BAB II TINJAUAN PUSTAKA
|
|
- Indra Agusalim
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 DATA SEMI TERSTRUKTUR (SEMISTRUCTURED DATA) Keberadaan data semi terstruktur dikarenakan adanya kebutuhan akan format data baru yang kemudian ditempatkan kedalam teknologi basisdata yang telah ada, terdapat 3 (tiga) motivasi yang dijadikan sebagai dasar dikembangkannya data semi terstruktur, pertama, adanya sumberdata yang ditempatkan pada web, yang ingin diperlakukan sebagai basisdata akan tetapi tidak mengikuti aturan skema basisdata yang telah ada seperti relasional basisdata. Ke-dua, adanya keinginan untuk memiliki format data yang lebih fleksibel dengan tidak adanya aturan yang menentukan tipe, panjang pada elemen datanya, dan yang ketiga adalah memungkinkan kemudahan pada proses pencarian data (browsing) tanpa memperhatikan skema dari sumberdata yang dicari, meskipun sumberdata tersebut memiliki skema. Motivasi nyata yang sangat penting terhadap keberadaan data semi terstruktur adalah adanya keinginan untuk membawa format baru ini kedalam teknologi basisdata yang telah ada. Pada data semi terstruktur, informasi yang biasanya diasosiasikan dengan skema ditempatkan di dalam data itu sendiri, hal ini dikenal dengan istilah self-describing. Pada beberapa bentuk data semi terstruktur tidak terdapat skema yang terpisah, kalaupun terdapat skema yag terpisah biasanya yang ditempatkan pada skema hanya batasan yang terlepas dari data (Buneman, 1997). Pendekatan yang digunakan dalam merepresentasikan data semi terstruktur menggunakan model yang disebut sebagai labeled tree, yaitu struktur pohon dengan edge berlabel. Untuk membangun struktur edge-labeled tree seperti pada Gambar 1. menggunakan sintaks sebagai berikut: {A {B {}, C {}}, D {}} A D B C Gambar 1. Contoh edge-labeled tree
2 Untuk memahami struktur edge-labeled tree seperti pada contoh, terlebih dahulu harus dipahami sintaks dasar yang digunakan yaitu: { }, merupakan sintaks untuk representasi empty tree {l t}, sintaks yang menyatakan adanya root tree dengan satu edge-labeled l yang terpasang pada subtree t t 1 t 2, sintaks yang digunakan untuk melakukan penggabungan antara tree t 1 dengan tree t 2, penggabungan dilakukan dengan menyatukan root dari kedua tree. Dengan demikian sintaks {A {B {}, C {}}, D {}}, menyatakan bahwa sebuah tree terbentuk dari dua edge-labeled A dan D, pada edge-labeled A terpasang subtree yang terdiri dari edge-labeled B dan edge-labeled C. Karena pada edge-labeled B, C dan D subtree yang dituju merupakan empty tree, maka sintaks dapat disederhanakan menjadi {A {B, C}, D} (Buneman, 1996). Label ditempatkan pada edge tidak hanya berfungsi sebagai nama edge, tetapi dapat berfungsi sebagai data dengan tipe Integer, String, atau tipe lain yang sudah dikenal. Pada model data semiterstruktur digunakan juga tipe data simbol (Symbol), tipe data ini dipakai jika label pada edge berfungsi sama seperti atribut pada basisdata relasional atau nama class pada object oriented. Formulasi untuk menentukan label sebagai berikut: type label = int string symbol type tree = set(label x tree) Formula yang pertama dapat dijelaskan bahwa tipe label dapat berupa integer, string atau symbol, sedangkan formula yang ke-dua dapat dijelaskan bahwa sebuah pohon (tree) adalah kumpulan dari label atau pasangan pohon. D A B C b 1 a Gambar 2. Contoh penggunaan tipe data sebagai Label 5
3 Penulisan label yang berfungsi sebagai data dengan tipe data string menggunakan tanda kutip, seperti contoh a, sedangkan penulisan angka tanpa menggunakan tanda kutip. Untuk label yang berfungsi sebagai atribut, hanya dapat menggunakan tipe data simbol walaupun tetap menggunakan huruf dan angka dalam penamaan label tersebut. Penulisan nama label dengan tipe data simbol dilakukan tanpa tanda kutip dan biasanya menggunakan huruf kapital, contoh label A, B, C dan D, seperti pada Gambar 2. Struktur pohon dapat juga digunakan untuk merepresentasikan basisdata relasional, Tabel 1 dan Gambar 3 adalah contoh basisdata relasional dalam struktur pohon (Suciu, 1996). m n m p q r1: a b r2: b c c b c a a c c b Tabel 1. Contoh Basisdata Relasional r1 r2 tup tup tup tup tup m n m n m n mp q m p q a c b c c b b c c a a c Gambar 3. Struktur pohon data semi terstruktur. Representasi basisdata dalam bentuk pohon di atas yang memiliki sintaks sebagai berikut: Tree ::= {} {Label Tree} Tree Tree Yang memberi penjelasan bahwa, setiap pohon tidak memiliki pohon atau disebut sebagai empty tree yang disimbolkan dengan {}, atau setiap pohon merupakan kumpulan dari label yang membentuk pohon yang disimbolkan dengan {Label Tree}, atau merupakan gabungan antara pohon dengan pohon lainnya yang disimbolkan dengan Tree 6
4 Tree. Yang dimaksud dengan label adalah setiap edge yang mempunyai label seperti edge tup, edge m edge n dan sebagainya, beberapa label ini dapat membentuk pohon seperti terlihat pada edge r1. Sedangkan pohon yang dihasilkan oleh gabungan dari pohon r1 dan r2 akan membentuk pohon yang lebih besar. Gambar 3. juga memperlihatkan adanya perbedaan skema pohon antara r1 dan r2, pada r1 terdapat 3 (tiga) edge-labeled tup dengan 2 (dua) edge-labeled dibawahnya yaitu m dan n, sementara pada r2 hanya ada 2(dua) edge-labeled tup dengan 3 (tiga) edgelabeled m, p dan q. Perbedaan ini menjelaskan karakteristik dari data semi terstruktur yang tidak terpaku pada satu skema saja. 2.2 METADATA Metadata adalah informasi terstruktur sebuah basisdata yang sering disebut sebagai data tentang data atau informasi tentang informasi. Data atau informasi yang ditempatkan pada metadata merupakan data yang dapat mendeskripsikan elemen yang terkandung pada basisdata, baik informasi berupa nama dari elemen, konten, dan aturan yang diberlakukan pada elemen tersebut. Deskripsi basisdata ini dimaksudkan agar dalam penggunaan dan pengelolaan basisdata tidak mengalami kesulitan, informasi yang terkandung pada basisdata dapat diakses dengan mudah dan tidak rusak. Selain deskripsi elemen basisdata, informasi tentang lokasi dimana informasi ditempatkan juga dapat ditempatkan pada metadata, sehingga temu kembali informasi dapat dilakukan dengan mudah. Terdapat 3 (tiga) jenis utama metadata, yaitu; Descriptive metadata, Structural metadata, dan Administrative metadata. Descriptive metadata adalah metadata yang mendeskripsikan sebuah sumberdata untuk kebutuhan identifikasi data, termasuk didalamnya identifikasi terhadap elemen seperti judul buku, abstrak, pengarang dan kata kunci pada sebuah dokumen di web. Structural metadata merupakan metadata yang menjelaskan proses penggabungan beberapa objek, seperti penggabungan beberapa halaman web yang diurutkan ke dalam bentuk bab pembahasan pada sebuah buku elektronik. Administrative metadata adalah metadata yang menyediakan informasi untuk membantu dalam mengelola sebuah sumberdaya, seperti dokumentasi atas pembuatan sebuah file, tipe, teknik dan hak akses yang diberikan untuk sebuah file. 7
5 Descriptive metadata merupakan metadata yang umum digunakan untuk mendeskripsikan suatu basisdata, fungsi dari metadata ini adalah sebagai resource discovery. Fungsi ini memiliki kesamaan tugas dengan sebuah katalog, yaitu menemukan sumberdata berdasarkan pada kriteria yang diinginkan, mengidentifikasi sumberdata, memberikan informasi sumberdata yang sejenis, memisahkan sumberdata yang tidak sejenis, dan memberikan lokasi penempatan informasi yang diinginkan. Fungsi lain yang dimiliki oleh descriptive metadata adalah meningkatkan kemampuan interoperability, yaitu kemampuan dari multi sistem yang memiliki perbedaan pada hardware, software platforms, struktur data dan antarmuka dalam melakukan pertukaran data (NISO, 2004). Struktur metadata yang juga disebut sebagai skema adalah satu set elemen metadata yang berisi nama elemen beserta definisi dari elemen (semantik), nilai yang ditempatkan pada elemen metadata disebut sebagai konten, dan aturan-aturan yang diberlakukan pada konten. Contoh aturan yang terdapat pada metadata adalah aturan cara untuk merepresentasikan konten, misalnya penggunaan huruf kapital pada konten, bahkan dapat juga ditentukan value dari konten yang diperbolehkan, misal penggunaan value L dan P pada elemen Jenis_Kelamin. Selain aturan dalam menentukan value elemen, terdapat pula aturan pada sintak yang menentukan bagaimana elemen dan kandungan elemen seharusnya ditulis (encode). Metadata dapat ditulis dalam berbagai sintaks, beberapa skema menggunakan SGML (Standard Generalized Mark-up Language) atau XML (Extensible Mark-up Language). Metadata Encoding and transmission Standard (METS) adalah descriptive dan administrative metadata yang dibangun untuk memenuhi kebutuhan struktur data baku untuk mendeskripsikan perpustakaan digital. METS adalah sebuah skema XML untuk membentuk instance dokumen XML yang berisi struktur dari perpustakaan objek digital. Sebagai metadata yang bersifat descriptive dan administrative, METS diharapkan memberi pengelolaan dan penggunaan perpustakaan objek digital berbeda dan meningkat dibandingkan metadata yang digunakan untuk mengelola objek fisik seperti hasil cetakan dan objek fisik lainnya. Contoh penggunaan METS sebagai administrative metadata digunakan untuk memastikan ketersediaan halaman sebuah buku digital yang berada pada file digital yang berbeda. 8
6 Dublin Core Metadata Element (DCME) adalah satu contoh skema metadata yang dibangun dengan tujuan awal untuk mendefinisikan satu himpunan elemen yang dapat digunakan untuk menjelaskan sumberdaya web yang menyediakan informasi perpustakaan digital. Berhubungan dengan perkembangan sumberdaya elektronik dan ketidakmampuan perpustakaan dalam penyediaan katalog bagi semua sumberdaya tersebut, maka tujuan dari skema ini adalah mendefinisikan beberapa elemen dan aturan sederhana yang dapat diterapkan oleh mereka yang bukan sebagai pembuat katalog. Terdapat 15 elemen pada DCME, yaitu: Title, Creator, Subject, Description, Publisher, Contributor, Date, Type, Format, Identifier, Source, Language, Relation, Coverage, dan Rights (NISO, 2004). 2.3 INTEGRASI Peningkatan apresiasi pengguna (user) terhadap web yang berfungsi sebagai alat utama dalam pertukaran data menyebabkan peningkatan kebutuhan untuk mengintegrasikan data yang berasal dari berbagai sumber yang memiliki kemungkinan perbedaan pada skema dan model data. Keberagaman sumberdata ini dapat terjadi pada sumberdata konvensional maupun sumberdata semi terstruktur. Integrasi basisdata dapat dilakukan dalam 2 (dua) langkah, yaitu; translasi skema (schema translation) dan integrasi skema (schema integration). Pada tahap translasi, komponen skema basisdata akan ditranslasi menjadi intermediate schema kedalam bentuk yang biasa digunakan dalam merepresentasi skema basisdata (canonical), misalnya model E-R (entity relationship), penggunaan representasi yang canonical dimaksudkan agar dapat mengurangi penggunaan translator yang beragam. Tahap translasi skema perlu dilakukan hanya jika komponen basisdata bersifat heterogen atau skema pada basisdata lokal didefinisikan menggunakan model data yang berbeda. Hal lain yang juga dilakukan pada tahap translasi skema ini adalah menentukan spesifikasi model data untuk mendefinisikan skema konseptual global yang akan digunakan pada tahap integrasi data (Özsu et.al, 1999). Tahap selanjutnya adalah tahap integrasi skema, setiap skema antara (intermediate schema) diintegrasikan ke dalam skema konseptual global yang telah didefinisikan sebelumnya, dengan mengidentifikasi komponen dari basisdata yang saling berkaitan antara yang satu dengan yang lain. 9
7 Hasil dari integrasi yang dilakukan harus memenuhi tiga hal yaitu; kelengkapan, minimal, dan dimengerti. Kelengkapan yang harus dipenuhi pada integrasi adalah jika semua informasi yang berasal dari semua skema dapat diintegrasikan ke dalam skema konseptual global yang telah ditentukan. Kondisi minimal dari hasil integrasi data dapat dilihat dari banyaknya kerangkapan informasi yang terdapat pada skema hasil integrasi, hal ini dapat terjadi karena kegagalan dalam mendeteksi kerangkapan informasi pada intermediate schema. Mudah dimengerti adalah hal terakhir yang harus dicapai dari integrasi, hal ini dapat peroleh dengan terbentuknya skema terbaik dari hasil integrasi. Berbagai bentuk pemecahan integrasi data telah dibuat, yang dapat dimasukkan kedalam 2 (dua) kategori utama, yaitu integrasi data dengan pendekatan struktural dan integrasi data dengan pendekatan semantik. Integrasi data dengan pendekatan struktural menggunakan skema global dari sumberdata yang akan diintegrasikan, sedangkan integrasi data dengan pendekatan semantik menggunakan konseptual model atau ontologies setiap basisdata lokal sebagai integratornya. Pada beberapa sistem integrasi data yang menggunakan pendekatan struktural, selain menggunakan skema global, sistem juga menggunakan skema lokal. Kedua skema dibutuhkan karena integrasi data dilakukan dengan memetakan skema global dan skema lokal, untuk menghasilkan view definition. Contoh dari pendekatan struktural adalah Tsimmis, model data yang digunakan dalam integrasi data ini adalah OEM (Object Exchange Model), sementara pada MIX, model data yang digunakan adalah XML. Sedangkan untuk membangun pendekatan semantik, beberapa usaha telah dilakukan untuk membiarkan pengguna melakukan integrasi data pada tingkat konseptual, seperti RDF (Resource Description Framework). Pendekatan untuk masalah integrasi data biasanya mengadopsi pendekatan integrasi skema tradisional untuk basisdata terstruktur yang heterogen, atau pendekatan integrasi data semi terstruktur. Kunci keberhasilan integrasi data terdapat pada hubungan antar skema (interschema relationships), identifikasi hubungan antar skema akan memberikan kemudahan dalam integrasi data. Identifikasi hubungan antar skema pada sistem integrasi data untuk data semi terstruktur dapat dilakukan dengan cara yang berbeda, pada proyek TSIMMIS, identifikasi antar skema dilakukan menggunakan pendekatan dengan membangun mediator hanya untuk memahami sumberdata dimana mediator tersebut 10
8 digunakan. Pada proyek ini tidak digunakan skema basisdata global (Chawate et. al, 1994). Integrasi data dengan menggunakan pendekatan skema konseptual tidak dapat diterapkan pada data semi terstruktur, hal ini dikarenakan model data semi terstruktur hanya menggunakan labeled-graph untuk menangkap semantik dari data, oleh karenanya agar data semi terstruktur dapat menggunakan skema konseptual untuk integrasi data, digunakan suatu model data yang dapat mengekploitasi informasi skematik (schematic information) dan sekaligus dapat merepresentasikan data semi tertruktur dengan baik. Untuk memenuhi kebutuhan tersebut dapat digunakan XML sebagai model data, dimana DTD (document type definition) untuk menangkap informasi skematik, dan dokumen XML sebagai representasi data semi terstruktur(gianolli et. al, 2000). Penggunaan model data semantik pada integrasi data yang berbasis pada model data XML memungkinkan dibentuknya skema target, dan memetakan informasi yang terdapat pada beberapa fragmen XML ke dalam model konseptual tujuannya. Mengkombinasikan definisi skema konseptual dan membuat pemetaan (mapping) dalam satu langkah mendukung timbulnya ide untuk menggabungkan user-defined, intradocument dan interdocument menjadi satu mata rantai yang berperan melakukan identifikasi dan peleburan objek selama tahap data integrasi berjalan. Konseptual skema dapat dibentuk berdasarkan pada beberapa input data model yang menawarkan beberapa konsep seperti entity, attribute dan mapping. Proses pembentukan konseptual skema dapat dilakukan dengan mengambil DTD sebagai input, kemudian dipetakan sesuai dengan elemen yang terdapat pada kedua skema. Pembentukan skema konseptual dapat dilakukan secara manual, dimana manusia akan berperan sebagai integrator (human integrator). Kebutuhan informasi yang akan disajikan dan kebenaran skema input serta semantik data merupakan parameter pada pembentukan skema konseptual. Kebenaran integrasi skema sumberdata terhadap skema konseptual global dapat dilihat berdasarkan dari terpetakan semua elemen data sumberdata pada elemen data skema konseptual global, yang diikuti dengan dihasilkan output yang benar. Jika terdapat elemen sumberdata yang tidak terpetakan maka skema konseptual global yang dirancang belum dapat mengintegrasikan data. 11
9 2.4 EXTENSIBLE MARKUP LANGUAGE (XML) XML merupakan bentuk baku untuk merepresentasikan struktur dokumen teks dan data pada web, yang memberikan kemudahan dalam publikasi dan pertukaran data. Kemudahan tersebut terdapat pada sintak sederhana yang digunakan XML, tidak seperti pada HTML, XML diharapkan dapat memenuhi kebutuhan manusia dalam pencarian informasi dan memenuhi kebutuhan komputer dalam pengolahan data. XML memisahkan secara tegas antara kandungan informasi dan struktur informasi tersebut. Kelebihan dari XML dibanding HTML adalah penggunaan tag yang berfungsi sebagai user-defined yang digunakan untuk mendeskripsikan arti dari data dan tidak mendefinisikan bagaimana data akan terlihat. Dokumen XML dapat divalidasi sesuai dengan spesifikasi yang terdapat pada Document Type Declarations (DTDs) yang mendeskripsikan struktur dari dokumen XML, yang harus ditekankan adalah bahwa XML digunakan sebagai bahasa untuk mendeskripsikan struktur sintak sebuah dokumen (Gianolli et. Al, 2000). XML digunakan untuk markup documents bagi tujuan presentasi dan pemrosesan data lebih lanjut. Marked-up documents disebut sebagai XML documents (dokumen XML). Komponen dasar dari dokumen XML adalah elemen, yaitu kata yang dibatasi dengan sepasang tag, seperti <Nrp> dan </Nrp>, kandungan dari elemen dapat berupa teks, elemen lain atau kombinasi dari dan elemen. Selanjutnya, elemen dapat berisi atribut (attributes), dimana atribut ini merupakan pasangan name-value yang dispesifikasikan dalam tag elemen, seperti pada contoh penulisan atribut dibawah ini (Gianolli et. al, 2000) : <kodeps id = 502 > Manajemen Informatika</kodeps> Penggunaan XML dikarenakan XML merupakan perluasan bentuk dari HTML yang memungkinkan untuk mendefinisikan tag secara lokal dan mudah dalam pertukaran informasi terstruktur, sedangkan SGML adalah superset dari HTML dan XML yang memungkinkan peningkatan pembesaran dokumen. Kegunaan XML sebagai tools menjadi sangat luas, karena XML dapat memainkan peranan yang semakin rumit pada pertukaran berbagai bentuk data pada web (NISO, 2004). Terdapat 2 (dua) kebutuhan dalam membentuk XML yaitu; well-formed dan validate-formed. Well-formalization merupakan kebutuhan dokumen XML agar dapat 12
10 mengikuti beberapa sintaks, seperti, adanya satu elemen yang berisi elemen lain, atau elemen dapat berupa elemen yang tersarang (nest) akan tetapi tidak tumpang tindih (overlap), dan sebagainya. Kebutuhan atas validation-formed, dikarenakan XML berisi elemen dan atribut yang telah ditentukan tipe data dan hubungan (relationship) antar elemen. Document Type Definition (DTD) dan skema XML adalah dua bentuk mekanisme validasi utama yang digunakan pada XML. Sebagai sebuah well-formed, dokumen XML memiliki struktur bertingkat, dimana terdapat beberapa bahasa dapat digunakan untuk menempatkan elemen pada dokumen XML. Aspek penting lain dari XML adalah perubahan struktur, ketika sebuah instance dokumen dapat dibuat dari banyak sumber untuk dapat dipakai pada aplikasi dengan struktur yang berbeda, teknologi untuk mentranslasi suatu struktur ke struktur lain memungkinkan untuk dilakukan. Dokumen XML tidak hanya memperlihatkan konten dari data, juga memperlihatkan constraint dan relationship antar data, berikut adalah contoh dari dokumen XML: <?xml version="1.0" encoding="utf-8"?> <!-- edited with XML Spy v4.2 U ( by Ba-k (ZonaWarez.com) --> <!--Sample XML file generated by XML Spy v4.2 U ( <!DOCTYPE ProgramStudi SYSTEM "C:\Documents and Settings\Irematara\My Documents\TesisTitin\Prodi.dtd"> <ProgramStudi> <KodeProdi>511</KodeProdi> <NamaProdi>Teknik Informatika</NamaProdi> <JenjangProdi>Strata-1 (S1)</JenjangProdi> <Akreditasi>B</Akreditasi> </ProgramStudi Gambar 4. Contoh dokumen XML Pada Gambar 4. terlihat elemen ProgramStudi ditampilkan bersama beberapa sub-elemen yang dapat berupa simple type atau complex type. Sub-elemen yang complex type adalah sub-elemen yang memiliki sub-elemen. Setiap dokumen XML memiliki skema XML, pada Gambar 5. di bawah adalah skema XML dari dokumen XML pada Gambar 4. <?xml version="1.0" encoding="utf-8"?> <!-- edited with XML Spy v4.2 U ( by Ba-k (ZonaWarez.com) --> <xs:schema xmlns:xs=" elementformdefault="qualified" attributeformdefault="unqualified"> <xs:element name="programstudi"> <xs:annotation> <xs:documentation>comment describing your root element</xs:documentation> </xs:annotation> 13
11 <xs:complextype> <xs:sequence> <xs:element name="kodeprodi"/> <xs:element name="namaprodi"/> <xs:element name="jenjangprodi"/> <xs:element name="akreditasi"/> </xs:sequence> </xs:complextype> </xs:element> </xs:schema> Gambar 5. Contoh dokumen XML VALIDASI XML Pengecekan kebenaran skema dokumen XML yang dirancang dapat dilakukan dengan memenuhi kondisi well-formed dan validate-form, untuk dapat memenuhi 2 (dua) kondisi tersebut maka DTD dari dokumen XML harus sesuai dengan skema dokumen XML yang dirancang. Jika skema dokumen XML yang dirancang tidak sesuai dengan DTD skema dokumen, maka skema tersebut hanya memenuhi kondisi well-formed, dengan kondisi yang seperti ini akan memberi akibat dokumen XML tidak dapat dibentuk. Sebaliknya, jika hanya terdapat DTD saja untuk memenuhi kondisi validateform tanpa adanya pemenuhan kondisi well-formed pembentukan dokumen XML juga tidak dapat dilakukan. Pengecekan kebenaran skema dokumen XML yang bergantung pada skema dan DTD disebabkan karena DTD adalah bahasa pertama yang digunakan untuk mendefinisikan struktur dan konten dari dokumen XML, akan tetapi terdapat beberapa keterbatasan yang kritis jika DTD digunakan untuk dokumen yang tersebar. Beberapa keterbatasan tersebut antara lain : a. File DTD bukan merupakan dokumen XML yang well-formed dan valid, DTD bukan merupakan metadata, akan tetapi merupakan suatu bentuk khusus untuk memperlihatkan urutan dari elemen. Permasalahan dengan kondisi ini adalah dibutuhkannya proses khusus oleh XML parser untuk mengurai konten pada DTD. b. Kesulitan dalam menentukan batasan pada struktur dan konten dari XML instance dengan DTD, pada kenyataannya DTD hanya menentukan urutan dari elemen, subelemen dan atribut yang akan ditampilkan, tetapi tidak dapat mendefinisikan relasionship dan batasan. 14
12 c. DTD tidak dapat mendefinisikan tipe data, sehingga menyulitkan dalam reusable, extensible dan modular. Definisi suatu DTD tidak dapat dilakukan dengan menggunakan DTD lain, dan aturan pada DTD tidak dapat digunakan kembali dan diperluas menggunakan aturan lain baik yang berada didalam maupun luar dari DTD tersebut. Semua keterbatasan ini mencegah DTD untuk dapat diterapkan secara luas pada sistem yang tersebar, pada sisi lain, skema XML merupakan satu alternatif pada lingkungan perusahaan modern, dimana XML memiliki fitur-fitur (features) sebagai berikut: a. XML skema adalah dokumen XML itu sendiri, dimana parser XML dapat menangani seperti XML instance. b. Tipe data kompleks untuk user-defined dapat dibuat pada skema XML. c. Deskripsi dan relasi dari skema dan komponen dapat diekspresikan, hirarki dapat dijelaskan berdasarkan pada relasi ini, sehingga membuat skema dapat digunakan kembali dan dapat diperluas. d. Pembentukan Namespace yang didukung pada skema XML untuk mengatasi benturan nama, hal ini dapat membantu penyebaran modular dari administrasi keamanan pada model. Dengan alasan di atas, semua spesifikasi XML modern saat ini berdasarkan pada skema, dengan peningkatan penggunaan skema pada XML akan menghasilkan kendali akses yang berbasis skema. Kendali akses pada instance dokumen XML dan DTD dapat diimplementasikan secara terpisah, selama DTD bukan merupakan XML yang wellformed dan valid-formed. Pengecekan kebenaran terhadap skema dokumen XML dapat juga dilakukan berdasarkan dari kemampuan dokumen dalam menampung data, meskipun skema dokumen XML dapat dibentuk dengan benar akan tetapi dokumen yang terbentuk tidak dapat menampung data baik dalam jumlah data maupun representasi data, yang sesuai dengan kebutuhan pengguna, maka skema dokumen perlu dirancang ulang sampai dokumen dapat menampung data sesuai dengan kebutuhan penggunanya. 15
INTEGRASI DATA SEMITERSTRUKTUR SECARA SKEMATIK BERBASIS XML (EXTENSIBLE MARKUP LANGUAGE) TITIN PRAMIYATI K.
INTEGRASI DATA SEMITERSTRUKTUR SECARA SKEMATIK BERBASIS XML (EXTENSIBLE MARKUP LANGUAGE) TITIN PRAMIYATI K. SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2008 PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER
Lebih terperinciBAB IV PEMBAHASAN dan HASIL
BAB IV PEMBAHASAN dan HASIL 4.1 TRANSLASI SKEMA Penelitian ini menggunakan 3 (tiga) basisdata yaitu Alumni, Yudisium dan Lulusan, ketiga basisdata ini dijadikan sebagai source basisdata atau basisdata
Lebih terperinciINTEGRASI DATA SEMITERSTRUKTUR SECARA SKEMATIK BERBASIS XML (EXTENSIBLE MARKUP LANGUAGE) TITIN PRAMIYATI K.
INTEGRASI DATA SEMITERSTRUKTUR SECARA SKEMATIK BERBASIS XML (EXTENSIBLE MARKUP LANGUAGE) TITIN PRAMIYATI K. SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2008 PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
8 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Komputer Forensik Forensik memiliki arti membawa ke pengadilan. Istilah forensik adalah suatu proses ilmiah (didasari oleh ilmu pengetahuan) dalam mengumpulkan, menganalisa
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 KERANGKA BERPIKIR Berdasarkan pada penelitian yang telah dilakukan sebelumnya dan teori yang menjadi dasar pada penelitian yang bertujuan untuk membangun rancangan skema
Lebih terperinciINTEGRASI DATA SEMITERSTRUKTUR SECARA SKEMATIK BERBASIS XML (EXTENSIBLE MARKUP LANGUAGE) TITIN PRAMIYATI K.
INTEGRASI DATA SEMITERSTRUKTUR SECARA SKEMATIK BERBASIS XML (EXTENSIBLE MARKUP LANGUAGE) TITIN PRAMIYATI K. SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2008 PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER
Lebih terperinciModul VI BIBLIOGRAFI
Modul VI FORMAT STANDAR DATA BIBLIOGRAFI Setelah mempelajari materi ini, mendiskusikan, dan latihan mahasiswa dapat membuat deskripsi bibliografi bahan pustaka berdasarkan standar format MARC dan Dublin
Lebih terperinciXML. Apakah XML XML vs HTML XML Struktur DTD XLST
XML 1 XML Apakah XML XML vs HTML XML Struktur DTD XLST 2 Apakah XML? extensible Markup Language adalah meta-language yang menerangkan tentang isi dari suatu document (self describing data) Java = Portable
Lebih terperinciPEMROGRAMAN WEB. 11 XML, XHTML dan JSON. Andi WRE
PEMROGRAMAN WEB 11 XML, XHTML dan JSON Andi WRE XML (extensible Markup Language) Dirancang untuk membawa dan menyimpan data, bukan menampilkan data Tidak ada standar untuk tag XML, nama tag ditentukan
Lebih terperinciPemrograman Berbasis Web Pertemuan 5 XML & DTD. Program Diploma IPB - Aditya Wicaksono, S.Komp 1
Pemrograman Berbasis Web Pertemuan 5 XML & DTD Program Diploma IPB - Aditya Wicaksono, S.Komp 1 Overview XML DTD Program Diploma IPB - Aditya Wicaksono, S.Komp 2 Apa itu XML? extensible Markup Language
Lebih terperinciSistem Manajemen Basis Data Web 2 :
Sistem Manajemen Basis Data Web 2 : Semistructured Data & XML Tim Penyusun : Pengajar Universitas Gunadarma 2008 Outline Data semi terstruktur Pengenalan XML Bahasa Queri XML SMBD - Web 2 Data Semi terstruktur
Lebih terperinciTEKNIK DOCUMENT OBJECT MODEL (DOM) UNTUK MANIPULASI DOKUMEN XML. Kusnawi ABSTRACT
TEKNIK DOCUMENT OBJECT MODEL (DOM) UNTUK MANIPULASI DOKUMEN XML Kusnawi ABSTRACT Extensible Markup Language (XML) merupakan media yang sangat penting untuk representasi, pertukaran, dan pengaksesan data
Lebih terperinciBAB II. Software testing dilakukan untuk berbagai tujuan antara lain [PAN99]:
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Software Testing 2.1.1 Pengertian Software testing atau pengujian perangkat lunak dapat didefinisikan sebagai sebuah proses atau rangkaian proses yang dirancang untuk memastikan
Lebih terperinciPERANCANGAN DAN PEMBUATAN SISTEM VALIDASI XHTML 1.0
PERANCANGAN DAN PEMBUATAN SISTEM VALIDASI XHTML 1.0 Yulia 1), Sukanto Tedjokusuma 2), Nicko Candra 3) Jurusan Teknik Informatika, Universitas Kristen Petra Surabaya yulia@petra.ac.id 1), sukanto@petra.ac.id
Lebih terperinciBASIS DATA MODEL BASIS DATA
BASIS DATA MODEL BASIS DATA APA ITU MODEL BASIS DATA? Model database menunjukkan struktur logis dari suatu basis data, termasuk hubungan dan batasan yang menentukan bagaimana data dapat disimpan dan diakses.
Lebih terperinciSistem Basis Data Lanjut. Interoperability & Resource Description Framework (RDF)
Interoperability & Resource Description Framework (RDF) Tim Penyusun : Pengajar Universitas Gunadarma 2008 Outline Interoperabilitas Metadata Aplikasi Metadata Implementasi Metadata Resource Description
Lebih terperinciRANCANGAN FRAMEWORK INTEROPERABILITAS (SUB REPOSITORI DOKUMEN NASIONAL)
RANCANGAN FRAMEWORK INTEROPERABILITAS (SUB REPOSITORI DOKUMEN NASIONAL) Hero Yudo Martono Jurusan Teknik Informatika Politeknik Elektronika Negeri Surabaya Kampus ITS Keputih Sukolilo Surabaya 60111 Telp.
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pencarian Pencarian adalah proses untuk menemukan suatu informasi yang kita butuhkan. Misalnya, kita ingin mencari sebuah kata didalam dokumen digital yang kita miliki. Kita
Lebih terperinciXML vs JSON. by: Ahmad Syauqi Ahsan
XML vs JSON by: Ahmad Syauqi Ahsan What is XML? XML adalah singkatan dari extensible Markup Language yang dikembangkan mulai tahun 1996 dan mendapatkan pengakuan dari W3C pada 10 Februari 1998. XML merupakan
Lebih terperinciPenggunaan Struktur Data Pohon Berakar dalam XML
Penggunaan Struktur Data Pohon Berakar dalam XML Luthfi Chandra Fibrian - 13510047 Program Studi Teknik Informatika Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Institut Teknologi Bandung, Jl. Ganesha 10 Bandung
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Dalam pengembangan perangkat lunak, tim developer membangun cetak
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam pengembangan perangkat lunak, tim developer membangun cetak biru sebuah perangkat lunak dalam sebuah model. Dengan adanya model tersebut, maka pembangunan
Lebih terperinciAplikasi Web Direktori Jurnal Menggunakan Feature Harvester Metadata Artikel
Aplikasi Web Direktori Jurnal Menggunakan Feature Harvester Metadata Artikel Iwan Handoyo Putro 1, Resmana Lim 2, Rocky Y. Dillak 3 1,2,3 Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknologi Industri, Universitas
Lebih terperinciDefinisi Semantic Web
Semantic Web 1 Definisi Semantic Web Semantic web adalah sebuah visi: ide atau pemikiran dari bagaimana memiliki data pada web yang didefinisikan dan dihubungkan dengan suatu cara dimana dapat digunakan
Lebih terperinciAplikasi Web Direktori Jurnal Menggunakan Feature Harvester Metadata Artikel
Aplikasi Web Direktori Jurnal Menggunakan Feature Harvester Metadata Artikel Iwan Handoyo Putro 1, Resmana Lim 2, Rocky Y. Dillak 3 1,2,3 Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknologi Industri, Universitas
Lebih terperinciMatakuliah Otomasi Perpustakaan. Miyarso Dwi Ajie
Matakuliah Otomasi Perpustakaan Miyarso Dwi Ajie Kerjasama antar perpustakaan secara elektronik telah berkembang seiring dengan perkembangan teknologi dan adanya kebutuhan untuk menggunakan sumber daya
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Bab ini membahas teori-teori yang dijadikan acuan tugas akhir ini.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA Bab ini membahas teori-teori yang dijadikan acuan tugas akhir ini. 2.1 Web Service Web Service adalah sekumpulan application logic beserta objek-objek dan method-method yang dimilikinya
Lebih terperinciHTML DOM #1 Yosef Murya Kusuma Ardhana. ST., M.Kom
HTML DOM #1 Yosef Murya Kusuma Ardhana. ST., M.Kom HTML? HTML merupakan singkatan dari Hypertext Markup Language. HTML adalah sekumpulan text atau file ASCII yang berisi intruksi atau perintah program
Lebih terperinciPemrosesan data sebelum adanya basis data Perancangan sistemnya masih didasarkan pada kebutuhan individu pemakai, bukan kebutuhan sejumlah pemakai
Basis Data Pemrosesan data sebelum adanya basis data Perancangan sistemnya masih didasarkan pada kebutuhan individu pemakai, bukan kebutuhan sejumlah pemakai Duplikasi data Data yg sama terletak pada
Lebih terperinciPembuatan Aplikasi Konversi Metadata Menggunakan Standar Open Archive untuk Koleksi Artikel Elektronik Pusat Penelitian Universitas Kristen Petra
Pembuatan Aplikasi Konversi Metadata Menggunakan Standar Open Archive untuk Koleksi Artikel Elektronik Pusat Penelitian Universitas Kristen Petra Iwan Handoyo Putro 1), Resmana Lim 2), Hendri Kurnia Wijaya
Lebih terperinciSISTEM PERTUKARAN DATA ANTAR BASIS DATA DENGAN XML
SISTEM PERTUKARAN DATA ANTAR BASIS DATA DENGAN XML Robertus Setiawan Aji Nugroho Program Studi Ilmu Komputer, Unika Soegijapranata Jl. Pawiyatan Luhur IV/1 Bendhan Dhuwur Semarang 50234 E-mail: wawan@unika.ac.id
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. bidang media komunikasi dan informasi. Internet adalah suatu jaringan komputer
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 World Wide Web Dunia internet semakin berkembang, terutama penggunaanya dalam bidang media komunikasi dan informasi. Internet adalah suatu jaringan komputer global, sedangkan
Lebih terperinciXpath Dokumen Xml untuk Perolehan Data pada Basisdata Perundangan Pemerintah Kota Semarang
Xpath Dokumen Xml untuk Perolehan Data pada Basisdata Perundangan Pemerintah Kota Semarang Setyawan Wibisono Program Studi Teknik Informatika, Universitas Stikubank email: setyasonny@gmail.com Abstrak
Lebih terperinciXML. Minggu 11 Sumber : Materi Pengantar XML, Moh Junaedi, Pemrograman Web/TI/ AK /2 sks
XML Minggu 11 Sumber : Materi Pengantar XML, Moh Junaedi, www.ilmukomputer.com XML Apakah XML XML vs HTML XML Struktur DTD XLST Apakah XML? extensible Markup Language adalah meta-language yang menerangkan
Lebih terperinciBAB III DASAR TEORI 3.1 Sistem Informasi
BAB III DASAR TEORI 3.1 Sistem Informasi Sistem adalah sekelompok dua atau lebih komponen-komponen yang saling berkaitan (interrelated) atau subsistem-subsistem yang bersatu untuk mencapai tujuan yang
Lebih terperinciAbstrak. Kata Kunci :Repository, Interoperabilitas, Open Access, Perpustakaan Digital, Harvester.
Pengembangan Sistem Pusat Repositori PDII Untuk Meningkatkan Diseminasi Konten Perpustakaan Digital Lembaga Penelitian di Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia Slamet Riyanto *1, Al Hafiz Akbar Maulana Siagian
Lebih terperinciSaat ini Web merupakan sumber informasi dengan volume yang besar.
TUGAS AKHIR Sistem Ekstraksi Informasi Web Menggunakan Metode Pencarian Pola Otomatis Berbasis Pencocokan Pohon Sigit Dewanto 05/186213/PA/10559 http://nuevasystem.com PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah
Lebih terperinciNama : Rendi Setiawan Nim :
Nama : Rendi Setiawan Nim : 41813120188 Pemodelan Data Pemodelan Data dalam rekayasa perangkat lunak adalah proses menciptakan sebuah model data dengan menerapkan model deskripsi formal data menggunakan
Lebih terperinciPrototype Sistem Informasi Hasil Penelitian Berbasis WEB
Pusat an Informatika - LIPI Prototype Sistem Informasi Hasil an Berbasis WEB Ade Cahyana pada Pusat an Informatika (PPI-LIPI) JL.Cisitu No.21/154 Telp (022) 2504711 Fax 2504712 Bandung E-mail : cahyana@informatika.lipi.go.id
Lebih terperinciPENERAPAN RELATIONAL DATA MENGGUNAKAN XQUERY PADA PEMROGRAMAN XML. Abstraksi
PENERAPAN RELATIONAL DATA MENGGUNAKAN XQUERY PADA PEMROGRAMAN XML Heri Sismoro 1 dan Ahmad Luthfi 2 1 Dosen STMIK AMIKOM Yogyakarta 2 Dosen Universitas Bina Darma Palembang. Abstraksi Saat ini hampir setiap
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Proses penyimpanan makna dan kandungan dari suatu domain pengetahuan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Proses penyimpanan makna dan kandungan dari suatu domain pengetahuan dengan menggunakan basis data relasional atau dalam bentuk dokumen terstruktur memiliki
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori Basis Data 2.1.1 Pengertian Data Menurut Turban (2003, p2), data ialah fakta yang belum diolah atau gambaran dari transaksi yang ditangkap, direkam, disimpan dan diklasifikasikan.
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA
BAB II KAJIAN PUSTAKA Bab ini berisi penjelasan tentang kajian berbagai pustaka yang digunakan dalam penyusunan Tugas Akhir ini. Kajian pustaka akan dilakukan terhadap beberapa literatur tentang Extensible
Lebih terperinciPENDAHULUAN. Alif Finandhita, S.Kom
PENDAHULUAN Alif Finandhita, S.Kom Basis data : Adalah sekumpulan data persistence yang saling terkait, menggambarkan suatu organisasi(enterprise). Sistem Basis data (DBS): Suatu sistem yang mengelola
Lebih terperinciadalah : Q.1) Suatu susunan/kumpulan data operasional lengkap dari suatu organisasi/perusahaan
Q.1) Suatu susunan/kumpulan data operasional lengkap dari suatu organisasi/perusahaan yang diorganisir/dikelola dan disimpan secara terintegrasi dengan menggunakan metode tertentu dengan menggunakan komputer
Lebih terperinciBasis Data 2. Database Internet. Arif Basofi, S.Kom. MT. Teknik Informatika, PENS
Basis Data 2 Database Internet Arif Basofi, S.Kom. MT. Teknik Informatika, PENS Tujuan 1) Memahami konsep dari pengembangan database berbasis web: World Wide World Pendahuluan HTML Databases dan Web 2)
Lebih terperinciXML extensible Markup Language. Oleh: Nisa Miftachurohmah, S. Kom
XML extensible Markup Language Oleh: Nisa Miftachurohmah, S. Kom Pengenalan XML EXtensible Markup Language (XML) merupakan sebuah bahasa markup yang digunakan untuk menandai suatu dokumen data. Markup
Lebih terperinciXML extensible Markup Language
XML extensible Markup Language Namespace Namespaces adalah dengan penambahan suatu string pada suatu elemen. Tujuan namespaces adalah untuk membedakan antara nama elemen dan nama atribut yang sama namun
Lebih terperinciXML (extensible Markup Language) PRODI TEKNIK TELEKOMUNIKASI POLITEKNIK ELEKTRONIKA NEGERI SURABAYA
XML (extensible Markup Language) 1 M U H A M M A D Z E N S A M S O N O H A D I, S T. M S C. Z E N H A D I@ E E P I S - I T S. E D U PRODI TEKNIK TELEKOMUNIKASI POLITEKNIK ELEKTRONIKA NEGERI SURABAYA extensible
Lebih terperinciPENDAHULUAN. Latar Belakang
Latar Belakang PENDAHULUAN Berkembangnya teknologi komputer semakin menarik minat para insan ilmiah untuk berkreasi dan berkarya. Berbagai penelitian yang dilakukan telah melahirkan metode atau teknologi
Lebih terperinciDASAR BASIS DATA BASIS_DATA XI-RPL
DASAR BASIS DATA Pengertian Data dan Informasi Data adalah fakta mengenai objek, orang dan lain-lain yang dinyatakan dengan nilai (angka, deretan karakter, atau simbol). Sedangkan informasi adalah data
Lebih terperinciChapter 2. Tipe Data dan Variabel
Chapter 2 Tipe Data dan Variabel Pada prinsipnya suatu program computer memanipulasi data untuk dijadikan informasi yang berguna. Komputer memanipulasi berbagai macam data, bukan hanya angka, tetapi juga
Lebih terperinciUntuk mendukung tugas akhir ini, diperlukan beberapa pengetahuan mendasar yang perlu diketahui. Pengetahuan mendasar tersebut meliputi :
BAB II KAJIAN TERKAIT Untuk mendukung tugas akhir ini, diperlukan beberapa pengetahuan mendasar yang perlu diketahui. Pengetahuan mendasar tersebut meliputi : 1. Konsep klasifikasi dengan metode taxonomy.
Lebih terperinciURi. Program Studi Sistem Informasi Universitas Gunadarma.
APLIKASI PENCARIAN PARIWISATA PERAIRAN DI INDONESIA DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN WEB SEMANTIK ABSTRAK Aplikasi pencarian Pariwisata berbasis Web dengan menggunakan pendekatan Semantic Web ini bertujuan
Lebih terperinciSearch Engines. Information Retrieval in Practice
Search Engines Information Retrieval in Practice All slides Addison Wesley, 2008 Search Engine Architecture Arsitektur dari mesin pencari ditentukan oleh 2 persyaratan efektivitas (kualitas hasil) efisiensi
Lebih terperinciBAB II. 2.1 Model Data High Level Data Model (Conceptual Data Model)
BAB II PENGEMBANGAN SISTEM BASIS DATA Bab ini akan membahas lebih lanjut mengenai arsitektur sistem basis data dan pengembangan sistem basis data. Sistem basis data tidak berdiri sendiri, tetapi selalu
Lebih terperinciBab II DASAR TEORI. II.1 Sistem Informasi Geografi
Bab II DASAR TEORI II.1 Sistem Informasi Geografi Sistem Informasi Geografi adalah suatu sistem untuk menangkap, menyimpan, menganalisa dan mengelola data spasial dan atribut yang terkait secara lokasi
Lebih terperinciBAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM
BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisa Sistem Yang Sedang Berjalan Dalam mengevaluasi suatu proses diperlukan tahap analisis untuk menguji tingkat kelayakan terhadap proses perancangan sistem
Lebih terperinciPengenalan Script. Definisi HTML
1 Pengenalan Script Pada bab ini akan dibahas bahasa script yang dapat digunakan untuk membuat halaman web. Untuk dapat membuat halaman web bahasa script pertama yang harus anda kenal adalah HTML. HTML
Lebih terperinciBab 8. Basis Data Internet POKOK BAHASAN: TUJUAN BELAJAR: 1.1 WORLD WIDE WORLD
Bab 8 Basis Data Internet POKOK BAHASAN: World Wide World Pendahuluan HTML Basis Data dan Web Arsitektur Application Server dan Server-Side Java Pendahuluan XML XML : DTDs Spesifikasi Domain pada DTDs
Lebih terperinciMODUL PEMOGRAMAN WEB I STMIK IM BANDUNG MODUL PEMOGRAMAN WEB I. Oleh: CHALIFA CHAZAR. Chalifa Chazar edu.script.id
1 MODUL PEMOGRAMAN WEB I Oleh: CHALIFA CHAZAR 2 Modul 10 XML - extensible Markup Language Tujuan: Mahasiswa mengenal fungsi XML dan komponen XML sebagai pelengkap element HTML dalam membangun website statis.
Lebih terperinciPEMBUATAN PROGRAM UNTUK MENGUBAH FILE DATABASE MENJADI XML
Makalah Seminar Tugas Akhir PEMBUATAN PROGRAM UNTUK MENGUBAH FILE DATABASE MENJADI XML Oleh : Darmawan (L2F 097 619) Jurusan Teknik Elektro Universitas Diponegoro Semarang Abstrak Seiring dengan perkembangan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. masalah, keaslian penelitian, manfaat penelitian) dan juga tujuan penelitian.
BAB I PENDAHULUAN Pada bab ini diuraikan mengenai latar belakang penelitian (perumusan masalah, keaslian penelitian, manfaat penelitian) dan juga tujuan penelitian. 1.1 Latar Belakang Website merupakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dokumen merupakan kekayaan penting yang dimiliki organisasi. Dokumen menarasikan apa yang terjadi dalam organisasi, sehingga mengandung pengetahuan yang dimiliki oleh
Lebih terperinciLM107_Otomasi Perpustakaan
LM107_Otomasi Perpustakaan Kerjasama antar perpustakaan secara elektronik telah berkembang seiring dengan perkembangan teknologi dan adanya kebutuhan untuk menggunakan sumber daya bersama. Bentuk tukar-menukar
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. digunakan untuk memodelkan kebutuhan data dari suatu organisasi,
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Entity Relationship Diagram Entity Relationship Diagram (ERD) merupakan teknik yang digunakan untuk memodelkan kebutuhan data dari suatu organisasi, biasanya oleh System Analys
Lebih terperinciDATABASE PERPUSTAKAAN
DATABASE PERPUSTAKAAN Oleh : Ubudiyah Setiawati PENDAHULUAN Perpustakaan perguruan tinggi bagian dari fasilitas yang sifatnya terbuka bagi civitas akademik, bahkan perpustakaan yang berstatus sebagai perpustakaan
Lebih terperinciCASE TOOL UNTUK PEMODELAN SEMANTIK DATA DALAM WEB ONTOLOGY LAGUANGE (OWL)
CASE TOOL UNTUK PEMODELAN SEMANTIK DATA DALAM WEB ONTOLOGY LAGUANGE (OWL) Catur Bawa 1), Daniel Siahaan 2) Jurusan Teknik Informatika Fakultas Teknologi Informasi Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya
Lebih terperinciGENERATE REPORT FROM XSD-XML-ALTOVA
GENERATE REPORT FROM XSD-XML-ALTOVA Oleh : Tikaa (http://black9innocent.wordpress.com/) Well, ternyata kita bisa bikin report dari XSD dan XML loh!!! Terkejut??? Yaa.. sedikit terkejut karena selama ini
Lebih terperinciBasis Data. Bab 1. Sistem File dan Basis Data. Sistem Basis Data : Perancangan, Implementasi dan Manajemen
Bab 1 Sistem File dan Sistem : Perancangan, Implementasi dan Manajemen Pengenalan Konsep Utama Data dan informasi Data - Fakta belum terolah Informasi - Data telah diproses Manajemen data Basis data Metadata
Lebih terperinciPerancangan Tools untuk membuat XML Schema dengan menggunakan Pendekatan Entity Relationship Diagram
Perancangan Tools untuk membuat XML Schema dengan menggunakan Pendekatan Entity Relationship Diagram Yulia 1, Oviliani Yenty Yuliana 1, Sugianto Effendy 2 1 Jurusan Teknik Informatika, Fakultas Teknologi
Lebih terperinciWeb Service. Asep Herman Suyanto
Web Service Asep Herman Suyanto info@bambutechno.com http://www.bambutechno.com Web service adalah sistem perangkat lunak yang dirancang untuk mendukung interaksi yang bisa beroperasi machine-to-machine
Lebih terperinciDibuat Oleh : 1. Andrey ( )
Dibuat Oleh : 1. Andrey (41813120186) FAKULTAS ILMU KOMPUTER PROGRAM STUDI SISTEM INFORMASI UNIVERSITAS MERCU BUANA JAKARTA 2015 Pemodelan Data dalam rekayasa perangkat lunak adalah proses menciptakan
Lebih terperinciTUGAS PEMROGRAMAN BERBASIS WEB SEJARAH INTERNET DAN XHTML
TUGAS PEMROGRAMAN BERBASIS WEB SEJARAH INTERNET DAN XHTML Oleh : I Gede Wahyu Pramartha 1008605008 PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA JURUSAN ILMU KOMPUTER FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS
Lebih terperinciPERANCANGAN BASIS DATA
BAB IV PERANCANGAN BASIS DATA Database atau basis data adalah kumpulan data yang disimpan secara sistematis di dalam komputer dan dapat dimanipulasi (diolah) menggunakan perangkat lunak (program aplikasi)
Lebih terperinciUKDW BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Gereja HKTY Ganjuran adalah salah satu gereja katolik yang terletak di dusun Ganjuran, Sumbermulyo Bambanglipuro, Bantul. Gereja ini dibangun pada tahun 1924
Lebih terperinciBAB III LANDASAN TEORI
BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Sistem Menurut Herlambang (2005:116), terdapat dua pendekatan untuk mendefinisikan sistem, yaitu pendekatan secara prosedur dan komponen. Berdasarkan pendekatan prosedur, sistem
Lebih terperinciPENDAHULUAN. Alif Finandhita, S.Kom
PENDAHULUAN SISTEM BASIS DATA Suatu sistem penyusunan dan pengelolaan recordrecord dengan menggunakan komputer, dengan tujuan untuk menyimpan atau merekam serta memelihara data operasional lengkap sebuah
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
BAB 2 LANDASAN TEORI Pada bab ini akan dijelaskan landasan teori dan teknologi yang digunakan dalam penelitian ini. Pembahasan yang dipaparkan akan dimulai dari teknologi web service beserta dengan beberapa
Lebih terperinci1. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
1. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perpustakaan digital merupakan aplikasi praktis yang mengelola koleksi berbagai macam dokumen dalam bentuk digital dan dapat diakses melalui komputer. Melalui aplikasi
Lebih terperinciTeknik Informatika S1
Teknik Informatika S1 Rekayasa Perangkat Lunak Lanjut Pengenalan Web App + Req. Web App Disusun Oleh: Egia Rosi Subhiyakto, M.Kom, M.CS Teknik Informatika UDINUS egia@dsn.dinus.ac.id +6285740278021 Aplikasi
Lebih terperinciBAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM
BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisa Sistem yang Sedang Berjalan Proses yang sedang berjalan dalam penginformasian Lokasi Sarana Bantu Navigasi Pelayaran (SBNP), masih bersifat manual, yaitu
Lebih terperinciBAB III LANDASAN TEORI
BAB III LANDASAN TEORI Dalam bab ini akan dijelaskan landasan teori yang digunakan untuk mendukung penyusunan laporan kerja praktek ini. Landasan teori yang akan dibahas meliputi permasalahan-permasalahan
Lebih terperinciBAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Dalam analisis sistem ini akan diuraikan sejarah singkat dari Apotek 55 yang
BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1. Objek Penelitian Dalam analisis sistem ini akan diuraikan sejarah singkat dari Apotek 55 yang berlokasi di jalan Moh.Toha No.127 Bandung, Visi dan Misi dari apotek,
Lebih terperinciALGORITMA PEMROGRAMAN 1C PENDAHULUAN KONSEP BAHASA PEMROGRAMAN
ALGORITMA PEMROGRAMAN 1C PENDAHULUAN KONSEP BAHASA PEMROGRAMAN Indah Wahyuni KONSEP DASAR PEMROGRAMAN Program merupakan himpunan atau kumpulan instruksi tertulis yang dibuat oleh programer atau suatu bagian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Buku merupakan media informasi yang memiliki peran penting dalam perkembangan ilmu pengetahuan, karena dengan buku kita dapat memperoleh banyak informasi, pengetahuan
Lebih terperinciAplikasi Pengolah Bahasa Alami untuk Query Basisdata Akademik dengan Format Data Xml
Aplikasi Pengolah Bahasa Alami untuk Query Basisdata Akademik dengan Format Data Xml Setyawan Wibisono Program Studi Teknik Informatika, Universitas Stikubank email: setyasonny@gmail.com Abstrak Dalam
Lebih terperinciKonsep dan Arsitektur Basis Data. IKI20410 Basis Data Aniati Murni Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia
Konsep dan Arsitektur Basis Data IKI20410 Basis Data Aniati Murni Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia TOPIK PEMBAHASAN Data model, Schema and Instance DBMS (Data Base Management System) Architecture
Lebih terperinciSISTEM BASIS DATA (PENDAHULUAN) Alif Finandhita,S.Kom, M.T.
SISTEM BASIS DATA (PENDAHULUAN) Alif Finandhita,S.Kom, M.T. alif.finandhita@email.unikom.ac.id Definisi Sistem Basis Data SISTEM BASIS DATA Suatu sistem penyusunan dan pengelolaan record-record dengan
Lebih terperinciXML XML Tre Tr e e & & DTD
Pemrograman XML XML Tree & DTD Salhazan Nasution, S.Kom XML Tree 2 XML Tree michael heart computer scientist
Lebih terperinciDASAR REKAYASA PERANGKAT LUNAK
DASAR REKAYASA PERANGKAT LUNAK PEMODELAN ANALISIS KEBUTUHAN Institut Teknologi Sumatera DEFINISI MODEL ANALISIS Menurut Ian Sommerville(2011) Model Analisis adalah suatu teknik untuk merepresentasikan
Lebih terperinciPraktikum Basis Data 2. BAB 1 : Pendahuluan
BAB 1 : Pendahuluan 1.1. Sasaran Memahami fitur-fitur Oracle9i Dapat menjelaskan aspek teori maupun fisik dari database relasional Menggambarkan Implementasi Oracle pada RDBMS dan ORDBMS 1.2. Oracle9i
Lebih terperinciPEMODELAN ANALISIS PL
PEMODELAN ANALISIS PL Aprilia Sulistyohati, S.Kom Jurusan Teknik Informatika Universitas Islam Indonesia Your Logo REKAYASA SISTEM VS REKAYASA PERANGKAT LUNAK Rekayasa sistem berkaitan dengan semua aspek
Lebih terperinciBAB III 3. LANDASAN TEORI. manajemen dan individu lain terhadap kejadian-kejadian internal dan eksternal
BAB III 3. LANDASAN TEORI 3.1. Konsep Dasar Sistem Informasi Sistem informasi dapat dikatakan seperti suatu sistem yang terdapat pada suatu organisasi yang merupakan kumpulan dari individu, teknologi,
Lebih terperinciBab 3. Metode Perancangan
Bab 3 Metode Perancangan 3.1 Metode Perancangan Sistem Pada bab ini akan memuat langkah-langkah yang akan dikerjakan untuk perancangan sistem sesuai dengan penelitian yang telah dilakukan. Perancangan
Lebih terperinciMK. PEMROGRAMAN SISTEM Semester/SKS : 6/3 COMPILER. Jurusan Sistem Komputer S1 Universitas Gunadarma
MK. PEMROGRAMAN SISTEM Semester/SKS : 6/3 COMPILER Jurusan Sistem Komputer S1 Universitas Gunadarma Aspek Kompilasi Programmer dengan High Level Languange (HLL) vs. Komputer dengan Machine Language Untuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. hadir dalam berbagai bentuk, seperti dokumen web, portal berita online, surat
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan teknologi internet menyebabkan semakin banyak sumber informasi dari seluruh bidang kehidupan yang dapat diakses. Informasi tersebut hadir dalam
Lebih terperinciExtensible Markup Language
Extensible Markup Language Continuing Educational Program Center for Computing Information Technology Fakultas Teknik Universitas Indonesia Semester Faculty :4 : Yaddarabullah, S.Kom, M.Kom Continuing
Lebih terperinciBAB III 3 LANDASAN TEORI
BAB III 3 LANDASAN TEORI 3.1 Sistem Informasi Menurut Jogiyanto HM (2003), sistem Informasi merupakan suatu sistem yang tujuannya menghasilkan informasi sebagai suatu sistem, untuk dapat memahami sistem
Lebih terperinciBAB III LANDASAN TEORI. pertama adalah sistem, dan yang kedua adalah sistem informasi itu sendiri.
BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Konsep Dasar Sistem Informasi Konsep dasar dari Sistem Informasi terbagi atas dua pengertian. Yang pertama adalah sistem, dan yang kedua adalah sistem informasi itu sendiri.
Lebih terperinciBAB III LANDASAN TEORI. organisasi yang pada saat dilaksanakan akan memberikan informasi bagi pengambil
11 BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Sistem Informasi Menurut (Ladjamudin, 2005), Sistem informasi adalah sekumpulan prosedur organisasi yang pada saat dilaksanakan akan memberikan informasi bagi pengambil keputusan
Lebih terperinci