BAB 2 LANDASAN TEORI

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB 2 LANDASAN TEORI"

Transkripsi

1 14 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Tinjauan pustaka Line Balancing [2, h. I-1] Keseimbangan lini produksi bermula dari lini produksi massal, dimana dalam proses produksinya harus dibagi pada seluruh operator sehingga beban kerja operator merata. Jadi dalam line balancing dipelajari bagaimana kita merancang suatu lintasan produksi agar tercapai keseimbangan beban yang dialokasikan pada setiap stasiun kerja dalam menghasikan produk. Istilah Line Balancing/Keseimbangan Lini/Assembly Line Balancing merupakan suatu metode penugasan pekerjaan ke dalam stasiun kerja-stasiun kerja yang saling berkaitan dalam satu lini produksi sehingga setiap stasiun kerja memiliki waktu yang tidak melebihi waktu siklus stasiun kerja tersebut. Keterkaitan sejumlah pekerjaan dalam suatu lini produksi harus dipertimbangkan dalam menentukan pembagian pekerjaan ke dalam masing-masing stasiun kerja. Hubungan atau saling keterkaitan antara pekerjaan dengan pekerjaan lainnya digambarkan dalam suatu precedence diagram atau diagram pendahuluan, sedangkan hubungan itu disebut precedence job atau precedence network (Bedworth, David D, 361;Elsayed, A 259).

2 Permasalahan Keseimbangan Lintasan Produksi [2, h. I-1 s/d I-4] Dalam suatu perusahaan yang mempunyai tipe produksi masal, yang melibatkan sejumlah besar komponen yang harus dirakit, perencanaan produksi memegang peranan yang penting dalam membuat pendjadwalan produksi, terutama dalam pengaturan operasi-operasi atau penugasan kerja yang harus dilakukan. Bila pengaturan dan perencanaannya tidak tepat, maka setiap stasiun kerja di lintas perakitan mempunyai kecepatan produksi yang berbeda. Hal ini akan mengakibatkan lintas perakitan tersebut menjadi tidak efisien karena terjadi penumpukan material atau produk setengah jadi diantara stasiun kerja yang tidak berimbang kecepatan produksinya. Akibat sampingan lainnya adalah kompensasi ongkos-ongkos yang hilang serta akibat psikologis yang negatif bagi pekerja. Persoalan keseimbangan lintas perakitan bermula dari adanya kombinasi penugasan kerja kepada operator atau grup operator yang menempati tempat kerja tertentu. Karena penugasan elemen kerja yang berbeda akan menyebabkan perbedaan dalam sejumlah waktu yang tidak produktif dan variasi jumlah pekerja yang dibutuhkan untuk menghasilkan output produksi tertentu di dalam suatu lintas perakitan.

3 16 Masalah utama yang dihadapi dalam lintasan produksi adalah : 1. Kendala sistem, yang erat kaitannya dengan maintenance (perawatan). 2. Menyeimbangkan beban kerja pada beberapa stasiun kerja yang khususnya pada kinerja operator dengan tujuan : Mencapai efisiensi yang tinggi Memenuhi rencana produksi yang dibuat Gejala Ketidakseimbangan Lini Produksi ialah : adanya stasiun kerja yang sibuk dan idle yang mecolok adanya work-in-process pada beberapa stasiun kerja. Rancangan lintasan produksi yang seimbang bertujuan : 1. Untuk menyeimbangkan beban kerja yang dialokasi pada setiap stasiun kerja sehingga pekerjaan dapat selesai dalam waktu yang seimbang dan mencegah terjadinya bottle-neck 2. Menjaga lini perakitan agar tetap lancar dan kontinyu berlangsung [ElSayed, 1985].

4 17 Pada usaha pencapaian keseimbangan lini, terdapat beberapa cara yang dikenal,antara lain; 1. Penumpukan material : Caranya dengan membuat tumpukan material pada stasiun kerja yang lambat, kemudian pada stasiun kerja ini harus melakukan kerja lembur atau menambah tenaga kerja. Cara ini merupakan cara yang paling mudah, tetapi tidak menjadikan lebih baik karena dengan adanya penumpukan material akan mengakibatkan pemborosan waktu pada stasiun kerja yang lain dan pemborosan ruangan yang dipakai. 2. Pergerakan Operator : Caranya adalah apabila seorang operator mempunyai waktu operasi yang lebih cepat dari operator lainnya, ia dapat bergerak sepanjang lini produksi tersebut untuk membantu operator lainnya yang waktu operasinya lebih lama. 3. Pemecahan Elemen Pekerjaan Cara ini dilakukan jika suatu operasi membutuhkan waktu yang lebih singkat daripada stasiun kerja lainnya. Operator tersebut dapat menangani lebih dari satu operasi, menyusun sub-rakitan jika operasi ini dilakukan diluar lininya atau membantu operasi lainnya, maupun bekerja pada lini yang lain.

5 18 4. Perbaikan Operasi Cara ini harus ditempuh melalui perbaikan metode kerja khususnya jika terdapat operasi yang lebih lama dibandingkan yang lainnya dan memerlukan waktu set-up yang lama. Studi gerakan akan selalu menghasilkan cara yang lebih baik untuk melakukan pekerjaan dan akan mengurangi waktu kerja yang dibutuhkan. 5. Perbaikan Peformansi operator Pada umumnya operasi yang mengalami kemacetan (bottle-neck) dapat diseimbangkan melalui penambahan latihan pada operator yang bersangkutan atau pergantian operator dengan operator yang bekerja lebih cepat atau lebih baik. Performansi keseimbangan lini produksi yang baik dapat diketahui melalui efisiensi lini dan efisiensi stasiun kerja. Semakin tinggi efisiensinya berarti performansi keseimbangan lini produksinya juga semakin baik. 6. Pengelompokan Operasi Cara ini berusaha untuk mengelompokan beberapa operasi atau elemen kerja hasil pembagian ke dalam grup-grup atau stasiun-stasiun kerja secara seimbang, sehingga setiap grup memiliki waktu kerja yang sama panjang. Pada umumnya, merencanakan suatu keseimbangan di dalam sebuah lintas perakitan meliputi usaha yang bertujuan untuk mencapai suatu kapasitas optimal, dimana tidak terjadi penghamburan fasilitas.

6 19 Tujuan tersebut dapat tercapai bila : 1. Lintas perakitan bersifat seimbang, setiap stasiun kerja mendapat tugas yang sama nilainya diukur dengan waktu. 2. Stasiun-stasiun kerja berjumlah minimum. 3. Jumlah waktu menganggur di setiap stasiun kerja sepanjang lintasan perakitan minimum. Dengan demikian kriteria yang umum digunakan dalam keseimbangan lintas perakitan adalah; Minimum waktu menganggur Minimum keseimbangan waktu senggang Juga ada pula yang menggunakan maksimum efisiensi, tetapi prinsipnya ketiga hal tersebut sama. Waktu menganggur biasanya digunakan untuk menyatakan ukuran ketidakseimbangan suatu lintasan produksi. Berdasarkan uraian diatas, dapat ditarik kesimpulan bahwa keseimbangan lintasan perakitan tersebut didasarkan pada hubungan antara : 1. Kecepatan produksi 2. Operasi-operasi yang diperlukan dan urut-urutan kebergantungan (Sequence). 3. Waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan setiap operasi (Work Elemen Time). 4. Jumlah operator atau pekerja yang melakukan operasi tersebut.

7 Metode Keseimbangan Lintasan Produksi [2, h. I-10] Terdapat beberapa metode yang dapat digunakan untuk menyeimbangkan lintasan produksi. Secara umum terdapat 2 metode dasar yaitu : A. Metode Analitik Merupakan metode yang dapat menghasilkan solusi optimal, contoh : Branch and Bound Analisis PERT (Kajian Penelitian Operasional). B. Metode Heuristic Heuristic berasal dari bahasa yunani yang berarti menemukan, metode heuristik ini pertama kali digunakan oleh Simon and Newll untuk menggambarkan pendekatan tertentu untuk memecahkan masalah dan membuat keputusan. Model heuristik menggunakan aturan-aturan logis dalam memecahkan masalah. Inti dari pendekatan secara heuristik adalah untuk mengaplikasikan rutin secara selektif yang mengurangi bentuk permasalahan. Sebagai contoh, masalah produksi yaitu line balancing, dapat dipecahkan dengan mengurangi keseluruhan sistem menjadi rangkaian line balancing sederhana yang dapat dipelajari secara analitis. Bentuk lain dari pengurangan adalah digunakan pada aturan yang relatif sederhana yaitu diterapkan secara berulang sampai semua hasil keputusan telah dibuat.

8 21 Metode heuristik tidak menjamin hasil yang optimal, tetapi model ini dirancang untuk menghasilkan strategi yang relatif lebih baik dengan mengacu pada pembatas-pembatas tertentu. Model heuristik ini banyak dipakai dalam masalah line balancing. Kriteria pokok pendekatan metode ini ialah : pemecahan yang lebih baik dan lebih cepat lebih murah daripada metode lainnya usaha yang dikeluarkan relatif kecil Analisis PERT dan CPM Metode PERT( Preview evaluation and review technique ) adalah metode yang paling terkenal dan digunakan secara meluas dalam perencanaan, penjadwalan, dan pengawasan complex, khususnya berhubungan erat pada permasalahan keseimbangan lini produksi ( line balancing ) dalam manufacturing maupun proyek proyek yang lebih complex yang memerlukan kegiatan tertentu yang harus dijalankan dalam urutan urutan tertentu dan kegiatan kegiatan itu mungkin tergantung pada kegiatan kegiatan lain. Analisa jaringan kerja (network) dalam PERT ini sangat menolong dalam : Perencanaan suatu proyek yang kompleks Schedulling pekerjaan pekerjaan sedemikian rupa dalam urutan yang praktis dan efisien.

9 22 Mengadakan pembagian kerja dari tenaga kerja dan dana yang tersedia. Scheduling ulangan untuk mengatasi hambatan hambatan dan keterlambatan Menentukan probabilitas penyelesaian suatu proyek tertentu.[ T. Hani handoko, 1985] Gambar 2.1 Gambar skema langkah pembuatan PERT dan CPM

10 23 Berikut enam langkah pada PERT dan CPM: Temukan proyek dan semua aktivitas(task) yang signifikan Kembangkanlah hubungan hubungan selama aktivitas berlangsung dan tentukanlah aktivitas aktivitas mana yang bergantung pada aktivitas aktivitas lainnya. Gambarkanlah jaringan yang menghubungkan semua aktivitas. Hitunglah jalur waktu terpanjang melalui jaringan tersebut dan ini disebut sebagai jalur kritis. Gunakan jaringan tersebut untuk menolong perencanaan, penjadwalan, dan pengawasan untuk proyek. (Bary Render; h.520) Metodologi dan komponen komponen PERT mempunyai pengertian pengertian standar, yang dapat diuraikan sbb; a. Kegiatan(activity), yaitu bagian dari keseluruhan pekerjaan yang dilaksanakan, kegiatan tersebut mengkonsumsi waktu dan sumber daya serta mempunyai waktu mulai dan waktu berakhirnya. b. Peristiwa(event), menandai permulaan dan akhir suatu kegiatan.biasanya peristiwa digambarkan dengan suatu lingkaran atau nodes dan juga diberi nomor dengan urutan nomor nomor lebih kecil bagi peristiwa peristiwa yang mendahuluinya. c. Waktu kegiatan(activity time), PERT menggunakan tiga estimasi waktu penyelesaian suatu kegiatan..estimasi ini diperoleh dari orang orang yang

11 24 mempunyai kemampuan tentang pekerjaannnya, dalam hal ini baik operator dan supervisor sendiri. Ketiga estimasi waktu tersebut didasarkan pada distribusi probabilitas, dimana estimasi waktu aktivitas tersebut adalah : Waktu optimistic (a) : waktu kegiatan bila semuanya berjalan dengan baik tanpa hambatan hambatan atau penundaan penundaan. Waktu realistic (m) : waktu kegiatan yang akan terjadi bila suatu kegiatan dilaksanakan dalam kondisi normal, dengan penundaan penundaan tertentu yang dapat diterima. Waktu pesimistik (b) : waktu kegiatan bila terjadi hambatan atau penundaan lebih dari semestinya.(bary Render ; h.524) PERT sering mengasumsikan ketiga estimasi tersebut melalui distribusi probabilitas beta, distribusi continuos ini memberikan perkiraan untuk mendapatkan waktu kegiatan yang diharapkan ( expected time ) dengan rumus : t = a + 4m + b 6 Penentuan jalur kritis dengan metode algoritma Jalur krtis merupakan waktu terpanjang yang digambarkan melalui rute jaringan yang disebut predeceessor. Untuk menemukan jalur kritis, kita membutuhkan gambaran kuantitas untuk masing masing aktivitas didalam sebuah jaringan.jalur kritis dapat ditentukan melalui identifikasi peristiwa peristiwa yang dihubungkan oleh kegiatan kegiatan dengan waktu longgar nol dimana kegiatan

12 25 kegiatan dan peristiwa peristiwa ini dihubungkan secra berurutan untuk membentuk jalur kritis.ada dua metode dalam menentukan jalur kritis yaitu metode algprithma EF dan metode algorithma LF : Earliest start time (ES) : adalah waktu paling awal (tercepat) suatu kegiatan dapat dimulai, dengan memperhatikan waktu kegiatan yang diharapkan dan persyaratan urutan pengerjaan. Latest start time (LS) : adalah waktu paling lambat untuk dapat memulai suatu kegiatan tanpa penundaan keseluruhan proyek. Earliest finsh time : Adalah waktu paling awal suatu kegiatan dapat diselesaikan, atau sama dengan ES + waktu kegiatan yang diharapkan. Latest finish time : Adalah waktu paling lambat untuk dapat menyelesaikan suatu kegiatan tanpa penundaan penyelesaian proyek secara keseluruhan, atau sama dengan LS + waktu kegiatan yang diharapkan. Didalam gambar sebuah jaringan, kami menggambarkan waktu aktifitas (t) didalam sebuah tanda, yang dapat dilihat dibawah ini : Metode algorithma EF Merupakan metode didalam menentukan waktu siklus terpanjang didalam suatu proses produksi( jalur kritis ) dimana metode algorithma EF ini bergerak maju sesuai dengan predecessor diagram, dimana dapat dirumuskan sebagai berikut ; Earliest finish time = earliest start time + expected activity time EF = ES + t

13 26 Langkah pertama kita mencari EF setiap aktivitas, sebagai berikut : Kita anggap bahwa proyek dimulai pada waktu 0, dan dengan peristiwa 1 memakan waktu 0, maka EF peristiwa 1 adalah 0 Gamabar 2.2 Contoh perhitungan metode algoritma EF Kegiatan 2 bisa dimulai setelah kegiatan 1 selesai, maka EF peristiwa 2 adalah EF peristiwa 1 ditambah waktu kegiatan 2 (4 + 5 = 9), Bila kita sampai pada peristiwa yang didahului oleh dua kegiatan atau lebih, seperti misalnya peristiwa 7, maka kita ambil waktu paling lama (terpanjang) diantara kegiatan kegiatan yang mendahului, contoh perhitunga EF peristiwa 7 ada dua alternative yaitu EF kegiatan 5 ditambah waktu kegiatan 7( = 18.5) atau EF kegiatan 6 ditambah waktu kegiatan 7(15+4 = 19), dan kita memilih EF peristiwa 7 adalah 19 Kita lakukan proses serupa untuk semua peristiwa sampai EF peristiwa terakhir.

14 27 Algorithma LF Proses algorithma LF pada pokoknya sama dengan proses algorithma EF, hanya kita akan bergerak mundur sesuai dengan predecessor diagramnya( atau kebalikan dari algorithma EF ).Pertama kita tentukan dulu waktu penyelesaian proyek yang paling lama(lf). Gambar 2.3 Contoh perhitungan dengan metode algoritma LF Penentuan LF setiap peristiwa dilakukan dengan proses yang sama seperti algorithma EF pada contoh diatas, tetapi bergerak mundur.sebagai contoh LF peristiwa 1 adalah LF peristiwa 2 dikurangi waktu kegiatan 2 (9,.5 5 = 4,5), dan seterusnya untuk peristiwa peristiwa lain.bila suatu peristiwa mendahului dua kegiatan atau lebih, LF dipilih dari waktu yang paling pendek atau awal diantara waktu kegiatan kegiatan yang didahuluinya dal;am contoh LF peristiwa 7, kita pilih waktu paling pendek yaitu 19 Latest start time = latest finish ime activity time LS = LF t

15 28 Slack (waktu longgar ) Slack merupakan panjang waktu suatu kegiatan dapat ditunda mulainya tanpa menunda proyek secara keseluruhan. Slack merupakan perbedaan waktu antara latest dan earliest, atau selisih antara LS dan ES, atau antara EF dan LF. Total slack untuk kegiatan kegiatan pada jalur kritis biasanya selalu nol bila waktu penyelesaian yang diinginkan sama dengan waktu penyelesaian paling awal yang diharapkan. Slack = LS-ES atau Slack = LF-EF Gambar 2.4 Contoh perhitungan slack

16 29 Contohnya; aktivitas 4,6,7,9 and 10 tidak mempunyai waktu slack, ini berarti waktu kegiatan mereka dapat ditunda tanpa mengakibatkan penundaan EF kegiatan berikutnya didalam suatu proyek.karena, aktivitas aktivitas tersebut disebut aktivitas kritis dan termasuk dalam jalur kritis. Penentuan jalur kritis memungkinkan kita dapat mengetahui kegiatan kegiatan mana yang mempunyai slack, dan mengetahui slack untuk setiap kegiatan kita dapat melakukan realokasi tenaga kerja atau dana yang optimal diantara macam macam kegiatan tersebut. PERT/ Biaya [h.xiii-534 s/d h.xiii-541] Meskipun PERT biasanya digunakan sebagai suatu peralatan untuk scheduling waktu kegiatan kegiatan yang diperlukan dalam proyek kompleks, PERT juga memberikan kerangka dasar perencanaan dan pengendalian biaya.bila suatu perusahaan membuat rencana dan skedul kegiatan, maka harus juga memperkirakan biaya untuk setiap kegiatan kegiatan dari proyek agar berjalan secara bersama dan hal ini biasanya disebut sebagai proses budgeting.

17 30 4 langkah dalam menentukan proses budgeting ; Temukan semua biaya yang berhubungan dengan semua aktivitas, kemudian tambahkan biaya biaya ini bersama untuk mendapatkan estimasi biaya atau budget dari masing masing aktivitas. Jika kau menyesuaikan dengan sebuah proyek besar, beberapa aktivitas dapat digabungkan masuk ke dalam paket pekerjaan yang lebih besar, ini merupakan sebuah pengumpulan logis yang sederhana dari aktivitas. Rubahlah budget biaya per aktivitas menjadi biaya per periode waktu yang dipakai, dengan mengasumsikan bahwa biaya lembur telah ternasuk kedalam biaya aktivitas tersebut. Gunakan earliest dan latest start time, temukan biaya biaya yang akan dihabuskan selama masing masing minggu atau bula untuk menyelesaikan suatu proyek berdasarkan tanggal yang ditentukan.(bary Render;1995) PERT biaya dibangun atas dasar konsep CPM dan dikembangkan dalam tahun 1962.Tidak seperti PERT waktu, yang memusatkan pada pengukuran ketidakpastian estimasi waktu kegiatan, PERT biaya menekankan usaha minimasi biaya proyek. PERT biaya akan selalu dihadapkan pada trade off antara waktu dan biaya (sumber daya),dimana dalam mengerjakan proyek lebih cepat dari waktu normal biasanya memerlukan biaya yang lebih semakin besar dan semakin banyak waktu yang ingin kita hemat, semakin besar pula biaya tambahan yang harus dibayar.

18 31 Jadi masalah kita adalah mengintegrasikan waktu waktu kegiatan dan biaya biaya dalam network dan menentukan trade offs yang optimal. Dalam analisis PERT biaya, kita memerlukan informasi dari dua program yang berbeda yaitu program, normal dan program percepatan(crash program) Waktu yang dibutuhkan dalam untuk penyelesaian proyek dibawah program normal disebut waktu normal, dan biaya yang terjadi disebut biaya normal. Sedangkan waktu minimum yang dibutuhkan untuk menyelesaikan suatu kegiatan disebut waktu percepatan ( crash time ) dan biaya yangberhubungan dengan waktu percepatan disebut biaya percepatan ( crash cost ), untuk itu kita memerlukan tambahan informasi tentang hubungan waktu dan biaya ( sumber daya) untuk menentukan trade off optimal antara waktu dan biaya. 4 langkah dalam menentukan percepatan proyek : Temukan jalur kritis normal dan identifikasi semua aktivitas kritis Hitunglah biaya percepatan per minggu( atau periode waktu lainnya) untuk semua aktivitas didalam sebuah jaringan. Proses ini menggunakan rumus : Biaya percepatan / periode waktu = biayapercepa tan biayanormal waktunormal biayaprcepa tan Pilihlah aktivitas pada jalur kritis dengan biaya percepatan terkecil per minggu atau periode waktu lainnya. Percepatan aktivitas ini untuk menemukan tingkat optimum yang mungkin berdasarkan deadline yang telah dicapai.

19 32 Pastikanlah dengan pasti percepatan jalur kritis yang kau pilh masih berada pada jalur kritis.seringkali, sebuah pengurangan aktivitas waktu selama jalur kritis dapat menyebabkan menjadi jalur non kritis atau ada jalur kritis lainnya.jika jalur kritis ini masih jalur terpanjang didalam sebuah jaringan, kembali kelangkah 3.Jika tidak, temukan jalur kritis yang baru dan kembali ke langkah 3.(Bary Render, h.540) Analisis biaya total Perhitungan untuk mencari modified crash program diatas hanya mempertimbangkan biaya langsung (direct cost). Ada dua jenis biaya lainnya yang harus diperhitungkan dalam pembuatan keputusan suatu masalah dengan PERT biaya oleh manajer proyek yang rasional.kedua jenis biaya tersebut adalah : Biaya tidak langsung ( indirect cost ) yaitu biaya- biaya overhead proyek, termasuk biaya biaya tetap yang naik dengan mundurnya waktu penyelesaian proyek seperti sewa peralatan, gaji manajer, asuransi kekayaan, biaya bunga, dan sebagainya. Biaya kegunaan(utility cost) atau opportunity cost, yaitu biaya biaya yang berhubungan dengan waktu penyelesaian proyek yang berupa laba atau keuntungan potensial yang bisa diperoleh seandainya proyek bisa diselesaikan lebih cepat dan kerugian potensial seandainya terjadi penundaan.

20 33 Contoh : bila proyek berupa pembangunan pabrik, biaya ini merupakan laba potensial yang bisa diperoleh dengan pabrik dapat mulai berproduksi lebih awal. Biaya langsung, biaya tidak langsung dan biaya kegunaan kesemuanya merupakan biaya total yang menentukan waktu penyelesaian proyek optimal. (T.Hani Handoko ;1985) Estimasi probabilitas waktu penyelesaian yang dijadwalkan [2.h XIII-530 h XIII-532] Dalam keseluruhan proyek menggunakan metode PERT, analisa jalur kritis dapat menolong kita dalam menentukan tingkat probabilitas waktu penyelesaian suatu proyek.pert menggunakan varians aktivitas jalur krtiis untuk menentukan total varians didalam keseluruhan proyek. Jika waktu aktivitas berdistribusi bebas, varians proyek dapat dihitung berdasarkan penjumlahan varian aktivitas kritis, dengan rumus sebagai berikut : Varians proyek = varians akivitas yang berada pada jalur kritis Dimana varians aktivitas dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut ; b a Varians = 6 Seperti kita ketahui bahwa standar deviasi adalah akar kuadrat dari variance, sehingga 2 Standar deviasi proyek = σ T = varians proyek Jadi besarnya probabilitas melalui penggunaan rumusan variasi standar normal (Z) adalah sebagai berikut :

21 34 Z = T D T E σ T Dimana ; T D = Waktu penyelesaian yang dijadwalkan atau ditargetkan T E = Waktu penyelesaian yang diharapkan untuk keseluruhanb proyek σ T = standar deviasi untuk T E Analisis PERT Dengan Bantuan Software Microsoft project untuk pemecahan masalah keseimbangan lini produksi[microsoft.corp ; 20003] Microsoft project adalah salah satu software tentang project management yang berjalan di atas platform Windows yang digunakan untuk perencanaan(plan), penjadwalan(schedule), dan pengawasan proyek proyek yang lebih kompleks yang dalam hal ini terkait pada ketidakseimbangan lini produksi kasur pegas yang ada pada PT.Dinamika Indonusa Prima dan menganalisa sistem produksi dari seluruh tipe sistem yang ada pada lini perakitan tersebut. Microsoft project menyediakan kombinasi yang sempurna yaitu kemudahan pemakaian, fleksibilitas dan kemampuan yang baik untuk menggambarkan berbagai waktu siklus pengerjaan dari masing masing operasi yang terdapat pada lini perakitan yang digambarkan secara jelas pada sebuah peta yang biasa disebut sebagai Gant chart.selain itu Microsoft project juga memusatkan pada permasalahan utilitas sumber daya (resources) baik itu material maupun pekerja, kapasitas produksi,tingkat produktivitas dan tingkat persediaan. Namun tidak tertutup kemungkinan penggunaan Microsoft project dapat

22 35 juga digunakan pada industri jasa dengan melakukan penyesuaian terhadap elemenelemen yang tersedia dalam microsoft project ini. Dengan memodelkan suatu elemen yang penting dari suatu sistem produksi seperti utilitas sumber daya, kapasitas produksi, dan penjadwalan produksi, kita dapat menghasilkan solusi baik itu dari segi waktu dan biaya terhadap permasalahan keseimbangan lini produksi.serta permasalahan permasalahan proyek yang lebih complex.microsoft project ini dilengkapi dengan menu menu seperti file,edit,view,insert,tools,format,project,dan sebagainya. Menu ini terdiri dari beberapa menu lagi yang dipilih melalui menu menu tersebutadapun fungsi dari menu menu yang umum digunakan dalam pembuatan analisis PERT pada Microsoft project ini sebagai berikut: File Menu file ini sering digunakan untuk membuka lembar kerja yang baru pada Microsoft project(new),dapat membuka file-file yang telah kita buat sebelunya pada micrrosoft project(open)menyimpan file(save), dan melihat file file yang telah kita buat sebelum kita mencetak hasil tersebut melalui printer(preview). Edit Menu edit disini sering digunakan ketika kita ingin memotong(cut cell) dan mengcopy (copy cell) task task yang ada pada lini perakitan tersebut.

23 36 View Menu view ini paling banyak digunakan didalam analisis PERT pada Microsoft project.menu ini digunakan pada saat kita ingin memilih tampilan hasil proses yang kita kerjakan, misalnya calendar kerja, gant chart, resource sheet(lembar kerja),resource graph(graphic),table yang berisi (pekerja,material,jadwal(schedule),biaya(cost),variance,dll.),dan toolbar yang didalamnya terdapat tools tools yang mendukung penggunaan Microsoft project secara keseluruhan. Format Menu ini digunakan dalam hal pengaturan tulisan (font) maupun properties garis yang akan digunakan(bar),pengaturan skala waktu(time scale),pengaturan gant chart (gant chart wizard), dan layout untuk menentukan bentuk link yang digunakan dalam menghubungkan operasi operasi yang ada pada gant chart. Insert Menu ini berfungsi untuk memasukkan operasi baru,kolom,project baru,dan object yang berupa gambar tetapi menu ini jarang sekali digunakan dalam penggunaan Microsoft project sendiri khususnya untuk analisis PERT.

24 37 Tools Menu ini juga banyak digunakan dalam penggunaan Microsoft project dan berfungsi dalam pengaturan (option) pada saat kita menggunakan Microsoft project ini,serta perubahan waktu kerja(change work time),penentuan level resource(sumber daya),customize,penentuan tracking seperti penambahan update task,dll. Project Menu ini digunakan dalam penentuan task- task yang akan diperlihatkan dalam bentuk (critical task,milestone,completed task,task range, maupun all task), pengelompokkan group dalam bentuk (critical,milestone, completed and incompleted task,constrain type, priority,dll) serta menghubungkan (link) terhadap project project lainya. Help Menu ini digunakan pada saat kita ingin mengetahui technical support serta petunjuk petunjuk dalam penggunaan Microsoft project ini sendiri.

25 Kerangka Pemikiran Permasalahan keseimbangan lini produksi (Line balancing) memang sering terjadi hampir disetiap pabrik, mulai dari pabrik berskala kecil maupun pabrik yang sudah berskala besar(mass production) baik itu yang bergerak dibidang jasa maupun manufaktur(assembling). Permasalahan keseimbangan lini produksi memang tidak dapat dihindari pada setiap proses produksi khususnya pada bidang manufaktur (assembling) dan terlihat sekilas hanya berupa jadwal (schedule) dari bagian bagian proses operasi produksi, padahal permasalahan inilah yang sangat menentukan kelangsungan pabrik itu untuk masa yang akan datang. Keseimbangan lini produksi suatu pabrik tentu akan memberikan peran serta kontribusi besar didalam menjalankan suatu roda ekonomi suatu pabrik, dalam hal ini PT. Dinamika Indonusa Prima, karena bila keseimbangan salah satu lini produksi suatu pabrik terganggu tentunya sangat berhubungan dan mempengaruhi produktifitas lini lini produksi yang lainnya dan akan menimbulkan ketidakefisienan dari proses produksi serta hasil (output) yang akan dihasilkan oleh pabrik tersebut. Untuk itu permasalahan keseimbangan lini produksi ini harus ditanggapi dengan serius oleh pihak perusahaan dalam menemukan penyelesaian permasalahan dari keseimbangan lini ( line balancing ), mulai dari perencanaan (plan),jadwal (schedule),sampai pada pengawasan serta pengontrolan yang lebih kompleks terhadap proses operasi(kegiatan) produksi didalam suatu lini perakitan produksi tersebut serta factor factor (variable) yang menimbulkan permasalahan tersebut.

26 39 Semua itu dilakukan mengingat tingginya total biaya produksi(cost production) yang akan ditimbulkannya yang berpengaruh sangat besar bagi keuntungan pabrik tersebut dimasa sekarang beserta perkembangannya untuk masa yang akan datang didalam melakukan sistem optimalisasi serta peningkatan produktivitas (kinerja) dalam proses produksi PT. Dinamika Indonusa Prima.

ANALISA DAN PEMBAHASAN

ANALISA DAN PEMBAHASAN 50 BAB 4 ANALISA DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Pengumpulan Data Hasil pengumpulan data pada penyusunan laporan akhir ini didapatkan Berdasarkan hasil observasi dan survey selama penelitian ini berlangsung di

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

BAB III METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH 40 BAB III METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH START Penelitian pendahuluan Pengamatan langsung,diskusi,tanya jawab Studi pustaka Buku Media referensi internet Pengumpulan data Pengumpulan Sejarah dan Data Umum

Lebih terperinci

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA UNIVERSITAS BINA NUSANTARA Jurusan Teknik Industri Skripsi Sarjana Teknik Industri Semester Ganjil 2005/2006 USULAN PERBAIKAN TERHADAP PENYEIMBANGAN LINI PRODUKSI DENGAN METODE ANALISIS PERT DAN CPM PADA

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Definisi Line Balancing Keseimbangan lini produksi bermula dari lini produksi massal, dimana dalam proses produksinya harus dibagikan pada seluruh operator sehingga beban kerja

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI A. Manajemen Proyek Manajemen proyek konstruksi adalah merencanakan, mengorganisir, memimpin, dan mengendalikan sumber daya untuk mencapai sasaran jangka pendek yang telah ditentukan

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI. A. Manajemen Proyek

BAB III LANDASAN TEORI. A. Manajemen Proyek BAB III LANDASAN TEORI A. Manajemen Proyek Manajemen proyek konstruksi merupakan rangkaian kegiatan yang hanya satu kali dilaksanakan dan umumnya berjangka waktu pendek. Dalam rangkaian kegiatan tersebut,

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI 8 BAB III LANDASAN TEORI 3.1. Manajemen Proyek Manajemen proyek konstruksi adalah merencanakan, mengorganisir, memimpin, dan mengendalikan sumberdaya untuk mencapai sasaran jangka pendek yang telah ditentukan

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI. A. Manajemen Proyek

BAB III LANDASAN TEORI. A. Manajemen Proyek BAB III LANDASAN TEORI A. Manajemen Proyek Manajemen proyek konstruksi adalah merencanakan, mengorganisir, memimpin, dan mengendalikan sumber daya untuk mencapai sasaran jangka pendek yang telah ditentukan

Lebih terperinci

Pertemuan 3 ANALISIS JARINGAN DENGAN PERT

Pertemuan 3 ANALISIS JARINGAN DENGAN PERT Pertemuan 3 ANALISIS JARINGAN DENGAN PERT (Program Evaluation and Review Technique) TANPA DUMMY Objektif: 1. Mengidentifikasi tujuan pokok dari masalah 2. Membuat Jaringan Kerja 3. Menghitung Probabilitas

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI. A. Manajemen Proyek

BAB III LANDASAN TEORI. A. Manajemen Proyek BAB III LANDASAN TEORI A. Manajemen Proyek Manajemen proyek adalah semua perencanaan, pelaksanaan, pengendalian, dan koordinasi suatu proyek dari awal (gagasan) hingga berakhirnya proyek untuk menjamin

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI. A. Manajemen Proyek

BAB III LANDASAN TEORI. A. Manajemen Proyek BAB III LANDASAN TEORI A. Manajemen Proyek Manajemen proyek konstruksi adalah merencanakan, mengorganisir, memimpin, dan mengendalikan sumber daya untuk mencapai sasaran jangka pendek yang telah ditentukan

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI. mengorganisir, memimpin, dan mengendalikan sumber daya untuk

BAB III LANDASAN TEORI. mengorganisir, memimpin, dan mengendalikan sumber daya untuk 9 BAB III LANDASAN TEORI A. Manajemen Proyek Manajemen proyek konstruksi adalah merencanakan, mengorganisir, memimpin, dan mengendalikan sumber daya untuk mencapai sasaran jangka pendek yang telah ditentukan

Lebih terperinci

Manajemen Operasi. Modul Final Semester MODUL PERKULIAHAN. Tatap Kode MK Disusun Oleh Muka 10 MK Andre M. Lubis, ST, MBA

Manajemen Operasi. Modul Final Semester MODUL PERKULIAHAN. Tatap Kode MK Disusun Oleh Muka 10 MK Andre M. Lubis, ST, MBA MODUL PERKULIAHAN Manajemen Operasi Modul Final Semester Fakultas Ekonomi dan Bisnis Program Studi Manajemen Tatap Kode MK Disusun Oleh Muka 10 MK, ST, MBA Abstract Mampu mengidentifikasi masalah dan memberikan

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI A. Manajemen Proyek Manajemen proyek konstruksi adalah merencanakan, mengorganisir, memimpin, dan mengendalikan sumber daya untuk mencapai sasaran jangka pendek yang telah ditentukan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Keseimbangan Lini Keseimbangan lini merupakan suatu metode penugasan sejumlah pekerjaan ke dalam stasiun kerja yang saling berkaitan dalam satu lini produksi sehingga

Lebih terperinci

Manajemen Proyek. Teknik Industri Universitas Brawijaya

Manajemen Proyek. Teknik Industri Universitas Brawijaya Manajemen Proyek Teknik Industri Universitas Brawijaya Lecture 16 Outline: Manajemen Proyek References: Azlia, Wifqi. PPT: Organisasi dan Manajemen Industri. PSTI- UB. 2011. Pendahuluan Proyek : kombinasi

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI. A. Manajemen Proyek

BAB III LANDASAN TEORI. A. Manajemen Proyek BAB III LANDASAN TEORI A. Manajemen Proyek Manajemen proyek konstruksi adalah penerapan ilmu pengetahuan, keahlian, dan keterampilan, cara teknis yang terbaik dan dengan sumber daya yang terbatas, untuk

Lebih terperinci

BAB II Tinjauan Pustaka

BAB II Tinjauan Pustaka 2.1 Manajemen Proyek 2.1.1 Pengertian Manajemen Proyek BAB II Tinjauan Pustaka Manajemen proyek secara harfiah terdiri dari dua kata, yaitu manajemen dan proyek. Sehubungan dengan itu maka sebaiknya kita

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI. A. Manajemen Proyek

BAB III LANDASAN TEORI. A. Manajemen Proyek BAB III LANDASAN TEORI A. Manajemen Proyek Menurut Widiasanti (2013) manajemen diartikan sebagai kemampuan untuk memperoleh hasil dalam rangka pencapaian tujuan melalui kegiatan sekelompok orang. Pengertian

Lebih terperinci

Operations Management

Operations Management Operations Management OPERATIONS RESEARCH William J. Stevenson 8 th edition Sejarah Analisa Network Konsep network mula-mula disusun oleh perusahaan jasa konsultan manajemen Booz Allen Hamilton yang disusun

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Sumber Data Dalam penelitian ini, penelitian dilakukan pada proyek perakitan truk di gedung commercial vehicle di PT. Mercedes-Benz Indonesia dan mengambil bahan penelitian

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI. A. Proyek

BAB III LANDASAN TEORI. A. Proyek BAB III LANDASAN TEORI A. Proyek 1. Definisi Proyek Menurut Soeharto (1999) kegiatan proyek dapat diartikan sebagai satu kegiatan sementara yang berlangsung dalam jangka waktu terbatas, dengan alokasi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan pada proyek pembangunan Sewage Treatment Plant (STP) pada proyek Jiexpo Sky City, waktu pengambilan data-data untuk penelitian

Lebih terperinci

NETWORK (Analisa Jaringan)

NETWORK (Analisa Jaringan) OR Teknik Industri UAD NETWORK (Analisa Jaringan) Network: sekumpulan titik yang disebut node, yang dihubungkan oleh busur atau cabang. Di dalam analisa network kita mengenal events (kejadiankejadian)

Lebih terperinci

MATERI 8 MEMULAI USAHA

MATERI 8 MEMULAI USAHA MATERI 8 MEMULAI USAHA 1. WORK BREAKDOWN STUCTURE Memulai usaha atau sebuah project membutuhkan perencanaan. Bagaimana kita dapat menyelesaikannya terdapat berbagai batasan pada definisi manajemen proyek

Lebih terperinci

APLIKASI ANALISIS NETWORK PLANNING PADA PROYEK KONSTRUKSI BANGUNAN DENGAN METODE CPM

APLIKASI ANALISIS NETWORK PLANNING PADA PROYEK KONSTRUKSI BANGUNAN DENGAN METODE CPM APLIKASI ANALISIS NETWORK PLANNING PADA PROYEK KONSTRUKSI BANGUNAN DENGAN METODE CPM (Critical Path Method) dan PERT (Project Evaluation and Review Technique) Dadang Haryanto Prodi Sistem Informasi STMIK

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI. Data yang dominan dalam Tugas Akhir ini adalah Data Sekunder,

BAB III METODOLOGI. Data yang dominan dalam Tugas Akhir ini adalah Data Sekunder, BAB III METODOLOGI 3.1 Metode Pengumpulan Data Data yang dominan dalam Tugas Akhir ini adalah Data Sekunder, sedangkan data primer yang diperoleh sifatnya hanya digunakan sebagai pelengkap dan penyempurna

Lebih terperinci

PROJECT PLANNING AND CONTROL. Program Studi Teknik Industri Universitas Brawijaya

PROJECT PLANNING AND CONTROL. Program Studi Teknik Industri Universitas Brawijaya PROJECT PLANNING AND CONTROL Program Studi Teknik Industri Universitas Brawijaya PENDAHULUAN Benyamin Franklin time is money, time is money. modern finance, mengukur nilai sebuah proyek dengan menentukan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Manajemen Proyek 2.1.1 Pengertian Manajemen Proyek Manajemen proyek secara harfiah terbangun dari dua kata, yaitu manajemen dan proyek. Sehubungan dengan itu, maka sebelum mengemukakan

Lebih terperinci

MANAJEMEN PROYEK. Manajemen proyek meliputi tiga fase : 1. Perencanaan 2. Penjadwalan 3. Pengendalian

MANAJEMEN PROYEK. Manajemen proyek meliputi tiga fase : 1. Perencanaan 2. Penjadwalan 3. Pengendalian MANAJEMEN PROYEK MANAJEMEN PROYEK Proyek didefinisikan sebagai sederetan tugas yang diarahkan pada suatu hasil output utama Contoh proyek perusahaan pembangunan jalan, jembatan, gedung, perrumahan, pabrik

Lebih terperinci

Manajemen Proyek. Riset Operasi TIP FTP UB

Manajemen Proyek. Riset Operasi TIP FTP UB Manajemen Proyek Riset Operasi TIP FTP UB 1 Topik Bahasan Elemen Manajemen Proyek Jaringan Proyek Probabilitas Waktu Aktivitas Jaringan Simpul Aktivitas (activity-on-node) dan Microsoft Project Akselerasi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Optimalisasi Biaya dan Waktu Dalam pelaksanaan pembangunan proyek kontruksi sering mengalami keterlambatan akibat berbagai hal yang menyebabkan terjadinya kerugian materi dan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI.1 Proyek Proyek adalah suatu usaha atau aktivitas yang kompleks, tidak rutin, dibatasi oleh waktu, anggaran, resources dan spesifikasi performansi yang dirancang untuk memenuhi kebutuhan

Lebih terperinci

MAKALAH RISET OPERASI NETWORK PLANNING

MAKALAH RISET OPERASI NETWORK PLANNING MAKALAH RISET OPERASI NETWORK PLANNING VENNY KURNIA PUTRI (1202112874) NOLA GUSNIA PUTRI (1202112896) SARUNA AUDIA YUSRIZAL (1202112941) ANITA DWI CAHYANI (1202112616) RUDI ISWANTO FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN. perusahaan selain manajemen sumber daya manusia, manajemen pemasaran dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN. perusahaan selain manajemen sumber daya manusia, manajemen pemasaran dan BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1 Definisi Manajemen Operasi Manajemen operasi adalah salah satu fungsi bisnis yang penting di dalam perusahaan selain manajemen sumber daya manusia, manajemen

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI A. Manajemen Proyek Menurut Kerzner dalam Soeharto (1999), manajemen proyek didefinisikan sebagai : Project management is the planning, organizing, directing, and controlling of

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. antara perusahaan yang satu dengan yang lainnya. Perusahaan yang dapat. jumlah konsumennya. Salah satu usahanya adalah dengan

BAB I PENDAHULUAN. antara perusahaan yang satu dengan yang lainnya. Perusahaan yang dapat. jumlah konsumennya. Salah satu usahanya adalah dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perkembangan yang sangat cepat dalam bidang industri seiring dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi mengakibatkan munculnya persaingan antara perusahaan

Lebih terperinci

Operations Management

Operations Management Operations Management TEKNIK RISET OERASI William J. Stevenson 8 th edition ANALISA NETWORK 1. PERT (Program Evaluation and Review Technique). CPM (Critical Path Method) PERT didefinisikan sebagai suatu

Lebih terperinci

LAPORAN RESMI MODUL VII PERT DAN CPM

LAPORAN RESMI MODUL VII PERT DAN CPM FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL VETERAN JAWA TIMUR LAPORAN RESMI MODUL VII PERT DAN CPM I. Pendahuluan A. Latar Belakang (Min. 1 lembar) B. Rumusan

Lebih terperinci

PENTINGNYA MANAJEMEN PROYEK

PENTINGNYA MANAJEMEN PROYEK MATERI 2 PENTINGNYA MANAJEMEN PROYEK Manajemen proyek meliputi tiga fase : 1. Perencanaan, mencakup penetapan sasaran, mendefinisikan proyek dan organisasi timnya. 2. Penjadwalan, menghubungkan orang,

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Objek Penelitian 3.1.1. Gambaran Umum Perusahaan Dalam penelitian ini peneliti melakukan penelitian di PT. Cahaya Milenia Cemerlang, yang beralamat di : Jalan Rasamala

Lebih terperinci

: Peramalan (Forecasting) Bab III : Manajemen Persediaan. Bab IV : Supply-Chain Management. Bab V : Penetapan Harga (Pricing)

: Peramalan (Forecasting) Bab III : Manajemen Persediaan. Bab IV : Supply-Chain Management. Bab V : Penetapan Harga (Pricing) 1 Bab I : Peramalan (Forecasting) Bab II : Manajemen Proyek Bab III : Manajemen Persediaan Bab IV : Supply-Chain Management Bab V : Penetapan Harga (Pricing) 2 3 Proyek adalah: suatu rangkaian kegiatan

Lebih terperinci

Manajemen Operasional PENJADWALAN DAN PENGAWASAN PROYEK

Manajemen Operasional PENJADWALAN DAN PENGAWASAN PROYEK Manajemen Operasional PENJADWALAN DAN PENGAWASAN PROYEK Putri Irene Kanny Putri_irene@staff.gunadarma.ac.id Sub Pokok bahasan pertemuan ke-11 Membuat network proyek: simpul event, anak panah aktifitas,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Umum Dalam suatu proyek konstruksi, waktu merupakan salah satu faktor yang sangat penting. Oleh karena itu, sebisa mungkin pekerjaan dilaksanakan sesuai dengan jadwal yang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pada bagian ini akan diuraikan beberapa teori yang menjadi landasan dalam pelaksanaan penelitian tugas akhir ini. Teori-teori yang dimaksud antara lain definisi proyek, definisi

Lebih terperinci

BAB II STUDI PUSTAKA

BAB II STUDI PUSTAKA BAB II STUDI PUSTAKA 2.1. MANAJEMEN PROYEK Manajemen proyek adalah ilmu dan seni yang berkaitan dengan memimpin dan mengkoordinir sumber daya yang terdiri dari manusia dan material dengan menggunakan tehnik

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam dunia yang semakin maju ini jaringan kerja sangat penting peranannya untuk memajukan suatu usaha atau pun proyek yang sederhana hingga proyek besar karena jaringan

Lebih terperinci

Proyek. Proyek adalah sederetan tugas yang diarahkan pada suatu hasil output utama

Proyek. Proyek adalah sederetan tugas yang diarahkan pada suatu hasil output utama Manajemen Proyek Proyek Proyek adalah sederetan tugas yang diarahkan pada suatu hasil output utama Proyek adalah sekelompok aktivitas temporer yang dirancang untuk menghasilkan sebuah produk, jasa, ataupun

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Proyek 2.1.1. Pengertian Proyek Proyek merupakan Suatu kegiatan bersifat sementara yang berlangsung dalam jangka waktu terbatas, dengan alokasi sumber daya tertentu untuk melaksanakan

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN PUSTAKA

BAB III TINJAUAN PUSTAKA BAB III TINJAUAN PUSTAKA 3.1 Definisi Line Balancing Line Balancing merupakan metode penugasan sejumlah pekerjaan ke dalam stasiun-stasiun kerja yang saling berkaitan/berhubungan dalam suatu lintasan atau

Lebih terperinci

DAFTAR ISI JUDUL HALAMAN PENGESAHAN PERNYATAAN BEBAS PLAGIASI KATA PENGANTAR DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN

DAFTAR ISI JUDUL HALAMAN PENGESAHAN PERNYATAAN BEBAS PLAGIASI KATA PENGANTAR DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN DAFTAR ISI JUDUL i HALAMAN PENGESAHAN ii PERNYATAAN BEBAS PLAGIASI iii KATA PENGANTAR iv DAFTAR ISI vi DAFTAR TABEL ix DAFTAR GAMBAR x DAFTAR LAMPIRAN xi ABSTRAK xii ABSTRACT xiii BAB I PENDAHULUAN 1 1.1

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RERANGKA PEMIKIRAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RERANGKA PEMIKIRAN BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RERANGKA PEMIKIRAN A. Kajian Pustaka 1. Proyek 1.1 Pengertian Proyek Proyek dalam analisis jaringan kerja adalah serangkaian kegiatan-kegiatan yang bertujuan untuk menghasilkan

Lebih terperinci

MANAJEMEN PROYEK. Pembelajaran Daring Indonesia Terbuka & Terpadu

MANAJEMEN PROYEK. Pembelajaran Daring Indonesia Terbuka & Terpadu Program Mata Kuliah Terbuka MANAJEMEN PROYEK Pembelajaran Daring Indonesia Terbuka & Terpadu MATERI DAN REFERENSI Dokumen ini merupakan rangkaian dari dokumen pembelajaran program mata kuliah terbuka MANAJEMEN

Lebih terperinci

Penjadwalan proyek. 1. Menunjukkan hubungan tiap kegiatan dan terhadap keseluruhan proyek

Penjadwalan proyek. 1. Menunjukkan hubungan tiap kegiatan dan terhadap keseluruhan proyek Penjadwalan proyek Penjadwalan meliputi urutan dan membagi waktu untuk seluruh kegiatan proyek. Pendekatan yang dapat digunakan diantaranya adalah Diagram Gantt. Penjadwalan Proyek membantu dalam bidang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan pada Proyek Pemasangan 3 (tiga) unit Lift Barang di

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan pada Proyek Pemasangan 3 (tiga) unit Lift Barang di BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilakukan pada Proyek Pemasangan 3 (tiga) unit Lift Barang di Gedung X yang berlokasi di Jakarta Utara. Penelitian dilakukan pada 01

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Tabel 3.1 Desain Penelitian Tujuan Penelitian 1. Menganalisis cara untuk mempersingkat waktu pada proses pembuatan mesin grafika. 2. Menentukan keseluruhan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG MASALAH BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG MASALAH PT. Maruni DayaSakti merupakan Perusahaan Glass Processing yang bergerak dibidang Architectural Glass dengan varian product yang meliputi: Tempered Glass,

Lebih terperinci

OPTIMALISASI BIAYA DAN WAKTU PELAKSANAAN PROYEK PEMBANGUNAN RUMAH TINGGAL DENGAN MENGGUNAKAN METODE PERT-CPM

OPTIMALISASI BIAYA DAN WAKTU PELAKSANAAN PROYEK PEMBANGUNAN RUMAH TINGGAL DENGAN MENGGUNAKAN METODE PERT-CPM OPTIMALISASI BIAYA DAN WAKTU PELAKSANAAN PROYEK PEMBANGUNAN RUMAH TINGGAL DENGAN MENGGUNAKAN METODE PERT-CPM Ade Saparudin 1, Sri Setyaningsih 2, dan Embay Rohaeti 2. Program Studi Matematika Fakultas

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pembebanan Pembebanan (loading) dapat diartikan pekerjaan yang diberikan kepada mesin atau operator. Pembebanan menyangkut jadwal waktu kerja operator dalam kurun waktu satu hari

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Manajemen Proyek Proyek merupakan sekumpulan aktivitas yang saling berhubungan dimana ada titik awal dan titik akhir serta hasil tertentu, proyek biasanya bersifat

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Optimalisasi Optimalisasi berasal dari kata optimal yang berarti terbaik (Kamus Besar Bahasa Indonesia). Jadi maksud dari optimalisasi pada penelitian ini adalah proses pencapaian

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Pengelola proyek selalu ingin mencari metode yang dapat meningkatkan

BAB II LANDASAN TEORI. Pengelola proyek selalu ingin mencari metode yang dapat meningkatkan BAB II LANDASAN TEORI Pengelola proyek selalu ingin mencari metode yang dapat meningkatkan kualitas perencanaan waktu dan jadwal untuk menghadapi jumlah kegiatan dan kompleksitas proyek yang cenderung

Lebih terperinci

BAB VI LINE BALANCING

BAB VI LINE BALANCING BAB VI LINE BALANCING 6.1 Landasan Teori Keseimbangan lini perakitan (line balancing) merupakan suatu metode penugasan pekerjaan ke dalam stasiun kerja-stasiun kerja yang saling berkaitan dalam satu lini

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 8 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Keseimbangan Lini (Line Balancing) Keseimbangan lini adalah pengelompokan elemen pekerjaan ke dalam stasiun-stasiun kerja yang bertujuan membuat seimbang jumlah pekerja yang

Lebih terperinci

MANAJEMEN WAKTU PROYEK MATA KULIAH MANAJEMEN PROYEK PERANGKAT LUNAK. Riani Lubis Program Studi Teknik Informatika Universitas Komputer Indonesia

MANAJEMEN WAKTU PROYEK MATA KULIAH MANAJEMEN PROYEK PERANGKAT LUNAK. Riani Lubis Program Studi Teknik Informatika Universitas Komputer Indonesia MANAJEMEN WAKTU PROYEK MATA KULIAH MANAJEMEN PROYEK PERANGKAT LUNAK Riani Lubis Program Studi Teknik Informatika Universitas Komputer Indonesia Pendahuluan Manajemen waktu proyek dilakukan oleh pengelola

Lebih terperinci

Pertemuan 5 Penjadwalan

Pertemuan 5 Penjadwalan Pertemuan 5 Penjadwalan Tujuan : Memahami konsep penjadwalan. Memahami langkah-langkah pembuatan PERT dan GNT Chart. Memahami alat bantu PERT dan GNT Chart. Penjadwalan Proyek Salah satu faktor utama menuju

Lebih terperinci

BAB 14 PENJADWALAN. Bab ini merinci langkah 4, 5 dan 6, jaringan kerja dan jadwal.

BAB 14 PENJADWALAN. Bab ini merinci langkah 4, 5 dan 6, jaringan kerja dan jadwal. BAB 14 PENJADWALAN 14.1. PENDAHULUAN Perkiraan yang sudah diperhitungkan di dalam Bab 13 adalah banyaknya orang per-hari dari usaha yang akan diperlukan untuk membuat proyek. Hal ini disebut waktu sebenarnya

Lebih terperinci

BAB 14 PENJADWALAN. Bab ini merinci langkah 4, 5 dan 6, jaringan kerja dan jadwal.

BAB 14 PENJADWALAN. Bab ini merinci langkah 4, 5 dan 6, jaringan kerja dan jadwal. BAB 14 PENJADWALAN 14.1. PENDAHULUAN Perkiraan yang sudah diperhitungkan di dalam Bab 13 adalah banyaknya orang per-hari dari usaha yang akan diperlukan untuk membuat proyek. Hal ini disebut waktu sebenarnya

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Definisi Line Balancing Line Balancing adalah suatu analisis yang mencoba melakukan suatu perhitungan keseimbangan hasil produksi dengan membagi beban antar proses secara berimbang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tingkat persaingan di dunia industri dewasa ini semakin ketat, sehingga

BAB I PENDAHULUAN. Tingkat persaingan di dunia industri dewasa ini semakin ketat, sehingga 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tingkat persaingan di dunia industri dewasa ini semakin ketat, sehingga diperlukan berbagai upaya untuk memenangkan persaingan ini. Banyak sekali faktor yang mempengaruhi

Lebih terperinci

Penjadwalan Proyek. Oleh Didin Astriani Prasetyowati, M.Stat

Penjadwalan Proyek. Oleh Didin Astriani Prasetyowati, M.Stat Penjadwalan Proyek Oleh Didin Astriani Prasetyowati, M.Stat Pendahuluan : Keberhasilan proyek-proyek berskala besar dapat dicapai melalui pengelolaan (perencanaan, penjadwalan, dan pengawasan) yang hati-hati

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN 6 BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Pengertian Manajemen Dalam menjalankan operasionalnya perusahaan membutuhkan suatu sistem yang memiliki kemampuan untuk mendukung dan mempersatukan berbagai tujuan ke dalam suatu

Lebih terperinci

PERENCANAAN PROYEK IT

PERENCANAAN PROYEK IT PERENCANAAN PROYEK IT INFRASTRUKTUR TEKNOLOGI INFORMASI (DIAMBIL DARI MCLEOD AND SMITH, MANAGING IT PROJECTS CH 9) DR. R. RIZAL ISNANTO, S.T., M.M., M.T. MAGISTER SISTEM INFORMASI UNIVERSITAS DIPONEGORO

Lebih terperinci

Perencanaan dan Pengendalian Proyek. Pertemuan V

Perencanaan dan Pengendalian Proyek. Pertemuan V Perencanaan dan Pengendalian Proyek Pertemuan V Pengertian Perencanaan Perencanaan atau Planning adalah sebuah proses yang dimulai dari penetapan tujuan organisasi, menentukan strategi untuk pencapaian

Lebih terperinci

22/09/2007. Manajemen Waktu Proyek

22/09/2007. Manajemen Waktu Proyek Manajemen Waktu Proyek 1 Input Untuk Definisi Aktifitas WBS,yang berisi aktifitas yang ada dalam proyek Scope statement, merupakan gambaran dari req. pengguna Historical information, didasarkan pada pengalaman

Lebih terperinci

BAB2 LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Operasional

BAB2 LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Operasional 2 LNDSN TEORI 2.1 Manajemen Operasional Menurut Heizer dan Render (2012:4) Manajemen operasi merupakan serangkaian aktivitas yang menciptakan nilai dalam bentuk barang dan jasa dengan mengubah masukan

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN DAN ANALISIS

BAB IV PEMBAHASAN DAN ANALISIS BAB IV PEMBAHASAN DAN ANALISIS 4.1. CPM dan PERT Modul CPM dan PERT ini memiliki permasalahan dan penyelesaiannya dengan permasalahan pada studi kasus sedangkan penyelesaiannya menggunakan perhitungan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Laporan Tugas Akhir Latar Belakang Masalah. Pada produksi yang mempunyai tipe produksi massal, yang melibatkan

BAB I PENDAHULUAN. Laporan Tugas Akhir Latar Belakang Masalah. Pada produksi yang mempunyai tipe produksi massal, yang melibatkan Laporan Tugas Akhir 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pada produksi yang mempunyai tipe produksi massal, yang melibatkan sejumlah besar komponen yang harus dirakit, perencanaan produksi memegang

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI 3.1. Pengertian Manajemen Proyek Satu hal yang mendasar bahwa kegiatan proyek mempunyai karakter yang berbeda dengan kegiatan operasional (seperti pekerjaan administrasi kantor,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan produksi dan operasi merupakan kegiatan yang paling pokok

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan produksi dan operasi merupakan kegiatan yang paling pokok BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Keseimbangan Lintasan berkaitan dengan bagaimana operasi yang ditunjuk pada stasiun kerja dapat dioptimalkan melalui menyeimbangkan kegiatan yang ditugaskan

Lebih terperinci

BAB V HASIL ANALISA DATA

BAB V HASIL ANALISA DATA BAB V HASIL ANALISA DATA 5.1 Hasil Pembahasan CPM Hasil diagram gambar 4.1 (CPM proyek pembuatan truk tipe OF 2528 C tersebut terlihat hubungan ketergantungan antara satu kegiatan dengan kegiatan yang

Lebih terperinci

PROJECT TIME MANAGEMENT (MANAJEMEN WAKTU PROYEK BAG.1) (MATA KULIAH MANAJEMEN PROYEK PERANGKAT LUNAK)

PROJECT TIME MANAGEMENT (MANAJEMEN WAKTU PROYEK BAG.1) (MATA KULIAH MANAJEMEN PROYEK PERANGKAT LUNAK) PROJECT TIME MANAGEMENT (MANAJEMEN WAKTU PROYEK BAG.1) (MATA KULIAH MANAJEMEN PROYEK PERANGKAT LUNAK) Sufa atin Program Studi Teknik Informatika Universitas Komputer Indonesia SUF MPPL 2014 Definisi Manajemen

Lebih terperinci

PENJADWALAN PROYEK DENGAN ALAT BANTU PROGRAM PRIMAVERA PROJECT PLANNER 3.0 (P3 3.0)

PENJADWALAN PROYEK DENGAN ALAT BANTU PROGRAM PRIMAVERA PROJECT PLANNER 3.0 (P3 3.0) 2 PENJADWALAN PROYEK DENGAN ALAT BANTU PROGRAM PRIMAVERA PROJECT PLANNER 3.0 (P3 3.0) Yudi Syahrudin NRP : 0221054 Pembimbing : Yohanes L.D. Adianto. Ir., MT FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS

Lebih terperinci

PROJECT TIME MANAGEMENT (MANAJEMEN WAKTU PROYEK BAG.2 : GANTT CHART, CPM DAN PERT) (MATA KULIAH MANAJEMEN PROYEK PERANGKAT LUNAK)

PROJECT TIME MANAGEMENT (MANAJEMEN WAKTU PROYEK BAG.2 : GANTT CHART, CPM DAN PERT) (MATA KULIAH MANAJEMEN PROYEK PERANGKAT LUNAK) PROJECT TIME MANAGEMENT (MANAJEMEN WAKTU PROYEK BAG.2 : GANTT CHART, CPM DAN PERT) (MATA KULIAH MANAJEMEN PROYEK PERANGKAT LUNAK) Sufa atin Program Studi Teknik Informatika Universitas Komputer Indonesia

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Pengukuran Waktu Pengukuran waktu adalah pekerjaan mengamati dan mencatat waktuwaktu kerjanya baik setiap elemen ataupun siklus. Teknik pengukuran waktu terbagi atas dua bagian

Lebih terperinci

MODUL I PRAKTIKUM KPPL MS PROJECT

MODUL I PRAKTIKUM KPPL MS PROJECT MODUL I PRAKTIKUM KPPL MS PROJECT CACA E. SUPRIANA, S.Si (caca_emile@yahoo.co.id) 1 1. Pendahuluan Salah satu kakas (tools) untuk membantu penjadwalan proyek adalah Microsoft Project, fasilitas yang disediakan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Umum Proyek konstruksi merupakan kegiatan yang berlangsung dalam jangka waktu yang terbatas, dengan sumber daya tertentu dan dimaksudkan untuk melaksanakan tugas yang sasaran

Lebih terperinci

JALUR KRITIS (Critical Path)

JALUR KRITIS (Critical Path) Manajemen Proyek TKS 4208 JALUR KRITIS (Critical Path) Prepared by Dr. AZ PENDAHULUAN Untuk aktivitas brainstorming, diagram AOA sangat berguna saat perencanaan team di awal proyek karena diagram ini jauh

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Proyek konstruksi adalah suatu rangkaian kegiatan yang saling berkaitan dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Proyek konstruksi adalah suatu rangkaian kegiatan yang saling berkaitan dan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Proyek Konstruksi Proyek konstruksi adalah suatu rangkaian kegiatan yang saling berkaitan dan melibatkan berbagai disiplin ilmu, sumber daya serta metode pelaksanaan. Ciri suatu

Lebih terperinci

BAB 2. LANDASAN TEORI dan KERANGKA PEMIKIRAN

BAB 2. LANDASAN TEORI dan KERANGKA PEMIKIRAN BAB 2 LANDASAN TEORI dan KERANGKA PEMIKIRAN 2.1 Pengertian Proyek Umumnya suatu pekerjaan dapat dikerjakan oleh seseorang atau beberapa orang dengan mencatat setiap poin-poin penting ke dalam to do list

Lebih terperinci

LAPORAN RESMI MODUL VI PERT & CPM

LAPORAN RESMI MODUL VI PERT & CPM LABORATORIUM STATISTIK DAN OPTIMASI INDUSTRI FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDY TEKNIK INDUSTRI UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL VETERAN JAWA TIMUR LAPORAN RESMI MODUL VI PERT & CPM I. Pendahuluan A. Latar

Lebih terperinci

Sistem Informasi [Kode Kelas]

Sistem Informasi [Kode Kelas] Sistem Informasi [Kode Kelas] [ Chapter 6] Studi Kelayakan Sistem Informasi Dedy Alamsyah, S.Kom, M.Kom [NIDN : 0410047807] Definisi Jogiyanto[1993], Studi kelayakan (feasibility study) adalah suatu studi

Lebih terperinci

3.11. Program Microsoft Project BAB IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi Penelitian Tahap dan Prosedur Penelitian

3.11. Program Microsoft Project BAB IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi Penelitian Tahap dan Prosedur Penelitian DAFTAR ISI Halaman Judul... i Lembar Pengesahan... ii Halaman Motto dan Persembahan... iii Intisari... v Kata Pengantar... vi Daftar Isi... viii Daftar Gambar... x Daftar Tabel... xi Daftar Lampiran...

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Proyek Manajemen konstruksi (construction management), adalah bagaimana agar sumber daya yang terlibat dalam proyek konstruksi dapat diaplikasikan oleh Manajer proyek

Lebih terperinci

I T S INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA. Biodata Penulis TRI WAHYU NUR WIJAYANTO

I T S INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA. Biodata Penulis TRI WAHYU NUR WIJAYANTO Biodata Penulis TRI WAHYU NUR WIJAYANTO 3109.105.008 ANALISA PERHITUNGAN PERTUKARAN WAKTU DAN BIAYA PADA PROYEK PEMBANGUNAN HOTEL MIDTOWN SURABAYA TRI WAHYU NUR WIJAYANTO 3109.105.008 BAB I PENDAHULUAN

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Karakteristik proyek konstruksi adalah sebagai berikut ini. 1. Kegiatannya dibatasi oleh waktu.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Karakteristik proyek konstruksi adalah sebagai berikut ini. 1. Kegiatannya dibatasi oleh waktu. 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Karakteristik Proyek Konstruksi Karakteristik proyek konstruksi adalah sebagai berikut ini. 1. Kegiatannya dibatasi oleh waktu. Dalam kontrak proyek terdapat perjanjian antara

Lebih terperinci

Project Management Time Management. Boldson H. S., S.Kom., MMSI

Project Management Time Management. Boldson H. S., S.Kom., MMSI Time Management Scheduling Jadwal induk proyek dikembangkan pada tahap inisiasi dan boleh diperbaharui setelah ini Event (kejadian) dan riwayat (milestone) merupakan produk dari aktivitas. Milestone digunakan

Lebih terperinci

BAB II STUDI PUSTAKA

BAB II STUDI PUSTAKA BAB II STUDI PUSTAKA 2.1. TINJAUAN UMUM Dalam Bab I telah dibahas mengenai latar belakang, tujuan, manfaat, pembatasan masalah dan sistematika dalam penulisan Tugas Akhir ini. Dalam bab ini akan dibahas

Lebih terperinci

Bahan Kuliah. Manajemen Operasi & Produksi. Bab 9 : Manajemen Proyek. (Bagian 3 : Mengorganisasikan Sistem Konversi)

Bahan Kuliah. Manajemen Operasi & Produksi. Bab 9 : Manajemen Proyek. (Bagian 3 : Mengorganisasikan Sistem Konversi) Bahan Kuliah Manajemen Operasi & Produksi Bab 9 : Manajemen Proyek (Bagian : Mengorganisasikan Sistem Konversi) Program Pascasarjana Universitas Muhammadiyah Prof Dr HAMKA Dosen : Dr. Muchdie, PhD in Economics

Lebih terperinci

PERT dan CPM adalah suatu alat manajemen proyek yang digunakan untuk melakukan penjadwalan, mengatur dan mengkoordinasi bagian-bagian pekerjaan yang

PERT dan CPM adalah suatu alat manajemen proyek yang digunakan untuk melakukan penjadwalan, mengatur dan mengkoordinasi bagian-bagian pekerjaan yang CPM dan PERT PERT dan CPM adalah suatu alat manajemen proyek yang digunakan untuk melakukan penjadwalan, mengatur dan mengkoordinasi bagian-bagian pekerjaan yang ada didalam suatu proyek. PERT yang memiliki

Lebih terperinci