistem dan prosedur kerja meliputi : SOP Offering Letter untuk nasabah SOP Proses Pengikatan SOP Kredit end to end proses di bidang retail maupun komersial SOP Penyerahan Jaminan 2. Me-review Kebijakan Kredit. 3. Melakukan perbaikan pada proses dengan sistem. 4. Membuat pemeringkatan debitur berdasarkan grading. 5. Me-review produk kredit DIVISI MARKETING Melakukan perbaikan dengan mereview kebijakan yang ada, antara lain : 1. Memastikan bahwa seluruh nasabah yang ada di bank sudah terlayani dengan baik sesuai ketentuan dan prosedur yang ada. 2. Memastikan bahwa setiap marketing yang ada dapat membantu nasabahnya masing-masing dalam pemenuhan kebutuhannya dengan tidak memaksakan kepentingan yang merugikan bank di kemudian hari. 3. Memastikan bahwa produk bank yang ada sudah dipasarkan atau diperkenalkan ke nasabah. 4. Mencari terobosan baru dengan membuat produk-produk baru bersaing antar bank disesuaikan dengan culture Bank BHI. 5. Melakukan monitoring pertumbuhan kantor cabang maupun capem setiap bulannya. DIVISI OPERASIONAL Divisi Operasional akan melakukan perbaikan dengan me-review kebijakan operation yang ada, antara lain: 1. Memastikan bahwa kegiatan operasional di kantor cabang maupun capem telah berjalan dengan baik sesuai prosedur sehingga nasabah merasa puas dengan pelayanan yang diberikan oleh bank. 113 Laporan Tahunan 2016

117 Tata Kelola Perusahaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan Laporan Keuangan 2. Memastikan bahwa semua transaksi nasabah dapat dijalankan dengan baik dan tepat waktu. 3. Memastikan bahwa tingkat human error atau tingkat kesalahan seminimal mungkin. 4. Memastikan bahwa proses pencairan kredit nasabah berjalan lancar. 5. Memastikan bahwa semua laporan yang diwajibkan oleh OJK dapat dipenuhi tepat waktu. 6. Memastikan bahwa perhitungan seluruh pajak telah dihitung dengan tepat dan benar. DIVISI IT Sebagai tim yang dianggap paling penting dalam membangun infrastuktur dan teknologi di bank akan melakukan perbaikan dan me-review, antara lain : 1. Memastikan bahwa sistem core banking Temenos T-24 yang ada dapat mendukung kebutuhan Divisi Kredit maupun Divisi Marketing dalam menjual semua produk maupun kebijakan yang ada. 2. Memastikan bahwa sistem core banking Temenos T-24 dapat terus dikembangkan sesuai kebutuhan bank di masa yang akan datang. 3. Memastikan bahwa sistem core banking Temenos T-24 bisa in-line dengan semua unit kerja lainnya. 4. Memastikan bahwa sistem core banking Temenos T-24 selalu mengikuti peraturan serta kebijakan yang ditentukan dari OJK. 5. Memastikan bahwa sistem core banking Temenos T-24 bisa bekerja sama dengan vendor-vendor lainnya seperti perusahaan asuransi dll. 6. Memastikan bahwa sistem core banking Temenos T-24 mempunyai jaringan serta keamanan yang baik guna menghindari fraud di kemudian hari. DIVISI TREASURY Divisi Treasury akan melakukan perbaikan dan mereview, antara lain : 1. Memastikan bahwa pengelolaan dana yang diperoleh dari nasabah dapat dipertanggung jawabkan dengan baik. 2. Memastikan bahwa kebutuhan dana untuk pencairan kredit di kantor cabang maupun capem dapat dipenuhi tepat waktu. 3. Memastikan bahwa divisi treasury juga bisa menjadi profit center selain kantor cabang maupun capem. 4. Melakukan kerjasama dengan bank-bank lain dengan jalan money market line dan memastikan bahwa transaksi antar bank dapat dilakukan dengan baik. 5. Memastikan bahwa semua kebijakan dan prosedur telah dijalankan sesuai ketentuan yang ada. 6. Memberikan informasi terbaru kepada kantor cabang maupun capem perihal perkembangan suku bunga sesuai ketentuan setiap bulannya. Semua kebutuhan tersebut di atas akan dikoordinir oleh Divisi HR dengan melihat apakah kebutuhan tersebut dapat dipenuhi dari karyawan yang ada sekarang, atau jika dilihat masih belum dapat dipenuhi dari internal karena dianggap belum memenuhi kompetensi yang ada, maka guna penghematan biaya bilamana harus merekrut baru, Divisi HR akan memberikan pelatihan atau training kepada staf yang membutuhkan guna peningkatkan skill & kompetensinya agar bisa menunjang tugas dan tanggung jawabnya tersebut. PENINGKATAN SKILL DAN KOMPETENSI KARYAWAN Untuk menindaklanjuti dan merealisasikan pelatihan atau training yang dibutuhkan karyawan tersebut di atas, Divisi HR telah membagikan setiap tahun formulir Kebutuhan dan Prioritas Pendidikan & Pelatihan kepada setiap user atau pimpinan. Formulir tersebut wajib diisi guna memberikan masukan kepada Divisi HR dalam membuat rencana kerja di bidang pelatihan, kebutuhan training yang diperlukan guna meningkatkan pengetahuan serta kompetensi staf di unit kerjanya masing-masing. Pelatihan / training yang dijalankan oleh Divisi HR dapat berupa : 1. In-house Training, diselenggarakan oleh internal bank atau bekerja sama dengan pihak eksternal dengan dikoordinir oleh Divisi HR. 2. Public Training (Eksternal) dengan mengikutsertakan karyawan-karyawan tertentu kepelatihan regular sesuai kebutuhan bank. 3. Mengikuti Seminar atau Workshop. Selain training atau pelatihan umumnya, Divisi HR juga wajib memenuhi ketentuan bagi para pejabatnya untuk memiliki sertifikasi yang ditentukan oleh OJK atau lembaga lainnya : SERTIFIKASI MANAJEMEN RISIKO Bank saat ini sudah membekali seluruh pejabatnya dengan memiliki Sertifikat Manajemen Risiko. Pembekalan manajemen risiko ini diberikan sampai dengan tingkatan supervisor maupun officer serta beberapa jabatan yang dianggap core risk taking unit. SERTIFIKASI PROFESI PERBANKAN Sertifikasi Profesi Perbankan adalah sertifikasi baru yang diwajibkan oleh Otoritas Jasa Keuangan sebagai salah satu persyaratan yang juga harus dipenuhi oleh setiap karyawan bank kedepannya guna mengantisipasi masuknya MEA ke Indonesia. Otoritas Jasa Keuangan mengharapkan agar tenaga kerja lokal tidak kalah dengan tenaga kerja dari Negaranegara ASEAN terutama dari segi kompetensi. Otoritas Jasa Keuangan juga akan membatasi posisi apa saja yang bisa diisi oleh TKA (tenaga kerja asing). Sertifikasi Profesi Perbankan yang wajib harus dipenuhi oleh bank untuk kedepannya antara lain : 1. Sertifikasi Audit Intern Bank 2. Sertifikasi Wealth Management 3. Sertifikasi Treasury Dealer 4. Sertifikasi General Banking 2016 Laporan Tahunan 114

118 Kilas Kinerja 2016 Laporan Manajemen Profil Perusahaan Analisis dan Pembahasan Manajemen 5. Sertifikasi Manajemen Risiko 6. Sertifikasi Compliance / Kepatuhan 7. Sertifikasi Credit 8. Sertifikasi Operation 9. Sertifikasi Funding & Services Dengan ditetapkannya Sertifikasi Profesi ini, diharapkan kepada seluruh karyawan dapat mengikuti salah satu sertifikasi sesuai dengan posisi & jabatan masingmasing. Ke depannya karyawan akan dipacu oleh bank untuk saling berkompetisi di bidang pekerjaannya masing-masing. Bagi karyawan yang mampu dan menunjukkan performance kerja yang baik akan diberikan kesempatan untuk dipromosikan guna meningkatkan jenjang karirnya. ME-REVIEW SISTEM REMUNERASI KARYAWAN DAN KEBIJAKAN HRD Guna memperlancar proses perbaikan Sistem Kerja di Bank agar bisa berjalan dengan baik sesuai harapan, dimana seluruh karyawan dituntut untuk terlibat bekerja lebih keras lagi, maka bank wajib memberikan penghargaan kepada karyawan atas kontribusi kerja yang diberikan. Saat ini bank telah melakukan perbaikan dalam hal penyusunan Struktur dan Skala Gaji tahun 2016 yang telah disesuaikan dengan skala gaji dari bank yang peer group-nya sama dengan Bank BHI. Selain melakukan perbaikan struktur dan skala gaji, Bank BHI juga merevisi matriks Job Grading karyawan, yang mana matriks Job Grading tersebut telah disesuaikan dengan bobot dan tugas tanggung jawab masing-masing karyawan. Job Grading antar karyawan satu dengan lainnya akan berbeda dilihat dari tugas, tanggung jawab dan pengalaman kerja masing-masing. Selanjutnya bank merencanakan akan melakukan peninjauan atas gaji seluruh karyawan yang ada sesuai dengan struktur skala gaji baru. Bank tetap berkomitmen untuk selalu memperhatikan kemajuan dan kesejahteraan dari seluruh karyawan. PEMANFAATAN TENAGA KERJA ASING DAN OUTSOURCING Sesuai dengan rencana kerjanya baik untuk jangka pendek, menengah maupun jangka panjang Bank BHI belum bermaksud menggunakan tenaga kerja asing, karena SDM yang ada masih dirasakan cukup memiliki kompetensi untuk mengembangkan Bank BHI ke depannya menjadi bank lokal yang tidak kalah dengan bank-bank lokal lainnya. Sedangkan untuk tenaga kerja outsourcing yang dipekerjakan di Bank BHI adalah karyawan kontrak yang jenis pekerjaannya tidak berisiko, tidak membutuhkan kualifikasi kompetensi yang tinggi di bidang perbankan serta tidak terkait langsung dengan proses pengambilan keputusan yang mempengaruhi operasional bank. Tenaga kerja yang outsourcing antara lain : pengemudi / supir, pengamanan / security dan pramubakti / office boy sejumlah 99 orang dari semua kantor cabang & capem yang ada di Bank BHI. 115 Laporan Tahunan 2016

119 Tata Kelola Perusahaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan Laporan Keuangan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan Senantiasa Mengadakan Program CSR Bank BHI berkomitmen untuk melaksanakan program Tanggung Jawab Sosial Perusahaan (CSR) dengan melibatkan partisipasi seluruh karyawan dan masyarakat 2016 Laporan Tahunan 116

120 Kilas Kinerja 2016 Laporan Manajemen Profil Perusahaan Analisis dan Pembahasan Manajemen Kaleidoskop CSR Bank BHI Tahun MARET 2016 KEGIATAN DONOR DARAH TAHUN 2016 Bank BHI mengadakan kegiatan Donor Darah dengan mengundang Palang Merah Indonesia (PMI), Karyawan / Karyawati Bank BHI dan bersama Karyawan / Karyawati dari KTM Group melakukan Donor Darah yang dilakukan di Banking Hall-BHI KPO. 22 APRIL 2016 INDAHNYA BERBAGI YAYASAN GRIYA ASIH Dengan melakukan kunjungan Sosial dan menyajikan beberapa acara ke Yayasan Griya Asih (Yayasan Pengentas dan Pemberdaya Anak Jalanan & Terlantar). Dalam rangka perayaan Paskah bersama tahun Wujud Kegiatan CSR berupa: Memberi bantuan / sumbangan berupa uang tunai & non tunai (natura) dari BHI & sumbangan sukarela dari karyawan / karyawati BHI dan nasabah Cabang / Capem BHI. Makan siang bersama. Menggelar acara: memperkenalkan BHI sambil mengedukasi anak-anak Griya Asih, lomba mencari telor paskah dan beberapa fun games. Memberikan hadiah lomba. Merayakan acara ulang tahun untuk anak-anak yang berulang tahun di bulan April. 117 Laporan Tahunan 2016

121 Tata Kelola Perusahaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan Laporan Keuangan 15 JUNI 2016 BUKA PUASA BERSAMA ANAK YATIM PIATU Mengundang anak-anak Yatim / Piatu yang dikelola oleh Yayasan Maqdis dan Rumah Qur an Al Hijrah dalam acara berbuka puasa bersama karyawan / karyawati Bank BHI dengan menghadirkan penceramah dan pembawa kultum. Keseluruhan acara dijalankan di Banking Hall KPO dengan wujud kegiatan CSR: Sumbangan untuk kebutuhan anak Yatim / Piatu. Pemberian souvenir kepada anak Yatim / Piatu. 16 DESEMBER 2016 PERAYAAN NATAL BERSAMA ANAK-ANAK JALANAN & TERLANTAR Mengundang anak-anak jalanan & terlantar dari Yayasan Griya Asih untuk merayakan Natal, anak-anak dari Yayasan Griya Asih menampilkan acara Perkusi. Wujud Kegiatan CSR berupa: Memberi sumbangan kepada Yayasan Griya Asih. Makan siang bersama. Pemberian souvenir Natal Laporan Tahunan 118

122 Kilas Kinerja 2016 Laporan Manajemen Profil Perusahaan Analisis dan Pembahasan Manajemen Struktur Pengelola CSR Bank BHI berkomitmen untuk selalu meningkatkan kontribusi kepada masyarakat melalui kegiatan Corporate Social Responsibility (CSR) Bank. Tanggung jawab pengelolaan anggaran dan program CSR berada di bawah koordinasi Unit Kerja terkait. Bank BHI telah mengalokasikan anggaran khusus untuk mendukung pelaksanaan program kegiatan CSR. Kebijakan dan Pelaksanaaan CSR Bank BHI senantiasa untuk mewujudkan hubungan yang harmonis dengan pemangku kepentingan demi kesinambungan kegiatan CSR dan memberi dampak yang lebih luas terutama untuk masyarakat umum. Upaya tersebut diwujudkan melalui kegiatan yang melibatkan masyarakat setempat sebagai upaya peningkatan Kegiatan CSR, seperti: 1. Program Kesehatan, yang dilaksanakan dalam bentuk donor darah bekerja sama dengan Palang Merah Indonesia (PMI). 2. Program Keagamaan, yang dilaksanakan dalam rangka memperingati Hari Raya Keagamaan dan diberikan dalam bentuk santunan kepada panti asuhan dan bantuan peralatan. Tanggung Jawab Sosial Terhadap Lingkungan Bank BHI senantiasa turut serta dalam menjaga lingkungan hidup dalam bentuk program efisiensi kegiatan operasional bank yang bertujuan untuk menjaga kelestarian lingkungan hidup. Kegiatan yang dilakukan antara lain adalah melakukan penghematan pada beberapa bidang yang dilaksanakan melalui sosialisasi dan anjuran di seluruh kantor Bank BHI. Program penghematan yang dilaksanakan adalah sebagai berikut: 1. Penghematan penggunaan listrik dan air. Penghematan listrik dilakukan dengan cara mematikan lampu dan AC ruangan khususnya back office pada saat makan siang serta mematikan lampu dan AC ruangan yang sedang tidak digunakan. 2. Penghematan penggunaan kertas dengan memaksimalkan penggunaan soft copy atau melalui media . Penghematan penggunaan kertas diharapkan dapat membantu kelestarian alam serta mengurangi penebangan pohon. 3. Penghematan penggunaan bahan bakar minyak (BBM) dengan melakukan kontrol ketat pada penggunaan BBM kendaraan operasional maupun kendaraan dinas jabatan. Tanggung Jawab Sosial Yang Terkait dengan Ketenagakerjaan, Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) Bank BHI memiliki komitmen yang tinggi terkait dengan ketenagakerjaan, kesehatan dan keselamatan kerja. Uraian tentang CSR terkait ketenagakerjaan, kesehatan dan keselamatan kerja diuraikan sebagai berikut: KEGIATAN KETENAGAKERJAAN Kesetaraan dalam Program Pendidikan dan Pelatihan guna meningkatkan skill dan kompetensi karyawan untuk menunjang operasional Bank, Bank BHI menyelenggarakan program pendidikan dan pelatihan. Setiap karyawan memiliki kesempatan yang sama untuk mengikuti program pendidikan dan pelatihan, hanya harus disesuaikan dengan kebutuhan dan rencana pengembangan perusahaan. Kesetaraan Gender dan Kesempatan Kerja Bank memberikan kesempatan yang sama bagi semua orang, baik pria dan wanita, tanpa memandang perbedaan etnik, agama, ras, kelas, gender, ataupun kondisi fisik untuk mengikuti program rekrutmen karyawan. Pengangkatan calon karyawan didasarkan atas hasil seleksi, hasil evaluasi pada masa percobaan. Kebijakan remunerasi yang diterapkan Bank BHI adalah dengan mengedepankan skill, kompetensi dan integritas karyawan. Bank juga telah mentaati semua aturan yang berlaku terkait remunerasi, dimana besaran remunerasi seluruh karyawan Perseroan telah sesuai atau berada di atas standar Upah Minimum yang berlaku di wilayah operasional Bank. KEBIJAKAN KESEHATAN KARYAWAN Kesehatan karyawan merupakan salah satu kunci utama dari tercapainya kinerja karyawan secara individu dan perusahaan secara keseluruhan. Oleh karenanya, upaya menjaga kesehatan karyawan menjadi tanggung jawab bersama. Bank BHI memberikan fasilitas kesehatan bagi Karyawannya. 119 Laporan Tahunan 2016

123 Tata Kelola Perusahaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan Laporan Keuangan Tanggung Jawab Sosial terhadap Produk dan Nasabah Bank BHI berkomitmen untuk memberikan nilai tambah dalam layanan kepada nasabah. Layanan tersebut tidak hanya dengan produk-produk terbaik, tapi juga dengan pelayanan yang konsisten, tepercaya, menyeluruh, dan penuh perhatian kepada kebutuhan para nasabah dan sekaligus sebagai wujud pemenuhan tanggung jawab Perseroan kepada nasabah. Bank BHI tidak hanya menyediakan produk perbankan yang aman dan bermanfaat bagi masyarakat namun juga memberikan perlindungan maksimal kepada konsumen (product responsibility). Bentuk komitmen Bank BHI terhadap perlindungan konsumen, mencakup antara lain Jaminan Perlindungan Simpanan Nasabah dan Program Peningkatan Layanan secara berkelanjutan. Menjamin kerahasiaan data Nasabah serta selalu berupaya untuk memberikan pelayanan terbaik bagi nasabah. Sebagai sebuah lembaga keuangan, Bank BHI berkomitmen untuk menjaga kepercayaan dan kerahasiaan nasabah yang mengacu pada ketentuan sebagaimana berikut: 1. Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan 2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 1998 Tentang Perubahan Atas Undang- Undang Nomor 7 Tahun Peraturan Bank Indonesia Nomor 2/19/PBI/2000 tentang Persyaratan dan Tata Cara Pemberian Perintah atau Izin Tertulis Membuka Rahasia Bank Tanggung Jawab Sosial dan Kemasyarakatan Demi keberlangsungan kegiatan operasional Perseroan, Kesejahteraan masyarakat menjadi sangat penting karena secara langsung atau tidak langsung akan melibatkan masyarakat. Oleh karena itu, Bank BHI memandang sangat perlu untuk melakukan tanggung jawab terhadap masyarakat. BENTUK KEGIATAN Kegiatan Donor Darah Tahun 2016 (28 Maret 2016 ) Indahnya Berbagi Yayasan Griya Asih (22 April 2016) Buka Puasa Bersama Anak Yatim Piatu (15 Juni 2016) Perayaan Natal Bersama Anak-anak Jalanan & Terlantar (16 Desember 2016) JAMINAN PERLINDUNGAN SIMPANAN NASABAH Kepercayaan masyarakat terhadap industri perbankan merupakan salah satu kunci untuk memelihara stabilitas pada sistem perbankan. Kepercayaan tersebut lahir apabila ada kepastian hukum dalam pengaturan, pengawasan Bank dan penjaminan simpanan nasabah Bank. Sebagaimana ketentuan dalam Undang-Undang no. 24 tahun 2004 tentang Lembaga Penjamin Simpanan (LPS), Bank BHI memberikan jaminan perlindungan atas uang yang disimpan oleh nasabah melalui Lembaga Penjamin Simpanan Laporan Tahunan 120

124 Tata Kelola Perusahaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan Laporan Keuangan Laporan Keuangan PT BANK HARDA INTERNASIONAL Tbk Laporan Keuangan dan Informasi Tambahan Untuk Tahun - Tahun Yang Berakhir 31 Desember 2016 dan 2015 Dan Laporan Auditor Independen 121 Laporan Tahunan 2016

125 PT BANK HARDA INTERNASIONAL Tbk LAPORAN KEUANGAN/FINANCIAL STATEMENTS Pada dan Untuk Tahun yang Berakhir Tanggal 31 Desember 2016/ As of and For the year Ended December 31, 2016 dan/and LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN/ INDEPENDENT AUDITORS REPORT

126 PT BANK HARDA INTERNASIONAL TBK DAFTAR ISI / TABLE OF CONTENTS Halaman/ Pages SURAT PERNYATAAN DIREKSI LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN LAPORAN KEUANGAN PADA DAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR TANGGAL 31 DESEMBER 2016 DIRECTOR S STATEMENT LETTER INDEPENDENT AUDITORS REPORT FINANCIAL STATEMENTS AS OF AND FOR THE YEAR ENDED DECEMBER 31, 2016 LAPORAN POSISI KEUANGAN 1-2 STATEMENT OF FINANCIAL POSITION LAPORAN LABA RUGI DARI PENGHASILAN KOMPREHENSIF LAIN 3 4 STATEMENT OF PROFIT OR LOSS AND OTHER COMPREHENSIVE INCOME LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS 5 STATEMENT OF CHANGES IN EQUITY LAPORAN ARUS KAS 6 7 STATEMENT OF CASH FLOWS CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN NOTES TO FINANCIAL STATEMENTS

127

128

129

Public Expose Insidentil PT Bank Harda Internasional, Tbk. Bursa Efek Indonesia, Jakarta 17 Mei 2017

Public Expose Insidentil PT Bank Harda Internasional, Tbk. Bursa Efek Indonesia, Jakarta 17 Mei 2017 Public Expose Insidentil PT Bank Harda Internasional, Tbk. Bursa Efek Indonesia, Jakarta 17 Mei 2017 1 Profil Perseroan 2 Kinerja Perseroan 3 Tanya Jawab 2 Sejarah Singkat 1992-1996 Pada tahun 1992 berdiri

Lebih terperinci

Teman Anda Dalam Usaha. P.T. BANK BUMI ARTA Tbk. PUBLIC EXPOSE. Jakarta, 11 Juni 2014 BANK BUMI ARTA

Teman Anda Dalam Usaha. P.T. BANK BUMI ARTA Tbk. PUBLIC EXPOSE. Jakarta, 11 Juni 2014 BANK BUMI ARTA P.T. Tbk. PUBLIC EXPOSE Jakarta, 11 Juni 2014 1 PUBLIC EXPOSE Sekilas Tentang Perusahaan Struktur Kepemilikan Susunan Pengurus Jaringan Kantor Ikhtisar Keuangan Penetapan Penggunaan Laba Bersih Perseroan

Lebih terperinci

Laporan Manajemen. Ikhtisar Utama. Aktiva Kredit Bermasalah

Laporan Manajemen. Ikhtisar Utama. Aktiva Kredit Bermasalah Ikhtisar Utama Profil Perusahaan Analisa & Pembahasan Ikhtisar Keuangan (Dalam miliar Rupiah kecuali data saham) 2015 2014 2013 2012 2011 NERACA KONSOLIDASIAN Aktiva 188.057 195.821 184.338 155.791 142.292

Lebih terperinci

No.12/ 27 /DPNP Jakarta, 25 Oktober 2010 S U R A T E D A R A N. Kepada SEMUA BANK UMUM KONVENSIONAL DI INDONESIA. Perihal : Rencana Bisnis Bank Umum

No.12/ 27 /DPNP Jakarta, 25 Oktober 2010 S U R A T E D A R A N. Kepada SEMUA BANK UMUM KONVENSIONAL DI INDONESIA. Perihal : Rencana Bisnis Bank Umum No.12/ 27 /DPNP Jakarta, 25 Oktober 2010 S U R A T E D A R A N Kepada SEMUA BANK UMUM KONVENSIONAL DI INDONESIA Perihal : Rencana Bisnis Bank Umum Sehubungan dengan diterbitkannya Peraturan Bank Indonesia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan lainnya (Hanafi dan Halim, 2009). Sedangkan kinerja keuangan bank dapat

BAB I PENDAHULUAN. dan lainnya (Hanafi dan Halim, 2009). Sedangkan kinerja keuangan bank dapat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kinerja keuangan bank merupakan suatu gambaran kondisi keuangan bank pada suatu periode tertentu, baik mencakup aspek penghimpunan dana maupun penyaluran dananya. Penilaian

Lebih terperinci

NERACA TRIWULANAN Tanggal : 31 Maret 2013 dan 31 Desember 2012

NERACA TRIWULANAN Tanggal : 31 Maret 2013 dan 31 Desember 2012 No. NERACA TRIWULANAN Tanggal : 31 Maret 2013 dan 31 Desember 2012 POS POS (dalam jutaan rupiah) Posisi 31 Desember Th. ASET 1. Kas 10,117 11,327 2. Penempatan pada Bank Indonesia 226,726 264,622 3. Penempatan

Lebih terperinci

EKUITAS LAPORAN LABA RUGI. Ekuitas

EKUITAS LAPORAN LABA RUGI. Ekuitas EKUITAS Pada tahun total ekuitas BCA tumbuh 16,6% atau Rp 18,7 triliun menjadi Rp 131,4 triliun. Kenaikan ekuitas ini sejalan dengan peningkatan profitabilitas dan kebijakan pembagian dividen secara terukur.

Lebih terperinci

Mempertahankan Soliditas

Mempertahankan Soliditas Hasil Kinerja Semester I 2017 Mempertahankan Soliditas Public Expose 2017 PT Bank Central Asia Tbk Jakarta, 9 Agustus 2017 Daftar Isi Tinjauan Makro Ekonomi halaman Kondisi makro ekonomi 4 Ikhtisar kinerja

Lebih terperinci

NERACA TRIWULANAN Tanggal : 30 Juni 2013 dan 31 Desember 2012

NERACA TRIWULANAN Tanggal : 30 Juni 2013 dan 31 Desember 2012 No. NERACA TRIWULANAN Tanggal : 30 Juni 2013 dan 31 Desember 2012 POS POS (dalam jutaan rupiah) Posisi 31 Desember Th. ASET 1. Kas 11.925 11.327 2. Penempatan pada Bank Indonesia 215.761 264.622 3. Penempatan

Lebih terperinci

TENTANG RENCANA BISNIS BANK UMUM

TENTANG RENCANA BISNIS BANK UMUM Yth. Direksi Bank Umum Konvensional di tempat. SALINAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 25 /SEOJK.03/2016 TENTANG RENCANA BISNIS BANK UMUM Sehubungan dengan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor

Lebih terperinci

LAPORAN KEUANGAN BANK

LAPORAN KEUANGAN BANK LAPORAN KEUANGAN BANK Laporan keuangan bank disusun sebagai bentuk pertanggungjawaban manajemen terhadap pihak-pihak yang berkepentingan selama periode tertentu. Jenis laporan keuangan bank baik untuk

Lebih terperinci

14,87% 17,43% 17,97% 13,69%

14,87% 17,43% 17,97% 13,69% Laporan Tahunan 2013 BANK KALBAR Pembukaan Opening Ikhtisar Data Keuangan Penting Financial Highlights Laporan Dewan Komisaris dan Direksi Report from the Board of Commissioners and Directors Profil Perusahaan

Lebih terperinci

KETERBUKAAN INFORMASI KEPADA PEMEGANG SAHAM

KETERBUKAAN INFORMASI KEPADA PEMEGANG SAHAM KETERBUKAAN INFORMASI KEPADA PEMEGANG SAHAM Dalam Rangka Memenuhi Peraturan Otoritas Jasa Keuangan No.38/POJK.04/2014 tentang Penambahan Modal Perusahaan Terbuka Tanpa Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu

Lebih terperinci

SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /SEOJK.03/2016 TENTANG RENCANA BISNIS BANK PERKREDITAN RAKYAT

SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /SEOJK.03/2016 TENTANG RENCANA BISNIS BANK PERKREDITAN RAKYAT Yth. Direksi Bank Perkreditan Rakyat di tempat. SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /SEOJK.03/2016 TENTANG RENCANA BISNIS BANK PERKREDITAN RAKYAT Sehubungan dengan berlakunya Peraturan Otoritas Jasa

Lebih terperinci

Public Expose 30 Mei 2018 CCB Indonesia

Public Expose 30 Mei 2018 CCB Indonesia Public Expose 30 Mei 2018 CCB Indonesia PT BANK CHINA CONSTRUCTION BANK INDONESIA TBK 1 Sekilas CCB Indonesia CCB Indonesia PT Bank China Construction Bank Indonesia Tbk ( CCB Indonesia ) adalah Bank Umum

Lebih terperinci

BAB II DESKRIPSI PERUSAHAAN

BAB II DESKRIPSI PERUSAHAAN BAB II DESKRIPSI PERUSAHAAN 2.1 Sektor Perbankan 2.1.1 Pengertian Bank Menurut Undang-Undang Negara Republik Indoneisa Nomor 10 tahun 1998 Tanggal 10 November 1998 tentang perbankan yaitu badan usaha yang

Lebih terperinci

RINGKASAN EKSEKUTIF : : :

RINGKASAN EKSEKUTIF : : : DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1 (a). Ringkasan Eksekutif - Rencana dan Langkah-Langkah Strategis (b). Ringkasan Eksekutif - Indikator Keuangan BPR dengan modal inti

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB V SIMPULAN DAN SARAN BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Dari penelitian yang telah dilakukan, dan telah dijelaskan pula di babbab sebelumnya, maka dapat diambil simpulan sebagai berikut: 1. Capital Adequacy Ratio (CAR),

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak. dilakukan melalui berbagai kebijakan di bidang perbankan tujuan utamanya

BAB I PENDAHULUAN. dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak. dilakukan melalui berbagai kebijakan di bidang perbankan tujuan utamanya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Didalam Undang-Undang nomor 10 Tahun 1998 yang dikeluarkan pada tanggal 10 November 1998 tentang perubahan dari Undang-Undang nomor 7 Tahun 1992 yang menjelaskan

Lebih terperinci

Public Expose PT Bank Pundi Indonesia, Tbk

Public Expose PT Bank Pundi Indonesia, Tbk Public Expose PT Bank Pundi Indonesia, Tbk 2012 Agenda Highlights Financial Performance Business Planning Mission, Vision and Values Key Milestones Didirikan dengan nama PT Executive International Bank.

Lebih terperinci

SALINAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 52 /SEOJK.03/2016 TENTANG RENCANA BISNIS BANK PERKREDITAN RAKYAT

SALINAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 52 /SEOJK.03/2016 TENTANG RENCANA BISNIS BANK PERKREDITAN RAKYAT Yth. Direksi Bank Perkreditan Rakyat di tempat. SALINAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 52 /SEOJK.03/2016 TENTANG RENCANA BISNIS BANK PERKREDITAN RAKYAT Sehubungan dengan berlakunya Peraturan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mencakup kelembagaan, kegiatan usaha, serta cara dan proses dalam

BAB I PENDAHULUAN. mencakup kelembagaan, kegiatan usaha, serta cara dan proses dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perbankan merupakan segala sesuatu yang menyangkut bank, mencakup kelembagaan, kegiatan usaha, serta cara dan proses dalam melaksanakan kegiatan usahanya. Dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang kegiatan utamanya adalah menghimpun dana dari masyarakat dan

BAB I PENDAHULUAN. yang kegiatan utamanya adalah menghimpun dana dari masyarakat dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Secara umum Bank dapat didefinisikan sebagai lembaga keuangan yang kegiatan utamanya adalah menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkan kembali dana tersebut

Lebih terperinci

BAB II PROSES BISNIS. 11 Sumber: Dendawijaya, 2005: 55.

BAB II PROSES BISNIS. 11 Sumber: Dendawijaya, 2005: 55. BAB II PROSES BISNIS Untuk menggambarkan proses bisnis PT. Bank Nusantara Parahyangan, Tbk., perlu dipahami ketentuan Undang-Undang No. 7 Tahun 1992 tentang Perbankan yang telah diubah melalui Undang-Undang

Lebih terperinci

PT BANK TABUNGAN NEGARA (PERSERO) NERACA PER 30 SEPTEMBER 2003 & 2002

PT BANK TABUNGAN NEGARA (PERSERO) NERACA PER 30 SEPTEMBER 2003 & 2002 PT BANK TABUNGAN NEGARA (PERSERO) NERACA NO POS - POS AKTIVA 1 Kas 62.396 50.624 2 3 4 5 6 7 Penempatan pada Bank Indonesia a. Giro Bank Indonesia 999.551 989.589 b. Sertifikat Bank Indonesia - 354.232

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pasal 1 Undang- Undang Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 1998 (Merkusiwati, 2007:100)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pasal 1 Undang- Undang Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 1998 (Merkusiwati, 2007:100) BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perbankan memiliki peranan yang sangat strategis dalam menunjang berjalannya roda perekonomian dan pembangunan nasional mengingat fungsinya sebagai lembaga

Lebih terperinci

PROFITABLE G R O W T H PT LINK NET

PROFITABLE G R O W T H PT LINK NET LAPORAN TAHUNAN 2016 ANNUAL REPORT 2016 SUSTAINABLE PROFITABLE G R O W T H PT LINK NET Tbk DAFTAR ISI 8 10 14 18 20 22 23 26 30 34 35 36 38 40 42 42 43 44 44 45 46 50 56 58 60 63 63 64 65 68 68 70 72 72

Lebih terperinci

LAPORAN POSISI KEUANGAN

LAPORAN POSISI KEUANGAN Tata Kelola Perusahaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan Laporan Keuangan Konsolidasian LAPORAN POSISI KEUANGAN BCA membukukan posisi keuangan yang solid, didukung oleh posisi permodalan dan likuiditas

Lebih terperinci

Tagihan atas surat berharga yang dibeli dengan janji dijual kembali (reverse repo)

Tagihan atas surat berharga yang dibeli dengan janji dijual kembali (reverse repo) LAPORAN POSISI KEUANGAN Per 30 September 2015 dan 31 Desember 2014 (dalam jutaan Rupiah) No. POS POS 30 Sep 2015 31 Dec 2014 ASET 1. Kas 9,942 10,443 2. Penempatan pada Bank Indonesia 3,520,489 1,473,201

Lebih terperinci

NERACA PER 31 MARET 2005 & 2004 (Dalam Jutaan Rupiah) NO POS - POS

NERACA PER 31 MARET 2005 & 2004 (Dalam Jutaan Rupiah) NO POS - POS NERACA PER 31 MARET 2005 & 2004 NO POS - POS AKTIVA 1 Kas 68.597 55.437 2 Penempatan pada Bank Indonesia a. Giro Bank Indonesia 1.410.533 982.799 b. Sertifikat Bank Indonesia 743.202 800.000 c. Lainnya

Lebih terperinci

Tagihan atas surat berharga yang dibeli dengan janji dijual kembali (reverse repo)

Tagihan atas surat berharga yang dibeli dengan janji dijual kembali (reverse repo) LAPORAN POSISI KEUANGAN Per 31 Maret 2016 dan 31 Desember 2015 (dalam jutaan Rupiah) No. POS - POS 31 Mar 2016 31 Des 2015 ASET 1. Kas 12.254 12.320 2. Penempatan pada Bank Indonesia 2.621.559 1.228.564

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. baik saat ini maupun untuk masa mendatang, maka kesehatan bank harus

BAB I PENDAHULUAN. baik saat ini maupun untuk masa mendatang, maka kesehatan bank harus BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perbankan memegang peran penting dalam perekonomian nasional, baik saat ini maupun untuk masa mendatang, maka kesehatan bank harus dipelihara dan ditingkatkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tumbuh 19,7% tahun 2015, jauh lebih tinggi dari tahun triliun menjadi Rp triliun hingga akhir tahun.

BAB I PENDAHULUAN. tumbuh 19,7% tahun 2015, jauh lebih tinggi dari tahun triliun menjadi Rp triliun hingga akhir tahun. BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang penelitian Otoritas Jasa Keuangan (OJK) memproyeksikan laba perbankan akan tumbuh 19,7% tahun 2015, jauh lebih tinggi dari tahun 2014 yang pertumbuhannya hanya 5%. Secara

Lebih terperinci

Yth: 1. Direksi Bank Umum Syariah 2. Direksi Bank Umum Konvensional yang Memiliki Unit Usaha Syariah di tempat

Yth: 1. Direksi Bank Umum Syariah 2. Direksi Bank Umum Konvensional yang Memiliki Unit Usaha Syariah di tempat Yth: 1. Direksi Bank Umum Syariah 2. Direksi Bank Umum Konvensional yang Memiliki Unit Usaha Syariah di tempat SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /SEOJK.03/2015 TENTANG TRANSPARANSI DAN PUBLIKASI

Lebih terperinci

Tagihan atas surat berharga yang dibeli dengan janji dijual kembali (reverse repo)

Tagihan atas surat berharga yang dibeli dengan janji dijual kembali (reverse repo) LAPORAN POSISI KEUANGAN Per 30 Juni 2015 dan 31 Desember 2014 (dalam jutaan Rupiah) No. POS POS 30 Jun 2015 31 Des 2014 ASET 1. Kas 9.144 10.443 2. Penempatan pada Bank Indonesia 2.770.562 1.473.201 3.

Lebih terperinci

N E R A C A Per 30 September 2009 Dan 2008 (Dalam Jutaan Rupiah) Pos - Pos

N E R A C A Per 30 September 2009 Dan 2008 (Dalam Jutaan Rupiah) Pos - Pos N E R A C A A K T I V A 1. K a s 22,951 21,458 2. Penempatan pada Bank Indonesia a. Giro Bank Indonesia 117,863 165,135 b. Sertifikat Bank Indonesia 154,903 89,736 c. Lainnya - - 3. Giro pada bank lain

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam bentuk simpanan. Sedangkan lembaga keuangan non-bank lebih

BAB I PENDAHULUAN. dalam bentuk simpanan. Sedangkan lembaga keuangan non-bank lebih BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Lembaga keuangan digolongkan ke dalam dua golongan besar menurut Kasmir (2012), yaitu lembaga keuangan bank dan lembaga keuangan nonbank. Lembaga keuangan bank atau

Lebih terperinci

PT WAHANA PRONATURAL TBK. Check List SEOJK/30/2016 Laporan Tahunan

PT WAHANA PRONATURAL TBK. Check List SEOJK/30/2016 Laporan Tahunan PT WAHANA PRONATURAL TBK Check List SEOJK/30/2016 Laporan Tahunan DAFTAR ISI A. Ikhtisar Data Keuangan Penting B. Informasi Saham C. Laporan Direksi D. Laporan Dewan Komisaris E. Profil Emiten atau Perusahaan

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN DAN PROFIL RISIKO INDUSTRI JASA KEUANGAN FEBRUARI 2015

PERKEMBANGAN DAN PROFIL RISIKO INDUSTRI JASA KEUANGAN FEBRUARI 2015 PERKEMBANGAN DAN PROFIL RISIKO INDUSTRI JASA KEUANGAN FEBRUARI 2015 Otoritas Jasa Keuangan menilai bahwa secara umum kondisi sektor jasa keuangan domestik masih terjaga, dengan stabilitas yang memadai.

Lebih terperinci

9. Publikasi buku Data Perbankan Indonesia juga dilakukan melalui website Bank Indonesia (www.bi.go.id).

9. Publikasi buku Data Perbankan Indonesia juga dilakukan melalui website Bank Indonesia (www.bi.go.id). PENJELASAN 1. Data yang digunakan dalam buku Data Perbankan Indonesia bersumber dari Laporan Bulanan Bank Umum (LBU) yang dilaporkan oleh Bank Umum kepada Bank Indonesia, kecuali dinyatakan lain. 2. Data

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Undang-Undang Nomor 7 tahun 1992 tentang perbankan. sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 10 tahun 1998

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Undang-Undang Nomor 7 tahun 1992 tentang perbankan. sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 10 tahun 1998 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Bank Menurut Undang-Undang Nomor 7 tahun 1992 tentang perbankan sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 10 tahun 1998 pengertian

Lebih terperinci

Tagihan atas surat berharga yang dibeli dengan janji dijual kembali (reverse repo)

Tagihan atas surat berharga yang dibeli dengan janji dijual kembali (reverse repo) LAPORAN POSISI KEUANGAN Per 30 September 2014 dan 31 Desember 2013 (dalam jutaan Rupiah) No. POS - POS 30 Sep 2014 31 Des 2013 ASET 1. Kas 10.521 8.204 2. Penempatan pada Bank Indonesia 317.299 281.605

Lebih terperinci

DAFTAR ISTILAH. Aktiva produktif baik yang sudah maupun yang mengandung potensi tidak memberikan penghasilan atau menimbulkan kerugian

DAFTAR ISTILAH. Aktiva produktif baik yang sudah maupun yang mengandung potensi tidak memberikan penghasilan atau menimbulkan kerugian PENJELASAN. Data yang digunakan dalam buku Data Perbankan Indonesia bersumber dari Laporan Bulanan Bank Umum (LBU) yang dilaporkan oleh Bank Umum kepada Bank Indonesia, kecuali dinyatakan lain. 2. Data

Lebih terperinci

Tagihan atas surat berharga yang dibeli dengan janji dijual kembali (reverse repo)

Tagihan atas surat berharga yang dibeli dengan janji dijual kembali (reverse repo) LAPORAN POSISI KEUANGAN Per 31 Maret 2014 dan 31 Desember 2013 (dalam jutaan Rupiah) No. POS - POS 31 Mar 2014 31 Des 2013 ASET 1. Kas 9.988 8.204 2. Penempatan pada Bank Indonesia 385.826 281.605 3. Penempatan

Lebih terperinci

Kinerja BNI Semester I Kredit Tumbuh Double Digit & Laba Bersih Meningkat 46,7%

Kinerja BNI Semester I Kredit Tumbuh Double Digit & Laba Bersih Meningkat 46,7% Kinerja BNI Semester I - 2017 Kredit Tumbuh Double Digit & Laba Bersih Meningkat 46,7% Jakarta, 12 Juli 2017 --- Pada paruh I tahun 2017, PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (IDX: BBNI) mencatatkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Gambaran Umum Objek Penelitian Nama Bank Total Asset (triliun) Latar Belakang Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Gambaran Umum Objek Penelitian Nama Bank Total Asset (triliun) Latar Belakang Permasalahan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Gambaran Umum Objek Penelitian Daftar nama bank yang termasuk dalam objek penelitian ini adalah 10 bank berdasarkan total aset terbesar di tahun 2012 dapat dilihat pada tabel 1.1.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada tahun 2015, perekonomian global secara umum melemah berdampak pada

BAB I PENDAHULUAN. Pada tahun 2015, perekonomian global secara umum melemah berdampak pada BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada tahun 2015, perekonomian global secara umum melemah berdampak pada masih menurunnya harga komoditas internasional. Di sisi lain, pasar keuangan global masih menghadapi

Lebih terperinci

Tagihan atas surat berharga yang dibeli dengan janji dijual kembali (reverse repo)

Tagihan atas surat berharga yang dibeli dengan janji dijual kembali (reverse repo) LAPORAN POSISI KEUANGAN Per 30 September 2016 dan 31 Desember 2015 (dalam jutaan Rupiah) No. POS - POS 30 Sep 2016 31 Dec 2015 ASET 1. Kas 9,570 12,320 2. Penempatan pada Bank Indonesia 2,212,969 1,228,564

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Daftar isi Pelaksanaan Good Corporate Governance PD BPR Garut 2

DAFTAR ISI. Daftar isi Pelaksanaan Good Corporate Governance PD BPR Garut 2 DAFTAR ISI Daftar isi... 1 Pelaksanaan Good Corporate Governance PD BPR Garut 2 A. Transparansi Pelaksanaan Good Corporate Governance PD BPR Garut 2 1 Pelaksanaan Good Corporate Governance berdasarkan

Lebih terperinci

NERACA PT BANK NEGARA INDONESIA (PERSERO) Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN PER 31 MARET 2007 (Dalam Jutaan Rupiah)

NERACA PT BANK NEGARA INDONESIA (PERSERO) Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN PER 31 MARET 2007 (Dalam Jutaan Rupiah) NERACA PT BANK NEGARA INDONESIA (PERSERO) Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN PER 31 MARET 2007 KONSOLIDASI NO. POS-POS 31 Mar. 2007 31 Mar. 2006 31 Mar. 2007 31 Mar. 2006 (Tidak Diaudit) (Tidak Audit) (Tidak Diaudit)

Lebih terperinci

Tagihan atas surat berharga yang dibeli dengan janji dijual kembali (reverse repo)

Tagihan atas surat berharga yang dibeli dengan janji dijual kembali (reverse repo) LAPORAN POSISI KEUANGAN Per 31 Desember 2015 dan 31 Desember 2014 (dalam jutaan Rupiah) No. POS POS ASET 1. Kas 12,320 10,443 2. Penempatan pada Bank Indonesia 1,228,564 1,473,201 3. Penempatan pada bank

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB V SIMPULAN DAN SARAN BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Dari penelitian yang telah dilakukan, dan telah dijelaskan pula di bab-bab sebelumnya, maka dapat diambil simpulan sebagai berikut: 1. Capital Adequacy Ratio (CAR),

Lebih terperinci

ANNUAL REPORT. Of ce. Jl. Pulo Ribung Blok BB 46A No.10, Pekayon Jaya, Bekasi Selatan, Kota Bekasi

ANNUAL REPORT. Of ce. Jl. Pulo Ribung Blok BB 46A No.10, Pekayon Jaya, Bekasi Selatan, Kota Bekasi ANNUAL REPORT 2016 Of ce. Jl. Pulo Ribung Blok BB 46A No.10, Pekayon Jaya, Bekasi Selatan, Kota Bekasi Kata Pengantar Puji syukur dan terima kasih kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Kasih karena atas

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA Pengertian dan Peran Bank

II. TINJAUAN PUSTAKA Pengertian dan Peran Bank 5 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian dan Peran Bank Bank secara sederhana dapat diartikan sebagai lembaga keuangan yang menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkannya kembali dana tersebut ke masyarakat,

Lebih terperinci

BAB I PROFIL PERUSAHAAN. Bank pemerintah, yaitu Bank Bumi Daya, Bank Dagang Negara, Bank Ekspor

BAB I PROFIL PERUSAHAAN. Bank pemerintah, yaitu Bank Bumi Daya, Bank Dagang Negara, Bank Ekspor . BAB I PROFIL PERUSAHAAN A. Sejarah Singkat Bank Mandiri berdiri pada tanggal 2 Oktober 1998, tidak lama setelah krisis keuangan Asia 1997 dan 1998. Bank ini merupakan hasil marger empat Bank pemerintah,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Taswan (2006:4), bank adalah lembaga keuangan atau

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Taswan (2006:4), bank adalah lembaga keuangan atau BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menurut Taswan (2006:4), bank adalah lembaga keuangan atau perusahaan yang aktivitasnya menghimpun dana berupa giro, deposito, tabungan dan simpanan lainnya dari pihak

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Halaman KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... iii DAFTAR TABEL... vi DAFTAR GAMBAR... viii DAFTAR LAMPIRAN... ix

DAFTAR ISI. Halaman KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... iii DAFTAR TABEL... vi DAFTAR GAMBAR... viii DAFTAR LAMPIRAN... ix DAFTAR ISI Halaman KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... iii DAFTAR TABEL... vi DAFTAR GAMBAR... viii DAFTAR LAMPIRAN... ix I. PENDAHULUAN... 1 1.1 Latar Belakang... 1 1.2 Rumusan Masalah... 4 1.3 Tujuan Penelitian...

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB V SIMPULAN DAN SARAN BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Dari penelitian yang telah dilakukan, dan telah dijelaskan pula di bab-bab sebelumnya, maka dapat di ambil simpulan sebagai berikut: 1. Perkembangan Capital Adequacy

Lebih terperinci

LAPORAN KEUANGAN. d. Pinjaman yang diberikan dan piutang Utang akseptasi Surat berharga yang dijual dengan janji dibeli kembali (repo )

LAPORAN KEUANGAN. d. Pinjaman yang diberikan dan piutang Utang akseptasi Surat berharga yang dijual dengan janji dibeli kembali (repo ) KantorPusat: JalanBasuki Rahmat No. 6 Lt. 2 Bengkulu Telp. (0736) 341170 Fax. (0736) 21178 Website: www.bankbengkulu.co.id Email: info@bankbengkulu.co.id NERACA PER 31 MARET 2016 DAN 31 DESEMBER 2015 No.

Lebih terperinci

LAPORAN POSISI KEUANGAN Per 31 Maret 2013 dan 31 Desember 2012 (dalam jutaan Rupiah) No. POS - POS. 31 Mar Dec 2012

LAPORAN POSISI KEUANGAN Per 31 Maret 2013 dan 31 Desember 2012 (dalam jutaan Rupiah) No. POS - POS. 31 Mar Dec 2012 LAPORAN POSISI KEUANGAN Per 31 Maret 2013 dan 31 Desember 2012 (dalam jutaan Rupiah) No. POS - POS 31 Mar 2013 31 Dec 2012 ASET 1. Kas 5,416 5,177 2. Penempatan pada Bank Indonesia 229,426 331,111 3. Penempatan

Lebih terperinci

Tagihan atas surat berharga yang dibeli dengan janji dijual kembali (reverse repo)

Tagihan atas surat berharga yang dibeli dengan janji dijual kembali (reverse repo) LAPORAN POSISI KEUANGAN Per 31 Desember 2014 dan 31 Desember 2013 (dalam jutaan Rupiah) No. POS - POS ASET 1. Kas 10,443 8,204 2. Penempatan pada Bank Indonesia 1,473,201 281,605 3. Penempatan pada bank

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Teori Fundamental Teori fundamental adalah teori yang didasarkan pada fundamental ekonomi suatu perusahaan. Teori ini menitikberatkan pada rasio finansial

Lebih terperinci

Laporan Keuangan Triwulanan 30 September 2009

Laporan Keuangan Triwulanan 30 September 2009 Laporan Keuangan Triwulanan 30 September 2009 Bangkok Bank Public Company Limited Jakarta Branch NERACA BANGKOK BANK PCL Per 30 September 2009 dan 2008 (dlm.jutaan rupiah) No. POS - POS 30 September 2009

Lebih terperinci

RANCANGAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /SEOJK.03/2016 TENTANG RENCANA BISNIS BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARIAH

RANCANGAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /SEOJK.03/2016 TENTANG RENCANA BISNIS BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARIAH Yth. Direksi Bank Pembiayaan Rakyat Syariah di tempat. RANCANGAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /SEOJK.03/2016 TENTANG RENCANA BISNIS BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARIAH Sehubungan dengan berlakunya

Lebih terperinci

LAPORAN KEUANGAN. NERACA BANK BENGKULU PER 31 DESEMBER 2015 DAN 31 DESEMBER 2014 (dalam jutaan rupiah) BANK. BANK No. POS - POS

LAPORAN KEUANGAN. NERACA BANK BENGKULU PER 31 DESEMBER 2015 DAN 31 DESEMBER 2014 (dalam jutaan rupiah) BANK. BANK No. POS - POS NERACA No. POS - POS No. POS - POS ASET Kantor Pusat: Jalan Basuki Rahmat No. 6 Lt. 2 Bengkulu Telp. (0736) 341170 Fax. (0736) 21178 Website: www.bankbengkulu.co.id Email: info@bankbengkulu.co.id LIABILITAS

Lebih terperinci

Tagihan atas surat berharga yang dibeli dengan janji dijual kembali (reverse repo)

Tagihan atas surat berharga yang dibeli dengan janji dijual kembali (reverse repo) LAPORAN POSISI KEUANGAN Per 30 September 2013 dan 31 Desember 2012 (dalam jutaan Rupiah) No. POS - POS 30 Sep 2013 31 Dec 2012 ASET 1. Kas 6,776 5,177 2. Penempatan pada Bank Indonesia 230,159 331,111

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Jakarta, Oktober 2005 BANK INDONESIA Direktorat Perizinan dan Informasi Perbankan

KATA PENGANTAR. Jakarta, Oktober 2005 BANK INDONESIA Direktorat Perizinan dan Informasi Perbankan KATA PENGANTAR Buku Statistik Perbankan Indonesia (SPI) yang sebelumnya diterbitkan dengan nama buku Data Perbankan Indonesia (DPI), merupakan media publikasi yang menyajikan data mengenai perbankan Indonesia.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengelompokkan unsur-unsur pendapatan dan biaya, akan dapat diperoleh hasil pengukuran

BAB I PENDAHULUAN. mengelompokkan unsur-unsur pendapatan dan biaya, akan dapat diperoleh hasil pengukuran BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Laba atau rugi sering dimanfaatkan sebagai ukuran untuk menilai prestasi perusahaan. Unsur-unsur yang menjadi bagian pembentuk laba adalah pendapatan dan biaya.

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Jakarta, Agustus 2005 BANK INDONESIA Direktorat Perizinan dan Informasi Perbankan

KATA PENGANTAR. Jakarta, Agustus 2005 BANK INDONESIA Direktorat Perizinan dan Informasi Perbankan KATA PENGANTAR Buku Statistik Perbankan Indonesia (SPI) yang sebelumnya diterbitkan dengan nama buku Data Perbankan Indonesia (DPI), merupakan media publikasi yang menyajikan data mengenai perbankan Indonesia.

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB V SIMPULAN DAN SARAN BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Dari penelitian yang telah dilakukan dan telah dijelaskan pada bab sebelumnya, maka dapat diambil simpulan sebagai berikut: 1. Capital Adequacy Ratio (CAR), Non Performing

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Krisis ekonomi yang melanda Indonesia sejak pertengahan tahun 1997 telah

BAB I PENDAHULUAN. Krisis ekonomi yang melanda Indonesia sejak pertengahan tahun 1997 telah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Krisis ekonomi yang melanda Indonesia sejak pertengahan tahun 1997 telah memberikan beban yang besar bagi industri perbankan di Indonesia dan sebagian besar bank mengalami

Lebih terperinci

ANALISIS TINGKAT KESEHATAN PERBANKAN BERDASARKAN METODE CAMELS

ANALISIS TINGKAT KESEHATAN PERBANKAN BERDASARKAN METODE CAMELS ANALISIS TINGKAT KESEHATAN PERBANKAN BERDASARKAN METODE CAMELS MUNGNIYATI STIE TRISAKTI mungniyati@stietrisakti.ac.id PENDAHULUAN K esehatan merupakan aspek yang sangat penting dalam berbagai bidang kehidupan.

Lebih terperinci

NERACA PT BANK NEGARA INDONESIA (PERSERO) Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN PER 30 SEPTEMBER 2007 DAN 2006 (Dalam Jutaan Rupiah)

NERACA PT BANK NEGARA INDONESIA (PERSERO) Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN PER 30 SEPTEMBER 2007 DAN 2006 (Dalam Jutaan Rupiah) NERACA PT BANK NEGARA INDONESIA (PERSERO) Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN KONSOLIDASI NO. POSPOS Per 30 Sept 2007 Per 30 Sept 2006 Per 30 Sept 2007 Per 30 Sept 2006 (Tidak Diaudit) (Tidak Audit) (Tidak Diaudit)

Lebih terperinci

RANCANGAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN TENTANG PERIZINAN USAHA DAN KELEMBAGAAN PERUSAHAAN MODAL VENTURA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

RANCANGAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN TENTANG PERIZINAN USAHA DAN KELEMBAGAAN PERUSAHAAN MODAL VENTURA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA RANCANGAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /POJK.05/2015 TENTANG PERIZINAN USAHA DAN KELEMBAGAAN PERUSAHAAN MODAL VENTURA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Jakarta, April 2005 BANK INDONESIA Direktorat Perizinan dan Informasi Perbankan

KATA PENGANTAR. Jakarta, April 2005 BANK INDONESIA Direktorat Perizinan dan Informasi Perbankan KATA PENGANTAR Buku Statistik Perbankan Indonesia (SPI) yang sebelumnya diterbitkan dengan nama buku Data Perbankan Indonesia (DPI), merupakan media publikasi yang menyajikan data mengenai perbankan Indonesia.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Gambaran Umum Objek Penelitian PT. Bank Negara Indonesia (Persero)

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Gambaran Umum Objek Penelitian PT. Bank Negara Indonesia (Persero) BAB I PENDAHULUAN 1.1. Gambaran Umum Objek Penelitian 1.1.1. PT. Bank Negara Indonesia (Persero) PT. Bank Negara Indonesia (persero), Tbk atau BNI didirikan pada tanggal 5 Juli 1946 dan menjadi bank pertama

Lebih terperinci

Dr. Harry Azhar Azis, MA. WAKIL KETUA KOMISI XI DPR RI

Dr. Harry Azhar Azis, MA. WAKIL KETUA KOMISI XI DPR RI Dr. Harry Azhar Azis, MA. WAKIL KETUA KOMISI XI DPR RI Seminar Nasional dan Expo UMKM Perbarindo. "Modernisasi BPR Dalam Upaya Mendorong Pertumbuhan & Kemudahan Akses Bagi UMKM Dalam Menghadapi Persaingan

Lebih terperinci

Public Expose PT BANK SINARMAS TBK. Jakarta, 23 Desember 2011

Public Expose PT BANK SINARMAS TBK. Jakarta, 23 Desember 2011 Public Expose PT BANK SINARMAS TBK Jakarta, 23 Desember 2011 Agenda KONDISI MAKRO EKONOMI PROFIL PT BANK SINARMAS TBK KINERJA KEUANGAN PENGHARGAAN DAN PRESTASI PERISTIWA PENTING Kondisi Makro Ekonomi Perbandingan

Lebih terperinci

LIABILITAS DAN EKUITAS LIABILITAS

LIABILITAS DAN EKUITAS LIABILITAS Laporan Keuangan Publikasi triwulanan Laporan Posisi Keuangan/Neraca PT BANK SINAR HARAPAN BALI JL MELATI NO 65 DENPASAR BALI 80233 Telp (0361) 227076 FAX (0361) 227783 per March 2014 dan 2013 (Dalam Jutaan

Lebih terperinci

04 Analisis dan Pembahasan Manajemen

04 Analisis dan Pembahasan Manajemen 01 Ikhtisar Data 02 Laporan 03 Profil 04 Analisis dan Pembahasan 05 Tata Kelola 06 Tanggung Jawab Sosial 07 Laporan Konsolidasian 04 Tinjauan Bisnis Pendukung Bisnis Tinjauan Tinjauan Pada tahun 2016 BCA

Lebih terperinci

LAPORAN POSISI KEUANGAN Per 31 Desember 2012 dan 2011 (dalam jutaan Rupiah) No. POS - POS. 31 Dec Dec 2011

LAPORAN POSISI KEUANGAN Per 31 Desember 2012 dan 2011 (dalam jutaan Rupiah) No. POS - POS. 31 Dec Dec 2011 LAPORAN POSISI KEUANGAN (dalam jutaan Rupiah) No. POS - POS ASET 1. Kas 5,177 4,547 2. Penempatan pada Bank Indonesia 331,111 576,314 3. Penempatan pada bank lain 501,231 192,880 4. Tagihan spot dan derivatif

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam dunia modern sekarang ini, pertumbuhan dan perkembangan perekonomian suatu negara tergantung pada lembaga keuangannya. Lembaga keuangan terutama perbankan berperan

Lebih terperinci

ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK DENGAN METODE RGEC PADA PT BANK MANDIRI ( PERSERO

ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK DENGAN METODE RGEC PADA PT BANK MANDIRI ( PERSERO ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK DENGAN METODE RGEC PADA PT BANK MANDIRI ( PERSERO ) Tbk TAHUN 2011-2015 Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikann Program Studi Strata I pada Jurusan Manajemen Fakultas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sistematik yang bisa menggoyah stabilitas sistem keuangan. Kegagalan suatu bank

BAB I PENDAHULUAN. sistematik yang bisa menggoyah stabilitas sistem keuangan. Kegagalan suatu bank BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sektor perbankan merupakan sektor yang paling rentan terkena risiko sistematik yang bisa menggoyah stabilitas sistem keuangan. Kegagalan suatu bank yang bersifat

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB V SIMPULAN DAN SARAN 123 BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Dari penelitian yang telah dilakukan, dan telah dijelaskan pula di bab-bab sebelumnya, maka dapat diambil simpulan sebagai berikut: 1. Perkembangan Capital Adequacy

Lebih terperinci

KONSOLIDASI POS-POS. Des 2005 Des 2004 Des 2005 Des 2004 AKTIVA 41,215 28,657

KONSOLIDASI POS-POS. Des 2005 Des 2004 Des 2005 Des 2004 AKTIVA 41,215 28,657 NERACA POS-POS KONSOLIDASI Des 2005 Des 2004 Des 2005 Des 2004 1. AKTIVA Kas 41,215 28,657 2. Penempatan pada Bank Indonesia 850,832 615,818 a. Giro Bank Indonesia 732,894 554,179 b. Sertifikat Bank Indonesia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. baik secara langsung maupun tidak langsung. Banyaknya sektor yang tergantung

BAB I PENDAHULUAN. baik secara langsung maupun tidak langsung. Banyaknya sektor yang tergantung BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Perbankan merupakan urat nadi perekonomian di seluruh negara. Tidak sedikit roda-roda perekonomian terutama di sektor riil digerakkan oleh perbankan baik secara langsung

Lebih terperinci

STIE DEWANTARA Manajemen Bank

STIE DEWANTARA Manajemen Bank Manajemen Bank Manajemen Lembaga Keuangan, Sesi 4 Pengertian Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat alam bentuk simpanan dan menyalurkannya dalam bentuk kredit dan/atau bentuk2 lainnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. waktu Pada pertengahan tahun 1997, industri perbankan akhirnya

BAB I PENDAHULUAN. waktu Pada pertengahan tahun 1997, industri perbankan akhirnya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Industri perbankan Indonesia telah mengalami pasang surut. Dimulai pada tahun 1983 ketika berbagai macam deregulasi mulai dilakukan pemerintah, kemudian bisnis

Lebih terperinci

S U R A T E D A R A N Kepada SEMUA BANK UMUM DI INDONESIA. Rencana Bisnis Bank Umum.

S U R A T E D A R A N Kepada SEMUA BANK UMUM DI INDONESIA. Rencana Bisnis Bank Umum. No.6/44/DPNP Jakarta, 22 Oktober 2004 S U R A T E D A R A N Kepada SEMUA BANK UMUM DI INDONESIA Perihal: Rencana Bisnis Bank Umum. Sesuai dengan Peraturan Bank Indonesia Nomor 6/25/PBI/2004 tanggal 22

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. yang didirikan pada tanggal 02 Oktober 1989 dengan nama PT. Upi Persada oleh

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. yang didirikan pada tanggal 02 Oktober 1989 dengan nama PT. Upi Persada oleh BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1 Sejarah singkat PT. Artha Prima Finance PT. Artha Prima Finance sebelumnya bernama PT. Partha Persada Multi Finance yang didirikan pada tanggal 02 Oktober 1989

Lebih terperinci

PT BANK TABUNGAN NEGARA (PERSERO) NERACA PER 31 DESEMBER 2003 & 2002

PT BANK TABUNGAN NEGARA (PERSERO) NERACA PER 31 DESEMBER 2003 & 2002 PT BANK TABUNGAN NEGARA (PERSERO) NERACA PER 31 DESEMBER 2003 & 2002 NO POS - POS AKTIVA 1 Kas 78.536 88.602 2 3 4 5 6 7 Penempatan pada Bank Indonesia a. Giro Bank Indonesia 1.145.346 1.029.529 b. Sertifikat

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Ada lima penelitian terdahulu tentang ROA (Return on Aseet) yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Ada lima penelitian terdahulu tentang ROA (Return on Aseet) yang 12 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Ada lima penelitian terdahulu tentang ROA (Return on Aseet) yang dijadikan rujukan dalam penelitian ini, yaitu penelitian yang dilakukan oleh : 1. Tan

Lebih terperinci

BAB III PROFIL PERUSAHAAN

BAB III PROFIL PERUSAHAAN BAB III PROFIL PERUSAHAAN 3.1 Sejarah PT.Bank Bukopin tbk PT. Bank Bukopin, tbk yang sejak berdirinya tanggal 10 Juli 1970 menfokuskan diri pada segmen UMKMK, saat ini telah tumbuh dan berkembang menjadi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lembaga yang berfungsi memperlancar lalu lintas pembayaran. Falsafah penting yang

BAB I PENDAHULUAN. lembaga yang berfungsi memperlancar lalu lintas pembayaran. Falsafah penting yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Bank merupakan salah satu lembaga yang berperan sebagai perantara keuangan antara pihak yang memiliki dana dan pihak yang memerlukan dana, juga sebagai lembaga

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Tingkat Kesehatan Bank Berdasarkan Peraturan Bank Indonesia Nomor 6/10/PBI/2004, tingkat kesehatan bank adalah hasil penilaian kualitatif

Lebih terperinci

Yth: 1. Direksi Bank Umum Syariah; dan 2. Direksi Bank Umum Konvensional yang Memiliki Unit Usaha Syariah di tempat.

Yth: 1. Direksi Bank Umum Syariah; dan 2. Direksi Bank Umum Konvensional yang Memiliki Unit Usaha Syariah di tempat. Yth: 1. Direksi Bank Umum Syariah; dan 2. Direksi Bank Umum Konvensional yang Memiliki Unit Usaha Syariah di tempat. SALINAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 18/SEOJK.03/2015 TENTANG TRANSPARANSI

Lebih terperinci

INVESTOR SUMMIT AND MARKET CAPITAL EXPO 2013

INVESTOR SUMMIT AND MARKET CAPITAL EXPO 2013 INVESTOR SUMMIT AND MARKET CAPITAL EXPO 2013 PT. Bank Pembangunan Daerah Jawa Timur, Tbk Grand City Mall & Convex Lantai 3 Surabaya 30 31 Oktober 2013 Copyright IRU BJTM Daftar Isi Perihal Halaman Perihal

Lebih terperinci

SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN /SEOJK.04/20.. TENTANG BENTUK DAN ISI LAPORAN TAHUNAN EMITEN ATAU PERUSAHAAN PUBLIK

SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN /SEOJK.04/20.. TENTANG BENTUK DAN ISI LAPORAN TAHUNAN EMITEN ATAU PERUSAHAAN PUBLIK Yth. Direksi Emiten atau Perusahaan Publik di tempat. SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /SEOJK.04/20.. TENTANG BENTUK DAN ISI LAPORAN TAHUNAN EMITEN ATAU PERUSAHAAN PUBLIK Sehubungan dengan Peraturan

Lebih terperinci

POIN ISI SURAT EDARAAN USULAN PERBARINDO. Matriks Rancangan Surat Edaran OJK Tentang Rencana Bisnis BPR dan BPRS

POIN ISI SURAT EDARAAN USULAN PERBARINDO. Matriks Rancangan Surat Edaran OJK Tentang Rencana Bisnis BPR dan BPRS Final Matriks Rancangan Surat Edaran OJK Tentang Rencana Bisnis BPR dan BPRS POIN ISI SURAT EDARAAN USULAN PERBARINDO I. KETENTUAN UMUM 1 Dalam rangka mencapai tujuan usaha yang berpedoman kepada visi

Lebih terperinci