BAB I PENDAHULUAN. Konstruksi adalah suatu istilah umum dalam linguistik yang berhubungan

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB I PENDAHULUAN. Konstruksi adalah suatu istilah umum dalam linguistik yang berhubungan"

Transkripsi

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Konstruksi adalah suatu istilah umum dalam linguistik yang berhubungan dengan proses internal penyusunan atau pembentukan suatu unit-unit bahasa (Crystal, 1997: 86). Teks dalam penelitian ini dipahami sebagai unit bahasa yang fungsional, yang berfungsi sebagai alat untuk berinteraksi dalam suatu lingkungan sosial (Sinar, 2008:19). Oleh karena itu, konstruksi tekstual berhubungan dengan susunan atau struktur unit-unit bahasa sehingga mampu menciptakan makna tertentu dalam suatu interaksi sosial. Melalui suatu analisis terhadap konstruksi tekstual, dapat diketahui nilai atau pokok suatu teks secara keseluruhan dengan mempertimbangkan kohesi dan koherensi yang dimiliki satu bagian teks dengan bagian teks lainnya, terutama dalam menjalankan fungsinya sebagai alat interaksi sosial. Dalam disiplin linguistik, konstruksi tekstual yang melingkupi penciptaan dan hubungan makna (Halliday dan Hasan, 1992: 101) dapat didekati dengan beberapa pendekatan, diantaranya adalah pendekatan Linguistik Fungsional Sistemik (Systemic Functional Linguistics), Analisis Wacana Kritis (Critical Discourse Analysis) dan Pendekatan Linguistik Fungsional Sistemik pada Analisis Multimodal (Systemic Functional approach to Multimodal Discourse Analysis). Pendekatan terakhir ini atau yang lebih dikenal dengan analisis multimodal, merupakan analisis menyeluruh terhadap teks. Pentingnya analisis multimodal

2 berkaitan erat dengan penggunaan teks-teks yang tidak hanya menampilkan teks verbal berbentuk bahasa, tetapi juga menggabungkannya dengan bentuk teks lain, misalnya teks visual (Young dan Fitzgerald, 2006: 170). Melalui analisis multimodal akan diketahui bagaimana teks verbal dan teks visual membangun makna suatu teks, apakah kedua model teks tersebut saling mendukung, saling bertentangan, saling tumpang tindih, atau bahkan memberikan makna yang berbeda satu sama lain dalam teks yang sama. Keseluruhan informasi dalam teks akhirnya akan menentukan makna seperti apa yang ingin ditampilkan oleh teks tersebut kepada khalayak (Young dan Fitzgerald, 2006: 170). Pentingnya analisis multimodal ini juga karena semakin banyaknya teks multimodal yang bermunculan, apakah itu dalam bentuk foto berita surat kabar, iklan, keperluan-keperluan untuk ilustrasi dalam ilmu-ilmu alam dan matematika. Kress dan van Leeuwen (1996) dalam Young dan Fitzgerald (2006: 170) menyatakan pentingnya analisis multimodal adalah sebagai akibat semakin meningkatnya kemunculan teks-teks modern yang tidak hanya mengandung teks verbal tetapi juga teks visual yang diakibatkan oleh kemajuan teknologi dalam industri percetakan (Teo, 2004: 193 dalam Young dan Fitzgerald, 2006: 170). Gombrich (1982) dalam Young dan Fitzgerald (2006: 169) menyatakan pendapatnya yang bertajuk The Visual mengenai pentingnya teks visual dalam menyampaikan makna di samping teks verbal. Sementara itu, Kress dan van Leeuwen (1996) merupakan dua linguis yang memberikan sumbangan besar dalam

3 memberikan analisis terhadap teks verbal dan visual. Mereka memfokuskan perbedaan makna yang dibentuk oleh kedua model teks tersebut serta hubungan diantara keduanya. Analisis mereka menunjukkan adanya kecenderungan penggunaan teks visual yang lebih besar daripada penggunaan teks verbal, khususnya dalam bidang ilmu pengetahuan. Analisis yang mereka lakukan juga berfokus pada sejumlah pertanyaan apakah teks verbal memiliki kemampuan yang sama dengan teks visual dalam membangun dan menyampaikan makna. Lebih jauh lagi, apakah teks verbal memiliki kemampuan yang lebih besar dibandingkan dengan teks visual dalam membangun dan menyampaikan makna atau sebaliknya (Young dan Fitzgerald, 2006: 170). Analisis multimodal berbasis LFS didasarkan pada konsep metafungsi bahasa, yaitu fungsi ideasional, fungsi interpersonal, dan fungsi tekstual yang dikemukakan oleh Halliday. Konsep metafungsi bahasa ini kemudian diadopsi oleh beberapa ahli seperti Lemke (1998), Kress dan van Leeuwen (1996), dan O Toole (1994) untuk membuat komponen metafungsi bahasa visual (Young dan Fitzgerald, 2006: ). Konsep metafungsi yang diperkenalkan oleh Halliday selanjutnya dikembangkan oleh beberapa ahli bagi sumber semiotik lainnya disamping teks verbal. Seperti yang dinyatakan oleh O Halloran (2009: 3), teori Halliday telah dikembangkan bagi sumber semiotik visual oleh O Toole (1994), Krees dan van Leeuwen (1996); simbol dan tanda-tanda matematis oleh O Halloran (2005); musik

4 dan suara oleh van Leeuwen (1999); gerak dan gesture oleh Martinec (2000, 2001); ruang dan arsitek oleh O Toole (1994), Pang (2004), Stenglin (2004); dan analisis multimodal teks cetak oleh Baldry dan Thibault (2006), Krees dan van Leeuwen (2006). Penelitian tentang iklan cetak dengan menggunakan analisis multimodal telah dilakukan oleh Yuen (2004). Melalui analisis multimodal dan dengan melakukan pengembangan terhadap teori Hasan (1996) mengenai struktur iklan cetak, Yuen (2004) meneliti iklan Epson, Golf, MI, Beetle, dan Guess?. Hasil analisis Yuen menunjukkan bagaimana hubungan antara teks verbal dan visual dalam menciptakan makna pesan iklan cetak. Dengan menggunakan perangkat komponen metafungsi bahasa, analisis multimodal dapat dijadikan sebagai suatu pendekatan alternatif dalam menganalisis teks iklan cetak karena kemampuannya dalam melihat teks secara menyeluruh, yaitu bagaimana teks verbal maupun teks visual menyampaikan makna tertentu sebuah teks iklan cetak dan bagaimana hubungan di antara keduanya dalam membentuk dan menyampaikan makna sebuah teks iklan cetak (Young dan Fitzgerald, 2006: ). Teks iklan yang dihasilkan dari kegiatan periklanan dapat dipahami bukan hanya sebagai kegiatan pemasaran belaka, tetapi juga merupakan kegiatan komunikasi massa persuasif yang sangat strategis dalam mencapai tujuan pemasaran, yaitu mendapatkan keuntungan atau laba sebesar-besarnya melalui berbagai praktekpraktek kebahasaan dalam bentuk teks (Goddard, 1998: 5-7).

5 Komunikasi pemasaran yang dilakukan tidak secara langsung meminta khalayak untuk membeli dan memakai produk yang diiklankan, tetapi komunikasi pemasaran dikemas dengan bahasa yang sangat halus yang membujuk dan mempengaruhi khalayak, karena itulah teks iklan menjadi penting untuk diteliti. Sehingga diketahui bagaimana teks-teks ini bekerja dalam menciptakan makna yang dapat mempengaruhi khalayak, yang selanjutnya menggiring khalayak untuk membeli atau menerima produk yang dipasarkan. Dalam prakteknya, iklan sebagai bagian dari media massa tidak hanya berfungsi untuk mengirim pesan, khususnya pesan pemasaran, tetapi juga berfungsi untuk membentuk pencitraan khusus sebuah dunia (Goddard, 1998: 3-4), salah satunya adalah dunia laki-laki dan perempuan (Basow: 1992: 165). Iklan menciptakan berbagai pesan untuk membentuk citra tersebut, sesuai dengan citra yang diinginkan oleh pemilik produk (Goddard, 1998: 7). Melalui pesan iklan, khalayak menyimpan dalam benak mereka citra seorang perempuan yang ideal, yaitu misalnya perempuan dengan kulit putih mulus, lembut, rambut lurus, langsing, perempuan yang memasak untuk suaminya, yang mencuci jeans suami atau pakaian anaknya yang kotor atau citra seorang laki-laki yang ideal yaitu dengan tubuh berisi dengan ukuran tubuh proporsional, yang mengkonsumsi rokok merek X, mengendarai sepeda motor bermerek X, memakai parfum merek X, atau yang begitu mencintai istrinya (setelah melihat perubahan pada penampilan si istri).

6 Seluruh pencitraan di atas akan merujuk pada suatu isu gender mengenai peran-peran yang dijalankan laki-laki dan perempuan dalam lingkungan sosialnya. Gender bukanlah sesuatu yang diturunkan secara genetik, tetapi lebih kepada peran sosial yang dimainkan seseorang berdasarkan jenis kelaminnya (Basow, 1992: 2-3). Isu gender dipengaruhi oleh interaksi sosial dalam masyarakat, sehingga isu ini berkembang secara berbeda dalam satu masyarakat tertentu dan dipengaruhi oleh perjalanan waktu (Young dan Fitzgerald, 2006: 36). Isu gender menjadi penting khususnya dalam perspektif feminisme karena adanya praktek-praktek kekuasaan yang menyebabkan dominasi satu faktor seksual terhadap faktor seksual lainnya, misalnya dominasi pria terhadap wanita (Mills, 1997: 78). Isu gender adalah salah satu isu yang mendapat tempat paling banyak dalam penelitian-penelitian akademis, khususnya di negara berkembang, apalagi setelah adanya MDGs (Millenium Development Goals) yang salah satu tujuannya adalah untuk mensejahterakan kaum perempuan melalui kesetaraan gender dengan laki-laki di negara-negara berkembang (McDade, 2005: 10). Untuk mencapai tujuan ini salah satu cara yang dilakukan adalah dengan mengadakan penelitian-penelitian dalam berbagai disiplin ilmu, mulai dari disiplin humaniora sampai kedokteran. Dalam hubungannya dengan bahasa, Holmes dan Mayerhoff (1999: 180) dalam Young dan Fitzgerald (2006: 36) melihat penelitianpenelitian mengenai isu gender lebih banyak dilakukan melalui pendekatanpendekatan yang berusaha untuk melihat konstruksi gender melalui interaksi sosial.

7 Interaksi sosial dalam hal ini dapat berupa praktek-prakter kebahasaan dalam iklan (Basow, 1992: 166). Praktek-praktek kebahasaan dalam iklan yang mengandung isu gender mengalami perubahan seiring perjalanan waktu, misalnya penelitian Goddard (1998: 86-96) terhadap perbedaan bahasa iklan pembalut wanita TAMPAX produksi tahun 1930-an sampai tahun 1950-an dengan iklan yang diproduksi pada tahun 1996, iklan krim kecantikan Oatine, iklan pembersih lantai Day&Martin, iklan antiseptik ODO- RO-NO dan iklan layanan masyarakat yang dikeluarkan oleh Departemen Pertanian Inggris (seluruh iklan ini diterbitkan oleh majalah Woman and Home pada 9 April 1944). Hasil analisisnya menunjukkan pencitraan perempuan sebagai pihak-pihak yang hanya berhubungan dengan hal-hal domestik. Domestik dalam arti yang sangat luas, yang mencakup wilayah seksualitas perempuan itu sendiri: perempuan harus setia, menikah hanya sekali, sehingga masyarakat terlindungi dari penyakit (live cleanly). Praktek-praktek kebahasaan dalam iklan yang mengandung isu gender juga berbeda berdasarkan kebudayaan dimana iklan tersebut diterbitkan dan dimana produk yang diiklankan dipasarkan. Forser dan Warme dalam Goddard (1998: 98) menganalisis iklan IL Returpaper yang dimuat dalam majalah Manadsjournalen yang terbit di Swedia sebagai iklan kertas daur ulang tanpa mengandung prasangka gender meskipun tampilan visualnya adalah seorang perempuan telanjang yang sedang hamil.

8 Analisis terhadap teks verbalnya menunjukkan keistimewaan kertas daur ulang yang diproduksi oleh IL Returpaper, bukan hanya dari kualitas kertasnya saja tetapi proses produksi yang membantu menciptakan keseimbangan lingkungan hayati melalui daur ulang limbah kertas. Keseimbangan ini tentunya akan memberikan jaminan bagi kelangsungan kehidupan di bumi yang dikuatkan melalui teks visual seorang perempuan telanjang yang sedang hamil. Perempuan dalam iklan ini tidak perlu lagi khawatir mengenai masa depan bayi yang dikandungnya karena kehidupan di bumi yang seimbang melalui salah satunya pemakaian kertas produksi daur ulang IL Returpaper. Berbeda dengan iklan pakaian dalam Wonderbra dan The Loin King di Amerika Serikat dan Eropa Barat. Bignell dalam Media Semiotics (1997) menganalisis iklan Wonderbra (1997: 48) sebagai iklan berideologi seksis, sementara itu, the Committee of Advertising Practice (CAP) menilai iklan The Loin King tidak bisa dipublikasikan karena menggunakan teks visual yang dinilai porno (Goddard, 1998:13) Liu dan O Halloran (2009: 14) melakukan analisis terhadap iklan kecantikan HURLEY dengan tag Hurley has body women want ( 29 Maret 2007). Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Liu dan O Halloran, ditemukan citra perempuan ideal sebagai perempuan dengan lekukan tubuh yang indah, pinggang yang langsing, dan identik dengan pakaian trendi.

9 Hasil ini diperoleh melalui analisis multimodal terhadap komponen visual dan komponen verbal teks iklan. Komponen visualnya terdiri atas citra seorang perempuan beserta keseluruhan elemen yang menyertainya, seperti gesture, eye contact, layout dan teknik pencahayaan dalam iklan tersebut. Sementara komponen verbalnya berupa tag line: Hurley has body women want. Apabila dilihat hanya pada sisi komponen verbalnya, maka akan sulit untuk menemukan makna yang dikandung dalam iklan ini, tetapi dengan menganalisis keseluruhan teks yang di dalamnya juga termasuk komponen visualnya, dapat dilihat bahwa proses yang terjadi dalam iklan ini adalah suatu proses Atributif (Liu dan O Halloran, 2009: 15). Dari uraian-uraian di atas dapatlah dipahami mengapa penelitian ini menjadi penting dan menarik, karena melalui analisis multimodal akan diketahui bagaimana konstruksi teks iklan menyampaikan makna tertentu mengenai gender dan turut serta dalam membangun konstruksi gender dalam masyarakat. 1.2 Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan sebelumnya, masalah penelitian dirumuskan sebagai berikut. 1. Bagaimanakah konstruksi teks verbal dan teks visual dalam penyampaian citra gender dalam teks iklan cetak? 2. Bagaimanakah keterkaitan antara teks verbal dan teks visual dalam penyampaian citra gender dalam teks iklan cetak?

10 3. Ideologi apakah yang mendasari pencitraan gender dalam teks iklan cetak? 1.2 Tujuan Penelitian Tujuan yang akan dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut. 1. Untuk menjelaskan bagaimana konstruksi teks verbal dan teks visual dalam penyampaian citra gender dalam teks iklan cetak. 2. Untuk menjelaskan keterkaitan antara teks verbal dan teks visual dalam penyampaian citra gender dalam teks iklan cetak. 3. Untuk menjelaskan ideologi yang mendasari pencitraan gender dalam teks iklan cetak. 1.3 Pembatasan Masalah Untuk menghindari ruang lingkup penelitian yang terlalu luas dan agar penelitian lebih fokus, maka perlu dibuat pembatasan masalah sebagai berikut. 1. Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan konstruksi tekstual gender melalui perangkat analisis multimodal. Lebih jauh lagi, analisis akan melihat ideologi yang mendasari suatu teks iklan melalui hasil analisis yang diperoleh. Penelitian ini tidak akan melihat aspek kognitif pihakpihak dibalik iklan, seperti pengiklan, creative team, dan pemilik media.

11 2. Penelitian ini hanya meneliti teks iklan yang ditampilkan dalam majalah karena teks iklan dalam majalah memiliki kelebihan secara visual untuk diteliti dibandingkan teks iklan cetak lain (Danesi, 2002: 74). 3. Teks-teks iklan cetak yang diteliti diperoleh berdasarkan teknik pengumpulan data yang dinilai relevan dengan penelitian ini. 1.4 Manfaat Penelitian Manfaat yang akan diperoleh melalui penelitian ini adalah sebagai berikut. 1. Secara teoretis, temuan dalam penelitian ini diharapkan mampu memperluas dan memperkaya khasanah penelitian mengenai kajian linguistik, khususnya kajian-kajian yang menggunakan analisis multimodal berbasis LFS sebagai kerangka analisisnya. 2. Secara praktis, temuan dalam penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan referensi bagi pekerja media, pemilik usaha, dan pekerja kreatif industri periklanan dalam membuat iklan, serta bagi masyarakat luas untuk lebih kritis dalam memahami pesan-pesan dalam iklan. Karena itulah sangat diharapkan agar hasil penelitian ini dapat dipublikasikan oleh perpustakaan dan layanan digital secara resmi. Publikasi, baik dalam bentuk dokumen tertulis ataupun dokumen digital diharapkan dapat memberikan akses kepada para profesional industri

12 periklanan dan masyarakat luas untuk menambah pengetahuan dan pemahaman mengenai iklan dan perannya dalam mengkonstruksi gender. 1.5 Klarifikasi Istilah analisis multimodal analisis terhadap teks secara menyeluruh yang meliputi analisis terhadap seluruh sumber semiotik yang terdapat di dalam teks tersebut citra gender penggambaran diri seorang individu berdasarkan peran-peran sosial yang diperoleh karena jenis kelaminnya ideologi kumpulan konsep bersistem yang dijadikan asas pendapat yang memberikan arah dan tujuan untuk kelangsungan hidup; paham, teori, tujuan yang merupakan satu program sosial politik (Kamus Besar Bahasa Indonesia, Edisi ke-3, 2005: 417) konstruksi tekstual susunan atau struktur unit-unit bahasa dalam teks sehingga mampu menciptakan makna tertentu dalam suatu interaksi sosial

13 teks iklan cetak teks berisi pesan pemasaran yang diproduksi melalui teknik percetakan

BAB I PENDAHULUAN. sedangkan bahasa visual dipandang kurang penting, padahal banyak kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. sedangkan bahasa visual dipandang kurang penting, padahal banyak kegiatan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam kehidupan sehari-hari, bahasa verbal (lisan dan tulis) memegang peranan penting dalam interaksi dan menjadi sarana interaksi yang paling utama, sedangkan bahasa

Lebih terperinci

Gambar 1.1 : Foto Sampul Majalah Laki-Laki Dewasa Sumber:

Gambar 1.1 : Foto Sampul Majalah Laki-Laki Dewasa Sumber: BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Menurut Widyokusumo (2012:613) bahwa sampul majalah merupakan ujung tombak dari daya tarik sebuah majalah. Dalam penelitian tersebut dideskripsikan anatomi sampul

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Media televisi merupakan media massa yang sering digunakan sebagai media

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Media televisi merupakan media massa yang sering digunakan sebagai media BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Media televisi merupakan media massa yang sering digunakan sebagai media penyampaian informasi. Kekuatan media massa televisi paling mempunyai kekuatan yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ciri khas merupakan tuntutan dalam derasnya persaingan industri media massa yang ditinjau berdasarkan tujuannya sebagai sarana untuk mempersuasi masyarakat. Sebagaimana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dapat dipandang sebagai faktor yang menentukan proses-proses perubahan.

BAB I PENDAHULUAN. dapat dipandang sebagai faktor yang menentukan proses-proses perubahan. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam era globalisasi media massa mempunyai peran yang sangat penting untuk menyampaikan berita, gambaran umum serta berbagai informasi kepada masyarakat luas.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. efektif dan efisien untuk berkomunikasi dengan konsumen sasaran.

BAB I PENDAHULUAN. efektif dan efisien untuk berkomunikasi dengan konsumen sasaran. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Industri periklanan belakangan ini menunjukan perubahan orientasi yang sangat signifikan dari sifatnya yang hanya sekedar menempatkan iklan berbayar di media massa menjadi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Hitam dan putih adalah konsep dualisme yang ada di masyarakat, dimana

BAB I PENDAHULUAN. Hitam dan putih adalah konsep dualisme yang ada di masyarakat, dimana BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Hitam dan putih adalah konsep dualisme yang ada di masyarakat, dimana hitam sering identik dengan salah dan putih identik dengan benar. Pertentangan konsep

Lebih terperinci

diunduh pada tanggal 16 Juni Lampiran 1: Klarifikasi Istilah No. Istilah Uraian 1. Analisis Multimodal

diunduh pada tanggal 16 Juni Lampiran 1: Klarifikasi Istilah No. Istilah Uraian 1. Analisis Multimodal www.unair.ac.id diunduh pada tanggal 16 Juni Lampiran 1: Klarifikasi Istilah No. Istilah Uraian 1. Analisis Multimodal : Analisis yang bisa menjelaskan bagaimana teks verbal dan visual membangun makna

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bagi masyarakat. Pesatnya perkembangan media massa juga ditandai oleh

BAB I PENDAHULUAN. bagi masyarakat. Pesatnya perkembangan media massa juga ditandai oleh 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan media massa saat ini mengalami kemajuan yang sangat pesat. Hal itu ditandai dengan semakin meningkatnya kebutuhan akan informasi bagi masyarakat. Pesatnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Multimodal merupakan salah satu cabang kajian Linguistik Sistemik

BAB I PENDAHULUAN. Multimodal merupakan salah satu cabang kajian Linguistik Sistemik BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Multimodal merupakan salah satu cabang kajian Linguistik Sistemik Fungsional (LSF) yang dikembangkan oleh Kress dan Van Leeuwen dalam buku Reading Images (2006). Kajian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Secara umum pers mempunyai beberapa fungsi yang saling berhubungan satu

BAB I PENDAHULUAN. Secara umum pers mempunyai beberapa fungsi yang saling berhubungan satu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Secara umum pers mempunyai beberapa fungsi yang saling berhubungan satu sama lain, yakni sebagai media informasi, media pendidikan, hiburan, dan kontrol sosial. Fungsi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa, seperti dikemukakan oleh para ahli, memiliki bermacam fungsi

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa, seperti dikemukakan oleh para ahli, memiliki bermacam fungsi 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Bahasa, seperti dikemukakan oleh para ahli, memiliki bermacam fungsi dalam kehidupan masyarakat. Fungsi-fungsi itu misalnya dari yang paling sederhana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. jenis, media massa elektronik, media massa cetak, dan media massa online.

BAB I PENDAHULUAN. jenis, media massa elektronik, media massa cetak, dan media massa online. BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah Semenjak tumbangnya rezim orde baru media massa terus berkembang hingga di era demokrasi saat ini. Berbagai jenis media massa telah tumbuh dan berkembang di

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dewasa ini, kodrat manusia menjadi tua seolah bisa dihindari

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dewasa ini, kodrat manusia menjadi tua seolah bisa dihindari BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dewasa ini, kodrat manusia menjadi tua seolah bisa dihindari dengan teknologi yang diciptakan oleh manusia. Kemunculan produkproduk kecantikan masa kini menjanjikan

Lebih terperinci

BAHASA IKLAN DAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN: SEBUAH KAJIAN KOMUNIKASI DAN BAHASA TERHADAP IKLAN TV PRODUK CITRA

BAHASA IKLAN DAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN: SEBUAH KAJIAN KOMUNIKASI DAN BAHASA TERHADAP IKLAN TV PRODUK CITRA BAHASA IKLAN DAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN: SEBUAH KAJIAN KOMUNIKASI DAN BAHASA TERHADAP IKLAN TV PRODUK CITRA Unika Atma Jaya, Jakarta Memasarkan sebuah produk di media massa bertujuan untuk mencapai target

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berkembang sesuai dengan perkembangan teknologi dan khidupan manusia.

BAB I PENDAHULUAN. berkembang sesuai dengan perkembangan teknologi dan khidupan manusia. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dunia periklanan memang telah menjadi sejarah panjang dalam peradaban manusia. Sekarang ini periklanan semakin berkembang dengan pesat dan dinamis, berkembang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Perkembangan dunia televisi di Indonesia menunjukkan. tersebut, tidak bisa dilepaskan dari dunia iklan.

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Perkembangan dunia televisi di Indonesia menunjukkan. tersebut, tidak bisa dilepaskan dari dunia iklan. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Televisi sebagai salah satu media komunikasi massa memiliki peran besar dalam menyebarkan informasi dan memberikan hiburan kesemua lapisan masyarakat. Perkembangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Media seni-budaya merupakan tempat yang paling banyak

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Media seni-budaya merupakan tempat yang paling banyak BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Media seni-budaya merupakan tempat yang paling banyak merepresentasikan perempuan sebagai pihak yang terpinggirkan, tereksploitasi, dan lain sebagainya. Perempuan sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Iklan pada hakikatnya adalah aktivitas menjual pesan (selling message) dengan

BAB I PENDAHULUAN. Iklan pada hakikatnya adalah aktivitas menjual pesan (selling message) dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Iklan pada hakikatnya adalah aktivitas menjual pesan (selling message) dengan menggunakan ketrampilan kreatif, seperti copywriting, layout, ilustrasi, tipografi,

Lebih terperinci

2016 REPRESENTASI SENSUALITAS PEREMPUAN DALAM IKLAN

2016 REPRESENTASI SENSUALITAS PEREMPUAN DALAM IKLAN BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Parfum Casablanca merupakan produk perawatan tubuh yang berupa body spray. Melalui kegiatan promosi pada iklan di televisi, Casablanca ingin menyampaikan pesan bahwa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berbeda dengan yang sudah ada atau keluar dari suatu zona aman dalam beriklan

BAB I PENDAHULUAN. berbeda dengan yang sudah ada atau keluar dari suatu zona aman dalam beriklan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Seiring munculnya berbagai macam industri ditengah masyarakat, membuat persaingan antar industri yang menghasilkan produk sejenis semakin ketat. Banyak dari mereka

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. atau majalah, dan juga mendengarkan radio. Perkembangan media yang terjadi saat

BAB I PENDAHULUAN. atau majalah, dan juga mendengarkan radio. Perkembangan media yang terjadi saat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Setiap saat kita dapat melihat orang-orang menonton televisi, membaca koran atau majalah, dan juga mendengarkan radio. Perkembangan media yang terjadi saat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. manusia dapat saling berinteraksi. Manusia sebagai animal symbolicium,

BAB I PENDAHULUAN. manusia dapat saling berinteraksi. Manusia sebagai animal symbolicium, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa pada prinsipnya merupakan alat komunikasi. Melalui bahasa manusia dapat saling berinteraksi. Manusia sebagai animal symbolicium, merupakan makhuk yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Sering kita jumpai banyak wanita masa kini yang mengadopsi

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Sering kita jumpai banyak wanita masa kini yang mengadopsi BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Sering kita jumpai banyak wanita masa kini yang mengadopsi penuh gaya hidup luar negeri. Pakaian yang terbuka dan minimalis, gaya hidup yang hedonis dan konsumtif,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penulis) maupun sebagai komunikan (mitra-bicara, penyimak, atau pembaca).

BAB I PENDAHULUAN. penulis) maupun sebagai komunikan (mitra-bicara, penyimak, atau pembaca). BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manusia dalam sepanjang hidupnya hampir tidak pernah terlepas dari peristiwa komunikasi. Setiap anggota masyarakat dan komunitas tertentu selalu terlibat dalam komunikasi,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Melihat isi media saat ini, baik media cetak maupun non cetak, sebagian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Melihat isi media saat ini, baik media cetak maupun non cetak, sebagian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Melihat isi media saat ini, baik media cetak maupun non cetak, sebagian besar dipenuhi oleh iklan yang mempromosikan berbagai macam produk atau jasa. Dengan menampilkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Analisis Qacan Kritis Teks Jurnalistik Pada Surat Kabar Online Le Monde

BAB I PENDAHULUAN. Analisis Qacan Kritis Teks Jurnalistik Pada Surat Kabar Online Le Monde BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Media massa pada masa kini telah menjadi salah satu komponen terpenting dalam kehidupan sosial manusia. Melalui media massa, masyarakat dapat mengetahui segala

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara BAB I PENDAHULUAN 1.1. Konteks Masalah Saat ini adalah era di mana orang membeli barang bukan karena nilai manfaatnya, melainkan karena gaya hidup yang disampaikan melalui media massa. Barang yang ditawarkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pembentukan pribadi individu untuk menjadi dewasa. Menurut Santrock (2007),

BAB I PENDAHULUAN. pembentukan pribadi individu untuk menjadi dewasa. Menurut Santrock (2007), BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masa remaja merupakan masa yang berada diantara masa anak dan dewasa. Masa ini dianggap sebagai suatu bentuk transisi yang cukup penting bagi pembentukan pribadi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada perkembangan teknologi informasi saat ini manusia dimudahkan dalam mencari

BAB I PENDAHULUAN. Pada perkembangan teknologi informasi saat ini manusia dimudahkan dalam mencari 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada perkembangan teknologi informasi saat ini manusia dimudahkan dalam mencari dan mendapatkan kebutuhan informasi, baik sekedar untuk pengetahuan maupun memenuhi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan manusia. Sejak manusia mulai mengenal sistem perdagangan

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan manusia. Sejak manusia mulai mengenal sistem perdagangan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kegiatan periklanan menjadi bagian yang tak terpisahkan dari kehidupan manusia. Sejak manusia mulai mengenal sistem perdagangan yang paling awal yakni barter, iklan

Lebih terperinci

BAB VI KESIMPULAN. Pertama, poligami direpresentasikan oleh majalah Sabili, Syir ah dan NooR dengan

BAB VI KESIMPULAN. Pertama, poligami direpresentasikan oleh majalah Sabili, Syir ah dan NooR dengan BAB VI KESIMPULAN 6.1 Kesimpulan Hasil analisa wacana kritis terhadap poligami pada media cetak Islam yakni majalah Sabili, Syir ah dan NooR ternyata menemukan beberapa kesimpulan. Pertama, poligami direpresentasikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan konsumen. Sehingga memaksa perusahaan untuk selalu melakukan

BAB I PENDAHULUAN. dengan konsumen. Sehingga memaksa perusahaan untuk selalu melakukan BAB I PENDAHULUAN 1. 1. Latar Belakang Masalah Seiring berkembangnya industri media saat ini, banyak perusahaan berlomba-lomba mengomunikasikan produk mereka kepada khalayak, sehingga diperlukan komunikasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Iklan secara komprehensif merupakan semua bentuk aktivitas untuk menghadirkan dan

BAB I PENDAHULUAN. Iklan secara komprehensif merupakan semua bentuk aktivitas untuk menghadirkan dan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Iklan secara komprehensif merupakan semua bentuk aktivitas untuk menghadirkan dan mempromosikan ide, barang, atau jasa secara nonpersonal yang dibayar oleh sponsor

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. khalayak. Karena menurut McLuhan (dalam Rakhmat,2008:224), media

BAB I PENDAHULUAN. khalayak. Karena menurut McLuhan (dalam Rakhmat,2008:224), media BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada saat ini, media massa sudah menjadi kebutuhan penting bagi khalayak. Karena menurut McLuhan (dalam Rakhmat,2008:224), media massa adalah perpanjangan alat indra.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penyampai maksud dalam berkomunikasi. Komunikasi verbal adalah bentuk

BAB I PENDAHULUAN. penyampai maksud dalam berkomunikasi. Komunikasi verbal adalah bentuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manusia adalah makhluk sosial yang menggunakan bahasa sebagai alat penyampai maksud dalam berkomunikasi. Komunikasi verbal adalah bentuk komunikasi yang disampaikan

Lebih terperinci

BAB I PENGANTAR KHAZANAH ANALISIS WACANA. Deskripsi Singkat Perkuliahan ini membelajarkan mahasiwa tentang menerapkan kajian analisis wacana.

BAB I PENGANTAR KHAZANAH ANALISIS WACANA. Deskripsi Singkat Perkuliahan ini membelajarkan mahasiwa tentang menerapkan kajian analisis wacana. BAB I PENGANTAR KHAZANAH ANALISIS WACANA Deskripsi Singkat Perkuliahan ini membelajarkan mahasiwa tentang menerapkan kajian analisis wacana. Relevansi Dalam perkuliahan ini mahasiswa diharapkan sudah punya

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. The Great queen Seondeok dan kemudian melihat relasi antara teks tersebut

BAB III METODE PENELITIAN. The Great queen Seondeok dan kemudian melihat relasi antara teks tersebut BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Tipe Penelitian Tipe Penelitian ini adalah kualitatif eksploratif, yakni penelitian yang menggali makna-makna yang diartikulasikan dalam teks visual berupa film serial drama

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Berbeda dengan zaman orde baru dimana setiap pemberitaan yang dilakukan

BAB I PENDAHULUAN. Berbeda dengan zaman orde baru dimana setiap pemberitaan yang dilakukan 1 BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah Seiring dengan terbukanya gerbang kebebasan pers yang mulai dinikmati oleh para wartawan pada penghujung tahun 1990-an, saat ini media massa lebih leluasa

Lebih terperinci

Ahyad. Fakultas Komunikasi Universitas Gunadarma Kata Kunci: wacana kritis, iklan, makna

Ahyad. Fakultas Komunikasi Universitas Gunadarma Kata Kunci: wacana kritis, iklan, makna ANALISIS WACANA KRITIS TERHADAP PERSAINGANIKLAN SELULER Studi Kasus Iklan XL versus AS ABSTRAK Tujuan penelitian ini cidalah mencari makna teks dan konteks dalam media televisi terhadap kondisi sosial.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. merupakan mediator utama dalam mengekspresikan pikiran, mengonseptualisasi, menafsirkan

BAB I PENDAHULUAN. merupakan mediator utama dalam mengekspresikan pikiran, mengonseptualisasi, menafsirkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa adalah aspek penting interaksi manusia. Dengan bahasa, baik itu bahasa lisan, tulisan maupun isyarat, orang akan melakukan suatu komunikasi dan kontak sosial.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. (http://kbbi.web.id/jilbab). Pada zaman orde baru pemerintah melarang

BAB I PENDAHULUAN. (http://kbbi.web.id/jilbab). Pada zaman orde baru pemerintah melarang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki jumlah penduduk muslim terbanyak di dunia sehingga banyak ditemui perempuan muslim Indonesia menggunakan jilbab,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Setiap manusia pasti membutuhkan sarana untuk mengungkapkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Setiap manusia pasti membutuhkan sarana untuk mengungkapkan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap manusia pasti membutuhkan sarana untuk mengungkapkan ide, gagasan, pikiran, dan sebagainya. Bahasa dianggap sebagai sarana yang paling utama dalam memenuhi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Media massa merupakan salah satu wadah atau ruang yang berisi berbagai

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Media massa merupakan salah satu wadah atau ruang yang berisi berbagai 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Media massa merupakan salah satu wadah atau ruang yang berisi berbagai macam informasi. Media massa sangat berpengaruh terhadap kehidupan masyarakat, karena

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Metodologi berasal dari kata Yunani 'methodologia' yang berarti teknik atau prosedur, yang lebih merujuk kepada alur pemikiran umum atau menyeluruh dan juga gagasan teoritis

Lebih terperinci

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI DAN TINJAUAN PUSTAKA. Struktur dalam istilah umum linguistik berhubungan dengan proses internal

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI DAN TINJAUAN PUSTAKA. Struktur dalam istilah umum linguistik berhubungan dengan proses internal BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI DAN TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep 2.1.1 Struktur Struktur dalam istilah umum linguistik berhubungan dengan proses internal penyusunan atau pembentukan suatu unit-unit bahasa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang lain mempunyai tingkatan dan nilai yang berbeda-beda. Kecantikan dapat

BAB I PENDAHULUAN. yang lain mempunyai tingkatan dan nilai yang berbeda-beda. Kecantikan dapat A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Kecantikan merupakan kodrat pemberian alam dimana yang satu sama yang lain mempunyai tingkatan dan nilai yang berbeda-beda. Kecantikan dapat menciptakan penampilan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang wujudnya berupa aneka simbol, isyarat, kode, dan bunyi (Finoza, 2008:2). Hal

BAB I PENDAHULUAN. yang wujudnya berupa aneka simbol, isyarat, kode, dan bunyi (Finoza, 2008:2). Hal BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan alat komunikasi, baik secara lisan maupun tertulis. Bahasa memiliki peran penting bagi kehidupan manusia, dapat dikatakan bahwa hampir seluruh

Lebih terperinci

3.1.1 Profil Target Audience Website Koran Tangerang Ekspres. 1. Masyarakat kalangan menengah dan kalangan Atas. 2. Jenis Kelamin : Pria & Wanita

3.1.1 Profil Target Audience Website Koran Tangerang Ekspres. 1. Masyarakat kalangan menengah dan kalangan Atas. 2. Jenis Kelamin : Pria & Wanita BAB III STRATEGI PERANCANGAN DAN KONSEP VISUAL 3.1. Strategi Komunikasi Secara umum komunikasi berarti penyampaian pesan atau informasi, pernyataan yang dilakukan seorang (komunikator) kepada orang lain

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. wacana kritis oleh kalangan ahli komunikasi. Untuk itu,diperlukan pengembangan

BAB I PENDAHULUAN. wacana kritis oleh kalangan ahli komunikasi. Untuk itu,diperlukan pengembangan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Analisis mengenai wacana kritis relatif masih sedikit dilakukan oleh kalangan ahli bahasa. Hal ini bertolak belakang dengan banyaknya penelitian wacana kritis oleh kalangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan. Di era ini perusahaan dapat memperluas pasar produk dan dapat

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan. Di era ini perusahaan dapat memperluas pasar produk dan dapat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dewasa ini dunia bisnis menciptakan suatu peluang dan tantangan bagi perusahaan. Di era ini perusahaan dapat memperluas pasar produk dan dapat menimbulkan persaingan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Komunikasi adalah ilmu tertua di dunia, karena komunikasi merupakan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Komunikasi adalah ilmu tertua di dunia, karena komunikasi merupakan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Komunikasi adalah ilmu tertua di dunia, karena komunikasi merupakan kebutuhan paling mendasar bagi manusia dalam untuk meneruskan segala kehidupan di muka bumi. Manusia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Masalah Perempuan diberbagai media digambarkan sebagai sosok yang cantik, putih, langsing, dan sangat feminin. Masyarakat memahami konstruksi perempuan yang cantik

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Bahasa sebagai media komunikasi telah dijadikan instrumen untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. Bahasa sebagai media komunikasi telah dijadikan instrumen untuk 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa sebagai media komunikasi telah dijadikan instrumen untuk memperkuat dan mengubah kognisi dalam menciptakan sejumlah makna-makna konotatif. Namun bahasa tidak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan alat komunikasi yang digunakan oleh manusia untuk berkomunikasi dengan manusia yang lain. Kebutuhan akan bahasa sudah jauh sebelum manusia mengenal

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Pendekatan & Jenis Penelitian Eriyanto (2001) menyatakan bahwa analisis wacana adalah salah satu alternatif dari analisis isi selain analisis isi kuantitatif yang dominan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Konteks Penelitian. Kota berasal dari kata urban yang mengandung pengertian kekotaan dan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Konteks Penelitian. Kota berasal dari kata urban yang mengandung pengertian kekotaan dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Konteks Penelitian Kota berasal dari kata urban yang mengandung pengertian kekotaan dan perkotaan. Kekotaan menyangkut sifat-sifat yang melekat pada kota dalam artian fisikal, sosial,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Untuk menyampaikan pesan pada konsumen, pemasar dapat memilih aktivitas

BAB I PENDAHULUAN. Untuk menyampaikan pesan pada konsumen, pemasar dapat memilih aktivitas BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Untuk menyampaikan pesan pada konsumen, pemasar dapat memilih aktivitas komunikasi tertentu yang sering disebut sebagai elemen, fungsi atau alat (tool) yang terutama

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. fungsi ideasional (ideational function), fungsi interpersonal (interpersonal

BAB I PENDAHULUAN. fungsi ideasional (ideational function), fungsi interpersonal (interpersonal 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia dalam sepanjang hidupnya hampir tidak pernah terlepas dari peristiwa komunikasi. Setiap anggota masyarakat dan komunitas tertentu selalu terlibat dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. informasi mendalam suatu produk. Barang menurut Fandy (dalam Latif,

BAB I PENDAHULUAN. informasi mendalam suatu produk. Barang menurut Fandy (dalam Latif, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Di masa dimana perkembangan teknologi semakin maju ini, masyarakat aktif dalam mencari informasi mengenai produk yang bermanfaat dan sesuai dengan apa yang dijanjikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. melalui media massa. Negara Indonesia di masa yang lampau sebelum. masa kemerdekaan media massa belum bisa dinikmati oleh semua

BAB I PENDAHULUAN. melalui media massa. Negara Indonesia di masa yang lampau sebelum. masa kemerdekaan media massa belum bisa dinikmati oleh semua BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Balakang Masalah Media massa sudah menjadi bagian hidup bagi semua orang. Tidak dikalangan masyarakat atas saja media massa bisa diakses, akan tetapi di berbagai kalangan masyarakat

Lebih terperinci

REPRESENTASI PEREMPUAN DEWASA YANG TERBELENGGU DALAM TAYANGAN IKLAN TELEVISI

REPRESENTASI PEREMPUAN DEWASA YANG TERBELENGGU DALAM TAYANGAN IKLAN TELEVISI REPRESENTASI PEREMPUAN DEWASA YANG TERBELENGGU DALAM TAYANGAN IKLAN TELEVISI Analisis Semiotika John Fiske pada Tayangan TVC Tri Always On versi Perempuan SKRIPSI Diajukan sebagai Syarat Memperoleh Gelar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bentuk unik dalam wacana, sebagai dasar dalam pembahasan teks

BAB I PENDAHULUAN. Bentuk unik dalam wacana, sebagai dasar dalam pembahasan teks BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bentuk unik dalam wacana, sebagai dasar dalam pembahasan teks sangat diperlukan oleh khalayak masyarakat bahasa dalam komunikasi dengan informasi yang utuh,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Konteks Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Konteks Masalah 13 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Konteks Masalah Jilbab merupakan jenis pakaian yang memiliki arti sebagai kerudung lebar yang dipakai wanita muslim untuk menutupi kepala dan leher sampai dada (kbbiweb.id). Jilbab

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Bahasa merupakan alat bagi manusia dalam berkomunikasi. Melalui bahasa, manusia dapat mengungkapkan ide, pikiran, dan perasaannya. Alwasilah (2014, hlm.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Negara Indonesia yang terdiri dari bangsa yang multikultural disatukan oleh satu bahasa

BAB I PENDAHULUAN. Negara Indonesia yang terdiri dari bangsa yang multikultural disatukan oleh satu bahasa BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan Bahasa merupakan sistem lambang bunyi yang arbiter, yang digunakan oleh anggota suatu masyarakat untuk bekerja sama, berinteraksi dan mengidentifikasi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. sekitarnya. Media menjadi tujuan utama masyarakat setiap kali ingin mencari

BAB 1 PENDAHULUAN. sekitarnya. Media menjadi tujuan utama masyarakat setiap kali ingin mencari BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Seiring perkembangannya, media telah menjadi sumber utama bagi sebagian besar masyarakat dalam memperoleh informasi tentang dunia di sekitarnya. Media menjadi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lakukan, baik di masa kini maupun masa depan, dengan satu tujuan yaitu

BAB I PENDAHULUAN. lakukan, baik di masa kini maupun masa depan, dengan satu tujuan yaitu BAB I PENDAHULUAN 1. 1. Latar Belakang Masalah Teknologi informasi sangat berperan untuk segala sesuatu yang kita lakukan, baik di masa kini maupun masa depan, dengan satu tujuan yaitu mencapai efisiensi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Salah satu media komunikasi massa yaitu televisi memiliki peran yang cukup besar dalam menyebarkan informasi dan memberikan hiburan kepada masyarakat. Sebagai media

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. calon konsumen membeli atau menggunakan suatu produk atau jasa yang

BAB I PENDAHULUAN. calon konsumen membeli atau menggunakan suatu produk atau jasa yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah 1.1.1 Latar Belakang Iklan telah menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan manusia. Iklan merupakan suatu bentuk komunikasi yang menyampaikan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. paling berpengaruh dalam kehidupan manusia. kekuatan terbesar dalam membuat agenda setting bagi permisanya.

BAB 1 PENDAHULUAN. paling berpengaruh dalam kehidupan manusia. kekuatan terbesar dalam membuat agenda setting bagi permisanya. 1 BAB 1 PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Pada zaman sekarang ini kita tidak bisa melepaskan diri dari media massa. Ini terbukti dari adanya berbagai program komunikasi melalui media massa seperti surat kabar,

Lebih terperinci

BAB III STRATEGI PERANCANGAN DAN KONSEP VISUAL

BAB III STRATEGI PERANCANGAN DAN KONSEP VISUAL BAB III STRATEGI PERANCANGAN DAN KONSEP VISUAL III.1 Strategi Perancangan Strategi perancangan yang akan dibuat adalah mengenai tentang media informasi yang berhubungan dengan masalah yang dibahas sebelumnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dibandingkan komunikasi dalam bentuk tulisan. bahasa Indonesia ragam lisan atau omong.

BAB I PENDAHULUAN. dibandingkan komunikasi dalam bentuk tulisan. bahasa Indonesia ragam lisan atau omong. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia lebih banyak melakukan komunikasi lisan daripada komunikasi tulisan oleh sebab itu, komunikasi lisan dianggap lebih penting dibandingkan komunikasi dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUA A. Latar Belakang Penelitian Bayu Hendrawan, 2014

BAB I PENDAHULUA A. Latar Belakang Penelitian Bayu Hendrawan, 2014 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Masyarakat saat ini semakin mengerti dengankemajuan sebuah ilmu pengetahuan. Seiring berjalannya waktu, informasi yang diperoleh semakin mudah. Hal tersebut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan yang diinginkan oleh setiap wanita. Kulit sehat akan menumbuhkan

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan yang diinginkan oleh setiap wanita. Kulit sehat akan menumbuhkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebutuhan akan kulit cantik dan sehat saat ini benar-benar merupakan kebutuhan yang diinginkan oleh setiap wanita. Kulit sehat akan menumbuhkan rasa percaya diri yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Semenjak media massa dikenal mampu menjangkau khalayak dengan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Semenjak media massa dikenal mampu menjangkau khalayak dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Semenjak media massa dikenal mampu menjangkau khalayak dengan wilayah yang luas, pertumbuhan media dari waktu kewaktu semakin menunjukan peningkatan. Keberadaan

Lebih terperinci

BAB IV SIMPULAN DAN SARAN. yang diperlukan dan digunakan untuk penelitian yang akan datang.

BAB IV SIMPULAN DAN SARAN. yang diperlukan dan digunakan untuk penelitian yang akan datang. BAB IV SIMPULAN DAN SARAN Bab ini menyajikan kesimpulan dari analisis yang telah dilakukan pada babbab sebelumnya yaitu bab II dan bab III. Selain itu bab ini juga menyajikan saransaran yang diperlukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. iklan, karena iklan ada dimana-mana. Secara sederhana iklan merupakan sebuah

BAB I PENDAHULUAN. iklan, karena iklan ada dimana-mana. Secara sederhana iklan merupakan sebuah 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Iklan telah menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan manusia. Mulai dari bangun tidur sampai saat akan kembali tidur kita pasti akan menjumpai

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Pendekatan Penelitian dan Jenis Penelitian Burhan Bungin (2003:63) mengemukakan bahwa penelitian kualitatif mengacu pada prosedur penelitian yang menghasilkan data secara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Komunikasi merupakan suatu proses penyampaian pesan atau informasi dari satu pihak ke pihak lain melalui suatu media. Proses komunikasi bertujuan agar pesan

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK STRUKTUR PERCAKAPAN DAN KONTEKS PADA RUBRIK KARTUN OPINI DALAM HARIAN KOMPAS

KARAKTERISTIK STRUKTUR PERCAKAPAN DAN KONTEKS PADA RUBRIK KARTUN OPINI DALAM HARIAN KOMPAS KARAKTERISTIK STRUKTUR PERCAKAPAN DAN KONTEKS PADA RUBRIK KARTUN OPINI DALAM HARIAN KOMPAS Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. elektronik. Media cetak berupa koran, spanduk, dan pamflet. Sedangkan media

BAB I PENDAHULUAN. elektronik. Media cetak berupa koran, spanduk, dan pamflet. Sedangkan media BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tuturan digunakan untuk menyampaikan informasi dari penutur kepada mitra tutur. Kalimat yang diucapkan penutur mengandung tujuan yang berbedabeda, antara lain: bertanya,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Adanya komunikasi dalam kehidupan manusia sangatlah penting. Setiap hari

BAB I PENDAHULUAN. Adanya komunikasi dalam kehidupan manusia sangatlah penting. Setiap hari BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Adanya komunikasi dalam kehidupan manusia sangatlah penting. Setiap hari manusia pasti melakukan komunikasi, baik dengan antar individu, maupun kelompok. Karena

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berbagai media yang ada. Pesatnya perkembangan teknologi dan informasi

BAB I PENDAHULUAN. berbagai media yang ada. Pesatnya perkembangan teknologi dan informasi 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan teknologi dan komunikasi yang pesat saat ini menjadikan masyarakat mudah untuk mendapatkan informasi yang ingin di ketahui dengan berbagai media yang

Lebih terperinci

LAMPIRAN : 1. Data Primer a. Analisis Teks I Luna si gadis biasa, lincah alami, rambut lurus diikat, mata bulat sambil tersenyum riang dengan memakai

LAMPIRAN : 1. Data Primer a. Analisis Teks I Luna si gadis biasa, lincah alami, rambut lurus diikat, mata bulat sambil tersenyum riang dengan memakai LAMPIRAN : 1. Data Primer a. Analisis Teks I Luna si gadis biasa, lincah alami, rambut lurus diikat, mata bulat sambil tersenyum riang dengan memakai baju putih panjang tertutup. Ringkas cerita Luna menemukan

Lebih terperinci

PENDAHULUAN BABI. Masa remaja adalah masa yang penuh gejolak, masa yang penuh dengan

PENDAHULUAN BABI. Masa remaja adalah masa yang penuh gejolak, masa yang penuh dengan BABI PENDAHULUAN PENDAHULUAN BABI 1. 1 Latar Belakang Masalah Masa remaja adalah masa yang penuh gejolak, masa yang penuh dengan berbagai pengenalan dan petualangan akan hal-hal yang baru sebagai bentuk

Lebih terperinci

BAB I. Pendahuluan. terlihat. Seperti yang dikutip dalam buku Feminisme : Sebuah Kata Hati bahwa

BAB I. Pendahuluan. terlihat. Seperti yang dikutip dalam buku Feminisme : Sebuah Kata Hati bahwa BAB I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Masalah Peralatan sang tuan tidak akan dapat membongkar rumah sang tuan. Audre Lorde. Secanggih apapun kita peralatan yang kita punyai tidak akan dapat membongkar cara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan dalam menciptakan brand identity, position, dan image yang kuat

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan dalam menciptakan brand identity, position, dan image yang kuat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Persaingan dalam menciptakan brand identity, position, dan image yang kuat melalui iklan banyak dilakukan oleh perusahaan untuk membedakan produk yang dipasarkan dari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Seiring dengan kemajuan yang pesat didunia kecantikan saat ini hanya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Seiring dengan kemajuan yang pesat didunia kecantikan saat ini hanya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Seiring dengan kemajuan yang pesat didunia kecantikan saat ini hanya menjadi kebutuhan untuk masyarakat umum saja akan tetapi juga menjadi prospek bisnis yang prospektif,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. membuat setiap orang melakukan berbagai bentuk komunikasi, seperti

BAB I PENDAHULUAN. membuat setiap orang melakukan berbagai bentuk komunikasi, seperti BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Setiap individu berusaha untuk mengenal dan mencari jati dirinya, mengetahui tentang orang lain, dan mengenal dunia luar atau selalu mencari tahu mengenai

Lebih terperinci

BAB I. Pendahuluan. 1.1 Latar belakang. Satu tantangan yang muncul dalam usia remaja ialah munculnya

BAB I. Pendahuluan. 1.1 Latar belakang. Satu tantangan yang muncul dalam usia remaja ialah munculnya BAB I Pendahuluan 1.1 Latar belakang Satu tantangan yang muncul dalam usia remaja ialah munculnya keinginan untuk hidup mandiri. Ketika anak mulai memasuki usia remaja, tidak jarang orang tua mulai membebaskan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memperbesar penjualan barang-barang dan jasa. 1 Sedangkan menurut Thomas

BAB I PENDAHULUAN. memperbesar penjualan barang-barang dan jasa. 1 Sedangkan menurut Thomas BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Iklan salah satu bagian dari media massa. Menurut Berkhouver iklan adalah setiap penyataan yang secara sadar ditunjukan kepada publik dalam bentuk apapun,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Rokok merupakan benda yang ada di sekitar kita dan sudah tidak asing lagi. Kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. Rokok merupakan benda yang ada di sekitar kita dan sudah tidak asing lagi. Kegiatan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Rokok merupakan benda yang ada di sekitar kita dan sudah tidak asing lagi. Kegiatan merokok ini sudah menjadi kegiatan umum dan meluas dikalangan masyarakat.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Wacana merupakan salah satu kata yang sering digunakan dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Wacana merupakan salah satu kata yang sering digunakan dalam BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Wacana merupakan salah satu kata yang sering digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Masyarakat umumnya memahami wacana sebagai perbincangan terkait topik tertentu.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. massa terutama televisi, telah menjadi media penyebaran nilai-nilai dan sangat

BAB I PENDAHULUAN. massa terutama televisi, telah menjadi media penyebaran nilai-nilai dan sangat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Televisi telah menjadi begitu lazim sehingga hampir tidak pernah memperhatikan apa itu televisi dan apa pengaruhnya. Televisi telah menciptakan sebentuk kemelekan huruf

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Seiring dengan perkembangan Indonesia kearah modernisasi maka semakin banyak peluang bagi perempuan untuk berperan dalam pembangunan. Tetapi berhubung masyarakat

Lebih terperinci

BAB I Pendahuluan 1 BAB I PENDAHULUAN. menjalankan kegiatan usahanya. Era ini ditandai dengan semakin berkembangnya

BAB I Pendahuluan 1 BAB I PENDAHULUAN. menjalankan kegiatan usahanya. Era ini ditandai dengan semakin berkembangnya BAB I Pendahuluan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Berkembangnya perdagangan bebas menimbulkan persaingan bisnis yang semakin ketat. Hal ini menuntut perusahaan untuk semakin kreatif dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. seperti ini, media massa tidak akan mungkin berdiri statis di tengah-tengah, media

BAB I PENDAHULUAN. seperti ini, media massa tidak akan mungkin berdiri statis di tengah-tengah, media BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Semua media massa sangat berpengaruh terhadap kehidupan manusia, tetapi pada saat ini bahwa media massa bukan sesuatu yang bebas, independen, melainkan memeiliki ketertariakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Khalayak pada zaman modern ini mendapat informasi dan hiburan di

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Khalayak pada zaman modern ini mendapat informasi dan hiburan di BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Khalayak pada zaman modern ini mendapat informasi dan hiburan di dalam kehidupan sehari harinya melalui media massa ( surat kabar, majalah, film, radio, dan TV ), untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk saling memahami maksud atau keinginan seseorang.

BAB I PENDAHULUAN. untuk saling memahami maksud atau keinginan seseorang. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Bahasa maupun pembelajaran bahasa merupakan hal yang sangat penting untuk dipelajari. Hal ini dikarenakan bahasa memiliki peranan yang sangat penting dan

Lebih terperinci