Frederick Marshall Allo Linggi, Ridwan Gunawan. Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Indonesia ABSTRAK

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Frederick Marshall Allo Linggi, Ridwan Gunawan. Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Indonesia ABSTRAK"

Transkripsi

1 ANALISIS SPESIFIKASI DAN PENENTUAN OPERASI TEGANGAN KERJA TERBAIK PADA LAMPU LED DAN LAMPU HEMAT ENERGI MELALUI PENGUJIAN PENUAAN DAN PEMELIHARAAN FLUKS CAHAYA ABSTRAK Frederick Marshall Allo Linggi, Ridwan Gunawan Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Indonesia Penerangan merupakan salah satu pengkonsumsi energi listrik terbesar yang berkisar 20 % - 25 % dari total konsumsi energi listrik yang terpakai sehingga diperlukan pemilihan penggunaan lampu yang hemat energi. Lampu LED adalah inovasi teknologi penerangan yang lebih hemat energi dibandingkan Lampu Hemat Energi (LHE). Maka dari itu dilakukan penelitian dengan menggunakan lampu LED 10 Watt dan LHE 14 Watt bermerek sama. Pengujian yang dilakukan adalah Pengujian Penuaan 100 jam untuk menganalisis kebenaran spesifikasi lampu dan Pemeliharaan Fluks Cahaya 480 jam untuk membandingkan laju perubahan spesifikasi yang terjadi dari lampu terhadap waktu pada tiga tegangan kerja yaitu 198 V, 220 V, dan 231 V berdasarkan Peraturan Menteri ESDM No. 06/2011, SNI IEC : 2009,dan SNI Dari hasil pengujian didapatkan bahwa tegangan operasi terbaik dari kedua lampu adalah tegangan 220 V. Setelah pengujian penuaan dan pemeliharaan fluks cahaya pada tegangan 220 V didapatkan lampu LED dengan spesifikasi 10 Watt 800 lumen 80 lumen/watt, diperoleh hasil 9,7 Watt, 851,17 lumen, 87,75 lumen/watt dan LHE spesifikasi 14 Watt, 810 lumen, 58 lumen/watt, diperoleh hasil 12,5 Watt, 727,5 lumen, 58,2 lumen/watt. Kata kunci :lampu LED; lampu hemat energi; penuaan,pemeliharaan fluks cahaya; spesifikasi lampu; tegangan kerja ABSTRACT Lighting is one of the biggest electrical usage, taking 20% 25% of the total consumption, so that the selection of an efficient, low power lamp is a necessity. LED lamp is a lighting technology innovation which has a better efficiency compared to that of a Compact Flourescent Lamp (CFL). From this fact, a research is done by using a 10 watt LED and a 14 watt CFL from the same brand. The measurements done are a 100 hour ageing test to analyze the validation of the lamp's spesification and a 480 hour lumen maintenance to compare the rate of the spesification change of the lamp on three operating voltage: 198 V, 220 V, and 231 V based on the Regulation of Minister of Energy and Mineral Resources Number 06/2011, SNI IEC : 2009, and SNI From the measurement done, the best operating voltage for both lamps is 220 V. From the ageing and lumen maintenance test, the 10 Watt and 800 lumens with 80 lumen/watt LED lamp results in 9,7 watt and 851,17 lumen, with 87,75 lumen/watt and the 14 watt and 810 lumen with 58 lumen/watt CFL lamp results in 12,5 watt, 727,5 lumen, with 58,2 lumen/watt. Keywords :LED Lamp; Compact Flourescent Lamp; ageing; lumen maintenance; specification lamp; operating voltage

2 PENDAHULUAN Energi listrik merupakan komponen penting bagi mahluk hidup terutama bagi manusia karena hampir digunakan di seluruh sisi kehidupan manusia. Seiring dengan berkembangnya teknologi akan meningkatkan penggunaan energi listrik pada peralatan elektronik dalam kehidupan sehari-hari sehingga konsumsi energi listrik juga semakin meningkat yang dapat menyebabkan krisis energi listrik karena daya yang terpasang pada penyedia jasa listrik (PLN) sudah hampir tidak mencukupi memikul beban puncak sehingga PLN sering melakukan pemadaman bergilir. Beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mengatasi krisis energi listrik adalah bagi PLN dengan membangun pembangkit listrik yang baru dan bagi konsumen menggunakan peralatan-peralatan listrik yang efisien dan efektif. Efisien disini maksudnya mencari perlatan-perlatan listrik yang hemat energi dan efektif disini maksudnya penggunaan peralatan tersebut benar-benar dipakai karena diperlukan pada waktu tertentu. Waktu beban puncak (WBP) terjadi pada pukul 18:00 22:00 dimana penggunaan energi listrik pada waktu tersebut sangat besar terutama penggunaan energi listrik untuk beban penerangan. Lighting (penerangan) merupakan salah satu pengkonsumsi energi listrik terbesar yang berkisar 20 % - 25 % dari total konsumsi energi listrik terpakai dan terus meningkat setiap tahunnya. Oleh karena itu PLN bekerja sama dengan pemerintah dan produsen lampu untuk membuat lampu yang efisien dan efektif baik dalam segi lumennya maupun segi konsumsi energi listriknya. Lampu LED (Light Emitting Diodes ) adalah lampu yang efektif dan efisien (perbandingan daya yang diserap dengan cahaya yang dihasilkan sangat baik) dibandingkan lampu pijar dan lampu hemat energi sehingga PLN dan pemerintah mengadakan sosialisasi ke masyarakat untuk menggantikan penggunaan lampu yang banyak dipakai di masyarakat yaitu lampu hemat energi ke lampu LED. Saat ini telah banyak jenis-jenis lampu penerangan LED yang dijual di pasaran dengan berbagai merk dan spesifikasi yang berbeda-beda. Kebanyakan dari merk-merk tersebut memberikan spesifikasi intensitas penerangan yang tinggi, daya tahan sangat lama dan juga konsumsi daya yang relatif rendah dengan intensitas cahaya yang tinggi sehingga apabila dipakai dalam jangka waktu yang lama mampu menutupi bahkan lebih menguntungkan.maka dari itu penulis tertarik melakukan studi mengenai analisis spesifikasi lampu LED melalui pengujian penuaan dan pemeliharaan fluks cahaya yang dibandingkan dengan lampu hemat energi untuk melihat apakah spesifikasi lampu tersebut benar-benar sesuai dengan label spesfikasi lampu serta melihat bagaimana laju perubahan spesifikasi lampu melalui

3 pengujian penuaan selama 100 jam dan pemeliharaan fluks cahaya selama 480 jam Dari hasil penelitian ini kemudian dituangkan ke dalam bentuk skripsi yang didalamnya berisi pengetahuan kebenaran spesifikasi dari lampu LED dan LHE dengan tujuan skripsi ini dapat digunakan sebagai sumber informasi dan sekaligus sebagai referensi khususnya bagi mahasiswa dan umumnya bagi masyarakat luas yang ingin mengetahui lebih jauh tentang LED sebagai lampu penerangan. Pada skripsi ini, penulis akan membahas mengenai seberapa stabilkah lampu LED dan LHE dari konsumsi listrik, lumen,dan efikasi yang dihasilkan berdasarkan spesifikasi yang tertera pada label spesifikasi lampu dengan tegangan kerja yang bervariasi yaitu 198 V, 220 V, dan 231 V terhadap waktu sesuai spesifikasi lampu melalui proses pengujian penuaan dan pemeliharaan fluks cahaya agar dapat dibuktikan kebenaran lumen, konsumsi daya,dan efikasi dari lampu tersebut dengan melihat perbedaan data kualitas daya dan iluminansi pada tegangan yang bervariasi melalui kondisi pengukuran dan pengujian berdasarkan Peraturan Menteri ESDM No. 06/2011, SNI IEC 60969:2009, dan SNI menggunakan Rak uji lampu, Integrated Spherephotometer, Power Analyzer, AC Stabilizer, AC Voltage Regulator, Luxmeter, Hygrometer dan Thermometer. Tujuan penulisan skripsi ini, yaitu untuk menganalisis kebenaran spesifikasi lampu LED dan lampu hemat energi yang tertera pada label spesifikasi lampu dan menentukan operasi tegangan kerja terbaik pada lampu LED dan LHE dari pengujian berdasarkan laju perubahan spesifikasi lampu terhadap waktu TINJAUAN TEORITIS Kebutuhan manusia akan cahaya dalam menjalani hidup dan beraktivitas menjadi salah satu bagian mutlak dari kehidupan manusia. Penelitian menunjukkan bahwa 80% informasi yang diterima oleh otak dikirim melalui mata, dan mata dapat melakukan proses ini karena adanya cahaya, baik itu cahaya alami yaitu sinar matahari langsung (daylight) atau yang dipantulkan oleh bulan (moonlight) maupun cahaya buatan (artificial light) yaitu lampu atau luminer. Intensitas Cahaya adalah jumlah energi radiasi yang dipancarkan sebagai cahaya ke suatu tempat. Satuan Intensitas Cahaya (I) adalah candela dengan singkatan Cd Intensitas cahaya dapat didefinisikan sebagai sebagai banyaknya fluks cahaya yang memancar F per sudut ruang ω. Total sudut ruang adalah ω= (Steradian).

4 (1) Fluks Cahaya adalah jumlah cahaya yang dipancarkan oleh sumber cahaya pada sudut ruang tertentu. Lambang fluks cahaya adalah F dan satuannya dalam lumen (lm).jika fluks cahaya dikaitkan dengan daya listrik maka lumen adalah kesetaraan fotometrik dari watt, yang memadukan respon mata,satu watt cahaya dengan panjang gelombang 555 nm sama nilainya dengan 683 lumen. Iluminansi sering disebut juga tingkat kuat penerangan sebagian besar ditentukan oleh kuat penerangan yang jatuh pada suatu luas bidang atau permukaan dan dinyatakan sebagai iluminansi rata-rata. (2) Dimana: A=Luas permukaan bidang (m 2 ) E= Iluminansi (lux) I=Intensitas Cahaya (cd) F=Fluks Cahaya (lm) Efikasi adalah rentang angka perbandingan antara fluks cahaya (lumen) dengan daya listrik suatu sumber cahaya (watt) untuk memancarkan intensitas tersebut, dalam satuan lumen/watt (lm/w). Bagian fluks cahaya yang diserap oleh suatu permukaan ditentukan oleh faktor absorpsi (a) permukaan itu a = (3) Faktor refleksi r adalah bagian fluks cahaya yang dipantulkan pada suatu permukaan. Jumlah cahaya yang dipantulkan di suatu permukaan ditentukan oleh sifat-sifat dan permukaan bahannya. r = (4)

5 Faktor transmisi t adalah bagian fluks cahaya yang dapat menembus suatu permukaan tergantung dari bahan permukaan tersebut dibandingkan dengan fluks cahaya yang mengenai permukaan. t = (5) Pengukuran Luminous Flux Lampu adalah pengukuran yang dilakukan untuk mengetahui fluks cahaya dari suatu lampu dengan menggunakan bola integrator dimana lampu tersebut dimasukkan ke bola integrator selama minimal 15 menit lalu diukur fluks cahayanya menggunakan sensor luxmeter yang telah dipasang dalam bola integrator spherephotometer. Teknik pengukuran luminous flux lampu ini merupakan teknik pengukuran yang paling akurat dalam mengukur fluks cahaya lampu karena faktor refleksi,faktor transmisi, dan faktor absorpsi sudah diketahui dari bahan permukaan dalam dari bola integrator tersebut. Di dalam Integrated Spherephotometer ini dilapisi zat kimia Barium Sulfat dimana zat kimia ini adalah zat ini yang paling baik dalam memantulkan intensitas cahaya agar intensitas cahaya dari lampu tidak terserap pada permukaan bola namun dipantulkan ke sensor luxmeter dengan faktor refleksi > 96%,faktor transmisi dan faktor absorpsi < 4 % selama rentang panjang gelombang nm. Setiap beban pasti memiliki daya, daya ini dihasilkan oleh beban pada saat terhubung dengan suplai, begitu pula dengan lampu. Lampu bisa menghasilkan cahaya karena lampu mengkonsumsi daya dalam jumlah tertentu sesuai dengan standar dari masing masing produsen lampu tersebut..daya listrik sendiri ada 3 jenis,yaitu daya semu, daya aktif, dan daya reaktif. Daya semu adalah total perkalian antara arus dan tegangan pada suatu jaringan listrik atau penjumlahan dengan metode trigonometri dari daya aktif dan reaktif dalam segitiga daya. Daya semu merupakan penjumlahan vektor dari daya aktif dan daya reaktif. Daya aktif adalah daya yang dipakai oleh komponen pasif resistor untuk melakukan usaha / energi yang sebenarnya. Daya aktif selalu mengalir dari sumber ke beban. Daya inilah yang digunakan oleh konsumen listrik. Daya reaktif adalah daya yang muncul yang diakibatkan oleh komponen pasif bukan resistor yaitu induktor dan kapasitor yang merupakan daya yang tidak diinginkan karena mengurangi konsumsi daya aktif.

6 S = V I (6) S = V I φ S = VI [ Cos φ + j Sin φ ] S = VI Cos φ + j VI Sin φ S = P + j Q (7) Dengan : S = Daya Semu (VA) V = Voltage / Tegangan (Volt) I = Arus (Ampere) P = Daya aktif (W) Q = Daya Reaktif (VAr) Faktor daya (Cos φ ) didefinisikan sebagai rasio besarnya daya aktif yang bisa dimanfaatkan terhadap daya semu yang dihasilkan sumber. Cos φ = P/S (8) Faktor daya dibatasi dari 0 hingga 1, semakin tinggi faktor daya (mendekati 1) artinya semakin banyak daya semu yang diberikan sumber dapat simanfaatkan.adapun nilai faktor daya yang baik ditetapkan oleh PT. PLN (Persero) sebagai penyedia listrik pada SPLN 70-1 adalah sebesar > 0,85. Faktor daya terdiri dari dua sifat yaitu faktor daya leading dan faktor daya lagging. Faktor daya leading ini bernilai 0-1 leading terjadi apabila bebannya kapasitif yaitu beban yang mengandung suatu rangakaian kapasitor seperti capacitor, synchronocus generators, synchronocus motors dan synchronocus condensor. Beban ini menyerap daya aktif (kw) dan mengeluarkan daya reaktif (kvar). Faktor daya lagging ini bernilai 0-1 lagging terjadi apabila bebannya induktif yaitu beban yang mengandung kumparan kawat yang dililitkan pada sebuah inti biasanya inti besi seperti motor induksi, AC dan transformator. Beban ini menyerap daya aktif (kw) dan daya reaktif (kvar).

7 Harmonik adalah gejala pembentukan gelombang sinusoidal baru dengan frekuensi yang merupakan perkalian bilangan bulat dengan frekuensi dasarnya akibat dioperasikannya beban listrik yang non linier. Superposisi antara gelombang dasar dengan gelombang frekuensi harmonik menghasilkan gelombang yang terdistorsi sehingga bentuk gelombang tidak lagi sinusoidal murni, fenomena ini disebut dengan distorsi harmonik. Untuk nilai harmonik yang kecil, mungkin perubahan terhadap bentuk gelombangnya tidak terlalu signifikan, akan tetapi untuk nilai harmonik yang besar perubahannya bisa mengubah karakteristik gelombang. Pembentukan gelombang non-sinusoidal hasil distorsi harmonik dapat dilihat pada gambar berikut: (a) (d) (b) (e) (c) Gambar 1. Bentuk Gelombang Hasil Distorsi Harmonik : (a) Gelombang Murni Sinusoidal (f=50hz) (b) Gelombang Harmonik Ketiga ( f=150 Hz) (c) Gelombang Harmonik Kelima (f=250 Hz) (d) Gelombang Hasil Gabungan Gelombang Murni, Harmonik Ketiga, dan Harmonik Kelima (e)spektrum Harmonik Gabungan Gelombang Murni, Harmonik Ketiga, dan Harmonik Kelima

8 Orde harmonik adalah bilangan bulat yang dimaksudkan pada pengertian harmonik sebagai faktor pengali frekuensi yang lama sehingga menghasilkan frekuensi yang baru. Nilainya merupakan perbandingan frekuensi harmonik dengan frekuensi dasar, dapat didefinisikan dengan persamaan berikut : n = f n F (9) Dengan : n = orde harmonik f n = frekuensi harmonik ke-n [ Hz ] F = frekuensi dasar [ Hz ] Gelombang dengan frekuensi dasar tidak dianggap sebagai harmonik karena merupakan gelombang fundamental, yang dianggap sebagai harmonik adalah orde ke-2 sampai ke-n Distorsi Harmonik Individu (IHD) merupakan rasio tegangan antara nilai RMS harmonik tegangan ke-n dengan nilai RMS tegangan dasar (fundamental).dapat juga merupakan rasio arus antara nilai RMS harmonik arus ke-n dengan nilai RMS arus dasar (fundamental). IHD n = (10) Total Harmonic Distortion (THD) merupakan rasio nilai rms dari semua komponen orde harmonik yang ada dengan nilai RMS dari komponen dasar yang biasanya dinyatakan dalam persen (%).Rasionya dapat menggunakan arus maupun tegangan Nilai THD dijadikan batasan tegangan atau arus harmonik yang masih dapat ditoleransi dalam suatu sistem tenaga listrik. Dengan parameter ini, dapat diketahui apakah distorsi yang terjadi berada pada tingkat yang dapat diterima atau pada tingkat yang merugikan. Nilai ini dapat dihitung untuk tegangan maupun arus, besarnya THD dapat didefinisikan dengan persamaan berikut : THD = n= n= 2 M M 1 2 n (11)

9 Dengan : IHD n = IHD orde harmonik ke-n (n=2, 3, 4, 5,...) THD = Total Harmonic Distortion [ % ] M n = nilai rms harmonik ke-n. Dapat berupa harmonik arus ataupun tegangan [Volt atau Ampere] M 1 = nilai rms pada frekuensi dasar. Dapat berupa arus dasar ataupun tegangan dasar [ volt atau ampere ] Besarnya harmonik pada suatu sistem/komponen listrik memiliki batasan ataupun standar tertentu dimana apabila besarnya melewati standar yang telah ditentukan maka perlu dilakukan suatu tindakan untuk meredamnya. Berikut standar batas distorsi tegangan harmonik maksimum berdasarkan standar IEEE : Tabel 1. Batas Distorsi Tegangan Harmonik Maksimum Tabel 2. Batas Distorsi Arus Harmonik Maksimum

10 METODE PENELITIAN Pada penelitian ini dibahas pengukuran pada beban lampu LED 10 Watt dan LHE 14 Watt yang bermerek sama, banyak dijual di pasaran dan digunakan oleh masyarakat umum untuk mengetahui berbagai karakteristik seperti arus, tegangan, daya, harmonik, lumen. Pengujian dilakukan di Balai Besar Teknologi Energi (B2TE) Serpong dengan suhu ruangan pada pengujian lampu adalah adalah (25 ± 1) o C dan kelembaban nisbi maksimum 65 % diukur menggunakan hygrometer dan thermometer. Tahapan penelitian yang dilakukan adalah: 1. Mengumpulkan alat dan bahan penelitian. 2. Pemilihan lampu LED dan LHE yang banyak digunakan oleh masyarakat 3. Mengetahui data teknis lampu LED dan LHE yakni: daya nyata (P), daya semu (S), tegangan (V), arus (I), faktor daya (pf), lumen,dan efikasi (lumen per watt) sebelum, pada saat, dan sesudah melakukan proses penuaan dan pemeliharaan fluks cahaya. 4. Melakukan perbandingan laju perubahan spesifikasi yang terjadi pada tegangan 198 V,220V,dan 231 V pada lampu LED dan LHE berdasarkan data teknis yang diperoleh dari proses penuaan dan pemeliharaan fluks cahaya. 5. Melakukan perbandingan efikasi,lumen,dan daya yang tersisa pada lampu LED dan LHE berdasarkan data teknis yang diperoleh dari proses penuaan dan pemeliharaan fluks cahaya. Pengujian kualitas daya listrik bertujuan untuk mengetahui kualitas daya dan konsumsi energi pada lampu LED dan LHE. Parameter-parameter kualitas daya yang diambil menggunakan power analyzer adalah tegangan (V), arus (I), daya nyata (P), dan faktor daya (PF) yang diserap oleh lampu LED dan LHE. Pengukuran ini dilakukan dengan menggunakan 3 variasi tegangan yang diatur menggunakan voltage regulator dan kestabilan tegangan menggunakan voltage stabilizer yaitu 198 V(-10 %),220 V,dan 231 V (+5%) berdasarkan SNI Pengujian iluminansi bertujuan untuk mendapatkan besar flux iluminansi dari lampu LED dan LHE yang diuji dengan menggunakan teknik pengukuran cahaya luminous flux lampu.alat yang digunakan pada pengujian ini adalah luxmeter dan integrator spherephotometer berdasarkan Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 06 Tahun 2011.

11 Pengujian penuaan adalah pengujian yang dilakukan terhadap lampu berdasarkan SNI IEC : 2009 dengan cara lampu tersebut dinyalakan selama minimal 100 jam (selama 4 hari 4 jam), setelah 100 jam dinyalakan lampu didiamkan minimal 24 jam lalu diambil kualitas dayanya yaitu tegangan (V), arus (I), daya nyata (P), serta iluminansi nya.pengujian penuaan dilakukan selama 100 jam (4 hari 4 jam) untuk mendapatkan data iluminansi dan kualitas daya lampu yang sesungguhnya karena waktu pertama kali menggunakan lampu tersebut iluminansi dan kualitas dayanya masih tidak konstan Pengujian pemeliharaan fluks cahaya bertujuan mengetahui tingkat efikasi lampu pada kondisi normal.uji pemeliharaan fluks cahaya dilakukan setelah lampu dikondisikan (ageing) selama 100 jam untuk melihat perubahan-perubahan spesifikasi yang terjadi pada lampu LED dan LHE dengan pengambilan data berselang 48 jam,dimana sebelum mengambil data lampu harus didiamkan selama 24 jam setelah pengujian ini. Adapun prosedur pengujiannya mengikuti aturan berikut berdasarkan SNI IEC : 2009 yaitu Lampu pada pemeliharaan uji lumen dan uji umur lampu harus dipadamkan delapan kali tiap 24 jam. Periode padam adalah antara 10 menit dan 15 menit. Periode nyala adalah sedikitnya 10 menit.periode padam sekali pada pengujian lampu di B2TE ini adalah 15 menit sehingga periode pada selama 8 kali adalah 2 jam dan periode nyala selama 8 kali adalah 22 jam atau selama 165 menit sekali nyala.pengujian ini menggunakan rak uji lampu, lampu uji LED 10 Watt, dan LHE 14 Watt. Peralatan pengukuran yang digunakan dalam pengambilan data ini ialah : Gambar 2. Power Analyzer Gambar 3. Voltage Regulator Gambar 4. Voltage Stabilizer Gambar 5.Hygrometer dan Thermometer Gambar 6. Rak Uji Lampu Gambar 7. Luxmeter

12 Gambar 8. Integrator Spherephotometer Gambar 9. Pengukuran Kualitas Daya dan Iluminansi Lampu LED/LHE Gambar 10. Skema Pengukuran Kualitas Daya dan Iluminansi Lampu LED dan LHE Gambar 11. LED 10 Watt Gambar 12. LHE 14 Watt Untuk pengambilan data kualitas daya menggunakan Power Analyzer dan iluminansinya menggunakan luxmeter Untuk data kuat cahaya mengikuti aturan dari Puslit KIM-LIPI berdasarkan rumus : Flampu ukur LIPI = Fkalibrasi LIPI Flampu ukur B2TE / Fkalibrasi B2TE (12)

13 F lampu ukur LIPI = Kuat cahaya lampu LED/LHE/Pijar yang diukur sesuai standar di KIM-LIPI F kalibrasi LIPI = Kuat cahaya lampu standar kerja LHE 23 Watt yang diukur di KIM-LIPI =1467,7 lumen F lampu ukur B2TE = Kuat cahaya lampu LED/LHE/Pijar yang diukur di B2TE F kalibrasi B2TE = Kuat cahaya lampu standar kerja LHE 23 Watt yang diukur di B2TE =1374,6 lumen Kuat cahaya lampu LED/LHE yang digunakan pada penelitian ini adalah F lampu ukur LIPI HASIL DAN ANALISIS Dari hasil pengujian penuaan 100 jam dan pemeliharaan fluks cahaya 480 jam didapatkan data : A. LED 10 Watt Tabel 3. Data Pengujian LED 10 Watt sebelum penuaan

14 Tabel 4. Data Pengujian LED 10 Watt setelah penuaan 100 jam Tabel 5. Data Pengujian LED 10 Watt 198 V Pemeliharaan Fluks Cahaya Tabel 6. Data Pengujian LED 10 Watt 220 V Pemeliharaan Fluks Cahaya

15 Tabel 7. Data Pengujian LED 10 Watt 231 V Pemeliharaan Fluks Cahaya Dari data pengujian LED yang didapatkan setelah melakukan Pemeliharaan Fluks Cahaya selama 480 jam pada tegangan yang berbeda-beda terlihat bahwa daya yang digunakan lampu setelah pengujian penuaan sama terus sampai berkurang 0,1 W pada Pemeliharaan Fluks Cahaya untuk tegangan 198 V adalah pada saat 480 jam, untuk tegangan 220 V belum berkurang,dan untuk tegangan 231 V adalah 480 jam.terlihat bahwa pengurangan daya yang digunakan lampu LED pada tegangan 231 V dan 198 V lebih cepat dibandingkan tegangan 220 V. Hal ini menunjukkan bahwa lampu LED sebaiknya tidak beroperasi pada tegangan lebih besar dari 231 V dan lebih kecil dari 198 V karena akan mengurangi umur lampu. Selanjutnya untuk % efikasi akhir yang didapat dari variasi tegangan adalah untuk 198 V = 99,06 %,tegangan 220 V = 99,65 %,dan tegangan 231 V adalah 99,64%.Terlihat bahwa % efikasi lampu LED terbaik didapat pada tegangan 220 V meskipun % efikasi pada tegangan 231 V mendekati 220 V namun kita lihat dari segi lumennya untuk tegangan 220 V lumen yang dihasilkan adalah 851,17 lebih besar dibandingkan untuk tegangan 231 V lumen yang dihasilkan adalah 845,54. Dari segi faktor daya, THDv,dan THDi terjadi perubahan yang tidak konstan namun perubahan yang terjadi dalam rentang tertentu. Untuk rentang faktor daya pada tegangan 198 V adalah antara 0,8911 sampai 0,8938, pada tegangan 220 V adalah antara 0,8611 sampai 0,8643, dan pada tegangan 231 V adalah antara 0,8433 sampai 0,8566. Dari segi faktor daya, lampu LED pada tegangan 198 V adalah yang terbaik karena faktor dayanya paling

16 mendekati 1, namun pada tegangan 220 V faktor daya yang dihasilkan sudah baik karena memenuhi standar PLN yaitu faktor daya yang baik adalah faktor daya yang lebih besar dari 0,85. Berdasarkan % THDv semua tegangan pengujian sudah memenuhi standar batas harmonik tegangan yaitu % THDv < 5%. Namun, untuk % THDi, pada tegangan 198 V adalah antara 38,87 % sampai 39,13 %, pada tegangan 220 V adalah antara 42,97 % sampai 43,98 %, pada tegangan 231 V adalah antara 45,78 % sampai 46,87 %. Dapat dilihat bahwa semakin besar tegangan yang diberikan pada lampu LED ini, maka % THDi juga semakin besar. Dari analisis data yang didapatkan berdasarkan segi fluks cahaya, laju pengurangan daya, efikasi,% efikasi, faktor daya, % THDv,dan % THDi terhadap waktu, maka operasi tegangan kerja terbaik pada lampu LED 10 Watt adalah di tegangan 220 V. B. LHE 14 Watt Tabel 8. Data Pengujian LHE 14 Watt sebelum penuaan Tabel 9. Data Pengujian LHE 14 Watt setelah penuaan 100 jam

17 Tabel 10. Data Pengujian LHE 14 Watt 198 V Pemeliharaan Fluks Cahaya Tabel 11. Data Pengujian LHE 14 Watt 220 V Pemeliharaan Fluks Cahaya Tabel 12. Data Pengujian LHE 14 Watt 231 V Pemeliharaan Fluks Cahaya

18 Dari data pengujian lampu LHE 14 Watt yang didapatkan setelah melakukan Pemeliharaan Fluks Cahaya selama 480 jam pada tegangan yang berbeda-beda terlihat bahwa daya yang digunakan lampu setelah pengujian penuaan sama terus sampai berkurang 0,1 W pada Pemeliharaan Fluks Cahaya untuk tegangan 198 V adalah 384 jam,untuk tegangan 220 V adalah 432 jam,dan untuk tegangan 231 V adalah 432 jam.terlihat bahwa pengurangan daya yang digunakan lampu LED pada tegangan 198 V lebih cepat dibandingkan tegangan 220 V dan 231 V. Hal ini menunjukkan bahwa lampu LHE sebaiknya tidak beroperasi pada tegangan 198 V dan kurang karena akan mengurangi umur lampu.selanjutnya untuk % efikasi akhir yang didapat dari variasi tegangan adalah untuk 198 V = 97,77 %,tegangan 220 V = 97,98 %,dan tegangan 231 V adalah 97,12 %.Terlihat bahwa % efikasi lampu LHE terbaik didapat pada tegangan 220 V. Jika dilihat dari segi lumennya untuk tegangan 220 V lumen yang dihasilkan adalah 727,5 sedangkan untuk tegangan 198 V lumen yang dihasilkan adalah dan untuk tegangan 231 V adalah 742,3. Lumen yang terbaik didapat pada tegangan 231 V hal ini sesuai dengan prinsip kerja LHE yaitu eksitasi atau pelepasan elektron akan bergantung dari energi kinetik yang memungkinkan elektron untuk lepas dengan kata lain semakin menurun energi potensial atau tegangan yang diberikan maka energi eksitasi elektronpun semakin menurun. Namun untuk tegangan 231 V, % efikasinya terendah dari tegangan-tegangan yang lain. Dari segi faktor daya, THDv,dan THDi terjadi perubahan yang tidak konstan namun perubahan yang terjadi dalam rentang tertentu. Untuk rentang faktor daya pada tegangan 198 V adalah antara 0,6311 sampai 0,6345, pada tegangan 220 V adalah antara 0,6213 sampai 0,6333, dan pada tegangan 231 V adalah antara 0,6331 sampai 0,6355. Dari segi faktor daya pada semua tegangan operasi yang diberikan, faktor daya yang dihasilkan pada setiap tegangan mempunyai nilai yang hampir sama yaitu berkisar 0,63. Namun, faktor daya yang dihasilkan oleh LHE tidak memenuhi standar PLN yaitu faktor daya yang baik adalah faktor daya yang lebih besar dari 0,85 sehingga dapat disimpulkan faktor daya pada LHE 14 watt ini jelek. Berdasarkan % THDv semua tegangan operasi sudah memenuhi standar batas harmonik tegangan yaitu % THDv < 5%. Namun, untuk % THDi, pada tegangan 198 V adalah antara 96,48 % sampai 100,65 %, pada tegangan 220 V adalah antara 98,75 % sampai 102,05 %, pada tegangan 231 V adalah antara 101,33 % sampai 103,25 %. Dapat dilihat bahwa semakin besar tegangan yang diberikan

19 pada LHE ini, maka % THDi juga semakin besar. Dari analisis data yang didapatkan berdasarkan segi fluks cahaya, laju pengurangan daya, efikasi,% efikasi, faktor daya, % THDv,dan % THDi terhadap waktu, maka operasi tegangan kerja terbaik pada LHE 14 Watt adalah di tegangan 220 V. C. Analisis Perbandingan Laju Perubahan Spesifikasi pada Lampu LED dan LHE Sebelum dan Sesudah Pengujian Penuaan dan Pemeliharaan Fluks Cahaya pada Tegangan 220 V Untuk Lampu LED spesifikasi pada label adalah 800 lumen,10 watt, dan efikasi 80 lumen/watt,dan spesifikasi yang terukur adalah : Sebelum penuaan adalah 10 Watt, 882,29 lumen, dan 88,22 lumen/watt. Sesudah penuaan 100 jam (sebelum pemeliharaan fluks cahaya) adalah 9,7 Watt, 854,1 lumen, dan 88,05 lumen/watt. Sesudah pemeliharaan fluks cahaya 480 jam adalah 9,7 Watt, 851,17 lumen, dan 87,75 lumen/watt Terlihat bahwa untuk lampu LED perubahan laju spesifikasi sebelum dan sesudah penuaan 100 jam yaitu daya berkurang 0,3 watt, lumen berkurang sebesar 28,19 lumen, dan efikasi berkurang sebesar 0,17 lumen/watt. Lalu sebelum dan sesudah pengujian pemeliharaan fluks cahaya 480 jam, daya belum berkurang, lumen hanya berkurang sebesar 2,93,dan efikasi berkurang 0,3 lumen/watt. Untuk LHE spesifikasi spesifikasi pada label adalah 810 lumen,14 watt, dan efikasi 58 lumen/watt,dan spesifikasi yang terukur adalah : Sebelum penuaan adalah 13,2 Watt, 803,88 lumen, dan 60,9 lumen/watt. Sesudah penuaan 100 jam (sebelum pemeliharaan fluks cahaya) adalah 12,6 Watt, 749,5 lumen, dan 59,4 lumen/watt. Sesudah pemeliharaan fluks cahaya 480 jam adalah 12,5 Watt, 727,5 lumen, dan 58,2 lumen/watt Terlihat bahwa untuk LHE perubahan laju spesifikasi sebelum dan sesudah penuaan 100 jam yaitu daya berkurang 0,6 watt, lumen berkurang sebesar 54,38 lumen, dan efikasi berkurang sebesar 1,5 lumen/watt. Lalu sebelum dan sesudah pengujian pemeliharaan fluks cahaya 480 jam,daya hanya berkurang sebesar 0,1 watt, lumen hanya berkurang sebesar 22,dan efikasi hanya berkurang 1,2 lumen/watt. Dapat dilihat sebelum dan sesudah pengujian penuaan 100 jam,terjadi laju perubahan spesifikasi pada kedua lampu secara signifikan,namun sebelum dan sesudah pengujian

20 pemeliharaan fluks cahaya 480 jam, laju perubahan spesifikasi yang terjadi pada kedua lampu tidak sebesar sebelum dan sesudah pengujian penuaan 100 jam. Dari pengujian penuaan dan pemeliharaan fluks cahaya yang telah dilakukan,laju perubahan spesifikasi dari segi konsumsi daya, lumen yang terukur, dan efikasi pada LHE lebih cepat dibandingkan dengan lampu LED terhadap waktu. KESIMPULAN 1. Sebelum dan sesudah proses penuaan 100 jam pada tiap lampu terlihat perubahan kualitas daya dan iluminansi cukup siginifikan. Sesudah pemeliharaan fluks cahaya selama 480 jam, pada lampu LED dan LHE tidak mengalami perubahan spesifikasi yang signifikan. 2. Dari perbandingan operasi tegangan kerja yang diberikan yaitu 198 V, 220 V, dan 231 V maka tegangan kerja terbaik pada kedua lampu adalah 220 V berdasarkan laju perubahan spesifikasi terhadap waktu. 3. Lampu LED spesifikasi 10 Watt, 800 lumen, dan 80 lumen/watt setelah pengujian penuaan dan pemeliharaan fluks cahaya pada tegangan 220 V didapatkan hasil 9,7 W, 851,17 lumen, dan 87,75 lumen /watt. 4. LHE spesifikasi 14 Watt, 810 lumen, dan 58 lumen/watt setelah pengujian penuaan dan pemeliharaan fluks cahaya pada tegangan 220 V didapatkan hasil 12,5 W, 727,5 lumen, dan 58,2 lumen /watt. 5. Laju perubahan spesifikasi dari segi konsumsi daya, lumen yang terukur, dan efikasi pada LHE lebih cepat dibandingkan lampu LED terhadap waktu. KEPUSTAKAAN Dugan Roger C, Surya Santoso, Wayne Beaty, Electrical Power Systems Quality, McGraw Hill, New York, Sudibyo, Dr.Ir. Uno Bintang Diktat Mata Kuliah Utilisasi Tenaga Listrik. Depok Buku Perencanaan Efisiensi dan Elastisitas Energi B2TE (Balai Besar Teknologi Energi) BPPT Paschal John M.PE. Step By Step Guide To Lighting. Overland Park : Primedia Intertec, P.129. Frederick Bueche, David L. Wallach., 1994, Technical Physics 4th Ed, John Wiley &Sons, Inc.

Analisis Harmonik pada Lampu Light Emitting Diode

Analisis Harmonik pada Lampu Light Emitting Diode 1 Analisis Harmonik pada Lampu Light Emitting Diode Adi Jaya Rizkiawan, Rudy Setiabudy Departemen Elektro, Fakultas Teknik, ABSTRAK Lampu Light Emitting Diode (LED) termasuk beban non-linear yang meng-injeksi

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. dibawah Kementrian Keuangan yang bertugas memberikan pelayanan masyarakat

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. dibawah Kementrian Keuangan yang bertugas memberikan pelayanan masyarakat BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Umum Gedung Keuangan Negara Yogyakarta merupakan lembaga keuangan dibawah Kementrian Keuangan yang bertugas memberikan pelayanan masyarakat serta penyelenggaraan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. induk agar keandalan sistem daya terpenuhi untuk pengoperasian alat-alat.

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. induk agar keandalan sistem daya terpenuhi untuk pengoperasian alat-alat. BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Distribusi daya Beban yang mendapat suplai daya dari PLN dengan tegangan 20 kv, 50 Hz yang diturunkan melalui tranformator dengan kapasitas 250 kva, 50 Hz yang didistribusikan

Lebih terperinci

Peredaman Harmonik Arus pada Personal Computer All In One Menggunakan Passive Single Tuned Filter

Peredaman Harmonik Arus pada Personal Computer All In One Menggunakan Passive Single Tuned Filter Mustamam, Azmi Rizki Lubis, Peredaman... ISSN : 598 99 (Online) ISSN : 5 364 (Cetak) Peredaman Harmonik Arus pada Personal Computer All In One Menggunakan Passive Single Tuned Filter Mustamam ), Azmi Rizki

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI PERANCANGAN HIGH PASS DAMPED FILTER PADA SISTEM DISTRIBUSI STANDAR IEEE 9 BUS DENGAN MENGGUNAKAN SOFTWARE ETAP POWER STATION 7.

NASKAH PUBLIKASI PERANCANGAN HIGH PASS DAMPED FILTER PADA SISTEM DISTRIBUSI STANDAR IEEE 9 BUS DENGAN MENGGUNAKAN SOFTWARE ETAP POWER STATION 7. NASKAH PUBLIKASI PERANCANGAN HIGH PASS DAMPED FILTER PADA SISTEM DISTRIBUSI STANDAR IEEE 9 BUS DENGAN MENGGUNAKAN SOFTWARE ETAP POWER STATION 7.0 Diajukan Oeh : INDRIANA ZELLA MARGARETA D 400 130 001 JURUSAN

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Umum Suatu sistem tenaga listrik dikatakan ideal jika bentuk gelombang arus yang dihasilkan dan bentuk gelombang tegangan yang disaluran ke konsumen adalah gelombang sinus murni.

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Sistem Catu Daya Listrik dan Distribusi Daya

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Sistem Catu Daya Listrik dan Distribusi Daya 9 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sistem Catu Daya Listrik dan Distribusi Daya Pada desain fasilitas penunjang Bandara Internasional Kualanamu adanya tuntutan agar keandalan sistem tinggi, sehingga kecuali

Lebih terperinci

ANALISIS PENGUKURAN DISTRIBUSI PANAS DAN DISTRIBUSI CAHAYA PADA LAMPU LED

ANALISIS PENGUKURAN DISTRIBUSI PANAS DAN DISTRIBUSI CAHAYA PADA LAMPU LED ANALISIS PENGUKURAN DISTRIBUSI PANAS DAN DISTRIBUSI CAHAYA PADA LAMPU LED Septyono Utomo 1, Rudy Setiabudy 2 Departemen Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Indonesia, Depok 16424 Email: septyono.utomo@gmail.com

Lebih terperinci

Analisis Pengaruh Harmonisa terhadap Pengukuran KWh Meter Tiga Fasa

Analisis Pengaruh Harmonisa terhadap Pengukuran KWh Meter Tiga Fasa Analisis Pengaruh Harmonisa terhadap Pengukuran KWh Meter Tiga Fasa Agus R. Utomo Departemen Teknik Elektro, Fakultas Teknik Universitas Indonesia, Depok 16424 E-mail : arutomo@yahoo.com Mohamad Taufik

Lebih terperinci

PENGUKURAN TINGKAT HARMONISA PADA BEBERAPA MERK JUICER (DENGAN STANDAR IEC )

PENGUKURAN TINGKAT HARMONISA PADA BEBERAPA MERK JUICER (DENGAN STANDAR IEC ) ENGUKURAN TINGKAT HARMONISA ADA BEBERAA MERK JUICER (DENGAN STANDAR ) Vitra Juniva, Rachman Hasibuan Konsentrasi Teknik Energi Listrik, Departemen Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara

Lebih terperinci

Peningkatan Efisiensi Penggunaan Energi Listrik untuk Pencahayaan di Ruang Laboratorium Listrik dengan LHE

Peningkatan Efisiensi Penggunaan Energi Listrik untuk Pencahayaan di Ruang Laboratorium Listrik dengan LHE Peningkatan Efisiensi Penggunaan Energi Listrik untuk Pencahayaan di Ruang Laboratorium Listrik dengan LHE Eko Widiarto Jurusan Teknik Elektro, Politeknik Negeri Semarang E-mail : ewidiarto8@gmail.com

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Pembangkit Harmonisa Beban Listrik Rumah Tangga. Secara umum jenis beban non linear fasa-tunggal untuk peralatan rumah

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Pembangkit Harmonisa Beban Listrik Rumah Tangga. Secara umum jenis beban non linear fasa-tunggal untuk peralatan rumah 24 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pembangkit Harmonisa Beban Listrik Rumah Tangga Secara umum jenis beban non linear fasa-tunggal untuk peralatan rumah tangga diantaranya, switch-mode power suplay pada TV,

Lebih terperinci

ANALISIS HARMONIK DAN PERANCANGAN SINGLE TUNED FILTER PADA SISTEM DISTRIBUSI STANDAR IEEE 18 BUS DENGAN MENGGUNAKAN SOFTWARE ETAP POWER STATION 4.

ANALISIS HARMONIK DAN PERANCANGAN SINGLE TUNED FILTER PADA SISTEM DISTRIBUSI STANDAR IEEE 18 BUS DENGAN MENGGUNAKAN SOFTWARE ETAP POWER STATION 4. Jurnal Emitor Vol. 15 No. 02 ISSN 1411-8890 ANALISIS HARMONIK DAN PERANCANGAN SINGLE TUNED FILTER PADA SISTEM DISTRIBUSI STANDAR IEEE 18 BUS DENGAN MENGGUNAKAN SOFTWARE ETAP POWER STATION 4.0 Novix Jefri

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata kunci : Arus Transien, Ketahanan Transformator, Jenis Beban. ABSTRACT. Keywords : Transient Current, Transformer withstand, load type.

ABSTRAK. Kata kunci : Arus Transien, Ketahanan Transformator, Jenis Beban. ABSTRACT. Keywords : Transient Current, Transformer withstand, load type. Jurnal Reka Elkomika 2337-439X Januari 2013 Jurnal Online Institut Teknologi Nasional Teknik Elektro Itenas Vol.1 No.1 Analisis Arus Transien Transformator Setelah Penyambungan Beban Gedung Serbaguna PT

Lebih terperinci

ANALISIS PENGARUH BEBAN NONLINIER TERHADAP KINERJA KWH METER INDUKSI SATU FASA

ANALISIS PENGARUH BEBAN NONLINIER TERHADAP KINERJA KWH METER INDUKSI SATU FASA ANALISIS PENGARUH BEBAN NONLINIER TERHADAP KINERJA KWH METER INDUKSI SATU FASA Sofian Hanafi Harahap, Masykur Sjani Konsentrasi Teknik Energi Listrik, Departemen Teknik Elektro Fakultas teknik Universitas

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Daya 2.1.1 Pengertian Daya Daya adalah energi yang dikeluarkan untuk melakukan usaha. Dalam sistem tenaga listrik, daya merupakan jumlah energi yang digunakan untuk melakukan

Lebih terperinci

DAYA ELEKTRIK ARUS BOLAK-BALIK (AC)

DAYA ELEKTRIK ARUS BOLAK-BALIK (AC) DAYA ELEKRIK ARUS BOLAK-BALIK (AC) 1. Daya Sesaat Daya adalah energi persatuan waktu. Jika satuan energi adalah joule dan satuan waktu adalah detik, maka satuan daya adalah joule per detik yang disebut

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 6 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Umum Untuk menjaga agar faktor daya sebisa mungkin mendekati 100 %, umumnya perusahaan menempatkan kapasitor shunt pada tempat yang bervariasi seperti pada rel rel baik tingkat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Subjek Penelitian Penelitian dilakukan di Lab Lama Teknik Elektro FPTK UPI dengan perencanaan rangkaian listrik yang dipasang beberapa beban listrik. Pengukuran

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. bersumber dari kualitas daya listrik seperti yang tercantum

BAB II DASAR TEORI. bersumber dari kualitas daya listrik seperti yang tercantum 6 BAB II DASAR TEORI 2.1 Audit kualitas Energi listrik 2.1.1.Pengertian Audit yang bersumber dari wikipedia dalam arti luas yang bermakna evaluasi terhadap suatu organisasi, sistem, proses, atau produksi

Lebih terperinci

ANALISA RUGI-RUGI PADA GARDU 20/0.4 KV

ANALISA RUGI-RUGI PADA GARDU 20/0.4 KV ANALISA RUGI-RUGI PADA GARDU 20/0.4 KV Oleh Endi Sopyandi Dasar Teori Dalam penyaluran daya listrik banyak digunakan transformator berkapasitas besar dan juga bertegangantinggi. Dengan transformator tegangan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA POTENSI UPAYA PENGHEMATAN ENERGI LISTRIK PADA GEDUNG AUTO 2000 CABANG JUANDA (JAKARTA)

BAB IV ANALISA POTENSI UPAYA PENGHEMATAN ENERGI LISTRIK PADA GEDUNG AUTO 2000 CABANG JUANDA (JAKARTA) BAB IV ANALISA POTENSI UPAYA PENGHEMATAN ENERGI LISTRIK PADA GEDUNG AUTO 2000 CABANG JUANDA (JAKARTA) 4.1 Pola Penggunaan Energi Daya listrik yang dipasok oleh PT PLN (Persero) ke Gedung AUTO 2000 Cabang

Lebih terperinci

ANALISIS HARMONISA TEGANGAN DAN ARUS LISTRIK DI GEDUNG DIREKTORAT TIK UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

ANALISIS HARMONISA TEGANGAN DAN ARUS LISTRIK DI GEDUNG DIREKTORAT TIK UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA ANALISIS HARMONISA TEGANGAN DAN ARUS LISTRIK DI GEDUNG DIREKTORAT TIK UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA Wasimudin Surya S 1, Dadang Lukman Hakim 1 Jurusan Pendidikan Teknik Elektro Universitas Pendidikan

Lebih terperinci

ANALISIS HARMONISA AKIBAT PENGGUNAAN LAMPU LED HARMONICS ANALYSIS ON THE USE OF LED LAMP

ANALISIS HARMONISA AKIBAT PENGGUNAAN LAMPU LED HARMONICS ANALYSIS ON THE USE OF LED LAMP Jurnal Teknik dan Ilmu Komputer ANALISIS HARMONISA AKIBAT PENGGUNAAN LAMPU LED HARMONICS ANALYSIS ON THE USE OF LED LAMP Yoga Istiono 1, Julius Sentosa 2, Emmy Hosea 3 Program Studi Teknik Elektro, Universitas

Lebih terperinci

PENGUJIAN HARMONISA DAN UPAYA PENGURANGAN GANGGUAN HARMONISA PADA LAMPU HEMAT ENERGI

PENGUJIAN HARMONISA DAN UPAYA PENGURANGAN GANGGUAN HARMONISA PADA LAMPU HEMAT ENERGI JETri, Volume 4, Nomor 1, Agustus 004, Halaman 53-64, ISSN 141-037 PENGUJIAN HARMONISA DAN UPAYA PENGURANGAN GANGGUAN HARMONISA PADA LAMPU HEMAT ENERGI Liem Ek Bien & Sudarno* Dosen Jurusan Teknik Elektro

Lebih terperinci

Dari Gambar 1 tersebut diperoleh bahwa perbandingan daya aktif (kw) dengan daya nyata (kva) dapat didefinisikan sebagai faktor daya (pf) atau cos r.

Dari Gambar 1 tersebut diperoleh bahwa perbandingan daya aktif (kw) dengan daya nyata (kva) dapat didefinisikan sebagai faktor daya (pf) atau cos r. Kehidupan modern salah satu cirinya adalah pemakaian energi listrik yang besar. Besarnya energi atau beban listrik yang dipakai ditentukan oleh reaktansi (R), induktansi (L) dan capasitansi (C). Besarnya

Lebih terperinci

Analisis Harmonik Pada Lampu Hemat Energi

Analisis Harmonik Pada Lampu Hemat Energi Analisis Harmonik Pada Lampu Hemat Energi Abdul Azim, Amien Rahardjo Fakultas Teknik, Departemen Teknik Elektro, Universitas ndonesia e-mail: aziem_e03@yahoo.co.id, Abstrak Program Lampu Hemat Energi (LHE)

Lebih terperinci

SIMULASI PEMASANGAN FILTER HARMONISA PADA SISTEM TENAGA LISTRIK MENGGUNAKAN SOFTWARE ETAP

SIMULASI PEMASANGAN FILTER HARMONISA PADA SISTEM TENAGA LISTRIK MENGGUNAKAN SOFTWARE ETAP Prosiding Seminar Nasional Volume 02, Nomor 1 ISSN 2443-1109 SIMULASI PEMASANGAN FILTER HARMONISA PADA SISTEM TENAGA LISTRIK MENGGUNAKAN SOFTWARE ETAP Abdul Haris Mubarak 1 Universitas Cokroaminoto Palopo

Lebih terperinci

Aplikasi Low Pass RC Filter Untuk Mengurangi Harmonisa Pada Lampu Hemat Energi

Aplikasi Low Pass RC Filter Untuk Mengurangi Harmonisa Pada Lampu Hemat Energi Jurnal Rekayasa Elektrika Vol. 10,. 1, April 2012 5 Aplikasi Low Pass RC Filter Untuk Mengurangi Harmonisa Pada Lampu Hemat Energi Wahri Sunanda dan Rika Favoria Gusa Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik,

Lebih terperinci

Pengaruh Distorsi Harmonik pada Compact Fluorescent Lamps

Pengaruh Distorsi Harmonik pada Compact Fluorescent Lamps T E S L A VOL. 18 NO. 2 OKTOBER 2016 T E S L Pengaruh Distorsi Harmonik pada Compact Fluorescent Lamps Endah Setyaningsih 1, Hang Suharto 1 dan Christian 1 Abstract: Compact Fluorescent Lamps (CFL) are

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Beban non linier pada peralatan rumah tangga umumnya merupakan peralatan

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Beban non linier pada peralatan rumah tangga umumnya merupakan peralatan BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Sumber Harmonisa Beban non linier pada peralatan rumah tangga umumnya merupakan peralatan elektronik yang didalamnya banyak terdapat penggunaan komponen semi konduktor pada

Lebih terperinci

Perancangan Low Pass RC Filter untuk Mereduksi Harmonik pada Lampu Hemat Energi (LHE) 20W

Perancangan Low Pass RC Filter untuk Mereduksi Harmonik pada Lampu Hemat Energi (LHE) 20W Perancangan Low Pass RC Filter untuk Mereduksi Harmonik pada Lampu Hemat Energi (LHE) 20W Eko Widiarto, Akhmad Jamaah Jurusan Teknik Elektro Politeknik Negeri Semarang E-mail : akhmadjamaah@yahoo.com Abstrak

Lebih terperinci

atau pengaman pada pelanggan.

atau pengaman pada pelanggan. 16 b. Jaringan Distribusi Sekunder Jaringan distribusi sekunder terletak pada sisi sekunder trafo distribusi, yaitu antara titik sekunder dengan titik cabang menuju beban (Lihat Gambar 2.1). Sistem distribusi

Lebih terperinci

Aplikasi Filter Pasif Rc Untuk Mereduksi Harmonik Pada Ac/Dc/Ac Konverter. Asnil*) *Staf Pengajar Jurusan Teknik Elektro, FT-UNP

Aplikasi Filter Pasif Rc Untuk Mereduksi Harmonik Pada Ac/Dc/Ac Konverter. Asnil*) *Staf Pengajar Jurusan Teknik Elektro, FT-UNP Aplikasi Filter Pasif Rc Untuk Mereduksi Harmonik Pada Ac/Dc/Ac Konverter Asnil*) *Staf Pengajar Jurusan Teknik Elektro, FT-UNP Abstract This paper presents the design and analysis of a low pass passive

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS Pada bab ini akan dibahas mengenai pengujian alat serta analisis dari hasil pengujian. Tujuan dilakukan pengujian adalah mengetahui sejauh mana kinerja hasil perancangan yang

Lebih terperinci

ANALISIS HARMONIK DAN PERANCANGAN HIGH PASS DAMPED FILTER

ANALISIS HARMONIK DAN PERANCANGAN HIGH PASS DAMPED FILTER NASKAH PUBLIKASI ANALISIS HARMONIK DAN PERANCANGAN HIGH PASS DAMPED FILTER PADA SISTEM DISTRIBUSI STANDAR IEEE 13 BUS DENGAN MENGGUNAKAN SOFTWARE ETAP POWER STATION 7.0 Diajukan oleh: AGUS WIDODO D 400

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN MODUL POWER FACTOR CONTROL UNIT

RANCANG BANGUN MODUL POWER FACTOR CONTROL UNIT RANCANG BANGUN MODUL POWER FACTOR CONTROL UNIT BUILD DESIGN MODUL POWER FACTOR CONTROL UNIT Tri Agus Budiyanto (091321063) Jurusan Teknik Elektro Program Studi Teknik Listrik Politeknik Negeri Bandung

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Energi listrik sangat di butuhkan pada zaman modern ini, karena saat ini kebutuhan manusia akan teknologi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Energi listrik sangat di butuhkan pada zaman modern ini, karena saat ini kebutuhan manusia akan teknologi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Energi listrik sangat di butuhkan pada zaman modern ini, karena saat ini kebutuhan manusia akan teknologi semakin meningkat. Oleh karena itu para ilmuan berlomba-lomba

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA TEGANGAN DAN INTENSITAS CAHAYA PADA LAMPU HEMAT ENERGI FLUORESCENT JENIS SL (SODIUM LAMP) DAN LED (LIGHT EMITTING DIODE)

HUBUNGAN ANTARA TEGANGAN DAN INTENSITAS CAHAYA PADA LAMPU HEMAT ENERGI FLUORESCENT JENIS SL (SODIUM LAMP) DAN LED (LIGHT EMITTING DIODE) HUBUNGAN ANTARA TEGANGAN DAN INTENSITAS CAHAYA PADA LAMPU HEMAT ENERGI FLUORESCENT JENIS SL (SODIUM LAMP) DAN LED (LIGHT EMITTING DIODE) Ullin Dwi Fajri A 1, Unggul Wibawa, Ir., M.Sc. 2, Rini Nur Hasanah,

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. a. Pusat pusat pembangkit tenaga listrik, merupakan tempat dimana. ke gardu induk yang lain dengan jarak yang jauh.

BAB II DASAR TEORI. a. Pusat pusat pembangkit tenaga listrik, merupakan tempat dimana. ke gardu induk yang lain dengan jarak yang jauh. BAB II DASAR TEORI 2.1. Sistem Jaringan Distribusi Pada dasarnya dalam sistem tenaga listrik, dikenal 3 (tiga) bagian utama seperti pada gambar 2.1 yaitu : a. Pusat pusat pembangkit tenaga listrik, merupakan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kualitas Daya Listrik Peningkatan terhadap kebutuhan dan konsumsi energi listrik yang baik dari segi kualitas dan kuantitas menjadi salah satu alasan mengapa perusahaan utilitas

Lebih terperinci

MODUL III PENGUKURAN TAHANAN PENTANAHAN

MODUL III PENGUKURAN TAHANAN PENTANAHAN MODUL III PENGUKURAN TAHANAN PENTANAHAN I. TUJUAN 1. Mengetahui besarnya tahanan pentanahan pada suatu tempat 2. Mengetahui dan memahami fungsi dan kegunaan dari pengukuran tahanan pentanahan dan aplikasinya

Lebih terperinci

Disusun oleh Muh. Wiji Aryanto Nasri ( ) Ryan Rezkyandi Saputra ( ) Hardina Hasyim ( ) Jusmawati ( ) Aryo Arjasa

Disusun oleh Muh. Wiji Aryanto Nasri ( ) Ryan Rezkyandi Saputra ( ) Hardina Hasyim ( ) Jusmawati ( ) Aryo Arjasa Pengaruh Perubahan Beban Terhadap Frekuensi dan Tegangan Disusun oleh Muh. Wiji Aryanto Nasri (421 13 019) Ryan Rezkyandi Saputra (421 13 018) Hardina Hasyim (421 13 017) Jusmawati (421 13 021) Aryo Arjasa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ini, kebutuhan akan energi listrik meningkat dan memegang peranan penting

BAB I PENDAHULUAN. ini, kebutuhan akan energi listrik meningkat dan memegang peranan penting BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penulisan Sejalan dengan berkembangnya teknologi elektronik digital dewasa ini, kebutuhan akan energi listrik meningkat dan memegang peranan penting dalam menunjang

Lebih terperinci

I Wayan Rinas. Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Udayana Kampus Bukit Jimbaran, Bali, *

I Wayan Rinas. Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Udayana Kampus Bukit Jimbaran, Bali, * Simulasi Penggunaan Filter Pasif, Filter Aktif dan Filter Hybrid Shunt untuk Meredam Meningkatnya Distorsi Harmonisa yang Disebabkan Oleh Munculnya Gangguan Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas

Lebih terperinci

Abstrak. 2. Studi Pustaka. 54 DTE FT USU

Abstrak. 2. Studi Pustaka. 54 DTE FT USU ANALISIS AUDIT ENERGI SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN EFISIENSI PENGGUNAAN ENERGI LISTRIK (APLIKASI PADA GEDUNG J16 DEPARTEMEN TEKNIK ELEKTRO UNIVERSITAS SUMATERA UTARA) Dewi Riska S. Barus (1), Surya Tarmizi

Lebih terperinci

ANALISIS PENGARUH HARMONISA TERHADAP RUGI-RUGI DAYA PADA PENGHANTAR

ANALISIS PENGARUH HARMONISA TERHADAP RUGI-RUGI DAYA PADA PENGHANTAR JURNAL LOGIC. VOL. 13. NO. 3. NOPEMBER 2013 75 ANALISIS PENGARUH HARMONISA TERHADAP RUGI-RUGI DAYA PADA PENGHANTAR I Wayan Sudiartha, I Nyoman Sugiarta dan IBK Sugirianta Jurusan teknik Elektro Politeknik

Lebih terperinci

1 BAB I PENDAHULUAN. Saat ini terus dilakukan studi berkelanjutan oleh para peneliti mengenai apa

1 BAB I PENDAHULUAN. Saat ini terus dilakukan studi berkelanjutan oleh para peneliti mengenai apa 1 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Saat ini terus dilakukan studi berkelanjutan oleh para peneliti mengenai apa yang menyebabkan pemanasan global atau global warming. Salah satu hal yang telah dipelajari

Lebih terperinci

Kualitas Daya Listrik (Power Quality)

Kualitas Daya Listrik (Power Quality) Kualitas Daya Listrik (Power Quality) Dr. Giri Wiyono, M.T. Jurusan Pend. Teknik Elektro, Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta HP: 0812 2745354 giriwiyono@uny.ac.id Perkembangan Teknologi Karakteristik

Lebih terperinci

TINGKAT DISTORSI HARMONISA PADA LAMPU ESSENSIAL YANG BERBEDA MERK

TINGKAT DISTORSI HARMONISA PADA LAMPU ESSENSIAL YANG BERBEDA MERK TINGKAT DISTORSI HARMONISA PADA LAMPU ESSENSIAL YANG BERBEDA MERK Luqman Assaffat 1) 1) Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Semarang Jl. Kasipah no 10-1 Semarang Indonesia e_mail

Lebih terperinci

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA dan LANDASAN TEORI. aktivitas ekonomi dan sosial masyarakat. Penggunaan energi secara boros dan

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA dan LANDASAN TEORI. aktivitas ekonomi dan sosial masyarakat. Penggunaan energi secara boros dan BAB II TINJAUAN PUSTAKA dan LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Pustaka Energi merupakan kebutuhan dasar untuk menggerakkan hampir seluruh aktivitas ekonomi dan sosial masyarakat. Penggunaan energi secara boros

Lebih terperinci

STUDI PENGGUNAAN RANGKAIAN FILTER UNTUK MENGURANGI EFEK HARMONISA PADA LAMPU HEMAT ENERGI

STUDI PENGGUNAAN RANGKAIAN FILTER UNTUK MENGURANGI EFEK HARMONISA PADA LAMPU HEMAT ENERGI STUDI PENGGUNAAN RANGKAIAN FILTER UNTUK MENGURANGI EFEK HARMONISA PADA LAMPU HEMAT ENERGI Irnanda Priyadi, ST, MT Staf pengajar Teknik Elektro UNIB Abstract Harmonics is a phenomenon in power system that

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM PENGUKURAN DAYA, TEGANGAN, DAN ARUS PADA LAMPU TL DAN LAMPU PIJAR

LAPORAN PRAKTIKUM PENGUKURAN DAYA, TEGANGAN, DAN ARUS PADA LAMPU TL DAN LAMPU PIJAR LAPORAN PRAKTIKUM PENGUKURAN DAYA, TEGANGAN, DAN ARUS PADA LAMPU TL DAN LAMPU PIJAR Oleh : Nisa Ridhayati NIM: 121331017 3A 2 Teknik Telekomunikasi Tanggal Percobaan : 14- Oktober- 2014 PROGRAM STUDI TEKNIK

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. pada gelombang listrik dari pada peralatan yang dimaksudkan ialah X-Ray (sinar-

BAB 1 PENDAHULUAN. pada gelombang listrik dari pada peralatan yang dimaksudkan ialah X-Ray (sinar- BAB 1 PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Perkembangan teknologi sangat cepat pertumbuhannya dari suatu negara, perkembangan tersebut hampir menyeluruh disegala bidang terutama dibidang kelistrikan. Sejak berkembangnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada penyaluran energi listrik dari tingkat pembangkit sampai tingkat beban, seringkali terdapat gangguan-gangguan yang bisa berupa ketidakseimbangan tegangan pada

Lebih terperinci

MODUL 1 PRINSIP DASAR LISTRIK

MODUL 1 PRINSIP DASAR LISTRIK MODUL 1 PINSIP DASA LISTIK 1.Dua Bentuk Arus Listrik Penghasil Energi Listrik o o Arus listrik bolak-balik ( AC; alternating current) Diproduksi oleh sumber tegangan/generator AC Arus searah (DC; direct

Lebih terperinci

HARMONICS TESTING IN ENERGY SAVING LAMPS (ESL) ACCORDING TO IEC 61000, IEEE STANDARD AND PLN POWER FACTOR (CASE STUDY FOR 5 WATTS ESL)

HARMONICS TESTING IN ENERGY SAVING LAMPS (ESL) ACCORDING TO IEC 61000, IEEE STANDARD AND PLN POWER FACTOR (CASE STUDY FOR 5 WATTS ESL) Ketenagalistrikan Dan Energi Terbarukan ISSN 1978-2365 PENGUJIAN HARMONISA PADA LAMPU HEMAT ENERGI (LHE) MENURUT STANDAR IEC 61000-3-2 KELAS C, IEEE 512-1992 DAN POWER FACTOR PLN (STUDI KASUS UNTUK LHE

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. tertentu seperti beban non linier dan beban induktif. Akibat yang ditimbulkan adalah

BAB 1 PENDAHULUAN. tertentu seperti beban non linier dan beban induktif. Akibat yang ditimbulkan adalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang masalah Kualitas daya listrik sangat dipengaruhi oleh penggunaan jenis-jenis beban tertentu seperti beban non linier dan beban induktif. Akibat yang ditimbulkan adalah

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Pembangkit tegangan tinggi DC sangat diperlukan pada riset dibidang fisika

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Pembangkit tegangan tinggi DC sangat diperlukan pada riset dibidang fisika 8 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pembangkit Tegangan Tinggi DC Pembangkit tegangan tinggi DC sangat diperlukan pada riset dibidang fisika terapan dan tes instalasi kabel pada aplikasi industri. Unit pembangkit

Lebih terperinci

ANALISIS PENGARUH PENGOPERASIAN BEBAN- BEBAN NON-LINIER TERHADAP DISTORSI HARMONISA PADA BLUE POINT BAY VILLA & SPA

ANALISIS PENGARUH PENGOPERASIAN BEBAN- BEBAN NON-LINIER TERHADAP DISTORSI HARMONISA PADA BLUE POINT BAY VILLA & SPA ANALISIS PENGARUH PENGOPERASIAN BEBAN- BEBAN NON-LINIER TERHADAP DISTORSI HARMONISA PADA BLUE POINT BAY VILLA & SPA I Putu Alit Angga Widiantara 1, I Wayan Rinas 2, Antonius Ibi Weking 3 Jurusan Teknik

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Pada suatu jaringan distribusi arus bolak-balik dengan tegangan (V), daya

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Pada suatu jaringan distribusi arus bolak-balik dengan tegangan (V), daya BAB TINJAUAN PUSTAKA.. Faktor Daya Pada suatu jaringan distribusi arus bolak-balik dengan tegangan (V), daya aktif (P) dan daya reaktif (Q), maka besarnya daya semu (S) adalah sebanding dengan arus (I)

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. melalui gandengan magnet dan prinsip induksi elektromagnetik [1].

BAB II DASAR TEORI. melalui gandengan magnet dan prinsip induksi elektromagnetik [1]. BAB II DASAR TEORI 2.1 Umum Transformator merupakan suatu alat listrik statis yang dapat memindahkan dan mengubah energi listrik dari satu rangkaian listrik ke rangkaian listrik lainnya melalui gandengan

Lebih terperinci

STUDY PERBANDINGAN PENGGUNAAN BALLAST LAMPU TL DENGAN STARTER ELEKTRONIK LED DI PT. INTI CAKRAWALA CITRA. Dicki Andrian 1, Ir.

STUDY PERBANDINGAN PENGGUNAAN BALLAST LAMPU TL DENGAN STARTER ELEKTRONIK LED DI PT. INTI CAKRAWALA CITRA. Dicki Andrian 1, Ir. STUDY PERBANDINGAN PENGGUNAAN BALLAST LAMPU TL DENGAN STARTER ELEKTRONIK LED DI PT. INTI CAKRAWALA CITRA Dicki Andrian 1, Ir. Eddy Warman, MT 2 Konsentrasi Teknik Energi Listrik Jurusan Teknik Elektro

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Lampu Hemat Energi Seperti telah diuraikan pada bab sebelumnya bahwa jenis yang digunakan pada penelitian ini adalah jenis LHE adalah lampu jenis Fluorescen atau lebih

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN. Serdang. Dalam memenuhi kebutuhan daya listrik industri tersebut menggunakan

BAB 3 METODE PENELITIAN. Serdang. Dalam memenuhi kebutuhan daya listrik industri tersebut menggunakan BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi Penelitian Penelitian yang dilakukan adalah studi kasus pada pabrik pengolahan plastik. Penelitian direncanakan selesai dalam waktu 6 bulan dan lokasi penelitian berada

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 4.1 Kesimpulan Setelah dilakukan penelitian pada SDP dan SDP AC gedung KPPN, maka dapat ditarik kesimpulan : a. SDP KPPN Pada SDP KPPN memiliki nilai frekuensi, tegangan, harmonisa

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Saat ini sebagian besar pemakaian beban listrik di masyarakat hampir 90%

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Saat ini sebagian besar pemakaian beban listrik di masyarakat hampir 90% 15 BAB 1 PENDAHULUAN 1. 1. Latar Belakang Saat ini sebagian besar pemakaian beban listrik di masyarakat hampir 90% memakai beban elektronika atau beban non linier. Pemakaian beban elektronika diantaranya

Lebih terperinci

ANALISIS PENGUJIAN KINERJA NILAI EFIKASI DAN FAKTOR DAYA INISIAL LAMPU LED BULB SWABALAST MENGGUNAKAN STANDAR IEC/PAS 62612:2009

ANALISIS PENGUJIAN KINERJA NILAI EFIKASI DAN FAKTOR DAYA INISIAL LAMPU LED BULB SWABALAST MENGGUNAKAN STANDAR IEC/PAS 62612:2009 Ketenagalistrikan dan Energi Terbarukan Vol. 13 No. 2 Desember 2014 : 115 122 ISSN 1978-2365 ANALISIS PENGUJIAN KINERJA NILAI EFIKASI DAN FAKTOR DAYA INISIAL LAMPU LED BULB SWABALAST MENGGUNAKAN STANDAR

Lebih terperinci

KOREKTOR FAKTOR DAYA OTOMATIS PADA INSTALASI LISTRIK RUMAH TANGGA

KOREKTOR FAKTOR DAYA OTOMATIS PADA INSTALASI LISTRIK RUMAH TANGGA KOREKTOR FAKTOR DAYA OTOMATIS PADA INSTALASI LISTRIK RUMAH TANGGA Yuniarto, Eko Ariyanto Program Studi Diploma III Teknik Elektro Sekolah Vokasi Universitas Diponegoro ABSTRACT Yuniarto, Eko Ariyanto,

Lebih terperinci

Rancang Bangun Rangkaian AC to DC Full Converter Tiga Fasa dengan Harmonisa Rendah

Rancang Bangun Rangkaian AC to DC Full Converter Tiga Fasa dengan Harmonisa Rendah Rancang Bangun Rangkaian AC to DC Full Converter Tiga Fasa dengan Harmonisa Rendah Mochammad Abdillah, Endro Wahyono,SST, MT ¹, Ir.Hendik Eko H.S., MT ² 1 Mahasiswa D4 Jurusan Teknik Elektro Industri Dosen

Lebih terperinci

Analisis Pemasangan Kapasitior Daya

Analisis Pemasangan Kapasitior Daya Analisis Pemasangan Kapasitior Daya Dr. Giri Wiyono, M.T. Jurusan Pendidikan Teknik Elektro, Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta HP: 0812 274 5354 giriwiyono@uny.ac.id Analisis Pemasangan Kapasitor

Lebih terperinci

ANALISIS HARMONISA PADA LAMPU HEMAT ENERGI DAN LAMPU PIJAR

ANALISIS HARMONISA PADA LAMPU HEMAT ENERGI DAN LAMPU PIJAR LAPORAN SKRIPSI ANALISIS HARMONISA PADA LAMPU HEMAT ENERGI DAN LAMPU PIJAR Disusun Oleh: Nama : Aris Noor Zaini NIM : 201052011 Program Studi : Teknik Elektro Fakultas : Teknik UNIVERSITAS MURIA KUDUS

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Sistem Pembangkit Listrik Tenaga Hibrid (Pembangkit Listrik Sistem

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Sistem Pembangkit Listrik Tenaga Hibrid (Pembangkit Listrik Sistem 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Sistem Pembangkit Listrik Tenaga Hibrid (Pembangkit Listrik Sistem Hibrid) Pembangkit Listrik Sistem Hibrid adalah pembangkit yang terdiri lebih dari satu pembangkit dengan

Lebih terperinci

BAB III PENGGUNAAN KAPASITOR SHUNT UNTUK MEMPERBAIKI FAKTOR DAYA. daya aktif (watt) dan daya nyata (VA) yang digunakan dalam sirkuit AC atau beda

BAB III PENGGUNAAN KAPASITOR SHUNT UNTUK MEMPERBAIKI FAKTOR DAYA. daya aktif (watt) dan daya nyata (VA) yang digunakan dalam sirkuit AC atau beda 25 BAB III PENGGUNAAN KAPASITOR SHUNT UNTUK MEMPERBAIKI FAKTOR DAYA 3.1 Pengertian Faktor Daya Listrik Faktor daya (Cos φ) dapat didefinisikan sebagai rasio perbandingan antara daya aktif (watt) dan daya

Lebih terperinci

INDUKSI EM DAN HUKUM FARADAY; RANGKAIAN ARUS BOLAK BALIK

INDUKSI EM DAN HUKUM FARADAY; RANGKAIAN ARUS BOLAK BALIK MATA KULIAH KODE MK Dosen : FISIKA DASAR II : EL-1 : Dr. Budi Mulyanti, MSi Pertemuan ke-13 CAKUPAN MATERI 1. INDUKTANSI. ENERGI TERSIMPAN DALAM MEDAN MAGNET 3. RANGKAIAN AC DAN IMPEDANSI 4. RESONANSI

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 37 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Desain Penelitian Penulis melakukan beberapa hal yang akan menjadi dasar dari penelitian ini. Dimulai dari studi pustaka, dimana penulis mencari dan mengkaji mengenai

Lebih terperinci

ANALISIS KEBUTUHAN CAPACITOR BANK BESERTA IMPLEMENTASINYA UNTUK MEMPERBAIKI FAKTOR DAYA LISTRIK DI POLITEKNIK KOTA MALANG

ANALISIS KEBUTUHAN CAPACITOR BANK BESERTA IMPLEMENTASINYA UNTUK MEMPERBAIKI FAKTOR DAYA LISTRIK DI POLITEKNIK KOTA MALANG M. Fahmi Hakim, Analisis Kebutuhan Capacitor Bank, Hal 105-118 ANALISIS KEBUTUHAN CAPACITOR BANK BESERTA IMPLEMENTASINYA UNTUK MEMPERBAIKI FAKTOR DAYA LISTRIK DI POLITEKNIK KOTA MALANG Muhammad Fahmi Hakim

Lebih terperinci

ANALISIS PENGGUNAAN BALLAST ELEKTRONIK UNTUK PENGHEMATAN ENERGI LISTRIK PADA BEBAN PENERANGAN

ANALISIS PENGGUNAAN BALLAST ELEKTRONIK UNTUK PENGHEMATAN ENERGI LISTRIK PADA BEBAN PENERANGAN ANALISIS PENGGUNAAN BALLAST ELEKTRONIK UNTUK PENGHEMATAN ENERGI LISTRIK PADA BEBAN PENERANGAN Suroso *), Winasis, and Satria Ardhi Permana Program Studi Teknik Elektro, Fakultas Sains dan Teknik, Universitas

Lebih terperinci

BAB II SISTEM DAYA LISTRIK TIGA FASA

BAB II SISTEM DAYA LISTRIK TIGA FASA BAB II SISTEM DAYA LISTRIK TIGA FASA Jaringan listrik yang disalurkan oleh PLN ke konsumen, merupakan bagian dari sistem tenaga listrik secara keseluruhan. Secara umum, sistem tenaga listrik terdiri dari

Lebih terperinci

tuned filter dan filter orde tiga. Kemudian dianalisa kesesuaian antara kedua filter

tuned filter dan filter orde tiga. Kemudian dianalisa kesesuaian antara kedua filter tuned filter dan filter orde tiga. Kemudian dianalisa kesesuaian antara kedua filter tersebut. 1.5. Manfaat Penelitian Adapun manfaat dari penelitian ini dapat memberikan konsep mengenai penggunaan single

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISIS HASIL PENGUKURAN

BAB 4 ANALISIS HASIL PENGUKURAN BAB 4 ANALISIS HASIL PENGUKURAN Skripsi ini bertujuan untuk melihat perbedaan hasil pengukuran yang didapat dengan menggunakan KWh-meter analog 3 fasa dan KWh-meter digital 3 fasa. Perbandingan yang dilihat

Lebih terperinci

PENGARUH HARMONISA PADA GARDU TRAFO TIANG DAYA 200 KVA DI PT PLN (Persero) APJ SURABAYA UTARA

PENGARUH HARMONISA PADA GARDU TRAFO TIANG DAYA 200 KVA DI PT PLN (Persero) APJ SURABAYA UTARA PENGARUH HARMONISA PADA GARDU TRAFO TIANG DAYA 200 KVA DI PT PLN (Persero) APJ SURABAYA UTARA Titiek Suheta Teknik Elektro, Fakultas Teknologi Industri, Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya sondysuheta@yahoo.com

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. melakukan kerja atau usaha. Daya memiliki satuan Watt, yang merupakan

BAB II LANDASAN TEORI. melakukan kerja atau usaha. Daya memiliki satuan Watt, yang merupakan BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Daya Daya adalah energi yang dikeluarkan untuk melakukan usaha. Dalam sistem tenaga listrik, daya merupakan jumlah energi yang digunakan untuk melakukan kerja atau

Lebih terperinci

5 HASIL DAN PEMBAHASAN

5 HASIL DAN PEMBAHASAN 5 HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Rangkaian Elektronik Lampu Navigasi Energi Surya Rangkaian elektronik lampu navigasi energi surya mempunyai tiga komponen utama, yaitu input, storage, dan output. Komponen input

Lebih terperinci

1.KONSEP SEGITIGA DAYA

1.KONSEP SEGITIGA DAYA Daya Aktif, Daya Reaktif dan Dan Pasif 1.KONSEP SEGITIGA DAYA Telah dipahami dan dianalisa tentang teori daya listrik pada arus bolak-balik, bahwa disipasi daya pada beban reaktif (induktor dan kapasitor)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sejalan dengan perkembangan teknologi saat ini. Energi menjadi kebutuhan primer pada kebutuhan manusia. Menurut Buku Perencanaan Efisiensi dan Elastisitas Energi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang disebabkan oleh gangguan pemutusan dari pemutus daya. Seringkali

BAB I PENDAHULUAN. yang disebabkan oleh gangguan pemutusan dari pemutus daya. Seringkali BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Banyak instalasi bangunan komersial dan industri mengalami penderitaan terusmenerus yang disebabkan oleh gangguan pemutusan dari pemutus daya. Seringkali pemutusan

Lebih terperinci

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 1, No. 1 (Sept. 2012) ISSN: B-97

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 1, No. 1 (Sept. 2012) ISSN: B-97 JURNAL TEKNIK ITS Vol. 1, No. 1 (Sept. 2012) ISSN: 2301-9271 B-97 Evaluasi Harmonisa dan Perencanaan Filter Pasif pada Sisi Tegangan 20 Akibat Penambahan Beban pada Sistem Kelistrikan Pabrik Semen Tuban

Lebih terperinci

ANALISIS UPAYA PENURUNAN BIAYA PEMAKAIAN ENERGI LISTRIK PADA LAMPU PENERANGAN

ANALISIS UPAYA PENURUNAN BIAYA PEMAKAIAN ENERGI LISTRIK PADA LAMPU PENERANGAN SSN: 1693-6930 39 ANALSS UPAYA PENUUNAN BAYA PEMAKAAN ENEG LSTK PADA LAMPU PENEANGAN Slamet Suripto Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Muhamadiyah Yogyakarta Abstrak Keterbatasan sumber

Lebih terperinci

BAB II JARINGAN DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK

BAB II JARINGAN DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK 2.1 Umum BAB II JARINGAN DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK Kehidupan moderen salah satu cirinya adalah pemakaian energi listrik yang besar. Besarnya pemakaian energi listrik itu disebabkan karena banyak dan beraneka

Lebih terperinci

MAKALAH ILUMINASI DISUSUN OLEH : M. ALDWY WAHAB TEKNIK ELEKTRO

MAKALAH ILUMINASI DISUSUN OLEH : M. ALDWY WAHAB TEKNIK ELEKTRO MAKALAH ILUMINASI DISUSUN OLEH : M. ALDWY WAHAB 14 420 040 TEKNIK ELEKTRO ILUMINASI (PENCAHAYAAN) Iluminasi disebut juga model refleksi atau model pencahayaan. Illuminasi menjelaskan tentang interaksi

Lebih terperinci

ANALISA PENANGGULANGAN THD DENGAN FILTER PASIF PADA SISTEM KELISTRIKAN DI RSUP SANGLAH

ANALISA PENANGGULANGAN THD DENGAN FILTER PASIF PADA SISTEM KELISTRIKAN DI RSUP SANGLAH ANALISA PENANGGULANGAN THD DENGAN FILTER PASIF PADA SISTEM KELISTRIKAN DI RSUP SANGLAH Staff Pengajar Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Udayana Kampus Bukit Jimbaran, Bali, 8036 Email: suweden@ee.unud.ac.id

Lebih terperinci

WATAK HARMONIK PADA INVERTER TIGA FASA TAK BERBEBAN

WATAK HARMONIK PADA INVERTER TIGA FASA TAK BERBEBAN WATAK HARMONIK PADA INVERTER TIGA FASA TAK BERBEBAN Wahri Sunanda 1, Yuli Asmi Rahman 2 1 Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Bangka Belitung 2 Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Tadulako

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. jarang diperhatikan yaitu permasalahan harmonik. harmonik berasal dari peralatan yang mempunyai karakteristik nonlinier

BAB I PENDAHULUAN. jarang diperhatikan yaitu permasalahan harmonik. harmonik berasal dari peralatan yang mempunyai karakteristik nonlinier BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Energi listrik merupakan suatu sumber energi yang menjadi kebutuhan pokok dalam kehidupan manusia di dunia saat ini. Energi listrik dibangkitkan di pusat pembangkit

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1. Tempat dan Waktu Tugas akhir ini dilakukan di gedung rektorat Unila. Proses tugas akhir dilakukan dengan penyiapan alat dan bahan, pengumpulan data bangunan, hingga menyusun

Lebih terperinci

² Dosen Jurusan Teknik Elektro Industri 3 Dosen Jurusan Teknik Elektro Industri

² Dosen Jurusan Teknik Elektro Industri 3 Dosen Jurusan Teknik Elektro Industri 1 Efisiensi Daya Pada Beban Dinamik Dengan Kapasitor Bank Dan Filter Harmonik Bambang Wahyono ¹, Suhariningsih ², Indhana Sudiharto 3 1 Mahasiswa D4 Jurusan Teknik Elektro Industri ² Dosen Jurusan Teknik

Lebih terperinci

ANALISIS PENGARUH HARMONISA TERHADAP FAKTOR-K PADA TRANSFORMATOR

ANALISIS PENGARUH HARMONISA TERHADAP FAKTOR-K PADA TRANSFORMATOR ANALISIS PENGARUH HARMONISA TERHADAP FAKTOR-K PADA TRANSFORMATOR Eka Rahmat Surbakti, Masykur Sj Konsentrasi Teknik Energi Listrik, Departemen Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara

Lebih terperinci

Aplikasi Filter Pasif Pada Beban Inverter Tiga Fase Berbeban

Aplikasi Filter Pasif Pada Beban Inverter Tiga Fase Berbeban Aplikasi Filter Pasif Pada Beban Inverter Tiga Fase Berbeban Wahri Sunanda Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Bangka Belitung wahrisunanda@ubb.ac.id Abstract Harmonic is one of sinusoidal

Lebih terperinci

BAB III PELAKSANAAN AUDIT ENERGI

BAB III PELAKSANAAN AUDIT ENERGI BAB III PELAKSANAAN AUDIT ENERGI 3.1 Gambaran Obyek Audit Energi Padma Hotel Bandung, berada di Jln. Ranca Bentang 56-58 Bandung. Bangunan Padma Hotel Bandung, berlantai 5, lantai dasar 1 dan menghadap

Lebih terperinci

Pengaruh Harmonisa Pada Gardu Trafo Tiang Daya 100 kva di PLN APJ Surabaya Selatan

Pengaruh Harmonisa Pada Gardu Trafo Tiang Daya 100 kva di PLN APJ Surabaya Selatan Pengaruh Harmonisa Pada Gardu Trafo Tiang Daya 100 kva di PLN APJ Surabaya Selatan Julius Sentosa Setiadji 1, Tabrani Machmudsyah, Yohanes Cipta Wijaya 3 1 & 3 Fakultas Teknologi Industri, Jurusan Teknik

Lebih terperinci