BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. pembelanjaan permanen yang mencerminkan pertimbangan atau

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. pembelanjaan permanen yang mencerminkan pertimbangan atau"

Transkripsi

1 BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Landasan Teori dan Konsep Struktur Modal Struktur modal (capital structure) didefinisikan sebagai pembelanjaan permanen yang mencerminkan pertimbangan atau perbandingan antara utang jangka panjang dengan modal sendiri (Riyanto, 1995) dalam (Nurrohim, 2008). Struktur modal menunjukan proporsi penggunaan utang untuk membiayai investasinya, maka dengan hanya melihat struktur modal perusahaan, investor dapat mengetahui keseimbangan antara risiko dan pengembalian. Wildani (2012) menyatakan bahwa struktur modal merupakan struktur keuangan dikurangi oleh hutang jangka pendek (current liabilities). Utang jangka pendek tidak diperhitungkan dalam stuktur modal karena utang jenis ini umumnya bersifat spontan. Utang jangka panjang bersifat tetap selama jangka waktu yang relatif panjang sehingga keberadannya perlu dipikirkan oleh para manajer keuangan. Itulah alasan utama mengapa struktur modal hanya terdiri dari utang jangka panjang dan ekuitas. Alasan itulah, biaya modal hanya mempertimbangkan sumber dana jangka panjang saja (Mardiyanto, 2008:257). Weygant et al. (2007:217) mengatakan bahwa struktur keuangan terdiri dari utang jangka pendek, utang jangka panjang, dan ekuitas. Utang 11

2 jangka pendek (current liabilities) merupakan utang atau kewajiban yang diharapkan akan dibayar dari aset lancar yang ada atau melalui pembuatan kewajiban jangka pendek lainnya. Utang jangka pendek ini memiliki periode kurang dari satu tahun, sedangkan utang jangka panjang memiliki jatuh tempo lebih dari satu tahun Istilah ekuitas berasal dari kata equity atau equity of ownership yang berarti kekayaan bersih perusahaan. Secara sederhana diformulasikan sebagai total aktiva dikurangi total utang. Ekuitas merupakan bagian hak pemilik dalam perusahaan yaitu selisih antara aktiva dan kewajiban yang ada, dan dengan demikian tidak merupakan ukuran nilai jual perusahaan tersebut, pada dasarnya ekuitas berasal dari investasi pemilik dan hasil usaha perusahaan. Ekuitas akan berkurang terutama dengan adanya penarikan kembali penyertaan oleh pemilik, pembagian keuntungan atau karena kerugian. Ada beberapa teori yang telah dikemukakan dalam menjelaskan struktur modal perusahaan. Pandangan tradisional (traditional view) yang menyatakan bahwa modal utang akan lebih mudah dibandingkan dengan ekuitas. Modigliani dan Miller tidak sependapat dengan pandangan tradisional (traditional view) tersebut. Teori MM berpendapat bahwa dalam suatu pasar modal yang sempurna tanpa pajak dan biaya transaksi, nilai pasar suatu perusahaan dan biaya modal tetap invariant dengan perubahan struktur modal. Hal ini menunjukkan bahwa instrumen keuangan yang 12

3 dikeluarkan oleh perusahaan tidak mempengaruhi produktivitas dan nilai perusahaan. Kemudian Modigliani dan Miller (1963) merevisi teori tersebut dengan menghubungkan struktur modal dengan memperhitungkan adanya pajak. Salah satu teori tersebut adalah teori Trade-off oleh Brealey dan Myers (1991) yang telah dikembangkan oleh Marsh (1982) dalam (Siregar, 2005) yang menyatakan bahwa setiap perusahaan dapat menentukan target rasio utang (leverage) yang optimal. Rasio utang yang optimal ditentukan berdasarkan perimbangan antara manfaat dan biaya kebangkrutan karena perusahaan memiliki utang. Utang menyebabkan perusahaan memperoleh manfaat pajak, sedangkan biaya kebangkrutan merupakan biaya administrasi, biaya hukum, biaya keagenan dan biaya pengawasan untuk mencegah perusahaan mengalami kebangkrutan (Siregar, 2005). Menurut Joni dan Lina (2010), teori ini memiliki kelemahan yaitu mengabaikan adanya asimetri informasi dan besarnya biaya untuk melakukan substitusi utang ke ekuitas atau ekuitas ke utang. Teori berikutnya adalah Pecking Order Theory yang dikemukakan oleh Myers dan Majluf (1984) menyatakan bahwa keputusan pendanaan perusahaan memiliki suatu hierarki. Perusahaan akan lebih cenderung menggunakan sumber pendanaan internal yaitu dari laba ditahan dan depresiasi terlebih dahulu, daripada dana eksternal dalam aktivitas 13

4 pendanaan. Ada empat alasan yang mendasari Myers dalam Pecking Order Theory memprediksi perusahaan lebih mengutamakan utang daripada modal sendiri saat pendanaan eksternal dibutuhkan (Siregar, 2005), yaitu (1) Pasar menderita kerugian karena adanya asimetri informasi antara manajer dengan pasar. Manajemen cenderung tertarik untuk menerbitkan saham baru saat overpriced sedangkan penerbitan saham baru akan menyebabkan harga saham mengalami penurunan; (2) Utang dan saham sama-sama membutuhkan biaya transaksi bagi perusahaan; (3) Perusahaan mendapatkan manfaat pajak dengan mengeluarkan sekuritas utang. Manfaat pajak ini diperoleh oleh perusahaan karena adanya biaya bunga yang dapat dibebankan sebagai pengurang penghasilan kena pajak; (4) Kontrol manajemen, dalam hal ini insider ownership, yaitu pemilikan oleh manajemen dapat dipertahankan apabila perusahaan menerbitkan sekuritas utang. Teori Pecking Order ini membuat hirarkhi sumber dana, yaitu dari internal (laba ditahan), dan eksternal (utang dan saham). Pemilihan sumber eksternal menurut Myers dan Majluf (1984) disebabkan karena adanya asimetri informasi antara manajemen dan pemegang saham. Asimerti informasi terjadi karena pihak manajemen mempunyai informasi yang lebih banyak daripada para pemegang saham. Berdasarkan teori ini, perusahaan lebih memilih untuk membiayai kegiatan perusahaan dari arus kas internal. 14

5 Ketika dana tersebut sudah tidak mencukupi, pembiayaan dengan utang akan dilakukan dan ketika hutang telah habis, ekuitas tambahan akan dikeluarkan. Teori yang selanjutnya adalah Agency Theory. Teori ini menunjukkan bahwa ada tingkat optimal dalam struktur modal yang dapat meminimalisasi biaya keagenan (agency cost). Dalam teori ini, ada beberapa literatur yang mempelajari dampak utang pada sub-optimal pengambilan keputusan manajerial. Salah satu perspektif yang penting adalah pendekatan free cash flow yang dikemukakan oleh Jensen (1986). Pendekatan ini menyatakan bahwa leverage yang tinggi akan meningkatkan nilai perusahaan, walapun ada kekhawatiran akan adanya financial distress, ketika operating cash flow perusahaan melebihi peluang investasi yang menguntungkan. Untuk mengurangi adanya masalah keagenan, berbagai metode telah dikembangkan. Jensen (1986) menyarankan untuk meningkatkan kepemilikan manajer dalam perusahaan untuk menyelaraskan kepentingan manajer dengan pemilik atau meningkatkan persentase ekuitas yang dimiliki oleh manajer. Jensen (1986) menyarankan bahwa utang akan digunakan sebagai alat kontrol untuk memotivasi manajer mendistribusikan kas bebas diantara pemegang saham daripada digunakan untuk hal yang tidak efisien. 15

6 2.1.2 Teori Modigliani and Miller Modigliani dan Miller menggunakan beberapa asumsi untuk menopang dalilnya yaitu (1) Individu dan perusahaan dapat meminjam atau meminjamkan pada tingkat bunga pasar yang sama, (2) Tidak ada risiko kebangkrutan, (3) Tidak ada biaya transaksi atau hambatan untuk memperoleh informasi (Mardiyanto, 2008:257). Apabila pajak tidak diperhitungkan, teori MM model berpendapat bahwa kenaikan utang pada struktur modal akan menikkan ROE (Return On Equity) sekaligus menaikkan pula risiko investor. Dua pengaruh itu saling meniadakan tanpa pajak dan risiko kebangkrutan, maka nilai suatu perusahaan tidak terpengaruh oleh tingkat leverage. Dengan kata lain, nilai perusahaan yang menggunakan utang sama dengan nilai perusahaan tanpa utang. Apabila pajak dipertimbangkan dan risiko kebangkrutan diabaikan, maka nilai perusahaan akan terus meningkat secara linear, seiring dengan bertambahnya proporsi utang pada struktur modal perusahaan. Hal itu mengandung makna bahwa makin tinggi proporsi utang makin tinggi nilai perusahaan. Sudah tentu hal ini kurang realistis sebab makin tinggi proporsi utang yang digunakan dalam struktur modal, makin tinggi pula risiko kebangkrutan yang mungkin dihadapi oleh suatu perusahaan. Namun, perlu 16

7 diingat kembali bahwa Modigliani dan Miller memang mengabaikan risiko kebangkrutan dalam asumsi teorinya Trade-off Theory Teori Trade-off (Brealey dan Myers, 1991) dalam (Rita, 2009) menyatakan bahwa adanya penghematan pajak (dari perusahaan yang berhutang) dihilangkan oleh meningkatnya ekspektasi atas biaya kebangkrutan. Bertambahnya tingkat leverage berdampak meningkatnya profitabilitas risiko kebangkrutan, dan akhirnya meningkatkan pula biaya kebangkrutan. Jika teori MM dan Trade-off disatukan, suatu perusahaan yang menggunakan utang (leverage) akan mendapatkan keuntungan dari penghematan pajak yang akan mengurangi pengeluaran kasnya, yang pada akhirnya akan meningkatkan nilai perusahaan. Akan tetapi, keuntungan dari pengurangan pajak itu tidak dapat terus menerus berlanjut karena perusahaan harus menanggung sejumlah biaya kebangkrutan (Mardiyanto, 2008:262). Teori Brealey dan Myres (1991) mengenai Trade-off Theory yang menyatakan bahwa struktur modal optimal tercapai pada saat terjadi keseimbangan antara manfaat dan pengorbanan yang timbul akibat penggunaan utang. Biaya penggunaan utang adalah beban bunga utang, 17

8 biaya kebangkrutan maupun agency cost. Implikasi Trade-off Theory menurut Braley dan Myers (1991) adalah sebagai berikut : 1) Perusahaan dengan risiko bisnis besar harus menggunakan lebih kecil utang dibandingkan perusahaan yang mempunyai risiko bisnis rendah, karena semakin besar risiko bisnis, penggunaan utang yang semakin besar akan meningkatkan beban bunga, sehingga akan semakin mempersulit keuangan perusahaan. 2) Perusahaan yang dikenai pajak tinggi pada batas tertentu sebaiknya menggunakan banyak utang karena adanya tax shield. 3) Target rasio utang akan berbeda antara perusahaan satu dengan perusahaan yang lain. Perusahaan yang profitable mempunyai target rasio utang lebih tinggi, sedangkan perusahaan inprofitable dengan risiko tinggi mempunyai rasio utang lebih rendah dan lebih mengandalkan pada ekuitas. Keberadaan pajak dalam penggunaan utang yang besar dapat memberikan manfaat pajak yang besar bagi perusahaan, karena dapat meningkatkan nilai perusahaan. Satu hal yang terpenting adalah dengan semakin tingginya utang akan semakin besar bunga yang harus dibayarkan. Kemungkinan suatu perusahaan tidak dapat membayarkan kewajibannya, membayar bunga dan pokok pinjaman juga semakin besar (financial distress). 18

9 2.1.4 Pecking Order Theory Teori Pecking Order merupakan alternatif dari teori Trade-off. Elemen kunci pada teori Pecking Order adalah perusahaan lebih memilih untuk menggunakan pembiayaan internal semaksimal mungkin. Teori Pecking Order ini membuat hirarkhi sumber dana, yaitu dari internal dan eksternal (Myers,1984). Pemilihan sumber eksternal menurut Myers dan Majluf (1984) disebabkan karena adanya asimetri informasi antara manajemen dan pemegang saham. Asimerti informasi terjadi karena pihak manajemen mempunyai informasi yang lebih banyak daripada para pemegang saham. Teori Pecking Order memiliki beberapa implikasi yang signifikan, dimana bertentangan dengan teori Trade-off, yaitu : 1) Tidak ada target struktur modal berdasarkan teori Pecking Order tidak ada target atau optimal Debt-equity Ratio. Sebaliknya, struktur modal suatu perusahaan ditentukan oleh kebutuhan untuk pendanaan eksternal, yang menentukan jumlah utang perusahaan akan diperoleh. 2) Perusahaan yang profitable menggunakan sedikit utang. Perusahaan yang profitable memiliki internal cash flow yang lebih baik, sehingga mereka jarang membutuhkan pembiayaan eksternal atau berhutang. 3) Perusahaan akan melakukan financial slack. Untuk mencegah penjualan ekuitas yang baru, perusahaan akan membutuhkan untuk menimbun uang 19

10 kas secara internal, seperti cadangan uang tunai. Hal ini memberikan manajemen kemampuan untuk membiayai proyek perusahaan secara cepat pada saat yang penting Pengaruh Pajak Jika memasukkan unsur pajak, penggunaan leverage keuangan secara hati hati dapat memiliki dampak positif bagi perusahaan. Keuntungan dari utang pajak penghasilan bagi perusahaan adalah bahwa pembayaran bunga utang merupakan biaya yang boleh dikurangkan dari pajak bagi perusahaan yang menerbitkan utang (Horne, 2007:246). Pemerintah memberikan subsidi pada perusahaan yang berhutang atas penggunaan utang di perusahaan tersebut. Oleh karena itu beban bunga atas utang dapat mengurangi penghasilan kena pajak, maka hal ini disebut manfaat pajak (tax shield). Penghematan pajak yang behubungan dengan penggunaan utang bersifat relatif, karena jika penghasilan kena pajak jumlahnya kecil atau negatif, tax shield akan kurang terasa manfaat atau malah tidak ada. Perubahan Undang-undang pajak penghasilan yang berlaku sejak tahun 2009 mengakibatkan tarif pajak progresif berubah menjadi tarif flat yang dapat dilihat pada Tabel 2.1 dan Tabel 2.2 akan menimbulkan reaksi tertentu bagi perusahaan karena tarif pajak ini sangat menentukan pajak yang harus dibayar. 20

11 Tabel 2.1 Tarif Pajak Penghasilan Wajib Pajak Badan Pasal 17 Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2000 Lapisan Penghasilan Kena Pajak Tarif Pajak Sampai dengan Rp ,00 10% Di atas Rp ,00 sampai dengan Rp ,00 15% Di atas Rp ,00 30% Sumber : Undang-undang Pajak Penghaslian No.17 tahun 2000 Tarif pajak flat yang berlaku sekarang, mengakibatkan adanya pihak yang diuntungkan dan ada pula pihak yang dirugikan. Pihak yang di untungkan adalah perusahaan yang memiliki laba yang besar lebih dari Rp , maka pajak yang terutang akan menjadi lebih kecil di bandingkan dengan menggunakan tarif progresif. Pihak yang di rugikan adalah perusahaan perusahaan yang labanya kurang dari Rp , maka pajak yang terhutang akan lebih besar dibandingkan dengan menggunakan tarif progresif. 21

12 Tabel 2.2 Tarif Pajak Penghasilan Wajib Pajak Badan Pasal 17 Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2008 Tahun Tarif Pajak % 2010 dan selanjutnya 25% 5% lebih rendah PT yang 40% seharusnya dari diperdagangkan di bursa efek yang seharusnya Peredaran Bruto sampai pegurangan 50% dengan dari Rp yang seharusnya Sumber : Undang-undang No.36 tahun 2008 Adanya perubahan tarif progresif menjadi flat ini, perusahaan yang pajak terutangnya menjadi lebih besar akan cenderung berhutang untuk memperoleh manfaat pajak dari adanya beban bunga yang ditimbulkan dan perusahaan yang pajaknya lebih kecil akan cenderung tidak banyak berhutang Faktor Faktor yang Mempengaruhi Struktur Modal Ada beberapa faktor yang mempengaruhi struktur modal, antara lain : 1) Perubahan Tarif Pajak Variabel perubahan perpajakan ini dimaksudkan mewakili adanya perubahan tarif PPh Badan pada Undang-undang Pajak Penghasilan No.36 tahun 2008 dari Undang-undang yang sebelumnya berlaku yaitu Undang- 22

13 undang No.17 tahun Peraturan baru berlaku tarif flat sedangkan pada peraturan sebelumnya berlaku tarif progresif. 2) Profitabilitas Pengertian profitabilitas merupakan salah satu pengukuran bagi kinerja suatu perusahaan. Profitabilitas suatu perusahaan menunjukan kemampuan suatu perusahaan dalam menghasilkan laba selama pereode tertentu pada tingkat penjualan, aset dan modal saham tertentu. Profitabilitas suatu perusahaan dapat dinilai melalui berbagai cara tergantung pada laba dan aktiva atau modal yang akan diperbandingkan satu dengan lainya. Septiono (2012) mengatakan profitabilitas adalah kemampuan perseroan untuk menghasilkan suatu keuntungan dan menyokong pertumbuhan baik jangka pendek maupun jangka panjang. Profitabilitas bagi semua perusahaan sangatlah penting karena tanpa adanya keuntungan akan sulit bagi perusahaan untuk menarik modal dari luar (Syamsuddin, 2007:59). Profitabilitas merupakan faktor yang dapat mempengaruhi leverage perusahaan. Teori pecking order menyatakan bahwa perusahaan cenderung menggunakan data internal terlebih dahulu sebelum beralih ke pembiayaan eksternal. Jika perusahaan memiliki tingkat profitabilitas yang tinggi, maka akan cenderung menggunakan pendanaan internal yaitu menggunakan retained earnings dibandingkan dengan menggunakan utang. 23

14 3) Likuiditas Septiono (2012) likuiditas merupakan suatu indikator mengenai kemampuan perusahaan untuk membayar semua kewajiban financial jangka pendek pada saat jatuh tempo dengan menggunakan aktiva lancar yang tersedia. Likuiditas tidak hanya berkenaan dengan keadaan keseluruhan keuangan perusahaan, tetapi juga berkaitan dengan kemampuannya untuk mengubah aktiva lancar tertentu menjadi uang kas (Syamsuddin, 2007:41). Teori trade-off percaya bahwa ada hubungan positif antara likuiditas dengan leverage karena rasio likuiditas yang tinggi akan mendukung rasio utang yang relatif lebih tinggi karena besar kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka pendek tepat waktu. Likuiditas diukur dengan rasio aktiva lancar dibagi dengan kewajiban lancar. Perusahaan yang memiliki likuiditas sehat paling tidak memiliki rasio lancar sebesar 100%. Ukuran likuiditas perusahaan yang lebih menggambarkan tingkat likuiditas perusahaan ditunjukkan dengan rasio kas (kas terhadap kewajiban lancar). Rasio likuiditas antara lain terdiri dari: a) Current Ratio adalah perbandingan antara aktiva lancar dengan utang lancar yang merupakan kemampuan untuk membayar utang yang segera harus dipenuhi dengan aktiva lancar (Riyanto, 1995:332) dalam (Alamsyah, 2010). 24

15 b) Quick Ratio adalah perbandingan antara aktiva lancar yang benar likuid saja, yakni aktiva lancar di luar persediaan atau dikurangi dengan persediaan dan dibandingkan dengan utang lancar. Rasio ini merupakan alat ukur untuk menunjukkan kemampuan untuk membayar utang yang segera harus dipenuhi dengan aktiva lancar yang lebih likuid (Riyanto, 1995:332) dalam (Alamsyah, 2010). 2.2 Pembahasan Hasil Penelitian Sebelumnya Indrajaya dkk. (2011) melakukan penelitian untuk mengetahui pengaruh struktur aktiva, ukuran perusahaan, tingkat pertumbuhan, profitabilitas dan risiko bisnis terhadap struktur modal pada perusahaan pertambangan yang listing di Bursa Efek Indonesia periode Dalam penelitian ini menunjukkan bahwa variabel struktur aktiva berpengaruh positif signifikan terhadap struktur modal (leverage), ukuran perusahaan berpengaruh positif signifikan terhadap struktur modal. Sedangkan variabel pertumbuhan dan risiko bisnis tidak berpengaruh secara signifikan terhadap struktur modal. Dari kelima variable bebas yang diuji, diperoleh hasil bahwa variabel profitabilitas memiliki pengaruh paling besar terhadap variabel struktur modal (leverage). Akinlo (2011) melakukan penelitian mengenai struktur modal yang meneliti 66 perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Nigeria pada periode Dalam penelitiannya, Akinlo (2011) mengukur hubungan antara 25

16 leverage dengan growth opportunities, tangibility, size, profitability, liquidity. Dari penelitian yang dilakukan Akinlo (2011) diperoleh hasil bahwa leverage memiliki hubungan negatif dengan growth opportunities, profitabilities, dan liquidity, sedangkan tangibility dan size memiliki hubungan positif dengan leverage. Putri (2012) melakukan penelitian untuk mengetahui pengaruh profitabilitas, struktur aktiva dan ukuran perusahaan terhadap struktur modal pada perusahaan manufaktur sektor industri makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Putri (2012) diperoleh hasil bahwa variable profitabilitas berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap struktur modal, variable struktur aktiva berpengaruh positif signifikan terhadap struktur modal dan variabel ukuran perusahaan berpengaruh positif dan signifikan terhadap struktur modal. Huang dan Song (2006) melakukan penelitian mengenai determinan struktur modal pada perusahaan listing di Negara Cina. Dalam penelitiannya, Chen memperoleh hasil bahwa ukuran perusahaan memiliki pengaruh negatif terhadap struktur modal demikian juga dengan variabel profitabilitas. Namun variable non debt tax shield dan asset structure memiliki pengaruh positif terhadap struktur modal. Wildani (2012) melakukan penelitian untuk mengetahui pengaruh perubahan tarif pajak penghasilan wajib pajak badan dan karakteristik 26

17 perusahaan terhadap struktur modal pada perusahaan listing di BEI periode Dari penelitian yang telah dilakukan oleh Wildani (2012) diperoleh hasil bahwa perubahan tarif PPh Badan yang semula tarif progresif menjadi tarif flat berpengaruh positif dan signifikan terhadap struktur modal pada perusahaan yang memiliki laba rendah, sedangkan perubahan tarif PPh Badan yang semula tarif progresif menjadi tarif flat berpengaruh positif namun tidak signifikan terhadap struktur modal pada perusahaan yang memiliki laba tinggi. Variabel non debt tax shield menunjukkan pengaruh positif dan signifikan terhadap struktur modal, variabel profitabilitas memiliki pengaruh negatif dan signifikan terhadap struktur modal, variabel likuiditas memiliki pengaruh negatif dan signifikan terhadap struktur modal dan variabel ukuran perusahaan memiliki pengaruh positif terhadap struktur modal. 2.3 Hipotesis Penelitian Perubahaan Tarif Pajak Terhadap Struktur Modal Variabel perubahan regulasi perpajakan ini diukur dengan variabel dummy yang dimaksudkan mewakili adanya perubahan tarif PPh badan pada Undang-undang pajak penghasilan Nomor 36 tahun 2008 dari Undangundang yang akan berlaku sebelumnya. Dimana peraturan yang baru berlaku tarif flat sedangkan pada peraturan sebelumnya berlaku tarif progresif. Perusahaan yang memiliki laba rendah akan merasa dirugikan karena membayar pajak yang lebih tinggi sebagai akibat dari perubahan tarif 27

18 pajak yang semula progresif menjadi flat, akan menggunakan banyak utang karena adanya manfaat pajak dari adanya beban bunga atas utang (interest tax shield) yang dapat dijadikan sebagai pengurangan dalam perhitungan penghasilan kena pajak, sehingga pajak yang harus di bayar akan menjadi lebih rendah, sedangkan perusahaan yang memiliki laba tinggi akan merasa diuntungkan dengan perubahan tarif flat karena pajak yang terhutang menjadi lebih kecil sehingga tidak banyak terhutang. Huang dan Song (2006) dalam penelitiannya mengemukakan bahwa sejak teori Modigliani dan Miller (1958) dikemukakan, semua orang menyadari bahwa pajak merupakan hal yang penting dalam struktur modal perusahaan. Penelitian ini mengemukakan bahwa tarif pajak memiliki hubungan positif dengan struktur modal karena berdasarkan teori MM dengan menggunakan utang akan ada manfaat pajak yang timbul dari beban bunga atas utang sehingga dapat mengurangi besarnya pajak yang terutang. Dari penelitian tersebut, hipotesis yang dapat dibentuk adalah : Ho : Pada tarif flat, perusahaan dengan laba rendah akan memilih pendanaan utang lebih banyak dibandingkan dengan tarif progresif, atas respon terhadap perubahan tariff PPh Badan H 1 : Pada tarif flat, perusahaan dengan laba tinggi akan memilih pendanaan utang lebih rendah dibandingkan tarif progresif, atas respon terhadap perubahan tarif PPh Badan. 28

19 2.3.2 Profitabilitas Terhadap Struktur Modal Sesuai dengan teori pecking order, dimana perusahaan mengutamakan penggunaan sumber dana yang berasal dari dalam perusahaan yaitu retaned earning terlebih dahulu, jika belum cukup terpenuhi maka baru melakukan pinjaman. Jika tingkat profabilitas suatu perusahaan tinggi, maka perusahaan akan menggunakan sumber dana internal dibandingkan sumber dana eksternal. Prioritas penggunaan dana internal dalam pecking order theory disebabkan penggunaan sumber dana internal terbebas dari adanya asimetri informasi (Hanafi, 2004:315). Struktur modal diproksikan dengan leverage perusahaan. Dari penelitian tersebut, hipotesis yang bisa dibentuk adalah: H 2 : Profitabilitas berpengaruh negatif terhadap struktur modal perusahaan Likuiditas Terhadap Struktur Modal Berdasarkan teori ttrade-off melihat ada hubungan positif antara likuiditas dengan leverage karena rasio likuiditas yang tinggi akan mendukung rasio utang yang relatif lebih tinggi karena besar kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka pendek tepat waktu. Teori pecking order memiliki pandangan bahwa likuiditas memiliki hubungan negatif dengan leverage perusahaan, karena perusahaan dengan tingkat likuiditas yang cukup tinggi memungkinkan untuk menggunakan dana internal yang tersedia untuk membiayai kegiatan perusahaan. Struktur 29

20 modal dalam hal ini diproksikan dengan leverage perusahaan. Dari penelitian tersebut, hipotesis yang bisa dibentuk adalah: H 3 : Likuiditas berpengaruh negatif terhadap struktur modal perusahaan Ukuran Perusahaan Terhadap Struktur Modal Ada dua pemikirin yang bertentangan mengenai hubungan antara ukuran perusahaan dengan leverage perusahaan. Pemikiran yang pertama percaya bahwa perusahaan yang berukuran besar tidak mempertimbangkan biaya kebangkrutan secara langsung dalam menentukan tingkat leverage karena biaya ini ditetapkan oleh konstitusi dan biaya kebangkrutan merupakan proporsi yang lebih kecil dari nilai perusahaan secara keseluruh, sehingga pemikiran ini mengasumsikan bahwa ukuran perusahaan memiliki hubungan positif terhadap leverage perusahaan (Akinlo, 2011). Studi empiris yang mendukung pemikiran ini antara lain, Indrajaya,dkk. (2011) dan Putri (2012). Adapun pemikiran yang lain, Rajan dan Zingales (1995) berpendapat bahwa ukuran perusahaan memiliki hubungan negatif terhadap leverage karena ada sedikit informasi asimetris tentang perusahaanperusahaan besar yang akan lebih menghargai untuk menerbitkan ekuitas baru dan membiayai perusahaan dengan pembiayaan ekuitas. Struktur modal dalam hal ini diproksikan dengan leverage perusahaan. 30

21 H 4 : Ukuran perusahan berpengaruh positif terhadap struktur modal perusahaan. 2.4 Kerangka Pemikiran Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran Tarif Pajak (X1) Profitabilitas (X2) Struktur Modal (Y) Likuiditas (X3) Ukuran Perusahaan (X4) 31

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. TEORI-TEORI 1. Pengertian Pajak dan Pajak Penghasilan a. Pengertian Pajak Menurut Rochmat dalam buku Azis (2016:1) pajak adalah iuran kepada kas Negara berdasarkan undang-undang

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Struktur Modal Struktur modal adalah perimbangan atau perbandingan antara jumlah hutang jangka panjang dengan modal sendiri (Riyanto,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan dan menjadi pusat perhatian stakeholders. Keputusan finansial

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan dan menjadi pusat perhatian stakeholders. Keputusan finansial BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Keputusan finansial merupakan hal yang sangat penting bagi suatu perusahaan dan menjadi pusat perhatian stakeholders. Keputusan finansial yang diambil oleh manajer

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dewasa ini dunia usaha sangat tergantung sekali dengan masalah pendanaan,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dewasa ini dunia usaha sangat tergantung sekali dengan masalah pendanaan, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dewasa ini dunia usaha sangat tergantung sekali dengan masalah pendanaan, beberapa pakar sepakat bahwa untuk keluar dari krisis ekonomi ini sektor riil harus digerakkan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Profitabilitas (profitability) adalah kemampuan perusahaan memperoleh laba

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Profitabilitas (profitability) adalah kemampuan perusahaan memperoleh laba BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Profitabilitas Profitabilitas (profitability) adalah kemampuan perusahaan memperoleh laba melalui operasional usahanya dengan menggunakan dana aset yang dimiliki oleh perusahaan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang dihasilkan, maupun sumber daya manusianya. Merupakan tantangan yang

BAB I PENDAHULUAN. yang dihasilkan, maupun sumber daya manusianya. Merupakan tantangan yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Perkembangan dunia bisnis saat ini telah menciptakan suatu kondisi persaingan yang ketat antar perusahaan. Hal tersebut menuntut perusahaan untuk dapat mengelola

Lebih terperinci

perusahaan yaitu dari hutang (pinjaman) dan modal sendiri.

perusahaan yaitu dari hutang (pinjaman) dan modal sendiri. BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Sebuah perusahaan selalu membutuhkan modal baik untuk pembukaan bisnisnya maupun pengembangan usahanya. Untuk dapat memenuhi pembiayaan dalam kegiatan tersebut

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. Myes dan Majluf Disebut sebagai pecking order theory karena teori ini

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. Myes dan Majluf Disebut sebagai pecking order theory karena teori ini BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Teoretis 2.1.1 Pecking Order Theory Pecking order theory adalah teori struktur modal yang di rumuskan oleh Myes dan Majluf 1984. Disebut sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang dapat meningkatkan harga saham. Perusahaan yang sudah listing pada bursa,

BAB I PENDAHULUAN. yang dapat meningkatkan harga saham. Perusahaan yang sudah listing pada bursa, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tujuan perusahaan dalam perspektif manajemen keuangan adalah memaksimumkan nilai perusahaan yang juga berarti memaksimumkan kekayaan pemilik saham. Aktivitas utama

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. jangka panjang, saham preferen dan modal pemegang saham (Weston dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. jangka panjang, saham preferen dan modal pemegang saham (Weston dan BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Struktur Modal Struktur modal adalah pembiayaan permanen yang terdiri dari utang jangka panjang, saham preferen dan modal pemegang saham (Weston dan Copeland,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pajak Penghasilan (PPh) mempunyai peranan yang sangat penting dalam kehidupan bernegara, khususnya di dalam pelaksanaan pembangunan karena pajak merupakan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Modal (Munawir, 2001) adalah hak atau bagian yang dimiliki oleh pemilik

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Modal (Munawir, 2001) adalah hak atau bagian yang dimiliki oleh pemilik BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Modal dan struktur modal perusahaan Modal (Munawir, 2001) adalah hak atau bagian yang dimiliki oleh pemilik perusahaan dalam pos modal (modal saham), surplus

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. beberapa kajian teori. Teori teori struktur modal bertujuan sebagai landasan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. beberapa kajian teori. Teori teori struktur modal bertujuan sebagai landasan 11 BAB II TINJAUAN PUSTAKA Penelitian ini tentang pengaruh profitabilitas, ukuran perusahaan, pertumbuhan penjualan dan struktur aktiva terhadap struktur modal perusahaan Property and Real Estate yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Di era globalisasi ini perkembangan perusahaan semakin lama semakin pesat.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Di era globalisasi ini perkembangan perusahaan semakin lama semakin pesat. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Di era globalisasi ini perkembangan perusahaan semakin lama semakin pesat. Banyaknya perusahaan yang bersaing untuk dapat berkembang di masing-masing usaha yang mereka

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan Dalam suatu proses pengambilan keputusan pendanaan, seorang manajer keuangan harus mempertimbangkan sifat dan biaya dari sumber pendanaan yang akan dipilih.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan dana maka diperlukan keputusan pendanaan yang tepat. Keputusan

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan dana maka diperlukan keputusan pendanaan yang tepat. Keputusan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam dunia bisnis semua perusahaan membutuhkan dana yang sekiranya dapat menyokong kegiatan operasional. Untuk memenuhi kebutuhan dana maka diperlukan keputusan pendanaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan utama dari setiap perusahaan adalah meningkatkan nilai perusahaannya

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan utama dari setiap perusahaan adalah meningkatkan nilai perusahaannya BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Tujuan utama dari setiap perusahaan adalah meningkatkan nilai perusahaannya dengan meningkatkan kemakmuran pemegang saham atau pemiliknya. Diperlukan tujuan dan strategi

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Struktur Modal 1. Modal Setiap perusahaan dalam menjalankan kegiatan usahanya tentu memerlukan modal, tersedianya modal yang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perkembangan dan perluasan industri pada umumnya membutuhkan sumbersumber

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perkembangan dan perluasan industri pada umumnya membutuhkan sumbersumber BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan dan perluasan industri pada umumnya membutuhkan sumbersumber pendanaan yang merupakan faktor utama yang harus diperhatikan. Bagi setiap perusahaan, keputusan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Dasar struktur modal berkaitan dengan sumber dana, baik itu sumber internal

II. TINJAUAN PUSTAKA. Dasar struktur modal berkaitan dengan sumber dana, baik itu sumber internal II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Struktur modal Dasar struktur modal berkaitan dengan sumber dana, baik itu sumber internal maupun sumber eksternal secara teoritis didasarkan pada dua kerangka

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Penelitian yang dilakukan oleh Sri Yuliati (2010) tentang Pengujian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Penelitian yang dilakukan oleh Sri Yuliati (2010) tentang Pengujian BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Beberapa penelitian terdahulu yang mendasari dilakukannya penelitian ini antara lain : 1. Penelitian yang dilakukan oleh Sri Yuliati (2010) tentang Pengujian

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 1 BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Teoritis a. Struktur Modal Struktur modal sasaran adalah kombinasi antara utang saham preferen, dan saham ekuitas yang digunakan perusahaan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Pasar Modal Pasar modal merupakan kegiatan yang berhubungan dengan penawaran umum dan perdagangan efek, perusahaan publik yang berkaitan dengan efek yang diterbitkannya,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tentunya hal ini tanpa mengurangi perhatian terhadap masalah-masalah lain yang

BAB I PENDAHULUAN. Tentunya hal ini tanpa mengurangi perhatian terhadap masalah-masalah lain yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Masalah klasik dalam urusan pengembangan setiap perusahaan adalah pendanaan. Tentunya hal ini tanpa mengurangi perhatian terhadap masalah-masalah lain yang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Riyanto (2002:209), sumber modal (pendanaan) dapat berasal dari

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Riyanto (2002:209), sumber modal (pendanaan) dapat berasal dari BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1.Landasan Teori 2.1.1. Sumber-sumber Pendanaan Menurut Riyanto (2002:209), sumber modal (pendanaan) dapat berasal dari internal perusahaan (pendanaan dari dalam perusahaan) dan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. kebutuhan belanja perusahaan dimana dana yang diperoleh menggunakan

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. kebutuhan belanja perusahaan dimana dana yang diperoleh menggunakan BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Struktur Modal 1. Pengertian Struktur Modal Struktur Modal (DER) adalah proporsi dalam menentukan pemenuhan kebutuhan belanja

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Struktur Modal Pada umumnya suatu perusahaan dapat memilih struktur modal yang diinginkan. Keputusan struktur modal dapat memiliki implikasi yang penting bagi nilai perusahaan

Lebih terperinci

UNIVERSITAS INDONESIA

UNIVERSITAS INDONESIA UNIVERSITAS INDONESIA PENGARUH PERUBAHAN TARIF PAJAK PENGHASILAN WAJIB PAJAK BADAN DAN KARAKTERISTIK PERUSAHAAN TERHADAP STRUKTUR MODAL PADA PERUSAHAAN LISTING DI BEI PERIODE 2006 2010 SKRIPSI Diajukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Meningkatnya persaingan dalam era globalisasi saat ini menuntut setiap

BAB I PENDAHULUAN. Meningkatnya persaingan dalam era globalisasi saat ini menuntut setiap BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Meningkatnya persaingan dalam era globalisasi saat ini menuntut setiap perusahaan untuk mampu menyesuaikan dengan keadaan yang terjadi dan menuntut setiap perusahaan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Kepemilikan Teori keagenan yang dikembangkan Jensen dan Meckling (1976) mengkategorikan pihak-pihak yang terlibat dalam perusahaan, yaitu manajer, pemegang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Struktur modal yang optimal merupakan keputusan keuangan yang penting karena mempengaruhi kinerja dan nilai

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Struktur modal yang optimal merupakan keputusan keuangan yang penting karena mempengaruhi kinerja dan nilai 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Struktur modal yang optimal merupakan keputusan keuangan yang penting karena mempengaruhi kinerja dan nilai sebuah. Kinerja yang bagus berdampak pada harga saham

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teoritis 1. Pertumbuhan Perusahaan Tingkat pertumbuhan perusahaan akan menunjukkan sampai seberapa besar perusahaan akan menggunakan hutang sebagai sumber pembiayaannya.

Lebih terperinci

BAB II URAIAN TEORITIS. panjang yang digunakan oleh perusahaan, sedangkan struktur keuangan

BAB II URAIAN TEORITIS. panjang yang digunakan oleh perusahaan, sedangkan struktur keuangan BAB II URAIAN TEORITIS A. Struktur Modal 1. Pengertian Struktur Modal Dalam pengertiannya, struktur modal dibedakan atas struktur modal dan struktur finansial/ keuangan. Struktur modal adalah paduan sumber

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang berjudul Factors Determining the Capital Structure of Pharmaceutical

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang berjudul Factors Determining the Capital Structure of Pharmaceutical BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Penelitian Terdahulu Penelitian mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan pendanaan telah dilakakukan oleh: 1. T Mallikarjunappa dan Carmelita Goveas (2007) telah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan, sehingga setiap keputusan yang diambil harus dipertimbangkan

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan, sehingga setiap keputusan yang diambil harus dipertimbangkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap perusahaan pasti memiliki tujuan untuk bisa memaksimalkan nilai perusahaan, sehingga setiap keputusan yang diambil harus dipertimbangkan dengan baik supaya bisa

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. 1. Pengertian Modal dan Strukur Modal

BAB II KAJIAN TEORI. 1. Pengertian Modal dan Strukur Modal BAB II KAJIAN TEORI A. Landasan Teori 1. Pengertian Modal dan Strukur Modal a. Pengertian Modal Menurut Munawir (2001) dalam Prabansari dan Kusuma (2005), modal adalah hak atau bagian yang dimiliki perusahaan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. memecahkan masalah penelitian serta perumusan hipotesis.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. memecahkan masalah penelitian serta perumusan hipotesis. BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori Landasan teori ini menjabarkan teori-teori yang mendukung hipotesis serta sangat berguna dalam analisis hasil penelitian. Landasan teori berisi pemaparan teori

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Uraian Teoritis 2.1.1 Struktur Modal Struktur modal merupakan perimbangan antara penggunaan modal pinjaman yang terdiri dari: utang jangka pendek yang bersifat permanen, utang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bisnis khususnya dalam bidang perekonomian. Tujuan perusahaan yakni mencapai

BAB I PENDAHULUAN. bisnis khususnya dalam bidang perekonomian. Tujuan perusahaan yakni mencapai BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Keberadaan perusahaan menjadi faktor yang sangat penting didalam kegiatan bisnis khususnya dalam bidang perekonomian. Tujuan perusahaan yakni mencapai laba

Lebih terperinci

Unlevered firm Perusahaan yang hanya menggunakan ekuitas. Levered firm Perusahaan yang menggunakan bauran ekuitas dan berbagai macam.

Unlevered firm Perusahaan yang hanya menggunakan ekuitas. Levered firm Perusahaan yang menggunakan bauran ekuitas dan berbagai macam. Struktur Modal : Merupakan pilihan pendanaan antara hutang dan ekuitas. Bauran modal yang optimal dapat menekan biaya modal, yang dapat meningkatkan kembalian ekonomi neto dan meningkatkan nilai perusahaan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. ditunjukkan oleh perbandingan hutang jangka panjang terhadap modal sendiri.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. ditunjukkan oleh perbandingan hutang jangka panjang terhadap modal sendiri. BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Pengertian Struktur Modal Menurut Martono dan D. Agus Harjito (2010) struktur modal adalah perbandingan atau imbangan pendanaan jangka panjang perusahaan yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. peluang yang akan dihadapi oleh Indonesia dengan adanya AFTA. AFTA

BAB I PENDAHULUAN. peluang yang akan dihadapi oleh Indonesia dengan adanya AFTA. AFTA BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Asean Free Trade Area (AFTA) 2015 telah berlangsung. Banyak tantangan dan peluang yang akan dihadapi oleh Indonesia dengan adanya AFTA. AFTA merupakan kerja sama antara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Selain saham, utang digunakan sebagai alternatif pendanaan perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. Selain saham, utang digunakan sebagai alternatif pendanaan perusahaan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Selain saham, utang digunakan sebagai alternatif pendanaan perusahaan dalam struktur modal. Penggunaan utang dalam struktur modal mampu memberikan manfaat positif

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. arus dana di masa yang akan datang dan tingkat pendapatan untuk

BAB I PENDAHULUAN. arus dana di masa yang akan datang dan tingkat pendapatan untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pada hakikatnya setiap perusahaan bertujuan untuk meningkatkan keuntungan dan kemakmuran bagi para pemegang sahamnya dimana manajemen keuangan berusaha untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penyesuaian terutama dalam hal kebijakan agar perusahaan dapat menjawab

BAB I PENDAHULUAN. penyesuaian terutama dalam hal kebijakan agar perusahaan dapat menjawab BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan kondisi perekonomian global yang semakin pesat merupakan suatu tantangan sekaligus peluang bagi perusahaan untuk selalu melakukan penyesuaian terutama

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori Landasan teori ini menjabarkan teori-teori mengenai struktur modal yang diharapkan dapat menyelesaikan permasalahan yang ada dalam penelitian. Serta argumen yang

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Teoretis 2.1.1 Struktur Modal 1. Pengertian Struktur Modal Struktur modal berkaitan dengan pembelanjaan jangka panjang suatu perusahaan yang

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS A. Kajian Pustaka 1. Teori Struktur Modal Berbagai macam teori mengenai struktur modal sudah ada sejak lama dan muncul dari berbagai sudut pandang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 10 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Teori Struktur Modal a. Agency Theory Pearce dan Robinson (2009), mendefinisikan bahwa teori keagenan merupakan sekelompok gagasan mengenai pengendalian

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap perusahaan bertujuan memaksimalkan nilai perusahaan sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan para pemegang saham. Fama dan French (2001, dalam Naiborhu, 2014)

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS Pengertian, Tujuan dan Komponen Laporan Keuangan

BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS Pengertian, Tujuan dan Komponen Laporan Keuangan BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS 2.1. Pengertian, Tujuan dan Komponen Laporan Keuangan 2.1.1. Pengertian Laporan Keuangan Laporan keuangan merupakan hasil akhir dari proses akuntansi (Harnanto,1984).

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Struktur Modal Struktur modal adalah perimbangan antara total utang dan modal sendiri. Menurut Sartono (2001) yang dimaksud dengan struktur modal merupakan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Teori Pecking Order Pecking order theory dikembangkan oleh Stewart C. Myers dan Nicolas Majluf pada tahun 1984, yang dikenalkan pertama kali oleh Donaldson

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. biaya, dimana dengan efisiensi maka produk berkualitas dapat ditekan

BAB I PENDAHULUAN. biaya, dimana dengan efisiensi maka produk berkualitas dapat ditekan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Perkembangan dan persaingan dalam dunia usaha saat ini semakin ketat, perusahaan membutuhkan berbagai daya upaya dan strategi yang jitu guna memenangkan persaingan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Keputusan pendanaan merupakan sebuah keputusan yang penting untuk. kelangsungan perusahaan. Perusahaan memerlukan pendanaan untuk

BAB I PENDAHULUAN. Keputusan pendanaan merupakan sebuah keputusan yang penting untuk. kelangsungan perusahaan. Perusahaan memerlukan pendanaan untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Keputusan pendanaan merupakan sebuah keputusan yang penting untuk kelangsungan perusahaan. Perusahaan memerlukan pendanaan untuk menjalankan dan mengembangkan bisnisnya.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Seiring bertumbuhnya perekonomian di Indonesia selama beberapa tahun terakhir ini, secara tidak langsung kegiatan investasi di pasar modal Indonesia pun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pada era globalisasi sekarang ini, persaingan dalam dunia usaha

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pada era globalisasi sekarang ini, persaingan dalam dunia usaha BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada era globalisasi sekarang ini, persaingan dalam dunia usaha semakin ketat dan perusahaan berlomba lomba untuk mengembangkan usahanya. Oleh karena itu, dibutuhkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Struktur pendanaan merupakan indikasi bagaimana perusahaan membiayai

BAB I PENDAHULUAN. Struktur pendanaan merupakan indikasi bagaimana perusahaan membiayai BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pendanaan adalah fondasi utama dalam dunia usaha dan perekonomian. Struktur pendanaan merupakan indikasi bagaimana perusahaan membiayai kegiatan operasionalnya atau

Lebih terperinci

TEORI STRUKTUR MODAL. A. Pengertian Modal dan Struktur Modal

TEORI STRUKTUR MODAL. A. Pengertian Modal dan Struktur Modal TEORI STRUKTUR MODAL A. Pengertian Modal dan Struktur Modal Modal adalah hak atau bagian yang dimiliki oleh pemilik perusahaan dalam pos modal (modal saham), keuntungan atau laba yang ditahan atau kelebihan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan. Pengelolaan fungsi keuangan ini terkait pengelolaan modal. Modal kerja

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan. Pengelolaan fungsi keuangan ini terkait pengelolaan modal. Modal kerja BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Fungsi keuangan merupakan salah satu fungsi penting dalam menjalankan perusahaan. Pengelolaan fungsi keuangan ini terkait pengelolaan modal. Modal kerja merupakan investasi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. memaksimumkan harga saham perusahaan (Brigham dan Houston, 2010: 45).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. memaksimumkan harga saham perusahaan (Brigham dan Houston, 2010: 45). BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Struktur Modal Struktur modal adalah kombinasi dari hutang dan ekuitas yang memaksimumkan harga saham perusahaan (Brigham dan Houston, 2010: 45). Dimana kunci dalam pendanaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. keseluruhan keputusan keuangan adalah memaksimumkan kemakmuran

BAB I PENDAHULUAN. keseluruhan keputusan keuangan adalah memaksimumkan kemakmuran BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sartono (2008) menyatakan bahwa tujuan akhir yang harus dicapai dari keseluruhan keputusan keuangan adalah memaksimumkan kemakmuran pemegang saham atau maximization

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Masalah Dalam proses pengambilan keputusan mengenai sumber pendanaan yang akan digunakan, seorang manajer akan melakukan analisis mengenai sifat dan karateristik serta

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Persaingan antar negara untuk memenangkan pasar perdagangan dan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Persaingan antar negara untuk memenangkan pasar perdagangan dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Persaingan antar negara untuk memenangkan pasar perdagangan dan investasi semakin ketat. Hal tersebut ditandai dengan banyaknya investor asing yang menanamkan dana

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Pengertian Struktur Modal Ketika sebuah perusahaan berkembang, perusahaan tentunya akan membutuhkan modal dan modal tersebut

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian dan Pengklasifikasian Utang. Utang Menurut Djarwanto (2004) merupakan kewajiban perusahaan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian dan Pengklasifikasian Utang. Utang Menurut Djarwanto (2004) merupakan kewajiban perusahaan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian dan Pengklasifikasian Utang Utang Menurut Djarwanto (2004) merupakan kewajiban perusahaan kepada pihak lain untuk membayar sejumlah uang atau

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1. Modal Modal adalah dana yang digunakan untuk membiayai pengadaan aktiva dan operasi perusahaan. Modal terdiri dari itemitem yang ada disisi kanan suatu

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pengaruh struktur aktiva, profitabilitas, ukuran, dan pertumbuhan perusahaan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pengaruh struktur aktiva, profitabilitas, ukuran, dan pertumbuhan perusahaan 8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian terdahulu Ada beberapa penelitian yang telah dilakukan berhubungan dengan topik pengaruh struktur aktiva, profitabilitas, ukuran, dan pertumbuhan perusahaan terhadap

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. jangka pendek, sedangkan modal sendiri berasal dari laba ditahan, modal

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. jangka pendek, sedangkan modal sendiri berasal dari laba ditahan, modal BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Struktur Modal Struktur modal adalah perimbangan atau perbandingan antara modal asing (jangka panjang) dengan modal sendiri (Bambang Riyanto, 2001). Modal asing

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. kebijakan dividen (Brigham dan Houston 2011:211), yaitu : perusahaan. Teori MM berpendapat bahwa nilai suatu perusahaan

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. kebijakan dividen (Brigham dan Houston 2011:211), yaitu : perusahaan. Teori MM berpendapat bahwa nilai suatu perusahaan BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori 2.1.1 Teori Kebijakan Dividen Menurut preferensi investor ada tiga teori yang mendasari kebijakan dividen (Brigham dan Houston 2011:211), yaitu : 1. Teori Dividen

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Landasan Teori dan Konsep 2.1.1 Struktur Modal Struktur modal menurut Riyanto (2011:22) merupakan pembelanjaan permanen yang mencerminkan pertimbangan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Persaingan di dunia usaha baik di sektor industri maupun jasa semakin tajam.

I. PENDAHULUAN. Persaingan di dunia usaha baik di sektor industri maupun jasa semakin tajam. 1 I. PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Persaingan di dunia usaha baik di sektor industri maupun jasa semakin tajam. Hal ini menyebabkan setiap perusahaan berupaya untuk dapat mempertahankan kelangsungan hidup

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Beberapa penelitian terdahulu yang meneliti variabel-variabel yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Beberapa penelitian terdahulu yang meneliti variabel-variabel yang 11 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Beberapa penelitian terdahulu yang meneliti variabel-variabel yang mempengaruhi struktur modal yang digunakan peneliti sebagai acuan dalam melakukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. bagaimana mengelola struktur modal dan memaksimalkan kesejahteraan pemegang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. bagaimana mengelola struktur modal dan memaksimalkan kesejahteraan pemegang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Struktur modal yang optimal suatu perusahaan adalah kombinasi dari utang dan ekuitas yang memaksimumkan pemegang saham perusahaan (Febriyani dan Srimindarti, 2010).

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perusahaan merupakan suatu entitas yang tujuan utamanya

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perusahaan merupakan suatu entitas yang tujuan utamanya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perusahaan merupakan suatu entitas yang tujuan utamanya menghasilkan keuntungan dimasa yang akan datang. Perusahaan dituntut tidak hanya menghasilkan produk yang berkualitas

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Dalam mendanai kegiatan operasionalnya, perusahaan memiliki dua alternatif

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Dalam mendanai kegiatan operasionalnya, perusahaan memiliki dua alternatif 9 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori 2.1.1. Kebijakan Hutang Dalam mendanai kegiatan operasionalnya, perusahaan memiliki dua alternatif pendanaan yaitu pendanaan internal dan pendanaan eksternal

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1. Tinjauan Teoritis 2.1.1 Struktur Modal Menurut Harjito dan Martono (2013:256) struktur modal (capital structure) adalah perbandingan atau imbangan pendanaan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. keputusan pendanaan yang mampu meminimalkan biaya modal yang harus ditanggung

I. PENDAHULUAN. keputusan pendanaan yang mampu meminimalkan biaya modal yang harus ditanggung I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu keputusan penting yang dihadapi oleh manajer keuangan dalam kaitannya dengan kelangsungan operasi perusahaan adalah keputusan pendanaan atau keputusan struktur

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Untuk mengantisipasi persaingan yang semakin ketat sekarang ini banyak perusahaanperusahaan

BAB I PENDAHULUAN. Untuk mengantisipasi persaingan yang semakin ketat sekarang ini banyak perusahaanperusahaan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Untuk mengantisipasi persaingan yang semakin ketat sekarang ini banyak perusahaanperusahaan baik kecil maupun besar melakukan pengembangan terhadap perusahaannya.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Analisis Rasio Keuangan Rasio keuangan merupakan alat analisis untuk menjelaskan hubungan tertentu antara elemen yang satu dengan elemen yang lain dalam suatu laporan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. selalu berkembang. Salah satu cara untuk bisa bertahan adalah bahwa perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. selalu berkembang. Salah satu cara untuk bisa bertahan adalah bahwa perusahaan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam menghadapi dunia global yang penuh dengan persaingan, sebuah perusahaan dituntut untuk bertahan dan bisa menyesuaikan dengan kondisi yang selalu berkembang.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan teori 1. Variabel Fundamental Menurut Jogiyanto (2009), analisis fundamental atau analisis perusahaan merupakan analisis untuk menghitung nilai intrinsik dengan menggunakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menunjukkan proporsi penggunaan sumber dana internal yang didapat dari

BAB I PENDAHULUAN. menunjukkan proporsi penggunaan sumber dana internal yang didapat dari BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Keputusan penting yang dihadapi oleh seorang manajer (keuangan) dalam kaitannya dengan kelangsungan operasi perusahaan adalah keputusan pendanaan atau keputusan struktur

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Teori ini dikemukakan oleh Myers dan Majluf (1984) dalam Sugiarto (2009). Secara singkat

BAB II LANDASAN TEORI. Teori ini dikemukakan oleh Myers dan Majluf (1984) dalam Sugiarto (2009). Secara singkat BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pecking Order Theory Teori ini dikemukakan oleh Myers dan Majluf (1984) dalam Sugiarto (2009). Secara singkat teori ini menyatakan bahwa perusahaan menyukai

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. modal sendiri dalam perusahaan. Keputusan struktur modal berkaitan dengan pemilihan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. modal sendiri dalam perusahaan. Keputusan struktur modal berkaitan dengan pemilihan BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Struktur Modal Struktur modal merupakan perbandingan atau proporsi dari total hutang dengan modal sendiri dalam perusahaan. Keputusan struktur modal berkaitan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 8 BAB II LANDASAN TEORI A. Struktur Modal 1. Definisi Struktur Modal Menurut Bambang (2008:22), Struktur modal adalah pembelanjaan permanen dimana mencerminkan perimbangan antara hutang dengan modal sendiri.

Lebih terperinci

BAB V. Kesimpulan. Penelitian ini dilakukan untuk meneliti pengaruh faktor-faktor penentu seperti

BAB V. Kesimpulan. Penelitian ini dilakukan untuk meneliti pengaruh faktor-faktor penentu seperti BAB V Kesimpulan 5.1. Kesimpulan Penelitian ini dilakukan untuk meneliti pengaruh faktor-faktor penentu seperti profitabilitas, size, growth opportunities, tangibilitas, cost of financial distress, dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. nilai perusahaan meningkat. Masalah struktur modal merupakan masalah yang

BAB I PENDAHULUAN. nilai perusahaan meningkat. Masalah struktur modal merupakan masalah yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seseorang mendirikan perusahaan dengan tujuan untuk memakmurkan pemilik perusahaan atau pemegang saham. Tujuan ini dapat diwujudkan dengan memaksimumkan nilai perusahaan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Struktur Modal Menurut Wachowicz dan Van Horne (2013:176) struktur modal merupakan suatu bauran (proporsi) pembiayaan jangka

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan Struktur modal perusahaan terdiri dari kombinasi hutang dan ekuitas. Untuk menguji isu-isu tersebut, banyak teori telah dikembangkan dalam literatur dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memikirkan strategi agar dapat mempertahankan posisi di tengah persaingan

BAB I PENDAHULUAN. memikirkan strategi agar dapat mempertahankan posisi di tengah persaingan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan industri saat ini menuntut perusahaan untuk selalu memikirkan strategi agar dapat mempertahankan posisi di tengah persaingan pasar yang semakin ketat.

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. oleh Wibowo dan Rossieta, (2009:31), yang mengacu pada pemenuhan tujuan

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. oleh Wibowo dan Rossieta, (2009:31), yang mengacu pada pemenuhan tujuan BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Teoretis 2.1.1 Teori Keagenan Teori keagenan sudah mulai berkembang berawal dari adanya penelitian oleh Wibowo dan Rossieta, (2009:31), yang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. Dalam kenyataannya ada hal-hal yang membuat perusahaan tidak bisa menggunakan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. Dalam kenyataannya ada hal-hal yang membuat perusahaan tidak bisa menggunakan BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Trade-Off Theory Dalam kenyataannya ada hal-hal yang membuat perusahaan tidak bisa menggunakan hutang sebanyak banyaknya. Suatu

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dari suatu perusahaan secara proporsional sesuai dengan jumlah lembar

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dari suatu perusahaan secara proporsional sesuai dengan jumlah lembar BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Pengertian Kebijakan Dividen Dividen merupakan pembagian pendapatan kepada pemegang saham dari suatu perusahaan secara proporsional sesuai dengan jumlah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang dikaitkan dengan pembiayaan hutang dan ekuitas. Keputusan dalam

BAB I PENDAHULUAN. yang dikaitkan dengan pembiayaan hutang dan ekuitas. Keputusan dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam aktivitas suatu perusahaan, sumber pendanan menjadi sesuatu yang vital. Ada banyak teori yang digunakan untuk menjelaskan variasi model rasio hutang di perusahaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Struktur modal merupakan masalah yang sangat penting bagi perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Struktur modal merupakan masalah yang sangat penting bagi perusahaan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Struktur modal merupakan masalah yang sangat penting bagi perusahaan karena modal merupakan salah satu dari faktor penggerak dalam perusahaan untuk menjalankan

Lebih terperinci

BAB I. Pendahuluan. perusahaan Indonesia mulai menunjukkan perbaikan dilihat dari nilai indek

BAB I. Pendahuluan. perusahaan Indonesia mulai menunjukkan perbaikan dilihat dari nilai indek BAB I Pendahuluan 1.1. Latar belakang masalah Krisis yang terjadi di Indonesia tahun 1999 dan 2008 memberikan dampak langsung terhadap kinerja perusahaan. Perusahaan Indonesia mengalami kerugian dan kekurangan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. mereka sehingga mendelegasikan wewenang kepada agen. Untuk dapat melakukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. mereka sehingga mendelegasikan wewenang kepada agen. Untuk dapat melakukan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Agency Theory Manajemen merupakan agen dari pemegang saham, sebagai pemilik perusahaan. Para pemegang saham berharap agen akan bertindak atas kepentingan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. perusahaan dimana pemiliknya disebut juga sebagai pemegang saham (shareholder

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. perusahaan dimana pemiliknya disebut juga sebagai pemegang saham (shareholder BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Landasan Teori dan Konsep 2.1.1 Pengertian Saham Samsul (2006:45) menyatakan bahwa saham adalah tanda bukti memiliki perusahaan dimana pemiliknya disebut

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Struktur modal dapat dipengaruhi oleh berbagai macam faktor. Konsep teori

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Struktur modal dapat dipengaruhi oleh berbagai macam faktor. Konsep teori BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori Struktur modal dapat dipengaruhi oleh berbagai macam faktor. Konsep teori yang berkaitan dengan faktor-faktor yang mempengaruhi struktur modal harus diimplementasikan

Lebih terperinci