IMPLEMENTASI SEGMENTASI GAMBAR MENGGUNAKAN DOMAIN NEUTROSOPHIC DAN METODE WATERSHED

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "IMPLEMENTASI SEGMENTASI GAMBAR MENGGUNAKAN DOMAIN NEUTROSOPHIC DAN METODE WATERSHED"

Transkripsi

1 IMPLEMENTASI SEGMENTASI GAMBAR MENGGUNAKAN DOMAIN NEUTROSOPHIC DAN METODE WATERSHED Yuli Wijayanti Bilqis Amaliah, S.Kom, M.Kom, Anny Yuniarti, S.Kom, M.Com.Sc Jurusan Teknik Informatika, Fakultas Teknologi Informasi, Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Surabaya yoely_ks@cs.its.ac.id bilqis@if.its.ac.id, anny@its-sby.edu Abstrak Perkembangan dan kemajuan dibidang teknologi dan informasi memberikan pengaruh yang cukup besar dalam dunia analisis citra. Saat ini, proses manipulasi citra menjadi semakin mudah dilakukan, salah satu penyebabnya adalah munculnya berbagai macam metode segmentasi citra. Segmentasi citra merupakan langkah awal dalam melakukan pengolahan citra, pengenalan pola, visi komputer, dan mejadi faktor terpenting, karena hampir sebagian besar dari pengolahan citra bergantung pada hasil dari segmentasi. Pada Tugas Akhir ini akan diimplementasikan salah satu metode segmentasi citra yang baru dikembangkan yaitu menggunakan pendekatan neutrosophic dengan metode Watershed. Neutrosophy digunakan untuk menentukan domain neutrosophic pada citra, sedangakan metode Watershed digunakan untuk proses segementasi citra pada domain neutrosophic. Evaluasi segmentasi menggunakan domain neutrosophic dan metode Watershed terbutkti dapat menghasilkan hasil segmentasi yang lebih optimal dengan akurasi jika dibandingkan dengan metode lainnya seperti segmentasi watershed menggunakan distance transform, segmentasi watershed menggunakan gradien, segmentasi watershed menggunakan operasi morfologi dan gradien, segmentasi watershed dengan marker-controlled, metode edgebased (Sobel), dan metode region-based (meanshift). Kata kunci : Neutrosophy, Neutrosophic Set, Watershed, Metode Watershed, Segmentasi Gambar, S-function, Thresholding, Enhancement. 1. Pendahuluan Salah satu proses utama dalam sebuah pengolahan gambar adalah segmentasi. Segmentasi gambar adalah proses mempartisi gambar menjadi beberapa daerah atau obyek. Dengan adanya segmentasi gambar maka obyek didalam suatu gambar akan lebih mudah dibedakan antara yang satu dengan yang lain, dengan hal ini proses pengelolaan gambar akan menjadi lebih mudah. Segmentasi gambar merupakan salah satu faktor yang sangat penting dalam pengolahan gambar, karena hasil segmentasi sangat berpengaruh terhadap proses kelanjutan dari pengolahan gambar tersebut, misalnya representasi beserta deskripsi dari jumlah fitur, klasifikasi obyek, pengenalan, dan masih banyak lagi. Begitu banyak metode segmentasi yang telah dikembangkan saat ini dengan berbagai kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Namun, metode segmentasi yang dilakukan melalui sebuah pendekatan neutrosophic masih tergolong baru. Untuk itu pada Tugas Akhir ini akan diimplementasikan salah satu algoritma segmentasi gambar menggunakan pendekatan neutrosophic dengan metode watershed. Neutroshophy sendiri merupakan salah satu cabang dari philosophy yang terdiri dari empat macam bidang antara lain : philosophy, logics, set theory dan probability/statistics. Neutrosophic dapat digunakan untuk menyelesaikan permasalahan yang tidak dapat diselesaikan dengan menggunakan fuzzy logic dimana permasalahannya berkaitan dengan masalah ketidakpastian/ ambiguitas. Dengan menggunakan Neutrosophy kondisi yang tidak pasti akan direpresentasikan. Pada Tugas Akhir ini, neutrosophy digunakan untuk membantu menangani masalah pengolahan gambar yaitu dalam menentukan domain neutrosophic gambar, setelah domain neutroshophic diketahui, langkah selanjutnya adalah proses segmentasi menggunakan metode watershed yang dilakukan pada domain neutrosophic. 2. Nutroshophic Set Neutrosophy merupakan cabang dari ilmu filsafat yang mempelajari asal usul, sifat dan ruang lingkup neutralities. Ide neutrosophy ini diperkenalkan oleh Florentin Smarandache pada tahun Terinspirasi dari permainan olahraga (Menang, Kalah, atau Seri), dari kegiatan pemilihan suara (Pro, Kontra, Null atau Abstain), dari (Positif / Negatif /Nilai nol), dari (Ya/ Tidak/ NA), dari pengambilan keputusan dan kontrol teori (Membuat keputusan, Tidak membuat, atau Ragu-ragu), dari (Diterima/Ditolak /Pending), dan lain-lain. Istilah "neutrosophic" secara etimologis berasal dari kata "neutrosophy" dimana dalam bahasa Perancis dari asal kata neutre, dan dalam bahasa Latin dari asal kata neuter, yang artinya netral dan sophia dalam bahasa Yunani berarti keterampilan atau kebijaksanaan. Apabila dirangkai neurtosophy berarti pengetahuan tentang pemikiran yang netral. 1

2 Neutrosophy dapat juga dianggap sebagai sebuah proposisi, teori, kejadian atau peristiwa, konsep ataupun entity, dimana A berelasi dengan kebalikannya Anti-A dan berelasi dengan yang bukan A, Non-A dan berelasi dengan Neut-A yaitu selain A yaitu Anti-A. Neutrosophy merupakan basis dari neutrosophic logic, neutrosophic probability, neutrosophic set dan neutrosophic statistics. Merupakan generalisasi dari intuitionistic set, classical set, fuzzy set, paraconsistent set, dialetheist set, paradoxist set, dan tautological set. Setiap element x(t, I, F) termasuk dalam set : t true, i indeterminate, dan f false, dimana t, i dan f adalah nilai real yang diambil dari set T, I, dan F dengan tanpa batasan pada T, I, dan F, atau penjumlahannya yaitu n = t+i+f. Neutrosophic set mengeneralisasi : Intuitionistic set, mendukung set teori yang tidak lengkap (for 0<n<100, 0<=t,i,f<= 100). Fuzzy logic (for n=100, i=0 dan 0<= t,i,f<= 100). Boolean logic (for n=100, i=0, dan t,f antara 0 atau 100). Multi-valued logic (for 0<= t,i,f<=100). Paraconsistent logic (for n>100, dan t,f <100). Dialetheism, mengatakan bahwa perpotongan dari beberapa disjoint set tidaklah kosong (for t=f=100 dan i = 0, beberapa paradox dapat dinotasikan dengan ini). 3. Watershed Watershed merupakan salah satu metode yang digunakan untuk segmentasi sebuah gambar. Konsep yang terdapat pada watershed ini memvisualisasikan sebuah gambar dalam tiga dimensi: dua koordinat ruang versus tingkat keabuan (gray level). Koordinat ruang merupakan posisi x dan y pada bidang datar dan tingkat keabuan merupakan ketinggiannya, semakin ke arah warna putih maka ketinggiannya semakin besar. Dengan anggapan bentuk topografi tersebut, maka di didapatkan 3 macam titik yang dipertimbangkan dalam metode ini : Titik yang merupakan regional minimum. Titik yang merupakan tempat dimana jika setetes air dijatuhkan, maka air tersebut akan jatuh hingga ke sebuah posisi minimum tertentu. Titik yang merupakan tempat di mana jika air dijatuhkan, maka air tersebut mempunyai kemungkinan untuk jatuh ke salah satu posisi minimum (tidak pasti jatuh ke sebuah titik minimum, tetapi dapat jatuh ke titik minimum tertentu atau titik minimum yang lain). Untuk sebuah regional minimum tertentu, sekumpulan titik yang memenuhi kondisi (b) disebut sebagai catchment basin, sedangkan sekumpulan titik yang memenuhi kondisi(c) disebut sebagai garis watershed[8]. Inti dari metode watershed yaitu bagaimana menentukan garis wateshed, dimana garis watershed merupakan garis pembatas antar obyek dengan background. Pembentukan garis watershed atau dam dam didasarkan pada citra biner, yang merupakan anggota dari ruang integer dua dimensi Z 2. Cara termudah untuk membangun dam adalah dengan menggunakan operasi morfologi dilatasi (morphological dilation). 3.1 Dilasi Operasi dilasi dilakukan untuk memperbesar ukuran segmen obyek dengan menambah lapisan di sekeliling obyek. Terdapat dua cara untuk melakukan operasi ini, yaitu dengan cara mengubah semua titik latar belakang yang bertetangga dengan titik batas menjadi titik obyek, atau lebih mudahnya set setiap titik yang tetangganya adalah titik obyek menjadi titik obyek. Cara kedua yaitu dengan mengubah semua titik di sekeliling titik batas menjadi titik obyek, atau lebih mudahnya set semua titik tetangga sebuah titik obyek menjadi titik obyek[8]. Misalkan A dan B adalah himpunanhimpunan piksel. Dilasi A oleh B dinotasikan dengan dan didefinisikan sebagai berikut. Ini berarti bahwa untuk setiap titik x B, maka dilakukan translasi atau penggeseran dan kemudian menggabungkan seluruh hasilnya (union). Atau secara matematis dituliskan sebagai berikut : 4. Metode dan Impelementasi Proses segmentasi gambar menggunakan metode watershed akan di lakukan pada gambar yang telah mengalami prepocessing. Tujuan prepocessing yang di lakukan pada Tugas Akhir ini yaitu dengan mengubah domain gambar ke dalam domain neutrosophic. Berikut ini tahapan yang harus dilakukan untuk merubah ke domain neutrosophic tersebut. 2

3 Tahap pertama dari proses segmentasi ini yaitu mengubah gambar masukan menjadi gambar gray scale. Tahap kedua adalah memetakan gambar dan menentukan nilai matrix gambar pada domain T dan matrix gambar pada domain F yang merupakan komponen dari neutrosophic. Tahap ketiga adalah proses perbaikan gambar. Perbaikan gambar bertujuan untuk mempertajam gambar untuk memudahkan proses pada tahap selanjutnya. Tahap keempat adalah menentukan threshold pada matrix gambar T dan F, gambar T merupakan gambar yang merepresentasikan sebuah obyek, sedangkan gambar F merupakan gambar yang merepresentasikan background. Masing-masing gambar ini akan ditentukan nilai threshold nya. edge yang ambigu atau kurang jelas dari suatu obyek. Tahap selanjutnya adalah mengubah gambar pada domain neutrosophic menjadi gambar biner. Dan tahap yang terakhir yaitu menggunakan metode watershed untuk melakukan segmentasi gambar pada gambar biner hasil dari proses sebelumnya. Data masukan yang dibutuhkan oleh perangkat lunak ini adalah semua jenis gambar namun yang lebih diutamakan adalah gambar yang uniform dengan edge yang kurang jelas atau ambigu. Hal ini diutamakan karena metode watershed dapat bekerja lebih bagus pada gambargambar yang uniform dan dengan edge yang ambigu. Start Input: Gambar Grayscale dengan blurry edge Filtering dengan Mean filter Memetakan citra dan Menentukan {T,F} Enhancement Menentukan tresholds pada T dan F Menetapkan homogeniety dari intensitas domain dan menentukan {I} Mengubah menjadi citra biner berdasarkan nilai dari {T,I,F} Menerapkan algoritma watershed untuk mengubah citra biner Output : Gambar hasil tersegmentsi End Gambar Error! No text of specified style in document..1 Diagram alir model secara umum Tahap kelima adalah menentukan homogeneity pada domain I dan, I merupakan komponen neutrosophic yang merepresentasikan Gambar 4.1 Diagram alir proses segmentasi gambar 4.1. Grayscaling Grayscaling adalah proses perubahan nilai piksel dari warna (RGB) menjadi gray-level. Pada dasarnya proses ini dilakukan dengan meratakan nilai piksel dari 3 nilai RGB menjadi 1 nilai. Untuk memperoleh hasil yang lebih baik, nilai piksel tidak langsung dibagi menjadi 3 melainkan terdapat persentasi dari masing-masing nilai. Salah satu prosentase yang digunakan dalam fungsi Image Processing Toolbox adalah 29,9% dari warna merah (Red), 58,7% dari warna hijau (Green), dan 11,4% dari warna biru (Blue). Nilai piksel didapat dari jumlah prosentase dari 3 nilai tersebut. Secara matematis dapat ditulis sebagaimana persamaan di bawah ini : Gray Scale : *R * G *B Gambar Grayscale juga disebut gray-scale, gray scale, atau gambar gray-level dan merupakan hasil proses grayscaling. Grayscale adalah tingkat warna keabuan dari sebuah piksel, dapat juga dikatakan tingkat cahaya dari sebuah piksel atau dengan kata lain adalah nilai yang terkandung dalam piksel menunjukan tingkat terangnya piksel tersebut dari hitam ke putih. Biasanya ditetapkan nilainya antara 0 hingga 255 (untuk 256-graylevel), dengan 0 adalah hitam dan 255 adalah putih. Karena hanya terbatas 1 byte saja maka untuk memrepresentasikan nilai piksel cukup 8 bit saja Pemetaan dan Penentuan{T,F} Pada tahap kedua ini akan dilakukan pemetaan dan penentuan matrix gambar pada domain T serta domain F. Pemetaan gambar dilakukan menggunakan mean filter dengan ukuran 3

4 window 20 x 20 sedangkan proses penentuan nilai T dan T yang termasuk komponen dari neutrosophic dilakukan menggunakan persamaan : (7) Menghitung parameter b dengan menggunakan prinsip maximum entropy sebagaimana persamaan dan 2.6.2, Parameter nilai b berada diantara nilai a dan nilai c. Untuk mengetahui nilai b yang optimal, diperlukan pengecekan terhadap seluruh kemungkinan nilai b. Nilai b yang optimal akan menghasilkan nilai maximum entropy H(X) yang terbesar. Dimana : Nilai intensitas dari gambar hasil filtering. a, b, dan c Parameter yang menentukan bentuk dari S-function. Parameter nilai a, b, dan c dapat dihitung menggunakan metode berdasar pada histogram sebagai berikut : (1) Menghitung histogram gambar. (2) Menentukan local maxima dari histogram,. (3) Menghitung nilai rata-rata local maxima menggunakan persamaan : (4) Menentukan local maxima sebagai puncak yang tingginya melebihi. Kemudian asumsikan bahwa puncak yang pertama kali ditemukan sebagai dan puncak yang terakhir kali ditemukan sebagai. (5) Menentukan batas gray level dan. Dengan, dan adalah nilai gray level yang lebih besar dari 0 dan pertama kali ditemukan serta adalah nilai gray level yang lebih besar dari 0 dan terakhir kali di temukan, maka proses untuk mencari batas dan dapat dituliskan ke dalam persamaan sebagai berikut: 4.3. Enhancement Proses enhancement pada tahap ini bertujuan untuk memperbaiki gambar pada domain baru. Metode yang digunakan untuk melakukan perbaikan gambar Tugas Akhir ini yaitu menggunakan transformasi intensitas atau biasanya disebut dengan mapping intensitas. Berikut ini fungsi yang digunakan untuk melakukan perbaikan gambar tersebut : Dimana : perbaikan dan 3.4 Tresholding merupakan gambar hasil merupakan fungsi transformasinya. Salah satu cara untuk mengambil objek dari background-nya adalah dengan memilih sebuah nilai threshold T yang dapat memisahkan kelompok yang satu dengan kelompok yang lain. Maka semua piksel yang memiliki nilai > nilai T disebut titik objek, sedangkan yang lain disebut titik background. Proses ini disebut thresholding. Sebuah gambar yang telah diseleksi menggunakan nilai threshold dapat didefinisikan: (6) Menentukan parameter nilai a dan c : Secara matematis rumus untuk menghitung nilai a dan c adalah sebagaimana dibawah ini dengan Nilai T dapat ditentukan dengan banyak cara, salah satunya adalah melalui perhitungan dibawah ini : Menentukan inisial threshold pada f(x,y) (gambar yang dihitung threshold nya) Memisahkan f(x,y) dengan menggunakan, kemudian mengelompokkannya menjadi 2 kelompok piksel baru yaitu Masing kelompok pada F 1 dan F 2 di cari nilai rata-ratanya yaitu Kemudian menghitung nilai threshold baru dengan persamaan : 4

5 Ulangi langkah ke-2 hingga 4 sehingga selisih nilai dari lebih kecil dari = Jika kondisi pada langkah ke-4 telah terpenuhi maka, tersebut adalah nilai threshold yang di dapatkan Menetapkan homogenitas dari domain intensitas dan menentukan {I} Homogenitas menunjukkan kehomogenan variasi intensitas dalam gambar. Pada sumber makalah dari Tugas Akhir ini homogenitas didefinisikan menggunakan standar deviasi dan intensitas discontinuity. Standart deviasi merepresentasikan kekontrasan daerah lokal (local region). Sebelum menentukan standar deviasi dalam gambar, terlebih dahulu harus ditentukan nilai rata-rata setiap pikselnya terhadap ukuran window. Dibawah ini merupakan persamaan untuk menghitung nilai ratarata tersebut: Dimana : = Nilai intensitas piksel. d = Ukuran window yang digunakan. (x,y) = Merupakan koordinat pusat masing-masing window. Persamaan yang digunakan untuk menentukan standar deviasi adalah sebagai berikut : Proses selanjutnya setelah nilai dari standar deviasi dan juga intensitas discontinuity ditemukan maka dilakukan normalisasi antara strandar deviasi dengan discontinuity, kemudian selanjtunya dilakukan pencarian homogenitasnya dengan persamaan dibawah ini : Dimana : Indeterminate I(x,y) yang merepresntasikan gambar pada domain I, dihitung dengan menggunakan persamaan sebagai berikut : 4.6. Mengubah menjadi gambar biner berdasar nilai {T,I,F} Pada tahap ini, hal yang dilakukan adalah membagi gambar menjadi 3 bagian : Objects(O), edges(e), dan background (B). T(x,y) merepresentasikan derajat untuk menjadi bagian dari objek piksel, I(x,y) merepresentasikan derajat untuk menjadi bagian dari piksel edges, dan F(x,y) merepresentasikan derajat untuk menjadi bagian dari piksel background untuk piksel P(x,y). Dibawah ini penjelasan dari ketiga bagian tersebut : Dimana adalah rata-rata. Operator sobel yang digunakan pada Tugas Akhir ini terdiri dari kernel berukuran 3x3, Kernel ini dirancang untuk merespon secara maksimal garis tepi yang bergerak secara vertikal dan horizontal relatif terhadap grid piksel, satu kernel untuk setiap orientasi tegak lulus (perpendicular orientation). Kernel dapat digunakan secara terpisah dengan gambar masukannya untuk menghasilkan pengukuran yang terpisah dari komponen gradien orientasinya (Gx dan Gy) komponen gradient ini disebut juga Perkiraan derevative horisontal dan vertikal. Besarnya gradien secara matematis dapat dihitung dengan mengkonvolusikan antara operator sobel dengan gambar masukannya. Kemudian untuk mencari besarnya nilai mutlak gradien pada setiap titik dan orientasi gradien dilakukan penggabungan nilai Gx dan Gy, besarnya nilai mutlak ini seringkali disebut dengan discontinuity, berikut ini persamaannya : Dimana dan merupakan hasil dari treshold pada tahap ke-3 dan dalam percobaan yang dilakukan penulis. Setelah piksel O, E, dan B didapatkan selanjutnya gambar akan dipetakan menjadi gambar biner. Pada gambar biner obyek dan background dipetakan sebagai 0 sedangkan edges dipetakan sebagai 1. Dibawah ini merupakan fungsi pemetaannya : 4.7. Segmentasi dengan metode Watershed Watershed merupakan salah satu metode yang digunakan untuk segmentasi gambar. Konsep yang terdapat pada watershed ini yaitu dapat 5

6 memvisualisasikan sebuah gambar dalam tiga 3D dimensi Dibawah ini merupakan langkah-langkah dari algoritma watershed. (1) Tentukan daerah (region), dengan merepresentasikan objek dan background yang memiliki nilai 0. (2) Lakukan d ilasi pada daerah tersebut dengan menggunakan stuktur elemen 3 x 3. (3) Bentuklah dam pada posisi dimana dua daerah terhubung. (4) Ulangi langkah (3) hingga semua daerah tergabung. 5. Uji Coba Dan Evaluasi Untuk mengetahui kinerja terhadap sistem yang telah dibuat dilakukan proses uji coba terhadap 3 macam : Perbandingan proses pencaraian parameter maximum dari membership function dengan membandingkan antara alternatif 1 yaitu metode berdasar histogram sebagaimana yang dijelaskan pada makalah utama [1], dan alternatif 2 yaitu metode berdasar histogram juga yang dijelaskan pada makalah referensi [9]. Membandingkan hasil segmentasi dengan menggunakan nilai parameter yang optimal yang didapatkan dari uji coba sebelumnya dibadingkan dengan metode yang lain yaitu seperti segmentasi watershed menggunakan distance transform, segmentasi watershed menggunakan gradien, segmentasi watershed menggunakan operasi morfologi dan gradien, segmentasi watershed dengan marker-controlled, metode deteksi tepi menggunakan sobel dan metode deteksi region menggunakan mean-shift. Uji coba dilakukan terhadap 34 macam gambar yang berbeda. Dari Gambar 5.1 tidak terlihat perbedaan yang signifikan apabila dilihat secara visual, namun apabila dicari rata-ratanya maka akan terlihat bahwa nilai keakuratan dari preprocessing dengan alternatif 2 terbukti menghasilkan hasil segmentasi yang lebih bagus dengan perbandingan rata-rata nilai akurasi 56,378 untuk alternatif 1 dan 56,583 untuk alternatif 2. Hasil uji coba untuk mencari rata-rata nilai parameter lamda dan ukuran window yang optimal dapat dilihat pada Tabel 5.1. Berdasarkan Tabel 5.1 nilai parameter lamda yang optimal yaitu 0.1 dan dari tabel tersebut juga dapat dilihat bahwa ukuran window yang menghasilkan rata-rata nilai akurasi tertintinggi terdapat pada window berukuran 3x3 dengan rata-rata akurasi 55,1613% Nilai akurasi dalam (%) Gambar 5.1 Perbandingan pencarian parameter a,b dan c Tabel 5.1 Rata-rata nilai akurasi setiap lamda pada setiap window(%) Window Window Window window Lamda , , , , , , , , , , , , ,278 48, , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , ,46706 Untuk perbandingan dengan metode lain, nilai akurasi tiap metode dapat dilihat Tabel 5.2 Tabel Error! No text of specified style in document..2 Perbandingan rata-rata nilai akurasi antara metode neutorosphic dengan metode pembanding yang lain(%) Gambar Rata2 akurasi Grafik Perbandingan Metode pencarian parameter membership function , 04 Gambar 42,94 26,7 36,8 9 Alternatif 1 Alternatif 2 44, 47 47, 6 Keterangan dari Tabel (1) Segmentasi gambar menggunakan domain neutrosophic dan metode watershed (2) Segmentasi watershed menggunakan distance transform (3) Segmentasi watershed menggunakan gradient 6

7 (4) Segmentasi watershed menggunakan operasi morfologi dan gradient (5) Segmentasi watershed dengan markercontrolled (6) Metode deteksi tepi menggunakan sobel. Dari Tabel 5.2 terbukti bahwa segmentasi gambar menggunakan domain neutrosophic dan metode watershed memiliki tingkat akurasi yang lebih baik jika dibandingkan dengan beberapa meode segmentasi yang lain sebagaimana yang telah disebutkan di atas. Untuk perbandingan metode berbasis region yaitu mean-shift dapat dilihat dari hasil segmentasi yang dihasilkan oleh metode ini dengan metode yang diusulkan. Untuk metode means-shift parameter yang digunakan adalah bandwidth = 7, color = 3, minimum = 10, sedangkan pada metode watershed dengan pendekatan neutrosophic menggunakan parameter window berukuran 3x3 dengan nilai lamda 0.1. Gambar Error! No text of specified style in document..3 Perbandingan dengan metode lain, (a) Gambar Capitol asli (b) Segmentasi menggunakan mean-shift (c) Segmentasi watershed dengan marker-controlled (d) Segmentasi menggunakan menggunakan domain neutrosophic dan metode watershed Dari Gambar 5.2 dapat dilihat hasil perbandingan antara metode yang diusulkan dengan metode segmentasi yang lain, dari gambar tersebut terlihat bahwa metode yang diusulkan menhasilkan hasil segemntasi yang lebih baik dibandingakn dengan yang lain. 6. Simpulan Dari uji coba yang telah dilakukan dan setelah menganalisis hasil pengujian terhadap deteksi serat asing menggunakan segmentasi gambar dapat diambil beberapa kesimpulan antara lain: a. Dari hasil uji coba pencarian parameter a, b, dan c pada proses pencarian parameter maximum dari membership function dengan antara alternatif 1 yaitu metode berdasar histogram yang dijelaskan pada makalah utama[1], dan alternatif 2 yaitu metode berdasar histogram yang dijelaskan pada makalah referensi[9] terbukti bahwa alternatif 2 menghasilkan hasil segmentasi yang lebih optimal dengan perbandingan rata-rata nilai akurasi 56,378 untuk alternatif 1 dan 56,583 untuk alternatif 2. b. Proses segmentasi citra menggunakan domain neutrosophic dengan metode watershed dapat menghasilkan hasil segmentasi yang optimal dengan parameter lamda = 0.1 dan ukuran window = 3 berdasarkan hasil akurasinya 64,0413 %. c. Metode watershed dengan pendekatan pada domain neutrosophic terbukti dapat menghasilkan hasil segmentasi yang lebih optimal dengan akurasi jika dibandingkan segmentasi watershed menggunakan gradien, segmentasi watershed menggunakan operasi morfologi dan gradien, segmentasi watershed dengan marker-controlled, metode edge-based (Sobel), metode region-based (mean-shift). 7. Daftar Pustaka [1] Ming Zhang, Ling Zhang, H.D. Cheng, 2009, A neutrosophic approach to image segmentation based on watershed method, on Signal Processing in ScienceDirect. [2] Yanhui Guoa, H.D.Chenga, 2008, New neutrosophic approach to image segmentation, on Pattern Recognition in ScienceDirect. [3] Florentin Smarandache, 2000, Neutrosophic Set A Generalization of the Intuitionistic Fuzzy Set., MSC 2000: 03B99, 03E99. [4] Florentin Smarandache, 2005, A UNIFYING FIELD IN LOGICS: NEUTROSOPHIC LOGIC. NEUTROSOPHY, NEUTROSOPHIC SET, NEUTROSOPHIC PROBABILITY., ISBN [5] Haibin Wang, Florentin Smarandache, Yan-Qing Zhang, Ranshekhar Sunderraman, 2005, Interval Neutrosophic Set and Logic : Theory and Apllications in Computing. [6] Charles Ashbacher, 2002, INTRODUCTIONTO NEUTROSOPHIC LOGIC. [7] Florentin Smarandache, 2005, N-norm and N-conorm in Neutrosophic Logic 7

8 and Set,and the Neutrosophic Topologies. [8] R.C. Gonzalez, R.E. Woods, Digital Image Processing, second ed., Prentice- Hall, New York, [9] H.D. Cheng, H. Xu, A novel fuzzy logic approach to contrast enhancement, Pattern Recognition 33 (2000) [10] Adang Suhendra, Catatan Kuliah Pengantar Pengolahan Citra, ( /Catatan-Kuliah-Pengantar-Pengolahan- Citra, diakses 10 Juni 2010). [11] Wikipedia, Membership function, ( pfunction%28mathematics%29, diakses 11 Juni 2010) [12] Robert Fisher, Simon Perkins, Ashley Walker, Erik Wolfart, Sobel Edge Detector, ( 2/sobel.htm, diakses 14 juni 2010). 8

Oleh Yuli Wijayanti. Dosen Pembimbing : 1. Bilqis Amaliah, S.Kom, M.Kom 2. Anny Yuniarti, S.Kom, M.Com.Sc

Oleh Yuli Wijayanti. Dosen Pembimbing : 1. Bilqis Amaliah, S.Kom, M.Kom 2. Anny Yuniarti, S.Kom, M.Com.Sc Oleh Yuli Wijayanti Dosen Pembimbing : 1. Bilqis Amaliah, S.Kom, M.Kom 2. Anny Yuniarti, S.Kom, M.Com.Sc TEKNIK INFORMATIKA-ITS 26 JULI 2010 Latar Belakang Segmentasi gambar merupakan salah satu faktor

Lebih terperinci

Implementasi Metode Watershed Transformation Dalam Segmentasi Tulisan Aksara Bali Berbasis Histogram

Implementasi Metode Watershed Transformation Dalam Segmentasi Tulisan Aksara Bali Berbasis Histogram Konferensi Nasional Sistem & Informatika 2015 STMIK STIKOM Bali, 9 10 Oktober 2015 Implementasi Metode Watershed Transformation Dalam Segmentasi Tulisan Aksara Bali Berbasis Histogram Komang Budiarta,

Lebih terperinci

KOMBINASI METODE MORPHOLOGICAL GRADIENT DAN TRANSFORMASI WATERSHED PADA PROSES SEGMENTASI CITRA DIGITAL

KOMBINASI METODE MORPHOLOGICAL GRADIENT DAN TRANSFORMASI WATERSHED PADA PROSES SEGMENTASI CITRA DIGITAL KOMBINASI METODE MORPHOLOGICAL GRADIENT DAN TRANSFORMASI WATERSHED PADA PROSES SEGMENTASI CITRA DIGITAL Rudy Adipranata Universitas Kristen Petra Jl. Siwalankerto 121-131, Surabaya. Telp. (031) 8439040

Lebih terperinci

PERBANDINGAN RUANG WARNA PADA PENGOLAHAN INFORMASI WARNA UNTUK SEGMENTASI CITRA MENGGUNAKAN NEUTROSOPHIC SET

PERBANDINGAN RUANG WARNA PADA PENGOLAHAN INFORMASI WARNA UNTUK SEGMENTASI CITRA MENGGUNAKAN NEUTROSOPHIC SET PERBANDINGAN RUANG WARNA PADA PENGOLAHAN INFORMASI WARNA UNTUK SEGMENTASI CITRA MENGGUNAKAN NEUTROSOPHIC SET Monica Widiasri Teknik Informatika, Fakultas Teknik, Universitas Surabaya monica@ubaya.ac.id

Lebih terperinci

SEGMENTASI CITRA DIGITAL DENGAN MENGGUNAKAN ALGORITMA WATERSHED DAN LOWPASS FILTER SEBAGAI PROSES AWAL ( November, 2013 )

SEGMENTASI CITRA DIGITAL DENGAN MENGGUNAKAN ALGORITMA WATERSHED DAN LOWPASS FILTER SEBAGAI PROSES AWAL ( November, 2013 ) SEGMENTASI CITRA DIGITAL DENGAN MENGGUNAKAN ALGORITMA WATERSHED DAN LOWPASS FILTER SEBAGAI PROSES AWAL ( November, 2013 ) Pramuda Akariusta Cahyan, Muhammad Aswin, Ir., MT., Ali Mustofa, ST., MT. Jurusan

Lebih terperinci

Modifikasi Algoritma Pengelompokan K-Means untuk Segmentasi Citra Ikan Berdasarkan Puncak Histogram

Modifikasi Algoritma Pengelompokan K-Means untuk Segmentasi Citra Ikan Berdasarkan Puncak Histogram JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2013) 1-5 1 Modifikasi Algoritma Pengelompokan K-Means untuk Segmentasi Citra Ikan Berdasarkan Puncak Histogram Shabrina Mardhi Dalila, Handayani Tjandrasa, dan Nanik

Lebih terperinci

Segmentasi Dan Pelabelan Pada Citra Panoramik Gigi

Segmentasi Dan Pelabelan Pada Citra Panoramik Gigi Segmentasi Dan Pelabelan Pada Citra Panoramik Gigi Nur Nafi iyah 1, Yuliana Melita, S.Kom, M.Kom 2 Program Pascasarjana Sekolah Tinggi Teknik Surabaya Email: nafik_unisla26@yahoo.co.id 1, ymp@stts.edu

Lebih terperinci

Analisa Perbandingan Metode Edge Detection Roberts Dan Prewitt

Analisa Perbandingan Metode Edge Detection Roberts Dan Prewitt Analisa Perbandingan Metode Edge Detection Roberts Dan Prewitt Romindo Polikteknik Ganesha Medan Jl. Veteran No. 190 Pasar VI Manunggal romindo4@gmail.com Nurul Khairina Polikteknik Ganesha Medan Jl. Veteran

Lebih terperinci

LANDASAN TEORI. 2.1 Citra Digital Pengertian Citra Digital

LANDASAN TEORI. 2.1 Citra Digital Pengertian Citra Digital LANDASAN TEORI 2.1 Citra Digital 2.1.1 Pengertian Citra Digital Citra dapat didefinisikan sebagai sebuah fungsi dua dimensi, f(x,y) dimana x dan y merupakan koordinat bidang datar, dan harga fungsi f disetiap

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI Pada bab ini akan dibahas teori yang berkaitan dengan pemrosesan data untuk sistem pendeteksi senyum pada skripsi ini, meliputi metode Viola Jones, konversi citra RGB ke grayscale,

Lebih terperinci

SEGMENTASI CITRA CT SCAN TUMOR OTAK MENGGUNAKAN MATEMATIKA MORFOLOGI (WATERSHED) DENGAN FLOOD MINIMUM OPTIMAL

SEGMENTASI CITRA CT SCAN TUMOR OTAK MENGGUNAKAN MATEMATIKA MORFOLOGI (WATERSHED) DENGAN FLOOD MINIMUM OPTIMAL SEGMENTASI CITRA CT SCAN TUMOR OTAK MENGGUNAKAN MATEMATIKA MORFOLOGI (WATERSHED) DENGAN FLOOD MINIMUM OPTIMAL Andi Hendra 1 1 Jurusan Matematika MIPA Universitas Tadulako ABSTRAK Penelitian pengolahan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 7 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Citra Digital Citra digital merupakan sebuah fungsi intensitas cahaya, dimana harga x dan y merupakan koordinat spasial dan harga fungsi f tersebut pada setiap titik merupakan

Lebih terperinci

PENDETEKSIAN TEPI OBJEK MENGGUNAKAN METODE GRADIEN

PENDETEKSIAN TEPI OBJEK MENGGUNAKAN METODE GRADIEN PENDETEKSIAN TEPI OBJEK MENGGUNAKAN METODE GRADIEN Dolly Indra dolly.indra@umi.ac.id Teknik Informatika Universitas Muslim Indonesia Abstrak Pada tahap melakukan ekstraksi ciri (feature extraction) faktor

Lebih terperinci

PERANCANGAN DAN PEMBUATAN APLIKASI UNTUK MENDESAIN KARTU UCAPAN

PERANCANGAN DAN PEMBUATAN APLIKASI UNTUK MENDESAIN KARTU UCAPAN PERANCANGAN DAN PEMBUATAN APLIKASI UNTUK MENDESAIN KARTU UCAPAN Rudy Adipranata 1, Liliana 2, Gunawan Iteh Fakultas Teknologi Industri, Jurusan Teknik Informatika, Universitas Kristen Petra Jl. Siwalankerto

Lebih terperinci

Analisa Hasil Perbandingan Metode Low-Pass Filter Dengan Median Filter Untuk Optimalisasi Kualitas Citra Digital

Analisa Hasil Perbandingan Metode Low-Pass Filter Dengan Median Filter Untuk Optimalisasi Kualitas Citra Digital Analisa Hasil Perbandingan Metode Low-Pass Filter Dengan Median Filter Untuk Optimalisasi Kualitas Citra Digital Nurul Fuad 1, Yuliana Melita 2 Magister Teknologi Informasi Institut Saint Terapan & Teknologi

Lebih terperinci

Segmentasi Citra berbasis Informasi Warna dan Tekstur menggunakan Neutrosophic Set

Segmentasi Citra berbasis Informasi Warna dan Tekstur menggunakan Neutrosophic Set Segmentasi Citra berbasis Informasi Warna dan Tekstur menggunakan Neutrosophic Set Monica Widiasri, S.Kom. 1 *, Dr. Ir. R. V. Hari Ginardi, M.Sc. 2, Rully Soelaiman, S.Kom., M.Kom. 3 Teknik Informatika,

Lebih terperinci

corak lukisan dengan seni dekorasi pakaian, muncul seni batik tulis seperti yang kita kenal sekarang ini. Kain batik merupakan ciri khas dari bangsa I

corak lukisan dengan seni dekorasi pakaian, muncul seni batik tulis seperti yang kita kenal sekarang ini. Kain batik merupakan ciri khas dari bangsa I Pembuatan Perangkat Lunak Untuk Menampilkan Deskripsi Mengenai Batik dan Pola Citra Batik Berdasarkan Segmentasi Objek Maulana Sutrisna, maulanasutrisna@gmail.com Jurusan Teknik Informatika, Fakultas Teknologi

Lebih terperinci

SAMPLING DAN KUANTISASI

SAMPLING DAN KUANTISASI SAMPLING DAN KUANTISASI Budi Setiyono 1 3/14/2013 Citra Suatu citra adalah fungsi intensitas 2 dimensi f(x, y), dimana x dan y adalahkoordinat spasial dan f pada titik (x, y) merupakan tingkat kecerahan

Lebih terperinci

Pertemuan 3 Perbaikan Citra pada Domain Spasial (1) Anny Yuniarti, S.Kom, M.Comp.Sc

Pertemuan 3 Perbaikan Citra pada Domain Spasial (1) Anny Yuniarti, S.Kom, M.Comp.Sc Pertemuan 3 Perbaikan Citra pada Domain Spasial (1), S.Kom, M.Comp.Sc Tujuan Memberikan pemahaman kepada mahasiswa mengenai berbagai teknik perbaikan citra pada domain spasial, antara lain : Transformasi

Lebih terperinci

Algoritma Kohonen dalam Mengubah Citra Graylevel Menjadi Citra Biner

Algoritma Kohonen dalam Mengubah Citra Graylevel Menjadi Citra Biner Jurnal Ilmiah Teknologi dan Informasia ASIA (JITIKA) Vol.9, No.2, Agustus 2015 ISSN: 0852-730X Algoritma Kohonen dalam Mengubah Citra Graylevel Menjadi Citra Biner Nur Nafi'iyah Prodi Teknik Informatika

Lebih terperinci

Modifikasi Algoritma Pengelompokan K-Means untuk Segmentasi Citra Ikan Berdasarkan Puncak Histogram

Modifikasi Algoritma Pengelompokan K-Means untuk Segmentasi Citra Ikan Berdasarkan Puncak Histogram Modifikasi Algoritma Pengelompokan K-Means untuk Segmentasi Citra Ikan Berdasarkan Puncak Histogram Shabrina Mardhi Dalila (5109100049) Dosen Pembimbing 1 Prof. Ir. Handayani Tjandrasa, M.Sc., Ph.D. Dosen

Lebih terperinci

BAB 3 IMPLEMENTASI SISTEM

BAB 3 IMPLEMENTASI SISTEM BAB 3 IMPLEMENTASI SISTEM Bab ini akan membahas mengenai proses implementasi dari metode pendeteksian paranodus yang digunakan dalam penelitian ini. Bab ini terbagai menjadi empat bagian, bagian 3.1 menjelaskan

Lebih terperinci

Suatu proses untuk mengubah sebuah citra menjadi citra baru sesuai dengan kebutuhan melalui berbagai cara.

Suatu proses untuk mengubah sebuah citra menjadi citra baru sesuai dengan kebutuhan melalui berbagai cara. Image Enhancement Suatu proses untuk mengubah sebuah citra menjadi citra baru sesuai dengan kebutuhan melalui berbagai cara. Cara-cara yang bisa dilakukan misalnya dengan fungsi transformasi, operasi matematis,

Lebih terperinci

APLIKASI TRANSFORMASI WATERSHED UNTUK SEGMENTASI CITRA DENGAN SPATIAL FILTER SEBAGAI PEMROSES AWAL

APLIKASI TRANSFORMASI WATERSHED UNTUK SEGMENTASI CITRA DENGAN SPATIAL FILTER SEBAGAI PEMROSES AWAL APLIKASI TRANSFORMASI WATERSHED UNTUK SEGMENTASI CITRA DENGAN SPATIAL FILTER SEBAGAI PEMROSES AWAL Murien Nugraheni Prodi Teknik Informatika Fak FTI UAD Jl. Prof. Dr. Soepomo, Janturan, Yogyakarta 55164,

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Citra Citra menurut kamus Webster adalah suatu representasi atau gambaran, kemiripan, atau imitasi dari suatu objek atau benda, contohnya yaitu foto seseorang dari kamera yang

Lebih terperinci

BAB II TEORI PENUNJANG

BAB II TEORI PENUNJANG BAB II TEORI PENUNJANG 2.1 Computer Vision Komputerisasi memiliki ketelitian yang jauh lebih tinggi bila dibandingkan dengan cara manual yang dilakukan oleh mata manusia, komputer dapat melakukan berbagai

Lebih terperinci

PERBANDINGAN SEGMENTASI CITRA BERWARNA DENGAN FUZZY CMEANS CLUSTERING PADA BEBERAPA REPRESENTASI RUANG WARNA

PERBANDINGAN SEGMENTASI CITRA BERWARNA DENGAN FUZZY CMEANS CLUSTERING PADA BEBERAPA REPRESENTASI RUANG WARNA PERBANDINGAN SEGMENTASI CITRA BERWARNA DENGAN FUZZY CMEANS CLUSTERING PADA BEBERAPA REPRESENTASI RUANG WARNA Naser Jawas Sistem Komputer STMIK STIKOM Bali Jl Raya Puputan No.86 Renon, Denpasar, Bali 80226

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM 3.1 Analisis Sistem 3.1.1 Analisa Perbandingan Aplikasi Sebelumnya Gambar 3.1 Gambar Tampilan GeoSeg Versi 1.0.0.0 (Sumber Charles:2012) Pada aplikasi GeoSeg versi

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Lembar Pengesahan Penguji... iii. Halaman Persembahan... iv. Abstrak... viii. Daftar Isi... ix. Daftar Tabel... xvi

DAFTAR ISI. Lembar Pengesahan Penguji... iii. Halaman Persembahan... iv. Abstrak... viii. Daftar Isi... ix. Daftar Tabel... xvi DAFTAR ISI Halaman Judul... i Lembar Pengesahan Pembimbing... ii Lembar Pengesahan Penguji... iii Halaman Persembahan... iv Halaman Motto... v Kata Pengantar... vi Abstrak... viii Daftar Isi... ix Daftar

Lebih terperinci

FAKULTAS TEKNIK (FT) PROGRAM TEKNIK INFORMATIKA UNIVERSITAS NUSANTARA PGRI KEDIRI 2016

FAKULTAS TEKNIK (FT) PROGRAM TEKNIK INFORMATIKA UNIVERSITAS NUSANTARA PGRI KEDIRI 2016 DETEKSI KEMUNCULAN BULAN SABIT MENGGUNAKAN METODE CIRCULAR HOUGH TRANSFORM ARTIKEL Diajukan Untuk Penulisan Skripsi Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Komputer (S.Kom) Pada Program

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengolahan Citra Pengolahan citra adalah kegiatan memanipulasi citra yang telah ada menjadi gambar lain dengan menggunakan suatu algoritma atau metode tertentu. Proses ini mempunyai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Menginterprestasi sebuah citra untuk memperoleh diskripsi tentang citra tersebut melalui beberapa proses antara lain preprocessing, segmentasi citra, analisis

Lebih terperinci

Pertemuan 2 Representasi Citra

Pertemuan 2 Representasi Citra /29/23 FAKULTAS TEKNIK INFORMATIKA PENGOLAHAN CITRA DIGITAL ( DIGITAL IMAGE PROCESSING ) Pertemuan 2 Representasi Citra Representasi Citra citra Citra analog Citra digital Matrik dua dimensi yang terdiri

Lebih terperinci

Klasifikasi Kualitas Keramik Menggunakan Metode Deteksi Tepi Laplacian of Gaussian dan Prewitt

Klasifikasi Kualitas Keramik Menggunakan Metode Deteksi Tepi Laplacian of Gaussian dan Prewitt Klasifikasi Kualitas Keramik Menggunakan Metode Deteksi Tepi Laplacian of Gaussian dan Prewitt Ardi Satrya Afandi Fakultas Teknologi Industri Universitas Gunadarma Depok, Indonesia art_dhi@yahoo.com Prihandoko,

Lebih terperinci

Implementasi Edge Detection Pada Citra Grayscale dengan Metode Operator Prewitt dan Operator Sobel

Implementasi Edge Detection Pada Citra Grayscale dengan Metode Operator Prewitt dan Operator Sobel Implementasi Edge Detection Pada Citra Grayscale dengan Metode Operator Prewitt dan Operator Sobel Sri Enggal Indraani, Ira Dhani Jumaddina, Sabrina Ridha Sari Sinaga (enggal24@gmail.com, Ira.dhani5393@gmail.com,

Lebih terperinci

PENENTUAN KUALITAS DAUN TEMBAKAU DENGAN PERANGKAT MOBILE BERDASARKAN EKSTRASI FITUR RATA-RATA RGB MENGGUNAKAN ALGORITMA K-NEAREST NEIGHBOR

PENENTUAN KUALITAS DAUN TEMBAKAU DENGAN PERANGKAT MOBILE BERDASARKAN EKSTRASI FITUR RATA-RATA RGB MENGGUNAKAN ALGORITMA K-NEAREST NEIGHBOR PENENTUAN KUALITAS DAUN TEMBAKAU DENGAN PERANGKAT MOBILE BERDASARKAN EKSTRASI FITUR RATA-RATA RGB MENGGUNAKAN ALGORITMA K-NEAREST NEIGHBOR Eko Subiyantoro, Yan Permana Agung Putra Program Studi Teknik

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Citra Citra merupakan salah satu komponen multimedia yang memegang peranan sangat penting sebagai bentuk informasi visual. Meskipun sebuah citra kaya akan informasi, namun sering

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. dari sudut pandang matematis, citra merupakan fungsi kontinyu dari intensitas cahaya

BAB 2 LANDASAN TEORI. dari sudut pandang matematis, citra merupakan fungsi kontinyu dari intensitas cahaya 5 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Citra Secara harfiah citra atau image adalah gambar pada bidang dua dimensi. Ditinjau dari sudut pandang matematis, citra merupakan fungsi kontinyu dari intensitas cahaya pada

Lebih terperinci

Oleh: Riza Prasetya Wicaksana

Oleh: Riza Prasetya Wicaksana Oleh: Riza Prasetya Wicaksana 2209 105 042 Pembimbing I : Dr. I Ketut Eddy Purnama, ST., MT. NIP. 196907301995121001 Pembimbing II : Muhtadin, ST., MT. NIP. 198106092009121003 Latar belakang Banyaknya

Lebih terperinci

PERBANDINGAN METODE ROBERTS DAN SOBEL DALAM MENDETEKSI TEPI SUATU CITRA DIGITAL. Lia Amelia (1) Rini Marwati (2) ABSTRAK

PERBANDINGAN METODE ROBERTS DAN SOBEL DALAM MENDETEKSI TEPI SUATU CITRA DIGITAL. Lia Amelia (1) Rini Marwati (2) ABSTRAK PERBANDINGAN METODE ROBERTS DAN SOBEL DALAM MENDETEKSI TEPI SUATU CITRA DIGITAL Lia Amelia (1) Rini Marwati (2) ABSTRAK Pengolahan citra digital merupakan proses yang bertujuan untuk memanipulasi dan menganalisis

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Citra Citra adalah suatu representasi (gambaran), kemiripan, atau imitasi suatu objek. Citra sebagai keluaran suatu sistem perekaman data dapat bersifat optik berupa

Lebih terperinci

PERANGKAT LUNAK SEGMENTASI CITRA DENGAN METODE WATERSHED

PERANGKAT LUNAK SEGMENTASI CITRA DENGAN METODE WATERSHED PERANGKAT LUNAK SEGMENTASI CITRA DENGAN METODE WATERSHED Gunawan 1, Fandi Halim 1, Erni Wijaya 2 STMIK Mikroskil Jl. Thamrin No. 112, 124, 140 Medan 20212 1 gunawan@mikroskil.ac.id, 1 fandi@mikroskil.ac.id,

Lebih terperinci

SISTEM PENGKLASIFIKASIAN KUALITAS KERAMIK DENGAN MENGGUNAKAN METODE LOG DAN PREWITT

SISTEM PENGKLASIFIKASIAN KUALITAS KERAMIK DENGAN MENGGUNAKAN METODE LOG DAN PREWITT SISTEM PENGKLASIFIKASIAN KUALITAS KERAMIK DENGAN MENGGUNAKAN METODE LOG DAN PREWITT Ardi Satrya Afandi art_dhi@yahoo.com Jurusan Teknik Informatika Fakultas Teknologi Industri Universitas Gunadarma Jl.

Lebih terperinci

PENDETEKSI TEMPAT PARKIR MOBIL KOSONG MENGGUNAKAN METODE CANNY

PENDETEKSI TEMPAT PARKIR MOBIL KOSONG MENGGUNAKAN METODE CANNY PENDETEKSI TEMPAT PARKIR MOBIL KOSONG MENGGUNAKAN METODE CANNY Minati Yulianti 1, Cucu Suhery 2, Ikhwan Ruslianto 3 [1] [2] [3] Jurusan Sistem Komputer, Fakultas MIPA Universitas Tanjungpura Jl. Prof.

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI SEGMENTASI PEMBULUH DARAH RETINA PADA CITRA FUNDUS MATA BERWARNA MENGGUNAKAN PENDEKATAN MORFOLOGI ADAPTIF

IMPLEMENTASI SEGMENTASI PEMBULUH DARAH RETINA PADA CITRA FUNDUS MATA BERWARNA MENGGUNAKAN PENDEKATAN MORFOLOGI ADAPTIF IMPLEMENTASI SEGMENTASI PEMBULUH DARAH RETINA PADA CITRA FUNDUS MATA BERWARNA MENGGUNAKAN PENDEKATAN MORFOLOGI ADAPTIF Dini Nuzulia Rahmah 1, Handayani Tjandrasa 2, Anny Yuniarti 3 Teknik Informatika,

Lebih terperinci

DETEKSI NOMINAL MATA UANG DENGAN JARAK EUCLIDEAN DAN KOEFISIEN KORELASI

DETEKSI NOMINAL MATA UANG DENGAN JARAK EUCLIDEAN DAN KOEFISIEN KORELASI DETEKSI NOMINAL MATA UANG DENGAN JARAK EUCLIDEAN DAN KOEFISIEN KORELASI Marina Gracecia1, ShintaEstriWahyuningrum2 Program Studi Teknik Informatika Universitas Katolik Soegijapranata 1 esthergracecia@gmail.com,

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI...

BAB II LANDASAN TEORI... DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING... ii LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN HASIL TESIS... iii LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI... iv PERSEMBAHAN... v MOTTO... vi KATA PENGANTAR... vii SARI...

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Citra Digital Istilah citra biasanya digunakan dalam bidang pengolahan citra yang berarti gambar. Suatu citra dapat didefinisikan sebagai fungsi dua dimensi, di mana dan adalah

Lebih terperinci

Pengembangan Algoritma Pengubahan Ukuran Citra Berbasiskan Analisis Gradien dengan Pendekatan Polinomial

Pengembangan Algoritma Pengubahan Ukuran Citra Berbasiskan Analisis Gradien dengan Pendekatan Polinomial Pengembangan Algoritma Pengubahan Ukuran Citra Berbasiskan Analisis Gradien dengan Pendekatan Polinomial Eric Christopher School of Electrical Engineering and Informatics, Institute Technology of Bandung,

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Pengolahan Citra adalah pemrosesan citra, khususnya dengan menggunakan

BAB II LANDASAN TEORI. Pengolahan Citra adalah pemrosesan citra, khususnya dengan menggunakan BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Citra Citra adalah gambar pada bidang dwimatra (dua dimensi). Ditinjau dari sudut pandang matematis, citra merupakan fungsi menerus dan intensitas cahaya pada bidang dwimatra

Lebih terperinci

Rancang Bangun Sistem Pengujian Distorsi Menggunakan Concentric Circle Method Pada Kaca Spion Kendaraan Bermotor Kategori L3 Berbasis Edge Detection

Rancang Bangun Sistem Pengujian Distorsi Menggunakan Concentric Circle Method Pada Kaca Spion Kendaraan Bermotor Kategori L3 Berbasis Edge Detection JURNAL TEKNIK POMITS Vol., No., (22) -6 Rancang Bangun Sistem Pengujian Distorsi Menggunakan Concentric Circle Method Pada Kaca Spion Kendaraan Bermotor Kategori L3 Berbasis Edge Detection Muji Tri Nurismu

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Citra Digital Citra digital adalah citra yang bersifat diskrit yang dapat diolah oleh computer. Citra ini dapat dihasilkan melalui kamera digital dan scanner ataupun citra yang

Lebih terperinci

Deteksi Tepi pada Citra Digital menggunakan Metode Kirsch dan Robinson

Deteksi Tepi pada Citra Digital menggunakan Metode Kirsch dan Robinson Deteksi Tepi pada Citra Digital menggunakan Metode Kirsch dan Robinson Veronica Lusiana Program Studi Teknik Informatika, Universitas Stikubank email: verolusiana@yahoo.com Abstrak Segmentasi citra sebagai

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI SEGMENTASI PEMBULUH RETINA DENGAN METODE MULTI- SCALE LINE TRACKING

IMPLEMENTASI SEGMENTASI PEMBULUH RETINA DENGAN METODE MULTI- SCALE LINE TRACKING IMPLEMENTASI SEGMENTASI PEMBULUH RETINA DENGAN METODE MULTI- SCALE LINE TRACKING Syarifatun Nadhiroh Qomariyah 1, Handayani Tjandrasa 2, Nanik Suciati 3 Teknik Informatika, Fakultas Teknologi Informasi,

Lebih terperinci

DETEKSI GERAK BANYAK OBJEK MENGGUNAKAN BACKGROUND SUBSTRACTION DAN DETEKSI TEPI SOBEL

DETEKSI GERAK BANYAK OBJEK MENGGUNAKAN BACKGROUND SUBSTRACTION DAN DETEKSI TEPI SOBEL DETEKSI GERAK BANYAK OBJEK MENGGUNAKAN BACKGROUND SUBSTRACTION DAN DETEKSI TEPI SOBEL Muhammad Affandes* 1, Afdi Ramadani 2 1,2 Teknik Informatika UIN Sultan Syarif Kasim Riau Kontak Person : Muhammad

Lebih terperinci

Segmentasi Citra Berwarna Menggunakan Deteksi Tepi dan Fuzzy C-Means yang Dimodifikasi Berdasarkan Informasi Ketetanggaan

Segmentasi Citra Berwarna Menggunakan Deteksi Tepi dan Fuzzy C-Means yang Dimodifikasi Berdasarkan Informasi Ketetanggaan Segmentasi Citra Berwarna Menggunakan Deteksi Tepi dan Fuzzy C-Means yang Dimodifikasi Berdasarkan Informasi Ketetanggaan Septi Wulansari (5109100175) Pembimbing I: Prof. Ir. Handayani Tjandrasa, M.Sc.,

Lebih terperinci

Pendeteksian Tepi Citra CT Scan dengan Menggunakan Laplacian of Gaussian (LOG) Nurhasanah *)

Pendeteksian Tepi Citra CT Scan dengan Menggunakan Laplacian of Gaussian (LOG) Nurhasanah *) Pendeteksian Tepi Citra CT Scan dengan Menggunakan Laplacian of Gaussian (LOG) Nurhasanah *) *) Jurusan Fisika, FMIPA Universitas Tanjungpura Abstrak CT scan mampu menghasilkan citra organ internal (struktur

Lebih terperinci

Representasi Citra. Bertalya. Universitas Gunadarma

Representasi Citra. Bertalya. Universitas Gunadarma Representasi Citra Bertalya Universitas Gunadarma 2005 Pengertian Citra Digital Ada 2 citra, yakni : citra kontinu dan citra diskrit (citra digital) Citra kontinu diperoleh dari sistem optik yg menerima

Lebih terperinci

PENERAPAN SEGMENTASI MULTI KANAL DALAM MENDETEKSI SEL PARASIT PLASMODIUM SP. I Made Agus Wirahadi Putra 1, I Made Satria Wibawa 2 ABSTRAK

PENERAPAN SEGMENTASI MULTI KANAL DALAM MENDETEKSI SEL PARASIT PLASMODIUM SP. I Made Agus Wirahadi Putra 1, I Made Satria Wibawa 2 ABSTRAK Jurnal Dinamika, April 2017, halaman 18-29 P-ISSN: 2087-889 E-ISSN: 2503-4863 Vol. 08. No.1 PENERAPAN SEGMENTASI MULTI KANAL DALAM MENDETEKSI SEL PARASIT PLASMODIUM SP. I Made Agus Wirahadi Putra 1, I

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI SEL DARAH BERBENTUK SABIT PADA CITRA SEL DARAH PENDERITA ANEMIA

IDENTIFIKASI SEL DARAH BERBENTUK SABIT PADA CITRA SEL DARAH PENDERITA ANEMIA IDENTIFIKASI SEL DARAH BERBENTUK SABIT PADA CITRA SEL DARAH PENDERITA ANEMIA IMAM SUBEKTI 2209106021 Dosen Pembimbing: Prof. Dr. Ir. Mauridhi Hery Purnomo, M.Eng. Dr. I Ketut Eddy Purnama, ST, MT. Latar

Lebih terperinci

KONSEP DASAR PENGOLAHAN CITRA

KONSEP DASAR PENGOLAHAN CITRA KONSEP DASAR PENGOLAHAN CITRA Copyright @ 2007 by Emy 2 1 Kompetensi Mampu membangun struktur data untuk merepresentasikan citra di dalam memori computer Mampu melakukan manipulasi citra dengan menggunakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Citra adalah gambar dua dimensi yang dihasilkan dari gambar analog dua dimensi yang kontinu menjadi gambar diskrit melalui proses sampling. Gambar analog dibagi

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengenalan Citra Citra adalah suatu representasi (gambaran), kemiripan atau imitasi dari suatu objek. Citra sebagai keluaran suatu sistem perekaman data dapat bersifat optik berupa

Lebih terperinci

PENGHAPUSAN NOISE PADA CITRA DENGAN FILTER ADAPTIVE- HIERARCHICAL

PENGHAPUSAN NOISE PADA CITRA DENGAN FILTER ADAPTIVE- HIERARCHICAL MAKALAH SEMINAR TUGAS AKHIR PERIODE JUNI-JULI PENGHAPUSAN NOISE PADA CITRA DENGAN FILTER ADAPTIVE- HIERARCHICAL Ana Wahyu Hakim 1, Handayani Tjandrasa 2, Bilqis Amalia 3 Teknik Informatika, Fakultas Teknologi

Lebih terperinci

BAB III PROSEDUR DAN METODOLOGI. Pada bab ini kita akan melihat masalah apa yang masih menjadi kendala

BAB III PROSEDUR DAN METODOLOGI. Pada bab ini kita akan melihat masalah apa yang masih menjadi kendala 52 BAB III PROSEDUR DAN METODOLOGI 3.1 ANALISA MASALAH Pada bab ini kita akan melihat masalah apa yang masih menjadi kendala melakukan proses retrival citra dan bagaimana solusi untuk memecahkan masalah

Lebih terperinci

MKB3383 TEKNIK PENGOLAHAN CITRA Pemrosesan Citra Biner

MKB3383 TEKNIK PENGOLAHAN CITRA Pemrosesan Citra Biner MKB3383 TEKNIK PENGOLAHAN CITRA Pemrosesan Citra Biner Dosen Pengampu: Muhammad Zidny Naf an, M.Kom. Genap 2016/2017 Definisi Citra biner (binary image) adalah citra yang hanya mempunyai dua nilai derajat

Lebih terperinci

PENGOLAHAN CITRA DIGITAL

PENGOLAHAN CITRA DIGITAL PENGOLAHAN CITRA DIGITAL Aditya Wikan Mahastama mahas@ukdw.ac.id Histogram dan Operasi Dasar Pengolahan Citra Digital 3 UNIV KRISTEN DUTA WACANA GENAP 1213 v2 MAMPIR SEB EN TAR Histogram Histogram citra

Lebih terperinci

Pengenalan Telur Berdasarkan Karakteristik Warna Citra Yustina Retno Wahyu Utami 2)

Pengenalan Telur Berdasarkan Karakteristik Warna Citra Yustina Retno Wahyu Utami 2) Pengenalan Telur Berdasarkan Karakteristik Warna Citra Yustina Retno Wahyu Utami 2) ISSN : 1693 1173 Abstrak Pengenalan obyek pada citra merupakan penelitian yang banyak dikembangkan. Salah satunya pengenalan

Lebih terperinci

BAB II TI JAUA PUSTAKA

BAB II TI JAUA PUSTAKA BAB II TI JAUA PUSTAKA Pada bab ini akan dibahas mengenai teori-teori yang menunjang tugas akhir ini. Antara lain yaitu pengertian citra, pengertian dari impulse noise, dan pengertian dari reduksi noise.

Lebih terperinci

PRESENTASI TUGAS AKHIR KI091391

PRESENTASI TUGAS AKHIR KI091391 PRESENTASI TUGAS AKHIR KI091391 IMPLEMENTASI DETEKSI TITIK POTONG PEMBULUH DARAH PADA CITRA FUNDUS RETINA MENGGUNAKAN ALGORITMA COMBINED CROSS POINT NUMBER Kata Kunci: Citra Fundus Retina, Segmentasi Citra,

Lebih terperinci

ANALISIS PERBANDINGAN METODE PREWITT DAN CANNY UNTUK IDENTIFIKASI IKAN AIR TAWAR

ANALISIS PERBANDINGAN METODE PREWITT DAN CANNY UNTUK IDENTIFIKASI IKAN AIR TAWAR ANALISIS PERBANDINGAN METODE PREWITT DAN CANNY UNTUK IDENTIFIKASI IKAN AIR TAWAR Gibtha Fitri Laxmi 1, Puspa Eosina 2, Fety Fatimah 3 1,2,3 Program Studi Teknik Informatika, Fakultas Teknik, Universitas

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM. Dalam pengerjaan tugas akhir ini memiliki tujuan untuk mengektraksi

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM. Dalam pengerjaan tugas akhir ini memiliki tujuan untuk mengektraksi BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM 3.1 Model Pengembangan Dalam pengerjaan tugas akhir ini memiliki tujuan untuk mengektraksi fitur yang terdapat pada karakter citra digital menggunakan metode diagonal

Lebih terperinci

SEGMENTASI WARNA CITRA DENGAN DETEKSI WARNA HSV UNTUK MENDETEKSI OBJEK

SEGMENTASI WARNA CITRA DENGAN DETEKSI WARNA HSV UNTUK MENDETEKSI OBJEK SEGMENTASI WARNA CITRA DENGAN DETEKSI WARNA HSV UNTUK MENDETEKSI OBJEK Benedictus Yoga Budi Putranto, Widi Hapsari, Katon Wijana Fakultas Teknik Program Studi Teknik Informatika Universitas Kristen Duta

Lebih terperinci

ALGORITMA SOBEL UNTUK DETEKSI KARAKTER PADA PLAT NOMOR KENDARAAN BERMOTOR

ALGORITMA SOBEL UNTUK DETEKSI KARAKTER PADA PLAT NOMOR KENDARAAN BERMOTOR Pengolahan citra digital by Jans Hry / S2 TE UGM 09 ALGORITMA SOBEL UNTUK DETEKSI KARAKTER PADA PLAT NOMOR KENDARAAN BERMOTOR Edge atau tepi merupakan representasi dari batas objek dalam citra. Hal ini

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Penelitian ini menggunakan jenis penelitian eksperimen, dengan tahapan penelitian sebagai berikut: 3.1 Pengumpulan Data Tahap ini merupakan langkah awal dari penelitian. Dataset

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI Pada bab landasan teori ini akan diuraikan mengenai teori-teori yang terkait dengan Content Based Image Retrieval, ekstraksi fitur, Operator Sobel, deteksi warna HSV, precision dan

Lebih terperinci

APLIKASI IMAGE THRESHOLDING UNTUK SEGMENTASI OBJEK

APLIKASI IMAGE THRESHOLDING UNTUK SEGMENTASI OBJEK APLIKASI IMAGE THRESHOLDING UNTUK SEGMENTASI OBJEK Rinaldi Munir Sekolah Teknik Elektro dan Informatika, Institut Teknologi Bandung Jl. Ganesha 10 Bandung 40132 E-mail: rinaldi@informatika.org Abstrak

Lebih terperinci

Abstrak. Kata Kunci: Batik, Ekstraksi fitur geometri, cardinal spline, representasi kurva

Abstrak. Kata Kunci: Batik, Ekstraksi fitur geometri, cardinal spline, representasi kurva Ekstraksi Fitur Geometri Pada Citra Batik Menggunakan Representasi Kurva Cardinal Spline Aris Fanani 1, Anny Yuniarti 2, Nanik Suciati 3 Jurusan Teknik Informatika Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya,

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN ALGORITMA PENGUBAHAN UKURAN CITRA BERBASISKAN ANALISIS GRADIEN DENGAN PENDEKATAN POLINOMIAL

PENGEMBANGAN ALGORITMA PENGUBAHAN UKURAN CITRA BERBASISKAN ANALISIS GRADIEN DENGAN PENDEKATAN POLINOMIAL PENGEMBANGAN ALGORITMA PENGUBAHAN UKURAN CITRA BERBASISKAN ANALISIS GRADIEN DENGAN PENDEKATAN POLINOMIAL Eric Christopher #1, Dr. Ir. Rinaldi Munir, M. T. #2 #School of Electrical Engineering and Informatics,

Lebih terperinci

PENGHAPUSAN NOISE PADA CITRA DENGAN FILTER ADAPTIVE-HIERARCHICAL

PENGHAPUSAN NOISE PADA CITRA DENGAN FILTER ADAPTIVE-HIERARCHICAL PENGHAPUSAN NOISE PADA CITRA DENGAN FILTER ADAPTIVE-HIERARCHICAL Kata Kunci : Noise Removal, Edge Detection, impuls noise, Oleh : ANA WAHYU HAKIM Dosen pembimbing I: Prof. Dr. Ir. Handayani Tjandrasa M.Sc

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Sistem Remote Sensing (Penginderaan Jauh)

BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Sistem Remote Sensing (Penginderaan Jauh) BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Sistem Remote Sensing (Penginderaan Jauh) Remote Sensing didefinisikan sebagai ilmu untuk mendapatkan informasi mengenai obyek-obyek pada permukaan bumi dengan analisis data yang

Lebih terperinci

SEGMENTASI CITRA MEDIK MRI (MAGNETIC RESONANCE IMAGING) MENGGUNAKAN METODE REGION THRESHOLD

SEGMENTASI CITRA MEDIK MRI (MAGNETIC RESONANCE IMAGING) MENGGUNAKAN METODE REGION THRESHOLD SEGMENTASI CITRA MEDIK MRI (MAGNETIC RESONANCE IMAGING) MENGGUNAKAN METODE REGION THRESHOLD Murinto, Resa Fitria Rahmawati Program Studi Teknik Informatika Fakultas Teknologi Industri Universitas Ahmad

Lebih terperinci

... BAB 2 LANDASAN TEORI. 2.1 Citra

... BAB 2 LANDASAN TEORI. 2.1 Citra 6 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Citra Citra atau image adalah suatu matriks dimana indeks baris dan kolomnya menyatakan suatu titik pada citra tersebut dan elemen matriksnya (yang disebut sebagai elemen gambar

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI PENTERJEMAH KODE ISYARAT TANGAN MENGGUNAKAN ANALISIS DETEKSI TEPI PADA ARM 11 OK6410B

IMPLEMENTASI PENTERJEMAH KODE ISYARAT TANGAN MENGGUNAKAN ANALISIS DETEKSI TEPI PADA ARM 11 OK6410B IMPLEMENTASI PENTERJEMAH KODE ISYARAT TANGAN MENGGUNAKAN ANALISIS DETEKSI TEPI PADA ARM 11 OK6410B Heri Setiawan, Iwan Setyawan, Saptadi Nugroho IMPLEMENTASI PENTERJEMAH KODE ISYARAT TANGAN MENGGUNAKAN

Lebih terperinci

APLIKASI IMAGE THRESHOLDING UNTUK SEGMENTASI OBJEK

APLIKASI IMAGE THRESHOLDING UNTUK SEGMENTASI OBJEK APLIKASI IMAGE THRESHOLDING UNTUK SEGMENTASI OBJEK Rinaldi Munir Sekolah Teknik Elektro dan Informatika, Institut Teknologi Bandung Jl. Ganesha 10 Bandung 40132 E-mail: rinaldi@informatika.org ABSTRAKSI

Lebih terperinci

(IMAGE ENHANCEMENT) Peningkatan kualitas citra di bagi menjadi dua kategori yaitu :

(IMAGE ENHANCEMENT) Peningkatan kualitas citra di bagi menjadi dua kategori yaitu : (IMAGE ENHANCEMENT) Suatu proses untuk mengubah sebuah citra menjadi citra baru sesuai dengan kebutuhan melalui berbagi cara. Tujuannya adalah untuk memproses citra yang dihasilkan lebih baik daripada

Lebih terperinci

GLOSARIUM Adaptive thresholding Peng-ambangan adaptif Additive noise Derau tambahan Algoritma Moore Array Binary image Citra biner Brightness

GLOSARIUM Adaptive thresholding Peng-ambangan adaptif Additive noise Derau tambahan Algoritma Moore Array Binary image Citra biner Brightness 753 GLOSARIUM Adaptive thresholding (lihat Peng-ambangan adaptif). Additive noise (lihat Derau tambahan). Algoritma Moore : Algoritma untuk memperoleh kontur internal. Array. Suatu wadah yang dapat digunakan

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM. Pada dewasa sekarang ini sangat banyak terdapat sistem dimana sistem tersebut

BAB III PERANCANGAN SISTEM. Pada dewasa sekarang ini sangat banyak terdapat sistem dimana sistem tersebut BAB III PERANCANGAN SISTEM 3.1 Definisi Masalah Pada dewasa sekarang ini sangat banyak terdapat sistem dimana sistem tersebut sudah terintegrasi dengan komputer, dengan terintegrasinya sistem tersebut

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI Pada bab ini akan dibahas teori yang berkaitan dengan pemrosesan data untuk sistem pengenalan gender pada skripsi ini, meliputi cropping dan resizing ukuran citra, konversi citra

Lebih terperinci

1. PENDAHULUAN Bidang perindustrian merupakan salah satu bidang yang juga banyak menggunakan kecanggihan teknologi, walaupun pada beberapa bagian, mas

1. PENDAHULUAN Bidang perindustrian merupakan salah satu bidang yang juga banyak menggunakan kecanggihan teknologi, walaupun pada beberapa bagian, mas PENGKLASIFIKASIAN KUALITAS KERAMIK BERDASARKAN EKSTRAKSI FITUR TEKSTUR STATISTIK Yogi Febrianto yoefanto@gmail.com Jurusan Teknik Informatika Fakultas Teknologi Industri Universitas Gunadarma Jl. Margonda

Lebih terperinci

By Emy. 2 of By Emy

By Emy. 2 of By Emy 2 1 3 Kompetensi Mampu menjelaskan dan operasi morfologi Mampu menerapkan konsep morfologi untuk memperoleh informasi yang menyatakan deskripsi dari suatu benda pada citra mampu membangun aplikasi untuk

Lebih terperinci

BAB 2 KONSEP DASAR PENGENAL OBJEK

BAB 2 KONSEP DASAR PENGENAL OBJEK BAB 2 KONSEP DASAR PENGENAL OBJEK 2.1 KONSEP DASAR Pada penelitian ini, penulis menggunakan beberapa teori yang dijadikan acuan untuk menyelesaikan penelitian. Berikut ini teori yang akan digunakan penulis

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Citra Citra adalah suatu representasi (gambaran), kemiripan, atau imitasi dari suatu objek. Citra sebagai keluaran suatu system perekaman data dapat bersifat optik berupa foto,

Lebih terperinci

BINERISASI CITRA DOKUMEN DENGAN FILTERISASI HOMOMORPHIC

BINERISASI CITRA DOKUMEN DENGAN FILTERISASI HOMOMORPHIC BINERISASI CITRA DOKUMEN DENGAN FILTERISASI HOMOMORPHIC Naser Jawas STMIK STIKOM BALI naser.jawas@stikom-bali.ac.id Abstrak Binerisasi citra dokumen adalah sebuah langkah awal yang sangat penting dalam

Lebih terperinci

BAB IV PREPROCESSING

BAB IV PREPROCESSING BAB IV PREPROCESSING 4.1 Langkah yang Dilakukan Interpretasi visual citra Pap smear merupakan hal yang sangat rumit. Hal ini disebabkan karena citra Pap smear memberikan hasil sel yang beragam mulai dari

Lebih terperinci

Muhammad Zidny Naf an, M.Kom. Gasal 2015/2016

Muhammad Zidny Naf an, M.Kom. Gasal 2015/2016 MKB3383 - Teknik Pengolahan Citra Pengolahan Citra Digital Muhammad Zidny Naf an, M.Kom. Gasal 2015/2016 CITRA Citra (image) = gambar pada bidang 2 dimensi. Citra (ditinjau dari sudut pandang matematis)

Lebih terperinci

ANALISIS EDGE DETECTION CITRA DIGITAL DENGAN MENGGUNAKAN METODE ROBERT DAN CANNY

ANALISIS EDGE DETECTION CITRA DIGITAL DENGAN MENGGUNAKAN METODE ROBERT DAN CANNY Jurnal Riset Komputer (JURIKOM), Volume :, Nomor: 1, Februari 2016 ISSN : 2407-89X ANALISIS EDGE DETECTION CITRA DIGITAL DENGAN MENGGUNAKAN METODE ROBERT DAN CANNY Linda Herliani Harefa Mahasiswa Program

Lebih terperinci

SEGMENTASI CITRA DIGITAL IKAN MENGGUNAKAN METODE THRESHOLDING DIGITAL FISH IMAGE SEGMENTATION BY THRESHOLDING METHOD

SEGMENTASI CITRA DIGITAL IKAN MENGGUNAKAN METODE THRESHOLDING DIGITAL FISH IMAGE SEGMENTATION BY THRESHOLDING METHOD SEGMENTASI CITRA DIGITAL IKAN MENGGUNAKAN METODE THRESHOLDING Max R. Kumaseh 1), Luther Latumakulita 1), Nelson Nainggolan 1) 1) Program Studi Matematika FMIPA Universitas Sam Ratulangi Jl. Kampus Unsrat,

Lebih terperinci

Identifikasi Bakteri pada Citra Dahak Penderita Tubercolusis (TBC) Menggunakan Metode Watershed

Identifikasi Bakteri pada Citra Dahak Penderita Tubercolusis (TBC) Menggunakan Metode Watershed Identifikasi Bakteri pada Citra Dahak Penderita Tubercolusis (TBC) Menggunakan Metode Watershed Dirvi Eko Juliando Sudirman Teknik Komputer Kontrol Politeknik Negeri Madiun, PNM Madiun, Indonesia dirvi@pnm.ac.id

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Dalam tugas akhir ini penguji melakukan pengujian dari judul tugas akhir sebelumnya, yang dilakukan oleh Isana Mahardika. dalam tugas akhir tersebut membahas pendeteksian tempat

Lebih terperinci