Bab 3 Metode dan Perancangan Sistem

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Bab 3 Metode dan Perancangan Sistem"

Transkripsi

1 Bab 3 Metode dan Perancangan Sistem 3.1 Metode Pengembangan Sistem Dalam pembangunan sistem pakar untuk mendeteksi autis menggunakan metode pengembangan perangkat lunak dengan model waterfall yang juga disebut classic life cycle atau model sequential linier. Model ini dipilih karena merupakan metode pengembangan perangkat lunak yang sistematik dan sekuensial. Maksudnya pekerjaan setiap tahapan harus selesai dilakukan sebelum melangkah pada tahapan berikutnya. Secara lengkap, alur model waterfall yang merupakan model klasik akan digambarkan seperti pada Gambar 3.1 (Pressman, 2001). Gambar 3.1 Waterfall Model (Pressman, 2001) Metode yang digunakan untuk pengembangan sistem adalah waterfall. Digunakan metode waterfall karena mempunyai beberapa kelebihan : - Menghasilkan mature proses pada setiap tahapannya. - Mudah untuk diaplikasikan pada sebuah proyek. - Menghasilkan sistem yang terstruktur dengan baik 37

2 38 - Memilki tingkat visibilitas yang tinggi (setiap tahap mempunyai dokumen yang jelas). Tahapan pada Gambar 3.1 adalah aktivitas-aktivitas yang harus dikerjakan dari awal sampai dengan akhir pembuatan sistem. Setiap tahapan dalam metode waterfall akan dilaksanakan sesuai dengan analisa kebutuhan yang telah ditentukan dari awal kemudian akan dilakukan evaluasi. Evaluasi dilakukan sampai rancangan sistem dan perangkat lunak benar-benar sesuai dengan kebutuhan pengguna. Tahapan awal yaitu tahapan analisis kebutuhan. Dilakukan wawancara dengan berbagai narasumber yang antara lain adalah Kepala Laboratorium Terapan Fakultas Psikologi UKSW, Kepala Sekolah Talenta Kids Tegalrejo, dan mengumpulkan data yang dibutuhkan untuk penelitian. Tahapan kedua yaitu perancangan sistem dan perangkat lunak. Tahapan ini akan dikerjakan sesuai dengan analisa kebutuhan kemudian akan dilakukan evaluasi. Evaluasi dilakukan sampai rancangan sistem dan perangkat lunak benar-benar sesuai dengan kebutuhan pengguna. Tahapan ketiga yaitu penerapan dan pengujian unit. Pada tahap ini, aplikasi mulai dibuat dengan menggunakan bahasa pemrograman yang telah ditentukan, dalam hal ini adalah bahasa pemrograman PHP. Program langsung diuji kemudian dievaluasi sampai program berhasil dijalankan dan tidak ada error atau kesalahan. Tahapan empat yaitu menyatukan program dan melakukan pengujian sistem. Unit-unit program disatukan kemudian diuji

3 39 secara keseluruhan pada tahapan ini. Setelah diuji, program akan dievaluasi. Tahapan terakhir adalah menjaga dan merawat aplikasi. Pada tahapan ini aplikasi dioperasikan di lingkungannya, dalam hal ini aplikasi digunakan oleh user yaitu orangtua anak yang ingin mendeteksi anaknya dan pihak Sekolah Talenta Kids. Selain itu juga dilakukan pemeliharaan dengan menyesuaikan program dengan kebutuhan user. 3.2 Analisis Sistem Analisis sistem merupakan tahap yang sangat berpengaruh terhadap proses selanjutnya, dimana salah satu tujuannya adalah untuk memahami sistem yang telah ada saat ini. Pada sistem pakar untuk mendeteksi autis berbasis web dengan menggunakan metode Forward Chaining di Sekolah Autis Talenta Kids terdapat dua proses utama yaitu proses diagnosa dan proses ubah data pengetahuan yang terdiri dari proses tambah, pengubahan, penghapusan data gejala. Aplikasi dalam sistem pakar yang dibangun dibedakan menjadi dua yaitu aplikasi untuk orangtua atau user dan aplikasi untuk pakar atau admin. Aplikasi untuk orang tua hanya bisa melakukan proses diagnosa. Sedangkan aplikasi untuk pakar dapat melakukan proses ubah data pengetahuan juga diagnosa Analisis Kebutuhan Tahap analisis kebutuhan yang digunakan untuk mengetahui dan menerjemahkan semua permasalahan serta kebutuhan perangkat

4 40 lunak dan kebutuhan sistem yang dibangun. Oleh karena itu dalam tahapan ini dilakukan proses pengumpulan data-data untuk membangun sistem Rekapitulasi Hasil Kuisioner Pendukung Latar Belakang Masalah Pengujian kelayakan sistem aplikasi sistem pakar ini, didasarkan pada pendukung latar belakang masalah dalam pembuatan aplikasi ini. Responden merupakan orangtua anak yang sudah terdeteksi autis Hasil rekapitulasi penilaian 30 responden terhadap pendukung latar belakang dalam pembuatan aplikasi sistem pakar ini ditunjukkan dalam Tabel 3.1: Tabel 3.1 Rekapitulasi Hasil Kuisioner Pendukung Latar Belakang No Sangat Tidak Setuju Tidak Setuju Masalah Netral Setuju Sangat Setuju Jumlah

5 41 Gambar 3.2 Hasil Kuesioner Pendukung Latar Belakang Masalah Dari Tabel 3.1 dan Gambar 3.2 dapat dilihat bahwa: aspek dengan jawaban sangat tidak setuju tidak ada atau 0%, aspek dengan jawaban tidak setuju sebanyak 1 atau 0.3%, aspek dengan jawaban netral sebanyak 14 atau 4.7%, aspek dengan jawaban setuju sebanyak 59 atau 19.7% dan aspek dinilai sangat baik sebanyak 226 atau 75.3%. Dilihat dari jumlah persentase sangat baik dengan nila yang paling besar, dapat disimpulkan bahwa sangat penting dibangun aplikasi ini. Berikut rangkuman hasil penilaian kuisioner : 1. Jumlah aspek dengan jawaban sangat tidak setuju 0 x 1 = 0 2. Jumlah aspek dengan jawaban tidak setuju 1 x 2 = 2 3. Jumlah aspek dengan jawaban netral 14 x 3 = Jumlah aspek dengan jawaban setuju 59 x 4 = 236

6 42 5. Jumlah aspek dengan jawaban sangat setuju 226 x 5 = 1130 Total skor untuk jawaban pengisi kuisioner = 1410 Bahwa jumlah skor tertinggi untuk aspek dengan jawaban Sangat Setuju ialah 5 x 300 = Jadi, jika total skor penilaian responden diperoleh angka 1410, maka penilaian responden terhadap pengujian aplikasi pembelajaran ini adalah: 100% = 94% Berikut kriteria interpretasi skor : Angka 0% 20% = Sangat lemah Angka 21% 40% = Lemah Angka 41% 60% = Cukup Angka 61% 80% = Kuat Angka 81% 100% = Sangat kuat Berdasarkan hasil prosentase yang didapatkan diatas maka dapat ditarik kesimpulan bahwa berdasarkan penilaian responden dalam pengujian kuesioner dengan skala Likert, hasil implementasi dari aplikasi sistem pakar untuk mendeteksi anak autis menggunakan metode Forward Chaining di Sekolah Autis Talenta Kids yang dibuat telah sesuai dengan tujuan yang akan dicapai pada bab sebelumnya. Hal ini didasari dari prosentase sebanyak 94% atau bisa dikategorikan sangat kuat. Secara keseluruhan total aspek yang dinilai sangat setuju mendapatkan persentase yang terbesar. Dengan demikian pengujian menunjukkan bahwa sistem ini menghasilkan aplikasi sistem pakar untuk mendeteksi anak autis dengan menggunakan metode Forward Chaining yang baik. Dalam arti adalah membantu orang tua dalam melakukan pendiagnosaan dan

7 43 penanganan ke anak sejak dini. Hasil Kuesioner yang disebar pada walimurid-walimurid juga menunjukkan bahwa selama ini yang dilakukan untuk mendiagnosa anak ke psikolog itu membutuhkan biaya yang cukup mahal. Dengan adanya aplikasi ini diharapkan para orang tua dapat memberikan penanganan ke anak yang menderita autis sejak dini, dan juga agar anak tidak salah dalam memberikan terapi ataupun kurikulum dan dengan aplikasi ini dapat meminimalkan biaya untuk ke psikolog yang mahal Analisis Kebutuhan Data Kebutuhan data yang akan digunakan untuk membangun aplikasi sistem pakar pendeteksi autis menggunakan metode Forward Chaining di Sekolah Autis Talenta Kids antara lain : Akuisi Pengetahuan Akuisi pengetahuan adalah pengumpulan data-data dari seorang pakar kedalam suatu sistem atau program komputer (Kusrini, 2006). Pengumpulan data dalam pembuatan sistem ini diperoleh dari hasil wawancara dari Kepala Laboratorium Terapan Fakultas Psikologi Universitas Kristen Satya Wacana dan Kepala Sekolah Anak Autis Talenta Kids. Gangguan autis pada anak dapat dibedakan dalam 5 spektrum : Gangguan Autis Infantil, Gangguan Rett (Rett Disorder), Gangguan Asperger (Asperger Disorder), Gangguan Disintegrasi Kanak-Kanan (Chilhood Disintegrative Disorder/CDD), Gangguan Pervasif yang tidak dispesifikasikan (Pervasive Developmental Disorder-Not Otherwise Spesified/PDD-NOS).

8 44 1. Gangguan Autis Infantil Terdapat paling sedikit 6 pokok dari kelompok 1,2 dan 3 yang meliputi paling sedikit dua pokok dari kelompok 1, paling sedikit satu pokok dari kelompok 2 dan paling sedikit satu kelompok dari kelompok 3 1. Gagguan kualitatis dalam interaksi sosial yang timbal balik. Minimal harus ada dua dari gejala-gejala berikut ini : a. Tidak mampu menjalin interaksi sosial yang cukup memadai, seperti kontak mata sangat kurang, ekspresi muka kurang hidup, dan gerak-gerik kurang setuju. b. Tidak bisa bermain dengan teman sebaya. Tidak ada empati (tidak dapat merasakan apa yang dirasakan orang lain) c. Kurang mampu mengadakan hubungan sosial dan emosional yang timbal balik 2. Gangguan kualitatis dalam bidang komunikasi. Minimal harus ada satu dari gejala-gejala berikut ini : a. Perkembangan bicara terlambat atau sama sekali tidak berkembang. Anak tidak berusaha untuk berkomunikasi secara nonverbal, maka bicaranya tidak dipakai untuk berkomunikasi. b. Sering menggunakan bahasa yang aneh dan diulangulang. c. Cara bermain yang kurang variatif, kurang imajinatif, dan kurang dapat meniru

9 45 3. Adanya suatu pola yang dipertahankan dan diulang-ulang dalam perilaku, minta dan kegiatan. Minimal harus ada satu dari gejala berikut ini : a. Mempertahankan satu minat atau lebih dengan cara yang sangat khas dan berlebihan. b. Terpaku pada satu kegiatan yang ritualistic atau rutinitas dan tidak ada gunanya. c. Ada gerakan-gerakan aneh yang jelas dan diulang-ulang (mengepakkan tangan atau jari, memutar-mutar tangan atau jari, atau seluruh tubuh ) d. Seringkali sangat terpukau bagian-bagian benda Sebelum umur 3 tahun, tampak adanya keterlambatan atau gangguan dalam bidang interaksi sosial, bicara dan berbahasa, cara bermain yang monoton dan kurang variatif Sebaiknya tidak disebut dengan istilah rett, gangguan integrative kanak-kanak, atau sindrom asperger Terapi yang digunakan : 1) Applied Behavioral Analysis (ABA). ABA adalah jenis terapi yang telah lama dipakai, telah dilakukan penelitian dan didisain khusus untuk anak dengan autisme. Sistem yang dipakai adalah memberi pelatihan khusus pada anak dengan memberikan positive reinforcement (hadiah/pujian). Jenis terapi ini bisa diukur kemajuannya. Saat ini terapi inilah yang paling banyak dipakai di Indonesia. 2) Terapi Wicara.Hampir semua anak dengan autisme mempunyai kesulitan dalam bicara dan berbahasa. Biasanya hal inilah yang paling menonjol, banyak pula individu autistik yang non-verbal

10 46 atau kemampuan bicaranya sangat kurang. Kadang-kadang bicaranya cukup berkembang, namun mereka tidak mampu untuk memakai bicaranya untuk berkomunikasi atau berinteraksi dengan orang lain. Dalam hal ini terapi wicara dan berbahasa akan sangat menolong. 3) Hampir semua anak autistik mempunyai keterlambatan dalam perkembangan motorik halus. Gerak-geriknya kaku dan kasar, mereka kesulitan untuk memegang pensil dengan cara yang benar, kesulitan untuk memegang sendok dan menyuap makanan kemulutnya, dan lain sebagainya. Dalam hal ini terapi okupasi sangat penting untuk melatih mempergunakan otot -otot halusnya dengan benar. 4) Terapi Fisik. Autisme adalah suatu gangguan perkembangan pervasif. Banyak diantara individu autistik mempunyai gangguan perkembangan dalam motorik kasarnya. Kadangkadang tonus ototnya lembek sehingga jalannya kurang kuat. Keseimbangan tubuhnya kurang bagus. Fisioterapi dan terapi integrasi sensoris akan sangat banyak menolong untuk menguatkan otot-ototnya dan memperbaiki keseimbangan tubuhnya. 5) Terapi soaial.kekurangan yang paling mendasar bagi individu autisme adalah dalam bidang komunikasi dan interaksi. Banyak anak-anak ini membutuhkan pertolongan dalam ketrampilan berkomunikasi 2 arah, membuat teman dan main bersama ditempat bermain. Seorang terapis sosial membantu dengan memberikan fasilitas pada mereka untuk bergaul dengan temanteman sebaya dan mengajari cara-caranya.

11 47 6) Terapi Bermain. Meskipun terdengarnya aneh, seorang anak autistik membutuhkan pertolongan dalam belajar bermain. Bermain dengan teman sebaya berguna untuk belajar bicara, komunikasi dan interaksi social. Seorang terapis bermain bisa membantu anak dalam hal ini dengan teknik-teknik tertentu. 7) Terapi Perilaku. Anak autistik seringkali merasa frustrasi. Teman-temannya seringkali tidak memahami mereka, mereka merasa sulit mengekspresikan kebutuhannya, Mereka banyak yang hipersensitif terhadap suara, cahaya dan sentuhan. Tak heran bila mereka sering mengamuk. Seorang terapis perilaku terlatih untuk mencari latar belakang dari perilaku negatif tersebut dan mencari solusinya dengan merekomendasikan perubahan lingkungan dan rutin anak tersebut untuk memperbaiki perilakunya, 8) Terapi perkembangan. Floortime, Son-rise dan RDI (Relationship Developmental Intervention) dianggap sebagai terapi perkembangan. Artinya anak dipelajari minatnya, kekuatannya dan tingkat perkembangannya, kemudian ditingkatkan kemampuan sosial, emosional dan intelektualnya. Terapi perkembangan berbeda dengan terapi perilaku seperti ABA yang lebih mengajarkan ketrampilan yang lebih spesifik. 9) Terapi Visual. Individu autistik lebih mudah belajar dengan melihat (visual learners/visual thinkers). Hal inilah yang kemudian dipakai untuk mengembangkan metode belajar komunikasi melalui gambar-gambar, misal; PECS ( Picture Exchange Communication System). Beberapa video games bisa juga dipakai untuk mengembangkan ketrampilan komunikasi.

12 48 10) Terapi Biomedik. Terapi biomedik dikembangkan oleh kelompok dokter yang tergabung dalam DAN! (Defeat Autism Now). Banyak dari para perintisnya mempunyai anak autistik. Mereka sangat gigih melakukan riset dan menemukan bahwa gejala-gejala anak ini diperparah oleh adanya gangguan metabolisme yang akan berdampak pada gangguan fungsi otak. Oleh karena itu anak-anak ini diperiksa secara intensif, pemeriksaan, darah, urin, feses, dan rambut. Semua hal abnormal yang ditemukan dibereskan, sehingga otak menjadi bersih dari gangguan. Terrnyata lebih banyak anak mengalami kemajuan bila mendapatkan terapi yang komprehensif, yaitu terapi dari luar dan dari dalam tubuh sendiri (biomedis) 2. Gangguan Rett (Rett Disorder) Kriteria Diagnostik untuk Gangguan Rett (Rett Disorder) A. Semua berikut : 1. Perkembangan pranatal dan perinatal yang tampaknya normal 2. Perkembangan psikomotor yang tampaknya normal selama lima bulan pertama setelah lahir. 3. Lingkaran kepala yang normal saat lahir. B. Onset berikut ini setelah periode perkembangan normal 1. Perlambatan pertumbuhan kepala antara usia 5 dan 48 bulan. 2. Hilangnya ketrampilan dengan bertujuan yang sebelumnya telah dicapai antara usia 5 dan 30 bulan dengan diikuti perkembangan gerakan tangan stereotipik (misalnya memuntirkan tangan atau mencuci tangan).

13 49 3. Hilangnya keterlibatan sosial dalam awal perjalanan (walaupun seringkali interaksi sosial tumbuh kemudian) 4. Terlihatnya gaya berjalan atau gerakan batang tubuh yang terkoordinasi secara buruk 5. Gangguan parah pada perkembangan bahasa ekspresif dan reseptif dengan redartasi psikomotor yang parah. C. Terapi 1. Fisioterapi 2. Terapi antikonvulsan 3. Terapi perilaku 4. Gangguan anak, orang tua, dan guru. 3. Gangguan Asperger (Asperger Disorder) Kriteria Diasnostik untuk gangguan Asperger (Asperger Disorder) : A. Gangguan kualitatif dalam interaksi sosial, seperti yang ditunjukkan berikut (sekurang-kurangnya dua gejala): 1. Ditandai gangguan dalam penggunaan perilaku nonverbal seperti tatapan mata, ekspresi wajah, postur tubuh, dan gerak-gerik untuk mengatur interaksi sosial 2. Gagal mengembangkan hubungan dengan teman sebaya yang sesuai menurut tingkat perkembangan. 3. Gangguan untuk secara spontan membagi kesenangan, perhatian atau prestasi dengan orang lain (seperti kurang memperlihatkan, membawa atau menunjukkan obyek yang menjadi perhatian orang lain). 4. Tidak ada timbal balik sosial dan emosional.

14 50 B. Pola perilaku, minat dan aktivitas yang terbatas, berulang dan stereotipik seperti yang ditunjukkan oleh sekurang-kurangnya satu dari hal berikut : 1. Preokupasi dengan satu atau lebih pola minat yang stereotipik, dan terbatas, yang tidaknormal baik dalam intensitas maupun fokusnya. 2. Ketaatan yang tampaknya tidak fleksibel terhadap rutinitas atau ritual yang spesifik dan non-fungsional. 3. Manerisme motorik stereotipik dan berulang (menjentik dan mengepak-ngepak tangan atau jari atau gerakan kompleks seluruh tubuh). 4. Prekupasi persisten dengan bagian-bagian obyek. C. Gangguan ini menyebabkan gangguan yang bermakna secara klinis dalam fungsi sosial, pekerjaan atau fungsi penting lainnya. D. Tidak terdapat keterlambatan menyeluruh yang bermakna secara klinis dalam bahasa (misalnya, menggunakan kata tunggal pada usia 2 tahun, frasa komunikatif digunakan pada usia 3tahun) E. Tidak terdapat keterlambatan bermakna secara klinis dalam perkembangan kognitif atau dalam perkembangan ketrampilan menolong diri sendiri dan perilaku adaptif yang sesuai dengan usia (selain dalam interaksi sosial) dan keingintahuan tentang lingkungan pada masa kanak-kanak. F. Tidak memenuhi kriteria untuk gangguan pervasive spesifik atau skizofrenia G. Terapi yang digunakan :

15 51 Pendidikan khusus : Pendidikan yang didisain untuk memenuhi kebutuhan pendidikan anak yang unik. Modifikasi perilaku : Hal ini meliputi strategi untuk mendukung perilaku positif dan mengurangi perilaku bermasalah. Terapi bicara, fisik dan terapi okupasional : Terapi ini didesain untuk meningkatkan kemampuan fungsional anak. Obat-obatan : Tidak ada obat yang khusus untuk menangani Asperger syndrome. Tapi obat-obatan bisa digunakan untuk mengatasi gejala khusus seperti kecemasan, depresi, serta perilaku yang hiperaktif dan terobsesi. 4. Gangguan Disintegrasi Kanak-Kanak (Chilhood Disintegrative Disorder / CDD) Anak-anak dengan gangguan disintegrasi masa kanak-kanak (Chilhood Disintegrative Disorder) biasanya menunjukkan tandatanda dan gejala berikut : A. Pengembangan normal untuk setidaknya dua tahun pertama kehidupan ini termasuk pengembangan normal dan non-verbal komunikasi verbal yang sesuai dengan usia, hubungan social, dan motor, bermain dan ketrampilan perawatan diri. B. Kerugian yang signifikan dari sebelumnya yang diakuisi atau belajar ketrampilan rugi ini terjadi sebelum usia 10, setidaknya dari bidang-bidang berikut : 1. Kemampuan untuk mengucapkan kata-kata atau kalimat (bahasa ekspresif).

16 52 2. Kemampuan untuk memahami komunikasi verbal dan nonverbal (bahasa reseptif). 3. Ketrampilan social dan ketrampilan perawatan diri (perilaku adaptif). 4. Usus dan control kandung kemih 5. Ketrampilan bermain. C. Kurangnya fungsi normal atau penurunan nilai kurang atau penurunan ini terjadi dalam setidaknya dua dari bidang-bidang berikut : 1. Interaksi sosial. Ini mungkin termasuk penurunan perilaku nonverbal, kegagalan untuk mengembangkan hubungan teman sebaya, dan kurangnya atau emosional timbal balik sosial-ketidakmampuan untuk berbagi, mengenali, memahami, merespon isyarat-isyarat sosial dan interaksi atau perasaan orang lain. 2. Komunikasi. Ini mungkin termasuk menunda atau kurangnya bahasa lisan, ketidakmampuan untuk memulai atau mempertahankan percakapan, dan berulang menggunalan stereotip bahasa, dan kurangnya bervariasi imajinatif atau membuat-percaya bemain. 3. Repetitif dan steretip pola perilaku, minat dan kegiatan. Ini mungkin termasuk tangan mengepak, goyang, permintalan dan sikap, pengembangan dari rutinitas khusus dan ritual, kesulitan dengan transisi atau perubahan dalam rutinitas, menjaga postur tetap atau posisi tubuh dan keasikan dengan objek tertentu atau kegiatan

17 53 D. Kehilangan tahap perkembangan dapat terjadi secara tiba-tiba dan bertahap dalam jangka waktu E. Terapi yang biass digunakan : Hampir sama dengan terapi autis. Tetapi CDD tidak bisa diobati secara khusus atau disembuhkan. Dan kebanyakan anak, khususnya dengan keterbelakangan yang parah memerlukan perawatan seumur hidup. 5. Gangguan Pervasif yang tidak dispesifikasikan (Pervasive Developmental Disorder-Not Otherwise Spesified / PDD-NOS) Pervasive Developmental Disorder - Not Otherwise Specified ( PDD-NOS ) adalah Pervasive Developmental Disorder (PDD) / autisme spektrum disorder (ASD). Sedangkan mereka yang dengan PDD-NOS memiliki beberapa karakteristik gangguan pada spektrum autistik, mereka tidak sesuai dengan kriteria diagnostik dari setiap gangguan lain di atasnya. Sementara PDD-NOS hampir sama dengan autisme, tapi cenderung lebih ringan. Yang dapat meliputi kesulitan bersosialisasi dengan orang lain, berulang perilaku, dan meningkatnya kepekaan terhadap rangsangan tertentu. PDD-NOS kadang-kadang disebut sebagai "autisme atipikal" oleh autisme spesialis. Batas-batas antara itu dan non-autistik kondisi tidak sepenuhnya diselesaikan. Pervasive Developmental Disorder - Not Otherwise Specified (PDD-NOS; juga disebut sebagai "atipikal pengembangan kepribadian," "atipikal PDD," atau "autisme atipikal") adalah termasuk dalam DSM-IV untuk mencakup kasuskasus dimana terdapat kerusakan ditandai interaksi sosial, komunikasi, dan / atau pola perilaku stereotip atau bunga, tetapi ketika fitur lengkap untuk autisme atau PDD didefinisikan secara eksplisit lain tidak terpenuhi.

18 54 Kurikulum yang diberikan kepada masing-masing anak juga berbeda-beda dilihat dari gangguan yang mereka derita. Kurikulumkurikulum itu antara lain kurikulum awal, kurikulum menengah dan kurikulum lanjutan. A. Kurikulum Awal 1. Kemampuan mengikuti tugas atau pelajaran seperti : duduk mandiri dikursi, kontak mata saat dipanggil namanya 2. Kemampuan imitasi (Meniru) seperti : Imitasi gerakan motorik, imitasi tindakan terhadap benda, imitasi gerakan mulut 3. Kemampuan bahasa reseptif seperti : Melakukan perintah sederhana (satu tahap), identifikasi bagian-bagian tubuh, identifikasi benda, identifikasi sura-suara di lingkungan 4. Kemampuan bahasa ekspresif seperti : Imitasi suara dan kata, menyebutkan benda-benda, menyebutkan gambargambar 5. Kemampuan Pre-akademik seperti : Identifikasi huruf-huruf, identifikasi warna-warna, menghitung benda 6. Kemampuan bantu diri seperti : Minum dari gelas, melepas kaos kaki, melepas baju, makan dengan menggunakan sendok dan garpu B. Kurikulum Menengah 1. Kemampuan mengikuti tugas atau pelajaran seperti : mempertahankan kontak mata selama 5 detik saat dipanggil namanya, enimbulkan kontak mata selama 5 detik saat dipanggil namanya, menimbulkan kontak mata saat dipanggil namanya ketika bermain.

19 55 2. Kemampuan Imitasi (meniru) seperti : Meniru gerakan motorik kasar dengan posisi berdiri, meniru aksi bersamaan dengan kata-kata 3. Kemampuan bahasa reseptif seperti : Identifkasi emosi, identifikasi tempat-tempat, menemukan benda-benda yang tidak terlihat, identifikasi jenis kelamin 4. Kemampuan bahasa ekspresif seperti : Menyebutkan fungsi dari benda, menyebutkan fungsi dari bagian-bagian tubuh, memanggil orang tua dari kejauhan 5. Kemampuan pre-akademik seperti : Mencocokkan kata-kata yang sama, mengurutkan angka, menyalin huruf dan angka, menulis nama 6. Kemampuan bantu diri seperti : memakai celana, memakai baju, mencuci tangan C. Kurikulum Lanjutan 1. Kemampuan mengikuti tugas atau pelajaran seperti : Melakukan kontak mata saat percakapan, melakukan kontak mata saat intruksi 2. Kemampuan imitasi (meniru) seperti : Meniru anak sebaya bermain, meniru respon verbal (lisan) anak sebaya 3. Kemampaun bahasa reseptif seperti : Menjawab pertanyaan (apa, mengapa, kenapa, dimana, kapan, siapa) mengenai cerita pendek, menjawab pertanyaan mengenai suatu topic, menemukan benda yang tersembunyi saat diberikan gambaran atau rincian lokasi 4. Kemampuan bahasa ekspresif seperti : Mengingat kembali kejadian-kejadian lampau, menggunakan kata kerja dengan benar, menceritakan kembali suatu cerita

20 56 5. Kemampuan bahasa abstrak seperti : Menerangkan apa yang akan atau mungkin terjadi kemudian/berikutnya/setelahnya, melengkapi kalimat dengan logis. 6. Kemampuan akademik seperti : Mengeja kata-kata sederhana, menjelaskan arti suatu kata, mendefinisikan (menguraikan, mengenai) orang, tempat, dan benda. 7. Kemampuan social seperti : Meniru aksi anak sebaya, melakukan instruksi dari anak sebaya, mengajak main teman 8. Kesiapan sekolah seperti : menunggu giliran, malakukan instruksi dalam suatu kelompok, menjawab saat dipanggil 9. Kemampuan bantu diri seperti : Menggosok gigi, mengancing, menutup resluiting Representasi Pengetahuan Pengetahuan yang telah diuraikan, dipresentasikan ke dalam bentuk yang dapat diproses oleh komputer. Pada sistem pakar ini representasi pengetahuan menggunakan model kaidah produksi (production rule). Dan dalam pengimplementasian bagian-bagian mesin inferensi, dimana langkah ini dibuat dengan menggunakan metode inferensi yaitu Forward Chaining dan menggunakan metode penelusuran data Breadth First Search. Representasi pengetahuan dengan menggunakan model kaidah produksi (production rule) adalah kaidah yang menyediakan cara formal untuk mempresentasikan rekomendasi, arahan, atau strategi (Kusrini, 2006). Kaidah dapat di klasifikasikan menjadi dua, yaitu kaidah derajat pertama (first order rule) dan kaidah meta (meta rule) (Giarrantano dan Riley dalam Kusrini, 2008), dimana kaidah pertama hanya merupakan kaidah sederhana yang terdiri dari

21 57 anteseden dan konsekuen. Sedangkan kaidah meta adalah anteseden atau konsekuennya mengandung informasi tentang kaidah yang lain. Aturan 1 : JIKA Bayi tampak terlalu tenang (jarang menangis) (G1). DAN Terlalu sensitif dan cepat terganggu atau terusik (G2). DAN Gerakan tangan dan kaki berlebihan terutama bila mandi (G3). DAN Tidak babbling (G4). DAN Tidak ditemukan senyum social diatas 10 minggu (G5). DAN Tidak ada kontak mata diatas umur 3 bulan (G6). DAN Perkembangan motor kasar/halus sering tampak normal (G7). DAN Sulit bila digendong (G8). MAKA Autis Infantil (S1). Gambar 3.3 Diagram Alir Teknik Penelusuan Gambar 3.3 merupakan diagram alir teknik penelusuran yang menjelaskan proses penelusuran data yang dimulai dari Gejala 1, turun ke G2 kemudian dicari yang sejajar dengan G2 yaitu G3 dan G4, setelah tidak ada lagi yang sejajar maka penelusuran dilanjutkan ke bawah yaitu ke G5 dan diteruskan sejajar dengan G6, G7, G8 sampai selesai yaitu Spektrum S1.

22 58 Sistem ini dibangun menggunakan penalaran Forward Chaining dan teknik penelusuran Breadth-First Search (pencarian dilakukan menguji tiap level-nya) sebagai metode penelusuran data, dengan penelusuran gejala G1 sampai Gn untuk diagnosa spektrum autis S Diagram Ketergantungan Diagram ketergantungan adalah suatu representasi dari metode pelacakan kedepan, dimana dari gejala-gejala penyakit yang spesifik dapat ditarik suatu kesimpulan yang berupa jenis spektrum dan terapi dan kurikulum apa yang dapat diberikan kepada penderita spektrum tersebut. Diagram ketergantungan dapat diperlihatkan pada Gambar 3.4 Gambar 3.4 Diagram Ketergantungan Penjelasan tentang Gambar 3.4 yaitu pembangunan knowledge base dimaksudkan bahwa setelah mendapatkan pengetahuan dari seorang pakar dibuatlah suatu aturan. Dengan mengambil contoh spektrum autis infantil. Yang pertama memasukkan gejala-gejala yaitu bayi tampak terlalu tenang, Terlalu sensitive dan gampang terusik, Gerakan tangan dan kaki berlebihan, tidak babbling, tidak ditemukan senyum sosial, sulit bila digendong, tidak ada kontak mata. Dari semua gejala yang dimasukkan menghasilkan suatu aturan pertama dalam penentuan spektrum,

23 59 kemudian pada aturan kedua menentukan jenis terapi dan kurikulum yang dapat dilakukan sebagai solusinya Tabel Keputusan Tabel keputusan adalah tabel yang berisi pengelompokan satu persatu penyakit berdasarkan gejalanya. Tabel keputusan ini yang akan digunakan sebagai rule dalam pembuatan aplikasi. Didalam tabel ini dijelaskan gejala-gejala dari semua interval umur, dan pengelompokan cirri-ciri dari masing-masing spektrum. Dan pada tabel terapi dan kurikulum akan dijelaskan tentang terapi an kurikulum apa yang bisa dilakukan untuk masing-masing spektrum dari masing-masing gejala. Tabel 3.2 Tabel Keputusan Umur (U) DIAGNOSA/SPEKT GEJALA (G) No RUM (S) Interval Gejala umum (keseluruhan) S1 S2 S3 S4 S5 Bayi tampak terlalu tenang (jarang menangis) Terlalu sensitive, cepat terganggu/terusik Gerakan tangan dan kaki berlebihan terutama ketika mandi tahun (U1) Tidak mau berinteraksi sama sekali dengan orang lain Masih mau berinteraksi dengan orang lain tetapi terbatas Diderita pada anak laki-laki Diderita pada anak perempuan Tidak babbling tahun (U2) Kaku bila digendong Biasanya terjadi pada anak laki-laki Biasanya terjadi pada anak perempuan Tidak mau berinteraksi sama sekali dengan orang lain Masih mau berinteraksi dengan orang lain tetapi terbatas Menggigit tangan dan badan orang lain secara berlebihan Tidak mau bermain permainan sederhana (ci luk ba) tahun (U3) Sering didapatkan ekolalia atau membeo Biasanya terjadi pada anak laki-laki Biasanya terjadi pada anak perempuan Tidak mau berinteraksi dengan orang lain Masih mau berinteraksi dengan orang lain tetapi terbatas Otot-otot makin kaku Berkembang secara normal sesuai dengan perkembangan anak normal 4 Biasanya terjadi pada anak laki-laki >3 tahun (U4) Biasanya terjadi pada anak perempuan

24 60 No Tidak mau berinteraksi dengan orang lain Masih mau berinteraksi dengan orang lain tetapi terbatas Menyakiti diri sendiri (membenturkan kepala) Tempertantrum atau agresif Mengalami kemunduran Mempunyai kemampuan diatas anak lain Mempunyai kebiasaan anaeh seperti tingkah laku tidak seperti anak normal Tabel 3.2 merupakan tabel yang berisi gejala-gejala yang diderita dari masing-masing spektrum, mulai dari autis Infantil, Asperger, PDD-NOS, Syndrom Rett, dan CDD. Pengelompokan berdasarkan interval umur mulai dari umur dibawah 1 tahun, 1 sampai 2 tahun, 2 sampai 3 tahun dan 3 tahun keatas. Nama Spektrum (S) Tabel 3.3 Tabel Data Terapi Terapi Umum (T) 1. Autis (S1) 1) Applied Behavioral Analysis (ABA), 2) Terapi Wicara, 3) Terapi Okupasi, 4) Terapi Fisik,5) Terapi Sosial, 6) Terapi Bermain, 7) Terapi Perilaku, 8) Terapi Perkembangan, 9) Terapi Visual, 10) Terapi Biomedik 2 Asperger (S2) 1).Pendidikan khusus, 2).Modifikasi perilaku,3). Terapi bicara, fisik dan terapi okupasional,4). Obat-obatan 3 PDD-NOS (S3) 1) Applied Behavioral Analysis (ABA), 2) Terapi Wicara, 3) Terapi Okupasi, 4) Terapi Fisik, 5) Terapi Sosial, 6) Terapi Bermain, 7) Terapi Perilaku., 8) Terapi Perkembangan, 9) Terapi Visual, 10) Terapi Biomedik 4 Rett (S4) Fisioterapi, 2). Terapi antikonvulsan, 3) Terapi perilaku, 4) Gangguan anak, orang tua dan guru (T4) 5 CDD (S5) Terapi untuk gangguan ini pada dasarnya sama dengan untuk autisme, yaitu Terapi Perilaku, tujuannya adalah mengajar anak untuk belajar kembali bahasa, perawatan diri dan keterampilan sosial. Program yang dirancang dalam hal ini menggunakan sistem penghargaan untuk memperkuat perilaku yang diinginkan dan mencegah perilaku masalah. Gangguan disintegratif masa kanak-kanak tidak bisa diobati secara khusus atau disembuhkan, dan kebanyakan anak, khususnya dengan keterbelakangan yang parah, memerlukan perawatan seumur hidup (T5) Tabel 3.3 merupakan tabel data terapi yaitu berisi terapi-terapi apa saja yang bisa dilakukan untuk masing-masing spektrum. Mulai dari Autis Infantil, Asperger, Syndrom Rett, PDD-NOS dan CDD Analisis Kebutuhan Perangkat Keras Kebutuhan perangkat keras yang akan digunakan untuk membangun aplikasi ini, minimum memiliki spesifikasi PC, seperti pada Tabel 3.4 :

25 61 Tabel 3.4 Spesifikasi Minimum PC Prosesor Intel Pentium 4 RAM 1 Gb Harddisk 320 Gb Free Disk Space program MySQL 30 MB Free Disk Space Database 100 MB Kebutuhan sistem tersebut tertulis merupakan spesifikasi minimum untuk menjalankan Dreamweaver. Yang mana digunakan untuk melakukan pembuatan aplikasi Analisis Kebutuhan Perangkat Lunak Selain spesifikasi minimum dari PC, juga ditentukan kebutuhan dari perangkat lunak, seperti pada Tabel 3.5: Tabel 3.5 Kebutuhan Perangkat Lunak My SQL Database MySQL 5 UML Designer Rational Rose 2002 Editor Tool Notepad++ dan Macromedia Dreamweaver 8 Local Server XAMPP Kebutuhan sistem tertulis tersebut merupakan kebutuhan software yang akan digunakan untuk pembuatah perangkat lunak sistem pakar pendeteksi anak autis ini Analisis Kebutuhan Brainware Brainware atau perangkat pemikir adalah tokoh kunci dari peningkatan perkembangan hardware dan software, tanpa adanya tindakan dari brainware maka perkembangan suatu sistem komputer tidak akan sempurna seperti yang diharapkan. Sistem pakar ini membutuhkan 2 level brainware,diantaranya adalah :

26 62 1. Administrator Administrator mempunyai kewajiban mengendalikan aktifitas yang berhubungan dengan administrasi sistem. Administrator mempunyai peranan sangat penting pada sistem. Beberapa contoh hak akses yang dimiliki administrator diantaranya adalah mengelola data pakar, data umur, data terapi, data kurikulum. 2. Non Admin (User) User bertindak sebagai pengguna sistem. User mempunyai hak akses yang terbatas terhadap sistem. Beberapa contoh hak akses yang dimilki user diantaranya adalah menggunakan sistem pakar, mengisi buku tamu, melihat beita, mengakses link yang tersedia, memberikan kritik dan saran Analisis Kebutuhan Input Kebutuhan input yang dibutuhkan untuk keperluan sistem pakar ini diantaranya adalah : Memasukkan pertanyaan dan gejala. Mengubah pertanyaan dan gejala. Memasukkan terapi yang belum terdapat dalam sistem. Memasukkan kurikulum yang belum ada dalam sistem. Memasukkan umur. Yang meliputi id_umur dan interval umur. Memasukkan data Memasukkan nama, jenis kelamin, alamat, kritik, saran di buku tamu Mengubah link

27 63 Mengubah nama link dan url bila mengalami perubahan Analisis Kebutuhan Proses Kebutuhan proses yang dibutuhkan untuk keperluan sistem pakar ini adalah : Proses mengolah jawaban dari pengguna Jawaban yang telah dimasukkan oleh pengguna diproses oleh sistem pakar disesuaikan dengan aturan-aturan yang tersedia Analisis Kebutuhan Output Data keluaran dari sistem ini adalah diagnose dari gejala yang dilihat user pada anaknya. Data keluaran yang didapat dari input kemudian diproses oleh engine yang menggunakan metode FC sehingga menghasilkan output yaitu berupa kesimpulan dari hasil konsultasi. 3.4 Perancangan Sistem Sistem aplikasi dirancang dengan menggunakan Unified Modelling Language (UML). Alasan penggunaan UML adalah karena model tersebut pertama bersifat scalability, yaitu objek lebih mudah dipakai untuk menggambarkan sistem yang besar dan komplek, kedua bersifat dynamic modeling, yaitu model dapat digunakan untuk pemodelan sistem dinamis dan real time (Object Management Group, 1999) Use Case Diagram Use Case Diagram menggambarkan fungsionalitas yang diharapkan dari sebuah sistem. Sebuah use case mempresentasikan sebuah interaksi antara actor dengan sistem (Object Management Group, 1999). Di dalam use case diagram terdapat beberapa

28 64 komponen UML yakni actor, use case, dan aliran kegiatan yang menghubungkan actor serta use case yang ada. Aktor didalam use case diagram berarti segala komunitas baik secara individu maupun kelompok yang terlibat dalam sistem tersebut. Aktor diwakili dengan simbol orang. Use case merupakan proses yang dilakukan aktor dengan aktor lainnya, maupun proses yang dilakukan secasa individual. Use case diwakili dengan bentuk simbol eliptikal, sedangkan alir kegiatan dalam use case dilambangkan dengan tanda panah dari aktor kearah sesuai dengan use case yang dilakukannya. Dalam Use Case Diagram ini terdapat 2 hak akses yaitu hak akses sebagai admin dan hak akses sebagai non admin, yang dimana seorang admin harus melakukan login terlebih dahulu, sedangkan untuk seorang user tidak perlu melakukan login ataupun registrasi. Hal tersebut akan digambarkan pada Gambar 3.5 dan Gambar 3.6. Login Tambah Data Hapus Data Manipulasi Berita Ubah Data Hapus Data Manipulasi Buku Tamu Admin Log Out Ganti Password Include Manipulasi Spektrum Ubah Data Ubah Data Manipulasi Umur Lihat Data Manipuilasi Gejala Ubah Data Manipulasi Konten Lihat Data Tambah Data Lihat Data Manipulasi Kurikulum Manipulasi Beranda Ubah Data Ubah Data Ubah Data Tambah Data Manipulasi Bantuan Tambah Data Manipulasi Tentang Kami Tambah Data Ubah Data Gambar 3.5 Use Case Diagram Admin

29 65 Gambar 3.5 menjelaskan mengenai hak akses yang dimiliki seorang admin dan apa saja yang dapat dilakukan oleh admin di aplikasi ini, seorang admin dapat melakukan login, manipulasi gejala-gejala yang diderita anak, mengganti password, memanipulasi jenis spektrum anak autis, memanipulasi berita, memanipulsi buku tamu, memanipulasi umur, memanipulasi konten yang isinya adalah beranda, tentang kami, bantuan, kurikulum dan seorang admin juga dapat melakukan log out. Menu Beranda Konsultasi Sistem Pakar User membuka Menu Lain Menu Berita Menu Tentang Kami Mendapatkan Solusi Menu Bantuan Mengisi Buku Tamu Gambar 3.6 Use Case Diagram User Gambar 3.6 menjelaskan mengenai hak akses yang dimili seorang user dan apa saja yang dapat dilakukan oleh user di aplikasi ini, seorang user hanya dapat melakukan konsultasi di sistem pakar, mengisi buku tamu, mendapatkan solusi, dan membuka menu lain seperti menu berita, menu tentang kami, dan menu bantuan. Seorang user tidak dapat memanipulasi data seperti yang dilakukan oleh admin Sequence Diagram Sequence Diagram digunakan untuk menggambarkan skenario atau langkah-langkah yang dilakukan sebagai respon dari sebuah

30 66 event untuk menghasilkan output tertentu. Diawali dari apa yang men-triger aktivitas tersebut, proses dan perubahan apa saja yang terjadi secara internal dan output apa saja yang dihasilkan. (Object Management Group, 1999). Gambar 3.7 merupakan Sequence Diagram dari proses antara admin dengan sistem. Admin Aplikasi Sistem Pakar Database 1. Login 2. Send Login 3. Cek user name & password 4. Konfirmasi Login 5. Login berhasil 6. Pilih Menu 7. Lakukan Add, edit, delete data 8. Kirim perubahan 9. Simpan perubahan 10. Konfirmasi perubahan 11. Manipulasi berhasil 12. Log Out Gambar 3.7 Sequence Diagram Admin Gambar 3.7 menjelaskan tentang gambaran alir kerja yang lebih terperinci dan berdasarkan urutan waktu. Di dalam sequence diagram ini terdiri dari 1 aktor admin. Langkah pertama dimana admin informasi yang diinginkan di dalam menu sistem pakar, kemudian sistem akan menapilkan data yang diinginkan dan admin

31 67 dapat melihat informasi yang ditampilkan oleh sistem. Selanjutnya admin akan melakukan login yang nantinya akan disimpan didalam database. Sistem ini akan melakukan verivikasi user name dan password yang dimasukkan oleh admin.kemudian admin dapat masuk ke dalam sistem untuk merubah data-data yang ada. : Admin Sistem Pakar Database 1. Pilih Menu 2. Search Data 3. Tampil data yang diinginkan 4. Lihat info yang dipilih 5. Pilih sistem pakar 6. Jawab pertanyaan 7. Lihat jawaban 8. Cek jawaban 9. Konfirmasi hasil diagnosa 10. Solusi untuk hasil diagnosa 11. Keluar aplikasi Gambar 3.8 Sequence Diagram User Gambar 3.8 menjelaskan tentang sequence diagram untuk user. Didalam sequence diagram ini terdiri dari 1 aktor user. Langkah pertama dimana user memilih informasi yang diinginkan ke dalam menu sistem pakar, kemudian sistem akan menampilkan

32 68 data yang diinginkan dan user dapat melihat informasi yang ditampilkan oleh sistem. Selanjutnya sistem akan mengarahkan pengguna untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan yang diberikan oleh sistem kepada pengguna, setelah jawaban diverivikasi kembali oleh sistem maka pengguna dapat mendapatkan hasil diagnosa serta rekomendasi Activity Diagram Activity diagram merupakan state diagram khusus, dimana sebagian besar state adalah action dan sebagian besar transisi ditrigger oleh selesainya state sebelumnya (internal processing). Diagram activity menggambarkan bagaimana masing-masing alur berawal, decision yang mungkin terjadi, dan bagaimana mereka berakhir (Object Management Group, 1999). Gambar 3.9 dan Gambar 3.10 merupakan diagram aktiviti user dan admin. Admin Sistem Start Masuk Aplikasi Sistem Pakar Login cek user name dan password Form Admin Maintenance Data Berita Data Buku Tamu Data Umur Data Gejala Data Spektrum Data Konten Log Out Simpan Data Finish Gambar 3.9 Activity Diagram Admin Di dalam Gambar 3.9 dijelaskan tentang activity diagram admin. Didalam activity diagram admin ini terdapat satu aktor yaitu admin. Dimana admin memiliki username dan password untuk dapat mengakses sistem pakar. Admin memiliki hak penuh untuk

33 69 mengubah data, menghapus data, dan menambah data pada sistem yang tersedia dalam form admin. Dan juga admin memiliki hak sepenuhnya dalam database. User Aplikasi Sistem Pakar System Database Start Masuk web Akses Web Pilih Informasi Aplikasi Sistem Pakar Jawab Pertanyaan Verivikasi Simpan Jawaban End Hasil Analisa dan Solusi Kirimkan Hasil Gambar 3.10 Activity Diagram User Gambar 3.10 menjelaskan tentang activity diagram user. Didalam activity diagram user ini terdapat satu aktor yaitu user. Pada awalnya user akan melakukan aktivitas pertama yaitu memilih informasi yang diinginkan. Setelah itu user dapat masuk ke bagian terpenting yaitu sistem pakar. Di dalam form ini user akan disediakan berbagai pertanyaan dimana pengguna akan menjawab semua pertanyaan yang akan ditanyakan oleh sistem, jika semua pertanyaan terjawab dengan benar maka aktivitas terakhir yaitu penjelasan kesimpulan atau hasil analisis dan solusi yang sebaiknya dijalani oleh pengguna jika anaknya mengalami autis serta kurikulum apa yang bisa dilakukan kepada anak Class Diagram Class Diagram adalah diagram yang memperlihatkan himpunan kelas-kelas, kolaborasi serta relasi antara use case dengan aktor. Gambar 3.11 merupakan gambar Class Diagram dari aplikasi sistem pakar ini.

34 70 Gambar 3.11 Class Diagram Gambar 3.11 menggambarkan Class Diagram sistem sistem pakar pendeteksi anak autis yang merupakan gambaran relasirelasinya. Didalam sistem pakar ini terdiri dari 7 tabel. Yaitu tabel pertanyaan_gejala, tabel admin, tabel buku tamu, tabel spektrum, tabel umur, tabel konten, dan tabel berita. Dari sebuah umur yang dipilih user, akan dimunculkan berbagai gejala sesuai dengan umur yang dimasukkan. Setelah gejala dipilih, akan disimpulkan masuk dalam spektrum autis yang mana, dan akan diarahkan ke terapi dan kurikulum yang bisa diberikan kepada anak Deployment Diagram Pada tahap ini dilakukan perancangan deployment diagram di sistem aplikasi pendeteksi anak autis

35 71 PC User Jaringan Internet Server PC Admin Gambar 3.12 Deployment Diagram Gambar 3.12 menjelaskan bahwa dalam aplikasi ini dibutuhkan minimal 4 komponen, yaitu PC user yaitu komputer yang digunakan pengguna untuk mengakses web ini, PC admin yaitu komputer yang digunakan untuk mengolah atau memanipulasi data, kemudian karena aplikasi ini berbasi web maka diperlukan juga jaringan internet. Dan yang terakhir adalah server Component Diagram Pada tahap ini dilakukan perancangan deployment diagram di sistem aplikasi pendeteksi anak autis Web Server (Xampp) Middle Ware (PHP) Database (MySqL) Browser (Mozilla Firefox) Gambar 3.13 Component Diagram Gambar 3.13 menggambarkan component diagram sistem aplikasi sistem pakar pendeteksi anak autis. Dimana sistem ini dapat

36 72 dirancang dengan menggunakan web server yaitu dengan menggunakan Wamp Server, sedangkan untuk bahasa pemprograman menggunakan PHP, untuk media penyimpanan (database) menggunakan MySql, sedangkan untuk browsernya menggunakan Mozilla Firefox. 3.5 Perancangan Tabel Setelah merancang sistem dengan UML langkah selanjutnya adalah membuat perancangan data fisik. Perancangan data fisik berupa perancangan tabel-tabel yang diperlukan oleh sistem. Karena salah satu komponen penting dalam membangun sebuah database adalah tabel. Pada aplikasi ini dibangun beberapa tabel yang diperlukan dalam aplikasi Tabel Gejala&Pertanyaan Dalam tabel gejala_pertanyaan terdapat 8 field yaitu id_gejala yang merupakan field yang bertipe varchar, berfungsi untuk menampung data id dari gejala. id_umur yang merupakan field yang bertipe varchar, berfungsi untuk menampung data id dari umur. Gejala_pertanyaan yang merupakan field yang bertipe varchar, berfungsi untuk menampung data gejala anak. Spektrum1 yang merupakan field yang bertipe varchar, berfungsi untuk menampung keterangan spektrum pertama yaitu Spektrum Infantil. Spektrum2 yang merupakan field yang bertipe varchar, berfungsi untuk menampung keterangan spektrum kedua yaitu Spektrum Asperger. Spektrum3 yang merupakan field yang bertipe varchar, berfungsi untuk menampung keterangan spektrum ketiga yaitu Spektrum PDD- NOS. Spektrum4 yang merupakan field yang bertipe varchar, berfungsi untuk menampung keterangan spektrum keempat yaitu

37 73 Spektrum Rett. Spektrum5 yang merupakan field yang bertipe varchar, berfungsi untuk menampung keterangan spektrum kelima yaitu Spektrum CDD. Struktur tabel_gejala ditunjukkan pada tabel 3.6 Tabel 3.6 Tabel Gejala dan Pertanyaan Field Type Size Keterangan id_gejala Varchar 3 Kode dari gejala id_umur Varchar 3 Kode dari umur pertanyaan_gejala Varchar 250 Pertanyaan-pertanyaan dari gejala yang dialami spektrum1 enum ( Y, N ) Spektrum Infantil spektrum2 enum ( Y, N ) Spektrum Asperger spektrum3 enum ( Y, N ) Spektrum PDD-NOS spektrum4 enum ( Y, N ) Spektrum Rett spektrum5 enum ( Y, N ) Spektrum CDD Tabel Spektrum Dalam tabel spektrum terdapat 5 field yaitu id_ spektrum yang merupakan field yang bertipe varchar, berfungsi untuk menampung data id dari spektrum. Alias_Spektrum yang merupakan field yang bertipe varchar, berfungsi untuk menampung nama variabel dari spektrum. Nama_spektrum merupakan field yang bertipe varchar, berfungsi untuk menampung nama dari spektrum. Keterangan merupakan field yang bertipe varchar, berfungsi untuk menampung keterangan dari spektrum. Terapi merupakan field yang bertipe varchar, berfungsi untuk menampung terapi yang dapat dilakukan.struktur tabel_spektrum ditunjukkan pada tabel 3.7 Tabel 3.7 Tabel Spektrum Field Type Size Keterangan id_ spektrum Varchar 3 Kode dari spektrum alias_spektrum Varchar 20 Nama variabel dari spektrum nama_spektrum Varchar 30 Nama dari spektrum

38 74 keterangan Varchar 1000 Keterangan dari spektrum terapi Varchar 7500 Terapi yang dapat dilakukan Tabel Umur Dalam tabel umur terdapat 5 field yaitu id_ umur yang merupakan field yang bertipe varchar, berfungsi untuk menampung data id dari umur. Batas_bawah yang merupakan field yang bertipe varchar, berfungsi untuk menampung batas bawah dari interval umur. Batas_atas yang merupakan field yang bertipe varchar, berfungsi untuk menampung batas atas dari interval umur. Nama_umur yang merupakan field yang bertipe varchar, berfungsi untuk menampung nama variabel umur. Keterangan_umur yang merupakan field yang bertipe varchar, berfungsi untuk menampung keterangan dari interval umur.struktur tabel_ umur ditunjukkan pada Tabel 3.8 Tabel 3.8 Tabel Umur Field Type Size Keterangan id_ umur Varchar 3 Kode dari umur batas_bawah Varchar 5 Batas bawah dari interval umur batas_atas Varchar 5 Batas atas dari interval umur nama_umur Varchar 20 Nama variabel dari umur keterangan_umur Varchar 30 Interval dari umur Tabel Buku Tamu Dalam tabel buku_tamu terdapat 8 field yaitu id_buku_tamu yang merupakan field yang bertipe varchar, berfungsi untuk menampung data id dari buku tamu. Tanggal yang merupakan field yang bertipe varchar, berfungsi untuk menampung tanggal pengisian buku tamu. Nama yang merupakan field yang bertipe varchar, berfungsi untuk menampung nama dari user. Alamat yang

39 75 merupakan field yang bertipe varcchar, berfungsi untuk menampung alamat dari user. Jenis kelamin merupakan field yang bertipe varchar, berfungsi untuk menampung jenis kelamin dari user. merupakan field yang bertipe varchar, berfungsi untuk menampung jenis alamat dari user. Kritik merupakan field yang bertipe varchar, berfungsi untuk menampung kritikdari user. Saran merupakan field yang bertipe varchar, berfungsi untuk menampung saran dari user Struktur tabel_user ditunjukkan pada tabel 3.9 Tabel 3.9 Tabel Buku Tamu Field Type Size Keterangan id_buku_tamu Varchar 3 Id dari buku tamu tanggal Date - Tanggal pengisian buku tamu nama Varchar 20 Nama dari user yang akan mengisi buku tamu alamat Varchar 50 Alamat dari user jenis kelamin Enum ( L, P ) Jenis kelamin dari user Varchar 20 dari user kritik Varchar 100 Kritik yang dimasukkan user saran Varchar 100 Saran yang dimasukkan user Tabel Admin Dalam tabel admin terdapat 3 field yaitu id yang merupakan field yang bertipe int, berfungsi untuk menampung id dari login. Username yang merupakan field yang bertipe varchar, berfungsi untuk menampung username atau dari user. Password yang merupakan field yang bertipe varchar, berfungsi untuk menampung password dari user. Struktur tabel_user ditunjukkan pada tabel 3.10 Tabel 3.10 Tabel Admin Field Type Size Keterangan id int 1 Id dari login username Varchar 30 Username atau yang dimiliki user password Varchar 32 Password yang dimasukkan user

40 Tabel Konten Dalam tabel konten terdapat 5 field yaitu id yang merupakan field yang bertipe int, berfungsi untuk menampung id dari konten. Beranda yang merupakan field yang bertipe varchar, berfungsi untuk menampung keterangan tentang autis. Tentangkami yang merupakan field yang bertipe varchar, berfungsi untuk menampung keterangan tentang Talenta Kids. Bantuan yang merupakan field yang bertipe varcchar, berfungsi untuk menampung keterangan tentang penggunaan web. Kurikulum merupakan field yang bertipe varchar, berfungsi untuk menampung data kurikulum yang bisa diberikan. Struktur tabel_user ditunjukkan pada tabel 3.11 Tabel 3.11 Tabel Konten Field Type Siz Keterangan e id int 1 Id dari konten beranda Varchar 3000 Keterangan tentang autis Tentangkami Varchar 3000 Keterangan tentang Talenta Kids bantuan Varchar 3000 Bantuan untuk menggunakan web kurikulum Varchar 3000 Kurikulum yang bisa diberikan 3.6 Perancangan Antarmuka Perancangan antarmuka (interface) merupakan rancang bangun dari interaksi pengguna dengan komputer. Perancangan ini dapat berupa input maupun output data untuk menampilkan informasi kepada pengguna. Kebutuhan antarmuka yang dibuat bersifat user friendly (mudah digunakan) dengan tujuan agar program yang telah dibangun dapat digunakan dengan mudah oleh pengguna.

Lampiran 1. Tabel keputusan

Lampiran 1. Tabel keputusan Lampiran 1 Tabel keputusan No 1. Umur (U) DIAGNOSA/SPEKT GEJALA (G) RUM (S) Interval Gejala umum (keseluruhan) S1 S2 S3 S4 S 5 Bayi tampak terlalu tenang ( jarang menangis) Terlalu sensitif, cepat terganggu/terusik

Lebih terperinci

BAB IV PERANCANGAN SISTEM 4.1 PERANCANGAN SISTEM Untuk memudahkan pembuatan aplikasi sistem pakar berbasis website, maka akan dibuat model menggunakan UML (Unified Modeling Language). Perlu diketahui metode

Lebih terperinci

Bab 1 Pendahuluan 1. 1 Latar Belakang Masalah

Bab 1 Pendahuluan 1. 1 Latar Belakang Masalah Bab 1 Pendahuluan 1. 1 Latar Belakang Masalah Konsultasi terhadap seseorang yang memiliki expertise dibidang tertentu dalam menyelesaikan suatu permasalahan merupakan pilihan tepat guna mendapatkan jawaban,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dari hari ke hari istilah autisme semakin banyak diperbincangkan di

BAB I PENDAHULUAN. Dari hari ke hari istilah autisme semakin banyak diperbincangkan di BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dari hari ke hari istilah autisme semakin banyak diperbincangkan di mana-mana. Hal ini mengindikasikan bahwa perkembangan autisme semakin lama semakin meningkat. Namun,

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN UJI COBA

BAB IV HASIL DAN UJI COBA BAB IV HASIL DAN UJI COBA IV.1. Hasil Berikut ini dijelaskan tentang tampilan hasil dari analisa dan rancang bangun sistem pakar mendiagnosis kerusakan mesin pendingin ruangan (toshiba). Website ini terdiri

Lebih terperinci

Oleh TIM TERAPIS BALAI PENGEMBANGAN PENDIDIKAN KHUSUS DINAS PENDIDIKAN PROVINSI JAWA TENGAH

Oleh TIM TERAPIS BALAI PENGEMBANGAN PENDIDIKAN KHUSUS DINAS PENDIDIKAN PROVINSI JAWA TENGAH Oleh TIM TERAPIS BALAI PENGEMBANGAN PENDIDIKAN KHUSUS DINAS PENDIDIKAN PROVINSI JAWA TENGAH Pendahuluan Tidak ada anak manusia yang diciptakan sama satu dengan lainnya Tidak ada satupun manusia tidak memiliki

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN UJI COBA

BAB IV HASIL DAN UJI COBA 75 BAB IV HASIL DAN UJI COBA IV.1. Hasil Berikut ini dijelaskan tentang tampilan hasil dari analisa dan rancang bangun sistem pakar mendiagnosis kerusakan mesin hoisting crane. Website ini terdiri dari

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Jurusan Ilmu Komputer Fakultas Matematika dan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Jurusan Ilmu Komputer Fakultas Matematika dan BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Jurusan Ilmu Komputer Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Lampung. Waktu penelitian dilakukan

Lebih terperinci

DAFTAR ISI... LEMBAR JUDUL LEMBAR PENGESAHAN... SURAT PERNYATAAN... ABSTRAK... ABSTRACT... KATA PENGANTAR... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR...

DAFTAR ISI... LEMBAR JUDUL LEMBAR PENGESAHAN... SURAT PERNYATAAN... ABSTRAK... ABSTRACT... KATA PENGANTAR... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR ISI LEMBAR JUDUL LEMBAR PENGESAHAN... SURAT PERNYATAAN... ABSTRAK... ABSTRACT... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... i ii iii iv v vii xi xiii BAB I PENDAHULUAN... I-1

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN UJI COBA

BAB IV HASIL DAN UJI COBA 51 BAB IV HASIL DAN UJI COBA IV.1 Tampilan Hasil Berikut ini dijelaskan tentang tampilan hasil dari analisa dan perancang sistem informasi data alumni berbasis WAP yang terdiri dari beberapa bagian berikut

Lebih terperinci

Sistem Pakar Diagnosis Penyakit Menular Pada Klinik Umum Kebon Jahe Berbasis Web Dengan Menggunakan Metode Forward Chaining

Sistem Pakar Diagnosis Penyakit Menular Pada Klinik Umum Kebon Jahe Berbasis Web Dengan Menggunakan Metode Forward Chaining Sistem Pakar Diagnosis Penyakit Menular Pada Klinik Umum Kebon Jahe Berbasis Web Dengan Menggunakan Metode Forward Chaining Rahmat Tullah 1, Syaipul Ramdhan 2, Nasrullah Mubarak Padang 3 1,2 Dosen STMIK

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA Sistem pakar dapat diterapkan dalam bidang psikologi. Penelitian tugas akhir tentang sistem pakar ramuan obat tradisional telah dibangun dengan platform web menggunakan metode Dempster.

Lebih terperinci

SISTEM PAKAR UNTUK DIAGNOSIS AUTISME DAN GANGGUAN PSIKOLOGIS LAINNYA PADA ANAK BERBASIS WEB

SISTEM PAKAR UNTUK DIAGNOSIS AUTISME DAN GANGGUAN PSIKOLOGIS LAINNYA PADA ANAK BERBASIS WEB SISTEM PAKAR UNTUK DIAGNOSIS AUTISME DAN GANGGUAN PSIKOLOGIS LAINNYA PADA ANAK BERBASIS WEB TUGAS AKHIR OLEH : ARIK NUR ADITYA 0634010149 JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI UNIVERSITAS

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN UJI COBA

BAB IV HASIL DAN UJI COBA BAB IV HASIL DAN UJI COBA IV.1. Hasil Berikut dari hasil perancangan di Bab III maka ditabel hasil uji coba dijelaskan tentang tampilan hasil dari analisa dan rancang bangun sistem pakar mendiagnosis kerusakan

Lebih terperinci

Bab 3 Metodologi Penelitian

Bab 3 Metodologi Penelitian Bab 3 Metodologi Penelitian 3.1 Metode dan Analisis Kebutuhan Sistem Metode yang digunakan untuk perancangan sistem ini adalah metode prototype Perancangan sistem dengan menggunakan metode prototype memiliki

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Gangguan perkembangan pervasif (Pervasive Developmental Disorder) merupakan kelompok kondisi serius yang berasal dari masa kecil yang mempengaruhi perkembangan fisik,

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM. diusulkan dari sistem yang ada di Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota

BAB IV ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM. diusulkan dari sistem yang ada di Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota BAB IV ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM 4.1. Analisis Sistem yang Sedang Berjalan Pada bab ini dijelaskan mengenai prosedur yang berjalan dan yang diusulkan dari sistem yang ada di Dinas Kebudayaan dan Pariwisata

Lebih terperinci

BAB V IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN

BAB V IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN BAB V IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN 5.1 Implementasi Implementasi merupakan tahap dimana sistem siap untuk dioprasikan pada keadaan yang sebenarnya, sehingga akan diketahui apakah sistem yang dibuat telah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pesat terutama pada dunia komputer memberikan kita wawasan yang luas

BAB I PENDAHULUAN. pesat terutama pada dunia komputer memberikan kita wawasan yang luas BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Seiring perkembangan teknologi dan informasi yang semakin cepat dan pesat terutama pada dunia komputer memberikan kita wawasan yang luas sehingga kita dapat memperoleh

Lebih terperinci

BAB II ANALISIS DAN PERANCANGAN. (user) dan fungsinya, diagram alir sistem, perancangan basis data,

BAB II ANALISIS DAN PERANCANGAN. (user) dan fungsinya, diagram alir sistem, perancangan basis data, BAB II ANALISIS DAN PERANCANGAN 2.1 Deskripsi Sistem Komponen yang diperlukan untuk menganalisis kebutuhan dari objek yang dibangun antara lain sistem pendukung. Pengguna (user) dan fungsinya, diagram

Lebih terperinci

BAB IV PERANCANGAN SISTEM

BAB IV PERANCANGAN SISTEM BAB IV PERANCANGAN SISTEM 4.1 Perancangan Sistem Perancangan aplikasi ini dibangun bertujuan untuk memudahkan konsumen dalam mendapatkan informasi mengenai komplek perumahan baru, serta mempermudah pengembang

Lebih terperinci

Gambar 4.1 Flowchart

Gambar 4.1 Flowchart BAB IV PERANCANGAN SISTEM 4.1. Perancangan Algoritma Dalam merancang proses pada Sistem Informasi ini penulis menggunakan Flowchart dan UML sebagai case tool dalam merancang proses yang terjadi di dalam

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM 46 BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM 3.1 Sejarah Perusahaan Batalion Barbershop adalah salah satu usaha jasa perawatan rambut yang berada di Jakarta Selatan. Batalion Barbershop merupakan usaha yang

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisis Masalah Analisa sistem pada yang berjalan bertujuan untuk mengidentifikasi serta melakukan evaluasi terhadap Mendiagnosa Penyakit Akromegali Dengan Metode

Lebih terperinci

BAB IV PERANCANGAN SISTEM

BAB IV PERANCANGAN SISTEM BAB IV PERANCANGAN SISTEM 4.1 Perancangan Sistem Pada toko Mutiara Fashion akan dibuat sebuah Sistem informasi penjualan berbasis web (e-commerce) itu sendiri. Perancangan aplikasi ini di bangun bertujuan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM. yang manual, yaitu dengan melakukan pembukuan untuk seluruh data dan

BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM. yang manual, yaitu dengan melakukan pembukuan untuk seluruh data dan BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM 4.1. Analisis Sistem Yang Sedang Berjalan Saat ini, sistem peminjaman dan pengembalian buku yang dilakukan di perpustakaan SMA Karya Pembangunan 2 Bangun masih menggunakan

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM III.1 Analisa Sistem Kendala-kendala yang dihadapi pada sistem yang sedang berjalan yaitu : 1. Sebagian besar masyarakat tidak perduli akan penyakit yang dideritanya.

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisis Masalah Masih seringnya terjadi kesalahan dalam menentukan seorang anak apakah termasuk menderita penyakit autis atau tidak. Hal ini cenderung terjadi

Lebih terperinci

Bab 3 Metode dan Perancangan Sistem

Bab 3 Metode dan Perancangan Sistem Bab 3 Metode dan Perancangan Sistem 3.1 Metode Penelitian Metode penelitian pada pembangunan aplikasi manajemen operasi pada unit dagang pupuk organik berbasis web menggunakan cakephp ini adalah Prototyping

Lebih terperinci

BAB III CARA DAN METODOLOGI PENELITIAN

BAB III CARA DAN METODOLOGI PENELITIAN BAB III CARA DAN METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metodologi Penelitian Penelitian tentang Sistem Informasi Perusahaan dan Kepegawaian PT. BUHARUM berbasis website menggunakan metode Software Development Life

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL... i. LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING... ii. LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI... iii

DAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL... i. LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING... ii. LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI... iii DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING... ii LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI... iii LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN HASIL TUGAS AKHIR... iv HALAMAN PERSEMBAHAN... v HALAMAN MOTTO... vi KATA PENGANTAR...

Lebih terperinci

SISTEM PAKAR UNTUK MENDIAGNOSA PENYAKIT DBD (DEMAM BERDARAH DENGUE) DENGAN METODE FORWARD CHAINING BERBASIS WEB

SISTEM PAKAR UNTUK MENDIAGNOSA PENYAKIT DBD (DEMAM BERDARAH DENGUE) DENGAN METODE FORWARD CHAINING BERBASIS WEB SISTEM PAKAR UNTUK MENDIAGNOSA PENYAKIT DBD (DEMAM BERDARAH DENGUE) DENGAN METODE FORWARD CHAINING BERBASIS WEB 1 Irman Hariman, M.T. 2 Andri Noviar 1 Program Studi Teknik Informatika STMIK LPKIA Jln.

Lebih terperinci

Bab 3 Metode dan Perancangan Sistem

Bab 3 Metode dan Perancangan Sistem Bab 3 Metode dan Perancangan Sistem 3.1 Tahapan Penelitian dan Pengembangan Sistem Penelitian yang dilakukan, diselesaikan melalui tahapan penelitian yang terbagi dalam lima tahapan, yaitu: (1) Analisis

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISTEM 3.1 Bahan Dan Alat Penelitian 3.1.1 Bahan Penelitian Bahan yang digunakan di dalam penelitian ini berupa data, meliputi data master dan data pendukung. Data master adalah data

Lebih terperinci

Bab 3 Metode dan Perancangan Sistem

Bab 3 Metode dan Perancangan Sistem 26 Bab 3 Metode dan Perancangan Sistem 3.1 Metode Pengembangan Sistem 3.1.1 Pembahasan Metode Prototyping Metode penelitian yang digunakan pada pembuatan aplikasi ini adalah prototyping model. Seringkali

Lebih terperinci

Sistem Pakar Diagnosa Menentukan Kerusakan Pada Mesin Cuci Dengan Metode Forward Chaining Berbasis Web. Agung Wicaksono Sistem Informasi

Sistem Pakar Diagnosa Menentukan Kerusakan Pada Mesin Cuci Dengan Metode Forward Chaining Berbasis Web. Agung Wicaksono Sistem Informasi Sistem Pakar Diagnosa Menentukan Kerusakan Pada Mesin Cuci Dengan Metode Forward Chaining Berbasis Web Agung Wicaksono 10112380 Sistem Informasi Latar Belakang 1. Kemajuan bidang elektronik terjadi dengan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM

BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM 64 BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM 4.1 Pengertian Sistem Aplikasi Sistem yang akan dibangun merupakan sistem aplikasi mobile web yang bernama Sistem Pakar Diagnosa Penyakit Kulit. Aplikasi tersebut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. seluruh dunia. Pada awal tahun 1990-an, jumlah penyandang autisme diperkirakan

BAB I PENDAHULUAN. seluruh dunia. Pada awal tahun 1990-an, jumlah penyandang autisme diperkirakan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Saat ini, jumlah kasus autisme mengalami peningkatan yang signifikan di seluruh dunia. Pada awal tahun 1990-an, jumlah penyandang autisme diperkirakan sekitar

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP Kesimpulan Saran DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

BAB V PENUTUP Kesimpulan Saran DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN DAFTAR ISI LEMBAR PERSETUJUAN... i LEMBAR PENGESAHAN... ii ABSTRAK... iii ABSTRACT... iv BIOGRAFI PENULIS... v LEMBAR PERSEMBAHAN... vi KATA PENGANTAR... vii DAFTAR ISI... ix DAFTAR GAMBAR... xii DAFTAR

Lebih terperinci

Bab 3 Metode Perancangan Sistem

Bab 3 Metode Perancangan Sistem Bab 3 Metode Perancangan Sistem Pada bab ini dibahas mengenai metode perancangan yang dipergunakan dalam membuat Sistem Informasi Kepuasan Pelanggan Terhadap Loyalitas Pada Roemah Emak Backpacker 4H/3M,

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN. kebutuhan-kebutuhan yang diharapkan sehingga dapat diusulkan perbaikannya.

BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN. kebutuhan-kebutuhan yang diharapkan sehingga dapat diusulkan perbaikannya. BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN 4.1 Analisis Sistem Analisis sistem ini merupakan penguraian dari suatu sistem yang utuh ke dalam bagian-bagian komponennya dengan maksud untuk mengidentifikasi dan mengevaluasi

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisa Sistem Yang Sedang Berjalan Analisa sistem yang sedang berjalan di tempat praktek Drh. Salisah Anggita Ningsih Tandam Hilir masih menggunakan sistem yang

Lebih terperinci

Bab 3 Metode Perancangan

Bab 3 Metode Perancangan Bab 3 Metode Perancangan 3.1 Metode Perancangan dan Desain Sistem Metode rekayasa perangkat lunak yang digunakan dalam pembuatan skripsi ini adalah metode prototyping. Metode prototyping adalah metode

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisis Masalah Analisa sistem pada yang berjalan bertujuan untuk mengidentifikasi serta melakukan evaluasi terhadap Mendiagnosa Penyakit Alzheimer Dengan Metode

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN

BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN Pembuatan Sistem Pakar Diagnosa Gangguan Perkembangan Batita dibangun dengan halaman utama yang berbeda tiap penggunaannya. Pada sistem ini, yang dapat mengakses adalah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Pengetahuan Alam dan Jurusan Budidaya Perairan Fakultas Pertanian Universitas

BAB III METODE PENELITIAN. Pengetahuan Alam dan Jurusan Budidaya Perairan Fakultas Pertanian Universitas BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan di Jurusan Ilmu Komputer Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam dan Jurusan Budidaya Perairan Fakultas Pertanian

Lebih terperinci

PEMBELAJARAN ANAK AUTIS. Sukinah,M.Pd Staf pengajar Jurusan Pendidikan luar Biasa FIP UNY

PEMBELAJARAN ANAK AUTIS. Sukinah,M.Pd Staf pengajar Jurusan Pendidikan luar Biasa FIP UNY PEMBELAJARAN ANAK AUTIS Sukinah,M.Pd Staf pengajar Jurusan Pendidikan luar Biasa FIP UNY PENGERTIAN Istilah autisme berasal dari kata autos yang berarti sendiri, dan Isme yang berati aliran. Autisme berarti

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN IV.1. Tampilan Hasil Berikut ini dijelaskan tentang tampilan hasil dari Perancangan Perangkat Lunak Pertolongan Pertama Gawat Darurat (PPGD) Berbasis Web. Website ini terdiri

Lebih terperinci

BAB III DESAIN DAN PERANCANGAN

BAB III DESAIN DAN PERANCANGAN BAB III DESAIN DAN PERANCANGAN 3.1 Perancangan Aplikasi Dalam perancangan aplikasi Sistem Konsultasi Kerusakan Komputer, terdapat beberapa perangkat lunak dan perangkat keras yang digunakan penulis guna

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. manusia atau bahkan melebihi kemampuan kerja manusia.

BAB I PENDAHULUAN. manusia atau bahkan melebihi kemampuan kerja manusia. BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Perkembangan komputer dewasa ini telah mengalami banyak perubahan yang sangat pesat, seiring dengan kebutuhan manusia yang semakin banyak dan kompleks. Komputer yang

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM III. 1. Analisa Sistem Yang Berjalan Analisa sistem dilakukan guna mengetahui gambaran umum sistem informasi geografis letak lokasi baliho di Kota Medan, yakni menganalisis

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM`

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM` 3.1 Analisis Masalah BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM` Pada dasarnya perusahaan asuransi merupakan perusahaan yang mengelola suatu resiko. Dikarenakan mengelola resiko tersebut, perusahaan asuransi

Lebih terperinci

3) Visual Studio 2008 C# (Bahasa Pemrograman)

3) Visual Studio 2008 C# (Bahasa Pemrograman) 37 BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN 3.1 Gambaran umum sistem Pada tugas akhir ini, akan dibuat aplikasi desktop berbasis komputer menggunakan bahasa pemrograman visual studio C# 2008 yang diberi nama Sistem

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Tempat yang digunakan penulis dalam melakukan penelitian ini adalah Prodi Teknik Informatika Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. Adapun penelitian

Lebih terperinci

SISTEM PAKAR UNTUK MENENTUKAN TIPE AUTISME PADA ANAK USIA 7-10 TAHUN MENGGUNAKAN METODE FORWARD CHAINING. Agam Krisna Setiaji

SISTEM PAKAR UNTUK MENENTUKAN TIPE AUTISME PADA ANAK USIA 7-10 TAHUN MENGGUNAKAN METODE FORWARD CHAINING. Agam Krisna Setiaji 1 SISTEM PAKAR UNTUK MENENTUKAN TIPE AUTISME PADA ANAK USIA 7-10 TAHUN MENGGUNAKAN METODE FORWARD CHAINING Agam Krisna Setiaji Program Studi Teknik Informatika Fakultas Ilmu Komputer Universitas Dian Nuswantoro,

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM

BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM 4.1 Analisis Yang Berjalan Sebelum merancang suatu sistem, ada baiknya terlebih dahulu menganalisis sistem yang sedang berjalan di Distro yang akan dibangun tersebut.

Lebih terperinci

BAB II ANALISIS DAN PERANCANGAN. pembuatan sebuah web. Langkah ini sebagai gambaran apa saja yang

BAB II ANALISIS DAN PERANCANGAN. pembuatan sebuah web. Langkah ini sebagai gambaran apa saja yang BAB II ANALISIS DAN PERANCANGAN 2.1 Analisa dan Perancangan Sistem 2.1.1 Perencanaan Sistem Perencanaan sistem merupakan langkah awal dalam proses pembuatan sebuah web. Langkah ini sebagai gambaran apa

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 78 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN IV.1. Tampilan Hasil Berikut ini akan dijelaskan tentang tampilan hasil program dan pembahasan dari Sistem Pakar Mendiagnosa Gangguan Penyakit Perut Menggunakan Metode Forward

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM Pembahasan pada bab ini berisi tentang analisis dan perancangan sistem, analisis sistem meliputi analisis sistem, analisis kebutuhan fungsionalitas dan kebutuhan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 63 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Studi Literatur Sistem Pakar Forward Chaining Wawancara Pakar Studi Literatur Permasalahan Perawatan Penderita DBD Sebaran Angket Aturan/Kaidah Data

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN. Dalam membangun aplikasi pembelajaran aksara sunda berbasis android

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN. Dalam membangun aplikasi pembelajaran aksara sunda berbasis android BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN 3.1 Analisis Sistem Dalam membangun aplikasi pembelajaran aksara sunda berbasis android dilakukan dengan beberapa tahap analisis, yaitu: 1. Pengumpulan data aksara sunda

Lebih terperinci

Sistem Informasi Aplikasi Penilaian Sidang Skripsi Berbasis Web di STMIK Bina Sarana Global

Sistem Informasi Aplikasi Penilaian Sidang Skripsi Berbasis Web di STMIK Bina Sarana Global Sistem Informasi Aplikasi Penilaian Sidang Skripsi Berbasis Web di STMIK Bina Sarana Global Arni Retno Mariana 1, Agus Budiman 2, Nina Septiana 3 1,2 Dosen STMIK Bina Sarana Global, 3 Mahasiswa STMIK Bina

Lebih terperinci

Adriatik Ivanti, M.Psi, Psi

Adriatik Ivanti, M.Psi, Psi Adriatik Ivanti, M.Psi, Psi Autism aritnya hidup sendiri Karakteristik tingkah laku, adanya defisit pada area: 1. Interaksi sosial 2. Komunikasi 3. Tingkah laku berulang dan terbatas A. Adanya gangguan

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisa Sistem Yang Berjalan Analisa sistem yang berjalan selama ini masih menggunakan sistem yang manual. Analisa input yang ada pada sistem yang sedang berjalan

Lebih terperinci

BAB III ANALISA SISTEM 3.1. ANALISA SISTEM YANG SEDANG BERJALAN Penjelasan mengenai analisa sistem kali ini akan dilengkapi dengan flowchart. Flowchart adalah penggambaran secara grafik dari langkah-langkah

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM 24 BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM III. 1. Analisa Sistem ng Berjalan Analisa sistem yang berjalan dilakukan guna mengetahui gambaran umum sistem informasi geografis tempat penjualan oleh-oleh khas

Lebih terperinci

BAB III ANALISA KEBUTUHAN DAN PERANCANGAN SISTEM. a. Prosesor yang digunakan adalah Intel Pentium processor T4400 (2.2 GHz,

BAB III ANALISA KEBUTUHAN DAN PERANCANGAN SISTEM. a. Prosesor yang digunakan adalah Intel Pentium processor T4400 (2.2 GHz, BAB III ANALISA KEBUTUHAN DAN PERANCANGAN SISTEM 3.1 Alat dan Bahan 3.1.1 Alat a. Prosesor yang digunakan adalah Intel Pentium processor T4400 (2.2 GHz, 800 MHz FSB). b. Memori RAM yang digunakan 1 GB.

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisis Sistem Analisis sistem merupakan proses awal yang harus dilaksanakan untuk menentukan permasalahan yang sedang dihadapi. Tahap ini bertujuan untuk menjelaskan

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI SISTEM. analisis dan perancangan dijadikan acuan dalam pembuatan kode program. Pada

BAB IV IMPLEMENTASI SISTEM. analisis dan perancangan dijadikan acuan dalam pembuatan kode program. Pada BAB IV IMPLEMENTASI SISTEM 4.1 Implemetasi Sistem Implementasi sistem merupakan tahap meletakan sistem supaya dapat siap untuk dioperasikan. Implementasi merupakan tahap pengembangan dimana hasil analisis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. disimpan didalam basis pengetahuan untuk diproses pemecahan masalah.

BAB I PENDAHULUAN. disimpan didalam basis pengetahuan untuk diproses pemecahan masalah. 1 BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Salah satu pemanfaatan teknologi untuk mengurangi permasalahan diatas adalah dengan mengimplementasikan sebuah sistem pakar. Sistem pakar merupakan suatu program

Lebih terperinci

DAFTAR ISI... LEMBAR JUDUL LEMBAR PENGESAHAN... SURAT PERNYATAAN... ABSTRAK... ABSTRACT... KATA PENGANTAR... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR...

DAFTAR ISI... LEMBAR JUDUL LEMBAR PENGESAHAN... SURAT PERNYATAAN... ABSTRAK... ABSTRACT... KATA PENGANTAR... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR ISI LEMBAR JUDUL LEMBAR PENGESAHAN... SURAT PERNYATAAN... ABSTRAK... ABSTRACT... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... i iii iv v vi viii xiii xv BAB I BAB II PENDAHULUAN

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM

BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM 52 BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM 4.1 Analisis Sistem Yang Berjalan Merupakan tahap identifikasi terhadap alur sistem yang terjadi dalam proses promosi yang ada pada DISBUDPAR Bandung. Proses analisis

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM Pada bab ini akan dijelaskan tentang analisa study kelayakan sistem yaitu sistem yang sedang berjalan dan sistem yang akan dibangun berupa arsitektur sistem dan perancangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Banyaknya jenis penyakit baru yang menyerang balita terakhir terakhir ini menyebabkan Dinas Kesehatan kota Bandung yang merupakan salah satu kantor pemerintahan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN UJI COBA

BAB IV HASIL DAN UJI COBA BAB IV HASIL DAN UJI COBA II.1. Tampilan Hasil Penulis merancang program sistem pakar untuk diagnosis penyakit pengapuran pada sendi (OA) pada orang dewasa berbasis web dengan menggunakan bahasa pemrograman

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 70 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN IV.1. Hasil Dalam pembahasan hasil program berisi tentang menjelaskan halaman dari program, terutama yang berkaitan dengan interface (antar muka) sebagai penghubung antara

Lebih terperinci

SISTEM PAKAR MENDIAGNOSA GANGGUAN KEHAMILAN MENGGUNAKAN METODE DEPTH FIRST SEARCH BERBASIS WEB

SISTEM PAKAR MENDIAGNOSA GANGGUAN KEHAMILAN MENGGUNAKAN METODE DEPTH FIRST SEARCH BERBASIS WEB SISTEM PAKAR MENDIAGNOSA GANGGUAN KEHAMILAN MENGGUNAKAN METODE DEPTH FIRST SEARCH BERBASIS WEB Tarwiyah 41811010150 PROGRAM STUDI SISTEM INFORMASI FAKULTAS ILMU KOMPUTER UNIVERSITAS MERCU BUANA JAKARTA

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN SISTEM

BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN SISTEM BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN SISTEM 4.1. Implementasi Sistem Pada bab ini akan dilakukan implementasi dan pengujian terhadap sistem, implementasi merupakan penerapan dari proses sebelumnya yaitu proses

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisa Sistem Analisa sistem pada penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan sistem yang sedang berjalan yang terdiri dari input, proses, dan output sistem sehingga

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. dibangun, dikembangkan menggunakan PHP ( Personal Home Page ) yang

BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. dibangun, dikembangkan menggunakan PHP ( Personal Home Page ) yang BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 4.1 Implementasi Sistem Dalam tahap ini dijelaskan mengenai implementasi perangkat lunak yang dibangun, dikembangkan menggunakan PHP ( Personal Home Page ) yang terintegrasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bentuk perubahan sosial yang terjadi pada masyarakat. Timezone adalah sebuah

BAB I PENDAHULUAN. bentuk perubahan sosial yang terjadi pada masyarakat. Timezone adalah sebuah BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Perkembangan zaman yang terus mengalami kemajuan telah mengakibatkan munculnya beberapa permainan yang mengandalkan teknologi dan mesin yang canggih. Perubahan jenis

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM 30 BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisa Sistem yang sedang berjalan Analisa terhadap suatu sistem sangat diperlukan untuk mengetahui kegiatan-kegiatan yang sedang berjalan dalam suatu sistem.

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN Pada bab ini akan dibahas mengenai perancangan sistem pakar mendeteksi penyakit rheumatic pada manusia dengan menggunakan metode dempster shafer yang meliputi analisa sistem

Lebih terperinci

MATERI DAN METODE. Investigasi Sistem. Analisis Sistem. Desain Sistem. Pemeliharaan Sistem. Implementasi Sistem

MATERI DAN METODE. Investigasi Sistem. Analisis Sistem. Desain Sistem. Pemeliharaan Sistem. Implementasi Sistem MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di Departemen Ilmu Nutrisi dan Teknologi Pakan Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor mulai Maret 2011 sampai Mei 2012. Materi Alat

Lebih terperinci

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 234 BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 4.1 Implementasi Pada bagian implementasi, penulis akan menjelaskan mengenai spesifikasi perangkat keras dan perangkat lunak yang dibutuhkan sistem, jaringan yang dibutuhkan,

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN 38 BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN 3.1 Analisis Seperti langkah-langkah yang dilakukan pada salah satu model proses rekayasa perangkat lunak yaitu model waterfall, maka pada bab ini akan dibahas tentang

Lebih terperinci

Rancang Bangun Aplikasi Code Sharing Sebagai Alat Bantu Media Interaktif Perkuliahan Pada Mata Kuliah Pemrograman Web

Rancang Bangun Aplikasi Code Sharing Sebagai Alat Bantu Media Interaktif Perkuliahan Pada Mata Kuliah Pemrograman Web 1 Rancang Bangun Aplikasi Code Sharing Sebagai Alat Bantu Media Interaktif Perkuliahan Pada Mata Kuliah Pemrograman Web Ar-Razy Muhammad 1, Heri Priyanto 2, Novi Safriadi 3 Program Studi Teknik Informatika,

Lebih terperinci

Tim Dosen Pengembangan Interaksi dan Komunikasi Anak Autis

Tim Dosen Pengembangan Interaksi dan Komunikasi Anak Autis PROGRAM PEMBELAJARAN BAGI ANAK AUTISTIK Tim Dosen Pengembangan Interaksi dan Komunikasi Anak Autis MEMILIH PROGRAM PEMBELAJARAN Program Penilaian Kemampuan Memilih Program untuk memulai pembelajaran Saatnya

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA DAN PERANCANGAN

BAB IV ANALISA DAN PERANCANGAN BAB IV ANALISA DAN PERANCANGAN 4.1 Analisisa Sistem Web Service Push and Pull Sistem Web Service Push and Pull ini akan dibangun dengan menggunakan Analisis dan Desain berorientasi objek. Analisis dan

Lebih terperinci

Sistem Pakar Untuk Mendiagnosa Penyakit Kulit pada Anak Menggunakan Metode Teorema Bayes Berbasis Web

Sistem Pakar Untuk Mendiagnosa Penyakit Kulit pada Anak Menggunakan Metode Teorema Bayes Berbasis Web LAPORAN SKRIPSI Sistem Pakar Untuk Mendiagnosa Penyakit Kulit pada Anak Menggunakan Metode Teorema Bayes Berbasis Web Disusun Oleh : Nama : Ratih Dwi Ariyani NIM : 2009-53-129 Program Studi : Sistem Informasi

Lebih terperinci

TAKARIR. : pelacakan yang dimulai dari tujuan, selanjutnya. dicari aturan yang memiliki tujuan tersebut untuk. kesimpulannya

TAKARIR. : pelacakan yang dimulai dari tujuan, selanjutnya. dicari aturan yang memiliki tujuan tersebut untuk. kesimpulannya TAKARIR Analysis Artificial Intelligence Backward chaining : analisis : kecerdasan buatan : pelacakan yang dimulai dari tujuan, selanjutnya dicari aturan yang memiliki tujuan tersebut untuk kesimpulannya

Lebih terperinci

BAB IV. HASIL DAN Uji Coba

BAB IV. HASIL DAN Uji Coba BAB IV HASIL DAN Uji Coba IV..1. Tampilan Hasil Berikut ini dijelaskan mengenai tampilan hasil dari perancangan sistem pakar diagnosa penyakit yang menyerang telapak kaki dengan menggunakan metode Delta

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Komunikasi merupakan bagian dari kehidupan manusia sehari-hari, bahkan

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Komunikasi merupakan bagian dari kehidupan manusia sehari-hari, bahkan 13 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Komunikasi mempunyai peranan yang sangat penting dalam kehidupan manusia. Komunikasi merupakan bagian dari kehidupan manusia sehari-hari, bahkan merupakan

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM III.1 Analisa Analisa merupakan tahap awal yang harus dilakukan untuk memecahkan permasalahan yang sedang dihadapi. Tahap ini sangat penting karena dengan proses

Lebih terperinci

BAB IV PERANCANGAN SISTEM

BAB IV PERANCANGAN SISTEM BAB IV PERANCANGAN SISTEM 4.1 Perancangan Sistem Perancangan aplikasi ini di bangun bertujuan untuk memudahkan bagian klinik Widyatama dalam hal perekaman data pasien khususnya data mahasiswa, pegawai,

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN 3.1 ANALISIS MASALAH Berita adalah laporan tercepat mengenai fakta atau ide terbaru yang benar, berita tersebar ke khalayak luas melalui media kabar berkala seperti surat

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN 3.1 Analisis Masalah Sub ini membahas pemesanan dan pelayanan untuk pelanggan yang tersedia di Salon Meylan. Banyak pengunjung yang datang untuk memesan rias atau perawatan

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisa Masalah Analisa masalah dilakukan guna mengetahui masalah-masalah yang terkait didalam knowledge management system tentang jasa export dan import yang

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN UJI COBA. pakar mendeteksi adanya viskositas darah dalam tubuh menggunakan Metode

BAB IV HASIL DAN UJI COBA. pakar mendeteksi adanya viskositas darah dalam tubuh menggunakan Metode BAB IV HASIL DAN UJI COBA IV.1. Tampilan Hasil Berikut ini akan dijelaskan tentang tampilan hasil dari perancangan sistem pakar mendeteksi adanya viskositas darah dalam tubuh menggunakan Metode Teorema

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Penyakit THT merupakan salah satu jenis penyakit yang sering ditemukan

BAB 1 PENDAHULUAN. Penyakit THT merupakan salah satu jenis penyakit yang sering ditemukan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Teknologi semakin berkembang seiring dengan meningkatnya kebutuhan setiap individu di berbagai bidang, seperti di bidang bisnis, pendidikan, psikologi, dan tentu saja

Lebih terperinci