BAB II TINJAUAN PUSTAKA. upaya sanitasi dasar meliputi sarana air bersih, sarana pembuangan kotoran (jamban),

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II TINJAUAN PUSTAKA. upaya sanitasi dasar meliputi sarana air bersih, sarana pembuangan kotoran (jamban),"

Transkripsi

1 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengerian Sanitasi Dasar Sanitasi dasar adalah sanitasi yang diperlukan untuk menyediakan lingkungan sehat yang memenuhi syarat kesehatan yang menitikberatkan pada pengawasan berbagai faktor lingkungan yang mempengaruhi derajat kesehatan manusia.adapun upaya sanitasi dasar meliputi sarana air bersih, sarana pembuangan kotoran (jamban), Saluran pembuangan air limbah,dan sarana tempat pembuangan sampah (Azwar, 1995). Sanitasi adalah upaya kesehatan dengan cara memelihara dan melindungi kebersihan lingkungan dari subyeknya. Misalnya menyediakan air yang bersih untuk keperluan mencuci tangan, menyediakan tempat sampah untuk mewadahi sampah agar sampah tidak dibuang sembarangan (Depkes RI, 2004). Sanitasi Lingkungan dalam usaha kesehatan masyarakat adalah bagian dari kesehatan masyarakat yang meliputi prinsip-prinsip usaha untuk mengadakan atau menguasai faktor lingkungan yang dapat menimbulkan penyakit melalui kegiatan yang ditujukan untuk (i) Sanitasi air, (ii) Sanitasi makanan, (iii) Sistem pembuangan tinja, (iv) Sanitasi udara, (v) Pengendalian vector, (vi). Hygiene rumah, tingginya angka kematian bayi dan ibu melahirkan sebagai dampak yang disebabkan oleh berbagai penyakit yang ditularkan dari lingkungan yang tidak sehat (Syahbana, 2003). 7

2 Pengertian Hygiene Hygiene adalah upaya kesehatan dengan cara memelihara dan melindungi kebersihan tangan, mencuci piring untuk melindungi kebersihan tangan, mencuci piring untuk, membuang bagian makanan yang rusak untuk melindungi kebersihan makanan secara keseluruhan (Depkes RI, 2004). 2.3 Kesehatan Masyarakat Kesehatan sangat didambakan oleh setiap manusia dengan tidak membedakan status sosial maupun usia. Masyarakat hendaknya menyadari bahwa kesehatan adalah sumber dari kesenangan, kenikmatan dan kebahagian. Untuk mempertahankan kesehatan yang baik maka kita harus mencegah banyaknya ancaman yang akan mengganggu kesehatan kita. Ancaman lainnya terhadap kesehatan adalah pembuangan tinja (faeces dan urina) yang tidak menurut aturan. Buang Air Besar (BAB) di sembarangan tempat itu berbahaya. Karena itu akan memudahkan terjadinya penyebaran penyakit melalui lalat,udara dan air,(winaryanto, 2009). 2.4 Jamban, dan Kotoran Manusia Pembuangan tinja merupakan salah satu upaya kesehatan lingkungan yang harus memenuhi sanitasi dasar bagi setiap keluarga. Pembuangan kotoran yang baik harus dibuang kedalam tempat penampungan kotoran yang disebut jamban. Jamban adalah suatu ruangan yang mempunyai fasilitas pembuangan kotoran manusia yang terdiri atas tempat jongkok atau atau tempat duduk dengan leher angsa atau tanpa leher angsa (cemplung) yang dilengkapi dengan unit penampungan kotoran dan air untuk membersihkan (Soeparman S, 2003).

3 9 Menurut Josep Soemardji (1999) arti pembuangan tinja adalah pengumpulan kotoran manusia disuatu tempat sehingga tidak menyebabkan bibit penyakit yang ada pada kotoran manusia mengganggu estetika. Berarti jamban keluarga sangat berguna bagi kehidupan manusia, karena jamban dapat mencegah berkembangnya bermacam penyakit yang disebabkan oleh kotoran yang tidak dikelola dengan baik. Jamban atau sarana pembuangan kotoran yang memenuhi syarat adalah upaya penyehatan lingkungan pemukinan. Sarana jamban yang tidak saniter berperan terhadap kesehatan masyarakat dan lingkungan. Kotoran manusia atau tinja ialah bahan buangan yang sangat dihindari oleh manusia untuk berkontak karena sifatnya yang menimbulkan kesan jijik pada setiap orang dan bau yang sangat menyengat (Soeparman, 2002) Dampak Tinja bagi Kesehatan Manusia Kualitas tinja seseorang dipengaruhi oleh keadaan setempat, selain faktor fisiologis, juga budaya dan kepercayaan. Ada perbedaan dari isi tinja yang dihasilkan oleh berbagai kalangan masyarakat. Isi dan komposisi tinja tergantung dari beberapa faktor yaitu diet, iklim dan status kesehatan (Sukarni, 1994). Tinja manusia ialah buangan padat yang kotor dan bau juga media penularan penyakit bagi masyarakat. Kotoran manusia mengandung organisme pathogen yang dibawa air, makanan, lalat menjadi penyakit seperti: Salmonella, vibriokolera, amuba, virus,cacing, disentri, poliomyelitis, ascariasis, dll. Kotoran mengandung agen penyebab infeksi untuk saluran pencernaan (warsito, 1996). Sementara itu beberapa penyakit yang dapat disebarkan oleh tinja manusia digolongkan yaitu : (1). Infeksi cacing seperti schitosomiasis, ascariasis, ankilotosomi

4 10 sis. (2). Penyakit infeksi oleh virus seperti Hepatitis infektiosa (3). Penyakit Enteric atau saluran pencernaan dan kontaminasi zat racun. Kaitan antara pembuangan tinja manusia dengan status kesehatan masyarakat menimbulkan akibat langsung dan tidak langsung. Akibat langsung dapat mengurangi incidence penyakit yang ditularkan karena kontaminasi dengan tinja seperti kolera, disentri, typus dll. Akibat tidak langsung dari pembuangan tinja manusia yang berkaitan dengan komponen sanitasi lingkungan seperti menurunnya kondisi hygiene lingkungan. Oleh karena itu ini akan mempengaruhi pencemaran tinja manusia pada sumber air minum penduduk ( Kusnoputranto, 1995) Skema rantai Penularan Penyakit oleh Tinja Manusia merupakan sumber penting dari penyakit, penyakit infeksi yang ditularkan oleh tinja merupakan salah satu penyebab penyakit. Gambar.2.1 Gambar rantai penularan penyakit Tangan Tinja Air Makanan dan Penjamu Lalat Minuman (Host) Tanah Sakit Mati Sumber : Kesehatan Lingkungan,Haryoto Kusnoputanto (1986) Gambar rantai penularan penyakit diatas menunjukkan banyak jalan penyakit mencari sumber baru. Penyakit yang ditularkan tinja manusia bisa menyebebkan kelemahan karena manusia sebagai reservoir dari penyakit yang dapat menurunkan produktifitas kerja. Penyakit yang disebabkan oleh tinja perlu dilakukan tindakan pencegahan agar

5 11 penyakit menggunakan rintangan sanitasi dan mengisolasi tinja dengan jamban yang saniter. Hambatan sanitasi ini mencegah kontaminasi tinja sebagai sumber infeksi pada air,tangan dan serangga,(soemardji, 1999). 2.7 Syarat-syarat Jamban Sehat Jamban keluarga sehat adalah jamban yang memenuhi syarat-syarat sebagai berikut : 1. Tidak mencemari sumber air sumber air minum, letak lubang penampung berjarak meter dari sumber air minum. 2. Tidak berbau dan tinja tidak dapat dijamah oleh serangga maupun tikus. 3. Cukup luas dan landai/miring kearah lubang jongkok sehingga tidak mencemari tanah disekitarnya. 4. Mudah dibersihkan dan aman penggunaannya. 5. Dilengkapi dinding dan atap pelindung, dinding kedap air dan berwarna. 6. Cukup penerangan 7.Lantai kedap air 8. Ventilasi cukup baik 9. Tersedia air dan alat pembersih (Depkes RI, 2004). Menurut Arifin dan Abdullah (2010) ada tujuh syarat-syarat jamban sehat yaitu : 1. Tidak mencemari air a. Saat menggali tanah untuk lubang kotoran, usahkan agar dasar lubang kotoran tidak mencapai permukaan air tanah maksimum. Dinding dan dasar lubang kotoran harus dipadatkan dengan tanah liat atau diplester. b. Jarak lubang kotoran ke sumur sekurang-kurangnya 10 meter.

6 12 c. Letak lubang kotoran lebih rendah daripada letak sumur agar air kotor dari lubang kotoran tidak merembes dan mencemari sumur. 2. Tidak mencemari tanah permukaan Jamban yang sudah penuh, segera disedot untuk dikuras kotorannya, kemudian kotoran ditimbun di lubang galian. 3. Bebas dari serangga a. Jika menggunakan bak air atau penampungan air, sebaiknya dikuras setiap minggu. Hal ini penting untuk mencegah bersarangnya nyamuk demam berdarah. b. Ruangan jamban harus terang karena bangunan yang gelap dapat menjadi sarang nyamuk. c. Lantai jamban diplester rapat agar tidak terdapat celah-celah yang bias menjadi sarang kecoa atau serangga lainnya. d. Lantai jamban harus selalu bersih dan kering e. Lubang jamban harus tertutup khususnya jamban cemplung 4. Tidak menimbulkan bau dan nyaman digunakan a. Jika menggunakan jamban cemplung, lubang jamban harus ditutup setiap selesai digunakan. b. Jika menggunakan jamban leher angsa, permukaan leher angsa harus tertutup rapat oleh air. c. Lubang buangan kotoran sebaiknya dilengkapi dengan pipa ventilasi untuk membuang bau dari dalam lubang kotoran.

7 13 d. Lantai jamban harus kedap air permukaan bowl licin. Pembersihan harus dilakukan secara periodik. 5. Aman digunakan oleh pemakainya Untuk tanah yang mudah longsor, perlu ada penguat pada dinding lubang kotoran seperti: batu bata, selongsong anyaman bambu atau bahan penguat lain. 6. Mudah dibersihkan dan tidak menimbulkan gangguan bagi pemakainya. a. Lantai jamban seharusnya rata dan miring kearah saluran lubang kotoran. b. Jangan membuang plastik, puntung rokok atau benda lain ke saluran kotoran karena menyumbat saluran. c. Jangan mengalirkan air cucian ke saluran atau lubang kotoran karena jamban akan cepat penuh. 7. Tidak menimbulkan pandangan yang kurang sopan a. Jamban harus berdinding dan berpintu b. Dianjurkan agar bangunan jamban beratap sehingga pemakainnya terhindar dari kehujanan dan kepanasan (Abdullah, 2010). Menurut Ehlers dkk dalam Enjang (2000), syarat-syarat pembuangan kotoran yang memenuhi aturan kesehatan adalah: a. Tidak mengotori tanah permukaan b. Tidak mengotori air permukaan c. Tidak mengotori air dalam tanah d. Tempat kotoran tidak boleh terbuka e. Jamban terlindung dari penglihatan orang lain.

8 14 Menurut Enjang (2000), ciri-ciri bangunan jamban yang memenuhi syarat kesehatan yaitu harus memiliki: a. Rumah Jamban Rumah jamban mempunyai fungsi untuk tempat berlindung pemakainya dari pengaruh sekitarnya. Baik ditinjau dari segi kenyamanan maupun estetika. Konstruksinya disesuaikan dengan keadaan tingkat ekonomi rumah tangga. b. Lantai jamban Berfungsi sebagai sarana penahan atau tempat pemakai yang sifatnya harus baik, kuat dan mudah dibersihkan serta tidak menyerap air. Konstruksinya juga disesuai kan dengan bentuk rumah jamban. c. Slab (tempat kaki berpijak waktu sipemakai jongkok). d. Closet (lubang tempat faeces masuk). e. Pit (sumur penampungan faeces) Adalah rangkaian dari sarana pembuangan tinja yang fungsinya sebagai tempat mengumpulkan kotoran/tinja Gambar 2.2 : Syarat Jamban Sehat

9 15 Sumber : Sugihwaras.com Agar syarat-syarat gambar diatas terpenuhi, maka perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut : 1. Sebaiknya jamban tersebut tertutup, terlindungi dari panas dan hujan, serangga, binatang dan terlindungi dari pandangan orang (privasi). 2. Bangunan jamban sebaiknya mempunyai lantai yang kuat atau tempat berpijak yang kuat. 3. Bangunan jamban sedapat mungkin ditempatkan pada lokasi yang tidak mengganggu pandangan dan tidak menimbulkan bau. 4. Jamban harus berada m dari sumur atau sumber air tanah. Penentuan jarak tergantung pada :

10 16 a. Keadaan daerah atau lereng b. Keadaan permukaan air tanah dangkal atau dalam. c. Sifat, macam dan susunan tanah berpori atau padat, pasir, tanah liat atau kapur. 2.8 Jenis-jenis Jamban Keluarga Gambar 2.3 Jenis-jenis jamban Jamban Leher Angsa Jamban Cemplung Jamban Plesengan Sumber : lingkungan.blogspot.com 1. Jamban Cemplung ( Pit Latrine ) Jamban cemplung ini banyak di pedesaan tetapi kurang sempurna, misalnya tanpa ada rumah jamban. Jenis jamban ini, kotoran langsung masuk kejamban dan tidak terlalu dalam karena akan mengotori air tanah yang dalamnya sekitar 1,5 3 meter (Mashuri, 1994). 2. Jamban Cemplung berventilasi Jamban ini mirip dengan jamban cemplung, bedanya lebih lengkap yaitu memakai ventilasi pipa yang terbuat dari bahan bamboo untuk pertukaran udara.

11 17 3. Jamban Empang Jamban ini dibangun diatas empang. Bedanya disini terjadi daur ulang, yakni tinja dapat langsung dimakan ikan. ikan dimakan orang, lalu orang mengeluarkan tinja, dan seterusnya. Jamban ini berfungsi mencegah tercemarnya lingkungan oleh tinja, juga menambah ptotein bagi nelayan penghasil ikan (Kumoro, 1998). 4. Jamban pupuk (compost privy) Jamban ini seperti kakus cemplung, dan lebih dangkal galiannya, fungsinya membuang kotoran, sampah dan daun-daunan (Kusnoputranto, 1995). 1. Mula-mula membuat jamban cemplung biasa 2. Lapisan bawah sendiri ditaruh sampah daun-daunan 3. Diatasnya ditaruh kotoran dan kotoran hewan setiap hari. 4. Setelah 20 inchi, ditutup dedaunan sampah, dan diberi kotoran sampai penuh. 5. Setelah penuh ditimbun tanah, dan dibuat jamban baru. 6. Lebih kurang 6 bulan digunakan pupuk tanaman baru. 5. Jamban Plesengan Jamban semacam ini memiliki lubang tempat jongkok yang dihubungkan oleh suatu saluran miring ke tempat pembuangan kotoran. Jadi tempat jongkok dari jamban ini tidak dibuat persis diatas penampungan, tetapi agak jauh. Jamban semacam ini sedikit lebih baik dan menguntungkan daripada jamban cemplung, karena baunnya agak berkurang dan keamanan bagi pemakai lebih terjamin. 2.9 Jamban keluarga di pedesaan Banyak macam jamban yang digunakan tetapi jamban pedesaan di Indonesia pada dasarnya digolongkan menjadi 2 macam yaitu :

12 18 `1. Jamban tanpa leher angsa. Jamban bermacam cara pembuangan kotorannya. a. Jamban cubluk,bila kotoran dibuang ketanah. b. Jamban empang, bila kotoran dialirkan keempang atau kolam. 2. Jamban dengan leher angsa. Jamban ini mempunyai 2 cara : a. Tempat jongkok dan leher angsa atau pemasangan slab dan bowl langsung diatas lubang galian penampungan kotoran. b. Tempat jongkok dan leher angsa tidak berada langsung diatas lubang galian penampungan kotoran atau pemasangan slab dan bowl tapi dibangun terpisah dan dihubungkan oleh satu saluran yang miring kedalam lubang galian penampungan kotoran (warsito, 1996) Sanitasi Pembuangan Tinja Ditinjau dari kesehatan lingkungan membuang kotoran ke sembarang tempat menyebabkan pencemaran tanah, air dan udara yang menimbulkan bau. Dalam peningkatan sanitasi jamban, kita harus mengetahui persyaratan pembuangan tinja. Adapun bagian-bagian dari sanitasi pembuangan tinja adalah sebagai berikut (Kumoro, 1998). 1. Rumah Kakus Melihat fungsinya sebagai sarana pelindung bagi pemakai, maka rumah kakus sebaiknya terlindung dari pandangan orang, gangguan cuaca dan keamanan. 2. Lantai Kakus Melihat fungsinya sebagai sarana penahan atau tempat pemakai lantai kakus harus baik, kuat, mudah dibersihkan, dan tidak menyerap air.

13 19 3. Tempat Duduk Tempat duduk kakus merupakan tempat penampungan tinja, maka kondisinya harus memenuhi konstruksi yang kuat dan mudah dibersihkan dan juga bisa mengisolir rumah kakus menjadi tempat pembuangan tinja, serta berbentuk leher angsa atau memakai tutup yang mudah diangkat. 4. Lubang jamban Lubang jamban merupakan tempat keluarnya gas-gas yang ditimbulkan oleh penguraian tinja. 5. Kecukupan Air Bersih Untuk menjaga kebersihan jamban kecukupan air bersih sangat perlu diperhatikan, jamban sebaiknya disiram dengan air minimal 4-5 gayung sampai kotoran tidak mengapung di lubang jamban atau closet. Tujuannya menghindari penyebaran bau tinja dan menjaga kondisi jamban tetap bersih, selain itu kotoran tidak dihinggapi serangga sehingga mencegah penyakit menular. 6. Alat Pembersih Alat pembersih meliputi sikat, bros, sapu, tissu dan lainnya. Tujuan alat pembersih ini agar jamban tetap bersih setelah jamban disiram air. Pembersihan dilakukan minimal 2-3 hari sekali meliputi kebersihan lantai agar tidak berlumut, tempat jongkok tidak licin, dan lubang tempat penampung tinja.

14 20 7. Tempat Penampungan Tinja Penampungan tinja yaitu lubang isolasi serta tempat proses penguraian tinja dan stabilisasi serta menurut sifatnya bisa berbentuk lubang tanah atau tangki dalam berbagai modifikasi. 8. Septic tank Septic tank terdiri dari tangki sedimentasi yang kedap air, tinja dan air buangan mengalami dekomposisi. Di dalam tangki ini tinja akan berada selama beberapa hari dan mengalami proses biologis dan kimiawi (Simanjuntak, 1999). a. Metode Pembuangan Tinja Manusia Menurut Atika ( 2012 ) terdapat beberapa cara/metode pembuangan tinja manusia, yaitu : Unsewered Areas Merupakan suatu cara pembuangan tinja yang tidak menggunakan saluran air dan tempat pengelolaan air kotor. Terdapat beberapa cara antara lain : a. Service Type Merupakan metode pengumpulan tinja yang terbuat dari ember khusus yang diangkut ke TPA dan diletakkan pada lubang yang dangkal.contoh masyarakat yang menggunkan tipe ini adalah masyarakat Bantul pada zaman dahulu. b. Non Service Type (Sanitary Latrines) Terdapat beberapa teknik yang dapat digunakan : 1) Bore Hole Latrine

15 21 Yaitu tipe dengan membuat lubang dengan dibor kemudian ditutup dengan tanah, berdiameter cm dan dengan kedalaman 4-8 m. Tipe ini memeliki keuntungan dan kerugian masing-masing, diantaranya : a. Keuntungan : 1. Tidak memerlukan pembersihan setiap hari untukmemindahkan tinja. 2. Memiliki lubang yang gelap dan tidak cocok bagi lalat untuk berkembangbiak. 3. Tidak menimbulkan pencemaran air. b. Kekurangan : 1. Lubang tersebut cepat penuh karena kapasitasnya kecil. 2. Alat khusus yang digunakan untuk menggali lubang tidak selalu tersedia. Gambar 2.4 Bore Hole Latrine Sumber : atika satriagarini.blogspot.com 2) Over Hung Latrine (buang tinja di kolam ikan ) Over Hung Latrineadalah metode pembungan tinja yang langsung di buang ke kolam ikan, dimana ikan pada kolam tersebut merupakan ikan pemakan tinja yakni ikan lele.

16 22 Gambar 2.5 Over Hung Latrine Sumber : atika satriagarini.blogspot.com 3) Dug well Latrine Merupakan pengembangan dari Bore Hole Latrine. Bila lubang telah penuh, lubang baru dapat dibuat lagi. Gambar 2.6 Dug Well Laterine Sumber : atika satriagarini.blogspot.com

17 23 4) Water Seal Latrine ( WC leher angsa ) Jamban jenis ini memiliki beberapa keuntungan, diantaranya : a) Memenuhi syarat estetika b) Tidak menimbulkan bau c) Aman untuk anak-anak d) Mencegah kontak dengan lalat Gambar 2.7 Water Seal Laterine Sumber : Stifical.com 5. Bucket Latrine (pispot) Bucket Latrine (pispot) adalah jamban yang menggunakan ember sebagai penampung tinja, dan nantinya tinja yang terkumpul pada ember penampung akan dikumpulkan pada suatu lubang yang akan ditimbun dan akan menjadi kompos.

18 24 Gambar 2.8 Bucket Laterine (pispot) Sumber : atika satriagarini.blogspot.com Bucket latrine memiliki dua tipe yakni bucket latrine (pispot) dan bucket latrine septic tank. Bucket latrine septic tank adalah jamban yang digunakan masyarakat Belawan yang pada dasarnya memiliki sistem kerja yang sama, akan tetapi yang membedakannya adalah pada bucket latrine septic tank terjadi proses dekomposisi seperti pada septic tank, sehingga tangki penampung pada bucket latrine septic tank dapat menampung tinja lebih banyak. Tinja yang sudah penuh pada tangki penampung akan diangkut dan akan ditimbun untuk dilakukan proses komposting (I Wash, 2012). 6) Trench Latrine ( buang tinja di sungai ) Trench latrine adalah proses pembuangan tinja yang dilakukan tanpa ada leher angsa dan septic tank, melainkan hanya saluran langsung yang dialirkan ke sungai.

19 25 Gambar: 2.9 Trench Latrine Sumber : wedc.iboro.ac.uk/knowledge/ing-lib-lies.html 7) Septictank Merupakan cara yang efektif untuk pembuangan tinja rumah tangga yang memiliki air yang mencukupi tetapi tidak memiliki hubungan dengan sistem limbah penyaluran masyarakat. Cara ini memiliki keuntungan dan kerugian, diantaranya : a. Keuntungannya adalah memudahkan proses dekomposisi oleh bakteri. b. Kerugian : 1.Penggunaan desinfektan/air sabun berlebihan dapat membunuh bakteri dalam septictank. 2.Endapan lumpur yang menumpuk dapat mengurangi kapasitas septictank. Gambar 2.10 Septictank Sumber: karia- design-com

20 26 8) Aqua Privy (Cubluk Berair ) Merupakan bangunan kedap air yang diisi air seperti septic tank. Digunakan pada daerah padat penghuni. Gambar.2.11 Aqua Privy Sumber : atika satriagarini.blog.spot 9) Chemical Closet Banyak digunakan dalam sarana transportasi, misal kereta api dan pesawat terbang.kloset ini berisi cairan desinfektan seperti soda abu dan KOH. Gambar Chemical Closet Sumber : en.wikipedia.org/wiki/chemical.toilet 10. Latrines Suitable for camps and temporary use Merupakan jenis jamban yang dipakai untuk kebutuhan sementara, seperti perkemahan dan pengungsian.

21 27 Gambar.2.13 Latrines Suitable for camps tempory use Sumber : en.wikipedia.org/wiki/latrine Sewered Areas Merupakan suatu cara pembuangan tinja dan air limbah dari rumah, kawasan industri dan perdagangan dilakukan melalui jaringan bawah tanah. Dalam memilih jamban yang tepat untuk digunakan disuatu daerah, perlu diperhatikan kondisi geografi daerah tersebut. Kondisi geografis yang berbeda-beda membuat penggunaan jamban di masing-masing daerah juga berbeda. Adapun cara memilih pembangunan jamban yang tepat adalah sebagai berikut: 1. Jamban Cemplung digunakan untuk daerah yang sulit air 2. Jamban tangki/leher angsa untuk daerah yang cukup air dan padat penduduk karena dapat menggunakan multiple latrine yaitu satu lubang penampungan tinja/tangki septik digunakan beberapa jamban (satu lubang dapat menampung kotoran tinja 3-5 jamban). 3. Sedangkan untuk daerah pasang surut tempat penampungan tinja hendaknya ditinggikan kurang lebih 60 cm dari permukaan air pasang.

22 28 Ditinjau dari segi pemilihan konstruksi pembuangan ada beberapa hal perlu diperhatikan antara lain (Kumoro, 1998) a. Keadaan tanah,seperti susunan,kemiringan,dan permukaan tanah. b. Kedaan sosial ekonomi, dan pengetahuan masyarakat Pemeliharaan Jamban Agar jamban tidak menjadi sumber penyakit, jamban sebaiknya dipelihara dengan baik dengan cara (Depkes, 2004): 1. Lantai jamban hendaknya selalu bersih dan kering 2. Tidak ada sampah berserakan dan tersedia alat pembersih 3. Tidak ada genangan air disekitar jamban 4. Rumah jamban dalam keadaan baik dan tidak ada lalat atau kecoa 5. Tempat duduk selalu bersih dan tidak ada kotoran yang terlihat 6. Tersedia air bersih dan alat pembersih di dekat jamban 7. Bila ada bagian yang rusak harus segera diperbaiki Dalam pemeliharan jamban keluarga, partisipasi keluarga sangat dibutuhkan agar jambantidak menjadi sumber penyakit bagi anggota keluarga dan orang disekitar. Upaya penggunaan jamban berdampak besar bagi penurunan resiko penularan penyakit. Beberapa hal harus diperhatikan keluarga : 1. Jamban keluarga berfungsi dengan baik dan dipakai semua anggota keluarga. 2. Siram jamban dengan air setiap menggunakan jamban. 3. Bersihkan jamban dengan alat pembersih minimal 2-3 kali seminggu.

23 29 4. Bila tidak ada jamban, jangan biarkan anak buang air besar ditempat yang dekat dengan rumah, lebih kurang 10 meter dari sumber air, atau di kebun tempat bermain anak dengan menggali tanah dan menutupnya kembali, lalu dibersihkan, jangan biarkan kotoran menempel dianus anak, dan hindari tanpa alas kaki. Bantu anak buang air besar di tempat bersih dan mudah dijangkau anak, bersihkan jamban bila anak buang air besar dan cuci tangannya dengan sabun(purwanto, 2001 ) Pengertian Tinja Tinja atau kotoran manusia adalah semua zat atau benda yang tidak dipakai lagi oleh tubuh dan harus dikeluarkan dari dalam tubuh. Zat-zat yang harus dikeluarkan dari dalam tubuh ini berbentuk tinja (faeces) air seni (urine) dan CO2 sebagai hasil proses pernafasan. Pembuangan kotoran manusia didalam buku ini dimaksudkan hanya tempat pembuangan tinja dan urine, yang pada umumnya disebut jamban atau kakus (Soekidjo, 2003) Tinja dan Hubungannya dengan Kesehatan Lingkungan Masalah tinja dan limbah cair berhubungan erat dengan masalah lingkungan hidup dan masalah kesehatan masyarakat. Masalah yang ada dapat dieliminasi, ditekan, atau dikurangi apabila faktor penyebab masalah dikurangi derajat kandungannya, dijauhkan atau dipisahkan dari kontak manusia. Pembuangan tinja dan limbah cair lainnya yang saniter merupakan salah satu kegiatan dalam rangka penyehatan lingkungan (Soeparman.S, 2003).

24 30 Upaya kesehatan lingkungan ditujukan untuk mewujudkan kualitas lingkungan yang sehat, baik fisik, kimia, biologi, maupun sosial yang memungkinkan setiap orang mencapai derajat kesehatan yang setinggi-tingginya. Pemerintah, pemerintah daerah dan masyarakat menjamin ketersediaan lingkungan yang sehat dan tidak mempunyai risiko buruk bagi kesehatan. Lingkungan sehat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) mencakup lingkungan permukiman, tempat kerja, tempat rekreasi, serta tempat dan fasilitas umum. Lingkungan sehat sebagaimana dimaksud pada ayat (2) bebas dari unsur-unsur yang menimbulkan gangguan kesehatan, antara lain: a. limbah cair; b. limbah padat; c. limbah gas; d. sampah yang tidak diproses sesuai dengan persyaratan yang ditetapkan pemerintah; e. binatang pembawa penyakit; f. zat kimia yang berbahaya; g. kebisingan yang melebihi ambang batas; h. radiasi sinar pengion dan non pengion; i. air yang tercemar; j. udara yang tercemar; dan k. makanan yang terkontaminasi (Depkes RI, 2009). dari spesies yaitu : Escherichia coli dan Escherichia hermanii. Escherichia coli merupakan bakteri yang berbentuk batang pendek (kokobasil) gram negatif, tidak

25 31 berkapsul, umumnya mempunyai fimbiria dan bersifat motile. Escherichia coli mempunyai ukuran panjang 2,0-6,0 μm dan lebar 1,1-1,5 μm, tersusun tunggal, berpasangan dengan flagella peritikus (Supardi, 1999). Escherichia coli mempunyai antigen O, H dan K. Pada saat ini telah ditemukan : 150 tipe antige O, 90 tipe antigenk dan 50 tipe antigen H. Antigen K dibedakan lagi berdasarkan sifat-sifat fisiknya menjadi 3 tipe yaitu : L, A dan B. Escherichia coli memiliki waktu generasi yang cukup singkat yaitu berkisar menit (Depkes RI, 1991) Pengelolaan Tinja Manusia sebagai kelompok adalah kumpulan manusia yang bertempat tinggal di wilayah geografis dengan batas-batas geografis tertentu. Individu dlam kelompok terikat dalam satu hubungan kemasyarakatan yang memiliki norma kelompok yang dimiliki bersama. Masalah pengelolaan tinja pada kelompok ini sering bersifat sangat kompleks. Berbagai penyebab yaitu keterbatasan penyediahan lahan, kepentingan yang berbeda antar individu, faktor sumber daya, faktor fisibilitis pengelolaan dan sebagainya, sangat menentukan keberhasilan pengelolaann tinja manusia sebagai kelompok ini (Soeparman.S, 2003). Pengelolaan tinja dari manusia sebagai kelompok biasanya dilakukan secara kolektif dengan menggunakan jamban umum (Public latrine). Dalam hal ini, perencanaan, pembangunan, penggunaan, serta pemeliharaan sarana itu merupakan tanggung jawab kelompok individu yang bersangkutan. Peningkatan kesehatan merupakan segala bentuk upaya yang dilakukan oleh Pemerintah, pemerintah daerah, dan/atau masyarakat untuk mengoptimalkan kesehatan melalui kegiatan penyuluhan,

26 32 penyebarluasan informasi, atau kegiatan lain untuk menunjang tercapainya hidup sehat. Pencegahan penyakit merupakan segala bentuk upaya yang dilakukan untuk menghindari atau mengurangi risiko, masalah, dan dampak buruk akibat penyakit Partisipasi Masyarakat Partisipasi secara langsung berarti anggota masyarakat member bantuan tenaga dalam kegiatan yang dilaksanakan. Partisipasi tidak langsung berupa bantuan keuangan, pemikiran, dan materi dari luar. Partisipasi juga berarti sumbangan dana,material, tanah, atau tenaga pada program kegiatan pembangunan. Partisipasi merupakan sikap keterbukaan bagi persepsi dan peran pihak lain. Partisipasi berarti perhatian mendalam mengenai perubahan yang akan dihasilkan suatu program sehubungan dengan kehidupan masyarakat. Menurut Conyers (1994), partisipasi masyarakat berarti terlibat aktif berpartisipasi sebagai perwujudan dari perubahan sikap dan perilaku. Menurut Delivery (2007) usaha pendekatan partisipasif di Indonesia memunculkan beragam persepsi berbeda tentang arti partisipasi. Persepsi yang ada selama ini yaitu a. Masyarakat melaksanakan kegiatan dari program yang ditetapkan. b. Anggota Masyarakat ikut menghadiri pertemuan. c. Anggota Masyarakat berpatisipasi aktif dalam tahap proses pengambilan keputusan, meliputi perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan program. Menurut Delivery (2007) proses partisipasif berarti masyarakat aktif melakukan kegiatan itu disebut kegiatan pemberdayaan masyarakat. Meskipun berbeda kegiatan, namun dalam melaksanakan kegiatan pada skala waktu, namun semuanya melewati tahap :

27 33 a. Sosialisasi : Meski terlibat proses perencanaan, namun semua pihak tahu kegiatan dan berpartisipasi dalam mengambil keputusan, hal ini dilakukan dengan kunjungan kepihak yang berkepentingan. b. Meningkatkan pemahaman : Jika masyarakat tahu kegiatan, perlu diadakan pertemuan guna membangun persepsi bersama dalam mengkomunikasikan tujuan. Pertemuan informasi ini menjadi program kerja bersama. c. Menyusun Tim Pelaksana : Seseorang melakukan kegiatan dengan alasan berbeda karena pekerjaan lalu berkumpul. Minat berbeda sebagai dasar membentuk tim pelaksana,meliputi staf dan lembaga pemerintah. Bentuk peran serta masyarakat dapat berbentuk format kemitraan (stakeholder). Badan perencanaan harus mengembangkan kemitraan masyarakat, meski pendekatan partisipasif memerlukan waktu lama (Mitcehll, 2000). Menurut Magnis (1987), pentingnya pendekatan partisipasif dalam pemberdayaan masyarakat dalam pembangunan. Kebijakan Pemerintah Indonesia telah memperkenalkan pendekatan partisipasi sejak dulu, tetapi pengaruhnya sedikit. Meski telah berpengalaman dalam melaksanakan pendekatan partisipasi di Indonesia, tapi hanya sedikit orang yang cukup terampil. Tantangan yang dihadapi Pemerintah Indonesia saat ini adalah merubah system kerja lembaga yang mengatur proyek pelaksanaan pembangunan yang melibatkan partisipasi masyarakat dan memberi pengetahuan serta keahlian yang dibutuhkan kepada staf lembaga pemerintah (Salam, 1996). Partisipasi berarti keterlibatan dan peran serta masyarakat (PSM) secara aktif di bidang kesehatan. Keberhasilan program kesehatan ditentukan oleh peran serta

28 34 masyarakat. Pelaksanaan kegiatan ini harus berlandaskan prinsip pokok, yaitu mengikutsertakan potensi masyarakat berdasarkan prinsip dari, oleh dan untuk masyarakat. Penyebabnya ada dua faktor,ke (1) : dapat menumbuhkan rasa memiliki dan faktor ke (2) : kelanjutan program kesehatan (Notoatmojo, 1996). Berbagai metode dibuat para ahli berkaitan dengan penggerakan peran serta masyarakat di bidang kesehatan, seperti Participatory Rural Appraisal (PRA). Ada dua hal yang berhubungan dengan ini yaitu: (1), peran serta mereka dalam program kesehatan yang berkaitan dengan aspek social budaya masyarakat. Apalagi pola penggerakan partisipasi masyarakat di bidang kesehatan berbeda di setiap tempat. Ke (2), bidang gerak peran serta masyarakat sangat bervariasi sehingga tidak bisa menerapkan suatu pola yang tetap. Maka fungsi petugas kesehatan yaitu meletakkan kerangka fikirnya, dan hasilnya diserahkan pada masyarakat untuk mengembangkannya (Notoatmodjo, 1996). Cara mewujudkan peran serta masyarakat dengan mengikuti kaidah manajemen yaitu planning, organizing, actualiting, dan controlling. Untuk peran serta masyarakat lebih bersifat partisipatif diperlukan model manajemen yang bernuansa peran serta masyarakat. Terutama yang terjadi dimasyarakat sesuai dengan kebutuhan dan tuntutan mereka, agar perencanaan yang muncul berasal dari bawah. (Kusnoputranto, 1995).

29 Teori Perilaku Menurut Benyamin Blum perilaku terdiri dari 3 aspek yaitu : pengetahuan (kognitif), sikap (afektif), dan tindakan (psikomotor). Pengetahuan merupakan hasil dari tahun setelah dilakukan penginderaan pada objek yakni dengan indera penglihat an, pendengaran, penciuman, peraba, dan perasa. Sikap merupakan respon seseorang yang tertutup pada suatu objek. Tindakan diwujudkan dengan sikap menjadi perbuatan nyata. Realitanya perilaku bisa diartikan sebagai respon seseorang pada rangsangan diluar subyek. Respon ini ada 2 bentuk yaitu: 1. Bentuk pasif adalah respon internal yang terjadi dalam diri manusia dan secara tidak langsung dapat dilihat orang lain seperti berfikir, memberi tanggapan,dll. 2. Bentuk aktif adalah bila perilaku itu dapat di observasi secara langsung seperti kebiasaan penduduk membuang sampah sembarangan, tidak mencuci tangan sebelum makan, dan sebagainya(notoatmojo, 2003) Komponen Perilaku 1. Pengetahuan (Knowledge) Hasil pengetahuan setelah dilakukan penginderaan pada suatu obyek yakni indera penglihatan, penciuman, pendengaran, perasa dan peraba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh dari mata dan telinga. Ada 6 tingkat pengetahuan : a. Tahu (Know) berarti ingat materi sebelumnya secara benar b. Memahami (comprehension) artinya mampu menjelaskan obyek yang diketahui dan bisa menginterpretasikan materi dengan benar.

30 36 c. Aplikasi (apliction) berarti mampu memakai materi yang dipelajari dari situasi sebenarnya. d. Analisis (Analysis) berarti berarti mampu menjabarkan materi pada komponen, tetapi dalam stuktur organisasi masih berkaitan. e. Sintesis (synthesis) berarti mampu menghubungkan bagian dalam bentuk keseluruhan yang baru. f. Evaluasi (evaluation) berarti mampu menilai materi. (Notoadmojo, 2003). 2. Sikap (attitude) Sikap adalah juga respons tertutup seseorang terhadap stimulus atau objek tertentu, yang sudah melibatkan faktor pendapat dan emosi yang bersangkutan (senang-tidak senang, setuju-tidak setuju, baik-tidak baik, dan sebagainya). Berdasarkan penelitian Junaidi (2002) ada hubungan antara sikap dengan kepemilikan jamban keluarga. 3. Budaya Kebiasaan masyarakat yang lebih suka memanfaatkan sungai, kolam, atau tempat lainnya untuk Buang Air Besar (BAB) akan terjadi faktor yang berhubungan dengan ketersediaan jamban keluarga. Masyarakat yang biasa Buang Air Besar (BAB) di sungai sudah turun-temurun sejak dulu dan sudah menjadi budaya akan merasa mendapat kepuasan tersendiri jika Buang Air Besar (BAB) di sungai, karena bisa menikmati pemandangan dan bisa bertemu dengan warga lainnya. Berdasarkan penelitian penelitian Sutedjo (2003), menyatakan bahwa alasan masyarakat tidak menggunakan jamban enak dan praktis di tegalan, enak disungai dan tidak terbiasa di jamban.

31 37 4. Tindakan ( practicee) Notoadmojo (2003), menyatakan bahwa suatu sikap belum optimis terwujud dalam suatu tindakan. Untuk terwujudnya sikap menjadi perbuatan nyata diperlukan faktor pendukung atau suatu kondisi yang memungkinkan. Ada 4 tingkatan dari tindakan atau praktek yaitu: 1. Persepsi yaitu memilih objek sesuai tindakan yang diambil. 2. Respon terpimpin mengurutkan yang benar sesuai contoh. 3. Mekanisme (mechanism) yaitu melakukan yang benar agar menjadi kebiasaan. 4. Adaptasi yaitu tindakan berkembang baik atau di modifikasi tanpa mengurangi kebenaran tindakan itu Perilaku Hidup Bersih dan Sehat Menurut Hendrik L.Blum, derajat kesehatan dipengaruhi 4 faktor yaitu: Faktor Lingkungan, Perilaku Masyarakat, Pelayanan Kesehatan, dan Keturunan. Faktor Lingkungan lebih berpengaruh bagi kesehatan masyarakat karena meupakan hasil dari faktor perilaku (Notoadmojo, 1996). Perilaku manusia adalah suatu proses individu dan masyarakat pada lingkungan sebagai wujud kehidupan, atau keadaan jiwa yang meliputi, emosi, pengetahuan, fikiran, reaksi dan tindakan yang berbentuk karena berpengaruh lingkungan luar. Perilaku individu atau masyarakat berpengaruh pada status kesehatan mereka. Adanya bermacam perilaku manusia dari positif sampai negatif. Pada perilaku yang beragam itu, ada perilaku yang menunjang kesehatan yaitu faktor penyebab masalah kesehatan (Notoadmojo, 1996).

32 38 Ada 3 cara merubah perilaku yaitu: 1. Karena Terpaksa Cara ini individu merubah perilakunya karena berharap imbalan, atau pengakuan dari atau pengakuan dari kelompoknya dan terhindar dari hukuinan serta tetap terpelihara hubungan baik dengan menganjurkan perubahan perilaku itu. 2. Karena ingin meniru atau disamakan Cara ini dimana individu ingin merubah perilaku karena ingin disamakan dengan orang lain. 3. Karena menyadari manfaatnya Cara ini merupakan perubahan cukup mendasar, artinya menjadi bagian dari hidupnya, karena itu perubahan melalui cara ini umumnya lestari.(notoadmojo,1996) Pengaruh Perilaku Manusia bagi Kesehatan Menurut teori Lawren Green, perilaku dipengaruhi oleh 3 faktor utama, yakni: a. Predisposing factor (Faktor pemudah) Faktor-faktor ini mencakup : pengetahuan dan sikap masyarakat tentang kesehatan, tradisi dan kepercayaan masyarakat terhadap hal-hal yang berkaitan dengan kesehatan, sistem nilai yang dianut masyarakat, tingkat pendidikan, tingkat sosial ekonomi, dan sebagainya. Untuk berperilaku kesehatan misalnya: pemeriksaan kesehatan bagi ibu hamil diperlukan pengetahuan dan kesadaran ibu tersebut tentang manfaat periksa hamil, baik bagi kesehatan ibu sendiri dan janinnya. Disamping itu, kadang-kadang kepercayaan, tradisi dan sistem nilai masyarakat juga dapat mendorong atau menghambat ibu untuk periksa hamil. Misalnya orang hamil tidak

33 39 boleh disuntik, karena suntikan bisa menyebabkan anak cacat. Faktor-faktor ini terutama yang positif mempermudah terwujudnya perilaku, maka sering disebut faktor pemudah (Soekidjo, 2003). b. Enabling factor (Faktor pendukung) Faktor-faktor ini mencakup ketersediaan sarana dan prasarana atau fasilitas kesehatan bagi masyarakat, misalnya: air bersih, tempat pembuangan sampah, tempat pembuangan tinja, ketersediaan makanan yang bergizi, dan sebagainya. Termasuk juga fasilitas pelayanan kesehatan seperti puskesmas, rumah sakit, poliklinik, posyandu, polindes, pos obat desa, dan lain-lain. Fasilitas ini pada hakikatnya mendukung atau memungkinkan terwujudnya perilaku kesehatan maka faktor-faktor ini disebut faktor pendukung atau faktor pemungkin (Soekidjo, 2003). c. Reinforcing factor (Faktor pendorong/penguat) Faktor-faktor ini meliputi faktor sikap dan perilaku tokoh masyarakat, tokoh agama, petugas kesehatan termasuk juga di sini undang-undang, peraturan-peraturan baik dari pemerintah pusat maupun pemerintah daerah yang terkait dengan kesehatan. Untuk berperilaku sehat, masyarakat bukannya perlu pengetahuan dan sikap positif dan dukungan fasilitas saja, melainkan diperlukan perilaku contoh (acuan) dari para tokoh yang dianggap berpengaruh di masyarakat, lebih-lebih petugas kesehatan. Disamping itu, undang-undang juga diperlukan untuk memperkuat perilaku masyarakat tersebut. Seperti perilaku periksa hamil, serta kemudahan memperoleh fasilitas periksa hamil, juga diperlukan peraturan atau perundang-undangan yang mengharuskan ibu hamil melakukan periksa hamil (Soekidjo, 2003).

34 40 Selain itu menurut Scord and Backman Faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku manusia : 1. Faktor Biologis Faktor biologis terlibat dalam seluruh kegiatan manusia, bahkan berpadu dengan faktor-faktor sosiopsikologis. Menurut Wilson, perilaku sosial dibimbing oleh aturan-aturan yang sudah diprogram secara genetis dalam jiwa manusia. 2. Faktor Sosiopsikologis Kita dapat mengklasifikasikannya ke dalam tiga komponen.: a. Komponen Afektif Merupakan aspek emosional dari faktor sosiopsikologis,yakni perilaku sosial dibentuk oleh aturan-aturan yang sudah diprogram secara genetis dalam jiwa manusia. b. Komponen Kognitif Aspek intelektual yang berkaitan dengan apa yang diketahui manusia. c. Komponen Konatif Adalah aspek yang berhubungan dengan kebiasaan dan kemauan dalam bertindak. Adapun beberapa faktor lain yang dapat mempengaruhi perilaku seseorang yaitu Faktor genetik atau keturunan merupakan konsepsi dasar atau modal untuk kelanjutan perkembangan perilaku makhluk hidup itu. Faktor genetik berasal dari dalam diri individu (endogen), antara lain:

35 41 a. Jenis Ras Setiap ras di dunia memiliki perilaku yang spesifik saling berbeda satu dengan yang lainnya. Dua kelompok ras terbesar, yaitu: 1. Ras kulit putih atau ras Kaukasia. Ciri-ciri fisik : Warna kulit putih, bermata biru, berambut pirang. Perilaku yang dominan : Terbuka, senang akan kemajuan, dan menjunjung tinggi hak asasi manusia. 2. Ras kulit hitam atau ras Negroid. Ciri-ciri fisik : Berkulit hitam, berambut keriting, dan bermata hitam. Perilaku yang dominan : Keramah tamahan, suka gotong royong, tertutup, dan senang dengan upacara ritual. b. Jenis Kelamin Perbedaan perilaku pria dan wanita dapat dilihat dari cara berpakaian dan melakukan pekerjaan sehari-hari, pria berperilaku atas dasar pertimbangan rasional atau akal, sedangkan wanita atas dasar pertimbangan emosional atau perasaan. Perilaku pada pria di sebut maskulin sedangkan perilaku wanita di sebut feminim. c. Sifat Fisik Kalau kita amati perilaku individu berbeda-beda karena sifat fisiknya, misalnya perilaku individu yang pendek dan gemuk berbeda dengan individu yang memiliki fisik tinggi kurus.

36 42 d. Sifat Kepribadian Salah satu pengertian kepribadian yang dikemukakan oleh Maramis (1999) adalah : keseluruhan pola pikiran, perasaan dan perilaku yang sering digunakan oleh seseorang dalam usaha adaptasi yang terus menerus terhadap hidupnya. e. Bakat Pembawaan Bakat menurut Notoatmodjo (1997) yang mengutip pendapat William B. Micheel (1960) adalah : kemampuan individu untuk melakukan sesuatu yang sedikit sekali bergantung pada latihan mengenal hal tersebut. Bakat merupakan interaksi dari faktor genetik dan lingkungan serta bergantung pada adanya kesempatan untuk pengembangan. f. Intelegensi Menurut Terman intelegensi adalah : kemampuan untuk berfikir abstrak (Sukardi, 1997). Sedangkan Ebbieghous mendefenisikan intelegensi adalah : kemampuan untuk membuat kombinasi (Notoatmodjo, 1997). Dari batasan terebut dapat dikatakan bahwa intelegensi sangat berpengaruh terhadap perilaku individu. Oleh karena itu, kita kenal ada individu yang intelegen, yaitu individu yang dalam mengambil keputusan dapat bertindak tepat, cepat dan mudah. Sebaliknya bagi individu yang memiliki intelegensi rendah dalam mengambil keputusan akan bertindak lambat dalam mempengaruhi Perilaku.

37 Kerangka Konsep Faktor Pemudah 1. Pendidikan 2. Pekerjaan 3. Penghasilan 4. Pengetahuan 5. Sikap Faktor Pendukung Partisipasi Pengadaan Jamban Keluarga Ketersediaan Air Bersih Faktor Pendorong Kondisi Daerah Peran petugas Kesehatan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. unit penampungan kotoran dan air untuk membersihkan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. unit penampungan kotoran dan air untuk membersihkan. BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Jamban Menurut Soeparman (2003), jamban adalah suatu ruangan yang mempunyai fasilitas pembuangan kotoran manusia yang terdiri atas tempat jongkok atau tempat duduk

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. secara langsung maupun tidak langsung oleh pihak luar (Notoatmodjo, 2007).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. secara langsung maupun tidak langsung oleh pihak luar (Notoatmodjo, 2007). BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Perilaku 2.1.1. Batasan Perilaku Dari segi biologis, perilaku adalah suatu kegiatan atau aktivitas organisme (makhluk hidup) yang mempunyai cakupan luas antara lain: berbicara,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Jamban Jamban keluarga adalah suatu bangunan untuk membuang dan mengumpulkan kotoran sehingga kotoran tersebut tersimpan dalam suatu tempat tertentu dan tidak menjadi penyebab

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan merupakan hal yang sangat penting bagi semua manusia

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan merupakan hal yang sangat penting bagi semua manusia BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesehatan merupakan hal yang sangat penting bagi semua manusia karena tanpa kesehatan yang baik, maka setiap manusia akan sulit dalam melaksanakan aktivitasnya sehari-hari.

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. manusia yang terdiri dari individu dan kelompok yang mempunyai nilai-nilai,

BAB II KAJIAN PUSTAKA. manusia yang terdiri dari individu dan kelompok yang mempunyai nilai-nilai, BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kajian Tentang Masyarakat Pesisir Mitchell (2003:20) menjelaskan masyarakat merupakan kumpulan manusia yang terdiri dari individu dan kelompok yang mempunyai nilai-nilai, kepentingan,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Status Gizi 1. Pengertian Status Gizi Status gizi merupakan gambaran keseimbangan antara kebutuhan akan zat-zat gizi dan penggunaannya dalam tubuh. Status gizi dipengaruhi oleh

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. unit penampungan kotoran dan air untuk membersihkannya (Abdullah, 2010).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. unit penampungan kotoran dan air untuk membersihkannya (Abdullah, 2010). BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian 2.1.1 Jamban Keluarga Jamban keluarga adalah suatu bangunan yang dipergunakan untuk membuang tinja atau kotoran manusia atau najis bagi suatu keluarga yang lazim

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Perilaku Hidup Bersih dan Sehat Perilaku adalah suatu kegiatan atau aktivitas manusia, baik yang dapat diamati langsung, maupun yang tidak bisa diamati oleh pihak luar. Pada

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. lebih sering dari biasanya (biasanya tiga kali atau lebih dalam sehari) 9) terjadinya komplikasi pada mukosa.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. lebih sering dari biasanya (biasanya tiga kali atau lebih dalam sehari) 9) terjadinya komplikasi pada mukosa. BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Diare 9) 1. Definisi Diare Secara operasional, didefinisikan bahwa diare adalah buang air besar lembek atau cair bahkan dapat berupa air saja yang frekuensinya lebih

Lebih terperinci

KAKUS/JAMBAN SISTEM CEMPLUNG ATAU GALIAN

KAKUS/JAMBAN SISTEM CEMPLUNG ATAU GALIAN KAKUS/JAMBAN SISTEM CEMPLUNG ATAU GALIAN 1. PENDAHULUAN Jamban atau kakus merupakan salah satu kebutuhan pokok manusia. Pembuatan jamban merupakan usaha manusia untuk memelihara kesehatan dengan membuat

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PENGGUNAAN JAMBAN OLEH MASYARAKAT DI DESA MAREK KECAMATAN KAWAY XVI KABUPATEN ACEH BARAT SKRIPSI

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PENGGUNAAN JAMBAN OLEH MASYARAKAT DI DESA MAREK KECAMATAN KAWAY XVI KABUPATEN ACEH BARAT SKRIPSI FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PENGGUNAAN JAMBAN OLEH MASYARAKAT DI DESA MAREK KECAMATAN KAWAY XVI KABUPATEN ACEH BARAT SKRIPSI OLEH: NURMALAWATI NIM :07C10104126 PROGRAM STUDI ILMU KESEHATAN MASYARAKAT

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Adanya kebutuhan fisiologis manusia seperti. mencakup kepemilikan jamban sebagai dari kebutuhan setiap anggota keluarga.

BAB I PENDAHULUAN. Adanya kebutuhan fisiologis manusia seperti. mencakup kepemilikan jamban sebagai dari kebutuhan setiap anggota keluarga. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Adanya kebutuhan fisiologis manusia seperti memiliki rumah, yang mencakup kepemilikan jamban sebagai dari kebutuhan setiap anggota keluarga. Kepemilikan jamban bagi

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTEK BELAJAR LAPANGAN (PBL) SURVEY JAMBAN KELUARGA DAN SPAL PUSKESMAS PAAL V

LAPORAN PRAKTEK BELAJAR LAPANGAN (PBL) SURVEY JAMBAN KELUARGA DAN SPAL PUSKESMAS PAAL V LAPORAN PRAKTEK BELAJAR LAPANGAN (PBL) SURVEY JAMBAN KELUARGA DAN SPAL PUSKESMAS PAAL V Disusun Oleh : Kelompok III Anang Santoso Aziza Septia Citra Yolansari S Egi Munandha Eni Arista Gilang Prayoga Ici

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dilindungi dari ancaman yang merugikannya. perilaku sangat mempengaruhi derajat kesehatan. Termasuk lingkungan

BAB I PENDAHULUAN. dilindungi dari ancaman yang merugikannya. perilaku sangat mempengaruhi derajat kesehatan. Termasuk lingkungan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kesehatan merupakan hak dasar manusia dan merupakan salah satu faktor yang sangat menentukan kualitas Sumber Daya Manusia.Oleh karena itu kesehatan perlu dipelihara

Lebih terperinci

ARTIKEL PENELITIAN HUBUNGAN KONDISI SANITASI DASAR RUMAH DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS REMBANG 2

ARTIKEL PENELITIAN HUBUNGAN KONDISI SANITASI DASAR RUMAH DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS REMBANG 2 ARTIKEL PENELITIAN HUBUNGAN KONDISI SANITASI DASAR RUMAH DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS REMBANG 2 Lintang Sekar Langit lintangsekar96@gmail.com Peminatan Kesehatan Lingkungan,

Lebih terperinci

KAKUS VIETNAM 1. PENDAHULUAN

KAKUS VIETNAM 1. PENDAHULUAN KAKUS VIETNAM 1. PENDAHULUAN Jamban atau kakus merupakan salah satu kebutuhan pokok manusia. Pembuatan jamban merupakan usaha manusia untuk memelihara kesehatan dengan membuat lingkungan tempat hidup yang

Lebih terperinci

HUBUNGAN KONDISI FASILITAS SANITASI DASAR DAN PERSONAL HYGIENE DENGAN KEJADIAN DIARE DI KECAMATAN SEMARANG UTARA KOTA SEMARANG.

HUBUNGAN KONDISI FASILITAS SANITASI DASAR DAN PERSONAL HYGIENE DENGAN KEJADIAN DIARE DI KECAMATAN SEMARANG UTARA KOTA SEMARANG. JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT, Volume 1, Nomor 2, Tahun 2012, Halaman 922-933 Online di http://ejournals1.undip.ac.id/index.php/jkm HUBUNGAN KONDISI FASILITAS SANITASI DASAR DAN PERSONAL HYGIENE DENGAN KEJADIAN

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. lelah, beristirahat setelah penat melaksanakan kewajiban sehari-hari,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. lelah, beristirahat setelah penat melaksanakan kewajiban sehari-hari, BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Rumah Sehat 1) Definisi Rumah Sehat Rumah bagi manusia memiliki arti sebagai tempat untuk melepas lelah, beristirahat setelah penat melaksanakan kewajiban sehari-hari,

Lebih terperinci

No. Kriteria Ya Tidak Keterangan 1 Terdapat kloset didalam atau diluar. Kloset bisa rumah.

No. Kriteria Ya Tidak Keterangan 1 Terdapat kloset didalam atau diluar. Kloset bisa rumah. Lampiran 1 Lembar Observasi Penelitian Gambaran Pelaksanaan Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) di Desa Lolowua Kecamatan Hiliserangkai Kabupaten Nias Sumatera UtaraTahun 2014 Nama : Umur : Jenis

Lebih terperinci

PEMBUATAN JAMBAN KELUARGA

PEMBUATAN JAMBAN KELUARGA MODUL: PEMBUATAN JAMBAN KELUARGA I. DESKRIPSI SINGKAT J amban atau kakus merupakan salah satu kebutuhan pokok manusia. Pembuatan jamban merupakan usaha manusia untuk memelihara kesehatan dengan membuat

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. hidup mulai dari tumbuh-tumbuhan, binatang sampai dengan manusia itu

BAB II KAJIAN PUSTAKA. hidup mulai dari tumbuh-tumbuhan, binatang sampai dengan manusia itu 7 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Perilaku Perilaku adalah suatu kegiatan atau aktifitas organisme (makhluk hidup) yang bersangkutan. Oleh sebab itu, dari sudut pandang biologis semua makhluk hidup mulai dari

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. sampel 343 KK. Adapun letak geografis Kecamatan Bone sebagai berikut :

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. sampel 343 KK. Adapun letak geografis Kecamatan Bone sebagai berikut : BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1.1 Hasil Penelitian 1. Gambaran Lokasi penelitian Lokasi penelitian ini di wilayah Kecamatan Bone, Kabupaten Bone Bolango. Pengumpulan data dilakukan dengan observasi

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORITIS. Jamban atau tempat pembuangan kotoran adalah suatu bangunan yang. kakus/wc dan memenuhi jamban sehat dan baik.

BAB II KAJIAN TEORITIS. Jamban atau tempat pembuangan kotoran adalah suatu bangunan yang. kakus/wc dan memenuhi jamban sehat dan baik. BAB II KAJIAN TEORITIS 2.1 Definisi Jamban Pembuangan tinja merupakan salah satu upaya kesehatan lingkungan yang harus memenuhi sanitasi dasar bagi setiap individu. Pembuangan kotoran yang baik harus dibuang

Lebih terperinci

BUKU SAKU VERIFIKASI SANITASI TOTAL BERBASIS MASYARAKAT (STBM)

BUKU SAKU VERIFIKASI SANITASI TOTAL BERBASIS MASYARAKAT (STBM) BUKU SAKU VERIFIKASI SANITASI TOTAL BERBASIS MASYARAKAT (STBM) Direktorat Penyehatan Lingkungan Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Kementerian Kesehatan RI 2013 Tangga

Lebih terperinci

JAMBAN SISTEM LEHER ANGSA

JAMBAN SISTEM LEHER ANGSA JAMBAN SISTEM LEHER ANGSA 1. PENDAHULUAN Jamban atau kakus merupakan salah satu kebutuhan pokok manusia. Pembuatan jamban merupakan usaha manusia untuk memelihara kesehatan dengan membuat lingkungan tempat

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. waktu terjadi pasang. Daerah genangan pasang biasanya terdapat di daerah dataran

PENDAHULUAN. waktu terjadi pasang. Daerah genangan pasang biasanya terdapat di daerah dataran PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Daerah genangan pasang adalah daerah yang selalu tergenang air laut pada waktu terjadi pasang. Daerah genangan pasang biasanya terdapat di daerah dataran rendah di dekat

Lebih terperinci

PENGELOLAAN AIR LIMBAH KAKUS I

PENGELOLAAN AIR LIMBAH KAKUS I PENGELOLAAN AIR LIMBAH KAKUS I 1. PENDAHULUAN Limbah rumah tangga adalah limbah yang berasal dari dapur, kamar mandi, cucian, limbah bekas industri rumah tangga dan kotoranmanusia. Limbah merupakan buangan/bekas

Lebih terperinci

peningkatan derajat kesehatan dan kesejahteraan masyarakat.

peningkatan derajat kesehatan dan kesejahteraan masyarakat. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tujuan pembangunan kesehatan menuju Indonesia Sehat 2025 adalah meningkatnya kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang. Peningkatan derajat kesehatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Visi Indonesia Sehat tahun 2010 yaitu masyarakat sehat dan mandiri menuju Indonesia Sehat 2010. Misi Indonesia Sehat tahun 2010 yaitu meningkatkan status kesehatan

Lebih terperinci

PEMANFAATAN DRUM PLASTIK BEKAS SEBAGAI BAHAN PEMBUATAN SEPTIC TANK

PEMANFAATAN DRUM PLASTIK BEKAS SEBAGAI BAHAN PEMBUATAN SEPTIC TANK PEMANFAATAN DRUM PLASTIK BEKAS SEBAGAI BAHAN PEMBUATAN SEPTIC TANK Masykur Jurusan Teknik Sipil Universitas Muhammadiyah Metro Jl. Ki Hajar Dewantara 15 A Metro, Lampung. Email : masykur@yahoo.com ABSTRAK

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. A. Kesimpulan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. A. Kesimpulan 98 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan tentang Hubungan Kondisi Sanitasi Lingkungan Rumah, Higiene Perorangan dan Karakteristik Orangtua dengan Kejadian

Lebih terperinci

Kesehatan Masyarakat dan Lingkungan Sekitar. dimensi produksi dan dimensi konsumsi. Dimensi produksi memandang keadaan sehat sebagai

Kesehatan Masyarakat dan Lingkungan Sekitar. dimensi produksi dan dimensi konsumsi. Dimensi produksi memandang keadaan sehat sebagai Kesehatan Masyarakat dan Lingkungan Sekitar Sehat merupakan kondisi optimal fisik, mental dan sosial seseorang sehingga dapat memiliki produktivitas, bukan hanya terbebas dari bibit penyakit. Kondisi sehat

Lebih terperinci

ANALISIS HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP DAN KONTRUKSI SUMUR GALI TERHADAP KUALITAS SUMUR GALI

ANALISIS HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP DAN KONTRUKSI SUMUR GALI TERHADAP KUALITAS SUMUR GALI ANALISIS HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP DAN KONTRUKSI SUMUR GALI TERHADAP KUALITAS SUMUR GALI Enda Silvia Putri Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Teuku Umar, Meulaboh Email: endasilvia@utu.ac.id ABSTRAK

Lebih terperinci

HUBUNGAN SANITASI LINGKUNGAN DENGAN KEJADIAN DIARE DIDUGA AKIBAT INFEKSI DI DESA GONDOSULI KECAMATAN BULU KABUPATEN TEMANGGUNG

HUBUNGAN SANITASI LINGKUNGAN DENGAN KEJADIAN DIARE DIDUGA AKIBAT INFEKSI DI DESA GONDOSULI KECAMATAN BULU KABUPATEN TEMANGGUNG Volume, Nomor, Tahun 0, Halaman 535-54 Online di http://ejournals.undip.ac.id/index.php/jkm HUBUNGAN SANITASI LINGKUNGAN DENGAN KEJADIAN DIARE DIDUGA AKIBAT INFEKSI DI DESA GONDOSULI KECAMATAN BULU KABUPATEN

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Sanitasi Rumah Pengertian sanitasi adalah usaha usaha pengawasan yang ditujukan terhadap faktor faktor lingkungan yang dapat merupakan mata rantai penularan penyakit 3. Sedangkan

Lebih terperinci

Dasar-Dasar Rumah Sehat KATA PENGANTAR

Dasar-Dasar Rumah Sehat KATA PENGANTAR KATA PENGANTAR Guna menunjang program pemerintah dalam penyediaan infrastruktur perdesaan, Puslitbang Perumahan dan Permukiman, Badan Penelitian dan Pengembangan, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan

Lebih terperinci

KAKUS SOPA SANDAS 1. PENDAHULUAN

KAKUS SOPA SANDAS 1. PENDAHULUAN KAKUS SOPA SANDAS 1. PENDAHULUAN Jamban atau kakus merupakan salah satu kebutuhan pokok manusia. Pembuatan jamban merupakan usaha manusia untuk memelihara kesehatan dengan membuat lingkungan tempat hidup

Lebih terperinci

BAB 1 : PENDAHULUAN. Dalam hal ini sarana pelayanan kesehatan harus pula memperhatikan keterkaitan

BAB 1 : PENDAHULUAN. Dalam hal ini sarana pelayanan kesehatan harus pula memperhatikan keterkaitan BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah lingkungan erat sekali hubungannya dengan dunia kesehatan. Untuk mencapai kondisi masyarakat yang sehat diperlukan lingkungan yang baik pula. Dalam hal ini

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bersih, cakupan pemenuhan air bersih bagi masyarakat baik di desa maupun

BAB I PENDAHULUAN. bersih, cakupan pemenuhan air bersih bagi masyarakat baik di desa maupun BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Air adalah materi essensial didalam kehidupan. Tidak satupun makhluk hidup di dunia ini yang tidak memerlukan dan tidak mengandung air. Sel hidup, baik tumbuhan maupun

Lebih terperinci

SANITASI DAN KEAMANAN

SANITASI DAN KEAMANAN SANITASI DAN KEAMANAN Sanitasi adalah.. pengendalian yang terencana terhadap lingkungan produksi, bahan bahan baku, peralatan dan pekerja untuk mencegah pencemaran pada hasil olah, kerusakan hasil olah,

Lebih terperinci

PANDUAN WAWANCARA PENDERITA TB PARU DI KLINIK SANITASI

PANDUAN WAWANCARA PENDERITA TB PARU DI KLINIK SANITASI PANDUAN WAWANCARA PENDERITA TB PARU DI KLINIK SANITASI I. DATA UMUM : Tanggal Konseling : No. Rekam Medik : Nama : Umur : Nama orang tua/kk : Pekerjaan : Alamat RT/RW/RK : Kelurahan/Desa : II. IDENTIFIKASI

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Pengetahuan adalah hasil dari proses pembelajaran dengan melibatkan

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Pengetahuan adalah hasil dari proses pembelajaran dengan melibatkan BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengetahuan 2.1.1 Definisi Pengetahuan Pengetahuan adalah hasil dari proses pembelajaran dengan melibatkan indra penglihatan, pendengaran, penciuman dan pengecapkan (Setiawati,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk mendorong peran dan membangun komitmen yang menjadi bagian integral

BAB I PENDAHULUAN. untuk mendorong peran dan membangun komitmen yang menjadi bagian integral BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Strategi kebijakan pelaksanaan pengendalian lingkungan sehat diarahkan untuk mendorong peran dan membangun komitmen yang menjadi bagian integral dalam pembangunan kesehatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. derajat kesehatan masyarakat dan upaya penyehatan lingkungan yang setinggitingginya(

BAB I PENDAHULUAN. derajat kesehatan masyarakat dan upaya penyehatan lingkungan yang setinggitingginya( BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan kesehatan pada hakekatnya adalah upaya yang dilaksanakan oleh semua komponen Bangsa Indonesia yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan bangsa. Untuk pembangunan kesehatan diarahkan untuk mencapai

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan bangsa. Untuk pembangunan kesehatan diarahkan untuk mencapai BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesehatan adalah hak asasi manusia dan sekaligus investasi untuk keberhasilan pembangunan bangsa. Untuk pembangunan kesehatan diarahkan untuk mencapai Indonesia Sehat,

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. yang berada di Kecamatan Dungingi Kota Gorontalo. Kelurahan ini memiliki luas

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. yang berada di Kecamatan Dungingi Kota Gorontalo. Kelurahan ini memiliki luas BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian Kelurahan Tuladenggi adalah salah satu Kelurahan dari lima Kelurahan yang berada di Kecamatan Dungingi Kota Gorontalo. Kelurahan

Lebih terperinci

septic tank Septic tank

septic tank Septic tank septic tank Septic tank Pengertian Septic Tank Septic Tank atau sering disebut sebagai tangki septik adalah bangunan pengolah dan pengurai kotoran tinja manusia cara setempat (onsite) dengan menggunakan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. selama hidupnya selalu memerlukan air. Tubuh manusia sebagian besar terdiri dari air.

BAB 1 PENDAHULUAN. selama hidupnya selalu memerlukan air. Tubuh manusia sebagian besar terdiri dari air. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Air merupakan kebutuhan dasar bagi kehidupan, khususnya bagi manusia yang selama hidupnya selalu memerlukan air. Tubuh manusia sebagian besar terdiri dari air. Pada

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Kabupaten Gorontalo, dan memiliki batas-batas administrasi sebagai berikut :

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Kabupaten Gorontalo, dan memiliki batas-batas administrasi sebagai berikut : 4.1 Hasil Penelitian BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian a. Kondisi Demografi Secara administratif Desa Tabumela terletak di wilayah Kecamatan Tilango Kabupaten

Lebih terperinci

Jarak Ideal Septic Tank Dengan Sumber Air Bersih. terkontaminasi dengan air tangki septic oleh bakteri patogen yang dapat mengganggu

Jarak Ideal Septic Tank Dengan Sumber Air Bersih. terkontaminasi dengan air tangki septic oleh bakteri patogen yang dapat mengganggu Jarak Ideal Septic Tank Dengan Sumber Air Bersih Jarak 10 meter antara tangki septic (septic tank) dan sumur telah menjadi pengetahuan umum dan populer di masyarakat. Alasannya, agar air sumur tidak terkontaminasi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. program pembangunan sanitasi pedesaan. Dari beberapa studi evaluasi terhadap

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. program pembangunan sanitasi pedesaan. Dari beberapa studi evaluasi terhadap BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) Sanitasi total berbasis masyarakat dilatar belakangi adanya kegagalan dalam program pembangunan sanitasi pedesaan. Dari beberapa studi

Lebih terperinci

PANDUAN PELAKSANAAN VERIFIKASI

PANDUAN PELAKSANAAN VERIFIKASI PANDUAN PELAKSANAAN VERIFIKASI Improved Latrine/Jamban Layak sesuai dengan MDG termasuk WC siram/leher angsa yang tersambung ke pipa pembuangan limbah (sewer), - septic tank, atau lubang, WC cubluk dengan

Lebih terperinci

Sanitasi Penyedia Makanan

Sanitasi Penyedia Makanan Bab 6 Sanitasi Penyediaan Makanan Sanitasi Penyedia Makanan Sanitasi Jasa Boga Sanitasi Rumah Makan & Restoran Sanitasi Hotel Sanitasi Rumah Sakit Sanitasi Transportasi Penggolongan Jasa Boga Jasa boga

Lebih terperinci

DAFTAR PUSTAKA. Anonimous, Mengenal Jenis-jenis Restoran. Diakses tanggal 13 Januari jttcugm.wordpress.com/2008/12/16/restoran/

DAFTAR PUSTAKA. Anonimous, Mengenal Jenis-jenis Restoran. Diakses tanggal 13 Januari jttcugm.wordpress.com/2008/12/16/restoran/ DAFTAR PUSTAKA Anonimous, 2008. Mengenal Jenis-jenis Restoran. Diakses tanggal 13 Januari 2011. http:// jttcugm.wordpress.com/2008/12/16/restoran/ Azwar,Azrul, 1995. Pengantar Kesehatan Lingkungan, PT.

Lebih terperinci

LEMBAR KUESIONER UNTUK PENJAMAH MAKANAN LAPAS KELAS IIA BINJAI. Jenis Kelamin : 1.Laki-laki 2. Perempuan

LEMBAR KUESIONER UNTUK PENJAMAH MAKANAN LAPAS KELAS IIA BINJAI. Jenis Kelamin : 1.Laki-laki 2. Perempuan LAMPIRAN 1 LEMBAR KUESIONER UNTUK PENJAMAH MAKANAN LAPAS KELAS IIA BINJAI A. IDENTITAS PEKERJA Nama Alamat Usia :... :... :. Tahun Jenis Kelamin : 1.Laki-laki 2. Perempuan Status Perkawinan : 1.Kawin 2.

Lebih terperinci

BAB 5 : PEMBAHASAN. penelitian Ginting (2011) di Puskesmas Siantan Hulu Pontianak Kalimantan Barat mendapatkan

BAB 5 : PEMBAHASAN. penelitian Ginting (2011) di Puskesmas Siantan Hulu Pontianak Kalimantan Barat mendapatkan BAB 5 : PEMBAHASAN 5.1 Analisis Univariat 5.1.1 Kejadian Diare pada Balita Hasil penelitian diketahui bahwa lebih dari separoh responden (59,1%) mengalami kejadian diare. Beberapa penelitian terdahulu

Lebih terperinci

UNTUK KEPALA SEKOLAH SDN KOTA BINJAI

UNTUK KEPALA SEKOLAH SDN KOTA BINJAI Lampiran 1. LEMBAR KUESIONER UNTUK KEPALA SEKOLAH SDN KOTA BINJAI A. IDENTITAS INFORMAN Nama :. Alamat : Usia :.Tahun Jenis Kelamin : 1.Laki-laki 2. Perempuan Pendidikan terakhir : Unit Kerja : Masa kerja

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dengan menerapkan model CLTS (Community Led Total Sanitation). Pendekatan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dengan menerapkan model CLTS (Community Led Total Sanitation). Pendekatan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sanitasi Total Berbasis Masyarakat 2.1.1 Sejarah STBM STBM merupakan adopsi dari keberhasilan pembangunan sanitasi total dengan menerapkan model CLTS (Community Led Total Sanitation).

Lebih terperinci

TL-2271 Sanitasi Berbasis Masyarakat Minggu 3

TL-2271 Sanitasi Berbasis Masyarakat Minggu 3 TL-2271 Sanitasi Berbasis Masyarakat Minggu 3 Rizka Firdausi Pertiwi, S.T., M.T. Rumah Bangunan yang berfungsi sebagai tempat tinggal atau hunian dan sarana pembinaan keluarga. Perumahan Kelompok rumah

Lebih terperinci

memang terdapat bentuk-bentuk perilaku instinktif (species-specific behavior) yang didasari

memang terdapat bentuk-bentuk perilaku instinktif (species-specific behavior) yang didasari TUGAS PILIH SATU PERTANYAAN DIBAWAH INI DAN JAWAB SECARA RINCI JAWABAN HARUS 2 SPASI SEBANYAK 2000 KATA 1. Langkah awal dalam melakukan perubahan peri laku terkait gizi adalah membangkitkan motivasi. Bagaimana

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. penting diperhatikan baik pengelolaan secara administrasi, pengelolaan habitat hidup,

BAB 1 PENDAHULUAN. penting diperhatikan baik pengelolaan secara administrasi, pengelolaan habitat hidup, BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Wilayah pesisir merupakan satu areal dalam lingkungan hidup yang sangat penting diperhatikan baik pengelolaan secara administrasi, pengelolaan habitat hidup, maupun

Lebih terperinci

JAMBAN SEPTIK TANK GANDA

JAMBAN SEPTIK TANK GANDA JAMBAN SEPTIK TANK GANDA 1. PENDAHULUAN Jamban atau kakus merupakan salah satu kebutuhan pokok manusia. Pembuatan jamban merupakan usaha manusia untuk memelihara kesehatan dengan membuat lingkungan tempat

Lebih terperinci

PETUNJUK UMUM UNTUK MERAWAT SISTEM SEPTIK TANK

PETUNJUK UMUM UNTUK MERAWAT SISTEM SEPTIK TANK SISTEM BARU Sistem apapun yang anda pilih, baik sitem septik konvensional maupun jenis aerobik, tangki penampungan yang baru harus melalui masa tenang di mana bakteri-bakteri yang diperlukan mulai hidup

Lebih terperinci

Pedoman Sanitasi Rumah Sakit di Indonesia

Pedoman Sanitasi Rumah Sakit di Indonesia Pedoman Sanitasi Rumah Sakit di Indonesia PENYEDIAAN AIR BERSIH 1. Pendahuluan Air bersih merupakan kebutuhan yang tidak dapat dilepaskan dari kegiatan di rumah sakit. Namun mengingat bahwa rumah sakit

Lebih terperinci

Implementasi Kebijakan dan Regulasi Dalam Kesehatan Lingkungan

Implementasi Kebijakan dan Regulasi Dalam Kesehatan Lingkungan Implementasi Kebijakan dan Regulasi Dalam Kesehatan Lingkungan Disampaikan dalam Kuliah S2 KMPK-IKM UGM Hukum, Etika dan Regulasi Kesehatan Masyarakat Oleh : Dr. Dinarjati Eka Puspitasari, S.H., M.Hum

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Air merupakan kebutuhan dasar bagi kehidupan. Tanpa air kehidupan di

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Air merupakan kebutuhan dasar bagi kehidupan. Tanpa air kehidupan di BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Air merupakan kebutuhan dasar bagi kehidupan. Tanpa air kehidupan di alam ini tidak dapat berlangsung, baik manusia, hewan maupun tumbuhan. Tubuh manusia sebagian

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Sanitasi Makanan 1. Pengertian Hygiene dan Sanitasi Makanan Makanan adalah salah satu kebutuhan pokok menusia untuk kelangsungan hidup, selain kebutuhan sandang dan perumahan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan derajat kesehatan dan kesejahteraan masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan derajat kesehatan dan kesejahteraan masyarakat. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sasaran pembangunan kesehatan adalah untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan yang optimal.

Lebih terperinci

A. Penyusunan Rencana Induk Sistem Pengelolaan Air Limbah Kabupaten Kubu Raya

A. Penyusunan Rencana Induk Sistem Pengelolaan Air Limbah Kabupaten Kubu Raya Lampiran E: Deskripsi Program / Kegiatan A. Penyusunan Rencana Induk Sistem Pengelolaan Air Limbah Kabupaten Kubu Raya Nama Maksud Penyusunan Rencana Induk Sistem Pengelolaan Air Limbah Kabupaten Kubu

Lebih terperinci

KUESIONER PENELITIAN

KUESIONER PENELITIAN 71 Lampiran 1 KUESIONER PENELITIAN PELAKSANAAN PEMBINAAN KESEHATAN LINGKUNGAN DI SEKOLAH DASAR WILAYAH KERJA PUSKESMAS BANDAR KHALIPAH KECAMATAN PERCUT SEI TUAN KABUPATEN DELI SERDANG TAHUN 2013 1. Pilihlah

Lebih terperinci

PENCEGAHAN INFEKSI SALURAN CERNA BAGIAN BAWAH

PENCEGAHAN INFEKSI SALURAN CERNA BAGIAN BAWAH PENCEGAHAN INFEKSI SALURAN CERNA BAGIAN BAWAH Dalam tiga bulan terakhir penyakit infeksi diare dan typhus mendominasi angka kesakitan pada rekapitulasi klaim PT. Asuransi ReLiance Indonesia. Diare dan

Lebih terperinci

Gambar lampiran 1: Tempat Pencucian Alat masak dan makan hanya satu bak

Gambar lampiran 1: Tempat Pencucian Alat masak dan makan hanya satu bak Gambar lampiran : Tempat Pencucian Alat masak dan makan hanya satu bak Gambar lampiran 2: saluran limbah yang kotor dan tidak tertutup dekat dengan Pengolahan sambal Gambar lampiran 3: keadaan dapur yang

Lebih terperinci

kotak turun 4. Berapa persen air tawar (freshwater) dari seluruh total air di bumi? Jawaban : Kurang lebih 4%.

kotak turun 4. Berapa persen air tawar (freshwater) dari seluruh total air di bumi? Jawaban : Kurang lebih 4%. Aturan Permainan A i r M i n u m & S a n i ta s i kotak turun 4. Berapa persen air tawar (freshwater) dari seluruh total air di bumi? Kurang lebih 4%. Sumber: http://water.usgs.gov/edu/earthhowmuch.html

Lebih terperinci

Ular Tangga Air Minum dan Sanitasi merupakan permainan yang disusun untuk meningkatkan kepedulian tentang pentingnya menjaga lingkungan.

Ular Tangga Air Minum dan Sanitasi merupakan permainan yang disusun untuk meningkatkan kepedulian tentang pentingnya menjaga lingkungan. Aturan Permainan & A i r M i n u m S a n i t a s i U l a r Ta n g g a A i r M i n u m & S a n i ta s i Ular Tangga Air Minum dan Sanitasi merupakan permainan yang disusun untuk meningkatkan kepedulian

Lebih terperinci

A. Pengetahuan Petunjuk: Jawablah pertanyaan berikut dengan memilih satu jawaban yang benar dengan memberi tanda silang (X).

A. Pengetahuan Petunjuk: Jawablah pertanyaan berikut dengan memilih satu jawaban yang benar dengan memberi tanda silang (X). Lampiran 1 Kuesioner Penelitian Guru GAMBARAN PENGETAHUAN DAN SIKAP GURU TENTANG PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) DAN PELAKSANAAN PHBS PADA GURU SD NEGERIDI PERKEBUNAN TANAH GAMBUS TAHUN 2015 IDENTITAS

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Diare Diare adalah suatu penyakit dengan tanda-tanda adanya perubahan bentuk dan konsistensi dari tinja yang melembek dan mencair serta bertambahnya frekuensi buang air besar

Lebih terperinci

BAB 1 : PENDAHULUAN. dikonsumsi masyarakat dapat menentukan derajat kesehatan masyarakat tersebut. (1) Selain

BAB 1 : PENDAHULUAN. dikonsumsi masyarakat dapat menentukan derajat kesehatan masyarakat tersebut. (1) Selain BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Air dan kesehatan merupakan dua hal yang saling berhubungan. Kualitas air yang dikonsumsi masyarakat dapat menentukan derajat kesehatan masyarakat tersebut. (1) Selain

Lebih terperinci

LEMBAR OBSERVASI PENELTIAN PENYELENGHGARAAN KESEHATAN LINGKUNGANSEKOLAH DASAR (SD) NEGERI DAN SD SWASTA AL-AZHAR DI KECAMATAN MEDAN JOHOR TAHUN

LEMBAR OBSERVASI PENELTIAN PENYELENGHGARAAN KESEHATAN LINGKUNGANSEKOLAH DASAR (SD) NEGERI DAN SD SWASTA AL-AZHAR DI KECAMATAN MEDAN JOHOR TAHUN No LEMBAR OBSERVASI PENELTIAN PENYELENGHGARAAN KESEHATAN LINGKUNGANSEKOLAH DASAR (SD) NEGERI 060934 DAN SD SWASTA AL-AZHAR DI KECAMATAN MEDAN JOHOR TAHUN 2016 Menurut 1429/Menkes/SK/XII/2006 tentang Pedoman

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Sampah dan Jenis Sampah Sampah merupakan sesuatu yang dianggap tidak berharga oleh masyarakat. Menurut Hadiwiyoto

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Sampah dan Jenis Sampah Sampah merupakan sesuatu yang dianggap tidak berharga oleh masyarakat. Menurut Hadiwiyoto 3 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Sampah dan Jenis Sampah Sampah merupakan sesuatu yang dianggap tidak berharga oleh masyarakat. Menurut Hadiwiyoto (1983), sampah adalah sisa-sisa bahan yang mengalami perlakuan-perlakuan,

Lebih terperinci

KUISIONER PENELITIAN PENGETAHUAN, SIKAP DAN TINDAKAN MASYARAKAT TENTANG SANITASI DASAR DAN RUMAH SEHAT

KUISIONER PENELITIAN PENGETAHUAN, SIKAP DAN TINDAKAN MASYARAKAT TENTANG SANITASI DASAR DAN RUMAH SEHAT Lampiran KUISIONER PENELITIAN PENGETAHUAN, SIKAP DAN TINDAKAN MASYARAKAT TENTANG SANITASI DASAR DAN RUMAH SEHAT I. Karakteristik Responden. Nama :. Jenis Kelamin :. Pekerjaan : 4. Pendidikan : II. Pengetahuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang dilakukan di masyarakat adalah jamban. Jamban berfungsi untuk tempat

BAB I PENDAHULUAN. yang dilakukan di masyarakat adalah jamban. Jamban berfungsi untuk tempat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan kesehatan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari pembangunan nasional yang diupayakan pemerintah. Salah satu upaya kesehatan yang dilakukan di masyarakat

Lebih terperinci

KESEHATAN DAN SANITASI LINGKUNGAN TIM PEMBEKALAN KKN UNDIKSHA 2018

KESEHATAN DAN SANITASI LINGKUNGAN TIM PEMBEKALAN KKN UNDIKSHA 2018 KESEHATAN DAN SANITASI LINGKUNGAN TIM PEMBEKALAN KKN UNDIKSHA 2018 PENYEBAB??? Status kesehatan suatu lingkungan yang mencakup perumahan, pembuangan kotoran, penyediaan air bersih dan sebagainya. Pentingnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Derajat kesehatan masyarakat yang optimal sangat ditentukan oleh tingkat

BAB I PENDAHULUAN. Derajat kesehatan masyarakat yang optimal sangat ditentukan oleh tingkat BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Derajat kesehatan masyarakat yang optimal sangat ditentukan oleh tingkat kesadaran, kemauan dan kemampuan masyarakat yang hidup dalam lingkungan dan berperilaku sehat

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 4,48 Ha yang meliputi 3 Kelurahan masing masing adalah Kelurahan Dembe I, Kecamatan Tilango Kab.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 4,48 Ha yang meliputi 3 Kelurahan masing masing adalah Kelurahan Dembe I, Kecamatan Tilango Kab. BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian 4.1.1 Geografi Luas Puskesmas Pilolodaa Kecamatan Kota Barat Kota Gorontalo yaitu 4,48 Ha yang meliputi 3 Kelurahan masing masing

Lebih terperinci

DAMPAK SAMPAH TERHADAP KESEHATAN LINGKUNGAN DAN MANUSIA

DAMPAK SAMPAH TERHADAP KESEHATAN LINGKUNGAN DAN MANUSIA DAMPAK SAMPAH TERHADAP KESEHATAN LINGKUNGAN DAN MANUSIA Imran SL Tobing Fakultas Biologi Universitas Nasional, Jakarta ABSTRAK Sampah sampai saat ini selalu menjadi masalah; sampah dianggap sebagai sesuatu

Lebih terperinci

Gambaran Sanitasi Lingkungan Wilayah Pesisir Danau Limboto di Desa Tabumela Kecamatan Tilango Kabupaten Gorontalo Tahun 2013

Gambaran Sanitasi Lingkungan Wilayah Pesisir Danau Limboto di Desa Tabumela Kecamatan Tilango Kabupaten Gorontalo Tahun 2013 Summary Gambaran Sanitasi Lingkungan Wilayah Pesisir Danau Limboto di Desa Tabumela Kecamatan Tilango Kabupaten Gorontalo Tahun 2013 Merliyanti Ismail 811 409 043 Jurusan kesehatan masyarakat Fakultas

Lebih terperinci

Bertindak tepat untuk sehat dengan menjaga lingkungan dan kebersihan

Bertindak tepat untuk sehat dengan menjaga lingkungan dan kebersihan Bertindak tepat untuk sehat dengan menjaga lingkungan dan kebersihan Menanam dan merawat pohon Mengelola sampah dengan benar Mulai dari diri sendiri menjaga kebersihan untuk hidup sehat 1 Perubahan Iklim,

Lebih terperinci

Rekayasa Lingkungan???

Rekayasa Lingkungan??? Rekayasa Lingkungan Semester V Norma Puspita, ST. MT. Rekayasa Lingkungan??? Lingkungan Hidup adalah semua benda, daya dan kondisi yang terdapat dalam suatu tempat atau ruang tempat manusia atau makhluk

Lebih terperinci

1 KUISIONER GAMBARAN HYGIENE SANITASI PENGELOLAAN MAKANAN DAN PEMERIKSAAN

1 KUISIONER GAMBARAN HYGIENE SANITASI PENGELOLAAN MAKANAN DAN PEMERIKSAAN Lampiran KUISIONER GAMBARAN HYGIENE SANITASI PENGELOLAAN MAKANAN DAN PEMERIKSAAN Escherichia coli PADA MAKANAN DI RUMAH MAKAN KHAS MINANG JALAN SETIA BUDI KELURAHAN TANJUNG REJO KECAMATAN MEDAN SUNGGAL

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. sumur kurang dari 0,8 meter dari permukaan tanah didapat hasil sebagai berikut :

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. sumur kurang dari 0,8 meter dari permukaan tanah didapat hasil sebagai berikut : BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Setelah dilakukan penelitian sampel air bersih sebanyak 20 sarana sumur gali yang jarak sumur dengan jamban kurang dari 10 meter, dinding sumur kurang dari 3 meter,

Lebih terperinci

Rumah Sehat. edited by Ratna Farida

Rumah Sehat. edited by Ratna Farida Rumah Sehat edited by Ratna Farida Rumah Adalah tempat untuk tinggal yang dibutuhkan oleh setiap manusia dimanapun dia berada. * Rumah adalah struktur fisik terdiri dari ruangan, halaman dan area sekitarnya

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. dihuni. Kualitas lingkungan dapat diidentifikasi dengan melihat aspek-spek

BAB 1 PENDAHULUAN. dihuni. Kualitas lingkungan dapat diidentifikasi dengan melihat aspek-spek BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tingkat kesejahteraan tercermin dari kualitas lingkungan dan rumah yang dihuni. Kualitas lingkungan dapat diidentifikasi dengan melihat aspek-spek berikut: jaringan

Lebih terperinci

Kuesioner Penelitian

Kuesioner Penelitian Kuesioner Penelitian PERILAKU MASYARAKAT TENTANG BUANG AIR BESAR SEMBARANGAN PADA DESA YANG DIBERI INTERVENSI DAN TIDAK DIBERI INTERVENSI GERAKAN SANITASI TOTAL BERBASIS MASYARAKAT DI KECAMATAN GUMAI TALANG

Lebih terperinci

KONDISI SUMUR GALI dan KANDUNGAN BAKTERI Escherichia coli PADA AIR SUMUR GALI DI DESA BOKONUSAN KECAMATAN SEMAU KABUPATEN KUPANG TAHUN 2017

KONDISI SUMUR GALI dan KANDUNGAN BAKTERI Escherichia coli PADA AIR SUMUR GALI DI DESA BOKONUSAN KECAMATAN SEMAU KABUPATEN KUPANG TAHUN 2017 KONDISI SUMUR GALI dan KANDUNGAN BAKTERI Escherichia coli PADA AIR SUMUR GALI DI DESA BOKONUSAN KECAMATAN SEMAU KABUPATEN KUPANG TAHUN 2017 Albina Bare Telan 1, Agustina 2, Dison Baok 3 1 Jurusan Kesehatan

Lebih terperinci

Disampaikan dalam Kuliah S2 KMPK-IKM UGM Hukum, Etika dan Regulasi Kesehatan Masyarakat. Oleh : Dinarjati Eka Puspitasari, S.H., M.

Disampaikan dalam Kuliah S2 KMPK-IKM UGM Hukum, Etika dan Regulasi Kesehatan Masyarakat. Oleh : Dinarjati Eka Puspitasari, S.H., M. KESEHATAN LINGKUNGAN Disampaikan dalam Kuliah S2 KMPK-IKM UGM Hukum, Etika dan Regulasi Kesehatan Masyarakat Oleh : Dinarjati Eka Puspitasari, S.H., M.Hum Yogyakarta, 21 Maret 2016 Kebijakan terkait Kesehatan

Lebih terperinci

Infrastruktur PLP dalam Mendukung Kesehatan Masyarakat

Infrastruktur PLP dalam Mendukung Kesehatan Masyarakat Infrastruktur PLP dalam Mendukung Kesehatan Masyarakat Direktorat Pengembangan PLP Direktorat Jenderal Cipta Karya Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat APA YANG DISEBUT SANITASI?? Perpres 185/2014

Lebih terperinci

PENGELOLAAN AIR LIMBAH RUMAH TANGGA I

PENGELOLAAN AIR LIMBAH RUMAH TANGGA I PENGELOLAAN AIR LIMBAH RUMAH TANGGA I 1. PENDAHULUAN Limbah rumah tangga adalah limbah yang berasal dari dapur, kamar mandi, cucian, limbah bekas industri rumah tangga dan kotoranmanusia. Limbah merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Selama lebih dari tiga dasawarsa, Indonesia telah melaksanakan berbagai upaya dalam rangka meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan masyarakat. Departemen Kesehatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam sistem kesehatan nasional disebutkan bahwa tujuan pembangunan kesehatan adalah tercapainya kemampuan untuk hidup sehat bagi setiap penduduk agar dapat mewujudkan

Lebih terperinci

SAP (SATUAN ACARA PENYULUHAN) : Siswa-siswa sekolah dasar negeri (SDN) 05 dan 08 Pela Mampang, Mampang Prapatan

SAP (SATUAN ACARA PENYULUHAN) : Siswa-siswa sekolah dasar negeri (SDN) 05 dan 08 Pela Mampang, Mampang Prapatan SAP (SATUAN ACARA PENYULUHAN) Pokok Bahasan Sub Pokok Bahasan Sasaran Waktu : Perilaku Hidup Bersih dan Sehat : Perilaku Hidup Bersih dan Sehat di Sekolah : Siswa-siswa dasar negeri (SDN) 05 dan 08 Pela

Lebih terperinci