PENGOLAHAN LCPKS KELUARAN FAT PIT, KOLAM ANAEROBIK DAN REAKTOR BIOGAS DENGAN ELEKTROKOAGULASI

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PENGOLAHAN LCPKS KELUARAN FAT PIT, KOLAM ANAEROBIK DAN REAKTOR BIOGAS DENGAN ELEKTROKOAGULASI"

Transkripsi

1 EN : Muhammad Ansori Nasution PENGOLAHAN LCPKS KELUARAN FAT PIT, KOLAM ANAEROBIK DAN REAKTOR BIOGAS DENGAN ELEKTROKOAGULASI Muhammad Ansori Nasution Pusat Penelitian Kelapa Sawit Jl. Brigjend Katamso 51, Medan Tel: (061) Disajikan Nop 2012 ABSTRAK Pengelolaan limbah cair pabrik kelapa sawit (LCPKS) umumnya dilakukan dengan cara konvensional dengan menggunakan teknologi kolam terbuka. Cara konvensional ini memiliki beberapa kelemahan diantaranya adalah waktu tinggal lebih dari 90 hari. Elektrokoagulasi diketahui dapat menghasilkan koagulan dan gas hidrogen. Jenis elektroda yang digunakan adalah logam aluminium, elektrolit yang digunakan adalah limbah Fat pit, limbah anaerobik, air keluaran reaktor biogas. Parameter yang diamati adalah COD, TSS dan TS gas hidrogen yang dihasilkan. Dengan pemberian tegangan listrik sebesar 2, 3 dan 4 volt dan masa penahanan 8 jam. Dari penelitian yang dilakukan, penurunan maksimum nilai COD didapati sebesar 76,9%; 87,5% dan 81,18% untuk limbah fat pit, limbah kolam anaerobik dan limbah keluaran biogas. Penurunan TS sebesar 84,84% untuk limbah fat pit, 84,84% limbah kolam anaerobik, 82,89% limbah keluaran biogas. Gas hidrogen yang dihasilkan untuk masing-masing limbah fat pit, limbah kolam anaerobik dan limbah keluaran biogas sebesar 7,3 gram, 8,6 gram dan 4,04 gram. Berdasarkan hasil penelitan, elektrokoagulasi dapat digunakan untuk pengolahan LCPKS dan juga dapat menghasilkan gas hidrogen sebagai energi. Kata Kunci: Limbah cair kelapa sawit, elektrokoagulasi, COD dan gas hidrogen. I. PENDAHULUAN Perkembangan industri yang sangat pesat secara universal, di samping menghasilkan produk yang mempengaruhi perekonomian global juga menghasilkan produk samping yang mempengaruhi keseimbangan lingkungan. Tidak terkecuali untuk pengolahan kelapa sawit. Walaupun limbah pengolahan kelapa sawit secara essensial tidak dalam kategori limbah beracun tetapi jika limbah tersebut jika dibuang langsung akan mempengaruhi badan air yang menampung limbah tersebut. Proses elektrokoagulasi pada prinsipnya berdasarkan pada proses sel elektrolisis. Sel elektrolisis merupakan suatu alat yang dapat mengubah energi listrik DC (direct current) untuk menghasilkan reaksi elektrodik. Setiap sel elektrolisis mempunyai dua elektroda, katoda dan anoda. [18] Jenis elektroda yang digunakan pada penelitian ini adalah elektroda Aluminium yang berperan sebagai sumber ion Al +3 di anoda dan berfungis sebagai koagulan dalam proses koagulasi-flokulasi yang terjadi di dalam sel tersebut. [15] Sedangkan di katoda terjadi reaksi katodik dengan membentuk gelembung-gelembung gas hidrogen yang berfungsi untuk menaikan flok-flok tersuspensi yang tidak dapat mengendap di dalam [9, 10] sel. A. Limbah Cair Pabrik Kelapa Sawit (LCPKS) Pengelolaan LCPKS pada saat ini didominasi oleh pengelolaan dengan menggunakan teknologi kolam limbah terbuka. Pengelolaan ini menggunakan kolam anaerobik, kolam fakultatif dan kolam aerobik. [23] Teknologi ini diketahui mengeluarkan biaya yang besar untuk perawatan dan juga dalam prosesnya menghasilkan gas metan sebagai gas rumah kaca yang dilepaskan bebas ke atmosfir. [22] Teknologi lain yang dikembangkan seperti kombinasi kolam limbah dengan aplikasi LCPKS pada kebun kelapa sawit (land application). Teknologi yang juga sudah berkem- [17, 23] bang adalah aplikasi LCPKS sebagai penyiram tandan kosong pada proses pengomposan tandan kosong kelapa sawit. LCPKS adalah air limbah yang dikeluarkan oleh pabrik kelapa sawit (PKS) yang umumnya terdiri dari kondensat rebusan, buangan hydrocyclone dansepara-

2 0643: Muhammad Ansori Nasution EN-57 tor sludge. Sekitar m 3 LCPKS dihasilkan setiap ton CPO yang dihasilkan. LCPKS kaya akan senyawa karbon organik dengan kandungan chemical oxygen demand (COD) lebih dari 40 g/l dan kandungan nitrogen sekitar 0.2 and 0.5 g/l sebagai ammonia nitrogen dan total nitrogen. Selain itu, LCPKS adalah senyawa koloid dengan kandungan air sebesar 95-96%, minyak sebesar % dan total solid 4-5% termasuk 2-4% suspended solids. [2] Tabel 1 menunjukkan karakteristik [21, 24] LCPKS. LCPKS yang diolah dengan mengunakan teknologi kolam limbah akan menghasilkan gas metan pada kolam anaerobik. LCPKS yang diolah seperti ini memerlukan areal yang luas dan biaya yang tinggi untuk pemeliharaan. [8] LCPKS dengan metode kolam limbah konvensional seperti ini memerlukan waktu tinggal sekitar 90 hari hingga limbah dapat dikeluarkan ke badan air. [22] B. Elektrokoagulasi Penggunaan arus listrik untuk pengolahan limbah telah dikenalkan pertama kali di Inggris pada tahun [7] Elektrokoagulasi dengan menggunakan aluminium dan besi sebagai elektroda telah dipatenkan di Amerika Serikat pada tahun Elektrokoagulasi juga telah diketahui dapat digunakan dalam proses pengolahan limbah, seperti limbah tekstil, limbah minyak bumi, rumah tangga, tar sand & oil shale, sisa pencucian ambal, limbah chemical fiber, oil-water emulsion, oily wastewater clay suspension, nitrite, dan sisa [7, 13] zat warna. Elektrokoagulasi limbah pabrik kelapa sawit belum banyak yang melakukan penelitian. Proses elektrokoagulasi pada prinsipnya berdasarkan pada proses sel elektrolisis. Sel elektrolisis merupakan suatu alat yang dapat mengubah energi listrik DC (direct current) untuk menghasilkan reaksi elektrolik. Setiap sel elektrolisis mempunyai dua elektroda, katoda dan anoda. Anoda berfungsi sebagai koagulan dalam proses koagulasi-flokulasi yang terjadi di dalam sel tersebut. Sedangkan di katoda terjadi reaksi katodik dengan membentuk gelembung - gelembung gas hidrogen yang berfungsi untuk menaikkan flok-flok tersuspensi yang tidak dapat mengendap di dalam sel. [19] Reaksi yang terjadi pada sel elektroda dengan anoda dan katoda yang digunakan aluminium adalah: Anoda Al Al e (6) Proses anodik mengakibatkan terlarutnya logam aluminium menjadi molekul ion Al +3. Ion yang terbentuk ini, di dalam larutan akan mengalami reaksi hidrolisis, menghasilkan padatan Al(OH) 3.xH 2 O yang tidak dapat larut lagi dalam air. Al + 3H 2 O Al(OH) 3.xH 2 O (7) Al(OH) 3.xH 2 O yang terbentuk dalam larutan dapat berfungsi sebagai koagulan untuk proses koagulasiflokulasi yang terjadi pada proses selanjutnya di dalam sel elektrokoagulasi. Setelah proses koagulasi-flokulasi ini selesai maka kontaminan-kontaminan yang berada dalam air buangan dapat terpresipitasi dengan [4, 19] sendirinya. Katoda 2H 2 O + 2e H 2 + 2OH (8) Atau O 2 + 2H 2 O + 4e 4OH (9) Reaksi sel merupakan hasil reaksi dari proses anodik dan katodik yang terjadi secara serentak, laju mol eqivalen yang sama pada masing-masing elektroda. Hasil reaksi sel yang terjadi sangat bervariasi. Dapat berupa bahan-bahan yang terlarut dan ion-ion terlarut sepeti Al +3 dan OH atau berupa bahan padatan yang tidak dapat larut seperti Al 2 O 3, Al(OH) 3, dan pembentukan [9, 11, 16] H 2. Berlangsungnya proses reaksi elektrodik mengakibatkan terjadinya perubahan komposisi elektrolit terutama kenaikan ph karena adanya pelepasan OH dan gas H 2 pada reaksi katodik. Besar atau kecilnya pengaruh-pengaruh tersebut tergantung pada rapat arus katoda dan jumlah Al +3 yang terhidrolisis. [1] Adanya kenaikan ph karena reaksi katodik pada permukaan katoda akan mengakibatkan logam Aluminium terlapisi oleh suatu lapisan hidroksida yang mengendap (pasivitas). Teknologi elektrokoagulasi merupakan bagian dari ilmu elektrolisa. Elektrolisa diketahui telah sejak lama dikenal dalam ilmu kimia maupun fisika. Elektrokoagulasi berkembang pada tahun 1980-an walaupun patennya sendiri pertama kali diperkenalkan di England pada tahun [14] Belakangan ini, teknologi ini menjadi perhatian kembali karena selain untuk pengelolaan air limbah, elektrokoagulasi juga dapat di gunakan sebagai penghasil energi melalui terbentuknya gas hidrogen. II. METODOLOGI A. Bahan dan Alat Sel elektrokoagulasi dioperasikan dengan menggunakan penyearah arus, power supply dengan rentang arus listrik 0-60 ampere dan tegangan listrik 0-15 volt, ampere meter digital dengan rentang arus listrik 0-20 ampere dan voltmeter digital dengan rentang tegangan listrik volt DC. Pengaruh tegangan listrik terhadap penurunan COD dan beberapa parameter lain diobservasi dalam waktu reaksi selama 1 hingga 8 jam di dalam reaktor. Volume reaktor yang digunakan adalah 70 liter. Lembaran aluminium yang telah dipotong sesuai dengan ukuran, dihubungkan dengan power supply (PS). Setengahnya dengan kutub

3 EN : Muhammad Ansori Nasution TABEL 1: Karakteristik LCPKS [21] Parameter Konsentrasi (mg/l) Unsur Konsentrasi (mg/l) Lemak dan minyak Potassium Biochemical oxygen demand Magnesium 615 Chemical oxygen demand Kalcium 439 Total solid Phosphor 180 Suspended solids Besi 46,5 Total volatile solids Boron 7,6 Nitrogen Total 750 Zinc 2,3 Ammonicals nitrogen 35 Mangan 2,0 Tembaga 0,89 positip PS, bertindak sebagai katoda, dan setengahnya lagi dihubungkan dengan kutub negatip PS, selanjutnya berindak sebagai Anoda (GAMBAR 1). Rangkaian yang digunakan merupakan rangkaian paralel. Berat aluminium telah ditimbang sebelum dan setelah proses. Pelat aluminium yang digunakan adalah pelat yang umum di pasaran dengan kandungan Al sebesar 95 99%. Tebal pelat yang digunakan sebesar 3 mm. Sebagai larutan elektrolit yang digunakan adalah LCPKS. LCPKS diambil dari fat pit dengan kandungan COD sekitar mg/l, LCPKS diambil dari PKS Adolina P.T. Perkebunan Nusantara IV. GAMBAR 1: Skema pengolahan sel elektrokoagulasi B. Pengoperasian Sel Sebelum pengoperasian proses elektrokoagulasi, semua bahan dan alat yang digunakan harus dalam keadaan baik, bagi menjamin tidak ada masalah pada proses yang akan dilakukan. Perhatian juga dilebihkan kepada elektroda dan kabel yang merupakan salah satu faktor penting dalam arus listrik, karena dapat menurunkan besar arus listrik apabila sambungan keduaduanya tidak dalam keadaan baik. Pengoperasian dimulai dengan memasukkan cairan pada reaktor. Setelah itu elektroda dipasang ke dalam reaktor dengan menyambungkan kabel kepada setiap elektroda. Arus listrik yang digunakan berasal dari listrik AC yang dirubah menjadi arus DC menggunakan DC power supply dan rectifier sehingga memudahkan dalam mengatur tegangan yang akan melewati rangkaian sel. Dalam waktu tertentu dilakukan analisis sample dalam waktu 8 jam dengan interval 1 jam. Seluruh analisis dilakukan sesuai dengan metode standar. Permukaan elektroda setelah reaksi akan mangalami pasivitas sehingga diperlukan pembersihan pada permukaan elektroda dengan menggunakan kertas pasir grade 400. Penelitian dilakukan dengan variasi tegangan 2 hingga 4 volt. III. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Visual Hasil visual yaitu pengurangan kekeruhan penggunaaan elektrokoagulasi pada pengolahan limbah ditunjukkan pada GAMBAR 2. Limbah fat-pit yang digunakan sebagai elektrolit pada penelitian ini mengalami perubahan warna dari coklat kekuningan menjadi berwarna putih jernih. Sedangkan limbah keluaran kolam anaerobik mengalami perubahan warna dari pada hitam menjadi warna putih jernih. Perubahan warna yang terjadi karena pengotor telah dihilangkan dalam proses elektrokoagulasi. Pengotor ini yang menjadi penyebab adanya warna hitam dan coklat pada limbah. Pengotor tersebut hilang dua cara, yaitu pengotor yang lebih beratkan terbawa ke dasar reaktor (proses koagulasi) dan pengotor lebih ringan akan mengapung keatas reaktor (proses pengapungan). B. Perubahan ph Perubahan ph dalam penelitian ini ditunjukan pada GAMBAR 3. GAMBAR 3 menunjukkan perubahan ph limbah yang terjadi sewaktu proses dijalankan. Gambar tersebut menunjukkan kenaikan ph yang terjadi pada tegangan tegangan 2 volt, 3 volt dan 4 volt. Berdasarkan GAM- BAR 3, nilai ph ketika penelitian dijalankan mengalami kenaikan sejalan dengan penambahan waktu retensi. Hampir seluruh jenis limbah yang digunakan mengalami kenaikan ph. Kenaikan ph ini karena bertambahnya waktu retensi menyebabkan bertambah banyak ion OH yang dilepaskan kedalam cairan elektrolit. Ion inilah yang akan menaikan nilai ph dalam cairan elektrolit.

4 0643: Muhammad Ansori Nasution EN-59 GAMBAR 2: Perubahan warna warna yang terjadi, (a) limbah fat pit, (b) limbah anaerobik dan (c) air biogas Berdasarkan GAMBAR 3(a), kenaikan ph semakin tinggi apabila tegangan semakin tinggi digunakan. Pada 2 Volt, ph awal bernilai 4,5 meningkat menjadi 4.66 dalam waktu 8 jam, yaitu kenaikan sebesar 3,43%. Untuk tegangan tegangan 3 dan 4 volt, terdapat kenaikan masing masing 3,55% dan 5,57%. GAMBAR 3 (b) menunjukkan perubahan ph limbah keluaran kolam anaerobik. Berdasarkan gambar ini, pada tegangan 2 Volt, ph awal bernilai 7,5 meningkat menjadi 7,75 dalam waktu 8 jam sehingga terdapat peningkatan sebesar 3,23%. Pada tegangan 3 dan 4 volt terdapat kenaikan sebesar 4,23 % dan 4,9 %. GAMBAR 3 (c) menunjukkan perubahan ph air biogas. Pada tegangan 2 Volt, ph awal 7,5 naik menjadi 7,69 dalam waktu 8 jam sehingga terjadi kenaikan sebanyak 2,47%. Pada tegangan 3 dan 4 volt terjadi kenaikan sebanyak 6,98% dan 8,53%. Kenaikan tegangan listrik pada reactor elektrokoagulasi akan membawa kenaikan nilai arus listrik sehingga akan meningkatkan daya kerja dalam reaktor elektrokoagulasi. Kenaikan ph ini menandakan bahwa adanya reaksi yang terjadi di dalam reaktor terutamanya di katoda. Dalam proses elektrolisis, katoda menghasilkan ion OH yang akan menaikkan nilai ph. GAMBAR 3: grafik perubahan ph, (a) perubahan ph pada limbah fat pit, (b) limbah anaerobik dan (c) air biogas Kenaikan ph berbanding lurus dengan kenaikan tegangan dan penambahan waktu retensi. C. Pengurangan COD Limbah Cair Salah satu cara untuk menilai unjuk kerja elektrokagulasi adalah dengan mengukur pengurangan keperluan oksigen kimia (COD). Pengukuran dilakukan sesuai dengan EPA Method Limbah yang digunakan adalah limbah Fat-pit, limbah cair keluaran kolam anaerobik dan limbah keluaran biogas. Limbah fat-pit dan limbah keluaran kolam anaerobik memiliki kandungan pengotor yang sangat tinggi. Kan- [3, 5, 12, 25] dungan pengotor inilah yang membuat kandungan COD di dalam limbah semakin tinggi. Kandungan COD limbah Fat-pit yang digunakan sekitar

5 EN-60 ppm sehingga ppm, sedangkan kandungan COD keluaran kolam anaerobik sekitar sampai ppm. GAMBAR 4 merupakan grafik penurunan kandungan COD, Berdasarkan GAMBAR 4 dapat dilihat bahwa nilai COD sepanjang pengujian dijalankan telah mengalami pengurangan. Pengurangan COD terjadi sejalan dengan bertambahnya waktu retensi. Hal ini karena koagulan dan gas yang menghilangkan pengotor semakin bertambah banyak dengan semakin bertambahnya waktu. GAMBAR 4 (a) adalah penurunan COD pada limbah Fat-pit, pengurangan COD pada 4 volt adalah pengurangan paling besar apabila dibandingkan dengan tegangan 2 dan 3 volt. Pengurangan COD pada 4 volt bernilai 76,9% dalam waktu retensi 8 jam. Nilai pengurangan COD pada 2 dan 3 volt adalah 56,30% dan 76,85% dengan waktu 8 jam. GAMBAR 4 (b) adalah grafik penurunan COD limbah anaerobik. Penurunan COD pada 4 volt diperoleh 87,50% dalam waktu retensi 8 jam, pada 2 dan 3 volt sebesar 62,39% dan 64,42% dengan waktu retensi yang sama. GAMBAR 4 (c) adalah grafik penurunan COD pada 4 volt adalah pengurangan paling besar yang terjadi bila dibandingkan dengan tegangan 2 dan 3 volt. Pengurangan COD pada 4 volt sebesar 81,18% dalam waktu retensi 8 jam, pada 2 dan 3 volt sebesar 74,95 % dan 75 % dengan waktu retensi yang sama. Pengurangan COD semakin besar dengan peningkatan tegangan yang diberikan. Bila dikaitkan dengan perubahan ph pada keadaan ini, peningkatan ph terbesar juga terjadi pada tegangan 4 volt. Dari kaitan ini bermakna kenaikan ph juga membawa pengurangan COD semakin meningkat. Nilai tegangan yang lebih tinggi akan memberikan arus yang lebih besar kepada proses elektrokoagulasi. Dengan tingginya nilai arus akan meningkatkan reaksi dalam reaktor sehingga menghasilkan koagulan yang lebih banyak untuk melakukan pengendapan pengotor. Pengotor ini merupakan penyebab kandungan COD dalam limbah. Logam aluminium dalam proses Elektrokoagulasi akan membentuk molekul aluminium hidroksida. Aluminium hidroksida selalu digunakan dalam pengolahan limbah dalam bentuk molekul alum. Untuk parameter waktu retensi, semakin lama waktu retensi akan menyebabkan semakin banyak koagulan dan gas terbentuk. Semakin lama waktu retensi menyebabkan kandungan COD semakin banyak berkurang. Apabila keadaan ini dibiarkan atau proses tetap dilanjutkan dengan waktu retensi yang lebih lama dan beban kandungan COD tetap, koagulan berlebih akan terlihat pada dasar reaktor. Kelebihan koagulan merupakan salah satu waktulah dalam proses elektrokoagulasi sehingga terjadi pemborosan. Kelebihan koagulan ini juga terjadi pada penelitian elektrokoagu- 0643: Muhammad Ansori Nasution GAMBAR 4: Grafik penurunan COD lasi oleh Matteson et al. (1995). Dalam proses pengurangan kandungan COD ini, faktor yang mempengaruhi adalah koagulan. Koagulan berasal dari ion Al 3+. Ion ini terjadi sewaktu proses Elektrokoagulasi terjadi. Ion ini akan menjadi aluminium hidroksida yang membuat pengotor menjadi lebih stabil dan mengendap di dasar reaktor. Hasil pengurangan COD pada penelitian ini lebih tinggi dari pada hasil yang diperoleh oleh Agustin et al. (2008) dalam elektrokoagulasi limbah cair PKS. hanya memperoleh nilai pengurangan COD sebesar 30% dalam waktu retensi selama 6 jam. Selain itu, Ugurlu et al. telah melaporkan bahwa diperoleh 75% pengurangan COD dengan menggunakan elektrokoagulasi sebagai pengolahan limbah pabrik kertas. [1] Perbedaannya, COD air

6 0643: Muhammad Ansori Nasution EN-61 sisa pabrik kertas adalah 86 kali lebih rendah dari pada limbah elektrokoagulasi sebagai sistem untuk menurunkan COD juga dilaporkan peneliti lainnya, dengan menggunakan elektrokoagulasi untuk pengolahan limbah tekstil dengan memperoleh 50% pengurangan COD dalam waktu 10 menit waktu retensi. [6] D. Total Solid Total solid (TS) adalah jumlah padatan yang terdapat dalam substrat baik padatan yang terlarut maupun yang tidak terlarut. Nilai total solid limbah awal pada penelitian ini adalah sekitar mg/l untuk minyak fat-pit, mg/ untuk limbah keluaran anaerobik dan untuk limbah biogas. GAMBAR 5menunjukkan penurunan kandungan Total solid. Berdasarkan GAMBAR 5, terdapat pengurangan total padatan. Pengurangan total padatan terjadi berbanding lurus dengan pertambahan waktu retensi. GAMBAR 5 (a) menunjukkan pengurangan total padatan limbah fat-pit. pengurangan total padatan tegangan 4 volt adalah pengurangan paling besar yang terjadi apabila dibandingkan dengan tegangan 2 dan 3 volt. Pengurangan total padatan pada 4 volt berjumlah 84,84% dalam waktu retensi 8 jam, pada 2 dan 3 volt sebesar 76,44% dan 83,47%. GAMBAR 5(b) menunjukkan pengurangan total padatan yang terjadi pada limbah keluaran kolam anaerobik. Pengurangan total padatan pada 4 volt diperoleh 75% dalam waktu retensi 8 jam, pada 2 dan 3 volt sebesar 60,99 % dan 70,72%. GAMBAR 5 (c) menunjukkan pengurangan total padatan pada air biogas. Pengurangan total padatan pada 4 volt diperoleh 82,89% dalam waktu retensi 8 jam, pada 2 dan 3 volt sebesar 67,80% dan 80%. Pengurangan total padatan semakin besar dengan peningkatan tegangan yang diberikan. Bila dikaitkan dengan perubahan ph, COD dan TSS pada keadaan ini, peningkatan terbesar juga terjadi pada tegangan 4 volt. E. Gas Hidrogen Dihasilkan Untuk mengetahui gas hidrogen yang dihasilkan dilakukan dengan pendekatan menggunakan persamaan yang dihasilkan beberapa peneliti bidang elektrolisa yang menyatakan bahwa setiap 0,05 gram aluminium akan menghasilkan gram gas hidrogen. [20] Hasil penelitian ini juga di laporkan oleh Kulakov dan Ross (2007) yang menyatakan bahwa perbandingan antara massa gas hidrogen dihasilkan dengan massa aluminium yang larut sebesar 0,11. Kalau diteliti lebih lanjut, nilai 0,11 ini adalah sama dengan rasio massa antara logam aluminium dengan gas hidrogen dihasilkan. Rasio massa ini sesuai dengan rasio molar pada reaksi total sel pada elektrokoagulasi. Adapun reaksi total sel adalah sebagai berikut: GAMBAR 5: Grafik penurunan nilai total padatan limbah Fat-pit 2Al(s) + 6H 2 O + 2OH (aq) 2[Al(OH) 4 ] (aq) + 3H 2 (g) (10) Berdasarkan persamaan di atas, didapat massa gas hidrogen yang dihasilkan pada penelitian ini ditunjukan pada GAMBAR 6. Berdasarkan gambar ini, terlihat bahwa dengan kenaikan tegangan diberikan pada reaktor membawa kenaikan terhadap gas hidrogen dihasilkan. Dengan semakin tinggi tegangan diberikran maka semakin banyak massa logam aluminium yang larut, hal ini membawa makin banyak gas hidrogen dihasilkan. Gas hidrogen yang dihasilkan maksimum adalah 8,6 gram pada elektrokoagulasi limbah anaerobik. Berdasarkan gambar di atas, jumlah gas hidrogen di-

7 EN-62 GAMBAR 6: Grafik energi dihasilkan hasilkan oleh limbah yang berasal dari kolam anaerob lebih tinggi dibandingkan dengan energi yang dihasilkan limbah yang berasal dari fat pit maupun limbah keluaran dari reaktor biogas. Hal ini karena proses elektrolisis pada kondisi asam akan menghasilkan gas hidrogen yang lebih besar. Bila dibandingkan di antara ketiga sumber limbah yang diolah, ph limbah keluaran kolam anaerobik dan fat pit memiliki ph yang hampir sama. ph pada kolam ini adalah sebesar 4 5. Walaupun ph keduanya hampir sama tetapi energi yang dihasilkan lebih besar pada kolam anaerobik. Hal ini karena pada kolam anaerobik memiliki lebih sedikit lumpur atau solid. Sehingga dengan banyaknya solid atau lumpur menyebabkan kontak antara elektroda dengan elektrolit akan menjadi kurang sempurna. IV. KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan pada setiap kolam limbah yang berbeda, menunjukan bahwa semakin lama waktu retensi dan semakin tinggi tegangan listrik yang diberikan pada elektroda aluminium dalam pengolahan limbah semakin besar persentasi penurunan terhadap parameter COD, total padatan serta peningkatan nilai ph dan gas hidrogen. Pengolahan akan lebih baik jika luas kontak antara elektroda dengan elektrolit lebih besar. Berdasarkan hasil penurunan parameter terkait dengan pengolahan limbah, hasil yang didapat pada penelitian ini tidak dapat mendapatkan kandungan COD di bawah 250 ppm. Oleh karena itu, penggunaan reaktor elektrokoagulasi ini perlu diintegrasikan dengan teknologi lain seperti teknologi pengomposan, kolam aerobik atau dengan teknologi membran. Selain dengan integrasi diatas, memungkinkan juga untuk dilakukan desain ulang terhadap reaktor sehingga akan didapatkan unjuk kerja yang lebih baik. Bila dibandingkan pengaruh elektrokoagulasi terhadap sumber limbah pada penelitian ini, faktor nilai kandungan awal (beban awal) dari parameter kualitas limbah sangat berpengaruh terhadap unjuk kerja reaktor. Pada saat kandungan awal tinggi, unjuk kerja akan 0643: Muhammad Ansori Nasution semakin rendah. Begitu juga jika ph awal limbah pada kondisi asam, persentase penurunan parameter kualitas limbah akan semakin tinggi. DAFTAR PUSTAKA [1] Agustin M B, Sengpracha W P and Phutdhawong W 2008 Electrocoagulation of Palm Oil Mill Effluent International Journal of Environmental Research and Public Health5(3) [2] Ahmad A L, Chong M F and Bhatia S 2009 A comparative study on the membrane based palm oil mill effluent (POME) treatment plant Journal of Hazardous Materials E4 [3] Ahmad A L, Ismail S and Bhatia S 2003 Water recycling from palm oil mill effluent (POME) using membrane technology Desalination [4] Behbahani M, Moghaddam M R A and Arami M 2011 Techno-economical evaluation of fluoride removal by electrocoagulation process: Optimization through response surface methodology Desalination [5] Bhatia S, Othman Z and Ahmad A L 2007b Pretreatment of palm oil mill effluent (POME) using Moringa oleifera seeds as natural coagulant Journal of Hazardous Materials E [6] Can O T, Kobya M, Demirbas E and Bayramoglu M 2006 Treatment of the textile wastewater by combined electrocoagulation Chemosphere62 181E [7] Chen G 2004 Electrochemical technologies in wastewater treatment Separation and Purification Technology [8] Guthrie Plantation and Agriculture Service b 1995 Guthrie Palm Oil Mill Executives Course (Singapore: Mc Graw Hill Book-Co) [9] Kargi F, Catalkaya E C and Uzuncar S 2011 Hidrogen Gas Production from Waste Anaerobik Sludge by Electrohydrolysis: Effects of Applied DC Voltage International Journal of Hidrogen Energy [10] Kilic M G and Hosten C 2010 A comparative study of electrocoagulation and coagulation of aqueous suspensions of kaolinite powders Journal of Hazardous Materials [11] Kirtay E 2011 Recent advances in production of hidrogen from biomass Energy Conversion and Management E9 [12] Lam M K and Lee K T 2011 Renewable and sustainable bioenergies production from palm oil mill effluent (POME): Win-win strategies toward better environmental protection Biotechnology Advances [13] Liu H, Zhao X and Qu J 2010 Electrochemistry for the Environment, ed C Comninellis and G Chen (New York: Springer Science+Business Media) pp

8 0643: Muhammad Ansori Nasution EN-63 [14] Matteson, J. M, Dobson R L, Robert W. Glenn J, Kukunoor N S, III W H W and Clayfield E J 1995 Electrocoagulation and Separation of Aqueous Suspensions of Ultrafine Particles, Colloids and Surface A Physicochemical and Engineering Aspects. Colloids and Surfaces [15] Nasution M A, Yaakob Z, Ali E, Tasirin S M and Abdullah S R S 2011 Electrocoagulation of Palm Oil Mill Effluent as Wastewater Treatment and Hidrogen Production Using Electrode Aluminum J. Environ. Qual [16] Niam M F, Othman F, Sohaili J and Fauzia Z 2007 Removal of COD and Turbidity to Improve Wastewater Quality Using electrocoagulation technique The Malaysian Journal of Analytical Sciences Vol 11, No [17] Pamin K, Siahaan M M and Tobing P L 1996 Pemanfaatan Limbah Cair PKS pada Perkebunan Kelapa Sawit di Indonesia. In: Lokakarya Nasional Pemanfaatan Limbah Cair cara Land Application, (Jakarta [18] Phalakornkule C, Sukkasem P and Mutchimsattha C 2010 Hidrogen recovery from the electrocoagulation treatment of dye-containing wastewater International Journal of Hidrogen Energy [19] Pletcher D and Walsh F C 1993 Industrial Electrochemistry (Cambridge: Blackie Academic and Profesional) [20] Siregar Y D I 2010 Produksi Gas Hidrogen Dari Limbah Alumunium Valensi [21] Sumathi S, Chai S P and Mohamed A R 2008 Utilization of oil palm as a source of renewable energy in Malaysia Renewable and Sustainable Energy Reviews E1 [22] Wulfert K, Darnoko, Tobing P L, Yuliasari R and Guritno P 2002 Treatment of POME in Anaerobik Fixed Bed Digesters. In: International Oil Palm Conference, [23] Wulfert K, Gindulis W, Kohler M, Darnoko D, Tobing P L and Yuliasari R 2000 Pengolahan Limbah Cair Pabrik Kelapa Sawit Secara Anaerobik. In: Prosiding Pertemuan Teknis Kelapa Sawit: Pusat Penelitian Kelapa Sawit.) [24] Yacob S, Hassan M A, Shirai Y, Wakisaka M and Subash S 2005 Baseline study of methane emission from open digesting tanks of palm oil mill effluent treatment Chemosphere E1 [25] Yejian Z, Li Y, Xiangli Q, Lina C, Xiangjun N, Zhijian M and Zhenjia Z 2008 Integration of biological method and membrane technology in treating palm oil mill effluent Journal of Environmental Sciences

APLIKASI ELEKTROKOAGULASI DALAM PENGOLAHAN LIMBAH CAIR PABRIK KELAPA SAWIT

APLIKASI ELEKTROKOAGULASI DALAM PENGOLAHAN LIMBAH CAIR PABRIK KELAPA SAWIT APLIKASI ELEKTROKOAGULASI DALAM PENGOLAHAN LIMBAH CAIR PABRIK KELAPA SAWIT Farida Hanum, Rondang Tambun, M. Yusuf Ritonga, William Wardhana Kasim Departemen Teknik Kimia, Fakultas Teknik, Universitas Sumatera

Lebih terperinci

PENYISIHAN COD LIMBAH CAIR PKS DENGAN METODE ELEKTROKOAGULASI

PENYISIHAN COD LIMBAH CAIR PKS DENGAN METODE ELEKTROKOAGULASI PENYISIHAN COD LIMBAH CAIR PKS DENGAN METODE ELEKTROKOAGULASI Ratni Dewi *, Syafruddin, M. Yunus dan Suryani Jurusan Teknik Kimia Politeknik Negeri Lhokseumawe, PO Box 90 Lhokseumawe * Email : raihan_annisa@yahoo.co.id

Lebih terperinci

KAJIAN PENGGUNAAN METODE ELEKTROKOAGULASI UNTUK PENYISIHAN COD DAN TURBIDITI DALAM LIMBAH CAIR PABRIK KELAPA SAWIT. Ratni Dewi *) ABSTRAK

KAJIAN PENGGUNAAN METODE ELEKTROKOAGULASI UNTUK PENYISIHAN COD DAN TURBIDITI DALAM LIMBAH CAIR PABRIK KELAPA SAWIT. Ratni Dewi *) ABSTRAK KAJIAN PENGGUNAAN METODE ELEKTROKOAGULASI UNTUK PENYISIHAN DAN TURBIDITI DALAM LIMBAH CAIR PABRIK KELAPA SAWIT Ratni Dewi *) ABSTRAK Limbah perkebunan khususnya limbah cair PKS umumnya mengandung dengan

Lebih terperinci

PENGARUH WAKTU TINGGAL CAIRAN TERHADAP PENURUNAN KEKERUHAN DALAM AIR PADA REAKTOR ELEKTROKOAGULASI. Satriananda 1 ABSTRAK

PENGARUH WAKTU TINGGAL CAIRAN TERHADAP PENURUNAN KEKERUHAN DALAM AIR PADA REAKTOR ELEKTROKOAGULASI. Satriananda 1 ABSTRAK PENGARUH WAKTU TINGGAL CAIRAN TERHADAP PENURUNAN KEKERUHAN DALAM AIR PADA REAKTOR ELEKTROKOAGULASI Satriananda 1 1 Staf Pengajar email : satria.pnl@gmail.com ABSTRAK Air yang keruh disebabkan oleh adanya

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. 2006), menjadi peluang besar bagi industri ini dalam pemanfaatan limbah untuk

I. PENDAHULUAN. 2006), menjadi peluang besar bagi industri ini dalam pemanfaatan limbah untuk I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pabrik pengolahan kelapa sawit menghasilkan limbah cair dalam jumlah yang besar, yaitu berkisar antara 600-700 liter/ton tandan buah segar (TBS) (Naibaho, 1999) atau

Lebih terperinci

APLIKASI METODE ELEKTROKOAGULASI DALAM PENGOLAHAN LIMBAH COOLANT. Arie Anggraeny, Sutanto, Husain Nashrianto

APLIKASI METODE ELEKTROKOAGULASI DALAM PENGOLAHAN LIMBAH COOLANT. Arie Anggraeny, Sutanto, Husain Nashrianto APLIKASI METODE ELEKTROKOAGULASI DALAM PENGOLAHAN LIMBAH COOLANT Arie Anggraeny, Sutanto, Husain Nashrianto Program Studi Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Pakuan Jalan Pakuan PO BOX 452,

Lebih terperinci

Peningkatan Kualitas Air Tanah Gambut dengan Menggunakan Metode Elektrokoagulasi Rasidah a, Boni P. Lapanporo* a, Nurhasanah a

Peningkatan Kualitas Air Tanah Gambut dengan Menggunakan Metode Elektrokoagulasi Rasidah a, Boni P. Lapanporo* a, Nurhasanah a Peningkatan Kualitas Air Tanah Gambut dengan Menggunakan Metode Elektrokoagulasi Rasidah a, Boni P. Lapanporo* a, Nurhasanah a a Prodi Fisika, FMIPA Universitas Tanjungpura, Jalan Prof. Dr. Hadari Nawawi,

Lebih terperinci

STUDI PENURUNAN KONSENTRASI NIKEL DAN TEMBAGA PADA LIMBAH CAIR ELEKTROPLATING DENGAN METODE ELEKTROKOAGULASI

STUDI PENURUNAN KONSENTRASI NIKEL DAN TEMBAGA PADA LIMBAH CAIR ELEKTROPLATING DENGAN METODE ELEKTROKOAGULASI STUDI PENURUNAN KONSENTRASI NIKEL DAN TEMBAGA PADA LIMBAH CAIR ELEKTROPLATING DENGAN METODE ELEKTROKOAGULASI ABSTRAK Rachmanita Nofitasari, Ganjar Samudro dan Junaidi Program Studi Teknik Lingkungan Fakultas

Lebih terperinci

BAB I Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang

BAB I Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang BAB I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Sejak tahun 2006, Indonesia telah menggeser Malaysia sebagai negara terbesar penghasil kelapa sawit dunia [1]. Menurut Gabungan Asosiasi Pengusaha Sawit Indonesia (GAPKI)

Lebih terperinci

PENGOLAHAN LIMBAH CAIR INDUSTRI BATIK PADA SKALA LABORATORIUM DENGAN MENGGUNAKAN METODE ELEKTROKOAGULASI

PENGOLAHAN LIMBAH CAIR INDUSTRI BATIK PADA SKALA LABORATORIUM DENGAN MENGGUNAKAN METODE ELEKTROKOAGULASI VOLUME 5 NO. 1, JUNI 2009 PENGOLAHAN LIMBAH CAIR INDUSTRI BATIK PADA SKALA LABORATORIUM DENGAN MENGGUNAKAN METODE ELEKTROKOAGULASI Andik Yulianto, Luqman Hakim, Indah Purwaningsih, Vidya Ayu Pravitasari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menghasilkan minyak kelapa sawit adalah Indonesia. Pabrik kelapa sawit

BAB I PENDAHULUAN. menghasilkan minyak kelapa sawit adalah Indonesia. Pabrik kelapa sawit BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Minyak kelapa sawit atau Crude Palm Oil (CPO) adalah sumber minyak nabati terbesar di dunia. Menurut laporan oil world pada tahun 2011, minyak kelapa sawit memberikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara 19 BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Perkebunan kelapa sawit telah menjadi salah satu kegiatan pertanian yang dominan di Indonesia sejak akhir tahun 1990-an. Indonsia memproduksi hampir 25 juta matrik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Semakin meningkatnya produksi minyak kelapa sawit di Indonesia sehingga

BAB I PENDAHULUAN. Semakin meningkatnya produksi minyak kelapa sawit di Indonesia sehingga BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Semakin meningkatnya produksi minyak kelapa sawit di Indonesia sehingga Indonesia disebut sebagai penghasil minyak kelapa sawit terbesar pada urutan ke-2 di kawasan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Indonesia tahun 2014 memproduksi 29,34 juta ton minyak sawit kasar [1], tiap ton minyak sawit menghasilkan 2,5 ton limbah cair [2]. Limbah cair pabrik kelapa sawit

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara 18 BAB I PENDAHULUAN I. 1 Latar Belakang Air bersih merupakan salah satu kebutuhan pokok manusia yang diperoleh dari berbagai sumber, tergantung pada kondisi daerah setempat. Kondisi sumber air pada setiap

Lebih terperinci

Pengaruh Penambahan Natrium Khlorida Terhadap Penurunan Kekeruhan dan Kandungan Polutan Tembaga Pada Proses Elektrokoagulasi Air Limbah Industri

Pengaruh Penambahan Natrium Khlorida Terhadap Penurunan Kekeruhan dan Kandungan Polutan Tembaga Pada Proses Elektrokoagulasi Air Limbah Industri Pengaruh Penambahan Natrium Khlorida Terhadap Penurunan Kekeruhan dan Kandungan Polutan Tembaga Pada Proses Elektrokoagulasi Air Limbah Industri Sutanto 1, Danang Widjajanto 2 1 Jurusan Teknik Elektro,Politeknik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Industri kelapa sawit telah berkembang pesat dalam beberapa tahun terakhir dan menyumbang persentase terbesar produksi minyak dan lemak di dunia pada tahun 2011 [1].

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Yogyakarta merupakan salah satu pusat industri batik yang dikenal sejak

BAB I PENDAHULUAN. Yogyakarta merupakan salah satu pusat industri batik yang dikenal sejak BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Yogyakarta merupakan salah satu pusat industri batik yang dikenal sejak zaman kerajaan Mataram ke-1. Pembatikan merupakan teknik mewarnai kain dengan menempelkan

Lebih terperinci

Pengaruh Variasi Tegangan pada Pengolahan Limbah Cair Laundry Menggunakan Proses Elektrolisis

Pengaruh Variasi Tegangan pada Pengolahan Limbah Cair Laundry Menggunakan Proses Elektrolisis Jurnal Materi dan Pembelajaran Fisika (JMPF) 31 Pengaruh Variasi Tegangan pada Pengolahan Limbah Cair Laundry Menggunakan Proses Elektrolisis Laeli Nurajijah 1, Dewanto Harjunowibowo 2, Y. Radiyono 3 1,2,3

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. penyamakan kulit dengan menggunakan Spektrofotometer UV-VIS Mini

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. penyamakan kulit dengan menggunakan Spektrofotometer UV-VIS Mini 43 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Proses elektrokoagulasi terhadap sampel air limbah penyamakan kulit dilakukan dengan bertahap, yaitu pengukuran treatment pada sampel air limbah penyamakan kulit dengan menggunakan

Lebih terperinci

STUDI PENURUNAN KONSENTRASI NIKEL DAN TEMBAGA PADA LIMBAH CAIR ELEKTROPLATING DENGAN METODE ELEKTROKOAGULASI

STUDI PENURUNAN KONSENTRASI NIKEL DAN TEMBAGA PADA LIMBAH CAIR ELEKTROPLATING DENGAN METODE ELEKTROKOAGULASI STUDI PENURUNAN KONSENTRASI NIKEL DAN TEMBAGA PADA LIMBAH CAIR ELEKTROPLATING DENGAN METODE ELEKTROKOAGULASI Rachmanita Nofitasari, Ganjar Samudro dan Junaidi Jurusan Teknik Lingkungan, Fakultas Teknik,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. industri kelapa sawit. Pada saat ini perkembangan industri kelapa sawit tumbuh

BAB I PENDAHULUAN. industri kelapa sawit. Pada saat ini perkembangan industri kelapa sawit tumbuh BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia mempunyai potensi yang cukup besar untuk pengembangan industri kelapa sawit. Pada saat ini perkembangan industri kelapa sawit tumbuh cukup pesat. Pada tahun

Lebih terperinci

PENGOLAHAN AIR KOLAM RENANG MENGGUNAKAN METODE ELEKTROKOAGULASI DENGAN ELEKTRODA ALUMUNIUM GRAFIT

PENGOLAHAN AIR KOLAM RENANG MENGGUNAKAN METODE ELEKTROKOAGULASI DENGAN ELEKTRODA ALUMUNIUM GRAFIT PENGOLAHAN AIR KOLAM RENANG MENGGUNAKAN METODE ELEKTROKOAGULASI DENGAN ELEKTRODA ALUMUNIUM GRAFIT SWIMMING POOL WATER TREATMENT USING ELECTROCOAGULATION METHOD WITH ALUMINIUM GRAPHITE ELECTRODE Risanto

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Indonesia merupakan negara agraris dimana pertanian masih menjadi pilar penting kehidupan dan perekonomian penduduknya, bukan hanya untuk menyediakan kebutuhan pangan

Lebih terperinci

SEMINAR TUGAS AKHIR APLIKASI ELEKTROKOAGULASI PASANGAN ELEKTRODA BESI UNTUK PENGOLAHAN AIR DENGAN SISTEM KONTINYU. Surabaya, 12 Juli 2010

SEMINAR TUGAS AKHIR APLIKASI ELEKTROKOAGULASI PASANGAN ELEKTRODA BESI UNTUK PENGOLAHAN AIR DENGAN SISTEM KONTINYU. Surabaya, 12 Juli 2010 SEMINAR TUGAS AKHIR APLIKASI ELEKTROKOAGULASI PASANGAN ELEKTRODA BESI UNTUK PENGOLAHAN AIR DENGAN SISTEM KONTINYU Oleh : Andri Lukismanto (3306 100 063) Dosen Pembimbing : Abdu Fadli Assomadi S.Si MT Jurusan

Lebih terperinci

Penyisihan Besi (Fe) Dalam Air Dengan Proses Elektrokoagulasi. Satriananda *) ABSTRAK

Penyisihan Besi (Fe) Dalam Air Dengan Proses Elektrokoagulasi. Satriananda *) ABSTRAK Penyisihan Besi (Fe) Dalam Air Dengan Proses Elektrokoagulasi Satriananda *) ABSTRAK Air yang mengandung Besi (Fe) dapat mengganggu kesehatan, sehingga ion-ion Fe berlebihan dalam air harus disisihkan.

Lebih terperinci

RACE-Vol.4, No.1, Maret 2010 ISSN PENGARUH PASANGAN ELEKTRODA TERHADAP PROSES ELEKTROKOAGULASI PADA PENGOLAHAN AIR BUANGAN INDUSTRI TEKSTIL

RACE-Vol.4, No.1, Maret 2010 ISSN PENGARUH PASANGAN ELEKTRODA TERHADAP PROSES ELEKTROKOAGULASI PADA PENGOLAHAN AIR BUANGAN INDUSTRI TEKSTIL RACE-Vol.4, No.1, Maret 21 ISSN 1978-1979 PENGARUH PASANGAN ELEKTRODA TERHADAP PROSES ELEKTROKOAGULASI PADA PENGOLAHAN AIR BUANGAN INDUSTRI TEKSTIL Oleh Agustinus Ngatin Yunus Tonapa Sarungu Mukhtar Gozali

Lebih terperinci

PENGOLAHAN AIR LIMBAH COLD STORAGE MENGGUNAKAN PROSES ELEKTROKOAGULASI

PENGOLAHAN AIR LIMBAH COLD STORAGE MENGGUNAKAN PROSES ELEKTROKOAGULASI SKRIPSI PENGOLAHAN AIR LIMBAH COLD STORAGE MENGGUNAKAN PROSES ELEKTROKOAGULASI Oleh : BAYU PRASMONO PUTRO 0652010024 PROGRAM STUDI TEKNIK LINGKUNGAN FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN UNIVERSITAS PEMBANGUNAN

Lebih terperinci

PENURUNAN MINYAK DAN TSS PADA AIR LIMBAH BALAI YASA DENGAN MENGGUNAKAN ELEKTROKOAGULASI

PENURUNAN MINYAK DAN TSS PADA AIR LIMBAH BALAI YASA DENGAN MENGGUNAKAN ELEKTROKOAGULASI PENURUNAN MINYAK DAN TSS PADA AIR LIMBAH BALAI YASA DENGAN MENGGUNAKAN ELEKTROKOAGULASI Hanandar Salam, Yuli Pratiwi, Sri Sunarsih Jurusan Teknik Lingkungan, Fakultas Sains Terapan Institut Sains & Teknologi

Lebih terperinci

Kombinasi Reaktor Elektrokoagulasi dan Bioadsorber Untuk Penyisihan Kontaminan Dalam Limbah Cair PKS

Kombinasi Reaktor Elektrokoagulasi dan Bioadsorber Untuk Penyisihan Kontaminan Dalam Limbah Cair PKS Kombinasi Reaktor Elektrokoagulasi dan Bioadsorber Untuk Penyisihan Kontaminan Dalam Limbah Cair PKS Ratni Dewi, Syafruddin, M. Yunus, Suryani Jurusan Teknik Kimia Politeknik Negeri Lhokseumawe Jl. B.

Lebih terperinci

PENGOLAHAN LIMBAH RUMAH TANGGA DENGAN PROSES ELEKTROLFOKULATOR SECARA BATCH

PENGOLAHAN LIMBAH RUMAH TANGGA DENGAN PROSES ELEKTROLFOKULATOR SECARA BATCH PENGOLAHAN LIMBAH RUMAH TANGGA DENGAN PROSES ELEKTROLFOKULATOR SECARA BATCH Soemargono, Endang ismiati, dan Lazuardi *) Jurusan Teknik Kimia, UPN Veteran Jatim ABSTRACT The principle of process electro-flocculator

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Bagian terbesar dari kebutuhan energi di dunia selama ini telah ditutupi oleh bahan bakar fosil. Konsumsi sumber energi fosil seperti minyak dan batu bara dapat menimbulkan

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. produksi dan mutu kelapa sawit mengingat tanaman kelapa sawit baru akan

TINJAUAN PUSTAKA. produksi dan mutu kelapa sawit mengingat tanaman kelapa sawit baru akan TINJAUAN PUSTAKA Bahan Tanaman (Bibit ) Faktor bibit memegang peranan penting dalam upaya peningkatan produksi dan mutu kelapa sawit mengingat tanaman kelapa sawit baru akan menghasilkan pada 3 4 tahun

Lebih terperinci

Pengolahan Limbah Tekstil Menggunakan Elektrokoagulasi

Pengolahan Limbah Tekstil Menggunakan Elektrokoagulasi Pengolahan Limbah Tekstil Menggunakan Elektrokoagulasi Tuani Lidiawati S 1,2*, Lieke Riadi 1,2, Liok Dimas Sanjaya 1 dan Whenny Ferydhiwati 1 1 Program Studi Teknik Kimia, FT, Universitas Surabaya, Jl.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Limbah cair pabrik kelapa sawit (LCPKS) merupakan salah satu produk

BAB I PENDAHULUAN. Limbah cair pabrik kelapa sawit (LCPKS) merupakan salah satu produk BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Limbah cair pabrik kelapa sawit (LCPKS) merupakan salah satu produk samping berupa buangan dari pabrik pengolahan kelapa sawit yang berasal dari air kondensat pada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Saat ini Indonesia merupakan produsen minyak sawit pertama dunia. Namun demikian, industri pengolahan kelapa sawit menyebabkan permasalahan lingkungan yang perlu mendapat

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Limbah Cair Pabrik Kelapa Sawit Limbah keluaran dari sebuah pabrik kelapa sawit terdiri atas limbah padat, cair dan gas. Limbah padat terdiri atas tandan kosong dan cangkang,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Ratna Agustiningsih, 2014

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Ratna Agustiningsih, 2014 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Sejak akhir 1980-an, Industri pulp dan kertas di Indonesia telah berkembang pesat dan mendorong negara Indonesia masuk ke dalam jajaran top 10 produsen dunia

Lebih terperinci

VOLUME 5 NO. 1, JUNI 2009

VOLUME 5 NO. 1, JUNI 2009 VOLUME 5 NO. 1, JUNI 2009 PENGOLAHAN AIR LIMBAH DOMESTIK DENGAN PROSES ELEKTROKOAGULASI MENGGUNAKAN ELEKTRODA ALUMINIUM Studi Kasus: Limbah Cair Gedung Syarif Thajeb (M), Universitas Trisakti Bambang Iswanto,

Lebih terperinci

PENGOLAHAN LIMBAH CAIR KOPI DENGAN METODE ELEKTROKOAGULASI SECARA BATCH

PENGOLAHAN LIMBAH CAIR KOPI DENGAN METODE ELEKTROKOAGULASI SECARA BATCH PENGOLAHAN LIMBAH CAIR KOPI DENGAN METODE ELEKTROKOAGULASI SECARA BATCH Sariadi Jurusan Teknik Kimia Politeknik Negeri Lhokseumawe Jl. Banda Aceh - Medan Km. 28, P.O. Box 9 Buketrata Lhokseumawe 2431 E-mail:

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Kelapa sawit (Elaeis guineensis) merupakan salah satu hasil perkebunan yang berkembang dengan sangat cepat di daerah-daerah tropis. Semenjak tahun awal tahun 1980 luas

Lebih terperinci

PERBAIKAN KUALITAS AIR LIMBAH INDUSTRI FARMASI MENGGUNAKAN KOAGULAN BIJI KELOR (Moringa oleifera Lam) DAN PAC (Poly Alumunium Chloride)

PERBAIKAN KUALITAS AIR LIMBAH INDUSTRI FARMASI MENGGUNAKAN KOAGULAN BIJI KELOR (Moringa oleifera Lam) DAN PAC (Poly Alumunium Chloride) PERBAIKAN KUALITAS AIR LIMBAH INDUSTRI FARMASI MENGGUNAKAN KOAGULAN BIJI KELOR (Moringa oleifera Lam) DAN PAC (Poly Alumunium Chloride) Etih Hartati, Mumu Sutisna, dan Windi Nursandi S. Jurusan Teknik

Lebih terperinci

PENGOLAHAN LIMBAH CAIR INDUSTRI TAPIOKA DENGAN MENGGUNAKAN METODE ELEKTROFLOKULASI

PENGOLAHAN LIMBAH CAIR INDUSTRI TAPIOKA DENGAN MENGGUNAKAN METODE ELEKTROFLOKULASI PENGOLAHAN LIMBAH CAIR INDUSTRI TAPIOKA DENGAN MENGGUNAKAN METODE ELEKTROFLOKULASI Tri Widayatno 1), Sriyani 2) Jurusan Teknik Kimia, Fakultas Teknik, Universitas Muhammadiyah Surakarta 1,2) Jl. Ahmad

Lebih terperinci

EFEKTIFITAS ELEKTROFLOKULATOR DALAM MENURUNKAN TSS DAN BOD PADA LIMBAH CAIR TAPIOKA

EFEKTIFITAS ELEKTROFLOKULATOR DALAM MENURUNKAN TSS DAN BOD PADA LIMBAH CAIR TAPIOKA Jurnal Flywheel, Volume 3, Nomor 1 Juni 10 ISSN : 1979-5858 EFEKTIFITAS ELEKTROFLOKULATOR DALAM MENURUNKAN TSS DAN BOD PADA LIMBAH CAIR TAPIOKA Hery Setyobudiarso (Staf Pengajar Jurusan Teknik Lingkungan

Lebih terperinci

SUNARDI. Jl. Babarsari Kotak Pos 6101 YKBB Yogyakarta Telp. (0274) Abstrak

SUNARDI. Jl. Babarsari Kotak Pos 6101 YKBB Yogyakarta Telp. (0274) Abstrak PENGARUH TEGANGAN LISTRIK DAN KECEPATAN ALIR TERHADAP HASIL PENGOLAHAN LIMBAH CAIR YANG MENGANDUNG LOGAM Pb,Cd DAN TSS MENGGUNAKAN ALAT ELEKTROKOAGULASI SUNARDI ** Pustek Akselerator dan Proses Bahan BATAN

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN HASIL DAN PEMBAHASAN Analisis Awal Bahan Baku Pembuatan Biogas Analisis bahan baku biogas dan analisis bahan campuran yang digunakan pada biogas meliputi P 90 A 10 (90% POME : 10% Aktivator), P 80 A 20

Lebih terperinci

OPTIMASI KONDISI PROSES ELEKTROKOAGULASI LOGAM KROMIUM DALAM LIMBAH CAIR ELEKTROPLATING

OPTIMASI KONDISI PROSES ELEKTROKOAGULASI LOGAM KROMIUM DALAM LIMBAH CAIR ELEKTROPLATING Optimasi Kondisi Proses.. ( Resti Syara Ronita ) 134 OPTIMASI KONDISI PROSES ELEKTROKOAGULASI LOGAM KROMIUM DALAM LIMBAH CAIR ELEKTROPLATING OPTIMIZATION OF THE CONDITION OF CHROMIUM ELECTROCOAGULATION

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan. Kebutuhan yang utama bagi terselenggaranya kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan. Kebutuhan yang utama bagi terselenggaranya kesehatan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Air merupakan salah satu sumberdaya alam yang memiliki fungsi sangat penting bagi kehidupan manusia, serta untuk memajukan kesejahteraan umum sehingga merupakan modal

Lebih terperinci

LAMPIRAN A METODOLOGI PENELITIAN

LAMPIRAN A METODOLOGI PENELITIAN LAMPIRAN A METODOLOGI PENELITIAN A.1 LOKASI PENELITIAN Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Ekologi, Departemen Teknik Kimia, Fakultas Teknik, (USU), Medan. A.2 BAHAN DAN PERALATAN A.2.1 Bahan-Bahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Timbulnya kelangkaan bahan bakar minyak yang disebabkan oleh ketidakstabilan harga minyak dunia, maka pemerintah mengajak masyarakat untuk mengatasi masalah energi

Lebih terperinci

PROTOTIPE UNIT PENGOLAHAN AIR LIMBAH DENGAN REAKTOR ELEKTROKIMIA (UPAL-RE) UNTUK MELAYANI HOME INDUSTRY BATIK (259L) ABSTRAK

PROTOTIPE UNIT PENGOLAHAN AIR LIMBAH DENGAN REAKTOR ELEKTROKIMIA (UPAL-RE) UNTUK MELAYANI HOME INDUSTRY BATIK (259L) ABSTRAK PROTOTIPE UNIT PENGOLAHAN AIR LIMBAH DENGAN REAKTOR ELEKTROKIMIA (UPAL-RE) UNTUK MELAYANI HOME INDUSTRY BATIK (259L) Budi Utomo 1, Musyawaroh 2, Hunik Sri Runing Sawitri 3 1 Jurusan Teknik Sipil, Universitas

Lebih terperinci

APLIKASI ELEKTROKOAGULASI MENGGUNAKAN PASANGAN ELEKTRODA ALUMINIUM UNTUK PENGOLAHAN AIR DENGAN SISTEM KONTINYU

APLIKASI ELEKTROKOAGULASI MENGGUNAKAN PASANGAN ELEKTRODA ALUMINIUM UNTUK PENGOLAHAN AIR DENGAN SISTEM KONTINYU APLIKASI ELEKTROKOAGULASI MENGGUNAKAN PASANGAN ELEKTRODA ALUMINIUM UNTUK PENGOLAHAN AIR DENGAN SISTEM KONTINYU APLICATION OF ELECTROCOAGULATION USING ALUMINIUM ELECTRODE PAIRS FOR WATER TREATMENT WITH

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Karakteristik Onggok Sebelum Pretreatment Onggok yang digunakan dalam penelitian ini, didapatkan langsung dari pabrik tepung tapioka di daerah Tanah Baru, kota Bogor. Onggok

Lebih terperinci

KAJIAN PENGGUNAAN BIJI KELOR SEBAGAI KOAGULAN PADA PROSES PENURUNAN KANDUNGAN ORGANIK (KMnO 4 ) LIMBAH INDUSTRI TEMPE DALAM REAKTOR BATCH

KAJIAN PENGGUNAAN BIJI KELOR SEBAGAI KOAGULAN PADA PROSES PENURUNAN KANDUNGAN ORGANIK (KMnO 4 ) LIMBAH INDUSTRI TEMPE DALAM REAKTOR BATCH Spectra Nomor 8 Volume IV Juli 06: 16-26 KAJIAN PENGGUNAAN BIJI KELOR SEBAGAI KOAGULAN PADA PROSES PENURUNAN KANDUNGAN ORGANIK (KMnO 4 ) LIMBAH INDUSTRI TEMPE DALAM REAKTOR BATCH Sudiro Ika Wahyuni Harsari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kelapa sawit merupakan salah satu tanaman penghasil minyak nabati yang memiliki nilai ekonomis yang cukup tinggi. Produksi minyak kelapa sawit Indonesia saat ini mencapai

Lebih terperinci

PEMANFAATAN BIJI ASAM JAWA (TAMARINDUS INDICA) SEBAGAI KOAGULAN ALTERNATIF DALAM PROSES PENGOLAHAN AIR SUNGAI

PEMANFAATAN BIJI ASAM JAWA (TAMARINDUS INDICA) SEBAGAI KOAGULAN ALTERNATIF DALAM PROSES PENGOLAHAN AIR SUNGAI 85 Jurnal Ilmiah Teknik Lingkungan Vol.7 No.2 PEMANFAATAN BIJI ASAM JAWA (TAMARINDUS INDICA) SEBAGAI KOAGULAN ALTERNATIF DALAM PROSES PENGOLAHAN AIR SUNGAI Fitri Ayu Wardani dan Tuhu Agung. R Program Studi

Lebih terperinci

STUDI PENURUNAN KONSENTRASI KHROMIUM DAN TEMBAGA DALAM PENGOLAHAN LIMBAH CAIR ELEKTROPLATING ARTIFICIAL DENGAN METODE ELEKTROKOAGULASI

STUDI PENURUNAN KONSENTRASI KHROMIUM DAN TEMBAGA DALAM PENGOLAHAN LIMBAH CAIR ELEKTROPLATING ARTIFICIAL DENGAN METODE ELEKTROKOAGULASI STUDI PENURUNAN KONSENTRASI KHROMIUM DAN TEMBAGA DALAM PENGOLAHAN LIMBAH CAIR ELEKTROPLATING ARTIFICIAL DENGAN METODE ELEKTROKOAGULASI Dewi Masita, Ganjar Samudro dan Dwi Siwi Handayani Program Studi Teknik

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA Karakteristik dan Baku Mutu Limbah Cair Pabrik Kelapa Sawit

II. TINJAUAN PUSTAKA Karakteristik dan Baku Mutu Limbah Cair Pabrik Kelapa Sawit II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Karakteristik dan Baku Mutu Limbah Cair Pabrik Kelapa Sawit Pabrik kelapa sawit (PKS) memiliki karakteristik limbah cair yang berbedabeda pada setiap tahapan proses produksinya,

Lebih terperinci

PENGARUH TEGANGAN DAN WAKTU PADA PENGOLAHAN LIMBAH RADIOAKTIF URANIUM DAN TORIUM DENGAN PROSES ELEKTROKOAGULASI

PENGARUH TEGANGAN DAN WAKTU PADA PENGOLAHAN LIMBAH RADIOAKTIF URANIUM DAN TORIUM DENGAN PROSES ELEKTROKOAGULASI Jurnal Forum Nuklir (JFN) olume 12, Nomor 2, November 2016 PENGARUH TEGANGAN DAN WAKTU PADA PENGOLAHAN LIMBAH RADIOAKTIF URANIUM DAN TORIUM DENGAN PROSES ELEKTROKOAGULASI emi Ridantami 1, Bangun Wasito

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Air merupakan suatu bahan pokok yang sangat diperlukan oleh setiap mahluk hidup yang ada di bumi. Keberadaan sumber air bersih pada suatu daerah sangat mempengaruhi

Lebih terperinci

1 Security Printing merupakan bidang industri percetakan yang berhubungan dengan pencetakan beberapa

1 Security Printing merupakan bidang industri percetakan yang berhubungan dengan pencetakan beberapa Bab I Pendahuluan 1.1. Latar Belakang Limbah cair dari sebuah perusahaan security printing 1 yang menjadi obyek penelitian ini selanjutnya disebut sebagai Perusahaan Security Printing X - memiliki karakteristik

Lebih terperinci

LAMPIRAN A DATA HASIL ANALISA

LAMPIRAN A DATA HASIL ANALISA LAMPIRAN A DATA HASIL ANALISA L.A.1 Karakteristik Limbah Cair Pabrik Kelapa Sawit Tabel A.1 Hasil Analisis Karakteristik LCPKS dari PTPN IV PKS Adolina No. Parameter Satuan Hasil Uji Metode Uji 1. Ph -

Lebih terperinci

PENGARUH PENAMBAHAN BITTERN PADA LIMBAH CAIR DARI PROSES PENCUCIAN INDUSTRI PENGOLAHAN IKAN

PENGARUH PENAMBAHAN BITTERN PADA LIMBAH CAIR DARI PROSES PENCUCIAN INDUSTRI PENGOLAHAN IKAN PENGARUH PENAMBAHAN BITTERN PADA LIMBAH CAIR DARI PROSES PENCUCIAN INDUSTRI PENGOLAHAN IKAN ABSTRACT Dian Yanuarita P 1, Shofiyya Julaika 2, Abdul Malik 3, Jose Londa Goa 4 Jurusan Teknik Kimia, Fakultas

Lebih terperinci

LAPORAN AKHIR PENGELOLAAN LIMBAH CAIR DOMESTIK DENGAN PROSES ELEKTROKOAGULASI

LAPORAN AKHIR PENGELOLAAN LIMBAH CAIR DOMESTIK DENGAN PROSES ELEKTROKOAGULASI LAPORAN AKHIR PENGELOLAAN LIMBAH CAIR DOMESTIK DENGAN PROSES ELEKTROKOAGULASI Diajukan Sebagai Persyaratan untuk Menyelesaikan Pendidikan Diploma III Jurusan Teknik Kimia Politeknik Negeri Sriwijaya OLEH:

Lebih terperinci

Jurusan. Teknik Kimia Jawa Timur C.8-1. Abstrak. limbah industri. terlarut dalam tersuspensi dan. oxygen. COD dan BOD. biologi, (koagulasi/flokulasi).

Jurusan. Teknik Kimia Jawa Timur C.8-1. Abstrak. limbah industri. terlarut dalam tersuspensi dan. oxygen. COD dan BOD. biologi, (koagulasi/flokulasi). KINERJA KOAGULAN UNTUK PENGOLAHAN AIR LIMBAH INDUSTRI PENGOLAHAN KAYU KETUT SUMADA Jurusan Teknik Kimia Universitas Pembangunan Nasional (UPN) Veteran Jawa Timur email : ketutaditya@yaoo.com Abstrak Air

Lebih terperinci

PENURUNAN INTENSITAS WARNA REMAZOL RED RB 133 DALAM LIMBAH BATIK DENGAN ELEKTROKOAGULASI MENGGUNAKAN NaCl

PENURUNAN INTENSITAS WARNA REMAZOL RED RB 133 DALAM LIMBAH BATIK DENGAN ELEKTROKOAGULASI MENGGUNAKAN NaCl Jurnal Atomik, 2018, 03 (1) hal 39-46 PENURUNAN INTENSITAS WARNA REMAZOL RED RB 133 DALAM LIMBAH BATIK DENGAN ELEKTROKOAGULASI MENGGUNAKAN NaCl A DECREASE IN THE INTENSITY OF DYE RED REMAZOL RB 133 IN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang POME adalah suspensi koloid yang mengandung 95-96% air, 0,6-0,7% minyak dan 4-5% lemak dan padatan total. POME dikeluarkan dari industri berupa cairan coklat dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia telah mengakibatkan terjadinya penurunan kualitas lingkungan.

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia telah mengakibatkan terjadinya penurunan kualitas lingkungan. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Semakin besarnya laju perkembangan penduduk dan industrialisasi di Indonesia telah mengakibatkan terjadinya penurunan kualitas lingkungan. Padatnya pemukiman dan kondisi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berdampak positif, keberadaan industri juga dapat menyebabkan dampak

BAB I PENDAHULUAN. berdampak positif, keberadaan industri juga dapat menyebabkan dampak BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keberadaan sektor industri menjadi salah satu sektor penting, dimana keberadaannya berdampak positif dalam pembangunan suatu wilayah karena dengan adanya industri maka

Lebih terperinci

Yunus Tonapa, Agustinus Ngatin, Mukhtar Gozali

Yunus Tonapa, Agustinus Ngatin, Mukhtar Gozali Kaji Analisis Pengaruh Jumlah Pasangan Elektroda dan Waktu Proses Pengolahan Limbah Tekstil dengan Metode Elektrokoagulasi terhadap Penyisihan COD dan Penurunan Turbiditas Yunus Tonapa, Agustinus Ngatin,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1.1 Pengertian Limbah Limbah adalah sampah dari suatu lingkungan masyarakat dan terutama terdiri dari air yang telah dipergunakan dengan hampir 0,1% daripadanya berupa benda benda

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Aktivitas pencemaran lingkungan yang dihasilkan dari suatu kegiatan industri merupakan suatu masalah yang sangat umum dan sulit untuk dipecahkan pada saat

Lebih terperinci

OPTIMASI KONDISI ELEKTROKOAGULASI ION LOGAM TIMBAL (II) DALAM LIMBAH CAIR ELEKTROPLATING

OPTIMASI KONDISI ELEKTROKOAGULASI ION LOGAM TIMBAL (II) DALAM LIMBAH CAIR ELEKTROPLATING OPTIMASI KONDISI ELEKTROKOAGULASI ( Enny Dwi Cahyanti )143 OPTIMASI KONDISI ELEKTROKOAGULASI ION LOGAM TIMBAL (II) DALAM LIMBAH CAIR ELEKTROPLATING OPTIMIZATION OF THE CONDITIONS OF ELECTROCOGULATION METAL

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 KELAPA SAWIT DI INDONESIA Indonesia saat ini merupakan negara produsen minyak kelapa sawit mentah (crude palm oil, CPO) terbesar di dunia. Luas areal perkebunan sawit di Indonesia

Lebih terperinci

PENGOLAHAN LIMBAH CAIR PABRIK KELAPA SAWIT EFFLUENT RANUT (REAKTOR ANAEROBIK UNGGUN TETAP) MENGGUNAKAN TEKNIK ELEKTROKOAGULASI T E S I S.

PENGOLAHAN LIMBAH CAIR PABRIK KELAPA SAWIT EFFLUENT RANUT (REAKTOR ANAEROBIK UNGGUN TETAP) MENGGUNAKAN TEKNIK ELEKTROKOAGULASI T E S I S. PENGOLAHAN LIMBAH CAIR PABRIK KELAPA SAWIT EFFLUENT RANUT (REAKTOR ANAEROBIK UNGGUN TETAP) MENGGUNAKAN TEKNIK ELEKTROKOAGULASI T E S I S Oleh FAUZIL HUSNI 087022002/TK FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SUMATERA

Lebih terperinci

KIMIA ELEKTROLISIS

KIMIA ELEKTROLISIS KIMIA ELEKTROLISIS A. Tujuan Pembelajaran Mempelajari perubahan-perubahan yang terjadi pada reaksi elektrolisis larutan garam tembaga sulfat dan kalium iodida. Menuliskan reaksi reduksi yang terjadi di

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pencemaran yang melampui daya dukungnya. Pencemaran yang. mengakibatkan penurunan kualitas air berasal dari limbah terpusat (point

BAB I PENDAHULUAN. pencemaran yang melampui daya dukungnya. Pencemaran yang. mengakibatkan penurunan kualitas air berasal dari limbah terpusat (point BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu masalah yang timbul akibat meningkatnya kegiatan manusia adalah tercemarnya air pada sumber-sumber air karena menerima beban pencemaran yang melampui daya

Lebih terperinci

KAJIAN PROSES ELEKTROKOAGULASI UNTUK PENGOLAHAN LIMBAH CAIR

KAJIAN PROSES ELEKTROKOAGULASI UNTUK PENGOLAHAN LIMBAH CAIR KAJIAN PROSES ELEKTROKOAGULASI UNTUK PENGOLAHAN LIMBAH CAIR RETNO SUSETYANINGSIH *, ENDRO KISMOLO **, PRAYITNO ** *Sekolah Tinggi Teknik Lingkungan, YLH - Yogyakarta ** Pusat Teknologi Akselerator dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. biasanya disertai dengan perkembangan teknologi yang sangat pesat.

BAB I PENDAHULUAN. biasanya disertai dengan perkembangan teknologi yang sangat pesat. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Secara umum perkembangan jumlah penduduk yang semakin besar biasanya disertai dengan perkembangan teknologi yang sangat pesat. Perkembangan tersebut membawa

Lebih terperinci

Pengolahan Air Limbah Rumah Pemotongan Hewan (RPH) dengan Cara Elektrokoagulasi Aliran Kontinyu

Pengolahan Air Limbah Rumah Pemotongan Hewan (RPH) dengan Cara Elektrokoagulasi Aliran Kontinyu Pengolahan Air Limbah Rumah Pemotongan Hewan (RPH) dengan Cara Elektrokoagulasi Aliran Kontinyu Anis Roihatin dan Arina Kartika Rizqi Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Diponegoro Jln. Prof.

Lebih terperinci

Penurunan Kadar Logam Berat dan Kekeruhan Air Limbah Menggunakan Proses Elektrokoagulasi

Penurunan Kadar Logam Berat dan Kekeruhan Air Limbah Menggunakan Proses Elektrokoagulasi JURNAL ILMIAH ELITE ELEKTRO, VOL. 2, NO. 1, MARET 2011: 1-6 Penurunan Kadar Logam Berat dan Kekeruhan Air Limbah Menggunakan Proses Elektrokoagulasi Sutanto 1*, Danang Widjajanto 1, dan Hidjan 2 1. Jurusan

Lebih terperinci

STUDI PENURUNAN KROMIUM DAN NIKEL DALAM PENGOLAHAN LIMBAH CAIR ELEKTROPLATING DENGAN METODE ELEKTROKOAGULASI

STUDI PENURUNAN KROMIUM DAN NIKEL DALAM PENGOLAHAN LIMBAH CAIR ELEKTROPLATING DENGAN METODE ELEKTROKOAGULASI STUDI PENURUNAN KROMIUM DAN NIKEL DALAM PENGOLAHAN LIMBAH CAIR ELEKTROPLATING DENGAN METODE ELEKTROKOAGULASI Wenny Dwi Retna Prihartanti, Ganjar Samudro dan Junaidi Program Studi Teknik Lingkungan FT UNDIP,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. elektrokoagulasi sistem batch dan sistem flow (alir) dengan aluminium sebagai

BAB III METODE PENELITIAN. elektrokoagulasi sistem batch dan sistem flow (alir) dengan aluminium sebagai 36 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Deskripsi Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengolah limbah industri penyamakan kulit, yang dilakukan di laboratorium Riset Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA, Universitas

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. standar, dilanjutkan pengukuran kadar Pb dalam contoh sebelum dan setelah koagulasi (SNI ).

HASIL DAN PEMBAHASAN. standar, dilanjutkan pengukuran kadar Pb dalam contoh sebelum dan setelah koagulasi (SNI ). 0.45 µm, ph meter HM-20S, spektrofotometer serapan atom (AAS) Analytic Jena Nova 300, spektrofotometer DR 2000 Hach, SEM-EDS EVO 50, oven, neraca analitik, corong, pompa vakum, dan peralatan kaca yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian mengenai penggunaan aluminium sebagai sacrificial electrode

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian mengenai penggunaan aluminium sebagai sacrificial electrode BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Deskripsi Penelitian Penelitian mengenai penggunaan aluminium sebagai sacrificial electrode dalam proses elektrokoagulasi larutan yang mengandung pewarna tekstil hitam ini

Lebih terperinci

ANALISA ELEKTROKOAGULASI AIR ASAM TAMBANG TERHADAP NILAI ph dan KADAR Fe

ANALISA ELEKTROKOAGULASI AIR ASAM TAMBANG TERHADAP NILAI ph dan KADAR Fe ANALISA ELEKTROKOAGULASI AIR ASAM TAMBANG TERHADAP NILAI ph dan KADAR Fe Ashari Program Studi Teknik Elektro, UMPalembang E-mail: ashari@umpalembang.ac.id Abstrak Most of the Power plant in Indonesia is

Lebih terperinci

STRATEGI PENGOLAHAN LIMBAH CAIR PABRIK KELAPA SAWIT DI PT. AMP PLANTATION JORONG TAPIAN KANDIH NAGARI SALAREH AIA KECAMATAN PALEMBAYAN KABUPATEN AGAM

STRATEGI PENGOLAHAN LIMBAH CAIR PABRIK KELAPA SAWIT DI PT. AMP PLANTATION JORONG TAPIAN KANDIH NAGARI SALAREH AIA KECAMATAN PALEMBAYAN KABUPATEN AGAM STRATEGI PENGOLAHAN LIMBAH CAIR PABRIK KELAPA SAWIT DI PT. AMP PLANTATION JORONG TAPIAN KANDIH NAGARI SALAREH AIA KECAMATAN PALEMBAYAN KABUPATEN AGAM Mulza Rois, Haviza Fresillia Jurusan Pendidikan Geografi,

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. ph 5,12 Total Volatile Solids (TVS) 0,425%

HASIL DAN PEMBAHASAN. ph 5,12 Total Volatile Solids (TVS) 0,425% HASIL DAN PEMBAHASAN Analisis Awal Bahan Baku Pembuatan Biogas Sebelum dilakukan pencampuran lebih lanjut dengan aktivator dari feses sapi potong, Palm Oil Mill Effluent (POME) terlebih dahulu dianalisis

Lebih terperinci

Molekul, Vol. 10. No. 1. Mei, 2015: 74-81

Molekul, Vol. 10. No. 1. Mei, 2015: 74-81 Molekul, Vol. 1. No. 1. Mei, 215: 74-81 PENERAPAN METODE ELEKTROKIMIA UNTUK PENURUNAN CHEMICAL OXYGEN DEMAND (COD) DAN TOTAL SUSPENDED SOLID (TSS) LIMBAH CAIR INDUSTRI TAHU APPLICATION OF ELECTROCHEMICAL

Lebih terperinci

LAPORAN AKHIR PENGOLAHAN LIMBAH CAIR KELAPA SAWIT MENGGUNAKAN METODE ELEKTROKOAGULASI

LAPORAN AKHIR PENGOLAHAN LIMBAH CAIR KELAPA SAWIT MENGGUNAKAN METODE ELEKTROKOAGULASI LAPORAN AKHIR PENGOLAHAN LIMBAH CAIR KELAPA SAWIT MENGGUNAKAN METODE ELEKTROKOAGULASI Dibuat Sebagai Persyaratan Untuk Menyelesaikan Pendidikan Diploma III Jurusan Teknik Kimia Politeknik Negeri Sriwijaya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Limbah perkebunan kelapa sawit adalah limbah yang berasal dari sisa tanaman yang tertinggal pada saat pembukaan areal perkebunan, peremajaan dan panen kelapa sawit.

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.2 DATA HASIL ARANG TEMPURUNG KELAPA SETELAH DILAKUKAN AKTIVASI

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.2 DATA HASIL ARANG TEMPURUNG KELAPA SETELAH DILAKUKAN AKTIVASI 39 BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 PENDAHULUAN Hasil eksperimen akan ditampilkan pada bab ini. Hasil eksperimen akan didiskusikan untuk mengetahui keoptimalan arang aktif tempurung kelapa lokal pada

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian ini dilakukan pada Oktober 2016 di Sentra UMKM pengrajin batik khas Sumatera Utara yang bertempat di Jl. Letda Sudjono, Medan Tembung. Lokasi

Lebih terperinci

PENGELOLAAN AIR LIMBAH PKS

PENGELOLAAN AIR LIMBAH PKS PENGELOLAAN AIR LIMBAH PKS 2 PENDAHULUAN Kebijakan Perusahaan Melalui pengelolaan air limbah PMKS akan dipenuhi syarat buangan limbah yang sesuai dengan peraturan pemerintah dan terhindar dari dampak sosial

Lebih terperinci

PROSES ELEKTROKOAGULASI PENGOLAHAN LIMBAH LAUNDRY

PROSES ELEKTROKOAGULASI PENGOLAHAN LIMBAH LAUNDRY 15 Jurnal Ilmiah Teknik Lingkungan Vol. 6 No. 1 PROSES ELEKTROKOAGULASI PENGOLAHAN LIMBAH LAUNDRY Budiany Rachmawati, Yayok Surya P dan Mohamad Mirwan Program Studi Teknik Lingkungan, Fakultas Teknik Sipil

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Air limbah dari proses pengolahan kelapa sawit dapat mencemari perairan karena kandungan zat organiknya tinggi, tingkat keasaman yang rendah, dan mengandung unsur hara

Lebih terperinci

Bab IV Data dan Hasil Pembahasan

Bab IV Data dan Hasil Pembahasan Bab IV Data dan Hasil Pembahasan IV.1. Seeding dan Aklimatisasi Pada tahap awal penelitian, dilakukan seeding mikroorganisme mix culture dengan tujuan untuk memperbanyak jumlahnya dan mengadaptasikan mikroorganisme

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA Limbah adalah bahan yang terbuang atau dibuang dari suatu sumber hasil aktivitas manusia ataupun proses-proses alam atau belum mempunyai nilai ekonomis, bahkan dapat mempunyai nilai

Lebih terperinci

BAB 4 HASL DAN PEMBAHASAN

BAB 4 HASL DAN PEMBAHASAN 30 BAB 4 HASL DAN PEMBAHASAN 4.1 UPAL-REK Hasil Rancangan Unit Pengolahan Air Limbah Reaktor Elektrokimia Aliran Kontinyu (UPAL - REK) adalah alat pengolah air limbah batik yang bekerja menggunakan proses

Lebih terperinci

PERBANDINGAN METODE ELEKTROKOAGULASI DENGAN PRESIPITASI HIDROKSIDA UNTUK PENGOLAHAN LIMBAH CAIR INDUSTRI PENYAMAKAN KULIT RUSYADI WICAHYO AULIANUR

PERBANDINGAN METODE ELEKTROKOAGULASI DENGAN PRESIPITASI HIDROKSIDA UNTUK PENGOLAHAN LIMBAH CAIR INDUSTRI PENYAMAKAN KULIT RUSYADI WICAHYO AULIANUR PERBANDINGAN METODE ELEKTROKOAGULASI DENGAN PRESIPITASI HIDROKSIDA UNTUK PENGOLAHAN LIMBAH CAIR INDUSTRI PENYAMAKAN KULIT RUSYADI WICAHYO AULIANUR DEPARTEMEN TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN FAKULTAS TEKNOLOGI

Lebih terperinci