BAB I PENDAHULUAN. tengah masyarakat, khususnya di negara negara berkembang. Masalah
|
|
- Herman Dharmawijaya
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 digilib.uns.ac.id BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kemiskinan merupakan masalah sosial yang senantiasa hadir di tengah tengah masyarakat, khususnya di negara negara berkembang. Masalah kemiskinan di Indonesia berdampak negatif terhadap meningkatnya arus urbanisasi, sehingga terjadi kepadatan penduduk yang berdampak pada meluasnya daerah daerah kumuh yang menjadi pemukiman para urban tersebut. Terbatasnya lapangan pekerjaan yang tersedia, serta kurangnya pengetahuan dan keterampilan menyebabkan mereka banyak yang mencari nafkah untuk mempertahankan hidup dengan terpaksa menjadi gelandangan atau pengemis. Masalah kependudukan merupakan salah satu sumber masalah sosial yang penting, karena pertambahan penduduk yang tidak terkontrol dapat menjadi penghambat dalam pelaksanaan pembangunan yang biasanya ditandai dengan kondisi yang serba tidak merata, terutama mengenai sumber penghidupan masyarakat yang semakin terbatas. Pertambahan jumlah penduduk tersebut disebabkan oleh tingkat kelahiran yang tinggi di bandingkan dengan tingkat kematian, dan juga peluang kerja yang semakin menipis sehingga menuntut setiap individu untuk memperjuangkan hidupnya. Bagi mereka yang mempunyai bekal ilmu pengetahuan dan keterampilan yang cukup bukan commit tidak to user mungkin mereka mampu bertahan. 1
2 digilib.uns.ac.id 2 Akan tetapi sebaliknya, bagi mereka yang belum beruntung bukan tidak mungkin pula mereka menyambung hidupnya dengan menjadi gelandangan atau pengemis. Pembangunan bidang kesejahteraan sosial adalah bagian yang tidak terpisahkan dengan pembangunan nasional. Sasaran utama pembangunan kesejahteraan sosial adalah Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS). Salah satu permasalahan pokok yang dihadapi oleh pembangunan kesejahteraan sosial yaitu masih tinginya jumlah PMKS yang belum tertangani, selain itu adanya tuntutan masyarakat agar penanganan PMKS terlaksanana semakin cepat, tepat, dan transparan. Salah satu dari Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) tersebut adalah Gelandangan dan Pengemis. Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) adalah seseorang, keluarga atau kelompok masyarakat yang karena suatu hambatan, kesulitan atau gangguan tidak dapat melaksanakan fungsi sosialnya, dan oleh karenanya tidak dapat menjalin hubungan yang serasi dan kreatif dengan linkungannya, sehingga tidak dapat terpenuhi kebutuhan hidupnya (jasmani, rohani dan sosial) secara memadai, layak dan wajar. (Pemutakhiran dan Pemetaan Data Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi, 2012 : 4) Kota Surakarta adalah salah satu kota di Indonesia yang terletak di Jawa Tengah, kota pusat segala aktivitas ekonomi, sosial dan budaya. Seperti kota kota lain yang sedang berkembang di seluruh dunia, Surakarta juga merasakan fenomena dimana perkembangannya pesat, seperti berdirinya
3 digilib.uns.ac.id 3 kantor kantor, pusat perbelanjaan, sarana perhubungan, pabrik, sarana hiburan dan sebagainya, tak pelak mendorong para urban untuk mengadu nasib. Salah satu persoalan yang sering muncul adalah kesenjangan atau ketimpangan yang semakin besar dalam pembagian pendapatan antara berbagai golongan pendapatan, antara daerah perkotaan dan pedesaan. Ini berarti juga bahwa pertumbuhan ekonomi yang pesat belum berhasil untuk menanggulangi masalah kemiskinan, seperti pengangguran dan masalah sosial ekonomi lainnya, seperti gelandangan dan pengemis. Masalah gelandangan dan pengemis merupakan salah satu masalah sosial sebagai dampak dari proses pembangunan nasional itu sendiri. Masalah Gelandangan dan Pengemis perlu mendapat penanganan sedini mungkin secara konsepsional dan pragmatik, agar tidak membawa dampak negatif yang lebih rawan serta dapat mengganggu stabilitas di bidang : politik, ekonomi, sosial budaya, keamanan dan ketertiban masyarakat, maupun dapat menimbulkan citra negatif terhadap keberhasilan pembangunan nasional dewasa ini. Banyak gelandangan dan pengemis menimbulkan banyaknya masalah pada kebersihan, keindahan, kesusilaan, keamanan, dan ketentraman bagi masyarakat. Berkembangnya gelandangan dan pengemis maka akan dapat memberi peluang munculnya gangguan keamanan dan ketertiban, yang pada akhirnya akan mengganggu keindahan kota dan masyarakat di sekitarnya. Sesungguhnya pihak pemerintah kota telah melakukan berbagai upaya penampungan pemberian keterampilan dan pelatihan, tapi tetap saja para
4 digilib.uns.ac.id 4 gelandangan dan pengemis masih menghiasi sudut - sudut kota bahkan malah semakin bertambah. Populasi Gelandangan dan Pengemis secara nasional terlihat naik turun menurut Pusat data dan Informasi (Pusdatin) Kementerian Sosial lima tahun terakhir, tahun 2007 berjumlah dan pada tahun 2011 berjumlah ada kenaikan 17% penyebab banyaknya gelandangan dan pengemis di kota besar, bukan melulu korban dari tidak adanya lapangan pekerjaan, tetapi juga dari faktor tidak adanya keinginan untuk berusaha dan ketidak memilikinya keterampilan, dan pada kenyataannya banyak dilihat gelandangan yang justru masih mampu untuk berusaha. Berusaha dalam arti apa saja yang penting bisa makan. ( ). Kementerian Sosial terus melakukan upaya dalam mengurangi meningkatnya populasi gelandangan dan pengemis. Penanganan Gelandangan dan Pengemis dilaksanakan secara terprogram sesuai peraturan perundang undangan. Pengawasan terhadap penanganan masalah gelandangan dan Pengemis dilakukan terhadap aktivitas yang dilaksanakan secara terprogram, terpadu, dan berkesinambungan. Setiap tahun data jumlah gelandangan dan pengemis di Kota Surakarta selalu berubah ubah. Sehingga tidak bisa memastikan berapa sebenarnya jumlah gelandangan dan pengemis di Kota Surakarta. Berdasarkan pengalaman tahun tahun sebelumnya, di tengarai ada drop dropan
5 digilib.uns.ac.id 5 gelandangan dan pengemis dari luar kota Surakarta dengan mengendarai truk, rombongan pengemis ini diperkirakan bisa mencapai 50 orang sekali drop. Tabel 1. 1 Data Hasil Pejaringan PGOT Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kota Surakarta Tahun Tahun Jumlah Hasil Dipulangkan Tindak Lanjut orang 242 orang 21 orang orang 157 orang 26 orang Sumber : Bagian Rehabilitasi Sosial, Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi Surakarta tahun Dari tabel 1.1 diatas diketahui bahwa di kota Surakarta jumlah gelandangan yang berhasil dijaring oleh Disosnakertrans dapat dilihat dari hasil rekap pejaringan PGOT dari mulai pengemis, gelandangan dan orang terlantar antara tahun Pada tahun 2011 jumlah PGOT yang terjaring sebanyak 263 orang, dan pada tahun 2012 sebanyak 183 orang. Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa jumlah gelandangan dan pengemis pada tahun 2012 mengalami penurunan dibanding jumlah gelandangan dan pengemis yang terjaring di tahun Dalam menangani Gelandangan dan Pengemis, Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan Trasmigrasi Pemerintah Kota Surakarta telah membentuk tim yang terdiri dari Satpol PP, Polresta, RSJD Surakarta, RSUD Dr. Moewardi Surakarta, LK3 (lembaga konsultan kesejahteraan keluarga), TKSK (tenaga kesejahteraan sosial kecamatan), Griya PMI Peduli dan dari Dinas Sosial,
6 digilib.uns.ac.id 6 Tenaga Kerja, dan Transmigrasi (Dinsosnakertrans). Gelandangan dan Pengemis yang terkena razia akan dikumpulkan dan diidentifikasi satu persatu guna untuk mengetahui dari mana asal mereka, setelah diketahui identifikasinya gelandangan dan pengemis akan dikembalikan ke rumah dan keluarga masing masing, sementara yang tidak terlacak alamatnya atau memiliki ganggungan jiwa, akan dimasukkan ke penampungan dahulu. (Wawancara dengan Susiyanto, Staf Rehabilitasi Sosial I, 20 Maret 2013, WIB) Gelandangan dan pengemis di Kota Surakarta tersebar di beberapa titik mangkal di Kota Surakarta, titik titik tersebut diindikasikan menjadi tempat mangkal gelandangan dan pengemis, antara lain di Kerten, Gendengan, Semanggi, Laweyan, Jebres dan Manahan. Dari titik titik tersebut mayoritas gelandangan dan pengemis yang paling banyak terdapat di daerah Semanggi dan Pasar Kliwon. (Wawancara dengan Susiyanto, Staf Rehabilitasi Sosial I, 20 Maret 2013, WIB) Gelandangan dan pengemis di Kota Surakarta bukan saja berasal dari Surakarta, tetapi mereka juga berasal dari luar Kota Surakarta seperti Jogyakarta, Sukoharjo, Boyolali, Purwodadi, Wonogiri, Magelang dan Sragen. Meskipun kerap kali terjaring dalam penjaringan oleh Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi beserta tim, dan telah dikumpulkan untuk penyuluhan dan diberi pelatihan, namun setelah selesai, gelandangan dan pengemis masih tetap kembali ke jalan lagi. Hal itu terjadi karena gelandangan dan pengemis
7 digilib.uns.ac.id 7 memang lebih nyaman tinggal di jalanan. (Wawancara dengan Muhibbin, Staf Rehabilitasi Sosial II, 20 Maret 2013, WIB) Peran pemerintah dalam menangani masalah sosial gelandangan dan pengemis tentu sangat penting, sebagaimana yang diamanatkan dalam Pasal 27 Ayat (2) dan Pasal 34 Ayat (1) Undang Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 Amandemen keempat. Pasal 27 Ayat (2) Undang Undang Dasar 1945 Amandemen keempat berbunyi : Tiap tiap warga negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan. Pasal ini memberikan pengertian bahwa pemerintah berkewajiban untuk memberantas pengangguran dan harus mengusahakan supaya setiap warga negara dapat memperoleh pekerjaan dengan upah yang layak untuk hidup. Sedangkan Pasal 34 ayat (1) Undang Undang Dasar 1945 Amandemen keempat yang berbunyi : Fakir miskin dan anak terlantar di pelihara oleh negara. Pasal tersebut memberikan pengertian pula bahwa tujuan negara sebagaimana tercantum dalam alinea keempat Pembukaan Undang Undang Dasar 1945, adalah negara tidak dapat melepaskan tanggung jawabnya untuk memelihara fakir miskin dan anak anak terlantar. Program pelayanan dan rehabilitasi kesejahteraan sosial dalam proses menangani gelandangan dan pengemis oleh Disosnakertrans pemerintah Kota Surakarta tentu berlandaskan pada peraturan perundang undangan yang telah ada sebelumnya. Yaitu Peraturan perundang undangan yang berkaitan dalam menangani gelandangan dan pengemis, antara lain Peraturan Pemerintah No.
8 digilib.uns.ac.id 8 31 Tahun 1980 tentang Penanggulangan Gelandangan dan Pengemis dan UU No. 11 Tahun 2009 tentang Kesejahteraan Sosial. Peraturan perundangan tersebut diatas merupakan kebijakan publik atau yang sering disebut kebijakan negara, karena kebijakan itu dibuat negara. Bila dikaitkan dengan tujuan kebijakan, maka yang hendak dicapai adalah untuk mewujudkan kehidupan yang sejahtera untuk kaum marginal di Indonesia. Kebijakan atau program tidak hanya dirumuskan lalu dibuat dalam suatu bentuk positif seperti undang undang dan kemudian didiamkan dan tidak dilaksanakan atau diimplementasikan, tetapi sebuah kebijakan publik harus dilaksanakan atau diimplementasikan agar mempunyai dampak atau tujuan yang diinginkan dan kemudian dievaluasi pelaksanaannya. Program Pelayanan dan Rehabilitasi Kesejahteraan Sosial Disosnakertrans Kota Surakarta terdiri dari 22 jenis Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial, sebagai kegiatan yang dilakukan untuk peningkatan kualitas pelayanan, sarana, dan prasarana rehabilitasi kesejahteraan sosial bagi PMKS (Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial). 22 jenis PMKS tersebut terdapat pada tabel 1. 2 dibawah ini : Tabel. 1.2 PROGRAM PELAYANAN DAN REHABILITASI KESEJAHTERAAN SOSIAL KOTA SURAKARTA TAHUN 2012 NO JENIS PMKS (Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial) Anak Balita Terlantar (ABT) Anak Terlantar (AT) a. Anak Nakal
9 digilib.uns.ac.id b. Anak yang Mengalami Masalah Hukum (AMH) Anak Jalanan (AJ) Wanita Rawan Sosial Ekonomi (WRSE) Korban Tindak Kekerasan/Diperlakukan Salah (KTK) a. Anak yang Menjadi Korban Tindak Kekerasan b. Wanita yang Menjadi Korban Tindak Kekerasan c. Lanjut Usia yang Menjadi Korban Tindak Kekerasan Lanjut Usia Terlanjar (LUT) Penyandang Cacat (PACA) A. Anak Cacat (AC) a). Cacat Fisik a.1) Cacat Tubuh (Tuna Daksa) a.2) Cacat Mata (Tuna Netra) a.3) Cacat Rungu Wicara (Bisu Tuli) b). Cacat Mental b.1) Cacat Mental Eks Psikotik (Tuna Laras) b.2) Cacat Mental Reterdasi (Tuna Grabita) c). Cacat Mental dan Fisik (Cacat Ganda) B. Penyandang Cacat (Pasca Dewasa) a). Cacat Fisik a.1) Cacat Tubuh (Tuna Daksa) a.2) Cacat Mata (Tuna Netra) a.3) Cacat Rungu Wicara (Bisu Tuli) b). Cacat Mental b.1) Cacat Mental Eks Psikotik (Tuna Laras) b.2) Cacat Mental Reterdasi (Tuna Grabita) c). Cacat Mental dan Fisik (Cacat Ganda) C. Penyandang Cacat Bekas Penyakit Kronis (PJBK) Tuna Susila (TS) Pengemis (PNG) Gelandangan (GLD) Bekas Warga Binaan Pemasyarakatan (BWBP) Korban Penyalahgunaaan (NAPZA) Keluarga Fakir Miskin (KFM) Keluarga Berumah Tak Layak Huni (KBTLH/RTLH) Keluarga Bermasalah Sosial Psikologis (KBSP) Komunitas Adat Terpencil (KAT) Korban Bencana Alam (KBA) Korban Bencana Sosial (KBS) Pekerja Migran Terlantar (PMT) Penyandang HIV/AIDS/Orang dengan HIV/AIDS Keluarga Rentan
10 digilib.uns.ac.id 10 Dari tabel tersebut diatas maka di dalam penelitian implementasi program pelayanan dan rehabilitasi kesejahteraan sosial ini penulis mengkhususkan dan mengedepankan dalam membahas Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) Gelandangan dan Pengemis. Berdasarkan uraian diatas, maka peneliti bermaksud melakukan penelitian dari pelaksanaan program pelayanan dan rehabilitasi kesejahteraan sosial dalam menangani gelandangan dan pengemis oleh disosnakertrans kota surakarta. Dengan alasan Untuk mengetahui sejauh mana proses pelaksanaan dan penerapan kebijakan atau program yang diterapkan oleh Pemerintah Kota Surakarta dalam menangani masalah sosial gelandangan dan pengemis, mengingat Pemerintah Kota Surakarta yang sering mengadakan penertiban, razia, garukan atau apapun istilahnya, yang menakutkan bagi gelandangan, pengemis dan kaum marginal lainnya. B. Perumusan Masalah Gelandangan dan pengemis merupakan fenomena kemiskinan sosial, ekonomi dan budaya, sehingga menempatkan mereka pada lapisan sosial yang paling bawah ditengah - tengah masyarakat kota. Mereka bahkan jauh dari taraf kehidupan masyarakat yang sejahtera. Padahal disisi lain mereka adalah warga negara yang memiliki hak dan kewajiban yang sama, sehingga mereka perlu diberikan perhatian yang sama untuk mendapatkan penghidupan dan kehidupan yang layak. Berdasarkan uraian di atas maka dapat ditarik permasalahan sebagai berikut :
11 digilib.uns.ac.id 11 Bagaimana Pelaksanaan Program Pelayanan dan Rehabilitasi Kesejahteraan Sosial dalam Menangani Gelandangan dan Pengemis oleh Disosnakertrans Kota Surakarta? C. Tujuan Penelitian Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah : 1. Tujuan Operasional Untuk mengetahui sejauh mana hasil dari kebijakan kebijakan atau program program yang telah dikeluarkan Pemerintah Kota Surakarta dalam penanggulangan gelandangan dan pengemis untuk meningkatkan kesejahteraan gelandangan dan pengemis di Kota Surakarta dan implementasinya. 2. Tujuan Fungsional Untuk memenuhi persyaratan dalam mencapai gelar sarjana Jurusan Ilmu Administrasi pada Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sebelas Maret Surakarta D. Manfaat Penelitian Manfaat yang dapat diperoleh dari hasil penelitian ini adalah sebagai berikut : a. Manfaat Praktis 1) Bagi Pemerintah Memberikan informasi yang bermanfaat, yang dapat dijadikan acuan bagi pengambil keputusan, terutama dalam menangani permasalahan PMKS gelandangan dan pengemis di kotanya. 2) Bagi Mahasiswa
12 digilib.uns.ac.id 12 Dapat menambah wawasan dan pengetahuan serta kemampuan menganalisis terhadap kenyataan yang ada mengenai penanggulangan permasalahan PMKS gelandangan dan pengemis dalam peningkatan kesejahteraannya. 3) Bagi Masyarakat Dapat menginformasikan hasil hasil penelitian ini kepada masyarakat luas sehingga gelandangan dapat memperoleh dukungan dan bantuan moral maupun fisik sebagai wujud rasa kepedulian masyarakat akan kesejahteraan mereka. b. Manfaat Teoritis 1) Menambah kepustakaan dan dapat juga digunakan sebagai referensi untuk penelitian yang sejenis. 2) Sebagai bahan acuan untuk mengkaji dan menganalisis tentang pengimplementasian program yang dikeluarkan oleh Disosnakertrans Pemerintah Kota Surakarta untuk meningkatkan kesejahteraan gelandangan dan pengemis di kotanya.
REKAPITULASI DATA PENYANDANG MASALAH KESEJAHTERAAN SOSIAL (PMKS) PER PROVINSI TAHUN 2012 SUMBER DATA : DINAS SOSIAL PROVINSI
REKAPITULASI DATA PENYANDANG MASALAH KESEJAHTERAAN SOSIAL (PMKS) PER TAHUN 2012 SUMBER DATA : DINAS SOSIAL PUSAT DATA DAN INFORMASI KESEJAHTERAAN SOSIAL Jl. Salemba Raya No. 28 Jakarta Pusat, 10430, telp.
Lebih terperinciDr. Alamsyah, M.Hum. Drs. Sugiyarto, M.Hum
POTRET DI JEPARA Dr. Alamsyah, M.Hum Drs. Sugiyarto, M.Hum Penerbit Madina dan Pemda Kabupaten Jepara. Desember 2012 i Permasalahan Sosial dan Strategi Penanganan Potret di Jepara Diterbitkan Desember
Lebih terperinciBAB 29 PENINGKATAN PERLINDUNGAN
BAB 29 PENINGKATAN PERLINDUNGAN DAN KESEJAHTERAAN SOSIAL Perlindungan dan kesejahteraan sosial merupakan hal-hal yang berkaitan dengan keterlantaran baik anak maupun lanjut usia, kecacatan, ketunasosialan,
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Secara konsepsional, pembangunan yang telah dan sedang dilaksanakan pada
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Secara konsepsional, pembangunan yang telah dan sedang dilaksanakan pada hakekatnya bertujuan untuk meningkatkan pendapatan masyarakat, memperluas kesempatan kerja dan
Lebih terperinciPERATURAN BUPATI KARAWANG NOMOR : 10 TAHUN 2013
PERATURAN BUPATI KARAWANG NOMOR : 10 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN BIMBINGAN LANJUT DAN RUJUKAN BAGI PENYANDANG MASALAH KESEJAHTERAAN SOSIAL DI KABUPATEN KARAWANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA
Lebih terperinciGUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 80 TAHUN 2008 TENTANG
GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 80 TAHUN 2008 TENTANG URAIAN TUGAS SEKRETARIAT, BIDANG, SUB BAGIAN DAN SEKSI DINAS SOSIAL PROVINSI JAWA TIMUR GUBERNUR JAWA TIMUR MENIMBANG : bahwa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. jalan maupun di berbagai tempat umum. Padahal dalam Pasal 34 Undang-Undang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan negara yang tergolong dalam negara berkembang. Infrastruktur yang terus berkembang hingga sarana dan prasarana yang menunjang kehidupan masyarakat
Lebih terperinciPEMERINTAH KOTA TANGERANG
RINGKASAN RENJA DINAS SOSIAL KOTA TANGERANG TAHUN 2016 Dinas Sosial Kota Tangerang di bentuk berdasarkan Peraturan Daerah Kota Tangerang Nomor 13 Tahun 2014. Organisasi dan tata kerja Dinas Sosial Kota
Lebih terperinciGUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 63 TAHUN 2011 TENTANG RINCIAN TUGAS POKOK DINAS SOSIAL PROVINSI BALI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 63 TAHUN 2011 TENTANG RINCIAN TUGAS POKOK DINAS SOSIAL PROVINSI BALI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BALI, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan
Lebih terperinciLAPORAN KEGIATAN TENAGA KESEJAHTERAAN SOSIAL KECAMATAN
LAPORAN KEGIATAN TENAGA KESEJAHTERAAN SOSIAL KECAMATAN BULAN OKTOBER DESEMBER 2009 DAN BULAN JANUARI 2010 DISUSUN OLEH: Rully Abdul Aziz TKSK PACET TENAGA KESEJAHTERAAN SOSIAL KECAMATAN (TKSK) KECAMATAN
Lebih terperinciDOKUMEN PELAKSANAAN PERUBAHAN ANGGARAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH Pemerintah Provinsi Jawa Timur Tahun Anggaran 2017
Urusan Pemerintahan Organisasi Kode DOKUMEN PELAKSANAAN PERUBAHAN ANGGARAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH Pemerintah Tahun Anggaran : ( ) Sosial : ( ) Rekapitulasi Belanja Langsung Berdasarkan Program dan
Lebih terperinciWALIKOTA BATU PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 85 TAHUN 2016 TENTANG
SALINAN WALIKOTA BATU PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 85 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, URAIAN TUGAS DAN FUNGSI, SERTA TATA KERJA DINAS SOSIAL KOTA BATU DENGAN RAHMAT
Lebih terperinciBUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PURBALINGGA
SALINAN BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PURBALINGGA NOMOR 83 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI, SERTA TATA KERJA DINAS SOSIAL, PENGENDALIAN PENDUDUK
Lebih terperinciGUBERNUR JAMBI PERATURAN GUBERNUR JAMBI NOMOR 44 TAHUN 2012 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) BIDANG SOSIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
GUBERNUR JAMBI PERATURAN GUBERNUR JAMBI NOMOR 44 TAHUN 2012 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) BIDANG SOSIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAMBI, Menimbang : bahwa dalam rangka melaksanakan
Lebih terperinci7. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2002 tentang Pembentukan Kabupaten Banyuasin di Provinsi Sumatera Selatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
70 Menimbang : Mengingat : PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUASIN NOMOR 3 TAHUN 2012 TENTANG PENYELENGGARAAN KESEJAHTERAAN SOSIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANYUASIN, a. bahwa setiap warga
Lebih terperinciPERATURAN BUPATI TOLITOLI NOMOR 10 TAHUN
SALINAN BUPATI TOLITOLI PERATURAN BUPATI TOLITOLI NOMOR 10 TAHUN 2015 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS KESEJAHTERAAN SOSIAL KABUPATEN TOLITOLI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TOLITOLI, Menimbang
Lebih terperinciIV.B.22. Urusan Wajib Sosial
22. URUSAN SOSIAL UUD 45 telah mengamanatkan bahwa Negara wajib memberi perlindungan dan jaminan kesejahteraan sosial. Beberapa masalah yang masih perlu mendapat perhatian diantaranya masih rendahnya kualitas
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. ekonomi merosot hingga minus 20% mengakibatkan turunnya berbagai. jumlah masyarakat penyandang masalah sosial di daerah perkotaan.
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Krisis ekonomi yang melanda Indonesia sejak pertengahan tahun 1997 telah membawa dampak yang luas bagi masyarakat sampai saat ini. Pertumbuhan ekonomi merosot
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pemerintahan Negara Republik Indonesia adalah: melindungi segenap bangsa
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembukaan UUD 1945 Alinea IV menegaskan bahwa tujuan dibentuknya Pemerintahan Negara Republik Indonesia adalah: melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh
Lebih terperinciPENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN BOGOR NOMOR 7 TAHUN 2016 TENTANG PENYELENGGARAAN KESEJAHTERAAN SOSIAL
PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN BOGOR NOMOR 7 TAHUN 2016 TENTANG PENYELENGGARAAN KESEJAHTERAAN SOSIAL I. UMUM Pembangunan kesejahteraan sosial merupakan perwujudan dari upaya mencapai tujuan
Lebih terperinciINDIKATOR KINERJA UTAMA
INDIKATOR KINERJA UTAMA Instansi : DINAS SOSIAL TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI Visi : Terwujudnya Peningkatan Kualitas Tenaga Kerja yang Produktif dan Percepatan Penanganan Masalah Mendukung Terwujudnya
Lebih terperinciBAB 29 PENINGKATAN PERLINDUNGAN DAN KESEJAHTERAAN SOSIAL
BAB 29 PENINGKATAN PERLINDUNGAN DAN KESEJAHTERAAN SOSIAL Perlindungan dan kesejahteraan sosial diperlukan bagi seluruh rakyat Indonesia untuk meningkatkan kualitas kehidupan yang layak dan bermartabat.
Lebih terperinciPERATURAN DAERAH PROPINSI DAERAH ISTIMEWA ACEH NOMOR : 23 TAHUN 2001 TENTANG
PERATURAN DAERAH PROPINSI DAERAH ISTIMEWA ACEH NOMOR : 23 TAHUN 2001 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA DINAS SOSIAL PROPINSI DAERAH ISTIMEWA ACEH BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DENGAN RAHMAT ALLAH YANG
Lebih terperinciPERATURAN DAERAH KABUPATEN BANTUL NOMOR 01 TAHUN 2010 T E N T A N G PENYELENGGARAAN KESEJAHTERAAN SOSIAL BAGI PENYANDANG MASALAH KESEJAHTERAAN SOSIAL
PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANTUL NOMOR 01 TAHUN 2010 T E N T A N G PENYELENGGARAAN KESEJAHTERAAN SOSIAL BAGI PENYANDANG MASALAH KESEJAHTERAAN SOSIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANTUL, Menimbang
Lebih terperinciPERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH NOMOR 41 TAHUN 2013 TENTANG PENERAPAN DAN RENCANA PENCAPAIAN STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) BIDANG SOSIAL
SALINAN PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH NOMOR 41 TAHUN 2013 TENTANG PENERAPAN DAN RENCANA PENCAPAIAN STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) BIDANG SOSIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR KALIMANTAN
Lebih terperinciRPJMD Kab. Temanggung Tahun I X 101
TARGET SASARAN MISI Rehabilitasi Sosial % 2.7 2.7 2.88 3.08 3.18 3.18 3.18 3.18 Dinas Sosial Jumlah PMKS telah direhabilitasi dalam 1 tahun dibagi Jumlah PMKS direhabilitasi x % sasaran : penyandang cacat
Lebih terperinci- 1 - WALIKOTA MADIUN PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN PERATURAN DAERAH KOTA MADIUN NOMOR 3 TAHUN 2017 TENTANG PENYELENGGARAAN KESEJAHTERAAN SOSIAL
- 1 - WALIKOTA MADIUN PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN PERATURAN DAERAH KOTA MADIUN NOMOR 3 TAHUN 2017 TENTANG PENYELENGGARAAN KESEJAHTERAAN SOSIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MADIUN, Menimbang
Lebih terperinciKEPALA DINAS UPTD SEKRETARIAT BIDANG PARTISIPASI SOSIAL DAN MASYARAKAT BIDANG REHABILITASI SOSIAL BIDANG PELAYANAN SOSIAL
DINAS SOSIAL KOTA BANDUNG INFORMASI BERKALA A. Profil Kedudukan SKPD 1. Kedudukan Kedudukan Dinas Sosial yaitu penyelenggara pelayanan dalam bidang kesejahteraan 2. Struktur Struktur Organisasi Dinas Sosial
Lebih terperinciLAMPIRAN III PERATURAN BUPATI KARANGASEM NOMOR 41 TAHUN 2014 TENTANG URAIAN TUGAS DINAS DAERAH KABUPATEN KARANGASEM. Dinas Sosial 1.
57 Dinas Sosial 1. KEPALA DINAS LAMPIRAN III PERATURAN BUPATI KARANGASEM NOMOR 41 TAHUN 2014 TENTANG URAIAN TUGAS DINAS DAERAH KABUPATEN KARANGASEM Kepala Dinas Sosial Kabupaten Karangasem mempunyai tugas
Lebih terperinciKETENAGAKERJAAN DINAS TENAGA KERJA, TRANSMIGRASI, DAN SOSIAL Jumlah (Rp) Anggaran Setelah Perubahan
URUSAN PEMERINTAHAN ORGANISASI Kode Rekening : 1.14 : 1.14.01 KETENAGAKERJAAN DINAS TENAGA KERJA, TRANSMIGRASI, DAN SOSIAL 1.14 1.14.01 00 00 5 BELANJA DAERAH 7.869.700.000,00 7.382.776.373,00 486.923.627,00
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Pembangunan yang telah dan sedang dilaksanakan oleh suatu negara pada
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan yang telah dan sedang dilaksanakan oleh suatu negara pada hakekatnya bertujuan untuk meningkatkan pendapatan masyarakat, memperluas kesempatan kerja dan peluang
Lebih terperinciIV.B.22. Urusan Wajib Sosial
22. URUSAN SOSIAL Perlindungan dan kesejahteraan sosial diperlukan bagi seluruh rakyat Indonesia sebagaimana diamanatkan oleh UUD 1945. Meskipun telah banyak dicatat beberapa keberhasilan, beberapa masalah
Lebih terperinciBAB 28 PENINGKATAN PERLINDUNGAN DAN KESEJAHTERAAN SOSIAL
BAB 28 PENINGKATAN PERLINDUNGAN DAN KESEJAHTERAAN SOSIAL A. KONDISI UMUM Pelaksanaan pembangunan bidang kesejahteraan sosial selama periode 2001-2004 memperlihatkan kondisi yang menggembirakan, terutama
Lebih terperinciJl. Sukarno Hatta Giri Menang Gerung Telp.( 0370 ) , Fax (0370) Kode Pos TELAAHAN STAF
PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK BARAT DINAS SOSIAL, TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI Jl. Sukarno Hatta Giri Menang Gerung Telp.( 0370 ) 681150, 681156 Fax (0370) 681156 Kode Pos 83363 TELAAHAN STAF Kepada : Bapak
Lebih terperinciRANCANGAN PERATURAN DAERAH KOTA SURABAYA NOMOR TAHUN TENTANG PENYELENGGARAAN KESEJAHTERAAN SOSIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA SURABAYA,
RANCANGAN PERATURAN DAERAH KOTA SURABAYA NOMOR TAHUN TENTANG PENYELENGGARAAN KESEJAHTERAAN SOSIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA SURABAYA, Menimbang : a. bahwa setiap warga negara berhak untuk
Lebih terperinciPENJELASAN A T A S UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2009 TENTANG KESEJAHTERAAN SOSIAL
I. UMUM PENJELASAN A T A S UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2009 TENTANG KESEJAHTERAAN SOSIAL Pembangunan kesejahteraan sosial merupakan perwujudan dari upaya mencapai tujuan bangsa yang
Lebih terperinciKERTAS KEBIJAKAN. Evaluasi Rancangan Perda Mengenai Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Provinsi Kalimantan Utara. Permasalahan Mendasar
KERTAS KEBIJAKAN Evaluasi Rancangan Perda Mengenai Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Provinsi Kalimantan Utara Permasalahan Mendasar Tujuan dari bernegara sebagaimana diatur dalam Pembukaan
Lebih terperinci2. Kelompok Masyarakat adalah kelompok sasaran penerima bantuan warga binaan sosial Dinas Sosial Kabupaten Karawang;
LAMPIRAN : PERATURAN BUPATI KARAWANG NOMOR : 18 TAHUN 2011 TANGGAL : PETUNJUK PELAKSANAAN BANTUAN SOSIAL KEPADA KELOMPOK MASYARAKAT PENYANDANG MASALAH KESEJAHTERAAN SOSIAL ( PMKS ) PEMERINTAH KABUPATEN
Lebih terperinciPERATURAN KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN RETENSI ARSIP SEKTOR KESEJAHTERAAN RAKYAT URUSAN SOSIAL
SALINAN ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA Jalan Ampera Raya No. 7, Jakarta Selatan 12560, Indonesia Telp. 62 21 7805851, Fax. 62 21 7810280 http://www.anri.go.id, e-mail: info@anri.go.id PERATURAN KEPALA
Lebih terperinciBAB 28 PENINGKATAN PERLINDUNGAN DAN KESEJAHTERAAN SOSIAL
BAB 28 PENINGKATAN PERLINDUNGAN DAN KESEJAHTERAAN SOSIAL BAB 28 PENINGKATAN PERLINDUNGAN DAN KESEJAHTERAAN SOSIAL A. KONDISI UMUM Pelaksanaan pembangunan bidang kesejahteraan sosial selama periode 2001-2004
Lebih terperinciPEMERINTAH ACEH PERATURAN BUPATI SIMEULUE NOMOR 34 TAHUN 2015 TENTANG
PEMERINTAH ACEH PERATURAN BUPATI SIMEULUE NOMOR 34 TAHUN 2015 TENTANG RINCIAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI PEMANGKU JABATAN STRUKTURAL DI LINGKUNGAN DINAS SOSIAL, TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI KABUPATEN SIMEULUE
Lebih terperinciKATA PENGANTAR. Banjarmasin, 10 Januari 2015 KEPALA DINAS SOSIAL PROVINSI KALIMANTAN SELATAN
KATA PENGANTAR Dengan memanjatkan syukur kehadirat Allah SWT, Tuhan yang Maha Esa, Laporan Kinerja Dinas Sosial Provinsi Kalimantan Selatan Tahun 2015 dapat diselesaikan. Laporan kinerja merupakan bentuk
Lebih terperinciRENCANA STRATEGIS DINAS SOSIAL PROVINSI BALI TAHUN
RENCANA STRATEGIS DINAS SOSIAL PROVINSI BALI TAHUN 2013-2018 Tujuan Sasaran Strategis Target Strategi Satuan Uraian Indikator Tujuan Target Tujuan Uraian Indikator Kinerja 2014 2015 2016 2017 2018 Kebijakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Alasan Pemilihan Judul. Proses modernisasi menyisakan problematika yang tidak kunjung usai,
BAB I PENDAHULUAN A. Alasan Pemilihan Judul Proses modernisasi menyisakan problematika yang tidak kunjung usai, contohnya adalah perubahan sosial budaya. Perubahan sosial dan kebudayaan yang mencolok berlangsung
Lebih terperinciRENCANA KINERJA TAHUNAN TINGKAT SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH
RENCANA KINERJA TAHUNAN TINGKAT SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH : DINAS SOSIAL KEPENDUDUKAN DAN CATATAN SIPIL PEMERINTAH PROVINSI NTB TAHUN ANGGARAN : 2016 SASARAN STRATEGIS
Lebih terperinciIV.B.22. Urusan Wajib Sosial
22. URUSAN SOSIAL Pembangunan Bidang Kesejahteraan Sosial adalah bagian yang tidak terpisahkan dengan pembangunan nasional. Sasaran utama pembangunan Kesejahteraan Sosial adalah Penyandang Masalah Kesejahteraan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bentuk kepedulian sebuah Negara terhadap rakyatnya. Di Indonesia sendiri,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesejahteraan sosial adalah impian bagi setiap Negara dibelahan dunia termasuk di Indonesia. Upaya untuk mencapai mimpi tersebut adalah bentuk kepedulian sebuah Negara
Lebih terperinciPEMERINTAH KOTA TANGERANG
RINGKASAN RENJA DINAS SOSIAL KOTA TANGERANG TAHUN 2015 Dinas Sosial Kota Tangerang di bentuk berdasarkan Peraturan Daerah Kota Tangerang Nomor 13 Tahun 2014. Organisasi dan tata kerja Dinas Sosial Kota
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Anak adalah amanah dan karunia Tuhan Yang Maha Esa, yang didalam
1 A. Latar Belakang I. PENDAHULUAN Anak adalah amanah dan karunia Tuhan Yang Maha Esa, yang didalam dirinya melekat harkat dan martabat sebagai manusia seutuhnya. Mereka bersih seperti kertas putih ketika
Lebih terperinciPROGRAM KEGIATAN. Program Pemberdayaan Kelembagaan Kesejahteraan Sosial. a. Peningkatan peran aktif masyarakat dan dunia usaha
3 PROGRAM DAN KEGIATAN A. BIDANG SOSIAL I. PROGRAM DAN KEGIATAN TAHUN 2012 Adapun program dan kegiatan pada Dinas Sosial dan Tenaga Kerja Kabupaten Landak Tahun Anggaran 2012 yang terkait dengan penerapan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perkembangan permasalahan kesejahteraan sosial di Kota cenderung meningkat,
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan permasalahan kesejahteraan sosial di Kota cenderung meningkat, munculnya berbagai fenomena sosial bersumber baik dari dalam masyarakat maupun akibat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mengembangkan diri dan dapat melaksanakan fungsi sosialnya yang dapat
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kesejahteraan sosial merupakan suatu keadaan terpenuhinya kebutuhan hidup yang layak bagi masyarakat, sehingga mampu mengembangkan diri dan dapat melaksanakan
Lebih terperinciU R A I A N JUMLAH PENDAPATAN 17,800, BELANJA BELANJA TIDAK LANGSUNG 45,668,879, BELANJA LANGSUNG 53,024,950,000.00
Urusan Pemerintahan Organisasi : : 1.13 URUSAN WAJIB Sosial 1.13.01 Dinas Sosial KODE 00 00 PENDAPATAN DAERAH 00 00 1 PENDAPATAN ASLI DAERAH 17,800,000.00 00 00 1 2 Retribusi Daerah 17,800,000.00 PENDAPATAN
Lebih terperinciBUPATI SIDOARJO PROPINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 73 TAHUN 2016 TENTANG
BUPATI SIDOARJO PROPINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 73 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS SOSIAL KABUPATEN SIDOARJO DENGAN RAHMAT
Lebih terperinciPERATURAN BUPATI SUBANG NOMOR : TAHUN 2008 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS SOSIAL KABUPATEN SUBANG BUPATI SUBANG,
PERATURAN BUPATI SUBANG NOMOR : TAHUN 2008 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS SOSIAL KABUPATEN SUBANG BUPATI SUBANG, Menimbang : a. bahwa Dinas Sosial Kabupaten Subang telah dibentuk dengan Peraturan
Lebih terperinciMemberikan jaminan sosial kepada warga masyarakat, khususnya penyandang masalah sosial;
22. URUSAN SOSIAL Konsep pembangunan sosial merupakan bentuk evaluasi dan kritik terhadap konsep pembangunan ekonomi yang hanya terfokus pada kemajuan ekonomi dan tidak memperhatikan aspek sosial, dan
Lebih terperincihalnya lansia yang bekerja di sektor formal. Hal ini menyebabkan semakin kompleksnya permasalahan yang dihadapi oleh lanjut usia terlantar.
digilib.uns.ac.id 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesejahteraan sosial merupakan suatu keadaan terpenuhinya kebutuhan hidup yang layak bagi masyarakat, sehingga mampu mengembangkan diri dan dapat
Lebih terperinciPENGEMBANGAN KAPASITAS DAERAH UNTUK SISTEM INFORMASI KESEJAHTERAAN SOSIAL APLIKASI PENYANDANG MASALAH KESEJAHTERAAN SOSIAL
PENGEMBANGAN KAPASITAS DAERAH UNTUK SISTEM INFORMASI KESEJAHTERAAN SOSIAL APLIKASI PENYANDANG MASALAH KESEJAHTERAAN SOSIAL PUSAT DATA DAN INFORMASI KESEJAHTERAAN SOSIAL BADAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KESEJAHTERAAN
Lebih terperinciPEMERINTAH KABUPATEN BLITAR DINAS SOSIAL
PEMERINTAH KABUPATEN BLITAR DINAS SOSIAL Jln. A. Yani No. 38 Telp. ( 0342 ) 801357 BLITAR KEPUTUSAN KEPALA DINAS SOSIAL KABUPATEN BLITAR NOMOR : 460/14.2/409.102/2017 TENTANG PENETAPAN INDIKATOR KINERJA
Lebih terperinciLAPORAN KINERJA KEPALA BIDANG PEMBERDAYAAN SOSIAL TAHUN 2015
LAPORAN KINERJA KEPALA BIDANG PEMBERDAYAAN SOSIAL TAHUN 2015 BAB I PENDAHULUAN Sebagaimana diatur dalam Peraturan Daerah Jawa Timur Nomor 09 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas Daerah Provinsi
Lebih terperinciDENGAN RATIMAT TUHAN YANG MATIA ESA BUPATI MOJOKERTO,
BUPATI MOJOKERTO PERATURAN BUPATI MOJOKERTO NOMOR 12 TAIIUN 2OL2 TENTANG PENJABARAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI ORGANISASI DAI{ TATA KERJA DII{AS SOSIAL KABUPATEN MOJOKERTO DENGAN RATIMAT TUHAN YANG MATIA ESA
Lebih terperinciWALIKOTA TANGERANG PROVINSI BANTEN
WALIKOTA TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN WALIKOTA TANGERANG NOMOR 63 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS SOSIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. data-data keluarga sejahtera yang dikumpulkannya. Menurut BKKBN yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Masalah angka kemiskinan ini menjadi lebih banyak diperdebatkan oleh ekonom dan non-ekonom ketika BKKBN mengumumkan angka kemiskinan dari data-data keluarga
Lebih terperinciINDIKATOR KINERJA UTAMA DINAS SOSIAL PROVINSI BALI PERIODE 2013-2018
INDIKATOR KINERJA UTAMA DINAS SOSIAL PROVINSI BALI PERIODE 2013-2018 Tugas Pokok Dinas Provinsi Bali Fungsi Dinas Provinsi Bali : Membantu Gubernur Bali dalam menyelenggarakan Pemerintahan di Bidang Kesejahteraan
Lebih terperinciWALIKOTA MAKASSAR PROVINSI SULAWESI SELATAN
WALIKOTA MAKASSAR PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN WALIKOTA MAKASSAR NOMOR 89 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS SOSIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG
Lebih terperinciPMKS YANG MENERIMA BANTUAN SOSIAL
PMKS YANG MENERIMA BANTUAN SOSIAL Tujuan pembangunan kesejahteraan sosial Pemerintah Provinsi DKI Jakarta adalah mengatasi atau mengurangi masalah sosial yang dihadapi individu, keluarga, atau komunitas,
Lebih terperinciPERATURAN DAERAH PROVINSI BANTEN NOMOR 8 TAHUN 2010 TENTANG PENYELENGGARAAN KESEJAHTERAAN SOSIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANTEN
PERATURAN DAERAH PROVINSI BANTEN NOMOR 8 TAHUN 2010 TENTANG PENYELENGGARAAN KESEJAHTERAAN SOSIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANTEN Menimbang : a. Bahwa untuk melaksanakan salah satu urusan
Lebih terperinciPERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 DINAS SOSIAL KEPENDUDUKAN DAN CATATAN SIPIL PEMERINTAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT NO
Lampiran PK PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 DINAS SOSIAL KEPENDUDUKAN DAN CATATAN SIPIL PEMERINTAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT NO. SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA 1 2 3 4 TARGET 1 Tersedianya Layanan
Lebih terperinciDINAS SOSIAL KOTA BANDUNG BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Terselenggaranya good governance merupakan prasyarat bagi setiap pemerintahan untuk mewujudkan aspirasi masyarakat dan mencapai tujuan serta cita- cita bangsa bernegara
Lebih terperinciRINCIAN APBD MENURUT URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH, ORGANISASI, PENDAPATAN, BELANJA DAN PEMBIAYAAN
Lampiran III Peraturan Daerah Nomor Tanggal : : Tahun 2017 27 Januari 2017 PEMERINTAH KOTA MEDAN RINCIAN APBD MENURUT URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH, ORGANISASI, PENDAPATAN, BELANJA DAN PEMBIAYAAN TAHUN ANGGARAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Penyandang tuna rungu adalah bagian dari kesatuan masyarakat Karena
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penyandang tuna rungu adalah bagian dari kesatuan masyarakat Karena adanya keterbatasan atau kekurangan pada fisiknya, membuat individu umumnya kurang mampu
Lebih terperinci- 1 - PEDOMAN NOMENKLATUR DINAS SOSIAL TIPE B DAERAH PROVINSI (PENGELOMPOKAN TUGAS BERDASARKAN FUNGSI)
- 1 - LAMPIRAN II PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN NOMENKLATUR DINAS SOSIAL DAERAH PROVINSI DAN DINAS SOSIAL DAERAH KABUPATEN/KOTA. PEDOMAN NOMENKLATUR DINAS
Lebih terperinciRANCANGAN PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT NOMOR 10 TAHUN 2012 TENTANG PENYELENGGARAAN KESEJAHTERAAN SOSIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
RANCANGAN PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT NOMOR 10 TAHUN 2012 TENTANG PENYELENGGARAAN KESEJAHTERAAN SOSIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA BARAT, Menimbang : Mengingat : a. bahwa Pancasila
Lebih terperinciBUPATI KOTAWARINGIN BARAT
BUPATI KOTAWARINGIN BARAT PERATURAN BUPATI KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 12 TAHUN 2008 T E N T A N G TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS SOSIAL KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI
Lebih terperinciBERITA DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 12 TAHUN 2009 PERATURAN BUPATI SUMEDANG NOMOR 12 TAHUN 2009 TENTANG
BERITA DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 12 TAHUN 2009 PERATURAN BUPATI SUMEDANG NOMOR 12 TAHUN 2009 TENTANG URAIAN TUGAS JABATAN STRUKTURAL PADA DINAS SOSIAL DAN TENAGA KERJA KABUPATEN SUMEDANG SEKRETARIAT
Lebih terperinciGUBERNUR KALIMANTAN TENGAH
GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH NOMOR 23 TAHUN 2008 T E N T A N G TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS SOSIAL PROVINSI KALIMANTAN TENGAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR
Lebih terperinci- 1 - PEDOMAN NOMENKLATUR DINAS SOSIAL TIPE A DAERAH PROVINSI (PENGELOMPOKAN TUGAS BERDASARKAN FUNGSI)
- 1 - LAMPIRAN I PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN NOMENKLATUR DINAS SOSIAL DAERAH PROVINSI DAN DINAS SOSIAL DAERAH KABUPATEN/KOTA. PEDOMAN NOMENKLATUR DINAS
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tertuang dalam pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 yakni melindungi
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Negara berkembang seperti Indonesia, secara berkelanjutan melakukan pembangunan, baik fisik maupun mental untuk mencapai tujuan Negara yang tertuang dalam
Lebih terperinciIV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. A. Gambaran Umum Anak Jalanan, Gelandangan dan Pengemis di Kota
IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Gambaran Umum Anak Jalanan, Gelandangan dan Pengemis di Kota Bandar Lampung Selain merupakan pusat kegiatan pemerintahan, sosial, politik, pendidikan dan kebudayaan,
Lebih terperinciMasjid Mushola Katolik Protesta Jumlah (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) 001. PEDESLOHOR LUMINGSER
Tabel : 4.26 Banyaknya Sarana Peribadatan Menurut Islam Masjid Mushola Katolik Protesta Jumlah n (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) 001. PEDESLOHOR 2 7 - - - - 9 002. LUMINGSER 3 12 - - - - 15 003. KEDUNGSUKUN
Lebih terperinci- 1 - PEDOMAN NOMENKLATUR DINAS SOSIAL TIPE C DAERAH KABUPATEN/KOTA (PENGELOMPOKAN TUGAS BERDASARKAN FUNGSI)
- 1 - LAMPIRAN VI PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN NOMENKLATUR DINAS SOSIAL DAERAH PROVINSI DAN DINAS SOSIAL DAERAH KABUPATEN/KOTA. PEDOMAN NOMENKLATUR DINAS
Lebih terperinciBUPATI PURWOREJO PROVINSI JAWA TENGAH
BUPATI PURWOREJO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PURWOREJO NOMOR 71 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS SOSIAL, PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN
Lebih terperinciBUPATI MALANG PROVINSI JAWA TIMUR
BUPATI MALANG PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI MALANG NOMOR 55 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI, SERTA TATA KERJA DINAS SOSIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI
Lebih terperinciPERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 46 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN SOSIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 46 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN SOSIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa dengan ditetapkannya pembentukan Kementerian
Lebih terperinci- 1 - PEDOMAN NOMENKLATUR DINAS SOSIAL TIPE B DAERAH KABUPATEN/KOTA (PENGELOMPOKAN TUGAS BERDASARKAN FUNGSI)
- 1 - LAMPIRAN V PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN NOMENKLATUR DINAS SOSIAL DAERAH PROVINSI DAN DINAS SOSIAL DAERAH KABUPATEN/KOTA. PEDOMAN NOMENKLATUR DINAS
Lebih terperinci- 1 - PEDOMAN NOMENKLATUR DINAS SOSIAL TIPE A DAERAH KABUPATEN/KOTA (PENGELOMPOKAN TUGAS BERDASARKAN FUNGSI)
- 1 - LAMPIRAN IV PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN NOMENKLATUR DINAS SOSIAL DAERAH PROVINSI DAN DINAS SOSIAL DAERAH KABUPATEN/KOTA. PEDOMAN NOMENKLATUR DINAS
Lebih terperinciBUPATI PATI PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN PATI NOMOR 7 TAHUN 2016 TENTANG JAMINAN KESEHATAN DAERAH
SALINAN BUPATI PATI PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN PATI NOMOR 7 TAHUN 2016 TENTANG JAMINAN KESEHATAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PATI, Menimbang : a. bahwa kesehatan
Lebih terperinciLAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN DINSOS JABAR BAB I PENDAHULUAN
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan Kesejahteraan Sosial merupakan manifestasi tanggung jawab Pemerintah sebagai urusan wajib bidang sosial dalam penyediaan pelayanan kebutuhan dasar bagi
Lebih terperinciRPJMD Kab. Temanggung Tahun V I 14
Program Perlindungan dan Konservasi Sumber Daya Hutan 2 Mewujudkan Peningkatan Kehidupan Masyarakat Perdesaan dan Perkotaan yang Agamis, Berbudaya, dan Sejahtera 1 Peningkatan Penanganan Penyandang Masalah
Lebih terperinciWALIKOTA PROBOLINGGO PROVINSI JAWA TIMUR
WALIKOTA PROBOLINGGO PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN PERATURAN WALIKOTA PROBOLINGGO NOMOR 63 TAHUN 2015 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN WALIKOTA PROBOLINGGO NOMOR 28 TAHUN 2012 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI
Lebih terperinciPENETAPAN RENCANA KERJA DINAS SOSIAL KABUPATEN MALANG TAHUN 2017 BAB I PENDAHULUAN
LAMPIRAN KEPUTUSAN KEPALA DINAS SOSIAL KABUPATEN MALANG NOMOR : 188.4/ 08/KEP/35.07.104/2017 TENTANG PENETAPAN RENCANA KERJA DINAS SOSIAL KABUPATEN MALANG TAHUN 2017 PENETAPAN RENCANA KERJA DINAS SOSIAL
Lebih terperinciGUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 71 TAHUN 2016 TENTANG
GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 71 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, URAIAN TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS SOSIAL PROVINSI JAWA TIMUR DENGAN RAHMAT TUHAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. I. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN I. Latar Belakang Pembangunan bidang Kesejahteraan Sosial dilaksanakan sebagai wujud dan amanah pengamalan UUD 1945 yang dilaksanakan bersama-sama masyarakat, dunia usaha, pemerintah
Lebih terperinciBUPATI TASIKMALAYA KEPUTUSAN BUPATI TASIKMALAYA NOMOR : 30 TAHUN 2001 TENTANG
BUPATI TASIKMALAYA KEPUTUSAN BUPATI TASIKMALAYA NOMOR : 30 TAHUN 2001 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI DAN RINCIAN TUGAS UNIT KANTOR PERLINDUNGAN SOSIAL DAN PERLINDUNGAN MASYARAKAT KABUPATEN TASIKMALAYA BUPATI
Lebih terperinciRINCIAN RANCANGAN APBD MENURUT URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH, ORGANISASI, PENDAPATAN, BELANJA DAN PEMBIAYAAN
Lampiran III Peraturan Daerah Kab. Demak Nomor Tanggal : 12 TAHUN 2016 : 23 DESEMBER 2016 PEMERINTAH KABUPATEN DEMAK RINCIAN RANCANGAN APBD MENURUT URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH, ORGANISASI, PENDAPATAN, BELANJA
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam rangka implementasi Undang-undang Nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, Undang-undang Nomor 11 tahun 2009 tentang Kesejahteraan Sosial dan untuk mendukung
Lebih terperinciPERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 46 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN SOSIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 46 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN SOSIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: bahwa dengan ditetapkannya pembentukan Kementerian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pemutusan hubungan kerja atau kehilangan pekerjaan, menurunnya daya beli
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Krisis moneter yang berkepanjangan di negara kita telah banyak menyebabkan orang tua dan keluarga mengalami keterpurukan ekonomi akibat pemutusan hubungan kerja atau
Lebih terperinciPEMERINTAH KOTA SALATIGA DAFTAR INFORMASI PUBLIK RINGKASAN RENCANA KERJA DINAS SOSIAL KOTA SALATIGA TAHUN 2017
PEMERINTAH KOTA SALATIGA DAFTAR INFORMASI PUBLIK RINGKASAN RENCANA KERJA DINAS SOSIAL KOTA SALATIGA TAHUN 2017 1 BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA A. PERENCANAAN STRATEGIS 1. VISI DAN MISI a. Pernyataan
Lebih terperinciPERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 29 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS SOSIAL
SALINAN NOMOR 29/2016 PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 29 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS SOSIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MALANG,
Lebih terperinci