PROSEDING SEMINAR TUGAS AKHIR (2014) 1-6 1

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PROSEDING SEMINAR TUGAS AKHIR (2014) 1-6 1"

Transkripsi

1 PROSEDING SEMINR TUGS KHIR (2014) 16 1 Pengaruh entuk dan Jumlah Partikel Terhadap Karakteristik Partial Discharge dan Tegangan Tembus Isolasi Minyak Pada Medan Seragam Made Yudhi Setyawan, I Made Yulistya Negara. R. Wahyudi Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknologi Industri, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Jl. rief Rahman Hakim, Surabaya setyawan09@mhs.ee.its.ac.id bstrak Media isolasi minyak merupakan suatu jenis media isolasi yang biasa digunakan dalam peralatan tegangan tinggi untuk memisahkan bagian bertegangan dengan bagian tidak bertegangan. Namun media isolasi minyak dapat mengalami penurunan nilai tegangan tembus, salah satu penyebab penurunan tersebut adalah adanya partikel pejal. Oleh karena itu diperlukan suatu pengujian untuk mengetahui pengaruh suatu partikel terhadap karakteristik partial discharge dan tegangan tembus isolasi minyak. Dari hasil pengujian didapatkan adanya partikel mengurangi nilai tegangan tembus dari suatu media isolasi minyak. Selain itu adanya partikel menyebabkan timbulnya dua jenis korona pada media isolasi minyak, yaitu korona positif dan korona negatif. Kata Kunci isolasi minyak, partial dischrage, partikel, tegangan tembus M I. PENDHULUN EDI isolasi merupakan suatu media yang digunakan untuk memisahkan dua atau lebih elektroda bertegangan. Salah satu jenis dari media isolasi ini adalah media isolasi cair. Media isolasi cair memiliki kekuatan dielektrik yang lebih besar jika dibandingkan dengan media isolasi gas. Dibandingkan dengan media isolasi gas, media isolasi cair memiliki kerapatan 1000 kali atau lebih. Media isolasi cair biasanya digunakan sebagai media isolasi pada kapasitir dan trensformator. Salah satu jenis media isolasi cair adalah minyak. Dibalik keunggulan yang dimiliki oleh media isolasi cair, media isolasi cair juga dapat mengalami tegangan tembus atau proses kegagalan media isolasi. Salah satu penyebab terjadinya tegangan tembus karena adanya kontaminasi partikel pada media isolasi cair. Media isolasi cair dapat mengalami penuaan yang mengakibatkan adanya partikelpartikel lain di dalamnya, seperti oksigen, air, endapan, partikelpartikel lain hasil dekomposisi bahan padat yang akan mengkontaminasi media isolasi cair dan dapat menurunkan nilai tegangan tembus media isolasi cair tersebut.[1] Karena adanya partikel dapat mempengaruhi karakteristik tegangan media isolasi cair, maka dibutuhkan penelitian pengaruh bentuk dan jumlah partikel terhdap karakteristik tegangan tembus pada media isolasi minyak. II. KEGGLN PRTIKEL MEDI ISOLSI CIR danya butiran padat/partikel pada suatu bahan isolasi dapat disebabkan oleh adanya penuaan bahan isolasi, masuknya partikelpartikel pada saat pengoperasian dan kontak terhadap lingkungan luar pada peralatan yang tidak tertutup. Partikel dalam bahan isolasi akan mengakibatkan terjadinya pembesaran medan pada bahan isolasi disekitar partikel tersebut. danya medan akan menghasilkan gaya elektrik yang mendorong partikel kearah medan yang kuat. esarnya gaya elektrik yang bekerja pada butiran padat adalah sebagai berikut: F = 2πr 3 ε ε 0 ε 2 ε 1 1 E 2 (1) ε 2 2ε 1 dapun F= besarnya gaya yang bekerja pada partikel, r= jarijari partikel, E= gradient tegangan, ε 1 = permitivitas dielektrik cair, ε 2 = Permitivitas partikel. Jika ε 2 > ε 1, maka gaya yang bekerja pada partikel searah dengan tekanan listrik masksimum (F a) dan mendorong partikel ke arah bagian yang memiliki medan yang kuat. Sebaliknya, jika ε 2 < ε 1, maka gaya yang bekerja pada butiran berlawanan arah dengan tekanan listrik maksimum (F b). Saat ε 2 > ε 1, konstanta dielektrik partikel lebih besar jika dibandingkan dengan dielektrik di sekitarnya, sehingga saat terdapat medan yang tinggi di elektroda, partikel tersebut akan terdorong ke arah bagian yeng memiliki medan yang kuat. Partikel yang tertarik pada medan yang kuat akan terisi muatan akibat pengaruh medan tersebut. Setelah partikel tersebut termuati, partikel akan kembali ke elektroda dengan medan yang lemah dan akan melepaskan muatan sehingga terjadi peluahan kecil antara partikel dengan elektroda. [2] Selain itu terdapat pula gaya grafitasi dan gaya viscous (kekentalan) yang berpengaruh pada partikel. Gaya grafitasi merupakan gaya tekan ke bawah yang bekerja pada partikel. Sedangkan gaya viscous merupakan kekentalan suatu media isolasi. Gaya ini akan memperlambat pergerakan partikel. esarnya gaya grafitasi dan viscous adalah sebagai berikut: Gaya grafitasi F g = πr 2 lρg (2) Gaya kekentalan (viscous) F v = 6πηrv (3) F F Gambar 1. Kegagalan partikel media isolasi minyak

2 PROSEDING SEMINR TUGS KHIR (2014) 16 2 dapun ρ= kepadatan partikel (kg/m 3 ), g = percepatan grafitasi (9,8m/s 2 ), v = kecepatan partikel, η = koefisien kekentalan (viscocity).[7,8] Ketiga gaya tersebut bekerja secara bersama terhadap partikel. Jika gaya elektrik lebih besar dari gaya grafitasi dan viscous maka partikel akan terdorong ke arah medan yang kuat. Saat terdapat banyak partikel dalam dielektrik, gaya F a mengakibatkan partikel akan tertarik dan sejajar diantara kedua elektroda seakanakan membentuk jembatan yang akan mengawali terjadinya kegagalan. III. RNGKIN PERCON Pada Tugas khir ini digunakan tegangan tinggi DC dalam pengujian untuk mengetahui pengaruh bentuk dan jumlah partikel terhadap karakteristik partial discharge dan tegangan tembus isolasi minyak. dapun rangkaian penguian yang akan digunakan seperti gambar 2 dan gambar 3. dapun bagianbagian dari rangkaian pengujian tersebut adalah sebagai berikut: 1 = high voltage transformer, 2 = high voltage dioda, 3 = coupling capacitor, 4 = measuring resistor, 5 = elektroda platplat, 6 = grounding switch, 7 = current transducer, 8 = PC, 9 = current probe. Pengujian untuk menentukan pengaruh bentuk dan jumlah partikel terhadap karakteristik partial discharge dan tegangan tembus isolasi minyak pada medan seragam dilakukan di Laboratorium Tegangan Tinggi Teknik Elektro ITS. Pengujian dilakukan dengan menggunakan tegangan tinggi DC dan bentuk serta jumlah partikel sebagai variabelnya. Partikel yang digunakan adalah aluminium. Partikel yang digunakan terbuat dari aluminium yang terbuat dari kabel aluminium yang dipotong kecilkecil. Kabel aluminium dipotong dengan ukuran 2, 4 dan 6. 2 Terdapat standar pengujian dalam melaksanakan suatu pengujian tegangan tembus dalam isolasi minyak, yaitu IEC 156 dan SPLN Menurut standar tersebut, jarak yang digunakan antara elektroda adalah 2,5 dengan besar tegangan tembus yang terjadi adalah 30 kv. Namun dalam pengujian ini, digunakan jarak sela sebasar 10, hal itu dikarenakan pengujian ini hanya bertujuan untuk mengetahui pengaruh bentuk dan jumlah partikel terhadap partial discharge dan tegangan tembus pada media isolasi minyak. Selain itu, digunakannya jarak sela 10 dikarenakan untuk mempermudah melihat gejalagejala yang terjadi saat pengujian dilakukan. IV. HSIL PENGUJIN DN NLISIS. Hasil Pengujian Pergerakan Partikel Selama pelaksanaan pengujian, dilakukan pula proses perekaman video untuk mengetahui pergerakan partikel di dalam media isolasi minyak. Dari rekaman video didapatkan hasil seperti gambar 4.. Hasil Pengujian Partial Dicharge dan Tegangan Tembus Dalam pengujian untuk menentukan pengaruh bentuk dan jumlah partikel karakteristik partial discharge dan tegangan tembus pada medan seragam dilakukan proses pengukuran inception voltage dan didapatkan hasil tabel 1 dan tabel 2. Setelah didapatkan hasil tegangan awal terjadinya partial discharge, selanjutnya dilakukan pengujian nilai tegangan tembus dengan hasil seperti tabel 3. C D E Gambar 2. Rangkaian pengujian DC Gambar 4 Pergerakan partikel dalam media isolasi minyak Tabel 1. Inception voltage partial discharge terhadap jumlah dan ukuran panjang partikel (jarijari penampang 0,5 ) l 2 Jumlah I II III ratarata min max Gambar 3. Rangkaian pengujian arus partial discharge

3 PROSEDING SEMINR TUGS KHIR (2014) 16 3 Tabel 2. Inception voltage partial discharge terhadap jarijari penampang partikel (panjang jarijari 4 ) Jumlah I II III Jarijari ratarata min max 0,5 0,75 0, Gambar 5 wal pergerakan partikel Tabel 3. Tegangan tembus terhadap ukuran partikel JariJari Panjang () Jumlah () C. Mekanisme Pergerakan Partikel Pergerakan partikel dalam media isolasi minyak diantara elektroda merupakan bentuk awal dari terjadinya proses partial discharge. Pergerakan partikel diawali dengan adanya peningkatan nilai tegangan pada elektroda. Pergerakan partikel dimulai dengan berdirinya partikel pada elektroda bermuatan negatif. Pada gamber 5 terlihat partikel yang mulai berdiri. Partikel yang berdiri diakibatkan adanya muatan yang mulai terinduksi ke dalam partikel. Peningkatan nilai tegangan pada elektroda mengakibatkan besarnya muatan yang terinduksi. esarnya muatan yang terinduksi sesuai dengan persamaan berikut: Q = 2πε 0 rle (4) Persamaan 4 merupakan besarnya muatan yang terinduksi pada saat partikel dalam posisi horizontal. Saat partikel dalam posisi vertikal besarnya muatan yang terinduksi sesuai dengan persamaan: Q = πε 0 l2 E (5) ln( 2l r ) 1 dapun E merupakan besar medan diantara elektroda, ε_0 merupakan permitivitas ruang hampa, l merupakan panjang partikel dan r merupakan jarijari partikel. danya perbedaan muatan antara partikel dengan elektroda yang bermuatan yang bermuatan positif mengakibatkan adanya gaya yang menarik partikel ke arah elektroda bermuatan positif. Pada gambar 6 ( dan i) terlihat partikel yang sudah berdiri. kibat adanya medan yang kuat pada elektroda bermuatan positif dan perbedaan muatan antara elektroda positif dengan partikel mengakibatkan partikel akan terdorong ke arah elektroda bermuatan positif. Terdorongnya partikel ke arah medan yang kuat dipengaruhi oleh tiga gaya yang bekerja pada partikel tersebut yaitu gaya elektrik, gaya grafitasi dan gaya kekentalan (viscous). Jika gaya elektrik lebih besar dari gaya grafitasi dan gaya kekentalan maka partikel akan terdorong ke arah medan yang kuat. dapun persamaan untuk ketiga dapat dilihat pada persamaan 1, 2 dan 3. i ii iii Gambar 6 Partikel bergerak ke elektroda bermuatan positif i Gambar 7 Parttikel yang termuati muatan positif ii iii iv Gambar 7 menunjukan partikel yang telah menempel pada elektroda bermuatan positif. Medan yang kuat pada elektroda bermuatan positif terinduksi ke partikel sehingga partikel juga akan bermuatan positif. Partikel yang termuati muatan positif akan kembali terdorong ke elektroda bermuatan negatif akibat partikel dan elektroda memiliki muatan yang sama. Partikel bermuatan positif yang terdorong ke elektroda negatif akan melepaskan muatan saat tiba di elektroda negatif sehingga terjadi micro discharge antara partikel dengan elektroda bermuatan negatif. Micro discharge merupakan pelepasan muatan antara partikel dengan elektroda dalam jumlah yang kecil. Pelepasan muatan pada partikel mengakibatkan partikel akan bermuatan negatif dan akan tertarik kembali ke elektroda bermuatan positif. Kejadian yang dijelaskan pada gambar 5 sampai dengan gambar 7 akan terjadi secara terus menerus sehingga partikel bergerak memantul diantara kedua elektroda. D. Pengaruh Partikel Terhadap Tegangan Mula Partial Discharge Pada pengukuran tegangan partial discharge didapatkan hasil sesuai dengan tabel 1. Dari tabel 1 digambarkan grafik yang menunjukan karakteristik tegangan awal partial discharge sebagai fungsi perbedaan ukuran dan jumlah partikel. Gambar 8 menunjukan pengaruh ukuran partikel terhadap tegangan awal partial discharge. Gambar 8 menunjukan semakin panjang ukuran partikel semakin kecil tegangan mula yang terjadi, hal tersebut dikarenakan pengaruh medan

4 PROSEDING SEMINR TUGS KHIR (2014) 16 4 yang terdapat di sekitar partikel. Sesuai dengan persamaan 4, muatan dalam partikel berbanding lurus dengan panjang partikel, sehingga semakin panjang partikel, semakin besar muatan yang terdapat dalam partikel. Peningkatan jumlah muatan maka akan meningkatkan medan yang terbentuk. danya medan yang semakin besar maka akan menyebabkan tegangan mula yang semakin kecil. Hal yang serupa terlihat pada gambar 9. gambar tersebut menunjukan karakteristik tegangan mula terhadap jumlah partikel. Terlihat jumlah partikel berbanding terbalik terhadap tegangan mula partial discharge yang terjadi. Pada gambar 10 menunjukan karakteristik tegangan mula partial discharge terhadap jarijari partikel. Semakin besar nilai jarijari partikel semakin kecil tegangan mula yang terukur, hal tersebut dikarenakan keseragaman medan yang terletak pada ujung partikel. Semakin luas penampang suatu partikel, maka medan yang dihasilkan akan semakin seragam sehigga mengakibatkan turunnya nilai tegangan mula partial discharge. Gambar 8 Grafik tegangan mula terhadap ukuran partikel (jarijari 0,5 ) Gambar 9 Grafik tegangan mula terhadap jumlah partikel (jarijari 0,5 ) Panjang Partikel () Jumlah Partikel Jarijari () 1 Partikel 2 Partikel 3 Partikel partikel 2 Partikel Gambar 10 Grafik tegangan mula terhadap jarijari partikel (ukuran panjang partikel yang digunakan 4 ) E. Pengaruh Partikel Terhadap Tegangan Tembus Pada pengukuran nilai tegangan tembus didapatkan hasil sesuai dengan tabel 3. Dapat dilihat pada tabel 3 nilai tegangan tembus yang terukur berbanding terbalik dengan panjang partikel. Hal tersebut dikarenakan semakin panjang partikel semakin banyak muatan yang terdapat dalam partikel (persamaan 1) Tegangan tembus terjadi saat partikel berada melayang diantara kedua elektroda. Saat terdapat cukup medan dan terdapat cukup muatan pada partikel sehingga akan menyebabkan tegangan tembus diantara elektroda. Hal lain yang dapat dilihat pada tabel 3 adalah nilai tegangan tembus berbanding terbalik terhadap jarijari partikel. Semakin luas penampang suatu partikel menyebabkan muatan yang terkandung dalam partikel semakin besar. Jika terdapat cukup muatan pada partikel dan medan yang kuat pada elektroda, maka akan terjadi peristiwa tegangan tembus. F. Mekanisme Korona Partikel yang bergerak memantul diantara ke dua elektroda mengakibatkan timbulnya korona di ke dua ujung partikel. Dari gambar 11 dapat dilihat mekanisme terjadinya korona akkibat pergerakan partikel. Pada partikel terjadi dua jenis korona, yaitu korona positif (KP) dan korona negatif (KN). dapun mekanisme terjadinya korona adalah sebagai berikut: i. Partikel yang terdorong ke arah elektroda negatif akibat adanya persamaan muatan antara partikel dengan elektroda positif. ii. Partikel saat berada di elektroda negatif akan melepaskan muatan pada elektroda negatif sehingga saat terjadi pelepasan muatan akan terjadi pula korona positif antara partikel bermuatan positif dengan elektroda negatif. iii. Pelepasan muatan positif pada partikel mengakibatkan bagian atas partikel akan bermuatan negatif dan pada medan yang kuat mengakibatkan munculnya korona negatif antara partikel dengan elektroda positif. iv. Perbedaan antara partikel dan elektroda positif mengakibatkan partikel akan tertarik ke arah elektroda positif. Pada medan yang kuat pergerakan partikel akan mengakibatkan terjadinya bicorona, terjadinya dua jenis korona pada ujung partikel. v. Partikel yang bermuatan negatif pada elektroda positif mengakibatkan munculnya korona positif. vi. Partikel akan termuati muatan positif akibat medan yang kuat pada elektroda positif. kibat partikel yang bermuatan positif memicu munculnya korona positif antara partikel dengan elektroda negatif. KN KP i iv Gambar 11 Mekanisme korona KP KN ii v KN KP KP iii vi

5 PROSEDING SEMINR TUGS KHIR (2014) 16 5 G. Karakteristik Korona Gambar 12.a merupakan arus korona pada saat tegangan 20 KV. Korona diawali dengan ketidakstabilan jarak antara satu sinyal arus dengan yang lain. Seiring tegangan yang terus dinaikan pada elektroda mengakibatkan naiknya nilai arus dan jumlah arus korona yang semakin banyak. Selain itu jarak antara satu sinyal arus dengan sinyal arus yang lainnya mulai stabil. Kenaikan nilai arus dikarenakn medan pada elektroda yang semakin besar akibat nilai tegangan yang semakin tinggi. Gambar 12.c menunjukan karakteristik arus korona ketika tegangan 80 KV. Terlihat arus krona yang terjadi semakin banyak dan nilai arus yang semakin tinggi. Semakin banyak jumlah nilai arus yang terjadi diakibatkan pergerakan partikel yang semakin cepat di antara kedua elektroda. Pada gambar grafik arus korona tidak dapat dipisahkan antara korona positif dengan korona negatif. Hal tersebut dikarenakan pergerakan partikel yang cepat dan jumlah arus korona yang terjadi dalam jumlah yang banyak. Nilai arus korona yang tinggi pada gambar 12.c merupakan arus korona saat terjadi bicorona pada partikel. Hal tersebut dikarenakan nilai arus bicorona merupakan penggabungan antara nilai korona positif dan korona negatif yang terjadi. Jika bentuk grafik arus korona diperbesar akan terlihat seperti gambar 13. Pada gambar terdapat bagian dan bagian, bagian arus trigger yang akan memicu timbulnya korona, sedangkan bagian merupakan arus korona dimana dalam bagian tersebut terdiri atas ion negatif dan positif. H. Pengaruh Jumlah dan entuk Partikekl Terhadap Karakteristik rus Korona Dari pengujian yang telah dilakukan didapatkan hasil seperti gambar 14 dan gambar 15. pada gambar tersebut dapat dilihat arus yang tidak memiliki kestabilan jarak antara satu arus dengan arus yang lainnya. ntara bentuk arus pada saat partikel 2, 4 dan 6 sulit ditentukan karakteristiknya. Hal tersebut dikarenkan pola grafik arus yang tidak dapat ditentukan. Selain itu, sangat sulit untuk menentukan antara arus korona positif dan korona negatif. Pada gambar 15, diasumsikan nilai arus yang lebih kecil dari 20 mpere dinamakan minor pulse, sedangkan nilai yang lebih besar dinamakan major pulse. Dapat dilihat pada gambar tersebut nilai ratarata minor current pada partikel dengan panjang 6 lebih tinggi jika dibandingkan dengan minor pulse pada partikel dengan panjang 4 dan 2. Hal tersebut dikarenakan muatan yang tersimpan pada partikel dengan panjang 6 lebih besar jika dibandingkan 4 dan 2. hal tersebut mengakibatkan nilai partial discharge yang lebih tinggi. Gambar 16 menunjukan hal yang serupa. Pada gambar grafik arus terhadap ukuran jarijari partikel, sulit untuk menentukan perbedaan serta pola diantara grafik tersebut. Tidak dapat ditentukan arus korona positif dan negatif. Pada gambar 16, jika diihat dari nilai minor pulse dan major pulse, terdapat perbedaan diantara kedua gambar tersebut. Pada partikel dengan jarijari penampang 0,75 memiliki nilai minor pulse yang lebih besar jika dibandingkan dengan partikel dengan penampang hal tersebut juga disebabkan oleh banyaknya muatan yang terdapat dalam partikel. Semakin besar panjang jarijari penampang partikel, maka semakin banyak muatan yang terdapat dalam partikel sehingga nilai ratarata arus saat terjadi partial discharge menjadi lebih besar. Namun ketika jarijari dinaikan menjadi 0,8, minor pulse sangat sedikit dan kecil. Hal tersebut dikarenakan medan pada partikel yang semakin seragam sehingga sulit menghasilkan korona. a b c Gambar 12 rus korona saat 1 partikel 2 jarijari 0,5 (a. tegangan 20 KV, b. tegangan 40 KV, c. tegangan 80 KV) Gambar 13 rus korona yang diperbesar 1 partikel 2 20 KV 1 partikel 4 20 KV 1 partikel 6 20 KV Gambar 14 Pengaruh ukuran partikel terhadap arus korona pada tegangan 20 KV (jairjari 0,5 ) 1 partikel 2 80 KV 1 partikel 4 80 KV 1 partikel 6 80 KV Gambar 15 Pengaruh ukuran partikel terhadap arus korona pada tegangan 80 KV (jarijari 0,5 )

6 PROSEDING SEMINR TUGS KHIR (2014) partikel r 0,8 20 KV 1 partikel r 0,75 20 KV 1 partikel r 0,5 20 KV Gambar 16 Pengaruh jarijari partikel terhadap arus korona pada tegangan 80 KV (panjang partikel 4 ) V. KESIMPULN Dari analisis hasil pengujian yang telah dilakukan maka dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut: 1. Ukuran partikel berbanding terbalik terhadap tegangan mula partial discharge. Partikel yang digunakan memiliki ukuran 2, 4 dan 6. Pada partikel 2 nilai tegangan mula sebesar 20,20 KV, pada 4 sebesar 20,07 KV dan pada 6 memiliki nilai tegangan mula 18,03 KV. 2. Jumlah partikel berbanding terbalik terhadap tegangan mula partial discharge. Jumlah partikel yang digunakan adalah 1, 2 dan 3. Pada 1 partikel 2 memiliki tegangan mula 20,20 KV, pada 2 partikel memiliki tegangan mula 19,77 dan pada 3 partikel memiliki tagngan mula 19,70 KV. 3. Panjang dan jarijari penampang partikel berbanding terbalik dengan tegangan tembus. Pada partikel dengan panjang 2 nilai tegangan tembus sebesar 101 KV, pada 4 sebesar 96 KV dan pada 6 sebesar 93 KV (jarijari penampang 0,5 ). Pada jarijari penampang 0,5 memiliki tegangan tembus 96 KV, pada 0,75 sebesar 90 KV dan pada 0,8 sebesar 86 KV (panjang partikel 4 ). 4. Partikel mengakibatkan munculnya dua jenis korona, yaitu korona positif dan korona negatif. 5. Sulit untuk menentukan karakteristik korona yang terjadi. Hal tersebut dikarenakan pola grafik yang tidak dapat ditentukan serta ampliudo dan pengulangan arus korona yang tidak pasti. 6. Terdapat perbedaan minor pulse pada pengaruh korona terhadap panjang partikel. Ratarata nilai minor pulse berbanding lurus dengan panjang partikel. [6] Hayt, William H. dan uck, John Elektromagnetika. Jakarta: Erlangga. [7] Holmberg, Magnus Motion of Metallic Particles in Gas Insulated Systems. Goteborg: Chalmers University of Technology. [8] Khan. Yasin Particle Triggered reakdown Characteristics and Methods of Particle Deactivation around Spacers in Simulated GIS. Fukuoka: Kyushu University. [9] Negara, Yulistya; Yaji, Kohei; Suehiro, Junya; Hayashi, Noriyuki dan Hara, Masanori DC Corona Discharge from Floating Particle in Low Pressure SF 6. IEEE Transactions on Dielectrics and Electrical Insulation, Vol. 13 (6). [10] Negara, Yulistya; Yaji, Kohei; Imasaka, Kiminobu; Hayashi, Noriyuki; Suehiro, Junya dan Hara, Masanori C Particle Triggered Corona Discharge in Low Preassure SF 6 Gas. IEEE Transactions on Dielectrics and Electrical Insulation, Vol. 14 (1). IODT PENULIS Penulis memiliki nama lengkap Made Yudhi Setyawan. Lahir di Denpasar pada tanggal 4 Februari Penulis merupakan anak kedua dari pasangan Wayan Suarsa dan Luh Wayan Dartini. Penulis mengawali pendidikannya di SD Negeri 24 Pemecutan pada tahun , kemudian melanjutkan ke SMP Negeri 2 Denpasar hingga tahun Selanjutnya penulis melanjutkan pensisikan di SM Negeri 4 Denpasar. Pada tahun 2009, penulis melanjutkan pendidikannya di Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya, Jurusan Teknik Elektro, idang Studi Teknik Sistem Tenaga. Penulis dapat dihubungi di alamat jack298@rocketmail.com. DFTR PUSTK [1] Negara, I Made Yulistya Teknik Tegangan Tinggi Prinsip dan plikasi Praktis. Yogyakarta: Graha Ilmu. [2] Koffel, E.; Zaengl, W.S.; dan Kuffel, J High Voltage Engineering Fundamentals. Oxford: utterworthheinemannn. [3] Huh, C.S.; Jeong, J.I.; dan Cho, H.W Study on the reakdown Characteristics of Flowing Insulating Oil. Naskah dipresentasikan dalam International Conference on Dielectric Liquids. Nara. [4] Wijaya, I Made Indra Karakteristik Korona dan Tegangan Tembus Isolasi Minyak pada Konfigurasi Elektroda JarumPlat. Skripsi, Institut Teknologi Sepuluh Nopember. [5] Kurniastuti, gustin Studi Gangguan dan Pemilihan Peralatan Pendeteksi Partial Discharge pada Motor FP 7,1MW/10KV di PLTU Paiton Unit 2. Tesis, Institut Teknologi Sepuluh Nopember.

Efek Polaritas dan Fenomena Stres Tegangan Sebelum Kegagalan Isolasi pada Sela Udara Jarum - Plat

Efek Polaritas dan Fenomena Stres Tegangan Sebelum Kegagalan Isolasi pada Sela Udara Jarum - Plat Efek Polaritas dan Fenomena Stres Tegangan Sebelum Kegagalan Isolasi pada Udara Jarum - Plat Luqman Kumara - 2205100129 Jurusan Teknik Elektro-FTI, Institut Teknologi Sepuluh pember Kampus ITS, Keputih-Sukolilo,

Lebih terperinci

UJI TEGANGAN TEMBUS MINYAK TRANSFORMATOR TERDESTILASI PADA TRANSFORMATOR DAYA MENGGUNAKAN TEGANGAN IMPULS DI PT. BAMBANG DJAJA

UJI TEGANGAN TEMBUS MINYAK TRANSFORMATOR TERDESTILASI PADA TRANSFORMATOR DAYA MENGGUNAKAN TEGANGAN IMPULS DI PT. BAMBANG DJAJA Seminar dan Sidang Tugas Akhir Teknik Sistem Tenaga Jurusan Teknik Elektro ITS UJI TEGANGAN TEMBUS MINYAK TRANSFORMATOR TERDESTILASI PADA TRANSFORMATOR DAYA MENGGUNAKAN TEGANGAN IMPULS DI PT. BAMBANG DJAJA

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK KORONA DAN TEGANGAN TEMBUS ISOLASI MINYAK PADA KONFIGURASI ELEKTRODA JARUM-PLAT

KARAKTERISTIK KORONA DAN TEGANGAN TEMBUS ISOLASI MINYAK PADA KONFIGURASI ELEKTRODA JARUM-PLAT KARAKTERISTIK KORONA DAN TEGANGAN TEMBUS ISOLASI MINYAK PADA KONFIGURASI ELEKTRODA JARUM-PLAT I Made Indra Wijaya - 2205100105 Jurusan Teknik Elektro-FTI, Institut Teknologi Sepuluh Nopember Kampus ITS,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. minim gangguan. Partial discharge menurut definisi IEEE adalah terjadinya

BAB I PENDAHULUAN. minim gangguan. Partial discharge menurut definisi IEEE adalah terjadinya BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Identifikasi Partial Discharge (PD) pada isolasi kabel input motor dengan tegangan dan frekuensi tinggi menjadi suatu metode diagnosa yang sangat penting dalam dunia

Lebih terperinci

LUQMAN KUMARA Dosen Pembimbing :

LUQMAN KUMARA Dosen Pembimbing : Efek Polaritas dan Fenomena Stres Tegangan Sebelum Kegagalan Isolasi pada Sela Udara Jarum-Plat LUQMAN KUMARA 2205 100 129 Dosen Pembimbing : Dr.Eng I Made Yulistya Negara, ST,M.Sc IG Ngurah Satriyadi

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Isolasi merupakan bagian yang sangat penting dalam sistem tegangan tinggi yang

I. PENDAHULUAN. Isolasi merupakan bagian yang sangat penting dalam sistem tegangan tinggi yang I. PENDAHULUAN Isolasi merupakan bagian yang sangat penting dalam sistem tegangan tinggi yang berguna untuk memisahkan dua buah penghantar listrik yang berbeda potensial, sehingga hubung singkat atau percikan

Lebih terperinci

MODUL PRAKTIKUM TEKNIK ARUS DAN TEGANGAN TINGGI

MODUL PRAKTIKUM TEKNIK ARUS DAN TEGANGAN TINGGI MODUL PRAKTIKUM TEKNIK ARUS DAN TEGANGAN TINGGI LABORATORIUM TEGANGAN TINGGI DAN PENGUKURAN LISTRIK DEPARTEMEN TEKNIK ELEKTRO UNIVERSITAS INDONESIA MODUL 1 PENGANTAR TEKNIK ARUS DAN TEGANGAN TINGGI Tegangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. fenomena partial discharge tersebut. Namun baru sedikit penelitian tentang

BAB I PENDAHULUAN. fenomena partial discharge tersebut. Namun baru sedikit penelitian tentang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Fenomena Partial Discharge (PD) pada bahan isolasi yang diakibatkan penerapan tegangan gelombang AC sinusoidal pada listrik bertegangan tinggi sekarang ini telah banyak

Lebih terperinci

Pengaruh Bentuk dan Material Elektrode terhadap Partial Discharge

Pengaruh Bentuk dan Material Elektrode terhadap Partial Discharge B-47 Pengaruh Bentuk dan Material Elektrode terhadap Partial Discharge Wildan Rahadian Putra, I Made Yulistya Negara, dan IGN Satriyadi Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknologi Industri, Institut Teknologi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. konsumen yang letaknya saling berjauhan. Karena dengan menaikkan tegangan maka

BAB I PENDAHULUAN. konsumen yang letaknya saling berjauhan. Karena dengan menaikkan tegangan maka BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penggunaan tegangan tinggi merupakan salah satu upaya untuk mengurangi rugi energi dalam sistem transmisi dan distribusi daya listrik dari suatu pembangkit ke konsumen

Lebih terperinci

PENGUJIAN TEGANGAN TEMBUS MEDIA ISOLASI UDARA DAN MEDIA ISOLASI MINYAK TRAFO MENGGUNAKAN ELEKTRODA BIDANG

PENGUJIAN TEGANGAN TEMBUS MEDIA ISOLASI UDARA DAN MEDIA ISOLASI MINYAK TRAFO MENGGUNAKAN ELEKTRODA BIDANG PENGUJIAN TEGANGAN TEMBUS MEDIA ISOLASI UDARA DAN MEDIA ISOLASI MINYAK TRAFO MENGGUNAKAN ELEKTRODA BIDANG Zainal Abidin Teknik Elektro Politeknik Bengkalis Jl. Bathin Alam, Sei-Alam, Bengkalis Riau zainal@polbeng.ac.id

Lebih terperinci

TEKNIK TEGANGAN TINGGI Prinsip dan Aplikasi Praktis

TEKNIK TEGANGAN TINGGI Prinsip dan Aplikasi Praktis TEKNIK TEGANGAN TINGGI Prinsip dan Aplikasi Praktis Penulis: I Made Yulistya Negara Edisi Pertama Cetakan Pertama, 2013 Hak Cipta 2013 pada penulis, Hak Cipta dilindungi undang-undang. Dilarang memperbanyak

Lebih terperinci

BAB II GAS INSULATED SWITCHGEAR ( GIS ) GIS yang sekarang telah menggunakan Gas SF6 ( Sulfur Hexafluoride )

BAB II GAS INSULATED SWITCHGEAR ( GIS ) GIS yang sekarang telah menggunakan Gas SF6 ( Sulfur Hexafluoride ) BAB II GAS INSULATED SWITCHGEAR ( GIS ) 2.1 SEJARAH GIS GIS yang sekarang telah menggunakan Gas SF6 ( Sulfur Hexafluoride ) sebagai media isolasi, menjadikannya sebagai sebuah teknologi yang maju dan telah

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA PERHITUNGAN PERTUMBUHAN PEMOHONAN LISTRIK PADA KABEL TANAH TEGANGAN MENENGAH 20 KV

BAB IV ANALISA PERHITUNGAN PERTUMBUHAN PEMOHONAN LISTRIK PADA KABEL TANAH TEGANGAN MENENGAH 20 KV 34 BAB IV ANALISA PERHITUNGAN PERTUMBUHAN PEMOHONAN LISTRIK PADA KABEL TANAH TEGANGAN MENENGAH 20 KV 4.1 DATA SAMPLE Peluahan sebagian (partial discharge) dan medan listrik lokal dapat menyebabkan pertumbuhan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Terjadinya kegagalan alat-alat listrik yang bertegangan tinggi ketika dipakai

BAB I PENDAHULUAN. Terjadinya kegagalan alat-alat listrik yang bertegangan tinggi ketika dipakai BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Terjadinya kegagalan alat-alat listrik yang bertegangan tinggi ketika dipakai disebabkan oleh kegagalan isolasi dalam menjalankan fungsinya sebagai isolator tegangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sistem isolasi merupakan bagian yang sangat penting dalam sistem tegangan tinggi yang berguna untuk memisahkan dua buah penghantar listrik yang berbeda potensial, sehingga

Lebih terperinci

ANALISIS KARAKTERISTIK DIELEKTRIK MINYAK HIDROLIK SEBAGAI ALTERNATIF ISOLASI CAIR UNTUK TRANSFORMATOR DAYA

ANALISIS KARAKTERISTIK DIELEKTRIK MINYAK HIDROLIK SEBAGAI ALTERNATIF ISOLASI CAIR UNTUK TRANSFORMATOR DAYA ANALISIS KARAKTERISTIK DIELEKTRIK MINYAK HIDROLIK SEBAGAI ALTERNATIF ISOLASI CAIR UNTUK TRANSFORMATOR DAYA Andy Martono *), Juningtyastuti, and Abdul Syakur Jurusan Teknik Elektro, Universitas Diponegoro

Lebih terperinci

PENGARUH POSISI STUB ISOLATOR TERHADAP DISTRIBUSI TEGANGAN PADA ISOLATOR PIRING GELAS

PENGARUH POSISI STUB ISOLATOR TERHADAP DISTRIBUSI TEGANGAN PADA ISOLATOR PIRING GELAS PENGARUH POSISI STUB ISOLATOR TERHADAP DISTRIBUSI TEGANGAN PADA ISOLATOR PIRING GELAS Andi Hidayat, Syahrawardi Konsentrasi Teknik Energi Listrik, Departemen Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas

Lebih terperinci

MODUL PRAKTIKUM TEKNIK TEGANGAN DAN ARUS TINGGI

MODUL PRAKTIKUM TEKNIK TEGANGAN DAN ARUS TINGGI MODUL PRAKTIKUM TEKNIK TEGANGAN DAN ARUS TINGGI LABORATORIUM TEGANGAN TINGGI DAN PENGUKURAN LISTRIK DEPARTEMEN TEKNIK ELEKTRO UNIVERSITAS INDONESIA MODUL 1 PENGANTAR TEKNIK TEGANGAN DAN ARUS TINGGI Tegangan

Lebih terperinci

Pengaruh Arus Bocor Terhadap Perubahan Temperatur Pada Kabel Bawah Tanah 20 Kv

Pengaruh Arus Bocor Terhadap Perubahan Temperatur Pada Kabel Bawah Tanah 20 Kv Pengaruh Arus Bocor Terhadap Perubahan Temperatur Pada Kabel Bawah Tanah 2 Kv Erhaneli*,Musnadi** *Dosen Jurusan Teknik Elektro **Mahasiswa Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknologi Industri Institut Teknologi

Lebih terperinci

BAB II BUSUR API LISTRIK

BAB II BUSUR API LISTRIK BAB II BUSUR API LISTRIK II.1 Definisi Busur Api Listrik Bahan isolasi atau dielekrik adalah suatu bahan yang memiliki daya hantar arus yang sangat kecil atau hampir tidak ada. Bila bahan isolasi tersebut

Lebih terperinci

Latar Belakang Partial Discharge dapat terjadi pada isolasi SF6 di Gas Insulated Switchgear (GIS) Waru sehingga mengakibatkan kegagalan isolasi Lokasi

Latar Belakang Partial Discharge dapat terjadi pada isolasi SF6 di Gas Insulated Switchgear (GIS) Waru sehingga mengakibatkan kegagalan isolasi Lokasi Seminar Tugas Akhir ANALISIS KINERJA INSULASI SF 6 PADA GAS INSULATED SWITCHGEAR (GIS) P3B WARU BERDASARKAN INTERPRETASI PENGUKURAN ACOUSTIC INSULATION ANALYZER (AIA) MENGGUNAKAN METODE STOKASTIK Dosen

Lebih terperinci

Analisis Karakteristik Fenomena Pre-Breakdown Voltage Berbasis Pengujian pada Media Isolasi Minyak

Analisis Karakteristik Fenomena Pre-Breakdown Voltage Berbasis Pengujian pada Media Isolasi Minyak 128 Teknologi Elektro, Vol. 16, No.03,September -Desember 2017 Analisis Karakteristik Fenomena Pre-Breakdown Voltage Berbasis Pengujian pada Media Isolasi Minyak I Made Yulistya Negara 1, Daniar Fahmi

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI 3.1 PENGERTIAN Berdasarkan IEV (International Electrotechnical Vocabulary) 441-14-20 disebutkan bahwa Circuit Breaker (CB) atau Pemutus Tenaga (PMT) merupakan peralatan saklar /

Lebih terperinci

Analisis Tegangan Tembus Pada Minyak Transformator Lama Dan Baru Menggunakan Tiga Jenis Elektroda

Analisis Tegangan Tembus Pada Minyak Transformator Lama Dan Baru Menggunakan Tiga Jenis Elektroda Analisis Tegangan Tembus Pada Minyak Transformator Lama Dan Baru Menggunakan Tiga Jenis Elektroda Prof.Dr.Ir.Iwa Garniwa M.K,M.T 1, Eko Triswantoro 2 Departemen Teknik Elektro, Universitas Indonesia, Depok

Lebih terperinci

BAB II TEGANGAN TINGGI. sehingga perlu penjelasan khusus mengenai pengukuran ini. Ada tiga jenis tegangan

BAB II TEGANGAN TINGGI. sehingga perlu penjelasan khusus mengenai pengukuran ini. Ada tiga jenis tegangan BAB II TEGANGAN TINGGI 2.1 Umum Pengukuran tegangan tinggi berbeda dengan pengukuran tegangan rendah, sehingga perlu penjelasan khusus mengenai pengukuran ini. Ada tiga jenis tegangan tinggi yang akan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan yang lain. Pada saat sistem isolasi menahan electrical stresses, isolasi

BAB I PENDAHULUAN. dengan yang lain. Pada saat sistem isolasi menahan electrical stresses, isolasi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sistem isolasi sangat diperlukan pada peralatan tegangan tinggi untuk membatasi bagian-bagian bertegangan agar tidak terjadi hubung singkat satu dengan yang lain. Pada

Lebih terperinci

DISTRIBUSI FASA PULSA-PULSA PD MINYAK SILIKON DENGAN TEGANGAN TINGGI AC

DISTRIBUSI FASA PULSA-PULSA PD MINYAK SILIKON DENGAN TEGANGAN TINGGI AC DISTRIBUSI FASA PULSA-PULSA PD MINYAK SILIKON DENGAN TEGANGAN TINGGI AC Abdul Rajab Program Studi Teknik Elektro, Fakultas Teknik Universitas Andalas ABSTRAK Salah satu pemicu utama kegagalan sistem isolasi

Lebih terperinci

PERCOBAAN - I PEMBANGKITAN DAN PENGUKURAN TEGANGAN TINGGI BOLAK-BALIK

PERCOBAAN - I PEMBANGKITAN DAN PENGUKURAN TEGANGAN TINGGI BOLAK-BALIK PERCOBAAN - I PEMBANGKITAN DAN PENGUKURAN TEGANGAN TINGGI BOLAK-BALIK 1.1 DASAR TEORI Tegangan tinggi bolak-balik banyak dipergunakan untuk pengujian peralatan listrik yang memiliki kapasitansi besar seperti

Lebih terperinci

Pemanfaatan Bentonite sebagai Media Pembumian Elektroda Batang

Pemanfaatan Bentonite sebagai Media Pembumian Elektroda Batang JURNAL TEKNIK ITS Vol. 6, No. 1, (2017) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) B-39 Pemanfaatan Bentonite sebagai Media Pembumian Elektroda Batang Winanda Riga Tamma, I Made Yulistya Negara, dan Daniar Fahmi

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Isolasi adalah suatu bahan yang berfungsi untuk mengisolasi konduktor yang

I. PENDAHULUAN. Isolasi adalah suatu bahan yang berfungsi untuk mengisolasi konduktor yang I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Isolasi adalah suatu bahan yang berfungsi untuk mengisolasi konduktor yang mempunyai beda potensial dalam suatu rangkaian listrik. Bahan ini mempunyai sifat

Lebih terperinci

Terpaan Tegangan Listrik Dan Temperatur terhadap Kualitas Isolasi Kabel Bawah Tanah

Terpaan Tegangan Listrik Dan Temperatur terhadap Kualitas Isolasi Kabel Bawah Tanah Jurnal Kompetensi Teknik Vol. 4, No., November 202 43 Terpaan Tegangan Listrik Dan Temperatur terhadap Kualitas Isolasi Kabel Bawah Tanah Agus Murnomo Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas

Lebih terperinci

DASAR TEORI. Kata kunci: Kabel Single core, Kabel Three core, Rugi Daya, Transmisi. I. PENDAHULUAN

DASAR TEORI. Kata kunci: Kabel Single core, Kabel Three core, Rugi Daya, Transmisi. I. PENDAHULUAN ANALISIS PERBANDINGAN UNJUK KERJA KABEL TANAH SINGLE CORE DENGAN KABEL LAUT THREE CORE 150 KV JAWA MADURA Nurlita Chandra Mukti 1, Mahfudz Shidiq, Ir., MT. 2, Soemarwanto, Ir., MT. 3 ¹Mahasiswa Teknik

Lebih terperinci

TUGAS XIII LISTRIK DAN MAGNET

TUGAS XIII LISTRIK DAN MAGNET TUGAS XIII LISTRIK DAN MAGNET 1. Sebuah kapasitor keping sejajar yang tebalnya d mempunyai kapasitas C o. Ke dalam kapasitor ini dimasukkan dua bahan dielektrik yang masing-masing tebalnya d/2 dengan konstanta

Lebih terperinci

ANALISIS PENGARUH KEADAAN SUHU TERHADAP TEGANGAN TEMBUS AC DAN DC PADA MINYAK TRANSFORMATOR. Sugeng Nur Singgih, Hamzah Berahim Abstrak

ANALISIS PENGARUH KEADAAN SUHU TERHADAP TEGANGAN TEMBUS AC DAN DC PADA MINYAK TRANSFORMATOR. Sugeng Nur Singgih, Hamzah Berahim Abstrak Jurnal Teknik Elektro ol. 1 No.2 93 ANALISIS PENGARUH KEADAAN SUHU TERHADAP TEGANGAN TEMBUS AC DAN DC PADA MINYAK TRANSFORMATOR Sugeng Nur Singgih, Hamzah Berahim Abstrak Tegangan tembus (breakdown) merupakan

Lebih terperinci

PENGARUH UKURAN BUTIRAN AIR HUJAN TERHADAP TEGANGAN TEMBUS UDARA

PENGARUH UKURAN BUTIRAN AIR HUJAN TERHADAP TEGANGAN TEMBUS UDARA PENGARUH UKURAN BUTIRAN AIR HUJAN TERHADAP TEGANGAN TEMBUS UDARA Join Wan Chanlyn S, Hendra Zulkarnaen Konsentrasi Teknik Energi Listrik, Departemen Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Sumatera

Lebih terperinci

CONDITION ASSESSMENT GAS SF6 GIS 150kV GLUGUR MEDAN

CONDITION ASSESSMENT GAS SF6 GIS 150kV GLUGUR MEDAN CONDITION ASSESSMENT GAS SF6 GIS 150kV GLUGUR MEDAN Royden Zulfai Hutapea, Syahrawardi Konsentrasi Teknik Energi Listrik, Departemen Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara (USU) Jl.

Lebih terperinci

FAKTOR - FAKTOR YANG MEMPENGARUHI RESPON TRANSIEN PEMBUMIAN GRID

FAKTOR - FAKTOR YANG MEMPENGARUHI RESPON TRANSIEN PEMBUMIAN GRID FAKTOR - FAKTOR YANG MEMPENGARUHI RESPON TRANSIEN PEMBUMIAN GRID Fransiscus M.S. Sagala, Zulkarnaen Pane Konsentrasi Teknik Energi Listrik, Departemen Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Sumatera

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Peluahan sebagian terjadi karena adanya medan listrik yang tinggi pada area yang

II. TINJAUAN PUSTAKA. Peluahan sebagian terjadi karena adanya medan listrik yang tinggi pada area yang II. TINJAUAN PUSTAKA Peluahan sebagian terjadi karena adanya medan listrik yang tinggi pada area yang sangat kecil pada bahan isolasi. Medan listrik tersebut melebihi ambang batas kritis terjadinya peluahan

Lebih terperinci

ANALISIS KEKUATAN DIELEKTRIK MINYAK KEDELAI (SOYBEAN OIL) DENGAN VARIASI SUHU SEBAGAI ALTERNATIF MINYAK ISOLASI

ANALISIS KEKUATAN DIELEKTRIK MINYAK KEDELAI (SOYBEAN OIL) DENGAN VARIASI SUHU SEBAGAI ALTERNATIF MINYAK ISOLASI ANALISIS KEKUATAN DIELEKTRIK MINYAK KEDELAI (SOYBEAN OIL) DENGAN VARIASI SUHU SEBAGAI ALTERNATIF MINYAK ISOLASI Riel Adi Sitompul, Syahrawardi Konsentrasi Teknik Energi Listrik, Departemen Teknik Elektro

Lebih terperinci

BAB III PERHITUNGAN MEDAN LISTRIK PADA PERTUMBUHAN PEMOHONAN LISTRIK PADA KABEL TANAH 20KV

BAB III PERHITUNGAN MEDAN LISTRIK PADA PERTUMBUHAN PEMOHONAN LISTRIK PADA KABEL TANAH 20KV 24 BAB III PERHITUNGAN MEDAN LISTRIK PADA PERTUMBUHAN PEMOHONAN LISTRIK PADA KABEL TANAH 20K 3.1 TEKANAN MEDAN LISTRIK Pada aplikasi tegangan listrik, tekanan medan listrik bertambah besar ketika mengalami

Lebih terperinci

Rancangan Awal Prototipe Miniatur Pembangkit Tegangan Tinggi Searah Tiga Tingkat dengan Modifikasi Rangkaian Pengali Cockroft-Walton

Rancangan Awal Prototipe Miniatur Pembangkit Tegangan Tinggi Searah Tiga Tingkat dengan Modifikasi Rangkaian Pengali Cockroft-Walton Rancangan Awal Prototipe Miniatur Pembangkit Tegangan Tinggi Searah Tiga Tingkat dengan Modifikasi Rangkaian Pengali Cockroft-Walton Waluyo 1, Syahrial 2, Sigit Nugraha 3, Yudhi Permana JR 4 Program Studi

Lebih terperinci

Pengaruh Variasi Front Time dan Arus Puncak Impuls Arus terhadap Kuat Medan Magnet Beberapa Bahan Logam

Pengaruh Variasi Front Time dan Arus Puncak Impuls Arus terhadap Kuat Medan Magnet Beberapa Bahan Logam Pengaruh Variasi Front Time dan Arus Puncak Impuls Arus terhadap Kuat Medan Magnet Beberapa Bahan Logam Citra Dewi 1) T. Haryono 2) Sasongko Pramonohadi 3) 1) Mahasiswa Teknik Elektro - UGM Kampus UGM

Lebih terperinci

Analisis Kegagalan isolasi Minyak Trafo jenis energol baru dan lama dengan minyak pelumas

Analisis Kegagalan isolasi Minyak Trafo jenis energol baru dan lama dengan minyak pelumas SEMINAR NASIONAL ELECTRICAL, INFORMATICS, AND IT S EDUCATIONS 29 Analisis Kegagalan isolasi Minyak Trafo jenis energol baru dan lama dengan minyak pelumas Syafriyudin, ST,MT Jurusan teknik Elektro Institut

Lebih terperinci

ANALISIS PERBANDINGAN DISTRIBUSI MEDAN LISTRIK PADA ISOLATOR BERBAHAN KACA DAN KERAMIK MENGGUNAKAN FINITE ELEMENT METHOD

ANALISIS PERBANDINGAN DISTRIBUSI MEDAN LISTRIK PADA ISOLATOR BERBAHAN KACA DAN KERAMIK MENGGUNAKAN FINITE ELEMENT METHOD ANALISIS PERBANDINGAN DISTRIBUSI MEDAN LISTRIK PADA ISOLATOR BERBAHAN KACA DAN KERAMIK MENGGUNAKAN FINITE ELEMENT METHOD Lucky Andika Novario 2211100152 Dosen Pembimbing: Dr. Eng. I Made Yulistya Negara,

Lebih terperinci

PENGARUH KENAIKAN TEMPERATUR TERHADAP TEGANGAN TEMBUS UDARA PADA ELEKTRODA BOLA TERPOLUSI ASAM

PENGARUH KENAIKAN TEMPERATUR TERHADAP TEGANGAN TEMBUS UDARA PADA ELEKTRODA BOLA TERPOLUSI ASAM SINGUDA ENSIKOM VOL. NO. /Maret PENGARUH KENAIKAN TEMPERATUR TERHADAP TEGANGAN TEMBUS UDARA PADA ELEKTRODA BOLA TERPOLUSI ASAM Christian Daniel Simanjuntak, Syahrawardi Konsentrasi Teknik Energi Listrik,

Lebih terperinci

KUAT MEDAN ELEKTRIK DI PERMUKAAN ISOLATOR PENDUKUNG

KUAT MEDAN ELEKTRIK DI PERMUKAAN ISOLATOR PENDUKUNG BAB II KUAT MEDAN ELEKTRIK DI PERMUKAAN ISOLATOR PENDUKUNG II.1. Umum Isolator pendukung jenis post silinder polos digunakan pada sistem instalasi tegangan tinggi pasangan dalam. Udara di sekitar permukaan

Lebih terperinci

LATIHAN UAS 2012 LISTRIK STATIS

LATIHAN UAS 2012 LISTRIK STATIS Muatan Diskrit LATIHAN UAS 2012 LISTRIK STATIS 1. Dua buah bola bermuatan sama (2 C) diletakkan terpisah sejauh 2 cm. Gaya yang dialami oleh muatan 1 C yang diletakkan di tengah-tengah kedua muatan adalah...

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA Isolasi Sistem isolasi merupakan paduan dari beberapa bahan isolasi yang digunakan pada suatu peralatan listrik. Dengan demikian, dapat didefenisikan bahwa sistem isolasi adalah

Lebih terperinci

DAMPAK GEJALA MEDAN TINGGI PADA TRANSFORMATOR AKIBAT EFEK KORONA

DAMPAK GEJALA MEDAN TINGGI PADA TRANSFORMATOR AKIBAT EFEK KORONA DAMPAK GEJALA MEDAN TINGGI PADA TRANSFORMATOR AKIBAT EFEK KORONA Di Susun Oleh : Kelompok 2 1. AdityaEka 14.03.0.020 2. AnggaPrayoga. S 14.03.0.048 3. HasbiSagala 14.03.0.011 4. MuhammadIqbal 14.03.0.040

Lebih terperinci

KOORDINASI PROTEKSI ARESTER PCB DAN DIODA ZENER DENGAN ELEMEN DEKOPLING PADA PERALATAN LISTRIK JURNAL SKRIPSI

KOORDINASI PROTEKSI ARESTER PCB DAN DIODA ZENER DENGAN ELEMEN DEKOPLING PADA PERALATAN LISTRIK JURNAL SKRIPSI KOORDINASI PROTEKSI ARESTER PCB DAN DIODA ZENER DENGAN ELEMEN DEKOPLING PADA PERALATAN LISTRIK JURNAL SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi persyaratan memperoleh gelar Sarjana Teknik Disusun oleh: RESI RATNASARI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Isolasi memiliki peranan penting pada sistem tenaga listrik. Isolasi melindungi sistem tenaga listrik dari gangguan seperti lompatan listrik atau percikan, isolasi

Lebih terperinci

PERCOBAAN MILIKAN. Gaya gesek, gaya yang arahnya melawan gaya gravitasi, dalam hal ini sama dengan gaya Stokes. oil

PERCOBAAN MILIKAN. Gaya gesek, gaya yang arahnya melawan gaya gravitasi, dalam hal ini sama dengan gaya Stokes. oil PERCOBAAN MILIKAN A. TUJUAN PERCOBAAN 1. Menentukan jari-jari dan muatan listrik sebuah minyak.. Membuktikan bahwa muatan listrik terkuantisasi secara diskrit. B. PERALATAN 1. Sistem peralatan Milikan

Lebih terperinci

PEMETAAN MEDAN LISTRIK

PEMETAAN MEDAN LISTRIK PEMETAAN MEDAN LISTRIK Khodijah Amini khodijah.amini@yahoo.com Abstrak Telah dilakukan percobaan mengenai pemetaan medan listrik yang bertujuan untuk menunjukkan keterkaitan antara medan listrik dan potensial

Lebih terperinci

ANALISIS PENGARUH KENAIKAN TEMPERATUR TERHADAP TEGANGAN TEMBUS DAN NILAI HARAPAN HIDUP ISOLASIPADAT DAN CAIR TRANSFORMATOR

ANALISIS PENGARUH KENAIKAN TEMPERATUR TERHADAP TEGANGAN TEMBUS DAN NILAI HARAPAN HIDUP ISOLASIPADAT DAN CAIR TRANSFORMATOR ANALISIS PENGARUH KENAIKAN TEMPERATUR TERHADAP TEGANGAN TEMBUS DAN NILAI HARAPAN HIDUP ISOLASIPADAT DAN CAIR TRANSFORMATOR Ahmad Yanuar Hidayat, Iwa Garniwa M.K Teknik Elektro,Fakultas Teknik Universitas

Lebih terperinci

PENGUJIAN ISOLASI MINYAK TROFO TEGANGAN TINGGI TERHADAP PERUBAHAN SUHU.

PENGUJIAN ISOLASI MINYAK TROFO TEGANGAN TINGGI TERHADAP PERUBAHAN SUHU. PENGUJIAN ISOLASI MINYAK TROFO TEGANGAN TINGGI TERHADAP PERUBAHAN SUHU Slamet Hani 1 1 Jurusan Teknik Elektro Institut Sains & Teknologi AKPRIND Yogyakarta, e-mail : shani.akprind.@yahoo.com ABSTRACT Transformer

Lebih terperinci

Kata Kunci: GIS; SF 6 ; kemurnian; titik embun dan kadar uap air; kompartemen; bay; terminasi; peluahan sebagian.

Kata Kunci: GIS; SF 6 ; kemurnian; titik embun dan kadar uap air; kompartemen; bay; terminasi; peluahan sebagian. EVALUASI KINERJA GIS BERDASARKAN HASIL PENGUKURAN KUALITAS GAS SF 6 PADA GIS MARUNDA DAN GIS PEGANGSAAN Idwan Kelvin, Amien Rahardjo Teknik Elektro, Fakultas Teknik Universitas Indonesia Abstrak - Pada

Lebih terperinci

ANALISIS KARAKTERISTIK DIELEKTRIK MINYAK HIDROLIK SEBAGAI ALTERNATIF ISOLASI CAIR UNTUK TRANSFORMATOR DAYA

ANALISIS KARAKTERISTIK DIELEKTRIK MINYAK HIDROLIK SEBAGAI ALTERNATIF ISOLASI CAIR UNTUK TRANSFORMATOR DAYA ANALISIS KARAKTERISTIK DIELEKTRIK MINYAK HIDROLIK SEBAGAI ALTERNATIF ISOLASI CAIR UNTUK TRANSFORMATOR DAYA Andy Martono 1, Juningtyastuti 2, Abdul Syakur 3 Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. maupun kita sebagai engineer ataupun konsumen dari sengatan listrik yang cukup

I. PENDAHULUAN. maupun kita sebagai engineer ataupun konsumen dari sengatan listrik yang cukup I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Isolasi peralatan listrik sangat penting untuk perlindungan peralatan listrik maupun kita sebagai engineer ataupun konsumen dari sengatan listrik yang cukup membahayakan

Lebih terperinci

ANALISIS KARAKTERISTIK BREAKDOWN VOLTAGE PADA DIELEKTRIK MINYAK SHELL DIALA B PADA SUHU 30 0 C C

ANALISIS KARAKTERISTIK BREAKDOWN VOLTAGE PADA DIELEKTRIK MINYAK SHELL DIALA B PADA SUHU 30 0 C C ANALISIS KARAKTERISTIK BREAKDOWN VOLTAGE PADA DIELEKTRIK MINYAK SHELL DIALA B PADA SUHU 30 0 C-130 0 C Wahyu Kunto Wibowo [1], Ir. Yuningtyastuti []], Abdul Syakur, S.T. M.T. [3] Jurusan Teknik Elektro

Lebih terperinci

L/O/G/O RINCIAN PERALATAN GARDU INDUK

L/O/G/O RINCIAN PERALATAN GARDU INDUK L/O/G/O RINCIAN PERALATAN GARDU INDUK Disusun Oleh : Syaifuddin Z SWITCHYARD PERALATAN GARDU INDUK LIGHTNING ARRESTER WAVE TRAP / LINE TRAP CURRENT TRANSFORMER POTENTIAL TRANSFORMER DISCONNECTING SWITCH

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Pada prinsipnya penelitian ini bertujuan untuk mengetahui

BAB III METODE PENELITIAN. Pada prinsipnya penelitian ini bertujuan untuk mengetahui 32 BAB III METODE PENELITIAN Pada prinsipnya penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah minyak sawit (palm oil) dapat digunakan sebagai isolasi cair pengganti minyak trafo, dengan melakukan pengujian

Lebih terperinci

PENGARUH JUMLAH DAN JARAK MESH PERISAI TERHADAP INDUKSI TEGANGAN TINGGI PADA SALURAN TEGANGAN RENDAH

PENGARUH JUMLAH DAN JARAK MESH PERISAI TERHADAP INDUKSI TEGANGAN TINGGI PADA SALURAN TEGANGAN RENDAH PENGARUH JUMLAH DAN JARAK MESH PERISAI TERHADAP INDUKSI TEGANGAN TINGGI PADA SALURAN TEGANGAN RENDAH Tumbur Harianja, Hendra Zulkarnaen Konsentrasi Teknik Energi Listrik, Departemen Teknik Elektro Fakultas

Lebih terperinci

MEMPERBAIKI KEKUATAN DIELEKTRIK ISOLASI MINYAK TRANSFORMATOR DENGAN HIGH VACUUM OIL PURIFIER

MEMPERBAIKI KEKUATAN DIELEKTRIK ISOLASI MINYAK TRANSFORMATOR DENGAN HIGH VACUUM OIL PURIFIER MEMPERBAIKI KEKUATAN DIELEKTRIK ISOLASI MINYAK TRANSFORMATOR DENGAN HIGH VACUUM OIL PURIFIER Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Dalam Menyelesaikan Pendidikan Sarjana (S-1) Pada Departemen Teknik

Lebih terperinci

Desain dan Simulasi Konverter Buck Sebagai Pengontrol Tegangan AC Satu Tingkat dengan Perbaikan Faktor Daya

Desain dan Simulasi Konverter Buck Sebagai Pengontrol Tegangan AC Satu Tingkat dengan Perbaikan Faktor Daya 1 Desain dan Simulasi Konverter Buck Sebagai Pengontrol Tegangan AC Satu Tingkat dengan Perbaikan Faktor Daya Dimas Setiyo Wibowo, Mochamad Ashari dan Heri Suryoatmojo Teknik Elektro, Fakultas Teknologi

Lebih terperinci

BAB III TEGANGAN GAGAL DAN PENGARUH KELEMBABAN UDARA

BAB III TEGANGAN GAGAL DAN PENGARUH KELEMBABAN UDARA BAB III TEGANGAN GAGAL DAN PENGARUH KELEMBABAN UDARA 3.1. Pendahuluan Setiap bahan isolasi mempunyai kemampuan menahan tegangan yang terbatas. Keterbatasan kemampuan tegangan ini karena bahan isolasi bukanlah

Lebih terperinci

LATIHAN FISIKA DASAR 2012 LISTRIK STATIS

LATIHAN FISIKA DASAR 2012 LISTRIK STATIS Muatan Diskrit LATIHAN FISIKA DASAR 2012 LISTRIK STATIS 1. Ada empat buah muatan titik yaitu Q 1, Q 2, Q 3 dan Q 4. Jika Q 1 menarik Q 2, Q 1 menolak Q 3 dan Q 3 menarik Q 4 sedangkan Q 4 bermuatan negatif,

Lebih terperinci

JURNAL TEKNIK POMITS VOL. 1, NO. 1 (2012) 1-6 1

JURNAL TEKNIK POMITS VOL. 1, NO. 1 (2012) 1-6 1 JURNAL TEKNIK POMITS VOL. 1, NO. 1 (2012) 1-6 1 Analisis Kinerja Insulasi SF 6 Pada Gas Insulated Switchgear (GIS) P3B Waru Berdasarkan Interpretasi Pengukuran Acoustic Insulation Analyzer (AIA) Menggunakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Peristiwa peluahan sebagian (PD) merupakan sebuah fenomena yang menjadi penyebab kerusakan atau penuaan sistem isolasi listrik. PD menyebabkan degradasi atau penurunan

Lebih terperinci

KarakteristikkDielektrik Campuran Gas Karbondioksida (CO2) Dengan Nitrogen (N2) Dibawah Terpaan Medan Tinggi DC Polaritas Negatif

KarakteristikkDielektrik Campuran Gas Karbondioksida (CO2) Dengan Nitrogen (N2) Dibawah Terpaan Medan Tinggi DC Polaritas Negatif KarakteristikkDielektrik Campuran Gas Karbondioksida (CO2) Dengan Nitrogen (N2) Dibawah Terpaan Medan Tinggi DC Polaritas Negatif Yansyah Prasetyo*, Fri Murdiya** Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tegangan tinggi dapat diukur dengan menggunakan alat ukur elektroda bola-bola.

BAB I PENDAHULUAN. Tegangan tinggi dapat diukur dengan menggunakan alat ukur elektroda bola-bola. BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Tegangan tinggi dapat diukur dengan menggunakan alat ukur elektroda bola-bola. Alat ukur ini terdiri dari dua elektroda bola yang berdiameter sama dan terbuat dari

Lebih terperinci

Kata Kunci Proteksi, Arrester, Bonding Ekipotensial, LPZ.

Kata Kunci Proteksi, Arrester, Bonding Ekipotensial, LPZ. PERANCANGAN SISTEM PROTEKSI PETIR INTERNAL PADA CONDOTEL BOROBUDUR BLIMBING KOTA MALANG Priya Surya Harijanto¹, Moch. Dhofir², Soemarwanto ³ ¹Mahasiswa Teknik Elektro, ² ³Dosen Teknik Elektro, Universitas

Lebih terperinci

Identifikasi Keretakan Beton Menggunakan Metode Geolistrik Resistivitas Timotius 1*), Yoga Satria Putra 1), Boni P. Lapanporo 1)

Identifikasi Keretakan Beton Menggunakan Metode Geolistrik Resistivitas Timotius 1*), Yoga Satria Putra 1), Boni P. Lapanporo 1) Identifikasi Keretakan Beton Menggunakan Metode Geolistrik Resistivitas Timotius 1*), Yoga Satria Putra 1), Boni P. Lapanporo 1) 1) Program Studi Fisika, Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam,

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Kebutuhan energi listrik terus meningkat seiring dengan perkembangan pola hidup

I. PENDAHULUAN. Kebutuhan energi listrik terus meningkat seiring dengan perkembangan pola hidup I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Kebutuhan energi listrik terus meningkat seiring dengan perkembangan pola hidup masyarakat, Perusahaan Listrik Negara (PLN) dituntut untuk memberikan suplai

Lebih terperinci

Aji Prasetya Wibawa Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Malang ABSTRAK

Aji Prasetya Wibawa Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Malang ABSTRAK Pengaruh Perubahan Tegangan dan Jari-Jari Elektroda Pengion Pada Electrostatic Precipitator Silinder Konsentris Terhadap Efisiensi Penangkapan Partikel Gas Buang Kendaraan Bermotor Aji Prasetya Wibawa

Lebih terperinci

Modul 1 Tegangan Tinggi Arus Bolak Balik

Modul 1 Tegangan Tinggi Arus Bolak Balik Modul 1 Tegangan Tinggi Arus Bolak Balik 1. Jelaskan cara pembangkitan tegangan tinggi bolak balik! Pembangkitan tegangan tinggi bolak-balik dengan menggunakan trafo uji satu tingkat atau trafo uji kaskade

Lebih terperinci

Karakteristik Tegangan Tembus Dielektrik Isolasi Vakum

Karakteristik Tegangan Tembus Dielektrik Isolasi Vakum Karakteristik Tegangan Tembus Dielektrik Isolasi Vakum Tommy Rizky Krisnadi*,Fri Murdiya** *Alumni Teknik Elektro Universitas Riau**Jurusan Teknik Elektro Universitas Riau Kampus Bina Widya Km 12,5 Simpang

Lebih terperinci

BAHAN ISOLASI. (Continued) Ramadoni Syahputra

BAHAN ISOLASI. (Continued) Ramadoni Syahputra BAHAN ISOLASI (Continued) Ramadoni Syahputra 1. Bahan Isolasi Kertas dan Papan Kertas dan papan dibuat dari berbagai macam bahan, meliputi kayu, katun, kaca, serat organik, keramik dan mika. Perbedaan

Lebih terperinci

GAYA LORENTZ Gaya Lorentz pada Penghantar Berarus di dalam Medan Magnet

GAYA LORENTZ Gaya Lorentz pada Penghantar Berarus di dalam Medan Magnet GAYA LORENTZ A. Tujuan Percobaan 1 Mengamati adanya gaya Lorentz penghantar kawat lurus disekitar medan magnet 2 Menentukan arah gaya Lorentz dengan kaidah tangan kanan 3 Menghitung besarnya gaya Lorentz

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 ISOLATOR PIRING 2.1.1 Umum Pada suatu sistem tenaga listrik terdapat berbagai bagian yang memiliki tegangan dan juga tidak bertegangan. Sehingga bagian yang tidak bertegangan

Lebih terperinci

PENGUJIAN TEGANGAN TEMBUS KARPET INTERLOCKING PT. BASIS PANCAKARYA LAPORAN

PENGUJIAN TEGANGAN TEMBUS KARPET INTERLOCKING PT. BASIS PANCAKARYA LAPORAN PENGUJIAN TEGANGAN TEMBUS KARPET INTERLOCKING PT. BASIS PANCAKARYA LAPORAN Disusun oleh : SWITO GAIUS AGUSTINUS SILALAHI PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRO DEPARTEMEN TEKNIK ELEKTRO DAN TEKNOLOGI INFORMASI FAKULTAS

Lebih terperinci

2. KLASIFIKASI PMT Berdasarkan besar / kelas tegangan (Um)

2. KLASIFIKASI PMT Berdasarkan besar / kelas tegangan (Um) 2. KLASIFIKASI PMT Klasifikasi Pemutus Tenaga dapat dibagi atas beberapa jenis, antara lain berdasarkan tegangan rating/nominal, jumlah mekanik penggerak, media isolasi, dan proses pemadaman busur api

Lebih terperinci

Analisis Pengaruh Kenaikan Suhu Isolasi Minyak Dan Kertas Serta Jumlah Lapisan Isolasi Kertas Terhadap Tegangan Tembus Isolasi Transformator

Analisis Pengaruh Kenaikan Suhu Isolasi Minyak Dan Kertas Serta Jumlah Lapisan Isolasi Kertas Terhadap Tegangan Tembus Isolasi Transformator Analisis Pengaruh Kenaikan Suhu Isolasi Minyak Dan Kertas Serta Jumlah Lapisan Isolasi Kertas Terhadap Tegangan Tembus Isolasi Transformator Prof.Dr.Ir.Iwa Garniwa M.K,M.T 1, Reza Nugraha Bustami 2 Departemen

Lebih terperinci

PENGARUH PERISAI PELAT LOGAM TERHADAP INDUKSI TEGANGAN SURJA PETIR PADA INSTALASI TEGANGAN RENDAH

PENGARUH PERISAI PELAT LOGAM TERHADAP INDUKSI TEGANGAN SURJA PETIR PADA INSTALASI TEGANGAN RENDAH PENGARUH PERISAI PELAT LOGAM TERHADAP INDUKSI TEGANGAN SURJA PETIR PADA INSTALASI TEGANGAN RENDAH Eykel Boy Suranta Ginting, Hendra Zulkarnaen Konsentrasi Teknik Energi Listrik, Departemen Teknik Elektro

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Untuk pengukuran kuat medan listrik dan kuat medan magnet di bawah konduktor

I. PENDAHULUAN. Untuk pengukuran kuat medan listrik dan kuat medan magnet di bawah konduktor 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Untuk pengukuran kuat medan listrik dan kuat medan magnet di bawah konduktor transmisi maupun Gardu Induk dibutuhkan alat ukur yang sangat mahal. Alat yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Energi listrik menjadi kebutuhan yang penting dalam kehidupan manusia saat ini,

BAB I PENDAHULUAN. Energi listrik menjadi kebutuhan yang penting dalam kehidupan manusia saat ini, BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar belakang Energi listrik menjadi kebutuhan yang penting dalam kehidupan manusia saat ini, karena hampir semua aktifitas manusia dipermudah dengan menggunakan peralatan listrik.

Lebih terperinci

STUDI PENGARUH KONFIGURASI 1 PERALATAN PADA SALURAN DISTRIBUSI 20 KV TERHADAP PERFORMA PERLINDUNGAN PETIR MENGGUNAKAN SIMULASI ATP/EMTP

STUDI PENGARUH KONFIGURASI 1 PERALATAN PADA SALURAN DISTRIBUSI 20 KV TERHADAP PERFORMA PERLINDUNGAN PETIR MENGGUNAKAN SIMULASI ATP/EMTP STUDI PENGARUH KONFIGURASI 1 PERALATAN PADA SALURAN DISTRIBUSI 20 KV TERHADAP PERFORMA PERLINDUNGAN PETIR MENGGUNAKAN SIMULASI ATP/EMTP Oleh : Augusta Wibi Ardikta 2205.100.094 Dosen Pembimbing : 1. I

Lebih terperinci

Analisis Teknis dan Ekonomis Pemilihan Bilah Laminasi Bambu Berdasarkan Lokasi Potong Sebagai Alternatif Pengganti Kayu Dalam Pembuatan Lambung Kapal

Analisis Teknis dan Ekonomis Pemilihan Bilah Laminasi Bambu Berdasarkan Lokasi Potong Sebagai Alternatif Pengganti Kayu Dalam Pembuatan Lambung Kapal JURNL TEKNIK POMITS Vol. 2, No., (203) ISSN: 2337-3539 (230-927 Print) nalisis Teknis dan Ekonomis Pemilihan Bilah Berdasarkan Lokasi Potong Sebagai lternatif Pengganti Kayu Dalam Pembuatan Kapal M. Bagus

Lebih terperinci

9/25/2014. Hukum Gauss. prepared by jimmy hasugian. Fluks Listrik. Hukum Gauss. Fluks Listrik. Hukum Gauss. Aplikasi Hukum Gauss. Aplikasi Hukum Gauss

9/25/2014. Hukum Gauss. prepared by jimmy hasugian. Fluks Listrik. Hukum Gauss. Fluks Listrik. Hukum Gauss. Aplikasi Hukum Gauss. Aplikasi Hukum Gauss prepared by jimmy hasugian 1 Misalkan ada medan listrik E yang seragam. Garis medan listrik menembus permukaan segiempat dengan luas (saling tegak lurus). Jumlah Garis medan listrik, sebanding dengan Kuat

Lebih terperinci

ISSN Cetak ISSN Online Analisis Perilaku Superkapasitor Susunan Sebagai Pengganti Baterai

ISSN Cetak ISSN Online Analisis Perilaku Superkapasitor Susunan Sebagai Pengganti Baterai Analisis Perilaku Superkapasitor Susunan Sebagai Pengganti Baterai Arman Sani Departemen Teknik Elektro Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Utara Jl. Almamater, Kampus USU Medan 20155 INDONESIA e-mail:

Lebih terperinci

III PEMBAHASAN. (3.3) disubstitusikan ke dalam sistem koordinat silinder yang ditinjau pada persamaan (2.4), maka diperoleh

III PEMBAHASAN. (3.3) disubstitusikan ke dalam sistem koordinat silinder yang ditinjau pada persamaan (2.4), maka diperoleh III PEMBAHASAN Pada bagian ini akan dibahas penggunaan metode perturbasi homotopi untuk menyelesaikan suatu masalah taklinear. Metode ini digunakan untuk menyelesaikan model Sisko dalam masalah aliran

Lebih terperinci

Studi Karakteristik Tegangan Tembus DC Polaritas Positif Pada Gas Nitrogen (N 2 )

Studi Karakteristik Tegangan Tembus DC Polaritas Positif Pada Gas Nitrogen (N 2 ) Studi Karakteristik Tegangan Tembus DC Polaritas Positif Pada Gas Nitrogen (N 2 ) Tumpal Pardede*, Fri Murdiya** *Teknik Elektro Universitas Riau **Jurusan Teknik Elektro Universitas Riau** Kampus Binawidya

Lebih terperinci

PENGARUH PENGATURAN TAHANAN SHUNT DAN SERI TERHADAP PUTARAN DAN EFISIENSI MOTOR ARUS SEARAH KOMPON

PENGARUH PENGATURAN TAHANAN SHUNT DAN SERI TERHADAP PUTARAN DAN EFISIENSI MOTOR ARUS SEARAH KOMPON PENGARUH PENGATURAN TAHANAN SHUNT DAN SERI TERHADAP PUTARAN DAN EFISIENSI MOTOR ARUS SEARAH KOMPON (Aplikasi pada Laboratorium Departemen Listrik P4TK, Medan) Andri Sitorus,Syamsul Amien Konsentrasi Teknik

Lebih terperinci

ANALISIS GANGGUAN HUBUNG SINGKAT TIGA FASA SIMETRI PADA CIRCUIT BREAKER DENGAN TEGANGAN 4360 V

ANALISIS GANGGUAN HUBUNG SINGKAT TIGA FASA SIMETRI PADA CIRCUIT BREAKER DENGAN TEGANGAN 4360 V NLISIS GNGGUN HUUNG SINGKT TIG FS SIMTRI PD CIRCUIT RKR DNGN TGNGN 4360 nggakara Syahbi S., Ir. Sulasno 2 Mahasiswa dan 2 Dosen Jurusan Teknik lektro, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro Jl. Prof.

Lebih terperinci

Rancang Bangun Pemotong Surja Tegangan Pada kwh Meter Tiga Fasa Menggunakan PCB (Printed Circuit Board)

Rancang Bangun Pemotong Surja Tegangan Pada kwh Meter Tiga Fasa Menggunakan PCB (Printed Circuit Board) Rancang Bangun Pemotong Surja Tegangan Pada kwh Meter Tiga Fasa Menggunakan PCB (Printed Circuit Board) PUBLIKASI JURNAL SKRIPSI Disusun oleh: DESINTA AYU WORO HENDRASWARI NIM. 0910633040-63 KEMENTERIAN

Lebih terperinci

Pengembangan isolator tegangan tinggi yang cocok untuk daerah tropis

Pengembangan isolator tegangan tinggi yang cocok untuk daerah tropis 1 DESKRIPSI RISET I Pengembangan isolator tegangan tinggi yang cocok untuk daerah tropis 1.1 Deskripsi singkat Isolator memegang peranan penting dalam menunjang keandalan sistem ketenagalistrikan. Kegagalan

Lebih terperinci

Studi Dampak Sambaran Petir Pada Peralatan Tegangan Rendah Rumah Tangga Menggunakan Perangkat Lunak EMTP

Studi Dampak Sambaran Petir Pada Peralatan Tegangan Rendah Rumah Tangga Menggunakan Perangkat Lunak EMTP Studi Dampak Sambaran Petir Pada Peralatan Tegangan Rendah Rumah Tangga Menggunakan Perangkat Lunak EMTP Riduwan Maliki 2251116 Jurusan Teknik Elektro-FTI, Institut Teknologi Sepuluh Nopember Kampus ITS,

Lebih terperinci

BAB II KARAKTERISTIK PEMUTUS TENAGA

BAB II KARAKTERISTIK PEMUTUS TENAGA BAB II KARAKTERISTIK PEMUTUS TENAGA 2.1 Fungsi Pemutus Tenaga Pemutus tenaga (PMT) adalah saklar yang dapat digunakan untuk menghubungkan atau memutuskan arus atau daya listrik sesuai dengan ratingnya.

Lebih terperinci

I Wayan Rinas. Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Udayana Kampus Bukit Jimbaran, Bali, *

I Wayan Rinas. Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Udayana Kampus Bukit Jimbaran, Bali, * Simulasi Penggunaan Filter Pasif, Filter Aktif dan Filter Hybrid Shunt untuk Meredam Meningkatnya Distorsi Harmonisa yang Disebabkan Oleh Munculnya Gangguan Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas

Lebih terperinci

BIDANG STUDI : FISIKA

BIDANG STUDI : FISIKA BERKAS SOAL BIDANG STUDI : MADRASAH ALIYAH SELEKSI TINGKAT PROVINSI KOMPETISI SAINS MADRASAH NASIONAL 013 Petunjuk Umum 1. Silakan berdoa sebelum mengerjakan soal, semua alat komunikasi dimatikan.. Tuliskan

Lebih terperinci