PENGELOLAAN LANSKAP KAWASAN BERTEMA (THEME PARK) DI DUNIA FANTASI TAMAN IMPIAN JAYA ANCOL JAKARTA UTARA DKI JAKARTA. Oleh: PUTERA RAMADHON A

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PENGELOLAAN LANSKAP KAWASAN BERTEMA (THEME PARK) DI DUNIA FANTASI TAMAN IMPIAN JAYA ANCOL JAKARTA UTARA DKI JAKARTA. Oleh: PUTERA RAMADHON A"

Transkripsi

1 PENGELOLAAN LANSKAP KAWASAN BERTEMA (THEME PARK) DI DUNIA FANTASI TAMAN IMPIAN JAYA ANCOL JAKARTA UTARA DKI JAKARTA Oleh: PUTERA RAMADHON A PROGRAM STUDI ARSITEKTUR LANSKAP FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2008

2 RINGKASAN PUTERA RAMADHON. Pengelolaan Lanskap Kawasan Bertema (Theme Park) di Dunia Fantasi, Taman Impian Jaya Ancol, Jakarta Utara, DKI Jakarta. Di bawah bimbingan HADI SUSILO ARIFIN. Rekreasi merupakan suatu kegiatan yang diperlukan manusia untuk melepaskan segala ketegangan dan rutinitas yang terjadi pada kehidupan seharihari sehingga diharapkan akan memperoleh kesegaran kembali. Banyaknya permasalahan dan rutinitas yang membosankan seperti yang sering terjadi di kotakota besar memberikan suatu fungsi yang penting akan adanya suatu resor wisata. Selain itu, adanya resor wisata ini juga dapat menjadikan suatu daya tarik kota untuk memenuhi kebutuhan penduduk dan menambah pendapatan kota tersebut. Permasalahannya sekarang adalah bagaimana keberlanjutan suatu resor wisata apabila pengelolaan terhadap sumber daya lanskap yang sudah ada terjadi penurunan, padahal pembangunan awal lanskap tersebut sudah memakan biaya yang cukup besar. Oleh karena itu, kegiatan pengelolaan menjadi sangat penting. Pengelolaan lanskap atau lingkungan hidup merupakan sebuah upaya terpadu dalam penataan, pemanfaatan, pemeliharaan, pelestarian, pengawasan, pengendalian, dan pengembangan lingkungan hidup agar tercipta lanskap yang bermanfaat bagi manusia dan makhluk hidup lainnya. Dalam magang ini dipelajari proses pengelolaan lanskap Dunia Fantasi, Taman Impian Jaya Ancol di bawah pengawasan Departemen Prasarana Dunia Fantasi yang bertanggung jawab penuh terhadap keseluruhan kegiatan pemeliharaan baik hard material maupun soft material yang ada di areal Dunia Fantasi. Selanjutnya, dievaluasi dan dianalisis berbagai permasalahan yang terjadi di lapang yang berpengaruh terhadap kegiatan pemeliharaan khususnya pemeliharaan lanskap, baik yang umum maupun yang khusus serta mencari berbagai alternatif praktis untuk mengatasinya. Hasil dari pelaksanaan magang ini adalah suatu rencana pengelolaan yang mencakup organisasi pengelola dan sistem manajerial, tenaga kerja baik kuantitas maupun kualiatasnya, alat dan bahan yang dipakai untuk kegiatan pemeliharaan, rencana anggaran biaya, dan penjadwalan kegiatan

3 pemeliharaan. Pengelolaan suatu kawasan rekreasi merupakan suatu pengelolaan ideal yang mengacu pada konsep dasar yang diterapkan. Dunia Fantasi atau disebut juga Dufan merupakan tempat hiburan yang terletak di kompleks Taman Impian Jaya Ancol (Ancol Jakarta Baycity), Jakarta Utara, DKI Jakarta. Dunia Fantasi dibagi dalam beberapa kawasan yang sesuai dengan tema tersendiri dan ciri khas wilayah masing-masing. Pembagian kawasan ini ditujukan untuk membangkitkan imajinasi pengunjung, dimana mereka diharapkan merasakan sensasi berjalan-jalan pada daerah Jakarta jaman dahulu, Afrika, Wild West, Indonesia, Eropa, Asia, Yunani, dan kawasan hiburan bertema hikayat. Selain atraksi permainan, kawasan ini juga memiliki sejumlah restoran dan toko-toko suvenir. Luas Dunia Fantasi mencapai 9,5 hektar (perlu konfirmasi) dari rencana pembangunan 552 hektar kawasan hiburan terpadu Taman Impian Jaya Ancol. Dunia Fantasi sebagai salah satu taman bertema (theme park) fantasi, memiliki potensi yang indah dengan konsep pengelolaan membangun kota yang berkelanjutan dan berwawasan lingkungan. Sistem pengelolaan lanskap ini dilakukan dengan menggunakan sistem pemeliharaan oleh kontraktor. Ada dua kontraktor yang bertanggung jawab terhadap keseluruhan lanskap Dunia Fantasi, yaitu PT. Tidar Utara Utama Tehnika dan PT. ISS Indonesia. PT. Tidar Utara Utama Tehnika sebagai kontraktor taman bertanggung jawab terhadap keseluruhan areal taman, baik proses maupun kegiatan pemeliharaan taman. PT. ISS Indonesia sebagai kontaktor kebersihan areal bertanggung jawab terhadap keseluruhan areal yang bukan taman, baik proses maupun kegiatan pemeliharaannya. Keseluruhan kegiatan pemeliharaan dilakukan sesuai dengan standar penampilan dan pedoman perilaku kerja pertamanan BPP Proyek Ancol/ PT. Pembangunan Jaya Divisi Lingkungan. Berdasarkan kapasitas kerja yang diamati, kegiatan pemeliharaan di Dunia Fantasi sudah efektif dengan jumlah tenaga kerja dan peralatan yang cukup.

4 PENGELOLAAN LANSKAP KAWASAN BERTEMA (THEME PARK) DI DUNIA FANTASI TAMAN IMPIAN JAYA ANCOL JAKARTA UTARA DKI JAKARTA Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pertanian pada Departemen Arsitektur Lanskap Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor Oleh: Putera Ramadhon A PROGRAM STUDI ARSITEKTUR LANSKAP FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2008

5 Judul Nama NRP : PENGELOLAAN LANSKAP KAWASAN BERTEMA (THEME PARK) DI DUNIA FANTASI TAMAN IMPIAN JAYA ANCOL JAKARTA UTARA DKI JAKARTA : PUTERA RAMADHON : A Menyetujui, Dosen Pembimbing Prof. Dr. Ir. Hadi Susilo Arifin, MS. NIP Mengetahui, Dekan Fakultas Pertanian Prof. Dr. Ir. Didy Sopandie, M.Agr. NIP Tanggal Lulus :...

6 RIWAYAT HIDUP Putera Ramadhon dilahirkan di Jakarta pada tanggal 5 Juni 1985 sebagai putra keempat dari lima bersaudara pasangan Ahmad Zaenuddin dan Dahlia. Penulis menempuh pendidikan dasar di SDN 01 Pagi Kelapa Dua, Kebon Jeruk, dan lulus tahun Tahun 2001 penulis menyelesaikan pendidikan di SMPN 189 Jakarta, kemudian tahun 2004 penulis lulus dari SMU Negeri 65 Jakarta. Pada tahun yang sama penulis diterima menjadi mahasiswa Institut Pertanian Bogor melalui jalur Seleksi Penerimaan Mahasiswa Baru (SPMB). Penulis memilih Program Studi Arsitektur Lanskap, Departemen Budi Daya Pertanian, Fakultas Pertanian. Selama masa kuliah penulis aktif sebagai pengurus organisasi kemahasiswaan Himpunan Mahasiswa Arsitektur Lanskap (HIMASKAP) untuk Divisi Kewirausahaan.

7 KATA PENGANTAR Segala puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT yang senantiasa memberikan rahmat dan karunia-nya kepada penulis dalam penyelesaian skripsi yang berjudul Pengelolaan Lanskap Kawasan Bertema (Theme Park) di Dunia Fantasi, Taman Impian Jaya Ancol, Jakarta Utara, DKI Jakarta, yang dilakukan dengan proses magang di Dunia Fantasi (DUFAN), Taman Impian Jaya Ancol (TIJA), dari Februari 2008 sampai Mei Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pertanian pada Program Studi Arsitektur Lanskap, Fakultas Pertanian IPB. Tidak dapat dipungkiri bahwa penyelesaian laporan akhir magang ini tidak lepas dari dukungan beberapa pihak. Ucapan terima kasih penulis tujukan kepada: 1. Prof. Dr. Ir. Hadi Susilo Arifin, MS sebagai dosen pembimbing skripsi; 2. Dr. Ir. Setia Hadi, MS sebagai pembimbing akademik; 3. Monica, ST sebagai Kepala Bagian Taman Dunia Fantasi dan juga sebagai pembimbing lapang selama proses magang; 4. kedua orang tua dan keluarga atas dukungan moral maupun material; 5. Yulianto, Retno, Ridho, Sekar, Hendi, Ipah, Karina, Putri, Syita, Lintang, Dyah, Meiliani, Krishta dan spesial untuk teman-teman Arsitektur Lanskap Angkatan 41; 6. rekan-rekan mahasiswa dan Alumni Arsitektur Lanskap Angkatan 38, 39, 40, 42, dan 43; 7. staf prasarana Dunia Fantasi dan staf PT. Tidar Utara Utama Tehnika serta staf PT. ISS Indonesia; 8. semua dosen, staf administrasi, dan pegawai Departemen Arsitektur Lanskap; 9. semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan yang telah membantu penulis menyelesaikan studi. Semoga hasil studi ini dapat bermanfaat bagi pihak-pihak yang terkait dan membutuhkannya. Jakarta, September 2008 Penulis

8 DAFTAR ISI Halaman DAFTAR TABEL... iv DAFTAR GAMBAR... v DAFTAR LAMPIRAN... vii BAB I. PENDAHULUAN Latar Belakang Tujuan Magang Manfaat Magang Kerangka Pikir Magang... 3 BAB II. TINJAUAN PUSTAKA Pengelolaan Lanskap Pemeliharaan Lanskap Wisata dan Rekreasi Taman Bertema (Theme Park)... 9 BAB III. METODOLOGI Lokasi dan Waktu Magang Alat dan Bahan Metode Magang Metode Pengumpulan Data BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum Dunia Fantasi Sejarah Pembangunan Taman Impian Jaya Ancol Letak dan Aksesibilitas Iklim Jenis Tanah, Morfologi dan Geologi Hidrologi Vegetasi dan Satwa Kondisi Sosial Dunia Fantasi Konsep Dunia Fantasi Konsep Perayaan (Festival) Konsep Peneduh Konsep Kawasan Kawasan Jakarta Kawasan Afrika Kawasan Wild West Kawasan Indonesia Kawasan Eropa... 32

9 Kawasan Asia Kawasan Yunani Kawasan Hikayat Pengelolaan Lanskap Dunia Fantasi Struktur Organisasi Pemeliharaan Lanskap Dunia Fantasi Tenaga Kerja Pemeliharaan Lanskap Dunia Fantasi Peralatan dan Bahan Pemeliharaan Lanskap Dunia Fantasi Anggaran Pemeliharaan Bagian Taman Dunia Fantasi Penjadwalan Kegiatan Pemeliharaan Pemeliharaan Taman Penyiraman Taman Pemangkasan Pemupukan Penyiangan Penyulaman Perawatan Kebersihan Taman Pembibitan Tanaman Pemeliharaan Kebersihan Evaluasi Kegiatan Pemeliharaan Persepsi Pengunjung tentang Lanskap Dunia Fantasi Rencana Pengelolaan Tenaga Kerja Bagian Taman BAB V. SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Saran DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN iii

10 DAFTAR TABEL No Halaman 1. Jam operasional Dunia Fantasi Jumlah pengunjung Dunia Fantasi lima tahun terakhir Pengelompokan kawasan untuk pohon peneduh Jumlah pohon peneduh Jenis dan persentase tanaman Kawasan Jakarta Jenis dan persentase tanaman Kawasan Afrika Jenis dan persentase tanaman Kawasan Wild West Jenis dan persentase tanaman Kawasan Indonesia Jenis dan persentase tanaman Kawasan Eropa Jenis dan persentase tanaman Kawasan Asia Jenis dan persentase tanaman Kawasan Yunani Jenis dan persentase tanaman Kawasan Hikayat Penempatan petugas kebersihan di Wilayah I sampai IV di areal Dunia Fantasi Kapasitas tenaga kerja bagian taman di Dunia Fantasi Peralatan dan bahan pemeliharaan lanskap Dunia Fantasi tahun Masa efektif penggunaaan peralatan pemeliharaan lanskap Rencana pengelolaan tenaga kerja bagian taman berdasarkan pembagian kawasan Dunia Fantasi iv

11 DAFTAR GAMBAR No Halaman 1. Kerangka pikir magang Peta lokasi Taman Impian Jaya Ancol (TIJA) Achievement plan Aksesibilitas: Tol Tanjung Priuk dan Jalan Martadinata Kastuba sebagai tanaman dekorasi pada perayaan Natal Letak penanaman pohon spatodea yang tidak sesuai dengan fungsi Peta Dunia Fantasi berdasarkan tema kawasan Wahana Turangga-rangga Lanskap kawasan Afrika Lanskap kawasan Wild West Tugu bergaya Bali Panggung Maksima Salah satu bangunan khas Jepang Kawasan Yunani dengan arsitekur romawi Kuno Patung Bima yang menjadi ciri khas kawasan Hikayat Struktur organisasi bidang prasarana Dunia Fantasi Kegiatan-kegiatan pemeliharaan taman Kegiatan-kegiatan pemeliharaan kebersihan Pertemuan yang dilakukan setiap dua minggu sekali Kelebihan Dunia Fantasi dari tempat rekreasi lain yang sejenis Persentase pendapat pengunjung tentang keindahan taman di Dunia Fantasi Persentase tingkat kenyamanan pengunjung terhadap waktu kerja petugas taman saat jam operasional Persentase tingkat ketidaktahuan pengunjung terhadap 8 kawasan Di Dunia Fantasi sebagai taman bertema Persentase pendapat pengunjung tentang kebersihan areal di Dunia Fantasi Persentase tingkat kenyamanan pengunjung terhadap waktu kerja petugas kebersihan areal saat jam operasional v

12 26. Persentase pendapat pengunjung mengenai kondisi fisik fasilitas dan utilitas di Dunia Fantasi vi

13 DAFTAR LAMPIRAN No Halaman 1. Data Iklim Rata-Rata Tahun Struktur Organisasi Dunia Fantasi Taman Impian Jaya Ancol Surat Penunjukan Pekerjaan Kontraktor Taman Surat Permintaan Pekerjaan Kontraktor Taman Surat Permintaan Pekerjaan Kontraktor Kebersihan Areal Spesifikasi (BQ) Perawatan Taman Tahun 2008 Dunia Fantasi, Taman Impian Jaya Ancol BQ. Pemeliharaan Kebersihan Areal Tahun Kapasitas Kerja (Literatur) Jadwal Kegiatan Pemeliharaan Taman Dunia Fantasi Standar Penampilan dan Pedoman Perilaku Kerja Pertamanan BPP. Proyek Ancol/ PT. Pembangunan Jaya Standar Kebersihan Dunia Fantasi Checklist Taman Lembar Kuisioner vii

14 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Rekreasi merupakan suatu kegiatan yang diperlukan manusia untuk melepaskan segala ketegangan dan rutinitas yang terjadi dalam kehidupan seharihari, kegiatan ini diharapkan akan memperoleh kesegaran kembali baik rohani dan jasmani. Banyaknya permasalahan dan rutinitas yang membosankan seperti yang sering terjadi di kota-kota besar memberikan suatu fungsi yang penting akan adanya resor wisata. Resor wisata merupakan suatu area yang dibangun dengan tujuan menciptakan suasana yang menyenangkan dan menghibur. Selain itu, dengan adanya resor wisata ini, suatu kota dapat juga menciptakan suatu daya tarik untuk memenuhi kebutuhan penduduk dan menambah pendapatan kota tersebut. Permasalahannya sekarang adalah bagaimana keberlanjutan suatu resor wisata apabila pengelolaan terhadap sumber daya lanskap yang sudah ada mengalami penyimpangan atau penurunan, padahal pembangunan awal lanskap tersebut sudah memakan biaya yang cukup besar. Oleh karena itu, kegiatan pengelolaan menjadi sangat penting. Dalam hal ini, pengelolaan yang dimaksud adalah pengelolaan lingkungan hidup yang merupakan upaya dalam penataan dan pemanfaatan, pemeliharaan, pengawasan, pengendalian, dan pengembangan lingkungan hidup sehingga tercipta lanskap yang bermanfaat bagi manusia dan makhluk hidup lainnya (Arifin dan Arifin, 2005). Masalah kritis yang menyebabkan terhambatnya kegiatan pengelolaan adalah kurang atau terhambatnya dana untuk pengelolaan lanskap tersebut. Hal yang perlu diingat adalah bahwa selama ini pengelolaan sumber daya lanskap hanya berorientasi pada faktor fisik saja, yaitu hanya mementingkan keindahan dan memaksimalkan manfaatnya bagi manusia tanpa memikirkan manfaat keberadaan sumber daya lanskap untuk menjaga keseimbangan ekosistem lingkungan. Seharusnya sumber daya lanskap selain bernilai estetis juga bernilai ekologis. Oleh sebab itu, sangat diperlukan adanya pengelolaan lanskap yang memperhatikan aspek-aspek ekologis.

15 Untuk mengantisipasi berbagai masalah tersebut serta mempelancar kegiatan pengelolaan yang berkelanjutan, seharusnya dalam program pembangunan lanskap sudah direncanakan pula rencana pengelolaan yang tepat dalam rangka menjaga keseimbangan ekosistem yang baik. Menurut Shapiro (2000), pembangunan yang berkelanjutan sekarang menjadi prinsip baru sebagai pedoman kebijakan lingkungan dan kebijakan pembangunan, dan aspek ekologi adalah salah satu cara untuk meraih beberapa tujuan tersebut, yaitu: 1. untuk menjaga proses ekologi yang mendukung sistem kehidupan, 2. untuk melindungi keanekaragaman biologis, dan 3. untuk mempertahankan spesies yang ada dan ekosistemnya sehingga generasi yang akan datang dapat memenuhi kebutuhannya dan sekarang pun kita dapat memenuhi kebutuhan kita. Dunia Fantasi atau Dufan sebagai salah satu taman bertema (theme park) fantasi, yang terdiri dari beberapa kawasan dengan tema tersendiri dan ciri khas wilayah masing-masing, memiliki tujuan untuk membangkitkan imajinasi pengunjung, dengan harapan pengunjung dapat merasakan sensasi berjalan-jalan pada daerah Jakarta jaman dahulu, Afrika, Eropa, Wild West, Indonesia, Asia (Jepang, Cina, Thailand dan India), Yunani, dan kawasan hiburan bertema hikayat. Dunia Fantasi memiliki potensi yang indah dengan konsep pengelolaan membangun kota yang berkelanjutan dan berwawasan lingkungan. Konsep sentral dari lingkungan yang dimaksud adalah ekosistem. Oleh karena itu, perlu adanya pengelolaan secara ekologis guna mempertahankan kualitas sumber daya lanskap yang ada. Pengelolaan ekologis merupakan upaya sadar dan terencana yang memadukan lingkungan hidup, termasuk sumber daya lanskap ke dalam proses pembangunan untuk menjamin kemampuan, kesejahteraan dan mutu hidup bagi generasi mendatang dan masa depan. Dengan pertimbangan di atas, salah satu alasan magang di Dunia Fantasi, Taman Impian Jaya Ancol ini adalah untuk mengetahui bagaimana sistem pengelolaan lanskap yang dilakukan sehingga dapat tercipta kegiatan resor wisata yang berkelanjutan. 2

16 1.2. Tujuan Magang Tujuan umum magang adalah untuk mendapatkan pengalaman profesi, memperluas wawasan dan keahlian dalam mempelajari fungsi lanskap resor wisata yang berguna di bidang arsitektur lanskap, serta meningkatkan peran perguruan tinggi sebagai agent of development dalam alih teknologi. Tujuan khusus: 1. Mempelajari dan mengevaluasi proses pengelolaan lanskap, serta mendapatkan pengalaman praktis pada bidang pengelolaan lanskap di Dunia Fantasi, Taman Impian Jaya Ancol. 2. Mengevaluasi dan menganalisis berbagai masalah di lapang, baik yang umum maupun yang khusus serta berbagai alternatif praktis untuk mengatasinya Manfaat Magang Kegiatan magang berguna untuk menambah wawasan dan pengetahuan di bidang pekerjaan lanskap dan mengembangkan sikap profesionalisme mahasiswa dalam menghadapi kondisi lapang pekerjaan sesungguhnya. Serta untuk mempersiapkan mahasiswa terampil di bidangnya Kerangka Pikir Magang Kegiatan magang ini dilakukan atas dasar pemikiran bahwa Dunia Fantasi atau disebut juga Dufan merupakan suatu tempat rekreasi yang terletak di komplek Taman Impian Jaya Ancol, Jakarta Utara, DKI Jakarta mempunyai lanskap dengan kualitas estetika yang baik dan konsep wawasan lingkungan. Dengan banyaknya aktivitas rekreasi yang terjadi di areal Dunia Fantasi ini akan menyebabkan terjadinya penyimpangan atau penurunan nilai kualitas estetik dan konsep wawasan lingkungan. Oleh karena itu diperlukan suatu pengelolaan lanskap dan pemeliharaan taman yang dapat menjaga atau melestarikan konsep tersebut sehingga dapat tercipta resor wisata yang berkelanjutan. Pengelolaan lanskap dilakukan dengan memperhatikan kondisi biofisik sekitar, sosial, ekonomi dan budaya pengunjung. Sedangkan pemeliharaan taman terdiri dari pemeliharaan ideal dan pemeliharaan fisik. Dari kedua proses tersebut 3

17 akan dianalisis, sehingga diketahui permasalahan dan potensi yang ada. Selanjutnya, dicari alternatif pemecahannya dan dievaluasi berdasarkan checklist kegiatan pemeliharaan, standar penampilan, dan hasil kuisioner. Hasilnya akan didapat rencana pengelolaan lanskap Dunia Fantasi yang berkelanjutan untuk menjaga kualitas estetika dan konsep wawasan lingkungan (Gambar 1). Lanskap Dunia Fantasi Lanskap dengan Kualitas Estetika yang Baik dan Konsep Wawasan Lingkungan Proses Magang Pengelolaan Lanskap Pemeliharaan Taman Biofisik Sosial Ekonomi Budaya Ideal Fisik Analisis Analisis Permasalahan dan Potensi Permasalahan dan Potensi Pemecahan Masalah Pemecahan Masalah Kuisioner Evaluasi (sintesis) 1. Checklist, 2. Standar Penampilan & Pedoman Perilaku Kerja Pertamanan PT. Pembangunan Jaya Rencana Pengelolaan Lanskap Dunia Fantasi yang Berkelanjutan untuk Menjaga Kualitas Estetika dan Konsep Wawasan Lingkungan Gambar 1. Kerangka pikir magang 4

18 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengelolaan Lanskap Pengelolaan lanskap atau lingkungan hidup merupakan sebuah upaya terpadu dalam penataan, pemanfaatan, pemeliharaan, pelestarian, pengawasan, pengendalian dan pengembangan lingkungan hidup sehingga tercipta lanskap yang bermanfaat bagi manusia dan makhluk hidup lainnya (Arifin dan Arifin, 2005). Secara umum pengelolaan (manejemen) adalah proses perencanaan, pengorganisasian, pemimpinan dan pengendalian upaya anggota organisasi dan proses penggunaaan semua lain-lain sumber daya organisasi untuk tercapainya tujuan organisasi yang telah ditetapkan (Stoner dan Freeman, 1992). Jadi pengelolaan merupakan upaya manusia untuk mendayagunakan dan menata lanskap atau lingkungan hidup agar memperoleh manfaat yang maksimal dengan mengusahakan kontinyuitas kelestariannya. Ada beberapa masalah yang mempengaruhi kegiatan pengelolaan, yaitu: 1. Terbatasnya dana yang tersedia. 2. Tidak tersedianya tenaga terampil. 3. Terbatasnya kesediaan waktu dan jadwal yang tidak terencana. 4. Tidak tersedianya bahan. 5. Terbatasnya jumlah dan teknologi peralatan Pemeliharaan Lanskap Pemeliharaan lanskap adalah suatu upaya untuk menjaga dan merawat areal lanskap dengan segala fasilitas yang ada di dalamnya agar kondisinya tetap baik atau sedapat mungkin mempertahankan pada keadaan yang sesuai dengan tujuan rancangan atau desain semula (Arifin dan Arifin, 2005). Pemeliharaan taman meliputi pembersihan areal taman, penyiangan, penggemburan tanah, penyiraman, pemangkasan, pengendalian hama dan penyakit, pemupukan, pemindahan tanaman, pembibitan dan pemeliharaan peralatan. Sedangkan pemeliharaan elemen keras atau bangunan taman merupakan pemeliharaan

19 pencegahan, misalnya pembersihan terhadap lumut dan karat, pengecatan, dan penggantian atau perbaikan elemen yang rusak. Prinsip-prinsip pemeliharaan taman untuk mencapai efektivitas di dalam pemeliharaan taman: 1. Penetapan tujuan dan standar pemeliharaan. 2. Pemeliharaan harus dilakukan secara ekonomis. 3. Operasional pemeliharaan hendaknya didasarkan pada rencana. 4. Jadwal pekerjaan pemeliharaan taman harus didasarkan pada kebijaksanaan dan prioritas yang benar. 5. Penekanan pada pemeliharaan pencegahan. 6. Organisasi pengelola harus baik. 7. Sumber dana cukup. 8. Ketersediaan tenaga kerja yang cukup. 9. Program pemeliharaan dirancang melindungi lingkungan alami. 10. Pengelola pemeliharan taman bertanggung jawab terhadap keamanan umum. 11. Pemeliharaan harus menjadi pertimbangan dalam perancangan. 12. Operator pemeliharaan bertanggung jawab pada pengelola pemeliharaan taman. Di dalam lanskap dikenal adanya pemeliharaan ideal dan pemeliharaan fisik. Menurut Arifin dan Arifin (2005), pemeliharaan ideal merupakan pemeliharaan yang mengacu pada tujuan desain semula, karenanya pada waktu tertentu perlu diadakan suatu evaluasi. Sedangkan pemeliharaan fisik merupakan pemeliharaan taman untuk mengimbangi pemeliharaan ideal sehingga taman tetap rapi, indah, asri dan nyaman. Pemeliharaan ideal didukung oleh upaya-upaya seperti berikut: 1. Perencanaan dan perancangan taman dengan pola yang sederhana sehingga memudahkan pemeliharaan fisik, 2. Penggunaan elemen taman, baik elemen keras maupun elemen tanaman, hendaknya yang tidak sulit dicari agar tidak menyulitkan dalam penggantian atau penyulaman tanaman, 6

20 3. Pemilihan sistem struktur yang kuat dan awet serta pemilihan bahanbahan perkerasan yang sesuai, 4. Pembuatan pola sirkulasi yang jelas dan rasional sehingga alur kegiatan di dalam taman selalu lancar, 5. Perlengkapan taman yang memadai, meliputi penerangan lampu pada malam hari, jaringan utilitas yang ada di bawah tanam direncanakan dengan baik (saluran drainase, pipa-pipa ledeng, springkler, kabel listrik dan telepon, serta pipa gas) sehingga tidak terjadi bongkar pasang pada permukaan tanah. Kapasitas kerja para operator taman mempengaruhi efisiensi biaya pemeliharaan taman. Tenaga kerja yang efektif sesuai dengan kemampuan tenaga dan keterampilan membuat anggaran pemeliharaan optimal. Efektifitas kerja operator pemeliharaan taman menurut Arifin dan Arifin (2005) sangat ditentukan oleh: 1. Motivasi kerja dan tingkat keterampilan yang dimiliki para pegawai pemeliharaan taman. 2. Sistematika jadwal perencanaan pemeliharaan taman. 3. Ketersediaan alat dan bahan yang sesuai dengan kebutuhan. 4. Tingkat pengawasan pekerjaan di lapang. 5. Kelancaran komunikasi antara pimpinan (manajer) dengan para mandor serta antara mandor dengan operator pemeliharaan taman di lapang. Menurut Carpenter, Walker, dan Landphear (1975), tokoh kunci pada tenaga kerja adalah mandor. Mandor akan mengontrol hasil pekerjaan baik kuatitas maupun kualitasnya. Dengan demikian seorang mandor perlu diberikan pelatihan yang baik dan harus menjadi tenaga kerja yang loyal serta dapat memimpin tenaga kerja lainnya. Mandor yang baik sulit dicari, dan seorang pengawas (supervisor) yang baik akan melakukan usaha yang keras untuk menjaga mandornya agar tetap puas terhadap pekerjaannya. Dengan adanya pelatihan singkat pada beberapa prinsip dasar pemeliharaan lanskap terhadap para pegawai yang keahliannya rendah oleh mandor atau supervisor akan memperbaiki kinerja para pegawai. 7

21 2.3. Wisata dan Rekreasi Pada awal perkembangannya, kegiatan wisata selalu identik dengan rekreasi, tetapi dalam perkembangan selanjutnya kegiatan rekreasi bukan lagi merupakan hal utama dan satu-satunya tetapi berkembang berbagai kegiatan lainnya seperti edukasi, kultural dan lain-lainnya. Wisata adalah kegiatan perjalanan seseorang arau sekelompok orang untuk sementara (temporal) dalam jangka waktu tertentu ke tujuan-tujuan di luar tempat mereka tinggal dan tempat rutinitas bekerja, untuk tujuan kesenangan (pleasure) (Gunn, 1997). Sedangkan rekreasi adalah setiap aktivitas pemulihan atau liburan tertentu, penyegaran kekuatan dan semangat setelah bekerja, yang memberikan suasana baru dan untuk memberikan semangat (Brockman dan Merriem, 1973). Knudson (1984) menyatakan bahwa kegiatan rekreasi merupakan suatu masa istirahat dan penyembuhan yang membuat seseorang bekerja lebih baik dari sebelumnya. Pariwisata adalah industri yang berkaitan dengan perjalanan untuk mendapatkan rekreasi. Daya tarik pariwisata atau rekreasi terletak pada keindahan yang dapat dinikmati wisatawan dan tersedianya jenis makanan atau sesuatu yang khas di daerah tujuan wisata (Derous, 1990 dalam Khairul,1997). Kawasan wisata adalah kawasan yang memiliki objek dan daya tarik wisata yang terwujud dalam bentuk kekayaan alam yang indah, keragaman flora dan fauna, kemajemukan tradisi dan seni budaya serta peninggalan budaya dan purbakala. Hjeltje (1958) mengatakan bahwa jenis rekreasi dapat dibedakan menurut tipe, sifat kegiatan dan tempat. Menurut tipe kegiatannya rekreasi dapat dikelompokkan sebagai berikut: 1. rekreasi yang mengeluarkan tenaga fisik, 2. rekreasi yang bersifat sosial, 3. rekreasi yang berhubungan dengan ritme dan musik, 4. permainan kreatif, 5. mempelajari alam, 6. mengumpulkan sesuatu, 7. bersantai, dan 8. menyepi. 8

22 Menurut sifat kegiatannya dikelompokkan menjadi dua, yaitu rekreasi aktif dan pasif. Rekreasi aktif dilaksanakan dalam bentuk aktivitas yang memerlukan energi, seperti berenang, bermain golf, mendaki gunung dan mendayung. Sedangkan rekreasi pasif hanya bertujuan menyegarkan kondisi fisik maupun non fisik atau melepas kebosanan karena aktivitas sehari-hari, misalnya menikmati pemandangan, mendengar gemericik air dan menghirup udara segar. Rekreasi menurut tempat dikelompokkan menjadi rekreasi di dalam ruangan dan rekreasi di alam terbuka. Dunia Fantasi (Dufan) merupakan suatu tempat rekreasi yang menggabungkan rekreasi di dalam ruangan maupun di alam terbuka. Rekreasi di Dunia Fantasi (Dufan) ini juga bersifat aktif maupun pasif. Contoh rekreasi aktifnya adalah menaiki semua wahana yang ada, sedangkan rekreasi pasifnya berupa mendengarkan musik pada beberapa wahana atau hanya melihat-melihat pemandangan yang ada, memotret, jalan-jalan, duduk dan belanja Taman Bertema (Theme Park) Taman bertema (Theme Park) merupakan salah satu jenis taman yang memiliki karakteristik yang berbeda dari jenis taman lainnya. Karakteristik untuk setiap taman bertema tidaklah sama dengan taman bertema lainnya, karakteristik taman disesuaikan dengan tema taman yang digunakan. Misalnya saja taman bertema terbaru di Singapura, yang terletak di Resort Downtown East di Pasir Ris, menjanjikan kepada para pengunjung waktu yang bebas dan basah. Memasuki taman bertema ini, para pengunjung akan menemui anak-anak bermain di semua taman permainan yang dengan begitu bijak dibangun di dalam sebuah kolam sedalam 30-cm. Sedangkan Dunia Fantasi memiliki tema mengajak pengunjung berfantasi keliling dunia. 9

23 BAB III METODOLOGI 3.1. Lokasi dan Waktu Magang Kegiatan magang dilakukan di Bagian Taman, Bidang Prasarana Dunia Fantasi (Dufan), Taman Impian Jaya Ancol (TIJA), yang berlokasi di Jakarta Utara, provinsi DKI Jakarta (Gambar 2). Kegiatan magang berlangsung selama 11 minggu, yaitu mulai tanggal 18 Februari 2008 hingga 4 Mei 2008 dan dilanjutkan dengan kegiatan penyusunan laporan. U (Tanpa skala, sumber: Gambar 2. Peta lokasi Taman Impian Jaya Ancol (TIJA) 3.2. Alat dan Bahan Dalam kegiatan magang ini diperlukan beberapa alat dan bahan yang akan membantu dalam kelancaran proses magang. Bahan-bahan yang diperlukan diantaranya adalah peta dan kuisioner. Sedangkan alat yang diperlukan seperti digital camera dan meteran Metode Magang Metode kerja yang digunakan dalam kegiatan magang mahasiswa di Dunia Fantasi (Dufan), Taman Impian Jaya Ancol (TIJA) terdiri dari keterlibatan

24 langsung dalam Teknis Administrasi dan Teknis Lapangan berdasarkan Achievement Plan (Gambar 3). Teknis administrasi mencakup pengenalan, pemahaman dan pendekatan sistem administrasi yang mencakup struktur dan bentuk perusahaan, struktur organisasi dalam perusahaan, peraturan, metode dan sistem kerja. Teknis lapangan mencakup kegiatan pekerjaan pengelolaan dalam bentuk pemeliharaan disertai peraturan dan pengaturan kerja di lapang yang terdiri dari kegiatan pelaksanaan dan pemeliharaan. Dilakukan pula pengamatan kapasitas kerja dan efektivitas kerja selain observasi tentang organisasi kerja, jumlah tenaga kerja, penjadwalan, alat dan bahan dan budgeting. Pengambilan informasi data dan informasi dilakukan melalui pengamatan langsung di lapangan, wawancara dengan staf, pekerja lapang dan pengunjung, partisipasi aktif di lapangan serta studi pustaka. Hal tersebut merupakan kegiatan evaluasi pengelolaan yang selanjutnya untuk dianalisis Metode Pengumpulan Data Data yang dibutuhkan terdiri dari empat hal pokok yaitu sumberdaya, konsep pengelolaan Dunia Fantasi (Dufan), pemeliharaan Dunia Fantasi (Dufan) dan lembaga pengelola Dunia Fantasi (Dufan). Data berikut terdiri dari: 1. Sumberdaya a. Peta penggunaan lahan. 2. Konsep dan Pelaksanaan Pengelolaan Dunia Fantasi (DUFAN) a. Tujuan umum kegiatan pengelolaan. b. Kegiatan pengelolaan. c. Indikator dan standar kegiatan pengelolaan. d. Kegiatan pengelolaan untuk menciptakan keseimbangan ekologis. 3. Pemeliharaan Dunia Fantasi (Dufan) a. Inventarisasi fasilitas dan peralatan untuk kegiatan pemeliharaan. b. Rencana jadwal dan cara pemeliharaan pencegahan yang mungkin dapat mempercepat kerusakan tanaman. c. Jadwal tanggung jawab penugasan untuk setiap pekerjaan (perorangan, kelompok, atau penyerahan tugas pada kontraktor). d. Zonasi ruang kerja. 11

25 e. Anggaran biaya kegiatan pengelolaan. Data yang dibutuhkan untuk dapat menganalisisnya adalah: 1. Jenis kegiatan. 2. Biaya pembeliaan / penyewaan peralatan dan bahan. 3. Luas area yang dikelola. 4. Jumlah tenaga kerja. 5. Upah tenaga kerja. 6. Kapasitas kerja. 7. Frekuensi kegiatan pemeliharaan (harian, mingguan, bulanan, triwulan, semesteran, tahunan insidential). f. Kegiatan pemeliharaan umum Dunia Fantasi (DUFAN) 1. Pemupukan. 2. Pemangkasan. 3. Penyiraman. 4. Penyiangan gulma. 5. Pengendalian hama dan penyakit tumbuhan. 6. Penyulaman dan pemindahan tanaman serta pengadaan bibit tanaman. 4. Lembaga Pengelola a. Struktur Organisasi, b. Jumlah pegawai Pemeliharaan di Dunia Fantasi. 12

26 Gambar 3. Achievement plan (data diketik ulang sesuai dengan data aslinya) ACHIEVEMENT PLAN SCHEDULE Departemen DUNIA FANTASI DISETUJUI OLEH : Ir. Fahrurrazie Bidang PRASARANA TANGGAL NAMA-TTD Bagian TAMAN PT. PEMBANGUNAN Yang Bersangkutan Nama PUTERA RAMADHON JAYA ANCOL.TBK Atasan Langsung Monica, ST Ir. Periode 2008 Atasannya Atasan Fahrurrazie I 1 Inventarisasi Seluruh a Pengenalan Kondisi Lapang Monica, Kawasan b Pencatatan Nama dan Jumlah ST DUFAN Tanaman II 1 Konsep Lanskap a Pengelolaan Taman Monica, Pengelolaan DUFAN b Pengelolaan Kebersihan ST c Dokumentasi Kegiatan III 1 Pembuatan Selesai a Pengolahan Data Monica, Laporan b Pengetikan Laporan ST Sub Total ASSIGNMENT SCHEDULE IMAGINEERING KPI Target KEY ACTIVITY PIC I 1 a II 1 b a b III 1 a b

27

28 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Kondisi Umum Dunia Fantasi Dunia Fantasi yang terletak di komplek Taman Impian Jaya Ancol merupakan salah satu kawasan rekreasi yang terkenal di Indonesia. Perkembangan kawasan Dunia Fantasi tidak lepas dari sejarah pembangunan Taman Impian Jaya Ancol sebagai kawasan rekreasi oleh Pemerintah Daerah (Pemda) DKI Jakarta saat itu, letak dan aksesibilitas lokasi, iklim, jenis dan morfologi tanah serta geologi, hidrologi, vegetasi dan satwa yang ada di sekitar, serta kondisi sosial pengunjung Sejarah Pembangunan Taman Impian Jaya Ancol Berdasarkan data sejarah yang diperoleh dari situs resmi Ancol ( pada masa perjuangan dan awal kemerdekaan, Ancol merupakan sebuah kawasan rawa yang tidak terawat dan tempat bersarangnya nyamuk yang menyebabkan penyakit malaria. Oleh karena itu, Presiden pertama Republik Indonesia, Ir. Soekarno, menunjuk Pemerintah Daerah (Pemda) DKI Jakarta dalam hal ini Dr. H. Soemarno Sosroatmodjo sebagai gubernur DKI Jakarta saat itu untuk melaksanakan gagasannya, yaitu mengembangkan kawasan Ancol yang meliputi areal seluas 552 Ha sebagai daerah wisata. Pelaksanaan proyek pengurukannya dilakukan oleh sebuah perusahaan Perancis, Compagnie Detravaux (CITRA). Setelah proyek pengerukan selesai, PT. Pembangunan Jaya ditunjuk oleh Pemda DKI Jakarta sebagai Badan Pelaksana Pembangunan (BPP) proyek kawasan Ancol ini untuk mengembangkan kawasan Ancol sebagai kawasan wisata terpadu. Pelaksanaan pembangunan dibuat bertahap sesuai dengan meningkatnya perekonomian nasional serta pendapatan masyarakat (daya beli masyarakat). Pembangunan kawasan Ancol ini ditandai dengan dibangunnya Teater Mobil pada tahun 1970 yang merupakan ciri khas kawasan Taman Impian Jaya Ancol saat itu. Setelah itu berbagai sarana dan prasarana rekreasi pun dibangun

29 untuk memperkenalkan keberadaan Taman Impian Jaya Ancol ini, tidak hanya di kalangan masyarakat ibu kota Jakarta saja, tetapi juga seluruh masyarakat Indonesia. Pada tahun-tahun berikutnya, pengadaan sarana dan prasarana rekreasi pun berkembang dengan diarahkannya pada sarana rekreasi berteknologi tinggi. Sehingga dimulailah dengan pembangunan Dunia Fantasi tahap I pada tahun Pada tahun 1992, dengan akte perubahan No. 33 tanggal 10 juli 1992, status Badan Pelaksana Pembangunan (BPP) proyek Ancol dirubah menjadi Perusahaan Perseroan atau PT. Pembangunan Jaya Ancol dengan penyertaan modal berupa kepemilikan saham sebesar 80% untuk Pemda DKI Jakarta dan sebesar 20% untuk PT. Pembangunan Jaya Ancol yang bersumber dari kekayaan Badan Pelaksana Pembangunan Proyek (BPP) Ancol. Luas kawasan yang dikelola adalah 552 Ha (PP No.51 tahun 1960) dengan HPL 477 Ha (HPL No.1 tahun 1987) berlokasi di kelurahan Ancol, Jakarta Utara. Tahun 2004, dengan akte perubahan No. 13 tanggal 1 April 2004, status PT. Pembangunan Jaya Ancol (PJA) dirubah dalam rangka "go publik" dengan pengembangan bidang usaha, antara lain: 1. Menjalankan usaha-usaha di bidang pembangunan, yaitu bertindak sebagai pengembang, pemborong pada umumnya (general contractor) dan konstruksi. 2. Menjalankan usaha di bidang jasa yaitu konsultan bidang perencanaan dan pengawasan pembangunan. Kini Taman Impian Jaya Ancol telah menjadi tempat wisata dan rekreasi permainan terbesar dan terlengkap di Indonesia. Pengunjung dapat menikmati segala prasarana yang ada, seperti: Gelanggang Renang, Gelanggang Samudra, Taman Pantai, Pasar Seni, Putri Duyung, Padang Golf, Pantai Marina, Hotel Wisata, Real Estate, dan Resto Letak dan Aksesibilitas Dunia Fantasi yang terletak di kawasan Taman Impian Jaya Ancol terletak di Jakarta Utara, tepatnya di Jalan Lodan Timur. Kawasan Taman Impian Jaya Ancol ini memiliki empat pintu gerbang (PG) utama, yaitu Pintu Gerbang Timur, 15

30 Pintu Gerbang Tengah yang berdekatan dengan Pasar Seni, Pintu Gerbang Barat yang terletak disebelah gedung Hailai dan Pintu Gerbang Marina. Aksesibilitas menuju kawasan Dunia Fantasi atau Taman Impian Jaya Ancol ini dapat dilalui dengan jalur Tol Tanjung Priuk dan Jalan Martadinata (Gambar 4). Aksesibilitas menuju kawasan ini pada waktu-waktu tertentu (seperti pagi dan sore hari) sangat padat dengan kendaraan-kendaraan bermotor, dikarenakan dekat dengan pusat kota. U (Tanpa skala, sumber: Gambar 4. Aksesibilitas: Tol Tanjung Priuk dan Jalan Martadinata Iklim Menurut letak geografis wilayah Jakarta Utara, kawasan ini merupakan pantai beriklim panas, dengan suhu rata-rata 28,5ºC dengan suhu rata-rata maksimum pada bulan Oktober sebesar 29ºC dan suhu rata-rata minimum pada bulan Februari 27,5ºC. Sedangkan curah hujan rata-rata per hari 11,1 mm dengan curah hujan maksimal pada bulan Februari sebesar 19 mm/hari dan curah hujan minimum pada bulan September sebesar 6,8 mm/hari (Lampiran 1, BMG Kemayoran, Jakarta. Tahun ). Dengan kondisi wilayah yang merupakan daerah pantai dan tempat bermuaranya sembilan sungai dan dua banjir kanal, menyebabkan wilayah ini merupakan daerah rawan banjir, baik kiriman maupun banjir karena air pasang laut. 16

31 Dari data tersebut dapat digambarkan bahwa kawasan Dunia Fantasi memiliki iklim yang cukup kering. Sehingga kegiatan pemeliharaan khususnya taman harus lebih disesuaikan dengan cuaca pada saat-saat tertentu, misalnya untuk kegiatan penyiraman tanaman pada bulan Februari, intensitas kegiatan pemeliharaan taman berupa penyiraman berbeda dengan bulan-bulan lainnya Jenis Tanah, Morfologi dan Geologi Kawasan Dunia Fantasi yang terletak di kawasan Taman Impian Jaya Ancol memiliki topografi datar dengan jenis tanah yang terdiri dari pasir pematang, alluvial sungai dan alluvial pantai (Laporan magang, 2004). Sehingga untuk beberapa jenis tanaman tidak dapat tumbuh di kawasan ini, khususnya Dunia Fantasi. Namun untuk memberikan keindahan suatu taman di Dunia Fantasi atau Taman Impian Jaya Ancol maka dilakukan usaha pengerukan tanah yang subur sehingga berbagai jenis tanaman yang indah dapat tumbuh di kawasan tersebut Hidrologi Sumber air Dunia Fantasi berasal dari PT. PAM JAYA, selaku perusahaan air minum terbesar di Indonesia. Aliran akhir air menuju sebuah kanal yang terletak di komplek Taman Impian Jaya Ancol, dan selanjutnya dialirkan ke laut (Laporan magang, 2004) Vegetasi dan Satwa Jenis vegetasi untuk kawasan Dunia Fantasi cukup beragam. Dimulai dari rerumputan, herbacious, semak, perdu, pohon, palmae, tanaman epifit, tanaman merambat dan tanaman air. Penanaman vegetasi disesuai dengan tema untuk setiap kawasan atau event-event tertentu sebagai bagian dari tanaman dekorasi. Satwa di kawasan ini dapat dikelompokan menjadi dua, yaitu satwa yang dibudidayakan dan satwa yang tidak dibudidayakan. Contoh satwa yang dibudidayakan adalah ikan koi, ikan mas, dan ikan gurame. Sedangkan untuk satwa yang tidak dibudidayakan seperti kucing, biawak, burung kakatua, dan burung-burung pantai lainnya, yang cukup mengganggu dalam pemeliharaan 17

32 kawasan ini, misalnya dalam kasus kotoran burung yang jatuh di lantai sehingga menyebabkan kotoran tersebut akan sulit dihilangkan dari lantai. Untuk itu ada beberapa kegiatan untuk mengendalikan satwa yang tidak dibudidayakan ini, yaitu dengan jebakan dan penangkapan langsung baik dilakukan oleh staf pekerja Dunia Fantasi itu sendiri maupun staf pekerja yang didatangkan dari Dinas provinsi DKI Jakarta Kondisi Sosial Dunia Fantasi Pengunjung Dunia Fantasi umumnya berasal dari kalangan menengah ke atas dikarenakan tiket masuk untuk kawasan ini terbilang cukup mahal. Berdasarkan data bulan April 2008, harga tiket masuk Taman Impian Jaya Ancol adalah Rp untuk hari kerja dan Rp untuk hari libur. Sedangakan harga tiket masuk Dunia Fantasi adalah Rp untuk hari kerja dan Rp untuk hari libur. Data jam operasional Dunia Fantasi tersaji pada Tabel 1. Tabel 1. Jam operasional Dunia Fantasi Hari Senin - Kamis Jumat Sabtu, Minggu dan Hari libur (Dunia Fantasi, 2008) Jam Operasional WIB WIB WIB Jumlah pengunjungnya tiap tahunnya meningkat (Tabel 2). Pengunjung berasal dari masyarakat Jakarta itu sendiri, luar Jakarta dan luar Indonesia baik perorangan maupun rombongan. Tabel 2. Jumlah pengunjung Dunia Fantasi lima tahun terakhir Tahun (Dunia Fantasi, 2008) Jumlah Pengunjung 18

33 Jumlah tersebut dapat menggambarkan banyaknya jumlah pengunjung Dunia Fantasi pada waktu-waktu tertentu, tepatnya pada hari libur dan menunjukkan semakin populernya Dunia Fantasi sebagai salah satu tempat rekreasi di Indonesia, khususnya Jakarta Konsep Dunia Fantasi Dunia Fantasi merupakan sebuah tempat hiburan berskala besar dan bertaraf internasional. Pembangunannya berawal dari sebuah ide untuk membangkitkan imajinasi pengunjung, dimana mereka diharapkan merasakan sensasi berjalan-jalan pada daerah Jakarta jaman dahulu, Afrika, Wild West, Indonesia, Eropa, Asia, Yunani dan kawasan hikayat atau dongeng. Luas Dunia Fantasi mencapai 9,5 hektar (perlu konfirmasi) dari rencana pembangunan 552 hektar kawasan hiburan terpadu Taman Impian Jaya Ancol, pengembangan wilayah secara fisik dilaksanakan berdasarkan konsep pokok Theme Park yang menampilkan suatu kawasan dengan tema tertentu, khas dan unik. Berdasarkan tema tersebut, Dunia Fantasi memiliki desain yang sangat memperhatikan detail warna, bentuk dan material yang digunakan baik soft material (seperti tanaman) maupun hard material. Desain lanskap yang digunakan Dunia Fantasi umumnya menggunakan pola organik, informal dan asimetris. Menurut Simond, desain yang diterapkan pada sebuah taman rekreasi adalah dinamis dan bebas, sehingga tidak ada peraturan atau batasan yang berlaku Konsep Perayaan (Festival) Konsep perayaan atau festival merupakan konsep dekorasi atau hiasan baik dalam penggunaan soft material maupun hard material yang bertujuan untuk menyambut suatu perayaan tertentu. Penggunaan material disesuaikan dengan perayaanya saat itu. Misalnya pada perayaan Natal tahun 2007 yang lebih menguatkan warna merah pada material-materialnya, kesan bersalju, adanya pohon cemara sebagai lambang pohon natal dan penggunaan tanaman kastuba (Euphorbia pulcherrima) sebagai tanaman dekorasi dalam pot (Gambar 5). Konsep ini bersifat temporal. 19

34 Ide konsep perayaan ini merupakan tanggung jawab seksi dekorasi, bagian sipil, prasarana Dunia Fantasi dan bekerja sama dengan bagian taman dan bagian kebersihan. Ide yang didapat berasal dari literatur buku, majalah atau informasi lain tentang kekhasan perayaan tersebut. Gambar 5. Kastuba sebagai tanaman dekorasi pada perayaan Natal Konsep Peneduh Konsep peneduh merupakan konsep yang bertujuan menjadikan Dunia Fantasi menjadi suatu kawasan hijau dengan penggunaan pohon-pohon sebagai peneduh. Konsep ini berasal dari Pemerintah Daerah (Pemda) DKI Jakarta sebagai salah satu solusi dalam mengatasi pemanasan global (Global Warming) saat ini. Dalam pelaksanaan penanamannya di lapang, pihak perencanaan Taman Impian Jaya Ancol meletakkan pohon-pohon peneduh ini didasarkan pada bunga yang muncul pada setiap pohon (Tabel 3). Tabel 3. Pengelompokkan kawasan untuk pohon peneduh Kawasan Jakarta Afrika Wild West Indonesia Asia Yunani Hikayat (Kepala Bagian Taman, 2008) Spesies Pohon Tabibuya (Tabebuia sp.) Jati Mas (Gordia subcordata) Kamboja Bunga Putih (Plumeria sp.) Kamboja (Plumeria sp.) Spatodea (Spathodea campanulata) Kamboja Bunga Merah Fanta (Plumeria sp.) Daun Kupu-kupu (Bauhinia sp.) Jumlah pohon yang digunakan sebagai pohon peneduh cukup banyak (Tabel 4), sehingga dalam pelaksanaan penanamannya pihak Dunia Fantasi 20

35 memiliki kesulitan yang dikarenakan kurangnya koordinasi dari pihak perencana yang berasal dari Taman Impian Jaya Ancol dengan pihak Dunia Fantasi itu sendiri. Ini dapat dilihat dari beberapa pohon yang ditanam, tidak sesuai dengan fungsinya (Gambar 6). Konsep ini tidak berkaitan dengan konsep kawasan, baik dari jenis maupun ciri tanamannya. Tabel 4. Jumlah pohon peneduh Lokasi Penanaman Nama Lokal Nama Latin Jumlah Pohon Kawasan Jakarta Tabibuya Trembesi Tabebuia sp. Samanea saman Kawasan Afrika Jati Mas Pohon Sosis Gordia subcordata Kigelia Pinnata Kawasan Wild West Mahoni Kamboja Bunga Putih Sapu Tangan Swietenia mahogani Plumeria sp. Manitoa grandiflora Kawasan Indonesia Kamboja Trembesi Plumeria sp. Samanea saman Kawasan Asia Spatodea Trembesi Spathodea sp. Samanea saman Kawasan Yunani Damar Agathis dammara 33 Kawasan Hikayat Kamboja Bunga Merah Fanta Bunga Kupu-kupu Mahoni Polongan Sikat Botol Plumeria sp. Bauhinia purpurea Swietenia mahogani Callistemon citrinus Di Pot Fiber + Roda Beringin Bangkok Ficus sp. 50 Jumlah 526 (Dunia Fantasi, 2008) Gambar 6. Letak penanaman pohon spatodea yang tidak sesuai dengan fungsi Konsep Kawasan Konsep kawasan Dunia Fantasi terdiri dari kawasan Jakarta tempo dulu, kawasan Afrika, kawasan Wild West, kawasan Indonesia, kawasan Eropa, kawasan Asia, kawasan Yunani dan kawasan Hikayat (Gambar 7). 21

36 Gambar 7. Peta Dunia Fantasi berdasarkan tema kawasan

37 Kawasan Jakarta Kawasan ini menggambarkan suasana Jakarta tempo dulu. Dengan tiruan bangunannya seperti Balai Kota jaman Gemeente (sekarang Museum Fatahillah) dengan arsitektur bangunan bergaya Barok klasik abad ke-17, dengan tiga lantai berwarna kuning tanah, kusen pintu dan jendela dari kayu jati berwarna hijau tua. Bagian atap utama memiliki penunjuk arah mata angin. Terdapat juga tiruan bangunan seperti Pasar Gambir tahun 1930-an, Pasar Senen dari masa Voor de Oorlog, meriam Sijagur, Jembatan Kota Intan dan Panggung Marunda dengan arsitektur Betawi Lama yang merupakan tiruan rumah singgah Pitung (salah satu pahlawan dari Betawi). Sedangkan ciri khas wahana pada kawasan ini adalah Wahana Turangga-rangga (Merry Go Around), yaitu sebuah komidi putar dengan kuda tunggangan (Gambar 8). Gambar 8. Wahana Turangga-rangga. Lanskap pada kawasan ini menggunakan konsep taman Jakarta secara umum, terlihat pada taman untuk wahana Turangga-rangga yang sebagian besar menggunakan tanaman berbunga menarik. Tetapi konsep taman Jakarta ini kurang begitu kuat, dikarenakan masih banyaknya penggunaan tanaman yang sama pada kawasan yang lain. Jenis dan persentase tanaman kawasan Jakarta dapat dilihat pada Tabel 5. 23

38 Tabel 5. Jenis dan persentase tanaman kawasan Jakarta No. Nama Lokal Nama Latin (%) Tanaman Air 1. Melati Air Echinodorus sp. 100,0 Tanaman Merambat 1. Alamanda Allamanda sp. 1,8 2. Anggur Vitis sp 1,8 3. Cenguk Quisqualis indica 38,6 4. Daun Pilo Philodendron sp. 10,5 5. Garlic Vine Mansoa hymenaea 38,6 6. Sirih Belanda Scindapsus sp. 8,7 Pohon 1. Angsana Pterocarpus indicus 1,4 2. Asam Keranji Pithecellobium dulce 35,2 3. Beringin Bangkok Ficus sp. 19,7 4. Dadap Merah Erythrina cristagali 1,4 5. Janda Merana Salix Babilonica 1,4 6. Kol Banda Pisonia grandis 1,4 7. Mahoni Swietenia mahogani 2,8 8. Mangga Mangifera indica 8,5 9. Tabibuya Tabebuia sp. 16,9 10. Trembesi Samanea saman 11,3 Perdu 1. Daun Mangkokan Nothopanax scutellarium 24,0 2. Drasena Dracaena sp. 18,0 3. Hanjuang Cordyline sp. 4,8 4. Kastuba Euphorbia pulcherrima 39,6 5. Kembang Kancing Gomphrena globosa 2,6 6. Mawar Rosa sp. 2,6 7. Nusa Indah Mussaenda sp 6,0 8. Pandan Bali Pandanus sp 2,4 Semak 1. Bogenvil Bougainvillea sp 61,6 2. Hujan Mas Cassia multijuga 4,4 3. Lantana Lantana camara 3,2 4. Miana Coleus sp. 12,6 5. Pentas Pentas lanceolata 5,7 6. Soka Ixora sp. 1,6 7. Tapak Dara Vinca rosea 0,5 8. Teh-tehan Acalypha macrophylla 10,4 Herba 1. Cocor Bebek Kalanchoe pinata 18,2 2. Daun Bahagia Dieffenbachia sp. 9,1 3. Heliconia Heliconia sp. 35,4 4. Iris Neomarica longifolia 12,1 5. Jengger Ayam Celosia sp. 5,1 6. Kamboja Jepang Adenium sp. 6,1 7. Pacar Air Impatiens sp. 1,0 8. Patah Tulang Pedilanthus tithymaloides 2,0 9. Pisang Musa paradica 11,0 Palem 1. Palem Ekor Ikan Caryota milis 9,1 2. Palem Hijau Ptychosperma macarthurii 9,1 3. Palem Kuning Chrysalidocarpus lutescens 13,5 4. Palem Merah Cyrtostachis renda 4,5 5. Palem Raja Roystonea regia 9,1 6. Palem Sadeng Livistona rotundifolia 49,7 7. Palem Wregu Rhapis excelsa 5,0 Rumput-rumputan 1. Adam Hawa Rhoeo discolor 25,0 2. Kacang-kacangan Arachis sp. 12,5 3. Kucai Jepang Carex morrowii 1,6 4. Lili Paris Chlorophytum sp. 1,6 5. Nanas-nanasan Bromelia sp. 10,9 6. Rohelia Ruellia malacosperma 29,2 7. Sutra Bombay Portulaca sp. 9,2 8. Widelia Widelia biflora 10,0 24

39 Lanjutan Tabel 5 No. Nama Lokal Nama Latin (%) Rumput 1. Gajah Axonopus compressus 40,0 2. Gajah Mini Axonopus comp. Dwarf 43,8 3. Peking Agrotis canina 16,2 Paku-pakuan 1. Paku Sarang Burung Asplenium nidus 34,8 2. Paku Jejer Nephrolepis sp. 39,1 3. Paku Tanduk Rusa Platycerium nidus 26,1 Tanaman Epifit 1. Anggrek Dendrobium sp. 100,0 (Pengamatan, per 1 Maret 2008) Dari data pada Tabel 5 diketahui bahwa melati air (Echinodorus sp.) merupakan satu-satunya tanaman air yang terdapat pada kawasan ini. Penggunaan garlic vine (Mansoa hymenaea) sebagai tanaman merambat menyebabkan terganggunya beberapa pengunjung yang sedang istirahat, karena tanaman ini menyebarkan aroma yang khas, yaitu aroma bawang putih. Sedangkan pohon asam keranji (Pithecellobium dulce) untuk daun variegata dirasakan cukup estetik di antara berbagai jenis pohon lainnya. Untuk perdu, kastuba (Euphorbia pulcherrima) mempunyai persentase terbanyak, dikarenakan saat itu penggunaan kastuba sebagai tanaman dekorasi untuk perayaan hari raya Natal masih terpakai. Penggunaan bogenvil (Bougainvillea sp.), heliconia (Heliconia sp.) dan Rohelia (Ruellia malacosperma) yang terdapat pada taman dan pot baik besar maupun kecil masih terlihat umum dengan persentase terbanyak Kawasan Afrika Kawasan ini konsep kawasan bernuansa belantara benua Afrika yang penuh dengan binatang khasnya. Ciri khas kawasan ini adalah wahana Balada Kera (Monkey Theatre), yaitu panggung yang menyajikan operet musik karikatural yang diperankan 23 boneka animatronik, berbentuk gorila dan simpanse, kesemuanya digerakkan dengan teknologi buatan Indonesia. Selain itu juga ada Wahana Ubanga-banga (Junior Bumper Cars) dan Safari Games, serta kedai makanan dan toko cinderamata dengan arsitektur bangunan khas Afrika (Gambar 9). 25

PENGELOLAAN LANSKAP KAWASAN BERTEMA (THEME PARK) DI DUNIA FANTASI TAMAN IMPIAN JAYA ANCOL JAKARTA UTARA DKI JAKARTA. Oleh: PUTERA RAMADHON A

PENGELOLAAN LANSKAP KAWASAN BERTEMA (THEME PARK) DI DUNIA FANTASI TAMAN IMPIAN JAYA ANCOL JAKARTA UTARA DKI JAKARTA. Oleh: PUTERA RAMADHON A PENGELOLAAN LANSKAP KAWASAN BERTEMA (THEME PARK) DI DUNIA FANTASI TAMAN IMPIAN JAYA ANCOL JAKARTA UTARA DKI JAKARTA Oleh: PUTERA RAMADHON A34204046 PROGRAM STUDI ARSITEKTUR LANSKAP FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT

Lebih terperinci

PENGELOLAAN LANSKAP DAN PEMELIHARAAN TAMAN MENTENG JAKARTA PUSAT PADA DINAS PERTAMANAN PROVINSI DKI JAKARTA. Oleh : Mustika Retno Arsyanur A

PENGELOLAAN LANSKAP DAN PEMELIHARAAN TAMAN MENTENG JAKARTA PUSAT PADA DINAS PERTAMANAN PROVINSI DKI JAKARTA. Oleh : Mustika Retno Arsyanur A PENGELOLAAN LANSKAP DAN PEMELIHARAAN TAMAN MENTENG JAKARTA PUSAT PADA DINAS PERTAMANAN PROVINSI DKI JAKARTA Oleh : Mustika Retno Arsyanur A34204025 PROGRAM STUDI ARSITEKTUR LANSKAP FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT

Lebih terperinci

PENGELOLAAN LANSKAP JALUR HIJAU KOTA JALAN JENDERAL SUDIRMAN JAKARTA PADA DINAS PERTAMANAN DKI JAKARTA. Oleh : RIDHO DWIANTO A

PENGELOLAAN LANSKAP JALUR HIJAU KOTA JALAN JENDERAL SUDIRMAN JAKARTA PADA DINAS PERTAMANAN DKI JAKARTA. Oleh : RIDHO DWIANTO A PENGELOLAAN LANSKAP JALUR HIJAU KOTA JALAN JENDERAL SUDIRMAN JAKARTA PADA DINAS PERTAMANAN DKI JAKARTA Oleh : RIDHO DWIANTO A34204013 PROGRAM STUDI ARSITEKTUR LANSKAP FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN

Lebih terperinci

PERANCANGAN LANSKAP KAWASAN REKREASI SITU RAWA BESAR, DEPOK. Oleh : YULIANANTO SUPRIYADI A

PERANCANGAN LANSKAP KAWASAN REKREASI SITU RAWA BESAR, DEPOK. Oleh : YULIANANTO SUPRIYADI A PERANCANGAN LANSKAP KAWASAN REKREASI SITU RAWA BESAR, DEPOK Oleh : YULIANANTO SUPRIYADI A34201023 PROGRAM STUDI ARSITEKTUR LANSKAP FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2008 RINGKASAN YULIANANTO

Lebih terperinci

PERANCANGAN LANSKAP WATERFRONT SITU BABAKAN, DI PERKAMPUNGAN BUDAYA BETAWI SETU BABAKAN, JAKARTA SELATAN

PERANCANGAN LANSKAP WATERFRONT SITU BABAKAN, DI PERKAMPUNGAN BUDAYA BETAWI SETU BABAKAN, JAKARTA SELATAN PERANCANGAN LANSKAP WATERFRONT SITU BABAKAN, DI PERKAMPUNGAN BUDAYA BETAWI SETU BABAKAN, JAKARTA SELATAN Oleh : Mutiara Ayuputri A34201043 PROGRAM STUDI ARSITEKTUR LANSKAP FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN

Lebih terperinci

PENGELOLAAN PEMELIHARAAN LANSKAP DI KAWASAN PERMUKIMAN SENTUL CITY, BOGOR, JAWA BARAT SARI INDAH OKTAVIARNI A

PENGELOLAAN PEMELIHARAAN LANSKAP DI KAWASAN PERMUKIMAN SENTUL CITY, BOGOR, JAWA BARAT SARI INDAH OKTAVIARNI A PENGELOLAAN PEMELIHARAAN LANSKAP DI KAWASAN PERMUKIMAN SENTUL CITY, BOGOR, JAWA BARAT SARI INDAH OKTAVIARNI A34204018 PROGRAM STUDI ARSITEKTUR LANSKAP FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2008 RINGKASAN

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Zaman sekarang ini kemajuan di bidang olahraga semakin maju dan pemikiran

I. PENDAHULUAN. Zaman sekarang ini kemajuan di bidang olahraga semakin maju dan pemikiran 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Zaman sekarang ini kemajuan di bidang olahraga semakin maju dan pemikiran manusia makin meningkat dalam mencapai suatu prestasi yang tinggi, maka negara-negara yang

Lebih terperinci

PEMELIHARAAN LANSKAP KAWASAN PERMUKIMAN PURI MAYANG KELURAHAN MAYANG MANGURAI, KECAMATAN KOTA BARU, KOTA JAMBI. Oleh : ANGGIE OCTAVIANI A

PEMELIHARAAN LANSKAP KAWASAN PERMUKIMAN PURI MAYANG KELURAHAN MAYANG MANGURAI, KECAMATAN KOTA BARU, KOTA JAMBI. Oleh : ANGGIE OCTAVIANI A Skripsi PEMELIHARAAN LANSKAP KAWASAN PERMUKIMAN PURI MAYANG KELURAHAN MAYANG MANGURAI, KECAMATAN KOTA BARU, KOTA JAMBI Oleh : ANGGIE OCTAVIANI A34203012 PROGRAM STUDI ARSITEKTUR LANSKAP FAKULTAS PERTANIAN

Lebih terperinci

PENGELOLAAN LANSKAP DAN PEMELIHARAAN TAMAN KOTA 1 DI BSD CITY, TANGERANG. Oleh: YULIANTO WIBISONO A

PENGELOLAAN LANSKAP DAN PEMELIHARAAN TAMAN KOTA 1 DI BSD CITY, TANGERANG. Oleh: YULIANTO WIBISONO A PENGELOLAAN LANSKAP DAN PEMELIHARAAN TAMAN KOTA 1 DI BSD CITY, TANGERANG Oleh: YULIANTO WIBISONO A34204023 PROGRAM STUDI ARSITEKTUR LANSKAP FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2008 PENGELOLAAN

Lebih terperinci

PEMBANGUNAN LANSKAP CLUSTER PADMA NIRWANA DAN ORCHARD WALK PADA KAWASAN PERMUKIMAN BOGOR NIRWANA RESIDENCE, BOGOR. Oleh : Hendy Satrio Aji A

PEMBANGUNAN LANSKAP CLUSTER PADMA NIRWANA DAN ORCHARD WALK PADA KAWASAN PERMUKIMAN BOGOR NIRWANA RESIDENCE, BOGOR. Oleh : Hendy Satrio Aji A PEMBANGUNAN LANSKAP CLUSTER PADMA NIRWANA DAN ORCHARD WALK PADA KAWASAN PERMUKIMAN BOGOR NIRWANA RESIDENCE, BOGOR Oleh : Hendy Satrio Aji A34204030 PROGRAM STUDI ARSITEKTUR LANSKAP FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT

Lebih terperinci

PERANCANGAN LANSKAP ASTON AMBON NATSEPA RESORT DAN SPA, AMBON DWI RETNO HANDAYANI A

PERANCANGAN LANSKAP ASTON AMBON NATSEPA RESORT DAN SPA, AMBON DWI RETNO HANDAYANI A PERANCANGAN LANSKAP ASTON AMBON NATSEPA RESORT DAN SPA, AMBON DWI RETNO HANDAYANI A34203044 PROGRAM STUDI ARSITEKTUR LANSKAP FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2008 PERANCANGAN LANSKAP ASTON AMBON

Lebih terperinci

BAB V PERENCANAAN LANSKAP ANCOL ECOPARK

BAB V PERENCANAAN LANSKAP ANCOL ECOPARK 26 BAB V PERENCANAAN LANSKAP ANCOL ECOPARK 5.1 Konsep Pengembangan Ancol Ecopark Hingga saat ini Ancol Ecopark masih terus mengalami pengembangan dalam proses pembangunannya. Dalam pembentukan konsep awal,

Lebih terperinci

Gambar 23. Ilustrasi Konsep (Image reference) Sumber : (1) ; (2) (3)

Gambar 23. Ilustrasi Konsep (Image reference) Sumber : (1)  ; (2)  (3) 48 PERENCANAAN LANSKAP Konsep dan Pengembangannya Konsep dasar pada perencanaan lanskap bantaran KBT ini adalah menjadikan bantaran yang memiliki fungsi untuk : (1) upaya perlindungan fungsi kanal dan

Lebih terperinci

PENGELOLAAN PEMELIHARAAN LANSKAP KAWASAN PERUMAHAN GRAHA RAYA KECAMATAN SERPONG DAN PONDOK AREN FEBBY LESTARI A

PENGELOLAAN PEMELIHARAAN LANSKAP KAWASAN PERUMAHAN GRAHA RAYA KECAMATAN SERPONG DAN PONDOK AREN FEBBY LESTARI A PENGELOLAAN PEMELIHARAAN LANSKAP KAWASAN PERUMAHAN GRAHA RAYA KECAMATAN SERPONG DAN PONDOK AREN FEBBY LESTARI A 34202006 PROGRAM STUDI ARSITEKTUR LANSKAP FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2007

Lebih terperinci

PEMELIHARAAN LANSKAP HOTEL JAKARTA HILTON INTERNATIONAL. Oleh : FAIKA RAHIMA ZORAIDA A

PEMELIHARAAN LANSKAP HOTEL JAKARTA HILTON INTERNATIONAL. Oleh : FAIKA RAHIMA ZORAIDA A PEMELIHARAAN LANSKAP HOTEL JAKARTA HILTON INTERNATIONAL Oleh : FAIKA RAHIMA ZORAIDA A34201024 PROGRAM STUDI ARSITEKTUR LANSKAP FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2005 RINGKASAN FAIKA RAHIMA ZORAIDA.

Lebih terperinci

PERANCANGAN ULANG JALUR HIJAU JALAN BARAT-TIMUR KOTA BARU BANDAR KEMAYORAN. Oleh: Syahroji A

PERANCANGAN ULANG JALUR HIJAU JALAN BARAT-TIMUR KOTA BARU BANDAR KEMAYORAN. Oleh: Syahroji A PERANCANGAN ULANG JALUR HIJAU JALAN BARAT-TIMUR KOTA BARU BANDAR KEMAYORAN Oleh: Syahroji A34204015 DEPARTEMEN ARSITEKTUR LANSKAP FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2008 RINGKASAN SYAHROJI. Perancangan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Lanskap dan Lanskap Kota Lanskap adalah suatu bagian dari muka bumi dengan berbagai karakter lahan/tapak dan dengan segala sesuatu yang ada di atasnya baik bersifat alami maupun

Lebih terperinci

EVALUASI TANAMAN BAGI PENGEMBANGAN LANSKAP JALAN UTAMA KOTA BUMI, LAMPUNG UTARA ISYANI

EVALUASI TANAMAN BAGI PENGEMBANGAN LANSKAP JALAN UTAMA KOTA BUMI, LAMPUNG UTARA ISYANI EVALUASI TANAMAN BAGI PENGEMBANGAN LANSKAP JALAN UTAMA KOTA BUMI, LAMPUNG UTARA ISYANI SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2006 ABSTRAK ISYANI. Evaluasi Tanaman bagi Pengembangan Lanskap

Lebih terperinci

MG XIV PRINSIP PENGELOLAAN LANSKAP BERKELANJUTAN

MG XIV PRINSIP PENGELOLAAN LANSKAP BERKELANJUTAN MG XIV PRINSIP PENGELOLAAN LANSKAP BERKELANJUTAN Dr KASWANTO M.K. PENGELOLAAN LANSKAP BERKELANJUTAN (ARL 521) DEPARTEMEN ARSITEKTUR LANSKAP FAKULTAS PERTANIAN - INSTITUT PERTANIAN BOGOR Senin, 23 Mei 2016

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengelolaan dan Pemeliharaan Lanskap Pengelolaan atau pengorganisasian suatu kegiatan pemeliharaan bergantung pada berbagai faktor yang terdapat pada lokasi seperti pengunjung

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. alami maupun buatan manusia, yang merupakan total dari bagian hidup manusia

II. TINJAUAN PUSTAKA. alami maupun buatan manusia, yang merupakan total dari bagian hidup manusia II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Lanskap dan Lanskap Kota Lanskap merupakan suatu bagian dari muka bumi dengan berbagai karakter lahan/tapak dan dengan segala sesuatu yang ada di atasnya baik bersifat alami maupun

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengelolaan dan Pemeliharaan Lanskap Pengelolaan lanskap merupakan sebuah upaya terpadu dalam penataan, pemanfaatan, pemeliharaan, pelestarian, pengawasan, pengendalian, dan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Wisata dan Rekreasi Undang- Undang No.9 Tahun 1990 mendefinisikan wisata sebagai perjalanan atau sebagian dari kegiatan yang dilakukan secara sukarela serta bersifat sementara

Lebih terperinci

BAB IV KONDISI UMUM LOKASI

BAB IV KONDISI UMUM LOKASI 24 BAB IV KONDISI UMUM LOKASI 4.1 Sejarah Kawasan Taman Wisata Alam (TWA) Punti Kayu merupakan kawasan yang berubah peruntukannya dari kebun percobaan tanaman kayu menjadi taman wisata di Kota Palembang.

Lebih terperinci

BAB IV KONDISI UMUM LOKASI

BAB IV KONDISI UMUM LOKASI 16 BAB IV KONDISI UMUM LOKASI 4.1 Deskripsi Umum Taman Impian Jaya Ancol PT. Pembangunan Jaya Ancol Tbk. merupakan sebuah perusahaan yang bergerak dalam bidang usaha pembangunan dan jasa konsultasi bidang

Lebih terperinci

PERANCANGAN LANSKAP SEKOLAH ISLAM TERPADU UMMUL QURO BERDASARKAN KONSEP TAMAN ISLAMI FISQA TASYARA A

PERANCANGAN LANSKAP SEKOLAH ISLAM TERPADU UMMUL QURO BERDASARKAN KONSEP TAMAN ISLAMI FISQA TASYARA A PERANCANGAN LANSKAP SEKOLAH ISLAM TERPADU UMMUL QURO BERDASARKAN KONSEP TAMAN ISLAMI FISQA TASYARA A34203058 PROGRAM STUDI ARSITEKTUR LANSKAP FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2008 Dengan ini

Lebih terperinci

PERENCANAAN LANSKAP WISATA SEJARAH DAN BUDAYA KOMPLEKS CANDI GEDONG SONGO, KABUPATEN SEMARANG MUTIARA SANI A

PERENCANAAN LANSKAP WISATA SEJARAH DAN BUDAYA KOMPLEKS CANDI GEDONG SONGO, KABUPATEN SEMARANG MUTIARA SANI A PERENCANAAN LANSKAP WISATA SEJARAH DAN BUDAYA KOMPLEKS CANDI GEDONG SONGO, KABUPATEN SEMARANG MUTIARA SANI A34203015 PROGRAM STUDI ARSITEKTUR LANSKAP FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2008 PERENCANAAN

Lebih terperinci

STUDI DAYA DUKUNG BIOFISIK KAWASAN REKREASI KEBUN RAYA BOGOR

STUDI DAYA DUKUNG BIOFISIK KAWASAN REKREASI KEBUN RAYA BOGOR STUDI DAYA DUKUNG BIOFISIK KAWASAN REKREASI KEBUN RAYA BOGOR Oleh : YAYAT RUHIYAT A34201018 PROGRAM STUDI ARSITEKTUR LANSKAP FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2008 RINGKASAN YAYAT RUHIYAT. Studi

Lebih terperinci

IV. KONDISI UMUM 4.1 Letak Geografis dan Aksesibilitas

IV. KONDISI UMUM 4.1 Letak Geografis dan Aksesibilitas 42 IV. KONDISI UMUM 4.1 Letak Geografis dan Aksesibilitas Secara geografis, perumahan Bukit Cimanggu City (BCC) terletak pada 06.53 LS-06.56 LS dan 106.78 BT sedangkan perumahan Taman Yasmin terletak pada

Lebih terperinci

PRA DESAIN LANSKAP UNIVERSITAS MATHLA UL ANWAR SEBAGAI BOTANICAL GARDEN. Disusun oleh: DENI HERYANI A

PRA DESAIN LANSKAP UNIVERSITAS MATHLA UL ANWAR SEBAGAI BOTANICAL GARDEN. Disusun oleh: DENI HERYANI A PRA DESAIN LANSKAP UNIVERSITAS MATHLA UL ANWAR SEBAGAI BOTANICAL GARDEN Disusun oleh: DENI HERYANI A34203018 DEPARTEMEN ARSITEKTUR LANSKAP FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2008 RINGKASAN DENI

Lebih terperinci

EVALUASI ASPEK FUNGSI DAN KUALITAS ESTETIKA TANAMAN LANSKAP KEBUN RAYA BOGOR (Kasus : Pohon dan Perdu) IPAH NAPISAH A

EVALUASI ASPEK FUNGSI DAN KUALITAS ESTETIKA TANAMAN LANSKAP KEBUN RAYA BOGOR (Kasus : Pohon dan Perdu) IPAH NAPISAH A EVALUASI ASPEK FUNGSI DAN KUALITAS ESTETIKA TANAMAN LANSKAP KEBUN RAYA BOGOR (Kasus : Pohon dan Perdu) IPAH NAPISAH A34204014 DEPARTEMEN ARSITEKTUR LANSKAP FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2009

Lebih terperinci

PERENCANAAN LANSKAP KAWASAN WISATA BUDAYA BERBASIS INDUSTRI KERAJINAN DI DESA LOYOK, PULAU LOMBOK

PERENCANAAN LANSKAP KAWASAN WISATA BUDAYA BERBASIS INDUSTRI KERAJINAN DI DESA LOYOK, PULAU LOMBOK PERENCANAAN LANSKAP KAWASAN WISATA BUDAYA BERBASIS INDUSTRI KERAJINAN DI DESA LOYOK, PULAU LOMBOK Oleh : Dina Dwi Wahyuni A 34201030 PROGRAM STUDI ARSITEKTUR LANSKAP FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Secara spesifik lansekap adalah suatu areal lahan atau daratan yang memiliki kualitas

TINJAUAN PUSTAKA. Secara spesifik lansekap adalah suatu areal lahan atau daratan yang memiliki kualitas II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Lansekap Secara spesifik lansekap adalah suatu areal lahan atau daratan yang memiliki kualitas visual bentukan lahan, formasi batuan, elemen air, dan pola tanaman yang berbeda

Lebih terperinci

BAB III GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN

BAB III GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN BAB III GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN A. Ancol Jakarta Bay City A.1 Sejarah Perusahaan PT. Pembangunan Jaya Ancol yang menjadi objek penelitian skripsi ini, merupakan perusahaan patungan antara Pemda

Lebih terperinci

PEMELIHARAAN LANSKAP PADANG GOLF KOTA ARAYA, MALANG KARTIKA NURHAYATI

PEMELIHARAAN LANSKAP PADANG GOLF KOTA ARAYA, MALANG KARTIKA NURHAYATI PEMELIHARAAN LANSKAP PADANG GOLF KOTA ARAYA, MALANG KARTIKA NURHAYATI DEPARTEMEN ARSITEKTUR LANSKAP FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2009 RINGKASAN KARTIKA NURHAYATI. Pemeliharaan Lanskap Padang

Lebih terperinci

HOTEL RESOR DI TANJUNG JAYA

HOTEL RESOR DI TANJUNG JAYA HOTEL RESOR DI TANJUNG JAYA LAPORAN PERANCANGAN AR 40Z0 TUGAS AKHIR PERANCANGAN SEMESTER I TAHUN 2007/2008 Oleh RR PRITHA HAYUNINGTYAS P 152 03 026 PROGRAM STUDI ARSITEKTUR SEKOLAH ARSITEKTUR, PERENCANAAN,

Lebih terperinci

KONSEP STREET FURNITURE KAMPUS INSTITUT PERTANIAN BOGOR DRAMAGA INDRA SAPUTRA A

KONSEP STREET FURNITURE KAMPUS INSTITUT PERTANIAN BOGOR DRAMAGA INDRA SAPUTRA A KONSEP STREET FURNITURE KAMPUS INSTITUT PERTANIAN BOGOR DRAMAGA INDRA SAPUTRA A34203039 PROGRAM STUDI ARSITEKTUR LANSKAP FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2010 RINGKASAN INDRA SAPUTRA. A34203039.

Lebih terperinci

PERENCANAAN EKOWISATA DI ZONA PENYANGGA TAMAN NASIONAL UJUNG KULON (TNUK), BANTEN (Kasus Desa Taman Jaya, Kecamatan Sumur Kabupaten Pandeglang)

PERENCANAAN EKOWISATA DI ZONA PENYANGGA TAMAN NASIONAL UJUNG KULON (TNUK), BANTEN (Kasus Desa Taman Jaya, Kecamatan Sumur Kabupaten Pandeglang) PERENCANAAN EKOWISATA DI ZONA PENYANGGA TAMAN NASIONAL UJUNG KULON (TNUK), BANTEN (Kasus Desa Taman Jaya, Kecamatan Sumur Kabupaten Pandeglang) AINI HARTANTI A34204035 PROGRAM STUDI ARSITEKTUR LANSKAP

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Padang Golf Sukarame (PGS) merupakan Lapangan Golf pertama dan satu-satunya di

I. PENDAHULUAN. Padang Golf Sukarame (PGS) merupakan Lapangan Golf pertama dan satu-satunya di 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Padang Golf Sukarame (PGS) merupakan Lapangan Golf pertama dan satu-satunya di Provinsi Lampung. Padang Golf Sukarame didirikan oleh Perkumpulan Golf Lampung (PGL).

Lebih terperinci

SKRIPSI KAJIAN LANSKAP RUANG TERBUKA DI RT 01/08, KELURAHAN BARANANGSIANG, KECAMATAN BOGOR TIMUR, KOTA BOGOR MIFTAHUL FALAH A

SKRIPSI KAJIAN LANSKAP RUANG TERBUKA DI RT 01/08, KELURAHAN BARANANGSIANG, KECAMATAN BOGOR TIMUR, KOTA BOGOR MIFTAHUL FALAH A i SKRIPSI KAJIAN LANSKAP RUANG TERBUKA DI RT 01/08, KELURAHAN BARANANGSIANG, KECAMATAN BOGOR TIMUR, KOTA BOGOR MIFTAHUL FALAH A34203053 DEPARTEMEN ARSITEKTUR LANSKAP FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN

Lebih terperinci

Lampiran 1. Daftar Pekerjaan yang Dikerjakan oleh Mahasiswa Magang pada Proyek Discovery Hotel

Lampiran 1. Daftar Pekerjaan yang Dikerjakan oleh Mahasiswa Magang pada Proyek Discovery Hotel LAMPIRAN 126 127 Lampiran 1. Daftar Pekerjaan yang Dikerjakan oleh Mahasiswa Magang pada Proyek Discovery Hotel No Judul Gambar Keterangan 1 Guard House Gambar 41 2 Desain pada Gazebo Gambar 54 3 Desain

Lebih terperinci

BAB IV KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB IV KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN 18 BAB IV KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1 Letak Geografis dan Administratif Kawasan permukiman skala besar Bumi Serpong Damai (BSD City) secara administratif termasuk ke dalam wilayah Kecamatan Serpong

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. andalan untuk memperoleh pendapatan asli daerah adalah sektor pariwisata.

I. PENDAHULUAN. andalan untuk memperoleh pendapatan asli daerah adalah sektor pariwisata. 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam rangka percepatan pembangunan daerah, salah satu sektor yang menjadi andalan untuk memperoleh pendapatan asli daerah adalah sektor pariwisata. Pariwisata

Lebih terperinci

PENGELOLAAN PEMELIHARAAN LANSKAP KAWASAN VILA KOTA BUNGA PUNCAK, CIPANAS, JAWA BARAT. Oleh: RIZKA FITRIYANI A

PENGELOLAAN PEMELIHARAAN LANSKAP KAWASAN VILA KOTA BUNGA PUNCAK, CIPANAS, JAWA BARAT. Oleh: RIZKA FITRIYANI A PENGELOLAAN PEMELIHARAAN LANSKAP KAWASAN VILA KOTA BUNGA PUNCAK, CIPANAS, JAWA BARAT Oleh: RIZKA FITRIYANI A44051893 DEPARTEMEN ARSITEKTUR LANSKAP FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2010 RINGKASAN

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Tempat dan Waktu

METODE PENELITIAN. Tempat dan Waktu METODE PENELITIAN Tempat dan Waktu Penelitian dilaksanakan di kawasan Kampung Setu Babakan-Srengseng Sawah, Kecamatan Jagakarsa-Kotamadya Jakarta Selatan (Gambar 6), dengan luas kawasan ± 165 ha, meliputi

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data, diperoleh kesimpulan

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data, diperoleh kesimpulan 118 BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI A. KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data, diperoleh kesimpulan sebagai berikut : 1. Objek wisata Curug Orok yang terletak di Desa Cikandang Kecamatan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. desain taman dengan menggunakan tanaman hias sebagai komponennya

II. TINJAUAN PUSTAKA. desain taman dengan menggunakan tanaman hias sebagai komponennya 9 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Ruang Lingkup Arsitektur Lansekap Lansekap sebagai gabungan antara seni dan ilmu yang berhubungan dengan desain taman dengan menggunakan tanaman hias sebagai komponennya merupakan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pariwisata merupakan sektor penunjang pertumbuhan ekonomi sebagai

I. PENDAHULUAN. Pariwisata merupakan sektor penunjang pertumbuhan ekonomi sebagai I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pariwisata merupakan sektor penunjang pertumbuhan ekonomi sebagai sumber penerimaan devisa, membuka lapangan kerja sekaligus kesempatan berusaha. Hal ini didukung dengan

Lebih terperinci

PERENCANAAN LANSKAP BUMI PERKEMAHAN RANCA UPAS BERDASARKAN PENDEKATAN DAYA DUKUNG EKOLOGI MUHAMMAD ICHWAN A

PERENCANAAN LANSKAP BUMI PERKEMAHAN RANCA UPAS BERDASARKAN PENDEKATAN DAYA DUKUNG EKOLOGI MUHAMMAD ICHWAN A PERENCANAAN LANSKAP BUMI PERKEMAHAN RANCA UPAS BERDASARKAN PENDEKATAN DAYA DUKUNG EKOLOGI MUHAMMAD ICHWAN A34204040 DEPARTEMEN ARSITEKTUR LANSKAP FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2009 RINGKASAN

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Ecotouris, dalam bahasa Indonesia diterjemahkan menjadi ekowisata. Ada

TINJAUAN PUSTAKA. Ecotouris, dalam bahasa Indonesia diterjemahkan menjadi ekowisata. Ada TINJAUAN PUSTAKA Ekowisata Ecotouris, dalam bahasa Indonesia diterjemahkan menjadi ekowisata. Ada juga yang menterjemahkan sebagai ekowisata atau wisata-ekologi. Menurut Pendit (1999) ekowisata terdiri

Lebih terperinci

Pemeliharaan Lanskap (Landscape maintenance and management)

Pemeliharaan Lanskap (Landscape maintenance and management) Lanskap Perkotaan (Urban Landscape) Pemeliharaan Lanskap (Landscape maintenance and management) Siti Nurul Rofiqo Irwan, SP. MAgr, PhD. Tujuan Memahami dasar pemeliharaan dan pengelolaan lanskap Mengaplikasi

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Denpasar, Juni 2016 Penulis. Perdana Putra NIM

KATA PENGANTAR. Denpasar, Juni 2016 Penulis. Perdana Putra NIM ABSTRAK Sepeda motor merupakan alat transportasi yang banyak digunakan di Indonesia. Saat ini sepeda motor telah berkembang dalam berbagai jenis dan merek. Kegunaannya pun bukan hanya untuk transportasi

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PERANCANGAN. Dalam kajian perancangan ini berisi tentang penjelasan dari proses atau

BAB 3 METODOLOGI PERANCANGAN. Dalam kajian perancangan ini berisi tentang penjelasan dari proses atau BAB 3 METODOLOGI PERANCANGAN 3.1. Metode Umum Dalam kajian perancangan ini berisi tentang penjelasan dari proses atau tahapan-tahapan dalam merancang, yang disertai dengan teori-teori dan data-data yang

Lebih terperinci

VI. KONSEP 6.1. Konsep Dasar 6.2. Konsep Pengembangan Fungsi Pendidikan

VI. KONSEP 6.1. Konsep Dasar 6.2. Konsep Pengembangan Fungsi Pendidikan 116 VI. KONSEP 6.1. Konsep Dasar Konsep dasar perencanaan adalah mengembangkan laboratorium lapang PPDF sebagai tempat praktikum santri sesuai dengan mata pelajaran yang diberikan dan juga dikembangkan

Lebih terperinci

PERENCANAAN LANSKAP KAWASAN WISATA BUDAYA BERBASIS INDUSTRI KERAJINAN GERABAH DI DESA BANYUMULEK, KECAMATAN KEDIRI, LOMBOK BARAT

PERENCANAAN LANSKAP KAWASAN WISATA BUDAYA BERBASIS INDUSTRI KERAJINAN GERABAH DI DESA BANYUMULEK, KECAMATAN KEDIRI, LOMBOK BARAT PERENCANAAN LANSKAP KAWASAN WISATA BUDAYA BERBASIS INDUSTRI KERAJINAN GERABAH DI DESA BANYUMULEK, KECAMATAN KEDIRI, LOMBOK BARAT Oleh : RINRIN KODARIYAH A 34201017 PROGRAM STUDI ARSITEKTUR LANSKAP FAKULTAS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. PENGERTIAN JUDUL

BAB I PENDAHULUAN 1.1. PENGERTIAN JUDUL 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. PENGERTIAN JUDUL Proyek yang direncanakan dalam Studio Konsep Perancangan Arsitektur (SKPA) berjudul Boyolali Historical Park sebagai Pengembangan Taman Sonokridanggo. Maksud dari

Lebih terperinci

BAB VI HASIL PERANCANGAN

BAB VI HASIL PERANCANGAN BAB VI HASIL PERANCANGAN 6.1 Konsep Dasar Perancangan Konsep dasar perancangan Pusat Studi dan Budidaya Tanaman Hidroponik ini adalah Arsitektur Ekologis. Adapun beberapa nilai-nilai Arsitektur Ekologis

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara kepulauan yang sangat luas dan kaya akan potensi sumber daya

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara kepulauan yang sangat luas dan kaya akan potensi sumber daya I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan negara kepulauan yang sangat luas dan kaya akan potensi sumber daya alam. Dengan demikian, Indonesia memiliki potensi kepariwisataan yang tinggi, baik

Lebih terperinci

Pokok Bahasan : Konsep Ekologi 2 Sub Pokok Bahasan : a. Lingkungan alamiah dan buatan b. Ekologi kota c. Ekologi kota sebagai lingkungan terbangun

Pokok Bahasan : Konsep Ekologi 2 Sub Pokok Bahasan : a. Lingkungan alamiah dan buatan b. Ekologi kota c. Ekologi kota sebagai lingkungan terbangun MINGGU 4 Pokok Bahasan : Konsep Ekologi 2 Sub Pokok Bahasan : a. Lingkungan alamiah dan buatan b. Ekologi kota c. Ekologi kota sebagai lingkungan terbangun Lingkungan Alamiah Dan Buatan Manusia Para dipahami

Lebih terperinci

TAMAN REKREASI SERULINGMAS DI BANJARNEGARA Dengan Penekanan Desain Arsitektur Neo Vernakular

TAMAN REKREASI SERULINGMAS DI BANJARNEGARA Dengan Penekanan Desain Arsitektur Neo Vernakular LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR TAMAN REKREASI SERULINGMAS DI BANJARNEGARA Dengan Penekanan Desain Arsitektur Neo Vernakular Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh

Lebih terperinci

BAB III KAJIAN TAPAK KAWASAN IMOGIRI, KABUPATEN BANTUL

BAB III KAJIAN TAPAK KAWASAN IMOGIRI, KABUPATEN BANTUL BAB III KAJIAN TAPAK KAWASAN IMOGIRI, KABUPATEN BANTUL Kabupaten Bantul adalah kabupaten yang terletak di bagian Selatan Barat daya Provinsi D.I. Yogyakarta. Kawasan ini terletak antara 07 44 04 08 00

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I.1. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN I.1. LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN I.1. LATAR BELAKANG Kekayaan Indonesia akan flora dan faunanya membawa indonesia kepada sederet rekor dan catatan kekayaan di dunia. Tanahnya yang subur dan iklim yang menunjang, memiliki

Lebih terperinci

PERANCANGAN LANSKAP AGROWISATA IKAN HIAS AIR TAWAR DI BALAI PENGEMBANGAN BENIH IKAN CIHERANG KABUPATEN CIANJUR JAWA BARAT

PERANCANGAN LANSKAP AGROWISATA IKAN HIAS AIR TAWAR DI BALAI PENGEMBANGAN BENIH IKAN CIHERANG KABUPATEN CIANJUR JAWA BARAT PERANCANGAN LANSKAP AGROWISATA IKAN HIAS AIR TAWAR DI BALAI PENGEMBANGAN BENIH IKAN CIHERANG KABUPATEN CIANJUR JAWA BARAT Oleh: GIN GIN GINANJAR A34201029 PROGRAM STUDI ARSITEKTUR LANSKAP FAKULTAS PERTANIAN

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI. 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian

BAB III METODOLOGI. 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 14 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian BAB III METODOLOGI Kegiatan penelitian ini dilakukan di Pusat Kota Banda Aceh yang berada di Kecamatan Baiturrahman, tepatnya mencakup tiga kampung, yaitu Kampung Baru,

Lebih terperinci

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

V. HASIL DAN PEMBAHASAN V. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Kondisi Eksisting dan Evaluasi Ruang Terbuka Hijau Kecamatan Jepara Jenis ruang terbuka hijau yang dikembangkan di pusat kota diarahkan untuk mengakomodasi tidak hanya fungsi

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pariwisata secara luas adalah kegiatan rekreasi di luar domisili untuk

I. PENDAHULUAN. Pariwisata secara luas adalah kegiatan rekreasi di luar domisili untuk I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pariwisata secara luas adalah kegiatan rekreasi di luar domisili untuk melepaskan diri dari pekerjaan rutin atau mencari suasana lain. Pariwisata telah menjadi bagian

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. perkebunan, kelautan dan perikanan, serta pertambangan Sektor pariwisata

I. PENDAHULUAN. perkebunan, kelautan dan perikanan, serta pertambangan Sektor pariwisata I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sektor pariwisata secara umum merupakan salah satu prioritas unggulan penghasil devisa negara selain migas, pertanian dan agro industri, kehutanan dan perkebunan, kelautan

Lebih terperinci

PERSEPSI DAN PREFERENSI PENGUNJUNG TERHADAP FUNGSI DAN LOKASI OBYEK-OBYEK REKREASI DI KEBUN RAYA BOGOR

PERSEPSI DAN PREFERENSI PENGUNJUNG TERHADAP FUNGSI DAN LOKASI OBYEK-OBYEK REKREASI DI KEBUN RAYA BOGOR PERSEPSI DAN PREFERENSI PENGUNJUNG TERHADAP FUNGSI DAN LOKASI OBYEK-OBYEK REKREASI DI KEBUN RAYA BOGOR Oleh SEPTA ARI MAMIRI A34203047 DEPARTEMEN ARSITEKTUR LANSKAP FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN

Lebih terperinci

KEMAMPUAN SERAPAN KARBONDIOKSIDA PADA TANAMAN HUTAN KOTA DI KEBUN RAYA BOGOR SRI PURWANINGSIH

KEMAMPUAN SERAPAN KARBONDIOKSIDA PADA TANAMAN HUTAN KOTA DI KEBUN RAYA BOGOR SRI PURWANINGSIH KEMAMPUAN SERAPAN KARBONDIOKSIDA PADA TANAMAN HUTAN KOTA DI KEBUN RAYA BOGOR SRI PURWANINGSIH Kemampuan Serapan Karbondioksida pada Tanaman Hutan Kota di Kebun Raya Bogor SRI PURWANINGSIH DEPARTEMEN KONSERVASI

Lebih terperinci

Kemampuan Serapan Karbondioksida pada Tanaman Hutan Kota di Kebun Raya Bogor SRI PURWANINGSIH

Kemampuan Serapan Karbondioksida pada Tanaman Hutan Kota di Kebun Raya Bogor SRI PURWANINGSIH Kemampuan Serapan Karbondioksida pada Tanaman Hutan Kota di Kebun Raya Bogor SRI PURWANINGSIH DEPARTEMEN KONSERVASI SUMBERDAYA HUTAN DAN EKOWISATA FAKULTAS KEHUTANAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2007 Kemampuan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. keanekaragaman kondisi fisik yang tersebar di seluruh Kabupaten, Hal ini menjadikan

I. PENDAHULUAN. keanekaragaman kondisi fisik yang tersebar di seluruh Kabupaten, Hal ini menjadikan I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Propinsi Lampung merupakan wilayah yang memiliki kekayaan alam yang melimpah dan keanekaragaman kondisi fisik yang tersebar di seluruh Kabupaten, Hal ini menjadikan Propinsi

Lebih terperinci

PERSEPSI KUALITAS ESTETIKA DAN EKOLOGI PADA JALUR WISATA ALAM TAMAN NASIONAL GEDE PANGRANGO. Oleh DIDIK YULIANTO A

PERSEPSI KUALITAS ESTETIKA DAN EKOLOGI PADA JALUR WISATA ALAM TAMAN NASIONAL GEDE PANGRANGO. Oleh DIDIK YULIANTO A PERSEPSI KUALITAS ESTETIKA DAN EKOLOGI PADA JALUR WISATA ALAM TAMAN NASIONAL GEDE PANGRANGO Oleh DIDIK YULIANTO A34202008 PROGRAM STUDI ARSITEKTUR LANSKAP FAKULTAS PERTANIAN INSTIT UT PERTANIAN BOGOR 2006

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ruang Terbuka Hijau atau RTH merupakan salah satu komponen penting perkotaan. Secara umum ruang terbuka publik (open spaces) di perkotaan terdiri dari ruang terbuka

Lebih terperinci

RENCANA PENGELOLAAN LANSKAP PERKAMPUNGAN BUDAYA BETAWI DI SETU BABAKAN-SRENGSENG SAWAH, KECAMATAN JAGAKARSA-JAKARTA SELATAN OLEH: SITTI WARDININGSIH

RENCANA PENGELOLAAN LANSKAP PERKAMPUNGAN BUDAYA BETAWI DI SETU BABAKAN-SRENGSENG SAWAH, KECAMATAN JAGAKARSA-JAKARTA SELATAN OLEH: SITTI WARDININGSIH RENCANA PENGELOLAAN LANSKAP PERKAMPUNGAN BUDAYA BETAWI DI SETU BABAKAN-SRENGSENG SAWAH, KECAMATAN JAGAKARSA-JAKARTA SELATAN OLEH: SITTI WARDININGSIH SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. daerah wisata. Pariwisata itu sendiri adalah suatu perjalanan yang dilakukan untuk

BAB I PENDAHULUAN. daerah wisata. Pariwisata itu sendiri adalah suatu perjalanan yang dilakukan untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.1.1 Latar Belakang Objek Banyak negara yang bergantung pada industri pariwisata sebagai sumber pajak dan meningkatkan sistem ekonomi pada daerah tersebut. Oleh karena

Lebih terperinci

KONDISI UMUM. Tabel 13 Letak geografis Jakarta Pusat

KONDISI UMUM. Tabel 13 Letak geografis Jakarta Pusat 26 KONDISI UMUM Keadaan Geografis Keadaan geografis Kota administrasi Jakarta Pusat yaitu terletak antara 106º.22.42 BT sampai dengan 106º.58.18 BT dan 5º19,12 LS sampai dengan 6º.23 54 LS. Permukaan tanahnya

Lebih terperinci

VI. PERENCANAAN HUTAN KOTA

VI. PERENCANAAN HUTAN KOTA VI. PERENCANAAN HUTAN KOTA 6.1. Konsep Hutan Kota Perencanaan hutan kota ini didasarkan pada konsep hutan kota yang mengakomodasi kebutuhan masyarakat kota Banjarmasin terhadap ruang publik. Hal ini sejalan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN DESAIN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN DESAIN BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN DESAIN 4.1 Denah Lokasi Hutan Kota Sungkur Klaten terletak di Kelurahan Sungkur, Kecamatan Klaten Utara, Kabupaten Klaten. Bagian Utara Hutan Kota berbatasan dengan Jalan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. untuk memotivasi berkembangnya pembangunan daerah. Pemerintah daerah harus berupaya

I. PENDAHULUAN. untuk memotivasi berkembangnya pembangunan daerah. Pemerintah daerah harus berupaya I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pariwisata merupakan bentuk industri pariwisata yang belakangan ini menjadi tujuan dari sebagian kecil masyarakat. Pengembangan industri pariwisata mempunyai peranan penting

Lebih terperinci

PERENCANAAN LANSKAP JALUR PENCAPAIAN KAWASAN AGROWISATA PADA AGROPOLITAN CIPANAS, CIANJUR. Oleh : Annisa Budi Erawati A

PERENCANAAN LANSKAP JALUR PENCAPAIAN KAWASAN AGROWISATA PADA AGROPOLITAN CIPANAS, CIANJUR. Oleh : Annisa Budi Erawati A PERENCANAAN LANSKAP JALUR PENCAPAIAN KAWASAN AGROWISATA PADA AGROPOLITAN CIPANAS, CIANJUR Oleh : Annisa Budi Erawati A34201035 PROGRAM STUDI ARSITEKTUR LANSKAP FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR

Lebih terperinci

BAB V ANALISIS SINTESIS

BAB V ANALISIS SINTESIS BAB V ANALISIS SINTESIS 5.1 Aspek Fisik dan Biofisik 5.1.1 Letak, Luas, dan Batas Tapak Tapak terletak di bagian Timur kompleks sekolah dan berdekatan dengan pintu keluar sekolah, bangunan kolam renang,

Lebih terperinci

VI. PERENCANAAN LANSKAP PEDESTRIAN SHOPPING STREET

VI. PERENCANAAN LANSKAP PEDESTRIAN SHOPPING STREET 42 VI. PERENCANAAN LANSKAP PEDESTRIAN SHOPPING STREET Pengembangan konsep dalam studi perencanaan kawasan ini akan terbagi ke dalam empat sub konsep, yaitu perencanaan lanskap pedestrian shopping street,

Lebih terperinci

PERENCANAAN LANSKAP KAWASAN PERMUKIMAN BANTARAN SUNGAI BERBASIS BIOREGION. Oleh : ARIN NINGSIH SETIAWAN A

PERENCANAAN LANSKAP KAWASAN PERMUKIMAN BANTARAN SUNGAI BERBASIS BIOREGION. Oleh : ARIN NINGSIH SETIAWAN A PERENCANAAN LANSKAP KAWASAN PERMUKIMAN BANTARAN SUNGAI BERBASIS BIOREGION Oleh : ARIN NINGSIH SETIAWAN A34203031 PROGRAM STUDI ARSITEKTUR LANSKAP FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2008 RINGKASAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara beriklim tropis yang kaya raya akan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara beriklim tropis yang kaya raya akan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara beriklim tropis yang kaya raya akan sumberdaya alam baik hayati maupun non hayati. Negara ini dikenal sebagai negara megabiodiversitas

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Indonesia memiliki kekayaan alam yang berlimpah termasuk di dalamnya

I. PENDAHULUAN. Indonesia memiliki kekayaan alam yang berlimpah termasuk di dalamnya 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia terletak diantara dua benua, yaitu Australia dan Asia, serta diantara dua samudera (Samudera Pasifik dan Samudera Hindia). Sebagai Negara kepulauan,

Lebih terperinci

V. KONSEP PENGEMBANGAN

V. KONSEP PENGEMBANGAN 84 V. KONSEP PENGEMBANGAN 5.1. Pengembangan Wisata Sebagaimana telah tercantum dalam Perda Provinsi DI Yogyakarta No 11 tahun 2005 tentang pengelolaan Kawasan Cagar Budaya (KCB) dan Benda Cagar Budaya

Lebih terperinci

BAB VI HASIL RANCANGAN

BAB VI HASIL RANCANGAN BAB VI HASIL RANCANGAN 6.1 Dasar Perancangan Perancangan Wisata Bahari Di Pantai Boom Tuban ini merupakan sebuah rancangan arsitektur yang didasarkan oleh tema Extending Tradition khususnya yaitu dari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Pada bab ini membahas mengenai latar belakang permasalahan, rumusan masalah, tujuan penelitian, serta metodologi penyusunan landasan konseptual laporan seminar tugas akhir dengan judul

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN SINTANG

PEMERINTAH KABUPATEN SINTANG 1 PEMERINTAH KABUPATEN SINTANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN SINTANG NOMOR 7 TAHUN 2010 TENTANG RENCANA INDUK PEMBANGUNAN KEPARIWISATAAN DAERAH KABUPATEN SINTANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SINTANG,

Lebih terperinci

BAB VI HASIL PERANCANGAN. Hasil perancangan dari kawasan wisata Pantai Dalegan di Kabupaten Gresik

BAB VI HASIL PERANCANGAN. Hasil perancangan dari kawasan wisata Pantai Dalegan di Kabupaten Gresik BAB VI HASIL PERANCANGAN Hasil perancangan dari kawasan wisata Pantai Dalegan di Kabupaten Gresik mengaplikasikan konsep metafora gelombang yang dicapai dengan cara mengambil karakteristik dari gelombang

Lebih terperinci

BAB 1 START FROM HERE. A river runs through it yang artinya sebuah sungai mengalir melewati,

BAB 1 START FROM HERE. A river runs through it yang artinya sebuah sungai mengalir melewati, BAB 1 START FROM HERE A river runs through it yang artinya sebuah sungai mengalir melewati, merupakan sebuah tema besar yang akan menjadi arahan dalam proses desain. Jadi peranan sungai sebenarnya sangat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sumber daya alam hayati dan ekosistemnya yang berupa keanekaragaman

BAB I PENDAHULUAN. Sumber daya alam hayati dan ekosistemnya yang berupa keanekaragaman BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sumber daya alam hayati dan ekosistemnya yang berupa keanekaragaman flora, fauna dan gejala alam dengan keindahan pemandangan alamnya merupakan anugrah Tuhan Yang Maha

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI 3.1. Tempat dan Waktu Studi

BAB III METODOLOGI 3.1. Tempat dan Waktu Studi 10 BAB III METODOLOGI 3.1. Tempat dan Waktu Studi Penelitian mengenai perencanaan lanskap ini dilakukan di kawasan bersejarah Komplek Candi Gedong Songo,, Kecamatan Ambarawa, Semarang, Jawa Tengah. Peta,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Industri Pariwisata merupakan salah satu sektor jasa yang menjadi unggulan di tiap-tiap wilayah di dunia. Industri Pariwisata, dewasa ini merupakan salah satu

Lebih terperinci

VIII. RANCANGAN TAPAK

VIII. RANCANGAN TAPAK VIII. RANCANGAN TAPAK Perancangan adalah tahapan terakhir dari proses studi penelitian ini. Perancangan merupakan pengembangan dari konsep dan perencanaan dari tahapan sebelumnya. Perancangan pada tapak

Lebih terperinci

METODOLOGI. Tabel 1. Jenis, Sumber, dan Kegunaan data No Jenis Data Sumber Data Kegunaan

METODOLOGI. Tabel 1. Jenis, Sumber, dan Kegunaan data No Jenis Data Sumber Data Kegunaan METODOLOGI Lokasi dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di Pantai Kelapa Rapat (Klara) Kabupaten Pesawaran, Provinsi Lampung, dengan luas area ± 5.6 Ha (Gambar 2). Penelitian ini dilaksanakan selama 4

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM. Gebernur Provinsi DKI Jakarta Nomor: 202 tahun Hutan Kota

IV. GAMBARAN UMUM. Gebernur Provinsi DKI Jakarta Nomor: 202 tahun Hutan Kota 23 IV. GAMBARAN UMUM A. Status Hukum Kawasan Kawasan Hutan Kota Srengseng ditetapkan berdasarkan surat keputusan Gebernur Provinsi DKI Jakarta Nomor: 202 tahun 1995. Hutan Kota Srengseng dalam surat keputusan

Lebih terperinci

Gambar 2 Peta lokasi studi

Gambar 2 Peta lokasi studi 15 III. METODOLOGI 3.1. Lokasi dan Waktu Studi Studi dilakukan di Kebun Anggrek yang terletak dalam areal Taman Kyai Langgeng (TKL) di Jalan Cempaka No 6, Kelurahan Kemirirejo, Kecamatan Magelang Tengah,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Pengadaan Proyek

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Pengadaan Proyek BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pengadaan Proyek Indonesia memiliki sumber daya pariwisata yang tidak kalah menariknya bila dibandingkan dengan negara lain di kawasan Asean. Namun demikian kepemilikan

Lebih terperinci

DESAIN LANSKAP WISATA PANTAI KELAPA RAPAT (KLARA), KABUPATEN PESAWARAN, PROVINSI LAMPUNG OLEH : YUSTIANI YUDHA PUTRI A

DESAIN LANSKAP WISATA PANTAI KELAPA RAPAT (KLARA), KABUPATEN PESAWARAN, PROVINSI LAMPUNG OLEH : YUSTIANI YUDHA PUTRI A DESAIN LANSKAP WISATA PANTAI KELAPA RAPAT (KLARA), KABUPATEN PESAWARAN, PROVINSI LAMPUNG OLEH : YUSTIANI YUDHA PUTRI A34204047 DEPARTEMEN ARSITEKTUR LANSKAP FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR

Lebih terperinci