KEMAKNAAN TRYOUT TERHADAP KELULUSAN UJIAN KOMPETENSI PADA PROGRAM D-III KEPERAWATAN DI JAWA TIMUR (Suatu Analisis Pendekatan Statistik)

Transkripsi

1 KEMAKNAAN TRYOUT TERHADAP KELULUSAN UJIAN KOMPETENSI PADA PROGRAM D-III KEPERAWATAN DI JAWA TIMUR (Suatu Analisis Pendekatan Statistik) Anas Tamsuri, Rohmah Susanto Litbang AIPDiKI Jatim 1. Latar Belakang Pemerintah telah menetapkan bahwa lulusan dari pendidikan jenjang D-III keperawatan dipersyaratkan lulus dalam kegiatan uji kompetensi sebagai persyaratan untuk memperoleh Surat Tanda Registrasi (STR). Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kesiapan lulusan dalam menghadapi ujian kompetensi adalah dengan mengadakan try out. AIPDiKI Regional VI Jawa Timur pada bulan Oktober 2014 menyelenggarakan kegiatan tryout bagi mahasiswa D-III Keperawatan se Jawa timur sebagai upaya untuk meningkatkan kesiapan institusi maupun mahasiswa dalam menghadapi ujian kompetensi. Melalui kegiatan tryout yang diselenggarakan diharapkan mampu memberikan pemahaman kepada peserta tentang model soal dan teknis ujian sehingga secara mental dan secara teknis mereka mampu menyiapkan diri dengan lebih baik. Hasil evaluasi dari tryout juga diharapkan mampu memberikan gambaran bagi institusi tentang kekuatan dan kelemahan peserta didiknya dalam menghadapi uji kompetensi yang sesungguhnya, sehingga mampu menjadi bahan bagi penyiapan diri yang lebih baik sekaligus menjadi evaluasi terhadap proses pendidikan yang telah diselenggarakan sebelumnya. Pun demikian, masih menjadi pertanyaan besar adalah apakah kegiatan tryout yang telah diselenggarakan oleh AIPDiKI Jatim mampu memberikan kontribusi yang positif yaitu benar-benar mampu menjadi predictor terhadap tingkat kelulusan peserta, dan menjadi sarana yang mampu meningkatkan tingkat kelulusan peserta ujian kompetensi? Pertanyaan ini mengemuka dan perlu dibuktikan secara saintifik sehingga benar-benar diketahui kemaknaan dari kegiatan tryout ini. 2. Tujuan Tujuan dari analisis ini adalah untuk mengetahui : a. Kebermaknaan tryout sebagai prediktor kelulusan peserta uji kompetensi b. Kebermaknaan tryout sebagai sarana meningkatkan kelulusan peserta uji kompetensi 3. Metode Metode yang digunakan untuk melakukan pencapaian tujuan ( pengujian terhadap pertanyaan masalah) ini digunakan pendekatan kuantitatif melalui alat bantu statistik. a. Tryout sebagai prediktor kelulusan peserta Untuk menentukan jawaban atas pertanyaan apakah tryout mampu menjadi prediktor kelulusan peserta (apakah nilai hasil tryout dapat menjadi prediktor nilai hasil uji kompetensi) maka dilakukan uji korelasi dengan menggunakan pendekatan korelasi pearson. Standar emas dari pengujian ini adalah dengan menyandingkan data nilai hasil ujian tryout dengan nilai hasil uji kompetensi dari masing-masing peserta.namun, mengingat keterbatasan data yang dimiliki,

2 maka pendekatan yang digunakan adalah menyandingkan antara prosentase kelulusan hasil ujian tryout dengan presentase kelulusan hasil ujian kompetensi dari tiap-tiap institusi. Tryout adalah kegiatan yang ditujukan hanya untuk mengenalkan model soal dan metode ujian; dan karenanya pada kegiatan tryout yang dilaksanakan pada bulan oktober yang lalu tidak ditentukan kelulusan. Untuk kepentingan pengujian dan sinkronisasi data, maka pada pengujian ini diperlukan penentuan angka kelulusan (cut point) pada hasil ujian tryout agar data antara hasil tryout dan data hasil ujian kompetensi menjadi setara. Penentuan kelulusan ujian tryout ditetapkan menggunakan cut point dari nilai batas lulus (NBL) dari ujian kompetensi saat ini (periode November 2014) yaitu 44,48. b. Tryout sebagai sarana meningkatkan kelulusan Salah satu pertanyaan penting juga yang perlu dibuktikan adalah apakah benar tryout mampu memberikan manfaat bagi peningkatan kemampuan peserta, artinya bahwa tryout memberikan efek yang berbeda dibandingkan mereka yang tidak mengikuti kegiatan tryout. Untuk tujuan ini akan dilakukan dua pendekatan yaitu membandingkan data tingkat kelulusan peserta saat tryout dan saat uji kompetensi. Pendekatan kedua adalah membandingkan prosentase kelulusan antara Prodi yang mengikuti tryout dengan kelompok prodi yang tidak mengikuti try out. 4. Hasil Hasil pengolahan data terkait data prosentase kelulusan try out (hasil pengolahan data) dan uji kompetensi adalah sebagai berikut : Data Persentase kelulusan dari ujian kompetensi dan prosentase (asumsi) kelulusan dari tryout pada kelompok Program Studi D-III Keperawatan di Jawa Timur No PT % Lulus % tryout* No PT % Lulus % tryout* 1 PT 2 80,30 74,07 16 PT 21 97,50 92,10 2 PT 3 60,14 40,48 17 PT 23 92,31 85,71 3 PT 4 79,13 59,82 18 PT 25 81,65 52,63 4 PT 6 67,57 51,02 19 PT 27 95,77 91,43 5 PT 8 40,91 28,92 20 PT 33 56,25 35,38 6 PT 9 31,11 8,89 21 PT 35 71,22 58,06 7 PT 10 62,86 68,00 22 PT 37 54,44 33,33 8 PT 11 92,31 66,67 23 PT 39 64,91 54,35 9 PT 12 66,67 54,54 24 PT 40 36,96 25,00 10 PT 13 88,03 70,33 25 PT 43 95,45 77,27 11 PT 14 93,00 76,00 26 PT 44 76,92 35,00 12 PT 15 78,10 61,90 27 PT 45 70,00 55,43 13 PT 16 28,57 12,90 28 PT 47 77,78 59,26 14 PT 17 88,76 77,38 29 PT 48 64,15 56,94 15 PT 19 64,49 38,83 30 PT 51 64,62 84,61 * Data PT peserta Tryout AIPDiKI Jatim Oktober 2014;Nama PT disamarkan

3 Hasil pengujian dengan statistik Korelasi Pearson diperoleh hasil sebagai berikut : Descriptive Statistics Mean Std. Deviation N ukom tryout Correlations ukom tryout ukom Pearson Correlation ** Sig. (2-tailed).000 N tryout Pearson Correlation.869 ** 1 Sig. (2-tailed).000 N **. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). Hasil uji dengan menggunakan software SPSS menunjukkan bahwa rata-rata kelulusan peserta hasil ukom adalah 70,76 % dengan standar deviasi 19,19 %; dan nilai rata-rata kelulusan tryout sebesar 56,27 % dengan standar deviasi 22,10 %. Melihat kenyataan bahwa dengan menggunakan batas lulus yang sama didapatkan tingkat kelulusan dari uji kompetensi lebih besar daripada tingkat kelulusan dari ujian tryout, maka hal ini dapat dimungkinkan karena soal tryout lebih sulit daripada soal uji kompetensi yang sesungguhnya atau kemungkinan yang kedua adalah bahwa dengan tryout menyebabkan lulusan lebih siap menghadapi ujian; sehingga kemungkinan lulus ujian menjadi lebih besar. Melihat juga terhadap standar deviasi dari tingkat kelulusan dari tryout yang lebih besar daripada standar deviasi uji kompetensi; hal ini dapat juga dimungkinkan karena soal uji tryout lebih mampu menjadi pembeda ( differentiating factor) terhadap kemampuan peserta dibandingkan soal uji kompetensi. Hasil uji korelasi Pearson pada tingkat kemaknaan 0,01 diperoleh nilai koefisien korelasi sebesar 0,869, artinya bahwa kedua ukuran memiliki korelasi yang sangat kuat. Artinya bahwa tingkat/ prosentase kelulusan dari ujian tryout sangat dapat digunakan sebagai prediktor terhadap tingkat/ derajat kelulusan dari ujian kompetensi. Tidak dapat dipungkiri, bahwa dalam teknis ujian tryout beberapa waktu yang lalu, AIPDiKI memberikan feedback kepada institusi dan peserta dengan menyampaikan hasil (nilai) dan analisis terhadap hasil serta memberikan masukan untuk peningkatan penyiapan mahasiswa dalam

4 menghadapi Ujian Kompetensi. Akan sangat mungkin beberapa perguruan tinggi menggunakan analisis tersebut dan melakukan langkah-langkah nyata untuk perbaikan sehingga mampu meningkatkan kemampuan peserta didiknya. Grafik perbandingan prosentase kelulusan antara Tryout dan Uji Kompetensi Pada PT dan Peserta Tryout dari Prodi D-III Keperawatan di Jawa Timur PT 2 PT 3 PT 4 PT 6 PT 8 PT 9 PT 10 PT 11 PT 12 PT 13 PT 14 PT 15 PT 16 PT 17 PT 19 PT 21 PT 23 PT 25 PT 27 PT 33 PT 35 PT 37 PT 39 PT 40 PT 43 PT 44 PT 45 PT 47 PT 48 PT 51 Notasi bulat = hasil Ukom Notasi Trapesium : hasil tryout Sumber data : Data internal Task Force Try Out Uji Kompetensi AIPDiKI Jatim & LPUK ( Dari grafik diatas didapatkan sebagian besar institusi (93,33%) mengalami peningkatan prosentase kelulusan. Juga didapatkan adanya peningkatan hasil yang signifikan pada PT nomor 25 dan PT 44. Pun demikian ditemukan adanya penurunan prosentase kelulusan pada PT nomor 10 dan PT nomor 51. Hasil uji statistik dengan bantuan software SPSS menunjukkan bahwa rata-rata kelulusan peserta hasil ukom adalah 70,76 % dengan standar deviasi 19,19 %; dan nilai rata-rata kelulusan tryout sebesar 56,27 % dengan standar deviasi 22,10 %. Situasi ini menunjukkan bahwa tingkat kelulusan dari perguruan tinggi saat uji kompetensi lebih tinggi dari pada saat tryout; atau dapat dikatakan bahwa mereka yang mengikuti tryout memiliki kesempatan yang lebih baik untuk lulus. Pun demikian kondisi ini dapat juga disebabkan karena perbedaan kualitas dan tingkat kesukaran soal yang mempengaruhi nilai peserta ujian. Untuk melakukan perbandingan antara nilai PT yang mengikuti tryout dan yang tidak mengikuti tryout dilakukan dengan menggunakan uji beda ( independent t-test) dengan derajat kepercayaan (CI) 95%. Melalui penggunaan software SPSS diperoleh output sebagai berikut :

5 Hasil uji statistik diperoleh rata-rata tingkat kelulusan pada peserta yang mengikuti tryout rata-rata adalah sebesar 70,72 % sedangkan pada kelompok PT yang tidak mengikuti tryout adalah sebesar 64,21 %. Dari data ini tampak gambaran bahwa rata-rata kelompok PT yang mengikuti tryout memiliki prosentase kelulusan sedikit lebih besar daripada kelompok tanpa mengikuti try out. Hasil uji kesetaraan varians dari Levene menunjukkan signifikansi 0,67 yang (lebih besar dari 0,05) menunjukkan bahwa dua kelompok memiliki varians yang sama/ setara. Uji t pada kelompok dengan varians yang setara didapatkan skor t = dengan signifikansi (2 ekor) sebesar 0,240. Hasil ini menunjukkan bahwa besar prosentase kelulusan antara dua kelompok yang mengikuti try out dan tidak mengikuti tryout tidaklah berbeda secara bermakna. Memperhatikan variasi nilai yang diperoleh yang cukup besar antara kelompok PT DAS (Daerah, ABRI/TNI dan Swasta) dan kelompok PT Depkes (Poltekkes) dan adanya kemungkinan hasil uji dipengaruhi oleh adanya variasi dari kedua bentuk institusi yang cukup besar; maka dilakukan pendekatan pemilahan dua kelompok PT antara kelompok PT DAS dan PT Poltekkes dengan data sebagai berikut: Daftar Prosentase Kelulusan dan Kepesertaan Tryout Kelompok PT Depkes (Poltekkes Kemenkes) Nama Prodi Nilai Lulus Tryout PT PT PT PT PT PT PT Ket : 0 = tidak mengikuti tryout 1 = mengikuti tryout

6 Daftar Nilai Kelompok PT Non Kemenkes : Daftar Prosentase Kelulusan dan Kepesertaan Tryout Kelompok PT Non Kemenkes No Nama PT Nilai Lulus Tryout No Nama PT Nilai Lulus Tryout 1 PT PT PT PT PT PT PT PT PT PT PT PT PT PT PT PT PT PT PT PT PT PT PT PT PT PT PT PT PT PT PT PT PT PT PT PT PT PT PT PT PT PT PT PT PT Pengujian adanya perbedaan hasil (prosentase) kelulusan antara kelompok PT dibawah kemenkes yang mengikuti tryout dan yang tidak mengikuti tryout dilakukan dengan membandingkan besaran prosentase antara dua kelompok dan pengujian menggunakan Mann-Withney U diperoleh hasil sebagai berikut :

7 Hasil menunjukkan bahwa signifikansi sebesar 0,077. Nilai signifikansi ini menunjukkan bahwa pada alpha 5 % (0,05) tidak terbukti bahwa dua kelompok memiliki perbedaan yang bermakna, namun pada alpha 10 % (0,1) terbukti ada perbedaan antara hasil ujian tryout dengan pada kelompok PT yang mengikuti try out dan yang tidak mengikuti tryout. Memperhatikan distribusi data yang ada, terdapat data-data outlier, sehingga kelompok data outlier dikeluarkan dari kelompok pengujian. Data outlier tersebut terdapat 1 data pada kelompok Yang tidak mengikuti TO dan 2 data pada kelompok yang mengikuti TO. Hasil dari distribusi data normal adalah sebagai berikut : Nama PTS Kelulusan Status Nama PTS Kelulusan Status PT tdk ikut TO PT Ikut TO PT tdk ikut TO PT Ikut TO PT tdk ikut TO PT Ikut TO PT tdk ikut TO PT Ikut TO PT tdk ikut TO PT Ikut TO PT tdk ikut TO PT Ikut TO PT tdk ikut TO PT Ikut TO PT tdk ikut TO PT Ikut TO PT tdk ikut TO PT Ikut TO PT tdk ikut TO PT Ikut TO PT tdk ikut TO PT Ikut TO PT tdk ikut TO PT Ikut TO PT tdk ikut TO PT Ikut TO PT tdk ikut TO PT Ikut TO PT tdk ikut TO PT Ikut TO PT tdk ikut TO PT Ikut TO PT tdk ikut TO PT Ikut TO PT Ikut TO PT Ikut TO PT Ikut TO PT Ikut TO PT Ikut TO PT Ikut TO PT Ikut TO PT Ikut TO

8 Adapun pengujian terhadap kebermaknaan tryout terhadap hasil pada kelompok PT non Kemenkes dilakukan dengan menggunakan uji beda ( independent t-test) pada 42 data prosentase kelulusan PTS dengan hasil sebagai berikut : Group Statistics lulus grup tanpa TO ikut TO Std. Error N Mean Std. Deviation Mean Independent Samples Test Levene's Test for Equality of Variances t-test for Equality of Means F Sig. t df Sig. (2-tailed) Mean Difference Std. Error Difference Equal variances assumed lulus Equal variances not assumed % Confidence Interval of the Difference Lower Upper Hasil menunjukkan bahwa rata-rata angka kelulusan dari kelompok yang mengikuti TO adalah 71,06 % dan kelompok yang tidak mengikuti TO adalah 60,83 %. Hasil ini menunjukkan bahwa ada kecenderungan bahwa kelompok yang mengikuti TO mendapatkan hasil yang lebih baik daripada kelompok yang tidak mengikuti TO Adapun hasil analisis dengan menggunakan uji levene untuk menentukan kesetaraan varian diperoleh nilai signifikansi adalah 0,064 lebih besar dari 0,05 yang berarti dua kelompok memiliki varians yang sama. Nilai uji t didapatkan nilai t = -2,129 dengan signifikansi 0,039 lebih besar dari 0,05 yang bermakna bahwa terbukti adanya perbedaan yang signifikan antara dua kelompok. 5. Keterbatasan a. Data yang digunakan sangat terbatas, standar emas dari teknik pengujian adalah menggunakan nilai mentah dari masing-masing peserta ujian kompetensi. Namun karena keterbatasan sumber data maka pengujian dilakukan menggunakan nilai prosentase kelulusan sebagai acuan pengolahan data, sehingga menyebabkan kualitas analisis kurang baik b. Bahwa dalam kegiatan ujian, terdapat peserta yang tidak hadir yang tentu saja dapat mempengaruhi prosentase kelulusan. Faktor ketidakhadiran ini tidak diperhitungkan dalam penentuan data dasar prosentase kelulusan sehingga hasil dari analisis ini menjadi kurang valid

9 6. Simpulan a. Kelulusan dari Ujian try out mampu menjadi prediktor terhadap kelulusan ujian kompetensi. Hasil pengujian didapatkan korelasi yang sangat kuat antara prosentase kelulusan ujian try out dengan prosentase uji kompetensi dengan koefisien korelasi 0,869. b. Bahwa pada p=0,05 terbukti bahwa ada perbedaan derajat (prosentase) kelulusan antara kelompok prodi D-3 Keperawatan kelompok Non Kemenkes yang mengikuti tryout dibandingkan dengan kelompok yang tidak mengikuti tryout uji kompetensi; namun tidak ada perbedaan bermakna antara kelompok yang mengikuti tryout dan yang tidak mengikuti tryout pada kelompok Poltekkes Kemenkes.