PENGARUH PEMBERIAN TEPUNG DAUN Indigofera sp TERHADAP KONSUMSI, PERTAMBAHAN BOBOT BADAN DAN EFISIENSI RANSUM KELINCI PERANAKAN NEW ZEALAND WHITE
|
|
- Indra Irawan
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 PENGARUH PEMBERIAN TEPUNG DAUN Indigofera sp TERHADAP KONSUMSI, PERTAMBAHAN BOBOT BADAN DAN EFISIENSI RANSUM KELINCI PERANAKAN NEW ZEALAND WHITE THE EFFECT OF Indigofera sp LEAVE MILLS ON CONSUMPTION, INCREASED THE BODY WEIGHT AND RATION EFFICIENCY OF NEW ZEALAND WHITE CROSSBREED RABBIT Mitra Halomoan Tambunan*, Husmy Yurmiaty**, Mansyur** Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran Jalan Raya Bandung Sumedang KM 21 Sumedang *Alumni Fakultas Peternakan Unpad Tahun 2015 **Staff Pengajar Fakultas Peternakan Unpad Abstrak Penelitian pengaruh pemberian tepung daun Indigofera sp terhadap konsumsi, pertambahan bobot badan dan efisiensi ransum kelinci peranakan New Zealand White telah dilaksanakan di kandang kelinci Laboratorium Produksi Ternak Potong Fakultas Peternakan, Universitas Padjadjaran Kabupaten Sumedang mulai tanggal 10 Oktober sampai dengan 21 November Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui pengaruh pemberian tepung daun Indigofera sp terhadap konsumsi, pertambahan bobot badan dan efisiensi ransum kelinci peranakan New Zealand White. Penelitian dilakukan secara eksperimental dengan Rancangan Acak Lengkap dengan perlakuan lima macam ransum, yaitu ransum tanpa tepung daun Indigofera sp (P0); ransum dengan tepung daun Indigofera sp dengan taraf 10 persen (P1); ransum dengan tepung daun Indigofera sp dengan taraf 20 persen (P2); ransum dengan tepung daun Indigofera sp dengan taraf 30 persen (P3); ransum dengan tepung daun Indigofera sp dengan taraf 40 persen (P4). Setiap perlakuan diulang sebanyak empat kali. Peubah yang diamati meliputi konsumsi, pertambahan bobot badan dan efisiensi ransum. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kandungan daun Indigofera sp sampai taraf 40 persen dalam ransum meningkatkan pertambahan bobot badan dan efisiensi ransum. Kata Kunci: kelinci, konsumsi, pertambahan bobot badan, efisiensi ransum, Indigofera sp. Abstract This research the effect of Indigofera sp leave mills on consumption, increased the body weight and ration efficiency of New Zealand White crossbreed rabbit was conducted at rabbit cages Livestock Production Laboratory Faculty of Animal Husbandary, Sumedang 1
2 from October 10 to November 21, The purpose of this research is to determine the influence of giving Indigofera sp mills on consumption, increased the body weight and ration efficiency of New Zealand White crossbreed rabbit. This research does experimental with Complete Random Design with treatments consisted of five kinds the ration without Indigofera sp mills (P0); ration the treatments with 10 percent Indigofera sp mills (P1); ration the treatments with 20 percent Indigofera sp mills (P2); ration the treatments with 30 percent Indigofera sp mills (P3); ration the treatments with 40 percent Indigofera sp mills (P4). Each treatment was repeated four times. The alteration includes consumption, increased the body weight and ration efficiency of New Zealand White crossbreed rabbit. The results can be concluded that giving of Indigofera sp to 40 percent mills on increased the body weight and ration efficiency of New Zealand White crossbreed rabbit. Keywords : rabbit, consumption, increased the body weight, ration efficiency, Indigofera sp. PENDAHULUAN Kelinci merupakan ternak yang dapat menghasilkan daging karena mempunyai potensi biologis yang besar antara lain dewasa kelamin yang cepat, selang beranak pendek, litter size tinggi, laju pertumbuhan tinggi, pemeliharaan mudah, serta dapat dikembangbiakan pada skala kecil dan besar untuk dijadikan usaha yang sangat prospektif, karena dapat menghasilkan keuntungan yang besar untuk menutupi biaya produksinya, selain itu kelinci dapat mengubah dan memanfaatkan bahan pakan kualitas rendah menjadi daging dengan berkualitas tinggi. Pertumbuhan pada kelinci dipengaruhi oleh faktor genetik dan lingkungan. Faktor lingkungan yang berpengaruh antara lain adalah jumlah, kualitas dan tata cara pemberian pakan yang baik. Pakan merupakan faktor produksi yang mempengaruhi keberlangsungan hidup ternak, sehingga asupan pakan yang memiliki kualitas baik akan memperoleh produksi yang optimal. Kelinci termasuk hewan pseudoruminasia dengan sistem pencernaan monogastrik yang membutuhkann protein dan serat kasar yang cukup dalam ransum. Serat kasar dalam ransum berfungsi sebagai sumber energi dan menjaga kesehatan dan pencernaan kelinci. Saat ini pakan yang dijual di pasaran memiliki kualitas rendah, karena untuk memperoleh kualitas pakan yang baik membutuhkan biaya yang relatif mahal. Untuk mencapai kualitas pakan yang baik dan harga terjangkau oleh peternak perlu dicari bahan pakan alternatif, salah satunya adalah hijauan Indigofera sp yang memiliki serat rendah, protein tinggi dan mudah dibudidayakan. Indigofera sp merupakan tanaman leguminosa yang mempunyai potensi sebagai bahan pakan sumber protein dengan kandungan nutrisi bahan 2
3 kering 89,47%, energi 3788 kkal/kg, serat kasar 15,13%, protein kasar 22,30% -31,10%, tetapi memiliki anti nutrisi (tanin) yang rendah sehingga aman untuk diberikan sebagai sumber hijauan. Tanaman ini juga sangat toleran terhadap musim kering dan genangan air sehingga bisa ditanam di wilayah Indonesia. Pemberian tepung daun Indigofera sp dalam ransum diharapkan dapat berpengaruh baik pada efisiensi ransum serta pertambahan bobot badan, dikarenakan kandungan gizi yang terkandung dalam Indogofera sp dapat memenuhi kebutuhan hidup pada kelinci sehingga dengan dijadikannya bahan pakan alternatif dapat menambah keragaman bahan pakan ternak juga berfungsi sebagai sumber protein pada ransum kelinci. Tujuan penelitian mengetahui pengaruh pemberian berbagai tingkat tepung daun Indigofera sp dalam kelinci peranakan New Zealand White dan tingkat tepung daun Indigofera sp dalam ransum yang memberikan konsumsi, pertambahan bobot badan dan efisiensi ransum terbaik. BAHAN DAN METODE PENELITIAN 1. Objek Penelitian Ternak yang digunakan dalam penelitian ini adalah kelinci peranakan New Zealand White jantan lepas sapih berumur 8 minggu sebanyak 20 ekor dengan rataan bobot badan gram dan koefisien variasi 8,38 %. 2. Bahan Penelitian Indigofera sp diperoleh dari kebun Laboratorium Hijauan Makanan Ternak Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran. Bagian dari tanaman Indigofera sp yang digunakan adalah daun, ranting kecil, dan batangnya, kemudian dikeringkan setelah itu digiling untuk dijadikan tepung dan dicampur dengan bahan pakan lainnya (dedak padi, bungkil kedelai, tepung jagung, rumput gajah, molases dan premix) yang diperoleh dari KSU Tandangsari, Sumedang. Proses pembuatan pellet dilakukan di Laboratorium Nutrisi Ternak Ruminansia dan Kimia Makanan Ternak Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran. Pencampuran daun Indigofera sp pada ransum dilakukan sampai homogen, kemudian dibuat pellet Metode Penelitian (1) Tahap Persiapan Kandang Satu minggu sebelum pelaksanaan penelitian dimulai, kandang yang akan digunakan terlebih dahulu dibersihkan dan disanitasi dengan cara menyemprotkan desifektan agar 3
4 terbebas dari bibit penyakit yang menempel pada kandang, ransum, tempat pakan, dan tempat minum dipersiapkan sehari sebelum kelinci dikandangkan. (2) Persiapan Alat dan Bahan Alat-alat yang akan digunakan untuk penelitian telah dipersiapkan satu hari sebelum dimulai penelitian dan disimpan ditempat penelitian yang aman. Satu minggu sebelum pelaksanaan penelitian,kelinci telah disediakan agar beradaptasi dengan lingkungan kandang dan diberi ransum komplit tanpa penambahan tepung daun Indigofera sp selama satu minggu sebelum penelitian berlangsung. (3) Tahap Persiapan Ransum Satu hari sebelum pelaksanaan penelitian ransum percobaan sudah tersedia. Tahap persiapan ransum: 1. Bahan baku diperoleh dari KSU Tandangsari, Sumedang sedangkan rumput Gajah dan tepung daun Indigofera sp diperoleh dari kebun Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran. 2. Diformulasi sesuai dengan hasil perhitungan. 3. Proses pelleting di Laboratorium Nutrisi Ternak Ruminansia dan Kimia Makanan Ternak. 4. Penjemuran pellet. 3. Analisis Statistika Penelitian ini menggunakan metode eksperimental dengan Rancangan Acak Lengkap (RAL) yang terdiri dari lima perlakuan yaitu ransum tanpa tepung daun Indigofera sp, ransum dengan tepung daun Indigofera sp dengan taraf 10 persen, ransum dengan tepung daun Indigofera sp dengan taraf 20 persen, ransum dengan tepung daun Indigofera sp dengan taraf 30 persen, ransum dengan tepung daun Indigofera sp dengan taraf 40 persen dan empat ulangan. Sehingga diperoleh 20 unit percobaan. Data yang diperoleh di analisis varians, dan untuk membedakan antar perlakuan dilakukan Uji Jarak Berganda Duncan. 4
5 HASIL DAN PEMBAHASAN (1) Pengaruh Perlakuan Terhadap Konsumsi Ransum Rataan konsumsi ransum kelinci yang diberi perlakuan berbagai tingkat tepung daun Indigofera sp berkisar antara (67,30±10,08) (95,50±22,63) gram/ekor/hari. Rataan konsumsi ransum kelinci terendah adalah 67,30 gram/ekor/hari ditunjukkan oleh kelinci yang diberi ransum tanpa penambahan tepung daun Indigofera sp (R0) dan rataan konsumsi ransum kelinci tertinggi adalah (95,50 ± 22,63) gram/ekor/hari yang ditunjukkan oleh kelinci yang diberi ransum mengandung empat puluh persen tepung daun Indigofera sp (R4). Hasil analisis sidik ragam menunjukan bahwa pemberian ransum dengan tepung daun Indigofera sp tidak berpengaruh nyata terhadap konsumsi ransum. Hal ini disebabkan karena ransum yang diberikan mempunyai kandungan protein kasar dan energi yang relatif sama walaupun ada kecendrungan peningkatan konsumsi tetapi secara statistik konsumsi ini tidak berpengaruh nyata. Banyak faktor yang mempengaruhi konsumsi ransum diantaranya bobot badan, temperatur lingkungan, palatibilitas ransum, tingkat energi ransum, bentuk fisik ransum, fase produksi dan umur ternak. Berdasarkan faktor faktor tersebut yang nampak terlihat berbeda adalah bentuk fisik ransum. Bentuk fisik ransum yang mengandung banyak Indigofera sp memberikan warna hijau ketuaan, bau yang wangi dan memeliki bentuk pellet yang lebih kuat dan utuh, tetapi nampaknya warna, bau, dan keutuhan tidak begitu berpengaruh terhadap konsumsi ransum kelinci yang dicoba. Pada penelitian ini kandungan nutrisi berbeda jelas terlihat diserat kasar karena semakin banyak Indigofera sp semakin tinggi serat kasar yang ada pada ransum, walapun bentuk lebih bagus nampaknya kehadiran serat kasar berpengaruh nyata, sehingga pakan yang dikonsumsi tetap. Konsumsi ransum yang rendah diakibatkan oleh palatabilitas yang rendah begitupun sebaliknya konsumsi ransum yang tinggi diakibatkan palatibilitas yang tinggi. Menurut Church (1979) palatibilitas ransum tergantung pada bau, rasa, dan bentuk tekstur. Palatabilitas tiap-tiap bahan pakan bervariasi dan kelinci tidak akan menemukan pakan yang palatable 5
6 ketika pertama kali diberi satu jenis bahan pakan (Sandford & Woodgates, 1979), dan bahan pakan yang dicampur akan lebih palatable daripada satu jenis bahan saja. Konsumsi pakan atau jumlah pakan yang dihabiskan oleh seekor ternak dapat dipakai sebagai petunjuk untuk menentukan penampilan seekor ternak. Tinggi rendahnya kandungan energi pakan akan mempengaruhi banyak sedikitnya konsumsi pakan (Kamal, 1997). Menurut De Blass dkk (1981) bahwa konsumsi bahan kering ransum akan meningkat jika serat kasar ransum meningkat. Kadar serat yang tinggi dalam ransum akan mempersingkat penahanan (retensi) partikel ransum di dalam saluran pencernaan dan kemudian dengan cepat partikel yang tidak dicerna dikeluarkan bersama feses keras, sehingga pada akhirnya memperbesar kesempatan untuk mengkonsumsi ransum berikutnya (Cheeke dkk., 1986). (2) Pengaruh Perlakuan Terhadap Pertambahan Bobot Badan Hasil pengamatan mengenai pengaruh pemberian tepung daun Indigofera sp terhadap pertambahan bobot badan disajikan pada Tabel 2. Rataan pertambahan bobot badan kelinci yang diberi perlakuan berbagai tingkat tepung daun Indigofera sp berkisar antara (9,07 ± 0,99) (17,90±5,16) gram/ekor/hari. Rataan pertambahan bobot badan kelinci terendah adalah (9,07 ± 0,99) gram/ekor/hari ditunjukkan oleh kelinci yang diberi ransum tanpa penambahan tepung daun Indigofera sp (R0) dan rataan pertambahan bobot badan kelinci tertinggi adalah (17,90±5,16) gram/ekor/hari yang ditunjukkan oleh kelinci yang diberi ransum mengandung empat puluh persen tepung daun Indigofera sp (R4). Hasil sidik ragam menunjukkan perlakuan berpengaruh nyata terhadap pertambahan bobot badan. Untuk mengetahui pengaruh perbedaan respon antara Perlakuan dilakukan uji jarak berganda duncan, yang hasilnya dapat dilihat pada Tabel 2 6
7 Tabel 2. Hasil Uji Jarak Berganda Duncan Perlakuan Terhadap Pertambahan Bobot Badan Perlakuan Rataan Signifikasi (gram/ekor/hari) R0 9,07 ±0,99 a R1 10,18±1,87 a R3 11,57±1,73 a R2 13,28± 5,12 ab R4 17,90±5,16 b Berdasarkan hasil Uji Jarak Berganda Duncan Tabel 2 memperlihatkan bahwa pertambahan bobot badan kelinci peranakan New Zealand White Perlakuan R0, R1, R2 dan R3 satu sama lain tidak berbeda nyata, demikian pula antara R4 tidak berbeda nyata dengan R2, namun hal ini mengindikasikan bahwa penambahan tepung daun Indigofera sp pada taraf 40 % dapat meningkatkan pertambahan bobot badan kelinci peranakan New Zealand White, ini disebabkan oleh jumlah ransum yang dikonsumsi lebih banyak dibandingkan dengan perlakuan lain. Pertambahan bobot badan kelinci pada penelitian ini sudah cukup baik untuk kelinci lokal di daerah Indonesia. Pemberian tepung daun Indigofera sp pada taraf 40 persen memberikan rata-rata bobot badan sebesar (17,90±5,16) gram/ekor/hari sedangkan yang tidak diberi tepung daun Indigofera sp hanya menghasilkan rata-rata pertambahan bobot badan sebesar (9,07±0,99), hal ini menunjukan bahwa penambahan tepung daun Indigofera sp dapat memberikan pertambahan bobot badan yang sangat baik pada taraf 40 persen. Nilai pada Tabel 2 masih berada pada kisaran pertambahan bobot hidup kelinci yang normal untuk daerah tropis, karena menurut Cheeke (1987) pertambahan bobot hidup kelinci yang sedang tumbuh didaerah tropis dapat mencapai gram/ekor/hari. Kelinci mengalami pertumbuhan dan perkembangan pada saat dalam kandungan sampai dewasa. Fase percepatan dimulai pada umur 3 sampai 8 minggu, kemudian lambat setelah umur 9 minggu dan setelah berumur 20 minggu tidak terjadi pertumbuhan (Rao dkk 1977). Fase percepatan (3 sampai 8 minggu) merupakan fase yang sangat rentan terhadap perubahan lingkungan dan 7
8 sangat tinggi angka kematiannya, karena itu pada fase ini diberi ransum berkualiatas yang baik agar kemampuan pertumbuhannya maksimal. Menurut Ali, dkk (2010) kebutuhan nutrien bagi ternak tergantung dari jenis ternak, umur, bobot badan, fase tumbuh, produksi serta lingkungan pemeliharaan. Semakin besar bobot badan, produksi dan pertumbuhan cepat maka kebutuhan nutrien lebih banyak. Perbedaan jumlah kandungan nutrisi dalam masing-masing pakan perlakuan mempengaruhi tingkat pertambahan bobot badan. Kandungan nutrisi dalam pakan dinilai masih memberikan pengaruh yang cukup baik bagi pertambahan bobot badan kelinci. Menurut Risqiani dan Arifah (2001) menyatakan bobot awal kelinci mempengaruhi bobot hidup kelinci, karena ketika bobot awalnya lebih tinggi maka memungkinkan hasil bobot akhirnya lebih tinggi juga. (3) Pengaruh Perlakuan Terhadap Efisiensi Ransum Perhitungan efisiensi ransum didasarkan pada ratio antara pertambahan bobot badan dengan konsumsi ransumyang diamati setiap hari selama penelitian. Hasil pengamatan mengenai pengaruh pemberian tepung daun Indigofera sp terhadap efisiensi ransum disajikan pada Tabel 3. Rataan efisiensi ransum kelinci yang diberi perlakuan berbagai tingkat tepung daun Indigofera sp berkisar antara (5,30 ± 0,23) (7,78 ± 0,59) %. Rataan efisiensi ransum kelinci terendah adalah (5,30±0,23) % ditunjukan oleh kelinci yang diberi ransum 10 persen penambahan tepung daun Indigofera sp (R1) dan rataan efisiensi ransum kelinci tertinggi adalah (7,78 ± 0,59) % yang ditunjukan oleh kelinci yang diberi ransum mengandung empat puluh persen tepung daun Indigofera sp (R4). Hasil sidik ragam menunjukkan bahwa perlakuan berpengaruh nyata terhadap efisiensi ransum. Untuk mengetahui pengaruh perbedaan respon dalam perlakuan dilakukan uji jarak berganda duncan, yang hasilnya dapat dilihat pada Tabel 3. 8
9 Tabel 3. Hasil Uji Jarak Berganda Duncan Perlakuan Terhadap Efisiensi Ransum Perlakuan...%... Signifikasi R1 5,30±0,30 a R0 5,71±0,23 ab R3 6,51±0,58 b R2 6,53±1,12 b R4 7,78±0,59 c Berdasarkan hasil Uji Jarak Berganda Duncan Tabel 7 memperlihatkan bahwa efisiensi ransum kelinci peranakan New Zealand White Perlakuan R1 tidak berbeda nyata dengan R0 sedangkan R0, R2 dengan R3 satu sama lain tidak berbeda nyata tetapi R1 berbeda nyata lebih rendah dibandingkan R0,R2 dan R3 hal ini mengindikasikan bahwa penambahan tepung daun Indigofera sp dapat meningkatkan efisiensi ransum kelinci peranakan New Zealand White, ini disebabkan semakin tinggi nilai efisiensi ransum maka ransum yang dikonsumsi oleh kelinci tersebut lebih sedikit namun dapat menghasilkan pertambahan bobot badan yang tinggi, sedangkan antara R0, R1, R2, dan R3 berbeda nyata lebih rendah dari R4. Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa efisiensi ransum berkaitan erat dengan konsumsi ransum dan pertambahan bobot badan. Nilai efisiensi yang rendah menunjukan bahan makanan kurang efisien untuk diubah menjadi daging dan sebaliknya, nilai efisensi yang semakin tinggi menunjukkan bahan makanan tersebut sangat efisien untuk diubah menjadi daging. Hal ini membuktikan pemberian tepung daun Indigofera sp memberikan nilai efisiensi ransum yang efisien pada taraf 40 persen. Dari hasil penelitian diatas bahwa efisiensi ransum berkaitan erat dengan rataan pertambahan bobot badan harian dan konsumsi ransum harian, pertambahan bobot badan harus dikaitkan dengan konsumsi ransumnya, besarnya pertambahan bobot badan dipengaruhi oleh kualitas dan kuantitas ransum yang dikonsumsinya (Cheeke, 1987). Efisensi ransum adalah pertambahan bobot badan dibagi dengan rata-rata konsumsi pakan. Hal ini membuat efisensi ransum dapat dijadikan salah satu kriteria untuk menentukan kualitas ransum. Nilai efisiensi ransum yang rendah menunjukan bahwa pakan kurang efisien 9
10 untuk memberikan pertambahan bobot badan dan sebaliknya, nilai efisiensi yang semakin tinggi menunjukan bahwa pakan efisien untuk memberikan pertambahan bobot badan. Cheeke (1987) menyatakan bahwa kandungan energi ransum mempengaruhi efisiensi penggunaan ransum yakni dengan semakin tinggi kandungan energi dalam ransum akan menurunkan konversi pakan dan meningkatkan efisiensi pakan. Selain itu, efisiensi pakan juga dipengaruhi oleh kecernaan pakan. Nilai kecernaan pakan yang tinggi, akan memberikan nilai pertambahan bobot badan yang tinggi, kemudian akan berakibat pada efisiensi pakan. Nilai perbedaan efisiensi ransum akan mempengaruhi nilai ekonomis dari ternak dan pakan tersebut. KESIMPULAN Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan analisis statistik, dapat disimpulkan bahwa kandungan daun Indigofera sp dalan ransum pada taraf 40 persen memberikan pertambahan bobot badan dan efisiensi ransum terbaik. DAFTAR PUSTAKA Ali, Usman dan Badriyah Intensifikasi Pemeliharaan Kelinci Penghasil Daging Menggunakan Limbah Industry Tempe dan Onggok Terfermentasi Dalam Pakan Komplit. Dosen Fakultas Peternakan. Universitas Islam Malang. Cheeke, P. R., M. A. Grobner dan N. M. Patton Fiber digestion and utilization in rabbit. J. Appl. Rabbit Res. 9 (1): , Rabbit Feeding and Nutrition. Academic Press, Inc. Orlando. Church, D.C Digestive Physiology and Nutrition of Ruminant. Vol : 1 Second Edition. John Wiley and Sons. New York. De Blass, J. C., E. Perez, M. J. Fraba, J. M. Rodriguez, & J. F. Galvez Effect ofdiet on feed intake and growth of rabbits from weaning to slaughter. J. Anim. Sci. 52: Gaspersz, V Teknik Analisis dalam Penelitian Percobaan.Edisi ke-1. Tarsito. Bandung. 10
11 Kamal, M., NutrisiTernak 1. Fakultas Peternakan Universitas GadjahMada. Yogyakarta. Hal Sandford, J. C. & F. C. Woodgates The Domestic Rabbit. 3rd Ed. Granada Publishing London Rao, D. R., G. R. Sunki, W. M. Jhonson, & C. P. Chen Postnatal growth of New Zealand White rabbit. J. Anim. Sci. 44(6): Rizqiani, Arifah Performa Kelinci Potong Jantan Local Peranakan New Zealand White Yang Diberi Pakan Silase Atau Ransum Komplit. Departemen Ilmu Nutrisi Dan Teknologi Pakan. Fakultas Peternakan. Institute Pertanian Bogor. 11
Penampilan Kelinci Persilangan Lepas Sapih yang Mendapat Ransum dengan Beberapa Tingkat Penggunaan Ampas Teh
Media Peternakan, April 2004, hlm. 25-29 ISSN 0126-0472 Vol. 27 N0. 1 Penampilan Kelinci Persilangan Lepas Sapih yang Mendapat dengan Beberapa Tingkat Penggunaan Ampas Teh L. Khotijah, R. G. Pratas, &
Lebih terperinciMATERI DAN METODE. Gambar 4. Kelinci Peranakan New Zealand White Jantan Sumber : Dokumentasi penelitian (2011)
MATERI DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Lapang Ternak Ruminansia Kecil (Kandang B), Ilmu Produksi dan Teknologi Peternakan, Fakultas Peternakan, Institut
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN
HASIL DAN PEMBAHASAN Kandungan Nutrien Pellet Kandungan nutrien suatu pakan yang diberikan ke ternak merupakan hal penting untuk diketahui agar dapat ditentukan kebutuhan nutrien seekor ternak sesuai status
Lebih terperinciPengaruh Tingkat Penambahan Tepung Daun Singkong dalam Ransum Komersial terhadap Performa Broiler Strain CP 707
Pengaruh Tingkat Penambahan Tepung Daun Singkong dalam Ransum Komersial terhadap Performa Broiler Strain CP 707 Dede Risnajati 1 1Jurusan Produksi Ternak, Fakultas Pertanian, Universitas Bandung Raya Jalan
Lebih terperinciMATERI DAN METODE. Lokasi dan Waktu. Materi
MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Penyusunan ransum bertempat di Laboratorium Industri Pakan, Departemen Ilmu Nutrisi dan Teknologi Pakan. Pembuatan pakan bertempat di Indofeed. Pemeliharaan kelinci dilakukan
Lebih terperinciPengaruhImbanganEnergidan Protein RansumterhadapKecernaanBahanKeringdan Protein KasarpadaAyam Broiler. Oleh
PengaruhImbanganEnergidan Protein RansumterhadapKecernaanBahanKeringdan Protein KasarpadaAyam Broiler Abstrak Oleh Sri Rikani Natalia Br Sitepu, Rd. HerySupratman, Abun FakultasPeternakanUniversitasPadjajaran
Lebih terperinciPENGARUH PEMBERIAN TEPUNG AMPAS TAHU DI DALAM RANSUM TERHADAP BOBOT POTONG, BOBOT KARKAS DAN INCOME OVER FEED COST AYAM SENTUL
PENGARUH PEMBERIAN TEPUNG AMPAS TAHU DI DALAM RANSUM TERHADAP BOBOT POTONG, BOBOT KARKAS DAN INCOME OVER FEED COST AYAM SENTUL THE EFFECT OF TOFU WASTE MEAL IN RATIONS ON SLAUGHTER WEIGHTS, CARCASS WEIGHTS
Lebih terperinciTepung Ampas Tahu Dalam Ransum, Performa Ayam Sentul... Dede Yusuf Kadasyah
PENGARUH PEMBERIAN TEPUNG AMPAS TAHU DALAM RANSUM TERHADAP PERFORMA AYAM SENTUL THE EFFECT OF TOFU WASTE MEAL IN RATIONS ON PERFORMANCES OF SENTUL CHICKENS Dede Yusuf Kadarsyah*, Wiwin Tanwiriah **, Indrawati
Lebih terperinciPengaruh Lanjutan Substitusi Ampas Tahu pada Pakan Basal (BR-2) Terhadap Penampilan Ayam Broiler Umur 4-6 Minggu (Fase Finisher)
Pengaruh Lanjutan Substitusi Ampas Tahu pada Pakan Basal (BR-2) Terhadap Penampilan Ayam Broiler Umur 4-6 Minggu (Fase Finisher) The Effect of Continued Substitution of Tofu on Basal Feed (BR-2) on The
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN
HASIL DAN PEMBAHASAN Konsumsi Ransum Banyaknya pakan yang dikonsumsi akan mempengaruhi kondisi ternak, karena dengan mengetahui tingkat konsumsi pakan dapat ditentukan banyaknya zat makanan yang masuk
Lebih terperinciIII. BAHAN DAN METODE. Penelitian dilaksanakan selama 13 minggu, pada 12 Mei hingga 11 Agustus 2012
20 III. BAHAN DAN METODE A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilaksanakan selama 13 minggu, pada 12 Mei hingga 11 Agustus 2012 yang bertempat di Desa Campang, Kecamatan Gisting, Kabupaten Tanggamus.
Lebih terperinciMATERI DAN METODE. Materi
MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Penelitian dilakukan dengan melakukan persiapan dan pembuatan ransum di Laboratorium Industri Pakan, Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor. Pembuatan pellet dilakukan
Lebih terperinciMATERI. Lokasi dan Waktu
MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Penelitian dilakukan di Laboratorium Lapang Ilmu Produksi Ternak Ruminansia Kecil Blok B, Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor. Pembuatan pelet ransum komplit
Lebih terperinciPENDAHULUAN. yaitu ekor menjadi ekor (BPS, 2016). Peningkatan
I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Ternak Domba Garut merupakan ternak ruminansia kecil yang banyak dipelihara oleh masyarakat, karena pemeliharaannya yang tidak begitu sulit, dan sudah turun temurun dipelihara
Lebih terperinciPengaruh Imbangan Hijauan-Konsentrat dan Waktu Pemberian Ransum terhadap Produktivitas Kelinci Lokal Jantan
Jurnal Penelitian Pertanian Terapan Vol. 12 (2): 69-74 ISSN 1410-5020 Pengaruh Imbangan Hijauan-Konsentrat dan Waktu Pemberian Ransum terhadap Produktivitas Kelinci Lokal Jantan The Effect of Ration with
Lebih terperinciEFEK PENGGUNAAN KONSENTRAT PABRIKAN DAN BUATAN SENDIRI DALAM RANSUM BABI STARTER TERHADAP EFISIENSI PENGGUNAAN RANSUM. S.N.
EFEK PENGGUNAAN KONSENTRAT PABRIKAN DAN BUATAN SENDIRI DALAM RANSUM BABI STARTER TERHADAP EFISIENSI PENGGUNAAN RANSUM S.N. Rumerung* Fakultas Peternakan Universitas Sam Ratulangi Manado, 95115 ABSTRAK
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN. Keadaan Umum Penelitian
Suhu dan Kelembaban HASIL DAN PEMBAHASAN Keadaan Umum Penelitian Suhu dalam kandang saat penelitian berlangsung berkisar antara 26,9-30,2 o C. Pagi 26,9 o C, siang 30,2 o C, dan sore 29,5 o C. Kelembaban
Lebih terperinciPengaruh Imbangan Energi dan Protein Ransum terhadap Energi Metabolis dan Retensi Nitrogen Ayam Broiler
Pengaruh Imbangan Energi dan Protein Ransum terhadap Energi Metabolis dan Retensi Nitrogen Ayam Broiler Tampubolon, Bintang, P.P. Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran e-mail : ktgmusical@yahoo.co.id
Lebih terperinciYunilas* *) Staf Pengajar Prog. Studi Peternakan, FP USU.
Jurnal Agribisnis Peternakan, Vo.1, No.1, April 2005 Performans Ayam Broiler yang Diberi Berbagai Tingkat Protein Hewani Dalam Ransum (Performance of Broiler Applied by Various Levels of Animal Protein
Lebih terperinciUPAYA UNTUK MENINGKATKAN PERTAMBAHAN BOBOT BADAN DAN EFISIENSI PENGGUNAAN PAKAN PADA KAMBING PERANAKAN ETAWAH MENGGUNAKAN SUPLEMEN KATALITIK
UPAYA UNTUK MENINGKATKAN PERTAMBAHAN BOBOT BADAN DAN EFISIENSI PENGGUNAAN PAKAN PADA KAMBING PERANAKAN ETAWAH MENGGUNAKAN SUPLEMEN KATALITIK Dian Agustina (dianfapetunhalu@yahoo.co.id) Jurusan Peternakan,
Lebih terperinciImbangan Efisiensi Protein pada Kelinci Rex...Yanuar Adi Prasetyo W
PENGARUH TINGKAT SERAT KASAR DALAM RANSUM PELET TERHADAP IMBANGAN EFISIENSI PROTEIN PADA KELINCI REX THE EFFECT LEVEL OF CRUDE FIBER IN RATION OF PELLETS ON THE PROTEIN EFFICIENCY RATIO OF REX RABBIT Yanuar
Lebih terperinciSKRIPSI TRESNA SARI PROGRAM STUD1 ILMU NUTFUSI DAN MAKAWAN TERNAK
i 0 b('/ PEMANFAATAN RANSUM AMPAS TEH (Cnnzrllin sinensis) YANG DITAMBAHKAN SENG (Zn) LEVEL BERBEDA TERHADAP REPRODUKSI DAN KONSUMSI KELINCI BETINA PADA SETIAP STATUS FISIOLOGI SKRIPSI TRESNA SARI PROGRAM
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN
HASIL DAN PEMBAHASAN Performa Produksi Bobot Badan Akhir dan Pertambahan Bobot Badan Harian Bobot badan merupakan salah satu indikator untuk mengetahui performa produksi suatu ternak. Performa produksi
Lebih terperinciPengaruh Pemberian Tepung Buah Mengkudu Rizki
PENGARUH PENAMBAHAN TEPUNG MENGKUDU DALAM RANSUM TERHADAP PERFORMA AYAM SENTUL THE EFFECT OF NONI MEAL IN THE RATION ON PERFORMANCE OF SENTUL CHICKEN Rizki Fauzan*, Wiwin Tanwiriah**, Indrawati Yudha Asmara**
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Tabel 1. Kandungan Nutrien Daging pada Beberapa Ternak (per 100 gram daging) Protein (g) 21 19, ,5
TINJAUAN PUSTAKA Kelinci Kelinci domestik (Oryctolagus cuniculus) merupakan keturunan dari kelinci liar Eropa yang berasal dari negara sekitar Laut Mediterania dan dibawa ke Inggris pada awal abad 12 (NRC,
Lebih terperinciPENGARUH PENGGUNAAN TEPUNG KETELA RAMBAT (Ipomea Batatas L) SEBAGAI SUMBER ENERGI TERHADAP PENAMPILAN PRODUKSI AYAM PEDAGING FASE FINISHER
PENGARUH PENGGUNAAN TEPUNG KETELA RAMBAT (Ipomea Batatas L) SEBAGAI SUMBER ENERGI TERHADAP PENAMPILAN PRODUKSI AYAM PEDAGING FASE FINISHER Heli Tistiana dan Osfar Sjofjan Jurusan Nutrisi dan Pakan Ternak
Lebih terperinciBAB III MATERI DAN METODE. Penelitian kecernaan protein dan retensi nitrogen pakan komplit dengan
16 BAB III MATERI DAN METODE Penelitian kecernaan protein dan retensi nitrogen pakan komplit dengan kadar protein dan energi berbeda pada kambing Peranakan Etawa bunting dilaksanakan pada bulan Mei sampai
Lebih terperinciJurnal Zootek ( Zootek Journal ) Vol. 37 No. 1 : (Januari 2017) ISSN
PENGARUH PENGGUNAAN MOLASES SEBAGAI SUMBER ENERGI PAKAN PENGUAT DALAM RANSUM TERHADAP PERTUMBUHAN TERNAK KELINCI Sumarni Wuysang, C.A. Rahasia*, J.F. Umboh, Y. L. R. Tulung Fakultas Peternakan Universitas
Lebih terperinciPENGARUH PERENDAMAN NaOH DAN PEREBUSAN BIJI SORGHUM TERHADAP KINERJA BROILER
PENGARUH PERENDAMAN NaOH DAN PEREBUSAN BIJI SORGHUM TERHADAP KINERJA BROILER Niken Astuti Prodi Peternakan, Fak. Agroindustri, Univ. Mercu Buana Yogyakarta ABSTRACT This research was conducted to investigate
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN
HASIL DAN PEMBAHASAN Karakteristik Biskuit Pakan Biskuit pakan merupakan inovasi bentuk baru produk pengolahan pakan khusus untuk ternak ruminansia. Pembuatan biskuit pakan menggunakan prinsip dasar pembuatan
Lebih terperinciTHE INFLUENCES OF CAGE DENSITY ON THE PERFORMANCE OF HYBRID AND MOJOSARI DUCK IN STARTER PERIOD
THE INFLUENCES OF CAGE DENSITY ON THE PERFORMANCE OF HYBRID AND MOJOSARI DUCK IN STARTER PERIOD Pinky R. P 1), E. Sudjarwo 2), and Achmanu 2) 1) Student of Animal Husbandry Faculty, University of Brawijaya
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kelinci New Zealand White berasal dari Amerika. Menurut Tambunan dkk.
4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kelinci New Zealand White Kelinci New Zealand White berasal dari Amerika. Menurut Tambunan dkk. (2015) kelinci dapat mengubah dan memanfaatkan bahan pakan kualitas rendah
Lebih terperinciPengaruh Penggunaan Zeolit dalam Ransum terhadap Konsumsi Ransum, Pertumbuhan, dan Persentase Karkas Kelinci Lokal Jantan
Pengaruh Penggunaan Zeolit dalam Ransum terhadap Konsumsi Ransum, Pertumbuhan, dan Persentase Karkas Kelinci Lokal Jantan Sulastri Jurusan Produksi Ternak, Fakultas Pertanian, Universitas Lampung Jl. Prof.
Lebih terperinciBAHAN DAN METODE PENELITIAN. Penelitian menggunakan 24 ekor Domba Garut jantan muda umur 8 bulan
III BAHAN DAN METODE PENELITIAN 3.1 Bahan Penelitian 3.1.1 Objek Penelitian Penelitian menggunakan 24 ekor Domba Garut jantan muda umur 8 bulan dengan rata-rata bobot badan sebesar 21,09 kg dan koevisien
Lebih terperinciMETODE. Materi 10,76 12,09 3,19 20,90 53,16
METODE Lokasi dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Nutrisi Ternak Daging dan Kerja Fakultas Peternakan Institut Pertanian Bogor. Pemeliharaan ternak percobaan dilakukan dari bulan
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN
HASIL DAN PEMBAHASAN Komposisi Nutrien Biskuit Rumput Lapang dan Daun Jagung Komposisi nutrien diperlukan untuk mengetahui kandungan zat makanan yang terkandung di dalam biskuit daun jagung dan rumput
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Kebutuhan daging sapi setiap tahun selalu meningkat, sementara itu pemenuhan
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kebutuhan daging sapi setiap tahun selalu meningkat, sementara itu pemenuhan kebutuhan daging sapi lebih rendah dibandingkan dengan kebutuhan daging sapi. Ternak sapi,
Lebih terperinciJURNAL ILMU TERNAK, DESEMBER 2017, VOL. 17, NO. 2. Annisa Savitri Wijaya 1, Tidi Dhalika 2, dan Siti Nurachma 2 1
Pengaruh Pemberian Silase Campuran Indigofera sp. dan Rumput Gajah Pada Berbagai Rasio terhadap Kecernaan Serat Kasar dan BETN Pada Domba Garut Jantan (The Effect of Mixed Silage Indigofera sp. and Elephant
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN
HASIL DAN PEMBAHASAN Konsumsi Ransum Tinggi dan rendahnya konsumsi ransum dapat diperoleh dari selisih antara jumlah pakan yang diberikan dengan sisa pakan (g/ekor/hari). Konsumsi ransum dihitung setiap
Lebih terperinciKONVERSI SAMPAH ORGANIK MENJADI SILASE PAKAN KOMPLIT DENGAN PENGGUNAAN TEKNOLOGI FERMENTASI DAN SUPLEMENTASI PROBIOTIK TERHADAP PERTUMBUHAN SAPI BALI
Volume 15, Nomor 2, Hal. 51-56 Juli Desember 2013 ISSN:0852-8349 KONVERSI SAMPAH ORGANIK MENJADI SILASE PAKAN KOMPLIT DENGAN PENGGUNAAN TEKNOLOGI FERMENTASI DAN SUPLEMENTASI PROBIOTIK TERHADAP PERTUMBUHAN
Lebih terperinciPengaruh Pemberian Zeolit dalam Ransum Terhadap Performans Mencit (Mus musculus) Lepas Sapih
Pengaruh Pemberian Zeolit dalam Ransum Terhadap Performans Mencit (Mus musculus) Lepas Sapih Pollung H. Siagian 1, Hotnida C. H. Siregar 1, dan Ronny Dasril 2 1 Staf Pengajar Departemen Ilmu Produksi dan
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN
HASIL DAN PEMBAHASAN Keadaan Umum Penelitian Secara umum penelitian ini sudah berjalan dengan cukup baik. Terdapat sedikit hambatan saat akan memulai penelitian untuk mencari ternak percobaan dengan umur
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 4. Kandungan Nutrien Silase dan Hay Daun Rami (%BK)
HASIL DAN PEMBAHASAN Kandungan Nutrien Ransum Hasil analisis kandungan nutrien silase dan hay daun rami yang dilakukan di Laboratorium PAU IPB dapat dilihat pada Tabel 4 dan kandungan nutrien ransum disajikan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Minat masyarakat yang tinggi terhadap produk hewani terutama, daging kambing,
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Minat masyarakat yang tinggi terhadap produk hewani terutama, daging kambing, menyebabkan ketersediaan produk hewani yang harus ditingkatkan baik dari segi
Lebih terperinciPengaruh Penambahan Tepung Kunyit...Rafinzyah Umay Adha
PENGARUH PENAMBAHAN TEPUNG KUNYIT (Curcuma domestica Val) DALAM RANSUM TERHADAP PERFORMA AYAM BETINA SENTUL PUTIH PADA PERIODE GROWER (8-16 MINGGU) THE EFFECT OF ADDITION OF Curcuma domestica Val MEAL
Lebih terperinciPENGARUH PERBEDAAN KEPADATAN KANDANG TERHADAP PERFORMA PERTUMBUHAN KELINCI LEPAS SAPIH PERANAKAN NEW ZEALAND WHITE SKRIPSI BADRI YUSUF
PENGARUH PERBEDAAN KEPADATAN KANDANG TERHADAP PERFORMA PERTUMBUHAN KELINCI LEPAS SAPIH PERANAKAN NEW ZEALAND WHITE SKRIPSI BADRI YUSUF PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PRODUKSI TERNAK FAKULTAS PETERNAKAN INSTITUT
Lebih terperinciMATERI DAN METODE. Waktu dan Lokasi. Materi
MATERI DAN METODE Waktu dan Lokasi Penelitian ini dilaksanakan di Kandang B, Laboratorium Biologi Hewan, Pusat Penelitian Sumberdaya Hayati dan Bioteknologi, Laboratorium Terpadu Departemen Ilmu Nutrisi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kebutuhan masyarakat. Saat ini, perunggasan merupakan subsektor peternakan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Peternakan merupakan penyuplai kebutuhan daging terbesar bagi kebutuhan masyarakat. Saat ini, perunggasan merupakan subsektor peternakan yang sedang mengalami peningkatan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Ayam Pedaging dan Konversi Pakan ini merupakan penelitian penelitian. ransum yang digunakan yaitu 0%, 10%, 15% dan 20%.
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Rancangan Penelitian Penelitian tentang Pengaruh Penggunaan Onggok Kering Terfermentasi Probiotik dalam Ransum Terhadap Konsumsi Pakan, Pertambahan Bobot Badan Ayam
Lebih terperinciAde Trisna*), Nuraini**)
Pengaruh Pemakaian Campuran Biomassa Lalat Hijau (Lucilia illustris) dengan Faeses dan Dedak dalam Ransum Terhadap Performa Broiler (The Effect of The Biomass Mixed Usage of Fly [Lucilia illustris] Culture
Lebih terperinciMATERI DAN METODE. Materi
MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Pelaksanaan penelitian mulai bulan Februari 2012 sampai dengan bulan April 2012. Pembuatan pakan dilaksanakan di CV. Indofeed. Analisis Laboratorium dilakukan di Laboratorium
Lebih terperinciINTENSIFIKASI PEMELIHARAAN KELINCI PENGHASIL DAGING MENGGUNAKAN LIMBAH INDUSTRI TEMPE DAN ONGGOK TERFERMENTASI DALAM PAKAN KOMPLIT
INTENSIFIKASI PEMELIHARAAN KELINCI PENGHASIL DAGING MENGGUNAKAN LIMBAH INDUSTRI TEMPE DAN ONGGOK TERFERMENTASI DALAM PAKAN KOMPLIT Usman Ali dan Badriyah ABSTRAK Penelitian bertujuan untuk mengkaji penggunaan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kambing Boer berasal dari Afrika Selatan, yang merupakan hasil persilangan
3 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kambing Boer Jawa (Borja) Kambing Boer berasal dari Afrika Selatan, yang merupakan hasil persilangan antara kambing Afrika lokal tipe kaki panjang dengan kambing yang berasal
Lebih terperinciPENGARUH PENAMBAHAN KONSENTRAT DENGAN KADAR PROTEIN KASAR YANG BERBEDA PADA RANSUM BASAL TERHADAP PERFORMANS KAMBING BOERAWA PASCA SAPIH
PENGARUH PENAMBAHAN KONSENTRAT DENGAN KADAR PROTEIN KASAR YANG BERBEDA PADA RANSUM BASAL TERHADAP PERFORMANS KAMBING BOERAWA PASCA SAPIH The Influence of add Concentrat with the different Crude Protein
Lebih terperinciIII BAHAN DAN METODE PENELITIAN. hidup sampai penelitian berakhir adalah 13 ekor jantan dan 10 ekor betina Itik
III BAHAN DAN METODE PENELITIAN 3.1. Bahan dan Alat Penelitian 3.1.1. Bahan Penelitian Penelitian menggunakan 30 ekor Itik Rambon dengan jumlah ternak yang hidup sampai penelitian berakhir adalah 13 ekor
Lebih terperinciAGROVETERINER Vol.5, No.2 Juni 2017
175 PEMANFAATAN CHLORELLA DALAM PAKAN YANG DISUBTITUSI TEPUNG ISI RUMEN TERHADAP PERSENTASE KARKAS AYAM PEDAGING Dhandy Koesoemo Wardhana 1), Mirni Lamid 2), Ngakan Made Rai W 3) 1)Departemen Kesehatan
Lebih terperinciPENAMPILAN PRODUKSI AYAM BROILER YANG DIBERI TEPUNG GAMBIR (Uncaria Gambir Roxb) SEBAGAI FEED ADDITIVE DALAM PAKAN.
PENAMPILAN PRODUKSI AYAM BROILER YANG DIBERI TEPUNG GAMBIR (Uncaria Gambir Roxb) SEBAGAI FEED ADDITIVE DALAM PAKAN Wa Ode Rosmiati 1, Natsir Sandiah 2, dan Rahim Aka 2 1 Mahasiswa Fakultas Peternakan,
Lebih terperinciPENGARUH TINGKAT PROTEIN RANSUM TERHADAP BOBOT POTONG, PERSENTASE KARKAS DAN LEMAK ABDOMINAL PUYUH JANTAN
PENGARUH TINGKAT PROTEIN RANSUM TERHADAP BOBOT POTONG, PERSENTASE KARKAS DAN LEMAK ABDOMINAL PUYUH JANTAN EFFECT OF PROTEIN LEVEL IN THE DIET ON SLAUGHTER WEIGHT, CARCASS AND ABDOMINAL FAT PERCENTAGE OF
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Penelitian tentang Pengaruh Penggunaan Limbah Ikan Bandeng (Chanos
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Rancangan Penelitian Penelitian tentang Pengaruh Penggunaan Limbah Ikan Bandeng (Chanos chanos Forsk) dalam Ransum sebagai Subtitusi Tepung Ikan Terhadap Konsumsi
Lebih terperinciIII BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Ternak yang digunakan yaitu Domba Garut betina umur 9-10 bulan sebanyak
24 III BAHAN DAN METODE PENELITIAN 3.1 Bahan dan Peralatan Penelitian 3.1.1 Bahan Penelitian Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Ternak Penelitian, Ternak yang digunakan
Lebih terperinciPENGARUH MANIPULASI RANSUM FINISHER TERHADAP PERTAMBAHAN BOBOT BADAN DAN EFISIENSI PAKAN DALAM PRODUKSI BROILER
PENGARUH MANIPULASI RANSUM FINISHER TERHADAP PERTAMBAHAN BOBOT BADAN DAN EFISIENSI PAKAN DALAM PRODUKSI BROILER Sofyan Arifin 1, H. Sunaryo 2 dan Umi Kalsum 2 1)MahasiswaFakultas Peternakan Universitas
Lebih terperinciNilai Kecernaan Protein Ransum yang Mengandung Bungkil Biji Jarak (Ricinus communis, Linn) Terfermentasi pada Ayam Broiler (Tjitjah Aisjah)
Nilai Kecernaan Protein Ransum yang Mengandung Bungkil Biji Jarak (Ricinus communis, Linn) Terfermentasi pada Ayam Broiler (Tjitjah Aisjah) NILAI KECERNAAN PROTEIN RANSUM YANG MENGANDUNG BUNGKIL BIJI JARAK
Lebih terperinciPENGARUH PENAMBAHAN TEPUNG KUNYIT DAN SODIUM BUTIRAT DALAM RANSUM TERHADAP PERFORMA KELINCI PERANAKAN NEW ZEALAND WHITE
PENGARUH PENAMBAHAN TEPUNG KUNYIT DAN SODIUM BUTIRAT DALAM RANSUM TERHADAP PERFORMA KELINCI PERANAKAN NEW ZEALAND WHITE EFFECT OF TURMERIC MEAL AND SODIUM BUTYRATE IN DIET FOR PERFORMANCE ON NEW ZEALAND
Lebih terperinciPengaruh Penggunaan Rumput Kebar (Biophytum petsianum Clotzch) dalam Konsentrat Berdasarkan Kandungan Protein Kasar 19% terhadap Penampilan Kelinci
Sains Peternakan Vol. 10 (2), September 2012: 64-68 ISSN 1693-8828 Pengaruh Penggunaan Rumput Kebar (Biophytum petsianum Clotzch) dalam Konsentrat Berdasarkan Kandungan Protein Kasar 19% terhadap Penampilan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Penelitian tentang Pengaruh Penggunaan Campuran Onggok dan Molase
38 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Rancangan Penelitian Penelitian tentang Pengaruh Penggunaan Campuran Onggok dan Molase Terfermentasi Terhadap Konsumsi Pakan, Konversi Pakan dan Pertambahan Bobot
Lebih terperinciPENGARUH PENGGUNAAN FERMENTASI KULIT BUAH KAKAO DALAM KONSENTRAT TERHADAP PERTAMBAHAN BOBOT BADAN DOMBA LOKAL
J. Agrisains 6 (3) : 177-183, Desember 2005 ISSN : 1412-3657 PENGARUH PENGGUNAAN FERMENTASI KULIT BUAH KAKAO DALAM KONSENTRAT TERHADAP PERTAMBAHAN BOBOT BADAN DOMBA LOKAL Oleh : Nirwana *) ABSTRACT An
Lebih terperinciPEMANFAATAN Indigofera sp. DALAM RANSUM TERHADAP KECERNAAN BAHAN KERING DAN BAHAN ORGANIK PADA DOMBA JANTAN
Jurnal Ilmiah Peternakan 5 (2) : 80-84 (2017) ISSN : 2337-9294 PEMANFAATAN Indigofera sp. DALAM RANSUM TERHADAP KECERNAAN BAHAN KERING DAN BAHAN ORGANIK PADA DOMBA JANTAN the using of Indigofera sp. in
Lebih terperinciBAB III MATERI DAN METODE. Pertanian, Universitas Diponegoro pada tanggal 22 Oktober 31 Desember 2013.
13 BAB III MATERI DAN METODE Penelitian ini dilaksanakan selama 10 minggu di Fakultas Peternakan dan Pertanian, Universitas Diponegoro pada tanggal 22 Oktober 31 Desember 2013. Analisis kandungan bahan
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN. Bahan dan Alat
36 METODE PENELITIAN Waktu dan Tempat Penelitian ini dilakukan selama 6 bulan yaitu mulai 8 Maret sampai 21 Agustus 2007 di Laboratorium Ilmu dan Teknologi Pakan Fakultas Peternakan, Institut Pertanian
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN A. Latar Belakang
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kelinci adalah salah satu ternak penghasil daging yang dapat dijadikan sumber protein hewani di Indonesia. Sampai saat ini masih sangat sedikit peternak yang mengembangkan
Lebih terperinciPengaruh Lumpur Sawit Fermentasi dalam Ransum Terhadap Performa Ayam Kampung Periode Grower
Jurnal Peternakan Sriwijaya Vol. 4, No. 2, Desember 2015, pp. 41-47 ISSN 2303 1093 Pengaruh Lumpur Sawit Fermentasi dalam Ransum Terhadap Performa Ayam Kampung Periode Grower F.N.L. Lubis 1*, S. Sandi
Lebih terperinciKAJIAN PENGOLAHAN JERAMI PADI SECARA KIMIA DAN BIOLOGI SERTA PENGARUHNYA TERHADAP PENAMPILAN SAPI PERANAKAN ONGOLE
KAJIAN PENGOLAHAN JERAMI PADI SECARA KIMIA DAN BIOLOGI SERTA PENGARUHNYA TERHADAP PENAMPILAN SAPI PERANAKAN ONGOLE TESIS Oleh : NURIANA Br SINAGA 097040008 PROGRAM STUDI ILMU PETERNAKAN PROGRAM PASCASARJANA
Lebih terperinciTingkat Penggunaan Limbah Laju Pertumbuhan %
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Laju Pertumbuhan Harian Berdasarkan hasil pengamatan terhadap benih Lele Sangkuriang selama 42 hari masa pemeliharaan diketahui bahwa tingkat penggunaan limbah ikan tongkol
Lebih terperinciMATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu. Materi
MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Industri Pakan, Laboratorium Ilmu dan Teknologi Pakan dan Laboratorium Nutrisi Ternak Perah, Departemen Ilmu Nutrisi dan Teknologi
Lebih terperinciPENDAHULUAN. memadai, ditambah dengan diberlakukannya pasar bebas. Membanjirnya susu
I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sapi perah mempunyai potensi yang sangat besar untuk dikembangkan di Indonesia, dikarenakan kebutuhan akan susu domestik dari tahun ke tahun terus meningkat seiring dengan
Lebih terperinciIII BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Ternak yang digunakan dalam penelitian adalah ayam kampung jenis sentul
27 III BAHAN DAN METODE PENELITIAN 3.1. Bahan dan Alat Percobaan 3.1.1. Ternak Percobaan Ternak yang digunakan dalam penelitian adalah ayam kampung jenis sentul umur satu hari (day old chick) yang diperoleh
Lebih terperinciBAB III MATERI DAN METODE. Penelitian tentang Penggunaan Tepung Daun Mengkudu (Morinda
13 BAB III MATERI DAN METODE Penelitian tentang Penggunaan Tepung Daun Mengkudu (Morinda citrifolia) Fermentasi terhadap Penggunaan Protein pada Ayam Kampung Super dilaksanakan pada tanggal 18 November
Lebih terperinciThe Effect Of Feeding Ration Containing Papaya (Carica papaya) Rind Meal On The Carcass Production And Component of New Zealand White
Jurnal Penelitian Pertanian Terapan Vol. 12 (1): 28-35 ISSN 1410-5020 Pengaruh Pemberian Ransum Yang Mengandung Tepung Kulit Buah Pepaya (Carica papaya) Terhadap Produksi dan Komponen Karkas Kelinci Peranakan
Lebih terperinciMATERI DAN METODE. Materi
MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Lokasi Pembuatan biskuit limbah tanaman jagung dan rumput lapang dilakukan di Laboratorium Industri Pakan, Departemen Ilmu Nutrisi dan Teknologi Pakan, Fakultas Peternakan,
Lebih terperinciBAB III MATERI DAN METODE. Kampung Super dilaksanakan pada bulan Februari sampai April 2016 dikandang
17 BAB III MATERI DAN METODE Penelitian dengan judul Pemberian Tepung Daun Ubi Jalar Fermentasi dalam Ransum terhadap Massa Kalsium dan Protein Daging pada Ayam Kampung Super dilaksanakan pada bulan Februari
Lebih terperinciEVALUASI PERTUMBUHAN JANGKRIK KALUNG (Gryllus bimaculatus) YANG DIBERI PAKAN DENGAN CAMPURAN DEDAK HALUS SKRIPSI AMELIA L. R.
EVALUASI PERTUMBUHAN JANGKRIK KALUNG (Gryllus bimaculatus) YANG DIBERI PAKAN DENGAN CAMPURAN DEDAK HALUS SKRIPSI AMELIA L. R. HUTABARAT PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PRODUKSI TERNAK FAKULTAS PETERNAKAN INSTITUT
Lebih terperinciPENGARUH BINDER MOLASES DALAM COMPLETE CALF STARTER BENTUK PELLET TERHADAP KONSENTRASI VOLATILE FATTY ACID DARAH DAN GLUKOSA DARAH PEDET PRASAPIH
PENGARUH BINDER MOLASES DALAM COMPLETE CALF STARTER BENTUK PELLET TERHADAP KONSENTRASI VOLATILE FATTY ACID DARAH DAN GLUKOSA DARAH PEDET PRASAPIH SKRIPSI Oleh ZULFARY ARIF FAKULTAS PETERNAKAN UNIVERSITAS
Lebih terperinciPENDAHULUAN. Domba adalah salah satu ternak ruminansia kecil yang banyak. Indonesia populasi domba pada tahun 2015 yaitu ekor, dan populasi
1 I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Domba adalah salah satu ternak ruminansia kecil yang banyak dikembangbiakan oleh masyarakat. Pemeliharaan domba yang lebih cepat dibandingkan ternak sapi, baik sapi
Lebih terperinciPENGARUH PEMBERIAN PADATAN LUMPUR ORGANIK UNIT GAS BIO KE DALAM PAKAN TERHADAP PRODUKTIVITAS TERNAK KELINCI
PENGARUH PEMBERIAN PADATAN LUMPUR ORGANIK UNIT GAS BIO KE DALAM PAKAN TERHADAP PRODUKTIVITAS TERNAK KELINCI Badar Ihya Sabilanafsi 1), Moch. Junus 2), dan Nur Cholis 2) 1) Mahasiswa Fakultas Peternakan
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum Penelitian
HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum Penelitian Faktor yang mempengaruhi pertumbuhan ternak disamping manajemen pemeliharaan dan pemberian pakan adalah faktor manajemen lingkungan. Suhu dan kelembaban yang
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Peternakan di Indonesia setiap tahunnya mengalami peningkatan, sehingga
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Peternakan di Indonesia setiap tahunnya mengalami peningkatan, sehingga membutuhkan ketersediaan pakan yang cukup untuk ternak. Pakan merupakan hal utama dalam tata laksana
Lebih terperinciSUBTITUSI DEDAK HALUS PADA PAKAN JANGKRIK KALUNG (Gryllus bimaculatus)
Jurnal Ilmu Produksi dan Teknologi Hasil Peternakan ISSN 2303-2227 Vol. 01 No. 3, Oktober 2013 Hlm: 160-163 SUBTITUSI DEDAK HALUS PADA PAKAN JANGKRIK KALUNG (Gryllus bimaculatus) Refined Rice Bran Subtitution
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. yang menggunakan rancangan acak lengkap (RAL) dengan 4 perlakuan dan
BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis dan Rancangan Penelitian Penelitian tentang penaruh pemberian limbah bandeng terhadap karkas dan kadar lemak ayam pedaging ini merupakan penelitian eksperimental yang
Lebih terperinciMATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Materi Ternak Kandang dan Peralatan Ransum
MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Pemeliharaan ini dilakukan di Laboratorium Lapang Ilmu Produksi Ternak Ruminansia Kecil Blok B dan analisis plasma di Laboratorium Nutrisi Ternak Kerja dan Olahraga Unit
Lebih terperinciPEMANFAATAN TEPUNG LIMBAH ROTI DALAM RANSUM AYAM BROILER DAN IMPLIKASINYA TERHADAP EFISIENSI RANSUM SERTA
PEMANFAATAN TEPUNG LIMBAH ROTI DALAM RANSUM AYAM BROILER DAN IMPLIKASINYA TERHADAP EFISIENSI RANSUM SERTA Tuti Widjastuti dan Endang Sujana Fakultas Peternakan Universitras Padjadjaran Abstrak Penelitian
Lebih terperinciPENDAHULUAN. rendah adalah masalah yang krusial dialami Indonesia saat ini. Catatan Direktorat
I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Populasi sapi perah yang sedikit, produktivitas dan kualitas susu sapi yang rendah adalah masalah yang krusial dialami Indonesia saat ini. Catatan Direktorat Jenderal Peternakan
Lebih terperinciMATERI DA METODE. Lokasi dan Waktu
MATERI DA METODE Lokasi dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Ilmu Nutrisi Ternak Daging dan Kerja, Departemen Ilmu Nutrisi dan Teknologi Pakan, Fakultas Peternakan, Institut Pertanian
Lebih terperinciPROGRAM STUDI PETERNAKAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
PENGGUNAAN BUNGKIL INTI SAWIT YANG DIBERI HEMICELL DALAM RANSUM TERHADAP KARKAS DAN PANJANG SALURAN PENCERNAAN ITIK RAJA (MOJOSARI ALABIO) UMUR 1-7 MINGGU SKRIPSI Oleh: AFFAN LUBIS 060306028/Peternakan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Domba Ekor Gemuk. Domba Lokal memiliki bobot badan antara kg pada
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Domba Lokal Domba pada umumnya dipelihara sebagai penghasil daging (Edey, 1983). Domba Lokal yang terdapat di Indonesia adalah Domba Ekor Tipis, Priangan dan Domba Ekor Gemuk.
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA Potensi Kambing sebagai Ternak Penghasil Daging
3 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Potensi Kambing sebagai Ternak Penghasil Daging Ternak kambing merupakan komponen peternakan rakyat yang cukup potensial sebagai penyedia daging. Ternak kambing mampu beradaptasi
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan selama 6 minggu dari 12 September 2014 sampai
III. METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan selama 6 minggu dari 12 September 2014 sampai dengan 20 Oktober 2014 di Laboratorium Nutrisi dan Makanan Ternak, Jurusan
Lebih terperinciBAB III MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret Juli 2016 di Kandang Domba
8 BAB III MATERI DAN METODE Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret Juli 2016 di Kandang Domba dan Laboratorium Produksi Ternak Potong dan Perah, Fakultas Peternakan dan Pertanian, Universitas Diponegoro,
Lebih terperinciPENGGUNAAN PELEPAH DAUN KELAPA SAWIT DENGAN PERLAKUAN FISIK, KIMIA, BIOLOGI DAN KOMBINASINYA TERHADAP PERFORMANS DOMBA LOKAL JANTAN
PENGGUNAAN PELEPAH DAUN KELAPA SAWIT DENGAN PERLAKUAN FISIK, KIMIA, BIOLOGI DAN KOMBINASINYA TERHADAP PERFORMANS DOMBA LOKAL JANTAN SKRIPSI OLEH: TOGAR PANJAITAN 080306057 PROGRAM STUDI PETERNAKAN FAKULTAS
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Penelitian pengaruh pemberian kombinasi tepung keong mas (Pomacea
44 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian pengaruh pemberian kombinasi tepung keong mas (Pomacea canaliculata) dan tepung paku air (Azolla pinnata) terfermentasi terhadap
Lebih terperinciSUBSTITUSI DEDAK PADI DENGAN DAGING BUAH KAKAO FERMENTASI DALAM RANSUM PELLET TERHADAP KUANTITAS KARKAS KELINCI REX JANTAN LEPAS SAPIH
SUBSTITUSI DEDAK PADI DENGAN DAGING BUAH KAKAO FERMENTASI DALAM RANSUM PELLET TERHADAP KUANTITAS KARKAS KELINCI REX JANTAN LEPAS SAPIH SKRIPSI Oleh: YUNIKA TARIGAN 090306066 PROGRAM STUDI PETERNAKAN FAKULTAS
Lebih terperinci