BAB I PENDAHULUAN. dimana pada pria membentuk sebuah kantong tertutup sedangkan pada wanita berhubungan

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB I PENDAHULUAN. dimana pada pria membentuk sebuah kantong tertutup sedangkan pada wanita berhubungan"

Transkripsi

1 BAB I PENDAHULUAN Peritoneum merupakan membran serosa pada tubuh yang terbesar dan paling kompleks, dimana pada pria membentuk sebuah kantong tertutup sedangkan pada wanita berhubungan dengan rongga ekstraperitoneal pelvis melalui oleh ujung lateral tuba fallopi. 1,2 Rongga peritoneum merupakan struktur anatomi yang kompleks dengan perlekatan yang beragam. Rongga peritoneum sering terlibat dengan berbagai proses penyakit seperti infeksi, keganasan maupun trauma. Kelainan-kelainan tersebut pada dasarnya akan tervisualisasi dengan baik menggunakan pencitraan cross-sectional modern, akan tetapi tidak jarang temuan pada pencitraan tersebut diinterpretasikan secara tidak tepat. Pada kasus tumor yang cukup besar, tidak jarang sulit menentukan lokasi tumor tersebut apakah berada di intra peritoneal ataukah retroperitoneal. Dengan kompleksitas rongga peritoneum, maka pemahaman anatomi ruang-ruang peritoneum beserta ligamentum dan mesenterium yang membentuk batas-batas ruang tersebut, serta organ-organ yang berada di dalam kompartemen tersebut menjadi sangat penting sehingga dapat membantu dalam memahami lokasi penyakit dengan cukup akurat. Berdasarkan kondisi tersebut, maka pada referat kali ini, penulis akan memaparkan tentang anatomi rongga peritoneum beserta pembagian kompartemennya dengan harapan dapat membantu dalam menganalisa dan menentukan lokasi suatu proses penyakit mendekati lokasi yang sebenarnya. 1

2 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Definisi Peritoneum merupakan membran serosa tipis dengan ketebalan kurang dari 1 mm dan merupakan membran serosa terbesar dan paling komplek pada manusia. 1,2 Dengan ketebalan tersebut, maka tidak dapat tervisualisasi pada pencitraan kecuali terjadi penebalan oleh karena suatu proses penyakit dan/atau dikelilingi oleh cairan. B. Terminologi Peritoneum yang melapisi dinding abdomen disebut dengan peritoneum parietalis, sedangkan peritoneum yang melapisi organ abdomen disebut peritoneum visceralis. Kedua peritoneum tersebut tersusun dari satu lapis epitel kuboid simpleks yang disebut mesotelium. Cairan serosa sekitar 50 ml 100 ml terdapat diantara peritoneum parietalis dan visceralis dan melumasi permukaan peritoneum. 2,3,4 Rongga peritoneum merupakan ruangan potensial diantara peritoneum parietalis dan visceralis, pada pria membentuk sebuah kantong tertutup sedangkan pada wanita berhubungan dengan rongga ekstraperitoneal pelvis melalui oleh ujung lateral tuba fallopi. Ligamentum peritoneal, mesenterium, dan omentum akan membagi peritoneum menjadi dua kompartemen, yaitu greater sac yang merupakan bagian utama dan bursa omentalis atau lesser sac. Ligamentum peritoneal merupakan dua lapis atau lipatan peritoneum yang menyokong sebuah struktur didalam rongga peritoneum. Omentum dan mesenterium merupakan nama khusus dari ligamentum peritoneal. 1,2,5 2

3 Mesenterium adalah dua lapis peritoneum yang melingkupi sebuah organ dan menghubungkan dengan dinding abdomen. Didalam mesenterium terdapat pembuluh darah, limfonodi, saraf, dan lemak (Gambar 1). 5 Omentum merupakan mesenterium atau dua lapis peritoneum yang meluas dari gaster dan bulbus duodeni ke organ sekitarnya. Omentum minor terdiri dari dua komponen yang saling berhubungan yaitu ligamentum gastrohepatika dan ligamentum hepatoduodenalis, yang melekatkan kurvatura minor gaster dan bulbus duodeni ke hepar. Omentum mayor menggantung seperti apron dari kurvatura mayor gaster kemudian melekat pada colon transversum. 2,5 C. Embriologi Rongga abdomen menyediakan ruang bagi organ abdomen untuk berkembang dan berpindah posisi. Peritoneum parietalis primordial berasal dari mesodermal dan melapisi rongga tubuh embrionik. Rongga tersebut merupakan sebuah kantong tertutup dan terdapat sebuah lumen yang merupakan rongga peritoneum. Pada awal pertumbuhan, rongga peritoneum akan terpisah menjadi kanan dan kiri oleh mesenterium ventral dan dorsal dari primitive gut yang akan menjadi ligamentum dan mesenterium. Dengan pertumbuhan organ abdomen yang menonjol ke dalam rongga peritoneum, maka organ tersebut dilapisi oleh peritoneum visceralis dan tetap berhubungan dengan rongga ekstraperitoneal asal melalui struktur neurovaskuler dan limfatika. 6,7 Disebelah cranial mesocolon transversum, mesenterium ventral akan terisi calon hepar dan akan menempel pada dinding abdomen sedangkan mesenterium dorsal akan terisi calon lien, pancreas dan sebagian besar sistem pencernaan. Mesenterium ventral yang menempelkan hepar ke dinding abdomen akan menjadi ligamentum falciformis, sedangkan omentum minor, ligamentum gastrohepatika dan ligamentum hepatoduodenalis berasal dari mesenterium ventral 3

4 yang terletak antara hepar dan gaster. Mesenterium dorsal akan menjadi omentum mayor, ligamentum gastrocolika, ligamentum gastrosplenika, ligamentum gastrophrenika, ligamentum gastropankreatika, ligamentum splenorenal, dan ligamentum phrenicocolika. Selama pertumbuhannya, organ-organ tersebut akan berotasi bersama mesenterium yang telah melekat berlawanan arah jarum jam. Perpindahan organ tersebut akan membagi rongga peritoneum kanan menjadi ruang perihepatika dan lesser sac; dan rongga peritoneum kiri menjadi ruang subphrenika (Gambar 2, 3, 4). 2,3,8 D. Organ Abdomen Pada dasarnya tidak ada satupun organ abdomen yang berada didalam rongga peritoneum, dimana pada kondisi normal hanya terisi oleh cairan peritoneal. Selama perkembangan embriologi, organ-organ intraperitoneal seperti stomach (gaster), appendix, liver (hepar), transverse colon, duodenum (segmen 1), small intestine (usus halus), pancreas (hanya cauda), rectum (hanya sepertiga proximal), sigmoid colon (colon sigmoideum), dan spleen (lien) yang disingkat menjadi SALTD SPRSS (dibaca: Salted Spursss) mengalami invaginasi dan diliputi lapisan peritoneum visceralis secara menyeluruh atau hampir menyeluruh (Gambar 2 dan 3). 3 Organ retroperitoneal atau ekstraperitoneal, seperti suprarenal glands, aorta dan IVC (vena cava inferior), duodenum (kecuali segmen 1), pancreas (kecuali cauda), ureter dan bladder (kandung kemih), colon (ascenden dan descenden), kidneys (ginjal), esophagus, rectum (duapertiga distal) yang disingkat SADPUCKER terletak diluar rongga peritoneum atau posterior peritoneum parietalis. Organ-organ tersebut dilapisi peritoneum hanya di bagian anterior (Gambar 1). 7 4

5 E. Kompartemen Intraperitoneal Rongga peritoneum dibagi menjadi beberapa kompartemen yang saling berhubungan, yaitu supramesocolika dan inframesocolika serta rongga pelvis (Gambar 5). 2,3 Komparetemen supramesokolika merujuk pada rongga intraperitoneal dicranial colon transversum. Kompartemen ini terisi gaster, hepar, dan lien. Mesenterium ventral yang membentuk ligamentum falciformis, akan membagi kompartemen supramesokolika menjadi kanan dan kiri. Kompartemen supramesocolika kanan terdiri dari ruang subphrenika kanan, ruang subhepatika (Morison s pouch) dan lesser sac. Ruang subphrenika kanan dibatasi oleh ligamentum coronaria hepar di bagian posteroinferior tetapi dapat berhubungan secara bebas dengan ruang perihepatika dan subhepatika ( Morison s pouch ) serta berhubungan dengan lesser sac melalui foramen Winslowi. Kompartemen supramesocolika kiri terdiri dari ruang subphrenika kiri dan ruang perisplenika dimana keduanya dapat berhubungan secara bebas (Gambar 6 dan 7). 2,8 Kompartemen inframesokolika terletak di posterior omentum mayor, dicaudal mesocolon transversum, medial colon ascenden dan descenden. Kompartemen ini juga dibagi menjadi kanan dan kiri oleh mesenterium usus halus yang berjalan oblik (Gambar 5, 6). Pada kompartemen ini terdapat usus halus, colon ascenden dan colon descenden. Mesenterium dorsal juga akan membentuk mesocolon transversum, mesocolon sigmoideum, mesenterium usus halus, dan mesoapendiks. Perkembangan mesenterium ventral terjadi di bawah mesocolon transversum. Mesorectum akan melekat pada bagian posterior pelvis membentuk ruang perirectal (Gambar 5). Kompartemen inframesocolika kanan mempunyai volume yang lebih kecil dan dibatasi oleh mesenterium usus halus yang berjalan oblik dan melekat pada caecum sehingga tidak berhubungan dengan rongga pelvis. Kompartemen inframesocolika kiri lebih besar dan 5

6 berhubungan secara bebas dengan rongga pelvis. Dibagian lateral colon ascenden dan colon descenden terdapat ruang paracaolika kanan dan kiri. Ruang paracolika kanan berhubungan dengan ruang perihepatika, sedangkan pada sisi kiri, ligamentum phrenicocolika akan memisahkan ruang paracolika kiri dan ruang subphrenika kiri sehingga keduanya tidak dapat saling berhubungan. 9 Kompartemen supramesocolika dan inframesocolika saling berhubungan melalui ruang paracolika kanan (Gambar 6, 7). 3,10 Kompartemen berikutnya adalah rongga pelvis. Peritoneum didaerah urogenitalia akan melekuk-lekuk diantara organ-organ didalam rongga pelvis untuk kemudian membentuk sebagian besar ligamentum dan mesenterium didaerah pelvis, termasuk ligamentum latum dan ligamentum teres uteri. Di midline, lipatan umbilical aspek medial dan lateral akan membentuk recto-vesical pouch pada pria dan recto-uterine pouch (cavum Douglas) pada wanita dan fossa paravesica (Gambar 8). Pada wanita, ligamentum latum merupakan peritoneum yang membentuk mesenterium bagi ovarium, tuba fallopi, dan myometrium bagian posterior, serta melintasi ureter dan ligamentum teres uteri. Ligamentum-ligamentum tersebut bersama mesenterium dapat menjadi jalur penyebaran lokal penyakit diantara struktur-struktur disekitarnya. 10 F. Kompartemen Retroperitoneal Kompartemen retroperitoneal dibagi menjadi tiga ruang yaitu ruang pararenalis posterior yang dibatasi oleh peritoneum parietalis posterior, ruang pararenalis anterior yang dibatasi oleh fascia transversalis, dan ruang perirenalis yang dibatasi oleh fascia perirenalis (Gambar 9). 2 Ruang pararenal anterior tersusun dari struktur-struktur yang terutama berkembang dari mesenterium dorsal, seperti pancreas, colon ascenden dan colon descenden. Ruang perirenalis dibatasi oleh fascia Gerota di bagian anterior dan fascia Zuckerkandl dibagian posterior serta 6

7 terdapat ginjal dan glandula suprarenalis. Pada ruang perirenalis terdapat septa-septa dan saluran limfatik yang dapat menjadi jalur penyebaran penyakit ke atau dari ruang disekitarnya. Ruang perirenalis mempunyai bentuk seperti corong terbalik yang terbentuk akibat pergerakan ginjal ke cranial dari rongga pelvis selama proses pertumbuhan. Ruang ini hamper selalu dibatasi di bagian inferior oleh fusi fascia Gerota dan Zuckerkandl serta tidak meluas sampai ke rongga pelvis. 11 Ruang pararenalis posterior dibatasi oleh fascia transversalis dibagian posterior dan fascia lateroconal dibagian lateral. Pada ruang ini terdapat dua buah fat pad yang terletak di ventral dan posterolateral musculus quadrates lumborum. Ruang keempat yang termasuk kompartemen retroperitoneal adalah ruang disekitar aorta dan vena cava inferior. Ruang ini dibatasi oleh ruang perirenalis dan ureter di bagian lateral dan meluas ke superior mencapai mediastinum posterior. 12 G. Sirkulasi Cairan Peritoneum Rongga peritoneum normal terisi cairan lebih kurang 50 ml 100 ml yang terus-menerus diproduksi, bersirkulasi, dan diresorbsi. Arah aliran ditentukan oleh gerakan diafragma dan peristaltik usus. Pada saat inspirasi, tekanan di abdomen bagian superior turun sehingga terjadi perbedaan tekanan intra-abdomen kemudian mendorong cairan ke ruang paracolika meskipun pada posisi berdiri. Cairan peritoneum akan mengalir menuju ke tempat yang mempunyai tekanan paling rendah yaitu ruang paracolika kanan karena ruangan ini lebih lebar dibandingkan kiri. Sebagian besar cairan peritoneum akan diresorbsi melalui saluran limfatika di ruang subphrenika (Gambar 10). 10 7

8 Area-area yang menjadi tempat stasis cairan peritoneum antara lain rectovesical atau rectouterine pouch, kuadran kanan bawah pada ujung mesenterium usus halus, mesocolon sigmoideum aspek superior dan ruang paracolika kanan (Gambar 10). Pada area-area tersebut sering menjadi tempat pertama yang terkena akibat penyebaran infeksi atau metastasis melalui peritoneum (Gambar 11 dan 12). 3,13 8

9 BAB III PEMBAHASAN Ruang-ruang, ligamentum, mesenterium, dan omentum yang ada didalam rongga peritoneum berfungsi untuk menyokong dan mempertahankan posisi organ abdomen. Bagaimanapun juga dengan kompleksitas rongga peritoneum, seluruh struktur yang ada dapat menjadi jalur penyebaran penyakit sehingga dengan pemahaman anatomi, diharapkan dapat mempermudah identifikasi ruang-ruang maupun organ yang terlibat. Ligamentum, mesenterium, dan omentum akan membagi rongga peritoneum menjadi ruang-ruang yang saling berhubungan, sehingga penyebaran penyakit dapat terjadi secara dua arah termasuk dari kompartemen intraperitoneal ke retroperitoneal ataupun sebaliknya. Dengan memahami dinamika aliran cairan peritoneum dan anatomi rongga peritoneum dapat menjelaskan alasan abses intraperitoneal hampir dua kali lebih sering terjadi di sisi kanan pada fossa hepatorenal (Gambarn 11). 3,10 Foramen Winslowi merupakan celah kecil yang mudah tertutup oleh proses adhesi, sehingga lesser sac jarang menjadi lokasi penyebaran infeksi. Akumulasi cairan di lesser sac secara umum terjadi akibat perforasi ulkus di gaster aspek posterior atau duodenum atau pancreatitis (Gambar 13). 10 Pada pasien yang telah diketahui menderita suatu keganasan, penting untuk evaluasi adanya akumulasi cairan di lesser sac apabila mencari metastasis peritoneum, karena lokasi tersebut dapat menjadi satu-satunya lokasi metastasis. Lesser sac berhubungan dengan rongga peritoneum lain melalui foramen Winslowi. Lesser sac dibatasi oleh omentum mayor, omentum minor, dan mesocolon transversum (Gambar 3 dan 4) dapat menjadi jalur penyebaran penyakit menuju ke ruang pararenalis dan colon transversum 9

10 (Gambar 13). 3 Sebagai contoh, tumor gaster dapat menyebar dan melibatkan batas superior colon transversum, dan sebaliknya (Gambar 14 dan 15). Cavum Douglas pada wanita atau rectovesical pouch pada pria merupakan area yang paling rendah di pelvis baik pada posisi berdiri maupun supine, sehingga menjadi lokasi akumulasi cairan paling banyak, seperti pada akumulasi abses, cairan, perdarahan, maupun proses metastasis (Gambar 16 dan 17). 3,8 Kontinuitas peritoneum akan terputus pada ujung lateral tuba fallopi yang dapat menyebabkan penyebaran proses penyakit antara kompartemen intraperitoneal dan ekstraperitoneal, sebagai contoh pada kasus pelvic inflammatory disease (Gambar 17). 3 Pada kasus perforasi organ berongga, lokasi udara bebas dalam ruang peritoneum dapat menunjukkan lokasi perforasi. Sebagian besar perforasi disebabkan oleh perforasi gaster, ulkus duodeni, atau perforasi divertikulitis. Adanya perforasi ulkus duodeni, udara bebas akan melalui sepanjang ligamentum hepatoduodenalis kemudian berkumpul pada celah dari ligamentum venosum. Volume kecil udara bebas dapat terlihat pada lokasi tersebut dan dapat menjadi satusatunya temuan radiologis pneumoperitoneum (Gambar 18). Perforasi colon yang terjadi sebagian besar akibat divertikulitis akan terlihat udara bebas melewati jalur mesocolon sigmoideum yang kemudian meluas ke dalam rongga peritoneum (Gambar 18). 3,10 Pada kasus trauma, penting sekali untuk menganalisa pola trauma dan penilaian terhadap distribusi cairan dapat membantu dalam menentukan apakah terdapat trauma pada sistema usus atau organ solid. Pada kasus trauma usus halus, cairan atau darah akan terkumpul diantara lembaran mesenterium usus halus (ekstraperitoneal). Cairan pada awalnya akan meluas diantara lipatan mesenterium membentuk kantong cairan berbentuk segitiga (Gambar 19) dan cairan tersebut tidak akan terlihat pada ruang paracolika atau pelvis

11 Pada trauma organ solid, cairan atau darah akan terlihat lebih dahulu disekitar organ yang mengalami trauma kemudian akan meluas ke caudal pada ruang paracolika dan rongga pelvis. Setelah ruang-ruang tersebut penuh, maka akan meluas diantara lembaran mesenterium (Gambar 19). Cairan pada kompartemen ekstraperitoneal terkadang sulit dibedakan dengan cairan intraperitoneal. Sangat penting untuk memahami lokasi anatomi organ dan hubungan dengan lokasi akumulasi cairan (Gambar 20). Pada saat terjadi akumulasi cairan ekstraperitoneal, maka cairan tersebut akan menggeser struktur-struktur intraperitoneal. 2,14 Pada kasus ruptur ekstraperitoneal kandung kemih, akan menunjukkan gambaran khas dengan cairan berada di ruang perivesica sehingga terbentuk gambaran molar tooth. Sebaliknya, ruptur intraperitoneal kandung kemih akan menunjukkan perluasan cairan pada rongga intraperitoneal (Gambar 21). 2,3,14 11

12 BAB IV KESIMPULAN Dengan memahami anatomi dan sirkulasi cairan peritoneum dapat membantu dalam menganalisa berbagai variasi proses patologis baik trauma, perforasi, infeksi maupun penyebaran metastasis sehingga dapat menentukan kompartemen atau organ mana yang terlibat atau menjadi penyebab utama proses tersebut. 12

Kompartemen Intraabdomen: Pencitraan Cross-Sectional

Kompartemen Intraabdomen: Pencitraan Cross-Sectional Referat Kompartemen Intraabdomen: Pencitraan Cross-Sectional Diajukan sebagai salah satu persyaratan PPDS 1 Radiologi Oleh : dr. Andreas Pembimbing : dr. Bambang Purwanto Utomo, Sp.Rad BAGIAN RADIOLOGI

Lebih terperinci

Portal Hypertension. Penyebab

Portal Hypertension. Penyebab Portal Hypertension Portal hypertension adalah peningkatan tekanan darah pada sistem pembuluh darah yang disebut sistem vena porta. Vena yang berasal dari lambung, usus, limpa, dan pankreas bergabung menjadi

Lebih terperinci

SISTEM PENCERNAAN MAKANAN. SUSUNAN SALURAN PENCERNAAN Terdiri dari : 1. Oris 2. Faring (tekak) 3. Esofagus 4. Ventrikulus

SISTEM PENCERNAAN MAKANAN. SUSUNAN SALURAN PENCERNAAN Terdiri dari : 1. Oris 2. Faring (tekak) 3. Esofagus 4. Ventrikulus SISTEM PENCERNAAN MAKANAN SUSUNAN SALURAN PENCERNAAN Terdiri dari : 1. Oris 2. Faring (tekak) 3. Esofagus 4. Ventrikulus 5. Intestinum minor : Duodenum Jejenum Iliem 6. Intestinum mayor : Seikum Kolon

Lebih terperinci

11/28/2011 SISTEM URINARIA. By. Paryono

11/28/2011 SISTEM URINARIA. By. Paryono SISTEM URINARIA By. Paryono 1 KOMPONEN SISTEM URINARIA GINJAL Bentuk seperti kacang Terletak retroperitoneal cavum abdomen (antara dinding dorsal badan dan peritoneum parietal) pada daerah lumbal superior.

Lebih terperinci

ALAT GENITALIA. Departemen Anatomi FK USU

ALAT GENITALIA. Departemen Anatomi FK USU ALAT GENITALIA Departemen Anatomi FK USU Embriologi Kelenjar kelamin tidak memperlihatkan ciri-ciri ii ii bentuk maupun hingga minggu ke-7 kehamilan Pada manusia sel-sel benih primodial nampak pada tahap

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN ORGAN PENCERNAAN & SISTEM RESPIRASI EMBRIOLOGI VETERINER

PERKEMBANGAN ORGAN PENCERNAAN & SISTEM RESPIRASI EMBRIOLOGI VETERINER PERKEMBANGAN ORGAN PENCERNAAN & SISTEM RESPIRASI EMBRIOLOGI VETERINER PELIPATAN TUBUH (EMBRYONIC FOLDING) 1. PELIPATAN CRANIAL 2. PELIPATAN CAUDAL 3. PELIPATAN LATERAL Embrio flat silinder Membentuk usus

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Pustaka Sebagai tinjauan pustaka berikut ini ada beberapa contoh penelitian yang sudah dilakukan oleh para peneliti yang dapat digunakan sebagai

Lebih terperinci

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn. H DENGAN GANGGUAN SISTEM PENCERNAAN: POST APPENDIKTOMY DI RUANG MELATI I RSUD Dr. MOEWARDI SURAKARTA

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn. H DENGAN GANGGUAN SISTEM PENCERNAAN: POST APPENDIKTOMY DI RUANG MELATI I RSUD Dr. MOEWARDI SURAKARTA ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn. H DENGAN GANGGUAN SISTEM PENCERNAAN: POST APPENDIKTOMY DI RUANG MELATI I RSUD Dr. MOEWARDI SURAKARTA Diajukan Dalam Rangka Menyelesaikan Pendidikan Diploma III Keperawatan Disusun

Lebih terperinci

Sejarah X-Ray. Wilheim Conrad Roentgen

Sejarah X-Ray. Wilheim Conrad Roentgen PENCITRAAN X-RAY Sejarah X-Ray Wilheim Conrad Roentgen DEFINISI Sinar X adalah pancaran gelombang elektromagnetik yang sejenis dengan gelombang radio, panas, cahaya, dan sinar ultraviolet tetapi dengan

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN 7 HASIL DAN PEMBAHASAN Pemeriksaan Fisik Anjing Lokal Hewan yang digunakan adalah anjing lokal berjumlah 2 ekor berjenis kelamin betina dengan umur 6 bulan. Pemilihan anjing betina bukan suatu perlakuan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Peritonitis 1. Pengertian Peritoneum adalah membran serosa rangkap yang sebesar dalam tubuh yang terdiri dua bagian utama yaitu peritoneum parietal yang melapisi dinding rongga

Lebih terperinci

HISTOLOGI URINARIA dr d.. K a K r a ti t k i a a R at a n t a n a P e P r e ti t w i i

HISTOLOGI URINARIA dr d.. K a K r a ti t k i a a R at a n t a n a P e P r e ti t w i i HISTOLOGI URINARIA dr. Kartika Ratna Pertiwi 132319831 SISTEM URINARIA Sistem urinaria terdiri atas - Sepasang ginjal, - Sepasang ureter - Kandung kemih - Uretra Terdapat pula - Sepasang arteri renalis

Lebih terperinci

EMBRIOLOGI SISTEM PENCERNAAN. dr. Al-Muqsith, M.Si

EMBRIOLOGI SISTEM PENCERNAAN. dr. Al-Muqsith, M.Si EMBRIOLOGI SISTEM PENCERNAAN dr. Al-Muqsith, M.Si Pembentukan Usus Mulai pembentukan: mudigah 7 somit (22 hari) akibat pelipatan mudigah ke arah cephalo caudal dan lateral rongga yg dibatasi endoderm sebagian

Lebih terperinci

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn. J POST APPENDIKTOMY DI BANGSAL MAWAR RSUD Dr SOEDIRAN MANGUN SUMARSO WONOGIRI

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn. J POST APPENDIKTOMY DI BANGSAL MAWAR RSUD Dr SOEDIRAN MANGUN SUMARSO WONOGIRI ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn. J POST APPENDIKTOMY DI BANGSAL MAWAR RSUD Dr SOEDIRAN MANGUN SUMARSO WONOGIRI KARYA TULIS ILMIAH Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Mendapatkan Gelar Ahli Madya Keperawatan

Lebih terperinci

Anatomi dan Fisiologi Sistem Pencernaan Manusia

Anatomi dan Fisiologi Sistem Pencernaan Manusia Anatomi dan Fisiologi Sistem Pencernaan Manusia SISTEM PENCERNAAN Sistem pencernaan atau sistem gastroinstestinal (mulai dari mulut sampai anus) adalah sistem organ dalam manusia yang berfungsi untuk menerima

Lebih terperinci

M.Biomed. Kelompok keilmuan DKKD

M.Biomed. Kelompok keilmuan DKKD SISTEM PERKEMIHAN By: Tuti Nuraini, SKp., M.Biomed Kelompok keilmuan DKKD TUJUAN PEMBELAJARAN Mhs memahami struktur makroskopik sistem perkemihan (Ginjal, ureter, vesika urinaria dan uretra) dan struktur

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA II.1 ABDOMEN Abdomen adalah istilah yang digunakan untuk menyebut bagian dari tubuh yang berada diantara thorax atau dada dan pelvis.dalam bahasa Indonesia umum,sering pula disebut

Lebih terperinci

D aftar Isi. Memperoleh wawasan baru bersama PROMETHEUS...v Mengapa PROMETHEUS?...vii Terima kasih... ix

D aftar Isi. Memperoleh wawasan baru bersama PROMETHEUS...v Mengapa PROMETHEUS?...vii Terima kasih... ix D aftar Isi Memperoleh wawasan baru bersama PROMETHEUS...v Mengapa PROMETHEUS?...vii Terima kasih... ix Struktur dan perkembangan sistem organ pada embrio 1 Rongga tubuh 1.1 Definisi, tinjauan, dan evolusi

Lebih terperinci

Dokter Pembimbing : dr. Evo Elidar Harahap, Sp.Rad dr. Yolanda Maria Sitompul, Sp.Rad

Dokter Pembimbing : dr. Evo Elidar Harahap, Sp.Rad dr. Yolanda Maria Sitompul, Sp.Rad Dokter Pembimbing : dr. Evo Elidar Harahap, Sp.Rad dr. Yolanda Maria Sitompul, Sp.Rad Presented By : PUTRI ALYA 0310070100089 YUSUF BASRI SIREGAR 081001307 DINDA YUSDITIRA 0810070100065 HJ. PEBRI DEWIANA

Lebih terperinci

PEMERIKSAAN KEADAAN LUAR

PEMERIKSAAN KEADAAN LUAR NEKROPSI IKAN PEMERIKSAAN KEADAAN LUAR Sebelum dilakukan pengirisan/insisi terlebih dahulu periksalah keadaan luar tubuh ikan tersebut. Periksalah keadaan kulit termasuk sirip-siripnya dan lubang-lubang

Lebih terperinci

BAB PENGANTAR TENTANG TUBUH MANUSIA

BAB PENGANTAR TENTANG TUBUH MANUSIA BAB PENGANTAR TENTANG TUBUH MANUSIA Bab ini membahas dasar-dasar struktur dan fungsi tubuh manusia secara terpadu. Ilmu yang menguraikan struktur tubuh dan kaitan antar struktur disebut anatomi (anatomy),

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kista mesenterium merupakan sebuah tumor yang amat jarang ditemui dengan insiden

BAB I PENDAHULUAN. Kista mesenterium merupakan sebuah tumor yang amat jarang ditemui dengan insiden BAB I PENDAHULUAN Kista mesenterium merupakan sebuah tumor yang amat jarang ditemui dengan insiden kira kira 1: 100.000-200.000. Tumor ini dapat berlokasi dimana saja sepanjang duodenum sampai rektum walaupun

Lebih terperinci

GINJAL KEDUDUKAN GINJAL DI BELAKANG DARI KAVUM ABDOMINALIS DI BELAKANG PERITONEUM PADA KEDUA SISI VERTEBRA LUMBALIS III MELEKAT LANGSUNG PADA DINDING

GINJAL KEDUDUKAN GINJAL DI BELAKANG DARI KAVUM ABDOMINALIS DI BELAKANG PERITONEUM PADA KEDUA SISI VERTEBRA LUMBALIS III MELEKAT LANGSUNG PADA DINDING Ginjal dilihat dari depan BAGIAN-BAGIAN SISTEM PERKEMIHAN Sistem urinary adalah sistem organ yang memproduksi, menyimpan, dan mengalirkan urin. Pada manusia, sistem ini terdiri dari dua ginjal, dua ureter,

Lebih terperinci

a) memegang peranan penting dalam pengeluaran zat-zat toksis atau racun, c) mempertahankan keseimbangan kadar asam dan basa dari cairan tubuh, dan

a) memegang peranan penting dalam pengeluaran zat-zat toksis atau racun, c) mempertahankan keseimbangan kadar asam dan basa dari cairan tubuh, dan Sistem perkemihan merupakan suatu sistem dimana terjdinya proses penyaringan darah sehingga darah bebas dari zat-zat yang yang tidak dipergunakan oleh tubuh dan menyerap zat-zat yang masih dipergunakan

Lebih terperinci

EMBRYOLOGI CARDIOVASKULER DEPARTEMEN ANATOMI

EMBRYOLOGI CARDIOVASKULER DEPARTEMEN ANATOMI EMBRYOLOGI CARDIOVASKULER DEPARTEMEN ANATOMI FAKULTAS KEDOKTERAN USU SUB TOPIK Pembentukan tube (saluran) jantung Pembentukan loop (simpul) jantung: Truncus arteriosus, Bulbus/conus cordis Ventricle, atrium,

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERSALINAN BY ADE. R. SST

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERSALINAN BY ADE. R. SST FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERSALINAN BY ADE. R. SST FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERSALINAN A. JALAN LAHIR (PASSAGE) B. JANIN (PASSENGER) C. TENAGA atau KEKUATAN (POWER) D. PSIKIS WANITA (IBU)

Lebih terperinci

Gambar 1 urutan tingkat perkembangan divertikulum pernapasan dan esophagus melalui penyekatan usus sederhana depan

Gambar 1 urutan tingkat perkembangan divertikulum pernapasan dan esophagus melalui penyekatan usus sederhana depan EMBRIOLOGI ESOFAGUS Rongga mulut, faring, dan esophagus berasal dari foregut embrionik. Ketika mudigah berusia kurang lebih 4 minggu, sebuah divertikulum respiratorium (tunas paru) Nampak di dinding ventral

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Prevalensi Prevalensi adalah jumlah orang dalam populasi yang menderita suatu penyakit atau kondisi pada waktu tertentu; pembilang dari angka ini adalah jumlah kasus yang ada

Lebih terperinci

GASTRO INTESTINAL TRACT

GASTRO INTESTINAL TRACT GASTRO INTESTINAL TRACT Definisi : Kumpilan organ yang berfungsi untuk mencernakan makanan Terdiri atas: Mulut Faring Oesofagus Lambung/ventriculus/gaster Intestinum Tenue Intestinum Crassum Anus MULUT

Lebih terperinci

Pneumoperitoneum menunjukkan adanya gas bebas dalam rongga peritoneum. Pertanda foto

Pneumoperitoneum menunjukkan adanya gas bebas dalam rongga peritoneum. Pertanda foto Pneumoperitoneum Pengantar Pneumoperitoneum menunjukkan adanya gas bebas dalam rongga peritoneum. Pertanda foto polos pneumoperitoneum beragam dan kadang-kadang sulit untuk diidentifikasi. Halaman ini

Lebih terperinci

Morfologi dan Anatomi Dasar Kelinci

Morfologi dan Anatomi Dasar Kelinci Modul Praktikum Biologi Hewan Ternak 2017 6 Morfologi dan Anatomi Dasar Kelinci Petunjuk Umum Praktikum - Pada praktikum ini digunakan alat-alat bedah dan benda-benda bersudut tajam. Harap berhati-hati

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Anatomi Abdomen

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Anatomi Abdomen 4 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Anatomi Abdomen Dinding abdomen terdiri daripada kulit, fascia superfiscialis, lemak, otototot, fascia transversalis dan parietal peritoneum (Shaikh, 2014). Selain itu, posisi

Lebih terperinci

Anatomi Sinus Paranasal Ada empat pasang sinus paranasal yaitu sinus maksila, sinus frontal, sinus etmoid dan sinus sfenoid kanan dan kiri.

Anatomi Sinus Paranasal Ada empat pasang sinus paranasal yaitu sinus maksila, sinus frontal, sinus etmoid dan sinus sfenoid kanan dan kiri. Anatomi Sinus Paranasal Ada empat pasang sinus paranasal yaitu sinus maksila, sinus frontal, sinus etmoid dan sinus sfenoid kanan dan kiri. Sinus paranasal merupakan hasil pneumatisasi tulang-tulang kepala,

Lebih terperinci

Cara Kerja Fungsi Anatomi Fisiologi Jantung Manusia

Cara Kerja Fungsi Anatomi Fisiologi Jantung Manusia Cara Kerja Fungsi Anatomi Fisiologi Jantung Manusia Editor : Jeanita Suci Indah Sari G1CO15010 PROGRAM STUDI DIV ANALIS KESEHATAN FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN DAN KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG

Lebih terperinci

TERDIRI DARI REN VESICA URINARIA URETHRA

TERDIRI DARI REN VESICA URINARIA URETHRA TERDIRI DARI REN URETER VESICA URINARIA URETHRA REN / GINJAL Letak : posterior cavum abdomen lateral columna vertebralis retroperitoneal setinggi ka : V Th XII V L III (hepar) ki : V Th XI V L II sumbunya

Lebih terperinci

drh. Herlina Pratiwi PROGRAM KEDOKTERAN HEWAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA 2014

drh. Herlina Pratiwi PROGRAM KEDOKTERAN HEWAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA 2014 drh. Herlina Pratiwi PROGRAM KEDOKTERAN HEWAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA 2014 SELAPUT EKSTRA EMBRIONIK: Beberapa selaput yang terbentuk pada masa perkembangan embrional yang berasal dari tubuh embrio, namun

Lebih terperinci

PRINSIP BIOENERGETIKA PADA HEWAN

PRINSIP BIOENERGETIKA PADA HEWAN PRINSIP BIOENERGETIKA PADA HEWAN BAHAN MAKANAN (MOLEKUL ORGANIK) Lingkungan eksternal Hewan KONSUMSI MAKANAN PROSES PENCERNAAN PROSES PENYERAPAN PANAS energi yg hilang dalam feses MOLEKUL NUTRIEN (dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang dewasa ini paling banyak mendapat perhatian para ahli. Di. negara-negara maju maupun berkembang, telah banyak penelitian

BAB I PENDAHULUAN. yang dewasa ini paling banyak mendapat perhatian para ahli. Di. negara-negara maju maupun berkembang, telah banyak penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Endometriosis merupakan salah satu penyakit jinak ginekologi yang dewasa ini paling banyak mendapat perhatian para ahli. Di negara-negara maju maupun berkembang,

Lebih terperinci

Pembacaan Foto Rontgen Toraks Jantung

Pembacaan Foto Rontgen Toraks Jantung Pembacaan Foto Rontgen Toraks Jantung dr. Asmah Yusuf, Sp. Rad Kontributor Blok Sistem Kardiovaskuler Fakultas Kedokteran Universitas Islam Sumatera Utara Pendahuluan Penilaian pembacaan foto rontgen toraks

Lebih terperinci

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA 4 BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tekanan Intra Abdomen Rongga abdomen dapat dianggap sebagai kotak tertutup dengan dinding yang keras (iga, tulang belakang, dan pelvis) serta dinding yang fleksibel (dinding

Lebih terperinci

PENDAHULUAN PENYAJIAN

PENDAHULUAN PENYAJIAN PENDAHULUAN Rontgen (Rö) Thorax bertujuan untuk pemeriksaan trachea dan paru paru, jantung, esophagus, diafragma dan costae, ruang pleura dan thorax. Radiografi thorax dilakukan pada saat inhalasi maximum

Lebih terperinci

Fungsi Sistem Pencernaan Pada Manusia

Fungsi Sistem Pencernaan Pada Manusia Fungsi Sistem Pencernaan Pada Manusia Setiap manusia memerlukan makanan untuk memenuhi kebutuhan tubuh. Sari makanan dapat diangkut oleh darah dalam bentuk molekul-molekul yang kecil dan sederhana. Oleh

Lebih terperinci

Tumor jinak pelvik. Matrikulasi Calon Peserta Didik PPDS Obstetri dan Ginekologi

Tumor jinak pelvik. Matrikulasi Calon Peserta Didik PPDS Obstetri dan Ginekologi Tumor jinak pelvik Matrikulasi Calon Peserta Didik PPDS Obstetri dan Ginekologi Definisi Massa pelvik merupakan kelainan tumor pada organ pelvic yang dapat bersifat jinak maupun ganas Tumor jinak pelvik

Lebih terperinci

11/27/2011 SISTEM URINARIA. By. Paryono

11/27/2011 SISTEM URINARIA. By. Paryono SISTEM URINARIA By. Paryono 1 KOMPONEN SISTEM URINARIA GINJAL Bentuk seperti kacang Terletak retroperitoneal cavum abdomen (antara dinding dorsal badan dan peritoneum parietal) pada daerah lumbal superior.

Lebih terperinci

BAB 2 DEFINISI, ETIOLOGI, KLASIFIKASI, DAN STADIUM EWING S SARCOMA. pada jaringan lunak yang mendukung, mengelilingi, dan melindungi organ tubuh.

BAB 2 DEFINISI, ETIOLOGI, KLASIFIKASI, DAN STADIUM EWING S SARCOMA. pada jaringan lunak yang mendukung, mengelilingi, dan melindungi organ tubuh. BAB 2 DEFINISI, ETIOLOGI, KLASIFIKASI, DAN STADIUM EWING S SARCOMA Sarcoma adalah suatu tipe kanker yang jarang terjadi dimana penyakit ini berkembang pada struktur pendukung tubuh. Ada 2 jenis dari sarcoma,

Lebih terperinci

LAPORAN PENDAHULUAN PERAWATAN KOLOSTOMI Purwanti,

LAPORAN PENDAHULUAN PERAWATAN KOLOSTOMI Purwanti, LAPORAN PENDAHULUAN PERAWATAN KOLOSTOMI Purwanti, 0906511076 A. Pengertian tindakan Penyakit tertentu menyebabkan kondisi-kondisi yang mencegah pengeluaran feses secara normal dari rektum. Hal ini menimbulkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Karsinoma kolorektal (KKR) merupakan masalah kesehatan serius yang

BAB I PENDAHULUAN. Karsinoma kolorektal (KKR) merupakan masalah kesehatan serius yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Karsinoma kolorektal (KKR) merupakan masalah kesehatan serius yang kejadiannya cukup sering, terutama mengenai penduduk yang tinggal di negara berkembang. Kanker ini

Lebih terperinci

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS HASANUDDIN

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS HASANUDDIN FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS HASANUDDIN 2018 Manual Keterampilan Pemeriksaan Apendisitis dan Hernia I. Pendahuluan Manual ini merupakan panduan pelatihan keterampilan klinis pemeriksaan apendisitis

Lebih terperinci

Manual Keterampilan Pemeriksaan Apendisitis dan Hernia

Manual Keterampilan Pemeriksaan Apendisitis dan Hernia Manual Keterampilan Pemeriksaan Apendisitis dan Hernia I. Pendahuluan Manual ini merupakan panduan pelatihan keterampilan klinis pemeriksaan apendisitis dan Hernia bagi Instruktur dan Mahasiswa kalangan

Lebih terperinci

ANATOMI JANTUNG MANUSIA

ANATOMI JANTUNG MANUSIA ANATOMI JANTUNG MANUSIA Sistem kardiovaskuler merupakan sistem yang memberi fasilitas proses pengangkutan berbagai substansi dari, dan ke sel-sel tubuh. Sistem ini terdiri dari organ penggerak yang disebut

Lebih terperinci

SISTEM CARDIOVASCULAR

SISTEM CARDIOVASCULAR SISTEM CARDIOVASCULAR Forewords Jantung (bahasa Latin, cor) adalah sebuah rongga, rongga, organ berotot yang memompa darah lewat pembuluh darah oleh kontraksi berirama yang berulang. Istilah kardiak berarti

Lebih terperinci

PRINSIP BIOENERGETIKA PADA HEWAN

PRINSIP BIOENERGETIKA PADA HEWAN PRINSIP BIOENERGETIKA PADA HEWAN BAHAN MAKANAN (MOLEKUL ORGANIK) Lingkungan eksternal Hewan KONSUMSI MAKANAN PROSES PENCERNAAN PROSES PENYERAPAN PANAS energi yg hilang dalam feses MOLEKUL NUTRIEN (dalam

Lebih terperinci

BAB I ORGANISASI ORGAN

BAB I ORGANISASI ORGAN BAB I ORGANISASI ORGAN Dalam bab ini akan dibahas struktur histologis dan fungsi dari parenkima dan stroma, organisasi organ tubuler, organisasi organ padat dan membran sebagai organ simplek. Semua organ

Lebih terperinci

Lab. Ketrampilan Medik PPD Unsoed

Lab. Ketrampilan Medik PPD Unsoed PEMERIKSAAN PAYUDARA DAN AKSILA Nur Signa Aini Gumilas PENDAHULUAN Payudara sebagai kelenjar subkutis mulai tumbuh sejak minggu keenam masa embrio yaitu berupa penebalan ektodermal sepanjang garis yang

Lebih terperinci

This page shows ventral views of the esophagus and developing lungs, accompanied by cross sectional views through the area between the black arrows.

This page shows ventral views of the esophagus and developing lungs, accompanied by cross sectional views through the area between the black arrows. Dep.Anatomi FK USU Embriologi Tunas paru terbentuk pada usia ± 4 minggu. Dibentuk dari suatu divertikulum pada dinding ventral usus depan, yang meluas ke arah kaudal (divertikulum respiratorium=tunas paru).

Lebih terperinci

ANATOMI DAN FISIOLOGI

ANATOMI DAN FISIOLOGI ANATOMI DAN FISIOLOGI Yoedhi S Fakar ANATOMI Ilmu yang mempelajari Susunan dan Bentuk Tubuh FISIOLOGI Ilmu yang mempelajari faal (fungsi) dari Ilmu yang mempelajari faal (fungsi) dari alat atau jaringan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB I PENDAHULUAN Schwarte yang di sebut juga Penebalan plera adalah penyakit paru yang ditandai dengan jaringan parut, kalsifikasi, dan penebalan pleura (disepanjang paru) sering merupakan konsekuensi

Lebih terperinci

TERMINOLOGI ANATOMI. Oleh. Dr. Katrin Roosita, MSi.

TERMINOLOGI ANATOMI. Oleh. Dr. Katrin Roosita, MSi. TERMINOLOGI ANATOMI Oleh Dr. Katrin Roosita, MSi. DEFINISI ANATOMI (latin): ana = bagian, tomie = iris/potong Anatomi: ilmu yang mempelajari bentuk dan susunan tubuh baik secara keseluruhan, maupun bagian-bagiannya,

Lebih terperinci

2. Sumsum Ginjal (Medula)

2. Sumsum Ginjal (Medula) 1. GINJAL Kedudukan ginjal terletak dibagian belakang dari kavum abdominalis di belakang peritonium pada kedua sisi vertebra lumbalis III, dan melekat langsung pada dinding abdomen. Bentuknya seperti biji

Lebih terperinci

[1] <ANATOMI SISTEM PENCERNAAN>

[1] <ANATOMI SISTEM PENCERNAAN> 16 Desember 2009 dr. Dirwan Suryo Soularto Sebelumnya, aq minta maaf lagi y, coz!. Lagi2 aq kbagian ngedit kul yg slidenya pake B.inggris. Jadinya aq ngartiinnya pun, dengan bahasa Inggris yg pas2an. Hehehe,,

Lebih terperinci

biologi SET 15 SISTEM EKSKRESI DAN LATIHAN SOAL SBMPTN ADVANCE AND TOP LEVEL A. ORGAN EKSKRESI

biologi SET 15 SISTEM EKSKRESI DAN LATIHAN SOAL SBMPTN ADVANCE AND TOP LEVEL A. ORGAN EKSKRESI 15 MATERI DAN LATIHAN SOAL SBMPTN ADVANCE AND TOP LEVEL biologi SET 15 SISTEM EKSKRESI Pengeluaran zat di dalam tubuh berlangsung melalui defekasi yaitu pengeluaran sisa pencernaan berupa feses. Ekskresi

Lebih terperinci

Jenis jaringan hewan ada empat macam, yaitu jaringan epitel, jaringan ikat, jaringan otot, dan jaringan saraf.

Jenis jaringan hewan ada empat macam, yaitu jaringan epitel, jaringan ikat, jaringan otot, dan jaringan saraf. JARINGAN HEWAN Jenis jaringan hewan ada empat macam, yaitu jaringan epitel, jaringan ikat, jaringan otot, dan jaringan saraf. A. JARINGAN EPITEL Jaringan epitel merupakan jaringan penutup yang melapisi

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN 10 Gambar 4 Pengukuran sonogram duodenum dengan Image J. A: Sonogram duodenum pada posisi transduser sagital. l: lapisan lumen, M: mukosa, SM: submukosa, TM: tunika muskularis, dan S: serosa. B: Skema

Lebih terperinci

FISIOLOGI PEMBULUH DARAH. Kuntarti, SKp

FISIOLOGI PEMBULUH DARAH. Kuntarti, SKp FISIOLOGI PEMBULUH DARAH Kuntarti, SKp Overview Struktur & Fungsi Pembuluh Darah Menjamin keadekuatan suplay materi yg dibutuhkan jaringan tubuh, mendistribusikannya, & membuang zat sisa metabolisme Sebagai

Lebih terperinci

Penyebab kanker ovarium belum diketahui secara pasti. Akan tetapi banyak teori yang menjelaskan tentang etiologi kanker ovarium, diantaranya:

Penyebab kanker ovarium belum diketahui secara pasti. Akan tetapi banyak teori yang menjelaskan tentang etiologi kanker ovarium, diantaranya: ASKEP CA OVARIUM A. Pengertian Kanker Indung telur atau Kanker ovarium adalah tumor ganas pada ovarium (indung telur) yang paling sering ditemukan pada wanita berusia 50 70 tahun. Kanker ovarium bisa menyebar

Lebih terperinci

Buku 2: RKPM. Modul Fungsi Kardiovaskuler

Buku 2: RKPM. Modul Fungsi Kardiovaskuler UNIVERSITAS GADJAH MADA FAKULTAS KEDOKTERAN PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN Jl. Farmako Sekip Utara Yogyakarta Buku 2: RKPM Rencana Kegiatan Pembelajaran Mingguan Modul Pembelajaran Pertemuan ke-1 Modul

Lebih terperinci

JANTUNG dan PEREDARAN DARAH. Dr. Hamidie Ronald, M.Pd, AIFO

JANTUNG dan PEREDARAN DARAH. Dr. Hamidie Ronald, M.Pd, AIFO JANTUNG dan PEREDARAN DARAH Dr. Hamidie Ronald, M.Pd, AIFO Jantung merupakan organ utama dalam system kardiovaskuler. Jantung dibentuk oleh organ-organ muscular, apex dan basis cordis, atrium kanan dan

Lebih terperinci

Sistem Ekskresi Manusia

Sistem Ekskresi Manusia Sistem Ekskresi Manusia Sistem ekskresi merupakan sistem dalam tubuh kita yang berfungsi mengeluarkan zatzat yang tidak dibutuhkan lagi oleh tubuh dan zat yang keberadaannya dalam tubuh akan mengganggu

Lebih terperinci

Ekspertise Efusi Pleura

Ekspertise Efusi Pleura Ekspertise Efusi Pleura Pembimbing : dr. Rachmat Mulyana Memet, Sp. Rad Oleh : Jayyidah Afifah 2010730055 Identitas : Tn. S/LK/70thn Marker : L Tanggal : 3 Desember 2013 Posisi : PA Jenis foto : Foto polos

Lebih terperinci

A. Sistem Sirkulasi pada Hewan Sistem difusi Sistem peredaran darah terbuka Sistem peredaran darah tertutup 2. Porifera

A. Sistem Sirkulasi pada Hewan Sistem difusi Sistem peredaran darah terbuka Sistem peredaran darah tertutup 2. Porifera A. Sistem Sirkulasi pada Hewan Sistem sirkulasi pada hewan dibedakan menjadi 3, yaitu : Sistem difusi : terjadi pada avertebrata rendah seperti paramecium, amoeba maupun hydra belum mempunyai sistem sirkulasi

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL. Grafik 4.1. Frekuensi Pasien Berdasarkan Diagnosis. 20 Universitas Indonesia. Karakteristik pasien...,eylin, FK UI.

BAB 4 HASIL. Grafik 4.1. Frekuensi Pasien Berdasarkan Diagnosis. 20 Universitas Indonesia. Karakteristik pasien...,eylin, FK UI. BAB 4 HASIL Dalam penelitian ini digunakan 782 kasus yang diperiksa secara histopatologi dan didiagnosis sebagai apendisitis, baik akut, akut perforasi, dan kronis pada Departemen Patologi Anatomi FKUI

Lebih terperinci

PYLORUS STENOSIS HYPERTROPHY

PYLORUS STENOSIS HYPERTROPHY PYLORUS STENOSIS HYPERTROPHY Tujuan 1. Tujuan Umum Setelah menyelesaikan modul ini peserta didik memahami dan mengerti tentang embriologi, anatomi, fisiologi, patologi dan patogenesis dari hypertrophic

Lebih terperinci

Silabus Extended Focussed Abdominal Scan for Trauma (E-FAST)

Silabus Extended Focussed Abdominal Scan for Trauma (E-FAST) Silabus Extended Focussed Abdominal Scan for Trauma (E-FAST) Tujuan: Menjadi standar kurikulum yang melingkupi aspek teori dan praktik untuk USG E-FAST Peserta: Telah mengikuti kuliah tentang knobologi

Lebih terperinci

Anatomi Dasar Panggul : Dibuat Mudah dan Sederhana. Dr. Budi Iman Santoso, SpOG(K)

Anatomi Dasar Panggul : Dibuat Mudah dan Sederhana. Dr. Budi Iman Santoso, SpOG(K) Anatomi Dasar Panggul : Dibuat Mudah dan Sederhana Dr. Budi Iman Santoso, SpOG(K) OUTLINE: Tujuan Pendahuluan Tulang dan ligamen Otot-otot dasar panggul Jaringan Penyambung Viseral DeLancey Level Derajat

Lebih terperinci

SYSTEMA DIGESTORIUM (Sistem pencernaan) Struktur dan Fungsi Umum Ontogeni a. Tractus Digestivus (Saluran pencernaan)

SYSTEMA DIGESTORIUM (Sistem pencernaan) Struktur dan Fungsi Umum Ontogeni a. Tractus Digestivus (Saluran pencernaan) SYSTEMA DIGESTORIUM (Sistem pencernaan) Struktur dan Fungsi Umum Sistem pencernaan secara umum dapat digambarkan sebagai suatu struktur memanjang, berkelok-kelok yang diawali oleh suatu lubang, disebut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ginjal merupakan organ terpenting dalam mempertahankan homeostasis cairan tubuh secara baik. Berbagai fungsi ginjal untuk mempertahankan homeostatic dengan mengatur

Lebih terperinci

EMBRIOLOGI SISTEM URINARIUS. dr. Al-Muqsith, M.Si

EMBRIOLOGI SISTEM URINARIUS. dr. Al-Muqsith, M.Si EMBRIOLOGI SISTEM URINARIUS dr. Al-Muqsith, M.Si Sistem Urinarius Asal : mesodermal ridge (mesodermal intermediet), di sepanjang dinding posterior abdomen ( = sistem genitalis ) Awalnya kedua sistem tsb

Lebih terperinci

Lembar Persetujuan Referat

Lembar Persetujuan Referat Lembar Persetujuan Referat Referat dibawah ini : Judul : Trauma Tumpul Abdomen Penyusun : Ahmad Fauzi, S.ked NIM : 030.08.011 Universitas : Fakultas Kedokteran Trisakti Telah diterima dan disetujui sebagai

Lebih terperinci

FRAKTUR TIBIA DAN FIBULA

FRAKTUR TIBIA DAN FIBULA FRAKTUR TIBIA DAN FIBULA Fraktur tibia umumnya dikaitkan dengan fraktur tulang fibula, karena gaya ditransmisikan sepanjang membran interoseus fibula. Kulit dan jaringan subkutan sangat tipis pada bagian

Lebih terperinci

Anatomi, Histologi, dan Fisiologi Lambung. Anak Agung K Tri K

Anatomi, Histologi, dan Fisiologi Lambung. Anak Agung K Tri K Anatomi, Histologi, dan Fisiologi Lambung Anak Agung K Tri K 111 0211 075 ANATOMI LAMBUNG (GASTER) Bentuk : seperti huruf J Letak : terletak miring dari regio hipochondrium kiri cavum abdominis mengarah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kanker kolorektal merupakan keganasan ketiga terbanyak dari seluruh

BAB I PENDAHULUAN. Kanker kolorektal merupakan keganasan ketiga terbanyak dari seluruh 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kanker kolorektal merupakan keganasan ketiga terbanyak dari seluruh penderita kanker dan penyebab kematian keempat dari seluruh kematian pada pasien kanker di dunia.

Lebih terperinci

SYSTEMA CARDIOVASCULARE (Sistem Peredaran)

SYSTEMA CARDIOVASCULARE (Sistem Peredaran) SYSTEMA CARDIOVASCULARE (Sistem Peredaran) Fungsi Umum Sistem peredaran berfungsi untuk mengangkut udara pernafasan (O 2 dan CO 2 ), makanan yang telah diserap dan usus halus menuju bagian tubuh yang memerlukan,

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN UJI COBA

BAB IV HASIL DAN UJI COBA BAB IV HASIL DAN UJI COBA IV.1. Tampilan Hasil Berikut ini dijelaskan mengenai tampilan hasil dari perancangan sistem Sistem Pakar Diagnosis Penyakit Kanker Ovarium Dengan Metode Certainty Factor yang

Lebih terperinci

Gambar 2.1 Os radius 2. Os. Ulna

Gambar 2.1 Os radius 2. Os. Ulna Anatomi antebrachii 1. Os. Radius Adalah tulang lengan bawah yang menyambung dengan humerus dan membentuk sendi siku. Radius merupakan os longum yang terdiri atas epiphysis proximalis, diaphysis, dan epiphysis

Lebih terperinci

Pelipatan tubuh, Perkembangan Sistem Pernafasan dan Pencernaan. Lab. Embriologi FKH-IPB

Pelipatan tubuh, Perkembangan Sistem Pernafasan dan Pencernaan. Lab. Embriologi FKH-IPB Pelipatan tubuh, Perkembangan Sistem Pernafasan dan Pencernaan Lab. Embriologi FKH-IPB Isi Pendahuluan Perkembangan usus primitif (Endoderm) Pelipatan tubuh embrio (embryonic folding) dan pembentukan rongga

Lebih terperinci

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn. S DENGAN GANGGUAN SISTEM PENCERNAAN : POST OP HERNIA INGUINALIS DI BANGSAL ANGGREK RSUD WONOGIRI

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn. S DENGAN GANGGUAN SISTEM PENCERNAAN : POST OP HERNIA INGUINALIS DI BANGSAL ANGGREK RSUD WONOGIRI 1 ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn. S DENGAN GANGGUAN SISTEM PENCERNAAN : POST OP HERNIA INGUINALIS DI BANGSAL ANGGREK RSUD WONOGIRI KARYA TULIS ILMIAH Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Mendapatkan Gelar Ahli

Lebih terperinci

Sectio Caesarea PANDUAN PRAKTIK KLINIS (PPK)

Sectio Caesarea PANDUAN PRAKTIK KLINIS (PPK) PANDUAN PRAKTIK KLINIS (PPK) Sectio Caesarea 1. Pengertian ( Definisi) Persalinan buatan, di mana janin dilahirkan melalui suatu insisi pada dinding perut dan dinding rahim dengan syarat rahim dalam keadaan

Lebih terperinci

Yusuf Hakan Çavusoglu. Acute scrotum : Etiology and Management. Ind J Pediatrics 2005;72(3):201-4

Yusuf Hakan Çavusoglu. Acute scrotum : Etiology and Management. Ind J Pediatrics 2005;72(3):201-4 Akut skrotum merupakan suatu keadaan timbulnya gejala nyeri dan bengkak pada skrotum beserta isinya yang bersifat mendadak dan disertai gejala lokal dan sistemik.1 Gejala nyeri ini dapat semakin menghebat

Lebih terperinci

BAB 2 SENDI TEMPOROMANDIBULA. Temporomandibula merupakan sendi yang paling kompleks yang dapat

BAB 2 SENDI TEMPOROMANDIBULA. Temporomandibula merupakan sendi yang paling kompleks yang dapat BAB 2 SENDI TEMPOROMANDIBULA Temporomandibula merupakan sendi yang paling kompleks yang dapat melakukan gerakan meluncur dan rotasi pada saat mandibula berfungsi. Sendi ini dibentuk oleh kondilus mandibula

Lebih terperinci

STRUKTUR JANTUNG. Achmad Farajallah, Sirkulasi kedua1

STRUKTUR JANTUNG. Achmad Farajallah, Sirkulasi kedua1 STRUKTUR JANTUNG Jantung amfioksus pembuluh darah yang berkontraksi di posisi jantung vertebrata homolog dengan jantung embrional vertebrata Skema Umum Jantung Vertebrata tabung memanjang beruang empat,

Lebih terperinci

Yani Mulyani, M.Si, Apt STFB

Yani Mulyani, M.Si, Apt STFB Yani Mulyani, M.Si, Apt STFB Kegiatan menginhalasi dan mengekshalasi udara dengan tujuan mempertukarkan oksigen dengan CO2 = bernafas/ventilasi Proses metabolisme selular dimana O2 dihirup, bahan2 dioksidasi,

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Anatomi Foramen Mentale Foramen mentale adalah suatu saluran terbuka pada korpus mandibula. Melalui foramen mentale dapat keluar pembuluh darah dan saraf, yaitu arteri, vena

Lebih terperinci

Kaviti hidung membuka di anterior melalui lubang hidung. Posterior, kaviti ini berhubung dengan farinks melalui pembukaan hidung internal.

Kaviti hidung membuka di anterior melalui lubang hidung. Posterior, kaviti ini berhubung dengan farinks melalui pembukaan hidung internal. HIDUNG Hidung adalah indera yang kita gunakan untuk mengenali lingkungan sekitar atau sesuatu dari aroma yang dihasilkan. Kita mampu dengan mudah mengenali makanan yang sudah busuk dengan yang masih segar

Lebih terperinci

PROFIL RADIOLOGIS TORAKS PADA PENDERITA TUBERKULOSIS PARU DI POLIKLINIK PARU RSUD DR HARDJONO-PONOROGO SKRIPSI

PROFIL RADIOLOGIS TORAKS PADA PENDERITA TUBERKULOSIS PARU DI POLIKLINIK PARU RSUD DR HARDJONO-PONOROGO SKRIPSI PROFIL RADIOLOGIS TORAKS PADA PENDERITA TUBERKULOSIS PARU DI POLIKLINIK PARU RSUD DR HARDJONO-PONOROGO SKRIPSI Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Kedokteran OLEH : EKA DEWI PRATITISSARI

Lebih terperinci

PERUBAHAN SELAMA KEHAMILAN

PERUBAHAN SELAMA KEHAMILAN PERUBAHAN SELAMA KEHAMILAN 1. Perubahan Fungsi Perubahan Hormonal Perubahan Mekanikal Pembesaran uterus yang menyebabkan tekanan organ, payudara menyebabkan perubahan postur dan posisi tubuh 2. Perubahan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pengetahuan perawat tentang penilaian nyeri dan intervensi sangat

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pengetahuan perawat tentang penilaian nyeri dan intervensi sangat BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pengetahuan perawat tentang penilaian nyeri dan intervensi sangat penting untuk management nyeri yang efektif dan berkualitas dalam perawatan pasien (Patricia 2010).

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Prevalensi Clinostomum complanatum pada ikan Betok (Anabas testudineus) di Yogyakarta

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Prevalensi Clinostomum complanatum pada ikan Betok (Anabas testudineus) di Yogyakarta IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Prevalensi Clinostomum complanatum pada ikan Betok (Anabas testudineus) di Yogyakarta Hasil penangkapan ikan air tawar dari Kali progo, Yogyakarta diketahui terdapat 7 jenis

Lebih terperinci

Sistem Eksresi> Kelas XI IPA 3 SMA Santa Maria Pekanbaru

Sistem Eksresi> Kelas XI IPA 3 SMA Santa Maria Pekanbaru Sistem Eksresi> Kelas XI IPA 3 SMA Santa Maria Pekanbaru O R G A N P E N Y U S U N S I S T E M E K S K R E S I K U L I T G I N J A L H A T I P A R U - P A R U kulit K ULIT K U L I T A D A L A H O R G A

Lebih terperinci

Sistem peredaran darah pada manusia tersusun atas jantung sebagai pusat peredaran darah, pembuluh-pembuluh darah dan darah itu sendiri.

Sistem peredaran darah pada manusia tersusun atas jantung sebagai pusat peredaran darah, pembuluh-pembuluh darah dan darah itu sendiri. Struktur Alat Peredaran Darah Pada Manusia Sistem peredaran darah pada manusia tersusun atas jantung sebagai pusat peredaran darah, pembuluh-pembuluh darah dan darah itu sendiri. 1. Jantung Jantung mempunyai

Lebih terperinci

Jaringan adalah struktur yang dibentuk oleh kumpulan sel yang mempunyai sifat-sifat morfologi dan fungsi yang sama. Jaringan Dasar pada hewan

Jaringan adalah struktur yang dibentuk oleh kumpulan sel yang mempunyai sifat-sifat morfologi dan fungsi yang sama. Jaringan Dasar pada hewan Jaringan adalah struktur yang dibentuk oleh kumpulan sel yang mempunyai sifat-sifat morfologi dan fungsi yang sama. Jaringan Dasar pada hewan vertebrata ada 4,yaitu: 1. Jaringan epitel 2. Jaringan ikat

Lebih terperinci