Kertas Kerja Pemeriksaan, Laporan Hasil Pemeriksaan, dan Nota Penghitungan

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Kertas Kerja Pemeriksaan, Laporan Hasil Pemeriksaan, dan Nota Penghitungan"

Transkripsi

1 DIKLAT FUNGSIONAL PEMERIKSA DASAR Bahan Ajar Kertas Kerja Pemeriksaan, Laporan Hasil Pemeriksaan, dan Nota Penghitungan Disusun: Maulia Githa Ustadztama KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA BADAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEUANGAN PUSDIKLAT PAJAK 2016

2 KERTAS KERJA PEMERIKSAAN, LAPORAN HASIL PEMERIKSAAN DAN NOTA PENGHITUNGAN

3 DAFTAR ISI I. Kertas kerja pemeriksaan (kkp) 3 A. PENGERTIAN KKP 3 B. JENIS KKP 3 1. KKP umum 3 2. KKP khusus 4 C. FUNGSI KKP 4 D. FORMAT KKP 6 1. Bagian atas 6 2. Bagian tengah 6 3. Bagian bawah 7 E. KODE INDEKS KKP DAN REFERENSI 9 1. Kode indeks KKP 9 2. Penyusunan KKP 16 F. BERKAS KKP KKP KKP induk KKPinduk per jenis pajak KKP pendukung Dokumen pendukung Dokumen pemeriksaan 18 II. Laporan hasil pemeriksaan (LHP) 37 A. PENGERTIAN LHP 37 B. SUSUNAN / BAGIAN LHP LHP untuk menguji kepatuhan pemenuhan kewajiban perpajakan LHP untuk tujuan lain 45 C. PENYUSUNAN LHP 48 D. LEMBAR PENGAWASAN PEMERIKSAAN 51 E. FORMAT LHP 56 III. Nota penghitungan 73 A. PENGERTIAN NOTA PENGHITUNGAN Fungsi nota penghitungan Pembuatan nota penghitungan 73 B. BENTUK, JENIS DAN KODE NOTA PENGHITUNGAN 74 C. FORMAT NOTA PENGHITUNGAN 81 KKP LHP NOTHIT 2

4 I. KERTAS KERJA PEMERIKSAAN (KKP) A. Pengertian KKP Dasar Hukum yang digunakan untuk pembuatan KKP adalah Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak nomor SE08/PJ/2012 tentang Pedoman Penyusunan Kertas Kerja Pemeriksaan Untuk Menguji Kepatuhan Pemenuhan Kewajiban Perpajakan. KKP adalah catatan secara rinci dan jelas yang dibuat oleh Pemeriksa Pajak mengenai prosedur pemeriksaan yang ditempuh, data, keterangan, dan/atau bukti yang dikumpulkan, pengujian yang dilakukan dan simpulan y/ang diambil sehubungan dengan pelaksanaan pemeriksaan (Pasal 1 (15) PMK 17/2013 stdt PMK/2015) Aktivitas atau kegiatan dalam pemeriksaan untuk mencari, mengumpulkan, mengolah data dan atau keterangan lainnya dan data dan atau keterangan itu sendiri, baik yang diperoleh pada waktu persiapan pemeriksaan maupun pada waktu pelaksanaan pemeriksaan harus didokumentasikan. KKP merupakan wujud pertanggungjawaban Pemeriksa Pajak mengenai apa yang Pemeriksa lakukan dan bukti, data atau keterangan yang Pemeriksa temukan selama proses pemeriksaan, mulai dari proses perencanaan, pelaksanaan, bahkan pada waktu memasuki penyusunan laporan hasil pemeriksaan.sehingga tujuan utama dari pembuatan KKP adalah sebagai bukti bahwa pemeriksa telah melaksanakan tugas pemeriksaan sebagaimana mestinya berdasarkan ilmu, kepandaian dan pengalaman yang dimilikinya. Tulis apa yang dilakukan dan lakukan apa yang ditulis. B. Jenis KKP 1. KKP Umum KKP Umum adalah KKP selain KKP Khusus yang formatnya diatur dalam Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak nomor SE08/PJ/2012 KKP Umum dibuat oleh Ketua Tim dan Anggota Tim. Termasuk dalam KKP umum adalah Berkas KKP yang terdiri dari KKP Induk, KKP Induk Per Jenis Pajak, dan KKP Pendukung. KKP tersebut harus dibuat sesuai ruang lingkup pemeriksaan, Rencana Pemeriksaan dan perubahannya. KKP LHP NOTHIT 3

5 Dalam hal terdapat pos/pos turunan yang tidak diperiksa berdasarkan Rencana Pemeriksaan dan perubahannya, KKP harus mengungkapkan bahwa pos/pos turunan tersebut tidak diperiksa. Penelaahan KKP Umum dilakukan oleh Supervisor. Hasil penelaahan dituangkan dalam Review Sheet Kertas Kerja Pemeriksaan. 2. KKP Khusus KKP Khusus adalah KKP yang tata cara penyusunannya diatur tersendiri dalam peraturan lainnya. KKP Khusus dibuat, disusun, dan/atau ditelaah sesuai dengan ketentuan yang mengatur hal tersebut. Contoh KKP Khusus adalah KKP Rencana Pemeriksaan, KKP Perubahan Rencana Pemeriksaan, KKP Rencana Program Pemeriksaan, dan KKP Realisasi Program Pemeriksaan. C. Fungsi KKP 1. Bukti bahwa pemeriksaan telah dilaksanakan sesuai standar pelaksanaan pemeriksaan; 2. Bahan dalam melakukan pembahasan akhir hasil pemeriksaan dengan Wajib Pajak mengenai temuan pemeriksaan; 3. Dasar pembuatan Laporan Hasil Pemeriksaan; 4. Sumber data atau informasi bagi penyelesaian keberatan atau banding yang diajukan oleh Wajib Pajak; dan 5. Referensi untuk pemeriksaan berikutnya. KKP harus memberikan gambaran mengenai: 1. Prosedur pemeriksaan yang dilaksanakan; 2. Data, keterangan, dan/atau bukti yang diperoleh; a) Pengujian dalam melakukan pembahasan akhir hasil pemeriksaan dengan Wajib Pajak mengenai temuan pemeriksaan; b) Dasar pembuatan Laporan Hasil Pemeriksaan; c) Sumber data atau informasi bagi penyelesaian keberatan atau banding yang diajukan oleh wajib pajak; d) referensi untuk pemeriksaan berikutnya. KKP LHP NOTHIT 4

6 Syarat Pembuatan Kertas Kerja Pemeriksaan Karena KKP memegang peran strategis, maka harus disusun dengan baik.kkp yang baik adalah KKP yang dapat memenuhi fungsi yang melekat pada KKP tersebut.untuk bisa memenuhi fungsinya, KKP harus: 1. Lengkap Lengkap, berarti bahwa KKP disusun dengan menggunakan teknik pemeriksaan yang mencukup, didasarkan pada bahan bukti yang memadai, serta meliputi semua aspek yang diperiksa.jadi pengertian lengkap disini bisa dalam arti isi KKP tersebut maupun keberadaan KKP tersebut (kalau ada di LHP harus ada KKPnya). 2. Akurat Akurat berarti bahwa KKP bebas dari salah saji dan salah hitung.akurat juga berarti bahwakkp tersebut disusun dengan cermat, baik dari segi materi, perhitungan matematis, maupun penerapan dasar hukum dalam melakukan koreksi. 3. Sistematis Sistematis berarti bahwa KKP disusun dengan menggunakan struktur yang memudahkan pencarian pada waktu dibutuhkan.salah satu caranya dengan menggunakan indeks KKP. 4. Informatif Informatif berarti bahwa KKP yang disusun mudah dipahami oleh pengguna KKP tanpa perlu terlebih dahulu menanyakan maksud dari KKP tersebut kepada pembuat KKP.Informatif juga berarti bahwa konten KKP atau kandungan informasi yang ada sudah memadai untuk digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan. 5. Terintegrasi Terintegrasi berarti bahwa KKP yang satu dengan KKP yang lain informasinya tidak saling bertentangan.dengan kata lain terdapat sinkronisasi antara KKP yang satu dengan KKP yang lainya.misalnya antara KKP Biaya karyawan dengan KKP Objek PPh Pasal Valid KKP yang dibuat harus divalidasi oleh yang membuat, baik nggota tim pemeriksa, ketua tim pemeriksa maupun supervisor.validasi disini adalah sebagai sarana control bahwa para pihak yang namanya ada di KKP tersebut telah membuat dan menelaah dengan seksama. KKP LHP NOTHIT 5

7 Paraf pemeriksa dan penelaah menggambarkan bahwa KKP tersebut telah dibuat dengan memperhatikan berbagai syarat KKP yang baik, dan menggambarkan pertanggungjawaban pemeriksa dan penelaah, dengan keterangan sebagi berikut; 1. KKP Umum dibuat oleh Ketua Tim dan Anggota Tim. 2. KKP Induk, KKP Induk Per Jenis Pajak, dan KKP Pendukung harus dibuat sesuai ruang lingkup pemeriksaan, Rencana Pemeriksaan dan perubahannya. 3. Dalam hal terdapat pos/pos turunan yang tidak diperiksa berdasarkan Rencana Pemeriksaan dan perubahannya, KKP harus mengungkapkan bahwa pos/pos turunan tersebut tidak diperiksa. 4. Penelaahan KKP Umum dilakukan oleh Supervisor.Hasil penelaahan dituangkan dalam Review Sheet Kertas Kerja Pemeriksaan. 5. KKP Khusus dibuat, disusun, dan/atau ditelaah sesuai dengan ketentuan yang mengatur hal tersebut. Contoh KKP Khusus adalah KKP Rencana Pemeriksaan, KKP Perubahan Rencana Pemeriksaan, KKP Rencana Program Pemeriksaan, dan KKP Realisasi Program Pemeriksaan. KKP merupakan bagian dari rahasia jabatan sebagaimana diatur dalam pasal 34 ayat (1) UndangUndang Nomor 6 Tahun 1983 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan UndangUndang Nomor 16 tahun D. Format KKP Format KKP Umum terdiri dari 3 (tiga) bagian, yaitu: 1. Bagian Atas Bagian ini bentuknya dibakukan, isinya meliputi nama Unit Pelaksana Pemeriksaan (UP2), judul KKP, nama Wajib Pajak, Nomor Pokok Wajib Pajak, dan Masa/Tahun Pajak yang Diperiksa. 2. Bagian Tengah Bagian ini dibagi menjadi 2 (dua), yaitu: a. Bagian pertama Bentuk bagian ini tidak dibakukan dan sesuai dengan kebutuhan Pemeriksa Pajak. Bagian ini memuat: 1) sumber data; KKP LHP NOTHIT 6

8 2) bukti yang dikumpulkan; 3) teknik dan prosedur pemeriksaan yang ditempuh; dan 4) uraian/simpulan hasil pemeriksaan. Bagian ini dapat berbentuk tabel komparasi yang membandingkan nilai suatu pos/pos turunan menurut SPT Wajib Pajak dengan nilai menurut Pemeriksa Pajak, kecuali dalam hal: 1) Pemeriksaan dilakukan dalam rangka pemeriksaan ulang, maka yang dibandingkan adalah nilai pos/pos turunan menurut penetapan sebelumnya dengan nilai menurut Pemeriksa Pajak; atau 2) Pemeriksaan dilakukan dengan kriteria Wajib Pajak tidak menyampaikan SPT, maka kolom nilai suatu pos/pos turunan menurut SPT Wajib Pajak dikosongkan. b. Bagian kedua Bentuk bagian ini dibakukan yang terdiri dari: 1) Uraian penjelasan, yang berisi: a) uraian penjelasan dilakukannya koreksi; b) uraian penjelasan tidak dilakukannya koreksi; dan/atau c) uraian lain yang dipandang perlu oleh pemeriksa; dan 2) Dasar hukum terkait dengan uraian sebagaimana dimaksud pada angka satu. Bagian ini dicantumkan pada KKP dimana koreksi atau pemeriksaan atas suatu pos/pos turunan dilakukan. Bagian tengah dapat terdiri dari beberapa halaman sesuai dengan kebutuhan yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari KKP dengan ketentuan masingmasing halaman harus: a) diberi nomor halaman dan indeks dengan format "halaman... dari...; indeks:..."; dan b) diparaf oleh pembuat KKP; di pojok kanan bawah. 3. Bagian Bawah Bagian ini bentuknya dibakukan, yang isinya mencakup nama dan paraf pembuat dan penelaah KKP, tanggal pembuatan dan penelaahan KKP, seta kode indeks KKP. Format KKP Umum dapat dilihat dalam Lampiran I Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak nomor SE08/PJ/2012. KKP LHP NOTHIT 7

9 KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK... (1)... (2) KERTAS KERJA PEMERIKSAAN Nama WP :... (3) NPWP :... (4) Masa/Tahun Pajak :... (5) Bagian Atas (6) Bagian Tengah (bag. pertama) Penjelasan No Uraian Dasar Hukum 1 2 dst (7) (8) Bagian Tengah (bag. kedua) Dibuat Oleh: Ditelaah oleh: Nama Paraf Tanggal Nama Paraf Tanggal (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) Bagian Bawah KKP LHP NOTHIT 8

10 PETUNJUK PENGISIAN KERTAS KERJA PEMERIKSAAN Angka 1 : diisi dengan nama Unit Pelaksana Pemeriksaan (UP2). Angka 2 : diisi dengan judul KKP. Angka 3 : cukup jelas. Angka 4 : cukup jelas. Angka 5 : diisi dengan masa dan tahun pajak yang diperiksa. Angka 6 : diisi uraian isi KKP (dalam hal uraian isi mengambil bentuk tabel komparasi menurut WP dan menurut Pemeriksa maka bentuk tabel tersebut memperhatikan bentuk label sebagaimana dicontohkan pada lampiran VI). Angka 7 : diisi dengan : uraian penjelasan dilakukannya koreksi; uraian penjelasan tidak dilakukannya koreksi; dan/atau uraian lain yang dipandang perlu oleh pemeriksa. Angka 8 : diisi dengan uraian dasar hukum terkait dengan uraian pada angka 7. Angka 9 : diisi dengan nama Ketua Tim dan Anggota Tim Pemeriksa. Angka 10 : diisi dengan paraf Ketua Tim dan Anggota Tim Pemeriksa. Angka 11 : diisi dengan tanggal dibuatnya KKP. Angka 12 : diisi dengan nama Supervisor Tim pemeriksa. Angka 13 : diisi dengan paraf Supervisor Tim pemeriksa. Angka 14 : diisi dengan tanggal ditelaahnya KKP. Angka 15 : diisi dengan kode indeks KKP. E. Kode Indeks KKP dan Referensi Kode Indeks Berkas KKP merupakan suatu tanda yang diberikan pada berkas KKP agar dapat diidentifikasi dengan mudah dan cepat.kode Indeks Berkas KKP terdiri atas Kode Indeks KKP, Kode Indeks Dokumen Pendukung KKP, dan Kode Indeks Dokumen Pemeriksaan. 1. Kode Indeks KKP Kode Indeks Berkas KKP merupakan suatu tanda yang diberikan pada berkas KKP agar dapat diidentifikasi dengan mudah dan cepat. Kode Indeks Berkas KKP terdiri atas Kode Indeks KKP, Kode Indeks Dokumen Pendukung KKP, dan Kode Indeks Dokumen Pemeriksaan. 1) Kode Indeks KKP a) Pemeriksa Pajak harus menggunakan kode indeks KKP sebagaimana diatur dalam Lampiran II SE08/2012 KKP LHP NOTHIT 9

11 b) Pemberian kode indeks untuk KKP Pendukung dilakukan dengan menambah angka pada kode indeks sebagaimana dimaksud pada huruf a dengan contoh sebagai berikut. i. KKP Pendukung dari KKP B.1 diberi kode indeks B.1.1, B.1.2, dan seterusnya. ii. KKP Pendukung dari KKP B.1.1 diberi kode indeks B.1.1.1, B.1.1.2, dan seterusnya. c) Dalam hal: i. Ruang lingkup pemeriksaan adalah satu atau beberapa jenis pajak; dan/atau ii. Terdapat pos/pos turunan SPT yang tidak diperiksa berdasarkan Rencana Pemeriksaan dan perubahannya; kode indeks KKP tetap mengikuti daftar kode indeks sebagaimana dimaksud pada huruf a d) Dalam hal terjadi perubahan KKP yang dikarenakan oleh: i. Perubahan koreksi berdasarkan tanggapan Wajib Pajak dan/atau pembahasan atas hasil pemeriksaan; ii. Perubahan koreksi berdasarkan Risalah Pembahasan Tim Quality Assurance Pemeriksaan; atau iii. Sebabsebab lainnya; KKP perubahan diberi kode indeks yang sama dengan KKP sebelumnya dan diberi tambahan kode "P1" untuk perubahan pertama, "P2" untuk perubahan kedua, dan seterusnya. 2) Kode Indeks Dokumen Pendukung KKP Dokumen pendukung KKP harus diberi kode indeks mengikuti kode indeks KKP yang didukungnya, dengan contoh sebagai berikut. a) Dokumen pendukung KKP Rekapitulasi Delivery Order yang Belum Dilaporkan WP (KKP B ) berupa fotokopi delivery order diberi kode indeks B b) Pemberian kode indeks pada dokumen pendukung KKP dilakukan dengan cara tertentu sehingga tidak mengubah isi/format dokumen pendukung KKP yang telah diatur dalam peraturan terkait, misalnya dengan menempelkan label pada sudut kanan bawah halaman terakhir dokumen pendukung KKP. KKP LHP NOTHIT 10

12 3) Kode Indeks Dokumen Pemeriksaan Pemberian Kode Indeks Dokumen Pemeriksaan diatur sebagai berikut. a) Dokumen Pemeriksaan harus diawali dengan kode indeks "DOK." dan ditambahkan dengan angka secara berurutan. b) Pemberian kode indeks pada dokumen pemeriksaan dilakukan dengan cara tertentu sehingga tidak mengubah isi/format dokumen pemeriksaan yang telah diatur dalam peraturan terkait, misalnya dengan menempelkan label pada sudut kanan bawah halaman terakhir dokumen pemeriksaan. c) Rincian jenis dokumen pemeriksaan diatur dalam Lampiran SE 08. 4) Referensi (Ref.) a) Referensi adalah Kode Indeks Berkas KKP yang menjadi sumber rujukan KKP yang dibuat. b) Pemeriksa harus mencantumkan referensi dalam hal isi suatu KKP merujuk pada berkas KKP lainnya DAFTAR KODE INDEKS KERTAS KERJA PEMERIKSAAN JUDUL KKP I. PERSIAPAN PEMERIKSAAN 1. Rencana Pemeriksaan 2. Rencana Program Pemeriksaan 3. Realisasi Program Pemeriksaan 4. dst. KODE INDEKS A.1 A.2 A.3 dst. II. INDUK INDUK III. PPh BADAN/OP WP BADAN 1. Peredaran Usaha 2. Harga Pokok Penjualan 3. Biaya Usaha Lainnya 4. Penghasilan dari Luar Usaha 5. Biaya dari Luar Usaha 6. Penghasilan Neto Komersial Luar Negeri 7. Penyesuaian Fiskal Positif 8. Penyesuaian Fiskal Negatif 9. Fasilitas Penanaman Modal berupa Pengurangan Penghasilan Netto B B.1 B.2 B.3 B.4 B.5 B.6 B.7 B.8 B.9 KKP LHP NOTHIT 11

13 JUDUL KKP KODE INDEKS 10. Kompensasi Kerugian Fiskal 11. PPh Terutang 12. Kredit Pajak 13. dll. B.10 B.11 B.12 dst WP OP yang menyelenggarakan pembukuan 1. Peredaran Usaha 2. Harga Pokok Penjualan 3. Biaya Usaha 4. Penyesuaian Fiskal Positif 5. Penyesuaian Fiskal Negatif 6. Penghasilan Neto Dalam Negeri Sehubungan Dengan Pekerjaan 7. Penghasilan Neto Dalam Negeri Lainnya 8. Penghasilan Neto Luar Negeri 9. Zakat / Sumbangan Keagamaan Yang Bersifat Wajib 10. Kompensasi Kerugian Fiskal 11. Penghasilan Tidak Kena Pajak 12. PPh Terutang 13. Kredit Pajak 14. dll. B B.1 B.2 B.3 B.4 B.5 B.6 B.7 B.8 B.9 B.10 B.11 B.12 B.13 dst WP OP yang menghitung penghasilan neto menggunakan Norma Penghitungan Penghasilan Neto : 1. Penghasilan Neto Dalam Negeri Dari Usaha Dan/Atau Pekerjaan Bebas 2. Penghasilan Neto Dalam Negeri Sehubungan Dengan Pekerjaan 3. Penghasilan Neto Dalam Negeri Lainnya 4. Penghasilan Neto Luar Negeri 5. Zakat / Sumbangan Keagamaan Yang Bersifat Wajib 6. Kompensasi Kerugian Fiskal B B.1 B.2 B.3 B.4 B.5 B.6 IV. PPh PASAL Tidak Final 2. Final C D V. PPh PASAL Tidak Final 2. Final E F VI. PPh PASAL Tidak Final 2. Final G H KKP LHP NOTHIT 12

14 JUDUL KKP KODE INDEKS VII. PPh PASAL Tidak Final 2. Final I J VIII. PPh Final 1. PPh Pasal 4 (2) 2. PPh Pasal PPh Pasal 19 K L M IX. PAJAK PERTAMBAHAN NILAI 1. Penyerahan Barang Kena Pajak dan/atau Jasa Kena Pajak 2. Impor BKP 3. Pemanfaatan BKP Tidak Berwujud dari Luar Daerah Pabean 4. Pemanfaatan JKP dari Luar Daerah Pabean 5. Kegiatan Membangun Sendiri 6. Pemungutan Pajak oleh Pemungut Pajak 7. Penyerahan Atas Aktiva Tetap yang Menurut Tujuan Semula Tidak untuk Diperjualbelikan (untuk Masa Pajak, bagian Tahun Pajak, atau Tahun Pajak 2006 dan sebelumnya) 8. Penagihan Kembali PPN yang tidak seharusnya Dibebaskan/Tidak Dipungut N O P Q R S T U X. PAJAK PENJUALAN ATAS BARANG MEWAH 1. Penyerahan BKP 2. Impor BKP 3. Pemungutan Pajak oleh Pemungut Pajak 4. Penagihan Kembali PPnBM yang tidak seharusnya Dibebaskan/Tidak Dipungut V W X Y XI. JENIS PAJAK LAINNYA 1. PBB 2. Bea Meterai Z AA DAFTAR DOKUMEN PEMERIKSAAN YANG TERMASUK DALAM KERTAS KERJA PEMERIKSAAN 1. Nota Dinas Penunjukan Supervisor 2. Surat Perintah Pemeriksaan NAMA DOKUMEN PEMERIKSAAN KKP LHP NOTHIT 13

15 3. Surat Tugas 4. Surat Tugas Membantu Pelaksanaan Pemeriksaan 5. Surat Pemberitahuan Pemeriksaan Lapangan 6. Berita Acara Pertemuan dengan Wajib Pajak 7. Bukti Peminjaman dan Pengembalian Buku, Catatan, dan Dokumen 8. Surat Permintaan Peminjaman Buku, Catatan, dan Dokumen 9.Daftar Buku, Catatan, Dokumen yang Wajib Dipinjamkan Dalam Rangka Pemeriksaan 10.Surat Permintaan Wajib Pajak (foto kopi dan data yang dikelola secara elektronik sesuai aslinya) 11.Surat Permintaan Bantuan Tenaga Ahli 12.Laporan Tenaga Ahli 13.Surat Peringatan I dan II 14.Daftar Buku, Catatan, dan Dokumen yang Belum Dipinjamkan Dalam Rangka Pemeriksaan 15.Berita Acara Pemenuhan Seluruh Peminjaman Buku, Catatan, dan Dokumen 16.Berita Acara Tidak Dipenuhinya Permintaan Peminjaman Buku, Catatan, dan Dokumen 17.Surat Permohonan Perpanjangan Jangka Waktu Pemeriksaan 18.Persetujuan atau Penolakan Permohonan Perpanjangan Jangka Waktu Pemeriksaan 19.Surat Pemberitahuan Perpanjangan Jangka Waktu Pemeriksaan 20.Surat Pernyataan Penolakan Pemeriksaan 21.Berita Acara Penolakan Pemeriksaan 22.Surat Pernyataan Penolakan Membantu Kelancaran Pemeriksaan 23.Berita Acara Penolakan Membantu Kelancaran Pemeriksaan 24.Berita Acara Wajib Pajak Tidak Berada di Tempat. 25.Berita Acara Tidak Dipenuhinya Panggilan Pemeriksaan Oleh Wajib Pajak 26.Surat Panggilan I atau Surat Panggilan II Untuk Memberikan Keterangan 27.Berita Acara Pemberian Keterangan Wajib Pajak 28.Surat Permintaan Keterangan Atau Bukti Dari Pihak Ketiga 29.Surat Peringatan I dan II Dalam Rangka Permintaan Keterangan atau Bukti 30.Berita Acara Tidak Dipenuhinya Permintaan Keterangan atau Bukti 31.Surat Pemberitahuan Hasil Pemeriksaan dan Daftar Temuan Pemeriksaan 32.Tanggapan tertulis Wajib Pajak atas SPHP KKP LHP NOTHIT 14

16 33.Lembar Pernyataan Persetujuan Hasil Pemeriksaan 34.Surat Pernyataan Penolakan Menerima Surat Pemberitahuan Hasil Pemeriksaan 35.Berita Acara Penolakan Menerima Surat Pemberitahuan Hasil Pemeriksaan 36.Surat Pemberitahuan Perpanjangan Jangka Waktu Penyampaian Tanggapan Hasil Pemeriksaan 37.Berita Acara Tidak Disampaikannya Tanggapan Tertulis Atas Hasil Pemeriksaan 38.Undangan Pembahasan Akhir Hasil Pemeriksaan 39.Risalah Pembahasan 40.Surat Pernyataan Penolakan Menerima Undangan Pembahasan Akhir Hasil Pemeriksaan 41.Berita Acara Penolakan Menerima Undangan Pembahasan Akhir Hasil Pemeriksaan 42.Berita Acara Ketidakhadiran Wajib Pajak Dalam Rangka Pembahasan Akhir Hasil Pemeriksaan 43.Surat permohonan pembahasan dengan Tim Quality Assurance Pemeriksaan 44.Undangan Untuk Menghadiri Pembahasan Dengan Tim Quality Assurance Pemeriksaan 45.Risalah Pembahasan Tim Quality Assurance Pemeriksaan 46.Berita Acara Ketidakhadiran Wajib Pajak Dalam Pembahasan Dengan Tim Quality Assurance Pemeriksaan 47.Surat Panggilan Untuk Menandatangani Berita Acara Pembahasan Akhir Hasil Pemeriksaan 48.Berita Acara Pembahasan Akhir Hasil Pemeriksaan dan ikhtisar Hasil Pembahasan Akhir 49.Surat Pemberitahuan Penghentian/Penangguhan Pemeriksaan yang Ditingkatkan ke Pemeriksaan Bukti Permulaan 50.Berita Acara Serah Terima Buku, Catatan, dan Dokumen dari Tim Pemeriksa Pajak kepada Tim Pemeriksa Bukti Permulaan 51.Daftar Buku, Catatan, dan Dokumen yang Diserahterimakan 52.Daftar Harta Kekayaan Wajib Pajak/Penanggung Pajak 53.Laporan Penelitian KLU 54.Alat Keterangan yang Diproduksi 55.dll. KKP LHP NOTHIT 15

17 2. Penyusunan KKP 1) Penyusunan KKP Umum dilakukan oleh Ketua Tim dan/atau Anggota Tim. 2) Penyusunan KKP berdasarkan urutan indeks dalam suatu berkas KKP. Review Sheet KKP dan Daftar Kode Indeks Berkas KKP merupakan bagian yang KKP merupakan wujud pertanggungjawaban Pemeriksa Pajak mengenai apa yang Pemeriksa lakukan dan bukti, data atau keterangan yang Pemeriksa temukan selama proses pemeriksaan, mulai dari proses perencanaan, pelaksanaan, bahkan pada waktu memasuki penyusunan laporan hasil pemeriksaan.tidak terpisahkan dari berkas KKP. KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK... (1) REVIEW SHEET KERTAS KERJA PEMERIKSAAN Kode Penelaahan Supervisor Tindak Lanjut Ketua Tim dan/atau No. Indeks KKP Uraian Paraf Tanggal Anggota Tim Uraian Paraf Tanggal (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) KKP LHP NOTHIT 16

18 PETUNJUK PENGISIAN REVIEW SHEET KERTAS KERJA PEMERIKSAAN Angka 1 Angka 2 Angka 3 Angka 4 Angka 5 Angka 6 Angka 7 Angka 8 Angka 9 : cukup jelas. : cukup jelas. : diisi dengan kode indeks KKP yang ditelaah oleh Supervisor. : diisi dengan uraian penelaahan dari Supervisor. : diisi dengan paraf Supervisor Tim pemeriksa. : diisi dengan tanggal penelaahan oleh Supervisor Tim Pemeriksa. : diisi dengan uraian tindak lanjut dari Ketua Tim dan/atau Anggota Tim. : diisi dengan paraf Ketua Tim dan/atau Anggota Tim. : diisi dengan tanggal dilakukannya tindak lanjut oleh Ketua Tim dan/atau Anggota Tim. KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK... (1) DAFTAR KODE INDEKS BERKAS KERTAS KERJA PEMERIKSAAN No. Judul KKP / Nama Dokumen Pemeriksaan Kode Indeks dst dst. KKP : (2) Dokumen Pemeriksaan : (4) (3) (5) Supervisor... (6) KKP LHP NOTHIT 17

19 Berkas KKP harus dilengkapi dengan daftar isi berupa Daftar Kode Indeks Berkas KKP yang disusun dengan menggunakan format sebagaimana dalam Lampiran V SE 08/PJ/2012. Review Sheet KKP dan Daftar Kode Indeks Berkas KKP merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari berkas KKP. Contoh pembuatan KKP (Lampiran I SE 08/PJ/2012) Format KKP sebagaimana diatur dalam Surat Edaran 08/PJ/2012 dapat diterapkan pada kertas kerja pemeriksaan tujuan lain, sepanjang belum diatur pada ketentuan tersendiri. F. Berkas KKP Berkas KKP adalah KKP, dokumen pendukung KKP, dan dokumen pemeriksaan. 1. KKP KKP terdiri dari KKP Induk, KKP Induk per Jenis Pajak dan KKP Pendukung 2. KKP Induk KKP Induk adalah KKP yang merupakan rangkuman dari KKP Induk Per Jenis Pajak. 3. KKP Induk Per Jenis Pajak KKP Induk Per Jenis Pajak adalah KKP yang memuat objek pajak, pajak terutang, kredit pajak, pajak yang kurang (lebih) dibayar, sanksi administrasi, pajak yang masih harus (lebih) dibayar dan/atau Surat Tagihan Pajak. 4. KKP Pendukung KKP Pendukung adalah KKP yang memuat uraian lebih detail atau rincian dari suatu KKP. 5. Dokumen Pendukung Dokumen pendukung KKP adalah dokumen yang diperlukan untuk mendukung atau sebagai sumber dalam pembuatan KKP. 6. Dokumen Pemeriksaan Dokumen pemeriksaan adalah surat, dokumen, dan/atau daftar yang diperlukan dalam dan/atau berkaitan dengan pelaksanaan pemeriksaan. KKP LHP NOTHIT 18

20 KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK KANTOR PELAYANAN PAJAK PRATAMA "ABC" KERTAS KERJA PEMERIKSAAN INDUK Nama WP : PT Abcdefgh NPWP : Masa/Tahun Pajak : Januari Desember 2009 Uraian PPh BADAN Penghasilan Kena Pajak PPh Badan Terutang Kredit Pajak PPh Badan Kurang (Lebih) Bayar Sanksi Administrasi PPh Badan Yang Masih Harus Dibayar PPh PASAL 21 Objek PPh Pasal 21 PPh Pasal 21 Terutang Kredit Pajak PPh Pasal 21 Kurang (Lebih) Bayar Sanksi Administrasi PPh Pasal 21 Yang Masih Harus Dibayar Ref. B C Menurut SPT WP Pemeriksa 160,477,949 22,466,780 22,466,760 47,009, , , ,178,339 36,424,920 22,466,780 Koreksi 99,700,390 13,958,140 13,958,140 6,699,907 13,958,140 6,699,907 20,658,048 20,658,048 47,009, , ,500 PPh PASAL 22 Objek PPh Pasal 22 PPh Pasal 22 Terutang Kredit Pajak PPh Pasal 22 Kurang (Lebih) Bayar Sanksi Administrasi PPh Pasal 22 Yang Masih Harus Dibayar E PPh PASAL 23 Objek PPh Pasal 23 PPh Pasal 23 Terutang Kredit Pajak PPh Pasal 23 Kurang (Lebih) Bayar Sanksi Administrasi PPh Pasal 23 Yang Masih Harus Dibayar STP Pasal 7 UU KUP PPh PASAL 26 FINAL Objek PPh Pasal 26 Final PPh Pasal 26 Final Terutang Kredit Pajak PPh Pasal 26 Final Kurang (Lebih) Bayar Sanksi Administrasi PPh Pasal 26 Final Yang Masih Harus Dibayar G J 541,000 10,820 10,820 6,041, ,820 10, ,000 52,800 5,500, , ,000 52, , , , ,000 KKP LHP NOTHIT 19

21 PPH FINAL PASAL 4 AYAT (2) Objek PPh Final Pasal 4 ayat (2) PPh Final Pasal 4 ayat (2) Terutang Kredit Pajak PPh Final Pasal 4 ayat (2) Kurang (Lebih) Bayar Sanksi Administrasi PPh Final Pasal 4 ayat (2) Yg Msh Hrs Dibayar K 750,000 75,000 75, ,000 75,000 75,000 PPh PASAL 15 Objek PPh Pasal 15 PPh Pasal 15 Terutang Kredit Pajak PPh Pasal 15 Kurang (Lebih) Bayar Sanksi Administrasi PPh Pasal 15 Yang Masih Harus Dibayar L PPN Penyerahan BKP/JKP DPPPPN Yang Harus dipungut sendiri Pajak Keluaran Yang Harus dipungut sendiri Pajak Masukan yang Dapat Diperhitungkan PPN Kurang (Lebih) Bayar Dikompensasikan PPN Kurang (Lebih) Bayar Sanksi Administrasi PPN Yang Masih Harus (Lebih) Dibayar STP N 319,349,212 31,934,921 31,934, ,573,602 41,757,360 31,934,921 9,822,439 98,224,390 9,822,439 9,822,439 9,822,439 9,822,439 5,263,139 15,085,578 5,263,139 15,085,578 1,964,488 1,964,488 Dibuat oleh : Ditelaah oleh : Nama Paraf Tanggal Nama Paraf Tanggal Cakti Bhakti Buddhi Halaman 1 dari 2 ; Indeks : INDUK P1 KKP LHP NOTHIT 20

22 LAMPIRAN VI SURAT EDARAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR : SE08/PJ/2012 TENTANG : PEDOMAN PENYUSUNAN KERTAS KERJA PEMERIKSAAN UNTUK MENGUJI KEPATUHAN PEMENUHAN KEWAJIBAN PERPAJAKAN KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK KANTOR PELAYANAN PAJAK PRATAMA "ABC" KERTAS KERJA PEMERIKSAAN INDUK (Perubahan Pertama) Nama WP : PT Abcdefgh NPWP : Masa/Tahun Pajak : Januari Desember 2009 Uraian PPh BADAN Penghasilan Kena Pajak PPh Badan Terutang Kredit Pajak PPh Badan Kurang (Lebih) Bayar Sanksi Administrasi PPh Badan Yang Masih Harus Dibayar PPh PASAL 21 Objek PPh Pasal 21 PPh Pasal 21 Terutang Kredit Pajak PPh Pasal 21 Kurang (Lebih) Bayar Sanksi Administrasi PPh Pasal 21 Yang Masih Harus Dibayar Ref. B P1 C Menurut SPT WP Pemeriksa 160,477,949 22,466,780 22,466,780 47,009, , , ,638,339 36,349,320 22,466,780 Koreksi 99,160,390 13,882,540 13,882,540 6,663,619 13,882,540 6,663,619 20,546,160 20,546,160 47,009, , ,500 PPh PASAL 22 Objek PPh Pasal 22 PPh Pasal 22 Terutang Kredit Pajak PPh Pasal 22 Kurang (Lebih) Bayar Sanksi Administrasi PPh Pasal 22 Yang Masih Harus Dibayar E PPh PASAL 23 Objek PPh Pasal 23 PPh Pasal 23 Terutang Kredit Pajak PPh Pasal 23 Kurang (Lebih) Bayar Sanksi Administrasi PPh Pasal 23 Yang Masih Harus Dibayar STP Pasal 7 UU KUP G 541,000 10,820 10,820 6,041, ,820 10, ,000 52,800 5,500, , ,000 52, , , , ,000 Halaman 1 dari 2 ; Indeks : INDUK P1 KKP LHP NOTHIT 21

23 KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK KANTOR PELAYANAN PAJAK PRATAMA "ABC" KERTAS KERJA PEMERIKSAAN PPh Badan (Perubahan Pertama) Nama WP : PT Abcdefgh NPWP : Masa/Tahun Pajak : Januari Desember 2009 Uraian Peredaran Usaha Harga Pokok Penjualan Laba Bruto Biaya Usaha Lainnya Laba Operasi Penghasilan dari Luar Usaha Biaya dari Luar Usaha Penghasilan Neto Luar Negeri Laba Neto Komersial Penyesuaian Fiskal Positif Penyesuaian Fiskal Negatif Fasilitas Penanaman Modal Berupa Pengurangan Penghasilan Neto Penghasilan Neto Fiskal Kompensasi Kerugian Penghasilan Kena Pajak PPh Badan Terutang Kredit Pajak PPh Badan Kurang (Lebih) Bayar Sanksi Administrasi : Pasal 13 (2) UU KUP 2% x 24 Bulan x Rp PPh Badan Yang Masih Harus Dibayar Ref. B.1 B.2 B.3 P1 B.4 B.5 B.6 B.7 B.8 B.9 B.10 B.11 P1 B.12 Menurut SPT WP Pemeriksa 369,471, ,696, ,423, ,423, ,047, ,272,174 29,813,250 29,668, ,234, ,603,924 4,558,846 4,558, , , ,638, , ,477, ,477,949 22,466,780 22,466, ,007, , , ,638, ,638,339 36,349,320 22,466,780 13,882,540 Koreksi 98,224,390 98,224, ,000 98,369,390 98,369, ,000 99,160,390 99,160,390 13,882,540 13,882,540 6,663,619 6,663,619 20,546,160 20,546,160 Dibuat oleh : Ditelaah oleh : Nama Paraf Tanggal Nama Paraf Tanggal Cakti Bhakti Buddhi Indeks : B P1 KKP LHP NOTHIT 22

24 KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK KANTOR PELAYANAN PAJAK PRATAMA "ABC" KERTAS KERJA PEMERIKSAAN PPh Badan Nama WP : PT Abcdefgh NPWP : Masa/Tahun Pajak : Januari Desember 2009 Uraian Peredaran Usaha Harga Pokok Penjualan Laba Bruto Biaya Usaha Lainnya Laba Operasi Penghasilan dari Luar Usaha Biaya dari Luar Usaha Penghasilan Neto Luar Usaha Laba Neto Komersial Penyesuaian Fiskal Positif Penyesuaian Fiskal Negatif Fasilitas Penanaman Modal Berupa Pengurangan Penghasilan Neto Penghasilan Neto Fiskal Kompensasi Kerugian Penghasilan Kena Pajak PPh Badan Terutang Kredit Pajak PPh Badan Kurang (Lebih) Bayar Sanksi Administrasi : Pasal 13 (2) UU KUP 2% x 24 Bulan x Rp PPh Badan Yang Masih Harus Dibayar Ref. B.1 B.2 B.3 B.4 B.5 B.6 B.7 B.8 B.9 B.10 B.11 B.12 Menurut SPT WP Pemeriksa 369,471, ,696, ,423, ,423, ,047, ,272,174 29,813,250 29,128, ,234, ,143,924 4,558,846 4,558, , , ,638, , ,477, ,477,949 22,466,780 22,466, ,547, , , ,178, ,178,339 36,424,920 22,466,780 13,958,140 Koreksi 98,224,390 98,224, ,000 98,909,390 98,909, ,000 99,700,390 99,700,390 13,958,140 13,958,140 6,699,907 6,699,907 20,658,048 20,658,048 Dibuat oleh : Ditelaah oleh : Nama Paraf Tanggal Nama Paraf Tanggal Cakti Bhakti Buddhi Indeks : B KKP LHP NOTHIT 23

25 KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK KANTOR PELAYANAN PAJAK PRATAMA "ABC" KERTAS KERJA PEMERIKSAAN Peredaran Usaha Nama WP : PT Abcdefgh NPWP : Masa/Tahun Pajak : Januari Desember 2009 Uraian Ref. SPT WP (Rp) Menurut Pemeriksa (Rp) Koreksi (Rp) Penjualan Ekspor Penjualan Lokal Jumlah B Pos penjualan ekspor tidak dilakukan pemeriksaan berdasarkan Rencana Pemeriksaan dan Perubahan Rencana Pemeriksaan Dibuat oleh : Ditelaah oleh : Nama Paraf Tanggal Nama Paraf Tanggal Cakti Bhakti Buddhi Indeks : B.1 KKP LHP NOTHIT 24

26 KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK KANTOR PELAYANAN PAJAK PRATAMA "ABC" KERTAS KERJA PEMERIKSAAN Penjualan Lokal Nama WP : PT Abcdefgh NPWP : Masa/Tahun Pajak : Januari Desember 2009 Sumber data : SPT Tahunan PPh Badan Rincian Penjualan Dokumen Pendukung (delivery order, invoice) Pengujian dilakukan melalui tracing dari dokumen pendukung ke laporan penjualan Uraian Ref. SPT WP (Rp) Menurut Pemeriksa (Rp) Koreksi (Rp) Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober Nopember Desember Jumlah B B B B B Penjelasan No. Uraian Dasar Hukum 1. Berdasarkan bukti/dokumen sumber, terdapat penjualan lokal yang belum dilaporkan oleh Wajib Pajak. Lihat KKP B Pasal 12 ayat (3) UU KUP Pasal 4 ayat (1) UU PPh 2. Penjualan lokal ini merupakan objek pemungutan PPN Pasal 12 ayat (3) UU KUP Pasal 4 ayat (1) UU PPN Dibuat oleh : Ditelaah oleh : Nama Paraf Tanggal Nama Paraf Tanggal Cakti Bhakti Buddhi Indeks : B.1.1 KKP LHP NOTHIT 25

27 KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK KANTOR PELAYANAN PAJAK PRATAMA "ABC" KERTAS KERJA PEMERIKSAAN Rekapitulasi Delivery Order yang belum dilaporkan WP Nama WP : PT Abcdefgh NPWP : Masa/Tahun Pajak : Januari Desember 2009 Sumber data : Dokumen Pendukung (delivery order, invoice) Pengujian dilakukan melalui tracing dari dokumen pendukung ke laporan penjualan No Nomor DO Tanggal Jumlah (Rp) /02/ /04/ /04/ /08/ /08/ /11/ /11/ /12/ Jumlah Penjelasan No. Uraian Dasar Hukum 1. Berdasarkan bukti/dokumen sumber, terdapat penjualan lokal yang belum dilaporkan oleh Wajib Pajak sesuai dengan dokumen Pasal 12 ayat (3) UU KUP Pasal 4 ayat (1) UU PPh pengangkutan (delivery order). 2. Penjualan lokal ini merupakan objek pemungutan PPN Pasal 12 ayat (3) UU KUP Pasal 4 ayat (1) UU PPN Dibuat oleh : Ditelaah oleh : Nama Paraf Tanggal Nama Paraf Tanggal Cakti Bhakti Buddhi Indeks : B KKP LHP NOTHIT 26

28 KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK KANTOR PELAYANAN PAJAK PRATAMA "ABC" KERTAS KERJA PEMERIKSAAN Kompensasi Kerugian Nama WP : PT Abcdefgh NPWP : Masa/Tahun Pajak : Januari Desember 2009 Uraian Ref. SPT WP (Rp) Menurut Pemeriksa (Rp) Koreksi (Rp) Kompensasi Kerugian Pos Kompensasi Kerugian tidak dilakukan pemeriksaan berdasarkan Rencana Pemeriksaan dan Perubahan Rencana Pemeriksaan Dibuat oleh : Ditelaah oleh : Nama Paraf Tanggal Nama Paraf Tanggal Cakti Bhakti Buddhi Indeks : B.10 KKP LHP NOTHIT 27

29 KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK KANTOR PELAYANAN PAJAK PRATAMA "ABC" KERTAS KERJA PEMERIKSAAN PPh Badan Terutang (Perubahan Pertama) Nama WP : PT Abcdefgh NPWP : Masa/Tahun Pajak : Januari Desember 2009 Sumber data : SPT Tahunan PPh Badan Pengujian dilakukan dengan menghitung PPh terutang berdasarkan tarif Pasal 17 dan Pasal 31E UU PPh : Penghasilan Kena Pajak menurut Pemeriksa PKP dibulatkan Rp Rp PPh Terutang menurut Pemeriksa : 50% x 28% x Rp = Rp PPh Terutang menurut WP Rp Koreksi Rp Penjelasan No. Uraian Dasar Hukum 1. Hasil perhitungan menunjukkan adanya koreksi PPh terutang Pasal 12 ayat (3) UU KUP Pasal 17 ayat (1) huruf a UU PPh Pasal 31E UU PPh Dibuat oleh : Ditelaah oleh : Nama Paraf Tanggal Nama Paraf Tanggal Cakti Bhakti Buddhi Indeks : B.11 P1 KKP LHP NOTHIT 28

30 KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK KANTOR PELAYANAN PAJAK PRATAMA "ABC" KERTAS KERJA PEMERIKSAAN PPh Badan Terutang Nama WP : PT Abcdefgh NPWP : Masa/Tahun Pajak : Januari Desember 2009 Sumber data : SPT Tahunan PPh Badan Pengujian dilakukan dengan menghitung PPh terutang berdasarkan tarif Pasal 17 dan Pasal 31E UU PPh : Penghasilan Kena Pajak menurut Pemeriksa Rp PKP dibulatkan Rp PPh Terutang menurut Pemeriksa : 50% x 28% x Rp = Rp PPh Terutang menurut WP Rp Koreksi Rp Penjelasan No. Uraian Dasar Hukum 1. Hasil perhitungan menunjukkan adanya koreksi PPh terutang Pasal 12 ayat (3) UU KUP Pasal 17 ayat (1) huruf a UU PPh Pasal 31 E UU PPh Dibuat oleh : Ditelaah oleh : Nama Paraf Tanggal Nama Paraf Tanggal Cakti Bhakti Buddhi Indeks : B.11 KKP LHP NOTHIT 29

31 KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK KANTOR PELAYANAN PAJAK PRATAMA "ABC" KERTAS KERJA PEMERIKSAAN Kredit Pajak Nama WP : PT Abcdefgh NPWP : Masa/Tahun Pajak : Januari Desember 2009 Sumber data : SSP Rekening Koran Pengujian keabsahan kredit pajak dilakukan dengan teknik pencocokan SSP dengan data MPN Uraian Ref. SPT WP (Rp) Menurut Pemeriksa (Rp) Koreksi (Rp) PPh Ps 22 Impor PPh Ps 23 Dipotong PPh Ps. 25 PPh Ps. 29 Pokok STP Jumlah Penjelasan No. Uraian Dasar Hukum 1. Berdasarkan hasil pemeriksaan disimpulkan bahwa SSP tersebut sesuai dengan data MPN Pasal 28 UU PPh Pasal 29 UU PPh Peraturan Dirjen Pajak Nomor PER 148/PJ/2007 Dibuat oleh : Ditelaah oleh : Nama Paraf Tanggal Nama Paraf Tanggal Cakti Bhakti Buddhi Indeks : B.12 KKP LHP NOTHIT 30

32 KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK KANTOR PELAYANAN PAJAK PRATAMA "ABC" KERTAS KERJA PEMERIKSAAN PPh Pasal 21 Nama WP : PT Abcdefgh NPWP : Masa/Tahun Pajak : Januari Desember 2009 Uraian 1 OBJEK PAJAK a. Pegawai Tetap b. Penerima Pensiun Berkala c. Pegawai Tidak Tetap atau Tenaga Kerja Lepas d. Distributor MLM e. Petugas Dinas Luar Asuransi f. Penjaja Barang Dagangan g. Tenaga Ahli h. Anggota Dewan Komisaris atau Dewan Pengawas yang tidak Merangkap sebagai Pegawai Tetap i. Lain j. Pegawai yang Melakukan Penarikan Dana Pensiun k. Peserta Kegiatan l. Berkesinambungan m. Bukan Pegwai yang menerima Penghasilan yang Tidak Bersifat Ref. C.1 C.1 SPT WP (Rp) Menurut Pemeriksa (Rp) Koreksi (Rp) JUMLAH OBJEK PPH PASAL PAJAK TERUTANG a. Pegawai Tetap b. Penerima Pensiun Berkala c. Pegawai Tidak Tetap atau Tenaga Kerja Lepas d. Distributor MLM e. Petugas Dinas Luar Asuransi f. Penjaja Barang Dagangan g. Tenaga Ahli h. Anggota Dewan Komisaris atau Dewan Pengawas yang tidak Merangkap sebagai Pegawai Tetap i. Lain j. Pegawai yang Melakukan Penarikan Dana Pensiun k. Peserta Kegiatan l. Berkesinambungan m. Bukan Pegawai yang Menerima Penghasilan yang Tidak Bersifat JUMLAH PPH PASAL 21 TERUTANG KREDIT PAJAK PPh PASAL 21 KURANG / (LEBIH) DIBAYAR 5 SANKSI ADMINISTRASI : a. SKPKB a.1. Bunga Pasal 13 (2) KUP a.2. Kenaikan Pasal 13 (3) KUP a.3. Bunga Pasal 13 (5) KUP a.4. Kenaikan Pasal 13A KUP b. SKPKBT KKP LHP NOTHIT 31

33 b.1. Kenaikan Pasal 15 (2) KUP b.2. Bunga Pasal 15 (4) KUP JUMLAH SANKSI ADMINISTRASI 6 PPh Pasal 21 YANG MASIH HARUS / (LEBIH) DIBAYAR 7 S T P a. Denda Pasal 7 KUP b. Bunga Pasal 8 (2a) KUP c. Bunga Pasal 9 (2a) KUP d. Bunga Pasal 14 (3) KUP JUMLAH STP Dibuat oleh : Ditelaah oleh : Nama Paraf Tanggal Nama Paraf Tanggal Cakti Bhakti Buddhi Indeks : C KKP LHP NOTHIT 32

34 KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK KANTOR PELAYANAN PAJAK PRATAMA "ABC" KERTAS KERJA PEMERIKSAAN Objek PPh Pasal 21 Nama WP : PT Abcdefgh NPWP : Masa/Tahun Pajak : Januari Desember 2009 Sumber data : SPT Tahunan PPh Badan Laporan Keuangan Buku Besar Pengujian dilakukan berdasarkan dokumen sumber dengan teknik ekualisasi Objek PPh Pasal 21 yang dilaporkan dalam SPT dengan pospos biaya dan pospos neraca Objek Pajak menurut Pemeriksa Pospos Laporan Laba Rugi : 1. Tenaga Kerja Langsung (KKP B.2) Rp Gaji dan Kesejahteraan Karyawan (KKP B.3.1) Gaji Rp Tunjangan Makan Rp Tunjangan Transportasi Rp Tunjangan Hari Raya Rp Jumlah Rp Rp PosPos Neraca Rp Objek dari masa sebelumnya Rp Dipotong/disetor/dilaporkan masa berikutnya Rp Diperhitungkan sebagai objek PPh Pemotongan lain Rp Dipotong/disetor/dilaporkan di KPP lain Rp Objek Pajak Menurut Pemeriksa Rp Objek Pajak Menurut SPT WP Rp Koreksi Objek Pajak Penjelasan No. Uraian Dasar Hukum 1. Berdasarkan hasil pemeriksaan disimpulkan bahwa objek PPh Pasal 21 telah seluruhnya dipotong dan dilaporkan oleh Wajib Pajak PPh Pasal 21 UU PPh Dibuat oleh : Ditelaah oleh : Nama Paraf Tanggal Nama Paraf Tanggal Cakti Bhakti Buddhi Indeks : C.1 KKP LHP NOTHIT 33

35 KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK KANTOR PELAYANAN PAJAK PRATAMA "ABC" KERTAS KERJA PEMERIKSAAN PPh Pasal 21 Final Nama WP : PT Abcdefgh NPWP : Masa/Tahun Pajak : Januari Desember 2009 Uraian Ref. SPT WP (Rp) Menurut Pemeriksa (Rp) Koreksi (Rp) 1 OBJEK PAJAK a. Penerima Uang Pesangon, Uang Manfaat Pensiun, Tunjangan Hari Tua atau Jaminan Hari Tua, dan Pembayaran Lain Sejenis yang Dibayarkan Sekaligus b. Pejabat Negara, Pegawai Negeri Sipil, Anggota TNI/POLRI dan Pensiunan yang Menerima Honorarium dan Imbalan Lain yang Dibebankan kepada Keuangan Negara/Daerah JUMLAH OBJEK PPH PASAL 21 FINAL 2 PAJAK TERUTANG a. Penerima Uang Pesangon, Uang Manfaat Pensiun, Tunjangan Hari Tua atau Jaminan Hari Tua, dan Pembayaran Lain Sejenis yang Dibayarkan Sekaligus b. Pejabat Negara, Pegawai Negeri Sipil, Anggota TNI/POLRI dan Pensiunan yang Menerima Honorarium dan Imbalan Lain yang Dibebankan Kepada Keuangan Negara/Daerah JUMLAH PPH PASAL 21 FINAL TERUTANG 3 KREDIT PAJAK 4 PPh PASAL 21 FINAL YANG KURANG/(LEBIH) DIBAYAR 5 SANKSI ADMINISTRASI : a. SKPKB a.1. Bunga Pasal 13 (2) KUP a.2. Kenaikan Pasal 13 (3) KUP a.3. Bunga Pasal 13 (5) KUP a.4. Kenaikan Pasal 13A KUP b. SKPKBT b.1. Kenaikan Pasal 15 (2) KUP b.2. Bunga Pasal 15 (4) KUP JUMLAH SANKSI ADMINISTRASI 6 PPh PASAL 21 FINAL YANG MASIH HARUS/(LEBIH) DIBAYAR 7 S T P a. Denda Pasal 7 KUP b. Bunga Pasal 8 (2a) KUP c. Bunga Pasal 9 (2a) KUP d. Bunga Pasal 14 (3) KUP JUMLAH STP KKP LHP NOTHIT 34

36 Dibuat oleh : Ditelaah oleh : Nama Paraf Tanggal Nama Paraf Tanggal Cakti Bhakti Buddhi Indeks : D KKP LHP NOTHIT 35

37 KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK KANTOR PELAYANAN PAJAK PRATAMA "ABC" KERTAS KERJA PEMERIKSAAN Objek PPh Pasal 21 Final Nama WP : PT Abcdefgh NPWP : Masa/Tahun Pajak : Januari Desember 2009 Sumber data : SPT Tahunan PPh Badan Laporan Keuangan Buku Besar Pengujian dilakukan berdasarkan dokumen sumber dengan teknik ekualisasi Objek PPh Pasal 21 Final yang dilaporkan dalam SPT dengan pospos biaya dan pospos neraca Objek Pajak menurut Pemeriksa PosPos Laporan Laba Rugi : Rp Rp Jumlah Rp PosPos Neraca Rp Objek dari masa sebelumnya Rp Dipotong/disetor/dilaporkan masa berikutnya Rp Diperhitungkan sebagai objek PPh Pemotongan lain Rp Dipotong/disetor/dilaporkan di KPP lain Rp Objek Pajak Menurut Pemeriksa Rp Objek Pajak Menurut SPT WP Rp Koreksi Objek Pajak Rp Penjelasan No. Uraian Dasar Hukum 1. Berdasarkan hasil pemeriksaan disimpulkan bahwa tidak terdapat objek PPh Pasal 21 Final PPh Pasal 21 UU PPh Dibuat oleh : Ditelaah oleh : Nama Paraf Tanggal Nama Paraf Tanggal Cakti Bhakti Buddhi Indeks : D.1 KKP LHP NOTHIT 36

38 II. LAPORAN HASIL PEMERIKSAAN (LHP) A. Pengertian LHP Berdasarkan Pasal 6 Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER23/PJ/2013 tentang Standar Pemeriksaan diatur bahwa Kegiatan Pemeriksaan untuk menguji kepatuhan pemenuhan kewajiban perpajakan harus dilaporkan dalam bentuk LHP yang disusun sesuai standar pelaporan hasil Pemeriksaan. Pedoman dalam memenuhi standar pelaporan hasil pemeriksaan untuk menguji kepatuhan pemenuhan kewajiban perpajakan dan standar pelaporan hasil pemeriksaan untuk tujuan lain diatur dengan Surat Edar n Direktur Jenderal Pajak nomor SE 24/PJ/2015. Tujuan dari Pedoman penyusunan LHP menciptakan tertib administrasi dan keseragaman dalam pelaporan hasil pemeriksaan untuk menguji kepatuhan pemenuhan kewajiban perpajakan dan tujuan lain. LHP adalah laporan yang berisi tentang pelaksanaan dan hasil pemeriksaan yang disusun oleh Pemeriksa Pajak secara ringkas dan jelas serta sesuai dengan ruang lingkup dan tujuan pemeriksaan. LHP dibuat oleh pemeriksa pada akhir pelaksanaan pemeriksaan yang merupakan ikhtisar dan penuangan semua hasil pelaksanaan tugas pemeriksaan sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan. Kegiatan pemeriksaan untuk menguji kepatuhan pemenuhan kewajiban perpajakan harus dilaporkan dalam bentuk LHP yang disusun sesuai dengan standar pelaporan hasil pemeriksaan, yaitu LHP disusun secara ringkas dan jelas, memuat ruang lingkup atau pospos yang diperiksa sesuai dengan tujuan Pemeriksaan, memuat simpulan Pemeriksa Pajak yang didukung temuan yang kuat tentang ada atau tidak adanya penyimpangan terhadap peraturan perundang undangan perpajakan, dan memuat pula pengungkapan informasi lain yang terkait dengan Pemeriksaan. Kegiatan pemeriksaan untuk tujuan lain harus dilaporkan dalam bentuk LHP yang disusun sesuai dengan standar pelaporan hasil pemeriksaan, yaitu LHP disusun secara ringkas dan jelas, memuat ruang lingkup atau pospos yang diperiksa sesuai dengan tujuan Pemeriksaan, memuat simpulan Pemeriksa Pajak dan memuat pula pengungkapan informasi lain yang terkait. LHP disusun dan ditandatangani oleh tim Pemeriksa Pajak. LHP ditandatangani oleh Kepala UP2 untuk mengetahui apakah: KKP LHP NOTHIT 37

39 1) Pospos yang diperiksa telah sesuai dengan Rencana Pemeriksaan dan perubahannya. 2) Dasar hukum koreksi telah sesuai dengan ketentuan perundangundangan perpajakan. LHP untuk menguji kepatuhan pemenuhan kewajiban perpajakan sekurangkurangnya memuat: a. Penugasan pemeriksaan; b. Tujuan Pemeriksaan; c. Identitas Wajib Pajak; d. Buku dan dokumen yang dipinjam; e. Materi yang diperiksa; f. Uraian hasil pemeriksaan; g. Ikhtisar hasil pemeriksaan; h. Penghitungan pajak terutang; dan i. Simpulan dan usul Pemeriksa Pajak. LHP untuk tujuan lain sekurangkurangnya memuat: a. Penugasan Pemeriksaan; b. Tujuan Pemeriksaan; c. Identitas Wajib Pajak; d. Buku dan dokumen yang dipinjam; e. Materi yang diperiksa; f. Uraian hasil pemeriksaan; dan g. Simpulan dan usul Pemeriksa Pedoman Penyusunan LHP yang diatur dalam Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak nomor SE24/PJ/2013 berlaku untuk: a. Pemeriksaan untuk menguji kepatuhan pemenuhan kewajiban perpajakan dan tujuan lain. b. Jenis Pemeriksaan adalah Pemeriksaan Lapangan atau Pemeriksaan Kantor. c. Ruang Lingkup Pemeriksaan adalah satu, beberapa, atau seluruh jenis pajak, baik untuk satu atau beberapa Masa Pajak, Bagian Tahun Pajak atau Tahun Pajak dalam tahuntahun lalu maupun tahun berjalan. d. Wajib Pajak Badan, Bentuk Usaha Tetap atau Orang Pribadi. KKP LHP NOTHIT 38

40 LHP untuk menguji kepatuhan pemenuhan kewajiban perpajakan menjadi dasar pembuatan nota penghitungan dalam rangka penerbitan surat ketetapan pajak dan/atau Surat Tagihan Pajak. B. Susunan / Bagian LHP 1. LHP untuk menguji kepatuhan pemenuhan kewajiban perpajakan LHP terdiri dari tiga bagian yaitu bagian awal, bagian isi, dan bagian akhir. 1) Bagian Awal 1) Halaman Judul Halaman judul sekurangkurangnya memuat informasi mengenai nama Unit Pelaksana Pemeriksaan (UP2), judul LHP, nomor LHP, tanggal LHP, nama Wajib Pajak, Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP), alamat Wajib Pajak, jenis pemeriksaan, kode pemeriksaan, kriteria pemeriksaan, masa pajak, dan tahun pajak. 2) Daftar Isi Pencantuman daftar isi dimaksudkan untuk memudahkan dalam penyusunan LHP. 2) Bagian Isi Isi LHP dibagi menjadi 4 (empat) bagian dengan susunan sebagai berikut. I. Umum A. Pernyataan Pemeriksa Pernyataan Pemeriksa Diisi Dengan: "Berdasarkan Pasal 29 UndangUndang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan, Direktur Jenderal Pajak berwenang melakukan pemeriksaan untuk menguji kepatuhan pemenuhan kewajiban perpajakan Wajib Pajak dan untuk tujuan lain dalam rangka melaksanakan ketentuan peraturan perundangundangan perpajakan. Laporan Hasil Pemeriksaan (LHP) ini dibuat dalam rangka penyelesaian penugasan pemeriksaan. LHP ini hanya digunakan untuk kepentingan perpajakan. Pemeriksaan terhadap Wajib Pajak telah dilaksanakan secara objektif dan profesional berdasarkan standar pemeriksaan dengan menggunakan data, KKP LHP NOTHIT 39

41 keterangan, dan/atau bukti yang dihimpun/diperoleh pemeriksaan serta diolah sejak penyusunan rencana pemeriksaan (audit plan). Buku, catatan, dan dokumen Wajib Pajak yang digunakan dalam pemeriksaan terbatas pada peminjaman sampai dengan tanggal...*) Pengujian kewajiban perpajakan Wajib Pajak dan pospos SPT yang diperiksa terbatas yang pada jenis pajak dan pos/pos turunan yang ada pada rencana pemeriksaan (audit plan) dan perubahannya. Apabila dikemudian hari terdapat kesalahan administrasi di dalam laporan ini, terdapat data baru termasuk data yang semula belum terungkap pada pemeriksaan ini, dan/atau tindak pidana di bidang perpajakan akan ditindaklanjuti sesuai dengan ketentuan perundangundangan perpajakan yang berlaku." *) Paragraf ini dicantumkan dalam hal melakukan peminjaman buku, catatan, dan dokumen Wajib Pajak berdasarkan tanda terima terakhir. B. Penugasan Pemeriksaan, berisi informasi mengenai: 1) Nomor dan tanggal Surat Perintah Pemeriksaan (SP2), SP2 Perubahan dan Surat Tugas Membantu Pelaksanaan Pemeriksaan; 2) susunan Tim Pemeriksa Pajak dan Tenaga Ahli; 3) masa pajak dan tahun pajak; 4) kode pemeriksaan; 5) kriteria pemeriksaan; 6) tanggal mulai pemeriksaan; C. Identitas Wajib Pajak, berisi Profil Wajib Pajak yang minimal memuat: 1) nama Wajib Pajak; 2) NPWP; 3) tanggal pengukuhan PKP; 4) alamat dan nomor telepon; 5) tahun buku; 6) pembukuan Wajib Pajak; 7) mata uang yang digunakan; 8) metode pembukuan yang dipakai; 9) audit laporan keuangan; KKP LHP NOTHIT 40

42 10) Klasifikasi Lapangan Usaha (KLU) menurut SPT; 11) Gambaran Kegiatan Usaha, yang berisi informasi antara lain: pendirian perusahaan bagan/pohon kepemilikan alur kegiatan usaha prosedur penjualan prosedur pembelian proses dan kapasitas produksi produk yang dihasilkan penjelasan hubungan/transaksi kepada pihakpihak yang memiliki hubungan istimewa informasi customer dan supplier utama cara/teknik khusus Wajib Pajak dalam melakukan kegiatan usaha informasi lain yang dipandang perlu oleh Pemeriksa Pajak. D. Pemenuhan Kewajiban Perpajakan, berisi informasi mengenai: 1) pelaksanaan kewajiban perpajakan; 2) ketaatan pembayaran/penyetoran; 3) ketaatan penyampaian SPT. E. Data/Informasi yang Tersedia, yang memuat data/informasi yang tersedia terkait dengan pemeriksaan yang dilakukan meliputi: 1) Data SPT; 2) KP. Data; 3) Hasil analisis dan pengembangan atas Informasi, Data, Laporan, dan Pengaduan (IDLP); 4) LHP sebelumnya; 5) Laporan Hasil Pemeriksaan Lokasi; 6) Hasil Bantuan Tenaga Ahli; 7) Data/informasi lainnya. F. Daftar Buku, Catatan dan Dokumen yang Dipinjam, yang memuat tentang jenis atau nama buku, catatan dan dokumen yang dipinjam dari Wajib Pajak berdasarkan bukti peminjaman. KKP LHP NOTHIT 41

43 G. Daftar Lampiran, yang memuat daftar dokumendokumen yang harus dilampirkan dalam LHP sebagai berikut: 1) Rencana Pemeriksaan dan perubahannya; 2) Surat Perintah Pemeriksaan; 3) Surat Pemberitahuan Pemeriksaan Lapangan atau Surat Panggilan dalam rangka Pemeriksaan Kantor; 4) Surat Pemberitahuan Hasil Pemeriksaan (SPHP) dan Daftar Temuan Pemeriksaan; 5) Surat Kuasa dari Wajib Pajak/Wakil Wajib Pajak; 6) Dokumen Pembahasan Akhir Hasil Pemeriksaan; 7) Perhitungan pajak yang masih harus (lebih) dibayar per masa pajak per jenis pajak (sesuai ruang lingkup pemeriksaan); 8) FAR Analysis (dilampirkan dalam hal terdapat transaksi afiliasi) 9) Laporan Pemanfaatan Keterangan atau Bukti yang Diperoleh Izin Tertulis Membuka Rahasia Bank 10) Dokumen lainnya yang dianggap perlu. II. Pelaksanaan Pemeriksaan A. Kronologis Pemeriksaan, yang berisi informasi mengenai tanggal: 1) pemberitahuan pemeriksaan disampaikan kepada Wajib Pajak 2) pemeriksaan di tempat Wajib Pajak/pertemuan dengan Wajib Pajak 3) kelengkapan dokumen 4) penyampaian SPHP 5) undangan pembahasan akhir 6) risalah pembahasan 7) permohonan quality assurance 8) risalah tim quality assurance 9) Berita Acara Pembahasan Akhir Hasil Pemeriksaan B. Materi yang Diperiksa, yang berisi informasi mengenai jenis pajak dan pos/pos turunan yang diperiksa. Penentuan jenis pajak dan pos/pos turunan yang diperiksa didasarkan atas Rencana Pemeriksaan dan perubahannya. KKP LHP NOTHIT 42

44 C. Uraian Hasil Pemeriksaan, yang berisi hasil pemanfaatan data/informasi yang tersedia serta uraian hasil pemeriksaan atas pospos yang diperiksa sebagaimana telah ditentukan dalam Rencana Pemeriksaan dan perubahannya. 1) Uraian hasil pemeriksaan masingmasing pos harus memuat halhal sebagai berikut. i. Sumber pengujian, yang memuat buku, catatan, dokumen dan/atau data lainnya yang relevan yang dihimpun, diolah dan dilakukan dalam pengujian serta tercantum dalam Kertas Kerja Pemeriksaan (KKP). ii. Pengujian yang dilakukan, yang memuat teknik pemeriksaan dan prosedur pemeriksaan yang digunakan dalam pengujian. iii. Simpulan, yang memuat: (1) Simpulan Pemeriksa Pajak setelah pembahasan akhir hasil pemeriksaan. (2) Simpulan dan Keputusan Tim Quality Assurance Pemeriksaan dalam hal terdapat pembahasan oleh Tim Quality Assurance Pemeriksaan. Simpulan disajikan dalam bentuk tabel komparasi yang membandingkan nilai suatu pos/pos turunan menurut SPT Wajib Pajak dengan nilai menurut Pemeriksa Pajak/Tim Quality Assurance Pemeriksaan, kecuali dalam hal: (1) pemeriksaan dilakukan dalam rangka pemeriksaan ulang, maka yang dibandingkan adalah nilai pos/pos turunan menurut penetapan sebelumnya dengan nilai menurut Pemeriksa Pajak/Tim Quality Assurance Pemeriksaan; atau (2) pemeriksaan dilakukan dengan kriteria Wajib Pajak tidak menyampaikan SPT, maka kolom nilai suatu pos/pos turunan menurut SPT Wajib Pajak dikosongkan. 2) Dalam hal UP2 Domisili juga melakukan pemeriksaan kepada WP lokasi, maka uraian hasil pemeriksaan juga harus menyajikan hasil pemeriksaan terhadap WP Lokasi. 3) Dalam hal Tim Pemeriksa mengusulkan penghentian pemeriksaan dengan membuat LHP sumir, maka uraian hasil pemeriksaan KKP LHP NOTHIT 43

45 menguraikan alasan atau dasar usulan penghentian pemeriksaan tersebut sesuai ketentuan yang berlaku. III. Ikhtisar Hasil Pemeriksaan Dan Penghitungan Pajak Terutang A. Bagian ini berisi informasi mengenai ringkasan koreksi masingmasing pos yang diperiksa setelah pembahasan akhir hasil pemeriksaan atau pembahasan dengan Tim Quality Assurance beserta penghitungan pajak terutang, kredit pajak, pajak yang kurang (lebih) dibayar, sanksi administrasi, jumlah pajak yang masih harus (lebih) dibayar dan/atau Surat Tagihan Pajak. B. Memuat ikhtisar per jenis pajak sesuai dengan ruang lingkup pemeriksaan. C. Format ikhtisar mengikuti format Nota Penghitungan. IV. Simpulan Dan Usulan Pemeriksa A. Simpulan Pemeriksa, yang berisi: 1) Daftar Kesimpulan Hasil Pemeriksaan, yang memuat informasi tentang daftar koreksi terbesar. Koreksi dikelompokkan sebagai berikut: i. Peredaran bruto ii. Harga Pokok Penjualan iii. Biaya Usaha Lainnya iv. Penghasilan bruto di luar usaha v. Biaya di luar usaha vi. Penyesuaian Fiskal vii. Kompensasi Kerugian viii. Kredit Pajak ix. Objek Pemotongan/Pemungutan Pajak Penghasilan x. Objek PPN Dalam Negeri xi. Objek PPN Impor/Pemanfaatan BKP Tidak Berwujud dari luar Daerah Pabean/Pemanfaatan JKP dari luar Daerah Pabean di dalam Daerah Pabean xii. Objek PPnBM xiii. Objek Bea Meterai xiv. Objek Pajak Lainnya KKP LHP NOTHIT 44

46 Kelompok koreksi diisi dengan kode sebagai berikut: 1: untuk koreksi karena bukti 2: untuk koreksi karena perbedaan penerapan ketentuan perpajakan 3: untuk koreksi karena transfer pricing 2) Data/Informasi yang diproduksi oleh Pemeriksa setelah melakukan pemeriksaan yang berisi: i. Daftar Kesimpulan HasilPemeriksaan ii. Daftar Harta dan Kekayaan Wajib Pajak iii. KLU hasil pemeriksaan iv. Perubahan Profil Wajib Pajak v. Data lainnya B. Usulan Pemeriksa, yang berisi: 1) usulan Surat Ketetapan Pajak, Surat Tagihan Pajak dan/atau usulan lainnya berdasarkan hasil pemeriksaan sesuai ketentuan yang berlaku; atau 2) usulan penghentian pemeriksaan dalam hal Tim Pemeriksa mengusulkan penghentian pemeriksaan sesuai ketentuan yang berlaku; atau 3) usulan lainnya yang dianggap perlu. 3) Bagian Akhir 1) Bagian ini berisi dokumendokumen sebagaimana tercantum dalam Daftar Lampiran. 2) Dokumendokumen yang dilampirkan dalam bagian ini adalah fotokopi dari dokumen aslinya. 2. LHP untuk tujuan lain LHP terdiri dari tiga bagian yaitu bagian awal, bagian isi, dan bagian akhir. KKP LHP NOTHIT 45

47 1) Bagian Awal 1. Halaman judul Halaman judul sekurangkurangnya memuat informasi mengenai nama Unit Pelaksana Pemeriksaan (UP2), judul LHP, nomor LHP, tanggal LHP, nama Wajib Pajak, Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP), alamat Wajib Pajak, kode pemeriksaan, kriteria pemeriksaan, masa pajak, dan tahun pajak. 2. Daftar Isi Pencantuman daftar isi dimaksudkan untuk memudahkan dalam penyusunan LHP. 2) Bagian Isi Isi LHP dibagi menjadi beberapa bagian dengan susunan sebagai berikut. 1) Pernyataan Pemeriksa Pernyataan Pemeriksa diisi dengan: "Berdasarkan Pasal 29 UndangUndang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan, Direktur Jenderal Pajak berwenang melakukan pemeriksaan untuk menguji kepatuhan pemenuhan kewajiban perpajakan Wajib Pajak dan untuk tujuan lain dalam rangka melaksanakan ketentuan peraturan perundangundangan perpajakan. Laporan Hasil Pemeriksaan (LHP) ini dibuat dalam rangka penyelesaian penugasan pemeriksaan. LHP ini hanya digunakan untuk kepentingan perpajakan. Pemeriksaan terhadap Wajib Pajak telah dilaksanakan secara objektif dan profesional berdasarkan standar pemeriksaan dengan menggunakan data, keterangan, dan/atau bukti yang dihimpun/diperoleh pada saat pemeriksaan. Apabila dikemudian hari terdapat kesalahan administrasi di dalam laporan ini, terdapat data baru termasuk data yang semula belum terungkap pada pemeriksaan ini, dan/atau tindak pidana di bidang perpajakan akan ditindaklanjuti sesuai dengan ketentuan perundangundangan perpajakan yang berlaku." KKP LHP NOTHIT 46

48 2) Identitas Wajib Pajak, berisi profil Wajib Pajak yang minimal memuat: i. nama Wajib Pajak; ii. NPWP; yang memuat informasi antara lain: NPWP pusat/lokasi usaha NPWP cabang iii. alamat; yang memuat informasi antara lain: alamat pusat/lokasi usaha alamat cabang tempat terutang PPN tempat penyerahan iv. metode pembukuan; v. sistem pembukuan; vi. tahun buku; vii. penanggung jawab; viii. kegiatan usaha; ix. Klasifikasi Lapangan Usaha (KLU); x. kewajiban perpajakan 3) Penugasan Pemeriksa i. nomor dan tanggal Surat Perintah Pemeriksaan (SP2), SP2 Perubahan dan Surat Tugas Membantu Pelaksanaan Pemeriksaan; ii. susunan Tim Pemeriksa Pajak; 4) Dasar Pemeriksaan, yang memuat data/informasi yang tersedia terkait dengan pemeriksaan yang dilakukan meliputi: i.tahun pajak; ii.jenis dan kriteria pemeriksaan; iii.dasar pemeriksaan; KKP LHP NOTHIT 47

49 5) Pelaksanaan Pemeriksaan, yang memuat tentang pelaksanaan pemeriksaan meliputi: i.buku, dokumen dan/atau catatan yang dipinjam ii.materi yang diperiksa iii.gambaran umum kegiatan usaha Wajib Pajak iv.kronologis pemeriksaan 6) Uraian Hasil Pemeriksaan, yang berisi hasil pemanfaatan data/informasi yang tersedia beserta uraian hasil pemeriksaan. 7) Simpulan dan Saran, yang berisi tentang simpulan dan saran pemeriksa terkait dengan pemeriksaan yang dilakukan. 8) Daftar Lampiran, yang memuat daftar dokumendokumen yang harus dilampirkan dalam LHP. 3) Bagian Akhir 1) Bagian ini berisi dokumendokumen sebagaimana tercantum dalam Daftar lampiran. 2) Dokumendokumen yang dilampirkan dalam bagian ini adalah fotokopi dari dokumen aslinya. C. Penyusunan LHP 1. Tim Pemeriksa menyusun LHP berdasarkan KKP. 2. Penyusunan LHP sebagaimana dimaksud pada angka 1 harus memperhatikan halhal sebagai berikut: i. LHP disusun dengan menggunakan Bahasa Indonesia yang baik dan benar. ii. Ukuran kertas yang digunakan adalah kertas putih A4 (8,27 inci x 11,69 inci). iii. LHP menggunakan jenis huruf (font) Arial. iv. Bagian isi LHP diberi nomor halaman. 3. Tim Pemeriksa harus menandatangani LHP sebagai bentuk pertanggungjawaban penyelesaian pelaksanaan tugas pemeriksaan. KKP LHP NOTHIT 48

50 Ketua Tim dan Anggota Tim menyusun LHP berdasarkan pada KKP yang telah disusun dan diparaf oleh Ketua Tim dan Anggota Tim serta telah ditelaah dan diparaf oleh Supervisor dan Supervisor menelaah LHP yang telah disusun oleh Ketua Tim dan Anggota Tim 4. Dalam hal berhalangan dinas, pada bagian tanda tangan diberikan catatan. 5. LHP ditandatangani oleh Kepala UP2 untuk mengetahui apakah: i. Pospos yang diperiksa telah sesuai dengan Rencana Pemeriksaan dan perubahannya. ii. Dasar hukum koreksi telah sesuai dengan ketentuan perundangundangan perpajakan. 6. LHP dilengkapi dengan Lembar Pengawasan Pemeriksaan yang dibuat dengan menggunakan format sebagaimana ditetapkan pada Lampiran I yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak ini. 7. Konsep LHP dibuat dalam hal pemeriksaan harus dilakukan review terlebih dahulu oleh Kepala Kantor Wilayah atau Direktur Pemeriksaan dan Penagihan sebelum SPHP disampaikan kepada Wajib Pajak. Format dan contoh pengisian LHP untuk menguji kepatuhan pemenuhan kewajiban perpajakan Wajib Pajak dan tujuan lain sebagaimana pada Lampiran I dan II yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak nomor SE24/PJ/2015. KKP LHP NOTHIT 49

51 LAPORAN HASIL PEMERIKSAAN INFORMATIF Halhal yang perlu diperhatikan dalam penyusunan LHP supaya dapat dimaksimalkan penggunaannya terutama oleh pemeriksa berikutnya, diantaranya: 1) Penggunaan terminologi dan bahasa Pengguna LHP tidak semuanya berasal dari disiplin ilmu yang sama, ambil contoh hukum, maka terminologi akuntansi akan asing baginya. Mengingat hal tersebut maka dalam penyusunan LHP penggunaan istilah atau bahasa yang mudah dipahami dan dimengerti secara umum sangatlah berpengaruh bagi proses pemahaman penggunanya. 2) Full Disclosure Untuk memenuhi unsur informatif pada LHP, diperlukan bahasa yang mampu menjelaskan sendiri dari cerita atau informasi yang disampaikan tanpa adanya data pendukung lainnya atau penjelasan tambahan. Memang LHP adalah resume dari KKP, tidak memindahkan data yang ada di KKP, namun demikian tetap harus memperhatikan informatifnya isi dari LHP sehingga sekali membaca dapat mengerti isi cerita dan sumbernya. 3) Gambaran kegiatan usaha Wajib Pajak Halhal yang perlu diuraikan diantaranya: a. Bidang usaha Wajib Pajak pada saat pemeriksaan pajak dilakukan. Hal ini akan memberikan manfaat bagi pemeriksa berikutnya sebagai informasi untuk tahun pajak yang diperiksanya. Misalnya pemeriksaan tahun pajak 2005 dilakukan tahun 2007, maka informasi yang diperoleh di tahun 2007 tersebut akan bermanfaat untuk pemeriksaan tahun pajak b. Divisi atau bagian dalam struktur organisasi serta dokumen yang dibuat di tiap bagian. 4) Gambaran sistem akuntansi Memberikan gambaran tentang proses pembukuan, software yang digunakan, output yang dihasilkan termasuk jenis file yang dapat digunakan untuk pemeriksaan. 5) Daftar buku dan dokumen yang dipinjam Menguraikan jenis dokumen yang dipinjam sebagai pedoman pemeriksa berikutnya dalam menentukan dokumen yang akan dipinjam dan pedoman bagi penelaah keberatan untuk mempertimbangkan dokumen yang disampaikan. KKP LHP NOTHIT 50

52 TINDAK LANJUT LAPORAN HASIL PEMERIKSAAN Laporan Hasil Pemeriksaan merupakan ikhtisar dari seluruh proses pemeriksaan yang dilakukan, mulai dari tahap perencanaan hingga tahapan pelaksanaan. Laporan Hasil Pemeriksaan juga merupakan pertanggung jawaban atas suatu pemeriksaan, baik pertanggungjawaban kepada struktur vertikal internal dalam suatu unit pemeriksaan, maupun pertanggungjawaban kepada pihak eksternal. Namun kegunaan utama dari Laporan Hasil Pemeriksaan adalah bahwa Laporan Hasil Pemeriksaan tersebut merupakan dasar untuk penerbitan suatu produk hukum perpajakan yaitu Surat Ketetapan Pajak (SKP). D. Lembar Pengawasan Pemeriksaan Lembar Pengawasan Pemeriksaan berisi mengenai daftar kegiatankegiatan yang dilakukan dalam pemeriksaan. Lembar ini menjadi alat bagi pemeriksa untuk memastikan bahwa kegiatan dalam pemeriksaan telah dilakukan sesuai prosedur yang berlaku sesuai ketentuan peraturan perundangundangan yang berlaku. Sehingga pemeriksaan dilakukan sesuai dengan prosedur dan tertib administrasi. Lembar Pengawasan Pemeriksaan ini juga memudahkan Kepala UP2 untuk melakukan review terhadap hasil pemeriksaan yang dilakukan. KKP LHP NOTHIT 51

53 KKP LHP NOTHIT 52

54 KKP LHP NOTHIT 53

55 KKP LHP NOTHIT 54

56 KKP LHP NOTHIT 55

57 KKP LHP NOTHIT 56

58 KKP LHP NOTHIT 57

59 E. Format LHP Format LHP mengikuti petunjuk sesuai Lampiran dari Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak nomor SE24/PJ/2015. KKP LHP NOTHIT 58

60 KKP LHP NOTHIT 59

61 KKP LHP NOTHIT 60

62 KKP LHP NOTHIT 61

63 KKP LHP NOTHIT 62

64 KKP LHP NOTHIT 63

65 KKP LHP NOTHIT 64

66 KKP LHP NOTHIT 65

67 KKP LHP NOTHIT 66

68 KKP LHP NOTHIT 67

69 KKP LHP NOTHIT 68

70 KKP LHP NOTHIT 69

71 KKP LHP NOTHIT 70

72 KKP LHP NOTHIT 71

73 KKP LHP NOTHIT 72

74 III. NOTA PENGHITUNGAN A. Pengertian Nota Penghitungan Nota Penghitungan adalah formulir yang dibuat oleh Pemeriksa Pajak dan disetujui oleh kepala UP2 terkait yang berisikan tentang perhitungan atas ketetapan ketetapan pajak yang diusulkan dan Tagihan Pajak yang disulkan berdasarkan Hasil Pemeriksaan. 1. Fungsi Nota Penghitungan Nota Penghitungan Pajak sebagai Prasyarat Penerbitan Surat Ketetapan Pajak dan Surat Tagihan Pajak. LHP yang disusun berdasarkan KKP selanjutnya menjadi dasar Tim Pemeriksa untuk membuat Nota Penghitungan. Nota penghitungan ini dibuat paling lambat 3 (tiga) hari kerja setelah tanggal LHP. Beberapa ketentuan mengenai Nota Penghitungan antara lain : PER27/PJ./2012, tanggal 13 Desember 2012 sebagaimana telah diubah terakhir dengan PER33/PJ/2015 SE 24/PJ./2003, tanggal 24 April 2013 PER 29/PJ./2013, tanggal 26 Agustus 2013 PMK146/PMK.03/2012, tanggal 10 September 2010 Nota penghitungan sebagaimana dimaksud pada ayat merupakan dasar penerbitan Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar, Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar Tambahan, atau Surat Ketetapan Pajak Lebih Bayar dan Sutar Tagihan Pajak. 2. Pembuatan Nota Penghitungan Apabila Wajib Pajak membetulkan SPT sepanjang belum diberikan Surat Pemebitahuan Hasil Pemeriksaan maka SPT Pembetulan tersebut dapat diterima sebagai SPT, sehingga kolom menurut SPT baik dalam Kertas Kerja Pemeriksaan, Laporan Hasil Pemeriksaan dan Nota Penghitungan adalah sesuai dengan Pembetulannya. Dalam Hal terjadi pembahasan dengan Tim Quality Assurance maka pemeriksa pada Kertas Kerja Pemeriksaan, Laporan Hasil Pemeriksaan, dan Nota Penhitungan mengikuti Hasil dari Tim Quality Assurance untuk penetapan terakhir, sehingga didalam Nota Penghitungan kolom menurut Pemeriksa adalah sesuai hasil Tim Quality Assurance. KKP LHP NOTHIT 73

75 Nota Penghitungan dibuat oleh Ketua Tim, ditelaah oleh supervisor dan disetujui dan ditetapkan oleh Kepala UP2 terkait. Bentuk, jenis, kode, ukuran formulir Surat Tagihan Pajak (STP) dan/atau surat ketetapan pajak berupa Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar (SKPKB), Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar Tambahan (SKPKBT), Surat Ketetapan Pajak Lebih Bayar (SKPLB),dan Surat Ketetapan Pajak Nihil (SKPN) beserta Nota Penghitungan sebagaimana ditetapkan pada PER27/PJ./2012 sebagaimana telah diubah terakhir dengan PER33/PJ/2015. B. Bentuk, Jenis dan Kode Nota Penghitungan Bentuk, jenis, kode, dan ukuran formulir Surat Tagihan Pajak (STP) dan/atau surat ketetapan pajak berupa Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar (SKPKB), Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar Tambahan (SKPKBT), Surat Ketetapan Pajak Lebih Bayar (SKPLB), dan Surat Ketetapan Pajak Nihil (SKPN) atas Pajak Penghasilan, Pajak Pertambahan Nilai Barang dan Jasa, dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah, serta Bea Meterai termasuk lampirannya, beserta Nota Penghitungan dan Daftar Pengantar adalah sebagaimana ditetapkan pada PER27/PJ./2012 sebagaimana telah diubah terakhir dengan PER33/PJ/2015 tentang Bentuk Dan Isi Nota Penghitungan, Bentuk Dan Isi Surat Ketetapan Pajak Serta Bentuk Dan Isi Surat Tagihan Pajak Pembutan Nota Penghitungan dengan mengentry hasil pemeriksaan kedalam system komputerisasi DJP, kemudian Hard Copy di print bersama konsep Laporan Hasil Pemeriksaan dan perangkat Clossing Conference termasuk pembahasan dengan Tim Quality Assurace (jika ada) di serahkan kepada Kepala UP2 terkait untuk disejujui. KKP LHP NOTHIT 74

76 BENTUK DAN ISI NOTA PENGHITUNGAN, BENTUK DAN ISI SURAT KETETAPAN PAJAK SERTA BENTUK DAN ISI SURAT TAGIHAN PAJAK NO Jenis Formulir Kode Formulir Ukuran Rangkap I PPh Badan/Orang Pribadi 1. STP/skp a. STP F Folio 5 Lembar b. SKPKB F Folio 5 Lembar c. SKPKBT F Folio 5 Lembar d. SKPN F Folio 4 Lembar e. SKPLB F Folio 4 Lembar 2. Lampiran STP/skp a. STP F Folio 5 Lembar b. SKPKB F Folio 5 Lembar c. SKPKBT F Folio 5 Lembar d. SKPN F Folio 4 Lembar e. SKPLB F Folio 4 Lembar 3. Nota Penghitungan (nothit) F Folio 2 Lembar II. PPh Pemotongan/Pemungutan 1. STP/skp a. STP F Folio 5 Lembar b. SKPKB F Folio 5 Lembar c. SKPKBT F Folio 5 Lembar d. SKPN F Folio 4 Lembar e. SKPLB F Folio 4 Lembar Lampiran STP/skp 2. a. STP F Folio 5 Lembar b. SKPKB F Folio 5 Lembar c. SKPKBT F Folio 5 Lembar d. SKPN F Folio 4 Lembar e. SKPLB F Folio 4 Lembar 3. Nota Penghitungan (nothit) F Folio 2 Lembar III. PPN Atas Penyerahan BKP/JKP, Impor BKP, Pemanfaatan BKP Tidak Berwujud dari Luar daerah Pabean, Pemanfaatan JKP dari Luar Daerah Pabean, Kegiatan Membangun Sendiri, Pemungutan Pajak oleh Pemungut Pajak, Penyerahan Atas Aktiva Tetap yang Menurut Tujuan Semula Tidak Untuk Diperjualbelikan, Permintaan Kembali Pajak Pertambahan Nilai KKP LHP NOTHIT 75

77 Barang Bawaan Orang Pribadi Pemegang Paspor Luar Negeri, PKP yang Gagal Berproduksi dan Telah Diberikan Pengembalian Pajak Masukan, Perolehan yang PPNnya Tidak Seharusnya Dibebaskan Atau Tidak Dipungut dan Tanggung Jawab Secara Renteng. 1. STP/skp a. STP F Folio 5 Lembar b. SKPKB F Folio 5 Lembar c. SKPKBT F Folio 5 Lembar d. SKPN F Folio 4 Lembar e. SKPLB F Folio 4 Lembar 2. Lampiran STP/skp a. STP F Folio 5 Lembar b. SKPKB F Folio 5 Lembar c. SKPKBT F Folio 5 Lembar d. SKPN F Folio 4 Lembar e. SKPLB F Folio 4 Lembar 3. Nota Penghitungan (nothit) F Folio 2 Lembar IV. PPn BM Atas penyerahan BKP, Impor BKP, Pemungutan Pajak oleh Pemungut Pajak, Perolehan yang PPn BMnya Tidak Seharusnya Dibebaskan Atau Tidak Dipungut dan Tanggung Jawab Secara Renteng. 1. STP/skp a. STP F Folio 5 Lembar b. SKPKB F Folio 5 Lembar c. SKPKBT F Folio 5 Lembar d. SKPN F Folio 4 Lembar e. SKPLB F Folio 4 Lembar 2. Lampiran STP/skp a. STP F Folio 5 Lembar b. SKPKB F Folio 5 Lembar c. SKPKBT F Folio 5 Lembar d. SKPN F Folio 4 Lembar e. SKPLB F Folio 4 Lembar 3. Nota Penghitungan (nothit) F Folio 2 Lembar V. Bea Materai 1. STP/skp a. STP F Folio 5 Lembar b. SKPKB F Folio 5 Lembar c. SKPKBT F Folio 5 Lembar d. SKPN F Folio 4 Lembar KKP LHP NOTHIT 76

78 e. SKPLB F Folio 4 Lembar 2. Lampiran STP/skp a. STP F Folio 5 Lembar b. SKPKB F Folio 5 Lembar c. SKPKBT F Folio 5 Lembar d. SKPN F Folio 4 Lembar e. SKPLB F Folio 4 Lembar 3. Nota Penghitungan (nothit) F Folio 2 Lembar VI. Bunga/Denda Penagihan 1. STP F Folio 4 Lembar 2. Nota Penghitungan (nothit) F Folio 2 Lembar VII. Daftar Pengantar 1. Daftar Pengantar Nota Penghitungan D Folio 2 Lembar 2. Daftar Pengantar Ketetapan D Folio 3/4 Lembar*) *) Sesuai dengan jumlah lembar formulir ketetapan pajak (STP/skp). Catatan : Semua formulir dan lampirannya berwarna putih Agar Pengadministrasian Nota penghitungan baik manual maupun berdasarkan Sistem Informasi yang terkomputerisasi maka dibuat dan ditetapkan Nomor Kode Nota Penhitungan sesuai daftar berikut ; Tabel kode nota penghitungan NOMOR KODE KETERANGAN Pemeriksaan Kantor yang dilakukan oleh Fungsional Pemeriksa KPP Pemeriksaan Lapangan yang dilakukan oleh Tenaga Ahli yang ditunjuk oleh Direktur Jenderal Pajak Pemeriksaan Lapangan yang dilakukan oleh Tim Gabungan DJP dan Instansi Lain Pemeriksaan Lapangan yang dilakukan oleh Fungsional Pemeriksa Kantor Pusat Direktorat Jenderal Pajak Pemeriksaan Lapangan yang dilakukan oleh Fungsional Pemeriksa KPP Pemeriksaan Bukti Permulaan yang dilakukan oleh Tenaga Fungsional Pemeriksa/Penyidik Kantor Wilayah Penelitian yang dilakukan oleh Seksi Penagihan Penelitian yang dilakukan oleh Seksi Pengawasan dan Konsultasi Penelitian yang dilakukan oleh Seksi Pelayanan Verifikasi yang dilakukan oleh Petugas Verifikasi KPP KKP LHP NOTHIT 77

79 I. PAJAK UMUM A. PPh Umum JENIS PAJAK JENIS SURAT KETETAPAN STP SKPKB SKPKBT SKPLB SKPN 1 PPh Pasal PPh Pasal PPh Pasal 22 Impor atas Impor/Perolehan PPh Pasal PPh Pasal PPh Pasal 25/29 Orang Pribadi PPh Pasal 25/29 Badan PPh Pasal 25/29 Badan Minyak Bumi PPh Pasal 25/29 Badan Gas Bumi B. PPN 1 PPN PPN yang tidak seharusnya dibebaskan/tidak dipungut PPN atas: 3.1 Impor Penyerahan Aktiva Pasal 16 D*) Pemanfaatan BKP Tidak Berwujud Dari Luar Daerah Pabean Pemanfaatan JKP Dari Luar Daerah Pabean Pemungutan Pajak Oleh Pemungut Pajak Pembayaran kembali Pajak Masukan bagi PKP yang gagal berproduksi Tanggung Jawab Secara Renteng 297 C. PPnBM 1 PPnBM PPnBM yang tidak seharusnya dibebaskan/tidak dipungut PPnBM atas : 3.1 Impor Pemungutan Pajak Oleh Pemungut Pajak Tanggung Jawab Secara Renteng 298 D. Bunga/Denda Penagihan 1 Bunga Penagihan Denda Penagihan 110 KKP LHP NOTHIT 78

80 E. PPh Final JENIS PAJAK JENIS SURAT KETETAPAN STP SKPKB SKPKBT SKPLB SKPN 1 PPh Final Pasal 4 ayat (2) PPh Final Pasal PPh Final Pasal PPh Final Pasal PPh Final Pasal PPh Final Pasal 23/ PPh Final Pasal 26 (4) Minyak Bumi PPh Final Pasal 26 (4) Gas Bumi F. PPN Membangun Sendiri G. Pajak yang seharusnya tidak terutang 1 PPh Pasal PPh Pasal PPh Pasal PPh Pasal PPh Pasal 25/29 Orang Pribadi PPh Pasal 25/29 Badan PPh Pasal 25/29 Badan Minyak Bumi PPh Pasal 25/29 Badan Gas Bumi PPh Final Pasal 4 ayat (2) PPh Final Pasal PPh Final Pasal PPh Final Pasal PPh Final Pasal PPh Final Pasal 23/ PPh Final Pasal 26 (4) Minyak Bumi PPh Final Pasal 26 (4) Gas Bumi PPN PPnBM PPN Membangun Sendiri 497 H. Pengembalian PPN kepada orang pribadi pemegang paspor luar negeri 807 KKP LHP NOTHIT 79

81 II. PBB JENIS PAJAK STP PBB SKP PBB PBB 1 PBB Sektor Pedesaan PBB Sektor Perkotaan PBB Sektor Perkebunan PBB Sektor Perhutanan PBB Sektor Pertambangan PBB Sektor PabumMigas KKP LHP NOTHIT 80

82 C. Format Nota Penghitungan Format Nota Penghitungan dapat dilihat melalui PER27/PJ./2012 sebagaimana telah diubah terakhir dengan PER33/PJ/2015, serta PER 29/PJ./2013 yang mengatur tentang Bentuk Dan Isi Surat Ketetapan Pajak Serta Bentuk Dan Isi Surat Tagihan Pajak Atas Pajak Penjualan Bagi Kontraktor Perjanjian Karya Pengusahaan Pertambangan Batubara Generasi I. Format Nota Penghitungan yang ada adalah sebagai berikut : 1) Pajak Penghasilan (PPh) Badan/Orang Pribadi (Kode Formulir F ) 2) PPh Pemotongan/Pemungutan (Kode Formulir F ) 3) Pajak Pertambahan Nilai (PPN) (Kode Formulir F ) 4) Pajak Penjualan Barang Mewah (PPnBM) (Kode Formulir F ) 5) Bea Meterai (Kode Formulir F ) 6) Bunga/Denda Penagihan (Kode Formulir F ) 7) Pajak Penjualan Bagi Kontraktor Perjanjian Karya Pengusahaan Pertambangan Batubara Generasi I (F ) Dalam PER27/PJ./2012 sebagaimana telah diubah terakhir dengan PER33/PJ/2015 juga disampaikan adanya Lembar Pengawasan Nota Penghitungan yang berfungsi sebagai rekapitulasi Nota Penghitungan yang diterbitkan atas suatu Laporan Hasil Pemeriksaan dan sebagai sarana untuk pengawasan atas kesesuaian laporan tersebut. Format Nota Penghitungan dan Lembar Pengawasan Nota Penghitungan seperti terlihat di bawah ini. KKP LHP NOTHIT 81

83 KKP LHP NOTHIT 82

84 KKP LHP NOTHIT 83

85 KKP LHP NOTHIT 84

86 KKP LHP NOTHIT 85

87 KKP LHP NOTHIT 86

88 KKP LHP NOTHIT 87

89 KKP LHP NOTHIT 88

90 KKP LHP NOTHIT 89

91 KKP LHP NOTHIT 90

92 KKP LHP NOTHIT 91

93 KKP LHP NOTHIT 92

94 KKP LHP NOTHIT 93

95 KKP LHP NOTHIT 94

96 KKP LHP NOTHIT 95

97 KKP LHP NOTHIT 96

98 KKP LHP NOTHIT 97

99 KKP LHP NOTHIT 98

100 KKP LHP NOTHIT 99

101 KKP LHP NOTHIT 100

102 KKP LHP NOTHIT 101

103 KKP LHP NOTHIT 102

104 KKP LHP NOTHIT 103

105 KKP LHP NOTHIT 104

106 KKP LHP NOTHIT 105

107 KKP LHP NOTHIT 106

108 KKP LHP NOTHIT 107

109 KKP LHP NOTHIT 108

110 KKP LHP NOTHIT 109

111 KKP LHP NOTHIT 110

112 KKP LHP NOTHIT 111

113 KKP LHP NOTHIT 112

114 KKP LHP NOTHIT 113

115 KKP LHP NOTHIT 114

116 KKP LHP NOTHIT 115

117 KKP LHP NOTHIT 116

118 KKP LHP NOTHIT 117

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK LAMPIRAN I SURAT EDARAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR SE-08/PJ/2012 TENTANG

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK LAMPIRAN I SURAT EDARAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR SE-08/PJ/2012 TENTANG LAMPIRAN I SURAT EDARAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR SE08/PJ/2012 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN UNTUK MENGUJI KEPATUHAN PEMENUHAN KEWAJIBAN PERPAJAKAN LAMPIRAN I SURAT EDARAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR

Lebih terperinci

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK LAMPIRAN SURAT EDARAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR SE-49/PJ/2012 TENTANG

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK LAMPIRAN SURAT EDARAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR SE-49/PJ/2012 TENTANG KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK LAMPIRAN SURAT EDARAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR SE-49/PJ/2012 TENTANG PENELAAHAN SEJAWAT (PEER REVIEW) PEMERIKSAAN KEMENTERIAN KEUANGAN

Lebih terperinci

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK LAMPIRAN I SURAT EDARAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR SE-24/PJ/2015 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN LAPORAN HASIL PEMERIKSAAN LAMPIRAN I Surat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Makalah Pemeriksaan Pajak Page 1

BAB I PENDAHULUAN. Makalah Pemeriksaan Pajak Page 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pajak merupakan sumber pendapatan Negara yang sangat penting bagi pelaksanaan dan peningkatan pembangunan nasional untuk mencapai kemakmuran dan kesejahteraan

Lebih terperinci

2015, No Beberapa ketentuan dalam Peraturan Menteri Keuangan Nomor 17/PMK.03/2013 tentang Tata Cara Pemeriksaan diubah sebagai berikut: 1. Kete

2015, No Beberapa ketentuan dalam Peraturan Menteri Keuangan Nomor 17/PMK.03/2013 tentang Tata Cara Pemeriksaan diubah sebagai berikut: 1. Kete BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1468, 2015 KEMENKEU. Pemeriksaan. Tata Cara. Perubahan. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 184/PMK.03/2015 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN MENTERI

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 17/PMK.03/2013 TENTANG TATA CARA PEMERIKSAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 17/PMK.03/2013 TENTANG TATA CARA PEMERIKSAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 17/PMK.03/2013 TENTANG TATA CARA PEMERIKSAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa ketentuan

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 17/PMK.03/2013 TENTANG TATA CARA PEMERIKSAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 17/PMK.03/2013 TENTANG TATA CARA PEMERIKSAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA Menimbang : PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 17/PMK.03/2013 TENTANG TATA CARA PEMERIKSAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA, a. bahwa ketentuan

Lebih terperinci

SE - 09/PJ/2012 PEDOMAN PENYUSUNAN LAPORAN HASIL PEMERIKSAAN UNTUK MENGUJI KEPATUHAN PEMENUHAN KEWA

SE - 09/PJ/2012 PEDOMAN PENYUSUNAN LAPORAN HASIL PEMERIKSAAN UNTUK MENGUJI KEPATUHAN PEMENUHAN KEWA SE - 09/PJ/2012 PEDOMAN PENYUSUNAN LAPORAN HASIL PEMERIKSAAN UNTUK MENGUJI KEPATUHAN PEMENUHAN KEWA Contributed by Administrator Friday, 02 March 2012 Pusat Peraturan Pajak Online 02 Maret 2012 SURAT EDARAN

Lebih terperinci

184/PMK.03/2015 PERUBAHAN ATAS PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 17/PMK.03/2013 TENTANG TATA CARA PEM

184/PMK.03/2015 PERUBAHAN ATAS PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 17/PMK.03/2013 TENTANG TATA CARA PEM 184/PMK.03/2015 PERUBAHAN ATAS PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 17/PMK.03/2013 TENTANG TATA CARA PEM Contributed by Administrator Tuesday, 29 September 2015 Pusat Peraturan Pajak Online PERATURAN MENTERI

Lebih terperinci

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK LAMPIRAN SURAT EDARAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR SE-04/PJ/2012 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN PROGRAM PEMERIKSAAN UNTUK MENGUJI KEPATUHAN

Lebih terperinci

Suwadi Widyaiswara Madya Pusdiklat Pajak

Suwadi Widyaiswara Madya Pusdiklat Pajak KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA BADAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEUANGAN PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PAJAK BAHAN AJAR PELAKSANAAN PEMERIKSAAN Oleh: Suwadi Widyaiswara Madya Pusdiklat Pajak Jakarta

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 184/PMK.03/2015 TENTANG

PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 184/PMK.03/2015 TENTANG Peraturan Peraturan Menteri Keuangan - 184/PMK.03/2015, 30 Sept 2015 PencarianPeraturan Menimbang : PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 184/PMK.03/2015 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Analisis Tahap Persiapan Pemeriksaan Pajak Beradasarkan Surat Perintah Pemeriksaan Pajak (SP3) yang diterbitkan oleh KPP Pratama Jakarta Senen Nomor: PRIN-123/WPJ.06/KP.0905/2008

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 256/PMK.03/2014 TENTANG TATA CARA PEMERIKSAAN DAN PENELITIAN PAJAK BUMI DAN BANGUNAN

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 256/PMK.03/2014 TENTANG TATA CARA PEMERIKSAAN DAN PENELITIAN PAJAK BUMI DAN BANGUNAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 256/PMK.03/2014 TENTANG TATA CARA PEMERIKSAAN DAN PENELITIAN PAJAK BUMI DAN BANGUNAN DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

2 memberikan kepastian hukum, perlu mengatur ketentuan mengenai tata cara pemeriksaan dan penelitian Pajak Bumi dan Bangunan; d. bahwa berdasarkan per

2 memberikan kepastian hukum, perlu mengatur ketentuan mengenai tata cara pemeriksaan dan penelitian Pajak Bumi dan Bangunan; d. bahwa berdasarkan per BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.2015, 2014 KEMENKEU. Pajak Bumi Dan Bangunan. Penelitian. Pemeriksaan. Tata Cara. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 256/PMK.03/2014 TENTANG TATA CARA

Lebih terperinci

Pemeriksaan. Tata cara pemeriksaan diatur dengan atau berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan. (Pasal 31 UU KUP)

Pemeriksaan. Tata cara pemeriksaan diatur dengan atau berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan. (Pasal 31 UU KUP) Direktur Jenderal Pajak berwenang melakukan pemeriksaan untuk menguji kepatuhan pemenuhan kewajiban perpajakan Wajib Pajak dan untuk tujuan lain dalam rangka melaksanakan ketentuan peraturan perundang-undangan

Lebih terperinci

SPT Masa Pajak Penghasilan Pasal 21 dan/atau Pasal 26

SPT Masa Pajak Penghasilan Pasal 21 dan/atau Pasal 26 Lampiran I Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor : PER-32/PJ/2009 Tanggal : 25 Mei 2009 Departemen Keuangan RI Direktorat Jenderal Pajak Masa Pajak SPT Masa Pajak Pasal 21 dan/atau Pasal 26 Formulir

Lebih terperinci

RISALAH REVIU KONSEP LHP. Audit Program Yang Dilakukan (8) (9) (10) (11) (12) (13) KESIMPULAN... (14)

RISALAH REVIU KONSEP LHP. Audit Program Yang Dilakukan (8) (9) (10) (11) (12) (13) KESIMPULAN... (14) LAMPIRAN 1 SURAT EDARAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR : SE-83/PJ./2009 TANGGAL : 1 SEPTEMBER 2009 TENTANG : REVIU (PENELAAHAN) DAN PENELAAHAN SEJAWAT (PEER REVIEW) RISALAH REVIU KONSEP LHP I. UMUM Nama

Lebih terperinci

AUDIT PLAN dan AUDIT SCOPE YANG MELEGAKAN PEMERIKSA (Oleh: Johannes Aritonang)

AUDIT PLAN dan AUDIT SCOPE YANG MELEGAKAN PEMERIKSA (Oleh: Johannes Aritonang) AUDIT PLAN dan AUDIT SCOPE YANG MELEGAKAN PEMERIKSA (Oleh: Johannes Aritonang) Gagal Merencanakan = Merencanakan Kegagalan adalah sebuah pernyataan yang sangat bermakna pada pemeriksaan pajak. Di dalam

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Analisis Analisis menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, adalah : Penguraian suatu pokok atas berbagai bagiannya dan penelaahan bagian itu sendiri, serta hubungan

Lebih terperinci

BAB 4 PEMBAHASAN. 4.1 Rencana dan Realisasi Penerimaan Pajak Pada Kantor Pelayanan Pajak. (KPP) Pratama Jakarta Kemayoran

BAB 4 PEMBAHASAN. 4.1 Rencana dan Realisasi Penerimaan Pajak Pada Kantor Pelayanan Pajak. (KPP) Pratama Jakarta Kemayoran BAB 4 PEMBAHASAN 4.1 Rencana dan Realisasi Penerimaan Pajak Pada Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Jakarta Kemayoran Pajak adalah iuran kepada negara (yang dapat dipaksakan) yang terutang oleh yang

Lebih terperinci

ISTILAH-ISTILAH DALAM PEMERIKSAAN

ISTILAH-ISTILAH DALAM PEMERIKSAAN BAB I ISTILAH-ISTILAH DALAM PEMERIKSAAN 1. Pemeriksaan adalah serangkaian kegiatan menghimpun dan mengolah data, keterangan, dan/atau bukti yang dilaksanakan secara objektif dan profesional berdasarkan

Lebih terperinci

BUPATI PATI PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PATI NOMOR 56 TAHUN 2017 TENTANG TATA CARA PEMERIKSAAN PAJAK DAERAH

BUPATI PATI PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PATI NOMOR 56 TAHUN 2017 TENTANG TATA CARA PEMERIKSAAN PAJAK DAERAH SALINAN BUPATI PATI PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PATI NOMOR 56 TAHUN 2017 TENTANG TATA CARA PEMERIKSAAN PAJAK DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PATI, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan

Lebih terperinci

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK LAMPIRAN I SURAT EDARAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR SE-40/PJ/2015 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 91/PMK.03/2015

Lebih terperinci

PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI KARAWANG NOMOR 21 TAHUN 2016 TENTANG TATA CARA PEMERIKSAAN PAJAK DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI KARAWANG NOMOR 21 TAHUN 2016 TENTANG TATA CARA PEMERIKSAAN PAJAK DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI KARAWANG NOMOR 21 TAHUN 2016 TENTANG TATA CARA PEMERIKSAAN PAJAK DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KARAWANG, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. berkaitan dengan hal tersebut yang terbagi menjadi 3 (tiga) bagian pokok yaitu

BAB II LANDASAN TEORI. berkaitan dengan hal tersebut yang terbagi menjadi 3 (tiga) bagian pokok yaitu BAB II LANDASAN TEORI Dalam penelitian ini penulis akan membahas atau menganalisis hubungan antara pemeriksaan pajak dengan kepatuhan Wajib Pajak Badan dalam memenuhi kewajiban perpajakannya. Oleh karena

Lebih terperinci

DAFTAR LAMPIRAN SURAT EDARAN DIREKTUR JENDERAL NOMOR SE-11/PJ/2017 TENTANG RENCANA, STRATEGI DAN PENGUKURAN KINERJA PEMERIKSAAN TAHUN 2017

DAFTAR LAMPIRAN SURAT EDARAN DIREKTUR JENDERAL NOMOR SE-11/PJ/2017 TENTANG RENCANA, STRATEGI DAN PENGUKURAN KINERJA PEMERIKSAAN TAHUN 2017 DAFTAR LAMPIRAN SURAT EDARAN DIREKTUR JENDERAL NOMOR SE11/PJ/2017 TENTANG RENCANA, STRATEGI DAN PENGUKURAN KINERJA PEMERIKSAAN TAHUN 2017 No Lampiran Lampiran I.1 Lampiran I.2 Lampiran I.3 Lampiran II

Lebih terperinci

2011, No sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2009 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009

2011, No sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2009 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.256, 2011 KEMENTERIAN KEUANGAN. Pemeriksaan Pajak. Prosedur. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 82/PMK.03/2011 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN MENTERI

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI OGAN KOMERING ULU SELATAN NOMOR 31 TAHUN 2013 TENTANG TATA CARA PEMERIKSAAN PAJAK BUMI DAN BANGUNAN PERDESAAN DAN PERKOTAAN

PERATURAN BUPATI OGAN KOMERING ULU SELATAN NOMOR 31 TAHUN 2013 TENTANG TATA CARA PEMERIKSAAN PAJAK BUMI DAN BANGUNAN PERDESAAN DAN PERKOTAAN PERATURAN BUPATI OGAN KOMERING ULU SELATAN NOMOR 31 TAHUN 2013 TENTANG TATA CARA PEMERIKSAAN PAJAK BUMI DAN BANGUNAN PERDESAAN DAN PERKOTAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI OGAN KOMERING ULU SELATAN,

Lebih terperinci

smsi BUPATI KARANGASEM PROVINSI BALI PERATURAN BUPATI KARANGASEM NOMOR 29 TAHUN 2014 TENTANG TATA CARA PEMERIKSAAN PAJAK DAERAH

smsi BUPATI KARANGASEM PROVINSI BALI PERATURAN BUPATI KARANGASEM NOMOR 29 TAHUN 2014 TENTANG TATA CARA PEMERIKSAAN PAJAK DAERAH - -Ct' smsi BUPATI KARANGASEM PROVINSI BALI PERATURAN BUPATI KARANGASEM NOMOR 29 TAHUN 2014 TENTANG TATA CARA PEMERIKSAAN PAJAK DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KARANGASEM. Menimbang a.

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 72 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Analisis Kesiapan Wajib Pajak saat dilakukan Pemeriksaan Pajak 1. Kelengkapan dokumen umum, dokumen perpajakan dan dokumen pembukuan. Kelengkapan dokumen umum, dokumen

Lebih terperinci

BUPATI KERINCI PERATURAN BUPATI KERINCI NOMOR 18 TAHUN 2012 TENTANG TATA CARA PEMERIKSAAN PAJAK DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI KERINCI PERATURAN BUPATI KERINCI NOMOR 18 TAHUN 2012 TENTANG TATA CARA PEMERIKSAAN PAJAK DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KERINCI PERATURAN BUPATI KERINCI NOMOR 18 TAHUN 2012 TENTANG TATA CARA PEMERIKSAAN PAJAK DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KERINCI, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal

Lebih terperinci

BUPATI BANTUL PERATURAN BUPATI BANTUL NOMOR 43 TAHUN 2013 TENTANG TATA CARA PEMERIKSAAN PAJAK DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANTUL,

BUPATI BANTUL PERATURAN BUPATI BANTUL NOMOR 43 TAHUN 2013 TENTANG TATA CARA PEMERIKSAAN PAJAK DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANTUL, BUPATI BANTUL PERATURAN BUPATI BANTUL NOMOR 43 TAHUN 2013 TENTANG TATA CARA PEMERIKSAAN PAJAK DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANTUL, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal

Lebih terperinci

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK... (11) NOTA DINAS. Nomor :... (2) Tanggal :... (3)

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK... (11) NOTA DINAS. Nomor :... (2) Tanggal :... (3) LAMPIRAN I SURAT EDARAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR : SE-126/PJ/2010 TENTANG : PEDOMAN PENYUSUNAN RENCANA PEMERIKSAAN (AUDIT PLAN) UNTUK MENGUJI KEPATUHAN PEMENUHAN KEWAJIBAN PERPAJAKAN KEMENTERIAN KEUANGAN

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASILDAN PEMBAHASAN. 1. Faktor-Faktor yang Menyebabkan PT. Kuei Meng Chain Indonesia

BAB IV ANALISIS HASILDAN PEMBAHASAN. 1. Faktor-Faktor yang Menyebabkan PT. Kuei Meng Chain Indonesia BAB IV ANALISIS HASILDAN PEMBAHASAN A. Penyajian dan Analisis Data 1. Faktor-Faktor yang Menyebabkan PT. Kuei Meng Chain Indonesia Mengajukan Permohonan Pengembalian Kelebihan Pembayaran Pajak Penghasilan

Lebih terperinci

AKUNTANSI PERPAJAKAN KELOMPOK : IV APRIDA DEWI DEVI JUNIANTY ( ) TASLIM GOTAMI

AKUNTANSI PERPAJAKAN KELOMPOK : IV APRIDA DEWI DEVI JUNIANTY ( ) TASLIM GOTAMI AKUNTANSI PERPAJAKAN KELOMPOK : IV APRIDA DEWI DEVI JUNIANTY (1205151006) TASLIM GOTAMI Bpk. Petrus Gani MENGAPA PERUSAHAAN DIWAJIBKAN MELAKUKAN PEMBUKUAN??? Didasarkan pada Kitab Undang Undang Hukum Dagang

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. Analisis Perhitungan Pajak Pertambahan Nilai. IV.1.1 Analisis Perolehan Barang Kena Pajak (Pajak Masukan)

BAB IV PEMBAHASAN. Analisis Perhitungan Pajak Pertambahan Nilai. IV.1.1 Analisis Perolehan Barang Kena Pajak (Pajak Masukan) BAB IV PEMBAHASAN IV.1 Analisis Perhitungan Pajak Pertambahan Nilai IV.1.1 Analisis Perolehan Barang Kena Pajak (Pajak Masukan) Pajak Masukan adalah pajak yang harus dibayarkan oleh Pengusaha Kena Pajak

Lebih terperinci

PERATURAN WALIKOTA BATAM NOMOR 65 TAHUN 2012

PERATURAN WALIKOTA BATAM NOMOR 65 TAHUN 2012 WALIKOTA BATAM PERATURAN WALIKOTA BATAM NOMOR 65 TAHUN 2012 TENTANG TATA CARA PEMERIKSAAN PAJAK DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BATAM, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal

Lebih terperinci

JURNAL PENELITIAN TINJAUAN YURIDIS TERHADAP KEBIJAKAN PEMERIKSAAN PAJAK OLEH DIREKTORAT JENDERAL PAJAK. Disusun oleh: Deddy Arief Setiawan ABSTRAK

JURNAL PENELITIAN TINJAUAN YURIDIS TERHADAP KEBIJAKAN PEMERIKSAAN PAJAK OLEH DIREKTORAT JENDERAL PAJAK. Disusun oleh: Deddy Arief Setiawan ABSTRAK -1- JURNAL PENELITIAN TINJAUAN YURIDIS TERHADAP KEBIJAKAN PEMERIKSAAN PAJAK OLEH DIREKTORAT JENDERAL PAJAK Disusun oleh: Deddy Arief Setiawan ABSTRAK Kebijakan pemeriksaan pajak yang dilakukan oleh Direktorat

Lebih terperinci

KETENTUAN UMUM & TATA CARA PERPAJAKAN

KETENTUAN UMUM & TATA CARA PERPAJAKAN Materi: 2 & 3 KETENTUAN UMUM & TATA CARA PERPAJAKAN Afifudin, SE., M.SA., Ak. (Fakultas Ekonomi-Akuntansi Unisma) Jl. MT. Haryono 193 Telp. 0341-571996, Fax. 0341-552229 E-mail: afifudin26@gmail.com atau

Lebih terperinci

KementerianKeuangan RepublikIndonesia Direktorat Jenderal Pajak

KementerianKeuangan RepublikIndonesia Direktorat Jenderal Pajak KementerianKeuangan RepublikIndonesia Direktorat Jenderal Pajak Direktur Jenderal Pajak berwenang melakukan pemeriksaan untuk menguji kepatuhan pemenuhan kewajiban perpajakan Wajib Pajak dan untuk tujuan

Lebih terperinci

PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 16 TAHUN 2011 TENTANG TATA CARA PEMERIKSAAN PAJAK DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MALANG,

PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 16 TAHUN 2011 TENTANG TATA CARA PEMERIKSAAN PAJAK DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MALANG, SALINAN NOMOR 13/E, 2011 PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 16 TAHUN 2011 TENTANG TATA CARA PEMERIKSAAN PAJAK DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MALANG, Menimbang : a. bahwa dalam rangka menguji

Lebih terperinci

Ketentuan Umum Dan Tata Cara Perpajakan. Oleh Ruly Wiliandri

Ketentuan Umum Dan Tata Cara Perpajakan. Oleh Ruly Wiliandri Ketentuan Umum Dan Tata Cara Perpajakan Oleh Ruly Wiliandri Pelaksanaan UU No. 6 Tahun 1983 yang diubah dengan UU No. 9 Tahun 1994, dan UU No. 16 Tahun 2000 dan yang terakhir diatur dalam UU No. 28 Tahun

Lebih terperinci

BUPATI CILACAP PERATURAN BUPATI CILACAP NOMOR 4TAHUN 2012 TENTANG TATA CARA PEMERIKSAAN PAJAK DAERAH BUPATI CILACAP,

BUPATI CILACAP PERATURAN BUPATI CILACAP NOMOR 4TAHUN 2012 TENTANG TATA CARA PEMERIKSAAN PAJAK DAERAH BUPATI CILACAP, BUPATI CILACAP PERATURAN BUPATI CILACAP NOMOR 4TAHUN 2012 TENTANG TATA CARA PEMERIKSAAN PAJAK DAERAH BUPATI CILACAP, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 87 ayat (3) Peraturan Daerah Kabupaten

Lebih terperinci

PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI PANDEGLANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PANDEGLANG,

PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI PANDEGLANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PANDEGLANG, PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI PANDEGLANG NOMOR 37 TAHUN 2015 TENTANG TATA CARA PEMERIKSAAN PAJAK DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PANDEGLANG, Menimbang Mengingat : : bahwa untuk melaksanakan

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KOTA BOGOR TAHUN 2012 NOMOR 10 SERI E PERATURAN WALIKOTA BOGOR NOMOR 22 TAHUN 2012 TENTANG PEMERIKSAAN PAJAK DAERAH

BERITA DAERAH KOTA BOGOR TAHUN 2012 NOMOR 10 SERI E PERATURAN WALIKOTA BOGOR NOMOR 22 TAHUN 2012 TENTANG PEMERIKSAAN PAJAK DAERAH BERITA DAERAH KOTA BOGOR TAHUN 2012 NOMOR 10 SERI E PERATURAN WALIKOTA BOGOR NOMOR 22 TAHUN 2012 TENTANG PEMERIKSAAN PAJAK DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BOGOR, Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

SPT TAHUNAN PPh WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI

SPT TAHUNAN PPh WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI 770 PERHATIAN MEMPUNYAI PENGHASILAN DARI USAHA/PEKERJAAN BEBAS YANG MENYELENGGARAKAN PEMBUKUAN NORMA PENGHITUNGAN PENGHASILAN NETO DARI SATU ATAU LEBIH PEMBERI KERJA YANG DIKENAKAN PPh FINAL DAN/ATAU BERSIFAT

Lebih terperinci

Surat Ketetapan Pajak. Nur ain Isqodrin, SE., Ak., M.Acc Isqodrin.wordpress.com

Surat Ketetapan Pajak. Nur ain Isqodrin, SE., Ak., M.Acc Isqodrin.wordpress.com Surat Ketetapan Pajak Nur ain Isqodrin, SE., Ak., M.Acc Isqodrin.wordpress.com Surat ketetapan pajak UU Nomor 28 tahun 2007 Surat ketetapan meliputi Surat ketetapan pajak kurang bayar Surat ketetapan pajak

Lebih terperinci

TABEL KODE AKUN PAJAK DAN KODE JENIS SETORAN

TABEL KODE AKUN PAJAK DAN KODE JENIS SETORAN LAMPIRAN II PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER- 38 /PJ/2009, TENTANG BENTUK FORMULIR SURAT PAJAK TABEL AKUN PAJAK DAN 1. Kode Akun Pajak 411121 Untuk Jenis Pajak PPh Pasal 21 100 Masa PPh Pasal

Lebih terperinci

PROSEDUR PEMERIKSAAN PPN DAN

PROSEDUR PEMERIKSAAN PPN DAN Lampiran I Surat Edaran Dirjen Pajak Nomor : SE-01/PJ.7/2002 Tanggal : 19 Februari 2002 PROSEDUR PEMERIKSAAN PPN DAN PPn BM I. Pajak Keluaran 1. Dapatkan angka-angka dari pembukuan PKP untuk menghitung

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. Dalam analisa penghitungan dan pelaporan Pajak Pertambahan Nilai, penulis

BAB IV PEMBAHASAN. Dalam analisa penghitungan dan pelaporan Pajak Pertambahan Nilai, penulis BAB IV PEMBAHASAN Dalam analisa penghitungan dan pelaporan Pajak Pertambahan Nilai, penulis melakukan pemeriksaan pajak dengan menguji dan memeriksa ketaatan perpajakan, serta kebenaran jumlah dalam SPT

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.13, 2013 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN KEUANGAN. Pajak. Kelebihan Pembayaran. Pengembalian. Tata Cara. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10/PMK.03/2013 TENTANG TATA

Lebih terperinci

NO. Jenis Formulir Kode Formulir Ukuran Rangkap I. PPh Badan/Orang Pribadi F F F

NO. Jenis Formulir Kode Formulir Ukuran Rangkap I. PPh Badan/Orang Pribadi F F F LAMPIRAN PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR : PER-33/PJ/2015 TENTANG : PERUBAHAN KEDUA ATAS PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER-27/PJ/2012 TENTANG BENTUK DAN ISI NOTA PENGHITUNGAN, BENTUK

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. Pengenaan Pajak atas Penghasilan PT PIBS. PT PIBS adalah perusahaan yang bergerak di bidang konstruksi.

BAB IV PEMBAHASAN. Pengenaan Pajak atas Penghasilan PT PIBS. PT PIBS adalah perusahaan yang bergerak di bidang konstruksi. BAB IV PEMBAHASAN IV.1 Pengenaan Pajak atas Penghasilan PT PIBS PT PIBS adalah perusahaan yang bergerak di bidang konstruksi. Selain mendapat imbalan atas jasa pelaksanaan konstruksi yang diberikan, PT

Lebih terperinci

BUPATI BANTUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN BUPATI BANTUL NOMOR 46 TAHUN 2017 TENTANG TATA CARA PEMERIKSAAN PAJAK DAERAH

BUPATI BANTUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN BUPATI BANTUL NOMOR 46 TAHUN 2017 TENTANG TATA CARA PEMERIKSAAN PAJAK DAERAH BUPATI BANTUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN BUPATI BANTUL NOMOR 46 TAHUN 2017 TENTANG TATA CARA PEMERIKSAAN PAJAK DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANTUL, Menimbang : a. bahwa untuk

Lebih terperinci

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 108 TAHUN 2016 TENTANG TATA CARA PEMERIKSAAN PAJAK DAERAH

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 108 TAHUN 2016 TENTANG TATA CARA PEMERIKSAAN PAJAK DAERAH WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA TENTANG TATA CARA PEMERIKSAAN PAJAK DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA Menimbang : a. bahwa dalam rangka untuk menguji kepatuhan pemenuhan kewajiban

Lebih terperinci

BAB 4 PEMBAHASAN DAN HASIL PENELITIAN

BAB 4 PEMBAHASAN DAN HASIL PENELITIAN BAB 4 PEMBAHASAN DAN HASIL PENELITIAN Pada bagian ini penulis akan mengamati kasus yang penulis dapatkan selama menjalankan Praktek Kerja Lapangan di KKP Anton dan Rekan yaitu tentang pemeriksaan pajak

Lebih terperinci

TENTANG KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR KEP-...(1)...

TENTANG KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR KEP-...(1)... 11 2012, No.526 LAMPIRAN I PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 74/PMK.03/2012 TENTANG TATA CARA PENETAPAN DAN PENCABUTAN PENETAPAN WAJIB PAJAK DENGAN KRITERIA TERTENTU DALAM RANGKA PENGEMBALIAN

Lebih terperinci

Kementerian Keuangan RI Direktorat Jenderal Pajak PJ.091/PL/S/006/

Kementerian Keuangan RI Direktorat Jenderal Pajak PJ.091/PL/S/006/ Kementerian Keuangan RI Direktorat Jenderal Pajak PJ.091/PL/S/006/2014-00 Apa yang dimaksud Emas Perhiasan? Emas perhiasan adalah perhiasan dalam bentuk apapun yang bahannya sebagian atau seluruhnya dari

Lebih terperinci

BUPATI BULUNGAN SALINAN PERATURAN BUPATI BULUNGAN NOMOR 14 TAHUN 2012 TENTANG TATA CARA PEMERIKSAAN PAJAK DAERAH

BUPATI BULUNGAN SALINAN PERATURAN BUPATI BULUNGAN NOMOR 14 TAHUN 2012 TENTANG TATA CARA PEMERIKSAAN PAJAK DAERAH BUPATI BULUNGAN SALINAN PERATURAN BUPATI BULUNGAN NOMOR 14 TAHUN 2012 TENTANG TATA CARA PEMERIKSAAN PAJAK DAERAH Menimbang : Mengingat : DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BULUNGAN, a. bahwa untuk

Lebih terperinci

BADAN KANTOR PELAYANAN PAJAK ORANG PRIBADI. Syarat Objektif Syarat Subjektif. Wilayah tempat kedudukan. Wilayah tempat tinggal

BADAN KANTOR PELAYANAN PAJAK ORANG PRIBADI. Syarat Objektif Syarat Subjektif. Wilayah tempat kedudukan. Wilayah tempat tinggal BADAN ORANG PRIBADI Syarat Objektif Syarat Subjektif Wilayah tempat kedudukan KANTOR PELAYANAN PAJAK Wilayah tempat tinggal Fungsi NPWP - Sebagai sarana dalam administrasi perpajakan - Sebagai identitas

Lebih terperinci

FORMAT SURAT KEPUTUSAN PENGEMBALIAN PENDAHULUAN KELEBIHAN PAJAK: KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

FORMAT SURAT KEPUTUSAN PENGEMBALIAN PENDAHULUAN KELEBIHAN PAJAK: KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA 2013, No.1556 10 LAMPIRAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 198/PMK.09/2013 TENTANG PENGEMBALIAN PENDAHULUAN KELEBIHAN PEMBAYARAN PAJAK BAGI WAJIB PAJAK YANG MEMENUHI PERSYARATAN TERTENTU

Lebih terperinci

SUSUNAN DALAM SATU NASKAH UNDANG-UNDANG PAJAK INDONESIA TENTANG KETENTUAN UMUM DAN TATA CARA PERPAJAKAN BAB I KETENTUAN UMUM.

SUSUNAN DALAM SATU NASKAH UNDANG-UNDANG PAJAK INDONESIA TENTANG KETENTUAN UMUM DAN TATA CARA PERPAJAKAN BAB I KETENTUAN UMUM. SUSUNAN DALAM SATU NASKAH UNDANG-UNDANG PAJAK INDONESIA TENTANG KETENTUAN UMUM DAN TATA CARA PERPAJAKAN BAB I KETENTUAN UMUM Dalam Undang-undang ini, yang dimaksud dengan : Pasal 1 1. Wajib Pajak adalah

Lebih terperinci

Pengertian & Tujuan Pemeriksaan

Pengertian & Tujuan Pemeriksaan Pengertian & Tujuan Pemeriksaan menghimpun mengolah Data Keterangan Bukti Objektif Profesional STANDAR PEMERIKSAAN (PER-199/PMK.03/2007) menguji kepatuhan tujuan lain dalam rangka melaksanakan ketentuan

Lebih terperinci

BAB III PEMBAHASAN HASIL PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK

BAB III PEMBAHASAN HASIL PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK BAB III PEMBAHASAN HASIL PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK 3.1 Bidang Pelaksanaan Kerja Praktek Selama melaksanakan kerja praktek penulis ditempatkan pada seksi pemeriksaan di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bandung

Lebih terperinci

BAGIAN 2 PENGERTIAN PEMBUKUAN/PENCATATAN

BAGIAN 2 PENGERTIAN PEMBUKUAN/PENCATATAN BAGIAN 2 Inti pokok pembahasan dalam undang-undang tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan menjelaskan hal-hal sebagai berikut: 1. Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) 2. Surat Pemberitahuan (SPT) &

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18/PMK.03/2013 TENTANG TATA CARA PEMERIKSAAN BUKTI PERMULAAN TINDAK PIDANA DI BIDANG PERPAJAKAN

PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18/PMK.03/2013 TENTANG TATA CARA PEMERIKSAAN BUKTI PERMULAAN TINDAK PIDANA DI BIDANG PERPAJAKAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18/PMK.03/2013 TENTANG TATA CARA PEMERIKSAAN BUKTI PERMULAAN TINDAK PIDANA DI BIDANG PERPAJAKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEUANGAN REPUBLIK

Lebih terperinci

PERATURAN WALIKOTA PARIAMAN NOMOR 28 TAHUN 2013 TENTANG TATA CARA PEMERIKSAAN PAJAK BUMI DAN BANGUNAN PERDESAAN DAN PERKOTAAN

PERATURAN WALIKOTA PARIAMAN NOMOR 28 TAHUN 2013 TENTANG TATA CARA PEMERIKSAAN PAJAK BUMI DAN BANGUNAN PERDESAAN DAN PERKOTAAN PERATURAN WALIKOTA PARIAMAN NOMOR 28 TAHUN 2013 TENTANG TATA CARA PEMERIKSAAN PAJAK BUMI DAN BANGUNAN PERDESAAN DAN PERKOTAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA PARIAMAN, Menimbang : a. bahwa dalam

Lebih terperinci

SURAT PEMBERITAHUAN MASA PAJAK PERTAMBAHAN NILAI (SPT MASA PPN) BAGI PEMUNGUT PPN Bacalah terlebih dahulu Buku Petunjuk Pengisian SPT Masa PPN

SURAT PEMBERITAHUAN MASA PAJAK PERTAMBAHAN NILAI (SPT MASA PPN) BAGI PEMUNGUT PPN Bacalah terlebih dahulu Buku Petunjuk Pengisian SPT Masa PPN Perhatian Sesuai dengan ketentuan Pasal 3 ayat (7) UU Nomor 6 Tahun 1983 sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan UU Nomor 16 Tahun 2000, apabila SPTMasa yang Saudara sampaikan tidak ditandatangani

Lebih terperinci

WALIKOTA BUKITTINGGI PROVINSI SUMATERA BARAT

WALIKOTA BUKITTINGGI PROVINSI SUMATERA BARAT WALIKOTA BUKITTINGGI PROVINSI SUMATERA BARAT PERATURAN WALIKOTA BUKITTINGGI NOMOR : 19 TAHUN 2016 TENTANG TATA CARA PEMERIKSAAN PAJAK DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BUKITTINGGI, Menimbang

Lebih terperinci

MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN

MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 /PMK.03/2018 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 243/PMK.03/2014 TENTANG SURAT PEMBERITAHUAN

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.903, 2012 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN KEUANGAN. Verifikasi. Pajak. Tata Cara. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 146/PMK.03/2012 TENTANG TATA CARA VERIFIKASI DENGAN

Lebih terperinci

KETENTUAN UMUM DAN TATA CARA PERPAJAKAN

KETENTUAN UMUM DAN TATA CARA PERPAJAKAN SUSUNAN DALAM SATU NASKAH DARI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 1983 TENTANG KETENTUAN UMUM DAN TATA CARA PERPAJAKAN SEBAGAIMANA TELAH DIUBAH TERAKHIR DENGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA

Lebih terperinci

PERATURAN WALIKOTA BATAM NOMOR 52 TAHUN 2012

PERATURAN WALIKOTA BATAM NOMOR 52 TAHUN 2012 PERATURAN WALIKOTA BATAM NOMOR 52 TAHUN 2012 TENTANG TATA CARA PEMERIKSAAN PAJAK BUMI DAN BANGUNAN PERDESAAN DAN PERKOTAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BATAM, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan

Lebih terperinci

KETENTUAN UMUM & TATA CARA PERPAJAKAN

KETENTUAN UMUM & TATA CARA PERPAJAKAN Materi: 2 KETENTUAN UMUM & TATA CARA PERPAJAKAN Bagian: 1 Afifudin, SE., M.SA., Ak. (Fakultas Ekonomi-Akuntansi Unisma) Jl. MT. Haryono 193 Telp. 0341-571996, Fax. 0341-552229 E-mail: afifudin26@gmail.com

Lebih terperinci

SUSUNAN DALAM SATU NASKAH UNDANG-UNDANG PERPAJAKAN

SUSUNAN DALAM SATU NASKAH UNDANG-UNDANG PERPAJAKAN SUSUNAN DALAM SATU NASKAH UNDANG-UNDANG PERPAJAKAN KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK DIREKTORAT PENYULUHAN PELAYANAN DAN HUBUNGAN MASYARAKAT KATA PENGANTAR DAFTAR ISI Assalamualaikum

Lebih terperinci

Keterangan Bebas (SKB) Pemungutan PPh Pasal 22 Impor. 7 Pelayanan Penyelesaian Permohonan a. KPP Pratama dalam jangka waktu paling lama 2 (dua) bulan

Keterangan Bebas (SKB) Pemungutan PPh Pasal 22 Impor. 7 Pelayanan Penyelesaian Permohonan a. KPP Pratama dalam jangka waktu paling lama 2 (dua) bulan LAMPIRAN I SURAT EDARAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR : SE - 79/PJ/2010 TENTANG : STANDARD OPERATING PROCEDURE (SOP) LAYANAN UNGGULAN BIDANG PERPAJAKAN DAFTAR 16 (ENAM BELAS) JENIS LAYANAN UNGGULAN BIDANG

Lebih terperinci

Buku Panduan Perpajakan Bendahara Pemerintah. BAB VIII SURAT KETERANGAN BEBAS PEMOTONGAN dan/atau PEMUNGUTAN PPh

Buku Panduan Perpajakan Bendahara Pemerintah. BAB VIII SURAT KETERANGAN BEBAS PEMOTONGAN dan/atau PEMUNGUTAN PPh 165 BAB VIII SURAT KETERANGAN BEBAS PEMOTONGAN dan/atau PEMUNGUTAN PPh PENGERTIAN SKB adalah Surat Keterangan Bebas Pemotongan dan/atau Pemungutan PPh bagi WP yang memiliki Peredaran Bruto Tertentu, sama

Lebih terperinci

SKEMA KEMUNGKINAN PENGEMBALIAN PAJAK

SKEMA KEMUNGKINAN PENGEMBALIAN PAJAK SKEMA KEMUNGKINAN PENGEMBALIAN PAJAK Berdasarkan litelatur perpajakan dan KETENTUAN UMUM PERPAJAKAN yang saya baca, kemungkinan pengembalian pajak lebih banyak diberikan kepada wajib pajak secara perorangan

Lebih terperinci

SUSUNAN DALAM SATU NASKAH UNDANG-UNDANG PERPAJAKAN

SUSUNAN DALAM SATU NASKAH UNDANG-UNDANG PERPAJAKAN SUSUNAN DALAM SATU NASKAH UNDANG-UNDANG PERPAJAKAN KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK DIREKTORAT PENYULUHAN PELAYANAN DAN HUBUNGAN MASYARAKAT KATA PENGANTAR DAFTAR ISI Assalamualaikum

Lebih terperinci

MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 146/PMK.03/2012 TENTANG TATA CARA VERIFIKASI

MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 146/PMK.03/2012 TENTANG TATA CARA VERIFIKASI MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 146/PMK.03/2012 TENTANG TATA CARA VERIFIKASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEUANGAN REPUBLIK

Lebih terperinci

1.4. Jenis Pemeriksaan

1.4. Jenis Pemeriksaan 1.2. Pengertian, Dasar Hukum, dan Tujuan Pemeriksaan Pajak Definisi pemeriksaan menurut Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1983 sebagaimanan telah diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2000 tentang

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR DIREKTUR JENDERAL PAJAK

KATA PENGANTAR DIREKTUR JENDERAL PAJAK KATA PENGANTAR DIREKTUR JENDERAL PAJAK Para Pemungut PPN yang terhormat, Setiap bulan setelah Masa Pajak berakhir, Pemungut PPN harus melaksanakan kewajiban untuk melaporkan kegiatan pemungutan PPN yang

Lebih terperinci

KETENTUAN UMUM DAN TATA CARA PERPAJAKAN

KETENTUAN UMUM DAN TATA CARA PERPAJAKAN SUSUNAN DALAM SATU NASKAH DARI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 1983 TENTANG KETENTUAN UMUM DAN TATA CARA PERPAJAKAN SEBAGAIMANA TELAH DIUBAH TERAKHIR DENGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA

Lebih terperinci

SURAT PEMBERITAHUAN MASA PAJAK PERTAMBAHAN NILAI (SPT MASA PPN) BAGI PEMUNGUT PPN

SURAT PEMBERITAHUAN MASA PAJAK PERTAMBAHAN NILAI (SPT MASA PPN) BAGI PEMUNGUT PPN DEPARTEMEN KEUANGAN RI DIREKTORAT JENDERAL PAJAK Nama Pemungut : Alamat : No. Telp : Usaha : SURAT PEMBERITAHUAN MASA PAJAK PERTAMBAHAN NILAI (SPT MASA PPN) BAGI PEMUNGUT PPN Bacalah terlebih dahulu Buku

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. pajak, diantaranya pengertian pajak yang dikemukakan oleh Prof. Dr. P. J. A. Adriani

BAB II LANDASAN TEORI. pajak, diantaranya pengertian pajak yang dikemukakan oleh Prof. Dr. P. J. A. Adriani II.1. Dasar-dasar Perpajakan Indonesia BAB II LANDASAN TEORI II.1.1. Definisi Pajak Apabila membahas pengertian pajak, banyak para ahli memberikan batasan tentang pajak, diantaranya pengertian pajak yang

Lebih terperinci

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER-32/PJ/2009 TENTANG

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER-32/PJ/2009 TENTANG DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER-32/PJ/2009 TENTANG BENTUK FORMULIR SURAT PEMBERITAHUAN MASA PAJAK PENGHASILAN PASAL 21 DAN/ATAU

Lebih terperinci

PERPAJAKAN I KUASA & KONSULTAN PAJAK, PEMERIKSAAN, PENAGIHAN, RESTITUSI PAJAK. Deden Tarmidi, SE., M.Ak., BKP. Modul ke: Fakultas Ekonomi dan Bisnis

PERPAJAKAN I KUASA & KONSULTAN PAJAK, PEMERIKSAAN, PENAGIHAN, RESTITUSI PAJAK. Deden Tarmidi, SE., M.Ak., BKP. Modul ke: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Modul ke: PERPAJAKAN I KUASA & KONSULTAN PAJAK, PEMERIKSAAN, PENAGIHAN, RESTITUSI PAJAK Fakultas Ekonomi dan Bisnis Deden Tarmidi, SE., M.Ak., BKP. Program Studi Akuntansi www.mercubuana.ac.id PENDAHULUAN

Lebih terperinci

..., ) Yth. Kepala Kantor Pelayanan Pajak... 3) Di... 4) Dengan hormat,

..., ) Yth. Kepala Kantor Pelayanan Pajak... 3) Di... 4) Dengan hormat, LAMPIRAN I PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER- 40/PJ./2009 TENTANG TATA CARA PENGEMBALIAN PENDAHULUAN KELEBIHAN PAJAK BAGI WAJIB PAJAK YANG MEMENUHI PERSYARATAN TERTENTU...,...20... 1) Nomor :...

Lebih terperinci

BUPATI BANYUWANGI PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN PERATURAN BUPATI BANYUWANGI NOMOR 11 TAHUN 2017 TENTANG TATA CARA PEMERIKSAAN PAJAK DAERAH

BUPATI BANYUWANGI PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN PERATURAN BUPATI BANYUWANGI NOMOR 11 TAHUN 2017 TENTANG TATA CARA PEMERIKSAAN PAJAK DAERAH 1 BUPATI BANYUWANGI PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN PERATURAN BUPATI BANYUWANGI NOMOR 11 TAHUN 2017 TENTANG TATA CARA PEMERIKSAAN PAJAK DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANYUWANGI, Menimbang

Lebih terperinci

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR KEP-...(1)... TENTANG

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR KEP-...(1)... TENTANG LAMPIRAN I PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 74/PMK.03/2012 TENTANG : TATA CARA PENETAPAN DAN PENCABUTAN WAJIB PAJAK DENGAN KRITERIA TERTENTU DALAM RANGKA PENGEMBALIAN PENDAHULUAN KELEBIHAN

Lebih terperinci

Self assessment : WP membayar pajak sesuai UU tidak tergantung SKP

Self assessment : WP membayar pajak sesuai UU tidak tergantung SKP Self assessment : WP membayar pajak sesuai UU tidak tergantung SKP Pajak pada prinsipnya terutang pada saat timbulnya objek pajak yang dapat dikenai pajak, tetapi untuk kepentingan administrasi perpajakan

Lebih terperinci

Wajib Pajak mengubah data SPT saat Pemeriksaan atau Penyidikan Pajak?

Wajib Pajak mengubah data SPT saat Pemeriksaan atau Penyidikan Pajak? Wajib Pajak mengubah data SPT saat Pemeriksaan atau Penyidikan Pajak? Pendahuluan Seorang teman bertanya kepada saya. Dapatkah Wajib Pajak mengubah data SPT saat Pemeriksaan atau Penyidikan Pajak berlangsung?

Lebih terperinci

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER - 45/PJ./2007 TENTANG

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER - 45/PJ./2007 TENTANG PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER - 45/PJ./2007 TENTANG TATA CARA PEMINDAHAN WAJIB PAJAK DALAM RANGKA PENAMBAHAN WAJIB PAJAK PADA KANTOR PELAYANAN PAJAK WAJIB PAJAK BESAR SATU, KANTOR PELAYANAN

Lebih terperinci

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER - 06/PJ/2012 TENTANG

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER - 06/PJ/2012 TENTANG PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER - 06/PJ/2012 TENTANG TATA CARA PENATAUSAHAAN, PELAKSANAAN HAK DAN PEMENUHAN KEWAJIBAN PERPAJAKAN SEHUBUNGAN DENGAN PEMINDAHAN WAJIB PAJAK DAN/ATAU PENGUSAHA

Lebih terperinci

Putusan Pengadilan Pajak Nomor : Put-60826/PP/M.IIIB/99/2015. Tahun Pajak : 2011

Putusan Pengadilan Pajak Nomor : Put-60826/PP/M.IIIB/99/2015. Tahun Pajak : 2011 Putusan Pengadilan Pajak Nomor : Put-60826/PP/M.IIIB/99/2015 Jenis Pajak : Gugatan Tahun Pajak : 2011 Pokok Sengketa : bahwa yang menjadi pokok sengketa adalah pengajuan gugatan terhadap penerbitan Keputusan

Lebih terperinci

NPWP dan Pengukuhan PKP

NPWP dan Pengukuhan PKP NPWP dan Pengukuhan PKP NPWP dan NPPKP Pengusaha Wajib Pajak Bukan Pengusaha NPWP dan NPPKP NPWP Siapakan yang Wajib Mendaftarkan diri untuk Memperoleh NPWP? Orang Pribadi Menjalankan Usaha dan Pekerjaan

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. Analisis Terhadap Mekanisme Pajak Pertambahan Nilai. PT. HAJ adalah perusahaan yang bergerak dalam bidang perusahaan dagang

BAB IV PEMBAHASAN. Analisis Terhadap Mekanisme Pajak Pertambahan Nilai. PT. HAJ adalah perusahaan yang bergerak dalam bidang perusahaan dagang BAB IV PEMBAHASAN IV.1 Analisis Terhadap Mekanisme Pajak Pertambahan Nilai PT. HAJ adalah perusahaan yang bergerak dalam bidang perusahaan dagang yakni barang IT yang telah dikukuhkan menjadi Pengusaha

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18/PMK.03/2013 TENTANG TATA C ARA PEMERIKSAAN BUKTI PERMULAAN TINDAK PIDANA DI BIDANG PERPAJAKAN

PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18/PMK.03/2013 TENTANG TATA C ARA PEMERIKSAAN BUKTI PERMULAAN TINDAK PIDANA DI BIDANG PERPAJAKAN Menimbang : PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18/PMK.03/2013 TENTANG TATA C ARA PEMERIKSAAN BUKTI PERMULAAN TINDAK PIDANA DI BIDANG PERPAJAKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI

Lebih terperinci

BAB III PELAKSANAAN KULIAH KERJA PRAKTEK

BAB III PELAKSANAAN KULIAH KERJA PRAKTEK BAB III PELAKSANAAN KULIAH KERJA PRAKTEK 3.1 Bidang Pelaksanaan Kuliah Kerja Praktek Penulis melaksanakan Kerja Praktek di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Majalaya Bandung, penulis ditempatkan pada Bidang

Lebih terperinci