UNIVERSITAS INDONESIA FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB TERJADINYA PEMBERONTAKAN EUREKA DI BALLARAT AUSTRALIA TAHUN SKRIPSI

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "UNIVERSITAS INDONESIA FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB TERJADINYA PEMBERONTAKAN EUREKA DI BALLARAT AUSTRALIA TAHUN SKRIPSI"

Transkripsi

1 UNIVERSITAS INDONESIA FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB TERJADINYA PEMBERONTAKAN EUREKA DI BALLARAT AUSTRALIA TAHUN SKRIPSI RATNA FAKULTAS ILMU PENGETAHUAN BUDAYA PROGRAM STUDI ILMU SEJARAH DEPOK JUNI 2010 i

2 UNIVERSITAS INDONESIA FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB TERJADINYA PEMBERONTAKAN EUREKA DI BALLARAT AUSTRALIA TAHUN SKRIPSI Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana RATNA FAKULTAS ILMU PENGETAHUAN BUDAYA PROGRAM STUDI ILMU SEJARAH DEPOK JUNI 2010 ii

3 iii

4 iv

5 KATA PENGANTAR Puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan rahmat-nya, saya dapat menyelesaikan skripsi ini. Penulisan skripsi ini dilakukan dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk mencapai gelar Sarjana Humaniora Program Studi Sejarah pada Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya. Saya menyadari bahwa, tanpa bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak, dari masa perkuliahan sampai pada penyusunan skripsi ini, sangatlah sulit bagi saya untuk menyelesaikan skripsi ini. Oleh karena itu, saya mengucapkan terima kasih kepada: (1) Dr. Ita Syamtasiyah Ahyat S.S., M.Hum., selaku dosen pembimbing yang telah menyediakan waktu, tenaga, dan pikiran untuk memberikan saya saran, masukan dan koreksi yang dibutuhkan dalam penyusunan skripsi ini; (2) Wardiningsih S.S., M.A., Ph.D, selaku koordinator peminatan sejarah Australia yang telah banyak memberikan saran dan arahan serta selama ini sangat sabar dalam membimbing penulis selama perkuliahan di peminatan sejarah Australia; (3) Terima kasih yang sebesar-besarnya juga penulis ucapkan untuk Ibunda tercinta dan kakak saya yang selama ini telah memberikan bantuan berupa dukungan material dan moral selama saya menjalani perkuliahan empat tahun di jurusan sejarah. Ucapan terima kasih juga turut saya haturkan kepada Almarhumah Ayahanda atas pengorbanan dan kasih sayangnya yang begitu besar sehingga saya dapat masuk ke universitas ini. Karena demi mengenang almarhumah ayahanda-lah saya terus berupaya melanjutkan studi saya sebaik-baiknya di program studi sejarah. (4) Terima kasih juga penulis tujukan kepada Bpk. Kresno Brahmantyo sebagai dosen mata kuliah Australia yang selama ini telah memberikan ilmunya dan membimbing penulis selama perkuliahan. Berkat beliau pula, v

6 tema penulisan skripsi ini penulis jadikan sebagai tema skripsi guna memenuhi syarat untuk meraih gelar sarjana. (5) Terima kasih juga penulis tujukan kepada seluruh bapak/ibu Dosen Program Studi Ilmu Sejarah atas ilmu yang telah disampaikan kepada penulis selama perkuliahan, juga dalam tahap proses pengerjaan dan pengujian skripsi ini. (6) Teman-teman sesama prodi Sejarah pengkhususan Australia 2006 (Amalia Fitriani, Winda Fitrianingsih dan Achmad Dedi Faozi) yang merupakan teman-teman seperjuangan saya selama empat tahun ini dan meraih kelulusan. Akhir kata, saya berharap kepada Tuhan Yang Maha Esa berkenan membalas segala kebaikan semua pihak yang telah membantu dan juga memberikan dukungan semangat. Semoga skripsi ini menambah wawasan mengenai sejarah Australia di Indonesia. Depok, 25 Juni 2010 Penulis vi

7 vii

8 DAFTAR ISI JUDUL...i HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS.iii HALAMAN PENGESAHAN..iv KATA PENGANTAR...v LEMBAR PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH...vii ABSTRAK..viii DAFTAR ISI..x DAFTAR ISTILAH xiii DAFTAR LAMPIRAN...xiv BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Perumusan Masalah Ruang Lingkup Masalah Tujuan Penelitian Metode Penelitian Sumber Sejarah Sistematika Penulisan.12 BAB 2 KONDISI SOSIAL DAN EKONOMI DI BALLARAT PRA PEMBERONTAKAN EUREKA Sekilas Mengenai Kota Ballarat Demam Emas di Ballarat Kehidupan Diggers di Pertambangan Emas Ballarat Perkembangan Kota Ballarat sebagai Kota Pertambangan Emas Permasalahan-Permasalahan yang terjadi di Ballarat pada masa Demam Emas Kebijakan Gubernur LaTrobe Dikenalkannya Sistem Gold License Pendirian Gold Fields Commissioner 32 BAB 3 PEMBERONTAKAN EUREKA DI BALLARAT Kedatangan Gubernur Hotham & Peningkatan Intensitas License Hunt Skandal Pembunuhan James Scobie & Penganiayaan Johannes Gregorius Pendirian Liga Reformasi Ballarat Ketegangan yang Memuncak Kedatangan Resimen ke-12 dari Melbourne Pengibaran Bendera Salib Selatan Eureka Stockade Desember 1854: Hari Pemberontakan Eureka Akhir Pemberontakan Eureka Warisan Eureka..53 BAB 4 FAKTOR-FAKTOR PEMBERONTAKAN EUREKA Permasalahan Gold Licence Gold Licence Licence Hunt.59 x

9 Berkembangnya semangat mateship Permasalahan Tanah Permasalahan Politik..64 BAB 5 KESIMPULAN 71 DAFTAR REFERENSI.75 LAMPIRAN...81 xi

10 DAFTAR ISTILAH Commissioner s Camp : merupakan markas dimana para gold commissioners melaksanakan tugas mereka dalam mengadministrasi ladang-ladang emas. Contrabands : adalah sebutan bagi barang-barang yang secara legal tidak boleh diimpor ke Australia. Cradle : Salah satu teknik untuk mendapatkan emas dengan cara menggunakan alat berupa kotak yang berfungsi untuk menyaring emas dari lumpur dan air. Digger : sebutan bagi penambang emas pada masa demam emas di koloni-koloni Australia. Eureka Stockade : Sebuah benteng yang didirikan di daerah Eureka pada tahun 1854 sebagai gerakan protes terhadap pemerintah Victoria. Gold Fields Commissioner : Sebuah badan yang di bentuk oleh pemerintah setempat untuk mengawasi keadaan di pertambangan emas dan merupakan perwakilan dari pemerintahan wilayah tersebut. Gold License : Lisensi emas yang harus dimiliki oleh para penambang emas apabila ingin melakukan penggalian di koloni Victoria. Lisensi emas ini dikeluarkan oleh Gold Commissioners dan berlaku hanya untuk satu bulan. Gold Rush : merupakan sebutan bagi masa demam emas yang berlangsung di berbagai negara, salah satunya di Australia yang terjadi pada pertengahan abad ke-19. Grog tents : sebuah tenda yang fungsinya menyerupai bar, yang didirikan bagi para diggers yang ingin minum dan bermabuk-mabukan. Legislative Council : lembaga perwakilan rakyat setingkat dewan rendah di koloni Victoria. License Hunt : praktik perburuan gold license yang diorganisir oleh pemerintah kolonial bersama gold commissioners dan pelaksanaannya dilakukan oleh para polisi. Nugget : Bongkahan batu kuarsa yang mengandung butiranbutiran emas. Panning : Salah satu teknik untuk mendapatkan emas dengan cara mendulang menggunakan wajan. Sly-grog Squatter : minuman beralkohol ilegal. : Sebutan bagi penghuni liar (mayoritas adalah peternak domba atau petani) yang memakai tanah milik Kerajaan Inggris tanpa seijin maupun kadang-kadang sepengetahuan pemerintah lokal pada waktu itu. xii

11 Ticket-of-leave : merupakan sebuah dokumen berisi hak kebebasan yang diberikan oleh pemerintah kolonial kepada narapidana-narapidana di Australia yang selama masa tahanannya berkelakuan baik. xiii

12 DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1 Peta Ladang-Ladang Emas di Australia tahun 1854 Lampiran 2 Pemandangan kota Ballarat di tahun 1854 Lampiran 3 Peta kota Ballarat di tahun 1854 Lampiran 4 Tenda Gold Commissioners di Ballarat Lampiran 5 Gold Licence Lampiran 6 Suasana Licence Hunt Lampiran 7 Pembakaran Hotel Eureka Lampiran 8 Kesaksian Seorang Saksi Mata yang Melihat Peristiwa Pembakaran Hotel Eureka Lampiran 9 Surat Rede Perihal Pelaksanaan Riot Act Lampiran 10 Kedatangan Resimen ke-12 dari Melbourne ke Goverment Camp, Ballarat 1854 Lampiran 11 Poster Undangan Pertemuan di Bakery Hill Lampiran 12 Suasana Saat Pengibaran Bendera Southern Cross Lampiran 13 Eureka Stockade Lampiran 14 Suasana Ketika Tentara Inggris Menyerbu Eureka Stockade Lampiran 15 Laporan Kapten Thomas Tentang Keberhasilannya Menyita Bendera Southern Cross Lampiran 16 Para Veteran Pemberontakan Eureka (Foto Diambil pada Tahun 1904) xiv

13 RALAT 1. Bab I halaman 1 paragraf ke-1 baris ke-1, 2, 5 dan 8. Sumber: Negara dan Bangsa Jilid 4: Asia, Australia, Selandia Baru, Oseania, Eropa. Grolier Internasional, Jakarta, 1988, hlm Bab I halaman 1 paragraf ke-2 baris ke-1. Sumber: More Jails Needed, Australian History, 24 Oktober 2009, 18:09, 3. Bab I halaman 2 paragraf ke-1 baris ke-15. Sumber: Negara dan Bangsa Jilid 4: Asia, Australia, Selandia Baru, Oseania, Eropa, hlm Bab I halaman 2 paragraf ke-2 baris ke-7. Sumber: First Landing, Australian History, 24 Oktober 2009, 18:15, 5. Bab I halaman 3paragraf ke-3 baris ke-1, 7, 8, 10, dan 11. Sumber: John Rule, The Cradle of a Nation, 4 Oktober 2009, 21:35, 6. Bab I halaman 4 paragraf ke-1 baris ke-6. Sumber: Ibid. 7. Bab I halaman 4 paragraf ke-2 baris ke-8. Sumber: C.M.H Clark, Select Documents in Australian History: Sydney: Angus and Robertson Publishers. 8. Bab I halaman 5 paragraf ke-1 baris ke-5 dan 7. Sumber: Ibid. 9. Bab I halaman 7 paragraf ke-1 baris ke-1. Sumber: Gold in Victoria, History of Australia: 1606 to 1876, History of Australia Online, 25 September 2009, 13:31, goldrush(a).htm xv

14 ABSTRAK Nama : Ratna Program Studi : Judul : Faktor-Faktor Terjadinya Pemberontakan Eureka di Ballarat Australia Tahun Skripsi ini membahas mengenai faktor-faktor penyebab terjadinya pemberontakan Eureka yang terjadi di Ballarat, Australia pada tahun Pemberontakan Eureka terjadi di Ballarat akibat serangkaian konflik-konflik yang muncul akibat tiga kekecewaan utama yang dialami oleh para penambang, yakni permasalahan gold license, kurangnya lahan, dan tidak adanya hak politik bagi para penambang. Konflik-konflik tersebut muncul karena keengganan pemerintah koloni Victoria untuk mendengarkan aspirasi para penambang, sehingga para penambang memutuskan untuk mengangkat senjata dan memberontak kepada pemerintah kolonial yang mereka anggap tiran. Sebuah benteng yang dikenal sebagai Eureka Stockade pun dibangun oleh para penambang dan kemudian meletuslah peristiwa pemberontakan yang berlangsung pada tanggal 3 Desember Kata kunci: Demam Emas, Ballarat, Australia, Eureka, Eureka Stockade viii

15 ABSTRACT Name : Ratna Study Program: Title : Factors of Eureka Stockade Rebellion in Ballarat Australia Year This thesis discusses about the factors that cause the occurrence of the Eureka rebellion that occurred in Ballarat, Australia in Eureka rebellion in Ballarat occurred due to a series of conflicts that arise due to three major disappointment experienced by the miners, the gold license problems, lack of land, and the absence of political rights for the miners. Such conflict arises because the Victorian government s reluctance to listen to the aspirations the miners, so that the miners decided to take a stand and revolt against the colonial government that they considered as a tyrant. A fort known as the 'Eureka Stockade' was built by the miners and then the Eureka Stockade uprising event occured on December 3, Keywords: Gold Rush, Ballarat, Australia, Eureka, Eureka Stockade ix

16 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sejarah Australia diawali dengan kedatangan orang-orang Aborigin dari Asia Tenggara ke benua tersebut sekitar tahun Sebelum Masehi. Barulah pada abad ke-16 bangsa-bangsa Eropa mulai melakukan pencarian terhadap Terra Australis Ingcognita, yakni benua selatan yang tidak dikenal yang misterius keberadaannya, yang ternyata tak lain adalah benua Australia. Bangsa Portugis pada tahun 1520 dan bangsa Spanyol pada tahun 1590-an merupakan kedua bangsa pertama yang berupaya melakukan pencarian terhadap Terra Australis Incognita, meskipun keduanya gagal. Barulah pada awal abad ke-17, seorang Belanda yang bernama Willem Jansz berhasil mendarat di tanah Australia dalam pelayarannya menyusuri bagian timur Teluk Carpentaria pada tahun Kemudian pada tahun 1770, Kapten James Cook yang mewakili bangsa Inggris, berhasil menemukan dan memetakan seluruh garis pantai di bagian timur benua Australia dan dengan menancapkan bendera Inggris, ia mengklaim bahwa hak milik seluruh pantai bagian timur benua Australia adalah pada Raja Inggris George III dan menamainya sebagai New South Wales. 1 Ketika kapten Cook tiba di Inggris dari ekspedisinya pada tahun 1711, Inggris sedang menghadapi masa yang sulit. Revolusi Industri yang terjadi di negara tersebut membuat banyak petani miskin kehilangan tanah mereka sedangkan para buruh kehilangan pekerjaan mereka karena adanya penggunaan mesin-mesin baru sehingga tenaga mereka tidak dibutuhkan lagi. 2 Pada tahun 1770, terdapat 9 juta jiwa penduduk di Inggris dan 1 juta di antaranya hidup di bawah garis kemiskinan. 3 Hal ini menyebabkan terjadinya peningkatan tindak kriminal secara drastis di negara tersebut. 4 Akibatnya penjara-penjara di Inggris pun menjadi penuh sesak dan tidak sanggup menampung tambahan narapidana 1 Negara dan Bangsa Jilid 4: Asia, Australia, Selandia Baru, Oseania, Eropa. Grolier International, Jakarta, 1988, hlm More Jails Needed, Australian History, 24 Oktober 2009, 18:09, 3 Ibid. 4 Ibid.

17 2 lagi. 5 Sebelum terjadinya Revolusi Amerika, Inggris biasanya membuang sejumlah narapidananya ke sana. Namun, ketika Amerika menyatakan kemerdekaannya dan memerangi Inggris, maka Inggris tidak dapat lagi mengirimkan narapidananya ke sana. Pemerintah Inggris pada waktu itu sangat mengkhawatirkan keamanan penduduk ibukota London sehingga letak Australia yang jauh dari mana-mana sangat menarik. Oleh karena itu, ketika James Cook mengusulkan agar New South Wales dijadikan sebagai tempat pembuangan narapidana, parlemen Inggris langsung menerimanya dan kemudian pada tahun 1786 New South Wales ditetapkan sebagai sebuah koloni untuk pembuangan narapidana Inggris. Keputusan untuk memulai koloni baru ini juga memiliki maksud lain, yakni agar Inggris dapat mengklaim Australia lebih dulu agar wilayah tersebut tidak diambil oleh Perancis atau Spanyol. Arthur Philip kemudian dipilih sebagai Gubernur New South Wales yang pertama dan ditugaskan memimpin Armada Pertama yang bertujuan untuk membuat koloni baru di New South Wales. Philip beserta armadanya yang yang terdiri dari 11 kapal pergi meninggalkan Inggris menuju ke Portsmouth pada tanggal 13 Mei 1787 dengan membawa orang 6. Armada tersebut kemudian berhasil melakukan pendaratan di Teluk Botani pada tanggal 18 Januari Pada tanggal 26 Januari 1788, pemukiman tetap dimulai di sebuah teluk di Port Jackson, yang dinamai Sydney Cove oleh Kapten Phillip. Pemerintahan lalu didirikan dan hak pemilikan tanah di seluruh setengah bagian timur benua Australia dan Pulau Tasmania diatasnamakan Raja Inggris. Bagi para pendatang baru ini, New South Wales merupakan tempat yang panas, keras dan buruk, dan ancaman kelaparan melanda koloni ini selama bertahun-tahun. 8 Setelah melalui berbagai kesulitan dan penderitaan di tahun-tahun awal berdirinya koloni, akhirnya pemerintah kolonial Inggris berupaya untuk mencari tahu lebih banyak tentang apa yang ada di balik pantai timur Australia. Pemerintah kemudian mendorong para penjelajah dengan dukungan finansial 5 Ibid. 6 Ibid, hlm First Landing, Australian History, 24 Oktober 2009, 18:15, 8 Sejarah Australia, Study in Australia, 7 Oktober 2009, 10:27,

18 3 untuk memetakan dan mencari tahu seperti apakah wilayah pedalaman Australia. Berbagai ekspedisi pun dilakukan dan wilayah-wilayah baru pun ditemukan dan segera dipetakan. Pada masa awal terbentuknya koloni, gubernur daerah jajahan memiliki hak untuk memberikan tanah secara cuma-cuma kepada orang yang mau memperkerjakan para tawanan dan mau bertanggung jawab terhadap makanan dan pakaian mereka. Hal ini memicu kedatangan squatters dari Inggris yang tertarik untuk datang ke Australia dan membuka lahan-lahan baru disana. Meskipun demikian, penemuan emas di 1850-anlah yang secara permanen mengubah koloni ini. Arus imigran yang besar dan terjadinya penemuan-penemuan emas mendorong pertumbuhan ekonomi dan berubahnya struktur sosial di koloni. Penemuan-penemuan emas di 1850-an sebenarnya dilatarbelakangi oleh rumor yang telah ada di kalangan penambang emas pada tahun 1840-an bahwa tanah Australia mengandung emas. Pada masa tersebut, demam emas di California terhenti yang ditandai oleh pemogokan besar-besaran yang dilakukan para penambang emas California. Para penambang emas kemudian mulai mencari situs-situs baru untuk menambang emas guna memenuhi permintaan emas dunia. Memang sejak tahun 1840-an ada beberapa penemuan emas dalam jumlah kecil di wilayah Blue Mountains, New South Wales. Emas untuk pertama kalinya ditemukan oleh James MeBrien, seorang surveyor pemerintah, pada tahun 1823 di Sungai Fish. Lalu pada tahun 1839 Paul Edmund Strzelecki menemukan emas aluvial di dekat Hartley. Pada tahun 1844 seorang ahli geologi Pendeta William Brainwhite Clarke kemudian berhasil menemukan emas yang terkandung dalam batu quartz di sebuah sungai di dekat Lithgow. Akan tetapi Gubernur Gipps meminta agar penemuan-penemuan tersebut tidak disebarluaskan ke publik. Hal ini dikarenakan adanya ketakutan pemerintah lokal akan terjadinya demam emas yang diiringi dengan timbulnya kekacauan (berhubung mayoritas penduduk New South Wales pada masa itu adalah narapidana) apabila penemuan emas di wilayah Blue Mountains bocor ke publik. 9 9 Bertahun-tahun setelah Clarke berhasil menemukan emas, ia bercerita bahwa ketika ia menunjukkan hasil temuan emasnya kepada Gipps, gubernur tersebut berkata padanya, Put it away, Mr. Clarke, or we will all have our throats cut!. Ini adalah bukti ketakutan pemerintah lokal akan timbulnya kekacauan dan terjadinya demam emas apabila penemuan emas di wilayah

19 4 Barulah pada tahun 1851 masa demam emas di Australia diawali dengan penemuan emas di lapisan aluvial Lewis Ponds Creek, Bathurst, New South Wales oleh Edward Hargraves 10 pada tanggal 12 Februari Meskipun pemerintah kolonial meminta Hargraves untuk merahasiakan terlebih dahulu mengenai penemuannya, akan tetapi Enoch Rudder 11 membuka rahasia penemuan Hargraves ke publik. Dalam artikelnya ia menulis sebuah ladang emas telah ditemukan di wilayah yang terbentang sepanjang 300 mil. Hargraves kemudian mengadakan pertemuan dengan para tetua Bathurst di penginapan James Arthur s Carrier s dengan tujuan mempublikasikan penemuannya sekaligus memamerkan spesimen-spesimen emasnya. Penemuan emas Hargraves akhirnya juga dipublikasikan oleh Bathurst Free Press pada tanggal 17 Mei Dengan demikian Hargraves telah berhasil memenuhi impiannya sebagai penemu emas berharga pertama di Australia. 13 Sejak kabar penemuan emas oleh Hargraves dipublikasikan dan berhasil memicu terjadinya demam emas di New South Wales, akibatnya Victoria sebagai koloni Australia yang baru berdiri pada tanggal 1 Juli 1851 setelah memisahkan diri dari koloni New South Wales, menjadi sepi karena banyak ditinggalkan oleh penduduknya yang pergi berburu emas di New South Wales. Sejarah koloni Victoria (yang dulunya disebut sebagai distrik Port Phillip) diawali dengan pembelian tanah Port Philip seluas hektar 14 pada tanggal 6 Juni 1835 oleh John Batman 15. Batman membeli tanah tersebut dari penduduk Aborigin setempat dengan cara melakukan barter menggunakan 20 pasang selimut, 30 pisau, 12 kampak, 10 pasang kacamata, 12 gunting, 50 saputangan, 12 baju merah, 4 jaket, 4 pasang pakaian, dan 50 pon tepung, dan berbagai bahan makanan lainnya. Ia Blue Mountains bocor ke publik (John Rule, The Cradle of a Nation, 4 Oktober 2009, 21:35, 10 Hargraves merupakan seorang penambang emas berpengalaman yang telah memiliki pengalaman menambang emas di California sebelum kedatangannya ke Australia untuk memburu emas. (The Discovery of Payable Gold in New South Wales, 4 Oktober 2009, 21:35, 11 Enoch Rudder adalah seorang metalurgis sekaligus teman Hargraves yang menulis sebuah kolom di Sydney Morning Herald. (Ibid) 12 Ibid. 13 Ibid. 14 Negara dan Bangsa Jilid 4, op. cit, hlm John Batman adalah seorang squatter asal Van Diemen s Land yang mendirikan koloni Victoria. (Ibid).

20 5 membeli tanah tesebut karena menurutnya bahwa jarak yang dekat dengan Sungai Yarra merupakan tempat yang cocok bagi sebuah desa. 16 Port Philip merupakan sebuah daerah bertanah subur yang terletak di bagian selatan New South Wales. Banyak pemukim bebas baik dari New South Wales maupun Van Diemen s Land berdatangan ke Port Philip untuk membuka lahan peternakan disana sehingga industri pastoral berkembang pesat di wilayah yang baru didirikan tersebut. Port Phillip kemudian baru secara resmi dideklarasikan sebagai distrik Port Phillip pada tanggal 10 September Distrik Port Phillip kemudian secara efektif memisahkan diri dari New South Wales dan membentuk koloni baru bernama Victoria pada tanggal 5 Agustus Sebelumnya penduduk distrik Port Phillip telah berkali-kali mengajukan petisi ke hadapan Gubernur New South Wales, Parlemen Kerajaan Inggris dan bahkan ke Ratu Inggris sendiri untuk menuntut pemisahan distrik Port Phillip dari koloni New South Wales. Alasan jarak tempuh distrik Port Phillip dengan distrik Sydney, ibukota New South Wales, yang sejauh 600 mil 17 menjadi alasan utama petisi pemisahan mereka. Sistem birokrasi dan administrasi pemerintahan dirasa tidak efektif dengan jarak tempuh yang demikian jauhnya. Selama ini meskipun penduduk distrik Port Phillip telah hidup terisolasi dari koloni-koloni lainnya, mereka sanggup untuk mencapai kemajuan-kemajuan yang pesat dalam bidang ekonomi dan bahkan telah memiliki sarana maupun sumber daya untuk menyelenggarakan pemerintahan lokal sendiri. Akan tetapi selama distrik Port Phillip tetap menjadi bagian dari koloni New South Wales, maka sejumlah uang hasil keuntungan usaha pastoral di distrik Port Phillip akan disalurkan ke distrik Sydney untuk membangun sarana transportasi dan pemerintahan disana sehingga pemisahan distrik Port Phillip dari koloni New South Wales dirasa perlu agar distrik Port Phillip berdiri sebagai sebuah koloni baru yang mandiri sehingga dapat berkembang secara lebih optimal. 18 Akibat kota Melbourne menjadi sepi karena sebagian besar penduduknya pergi mencari peruntungan di ladang-ladang emas New South Wales, beberapa 16 Ibid. 17 C.M.H. Clark, Select Documents In Australian History: , Angus & Robertson Ltd, 1965, hlm Ibid.

21 6 orang penduduk Melbourne mendirikan Gold Discovery Committee dan menawarkan uang sejumlah 200 kepada siapa saja yang dapat menemukan emas dalam cakupan wilayah 200 mil dari Melbourne. 19 Hal ini memicu penduduk kota Melbourne untuk berkelana mencari emas. Rumor mengenai keberadaan emas di Plenty Ranges memang diketahui oleh penduduk sehingga mengakibatkan sekitar 200 orang pergi berpetualang menyusuri bukit-bukit disana dengan harapan untuk menemukan emas walaupun tanpa hasil untuk sekian lama. 20 Barulah pada tanggal 8 Juli , emas untuk pertama kalinya ditemukan di Victoria oleh seorang digger asal California yang bernama Esmond. Ia berhasil menemukan butiran-butiran emas yang terkandung dalam batu kuarsa 22 di Clunes, yang berjarak 100 mil dari Melbourne. Atas hasil penemuannya, parlemen Victoria memberikan penghargaan dan hadiah berupa uang sebesar 1,000 kepada Esmond. 23 Satu bulan kemudian pada tanggal 9 Agustus 1851, Thomas Hiscock menemukan emas di Buninyong, yang berjarak 75 mil dari Melbourne. 24 Surat-surat kabar di Australia kemudian memberitakan penemuanpenemuan berupa bongkahan batu emas seukuran bola meriam yang akhirnya terdengar sampai ke daratan Eropa. 25 Pada akhir tahun 1851, kabar penemuanpenemuan emas di Australia ini telah menyebar ke seluruh dunia dan membuat orang-orang berusaha untuk turut mencari peruntungan di Buninyong. 26 Akibatnya, populasi penduduk di Australia, khususnya di koloni Victoria mulai meningkat. Australia pun dibanjiri oleh imigran-imigran yang berdatangan dari benua Eropa, seperti dari negara Inggris, Skotlandia, dan Irlandia. Pada tahun 19 Gold In Victoria, History of Australia Online, 25 September 2009, 13:31, (A).htm 20 Ibid. 21 Frank Crowley, A Documentary History of Australia 2: Colonial Australia , Victoria, Thomas Nelson Australia Pty Ltd., 1980, hlm Batu kuarsa adalah batu kristal mineral yang terbuat dari silicon dioxide (ketika silicon dan oxygen menyatu) dan merupakan mineral kedua (setelah feldspar) yang paling banyak dan yang paling umum ditemukan di kerak kontinen bumi (mencakup 12% dari keseluruhan). Bentuk umum kuarsa adalah prisma segienam yang memiliki ujung piramida segienam (Edy Bright, Batu Kuarsa, 30 November 2009, 15:34, 23 Gold In Victoria, op. cit. 24 Frank Crowley, op. cit. 25 Ibid., hlm Manning Clark, A Short History of Australia, New York: The New American Library Inc, 1980, hlm. 123.

22 7 tersebut diperkirakan sekitar 100,000 imigran datang ke Australia. 27 Semenjak saat itu, Victoria menjadi koloni dengan jumlah populasi terbanyak di Australia. Pada tanggal 8 September 1851, sebuah kawasan yang kaya akan kandungan emas berhasil di temukan sekitar 5 km arah timur laut dari Ballarat, yang kebetulan juga terletak tak jauh dari Buninyong. Kawasan seluas 3 km 2 tersebut kemudian dinamakan Golden Point karena daerah tersebut memiliki kandungan emas dalam jumlah yang sangat banyak. Pembukaan tambang emas di wilayah Ballarat kemudian baru diresmikan secara sah oleh pemerintah koloni Victoria pada tanggal 20 September 1851 bersama-sama dengan peresmian tambang emas Clunes dan Buninnyong. 28 Mengenai tema penulisan pemberontakan Eureka Stockade di Australia, cukup banyak penulis yang mengangkat tema ini. Seperti, Raffaelo Carboni dalam buku The Eureka Stockade: The Consequence of Some Pirates Wanting On A Quarter-Deck Rebellion. Buku ini merupakan memoar Carboni sebagai pelaku sejarah serta seorang saksi mata yang turut mengambil peranan secara langsung dalam pemberontakan Eureka. Dalam buku ini ia mengungkapkan potonganpotongan peristiwa yang terjadi di Ballarat pada tahun 1850-an berdasarkan sudut pandangnya. Sebagai seorang mantan penambang emas ia menceritakan kekecewaankekecewaannya atas perlakuan dan berbagai ketdakadilan yang dialami oleh para penambang sehingga membuatnya memutuskan untuk ikut ambil bagian dalam pemberontakan Eureka. Penulis lain yang juga telah menulis mengenai peristiwa pemberontakan Eureka adalah Jill Blee dengan bukunya, yaitu Eureka. Dalam buku singkatnya yang berisi 96 halaman, ia menceritakan secara kronologis suasana saat detik-detik menjelang pemberontakan Eureka tanggal 3 Desember Buku ini juga membahas mengenai dampak-dampak pemberontakan Eureka dan bagaimana masyarakat Australia saat ini dapat menikmati demokrasi yang mereka dapatkan melalui pengorbanan para diggers di Eureka Stockade. Tema mengenai pemberontakan Eureka juga sudah pernah diangkat oleh Hamish McPherson dalam karyanya To Stand Truly by Each Other: The Eureka Rebellion and the Continuing Struggle for Democracy. Buku ini membahas mengenai 27 Immigration During Australia s Goldrush, History of Australia Online, 08 Mei 2010, 12:53:55, (A).htm 28 Frank Crowley, op. cit, hlm. 202.

23 8 perbandingan perjuangan kelas buruh sosialisme-marxisme dengan perjuangan para diggers menuntut hak-hak politik mereka sebagai warga negara yang merdeka. Dalam buku tersebut diungkapkan tentang pertentangan para diggers sebagai kelas buruh melawan para squatters yang dianggap sebagai kelas bangsawan" yang terjadi sebelum meletusnya peristiwa pemberontakan Eureka. Buku ini umumnya fokus terhadap aspek-aspek demokrasi yang ingin dicapai oleh para diggers melalui pemberontakan Eureka. Pengaruh berbagai ideologi asing yang menjadi salah satu faktor pemberontakan Eureka, yang dibawa oleh para imigran semasa demam emas juga turut dibahas oleh McPherson. Meskipun demikian, McPherson tetap menjabarkan mengenai ketegangan-ketegangan yang memuncak sebelum terjadinya pemberontakan Eureka dan bagaimana pemberontakan tersebut berakhir dengan kekalahan para diggers. Berbeda dengan karya-karya terdahulu tentang pemberontakan Eureka Stockade tersebut di atas, penelitian saya memiliki kerangka pemikiran dan ruang lingkup yang berbeda dengan penulis-penulis sebelumnya. Penulisan skripsi ini lebih menekankan pada latar belakang yang menyebabkan terjadinya pemberontakan Eureka secara jauh sebelum tahun Lebih tepatnya pembahasan dimulai pada saat berdirinya koloni Victoria dan penemuan emas di Ballarat pada tahun 1851 yang merupakan awal dari segala permasalahan yang menjadi penyebab meletusnya pemberontakan Eureka. Kemudian berdasarkan penelitian dari sumber-sumber yang saya temukan, saya menganalisa dan menarik kesimpulan faktor-faktor penyebab Eureka yang akan dijabarkan pada bab 4 nanti. Singkat kata, berbeda dengan karyakarya terdahulu yang lebih menekankan terhadap dampak pemberontakan Eureka bagi perkembangan demokrasi di Australia, penelitian saya lebih menekankan terhadap latar belakang dan faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya pemberontakan yang bersejarah di Australia ini. 1.2 Perumusan Masalah Tulisan ini membahas mengenai penemuan emas di Ballarat, serta pengaruhnya terhadap perkembangan kota Ballarat di Australia pada masa demam emas. Selain itu, tulisan ini juga akan membahas mengenai peristiwa pemberontakan Eureka di Ballarat beserta dampak-dampak pemberontakan tersebut. Kemudian berdasarkan penjabaran latar belakang permasalahan yang telah dibahas dalam subbab

24 9 sebelumnya, maka penulis akan mencoba menguraikan bagaimana faktor-faktor pemberontakan Eureka berdasarkan pertanyaan-pertanyaan-pertanyaan pendukung berikut: 1. Bagaimanakah kondisi sosial dan ekonomi di ladang-ladang emas Ballarat menjelang pemberontakan Eureka? 2. Bagaimana latar belakang dan faktor-faktor yang menjadi penyebab terjadinya pemberontakan Eureka? 3. Bagaimanakah jalannya pemberontakan Eureka? 1.3 Ruang Lingkup Masalah Ruang lingkup penelitian sejarah ini terdiri dari tiga lingkup yakni lingkup geografi, lingkup periodesasi dan lingkup masalah. Lingkup geografi dalam penelitian sejarah ini berpusat pada wilayah Ballarat, Victoria yang merupakan tempat terjadinya peristiwa pemberontakan Eureka. Ballarat merupakan kota pertambangan emas terbesar pada masa demam emas di Australia yang menyimpan kekayaan emas yang luar biasa sehingga menarik minat berbagai imigran dari berbagai negara untuk berdatangan kesana. Disana terdapat penambang emas asal Cina, Amerika, Jerman, Italia, Inggris dan lain lain. Namun, jumlah imigran terbanyak di kota Ballarat berasal dari Irlandia yang notabene merupakan wilayah jajahan Inggris pada masa itu. Di ladangladang emas Ballarat, berbagai insiden terjadi secara berturut-turut sehingga membuat kalangan digger yang didominasi oleh orang-orang Irlandia dan juga imigran-imigran dari berbagai negara lainnya layaknya Amerika dan Kanada, merasa tidak puas dengan berbagai ketidakadilan yang mereka alami. Hal tersebut diperparah dengan perasaan benci mereka atas penjajahan Inggris yang terjadi di negara asal mereka sehingga membuat mereka memutuskan untuk mengangkat senjata dan memberontak melawan penjajahan Inggris serta menuntut hak-hak mereka sebagai seorang warga negara yang merdeka dan berdaulat. Lingkup periodesasi dalam penelitian ini berkisar pada masa demam emas Australia, lebih tepatnya lagi antara tahun 1851 s/d Tahun 1851 dipilih sebagai awal lingkup penelitian karena pada tahun tersebut terjadi penemuan emas untuk pertama kalinya di Ballarat. Penemuan tersebut merupakan awal dari

25 10 permasalahan yang terjadi di ladang-ladang emas Ballarat yang mengakibatkan terjadinya serangkaian peristiwa yang berujung pada terjadinya pemberontakan Eureka. Sedangkan tahun 1854 dipilih sebagai akhir dari lingkup penelitian karena pada tahun tersebut para pemberontak berhasil dikalahkan oleh pemerintah kolonial Inggris yang melancarkan serangan pasukan militernya ke Eureka Stockade pada tanggal 3 Desember Para pemberontak pun ditangkap dan kemudian beberapa diantaranya diadili. Hal ini menandai akhir dari gerakan pemberontakan Eureka. Lingkup masalah dalam penelitian ini secara umumnya ialah masa demam emas di Ballarat dan pemberontakan Eureka tanggal 3 Desember 1854 antara pihak diggers dengan pemerintah kolonial secara khususnya. 1.4 Tujuan Penelitian Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini pada dasarnya adalah: 1. Ingin mengetahui faktor-faktor apa sajakah yang melatarbelakangi terjadinya pemberontakan Eureka di Ballarat pada tahun Ingin menjelaskan bahwa permasalahan yang menjadi penyebab terjadinya pemberontakan Eureka bukanlah sekedar permasalahan kenaikan harga gold license semata-mata, seperti yang selama ini dinyatakan oleh khalayak umum, melainkan didasari oleh berbagai alasan yang kompleks dan saling bersinambungan yang akhirnya menyebabkan meletusnya pemberontakan. 1.5 Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode-metode penulisan sejarah ilmiah. Menurut Kuntowijoyo, metode penulisan sejarah ilmiah terdiri dari empat tahap, yaitu heuristik, kritik dokumen, interpretasi, dan historiografi. 29 Tahap pertama yaitu heuristik dilakukan guna menemukan dan menghimpun sumber-sumber yang tersebar di berbagai dokumen. Berdasarkan bentuk penyajiannya, sumber-sumber sejarah terdiri atas arsip, dokumen, buku, majalah/jurnal, surat kabar, dan lain-lain. Berdasarkan sifatnya, sumber sejarah terdiri 29 Kuntowijoyo, Pengantar Ilmu Sejarah, Yogyakarta, Yayasan Bentang Budaya, 1995, hlm. 23.

26 11 sumber primer dan sumber sekunder. Sumber primer adalah sumber yang waktu pembuatannya tidak jauh dari waktu peristiwa terjadi. Sumber sekunder adalah sumber yang waktu pembuatannya jauh dari waktu terjadinya peristiwa. Tahap kedua yaitu kritik dokumen dilakukan untuk menilai apakah dokumen-dokumen yang dikumpulkan memiliki sumber data yang faktual dari sekian banyak dokumen yang terkumpul. Dengan kata lain tujuan utama kritik sumber adalah untuk menyeleksi data, sehingga diperoleh fakta. Kritik dokumen dibagi menjadi dua yaitu kritik ekstern dan kritik intern. Kritik ekstern menilai menilai keakuratan sumber, sedangkan kritik intern menilai kredibilitas data dalam sumber. Tahap ketiga yakni interpretasi, adalah proses menganalisis informasi yang terdapat dalam sumber untuk mendapatkan fakta yang obyektif. Dalam tahap interpretasi dilakukan penafsiran akan makna fakta dan hubungan antara satu fakta dengan fakta lain. Interpretasi selayaknya dilakukan dengan menilai obyek penelitian dari berbagai sudut pandang untuk dapat menjaga obyektifitasnya. Tahap keempat, historiografi, berarti menyusun urutan peristiwa secara kronologis berdasarkan kumpulan informasi yang tersebar di beberapa sumber data yang berbeda. Dalam tahap historiografi, fakta-fakta yang terkumpul beserta maknanya dirangkai secara kronologis/diakronis dan sistematis sehingga menjadi tulisan sejarah sebagai kisah. Kedua sifat uraian itu harus benar-benar tampak, karena kedua hal itu merupakan bagian dari ciri karya sejarah ilmiah, sekaligus ciri sejarah sebagai ilmu. 1.6 Sumber Sejarah Sumber data yang digunakan dalam penulisan skripsi ini adalah sumber kepustakaan, baik artikel surat kabar, memoar, korespondensi/surat antara pihak pemerintah kolonial dengan pihak pemberontak, maupun sumber sekunder seperti buku-buku sejarah Australia dan situs internet yang dapat dipertanggungjawabkan. Buku yang dipakai dalam penelitian ini adalah Eye-Witness: Selected Documents from Australia s Past karya John Gilchrist & Richard Murray, A Documentary History of Australia 2: Colonial Australia karya Frank

27 12 Crowley, Sources of Australian History, A Short History of Australia dan Selected Documents in Australian History karya Manning Clark, Eureka Stockade karya Richard Butler, The Penguin Bicentennial History of Australia karya John Molony, A Concise History of Australia karya F.L.W. Wood, The Australian Legend karya Russel Ward, A Short History of Australia karya Ernest Scott, A Land Half Won karya Geoffrey Blainey dan A History of Australia karya Barnard Marjorie yang dapat ditemukan di perpustakaan Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya. Sedangkan untuk buku Suku Putihnya Asia: Perjalanan Australia Mencari Jati Dirinya karya Ratih Hardjono dan ensiklopedia Negara dan Bangsa Jilid 4: Asia, Australia, Selandia Baru, Oseania, Eropa dapat ditemukan di Perpustakaan Pusat. Memoar yang dipakai dalam penelitian sejarah ini ialah The Eureka Stockade: The Consequence of Some Pirates Wanting On Quarter-Deck A Rebellion karya Raffaelo Carboni. Situs internet yang digunakan dalam penelitian sejarah ini ialah yang memuat informasi mengenai sejarah Australia sejak zaman prasejarah sampai dengan paska federasi, yang merupakan situs milik The Eureka Centre yang memuat beragam macam informasi baik mengenai Eureka ataupun Ballarat, yang memuat ratusan hasil scan dokumen asli berupa artikel surat kabar maupun korespondensi yang berkaitan dengan pemberontakan Eureka, yang merupakan situs sejarah Australia yang memuat informasi seputar sejarah Australia masa demam emas serta yang merupakan situs yang berisi seputar berbagai kisah penemuan penting yang terjadi dalam sejarah Australia. 1.7 Sistematika Penulisan Untuk memudahkan penjabaran masalah, penulisan skripsi dibagi dalam lima bab. Bab pertama merupakan bab pendahuluan yang berisi gambaran umum mengenai masalah yang dibahas. Bab pendahuluan mencakup latar belakang masalah,

28 13 perumusan masalah, ruang lingkup masalah, tujuan penelitian, metode penelitian, sumber sejarah dan sistematika penulisan. Dalam bab kedua akan dijelaskan mengenai kondisi sosial dan ekonomi yang terjadi di kota Ballarat sebelum terjadinya pemberontakan Eureka. Pertamatama akan dibahas sekilas mengenai kota Ballarat dan kemudian akan dilanjutkan dengan pembahasan mengenai penemuan emas yang akan berdampak pada terjadinya demam emas di wilayah Ballarat. Demam emas ini nantinya akan berdampak pada perkembangan kota Ballarat beserta segala permasalahanpermasalahannya. Selanjutnya, kehidupan diggers di ladang-ladang emas Ballarat juga turut akan dibahas. Kemudian pembahasan akan dilanjutkan dengan kebijakan Gubernur La Trobe yang nantinya akan menerapkan peraturan gold license dan membentuk Gold Fields Commissioners sebagai upaya untuk menangani kekacauan-kekacauan yang terjadi akibat terjadinya demam emas di Victoria. Bab ketiga membahas mengenai peristiwa pemberontakan Eureka yang terjadi di Ballarat, Pembahasan mula-mula akan diawali dengan kedatangan Gubernur Hotham dan terjadinya peningkatan intensitas license hunt, skandal pembunuhan James Scobie dan penganiayaan Johannes Gregorius serta pendirian Liga Reformasi Ballarat. Kemudian pembahasan akan dilanjutkan dengan terjadinya ketegangan yang memuncak antara para penambang yang akan diawali dengan kedatangan resimen ke-12 dari Melbourne dan kemudian akan dilanjutkan dengan peristiwa pengibaran bendera bintang salib selatan. Kemudian pembahasan akan dilanjutkan dengan pendirian Eureka Stockade oleh para penambang yang diikuti oleh penyerbuan tentara pemerintah kolonial ke benteng tersebut. Pembahasan dalam bab ini akan ditutup dengan kekalahan diggers yang menandai berakhirnya pemberontakan. Bab keempat membahas mengenai faktor-faktor penyebab terjadinya pemberontakan Eureka. Faktor-faktor tersebut kemudian disimpulkan menjadi 3 faktor utama, yakni permasalahan gold licence, permasalahan tanah dan permasalahan politik.

29 14 Bab kelima adalah bab terakhir yang merupakan bagian penutup yang menjelaskan hal-hal penting, kemudian mengambil kesimpulan dari penulisan yang telah dilakukan pada bab-bab sebelumnya.

30 15 BAB II KONDISI SOSIAL DAN EKONOMI DI BALLARAT PRA PEMBERONTAKAN EUREKA 2.1 Sekilas Mengenai Kota Ballarat Kota emas. Itulah sebutan untuk Ballarat, kota yang terletak 110 km di sebelah barat laut Melbourne, ibu kota Negara Bagian Victoria, Australia. 30 Pada awalnya Ballarat merupakan daerah tempat tinggal 25 suku Aborigin, penduduk asli Benua Australia. 31 Nama Ballarat berasal dari kata Ballaarat yang berarti tempat peristirahatan menurut bahasa Aborigin setempat. 32 Pada tahun 1837, di bawah tekanan akibat terjadinya wabah kekeringan, Thomas Learmonth dan sekelompok squatters lainnya menjelajahi wilayah di sebelah utara pemukiman mereka dekat Geelong untuk mencari sebuah daerah baru yang lebih subur. 33 Mereka berkelana menyusuri Mt. Bonan Yowing (sekarang Buninyong) dan kemudian menjadi orang non-penduduk pribumi pertama yang melihat daerah Ballarat. 34 William Cross Yuille dan Henry Anderson kemudian mendirikan sebuah kawasan peternakan disana pada tahun Bagi para squatters, Ballarat dikenal sebagai daerah subur yang cocok dijadikan sebagai tempat bagi usaha peternakan dan bulu domba. 36 Sesungguhnya mayoritas dari ladang-ladang emas yang terkenal di Ballarat merupakan area-area yang telah lebih dahulu dilewati dan dijadikan tempat berkemah oleh para penjelajah, penggembala ternak, penggiring ternak, petani, dan tukang pos. 37 Selama belasan tahun, para penghuni tetap telah 30 Demam Emas antara Bombana dan Ballarat, 30 Mei 2010, 12:24, larat&dn= Lusiana Indriasari, Berburu emas di Ballarat, 30 Mei 2010, 13:32, 32 Indigenous History, 21 June 2010, 22:26, 33 Discovery of Gold - A Brief History, Ballarat Accommodation & Tourism Directory, 22 Juni 2010, 9:56, 34 Ibid. 35 Ballarat Victoria: Encyclopedia, 21 Juni 2010, 22:38, 36 Life On The Goldfields, Sovereign Hill Education, 21 Maret 2010, 18:32, 37 Geoffrey Blainey, A Land Half Won, Victoria: Macmillan, 1982, hlm. 155.

31 16 menyusuri padang-padang rumput di Ballarat sambil menggiring domba dan ternak mereka melewati ladang-ladang emas tanpa pernah menyadarinya. 38 Hal tersebut tidaklah mengherankan mengingat orang-orang yang tinggal di wilayah pedusunan lebih mementingkan sumber mata air, padang rumput, dan hal-hal yang berkaitan dengan usaha peternakan mereka. Mereka tidak pernah berupaya mencari emas karena memang tidak pernah terlintas di pikiran mereka bahwa area-area tersebut memiliki kandungan emas. Mayoritas para penggembala ternak merupakan imigran yang berasal dari daratan Inggris yang notabene tidak memiliki tradisi pertambangan emas. 39 Mereka tidak menyadari fakta bahwa seiring dengan berjalannya waktu, batu-batu karang besar yang memiliki kandungan emas lambat laun mengalami pengikisan oleh cuaca dan waktu sehingga emas tersebut perlahan-lahan copot dari karang dan jatuh ke lereng hingga akhirnya sampai ke sungai-sungai. 40 Emas-emas yang bentuknya bervariasi mulai dari butiran kecil, kepingan tipis dan bongkahan batu besar ini kemudian dapat ditemukan terletak sembunyi diantara kerikil dan tanah liat Demam Emas di Ballarat Wilayah Ballarat memang memiliki kekayaan emas yang luar biasa. Semenjak emas pertama kali ditemukan di sebuah sungai kecil di Poverty Point oleh John Dunlop dan Reagan antara tanggal 21 dan 24 Agustus 1851, 42 berbagai kisahkisah penemuan emas dalam jumlah yang besar terus beredar di masyarakat. Menurut D. Mackenzie (1852), pada tanggal 30 September sekelompok pria beranggotakan 6 orang berhasil menemukan emas murni senilai 900l. 43 Selain itu, masih pada hari yang sama, ada seorang pria yang berhasil menemukan emas murni senilai 100l. 44 Kisah penemuan lainnya ialah sebuah grup yang beranggotakan tiga pria berhasil mendapatkan emas dengan total berat bersih 28 oz dalam waktu 15 hari. 45 Grup lainnya yang beranggotakan empat orang juga 38 Ibid. 39 Ibid. 40 Ibid, hlm Ibid. 42 Life on The Goldfields, op. cit. 43 Frank Crowley, op. cit, hlm Ibid. 45 Manning Clark, Sources of Australian History, London, 1957, hlm 289.

32 17 berhasilkan menemukan 63 oz emas hanya dalam jangka waktu 10 hari. 46 Ada juga seorang pria bernama Jones yang berhasil menemukan dua buah nugget, masing-masing seberat 151 gram dan 92 gram, hanya dalam waktu satu minggu. 47 Di akhir bulan Bulan September, tercatat ada 567 orang di Ballarat yang telah menggali ons emas senilai dengan teknik-teknik penggalian primitif Australia. 48 Awalnya, para digger mencari emas di sungai dan di wilayah sekitarnya yang tanahnya berjenis aluvial (lumpur). Di kemudian hari, mereka mencari emas di bawah tanah dengan cara menggali lubang hingga kedalaman 30 meter atau lebih. 49 Teknik yang umum digunakan untuk memisahkan emas dari tanah adalah panning dan cradle. 50 Sepanjang tahun 1850-an demam emas di Ballarat semakin menggila. 51 Logam-logam berharga lainnya seperti tembaga dan perak diabaikan oleh para diggers. 52 Mata mereka hanya tertuju kepada emas. Pada masa tersebut hampir setiap pria Australia di daerah pedesaan tahu bagaimana cara mengenali emas. 53 Bahkan anak-anak sekolah pun juga mampu mengenali sebuah serpihan kecil emas sebagai sebuah benda yang berkilau dan berharga. 54 Emas biasanya memang dapat dikenali dengan cara menimbang berat kemudian memeriksa kelembutan dan warnanya. 55 Semenjak kabar penemuan emas di Ballarat tersebar ke seluruh penjuru dunia, imigran dari berbagai negara pun berdatangan ke Ballarat. Dalam hitungan minggu semenjak terjadinya penemuan emas, terdapat sekitar 2,500 orang yang melakukan penambangan emas secara membabi buta di Ballarat. 56 Kemudian pada pertengahan bulan Oktober terdapat sekitar 2,000 tenda dan 10,000 orang pria yang bekerja sebagai penambang emas di sekitar Golden Point, Ballarat Ibid. 47 Ibid. 48 Ibid. 49 Australian History: Finding Gold, AustralianHistory.org, 22 Juni 2010, 11:05, 50 Ibid. 51 Geoffrey Blainey, op. cit., hlm Ibid. 53 Ibid. 54 Ibid. 55 Ibid. 56 Life on The Goldfields, op.cit. 57 Ibid.

33 18 Dalam buku Marjorie Barnard, A History of Australia, William Hall mengungkapkan perumpaan bahwa Golden Point layaknya sarang madu yang banyak dikerubungi oleh diggers layaknya seekor lebah. Total pendapatan para penambang emas disana diperkirakan sekitar 10,000 tiap harinya 58, akan tetapi jumlah tersebut tidak terbagi dengan rata di kalangan mereka. Ada penambang emas yang bisa mendapatkan banyak emas, namun ada juga yang sangat sedikit pendapatannya, dan bahkan ada yang tidak mampu mendapatkan emas sama sekali seharian. Apabila seorang penambang sedang beruntung, maka hanya dengan melakukan sedikit penggalian, ia bisa menemukan emas alluvial yang dengan mudah dapat ditemukan di sungai-sungai. Akan tetapi apabila sedang tidak beruntung, maka meskipun seorang penambang telah melakukan penggalian seharian tetap saja tanah yang digalinya tidak memiliki kandungan emas. Ia akan kembali dengan tangan kosong. Semenjak terjadinya penemuan emas, Ballarat yang tadinya hanya merupakan daerah peternakan yang damai berubah menjadi kota pertambangan yang hiruk pikuk dan padat. 59 Pada tahun 1853, kota ini dipenuhi dengan diggers yang berasal dari berbagai negara, seperti Inggris, Amerika Serikat, Jerman, Perancis, Italia, Norwegia dan Cina. 60 Arus imigrasi selama masa demam emas ini tidak kunjung berhenti karena ladang-ladang emas yang ditemukan juga semakin banyak dari tahun ke tahun. Para imigran yang datang ke Ballarat terdiri dari berbagai kalangan. Ada yang dulunya berprofesi sebagai hakim, pengacara, kasir, pedagang, pelaut, penggembala domba, buruh, dan sebagainya. Tidak hanya meninggalkan pekerjaan, mereka juga meninggalkan isteri dan keluarga mereka di negeri asal untuk mencoba peruntungan mereka di ladang-ladang emas. Oleh sebab itu, mayoritas penghuni ladang-ladang emas adalah pria. Pada tahun 1854 diperkirakan perbandingan populasi wanita dengan pria ialah sebesar 1:4. 61 Ketika kota Ballarat mulai mengalami perkembangan pesat, ketidakseimbangan antara populasi pria dan wanita masih saja terjadi meskipun wanita dan anak-anak turut 58 Ibid. 59 Frank Crowley, op. cit., M Djufri Rachim, op. cit. 61 Life on The Goldfields, op.cit.

34 19 berdatangan ke kota tersebut. Dari populasi kota Ballarat yang diperkirakan berjumlah 50,000 orang, hanya 15,000 orang di antaranya yang merupakan wanita dan anak-anak. 62 Kebanyakan dari para pria, wanita dan anak-anak yang berdatangan ke tambang-tambang emas merasa kesulitan dalam perjalanannya selama di Australia, baik karena kondisi mereka pada waktu kedatangan untuk pertama kalinya di pelabuhan-pelabuhan Victoria maupun saat dalam perjalanan mereka menuju ke tambang-tambang emas. Ketika para imigran tiba untuk pertama kalinya di Melbourne atau Geelong, dua buah pelabuhan utama di Victoria, mereka segera mengumpulkan barang-barang mereka (tenda, selimut, sekop, panci, dan bahan-bahan keperluan lainnya) dan kemudian membawanya sebisa mungkin menuju ke ladang-ladang emas dengan menggunakan punggung atau tangan mereka sehingga apabila dilihat dari kejauhan, mereka terlihat layaknya seekor keledai yang sedang dalam perjalanan mengangkut barang. Untuk mengendarai seekor kuda untuk pergi ke ladang emas sangatlah mahal harganya, terlebih lagi mengendarai kereta kuda yang hanya mampu digunakan oleh pengusaha atau wanita yang kaya raya. Menurut D. Mackenzie (1852), selama tahun 1852, jalan-jalan menuju ladang-ladang emas Ballarat dipenuhi oleh imigran dari berbagai negara, khususnya dari Inggris. Namun diperkirakan sekitar 97% dari total orang-orang yang datang dari pelabuhan menuju ladang-ladang emas, pergi dengan berjalan kaki. 63 Setiap jalan menuju ladang emas merupakan sebuah jalur berita. Pada masa itu setiap pendatang baru yang sedang dalam perjalanan menuju ladang emas memberhentikan orang-orang yang sedang dalam perjalanan pulang untuk mempelajari dimana lokasi terakhir terjadinya penemuan emas. Hal ini dikarenakan sebelum jalur telegraf didirikan, surat kabar yang biasanya terbit di pelabuhan-pelabuhan biasanya memberitakan kabar penemuan emas yang telah basi sehingga berita dari mulut ke mulut dianggap lebih baru dan terpercaya. Berikut ini ialah pendapat sejarawan B. A. Heywood pada tahun 1863: 62 John N. Molony, The Penguin Bicentennial History of Australia. Victoria: Viking O Neil, 1987, hlm Geoffrey Blainey, op. cit, hlm. 159.

35 20 Gold-diggers are a very migratory class. If they hear of the discovery of a new gold-field, they will frequently leave their old diggings and rush to the new one, often to return deeply disappointed but without having learnt wisdom. Let a new rush be proclaimed and they are off again. Gold-digging appears to be a never-satisfying employment with the mass of the people who frequent diggings. They will give up good opportunities for a mere chance at a distance Kehidupan Diggers di Pertambangan Emas Ballarat Penemuan emas di Australia telah membawa perubahan yang besar dalam kehidupan masyarakat di koloni-koloni Australia, tak terkecuali di koloni Victoria dan kota Ballarat khususnya. Dalam hitungan minggu semenjak terjadinya penemuan emas, terdapat sekitar 2,500 orang melakukan penambangan emas secara membabi buta di Ballarat. 65 Di ladang-ladang emas Ballarat pada awal tahun 1850-an, seorang digger mendapatkan hak untuk menambang emas di sebuah area sebesar satu meter persegi. 66 Diperkirakan seorang digger rata-rata menghabiskan area yang diklaimnnya hanya dalam beberapa minggu. Setelah area yang diklaimnya habis, ia harus mencari area baru lainnya untuk diklaim. 67 Para Diggers biasanya bekerja dalam sebuah kelompok yang terdiri dari empat atau enam orang. Pekerjaan menggali dimulai setiap harinya setelah menyantap sarapan pagi. Setelah itu diggers memulai pekerjaan mereka di ladangladang emas dengan menggunakan sekop, gerobak, beliung, dan penyaring. Baik pakaian maupun perlengkapan mereka rata-rata lebih sederhana daripada penambang emas California. Mereka biasanya mengenakan kemeja serge, celana dari bahan corduroy atau kulit tikus tanah, sepatu bot dan topi jerami bertepi lebar sehari-harinya ketika sedang bekerja di ladang emas. 68 Dalam kelompok, ada yang bekerja dengan membawa gumpalan tanah mengandung emas ke sumber mata air atau sungai terdekat dengan menggunakan gerobak untuk kemudian dibersihkan dan dikumpulkan emasnya, sedangkan anggota kelompok lainnya ada yang menyaringnya sehingga emas terpisah dari 64 Russel Ward, The Australian Legend, Melbourne: Oxford University Press, 1958, hlm Life on The Goldfields, op.cit. 66 Geoffrey Blainey, op. cit., hlm Ibid. 68 Manning Clark, op. cit., hlm. 287.

36 21 tanah. Berikut ini adalah cuplikan dari gambaran kehidupan diggers di ladang emas Golden Point, Ballarat menurut kesaksian seorang digger bernama William Hall yang terdapat dalam buku A History of Australia karya Marjorie Barnard: The scene around us was singularly picturesque and striking thousands of tents of every possible shape and size, whose snowy whiteness contrasted strongly with the dark thickly wooded hills in the background. In front of the tents the cooks for the day were seen busily occupied at the fires preparing supper for their parties who returned tired and hungry. The appearance of the men as they came home, their shirts and trousers stained with clay, one carrying the tools, another the gold, and the others armed to the teeth, escorting the latter [sic]. Their sun-burnt countenances, large whiskers and moustaches, and cone-shaped hats, gave them the appearance of Italian Brigands, and the broken, hilly, and mountainous country around seemed to confirm that impression. As night approaches rockets and bluelights ascended in every direction, and for upwards of an hour the discharge of fire-arms was incessant, then all became silent, silent as the city of the dead; -- not a footstep or voice was heard in that vast assemblage, in whose breasts one all-absorbing passion prevailed the acquisition of gold nothing but the shrill amorous cry of the male cricket, or the low, melancholy but pleasing cry of Mope-hawk, broke the unearthly silence. 69 Emas di Ballarat diperoleh dengan cara mendulang endapan aluvial di sungai. Semula pencarian emas dilakukan secara manual, kemudian mereka membangun mesin tambang sederhana untuk memisahkan emas dari kerikil, dari sungai kecil yang sebelumnya sudah sempat terkubur. Setelah emas di permukaan tanah habis, pencari emas menggali terowongan untuk mengambil emas di perut bumi. Berikut ini ialah gambaran suasana penggalian terowongan pada masa itu seperti yang dikisahkan oleh seorang digger bernama James Bonwick dalam buku A History of Australia karya Marjorie Barnard: The tunneling work now follows. The head stuff is removed for you to get under, to work at the latent treasure of specs, nuggets and washing stuff. The constraint of body in work, the damp, the closeness of the atmosphere, the gloom, the fear of impending rocks, with occasional raps of knuckles and skull against the 69 Marjorie Barnard, (1966), A History of Australia, New York: Frederick A. Praeger Publishers, hlm. 256.

37 22 sides and roof, altogether make this wombatting not the most amusing operation in life. 70 Kebanyakan dari diggers bekerja dari fajar hingga senja, enam hari dalam seminggu. Bagi seorang digger waktu sangatlah berharga karena ia bisa saja menemukan emas dalam hitungan menit. Hal ini membuat mayoritas diggers berjenggot lebat. Alasannya ialah karena mereka lebih memilih menghabiskan waktu mereka mencari emas daripada mencukur jenggot. 71 Apabila sedang beruntung, maka diggers dapat menemukan emas, namun apabila tidak beruntung, maka hanya sedikit sekali emas yang mereka dapatkan. Sebuah kelompok mungkin bisa mendapatkan emas seberat satu ons dalam waktu sehari. Pada masa tersebut emas seberat satu ons dihargai 3 pondsterling apabila dijual kepada makelar yang terdapat di pertambangan emas, namun emas tersebut seharusnya bisa dihargai sebesar 3 pondsterling 10 shilling apabila diggers menjualnya langsung ke analis pemerintah di Melbourne atau Sydney. 72 Di tahun 1852, rata-rata penghasilan seorang digger per tahunnya ialah sebesar Namun jumlah penghasilan ini semakin berkurang pada tahun-tahun berikutnya, yakni 167 pada tahun 1853 dan 87 pada tahun Kehidupan yang dijalani oleh para diggers cenderung merupakan kehidupan yang independen. 75 Meskipun mereka membayar pajak dan menaati hukum yang berlaku, akan tetapi mereka tidak pernah meminta perlindungan maupun bantuan dari pemerintah kolonial. 76 Para diggers umumnya masih berusia muda, belum menikah, berjiwa petualang, dan berpendidikan. 77 Tidak hanya itu, mereka juga giat bekerja, takut kepada Tuhan, dan taat kepada hukum yang berlaku. 78 Meskipun demikian di antara diggers juga terdapat orang-orang yang tidak memiliki kualitas-kualitas seperti yang telah diungkapkan sebelumnya 70 Ibid, hlm Manning Clark, op. cit., hlm Manning Clark, A Short History of Australia. New York: The New American Library Inc, 1980, hlm F.L.W Wood, A Concise History of Australia, 1951, Sydney: Dymock s Book Arcade, Ltd, hlm Ibid. 75 Ibid, hlm Ibid. 77 Ibid. 78 John N. Molony, op. cit., hlm 105.

38 23 sehingga umumnya diggers, yang populasinya secara keseluruhan hanya berjumlah sepertiga dari total penduduk di Victoria, kerap kali digeneralisasikan sebagai orang-orang kasar dan berperilaku layaknya mantan narapidana meskipun hal tersebut belum tentu benar. 79 Kehidupan di pertambangan emas tidaklah mudah. Sehari-harinya diggers menjalani hidup yang keras dan jauh dari kenyamanan. 80 Setiap orang harus bersiap-siap menghadapi berbagai kesulitan dan rintangan seperti hawa panas, debu, hujan, kelelahan, dan nyeri otot sebagai bagian dari kehidupan seorang digger. 81 Kematian juga kerap kali terjadi di ladang-ladang emas, entah itu akibat penyakit maupun bencana alama seperti pohon tumbang atau dinding tambang runtuh. 82 Baik pria, wanita, maupun anak-anak tinggal di tenda terpal dan pondok-pondok terbuat dari kayu yang dibangun diggers sebagai tempat berlindung dan sumber kehangatan dari hawa dingin yang menusuk tulang. 83 Akan tetapi meskipun tenda dan pondok kecil tersebut dapat memberikan perlindungan terhadap hujan atau udara dingin, akan tetapi sewaktu-waktu bisa saja bocor. 84 Berikut ini ialah gambaran kehidupan seorang digger di ladang emas Ballarat dalam buku A History of Australia karya Marjorie Barnard: Our furniture is of a simple character. A box, a block of wood, or a bit of pailing across a pail, serves as a table; though a few among us scorn such indulgence the chops can be picked out of the frying pan, placed on a lump of bread, and cut with a clasp knife that has done good service in fossicking during the day. 85 Permasalahan ledakan populasi penduduk yang terjadi di ladang-ladang emas Ballarat membuat barang-barang kebutuhan hidup sehari-hari seperti pakaian, makanan, perkakas, dan kuda menjadi langka. Adapun penjual yang menjual barang-barang tersebut menjual dengan harga yang sangat tinggi. Di ladang-ladang emas juga seringkali terjadi kelangkaan air sehingga para diggers 79 Ibid. 80 Life on the Goldfields, op. cit. 81 Ibid. 82 Manning Clark, op. cit., hlm Life on the Goldfields, op. cit. 84 Ibid. 85 Marjorie Barnard, op cit, hlm 256.

39 24 kerap kali terpaksa harus berjalan kaki sejauh 3-9 mil untuk membeli seember air yang dijual seharga 1 shilling. 86 Bahan-bahan kebutuhan pangan seperti keju, mentega, acar, ham, sarden dan daging sapi sangat mahal harganya dan hanya dapat dinikmati oleh diggers kaya. Harga-harga bahan pangan tersebut memang mahal karena mayoritas diimpor dari luar Australia. Teh diimpor dari wilayah Cina selatan dan gula berasal dari Mauritius atau dari Hindia Barat. Sebagian besar tepung untuk membuat roti diimpor dari Amerika Serikat dan Chili karena para petani Australia pada tahun 1850-an kekurangan tenaga kerja untuk memenuhi kebutuhan populasi yang berkembang pesat saat itu. 87 Bahkan gandum yang dimakan oleh kuda di pertambangan emas sebagian besar datang dari Inggris. Kebanyakan dari bir yang ada di Australia pada saat itu juga datang dari inggris. Satu-satunya bahan pangan penting yang mampu diproduksi sendiri oleh Australia secara swadaya ialah daging segar. Memang benar bahwa di Ballarat terdapat beberapa diggers yang beruntung dalam menemukan emas sehingga menjadi kaya dan mampu membeli barang-barang mahal tersebut. Akan tetapi kebanyakan dari diggers lainnya yang tidak beruntung, kehidupannya tidak berubah, tetap miskin seperti sebelum kedatangan mereka ke pertambangan emas. Berikut ini adalah kesaksian dari seorang digger miskin dalam buku A History of Australia karya Marjorie Barnard yang tidak mampu membeli bahan-bahan pangan yang harganya mahal pada saat itu: Taking a washing tin dish, and clearing off the dirt a little, six or eight panningcans of flour are thrown in; a half table spoonful of carbonate of soda, the like quantity of tartaric acid, and a spoonful of salt are mixed together in a pannican, and then well mingled with dry flour. Water is then poured in, the whole thoroughly knuckled, rolled into a good shaped loaf, and tumbled at once into the warmed oven. Fire is applied beneath and above the oven in a way to insure uniform heat, and a couple of hour or less will turn out a loaf fit to set before the queen Marjorie Barnard, op. cit., hlm Geoffrey Blainey, op. cit., hlm Marjorie Barnard, op. cit., hlm. 258.

40 25 Populasi penduduk yang sangat padat di Ballarat juga membawa dampak buruk lainnya, yakni penyebaran penyakit menular yang dapat terjadi dengan mudah. Di Ballarat pada masa itu, biaya pengobatan ke dokter sangatlah mahal harganya. Biaya konsultasi ke seorang dokter ialah 10 shilling dan sebuah panggilan darurat dokter biayanya dapat berkisar sebesar 1 s/d 5 poundsterling. 89 Meskipun mahal harganya, namun hal tersebut tidak diimbangi oleh berbagai fasilitas dan perlengkapan untuk menangani orang-orang yang sakit yang dirasa sangat minim. Meskipun kehidupan di ladang-ladang emas sangatlah sulit, akan tetapi mereka beristirahat seharian penuh pada hari minggu. 90 Para penambang emas juga masih dapat meluangkan waktu untuk menikmati hiburan layaknya lomba balapan kuda dan olahraga tinju. 91 Di ladang-ladang emas Ballarat, sebuah arena tinju kecil-kecilan didirikan sebagai tempat untuk menggelar pertandingan tinju yang diselenggarakan setiap hari minggu. 92 Kemudian pada malam hari para diggers menceritakan berbagai kisah dan memainkan berbagai alat-alat musik di sekitar api unggun. 93 Selain itu di Ballarat juga terdapat hiburan seperti penyanyi, aktor dan penari yang kerap kali tampil di sekitar tenda-tenda, hotel, grog tents dan teater. 94 Sebenarnya, grog tents tidak diperbolehkan dibangun di ladangladang emas, akan tetapi mereka kerapkali disamarkan sebagai kedai kopi yang dijalankan oleh para wanita. 95 Grog tents ramai dikunjungi diggers terutama pada malam minggu Perkembangan Kota Ballarat sebagai Kota Pertambangan Emas Penemuan logam mulia berharga mahal namun mudah didapat sebagaimana terjadi di wilayah Ballarat telah mengubah segala-galanya. Ballarat yang semula merupakan wilayah peternakan yang tenang dan damai kemudian berubah menjadi kota pertambangan emas yang hiruk pikuk dan dipadati oleh diggers. 89 Ibid. 90 Australian History: Life in the Goldfields, 22 Juni 2010, 16:46, 91 Ibid. 92 Ibid. 93 Life on the Goldfields, op. cit. 94 Ibid. 95 Australian History: Life in the Goldfields, op. cit. 96 Ibid.

41 26 Ketika emas baru pertama kali ditemukan di Ballarat, tidak ada satupun jalan menuju ke ladang-ladang emas. 97 Hal tersebut makin diperparah dengan kenyataan yang ditemukan oleh para imigran ketika mereka tiba untuk pertama kalinya di ladang-ladang emas Ballarat dan menemukan bahwa sama sekali tidak ada bangunan layaknya rumah atau pertokoan di sana. 98 Padahal apabila mereka ingin berprofesi sebagai diggers, mereka harus membeli alat-alat pertambangan dan kebutuhan hidup sehari-hari karena mereka terpaksa tinggal di ladang emas selama berbulan-bulan lamanya. 99 Sebagai konsekuensinya, berbagai ladang emas secara berangsur-angsur mulai memiliki berbagai sarana yang dibutuhkan untuk membangun sebuah komunitas yang stabil. 100 Kota Ballarat pada akhir tahun 1854 merupakan sebuah kota maju yang memiliki berbagai fasilitas seperti bank, pertokoan, hotel, teater, perpustakaan, gereja, pengacara, dokter, surat kabar dan sebuah rumah sakit yang sedang dalam proses pembangunan. 101 Oleh karena itu semasa demam emas di Australia, tidaklah mengherankan apabila Ballarat disebut-sebut sebagai kota terbesar di koloni Victoria. Ballarat pada masa lalu terbagi menjadi tiga kawasan, yaitu kawasan bisnis, permukiman, dan pertambangan. 102 Di kawasan bisnis, terdapat Main Street yang merupakan jalan utama yang membelah Ballarat sepanjang dua mil. 103 Di kanan kiri Main Street, berderet bangunan yang melayani berbagai sektor barang dan jasa, seperti toko roti, pabrik baju, bank, toko emas, kantor pos, hotel, restoran, dan toko timah. 104 Sedangkan di kawasan pertambangan kota Ballarat terdapat banyak sekali ladang-ladang emas, beberapa di antaranya ialah Red Hill Gully Creek dan Red Hill Minning. 105 Apabila dilihat dari segi penampilannya, pemandangan ladang-ladang emas di kota Ballarat nampak seperti barisan parit dan lubang perlindungan yang 97 Life on the Goldfields, op. cit. 98 Ibid. 99 John Molony, op. cit., hlm Ibid. 101 Ibid. Lihat lampiran 3 yang terdapat dalam skripsi ini untuk melihat peta kota Ballarat pada tahun Richard Butler, 1983, Eureka Stockade, Australia: Angus & Robertson Publishers. 102 Lusiana Indriasari, op. cit. 103 John. Molony, op. cit, hlm Ibid. 105 Lusiana Indriasari, op. cit.

42 27 banyak terdapat pada masa Perang Dunia I. 106 Terdapat banyak parit dan tumpukan tanah liat dan debu yang berada di dekat ribuan kemah dan pondok yang berserakan. 107 Layaknya sebuah operasi militer, tambang-tambang emas ini juga sangat bergantung pada garis perbekalan yang terbentang tidak hanya sampai ke pelabuhan terdekat, akan tetapi juga ke seluruh dunia. 108 Banyak dari emas tersebut yang dihabiskan untuk membayar garis perbekalan yang panjang dan untuk ribuan penarik gerobak, buruh pelabuhan, penjual grosir dan eceran, pelaut dan pemilik kapal yang membawa perbekalan tersebut. 109 Di ladang-ladang emas Ballarat juga kebanyakan dihuni oleh sebagian besar pria yang memakai seragam kemeja serge berbahan kain wol yang kuat, celana panjang bulu binatang untuk dan sepatu boots dengan panjang selutut layaknya seorang tentara militer Permasalahan-Permasalahan yang terjadi di Ballarat pada masa Demam Emas Perubahan Ballarat yang begitu drastis dari kawasan peternakan menjadi kota pertambangan emas ini tentunya membawa permasalahan-permasalahan baru. Anak sungai yang telah mengalir begitu lama di padang rumput Ballarat yang hijau jadi dipenuhi dengan lumpur. Ketika cuaca sedang buruk dan hujan deras turun, maka akan muncul banjir yang dapat menyebabkan kerusakan besar di antara tenda-tenda dan kios bisnis yang bermunculan di sepanjang flat beratap rendah. Akibatnya berbagai wabah penyakit seperti disentri dan berbagai jenis penyakit lainnya pun dapat mudah menyebar di ladang-ladang emas. Selain itu, permasalahan juga terjadi di sektor ketenagakerjaan. Banyak orang yang berbondong-bondong meninggalkan pekerjaan mereka untuk berburu emas. Pedagang-pedagang toko menutup toko mereka, para petani meninggalkan tanah pertanian mereka dan para pelaut berhenti bekerja di kapal-kapal untuk berburu emas. Hal ini berdampak pada kenaikan gaji pegawai yang melonjak 106 Geoffrey Blainey, op. cit., hlm Lihat lampiran 2 yang terdapat dalam skripsi ini untuk melihat suasana kota pertambangan emas Ballarat. Richard Butler, 1983, Eureka Stockade, Australia: Angus & Robertson Publishers. 107 Ibid. 108 Ibid. 109 Ibid. 110 Ibid.

43 28 sebanyak 100 persen. 111 Bahkan jumlah personil polisi berkurang drastis karena banyak anggotanya yang berubah profesi menjadi digger. 112 Akibatnya berbagai aksi kriminal merebak di ladang-ladang emas Ballarat. 113 Merebaknya kriminalitas di Ballarat ini juga membuat penduduk setempat menjadi takut untuk keluar di malam hari. 114 Menurut penuturan seorang penambang emas bernama W. Craig (1903) dalam kumpulan arsip Eye Witness: Selected Documents from Australia s Past yang diterbitkan oleh John Gilchrist & William Murray, tidak ada polisi yang bertugas pada waktu malam, yang ada hanyalah patroli tentara setiap dua jam yang dapat dikatakan hampir tidak ada gunanya untuk mencegah terjadinya tindak kriminalitas. 115 Sektor perdagangan dan transportasi pun turut terkena imbasnya. Meskipun terdapat banyak orang-orang yang kaya yang memiliki cukup uang untuk membeli berbagai barang-barang kebutuhan dan jasa, akan tetapi tidak banyak yang ditawarkan pada saat itu. Inflasi pun terjadi. Harga-harga melambung tinggi. Sebagai contoh, harga tepung dan roti naik lebih dari dua kali lipat, harga mentega naik menjadi tiga kali lipat, harga rumput kering untuk makanan ternak naik menjadi empat kali lipat, harga telur dan bawang daun naik menjadi enam kali lipat, harga wortel menjadi dua belas kali lipat dan harga kubis naik menjadi tiga puluh kali lipat. 116 Inflasi ini telah menyebabkan para pendatang yang baru mendarat dan mengira bahwa mereka memiliki uang yang cukup untuk pergi ke ladang-ladang emas, menjadi tertekan. Apalagi kebanyakan dari para pendatang baru ini memiliki kewajiban untuk membantu mengirim uang kepada orang tua atau keluarga mereka di kampung halaman. Perjudian, percabulan, dan mabuk-mabukan merupakan hal yang cenderung terjadi di sebuah komunitas yang tidak memiliki populasi wanita yang banyak layaknya yang terjadi di kota Ballarat. 117 Akibatnya berbagai bisnis ilegal layaknya bar-bar yang menjual sly-grog, toko yang menjual barang-barang 111 Ibid. 112 F.L.W Wood, op. cit, hlm John Gilchrist & William Murray, 1969, Eye Witness: Selected Documents from Australia s Past, Sydney: Rygby, hlm Ibid. 115 Ibid. 116 Geoffrey Blainey, op.cit., hlm Marjorie Barnard, op. cit, hlm 258.

44 29 selundupan (black market) serta perdagangan barang-barang yang secara legal tidak boleh diimpor ke Australia (contrabands) pun marak terjadi Kebijakan Gubernur LaTrobe Dikenalkannya Sistem Gold License Sebelum terjadinya gold rush di Australia, kebanyakan tanah yang subur disana telah dimiliki oleh para squatters terlebih dahulu. Hal ini dikarenakan pemerintah kolonial telah memberikan mereka pre-emptive rights untuk membeli tanah-tanah terbaik di daratan Australia terlebih dahulu dengan persyaratan yang relatif mudah. Tanah-tanah yang subur ini kemudian dijadikan sebagai tempat untuk usaha pertanian. Para squatters tersebut menggunakan tenaga narapidana sebagai buruh mereka karena harganya yang murah. Para narapidana dipaksa untuk bekerja 56 jam seminggu jam dan hanya mendapatkan jatah tidur, pakaian, papan dan upah sebesar 10 pound per tahunnya yang dibayar dalam bentuk garam atau tembakau dari toko sang majikan. 119 Para squatters terus menikmati keuntungan yang mereka dapat dari usaha pertanian dan pastoral dengan hanya mengeluarkan sedikit sekali biaya operasional. Namun hal ini akan berubah pada tahun 1840 dimana squatters harus menghadapi kenyataan bahwa undang-undang transportasi narapidana dari Inggris ke Australia dihapuskan oleh pemerintah kolonial. 120 Hal ini berarti para squatters tidak akan bisa lagi mendapatkan narapidana-narapidana sebagai tenaga buruh murah untuk bekerja di pertanian mereka. Keadaan yang dialami para squatters ini kian memburuk ketika demam emas melanda Victoria pada tahun Kekacauan terjadi karena para buruh, penggembala ternak, pekerja toko, dan sebagainya berbondong-bondong meninggalkan pekerjaan mereka untuk mencoba peruntungan mereka di ladangladang emas. 122 Akibatnya para squatters harus menawarkan gaji yang sangat tinggi untuk merekrut pegawai baru dan juga menaikkan gaji pegawai lama 118 Russel Ward, op. cit., hlm Hamish McPherson, To Stand Truly by each Other : The Eureka Rebellion and the Continuing Struggle for Democracy, NSW: Bookmarks, 2004, hlm Ibid. 121 Geoffrey Blainey, op. cit., hlm Ibid.

45 30 mereka. Meskipun begitu, tetap saja para squatters tidak memiliki cukup banyak tenaga kerja untuk menuai hasil pertanian mereka. 123 Akibatnya mereka mengalami kerugian. Squatters merupakan salah satu pihak yang paling dirugikan selama terjadinya masa demam emas di Australia. Mereka membenci terjadinya demam emas dan kerap kali menyalahkan demam emas sebagai penyebab kerugian yang mereka alami. Para squatters sebagai tuan tanah kaya memiliki kedudukan dan hak berpolitik di parlemen Victoria, tak hanya berdiam diri saja. Melalui pengaruh politiknya, mereka berupaya untuk mengamankan kepentingan mereka. Bersama dengan Gubernur La Trobe dan anggota parlemen Victoria lainnya, mereka kemudian menciptakan undang-undang gold license untuk menagih iuran sebesar 1 poundsterling 30 shilling bagi siapa saja yang mau mendapatkan ijin menggali emas selama satu bulan di lahan seluas 1 kaki persegi. 124 Dengan adanya kebijakan ini diharapkan juga bahwa para buruh atau pegawai lainnya yang ingin beralih profesi menjadi seorang digger akan berpikir dua kali untuk meninggalkan pekerjaan lamanya karena apabila mereka memutuskan untuk beralih profesi menjadi seorang digger, maka mereka wajib membeli gold license. 125 Padahal belum tentu mereka akan bisa mendapatkan emas mengingat mereka harus bersaing dengan puluhan ribu penambang emas lainnya di Victoria. Para squatters dan pemerintah koloni Victoria juga berharap para penambang yang gagal menemukan emas akan berkecil hati sehingga mereka akan kembali ke pekerjaan asalnya sehingga permasalahan kurangnya tenaga kerja di Victoria dapat sedikit teratasi. 126 Selain itu dengan adanya halangan berupa gold license ini, diharapkan pemerintah kolonial akan sanggup mengumpulkan dana untuk mengatasi segala permasalahan yang terjadi akibat gold rush di Victoria seperti halnya membiayai gaji para polisi dan membangun berbagai sarana transportasi seperti jalan raya dan dermaga Marjorie Barnard, op. cit, hlm F.L.W Wood, op.cit, hlm 160. Lihat lampiran 5 yang terdapat dalam skripsi ini untuk melihat dokumen gold license. Gold Licence, Eureka on Trial, 18 Februari 2009, 17:44, Geoffrey Blainey, op cit, hlm Ibid. 127 Ibid.

46 31 Pengesahan undang-undang gold license oleh parlemen Victoria tentunya menimbulkan berbagai protes dari para diggers yang merasa bahwa kebijakan tersebut sangatlah tidak adil, seperti yang diutarakan oleh seorang digger bernama William Hall dalam buku A History of Australia karya Barnard Marjorie: Who ever heard of such an absurd and unjust tax as the one in question? The man that obtains no gold is taxed to the same amount as he that obtains a hundredweight! Is this politic, statesmanlike, or just? Is it accordance with our recognized principle of taxation? There can be but one opinion as to the mode of levying it; and the sooner it is discontinued the better. 128 Pada bulan Januari 1851, Gubernur Latrobe mengumumkan bahwa ia akan menaikkan harga gold license menjadi 3 per bulan. 129 Hal ini tentunya menimbulkan kemarahan dari sebagian besar kalangan digger. Lisensi yang dicanangkan oleh pemerintah untuk membatasi kegiatan penggalian dianggap bukan lagi sebagai pengesahan mengolah tanah kerajaan, namun sudah mengarah untuk mencari keuntungan semata-mata. Ditambah lagi dengan adanya fakta bahwa diggers tidak mendapatkan imbalan yang seimbang dari adanya pembayaran gold license tersebut. 130 Kejahatan di ladang emas masih sering terjadi, sarana transportasi tidak memadai, tindakan sewenang-wenang aparat kepolisian, dan adanya kasus korupsi di kalangan pegawai pemerintahan membuat para digger menolak untuk membayar lisensi. 131 Para digger kemudian bersatu membentuk organisasi untuk menentang kenaikan harga gold license. 132 Organisasi tersebut antara lain adalah Anti Gold License Association yang dibentuk di Bendigo pada bulan Juni Organisasi ini, sesuai dengan namanya, berjuang untuk menentang keputusan 128 Ibid, hlm Shortage of Police, The Victorian Cultural Collaboration, 22 Juni 17:42, John Molony, op. cit., hlm Ibid. 132 State of The Goldfields, Eureka on Trial, 22 Juni 2010, 17:46, Hamish McPherson, To Stand Truly by Each Other: The Eureka Rebellion and the Continuing Struggle for Democracy, 23 Juni 2010, 10:19,

47 32 pemerintah koloni Victoria yang menerapkan kenaikan harga gold license yang dianggap terlalu mencekik leher. 134 Mereka kemudian mengajukan petisi kepada gubernur La Trobe untuk meminta agar lisensi diturunkan menjadi 10 shillings per bulan. 135 Pemerintah koloni Victoria pun akhirnya menurunkan harga gold license menjadi 1 sebulan, 2 untuk tiga bulan, 4 untuk enam bulan, dan 8 untuk 12 bulan Pendirian Gold Fields Commissioners Terjadinya demam emas di koloni Victoria, khususnya di kota Ballarat, juga menimbulkan permasalahan bagi pemerintah koloni setempat. Letnan Gubernur La Trobe yang sedang menjabat pemerintahan di koloni Victoria yang baru berdiri pada masa itu, tidak memiliki dana maupun polisi yang cukup untuk menangani ledakan populasi yang mendadak terjadi di koloni tersebut. Kesulitan yang dihadapi oleh La Trobe ini diperparah oleh kepergian anak buahnya yang meninggalkan pekerjaan mereka di pemerintahan koloni Victoria untuk mencari peruntungan di ladang-ladang emas. 137 Ketika demam emas baru terjadi di Victoria, La Trobe hanya memiliki 2 personil polisi dan 74 orang tentara untuk menjaga ketertiban di Victoria. 138 Meskipun demikian, La Trobe berusaha semampunya untuk mengumpulkan tentara dan polisi di Victoria sampai-sampai ia meminjam 30 orang tentara dari Fitzroy, gubernur koloni New South Wales. 139 Selanjutnya ia juga berupaya mengumpulkan penduduk kota yang mau bekerja sebagai polisi. Akan tetapi La Trobe mengalami kesulitan dalam upayanya tersebut, karena orang-orang pada saat itu lebih memilih untuk menjadi penambang emas atau lainnya daripada bekerja sebagai polisi. 140 Akibatnya La Trobe pun mau tidak mau harus merekrut mantan-mantan narapidana dari Tasmania atau siapa saja yang sedang membutuhkan pekerjaan dan berminat menjadi seorang polisi Ibid. 135 Ibid. 136 Manning Clark, op. cit., hlm F.L.W Wood, op cit, hlm Ibid. 139 Ibid. 140 Ibid. 141 Ibid.

48 33 Memang benar bahwa La Trobe dan penduduk Victoria lainnya, yang mendengar kabar-kabar penemuan emas di New South Wales, juga mengidamidamkan terjadinya hal yang sama di koloni tersebut. Akan tetapi mereka tidak pernah menyangka bahwa ladang-ladang emas yang ditemukan di Victoria kekayaannya begitu luar biasa, jauh melebihi ladang-ladang emas yang berada di New South Wales sehingga membuat begitu banyak orang berdatangan ke koloni tersebut. Ketika pertumbuhan populasi di ladang-ladang emas mulai tidak terkendali, pemerintah koloni Victoria merasa perlu membuat peraturan baru untuk menjaga ketertiban hukum. Pada bulan Oktober 1851, pemerintah koloni Victoria telah mengembangkan peraturan baru perihal pertambangan emas. Pengelolaan setiap ladang emas akan diserahkan di bawah kepemimpinan asisten komisaris. Mereka nantinya akan memberikan laporan pertanggungjawaban terhadap kepala komisaris, yang merupakan pemimpin tertinggi atas seluruh ladang emas di Victoria. Para komisaris ini bertanggung jawab atas penegakan peraturan-peraturan yang telah ditetapkan pemerintah koloni Victoria bagi setiap ladang emas. Di bawah pantauan para komisaris, tidak ada seorang pun yang diperbolehkan untuk mencari, menggali, maupun mengambil emas dari tanah Victoria tanpa memiliki gold license terlebih dahulu. Gold license ini harus diperlihatkan kepada para komisioner, polisi atau pegawai pemerintah koloni Victoria yang berwenang apabila sewaktu-waktu diminta. Apabila seorang digger tidak dapat memperlihatkan gold license miliknya ketika diminta, maka ia akan dikenakan denda sebesar 5 untuk pertama kalinya, 15 untuk kedua kalinya dan 30 untuk ketiga kali dan seterusnya A framed gold mining licence., 1853, 10 Mei 2010, 23:45,

49 34 BAB III PEMBERONTAKAN EUREKA STOCKADE DI BALLARAT 3.1 Kedatangan Gubernur Hotham & Peningkatan Intensitas License Hunt Pada bulan Juni 1854, seorang perwira militer kerajaan Inggris, Sir Charles Hotham, resmi diangkat sebagai gubernur baru Victoria menggantikan Latrobe. 143 Tak lama setelah kedatangannya, Letnan Gubernur Hotham beserta isterinya mengunjungi ladang-ladang emas di Victoria. Kedatangan mereka diterima dengan baik oleh para penambang emas. Ia kemudian memberikan berbagai janji kepada para penambang bahwa mereka akan diberikan hak untuk memilih, hak untuk membeli tanah serta mendirikan tempat tinggal permanen. 144 Hotham telah berencana untuk menjadikan ladang-ladang emas di Victoria sebagai sebuah distrik yang termasuk dalam area pemilihan dan para penambang berhak memilih seorang wakil badan legislatif bagi setiap distrik tersebut. 145 Akan tetapi, Hotham hanya akan memberikan hak-hak yang dijanjikannya tersebut kepada para penambang yang memiliki gold license dan oleh karenanya Hotham memperketat pengumpulan gold license kepada para penambang. Ia memerintahkan bahwa para polisi harus meningkatkan intensitas license hunt kepada para penambang yang tidak memiliki gold license setiap dua kali seminggu. Hal ini tentunya menimbulkan kekecewaan di kalangan para penambang. Melalui memoar karangannya, Raffaelo Carboni 146 menceritakan pengalaman pertamanya mengenai peristiwa license hunt: "Your licence, mate" was the peremptory question from a six foot fellow in blue shirt, thick boots, the face of a ruffian armed with a carbine and bayonet. The old "all right" being exchanged, I lost sight of that specimen of colonial brutedom and his similars, called, as I then 143 Hamish McPherson, op. cit. 144 State of The Goldfields, op. cit. 145 Ibid. 146 Raffaelo Carboni adalah seorang penambang emas yang di kemudian hari akan mengambil bagian dalam pemberontakan Eureka. Ia merupakan seorang Italia berambut merah yang membenci pemerintahan kolonial karena ia dibesarkan di lingkungan yang membenci penjajahan Austria di negara tempat asalnya. Ernest Scott, A Short History of Australia, Melbourne: Oxford University Press, hlm. 215

50 35 learned, "traps" and "troopers" "I came, then, 16,000 miles in vain to get away from the law of the sword!" was my sad reflection. My sorrow was not mitigated by my mates and neighbours informing me that Australia was a penal settlement. 147 Jumlah pendapatan yang di dapat oleh koloni Victoria selalu jauh lebih kecil daripada jumlah yang seharusnya diterima dari hasil penjualan gold license kepada seluruh diggers di Victoria. Padahal pemerintah Victoria sangat membutuhkan uang untuk membayar gaji pegawai, membangun jalan, dan lain lain. Tekanan yang dihadapi oleh pemerintah Victoria ini membuat para polisi bersikap lebih keras ketika sedang mengadakan license hunt. Namun hal tersebut justru malah memicu terjadinya ketegangan dan permusuhan antara mereka dengan para penghuni ladang-ladang emas. But this is precisely the nuisance of the diggings, that you are always living face to face with the tax-gatherer, and exposed to his visits and peremptory demands every day and every hour. You are placed in violent juxtaposition with him, and are required to carry your receipt in your pocket day and night, and to produce it whenever and wherever, and as frequently as the policemen orders to produce it. You may show it to one, and descend to the bottom of your hole of 50 or 100 feet; and the next minute you may be called up to show it to another who may be wandering over the field. Nay, it has frequently happened that one individual has been called upon to produce his receipt half a dozen times in the course of one day, to as many as nomadic policemen 148 Sudah menjadi rahasia umum bahwa terdapat banyak diggers yang menghindar membayar gold license, baik itu penambang yang miskin maupun yang sanggup membayar. Tentunya bukanlah suatu hal yang sulit untuk melarikan/menyembunyikan diri dari kejaran polisi di ladang-ladang emas Victoria yang luas. Ada begitu banyak tempat persembunyian, contohnya seperti: 147 Raffaelo Carboni, The Eureka Stockade: The Consequence of Some Pirates Wanting On Quarter-Deck A Rebellion. Sydney: Sunnybrook Press, 1942, hlm Frank Crowley, op. cit, hlm. 250.

51 36 di dalam semak-semak, gubuk dan tenda-tenda. 149 Hal ini tentunya mempersulit tugas pengumpulan gold license yang harus dilakukan oleh para polisi. Di tambah lagi kaum pedagang di ladang-ladang emas pun kerap kali membantu para penambang yang bersembunyi karena mereka sudah akrab dengan para penambang yang notabene sering membeli barang dagangan mereka. Para polisi yang mengetahui hal ini pun menjadi jengkel dan kerap kali berlaku keterlaluan apabila mereka berhasil menangkap penambang yang tidak memiliki gold license. Sebelumnya, polisi-polisi Australia telah lama dikenal karena perilaku buruk mereka ketika emas pertama kali ditemukan pada tahun A set of young, insolent, and imperious men were put into the Commission, who appeared to have no sympathy whatever with the people over whom they were set to rule. Their only animus seemed that of enforcing the payment of the tax, without any regard to the personal feelings of the taxed. The men employed as police to hunt after licenses were too often excessively ignorant and vulgar persons, who, never having before enjoyed the slightest shadow of power, not even over a cur or a donkey, exercised this now given, or men far their superiors, often men of birth and education, with a coarse brutality which was intolerable to generous minds. 150 Seorang gold commissioner yang bernama Read juga turut mengakui keakuratan gambaran umum di atas. Hal tersebut memang benar berdasarkan laporan Komisi yang menyelidiki penyebab-penyebab terjadinya pemberontakan Eureka. Pada tahun 1853, E.P.S. Sturt, seorang Inspektur Kepolisian Victoria, diminta oleh Komite Terpilih Dewan Legislatif akan pendapatnya tentang para polisi. Ia kemudian menjawab: As a body they appear to me to be the most drunken set of men I ever met with; and totally unfit to be put to any useful purposes of police Lihat lampiran 6 yang terdapat dalam skripsi ini untuk melihat ilustrasi suasana ketika license hunt sedang berlangsung. Richard Butler, 1983, Eureka Stockade, Australia: Angus & Robertson Publishers. 150 Ibid. 151 Russel Ward, op. cit, hlm. 128.

52 37 Para polisi memburu, mengancam, serta mengucapkan berbagai kutukan dan sumpah serapah kepada para penambang yang tidak memiliki gold license. Kemudian para penambang yang tidak memiliki gold license diperlakukan layaknya seorang penjahat yang dipaksa untuk berjalan di sepanjang jalan raya dibawah pengawasan para polisi berkuda dan apabila mereka tidak mampu membayar denda sebesar 3 s/d 5 shilling, maka mereka akan dimasukkan ke dalam sel tahanan bersama-sama dengan kriminal lainnya. Dalam kasus lainnya, ada juga penambang yang dirantai ke sebuah pos dibawah terik sinar matahari dan harus bertahan menghadapi cemoohan para polisi. I have stated how men who were dound without licenses on their persons, but who had them in their tents, were dragged off to the Government Camp, and allowed no explanation, but were fined from 3l. to 5l.; how, if they remonstrated with the police, they would probably be clapped instantly into handcuffs; how men who had showed their licenses time after time, were yet caught after all some day, and treated thus. These were common, everyday, everywhere occurring events; and in general, no attention was given by the Commissioners to explanations of this kind, or to indignant remonstrances against such treatment. No aid was given to the outraged complainant by a reference to the license cheque-book, which would have shown at once whether the person brought up had paid or not. That was too much trouble and too much courtesy. Men, again, on charges, however slight, were chained all night to trees, on the plea that there was no sufficient lock-up; as if any circumstances could warrant such treatment of Englishmen! This universal indignation Skandal Pembunuhan James Scobie dan Penganiayaan Johannes Gregorius Ketegangan yang sebelumnya telah terjadi antara para penambang dengan aparat kepolisian di ladang-ladang emas menjadi semakin meningkat ketika skandal korupsi dan penyalahgunaan wewenang di kalangan pemerintahan terungkap dalam kasus kematian seorang penambang yang bernama James Scobie. Kejadian yang terjadi pada malam hari tanggal 6 Oktober 1854 ini memiliki peranan penting sebagai salah satu dari rentetan peristiwa yang menyebabkan terjadinya pemberontakan Eureka. 152 Frank Crowley, op. cit, hlm. 250.

53 berat. 156 Ketiga terdakwa, James Bentley, isterinya dan John Farell akhirnya 38 Pada malam hari tanggal 6 Oktober 1854, seorang penambang emas asal Skotlandia yang bernama James Scobie ditemukan tewas di Hotel Eureka. 153 Ia dibunuh dalam sebuah perkelahian yang terjadi di depan pintu hotel. Hotel Eureka sebelumnya telah dikenal sebagai kedai minuman keras dengan reputasi yang buruk. 154 Kecurigaan pun jatuh kepada James Bentley, pemilik Hotel Eureka, isterinya, dan John Farell, ketiganya merupakan mantan narapidana Van Diemen s Land (Tasmania), karena ada banyak saksi mata yang melihat bahwa mereka bertiga terlihat mendatangi korban pada malam kejadian tersebut. 155 Seorang saksi mata menyatakan bahwa Nyonya Bentley sangat marah ketika ia mengetahui bahwa kaca jendela hotelnya dipecahkan oleh Scobie yang kala itu sedang mabuk dibawa ke pengadilan di Ballarat. 157 Para hakim, setelah mendengar kesaksian dari para saksi dan memeriksa bukti, menyatakan bahwa ketiga terdakwa tidak bersalah atas kematian James Scobie dengan alasan tidak adanya cukup bukti keterlibatan mereka bertiga dalam kasus tersebut. 158 Keputusan hakim tersebut tentunya membuat para penambang di Ballarat merasa tidak puas. Para penambang merasa curiga bahwa pembebasan Bentley beserta isteri dan temannya bernuansa kolusi karena mereka mengetahui bahwa Bentley berteman akrab dengan sang hakim yang menangani kasus kematian Scobie, yakni Hakim Dewes. 159 Para penambang yang merasa tidak senang kemudian segera mengadakan pertemuan yang dihadiri oleh 5,000 penambang pada tanggal 17 Oktober 1853 di dekat Hotel Eureka untuk memprotes pembebasan Bentley. 160 Emosi dan ketegangan yang meningkat dalam pertemuan tersebut menyebabkan sebanyak 1000 penambang beramai-ramai mendatangi Hotel Eureka dan kemudian 153 F.L.W. Wood, op. cit., hlm Ernest Scott, op. cit, hlm Murder of James Scobie, Eureka on Trial, 22 Juni 2010, 19:22, Ibid. 157 Manning Clark, Select Documents of Australian History, Sydney: Angus & Robertson Publishers, hlm Ibid. 159 Ibid. 160 Hamish McPherson. op. cit.

54 39 membakarnya hingga rata sampai tanah. 161 Para polisi dan tentara yang segera mendatangi lokasi kejadian tidak sanggup mengendalikan situasi mengingat begitu banyaknya penambang disana. Hal ini tentunya membuat moril para penambang naik karena mereka merasa memiliki kekuatan massa untuk melawan pemerintah. Carboni, yang menyaksikan seluruh adegan pembakaran tersebut, berkomentar: "The entire diggings, in a state of extreme excitement The diggers are lords and masters of Ballarat; and the prestige of the Camp is gone forever." 162 orang 163 Gubernur Hotham segera mengumpulkan polisi dan tentara sejumlah 430 untuk memperkuat kamp militer Ballarat dan memerintahkan penangkapan bagi para penambang yang bertanggung jawab atas insiden tersebut. Ketegangan antara para penambang dengan aparat pemerintah yang telah terjadi sebelumnya pun semakin bertambah ketika tiga orang penambang yakni McIntyre, Fletcher dan Westerby ditahan dan menjadi terdakwa sebagai dalang kerusuhan dan pembakaran hotel Eureka. 164 Sebagai peristiwa lanjutan dari kematian James Scobie dan pembakaran Hotel Eureka, pada tanggal 30 Oktober, sekitar 8,000 s/d penambang dan warga Ballarat melakukan aksi unjuk rasa untuk memprotes penangkapan McIntyre, Fletcher dan Westerby. 165 Mereka kemudian juga memilih beberapa utusan yang ditugaskan untuk menghadap gubernur Hotham untuk menuntut pembebasan ketiga tawanan tersebut. Ketiga utusan tersebut terdiri dari ketiga orang yang dikenal akan pandangan Chartisme mereka, yakni: J.B. Humffray, Tom Kennedy, dan George Black. 166 Ketika kemarahan para penambang atas skandal korupsi dalam kasus pembunuhan James Scobie serta penahanan Westerby, dan kawan kawan dalam 161 Ibid. Lihat lampiran 7 yang terdapat dalam skripsi ini untuk melihat ilustrasi peristiwa pembakaran Hotel Eureka. Bentley s Hotel Destroyed in 1854 and Land Stolen by the Victorian British Government, Heretic Press, 28 Mei 2010, 14:06, Raffaelo Carboni, op. cit, hlm Manning Clark, Select Documents in Australian History: , hlm Hamish McPherson. op. cit. 165 Ibid. 166 Ibid.

55 40 pembakaran hotel Eureka masih belum reda, terdengar kabar ke telinga mereka bahwa pada tanggal 10 Oktober 1854, Johannes Gregorius, seorang hamba lumpuh asal Armenia yang bekerja untuk seorang imam katolik Pendeta Smyth yang terkenal di Ballarat, telah ditahan oleh seorang polisi. 167 Pada saat penangkapan tersebut, Gregorius sedang dalam perjalanan di ladang emas untuk menjenguk seorang penambang yang sakit. Gregorius, yang hanya bisa berbicara sedikit bahasa Inggris dan menderita cacat fisik, ditangkap oleh seorang polisi bernama James Lord karena memasuki area ladang emas dengan tidak membawa gold license. 168 Padahal dokter, wanita, anak-anak dan seseorang yang berasal dari kalangan rohaniawan seperti Gregorius, diperbolehkan secara hukum untuk tidak memiliki gold license meskipun ia memasuki area ladang emas sekalipun dengan pertimbangan bahwa kedatangan mereka ke area ladang emas bukan bertujuan untuk menggali emas. 169 Timothy Hayes, pemimpin dari perkumpulan umat Katolik Ballarat, kemudian mengajukan protes atas ketidakadilan yang diderita oleh Johannes Gregorius. 170 Terlebih lagi Gregorius mengalami penganiayaan dan penghinaan ketika ia sedang dalam masa penahanan oleh polisi. Masyarakat Ballarat yang mayoritas terdiri dari imigran-imigran asal Irlandia beragama Katolik, menjadi semakin marah setelah mendengar keputusan Komisaris Johnston dan pengadilan Ballarat untuk menuntut Gregorius karena telah melawan dan menyerang polisi saat sedang dimintai gold license-nya meskipun sebenarnya kedatangan Gregorius ke ladang emas tanpa membawa gold license bukanlah suatu hal yang menyalahi aturan hukum. Selain itu, Pendeta Smyth juga terpaksa membayar denda sebesar 5 pondsterling. 171 Hal ini tentunya menumbuhkan rasa ketidaksukaan orang-orang Irlandia yang mayoritas beragama Katolik di Ballarat atas tindakan semena-mena aparat pemerintahan Inggris karena hal tersebut mengingatkan mereka atas penjajahan yang dialami oleh negara asal mereka, Irlandia, pada masa tersebut Catholics at the Eureka Stockade, Heretic Press, 22 Juni 19:45, Ibid. 169 Ibid. 170 Ibid. 171 Catholics protest over the treatment of Smyth's servant, Eureka on Trial, 22 Juni 19:48, CH Currey, 1954, The Irish at Eureka, Sydney: Angus and Robertson, hlm 75.

56 41 Meskipun permohonan formal Timothy Hayes kepada Gubernur Hotham untuk memecat Komisaris Johnston tidak dikabulkan oleh Hotham karena ia tidak melihat adanya alasan untuk memecat Johnston, namun James Lord dibebastugaskan dari seluruh tugas kepolisiannya di Ballarat. 173 Meskipun demikian, para penambang yang telah melihat berbagai ketidakadilan dan kesewenang-wenangan aparat pemerintah yang terjadi di Ballarat menjadi terpicu untuk mendirikan organisasi politik untuk menyuarakan kekecewaan mereka terhadap pemerintah kolonial. 3.3 Pendirian Liga Reformasi Ballarat Pada tanggal 11 November 1854 sebuah rapat raksasa lainnya yang dihadiri oleh sekitar penambang emas 174 diadakan di Bakery Hill setelah kembali timbul keresahan masyarakat terhadap pihak yang berwenang. Tujuan dari rapat ini ialah untuk mencari jalan keluar secara damai atas ketidakadilan yang dialami mereka di pertambangan emas. Pada hari itu juga Liga Reformasi Ballarat terbentuk dengan J.B. Humffray sebagai pemimpinnya. Dalam rapat ini disuarakan ajakan kepada sesama penambang emas untuk saling bersatu dalam menolak praktik ijin penambangan emas meskipun tetap patuh kepada hukum yang berlaku. 175 Pernyataan ketidaksukaan kepada pihak pemerintah yang dianggap tiran juga turut diungkapkan dalam rapat ini. Hasil dari rapat ini ialah The League s charter, sebuah piagam yang berisi tuntutan-tuntutan politik bagi para penambang emas, yang berisi: 176 Manhood suffrage (hak bagi semua pria untuk melakukan voting). 177 Menghapus persyaratan bahwa untuk menjadi seorang anggota parlemen haruslah diukur dari tingkat kekayaan Perihal gaji anggota parlemen 173 Ibid. 174 Manning Clark, op. cit, hlm Ibid. 176 Ibid. 177 Ruang lingkup Manhood suffrage hanya terbatas pada pria di Australia pada masa tersebut karena kaum wanita pada masa itu belum memiliki hak pilih. Hak pilih bagi kaum wanita baru diberikan kepada wanita Australia untuk pertama kalinya di koloni South Australia pada tahun Australian Suffragetes, 23 Juni 2010, 7:35,

57 42 Sistem voting melalui pengambilan suara secara rahasia Sistem parlemen jangka pendek Pembagian wilayah-wilayah pemilihan yang setara Penghapusan gold licence. Reformasi administrasi penambangan emas. Pada tanggal 27 November 1854, delegasi dari Liga Reformasi Ballarat mengadakan pertemuan dengan Gubernur Hotham, Jaksa Agung Stawell dan Sekretaris Kolonial Foster untuk menuntut pembebasan ketiga tahanan (Westerby, Fletcher dan McIntyre). Akan tetapi Gubernur Hotham menolak membebaskan ketiga tahanan dengan alasan ia tidak memiliki wewenang untuk melakukan hal tersebut tanpa meminta persetujuan parlemen Victoria terlebih dahulu. Meskipun tidak mengabulkan tuntutan para penambang di atas, akan tetapi Hotham membentuk Board of Enquiry, yang terdiri dari berbagai petugas yang memiliki kredibilitas dan terpercaya, untuk melakukan penyelidikan mengenai praktik korupsi dan penyuapan yang terjadi di Ballarat. 178 Hal ini dilakukannya setelah mendengar berbagai tuduhan dari para penambang dan penduduk setempat mengenai maraknya terjadi kasus korupsi dan penyuapan yang terjadi di kalangan aparat kepolisian dan pemerintahan di ladang-ladang emas Ballarat. 179 Setelah selesai melakukan penyelidikan, Board of Enquiry pun melaporkan bahwa Dewes, sang hakim yang menangani persidangan Bentley, dan Sersan Mayor Milne dari kepolisian, bersalah karena telah menerima suap. 180 Hal tersebut tentunya menyalahi kode etik pegawai pemerintahan yang menyebutkan bahwa "that such acts cannot be too severely anim-adverted upon as tending to subvert public confidence in the integrity and impartiality of the bench." 181 Gubernur Hotham akhirnya membuka kembali kasus pembunuhan James Scobie. Kali ini Bentley beserta isterinya dan Farell dinyatakan bersalah dan dijebloskan ke dalam penjara serta dijatuhi hukuman kerja untuk membangun 178 Murder of James Scobie, op. cit. 179 Hotham s Narrative, Eureka on Trial, 22 Juni 2010, 20:06, Ibid. 181 Marjorie Barnard, op. cit, hlm 258.

58 43 jalanan selama 3 tahun. 182 Hotham kemudian memerintahkan untuk memecat hakim Dewes dan telah juga memerintahkan menuntut Sersan Mayor Milne di pengadilan karena telah menerima suap KETEGANGAN YANG MEMUNCAK Kedatangan Resimen ke-12 dari Melbourne Ketegangan antara pihak penambang dengan aparat pemerintah, terkait dengan tidak dikabulkannya permohonan Liga Reformasi Ballarat atas pembebasan ketiga tahanan yang dinyatakan bersalah dalam kasus pembakaran Hotel Eureka, semakin hari menjadi kian meningkat. Hal ini membuat pemerintah koloni Victoria memutuskan untuk meminta bala bantuan tentara untuk dikirim ke wilayah Ballarat. 184 Pada petang hari tanggal 28 November 1854, sebuah bala bantuan tentara Inggris Resimen ke-12 yang terdiri dari pasukan kavaleri dan infantri beserta beberapa kereta pengangkut senjata dan amunisi, datang dari Melbourne ke Ballarat atas permintaan Gubernur Hotham. 185 Dua orang penambang kemudian menghampiri petugas yang berwenang, yakni Kapten Wise, dan bertanya apakah benar kereta yang ia kendarai membawa senjata. Wise menjawab bahwa ia tidak mau memberi informasi tersebut kepada sekelompok pemberontak. Mendengar jawaban tersebut, para penambang menjadi marah dan menyerang konvoi militer. Mereka melempari para prajurit dengan menggunakan batu dan botol sehingga menyebabkan beberapa tentara terluka. Selain itu para penambang juga membajak satu kereta, membalik kereta lainnya dan membuat para prajurit lari berserakan ke kamp militer. Sekelompok polisi berkuda bergegas untuk membubarkan massa dan berupaya menyelamatkan kereta-kereta yang membawa amunisi dan persenjataan tersebut, akan tetapi ketika mereka tiba amunisi ini telah dihancurkan atau dibagi-bagikan di antara perusuh. Mereka 182 Hotham s Narrative, op. cit. 183 Ibid. 184 Ernest Scott, op. cit, hlm Lihat lampiran 10 yang terdapat dalam skripsi ini untuk melihat ilustrasi kedatangan resimen ke-12 dari Melbourne. Richard Butler, 1983, Eureka Stockade, Australia: Angus & Robertson Publishers.

59 44 kemudian menebaskan pedang mereka di antara kawanan massa. Akibatnya korban pun berjatuhan dan banyak penambang yang terluka karenanya Pengibaran Bendera Bintang Salib Selatan Keesokan harinya pada tanggal 29 November, sebuah pertemuan massal kembali diadakan di Bakery Hill. 187 Dalam selembaran yang dibagi-bagikan kepada para digger sebagai undangan pertemuan tersebut dinyatakan secara jelas Down with the Licece Fees! Down with Despotism! Who so base as to be a Slave!". 188 Dalam pertemuan ini, Liga Reformasi Ballarat mengakui kegagalannya dalam bernegosiasi dengan otoritas Inggris. Meskipun demikian, pertemuan ini merupakan sebuah pertemuan yang menjadi titik tumpu dalam keputusan para diggers untuk bangkit mengangkat senjata melawan aparat pemerintahan. 189 Liga Reformasi Ballarat sepakat untuk mengganti tampuk kepemimpinan mereka kepada orang-orang yang lebih setuju dengan konfrontasi terbuka daripada negosiasi seperti pemimpin-pemimpin terdahulu. Seorang pemimpin yang lebih militan bernama Peter Lalor dipilih menjadi ketua yang baru. 190 Lalor adalah seorang Irlandia yang berasal dari kelas menengah, berpendidikan, berpostur tubuh tinggi dan berwajah tampan. 191 Ia berbicara dengan penuh kewibawaan dan terlihat mampu mengendalikan emosi. Keputusan Lalor untuk menerima tanggung jawab sebagai pemimpin Liga Reformasi Ballarat yang baru merefleksikan pengalaman pribadinya sendiri ketika ia masih berada di Irlandia. 192 Ayahnya, Patrick, merupakan seorang anggota British House of Commons pada pertengahan tahun 1830-an dan diketahui telah bekerja sama dengan Daniel O Connell, seorang nasionalis, untuk menentang Undang-Undang Union yang berlaku di Kerajaan Inggris. 193 Saudaranya, James, merupakan seorang pemimpin dari gerakan revolusioner Irlandia Muda pada akhir tahun 186 Ibid, hlm Hamish McPherson, op. cit. 188 Ibid. Lihat lampiran 11 yang terdapat dalam skripsi ini untuk melihat selebaran yang dibagibagikan kepada para diggers mengenai undangan untuk hadir pada pertemuan yang diadakan di Bakery Hill. Bakery Hill Meeting Poster, Eureka On Trial, 18 Februari 2009, 17:48, Ibid. 190 Ibid. 191 Frank Crowley, op. cit, hlm Hamish McPherson, op. cit. 193 Ibid.

60 an. 194 Menurut media massa layaknya The United Irishman, The Felon dan The Tribune, gerakan revolusioner ini menentang penjajahan Inggris dengan mengadakan protes-protes dan pemberontakan bersenjata. Namun, pada tahun 1848, gerakan revolusioner ini berhasil dipadamkan oleh Inggris. James Lalor dipenjara dan meninggal tak lama kemudian setelah pembebasannya. Rekan-rekan seperjuangannya kemudian dibuang ke Van Diemen s Land (Tasmania). Masa lalu pahit yang dirasakan oleh Peter Lalor ini kemudian mendorongnya untuk beremigrasi ke Australia dan memutuskan untuk mengambil pucuk kepemimpinan Liga Reformasi Ballarat dan memimpin rekan-rekan sesama diggers bangkit mengangkat senjata melawan penjajahan Inggris. 195 Setelah pengangkatannya sebagai pemimpin Liga Reformasi Ballarat yang baru, Lalor kemudian segera membentuk struktur militer, yakni dengan menciptakan brigade-brigade beserta kaptennya. 196 Ia kemudian memilih seorang Jerman militan yang bernama Frederick Vern, Raffaelo Carboni, dan seorang Jerman bernama Edward Thonen sebagai letnan-letnannya. 197 Mereka kemudian memproklamirkan Republik Victoria dan mengibarkan bendera salib selatan sebagai simbol perjuangan mereka. 198 Bendera bintang salib selatan merupakan sebuah bendera berwarna biru dengan gugusan Southern Cross (bintang Salib Selatan) berwarna putih. 199 Para penambang emas kemudian mengucapkan sumpah setia: We swear by the Southern Cross to stand truly by one another and to fight to defend our rights and liberties 200 Berikut ini kisah upacara pengibaran bendera Eureka: The gentlemen alluded to observing a large crowd of men collected on the Bakery Hill on Thursday last (now is 5 Desember1854). rode up to see what was going on. On arriving there he found a tall flagstaff erected, on which was floating a 194 Ibid. 195 Ibid. 196 Ibid. 197 Ibid. 198 Frank Crowley, op. cit, hlm 291. Lihat lampiran 12 yang terdapat dalam skripsi ini untuk melihat ilustrasi suasana saat upacara pengibaran bendera Southern Cross yang dilakukan oleh para diggers. Eureka Rebellion Timeline, Eureka Sydney, 28 Mei 2010, 15:59, Ibid. 200 Eureka Day: December 3rd, 22 Juni 2010, 21:05,

61 46 blue flag with a white cross upon it. In each corner of the cross, and its centre, was a blue star the five stars representing the five Australian colonies. Around the flagstaff the diggers, for such majority appeared, stood with riffles in their hands or revolvers at their sides. In the centre a large open circular space was left, in which, and at the foot of the flagstaff was a stump, and the committee of the armed assemblage. The leader, or principal man of the committee, now mounted the stump, and called upon all present to swear allegiance to the flag that waved over them, and to acknowledge no other. 201 Atas saran dari Frederick Vern, Lalor kemudian memerintahkan para penambang untuk membakar gold licence secara serempak setelah upacara pengibaran bendera bintang salib selatan selesai diadakan. Komisioner Rede kemudian merespons peristiwa pembakaran massal gold license tersebut dengan mengirimkan polisi untuk melakukan perburuan gold license secara besar-besaran di Gravel Pits pada pagi hari tanggal 30 Nov ember Akan tetapi para penambang yang marah akan kedatangan polisi-polisi tersebut menolak memperlihatkan gold license mereka sehingga terjadilah kerusuhan. Para penambang yang marah segera menyerang dan melempari para polisi dengan batu. Pihak polisi pun segera menembakkan serangan balasan. Akibatnya, seorang penambang terluka dalam peristiwa tersebut dan sebanyak delapan penambang emas, yakni Benjamin Ewins, George Goddard, Duncan McIntyre, William Bryan, Donald Campbell dan John Chapman ditangkap oleh para polisi. 202 Menanggapi insiden ini, Lalor kemudian segera memanggil sukalerawan dari segala penjuru untuk segera berkumpul di Bakery Hill dengan membawa persenjataan lengkap. Sebanyak 500 digger 203 segera menuju ke lokasi yang dimaksud. Disana, Lalor kemudian mengadakan sebuah orasi dan kemudian meminta sukarelawan para penambang untuk mendirikan sebuah benteng pertahanan di sebuah wilayah yang dikenal sebagai Eureka Lead Frank Crowley, op. cit, hlm Hamish McPherson, op. cit. 203 Ibid. 204 Frank Crowley, op. cit, hlm. 291.

62 EUREKA STOCKADE Para penambang kemudian segera berbaris menuju ke Eureka Lead, sebuah bukit yang berada di dekat ladang emas Eureka. 205 Disana, para penambang, yang kini dapat dikenal sebagai para pemberontak, segera menyusun divisi ketentaraan dan mengirimkan berbagai regu untuk mengumpulkan persenjataan serta amunisi. Divisi tersebut bervariasi mulai dari divisi pasukan bertombak yang dipimpin oleh seorang Irlandia bernama Patrick Curtain dan Edward Thonen sampai dengan divisi pasukan senapan laras panjang dipimpin oleh orang-orang dari wilayah Amerika Utara yang telah memiliki pengalaman dalam ketentaraan sebelumnya, yakni seorang Kanada bernama Kapten Ross serta Kapten Nelson dan James Magill yang berasal dari Amerika. 206 Mereka juga membangun Eureka Stockade, yakni sebuah benteng rancangan Frederick Vern yang terdiri atas tumpukan papan-papan kayu yang tebal. 207 Papan-papan kayu tersebut kemudian tersebut dijajarkan sejauh 3-4 kaki membentuk kurungan persegi panjang, dan jarak tersebut ditutup seadanya dengan palang kayu atau kereta-kereta kayu yang sudah tidak terpakai. 208 Barikade papan kayu ini dirancang untuk memberikan perlindungan bagi penambang yang berada di dalam serta untuk menghalau tentara berkuda yang ingin menyerang stockade. Kode sandi rahasia yang digunakan bagi para pemberontak untuk masuk ke dalam Stockade ialah Vinegar Hill, yang merupakan lokasi pemberontakan orangorang Irlandia di Parramata pada tahun Pada hari sabtu tanggal 2 Desember 1854, situasi di dalam Eureka Stockade sepi karena ditinggalkan oleh mayoritas penghuninya. 210 Kebanyakan dari para penghuninya memang sedang berada di luar Stockade untuk melakukan tugas-tugas mereka. Salah satunya ialah menyelidiki kebenaran dan kabar kedatangan bala bantuan tentara kolonial dan apabila memungkinkan, mereka ditugaskan untuk memukul mundur tentara-tentara kolonial ini. Namun setelah 205 Hamish McPherson, op. cit. 206 Ibid. 207 Ernest Scott, op. cit., hlm 214. Lihat lampiran 13 yang terdapat dalam skripsi ini untuk melihat ilustrasi Eureka Stockade. Richard Butler, 1983, Eureka Stockade, Australia: Angus & Robertson Publishers. 208 Hamish McPherson, op. cit. 209 Ibid. 210 Frank Crowley, op. cit, hlm. 293.

63 48 menunggu sekian lama tidak ada tanda-tanda kedatangan tentara kolonial tersebut, maka mereka pun kemudian kembali menuju ke Stockade. Di dalam Stockade, semua pemberontak diperintahkan untuk berkumpul untuk kemudian diperintahkan pulang menuju ke rumah mereka masing-masing. Kebanyakan dari para pemberontak ini pun akhirnya pulang, kecuali sebanyak 150 orang saja yang tidak ingin kembali pulang ke rumah mereka sehingga akhirnya memutuskan untuk tetap tinggal di dalam Stockade. 211 Minimnya jumlah penambang yang tertinggal untuk mempertahankan Stockade diketahui oleh mata-mata Rede. Inspektur polisi Henry Goodenough, seorang agen pemerintah yang sedang menyamar, menyusup ke dalam Stockade dengan berpura-pura menjadi seorang menambang. 212 Setelah menyaksikan persiapan mereka, termasuk pengeboran, pidato dan pencarian amunisi, Goodenough memberikan laporan ke Government s Camp mengenai semua yang telah ia pelajari mengenai konflik yang akan berlangsung DESEMBER 1854: HARI PEMBERONTAKAN EUREKA Pada hari minggu pagi, seluruh perwira dan tentara sedang bersiaga di Government Camp apabila sewaktu-waktu para diggers datang menyerbu. Akan tetapi setelah mendengar kabar dari pihak intelijen bahwa sejumlah besar pemberontak sedang berada di luar Stockade untuk menghalangi kedatangan bantuan tentara kolonial dari Melbourne, maka sejumlah pimpinan di Government s Camp memutuskan untuk mengambil tindakan inisiatif dengan melancarkan serangan mendadak ke Eureka Stockade. Hal ini dikarenakan sedemikian seringnya terjadi serangan massal yang dilakukan oleh para penambang ke Government s Camp sehingga para pejabat disana merasa perlu untuk melakukan serangan inisiatif terlebih dahulu. Berikut ini adalah cuplikan surat yang dikirim oleh Commissioner Rede kepada Gubernur Hotham pada tanggal 30 November 1854: 211 Manning Clark, Sources of Australian History, hlm Reclaiming the Radical Spirit of the Eureka Rebellion in 1854, Radical Tradition, 22 Juni 2010, 21:37, Ibid.

64 49 The absolute necessity of putting down all meetings, public and private, I think must now be apparent, for the abolition of the license-fee is merely a watchword. The whole affair is a strong democratic agitation by an armed mob. If the Government will hold this and the other gold fields it must at once crush this movement, and I would advise again that this gold field be put under Martial Law, and artillery and a strong force sent up to enforce it. 214 Hanya dalam waktu yang singkat, yakni pada pukul 12 siang, para polisi dan tentara sudah diberi persenjataan lengkap. Pada sore hari mereka sudah dalam perjalanan menuju Eureka Stockade yang berjarak sekitar 1½ mil dari Government Camp. Sebanyak 100 unit kavaleri dan 176 unit infantri di bawah pimpinan Kapten J.W. Thomas pun berangkat pada jam 3 sore dengan ditemani Gold Field Commissioner Amos yang bertindak sebagai pemandu jalan. 215 Selama kepergian Kapten Thomas beserta pasukannya ke Eureka Stockade, penjagaan Government s Camp diserahkan kepada Kapten Atkinson dari resimen ke-12 bersama dengan sisa-sisa tentara dan polisi lainnya. Ketika Kapten Thomas beserta pasukannya telah tiba di dekat Eureka Stockade, mereka pun memberi peringatan kepada para pemberontak agar menyerahkan diri atau Stockade akan dihujani dengan tembakan peluru. Meskipun para pemberontak mendengar peringatan tersebut, akan tetapi mereka memutuskan untuk tidak menghiraukannya. Aksi diam ini kemudian dianggap oleh tentara kolonial Inggris sebagai tanda bahwa mereka tidak mau menyerah. Sesuai dengan peringatan sebelumnya, para tentara pun menembakkan peluru kosong sebanyak 2 putaran. Mendengar tembakan ini, para pemberontak pun kemudian membalas tembakan tersebut. Sebanyak 5 orang tentara kolonial jatuh pada saat peristiwa serangan pertama ini. 216 Para pemberontak tidak sigap dalam menghadapi pertempuran di Eureka. Menurut seorang saksi mata, mereka terlihat kebingungan. Pihak pemberontak 214 Hamish McPherson, op cit. 215 Frank Crowley, op. cit, hlm Ibid, hlm 293. Lihat lampiran 14 yang terdapat dalam skripsi ini untuk melihat ilustrasi suasana penyerbuan tentara Inggris ke Eureka Stockade. Men of Eureka, Saint Anne s Catholic Home Schooling Group, 28 Mei 2010, 14:30,

65 50 yang terdapat di dalam stockade diperkirakan berjumlah 150 orang dan terbagibagi dalam beberapa divisi yang berbeda-beda seperti riflemen, pikemen, dan sebagainya. 217 Diceritakan bahwa ada sekelompok divisi yang bersenjatakan senapan laras pendek, tanpa pikir panjang berlarian ke arah para tentara agar dapat membidik target musuh dengan lebih baik. 218 Meskipun hal tersebut merupakan tindakan yang nekad, akan tetapi tindakan mereka tersebut membuat divisi-divisi lainnya kesulitan untuk membantu melindungi mereka dari serangan para tentara. Akibat dari kekacauan tersebut, dalam waktu yang sangat singkat, Stockade dapat dikepung oleh tentara kolonial Inggris. 219 Pada saat terjadi pertempuran di Eureka Stockade, para tentara dan polisi yang dikuasai oleh keinginan membalas dendam menjadi lepas kendali dan membunuh setiap pemberontak yang mereka temui. Mereka melakukan tindak pembantaian dengan cara menembak setiap pemberontak yang mereka temui dan kemudian menusuk-nusuk mayat mereka dengan bayonet. Berikut ini adalah sebuah penggalan kisah kekejian para tentara yang diambil dari Sources of Australian History karya Manning Clark: One man, after the resistance had ceased, walked quietly from one of the tents in the neighbourhood to where a body of a mounted police was stationed, with a few soldiers. Three of the police dashed at him, asked him to join their force, and on his refusing, on the score of ill-health, one of them deliberately drew a pistol and shot him; the ball hit him on the right breast, but as he did not fall, he was marched to the main body, and there handcuffed. Some of the police threatened him with their swords, and asked for leave to shoot him; one of the officers would not allow this; and as an opportunity offered, he made a dash, and although fired at again succeeded in reaching his own tent, where he now lies severely, but I hope not dangerously wounded. 220 Tidak hanya itu, mereka juga turut melepaskan tembakan orang-orang tak bersenjata dan tak bersalah, baik pria maupun wanita, yang berada tidak jauh dari lokasi kejadian. 221 Ada yang turut ditahan oleh para tentara dan juga ada pula 217 Frank Crowley, op cit, hlm Ibid. 219 Ibid. 220 Manning Clark, op. cit, hlm Ernest Scott, op. cit, hlm 215.

66 51 yang menjadi korban. Apabila para perwira atasan tentara kolonial tidak segera menghentikan tindak pembantaian ini, maka tidak ada satupun dari para pemberontak yang akan selamat dari pertempuran tersebut. 222 Ketika para perwira pasukan kolonial melihat bahwa para pemberontak sudah tidak melakukan perlawanan lagi, mereka ingin agar pertumpahan darah segera dihentikan. 223 Pertempuran di Eureka Stockade terjadi hanya dalam waktu yang singkat, yakni sekitar menit saja. 224 Setelah Eureka Stockade berhasil dikuasai oleh para serdadu, bendera bintang salib selatan segera diturunkan, Vern kabur; Thonen, salah seorang pemimpin pemberontak lainnya, terbunuh; dan Raffaelo Carboni ditahan dan diadili. Lalor, yang kehilangan tangan kanannya, berhasil menghindari polisi untuk kemudian kembali kembali ke hadapan publik di kemudian hari sebagai pembicara di Legislative Assembly Victoria. 225 Sebanyak 125 orang pemberontak yang masih berada di dalam Stockade pun kemudian ditangkap dan dibawa ke Governor s Camp AKHIR PEMBERONTAKAN EUREKA Seusai pertempuran yang terjadi di Eureka, stockade beserta berbagai toko dan perkemahan di sekitarnya pun dibakar dan dihancurkan oleh para tentara. 227 Bendera salib bintang selatan milik para pemberontak pun disita oleh polisi. 228 Properti-properti milik para pemberontak dibakar habis. 229 Diperkirakan kerugian materiil yang dialami oleh pihak pemberontak sangatlah besar. Meskipun demikian, pemerintah tidak dianggap bertanggung jawab terhadap perusakan atau pencurian properti sepanjang peristiwa Eureka. Sejumlah keluhan telah disampaikan kepada Komisi Penyelidikan mengenai perusakan properti orang-orang yang tidak bersalah oleh para serdadu dan polisi. Raffaello 222 Frank Crowley, op. cit., hlm Ibid. 224 Manning Clark, op. cit., hlm Manning Clark, A Short History of Australia, hlm Frank Crowley, op.cit., hlm Manning Clark, Sources of Australian History., hlm Ibid. Lihat lampiran 15 yang terdapat dalam skripsi ini untuk melihat laporan Kapten Thomas atas keberhasilannya menyita bendera Southern Cross. Capt. Thomas' report - Flag captured, Eureka on Trial, 26 Mei 2010, 17:31, &subpage=1 229 Frank Crowley, op. cit., hlm 294.

67 52 Carboni mengajukan petisi kompensasi, yang menyiratkan bahwa serdadu yang mabuk telah merampok barang-barang milik tahanan segera setelah mereka ditangkap. 230 Akibat dari pertempuran yang terjadi di Eureka, terdapat korban jiwa baik dari pihak tentara maupun pihak pemberontak. Dari pihak militer, Seorang perwira resimen ke-12 dan 2 orang perwira lainnya dari resimen ke-40 tewas. 231 Kapten Wise dan beberapa orang perwira lainnya dari resimen ke-40 mengalami luka parah. 232 Hal yang serupa juga dialami oleh Letnan Paul beserta beberapa orang perwira lainnya dari resimen ke Sedangkan dari pihak pemberontak, diperkirakan sebanyak 25 orang pemberontak meninggal di lokasi kejadian dan sebanyak 30 orang lainnya terluka, baik luka serius maupun luka ringan. 234 Di antara para penambang yang tewas tersebut adalah orang-orang asli Irlandia, dua orang Jerman, dua dari Kanada, satu dari Inggris, satu dari Skotlandia, dan satu orang Australia. 235 Dua dari lima penambang sisanya bernama Crowe dan Fenton, akan tetapi tempat kelahiran asli mereka tidak diketahui. Dari 3 penambang sisanya, salah satunya dikenal di kalangan penghuni Eureka sebagai Happy Jack. 236 UU Darurat pun segera diberlakukan di Ballarat selama 2 hari. Pemerintah kemudian segera mengambil alih kendali ladang-ladang emas Ballarat. Beberapa orang yang ditangkap di Eureka diadili dengan tuduhan pengkhianatan tingkat tinggi. Tiga belas pemberontak 237 didakwa oleh pengadilan. Di antaranya terdapat beberapa orang Amerika, akan tetapi konsul AS di Melbourne berhasil melepaskan mereka semua, kecuali satu orang, sebelum persidangan di mulai. Tahanan yang tidak dilepaskan tersebut adalah seorang kulit hitam asal Amerika bernama John Joseph, yang tidak dihiraukan oleh konsul. 238 Ketiga belas orang yang dibawa ke pengadilan tersebut diadili atas dakwaan pengkhianatan tingkat tinggi. Akan tetapi opini publik berada di pihak para penambang sehingga juri 230 Raffaelo Carboni, op. cit., hlm Manning Clark, op. cit, hlm Ibid. 233 Ibid. 234 Ibid, hlm Russel Ward, Australia, 1965, New Jersey: Prentice-Hall Inc., hlm Ibid. 237 Ibid. 238 Ibid.

68 53 melepaskan mereka. Masyarakat Ballarat pun secara keseluruhan lega setelah pemberontakan telah benar-benar berakhir. Mereka tidak ingin menghukum pemimpin-pemimpin pemberontakan tersebut. Mereka berpendapat bahwa para penambang sudah cukup menderita. Seusai pemberontakan Eureka, Gubernur Hotham menunjuk sebuah komisi untuk menangani kesengsaraan para penambang dan Komisi tersebut berhasil membuat laporannya pada bulan Maret Pemerintah segera bergegas untuk menangani keluhan-keluhan para penambang; alih-alih lisensi yang dibenci penambang, penambang menjadi berhak atas emas sebanyak satu pon per tahun berdasarkan penetapan UU XVIII no. 37 Victoria bulan Juni tahun 1855; bea ekspor emas sebanyak 2. 6d. per ons dipungut untuk menggalang dana untuk administrasi tambang-tambang emas berdasarkan penetapan UU XVIII no. 37 Victoria bulan April tahun 1855; administrasi tambang-tambang emas diubah dengan mengganti penjaga menjadi komisaris melalui penetapan UU XXI no. 32 Victoria bulan November tahun 1857; ladang-ladang emas dijadikan bagian dari distrik pemilihan berdasarkan penetapan UU XXII no. 64 Victoria 17 Desember tahun 1858, dan kepemilikan seorang digger atas miner s right memberikan mereka hak untuk memilih majelis legislatif di Victoria Warisan Eureka Dalam abad terakhir, opini publik melihat peristiwa Eureka sebagai perjuangan demi kebebasan, yang meskipun berskala kecil memiliki arti simbolik yang sangat penting, dan berdampak pada penetapan otonomi yang bertanggung jawab pada tahun Pendapat ini turut disiratkan oleh Mark Twain dalam bukunya More Tramps Abroad (1875) yang dapat ditemukan dalam situs National Republicans: The Organisation of Australian Nativism: "The Ballarat miners protested, petitioned and complained - it was of no use; the Government held its ground, and went on collecting the tax. And not by pleasant methods... By and by there was a result; and I think it may be called the finest thing in Australian history. It was a revolution - small in size, but great politically; it was a strike 239 Hamish McPherson, op. cit. 240 Manning Clark, Select Documents in Australian History: , hlm. 63.

69 54 for liberty, a struggle for a principle, a stand against injustice and oppression... It is another instance of a victory won by a lost battle. It adds an honourable page to history; the people know it and are proud of it. They keep green the memory of the men who fell at the Eureka Stockade" 241 Pada pergantian abad, para pujangga mulai menulis peristiwa pemberontakan Eureka sebagai penyebab kemajuan demokrasi di Australia. Victor Daley dalam sebuah lagu baladanya yang berjudul A Ballad of Eureka (1901) yang dapat ditemukan dalam situs National Republicans: The Organisation of Australian Nativism, menulis sebagai berikut: I said, my young Australian, That the fight was lost - and won - But, oh, our hearts were heavy At the setting of the sun. Yet, ere the year was over, Freedom rolled in like a flood; They gave us all we asked for - When we asked for it in blood. 242 Di saat yang sama Henry Lawson menulis sebuah lagu balada yang berjudul Eureka a fragment yang dapat dibaca dalam buku Eye Witness: Selected Documents from Australia s Past karya John Gilchrist dan William Murray: The sight of murdered heroes is to hero hearts of goad, A thousand men are up in arms upon the Creswich road, And wildest rumours in the air are flying up and down, Tis said the men of Ballarat will march upon the down. But not in vain those diggers died, their comrades may rejoice, For o er the voice of tyranny is heard the people s voice It says Reform your rotten law, the diggers wrong make right, Or else with them, our brothers now, we ll gather to fight. And now before my vision post the scenes that followed fast--- The trials, and the triumph of the diggers cause at last So, of such stuff the men were made who saw our nation born, And such as Lalor were the men who lead her footsteps on; And of such men there ll many be, and of such leaders some, 241 The Eureka Rebellion, 22 Juni 2010, 22:44, Ibid.

70 55 In the roll-up of Australians on some dark day to come. 243 Dengan demikian Eureka menjadi bagian dari tradisi rakyat Australia yang melihat sejarah mereka sebagai perkembangan dari hari-hari kegelapan dan berdarah kepada masa depan yang gemilang ketika rakyat Australia pada akhirnya terbebas dari perbudakan kapitalis dan imperialis. Orang-orang yang terlibat dalam pemberontakan Eureka meninggalkan warisan yang diteruskan dalam bentuk prosa, puisi dan lukisan, serta dalam bentuk simbol yang kuat yaitu bendera bintang salib selatan mereka. 244 H.R. Nicholls, seorang jurnalis pada masa tersebut, mencela para penambang sebagai kumpulan orang-orang Irlandia pemabuk, akan tetapi Raffaello Carboni melihatnya dari sudut pandang yang berbeda dan ia mampu mendalami simbolisme Eureka. 245 Baginya, bendera Eureka, dengan salib putih dan lima bintang pada latar belakang berwarna biru yang menggambarkan Southern Cross, adalah sesuatu yang indah di mana orang-orang bebas dapat berdiri tegak dan bangga. 246 Meskipun bendera Southern Cross hanya berkibar selama beberapa hari saja pada saat menjelang pemberontakan Eureka, akan tetapi bendera tersebut sampai sekarang tetap dapat membangkitkan rasa nasionalisme Australia. 247 Legenda terus mengatakan bahwa di sebuah daratan yang bernama Australia, hak untuk menentang tirani dan untuk diperlakukan dengan hormat, untuk memiliki harapan dan untuk bekerja bagi masa depan yang lebih cerah, tidak dapat dikesampingkan. Pada tahun 1923, lama setelah sebagian besar orangorang yang terlibat dalam peristiwa Eureka telah meninggal, komisi penduduk Ballarat mendirikan monumen untuk menandai tempat satu-satunya pertempuran yang pernah terjadi di tanah Australia. 248 Tulisan pada monumen tersebut mencerminkan sikap Australia yang ambivalen terhadap peristiwa Eureka Stockade: To the honoured memory of the heroic pioneers who fought and fell, on this sacred spot, in the cause of liberty, and the soldiers who fell at Duty s 243 John Gilchrist & William Murray. Eye Witness: Selected Documents from Australia s Past, hlm John Molony, op. cit., hlm Ibid. 246 Ibid. 247 Ibid. 248 Russel Ward, op. cit, hlm 57.

71 56 Call. 249 Bendera pemberontakan yang robek karena peluru masih disimpan di Galeri Seni Ballarat, terkunci dalam meja pribadi kurator Ibid. 250 Ibid.

72 57 BAB IV FAKTOR-FAKTOR PEMBERONTAKAN EUREKA Pemberontakan Eureka merupakan hasil dari konflik berkepanjangan antara pihak yang berwenang dengan sejumlah penambang emas di Victoria yang kian lama kian meningkat. Penyebabnya adalah konflik-konflik yang muncul akibat tiga kekecewaan utama yang dialami oleh para penambang, yaitu permasalahan gold license, kurangnya lahan, dan tidak adanya hak politik bagi para penambang. 251 Konflik-konflik tersebut muncul karena keengganan pemerintah koloni Victoria untuk mendengarkan aspirasi para penambang, sehingga pemberontakan Eureka pun terjadi pada tanggal 3 Desember Ketika kerusuhan mulai berhenti, pihak berwenang melihat bahwa mereka harus membuat perubahan terhadap sistem lama yang menjadi sebab dari timbulnya pemberontakan. Berbagai perubahan pun dilakukan oleh pemerintah koloni Victoria, termasuk perubahan atas sistem gold licence, penghapusan gold fields commissioners dan peningkatan hak-hak politis para penambang. 4.1 PERMASALAH AN GOLD LICENCE Gold Licence Awal dari ketegangan yang memicu terjadinya pemberontakan Eureka terjadi karena adanya penurunan produksi emas. 252 Ada banyak sekali orang yang bekerja di ladang-ladang emas Ballarat sehingga kandungan emas di wilayah tersebut semakin lama semakin berkurang drastis. 253 Emas alluvial (emas yang dapat ditemukan di sungai-sungai dan di atas permukaan bumi) semakin sulit dicari. 254 Akibatnya banyak penambang yang harus mengeluarkan biaya operasional penambangan yang cukup besar dan juga sulit untuk membuat terowongan di bawah tanah. Di tambah lagi mereka juga harus bersaing dengan penambang asal Cina yang notabene merupakan buruh tenaga kasar yang mau 251 Manning Clark, op. cit., hlm Geoffrey Blainey, op. cit., hlm Ibid. 254 Ibid.

73 58 bekerja keras dengan imbalan yang sangat sedikit. 255 Kondisi ini membuat ketidakpuasan yang terjadi di Ballarat semakin meningkat. Pemerintah koloni Victoria mengklaim bahwa emas-emas yang ditemukan di wilayahnya adalah milik Kerajaan, akan tetapi mereka memberikan ijin bagi para penambang yang mau menggali emas. Peraturan ini dikenal sebagai gold licence, di mana para penambang akan diberikan hak untuk menggali emas di lahan seluas satu meter persegi dengan membayar 30s tiap bulannya. Sebuah badan yang bernama gold fields commissioner pun ditunjuk untuk menerbitkan gold licence dan mencegah terjadinya penambangan oleh penambang-penambang yang belum membayar gold licence. Penetapan sistem gold licence ini dianggap sangat tidak adil sehingga menimbulkan ketidakpuasan. Hal ini dikarenakan baik penambang beruntung, yang sanggup menemukan emas dalam jumlah yang besar, maupun penambang tidak beruntung, yang meskipun sudah bekerja seharian tapi tidak mendapatkan apa-apa, sama-sama harus membayar gold licence sebesar 30s per bulan. Setelah jumlah kandungan emas di ladang-ladang emas Ballarat semakin berkurang drastis dan jumlah emas yang ditemukan kian sedikit, banyak penambang yang tidak mampu membayar gold licence karena jumlah emas yang mereka dapat hampir tidak cukup untuk membiayai pengeluaran sehari-hari. Pada bulan Januari 1851, Gubernur Latrobe mengumumkan bahwa ia akan menaikkan harga gold license menjadi 3 per bulan. 256 Hal ini tentunya menimbulkan kemarahan dari sebagian besar kalangan digger. Lisensi yang dicanangkan oleh pemerintah untuk membatasi kegiatan penggalian dianggap bukan lagi sebagai pengesahan mengolah tanah kerajaan, namun sudah mengarah untuk mencari keuntungan semata-mata. Ditambah lagi dengan adanya fakta bahwa diggers tidak mendapatkan imbalan yang seimbang dari adanya pembayaran gold license tersebut. 257 Kejahatan di ladang emas masih sering terjadi, sarana transportasi tidak memadai, tindakan sewenang-wenang aparat 255 Ibid. 256 Shortage of Police, op. cit. 257 John Molony, op. cit., hlm 107.

74 59 kepolisian, dan adanya kasus korupsi di kalangan pegawai pemerintahan membuat para digger menolak untuk membayar lisensi. 258 Gubernur Latrobe sendiri mengakui bahwa peraturan gold licence tidak adil. 259 Ia sempat mengajukan peraturan penetapan bea ekspor untuk emas agar pemerintah kolonial tetap dapat memperoleh bagiannya atas produksi emas tanpa memberatkan para penambang emas, sebagai pengganti gold licence. Akan tetapi, dewan legislatif Victoria, yang terdiri atas squatters yang berusaha untuk membuat para penambang emas kembali ke pekerjaan-pekerjaan asal mereka, menolak usul tersebut dan mengajukan pengurangan tarif gold licence sebagai gantinya. 260 Setelah melalui proses yang panjang, pada tahun 1853 pemerintah koloni Victoria secara resmi mengurangi tarif gold licence dari 30 shilling per bulan menjadi 2 poundsterling per 3 bulan. Akan tetapi sebagai gantinya, mereka mengirimkan banyak tentara dan polisi untuk melakukan licence hunt di ladangladang emas Ballarat Licence Hunt Semenjak Hotham naik jabatan menjadi Gubernur Victoria menggantikan Latrobe, ia memperketat pengumpulan gold license kepada para penambang untuk menangani masalah kas koloni Victoria yang mengalami defisit pada saat itu. Ia memerintahkan bahwa para polisi harus meningkatkan intensitas license hunt kepada para penambang yang tidak memiliki gold license setiap dua kali seminggu. Hal ini tentunya menimbulkan kekecewaan di kalangan para penambang. Seperti yang telah diketahui sebelumnya, jumlah pendapatan yang di dapat oleh koloni Victoria selalu jauh lebih kecil daripada jumlah yang seharusnya diterima dari hasil penjualan gold license kepada seluruh diggers di Victoria. Padahal pemerintah Victoria sangat membutuhkan uang untuk membayar gaji pegawai, membangun jalan, dll. Tekanan yang dihadapi oleh pemerintah Victoria ini membuat para polisi bersikap lebih keras ketika sedang mengadakan license 258 Ibid. 259 F.L.W. Wood, op. cit., hl Hamish McPherson, op. cit. 261 Melbourne : History of its Settlement: The Gold License & the Eureka Stockade, 22 Juni 23:59,

75 60 hunt. Namun hal tersebut justru malah memicu terjadinya ketegangan dan permusuhan antara mereka dengan para penghuni ladang-ladang emas. Perburuan lisensi dilakukan oleh armada polisi yang korup. Sweep atau Perburuan penambang diorganisir di ladang-ladang emas, dan para penambang yang tidak membawa serta surat lisensi mereka (karena takut kotor oleh lumpur) ditahan dan dikenakan denda. 262 Pemerasan legal ini, yang dilakukan oleh polisi yang korup dan hal ini menyebabkan ketidaksukaan di kalangan penambang. Komisi Kerajaan yang menyelidiki penyebab terjadinya Eureka menemukan bahwa metode yang digunakan oleh para polisi di Ballarat, hampir pada batas yang dapat ditolerir secara manusiawi, meskipun cara tersebut didukung oleh peraturan yang ada. 263 Para polisi memburu, mengancam, serta mengucapkan berbagai kutukan dan sumpah serapah kepada para penambang yang tidak memiliki gold license. Kemudian para penambang yang tidak memiliki gold license diperlakukan layaknya seorang penjahat yang dipaksa untuk berjalan di sepanjang jalan raya dibawah pengawasan para polisi berkuda dan apabila mereka tidak mampu membayar denda, maka mereka akan dimasukkan ke dalam sel tahanan bersamasama dengan kriminal lainnya. 264 Dalam kasus lainnya, ada juga penambang yang dirantai ke sebuah pos dibawah terik sinar matahari dan harus bertahan menghadapi cemoohan para polisi. 265 Perburuan gold license melalui sistem tidak teratur, tidak berkemanusiaan, dan merendahkan derajat manusia yang dilakukan oleh para gold commissioners dan polisi terhadap kelompok penambang membuat pengelolaan ladang-ladang emas menjadi lebih mirip gaya Rusia daripada Inggris. 266 Sistem perburuan gold license yang terjadi di Victoria bagaikan perburuan manusia dan para polisi menjadi anjing pemburu -nya. 267 Ini adalah sebuah sistem yang menimbulkan kebencian universal terhadap orang-orang yang berdarah dingin serta memunculkan keinginan masyarakat yang ditindas untuk merdeka. 262 John Molony, op. cit., hlm Russel Ward, The Australian Legend, hlm Manning Clark, A Short History of Australia, hlm Ibid. 266 Russel Ward, Australia, hlm Ibid.

76 Berkembangnya Semangat Mateship Namun dengan diadakannya praktik licence hunt ini pula, semangat Mateship berkembang di kalangan diggers. Mateship adalah salah satu elemen yang penting di kalangan kaum penambangn emas. Seperti yang telah diketahui sebelumnya, pertambangan emas hanya dapat berjalan dengan efektif jika dikerjakan oleh setidaknya dua atau tiga orang dalam tim. Di ladang-ladang emas Ballarat, sebuah grup yang terdiri yang terdiri dari setengah lusin orang atau lebih bekerja saling bahu-membahu untuk menemukan emas. 268 Biasanya satu orang penambang bertindak sebagai penjaga tenda dan koki, sementara anggota lainnya mengerjakan klaim. Anggota-anggota tim penambang emas ini biasanya dikenal dengan istilah mate 269. Sebutan tersebut merujuk pada solidaritas dan kekerabatan antara sesama penambang emas di Australia. Hal ini berbeda jauh dengan para penambang di ladang-ladang emas California, yang pada saat itu hanya menggunakan istilah mate untuk memanggil seorang rekan dalam konteks hubungan bisnis. Solidaritas mateship antar sesama penambang emas ini semakin diperkuat oleh praktik licence hunt oleh pihak pemerintah yang sangat tidak disukai. Kelompok-kelompok penambang boleh saja saling berselisih satu sama lain atas batas klaim area dan hal-hal lainnya, akan tetapi ketika perburuan emas terjadi, teriakan Joe! Joe! terdengar di seluruh area ladang emas dan semua penambang saling bekerja sama melarikan diri dari kejaran para polisi. Julukan olok-olok Joe kepada para polisi ini mencerminkan ketidaksukaan para penambang atas Charles Joseph Joe La Trobe, Letnan Gubernur Victoria. 270 Dalam kata-kata yang mengingatkan perkataan Griffith mengenai kesetiaan teman lama sepuluh tahun sebelumnya, Komisi Ladang-Ladang Emas yang menyelidiki kasus pemberontakan Eureka melaporkan sebagai berikut: Evasion became a practised and skillful art among a considerable number among whom an esprit de corps was ever the strongest sense of honour... digger without licences... were left quietly at work in the 268 Russel Ward, The Australian Legend, hlm Ibid. 270 Ibid.

77 62 pits, while those who had complied with the law betook themselves to flight as if the guilty parties, with all the police at their heels. 271 Dalam licence hunt, para penambang memiliki begitu banyak taktik melarikan diri sehingga gold commissioners terkadang sampai harus meninggalkan ladang emas dengan tentaranya meskipun akhirnya mereka tidak berhasil menangkap satu korban pun. Saksi dari insiden tersebut, yang meskipun seorang warga yang sangat taat hukum yang setuju akan ide mengenai tarif lisensi secara umum, begitu tertular dengan mateship para penambang sehingga mengatakan sebagai berikut: [I was] unable to repress an emotion of gratification at the result of the chase, or an impulse of hero-worship as I sought the sole actor in the successful diversion to offer my congratulations. 272 Semangat mateship yang telah ada semenjak terjadinya praktik licence hunt ini juga nantinya akan berperan dalam pemberontakan Eureka. Dalam semangat kebersamaan ala mateship, para penambang emas bersama-sama melakukan aksi agitasi layaknya pembakaran hotel Eureka, penyerbuan ke Commissioner s Camp, pendirian Eureka Stockade, dsb. 4.2 PERMASALAHAN TANAH Kekecewaan penambang berikutnya yang turut menjadi pemicu terjadinya pemberontakan Eureka adalah kurangnya lahan yang tersedia di koloni Victoria. 273 Ini adalah masalah bagi para penambang karena sebagian dari mereka ingin menginvestasikan modal atau hasil penjualan emas mereka dalam sebuah lahan. 274 Para penambang menanti hari di mana mereka dapat berhenti menambang emas dan membeli sebuah pertanian kecil dimana mereka bisa mengelola suatu usaha yang tidak mungkin mereka bisa lakukan di Eropa. 275 Mimpi para penambang adalah mimpi yang masih dialami orang-orang Australia 271 Ibid. 272 Ibid, hlm Manning Clark, Select Documents in Australian History: , hlm Manning Clark, A Short History of Australia, hlm Marjorie Barnard, op. cit., hlm 254.

78 63 hingga kini: memiliki properti pribadi dan mengelola kehidupan di mana mereka dapat meraih hasil atas jerih payah mereka. 276 Akan tetapi, dengan adanya sistem yang ada di Australia pada saat itu, para penambang tidak dapat memperoleh tanah. 277 Terdapat sebuah larangan keras perihal penjualan tanah di Victoria dan hal ini berarti bahwa mereka tidak dapat membeli tanah yang mereka inginkan. 278 Tanah tersebut dikunci di bawah kendali para squatter yang merupakan suara mayoritas dalam Dewan Legislatif Victoria. 279 Memang merupakan sebuah fakta bahwa sebelum terjadinya demam emas di Australia, kebanyakan tanah yang subur disana telah dimiliki oleh para squatters terlebih dahulu. Hal ini dikarenakan pemerintah kolonial telah memberikan mereka hak pre-emptive untuk membeli tanah-tanah terbaik di daratan Australia terlebih dahulu dengan persyaratan yang relatif mudah. 280 Tanah-tanah yang subur ini kemudian dijadikan sebagai usaha pertanian. Untuk mendapatkan tanah, para penambang perlu memiliki uang untuk membelinya. Akan tetapi untuk membuat tanah-tanah di Victoria dapat mereka beli, mereka harus berjuang keras untuk mengalahkan pengaruh para squatter di Dewan Legislatif Victoria. Sebuah Petisi pun diajukan pada tahun 1853 untuk menyatakan kekecewaan para penambang akan permasalahan tersebut, akan tetapi Gubernur Latrobe tidak bisa berbuat apa-apa karena para squatters lah yang merupakan suara mayoritas dalam Dewan Legislatif Victoria. 281 Sebagai gantinya, Gubernur Latrobe menawarkan penunjukan seorang wakil penambang ke Dewan Legislatif, akan tetapi tawaran tersebut segera ditolak oleh para penambang yang mengetahui bahwa suara nominal tidak akan ada artinya dalam sebuah parlemen yang dipenuhi oleh banyak squatter. 282 Kurangnya persediaan tanah dibandingkan dengan jumlah yang diinginkan oleh para penduduk adalah sebuah pernyataan yang diberikan oleh Komisi Kerajaan tidak lama setelah terjadinya pemberontakan Eureka 276 Ibid. 277 Russel Ward, Australia, hlm Ibid. 279 Ibid. 280 Ibid. 281 Hamish McPherson, op. cit. 282 Ibid.

79 64 Stockade. 283 Hal tersebut menunjukkan bahwa pemerintah mengetahui adanya masalah yang mempengaruhi situasi di ladang-ladang emas, tetapi tidak pernah mengakui permasalahan tersebut secara terbuka hingga terjadinya peristiwa pemberontakan Eureka. 4.3 PERMASALAHAN POLITIK Di awal tahun 1850-an, para penambang emas di koloni Victoria mengalami berbagai ketidakadilan. Mereka tidak diberi hak-hak politik; mereka tidak boleh mengambil suara dalam pemilu, dan tidak memiliki perwakilan dalam Dewan Legislatif Victoria. 284 Terlebih lagi, tanah untuk dijadikan sebagai tempat tinggal tidak selalu tersedia bagi mereka. Seperti yang telah dibahas dalam bab sebelumnya, pembagian tanah dikendalikan oleh para penguasa tanah, yakni oleh para squatters. Kekecewaan-kekecawaan para penambang tersebut diperparah dengan peristiwa penahanan Johannes Gregorius karena telah memasuki area ladang emas tanpa membawa gold licence. 285 Padahal seharusnya seseorang yang berasal dari kementrian agama tidak diharuskan memiliki gold licence untuk memasuki area ladang emas. 286 Pihak berwenang di kemudian hari menyatakan bahwa penahanan ini merupakan suatu kesalahan. Namun hal tersebut tetap saja membuat para penambang marah. Hal ini dikarenakan kasus pemukulan dan penahanan Gregorius dianggap sebagai tindak diskriminasi rasial, meskipun istilah tersebut belum ada di abad ke Akan tetapi, alasan ini tidak cukup kuat untuk memotivasi para penambang, karena mereka tidak terkenal akan toleransi rasial mereka. Akan tetapi, Johannes Gregorius juga merupakan seorang pelayan dari pendeta Katolik Roma terkemuka di Ballarat, yakni Pendeta Smyth, dan oleh karena itu dianggap sebagai penghinaan atas agama mayoritas penambang Irlandia, yang telah lama membenci orang Inggris atas penjajahan Inggris di Irlandia Manning Clark, op. cit., hlm Manning Clark, A Short History of Australia, hlm Hamish McPherson, op. cit. 286 Catholics at the Eureka Stockade, op. cit. 287 Hamish McPherson, op. cit. 288 Ibid.

80 65 Pemicu berikutnya adalah skandal James Scobie. James Scobie dibunuh oleh seorang mantan napi bernama James Bentley yang merupakan pemilik Hotel Eureka. Tindak pembunuhan ini sendiri sebenarnya bukanlah permasalahan utama, akan tetapi pembebasan Bentley-lah yang menjadi penyebab dari ketidakpuasan para penambang. 289 Para penambang tahu bahwa Bentley bersalah, dan tidak dapat menerima kenyataan bahwa Bentley dapat begitu saja terbebas dari suatu tindak pembunuhan hanya karena kedekatannya dengan hakim Dewes, hakim yang menangani kasus pembunuhan Scobie. Tindak korupsi dan kolusi yang telah terjadi di kalangan aparat pemerintahan sejak awal terjadinya demam emas di Victoria pun akhirnya terbongkar ke publik setelah adanya peristiwa pembunuhan Scobie ini. Sebuah pertemuan pun diadakan oleh para penambang pada tanggal 17 Oktober 1853 di dekat Hotel Eureka untuk memprotes pembebasan Bentley dan resolusinya adalah pembakaran Hotel Eureka hingga rata dengan tanah. 290 Sebagai tindak lanjut dari pembakaran hotel Eureka ini, pemerintah kolonial mengambil beberapa penambang secara acak untuk ditahan dan dijadikan sebagai kambing hitam. Padahal sebenarnya pelaku pembakaran hotel Eureka berjumlah hampir seribu orang. Hal ini kemudian menyakinkan para penambang bahwa pemerintah kolonial telah korup dan gerakan massal dianggap sebagai satusatunya jalan alternatif untuk mengatasi kekecewaan-kekecewaan mereka. Pertemuan massal selanjutnya kemudian terjadi pada hari Rabu tanggal 1 November, ketika Liga Reformasi Ballarat berdiri di bawah pimpinan J.B. Humffray. Kepemimpinan liga tersebut didominasi oleh kaum Chartist yang kemudian mulai menyuarakan berbagai tuntutan radikal seperti penghapusan gold licence, hak untuk menjadi anggota parlemen tanpa harus diukur dari jumlah kekayaan, pemberian hak pilih bagi semua pria untuk melakukan voting, diadakannya sistem voting melalui pengambilan suara secara rahasia, reformasi sistem administrasi di ladang-ladang emas dan pembubaran gold commissioners. 289 Karen Gillepsie, The Eureka Stockade, 23 Juni 2010, 0:47, Hamish McPherson. op. cit.

81 66 "That it is the inalienable right of every citizen to have a voice in the making of the laws he is called upon to obey. That taxation without representation is tyranny That it is the object of the League to place the power in the hands responsible representatives of the people to frame wholesome laws and carry on an honest government. That it is not the wish of the League to affect an immediate separation of this colony from the parent country, if equal laws and equal rights are dealt out to the whole free community; but that, if Queen Victoria continues to act upon the ill advice of dishonest ministers and insists upon indirectly dictating obnoxious laws for the colony, under the assumed authority of the Royal Prerogative, the Reform League will endeavour to supersede such Royal prerogatives by asserting that of the people, which is the most royal of all prerogatives, as the people are the only legitimate source of all political power." 291 Perkumpulan massal dari para penambang yang bersenjata merupakan sebuah kekuatan baru. Para penambang yang terlalu merasa kecewa akan ketidakadilan yang selama ini mereka alami, kini tidak lagi mengajukan petisi untuk menyuarakan permasalahan mereka, melainkan sebagai tuntutan. Seiring dengan berubahnya pergerakan Liga Reformasi Ballarat ke arah radikalisme, inisatif para agen reformasi yang semula bersifat moderat pun berubah menjadi tuntutan atas perubahan sosial dan politik yang semakin luas. Ketika tuntutantuntutan mereka ditolak oleh Gubernur Hotham, para penambang kemudian mengadakan pertemuan massal lagi di Bakery Hill pada tanggal 29 November 1854 dan kemudian beramai-ramai membakar gold licence mereka. 292 Di hari berikutnya, sebuah licence hunt diadakan secara besar-besaran oleh Commissioner Rede. 293 Keesokan harinya para penambang mengadakan pertemuan massal lagi di Bakery Hill. Bendera Southern Cross dikibarkan, para penambang mengambil sumpah setia dan Peter Lalor kemudian dipilih sebagai pemimpin ( Panglima ) revolusi. 294 Perjuangan para penambang untuk menuntut hak-hak mereka menjadi contoh dari perjuangan akan hak-hak warga negara. Mereka melawan bentukbentuk kekerasan secara acak dan ketidakdilan. Mereka menyatakan hak-hak 291 Hamish McPherson, op.cit. 292 Ibid. 293 Ibid. 294 Ibid.

82 67 mereka sebagai hak paling royal atas semua hak prerogatif, yaitu hak-hak rakyat yang berdaulat. Banyak diggers yang berasal dari Inggris telah turut mengambil bagian atau setidaknya terpengaruh oleh gerakan chartisme. 295 Chartisme merupakan sebuah gerakan massal kaum pekerja dan buruh yang bertujuan untuk meraih hakhak demokrasi dalam bidang politik dan reformasi sosial. 296 Gerakan ini berkembang di Eropa pada tahun Pada masa itu, perang Napoleon baru saja berakhir di Eropa. Berbagai kesulitan dan penderitaan hidup menyelimuti penduduk yang berada di benua tersebut. Masyarakat di Eropa kemudian tersadar bahwa kekuasaan raja dan bangsawan merupakan sebuah hal yang membawa bencana, dan sebuah reformasi diperlukan untuk membawa perubahan yang lebih baik. Biasanya gerakan chartis ini dipenuhi dengan aksi pemogokan, agitasi dan pemberontakan bersenjata untuk mencapai tujuannya. 298 Gagasan dan taktik gerakan chartis tersebut kemudian berperan penting dalam meletusnya pemberontakan Eureka di Ballarat. Hal ini dikarenakan ada sejumlah besar diggers di Australia yang turut berpartisipasi dalam pemberontakan Eureka, yang sebelumnya juga telah mengambil bagian dalam gerakan chartis di Eropa. 299 Memang benar bahwa diggers, yang mayoritas merupakan imigran asing dari Eropa, datang ke Australia setelah gerakan Chartis mengalami kegagalan pada tahun Sejarawan Robert Gollan berpendapat bahwa: The extensive migration into Australia in the forties and the flood in the fifties sprang from a Britain in which chartism was the mass protest of the working and lower middle classes against the intolerable conditions of early industrialism. Naturally, there was no chartist movement in Australia, for industrialisation was still a thing of the future. But chartism had an influence. Some of the men who established trade unions had their political baptism in the chartist movement. The form of mass protest meetings on the goldfields and in Melbourne was directly influenced by English 295 Ibid. 296 Ibid. 297 Ibid. 298 Ibid. 299 Ibid.

83 68 experience. Manhood suffrage in Australia was in one sense the first victory for the People s Charter. 300 Di antara imigran-imigran Eropa penganut chartis, terdapat orang-orang Jerman dan Italia yang telah berjuang di jalanan selama revolusi demokratis besarbesaran melawan kaum borjuis pada tahun Jumlah mereka memang tidak banyak, akan tetapi mereka adalah orang-orang penuh antusiasme dan idealisme, yang berharap bisa membawa semangat gerakan chartis di Australia, meskipun gerakan tersebut telah dikalahkan di negara-negara asal mereka. Salah seorang penganut gerakan chartis, Raffaello Carboni, pernah menjadi anggota aktif dari Risorgimento 302 Italia, yang berperang melawan penjajahan Austria yang otokratis, sebelum ia kemudian diasingkan ke London dan bermigrasi ke Australia. Para reformis ini tadinya hanya bisa menemukan sedikit orang yang mau mendengarkan mereka pada saat awal terjadinya demam emas di Australia. 303 Namun, seiring dengan berjalannya waktu, emas menjadi semakin sulit untuk ditemukan. 304 Akibatnya jumlah penambang yang kecewa pun terus meningkat dan kemudian berkecil hati untuk melanjutkan pekerjaan mereka sebagai penambang emas. Mereka kemudian mulai memikirkan bagaimana cara untuk mencari nafkah lain di Australia sebagai negara baru mereka dan kemudian menjadi lebih tertarik dalam reformasi politik dan prospek kehidupan mereka di negara baru Australia. 305 Selanjutnya, kelompok lain yang memiliki pengaruh dalam terjadinya pemberontakan Eureka adalah para penambang asal Amerika. Mereka kebetulan telah memiliki pengalaman dalam menghadapi demam emas yang sebelumnya terjadi di California. 306 Para penambang emas asal Amerika berupaya memperkenalkan semangat republikanisme gaya Amerika yang berhasil 300 Ibid. 301 Ibid. 302 Il Risorgimento yang dalam bahasa Indonesia berarti Unifikasi Italia, adalah sebuah pergerakan politik dan sosial yang bertujuan untuk menyatukan negara-negara yang berbeda di semenanjung Italia menjadi sebuah negara Italia yang bersatu. John A. Davis, Italy in the Nineteenth Century, London: Oxford University Press, F. L. W. Wood., op. cit., hlm Ibid. 305 Ibid. 306 Hamish McPherson, op. cit.

84 69 mendapatkan kemerdekaan dari penjajahan Inggris. 307 Para penambang asal Amerika bisa dibilang merupakan imigran asing non-inggris yang paling berpengaruh perihal kehidupan belantara di Australia. 308 Banyak dari mereka datang dari California dan budaya "frontier" sangat mirip dengan budaya penduduk Australia setempat sehingga mereka menjadi jauh lebih mudah berasimilasi. 309 Seorang pengamat menulis: At first, it must be confessed, [they] made themselves very obnoxious to the peacably disposed portion of the people, in spouting republicanism, and exciting to rebellion against the British Government; The era of responsible government, and the advent of manhood suffrage, must have reconciled the Yankees to the country, however, as they were never afterwards heard of as medling with politics. 310 Terlepas dari keterlibatan orang-orang Amerika secara langsung dalam pemberontakan Eureka seperti yang telah dibahas dalam bab sebelumnya, mereka juga memiliki prestise tersendiri dalam masyarakat Australia karena mereka merupakan warga negara dari suatu negara baru yang perundang-undangan tanahnya sangat jauh berbeda dengan koloni-koloni di Australia. Setiap kali isu pembukaan lahan-lahan dibahas, semua orang cenderung menunjuk ke Amerika Serikat sebagai negara yang telah berhasil menunjukkan bagaimana seseorang mampu memiliki tanah tanpa harus dikekang oleh persyaratan pembelian tanah yang memberatkan. Selain itu, wanita-wanita di Ballarat juga memainkan peranan aktif dalam kehidupan sehari-hari masyarakat di ladang-ladang emas serta memberikan kontribusi signifikan bagi perjuangan sosial disana. 311 Sejarawan Clare Wright 312 menyatakan bahwa di ladang-ladang emas Ballarat, terdapat lebih dari Ibid. 308 Russel Ward, op. cit., hlm Ibid. 310 Russel Ward, The Australian Legend, hlm Hamish McPherson, op. cit. 312 Clare Wright adalah seorang sejarawan dan pemenang penghargaan penulis yang telah bekerja di bidang politik, akademis dan media. Mayoritas karya-karyanya berkutat seputar peranan wanita dalam sejarah Australia. Salah satu karyanya yang terkenal ialah Eureka s Women: An Intimate History of Sex, Class and Culture on the Victorian Goldfields. History Program: Staff Profiles, La Trobe University, 22 Juni 2010, 6:40,

85 70 wanita dan juga menyatakan bahwa "perempuan-perempuan ini tidak hanya merupakan saksi peristiwa bersejarah; akan tetapi mereka juga bertindak sebagai agen karena mereka berkaitan erat dengan isu-isu kritis dan ketegangan yang berkembang di Ballarat pada tahun 1854." 313 Wanita-wanita ini turut menghadiri pertemuan-pertemuan massal, ikut andil dalam membuat petisi yang ditujukan kepada gubernur Hotham dan mereka juga berada di dalam Eureka Stockade. 314 Salah seorang dari wanita ini, Anastasia Hayes, merupakan seorang wanita Irlandia yang "cepat naik darah dan dikenal di kalangan penambang pada masa itu dengan julukan firebrand (penghasut). 315 Ia secara terang-terangan mengeluh tentang berbagai ketidakadilan yang dialami oleh para penambang. Ia kemudian bekerja sama dengan Anastasia Withers 316 dan Anne Duke 317 untuk menjahit bendera Southern Cross Eureka yang tersohor dan juga turut memberikan dukungan material, tempat tinggal dan bantuan medis kepada para pemberontak setelah pemberontakan Eureka berakhir Ibid. 314 Ibid. 315 Ibid. 316 Anastasia Withers adalah seorang penjahit yang turut menjahit bendera Southern Cross bersama dengan Anastasia Hayes dan Anne Duke. Ia merupakan seorang isteri dari Samuel Edward Withers, salah seorang penambang emas yang turut ikut ambil bagian dalam pemberontakan Eureka di tahun Anastasia Withers, 22 Juni, 2010, 6:53, Anne Duke adalah seorang penjahit asal Irlandia dan merupakan isteri dari seorang digger bernama George Duke. Ia turut menjahit bendera Southern Cross bersama dengan Anastasia Hayes dan Anne Duke. Ia juga diketahui sedang berada di dalam Stockade pada saat peristiwa penyerangan di Eureka Stockade dan berhasil selamat dari kejadian tersebut. Anne Duke, 22 Juni 2010, 7:00, Ibid.

86 71 BAB V KESIMPULAN Wilayah Ballarat memang memiliki kekayaan emas yang luar biasa, jauh melebihi ladang-ladang emas di koloni-koloni Australia lainnya sehingga membuat begitu banyak orang berdatangan ke daerah tersebut. Semenjak emas pertama kali ditemukan di sebuah sungai kecil di Poverty Point, berbagai kisah-kisah penemuan emas dalam jumlah yang besar terus beredar di masyarakat dan kemudian tersebar ke seluruh penjuru dunia. Imigran dari berbagai negara pun berdatangan ke Ballarat. Kota Ballarat yang tadinya hanya merupakan daerah peternakan yang damai berubah menjadi kota pertambangan yang hiruk pikuk dan dipadati oleh diggers. Namun, perubahan Ballarat yang begitu drastis dari kawasan peternakan menjadi kota pertambangan emas ini tentunya membawa permasalahanpermasalahan baru. Banyak orang yang berbondong-bondong meninggalkan pekerjaan mereka untuk berburu emas. Selain itu, sektor perdagangan dan transportasi pun turut terkena imbasnya. Meskipun terdapat banyak orang-orang kaya baru di Ballarat yang memiliki cukup uang untuk membeli berbagai barangbarang kebutuhan dan jasa, akan tetapi tidak banyak yang ditawarkan pada saat itu. Inflasi pun terjadi. Harga-harga pun melambung tinggi. Padahal kandungan emas di wilayah Ballarat semakin lama semakin berkurang drastis karena ada banyak sekali orang yang bekerja di ladang-ladang emas Ballarat. Di tambah lagi mereka juga harus bersaing dengan penambang asal Cina yang notabene merupakan buruh tenaga kasar yang mau bekerja keras dengan imbalan yang sangat sedikit. Akibatnya banyak penambang yang menjadi semakin miskin karena pendapatan yang mereka dapat dari hasil menambang emas tidak lebih besar dari pengeluaran mereka untuk biaya hidup sehari-hari. Banyak penambang-penambang yang merasa tidak puas dengan keadaan ini. Ketidakpuasan para penambang yang telah terjadi sebelumnya diperparah dengan permasalahan kurangnya lahan yang tersedia di koloni Victoria. Ini merupakan masalah besar bagi para penambang karena sebagian dari mereka

87 72 ingin menginvestasikan modal atau hasil penjualan emas mereka dalam sebuah lahan. Lalu ketika pertumbuhan populasi di ladang-ladang emas mulai tidak terkendali, pemerintah koloni Victoria merasa perlu membuat peraturan baru untuk menjaga ketertiban hukum. Pemerintah koloni Victoria kemudian menciptakan undang-undang gold license untuk mengumpulkan dana untuk mengatasi permasalahan-permasalahan yang timbul akibat demam emas yang terjadi disana seperti halnya membiayai gaji para polisi dan membangun sarana transportasi. Kemudian pada bulan Oktober, pemerintah koloni Victoria telah mengembangkan peraturan baru perihal pertambangan emas, yakni pengelolaan setiap ladang emas akan diserahkan di bawah kepemimpinan gold fields commissioners. Para komisaris ini bertanggung jawab atas penerapan peraturan gold licence yang telah dibuat oleh pemerintah koloni Victoria bagi setiap ladang emas. Di bawah pantauan para komisaris, tidak ada seorang pun yang diperbolehkan untuk mencari, menggali, maupun mengambil emas dari tanah Victoria tanpa memiliki gold license terlebih dahulu. Namun peraturan gold licence ini menimbulkan kemarahan dari sebagian besar kalangan digger. Lisensi yang dicanangkan oleh pemerintah untuk membatasi kegiatan penggalian dianggap bukan lagi sebagai pengesahan mengolah tanah kerajaan, namun sudah mengarah untuk mencari keuntungan semata-mata. Ditambah lagi dengan adanya fakta bahwa diggers tidak mendapatkan imbalan yang seimbang dari adanya pembayaran gold license tersebut. Hal ini membuat kekecewaan-kekecewaan di kalangan diggers semakin meningkat. Pada bulan April 1853, Joseph Latrobe mengundurkan diri dari jabatannya dan sebagai gantinya Charles Hotham mengantikan jabatannya sebagai gubernur koloni Victoria yang baru. Hotham pun segera memperketat pengumpulan gold license kepada para penambang dan memerintahkan peningkatan intensitas license hunt kepada para penambang yang tidak memiliki gold license setiap dua kali seminggu. Hal ini tentunya menimbulkan kekecewaan besar bagi para penambang karena para polisi kerap kali berlaku keterlaluan apabila mereka berhasil menangkap penambang yang tidak memiliki gold license.

88 73 Kekecewaan-kekecewaan yang telah dialami sebelumnya oleh para penambang akhirnya mencapai puncaknya ketika skandal korupsi dan penyalahgunaan wewenang di kalangan pemerintahan terungkap dalam kasus kematian seorang penambang bernama James Scobie. Sebanyak 5,000 orang penambang yang merasa tidak senang atas hal ini kemudian segera mengadakan pertemuan massal dan kemudian beramai-ramai mendatangi Hotel Eureka dan membakarnya hingga rata sampai tanah. Ketegangan antara para penambang dengan aparat pemerintah yang telah terjadi sebelumnya pun semakin bertambah ketika tiga orang penambang yakni McIntyre, Fletcher dan Westerby ditahan dan menjadi terdakwa sebagai dalang kerusuhan dan pembakaran hotel Eureka. Ketika kemarahan para penambang atas skandal korupsi dalam kasus pembunuhan James Scobie serta penahanan Westerby, dan kawan kawan dalam pembakaran Hotel Eureka masih belum reda, terdengar kabar ke telinga mereka bahwa Johannes Gregorius, seorang dari kementrian agama yang saat itu datang tanpa membawa gold license, ditahan dan dipukuli oleh seorang polisi. Para penambang yang melihat berbagai ketidakadilan dan kesewenangwenangan aparat pemerintah yang terjadi di Ballarat menjadi terpicu untuk mendirikan organisasi politik untuk menyuarakan kekecewaan-kekecewaan mereka terhadap pemerintah kolonial. Liga Reformasi Ballarat pun terbentuk dengan J.B. Humffray sebagai pemimpinnya. Mereka pun membuat berbagai tuntutan yang ditulis dalam The League s Charter. Melihat aksi-aksi para penambang yang menjadi semakin radikal, pemerintah koloni Victoria memutuskan untuk meminta bala bantuan tentara untuk dikirim ke wilayah Ballarat. Resimen ke-12 yang terdiri dari pasukan kavaleri dan infantri beserta beberapa kereta pengangkut senjata dan amunisi, datang dari Melbourne ke Ballarat untuk memenuhi permintaan Gubernur Hotham. Namun sebelum dapat memasuki kota Ballarat, konvoi resimen ke-12 ini diserang oleh para penambang. Persediaan senjata dan amunisi yang mereka bawa pun dijarah oleh para penambang. Setelah itu, para penambang, yang dipimpin oleh pemimpin Liga Reformasi Ballarat yang baru yakni Peter Lalor, segera membentuk struktur militer dan segera mendirikan sebuah benteng (stockade) di

89 74 sebuah daerah yang dikenal dengan nama Eureka. Disana, mereka memproklamirkan berdirinya Republik Victoria dan mengibarkan bendera Southern Cross. Namun, stockade ini tidak lama kemudian diserang secara mendadak oleh para tentara kolonial pada tanggal 3 Desember Para penambang di dalam stockade yang tidak sigap dalam menghadapi pertempuran di Eureka pun akhirnya dikalahkan dan Eureka Stockade dihancurkan hingga rata sampai tanah. Dengan demikian, berakhirlah pemberontakan Eureka di Ballarat. Meskipun para penambang dikalahkan oleh pihak pemerintah kolonial, namun pada akhirnya semua tuntutan-tuntutan mereka yang tertuang dalam The League s Charter dipenuhi. Pemerintah segera bergegas untuk menangani keluhan-keluhan para penambang atas kebobrokan undang-undang dan hukum yang berlaku di Victoria; alih-alih lisensi yang dibenci penambang, penambang menjadi berhak atas emas sebanyak satu pon per tahun; bea ekspor emas sebanyak 2. 6d. per ons dipungut untuk menggalang dana untuk administrasi tambangtambang emas; administrasi tambang-tambang emas diubah dengan mengganti penjaga menjadi; ladang-ladang emas dijadikan bagian dari distrik pemilihan, dan kepemilikan seorang digger atas miner s right memberikan mereka hak untuk memilih majelis legislatif di Victoria. Akhir kata, pemberontakan Eureka merupakan hasil dari konflik berkepanjangan antara pihak yang berwenang dengan sejumlah penambang emas di Victoria yang kian lama kian meningkat. Penyebabnya adalah konflik-konflik yang muncul akibat tiga kekecewaan utama yang dialami oleh para penambang, yaitu permasalahan gold license, kurangnya lahan, dan tidak adanya hak politik bagi para penambang. Konflik-konflik tersebut muncul karena keengganan pemerintah koloni Victoria untuk mendengarkan aspirasi para penambang, sehingga pemberontakan Eureka pun terjadi pada tanggal 3 Desember 1854.

90 75 DAFTAR REFERENSI Arsip yang dibukukan: Clark, C.M.H. (1957). Select Documents in Australian History: Sydney: Angus & Robertson Publishers. Clark, C.M.H. (1965). Select Documents in Australian History: Sydney: Angus & Robertson Publishers. Clark, Manning. (1957). Sources of Australian History. Melbourne: Oxford University Press. Crowley, F. (1980). A Documentary History of Australia 2: Colonial Australia Victoria: Thomas Nelson Australia Pty Ltd. Gilchrist, John & Murray, William. (1969). Eye Witness: Selected Documents from Australia s Past. Sydney: Rygby. Memoar: Carboni, Raffaelo. (1942). The Eureka Stockade: The Consequence of Some Pirates Wanting On Quarter-Deck A Rebellion. Sydney: Sunnybrook Press. Buku: Barnard, Marjorie. (1966). A History of Australia. New York: Frederick A. Praeger Publishers. Blainey, Geoffrey. (1982). A Land Half Won. South Melbourne, Victoria: Macmillan. Blee, J. (2007). Eureka. N.S.W: Exisle Pub. Butler, Richard. (1983). Eureka Stockade. Australia: Angus & Robertson Publishers. Clark, Manning. (1980). A Short History of Australia. New York: The New American Library, Inc. Currey, CH. (1954). The Irish at Eureka. Sydney: Angus and Robertson. Davis, John A. (2000). Italy in the Nineteenth Century. London: Oxford University Press.

91 76 Hardjono, Ratih. (1992). Suku Putihnya Asia: Perjalanan Australia Mencari Jati Dirinya. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama. Hocking, G. (2005). The Eureka Stockade : Big Trouble on the Diggings. N.S.W: Waverton Press. Keesing, Nancy. (1981). History of the Australian Gold Rushes, Melbourne, Angus and Robertson. Korzelinski, Seweryn. (1994). Life on the goldfields Memoirs of a Polish Migrant, Melbourne, Mentone Educational Centre. Kruss, S. (2004). Calico Ceilings : The Women of Eureka. N.S.W.: Five Islands Press. Kuntowijoyo. (1995). Pengantar Ilmu Sejarah. Yogyakarta: Yayasan Bentang Budaya. Mcpherson, Hamish. (2004). To Stand Truly by each Other : The Eureka Rebellion and the Continuing Struggle for Democracy. NSW: Bookmarks. Molony, John N. (1987). The Penguin Bicentennial History of Australia. Victoria: Viking O Neil. Rolls, Eric. (1992). Sojourners: Flowers and the Wide Sea. Queensland: University of Queensland Press. Scott, Ernest. (1920). A Short History of Australia. Melbourne: Oxford University Press. Serle, Geoffrey. (1977). The Golden Age: A History of the Colony of Victoria , Melbourne, Melbourne University Press. Strange, A. W. Bert. (1982). Ballarat, the formative years, Ballarat: B. and B. Strange Pub. Ward, Russel. (1958). The Australian Legend. Melbourne: Oxford University Press. Ward, Russel. (1965). Australia. New Jersey: Prentice-Hall, Inc. Withers, William Bramwell. (1887). The history of Ballarat, from the first pastoral settlement to the present time. Ballarat : F. W. Niven and co. Wood, F. L. W. (1951). A Concise History of Australia. Sydney: Dymock s Book Arcade Ltd.

92 77 Ensiklopedi: Negara dan Bangsa (Jilid 4: Asia, Australia, Selandia Baru, Oseania, Eropa). (Edisi 1). (1988). Jakarta: Grolier Internasional. ISBN Website: Bentley s Hotel Destroyed in 1854 and Land Stolen by the Victorian British Government. (28 Mei 2010, 14:06). Bright, Edy. (2009). Batu Kuarsa (Batu Quartz). (30 November 2009, 15:34). Catholics protest over the treatment of Smyth's servant. Eureka on Trial. (7 Juni 2010, 22:32). %20Unit%2092,%20J54/12201&subpage=3 Eureka Definition. MSN Encarta Dictionary. (23 Oktober 2009, 19:22). Gold In Victoria. History of Australia: 1606 to 1876, History of Australia Online. (25 September 2009, 13:31). (A).htm Immigration During Australia s Goldrush. History of Australia Online. (25 September 2009, 13: 42). _Goldrush (A).htm License Fees and Rebels. State Library New South Wales. (8 Desember 2009, 19:16). a/eureka.html Life On The Goldfields. Sovereign Hill Education. (21 Maret 2010, 18:32). Metode Penelitian Sejarah. Universitas Sriwijaya. (23 Oktober 2009, 20:21). ode_penelitian_sejarah.pdf

93 78 Michael Tuohy acquitted of treason. Hereticpress.com. (28 Mei 2010, 14:37). Rachim, M Djufri. Demam Emas antara Bombana dan Ballarat. (30 Mei 2010, 12:24). ara+bombana+dan+ballarat&dn= Saleam, Jim. Reclaiming The 'Freedom' Heritage Of Eureka Stockade. (28 April 2010, 22:35). The Discovery of Payable Gold in New South Wales. (4 Oktober 2009, 21:35). Shortage of Police, Victorian Cultural Collaboration. (23 Juni 2010, 8:16). Catholics protest over the treatment of Smyth's servant. Eureka on Trial. (22 Juni 2010, 19:48). 1 Eureka Day: December 3 rd. National Republicans: The Organisation of Australian Nativism. (23 Juni 2010, 8:20). Reclaiming the Radical Spirit of the Eureka Rebellion in Radical Tradition: an Australasian History Page. (23 Juni 2010, 8:22). The Eureka Rebellion. National Republicans: The Organisation of Australian Nativism. (23 Juni 2010, 8:23). History Program: Staff Profiles. La Trobe University. (22 Juni 2010, 6:40). Anastasia Withers. Dictionary of Australian Artists Online. (22 Juni 2010, 6:53). Anne Duke. Dictionary of Australian Artists Online. (22 Juni 2010, 7:00).

94 79 Australian Suffragetes. Australian Broadcasting Corportation. (23 Juni 2010, 8:29). State of the Goldfields. Eureka on Trial. (23 Juni 2010, 8:16). Murder of James Scobie. Eureka on Trial. (23 Juni 2010, 8:18). The Gold License & The Eureka Stockade. (23 Juni 8:25). Discovery of Gold - A Brief History. (22 Juni 2010, 9:56). Ballarat Accommodation & Tourism Directory, Australian History: Finding Gold. (22 Juni 2010, 11:05) Indriasari, Lusiana. Berburu emas di Ballarat. (30 Mei 2010, 13:32). rat Eureka Stockade. Eureka on Trial. (26 April 2010, 13:39). Gold Licence. Eureka on Trial. (18 Februari 2009, 16:05). More Jails Needed. Australian History. (24 Oktober 2009, 18:09). First Fleet Ships. Australian History. (24 Oktober 2009, 18:11). First Landing. Australian History. (24 Oktober 2009, 18:15). Australian Explorers. Australian History. (24 Oktober 2009, 18:33). Before the Goldrush. Australian History. (24 Oktober 2009, 18:47). Burning of Bentley s Hotel. Eureka on Trial. (10 Maret 2010, 19:36).

95 80 Hotham s Narrative. Eureka on Trial. (10 Maret 2010, 19:36). Gillespie, Karen. The Eureka stockade. (28 April 2010, 22:36).

96 81 LAMPIRAN Sumber: F. L. W. Wood. A Concise History of Australia. Sydney: Dymock s Book Arcade Ltd.

97 82 Lampiran 2 Pemandangan kota Ballarat di tahun 1854 Sumber: Butler, Richard. (1983). Eureka Stockade. Australia: Angus & Robertson Publishers.

98 83 Lampiran 3 Peta kota Ballarat di tahun 1854 Sumber: Butler, Richard. (1983). Eureka Stockade. Australia: Angus & Robertson Publishers.

99 84 Lampiran 4 Tenda Gold Commissioners di Ballarat Sumber: Butler, Richard. (1983). Eureka Stockade. Australia: Angus & Robertson Publishers.

100 85 Lampiran 5 Gold Licence Sumber: Gold Licence. Eureka on Trial. (18 Februari 2009, 17:44).

101 86 Lampiran 6 Suasana Licence Hunt Sumber: Butler, Richard. (1983). Eureka Stockade. Australia: Angus & Robertson Publishers.

102 87 Lampiran 7 Pembakaran Hotel Eureka Sumber: Bentley s Hotel Destroyed in 1854 and Land Stolen by the Victorian British Government. Heretic Press. (28 Mei 2010, 14:06).

103 88 Lampiran 8 Kesaksian Seorang Saksi Mata yang Melihat Peristiwa Pembakaran Hotel Eureka Sumber: Bentley s Hotel Destroyed in 1854 and Land Stolen by the Victorian British Government. Heretic Press. (28 Mei 2010, 14:16).

104 89 Lampiran 9 Surat Rede Perihal Pelaksanaan Riot Act

105 90 Sumber: Rede reads the Riot Act. Eureka on Trial. (26 Mei 2010, 17:26). %2092,%20J54/14461&subpage=1.

106 91 Lampiran 10 Kedatangan Resimen ke-12 dari Melbourne ke Goverment Camp, Ballarat 1854 Sumber: Butler, Richard. (1983). Eureka Stockade. Australia: Angus & Robertson Publishers.

107 92 Lampiran 11 Poster Undangan Pertemuan di Bakery Hill Sumber: Bakery Hill Meeting Poster. Eureka On Trial. (18 Februari 2009, 17:48).

108 93 Lampiran 12 Suasana Saat Pengibaran Bendera Southern Cross Sumber: Eureka Rebellion Timeline. Eureka Sydney. (28 Mei 2010, 15:59).

109 94 Lampiran 13 Eureka Stockade Sumber: Butler, Richard. (1983). Eureka Stockade. Australia: Angus & Robertson Publishers.

110 95 Lampiran 14 Suasana Ketika Tentara Inggris Menyerbu Eureka Stockade Sumber: Men of Eureka. Saint Anne s Catholic Home Schooling Group. (28 Mei 2010, 14:30).

111 96 Lampiran 15 Laporan Kapten Thomas Tentang Keberhasilannya Menyita Bendera Southern Cross

112 97

113 98 Sumber: Capt. Thomas' report - Flag captured. Eureka on Trial. (26 Mei 2010, 17:31). %2092,%20J54/14030&subpage=1.

114 99 Lampiran 16 Para Veteran Pemberontakan Eureka (Foto Diambil pada Tahun 1904) Sumber: Catholics at the Eureka Stockade in Heretic Press. (28 Mei 2010, 14:39).

BAB 1 PENDAHULUAN. Kegagalan Victoria..., Rifki Agung Saputra, FIB UI, 2009

BAB 1 PENDAHULUAN. Kegagalan Victoria..., Rifki Agung Saputra, FIB UI, 2009 14 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan Pada tahun 1901, bertepatan dengan pembentukan Australia sebagai negara commonwealth Inggris, Australia memberlakukan kebijakan yang disebut dengan

Lebih terperinci

PELAYARAN MENUJU AUSTRALIA

PELAYARAN MENUJU AUSTRALIA PELAYARAN MENUJU AUSTRALIA PENEMUAN BENUA AUSTRALIA Willem Jansz (Belanda) menemukan pantai utara Australia pada tahun 1606 Abel Janszoon Tasman (Belanda) menemukan pulau Tasmania (1642) pantai tenggara

Lebih terperinci

Pada tanggal 1 September 1945, Komite Sentral dari Komite-komite Kemerdekaan Indonesia mengeluarkan sebuah manifesto:

Pada tanggal 1 September 1945, Komite Sentral dari Komite-komite Kemerdekaan Indonesia mengeluarkan sebuah manifesto: Yusuf Budianto 0906636075 BAB 7-BAB 12 Adanya rencana pembuangan para tahanan Indonesia ke Tanah Merah membuat reputasi Belanda memburuk. Hal ini juga menimbulkan protes keras dari orang Indonesia, apalagi

Lebih terperinci

PEMERINTAHAN AWAL KOLONI AUSTRALIA

PEMERINTAHAN AWAL KOLONI AUSTRALIA PEMERINTAHAN AWAL KOLONI AUSTRALIA TERBENTUKNYA FEDERASI AUSTRALIA MENGAPA PERLU FEDERASI? Terbentuknya koloni menyebabkan perbedaan pemerintahan dan tidak adanya koordinasi Dalam hal perdagangan, terdapat

Lebih terperinci

Spesifikasi Mata Kuliah SEJARAH AUSTRALIA

Spesifikasi Mata Kuliah SEJARAH AUSTRALIA Spesifikasi Mata Kuliah SEJARAH AUSTRALIA Rationale Dalam struktur kurikulum Jurusan Pendidikan Sejarah FPIPS Universitas Pendidikan Indonesia, Sejarah Australia merupakan bagian dari mata kuliah Sejarah

Lebih terperinci

Andi Sabrina Qamarani (4) Dhara Devina Velda (8) REVOLUSI AMERIKA KELAS XI IIS 2

Andi Sabrina Qamarani (4) Dhara Devina Velda (8) REVOLUSI AMERIKA KELAS XI IIS 2 + Andi Sabrina Qamarani (4) Dhara Devina Velda (8) REVOLUSI AMERIKA KELAS XI IIS 2 + Revolusi Amerika Revolusi Amerika dikenal sebagai Perang Kemerdekaan Amerika Merupakan perang kemerdekaan Amerika untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Faktor kondisi geografis, sumber daya manusia, dan sumber daya alam

BAB I PENDAHULUAN. Faktor kondisi geografis, sumber daya manusia, dan sumber daya alam BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Masalah Faktor kondisi geografis, sumber daya manusia, dan sumber daya alam suatu negara selalu menjadi salah satu faktor utama kemenangan atau kekalahan suatu negara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Papua New Guinea (PNG) berdiri sebagai sebuah negara merdeka pada

BAB I PENDAHULUAN. Papua New Guinea (PNG) berdiri sebagai sebuah negara merdeka pada BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Papua New Guinea (PNG) berdiri sebagai sebuah negara merdeka pada tanggal 16 September 1975. Sebelumnya negara ini berada di bawah mandat teritori Australia

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Bangsa Barat datang ke Indonesia khususnya di Bengkulu sesungguhnya adalah

I. PENDAHULUAN. Bangsa Barat datang ke Indonesia khususnya di Bengkulu sesungguhnya adalah I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bangsa Barat datang ke Indonesia khususnya di Bengkulu sesungguhnya adalah usaha untuk memperluas, menjamin lalu lintas perdagangan rempah-rempah hasil hutan yang

Lebih terperinci

2015 PERANAN SOUTH WEST AFRICA PEOPLE ORGANIZATION (SWAPO) DALAM PERJUANGAN KEMERDEKAAN NAMIBIA

2015 PERANAN SOUTH WEST AFRICA PEOPLE ORGANIZATION (SWAPO) DALAM PERJUANGAN KEMERDEKAAN NAMIBIA BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Namibia merupakan negara mandat dari Afrika Selatan setelah Perang Dunia I. Sebelumnya, Namibia merupakan negara jajahan Jerman. Menurut Soeratman (2012,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Mengenang sejarah Jerman akan selalu tertuju pada Perang Dunia II dan sosok pemimpinnya yaitu Adolf Hitler. Adolf Hitler menjabat sebagai kanselir Jerman di usia

Lebih terperinci

SEJARAH AUSTRALIA & OCEANIA (SJ

SEJARAH AUSTRALIA & OCEANIA (SJ Spesifikasi Mata Kuliah SEJARAH AUSTRALIA & OCEANIA (SJ 216) Rationale Dalam struktur kurikulum Jurusan Pendidikan Sejarah FPIPS Universitas Pendidikan Indonesia, Sejarah Australia & Oceania merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Rinrin Desti Apriani, 2013

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Rinrin Desti Apriani, 2013 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Invasi dan pendudukan Vietnam ke Kamboja yang dilakukan pada akhir tahun 1978 merupakan peristiwa yang begitu mengejutkan baik bagi Kamboja sendiri maupun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. India dan Pakistan merupakan dua negara yang terletak di antara Asia

BAB I PENDAHULUAN. India dan Pakistan merupakan dua negara yang terletak di antara Asia BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah India dan Pakistan merupakan dua negara yang terletak di antara Asia Tengah dan Asia Tenggara yang terlingkup dalam satu kawasan, yaitu Asia Selatan. Negara-negara

Lebih terperinci

menyatakan bertugas melucuti tentara Jepang yang telah kalah pada perang Asia

menyatakan bertugas melucuti tentara Jepang yang telah kalah pada perang Asia BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kehadiran uang 1 di suatu daerah merupakan hal yang menarik untuk dikaji, terutama di suatu negara yang baru memerdekakan diri dari belenggu penjajahan. Uang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dewan keamanan PBB bertugas untuk menjaga perdamaian dan keamanan antar negara dan dalam melaksanakan tugasnya bertindak atas nama negaranegara anggota PBB.

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM

BAB II GAMBARAN UMUM BAB II GAMBARAN UMUM 2.1. Jepang Pasca Perang Dunia II Pada saat Perang Dunia II, Jepang sebagai negara penyerang menduduki negara Asia, terutama Cina dan Korea. Berakhirnya Perang Dunia II merupakan kesempatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Transmigrasi adalah perpindahan penduduk dari satu pulau ke pulau lain

BAB I PENDAHULUAN. Transmigrasi adalah perpindahan penduduk dari satu pulau ke pulau lain BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Transmigrasi adalah perpindahan penduduk dari satu pulau ke pulau lain dalam satu negara. Transmigrasi merupakan perpindahan penduduk secara permanen dari pulau

Lebih terperinci

BAB VI KESIMPULAN. Parlemen selama 30 tahun. Kakek John Malcolm Fraser berasal dari Nova Scotia.

BAB VI KESIMPULAN. Parlemen selama 30 tahun. Kakek John Malcolm Fraser berasal dari Nova Scotia. BAB VI KESIMPULAN Malcolm Fraser dilahirkan 21 mei 1930, dari keluarga petani dan peternak domba yang kaya, kakeknya Sir Simon Fraser adalah salah seorang pertama-tama dipilih sebagai senator mewakili

Lebih terperinci

MIGRASI DARI JAWA TENGAH KE JAWA TIMUR MASA KOLONIAL. Disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Sejarah Indonesia Masa Kolonial

MIGRASI DARI JAWA TENGAH KE JAWA TIMUR MASA KOLONIAL. Disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Sejarah Indonesia Masa Kolonial MIGRASI DARI JAWA TENGAH KE JAWA TIMUR MASA KOLONIAL Disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Sejarah Indonesia Masa Kolonial Dosen Pengampu: Drs. Mudji Hartono, M.Hum. (REVISI) Disusun oleh: Arief Wibowo

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Periode perjuangan tahun sering disebut dengan masa

BAB I PENDAHULUAN. Periode perjuangan tahun sering disebut dengan masa BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Periode perjuangan tahun 1945-1949 sering disebut dengan masa perjuangan revolusi fisik atau periode perang mempertahankan kemerdekaan. Periode tersebut merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 TINJAUAN UMUM

BAB I PENDAHULUAN 1.1 TINJAUAN UMUM BAB I PENDAHULUAN 1.1 TINJAUAN UMUM Indonesia merupakan negara kepulauan dengan potensi luas perairan 3,1 juta km 2, terdiri dari 17.508 pulau dengan panjang garis pantai ± 81.000 km. (Dishidros,1992).

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. internasional, negara harus memiliki syarat-syarat yang harus dipenuhi yaitu,

BAB I PENDAHULUAN. internasional, negara harus memiliki syarat-syarat yang harus dipenuhi yaitu, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Negara merupakan salah satu subjek hukum internasional. Sebagai subjek hukum internasional, negara harus memiliki syarat-syarat yang harus dipenuhi yaitu, salah satunya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dian Ahmad Wibowo, 2014

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dian Ahmad Wibowo, 2014 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada bulan Pebruari merupakan titik permulaan perundingan yang menuju kearah berakhirnya apartheid dan administrasi minoritas kulit putih di Afrika Selatan.

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi Penelitian Lokasi penelitian yang akan digunakan oleh penulis adalah di Desa Delanggu, Kecamatan Delanggu, Kabupaten Klaten. Sedangkan datanya dikumpulkan dari berbagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Gambaran Umum Obyek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN Gambaran Umum Obyek Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Gambaran Umum Obyek Penelitian Komik menurut definisinya adalah seni sekuensial yang menceritakan sesuatu melalui kombinasi gambar dan teks, yang tersusun dalam bentuk panel-panel

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada tahun 1853, dengan kapal perangnya yang besar, Komodor Perry datang ke Jepang. Pada saat itu, Jepang adalah negara feodal yang terisolasi dari negara-negara lainnya

Lebih terperinci

Trainers Club Indonesia Surabaya Learning Forum episode 28. Rabu 29 Juli 2009 WILLEM ISKANDAR

Trainers Club Indonesia Surabaya Learning Forum episode 28. Rabu 29 Juli 2009 WILLEM ISKANDAR WILLEM ISKANDAR Willem Iskandar adalah penulis terkenal dari Sumatra Utara, Indonesia. Ia menulis puisi dan buku-buku sekolah. Ia tertarik untuk mengajar dan belajar. Ia adalah seorang Sumatra pertama

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kontrak perkebunan Deli yang didatangkan pada akhir abad ke-19.

BAB I PENDAHULUAN. kontrak perkebunan Deli yang didatangkan pada akhir abad ke-19. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kabupaten Batubara merupakan salah satu kabupaten yang berada di Provinsi Sumatera Utara. Kabupaten yang baru menginjak usia 8 tahun ini diresmikan tepatnya pada 15

Lebih terperinci

dari periode yang awal sampai pada periode-periode berikutnya?. Perkembangan terjadi bila berturut-turut masyarakat bergerak dari satu bentuk yang

dari periode yang awal sampai pada periode-periode berikutnya?. Perkembangan terjadi bila berturut-turut masyarakat bergerak dari satu bentuk yang PERIODISASI SEJARAH Apakah yang disebut dengan periodisasi? Pertanyaan tersebut kita kembalikan pada penjelasan sebelumnya bahwa sejarah adalah studi tentang kehidupan manusia dalam konteks waktu. Untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kota Bandung merupakan sebuah kota yang terletak di Propinsi Jawa Barat yang merupakan salah satu bagian wilayah di Negara Indonesia. Kota ini dalam sejarahnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Keberhasilan Sekutu memutus jalur suplai dari udara maupun laut mengakibatkan pertahanan Jerman-Italia dapat dikalahkan di Afrika Utara. Sehingga kemenangan

Lebih terperinci

BAB IV DAMPAK DARI KONFLIK DAYAK DAN MADURA DI SAMALANTAN. hubungan yang pada awalnya baik-baik saja akan menjadi tidak baik, hal

BAB IV DAMPAK DARI KONFLIK DAYAK DAN MADURA DI SAMALANTAN. hubungan yang pada awalnya baik-baik saja akan menjadi tidak baik, hal BAB IV DAMPAK DARI KONFLIK DAYAK DAN MADURA DI SAMALANTAN A. Dampak Negatif Dampak negatif antara kedua suku yang bertikai tentu membuat hubungan yang pada awalnya baik-baik saja akan menjadi tidak baik,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pemerintahan sebagai alat negara. Negara dapat dipandang sebagai

BAB I PENDAHULUAN. pemerintahan sebagai alat negara. Negara dapat dipandang sebagai 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Deklarasi terhadap pembentukan sebuah negara yang merdeka tidak terlepas dari pembicaraan mengenai pembentukan struktur atau perangkatperangkat pemerintahan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. A. Tinjauan Pustaka. 1. Pendudukan Jepang di Indonesia. Dalam usahanya membangun suatu imperium di Asia, Jepang telah

BAB II KAJIAN TEORI. A. Tinjauan Pustaka. 1. Pendudukan Jepang di Indonesia. Dalam usahanya membangun suatu imperium di Asia, Jepang telah BAB II KAJIAN TEORI A. Tinjauan Pustaka 1. Pendudukan Jepang di Indonesia Dalam usahanya membangun suatu imperium di Asia, Jepang telah meletuskan suatu perang di Pasifik. Pada tanggal 8 Desember 1941

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dikategorikan ke dalam dua kelompok, yaitu fasilitas yang bersifat umum dan. mempertahankan daerah yang dikuasai Belanda.

BAB I PENDAHULUAN. dikategorikan ke dalam dua kelompok, yaitu fasilitas yang bersifat umum dan. mempertahankan daerah yang dikuasai Belanda. BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Banyak fasilitas yang dibangun oleh Belanda untuk menunjang segala aktivitas Belanda selama di Nusantara. Fasilitas yang dibangun Belanda dapat dikategorikan ke dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tersebut dapat diketahui dari sejarah masa lampau. Itu sebabnya kita perlu mengetahui

BAB I PENDAHULUAN. tersebut dapat diketahui dari sejarah masa lampau. Itu sebabnya kita perlu mengetahui BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam kehidupan manusia selalu mengalami yang namanya perubahan. Perubahan tersebut dapat diketahui dari sejarah masa lampau. Itu sebabnya kita perlu mengetahui peristiwa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia tanggal 17 Agustus 1945

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia tanggal 17 Agustus 1945 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia tanggal 17 Agustus 1945 bukanlah peristiwa yang terjadi begitu saja. Peristiwa tersebut adalah sebuah akumulasi sebuah perjuangan

Lebih terperinci

2015 DAMPAK DOKTRIN BREZHNEV TERHADAP PERKEMBANGAN POLITIK DI AFGHANISTAN

2015 DAMPAK DOKTRIN BREZHNEV TERHADAP PERKEMBANGAN POLITIK DI AFGHANISTAN 1 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN Setelah berakhirnya perang dunia kedua, muncul dua kekuatan besar di dunia yaitu Uni Soviet dan Amerika Serikat. Kedua negara ini saling bersaing untuk

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. di Cilacap untuk mempertahankan pengaruhnya di kota tersebut. Pembangunan

BAB V PENUTUP. di Cilacap untuk mempertahankan pengaruhnya di kota tersebut. Pembangunan BAB V PENUTUP Pemerintah Kolonial Hindia Belanda banyak membangun fasilitas pertahanan di Cilacap untuk mempertahankan pengaruhnya di kota tersebut. Pembangunan fasilitas pertahanan di Cilacap dilakukan

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH PROVlNSl KALIMANTAN BARAT NOMOR 5 TAHUN 2007 TENTANG

PERATURAN DAERAH PROVlNSl KALIMANTAN BARAT NOMOR 5 TAHUN 2007 TENTANG PERATURAN DAERAH PROVlNSl KALIMANTAN BARAT NOMOR 5 TAHUN 2007 TENTANG PERISTIWA MANDOR SEBAGAI HARI BERKABUNG DAERAH DAN MAKAM JUANG MANDOR SEBAGAI MONUMEN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN BARAT DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

Westget Mall diperkirakan merupakan supermarket milik Israel yang sering dikunjungi orang-orang asing.

Westget Mall diperkirakan merupakan supermarket milik Israel yang sering dikunjungi orang-orang asing. Westget Mall diperkirakan merupakan supermarket milik Israel yang sering dikunjungi orang-orang asing. Balas campur tangan militer Kenya di Somalia, kelompok al Shabab menyerang sebuah mal di Nairobi,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sehingga kebijaksanaan mengenai Pribumi (Inlandsch Politiek) sangat. besar artinya dalam menjamin kelestarian kekuasaan tersebut.

BAB I PENDAHULUAN. sehingga kebijaksanaan mengenai Pribumi (Inlandsch Politiek) sangat. besar artinya dalam menjamin kelestarian kekuasaan tersebut. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sejarah Indonesia mencatat bahwa negara kita ini telah mengalami masa kolonialisasi selama tiga setengah abad yaitu baik oleh kolonial Belanda maupun kolonial

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tinjauan pustaka dilakukan untuk menyeleksi masalah-masalah yang akan

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tinjauan pustaka dilakukan untuk menyeleksi masalah-masalah yang akan 11 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan pustaka Tinjauan pustaka dilakukan untuk menyeleksi masalah-masalah yang akan dijadikan topik penelitian. Dimana dalam tinjauan pustaka akan dicari teori atau konsep-konsep

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sejarah dan masyarakat Jepang merupakan hal yang cukup menarik

BAB I PENDAHULUAN. Sejarah dan masyarakat Jepang merupakan hal yang cukup menarik BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sejarah dan masyarakat Jepang merupakan hal yang cukup menarik perhatian umat manusia karena berbagai hal. Jepang mula-mula terkenal sebagai bangsa Asia pertama

Lebih terperinci

BAB II. Deskripsi Lokasi Penelitian. Dalam bab ini akan disajikan deskripsi lokasi penelitian dan rincianrincian

BAB II. Deskripsi Lokasi Penelitian. Dalam bab ini akan disajikan deskripsi lokasi penelitian dan rincianrincian BAB II Deskripsi Lokasi Penelitian Dalam bab ini akan disajikan deskripsi lokasi penelitian dan rincianrincian di setiap bagian yang diperlukan dalam penelitian ini. Kita dapat mulai untuk meneliti apa

Lebih terperinci

Disusun Oleh : Kelompok 5. 1.Alma Choirunnisa (02) 2.Anjar Kumala Rani (03) 3.Sesario Agung Bagaskara (31) 4.Umi Milati Chanifa (35) XI MIPA 5

Disusun Oleh : Kelompok 5. 1.Alma Choirunnisa (02) 2.Anjar Kumala Rani (03) 3.Sesario Agung Bagaskara (31) 4.Umi Milati Chanifa (35) XI MIPA 5 Disusun Oleh : Kelompok 5 1.Alma Choirunnisa (02) 2.Anjar Kumala Rani (03) 3.Sesario Agung Bagaskara (31) 4.Umi Milati Chanifa (35) XI MIPA 5 LATAR BELAKANG TOKOH PEMIMPIN KRONOLOGIS PETA KONSEP PERLAWANAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Aceh memiliki kedudukan yang sangat strategis sebagai pusat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Aceh memiliki kedudukan yang sangat strategis sebagai pusat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Aceh memiliki kedudukan yang sangat strategis sebagai pusat perdagangan. Aceh banyak menghasilkan lada dan tambang serta hasil hutan. Oleh karena itu, Belanda

Lebih terperinci

ABORIGIN : PENDUDUK ASLI YANG TERBUANG

ABORIGIN : PENDUDUK ASLI YANG TERBUANG ABORIGIN : PENDUDUK ASLI YANG TERBUANG Abstrak: Suku Aborigin sebagai penduduk asli Australia kini kian terdesak keberadaanya. Kedatangan bangsa asing terutama bangsa Eropa menjadi pemicunya. Bangsa Eropa

Lebih terperinci

: SARJANA/DIPLOMA. PETUNJUK KHUSUS Pilihlah salah satu jawaban yang saudara anggap paling tepat diantara 5 pilihan yang tersedia

: SARJANA/DIPLOMA. PETUNJUK KHUSUS Pilihlah salah satu jawaban yang saudara anggap paling tepat diantara 5 pilihan yang tersedia MATA UJIAN BIDANG TINGKAT : P.ENGETAHUAN UMUM : SEJARAH : SARJANA/DIPLOMA PETUNJUK UMUM 1) Dahulukan menulis nama dan nomor peserta pada lembar jawaban 2) Semua jawaban dikerjakan di lembar jawaban yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian New Zealand merupakan negara persemakmuran dari negara Inggris yang selama Perang Dunia I (PD I) maupun Perang Dunia II (PD II) selalu berada di

Lebih terperinci

1. DARI IDEOLOGI HINGGA TERORISME

1. DARI IDEOLOGI HINGGA TERORISME 1 1. DARI IDEOLOGI HINGGA TERORISME Dalam sejarahnya, manusia memang sudah ditakdirkan untuk berkompetisi demi bertahan hidup. Namun terkadang kompetisi yang dijalankan manusia itu tidaklah sehat dan menjurus

Lebih terperinci

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA Teks tidak dalam format asli. Kembali: tekan backspace LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No. 73, 1996 WILAYAH. KEPULAUAN. PERAIRAN. Wawasan Nusantara (Penjelasan dalam Tambahan Lembaran Negara Republik

Lebih terperinci

KOLONIALISME DAN IMPERIALISME

KOLONIALISME DAN IMPERIALISME KOLONIALISME DAN IMPERIALISME Kolonialisme adalah pengembangan kekuasaan sebuah negara atas wilayah dan manusia di luar batas negaranya, seringkali untuk mencari dominasi ekonomi dari sumber daya, tenaga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sungai Ciliwung merupakan salah satu sungai yang terdapat di Pulau Jawa. Sungai Ciliwung ini dibentuk dari penyatuan aliran puluhan sungai kecil di kawasan Taman Nasional

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Jepang dan Italia melawan Sekutu membawa pengaruh terhadap perubahan situasi negara-negara

PENDAHULUAN. Jepang dan Italia melawan Sekutu membawa pengaruh terhadap perubahan situasi negara-negara PENDAHULUAN A.Latar Belakang Masalah Keberhasilan Jepang menghancurkan pangkalan laut Amerika di Pearl Harbour merupakan awal keterlibatan Jepang di Perang Dunia Kedua. Pecahnya Perang Dunia Kedua yaitu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bulan September tahun 1948 merupakan saat-saat yang tidak akan

BAB I PENDAHULUAN. Bulan September tahun 1948 merupakan saat-saat yang tidak akan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bulan September tahun 1948 merupakan saat-saat yang tidak akan terlupakan oleh masyarakat kota Madiun, terutama bagi umat Islam di Madiun. Pada bulan September tahun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bukti bahwa sejarah itu perlu. Sejarah merupakan hasil peradaban manusia. Karena

BAB I PENDAHULUAN. bukti bahwa sejarah itu perlu. Sejarah merupakan hasil peradaban manusia. Karena BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sejarah adalah rekonstruksi masa lalu. 1 Yang direkonstruksi ialah apa saja yang sudah dipikirkan, dikatakan, dikerjakan, dirasakan, dan dialami oleh manusia. Kenyataan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. II ( ) pada umumnya memiliki sudut pandang Sekutu sentris, dengan kata

BAB I PENDAHULUAN. II ( ) pada umumnya memiliki sudut pandang Sekutu sentris, dengan kata BAB I PENDAHULUAN 1. 1. Latar Belakang Masalah Pada masa sekarang ini sumber-sumber literatur tentang sejarah Perang Dunia II (1939-1945) pada umumnya memiliki sudut pandang Sekutu sentris, dengan kata

Lebih terperinci

Negara Terkaya di Dunia

Negara Terkaya di Dunia Negara Terkaya di Dunia Banyak sebenarnya yang tidak tahu dimanakah negara terkaya di planet bumi ini, ada yang mengatakan Amerika, ada juga yang mengatakan negera-negara di timur tengah. tidak salah sebenarnya,

Lebih terperinci

1. PENDAHULUAN. Nagasaki, Jepang akhirnya menyerah tanpa syarat pada sekutu pada tanggal 15

1. PENDAHULUAN. Nagasaki, Jepang akhirnya menyerah tanpa syarat pada sekutu pada tanggal 15 1 1. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setelah Kota Hiroshima dijatuhi bom atom oleh Sekutu tanggal 6 Agustus 1945, keesokan harinya tanggal 9 Agustus 1945 bom atom kedua jatuh di Kota Nagasaki, Jepang

Lebih terperinci

PEDOMAN PRAKTIKUM.

PEDOMAN PRAKTIKUM. PEDOMAN PRAKTIKUM 1 PENGEMBANGAN SILABUS DAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN MATA PELAJARAN SEJARAH Oleh : SUPARDI PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH JURUSAN PENDIDIKAN SEJARAH FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. minyak mentah, batu bara, tembaga, biji besi, timah, emas dan lainnya. Dampak

BAB I PENDAHULUAN. minyak mentah, batu bara, tembaga, biji besi, timah, emas dan lainnya. Dampak BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Negara Indonesia terkenal memiliki sumber daya alam dan mineral, seperti minyak mentah, batu bara, tembaga, biji besi, timah, emas dan lainnya. Dampak pertambangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Yofa Fadillah Hikmah, 2016

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Yofa Fadillah Hikmah, 2016 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perang merupakan suatu konflik dua pihak atau lebih dan dapat melalui kontak langsung maupun secara tidak langsung, biasanya perang merupakan suatu hal yang

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pada bab ini akan dibahas secara rinci mengenai metode penelitian yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pada bab ini akan dibahas secara rinci mengenai metode penelitian yang BAB III METODOLOGI PENELITIAN Pada bab ini akan dibahas secara rinci mengenai metode penelitian yang dipakai oleh penulis dalam mengumpulkan sumber berupa data dan fakta yang berkaitan dengan judul skripsi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. individu atau kegagalan suatu bangsa oleh sebab itu sejarawan perlu untuk

BAB I PENDAHULUAN. individu atau kegagalan suatu bangsa oleh sebab itu sejarawan perlu untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan hal yang penting bagi manusia. Pendidikan juga diperlukan jika ingin memperoleh kehidupan yang lebih baik lagi di masa yang akan datang.

Lebih terperinci

BIPA Pendukung Internasionalisasi Bahasa Indonesia

BIPA Pendukung Internasionalisasi Bahasa Indonesia BIPA Pendukung Internasionalisasi Bahasa Indonesia Liliana Muliastuti, Ketua Umum Afiliasi Pengajar dan Pegiat BIPA Pengantar Optimisme terhadap peluang bahasa Indonesia menjadi bahasa internasional cenderung

Lebih terperinci

Benteng Fort Rotterdam

Benteng Fort Rotterdam Benteng Fort Rotterdam Benteng Fort Rotterdam merupakan salah satu benteng di Sulawesi Selatan yang boleh dianggap megah dan menawan. Seorang wartawan New York Times, Barbara Crossette pernah menggambarkan

Lebih terperinci

Peranan hamas dalam konflik palestina israel tahun

Peranan hamas dalam konflik palestina israel tahun Peranan hamas dalam konflik palestina israel tahun 1967 1972 Oleh: Ida Fitrianingrum K4400026 BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian seperti yang diuraikan pada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang ingin menguasai Indonesia. Setelah Indonesia. disebabkan karena sulitnya komunikasi dan adanya sensor dari Jepang.

BAB I PENDAHULUAN. yang ingin menguasai Indonesia. Setelah Indonesia. disebabkan karena sulitnya komunikasi dan adanya sensor dari Jepang. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perang Medan Area merupakan suatu peristiwa dimana perjuangan rakyat Medan melawan sekutu yang ingin menguasai Indonesia. Setelah Indonesia memproklamasikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. karena kekalahannya dalam Perang Dunia II. Jendral Douglas MacArthur yang

BAB I PENDAHULUAN. karena kekalahannya dalam Perang Dunia II. Jendral Douglas MacArthur yang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pada tahun 1952 Jepang mulai menata kembali kehidupan politiknya setelah tentara Amerika Serikat mulai menduduki Jepang pada tanggal 2 September 1945 karena

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN. Malaka membuat jalur perdagangan beralih ke pesisir barat Sumatra.

BAB V KESIMPULAN. Malaka membuat jalur perdagangan beralih ke pesisir barat Sumatra. BAB V KESIMPULAN Sumatra Barat punya peran penting dalam terbukanya jalur dagang dan pelayaran di pesisir barat Sumatra. Berakhirnya kejayaan perdagangan di Selat Malaka membuat jalur perdagangan beralih

Lebih terperinci

RESUME BUKU. : Pengantar Sejarah Indonesia Baru : Sejarah Pergerakan Nasional Dari. Kolonialisme sampai Nasionalisme (Jilid 2)

RESUME BUKU. : Pengantar Sejarah Indonesia Baru : Sejarah Pergerakan Nasional Dari. Kolonialisme sampai Nasionalisme (Jilid 2) RESUME BUKU Pengantar Sejarah Indonesia Baru: Sejarah Pergerakan Nasional dari Kolonialisme sampai Nasionalisme (Jilid 2) Penulis : Sartono Kartodirdjo Judul : Pengantar Sejarah Indonesia Baru : Sejarah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Konflik bersenjata atau dalam bahasa asing disebut sebagai armed conflict

BAB I PENDAHULUAN. Konflik bersenjata atau dalam bahasa asing disebut sebagai armed conflict BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Konflik bersenjata atau dalam bahasa asing disebut sebagai armed conflict merupakan suatu keadaan yang tidak asing lagi di mata dunia internasional. Dalam kurun waktu

Lebih terperinci

PENGANGKATAN ANAK SEBAGAI USAHA PERLINDUNGAN HAK ANAK

PENGANGKATAN ANAK SEBAGAI USAHA PERLINDUNGAN HAK ANAK MAKALAH PENGANGKATAN ANAK SEBAGAI USAHA PERLINDUNGAN HAK ANAK Disusun oleh RIZKY ARGAMA FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS INDONESIA DEPOK, NOVEMBER 2006 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penghargaan, penghormatan,

Lebih terperinci

Pelajaran 3 PARA REMAJA PADA SEBUAH MISI Terinci, terinci, terinci 19 Januari 2013

Pelajaran 3 PARA REMAJA PADA SEBUAH MISI Terinci, terinci, terinci 19 Januari 2013 Pelajaran 3 PARA REMAJA PADA SEBUAH MISI Terinci, terinci, terinci 19 Januari 2013 Terinci, Terinci, Terinci (Apa kira-kira hubungan ilustrasi berikut dengan ayat-ayat Alkitab di pelajaran hari Rabu?)

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 101 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Bab ini merupakan kesimpulan dan saran dari penulisan skripsi yang berjudul Blokade Ekonomi Napoleon Bonaparte dan Dampaknya Terhadap Perekonomian Inggris

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 15 TAHUN 2003 TENTANG PENETAPAN PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG NOMOR 1 TAHUN 2002 TENTANG

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perdagangan adalah ibukota Kecamatan Bandar 1. di Selat Malaka, tepatnya di Kuala Tanjung Kabupaten Batu Bara.

BAB I PENDAHULUAN. Perdagangan adalah ibukota Kecamatan Bandar 1. di Selat Malaka, tepatnya di Kuala Tanjung Kabupaten Batu Bara. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perdagangan adalah ibukota Kecamatan Bandar 1 Kabupaten Simalungun, Provinsi Sumatera Utara. Kota ini terletak sekitar 40 km arah Timur dari ibukota Kabupaten Simalungun,

Lebih terperinci

Bahasa Indonesia Sebagai Bahasa Internasional

Bahasa Indonesia Sebagai Bahasa Internasional Bahasa Indonesia Sebagai Bahasa Internasional Oleh : Andy Wijaya NIM :125110200111066 Fakultas Ilmu Budaya Universitas Brawijaya Malang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa memiliki peranan penting

Lebih terperinci

BAB 10 PROSES KEDATANGAN DAN KOLONIALISME BANGSA BARAT DI INDONESIA

BAB 10 PROSES KEDATANGAN DAN KOLONIALISME BANGSA BARAT DI INDONESIA BAB 10 PROSES KEDATANGAN DAN KOLONIALISME BANGSA BARAT DI INDONESIA TUJUAN PEMBELAJARAN Dengan mempelajari bab ini, kamu diharapkan mampu: mendeskripsikan sebab dan tujuan kedatangan bangsa barat ke Indonesia;

Lebih terperinci

V. KESIMPULAN DAN SARAN. Indonesia di Desa Panggungrejo sebagai berikut: 1. Perlawanan Terhadap Belanda Di Lampung ( )

V. KESIMPULAN DAN SARAN. Indonesia di Desa Panggungrejo sebagai berikut: 1. Perlawanan Terhadap Belanda Di Lampung ( ) 58 V. KESIMPULAN DAN SARAN A. KESIMPULAN Berdasarkan hasil pembahasan maka, dapat disimpulkan bahwa Proses Perjuangan Lettu CPM Suratno dalam mempertahankan kemerdekaan Republik Indonesia di Desa Panggungrejo

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Rusia merupakan negara federasi yang terbentuk pasca keruntuhan Uni Soviet. Sebagai negara baru, Rusia berusaha untuk membangun kembali kejayaan seperti

Lebih terperinci

WALIKOTA SERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN DAERAH KOTA SERANG NOMOR 8 TAHUN 2015 TENTANG PEMBERIAN NAMA NAMA JALAN DI WILAYAH KOTA SERANG

WALIKOTA SERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN DAERAH KOTA SERANG NOMOR 8 TAHUN 2015 TENTANG PEMBERIAN NAMA NAMA JALAN DI WILAYAH KOTA SERANG WALIKOTA SERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN DAERAH KOTA SERANG NOMOR 8 TAHUN 2015 TENTANG PEMBERIAN NAMA NAMA JALAN DI WILAYAH KOTA SERANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA SERANG, Menimbang : a.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Di jaman yang kemajuan teknologinya semakin pesat, masyarakat justru

BAB I PENDAHULUAN. Di jaman yang kemajuan teknologinya semakin pesat, masyarakat justru BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Di jaman yang kemajuan teknologinya semakin pesat, masyarakat justru melalaikan satu faktor yang pada awalnya hanya merupakan masalah minor, yaitu meningkatnya

Lebih terperinci

SAMBUTAN WALIKOTA BANDUNG PADA ACARA PERINGATAN HARI JADI KE-204 KOTA BANDUNG TAHUN 2014

SAMBUTAN WALIKOTA BANDUNG PADA ACARA PERINGATAN HARI JADI KE-204 KOTA BANDUNG TAHUN 2014 SAMBUTAN WALIKOTA BANDUNG PADA ACARA PERINGATAN HARI JADI KE-204 KOTA BANDUNG TAHUN 2014 HARI/TANGGAL : KAMIS, 25 SEPTEMBER 2014 WAKTU : PUKUL 08.00 WIB TEMPAT : SE-KOTA BANDUNG BISMILLAAHIRRAHMAANIRRAHIIM

Lebih terperinci

senopati tersebut berada di Desa Gading. Mereka menetap di sana hingga akhir hayat. Kapal yang mereka gunakan untuk berlayar dibiarkan begitu saja

senopati tersebut berada di Desa Gading. Mereka menetap di sana hingga akhir hayat. Kapal yang mereka gunakan untuk berlayar dibiarkan begitu saja Masa Pra Penjajahan Pulau Kundur memiliki jejak sejarah sendiri sebelum masa penjajahan. Dikisahkan bahwa Kerajaan Singasari di Pulau Jawa yang berada di bawah kepemimpinan Kertanegara hendak melakukan

Lebih terperinci

BAB 5 PENUTUP. 5.1.Kesimpulan

BAB 5 PENUTUP. 5.1.Kesimpulan 99 BAB 5 PENUTUP 5.1.Kesimpulan Berbagai macam pernyataan dari komunitas internasional mengenai situasi di Kosovo memberikan dasar faktual bahwa bangsa Kosovo-Albania merupakan sebuah kelompok yang memiliki

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. unsur sosial budaya yaitu: bahasa, sistem ilmu pengetahuan, sistem organisasi sosial, sistem

BAB I PENDAHULUAN. unsur sosial budaya yaitu: bahasa, sistem ilmu pengetahuan, sistem organisasi sosial, sistem BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Sejarah adalah peristiwa yang ada hubungannya dengan kegiatan manusia sehingga terjadi berbagai dimensi perubahan baik politik, sosial, ekonomi dan kebudayaan

Lebih terperinci

BAB I. Bersama dengan Lamongan di barat laut, Gresik di barat, Bangkalan di timur laut,

BAB I. Bersama dengan Lamongan di barat laut, Gresik di barat, Bangkalan di timur laut, BAB I 1.1. Latar Belakang Surabaya saat ini telah menjadi sebuah kota industri yang modern, pusat perekonomian dan bisnis di Jawa Timur, serta sentra kekuatan angkatan bersenjata maritim Indonesia. Surabaya

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. mengenal menyerah dari seluruh lapisan masyarakat. Pada awal tahun 1946

I. PENDAHULUAN. mengenal menyerah dari seluruh lapisan masyarakat. Pada awal tahun 1946 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kemerdekaan Indonesia merupakan hasil perjuangan yang gigih dan tidak mengenal menyerah dari seluruh lapisan masyarakat. Pada awal tahun 1946 usaha-usaha perjuangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Amerika Serikat merupakan salah satu negara yang penduduknya memiliki

BAB I PENDAHULUAN. Amerika Serikat merupakan salah satu negara yang penduduknya memiliki BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Amerika Serikat merupakan salah satu negara yang penduduknya memiliki tingkat heterogenitas yang tinggi. Hal ini bisa dibuktikan dengan hidup dan berkembangnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sebuah Operasi yang diberi nama Operasi Overlord. Dalam Operasi ini Sekutu

BAB I PENDAHULUAN. sebuah Operasi yang diberi nama Operasi Overlord. Dalam Operasi ini Sekutu 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada bulan Juni 1944, tentara Sekutu berhasil mendarat di Prancis dalam sebuah Operasi yang diberi nama Operasi Overlord. Dalam Operasi ini Sekutu berhasil

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Veygi Yusna, 2013

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Veygi Yusna, 2013 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kebijakan politik yang dikeluarkan oleh pemerintah biasanya menimbulkan berbagai permasalahan yang berawal dari ketidakpuasan suatu golongan masyarakat, misalnya

Lebih terperinci

Melacak Perburuan Mutiara dari Timur

Melacak Perburuan Mutiara dari Timur Melacak Perburuan Mutiara dari Timur A. Latar Belakang Masuknya Bangsa Barat Peta diatas merupakan gambaran dari proses kedatangan bangsa-bangsa Barat ke Nusantara. Garis menggambarkan proses perjalanan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Negara Indonesia merupakan negara kepulauan yang terdiri dari beberapa pulau utama dan ribuan pulau kecil disekelilingnya. Dengan 17.508 pulau, Indonesia menjadi negara

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30 TAHUN 1954 TENTANG TANDA KEHORMATAN SEWINDU ANGKATAN PERANG REPUBLIK INDONESIA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30 TAHUN 1954 TENTANG TANDA KEHORMATAN SEWINDU ANGKATAN PERANG REPUBLIK INDONESIA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG NOMOR 30 TAHUN 1954 TENTANG TANDA KEHORMATAN SEWINDU ANGKATAN PERANG PRESIDEN, Menimbang : 1.bahwa masa satu windu, sejak saat diresmikan berdirinya Angkatan Perang Republik Indonesia pada

Lebih terperinci

BAB II. Gambaran Umum. A. Konflik Multikulturalisme di Maluku Pasca karya Rustam Kastor (2000:54) menjelaskan bahwa desa-desa di Maluku sebelum

BAB II. Gambaran Umum. A. Konflik Multikulturalisme di Maluku Pasca karya Rustam Kastor (2000:54) menjelaskan bahwa desa-desa di Maluku sebelum BAB II Gambaran Umum A. Konflik Multikulturalisme di Maluku Pasca 1998 Menurut buku Badai Pembalasan Laskar Mujahidin Ambon dan Maluku karya Rustam Kastor (2000:54) menjelaskan bahwa desa-desa di Maluku

Lebih terperinci

maka dunia internasional berhak untuk memakai kembali wilayah laut Indonesia dengan bebas seperti sebelumnya 298.

maka dunia internasional berhak untuk memakai kembali wilayah laut Indonesia dengan bebas seperti sebelumnya 298. 115 maka dunia internasional berhak untuk memakai kembali wilayah laut Indonesia dengan bebas seperti sebelumnya 298. Konvensi Hukum Laut Internasional 1982 tidak hanya memberi keuntungan-keuntungan ekonomi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Omet Rasyidi, 2014

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Omet Rasyidi, 2014 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Negara Vietnam merupakan salah satu negara yang ada di Asia Tenggara yang memiliki sejarah panjang dalam usaha meraih dan mempertahankan kemerdekaannya.

Lebih terperinci