PENGARUH KARAKTERISTIK PERUSAHAAN TERHADAP STRUKTUR MODAL PERUSAHAAN MANUFAKTUR PADA BURSA EFEK INDONESIA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PENGARUH KARAKTERISTIK PERUSAHAAN TERHADAP STRUKTUR MODAL PERUSAHAAN MANUFAKTUR PADA BURSA EFEK INDONESIA"

Transkripsi

1 PENGARUH KARAKTERISTIK PERUSAHAAN TERHADAP STRUKTUR MODAL PERUSAHAAN MANUFAKTUR PADA BURSA EFEK INDONESIA Wenny Setyo Wahyuni Sri Utiyati Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia (STIESIA) Surabaya ABSTRACT One form of financial management decisions is capital structure decisions. The purpose of capital structure decisions is to achieve the best mix between long-term debt and equity that will optimize the balance between risk and return that will maximize the stock price. Important factors that should be considered by companies in determining the optimal capital structure is the Company Characteristics. This main aims of this study is to test whether the capital structure which consists of profitability, size, tangibility, volatility, growth opportunity have effects on the capital structure. The results of this study show that: (1) Profitability and volatility have no significant negative impact; (2) Size and tangibility has no significant positive effect; and (3) and Growth Opportunity variables have a dominant influence on capital structure. Object of research is in the IDX Manufacturing Company by taking a sample of 89 manufacturing firms over the period While the analysis techniques used in this study is multiple regression. The survey results revealed that the Profitability and Volatility has a negative effect that is not significant. Size and tangibility while having no significant positive effect on capital structure. Growth and Opportunity variables have a dominant influence on the Capital Structure. Keywords: Profitability, Size, Tangibility, Volatility, Growth Opportunity. ABSTRAK Salah satu bentuk keputusan manajemen keuangan adalah keputusan struktur modal. Tujuan keputusan struktur modal adalah untuk mencapai bauran yang terbaik antara hutang jangka panjang dan ekuitas yang akan mengoptimalkan keseimbangan antara risiko dan pengembalian sehingga akan memaksimumkan harga saham. Faktor penting yang harus dipertimbangkan oleh perusahaan dalam menentukan struktur modal yang optimal adalah Karakteristik Perusahaan. Penelitian ini bertujuan untuk menguji apakah Karakteristik Perusahaan yang terdiri dari Profitability, Size, Tangibiliy, Volatility, dan Growth Opportunity mempunyai pengaruh terhadap struktur modal. Hasil penelitian diketahui bahwa: (1) Profitability dan Volatility mempunyai pengaruh negatif yang tidak signifikan; (2) Size dan Tangibility mempunyai pengaruh positif yang tidak signifikan; dan (3) variabel Growth Opportunity mempunyai pengaruh dominan terhadap Struktur Modal. Obyek penelitian adalah Perusahan Manufaktur di BEI dengan mengambil sampel sebanyak 89 perusahaan manufaktur selama periode Sedangkan teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah regresi berganda. Dari hasil penelitian diketahui bahwa Profitability dan Volatility mempunyai pengaruh negatif yang tidak signifikan. Sedangkan Size dan Tangibility mempunyai pengaruh positif yang tidak signifikan terhadap Struktur Modal. Dan variabel Growth Opportunity mempunyai pengaruh dominan terhadap Struktur Modal. Kata kunci : Profitability, Size, Tangibility, Volatility, Growth Opportunity.

2 PENDAHULUAN Tujuan manajemen keuangan adalah memaksimumkan nilai perusahaan (Weston dan Copeland, 2002). Tujuan ini dicapai dengan cara memaksimumkan harga saham biasa perusahaan, dan sekaligus merupakan landasan bagi pengambilan keputusan perusahaan. Bagi perusahaan yang go public nilai perusahaannya tercermin pada harga saham di pasar modal, sehingga adanya peningkatan harga saham di pasar modal menunjukkan peningkatan nilai perusahaan. Dalam mencapai tujuan maksimalisasi nilai perusahaan, manajer keuangan menghadapi tiga macam keputusan manajemen keuangan, yaitu keputusan penganggaran modal (capital budgeting), keputusan struktur modal (capital structure), dan keputusan manajemen modal kerja (working capital management) (Ross, Westerfield, dan Jordan, 2008). Keputusan struktur modal sebuah perusahaan merupakan keputusan mengenai bauran antara hutang jangka panjang dan ekuitas yang digunakan untuk membiayai operasi perusahaan (Ross, Westerfield, dan Jordan, 2008). Berkaitan dengan keputusan struktur modal, manajer keuangan menghadapi dua masalah penting. Pertama, masalah penentuan bauran yang terbaik antara hutang jangka panjang dan ekuitas. Keberhasilan manajer keuangan dalam menentukan bauran yang terbaik tersebut akan menghasilkan komposisi struktur modal yang optimal, yaitu struktur modal yang mengoptimalkan keseimbangan antara risiko dan pengembalian sehingga akan memaksimumkan harga saham. Kedua, masalah penentuan sumber dana yang termurah bagi perusahaan. Pemilihan sumber dana bagi perusahaan tidak hanya mempertimbangkan besarnya biaya yang secara nyata akan dikeluarkan oleh perusahaan untuk memperoleh dana, tetapi juga mempertimbangkan besarnya biaya berupa pengorbanan-pengorbanan lain oleh perusahaan, seperti: perubahan komposisi hak suara pemegang saham lama, atau kewajiban pembayaran pokok dan bunga pinjaman tanpa memperdulikan kondisi operasi dan arus kas perusahaan. Baik sumber dana berupa saham biasa maupun hutang jangka panjang, samasama mempunyai kelebihan dan kekurangan yang layak dipertimbangkan oleh perusahaan dengan memperhatikan kondisi internal perusahaan dan kondisi perekonomian secara aggregate. Hal ini terkait dengan risiko dan expected return yang akan dihadapi oleh calon investor dimasa yang akan datang. Dalam melihat struktur modal, informasi keuangan merupakan informasi yang ditunggu tunggu oleh investor karena informasi tersebut dijadikan dasar untuk membuat keputusan membeli, menjual, atau menahan investasi. Para investor akan melakukan berbagai analisis terkait dengan keputusan untuk menanamkan modalnya pada perusahaan melalui informasi yang salah satunya berasal dari laporan keuangan perusahaan. Beberapa teori mengenai struktur modal telah dikemukakan oleh para ahli manajemen keuangan. Para ahli telah mengidentifikasi berbagai faktor penting yang harus dipertimbangkan oleh perusahaan dalam menentukan struktur modal yang optimal. Menurut penelitian Haris dan Raviv (1991), dengan menggunakan istilah leverage untuk menyatakan tinggi rendahnya tingkat penggunaan hutang dalam struktur modal, para ahli sepakat bahwa peningkatan dan penurunan leverage dipengaruhi oleh: 1. Aktiva Tetap (Fixed Assets) 2. Non-debt tax shields 3. Tingkat Pertumbuhan (Growth Opportunity) 4. Ukuran Perusahaan (Firm Size) 5. Volatility 6. Biaya Promosi (Advertising Expenditure) 7. Biaya Penelitian dan Pengembangan (Research and Development Expenditure) 2

3 8. Kemungkinan Kebangkrutan (Bankruptcy Probability) 9. Profitabilitas (Profitability) 10. Keunikan Produk (Uniqueness of The Product) Berdasarkan paparan di atas, peneliti tertarik dan menganggap bahwa penelitian mengenai pengaruh profitabilitas (profitability), ukuran perusahaan (size), tangibility, volatility, dan kesempatan pertumbuhan (growth opportunity) terhadap struktur modal perusahaan-perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia penting untuk dilakukan. Penelitian ini bertujuan untuk menguji apakah karakteristik perusahaan berupa profitability, size, tangibility, volatility, dan growth opportunity berpengaruh secara simultan dan parsial terhadap struktur modal pada Perusahan Manufaktur di BEI, serta Apakah variabel growth opportunity berpengaruh secara dominan terhadap struktur modal pada Perusahan Manufaktur di BEI. Mengingat luasnya lingkup permasalahan terkait dengan karakteristik perusahaan terhadap struktur modal, maka ruang lingkup penelitian hanya dibatasi pada variabel dari karakteristik perusahaan yaitu Profitability, Size, Tangibility, Volatility, Growth Opportunity, yang terdapat dalam Laporan Keuangan (neraca dan laporan laba/rugi) dari tahun pada perusahaan manufaktur yang terdaftar pada Bursa Efek Indonesia. Dimaksudkan untuk mendapatkan data yang lebih akurat dan hasil penelitian ini mempunyai daya komparabilitas yang lebih baik. TINJAUAN TEORETIS DAN HIPOTESIS Pengertian Struktur Modal Pengertian struktur modal menurut Ross, Westerfield, dan Jordan (2008) adalah: Capital structure is the specific mixture of long term debt and equity the firm uses to finance its operations. Struktur modal adalah perpaduan tertentu antara hutang jangka panjang dan ekuitas yang digunakan oleh perusahaan untuk membiayai operasinya. Sedangkan Weston dan Brigham (2005) memperjelas pengertian struktur modal sebagai berikut: Struktur modal merupakan pembiayaan permanen perusahaan sebagai hasil perpaduan antara hutang jangka panjang, saham preferen dan saham biasa, tanpa mengikutsertakan hutang jangka pendek. Berdasarkan beberapa pengertian struktur modal di atas, maka dapat ditarik suatu kesimpulan yang sama mengenai struktur modal, yaitu struktur modal merupakan pembiayaan jangka panjang atau permanen perusahaan yang terdiri dari hutang jangka panjang dan modal sendiri. Dengan demikian, struktur modal dapat dinyatakan sebagai suatu perbandingan antara hutang jangka panjang dengan modal sendiri, sehingga dapat dinyatakan melalui sebuah persamaan sebagai berikut: Hutang Jangka Panjang Struktur Modal = Modal Sendiri Persamaan di atas juga disebut dengan long-term debt to equity ratio atau leverage keuangan perusahaan. Sumber Dana Jangka Panjang Pembahasan masalah pembiayaan jangka panjang akan melibatkan tiga sumber pembiayaan, yaitu: pembiayaan internal (internal financing), pembiayaan hutang (debt financing), dan pembiayaan ekuitas eksternal (external equity financing) (Ross, Westerfield, dan Jaffe, 2005). Pada umumnya perusahaan memilih untuk menggunakan sumber pembiayaan internal terlebih dulu sebelum memutuskan untuk menggunakan sumber pembiayaan eksternal. Sumber pembiayaan internal terdiri dari penyusutan (depreciation) 3

4 dan laba ditahan (retained earnings) (Brealey, Myers dan Marcus, 2007). Sumber pembiayaan internal merupakan sumber dana dengan proporsi terbesar yang digunakan oleh perusahaan untuk membiayai aktiva tetap jangka panjang dan modal kerja bersihnya. Hutang Jangka Panjang Hutang jangka panjang sering disebut hutang pendanaan (funded debt). Apabila suatu perusahaan mendanai hutang jangka pendeknya, berarti perusahaan tersebut menggantikan hutang jangka pendeknya dengan sekuiritas yang jatuh temponya lebih panjang. Terdapat berbagai jenis hutang jangka panjang yang umum digunakan oleh perusahaan, yaitu: 1. Pinjaman Berjangka (Term Loans) Pinjaman Berjangka adalah suatu perjanjian dengan mana pihak peminjam setuju untuk mengadakan serangkaian pembayaran bunga dan pembayaran pokok pada tanggal-tanggal tertentu kepada pihak yang meminjamkan. Meskipun jatuh tempo pinjaman berjangka berbeda-beda dari 2 sampai 30 tahun, sebagian besar mempunyai periode dengan rentang waktu 3 sampai 15 tahun. 2. Obligasi (Bonds) Obligasi adalah perjanjian jangka panjang dimana pihak penerbit obligasi setuju untuk melakukan pembayaran bunga dan pokok pada tanggal tertentu kepada pemegang obligasi. Obligasi pada umumnya diterbitkan dengan jatuh tempo antara 20 sampai 30 tahun, namun pada tahun-tahun terakhir ini semakin banyak digunakan obligasi dengan jatuh tempo yang lebih singkat, seperti 7 sampai 10 tahun. Obligasi merupakan instrumen hutang jangka panjang yang serupa dengan pinjaman berjangka, tetapi penerbitan obligasi melalui penawaran umum, sehingga obligasi suatu perusahaan dapat dimiliki oleh banyak investor perorangan dan lembaga, sementara pijaman berjangka biasanya berasal dari satu pemberi pinjaman. Tingkat bunga obligasi biasanya tetap, tetapi pada tahun-tahun terakhir ini terjadi peningkatan dalam penggunaan berbagai jenis obligasi dengan tingkat bunga mengambang. Adapun macam-macam obligasi adalah: 1. Obligasi Hipotik (Mortgage Bonds) Pada obligasi hipotik, perusahaan menjanjikan aktiva tertentu sebagai jaminan bagi obligasi tersebut. Apabila perusahaan penerbit obligasi hipotik tidak mampu memenuhi kewajibannya, maka pemegang obligasi dapat menyita dan menjual aktiva yang dijaminkan untuk memenuhi klaimnya. 2. Surat Hutang (Debentures) Debenture adalah obligasi tanpa jaminan, dan kerena itu penerbit obligasi jenis ini tidak menjaminkan aktiva tertentu sebagai pengaman untuk obligasi tersebut. Pemegang debenture adalah kreditor umum yang klaimnya dilindungi dengan properti apabila properti tersebut tidak dijaminkan untuk kepentingan lain. Dalam praktiknya, penggunaan debenture bergantung baik pada sifat aktiva maupun kekuatan umum kredit perusahaan. 3. Debentur Subordinasi (Subordanate Debentures) Istilah subordinate berarti di bawah atau inferior terhadap, dan dalam keadaan pailit, hutang subordinasi mempunyai klaim terhadap aktiva hanya setelah hutang senior dilunasi. Debentur subordinasi dapat disubordinasikan baik terhadap hutang usaha (biasanya pinjaman bank) ataupun terhadap jenis hutang lainnya. 4

5 4. Zero Coupon Bonds Zero Coupon Bonds adalah obligasi yang tidak membayarkan bunga tahunan, tetapi dijual dengan diskonto di bawah nilai pari, sehingga pemegang obligasi jenis ini akan mendapatkan kompensasi berupa capital appreciation. 5. Original Issue Discount Bonds Original Issue Discount Bonds adalah obligasi yang membayar bunga, tetapi tidak mencukupi bagi obligasi tersebut untuk dijual sebesar nilai parinya. 5 Modal Sendiri Dalam pembahasan modal sendiri, perlu dipahami perbedaan mendasar antara modal hutang (debt capital) dengan modal ekuitas (equity capital). Istilah capital merujuk pada dana jangka panjang perusahaan, yaitu semua item yang terletak di sisi kanan neraca perusahaan, kecuali kewajiban-kewajiban jangka pendek (current liabilities) (Gitman, 2009). Debt capital mencakup semua pinjaman jangka panjang, termasuk obligasi, yang diadakan oleh perusahaan. Equity capital merupakan dana jangka panjang yang disediakan oleh para pemilik perusahaan, yaitu para pemegang saham. Sebuah perusahaan dapat memperoleh modal ekuitasnya secara internal maupun eksternal. Secara internal, perusahaan dapat menahan laba dan tidak membagikan dividen. Secara eksternal, perusahaan dapat menjual saham biasa atau saham preferen. Modal ekuitas mempunyai ciri-ciri tertentu yang membedakannya dari modal hutang, yaitu: 1. Hak suara dalam manajemen perusahaan Pemilik modal ekuitas memiliki hak suara yang dapat digunakan untuk memilih para direktur perusahaan dan memberikan suara atas masalah-masalah khusus perusahaan. Para pemberi pinjaman dan pemegang saham preferen hanya memiliki hak suara ketika perusahaan melanggar kewajiban-kewajiban kontraktualnya. 2. Klaim terhadap laba dan pendapatan Para pemberi pinjaman memiliki klaim senior terhadap laba dan aktiva perusahaan dibandingkan dengan para pemegang ekuitas. Klaim para pemilik ekuitas atas laba dan aktiva hanya dapat dibayarkan apabila klaim para pemberi pinjaman (pembayaran bunga dan pokok pinjaman) telah terpenuhi. Apabila perusahaan mengalami kegagalan, maka pihak-pihak yang berhak mendapatkan prioritas pendistribusian hasil penjualan aktiva adalah karyawan dan pelanggan, pemerintah, kreditur, dan pemilik ekuitas. 3. Jatuh tempo (maturity) Modal ekuitas merupakan bentuk pembiayaan yang permanen bagi perusahaan, karenanya tidak mempunyai jatuh tempo dan tidak membutuhkan pembayaran kembali sebagaimana dengan hutang. 4. Perlakuan pajak (tax treatment) Pembayaran bunga kepada para pemberi pinjaman (debt holder) diperlakukan sebagai tax-deductible expense oleh perusahaan penerbit hutang, sedangkan pembayaran dividen atas saham biasa tidak diperlakukan sebagai tax-deductible expense.

6 Saham biasa sebuah perusahaan dapat dimiliki secara pribadi oleh seorang individu, secara tertutup oleh sekelompok kecil investor, dan secara umum oleh individu atau lembaga. Saham biasa dapat dijual dengan atau tanpa nilai pari. Nilai pari saham biasa relatif tidak berguna, dan ditetapkan untuk tujuan hukum dalam anggaran dasar perusahaan. Apabila perusahaan menerbitkan saham biasa tanpa nilai pari, maka perusahaan akan menetapkan nilai tertentu atau mencatatkan saham biasa tersebut pada buku dengan harga jualnya. Para pemegang saham biasa memiliki preemtive rights. Dengan dimilikinya preemtive rights tersebut, para pemegang saham biasa dapat menjaga proporsi kepemilikan sahamnya ketika perusahaan menerbitkan saham baru. Dengan terjaganya proporsi kepemilikan saham, maka kekuatan pengendalian terhadap perusahaan juga akan terjaga dan para pemegang saham biasa akan terhindar dari dilusi kepemilikan (dilution of ownership). Dilusi kepemilikan dapat mengakibatkan dilusi pada laba. Teori Struktur Modal Adapun teori-teori struktur modal tersebut adalah: 1. Teori Struktur Modal Modigliani-Miller (MM theory) MM mendasarkan teori struktur modalnya pada serangkaian asumsi sebagai berikut: 1. Tidak ada pajak perorangan maupun perusahaan. 2. Risiko bisnis dapat diukur dengan σ EBIT (simpangan baku EBIT) dan perusahaan yang mempunyai derajat risiko bisnis yang sama, dikatakan berada dalam kelas risiko yang homogen. 3. Semua investor, baik yang ada maupun yang prospektif mempunyai estimasi yang sama mengenai EBIT masing-masing perusahaan di masa yang akan datang, artinya investor mempunyai ekspektasi yang homogen mengenai laba perusahaan di masa yang akan datang dan juga mengenai tingkat risiko laba tersebut. 4. Saham dan obligasi diperdagangkan di pasar modal yang sempurna, artinya tidak ada biaya perantara (brokerage costs) dan para investor (individu dan institusi) dapat meminjam pada tingkat suku bunga yang sama dengan perusahaan. 5. Hutang bersifat bebas risiko, baik bagi perusahaan maupun investor. Dengan demikian tingkat suku bunga atas semua hutang merupakan tingkat suku bunga bebas risiko. 6. Semua arus kas bersifat perpetual, yaitu semua perusahaan mengharapkan atau memperkirakan pertumbuhan nol (zero growth), sehingga mempunyai EBIT yang konstan, dan semua obligasi juga bersifat perpetual. 2. Teori Trade-off Dalam dunia nyata, perusahaan tidak hanya mempertimbangkan adanya peningkatan nilai melalui penghematan pajak atas penggunaan hutang, tetapi juga mempertimbangkan adanya biaya kebangkrutan. Menururt teori trade-off perusahaan akan berusaha untuk mempertukarkan atau menyeimbangkan antara manfaat pembiayaan dengan menggunakan hutang dengan tingkat suku bunga yang tinggi dan biaya kebangkrutan. Menurut Brigham dan Ehrhardt (2005), struktur modal yang optimal merupakan keseimbangan antara penghematan pajak atas penggunaan hutang dengan biaya kesulitan keuangan akibat penggunaan hutang, sebab biaya dan manfaat akan saling meniadakan satu sama lain (trade-off). 6

7 3. Pecking Order Hypothesis Pecking Order Hypothesis diajukan oleh Stewart Myers pada tahun 1984 dengan berdasarkan empat asumsi mengenai perilaku keuangan perusahaan. Ke empat asumsi tersebut adalah: 1. Kebijakan dividen merupakan suatu kebijakan yang sulit. Manajer berusaha untuk menjaga pembayaran dividen dalam jumlah yang konstan, dan tidak akan menaikkan ataupun menurunkan besar pembayaran dividen karena adanya fluktuasi sementara pada laba perusahaan. 2. Perusahaan lebih menyukai pembiayaan dari dalam berupa laba ditahan dan penyusutan dari pada pembiayaan dari luar berupa hutang atau ekuitas. 3. Apabila perusahaan harus menggunakan pembiayaan dari luar, maka perusahaan akan terlebih dulu memilih surat berharga yang paling aman (safest secuirity). 4. Apabila perusahaan membutuhkan tambahan pembiayaan dari luar, maka perusahaan akan memilih surat berharga berdasarkan urutan pecking order sebagai berikut: hutang yang sangat aman (very safe debt), hutang yang berisiko (risky debt), convertible secuirities, saham preferen, dan saham biasa. Pada tahun 1984, Myers dan Majluf memodifikasi teori Pecking Order dengan menambahkan dua asumsi kunci, yaitu: 1. Asymetric Information, bahwa manajer memiliki informasi yang lebih baik mengenai laba dan kesempatan investasi perusahaan dari pada informasi yang dimiliki oleh investor luar. 2. Manajer bertindak demi kepentingan para pemegang saham yang ada. Jadi, Pecking Order Hypothesis menyatakan bahwa untuk memenuhi kebutuhan pembiayaannya, perusahaan akan terlebih dulu memilih pembiayaan internal. Apabila kebutuhan pembiayaan tidak dapat dicukupi dengan hanya menggunakan sumber internal, maka perusahaan akan memilih menggunakan hutang, baru kemudian penerbitan saham. 4. Signaling Model Pada awal tahun 1970-an, Ross dan beberapa peneliti lain mengembangkan signaling model of corporate capital structure yang didasarkan pada masalah-masalah asymatric information yang terjadi antara manajer dan para pemegang saham di luar perusahaan, dimana para manajer memiliki informasi yang lebih baik mengenai laba dan masa depan perusahaan dari pada para pemegang saham tersebut. Jadi, signaling model of corporate capital structure menyatakan bahwa: 1. Semakin besar laba perusahaan maka akan semakin tinggi rasio leverage perusahaan. 2. Perusahaan yang kaya akan kesempatan pertumbuhan (growth options) dan aktiva tidak berwujud (intangible assets) lainnya seharusnya menggunakan lebih banyak hutang dari pada perusahaan yang kaya akan aktiva berwujud (tangible assets), karena perusahaan yang kaya akan kesempatan pertumbuhan dan aktiva tidak berwujud lainnya menghadapi masalah information asymetry yang lebih besar, sehingga mempunyai kebutuhan yang lebih besar untuk memberikan signal kepada para investor. 3. Rencana penerbitan hutang oleh perusahaan merupakan signal berita baik mengenai masa depan perusahaan, yang akan diikuti oleh kenaikan harga saham. Rencana penerbitan saham oleh perusahaan merupakan signal berita buruk yang mencerminkan penurunan laba perusahaan di masa yang akan datang, yang akan diikuti oleh penurunan harga saham. 7

8 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Struktur Modal Di antara faktor-faktor yang mempengaruhi struktur modal yang telah disebutkan di depan, terdapat beberapa faktor yang sering diteliti oleh para ahli, yaitu profitability, size, tangibility, volatility, dan growth opportunity (Pandey, 2001 serta Huang dan Song, 2002). Profitabilitas (Profitability) Profitability suatu perusahaan menunjukkan efektifitas manajemen perusahaan dalam memanfaatkan sumber dananya yang ditunjukkan oleh laba yang dihasilkan dari penjualan maupun investasi perusahaan. Dengan kata lain, profitability adalah kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba selama periode tertentu. Tingkat profitabilitas perusahaan merupakan hasil akhir dari berbagai kebijakan dan keputusan yang dihasilkan oleh manajemen perusahaan. Dalam penelitian ini, profitabilitas diukur dengan menggunakan rasio ROA. Pemilihan rasio ROA sebagai proxi dari profitabilitas berdasarkan penelitian sebelumnya oleh Huang dan Song (2002). Return On Asset (ROA) sering juga disebut Return On Investment (ROI). Rasio ROA mengukur efektifitas pemakaian total sumber daya oleh perusahaan (Weston dan Copeland, 2002). Weston dan Brigham (2005) menyatakan bahwa rasio ROA mengukur tingkat pengembalian atas total aktiva setelah bunga dan pajak. Oleh karena itu, ROA sebagai proxi bagi profitabilitas dalam penelitian ini dihitung dengan rumus sebagai berikut: Laba Bersih PROFITABIL ITY = Total Aktiva Menurut Pandey (2001), sebagian besar peneliti dalam penelitian empirisnya atas hubungan antara profitabilitas dengan hutang, menemukan hasil yang sesuai dengan ramalan teori pecking order, dan di antara para peneliti tersebut adalah: Kester (1996), Titman dan Wessel (1988), Rajan dan Zingales (1995), dan Michaelas et al. (1999). Size Perusahaan besar pada umumnya memiliki berbagai kelebihan yang dapat mempengaruhi tingkat leverage-nya dibandingkan dengan perusahaan kecil. Berbagai hasil penelitian menunjukkan bahwa ukuran perusahaan (firm size) memiliki hubungan positif dengan tingkat leverage perusahaan. Fama dan Jensen (1983) menyatakan bahwa perusahaan besar cenderung untuk menyediakan lebih banyak informasi bagi para pemberi pinjaman dibandingkan dengan perusahaan kecil (Huang dan Song, 2002). Ferry dan Jones (1979) menyatakan bahwa ukuran perusahaan dapat diukur melalui dua cara, yaitu rata-rata total aktiva dan rata-rata total penjualan untuk tahun yang bersangkutan hingga beberapa tahun. Sedangkan beberapa penulis lain, yaitu Pandey (2001), dan Huang dan Song (2002), menggunakan natural logarithm of sales sebagai proxi dari ukuran perusahaan dalam penelitiannya. Dalam penelitian ini ukuran perusahaan juga diukur dengan menggunakan natural logarithm of sales, sehingga dapat dinyatakan melalui sebuah persamaan sebagai berikut: SIZE = natural logarithm of sales Menurut Huang dan Song (2002), para peneliti dalam penelitian empirisnya umumnya menemukan adanya hubungan positif antara ukuran perusahaan dan leverage, di antara para peneliti tersebut adalah: Rajan dan Zingales (1995), Wald (1999), dan Booth et al. (2001). 8

9 Tangibility Chen dan Jiang (2001) menyatakan bahwa tangibility merupakan perbandingan antara aktiva tetap dengan aktiva total perusahaan. Pada umumnya teori-teori struktur modal menyatakan bahwa hubungan antara tangibility dan leverage adalah positif. Jensen dan Meckling (1976) dalam penelitiannya mengenai agency cost, ownership dan struktur modal menyatakan bahwa biaya keagenan dari hutang (agency cost of debt) antara manajer dan para pemegang saham dengan para kreditur terjadi ketika para manajer bermaksud untuk memanfaatkan kekayaan para kreditur untuk keuntungan (benefits) para manajer dan pemegang saham. Kerugian kreditur karena harus menanggung agency cost of debt akan terkurangi apabila perusahaan peminjam memiliki aktiva berwujud (tangible assets) dalam jumlah yang besar, karena aktiva tersebut dapat digunakan sebagai jaminan (collateral) apabila perusahaan mengalami kegagalan dalam memenuhi kewajibannya. Dengan demikian, semakin tinggi tangibility perusahaan, maka akan semakin tinggi pula tingkat leverage perusahaan. Berdasarkan pengertian mengenai tangibility yang telah disampaikan oleh Chen dan Jiang, (2001), maka tangibility dalam penelitian ini diukur melalui sebuah persamaan sebagai berikut: TANGIBILIT Y = Aktiva Tetap Total Aktiva 9 Menurut teori trade-off, aktiva berwujud berfungsi sebagai jaminan (collateral) yang memberikan jaminan keamanan bagi pemberi pinjaman apabila perusahaan peminjam mengalami kesulitan keuangan (Pandey, 2001). Dengan demikian, perusahaan yang memiliki tingkat tangibility yang tinggi diperkirakan akan memiliki tingkat leverage yang tinggi pula. Volatility Volatility atau business risk merupakan proxi bagi kemungkinan terjadinya kesulitan keuangan (financial distress). Volatility pada umumnya diperkirakan mempunyai hubungan yang negatif dengan leverage (Huang dan Song, 2002). Megginson (1997) menyatakan bahwa keputusan mengenai besar hutang yang akan digunakan oleh perusahaan dipengaruhi oleh persepsi terhadap besar biaya kebangkrutan (cost of bankruptcy) dan biaya kesulitan keuangan yang akan timbul. Proxi yang sering digunakan oleh para peneliti untuk variabel volatility dalam penelitian adalah simpangan baku dari earnings before interest and tax (Booth et al., 2001; Pandey, 2001; dan Huang dan Song, 2002). Dengan mengikuti cara pengukuran para peneliti tersebut, maka dalam penelitian ini, volatility diukur melalui persamaan sebagai berikut: VOLATILITY = simpangan baku dari earnings before interest and tax Menurut teori trade-off, apabila tingkat volatility suatu perusahaan semakin meningkat maka kemungkinan perusahaan untuk mengalami kesulitan keuangan (financial distress) akan meningkat pula. Hal tersebut menandakan adanya hubungan negatif antara volatility dengan leverage. Growth Opportunity Growth Opportunity suatu perusahaan pada dasarnya bergantung pada kesempatan investasi yang dapat dilaksanakan oleh perusahaan itu sendiri, dan pelaksanaan investasi tersebut diharapkan akan meningkatkan nilai perusahaan. Jadi, growth opportunity dapat didefinisikan sebagai peluang investasi perusahaan yang dapat meningkatkan nilai perusahaan

10 10 di masa yang akan datang. Nilai perusahaan dalam penelitian ini didefinisikan sebagai nilai pasar. Karena nilai perusahaan dapat memberikan kemakmuran pemegang saham secara maksimum apabila harga saham perusahaan meningkat. Semakin tinggi harga saham, maka makin tinggi kemakmuran pemegang saham. Untuk mencapai nilai perusahaan umumnya para pemodal menyerahkan pengelolaannya kepada para profesional. Para profesional diposisikan sebagai manajer ataupun komisaris. Kinerja keuangan akan menentukan tinggi rendahnya harga saham dipasar modal. Berarti nilai perusahaan juga ditentukan oleh kinerja keuangan perusahaan Apabila kinerja keuangan perusahaan baik, maka sahamnya akan diminati investor dan harganya meningkat. Dengan meningkatnya harga saham maka nilai perusahaaan dimata investor juga meningkat. Perusahaan dengan kesempatan tumbuh yang tinggi biasanya mempunyai PER yang tinggi pula, dan hal ini menunjukkan bahwa pasar mengharapkan pertumbuhan laba di masa mendatang. Sebaliknya perusahaan dengan tingkat pertumbuhan yang rendah cenderung mempunyai PER yang rendah pula. Semakin rendah harga PER suatu saham maka semakin baik atau murah harganya untuk diinvestasikan, sehingga berpengaruh pula terhadap struktur modal perusahaan tersebut. Pandey (2001) menyatakan bahwa neraca saldo tidak mencerminkan adanya peluang investasi di masa yang akan datang, tetapi harga saham yang dapat mencerminkan adanya peluang investasi tersebut, sehingga rasio market-to-book merupakan rasio yang tepat bagi growth opportunity. Adanya peningkatan kemungkinan keberhasilan dari kesempatan investasi atau proyek yang memiliki NPV positif akan meningkatkan rasio market-to-book, karena proyek-proyek dengan kualitas tinggi lebih disukai oleh para investor. Dengan mengacu pada pernyataan Pandey (2001) tersebut, maka dalam penelitian ini growth opportunity diukur dengan menggunakan rasio market-to-book. Dalam penelitian ini, rasio market-to-book diukur dengan rumus: GROWTH OPPORTUNITY = Harga Pasar Per Lembar Saham Nilai Buku Per Lembar Saham Pengembangan Hipotesis 1. Pengaruh signifikan antara profitability, size, tangibility, volatility dan growth opportunity secara simultan terhadap struktur modal Perusahaan Manufaktur di BEI. 2. Pengaruh signifikan antara profitability, size, tangibility, volatility dan growth opportunity secara parsial terhadap struktur modal Perusahaan Manufaktur di BEI. 3. Pengaruh dominan growth opportunity terhadap struktur modal pada Perusahaan Manufaktur di BEI. METODE PENELITIAN Populasi dan Sampel Penelitian Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan manufaktur yang terdaftar pada Bursa Efek Indonesia selama periode Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah purposive sampling. Kriteria yang digunakan untuk memilih sampel adalah sebagai berikut: (1) Seluruh perusahaan yang mulai go public dan terdaftar pada tanggal 1 Januari 2007 sampai 31 Desember 2011 di Bursa Efek Indonesia. (2) Perusahaan yang membayar dividen mulai tahun (3) Perusahaan yang memiliki laporan keuangan mulai tahun (4) Perusahaan yang menggunakan hutang jangka panjang selama penelitian, yaitu tahun 2007 sampai dengan tahun 2011.

11 11 Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel Variabel Independen a. Profitability adalah kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba, yang dihitung dengan rumus: PROFITABIL ITY = Laba Bersih. Total Aktiva b. Size adalah ukuran perusahaan, yang dihitung dengan rumus: SIZE = Natural Logarithm of Sales. c. Tangibility adalah komposisi aktiva tetap perusahaan relatif terhadap total aktiva perusahaan, yang dihitung dengan rumus: Aktiva Tetap TANGIBILIT Y =. Total Aktiva d. Volatility adalah ketidakpastian atas proyeksi tingkat pengembalian aktiva atau atas ekuitas (ROE) jika perusahaan tidak menggunakan hutang, yang dihitung dengan rumus: VOLATILITY = Simpangan Baku Earnings Before Interest and Tax e. Growth Opportunity adalah peluang investasi perusahaan yang dapat meningkatkan nilai perusahaan di masa yang akan datang, yang dihitung dengan rumus: GROWTH OPPORTUNITY = Harga Pasar Per Lembar Saham. Nilai Buku Per Lembar Saham Variabel Dependen Struktur modal Struktur modal adalah pembelanjaan permanen suatu perusahaan yang itunjukkan dengan perbandingan antara hutang jangka panjang dengan modal sendiri, yang dihitung dengan rumus: Hutang Jangka Panjang Struktur Modal = Modal Sendiri HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Analisis Model dan Pembuktian Hipotesis Setelah dilakukan pengukuran terhadap variabel tergantung, yaitu struktur modal, dan variabel bebas, yaitu profitability, size, tangibility, volatility, dan growth opportunity, selanjutnya akan dilakukan analisis hubungan variabel tergantung dengan variabel bebas tersebut dengan menggunakan analisis regresi linier berganda.

12 Hasil analisis regresi linear berganda dapat dilihat dalam tabel berikut: Tabel 1 Ringkasan Hasil Analisis Regresi Linear Berganda Variable Regression Coefficients Standard Error X 1-0,061 0,185 X 2-0,033 0,052 X 3-0,182 0,013 X 4-0,052 0,074 X 5 0,199 0,001 Constant 0,284 Standard Error of Etimate 0,17080 R Squared 0,141 Adjusted R Squared 0,089 F hitung 2,724 Sumber: Data yang diolah Tanda negatif pada koefisien regresi X 1, X 2, X3 dan X 4 menunjukkan bahwa variabel profitability, size, Tangibility dan volatility mempunyai pengaruh negatif terhadap struktur modal. Sedangkan tanda positif pada koefisien regresi X 5 menunjukkan bahwa variabel growth opportunity mempunyai pengaruh positif terhadap struktur modal. Koefisien regresi X 1 = -0,061 menyatakan bahwa setiap peningkatan profitability sebesar 1% akan menurunkan struktur modal sebesar 6,1%. Koefisien regresi X 2 = -0,033 menyatakan bahwa setiap peningkatan size sebesar Rp 1 akan menurunkan rasio struktur modal sebesar 3,3%. Koefisien regresi X 3 = -0,182 menyatakan bahwa setiap peningkatan tangibility sebesar 1% akan menurunkan struktur modal sebesar 18,2%. Koefisien regresi X 4 = -0,052 menyatakan bahwa setiap peningkatan volatility sebesar Rp 1 akan menurunkan rasio struktur modal sebesar 5,2%. Koefisien regresi X 5 = 0,199 menyatakan bahwa setiap peningkatan growth opportunity sebesar 1% akan menaikkan rasio struktur modal sebesar 19,9%. Uji Asumsi Klasik a. Uji Multikolinearitas. Nilai tolerance semua variabel bebas lebih besar dari 0,10, demikian pula nilai VIF semuanya kurang dari 10. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa model regresi tidak mengindikasikan adanya multikolinieritas. b. Uji Autokorelasi. Kisaran nilai Durbin - Watson yang bebas autokorelasi adalah antara du < d < 4 - du (Ghozali, 2005). Berdasarkan tabel model summary diketahui bahwa n = 89 dan du = 1,7756, dan berdasarkan tabel model summary diketahui bahwa nilai Durbin-Watson Test (d) = 2,121. sehingga dapat disimpulkan bahwa persamaan regresi yang dihasilkan bebas autokorelasi. c. Uji Heteroskedastisitas. Uji heterokedastisitas dilaksanakan melalui uji Glejser, yaitu dengan cara meregresikan nilai absolut residual terhadap variabel independen (Gujarati, 2003). Nilai signifikansi masing-masing variabel tersebut tidak signifikan secara statistik karena berada di atas tingkat kepercayaan 5% (0.05). Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pada persamaan regresi yang ada tidak terjadi heterokedastisitas. d. Uji Normalitas. Uji Normalitas dapat dilakukan dengan uji statistik non-parametrik Kolmogorov-Smirnov (K-S). Data residual dikatakan terdistribusi secara normal apabila tingkat signifikansi yang dihasilkan oleh uji statistik non-parametrik Kolmogorov-Smirnov (K-S) lebih besar dari 0,05. Berdasarkan tabel hasil One-Sample 12

13 Kolmogorov-Smirnov Test didapat nilai signifikansi sebesar 0,131. hal ini berarti data residual terdistribusi normal. Uji Hipotesis Untuk mengetahui tingkat signifikansi masing-masing variabel bebas, maka digunakan uji t (t test), yaitu dengan cara membandingkan t hitung dengan t tabel. Dengan t tabel sebesar Hasil uji t dapat dilihat pada tabel 2 berikut ini: Tabel 2 Ringkasan Hasil Uji t Variabel t hitung Hasil Kesimpulan X 1-1,175 H 0 diterima Tidak signifikan X 2-2,845 H 0 diterima Tidak signifikan X 3-1,972 H 0 diterima Tidak signifikan X 4-0,710 H 0 diterima Tidak signifikan X 5 8,084 H 0 ditolak Signifikan Sumber: Data yang diolah Hasil uji t menunjukkan bahwa variabel bebas X 1, X 2, X 3 dan X 4 berada di daerah penerimaan H 0 sehingga dinyatakan tidak signifikan. Hal tersebut berarti secara individual faktor profitability, size, tangibility dan volatility tidak mempunyai pengaruh yang bermakna terhadap struktur modal. Sedangkan X 5 berada di daerah penolakan H 0 sehingga dinyatakan signifikan. Hal ini berarti secara individual faktor growth opportunity mempunyai pengaruh yang bermakna terhadap struktur modal. Untuk mengetahui signifikansi pengaruh profitability, size, tangibility, volatility, dan growth opportunity secara serempak terhadap struktur modal, maka digunakan Uji F. yaitu dengan cara membandingkan nilai F hitung dengan F tabel. Hasil Uji F dapat dilihat pada tabel 3 sebagai berikut: Tabel 3 Ringkasan Hasil Uji F F hitung Kesimpulan R 2 2,724 Signifikan 0,141 Sumber: Data yang diolah Tabel 3 menunjukkan bahwa F hitung = 2,724, sedangkan F tabel dengan α = 5% dan df = (5;86) adalah 2,34. Hasil tersebut menunjukkan bahwa F hitung > F tabel atau pengujian jatuh pada daerah penolakan H 0 Hal ini berarti variabel profitability, size, tangibility, volatility, dan growth opportunity secara simultan mempunyai pengaruh yang bermakna terhadap struktur modal. Nilai R 2 pada tabel 3 sebesar 0,141. Hal ini berarti bahwa sekitar 14,1% variasi variabel tergantung bisa dijelaskan oleh variasi kelima variabel bebas, sedangkan sisanya sebesar 85,9% dijelaskan oleh faktor-faktor di luar model variabel bebas tersebut. 13 SIMPULAN DAN KETERBATASAN Simpulan Simpulan hasil penelitian ini dapat dikemukakan sebagai berikut : (1) Profitability mempunyai pengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap struktur modal; (2) Size mempunyai pengaruh positif dan tidak signifikan terhadap struktur modal; (3) Tangibility mempunyai pengaruh positif dan tidak signifikan terhadap struktur modal; (4) Volatility mmpunyai pengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap struktur modal; (5) Growth Opportunity mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap struktur modal; (6)

14 Berdasarkan hasil Uji t, diketahui bahwa variabel profitability, size, tangibility dan volatility secara individual tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap struktur modal. Sedangkan variabel growth opportunity merupakan satu-satunya variabel yang secara individual mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap struktur modal; (7) Berdasarkan hasil Uji F, diketahui bahwa secara serentak variabel profitability, size, tangibility, volatility, dan growth opportunity mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap struktur modal. Keterbatasan Keterbatasan utama yang terdapat dalam penelitian ini adalah bahwa data Karakteristik perusahaan menggunakan data pada tahun yang sama dengan Struktur Modal, sehingga mungkin belum dirasakan efek dari praktek Karakteristik perusahaan pada perusahaan sampel. Untuk penelitian selanjutnya, proksi Karakteristik perusahaan sebaiknya dikembangkan menggunakan prinsip-prinsip Karakteristik perusahaan. 14 DAFTAR PUSTAKA Brealey, M, dan Marcus Dasar- dasar Manajemen Keuangan Perusahaan. Edisi kelima. Erlangga. Jakarta. Brigham, dan Ehrhardt, Financial management : Theory And Practice, Eleventh Edition, Thomson South-Western Ohio, United States Of America. Brigham, E.F dan J,F. Weston Dasar-Dasar Manajemen Keuangan, Edisi Kesembilan, Jilid 2, Penerbit Erlangga, Jakarta. Booth, L, V. Aivazian, Asli Deirguc-Kunt, dan Vojislav Mksimovic. (2001). Capital Structure: Theory and Evidence, Journal of Finance, 39, Chen dan Jiang Ownership Structure as Corporate Governance Mechanism: Evidences From Chinese Listed Company. Journal Economic Planning. Vol 34. No Ferry dan Jones, 1979, Determinants of Financial Strukture a New Methodological Approach. Jurnal of Finance, Vol. XXXIC, No. 3 June Fama, E. F. dan Jensen, M.C Agency Problems and Residual Claims. Journal of Law & Economics, Vol. XXVI. Ghozali, I Analisis Multivariate Dengan Program SPSS. Semarang: Badan Penerbit Undip. Gitman, L. J Principles of Managerial Finance, 12th Edition. Prentice Hall., Boston. Gujarati, D Ekonometrika Dasar. Erlangga. Jakarta. Haris, M dan A. Raviv The Theory of Capital Structure. Journal of Finance, Vol. 45. Huang, S. dan Song, F The Determinants of Capital Structure: Evidence from China, Working paper, The University of Hong Kong. Jensen, M. dan Meckling, W., 1976,.Theory of the Firm: Managerial Behavior Agency Cost, and Ownership Structure., Journal of Finance Economics 3, pp Keown, et al Financial Management, 10th ed, New Jersey: Pearson Education Inc. Kester, C. W Capital and Ownership Structure: A Comparison of United States and Japanese Manufacturing Corporations. Financial Management, Megginson Corporate Finance Theory. Addison-Wesley Educational Publisher Inc. Michaelas, N., Chittenden, F. dan Poutziouris, P. (1999). Financial Policy and Capital Structure Choice in U. K. SMEs: Empirical Evidence from Company Panel Data. Small Business Economics, 12, Myers, S. dan N. Majluf Corporate financing and investment decisions when firms have information investors do not have. Journal of Finance Economics. 13:

15 Myers, C Stewart Capital Structure Puzzle. Journal of Finance. Pandey I.M Capital structure and firm characteristics: Evidence from an emerging market. Indian Institute of Management Ahmedabad Working Paper. Prastowo, D dan R, Yuliaty Analisis Laporan Keuangan Konsep dan Aplikasi. UPP AMP YKPN. Yogyakarta. Rajan, R. G. dan Zingales, Luigi What Do We Know about Capital Structure? Some Evidence from International Data, Journal of Finance, 50, 5, Ross, S. A., Westerfield, R. W., dan Jaffe, J. 2005, Corporate Finance, 7th edition, The McGraw-Hill Companies, Inc., USA. Ross, W, Jordan. 2008, Modern Finance Management, New York : Mc Graw-Hill. Titman, S. dan Wessels, R The Determinants of Capital Structure Choice, The Journal of Finance, XLIII, 1, Wald, J. K How Firm Characteristics Affect Capital Structure: An International Comparison, Journal of Financial Research, 22(2), Weston J. Fred dan Copeland, Thomas E. 2002, Manajemen Keuangan, Edisi Kesembilan, Rineka Cipta. Jakarta. Weston, J.F dan Copeland Dasar Dasar Manajemen Keuangan Jilid II. Erlangga. Jakarta. 15

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Modal (Munawir, 2001) adalah hak atau bagian yang dimiliki oleh pemilik

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Modal (Munawir, 2001) adalah hak atau bagian yang dimiliki oleh pemilik BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Modal dan struktur modal perusahaan Modal (Munawir, 2001) adalah hak atau bagian yang dimiliki oleh pemilik perusahaan dalam pos modal (modal saham), surplus

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori Landasan teori ini menjabarkan teori-teori mengenai struktur modal yang diharapkan dapat menyelesaikan permasalahan yang ada dalam penelitian. Serta argumen yang

Lebih terperinci

ANALISIS PENGARUH PROFITABILITAS, LIKUIDITAS DAN STRUKTUR AKTIVA TERHADAP STRUKTUR MODAL PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BEI

ANALISIS PENGARUH PROFITABILITAS, LIKUIDITAS DAN STRUKTUR AKTIVA TERHADAP STRUKTUR MODAL PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BEI ANALISIS PENGARUH PROFITABILITAS, LIKUIDITAS DAN STRUKTUR AKTIVA TERHADAP STRUKTUR MODAL PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BEI TAHUN 2011-2013 NASKAH PUBLIKASI Diajukan untuk Memenuhi Tugas

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Struktur Modal Struktur modal adalah perimbangan atau perbandingan antara jumlah hutang jangka panjang dengan modal sendiri (Riyanto,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang dihasilkan, maupun sumber daya manusianya. Merupakan tantangan yang

BAB I PENDAHULUAN. yang dihasilkan, maupun sumber daya manusianya. Merupakan tantangan yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Perkembangan dunia bisnis saat ini telah menciptakan suatu kondisi persaingan yang ketat antar perusahaan. Hal tersebut menuntut perusahaan untuk dapat mengelola

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tentunya hal ini tanpa mengurangi perhatian terhadap masalah-masalah lain yang

BAB I PENDAHULUAN. Tentunya hal ini tanpa mengurangi perhatian terhadap masalah-masalah lain yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Masalah klasik dalam urusan pengembangan setiap perusahaan adalah pendanaan. Tentunya hal ini tanpa mengurangi perhatian terhadap masalah-masalah lain yang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Penelitian yang dilakukan oleh Sri Yuliati (2010) tentang Pengujian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Penelitian yang dilakukan oleh Sri Yuliati (2010) tentang Pengujian BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Beberapa penelitian terdahulu yang mendasari dilakukannya penelitian ini antara lain : 1. Penelitian yang dilakukan oleh Sri Yuliati (2010) tentang Pengujian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berinvestasi di pasar modal, struktur modal telah menjadi salah satu faktor

BAB I PENDAHULUAN. berinvestasi di pasar modal, struktur modal telah menjadi salah satu faktor BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Seiring dengan meningkatnya minat serta pengetahuan masyarakat untuk berinvestasi di pasar modal, struktur modal telah menjadi salah satu faktor pertimbangan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) dari Tahun

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) dari Tahun BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Obyek Penelitian Penelitian ini menggunakan sampel perusahaan manufaktur yang berturutturut terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) dari Tahun 2012-2014.

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Kebijakan struktur modal melibatkan pertimbangan trade-off antara risiko

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Kebijakan struktur modal melibatkan pertimbangan trade-off antara risiko BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Landasan Teori dan Konsep 2.1.1 Teori trade-off (trade-off theory) Kebijakan struktur modal melibatkan pertimbangan trade-off antara risiko dengan tingkat

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. 1. Pengertian Modal dan Strukur Modal

BAB II KAJIAN TEORI. 1. Pengertian Modal dan Strukur Modal BAB II KAJIAN TEORI A. Landasan Teori 1. Pengertian Modal dan Strukur Modal a. Pengertian Modal Menurut Munawir (2001) dalam Prabansari dan Kusuma (2005), modal adalah hak atau bagian yang dimiliki perusahaan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Pasar Modal Pasar modal merupakan kegiatan yang berhubungan dengan penawaran umum dan perdagangan efek, perusahaan publik yang berkaitan dengan efek yang diterbitkannya,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Masalah Dalam proses pengambilan keputusan mengenai sumber pendanaan yang akan digunakan, seorang manajer akan melakukan analisis mengenai sifat dan karateristik serta

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata Kunci: Ukuran perusahaan, Profitabilitas, Risiko bisnis, Struktur modal.

ABSTRAK. Kata Kunci: Ukuran perusahaan, Profitabilitas, Risiko bisnis, Struktur modal. Judul : Pengaruh Ukuran Perusahaan, Profitabilitas, dan Risiko Bisnis Terhadap Struktur Modal pada Perusahaan Manufaktur Di Bursa Efek Indonesia Periode 2013-2015. Nama : Ni Putu Deshinta Damayanti NIM

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Saham dan Pasar Modal Saham adalah bukti penyertaan modal pada sebuah perusahaan. untuk digunakan pihak manajemen dalam membiayai kegiatan operasional. Imbal hasil investasi yang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teoritis 1. Pertumbuhan Perusahaan Tingkat pertumbuhan perusahaan akan menunjukkan sampai seberapa besar perusahaan akan menggunakan hutang sebagai sumber pembiayaannya.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Uraian Teoritis 2.1.1 Struktur Modal Struktur modal merupakan perimbangan antara penggunaan modal pinjaman yang terdiri dari: utang jangka pendek yang bersifat permanen, utang

Lebih terperinci

FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS ANDALAS SKRIPSI ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI STRUKTUR MODAL PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR

FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS ANDALAS SKRIPSI ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI STRUKTUR MODAL PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS ANDALAS SKRIPSI ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI STRUKTUR MODAL PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur Jenis Foods and Beverages yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Untuk mengantisipasi persaingan yang semakin ketat sekarang ini banyak perusahaanperusahaan

BAB I PENDAHULUAN. Untuk mengantisipasi persaingan yang semakin ketat sekarang ini banyak perusahaanperusahaan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Untuk mengantisipasi persaingan yang semakin ketat sekarang ini banyak perusahaanperusahaan baik kecil maupun besar melakukan pengembangan terhadap perusahaannya.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Riyanto (2002:209), sumber modal (pendanaan) dapat berasal dari

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Riyanto (2002:209), sumber modal (pendanaan) dapat berasal dari BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1.Landasan Teori 2.1.1. Sumber-sumber Pendanaan Menurut Riyanto (2002:209), sumber modal (pendanaan) dapat berasal dari internal perusahaan (pendanaan dari dalam perusahaan) dan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Struktur Modal Pada umumnya suatu perusahaan dapat memilih struktur modal yang diinginkan. Keputusan struktur modal dapat memiliki implikasi yang penting bagi nilai perusahaan

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEBIJAKAN UTANG PERUSAHAAN PUBLIK. Farah Margaretha Yolla Argoeby Fakultas Ekonomi Universitas Trisakti

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEBIJAKAN UTANG PERUSAHAAN PUBLIK. Farah Margaretha Yolla Argoeby Fakultas Ekonomi Universitas Trisakti JURNAL INFORMASI, PERPAJAKAN, AKUNTANSI DAN KEUANGAN PUBLIK Vol. 4, No. 1, Januari 2009 Hal. 57-64 FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEBIJAKAN UTANG PERUSAHAAN PUBLIK Farah Margaretha Yolla Argoeby Fakultas

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. memaksimumkan harga saham perusahaan (Brigham dan Houston, 2010: 45).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. memaksimumkan harga saham perusahaan (Brigham dan Houston, 2010: 45). BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Struktur Modal Struktur modal adalah kombinasi dari hutang dan ekuitas yang memaksimumkan harga saham perusahaan (Brigham dan Houston, 2010: 45). Dimana kunci dalam pendanaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang dapat meningkatkan harga saham. Perusahaan yang sudah listing pada bursa,

BAB I PENDAHULUAN. yang dapat meningkatkan harga saham. Perusahaan yang sudah listing pada bursa, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tujuan perusahaan dalam perspektif manajemen keuangan adalah memaksimumkan nilai perusahaan yang juga berarti memaksimumkan kekayaan pemilik saham. Aktivitas utama

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. beberapa kajian teori. Teori teori struktur modal bertujuan sebagai landasan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. beberapa kajian teori. Teori teori struktur modal bertujuan sebagai landasan 11 BAB II TINJAUAN PUSTAKA Penelitian ini tentang pengaruh profitabilitas, ukuran perusahaan, pertumbuhan penjualan dan struktur aktiva terhadap struktur modal perusahaan Property and Real Estate yang

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. antara variabel-variabel melalui analisis data dalam pengujian hipotesis.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. antara variabel-variabel melalui analisis data dalam pengujian hipotesis. BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah pengujian hipotesis yang menjelaskan sifat dari hubungan antar variabel, yang bertujuan untuk menjelaskan hubungan kausalitas

Lebih terperinci

BAB III DESAIN PENELITIAN. manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Dalam penelitian ini, peneliti

BAB III DESAIN PENELITIAN. manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Dalam penelitian ini, peneliti BAB III DESAIN PENELITIAN III.1. Jenis dan Sumber Data Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan sektor industri manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Dalam penelitian ini, peneliti

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 1 BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Teoritis a. Struktur Modal Struktur modal sasaran adalah kombinasi antara utang saham preferen, dan saham ekuitas yang digunakan perusahaan

Lebih terperinci

ANALISIS PENGARUH GROWTH, SALES GROWTH, CURRENT RATIO

ANALISIS PENGARUH GROWTH, SALES GROWTH, CURRENT RATIO ANALISIS PENGARUH GROWTH, SALES GROWTH, CURRENT RATIO DAN RETURN ON ASSET TERHADAP KEBIJAKAN UTANG PADA PERUSAHAAN YANG TERDAFTAR DI LQ45 TAHUN 2012-2014 SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat

Lebih terperinci

Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I pada Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis. Oleh :

Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I pada Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis. Oleh : PENGARUH STRUKTUR MODAL, PROFITABILITAS, DAN STRUKTUR KEPEMILIKAN SAHAM TERHADAP NILAI PERUSAHAAN (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur Go Public di Bursa Efek Indonesia (BEI) Tahun 2013-2015) Disusun

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Struktur Modal Struktur modal adalah perimbangan antara total utang dan modal sendiri. Menurut Sartono (2001) yang dimaksud dengan struktur modal merupakan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Dasar struktur modal berkaitan dengan sumber dana, baik itu sumber internal

II. TINJAUAN PUSTAKA. Dasar struktur modal berkaitan dengan sumber dana, baik itu sumber internal II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Struktur modal Dasar struktur modal berkaitan dengan sumber dana, baik itu sumber internal maupun sumber eksternal secara teoritis didasarkan pada dua kerangka

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. Dalam kenyataannya ada hal-hal yang membuat perusahaan tidak bisa menggunakan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. Dalam kenyataannya ada hal-hal yang membuat perusahaan tidak bisa menggunakan BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Trade-Off Theory Dalam kenyataannya ada hal-hal yang membuat perusahaan tidak bisa menggunakan hutang sebanyak banyaknya. Suatu

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap perusahaan bertujuan memaksimalkan nilai perusahaan sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan para pemegang saham. Fama dan French (2001, dalam Naiborhu, 2014)

Lebih terperinci

Keywords : Current Ratio, Debt to Equity Ratio (DER), Return on Assets (ROA), Dividend Payout Ratio (DPR). vii Universitas Kristen Maranatha

Keywords : Current Ratio, Debt to Equity Ratio (DER), Return on Assets (ROA), Dividend Payout Ratio (DPR). vii Universitas Kristen Maranatha ABSTRACT The Influence of Current Ratio, Debt to Equity Ratio, dan Return on Assets To Dividend Policy: An Empirical Study on Listed Companies in Indonesia Stock Exchange Period 2010-2013 This study tries

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. dan menganalisis perpaduan dari sumber-sumber dana yang ekonomis bagi perusahaan

BAB 1 PENDAHULUAN. dan menganalisis perpaduan dari sumber-sumber dana yang ekonomis bagi perusahaan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Keputusan dalam struktur modal merupakan hal yang penting dalam setiap organisasi dan dapat berbeda antar organisasi. Perusahaan memerlukan modal sebagai salah satu

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Kepemilikan Teori keagenan yang dikembangkan Jensen dan Meckling (1976) mengkategorikan pihak-pihak yang terlibat dalam perusahaan, yaitu manajer, pemegang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan dana maka diperlukan keputusan pendanaan yang tepat. Keputusan

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan dana maka diperlukan keputusan pendanaan yang tepat. Keputusan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam dunia bisnis semua perusahaan membutuhkan dana yang sekiranya dapat menyokong kegiatan operasional. Untuk memenuhi kebutuhan dana maka diperlukan keputusan pendanaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menunjukkan proporsi penggunaan sumber dana internal yang didapat dari

BAB I PENDAHULUAN. menunjukkan proporsi penggunaan sumber dana internal yang didapat dari BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Keputusan penting yang dihadapi oleh seorang manajer (keuangan) dalam kaitannya dengan kelangsungan operasi perusahaan adalah keputusan pendanaan atau keputusan struktur

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 44 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Obyek/Subyek Penelitian Dalam penelitian ini obyek penelitianya adalah Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) yang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Profitabilitas (profitability) adalah kemampuan perusahaan memperoleh laba

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Profitabilitas (profitability) adalah kemampuan perusahaan memperoleh laba BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Profitabilitas Profitabilitas (profitability) adalah kemampuan perusahaan memperoleh laba melalui operasional usahanya dengan menggunakan dana aset yang dimiliki oleh perusahaan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Meningkatnya persaingan dalam era globalisasi saat ini menuntut setiap

BAB I PENDAHULUAN. Meningkatnya persaingan dalam era globalisasi saat ini menuntut setiap BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Meningkatnya persaingan dalam era globalisasi saat ini menuntut setiap perusahaan untuk mampu menyesuaikan dengan keadaan yang terjadi dan menuntut setiap perusahaan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teoritis 1. Struktur Modal Struktur modal pada dasarnya berkaitan dengan sumber dana, baik itu sumber internal maupun sumber eksternal. Sumber dana internal berasal dari

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORITIS. Tujuan utama suatu perusahaan menurut theory of the firm adalah

BAB II TINJAUAN TEORITIS. Tujuan utama suatu perusahaan menurut theory of the firm adalah BAB II TINJAUAN TEORITIS 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Nilai Perusahaan Tujuan utama suatu perusahaan menurut theory of the firm adalah untuk memaksimumkan kekayaan atau nilai perusahaan (Salvatore, 2005).

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI STRUKTUR MODAL PERUSAHAAN MANUFAKTUR. Ruswan Nurmadi Dosen Tetap STIE Harapan Medan

ANALISIS FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI STRUKTUR MODAL PERUSAHAAN MANUFAKTUR. Ruswan Nurmadi Dosen Tetap STIE Harapan Medan Jurnal Keuangan dan Bisnis Vol. 5, No. 2, Juli 2013 ANALISIS FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI STRUKTUR MODAL PERUSAHAAN MANUFAKTUR Ruswan Nurmadi (ruswannurmadi@yahoo.com) Dosen Tetap STIE Harapan Medan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian 1. Waktu penelitian Waktu penelitian yaitu pada bulan Maret 2014 sampai dengan bulan Juni 2014 2. Tempat Penelitian Penelitian dilakukan di Bursa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan dan menjadi pusat perhatian stakeholders. Keputusan finansial

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan dan menjadi pusat perhatian stakeholders. Keputusan finansial BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Keputusan finansial merupakan hal yang sangat penting bagi suatu perusahaan dan menjadi pusat perhatian stakeholders. Keputusan finansial yang diambil oleh manajer

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. lain yang belum terpenuhi, dimana hutang ini merupakan sumber dana

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. lain yang belum terpenuhi, dimana hutang ini merupakan sumber dana BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Pengertian Hutang Hutang adalah semua kewajiban keuangan perusahaan kepada pihakpihak lain yang belum terpenuhi, dimana hutang ini merupakan sumber dana

Lebih terperinci

ANALISIS PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, TINGKAT PERTUMBUHAN, DAN RISIKO BISNIS TERHADAP STRUKTUR MODAL PERUSAHAAN FOOD AND BEVERAGES

ANALISIS PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, TINGKAT PERTUMBUHAN, DAN RISIKO BISNIS TERHADAP STRUKTUR MODAL PERUSAHAAN FOOD AND BEVERAGES ANALISIS PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, TINGKAT PERTUMBUHAN, DAN RISIKO BISNIS TERHADAP STRUKTUR MODAL PERUSAHAAN FOOD AND BEVERAGES YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA ( Studi Kasus Pada Tahun 2007 2015

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Struktur Modal dan Nilai Perusahaan. yang terdiri dari saham preferen dan saham biasa.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Struktur Modal dan Nilai Perusahaan. yang terdiri dari saham preferen dan saham biasa. BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori 2.1.1 Pengertian dan Nilai Perusahaan Pengertian Struktur modal menurut Sjahrial (2008:179) adalah perimbangan antara penggunaan modal pinjaman yang terdiri

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. keputusan pendanaan yang mampu meminimalkan biaya modal yang harus ditanggung

I. PENDAHULUAN. keputusan pendanaan yang mampu meminimalkan biaya modal yang harus ditanggung I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu keputusan penting yang dihadapi oleh manajer keuangan dalam kaitannya dengan kelangsungan operasi perusahaan adalah keputusan pendanaan atau keputusan struktur

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN IMPLIKASI KEBIJAKAN

BAB V KESIMPULAN DAN IMPLIKASI KEBIJAKAN 113 BAB V KESIMPULAN DAN IMPLIKASI KEBIJAKAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan analisis data, hipotesis yang telah disusun dan diuji serta pembahasan pada bagian sebelumnya, maka dapat disimpulkan pengaruh Tarif

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Teori Struktur Modal 2.1.1.1 Model Modigliani-Miller Tanpa Pajak Menurut Brigham dan Houston (2012:179), teori struktur modal modern yang pertama adalah

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. jangka panjang, saham preferen dan modal pemegang saham (Weston dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. jangka panjang, saham preferen dan modal pemegang saham (Weston dan BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Struktur Modal Struktur modal adalah pembiayaan permanen yang terdiri dari utang jangka panjang, saham preferen dan modal pemegang saham (Weston dan Copeland,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Supriyono dan Suparwoto (2000:89) hutang merupakan kewajiban

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Supriyono dan Suparwoto (2000:89) hutang merupakan kewajiban BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Uraian Teoritis 2.1.1 Hutang Menurut Supriyono dan Suparwoto (2000:89) hutang merupakan kewajiban yang ada pada tanggal neraca untuk meyerahkan sumber sumber ekonomi, baik berupa

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian ini pada dasarnya mengacu pada penelitian yang dilakukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian ini pada dasarnya mengacu pada penelitian yang dilakukan BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulu Penelitian ini pada dasarnya mengacu pada penelitian yang dilakukan oleh Januarino Aditya (2006) dengan judul Studi Empiris Faktor-faktor yang Mempengaruhi

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA 6 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori 2.1.1. Nilai Perusahaan Nilai perusahaan merupakan persepsi investor terhadap perusahaan, semakin baik investor menilai sebuah perusahaan maka investor tidak

Lebih terperinci

Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I pada Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis. Oleh:

Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I pada Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis. Oleh: PENGARUH PROFITABILITAS, KEBIJAKAN HUTANG DAN KEPUTUSAN INVESTASI TERHADAP NILAI PERUSAHAAN (Studi pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2014-2015) Disusun sebagai salah

Lebih terperinci

John Henry Wijaya. Universitas Widyatama, Bandung,

John Henry Wijaya. Universitas Widyatama, Bandung, PENGARUH KEBIJAKAN MODAL KERJA TERHADAP HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA TAHUN 2010-2014 (Studi Kasus Pada PT Indo Tambangraya Megah Tbk, PT Jasa Marga (persero) Tbk,

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. pembelanjaan permanen yang mencerminkan pertimbangan atau

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. pembelanjaan permanen yang mencerminkan pertimbangan atau BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Landasan Teori dan Konsep 2.1.1 Struktur Modal Struktur modal (capital structure) didefinisikan sebagai pembelanjaan permanen yang mencerminkan pertimbangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan meningkatkan nilai perusahaan, memakmurkan pemilik saham dan

BAB I PENDAHULUAN. dan meningkatkan nilai perusahaan, memakmurkan pemilik saham dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada dasarnya setiap perusahaan menginginkan aktivitas usahanya dapat berjalan lancar sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan oleh perusahaan. Dimana tujuan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. merupakan nilai harga yang bersedia dibayar oleh calon pembeli apabila

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. merupakan nilai harga yang bersedia dibayar oleh calon pembeli apabila BAB II TINJAUAN PUSTAKA 4.1 Nilai Nilai perusahaan itu sendiri, menurut Husnan dan Pudjiastuti (2012:6) merupakan nilai harga yang bersedia dibayar oleh calon pembeli apabila perusahaan tersebut dijual.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan teori 1. Variabel Fundamental Menurut Jogiyanto (2009), analisis fundamental atau analisis perusahaan merupakan analisis untuk menghitung nilai intrinsik dengan menggunakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan akhirnya menjadi besar. Proses dari berkembang untuk menjadi besar apalagi

BAB I PENDAHULUAN. dan akhirnya menjadi besar. Proses dari berkembang untuk menjadi besar apalagi BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perusahaan, sebagaimana manusia, pada mulanya adalah kecil, berkembang dan akhirnya menjadi besar. Proses dari berkembang untuk menjadi besar apalagi sukses

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. memaksilalkan nilai perusahaan. Teori sinyal menunjukkan adanya asimetri

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. memaksilalkan nilai perusahaan. Teori sinyal menunjukkan adanya asimetri BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis Teori sinyal (signaling theory) dibangun sebagai upaya untuk memaksilalkan nilai Teori sinyal menunjukkan aya asimetri informasi antara manajemen perusahaan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 51 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum dan Obyek Penelitian Pada dasarnya obyek merupakan apa yang hendak diselidiki di dalam sebuah penelitian. Ada beberapa persoalan yang perlu untuk

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH PADA NILAI PERUSAHAAN

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH PADA NILAI PERUSAHAAN ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH PADA NILAI PERUSAHAAN (Studi pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2013-2015) Dedy Karmawan Program Studi Akuntansi-S1, Fakultas

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN 46 BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Variabel Penelitian Sebelum melihat hasil penelitian dilakukan untuk membuktikan suatu hipotesis, terlebih dahulu harus mengumpulkan data yang dibutuhkan.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. bagian dari struktur keuangan dimana struktur keuangan mencerminkan kebijakan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. bagian dari struktur keuangan dimana struktur keuangan mencerminkan kebijakan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Struktur Modal dan Leverage Keuangan Struktur modal merupakan komposisi pendanaan permanen perusahaan, yaitu bauran pendanaan jangka panjang perusahaan. Struktur modal merupakan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Modal dan Struktur Modal a. Pengertian Struktur Modal Keputusan untuk memilih sumber pembiayaan merupakan keputusan bidang keuangan yang sangat penting bagi perusahaan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Struktur pendanaan merupakan indikasi bagaimana perusahaan membiayai

BAB I PENDAHULUAN. Struktur pendanaan merupakan indikasi bagaimana perusahaan membiayai BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pendanaan adalah fondasi utama dalam dunia usaha dan perekonomian. Struktur pendanaan merupakan indikasi bagaimana perusahaan membiayai kegiatan operasionalnya atau

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. kebijakan dividen (Brigham dan Houston 2011:211), yaitu : perusahaan. Teori MM berpendapat bahwa nilai suatu perusahaan

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. kebijakan dividen (Brigham dan Houston 2011:211), yaitu : perusahaan. Teori MM berpendapat bahwa nilai suatu perusahaan BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori 2.1.1 Teori Kebijakan Dividen Menurut preferensi investor ada tiga teori yang mendasari kebijakan dividen (Brigham dan Houston 2011:211), yaitu : 1. Teori Dividen

Lebih terperinci

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN 5.1. Simpulan Penelitian ini berusaha menjawab hipotesis apakah profitabilitas, pertumbuhan, investment opportunity set dan leverage mampu menjadi faktor penentu kebijakan dividen

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan utama perusahaan adalah meningkatkan nilai perusahaan melalui

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan utama perusahaan adalah meningkatkan nilai perusahaan melalui BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tujuan utama perusahaan adalah meningkatkan nilai perusahaan melalui peningkatan kemakmuran pemilik atau pemegang saham (Brigham, et.al., 1999). Manajer diberi

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Obyek Penelitian Data yang digunakan dalam penelitian ini diambil dari Indonesian Stock Exchange (IDX) atau dari BEI (Bursa Efek Indonesia) dari tahun 2006 sampai dengan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perbandingan antara modal asing (jangka panjang) dengan modal sendiri.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perbandingan antara modal asing (jangka panjang) dengan modal sendiri. BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Struktur Modal Salah satu isu penting yang di hadapi oleh manajer keuangan adalah Riyanto (2001) mengemukakan modal adalah perimbangan atau perbandingan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan Dalam suatu proses pengambilan keputusan pendanaan, seorang manajer keuangan harus mempertimbangkan sifat dan biaya dari sumber pendanaan yang akan dipilih.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Struktur modal yang optimal merupakan keputusan keuangan yang penting karena mempengaruhi kinerja dan nilai

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Struktur modal yang optimal merupakan keputusan keuangan yang penting karena mempengaruhi kinerja dan nilai 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Struktur modal yang optimal merupakan keputusan keuangan yang penting karena mempengaruhi kinerja dan nilai sebuah. Kinerja yang bagus berdampak pada harga saham

Lebih terperinci

PENGUJIAN PECKING ORDER THEORY DAN TRADE OFF THEORY PADA STRUKTUR MODAL PERUSAHAAN (STUDI PADA PERUSAHAAN CONSUMER GOODS DI BURSA EFEK INDONESIA)

PENGUJIAN PECKING ORDER THEORY DAN TRADE OFF THEORY PADA STRUKTUR MODAL PERUSAHAAN (STUDI PADA PERUSAHAAN CONSUMER GOODS DI BURSA EFEK INDONESIA) PENGUJIAN PECKING ORDER THEORY DAN TRADE OFF THEORY PADA STRUKTUR MODAL PERUSAHAAN (STUDI PADA PERUSAHAAN CONSUMER GOODS DI BURSA EFEK INDONESIA) Bhagas Pratyaksa Mahardhika Konsentrasi Manajemen Keuangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dewasa ini dunia usaha sangat tergantung sekali dengan masalah pendanaan,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dewasa ini dunia usaha sangat tergantung sekali dengan masalah pendanaan, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dewasa ini dunia usaha sangat tergantung sekali dengan masalah pendanaan, beberapa pakar sepakat bahwa untuk keluar dari krisis ekonomi ini sektor riil harus digerakkan

Lebih terperinci

BAB II URAIAN TEORITIS. panjang yang digunakan oleh perusahaan, sedangkan struktur keuangan

BAB II URAIAN TEORITIS. panjang yang digunakan oleh perusahaan, sedangkan struktur keuangan BAB II URAIAN TEORITIS A. Struktur Modal 1. Pengertian Struktur Modal Dalam pengertiannya, struktur modal dibedakan atas struktur modal dan struktur finansial/ keuangan. Struktur modal adalah paduan sumber

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. manajemen perusahaan dalam mendanai aktivanya (Sawir, 2004:2).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. manajemen perusahaan dalam mendanai aktivanya (Sawir, 2004:2). BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Struktur Modal dan Leverage Keuangan Struktur modal merupakan komposisi pendanaan permanen perusahaan, yaitu bauran pendanaan jangka panjang perusahaan. Struktur modal merupakan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. memecahkan masalah penelitian serta perumusan hipotesis.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. memecahkan masalah penelitian serta perumusan hipotesis. BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori Landasan teori ini menjabarkan teori-teori yang mendukung hipotesis serta sangat berguna dalam analisis hasil penelitian. Landasan teori berisi pemaparan teori

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan tiga jenis variabel yaitu variabel dependen, variabel independen,

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan tiga jenis variabel yaitu variabel dependen, variabel independen, BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Variabel Penelitian Penelitian ini menggunakan tiga jenis variabel yaitu variabel dependen, variabel independen, dan variabel kontrol 1. Variabel Dependen Variabel dependen

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 55 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Sumber Data Objek penelitian adalah seluruh perusahaan manufaktur yang sahamnya terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode tahun 2004-2010, jenis data yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 36 BAB III METODE PENELITIAN A. Objek Penelitian Populasi dari penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) dan menerbitkan laporan keuangan yang lengkap (Annual

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendanaan dapat berasal dari internal yaitu dari modal sendiri dan eksternal yaitu

BAB I PENDAHULUAN. Pendanaan dapat berasal dari internal yaitu dari modal sendiri dan eksternal yaitu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di dalam menjalankan usahanya, perusahaan memerlukan pendanaan. Pendanaan dapat berasal dari internal yaitu dari modal sendiri dan eksternal yaitu dari hutang. Pecking

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Struktur Modal 1. Modal Setiap perusahaan dalam menjalankan kegiatan usahanya tentu memerlukan modal, tersedianya modal yang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang akan digunakan untuk menyeimbangkan antara cost benefits keduanya. Tujuan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang akan digunakan untuk menyeimbangkan antara cost benefits keduanya. Tujuan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori 2.1.1. Teori Struktur Modal Perusahaan 2.1.1.1. Trade-Off Theory Teori ini sebenarnya mengacu pada suatu pemikiran bahwa perusahaan harus memilih berapa jumlah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kesejahteraan secara financial. Tercapainya kesejahteraan financial dapat dilihat dari

BAB I PENDAHULUAN. kesejahteraan secara financial. Tercapainya kesejahteraan financial dapat dilihat dari BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesejahteraan adalah suatu hal yang ingin dicapai setiap individu, terutama kesejahteraan secara financial. Tercapainya kesejahteraan financial dapat dilihat dari terpenuhinya

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. yang listed di BEI pada tahun Penelitian ini akan menganalisis

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. yang listed di BEI pada tahun Penelitian ini akan menganalisis 49 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Objek Penelitian Objek dan populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang listed di BEI pada tahun 2011-2014. Penelitian ini

Lebih terperinci

PENDANA. (Studi. Disusun Oleh: ARI RTA

PENDANA. (Studi. Disusun Oleh: ARI RTA NASKAH PUBLIKASI ANALISIS PENGARUH KEPUTUSAN INVESTASI, KEPUTUSAN PENDANA AAN DAN KEBIJAKAN DEVIDEN TERHADAP NILAI PERUSAHAAN (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. BEI (Bursa Efek Indonesia) selama periode tahun 2010 sampai 2014.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. BEI (Bursa Efek Indonesia) selama periode tahun 2010 sampai 2014. BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Objek Objek pada penelitian ini adalah perusahaan manufaktur merupakan perusahaan yang mengelola bahan mentah menjadi barang jadi yang terdaftar

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang berjudul Factors Determining the Capital Structure of Pharmaceutical

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang berjudul Factors Determining the Capital Structure of Pharmaceutical BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Penelitian Terdahulu Penelitian mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan pendanaan telah dilakakukan oleh: 1. T Mallikarjunappa dan Carmelita Goveas (2007) telah

Lebih terperinci

BAB I. Pendahuluan. perusahaan Indonesia mulai menunjukkan perbaikan dilihat dari nilai indek

BAB I. Pendahuluan. perusahaan Indonesia mulai menunjukkan perbaikan dilihat dari nilai indek BAB I Pendahuluan 1.1. Latar belakang masalah Krisis yang terjadi di Indonesia tahun 1999 dan 2008 memberikan dampak langsung terhadap kinerja perusahaan. Perusahaan Indonesia mengalami kerugian dan kekurangan

Lebih terperinci

keuangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun kuantitatif berupa laporan keuangan dan annual report yang

keuangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun kuantitatif berupa laporan keuangan dan annual report yang BAB III METODE PENELITIAN A. Objek Penelitian Objek yang diambil dalam penelitian ini adalah perusahaan non keuangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2010-2014. B. Jenis dan Sumber Data

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Objek/Subjek Penelitian Objek yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di bursa Efek Indonesia selama periode

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. keseluruhan keputusan keuangan adalah memaksimumkan kemakmuran

BAB I PENDAHULUAN. keseluruhan keputusan keuangan adalah memaksimumkan kemakmuran BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sartono (2008) menyatakan bahwa tujuan akhir yang harus dicapai dari keseluruhan keputusan keuangan adalah memaksimumkan kemakmuran pemegang saham atau maximization

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 6 BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Struktur Modal Struktur Modal merupakan pilihan pendanaan antara utang dan ekuitas. Struktur modal (yang ditargetkan) adalah bauran utang, saham preferen, dan saham

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Struktur Modal Menurut Wachowicz dan Van Horne (2013:176) struktur modal merupakan suatu bauran (proporsi) pembiayaan jangka

Lebih terperinci