BAB II TINJAUAN LITERATUR. a) Gerak badan untuk menguatkan dan menyehatkan tubuh. suatu kualitas kehidupan yang lebih tinggi. 1

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II TINJAUAN LITERATUR. a) Gerak badan untuk menguatkan dan menyehatkan tubuh. suatu kualitas kehidupan yang lebih tinggi. 1"

Transkripsi

1 8 BAB II TINJAUAN LITERATUR 2.1. Tinjauan Umum Pengertian Olahraga Menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia (1985), olahraga memiliki pengertian sebagai berikut: a) Gerak badan untuk menguatkan dan menyehatkan tubuh. b) Permainan, hiburan, pertandingan yang memerlukan keterampilan fisik. Olahraga juga merupakan suatu bentuk pendidikan dari perorangan dan masyarakat yang mengutamakan gerakan jasmani yang dilakukan di dalam ruangan (indoor) maupun di luar ruangan (outdoor) secara sadar dan sistematis serta berlangsung seumur hidup dan diarahkan dapat tercapainya suatu kualitas kehidupan yang lebih tinggi. 1 Olahraga juga berarti suatu kesibukan/kegiatan jasmani dan rohani yang dilaksanakan secara teratur mengenai waktu, alat dan tempat, secara spontan dan swadaya, serta mencakup segala kegiatan kehidupan manusia untuk memperkuat daya tahan tubuh dan membentuk kepribadian. 2. Webster s new collegiate dictonary (1980) Yaitu ikut serta dalam aktivitas untuk mendapatkan kesenangan, dan aktivitas khusus seperti berburu atau olahraga pertandingan (athletic games di aerika serikat) 3 1 Perpustakaan pusat ilmiah keolahragaa, jakarta; Grs. AIP. Sjarifudin, Diktat Pengetahuan Olahraga. Jkt, 1971, Hal 12 3 Webster s new collegiate dictonary

2 9 Menurut kamus berarti bersenang-senang atau menghibur diri dengn kegiatan yang memerlukan kemampuan fisik berupa kekuatan dan ketagkasan. 4 Menurut edward (1973), olahraga harus bergerak dari konsep bermain,game dan sport-sport. 5 Dari uraian kutipan-kutipan diatas, inti dari pengertian olahraga adalah aktivitas gerak manusia menurut teknik tertentu dalam kegiatan jasmani yang mengandung unsur prestasi dan rekreasi yang bertujuan menyehatkan jasmani dan rohani dengan didasarkan pada rasa sportifitas yang tinggi. Tabel 2.1. Macam-macam Cabang Olahraga 6 NO Cabang Olahraga NO Cabang Olahraga 1 Anggar 21 Catur 2 Angkat besi 22 Golf 3 Atletik 23 Gulat 4 Balap motor 24 Kriket 5 Balap mobil 25 Polo air 6 Berkuda 26 Pilates 7 Bisbol 27 Renang 8 Bola basket 27 Seni bela diri 9 Bola voli 29 Sepak bola 4 echols&shandily,1989.p edward Sumber.

3 10 10 Bridge 30 Tenis 11 Bulutangkis 31 Tenis meja 12 Aeromodeling 32 Tinju 13 Binaraga 33 Senam 14 Angkat berat 34 Sepak takraw 15 Bola voli pasir 35 Sepatu roda 16 Dayung 36 Taekwondo 17 Hoki 37 Tarung derajat 18 Judo 38 Pencak silat 19 Karate 39 Panahan 20 Kempo 40 Menembak Tabel diatas adalah beberapa contoh jenis-jenis cabang olahraga yang berlaku dan dikenal di indonesia. Olahraga-olahraga tersebut merupakan olahraga yang lebih bersifat prestatif karena aktivitasnya terprogram dengan intensitas tinggi dan menuntut prestasi yang tinggi pula. Namun olahraga prestatif seperti ini secara tidak khusus dapat pula difungsikan sebagai olahraga yang rekreatif jika dilakukan dengan santai atau dilakukan sebagai hobbi Jenis-jenis Olahraga Berdasarkan Tujuan Olahraga a. Olahraga Pendidikan

4 11 Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 2005 tentang Sistem Keolahragaan Nasional, olahraga pendidikan adalah pendidikan jasmani dan olahraga yang dilaksanakan sebagai bagian proses pendidikan yang teratur dan berkelanjutan untuk memperoleh pengetahuan, kepribadian, keterampilan, kesehatan dan kebugaran jasmani. Olahraga pendidikan adalah olahraga yang dikenalkan lewat dunia pendidikan. Widodo dan Eko (2009) menjelaskan bahwa pendidikan olahraga harus lebih dioptimalkan, salah satu lewat mata pelajaran pendidikan jasmani yang dapat mendidik dan mengembangkan bibit-bibit atlet baru. b. Olahraga Prestasi Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 2005 tentang Sistem Keolahragaan Nasional, olahraga prestasi adalah olahraga yang membina dan mengembangkan olahragawan secara terncana, berjenjang dan berkelanjutan melalui kompetisi untuk mencapai prestasi dengan dukungan ilmu pengetahuan dan teknologi keolahragaan. Pembinaan prestasi olahraga melalui kegiatan di sekolah dapat digunakan sebagai pembinaan olahraga prestasi. Tujuan dari pembinaan olahraga prestasi ini yaitu untuk menjaring siswa-siswa yang kompeten sejak dini, sehingga dapat dilakukan pembinaan lebih awal dan dapat dilakukan secara berjenjang. Penjaringan siswa sebagai bibit-bibit ini akan lebih efektif dan efisien karena dilakukan secara meluas dan merata pada setiap jenjang satuan pendidikan dan pada semua wilayah di Indonesia.

5 12 c. Olahraga Khusus Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 2005 tentang Sistem Keolahragaan Nasional, olahraga penyandang cacat adalah olahraga yang khusus dilakukan sesuai dengan kondisi kelainan fisik/mental seseorang. Kegiatan olahraga khusus bagi penyandang cacat yang dibina oleh Badan Pembina Olahraga Cacat (BPOC), telah berhasil meningkatkan sportivitas dan solidaritas di kalangan penyandang cacat dan meningkatkan prestasi atlet penyandang cacat sampai tingkat internasional. Jenis olahraga khusus lain yang berkembang di masyarakat adalah terkait dengan pemeliharaan atau pemulihan kesehatan seperti olahraga rehabilitasi penyakit jantung, olahraga pernafasan bagi penderita asma dan olahraga kelenturan bagi penderita rematik sendi Berdasarkan Kegiatan Fisik Olahraga dibagi menjadi beberapa golongan dan jenis. Berdasarkan kegiatan fisik yang dilakukan, olahraga dibagi menjadi beberapa golongan, antara lain: a) Golongan I (olahraga murni), yaitu : Atletik, Senam, Sepak Bola, Dayung, Karate, Hokey Bola, Voli, Tenis Lapangan, Taekwondo, Basket, Yudo, Tennis, Pencak Silat, Balap Sepeda, Sepak Takraw, Renang, Gulat, Badminton, Kempo, Anggar dan Polo Air.

6 13 b) Golongan II (olahraga kurang murni), yaitu : Golf, perahu Layar, Ski Air, Panahan dan Loncat Indah. c) Golongan III (olahraga untuk kesenangan), yaitu : Catur, Biliar, Mountain Bridge, Terbang Layang, dan Layang Gantung Berdasarkan Pelaku Olahraga Berdasarkan pelakunya olahraga digolongkan menjadi beberapa jenis, yaitu: 1. Olahraga Perorangan Olahraga yang dilakukan secara individu, yaitu satu lawan satu. 2. Olahraga Berhadapan Tunggal atau Ganda Olahraga yang dilakukan secara berpasangan atau berdua. 3. Olahraga Majemuk atau Beregu Olahraga yang dilakukan secara beregu Berdasarkan Ruang Aktivitas Olahraga Berdasarkan ruang aktivitas, olahraga dibagi menjadi dua jenis, yaitu: a. Olahraga Indoor (olahraga di dalam ruangan) Olahraga yang fasilitas kegiatan olahraganya di dalam ruangan. b. Olahraga Outdoor (olahraga di luar lapangan) Olahraga yang fasilitas kegiatan olahraganya di luar ruangan.

7 Club /Klub Perkumpulan/persatuan orang-orang yang memiliki minat yang sama terhadap suatu kegiatan yang biasanya bertujuan sosial, maupun rekreasi dengan didukung kerjasama serta dengan mengadakan pertemuan berkala. Perkumpulan orang-orang dari berbagai tujuan dengan minat yang umumnya sama, seperti olahraga, seni, politik atau alasan sosial. 7 Menurut webster s third new international dictionary, klub adalah 8 : Pertemuan sosial atau acara berkumpul dimana pengeluaran yang ada ditanggung bersama. Berkumpulnya beberapa orang dengan tujuan sosial maupun rekreasi yang semuanya merupakan anggota dari perkumpulan tersebut. Berkumpulnya beberapa orang yang berpartisipasi dalam suatu rencana dimana ada persetujuan untuk secara teratur membayar iuran demi untuk beberapa keuntungan Sport Club 1. Menurut Wikipedia Sport club adalah sebuah perkumpulan dengan tujuan bermain satu atau lebih dari satu olahraga. Sport club merupakan sebuah organisasi dengan fasilitas olahraga dan yanng menjadi anggota klub tidak membayar iuran. Dari pengertian diatas penulis mengartikan sport club sebagai sebuah sarana yang mewadahi orang-orang yang memiliki minat yang sama 7 fact index, the mitchell beazley joy of knowledge library 8 webster s third new international dictionary

8 15 terhadap suatu kegiatan olahraga, khususnya olahraga yang bertujuan untuk memproleh kesehatan, kebugaran jasmani, dan hiburan untuk mendapat kegembiraan dengan membayar administrasi. 2. Menurut angga ari prassetio, ketua himpunan IE sport club surabaya. Sport club merupakan (Badan Semi Otonom) yang bergerak dibidang minat dan bakat keolahragaan. Seluruh masyarakat berhak untuk bergabung menjadi anggota sport club baik sebagai anggota penuh ataupun anggota biasa. 3. Pengertian sport Club adalah perkumpulan orang-orang yang mempunyai minat yang sama dan bertemu untuk bersenang-senang (leisure) yang dapat digunakan sebagai tempat santai, makan, minum, dengan sesama teman yang biasanya berkaitan dengan fasilitas olahraga tertentu dan bersifat rekreatif Tinjauan Tentang Fungsi Dan Tujuan Olahraga Fungsi Olahraga Menurut Daniel M. Landers, Professor ilmu kesehatan fisik dan olahraga dari universitas Arizona, ada lima fungsi olahraga yang dapat menyehatkan mental, yaitu: 1. Olahraga dapat meningkatkan kekuatan otak Kegiatan fisik yang dilakukan secara rutin dapat meningkatkan daya reaksi, konsentrasi, kreativitas dan kesehatan mental kita. 2. Olahraga dapat menghilangkan stress 9 The Encycoledia America 1970,p. 123

9 16 Menurut william P. Morgan Ed.D, kepala laboraturium psikologi universias wisconsin di Madison, berolahraga dapat membantu mengurangi kegelisahan hati dan bahkan dapat melawan kemarahan. Alasannya, jika jantung bekerja pada saat berolahraga, maka otomatis konsentrasi pikiran tidak akan terfokus pada urusan pekerjaan lagi. 3. Olahraga dapat meningkatkan perasaan bahagia secara alami Olahraga terbukti manjur dalam meningkatkan hormon penumbuhan rasa bahagia dalam otak kita, seperti adrenalin, serotin, dopamine dan endorphin, yang merupakan pembunuh nomor satu penyakit hati. Menurut BAPPENAS Rancangan Repelita III, 1979/ /1984 Buku II, fungsi olahraga mencakup beberapa aspek, yaitu: 1) Aspek Paedagogis Mempertinggi kecerdasan `serta keterampilan dan tujuan lain dari pendidikan. 2) Aspek Psikologis Membentuk keberanian, kejujuran, dan tanggung jawab. 3) Aspek Biologis Meningkatkan kesehatan jasmani serta memperkuat fisik. 4) Aspek Sosial-Kultural Sebagai sarana bersosialisasi dalam masyarakat serta meningkatkan rasa persatuan dan kesatuan. Keolahragaan nasional juga bertujuan untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan, kebugaran, prestasi, kualitas manusia, menanamkan nilai moral dan akhlak mulia, sportifitas, disiplin, mempererat dan membina persatuan dan kesatuan bangsa, memperkukuh ketahanan nasional, serta mengangkat harkat, martabat, dan kehormatan bangsa Undang-Undang Republik Indonesia No.3 Tahun 2005

10 Fasilitas fasilitas olahraga pada sport club Jenis olahraga dibagi ke dalam 3 kelompok kegiatan 11, yaitu: 1) Outdoor Activities, yaitu kegiatan keolahragaan yang dilakukan di area/udara terbuka tanpa batas atau penutup ruang. Contoh keolahragaan yang menggunakan outdoor Polo Bola Jaring Panahan Tarik Tambang Bersepeda Kriket Baseball Bola Jaring Futsal Mini Hoki Sepak Bola Soft Ball Bola Tangan Tennis Hoki Kati Basket Bola voli 2) Indoor Activities, yaitu kegiatan keolahragaan yang membutuhkan ruang yang tertutup dengan penutup khusus. Contoh keolahragaan yang menggunakan lapangan indoor: Bulu Tangkis Bowling Basket Tenis Meja Sepak Bola Anggar Futsal Tinju Hoki Karate Senam Aerobic Judo Bola Voli Bola Tangan Gulat 11 British Sport Council Techinal Unit

11 18 3) Water-based Activities, yaitu kegiatan keolahragaan yang membutuhkan/menggunakan air sebagai media utama. Contoh keolahragaan yang membutuhkan media air: Senam air Renang Lompat Indah Klasifikasi Sport Club Menurut buku Standar Tata Cara Perencanaan Teknik Bangunan Gedung Olahraga yang dikeluarkan oleh Departemen Pekerjaan Umum, olahraga dibagi menjadi 3 tipe, yaitu 12 : 1) Olahraga Tipe A Merupakan gelanggang olahraga yang dalam penggunaan melayani wilayah Provinsi/Daerah Tingkat 1 2) Olahraga Tipe B Merupakan gelanggang olahraga yang dalam penggunaan melayani wilayah Kabupaten/Kotamadya 3) Olahraga Tipe C Merupakan gelanggang olahraga yang dalam penggunaan hanya melayani wilayah Kecamatan. Klasifikasi pada sport center direncanakan berdasarkan ketentuanketentuan berikut ini: 1) Jenis Cabang Olahraga dan jumlah untuk pertandingan serta latihan, seperti pada tabel berikut ini: Tabel 2.2. Klasifikasi dan Penggunaan Bangunan Gedung Olahraga 12 buku Standar Tata Cara Perencanaan Teknik Bangunan Gedung Olahraga

12 19 Klasifikasi arena Olahraga Jumlah Minimal Cabang Olahraga Penggunaan Jumlah Minimal Lapangan Pertandingan Nasional / Internasional Latihan Keterangan Tipe A Tipe B Tipe C 1. Bola Basket 2. Bola Voli 3. Badminton 4. Tennis 1. Bola Basket 2. Bola Voli 3. Badminton 1. Bola Voli 2. Badminton 1 buah 1 buah 1 buah 1 buah 1 buah 1 buah buah 1 buah 3 buah 4 buah 6-7 buah - 2 buah 3 buah 1 buah - Untuk cabang olahraga lain masih dimungkinkan penggunaanya sepanjang ketentuan ukuran minimalnya masih dapat dipenuhi oleh gelanggang olahraga 2) Ukuran efektif matra ruang gedung olahraga harus memenuhi ketentuan sebagai berikut, seperti tabel ini : Tabel 2.3. Ukuran Minimal Matra Ruang Gedung Olahraga Klasifikasi Panjang (termasuk daerah bebas) Ukuran minimal (meter) Lebar (termasuk daerah bebas) Tinggi langitlangit permainan Tinggi langilangit daerah bebas Tipe A ,5 5,5 Tipe B ,5 5,5 Tipe C ,5 Sumber standar tata cara perncanaan teknik bangunan gedung olahraga, 2012

13 Standar-standar Ketentuan Sport Club Persyaratan gedung olaharaga telah ditentukan oleh lembaga-lembaga, baik nasional maupun internasional, yang berwenang mengurusi masalah olahraga. Persyaratan standar gedung olahraga di Indonesia sudah dibakukan ke dalam Standar Nasional Indonesia. Persyaratan-persyaratan tersebut antara lain: 1. Tata Cahaya Tingkat penerangan, pencegahan silau, serta sumber cahaya lampu harus memenuhi ketentuan berikut: a. Tingkat penerangan horizontal pada area 1 meter di atas permukaan lantai. b. Penerangan buatan dan/atau penerangan alami tidak boleh menimbulkan penyilauan bagi para pemain. c. Pencegahan silau akibat matahari harus sesuai dengan SK SNI T F tentang Pencahayaan pada Bangunan. d. Sumber cahaya lampu atau bukaan harus diletakkan dalam satu area pada langit-langit sedemikian rupa sehingga sudut yang terjadi antara garis yang dihubungkan sumber cahaya tersebut dengan titik terjauh area setinggi 1,5 m garis. e. Masing-masing tata lampu harus merupakan instalasi satu dengan yang lainnya. f. Apabila menggunakan tata cahaya buatan, harus disediakan generator set yang kapasitas daya minimum 60 % dari terpasang, generator set harus dapat bekerja maksimum 10 detik pada saat aliran PLN padam.

14 21 2. Tata Warna Koefisien refleksi dan tingkat warna langit-langit, dinding, dan lantai arena harus memenuhi ketentuan sebagai berikut: Tabel 2.4. Koefisien Refleksi, dan Tingkat Warna No Komponen Koefisien dan refleksi Tingkat warna 1 Langit-langit 0,5-0,7 Cerah 2 Dinding dalam arena 0,4 0,6 Sedang 3 Lantai arena 0,1 0,4 Agak Gelap 3. Tata Suara Tingkat kebisingan lingkungan maksimal yang diizinkan adalah 25 db. 4. Tata Udara Tata udara dapat menggunakan ventilasi alami atau ventilasi mekanis, serta harus memenuhi ketentuan sebagai berikut: a. Apabila menggunakan ventilasi alami, maka harus memenuhi : Luas bukaan minimum adalah 6% dari luas lantai efektif. Peletakan ventilasi alami harus diatur mengikuti pergerakan udara silang. b. Apabila menggunakan ventilasi buatan, maka harus memenuhi : Volume pergantian udara minimum sebesar m/jam/orang. Alat ventilasi buatan tidak menimbulkan kebisingan di dalam arena dan tempat penonton. 5. Komponen Bangunan a. Tempat duduk b. Tangga c. Lantai

15 22 d. Dinding Arena e. Pintu, Penerangan, dan Ventilasi kegiatan yang ada dalam sport club adalah sebagai berikut : 1. Kegiatan Olahraga, Kegiatan olahraga ini merupakan fasilitas yang disediakan untuk tujuan rekreasi dan tujuan menjaga kebugaran tubuh untuk pengunjung. Olahraga yang disediakan antara lain : - Olahraga bola : Badminton, Tenis, Futsal, Basket, Voli Bal, Squash, Tenis Meja, - Olahraga senam : Fitness, Aerobik, Yoga, - Olahraga air : renang - Olahraga lain : Bowling, Biliar, golf indoor dan renang. 2. Kegiatan komersil, Kegiatan ini lebih merupakan fasilitas pelengkap bagi fasilitas utama. Fungsi fungsi komersial yang ada antara lain: café, food &drink shop dan toko olahraga. 3. Kegiatan Bermain, Kegiatan ini merupakan fasilitas yang diperuntukkan untuk pengunjung yang membawa anak datang ke sport club ini, yaitu tempat bermain anak. 4. Kegiatan Administrasi Menentukan jadwal sewa lapangan dan fasilitas olahraga baik untuk member ataupun untuk masyarakat umum dan membuat program-program pertandingan olahraga dan hiburan yang akan dilaksanakan serta mengurusi urusan penyewaan dan pemberian informasi mengenai fasilitas yang ada Pengguna Berdasarkan program kegiatannya, orang orang yang akan menggunakan ruang ruang di dalam fasilitas ini antara lain :

16 23 1. Pengunjung Pengunjung fasilitas ini dibagi menjadi dua, yaitu pengunjung yang merupakan anggota fasilitas serta pengunjung non anggota. Kegiatan kedua jenis pengunjung ini tidak banyak berbeda, mengingat semua fasilitas di dalam Sport club ini pada dasarnya terbuka untuk umum. Kegiatan anggota di dalam fasilitas ini bervariasi sesuai kegiatan apa yang mereka ikuti. 2. Pengelola Pengelola berfungsi untuk menentukan program atau rencana-rencana mengenai kegiatan-kegiatan di Sport club ini dan menjaga keberlangsungan dari Sport Club ini serta melakukan dokumentasi mengenai kegiatankegiatan yang telah dilaksanakan di Sport Club ini Macam-macam Olahraga dan Ukuran Lapangan 1. Badminton Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam perencanaan dan perancangan lapangan badminton: a. Lapangan Ukuran lapangan badminton dan area di luar permainan. Secara keseluruhan ukuran lapangan badminton adalah 13,40 x 6,10 meter. Wilayah servis untuk tunggal yakni dengan lebar 5,18 meter dan panjang 13,40 meter. Area servis untuk ganda berukuran lebar 6,10 meter dan panjang 18,88 meter. Wilayah servis terbagi dalam dua belahan, dan di tengah-tengah lapangan terdapat jarring/net

17 24 setinggi 1,55 meter. Garis-garis lapangan harus selebar 40 mm dan harus berwarna kontras dengan lapangan dan warna putih kusam merupakan warna yang direkomendasikan. Pemberian area bebas setinggi 9,1 meter pada area permainan. Tabel 2.5. Ukuran / Dimensi Lapangan Badminton Court Dimension International / Regional / Club and national Country Recreational Clear minimum 9,1 m 8,4 m 6,7-7,6 m height over leight of court Playing are (doubles 13,4 m 13,4 m 13,4 m court) length Width 6,1 m 6,1 m 6,1 m Wall from baseline, 2,3 m 2,3 m 1,5 m min Wall from sideline, min 2,2 m 1,5 m Between parallel 2m 0,9 2 m 1,2 m courts Minimum overall area (minimum dimension) For a single court 18 x 10,5 m 18 x 10,5 m 16,4 x 8,4 m For a parallel pair 18 x 18,6 m 18 x 18,6 m 16,4 x 15,5 m For each additional court 18 x 8,1 m 18 x 8,1 m 16,4 x 15,5 m Sumber: Sport Council, Indoor Sport Pada layout lapangan bila disusun secara side to side maka harus ada jarak antar 6 meter diantara kedua lapangan. Jarak tersebut berfungsi sebagai area safety dan penempatan kursi wasit dan hakim garis. Bila

18 25 Gambar 2.1. Standar Ukuran Lapangan Badminton Sumber: Neufert etc, Architect s Data 3rd, 2000, page 526 lapangan disusun secara end to end harus terdapat penyekat pemisah diantara dua lapangan. a. Elemen Pembatas Ruang Menurut standar internasional, lantai lapangan bulutangkis harus terbuat dari material keras yang dilapisi dengan Vinyl Absorbent setebal 22 mm atau Parket Hardwood. Finishing lantai harus kusam untuk menghindari kesilauan dan nilai-nilai reflektansi lantai harus diantara 20-40%. Lapangan bulutangkis yang ideal memiliki empat bidang dinding tanpa jendela atau roof light. Tidak boleh terdapat elemen tambahan yang dapat menimbulkan distraksi, terutama yang berwarna terang. Hendaknya tidak terdapat cekungan atau tonjolan yang dapat memerangkap kok.

19 26 Finishimg dinding harus berwarna kusam dengan nilai reflektansi 30-50%. Warna yang dapat memberikn kondisi permainan terbaik adalah warna hijau (setara Dulux Colour 30 GG 45/362) atau biru (setara Dulux Colour 86 BG 43/321). Perhatian khusus perlu diberikan pada tribun penonton, karena terkadang dapat memberikan kesulitan dan distraksi saat dipandang dari lapangan. Finishing area ini harus berwarna sama dengan dinding. Setiap pencahayaan harus disembunyikan dan tidak terlihat lang sung dari lapangan. Finishing plafond harus berwarna kusam dengan nilai reflektansi 70-90%. Warna dengan nilai reflektansi lebih dari 90% misalnya putih dapat menimbulkan distraksi dan tidak boleh digunakan. Luminer harus dipasang pada ketinggian 5 meter dari permukaan lapangan dan satu meter dari pinggir lapangan. Skema penempatan luminer adalah sebagai berikut: Tabel 2.6. Level Iluminasi ILLUMINANCE PLOT with luminaires at 5 m above floor level Average Illuminance Minimum Illuminance Maximum Illuminance 474 Lux 305 Lux 595 lux Sumber:

20 27 b. Penghawaan Temperatur yang dapat diterima sebagai zona nyaman untuk pemain bulutangkis dan penonton adalah 16-19ºC, dan tingkat pertukaran udara minimal 1,5 ACH. Penempatan sistem ventilasi harus pada perimeter gedung untuk mengatasi pergerakan udara pada area lapangan. Kecepatan pergerakan udara pada area lapangan adalah 0,1 meter per detik. Apabila menggunakan AC penempatannya yang paling umum digunakan adalah penempatan pada dinding-dinding pada posisi tinggi. Penempatan AC pada posisi rendah tidak direkomendasikan. 1. Berenang Beberapa faktor yang harus diperhatikan dalam perencanaan dan perancangan kolam renang, antara lain adalah: a. Layout dan dimensi kolam renang dengan 6 track pertandingan. b. Lokasi kolam renang yang terbuka harus terletak pada tempat yang mendapat sinar matahari yang cukup. c. Kedalaman kolam renang yang dibedakan untuk pemula, bukan perenang, dan perenang. d. Adanya ruang-ruang penunjang untuk kolam renang itu sendiri, seperti kamar ganti, kamar bilas, loker, dan sebagainya. e. Lebar jalan setapak di sekeliling kolam renang.

21 28 f. Sirkulasi air dilakukan tiap 6 jam dan apabila pemakaiannya cukup padat maka pergantian air dilakukan tiap 3 jam. Panjang Lebar Tabel 2.7. Standarisasi Kolam Renang Kompetisi 50 m (164 ft) 25 m (82 ft) Jumlah Jalur Lebar Jalur Temperatur Air Intensitas Cahaya Kedalaman Volum 10 (terpaki 8 jalur) 2,5 m (8,2 ft) 25-28ºC (77-82,4ºF) 1500 lux ( 140 foot-candles) Minimum 2,0 m (6,6 ft) Minimum mᵌ ( cu ft) atau L ( imp gal/ US gal), tergantung kedalaman Sumber : Gambar 2.2. Standar Ukuran Kolam Renang Atlet dan Potongan Sumber: Perin Gerald, Design of Sport, 1981, page 155

22 29 Kolam renang berdasarkan jenisnya dibagi menjadi beberapa macam, antara lain: a. Kolam Renang Tertutup Titik pokok perencanaan sebuah kolam renang tertutup biasanya di tujukan untuk olahraga, latihan, dan rekreasi. Hal ini biasanya dilihat dengan desain kolam renang tertutup cenderung terletak di pusat kota dengan lalu lintas yang baik, aman, dan terjangkau. b. Kolam Renang Terbuka Titik berat penggunaan kolam renang terbuka biasanya pada penggunaan yang ditujukan untuk istirahat, rekreasi, dan aktivitas ruang tertentu semua lapisan masyarakat. c. Kolam Renang Terbuka dan Tertutup Kombinasi kolam renang terbuka dan tertutup memerlukan satu kesatuan ruang, fungsi, dan teknis kerja yang besar. Kombinasi bentuk dan posisi masing-masing kolam renang memberikan banyak nilai lebih dari pada jika disusun secara terpisah-pisah. Setiap kolam renang memerlukan kebutuhan dan perawatan yang berbeda baik untuk kolam renang yang berada pada dalam (indoor) maupun pada kolam renang luar (outdoor). Kebutuhan air dan pearawatan kolam renang dibedakan menurut waktu penggunaannya apakah saat musim panas, musim dingin, atau musim peralihan, karena perbedaan waktu saat penggunaan memilki cara perawatan kolam renang yang berbeda.

23 30 2. Pusat kebugaran Pusat Kebugaran (Fitness center) adalah sebuah tempat terpadu berisi peralatan yang bertujuan untuk melakukan latihan fisik. Pada perkembangannya, fitness center cenderung tidak hanya memberikan fasilitas yang bersifat latihan fisik menggunakan peralatan berat saja, namun menjadi lebih berkembang sebagai pusat olahraga, dengan suatu fungsi olahraga berbasis perawatan kesehatan fisik dan perawatan mental (relaksasi). Beberapa fitness center yang sudah ada sekarang ini biasanya memberikan fasilitas tambahan berupa sauna, senam, yoga, dan lain-lain sebagai suatu standard pelayanan tambahan di dalamnya. Ruang-ruang pada pusat kebugaran biasanya terbagai atas beberapa bagian ruang sesuai jenis kegiatannya, antara lain: a. Main Workout Area Area ini merupakan area latihan utama pada fitness center. Pada area ini, jenis peralatan yang tersedia adalah peralatan beban-beban, seperti dumpbel, barbel, dan alat-alat lain yang berhubungan dengan beban berat. Gambar 2.3. Tatanan Alat di Ruang fitness dengan luas kira-kira 200 m² Sumber: Neufert etc, Architect s Data 3rd, 2000, page 504

24 31 Gambar 2.4. Main Workout Area Sumber: 2 b. Cardio Center/Theatre Cardio area mencakup banyak jenis peralatan latihan yang berhubungan dengan kardiovaskuler, sperti mesin dayung, sepeda stasioner, pelatih elips, treadmill, dan lain-lain. Gambar 2.5. Cardio / Theatre Sumber: c. Group Exercise Classes Kelas latihan kelompok yang dilakukan oleh instruktur kebugaran yang berkualitas. Dibagi ke dalam beberapa kelas, seperti aerobic, yoga, bersepeda, beladiri, pilates, dan lain-lain. Gambar 2.6. Group Exercise Classes Sumber: Fasilitas Pendukung Dan Standar Ukuran A. Ruang Primer

25 32 Ruang primer merupakan ruang-ruang utama yang harus disediakan pada perencanaan sebuah gedung olahraga. Ruang-ruang ini meliputi ruang khusus pengelola dan pengguna bangunan. Ruang ini terbagi atas: 1. Tribun Tribun merupakan bagian yang penting pada sport club. Saat diadakan kegiatan lomba atau even-event tertentu sangat dibutuhkan tribun penonton agar penonton dapat menyaksikan lomba baik berdiri maupun duduk dari sisi lapangan atau arena lomba. Kapasitas penonton di tribun bermacama-macam, mulai dari kapasitas yang kecil hingga ke kapasitas yang besar. Gambar 2.7. Standar Ukuran 2. Ruang Pengelola Gambar 2.8. Tribun Penonton Sumber: Dalam perencanaan sebuah sport club pasti terdapat ruang-ruang bagi pengelola bangunan. Hal ini di berikan agar memberikan ruang untuk istirahat, makan atau bekerja bagi para pengelola yang bertugas untuk

26 33 menjaga perawatan dan pemeliharaan bangunan baik dari sisi dalam maupun luar bangunan. Gambar 2.9. Layout Ruang Gambar Layout Ruang Kerja Adminisstrasi Sumber: Sumber: Neufert etc, Architect s Data 3rd, 2000, page 346 C. Ruang penunjang Ruang penunjang merupakan ruang-ruang pelengkap yang merupakan fasilitas tambahan yang dapat digunakan pelaku kegiatan pada perencanaan sebuah gedung olahraga. Ruang-ruang tersebut meliputi: 1. Tempat Parkir Tempat parkir merupakan tempat yang disediakan untuk kendaraan yang ditinggalkan sementara oleh pengemudinya. Penyediaan ruang parkir sangat penting untuk memenuhi fasilitas

27 34 pemakai gedung olahraga saat berolahraga, baik yang membawa kendaraan bermotor dan tidak bermotor. Gambar Parkir Kendaraan Sumber: Tempat parkir pada umumnya dibatasi oleh garis berwarna (putih atau kuning) yang terletak di samping dan di depan dengan lebar antara cm. Posisi dinding pembatas ditinggikan terhadap dataran sekitar sampai 1,0 m agar area parkir dan luar terpisah dengan baik. Lampiran 6 - Standar ukuran Parkir Mobil Gambar 2.12.standar ruang kerja ideal Gambar 2.13 standar ukuran parkiranmobil 2. Retail / Sport Station Retail / Sport Station merupakan sarana perbelanjaan yang masih berhubungan dengan kegiatan olahraga, baik

28 35 jenis olahraga yang difasilitasi oleh sport cclub ini maupun jenis olahraga lainnya. Tentunya hal ini dapat memudahkan pengunjung untuk mendapatkan aksesoris untuk olahraga yang diinginkan atau dibutuhkannya. Gambar 2.14.Sport Station sumber : 3. Cafe / Restaurant Seperti pada tujuan awalnya, yakni sport center yang akan direncanakan adalah yang bersifat rekreasional, sehingga penambahan fasilitas restaurant / cafe merupakan suatu daya tarik tersendiri bagi pengunjung. Biasanya para pengguna fasilitas olahraga akan pergi makan bersama rekan-rekannya setelah mereka berolahraga atau berlatih. Hal ini memudahkan mereka agar tidak perlu lagi pergi ke tempat lain untuk makan atau sekedar bersantai minum sambil mengobrol bersama teman-temanya. Gambar Cafe - Restaurant Sumber: /dining/fullsize/end-zone- FooCourt_Full_20057.jpg 4. Tempat Ibadah Seperti halnya fasilitas atau bangunan public yang ada, penambahan sarana ibadah merupakan suatu hal yang tidak lepas dari pemikiran dalam perancangan. Biasanya sarana ibadah yang

29 36 disediakan ialah mushola. Hal ini dapat memudahkan pengunjung untuk melakukan ibadah tepat waktu, tanpa harus mencari tempat ibadah di luar lingkungan sport club. Gambar Tempat Ibadah (Musholla) Sumber: Sirkulasi Definisi sirkulasi 1. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (Sugono, 2008:1361), sirkulasi adalah suatu peredaran. 2. Menurut Cryill M. Haris (1975) menyebutkan bahwa sirkulasi merupakan suatu pola lalu lintas atau pergerakan yang terdapat dalam suatu area atau bangunan. Di dalam bangunan, suatu pola pergerakan memberukan keluwesan, pertimbangan ekonomis, dan fungsional. 3. Tali yang terlihat dan menghubungkan ruang-ruang dalam suatu bangunan atau tali yang menghubungkan deretan ruang dalam dan ruang luar secara bersama-sama (D.K. Chink, 1973). Sistem sirkulasi adalah perasaran penghubung vital yang menghubungkan berbagai kegiatan dan penggunaan suatu lahan di atas suatu area dan di dalam bangunan yang mempertimbangkan aspek fungsional, ekonomis, keluwesan dan kenyamanan (Tofani, 2011). Menurut Darmono (2001:143), pelayanan sirkulasi atau layanan peminjaman dan pengembalian bahan pustaka adalah suatu kegiatan di perpustakaan yang melayani peminjaman dan pengembalian buku. Kegiatan sirkulasi juga dilakukan disemua jenis perpustakaan, baik perpustakaan umum, maupun perpustakaan khusus. Kegiatan sirkulasi dapat dilakukan sesudah buku-buku selesai diproses lengkap dengan label-labelnya seperti kartu buku, kartu tanggal kembali, kantong kartu

30 37 buku, dan call number pada punggung buku. Layanan sirkulasi ini merupakan denyut dari semua kegiatan perpustakaan, karena kegiatan layanan peminjaman dan pengembalian bahan pustaka ini (layanan sirkulasi) merupakan jasa layanan yang secara langsung dapat dirasakan oleh pemakai perpustakaan. Menurut Noerhayati S (1988:188), sirkulasi merupakan suatu bagian yang termasuk unit readers service yang bertugas memberikan service kepada pembaca dalam hal peminjaman buku-buku perpustakaan. Dengan demikian bagian sirkulasi ini merupakan suatu bagian yang langsung berhubungan dengan pembaca atau pengunjung yang selalu berkembang terus. Perkembangan dari pembaca ini mengakibatkan timbulnya bermacam-macam problem sosial yang harus kita hadapi. Menurut P.Sumardji (1993:27), pelayanan sirkulasi merupakan kegiatan melayanankan koleksi perpustakaan kepada para pemakai (pengunjung) dengan berbagai macam kegiatan pula. Menurut Pawit M. Yusuf (2007:70), pelayanan peminjaman koleksi atau disebut juga sebagai pelayanan sirkulasi merupakan pelayanan yang memutar koleksi, dipinjam keluar, dikembalikan, dipinjam keluar lagi, dikembalikan lagi dan seterusnya. Dalam dunia perpustakaan memiliki arti perputaran buku atau jenis koleksi untuk beberapa waktu lamanya. Menurut Soeatminah (1992:138), pelayanan sirkulasi merupakan kegiatan kerja yang berupa pemberian bantuan kepada pemakai perpustakaan dalam proses peminjaman dan pengembalian bahan pustaka. Didalam peminjaman perpustakaan akan memberikan beberapa syarat ataupun peraturan yang harus dipatuhi oleh pemakai. Syarat tersebut antara lain batas waktu peminjaman dan denda yang harus dibayar apabila

31 38 pemakai terlambat dalam mengembalikan bahan perpustakaan yang dipinjam. Menurut Perpustakaan Nasional RI (1999:34), layanan sirkulasi adalah kegiatan peredaran koleksi perpustakaan di luar perpustakaan dengan tujuan pengguna perpustakaan dapat memamfaatkan dan meminjam pustaka secara tepat guna. Berdasarkan dari seluruh pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan Pelayanan sirkulasi adalah suatu layanan yang ada diperpustakaan yang dapat dimamfaatkan oleh para pengguna untuk melakukan proses peminjaman dan pengembalian bahan pustaka dalam waktu yang telah ditetapkan oleh perpustakaan tersebut dengan sanksi- sanksi yang telah ditetapkan. B. Bentuk pola sirkulasi: 13 a. Pola sirkulasi direct adalah pola sirkulasi yang mengarah langsung dan hanya memberi satu pilihan ke tujuan akhir. Akses visual yang diterima oleh pengunjung adalah tujuan akhir ke ruang yang dituju. b. Pola sirkulasi curvelinear adalah garis linear yang berliki-liku halus dan memberi satu pilihan ke tujuan akhir. Pada pola sirkulasi ini akses visual ke tujuan akhir kurang jelas dan memberi kesan mengalir c. Pola sirkulasi erractic adalah pola sirkulasi yang terpatah-patah. Akses visual ke tujuan akhir kurang jelas dan memiliki potensi untuk memberi kejutan-kejutan ruang. 13 Skripsi Rohana veramyta Perpustakaan Anak Sebagai Sarana Sendukung Tumbuh Kembang Anak di Kota Yogyakarta hal 112 ;Orsmbe

32 39 d. Pola sirkulasi interrupted adalah keadaan ruang sirkulasi yang terputusputus pada bagian tertentu dan akses visual ke tujuan akhir kurang jelas. e. Pola sirkulasi looping adalah pandangan ke arah tujuan akhir disamarkan dan memberi kesan mengalir apa adanya f. Pola sirkulasi distraction adalah bentuk sirkulasi dimana pandangan ke arah yang dituju dikacaukan oleh obyek-obyek lain. Fokus visual mengalir bersama dengan waktu tempuh g. Pola sirkulasi obscure adalah pola sirkulasi dimana lalu lintas sirkulasi yang disembunyikan dari jangkauan umum h. Pola sirkulasi diverging adalah bentuk sirkulasi bercabang sehingga akses ke tujuan akhir secara fisik dan visual menjadi tidak jelas Elemen Sirkulasi a. Pendekatan Sirkulasi element pada approach menggunakan jarak pandang sebagai tolak ukur sirkulasi, approach dapat dilihat secara kasat mata oleh pengunjung atau pengguna sirkulasi yang melalui jalan tersebut. Point bangunan terlihat dari jarak kejauhan, sehingga tidak membingungkan pengunjung. Gambar ilustrasi penerapan approach Sumber : DK Ching form space and order hal 241

33 40 Approach terbagi atas sirkulasi frontal, oblique dan spriral. Sirkulasi berbentuk Frontal memiliki gambaran yang langsung menuju titik point utama dalam sebuah bangunan atau obyek tertentu yang dituju.sirkulasi dengan konsep frontal dapat memiliki tujuan untuk efisiensi sirkulasi. Gambar 2.18 ilustrasi penerapan frontal pada sirkulasi Sumber : DK Ching form space and order hal 243 Oblique memiliki arah sirkulasi yang kurang lebih memiliki kemiripan dengan pola sirkulasi frontal, hanya saja oblique memiliki sedikit space berbelok, sehingga tidak secara langsung berhadapan dengan bangunan. Gambar ilustrasi penerapan oblique pada sirkulasi Sumber : DK Ching form space and order hal 243 Spiral memiliki sirkulasi yang mengelilingi pusatnya dengan jarak yang berubah- ubah, menyesuaikan kebutuhan maupun kondisi alamnya. Sirkulasi spiral lebih terlihat atraktif dan memiliki kesan seni yang lebih baik,sehingga memberikan kesan tersendiri terhadap pengunjung, pengunjung yang melalui sirkulasi berbentuk spiral akan berjalan dengan

34 41 jarak tempuh yang lebih lama dari pada pengunjung yang berjalan pada pola sirkulasi frontal atau oblique karena kondisi sirkulasi spiral yang memutar. Gambar ilustrasi penerapan spiral pada sirkulasi Sumber : DK Ching form space and order hal 243 b. Jalan masuk Entrance merupakan penghubung antar zona luar ke zona dalam, from outside to inside.sebuah entrance harus mudah dilihat dan mudah diketahui oleh pengunjung agar pengunjung tidak mengalami kebingungan saat memasuk sebuah lingkungan. Gambar ilustrasi penerapan spiral pada sirkulasi Sumber : DK Ching form space and order hal 243 c. Konfigurasi dari jalan 1. Pola sirkulasi linier Pola sirkulasi linear dapat dilihat degan ciri sebagai berikut : Pola sirkulasi dapat berupa satu atau dua arah,polanya sangat sederhana,poncapaian mudah dan statis terhadap tapak. Jalur ini dapat

35 42 berbentuk kurvalinear atau terpotong-potong, bersimpangan dengan jalur lain atau bercabang. Gambar Pola sirkulasi linear Sumber : DK Ching form space and order hal Pola sirkulasi radial Pola sirkulasi radial dapat dilihat degan ciri sebagai berikut : Memiliki pusat ruang, berkembang ke seluruh arah, sirkulasi tidak terlalu panjang,membutuhkan luasan tapak yang besar, hubungan antar ruang begitu erat. Pola radial memiliki jalur-jalur linier yang memanjang dari atau berakhir di sebuah titik pusat bersama, seperti menyebar dari satu titik atau memusat ke satu titik. 3. Pola sirkulasi grid Gambar Pola sirkulasi radial Sumber : DK Ching form space Pola sirkulasi grid dapat dilihat degan ciri sebagai berikut :Berkembang ke segala arah,tidak memiliki pusat ruang,tidak dapat dibentuk suatu pengakhiran, pola grid terdiri atas dua jalur sejajar yang berpotongan pada interval-interval reguler dan menciptakan area ruang berbentuk bujur sangkar atau persegi panjang. Gambar Pola sirkulasi grid Sumber : DK Ching form space and

36 43 4. Pola sirkulasi network Pola sirkulasi network dapat dilihat degan ciri sebagai berikut : berkembang ke segala arah,dapat menyesuaikan dengan kondisi tapak,mengarah pada ruang yang dominan,tidak memiliki titik pusat ruang,tidak dapat dibentuk suatu pengakhiran,nework terdiri dari jalurjalur yang menghubungkan titik-titik yang terbentuk di dalam ruang. 5. Pola sirkulasi spiral Pola sirkulasi spiral dapat dilihat degan ciri sebagai berikut : Suatu jalan tunggal menerus yang berasal dan titik pusat, mengelilingi pusatnya dengan jarak yang berubah, jalur tunggal yang dimiliki menerus berawal dari sebuah titik pusat, bergerak melingkar atau berputar mengelilingi titik pusat tersebut, dan semakin lama semakin jauh dari titik pusat tersebut. Gambar Pola sirkulasi network Sumber : DK Ching form space and order hal 265 Gambar Pola sirkulasi d. Hubungan antar ruang Pada dasarnya sirkulasi dipergunakan sebagai penghubung antar ruang, yang digunakan sebagai penghubung ruang yang jelas dan mambu dibaca oleh pengunjung yang datang, sehingga pengunjung tidak mengalami kebingunan saat datang. Bangunan haruslah memiliki jalur-

37 44 jalur sirkulasi yang jelas agar pengguna tidak merasa kebingunan, kebingungan yang dirasakan pengunjung akibat ruang sirkulasi yang kurang jelas dapat menimbulkan efek psikologis negatif seperti rasa bingung atau kesal. Sirkulasi antar ruang memiliki jenis sebagai berikut : 1. Pass by spaces Pass by spaces membawa pengunjung melewati berbagai lokasi atau space ruang yang terpisah jarak yang jelas, dalam menuju ruang lain yang dituju oleh pengunjung.contoh pass by spaces adalah saat penunjung memasuki wilayah perumahan berbentuk linear ataupun pengunjung yang datang ke selasar ruang kelas yang berbentuk linear. Konfigurasi jalurnya fleksibel, Integritas setiap ruang dipertahankan Ruang-ruang perantara dapat dijadikan sebagai penghubung antara jalur dengan ruang-ruangnya. Gambar Pola pass by spaces Ching form space and order hal 278 Sumber : DK 2. Pass trough spaces Pass trough spaces membawa pengunjung melewati ruang dalam ruang dalam pencapaian kesebuah ruang yang dituju. Hubungan jalur ruang ini digunakan untuk mencapai dan memasuki ruang-ruang penting baik secara fungsional maupun simbolis. Contoh sederhana penggunaan pass trough spaces adalah jalur linear untuk menuju ke altar dalam sebuah gereja, jalur linear yang lurus melewati banyak ruang duduk lain dikanan dan kiri sirkulasi, hal tersebut menunjukkan sirkulasi berjenis ini.

38 45 Gambar Pola pass through spaces Sumber : DK Ching form space and order hal Terminate in a space Pola sirkulasi terminate in a space mebawa pengunjung datang langsung menuju tempat tujuan secara frontal. Gambar Pola sirkulasi terminare in a space Sumber : DK Ching form space and order hal 278 e. Bentuk ruang sirkulasi Bentuk ruang sirkulasi beragam, disesuaikan dengan definisi tiap batas-batasnya,keterkaitan dengan bentuk ruang yang dihubungkan, kualitas skala, proporsi, pencahayaan, dan pemandangan, pintu-pintu masuk perubahan atau perbedaan ketinggian dengan menggunakan tangga dan ram. sebuah ruang sirkulasi dapat berbentuk : 1. Enclosed Pola sirkulasi enclosed memberikan ruang yang tertutup bagi pengguna sirkulasi, penggunaan space tertutup dimungkinkan untuk kebutuhan privasi tertentu yang dibutuhkan oleh pengguna bangunan. Penggunaan enclosed biasanya terdapat pada bangunan yang membutuhkan tingkat pivasi yang tinggi seperti hotel atau bank. Enclosed cenderung membentuk suatu koridor-koridor privat yang berhubungan dengan ruang-ruang yang dihubungkannya melalui aksesakses masuk di dalam sebuah bidang dinding

39 46 Gambar Pola sirkulasi enclosed Sumber : DK Ching form 2. Open on one side Pola open on one side lebih memiliki ruang sirkulasi yang baik selain sirkulasi manusia sebagai pengguna jalan, namun juga dapat mengoptimalkan sirkulasi cahaya dan udara yang dapat masuk ke dalam area pengguna. Pola open on one side sangat baik digunakan pada bangunan-bangunan semi terbuka dan bangunan yang tidak memiliki tingkat privasi yang terlalu tinggi. Pola ini membentuk sebuah balkon atau galeri yang menyajikan kemenerusan spasial dan visual dengan ruang-ruang yang dihubungkannya. Gambar Pola sirkulasi open on one side Sumber : DK Ching form space and order hal Open on both side Pola sirkulasi open on both side memiliki banyak bukaan disisi-sisi kanan dan kiri sirkulasi, bukaan-bukaan yang dimiliki pada jenis sirkulasi open on both side sangat baik untuk dipergunakan pada bangunan dengan tingkat privasi rendah, sehingga selain menghemat bahan bangunan atau material bangunan, sirkulasi jenis ini sangat baik untuk pencahayaan dan juga sirkulasi udara. Secara psikologis sirkulasi-sirkulasi jenis ini dapat memberikan kesan lebih terbuka bagi pengunjung, namun tetap harus diperhatikan jika

40 47 saat kondisi malam hari atau kondisi sepi, maka harus memaksimalkan penggunakan lampu sebagai pencahayaan dimalam hari dan penggunaaan bahan atau material yang dapat memberikan kesan hangat sehingga dapat menghindari kesan ruang yang dingin bagi pengunjung Pencahayaan A. Pengertian Pencahayaan Pencahayaan didefinisikan sebagai jumlah cahaya yang jatuh pada sebuah bidang permukaan. Tingkat pencahayaan pada suatu ruangan didefinisikan sebagai tingkat pencahayaan rata rata pada bidang kerja, dengan bidang kerja yang dimaksud adalah sebuah bidang horisontal imajiner yang terletak setinggi 0,75 meter di atas lantai pada seluruh ruangan (SNI Tata Cara Perancangan Sistem Pencahayaan Buatan pada Bangunan Gedung, 2000). Pencahayaan memiliki satuan lux (lm/m²), dimana lm adalah lumens dan m² adalah satuan dari luas permukaan. Pencahayaan dapat mempengaruhi keadaan lingkungan sekitar. Pencahayaan yang baik menyebabkan manusia dapat melihat objek objek yang dikerjakannya dengan jelas. Depkes RI (1992) dalam Santoso, A (2006) mendefinisikan pencahayaan sebagai jumlah penyinaran pada suatu bidang kerja yang diperlukan untuk melaksanakan kegiatan secara efektif. Menurut Kepmenkes RI No 1204/Menkes/SK/X/2004, pencahayaan di dalam ruang bangunan rumah sakit adalah intensitas penyinaran pada suatu

41 48 bidang kerja yang ada di dalam ruang bangunan rumah sakit yang diperlukan untuk melaksanakan kegiatan secara efektif B. Sumber Pencahayaan Berdasarkan sumbernya penerangan dibedakan menjadi dua yaitu, penerangan alamiah dan penerangan buatan. 1. Pencahayaan Alami Pencahayaan alami adalah pencahayaan yang dihasilkan oleh sumber cahaya alami yaitu matahari dengan cahayanya yang kuat tetapi bervariasi menurut jam, musim dan tempat. Pencahayaan yang bersumber dari matahari dirasa kurang efektif dibanding dengan pencahayaan buatan, hal ini disebabkan karena matahari tidak dapat memberikan intensitas cahaya yang tetap. Pada penggunaan pencahayaan alami diperlukan jendela-jendela yang besar, dinding kaca dan dinding yang banyak dilobangi, sehingga pembiayaan bangunan menjadi mahal. Keuntungan dari penggunaan sumber cahaya matahari adalah pengurangan terhadap energi listrik. Pencahayaan sebaiknya lebih mengutamakan pencahayaan alamiah dengan merencanakan cukup jendela pada bangunan yang ada. Kalau karena alasan teknis penggunaan pencahayaan alamiah tidak dimungkinkan, barulah pencahayaan buatan dimanfaatkan dan inipun harus dilakukan dengan tepat Untuk memenuhi intensitas cahaya yang diinginkan sumber cahaya

42 49 alami dan buatan dapat digunakan secara bersamaan sehingga menjadi lebih efektif. 2. Pencahayaan Buatan Pencahayaan buatan adalah pencahayaan yang dihasilkan oleh sumber cahaya selain cahaya alami. Apabila pencahayan alami tidak memadai atau posisi ruangan sukar untuk dicapai oleh pencahayaan alami dapat dipergunakan pencahayaan buatan. Pencahayaan buatan sebaiknya memenuhi persyaratan sebagai berikut : a. Mempunyai intensitas yang cukup sesuai dengan jenis pekerjaan. b. Tidak menimbulkan pertambahan suhu udara yang berlebihan pada tempat kerja. c. Memberikan pencahayaan dengan intensitas yang tetap menyebar secara merata, tidak berkedip, tidak menyilaukan dan tidak menimbulkan bayang-bayang yang dapat mengganggu pekerjaan. Tujuan pencahayaan di industri adalah tersedianya lingkungan kerja yang aman dan nyaman dalam melaksanakan pekerjaan. Untuk upaya tersebut maka pencahayaan buatan perlu dikelola dengan baik dan dipadukan dengan faktor- faktor penunjang pencahayaan diantaranya atap, kaca, jendela dan dinding agar tingkat pencahayaan yang dibutuhkan tercapai (Padmanaba, 2006)

43 50 C. Prinsip Pencahayaan Ruang Mata dapat melihat sesuatu kalau mendapatkan rangsangan dari gelombang cahaya. Cahaya datang dari sumber cahaya yang kekuatannya disebut kadar cahaya dan diukur dengan satuan lux atau lumen/m 2. Cahaya juga dapat datang dari benda yang memancarkan cahaya atau benda yang memantulkan sinar dari sumber cahaya (Sastrowinoto, 1985). Jadi terang dari sebuah ruangan akan ditentukan oleh sumber cahaya dan cahaya yang dipantulkan oleh benda-benda yang ditempatkan di dalam ruang termasuk lantai, dinding, plafon, pintu dan sebagainya. Menurut Ching (1987) lantai yang diberi warna ringan akan memantulkan lebih banyak cahaya yang jatuh ke permukaannya dan membantu ruangantampak lebih terang daripada lantai yang berwarna gelap dan bertekstur. Ching (1987) juga mengatakan, ketinggian dan kualitas permukaan plafon akan mempengaruhi derajat cahaya di dalam ruang. Fikstur yang dipasang pada plafon tinggi harus memberikan cahaya dalam jarak yang lebih besar untuk mencapai derajat pencahayaan yang sama dengan beberapa fikstur yang digantung dari plafon. Sastrowinoto (1985) mengatakan, pencahayaan buatan umumnya menggunakan bola listrik atau tabung pendar (fluorescent tube). Bola listrik menghasilkan cahaya yang mengandung lebih banyak sinar merah dan kuning daripada cahaya siang. Karena itu cahaya ini tidak

44 51 cocok kalau dipakai untuk mengenali warna. Ia juga memancarkan panas sehingga kurang nyaman. Lampu tersebut bisa mencapai suhu 60 C atau lebih hingga membuat kurang nyaman terutama kalau ditempatkan dekat kepala. Selanjutnya dikatakan bahwa cahaya pendar berlandaskan pada transformasi dari energi listrik kepada radiasi ketika arus listrik tersebut dilewatkan gas (biasanya argon atau neon) atau uap merkuri. Lapisan pendar (fluorescent lining) di dalam tabung merubah sinar lembayung ultra (ultra violet) yang dilepaskan oleh gas menjadi cahaya yang dapat dilihat. Posisi warna dari sinar yang diradiasikan dapat diatur dengan jalan mengubah-ubah susunan kimia dari pelapisan tersebut. Jadi kita mendapatkan cahaya pendar bernada hangat, putih ataupun biru dan lainlain. Kebaikan jenis ini ialah cerah lampu yang cukup rendah hingga tidak menyilaukan. Sementara keburukannya adalah adanya kerling gerakan (movement flickering) akibat aliran listrik bolak-balik. Namun karena gerakannya lebih cepat dari pada kemampuan kerling mulus dari mata (flicker fusion rate) maka kerlingan itu tidak dapat disadari kecuali bila sinar pendar tersebut menerpa permukaan benda yang mengkilap. Efek ini dapat diatasi atau dikurangi dengan cara menempatkan lebih dari satu lampu untuk bidang penerangan yang sama. Sastrowinoto (1985) juga menambahkan bahwa pada dasarnya prinsip fisiologis dari cahaya buatan berlaku juga pada cahaya siang. Namun secara alami cahaya siang mempunyai fungsi yang berbeda

45 52 dengan penerangan. Cahaya siang menyebabkan kita kontak dengan dunia luar, memberikan pemandangan mengenai lingkungan sekitar serta menunjuk waktu dari hari serta keadaan cuaca. Jendela merupakan media yang umum dipakai untuk memasukkan cahaya siang ke dalam ruang. Oleh karena itu perencanaannya harus diperhitungkan secara matang agar dapat diperoleh efektifitas penerangan. Beberapa kriteria berikut dapat dipakai sebagai acuan untuk memaksimalkan fungsi jendela: - Jendela tinggi lebih efektif daripada jendela rendah, kerena sinar dapat menusuk lebih jauh ke dalam ruangan. - Ambang bawah jendela (sill) hendaknya setinggi daun meja. Dengan sill yang lebih rendah dari daun meja ruangan akan cepat panas atau cepat dingin dan juga bisa menyebabkan silau. - Jarak antara jendela dengan tempat beraktivitas tidak lebih dari dua kali tinggi jendela. - Rasio antara jumlah luas jendela dengan luas lantai sebaiknya 1:5 (hanya pedoman umum, dapat diubah dengan pertimbangan tertentu). - Kaca jendela harus mampu menyalurkan cahaya dengan cepat agar cahaya siang dapat efektif. - Perlindungan terhadap sinar matahari langsung atas radiasi panas dan silau akan efisien kalau memakai tirai di luar jendela.

46 53 Penempatan kerei di sebelah dalam jendela tidak mengurangi radiasi panas. D. Sistem dan Standar Pencahayaan Ruang Untuk mendapatkan pencahayaan yang sesuai dalam suatu ruang, maka diperlukan sistem pencahayaan yang tepat sesuai dengan kebutuhannya. Sistem pencahayaan di ruangan, termasuk di tempat kerja dapat dibedakan menjadi 5 macam yaitu: a. Sistem Pencahayaan Langsung (direct lighting) Pada sistem ini % cahaya diarahkan secara langsung ke benda yang perlu diterangi. Sistm ini dinilai paling efektif dalam mengatur pencahayaan, tetapi ada kelemahannya karena dapat menimbulkan bahaya serta kesilauan yang mengganggu, baik karena penyinaran langsung maupun karena pantulan cahaya. Untuk efek yang optimal, disarankan langi-langit, dinding serta benda yang ada didalam ruangan perlu diberi warna cerah agar tampak menyegarkan. b. Pencahayaan Semi Langsung (semi direct lighting) Pada sistem ini 60-90% cahaya diarahkan langsung pada benda yang perlu diterangi, sedangkan sisanya dipantulkan ke langit-langit dan dinding. Dengan sistem ini kelemahan sistem pencahayaan langsung dapat dikurangi. Diketahui bahwa langitlangit dan dinding yang diplester putih memiliki effiesiean

47 54 pemantulan 90%, sedangkan apabila dicat putih effisien pemantulan antara 5-90% c. Sistem Pencahayaan Difus (general diffus lighting) Pada sistem ini setengah cahaya 40-60% diarahkan pada benda yang perlu disinari, sedangka sisanya dipantulka ke langitlangit dan dindng. Dalam pencahayaan sistem ini termasuk sistem direct-indirect yakni memancarkan setengah cahaya ke bawah dan sisanya keatas. Pada sistem ini masalah bayangan dan kesilauan masih ditemui. d. Sistem Pencahayaan Semi Tidak Langsung (semi indirect lighting) Pada sistem ini 60-90% cahaya diarahkan ke langit-langit dan dinding bagian atas, sedangkan sisanya diarahkan ke bagian bawah. Untuk hasil yang optimal disarankan langit-langit perlu diberikan perhatian serta dirawat dengan baik. Pada sistem ini masalah bayangan praktis tidak ada serta kesilauan dapat dikurangi. Tabel 2.8 JENIS KEGIATAN TINGKAT PENCAHAYAAN MINIMAL (LUX) KETERANGAN Pekerjaan kasar dan tidak terus menerus Pekerjaan kasar dan terus menerus 100 Ruang penyimpanan & ruang peralatan/instalasi yang memerlukan pekerjaan yang kontinyu 200 Pekerjaan dengan mesin dan perakitan kasar

48 55 Pekerjaan rutin 300 Ruang administrasi, ruang kontrol, pekerjaan mesin & perakitan/penyusun Pekerjaan agak halus 500 Pembuatan gambar atau bekerja dengan mesin kantor, pekerjaan pemeriksaan atau pekerjaan dengan mesin Pekerjaan halus 1000 Pemilihan warna, pemrosesan teksti, pekerjaan mesin halus & perakitan halus Pekerjaan amat halus Pekerjaan terinci 1500 Tidak menimbulkan bayangan 3000 Tidak menimbulkan bayangan Mengukir dengan tangan, pemeriksaan pekerjaan mesin dan perakitan yang sangat halus Pemeriksaan pekerjaan, perakitan sangat halus Sumber: KEPMENKES RI. No. 1405/MENKES/SK/XI/02 e. Sistem Pencahayaan Tidak Langsung (indirect lighting) Pada sistem ini % cahaya diarahkan ke langit-langit dan dinding bagian atas kemudian dipantulkan untuk menerangi seluruh ruangan. Agar seluruh langit-langit dapat menjadi sumber cahaya, perlu diberikan perhatian dan pemeliharaan yang baik. Keuntungan sistem ini adalah tidak menimbulkan bayangan dan kesilauan sedangkan kerugiannya mengurangi effisien cahaya total yang jatuh pada permukaan kerja. Banyak faktor risiko di lingkungan kerja yang mempengaruhi keselamatan dan kesehatan pekerja salah satunya adalah pencahayaan. Menurut Keputusan Menteri Kesehatan No.1405

49 56 tahun 2002, pencahayaan adalah jumlah penyinaran pada suatu bidang kerja yang diperlukan untuk melaksanakan kegiatan secara efektif. Pencahayaan minimal yang dibutuhkan menurut jenis kegiatanya seperti berikut: United Nations Environment Programme (UNEP) dalam Pedoman Efisiensi Energi untuk Industri di Asia mengklasifikasikan kebutuhan tingkat pencahayaan ruang tergantung area kegiatannya, seperti berikut: Keperluan Pencahayaan (LUX) Contoh Area Kegiatan Pencahayaan Umum untuk ruangan dan area yang jarang digunakan dan/atau tugastugas atau visual sederhana Pencahayaan umum untuk interior 20 Layanan penerangan yang minimum dalam area sirkulasi luar ruangan, pertokoan didaerah terbuka, halaman tempat penyimpanan 50 Tempat pejalan kaki & panggung 70 Ruang boiler 100 Halaman Trafo, ruangan tungku, dll. 150 Area sirkulasi di industri, pertokoan dan ruang penyimpan. 200 Layanan penerangan yang minimum dalam tugas 300 Meja & mesin kerja ukuran sedang, proses umum dalam industri kimia dan makanan, kegiatan membaca dan membuat arsip. 450 Gantungan baju, pemeriksaan, kantor untuk menggambar, perakitan mesin dan bagian yang halus, pekerjaan warna, tugas menggambar kritis Pekerjaan mesin dan diatas meja yang sangat halus, perakitan mesin presisi kecil

50 57 Keperluan Pencahayaan (LUX) Contoh Area Kegiatan dan instrumen; komponen elektronik, pengukuran & pemeriksaan bagian kecil yang rumit (sebagian mungkin diberikan oleh tugas pencahayaan setempat) Tabel 2.9 Sumber : Talty, Industrial Hygiene Engineering, Tinjauan Khusus Gaya Dan Tema Pengertian dari gaya adalahsuatu ragam yang khas dari ekspresi, desain, arsitektur atau cara pelaksanaan suatu hal. Gaya dalam desain grafis berarti keindahan visual yang mempunyai pengaruh besar pada suatu masa dan tempat tertentu. Tema merupakan suatu gagasan pokok atau ide pikiran tentang suatu hal, salah satunya dalam membuat suatu tulisan. Di setiap tulisan pastilah mempunyai sebuah tema, karena dalam sebuah penulisan dianjurkan harus memikirkan tema apa yang akan dibuat. Dalam menulis cerpen,puisi,novel,karya tulis, dan berbagai macam jenis tulisan haruslah memiliki sebuah tema. Jadi jika diandaikan seperti sebuah rumah, tema adalah fondasinya. Tema juga hal yang paling utama dilihat oleh para pembaca sebuah tulisan. Jika temanya menarik, maka akan memberikan nilai lebih pada tulisan tersebut Definisi Green Desain 14

51 58 A. Pengertian Eco Design / Green design 15 Green Design Merupakan konsep perancangan sebuah produk atau hasil teknologi yang lebih memperhatikan dampak dari keberadaannya terhadap lingkungan baik dalam proses penciptaannya maupun hasil produk yang diciptakan. Aplikasi dari Green Design ini menyangkut sebuah kerangka kerja yang berhubungan dengan isu lingkungan hidup. Menurut Sam Kubba, Space Planning for Commercial and Residential Interiors, Mc Graw Hill, New York. Green design adalah sebuah konsep design yang ramah lingkungan, atau design yang berkelanjutan (sustainable design). Penggunaan material kayu dalam green design sebenarnya tidaklah masalah. Sustainable design, dapat dikembangkan dengan 10 tahap berikut: 1. Menggunakan desain yang fleksibel, dengan menggunakan desain yang modular, dapat mengurangi barang tidak terpakai dalam renovasi dikemudian hari. 2. Maksimalkan penggunaan pencahayaan alami, hal ini memberikan kontribusi pada penghematan energi dan pemanfaatan cahaya alami 3. Menggunakan lampu yang hemat energy, dengan memilih produk lampu-lampu yang hemat energy dapat mengurangi penggunaan energi listrik. 15

52 59 4. Merancang dengan memanfaatkan sirkulasi penghawaan alami yang baik. Ventilasi yang baik, dengan mengurangi penggunaan air conditioning akan membantu penghematan energi 5. Menggunakan ulang material, menggunakan sesedikit mungkin material yang tidak bisa di daur ulang. Menyadari dan bertanggung jawab terhadap penggunaan. 6. Menggalakkan hemat energi dalam penggunaan mesin fax,printer, computer, dan sebagainya. Juga efisiensi dalam penggunaan air. 7. Menggunakan saluran pipa air yang dapat membantu penghematan penggunaan air. 8. Merancang ruangan yang mudah untuk perawatan dan pemeliharaan. Menggunakan produk pembersih yang ramah lingkungan. 9. Menyediakan tempat untuk fasilitas daur ulang. Pemanfaatan ulang produk kertas, plastik, alumunium, dan lain sebagainya. 10. Memanfaatkan sebesar mungkin produk daur ulang dalam material yang digunakan. B. Tujuan dari green design ini yaitu: 1. Mengurangi eksploitasi sumber daya alam secara besar-besaran 2. Mengurangi dampak yang berbahaya dari proses produksi maupun hasil produksi bagi lingkungan 3. Meningkatkan pemanfaatan dari sumber daya yang dapat diperbaharui 4. Desain semua produk memiliki kemampuan untuk didaur ulang sangat baik

53 60 5. Mengurangi penggunaan bahan-bahan yang membahayakan lingkungan. Sistim penghawaan dalam ruang Upaya efisiensi dengan mengoptimalkan suatu sistem dapat berarti membeli AC lebih hemat energi. Mengoptimalkan sistem juga dapat dengan cara menyederhanakan sistim pencahayaan sehingga kebutuhan sebagian besar pencahayaan alami. Pada saat kondisi musim panas, diupayakan dengan cara mengurangi sinar matahari langsung pada ruangan dengan memberi kaca film atau curtain, sehingga dapat dicapai efisiensi sistim pendinginan udara dalam ruang kantor. Ventilasi mempunyai peranan yang sangat penting karena mengatur aliran udara yang akan mengalirkan energi positif yang dapat menetralisir efek buruk. Menggunakan sistem air pump dan cross ventilation untuk mendistribusikan udara yang bersih dan sejuk ke dalam ruangan. Sistim penerangan dalam ruang 16 Dalam memaksimalkan cahaya alami dan ventilasi kita dapat memasang pencahayaan dengan sistim dimmer sehingga volume terang gelap cahaya yang dibutuhkan atau tidak dibutuhkan dapat dikontrol secara individu. Memasang lampu listrik hanya pada bagian yang intensitasnya rendah dan menggunakan lampu LED (atau kepanjangannya Light Emitting Diode). Pencahayaan terang lampu LED tidak hanya dapat menghemat energi hingga 85% jika dibandingkan bola 16 Santoso, R. (2014). Lampu LED. Diakses 11 Juni 2014, dari _WEB.pdf

54 61 lampu tradisional, namun juga ramah lingkungan dengan cahaya terang bernuansa putih alami yang nyaman untuk mata. Lampu LED yang memiliki cahaya terang, dapat bertahan hingga 15 tahun dalam pemakaian (Santoso, 2014). Gambar 2.34Penampang dalam LED light Sumber: /application/assets/ publications Dalam upaya mengefisiensikan penggunaan energi, penggunaan permukaan eksterior ataupun interior berwarna lebih terang dapat memantulkan sinar matahari dari bangunan dan memberikan efek ruang yang lebih luas. Untuk interior dalam upaya meminimalkan silau dari sumber cahaya alami dan buatan dengan menggunakan curtain untuk mengurangi panas matahari yang masuk, dengan demikian memungkinan tiap lantai tidak menyerap sinar matahari secara langsung, sehingga dapat meminimalkan beban penggunaan daya AC. Penggunaan energi listrik dalam gedung perkantoran, diusahakan semaksimal mungkin dengan cara memanfaatkan potensi energi terbarukan seperti energi angin, cahaya matahari dan air untuk menghasilkan energi listrik domestik. A. Ciri - ciri Green desain 1. Conserving energy ( hemat energi ) :

55 62 Mengoperasikan bangunan secara ideal yaitu dengan menggunakan sumber energi yang langka dan membutuhkan waktu yang lama untuk menghasilkan kembali se-sedikit mungkin. Seperti : meminimkan penggunaan pencahayaan buatan dengan memaksimalkan pencahayaan alami dari sinar matahari dengan banyak bukaan pada bangunan. Dan mengurangi penggunaan penyejuk ruangan dengan memaksimalkan fungsi bukaan pada bangunan, dll. 2. Working with climate (memanfaatkan kondisi iklim dan alam lingkungan) : Melalui pendekatan green design, bangunan beradaptasi dengan lingkungan. Hal ini dilakukan dengan memanfaatkan kondisi alam, iklim, dan lingkungan sekitar ke dalam bentuk serta pengoperasian bangunan. Misalnya dengan cara : orientasi bangunan terhadap sinar matahari menggunakan jendela dan atap yang dapat dibuka-tutup untuk mendapatkan cahaya dan pengudaraan sesuai kebutuhan. 3. Respect for site (menanggapi tapak bangunan) : Perencanaan mengacu pada interaksi antara bangunan dan tapaknya. Hal ini dimaksudkan keberadaan bangunan baik dari

56 63 segi konstruksi, bentuk dan pengoperasiannya tidak merusak lingkungan sekitar, dengan cara : desain bangunan dengan menggunakan tapak yang lama atau yang sudah ada. menggunakan material yang tidak merusak lingkungan. luas bangunan < luas lahan, hal ini dimaksud agar terdapat ruang terbuka hijau pada bangunan. 4. Respect for user (menanggapi pengguna bangunan) : Pemakai dan green design mempunyai keterkaitan yang sangat erat. Kebutuhan akan arsitektur hijau harus memperhatikan kondisi pemakai yang didirikan di dalam perencanaan dan pengoperasiannya. 5. Limitting new resources (meminimalkan penggunaan sumber daya baru) : Suatu bangunan seharusnya dirancang dengan mengoptimalkan material yang sudah ada (lama) dan meminimalkan penggunaan meterial baru.

57 64 B. Material Green Desain 17 a. Tidak beracun, sebelum maupun sesudah digunakan b. Dalam proses pembuatannya tidak memproduksi zat-zat berbahaya bagi lingkungan c. Dapat menghubungkan kita dengan alam, dalam arti kita makin dekat dengan alam karena kesan alami dari material tersebut (misalnya bata mengingatkan kita pada tanah, kayu pada pepohonan) d. Bisa didapatkan dengan mudah dan dekat (tidak memerlukan ongkos atau proses memindahkan yang besar, karena menghemat energi BBM untuk memindahkan material tersebut ke lokasi pembangunan) e. Bahan material yang dapat terurai dengan mudah secara alami f. Penggunaan material/furnitur yang bersifat 3R (reuse, reduce, recycle. SERBUK KAYU BAMBU GYPSUM ROTAN KAYU Gambar Sustainable Design: Ecology, Architecture and Planning. Williams, Daniel E.; John Wiley & Sons, 2007.

58 65 C. Green Lighting Sejauh ini, sumber cahaya yang paling baik adalah matahari. Dalam perencanaan eco desain, kita dapat menghemat penggunaan energi lampu dengan dengan menyediakan banyak bukaan pada siang hari. Jika Anda ingin sedikit lebih banyak cahaya, buatlah skylight, atau, Anda sedang mendesain rumah atau melakukan renovasi, menempatkan banyak jendela di sisi menghadap ke selatan dari rumah (atau menghadap ke utara jika Anda tinggal di belahan bumi selatan). Untuk mengambil lebih banayak cahaya. Salah satu cara lagi untuk menghemat penggunaan energi adalah dengan menggunakan lampu yang hemat energi. Salah satu lampu hemat energi adalah lampu LED. LED adalah lampu yang sangat disukai orang-orang yang menjunjung tinggi gaya hidup ramah lingkungan Tinjauan Tentang baduy Tinjauan tentang baduy Gambar Tentang Baduy

59 66 A. Banten Merupakan sebuah provinsi di sebelah barat Pulau Jawa memiliki moto Iman Taqwa. Moto ini mengartikan bahwa seluruh masyarakat Banten adalah orang-orang yang memiliki agama atau kepercayaan yang kuat dan mendominasi hampir seluruh kehidupan mereka. Ibu kota Banten adalah Serang. Titik koordinat wilayah Banten adalah 5 7' 50" - 7 1' 11" LS dan 105 1' 11" '12" BT. Demografi Banten sendiri terdiri dari Suku bangsa Banten dengan presentase sebesar 47% dari jumlah penduduk, Sunda dengan presentase sebesar 23% dari jumlah penduduk, dengan presentase sebesar Jawa 12% dari jumlah penduduk, dengan presentase sebesar Betawi 9,62% dari jumlah penduduk, Tionghoa dengan presentase sebesar 1,1% dari jumlah penduduk, Batak dengan presentase sebesar 0,93% dari jumlah penduduk, Minangkabau dengan presentase sebesar 0,81%, dari jumlah penduduk Lain-lain dengan presentase sebesar 54% dari jumlah penduduk. Mereka berbahasa Sunda, Jawa Banten, Indonesia, dan Betawi. Dan kebanyakan mereka memeluk agama Islam, karena hampir 96,6% jumlah presentase pemeluk agama islam. Sedangkan yang beragama Kristen 1,2%, Katolik 1%, Buddha 0,7%, dan Hindu 0,4%. Iklim Banten sendiri adalah Iklim Tropis. Daerah Banten terbagi menjadi 8 daerah kabupaten/kota. Diantaranya adalah Kota Tangerang Selatan, Ciputat, Kota Cilegon, Kota Serang, Kota Tangerang, Kabupaten Pandeglang Pandeglang, Kabupaten Lebak, Kabupaten Serang, dan Kabupaten Tangerang.

60 67 Di Provinsi Banten terdapat suku asli, yaitu Suku Baduy. Suku Baduy Dalam merupakan suku asli Sunda Banten yang masih menjaga tradisi anti modernisasi, baik cara berpakaian maupun pola hidup lainnya. Perkampungan masyarakat Baduy umumnya terletak di daerah aliran Sungai Ciujung di Pegunungan Kendeng. Daerah ini dikenal sebagai wilayah tanah titipan dari nenek moyang, yang harus dipelihara dan dijaga baik-baik, tidak boleh dirusak. Masyarakat Baduy memiliki tanah adat kurang lebih sekitar hektar yang terletak di Pegunungan Keundeng. Mereka memiliki prinsip hidup cinta damai, tidak mau berkonflik dan taat pada tradisi lama serta hukum adat. Kadang kala suku Baduy juga menyebut dirinya sebagai orang Kanekes, karena berada di Desa Kanekes. Mereka berada di wilayah Kecamatan Leuwidamar. Perkampungan mereka berada di sekitar aliran sungai Ciujung dan Cikanekes di Pegunungan Keundeng. Atau sekitar 172 km sebelah barat ibukota Jakarta dan 65 km sebelah selatan ibu kota Serang. Masyarakat suku Baduy sendiri terbagi dalam tiga kelompok. Kelompok terbesar disebut dengan Baduy Luar atau Urang Panamping yang tinggal disebelah utara Kanekes. Mereka berjumlah sekitar 7 ribuan yang menempati 28 kampung dan 8 anak kampung. Mereka tinggal di desa Cikadu, Kaduketuk, Kadukolot, Gajeboh, Cisagu, yang mengelilingi wilayah baduy dalam. Masyarakat Baduy Luar berciri khas mengenakan pakaian dan ikat kepala berwarna hitam. Suku Baduy Luar biasanya

61 68 sudah banyak berbaur dengan masyarakat Sunda lainnya. selain itu mereka juga sudah mengenal kebudayaan luar, seperti bersekolah. Kelompok Baduy Dangka, mereka tinggal di luar wilayah Kanekes, dan pada saat ini tinggal 2 kampung yang tersisa, yaitu Padawaras (Cibengkung) dan Sirahdayeuh (Cihandam). Kedua kelompok ini memang memiliki ciri yang beda. Bila Baduy Dalam menyebut Baduy Luar dengan sebutan Urang Kaluaran, sebaliknya Badui Luar menyebut Badui Dalam dengan panggilan Urang Girang atau Urang Kejeroan. Ciri lainnya, pakaian yang biasa dikenakan Baduy Dalam lebih didominasi berwarna putih-putih. Sedangkan, Baduy Luar lebih banyak mengenakan pakaian hitam dengan ikat kepala bercorak batik warna biru. Adapun sebutan siku Baduy menurut cerita adalah asalnya dari kata Badui, yakni sebutan dari golongan/ kaum Islam yang maksudnya karena suku itu tidak mau mengikuti dan taat kepada ajaran agama Islam, sedangkan disaudi Arabia golongan yang seperti itu disebut Badui maksudnya golongan yang membangkang tidak mau tunduk dan sulit di atur sehingga dari sebutan Badui inilah menjadi sebutan Suku Baduy. B. Pakaian Dan Perhiasan Gambar pakaian dan perhiasan

62 69 Baduy Dalam, untuk laki-laki memakai baju lengan panjang yang disebut jamang sangsang, karena cara memakainya hanya disangsangkan atau dilekatkan di badan. Desain baju sangsang hanya dilobangi/dicoak pada bagian leher sampai bagian dada saja. Potongannya tidak memakai kerah, tidak pakai kancing dan tidak memakai kantong baju. Warna busana mereka umunnya adalah serba putih. Pembuatannya hanya menggunakan tangan dan tidak boleh dijahit dengan mesin. Bahan dasarnya pun harus terbuat dari benang kapas asli yang ditenun. Bagian bawahnya memakai kain serupa sarung warna biru kehitaman, yang hanya dililitkan pada bagian pinggang. Agar kuat dan tidak melorot, sarung tadi diikat dengan selembar kain. Mereka tidak memakai celana, karena pakaian tersebut dianggap barang tabu. Selain baju dan kain sarung yang dililitkan tadi, kelengkapan busana pada bagian kepala menggunakan ikat kepala berwarna putih pula. Ikat kepala ini berfungsi sebagai penutup rambut mereka yang panjang. Kemudian dipadukan dengan selendang atau hasduk yang melingkar di lehernya. Pakaian Baduy Dalam yang bercorak serba putih polos itu dapat mengandung makna bahwa kehidupan mereka masih suci dan belum terpengaruh budaya luar. Ragam hias yang bersumber dari Atefak Terwengkal pada abad 17, telah menjadikan pusat perhatian dari para peneliti Terwengkal khas Banten bertitik tolak dari bentuk Geometri, esensi seni baru yang berarti Mukarnas yaitu mempunyai arti kerukunan.

63 70 Ragam hias yang melekat pada arsitektur merupakan khasanah potensi sumber arkeologi Banten warisan intelektual masa Ialu Banten. Berangkat dari kearifan lokal yang terbenam dalam-dalam ditengah puing-puing reruntuhan pusat kejayaan pemerintah islam kesutanan Banten, berbagai benda-benda kuna terukir dengan ragam hias yang unik menjadikan karya cipta membangkitkan anakcucu kita ditanah Banten, ragam hias benda kuna itulah yang menjadikan inspirasi pada sebuah artefak terwengkal untuk mendisaind pola dasar batik sehingga menjadikan motifdasar batik. C. Sejarah Singkat Batik Banten Gambar 2.39.artefak Batik Banten Sisa dari pusat kerajaan pemerintah Islam Kesultanan Banten telah mewarisi berbagai benda-benda kuno yang mempunyai ragam khas dan unik. Lewat warisan itu, masyarakat dapat mengukir karya-karya unggulan sebagai bekal cipta anak cucu di tanah Banten. Berbagai kajian pemanfaatan ragam hias khas Banten telah ditransformasikan dan didesain ke dalam media kain katun dan sutra yang disebut batik Banten. Batik Banten ini motifnya memiliki cerita, memuat keagungan makna, dan mengalahkan kelembutan sutra. Batik ini kaya akan filosofi yang mengandung arti dalam setiap motif yang diambil dari toponim. Inilah tatanan aset yang menjadi ciri khas batik

64 71 Banten tersebut. Batik banten itu telah masuk di kancah internasional, bukan karena bentuk dan tatanananya saja, melainkan juga karena ciri khas yang dimiliki. Sejak dipatenkan tahun 2003, batik Banten telah mengalami proses panjang hingga akhirnya diakui di seluruh dunia. Batik Banten dipatenkan setelah ada kajian di Malaysia dan Singapore yang diikuti 62 negara di dunia. Batik Banten mendapatkan predikat terbaik se-dunia. Setelah ada himbauan pada 5 juni hari batik sedunia, Banten menjadi batik pertama yang punya hak paten di UNESCO. Bahkan kini Batik Banten telah berkembang ke berbagai mancanegara. Batik Banten memiliki identitas tell story (motifnya bercerita) memilki khas tersendiri ketimbang batik lain. Beberapa motifnya diadopsi dari benda-benda sejarah (artefak). Di setiap motif terdapat warna abu-abu yang konon menjadi cermin Banten. Semua batiknya mengandung muatan filosofi. Batik Banten memilki ciri yang khas dan unik karena di samping setiap motifnya bercerita sejarah, juga berasal dari benda-benda peninggalan seperti gerabah dan nama-nama penembahan kerajaan Banten seperti Aryamandalika, Sakingking, dan lain-lain. D. Jenis-Jenis Motif Batik Banten 1. Motif Sabakingking

65 72 Gambar2.40. motif sabaningking Motif dasar berupa segi empat dengan tumpulan dan sisi-sisinya yang berbulu, diberi variasi 3 warna, motif dasar berwarna coklat, variasi warna motif pada daun bersegi empat berwarna biru dengan dasar kain berwarna krem dan booh (motif batik yang berjajar dan berukuran lebih kecil dari motif utama di sisi-sisi bawah, atas, samping kiri dan kanan kain batik (lihat keterangan gambar di lampiran) tumpal bergerigi warna coklat tua. Nama Sabakingkingdiambil dari nama gelar Panembahan Sultan Maulana Hasanudin, raja pertama kerajaan Banten ( ). 2. Motif Pasepen Gambar 2.43.Pasepen Motif dasar persegi empat berbentuk bunga dan lingkaran polos berjajar empat buah. Motif dasar booh berupatumpal. Variasi warna pada motif dasar berwarna kuning muda, pada dasar kain berwarna abu-abu, dan booh berwarna biru. Nama Pasepen diambil dari nama sebuah ruang di keraton tempat Sultan bersemedi.

66 73 3. Motif Pejantren Gambar 2.44.Motif Pejantren Motif dasar berupa bunga cengkeh dalam lingkaran denagn variasi motif bunga-bunga setengah lingkaran darimotif dasar. Variasi warnanya yaitu warna dasar kain biru, merah dan pada booh berwarna merah tua. NamaPejantren diambil dari nama pemukiman masyarkat Banten yang berprofesi sebagai penenun. 4. Motif Pasulaman Gambar Motif Pasulaman Motif dasar berupa belah ketupat lingkaran yang berada dalam lingkaran segi empat. Variasi motif berbentuklingkaran segi empat, variasi garis berombak dan ilumunisasi bersulur-sulur daun pada pigura segi empat dan motif dasar booh berupa ranting. Motif dasar berwarna merah, pada pigura berwarna abu-abu dan pada booh berwarnahijau. Nama Pasulaman diambil dari nama pemukiman masyarakat Banten yang berprofesi sebagai penyulam. 5. Motif Kapurban

67 74 Gambar Motif Kapurban Motif dasar berbentuk ketupat dengan hiasan berupa bunga, variasi motif berupa pigura berbentuk spiral dan booh segitiga berbentuk bunga. Warna pada pinggir motif dasar pigura hitam dan jingga, pada booh berwarna hitam.nama Kapurban diambil dari nama gelar pangeran Banten, yaitu Pangeran Purba. 6. Motif Kawangsan Gambar 2.47.Motif Kawangsan Motif dasar berupa bunga bergerigi, variasi motif berbentuk daun dan buah dengan motif dasar berupa belahketupat dan lingkaran polos. Warna yang digunakan pada motif ini antara lain warna biru pada motif dasar, warnacoklat pada motif daun dan coklat muda pada booh. Nama Kawangsan diambil dari nama gelar pangeran Banten, yaitu Pangeran Wangsa.

68 75 7. Motif Datu Laya Gambar 2.48.Motif datu laya Motif dasar belah ketupat berbentuk bunga dan lingkaran dalam pigura sulur-sulur daun. Pada booh motif dasarnya berupa topeng manusia yang sudah disetelir. Warna biru digunakan pada motif dasarnya, pada pigura sulur-sulur daun berwarna abu-abu, dasar kain berwarna kuning dan pada booh berwarna biru. Nama Datu Laya diambildari nama tempat tinggal pangeran yang berasal dari kata Datu = pangeran dan Laya = tempat tinggal. E. Ragam Hias (Motif) Dalam ragam hias tenun Baduy, unsur-unsur alam bentuk-bentuk garis geometris seperti garis berbentuk kait, spiral atau disebut juga pilin, garis lurus, segi tiga, segi empat, bulatan, dan masih banyak lagi. Wanita suku Baduy dalam pembuatan kain tenun, biasanya berfokus pada dua jenis kain tenun, antara lain: 1. Sarung/samping, sarung atau samping Baduy sangat sederhana, terutama pada tenunan kain samping aros dan sarung poleng hideung yang berwarna biru tua atau hitam yang dihiasi motif kotak-kotak tipis

69 76 berwarna hitam atau hanya bermotif polos, samping pada umumnya berwarna dasar hitam dipadu dengan garis-garis kecil warna biru terang. Samping dapat dijahit dibuat menjadi sarung atau kulot (semacam rok pada wanita). 2. Tenunan bodasan/boeh tenunan polos putih yang biasanya digunakan sebagai bahan untuk membuat baju, ikat kepala, atau selendang. Ikat kepala selalu dikenakan kaum laki-laki, baik anak-anak maupun dewasa. Gambar Kain Sarung/ Samping (aros) Baduy Gambar 2.49.Kain Bodasan/Boeh F. Motif Batik Banten 1. Kaibonan Motif Kaibon. Kaibonan adalah nama sebuah bangunan pagar yang mengelilingi Keraton Istana Banten 2. Kawangsan Gambar 2.51.Kaibonan Motif Kawangsan. Kawangsan adalah nama gelar yang diberikan kepada Pangeran Wangsa dalam penyebaran Agama lslam

70 77 Gambar Kawangsan 3. Memoloan Motif Memoloan. Memoloan adalah nama sebuah kontruksi bangunan atap menara mesjid dan pendopo Kesultanan Banten. 4. Pamaranggen Gambar 2.56.Memoloan Motif Pamaranggen. Pamaranggen adalah nama tempat dimana para Pengrajin Keris dan asesoris keris dilingkungan Kesultanan Banten. Gambar Pamaranggen 5. Pancaniti Motif Pancaniti. Pancaniti adalah nama tempat / bangsal dimana Sultan Maulana Hasanuddin menyaksikan para prajuritnya berlatih dilapangan.

71 78 Gambar Pancaniti G. Karakter & Ekspresi Banten Paduan warna Batik Banten dipengaruhi oleh air dan tanah; yang dalam proses pencelupannya mereduksi warna-warna terang menjadi warna pastel akibat kandungan yang ada di dalamnya. Warna-warna tersebut, konon, cocok betul menggambarkan karakter orang Banten yang memiliki semangat dan cita-cita tinggi, ekspresif, tapi tetap rendah hati. Masing-masing motif batik kemudian diberi nama-nama khusus, yang diambil dari nama tempat, ruangan, maupun bangunan dari situs Banten Lama, serta nama gelar di masa Kesultanan Banten. Dan, sampai sekarang, sudah lebih dari 50 ragam hias yang dituangkan dalam bentuk kain batik, bahkan 12 diantaranya telah dipatenkan sejak tahun Motif yang mengambil nama tempat, diantaranya, Pamaranggen (tempat tinggal pembuat keris), Pancaniti (bangsal tempat Raja menyaksikan prajurit berlatih), Pasepen (tempat Raja bermeditasi), Pajantren (tempat tinggal para penenun), Pasulaman (tempat tinggal pengrajin sulaman), Datulaya (tempat tinggal pangeran), Srimanganti (tempat Raja bertatap muka dengan rakyat), dan Surosowan (Ibukota Kesultanan Banten).

72 79 Sementara motif dari nama gelar, antara lain, Sabakingking (gelar dari Sultan Maulana Hasanudin), Kawangsan (berhubungan dengan Pangeran Wangsa), Kapurban (berhubungan dengan gelar Pangeran Purba), serta Mandalikan (berhubungan dengan Pangeran Mandalika). Namun, yang menjadi ciri khas utama Batik Banten adalah motif Datulaya, yang namanya diambil dari tempat tinggal pangeran. Datu itu artinya pangeran, laya tempat tinggal,". Motif Datulaya memiliki dasar belah ketupat berbentuk bunga dan lingkaran dalam figura sulur-sulur daun. Warna yang digunakan adalah motif dasar biru, dengan variasi motif pada figura sulur-sulur daun abu-abu Warna A. Pengertian dan jenis warna 18 Menurut Albert H. Munsell Warna merupakan elemen penting dalam semua lingkup disiplin seni rupa, bahkan secara umum warna merupakan bagian penting dari segala aspek kehidupan manusia. Sumber ( 2009/02/teoriwarna.html) Menurut dalam seni rupa, warna bisa berarti pantulan tertentu dari cahaya yang dipengaruhi oleh pigmen yang terdapat di permukaan benda. Sumber ( Sejarah Definisi Dan Proses Terjadi Warna ). 18 Jane Struthers ; Terapi warna; Yogyakarta ; Kanisius 2012

73 80 Menurut Henry Dreyfuss warna menurut ilmu Bahan, Adalah sembarang zat tertentu yang memberikan warna. warna memegang peran sebagai sarana untuk lebih mempertegas dan memperkuat kesan atau tujuan dan mempunyai fungsi untuk memperkuat aspek identitas. Sumber ( ) Warna dapat mendatangkan berbagai manfaat dalam tataran spiritual, emosional, mental dan fisik. Warna dibagi menjadi dua kelompok secara psikologis, yakni kelompok warna positif(yang meningkatkan kegembiaraan) terdiri atas merah,jingga,kuning dan kelompok warna negatif (yang menyebabkan emosi tidak stabil) terdiri atas warna hijau, biru dan ungu. B. Pengelompokan Warna terbagi atas warna primer, sekunder dan warna komplementer. Warna primer adalah warna yang tak dapat dibuat melalui pencampuran warna-warna lain. Untuk zat warna, warna primer adalah warna merah, Biru dan kuning. Pencampuran keseluruhan warna dengan porsi yang sama, akan menghasilkan warna putih Gambar Kombinasi dalam warna primer Sumber : Olds,1999 Child Care Design Guide

74 81 Warna sekunder dibuat dengan mencampur dua warna primer dalam porsi yang sama. Warna merah dan kuning akan membentuk warna jingga. Warna kuning dan biru akan menghasilkan warna hijau, serta warna biru dan merah akan menghasilkan warna ungu. Gambar Kombinasi dalam warna sekunder Sumber : Olds,1999 Child Care Design Guide Warna tersier adalah campuran salah satu warna primer dengan salah satu warna sekunder, misalnya jingga kekuningan diperoleh dari pencampuran warna kuning dan jingga. Gambar Kombinasi dalam warna tertier Sumber : Olds,1999 Child Care Design Guide Warna komplementer merupakan warna yang terletak berseberangan pada roda warna. Warna komplementer merupakan warna penyeimbang atau biasa disebut sebagai warna netral. Warna netral adalah hasil campuran dari tiga warna dasar (sebagaimana tersebut diatas) dalam proporsi seimbang. Warna netral sering muncul sebagai penyeimbang warna-warna kontras dialam. Biasanya hasil

75 82 campuran yang tepat akan menghasilkan warna hitam. Warna bukan hanya berpengaruh terhadap psikologis namun juga berpengaruh terhadap kesembuhan manusia. Warna dapat dipergunakan sebagai terapi. Warna memiliki dampak yang begitu besar terhadap manusia,pada masa kini hal tersebut telah disadari oleh banyak orang, sehingga perlu penerapan warna yang tepat pada lingkungan manusia untuk menumbuhkan aura-aura positif dalam kehidupan dan keseharian manusia. Gambar Roda warna berdasarkan sistem 8 warna.sumber : Jane Struthers ; Terapi Warna; C. Pengaruh Warna Terhadap Ruang Warna yang dipakai dalam kehidupan manusia sehari-hari mampu memperngaruhi manusia dari unsur-unsur warna itu sendiri. Sebagai contoh untuk meningkatkan nafu makan, maka rumah makan atau restoran akan lebih baik jika menggunakan warna hijau atau orange yang mampu meningkatkan nafsu makan manusia atau pelanggan yang datang ke rumah makan tersebut. Namun warna bukan hanya bisa diterapkan pada cat dinding bangunan, pengaruh warna dapat juga dibuat melalui benda-benda

76 83 dalam ruang atau alat makan yang dipergunakan oleh pengunjung atau manusia yang ingin dijadikan fokus. 19 Berikut adalah tabel yang menunjukkan hubungan warna dan efek psikologis yang ditimbulkan : Warna Merah Efek yang ditimbulkan Energik,panas,agresif,membangkitkan warna optimis, dan penuh dengan inisiatif Orange Ceria, meluap,percaya diri, cocok digunakan pada ruang makan atau ruang untuk interaksi sosial Kuning Menimbulkan keceriaan, penuh inspirasi, baik untuk konsentrasi, cocok digunakan pada plafond dan dinding Hijau Tenang, warna yang natural dan penuh dengan keseimbangan, sesuai untuk digunakan pada ruang istirahat Biru Membangkitkan semangat, menimbulkan rasa damai,l sesuai digunakan pada lantai, dinding atau plafond Ungu Putih Lembut, anggun, tenang Memberikan kesan bersih, sesuai dipadukan dengan warna apa saja Hitam Warna yang kuat, penuh misteri, introvert, sebaiknya ruang untuk anak tidak banyak menggunakan warna hitam. 19 Jane Struthers ; Terapi Warna; yogyakarta ; kanisius 2012 hal 24

77 84 Coklat Menimbulkan kesan seimbang, cocok untuk lantai, dinding dan furniture dari kayu atau menyerupai kayu Abu-abu Emas Perak Secara umum bukan warna yang bagus untuk anak Hangat Dingin, penuh rasa damai Tabel 2.2 Pengaruh Warna Terhadap Ruang Sumber : Skripsi Rohana Veramytha;Perpustakaan Anak Sebagai Sarana Tumbuh Kembang Anak di Yogyakarta hal 101; olds,2001,child Care Design Guide

78 Analisa Study Banding Studi banding dilakukan untuk mengkaji dan mempelajari club sport yang sudah ada, sehingga menambah bobot dalam penyusunan skripsi ini. Sport Center Alam Sutra Gambar logo 1. Tentang Perusahaan A. Sejarah Perusahaan PT Alam Sutera Realty Tbk ( Perusahaan ) didirikan pada tanggal 3 Nopember 1993 dengan nama PT Adhihutama Manunggal oleh Harjanto Tirtohadiguno beserta keluarga yang memfokuskan kegiatan usahanya di bidang properti. Perusahaan mengganti nama menjadi PT Alam Sutera Realty Tbk dengan akta tertanggal 19 September 2007 No. 71 dibuat oleh Misahardi Wilamarta, S.H., notaris di Jakarta. Pada 18 Desember 2007, Perusahaan menjadi perusahaan publik dengan melakukan penawaran umum di Bursa Efek Indonesia. Setelah lebih dari 19 tahun sejak didirikan, Perusahaan telah menjadi pengembang properti terintegrasi yang memfokuskan kegiatan usahanya dalam pembangunan dan pengelolaan perumahan,

79 86 kawasan komersial, kawasan industri, dan juga pengelolaan pusat perbelanjaan, pusat rekreasi dan perhotelan (pengembangan kawasan terpadu). Pada tahun 1994, Perusahaan mulai mengembangkan proyek pertama di sebuah kawasan terpadu bernama Alam Sutera yang terletak di Serpong, Tangerang. Pengembangan tahap pertama dari Alam Sutera sudah selesai dilakukan, dan saat ini Perusahaan memfokuskan untuk pengembangan tahap kedua yang lebih menitik beratkan kepada pembangunan area komersial. Seiring dengan pengembangan Alam Sutera tahap kedua, pada tahun 2012 Perusahaan juga memasarkan beberapa cluster baru di proyek Suvarna Padi Golf Estate, Pasar Kemis, Tangerang dan melakukan akuisisi atas beberapa aset di lokasi strategis di Bali dan gedung perkantoran di Jakarta. B. Visi Dan Misi Visi Menjadi pengembang properti terbaik yang mengutamakan inovasi untuk meningkatkan kualitas kehidupan manusia. Misi 1. Bagi pelanggan, kami memberikan pelayanan prima dan produk inovatif yang berkualitas dalam membangun komunitas yang nyaman, aman dan sehat.

80 87 2. Bagi karyawan, kami memberi kesempatan berkembang dan menciptakan lingkungan kerja yang profesional berbasis nilai budaya perusahaan dimana setiap karyawan dapat merealisasikan potensinya dan meningkatkan produktivitas perusahaan. 3. Bagi pemegang saham, kami membangun tata kelola yang pruden yang menjaga kesinambungan pertumbuhan perusahaan. 4. Bagi mitra usaha, kami menjalin hubungan kerja sama yang saling menguntungkan dan berkelanjutan. 5. Kami memaksimalkan potensi setiap properti yang dikembangkan melalui pengembangan terintegrasi untuk member nilai kembali yang tinggi bagi pemangku kepentingan. Jam operasional 6AM 10PM Alamat Gambar lokasi sport center alam sutra Sumber google map. Jl. Alam sutra bulevard bundaran C. Komplek perumahan alam sutra. Kec. Tangerang.banten.

81 88 2. Stuktur Organisasi Struktur organisasi pada sport center ini mengacu pada sistem yang direkomendasikan oleh pihak pemerintah kota sebagai pengawas daerah, karena objek ini adalah hasil kerjasama antara pihak pemerintah dengan swasta. Struktur organisasi merupakan unsur yang sangat penting dari setiap perusahaan, karena dengan penataan struktur organisasi yang tepat akan menghasilkan efisiensi dan efektifitas tenaga kerja, waktu, serta biaya, selain itu juga memperjelas tugas wewenang serta sistem dari mekanika kerja dalam perusahaan tersebut. Dengan demikian dapat dilihat melalui bagan alur manajemen pengelolaan berikut ini. Direktur Personalia Marketing Oprasional Maintenan Accounting & finance Security Outdoor sport Swimming pool. Fitness center cafetaria Parkir Locker attendant Guard Locker attendant Juru masak teknisi Cleaning service teknisi Karyawan Cleaning House service keeping Cleaning service Cleaning service

82 89 Adapun tata kerja dari tiap-tiap bagian sebagai berikut: a. Direktur Menetapkan tujuan dan kebijaksanaan perusahaan. Bertanggung jawab atas kemajuan perusahaan. Mengadakan penilaian dan pertimbangan atas hasil kerja bawahan. b. Sekretaris Membantu direktur dalam melaksanakan tugasnya. Bertanggung jawab atas segala administrasi, seperti penerimaan anggota baru, pembukuan, pengeluaran kartu anggota, dan lain- lain. c. Personalia/Umum Menangani masalah-masalah yang berhubungan dengan tenaga kerja, misalnya perekrutan dan pelatihan karyawan. Menangani masalah-masalah umum lainnya seperti absensi d. Marketing karyawan, gaji, uang makan, dan kegiatan umum lainnya. Melaksanakan aktivitas-aktivitas penjualan dan promosi serta bertanggung jawab terhadap hal tersebut. Menangani bidang costumer service. Mengumpulkan informasi tentang hal-hal yang berkaitan dengan konsumen. e. Operasional

83 90 Bertanggung jawab atas kelangsungan pelaksanaan kegiatan- kegiatan di dalam perusahaan baik kolam renang, sport hall, fitness centre, parkir, kebersihan, keamanan, dan lain-lain. f. Maintenance Melakukan perawatan dan perbaikan peralatan yang rusak untuk menunjang kegiatan operasional. Mengadakan pembelian peralatan. g. Accounting dan finance Mengatur keuangan perusahaan. Mengatur pelaksanaan kerja mulai dari pengawas keuangan sampai dengan pembukuan. Bertanggung jawab atas administrasi keuangan perusahaan. h. Fitness center (instruktur) Melatih aerobik. Memperagakan cara memakai alat-alat fitness. Membimbing program latihan bagi para anggota. i. Kolam renang (life guard) Bertugas mengawasi keselamatan para pemakai kolam dan bertanggung jawab atas kebersihan kolam. j. Parkir Mengatur dan menjaga keamanan kendaraan anggota yang diparkir. k. Cleaning

84 91 Menjaga kebersihan seluruh areal sport club, mulai dari tempat berlatih, ruang ganti pakaian, kamar mandi, loker, juga daerah sekitar gedung seperti tempat parkir,taman, dan sebagainya. l. Housekeeping Mempersiapkan segala keperluan operasional dari sport centre, baik yang berhubungan dengan kegiatan olahraga (penyediaan, handuk, kaos, celana, kaos kaki, alat bantu aerobik, sabun, dsb), maupun kegiatan perkantoran. m. Satpam/security Menjaga keamanan dan ketertiban dilingkungan sport centre. o. Engineering/teknisi Merawat dan bertanggung jawab terhadap operasional mesin- mesin, seperti: AC, diesel, filter kolam renang, listrik, dan sebagainya. p. Locker attendant Melayani pinjaman kunci loker, handuk, kaos, sepatu, dan kaos kaki.

85 92 3. Organisasi Ruang Datang Datang Main entrance Entrance Parkir Pulang Toilet Lobby Samping Pulang Lobby Front office Loker Kantor Ruang karyawan Ruang bilas Retailretail Dapur Loker Kantin Laundry Sauna Function Room Pos jaga Arena Food court olahraga Gambar 2.67.Skema Organisasi ruang

86 93 4. Analisa Kegiatan Pemakai A. Analisa kegiatan member sport club Datang Parkir Pulang Lobby Ruang Front Loker Food Ruang Olahraga Gambar 2.68.skema kegiatan member sport club

87 94 B. Anaisa kegiatan non member sport club Datang Parkir Pulang Lobby Ruang Front Ruang Loker Olahraga Food Gambar Skema Kegiatan Non Member Sport Club C. Analisa Kegiatan Pengunjung Sport Club Datang Parkir Pulang Food court Kasir Km/wc Gambar skema kegiatan pengunjung club

88 95 D. Pengelola Area olahraga Km/ wc Kantor Datang Parkir Pintu samping Loker Dapur Gudang Pulang Pos keamanan Analisa pengguna Pengguna didalam sport club ini mempunyai aktivitas yang dapet diklasifikasikan menjadi 3 kelompok, yaitu: 1. Pengelola sport club Merupakan pihak yang bertanggung jawab terhadap segala hal yang menyangkut masalah pelayanan terhadap pemakaian dan pengunjung dari sport club. Terdiri dari pimpinan dan staff yang dimanan posisinya mengendalikan segala kegiatan yang berlangsung didalamsport club tersebut. 2. Anggota sport club member Merupakan sekelompok orang yang terdaftar dalam sport club dan menggunakan sarana dan fasilitas yang ada pada bangunan sport club tersebut. 3. Pengunjung cub Merupakan orang yang datang menggunakan sarana fasilitas sport club, tetapi termasuk dalam anggota (non member). Atau

89 96 orang yang berkunjung dan hanya melihat segala sarana dan fasilitas yang ada. Setelah dilakukan pengelompokan pengunjung dari sport club ini maka selanjutnya akan diuraikan tentang aktivitas dari pengunjung sehinngga akan didapet jenis ruang. 5. Hubungan Antar Ruang tenis outdoor tenis indoor Swimingpool Fitness Lantai dasar Food court Kolam renang Ruang bilas Taman bermain Tangga Lt.2 Tangga Lt.1 Fitnes Aerobic k Retail Bilyard area Lobby lt. Ruang peneglola Multifungtions room Receptionis Parkir pengunjung Drop off Parkir pengelola Hubungan langsung Masuk Hubungan tidak langsung Gambar skema Hubungan Antar Ruang

90 97 6. Desain Dan Fasilitas A. Desain bangunan Gambar 2.72.FasadSport Club Alam Sutera Sport Center merupakan sebuah kompleks olah raga dimana di dalamnya terdapat berbagai fasilitas olah raga yang lengkap dengan semua fasilitas yang memadai. Dengan lokasi yang luas, bersih dan penataan tata ruang yang cantik dan asri tentu membuat orang betah berlama-lama untuk bermain dan berolah raga bersama keluarga. Berlokasi diperumahan alam sutra dibangun oleh PT Alam Sutera Realty Tbk. Dengan katagori sport center dan rekreasi keluarga diperuntukan untuk golongan menengah keatas untuk memenuhi kebutuhan penghuni komplek tersebut dan masyarakat diluar komplek B. Fasilitas Changin room Gambar2.73.Ruang Ganti sumber : Dokumentsai pribadi

91 98 Pada ruang ini menggunakan penghawaan berupa kipas angin serta terdapat beberapa pentilasi sehingga udara dari luar bisa masuk. Terdapat tempat penjaga pada pintu masuk memudahkan pengunjung untuk memnuhi kebutuhannya. Dinding menggunakan material keramik dan cat berwarna putih. Receptionist dan Lobby Gambar2.74.Receptionist dan lobby sumber : Dokumentsai pribadi Pada receptionis dan lobby memiliki konsep desain arsitektur modern dan landscape yang bertujuan untuk menyatukan ruang-ruang indoor dan outdoor bangunan. Plavon dibuat agak tinggi memberikan kesan luas pada area trsebut. Menggunakan penghawaan alami karna memiliki konsep ruang terbuka, dinding difinishing cat berwarna cream dengan list putih, serta terdapat beberapa kolam yang juga difiishing cat berwarna coklat. Lantai menggunakan marmer. Biliyard Gambar 2.75.Billiyard sumber : dokumentsai pribadi

92 99 Area lobby dan biliyard menyatu, menggunakan pencahayaan alami dan terkesan natural dengan mengungsung ruang terbuka, celling dibuat agak tinggi memberikan kesan luas serta terdapat beberapa kolom yang difinishing cat berwrna cokat, dan lantai menggunakan marmer. Cafe Gambar2.76.Caffee sumber : Dokumentsai pribadi Menggunakan pencahayaan alami pada siang hari serta terdapat lampu gantung yang difungsikan pada saat malam hari sebagai penerang, lantai menggunakan batuan alam. Tenis court Gambar 2.77.Tenis Court sumber : Dokumentsai pribadi Jumlah lapangan tenis ada 3 buah. 1lapanggan tenis indor dan yang 2 outdor selain difungsikan sebagai fasilitas dalam club tersebut pada hari-hari biasa, akan tetapi saat dilakukan pertandingan atau tournament lapangan disewakan

93 100 untuk kepentingan lomba. Pemilihan bahan lantai yang berbahan cor-coran semen tidak memenuhi standar lapangan tenis yang seharusnya menggunakan bahan yang lebih halus, tetapi tidak licin. Menggunakan pencahayaan alami, pada depan lapangan terdapat saung sebagai tempat istirahat sekaligus sebagai tepat bercengkrama sesama pengunjung.pada area ini jug banyak ditumbuhi pepohonan sehingga membuat tempat tersebut sangat asri. Chidren playground Gambar childern playground sumber : Dokumentsai pribadi Taman bermain anak ditumbuhi pohon-pohon besar sehingga memberi nuansa asri dan nyaman. Selain bisa bermain ditaman anak-anak juga bisa langsung berenang karena letak taman bermain yang berdekatan dengan area kolam renang.

94 101 Swimming pool Gambar 2.79.Swimming pool sumber : Dokumentsai pribadi Kolam renang untuk dewasa dan anak-anak lokasinya berdekatan untuk keamanan dan kenyamanan bagi para orang tua bisa mengawasi anaknya berenang. Serta banyaknya ditumbuhi pepohonan sehingga membuat kolam renang terasa asri. Fitness center Gambar 2.80.Finess Center sumber : Dokumentsai pribadi Terdapat 2 ruang fitnes pada sport club ini fitnes 1terdapat dilantai 1 ditujukan untuk pria dan ke2 berada di lantai 2 diperuntukan untuk perempuan. Permainan bahan pada bagian interior bangunan memaksimalkan pandangan yang jelas ke fasilitas-fasilitas yang tersedia pada ruang fitnes ini.

95 102 Penggunaan bahan kaca yang transparansi membuat aktivitas di setiap ruangan dapat terlihat satu sama lain, hal ini juga membuat cahaya alami yang berasal dari arah luar bangunan tersebar merata di ruang-ruang bangunan melalui jendela dan celah bukaan-bukaan. Misalnya pada bagian ruangan fitness Center pada lantai 1. Pada ruang fitnes center ini tidak memiliki banyak elemen estetis. Tetapi banyak menggunakan matrial cermin agar ruangan tersebut terlihat luas. Lantainya sendiri menggunakan matrial karpet. Penghawan menggunakan AC. Sauna Gambar Spa Dan Sauna sumber : Dokumentsai pribadi Pada ruang sauna sport club ini terlihat kurang terawat, memiliki sirkulasi yang pencahayaan yang minim, pada ruangan ini memiliki ceiling yang didown, matrial dinding menggunakan keramik, lantai menggunakan batuan andesit berwana cream.

96 103 Aerobic Pada bagian lantai dua terdapat ruang gym khusus wanita, dari ruang gym terdapat ruang aerobic yang cukup luas, sirkulasi untuk menuju ke ruang aerobic cukup membingungkan karena jalur masuk ke ruangan tertutup oleh pintu sebagai akses untuk masuk ke ruangan tangga. Lantai menggunakan matrial parket, serta menggunakan pencahayaan alami yang masuk dari jendela pada siang hari serta penggunaan lampu pada malam hari. Sistem penhawaan menggunakan ac. Gambar 2.82.Aerobic sumber : Dokumentsai pribadi Shop Gambar 2.83.Shop sumber : Dokumentsai pribadi Pada bagian samping ruang gym terdapat retail shop yang menyediakan alat-alat olahraga yang cukup lengkap.

97 104 Ruang ini memiliki pencahayaan alami pada siang hari serta terdapat pencahayaan buatan pada malam hari. Menggunakan penghawaan buatan berupa AC. Materia lantai 40x40 berwarna cream. 3. Puri Bugar Sport Club Sport club ini adalah merupakan fasilitas penunjang untuk kawasan perumahan puri indah, Jakarta Barat. Gambar 2.84.Fasad Puri Bugar Sport Club. sumber : Dokumentsai pribadi Sasaran dari keberadaan sport club ini terutama penghuni perumahan, namun tidak menutup kemungkinan untuk umum, diluar perumahan yang berhak menjadi anggota adalah keluarga dengan anaknya atau member perorangan. Lokasi berada dipinggir jalan tol jakarta barat sehingga bangunan ini dapat dengan mudah dikenal karna bentuk bangunan dan fungsi sangat berbeda dengan bangunan sekitarnya. Fasilitas yang ada pada sport club ini adalah: kolam renang utama kolam renang interaktif / arus

98 105 kolam renang anak fitness sauna dan whirlpool aerobik fasilitas tambahan: bulu tangkis tenis meja ruang ceria dapat digunakan untuk acara rapat, seminar pesta ulang tahun, perkawinan dll. Ruko Restaurant Aikido club Fitness Bulu Tangkis Tenis Meja Kolam Renang Kolam Renang Aikido Club

99 106 Bangunan ini mempunyai empat lantai, lantai atas digunakan untuk fasilitas olahraga tenis yang membutuhkan lahan yang luas karna bebas kolom dan tidak menghalangi ruang gerak pemain untuk beraktivitas, sedangkan untuk aktivitas olahraga lainnya berada dilantai 2 dan 3. Fasilitas penunjang berupa cafe berada dilantai pertama, dekat dengan pintu masuk. a. Ekspresi struktur Struktur atap dari puri bugar sport club ini menggunakan struktur rangka bidang yang menutupi tenis court, yang dibawahnya struktur rangka bidang dibuat melengkung untuk menompang material atap, diatasnya juga memperlebar bentangan dan menambah keindahan fasade bangunan, sedangkan untuk menompang plat lantai tenis court ini ditopang oleh balok, berupa rangka bidang bahan baterial baja. b. Site Pada site puri bugar ini menggunakan bentuk persegi, mengikuti tampak yang ada dan memudahkan pengaturan lapangan olahraga yang menjadi fasilitas olahraga yang didominasi fasilitas ini adalah kolam renang, dengan bentuk persegi yang utuh dan fasilitas lain mengelilingi kolam renang tersebut. c. Tampak Sport club ini bergaya mediterania, dan terlihat megah dengan bukaan jendela dengan fungsi olahraga yang membutuhkan pencahayaan dan penghawaan alami. Pada sisi bangunan tidak memakai teritisan,

100 107 kecuali pada bangunan utilitas. Ketinggian bangunan ruko lebih rendah dari pada sport club. 4. Familia Club House Gambar. Logo 1. Tentang Perusahaan - Sejarah Perusahaan Berdiri pada tahun 1979, PT Jaya Real Property Tbk merupakan salah satu pengembang terkemuka di Indonesia di bidang perumahan dan komersial, dengan portofolio di Jakarta Pusat, Barat dan Selatan. Dengan bisnis utama pengembangan suatu kawasan pemukiman yang terpadu dan berkesinambungan dengan beragam produk untuk memenuhi kebutuhan pelanggan di berbagai segmen harga yang berawal dari kesediaan lahan, desain, konstruksi dan penjualan, Perusahaan berkomitmen untuk terus meningkatkan nilai tambah bagi pemangku kepentingan. Proyek unggulan, Bintaro Jaya, adalah sebuah kawasan mandiri seluas hektar yang menawarkan beragam produk perumahan dan komersial yang didukung oleh fasilitas pendidikan, rekreasi, pelayanan kesehatan serta jaringan

101 108 transportasi yang terintegrasi dan terhubung dengan seluruh bagian Jabodetabek. - Visi dan Misi visi Menjadi salah satu pengembang dan pengelola properti terbaik di Indonesia Misi Mencapai pertumbuhan pendapatan di atas rata-rata pertumbuhan industri real estat dan properti di Indonesia. Memberi produk dan pelayanan yang bermutu yang memuaskan konsumen. Membangun sumber daya manusia yang berkualitas dan iklim kerja yang baik untuk mencapai kinerja yang tinggi. Mengoptimalkan produktifitas seluruh sumber daya yang dimiliki demi manfaat konsumen, pemegang saham dan karyawan. Peduli pada aspek sosial dan lingkungan di setiap unit usaha

102 Struktur organisasi Branch manager Accounting Estate manafement Sales operation manager Internal cordinator External cordinator Club house staff Security Sarana & calm Club sport personal trainer Custermer service sport club Cleaning service Gambar 2.85.Skema Struktur Organisasi

103 Organisasi Ruang entrance Entrance Parkir Pulang Toilet Lobby Pulang Samping Receptionist Food court Swiming pool Area olahraga Loker Kantor Ruang karyawan Ruang Loker Toilet Dapur bilas Kantin Pos jaga Gambar Skema Organisasi Ruang Jam Oprasional 07:00-19:00 tlp : / TiketMasuk Senin-Jumat = Rp Sabtu, Minggu, Libur= Rp anak-anak dan dewasa disamakan.

104 111 Alamat Jl. Graha Bintaro, Cluster Mahagoni & Althia park pondok aren, Tangerang Gambar Maps Familia Club House 4. Desain Dan Fasilitas A. Desain Bangunan Gambar Fasad Familia Club House Tampak fasad Familia sport club di desain dengan bentuk dan tampilan bangunan yang modern serta ditumbuhi banyak pepohonan sehingga membuat bangunan tersebut tanpak asri. B. Fasilitas Swiming pool Futsal Basket

105 112 Aerobic Yoga Swimming course Aikido Food court Birthday party futsal Birthday party Yoga Aerobic Swimming course Birthday party

PERANCANGAN TAPAK II DESTI RAHMIATI, ST, MT

PERANCANGAN TAPAK II DESTI RAHMIATI, ST, MT PERANCANGAN TAPAK II DESTI RAHMIATI, ST, MT SIRKULASI PADA TAPAK Fungsi dari sirkulasi adalah untuk menghubungkan ruangan yang satu dengan ruangan lainnya. Ruangan-ruangan yang ada dapat juga digunakan

Lebih terperinci

TINJAUAN OBJEK STUDI Tinjauan Umum Olahraga Pengertian Olahraga

TINJAUAN OBJEK STUDI Tinjauan Umum Olahraga Pengertian Olahraga BAB II TINJAUAN OBJEK STUDI 2.1. Tinjauan Umum Olahraga 2.1.1. Pengertian Olahraga Menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia (1985), olahraga memiliki pengertian sebagai berikut: a) Gerak badan untuk menguatkan

Lebih terperinci

WALIKOTA JAMBI PROVINSI JAMBI PERATURAN DAERAH KOTA JAMBI NOMOR 1 TAHUN 2017 TENTANG PENINGKATAN SARANA DAN PRASARANA OLAH RAGA DI KOTA JAMBI

WALIKOTA JAMBI PROVINSI JAMBI PERATURAN DAERAH KOTA JAMBI NOMOR 1 TAHUN 2017 TENTANG PENINGKATAN SARANA DAN PRASARANA OLAH RAGA DI KOTA JAMBI SALINAN WALIKOTA JAMBI PROVINSI JAMBI PERATURAN DAERAH KOTA JAMBI NOMOR 1 TAHUN 2017 TENTANG PENINGKATAN SARANA DAN PRASARANA OLAH RAGA DI KOTA JAMBI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA JAMBI, Menimbang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

BAB I PENDAHULUAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Kota Medan merupakan pintu gerbang wilayah Indonesia bagian barat dan merupakan salah satu kota besar di Indonesia, penduduknya berjumlah 2.109.339 dengan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Olahraga merupakan suatu kegiatan jasmani yang dilakukan dengan maksud untuk memelihara kesehatan dan memperkuat otot-otot tubuh. Kegiatan ini dilakukan oleh orang

Lebih terperinci

PENCAHAYAAN PADA INTERIOR RUMAH SAKIT: STUDI KASUS RUANG RAWAT INAP UTAMA GEDUNG LUKAS, RUMAH SAKIT PANTI RAPIH, YOGYAKARTA

PENCAHAYAAN PADA INTERIOR RUMAH SAKIT: STUDI KASUS RUANG RAWAT INAP UTAMA GEDUNG LUKAS, RUMAH SAKIT PANTI RAPIH, YOGYAKARTA PENCAHAYAAN PADA INTERIOR RUMAH SAKIT: STUDI KASUS RUANG RAWAT INAP UTAMA GEDUNG LUKAS, RUMAH SAKIT PANTI RAPIH, YOGYAKARTA Adi Santosa Jurusan Desain Interior, Fakultas Seni dan Desain Universitas Kristen

Lebih terperinci

BAB V KONSEP. V. 1. Konsep Dasar. Dalam merancang Gelanggang Olahraga ini berdasarkan dari konsep

BAB V KONSEP. V. 1. Konsep Dasar. Dalam merancang Gelanggang Olahraga ini berdasarkan dari konsep BAB V KONSEP V. 1. Konsep Dasar Dalam merancang Gelanggang Olahraga ini berdasarkan dari konsep perancangan yang berkaitan dengan tujuan dan fungsi proyek, persyaratan bangunan dan ruang serta proses penerapan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN UMUM PROYEK

BAB II TINJAUAN UMUM PROYEK BAB II TINJAUAN UMUM PROYEK 2.1 Gambaran Umum Proyek Judul Proyek Tema Lokasi Sifat Luas Tapak : Pusat Kebugaran dan Spa : Arsitektur Tropis : Jl. Gandul Raya, Krukut, Depok : Fiktif : ± 15.000 m² (1,5

Lebih terperinci

BAB VI HASIL RANCANGAN. terdapat pada Bab IV dan Bab V yaitu, manusia sebagai pelaku, Stadion Raya

BAB VI HASIL RANCANGAN. terdapat pada Bab IV dan Bab V yaitu, manusia sebagai pelaku, Stadion Raya 165 BAB VI HASIL RANCANGAN 6.1. Dasar Rancangan Hasil perancangan diambil dari dasar penggambaran konsep dan analisa yang terdapat pada Bab IV dan Bab V yaitu, manusia sebagai pelaku, Stadion Raya sebagai

Lebih terperinci

BAB V. KONSEP PERANCANGAN

BAB V. KONSEP PERANCANGAN BAB V. KONSEP PERANCANGAN A. KONSEP MAKRO 1. Youth Community Center as a Place for Socialization and Self-Improvement Yogyakarta sebagai kota pelajar dan kota pendidikan tentunya tercermin dari banyaknya

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN BAB V KONSEP PERANCANGAN 5.1 Konsep Dasar Perancangan Gedung pusat kebugaran ini direncanakan untuk menjadi suatu sarana yang mewadahi kegiatan olahraga, kebugaran, dan relaksasi. Dimana kebutuhan masyarakat

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Kemajuan dan kejayaan suatu bangsa tidak terlepas dari peranan generasi

BAB 1 PENDAHULUAN. Kemajuan dan kejayaan suatu bangsa tidak terlepas dari peranan generasi BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Perkembangan Olahraga Di Magetan Kemajuan dan kejayaan suatu bangsa tidak terlepas dari peranan generasi penerus yang dikemudian hari akan membawa nama harum bangsa pada tingkat

Lebih terperinci

BAB 5 KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. dengan lingkungannya yang baru.

BAB 5 KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. dengan lingkungannya yang baru. BAB 5 KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 5.1 Dasar Perencanaan dan Perancangan Beberapa hal yang menjadi dasar perencanaan dan perancangan Asrama Mahasiwa Bina Nusantara: a. Mahasiswa yang berasal dari

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1 Konsep Perencanaan dan Perancangan Topik dan Tema Proyek wisma atlet ini menggunakan pendekatan behavior/perilaku sebagai dasar perencanaan dan perancangan.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Olahraga merupakan suatu kegiatan jasmani yang dilakukan dengan maksud untuk memelihara kesehatan dan memperkuat otot-otot tubuh. Kegiatan ini dalam perkembangannya

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN ARSITEKTUR BINUS UNIVERSITY

BAB V KESIMPULAN ARSITEKTUR BINUS UNIVERSITY 81 BAB V KESIMPULAN V.1 Dasar Perencanaan dan Perancangan V.1.1 Keterkaitan Konsep dengan Tema dan Topik Konsep dasar pada perancangan ini yaitu penggunaan isu tentang Sustainable architecture atau Environmental

Lebih terperinci

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

BAB IV KONSEP PERANCANGAN BAB IV KONSEP PERANCANGAN IV.1 KONSEP TAPAK DAN RUANG LUAR IV.1.1 Pengolahan Tapak dan Ruang Luar Mempertahankan daerah tapak sebagai daerah resapan air. Mempertahankan pohon-pohon besar yang ada disekitar

Lebih terperinci

BAB V KONSEP. V. 1. Konsep Dasar. Dalam merancang Gelanggang Olahraga di Kemanggisan ini bertitik

BAB V KONSEP. V. 1. Konsep Dasar. Dalam merancang Gelanggang Olahraga di Kemanggisan ini bertitik BAB V KONSEP V. 1. Konsep Dasar Dalam merancang Gelanggang Olahraga di Kemanggisan ini bertitik tolak pada konsep perancangan yang berkaitan dengan tujuan dan fungsi proyek, persyaratan bangunan dan ruang

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA STUDI KASUS

BAB IV ANALISA STUDI KASUS BAB IV ANALISA STUDI KASUS IV.1 GOR Bulungan IV.1.1 Analisa Aliran Udara GOR Bulungan terletak pada daerah perkotaan sehingga memiliki variasi dalam batas-batas lingkungannya. Angin yang menerpa GOR Bulungan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di dalam perkembangan dunia olahraga akhir-akhir ini terutama di Indonesia sedang mengalami kemunduruan, dapat dilihat dari menurunnya prestasi atlet-atlet Indonesia

Lebih terperinci

BAB II DESKRIPSI PROYEK

BAB II DESKRIPSI PROYEK BAB II DESKRIPSI PROYEK 2.1 Umum Proyek ini merupakan proyek fiktif yang diirencanakan pada lahan kosong yang berada di Jalan Soekarno-hatta dan diperuntukan untuk pertandingan renang internasional dan

Lebih terperinci

BAB II. KAJIAN LITERATUR

BAB II. KAJIAN LITERATUR BAB II. KAJIAN LITERATUR 2.1 Pengertian Judul Pengertian judul Desain Interior Pusat Mainan Jakarta "dengan perencanaan dan perancangan di Jakarta, adalah sebagai berikut : 1. Desain Rancangan, rencana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Olahraga adalah salah satu bentuk dari upaya peningkatan kualitas manusia yang diarahkan pada pembentukan watak dan kepribadian, disiplin dan sportivitas yang tinggi,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Olahraga merupakan kegiatan yang dapat memberikan kesehatan dan kesenangan kepada manusia. Olahraga juga merupakan satu keharusan dari aspek biologis manusia guna

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERANCANGAN. 5.1 Konsep Utama: Optimalisasi Lahan dengan Pengembangan Elemen Pembatas Sarana

BAB V KONSEP PERANCANGAN. 5.1 Konsep Utama: Optimalisasi Lahan dengan Pengembangan Elemen Pembatas Sarana BAB V KONSEP PERANCANGAN 5.1 Konsep Utama: Optimalisasi Lahan dengan Pengembangan Elemen Pembatas Sarana Kebutuhan sarana dan ruang dari lahan sempit memberikan ide konsep optimalisasi ruang melalui penggunaan

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1 Konsep Dasar Perancangan Konsep dasar perancangan meliputi pembahasan mengenai pemanfaatan penghawaan dan pencahayaan alami pada City Hotel yang bertujuan untuk

Lebih terperinci

BAB V KONSEP. Gambar 5.1: Kesimpulan Analisa Pencapaian Pejalan Kaki

BAB V KONSEP. Gambar 5.1: Kesimpulan Analisa Pencapaian Pejalan Kaki BAB V KONSEP 5.1 Konsep Perancangan Tapak 5.1.1 Pencapaian Pejalan Kaki Gambar 5.1: Kesimpulan Analisa Pencapaian Pejalan Kaki Sisi timur dan selatan tapak terdapat jalan utama dan sekunder, untuk memudahkan

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1 Dasar Perencanaan dan Perancangan Arsitektur yang didasarkan dengan perilaku manusia merupakan salah satu bentuk arsitektur yang menggabungkan ilmu pengetahuan

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1 Konsep Dasar Perancangan V.1.1 Konsep Manusia Pelaku Kegiatan No. Pelaku 1. Penghuni/Pemilik Rumah Susun 2. Pengunjung Rumah Susun 3. Pengunjung Pasar Tradisional

Lebih terperinci

BAB VI KONSEP PERANCANGAN

BAB VI KONSEP PERANCANGAN BAB VI KONSEP PERANCANGAN 6.1 Konsep Utama Perancanaan Youth Center Kota Yogyakarta ini ditujukan untuk merancang sebuah fasilitas pendidikan non formal untuk menghasilkan konsep tata ruang dalam dan luar

Lebih terperinci

INTERIOR PERPUSTAKAAN TK DESIGNED BY. HOLME scompany

INTERIOR PERPUSTAKAAN TK DESIGNED BY. HOLME scompany INTERIOR PERPUSTAKAAN TK DESIGNED BY HOLME scompany R U A N G STANDAR D P ERANCANGAN... Ruang yang baik untuk perkembangan anak-anak TK, yaitu ruangan yang menyediakan area-area aktivitas tersendiri yang

Lebih terperinci

Pada gambar ini menunjukkan perletakan area parkir untuk bus. mobil. sepeda

Pada gambar ini menunjukkan perletakan area parkir untuk bus. mobil. sepeda GEDUNG OLAHRAGA DI BANTUL BAB III PENGEMBANGAN DESAIN Selama dalam proses perancangan ada beberapa perubahan yang dilakukan terutama pada bagian denah karena beberapa sebab yang kemudian diikuti dengan

Lebih terperinci

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

BAB IV KONSEP PERANCANGAN BAB IV KONSEP PERANCANGAN 4.1. Letak Geografis Site Site yang akan dibangun berlokasi di sebelah timur Jalan Taman Siswa dengan koordinat 07 o 48 41.8 LS 110 o 22 36.8 LB. Bentuk site adalah persegi panjang

Lebih terperinci

BAB IV TINJAUAN KHUSUS

BAB IV TINJAUAN KHUSUS BAB IV TINJAUAN KHUSUS 4.1. Perencanaan Bahan 4.1.1. Perencanaan Lantai Lantai dasar difungsikan untuk area parkir mobil, area service, pantry, ruang tamu, ruang makan, ruang keluarga, kamar mandi tamu.

Lebih terperinci

PERANCANGAN TAPAK II DESTI RAHMIATI, ST, MT

PERANCANGAN TAPAK II DESTI RAHMIATI, ST, MT PERANCANGAN TAPAK II DESTI RAHMIATI, ST, MT DESKRIPSI OBJEK RUANG PUBLIK TERPADU RAMAH ANAK (RPTRA) Definisi : Konsep ruang publik berupa ruang terbuka hijau atau taman yang dilengkapi dengan berbagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Olahraga menjadi salah satu aktivitas yang banyak dilakukan oleh manusia demi menjaga dan meningkatkan kebugaran tubuh. Olahraga sudah menjadi kebutuhan dan gaya hidup

Lebih terperinci

[2] PENCAHAYAAN (LIGHTING)

[2] PENCAHAYAAN (LIGHTING) [2] PENCAHAYAAN (LIGHTING) Pencahayaan merupakan salah satu faktor untuk mendapatkan keadaan lingkungan yang aman dan nyaman dan berkaitan erat dengan produktivitas manusia. Pencahayaan yang baik memungkinkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Perubahan pola hidup manusia adalah akibat dari dampak era

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Perubahan pola hidup manusia adalah akibat dari dampak era BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perubahan pola hidup manusia adalah akibat dari dampak era globalisasi yang semakin dapat dirasakan dalam kehidupan seharihari, pola hidup dari dampak tersebut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. moral manusia. Olahraga bukan hanya sekedar hobi, tapi olahraga sudah

BAB I PENDAHULUAN. moral manusia. Olahraga bukan hanya sekedar hobi, tapi olahraga sudah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Olahraga merupakan kegiatan yang dapat memberikan kesehatan dan kesenangan pada manusia. Olahraga juga merupakan suatu keharusan untuk memenuhi kebutuhan biologis manusia

Lebih terperinci

BAB IV KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB IV KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB IV KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN Rumusan konsep ini merupakan dasar yang digunakan sebagai acuan pada desain studio akhir. Konsep ini disusun dari hasil analisis penulis dari tinjauan pustaka

Lebih terperinci

Medan Tennis Center- Structure as Architecture BAB I PENDAHULUAN

Medan Tennis Center- Structure as Architecture BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Olahraga merupakan salah satu elemen penting dalam daur hidup manusia khususnya berperan dalam aspek biologis yaitu menjaga kondisi fisik dan organ tubuh tetap sehat

Lebih terperinci

BAB 5 KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. Pemikiran yang melandasi perancangan dari proyek Mixed-use Building

BAB 5 KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. Pemikiran yang melandasi perancangan dari proyek Mixed-use Building BAB 5 KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1. Dasar Perencanaan dan Perancangan Pemikiran yang melandasi perancangan dari proyek Mixed-use Building Rumah Susun dan Pasar ini adalah adanya kebutuhan hunian

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1 Dasar Perencanaan dan Perancangan Arsitektur yang didasarkan dengan perilaku manusia merupakan salah satu bentuk arsitektur yang menggabungkan ilmu pengetahuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. I. 1. Latar Belakang Proyek

BAB I PENDAHULUAN. I. 1. Latar Belakang Proyek BAB I PENDAHULUAN I. 1. Latar Belakang Proyek Kebutuhan akan sarana hiburan pada saat ini terutama di kota-kota besar semakin meningkat seiring dengan laju pertumbuhan kota tersebut. Selain itu pertumbuhan

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERANCANGAN. Perencanaan dasar pengunaan lahan pada tapak memiliki aturanaturan dan kriteria sebagai berikut :

BAB V KONSEP PERANCANGAN. Perencanaan dasar pengunaan lahan pada tapak memiliki aturanaturan dan kriteria sebagai berikut : BAB V KONSEP PERANCANGAN 5.1 Konsep Dasar Bangunan Untuk mendukung tema maka konsep dasar perancangan yang digunakan pada Pasar Modern adalah mengutamakan konsep ruang dan sirkulasi dalam bangunannya,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Masyarakat dan gaya hidupnya dewasa ini semakin berkembang. Hal

BAB 1 PENDAHULUAN. Masyarakat dan gaya hidupnya dewasa ini semakin berkembang. Hal BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan 1.1.1. Kelayakan Proyek Masyarakat dan gaya hidupnya dewasa ini semakin berkembang. Hal ini membuat tingkat kebutuhannya juga semakin bertambah, salah

Lebih terperinci

TEORI DAN METODOLOGI LATIHAN OLEH: YUNYUN YUDIANA

TEORI DAN METODOLOGI LATIHAN OLEH: YUNYUN YUDIANA TEORI DAN METODOLOGI LATIHAN OLEH: YUNYUN YUDIANA Konsep Dasar Latihan Suatu proses yang sistematis dari program aktivitas gerak jasmani yang dilakukan dalam waktu relatif lama dan berulang-ulang, ditingkatkan

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN BAB V KONSEP PERANCANGAN 5.1. Aplikasi Konsep Aplikasi konsep recreative design diaplikasikan pada bentukan masa yang terpisah untuk setiap fungsi yang berbeda. Setiap masa bangunan dipisahkan oleh ruang

Lebih terperinci

NATURAL LIGHTING DESIGN CONSULTATION. Canisius College Sport Hall Jakarta

NATURAL LIGHTING DESIGN CONSULTATION. Canisius College Sport Hall Jakarta NATURAL LIGHTING DESIGN CONSULTATION Canisius College Sport Hall Jakarta OUTLINE Pendahuluan Teori Hasil Pengukuran Hipotesa dan Solusi Design Kesimpulan PENDAHULUAN Fungsi Ruang Kegiatan Waktu Kegiatan

Lebih terperinci

BAB II PROFIL INSTANSI

BAB II PROFIL INSTANSI BAB II PROFIL INSTANSI 2.1 Sejarah Instansi Gelanggang Olahraga Bumi Siliwangi Universitas Pendidikan Indonesia, didirikan bersamaan dengan didirikannya Univesitas Pendidikan Indonesia tanggal 20 Oktober

Lebih terperinci

PJOK ( Pendidikan Jasmani Olahraga & Kesehatan )

PJOK ( Pendidikan Jasmani Olahraga & Kesehatan ) Berikut ini nama Induk Organisasi Cabang Olahraga Indonesia atau wadah bagi semua cabang olah raga Indonesia yang berada dibawah Naungan KONI ( Komite Olahraga Nasional Indonesia ). KONI tersebut juga

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. EVALUASI BANGUNAN Yaitu, penelitian yang lebih formal berdasarkan lapangan penyelidikan analitis. Evaluasi bangunan bertujuan untuk mengatasi ketepatgunaan, kemanfaatan, perubahan

Lebih terperinci

BAB VI HASIL RANCANGAN. Konsep desain kawasan menggunakan tema combined methapor dari

BAB VI HASIL RANCANGAN. Konsep desain kawasan menggunakan tema combined methapor dari BAB VI HASIL RANCANGAN 6.1 Desain Kawasan. Konsep desain kawasan menggunakan tema combined methapor dari Atletik, yaitu konsep perancangan bentukan bangunan yang mengambil bentukan maupun sifat dari atletik.

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1 Konsep Perencanaan dan Perancangan V.1.1 Topik dan Tema Proyek Hotel Kapsul ini menggunakan pendekatan sustainable design sebagai dasar perencanaan dan perancangan.

Lebih terperinci

BAB V HASIL RANCANGAN

BAB V HASIL RANCANGAN BAB V HASIL RANCANGAN 5.1 Perancangan Tapak 5.1.1 Pemintakatan Secara umum bangunan dibagi menjadi beberapa area, yaitu : Area Pertunjukkan, merupakan area dapat diakses oleh penonton, artis, maupun pegawai.

Lebih terperinci

BAB VI HASIL RANCANGAN. Perancangan Kembali Citra Muslim Fashion Center di Kota Malang ini

BAB VI HASIL RANCANGAN. Perancangan Kembali Citra Muslim Fashion Center di Kota Malang ini BAB VI HASIL RANCANGAN Perancangan Kembali Citra Muslim Fashion Center di Kota Malang ini memiliki sebuah konsep berasal dari obyek yang dihubungkan dengan baju muslim yaitu Libasuttaqwa (pakaian taqwa)

Lebih terperinci

BAB V. Sport Hall/Ekspresi Struktur KONSEP PERANCANGAN V.1 KONSEP DASAR PERANCANGAN

BAB V. Sport Hall/Ekspresi Struktur KONSEP PERANCANGAN V.1 KONSEP DASAR PERANCANGAN BAB V KONSEP PERANCANGAN V.1 KONSEP DASAR PERANCANGAN Sport Hall pada dasarnya merupakan sebuah tempat untuk melakukan kegiatan olahraga tertentu dalam ruangan tertutup dimana di dalamnya terdapat sarana

Lebih terperinci

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN GELANGGANG RENANG

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN GELANGGANG RENANG BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN GELANGGANG RENANG 6.1. Program Dasar Perencanaan 6.1.1. Program Dari analisa yang dilakukan dalam Bab V, berikut adalah perhitungan perkiraan kebutuhan besaran

Lebih terperinci

5 BAB V KONSEP DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

5 BAB V KONSEP DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 5 BAB V KONSEP DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN Konsep perancangan mengacu pada karakteristik arsitektur organik, yaitu 1. Bukan meniru bentuk dari alam tapi mengembangkan prinsip yang ada di alam Mengembangkan

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN 4.1. Konsep Sebuah konsep desain tempat pendidikan yang ramah lingkungan dengan membawa suasana yang asri membawa kehangatan keluarga dalam sebuah wadah pendidikan. Anak anak

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan Kelayakan Proyek Ketersediaan Fasilitas Olahraga Di Atambua

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan Kelayakan Proyek Ketersediaan Fasilitas Olahraga Di Atambua BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan 1.1.1 Kelayakan Proyek Atambua merupakan Ibukota Kabupaten Belu yang termasuk dalam wilayah Propinsi Nusa Tenggara Timur. Berdasarkan rencana induk pengembangan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Gelanggang olahraga merupakan suatu bangunan yang dapat menampung kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. Gelanggang olahraga merupakan suatu bangunan yang dapat menampung kegiatan BAB I PENDAHULUAN Gelanggang olahraga merupakan suatu bangunan yang dapat menampung kegiatan yang berhubungan dengan olahraga. Di dalam gedung ini terdapat berbagai fasilitas yang mendukung segala aktivitas

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1. Dasar Perencanaan dan Perancangan - Luas lahan : 30.400,28 m² - KDB 20% : 20% x 30.400,28 m² = 6.080,06 m² - KLB 0,8 : 0,8 x 30.400,28 m² = 24.320,22 m² -

Lebih terperinci

LAMPIRAN 1 PERAN ENERGI DALAM ARSITEKTUR

LAMPIRAN 1 PERAN ENERGI DALAM ARSITEKTUR LAMPIRAN 1 PERAN ENERGI DALAM ARSITEKTUR Prasato Satwiko. Arsitektur Sadar Energi tahun 2005 Dengan memfokuskan permasalahan, strategi penataan energi bangunan dapat dikembangkan dengan lebih terarah.strategi

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERANCANGAN. struktur sebagai unsur utamanya. Konsep High-Tech Expression juga

BAB V KONSEP PERANCANGAN. struktur sebagai unsur utamanya. Konsep High-Tech Expression juga BAB V KONSEP PERANCANGAN 5.1 Konsep Dasar Konsep dasar perancangan yang digunakan adalah High-Tech Expression yaitu high tech yang tidak hanya terpaku pada satu unsur saja tetapi unsur yang lain juga ada

Lebih terperinci

BAB VI KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB VI KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB VI KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 6.1 Konsep Perencanaan Dalam menonton sebuah film, sebuah imajinasi dan fantasi perlu untuk dijaga dan tersampaikan sehingga penonton dapat menikmati sebuah film

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Olahraga merupakan kegiatan yang dapat memberikan kesehatan dan kesenangan kepada manusia. Olahraga juga merupakan satu keharusan dari aspek biologis

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Pusat es krim merupakan fasilitas yang dirancang untuk penikmat es krim. Pusat es krim menyediakan berbagai jenis es krim dan kebutuhan mengenai es krim bagi masyarakat terutama

Lebih terperinci

Fasilitas Komersial (Area Makan Lantai 1) (2)

Fasilitas Komersial (Area Makan Lantai 1) (2) Fasilitas Komersial (Area Makan Lantai 1) (2) Gambar simulasi rancangan 5.30 : Area makan lantai satu bangunan komersial di boulevard stasiun kereta api Bandung bagian Selatan 5.6.3 Jalur Pedestrian Jalur

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN BAB V KONSEP PERANCANGAN 5.1 Konsep Dasar Konsep yang mendasari perancangan Pusat Pelatihan Sepakbola Bandung ini adalah sebagai berikut; 1. Konsep Filosofis yaitu Kerjasama yang terarah. Konsep tersebut

Lebih terperinci

BAB IV KONSEP PERANCANGAN DAN PERENCANAAN

BAB IV KONSEP PERANCANGAN DAN PERENCANAAN BAB IV KONSEP PERANCANGAN DAN PERENCANAAN 4.1. Konsep perancangan utama Konsep perancangan dari extreme sport center ini adalah memadukan beberapa fungsi aktivitas kedalam satu bangunan. Dalam hal ini

Lebih terperinci

BAB VI KONSEP RANCANGAN

BAB VI KONSEP RANCANGAN BAB VI KONSEP RANCANGAN Lingkup perancangan: Batasan yang diambil pada kasus ini berupa perancangan arsitektur komplek Pusat Rehabilitasi Penyandang Cacat Tubuh meliputi fasilitas terapi, rawat inap, fasilitas

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA PERANCANGAN

BAB IV ANALISA PERANCANGAN BAB IV 4.1 Analisa Non Fisik Adalah kegiatan yang mewadahi pelaku pengguna dengan tujuan dan kegiatannya sehingga menghasilkan besaran ruang yang dibutuhkan untuk mewadahi kegiatannya. 4.1.1 Analisa Pelaku

Lebih terperinci

PENGENALAN OBJEK. SIDANG TUGAS AKHIR SEKOLAH TINGGI MODE SURABAYA Tema HAUTE COUTURE Cherry Candsevia Difarissa

PENGENALAN OBJEK. SIDANG TUGAS AKHIR SEKOLAH TINGGI MODE SURABAYA Tema HAUTE COUTURE Cherry Candsevia Difarissa PENGENALAN OBJEK LATAR BELAKANG PEMILIHAN OBJEK Perkembangan dunia mode yang begitu pesat, kompetitif dan selalu berubah Mode menjadi salah satu gaya hidup (lifestyle) Antusiasme masyarakat terhadap mode

Lebih terperinci

BAB 5 KONSEP PERANCANGAN

BAB 5 KONSEP PERANCANGAN BAB 5 KONSEP PERANCANGAN 5.1. KONSEP LINGKUNGAN SEKITAR DAN DALAM TAPAK 5.1.1. Konsep Ruang Luar Jalan bulungan adalah daerah yang selalu ramai karena adanya area komersil seperti Blok M Plaza, maka dari

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA PERENCANAAN

BAB IV ANALISA PERENCANAAN BAB IV ANALISA PERENCANAAN 4.1. Analisa Non Fisik Adalah kegiatan yang mewadahi pelaku pengguna dengan tujuan dan kegiatannya sehingga menghasilkan besaran ruang yang dibutuhkan untuk mewadahi kegiatannya.

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Erwinsyah Hasibuan (1996) dalam penelitian Tugas Akhirnya : kualitas

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Erwinsyah Hasibuan (1996) dalam penelitian Tugas Akhirnya : kualitas BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. KAJIAN PUSTAKA Penerangan dalam ruang kelas Erwinsyah Hasibuan (1996) dalam penelitian Tugas Akhirnya : kualitas penerangan yang harus dan layak disediakan didalam suatu ruangan

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN BAB V KONSEP PERANCANGAN V.1. Konsep Perancangan Makro V.1.1. Konsep Manusia Pelaku kegiatan di dalam apartemen adalah: 1. Penyewa meliputi : o Kelompok orang yang menyewa unit hunian pada apartemen yang

Lebih terperinci

Konsep dasar perancangan pada Sekolah Pembelajaran Terpadu ini terbentuk. dari sebuah pendekatan dari arsitektur prilaku yaitu dengan cara menganalisa

Konsep dasar perancangan pada Sekolah Pembelajaran Terpadu ini terbentuk. dari sebuah pendekatan dari arsitektur prilaku yaitu dengan cara menganalisa OUT Sekolah Pembelajaran Terpadu SMP-SMA 45 BAB V KONSEP PERANCANGAN V.1. Konsep Dasar Perancangan Konsep dasar perancangan pada Sekolah Pembelajaran Terpadu ini terbentuk dari sebuah pendekatan dari arsitektur

Lebih terperinci

BAB IV PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN GOR BASKET DI KAMPUS UNDIP TEMBALANG. sirkulasi/flow, sirkulasi dibuat berdasarkan tingkat kenyamanan sbb :

BAB IV PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN GOR BASKET DI KAMPUS UNDIP TEMBALANG. sirkulasi/flow, sirkulasi dibuat berdasarkan tingkat kenyamanan sbb : BAB IV PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN GOR BASKET DI KAMPUS UNDIP TEMBALANG 4.1. Program Ruang Besaran ruang dan kapasitas di dalam dan luar GOR Basket di kampus Undip Semarang diperoleh dari studi

Lebih terperinci

DENAH LT. 2 DENAH TOP FLOOR DENAH LT. 1

DENAH LT. 2 DENAH TOP FLOOR DENAH LT. 1 0.15 8.60 2.88 Pada area lantai,1 ruang parkir di perluas dari yang sebelumnya karena faktor jumlah kendaraan pada asrama yang cukup banyak. Terdapat selasar yang difungsikan sebagai ruang tangga umum

Lebih terperinci

4 BAB IV KONSEP PERANCANGAN

4 BAB IV KONSEP PERANCANGAN 4 BAB IV KONSEP PERANCANGAN 4.1 Konsep Fungsi Dalam merancang sebuah bangunan, hal yang utama yang harus diketahui adalah fungsi bangunan yang akan dirancang, sehingga terciptalah bangunan dengan desain

Lebih terperinci

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

BAB IV KONSEP PERANCANGAN BAB IV KONSEP PERANCANGAN A. Konsep Makro Konsep makro merupakan konsep dasar perancangan bangunan secara makro yang bertujuan untuk menentukan garis besar hotel bandara yang akan dirancang. Konsep makro

Lebih terperinci

BAB V KONSEP DAN RANCANGAN RUANG PUBLIK (RUANG TERBUKA)

BAB V KONSEP DAN RANCANGAN RUANG PUBLIK (RUANG TERBUKA) BAB V KONSEP DAN RANCANGAN RUANG PUBLIK (RUANG TERBUKA) 5.1 Sirkulasi Kendaraan Pribadi Pembuatan akses baru menuju jalan yang selama ini belum berfungsi secara optimal, bertujuan untuk mengurangi kepadatan

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1 Dasar Perencanaan dan Perancangan V.1.1 Peraturan pada tapak Lokasi Tapak : Jl. Perintis Kemerdekaan, Jakarta Timur Luas Lahan : 18.751,5 m 2 KDB : 40 % Luas

Lebih terperinci

BAB 5 KONSEP PERANCANGAN 5.1 Konsep Dasar Perancangan Dalam perancangan desain Transportasi Antarmoda ini saya menggunakan konsep dimana bangunan ini memfokuskan pada kemudahan bagi penderita cacat. Bangunan

Lebih terperinci

BAB 4 KONSEP PERANCANGAN

BAB 4 KONSEP PERANCANGAN BAB 4 KONSEP PERANCANGAN 4.1. Konsep Makro Perancangan pasar tradisional bantul menerapkan pendekatan analogi shopping mall. Yang dimaksud dengan pendekatan analogi shopping mall disini adalah dengan mengambil

Lebih terperinci

BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN Bab 7 Kesimpulan dan Saran 7-1 BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN 7.1 Kesimpulan 7.1.1 Fasilitas Fisik Sekarang 1. Meja Kasir Ukuran ketinggian meja kasir saat ini sudah ergonomis, namun tinggi monitor ke lantai

Lebih terperinci

BAB 5 KONSEP PERANCANGAN. merupakan salah satu pendekatan dalam perancangan arsitektur yang

BAB 5 KONSEP PERANCANGAN. merupakan salah satu pendekatan dalam perancangan arsitektur yang BAB 5 KONSEP PERANCANGAN Konsep perancangan pada redesain kawasan wisata Gua Lowo di Kabupaten Trenggalek menggunakan tema Organik yang merupakan salah satu pendekatan dalam perancangan arsitektur yang

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN KHUSUS

BAB III TINJAUAN KHUSUS BAB III TINJAUAN KHUSUS III.1 Tema Ruang dan Sirkulasi III.1.a Latar Belakang Pemilihan Sebagian besar museum yang ada sekarang ini, tidak terlalu memperhatikan ruang dan sirkulasi. Ini bisa dilihat dari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. oleh masyarakat di seluruh dunia, termasuk di Indonesia. Munculnya klub-klub

BAB I PENDAHULUAN. oleh masyarakat di seluruh dunia, termasuk di Indonesia. Munculnya klub-klub BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Bulutangkis merupakan salah satu cabang olahraga yang banyak digemari oleh masyarakat di seluruh dunia, termasuk di Indonesia. Munculnya klub-klub bulutangkis

Lebih terperinci

Unsur-Unsur Efek Cahaya Pada Perpustakaan. Abstrak

Unsur-Unsur Efek Cahaya Pada Perpustakaan. Abstrak Unsur-Unsur Efek Cahaya Pada Perpustakaan Cut Putroe Yuliana Prodi Ilmu Perpustakaan Fakultas Adab dan Humaniora UIN Ar-Raniry Banda Aceh Abstrak Perpustakaan sebagai tempat untuk belajar membutuhkan intensitas

Lebih terperinci

BAB VI KONSEP PERANCANGAN

BAB VI KONSEP PERANCANGAN BAB VI KONSEP PERANCANGAN 6.1. Konsep Multifungsionalitas Arsitektur Kesadaran bahwa perancangan youth center ini mempunyai fungsi yang lebih luas daripada sekedar wadah aktivitas pemuda, maka dipilihlah

Lebih terperinci

HASIL PERTANDINGAN SEMEN PON XVIII 2012 PROVINSI RI KALIMANTAN TIMUR

HASIL PERTANDINGAN SEMEN PON XVIII 2012 PROVINSI RI KALIMANTAN TIMUR PON XVIII PROVINSI RI KONTINGEN : CABOR : Catur Standar / Klasik Catur Standar / Klasik Catur Standar / Klasik Kilat Cepat Embu Berpasangan Campur SENI Embu Berpasangan II/III - DSENI Embu SENI Embu Berpasangan

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN BAB V KONSEP PERANCANGAN V.1. KONSEP DASAR PERANCANGAN Dalam konsep dasar pada perancangan Fashion Design & Modeling Center di Jakarta ini, yang digunakan sebagai konsep dasar adalah EKSPRESI BENTUK dengan

Lebih terperinci

Perpustakaan Umum di Yogyakarta dengan Pendalaman Desain Pencahayaan

Perpustakaan Umum di Yogyakarta dengan Pendalaman Desain Pencahayaan JURNAL edimensi ARSITEKTUR, No. 1 (2012) 1-5 1 Perpustakaan Umum di Yogyakarta dengan Pendalaman Desain Pencahayaan Daniel Adrianto Saputra, Esti Asih Nurdiah. Jurusan Teknik Arsitektur, Universitas Kristen

Lebih terperinci

BAB 3 TINJAUAN TEMA. 3.2 Latar belakang permasalahan Tema

BAB 3 TINJAUAN TEMA. 3.2 Latar belakang permasalahan Tema BAB 3 TINJAUAN TEMA 3.1 LATAR BELAKANG TEMA Tema yang diangkat untuk mendukung pasar modern ini adalah Ruang dan Sirkulasi adapun latar belakang tema ini didasari oleh unsur dari ruang dan sirkulasi merupakan

Lebih terperinci

BAB II DESKRIPSI PROYEK

BAB II DESKRIPSI PROYEK BAB II DESKRIPSI PROYEK II.1 Umum Nama Proyek Tema Sifat Proyek Pemilik Proyek Pemilik Dana Lokasi Luas Lahan : BANDUNG BADMINTON CENTER : Form Follow Function : Fiktif : Pemerintah : Pemerintah : Jalan

Lebih terperinci

TUJUAN JENIS KEGIATAN. Latar Belakang Pemilihan OBJEK

TUJUAN JENIS KEGIATAN. Latar Belakang Pemilihan OBJEK Latar Belakang Pemilihan OBJEK OBJEK sebagai wadah pengembangan potensi dan bakat dalam bidang olahraga serta sebagai media hiburan. JENIS KEGIATAN Kegiatan Olah Raga dibagi menjadi dua, yaitu : Sepakbola

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V. KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. pertimbangan-pertimbangan sebagai berikut:

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V. KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. pertimbangan-pertimbangan sebagai berikut: BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V. KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1. Building form Bentuk dasar yang akan digunakan dalam Kostel ini adalah bentuk persegi yang akan dikembangkan lebih lanjut.

Lebih terperinci