Elektrodialisis dalam Produksi Asam Organik

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Elektrodialisis dalam Produksi Asam Organik"

Transkripsi

1 Elektrodialisis dalam Produksi Asam Organik Mardika Firlina Teknik Kimia, ITB, Jalan Ganesa No. 10, Bandung, Indonesia Abstrak Asam organik banyak digunakan dalam industri makanan, minuman, farmasi, kosmetik, deterjen, plastik, biokimia, dan produk kimia lainnya yang memiliki peranan penting dalam kehidupan manusia. Dalam produksi asam organik, dibutuhkan inovasi baru untuk terus mengikuti perkembangan industri kimia modern dan biokimia yang mengalami perkembangan secara pesat. Produksi secara konvensional harus segera diganti dengan cara lain karena menimbulkan permasalahan bagi lingkungan akibat terbentuknya limbah dan polusi. Elektrodialisis (ED) merupakan salah satu inovasi yang memiliki peluang besar untuk dapat menggantikan teknik produksi konvensional. Aplikasi elektrodialisis pertama yang dilakukakn pada skala industri adalah desalinasi air payau. Elektrodialisis (ED) terus mengalami perkembangan teori secara fundamental yang menyebabkan terjadinya pengembangan lanjutan berupa teknologi elektrodeionisasi (EDI), elektrolisis (EL), elektrodialisis dengan membran bipolar (EDBM), electrodialysis reversal (EDR), dan fuel cell (FC). Prinsip elektrodialisis yang sering digunakan dalam produksi asam organik adalah elektrodialisis dengan membran bipolar (EDMB). Pengembangan unit elektrodialisis berbasis membran bipolar telah diterapkan dalam berbagai skala, baik skala laboratorium maupun industri. Diharapkan dengan adanya elektrodialis dalam produksi asam organik dapat menjadi inovasi baru di dunia industri dan memberikan dampak besar dan nyata bagi keberlangsungan kehidupan manusia. Kata kunci : Elektrodialisis, asam organik, membran penukar ion. 1. Pendahuluan Sejarah penggunaan membran penukar ion berawal dari tahun 1903 dimana Morse dan Pierce menemukan bahwa elektrolit dapat dihilangkan lebih cepat dari larutan umpan dengan bantuan potensi listrik. Pada tahun 1940, Meyer dan Strauga menemukan proses elektrodialisis multi sel. Pada tahun yang sama, membran penukar ion sintetis yang lebih efektif ditemukan. Pada akhir tahun 1950an, membran penukar ion digunakan pada skala industri untuk pertama kalinya. Pada awal 1960an membran penukar ion digunakan untuk desalinasi air payau (Strathmann, 2004). Aplikasi industrial dari membran penukar ion berawal dari elektrodialisis (ED) dan menyebabkan perkembangan teori fundamental. Perkembangan teori secara fundamental menyebabkan pengembangan lanjutan dari teknologi ED sehingga muncul teknologi elektrodeionisasi (EDI), elektrolisis (EL), elektrodialisis dengan membran bipolar (EDBM), electrodialysis reversal (EDR), dan fuel cell (FC) (Tanaka, 2007). Contoh-contoh aplikasi elektrodialisis pada skala industri adalah desalinasi air payau, air umpan boiler dan air proses, pengolahan limbah, demineralisasi produk makanan, produksi garam meja, dan produksi asam organik (Strathmann, 2010). Desalinasi air payau merupakan aplikasi elektrodialisis pertama pada skala industri. Permasalahan utama yang harus dihadapi pada aplikasi elektrodialisis skala industri adalah biaya dan fouling. Salah satu aplikasi elektrodialisis yang sedang berkembang adalah produksi asam organik. Asam organik adalah senyawa organik yang bersifat asam dan mempunyai derajat keasaman. Asam organik yang paling umum adalah asam alkanoat yang memiliki derajat keasaman dengan gugus karboksil COOH, dan asam sulfonat dengan gugus fungsi SO 2OH. Asam organik umumnya bersifat lemah, korosif, dan banyak terdapat di alam. Asam organik banyak digunakan di industri makanan, minuman, farmasi, kosmetik, deterjen, plastik, biokimia, dan produk kimia lainnya yang memiliki peranan penting dalam kehidupan manusia. Mengingat asam organik sangat dibutuhkan dalam kehidupan manusia dalam jumlah yang besar, maka dibutuhkan proses produksi yang efektif dan efisien pada skala industri. Dalam produksi asam organik, terdapat dua metode yang biasa digunakan, yaitu fermentasi dan sintesis kimia. Dengan mempertimbangkan kesehatan dan keberlangsungan hidup manusia, produksi asam organik yang diharapkan adalah asam organik yang dapat dimetabolisme oleh tubuh dan tidak berbahaya. Proses pemisahan, pemekatan, dan pemurnian sangat dibutuhkan dalam proses pembuatan produk, baik pada fermentasi maupun sintesis kimia. Pada fermentasi, dibutuhkan lebih banyak proses yang disebabkan terdapat banyak senyawa yang harus dipisahkan pada bahan bakunya. Teknik pemisahan secara konvensional yang biasa dilakukan adalah pengendapan dan asidifikasi, ekstraksi, kristalisasi, distilasi, pertukaran ion, dan adsorpsi. Dengan mengikuti perkembangan zaman, teknik-teknik ini akan semakin susah dilakukan karena perindustrian kimia modern saat ini mulai menggunakan prinsip strategi intensifikasi proses dan green chemistry. Pengendapan dan asidifikasi terkenal dengan pencemaran yang disebabkan oleh terbentuknya endapan CaSO 4. Ekstraksi pelarut dapat menyebabkan kecacatan pada tubuh dan permasalahan lingkungan karena pemakaian pelarut yang berbahaya. Kristalisasi tidak menguntungkan karena kecilnya rendemen yang

2 didapat, biaya yang dibutuhkan besar untuk penggunaan zat kimia, dan limbah yang dihasilkan tidak dapat digunakan kembali. Pada proses distilasi, diperlukan energi yang tinggi dan pada beberapa kondisi dapat menyebabkan transformasi produk, contohnya adalah polimerisasi asam laktat. Pada pertukan ion, dibutuhkan asam, basa, dan air dalam jumlah yang sangat besar sehingga tidak ekonomis. Selain itu pembentukan garam tidak dapat dihindari karena anion asam dan kation basa akan selalu bertemu. Adsopsi juga memiliki kelemahan yaitu umur adsorben yang terbatas, kapasitas produksi kecil, dan dibutuhkan filtrasi tambahan (Huang, 2007). Dari uraian diatas, teknik-teknik yang biasa dilakukan secara konvensional tidak ekonomis dan menimbulkan masalah lingkungan sehingga dibutuhkan cara lain dalam pembuatan asam organik. Elektrodialisis (ED) merupakan teknologi yang paling kompetitif yang dapat digunakan karena memiliki keunggulan antara lain dapat mereaksikan H + dan OH - tanpa terjadinya pembentukan garam dan teknologinya menguntungkan. 2. Proses-proses Berbasis Membran Penukar Ion Proses membran penukar ion disebabkan karena adanya perbedaan potensi listrik yang berperan sebagai gaya dorong. Perpindahan ion dapat diatur oleh membran bermuatan yaitu, membran penukar kation yang memungkinkan perpindahan kation bermuatan positif dan membran penukar anion yang memungkinkan perpindahan anion bermuatan negatif. Salah satu contoh membran penukar ion adalah elektrodialisis (ED). Gambar 1. Skema proses elektrodialisis. A : membran selektif anion; K : membran selektif kation; M + : kation ; X - : anion. Prinsip dari elektrodialisis adalah ion dipindahkan melalui membran karena adanya perbedaan potensial listrik yang diberikan sebagai konsekuensi dari arus listrik. ED menggunakan membran yang selektif terhadap ion tertentu, yaitu membran kation yang melewatkan kation dan menolak anion serta membran anion yang melewatkan anion dan menolak kation. Elektrodialisis terdiri dari tumpukan pasangan sel yang disusun di antara dua elektroda. Pasangan sel ini sendiri berupa unit yang terdiri dari membran penukar kation, kompartemen diluat, membran penukar anion, dan kompartemen konsentrat. Larutan umpan yang dimasukkan akan terpisah menjadi konsentrat dan diluat (Mulder, 1996). Keunggulan teknologi elektrodialisis (ED) dibandingkan teknologi penukar ion konvensional (IE) adalah prosesnya dapat dilangsungkan secara kontinyu dengan kerja yang konsisten. Hal ini disebabkan karena teknologi penukar ion konvensional (IE) mengandalkan kapasitas dari resin untuk menyisihkan ion-ion di dalam larutan. Seiring dengan berjalannya waktu, kapasitas penukaran ion oleh resin akan berkurang sehingga mencapai titik jenuh. Untuk mengembalikan performa resin dibutuhkan larutan asam atau basa untuk regenerasi secara kimiawi sehingga IE harus dioperasikan secara batch. Namun, elektrodialisis memiliki kelemahan yaitu tidak mampu mencapai nilai kemurnian yang tinggi. Pada konsentrasi tertentu, ionion di dalam larutan tidak dapat dipisahkan lebih lanjut karena terdapat peningkatan hambatan dari larutan akibat penurunan konsentrasi ion. Arus tidak dapat dilewatkan oleh media sehinggga terjadi proses disosiasi air. Reaksi disosiasi air dapat terjadi apabila arus yang diberikan tidak melewati nilai rapat arus batas (Wenten dkk, 2014). Elektrodeionisasi (EDI) merupakan kombinasi dari elektrodialisis dan proses penukar ion konvensional. Keuntungan dari elektrodeionisasi dibandingkan resin penukar ion adalah prosesnya kontinyu dan tidak memerlukan regenerasi yang membutuhkan pekerja dan biayanya mahal. Keuntungan EDI jika dibandingkan dengan elektrodialisis konvensional adalah konduktivitas dari sel yang berisi diluat dapat meningkat lebih dari dua kali lipat. Namun, elektrodeionisasi memiliki kekurangan yaitu penggunaan arus listrik yang relatif buruk (Strathmann, 2004). Prinsip dari elektrodeionisasi adalah dibutuhkan potensial listrik untuk menciptakan gaya dorong untuk perpindahan ion dan memecah molekul air menjadi ion hidrogen dan hidroksil (Li, et al, 2008). Membran penukar ion berfungsi sebagai pembatas antara aliran curah air dan menetapkan wilayah kompartemen. Resin penukar ion berfungsi untuk meningkatkan konduktivitas dari kompartemen diluat dan menambah laju perpindahan ion (Tanaka, 2007). Mekanisme penyisihan ion pada EDI terdiri dari dua prinsip utama (Ganzi dkk., 1992). Pada tahap pertama, ion-ion di dalam air baku diikat oleh resin penukar ion dimana kation ditukar dengan ion H + sedangkan anion ditukar dengan ion OH -. Selanjutnya pada tahap kedua, ion-ion yang terikat oleh resin dipindahkan atau ditarik dari membran menuju kompartemen konsentrat akibat adanya gaya listrik yang diberikan oleh elektroda. Dua prinsip utama tersebut hanya terjadi pada kondisi awal operasi. Setelah proses mencapai kondisi steady state, resin penukar ion akan meningkatkan konduktivitas modul secara keseluruhan sekaligus memberikan jalur migrasi bagi ion sehingga efisiensi pemisahan meningkat (Wenten dkk., 2014). Mode operasi EDI dapat dibagi menjadi dua yaitu elektrodeionisasi dan mode elektroregenerasi. Mode elektrodeionisasi

3 digunakan apabila salinitas umpan tinggi. Sedangkan mode elektroregenerasi digunakan apabila salinitas air umpan sangat rendah (Ganzi, 1988). Gambar 4. Skema proses reverse electrodialysis (RED). (Wenten dkk., 2014) Gambar 2. Prinsip perpindahan ion dalam sel diluat yang dipenuhi resin penukar ion dari EDI. : pergantian kation; : pergantian anion; MX : asam organik atau garam organik; A : membran selektif anion; K : membran selektif kation; M + : kation ; X - : anion. Elektrolisis merupakan kombinasi dari elektrolisis dan pemisahan membran. Contoh klasik dari penggunaan elektrolisis adalah proses klor-alkali yaitu proses mengkonversi NaCl menjadi klorin dan soda kaustik (Mulder, 1996) Elektrodialisis dengan membran bipolar (EDBM) merupakan proses elektrodialisis yang menggunakan kombinasi dari elektrodialisis konvensional dengan membran bipolar yang disusun secara bergantian diantara membran monopolar di dalam unit ED. Membran bipolar terdiri dari dua lapisan monopolar kation dan anion (Wenten dkk., 2014). Membran bipolar yang digunakan dalam unit EDBM berfungsi untuk menghasilkan ion-ion H + dan OH - melalui disosiasi air. EDBM diaplikasikan dalam produksi asam dan atau basa, proses asidifikasi, dan proses alkalisasi. (Huang dkk, 2007) Gambar 5. Prinsip elektrolisis membran penukar ion dari natrium klorida. Gambar 3. Struktur dan fungsi membran bipolar untuk disosiasi H 2O. BP : membran bipolar; H + : ion hidrogen ; OH - : ion hidroksida ; H 2O : molekul air. Reverse elektrodialysis (RED) adalah teknologi pembangkit energi listrik yang menggunakan proses yang prinsipnya berlawanan dengan teknologi elektrodialisis. Fluks ion yang dihasilkan dari perbedaan salinitas antara dua larutan dikonversi secara langsung menjadi arus listrik (Ramon dkk, 2011). Membran penukar ion juga telah diaplikasikan pada teknologi pembangkit energi seperti proton exchange membran fuel cell (PEMFC), alkaline fuel cell (AFC), dan microbial fuel cell (MFC). Pada alkaline fuel cell (AFC), membran yang digunakan adalah membran penukar anion. Pada PEMFC, gas hidrogen dikonversi menjadi ion-ion H + dan dilewatkan melalui membran kation. Sedangkan pada AFC, ion OH - hasil reaksi di sisi katoda dipindahkan melalui membran anion. Mikcrobial fuel cell (MFC) adalah teknologi yang menggunakan membran penukar ion untuk mengkonversi bioenergi yang tidak hanya mengolah limbah tetapi juga dapat membangkitkan energi listrik (Leong dkk., 2013). 3. Proses Produksi Asam Organik Menggunakan Elektrodialisis Prinsip elektrodialisis yang sering digunakan dalam produksi asam organik adalah elektrodialisis dengan membran bipolar (EDMB). Pengembangan unit elektrodialisis berbasis membran bipolar telah diterapkan dalam berbagai skala, baik skala

4 laboratorium maupun industri. Dalam skala laboratorium, penelitian tentang membran bipolar diarahkan untuk memproduksi maupun mengaplikasikan membran bipolar. (a) (b) (c) Gambar 6. (a) Proton exchange membrane fuel cell (PEMFC) ; (b) Alkaline fuel cell (AFC) ; (c) Microbial fuel cell (MFC). (Wenten dkk., 2014) Sedangkan dalam skala industri, telah berhasil dipasarkan unit elektrodialisis yang berisi kombinasi antara membran bipolar dan membran monopolar untuk memenuhi kebutuhan industri dalam upaya memproduksi asam dan basa dari garamnya. Dalam aplikasinya untuk memproduksi asam dan basa dari garamnya, membran bipolar seringkali dikombinasikan dengan membran monopolar (membran penukar kation atau membran penukar anion) yang disusun dengan urutan tertentu. Jika suatu larutan garam diumpankan ke dalam kompartemen di antara membran penukar anion dan membran penukar kation, kation yang terdapat dalam larutan garam umpan akan bergerak menuju katoda menembus membran penukar kation dan membentuk suatu basa dengan ion OH - yang dihasilkan oleh adanya disosiasi air dalam membran bipolar. Pada sisi lain dari membran bipolar yang menghadap ke katoda, ion H + yang juga dihasilkan oleh adanya disosiasi air dalam membran bipolar akan membentuk asam dengan anion yang berasal dari larutan garam. Kemampuan membran bipolar dalam mendisosiasi air untuk produksi asam dan basa memiliki efisiensi energi yang cukup tinggi. Jika dibandingkan dengan proses elektrolisis dalam peristiwa disosiasi air, elektrodialisis dengan mmenggunakan membran bipolar memiliki keunggulan, yaitu lebih sederhana karena dalam satu sel elektrodialisis terdapat dua elektroda (katoda dan anoda) yang dapat diisi dengan banyak membran penukar ion. Sedangkan pada sel elektrolisis, setiap unit sel membutuhkan satu sel elektroda (anoda dan katoda) yang berbeda sehingga membutuhkan biaya yang lebih tinggi. Keunggulan lainnya adalah sel elektrolisis membutuhkan energi yang lebih tinggi dibandingkan elektrodialisis dengan membran bipolar akibat adanya produksi gas oksigen dan hidrogen pada kedua elektroda (Kroll,1997). Produksi asam dan basa dengan menggunakan membran bipolar memberikan alternatif aplikasi yang sangat menjanjikan. Pada proses produksi dalam industri kimia umumnya dihasilkan larutan garam yang merupakan buangan dari proses produksi. Buangan ini selain merugikan dari segi biaya juga memberikan dampak yang sangat serius bagi lingkungan. Dengan bipolar membran, larutan garam ini dapat dimanfaatkan untuk menghasilkan asam dan basa. Pada skala industri, Tokuyama Corporation pemegang saham utama dari Eurodia telah mengembangkan suatu membran bipolar yang diberi nama Neosepta (BP-1) yang terbukti telah berhasil diaplikasikan secara komersial. Perusahaan ini juga telah mengembangkan sel elektrodialisis dengan 3 maupun 2 kompartemen (Ameridia, 1999). Unit elektrodialisis dengan 3 kompartemen didapatkan dengan menambahkan membran bipolar di antara membran penukar anion dan membran penukar kation. Sehingga unit tersebut akan memproduksi asam yang berasal dari kompartemen di antara membran bipolar dan membran penukar anion, basa yang diproduksi oleh kompartemen di antara membran bipolar dan membran penukar kation, serta garam yang diproduksi oleh kompartemen di antara membran penukar anion dan kation. Unit elektrodialisis dengan 2 kompartemen terdapat 2 jenis, yaitu sel yang berisi membran bipolar dan membran penukar anion serta sel yang berisi membran bipolar dan membran penukar kation. Unit elektrodialisis dengan kombinasi membran bipolar dan membran penukar kation umumnya digunakan untuk mengubah garam yang berasal dari asam lemah dan basa kuat menjadi asam dan basanya, seperti natrium

5 asetat, format, glisinat, dsb. Sedangkan unit elektrodialisis dengan kombinasi membran bipolar dan membran penukar anion umumnya digunakan untuk mengubah garam yang berasal dari basa lemah dan asam kuat menjadi asam dan basanya, seperti amonium klorida, amonium sulfat, dan amonium laktat. Secara umum, efisisensi proses unit elektrodialisis dengan membran bipolar akan meningkat, jika : 1. larutan umpan memiliki konduktivitas listrik > 35 ms/cm, 2. larutan umpan mengandung logam bervalensi lebih dari 1 dengan konsentrasi kurang dari 2 ppm, 3. larutan umpan tidak boleh mengandung senyawa organik dengan molekul besar (berat molekul > 500), 4. produk asam maksimum yang dapat dicapai adalah 1-2 N untuk umpan asam kuat, dan untuk umpan asam lemah konsentrasi produk asam dapat mencapai 5 N, 5. produk basa maksimum yang dapat dicapai berkisar antara 2 N hingga 5 N (mencapai konsentrasi 12% berat NaOH), 6. temperatur operasi maksimum 40 o C, 7. selama operasi tidak terdapat oksidator dan pelarut organik. (Ameridia, 1999) EDMB yang memiliki 2 ruang kompartemen memiliki konsumsi energi yang lebih rendah daripada EDMB yang memiliki 3 ruang kompartemen. EDMB 2 ruang dengan substitusi H + /M + yang ditunjukkan pada gambar 7b tidak Disarankan untuk pembuatan asam kuat karena H + bebas akan berkompetisi dengan M + sehingga menurunkan efisiensi listrik. EDMB 2 ruang dengan substitusi OH + /X - yang ditunjukkan pada gambar 7c memiliki konsumsi energi lebih besar daripada substitusi H + /M + karena memiliki mobilitas ion organik yang lebih rendah. Namun, beberapa pengotor yang bersifat netral akan tetap didapatkan pada aliran produk pada EDMB 3 ruang dan 2 ruang dengan substitusi OH + /M -. Biaya investasi elektrodialisis sangat ditentukan oleh luas area membran yang diperlukan untuk mencapai produk yang diinginkan dari umpan garam dengan konsentrasi awal tertentu. Sementara biaya operasi yang utama adalah kebutuhan energi yang diperlukan untuk menyisihkan garam dan energi yang diperlukan oleh pompa untuk mentransfer larutan (Wenten dkk., 2014). Faktor-faktor yang mempengaruhi biaya adalah kebutuhan luas membran, konsumsi energi untuk proses desalinasi, rapat arus yang diperlukan, dan kebutuhan energi sebagai fungsi derajat penyisihan garam (Strathmann, 2010). Desain modul elektrodialisis terdiri dari membran kation dan anion yang disusun secara bergantian diantara sepasang elektroda. Antara membran yang satu dengan yang lain dipisahkan oleh spacer untuk membentuk ruang-ruang atau kompartemenkompartemen. Selain itu, spacer juga berfungsi untuk membantu mendistribusikan aliran di dalam kompartemen. Pada spacer jenis sheet flow, kompartemen disusun secara vertikal sehingga memberikan jalur aliran larutan yang relatif lebih pendek dan hilang tekan lebih kecil. (a) (b) 4. Tinjauan Aspek Tekno-Ekonomi (c) Gambar 7. Skema aplikasi EDMB pada produksi asam organik. (a) EDMB 3 ruang, (b) EDMB 2 ruang dengan substitusi H + /M +, (c) EDMB 2 ruang dengan substitusi OH + /X -. BP : membran bipolar; MX : garam organik; X - : anion organik. Pada spacer tipe tortuous path flow, kompartemen disusun secara horizontal. Sedangkan sistem elektrodialisis sendiri terdiri dari modul elektrodialisis, pompa untuk mentransfer larutan menuju modul, dan

6 power supply untuk mentransfer ion-on dari kompartemen diluat menuju kompartemen konsentrat (Wenten dkk., 2014). (a) (b) (c) Gambar 8. (a) mode operasi batch ; (b) mode operasi feed and bleed; (c) mode operasi kontinyu. (Wenten dkk., 2014) Jika dilihat dari desain prosesnya, terdapat tiga mode operasi untuk proses elektrodialisis yaitu batch, feed and bleed, dan kontinyu yang memiliki keunggulan dan kelemahannya masing-masing. Pada mode operasi batch yan memiliki kapasitas kecil, keunggulannya adalah laju demineralisasi yang tinggi dan tidak bergantung pada fluktuasi komposisi umpan. Kelemahannya adalah produksinya tidak kontinyu, rancangan sistem kompleks yang berkaitan dengan penyimpangan umpan dan produk, kontrol, dan perpipaan internal. Pada mode operasi feed and bleed yang memiliki kapasitas menengah sampai besar, keunggulannya adalah produksi kontinyu, mudah beradaptasi dengan fluktuasi laju alir dan komposisi umpan, dan laju demineralisasi tinggi. Kelemahannya adalah laju resirkulasi tinggi, konsumsi energi spesifik tinggi, dan rancangan sistem kompleks yang berkaitan dengan perpipaan. Sedangkan pada mode operasi kontinyu yang memiliki kapasitas besar, keunggulannya antara lain konsumsi energi spesifik rendah, biaya rendah untuk perpipaan, tangki penyimpan, dan kontrol. Kelemahannya adalah tidak mudah beradaptasi terhadap fluktuasi laju alir dan konsentrasi umpan, laju demineralisasi dan laju alir saling bergantungan (Wenten dkk., 2014). Pada Tabel 1, terdapat informasi tentang karakteristik proses dan konsumsi energi yang dibutuhkan untuk produksi asam organik dengan elektrodialisis. Informasi-informasi ini berasal dari literatur. Informasi biaya sangat sulit didapatkan karena sebagian besar eksperimen dilakukan dalam skala lab, meskipun terdapat beberapa data yang dilakukan dalam sekala pilot. Selain itu, biaya untuk aliran umpan tambahan dan polutan sekunder jarang diperhitungkan pada biaya total. Informasi seperti ini akan sangat dibutuhkan untuk menentukan proses yang akan digunakan dalam produksi asam organik. 5. Teknologi Elektrodialisis di Masa Depan Berdasarkan pembahasan di atas, elektrodialisis (ED) merupakan inovasi yang sangat kompeten dalam produksi asam organik. Namun, penelitian dan pengembangan harus tetap dilakukan untuk meningkatkan kinerja dan hasil produksi elektrodialisis pada skala industri. Tujuan dari pengembangan yang harus dilakukan adalah (1) menurunkan biaya membran terutama membran bipolar, (2) meningkatkan kemampuan untuk menghilangkan senyawa yang dapat merusak membran (fouling), (3) meningkatkan selektifitas ion kompetitor dan mengembangkan selektifitas pada membran pertukaran ion untuk anion organik dan ion hidrogen (Huang, 2007) Kerusakan pada membran adalah rintangan terberat pada industri dan membutuhkan perhatian khusus pada proses pengoperasian. Selain cara-cara yang telah disebutkan sebelumnya, perlu dilakukan perhitungan untuk mengurangi kemungkinan terjadinya kerusakan pada membran saat elektrodialisis sedang berjalan dan setelah alat dimatikan. Perhitungan yang perlu dilakukan termasuk (1) perubahan secara berkala pada polaritas elektroda, (2) penurunan arus operasi, (3) peningkatan kondisi hidrolik pada ruang unit dengan cara meningkatkan laju aliran umpan, (4) penambahan zat kimia untuk menghambat pembentukan endapan dan perkembang-biakan mikroba, (5) melakukan ekstraksi produk sebelum dijenuhkan, (6) menggunakan membran yang kuat propertisnya seperti monovalen membran, dan (7) pembersihan membran secara fisik atau kimia setelah alat dimatikan (Huang, 2007). Dengan perhitungan diatas, diharapkan kinerja

7 elektrodialisis dapat ditingkatkan tanpa mempengaruhi kualitas produk dan peningkatkan konsumsi energi. Aplikasi elektrodialisis yang ideal digunakan untuk pembuatan asam organik adalah bioreaktor yang terdiri dari ED yang dapat melakukan pemisahan in situ, pemurnian, dan produksi sekaligus. Untuk mewujudkan keadaan tersebut, dibutuhkan peran dari pihak akademia, industri, dan pemerintah untuk saling bekerjasama dan berusaha melakukan pengembangan. Untuk kedepannya, diharapkan elektrodialisis tidak hanya digunakan untuk industri pembuatan asam organik, tetapi juga dapat diaplikasikan dan memiliki peranan penting dalam kehidupan manusia. Tabel 1. Karakterisasi Proses dan Konsumsi Energi Produksi Asam Organik

8 Daftar Pustaka REFERENCES Ameridia, Inc, Production of Organic or Amino Acid by Bipolar Membrane Electrodialysis: diakses 10 April 2016 pukul Ameridia, Inc The Bipolar Membrane. Available : diakses 10 April 2016 pukul Lee, E.G.; Moon, S.H.; Chang, Y.K.; Yoo, I.K.; Chang, H.N.; Lactic acidrecovery using two-stage electrodialysis and its modeling, J. Membr. Sci. 145 (1998) Alvarez, F.; Alvarez, R.; Coca, J.; Sandeaux, J.; Sandeaux, R.; Gavach, C.; Salicylic acid production by electrodialysis with bipolar membranes, J. Membr. Sci. 123 (1997) Pourcelly, G.; Gavach, C.; (2000). Electrodialysis water splitting application of electrodialysis with bipolar membranes, in: A.J.B. Kemperman (Ed.), Handbook on Bipolar Membrane Technology, Twente University Press, Enschede, The Netherlands. Ganzi, G.C.; (1988). Electrodeionization for High-purity Water Production. In Sirkar, K.K., and Lloyd, D.R. (Eds.), New membrane materials and processes for separation. AIChE Symposium series, No. 261, Vol. 84, Huang, C.; Xu, C.; Zhang, T.; Xue, Y.; Chen, G. (2007). Application of Electrodialysis to The Production of Organic Acids: State-of-The-Art and Recent Developments, Journal of Membrane Science, 288, Wenten, I.G.; (2015). Industri Membran dan Perkembangannya. Teknik Kimia Institut Teknologi Bandung. Wenten, I.G.; (2015). Teknologi Membran: Prospek dan Tantangannya. Teknik Kimia Institut Teknologi Bandung. Wenten, I.G.; Hakim, A.N.; Khoiruddin, (2014). Pemisahan Elektro Ionik Berbasis Membran. Teknik Kimia Institut Teknologi Bandung. Wenten, I.G.; Hakim, A.N.; Khoiruddin, (2014). Peristiwa Perpindahan dalam Membran Penukar Ion, Teknik Kimia Institut Teknologi Bandung. Wenten, I.G.; Hakim, A.N.; Khoiruddin, Aryanti, P.T.P.; (2012). Teori Perpindahan dalam Membran. Teknik Kimia Institut Teknologi Bandung. Leong, J.X., Wan Daud, W.R., Ghasemi, M., Liew, K.B., Ismail, M., (2013). Ion exchange membranes as separators in microbial fuel cells for bioenergy conversion: a comprehensive review, Renewable and Sustainable Energy Reviews, 28, Li, N.N. et.al. (2008). Advanced membrane Technology and Applications. John Wiley and Sons Inc. Mulder, M. (1996). Basic Principle of Membrane Technology, Kluwer Academic Publishers, Netherlands. Ramon, G. Z., Feinberg, B. J dan Hoek, E. M. V. (2011). Membrane-based production of salinity gradient power, Energy & Environmental Science, 4, Rautenbach, R Membrane Processess, John Wiley & Sons Ltd., U.K.Kroll,J.J Monopolar and Bipolar Ion Exchange Membranes, PhD Thesis, Universiteit Twente. Novalic, S.; Kulbe, K.D.; Separation and concentration of citric acid by means of electrodialytic bipolar membrane technology, Food Technol. Biotechnol. 36 (1998) Novalic, S; Kongbangkerd, T.; Kulbe, K.D.; Separation of gluconate with conventional and bipolar electrodialysis, Desalination 114 (1997) Strathmann, H. (1992). Electrodialysis. In Ho, W.S.W., Sirkar, K.K., Membrane andbook, Van Nostrand- Reinhold, New York Strathmann, H. (2004). Ion-Exchange Membrane Separation Process. Elsevier. Strathmann, H. (2010) Electrodialysis, a mature technology with a multitude of new applications. Desalination. 264, Strathmann, H., Grabowski, A., Eigenberger, G., (2006). Electromembrane processes, efficient and versatile tools in a sustainable industrial development, Desalination, 199, 1 3. Tanaka, Y. (2007). Ion Exchange Membranes: Fundamentals and Applications, Elsevier: Amsterdam. Xu, T.W.; Yang, W.H.; Citric acid production by electrodialysis with bipolar membranes, Chem. Eng. Process. 41 (2002) Xu, T.W.; Yang, W.H.; Effect of cell configurations on the performance of critic acid production by a bipolar membrane electrodialysis, J. Membr. Sci. 203 (2002) Cauwenberg, V.; Peels, J.; Resbeut, S.; Pourcelly, G.; Application of electrodialysis within fine chemistry, Sep. Purif. Technol. 22/23 (2001)

BIPOLAR MEMBRANE ELECTRODIALYSIS : TEKNOLOGI ATRAKTIF UNTUK PRODUKSI ASAM DAN BASA

BIPOLAR MEMBRANE ELECTRODIALYSIS : TEKNOLOGI ATRAKTIF UNTUK PRODUKSI ASAM DAN BASA Sutrisna, Bipolar Membrane Electrodialysis BIPOLAR MEMBRANE ELECTRODIALYSIS : TEKNOLOGI ATRAKTIF UNTUK PRODUKSI ASAM DAN BASA Putu Doddy Sutrisna Jurusan Teknik Kimia, Fakultas Teknik, Universitas Surabaya

Lebih terperinci

JAWABAN 1. REVERSE OSMOSIS (RO)

JAWABAN 1. REVERSE OSMOSIS (RO) PERTANYAAN 1. Suatu industri bermaksud memanfaatkan efluen pengolahan air limbah yang telah memenuhi baku mutu sebagai air baku untuk kebutuhan domestik (karyawan), proses produksi dan boiler. Industri

Lebih terperinci

JURNAL SAINS DAN SENI Vol. 2, No. 1, (2013) ( X Print) 1

JURNAL SAINS DAN SENI Vol. 2, No. 1, (2013) ( X Print) 1 JURNAL SAINS DAN SENI Vol. 2, No. 1, (2013) 2337-3520 (2301-928X Print) 1 PENGARUH PERBANDINGAN JUMLAH POLI(VINIL ALKOHOL) DAN PATI JAGUNG DALAM MEMBRAN POLI(VINIL FORMAL) TERHADAP PENGURANGAN ION KLORIDA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. diperkenalkan pada tahun 1950 oleh Maigrot dan Sabates. Ketika pertama kali

BAB I PENDAHULUAN. diperkenalkan pada tahun 1950 oleh Maigrot dan Sabates. Ketika pertama kali BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Elektrodialisis merupakan metode pemisahan yang pertama kali diperkenalkan pada tahun 1950 oleh Maigrot dan Sabates. Ketika pertama kali diperkenalkan, elektrodialisis

Lebih terperinci

Skala ph dan Penggunaan Indikator

Skala ph dan Penggunaan Indikator Skala ph dan Penggunaan Indikator NAMA : ENDRI BAMBANG SUPRAJA MANURUNG NIM : 4113111011 KELAS PRODI : DIK A : PENDIDIKAN JURUSAN : MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS

Lebih terperinci

BAHAN BAKAR KIMIA (Continued) Ramadoni Syahputra

BAHAN BAKAR KIMIA (Continued) Ramadoni Syahputra BAHAN BAKAR KIMIA (Continued) Ramadoni Syahputra 6.2 SEL BAHAN BAKAR Pada dasarnya sel bahan bakar (fuel cell) adalah sebuah baterai ukuran besar. Prinsip kerja sel ini berlandaskan reaksi kimia, bahwa

Lebih terperinci

KROMATOGRAFI PENUKAR ION Ion-exchange chromatography

KROMATOGRAFI PENUKAR ION Ion-exchange chromatography KROMATOGRAFI PENUKAR ION Ion-exchange chromatography Merupakan pemisahan senyawa senyawa polar dan ion berdasarkan muatan Dapat digunakan untk hampir semua molekul bermuatan termasuk proteins, nucleotides

Lebih terperinci

PENGOLAHAN AIR SUNGAI UNTUK BOILER

PENGOLAHAN AIR SUNGAI UNTUK BOILER PENGOLAHAN AIR SUNGAI UNTUK BOILER Oleh Denni Alfiansyah 1031210146-3A JURUSAN TEKNIK MESIN POLITEKNIK NEGERI MALANG MALANG 2012 PENGOLAHAN AIR SUNGAI UNTUK BOILER Air yang digunakan pada proses pengolahan

Lebih terperinci

Penyisihan Besi (Fe) Dalam Air Dengan Proses Elektrokoagulasi. Satriananda *) ABSTRAK

Penyisihan Besi (Fe) Dalam Air Dengan Proses Elektrokoagulasi. Satriananda *) ABSTRAK Penyisihan Besi (Fe) Dalam Air Dengan Proses Elektrokoagulasi Satriananda *) ABSTRAK Air yang mengandung Besi (Fe) dapat mengganggu kesehatan, sehingga ion-ion Fe berlebihan dalam air harus disisihkan.

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM TEKNOLOGI SEL BAHAN BAKAR

BAB II GAMBARAN UMUM TEKNOLOGI SEL BAHAN BAKAR BAB II GAMBARAN UMUM TEKNOLOGI SEL BAHAN BAKAR 2.1. Pendahuluan Sel Bahan Bakar adalah alat konversi elektrokimia yang secara kontinyu mengubah energi kimia dari bahan bakar dan oksidan menjadi energi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. berputar, sehingga merupakan suatu siklus (daur ulang) yang lebih dikenal

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. berputar, sehingga merupakan suatu siklus (daur ulang) yang lebih dikenal BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Sumber Air Keberadaan air di bumi merupakan suatu proses alam yang berlanjut dan berputar, sehingga merupakan suatu siklus (daur ulang) yang lebih dikenal dengan siklus hidrologi.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. biasanya disertai dengan perkembangan teknologi yang sangat pesat.

BAB I PENDAHULUAN. biasanya disertai dengan perkembangan teknologi yang sangat pesat. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Secara umum perkembangan jumlah penduduk yang semakin besar biasanya disertai dengan perkembangan teknologi yang sangat pesat. Perkembangan tersebut membawa

Lebih terperinci

ION. Exchange. Softening. Farida Norma Yulia M. Fareid Alwajdy Feby Listyo Ramadhani Fya Widya Irawan

ION. Exchange. Softening. Farida Norma Yulia M. Fareid Alwajdy Feby Listyo Ramadhani Fya Widya Irawan ION Exchange Softening Farida Norma Yulia 2314100011 M. Fareid Alwajdy 2314100016 Feby Listyo Ramadhani 2314100089 Fya Widya Irawan 2314100118 ION EXCHANGE Proses dimana satu bentuk ion dalam senyawa dipertukarkan

Lebih terperinci

PROSES PEMISAHAN ION NATRIUM (Na) DAN MAGNESIUM (Mg) DALAM BITTERN (BUANGAN) INDUSTRI GARAM DENGAN MEMBRAN ELEKTRODIALISIS

PROSES PEMISAHAN ION NATRIUM (Na) DAN MAGNESIUM (Mg) DALAM BITTERN (BUANGAN) INDUSTRI GARAM DENGAN MEMBRAN ELEKTRODIALISIS PROSES PEMISAHAN ION NATRIUM (Na) DAN MAGNESIUM (Mg) DALAM BITTERN (BUANGAN) INDUSTRI GARAM DENGAN MEMBRAN ELEKTRODIALISIS Nur Hapsari Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknologi Industri UPN Veteran Jawa

Lebih terperinci

KONDUKTOMETRI OLEH : AMANAH FIRDAUSA NOFITASARI KIMIA A

KONDUKTOMETRI OLEH : AMANAH FIRDAUSA NOFITASARI KIMIA A KONDUKTOMETRI OLEH : AMANAH FIRDAUSA NOFITASARI KIMIA A 2011 11030234016 Pengertia n Konduktometri Metode analisis yang memanfaatkan pengukuran daya hantar listrik, yang dihasilkan dari sepasang elektroda

Lebih terperinci

(Fuel cell handbook 7, hal 1.2)

(Fuel cell handbook 7, hal 1.2) 15 hidrogen mengalir melewati katoda, dan memisahkannya menjadi hidrogen positif dan elektron bermuatan negatif. Proton melewati elektrolit (Platinum) menuju anoda tempat oksigen berada. Sementara itu,

Lebih terperinci

PENGAMBILAN MINERAL ELEKTROLIT DARI LIMBAH GARAM (BITTERN) UNTUK SUPLEMEN MINERAL IONIC PADA AIR MINUM

PENGAMBILAN MINERAL ELEKTROLIT DARI LIMBAH GARAM (BITTERN) UNTUK SUPLEMEN MINERAL IONIC PADA AIR MINUM PENGAMBILAN MINERAL ELEKTROLIT DARI LIMBAH GARAM (BITTERN) UNTUK SUPLEMEN MINERAL IONIC PADA AIR MINUM Nur Hapsari Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknologi Industri UPN Veteran Jawa Timur Telp : (31)8782179

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara 18 BAB I PENDAHULUAN I. 1 Latar Belakang Air bersih merupakan salah satu kebutuhan pokok manusia yang diperoleh dari berbagai sumber, tergantung pada kondisi daerah setempat. Kondisi sumber air pada setiap

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. mencuci pakaian, untuk tempat pembuangan kotoran (tinja), sehingga badan air

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. mencuci pakaian, untuk tempat pembuangan kotoran (tinja), sehingga badan air 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pencemaran air minum oleh virus, bakteri patogen, dan parasit lainnya, atau oleh zat kimia, dapat terjadi pada sumber air bakunya, ataupun terjadi pada saat pengaliran air olahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Saat ini, ketersediaan sumber energi fosil dunia semakin menipis, sumber energi ini semakin langka dan harganya pun semakin melambung tinggi. Hal ini tidak dapat dihindarkan

Lebih terperinci

2. Tinjauan Pustaka Sel Bahan Bakar (Fuel Cell)

2. Tinjauan Pustaka Sel Bahan Bakar (Fuel Cell) 2. Tinjauan Pustaka 2.1 2.1 Sel Bahan Bakar (Fuel Cell) Sel bahan bakar merupakan salah satu solusi untuk masalah krisis energi. Sampai saat ini, pemakaian sel bahan bakar dalam aktivitas sehari-hari masih

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. teknologi elektronika. Alternatif yang menarik datang dari fuel cell, yang

BAB I PENDAHULUAN. teknologi elektronika. Alternatif yang menarik datang dari fuel cell, yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Konsumsi dunia terhadap energi listrik kian meningkat seiring pesatnya teknologi elektronika. Alternatif yang menarik datang dari fuel cell, yang diharapkan

Lebih terperinci

Hasil Penelitian dan Pembahasan

Hasil Penelitian dan Pembahasan Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan IV.1 Pengaruh Arus Listrik Terhadap Hasil Elektrolisis Elektrolisis merupakan reaksi yang tidak spontan. Untuk dapat berlangsungnya reaksi elektrolisis digunakan

Lebih terperinci

BAHAN BAKAR KIMIA. Ramadoni Syahputra

BAHAN BAKAR KIMIA. Ramadoni Syahputra BAHAN BAKAR KIMIA Ramadoni Syahputra 6.1 HIDROGEN 6.1.1 Pendahuluan Pada pembakaran hidrokarbon, maka unsur zat arang (Carbon, C) bersenyawa dengan unsur zat asam (Oksigen, O) membentuk karbondioksida

Lebih terperinci

ELEKTROLISIS AIR (ELS)

ELEKTROLISIS AIR (ELS) MODUL PRAKTIKUM LABORATORIUM INSTRUKSIONAL TEKNIK KIMIA ELEKTROLISIS AIR (ELS) Koordinator LabTK Dr. Dianika Lestari / Dr. Pramujo Widiatmoko PROGRAM STUDI TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI INSTITUT

Lebih terperinci

Ion Exchange Chromatography Type of Chromatography. Annisa Fillaeli

Ion Exchange Chromatography Type of Chromatography. Annisa Fillaeli Ion Exchange Chromatography Type of Chromatography Annisa Fillaeli TUJUAN Setelah pembelajaran ini selesai maka siswa dapat melakukan analisis kimia menggunakan resin penukar ion. Title R+OH- + X- ===

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Energi merupakan suatu kebutuhan dasar bagi masyarakat modern. Tanpa energi, masyarakat akan sulit melakukan berbagai kegiatan. Pada era globalisasi seperti sekarang

Lebih terperinci

PENGARUH WAKTU TINGGAL CAIRAN TERHADAP PENURUNAN KEKERUHAN DALAM AIR PADA REAKTOR ELEKTROKOAGULASI. Satriananda 1 ABSTRAK

PENGARUH WAKTU TINGGAL CAIRAN TERHADAP PENURUNAN KEKERUHAN DALAM AIR PADA REAKTOR ELEKTROKOAGULASI. Satriananda 1 ABSTRAK PENGARUH WAKTU TINGGAL CAIRAN TERHADAP PENURUNAN KEKERUHAN DALAM AIR PADA REAKTOR ELEKTROKOAGULASI Satriananda 1 1 Staf Pengajar email : satria.pnl@gmail.com ABSTRAK Air yang keruh disebabkan oleh adanya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini bahan bakar fosil telah digunakan di hampir seluruh aktivitas

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini bahan bakar fosil telah digunakan di hampir seluruh aktivitas BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Saat ini bahan bakar fosil telah digunakan di hampir seluruh aktivitas manusia seperti penggunaan kendaraan bermotor, menjalankan mesin-mesin pabrik, proses memasak

Lebih terperinci

12/3/2015 PENGOLAHAN AIR PENGOLAHAN AIR PENGOLAHAN AIR. Ca Mg

12/3/2015 PENGOLAHAN AIR PENGOLAHAN AIR PENGOLAHAN AIR. Ca Mg Air adalah salah satu bahan pokok (komoditas) yang paling melimpah di alam tetapi juga salah satu yang paling sering disalahgunakan Penjernihan air adalah proses menghilangkan/mengurangi kandungan/campuran

Lebih terperinci

Gambar Rangkaian Alat pengujian larutan

Gambar Rangkaian Alat pengujian larutan LARUTAN ELEKTROLIT DAN BUKAN ELEKTROLIT Selain dari ikatannya, terdapat cara lain untuk mengelompokan senyawa yakni didasarkan pada daya hantar listrik. Jika suatu senyawa dilarutkan dalam air dapat menghantarkan

Lebih terperinci

Elektrokimia. Sel Volta

Elektrokimia. Sel Volta TI222 Kimia lanjut 09 / 01 47 Sel Volta Elektrokimia Sel Volta adalah sel elektrokimia yang menghasilkan arus listrik sebagai akibat terjadinya reaksi pada kedua elektroda secara spontan Misalnya : sebatang

Lebih terperinci

RACE-Vol.4, No.1, Maret 2010 ISSN PENGARUH PASANGAN ELEKTRODA TERHADAP PROSES ELEKTROKOAGULASI PADA PENGOLAHAN AIR BUANGAN INDUSTRI TEKSTIL

RACE-Vol.4, No.1, Maret 2010 ISSN PENGARUH PASANGAN ELEKTRODA TERHADAP PROSES ELEKTROKOAGULASI PADA PENGOLAHAN AIR BUANGAN INDUSTRI TEKSTIL RACE-Vol.4, No.1, Maret 21 ISSN 1978-1979 PENGARUH PASANGAN ELEKTRODA TERHADAP PROSES ELEKTROKOAGULASI PADA PENGOLAHAN AIR BUANGAN INDUSTRI TEKSTIL Oleh Agustinus Ngatin Yunus Tonapa Sarungu Mukhtar Gozali

Lebih terperinci

SKRIPSI ANALISIS PENGARUH VARIASI VOLUME AIR PADA WATER TANK DAN BEBAN LISTRIK TERHADAP PERFORMANSI POLYMER ELECTROLYTE MEMBRANE FUEL CELL (PEMFC)

SKRIPSI ANALISIS PENGARUH VARIASI VOLUME AIR PADA WATER TANK DAN BEBAN LISTRIK TERHADAP PERFORMANSI POLYMER ELECTROLYTE MEMBRANE FUEL CELL (PEMFC) SKRIPSI ANALISIS PENGARUH VARIASI VOLUME AIR PADA WATER TANK DAN BEBAN LISTRIK TERHADAP PERFORMANSI POLYMER ELECTROLYTE MEMBRANE FUEL CELL (PEMFC) Oleh : I NYOMAN JULI ADI PUTRA NIM: 0804305006 JURUSAN

Lebih terperinci

PENDAHULUAN 1. Tujuan Percobaan 1.1 Menguji daya hantar listrik berbagai macam larutan. 1.2 Mengetahui dan mengidentifikasi larutan elektrolit kuat,

PENDAHULUAN 1. Tujuan Percobaan 1.1 Menguji daya hantar listrik berbagai macam larutan. 1.2 Mengetahui dan mengidentifikasi larutan elektrolit kuat, PENDAHULUAN 1. Tujuan Percobaan 1.1 Menguji daya hantar listrik berbagai macam larutan. 1.2 Mengetahui dan mengidentifikasi larutan elektrolit kuat, elektrolit lemah, dan non elektrolit. 2. Dasar teori

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. penyamakan kulit dengan menggunakan Spektrofotometer UV-VIS Mini

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. penyamakan kulit dengan menggunakan Spektrofotometer UV-VIS Mini 43 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Proses elektrokoagulasi terhadap sampel air limbah penyamakan kulit dilakukan dengan bertahap, yaitu pengukuran treatment pada sampel air limbah penyamakan kulit dengan menggunakan

Lebih terperinci

POTENSI PEMANFAATAN LIMBAH LAUNDRY RUMAH TANGGA DALAM MEMPRODUKSI GAS HIDROGEN HIDROGEN OKSIDA (HHO) SEBAGAI BAHAN BAKAR ALTERNATIF

POTENSI PEMANFAATAN LIMBAH LAUNDRY RUMAH TANGGA DALAM MEMPRODUKSI GAS HIDROGEN HIDROGEN OKSIDA (HHO) SEBAGAI BAHAN BAKAR ALTERNATIF Aulia Nur Veiny 3308 100 047 Dosen pembimbing: A l i a D a m a y a n t i, S T., M T, P h D POTENSI PEMANFAATAN LIMBAH LAUNDRY RUMAH TANGGA DALAM MEMPRODUKSI GAS HIDROGEN HIDROGEN OKSIDA (HHO) SEBAGAI BAHAN

Lebih terperinci

REAKSI SAPONIFIKASI PADA LEMAK

REAKSI SAPONIFIKASI PADA LEMAK REAKSI SAPONIFIKASI PADA LEMAK TUJUAN : Mempelajari proses saponifikasi suatu lemak dengan menggunakan kalium hidroksida dan natrium hidroksida Mempelajari perbedaan sifat sabun dan detergen A. Pre-lab

Lebih terperinci

PEMISAHAN DENGAN MEMBRAN (MEM)

PEMISAHAN DENGAN MEMBRAN (MEM) MODUL PRAKTIKUM LABORATORIUM INSTRUKSIONAL TEKNIK KIMIA PEMISAHAN DENGAN MEMBRAN (MEM) Disusun oleh: Felix Christopher Dr. I Gede Wenten Dr. Ardiyan Harimawan PROGRAM STUDI TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNOLOGI

Lebih terperinci

3. ELEKTROKIMIA. Contoh elektrolisis: a. Elektrolisis larutan HCl dengan elektroda Pt, reaksinya: 2HCl (aq)

3. ELEKTROKIMIA. Contoh elektrolisis: a. Elektrolisis larutan HCl dengan elektroda Pt, reaksinya: 2HCl (aq) 3. ELEKTROKIMIA 1. Elektrolisis Elektrolisis adalah peristiwa penguraian elektrolit oleh arus listrik searah dengan menggunakan dua macam elektroda. Elektroda tersebut adalah katoda (elektroda yang dihubungkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. limbah organik dengan proses anaerobic digestion. Proses anaerobic digestion

BAB I PENDAHULUAN. limbah organik dengan proses anaerobic digestion. Proses anaerobic digestion BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebutuhan energi Indonesia yang terus meningkat dan keterbatasan persediaan energi yang tak terbarukan menyebabkan pemanfaatan energi yang tak terbarukan harus diimbangi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Cadangan potensial/ Potential Reserve. Cadangan Terbukti/ Proven Reserve. Tahun/ Year. Total

BAB I PENDAHULUAN. Cadangan potensial/ Potential Reserve. Cadangan Terbukti/ Proven Reserve. Tahun/ Year. Total BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Energi merupakan komponen yang selalu dibutuhkan manusia dalam memenuhi kebutuhan sehari-harinya karena hampir semua kegiatan manusia bergantung pada ketersediaan energi.

Lebih terperinci

b. Mengubah Warna Indikator Selain rasa asam yang kecut, sifat asam yang lain dapat mengubah warna beberapa zat alami ataupun buatan.

b. Mengubah Warna Indikator Selain rasa asam yang kecut, sifat asam yang lain dapat mengubah warna beberapa zat alami ataupun buatan. ASAM DAN BASA A. Asam Apa yang kamu ketahui tentang asam? Asam berkaitan dengan salah satu tanggapan indra pengecap kita terhadap suatu rasa masam. Kata asam berasal dari bahasa Latin, yaitu acidus yang

Lebih terperinci

Bab II Tinjauan Pustaka

Bab II Tinjauan Pustaka Bab II Tinjauan Pustaka II.1. Elektrolisis Elektrolisis adalah proses yang menggunakan energi listrik, agar reaksi kimia yang tidak berlansung secara remodinamika, dapat dibuat berlangsung. Sedangkan sel

Lebih terperinci

Proses-proses Berbasis Membran Penukar Ion dalam Industri Kimia

Proses-proses Berbasis Membran Penukar Ion dalam Industri Kimia Proses-proses Berbasis Membran Penukar Ion dalam Industri Kimia Ivan Wijaya Husada Teknik Kimia, ITB, Jl. Ganesha No. 10, Bandung, Indonesia ivan_wijayahusada@students.itb.ac.id Abstrak Perkembangan industri

Lebih terperinci

ADLN- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA BAB 1 PENDAHULUAN

ADLN- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA BAB 1 PENDAHULUAN BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan Rhodamin B merupakan pewarna sintetis yang biasa digunakan dalam industri tekstil, kertas, kulit, plastik, cat, farmasi dan makanan yang digunakan sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perindustrian di Indonesia semakin berkembang. Seiring dengan perkembangan industri yang telah memberikan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perindustrian di Indonesia semakin berkembang. Seiring dengan perkembangan industri yang telah memberikan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perindustrian di Indonesia semakin berkembang. Seiring dengan perkembangan industri yang telah memberikan kontribusi dalam peningkatan kualitas hidup manusia,

Lebih terperinci

LARUTAN ELEKTROLIT DAN NON ELEKTROLIT

LARUTAN ELEKTROLIT DAN NON ELEKTROLIT BAB 6 LARUTAN ELEKTROLIT DAN NON ELEKTROLIT Standar Kompetensi Memahami sifat-sifat larutan non elektrolit dan elektrolit, serta reaksi oksidasi-reduksi Kompetensi Dasar Mengidentifikasi sifat larutan

Lebih terperinci

Reaksi dalam larutan berair

Reaksi dalam larutan berair Reaksi dalam larutan berair Drs. Iqmal Tahir, M.Si. iqmal@gadjahmada.edu Larutan - Suatu campuran homogen dua atau lebih senyawa. Pelarut (solven) - komponen dalam larutan yang membuat penuh larutan (ditandai

Lebih terperinci

Rangkuman Materi Larutan Elektrolit dan Non elektrolit

Rangkuman Materi Larutan Elektrolit dan Non elektrolit Rangkuman Materi Larutan Elektrolit dan Non elektrolit LARUTAN ELEKTROLIT DAN LARUTAN NON ELEKTROLIT LARUTAN ELEKTROLIT 1. Pengertian Larutan Elektrolit Larutan elektrolit adalah larutan yang dapat menghantarkan

Lebih terperinci

4. Hasil dan Pembahasan

4. Hasil dan Pembahasan 4. Hasil dan Pembahasan 4.1 Metoda Sintesis Membran Kitosan Sulfat Secara Konvensional dan dengan Gelombang Mikro (Microwave) Penelitian sebelumnya mengenai sintesis organik [13] menunjukkan bahwa jalur

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.2 DATA HASIL ARANG TEMPURUNG KELAPA SETELAH DILAKUKAN AKTIVASI

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.2 DATA HASIL ARANG TEMPURUNG KELAPA SETELAH DILAKUKAN AKTIVASI 39 BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 PENDAHULUAN Hasil eksperimen akan ditampilkan pada bab ini. Hasil eksperimen akan didiskusikan untuk mengetahui keoptimalan arang aktif tempurung kelapa lokal pada

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Ion Exchanger Ion exchange atau resin penukar ion dapat didefinisi sebagai senyawa hidrokarbon terpolimerisasi, yang mengandung ikatan hubung silang (crosslinking)

Lebih terperinci

Bab IV Hasil dan Pembahasan

Bab IV Hasil dan Pembahasan 32 Bab IV Hasil dan Pembahasan IV.1 Data Eksperimen dan Perhitungan Eksperimen dilakukan di laboratorium penelitian Kimia Analitik, Program Studi Kimia, ITB. Eksperimen dilakukan dalam rentang waktu antara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Indonesia BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sumber energi bahan bakar minyak yang berasal dari fosil saat ini diprediksi sudah tidak mampu memenuhi seluruh kebutuhan konsumsi hidup penduduk dunia di masa datang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penggunaan yang ekstensif pada bahan bakar fosil menyebabkan terjadinya emisi polutan-polutan berbahaya seperti SOx, NOx, CO, dan beberapa partikulat yang bisa mengancam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Natrium Hidroksida atau NaOH, atau terkadang disebut soda api. merupakan senyawa kimia dengan alkali tinggi.

BAB I PENDAHULUAN. Natrium Hidroksida atau NaOH, atau terkadang disebut soda api. merupakan senyawa kimia dengan alkali tinggi. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.1.1 Natrium Hidroksia Natrium Hidroksida atau NaOH, atau terkadang disebut soda api merupakan senyawa kimia dengan alkali tinggi. Sifat-sifat kimia membuatnya ideal

Lebih terperinci

PEMBUATAN GAS KLORIN (Cl 2 ) DAN NATRIUM HIDROKSIDA (Naoh) DARI HASIL PEMURNIAN GARAM JANGKA ACEH: Artikel Review. Ridwan *), Halim Zaini *) ABSTRAK

PEMBUATAN GAS KLORIN (Cl 2 ) DAN NATRIUM HIDROKSIDA (Naoh) DARI HASIL PEMURNIAN GARAM JANGKA ACEH: Artikel Review. Ridwan *), Halim Zaini *) ABSTRAK PEMBUATAN GAS KLORIN (Cl 2 ) DAN NATRIUM HIDROKSIDA (Naoh) DARI HASIL PEMURNIAN GARAM JANGKA ACEH: Artikel Review Ridwan *), Halim Zaini *) ABSTRAK Garam Jangka mengandung, CaCl 2, MgCl 2, CaSO 4, MgSO

Lebih terperinci

: Komposisi impurities air permukaan cenderung tidak konstan

: Komposisi impurities air permukaan cenderung tidak konstan AIR Sumber Air 1. Air laut 2. Air tawar a. Air hujan b. Air permukaan Impurities (Pengotor) air permukaan akan sangat tergantung kepada lingkungannya, seperti - Peptisida - Herbisida - Limbah industry

Lebih terperinci

Dapat juga digunakan sebuah metode yang lebih sederhana: Persentase kehilangan panas yang disebabkan oleh gas kering cerobong

Dapat juga digunakan sebuah metode yang lebih sederhana: Persentase kehilangan panas yang disebabkan oleh gas kering cerobong MODUL 4 Dapat juga digunakan sebuah metode yang lebih sederhana: Persentase kehilangan panas yang disebabkan oleh gas kering cerobong Tahap 5: Menghitung efisiensi boiler dan rasio penguapan boiler 1 Efisiensi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Fuel cell merupakan sistem elektrokimia yang mengkonversi energi dari pengubahan energi kimia secara langsung menjadi energi listrik. Fuel cell mengembangkan mekanisme

Lebih terperinci

Peningkatan Kualitas Air Tanah Gambut dengan Menggunakan Metode Elektrokoagulasi Rasidah a, Boni P. Lapanporo* a, Nurhasanah a

Peningkatan Kualitas Air Tanah Gambut dengan Menggunakan Metode Elektrokoagulasi Rasidah a, Boni P. Lapanporo* a, Nurhasanah a Peningkatan Kualitas Air Tanah Gambut dengan Menggunakan Metode Elektrokoagulasi Rasidah a, Boni P. Lapanporo* a, Nurhasanah a a Prodi Fisika, FMIPA Universitas Tanjungpura, Jalan Prof. Dr. Hadari Nawawi,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Demineralisasi Proses demineralisasi adalah suatu proses penghilangan garam-garam mineral yang ada didalam air seperti kalsium (Ca) dan magnesium (Mg), sehingga air yang dihasilkan

Lebih terperinci

Bab IV Hasil dan Pembahasan

Bab IV Hasil dan Pembahasan Bab IV Hasil dan Pembahasan IV.1 Praktikum Skala-Kecil Seperti kita ketahui bahwa tidak mungkin mengukur potensial elektroda mutlak tanpa membandingkannya terhadap elektroda pembanding. Idealnya elektroda

Lebih terperinci

UJI KINERJA LARUTAN HCL PADA PROSES LEACHING LOGAM KOBALT DARI LIMBAH BATERAI LITHIUM-ION. Yuliusman dan Muhammad Resya Hidayatullah

UJI KINERJA LARUTAN HCL PADA PROSES LEACHING LOGAM KOBALT DARI LIMBAH BATERAI LITHIUM-ION. Yuliusman dan Muhammad Resya Hidayatullah UJI KINERJA LARUTAN HCL PADA PROSES LEACHING LOGAM KOBALT DARI LIMBAH BATERAI LITHIUM-ION Yuliusman dan Muhammad Resya Hidayatullah Departemen Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Indonesia, Depok

Lebih terperinci

Partikel Materi. Partikel Materi

Partikel Materi. Partikel Materi Bab 4 Partikel Materi Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari bab ini, kamu diharapkan mampu: menjelaskan konsep atom, ion, dan molekul; menghubungkan konsep atom, ion, dan molekul dengan produk kimia

Lebih terperinci

Prarancangan Pabrik Green Epichlorohydrin (ECH) dengan Bahan Baku Gliserol dari Produk Samping Pabrik Biodiesel Kapasitas 75.

Prarancangan Pabrik Green Epichlorohydrin (ECH) dengan Bahan Baku Gliserol dari Produk Samping Pabrik Biodiesel Kapasitas 75. A. LATAR BELAKANG BAB I PENGANTAR Saat ini Asia Tenggara adalah produsen biodiesel terbesar di Asia dengan total produksi 1.455 juta liter per tahun. Hal ini didukung dengan ketersediaan tanaman kelapa,

Lebih terperinci

PERCOBAAN POTENSIOMETRI (PENGUKURAN ph)

PERCOBAAN POTENSIOMETRI (PENGUKURAN ph) PERCOBAAN POTENSIOMETRI (PENGUKURAN ph) I. Tujuan. Membuat kurva hubungan ph - volume pentiter 2. Menentukan titik akhir titrasi 3. Menghitung kadar zat II. Prinsip Prinsip potensiometri didasarkan pada

Lebih terperinci

EFEKTIFITAS SURFAKTAN DAN RECOVERY MEMBRAN DALAM DIFUSI FENOL ANTAR FASA TANPA ZAT PEMBAWA. Skripsi Sarjana Kimia. Oleh KHAIRUNNISSA NO.

EFEKTIFITAS SURFAKTAN DAN RECOVERY MEMBRAN DALAM DIFUSI FENOL ANTAR FASA TANPA ZAT PEMBAWA. Skripsi Sarjana Kimia. Oleh KHAIRUNNISSA NO. EFEKTIFITAS SURFAKTAN DAN RECOVERY MEMBRAN DALAM DIFUSI FENOL ANTAR FASA TANPA ZAT PEMBAWA Skripsi Sarjana Kimia Oleh KHAIRUNNISSA NO.BP : 06132064 JURUSAN KIMIA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN

Lebih terperinci

BAB I PENGANTAR A. Latar Belakang B. Tinjauan Pustaka

BAB I PENGANTAR A. Latar Belakang B. Tinjauan Pustaka BAB I PENGANTAR A. Latar Belakang Kalium hidroksida (KOH) atau yang juga dikenal dengan nama caustic potash merupakan senyawa anorganik basa kuat yang juga termasuk dalam golongan heavy chemical industry.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kitin dan kitosan merupakan biopolimer yang secara komersial potensial

BAB I PENDAHULUAN. Kitin dan kitosan merupakan biopolimer yang secara komersial potensial 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kitin dan kitosan merupakan biopolimer yang secara komersial potensial dalam berbagai bidang dan industri. Kitin dan kitosan merupakan bahan dasar dalam bidang biokimia,

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. serius, ini karena penggunaan logam berat yang semakin meningkat seiring

I. PENDAHULUAN. serius, ini karena penggunaan logam berat yang semakin meningkat seiring I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pencemaran lingkungan karena logam berat merupakan masalah yang sangat serius, ini karena penggunaan logam berat yang semakin meningkat seiring dengan perkembangan di bidang

Lebih terperinci

Ion Exchange. kemampuan menyerap/ menukar kation-kation seperti Ca, Mg, Na dsb. Yang ada dalam air. Contoh: Hidrogen zeolith (H 2 Z).

Ion Exchange. kemampuan menyerap/ menukar kation-kation seperti Ca, Mg, Na dsb. Yang ada dalam air. Contoh: Hidrogen zeolith (H 2 Z). Ion Exchange A. Tujuan percobaan - Praktikan diharapkan dapat memahami prinsip kerja alat ion exchange pada proses pelunakan air dan demineralisasi air - Praktikan dapat mengetahui aplikasi alat ion exchange

Lebih terperinci

Oleh Sumarni Setiasih, S.Si., M.PKim.

Oleh Sumarni Setiasih, S.Si., M.PKim. SE L EL EK TR O LI SI S Oleh Sumarni Setiasih, S.Si., M.PKim. Email enni_p3gipa@yahoo.co.id A. Pendahuluan 1. Pengantar Beberapa reaksi kimia dalam kehidupan sehari-hari merupakan reaksi reduksi-oksidasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pencemaran lingkungan oleh berbagai macam zat pencemar (polutan) merupakan permasalahan lingkungan yang terus berlanjut tanpa henti. Salah satu polutan yang

Lebih terperinci

FAKTOR YANG MEMPENGARUHI DAYA HANTAR LISTRIK

FAKTOR YANG MEMPENGARUHI DAYA HANTAR LISTRIK Nama : Ririn Vidiastuti NIM : 06111010015 Shift : A Kelompok : 5 (Lima) FAKTOR YANG MEMPENGARUHI DAYA HANTAR LISTRIK A. Jumlah Ion yang Ada Daya hantar listrik larutan elektrolit dipengaruhi oleh banyaknya

Lebih terperinci

PENENTUAN WAKTU DETENSI OPTIMUM DALAM PROSES PENYISIHAN KLORIDA PADA REAKTOR KONTINU ELECTRO GRAVITATIONAL DESALINATION

PENENTUAN WAKTU DETENSI OPTIMUM DALAM PROSES PENYISIHAN KLORIDA PADA REAKTOR KONTINU ELECTRO GRAVITATIONAL DESALINATION Jurnal Teknik Lingkungan Volume 16 Nomor 1, April 2010 (hal. 62-71) JURNAL TEKNIK LINGKUNGAN PENENTUAN WAKTU DETENSI OPTIMUM DALAM PROSES PENYISIHAN KLORIDA PADA REAKTOR KONTINU ELECTRO GRAVITATIONAL DESALINATION

Lebih terperinci

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. Penelitian tentang pengaruh elektrodisinfeksi terhadap Coliform dan

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. Penelitian tentang pengaruh elektrodisinfeksi terhadap Coliform dan BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN Penelitian tentang pengaruh elektrodisinfeksi terhadap Coliform dan E.Coli dalam air dengan menggunakan elektroda platina-platina (Pt/Pt) dilakukan di Laboratorium Penelitian

Lebih terperinci

Pendahuluan. I.1 Latar Belakang

Pendahuluan. I.1 Latar Belakang Bab I Pendahuluan I.1 Latar Belakang Air tanah merupakan sumber air yang sangat potensial bagi manusia, yaitu meliputi 99% dari air bersih yang siap pakai. Kualitasnya pun lebih baik daripada air permukaan

Lebih terperinci

Elektrokimia. Tim Kimia FTP

Elektrokimia. Tim Kimia FTP Elektrokimia Tim Kimia FTP KONSEP ELEKTROKIMIA Dalam arti yang sempit elektrokimia adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari peristiwa-peristiwa yang terjadi di dalam sel elektrokimia. Sel jenis ini merupakan

Lebih terperinci

Bab II Tinjauan Pustaka

Bab II Tinjauan Pustaka Bab II Tinjauan Pustaka 2.1 Produksi H 2 Sampai saat ini, bahan bakar minyak masih menjadi sumber energi yang utama. Karena kelangkaan serta harganya yang mahal, saat ini orang-orang berlomba untuk mencari

Lebih terperinci

Mengubah energi kimia menjadi energi listrik Mengubah energi listrik menjadi energi kimia Katoda sebagi kutub positif, anoda sebagai kutub negatif

Mengubah energi kimia menjadi energi listrik Mengubah energi listrik menjadi energi kimia Katoda sebagi kutub positif, anoda sebagai kutub negatif TUGAS 1 ELEKTROKIMIA Di kelas X, anda telah mempelajari bilangan oksidasi dan reaksi redoks. Reaksi redoks adalah reaksi reduksi dan oksidasi. Reaksi reduksi adalah reaksi penangkapan elektron atau reaksi

Lebih terperinci

ELEKTROKIMIA. VURI AYU SETYOWATI, S.T., M.Sc TEKNIK MESIN - ITATS

ELEKTROKIMIA. VURI AYU SETYOWATI, S.T., M.Sc TEKNIK MESIN - ITATS ELEKTROKIMIA VURI AYU SETYOWATI, S.T., M.Sc TEKNIK MESIN - ITATS ELEKTROKIMIA Elektrokimia merupakan ilmu yang mempelajari hubungan antara perubahan (reaksi) kimia dengan kerja listrik, biasanya melibatkan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Korosi Baja Karbon dalam Lingkungan Elektrolit Jenuh Udara

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Korosi Baja Karbon dalam Lingkungan Elektrolit Jenuh Udara BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Korosi Baja Karbon dalam Lingkungan Elektrolit Jenuh Udara Untuk mengetahui laju korosi baja karbon dalam lingkungan elektrolit jenuh udara, maka dilakukan uji korosi dengan

Lebih terperinci

Kinerja Membran Reverse Osmosis Terhadap Rejeksi Kandungan Garam Air Payau Sintetis: Pengaruh Variasi Tekanan Umpan

Kinerja Membran Reverse Osmosis Terhadap Rejeksi Kandungan Garam Air Payau Sintetis: Pengaruh Variasi Tekanan Umpan Kinerja Membran Reverse Osmosis Terhadap Rejeksi Kandungan Garam Air Payau Sintetis: Pengaruh Variasi Tekanan Umpan Jhon Armedi Pinem, Marina Hayati Adha Laboratorium Pemisahan dan Pemurnian Jurusan Teknik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang Kebutuhan akan energi semakin berkembang seiring dengan

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang Kebutuhan akan energi semakin berkembang seiring dengan BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Kebutuhan akan energi semakin berkembang seiring dengan berkembangnya kehidupan manusia. Sehingga para peneliti terus berupaya untuk mengembangkan sumber-sumber energi

Lebih terperinci

PENGAMBILAN TEMBAGA DARI BATUAN BORNIT (Cu5FeS4) VARIASI RAPAT ARUS DAN PENGOMPLEKS EDTA SECARA ELEKTROKIMIA

PENGAMBILAN TEMBAGA DARI BATUAN BORNIT (Cu5FeS4) VARIASI RAPAT ARUS DAN PENGOMPLEKS EDTA SECARA ELEKTROKIMIA PENGAMBILAN TEMBAGA DARI BATUAN BORNIT (Cu5FeS4) VARIASI RAPAT ARUS DAN PENGOMPLEKS EDTA SECARA ELEKTROKIMIA Abdul Haris, Didik Setiyo Widodo dan Lina Yuanita Laboratorium Kimia Analitik Jurusan Kimia

Lebih terperinci

kimia ASAM-BASA III Tujuan Pembelajaran

kimia ASAM-BASA III Tujuan Pembelajaran KTSP K-13 kimia K e l a s XI ASAM-BASA III Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari materi ini, kamu diharapkan memiliki kemampuan berikut. 1. Memahami mekanisme reaksi asam-basa. 2. Memahami stoikiometri

Lebih terperinci

ELEKTROFORESIS. Muawanah. Sabaniah Indjar Gama

ELEKTROFORESIS. Muawanah. Sabaniah Indjar Gama ELEKTROFORESIS Muawanah Sabaniah Indjar Gama Elektroforesis adalah teknik pemisahan komponen atau molekul bermuatan berdasarkan perbedaan tingkat migrasinya dalam sebuah medan listrik Atau pergerakan partikel

Lebih terperinci

IKATAN KIMIA DALAM BAHAN

IKATAN KIMIA DALAM BAHAN IKATAN KIMIA DALAM BAHAN Sifat Atom dan Ikatan Kimia Suatu partikel baik berupa ion bermuatan, inti atom dan elektron, dimana diantara mereka, akan membentuk ikatan kimia yang akan menurunkan energi potensial

Lebih terperinci

Efektivitas Membran Hibrid Nilon6,6-Kaolin Pada Penyaringan Zat Warna Batik Procion

Efektivitas Membran Hibrid Nilon6,6-Kaolin Pada Penyaringan Zat Warna Batik Procion Prosiding Semirata FMIPA Universitas Lampung, 2013 Efektivitas Membran Hibrid Nilon6,6-Kaolin Pada Penyaringan Zat Warna Batik Procion G. Yosephani, A. Linggawati, Muhdarina, P. Helzayanti, H. Sophia,

Lebih terperinci

Redoks dan Elektrokimia Tim Kimia FTP

Redoks dan Elektrokimia Tim Kimia FTP Redoks dan Elektrokimia Tim Kimia FTP KONSEP ELEKTROKIMIA Dalam arti yang sempit elektrokimia adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari peristiwa-peristiwa yang terjadi di dalam sel elektrokimia. Sel jenis

Lebih terperinci

BAB II DESKRIPSI PROSES. sodium klorat dilakukan dengan 2 cara, yaitu: Larutan NaCl jenuh dielektrolisa menjadi NaClO 3 sesuai reaksi:

BAB II DESKRIPSI PROSES. sodium klorat dilakukan dengan 2 cara, yaitu: Larutan NaCl jenuh dielektrolisa menjadi NaClO 3 sesuai reaksi: BAB II DESKRIPSI PROSES A. Macam macam Proses Kapasitas produksi sodium klorat di dunia pada tahun 1992 ± 2,3 juta ton dengan 1, 61 juta ton diproduksi oleh Amerika Utara. Proses pembuatan sodium klorat

Lebih terperinci

REDOKS dan ELEKTROKIMIA

REDOKS dan ELEKTROKIMIA REDOKS dan ELEKTROKIMIA Overview Konsep termodinamika tidak hanya berhubungan dengan mesin uap, atau transfer energi berupa kalor dan kerja Dalam konteks kehidupan sehari-hari aplikasinya sangat luas mulai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Polusi air oleh bahan kimia merupakan problem seluruh dunia. Ion logam berat adalah salah satu yang sangat berbahaya karena sangat toksik walaupun dalam jumlah

Lebih terperinci

STUDI PENURUNAN KONSENTRASI NIKEL DAN TEMBAGA PADA LIMBAH CAIR ELEKTROPLATING DENGAN METODE ELEKTROKOAGULASI

STUDI PENURUNAN KONSENTRASI NIKEL DAN TEMBAGA PADA LIMBAH CAIR ELEKTROPLATING DENGAN METODE ELEKTROKOAGULASI STUDI PENURUNAN KONSENTRASI NIKEL DAN TEMBAGA PADA LIMBAH CAIR ELEKTROPLATING DENGAN METODE ELEKTROKOAGULASI ABSTRAK Rachmanita Nofitasari, Ganjar Samudro dan Junaidi Program Studi Teknik Lingkungan Fakultas

Lebih terperinci

Bab III Metodologi. Penelitian ini dirancang untuk menjawab beberapa permasalahan yang sudah penulis kemukakan pada Bab I. Waktu dan Tempat Penelitian

Bab III Metodologi. Penelitian ini dirancang untuk menjawab beberapa permasalahan yang sudah penulis kemukakan pada Bab I. Waktu dan Tempat Penelitian Bab III Metodologi Penelitian ini dirancang untuk menjawab beberapa permasalahan yang sudah penulis kemukakan pada Bab I. III.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan dalam rentang waktu

Lebih terperinci

EFEKTIFITAS ELEKTROFLOKULATOR DALAM MENURUNKAN TSS DAN BOD PADA LIMBAH CAIR TAPIOKA

EFEKTIFITAS ELEKTROFLOKULATOR DALAM MENURUNKAN TSS DAN BOD PADA LIMBAH CAIR TAPIOKA Jurnal Flywheel, Volume 3, Nomor 1 Juni 10 ISSN : 1979-5858 EFEKTIFITAS ELEKTROFLOKULATOR DALAM MENURUNKAN TSS DAN BOD PADA LIMBAH CAIR TAPIOKA Hery Setyobudiarso (Staf Pengajar Jurusan Teknik Lingkungan

Lebih terperinci

Kegiatan Belajar 3: Sel Elektrolisis. 1. Mengamati reaksi yang terjadi di anoda dan katoda pada reaksi elektrolisis

Kegiatan Belajar 3: Sel Elektrolisis. 1. Mengamati reaksi yang terjadi di anoda dan katoda pada reaksi elektrolisis 1 Kegiatan Belajar 3: Sel Elektrolisis Capaian Pembelajaran Menguasai teori aplikasi materipelajaran yang diampu secara mendalam pada sel elektrolisis Subcapaian pembelajaran: 1. Mengamati reaksi yang

Lebih terperinci

D. 2 dan 3 E. 2 dan 5

D. 2 dan 3 E. 2 dan 5 1. Pada suhu dan tekanan sama, 40 ml P 2 tepat habis bereaksi dengan 100 ml, Q 2 menghasilkan 40 ml gas PxOy. Harga x dan y adalah... A. 1 dan 2 B. 1 dan 3 C. 1 dan 5 Kunci : E D. 2 dan 3 E. 2 dan 5 Persamaan

Lebih terperinci