PERKEMBANGAN ANAK DAN KASUS-KASUSNYA OLEH HERIEN PUSPITAWATI

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PERKEMBANGAN ANAK DAN KASUS-KASUSNYA OLEH HERIEN PUSPITAWATI"

Transkripsi

1 1. Makalah Seminar PERKEMBANGAN ANAK DAN KASUS-KASUSNYA (CHILD DEVELOPMENT AND ITS CASES) OLEH HERIEN PUSPITAWATI StafPengajar Departemen Ilmu Keluarga dan Konsumen Fakultas Ekologi Manusia-Institut Pertanian Bogor DisJlmpaikan Pada: ISEN 7 MARET 2006 DEPARTEMEN ILMU KELUARGA DAN KONSUMEN FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2009

2 I) Maka!ah Seminar PERKEMBANGAN ANAK DAN KASUS-KASUSNY A (CHILD DEVELOPMENT AND ITS CASES) OLEH HERIEN PUSPITAWATI StafPengajar Departemen Ilmu Keluarga dan Konsumen Fakultas Ekologi Manusia-Institut Pertanian Bogor Disampaikan Pada: ISEN 7 MARET 2006 DEPARTEMEN ILMU KELUARGA DAN KONSUMEN FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2009

3 DAFTAR lsi DAFTAk lsi.. DAFTAR TABEL Halaman II DAFTAR GAMBAR PENDAHULUAN Latar belakang.. Tujuan PERKEMBANGAN SOSIAL ANAK Pengertian Perkembangan SosiaJ Teori Perkembangan Sosial KASUS PERKEMBANGAN SOSIAL ANAK BALITA CONTOH A Perempuan, 1 Tahun 5 Bulan CONTOH B Laki-Iaki, 4 Tahun 5 Bulan CONTOH C Laki-Iaki, 4 Tahun 1 Bulan. 29 RASIL DAN PEMBARASAN , KESIMPULAN DAFTAR PUSTAKA......: ,

4 DAFTAR TABEL Tabel 1. Tingkat Pendidikan, Jenis Pekerj aan dan Tempat TinggaJ Orang tua Contoh. H alaman Tabe! 2. Tingkat Pendapatan Ke\uarga Contoh (Rp 0( 0) S II

5 Gambar 1. DAFTAR GAJVIBAR Perkembangan Manusia Mulai dari Masa Prenatal sampai dengan Masa Adolescence... Haiaman Gambar 2. Korelasi antara Pola Pengusuhan Permissive Dengan KontroJ Diri Anak-anak Gambar 3. Gambar 4. Delapan Tahapan Erikson pada Perkembangan Tahap Kehidupan (Life Span) 10 Perbandingan antara Tahapan Perkembangan Dari Piaget, Frued dan Erikson I Gambar 5 Model Perspektif EkoJogi dari Bronfenbrenner. 13 Gambar 6. Model Tahapan Perkembal1gan Grup dari Dunphy pada Masa Adolescence J 1Il

6 PENDAHULUAN Latar Belakang Ilmu yang mempelajari perkembangan anak atau child development telah dipelajari oleh banyak ilmuwan sejak jaman dahulu kala, misalnya sejak masa kerajaan di Mesir, Yunani dan Romawi. Pada jaman modem ini, ilmu yang berhubungan dengan perkembangan anak semakin mendapat perhatian yang besar baik dari negara-negara maju maupun negara-negara yang sedang berkembang. Pandangan tentang masa kanak-kanak telah mengalami perubahan dan perkembangan yang pesat dimana masa kanak-kanak ini merupakan landasan yang penting dan kritis bagi perkembangan pada masa dewasa. Saat ini kesejahteraan anak telah dijadikan sebagai perhatian utama yang universal dimana perhatian dan pandangan terhadap anak telah mempengaruhi perubahan pada tatanan pendidikan, peru bah an struktur keluarga dan pekerjaan, dan perubahan dalam perlindungan dan pemeliharaan anakanak cacat (4, Hal: 18). Istilah 'perkembangan' atau development mempunyai arti suatu pola perubahan (change) atau pergerakan (movement) yang dimulai dari periode konsepsi (di dalam kandungan) dan berjangsung terus menerus sepanjang siklus hidup (life cycle). Perkembangan ini meliputi pertumbuhan dengan pola pergerakan yang kompleks karena merupakan hasil dari beberapa proses 3ecara simultan yaitu proses biologi, kognitif dan sosia1. Ketiga proses ini saling berkaitan dan saling mempengaruhi antara satu dengan yang lain dimana proses sosial mempengaruhi proses kognitif, proses kognitif dapat membatasi proses sosial, atau proses biologi mempengaruhi proses kognitifdan sebagainya (4, Hal: 13). Mengingat pentingnya perkembangan anak dalam membentuk mas a depan bangsa yang handal, maka pada paper ini pembahasan difokuskan pada aspek perkembangan sosial anak. Beberapa teori major yang berkaitan dengan perkembangan sosial anak dijadikan sebagai landasan berfikir dalam menganalisa dan memahami perkembangan anak secara utuh.

7 Tujuan Tujuan umum dari tu!isan ini adalah membahas landasan teon tentang perkembangan sosial anak. Dalam memahami perkembangan sosial anak, khususnya pada aljak usia balita, maka beberapa anak balita diambil untuk dijadikan sebagai studi kasus. Adapun secara khusus tujuan penulisan paper ini adalah 1. Menelusuri berbagai teon dan kerangka pemikiran mengenai perkembangan sosial anak melalui penelusuran studi pustaka, 2 Menyajikan kasus-kasus perkembangan sosial anak balita contoh. PERKEMBANGAN SOSJAL ANAK PengertianPerkembangan SosiaJ Perkembangan sosial merupakan salah satu dari tiga proses (disamping proses biologi dan kognitif) yang berlangsung secara simultan dan saling mempengamhi antara satu dengan yang lainnya (4, HaIl4-15). Lebih lanjut dinyatakan bahwa perkembangan sosial adalah suatu pros s dimana seseorang secara bertahap mempelajari berbagai kemampuan untuk berperilaku sesuai dengan harapan atau ketentuan-ketentuan yang diingini orang lain atas diriny A Gambar 1 berikut iill menyajikan hubungan antara proses dalam periode perkembangan yang dialami oleh setiap manusia berawaj dari masa konsepsi yaitu pada saat berada dalam kandungan, sampai dengan masa adolescence. Dikatakan bahwa yang dinamakan sebagai perkembangan adalah merupakan suatu kreasi yang terus menerus dan peningkatan bentuk-bentuk yang semakin kompleks. Tahapantahapan perkembangan manusia yang meliputi perkembangan dari tiga proses di atas adalah sebagai berikut (4: Hal ) 1. Periode PrenataJ yang mempakan masa dari konsepsi sampai dengan akhir yang menyangkut pertumbuhan dari suatu sel tunggal sampai dengan suatu organisme yang Jengkap dengan otak dan perilaku. 2. Periode Infancy yaitu dan mulai lahir sampai dengan umur 18 atau 24 bulan dimana pada masa iill sangat tergantung pada kehadiran orang dewasa. 2

8 Beberapa aktivitas psikologi juga telah mulai dilakukan diantaranya kemampuan berbicara, menggunakan pemikiran simbolis, belajar bersosialisasi dan menggunakan koordinasi saraf sensorik, J Periode Masa Anak-Anak Awal yaitu setelah masa infancy sampai dengan 5 atau 6 talmn dimana anak sudah mulai memasuki masa persiapan sekolah formal Masa anak-anak awal kadang-kadang dikenal sebagai masa pra sekojah dimana anak mujai bejajar untuk memenuru kebutuhan sendiri (self sufficient), memejihara diri sendiri (take care of her/himselj) dan mulai bermain dengan teman-teman sebaya. 4 Masa Anak-Anak Pertengahan dan Akhir, yaitu mulai 6 sampai 11 tahun, 5. Masa Adolescence yaitu masa transisi dari anak-anak menuju dewasa awal, yang dimulai umur 10 sampai 12 tahun dan berakhir pada 18 sampai 22 tahun. Processes ofdevejopment pi'ocess Gambar 1. Perkembangan Manusia MllJai dari Masa Prenatal sampai dengan Masa Adolescence Sebagai gambaran tambahan dalam menganalisa perkembangan sosial anak adalah dengan melakukan observasi secara sistematik pada anak-anak tersebut. Para penejiti dapat menyaksikan tingkah laku anak-anak di dajam laboratorium, di J

9 sekojah, di rumah atall taman bermain, Informasi tentang perkembangan anak juga dapat ditanyakan mejalui berbagai metode seperti wawancara dengan ibunya (baik langsung face to f(lce maupun lewat telephon), dan pengisian kuesioner (baik oleh enumerator maupun oleh ibu anak tersebut) Selanjutnya analisa data dilakukan dengan menggunakan strategi korelasi yang melihat hubungan antar variabel Gambar 2 berikut ini menjelaskan korelasi antara pola asuh dengan kontrol diri dari anakanak Jadi secara garis besar dijelaskan disini bahwa perilaku anak-anak dipengaruhi oleh perlakuan orang tua terhadap dirinya, begitu pula sebaliknya, perilaku anak-anak juga mempengaruhi perlakuan orang tua terhadap dirinya Selain itu faktor-faktor lain seperti genetika dan lingkungan sosia! juga mempengaruhi baik perilaku anak-anak dan orang tuanya (4, Hal: 23). Observed correlation Possible explanations for this correlation, As-permissive piirenting, 'inoreases, childreji-ss'elfcontrol tole-creases Permissive parenting Chilprensla,ek of..sdf- control causes causes Children's lack of stilfcontrol: Permissive, " parenting Oth~r factors,,su(:h as g~neti6 ten~ienci~, PQYerty, or:, :s~io~ s torlcal cjrclul1sj<'u1):es' cause both ",Permissive parentillg and Cnildren'is lack ;1' ~elf~corittoi Gambar 2, Korelasi antara Pola Pengasuhan Perrillssive dengan Kontrol Diri Anakanak (4: Hal 23) 4

10 Kasus berjkut jnj menyajikan suatu kasus ekstrim yang menimpa seorang anak akjbat perlahruan orang tuanya, sehingga proses perkembangan kognitif dan sosialnya terganggu dan tidak dapat diperbaiki sampai pada masa dewasa "Genie seorang anak berumur 13 tahun yang diketemukan (oleh petugas sosial) pada rabun 1970 di California. Genie dibesarkan oleh ibu yang setengah buta dan ayah yang kejam dan penyiksa. Genie dapat diketemukan karena ibunya datang ke kantor pelayanan kesejahteraan masyarakat (the public welfare office) untuk meminta bantuan makanan dan kesehatan bagi anaknya. Pada saat diketemukan, Genie tidak dapat berbicara dan tidak dapat berdiri tegak serta dalam keadaan tidak berbusana (telanjang). Selama hidupnya, Genie terisolasi dari lingkungannya dan sering mendapat siksaan dari ayahnya. Siksaan yang diderita berupa siksaan fisik dan mental Gerakan badan yang hanya dapat dilakukan adalah hanya memindahkan tangan dan kakinya dengan gerakan yang tidak beraturan. Setiap hari di rumahnya, Genie tidak pernab melakukan apa-apa, sedangkan di malam hari selalu dimasukkan ke dalam jaket dan diikat oleh ayahnya. Genie diberi makan seadanya dan apabila rewel dan berisik, ayahnya selalu memukul Ayahnya tidak pernah berbiccra dengan kata-kata kepada Genie, bahkan ayahnya selalu menggoda dengan Citra menggonggong dan merangkak.. Genie masuk ke dalam terapi yang intensive selama beberapa tahun. Selama dalam terapi tersebut, Genie dapat berjalan dengan pelan-pelan, dan dapat belajar ke kamar kecil Disarnping itu, Genie juga mulai dapat merangkai sampai dengan dua sampai tiga kata seperti "big teeth " "two hands" dan "small two cups". Sampai dengan 4 tahun terapi, Genie tidak dapat berbicara lancar, andaikan dia berusaha berbicara, suaranya seperti gauman telegram. Genie tidak pernah dapat mengerti antara kata ke~a pasif dan aktif Pada masa dewasa, Genie masih belum bisa bicara banyak, dia hanya bisa bicara pendek seperti 'jather hit leg", "big wood" atau "Genie hurf' 5

11 Kasus ekstrim yang memmpa gadis malang ini merupakan bukti bahwa dengan Jing!(tJngan keluafq:a yang tidak normal akan menghasilkan perkembangan anak yang tidak normal pula, baik perkembangan biologi, kognitif, mentallemosional, dan sosial. Bisa jadi perkembangan fisik Genie pacta saat di dalam kandungan adalah normal. Adapun yang menjadi perkembangan fisik Genie tidak normal sehingga tidak dapat berdiri tegak dan hanya dapat menggerakkan sedikit tangan dan kakinya adalah disebabkan oleh perlakuan orang tuanya yang selalu mengikat dan memasukkan tubuh Genie dalam jaket serta merantai lehernya setiap hari Bisa jadi Genie secara fisik dapat berbicara normal, adapun yang membuat Genie tidak dapat berbicara dan tidak mengerti perkataan orang lain adalah akibat dari perlakuan dan didikan orang tuanya yang tidak pernah mengajari berbicara dan merangkai kata-kata. Teori Perkembangan Sosial Teori Psikoseksual dari Freud Meskipun paper ini membahas tentangperkembangan sosiai anak, namun untuk melengkapi pengertian perkembangan so sial, secara utuh, perlu dibahas dahulu mengenai perkembangan personalitas yang dikemukakan oleh Sigmund Freud ( ) yang dikenal dengan tahapan psikoseksual (Freud's psychosexual stages). Lima tahapan dalam psikoseksual menurut Freud, yaitu meliputi (4, Hal: ): 1. Tahapan Oral (the oral stage) yang berlangsung mulai lahir sampai bulan dimana kenikmatan terbesar anak adalah di sekitar mulut. Pada tahapan ini terjadi perkembangan yang meliputi kemampuan mengunyah, menggigit, menyedot yang dapat menimbulkan kenikamatan bagi masa infancy dan dapat mengurangi rasa stres, 2. Tahapan Anal (the anal stage) yang berlangsung pada umur 6 bulan sampai dengan 3 tahun dimana kenikmatan terbesar anak adajah pada anus dan sekitarnya, 3. Tahapan Phallic (the phallic stage) yang berjangsung antara umur 3 dan 6 tahun dimana kenikmatan terbesar anak adalah phallus atau penis, 6

12 ..) Tahapan Laten (the latencv staw yang berlangsung antara 6 tahun sampai masa puber dimana anak sudah mengurangi perhatian pada seksual dan mulai menunjukkan perhatiannya pada perkembangan intelektual dan ketrampi!an bersosial isasi, 5 Tahapan genital (the genital stagij yang berlangsung mulai masa puber dimana keinginan seksual mulai bangkit kembali. Adapun yang digunakan sebagai sumber pembangkit seksual acialah seseorang dari luar keluarga. Teori Psikososial dari Erikson Erik Erikson (3 : Hal. 9; 4 Hal ) mengemukakan tahapan psikososial (the psychosocial stages) yaitu membahas mengenai teori pertumbuhan anak yang dikenal dengan 8 tahapan manusia (eight stages of man) dan sudut pandang psikososial. Tahapan manusia dijabarkan sebagai berikut: 1. Periode Infancy atau the infancy periode (newborn sampai dengan 24 bulan) dimana terjadi pembentukan perasaan saling percaya atau building a sense of trust yang meliputi perasaan keama~an (Trust vs Mistrust). Daiam hal afeksi, pengasuhan dan perawatan yang diberikan kepada infant dengan baik akan mempengaruhi proses pembentukan kepercayaan tersebut (Tahapan ini setara dengan tahapan oral menu rut teon Freud) 2 Periode masa awal anak-anak atau the early childhood years (24 sampai 36 bulan) dimana terjadi proses otonomi yang membedakan anak antara dirinya (self) dan bukan dirinya (non-self) (Autonomy vs Shame, Self-Doubt). Pada. masa otonomi ini anak beralih dari ketergantungan pada orang tua dan pengasuhnya menuju ke kemandinan dan perpisahan. Melalui pengalaman dalam proses berjalan, memanjat dan berlari serta cara berkomunikasi akan menumbuhkan kekuatan untuk rasa percaya din Dengan demikian pada masa ini juga terbentuk perasaan penghargaan diri (self esteem) dan ego yang merupakan salah satu bagian dari personaliti. (Tahapan ini setara dengan tahapan anal menu rut teori Freud) 7

13 Periode inisiatif dan imaginasi (36 sampai 72 bulan) dimana terjadi eksplorasi baik terhadap benda maupun manusia (Initiat~r vs lmaginatij vs Guilt) Periode ini merupakan periode kritis dimana orang tua berperan sebagai pendorong semangat dalam kreativitas belajar dan bermain. Pada masa ini juga mulai berkembang adanya landasan-iandasan dari katahati, inisiatif dan imaginasi. Kemudian pada masa ini anak mulai dapat membedakan mana yang boleh dilakukan (hal-hal yang baik) dan mana yang tidak boleh dilakukan (hal-hal yang jelek) berkat bantuan dari orang tua (Tahapan ini setara dengan. ta.llapan phallic menurut teori Freud) -f. Periode Industry vs Inferiority (72 bulan sampai 9 tahun atau setara dengan umur anak sekaolah dasar) yang merupakan tahapan anak dimana mulai menaruh perhatian pada bagaimana sesuatu benda itu dapat beke~a dan bagaimana cara membuatnya. Pencapaian suatu prestasi menjadi perhatian utama pada tahapan ini. (Tahapan ini setara dengan tahapan laten menurut teon Freud) 5 Periode Identity vs identity confusion vs Role Diffusion (10 sampai IS tahun atau masa adolescent) dimana individu iill mencapai tahapan untuk mengungkap siapa sebenarnya dirinya, apa yang dia ingink~n untuk masa depan. Pada tahapan ini orang tua sangat berperan dalam membantu anaknya untuk mengeksplorasi berbagai peranan dalam kehidupan sehan-hari. Apabila anak remaja dapat mengeksplorasi peranannya dengan perilaku yang baik dan dapat menemukan jalur yang tepat bagi hidupnya, maka anak tersebut akan mencapai identitas positif (a positive identity). Namun, apabila anak tersebut terlalu dipaksakan oleh orang tuanya dalam mengeksplorasi peranan sehingga anak kurang cukup kesempatan memahami care:. pengeksplorasian peranannya sendiri, m<lka kebingungan akan identitas (a identity corifusion) akan timbul semakin besar. 6 Tahapan keenam adalah tahapan intimacy versus isolation yang terjadi pada masa dewasa awal Pada mas a ini individu semakin mempunyai komitmen yang lebih besar baik pada pekerjaan maupun pad a hubungan intim dengan 8

14 orang lainnya. Apabila individu dapat membina hubungan dengan orang lain, maka hubungan intim dapat tercapai, dan sebaliknya apabila individu tidak dapat membina hubungan dengan orang lain, maka isolasi adalah hasilnya, 7. Tahapan ketujuh adalah tahapan generativity verslis stagnation yang terjadi pada masa dewasa pertengahan. Seorang pemimpin atau sesepuh sangat menaruh perhatian untuk membantu generasi muda dalam mengembangkan hidup secara terarah Adapun perasaan individu yang tidak ingin memberikan perhatian dan tidak ingin menolong generasi mud a disebut tahapan stagnant, 8. TahaRan kedelaran ada!ah taharan integrity versus despair yang terjadi pada masa dewasa akhir. Pada tahapan dewasa akhir ini, apabila evaluasi terhadap perkembangan hidup tentang apa saja yang sudah dikerjakan selama ini (retrospective) berjalan dengan baik maka suatu perasaan puas atau integritas akan tercapai. Sebaliknya, apabila retrospective ini tidak berjalan dengan baik, maka suatu perasaan galau dan ragu atau despair adalah hasilnya. Berikut ini disajikan dua buah gambar.,gambar 3 menyajikan diagram yang menjelaskan tentang tahapan teori perkembangan psikososial dari Erikson mulai dari tahapan basic trust versus mistrust sampai dengan tahapan ego integrity versus df!spair. Adapun Gambar 4 menyajikan perbandingan teori-teori tentang tahapan perkembangan manusia antara Piaget, Freud dan Erikson. 9

15 late ' Adulthood Middle Adulthood <1J >, "() ~ -<1J -B '0 1;l '" if '" OWlg Adulthood Adolescence Mid<Ueand. Late childhoq(j. Early ChildhoOd. buancy Gambar 3. Delapan Tahapan Erikson pada Perkembangan Tahap Kehidupan (Life-Span) (4: Hal 287). 10

16 The life cycle : eiagecs- cggr{tlye i ~ ~1~ tuf'4 s~ai~s,," Genital :Concrete Latency,. Operatjonal Generative vs stagnatipon Intimacy vs isolation Identity vs identity confusion (d iffusion) lnduslryvs: Inferiority Adolescence and adult stages stages Infant stages Gambar 4. Perbandingan antara Tahap:lO Perkembangan dari Piaget, Freud dan Erikson (4: Hal. 295) Teori Belajar Sosial (Social Learning Theory) dari Bandura Albert Bandura pada Tahun 1986(4: Hal ) mencetuskan teori belajar sosial dimana dikatakan bahwa anak-anak belajar bersosialisasi melalui pengamatannya dengan orang lain. Melalui belajar dengan melakukan observasi ini (atau dikatakan sebagai imitation at au meniru), anak secara kognitif merepresentasikan tingkah laku orang lain yang kemudian tingkah laku ini diadopsi ke dalam tingkah laku dirinya sendiri. Observasi ini merupakan dimensi yang amat penting dalam perkembangan anak tersebut. Model Perkembangan dan belajar dari Bandura meliputi tingkah laku (behavior), orang tersebllt (the person), dan ]ingkungannya (the environment). Pada teori ini Bandura menjelaskan bahwa tingkah 11

17 laku sosial anak (the children's social behavior) dapat mempengaruhi cara berfikir clari anak tersebut, dan vice versa Begitu pula cara berfikir anak dapat mempengaruhi :ingkungannya, dan vice verse. SeJanjuinya Bandura menyatakan bahwa untuk mengerti perkembangan sosial an ak, maka perlu memperhatikan akan pentingnya self-efficacy yaitu kepercayaan adanya kualitas manusia dalam kemampuannya memproduksi hasil-hasil yang positif. Di dalam pandangan Bandura, harapan seorang anak akan self-efficacy ini merupakan aspek yang kritis dalam perkembangan sosial yang posit if pada anak Pada setiap tahapan dari perkembangan anak dibutuhkan kepercayaan diri (confidence) dengan cara meyakinkan diri sendiri bahwa dia dapat mengatasi atau melakukan suatu lindakan. Teori Belajar Sosial menempatkan aspek lingkungan sebagai suatu determinan yang sangat penting dalarn perkembangan anak, demikian juga dengan proses cognitif juga merupakan determinan yang penting Seorang individu dapat mengontrol perilakunya melalui pola berfikir, keyakinan dan nilai-nilai yang dianutnya. Perspektif Ekologi (The Ecological Perspective) dari Bronfenbrenner Urie Bronfenbrenner (4: Hal ; 5: Hal ) menyajikan model pandangan dari segi ekologi dalarn mengerti proses sosialisasi anak-anak Pada model yang tersaji pada Gambar 5 berikut ini menempatkan posisi anak pada pusat di dalam model yang kemudian secara langsung dapat berinteraksi dengan lingkungan yang berada di sekitamya, misalnya lingkungan mikrosistem (the microsystem) yang merupakan lingkungan terdekat dimana anak tersebut tinggal, meliputi keluarga, sekolah, ternan sebaya, dan tetangga. Lingkungan yang lebih luas, selanjutnya disebut lingkungan mesosistem (the mesosystem) yang merupakan hubungan antara lingkungan mikrosistem satu dengan mikrosistem yang lainnya, misalnya hubungan antara lingkungan keluarga dengan sekolahnya, dan hubungan antara lingkungan keluarga dengan ternan sebayanya. Selanjutnya lingkungan yang lebih luas lagi disebut dengan lingkungan exosystem yang merupakan lingkungan dimana anak [idak secara langsung mempunyai peranan secara aktif, misalnya lingkungan keluarga 12

18 besar (extended/amily), atau lingkungan pemerintahan Lingkungan yang paling luas yang dicetuskan aleh Bronfenbrenner adajah lingkungan makrosistem (the macrosystem) yang merupakan level yang paling abstrak dimana terdapat sikap dan idealagi dari suatu budaya dan kepercayaan. Ecosystem Ext~nded Family Mesosystem Microsystem Family School Gambar 5. Model PerspektifEkologi dan Branfenbrenner (4: HaL 305) 13

19 Fungsi dari Peer Grup Peers didefinisikan sebagai anak-anak yang mempunyai umur sebaya dan mempunyal tingkat kematangan (maturity) yang sarna (4 Hal. 349). Secara garis besar dikatakan bahwa peer grup dan intensitas interaksi dengan peer grup, baik secara positif maupun negatif, akan mempengaruhi perkembangan anak Pengetahuan 50sial merupakan hal yang sangat penting dalam membentuk kemarnpuan anak untuk berteman dan dapat rukun (get along) dengan ternan sebayanya. Beberapa fungsi dari teman adalah sebagai (4: Hal, 353): (1) teman persahabatan (companionship), (2) pemberi stimulasi, (3) pendorong perkembangan fisik, (4) pendorong perkembangan ego, (5) pembanding sosial, dan (6) peningkatan keakraban dan hubllngan intim Dexten Dunphy (4: Hal, ) menyatakan ada 5 tahapan dalam perkembangan grup pada adolescence (Gambar 6), yaitu 1. Tahapan berkumpul tahap awal (Precrowd Stage) pada masa adolescence awal, 2. Tahapan mujai berkumpul dengan mulai membentuk grup, 3. Tahapan transisi perkumpulan secara terstruktllr yang mulai melibatkan iawan jems, 4. Tahapan perkumpulan yang telah berkembang dengan sempuma dan ada kerjasama antar jenis kelamin, dan 5. Tahapan disintegrasi perkumpulan pada masa adolescence akhir dimana perkumpulan sudah mulai bubar dengan adanya individu yang mulai menggalang hubungan serius dengan pasangannya dan berakhir di pertunangan atau perkawinan. 14

20 Late adolescence o Stage 5. Beginnmg of cro\\'d dis integration; loosely associated groups of couples Stage 4 FuJly developed crowd; heterosexual cliques are closely associated Stage 3 : The crowd is ini structural tra.'1sition; unisexual cliques forming heterosex:ual cliques, particularly upperstatus members Stage 2: Beginning of the crowd; unisexual cliques start groupgroup interaction Early adolescence Stage 1 :PrecfGwd stage; isolated unisexual cliques Note: Boys Girls D Boys and Girls Gambar 6. Model Tahapan Perkembangan Grup dari Dunphy pada Masa Adolescence (4: Hal, 356). Perkembangan Anak dan Did Sendiri (The Self) Setiap individu mempunyai perasaan tentang siapa dirinya, bagaimana 'Najahnya dan apa yang membuat dia berbeda dengan orang lain. Erik Erikson menyatakan bahwa sejak tahun pertama kelahiran atau pada masa infancy, setiap 15

21 individu sudah drpat mendefinisikan diri sendiri (the self) Seiring dengan masa tersebut infant berada pada tahapan yang dikenal dengan trust versus mistrust. Perkembangan perasaan akan diri sendiri ini meningkat disebabkan ojeh baik karena peningkatan hubungan antara infant dengan pengasuhnya, maupun karena perkembangan kemampuan kognitif dari infant itu sendiri, khususnya kemampuan untuk merepresentasikan imagenya. Kompctensilkecakapan Sosial Anak (Children's Social Competence) Tujuan semua orang tua dalam mengasuh dan mendidik anaknya adajah untuk mencapai kompetensi sosial Kompetensi sosial didefinisikan sebagai (4. Hal ): o o o o Respon yang efektif dari seorang individu dalam mengatasi situasi dalam hidupnya. Kapasitas untuk berinteraksi dengan Iingkungannya., Kemampuan dalam menggunakan sumberdaya personal dan sumberdaya lingkungan untuk mencapaiu suatu hasil. Kemampuan untuk mengeloia dengan baik setiap keadaan yeng terjadi setiap hari (defiillsi dati Socrates). Dengan demikian sumberdaya Iingkungan merupakan hal-hal yang sangat penting ~ mendorong kemamyuan anak dabm me!}gkoordij)}.sj..k)}.1jl>.q...9-»j~~ y..!'.jil.a)q.jj:>~jr -"-- ~3.f] gka pendek maupunjangka panjang. Oleh karena itu bimbingan 7--"7.:W~;W/.~~~~W'J'p~,,;zJ./.2?p7jOd)L//./7 S'/JJ7JOBfd-gya };/LRKVEJ?<'ln yang

22 ,. Identitas (!dentitjll, tugas individu adalah untuk mengembangkan dan mengekspresika!l individualitas; tujuan sosial ada!ah untuk mengembangkan kepemilikan bersama, );> Kontrol (Control), tujuan individu adalah mengukuhkan self determination yaitu memelihara kontrol personal atas sumberdaya dan keadaan di sekitamya; tujllan sosial adalah untuk memelihara tanggung jawab sosial, );> Perbandingan Sosial (SOCial Comparison), tujuan individu adalah untuk meningkatkan superioritas diri atas orang lain; tujuan sosial adalah untuk meningkatkan equity. y Distribusi Sumberdaya (Resource Distribution), tujuan individu adalah dengan mengalokasikan sumberdaya (kepemilikan benda) untuk meningkatkan fungsi grup sosial; tujuan sosial adalah untuk mendistribusikan sumberdaya secara merata. Konflik perkembangan dapat pula terjadi pada saat anak beradaptasi dengan kebutuhannya dan dengan lingkungannya. Keadaan yang sulit dalam mengatasi perubahan keadaan di sekolah taman kanak-kanak dapat menimbulkan konflik perkembangan sosial anak. Issu yang dapat dikaitkan dengan perkembangan sosial anak adalah: y Depedency yang didefinisikan sebagai ketergantungan antara satu orang kepada orang lain. Depedency meliputi kebutuhan untuk ditolong dan dibantu, dipelihara dan dirawat, disayang dan dilinollngi dan sebagainya. y Otonomi, toddler menemukan dirinya dan belajar untuk mengontrol dirinya. Apabila anak tersebut dapat mengerjakan sesuatu tanpa adanya bantuan dari orang lain, maka anak tersebut akan merasa percaya diri. Tetapi apabila usaha untuk otonomi ini kemudian dikritik, dimarahi dan dihukum, maka perasaan frustasi yang akan teijadi. Y Mastery adalah pengu asaan/keunggul an. Y Kompetensi atau kecakapanlkemahiran 17

23 Tugas utama orang tua adalah mengajarkan cara bersosialisasi pada anaknya dan mengajarkan anaknya tingkah laku sosial yang positive yang diterima oleh lingkungan di sekitarnya Namun demikian, ada beberapa perilaku anak yang kasar dan cenderung negatif Beberapa perilaku anak-anak adalah sebagai berikut ~ Perilaku agresif merupakan perilaku kasar dan cenderung untuk melukai orang lain dan bersifat merusak. Perilaku agresif dapat berarti secara verbal maupun secara fisik, perilaku ini dapat langsung diterapkan pada orang dan dapat pula diterapkan pada objek lain, misalnya mainan, kursi dan sebagainya. ~ Perilaku Asertif (Assertive Behavior), dilain pihak merupakan perilaku agresif tetapi tidak menyakiti dan melukai siapapun, hanya merupakan perilaku terus terang dengan jujur tanpa melukai perasaan orang lain. ~ Perilaku prososial (prosocial Behavior) merupakan perilaku positif yang memberikan keuntungan bagi orang lain tanpa mengharapkan imbalan, seperti menolong orang lain, berbagi dengan orang lain, dan mau bekerja sama dengan orang lain. Kebiasaan Menggigit dari Perspektif Perkembangan Sosial Proses perkembangan anak-anak tidak terlepas dari kebiasaan yang dilakukan pada masa-masa perkembangan tersebut. Sebagai contoh adalan adanya kebiasaan menggigit (biting) yang merupakan kebiasaan biasa dan sering dilakukan oleh anakanak (lsd, 1996). Ada beberapa alasan yang dapat menerangkan tentang kebiasaan menggigit in, yaitu:.:. Pertama sebagai cara eksplorasi dimana pada masa infant dan toddler yang selalu ingin belajar tentang sesuatu dengan cara menyentuh, mencium, mendengar clan merasakan. Hal ini juga terlihat apabila infant diberi suatu mainan, pertama kali yang dilakukan adalah menjilati mainan dan memasukkannya ke mulut..:. Kedua sebagai proses pertumbuhan gigi (teething), khususnya bagi anak berumur 4-7 bulan. Pada masa ini terjadi pembengkakan gusi yang dirasakan 18

24 tidak nyaman oleh bayi tersebut Biasanya untuk mengurangi rasa tidak nyaman ini si bayi mengunyah-ngunyah dan menggigit sesuatu. :. Ketiga sebagai proses sebab dan akibat dimana terjadi khususnya untuk bayi berumur 12 bulan. Bayi usia jni memang berperilaku sangat antusias dan tertarik akan hal-hal yang bersifat eksperimen seperti kalau menggigit seseorang maka akan mendengar jeritan dari orang tersebut, juga apabila menjatuhkan sendok at au garpu ke lantai akan terdengar suara. :. Keempat sebagai car a untuk menarik perhatian, khususnya bagi toddler yang merasa pada suatu waktu kurang mendapat perhatian Bagi toddler perasa,ul KlJrang diperhatikan merupakan hal yang tidak menyenangkan, oleh karena itu sebagai eara tercepat untuk menjadi pusat perhatian lagi adalah dengan cara menggigit.:. Kelima sebagai eara menuju kemandirian bagi toddler. Belajar melakukan sesuatu sendiri tanpa meminta bantuan seperti melakulcan pil ihan dan mengontrol situasi yang merupakan salah satu bagian dari perkembangan menuju kemandirian. Dalam hal ini.menggigit merupakan salah satu alat kontrol terhadap orang lain. :. Keenam sebagai ungkapan rasa stress dan fiustasi bagi toddler dan anak-anak keeil. Toddler yang masih belum lanear biearanya seringkali mengalami kesulitan dalam hal minta tolong sesuatu atau mengungkapkan sesuatu. Disamping itu mereka juga belum tahu earanya bermain dengan sesama toddler. Apabila mereka tidak dapat mengekspresikan perasaannya biasanya mereka menggigit, memukul atau mendorong seseorang. Perkembangan sosial juga dapat dilihat dari proses pengbargaan diri atau self esteem yang merupakan perkembangan perasaan harga diri melalui perasaan harga diri melalui perasaan untuk dapat meneintai dan cakap/mampu Perkembangan harga diri ini seiring dengan perkembangan anak sesuai dengan umurnya yaitu sebagai berikut (lsu, 1996): 19

25 .:. Pertarna pada saat anak llsia bayi dirnana harga diri bayi dipenuhi oleh orang tuanya dengan cara memenuhi kebutuhan pokok dan menjalin ikatan kepercayaan antara mereka. Apabila bayi tersebut menangis berarti mereka lapar atau merasa tidak nyaman at au mengantuk Bayi membutuhkan kehangatan, cinta dan pelukan kasih sayang. Apabila kebutuhan bayi ini terpenuhi maka akan membangun perasaan percaya dan keamanan bagi bayi tersebut. Bayi juga sangat sensitif pad a inton(l-si suara, cara tersenyum dan cara tertawa seseorang Cara orang tua mengasuh dan berinteraksi dengan bayi akan mempengaruhi kenyamanan si bayi apabila berada di sekitarnya.:. Kedua pada saat anak toddler, perasaan untuk mengerti diri sendiri mulai terbentuk Rasa ingin belajar yang tinggi juga diperlihatkan dengan cara-cara menyentuh, merasakan serta memiliki. Perasaan mandiri mula; juga terbentuk dengan keinginan melakukan sesuatu sendiri tanpa pertolongan. :. Ketiga pada saat anak preschooler, perasaan mandiri semakin meningkat dengan ditunjukkan oleh imitasi melakukan perilaku orang dewasa. Mereka sudah dapat makan dan berpakaian sen,diri. Dalam hal ini self esteem sangat berkaitan dengan keinginan untuk belajar sesuatu yang baru. Dengan perkembangan anak dari umur 3 sampai 5 tahun, mereka telah mulai menyadari tentang keinginan, kepribadian dan kemahirannya masing-masing. Dalam menganalisa dan mengerti tentang perkembangan anak, pengaruh sosial (social influence) juga merupakan hal yang sangat berperanan penting (6: HaL ). Pengarclh sosial pada anak di~unjukkan dengan adanya gay meniru anak pada perilaku orang di sekitarnya, misalnya orang tua atau saudara. Konsep dari pengaruh sosial meliputi dua elemen penting yaitu: (1) intervensi dari seseorang, dan (2) perubahan pada orang lain. Sumber dari intervensi ini dap'1t disebut sebagai agen, sedangkan pengaruh yang ditimbulkan dapat berupa peniruan (imitation), ;Jenyesuaian sosial (social comformity) dan kepatuhan (obedience). Peniruan meliputi peniruan fokal seseorang, perilaku dan sebagainya 20

26 = Penyesuaian sosial menggambarkan situasi dimana anak mefljbah keyakinan dan kepercayaan supaya dapat lebih mirip dengan karakteristik anggota suatu grup. Penyesuaian ini dapat dibagi lagi sebagai berikut; o Penyesuaian diri terhadap orang lain o Penyesuaian diri terhadap norma dan peraturan. Kepatuhan menggambarkan situasi dimana agen yang berpengaruh mempuny1u hak yang kuat sehingga anak mempunyai kewajiban untuk mengikuti segaja perintah. 21

27 KASUS PERKEMBANGAN SOSL<\.L ANAK BALTTA CONTOR A Perempuan. 1 Tahun 5 Bulan Berdasarkan teori tahapan psikososial (the psychosocial stages) dari Erikson, ma,\:a Contoh A masih termasuk periode infancy (the infancy period), karena umumya masih termasuk selang umur kurang dari 24 bulan. Issu yang clapat dikaitkan dengan perkembangan sosial anak pada masa ini adalah 1. Pembentukan trust yaitu perasaan saling percaya dan saling membutuhkan antara si A dengan ibunya dan pengasuhnya Pada pengamatan sesaat terlihat bahwa si A sangat sayang dan senang apabila dipeluk dan digendong oleh ibunya. Seperti disebutkan di depan, ibu dari contoh A mempunyai pekerjaan tetap sebagai guru SD Negeri dan mempunyai pekerjaan sambilan sebagai guru di SLT A Swasta, sehingga hanya bisa mencurahkan waktunya 7-8 jam per hari. Adapun apabila si ibu berangkat bekerja, maka Contoh A dititipkan kepada tetangganya dengan imbal~n upah. Namun, meskipun demikian, menurut informasi ibu Contoh A seringkali merasa sedih dan terkadang menangis apabila ditinggal ibu bekerja. 2. Periode pembentukan trust ini, juga diikuti oleh peribentukan dependency yaitu didefinisikan sebagai ketergantungan antara satu orang (Contoh A) kepada orang lain (ibu dan ayahnya). Dppendency meliputi kebutuhan untuk d:tolong dan dibantu, dipelihara dan dirawat, disayang dan dilindungi dan sebagainya. Dari pengamatan langsung perilaku yang berkaitan dengan trust dan dependency sangat jelas terlihat pada kasus Contoh A. 3. Kemampuan untuk berkomunikasi masih sangat terbatas masa ini. Contoh A hanya dapat mengekspresikan pen.saannya dengan merengek, menangis, dan rewel. Dengan keterbatasan perbendabaraan kata ini, ibu mengaku bahwa terkadang sulit untuk mengerti kemauan Contoh A tersebut. 4. Dalam konteks teori Erikson, dikatakan bahwa periode otonomi lebih jelas terlihat pada periode masa anak-anak awal Namun demikian Contoh A telah 22

28 menunjukkan perilaku-perilaku otonomi terutama pada saat bermain. Pada saat pengamatan di rumahnya Contoh A sedang bermain mobil-mobilan dengan kakaknya (Contoh B) di lantai rumahnya, dan mendorong-dofong mobil sampai kira-kira sepanjang 1,5 meter. Seiama bermain dan mendorongdorong mobil itu terlihat bahwa ekspresi wajah Contoh A adalah kombinasi antar bahagia, percaya diri, dan serius 5. Masih dalam pembahasan teori Erikson mengenai konsep diri sendiri (the self), maka pada observasi langsung ini, penulis meminta untuk memberikan cermin pada Contoh A. Ekspresi pertama yang ditunjukkan oleh Contoh A adalah melihat dengan tanpa berkedip beberapa saat kemudian mulai tersenyum dan kemudian cermin digoyang-goyang. Apabila hal ini dikaitkan dengan Teori Erikson tentang the self, maka pada masa toddler ini si A ingin mengenali dirinya sendiri melalui bayangan refleksi wajahnya di cermin. Selanjutnya pengamatan perilaku dalam perkembangan sosial Contoh A dikaitkan dengan teori belajar sosial (the' social learning theory) dari Bandura dan perspektif ekologi dan Bronfenbrenner. Beberapa hal tentang perkembangan Contoh A sebagai berikut: }- Seperti disebutkan di studi pustaka bahwa model perkembangan dan belajar dati Bandura meliputi tingkah laku (behavior), orang tersebut (person) dan lingkungannya (the environment). lbu menginformasikan bahwa Contoh A sangat respon terhadap keadaan lingkungan sekitar khususnya suara binatang seperti kucing dan burung. Setiap kali mendengar suara binatang, matanya terbelalak dan mendengarkan dengan serius sambi I melihat-lihat di sekelilingnya. Hal ini sesuai dengan perkembangar. kognitif anak bahwa anak mulai menjadi observer terhadap keadaan lingkungan. }- Masih berkaitan antara lingkungan dan individu (Contoh A) diketahui bahwa selama observasi langsung, si A tidak terlihat rewel dan temper tantrum. 23

29 Bahkan menurut penulis, si A dapat membawakan diri apabila berada di sekitar orang dewasa dengan menulljukkan perilaku yang manis dan suka tersenyum apabila diajak bicara Kata-kata yang dapat dilontarkan adalah "maa-maa" dan "daa-daa". Ekspresi pertama yang diperhatikan Contoh A pada saat ingin diajak salim adalah bahwa wajahnya agak takut dan pemalu, namun dengan bimbingan ibunya perlahan-iahan Contoh A menjulurkan tangannya untuk bersalim dengan penulis Sepanjang observasi berlangsung Contoh A merasa dapat beradaptasi dan tidak menunjukkan sikap takut dan malu lagi. ~ Model Ekologi Bronfrenbrenner yang terjjhat pada kasus Contoh A adajah: Microsystem, meliputi tempat tinggal dimana Contoh A tinggal bersama anggota kejuarganya. Keadaan rumah sang at sederhana dengan jumlah mainan yang sederhana pula. Mesosystem. meliputi pengal,!man Contoh A apabija diajak orang tuanya menjemput kakaknya yang sekolah di TK dan ikut bermainmain ayunan dengan teman-teman kakaknya. Selanjutnya pengamatan perilaku dalam perkembangan sosial Contah A dikaitkan dengan teori kompetensi sosial (the social competency theory) dari Martin Ford. Pada tahapall umur Contoh A, konsep teori kompetensi sosial yar..g dapat diamati adalah: Pembentukan identitas anak pada tahap awal yang berkaitan dengan konsep the self dari Erikson seperti dijelaskan diatas. Kontrol personalitas yang dikaitkan dengan adanya perilaku mams, tidak rewel dan terkesan kompromi baik dengan ibunya maupun dengan kakaknya. Perkembangan sosiaj Contoh A juga dapat dilihat dari sudut pengaruh sosial (social influence) yang meliputi: 24

30 Peniruan atau imitation, yaitu berdasarkan informasi dari ibunya bahwa si A sering menirukan suara binatang, Penyesuaian sosial atau social conformity, yaitu berd<lsarkan pengamatan langsung Contoh A cepat menyesuaikan diri dengan kehadiran orang luar, Kepatuhan atau obedience, yaitu berdasarkan informasi dari ibunya bahwa Contoh A tidak pernah rewel dan sepertinya selaju mendengarkan apa yang dikatil kan oleh orang tuanya. Beberapa perilaku yang dapat dikaitkan dengan perkembangan sosial Contoh A adalah o o o Menunjukkan afeksi dengan membalas dengan ciuman dan pelukan Masih sangat tergantung dengan selimut dan boneka kesayangan Sangat posesif pada mainannya, boleh dipinjarn oleh ternan tapi setelah itu diminta kembali. KASUS PERKEMBANGAN SOSIAL ANAK BALITA CONTOR B Laki-Iaki, 4 Tahun 5 Bulan (Kelas TK NofKecil) Berdasarkan teori tahapan psikososial (the psychosocial stages) dari Erikson, maka Contoh B sudah terrnasuk periode inisiatif dan imaginasi karena umillnya sudah tennasuk selang umur antara bulan. Issu yang dapat dikaitkan dengan perkembangan sosial anak pada masa ini adajah: o Peningkatan perkembangan inisiatif yang berkaitan dengan bermain dan belajar bersosiaiisasi. Pada pengamatan sesaat terlihat bahwa si B mempunyai inisiatif yang cukup tinggi dajam bermain dengan adiknya (Contoh A). Inisiatif yang dilakukan adalah dalam hal memilih jenis mainan, yang kebanyakan mobil-mobilail, dan inisiatif mengatur apa yang harus dikerjakan oleh adiknya. Berdasarkan pengamatan langsung juga terlihat bahwa Contoh 25

31 B sudah dapat membedakan mana yang boleh dikerjakan dan mana yang tidak boieh. Bahkan Contoh B sempat melarang adiknya mau makan sisa makanan yang jatuh di lantai. o o o o Contoh B juga mulai menunjukkan adanya peningkatan otonomi dan mengurangi tingkat dependency pada ibunya Hal ini terlihat jelas pada saat Contoh B ganti baju sehabis pulang sekolah dan memakai baju rumah Kemudian dengan inisiatif sendiri Contoh B mengambil mainan, pertama mobil-mobilan, kemudian ganti pedang-pedangan tanpa meminta pertolongan ibunya Pada saat pengamatan langsung terlihat bahwa Contoh B minta makan pada ibunya dan setelah itu makan sendiri dan kemudian berkata "udah rna makannya" pada saat sudah selesai makan Peningkatan otonomi dari Contoh Bini juga diinformasikan oleh ibunya bahwa setiap mau berangkat sekolah selalu memakai baju sendiri, hanya menalikan sepatu dia belum bisa. Namun begitu, ibu dari Contoh mencemaskan kemampuan berkomunikasi anaknya. Baik ayah maupun ibunya telah berusaha untuk mengobati anaknya dengan cara tradisional dengan harapar agar anaknya dapat berbicara lancar. Pada saat pengamatan, penulis menanyakan "sedang main apa?", Contoh B merjawab "bing", yang maksudnya adalah bermain mobil Penulis kemudian menanyakan "senang ya main mobil?", lalu Contoh B menjawab "sengang", memang penulis merasakan bahwa kemampuan berkomunikasi Contoh Bini sepertinya di bawah rata-rata kemampuan anak umur 4,5 tahun dalam hal berkomuillkasi. Namun demikian, Contoh B me~ulljukkan sikap percaya diri apabila ditanya oleh penulis. Begitu pula setiap ditanya oleh penulis, Contoh B selalu mengerti makna perkataan. Masih dalam pembahasan teori Erikson mengenai konsep diri sendiri (the self), maka pada observasi langsung iill, penulis meminta Contoh B untuk menggambar dirinya, namun sayangnya Contoh B menolak karena sedang asyik bermain-main dengan mobil. 26

32 Seianjutnya pengamatan perilaku dalam perkembangan so sial Contoh B dikaitkan dengan teori beiajar sosial (the social learning theory) dari Bandura dan perspektif ekologi dari Bronfrenbrenner. Beberapa hal tentang perkembangan Contoh B dapat disampaikan sebagai berikut 11 Tbu menginformasikan bahwa Contoh B ~at respon terhadap keadaan lingkungan sekitar khususnya terhadap kedatangan tamu. Perilaku yang ditunjukkan selama pengamatan adalah perilaku yang selalu ingin menarik penulis dengan cara menunjukkan mainnya satu persatu dengan perkataan yang kurang dimengerti. Bahkan respon terhadap penulis ditunjukkan dengan meminum ge\as minuman yang disuguhkan kepada penulis, wa\aupun ibunya sudah melarang beberapa kali. 11 Perlakuan Contoh B pada saat ingin diajak salim adalah spontan dilakukan dcngan senang hati. Menurut informasi dari ibunya, Contoh B selalu memperhatikan apa-apa yang diajarkan oleh orang tuanya, terutama tentang ajaran sopan santun dan ibadah. Beberapa kali menurut ibunya, Contoh B diajak ke musholla oleh ayahnya dan, dengan senang hati mengikuti pengajian dan berkumpul dengan orang-orang di kampungnya. 11 Model Ekologi Bronfrenbrenner yang terlihat pada kasus Contoh B adalah. Microsvstem, meliputi tempat tinggal dimana Contoh B tinggaj bersama anggota keluarganya. Keadaan rumah sangat sederhana dengan jumlah mainan yang sederhana pula. lvfesosystem, meliputi pengalaman Contoh B apabila berkumpul dengan ternan-ternan. dan guru Tknya. Menurut informasi ibunya, Contoh B sangat senang sekali bermain ayunan di sekolahnya bersama dengan teman-temannya. Penulis menanyakan apakah teman-temannya ada yang mengejek Contoh B da\am soal berkomunikasi. Ibu Contoh B mengaku sejauh ini tidak ada masalah baik keluhan dari ibu guru TK maupun keluhan dari tetangga. 27

33 Selanjutnya pengamatan perilaku dalam perkembangan sosial Contoh B dikaitkan dengan teori kompetensi sosial (the social competency Theory) dari Martin Ford Pada tahapan umur Contoh B, konsep teori kompetensi sosial yang diamati adalah 11 Pembentukan identitas Contoh B tidak teramati dengan jelas.. 11 Kontrol personalitas Contoh B sangat jelas dan ditunjukkan dengan adanya perilaku manis, selaju berbagi mainan dengan adiknya, dan terkesan kompromi baik dengan ibunya maupun dengan adiknya 11 Perbandingan sosial (social comparison) terkadang terlihat pada Contoh B, yang ditunjukkan dengan adanya superioritas diri at as adiknya yang masih infant. Sedangkan menurut informasi ibunya, superioritas atas ternan sebayanya tidak nampak pada Contoh B. Perkembangan sosial Contoh B juga dapat dilihat dan sudut pengaruh sosiaj (social influence) yang meliputi 11 Peniruan atau initation, yaitu berdasarkan informasi dari Ibunya bahwa si B sering menirukan orang yang sedang mengendarai mobil, atau sering menirukan akting dari cow-boy, 11 Penyesuaian sosial atau social conformity, yaitu berdasarkan pengamatan Jangsung Contoh B cepat menyesuaikan diri dengan kehadiran orang luar, 11 Kepatuhan atau obedience, yaitu berdasarkan informasi dari ibunya bahwa Contoh B hampir selalu mengikuti nasehat ibu dan ayahnya, jarang sekali membantah dan jarang sekaii rewe!. 11 Beberapa perilaku yang dapat dikaitkan dengan perkembangan sosial Contoh B adalah: o o Menunjukkan afeksi dengan membalas dengan ciuman dan pelukan Perilaku negatif seperti perilaku agresif dan asertif tidak diketemukan ojeh penujis pada saat pengarnatan. o Juntru perilaku prososial (prosocial behaviors) dan kehangatan serta support (warmth and support behavior) adalah jejas terlihat pada 28

34 perkembangan sosial Contoh B yang ditunjukkan dengan perjakukan sharing at au berbagi dengan adiknya, membantu dan menyayangi adiknya KASUS PERKEMBANGAN SOSIAL ANAK BALITA CONTOR C Laki-laki, 4 Tahun 1 Bulan (Kelas TK Nol Ked]) Berdasarkan teori tahapan psikososial (the psychosocial stages) dari Erikson, maka Contoh C sudah termasuk selang umur antara bulan Issu yang dapat dikaitkan dengan perkembangan sosial anak pada masa ini adalah 11 Peningkatan perkembangan inisiatif yang berkaitan dengan bermain dan belajar bersosialisasi Pada pengamatan sesaat terlihat bahwa si C mempunyai inisiatif yang sangat tinggi dalam bermain, malah terkesan bahwa Contoh C tergolong sebagai anak yang hyper-active. Inisiatif yang dilakukan adalah dalam hal memilih berbagai jenis mai~an dan berganti-ganti dengan cepat, yang kebanyakan mobil-mobilan, dan pistol-pistolan. 11 Berdasarkan pengamatan langsung terlihat bahwa Contoh C sepertinya sudah dapat membedakan mana yang boleh dikerjakan dan mana yang tidak boleh, namun karena perasaan egonya yang tinggi, maka terkesan bahwa Contoh C tidak mengindahkan perintah orang tuanya. 11 Contoh C juga mulai menunjukkan adanya peningkatan otonomi dan mengurangi tingkat dependency p.ada ibunya. Hal ini terlihat jelas pada saat Contoh C ganti baju sendiri, makan sendiri dan memilih mainan sendiri tanpa minta pertolongan pada orang tua. 11 Namun begitu, ibu dari Contoh C sangat mencemasl:an kenakalan anaknya dan tingkat agresivitas yang sangat tinggi. Baik ayah maupun ibunya telah berusaha pergi ke psikolog selama beberapa bulan dan setelah itu berhenti karena dirasakan kurang bermanfaat. Beberapa kejadian yang dilaporkan oleh ibunya adalah sebagai berikut: 29

35 u o o Contoh C pernah menendang kaki guru Tknya beberapa kali, Contoh C,Demah berkelahi dengan ternan sebayanya beberapa kali, Contoh C seringkali memarahi baik pada orang tuanya, neneknya, temannya dan terutama pembantu dengan kata-kata "bajingan", "goblok", "anjing", "saya bunuh kamu", dan beberapa saat penulis menyaksikan hal ini, o o o Contoh C pemah membuka baju bawahan seorang penjaga hotel, Contoh C pemah menendang satpam kantor, Contoh C sudah beberapa bulan tidak mau sekolah di TK lagi, katanya membosankan."\ Pada saat pengamatan, penulis menanyakan "sedang maid apa?", Contoh C menjawab dengan aeuhnya "mobil-mobilan". Sepintas tidak terlihat bahwa Contoh C merupakan anak yang nakal Dengan wajahnya yang tampan dan lueu terkesan bahwa Contoh C adalah anak yang manis dan menggemaskan, ii Contoh C juga menunjukkan sikap pereaya diri apabila ditanya oleh penulis. Bahkan dia berusaha untuk memperlihatkap beberapa mainannya pada penulis. 11 Masih dalam pembahasan teori Erikson mengenai konsep diri sendiri (the seli), maka pada observasi langsung ini, penulis meminta Contoh C untuk menggambar dirinya, namun sayangnya Contoh C menolak. Selanjutnya pengamatan perilaku dalam perk(;mbangan sosial Contoh C ikaitkan dengan teori belajar sosial (the social learning theory) dari Bandura an perspektif ekologi dari Bronfrenbrenner. Beberapa hal tentang perkembangan Contoh C dapat disampaikan sebagai berikut: 11 Perilaku yang ditunjukkan selama pengamatan adalah perilaku yang selalu ingin menarik perhatian penujis dengall eara berteriak-teriak menanyakan sesuatu pada ibunya. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa eontoh C adalah individu yang sangat respon terhadap lingkungan di sekitamya. 11 Perlakuan Contoh C pada saat ingin diajak salim adalah agak enggan, kalau saja ibunya tidak memaksanya dengan agak sedikit dikeraskan volume 30

36 suaranya, mungkin saja Contoh C tidak mau sali m. Menurut informasi dari ibunya, Contoh C kadang-kadang memperhatikan apa-apa yang diajarkan oleh orang tuanya. Terkadang, Contoh C sangat manis dan baik perilakunya, namun secara umum perilaku negatiflah yang Jebih dominan. 11 Model ekologi Hronfrenbrenner yang terlihat pad a kasus Contoh C adalah: 11 Microsystem, meliputi tempat tinggal dimana Contoh C tinggal bersama anggota keluarganya. Keadaan rumah bisa dikatakan bagus dengan jumjah main an yang banyak dan terkesan mahal 11 Mesosystem, meliputi pengalaman Contoh C apabila berkumpul dengan ternan-ternan sebayanya. Menurut informasi ibunya, Contoh C sebenarnya sangat senang sekali bermain dengan teman-temannya, namun terkadang selanjutnya temannya tidak mau bermain dengan Contoh C lagi. Selanjutnya pengamatan perilaku dalarn perkembangan sosial Contoh C dikaitkan dengan teori kompetensi sosial (the social competency Theory) dari Martin Ford. Pada tahapan umur Contoh C, konsep teori kompetensi sosial yang dapat diamati adalah: 11 Pembentukan identitas, yaitu bahwa Contoh C sepertinya lngln mencari sesuatu yang belum juga diketemukan hingga kini, 11 Kontrol persona!itas Contoh C sangat jelas dan ditunjukkan dengan kurang adanya kontrol emosi pada hampir setiap keadaan, baik di dalam rumah maupun di luar rumah. 11 Perbandingan sosial (social comparison) sangat terlihat jelas pada Contoh C, yang ditunjukkan dengan adanya superioritas diri atas siapa saja Perkembangan sosial Contoh C juga dapat dilihat dan sudut pengaruh sosial (social influence) yang meliputi: 11 Peniruan atau inilation, yaitu berdasarkan info(masi dari ibunya bahwa si C sering menirukan orang yang sedang mengendarai mobil, atau sering menirukan akting dari cow-boy, 31

37 11 Penyesuaian sosial atau ' oded conformity, yaitu berdasarkan pengamatan langsung Contoh C sebenarnya cepat menyesuaikan diri dengan kehaciiran orang luar, 11 Kepatuhan atau obedience, yait'.] berdasarkan informasi dari i bu nya bahwa Contoh C hampir selalu tidak menuruti nasehat dan perintah ibu dan ayahnya 11 Beberapa perilaj...'u yang dapat dikaitkan dengan perkembangan sosial Contoh C adalah 11 Kurang menunjukkan afeksi melalui respon pelukan ke orang tuanya. 11 PerilaJ...'U negatif seperti perilaku agresif senng dilaj...'ukan oleh Contoh C dengan melakukan penyiksaan dan serangan fisik pada orang lain. Disamping itu menurut informasi ibunya, Conton C sering merusakkan mainan dengan cara dipukuli atau dibanting. 11 Adapun perilaku prososial (prosocial behaviors) dan kehangatan serta support (warmth and support behavior) jarang ditunjukkan oleh Contoh C. Contoh C jarang melaj...'ukan sharing atau berbagi mainan dengan orang lain. Contoh C juga kurang melakukan praktek ' memberi dan menerima', 11 Perilaku lainnya yang dilakukan oleh Contoh C adalah 11 Sering mendomi:nsi permainan, 11 Senang mencoba hal-hal yang baru dan cenderung untuk mengambil resiko, misalnya memanjat pagar berduri. 32

38 HASIL DAN PEMBAHASAN Basil yang disajikan pada tulisan ini adajah kombinasi antara hasij wawancara dengan ibu contoh dan berdasarkan pengamatan langsung yang dilakukan oieh penulis di masing-masing tempat tinggal keluarga contoh. Ada dua hal besar yang disajikan pada bab ini yaitu pertama adalah keadaan Iingkungan kejuarga dan tempat tinggal contoh dan kedua adalah perkembangan sosial dari masing-masing contoh. Keadaan Umum Contoh dan Kelt1arga Sebanyak 3 (tiga) anak usia balita dijadikan sebagai contoh dalam studi ini. Empat dari lima contoh tersebut merupakan anak kandung dari keluarga lengkap yang mempunyai ayah dan ibu, sedangkan satu contoh merupakan anak angkat. Penjelasan dari contoh anak balita adalah sebagai berikut: 1. Contoh A, berinisial Din, berusia 1 tahun 5 bulan, berjenis kelamin perempuan dan merupakan anak ke dua (bungsu) dari pasangan ayah dan ibu yang keduanya bekerja, 2. Contoh B, berinisial AI, b~rusia 4 tahun 5 bulan, berjenis kelamin laki-iaki dan merupakan saudara laki-laki dari contoh A y~ng merupakan anak pertama dari pasangan ayah dan ibu yang keduanya bekerja, 3. Contoh C, berinisial Jiw, berusia 4 tahun 1 bulan, berjenis kelamin laki-iaki dan merupakan anak angkat dari pasangan ayah dan ibu yang keduanya bekerja, Dari ketiga contoh di atas,dike.tahui bahwa contoh mempunyai seorang ibu yang berkarier dan menghabiskan sebagian waktunya setiap hari di luar rumah. Pada kesempatan ini penulis sempat menanyakan kepada ibu tentang curahan waktu pengasuhan yang dilakukan baik oleh ayah mau~un ibu sendiri. Rata-rata curahan waktu pengasuhan anak pada hari kelja adalah sebagai berikut: 1. Curahan waktu ibu terhadap pengasuhan Contoh A (bersama-sama dengan Contoh B apabila si B tidak sekolah) rata-rata adalah sebanyak 7-8 jam per 33

39 hari, sedangkan curahan waktu ayah pada pengasuhan contoh A 9-10 jam per hari Curahan ibu disini lebih sedikit karen a ibu mempunyai 2 buah pekerjaan 2. Curahan waktu ibu terhadap pengasuhan Contoh B (bersama-sama dengan Contoh A) rata-rata adalah sebanyak 5-6 jam per hari, sedangkan curahan waktu ayah pada pengasuhan Contoh B 7-8 jam per hari. 3 Curahan waktu ibu terhadap pengasuhan Contoh C rata-rata adalah 10 jam, sedangkan curahan waktu ayahnya adalah 4-5 jam sehari, Dengan demikian dapat ditarik garis besar bahwa rata-rata curahan walctu ibu dalam pengasuhan anaknya adalah sebanyak 8 jam per hari kerja, sedangkan rata-rata curahan waktu ayah dalam pengasuhan anaknya adalah hampir 6 jam per hari kerja Melalui curahan waktu tersebut, anak dan orang tua dapat berinteraksi satu dengan lainnya Orang tua dapat menggunakan waktu yang tersedia itu untuk mengajarkan apa saja untuk menunjang perkembangan anak yang positif Besar kelllarga contoh adalah seb~gai berikut: (1) Keluarga Contoh A dan B beranggotakan 5 orang, dan (2) Keluarga Contoh C beranggotakan 3 orang, Sedangkan umur ayab dan ibu contoh adalah sebagai berikut: Umur ibu dari Contoh A dan B adalan 33 tahun, sedangkan umur ayah dari Contoh A dan B adalah 38 tahun, Umur ibu dari Contoh C adalah 45 tahun, sedangkan umur ayilh dari Contoh C adalah 50 tahun, Perhatian ibu mengenai perkembangan sosial anak juga sempat d.itanyakan kepada ibu contoh. Begitu juga penulis menyempatkan melakukan pengamatan langsung mengenai perhatian ibu terhadap anaknya. Pada umumnya semua ibu sang at memperhatikan perkembangan anaknya baik dalam aspek kognitif, mental, sosial dam fisik. Secara khusus, ibu dari contoh B sangat prihatin pada perkembangan anaknya yang hingga usia sekolah TK Nol kecil masih belum dapat berbicara secara lancar. Beberapa usaha tradisional telah dilakukan dengan tujuan agar anaknya dapat 34

40 berbicara larrear. Begitu pula dengan ibu Contoh C sangat mencemaskan perilaku anaknya yang menurutnya " Hyper-active", dimana anaknya hampir setiap hari berkelahi dengan ternan di sekojahnya, sampai-sampai ibu guru TK merasa frustasi dengan tingkah laku anaknya. Menurut pengakuan ibu Contoh C, anaknya sudah tidak mau sekolah TK Nol kecillagi sejak 2 bulan terakbir ini. Semlla ibu mengharapkan agar anaknya selalll sukses dalam mengejar cita-cita di masa depan. lbu Contoh C telah mempunyai asuransi beasiswa buat anaknya. Adap'.1n mengenai pertanyaan "Besok kalau anaknya sudah besar, ibu ingin di a jadi apa?", Kelima ibu contoh menyerahkan sepenuhnya pada anak-anaknya. Yang penting semlla ibu tersebut menginginkan anaknya menjadi anak yang sholeh Keadaan Sosial Ekonomi Keluarga Keadaan sosial ekonomi keluarga yang dapat diterangkan pada studi ini adalah meliputi tingkat pendidikan ayah dan ibu, jenis pekerjaan ayah dan ibu, tempat tinggal keluarga, dan total pendapatan keluarga (Tabel 1). Tabel 1. Tingkat Pendidikan, Jenis Pekerjaan dan Tempat Tinggal Orang Tua Contoh. Tingkat Pendidikan Jenis Pekerjaan Tpt Tinggal Ibu Ayah Ibu Ayah (Tipe Lokasi) Contoh A S1 SMA Guru Swasta Kampung Contoh B S1 SMA Guru Swasta Kampung Contoh C D3 S1 Guru Bank Perumahan Keterangan: Contoh A dan B bersaudara; IRT= Ibu Rumah Tangga yang kebetulan berjualan garmen di rumahnya Berdasarkan tabel di atas, contoh dalam studi ini mempunyai Jatar belakang pendidikan keluarga yang bervariasi, mulai dari tingkat pendidikan ayah dan ibu yang minimal SMA sampai dengan lulusan S 1. Berdasarkan hasil pengamatan 35

41 langsung pada tern pat ti!!ggal keluarga cootoh, dapat dikatakan bahwa keluarga Contoh A, dan B, kurang memiliki ruang (space) bermain anak-anaknya Rumah tempat tinggal keluarga ini dapat dikatakan kecil dan di sekitar tcmpat tinggaln ya tidak diketemukan lapangan tempat arena bermain. Sedangbn keluarga Contoh C mempunyai tempat tinggal yang agak luas dengan fasilitas permainan anak yang relatif banyak Berdasarkan wawancara dengan ibu-ibu ini, diketahui bahwa Contoh A, dan B sering bermain dengan ternan sebaya di dekat rumah tinggalnya. Sedangkan Contoh C jarang dan hampir tidak pernah bermain dengan tetangganya. Contoh C ini adaj ah unik, karena disamping jarang dan hampir tidak pernah main dengan anak-anak sebayanya, juga sudah tidak mau sekolah lagi, sehingga kegiatan sehari-hari hanya bermain sendiri dan terkadang mengganggu pembantu rumah tangganya. Berikut ini disajikan tabel tentang total pendapatan keluarga dan pendapatan perkapita keluarga contoh. Tabel 2. Rata-rata Tingkat Pendapatan Keluarga Contoh per bulali (Rp 000) Kontribusi Ayah Thu Contoh A & B Total Pendapatan Pendapatan Per Kapita (3.4 GM) Contoh C (165 GM) Keterangan : ( ) menunjukkan berapa besar pendapatan per kapita per bulan bila dibandingkan dengan garis kemiskinan GM= Garis Kemiskinan yang didekati dengan penetapan batas minimum pendapatan per kapita per bulan. 36

42 KESIMPULAN Perkembangan sosial merupakan proses yang simuitan dengan perkembangan fisik dan kognitif Beberupa teori yang berhubungan dengan perkembangan sosial anak, diantaranya yaitu.:. Teori Psikoseksual dari Freud yang terdiri dari 5 tahapan, yaitu oral, anal, phallic, laten dan genital.:. Teori Psikososial dari Erikson yang terdiri dari 8 tahapao, yaitu trust vs mistrust, autonomy vs shame, self doubt, initiatif vs imagznatif, indllstly vs inferiority, identity vs identity confusion, intimacy vs isolation, genera/ivity vs stagnation, dan integrity vs despair,.:. Teori belajar sosial dari Bandura yang meliputi tingkah laku, orang yang bersangkutan dan lingkungannya serta pentingnya selfefficacy.:. Perspektif ekologi dari Bronfrenbrenner yang meliputi microsistem, mesosistem, eksosistem, dan makrosistem,.:. Teori Dunphy mengenai perkembangan. grup pada adolescence,.:. Konsep kompetensi sosial dari Ford.:. Konsep self esteem, dan.:. Konsep pengaruh sosial, serta.:. Konsep perkembangan konflik yang menyangkut perilaku agresif, assertif dan prososial. 37

43 DAFTAR PUSTAKA 1. Iowa State University, File family Life Lowa State University Extention 2. Gramedia, KumDulan Artikel Psikologi Anak 2. Intisari April, J Theresa & F. Caplan, The Early Childhood Years: The 2 to 6 year Old Bantam Books. New York, USA 4. Santrock, lw. & Yussen, S.R Child Development: An introduction. Wm.c. Brown Publishers. Dubuque, Iowa. USA 5. I3ronfenbrenner, U, The Ecology of Human Development. Harvard University Press. USA 6. Morgan, c., King, RA, Weisz, lr, & Schopler, J Introduction to Psychology. McGraw-HilI Book Company. 38

KELUARGA DAN PERKEMBANGAN ANAK BALITA. Dr. Ir. Herien Puspitawati, M.Sc., M.SC

KELUARGA DAN PERKEMBANGAN ANAK BALITA. Dr. Ir. Herien Puspitawati, M.Sc., M.SC KELUARGA DAN PERKEMBANGAN ANAK BALITA Dr. Ir. Herien Puspitawati, M.Sc., M.SC Latar Belakang Perkembangan Anak Ilmu yang mempelajari perkembangan anak atau child development telah dipelajari oleh banyak

Lebih terperinci

Erikson berpendapat bahwa perkembangan manusia melalui tahap tahap. psikososial dan tahap tahap perkembangan tersebut terus berlanjut sampai

Erikson berpendapat bahwa perkembangan manusia melalui tahap tahap. psikososial dan tahap tahap perkembangan tersebut terus berlanjut sampai Teori Psikososial, Erik Erikson ( 1902-1994 ) Erikson berpendapat bahwa perkembangan manusia melalui tahap tahap psikososial dan tahap tahap perkembangan tersebut terus berlanjut sampai manusia tersebut

Lebih terperinci

Teori Perkembangan Psikososial. Oleh : Yulia Ayriza

Teori Perkembangan Psikososial. Oleh : Yulia Ayriza Teori Perkembangan Psikososial Oleh : Yulia Ayriza Teori Perkembangan Psikososial (Menurut Erik Erikson) Erikson (1950, 1968 ) mengatakan bahwa manusia lebih berkembang dalam tahap psikososial daripada

Lebih terperinci

Teori-Teori Perkembangan

Teori-Teori Perkembangan Perkembangan Peserta Didik 1 BAB 2 Teori-Teori Perkembangan 2 Definisi Teoriseperangkat gagasan yang saling berkaitan yang menolong untuk menerangkan data, serta membuat ramalan HipotesisPernyataan atau

Lebih terperinci

Rentang Perkembangan Manusia UMBY

Rentang Perkembangan Manusia UMBY Rentang Perkembangan Manusia UMBY 1. Infancy & Early Childhood (masa bayi dan kanak-kanak awal) Belajar berjalan, mengambil makanan padat Belajar bicara Belajar mengontrol eliminasi (urin & fekal) Belajar

Lebih terperinci

Teori-Teori Perkembangan

Teori-Teori Perkembangan Slide 1 Perkembangan Peserta Didik BAB 2 Teori-Teori Perkembangan Slide 2 Definisi Teori seperangkat gagasan yang saling berkaitan yang menolong untuk menerangkan data, serta membuat ramalan Hipotesis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masa kanak-kanak awal biasanya dikenal dengan masa prasekolah. Pada usia ini, anak mulai belajar memisahkan diri dari keluarga dan orangtuanya untuk masuk dalam lingkungan

Lebih terperinci

Perkembangan Sepanjang Hayat

Perkembangan Sepanjang Hayat Modul ke: Perkembangan Sepanjang Hayat Pengantar Memahami Teori Perkembangan Fakultas PSIKOLOGI Hanifah, M.Psi, Psikolog Program Studi Psikologi http://mercubuana.ac.id Kajian Perkembangan Manusia Apa

Lebih terperinci

Perkembangan Anak dan Remaja. Dra. Riza Sarasvita MSi, MHS, PhD, Psikolog Direktur PLRIP BNN

Perkembangan Anak dan Remaja. Dra. Riza Sarasvita MSi, MHS, PhD, Psikolog Direktur PLRIP BNN Perkembangan Anak dan Remaja Dra. Riza Sarasvita MSi, MHS, PhD, Psikolog Direktur PLRIP BNN Latar Belakang Proses Perkembangan Kognitif Tokohnya adalah Piaget (1936) Perkembangan kognitif memiliki 4 aspek:

Lebih terperinci

Erikson. Rizki Dawanti, M.Psi., Psikolog. 8 tahap psikososial. Daftar Pustaka. Modul ke: Fakultas PSIKOLOGI. Program Studi PSIKOLOGI

Erikson. Rizki Dawanti, M.Psi., Psikolog. 8 tahap psikososial. Daftar Pustaka. Modul ke: Fakultas PSIKOLOGI. Program Studi PSIKOLOGI Modul ke: Erikson Fakultas PSIKOLOGI Rizki Dawanti, M.Psi., Psikolog. Program Studi PSIKOLOGI Biografi Evaluasi Teori 8 tahap psikososial Daftar Pustaka Biografi Bernama lengkap Erik Homberger Erikson,

Lebih terperinci

Ilmu Perkembangan Anak Universitas Negeri Yogyakarta. Oleh : Yulia Ayriza

Ilmu Perkembangan Anak Universitas Negeri Yogyakarta. Oleh : Yulia Ayriza Ilmu Perkembangan Anak Universitas Negeri Yogyakarta Oleh : Yulia Ayriza TUMBUH KEMBANG ANAK PERTUMBUHAN Berkaitan dengan masalah perubahan dalam besar, jumlah, ukuran organ individu dan hal ini dapat

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN & PERKEMBANGAN. disampaikan dalam kuliah IKD 2 oleh nurul aini

PERTUMBUHAN & PERKEMBANGAN. disampaikan dalam kuliah IKD 2 oleh nurul aini PERTUMBUHAN & PERKEMBANGAN disampaikan dalam kuliah IKD 2 oleh nurul aini Definisi Pertumbuhan: Bertambahnya ukuran : tulang, otot, syaraf Proses yang tdk normal akan berpengaruh pada perkembangan Bisa

Lebih terperinci

Perkembangan Sepanjang Hayat

Perkembangan Sepanjang Hayat Modul ke: Perkembangan Sepanjang Hayat Memahami Masa Perkembangan Remaja dalam Aspek Psikososial Fakultas PSIKOLOGI Hanifah, M.Psi, Psikolog Program Studi Psikologi http://mercubuana.ac.id Memahami Masa

Lebih terperinci

- keluarga besar. Faktor-faktor yang Berpengaruh terhadap perbedaan Individual

- keluarga besar. Faktor-faktor yang Berpengaruh terhadap perbedaan Individual Faktor-faktor yang Berpengaruh terhadap perbedaan Individual Faktor Hereditas (keturunan) --> melalui kromosom Faktor Lingkungan. Perubahan pd masa kanak-kanak berkaitan dg. kematangan --> perbedaan individual

Lebih terperinci

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. IDENTIFIKASI FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB ANAK TURUN MENJADI ANAK JALANAN Terdapat tiga faktor internal yang disebutkan dalam penelitian ini, yaitu impian bebas, ingin

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. tersebut mempelajari keadaan sekelilingnya. Perubahan fisik, kognitif dan peranan

BAB II LANDASAN TEORI. tersebut mempelajari keadaan sekelilingnya. Perubahan fisik, kognitif dan peranan BAB II LANDASAN TEORI A. KEMANDIRIAN REMAJA 1. Definisi Kemandirian Remaja Kemandirian remaja adalah usaha remaja untuk dapat menjelaskan dan melakukan sesuatu yang sesuai dengan keinginannya sendiri setelah

Lebih terperinci

Peers and Friends. Santi e. Purnamasari, M.Si. UMBY

Peers and Friends. Santi e. Purnamasari, M.Si. UMBY Peers and Friends Santi e. Purnamasari, M.Si. UMBY Pengantar Para ahli percaya bahwa interaksi yang terjadi di luar lingkungan keluarga adalah hal yang penting bagi perkembangan anak Terlebih kondisi saat

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN AFEKSI ANAK SD. Oleh : Yulia Ayriza

PENGEMBANGAN AFEKSI ANAK SD. Oleh : Yulia Ayriza PENGEMBANGAN AFEKSI ANAK SD Oleh : Yulia Ayriza Pengertian Pengembangan Afeksi (What?) Afeksi merupakan hal yang sama dengan sosial-emosional. Perkembangan emosi merupakan perkembangan yang mengarah pada

Lebih terperinci

KONSEP HOSPITALISASI. BY: NUR ASNAH, S.Kep.Ns.M.Kep

KONSEP HOSPITALISASI. BY: NUR ASNAH, S.Kep.Ns.M.Kep KONSEP HOSPITALISASI BY: NUR ASNAH, S.Kep.Ns.M.Kep SAKIT & DIRAWAT DI RUMAH SAKIT MERUPAKAN KRISIS DI DALAM HIDUP ANAK. DI RAWAT DI RUMAH SAKIT BERARTI ANAK HARUS BERURUSAN DENGAN LINGKUNGAN YANG ASING,

Lebih terperinci

Periodisasi Perkembangan Peserta Didik

Periodisasi Perkembangan Peserta Didik Periodisasi Perkembangan Peserta Didik Afid Burhanuddin Kompetensi Dasar Mahasiswa mampu menjelaskan tentang periodisasi perkembangan peserta didik Indikator Mahasiswa mampu menjelaskan periodisasi perkembangan

Lebih terperinci

MASA KANAK-KANAK AWAL. Masa ini dialami pada usia : 2 tahun 5/6 th Masa Usia Pra Sekolah : Play group atau TK

MASA KANAK-KANAK AWAL. Masa ini dialami pada usia : 2 tahun 5/6 th Masa Usia Pra Sekolah : Play group atau TK MASA KANAK-KANAK AWAL Masa ini dialami pada usia : 2 tahun 5/6 th Masa Usia Pra Sekolah : Play group atau TK 1 Tugas Perkembangan Kanak-kanak Awal a)belajar perbedaan dan aturan-aturan jenis kelamin. b)kontak

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PERKULIAHAN (RPP) Mata Kuliah PSIKOLOGI PERKEMBANGAN

RENCANA PELAKSANAAN PERKULIAHAN (RPP) Mata Kuliah PSIKOLOGI PERKEMBANGAN (RPP) Mata Kuliah PSIKOLOGI PERKEMBANGAN Oleh : Dra. Dwi Hardiyanti, M.Pd. JURUSAN PENDIDIKAN GURU PENDIDIKAN ANAK USIA DINI Fakultas Ilmu Pendidikan IKIP VETERAN SEMARANG Mata Kuliah : Psikologi Perkembangan

Lebih terperinci

Selamat Membaca, mempelajari dan Memahami Materi e-learning Rentang Perkembangan Manusia I

Selamat Membaca, mempelajari dan Memahami Materi e-learning Rentang Perkembangan Manusia I Selamat Membaca, mempelajari dan Memahami Materi e-learning Rentang Perkembangan Manusia I TEORI-TEORI dalam PSIKOLOGI PERKEMBANGAN oleh: Dr. Triana Noor Edwina D.S, M.Si Fakultas Psikologi Universitas

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kemandirian Anak TK 2.1.1 Pengertian Menurut Padiyana (2007) kemandirian adalah suatu sikap yang memungkinkan seseorang untuk berbuat bebas, melakukan sesuatu atas dorongan

Lebih terperinci

MASA KANAK-KANAK AWAL. Masa ini dialami pada usia Masa Usia Pra Sekolah : 2-4 th Play group atau TK : 4 5,6 th

MASA KANAK-KANAK AWAL. Masa ini dialami pada usia Masa Usia Pra Sekolah : 2-4 th Play group atau TK : 4 5,6 th MASA KANAK-KANAK AWAL By FH Masa ini dialami pada usia Masa Usia Pra Sekolah : 2-4 th Play group atau TK : 4 5,6 th 1 Tugas Perkembangan Kanak-kanak Awal a) Belajar perbedaan dan aturan-aturan jenis kelamin.

Lebih terperinci

S A N T I E. P U R N A M A S A R I U M B Y

S A N T I E. P U R N A M A S A R I U M B Y PERKEMBANGAN SOSIAL : KELUARGA S A N T I E. P U R N A M A S A R I U M B Y PENGANTAR Keluarga adalah tempat dan sumber perkembangan sosial awal pada anak Apabila interaksi yang terjadi bersifat intens maka

Lebih terperinci

PSIKOLOGI SEPANJANG HAYAT

PSIKOLOGI SEPANJANG HAYAT Modul ke: PSIKOLOGI SEPANJANG HAYAT Review Teori Perkembangan Fakultas Psikologi Tenny Septiani Rachman, M. Psi, Psi Program Studi Psikologi http://www.mercubuana.ac.id Perkembangan Psikoseksual Freud

Lebih terperinci

Perkembangan Sepanjang Hayat

Perkembangan Sepanjang Hayat Modul ke: Perkembangan Sepanjang Hayat Memahami Masa Perkembangan Dewasa Awal dalam Aspek Psikososial Fakultas PSIKOLOGI Hanifah, M.Psi, Psikolog Program Studi Psikologi http://mercubuana.ac.id Masa Dewasa

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Keluarga Nilai Anak

TINJAUAN PUSTAKA Keluarga Nilai Anak 7 TINJAUAN PUSTAKA Keluarga Keluarga merupakan tempat pertama dan utama dimana seorang anak dididik dan dibesarkan. Berdasarkan Undang-undang nomor 52 tahun 2009, keluarga adalah unit terkecil dalam masyarakat

Lebih terperinci

Menumbuhkan Kemandirian Anak

Menumbuhkan Kemandirian Anak Menumbuhkan Kemandirian Anak Oleh: Nur Hayati, M.Pd Dosen PGPAUD UNY Sikap mandiri, sopan santun, baik kepada orang sebaya maupun kepada orang tua, sabar, mengendalikan emosi, menunjukkan kepedulian terhadan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep 2.1.1 Defenisi Kesiapan adalah keseluruhan kondisi seseorang yang membuatnya siap untuk memberikan respon / jawaban di dalam acara tertentu terhadap suatu situasi. Penyesuaian

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN PSIKOSOSIAL

PERKEMBANGAN PSIKOSOSIAL Psikologi Umum 1 PERKEMBANGAN PSIKOSOSIAL Erik Homburger Erikson Ursa majorsy Teori perkembangan Erikson sangat dipengaruhi oleh psikoanalisa Freud. Erikson berpendapat bahwa pandangan-pandangannya sesuai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan saat yang penting dalam mempersiapkan

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan saat yang penting dalam mempersiapkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Masalah Masa remaja merupakan saat yang penting dalam mempersiapkan seseorang memasuki masa dewasa. Masa ini merupakan, masa transisi dari masa anak-anak menuju dewasa.

Lebih terperinci

Tahap-tahap Tumbuh Kembang Manusia

Tahap-tahap Tumbuh Kembang Manusia Tahap-tahap Tumbuh Kembang Manusia Rentang Perkembangan Manusia UMBY 1. Neonatus (lahir 28 hari) Pada tahap ini, perkembangan neonatus sangat memungkinkan untuk dikembangkan sesuai keinginan. 2. Bayi (1

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berbeda dengan keadaan yang nyaman dalam perut ibunya. Dalam kondisi ini,

BAB I PENDAHULUAN. berbeda dengan keadaan yang nyaman dalam perut ibunya. Dalam kondisi ini, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manusia merupakan mahluk sosial yang tidak dapat hidup sendiri tanpa kehadiran manusia lainnya. Kehidupan menjadi lebih bermakna dan berarti dengan kehadiran

Lebih terperinci

Perkembangan Anak Usia Dini. Pertemuan 2 : Pendidikan Anak Usia Dini Unita Werdi Rahajeng

Perkembangan Anak Usia Dini. Pertemuan 2 : Pendidikan Anak Usia Dini Unita Werdi Rahajeng Perkembangan Anak Usia Dini Pertemuan 2 : Pendidikan Anak Usia Dini Unita Werdi Rahajeng DAP Developmentally Appropriate Practices Prinsip DAP: 1. Masa-masa perkembangan anak usia dini yang khas dan memiliki

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Departemen Kesehatan RI pada tahun 2010 jumlah anak usia dini (0-4 tahun) di

BAB I PENDAHULUAN. Departemen Kesehatan RI pada tahun 2010 jumlah anak usia dini (0-4 tahun) di BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Anak usia dini merupakan saat seseorang mengalami perkembangan dan pertumbuhan yang sangat pesat dalam kehidupannya. Perkembangan dan pertumbuhan pada anak usia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai mahluk sosial, manusia senantiasa hidup bersama dalam sebuah

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai mahluk sosial, manusia senantiasa hidup bersama dalam sebuah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Sebagai mahluk sosial, manusia senantiasa hidup bersama dalam sebuah masyarakat. Manusia senantiasa berhubungan dengan manusia lain untuk memenuhi berbagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 KonteksMasalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 KonteksMasalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 KonteksMasalah Keluarga merupakan sebuah kelompok primer yang pertama kali kita masuki dimana didalamnya kita mendapatkan pembelajaran mengenai norma-norma, agama maupun proses sosial

Lebih terperinci

CHILD DEVELOPMENT. Presented by: Lius Iman Santoso C., SE., B.Ed, M.Pd

CHILD DEVELOPMENT. Presented by: Lius Iman Santoso C., SE., B.Ed, M.Pd CHILD DEVELOPMENT Presented by: Lius Iman Santoso C., SE., B.Ed, M.Pd Area of Development 1. Otak 2. Kognitif 3. Sosial 4. Moral 5..(Spiritual) 2 BASIC UNDERSTANDING OF CHILD O Anak adalah ciptaan Tuhan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan perilaku anak berasal dari banyak pengaruh yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan perilaku anak berasal dari banyak pengaruh yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan perilaku anak berasal dari banyak pengaruh yang berbeda-beda, diantaranya faktor genetik, biologis, psikis dan sosial. Pada setiap pertumbuhan dan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Anak Usia Prasekolah 1. Pengertian Anak prasekolah adalah mereka yang berusia antara tiga sampai enam tahun (Patmonodewo, 1995). Anak prasekolah adalah pribadi yang mempunyai

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Respon Penerimaan Anak 1. Pengertian Respon atau umpan balik adalah reaksi komunikan sebagai dampak atau pengaruh dari pesan yang disampaikan, baik secara langsung maupun tidak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang sehat, pintar, dan dapat berkembang seperti anak pada umumnya. Namun, tidak

BAB I PENDAHULUAN. yang sehat, pintar, dan dapat berkembang seperti anak pada umumnya. Namun, tidak BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Anak merupakan bagian dari keluarga, dimana sebagian besar kelahiran disambut bahagia oleh anggota keluarganya, setiap orang tua mengharapkan anak yang sehat,

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN PERILAKU SOSIAL ANAK USIA DINI

PENGEMBANGAN PERILAKU SOSIAL ANAK USIA DINI PENGEMBANGAN PERILAKU SOSIAL ANAK USIA DINI Titing Rohayati 1 ABSTRAK Kemampuan berperilaku sosial perlu dididik sejak anak masih kecil. Terhambatnya perkembangan sosial anak sejak kecil akan menimbulkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. baik secara ukuran (pertumbuhan) maupun secara perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. baik secara ukuran (pertumbuhan) maupun secara perkembangan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Setiap individu hidup akan melalui tahapan pertumbuhan dan perkembangan, yaitu sejak masa embrio sampai akhir hayatnya mengalami perubahan ke arah peningkatan baik secara

Lebih terperinci

PENGANIAYAAN TERHADAP ANAK DALAM KELUARGA

PENGANIAYAAN TERHADAP ANAK DALAM KELUARGA PENGANIAYAAN TERHADAP ANAK DALAM KELUARGA Oleh: Alva Nadia Makalah ini disampaikan pada Seminar Online Kharisma ke-3, dengan Tema: Kekerasan Pada Anak: Efek Psikis, Fisik, dan Tinjauan Agama Dunia Maya,

Lebih terperinci

TAHAPAN PERKEMBANGAN MANUSIA

TAHAPAN PERKEMBANGAN MANUSIA TAHAPAN PERKEMBANGAN MANUSIA 1 Tahapan Perkembangan Manusia (Hurlock) Periode prenatal Periode Infancy : 0 akhir pekan 2 Periode Bayi : akhir pekan kedua 2 tahun Periode Awal Masa Kanak-kanak : 2-6 tahun

Lebih terperinci

Keempat konteks ini dapat berinteraksi satu dengan lainnya dalam terbentuknya suatu perilaku

Keempat konteks ini dapat berinteraksi satu dengan lainnya dalam terbentuknya suatu perilaku Models of child Psychopath Oleh: Dra. Elvi Andriani Y, M.si P P W F P K K K K Keempat konteks ini dapat berinteraksi satu dengan lainnya dalam terbentuknya suatu perilaku MEDICAL MODEL (Model medis): Model

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. orang tua dengan anak. Orang tua merupakan makhluk sosial pertama yang

BAB I PENDAHULUAN. orang tua dengan anak. Orang tua merupakan makhluk sosial pertama yang BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Attachment pada manusia pertama kali terbentuk dari hubungan antara orang tua dengan anak. Orang tua merupakan makhluk sosial pertama yang berinteraksi dengan bayinya.

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Harga diri merupakan evaluasi individu terhadap dirinya sendiri baik secara

BAB II LANDASAN TEORI. Harga diri merupakan evaluasi individu terhadap dirinya sendiri baik secara BAB II LANDASAN TEORI A. Harga Diri 1. Definisi harga diri Harga diri merupakan evaluasi individu terhadap dirinya sendiri baik secara positif atau negatif (Santrock, 1998). Hal senada diungkapkan oleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lembaga kesejahteraan sosial yang mempunyai kewajiban untuk memberikan

BAB I PENDAHULUAN. lembaga kesejahteraan sosial yang mempunyai kewajiban untuk memberikan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Secara umum anak-anak tinggal dengan orang tua mereka di rumah, tetapi ada juga sebagian anak yang tinggal di panti asuhan. Panti asuhan adalah suatu lembaga

Lebih terperinci

Bagan Pengambilan Keputusan Pada Anak Bungsu Remaja Akhir

Bagan Pengambilan Keputusan Pada Anak Bungsu Remaja Akhir Bagan Pengambilan Keputusan Pada Anak Bungsu Remaja Akhir Trust vs mistrust Aspek kognitif Aspek sosial Aspek pertimbangan Autonomy vs doubt and shame Initiative vs guilt inisiatif Ciri-ciri subjek sebagai

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kemampuan Sosialisasi Anak Prasekolah 1. Pengertian Sosialisasi Sosialisasi menurut Child (dalam Sylva dan Lunt, 1998) adalah keseluruhan proses yang menuntun seseorang, yang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Telaah Pustaka 1. Pola Asuh Orangtua a. Pengertian Dalam Kamus Bahasa Indonesia pola memiliki arti cara kerja, sistem dan model, dan asuh memiliki arti menjaga atau merawat dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. hingga masa awal dewasa, dimulai pada saat terjadinya kematangan seksual.

BAB I PENDAHULUAN. hingga masa awal dewasa, dimulai pada saat terjadinya kematangan seksual. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masa remaja merupakan suatu periode transisi dari masa anak-anak hingga masa awal dewasa, dimulai pada saat terjadinya kematangan seksual. Remaja tidak mempunyai tempat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sebagai makhluk sosial, manusia dituntut untuk mampu mengatasi segala masalah yang timbul sebagai akibat dari interaksi dengan lingkungan sosial dan harus mampu menampilkan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORI TERKAIT. di bedakan menjadi sebagai berikut: (Sarwono, 2009)

BAB II TINJAUAN TEORI TERKAIT. di bedakan menjadi sebagai berikut: (Sarwono, 2009) BAB II TINJAUAN TEORI TERKAIT A. Teori Terkait i. Teori Para Ahli Oleh para ahli, tahap tahap perkembangan anak di bedakan menjadi sebagai berikut: a. Perkembangan Emosi (John Piaget ) (Sarwono, 2009)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah individu yang selalu belajar. Individu belajar berjalan, berlari,

BAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah individu yang selalu belajar. Individu belajar berjalan, berlari, BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH Manusia adalah individu yang selalu belajar. Individu belajar berjalan, berlari, dan lain-lain. Setiap tugas dipelajari secara optimal pada waktu-waktu tertentu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk saling berinteraksi. Melalui interaksi ini manusia dapat memenuhi kebutuhan-kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. untuk saling berinteraksi. Melalui interaksi ini manusia dapat memenuhi kebutuhan-kebutuhan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sebagai makhluk sosial, manusia membutuhkan kehadiran orang lain untuk saling berinteraksi. Melalui interaksi ini manusia dapat memenuhi kebutuhan-kebutuhan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja adalah masa transisi dari masa anak menuju masa dewasa, dan

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja adalah masa transisi dari masa anak menuju masa dewasa, dan BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah Masa remaja adalah masa transisi dari masa anak menuju masa dewasa, dan dalam masa transisi itu remaja menjajaki alternatif dan mencoba berbagai pilihan sebagai

Lebih terperinci

5. KESIMPULAN, DISKUSI DAN SARAN

5. KESIMPULAN, DISKUSI DAN SARAN 5. KESIMPULAN, DISKUSI DAN SARAN Dalam bab ini akan dibahas mengenai kesimpulan, diskusi dan saran. Kesimpulan dalam penelitian ini berisi gambaran sibling rivalry pada anak ADHD dan saudara kandungnya

Lebih terperinci

EMPATI DAN PERILAKU PROSOSIAL PADA ANAK

EMPATI DAN PERILAKU PROSOSIAL PADA ANAK EMPATI DAN PERILAKU PROSOSIAL PADA ANAK Murhima A. Kau Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Gorontalo INTISARI Proses perkembangan perilaku prososial menurut sudut pandang Social Learning Theory

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. atau interaksi dengan orang lain, tentunya dibutuhkan kemampuan individu untuk

BAB I PENDAHULUAN. atau interaksi dengan orang lain, tentunya dibutuhkan kemampuan individu untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manusia adalah mahluk sosial yang memiliki kebutuhan untuk berinteraksi timbal-balik dengan orang-orang yang ada di sekitarnya. Memulai suatu hubungan atau

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan masa transisi dari masa anak-anak ke masa

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan masa transisi dari masa anak-anak ke masa BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Masalah Masa remaja merupakan masa transisi dari masa anak-anak ke masa dewasa, yang mencakup perubahan biologis, kognitif, dan sosial emosional. Pada masa ini, individu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Masa sekolah bagi anak adalah masa yang paling dinantikan. Anak bisa

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Masa sekolah bagi anak adalah masa yang paling dinantikan. Anak bisa 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Masa sekolah bagi anak adalah masa yang paling dinantikan. Anak bisa mendapatkan teman baru selain teman di rumahnya. Anak juga dapat bermain dan berinteraksi

Lebih terperinci

BAB V PERKEMBANGAN MASA BAYI. Terbagi 2 tahap : - Neonatal (0 atau baru lahir sd ± 2minggu) -Bayi (setelah 2 minggu sd 2 tahun)

BAB V PERKEMBANGAN MASA BAYI. Terbagi 2 tahap : - Neonatal (0 atau baru lahir sd ± 2minggu) -Bayi (setelah 2 minggu sd 2 tahun) BAB V PERKEMBANGAN MASA BAYI Terbagi 2 tahap : - Neonatal (0 atau baru lahir sd ± 2minggu) -Bayi (setelah 2 minggu sd 2 tahun) TUGAS PERKEMBANGAN MASA BAYI Belajar makan makanan padat Belajar berjalan

Lebih terperinci

Perkembangan Manusia

Perkembangan Manusia Perkembangan Manusia Ciri-ciri perkembangan 1. Perkembangan mengikuti pola yang teratur, baik pada masa pranatal maupun postnatal. Pola perkembangan individu bersifat chepalocaudal, yaitu perkembangan

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN KEMAMPUAN BERBAHASA ANAK PRASEKOLAH

PERKEMBANGAN KEMAMPUAN BERBAHASA ANAK PRASEKOLAH PERKEMBANGAN KEMAMPUAN BERBAHASA ANAK PRASEKOLAH Pendahuluan Pada hakikatnya, anak manusia, ketika dilahirkan telah dibekali dengan bermacam-macam potensi yakni kemungkinan-kemungkinan untuk berkembang

Lebih terperinci

PENDAHULUAN Latar Belakang

PENDAHULUAN Latar Belakang PENDAHULUAN Latar Belakang Keberhasilan pembangunan nasional suatu bangsa ditentukan oleh ketersediaan Sumberdaya Manusia (SDM) yang berkualitas, yaitu SDM yang memiliki fisik yang tangguh, mental yang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. masyarakat pada anak-anaknya (Friedman et al., 2010). yang masih bertanggung jawab terhadap perkembangan anak-anaknya.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. masyarakat pada anak-anaknya (Friedman et al., 2010). yang masih bertanggung jawab terhadap perkembangan anak-anaknya. BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Orang Tua 1. Pengertian Orang tua adalah orang yang lebih tua atau orang yang dituakan, terdiri dari ayah dan ibu yang merupakan guru dan contoh utama untuk anakanaknya karena

Lebih terperinci

Peran Orang Tua dalam Menanamkan Keagamaan pada Anak Usia Dini Afitria Rizkiana, Pendahuluan Usia dini merupakan masa yang sangat

Peran Orang Tua dalam Menanamkan Keagamaan pada Anak Usia Dini Afitria Rizkiana, Pendahuluan Usia dini merupakan masa yang sangat Peran Orang Tua dalam Menanamkan Keagamaan pada Anak Usia Dini Afitria Rizkiana, 125120307111008 Pendahuluan Usia dini merupakan masa yang sangat penting sepanjang hidup, karena pada masa ini adalah masa

Lebih terperinci

MEMAHAMI PSIKOLOGI PERKEMBANGAN ANAK BAGI PENGEMBANGAN ASPEK SENI ANAK USIA DINI Oleh: Nelva Rolina

MEMAHAMI PSIKOLOGI PERKEMBANGAN ANAK BAGI PENGEMBANGAN ASPEK SENI ANAK USIA DINI Oleh: Nelva Rolina MEMAHAMI PSIKOLOGI PERKEMBANGAN ANAK BAGI PENGEMBANGAN ASPEK SENI ANAK USIA DINI Oleh: Nelva Rolina PENDAHULUAN Pendidikan anak usia dini yang menjadi pondasi bagi pendidikan selanjutnya sudah seharusnya

Lebih terperinci

Dinamika kepribadian / Prinsip Motivasional. Ego cemas karena tuntutan id dan superego. 1. Dorongan-dorongan a. Seks b. Agresi 2.

Dinamika kepribadian / Prinsip Motivasional. Ego cemas karena tuntutan id dan superego. 1. Dorongan-dorongan a. Seks b. Agresi 2. Pembentuk Kepribadian Bagaimana Kepribadian Bertindak Dijaga yang bertugas Menseleksi gambaran yang boleh masuk ke alam bawah sadar dan sadar. Hanya gambaran yang tidak memberikan rasa cemas yg lolos.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kemandirian yang dimiliki oleh setiap manusia berawal dari masa anak anak. Proses

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kemandirian yang dimiliki oleh setiap manusia berawal dari masa anak anak. Proses BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kemandirian yang dimiliki oleh setiap manusia berawal dari masa anak anak. Proses pembentukannya dimulai sejak anak berusia 2 bulan hingga masa dewasa (Santrock,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tersebut terbentang dari masa bayi, kanak-kanak, remaja, dewasa, hingga masa

BAB I PENDAHULUAN. tersebut terbentang dari masa bayi, kanak-kanak, remaja, dewasa, hingga masa BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sepanjang rentang kehidupannya individu mempunyai serangkaian tugas perkembangan yang harus dijalani untuk tiap masanya. Tugas perkembangan tersebut terbentang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kualitas yang melayani, sehingga masalah-masalah yang terkait dengan sumber

BAB I PENDAHULUAN. kualitas yang melayani, sehingga masalah-masalah yang terkait dengan sumber 1 BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah Fungsi utama Rumah Sakit yakni melayani masyarakat yang membutuhkan pelayanan kesehatan. Seiring dengan berjalannya waktu dan semakin majunya teknologi kedokteran,

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK ANAK USIA SD Oleh : Sugiyanto

KARAKTERISTIK ANAK USIA SD Oleh : Sugiyanto KARAKTERISTIK ANAK USIA SD Oleh : Sugiyanto Ada beberapa karakteristik anak di usia Sekolah Dasar yang perlu diketahui para guru, agar lebih mengetahui keadaan peserta didik khususnya ditingkat Sekolah

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengetahuan adalah merupakan hasil tahu, dan ini terjadi setelah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengetahuan adalah merupakan hasil tahu, dan ini terjadi setelah 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengetahuan (Knowledge) Pengetahuan adalah merupakan hasil tahu, dan ini terjadi setelah orang melakukan pengindraan terhadap suatu objek tertentu. Pengindraan terjadi melalui

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan keluarga utuh serta mendapatkan kasih sayang serta bimbingan dari orang tua.

BAB I PENDAHULUAN. dengan keluarga utuh serta mendapatkan kasih sayang serta bimbingan dari orang tua. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam kehidupan, setiap manusia memiliki dambaan untuk hidup bersama dengan keluarga utuh serta mendapatkan kasih sayang serta bimbingan dari orang tua. Perhatian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Wellbeing merupakan kondisi saat individu bisa mengetahui dan mengembangkan potensi yang ada dalam dirinya, menjalin hubungan yang baik dengan orang lain, dan secara

Lebih terperinci

Kritik Terhadap Teori Piaget, Teori Perkembangan Sosial Vygotsky, dan Tahap Perkembangan Psikososial Erikson

Kritik Terhadap Teori Piaget, Teori Perkembangan Sosial Vygotsky, dan Tahap Perkembangan Psikososial Erikson Kritik Terhadap Teori Piaget, Teori Perkembangan Sosial Vygotsky, dan Tahap Perkembangan Psikososial Erikson Kelompok 1: MUCHAMAD TAUFIQ ANWAR 702012109 PRADNYA PARAMITA DEWI 702012004 ARDHITYAN KRISTANTOMI

Lebih terperinci

POLA ASUH ORANG TUA TERHADAP ANAK. Pelayanan rehabilitasi sosial bagi penyandang disabilitas intelektual berbasis keluarga

POLA ASUH ORANG TUA TERHADAP ANAK. Pelayanan rehabilitasi sosial bagi penyandang disabilitas intelektual berbasis keluarga POLA ASUH ORANG TUA TERHADAP ANAK Pelayanan rehabilitasi sosial bagi penyandang disabilitas intelektual berbasis keluarga Pola asuh: cara, bentuk atau strategi dalam pendidikan keluarga yang dilakukan

Lebih terperinci

Bagi sebagian orang yang baru berangkat dewasa bahkan yang sudah. melewati usia dewasa, remaja adalah waktu yang paling berkesan dalam hidup

Bagi sebagian orang yang baru berangkat dewasa bahkan yang sudah. melewati usia dewasa, remaja adalah waktu yang paling berkesan dalam hidup BABI PENDAHULUAN 1 BABI PENDAHULUAN 1.1. Latar BeJakang Masalah Bagi sebagian orang yang baru berangkat dewasa bahkan yang sudah melewati usia dewasa, remaja adalah waktu yang paling berkesan dalam hidup

Lebih terperinci

Teori Albert Bandura A. Latar Belakang Teori self-efficasy

Teori Albert Bandura A. Latar Belakang Teori self-efficasy Teori Albert Bandura A. Latar Belakang Teori Albert Bandura sangat terkenal dengan teori pembelajaran sosial (Social Learning Teory) salah satu konsep dalam aliran behaviorisme yang menekankan pada komponen

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. mengembangan berbagai potensi yang dimiliki anak. Usia 4-6 tahun adalah suatu tahap

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. mengembangan berbagai potensi yang dimiliki anak. Usia 4-6 tahun adalah suatu tahap 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Usia 4-6 tahun merupakan waktu paling efektif dalam kehidupan manusia untuk mengembangan berbagai potensi yang dimiliki anak. Usia 4-6 tahun adalah suatu tahap

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Menurut hasil survey yang dilakukan oleh peneliti, di PAUD X Bandung,

BAB I PENDAHULUAN. Menurut hasil survey yang dilakukan oleh peneliti, di PAUD X Bandung, BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masalah Menurut hasil survey yang dilakukan oleh peneliti, di PAUD X Bandung, terdapat beberapa ibu yang memiliki anak berusia 5 tahun yang masih mengalami temper tantrum.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. saling mengasihi, saling mengenal, dan juga merupakan sebuah aktifitas sosial dimana dua

BAB I PENDAHULUAN. saling mengasihi, saling mengenal, dan juga merupakan sebuah aktifitas sosial dimana dua BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pacaran merupakan sebuah konsep "membina" hubungan dengan orang lain dengan saling mengasihi, saling mengenal, dan juga merupakan sebuah aktifitas sosial dimana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara majemuk yang terdiri atas berbagai macam

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara majemuk yang terdiri atas berbagai macam 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara majemuk yang terdiri atas berbagai macam suku, ras dan agama, hal ini yang memungkinkan terjadinya perkawinan antar suku, ras

Lebih terperinci

Pedologi. Penganiayaan Anak dan Kekerasan dalam Rumah Tangga. Yenny, M.Psi. Psikolog. Modul ke: Fakultas Psikologi. Program Studi Psikologi

Pedologi. Penganiayaan Anak dan Kekerasan dalam Rumah Tangga. Yenny, M.Psi. Psikolog. Modul ke: Fakultas Psikologi. Program Studi Psikologi Modul ke: Pedologi Penganiayaan Anak dan Kekerasan dalam Rumah Tangga Fakultas Psikologi Yenny, M.Psi. Psikolog Program Studi Psikologi www.mercubuana.ac.id Tipe-tipe Penganiayaan terhadap Anak Penganiayaan

Lebih terperinci

www.rajaebookgratis.com. "Ih, Udah Gede Kok Nggak Punya Malu!" Rasa malu merupakan salah satu nilai moral yang patut diajarkan pada anak. Perasaan ini tidak ada kaitannya dengan sifat pemalu. Bagaimana

Lebih terperinci

Laporan Magang. Gambaran Kemandirian Pada Anak Kelompok Kepompong (Toddlerhood) dan Kupukupu (Early Childhood) di TPA Makara UI

Laporan Magang. Gambaran Kemandirian Pada Anak Kelompok Kepompong (Toddlerhood) dan Kupukupu (Early Childhood) di TPA Makara UI Laporan Magang Gambaran Kemandirian Pada Anak Kelompok Kepompong (Toddlerhood) dan Kupukupu (Early Childhood) di TPA Makara UI Nova Rina Simbolon 1006689271 Fakultas Psikologi Universitas Indonesia Depok,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan masa perpindahan dari anak-anak ke remaja

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan masa perpindahan dari anak-anak ke remaja BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Masa remaja merupakan masa perpindahan dari anak-anak ke remaja dengan perubahan yang mengacu pada perkembangan kognitif, biologis, dan sosioemosional (Santrock, 2012).

Lebih terperinci

MASA KANAK-KANAK AWAL

MASA KANAK-KANAK AWAL MASA KANAK-KANAK AWAL Oleh: Prof.Dr. Siti Partini Suardiman Drs. Hiryanto, M.Si Yulia Ayriza, M.Si, Ph.D Dra. Purwandari, M.Si Dr. Rita Eka Izzaty, M.Si Rosita Endang Kusmaryani, M.Si yulia_ayriza@uny.ac.id

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. seseorang berbelanja, berbincang-bincang mengenai kehidupan seseorang, atau

I. PENDAHULUAN. seseorang berbelanja, berbincang-bincang mengenai kehidupan seseorang, atau I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Semua kejadian yang dialami manusia selalu terkait dengan bahasa. Pada waktu seseorang berbelanja, berbincang-bincang mengenai kehidupan seseorang, atau berdiskusi secara

Lebih terperinci

MODUL 25 TYPE A UMUR 4 6 BULAN (3 BULAN 16 HARI 6 BULAN 15 HARI)

MODUL 25 TYPE A UMUR 4 6 BULAN (3 BULAN 16 HARI 6 BULAN 15 HARI) MODUL 25 TYPE A UMUR 4 6 BULAN (3 BULAN 16 HARI 6 BULAN 15 HARI) G25.1 NAMA ANAK: NO ART:[ ] [ ] G25.1B G25.2 G25.3 G25.4 G25.5 G25.6 Apakah [ANAK] lahir lebih Berapa minggu [ANAK] lahir lebih awal HITUNG

Lebih terperinci

BAB 2 DATA DAN ANALISA. Untuk mempelajari perkembangan anak dari usia 2 tahun, ada baiknya

BAB 2 DATA DAN ANALISA. Untuk mempelajari perkembangan anak dari usia 2 tahun, ada baiknya 4 BAB 2 DATA DAN ANALISA 2.1 Data Perkembangan Balita Untuk mempelajari perkembangan anak dari usia 2 tahun, ada baiknya mengetahui sekelumit pertumbuhan fisik dan sisi psikologinya. Ada beberapa aspek

Lebih terperinci

INFANCY. Psikologi Perkembangan Unita Werdi Rahajeng

INFANCY. Psikologi Perkembangan Unita Werdi Rahajeng INFANCY Psikologi Perkembangan Unita Werdi Rahajeng www.unita.lecture.ub.ac.id MASA SENSORIMOTOR (PIAGET) 1. Substage 1: Simple Reflex 2. Substage 2: Primary Circular Reaction 3. Substage 3: Secondary

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA. peneliti, maka peneliti menganalisis dengan analisis deskriptif komparatif.

BAB IV ANALISIS DATA. peneliti, maka peneliti menganalisis dengan analisis deskriptif komparatif. 92 BAB IV ANALISIS DATA Setelah data diperoleh dari lapangan yang berupa wawancara, observasi dan dokumentasi yang disajikan pada awal bab yang telah dipaparkan oleh peneliti, maka peneliti menganalisis

Lebih terperinci

BAB V SOSIALISASI DAN PEMBENTUKAN KEPRIBADIAN

BAB V SOSIALISASI DAN PEMBENTUKAN KEPRIBADIAN SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2017 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN SOSIOLOGI BAB V SOSIALISASI DAN PEMBENTUKAN KEPRIBADIAN ALI IMRON, S.Sos., M.A. Dr. SUGENG HARIANTO, M.Si. KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

Lebih terperinci