PUSAT KEPATUHAN, KERJASAMA DAN INFORMASI PERKARANTINAAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PUSAT KEPATUHAN, KERJASAMA DAN INFORMASI PERKARANTINAAN"

Transkripsi

1 L A K I P (Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah) PUSAT KEPATUHAN, KERJASAMA DAN INFORMASI PERKARANTINAAN BADAN KARANTINA PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN 2012

2

3 KATA PENGANTAR Puji syukur ke hadirat Allah SWT berkat rahmat dan hidayah-nya, Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Pusat Kepatuhan, Kerjasama dan Informasi Perkarantinaan (Pusat KKIP) TA telah diselesaikan dengan baik. LAKIP ini merupakan bentuk pertanggungjawaban Kepala Pusat KKIP dalam pengelolaan anggaran di Tahun Anggaran Dalam mendukung kinerja Badan Karantina Pertanian, Pusat KKIP telah melakukan upaya untuk mengoptimalkan kinerja dari aspek teknis maupun administratif. Pada Tahun 2012 Kepala Pusat KKIP telah melakukan kontrak kinerja dengan Kepala Badan Karantina Pertanian dalam bentuk Penetapan Kinerja Pusat KKIP. LAKIP ini berisikan realisasi target dari penetapan kinerja berikut evaluasi dan analisis akuntabilitas kinerjanya. Upaya peningkatan kinerja di Pusat KKIP telah dilakukan secara berkesinambungan dari tahun ke tahun berikutnya. Berbagai hambatan dan tantangan dalam pelaksanaan kinerja di bidang kepatuhan perkarantinaan, bidang kerjasama perkarantinaan dan informasi perkarantinaan mendorong Pusat KKIP untuk selalu meningkatkan kinerja sesuai dengan target yang telah ditetapkan dengan memperhatikan tantangan ke depan dan hambatan selama ini. Dalam penetapan kinerja direncanakan untuk mencapai target yang terukur agar dapat meningkatkan kinerja, untuk selanjutnya dievaluasi untuk memberikan umpan balik bagi perencanaan yang akan datang. Berdasarkan Rencana Strategis Pusat KKIP tahun yang merupakan acuan untuk pelaksanaan misi dalam rangka mencapai visi, pelaksanaan kegiatan Tahun 2012 merupakan periode pelaksanaan tahap ke-3 dimana pencapaian kinerja diwujudkan berdasarkan Penetapan Kinerja antara Kepala Badan Karantina Pertanian dan Kepala Pusat KKIP. Diharapkan Laporan Akuntabilitas Kinerja ini dapat menunjukkan pencapaian dan evaluasi kinerja, masalah dan hambatan sebagai umpan balik bagi perencanaan pada tahap berikutnya. Jakarta, Desember 2012 Kepala Pusat Kepatuhan, Kerjasama dan Informasi Perkarantinaan CATUR PUTRA BUDIMAN i

4 DAFTAR ISI KATA PENGANTAR. DAFTAR ISI IKHTISAR EKSEKUTIF Hal i ii iii I II. III. IV. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.2 Kedudukan, Tugas, Fungsi dan Kewenangan. 1.3 Organisasi dan Tata Kerja 1.4 Landasan Hukum Pelaksanaan Tugas. PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA 2.1 Visi dan Misi 2.2 Tujuan dan Sasaran. 2.3 Analisis Lingkungan Strategik. 2.4 Program dan Kegiatan. AKUNTABILITAS KINERJA 3.1 Hasil Pengukuran Kinerja 3.2 Analisis Kinerja. 3.3 Akuntabilitas Keuangan Hambatan dan Kendala... PENUTUP LAMPIRAN. 1. Penetapan Kinerja 2. Pengukuran Kinerja. 3. Daftar Pegawai Pusat KKIP Struktur Organisasi Pusat KKIP 2012 ii

5 IKHTISAR EKSEKUTIF Pusat Kepatuhan, Kerjasama dan Informasi Perkarantinaan (Pusat KKIP) dalam mendukung Badan Karantina Pertanian pada tahun 2012 telah melaksanakan tugas pokok dan fungsinya (tupoksi) sesuai dengan Peraturan Menteri Pertanian No. 61/Permentan /OT.140/10/2010 tanggal 14 Oktober 2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Pertanian. Sebagai pendukung terhadap suksesnya pencegahan masuk dan tersebarnya HPHK/OPTK dan pangan segar yang tidak aman dikonsumsi telah direfleksikan berupa program dan kegiatan Pusat KKIP sebagai upaya pencapaian visi dan misi. Dalam rangka menjalankan tupoksi tersebut, pada tahun 2012 Pusat KKIP telah melakukan berbagai kegiatan yang tertuang dalam masing-masing bidang di lingkup Pusat Kepatuhan, Kerjasama dan Informasi Perkarantinaan, yaitu: Bidang Kepatuhan Perkarantinaan, Bidang Kerjasama Perkarantinaan dan Bidang Informasi Perkarantinaan. Capaian sasaran-sasaran strategis Pusat KKIP, berupa: (a) Kebijakan teknis pengawasan dan penindakan yang dapat mendukung meningkatnya kepatuhan pengguna jasa karantina dan intergritas petugas karantina; (b) Kerjasama yang harmonis dalam mendukung efektifitas perumusan kebijakan teknis, rencana dan program perkarantinaan pertanian; dan (c) Sistem informasi yang optimal dalam mendukung kinerja manajemen dan operasional. Kebijakan teknis di bidang kepatuhan, kerjasama dan informasi perkarantinaan untuk mendukung efektifitas kebijakan Badan Karantina Pertanian dalam mencegah masuk dan tersebarnya HPHK/OPTK dan pangan segar yang tidak layak dikonsumsi, antara lain berupa: pedoman teknis, petunjuk pelaksanaan, kesepakatan hasil negosiasi kerjasama internasional maupun nasional, pembuatan dan aplikasi update aplikasi IT, pengembangan jaringan dan infrastruktur sistem informasi Badan Karantina Pertanian, dengan rincian sebagai berikut: Kebijakan di bidang Kepatuhan Perkarantinaan ditempuh melalui kegiatan: (a) preemptif untuk mengedukasi masyarakat dalam rangka meningkatkan kesadaran dan peran serta masyarakat di bidang perkarantinaan; (b) preventif dimaksudkan untuk meniadakan niat dan kesempatan untuk mencegah terjadinya pelanggaran tindak pidana di bidang perkarantinaan; dan (c) penegakan hukum (represif) merupakan upaya terakhir untuk memberikan efek jera terhadap pelaku pelanggaran tindak pidana di bidang perkarantinaan. Dalam tahun 2012, untuk mendukung dan melaksanakan kebijakan di bidang Kepatuhan Perkarantinaan, Pusat KKIP telah melaksanakan kegiatan sesuai dengan visi dan misi dengan menghasilkan output berupa pedoman untuk pelaksanaan pengawasan dan penindakan di bidang karantina hewan, karantina tumbuhan dan pengawasan keamanan hayati sebagai berikut: (1) Dokumen Kebijakan: Keputusan Kepala Badan Karantina Pertanian Nomor: 1409/KPTS/OT.160/L/10/2012 tentang Pedoman Kegiatan Pre-emptif dalam membina kesadaran masyarakat di Bidang Karantina Hewan, Karantina Tumbuhan dan Pengawasan Keamanan Hayati; (2) Dokumen Rumusan Kebijakan (Draft Keputusan Kepala Badan); Mekanisme Operasional Pengawasan untuk mencegah terjadinya pelanggaran di bidang iii

6 karantina hewan, karantina tumbuhan dan pengawasan keamanan hayati; (3) Dokumen Rumusan Kebijakan (Draft Peraturan Menteri Pertanian); Registrasi Pengguna Jasa Karantina Pertanian; (4) Dokumen Rumusan Kebijakan (Draft Keputusan Kepala Badan); Tata Laksana Registrasi Pengguna Jasa Karantina Pertanian, Disamping itu juga dihasilkan 3 (tiga) dokumen terkait lainnya yang dihasilkan di bidang kepatuhan perkarantinaan, yaitu: (a) Dokumen Keputusan Kepala Badan Nomor: 1953/Kprs/OT.160/L/ 10/2012 tentang Kategorisasi Tingkat Risiko Media Pembawa Hama dan Penyakit Hewan Karantina dan Organisme Pengganggu Tumbuhan Karantina serta Keamanan Hayati; (b) Dokumen draft Pedoman Umum Penanganan Risiko terhadap Pemasukan Media Pembawa Hama dan Penyakit Hewan Karantina dan Organisme Pengganggu Tumbuhan Karantina serta Keamanan Hayati; (c) Dokumen Draft Keputusan Menteri Pertanian tentang Pelayanan Dokumen Karantina Hewan, Karantina Tumbuhan dan Pangan Segar Asal Tumbuhan dalam Sistem Elektronik Indonesia National Single Window (INSW) di Tempat Pemeriksaan Fisik Terpadu (TPFT). Ruang lingkup Kerjasama Perkarantinaan meliputi kerjasama multilateral, regional, bilateral dan nasional. Kebijakan kerjasama multilateral dimaksudkan untuk memperkuat dan optimalisasi peran serta Badan Karantina Pertanian di bidang SPS dalam mendukung perdagangan internasional. Kebijakan kerjasama regional dimaksudkan untuk mempererat kerjasama di bidang SPS antar beberapa Negara dalam rangka fasilitasi perdagangan komoditas pertanian. Kebijakan kerjasama bilateral dimaksudkan untuk mempererat kerjasama antar Negara mitra dagang dalam rangka harmonisasi SPS untuk mendukung akselerasi ekspor komoditas pertanian. Kebijakan kerjasama nasional dimaksudkan untuk memperkuat koordinasi antar instansi dan stakeholder dalam penyelenggaraan perkarantinaan. Dalam tahun 2012, output yang dihasilkan dari Bidang Kerjasama Perkarantinaan berupa: (a) Rumusan kebijakan kerjasama SPS dan (b) Rumusan kebijakan kerjasama internasional dan nasional perkarantinaan dan pengawasan keamanan hayati, dengan rincian sebagai berikut: a) Kerjasama SPS: (1) Dokumen Draft Notifikasi Indonesia; (2) Dokumen Bahan Sidang Komite SPS; (3) Dokumen Data Permasalahan SPS di UPT dan instansi terkait; (4) Dokumen Kompilasi Peraturan Perkarantinaan (Compilation on Import Quarantine Regulations of Indonesian Trading Partners); (5) Dokumen SPS News Letter; b) Kerjasama Internasional dan Nasional: (1) Dokumen Posisi DELRI; (2) Dokumen Pertemuan BIMP EAGA; (3) Dokumen Pertemuan WGAFFC; (4) Dokumen Tindak lanjut CIQS-BIMP EAGA; (5) Dokumen Kerjasama Operasional Karantina di Bandara/ Rumusan Workshop Peningkatan Koordinasi dan Kerjasama Antar Instansi dan Stakeholder di Pelabuhan Laut dan Bandar Udara. Disamping itu, bidang kerjasama perkarantinaan juga mengahasilkan 7 (tujuh) dokumen tambahan lainnya, yaitu: (a) Dokumen elektronik Indonesia National Trade Repository (INTR) yang tersedia di website INSW; (b) Dokumen Komoditas Wajib Periksa Karantina berdasarkan Draft Buku Tarif Kepabeanan Indonesia 2012; (c) Dokumen Hasil Seminar Implementasi SPS Measures on Animal and Safety Issues; (d) Kompilasi Peraturan Karantina Hewan dan Karantina Tumbuhan dalam versi Bahasa Inggris; (e) Dokumen Inventarisasi Permasalahan Pengembangan Karantina Pertanian di Perbatasan; (f) Dokumen Kompilasi Notifikasi Negara Mitra Dagang; (g) iv

7 Dokumen Kompilasi Hasil Pertemuan Internasional (Multilateral, Regional, dan Bilateral). Kebijakan di Bidang Informasi Perkarantinaan dimaksudkan untuk memfasilitasi sistem informasi Badan Karantina Pertanian berbasis Teknologi Informasi dalam mendukung penyelenggaraan perkarantinaan. Kebijakan tersebut diatas bertujuan untuk: (a) Tersedianya pusat data Badan Karantina Pertanian; (b) Jejaring kerjasama Sistem Informasi antar instansi dan atau antar negara; (c) Meningkatkan jumlah dan kualitas SDM yang berkompeten di bidang Teknologi Informasi; (d) Penguatan infrastruktur Teknologi Informasi. (Tahapan dalam Grand Design Teknologi Informasi Badan Karantina Pertanian) Dalam tahun 2011, Bidang Informasi Perkarantinaan menghasilkan output berupa: (a) Aplikasi informasi perkarantinaan dan pengawasan keamanan hayati; (b) Dokumen sistem dan prosedur informasi perkarantinaan dan pengawasan keamanan hayati dengan rincian sebagai berikut: a) Aplikasi informasi perkarantinaan dan pengawasan keamanan hayati, berupa: (1) Update dan Penyempurnaan Aplikasi SIM KP (empat aplikasi); (2) Pengembangan Aplikasi SIM KP (dua aplikasi); (3) Pembuatan Aplikasi SIM Tata Kelola Karantina (empat aplikasi); (4) Pembuatan Aplikasi Sistem Informasi Layanan Masyarakat (dua aplikasi); (5) Pengintegrasian Aplikasi SIM (5 aplikasi) b) Sistem dan prosedur informasi perkarantinaan dan pengawasan keamanan hayati, berupa: (1) Dokumen Peningkatan SDM UPT Barantan di Bidang Informasi Teknologi; (2) Dokumen Pokja dan Kajian Sistem Informasi Perkarantinaan; (3) Dokumen Dinamisasi Konten Website; (4) Dokumen Master Plan IT Barantan (sebelumnya Manual Aplikasi); (5) Dokumen Penambahan Kapasitas Layanan Internet; (6) Dokumen Sistem dan Prosedur SIM KP. Dalam penetapan kinerja (PK) Pusat Kepatuhan, Kerjasama dan Informasi Perkarantinaan mempunyai sasaran strategis berupa: (1) Kebijakan teknis pengawasan dan penindakan yang dapat mendukung meningkatnya kepatuhan pengguna jasa karantina dan integritas petugas karantina dengan indikator kinerja berupa jumlah rumusan kebijakan rekomendasi pengawasan dan penindakan; (2) Kerjasama yang harmonis dalam mendukung efektifitas perumusan kebijakan teknis, rencana dan program perkarantinaan pertanian dengan indikator (a) Jumlah rumusan kebijakan rekomendasi kerjasama di bidang SPS dan (b) Jumlah rumusan kebijakan dan rekomendasi kerjasama perkarantinaan antar instansi terkait; dan (3) Sistem informasi yang optimal dalam mendukung kinerja manajemen dan operasional, dengan indikator (a) Jumlah system aplikasi dan (b) Jumlah dokumen system dan prosedur informasi perkarantinaan pertanian. Target Pusat Kepatuhan, Kerjasama dan Informasi Perkarantinaan meliputi: bidang kepatuhan perkarantinaan 3 dokumen, bidang kerjasama perkarantinaan 10 dokumen, dan bidang informasi perkarantinaan 5 aplikasi dan 6 dokumen. Pada akhir tahun 2011, pengukuran v

8 kinerja Pusat Kepatuhan, Kerjasama dan Informasi Perkarantinaan dengan mengukur target dan realisasi kinerja, sebagai berikut: 1) Kebijakan teknis pengawasan dan penindakan yang dapat mendukung meningkatnya kepatuhan pengguna jasa karantina dan integritas petugas karantina, diukur kinerjanya dengan target penyelesaian 3 dokumen. Pada akhir tahun ini, terdapat 4 dokumen yang telah disusun dan 1 diantaranya ditetapkan secara formal. Di samping itu, meskipun bukan merupakan kebijakan teknis wasdak dihasilkan pula 3 (tiga) dokumen tambahan lain yang terkait dengan tugas dan fungsi di bidang kepatuhan perkarantinaan. 2) Kerjasama yang harmonis dalam mendukung efektifitas perumusan kebijakan teknis, rencana dan program perkarantinaan pertanian, diukur kinerjanya dengan target penyelesaian 10 (sepuluh) dokumen, kemudian pada akhir tahun ini 10 dokumen tersebut sudah dihasilkan dari kegiatan kerjasama internasional maupun nasional serta di bidang SPS sebagai acuan komitmen dan tindak lanjut implementasi selanjutnya. Di samping itu, dihasilkan 7 (tujuh) dokumen tambahan lainnya, untuk meningkatkan efektifitas pelaksanaan perkarantinaan dan pengawasan keamanan hayati skala nasional, bilateral, regional dan multilateral. 3) Sistem informasi yang optimal dalam mendukung kjinerja manajemen dan operasional diukur kinerjanya dengan target penyelesaian 5 aplikasi dan 6 dokumen. Pada akhir tahun 2011, aplikasi dan dokumen tersebut sudah diselesaikan sebanyak 5 aplikasi dan 6 dokumen serta disosialisasikannya kepada Unit Pelaksana Teknis (UPT) Karantina Pertanian untuk digunakan dalam pemanfaatan dan pengembangan sistem informasi perkarantinaan. Disamping itu juga tercapai peningkatan kesiapan infrastruktur sistem informasi dan akses informasi instansi terkait, pengguna jasa dan unit kerja lingkup Badan Karantina Pertanian melalui jaringan pusat data karantina pertanian dengan adanya kerjasama pertukaran data perijinan dengan instansi terkait (SIP dan SRPP), peningkatan user PPK Online, dan peningkatan penggunaan jaringan VPN di UPT KP dan Pusat Barantan, sehingga presentase kinerja mencapai 100%. Kendala dalam peningkatan kinerja di bidang Kepatuhan/Pengawasan dan Penindakan adalah: (a) Struktur organisasi Bidang Kepatuhan Perkarantinaan/Pengawasan dan Penindakan belum cukup memadai untuk mewujudkan fungsi kepatuhan internal dan eksternal; (b) Jumlah dan kompetensi SDM di Bidang Kepatuhan/Pengawasan dan Penindakan belum optimal; (c) Kurangnya fasilitas sarana dan prasarana di Bidang Kepatuhan/Pengawasan dan Penindakan. Kendala dalam peningkatan kinerja di bidang Kerjasama Perkarantinaan adalah: (a) Kurangnya peran serta instansi dan stakeholder terkait SPS dalam rangka akselerasi ekspor komoditas pertanian; (b) Proses komunikasi dalam rangka harmonisasi SPS dan akselerasi ekspor komoditas pertanian membutuhkan waktu yang lama; (c) Kompetensi di bidang negosiasi SPS kurang. Kendala dalam peningkatan kinerja di bidang Informasi Perkarantinaan adalah: (a) Jumlah dan Kompetensi SDM di bidang Informasi terbatas; (b) Infrastruktur vi

9 Teknologi Informasi di Kantor Pusat dan UPT belum standar; (c) Pemanfaatan Sistem Informasi di lingkup Badan Karantina Pertanian belum optimal. vii

10 BAB I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam upaya mencegah Hama dan Penyakit Hewan Karantina (HPHK), Organisme Pengganggu Tumbuhan Karantina (OPTK) dan pangan yang tidak aman untuk dikonsumsi masuknya ke dalam dan tersebarnya dari suatu area ke area lain di dalam wilayah Negara Republik Indonesia, pemerintah dalam hal ini Kementerian Pertanian melalui Badan Karantina Pertanian, berkewajiban melaksanakan kewajiban sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang diamanakan dalam Undang-Undang Nomor 16 Tahun 1992 tentang Karantina Hewan, Ikan dan Tumbuhan dan Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1996 Tentang Pangan. Pusat Kepatuhan, Kerjasama dan Informasi Perkarantinaan untuk mendukung kinerja Badan Karantina Pertanian, memiliki tugas untuk melaksanakan penyusunan kebijakan teknis, di bidang pengawasan dan penindakan perkarantinaan, dan pelaksanaan kerjasama serta pengelolaan informasi perkarantinaan. Dengan meningkatnya peran Badan Karantina Pertanian sebagai instrumen SPS dalam perdagangan internasional, Badan Karantina Pertanian harus diperkuat secara bertahap seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di bidang perkarantinaan. Dalam upaya mendukung program Badan Karantina Pertanian, Pusat Kepatuhan, Kerjasama dan Informasi Perkarantinaan senantiasa melakukan pembenahan secara internal maupun eksternal melalui kerjasama dengan instansi terkait baik secara nasional maupun internasional. Pembenahan-pembenahan tersebut erat kaitannya dengan yang sudah dilakukan Pusat Kepatuhan, Kerjasama dan Informasi Perkarantinaan yang terangkum dalam program dan kegiatan tahun Kinerja yang optimal dari seluruh Pusat Kepatuhan, Kerjasama dan Informasi Perkarantinaan dapat diukur melalui beberapa indikator kinerja, yaitu: (1) Rumusan kebijakan pengawasan dan penindakan karantina hewan/karantina tumbuhan yang dapat di implementasikan; (2) Jumlah dokumen bahan rancangan kebijakan kerjasama perkarantinaan; (3) Tingkat pemanfaatan dokumen kerjasama SPS dan dokumen kerjasama operasional yang dihasilkan dalam perumusan kebijakan seta pelaksanaan pengawasan dan pelayanan; (4) Prosentase peningkatan akses informasi instansi terkait, pengguna jasa dan unit kerja lingkup Badan Karantina Pertanian melalui jaringan pusat Badan Karantina Pertanian. Untuk mewujudkan kinerja yang optimal tersebut di atas, maka peran Pusat Kepatuhan, Kerjasama dan Informasi Perkarantinaan dalam mendukung program Badan Karantina Pertanian adalah menumbuhkan iklim kondusif bagi terselenggaranya misi Badan Karantina Pertanian berdasarkan peraturan perundangan serta ketentuan yang berlaku, baik yang diselenggarakan oleh Kantor Pusat maupun UPT yang ada di daerah. Namun demikian, kinerja Pusat Kepatuhan, Kerjasama dan Informasi Perkarantinaan tidak mungkin dicapai secara optimal tanpa dukungan dan koordinasi yang serasi dengan unit kerja dilingkup internal Badan Karantina Pertanian dan Kementerian Pertanian, institusi-institusi tingkat nasional dan internasional serta pengguna jasa karantina. 1

11 1.2. Kedudukan tugas, fungsi, dan kewenangan Berdasarkan Peraturan Menteri Pertanian No. 61/Permentan/OT.140/10/2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Pertanian menyatakan bahwa kedudukan, tugas pokok dan fungsi Pusat Kepatuhan, Kerjasama dan Informasi Perkarantinaan sebagai berikut: 1. Kedudukan Pusat Kepatuhan, Kerjasama dan Informasi Perkarantinaan dipimpin oleh seorang Kepala Pusat yang berada di bawah dan bertanggung jawab langsung kepada Kepala Badan Karantina Pertanian. 2. Tugas Pokok 1. Melaksanakan penyusunan kebijakan teknis, di bidang pengawasan dan penindakan perkarantinaan, dan pelaksanaan kerjasama serta pengelolaan informasi perkarantinaan; 2. Bidang Kepatuhan Perkarantinaan memiliki tugas melaksanakan penyiapan penyusunan kebijakan teknis, pemberian bimbingan teknis, pemantauan, dan evaluasi di bidang pengawasan dan penindakan perkarantinaan; 3. Bidang Kerjasama Perkarantinaan memiliki tugas melaksanakan kerjasama perkarantinaan; 4. Bidang Informasi Perkarantinaan memiliki tugas melaksnakan penyiapan pengelolaan informasi perkarantinaan. 3. Fungsi Dalam melaksanakan tugas tersebut, Pusat Kepatuhan, Kerjasama dan Informasi Perkarantinaan menyelenggarakan fungsi: 1. Penyusunan kebijakan teknis, pemberian bimbingan teknis, pemantauan dan evaluasi di bidang pengawasan dan penindakan perkarantinaan; 2. Pelaksanaan kerjasama perkarantinaan; dan 3. Pengelolaan informasi perkarantinaan Organisasi dan Tata Kerja Untuk melaksanakan tugas dan fungsi Pusat Kepatuhan, Kerjasama dan Informasi Perkarantinaan, Kepala Pusat Kepatuhan, Kerjasama dan Informasi Perkarantinaan selama tahun 2012 dibantu oleh unsur-unsur: Bidang Kepatuhan Perkarantinaan, Bidang Kerjasama Perkarantinaan, dan Bidang Informasi Perkarantinaan. Secara rinci, struktur organisasi Pusat Kepatuhan, Kerjasama dan Informasi Perkarantinaan terdapat pada Lampiran Landasan Hukum Pelaksanaan Tugas 1. Undang-Undang Nomor: 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara Yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme; 2. Undang-Undang Nomor: 16 Tahun 1992 tentang Karantina Hewan, Ikan dan Tumbuhan; 3. Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1996 tentang Pangan; 4. Peraturan Pemerintah Nomor: 82 Tahun 2000 tentang Karantina Hewan; 5. Peraturan Pemerintah Nomor: 14 Tahun 2002 tentang Karantina Tumbuhan; 6. Peraturan Pemerintah Nomor: 28 Tahun 2004 tentang Keamanan, Mutu dan Gizi Pangan; 7. Permentan Nomor: 61/Permentan/OT.140/10/2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Pertanian. 2

12 BAB II. PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA Pusat Kepatuhan, Kerjasama dan Informasi Perkarantinaan dalam mendukung dan mensinergiskan program Badan Karantina Pertanian telah menyusun Rencana Strategis Pusat Kepatuhan, Kerjasama, dan Informasi Perkarantinaan yang pada dasarnya merupakan pernyataan komitmen bersama mengenai upaya terencana dan sistematis untuk meningkatkan kinerja serta pencapaiannya melalui pembinaan, penataan, perbaikan, penertiban, penyempurnaan dan pembaharuan terhadap sistem, kebijakan perkarantinaan hewan dan tumbuhan serta pengawasan keamanan hayati hewani dan nabati serta pembinaan terhadap akhlak dan perilaku aparatur karantina dengan terus menerus melakukan pengawasan dan pengendalian manajemen agar tercapainya efektifitas, efisiensi dan produktifitas dalam penyelenggaraan perkarantinaan hewan dan tumbuhan serta pengawasan keamanan hayati. Sebagai dasar acuan dalam penyusunan kebijakan operasional, program dan kegiatan serta sebagai pedoman pengendalian kinerja dalam rangka pencapaian visi dan misi serta tujuan Badan Karantina Pertanian pada , Kepala Pusat Kepatuhan, Kerjasama dan Informasi Perkarantinaan menetapkan rencana strategis Pusat Kepatuhan, Kerjasama dan Informasi Perkarantinaan dalam rangka memberi arah dan sasaran yang jelas serta sebagai pedoman dan tolok ukur kinerja dalam pelaksanaan pembangunan di bidang perkarantinaan dan pengawasan keamanan hayati yang selaras dengan arah kebijakan strategis Badan Karantina Pertanian Visi dan Misi 1. Visi Visi Pusat Kepatuhan, Kerjasama dan Informasi Perkarantinaan adalah: Mendukung Badan Karantina Pertanian Menjadi Instansi yang Tangguh dan Terpercaya dalam Perlindungan Kelestarian Sumberdaya alam Hayati Hewan dan Tumbuhan, Lingkungan dan Keanekaragaman Hayati serta keamanan pangan. Pengertian Tangguh dan Terpercaya adalah sebagai berikut : Tangguh: Penyelenggaraan karantina pertanian pada hakekatnya adalah perwujudan pertahanan Negara di bidang Kelestarian Sumber daya alam Hayati Hewan dan Tumbuhan. Prinsip pertahanan adalah tangguh menghadapi serangan. Terpercaya: Keberhasilan Badan Karantina Pertanian berkaitan dengan peran serta masyarakat dan mitra kerja, baik di dalam maupun di luar negeri, oleh karena itu setiap kebijakan dan tindakan Badan Karantina Pertanian perlu mendapat kepercayaan yang tinggi. Kepercayaan akan diperoleh antara lain melalui akuntabilitas penyelenggaraan pemerintahan dibidang perkarantinaan dan keamanan hayati. 2. Misi Dengan mempertimbangkan tugas Pokok dan Fungsi, Prioritas Nasional dan Kebijakan Kementerian Pertanian, maka Misi Pusat Kepatuhan, Kerjasama dan Informasi Perkarantinaan adalah: a. Meningkatkan kepatuhan, kerjasama dan pemanfaatan sistem informasi dalam mendukung Badan Karantina Pertanian dalam Melindungi kelestarian sumberdaya alam hayati hewan dan tumbuhan dari serangan hama dan penyakit hewan karantina (HPHK), dan organisme pengganggu tumbuhan 3

13 karantina (OPTK), serta pengawasan keamanan hayati hewani dan nabati termasuk keamanan pangan segar; b. Meningkatkan kepatuhan, kerjasama dan pemanfaatan sistem informasi untuk mendukung Badan Karantina Pertanian dalam memfasilitasi perdagangan sehingga dapat mempertahankan dan meningkatkan akses pasar komoditas pertanian; dan c. Meningkatkan kepatuhan, kerjasama dan pemanfaatan sistem informasi untuk mendukung Badan Karantina Pertanian dalam peningkatan Citra dan Kualitas Layanan Publik Tujuan dan Sasaran 1. Tujuan Tujuan Pusat Kepatuhan, Kerjasama dan Informasi Perkarantinaan adalah: a. Meningkatnya kepatuhan, kerjasama dan pemanfaatan sistem informasi baik internal maupun eksternal dalam mendukung Badan Karantina Pertanian untuk melindungi kelestarian sumberdaya alam hayati hewan dan tumbuhan dari serangan hama dan penyakit hewan karantina (HPHK), dan organisme pengganggu tumbuhan karantina (OPTK), serta pengawasan keamanan hayati hewani dan nabati termasuk keamanan pangan segar; b. Meningkatnya kepatuhan, kerjasama dan pemanfaatan sistem informasi baik internal maupun eksternal dalam mendukung Badan Karantina Pertanian untuk memfasilitasi perdagangan dalam rangka mempertahankan dan meningkatkan akses pasar komoditas Pertanian; c. Meningkatnya kepatuhan, kerjasama dan pemanfaatan sistem informasi baik internal maupun eksternal untuk mendukung Badan Karantina Pertanian dalam peningkatan Citra dan Kualitas Layanan Publik. 2. Sasaran Strategis Sasaran strategis merupakan penjabaran dari tujuan dengan arah yang lebih terukur. Sasaran Strategis Pusat Kepatuhan, Kerjasama dan Informasi Perkarantinaan terbagi dalam 3 (tiga) kelompok utama, yaitu sasaran strategis Bidang Kepatuhan Perkarantinaan, sasaran strategis Bidang Kerjasama Perkarantinaan, dan sasaran strategis Bidang Informasi Perkarantinaan. a. Sasaran Strategis Bidang Kepatuhan Perkarantinaan: Kebijakan teknis pengawasan dan penindakan yang dapat mendukung meningkatnya kepatuhan pengguna jasa karantina dan integritas petugas karantina. Indikator Kinerja: Rumusan kebijakan pengawasan dan penindakan Karantina Hewan/Karantina Tumbuhan yang dapat di implementasikan. Rencana Aksi: a) Penyusunan rumusan kebijakan teknis pengawasan dan penindakan. b) Penyusunan program kegiatan di bidang kepatuhan perkarantinaan. b. Sasaran Strategis Bidang Kerjasama Perkarantinaan: Kerjasama yang harmonis dalam mendukung efektifitas perumusan kebijakan perkarantinaan pertanian dan keamanan hayati. Indikator Kinerja: Jumlah dokumen kerjasama 4

14 Rencana Aksi: a) Penyusunan konsep kerjasama multilateral, regional, bilateral dan nasional. b) Peningkatan fasilitasi (informasi, dokumentasi dan pembiayaan) dalam rangka kerjasama (multilateral, regional, bilateral dan nasional) di bidang perkarantinaan hewan, perkarantinaan tumbuhan dan pengawasan keamanan hayati hewani dan nabati. c. Sasaran Strategis Bidang Informasi Perkarantinaan: Sistem informasi yang optimal dalam mendukung kinerja manajemen dan operasional perkarantinaan pertanian dan keamanan hayati. Indikator Kinerja: Jumlah aplikasi system informasi perkarantinaan dan keamanan hayati. Rencana Aksi: a) Pembuatan aplikasi system informasi perkarantinaan dan kekamanan hayati. b) Peningkatan pelayanan sistem informasi perkarantinaan di bidang perkarantinaan hewan, perkarantinaan tumbuhan dan pengawasan keamanan hayati hewani dan nabati Analisis Lingkungan Strategik Dinamika lingkungan strategis yang sangat cepat dan pesat berdampak pada kinerja penyelenggaraan perkarantinaan pertanian. Pengaruh lingkungan strategis tersebut berhubungan dengan kondisi internal Badan Karantina Pertanian dan pengaruh lingkungan eksternal sebagai tantangan yang dihadapi serta peluang yang dapat diraih dalam menyusun rencana strategis Pusat Kepatuhan, Kerjasama dan Informasi Perkarantinaan dalam mendukung program Badan Karantina Pertanian. a. Faktor Internal Kekuatan : Beberapa kekuatan yang dimiliki Pusat KKIP dalam mendukung program Badan Karantina Pertanian untuk mewujudkan visi, misi, tujuan dapat diidentifikasi sebagai berikut: 1) Bidang Kepatuhan; a) Berdasarkan peraturan perundang-undangan, Pusat KKIP diberi kewenangan untuk melaksanakan pengawasan dan penindakan terhadap pelanggaran atas persyaratan dan tindakan karantina serta pengawasan keamanan hayati; b) Pusat KKIP merupakan unit kerja eselon II Badan Karantina Pertanian yang mempunyai tugas melaksanakan penyusunan kebijakan teknis di bidang pengawasan dan penindakan perkarantinaan; c) Pusat KKIP telah memiliki SDM yang kompeten dalam penyelenggaraan pengawasan dan penindakan terhadap pelanggaran peraturan perundangundangan di bidang perkarantinaan hewan, tumbuhan dan keamanan hayati, antara lain Penyidik Pegawai Negeri Sipil (PPNS), dan Intelijen Karantina; d) Mempunyai sarana dan prasarana operasional yang cukup untuk mendukung terlaksananya operasional pengawasan dan penindakan terhadap pelanggaran peraturan perundang-undangan di bidang perkarantinaan hewan, tumbuhan dan keamanan hayati; e) Dalam melaksanakan tugas dan fungsinya, Pusat KKIP mendapat alokasi anggaran dari APBN yang tertuang dalam DIPA Karantina Pertanian; 5

15 f) Adanya kesadaran dan dukungan masyarakat dalam pemenuhan persyaratan dan tindakan karantina serta pengawasan keamanan hayati. g) Dukungan dari instansi terkait dalam pelaksanaan pengawasan dan penindakan, dalam hal ini POLRI, Kejaksaan dan Kementerian Hukum dan HAM. 2) Bidang Kerjasama Perkarantinaan; a) Badan Karantina Pertanian sebagai National Enquiry Point dan Notification Body SPS-WTO; b) Badan Karantina Pertanian sebagai koordinator sektor karantina BIMP EAGA; c) Badan Karantina Pertanian sebagai focal point NPPO dan National Authority dalam forum IPPC/CPM dan APPPC; d) Badan Karantina Pertanian sebagai co-chair ASEAN pada Working Group on SPS-TBT dalam ASEAN-Korea Free Trade Area; e) Badan Karantina Pertanian sebagai co-chair dalam kerjasama Indonesia- Australia WGAFFC; f) Badan Karantina Pertanian sebagai salah satu dari 3 (tiga) unsur CIQ yang berdasarkan ketentuan internasional harus ada di pintu-pintu pemasukan internasional (bandara dan pelabuhan internasional); g) Kerjasama dengan perguruan tinggi untuk meningkatkan kompetensi petugas karantina pertanian; h) Kerjasama dengan Ditjen Postel dalam operasional karantina terhadap barang kiriman melalui PT. Pos Indonesia dan Perusahaan Jasa Titipan Kilat; i) Tersedianya APBN untuk melaksanakan fasilitasi kerjasama perkarantinaan. 3) Bidang Informasi Perkarantinaan; a) Kebijakan masih tersentralisasi dari kantor pusat sehingga meskipun rentang kendali sangat luas (menjangkau 52 UPT) namun efektivitas kebijakan masih dapat dikendalikan; b) Penanganan TI terfasilitasi dalam struktur organisasi; c) Pengembangan sistem informasi merupakan salah satu Kebijakan Prioritas Badan Karantina Pertanian; d) Organisasi (Badan Karantina Pertanian) sudah terintegrasi antara karantina hewan dan karantina tumbuhan; e) Sudah memiliki infrastruktur TI yang memadai dengan dukungan jaringan VPN; f) Pengiriman data dari UPT ke Pusat sudah secara electronis dan Pusat telah memiliki sistem olah data elektronik (Executive Information System); g) Terbangunnya Inhouse System Karantina Pertanian yang sudah terintegrasi, baik lingkup internal maupun lingkup eksternal (Kementerian Pertanian, Negara Mitra Dagang, NSW, dll). Kelemahan 1) Bidang Kepatuhan; a) Berdasarkan peraturan perundang-undangan, Pusat KKIP masih kurangnya kewenangan untuk melaksanakan pengawasan dan penindakan terhadap pelanggaran atas persyaratan dan tindakan karantina serta pengawasan keamanan hayati; b) Tugas dan fungsi Pusat KKIP sebagai unit kerja eselon II Badan Karantina Pertanian masih kurang lengkap dalam melaksanakan penyusunan kebijakan teknis di bidang pengawasan dan penindakan perkarantinaan; 6

16 c) Masih belum optimalnya peran Penyidik Pegawai Negeri Sipil (PPNS) dan Intelijen Karantina dalam penyelenggaraan pengawasan dan penindakan terhadap pelanggaran peraturan perundang-undangan di bidang perkarantinaan hewan, tumbuhan dan keamanan hayati; d) Masih terbatasnya alokasi anggaran dalam DIPA Badan Karantina Pertanian yang bersumber dari APBN guna melaksanakan tugas dan fungsi Pusat KKIP; e) Masih kurangnya kesadaran dan dukungan masyarakat dalam pemenuhan persyaratan dan pelaksanaan tindakan karantina serta pengawasan keamanan hayati. f) Koordinasi dengan instansi terkait dalam pengawasan dan penindakan yang belum optimal. 2) Bidang Kerjasama Perkarantinaan; a) Masih rendahnya integritas dan komitmen untuk menindaklanjuti hasil pertemuan internasional; b) Masih kurangnya kesadaran dari instansi terkait untuk menotifikasikan draft peraturan perundangan terkait SPS ke Sekretariat SPS-WTO; c) Masih kurangnya kesadaran dan kemampuan internal Badan Karantina Pertanian dan instansi terkait dalam mengkaji draft peraturan negara mitra dagang yang dinotifikasikan oleh Sekretariat SPS-WTO; d) Kualitas, kompetensi, dan jumlah SDM masih memerlukan peningkatan mengikuti meningkatnya beban kerja operasional; e) Sarana dan prasarana operasional masih memerlukan penambahan disesuaikan dengan beban kerja; f) Masih perlunya peningkatan kemampuan negosiasi dalam forum internasional; g) Masih perlunya peningkatan pemahaman masyarakat dan instansi terkait tentang arti penting Badan Karantina Pertanian dalam mencegah masuk dan tersebarnya HPHK dan OPTK serta pangan segar yang tidak aman konsumsi. 3) Bidang Informasi Perkarantinaan; a) Sebaran pegawai berdasarkan ketersediaan SDM berbasis TI belum ada, di samping kesiapan infrastruktur TI yang belum mengacu pada kebutuhan organisasi; b) Pembangunan sistem informasi masih secara parsial, dan belum terintegrasi secara baik; c) Pelaksanaan TI di Badan Karantina Pertanian belum mempunyai payung hukum dan belum ada prosedur pelayanan karantina baku yang ditetapkan; d) Organisasi dan SOP bidang informasi yang tersusun belum terimplementasi secara optimal; e) Keragaman tingkat komitmen, konsistensi melaksanakan kebijakan dan semangat keterpaduan berbagai pihak dalam pengembangan TI Badan Karantina Pertanian; f) Mekanisme pengumpulan dan pengolahan data masih lemah karena belum membudayanya pemanfaatan TI. 7

17 b. Faktor Eksternal Peluang 1) Bidang Kepatuhan; a) Juklak/Juknis Penyidikan di bidang Perkarantinaan hewan, tumbuhan dan keamanan hayati dipergunakan sebagai instrument teknis dalam pengawasan dan penindakan terhadap pelanggaran peraturan perundangundangan di bidang karantina hewan dan tumbuhan serta keamanan hayati; b) Adanya fokus Pemerintah terhadap Badan Karantina Pertanian, melalui peningkatan kepatuhan dalam rangka peningkatan pelayanan publik yang bersih dan transparan; c) Meningkatnya kesadaran masyarakat dan instansi terkait terhadap kewenangan karantina melalui tindakan pengawasan dan penindakan yang sinergis terhadap instansi Penegak Hukum; d) Peningkatan kerjasama dengan instansi Penegak Hukum dalam hal penyidikan. 2) Bidang Kerjasama Perkarantinaan; a) Kebijakan akses pasar ekspor komoditas pertanian unggulan; b) Kebijakan free trade area dalam perdagangan global; c) Kebijakan hambatan perdagangan global yang telah bergeser dari penetapan tarif dan kuota menjadi persyaratan teknis (SPS dan TBT); d) Adanya kewajiban dalam SPS Agreement bagi negara maju untuk memberikan technical assistance bagi negara berkembang untuk dapat memenuhi persyaratan SPS yang ditetapkan; e) Meningkatnya pemahaman instansi terkait dan stakeholder mengenai arti penting karantina dalam mencegah masuk dan tersebarnya HPHK/OPTK serta pangan segar yang tidak aman dikonsumsi dan memfasilitasi ekspor. 3) Bidang Informasi Perkarantinaan; a) Sistem informasi Badan Karantina Pertanian sudah terintegrasi dalam sistem INSW; b) Infrastruktur jaringan sudah menggunakan provider yang handal; c) Pengguna jasa sudah dapat mengajukan permohonan pemeriksaan karantina impor secara online (PPK Online); d) Meningkatnya kebutuhan pertukaran data dan informasi perkarantinaan; e) Tuntutan pengguna jasa akan pelayanan prima karantina (transparan, akuntabel dan terukur). Tantangan 1) Bidang Kepatuhan; a) Meningkatnya volume dan kompleksitas perdagangan, sehingga menimbulkan peluang terhadap terjadinya pelanggaran di bidang perkarantinaan hewan, tumbuhan dan keamanan hayati; b) Meningkatnya ancaman kelestarian sumberdaya alam hayati hewan dan tumbuhan akibat HPHK dan OPTK, karena tidak sesuai dengan aturan perkarantinaan; c) Target implementasi penyelenggaraan tata kepemerintahan yang baik (Good Governance), terbitnya SPI, UU Administrasi Negara, UU Pelayanan Publik; dan tingkat kepatuhan masyarakat; d) Tuntutan kualitas pelayanan (transparansi dan efisiensi); e) Pemberantasan korupsi; f) Fungsi otonomi daerah; g) Kebijakan global 'Climate Change'; h) Berlakunya Kebijakan Perjanjian Perdagangan Bebas (Free Trade Agreement-FTA), antara lain Indonesia-China; Indonesia-Korea; Indonesia- Jepang yg telah berlangsung pada tahun 2010, sebagai tantangan dalam pengawasan lalu lintas ekspor-impor. 8

18 2) Bidang Kerjasama Perkarantinaan; a) Meningkatnya arus perdagangan global yang tidak mengenal batas negara; b) Meningkatnya persyaratan SPS yang ditetapkan negara mitra; c) Berlakunya kebijakan perjanjian perdagangan bebas (free trade area); d) Kurangnya komitmen instansi terkait dalam menotifikasikan draft peraturan terkait SPS; e) Meningkatnya kebutuhan ketertelusuran (traceability) terhadap komoditas pertanian yang diperdagangkan; f) Banyaknya pintu-pintu pemasukan dan pengeluaran yang belum bisa dijaga oleh petugas karantina. 3) Bidang Informasi Perkarantinaan; a) Kebijakan pengembangan TI Badan Karantina Pertanian belum bisa mengimbangi perkembangan dan tuntutan globalisasi ekonomi; b) Stabilitas jaringan TI di UPT tertentu masih terkendala; c) Penanganan Local Area Network (LAN) lingkup Badan Karantina Pertanian dikelola oleh Pusat Data dan Informasi (PUSDATIN), sehingga pemeliharaannya (maintenance) belum optimal; d) Instansi terkait perijinan belum mempunyai sistem perijinan secara elektronis; e) Perbedaan platform aplikasi yang difasilitasi oleh instansi lain dengan aplikasi Badan Karantina Pertanian Program dan Kegiatan Program dan kegiatan Pusat KKIP, yaitu Peningkatan Kepatuhan, Kerjasama, dan Pengembangan Sistem Informasi Perkarantinaan dengan penjabaran kegiatan masing-masing bidang sebagai berikut: a) Bidang Kepatuhan Perkarantinaan 1. Penyusunan Mekanisme Operasional Pengawasan dan Penindakan Lingkup Badan Karantina Pertanian; 2. Simulasi Penyidikan terhadap Pelanggaran Undang-Undang Nomor 16 Tahun 1992; 3. Fasilitasi Administrasi PPNS dan Intelijen; 4. Bimbingan Teknis Penyidikan Pelanggaran Pidana Undang-undang Nomor 16 Tahun 1992; 5. Pemantauan dan Evaluasi terhadap Penyidikan Pelanggaran Pidana Undang-undang Nomor 16 Tahun 1992; 6. Pemantauan dan Evaluasi Pelaksanaan Tindakan Pre-emptif; 7. Penyusunan Pedoman Pre-emptif terhadap Pengawasan dan Penindakan Perkarantinaan; 8. Bimbingan Teknis Tindakan Pre-emptif di UPT; 9. Pemantauan dan Evaluasi Tindakan Pre-emptif di UPT; 10. Penyusunan Pedoman Profiling Pengguna Jasa; 11. Bimbingan teknis tindakan preventif di UPT; 12. Pemantauan dan Evaluasi tindakan preventif di UPT; 13. Penyusunan Rencana Kerja Pusat KKIP; 14. Kompilasi Peraturan Perundang-Undangan dan Pelaksanaan Pengawasan; 15. Kompilasi Dokumen Kewasdakan; 16. Pembinaan Pusat KKIP; 17. Rapat Teknis Regional dan Nasional; 18. Koordinasi dan Kepanitiaan Pusat KKIP; 19. Penyusunan Lakip Pusat KKIP; 20. Penyusunan Laporan Tahunan Pusat KKIP; 9

19 21. Sekretariat Komisi Ahli; b) Bidang Kerjasama Perkarantinaan 1. Penyusunan Posisi DELRI 2. Fasilitasi Koordinasi Kerjasama Perkarantinaan 3. Penerimaan Kunjungan Tamu Luar Negeri 4. Pertemuan Internasional The 3 rd Heads of Quarantine BIMP-EAGA Meeting 5. Pertemuan WGAFFC ke-16 di Indonesia 6. Penyusunan SOP Karantina di Kawasan BIMP-EAGA 7. Evaluasi MoU Barantan dengan Instansi Terkait 8. Workshop Kerjasama Operasional Perkarantinaan di Pintu-Pintu Pemasukan dan Pengeluaran 9. Penyusunan Draf Notifikasi Indonesia 10. Pembahasan Notifikasi Negara Mitra 11. Penyusunan Bahan Sidang Komite SPS 12. Pembahasan Hasil dan Tindak Lanjut Sidang Komite SPS 13. Koordinasi SPS dengan Instansi Terkait 14. Pengumpulan Data Permasalahan SPS di UPT dan Instansi Terkait di Daerah 15. Seminar Implementasi SPS Measures on Animal and Safety Issues 16. Penyusunan Compilation on Import Quarantine Regulation of Indonesian Trading Partner 17. Compilation of Indonesian Quarantine Regulation 18. SPS News Letter c) Bidang Informasi Perkarantinaan 1. Update Inhouse System Badan Karantina Pertanian 2. Update Sistem Informasi Manajemen Laboratorium UPT 3. Update Aplikasi Laboratorium PSAT 4. Pengembangan Aplikasi Fungsional 5. Pembuatan Aplikasi Keuangan Internal 6. Pembuatan Aplikasi Sistem Informasi Persuratan 7. Pembuatan Aplikasi Sistem Informasi Badan Karantina Pertanian Terintegrasi (Linux Version) 8. Pembuatan Aplikasi Elektronik Book Pengawasan Keamanan Hayati Hewani 9. Pembuatan Aplikasi Sistem Pengiriman Data Perijinan Elektronik 10. Pembuatan Aplikasi Registrasi SAB Online 11. Pengintegrasian Sistem Informasi dengan Perijinan Instansi Terkait 12. Pengintegrasian Sistem Informasi Laboratorium dengan Inhouse System 13. Pembuatan E-Cert Ekspor dengan Negara Lain 14. Sosialisasi Eplaq (Integrasi Perijinan Online) 15. Sosialisasi Aplikasi Fungsional Karantina Hewan 16. Sosialisasi Sistem Informasi Manajemen Badan Karantina Pertanian 17. Bimbingan dan Evaluasi IT di UPT Badan Karantina Pertanian 18. Evaluasi Hasil Laporan Elektronik (Karantina Tumbuhan dan Karantina Hewan) 19. Pokja Integrasi dan Sinkronisasi Data Lalu Lintas Media Pembawa 20. Kajian Pertukaran Informasi Elektronik Hasil Uji Lab antar UPT KP Lingkup Badan Karantina Pertanian 21. Penyusunan Master Plan IT Badan Karantina Pertanian Terintegrasi 10

20 BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA Pengukuran kinerja kegiatan di lingkup Pusat Kepatuhan, Kerjasama dan Informasi Perkarantinaan 2012 dilakukan dengan cara membandingkan antara target dengan capaian kinerja di masing masing bidang. Rincian tingkat capaian kinerja diuraikan dalam Lampiran 2. Keberhasilan dan ketidak berhasilan setiap bidang ditentukan dengan membandingkan antara capaian kinerja dengan target yang ditetapkan, dengan kisaran sebagai berikut : A. Sangat Berhasil : 100 % B. Berhasil : % C. Cukup Berhasil : % D. Belum Berhasil : 0 59 % Secara ringkas disampaikan bahwa capaian sasaran-sasaran yang telah ditetapkan sebagai berikut: 1) Jumlah kebijakan teknis pengawasan dan penindakan nilai capaian 100 % (3 Dokumen); 2) Meningkatnya kerjasama perkarantinaan dan pengawasan keamanan hayati 100 % (10 Dokumen) dan 100% tingkat pemanfaatan dokumen kerjasama SPS dan dokumen kerjasama operasional yang dihasilkan dalam perumusan kebijakan serta pelaksanaan pengawasan dan pelayanan; 3) Meningkatnya pengelolaan sistem informasi perkarantinaan dan pengawasan keamanan hayati 100 % (5 Aplikasi dan 6 Dokumen) dan tercapainya lebih dari 10% peningkatan kesiapan infrastruktur sistem informasi dan akses informasi instansi terkait, pengguna jasa dan unit kerja lingkup Badan Karantina Pertanian melalui jaringan pusat data karantina pertanian Hasil Pengukuran Kinerja Hasil Pengukuran Kinerja Pusat Kepatuhan, Kerjasama dan Informasi Perkarantinaan tahun 2011, dengan indikator sasaran sebagai berikut: Uraian Sasaran 1 Kebijakan teknis pengawasan dan penindakan yang dapat mendukung meningkatnya kepatuhan pengguna jasa karantina dan integritas petugas karantina. Indikator Kinerja Jumlah kebijakan teknis pengawasan dan penindakan. Hasil Beberapa kebijakan di bidang kepatuhan perkarantinaan yang telah dihasilkan pada tahun 2012, yaitu: 1) Dokumen Kebijakan: Keputusan Kepala Badan Karantina Pertanian Nomor: 1409/KPTS/OT.160/L/10/2012 tentang Pedoman Kegiatan Preemptif dalam membina kesadaran masyarakat di Bidang Karantina Hewan, Karantina Tumbuhan dan Pengawasan Keamanan Hayati; 2) Dokumen Rumusan Kebijakan (Draft Keputusan Kepala Badan); Mekanisme Operasional Pengawasan untuk mencegah terjadinya pelanggaran di bidang karantina hewan, karantina tumbuhan dan pengeasan keamanan hayati; 3) Dokumen Rumusan Kebijakan (Draft Peraturan Menteri Pertanian); Registrasi Pengguna Jasa Karantina Pertanian; 4) Dokumen Rumusan Kebijakan (Draft Keputusan Kepala Badan); Tata Laksana Registrasi Pengguna Jasa Karantina Pertanian; 11

21 Disamping itu juga dihasilkan 3 (tiga) dokumen lain terkait kebijakan terhadap pelaksanaan tugas di bidang kepatuhan perkarantinaan, yaitu: 1) Dokumen Keputusan Kepala Badan Nomor: 1953/Kprs/OT.160/L/ 10/2012 tentang Kategorisasi Tingkat Risiko Media Pembawa Hama dan Penyakit Hewan Karantina dan Organisme Pengganggu Tumbuhan Karantina serta Keamanan Hayati; 2) Dokumen draft Pedoman Umum Penanganan Risiko terhadap Pemasukan Media Pembawa Hama dan Penyakit Hewan Karantina dan Organisme Pengganggu Tumbuhan Karantina serta Keamanan Hayati; 3) Dokumen Draft Keputusan Menteri Pertanian tentang Pelayanan Dokumen Karantina Hewan, Karantina Tumbuhan dan Pangan Segar Asal Tumbuhan dalam Sistem Elektronik Indonesia National Single Window (INSW) di Tempat Pemriksaan Fisik Terpadu (TPFT); Dalam perjalanannya Pusat Kepatuhan, Kerjasama dan Informasi Perkarantinaan, menghasilkan beberapa dokumen hasil kegiatan (output) terhadap pelaksanaan tugas fungsi di bidang kepatuhan perkarantinaan, yaitu; 1) Dokumen Laporan Hasil Verifikasi Penyalahgunaan Sistem Informasi di BBKP Surabaya terhadap importasi kulit garaman; 2) Dokumen Laporan Hasil Verifikasi adanya Pungutan di luar PNBP di BBKP Tanjung Priok; 3) Dokumen laporan hasil verifikasi terhadap hasil temuan Inspektorat Jenderal di BBKP Belawan, terkait dengan pungutan di luar PNBP; 4) Dokumen Laporan Hasil penanganan kasus dugaan importasi daging asal india di wilayah kerja BBKP Soekarno-Hatta; 5) Dokumen Laporan Hasil penanganan importasi wotel berisikan anggur di BBKP Tanjung Priok; 6) Dokumen Laporan Hasil penanganan importasi Sapi Bibit di BBKP Tanjung Priok dan BKP Kelas I Lampung; 7) Dokumen Laporan Hasil penanganan importasi bawang di Dumai, BKP Kelas I Pekanbaru; 8) Dokumen Laporan Hasil koordinasi penanganan tindak pidana di SKP Kelas I Bengkulu Uraian Sasaran 2 Kerjasama yang harmonis dalam mendukung efektifitas perumusan kebijakan teknis, rencana dan program perkarantinaan pertanian. Indikator Kinerja 1) Jumlah rumusan kebijakan rekomendasi kerjasama di bidang SPS; 2) Jumlah rumusan kebijakan dan rekomendasi kerjasama perkarantinaan antar instansi terkait Hasil 1) Dokumen Draf Notifikasi Indonesia. 2) Dokumen Bahan Sidang Komite SPS 3) Dokumen Data Permasalahan SPS di UPT dan instansi terkait. 4) Dokumen Kompilasi Peraturan Perkarantinaan (Compilation on Import Quarantine Regulations of Indonesian Trading Partners) 5) Dokumen SPS News Letter 6) Dokumen Posisi DELRI 7) Dokumen Pertemuan BIMP EAGA 8) Dokumen Pertemuan WGAFFC 12

22 9) Dokumen Tindak lanjut CIQS-BIMP EAGA (SOP Karantina di Kawasan BIMP-EAGA) 10) Dokumen Kerjasama Operasional Karantina di Bandara (Rumusan Workshop Peningkatan Koordinasi dan Kerjasama Antar Instansi dan Stakeholder di Pelabuhan Laut dan Bandar Udara) Selain hasil tersebut, dihasilkan pula dokumen-dokumen terkait peningkatan kerjasama perkarantinaan hewan dan tumbuhan dan keamanan hayati. Dokumen-dokumen tersebut meliputi: 1) Dokumen elektronik Indonesia National Trade Repository (INTR) yang tersedia di website INSW 2) Dokumen Komoditas Wajib Periksa Karantina berdasarkan Draft Buku Tarif Kepabeanan Indonesia ) Dokumen Hasil Seminar Implementasi SPS Measures on Animal and Safety Issues 4) Kompilasi Peraturan Karantina Hewan dan Karantina Tumbuhan dalam versi Bahasa Inggris 5) Dokumen Inventarisasi Permasalahan Pengembangan Karantina Pertanian di Perbatasan 6) Dokumen Kompilasi Notifikasi Negara Mitra Dagang 7) Dokumen Kompilasi Hasil Pertemuan Internasional (Multilateral, Regional, dan Bilateral) Uraian Sasaran 3 Sistem informasi yang optimal dalam mendukung kinerja manajemen dan operasional. Indikator Kinerja 1) Jumlah sistem aplikasi; 2) Jumlah dokumen sistem dan prosedur informasi perkarantinaan pertanian. 3) Peningkatan kesiapan infrastruktur sistem informasi dan akses informasi instansi terkait, pengguna jasa dan unit kerja lingkup Badan Karantina Pertanian melalui jaringan pusat data karantina pertanian. Hasil 1) Update dan Penyempurnaan Aplikasi SIM KP a) Update Inhouse System Barantan KH b) Update Inhouse System Barantan KT c) Update Sistem Informasi Manajemen Laboratorium UPT KP d) Update Aplikasi Laboratorium PSAT 2) Pengembangan Aplikasi SIM KP a) Pengembangan Aplikasi Fungsional KH b) Pengembangan Aplikasi Fungsional KT 3) Pembuatan Aplikasi SIM Tata Kelola Karantina a) Pembuatan Aplikasi Keuangan Internal b) Pembuatan Aplikasi Sistem Informasi Persuratan c) Pembuatan Aplikasi Sistem Informasi Barantan Terintegrasi d) Pembuatan Aplikasi Elektronik Book Pengawasan Keamanan Hayati Hewani 4) Pembuatan Aplikasi Sistem Informasi Layanan Masyarkat a) Pembuatan Aplikasi Sistem Pengiriman Data Perijinan Elektronik b) Pembuatan Aplikasi Registrasi SAB Online 5) Pengintegrasian Aplikasi SIM a) Pengintegrasian Sistem Informasi dengan Perijinan Instansi Terkait 13

23 b) Pengintegrasian Sistem Informasi Laboratorium Dengan Inhouse System c) Pembuatan E-Certificate Ekspor Dengan Negara Lain 6) Dokumen Peningkatan SDM UPT Barantan a) Sosialisasi Aplikasi Eplaq (terkait perijinan elektronik/sip) b) Sosialisasi Aplikasi Fungsional c) Sosialisasi Sistem Informasi Manajemen 7) Dokumen Pokja dan Kajian Sistem Informasi Perkarantinaan a) Pokja Integrasi dan Sinkronisasi Data Lalu Lintas Media Pembawa b) Kajian Pertukaran Informasi Elektronik Hasil Uji Lab. Antar UPT KP Lingkup Barantan 8) Dokumen Dinamisasi Konten Website 9) Dokumen MasterPlan IT Barantan (revisi dari Manual Aplikasi) 10) Dokumen Penambahan Kapasitas Layanan Internet Penambahan kapasitas penerimaan data melalui jaringan internet 2 Mbps di Kantor Pusat 11) Dokumen Sistem dan Prosedur SIM KP Biaya Langganan Jaringan VPN Barantan (1 tahun) Dengan adanya kegiatan bidang informasi tersebut diatas, maka terjadi peningkatan kesiapan infrastruktur sistem informasi dan akses informasi instansi terkait, pengguna jasa dan unit kerja lingkup Badan Karantina Pertanian melalui jaringan pusat data karantina pertanian. Dari sisi kerjasama dengan instansi terkait, telah termanfaatkannya aplikasi pertukaran data perijinan pertanian (SIP dan SRPP). Dari sisi pengguna jasa, terjadi peningkatan pengguna Permohonan Pemeriksaan Online (PPK) dari tahun sebelumnya (2010) yang berjumlah user menjadi user pada tahun Dari sisi unit kerja lingkup Badan Karantina pertanian, telah terbangun dan termanfaatkannya jaringan Virtual Private Network (VPN) yang menghubungkan seluruh UPT KP Barantan dengan Pusat Barantan Analisis Kinerja Apabila kita melihat sasaran-sasaran dan capaiannya yang ada pada sub bab 3.1. yaitu: 1) Meningkatnya kepatuhan pengguna jasa karantina dan integritas petugas karantina; 2) Meningkatnya kerjasama perkarantinaan dan pengawasan keamanan hayati. 3) Meningkatnya pengelolaan system informasi perkarantinaan dan pengawasan keamanan hayati. Maka capaian-capaian sasaran tersebut telah mengarah pada: 1) Meningkatnya kepatuhan, kerjasama dan pemanfaatan sistem informasi baik internal maupun eksternal dalam mendukung Badan Karantina Pertanian untuk melindungi kelestarian sumberdaya alam hayati hewan dan tumbuhan dari serangan hama dan penyakit hewan karantina (HPHK), dan Organisme pengganggu tumbuhan karantina (OPTK), serta pengawasan keamanan hayati hewani dan nabati termasuk keamanan pangan segar; 2) Meningkatnya kepatuhan, kerjasama dan pemanfaatan sistem informasi baik internal maupun eksternal dalam mendukung Badan Karantina Pertanian untuk memfasilitasi perdagangan dalam rangka mempertahankan dan meningkatkan akses pasar komoditas Pertanian; 3) Meningkatnya kepatuhan, kerjasama dan pemanfaatan sistem informasi baik internal maupun eksternal untuk mendukung Badan Karantina Pertanian dalam peningkatan Citra dan Kualitas Layanan Publik. 14

RKT (Rencana Kinerja Tahunan) PUSAT KEPATUHAN, KERJASAMA DAN INFORMASI PERKARANTINAAN

RKT (Rencana Kinerja Tahunan) PUSAT KEPATUHAN, KERJASAMA DAN INFORMASI PERKARANTINAAN RKT (Rencana Kinerja Tahunan) PUSAT KEPATUHAN, KERJASAMA DAN INFORMASI PERKARANTINAAN BADAN KARANTINA PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN 2011 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam hal peningkatan daya

Lebih terperinci

PUSAT KEPATUHAN, KERJASAMA DAN INFORMASI PERKARANTINAAN

PUSAT KEPATUHAN, KERJASAMA DAN INFORMASI PERKARANTINAAN RKT (Rencana Kinerja Tahunan) TA 2015 PUSAT KEPATUHAN, KERJASAMA DAN INFORMASI PERKARANTINAAN BADAN KARANTINA PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN 2014 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam hal peningkatan

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Jakarta, Kepala Pusat KKIP, ARIFIN TASRIF

KATA PENGANTAR. Jakarta, Kepala Pusat KKIP, ARIFIN TASRIF KATA PENGANTAR Puji syukur ke hadirat Allah SWT berkat rahmat dan hidayah-nya, Rencana Kinerja Tahunan (RKT) Pusat Kepatuhan, Kerjasama dan Informasi Perkarantinaan (Pusat KKIP) TA. 2014 telah diselesaikan

Lebih terperinci

Rencana Strategis BAB I PENDAHULUAN

Rencana Strategis BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Rencana strategis (Renstra) adalah dokumen perencanaan lima tahunan yang berisi visi, misi, nilai-nilai, tujuan, strategi, kebijakan, program dan kegiatan yang disusun

Lebih terperinci

L A K I P 2013 (Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah) PUSAT KEPATUHAN, KERJASAMA DAN INFORMASI PERKARANTINAAN

L A K I P 2013 (Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah) PUSAT KEPATUHAN, KERJASAMA DAN INFORMASI PERKARANTINAAN L A K I P 2013 (Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah) PUSAT KEPATUHAN, KERJASAMA DAN INFORMASI PERKARANTINAAN BADAN KARANTINA PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN 2014 KATA PENGANTAR Puji syukur

Lebih terperinci

IKHTISAR EKSEKUTIF. Tabel 1 Sasaran program, Indikator Kinerja, Target, Realisasi dan Persentase Capaian

IKHTISAR EKSEKUTIF. Tabel 1 Sasaran program, Indikator Kinerja, Target, Realisasi dan Persentase Capaian IKHTISAR EKSEKUTIF Balai Besar Uji Standar Karantina Pertanian merupakan institusi yang mempunyai tugas pokok melaksanakan Perkarantinaan Pertanian dan Pengawasan Keamanan Hayati dengan visi Menjadi Pusat

Lebih terperinci

Rencana Kerja Tahunan TA KATA PENGANTAR

Rencana Kerja Tahunan TA KATA PENGANTAR KATA PENGANTAR Dengan mengucapkan puji syukur kehadirat Allah SWT, Balai Karantina Pertanian Kelas I Banjarmasin menyusun Rencana Kerja Tahunan untuk Tahun Anggaran 2018. Rencana Kerja Tahunan Balai Karantina

Lebih terperinci

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) Tahun 2014

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) Tahun 2014 / LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) Tahun 2014 BALAI BESAR KARANTINA PERTANIAN SOEKARNO HATTA TAHUN 2015 Gedung Karantina Pertanian Bandar Udara Internasional Soekarno Hatta Telepon

Lebih terperinci

Sekretariat Jenderal KATA PENGANTAR

Sekretariat Jenderal KATA PENGANTAR RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) SEKRETARIAT JENDERAL 2014 KATA PENGANTAR Sesuai dengan INPRES Nomor 7 Tahun 1999, tentang Akuntabilits Kinerja Instansi Pemerintah yang mewajibkan kepada setiap instansi pemerintah

Lebih terperinci

PrioritasKarantina2015. Musrenbangtan, Jakarta, 13 Mei 2014

PrioritasKarantina2015. Musrenbangtan, Jakarta, 13 Mei 2014 ArahKebijakandan PrioritasKarantina2015 Musrenbangtan, Jakarta, 13 Mei 2014 1 Analisis Dukungan Salah satu prioritas 2015 bidang pertanian adalah implementasi konsep kawasan Pengembangannya memerlukan

Lebih terperinci

Diterbitkan Oleh: Pusat Kepatuhan, Kerjasama dan. Informasi Perkarantinaan. Penyusun: TIM PENYUSUN LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PUSAT KKIP

Diterbitkan Oleh: Pusat Kepatuhan, Kerjasama dan. Informasi Perkarantinaan. Penyusun: TIM PENYUSUN LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PUSAT KKIP Diterbitkan Oleh: Pusat Kepatuhan, Kerjasama dan Informasi Perkarantinaan Penyusun: TIM PENYUSUN LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PUSAT KKIP PUSAT KKIP - BARANTAN GEDUNG E LANTAI 3 Jalan Harsono RM No. 3,

Lebih terperinci

ARAH KEBIJAKAN PERKARANTINAAN TAHUN ANGGARAN 2018

ARAH KEBIJAKAN PERKARANTINAAN TAHUN ANGGARAN 2018 ARAH KEBIJAKAN PERKARANTINAAN TAHUN ANGGARAN 2018 Banun Harpini Kepala Badan Karantina Pertanian Realisasi Anggaran Per Kegiatan TA 2017 (Per 29 Mei 2017 - jam 9.00) No Kegiatan Pagu Total Realisasi Total

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Jakarta, 2013 Kepala Pusat Karantina Hewan dan Keamanan Hayati Hewani, drh. Sujarwanto, MM NIP

KATA PENGANTAR. Jakarta, 2013 Kepala Pusat Karantina Hewan dan Keamanan Hayati Hewani, drh. Sujarwanto, MM NIP KATA PENGANTAR Rencana Kinerja Tahunan (RKT) Pusat Karantina Hewan dan Keamanan Hayati Hewani (PKH Kehani) 2014 merupakan salah satu keharusan unit kerja Badan Karantina Pertanian (Barantan) sebagai salah

Lebih terperinci

RKT. Pusat Karantina Hewan dan Keamanan Hayati Hewani TA 2015

RKT. Pusat Karantina Hewan dan Keamanan Hayati Hewani TA 2015 RKT Pusat Karantina Hewan dan Keamanan Hayati Hewani TA 2015 Badan Karantina Pertanian 2014 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dengan adanya perubahan paradigma dalam penyusunan program dan kegiatan

Lebih terperinci

Disampaikan pada: Rapat Kerja Kementerian Pertanian 4 Januari 2017

Disampaikan pada: Rapat Kerja Kementerian Pertanian 4 Januari 2017 Disampaikan pada: Rapat Kerja Kementerian Pertanian 4 Januari 2017 SERAPAN ANGGARAN (Rp) URAIAN 2016 2015 Sebelum Sesudah di Kurangi Penghematan *) Blokir *) PAGU (Rp) 749.498.063.000 894.424.353.000 859.424.353.000

Lebih terperinci

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL TAHUN 2016

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL TAHUN 2016 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL TAHUN 2016 SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN JAKARTA, JANUARI 2017 Laporan Akuntabilitas Kinerja Sekretariat Inspektorat

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUNAN BADAN KARANTINA PERTANIAN TA. 2012

RENCANA KINERJA TAHUNAN BADAN KARANTINA PERTANIAN TA. 2012 RENCANA KINERJA TAHUNAN BADAN KARANTINA PERTANIAN TA. 2012 KEMENTERIAN PERTANIAN 2011 BAB I PENDAHULUAN Dengan adanya perubahan paradigma dalam penyusunan program dan kegiatan serta anggaran yang berbasis

Lebih terperinci

TIM PENYUSUN. Bagian Perancanaan Sekretariat Badan Karantina Pertanian

TIM PENYUSUN. Bagian Perancanaan Sekretariat Badan Karantina Pertanian i PEDOMAN PELAPORAN BADAN KARANTINA PERTANIAN Bagian Perencanaan Sekretariat Badan Karantina Pertanian BADAN KARANTINA PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN 2017 i TIM PENYUSUN Bagian Perancanaan Sekretariat

Lebih terperinci

ArahKebijakandanPrioritas DukunganBarantanuntuk SektorPertanian

ArahKebijakandanPrioritas DukunganBarantanuntuk SektorPertanian ArahKebijakandanPrioritas DukunganBarantanuntuk SektorPertanian Bogor, JICC, 06-07 Mei 2014 Analisis Dukungan Salah satu prioritas 2015 bidang pertanian adalah implementasi konsep kawasan Pengembangannya

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUNAN SEKRETARIAT JENDERAL TAHUN 2012

RENCANA KINERJA TAHUNAN SEKRETARIAT JENDERAL TAHUN 2012 RENCANA KINERJA TAHUNAN SEKRETARIAT JENDERAL TAHUN 2012 SEKRETARIAT JENDERAL KEMENTERIAN PERTANIAN 2011 KATA PENGANTAR Sesuai dengan INPRES Nomor 7 Tahun 1999, tentang Akuntabilits Kinerja Instansi Pemerintah

Lebih terperinci

LAMPIRAN RENCANA KINERJA TAHUNAN BADAN KARANTINA PERTANIAN 2017

LAMPIRAN RENCANA KINERJA TAHUNAN BADAN KARANTINA PERTANIAN 2017 LAMPIRAN RENCANA KINERJA TAHUNAN BADAN KARANTINA PERTANIAN Lampiran Matrik Kinerja TA. (Kegiatan dan Target) PROGRAM/KEGIATAN SASARAN INDIKATOR KINERJA LOKASI 2 4 5 6 PROGRAM PENINGKATAN KUALITAS PERKARANTINAAN

Lebih terperinci

PROGRAM DAN KEGIATAN BADAN KARANTINA PERTANIAN TA MUSRENBANGTAN NASIONAL 2015

PROGRAM DAN KEGIATAN BADAN KARANTINA PERTANIAN TA MUSRENBANGTAN NASIONAL 2015 PROGRAM DAN KEGIATAN BADAN KARANTINA PERTANIAN TA. 2016 MUSRENBANGTAN NASIONAL 2015 ARAH KEBIJAKAN PEMBANGUNAN PERTANIAN Meningkatkan ketersediaan pangan melalui penguatan kapasitas produksi dalam negeri

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR: 18/Permentan/OT.140/3/2011 TENTANG

PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR: 18/Permentan/OT.140/3/2011 TENTANG PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR: 18/Permentan/OT.140/3/2011 TENTANG PELAYANAN DOKUMEN KARANTINA PERTANIAN DALAM SISTEM ELEKTRONIK INDONESIA NATIONAL SINGLE WINDOW (INSW) DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 2016 NOMOR : SP DIPA /2016

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 2016 NOMOR : SP DIPA /2016 SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 216 MOR SP DIPA-18.12-/216 DS9275-658-42-941 A. DASAR HUKUM 1. 2. 3. UU No. 17 Tahun 23 tentang Keuangan Negara. UU No.

Lebih terperinci

BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA

BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA Pada penyusunan Laporan Akuntabilias Kinerja Tahun 2013 ini, mengacu pada Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) SEKRETARIAT DIREKTORAT JENDERAL PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN 2015

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) SEKRETARIAT DIREKTORAT JENDERAL PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN 2015 RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) SEKRETARIAT DIREKTORAT JENDERAL PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN 2015 DIREKTORAT JENDERAL PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN KEMENTERIAN PERTANIAN KATA PENGANTAR Sesuai dengan INPRES

Lebih terperinci

Rencana Kinerja Tahunan

Rencana Kinerja Tahunan Rencana Kinerja Tahunan PUSAT KARANTINA TUMBUHAN DAN KEAMANAN HAYATI NABATI TA. 2015 BADAN KARANTINA PERTANIAN 2014 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dengan adanya perubahan paradigma dalam penyusunan

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUNAN

RENCANA KINERJA TAHUNAN RENCANA KINERJA TAHUNAN PUSAT KARANTINA TUMBUHAN DAN KEAMANAN HAYATI NABATI TAHUN ANGGARAN 2014 PUSAT KARANTINA TUMBUHAN DAN KEAMANAN HAYATI NABATI BADAN KARANTINA PERTANIAN 2013 KATA PENGANTAR Dalam rangka

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUNAN BADAN KARANTINA PERTANIAN TA. 2016

RENCANA KINERJA TAHUNAN BADAN KARANTINA PERTANIAN TA. 2016 RENCANA KINERJA TAHUNAN BADAN KARANTINA PERTANIAN TA. 2016 KEMENTERIAN PERTANIAN 2015 KATA PENGANTAR Dokumen Rencana Kinerja Tahunan (RKT) merupakan suatu hal yang penting bagi terselenggaranya manajemen

Lebih terperinci

BAB. I PENDAHULUAN Kondisi Umum

BAB. I PENDAHULUAN Kondisi Umum BAB. I PENDAHULUAN 1.1. Kondisi Umum Rencana Strategis (Renstra) merupakan dokumen perencanaan lima tahunan yang berisi visi, misi, nilai-nilai, tujuan dan strategi yang disusun sesuai sistematika paket

Lebih terperinci

BUPATI BLORA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BLORA,

BUPATI BLORA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BLORA, BUPATI BLORA PERATURAN BUPATI BLORA NOMOR 35 TAHUN 2014 TENTANG PIAGAM INTERNAL AUDIT (INTERNAL AUDIT CHARTER) DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN BLORA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BLORA, Menimbang

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Semoga laporan ini bermanfaat. Jakarta, 30 Januari Plt. Kepala Biro Perencanaan. Suharyono NIP

KATA PENGANTAR. Semoga laporan ini bermanfaat. Jakarta, 30 Januari Plt. Kepala Biro Perencanaan. Suharyono NIP KATA PENGANTAR Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) adalah laporan kinerja tahunan yang berisi pertanggungjawaban kinerja suatu instansi dalam mencapai tujuan/sasaran strategis instansi.

Lebih terperinci

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

1 PENDAHULUAN Latar Belakang 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Organisasi membutuhkan Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas agar operasional organisasi bisa berjalan dengan lancar. Kondisi umum saat ini menunjukkan bahwa perusahaan

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Bandung, Januari 2015 KEPALA BADAN PENANAMAN MODAL DAN PERIJINAN TERPADU PROVINSI JAWA BARAT

KATA PENGANTAR. Bandung, Januari 2015 KEPALA BADAN PENANAMAN MODAL DAN PERIJINAN TERPADU PROVINSI JAWA BARAT KATA PENGANTAR Sebagai tindaklanjut dari Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999 Tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, yang mewajibkan bagi setiap pimpinan instansi pemerintah untuk mempertanggungjawabkan

Lebih terperinci

BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI WONOSOBO NOMOR 64 TAHUN 2014 TENTANG

BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI WONOSOBO NOMOR 64 TAHUN 2014 TENTANG SALINAN BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI WONOSOBO NOMOR 64 TAHUN 2014 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI, RINCIAN TUGAS DAN TATA KERJA BADAN PENANAMAN MODAL DAN PELAYANAN PERIZINAN TERPADU

Lebih terperinci

SUMBER DAYA KELAUTAN DAN PERIKANAN KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PENGAWASAN SUMBER DAYA KELAUTAN DAN PERIKANAN NOMOR 56/KEP-DJPSDKP/2015 TENTANG

SUMBER DAYA KELAUTAN DAN PERIKANAN KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PENGAWASAN SUMBER DAYA KELAUTAN DAN PERIKANAN NOMOR 56/KEP-DJPSDKP/2015 TENTANG KEMENTERIAN DIREKTORAT JENDERAL PENGAWASAN SUMBER DAYA Jalan Medan Merdeka Timur Nomor 16 Gedung Mina Bahari III Lantai 15, Jakarta 10110 Telepon (021) 3519070, Facsimile (021) 3520346 Pos Elektronik ditjenpsdkp@kkp.goid

Lebih terperinci

FORMULIR 2 : RENCANA PENCAPAIAN HASIL (OUTCOME) UNIT ORGANISASI TAHUN ANGGARAN : 2015

FORMULIR 2 : RENCANA PENCAPAIAN HASIL (OUTCOME) UNIT ORGANISASI TAHUN ANGGARAN : 2015 RENCANA KERJA DAN ANGGARAN KEMENTRIAN NEGARA/LEMBAGA FORMULIR 2 : RENCANA PENCAPAIAN HASIL (OUTCOME) UNIT ORGANISASI TAHUN ANGGARAN : 215 A. KEMENTRIAN NEGARA/LEMBAGA : B. UNIT ORGANISASI : (15) KEMENTERIAN

Lebih terperinci

RENCANA KERJA TAHUNAN (RKT)

RENCANA KERJA TAHUNAN (RKT) RENCANA KERJA TAHUNAN (RKT) BALAI BESAR KARANTINA PERTANIAN SOEKARNO HATTA 2017 DAFTAR ISI KATA PENGANTAR DAFTAR ISI 1. PENDAHULUAN 1.1 Kondisi Umum 1 2. TUJUAN 1 3. INFORMASI KINERJA 3.1 Karakteristik

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM INSTANSI. Alamat : Jl. Ir. H. Juanda, Sidoarjo (61253) No Telp : (031) :

BAB II GAMBARAN UMUM INSTANSI. Alamat : Jl. Ir. H. Juanda, Sidoarjo (61253) No Telp : (031) : BAB II GAMBARAN UMUM INSTANSI 2.1. Identitas Perusahaan Nama Perusahaan : Balai Besar Karantina Pertanian Surabaya Alamat : Jl. Ir. H. Juanda, Sidoarjo (61253) No Telp : (031) 8673997 Email Contact Person

Lebih terperinci

RENCANA STRATEGIS PUSAT INFORMASI DAN DOKUMENTASI STANDARDISASI BADAN STANDARDISASI NASIONAL TAHUN

RENCANA STRATEGIS PUSAT INFORMASI DAN DOKUMENTASI STANDARDISASI BADAN STANDARDISASI NASIONAL TAHUN RENCANA STRATEGIS PUSAT INFORMASI DAN DOKUMENTASI STANDARDISASI BADAN STANDARDISASI NASIONAL TAHUN 2015-2019 BADAN STANDARDISASI NASIONAL 2015 KATA PENGANTAR Rencana Strategis Pusat Informasi dan Dokumentasi

Lebih terperinci

Rencana Kerja Tahunan 2013 KATA PENGANTAR

Rencana Kerja Tahunan 2013 KATA PENGANTAR KATA PENGANTAR Sesuai dengan Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, Peraturan Pemerintah No. 20 tahun 2004 tentang Rencana Kerja Pemerintah dan Peraturan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Seiring dengan perdagangan global, tidak dapat dipungkiri bahwa lalu lintas barang semakin terbuka, sehingga memungkinkan tidak adanya batasan negara dalam lalu lintas

Lebih terperinci

FORMULIR 2 RENCANA KERJA KEMENTRIAN/LEMBAGA (RENJA-KL) TAHUN ANGGARAN 2017 1. Kementrian/Lembaga : KEMENTERIAN KEUANGAN 2. Sasaran Strategis K/L : 1.Terjaganya Kesinambungan Fiskal 3. Program : Program

Lebih terperinci

PROFIL BADAN KETAHANAN PANGAN

PROFIL BADAN KETAHANAN PANGAN A. Tugas Pokok dan Fungsi PROFIL BADAN KETAHANAN PANGAN pengkajian, penyiapan perumusan kebijakan, pengembangan, pemantauan, dan pemantapan ketersediaan pangan, serta pencegahan dan penanggulangan kerawanan

Lebih terperinci

EVALUASI PELAKSANAAN RENJA TAHUN 2013

EVALUASI PELAKSANAAN RENJA TAHUN 2013 BAB 2 EVALUASI PELAKSANAAN RENJA TAHUN 2013 Evaluasi Pelaksanaan Renja Tahun 2013 2.1 BAB 2 EVALUASI PELAKSANAAN RENJA TAHUN 2013 2.1. EVALUASI PELAKSANAAN RENJA TAHUN 2013 DAN CAPAIAN RENSTRA SAMPAI DENGAN

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. : Balai Besar Karantina Pertanian Surabaya. Alamat : Jl. Ir. H. Juanda, Sidoarjo (61253) No Telp : (031)

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. : Balai Besar Karantina Pertanian Surabaya. Alamat : Jl. Ir. H. Juanda, Sidoarjo (61253) No Telp : (031) BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Identitas Perusahaan Nama Perusahaan : Balai Besar Karantina Pertanian Surabaya Alamat : Jl. Ir. H. Juanda, Sidoarjo (61253) No Telp : (031) 8673997 Email Contact Person

Lebih terperinci

KEMENTERIAN SEKRETARIAT NEGARA RI SEKRETARIAT DEWAN PERTIMBANGAN PRESIDEN LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT DEWAN PERTIMBANGAN PRESIDEN TAHUN 2015

KEMENTERIAN SEKRETARIAT NEGARA RI SEKRETARIAT DEWAN PERTIMBANGAN PRESIDEN LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT DEWAN PERTIMBANGAN PRESIDEN TAHUN 2015 KEMENTERIAN SEKRETARIAT NEGARA RI SEKRETARIAT DEWAN PERTIMBANGAN PRESIDEN LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT DEWAN PERTIMBANGAN PRESIDEN TAHUN 2015 JAKARTA, FEBRUARI 2016 DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... i DAFTAR

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

I. PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG I. PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Untuk menumbuh kembangkan semangat dan etos kerja aparatur yang bertanggungjawab, bermoral, berdisiplin, profesional, produktif dan dalam rangka mewujudkan kepemerintahan

Lebih terperinci

PETUNJUK PELAKSANAAN SISTEM PENGENDALIAN INTERN PUSAT KERJASAMA LUAR NEGERI

PETUNJUK PELAKSANAAN SISTEM PENGENDALIAN INTERN PUSAT KERJASAMA LUAR NEGERI PETUNJUK PELAKSANAAN SISTEM PENGENDALIAN INTERN PUSAT KERJASAMA LUAR NEGERI SEKRETARIAT JENDERAL KEMENTERIAN PERTANIAN 2012 KATA PENGANTAR Dengan kehadiran Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008 pada

Lebih terperinci

PEMERINTAH KOTA SALATIGA DAFTAR INFORMASI PUBLIK RINGKASAN RENCANA KERJA BADAN PELAYANAN PERIZINAN TERPADU DAN PENANAMAN MODAL KOTA SALATIGA

PEMERINTAH KOTA SALATIGA DAFTAR INFORMASI PUBLIK RINGKASAN RENCANA KERJA BADAN PELAYANAN PERIZINAN TERPADU DAN PENANAMAN MODAL KOTA SALATIGA PEMERINTAH KOTA SALATIGA DAFTAR INFORMASI PUBLIK RINGKASAN RENCANA KERJA BADAN PELAYANAN PERIZINAN TERPADU DAN PENANAMAN MODAL KOTA SALATIGA TAHUN 2017 1 PERENCANAAN KINERJA 2.1. PERENCANAAN STRATEGIS

Lebih terperinci

No Sasaran Kegiatan Indikator Kinerja Target Realisasi % 2 Dok 3 Dok 100 kebijakan teknis peraturan/keputusan

No Sasaran Kegiatan Indikator Kinerja Target Realisasi % 2 Dok 3 Dok 100 kebijakan teknis peraturan/keputusan PUSAT KARANTINA TUMBUHAN DAN KEAMANAN HAYATI NABATI BADAN KARANTINA PERTANIAN TAHUN 2017 1 IKHTISAR EKSEKUTIF Pusat Karantina Tumbuhan dan Keamanan Hayati Nabati sebagai salah satu Unit Kerja Eselon II

Lebih terperinci

PERAN KARANTINA PERTANIAN DI KANTOR POS

PERAN KARANTINA PERTANIAN DI KANTOR POS tangguhterpercaya Balai Besar Karantina Pertanian Tanjung Priok PERAN KARANTINA PERTANIAN DI KANTOR POS BALAI BESAR KARANTINA PERTANIAN TANJUNG PRIOK Disampaikan dalam acara Sosialisasi di wilker Kantor

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16/PERMENTAN/HR.060/5/2017 TENTANG REKOMENDASI IMPOR PRODUK HORTIKULTURA

PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16/PERMENTAN/HR.060/5/2017 TENTANG REKOMENDASI IMPOR PRODUK HORTIKULTURA PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16/PERMENTAN/HR.060/5/2017 TENTANG REKOMENDASI IMPOR PRODUK HORTIKULTURA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Jakarta, Agustus 2015 Sekretaris Direktorat Jenderal, Abdul Madjid

KATA PENGANTAR. Jakarta, Agustus 2015 Sekretaris Direktorat Jenderal, Abdul Madjid KATA PENGANTAR Puji dan Syukur kami ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa dengan telah selesainya penyusunan Rencana Strategis Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian Periode 2015-2019. Dalam rangka

Lebih terperinci

BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KERJA

BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KERJA BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KERJA A. PERENCANAAN Rencana strategis sebagaimana yang tertuang dalam Pedoman Penyusunan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah merupakan suatu proses yang

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA BIRO ORGANISASI DAN KEPEGAWAIAN TAHUN 2014

LAPORAN KINERJA BIRO ORGANISASI DAN KEPEGAWAIAN TAHUN 2014 LAPORAN KINERJA BIRO ORGANISASI DAN KEPEGAWAIAN TAHUN 2014 SEKRETARIAT JENDERAL KEMENTERIAN PERTANIAN Jakarta, Januari 2015 KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Allah SWT karena atas

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUNAN

RENCANA KINERJA TAHUNAN RENCANA KINERJA TAHUNAN BALAI BESAR PENGUJIAN MUTU DAN SERTIFIKASI OBAT HEWAN TAHUN ANGGARAN 2016 KEMENTERIAN PERTANIAN DIREKTORAT JENDERAL PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN BALAI BESAR PENGUJIAN MUTU DAN

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1323, 2013 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN PERTANIAN. Online. Perizinan. Pertanian. Pelayanan. PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 117/Permentan/HK.300/11/2013 TENTANG

Lebih terperinci

SLHD Provinsi DKI Jakarta Tahun 2015

SLHD Provinsi DKI Jakarta Tahun 2015 E. Kelembagaan 17.1. Profil BPLHD Provinsi DKI Jakarta Sesuai dengan Peraturan Gubernur Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta nomor 230 Tahun 2014 tentang Organisasi dan Tata Kerja Badan Pengelola Lingkungan

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Jakarta, 10 Maret 2014 Sekretaris Direktorat Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan. Dr. Ir. Syafril Fauzi, M.

KATA PENGANTAR. Jakarta, 10 Maret 2014 Sekretaris Direktorat Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan. Dr. Ir. Syafril Fauzi, M. KATA PENGANTAR Laporan akuntabilitas kinerja merupakan wujud pertanggungjawaban kepada stakeholders dan memenuhi Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999 yang mengamanatkan setiap instansi pemerintah/lembaga

Lebih terperinci

1 PENDAHULUAN RENCANA KERJA TAHUNAN TA A. Latar Belakang

1 PENDAHULUAN RENCANA KERJA TAHUNAN TA A. Latar Belakang 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang D engan adanya perubahan paradigma dalam penyusunan program dan kegiatan serta anggaran yang berbasis Kinerja pada lembaga dan instansi pemerintahan yang semula disusun

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 07/PERMENTAN/OT.140/2/2015

PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 07/PERMENTAN/OT.140/2/2015 PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 07/PERMENTAN/OT.140/2/2015 TENTANG PEDOMAN KERJASAMA BIDANG PENYULUHAN DAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA PERTANIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

WALIKOTA PROBOLINGG0 PROVINSI JAWA TIMUR

WALIKOTA PROBOLINGG0 PROVINSI JAWA TIMUR WALIKOTA PROBOLINGG0 PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN PERATURAN WALIKOTA PROBOLINGGO NOMOR 38 TAHUN 2015 TENTANG PIAGAM AUDIT INTERN DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA PROBOLINGGO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

2017, No Pemerintah Nomor 14 Tahun 2002 tentang Karantina Tumbuhan, perlu menetapkan Peraturan Menteri Pertanian tentang Perubahan atas Peratur

2017, No Pemerintah Nomor 14 Tahun 2002 tentang Karantina Tumbuhan, perlu menetapkan Peraturan Menteri Pertanian tentang Perubahan atas Peratur No.788, 2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMTAN. Sayuran Umbi Lapis Segar. Pemasukan. Perubahan. PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20/PERMENTAN/KR.040/6/2017 TENTANG PERUBAHAN ATAS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dengan adanya perubahan paradigma dalam penyusunan program dan kegiatan serta anggaran yang berbasis Kinerja pada lembaga dan instansi pemerintahan yang semula disusun

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 08/PERMENTAN/KR.100/3/2017 TENTANG TATA CARA TINDAKAN KARANTINA HEWAN DAN TUMBUHAN TERHADAP PEMASUKAN DAN PENGELUARAN MEDIA PEMBAWA DI PUSAT LOGISTIK

Lebih terperinci

3.4 Penentuan Isu-isu Strategis

3.4 Penentuan Isu-isu Strategis Negeri atas tugas pokok dan fungsinya dengan memperhatikan visi, misi, dan arah kebijakan Pemerintah Republik Indonesia untuk lima tahun ke depan, serta kondisi obyektif dan dinamika lingkungan strategis,

Lebih terperinci

Biro Perencanaan KATA PENGANTAR

Biro Perencanaan KATA PENGANTAR RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) BIRO PERENCANAAN 2014 BIRO PERENCANAAN SEKRETARIAT JENDERAL KEMENTERIAN PERTANIAN 2013 KATA PENGANTAR Sesuai dengan INPRES Nomor 7 Tahun 1999, tentang Akuntabilits Kinerja

Lebih terperinci

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA ( LAKIN ) TAHUN ANGGARAN 2015

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA ( LAKIN ) TAHUN ANGGARAN 2015 2015 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA ( LAKIN ) TAHUN ANGGARAN 2015 BALAI KARANTINA PERTANIAN KELAS II CILEGON KATA PENGANTAR Puji dan syukur mari kita panjatkan ke khadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat

Lebih terperinci

LAKIP Sekretariat Badan Karantina Pertanian TA 2011

LAKIP Sekretariat Badan Karantina Pertanian TA 2011 LAKIP Sekretariat Badan Karantina Pertanian TA 2011 Badan Karantina Pertanian 2012 KATA PENGANTAR Puji Syukur kita panjatkan kehadirat Allah S.W.T sehingga Laporan Akuntabilitas Kinerja Sekretariat Badan

Lebih terperinci

PEMANTAUAN DAN EVALUASI CAPAIAN KINERJA KEGIATAN PENGEMBANGAN PERAMALAN SERANGAN ORGANISME PENGGANGGUN TUMBUHAN TRIWULAN II 2016

PEMANTAUAN DAN EVALUASI CAPAIAN KINERJA KEGIATAN PENGEMBANGAN PERAMALAN SERANGAN ORGANISME PENGGANGGUN TUMBUHAN TRIWULAN II 2016 PEMANTAUAN DAN EVALUASI CAPAIAN KINERJA KEGIATAN PENGEMBANGAN PERAMALAN SERANGAN ORGANISME PENGGANGGUN TUMBUHAN TRIWULAN II 2016 KEMENTERIAN PERTANIAN-RI DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN BALAI BESAR

Lebih terperinci

L A P O R A N K I N E R J A

L A P O R A N K I N E R J A L A P O R A N K I N E R J A 2 0 1 4 A s i s t e n D e p u t i B i d a n g P e m b e r d a y a a n M a s y a r a k a t Deputi Bidang Kesejahteraan Rakyat Sekretariat Kabinet Republik Indonesia 2014 K a

Lebih terperinci

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA Jakarta, 21 Maret 2011 Kepada, Nomor : 050 / 883 / SJ Yth. 1. Gubernur. Sifat : Penting 2. Bupati/Walikota. Lamp : Satu berkas di - Hal : Pedoman Penyusun Program

Lebih terperinci

RENCANA STRATEGIS BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN KALIMANTAN TENGAH TAHUN

RENCANA STRATEGIS BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN KALIMANTAN TENGAH TAHUN RENCANA STRATEGIS BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN KALIMANTAN TENGAH TAHUN 2010 2014 BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN BALAI BESAR PENGKAJIAN DAN PENGEMBANGAN TEKNOLOGI PERTANIAN BALAI PENGKAJIAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pertanggungjawaban rencana strategis kepada masyarakat dapat dilihat dari dua jalur utama, yaitu jalur pertanggungjawaban keuangan dan jalur pertanggungjawaban kinerja.

Lebih terperinci

BAB. I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang

BAB. I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang BAB. I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Sesuai dengan Instruksi Presiden Nomor 7 tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, dan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 29

Lebih terperinci

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI 1.1 Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas Pokok dan Fungsi Pelayanan SKPD Dalam proses penyelenggaraan pemerintahan sampai sekarang ini

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

BERITA DAERAH KOTA BEKASI BERITA DAERAH KOTA BEKASI NOMOR : 46 2016 SERI : E PERATURAN WALIKOTA BEKASI NOMOR 46 TAHUN 2016 TENTANG PIAGAM AUDIT INTERNAL DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA BEKASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA

Lebih terperinci

INDIKATOR KINERJA UTAMA BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL

INDIKATOR KINERJA UTAMA BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL Lampiran : I 1. Nama Organisasi : Badan Koordinasi Penanaman Modal 2. Tugas : Melaksanakan koordinasi kebijakan dan pelayanan di bidang penanaman berdasarkan peraturan

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA BALAI BESAR PULP DAN KERTAS TAHUN ANGGARAN 2015

RENCANA KINERJA BALAI BESAR PULP DAN KERTAS TAHUN ANGGARAN 2015 RENCANA KINERJA BALAI BESAR PULP DAN KERTAS TAHUN ANGGARAN 2015 KATA PENGANTAR R encana Kinerja merupakan dokumen yang berisi target kinerja yang diharapkan oleh suatu unit kerja pada satu tahun tertentu

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. 2.1 Sejarah Singkat Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Bea dan Cukai

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. 2.1 Sejarah Singkat Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Bea dan Cukai 11 BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1 Sejarah Singkat Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Bea dan Cukai Jawa Barat Direktorat Jenderal Bea dan Cukai (DJBC) merupakan organisasi vertikal di bawah Kementerian

Lebih terperinci

No Sasaran Kegiatan Indikator Kinerja Target Realisasi % 2 Dok 2 Dok 100 kebijakan teknis peraturan/keputusan

No Sasaran Kegiatan Indikator Kinerja Target Realisasi % 2 Dok 2 Dok 100 kebijakan teknis peraturan/keputusan IKHTISAR EKSEKUTIF Pusat Karantina Tumbuhan dan Keamanan Hayati Nabati sebagai salah satu Unit Kerja Eselon II Lingkup Badan Karantina Pertanian, mempunyai tugas pokok melaksanakan penyusunan dan pelaksanaan

Lebih terperinci

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Gunungkidul Tahun 2013 KATA PENGANTAR

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Gunungkidul Tahun 2013 KATA PENGANTAR KATA PENGANTAR Atas rahmat Tuhan Yang Maha Esa, Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah dapat diselesaikan untuk memenuhi ketentuan Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999 tentang Laporan Akuntabilitas

Lebih terperinci

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 16 Tahun 1992 tentang Karantina Hewan, Ikan, dan Tumbuhan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 16 Tahun 1992 tentang Karantina Hewan, Ikan, dan Tumbuhan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.716, 2017 KEMTAN. Impor Produk Hortikultura. Rekomendasi. Pencabutan. PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16/PERMENTAN/HR.060/5/2017 TENTANG REKOMENDASI

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN BLITAR PROFIL BAGIAN PEMERINTAHAN SEKRETARIAT DAERAH KABUPATEN BLITAR

PEMERINTAH KABUPATEN BLITAR PROFIL BAGIAN PEMERINTAHAN SEKRETARIAT DAERAH KABUPATEN BLITAR PEMERINTAH KABUPATEN BLITAR PROFIL BAGIAN PEMERINTAHAN SEKRETARIAT DAERAH KABUPATEN BLITAR Disusun oleh : BAGIAN PEMERINTAHAN SEKRETARIAT DAERAH KABUPATEN BLITAR TAHUN 2017 KATA PENGANTAR Puji syukur kami

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam upaya mendorong penyelenggaraan kepemerintahan yang baik, Majelis Permusyawaratan Rakyat telah menetapkan Tap MPR RI Nomor : XI/MPR/1998 tentang Penyelenggaraan

Lebih terperinci

RENSTRA BALAI KARANTINA PERTANIAN KELAS I BATAM

RENSTRA BALAI KARANTINA PERTANIAN KELAS I BATAM RENSTRA 2015-2019 BALAI KARANTINA PERTANIAN KELAS I BATAM \ BALAI KARANTINA PERTANIAN KELAS I BATAM BADAN KARANTINA PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN Rencana Strategis 2015 2019 KATA PENGANTAR Rencana Strategis

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT PUPUK DAN PESTISIDA TA. 2014

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT PUPUK DAN PESTISIDA TA. 2014 RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT PUPUK DAN PESTISIDA TA. 2014 DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN 2013 DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... ii BAB

Lebih terperinci

INSPEKTORAT KOTA BANDUNG KATA PENGANTAR

INSPEKTORAT KOTA BANDUNG KATA PENGANTAR KATA PENGANTAR Puji syukur kita panjatkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan Rahmat dan Kasih sayang-nya sehingga Laporan Inspektorat Kota Bandung Tahun 2015 ini dapat tersusun Laporan ini merupakan

Lebih terperinci

RENCANA STRATEGIS PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN STANDARDISASI. Revisi 1

RENCANA STRATEGIS PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN STANDARDISASI. Revisi 1 RENCANA STRATEGIS PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN STANDARDISASI Revisi 1 BADAN STANDARDISASI NASIONAL 2016 RENCANA STRATEGIS PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN STANDARDISASI BADAN STANDARDISASI NASIONAL

Lebih terperinci

Biro Perencanaan KATA PENGANTAR

Biro Perencanaan KATA PENGANTAR KATA PENGANTAR Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) adalah laporan kinerja tahunan yang berisi pertanggungjawaban kinerja suatu instansi dalam mencapai tujuan/sasaran strategis instansi.

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KOTA SAMARINDA SALINAN

BERITA DAERAH KOTA SAMARINDA SALINAN BERITA DAERAH KOTA SAMARINDA SALINAN WALIKOTA SAMARINDA PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PERATURAN WALIKOTA SAMARINDA NOMOR 23 TAHUN 2014 TENTANG PIAGAM AUDIT INTERNAL DENGAN RAHMAT YANG MAHA ESA WALIKOTA SAMARINDA,

Lebih terperinci

BUPATI KULON PROGO PERATURAN BUPATI KULON PROGO NOMOR 30 TAHUN 2012 TENTANG

BUPATI KULON PROGO PERATURAN BUPATI KULON PROGO NOMOR 30 TAHUN 2012 TENTANG BUPATI KULON PROGO PERATURAN BUPATI KULON PROGO NOMOR 30 TAHUN 2012 TENTANG PIAGAM PENGAWASAN INTERNAL (INTERNAL AUDIT CHARTER) DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN KULON PROGO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR / PERMEN-KP/2017 TENTANG SATU DATA KELAUTAN DAN PERIKANAN

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR / PERMEN-KP/2017 TENTANG SATU DATA KELAUTAN DAN PERIKANAN PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR / PERMEN-KP/2017 TENTANG SATU DATA KELAUTAN DAN PERIKANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA,

Lebih terperinci

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Gunungkidul Tahun 2014 KATA PENGANTAR

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Gunungkidul Tahun 2014 KATA PENGANTAR KATA PENGANTAR Atas rahmat Tuhan Yang Maha Esa, Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah dapat diselesaikan untuk memenuhi ketentuan Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas

Lebih terperinci

Bidang Kepatuhan Perkarantinaan. Bidang Kerjasama Perkarantinaan. Bidang Informasi Perkarantinaan

Bidang Kepatuhan Perkarantinaan. Bidang Kerjasama Perkarantinaan. Bidang Informasi Perkarantinaan Bidang Kepatuhan Perkarantinaan Bidang Kerjasama Perkarantinaan Bidang Informasi Perkarantinaan KATA PENGANTAR Laporan kinerja Pusat KKIP disusun sebagai pertanggungjawaban kepada pemangku kepentingan

Lebih terperinci

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Gunungkidul Tahun 2012 KATA PENGANTAR

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Gunungkidul Tahun 2012 KATA PENGANTAR KATA PENGANTAR Atas rahmat Tuhan Yang Maha Esa, Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah dapat diselesaikan untuk memenuhi ketentuan Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999 tentang Laporan Akuntabilitas

Lebih terperinci

BAB I P E N D A H U L U A N

BAB I P E N D A H U L U A N 1 BAB I P E N D A H U L U A N 1.1. Latar Belakang Arah kebijakan Inspektorat Kabupaten Bandung adalah Pembangunan Budaya Organisasi Pemerintah yang bersih, akuntabel, efektif dan Profesional dan Peningkatan

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Dinas Perkebunan Provinsi Riau Laporan Kinerja A. Tugas Pokok dan Fungsi

PENDAHULUAN. Dinas Perkebunan Provinsi Riau Laporan Kinerja A. Tugas Pokok dan Fungsi PENDAHULUAN A. Tugas Pokok dan Fungsi Berdasarkan Peraturan Gubernur No. 28 Tahun 2015 tentang rincian tugas, fungsi dan tata kerja Dinas Perkebunan Provinsi Riau, pada pasal 2 ayat 2 dinyatakan bahwa

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 48 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN PERDAGANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 48 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN PERDAGANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 48 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN PERDAGANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: bahwa dengan telah ditetapkannya pembentukan

Lebih terperinci