BAB I PENDAHULUAN. Temanggung merupakan SD paralel. Kelas IV Semester I Tahun Ajaran
|
|
- Sudirman Cahyadi
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah SDN Tlahap terletak di Desa Tlahap Kecamatan Kledung Kabupaten Temanggung merupakan SD paralel. Kelas IV Semester I Tahun Ajaran 2011/2012 terdiri dari IVA, IVB dan IVC. Kelas IVB dengan jumlah peserta didik 23 orang terdiri atas delapan laki-laki dan 15 perempuan. Semester II jumlah peserta didik kelas IVB bertambah menjadi 34 dikarenakan terjadi penggabungan kelas yang semula tiga kelas (IVA, IVB dan IVC) menjadi dua kelas yaitu IVA dan IVB. Kelas IVB Semester II dengan jumlah peserta didik 33 orang terdiri atas 12 laki-laki dan 22 perempuan. Ada beberapa mata pelajaran yang diajarkan di SDN Tlahap yaitu Bahasa Indonesia, IPA, IPS, Pkn dan Matematika yang termuat dalam kurikulum. Kurikulum adalah program pendidikan yang disediakan oleh lembaga pendidikan (sekolah) bagi peserta didik. 1 SDN Tlahap menggunakan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). KTSP adalah kurikulum operasional yang disusun oleh dan dilaksanakan dimasing-masing satuan pendidikan. 2 Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan juga sebagai pedoman dalam pelaksanaan pembelajaran di kelas. 1 Oemar Hamalik, Proses Belajar Mengajar, (Jakarta: Bumi Aksara, 2005), hal http,//hifni Rohman,blogspot,com/2011/09/pengertian-ktsp,html (diunduh pada tanggal 24 febuari 2012, pukul 12.30). 1
2 2 SD Negeri Tlahap mempunyai empat kelompok mata pelajaran yang terdiri dari: agama dan akhlaq mulia, kewarganegaraan dan kepribadian, Ilmu Pengetahuan dan Teknologi, estetika jasmani, olah raga, dan kesehatan. Kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia pada Sekolah Dasar dilaksanakan melalui muatan dan atau kegiatan agama, kewarganegaraan, kepribadian, ilmu pengetahuan dan teknologi, estetika, jasmani, olahraga, dan kesehatan. Kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian pada Sekolah Dasar, dilaksanakan, melalui dan/atau kegiatan agama, akhlak mulia, kewarganegaraan, bahasa seni dan budaya,dan pendidikan jasmani. Kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi pada Sekolah Dasar dilaksanakan melalui muatan dan/atau kegiatan bahasa, matematika, ilmu pengetahuan alam, ilmu pengetahuan sosial, ketrampilan/kejuruan dan muatan lokal yang relevan, Kelompok mata pelajaran jasmani, olahraga dan kesehatan pada Sekolah Dasar dilaksanakan memlalui muatan dan.atau kegiatan pendidikan jasmani, olahraga, pendidikan kesehatan, ilmu pengetahuan alam, dan muatan lokal yang relevan. 3 SD Negeri Tlahap mempunyai empat kelompok mata pelajaran salah satunya ilmu pengetahuan dan teknologi mempunyai tujuan untuk mengenal, menyikapi, mengapresiasi ilmu pengetahuan dan teknologi, serta menanamkan kebiasaan berpikir, berperilaku ilmiah, kritis, kreatif dan mandiri. 4 Kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi salah satunya adalah matematika. Mata pelajaran matematika merupakan salah satu ilmu dasar yang harus dikuasai setiap manusia, terutama oleh peserta didik. Objek pembelajaran matematika pada dasarnya adalah abstrak. Matematika merupakan suatu ilmu yang mempelajari jumlah-jumlah yang diketahui melalui proses perhitungan dan pengukuran yang dinyatakan dengan angka-angka atau simbol ),hal, 5. 3 Indonesia, Peraturan Menteri Pendidikan Nasional, (Jakarta: Depdiknas,2009) hal Ibid., hal.3. 5 Wahyudi, Inawati Budiyono, Pemecahan Masalah Matematika,(Salatiga: Widya Sari,
3 3 Matematika sebagai salah satu mata pelajaran di sekolah yang dinilai sangat memegang peranan penting karena matematika dapat meningkatkan pengetahuan peserta didik dalam berpikir secara logis, rasional, kritis, cermat, efektif dan efisien. Hasil akhir yang ingin dicapai dari pembelajaran matematika ialah belajar tidak hanya di bidang kognitif saja, tetapi meluas pada bidang psikomotor dan afektif. 6 Pembelajaran matematika di kelas IV pada hakikatnya adalah proses yang sengaja dirancang dengan tujuan untuk menciptakan suasana lingkungan yang memungkinkan seseorang (si pelajar) melaksanakan kegiatan belajar matematika, dan proses tersebut berpusat pada guru. Pembelajaran matematika yang efektif perlu komitmen yang sungguh-sungguh untuk mengembangkan pemahamanan peserta didik, karena peserta didik belajar dengan mengkaitkan konsep / pengetahuan terdahulu, guru kelas IV hendaknya memahami apa yang telah peserta didik ketahui sebelumnya. Salah satu tujuan pembelajaran di sekolah dasar adalah memberikan bekal yang cukup bagi peserta didik untuk menghadapi materi-materi matematika pada tingkat pendidikan lanjutan., 7 Tujuan dapat tercapai apabila prinsip pendidikan harus mengacu kepada prinsip-prinsip yang mengarahkan pada proses pembelajaran secara efektif. Tiga prinsip pembelajaran efektif bagi pendidikan antara lain: 1. Pembelajaran memerlukan partisipasi aktif para peserta didik(belajar aktif). Motivasi belajar akan meningkat kalau peserta didik terlibat aktif (mempraktekan) dalam mempelajari 6 Aisyah dalam Wahyudi, Kriswandani, Pengembangan Pembelajaran Matematika SD (Salatiga:Widya Sari, 2010), hal,12. 7 Antonius Cahaya Prihandoko, Memahami Konsep Matematika Secara Benar dan menyajikannya dengan Menarik, (Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional Dektorat Jendral Pendidikan Tinggi Dektorat Ketenagaan, 2006), hal, 5.
4 4 hal-hal yang kongkrit, bermakna, dan relevan dalam konteks kehidupannya. 2. Setiap anak belajar dengan cara dan ketepatan yang berbeda anak-anak dapat belajar dengan efektif ketika mereka dalam suasana kelas yang kondusif(conduvice learning community), yaitu suasana yang memberikan rasa aman dan penghargaan, tanpa ancaman, dan memberikan semangat. 3. Prinsip pembelajaran tersebut didukung oleh beberapa hasil riset otak yang mempunyai implikasi terhadap pendidikan. 8 Guru kelas IV harus bisa menilai apakah pembelajaran sudah sesuai atau belum dengan prinsip pembelajaran secara efektif. Guru kelas IV harus menyadari bahwa metode pembelajaran yang baik dan efektif harus mampu menyesuaikan dengan materi atau kondisi peserta didik sehingga dapat terjadi suatu pembaruan dalam proses pembelajaran dan menghasilkan pembelajaran yang bermakna. Metode pembelajaran yang baik bukan hanya mengembangkan aspek kognitif atau akademik saja, tetapi juga pada aspek afektif dan psikomotorik. Pembelajaran matematika di SD Negeri Tlahap kelas IVB selama ini dilakukan guru dengan menggunakan metode konvensional ceramah. Metode tersebut berpusat pada guru (teacher center), sedangkan yang seharusnya berpusat pada peserta didik. Metode ini mempunyai kelebihan yaitu guru dapat mengawasi peserta didik dengan cermat lagi, tetapi pembelajaran lebih didominasi dan terfokus pada guru, sehingga partisipasi peserta didik di dalam kelas menjadi berkurang serta peserta didik cenderung menjadi tidak aktif yang berdampak pada hasil belajar peserta didik. Ketepatan pemilihan metode sangat berpengaruh terhadap hasil pembelajaran yang dicapai peserta didik. Hasil pembelajaran adalah semua efek 8 (diunduh pada 24 februari 2012 pukul 13.30).
5 5 yang dapat dijadikan sebagai indikator tentang nilai dari penggunaan metode pembelajaran di bawah kondisi yang berbeda. 9 Upaya perbaikan pembelajaran untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar peserta didik dengan penggunaan metode pembelajaran yang tepat. Salah satunya dengan menggunakan metode pembelajaran kooperatif. Pembelajaran kooperatif merupakan strategi pembelajaran yang mengutamakan peserta didik secara rutin bekerja dalam kelompok untuk saling membantu memecahkan masalah yang kompleks. Peserta didik bekerja dalam suatu tim untuk menyelesaikan masalah, menyelesaikan tugas, atau mengerjakan sesuatu untuk tujuan bersama. Model pembelajaran kooperatif dikembangkan untuk mencapai setidak-tidaknya tiga tujuan pembelajaran penting: hasil belajar akademik, penerimaan terhadap perbedaan individu dan perkembangan ketrampilan sosial. 10 Pembelajaran kooperatif mendorong peserta didik untuk mengerjakan tugas yang sama secara bersama-sama dengan peserta didik yang lain dalam kelompok belajarnya. Pembelajaran kooperatif mempunyai beberapa variasi. Salah satunya tipe pembelajaran kooperatif adalah NHT (Numbered Heads Together). Numbered Heads Together (NHT) atau penomoran berpikir bersama adalah merupakan jenis pembelajaran kooperatif yang dirancang untuk mengetahui pola interaksipeserta didik dan sebagai alternatif terhadap struktur kelas tradisional Hamzah B. Uno, Perencanaan Pembelajaran, (Jakarta: Bumi Aksara,2008), hal Ibrahim dalam Isjoni, Pembelajaran Kooperatif Meningkatkan Kecerdasan Komunikasi Antar Peserta Didik, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2011), hal Trianto, Model-model pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstriktivistik Konsep, landasan teoritis- Praktis dan Implementasinya, (Jakarta: Prestasi Pustaka, 2007), hal.62.
6 6 NHT pertama kali dikembangkan oleh Spenser Kagen tahun 1993, untuk melibatkan lebih banyak peserta didik dalam menelaah materi yang tercakup dalam suatu pelajaran dan mengecek pemahaman mereka terhadap isi pelajaran. Empat fase sebagai sintaks NHT: a. Fase 1: Penomoran b. Fase 2: Mengajukan pertanyaan c. Fase 3: Berpikir bersama d. Fase 4: Menjawab. 12 Proses pembelajaran yang terjadi di kelas lebih banyak menekankan pada peserta didik, yakni mempelajari materi pelajaran serta berkerjasama dalam menyelesaikan masalah Identifikasi Masalah Proses belajar mengajar harus didukung dengan adanya metode pembelajaran yang berkualitas. Pemilihan metode pembelajaran yang sesuai harus dapat meningkatkan motivasi dan minat belajar. Motivasi sebagai dorongan untuk memenuhi atau memuaskan kebutuhan agar tetap hidup. 13 Guru seharusnya dapat memilih metode pembelajaran yang menyenangkan dan penuh motivasi dalam proses pembelajaran, terutama pembelajaran matematika. Motivasi tersebut dapat membuat peserta didik tertarik pada pelajaran matematika yang selama ini mereka takuti. Hal itu juga akan membuat peserta didik dengan cepat menguasai dan memahami pelajaran matematika. Metode yang diterapkan oleh guru kelas IVB pada mata pelajaran matematika kompetensi dasar menjumlahkan bilangan bulat, sampai saat ini hal Ibid, hal Hull Dalam Suciati, Belajar dan Pembelajaran 2, (Jakarta: Universitas Terbuka, 2007),
7 7 masih menggunakan metode konvensional ceramah. Metode konvensional ceramah sering membuat peserta didik cepat bosan. Hal ini dapat dilihat dari perilaku peserta didik di dalam kelas. Peneliti menemukan gejala-gejala saat melakukan observasi di kelas IVB. Berdasarkan observasi ditemukan gejalagejala sebagai berikut: 1. Dua peserta didik yang duduk paling belakang tidur, dua menundukkan kepala, empat peserta didik asyik bercerita sendiri saat proses belajar mengajar sedang berlangsung. Mereka melakukan aktivitas yang lain yang tidak berhubungan dengan pelajaran yang sedang diterangkan oleh guru. 2. Guru memberikan 10 soal mengenai menjumlahkan bilangan bulat diketahui tujuh peserta didik menggunakan tangan mereka untuk menghitung dalam menyelesaikan soal menjumlahkan bilangan bulat kurang dari 500. Dua peserta didik lama saat menyalin soal matematika yang di tulis oleh guru. 3. Guru memberikan pertanyaan mengenai menjumlahkan bilangan bulat, enam peserta didik tidak menjawab pertanyaan dari guru tersebut. 4. Lima peserta didik yang enggan digabung dengan peserta didik yang lain pada saat pembagian kelompok. Mereka tidak mau digabung dengan alasan ada anak yang sering nakal. 5. Peserta didik laki-laki enggan digabung dengan peserta didik perempuan saat pembentukan kelompok,. 6. Peserta didik yang pintar tidak mau bila digabung dengan temannya yang dianggap tidak pandai di kelasnya.
8 peserta didik bergabung dengan peserta didik yang lain dikarenakan sumber belajar yang terbatas di kelas IVB. 8. Dua peserta didik yang sering melihat ke arah pintu sambil melamun. Satu peserta didik yang duduk di baris no dua dari depan suka sekali menengok ke belakang pada saat disuruh mengerjakan soal. 9. Peserta didik yang egois atau pendapatnya harus dipakai dalam berdiskusi kelompok tanpa mendengarkan pendapat teman dalam kelompoknya. 10. Peneliti melakukan wawancara dengan guru kelas IVB ditemukan hasil belajar peserta didik mata pelajaran matematika dengan KKM 63 dari 33 peserta didik kelas IV B yang tuntas sebanyak 33,33% yaitu ada 21 peserta didik yang tidak tuntas KKM. Nilai mereka adalah 30, 60, 50, 40, 45, 60, 30, 50, 40, 40, 40, 20, 15, 30, 55, 50, 40, 50, 55, 40, dan 50. Gejala permasalahan menunjukkan bahwa aktivitas dan keikutsertaan peserta didik dalam pembelajaran matematika masih rendah. Penggunaan metode konvensional ceramah membuat pelajaran lebih didominasi oleh guru, sehingga peserta didik tidak aktif dan minat mengikuti pelajaran matematika tergolong rendah. Proses belajar mengajar seharusnya terjadi interaksi dua arah, antara guru dengan murid begitu juga sebaliknya, terutama pada mata pelajaran matematika kompetensi dasar menjumlahkan bilangan bulat yang mengutamakan berpikir secara logis, rasional, kritis, cermat, efektif dan efisien. Gejala permasalahan yang telah diuraikan sebelumnya juga merupakan dari gejala model pembelajaran kooperatif tipe NHT (Numbered Heads Together). Peserta didik apabila digabung dalam kelompok diketahui lima peserta didik yang
9 9 enggan digabung dengan peserta didik yang lain. Terdapat dua peserta didik selalu nakal bahkan sering menjaili teman dalam kelompoknya sendiri. Pembagian kelompok terdapat lima peserta didik dalam kelompok, ada satu peserta didik tidak bekerja hanya diam dan melihat temannya saat mengerjakan soal. Peserta didik yang pintar tidak mau bila digabung dengan temannya yang dianggap tidak pandai di kelasnya karena akan memperlambat pengerjaan soal dalam kelompoknya. Penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe NHT ( Numbered Heads Together) sebagai salah satu alternatif guru untuk mengatasi gejala-gejala saat proses belajar mengajar yang terjadi di kelas IVB. Peserta didik dapat terlibat aktif dalam proses pembelajaran sehingga dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar peserta didik. Proses pembelajaran dengan menggunakan metode kooperatif tipe NHT( Numbered Heads Together) juga memungkinkan memberikan dampak yang positif pada mata pelajaran matematika kompetensi dasar menjumlahkan bilangan bulat. Peserta didik dapat berpikir secara logis, rasional, kritis, cermat, efektif dan efisien juga berkerjasama dalam kelompok Rumusan Masalah Berdasarkan pemasalahan yang telah diuraikan, dapat dirumuskan masalah yang menjadi fokus dalam Penalitian Tindakan Kelas (PTK) ini, apakah dengan penggunaan metode pembelajaran kooperatif tipe NHT (Numbered Heads Together ) dapat meningkatkan ketrampilan sosial, pengakuan adanya keragaman, dan hasil belajar akademik peserta didik kompetensi dasar menjumlahkan
10 10 bilangan bulat pada mata pelajaran matematika di kelas IVB SD Negeri Tlahap Kecamatan Kledung Kabupaten Temanggung semester II tahun pelajaran 2011/2012? 1.4. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah untuk mendiskripsikan penggunaan metode kooperatif tipe NHT ( Numbered Heads Together) dalam meningkatkan ketrampilan sosial, pengakuan adanya keragaman, dan hasil belajar akademik peserta didik kompetensi dasar menjumlahkan bilangan bulat pada mata pelajaran matematika kelas IV dalam upaya meningkatkan aktivitas dan hasil belajar peserta didik SD Negeri Tlahap Kecamatan Kledung Kabupaten Temanggung Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi: 1. Peserta didik Penelitian ini diharapkan mampu meningkatkan ketrampilan sosial, pengakuan adanya keragaman, dan hasil belajar akademik peserta didik. 2. Guru Penelitian ini sangat berguna bagi guru untuk menciptakan metode pembelajaran yang tepat dan efektif dalam penyampaian materinya khususnya dengan menggunakan metode kooperatif tipe NHT untuk meningkatkan hasil belajar akademik peserta didik. 3. Penulis
11 11 Penelitian ini sebagai bahan untuk menambah pengetahuan serta pengalaman bagi penulis. 4. Sekolah Sekolah dapat lebih meningkatkan kualitas proses belajar mengajar untuk keseluruhan mata pelajaran pada umumnya.
BAB 1 PENDAHULUAN. SD Negeri Tlahap terletak di Desa Tlahap Kecamatan Kledung Kabupaten
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah SD Negeri Tlahap terletak di Desa Tlahap Kecamatan Kledung Kabupaten Temanggung. SD ini adalah hasil penggabungan dari SD Negeri Tlahap 2 yang merupakan SD
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORI Pengertian Belajar Menurut Teori Konstruktivisme. memecahkan masalah, menemukan sesuatu untuk dirinya sendiri.
BAB II KAJIAN TEORI 2.1. Pengertian Belajar Menurut Teori Konstruktivisme Teori konstruktivisme dalam belajar adalah peserta didik agar benar-benar memahami dan dapat menerapkan pengetahuan, mereka harus
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kajian Teori 2.1.1. Definisi Mata Pelajaran Matematika Matematika adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari konsep-konsep abstrak yang disusun dengan menggunakan simbol dan merupakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. satu kompetensi keahlian lagi, yaitu kompetensi keahlian multimedia.
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah SMK Kristen (BM) merupakan salah satu Sekolah Menengah Kejuruan swasta bidang keahlian bisnis dan manajemen yang berada di kota Salatiga. Awalnya SMK Kristen
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Belajar adalah aktivitas mental/ psikis yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan yang menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengetahuan, ketrampilan,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Matematika adalah salah satu bidang studi yang menduduki peranan penting dalam pendidikan, hal ini dapat dilihat dari jenjang pelajaran yang diberikan dari
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Matematika merupakan salah satu bidang studi yang menduduki peranan penting dalam dunia pendidikan. Pendidikan adalah suatu lembaga dimana guru melakukan kegiatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah
A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Berdasarkan Undang-undang No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, dinyatakan bahwa : Pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Mutu pendidikan adalah menjadi tanggung jawab semua pihak yang terlibat dalam pendidikan terutama bagi guru SD, yang merupakan ujung tombak dalam pendidikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dengan pendidikan. Menurut UU No. 20 Pasal 1 Tahun 2003 tentang Sistem
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan dan kemajuan suatu bangsa sangat erat kaitannya dengan pendidikan. Menurut UU No. 20 Pasal 1 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, pendidikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Matematika merupakan ilmu universal yang mendasari perkembangan teknologi modern, mempunyai peran penting dalam berbagai disiplin dan memajukan daya pikir
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang diajarkan pada jenjang pendidikan dasar, pendidikan menengah maupun pendidikan tinggi. Konsep-konsep matematika
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Proses pembelajaran yang dilaksanakan dengan menyenangkan dan berpusat pada siswa semestinya harus selalu dilakukan seorang guru. Siswa antusias mengacungkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. manusia dan masyarakat suatu bangsa. Pendidikan diharapkan mampu
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan pilar utama dalam pengembangan sumber daya manusia dan masyarakat suatu bangsa. Pendidikan diharapkan mampu membentuk sumber daya manusia yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Salah satu masalah yang dihadapi dunia pendidikan kita adalah
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu masalah yang dihadapi dunia pendidikan kita adalah lemahnya proses pembelajaran. Dalam proses pembelajaran anak kurang didorong untuk mengembangkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Pembelajaran geografi yang dilakukan di SMA Negeri 3 Bandar Lampung
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembelajaran geografi yang dilakukan di SMA Negeri 3 Bandar Lampung menggunakan metode pembelajaran konvensional berupa metode ceramah. Menurut Hasibuan dan Moedjiono
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensinya
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan usaha yang mempunyai tujuan, yang dengan. didik (Sardiman, 2008: 12). Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan usaha yang mempunyai tujuan, yang dengan sistematis terarah pada perubahan tingkah laku menuju ke kedewasaan anak didik (Sardiman, 2008: 12). Undang-Undang
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Penelitian Hasil observasi awal yang dilakukan di kelas IVB pada mata pelajaran matematika kompetensi dasar menjumlahkan bilangan bulat SD Negeri Tlahap
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. memiliki penetahuan dan keterampilan, serta manusia-manusia yang memiliki
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan pada hakikatnya adalah usaha sadar yang dilakukuan oleh manusia untuk mengembangkan pengetahuan dan kepribadiannya. Pendidikan ini memiliki peranan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Semua mata pelajaran yang ada di SD tentunya memegang peranan yang
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Semua mata pelajaran yang ada di SD tentunya memegang peranan yang amat penting dalam kehidupan siswa. Salah satunya adalah mata pelajaran Ilmu Pengetahuan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang terus berkembang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang terus berkembang pesat semakin meningkatkan tuntutan hidup masyarakat di segala bidang, termasuk dalam bidang pendidikan.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan perkembangan zaman, dunia pendidikan juga mengalami perubahan-perubahan ke arah yang maju. Perubahan ini ditandai dengan gejolak berbagai macam kurikulum
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang lebih baik. Berdasarkan Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu aspek yang mendasar bagi pembangunan suatu bangsa. Dalam penyelenggaraan pendidikan, dikembangkan bibit-bibit sumber daya manusia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN LATAR BELAKANG
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Kemajuan suatu negara tidak dapat terlepas dari maju dan berkembangnya pembangunan, pendidikan memiliki peranan penting dalam pembangunan suatu negara. Proses pendidikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah Usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Salah satu tujuan Negara Indonesia termuat dalam pembukaan UUD
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu tujuan Negara Indonesia termuat dalam pembukaan UUD 1945 alenia 4 yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa. Hal ini akan terwujud melalui proses pendidikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Masalah adalah sebuah kata yang sering terdengar oleh kita. Namun sesuatu
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kemampuan pemecahan masalah sangat penting artinya bagi siswa. Para ahli pembelajaran sependapat bahwa kemampuan pemecahan masalah dapat dibentuk melalui bidang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. ini adalah sebagai fasilitator. Untuk menjadi fasilitator yang baik guru
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Proses pembelajaran merupakan tahapan-tahapan yang dilalui dalam mengembangkan kemampuan kognitif, afektif dan psikomotorik seseorang, dalam hal ini adalah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. cenderung menggunakan metode-metode yang monoton, misalnya. yang tradisional, maka apa yang diharapkan oleh pemerintah akan sukar
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu pokok penting dalam pembangunan negara. Melalui pendidikanlah suatu negara dapat berkembang. Apabila pembelajaran yang berlangsung
Lebih terperinciUPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER
UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) PADA POKOK BAHASAN SEGITIGA KELAS VIIC SEMESTER 2 SMP NEGERI 7 SALATIGA TAHUN AJARAN
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Pembelajaran kooperatif Tipe NHT Tipe ini dikembangkan oleh Kagen dalam Ibrahim (2000: 28) dengan melibatkan para siswa dalam menelaah bahan yang tercakup dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Belajar merupakan proses dan unsur dasar dalam setiap jenjang pendidikan. Dalam keseluruhan proses pendidikan, proses belajarlah yang menjadi kegiatan paling pokok
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pembangunan bangsa suatu negara. Dalam penyelenggaraannya, pendidikan di
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu aspek kehidupan yang sangat mendasar bagi pembangunan bangsa suatu negara. Dalam penyelenggaraannya, pendidikan di sekolah yang
Lebih terperinciAminudin 1. SDN Sukorejo 01, Kota Blitar 1
Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Question Student Have (QSH) untuk Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Materi Pengukuran pada Siswa Kelas IV Aminudin 1 1 SDN Sukorejo 01, Kota Blitar Email:
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. penyelesaian masalah bilangan pengertian tersebut terdapat pada Kamus Besar
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Matematika diartikan sebagai ilmu tentang bilangan-bilangan, hubungan antara bilangan, dan prosedur operasional yang digunakan dalam penyelesaian masalah bilangan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. commit to user
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu hal yang tidak dapat dipisahkan dalam kehidupan manusia. Di Indonesia, semua orang tanpa terkecuali berhak untuk mendapatkan pendidikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mengembangkan seluruh aspek pribadi siswa secara utuh. Menurut Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Pasal 1 Ayat (1) yang
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan hal yang sangat penting bagi kehidupan. Pendidikan pada dasarnya merupakan interaksi antara guru dengan siswa untuk mencapai tujuan pendidikan
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori Berikut ini akan dijelaskan mengenai kajian teori yang digunakan pada penelitian ini, antara lain Tinjauan Tentang Belajar IPA di SD, Hakekat Ilmu Pengetahuan Alam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam berinteraksi dengan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan mempunyai makna sebagai proses mengubah tingkah laku anak didik menjadi dewasa yang mampu hidup secara mandiri, sebagai hasil pengalamannya sendiri
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran merupakan salah satu kunci keberhasilan suatu pendidikan.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pembelajaran merupakan salah satu kunci keberhasilan suatu pendidikan. Sehingga diharapkan guru mampu menciptakan suasana yang kondusif yang mendorong siswa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berupaya untuk meningkatkan mutu pendidikan, diantaranya dengan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pemerintah Republik Indonesia melalui Menteri Pendidikan Nasional terus berupaya untuk meningkatkan mutu pendidikan, diantaranya dengan digulirkannya Kurikilum
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Undang-Undang RI Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional menyatakan pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. Dalam keseluruhan proses pendidikan di sekolah, kegiatan belajar merupakan
12 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Pustaka 1. Belajar Matematika Dalam keseluruhan proses pendidikan di sekolah, kegiatan belajar merupakan kegiatan yang paling pokok. Ini berarti bahwa berhasil tidaknya
Lebih terperinciNaskah Publikasi Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1. Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
PENERAPAN MODEL NHT UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN PENGUASAAN KONSEP OPERASI HITUNG BILANGAN BULAT PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI 02 JATIPURWO, JATIPURO, KARANGANYAR TAHUN 2012/2013 Naskah Publikasi Untuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. lebih besar, karena kedudukannya sebagai orang yang lebih dewasa, lebih
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan pada dasarnya merupakan interaksi antara pendidik dengan peserta didik untuk mencapai tujuan pendidikan, yang berlangsung dalam lingkungan tertentu.
Lebih terperinciKata kunci: Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Heads Together (NHT), Motivasi, Hasil Belajar.
UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) PADA SISWA KELAS VII A SMP N 3 SENTOLO Estiningsih Universitas PGRI Yogyakarta
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. KAJIAN TEORI 2.1.1 Pengertian Belajar Sebagian besar ahli berpendapat bahwa belajar adalah merupakan proses perubahan, dimana perubahan tersebut merupakan hasil dari pengalaman.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. masih rendahnya mutu pendidikan di Indonesia.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan Sejalan dengan perkembangan masyarakat dewasa ini, pendidikan banyak menghadapi berbagai tantangan, salah satu tantangan yang cukup menarik yang berkenaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah investasi sumber daya manusia jangka panjang yang mempunyai nilai strategis bagi kelangsungan peradaban manusia di dunia. Oleh sebab itu,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sekolah dasar sebagai jenjang pendidikan formal pertama sistem pendidikan di
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sekolah dasar sebagai jenjang pendidikan formal pertama sistem pendidikan di Indonesia mempunyai tujuan memberikan kemampuan dasar baca, tulis, hitung, pengetahuan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bekerjasama. Akan tetapi banyak persoalan-persoalan yang sering muncul dalam
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Menurut Undang-Undang No.20 tahun 2003 pasal 1 disebutkan bahwa, Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORI Pengertian Belajar Menurut Teori Konstruktivisme. mencoba merumuskan dan membuat tafsirannya tentang belajar.
BAB II KAJIAN TEORI 2.1. Pengertian Belajar Menurut Teori Konstruktivisme Definisi belajar ada beraneka ragam karena hampir semua ahli telah mencoba merumuskan dan membuat tafsirannya tentang belajar.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kemajuan suatu bangsa ditentukan oleh kualitas sumber daya manusia. Sumber daya manusia bergantung pada kualitas pendidikan. Peran pendidikan sangat penting untuk menciptakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Tujuan pendidikan nasional adalah menjamin mutu pendidikan nasional dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa dan membentuk watak serta peradaban bangsa
Lebih terperinciJumiah Abd. Rasul, Jamaludin, dan Hasdin. Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako
Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Pembelajaran IPS Dengan Menggunakan Pembelajaran Koperatif Tipe Numbered Heads Together di Kelas IV SDN 2 Inpres Okumel Jumiah Abd. Rasul, Jamaludin, dan Hasdin Mahasiswa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan investasi yang paling utama bagi setiap bangsa,
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan investasi yang paling utama bagi setiap bangsa, terutama bagi bangsa yang sedang berkembang, yang sedang membangun negaranya. Pembangunan
Lebih terperinciSriwinda Mana a, Bonifasius Saneba, dan Anthonius Palimbong
Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Pembelajaran IPS Dengan Menggunakan Pembelajaran Koperatif Tipe Numbered Heads Together di Kelas IV SDN Lalong Kecamatan Tinangkung Utara Kabupaten Banggai Kepulauan
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kajian Pustaka 2.1.1. Hasil Belajar Pakar psikologi melihat perilaku belajar sebagai proses psikologis individu dalam interaksinya dengan lingkungan hidup secara alami. Sedangkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Semua guru pasti dihadapkan pada kondisi pembelajaran dengan jumlah siswa, gender, latar belakang etnis, agama, sosio-ekonomi, budaya, tingkah laku dan kemampuan
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori Dalam penelitian suatu kajian teori sangat diperlukan, suatu kajian teori ini akan sangat membantu dalam penelitian. Dimana teori ini dijadikan suatu dasar atau patokan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. merupakan tempat yang sangat strategis dalam pembangunan di negara kita
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam proses tumbuh dan berkembangnya pendidikan sekarang ini, membawa suatu kenyataan bahwa hampir di semua negara baik yang telah maju maupun yang sedang berkembang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu proses yang dialami oleh setiap individu dan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan suatu proses yang dialami oleh setiap individu dan berlangsung sepanjang hayat. Pendidikan bertujuan untuk mengembangkan potensi yang dimiliki
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Salah satu pembelajaran yang ada di sekolah adalah pembelajaran Ilmu
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu pembelajaran yang ada di sekolah adalah pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) yang merupakan mata pelajaran yang diberikan di tingkat SD dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya pembelajaran adalah suatu proses yang tidak mudah. menggunakan pembelajaran dalam kegiatan belajar mengajar.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada dasarnya pembelajaran adalah suatu proses yang tidak mudah karena tidak hanya sekedar menyerap informasi yang disampaikan oleh guru, tetapi melibatkan berbagai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan salah satu cara untuk membenahi, meningkatkan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan salah satu cara untuk membenahi, meningkatkan mutu hidup seseorang. Dengan pendidikan seseorang dapat meningkatkan potensi yang ada pada dirinya.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang diajarkan pada jenjang pendidikan dasar, pendidikan menengah maupun pendidikan tinggi. Matematika merupakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Matematika sebagai salah satu mata pelajaran di sekolah dinilai cukup memegang peranan penting dalam membentuk peserta didik menjadi sumber daya yang berkualitas,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pelaksanaan proses pembelajaran pada berbagai mata pelajaran di Sekolah Dasar pada umumnya bertujuan untuk mengembangkan seluruh potensi yang ada pada diri
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah hal yang sangat penting bagi suatu negara agar dapat meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) yang dimilikinya. Dengan SDM yang
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. KAJIAN TEORI 2.1.1 Pembelajaran Matematika di Sekolah Dasar Pembelajaran matematika di SD merupakan suatu permasalahan yang menarik. Adanya perbedaan karakteristik khususnya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pembentukan diri secara utuh dalam arti pengembangan segenap potensi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan adalah proses sepanjang hayat dari perwujudan pembentukan diri secara utuh dalam arti pengembangan segenap potensi dalam rangka pemenuhan semua komitmen manusia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Mata pelajaran Matematika merupakan mata pelajaran yang sering. kali menjadi momok bagi siswa. Padahal materi pelajaran matematika
BAB I PENDAHULUAN 1. Latar belakang Mata pelajaran Matematika merupakan mata pelajaran yang sering kali menjadi momok bagi siswa. Padahal materi pelajaran matematika sering digunakan dalam kehidupan sehari-hari
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah
1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang terus berkembang pesat semakin meningkatkan tuntutan hidup masyarakat di segala bidang, termasuk dalam bidang pendidikan.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pembelajaran adalah dengan mengganti cara atau model pembelajaran yang selama
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Negara berkembang selalu berusaha untuk mengejar ketinggalannya, yaitu dengan niat melakukan pembangunan di segala bidang kehidupan. Dalam bidang pendidikan
Lebih terperinciA. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah suatu kompleks perbuatan yang sistematis untuk membimbing anak menuju pada pencapaian tujuan ilmu pengetahuan. Proses pendidikan yang diselenggarakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. membantu peserta didik menguasai tujuan-tujuan pendidikan. Interaksi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan mempunyai peranan penting bagi kelangsungan kehidupan manusia. Pendidikan merupakan sarana atau wahana yang berfungsi untuk meningkatkan kualitas
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. berdasarkan kurikulum yang berlaku, karena kurikulum merupakan syarat
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah SMA NEGERI 1 Tengaran merupakan salah satu sekolah menengah yang berada di Kabupaten Semarang. Setiap sekolah dan lembaga pendidikan memiliki program-program
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. Pembelajaran kooperatif merupakan salah satu model pembelajaran
II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pembelajaran Kooperatif Pembelajaran kooperatif merupakan salah satu model pembelajaran kontekstual dengan sistem pengajaran pembelajaran kooperatif dapat didefinisikan sebagai
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. manusia. Banyak kegiatan manusia dalam kehidupan sehari-hari yang tidak
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Matematika merupakan ilmu yang memiliki peran penting bagi kehidupan manusia. Banyak kegiatan manusia dalam kehidupan sehari-hari yang tidak terlepas dari peranan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan akhlak mulia, serta
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menjadi tiga kelas, yaitu kelas VII, VIII dan IX. yang telah disesuaikan dengan perkembangan kurikulum.
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang SMP Negeri 2 Susukan merupakan salah satu sekolah menengah pertama yang berada di Kabupaten Semarang. SMP Negeri 2 Susukan terletak di Dusun Wonosari, Desa Koripan,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Menurut Undang-Undang No.20 tahun 2003 pasal 1 disebutkan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. atau penghargaan ). Belajar yang dapat mencapai tahapan ini disebut dengan belajar
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perubahan sebagai hasil proses belajar dapat ditunjukkan dalam berbagai bentuk, seperti kecakapan, kebiasaan, sikap, pengetahuan atau apresiasi ( penerimaan
Lebih terperinciSaintifik pada materi himpunan kelas VII Semester Ganjil MTs GUPPI Sumberejo Tahun Pelajaran ?
PENDAHULUAN Tujuan utama dalam proses pembelajaran adalah tercapainya tujuan pembelajaran. Untuk mencapai tujuan pembelajaran, guru dituntut untuk merancang suatu pembelajaran yang efektif. Pembelajaran
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perundang-undangan di Indonesia juga sudah tercantum dalam pembukaan. kehidupan berbangsa dan bernegara adalah dengan pendidikan.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting bagi seorang individu dimuka bumi ini, tanpa pendidikan berarti seseorang tidak berilmu, padahal kita tidak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berada. Dalam proses pendidikan banyak sekali terjadi perubahan-perubahan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu proses pengubahan perilaku seseorang yang bertujuan untuk mendewasakan anak didik agar dapat hidup mandiri dan sebagai anggota masyarakat
Lebih terperinci1.1 LATAR BELAKANG MASALAH
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH Pendidikan merupakan kunci yang nantinya akan membuka pintu ke arah modernisasi dan kemajuan suatu bangsa. Tujuan pendidikan nasional Indonesia terdapat pada
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Kondisi pendidikan di Indonesia saat ini semakin hari kualitasnya makin
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kondisi pendidikan di Indonesia saat ini semakin hari kualitasnya makin lemah. Titik lemah dalam kurikulumnya adalah rendahnya kompetensi guru dalam menggali potensi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan kebutuhan setiap manusia, karena melalui pendidikan, manusia belajar untuk menjadi manusia seutuhnya. Pendidikan berpengaruh terhadap perubahan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sendiri maupun orang lain. Pendidikan sebagai gejala yang universal
A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Pendidikan merupakan suatu proses yang bertujuan untuk mengarahkan kualitas individu kearah yang lebih positif dan berguna, baik untuk dirinya sendiri maupun
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pendidikan pada dasarnya adalah suatu upaya sadar dan terencana. untuk meningkatkan dan mengembangkan potensi manusia yang serba
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan pada dasarnya adalah suatu upaya sadar dan terencana untuk meningkatkan dan mengembangkan potensi manusia yang serba bervariasi. Dengan pendidikan, akan dapat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sesuai dengan paparan mengenai pendidikan tersebut maka guru. mengembangkan seluruh potensi yang ada dalam dirinya.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam Undang-undang No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, dinyatakan bahwa : Pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Belajar dan Prestasi Belajar Belajar merupakan proses penting bagi perubahan perilaku setiap orang dan belajar itu mencakup segala sesuatu yang dipikirkan dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dunia pendidikan dewasa ini semakin berkembang. Pendidikan disebut sebagai kunci dari kemajuan Negara. Pendidikan dapat meningkatkan pola pikir seseorang.
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. demikian akan menimbulkan perubahan dalam dirinya yang. memungkinkannya untuk berfungsi secara menyeluruh dalam kehidupan
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan adalah suatu proses dalam rangka mempengaruhi siswa agar dapat menyesuaikan diri sebaik mungkin terhadap lingkungannya dan dengan demikian akan menimbulkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG
BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Pendidikan adalah bagian paling penting bagi manusia untuk masa mendatang. Dengan pendidikan setiap manusia dapat melakukan kegiatan dan aktivitas yang ada di lingkungan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Pendidikan adalah suatu proses untuk membantu manusia dalam mengembangkan
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah suatu proses untuk membantu manusia dalam mengembangkan potensi dirinya berupa ilmu pengetahuan dan keterampilan sehingga mampu menghadapi problematika
Lebih terperinci