BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS Hubungan Keagenan dan Masalah Keagenan

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS Hubungan Keagenan dan Masalah Keagenan"

Transkripsi

1 8 BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Teoritis Hubungan Keagenan dan Masalah Keagenan Menurut Ross et al. (2009:15) menyatakan bahwa hubungan antara pemilik/pemegang saham dan pengelola/manajemen disebut sebagai hubungan keagenan (agency relationship). Hubungan keagenan muncul ketika terdapat suatu perjanjian antara pemilik modal (prinsipal) dengan pengelola (agen). Pemilik modal atau pemegang saham adalah pihak yang menyertakan modal ke dalam perusahaan, sedangkan pengelola atau manajer adalah pihak yang ditunjuk pemilik dan diberi kewenangan mengambil keputusan dalam mengelola perusahaan dengan harapan manajemen dapat bertindak sesuai dengan kepentingan pemegang saham (Sudana, 2009:11). Dalam hubungan seperti ini, terdapat kemungkinan adanya konflik kepentingan antara pemilik modal dan pengelola yang sering disebut sebagai masalah keagenan (agency problem). Masalah keagenan terjadi ketika para pemegang saham lebih tertarik untuk memaksimumkan kekayaannya, sedangkan pihak manajemen dapat bertindak untuk kepentingannya sendiri dalam mengelola perusahaan dan mengabaikan kepentingan pemilik perusahaan, dengan penghasilan tambahan dan gaji (Sudana, 2009:11). Manajemen juga menghindari proyek-proyek yang berisiko walaupun memberikan potensi tingkat pengembalian yang tinggi karena takut mereka akan kehilangan pekerjaannya, sedangkan bagi para pemegang saham akan kehilangan 8

2 9 suatu peluang investasi yang berharga (Ross et al., 2009:16). Untuk mengawasi dan memonitor perilaku manajer, para pemegang saham harus bersedia mengeluarkan biaya pengawasan yang disebut biaya keagenan atau agency cost (Dewi, 2008:48). Menurut Jensen dan Meckling (dalam Zulaikah dan Mienati, 2013:97) mengemukakan teori keagenan untuk mengurangi biaya keagenan dapat melalui penambahan kepemilikan manajerial, untuk mensejajarkan kepentingan manajer dan pemegang saham yang sering bertentangan. Kepemilikan manajerial berfungsi sebagai alat penting untuk mengurangi biaya keagenan, dimana kepentingan manajer dengan kepemilikan saham yang besar dalam perusahaan akan lebih selaras dengan kepentingan para pemilik modal (Yuan dan Jingyi, 2010:10) Nilai Tujuan perusahaan adalah meningkatkan kemakmuran para pemegang saham atau pemilik, dimana kemakmuran para pemegang saham diperlihatkan dalam wujud semakin tingginya harga saham, yang merupakan pencerminan dari keputusan-keputusan investasi, pendanaan, dan kebijakan dividen (Sutrisno, 2009:4). Dengan demikian kemakmuran para pemegang saham perusahaan akan meningkat jika harga saham yang dimiliki juga meningkat. Nilai perusahaan dapat didefinisikan sebagai nilai wajar perusahaan yang menggambarkan persepsi investor emiten bersangkutan, dan nilai wajar perusahaan dapat tercermin dari rasio Price to Book Value (PBV) yang diperoleh dengan membandingkan harga pasar per lembar saham dengan nilai bukunya

3 10 (Nurhayati, 2013:147). Nilai perusahaan merupakan persepsi investor perusahaan yang sering dikaitkan dengan harga saham, dimana harga saham yang tinggi akan membuat nilai perusahaan semakin tinggi (Nofrita, 2013:4). Bagi perusahaan yang sudah go public, memaksimalkan nilai perusahaan sama dengan memaksimalkan harga pasar saham (Sudana, 2009:7). Peningkatan harga saham perusahaan adalah sebuah prestasi yang sesuai dengan meningkatnya nilai perusahaan, maka kesejahteraan para pemilik juga akan meningkat (Bambang dalam Sukirni, 2012:3) Kepemilikan Manajerial Kepemilikan manajerial (managerial ownership) adalah tingkat kepemilikan saham pihak manajemen yang secara aktif ikut dalam pengambilan keputusan, misalnya direktur dan komisaris. Tingkat kepemilikan saham manajerial perusahaan diukur dengan besarnya proporsi saham dalam suatu perusahaan yang dimiliki pihak manajemen pada akhir tahun yang dinyatakan dalam persentase (Haruman, 2010:156). Pemberian proporsi saham kepada manajemen merupakan mekanisme untuk mengurangi masalah keagenan atau agency problems antara manajemen dengan pemilik perusahaan. Manajer mendapat kesempatan untuk terlibat dalam kepemilikan saham dengan tujuan untuk mensejajarkan kepentingannya dengan para pemegang saham (Dewi, 2008:49). Nilai perusahaan akan meningkat seiring dengan peningkatan jumlah kepemilikan manajerial, dimana hubungan searah ini ini mencerminkan interest alignment effect, yaitu manajer memiliki tujuan yang sama dengan pemegang saham (Jensen dan Meckling dalam Zulaikah dan

4 11 Mienati, 2013:98). Kesamaan tujuan ini mendorong manajer untuk mengambil keputusan yang memaksimumkan nilai perusahaan. Peningkatkan kepemilikan manajerial tidak selalu dapat mensejajarkan kepentingan antara pemilik dan pengelola yang pada akhirnya akan meningkatkan nilai perusahaan. Kepemilikan manajerial dapat berdampak negatif nilai perusahaan. Dampak negatif ini mengindikasikan adanya entrenchment effect atau efek pertahanan manajemen yang dikhawatirkan oleh para pemegang saham eksternal (outside shareholders). Stulz (dalam Fachrudin, 2008:42) menyatakan bahwa semakin besar kepemilikan manajerial akan lebih banyak hak bersuara (voting) yang dikendalikan oleh manajemen, sehingga akan memperkuat pertahanan manajerial (managerial entrenchment). Saerang et al. (2011:94) menyatakan bahwa kepemilikan saham manajerial berimplikasi pada control of vote, yaitu jika kepemilikan manajerial meningkat maka manajemen akan menggunakan hak suara atau vote untuk memproteksi posisinya. Hal ini yang membuat manajer dapat mengambil keputusan tanpa takut posisinya akan terancam. Kepemilikan manajerial yang tinggi akan mendorong pada suatu efek entrenchment, yaitu keadaan dimana manajer memiliki kepentingan yang berbeda dengan pemegang saham, sehingga setiap kebijakan perusahaan diarahkan untuk memenuhi kepentingannya (Pakaryaningsih, 2008:129) Profitabilitas Profitabilitas digunakan untuk mengukur seberapa besar tingkat keuntungan yang dapat diperoleh oleh perusahaan, dimana semakin tinggi tingkat keuntungan

5 12 menunjukkan semakin baik manajemen dalam mengelola perusahaan (Sutrisno, 2009:222). Para investor menanamkan saham pada perusahaan adalah untuk mendapatkan return yang terdiri dari yield dan capital gain, sehingga semakin tinggi kemampuan perusahaan memperoleh laba maka semakin besar return yang diharapkan investor dan menjadikan nilai perusahaan menjadi lebih tinggi (Nofrita, 2013:5). Analisis rasio profitabilitas perusahaan sangat penting bagi investor. Sudana (2009:25) menyatakan bahwa profitability ratio mengukur kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba dengan menggunakan sumber-sumber yang dimiliki perusahaan. Ada tiga rasio yang sering digunakan, yaitu profit margin, return on asset, dan return on equity (Hanafi, 2013:42). Profit margin mengukur kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba bersih dengan menggunakan penjualan yang dicapai perusahaan, semakin tinggi rasio ini menunjukkan semakin baik kemampuan perusahaan menghasilkan laba dari penjualan (Sudana, 2009:26). Return on Asset (ROA) mengukur kemampuan perusahaan menghasilkan laba bersih berdasarkan tingkat aset tertentu, sedangkan Return on Equity (ROE) mengukur kemampuan perusahaan menghasilkan laba bersih berdasarkan modal sendiri yang dimiliki perusahaan (Hanafi, 2013:42). Return on Asset (ROA) yang semakin tinggi menunjukkan efektifitas pengelolaan aset perusahaan semakin baik. Profitabilitas diukur dengan menggunakan Return on Asset (ROA) yang diperoleh dengan cara membagi laba bersih setelah pajak dengan total aset yang dimiliki perusahaan (Nuringsih dalam Dewi, 2008:54).

6 Kebijakan Dividen 1. Pengertian Kebijakan Dividen Kebijakan dividen (Dividend Policy) adalah keputusan tentang apakah laba bersih yang diperoleh perusahaan pada akhir tahun akan dibagi kepada pemegang saham dalam bentuk dividen atau akan ditahan untuk menambah modal guna membiayai investasi di masa yang akan datang (Sutrisno, 2009:266). Kebijakan dividen menyangkut tentang masalah penggunaan laba yang menjadi hak para pemegang saham. Pada dasarnya, laba tersebut bisa dibagi sebagai dividen atau ditahan untuk diinvestasikan kembali (Husnan dan Enny, 2012:297). Kebijakan dividen merupakan bagian yang tidak terpisahkan dalam keputusan pendanaan perusahaan (Horne dan John, 2009:206). lebih memprioritaskan untuk meningkatkan sumber pendanaan internal dari laba bersih perusahaan dibandingkan menerbitkan surat berharga atau menerbitkan saham baru. Menurut Hanafi (2013:313) menyatakan bahwa dalam pemilihan sumber pendanaan, perusahaan mempunyai urutan-urutan preferensi dalam penggunaan dana sebagai berikut: 1. memilih pendanaan internal. Dana internal tersebut diperoleh dari laba (keuntungan) yang dihasilkan dari kegiatan perusahaan. 2. menghitung target rasio pembayaran didasarkan pada perkiraan kesempatan investasi. berusaha menghindari perubahan dividen yang tiba-tiba atau pembayaran dividen diusahakan konstan. 3. Karena kebijakan dividen yang konstan (sticky), digabung dengan fluktuasi keuntungan dan kesempatan investasi yang tidak bisa diprediksi akan

7 14 menyebabkan aliran kas yang diterima oleh perusahaan akan lebih besar dibandingkan dengan pengeluaran investasi pada saat-saat tertentu, dan akan lebih kecil pada saat yang lain. Jika kas tersebut lebih kecil, perusahaan akan menggunakan kas yang dipunyai atau menjual surat berharga. 4. Jika pendanaan eksternal diperlukan. akan mengeluarkan surat berharga yang paling aman terlebih dulu. akan memulai dengan utang, kemudian surat berharga campuran (hybrid) seperti obligasi konvertibel, dan kemudian barangkali saham sebagai pilihan terakhir. Kebijakan dividen perusahaan dapat diukur dengan menggunakan rasio pembayaran dividen. Rasio pembayaran dividen menunjukkan persentase laba bersih perusahaan yang dibayarkan kepada pemegang saham biasa berupa dividen kas (Sudana, 2009:219). Rasio pembayaran dividen (Dividend Payout Ratio) juga menentukan jumlah saldo laba dalam perusahaan sebagai sumber pendanaan (Horne dan John, 2009:206). Rasio pembayaran dividen merupakan hasil pembagian antara dividen per lembar (Dividend per share) dengan laba bersih per lembar (Earning per share). Laba bersih perlembar diperoleh dari pembagian laba bersih setelah pajak dengan jumlah lembar saham yang beredar. 2. Dividen Tunai dan Dividen Saham Menurut Hadi (2013:73) menyatakan bahwa berdasarkan pembayarannya, dividen dibagi ke dalam dua jenis yaitu: a. Dividen Tunai (Cash Dividend) Nilai dividen tunai sebesar nilai yang dibayarkan emiten atau diterima oleh pemegang saham (investor). Bagi direksi, pembagian dividen tunai harus

8 15 memperhitungkan tingkat likuiditas perusahaan, mengingat dividen ini pasti akan mengurangi tingkat likuiditas perusahaan. b. Dividen Saham (Stock Dividend) Dividen saham adalah dividen yang dibayarkan perseroan dalam bentuk saham baru, dengan porsi tertentu. Contoh rasio dividen saham, yaitu 100:80 yang artinya setiap pemegang 100 (seratus) lembar saham berhak menerima 80 (delapan puluh) lembar saham baru. 3. Faktor-Faktor Penentu Kebijakan Dividen Menurut Sjahrial (2007:260) menyatakan bahwa ada beberapa faktor yang mempengaruhi kebijakan dividen suatu perusahaan antara lain: 1) Posisi likuiditas perusahaan Semakin kuat posisi likuiditas perusahaan semakin besar dividen yang dibayarkan. 2) Kebutuhan dana untuk membayar hutang Jika sebagian besar laba digunakan untuk membayar utang maka sisanya digunakan untuk membayar dividen semakin kecil. 3) Rencana perluasan usaha Semakin besar perluasan usaha perusahaan, semakin berkurang dana yang dapat dibayarkan untuk dividen. 4) Pengawasan perusahaan Kebijakan pembiayaan terkait sumber dana yang akan digunakan untuk ekspansi.

9 16 4. Teori Kebijakan Dividen Manajer keuangan berkepentingan untuk menentukan pembayaran dividen kas yang dapat memaksimumkan kekayaan para pemegang saham. Husnan dan Enny (2012:298) menyatakan bahwa terdapat 3 (tiga) pendapat tentang kebijakan dividen yang dikelompokkan sebagai berikut: 1) Pendapat yang menginginkan dividen dibagikan sebesar-besarnya. 2) Pendapat yang mengatakan bahwa kebijakan dividen tidak relevan. 3) Pendapat yang mengatakan bahwa perusahaan seharusnya justru membagikan dividen sekecil mungkin bahkan tidak sama sekali. a. Dividend Irrelevance Theory Teori Dividend irrelevance theory dikemukakan oleh Miller dan Modigliani (1961) yang menyatakan bahwa kebijakan dividen tidak mempengaruhi harga pasar saham perusahaan atau nilai perusahaan (Sudana, 2009:220). Miller dan Modigliani (1961) berpendapat bahwa nilai perusahaan dipengaruhi oleh kemampuan perusahaan untuk mendapatkan keuntungan atau earning power dari aset perusahaan, sedangkan dividen tidak relevan untuk diperhitungkan karena tidak akan meningkatkan kesejahteraan pemegang saham (Sjahrial, 2007:278). Pendapat Miller dan Modigliani (1961) menekankan bahwa pengaruh pembayaran dividen kemakmuran pemegang saham akan diimbangi dengan jumlah yang sama dengan sumber dana lain, artinya jika perusahaan membayar dividen maka perusahaan harus mengganti dana yang dibayarkan tersebut dengan mengeluarkan saham baru (Sjahrial, 2007:279).

10 17 b. Bird-In-The-Hand Theory Pembayaran dividen mengurangi ketidakpastian, yang berarti mengurangi risiko, sehingga pada gilirannya mengurangi tingkat keuntungan yang disyaratkan oleh para pemegang saham (Hanafi, 2013:366). Teori bird-in-the-hand yang dikemukakan oleh Gordon dan Lintner (1963) menyatakan bahwa kebijakan dividen positif harga pasar saham, artinya, jika dividen yang dibagikan perusahaan semakin besar, maka harga pasar saham perusahaan tersebut akan semakin tinggi dan sebaliknya, hal ini terjadi karena, pembagian dividen dapat mengurangi ketidakpastian yang dihadapi investor (Sudana, 2009:222). Dividen yang tinggi akan membantu mengurangi ketidakpastian. Beberapa tipe investor akan lebih menyukai pendapatan saat ini, karena dividen diterima saat ini, sedangkan capital gain diterima di masa mendatang, ketidakpastian dividen menjadi lebih kecil dibandingkan dengan ketidakpastian capital gain (Hanafi, 2013:366). c. Tax Preference Theory Menurut Sudana (2009:222) menyatakan bahwa kebijakan dividen mempunyai pengaruh negatif harga pasar saham. Artinya, semakin besar jumlah dividen yang dibagikan suatu perusahaan akan semakin rendah harga pasar saham perusahaan yang bersangkutan. Hal ini terjadi jika ada perbedaan antara tarif pajak personal atas pendapatan dividen dan capital gain. Apabila tarif pajak dividen lebih tinggi daripada pajak capital gain, maka investor akan lebih senang jika laba yang diperoleh perusahaan tetap ditahan di perusahaan. Apabila banyak

11 18 investor yang memiliki pandangan demikian, maka investor cenderung memilih saham-saham dengan dividen kecil dengan tujuan untuk menghindari pajak. Menurut Sutrisno (2009:266) menyatakan bahwa semakin besar dividen yang dibayarkan kepada pemegang saham akan memperkecil sisa dana yang dapat dipergunakan untuk mengembangkan perusahaan sebagai reinvestasi, karena laba ditahan tersebut merupakan sumber dana intern yang dapat digunakan untuk membelanjai perusahaan. Semakin rendah laba ditahan akibatnya akan memperkecil kemampuan perusahaan dalam mendapatkan laba yang pada akhirnya juga akan memperkecil pertumbuhan dividen. d. Signaling Hyphotesis Theory Miller dan Modigliani (1961) berpendapat bahwa suatu kenaikan dividen biasanya merupakan suatu sinyal bagi investor bahwa manajemen perusahaan ingin menunjukkan prospek bagus di masa mendatang, sebaliknya suatu penurunan dividen diyakini investor sebagai suatu sinyal bahwa perusahaan sedang menghadapi masa sulit di waktu mendatang (Horne dan John, 2009). Ada kecenderungan harga saham akan naik jika ada pengumuman kenaikan dividen, dan harga saham akan turun jika ada pengumuman penurunan dividen (Hanafi, 2013:371). Teori sinyal memandang dividen dipakai sebagai sinyal oleh perusahaan, jika perusahaan merasa bahwa prospek di masa mendatang baik, pendapatan, aliran kas diharapkan meningkat atau diperoleh pada tingkat dimana dividen yang meningkat tersebut bisa dibayarkan, maka perusahaan akan meningkatkan dividen, selanjutnya pasar akan merespon positif pengumuman kenaikan dividen

12 19 tersebut. Hal yang sebaliknya terjadi, jika perusahaan merasa prospek di masa mendatang menurun, perusahaan akan menurunkan pembayaran dividennya (Hanafi, 2013:371) Terdahulu Ringkasan penelitian terdahulu yang relevan dengan penelitian saat ini dapat disajikan dalam Tabel 1 berikut: Tabel 1 Ringkasan Terdahulu No Nama Judul Peneliti 1. Dewi (2008) Pengaruh Kepemilikan Managerial, Kepemilikan Institusional, Kebijakan Hutang, Profitabilitas dan Ukuran Kebijakan Dividen 2. Haruman (2010) Struktur Kepemilikan, Keputusan Keuangan, dan Nilai Terikat: Dividend payout ratio (DPR) Terikat: kepemilikan manajerial, kepemilikan institusional, debt to asset ratio (DAR), Return on Asset (ROA), kapitalisasi pasar. Terikat: Market Value of Equity (MVE) Perantara: Debt to Equity Ratio (DER), Investasi (INV), Dividend Payout Ratio Alat Analisis Regresi Linear Berganda Regresi Linear Berganda 2SLS (twostage least square) Hasil Uji F (Simultan) signifikan secara statistik. Uji t (Parsial) menunjukkan bahwa kepemilikan manajerial dan Profitabilitas negatif kebijakan dividen. Model 3: secara simultan variabel MOW, INS, DER, INV, LIQ, Risk, PRO DPR. Secara parsial MOW

13 20 No Nama Peneliti 3. Sulistiono (2010) 4. Artini dan Anik (2011) Judul Pengaruh Kepemilikan Manajerial, Struktur Modal, dan Ukuran Nilai pada perusahaan Manufaktur di BEI Tahun Struktur Kepemilikan dan Struktur Modal Bebas: Managerial Ownership (MOW), Institusional Ownership (INS), Asset Structure (STR), Firm Size (SIZE), Risk, Profitability (PRO), Liquidity (LIQ), Growth. Terikat: Nilai Bebas: Kepemilikan Manajerial, Struktur Modal, Ukuran Terikat: Nilai Alat Analisis Regresi Linear Berganda Analisis Jalur Hasil negatif DPR, Model 4: secara simultan variabel MOW, INS, DER, INV, DPR MVE. Secara parsial MOW negatif MVE, dan DPR negatif MVE. Uji F signifikan secara statistik dengan nilai 0,000<sig.(0, 05). Uji parsial menunjukkan kepemilikan manajerial negatif nilai perusahaan. Kepemilikan manajerial tidak

14 21 No Nama Peneliti 5. Ayuningtias dan Kurnia (2013) 6. Nafi ah (2013) Judul Kebijakan Dividen dan Nilai Pengaruh Profitabilitas Nilai : Kebijakan Dividen dan Kesempatan Investasi sebagai Antara Analisis Faktor- Faktor Yang Mempengaruhi Kebijakan Dividen dan Dampaknya Nilai pada Manufaktur Yang Tercatat di Bursa Efek Perantara: Kebijakan Dividen Independen: Struktur Kepemilikan dan Struktur Modal Terikat: Price to Book Value (PBV) Perantara: Dividend Payout Ratio (DPR), Price Earning Ratio (PER) Bebas: Return on Investment (ROI). Terikat: Price to Book Value (PBV) Perantara: Dividend Payout Ratio (DPR) Bebas: Return On Asset (ROA), Ukuran (SIZE), Marketto-Book Value of Asset (MBVA), Kepemilikan Manajerial (INS) Alat Analisis Analisis Jalur Analisis Jalur Hasil kebijakan dividen, sedangkan kepemilikan manajerial positif nilai perusahaan. Profitabilitas positif DPR; Profitabilitas positif PBV. Profitabilitas positif signifikan PBV melalui DPR. Secara parsial INS negatif signifikan DPR, DPR positif signifikan PBV. DPR menjadi mediasi pengaruh negatif INS

15 22 No Nama Peneliti 7. Nofrita (2013) 8. Nurhayati (2013) Judul Indonesia Pengaruh Profitabilitas Terhadap Nilai dengan Kebijakan Dividen sebagai Intervening Profitabilitas, Likuiditas dan Ukuran pengaruhnya Kebijakan Dividen dan Nilai Sektor Non Jasa 9. Elok (2016) Pengaruh Kepemilikan Manajerial dan Profitabilitas Terikat: Price to Book Value (PBV) Perantara: Dividend Payout Ratio (DPR) Bebas: Return On Asset (ROA) Terikat: Price to Book Value (PBV) Perantara: Dividend Payments (DPO) Bebas: Ukuran (SIZE), Return On Asset (ROA), Current Ratio (CR) Terikat: Price to Book Value (PBV) Perantara: Alat Analisis Analisis Jalur Analisis Jalur Analisis Jalur Hasil PBV sebagai variabel intervening murni. Uji F (Simultan) signifikan secara statistik; ROA positif signifikan PBV, DPR positif signifikan PBV. Secara parsial ROA positif signifikan DPO, ROA positif signifikan PBV. DPO tidak memediasi pengaruh ROA PBV. Masih dalam Proses

16 23 No Nama Peneliti Judul Nilai melalui Kebijakan Dividen Dividend Payout Ratio (DPR) Bebas: Kepemilikan Manajerial dan Return on Asset (ROA) Alat Analisis Hasil 2.2 Rerangka Pemikiran Hubungan Keagenan Masalah Keagenan dan Biaya Keagenan Keputusan di Bidang Keuangan Manajer dan Kinerja Kepemilikan Manajerial Kebijakan Dividen Profitabilitas Nilai Gambar 1 Rerangka Pemikiran

17 24 Gambar 1 menunjukkan bahwa sebuah perusahaan dimulai ketika para pemilik perusahaan (prinsipal) menunjuk pengelola perusahaan (agen) untuk menjalankan kegiatan perusahaan demi mencapai tujuan perusahaan. Bagi perusahaan yang telah go public, tujuan perusahaan adalah meningkatkan kemakmuran para pemilik (pemegang saham) yang terwujud dengan semakin tingginya harga saham. Dalam menjalankan perannya didalam hubungan keagenan (agency relationship), pengelola diharapkan dapat membuat keputusankeputusan yang dapat memaksimumkan nilai perusahaan. Namun dalam kenyataanya kepentingan pemilik perusahaan dan pengelola perusahaan tidak sejalan dan menimbulkan konflik atau masalah keagenan (agency problem). Menurut Jensen dan Meckling (dalam Zulaikah dan Mienati, 2013:97) menyatakan untuk mengurangi biaya keagenan yang dikeluarkan sebagai upaya agar manajer dapat bekerja sesuai keinginan pemilik, maka pemilik dapat memberikan sebagian saham perusahaan kepada manajer. Kepemilikan manajerial akan nilai perusahaan. Dengan adanya kepemilikan saham bagi manajer diharapkan akan mensejajarkan kepentingan manajer dan pemilik. Kepemilikan manajerial dapat kebijakan dividen. Rozeff (dalam Haruman, 2010:153) menemukan bahwa perusahaan-perusahaan yang memiliki proporsi saham manajerial yang tinggi cenderung membayar dividen pada tingkat lebih rendah, sebaliknya jika proporsi saham manajerial rendah perusahaan cenderung membayar dividen lebih tinggi. Jika para investor lebih menyukai dividen dan memandang bahwa peningkatan dividen akan

18 25 meningkatkan kesejahteraan mereka, maka pembayaran dividen yang rendah akan dapat menurunkan nilai perusahaan. Kebijakan dividen juga tidak hanya dipengaruhi oleh besarnya kepemilikan manajerial, tetapi dipengaruhi kondisi fundamental keuangan perusahaan khususnya tingkat profitabilitas perusahaan. yang memiliki profitabilitas yang tinggi diharapkan akan memiliki kemampuan untuk membayar dividen yang lebih tinggi. Selanjutnya, pembayaran dividen yang tinggi tersebut akan dapat meningkatkan nilai perusahaan. 2.3 Perumusan Hipotesis Pengaruh Kebijakan Dividen Nilai Kebijakan dividen merupakan corporate action yang berupa penentuan berapa banyak keuntungan yang akan diperoleh pemegang saham, sehingga keuntungan ini akan menentukan kesejahteraan para pemegang saham yang merupakan tujuan utama perusahaan (Haruman, 2010:154). Pengaruh kebijakan dividen nilai perusahaan sampai saat ini masih menimbulkan perdebatan. Teori dividen tidak relevan menyatakan bahwa dividen tidak relevan atau tidak nilai perusahaan. Teori bird-in-the-hand menyatakan bahwa pembayaran dividen akan positif nilai perusahaan. Bahkan tax preference theory menyimpulkan bahwa kebijakan dividen dapat negatif nilai perusahaan. Menurut teori sinyal menyatakan bahwa semakin besar dividen yang dibagikan kepada pemegang saham, maka perusahaan akan dianggap berkinerja semakin baik, sehingga harga saham perusahaan akan mengalami peningkatan.

19 26 Jika perusahaan meningkatkan pembayaran dividen dapat diartikan oleh pemodal sebagai sinyal positif mengenai kinerja perusahaan di masa yang akan datang dan positif nilai perusahaan (Haruman, 2010:154). Studi sebelumnya menemukan bahwa kebijakan dividen memiliki pengaruh positif nilai perusahaan (Nafi ah, 2013; Nofrita, 2013). Dengan demikian, semakin tinggi pembayaran dividen maka nilai perusahaan akan meningkat sesuai teori bird-in-the-hand. Pembayaran dividen yang dilakukan saat ini adalah lebih baik daripada capital gain di masa mendatang karena dividen yang diterima saat ini oleh investor bersifat lebih pasti daripada capital gain yang diterima di masa mendatang (Nafi ah, 2013:139). Berdasarkan uraian tersebut, hipotesis yang diajukan adalah sebagai berikut: H 1 : Kebijakan dividen nilai perusahaan Pengaruh Kepemilikan Manajerial Kebijakan Dividen Kepemililikan manajerial yang tinggi akan negatif kebijakan dividen yang diambil. Rozeff (dalam Haruman, 2010:153) menyatakan bahwa pembayaran dividen adalah bagian dari tindakan monitoring, sehingga perusahaan cenderung untuk membayar dividen yang tinggi jika manajer memiliki proporsi saham yang lebih rendah. Pembayaran dividen akan mengurangi kas yang berpotensi untuk disalahgunakan oleh manajer. -perusahaan yang menggunakan persentase yang tinggi atas kepemilikan saham manajerial untuk mengurangi biaya keagenan cenderung untuk membayar dividen kecil, sementara perusahaan dengan kepemilikan

20 27 manajerial saham yang rendah ditandai dengan rasio pembayaran dividen yang tinggi (Rozeff dalam Yuan dan Jingyi, 2010:10). Pada tingkat kepemilikan manajerial yang tinggi, manajer mengalokasikan laba bersih pada laba ditahan daripada membayar dividen dengan alasan sumber dana internal lebih efisien dibandingkan dengan sumber dana eksternal (Dewi, 2008:49). Pembayaran dividen pada pemegang saham akan mengurangi sumbersumber dana yang dikendalikan oleh manajer (Rozeff dan Easterbrook dalam Haruman, 2010:154). Studi sebelumnya menemukan bahwa kepemilikan manajerial memiliki pengaruh negatif kebijakan dividen (Dewi, 2008; Haruman, 2010; Nafi ah, 2013). Dengan demikian, semakin tinggi persentase kepemilikan saham manajerial dalam perusahaan akan menurunkan rasio pembayaran dividen. Kepemilikan saham manajerial yang tinggi akan menyebabkan manajer menurunkan pembayaran dividen sebagai cara mendongkrak sumber dana internal, sehingga perusahaan akan menghindari penggunaan hutang yang dapat meningkatkan terjadinya financial disaster (Nuringsih dalam Dewi, 2008:49). Perilaku manajer dengan tingkat kepemilikan manajerial yang rendah cenderung melakukan pembayaran dividen yang tinggi, hal ini disebabkan pembayaran dividen yang tinggi akan memberikan sinyal yang bagus tentang earnings atau performance dimasa mendatang (Septiadi, 2010:65). Para pemilik manajerial lebih menyukai laba yang diperoleh perusahaan digunakan untuk investasi demi kepentingan pertumbuhan perusahaan dibandingkan digunakan

21 28 untuk pembayaran dividen (Haruman, 2010:160). Berdasarkan uraian tersebut, hipotesis yang diajukan adalah sebagai berikut: H 2 : Kepemilikan manajerial kebijakan dividen Pengaruh Kepemilikan Manajerial Nilai Manajer memiliki peranan yang penting dalam perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, pengawasan, serta pengambilan keputusan. Kepemilikan saham oleh manajemen merupakan mekanisme yang digunakan untuk mengurangi konflik keagenan antara prinsipal dengan agen, karena dengan adanya kepemilikan manajerial, manajer mendapat kesempatan untuk terlibat dalam kepemilikan saham dengan tujuan untuk mensejajarkannya dengan pemegang saham (Primasari, 2011:34). Hasil penelitian Artini dan Anik (2011) menemukan bahwa kepemilikan manajerial positif nilai perusahaan. Nilai perusahaan akan meningkat seiring dengan peningkatan jumlah kepemilikan manajerial yang mencerminkan adanya interest alignment effect (Jensen dan Meckling dalam Zulaikah dan Mienati, 2013:98). Harapan agar tim manajemen selalu mengambil keputusan sejalan dengan peningkatan kepemilikan manajerial seringkali tidak terwujud (Septiadi, 2010:20). Proporsi kepemilikan saham manajemen yang tinggi dapat negatif nilai perusahaan. Pengaruh negatif ini disebabkan karena adanya entrenchment effect atau efek pertahanan yang dikhawatirkan oleh para pemegang saham eksternal. Hipotesis entrenchment oleh Stulz (1988) menyatakan bahwa kepemilikan manajerial yang tinggi akan berdampak pada munculnya kecenderungan manajer untuk bertindak demi kepentingannya sendiri (Pakaryaningsih, 2008:129).

22 29 Saerang et al. (2011:94) menyatakan bahwa kepemilikan saham manajerial berimplikasi pada control of vote, yaitu jika kepemilikan manajerial meningkat maka manajemen akan menggunakan vote untuk memproteksi posisinya. Hal ini yang membuat manajer dapat mengambil keputusan tanpa takut posisinya akan terancam. Dalam konteks penetapan kebijakan dividen, kepemilikan manajerial yang tinggi akan cenderung membagikan dividen yang rendah (Rozeff dalam Haruman, 2010:153). Pengaruh kepemilikan manajerial kebijakan dividen akan mempengaruhi nilai perusahaan. Nafi ah (2013) menunjukkan bahwa kebijakan dividen memediasi pengaruh kepemilikan manajerial nilai perusahaan. Jika pembayaran dividen nilai perusahaan, maka perubahan pembayaran dividen dapat mempengaruhi nilai perusahaan. Studi sebelumnya menemukan bahwa kepemilikan manajerial memiliki pengaruh negatif nilai perusahaan (Haruman, 2010; Sulistiono, 2010). Dengan demikian, kepemilikan manajerial yang semakin tinggi mengakibatkan penurunan nilai perusahaan. Penurunan market value disebabkan entrenchment effect yang dilakukan oleh para pemegang saham manajerial untuk memaksimalkan kekayannya (Haruman, 2010:160). Berdasarkan uraian tersebut, hipotesis yang diajukan adalah sebagai berikut: H 3 : Kepemilikan manajerial nilai perusahaan H 4 : Kebijakan dividen memediasi pengaruh kepemilikan manajerial nilai perusahaan.

23 Pengaruh Profitabilitas Kebijakan Dividen Menurut Chen dan Steiner (dalam Dewi, 2008:51) menyatakan bahwa profitabilitas memiliki pengaruh positif kebijakan dividen, karena semakin tinggi laba akan semakin tinggi pula cash flow dalam perusahaan, maka diharapkan perusahaan akan membayar dividen yang tinggi. Dengan demikian, semakin besar keuntungan yang diperoleh perusahaan maka kemungkinan akan semakin besar dividen yang dibayarkan. Semakin tinggi keuntungan yang diperoleh perusahaan maka akan semakin tinggi pula kemampuan perusahaan untuk membayar dividen (Mahendra dalam Nofrita, 2013:8). Pihak manajemen akan membayarkan dividen untuk memberikan sinyal tentang keberhasilan perusahaan dalam membukukan laba (Nofrita, 2013:8). Profitabilitas yang tinggi menunjukkan prospek perusahaan yang baik, terutama dalam memberikan dividen kepada para pemegang saham, sehingga investor akan merespon positif sinyal tersebut dan nilai perusahaan akan meningkat (Sujoko dan Soebiantoro dalam Ayuningtias dan Kurnia, 2013:42). Studi sebelumnya menemukan bahwa profitabilitas memiliki pengaruh positif kebijakan dividen (Ayuningtias dan Kurnia, 2013; Nurhayati, 2013). Dengan demikian semakin tinggi profitabilitas perusahaan maka semakin tinggi dividen yang akan dibayarkan kepada para pemegang saham. yang memiliki laba besar akan menentukan kebijakan dividen kepada pemegang saham lebih besar, tujuannya untuk memberikan sinyal kepada investor bahwa manajemen meramalkan suatu penghasilan yang baik di masa yang akan datang

24 31 (Nurhayati, 2013:150). Berdasarkan uraian tersebut, hipotesis yang diajukan adalah sebagai berikut: H 5 : Profitabilitas kebijakan dividen Pengaruh Profitabilitas Nilai Semakin baik pertumbuhan profitabilitas perusahaan menunjukkan semakin bagus prospek perusahaan di masa mendatang, sehingga nilai perusahaan akan meningkat. Jika kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba meningkat, maka harga saham juga akan meningkat (Husnan dalam Nofrita, 2013:8). Dengan demikian profitabilitas yang semakin meningkat akan mendorong investor untuk meningkatkan permintaan saham. Profitabilitas kemampuan perusahaan untuk membayar dividen kepada para pemegang saham. Ayuningtias dan Kurnia (2013) menunjukkan bahwa kebijakan dividen memediasi pengaruh profitabilitas nilai perusahaan. Profitabilitas dapat mempengaruhi kebijakan dividen, sehingga kebijakan dividen akan mempengaruhi nilai perusahaan. Studi sebelumnya menemukan bahwa profitabilitas memiliki pengaruh positif nilai perusahaan (Ayuningtias dan Kurnia, 2013; Nurhayati, 2013). Dengan demikian semakin tinggi profitabilitas perusahaan maka semakin tinggi nilai perusahaan. Adanya pengaruh positif signifikan profitabilitas nilai perusahaan disebabkan sentiment positif investor atas kinerja perusahaan, sehingga harga saham meningkat, dan meningkatnya harga saham membuat nilai

25 32 perusahaan meningkat pula (Ayuningtias dan Kurnia, 2013:53). Berdasarkan uraian tersebut, hipotesis yang diajukan adalah sebagai berikut: H 6 : Profitabilitas nilai perusahaan H 7 : Kebijakan dividen memediasi pengaruh profitabilitas nilai perusahaan Berdasarkan perumusan hipotesis di atas, hubungan antara variabel kepemilikan manajerial, profitabilitas, kebijakan dividen, dan nilai perusahaan dapat ditunjukkan dengan model konseptual pada Gambar 2 sebagai berikut: Kepemilikan Manajerial Kebijakan Dividen Nilai Profitabilitas Gambar 2 Model Konseptual Berdasarkan model konseptual di atas, hipotesis penelitian dapat disajikan kembali sebagai berikut: H 1 : Kebijakan dividen nilai perusahaan H 2 : Kepemilikan manajerial kebijakan dividen H 3 : Kepemilikan manajerial nilai perusahaan H 4 : Kebijakan dividen memediasi pengaruh kepemilikan manajerial nilai perusahaan

26 33 H 5 : Profitabilitas kebijakan dividen H 6 : Profitabilitas nilai perusahaan H 7 : Kebijakan dividen memediasi pengaruh profitabilitas nilai perusahaan

BAB 1 PENDAHULUAN. 2009:7).Bagi perusahaan yang telah go public memaksimalkan nilai perusahaan

BAB 1 PENDAHULUAN. 2009:7).Bagi perusahaan yang telah go public memaksimalkan nilai perusahaan 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Tujuan perusahaan adalah meningkatkan kemakmuran para pemegang saham, dimana kemakmuran para pemegang saham dapat diwujudkan dengan semakin tinggi nilai perusahaan.tujuan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dalam menjalankan kegiatan bisnisnya, perusahaan memiliki beberapa tujuan diantaranya adalah kelangsungan hidup perusahaan (going concern), laba dalam jangka

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. saham dan akan diinvestasikan kembali atau ditahan di dalam perusahaan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. saham dan akan diinvestasikan kembali atau ditahan di dalam perusahaan. BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori 2.1.1. Pengertian Kebijakan Dividen Dividen adalah laba dari perusahaan yang dibagikan kepada para pemegang saham. Kebijakan dividen adalah bagian yang tidak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan utama dari setiap perusahaan adalah meningkatkan nilai perusahaannya

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan utama dari setiap perusahaan adalah meningkatkan nilai perusahaannya BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Tujuan utama dari setiap perusahaan adalah meningkatkan nilai perusahaannya dengan meningkatkan kemakmuran pemegang saham atau pemiliknya. Diperlukan tujuan dan strategi

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Teoritis Dividen adalah pembagian laba yang diperoleh perusahaan kepada para pemegang saham yang sebanding dengan jumlah saham yang dimiliki.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. penelitian sebelumnya. Berikut ini uraian beberapa penelitian terdahulu beserta

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. penelitian sebelumnya. Berikut ini uraian beberapa penelitian terdahulu beserta BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Pembahasan yang akan dilakukan pada penelitian ini merujuk pada penelitian sebelumnya. Berikut ini uraian beberapa penelitian terdahulu beserta persamaan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. variabel pengembalian yang akan menentukan nilai saham bagi pemilik dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. variabel pengembalian yang akan menentukan nilai saham bagi pemilik dan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Uraian Teoritis 2.1.1. Dividen Dividen merupakan aliran tunai bersih bebas yang didistribusikan perusahaan kepada pemilik saham. Dividen tunai yang diharapkan merupakan variabel

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Nilai Perusahaan Tujuan utama perusahaan adalah memaksimalkan keuntungan atau kekayaan, terutama bagi para pemegang sahamnya, terwujud berupa upaya peningkatan atau memaksimalkan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 9 BAB II LANDASAN TEORI A. Dividen 1. Pengertian Dividen Sebagian keuntungan yang diperoleh perusahaan dalam operasinya akan didistribusikan kepada pemegang saham dan sebagaian lagi akan ditahan untuk

Lebih terperinci

Shella Febri Priatama ABSTRAKSI

Shella Febri Priatama ABSTRAKSI ANALISIS PENGARUH KEPEMILIKAN MANAJERIAL, KEBIJAKAN HUTANG, UKURAN PERUSAHAAN, PROFIBILITAS TERHADAP KEBIJAKAN DIVIDEN PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG LISTING DI BURSA EFEK INDONESIA Shella Febri Priatama

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dapat mempengaruhi persepsi investor terhadap perusahaan. berdampak terhadap nilai perusahaan (Fama dan French, 1998).

BAB I PENDAHULUAN. dapat mempengaruhi persepsi investor terhadap perusahaan. berdampak terhadap nilai perusahaan (Fama dan French, 1998). 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Banyaknya perusahaan dalam industri, serta kondisi perekonomian saat ini telah menciptakan suatu persaingan yang ketat antar perusahaan manufaktur. Persaingan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Nilai Perusahaan Nilai perusahaan diciptakan oleh perusahaan melalui kegiatan perusahaan dari waktu ke waktu agar mencapai nilai perusahaan yang maksimum

Lebih terperinci

BAB 2 KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS. tersebut. Nilai perusahaan lazim diindikasikan dengan Price to Book Value

BAB 2 KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS. tersebut. Nilai perusahaan lazim diindikasikan dengan Price to Book Value BAB 2 KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Nilai Perusahaan Setiap perusahaan memiliki tujuan untuk memaksimalkan kekayaan pemegang saham dengan cara meningkatkan nilai perusahaan (Keown, 2004:3).

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. harapan dapat meningkatkan nilai perusahaannya. Manajer perusahaan harus

BAB I PENDAHULUAN. harapan dapat meningkatkan nilai perusahaannya. Manajer perusahaan harus BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta kondisi pereonomian yang baik dapat menyebabkan timbulnya persaingan di dunia bisnis, hal ini disebabkan setiap perusahaan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Seiring bertumbuhnya perekonomian di Indonesia selama beberapa tahun terakhir ini, secara tidak langsung kegiatan investasi di pasar modal Indonesia pun

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Teori mengenai kebijakan pembayaran dividen

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Teori mengenai kebijakan pembayaran dividen BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Teori mengenai kebijakan pembayaran dividen Menurut Eugene F. Brigham (2001; 66), ada beberapa teori mengenai kebijakan dividen, diantaranya: 1. Teori Ketidakrelevanan Dividen

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Bab ini akan menguraikan dan membahas mengenai tinjauan pustaka yang relevan dengan topik penelitian. Beberapa penelitian terdahulu yang dijadikan bahan

Lebih terperinci

II. LANDASAN TEORI. Robert Ang (1997) dalam Priono (2006:10) menyatakan bahwa dividen

II. LANDASAN TEORI. Robert Ang (1997) dalam Priono (2006:10) menyatakan bahwa dividen II. LANDASAN TEORI 2.1 Kebijakan Dividen 2.1.1 Pengertian Dasar Dividen Robert Ang (1997) dalam Priono (2006:10) menyatakan bahwa dividen merupakan nilai pendapatan bersih perusahaan setelah pajak dikurangi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORITIS. Tujuan utama suatu perusahaan menurut theory of the firm adalah

BAB II TINJAUAN TEORITIS. Tujuan utama suatu perusahaan menurut theory of the firm adalah BAB II TINJAUAN TEORITIS 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Nilai Perusahaan Tujuan utama suatu perusahaan menurut theory of the firm adalah untuk memaksimumkan kekayaan atau nilai perusahaan (Salvatore, 2005).

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. saham (principal) dengan manajer (agent). Pemegang saham memberikan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. saham (principal) dengan manajer (agent). Pemegang saham memberikan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Uraian Teoritis 2.1.1 Agency Theory Agency theory merupakan teori yang mengatur hubungan antara pemegang saham (principal) dengan manajer (agent). Pemegang saham memberikan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perusahaan adalah suatu organisasi yang didirikan oleh perseorangan atau

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perusahaan adalah suatu organisasi yang didirikan oleh perseorangan atau BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perusahaan adalah suatu organisasi yang didirikan oleh perseorangan atau sekelompok orang atau badan lain yang kegiatannya adalah melakukan produksi dan distribusi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap perusahaan bertujuan memaksimalkan nilai perusahaan sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan para pemegang saham. Fama dan French (2001, dalam Naiborhu, 2014)

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1. Pengertian Dividen Adapun Pengertian dividen menurut Zaki Baridwan (2004:434) menyatakan bahwa : Dividen adalah pembagian laba perusahaan kepada para

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. dividen non kas (Mahmud M Hanafi, 2014:361). Dividen kas (cash dividend)

BAB II KAJIAN TEORI. dividen non kas (Mahmud M Hanafi, 2014:361). Dividen kas (cash dividend) 12 BAB II KAJIAN TEORI A. LANDASAN TEORI 1. Dividen Dividen merupakan kompensasi yang diterima oleh pemegang saham, di samping capital gain. Ada beberapa tipe dividen yaitu, dividen kas dan dividen non

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sehingga keuntungan yang dihasilkan bisa maksimal. sebagian besar didanai dengan internal equity maka akan mempengaruhi

BAB I PENDAHULUAN. sehingga keuntungan yang dihasilkan bisa maksimal. sebagian besar didanai dengan internal equity maka akan mempengaruhi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kebijakan bidang keuangan yang dijalankan perusahaan harus selaras dan serasi dengan tujuan maksimalisasi keuntungan yang merupakan tujuan utama dari perusahaan.

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. kebijakan dividen (Brigham dan Houston 2011:211), yaitu : perusahaan. Teori MM berpendapat bahwa nilai suatu perusahaan

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. kebijakan dividen (Brigham dan Houston 2011:211), yaitu : perusahaan. Teori MM berpendapat bahwa nilai suatu perusahaan BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori 2.1.1 Teori Kebijakan Dividen Menurut preferensi investor ada tiga teori yang mendasari kebijakan dividen (Brigham dan Houston 2011:211), yaitu : 1. Teori Dividen

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dimanfaatkan oleh perusahaan-perusahaan yang memerlukan dana dalam jumlah

BAB I PENDAHULUAN. dimanfaatkan oleh perusahaan-perusahaan yang memerlukan dana dalam jumlah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pasar modal merupakan salah satu sumber dana eksternal yang sering dimanfaatkan oleh perusahaan-perusahaan yang memerlukan dana dalam jumlah yang besar untuk

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pajak. Menurut Bastian dan Suhardjono (2006), net profit margin adalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pajak. Menurut Bastian dan Suhardjono (2006), net profit margin adalah BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Net Profit Margin Net Profit Margin adalah rasio yang digunakan untuk menunjukkan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan bersih setelah dipotong pajak. Menurut Bastian

Lebih terperinci

II TINJAUAN PUSTAKA. Kebijakan dividen (Dividend Policy) merupakan keputusan mengenai laba yang

II TINJAUAN PUSTAKA. Kebijakan dividen (Dividend Policy) merupakan keputusan mengenai laba yang II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kebijakan Dividen Kebijakan dividen (Dividend Policy) merupakan keputusan mengenai laba yang akan dibagikan kepada pemegang saham atau yang akan ditahan untuk investasi masa depan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN UKDW. macam resiko dan ketidakpastian yang seringkali sulit diprediksikan oleh para

BAB I PENDAHULUAN UKDW. macam resiko dan ketidakpastian yang seringkali sulit diprediksikan oleh para BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Aktivitas investasi merupakan aktivitas yang dihadapkan pada berbagai macam resiko dan ketidakpastian yang seringkali sulit diprediksikan oleh para investor. Untuk

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tunai adalah sumber aliran kas untuk pemegang saham dan memberikan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tunai adalah sumber aliran kas untuk pemegang saham dan memberikan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Dividen Dividen tunai yang diharapkan merupakan variabel pengembalian utama dimana pemilik dan investor akan menentukan nilai saham. Dividen tunai adalah

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian terdahulu yang dijadikan landasan penulis adalah:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian terdahulu yang dijadikan landasan penulis adalah: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Penelitian Terdahulu Penelitian terdahulu yang dijadikan landasan penulis adalah: 1. Penelitian yang dilakukan oleh Ngatriyadi (2010) dengan judul Pengaruh Return On

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan utama investor dalam menanamkan modalnya di sebuah perusahaan yaitu

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan utama investor dalam menanamkan modalnya di sebuah perusahaan yaitu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Persaingan dunia bisnis semakin hari semakin ketat dan sangat kompetitif. Terbukti jika perusahaan tidak dapat menghadapi tantangan ini sangat banyak perusahaan-perusahaan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1) Bird In The Hand Theory Teori bird in the hand adalah salah satu teori dalam kebijakan dividen, teori ini dikembangkan oleh Myron Gordon (1956) dan John Lintner

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan mampu menghasilkan keuntungan untuk meningkatkan value of the. firm dan meningkatkan kesejahteraan pemegang saham.

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan mampu menghasilkan keuntungan untuk meningkatkan value of the. firm dan meningkatkan kesejahteraan pemegang saham. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manajemen keuangan merupakan salah satu fungsi stratejik yang berkaitan dengan pengelolaan keuangan. Pengelolaan ini ditujukan agar perusahaan mampu menghasilkan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. diterbitkan oleh pemerintah, public authorities, maupun perusahaan swasta.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. diterbitkan oleh pemerintah, public authorities, maupun perusahaan swasta. BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Pasar Modal Pasar modal menurut Husnan (2003:3) dapat didefinisikan sebagai pasar untuk berbagai instrumen keuangan (sekuritas) jangka panjang

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. konflik kepentingan antara prinsipal dan agen, kontrak yang tidak lengkap, serta

BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. konflik kepentingan antara prinsipal dan agen, kontrak yang tidak lengkap, serta 12 BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS 2.1. Teori Keagenan (Agency Theory) Menurut Jensen dan Meckling (1976), dalam kerangka hubungan keagenan (agency theory), timbulnya masalah keagenan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Dividen merupakan bentuk pengembalian (return) diluar capital gain yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Dividen merupakan bentuk pengembalian (return) diluar capital gain yang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dividen merupakan bentuk pengembalian (return) diluar capital gain yang diberikan kepada para pemegang saham yang menanamkan modalnya di perusahaan. Namun, peranan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kemajuan IPTEK yang menjadi ciri abad 21 memberikan pengaruh terhadap seluruh tatanan kehidupan secara global, sehingga mengakibatkan timbulnya persaingan yang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Persaingan dunia usaha bagi perusahaan yang sudah Go Public semakin

BAB 1 PENDAHULUAN. Persaingan dunia usaha bagi perusahaan yang sudah Go Public semakin 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Persaingan dunia usaha bagi perusahaan yang sudah Go Public semakin meningkat, tidak hanya dalam satu sektor industri melainkan juga terjadi antara sektor

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Beberapa penelitian dalam menentukan kebijakan hutang telah banyak

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Beberapa penelitian dalam menentukan kebijakan hutang telah banyak BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Penelitian Terdahulu Beberapa penelitian dalam menentukan kebijakan hutang telah banyak dilakukan oleh beberapa peneliti, diantaranya sebagai berikut: 1. Novi Anggraini (2015)

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori 2.1.1. Pengertian Dividen Dividen merupakan bagian dari laba yang tersedia bagi para pemegang saham biasa (earning available for common stakeholders) yang dibagikan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sebagai prinsipal dan manajer sebagai agen. Jensen dan Meckling (1976)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sebagai prinsipal dan manajer sebagai agen. Jensen dan Meckling (1976) 12 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Teori Keagenan (Agency Theory) Teori keagenan menjelaskan hubungan antara pemegang saham sebagai prinsipal dan manajer sebagai agen. Jensen dan Meckling

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Uraian Teoritis 2.1.1 Nilai Perusahaan Tujuan perusahaan dari pendapat beberapa ahli keuangan adalah memaksimalkan nilai perusahaan, maksimalisasikan laba, menciptakan kesejahteraan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Dividend Payout Ratio (DPR) Dividen merupakan pembagian sisa laba bersih perusahaan yang didistribusikan kepada pemegang saham, atas persetujuan RUPS (Rapat Umum Pemegang Saham).

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. Hubungan agensi terjadi karena adanya suatu perjanjian atau kontrak yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. Hubungan agensi terjadi karena adanya suatu perjanjian atau kontrak yang 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Teori Keagenan (Agency Theory) Hubungan agensi terjadi karena adanya suatu perjanjian atau kontrak yang dilakukan oleh principal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tinggi kepada para pemengang saham. Setiap perusahaan yang terdaftar di Bursa

BAB I PENDAHULUAN. tinggi kepada para pemengang saham. Setiap perusahaan yang terdaftar di Bursa 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tujuan utama dari pendirian perusahaan adalah untuk memaksimalkan nilai pemegang saham. Nilai pemegang saham akan meningkat apabila nilai perusahaan meningkat yang

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS. penelitian ini yang membahas tentang Profitabilitas, Kebijakan Dividen, dan Nilai

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS. penelitian ini yang membahas tentang Profitabilitas, Kebijakan Dividen, dan Nilai BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS 2.1 Kajian Pustaka Kajian pustaka ini berisikan mengenai landasan teori dan penelitian terdahulu yang akan digunakan sebagai acuan dasar teori dan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kepada pertumbuhan pasar saham. Menurut Husnan (2012) menyatakan bahwa

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kepada pertumbuhan pasar saham. Menurut Husnan (2012) menyatakan bahwa BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Nilai Perusahaan Pertumbuhan suatu perusahaan akan lebih mudah terlihat dari adanya penilaian tinggi pihak eksternal perusahaan terhadap aset perusahaan ataupun

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. Teori keagenan mendeskripsikan hubungan antara pemegang saham

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. Teori keagenan mendeskripsikan hubungan antara pemegang saham BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1. Tinjauan Teori 2.1.1 Teori Agency Teori keagenan mendeskripsikan hubungan antara pemegang saham (shareholders) sebagai prinsipal dan manajemen sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Sebuah perusahaan didirikan tentunya mempunyai tujuan yang jelas.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Sebuah perusahaan didirikan tentunya mempunyai tujuan yang jelas. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sebuah perusahaan didirikan tentunya mempunyai tujuan yang jelas. Tujuan semua perusahaan menurut ahli keuangan tidak jauh berbeda satu sama lainnya, hanya saja cara

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kondisi perusahaan dicerminkan dari Laporan Keuangan yang telah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kondisi perusahaan dicerminkan dari Laporan Keuangan yang telah 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kondisi perusahaan dicerminkan dari Laporan Keuangan yang telah disajikan, karena di dalam Laporan Keuangan tersebut terdapat informasiinformasi yang dibutuhkan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Pengertian Dividen Dividen adalah bagian dari laba bersih yang dibagikan kepada para pemegang saham. Selain dibagi kepada pemegang saham dalam bentuk

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dari suatu perusahaan secara proporsional sesuai dengan jumlah lembar

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dari suatu perusahaan secara proporsional sesuai dengan jumlah lembar BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Pengertian Kebijakan Dividen Dividen merupakan pembagian pendapatan kepada pemegang saham dari suatu perusahaan secara proporsional sesuai dengan jumlah

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Struktur Modal 1. Modal Setiap perusahaan dalam menjalankan kegiatan usahanya tentu memerlukan modal, tersedianya modal yang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh invesment opportunity

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh invesment opportunity BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Penelitian terdahulu yang dijadikan sebagai acuan penelitian ini, yaitu : 1. Kadek dan Luh (2016) Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh invesment

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Struktur modal merupakan perimbangan jumlah hutang jangka pendek yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Struktur modal merupakan perimbangan jumlah hutang jangka pendek yang BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Struktur modal Struktur modal merupakan perimbangan jumlah hutang jangka pendek yang bersifat permanen, hutang jangka panjang, saham preferen dan saham biasa. Sementara itu

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Di era globalisasi saat ini, pasar modal Indonesia telah mengalami perkembangan

BAB 1 PENDAHULUAN. Di era globalisasi saat ini, pasar modal Indonesia telah mengalami perkembangan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di era globalisasi saat ini, pasar modal Indonesia telah mengalami perkembangan yang begitu pesat dan memegang peranan penting dalam memobilisasi dana dari investor

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Semakin tinggi harga saham perusahaan maka nilai perusahaan tersebut juga akan semakin tinggi. Nilai perusahaan yang tinggi menjadi indikator dari meningkatnya kemakmuran

Lebih terperinci

Penelitian tentang pengaruh profitability dan investment opportunity set. (pada perusahaan property yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia) memiliki

Penelitian tentang pengaruh profitability dan investment opportunity set. (pada perusahaan property yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia) memiliki 9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA Penelitian tentang pengaruh profitability dan investment opportunity set terhadap kebijakan dividen tunai dengan likuiditas sebagai variabel moderating (pada perusahaan property

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. saham dengan memaksimalkan nilai perusahaan. dividen) dalam rangka meningkatkan nilai perusahaan.

BAB 1 PENDAHULUAN. saham dengan memaksimalkan nilai perusahaan. dividen) dalam rangka meningkatkan nilai perusahaan. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada umumnya setiap perusahaan memiliki dua tujuan, yaitu tujuan jangka pendek dan tujuan jangka panjang. Dimana, dalam tujuan jangka pendek perusahaan hanya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sekuritas pada negara tersebut. Pasar modal Indonesia memiliki peran besar

BAB I PENDAHULUAN. sekuritas pada negara tersebut. Pasar modal Indonesia memiliki peran besar BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Perkembangan ekonomi suatu negara dapat diukur dengan banyak cara, salah satunya dengan mengetahui tingkat perkembangan dunia pasar modal dan industriindustri

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. banyak diminati masyarakat saat ini. Menerbitkan saham merupakan salah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. banyak diminati masyarakat saat ini. Menerbitkan saham merupakan salah BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Pengertian Saham Saham merupakan salah satu instrument pasar keuangan yang paling banyak diminati masyarakat saat ini. Menerbitkan saham merupakan salah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1 BAB I PENDAHULUAN. Sejalan dengan perkembangan yang dialami perusahaan, perusahaan semakin

BAB I PENDAHULUAN 1 BAB I PENDAHULUAN. Sejalan dengan perkembangan yang dialami perusahaan, perusahaan semakin BAB I PENDAHULUAN 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Di setiap perusahaan pasti memerlukan dana dalam menjalankan usahanya. Sejalan dengan perkembangan yang dialami perusahaan, perusahaan semakin memerlukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. baik berupa pendapatan dividen (dividend yield) maupun pendapatan dari selisih

BAB I PENDAHULUAN. baik berupa pendapatan dividen (dividend yield) maupun pendapatan dari selisih BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Investor mempunyai tujuan utama dalam menanamkan dananya kedalam perusahaan yaitu mencari pendapatan atau tingkat kembalian investasi (return) baik berupa

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teoritis 1. Pertumbuhan Perusahaan Tingkat pertumbuhan perusahaan akan menunjukkan sampai seberapa besar perusahaan akan menggunakan hutang sebagai sumber pembiayaannya.

Lebih terperinci

BAB II VARIABEL YANG MEMPENGARUH DIVIDEND PAYOUT RATIO DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS

BAB II VARIABEL YANG MEMPENGARUH DIVIDEND PAYOUT RATIO DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS BAB II VARIABEL YANG MEMPENGARUH DIVIDEND PAYOUT RATIO DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS 2.1 Definisi Dividen Baridwan (2004: 430-431) mengemukakan dividen merupakan pembagian laba kepada pemegang saham yang

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Teoretis Sebelum membangun hipotesis penelitian perlu dilakukan suatu tinjauan literatur terhadap teori dan fakta empiris tentang kebijakan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Kebijakan dividen (dividend policy) adalah keputusan apakah laba yang diperoleh

BAB II LANDASAN TEORI. Kebijakan dividen (dividend policy) adalah keputusan apakah laba yang diperoleh 7 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Landasan Teori Kebijakan dividen (dividend policy) adalah keputusan apakah laba yang diperoleh perusahaan akan dibagikan kepada pemegang saham sebagai dividen atau akan ditahan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Rasio Keuangan 2.1.1 Pengertian Rasio Keuangan Rasio keuangan merupakan alat analisis untuk menjelaskan hubungan antara elemen satu dengan elemen lain dalam suatu laporan keuangan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. suatu hal yang dapat menunjukkan trend negatif dalam pergerakan saham

BAB 1 PENDAHULUAN. suatu hal yang dapat menunjukkan trend negatif dalam pergerakan saham 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Aktivitas investasi merupakan aktivitas yang dihadapkan pada berbagai macam resiko dan ketidakpastian yang seringkali sulit diprediksikan oleh para investor.

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1. Tinjauan Teoritis 2.1.1. Teori Agency Teori keagenan mendeskripsikan hubungan antara pemegang saham (shareholders) sebagai prinsipal dan manajemen sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. luar negeri. Sementara itu bagi investor, pasar modal merupakan wahana untuk

BAB I PENDAHULUAN. luar negeri. Sementara itu bagi investor, pasar modal merupakan wahana untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kehadiran pasar modal mempunyai pengaruh yang penting dalam menunjang perekonomian suatu negara. Pasar modal merupakan suatu sarana yang dapat dimanfaatkan untuk memobilisasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan sebagai entitas ekonomi lazimnya memiliki tujuan jangka panjang

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan sebagai entitas ekonomi lazimnya memiliki tujuan jangka panjang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perusahaan sebagai entitas ekonomi lazimnya memiliki tujuan jangka panjang dan jangka pendek, dalam jangka panjang perusahaan bertujuan mengoptimalkan nilai

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Penelitian Terdahulu Beberapa penelitian mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi kebijakan dividen dan pengaruh kebijakan dividen terhadap nilai perusahaan sudah pernah dilakukan

Lebih terperinci

II. LANDASAN TEORI. laba ditahan (retained earnings) yang ditahan sebagai cadangan bagi perusahaan

II. LANDASAN TEORI. laba ditahan (retained earnings) yang ditahan sebagai cadangan bagi perusahaan II. LANDASAN TEORI 2.1.Dividen 2.1.1 Pengertian Dividen Dividen merupakan nilai pendapatan bersih perusahaan setelah pajak dikurangi laba ditahan (retained earnings) yang ditahan sebagai cadangan bagi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Kebijakan Deviden Dividen adalah bagian dari laba bersih yang diberikan kepada para pemegang saham sebagai bentuk atas penyertaan modal yang mereka berikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Miftahurrohman (2014), tujuan utama dari sebuah perusahaan adalah untuk

BAB I PENDAHULUAN. Miftahurrohman (2014), tujuan utama dari sebuah perusahaan adalah untuk BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perusahaan adalah suatu organisasi yang mengkombinasikan dan mengorganisasikan berbagai sumber daya dengan tujuan untuk memproduksi barang atau jasa untuk dijual.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mempertahankan dan meningkatkan kinerjanya agar dapat tetap bertahan dalam

BAB I PENDAHULUAN. mempertahankan dan meningkatkan kinerjanya agar dapat tetap bertahan dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perkembangan industri manufaktur memicu perkembangan sektor industri jasa dan perdagangan, perkembangan industri yang pesar membawa implikasi pada persaingan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memaksimumkan kemakmuran pemegang saham atau stockholder. Kartika

BAB I PENDAHULUAN. memaksimumkan kemakmuran pemegang saham atau stockholder. Kartika BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tujuan perusahaan dari sudut pandang manajemen keuangan adalah untuk memaksimumkan kemakmuran pemegang saham atau stockholder. Kartika Nuringsih (2005) menyatakan manajemen

Lebih terperinci

BAB II URAIAN TEORITIS. Penelitian mengenai dividend payout ratio atau kebijakan dividen telah

BAB II URAIAN TEORITIS. Penelitian mengenai dividend payout ratio atau kebijakan dividen telah BAB II URAIAN TEORITIS A. Penelitian Terdahulu Penelitian mengenai dividend payout ratio atau kebijakan dividen telah banyak dilakukan. Sutrisno (2001) menganalisis tentang faktor-faktor yang mempengaruhi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Pada dasarnya perusahaan membutuhkan dana dalam jumlah tertentu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Pada dasarnya perusahaan membutuhkan dana dalam jumlah tertentu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pada dasarnya perusahaan membutuhkan dana dalam jumlah tertentu untuk tumbuh menjadi lebih besar sesuai dengan kebutuhan ekspansi yang akan dilakukan oleh

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. dinamakan manajemen keuangan. Kegiatan-kegiatan yang ada dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. dinamakan manajemen keuangan. Kegiatan-kegiatan yang ada dalam BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Setiap perusahaan memerlukan berbagai kekayaan untuk menjalankan kegiatan operasinya. Kegiatan operasi tersebut membutuhkan sumber dana. Perolehan sumber dana

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. tagihan, cicilan hutang berikut bunganya, pajak, dan juga belanja modal (capital

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. tagihan, cicilan hutang berikut bunganya, pajak, dan juga belanja modal (capital BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Teoretis 2.1.1 Free Cash Flow (Aliran kas Bebas) Arti sederhana dari free cash flow atau arus kas bebas adalah sisa perhitungan arus kas yang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. kelangsungan hidup perusahaan, tanpa pendanaan perusahaan tidak akan berjalan

BAB 1 PENDAHULUAN. kelangsungan hidup perusahaan, tanpa pendanaan perusahaan tidak akan berjalan 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam kegiatan usaha sangat bergantung sekali dengan pendanaan. Pendanaan sangatlah penting dibutuhkan dalam membangun dan menjamin kelangsungan hidup perusahaan,

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA, RERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. sehingga dapat meningkatkan nilai perusahaan.

BAB II KAJIAN PUSTAKA, RERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. sehingga dapat meningkatkan nilai perusahaan. BAB II KAJIAN PUSTAKA, RERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS A. Kajian Pustaka 1. Nilai Perusahaan Nilai perusahaan merupakan persepsi investor terhadap perusahaan, yang sering dikaitkan dengan harga saham.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2014). Stice et al (2005) dalam Suharli (2007) mengartikan dividen sebagai

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2014). Stice et al (2005) dalam Suharli (2007) mengartikan dividen sebagai BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Pengertian Dividen Dividen merupakan laba yang dibagikan pada pemegang saham sebagai dividen atau sebagai pembiayaan investasi di masa depan (Mawarni dan Ratnardi,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang ditahan dan selanjutnya akan mengurangi total sumber dana intern atau

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang ditahan dan selanjutnya akan mengurangi total sumber dana intern atau BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 dividen adalah keputusan apakah laba yang diperoleh perusahaan akan dibagikan pemegang saham sebagai dividen atau akan ditahan guna pembiayaan investasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. harga saham semakin tinggi pula nilai perusahaan sebaliknya semakin

BAB I PENDAHULUAN. harga saham semakin tinggi pula nilai perusahaan sebaliknya semakin BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Nilai perusahaan merupakan persepsi investor terhadap tingkat keberhasilan perusahaan dalam mengelola sumber daya pada akhir tahun berjalan yang tercermin pada harga

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. penelitian. Telaah pustaka tersebut berasal dari berbagai sumber yaitu text book

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. penelitian. Telaah pustaka tersebut berasal dari berbagai sumber yaitu text book BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori Bab ini membahas mengenai telaah pustaka yang relevan dengan topik penelitian. Telaah pustaka tersebut berasal dari berbagai sumber yaitu text book dan jurnal-jurnal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tujuan suatu perusahaan yaitu untuk mendapatkan keuntungan atau laba maksimal. Keuntungan yang diperoleh tidak saja digunakan untuk membiayai operasi perusahaan, membayar

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Nilai Untuk bisa mengambil keputusan-keputusan keuangan yang benar, manajer keuangan mempunyai tujuan yang harus dicapai. Keputusan yang benar adalah keptusan yang akan membantu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Krisis keuangan global dimulai dengan kasus subprime mortgage dan

BAB I PENDAHULUAN. Krisis keuangan global dimulai dengan kasus subprime mortgage dan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perekonomian Indonesia mendapat pengaruh negatif dari krisis keuangan global pada awal tahun 2008 yaitu berupa krisis energi dan krisis komoditas. Krisis keuangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Industri manufaktur rmerupakanindustri yang mendominasi perusahaanperusahaan

BAB I PENDAHULUAN. Industri manufaktur rmerupakanindustri yang mendominasi perusahaanperusahaan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Industri manufaktur rmerupakanindustri yang mendominasi perusahaanperusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Banyaknya perusahaan dalam industri, serta

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. pemegang saham, khususnya pemegang saham yang berinvestasi untuk jangka

BAB 1 PENDAHULUAN. pemegang saham, khususnya pemegang saham yang berinvestasi untuk jangka BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kebijakan dividen merupakan salah satu bentuk peningkatan kemakmuran pemegang saham, khususnya pemegang saham yang berinvestasi untuk jangka panjang. Terdapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. timbul bila terjadi kesulitan keuangan pada industri manufaktur, maka perlu. kemungkinan kebangkrutan dapat dideteksi lebih awal.

BAB I PENDAHULUAN. timbul bila terjadi kesulitan keuangan pada industri manufaktur, maka perlu. kemungkinan kebangkrutan dapat dideteksi lebih awal. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Semua perusahaan manufaktur di Indonesia dalam era globalisasi selayaknya berusaha unuk memproksi barang berkualitas tinggi dengan biaya rendah dalam rangka meningkatkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan dalam memenuhi kebutuhan dananya. Dana yang diperoleh dari

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan dalam memenuhi kebutuhan dananya. Dana yang diperoleh dari BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pasar modal adalah salah satu alternatif yang dapat dimanfaatkan perusahaan dalam memenuhi kebutuhan dananya. Dana yang diperoleh dari masyarakat (investor)

Lebih terperinci

BAB II TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB II TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS A. Tinjauan Penelitian Terdahulu BAB II TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS Penelitian mengenai kebijakan dividen sudah pernah dilakukan sebelumnya yaitu penelitian yang dilakukan oleh Nurhayati (2013) yang

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA, RERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. a. Teori burung di tangan (Bird in the Hand)

BAB II KAJIAN PUSTAKA, RERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. a. Teori burung di tangan (Bird in the Hand) BAB II KAJIAN PUSTAKA, RERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS A. Kajian Pustaka 1. Landasan Teori a. Teori burung di tangan (Bird in the Hand) Teori the bird in the hand dikemukakan oleh Gordon (1959) dan Lintner

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN UKDW. Manajer perusahaan memiliki peran utama dan penting dalam

BAB I PENDAHULUAN UKDW. Manajer perusahaan memiliki peran utama dan penting dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manajer perusahaan memiliki peran utama dan penting dalam perkembangan perusahaan, yaitu memiliki tugas dan kewajiban untuk membuat suatu keputusan dan kebijakan untuk

Lebih terperinci