FAKTOR TRANSFER 137 Cs DAN 60 Co DARI TANAH KE PARE (Momordica charantia L) ABSTRACT

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "FAKTOR TRANSFER 137 Cs DAN 60 Co DARI TANAH KE PARE (Momordica charantia L) ABSTRACT"

Transkripsi

1 FAKTOR TRANSFER DAN DARI TANAH KE PARE (Momordica charantia L) Leli Nirwani 1, Heni Susiati 2, Yurfida 1, Wahyudi 1, dan Jumaher 1 1 Pusat Teknologi Keselamatan dan Metrologi Radiasi - BATAN 2 Pusat Pengembangan Energi Nuklir - BATAN ABSTRAK FAKTOR TRANSFER DAN DARI TANAH KE PARE (Momordica charantia L). Telah dilakukan penelitian studi faktor transfer radionuklida dan dari tanah ke Pare dengan percobaan pot yang ditempatkan di dalam green house. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendapatkan faktor transfer dan dari tanah ke pare. Pare ditanam pada media tanah yang diambil dari Jepara dan ditempatkan pada green house. Setelah panen, pare dan media tanah dikeringkan, ditimbang, kemudian ditempatkan di dalam vial, dan diukur dengan Spektrometer Gamma. Faktor taransfer didapatkan dengan membandingkan konsentrasi radionuklida dan pada contoh buah pare kering dengan konsentrasi radionuklida dan pada tanah kering. Faktor transfer dari tanah ke pare yang diperoleh bervariasi antara 0,19 1,15 dengan nilai rerata 0,60 ± 0,58 Faktor transfer dari tanah ke pare bervariasi antara 0,10 0,47 dengan nilai rata-rata 0,27± 0,51. Kata kunci : faktor transfer,,, tanah, pare ABSTRACT AND TRANSFER FACTOR FROM SOIL TO BITTER MELON (Momordica charantia L). A study of and transfer factor from soil to bitter melon plant has been conducted using pot treatment in green house. The aim of the research is to determine transfer factor of and from soil to bitter melon. Bitter melon grown in media land taken from Jepara and placed in green house. After harvest, the weight of dried plant and soil were measured in vial, and then the concentration activities were counted with Spectrometer Gamma. Transfer factor was determined according to the accumulation of and concentration in bitter melon and soil transfer factor from soil to bitter melon was found in the ranges between 0.19 and 1.15 with the average of 0.60 ± 0.58 and transfer factor from soil to bitter melon was found in the ranges between 0.10 and 0.47 with the average of 0.27± Key words: transfer factor,,, soil, bitter melon. I. PENDAHULUAN Saat ini di Indonesia beroperasi tiga buah reaktor penelitian dan juga sedang disiapkan pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) di Semenanjung Muria, Jawa Tengah. Sehubungan dengan hal tersebut, pengkajian dosis radiasi interna karena masuknya radionuklida kedalam tubuh manusia yang berkaitan dengan lepasan radionuklida dari instalasi nuklir dapat dilakukan dengan suatu model pengkajian radiologik. Dalam perhitungannya model pengkajian radiologik tersebut memerlukan parameter transfer radionuklida 1. Saat ini untuk wilayah tropis dan sub tropis data faktor transfernya belum tersedia. Oleh karena itu perlu dilakukan penelitian mengenai studi transfer radionuklida pada komponen lingkungan di Indonesia. Faktor transfer yang diperoleh dari hasil penelitian ini juga dapat dijadikan PTKMR-BATAN, FKM-UI, KEMENKES-RI 126

2 masukan untuk IAEA dalam menyusun buku pegangan parameter transfer untuk wilayah tropis 2. Setiap komponen lingkungan mempunyai kemampuan yang berbeda dalam mengakumulasi berbagai jenis radionuklida. Perbandingan antara konsentrasi radionuklida yang terakumulasi di dalam satu komponen lingkungan dengan konsentrasi radionuklida yang terakumulasi pada komponen lingkungan lain yang mentransfer radionuklida yang sama disebut faktor transfer. Faktor transfer dari tanah ke tanaman adalah perbandingan konsentrasi radionuklida dalam tanaman kering dengan konsentrasi radionuklida dalam tanah kering (Bq/g tanaman kering/bq/g tanah kering) 1. Data faktor transfer diperlukan sebagai salah satu parameter dalam perhitungan pengkajian dosis radiasi interna karena masuknya radionuklida ke dalam tubuh manusia melalui jalur tanah tanaman manusia yang berkaitan dengan lepasan radionuklida dari instalasi nuklir.beberapa hal yang mempengaruhi faktor transfer adalah jenis radionuklida, jenis tanaman, jenis tanah, sifat fisika tanah (tekstur tanah) dan sifat kimia tanah (ph tanah, kandungan bahan organik tanah, dan kapasitas tukar kation tanah) 2. Radionuklida memancarkan radiasi pada energi 661,66 KeV dengan P = 0,85 dan mempunyai waktu paro sekitar 30 tahun. dalam atmosfer dapat masuk ke dalam tanah yang selanjutnya dapat juga sampai ke tanaman. cenderung diikat oleh tanah sehingga sedikit sekali yang terserap oleh akar tanaman. dapat masuk ke dalam tubuh secara langsung bila mengkonsumsi makanan dari tanaman yang terkontaminasi. Apabila masuk ke dalam tubuh, dapat mengendap pada hampir semua jaringan lunak tubuh manusia, karena mempunyai sifat yang sama dengan unsur stabil Kalium (K) 3,4. Radionuklida mempunyai waktu paro 5,27 tahun, memancarkan radiasi dengan E = 1173,24 KeV dan 1332,50 KeV dengan P =0,99 3. Di dalam tanah, konsentrasi Co pada umumnya sangat kecil seperti hasil analisa yang dilaporkan untuk tanah permukaan bahwa konsentrasi Co adalah 8 ppm 4. Unsur Co termasuk unsur hara mikro yang berguna bagi pertumbuhan tanaman dalam proses fiksasi nitrogen oleh bakteri simbiotik dan penyusun vitamin B-12 yang penting untuk pembentukan hemoglobin pada bintil-bintil akar pengikat nitrogen 5. Tanaman Pare (paria) adalah tanaman herba berumur satu tahun atau lebih yang tumbuh menjalar dan merambat. Tanaman yang merupakan sayuran buah ini mempunyai daun yang berbentuk menjari dengan bunga yang berwarna kuning. Buahnya buni, bulat telur memanjang, warna hijau kuning sampai jingga, permukaan buahnya berbintil-bintil dan rasa buahnya pahit. Bijinya keras berwarna coklat kekuningan. Tanaman pare memerlukan tanah yang banyak mengandung bahan organik dan memerlukan ph antara 5-6 6,7. Adapun tanaman ini termasuk kelas Kingdom Plantae (Tumbuhan), Subkingdom : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh), PTKMR-BATAN, FKM-UI, KEMENKES-RI 127

3 Super Divisi : Spermatophyta (Menghasilkan biji), Divisi : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga), Kelas : Magnoliopsida (berkeping dua/dikotil), Sub Kelas : Dilleniidae, Ordo : Violales, Famili : Cucurbitaceae (suku labulabuan), Genus : Momordica Spesies : Momordica charantia L. 8 Dengan demikian maka pada tulisan ini disajikan hasil penelitian faktor transfer dan dari tanah ke pare. II. TATA KERJA II.1. Pengujian sampel tanah Contoh tanah yang digunakan pada penelitian ini diambil dari lokasi calon tapak pendirian Pusat Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) pertama di Indonesia, yaitu Ujung Lemah Abang, Kabupaten Jepara, Jawa Tengah. Tanah yang diambil adalah tanah permukaan dengan kedalaman sampai 20 cm. Tanah yang telah kering udara ditumbuk dan disaring dengan ayakan bermata saring 2 mm digunakan untuk analisis pendahuluan meliputi ph, bahan organik, tekstur, konsentrasi P, K, Al, H, dan Nilai Tukar Kation yang dilakukan oleh Pusat Penelitian Tanah dan Agroklimat di Bogor. Selain itu, dilakukan juga pengukuran dan dalam tanah kering sebelum dilakukan percobaan pot. II.2. Percobaan pot Percobaan dilaksanakan secara Rancangan Acak Lengkap mengujikan 2 perlakuan yaitu pemberian tanah dengan dan tanpa radionuklida dan dengan ulangan masing-masing 10 kali. Pada setiap pot diisi tanah yang telah kering udara, ditumbuk dan disaring dengan memakai ayakan bermata saring 2 mm lalu diaduk merata dan ditimbang seberat 4,5 kg. Aktivitas radionuklida dan yang diberikan masing-masing adalah 27,84 kbq/pot dan 23 kbq/pot. Contoh tanah diberikan dan didiamkan selama 1 bulan untuk mencapai kesetimbangan. Benih pare ditanam sebanyak 3-5 benih per pot. Pupuk N, P dan K diberikan untuk menjaga kesetimbangan unsur hara dalam tanah. Pupuk N diberikan dalam bentuk Urea sebanyak 35,20 mg/pot, P dalam bentuk TSP dengan takaran 100 mg/pot, dan K dalam bentuk KCL dengan takaran 50 mg/pot. Pupuk urea yang digunakan mengandung 45% N, pupuk P mengandung 46% P 2 O 5,dan pupuk KCL mengandung 60% K 2 O. Penyiraman dengan air dilakukan setiap hari. Pengendalian hama menggunakan Decis 2,5 EC secara penyemprotan yang dilakukan bila ada serangan hama. II.3. Analisis dan pengukuran Panen tanaman dilakukan pada saat tanaman berumur 47 hari. Pare dikeringkan dalam oven pada suhu 105 C selama 48 jam, dan kemudian ditimbang untuk mengetahui bobot kering contoh.. Contoh kering dimasukkan dalam vial dan ditutup untuk kemudian dilakukan pengukuran dan dengan Alat Spektrometer Gamma. Tanah pasca panen dikeringkan, lalu ditimbang dan dimasukkan ke dalam vial, PTKMR-BATAN, FKM-UI, KEMENKES-RI 128

4 untuk dilakukan pengukuran dan dengan Alat Spektrometer Gamma. Penghitungan : 1. Konsentrasi dan dalam pare dan tanah ditentukan dengan persamaan berikut ini. A (Bq/gr) = Cc Cb x (1) E.Y.60.W dengan : A = Konsentrasi dan dalam pare atau tanah (Bq/gr) Cc = Laju cacah sampel (cps) Cb = Laju cacah latar (cps) E = Efisiensi pencacahan (%) Y = kelimpahan energi gamma 60 = faktor konversi dari dpm ke Bq W = berat contoh (gr) 2. Faktor Transfer radionuklida ditentukan dengan menggunakan persamaan berikut ini : dengan : FT ATm ATn FT = ATm... (2) ATn = Faktor transfer radionuklida = Konsentrasi dan dalam contoh kering (Bq/gr) = Konsentrasi dan dalam tanah kering (Bq/gr) III. HASIL DAN PEMBAHASAN tanah sebelum Hasil analisis kimia dan fisika pada digunakan sebagai media tanam ditunjukkan pada Tabel 1. Tabel 1. Hasil analisis kimia dan fisika pada contoh tanah No. Parameter Unsur/Senyawa Kadar/Nilai 1. Tekstur Pasir 1% Debu 20% Liat 79% 2. Bahan Organik C 1,04% N 0,09% C/N P dan K (HCl 25%) P 2 O mg/100g K 2 O 7 mg/100g P (Bray 1) P 2 O 5 19,1 ppm 4. Nilai Tukar Kation ( NH 4 - Acetat 1N, ph=7) Ca 1,19 cmol(+)/kg Mg 0,29 cmol(+)/kg K 0,12 cmol(+)/kg Na 0,13 cmol(+)/kg KTK 10,06 cmol(+)/kg KB 17% 5. Al & H (KCl 1N) Al +3 2,36 cmol(+)/kg H + 0,42 cmol(+)/kg 6. PH : H 2 O 4,6 KCl 3,9 PTKMR-BATAN, FKM-UI, KEMENKES-RI 129

5 Tabel 2. Kriteria Penilaian Sifat-sifat Kimia Tanah (Puslitbang Tanah dan Agroklimat, 1994). Sangat Sangat Sifat tanah Rendah Sedang Tinggi rendah tinggi C (%) <1,00 1,00 2,00 2,01 3,00 3,01 5,00 >5,00 N (%) <0,10 0,10 0,20 0,21 0,50 0,51 0,75 >0,75 C/N < >25 P 2 O 5 HCl (mg/100g) < >60 P 2 O 5 Bray 1 (ppm) < >35 P 2 O 5 Olsen (ppm) < >60 K 2 O HCl 25 % (mg/100g) < >60 KTK (mg/100g) < >40 Susunan kation: K (me/100g) <0,1 0,1 0,2 0,3 0,5 0,6 1,0 >1,0 Na (me/100g) <0,1 0,1 0,3 0,4 0,7 0,8 1,0 >1,0 Mg (me/100g) <0,4 <0,4 1,0 1,1 2,0 2,1 8,0 >8,0 Ca (me/100g) < >20 Kejenuhan Basa (%) < >70 Kejenuhan Aluminium (%) < >60 Sangat masam Masam Agak masam Netral Agak Alkalis Alkalis ph H 2 O <4,5 4,5 5,5 5,6 6,5 6,6 7,5 7,6 8,5 >8,5 Salah satu faktor yang menentukan nilai faktor tansfer adalah keasaman (ph) tanah, dimana pada contoh tanah ini phnya bersifat asam (4,6) yang akan berpengaruh kurang baik pada pertumbuhan tanaman pare, dimana ph tanah yang baik untuk pertumbuhan tanaman pare adalah 5-6 Untuk mengatasi hal ini, telah diberikan pupuk standar (Urea, TSP dan KCl), agar 7. tanaman pare tumbuh dengan baik. Nilai Tukar Kation yang diperoleh dari hasil analisis tanah ini termasuk rendah yaitu 10, 06. Hal ini dapat mempengaruhi rendahnya faktor transfer radionuklida dari tanah ke buah pare. Data berat kering tanaman yang diperoleh setelah panen dapat dilihat pada Tabel 3. PTKMR-BATAN, FKM-UI, KEMENKES-RI 130

6 Ulangan Tabel 3. Berat kering pare (gr) Perlakuan dengan dan Perlakuan tanpa dan 1-14,67 2 7,72 7, ,94 6,95 4 8,05 8,03 5 6,99 10,05 6 8,71 6,82 7 7,94 14,14 8 7,33 7, ,46 1, ,44 - Rerata= 8,62 Rerata =8,57 Ket : - = tanaman mati Hasil penelitian yang diperoleh yaitu berat kering tanaman pare yang diberikan dan bervariasi antara 6,44 gr sampai 13,46 gr dengan nilai rerata 8,62 gr dan pada tanaman pare kontrol bervariasi antara 1,62 gr sampai 14,14 gr dengan nilai rata-rata 8,57 gr (Tabel 3). Berat kering tertinggi ditemukan pada tanaman pare yang media tanahnya diberikan dan, ini berarti telah terjadi transfer dari tanah ke tanaman pare yang berakibat pada pertambahan berat kering tanaman.dari hasil tersebut menunjukkan bahwa perlakuan pemberian dan pada tanaman pare berpengaruh nyata terhadap berat kering tanaman pare. Hal ini dimungkinkan karena sifat Caesium sama dengan Kalium (samasama Gol. I), dimana Kalium merupakan unsur hara makro yang dalam jumlah besar diperlukan oleh tanaman. Demikian juga halnya dengan Cobalt merupakan unsur hara mikro yang diperlukan tanaman untuk pertumbuhannya. Tabel 4. Konsentrasi pare (Bq/gr) Ulangan Perlakuan dengan Perlakuan tanpa dan dalam Perlakuan dengan Perlakuan tanpa 1 - TTD - TTD 2 4,48 TTD 0,82 TTD 3 5,27 TTD 2,11 TTD 4 2,18 TTD 0,41 TTD 5 3,15 TTD 0,49 TTD 6 1,68 TTD 0,32 TTD 7 2,44 TTD 0,32 TTD 8 7,90 TTD 0,74 TTD 9 2,86 TTD 0,20 TTD 10 4,00-0,78 - Ket : - = tanaman mati Konsentrasi dalam pare yang diberikan bervariasi antara 1,68 Bq/g sampai 7,90 Bq/g pare kering. Pada pare kontrol (tanpa ) semuanya tidak terdeteksi adanya. Konsentrasi dalam pare yang diberikan bervariasi antara 0,20 Bq/g sampai 2,11 Bq/g pare kering dan pada pare kontrol (tanpa ) semuanya tidak terdeteksi, seperti yang ditunjukkan pada Tabel 4. Nilai faktor transfer dari tanah latosol ke pare bervariasi antara 0,19 1,15 dengan nilai rerata 0,60 + 0,58 (σn 1) dan antara 0,10 0,47 dengan nilai rata-rata 0,27+ 0,51 (σn 1). Hasil Faktor Transfer dan dari tanah ke pare tercantum dalam Tabel 5 di bawah ini. PTKMR-BATAN, FKM-UI, KEMENKES-RI 131

7 Ulangan Tabel 5. Faktor transfer dan dari tanah ke pare. Konsentrasi dan dalam tanaman kering (Bq/g) Konsentrasi dan dalam tanah kering (Bq/g) Faktor Transfer ,48 0,82 4,96 1,73 0,90 0,47 3 5,27 2,11 7,76 6,03 0,67 0,34 4 2,18 0,41 8,92 1,04 0,24 0,39 5 3,15 0,49 3,32 2,22 0,94 0,22 6 1,68 0,32 8,68 2,43 0,19 0,13 7 2,44 0,32 9,71 1,63 0,25 0,19 8 7,90 0,74 6,82 1,75 1,15 0,42 9 2,86 0,20 4,79 1,20 0,59 0, ,00 0,78 9,01 7,22 0,44 0,10 FT.rerata = 0,60+ 0,58 0,27+0,51 Faktor transfer Cs-137 dan C0-60 dari tanah ke Pare Faktor Transfer Nomor Sampel Cs-137 Co-60 Gambar 1. Grafik faktor transfer dan dari tanah ke pare. Dari Gambar 1 dapat dilihat bahwa faktor transfer pada pare nilainya lebih tinggi dibanding faktor transfer pada tanaman yang sama. Hal ini kemungkinan karena sifat yang mobil dalam tanah sehingga lebih banyak terangkut ke tanaman dan sifatnya hampir sama dengan Kalium yang merupakan unsur hara makro dan diperlukan tanaman untuk pertumbuhan tanaman. Sedangkan dimana Cobalt merupakan unsur hara mikro yang diperlukan tanaman dalam jumlah lebih sedikit untuk pertumbuhannya. IV. KESIMPULAN DAN SARAN Dari hasil penelitian diperoleh nilai faktor transfer dari tanah Latosol yang berasal dari Ujung Lemah Abang, Jepara, Jawa Tengah ke pare bervariasi antara 0,19 1,15 dengan nilai rerata 0,60 + 0,58 dan PTKMR-BATAN, FKM-UI, KEMENKES-RI 132

8 antara 0,10 0,47 dengan nilai rata-rata 0,27 0,51. Data ini diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan masukan bagi IAEA dalam penyusunan Hand Book parameter faktor transfer. Disarankan bahwa perlu dilakukan penelitian faktor transfer dari berbagai jenis tanah dan tanaman pangan lainnya asp?id Pare, si Pahit yang banyak khasiat, Jakarta, 24 September php?plant=861, Pare. Jakarta, 1 September SOEPRAPTOHARDJO, Klassifikasi Tanah Indonesia, Lembaga Penelitian Tanah Indonesia, Bogor, UCAPAN TERIMA KASIH Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada Ibu Jumaher, Bapak Mashud, Bapak Mian dan kawan-kawan yang telah banyak membantu hingga selesainya penelitian ini. DAFTAR PUSTAKA 1. INTERNATIONAL ATOMIC ENERGY AGENCY, Hand Book of Parameter values for the Prediction of radionuclide transfer in temperate environments, Technical Report Series No. 364, Vienna, INTERNATIONAL ATOMIC ENERGY AGENCY, Generic Models and Parameters for Assessing the Environmental Transfer of Radionuclides from Routine Releases, Procedures and data, Safety Series No.57, Vienna, INTERNATIONAL ATOMIC ENERGY AGENCY, Measurement of Radionuclides in Food and The Environment, Tech. Rep. Series No. 295, Vienna, AKHADI, M., Dasar-dasar Proteksi Radiasi, Penerbit Rineka Cipta, Jakarta, SARWONO HARDJOWIGENO, Ilmu Tanah. PT. Mediyatama Sarana Perkasa, Jakarta, ANONIM, Usaha Tani Tanaman Pare, Instalasi Penelitian dan Pengkajian Teknologi Pertanian DKI, Jakarta, 1996 TANYA JAWAB 1. Penanya : Bungkus Pratikno - PATIR Pertanyaan : 1. Bagaimana pembuatan tanah yang dikontaminasi dan, dibuat homogen atau di permukaan saja? Jawaban : Leli Nirwani 1. Tanah dibuat homogen dan didiamkan selama satu bulan setelah pencampuran untuk kesetimbangan. 2. Penanya : Sofiati Purnami - PTKMR Pertanyaan : 1. Dilakukan penelitian pendahuluan tentang sifat-sifat fisika untuk apa? 2. Apa bedanya perlakuan dengan dan tanpa? Jawaban : Leli Nirwani 1. Untuk mengetahui sifat-sifat tanah yang mempengaruhi faktor transfer atau pertumbuhan tanaman untuk tanah latosol teksturnya tertentu. 2. Perlakuan dengan dan tanpa setelah diukur menunjukkan dengan ada nilai yang terukur sedangkan tanpa tidak terdeteksi. 3. Penanya : Agus Martinus - PATIR Pertanyaan : 1. Mohon penjelasan mengenai faktor transfer? 2. Apakah semakin besar faktor transfer semakin cepat pertumbuhannya? Jawaban : Leli Nirwani 1. Faktor transfer tanaman adalah perbandingan konsentrasi radionuklida komponen bahan yang PTKMR-BATAN, FKM-UI, KEMENKES-RI 133

9 dapat dimakan dengan tanah tempat tumbuhnya tanaman tersebut. 2. Tentang kecepatan faktor transfer pada tanaman pare belum dilakukan penelitian. 4. Penanya : Indra M. Pratama Pertanyaan : 1. Sejauh mana faktor transfer berpengaruh terhadap tamanan pare di Jepara? 2. Hubungannya dengan pembangunan PLTN bagaimana perkembangannya? 3. Apakah ada parameter faktor transfer di IAEA? Jawaban : Leli Nirwani 1. Dari data faktor transfer ini dapat dihitung perkiraan dosis interna dari tanaman pare ke manusia bila terjadi kecelakaan nuklir. 2. Data ini dibutuhkan sebagai pendukung dalam pembangunan PLTN di Jepara. 3. Faktor-faktor yang berpengaruh pada faktor transfer dari IAEA antara lain : jenis tanah, jenis radionuklida, jenis radionuklida, ph, BO dan lain-lain. PTKMR-BATAN, FKM-UI, KEMENKES-RI 134

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN HASIL DAN PEMBAHASAN Keadaan Umum Penelitian Penanaman rumput B. humidicola dilakukan di lahan pasca tambang semen milik PT. Indocement Tunggal Prakasa, Citeurep, Bogor. Luas petak yang digunakan untuk

Lebih terperinci

Lampiran 1. Nama unsur hara dan konsentrasinya di dalam jaringan tumbuhan (Hamim 2007)

Lampiran 1. Nama unsur hara dan konsentrasinya di dalam jaringan tumbuhan (Hamim 2007) Lampiran 1. Nama unsur hara dan konsentrasinya di dalam jaringan tumbuhan (Hamim 2007) Unsur Hara Lambang Bentuk tersedia Diperoleh dari udara dan air Hidrogen H H 2 O 5 Karbon C CO 2 45 Oksigen O O 2

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 16 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1.1 Analisis Tanah Awal Karakteristik Latosol Cimulang yang digunakan dalam percobaan disajikan pada Tabel 2 dengan kriteria ditentukan menurut acuan Pusat Peneltian Tanah

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Hasil Sifat Kimia dan Fisik Latosol sebelum Percobaan serta Komposisi Kimia Pupuk Organik

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Hasil Sifat Kimia dan Fisik Latosol sebelum Percobaan serta Komposisi Kimia Pupuk Organik 14 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil 4.1.1 Sifat Kimia dan Fisik Latosol sebelum Percobaan serta Komposisi Kimia Pupuk Organik Sifat kimia dan fisik Latosol Darmaga dan komposisi kimia pupuk organik yang

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Karakteristik Latosol Cikabayan IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Bahan tanah yang digunakan dalam percobaan pupuk organik granul yang dilaksanakan di rumah kaca University Farm IPB di Cikabayan, diambil

Lebih terperinci

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

V. HASIL DAN PEMBAHASAN V. HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1. Kondisi Umum Saat Ini Faktor Fisik Lingkungan Tanah, Air, dan Vegetasi di Kabupaten Kutai Kartanegara Kondisi umum saat ini pada kawasan pasca tambang batubara adalah terjadi

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN 14 III. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil 4.1.1. Sifat Kimia dan Fisik Latosol Darmaga Sifat kimia dan fisik Latosol Darmaga yang digunakan dalam percobaan ini disajikan pada Tabel 2. Tabel 2. Sifat Kimia

Lebih terperinci

LAMPIRAN DATA. Lampiran 1. Contoh Lengkap Data Pengamatan Jumlah Daun (helai) Umur 1 MST Ulangan Perlakuan

LAMPIRAN DATA. Lampiran 1. Contoh Lengkap Data Pengamatan Jumlah Daun (helai) Umur 1 MST Ulangan Perlakuan LAMPIRAN DATA Lampiran 1. Contoh Lengkap Data Pengamatan Jumlah Daun (helai) Umur 1 MST Ulangan Total Rataan I II III U 1 F 0 4,000 4,000 3,000 11,000 3,667 U 1 F 1 4,000 4,000 4,000 12,000 4,000 U 1 F

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. perlakuan Pupuk Konvensional dan kombinasi POC 3 l/ha dan Pupuk Konvensional

HASIL DAN PEMBAHASAN. perlakuan Pupuk Konvensional dan kombinasi POC 3 l/ha dan Pupuk Konvensional IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Analisis Tanah Awal Data hasil analisis tanah awal disajikan pada Tabel Lampiran 2. Berdasarkan Kriteria Penilaian Sifat Kimia dan Fisika Tanah PPT (1983) yang disajikan

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu Pelaksanaan

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu Pelaksanaan 9 BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Pelaksanaan Percobaan dilakukan di Desa Banyu Urip, Kecamatan Tanjung Lago, Kabupaten Banyuasin, Propinsi Sumatera Selatan, dari bulan April sampai Agustus 2010. Bahan

Lebih terperinci

IV HASIL DAN PEMBAHASAN

IV HASIL DAN PEMBAHASAN IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil 4.1.1 Karakteristik Tanah Awal Podsolik Jasinga Hasil analisis kimia dan fisik Podsolik Jasinga disajikan pada Tabel 4. Berdasarkan kriteria PPT (1983), Podsolik Jasinga

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil 4.1.1. Karakteristik Tanah di Lahan Percobaan Berdasarkan kriteria Staf Pusat Penelitian Tanah (1983), karakteristik Latosol Dramaga yang digunakan dalam percobaan disajikan

Lebih terperinci

DESKRIPSI TEBU VARIETAS KIDANG KENCANA (NAMA ASAL PA 198)

DESKRIPSI TEBU VARIETAS KIDANG KENCANA (NAMA ASAL PA 198) Lampiran 1. Deskripsi Varietas Kidang Kencana Keputusan Menteri Pertanian Nomor : 334/Kpts/SR.120/3/2008 Tanggal : 28 Maret 2008 Tentang Pelepasan Tebu Varietas PA 198 DESKRIPSI TEBU VARIETAS KIDANG KENCANA

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum Penelitian ini dilaksanakan di Unit Lapangan Pasir Sarongge, University Farm IPB yang memiliki ketinggian 1 200 m dpl. Berdasarkan data yang didapatkan dari Badan Meteorologi

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 14 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Kondisi Awal Lahan Bekas Tambang Lahan bekas tambang pasir besi berada di sepanjang pantai selatan desa Ketawangrejo, Kabupaten Purworejo. Timbunan-timbunan pasir yang

Lebih terperinci

Kajian Enceng Gondok (Eichornia Crassipes) Sebagai Fitoremedia 134 Cs

Kajian Enceng Gondok (Eichornia Crassipes) Sebagai Fitoremedia 134 Cs Kajian Enceng Gondok (Eichornia Crassipes) Sebagai Fitoremedia 134 Cs Evi Setiawati Laboraturium Fisika Atom & Nuklir Jurusan Fisika FMIPA UNDIP Abstrak Telah dilakukan penelitian transfer 134 Cs dari

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Ciri Kimia dan Fisik Tanah Sebelum Perlakuan Berdasarkan kriteria penilaian ciri kimia tanah pada Tabel Lampiran 5. (PPT, 1983), Podsolik Jasinga merupakan tanah sangat masam dengan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 3 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Tanah Tanah adalah kumpulan benda alam di permukaan bumi yang tersusun dalam horison-horison, terdiri dari campuran bahan mineral, bahan organik, air dan udara,

Lebih terperinci

Seiring dengan bertambahnya penduduk dan meningkatnya kesejahteraan. penduduk, kebutuhan akan pangan dan sayuran segar juga terus meningkat.

Seiring dengan bertambahnya penduduk dan meningkatnya kesejahteraan. penduduk, kebutuhan akan pangan dan sayuran segar juga terus meningkat. 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Seiring dengan bertambahnya penduduk dan meningkatnya kesejahteraan penduduk, kebutuhan akan pangan dan sayuran segar juga terus meningkat. Untuk meningkatkan

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN HASIL DAN PEMBAHASAN Analisis Tanah Hasil analisis contoh tanah pada lokasi percobaan dapat dilihat pada Tabel 2. Berdasarkan hasil analisis tanah pada lokasi percobaan, tingkat kemasaman tanah termasuk

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE Metode Percobaan

BAHAN DAN METODE Metode Percobaan 12 III. BAHAN DAN METODE 3.1. Waktu dan Tempat Percobaan ini dilaksanakan pada bulan Juni 2011 sampai dengan bulan September 2011 di rumah kaca kebun percobaan Cikabayan, IPB Darmaga Bogor. Analisis tanah

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4. 1. Kondisi Lahan 4. 1. 1. Sifat Kimia Tanah yang digunakan Tanah pada lahan penelitian termasuk jenis tanah Latosol pada sistem PPT sedangkan pada sistem Taksonomi, Tanah tersebut

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 13 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Karakteristik Tanah Awal Seperti umumnya tanah-tanah bertekstur pasir, lahan bekas tambang pasir besi memiliki tingkat kesuburan yang rendah. Hasil analisis kimia pada tahap

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN Sifat Fisikokimia Tanah Percobaan dan Sifat Kimia Kotoran Sapi

HASIL DAN PEMBAHASAN Sifat Fisikokimia Tanah Percobaan dan Sifat Kimia Kotoran Sapi IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Sifat Fisikokimia Tanah Percobaan dan Sifat Kimia Kotoran Sapi 4.1.1. Kakteristik Ultisol Gunung Sindur Hasil analisis pendahuluan sifat-sifat kimia tanah disajikan pada tabel.1.

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE

III. BAHAN DAN METODE III. BAHAN DAN METODE 3.1. Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret sampai bulan Agustus 2009 di kebun Parungaleng, Cijayanti, Bogor dan Laboratorium Fisika, Laboratorium

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Mentimun dapat diklasifikasikan kedalam Kingdom: Plantae; Divisio:

II. TINJAUAN PUSTAKA. Mentimun dapat diklasifikasikan kedalam Kingdom: Plantae; Divisio: II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Botani Tanaman Mentimun (Cucumis sativus L.) Mentimun dapat diklasifikasikan kedalam Kingdom: Plantae; Divisio: Spermatophyta; Sub divisio: Angiospermae; Kelas : Dikotyledonae;

Lebih terperinci

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 11 BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Hasil Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 2 lokasi penelitian yang digunakan yaitu Harapan dan Inalahi yang terbagi menjadi 4 plot pengamatan terdapat 4 jenis tanaman

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil 4.1.1 Hasil Analisis Tanah yang digunakan dalam Penelitian Hasil analisis karakteristik tanah yang digunakan dalam percobaan disajikan pada Tabel 5. Dari hasil analisis

Lebih terperinci

Beberapa Sifat Kimia Tanah antara lain :

Beberapa Sifat Kimia Tanah antara lain : SIFAT KIMIA TANAH Beberapa Sifat Kimia Tanah antara lain : 1. Derajat Kemasaman Tanah (ph) Reaksi tanah menunjukkan sifat kemasaman atau alkalinitas tanah yang dinyatakan dengan nilai ph. Nilai ph menunjukkan

Lebih terperinci

Penentuan Konsentrasi dan Nilai Faktor Transfer Radionuklida Alam ( 226 Ra, 232 Th, 40 K) dari Tanah Sawah ke Beras menggunakan Spektrometer Gamma

Penentuan Konsentrasi dan Nilai Faktor Transfer Radionuklida Alam ( 226 Ra, 232 Th, 40 K) dari Tanah Sawah ke Beras menggunakan Spektrometer Gamma Penentuan Konsentrasi dan Nilai Faktor Transfer Radionuklida Alam ( 226 Ra, 232 Th, 40 K) dari Tanah Sawah ke Beras menggunakan Spektrometer Gamma (The Determination of the Concentration and Transfer Factor

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. pokok bagi sebagian besar rakyat di Indonesia. Keberadaan padi sulit untuk

I. PENDAHULUAN. pokok bagi sebagian besar rakyat di Indonesia. Keberadaan padi sulit untuk 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Padi (Oryza sativa L.) merupakan salah satu tanaman terpenting di Indonesia. Hal ini karena padi merupakan tanaman penghasil beras. Beras adalah makanan pokok bagi sebagian

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Analisis Sifat Fisik dan Kimia Tanah Inceptisol Indramayu Inceptisol Indramayu memiliki tekstur lempung liat berdebu dengan persentase pasir, debu, liat masing-masing 38%,

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE

III. BAHAN DAN METODE 15 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan bulan Maret 2010 sampai dengan bulan Maret 2011. Pengambilan sampel urin kambing Etawah dilakukan pada bulan Maret sampai

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Botani, Klasifikasi, dan Syarat Tumbuh Tanaman Cabai

II. TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Botani, Klasifikasi, dan Syarat Tumbuh Tanaman Cabai II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Botani, Klasifikasi, dan Syarat Tumbuh Tanaman Cabai Cabai merupakan tanaman perdu dari famili terung-terungan (Solanaceae). Keluarga ini memiliki sekitar 90 genus dan sekitar

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil 15 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil 4.1.1. Sifat Kimia Latosol Darmaga Latosol (Inceptisol) merupakan salah satu macam tanah pada lahan kering yang berpotensi untuk dikembangkan sebagai lahan pertanian.

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Sifat Kimia Hasil analisis sifat kimia tanah sebelum diberi perlakuan dapat dilihat pada lampiran 2. Penilaian terhadap sifat kimia tanah yang mengacu pada kriteria Penilaian

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. menunjang pertumbuhan suatu jenis tanaman pada lingkungan dengan faktor

II. TINJAUAN PUSTAKA. menunjang pertumbuhan suatu jenis tanaman pada lingkungan dengan faktor II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kesuburan Tanah Kesuburan tanah adalah kemampuan suatu tanah untuk menyediakan unsur hara, pada takaran dan kesetimbangan tertentu secara berkesinambung, untuk menunjang pertumbuhan

Lebih terperinci

APLIKASI PUPUK UREA PADA TANAMAN JAGUNG. M. Akil Balai Penelitian Tanaman Serealia

APLIKASI PUPUK UREA PADA TANAMAN JAGUNG. M. Akil Balai Penelitian Tanaman Serealia APLIKASI PUPUK UREA PADA TANAMAN JAGUNG M. Akil Balai Penelitian Tanaman Serealia Abstrak. Dalam budi daya jagung perlu memperhatikan cara aplikasi pupuk urea yang efisien sehingga pupuk yang diberikan

Lebih terperinci

IV. HASIL 4.1. Sifat Fisikokimia Tanah Percobaan dan Sifat Kimia Kotoran Sapi Tabel 2 No Analisis Metode Hasil Status Hara

IV. HASIL 4.1. Sifat Fisikokimia Tanah Percobaan dan Sifat Kimia Kotoran Sapi Tabel 2 No Analisis Metode Hasil Status Hara IV. HASIL 4.. Sifat Fisikokimia Tanah Percobaan dan Sifat Kimia Kotoran Sapi Data fisikokimia tanah awal percobaan disajikan pada Tabel 2. Andisol Lembang termasuk tanah yang tergolong agak masam yaitu

Lebih terperinci

V1 (II) V3 (II) V5(III) V0(IV) V4(III) V2 (I)

V1 (II) V3 (II) V5(III) V0(IV) V4(III) V2 (I) Lampiran 1. Bagan Percobaan U V4(IV) V5 (II) V1 (II) V3(III) V2 (II) V3 (I) V3 (II) V4 (I) V1(IV) V2(III) V5(III) V0 (II) V0 (I) V4 (II) V0(IV) V2(IV) V5 (I) V1(III) V4(III) V5(IV) V3(IV) V0(III) V2 (I)

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. tanpa mengurangi tingkat kesuburan tanah atau kelestariannya. Dalam usaha

I. PENDAHULUAN. tanpa mengurangi tingkat kesuburan tanah atau kelestariannya. Dalam usaha I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Usaha pengembangan pertanian selayaknya dilakukan secara optimal tanpa mengurangi tingkat kesuburan tanah atau kelestariannya. Dalam usaha tersebut, maka produktivitas

Lebih terperinci

Lampiran 3. Analisis AwalLimbah Padat Kertas Rokok PT. Pusaka Prima Mandiri Parameter Satuan Hasil Uji Metode Uji. 14,84 IK.01.P.

Lampiran 3. Analisis AwalLimbah Padat Kertas Rokok PT. Pusaka Prima Mandiri Parameter Satuan Hasil Uji Metode Uji. 14,84 IK.01.P. Lampiran 1. Perhitungan Kebutuhan Kapur Berdasarkan Kandungan Al dd Al dd yang diperoleh adalah : 1.6 me Al-dd/100 g tanah 1 me CaCO 3 /100 g : 100/2 mg CaCO 3 /100 g Kebutuhan Kapur L0 : Tanpa Perlakuan

Lebih terperinci

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 13 BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1. Hasil 5.1.1. Sifat Kimia Tanah Variabel kimia tanah yang diamati adalah ph, C-organik, N Total, P Bray, Kalium, Kalsium, Magnesium, dan KTK. Hasil analisis sifat kimia

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Data Hujan Curah hujan adalah jumlah air yang jatuh dipermukaan tanah datar selama periode tertentu di atas permukaan horizontal bila tidak terjadi evaporasi, run off dan

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE

III. BAHAN DAN METODE 14 III. BAHAN DAN METODE 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilaksanakan mulai bulan Maret 2010 Juli 2011. Pengambilan sampel urin kambing Kacang dilakukan selama bulan Oktober Desember 2010 dengan

Lebih terperinci

Nur Rahmah Fithriyah

Nur Rahmah Fithriyah Nur Rahmah Fithriyah 3307 100 074 Mengandung Limbah tahu penyebab pencemaran Bahan Organik Tinggi elon Kangkung cabai Pupuk Cair Untuk mengidentifikasi besar kandungan unsur hara N, P, K dan ph yang terdapat

Lebih terperinci

PENGUJIAN PUPUK TULANG AYAM SEBAGAI BAHAN AMELIORASI TERHADAP PERTUMBUHAN TANAMAN SORGHUM DAN SIFAT- SIFAT KIMIA TANAH PODZOLIK MERAH KUNING PEKANBARU

PENGUJIAN PUPUK TULANG AYAM SEBAGAI BAHAN AMELIORASI TERHADAP PERTUMBUHAN TANAMAN SORGHUM DAN SIFAT- SIFAT KIMIA TANAH PODZOLIK MERAH KUNING PEKANBARU PENGUJIAN PUPUK TULANG AYAM SEBAGAI BAHAN AMELIORASI TERHADAP PERTUMBUHAN TANAMAN SORGHUM DAN SIFAT- SIFAT KIMIA TANAH PODZOLIK MERAH KUNING PEKANBARU Oleh : Sri Utami Lestari dan Azwin ABSTRAK Pemilihan

Lebih terperinci

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Sifat Fisik Tanah Sifat fisik tanah yang di analisis adalah tekstur tanah, bulk density, porositas, air tersedia, serta permeabilitas. Berikut adalah nilai masing-masing

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Suhu min. Suhu rata-rata

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Suhu min. Suhu rata-rata BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Pengamatan Selintas 4.1.1. Keadaan Cuaca Lingkungan merupakan faktor yang dapat mempengaruhi pertumbuhan tanaman sebagai faktor eksternal dan faktor internalnya yaitu genetika

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman bawang merah berakar serabut dengan sistem perakaran dangkal

TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman bawang merah berakar serabut dengan sistem perakaran dangkal TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Bawang Merah Tanaman bawang merah berakar serabut dengan sistem perakaran dangkal dan bercabang terpencar, pada kedalaman antara 15-20 cm di dalam tanah. Jumlah perakaran

Lebih terperinci

ANALISIS TANAH SEBAGAI INDIKATOR TINGKAT KESUBURAN LAHAN BUDIDAYA PERTANIAN DI KOTA SEMARANG

ANALISIS TANAH SEBAGAI INDIKATOR TINGKAT KESUBURAN LAHAN BUDIDAYA PERTANIAN DI KOTA SEMARANG ANALISIS TANAH SEBAGAI INDIKATOR TINGKAT KESUBURAN LAHAN BUDIDAYA PERTANIAN DI KOTA SEMARANG Rossi Prabowo 1*,Renan Subantoro 1 1 Jurusan Agrobisnis, Fakultas Pertanian, Universitas Wahid Hasyim Semarang

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. (brassicaceae) olek karena itu sifat morfologis tanamannya hampir sama, terutama

TINJAUAN PUSTAKA. (brassicaceae) olek karena itu sifat morfologis tanamannya hampir sama, terutama TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Sawi Tanaman sawi (Brassica juncea L.) masih satu keluarga dengan kubis-krop, kubis bunga, broccoli dan lobak atau rades, yakni famili cruciferae (brassicaceae) olek karena

Lebih terperinci

Lampiran 1 Prosedur Analisis ph H2O dengan ph Meter Lampiran 2. Prosedur Penetapan NH + 4 dengan Metode Destilasi-Titrasi (ppm)=

Lampiran 1 Prosedur Analisis ph H2O dengan ph Meter Lampiran 2. Prosedur Penetapan NH + 4 dengan Metode Destilasi-Titrasi (ppm)= LAMPIRAN Lampiran 1. Prosedur Analisis ph H 2 O dengan ph Meter 1. Timbang 10 gram tanah, masukkan ke dalam botol kocok. 2. Tambahkan air destilata 10 ml. 3. Kocok selama 30 menit dengan mesin pengocok.

Lebih terperinci

Gambar 3. Lahan Hutan di Kawasan Hulu DAS Padang

Gambar 3. Lahan Hutan di Kawasan Hulu DAS Padang Gambar 3. Lahan Hutan di Kawasan Hulu DAS Padang Gambar 4. Lahan Kebun Campuran di Kawasan Hulu DAS Padang Gambar 5. Lahan Kelapa Sawit umur 4 tahun di Kawasan Hulu DAS Padang Gambar 6. Lahan Kelapa Sawit

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian 8 III. BAHAN DAN METODE 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian Pengambilan contoh tanah dilaksanakan di petak percobaan Balai Penelitian Tanaman Sayuran (BALITSA) Lembang, Jawa Barat. Sementara analisis tanah

Lebih terperinci

PENYERAPAN 134 Cs DARI TANAH OLEH TANAMAN PANGAN UBI JALAR (Ipomoea batatas)

PENYERAPAN 134 Cs DARI TANAH OLEH TANAMAN PANGAN UBI JALAR (Ipomoea batatas) PENYERAPAN 134 Cs DARI TANAH OLEH TANAMAN PANGAN UBI JALAR (Ipomoea batatas) Octolia Togibasa T 1,2, Idam Arif 1, Putu Sukmabuana 3 dan Poppy Intan Tjahaja 3 1 Departemen Fisika, FMIPA, Institut Teknologi

Lebih terperinci

Lampiran 1. Biodata PeneUti dan Usulan Biaya. Biodata Peneliti. : Koko Baskoro Siahaan NIM : Tempat/Tangga/ laht : Medan/27 Mei 1984

Lampiran 1. Biodata PeneUti dan Usulan Biaya. Biodata Peneliti. : Koko Baskoro Siahaan NIM : Tempat/Tangga/ laht : Medan/27 Mei 1984 Lampiran 1. Biodata PeneUti dan Usulan Biaya Biodata Peneliti Nama : Koko Baskoro Siahaan NIM : 0311795 Fakultas/Jurusan : Pertanian/ Budidaya Pertanian Tempat/Tangga/ laht : Medan/27 Mei 1984 Jenis Kelamin

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Sifat Fisik dan Kimia Tanah Berdasarkan hasil analisis fisika dan kimia tempat pelaksanaan penelitian di Desa Dutohe Kecamatan Kabila. pada lapisan olah dengan kedalaman

Lebih terperinci

Tabel Lampiran 1. Sifat Fisik Tanah pada Lokasi Tambang Batubara Site Binungan Sebelum Ditambang. Tekstur

Tabel Lampiran 1. Sifat Fisik Tanah pada Lokasi Tambang Batubara Site Binungan Sebelum Ditambang. Tekstur LAMPIRAN 40 41 Tabel Lampiran 1. Sifat Fisik Tanah pada Lokasi Tambang Batubara Site Binungan Sebelum Ditambang. Kedalaman (cm) Tekstur BD (g/cm ) P (cm/jam) Kode Lokasi Struktur Konsistensi C Si S Kelas

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4. 1. Pertumbuhan Tanaman 4. 1. 1. Tinggi Tanaman Pengaruh tiap perlakuan terhadap tinggi tanaman menghasilkan perbedaan yang nyata sejak 2 MST. Berdasarkan Tabel 3 dapat dilihat

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Pengaruh Pemberian dan Terhadap Sifat sifat Kimia Tanah Penelitian ini mengevaluasi pengaruh pemberian amelioran bahan humat dan abu terbang terhadap kandungan hara tanah

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE

III. BAHAN DAN METODE 35 III. BAHAN DAN METODE 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini terdiri dari penelitian survei dan penelitian pot. Penelitian survei pupuk dilaksanakan bulan Mei - Juli 2011 di Jawa Barat, Jawa

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Tanah Gambut. memungkinkan terjadinya proses pelapukan bahan organik secara sempurna

TINJAUAN PUSTAKA. Tanah Gambut. memungkinkan terjadinya proses pelapukan bahan organik secara sempurna TINJAUAN PUSTAKA Tanah Gambut Tanah gambut terbentuk dari bahan organik sisa tanaman yang mati diatasnya, dan karena keadaan lingkungan yang selalu jenuh air atau rawa, tidak memungkinkan terjadinya proses

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Sawi hijau sebagai bahan makanan sayuran mengandung zat-zat gizi yang

TINJAUAN PUSTAKA. Sawi hijau sebagai bahan makanan sayuran mengandung zat-zat gizi yang 17 TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Sawi hijau sebagai bahan makanan sayuran mengandung zat-zat gizi yang cukup lengkap untuk mempertahankan kesehatan tubuh. Komposisi zat-zat makanan yang terkandung dalam

Lebih terperinci

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kajian Teoritis 2.1.1. Tanaman Gandum Tanaman gandum (Triticum aestivum L) merupakan jenis dari tanaman serealia yang mempunyai tektur biji yang keras dan bijinya terdiri dari

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian 12 III. BAHAN DAN METODE 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan melalui percobaan rumah kaca. Tanah gambut berasal dari Desa Arang-Arang, Kecamatan Kumpeh, Jambi, diambil pada bulan

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN 17 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Pengaruh Pemberian Bahan Humat dengan Carrier Zeolit terhadap Jumlah Tandan Pemberian bahan humat dengan carrier zeolit tidak berpengaruh nyata meningkatkan jumlah tandan

Lebih terperinci

Lampiran 1. Kriteria penilaian beberapa sifat kimia tanah

Lampiran 1. Kriteria penilaian beberapa sifat kimia tanah 30 LAMPIRAN 31 Lampiran 1. Kriteria penilaian beberapa sifat kimia tanah No. Sifat Tanah Sangat Rendah Rendah Sedang Tinggi Sangat Tinggi 1. C (%) < 1.00 1.00-2.00 2.01-3.00 3.01-5.00 > 5.0 2. N (%)

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE. Sumatera Utara, Medan dengan ketinggian tempat ± 25 meter diatas permukaan

BAHAN DAN METODE. Sumatera Utara, Medan dengan ketinggian tempat ± 25 meter diatas permukaan BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Percobaan Penelitian dilaksanakan di Rumah Kaca Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara, Medan dengan ketinggian tempat ± 25 meter diatas permukaan laut. Penelitian

Lebih terperinci

PENGARUH MIKROBA KONSORSIA Azotobacter sp. dan Pseudomonas sp. TERHADAP HASIL CAISIM PADA TANAH MASAM ULTISOL JASINGA

PENGARUH MIKROBA KONSORSIA Azotobacter sp. dan Pseudomonas sp. TERHADAP HASIL CAISIM PADA TANAH MASAM ULTISOL JASINGA PENGARUH MIKROBA KONSORSIA Azotobacter sp. dan Pseudomonas sp. TERHADAP HASIL CAISIM PADA TANAH MASAM ULTISOL JASINGA Jati Purwani Balai Penelitian Tanah, Bogor Abstrak Tingkat produktivitas lahan masam

Lebih terperinci

UJI GENOTIPE JAGUNG HIBRIDA UMUR GENJAH TOLERAN LAHAN MASAM DI KALIMANTAN SELATAN

UJI GENOTIPE JAGUNG HIBRIDA UMUR GENJAH TOLERAN LAHAN MASAM DI KALIMANTAN SELATAN UJI GENOTIPE JAGUNG HIBRIDA UMUR GENJAH TOLERAN LAHAN MASAM DI KALIMANTAN SELATAN Suwardi Balai Penelitian Tanaman Serealia ABSTRAK Penelitian dilaksanakan di Kecamatan Panyipatan, Kabupaten Tanah Laut,

Lebih terperinci

Menurut : 1. Staf Pusat Penelitian Tanah, BPP Medan, 1982

Menurut : 1. Staf Pusat Penelitian Tanah, BPP Medan, 1982 LAMPIRAN Lampiran 1. Kriteria Penilaian Sifat Kimia Tanah Sifat Tanah Sangat Rendah Rendah Sedang Tinggi Sangat Tinggi Karbon (%) < 1,00 1,00-2,00 2,01-3,00 3,01-5,00 >5,00 Nitrogen (%)

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman. Tanaman kedelai (Glycine max L. Merrill) memiliki sistem perakaran yang

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman. Tanaman kedelai (Glycine max L. Merrill) memiliki sistem perakaran yang 17 TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Tanaman kedelai (Glycine max L. Merrill) memiliki sistem perakaran yang terdiri dari akar tunggang, akar sekunder yang tumbuh dari akar tunggang, serta akar cabang yang

Lebih terperinci

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

V. HASIL DAN PEMBAHASAN V. HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Hasil Penelitian Parameter pertumbuhan yang diamati pada penelitian ini adalah diameter batang setinggi dada ( DBH), tinggi total, tinggi bebas cabang (TBC), dan diameter tajuk.

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. basa berlangsung intensif, sedangkan kandungan bahan organik rendah karena

TINJAUAN PUSTAKA. basa berlangsung intensif, sedangkan kandungan bahan organik rendah karena 17 TINJAUAN PUSTAKA Sifat dan Ciri Ultisol Kandungan hara pada tanah Ultisol umumnya rendah karena pencucian basa berlangsung intensif, sedangkan kandungan bahan organik rendah karena proses dekomposisi

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman kopi merupakan tanaman yang dapat mudah tumbuh di Indonesia. Kopi

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman kopi merupakan tanaman yang dapat mudah tumbuh di Indonesia. Kopi II. TINJAUAN PUSTAKA A. Tanaman Kopi Tanaman kopi merupakan tanaman yang dapat mudah tumbuh di Indonesia. Kopi merupakan tanaman dengan perakaran tunggang yang mulai berproduksi sekitar berumur 2 tahun

Lebih terperinci

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 13 BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Hasil Penelitian 5.1.1 Sifat Kimia Tanah Data sekunder hasil analisis kimia tanah yang diamati yaitu ph tanah, C-Org, N Total, P Bray, kation basa (Ca, Mg, K, Na), kapasitas

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Selada merupakan tanaman semusim polimorf (memiliki banyak bentuk),

II. TINJAUAN PUSTAKA. Selada merupakan tanaman semusim polimorf (memiliki banyak bentuk), II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Botani Tanaman Selada Selada merupakan tanaman semusim polimorf (memiliki banyak bentuk), khususnya dalam bentuk daunnya. Daun selada bentuknya bulat panjang, daun sering berjumlah

Lebih terperinci

Lampiran 1. Laporan Hasil Pengujian Residu Pestisida

Lampiran 1. Laporan Hasil Pengujian Residu Pestisida LAMPIRAN Lampiran 1. Laporan Hasil Pengujian Residu Pestisida 53 Lampiran 2. Aplikasi Dosis Herbisida Selama 1 Musim Tanam No Blok Kebun Petak Luas (Ha) Aplikasi 1 (Liter) Aplikasi 2 (Liter) Ametryn 2,4-D

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Deskripsi Kacang Hijau Kacang hijau (Vigna radiata L.) merupakan salah satu komoditas tanaman kacang-kacangan yang banyak dikonsumsi rakyat Indonesia. Kacang hijau termasuk

Lebih terperinci

(Shanti, 2009). Tanaman pangan penghasil karbohidrat yang tinggi dibandingkan. Kacang tanah (Arachis hypogaea) merupakan salah satu tanaman pangan

(Shanti, 2009). Tanaman pangan penghasil karbohidrat yang tinggi dibandingkan. Kacang tanah (Arachis hypogaea) merupakan salah satu tanaman pangan I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sektor sub pertanian tanaman pangan merupakan salah satu faktor pertanian yang sangat penting di Indonesia terutama untuk memenuhi kebutuhan pangan, peningkatan gizi masyarakat

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Juli 2017 memiliki suhu harian rata-rata pada pagi hari sekitar 27,3 0 C dan rata rata

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Juli 2017 memiliki suhu harian rata-rata pada pagi hari sekitar 27,3 0 C dan rata rata BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Pengamatan Penunjang 4.1.1 Kondisi Lingkungan Tempat Penelitian Lokasi percobaan bertempat di desa Jayamukti, Kec. Banyusari, Kab. Karawang mendukung untuk budidaya tanaman

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil analisis tanah lokasi penelitian disajikan pada Lampiran 1. Berbagai sifat kimia tanah yang dijumpai di lokasi

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil analisis tanah lokasi penelitian disajikan pada Lampiran 1. Berbagai sifat kimia tanah yang dijumpai di lokasi IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil analisis tanah lokasi penelitian disajikan pada Lampiran 1. Berbagai sifat kimia tanah yang dijumpai di lokasi penelitian terlihat beragam, berikut diuraikan sifat kimia

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Biotani Sistimatika Sawi. Sawi adalah sekelompok tumbuhan dari marga Brassica yang

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Biotani Sistimatika Sawi. Sawi adalah sekelompok tumbuhan dari marga Brassica yang II. TINJAUAN PUSTAKA A. Biotani Sistimatika Sawi Sawi adalah sekelompok tumbuhan dari marga Brassica yang dimanfaatkan daun atau bunganya sebagai bahan pangan (sayuran), baik segar maupun diolah. Sawi

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman kedelai termasuk family leguminosae yang banyak varietasnya.

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman kedelai termasuk family leguminosae yang banyak varietasnya. 7 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tanaman Kedelai (Glycine max L. Merr) Tanaman kedelai termasuk family leguminosae yang banyak varietasnya. Susunan morfologi kedelai terdiri dari akar, batang, daun, bunga dan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA A.

II. TINJAUAN PUSTAKA A. II. TINJAUAN PUSTAKA A. Tanaman Durian 1. Karakteristik tanaman durian Durian (Durio zibethinus Murr.) merupakan salah satu tanaman hasil perkebunan yang telah lama dikenal oleh masyarakat yang pada umumnya

Lebih terperinci

BAB V. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB V. HASIL DAN PEMBAHASAN 19 BAB V. HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1. Sifat Fisik Tanah 5.1.1. Bobot Isi dan Porositas Total Penambahan bahan organik rumput signal pada lahan Kathryn belum menunjukkan pengaruh baik terhadap bobot isi (Tabel

Lebih terperinci

I. TINJAUAN PUSTAKA. produk tanaman yang diinginkan pada lingkungan tempat tanah itu berada.

I. TINJAUAN PUSTAKA. produk tanaman yang diinginkan pada lingkungan tempat tanah itu berada. I. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kesuburan Tanah Kesuburan tanah adalah kemampuan suatu tanah untuk menghasilkan produk tanaman yang diinginkan pada lingkungan tempat tanah itu berada. Produk tanaman tersebut dapat

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman mentimun papasan (Coccinia gandis) merupakan salah satu angggota

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman mentimun papasan (Coccinia gandis) merupakan salah satu angggota 6 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Mentimun Papasan Tanaman mentimun papasan (Coccinia gandis) merupakan salah satu angggota Cucurbitaceae yang diduga berasal dari Asia dan Afrika. Tanaman mentimun papasan memiliki

Lebih terperinci

Lampiran 1. Hasil Analisis Sampel Tanah Awal

Lampiran 1. Hasil Analisis Sampel Tanah Awal Lampiran 1. Hasil Analisis Sampel Tanah Awal Jenis Amatan Nilai Kriteria ph H 2 O 4.78 Masam P-Tersedia 4.2 ppm Sangat Rendah N-Total 0.08 % Sangat Rendah Lampiran 2. Hasil Perhitungan Dosis Pupuk Untuk

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN 16 HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Keadaan Umum Penelitian dilakukan pada bulan April-Agustus 2010. Penanaman kedelai dilakukan pada bulan Mei 2010. Pada bulan tersebut salinitas belum mempengaruhi pertumbuhan

Lebih terperinci

Studi Distribusi Radionuklida 134 Cs pada Sistem Perairan Tawar

Studi Distribusi Radionuklida 134 Cs pada Sistem Perairan Tawar Berkala Fisika ISSN : 1410-9662 Vol. 7, No. 2, April 2004, hal 35-39 Studi Distribusi Radionuklida 134 Cs pada Sistem Perairan Tawar Evi Setiawati 1, Idam Arif 2, Poppy Intan T. 3 1. Laboratorium Fisika

Lebih terperinci

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dilaksanakan di Screen House, Balai Penelitian Tanaman Sayuran

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dilaksanakan di Screen House, Balai Penelitian Tanaman Sayuran 14 BAB III MATERI DAN METODE Penelitian dilaksanakan di Screen House, Balai Penelitian Tanaman Sayuran (BALITSA), Lembang, Jawa Barat. Penelitian dilaksanakan dari bulan September hingga November 2016.

Lebih terperinci

Lampiran 1. Deskripsi Tanaman Jagung Manis Varietas Bonanza. : Dikembangkan oleh Departemen Pendidikan dan Pengembangan PT. East West Seed Indonesia.

Lampiran 1. Deskripsi Tanaman Jagung Manis Varietas Bonanza. : Dikembangkan oleh Departemen Pendidikan dan Pengembangan PT. East West Seed Indonesia. 49 Lampiran 1. Deskripsi Tanaman Jagung Manis Varietas Bonanza Asal Tanaman Golongan Umur Batang Tinggi Tanaman Tinggi letak tongkol Warna daun Keseragaman tanaman Bentuk malai Warna malai Warna sekam

Lebih terperinci

Prosiding Seminar Nasional Biotik 2016 ISBN:

Prosiding Seminar Nasional Biotik 2016 ISBN: Prosiding Seminar Nasional Biotik 2016 ISBN: 978-602-18962-9-7 PENGARUH JENIS DAN DOSIS BAHAN ORGANIK PADA ENTOSIL TERHADAP TOTAL MIKROORGANISME TANAH DAN AKTIVITAS MIKROORGANISME (RESPIRASI) TANAH PADA

Lebih terperinci

I. TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian telah dilaksanakan dengan percobaan rumah kaca pada bulan

I. TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian telah dilaksanakan dengan percobaan rumah kaca pada bulan I. TATA CARA PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian telah dilaksanakan dengan percobaan rumah kaca pada bulan Februari-Juli 2016. Percobaan dilakukan di Rumah Kaca dan laboratorium Kimia

Lebih terperinci

IV. HASIL PENELITIAN

IV. HASIL PENELITIAN IV. HASIL PENELITIAN Karakterisasi Tanah Hasil analisis tanah menunjukkan bahwa tanah Ultisol memiliki tekstur lempung dan bersifat masam (Tabel 2). Selisih antara ph H,O dan ph KC1 adalah 0,4; berarti

Lebih terperinci

Metode Penelitian Kerangka penelitian penelitian secara bagan disajikan dalam Gambar 4. Penelitian ini dipilah menjadi tiga tahapan kerja, yaitu:

Metode Penelitian Kerangka penelitian penelitian secara bagan disajikan dalam Gambar 4. Penelitian ini dipilah menjadi tiga tahapan kerja, yaitu: 15 METODOLOGI Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan di lapang pada bulan Februari hingga Desember 2006 di Desa Senyawan, Kecamatan Tebas, Kabupaten Sambas, Kalimantan Barat (Gambar 3). Analisis

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Botani Tanaman Kedelai Pada awalnya kedelai dikenal dengan beberapa nama botani, yaitu Glycine soja, atau Soja max. Namun demikian, pada tahun 1984 telah disepakati bahwa

Lebih terperinci

111. BAHAN DAN METODE

111. BAHAN DAN METODE 111. BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Kimia Tanah dan Rumah Kaca Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanah dan Agroklimat, Bogor. Penelitian terdiri dari

Lebih terperinci