III. MEKANISME PEMILAHAN DAN DISTRIBUSI

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "III. MEKANISME PEMILAHAN DAN DISTRIBUSI"

Transkripsi

1 III. MEKANISME PEMILAHAN DAN DISTRIBUSI Protein yang disintesis, dipilah dan dikinm ke berbagai lokasi yang tepat di dalam dan di luar sel dikenal sebsgai jalur pen-target-an protein. Elemen penting yang terkait dengan proses sistem tersebut adalah rangkaian asam amino pada ujung amino protein yang dinamakan rangkaian sinyal, kecuali protein yang digunakan untuk keperluan sitoplasma. 1. PROTEIN SINYAL PENGARAH Sinyal (signal) adalah segmen polisakarida yang terdiri atas rangkaian asam amino yang dapat mencapai panjang 70 buah terdapat di satu atau beberapa bagian molekul. Hampir semua protein yang ditargetkan untuk dikirim ke RE, mitokondria atau kloroplas termasuk sinyal N-terminal yang akan masuk dahulu ke dalam membran, kecuali N-terminal yang dilepas sesudah protein menerobos membran. Segmen sinyal berikutnya dapat menunjukkan apakah protein akan menyusup ke membran dan menentukan orientasi di dalam membran. Jika protein menyusup melewati membran, sinyal tambahan dapat mengarahkan rangkaian asam amino ke membran yang berdekatan yang mempunyai reseptor khusus untuk menentukan sortasi (pemilahan) dan pengarahan protein ke tujuan terakhir. Sinyal-sinyal yang mengarahkan ke berbagai organel dijelaskan sebagai berikut: a) Sinyal protein untuk RE, mitokondria dan kioroplas Sinyal N-terminal yang mengarahkan protein ke RE, mitokondria atau kloroplas terdiri atas asam amino polar dan nonpolar. Komposisi tersebut tampaknya lebih penting dalam proses penerobosan membran dibanding dengan keberadaan yang spesifik dan rangkaian asam amino. Kombinasi antara lipatan dan lengkungan yang membentuk struktur sekunder polipeptida, pola muatan dan polaritas rangkaian tersebut akan bertindak juga sebagai sinyal. Banyak asam amino yang dapat disusupkan pada posisi tertentu tanpa mengganggu sinyal. Protein yang dikirim ke membran-dalam dan ruang kompertemen mitokondria (matriks) dan kloroplas (stroma) mempunyai beberapa buah sinyal. Sinyal tersebut lebih bervariasi dalam bentuk dibanding dengan sinyal awal pengarah-membtran. b) Sinyal protein inti sel dan benda-benda mikro Protein yang ditargetkan ke dalarn inti sel mempunyai sinyal yang terletak pada bagian dalam rantai protein, sedangkan sinyal untuk benda-

2 benda mikro (microbodies) berada dekat ujung C-terminal (karboksilat terminal). Sinyal untuk protein inti sel lebih tergantung pula pada sifat kimia asam amino dibanding dengan pengaruh rangkaian asam aminonya. Sinyal untuk benda-benda mikro menggunakan rangkaian tiga residu asam amino yang merupakan substituen kecil yang selalu ditemukan dalam protein yang ditargetkan ke organel tersebut. c) Sinyal protein untuk lisosom Penelitian yang intensif tentang keberadaan sinyal pengarah protein ditemukan pada retikulum endoplasmik. Protein yang diarahkan ke lisosom mempunyai 2 buah sinyal yang masing-masing untuk menentukan bagian protein yang tetap menempel pada membran RE dan yang lain untuk mengarahkan protein enzimatik ke tujuan akhir di dalam lisosom. Saat ini telah ditemukan lebih dari 100 macam sinyal protein N-terminal sekreton pada berbagai macam sel eukariot. Rangkaian konsensus yang jelas seperti TATA box yang memandu proses inisiasi transkripsi, tidak ditemukan dalam sinyal pengarah protein. Rangkaian sinyal pengarah pada protein memberikan gambaran sebagai berikut: a) Panjang sinyal pengarah berkisar antara residu asam amino, b) Bagian amino-terminal dan sinyal berisi paling sedikit satu residu yang bermuatan positif, c) Rangkaian residu yang bersifat hidrofobik kuat dengan panjang sekitar residu membentuk pusat rangkaian sinyal. Asam amino Ala, Leu, Tie dan Phe selalu ditemukan di daerah tersebut. Substitusi satu residu asam amino yang bermuatan akan menghancurkan aktivitas pemandu rangkaian sinyal, d) Tapak pemotongan pada ujung COOH-terminal lebih polar dan pada pusat hidrofobik. Residu satu asam amino sebelum tapak pemotongan (-1 dari sisi amino terminal) dan tiga amino (-3) dari tapak pemotongan mempunyai rantai samping sedikit netral dan biasanya adalah alanin (Ala). Asam amino Cys, Thr, Ser dan Gly juga ditemukan pada posisi -1 dan -3. Rangkaian sinyal amino-terminal dan protein sekretori dan membran plasma disajikan pada Tabel 8.2 dengan menggunakan simbol asam amino satu-huruf seperti dipaparkan pada Tabel 8.3.

3 Tabel 8.2. Rangkaian asam amino dalam protein pengarah Catatan : Huruf tebal - asam amino hidrofobik Huruf italik - asam amino yang selalu didepan daerah hidrofobik Tabel Singkatan asam amino tiga-huruf dan satu-huruf

4 Tidak semua vesikel sektretori dan membran plasma berisi rangkaian sinyal amino-terminal yang terpotong sesuai proses translokasi lewat membran RER. Beberapa protein berisi rangkaian sinyal internal dengan peran yang serupa. 2. HIPOTESIS SINYAL Pada tahun 1972, C. Milstein dkk. menunjukkan adanya berbagai sinyal yang terlihat dalam proses pemilahan dan pen-target-an protein pada sel eukariot. Analisis tersebut berdasar pada penelitian yang menggunakan antibodi dalam membran RE yang disekresi ke luar sel. Sebagian dari rangkaian asam amino dalam bentuk antibodi hilang, kemungkinan rangkaian asam amino yang merupakan bagian sinyal pengarah tertinggal dalam membran yang lepas sebagai molekul ke sistem sekretori. Beberapa tahun kemudian, G. Blobel, B. Dobberstein, P. Walter dick. menemukan ribosom dalam satu sistem yang sudah tidak mengandung RE yang mensintesis protein dengan rangkaian asam amino yang lebih panjang dari pada sintesis yang serupa dalam sistem normal. Selisih panjang fragmen protein sekitar asam amino dan rangkaian tersebut berada dekat dengan gugus aminoterminal. Polipeptida tersebut lebih banyak mengandung asam amino hidrofobik dibandingjenis asam amino yang lain. Penelitian lanjutan yang dilakukan Walter, Blobbel dick. pada tahun 1981 menemukan berbagai kompleks protein yang berperan dalam penempelan ribosom ke retikulum endoplasmik. Peptida sinyal yang memandu protein ke RE terdiri atas 2 komponen ialah signal recognation particle (SRP) dan SRP receptor (docking protein) sebagai berikut: a) Signal recognation protein (SPY) Signal recognation particle (SRP) merupakan ribonukleoprotein dengan berat 325 kd yang terdiri atas RNA (7SL RNA) yang tersusun atas sekitar 300 nukleotida dan 6 macam molekul polipeptida. Gambaran secara skematis SRP disajikan pada Gambar 8.7. Partikel tersebut berbentuk batang dengan dengan panjang 240 A dan lebar 50 A. Tulang punggung dan molekul SRP adalah komponen RNA yang mengikat 6 macam protein dengan berat molekul masibng-masing 9, 14, 19, 54, 68 dan 72 kd yang membentuk 2 bagian SRP.

5 Domain SRP Domain yang mengikat tapak A ribosom Gambar 8.7. Gambaran skematis signal recognation Particle (SRP). Molekul RNA (7SL) tergambar dalam garis tebal mengikat 6 molekul protein (warna gelap). Domain SRP berikat dengan SRP domain yang lain mengikat ribosom. Gambar 8.7 menunjukkan peran beberapa subunit protein SRP di antaranya adalah subunit 9, 54 dan 72 kd. Subunit 9 kd akan mencegah perakitan polipeptida, karena SRP menempel pada sinyal polipeptida yang muncul dan ribosom. Unit 54 kd mengadakan hubungan dengan rangkaian sinyal dan molekul protein yang akan disintesis, sedangkan subunit 72 kd akan mengikat SRP reseptor dan mulai lagi perakitan polipeptida sesudah SRP terikat pada reseptor. b) Signal recognition particle receptor Protein lain yang berperan dalam penempelan ribosom ke membran RE adalah SRP reseptor yang sering disebut docking protein yang merupakan bagian dari membran RE. Molekul SRP reseptor terdiri atas suatu dimer, masing-masing adalah dimer α (69 kd) dan dimer β (30 kd). Protein tersebut dapat mengikat SRP yang terkait rangkaian sinyal. Kedua macam partikel (SRP dan SRP resptor) diyakini terlibat dalam proses pengikatan ribosom pada membran RE dan GTP berperan dalam proses pelepasan SRP setelah ribosom seolah-olah tertanam di dalam membran RE. Bagian sitosolik dan subunit α-srp reseptor berisi bengkokan-bengkokan yang bermuatan positif yang memungkinkan mengadakan interaksi dengan molekul RNA dan RSP yang bermuatan negatif. Proses penempelan dan pelepasan SRP dilukiskan pada Gambar 8.8.

6 Gambar 8.8. Partikel pengenal signal (SRP) dan beberapa fungsi Polipeptida Proses penempelan dan pelepasan SRP dapat dilihat pada Gambar 8.9. Pada saat rangkaian sinyal keluar dari ribosom, SRP menempel pada sinyal, sedangkan ribosom mengikat GTP. Sintesis protein berhenti pada saat penempelan SRP berlangsung. Kompleks ribosom-srp akan dikenali dan diikat oleh SRP reseptor membran RE, sehingga ribosom benar-benar terikat kuat pada membran RE. Rangkaian sinyal hidrofobik akan tertanam dalam membran dengan perantaraan protein integral dalam RE yang disebut riboforin I dan riboforin II. Setelah ribosom terikat pada kedua macam protein tersebut, GTP akan terhidrolisis dan energinya digunakan untuk melepas SRP. Mekanisme penempelan SRP pada SRP reseptor disajikan pada Gambar 8.9. Setelah proses tersebut berlangsung, sintesis protein dilanjutkan dan polipeptida akan masuk ke dalam sisterna RE lewat membran.

7 Gambar 8.9. Kerja SRP dan SRP reseptor dalam mekanisme sinyal pengarah RE. A). Sintesis Protein berlangsung sampai sinyal polipeptida menjulur keluar ribosom. b). Setelah sinyal lengkap berada di luar ribosom, SRP mengenal sinyal dan menempel bersama GTP. Sintesis poilisakarida berhenti saat SRP menempel sinyal dan terjadi perubahan konformasi dari SRP. Konformasi SRP yang berubah akan dikenal SRP reseptor dan RE. c). Pada saat ribosom terikat pada RE, GTP terhidrolisis dan SRP dilepas. Polipeptida yang disintesis akan menerobos membran RE. Gambaran sintesis polipeptida dalam lumen RE yang terkait dengan daur ribosom dan daur SRP disajikan path Gambar Molekul RNA yang mencetak bagian dan partikel pengenal sinyal dinamakan SRP 78 scrna. Penelitian Walter dkk. menunjukkan, bahwa apabila RNA tersebut diambil atau dihidrolisis, maka molekul SRP tidak akan dirakit. Diperkirakan bahwa scrna bertindak sehagai kerangka yang membentuk SRP. Fungsi SRP tidak hanya tergantung pada peran scrna sebagai pemersatu partikel, tetapi ikatan antara SRP dengan ribosom sinyal dan docking protein tergantung pada komponen protein partikel.

8 Gambar Partikel pengenal sinyal (SRP) berperan dalam pengiriman ribosom ke RE. Rangkaian sinyal yang bebas polipeptida dikenali SRP. Kompleks yang terdiri atas SRP, peptida sinyal dan ribosom akan menempel pada SRP reseptor dan membran RE. Ribosom kemudian ditransfer ke riboforin dan proses translokasi benlangsung, sehingga rantai polipeptida berada di dalam lumen RE. Reseptor akan melepas SRP dan partikel tersebut akan mengulang fungsinya dengan menempelkan din pada rangkaian sinyal berikutnya. 3. PENYUSUPAN KOTRANSLASIONAL DAN PASCA TRANSLASIONAL PROTEIN Hipotyesis sinyal pada awalnya diperkirakan, bahwa rantai polipeptida baru yang dibentuk didorong keluar dan ribosom dengan kekuatan yang cukup untuk menembus membran retikulum endoplasmik. Persyaratan penting yang diperlukan agar mekanisme tersebut dapat berlangsung adalah sintesis protein dan penyusunan protein lewat membran terjadi secara simultan. Dengan kata lain, transfer molekul polipeptida lewat membran hams berlangsung secara kotranslasional. Gagasan tersebut berubah setelah ditemukan banyak protein yang dapat masuk ke membran RE secara post-translational (pasca translasional) sesudah sebagian besar atau seluruh proses sintesis berakhir. Proses

9 penyusupan protein secara pasca translasional banyak berlangsung dalam sd bakteri dengan menggunakan sinyal yang menempelkan ribosom ke permukaan sitoplasmik membran plasma. Beberapa macam sel eukariot yang biasa menyusup melalui membran RE secara kotranslasional, mampu melintas secara pasca translasional. Contohnya adalah protein yang masuk ke dalam mitokondria adalah protein pasca translasional pada sel normal maupun pada sel dalam kondisi eksperimental. Protein yang masuk secara pasca translasional umumnya dalam keadaan sedikit melipat. Gambaran secara skematis proses tersebut disajikan pada Gambar Energi yang diperlukan untuk mendorong masuknya protein pasca translasional adalah energi hasil hidrolisis ATP yang bekerja sama dengan dua atau lebih protein terlarut dalam sitoplasma. Protein-protein tersebut bertindak sebagai chaperones (pengantar) yang berperan untuk stabilisasi molekul yang lewat membran dalam keadaan tidak melipat atau bekerja sebagai unfoldases dengan menggunakan energi hasil hidrolisis ATP atau GTP agar protein membran membuka. Fungsi SRP kemungkinan untuk memelihara sinyal agar selalu dalam keadaan tidak melipat, sehingga dapat menerobos membran RE. Molekul protein yang mengalami ehaperonisasi akan masuk atau lewat membran dan melipat menjadi bentuk yang lebih kompak (padat). Energi bebas yang dilepaskan selama proses pemadatan dimanfaatkan untuk mendorong protein melewati membran. Menurut R.J. Ellis, istilah chaperons dalam bidang biokimia adalah mencegah interaksi yang salah antar permukaan yang komplementer dan

10 memisah hubungan yang tidak tepat., Proses melipatnya molekul protein didorong oleh protein yang bekerja sebagai faktor pembatas terhadap terjadinya beberapa tingkat konformasi. Faktor tersebut dinamakan chaperones yang kemungkinan bekerja mencegah konformasi yang salah atau memperkuat konformasi yang sudah tepat. Diperkirakan chaperons berikatan dengan protein eksentrik yang menonjol akibat terjadinya pembengkokan atau perlipatan yang membatasi terjadinya pelengkungan yang berlebihan dan konfrmasi yang sudah tepat. 4. SINYAL PENGARUH RETIKULUM ENDOPLASMIK Sinyal pengarah-re sering disebut peptida transit, rangkaian pemandu atau presekuen yang terdiri atas kombinasi dan asam-asam amino yang membentuk 3 subdaerah seperti terlihat pada Gambar Sinyal ujung N- terminal dan asam amino pertama sampai ke 7 adalah daerah polar yang biasanya residu ke 1 sampai ke 3 adalah lisin. Segmen yang bermuatan positif tersebut kemungkinan akan mendorong terjadinya penempelan awal dari sinyal ke permukaan membran RE yang bermuatan negatif. Banyak molekul fosfolipid dalam membran RE yang bermuatan negatif pada ujung polarnya. Di belakang daerah yang bermuatan positif tersebut terdapat teras hidrofobik yang terdiri atas sekitar 6 sampai 12 asam amino atau Iebih. Molekul asam amino di daerah tersebut mampu membentuk bangunan α-heliks atau untai beta yang panjang untuk merentang bagian dalam membran yang bersifat hidrofobik. Teras berperan dalam mendorong penyusupan sinyal ke bagian dalam membran. Setelah terjadi penyusupan, porus (lubang) hidrofobik dapat membuka untuk pelintasan rangkaian asam amino. Daerah berikutnya (ke tiga) termasuk tempat terpotongnya sinyal sesudah protein menyusup ke membran. Pada kebanyakan sinyal, daerah tersebut berisi asam amino yang kecil, rantai samping tidak bermuatan pada posisi ke 1 dan ke 3 ke arah N-terminal dan titik tempat pemotongan.

11 Ditemukan juga asam amino yang besar serta polar atau rantai sampingnya bermuatan pada posisi ke 2 ke hulu dan titik potong. Pengaturan posisi rantai asam amino yang akan dipotong dilukiskan pada Gambar Gambaran struktural molekul tersebut diperkirakan mampu dikenal oleh enzim pelepas sinyal. 5. SINYAL PEPTIDASE Aktivitas sinyal peptidase dalam melepas sinyal merupakan persyaratan untuk keberhasilan transfer dan kebanyakan protein terarahkan-re. Apabila aktivitas enzim sinyal peptidase dihambat, maka transfer protein biasanya tidak sempurna. Protein yang secara normal lewat membran RE seperti protein sekresi akan macet di dalam membran, jika aktivitas enzim sinyal peptidase terganggu. Keberadaan sinyal peptidase dapat diketahui dari isolat pemotongan membran RE, meskipun posisi yang tepat belum ditemukan. Posisi tersebut kemungkinan terdapat pada bagian membran sisterna RE yang menghadap ke dalam atau karena molekul enzim tersebut sangat hidrofobik, diperkirakan terdapat dalam membran interior. Sinyal peptidase pada sel prokariot ekuivalen dengan sel eukariot, sinyal peptidase I dengan aktivitas yang sifatnya universal, dapat mengenal dan memotong sinyal N-terminal dan berbagai sumber baik dan sel prokariot maupun sel eukariot. Pada bakteri Escherichia coli, protein sinyal dipotong oleh 2 peptidase ialah sinyal peptidase I dan sinyal peptidase II. Sinyal peptidase I mempunyai berat molekul dalton yang terdapat di dalam dan di luar

12 membran. Enzim tersebut memotong sinyal N-terminal dan semua protein terarah-membran, kecuali lipoprotein yang tidak biasa ditemukan pada bagian luar membran bakteri Gram-negatif. Sinyal peptidase II terdapat dalam membran plasma dengan peran melepas sinyal N-terminal dan lipoprotein. 6. SINYAL TRANSFER-STOP Protein yang diarahkan ke RE oleh sinyal N-terminal kemungkinan akan tetap berada dalam membran atau menerobos membran dan masuk ke sisterna RE. Gambar 8.14 menunjukkan topologi translokasi protein melintas membran RE. Penahanan protein dalam membran tergantung pada sinyal transfer-stop yang akan menghentikan satu segmen atau lebih dari rantai asam amino baru yang melewati membran. Contohya adalah protein viral yang tertanam dalam membran plasma yang terdiri dan untai asam amino hidrofobik atau asam amino netral dengan panjang untai antara residu yang terdapat dalam ujung C-terminal dari suatu protein. Segmen protein yang tertanam adalah sinyal transfer-stop yang menahan majunya protein lewat membran RE selama sintesis awal. Protein yang disusupkan ke membran oleh sinyal N-terminal dilanjutkan lewat membran sampai ditemukannya sinyal transfer-stop Pada titik tersebut, rantai hidrofobik akan terkunci dalam membran RE dan segmen berikutnya dapat melewati membran diikuti dengan rangkaian transfer-stop tambahan. Rangkaian transfer-stop diperkirakan akan melepas segmen rantai asam amino dan kanal hidrofobik dan tertanam dalam membran. Pengaturan tersebut akan menghasilkan segmen-segmen yang melengkung balik dan seterusnya melewati membran. Secara umum, jumlah sinyal transfer-

13 stop menunjukkan jumlah segmen padat-membran dan satu molekul protein dan berapa kali rantai asam amino silang menyilang. Apabila dalam molekul polipeptida terdapat satu sinyal peptida dan satu sinyal transfer-stop, maka transfer polipeptida akan berhenti pada saat sinyal transfer-stop masuk ke kanal dalam membran RE. Pada saat tersebut sintesis protein masih berlangsung di dalam ruang sitosolik, meskipun telah terjadi pemotongan sinyal peptida, sehingga pada akhir sintesis ditemukan satu untai polipeptida di dalam lumen (ruang sisterna) dan yang lain dalam ruang sitosol. Pembentukan segmen protein yang berada di dalam lumen RE (ruang sitema) dan di dalam ruang sitosol dapat dilihat pada Gambar Penyusupan polipeptida lewat mebran RE yang berisi 2 segmen hidrofobik (satu sinyal peptida dan yang lain sinyal transfer-stop) berlangsung dengan mekanisme seperti terdapat dalam Gambar Sinyal transfer-stop umumnya lebih berisfat hidrofobik dibanding sinyal peptida, tetapi molekul tersebut dapat bertindak sebagai sinyal peptida, jika lokasinya & protein berubah.

14 dapat diamati dan amino-terminal ke segmen pertama (antara sinyal peptida dan sinyal transfer-stop), dilanjutkan dengan sintesis polipeptida berikutnya. Proses penyusupan dilanjutkan yang dimulai lagi dengan penggunaaan sinyal peptida yang berada di belakang sinyal transfer-stop sebelumnya. Proses tersebut berlangsung terus, sehingga diperoleh gambaran seperti terlihat pada Gambar 8.16 di atas. Lumen RE terutama terisi protein transit dalam proses melipat, sedangkan di dalam sitoplasma terdapat protein yang sudah dalam bentuk lipatan. Pada saat protein melipat terjadi teras hidrofobik internal, tetapi sebelum proses tersebut berlangsung, residu hidrofobik dikelilingi oleh air. Rantai polipeptida yang tidak melipat meskipun dalam konsentrasi sangat rendah, mempunyai kecenderungan untuk berkumpul dengan molekul lainnya untuk menyembunyikan gugus hidrofobiknya, sehingga terbentuk presipitat. Dalam campuran kompleks protein yang tidak melipat seperti dalam lumen RE, kemungkinan akan terjadi presipitat amorf atau heterogenous. Di dalam lumen

15 RE terdapat protein yang disebut binding protein (BIP) dalam konsentrasi yang sangat tinggi yang mampu mengenal kesalahan lipatan suatu protein. Molekul BIP tampaknya mampu mengenal permukaan hidrofobik sehingga molekul tersebut dapat memperbaiki bentuk lipatan. Molekul IP berisi peptida sinyal dan empat asam amino pada C-terminal yang bertanggung jawab agar. protein tetap berada dalam lumen RE. Apabila BIP mengikat protein yang tidak melipat,. molekul tersebut membantu agar protein dalam RE tetap tidak rapi. Topologi protein membran dengan sinyal yang berselang-seling disajikan pada Gambar SINYAL PEPTIDA PASCA PENYUSUPAN Sesudah polipeptida berada dalam membran RE atau di dalam sisterna RE tanpa sinyal transfer-stop, maka kemungkinan protein baru yang disintesis akan menjadi komponen permanen tetap di lokasi tersebut atau dikirim lewat jalur RE kompleks Golgi membran plasma.

16

17 Arahan ke lokasi tersebut tergantung pada ada atau tidaknya postinsertion singnal (sinyal pasca penyusupan) yang memandu protein ke tujuan akhir di RE, kompleks Golgi, lisosom, vesikel penyimpanan, membran plasma atau vakuola netral pada sel tanaman. Pembentukan rangkaian atau struktur sinyal pasca penyusupan untuk protein terarah-re sangat sulit dibuktikan. Kebanyakan sinyal tersebut hanya merupakan sesuatu yang belum diketahui, baik lokasi maupun rangaian asam amino penyusunnya. Kemungkinan sinyal tersebut terdiri atas 3 macam model mekanisme operasional: a. Sinyal retensi retikulum endoplasmik Rangkaian asam amino yang menahan protein dalam retikulum endoplasmik. b. Sinyal pengarah protein enzimatik ke lisosom Adanya unit karbohidrat yang mengalami modifikasi yang mengarahkan glikoprotein yang baru yang disintesis ke lisosom. c. Sinyal terarah-re ke lokasi bukan lisosom a. Sinyal Retensi Retikulum Endoplasmik Di antara berbagai protein yang berath secara permanen di dalam kompartemen RE adalah BiP (binding protein) suatu protein terlarut yang mengembangkan pembentukan lipatan dan perakitan antibodi serta polipeptida lain menjadi protein multisubunit. Protein lain yang merupakan komponen tetap dalam RE adalah PDI (Protein Disuif ide Isomerase), suatu enzim yang mengkatalisis pengaturan kembali ikatan disulfida yang terdapat di dalam protein yang baru disintesis. Dua orang peneliti, S. Monro dan H.R.B. Pelham menemukan rangkaian 4 asam amino yang ujung C-terminalnya sdari kedua protein di atas dan protein lain yang ditinggal dalam RE ialah Lys-Asp-Glu-Leu dengan singkatan asam amino satu huruf KDEL. Beberapa substitusi yang terjadi secara alami untuk sinyal retensi RE dalam beberapa protein adalah Arg untuk asam amino pertama, sehingga ke-4 asam amino tersebut menjadi RDEL. Bentuk standar sinyal retensi RE dada yeast menggunakan histidin sebagai asam amino pertama dan diperoleh rangkaian HDEL. Munro dan Pelham mengadakan penelitian dengan mengambil rangkaian ke empat asam amino dan sinyal retensi RE yang menyebabkan protein

18 tersebut ikut dalam sekret yang dikeluarkan dari RE. Sebaliknya penambahan KDEL sinyal ke ujung C-terminal pada protein nonretensi menyebabkan terjadinya penahanan protein tersebut di dalam RE. Identifikasi reseptor untuk sinyal KDEL dilakukan oleh D. Vaux dkk. yang menggunakan antibodi anti-ideotype dan kemungkinan mekanisme bagaimana cara reseptor bekerja, antibodi yang pertama kali dikembangkan untuk melawan sinyal KDEL. Apabila membran reseptor mengenal dan mengikat sinyal KDEL sebagai bagian dari mekanisme retensi, diperkirakan kemungkinan satu antibodi anti-kdel atau lebih, mempunyai tapak akhir serupa dengan reseptor KDEL. Berikutnya adalah penggunaan antibodi anti-kdel sebagai antigen untuk mengebangkan second generation antibodies yang dapat mengenal tapak pengikat- KDEL. Antibodi tersebut kemudian digunakan sebagai probe untuk reseptor KDEL dalam RE atau membran sekitarnya. Antibodi dicoba untuk mengikat protein membran integral yang terdapat terutama dalam vesikel yang dekat dengan RE atau dalam sis-sistema Golgi. Penemuan tersebut memperkuat hipotesis penyelamatan dari retensi dan protein penghuni RE yang telah diteliti oleh Moro dan Pelham. Menurut pemikiran para peneliti tersebut, protein yang terdapat dalam RE dapat lepas dengan jalan masuk ke dalam tonjolan membran RE yang kemudian menjadi vesikel transisi. Vesikel tersebut akan mengadakan fusi dengan membran kompleks Golgi sepanjang protein tersebut dialamatkan ke tapak dan jalur terarah-re. Protein RE yang masuk ke dalam vesikel transisi akan diikat oleh reseptor KDEL dan membran vesikel. Vesikel tersebut akan mengadakan fusi dengan sis-sisterna kompleks Golgi dan reseptor KDEL dengan protein RE yang terikat, mengalami pemilahan dan ditempatkan dalam vesikel yang menonjol dari Golgi untuk dikirim kembali ke RE. Setelah vesikel mengadakan fusi dengan membran RE, kemudian reseptor KDEL melepas protein RE. Daur pembebasan dan penyelamatan protein RE akan dimulai lagi dengan cara yang sama. Mekanisme penyelamatan protein penghuni RE disajikan pada Gambar 8.18

19 Enzim yang mempercepat perbaikan ikatan disulfida dalam RE adalah protein disulfida isoinerase (PDI). Di dalam sitosol terdapat campuran agen pereduksi berisi thiol yang mencegah terjadinya ikatan -S-S (ikatan disulfida) dengan mempertahankan bentuk asam amino sistein dalam keadaan tereduksi (-SH). Lumen RE tidak berisi agen tersebut, sehingga memungkinkan terbentuknya ikatan disulfida antar sistein dalam satu molekul protein. Gambar 8.19 menunjukkan perbaikan ikatan disulfida dalam satu molekul protein. Gugus thiol dan PDI yang menempel pada bagian dalam RE akan mengikat salah satu gugus thiol dan sistein dan dapat memperbaiki ikatan-ikatan -S-S yang salah.

20 b. Sinyal Pengarah Protein Enzimatik ke Lisosom Lisosom adalah kantong terbungkus membran yang berisi campuran enzim hidrolitik yang mampu memecah kebanyakan substansi biologik. Banyak enzim yang masuk ke lisosom diberi tanda dengan sinyal pemilah pasca penyusupan (post-insertion sorting signal) yang terdiri atas manosa dan gugus fosfat pada atom karbon-6. Sinyal manosa-6-p ditemukan oleh S. Kornfeld dan kawan-kawan. Protein yang bertindak sebagai reseptor untuk sinyal lisosom diteliti oleh W.J. Brown dan Farquhar. Vesikel lisosom dengan membran bagian dalam yang aktif mengikat sinyal manosa-6-p (ph 7) bergerak mendekati sissisterna komleks Golgi yang berisi reseptor yang terdapat dalam membran bagian dalam. Mekanisme pemilahan protein lisosomal disajikan pada Gambar Trans-sisterna kompleks Golgi mempunyai ph yang sedikit asam yang menyebabkan enzim hidrolitik dengan sinyal manosa-6-p terikat

21 sangat kuat dengan bagian dalam membran yang berisi reseptor. Segmensegmen membran tersebut akan lepas menjadi vesikel yang bergerak ke lisosom. Di bagian dalam vesikel, ph internal menurun karena aktivitas pompa W-ATP dalam membran vesikel. Akibat penurunan ph tersebut, reseptor akan kehilangan afinitasnya terhadap enzim lisosomal dan membebaskannya ke vesikel. Brown dan Farquhar melakukan penelitian dengan menggunakan amonium sulfat ion yang ditambahkan pada sel, maka senyawa tersebut akan mengganggu proses pemilahan lisosom. Masuknya ion amonium ke dalam lisosom akan menaikkan ph dengan akibat timbulnya ketidakmampuan reseptor manosa-6-p melepas enzim hidrolitik dan membiarkan tetap terikat pada lisosom. Keterikatan tersebut mengakibatkan tidak ada daur ulang vesikel ke kompleks Golgi. Pada ph normal, enzim-enzim lisosomal yang disekresi terikat kuat pada reseptor manosa-6-p dan dikembalikan ke sel lewat vesikel endositik. Kebanyakan vesikel mengadakan fusi degan lisosom atau dengan kompleks Golgi yang secara otomatis akan mengembalikan enzim lisosomal dan pengembaraannya ke jalur distribusi normal. Sekitar 5-10% dan enzim di dalam lisosom diperkirakan mengalami proses dengan

22 mekanisme seperti di atas. Proses ulang-alik reseptor manosa-6-p berlangsung akibat berubahnya ph ruang dalam endolisosom. Enzim lisosomal mengalami disosiasi dan protein reseptor manosa-6-p di dalam endolisosom dan mencerna material yang berada di dalamnya. Setelah enzim dilepas, reseptor akan kembali ke membran trans-golgi network (TGN) dengan menggunakan vesikel berselubung. Proses daur ulang dan endolisosom ke kompleks Golgi serupa dengan mekanisme daur antara endosom dengan membran plasma. Transpor enzim hidrolase termediasi-reseptor dan kompleks Golgi ke endolisosom analog dengan endositosi melekul ekstra selular dan membran plasma ke endosom. Kedua proses tersebut masuk ke dalam kluster dan clathrin-coated yang dikenal sebagai coated-pit. Daerah tersebut akan menonjol dan akan menjadi vesikel terlapis pis-klatrin yang mengangkut ligan ke kompartemen kedua yang bersifat asam, kemuadian reseptor akan kembali ke membran plasma. Transpor enzim hidrolase lisosom ke lisosom disajikan pada Gambar Proenzim hidrolase lisosom akan mengikat manosa-6-p dalam sis-golgi dan terpisah dan berbagai jenis protein lain dalam TGN. Pemisahan terjadi karena vesikel terlapis-klatrin membentuk tonjolan (budding) pada TGN yang banyak mengandung reseptor manosa-6-p yang mengikat hidrolase. Vesikel terbungkus akan kehilangan lapisannya dan mengadakan fusi dengan endolisosom. Endolisosom dengan ph rendah akan menyebabkan hidrolase lepas dari reseptor yang kemudian masuk daur ulang ke kompleks Golgi untuk menjalankan proses serupa berikutnya. Hilangnya gugus fosfat dan manosa akan mengurangi kesempatan kembalinya hidrolase ke kompleks Golgi bersama reseptomya. Meskipun reseptor

23 glikoprotein manosa-6-p berbeda ukurannya, tetapi rangkaian asam amino tertentu tampaknya mempunyai fungsi yang serupa. Perjalanan reseptor manosa-6-p dalam proses daur ulang diamati dengan menggunakan antibodi spesifik ke tempat protein dalam sel. Reseptor secara normal ditemukan dalam kompleks Golgi dan endolisosom, tetapi tidak ditemukan dalam lisosom dewasa. Dalam kultur sel yang ditambah asam lemah seperti amonia atau chloroquine, reseptor manosa-6-p yang biasanya tertimbun dalam organela yang asam, ph-nya akan menjadi netral. Reseptor akan hilang dan kompleks Golgi dan terkumpul dalam endolisosom. Kembalinya reseptor ke Golgi dapat dipicu dengan cara menghilangkan basa lemah tersebut atau mempertinggi konsentrasi manosa-6-p di dalam media. Hasil penelitian tersebut memberikan gambaran bahwa pengembalian reseptor ke kompleks Golgi dipermudah dengan perubahan konformasi molekul reseptor yang terjadi pada saat lepas dan enzim hidrolase. Klatrin pembungkus yang terbentuk pada saat terjadinya vesikel tampakya bertindak sebagai saringan molekul yang memisahkan reseptor dan ligan ke vesikel, tetapi tidak bertanggungjawab pada spesifitas tujuan vesikel, karena pembungkus akan segera hilang setelah vesikel terbentuk.

24 Gambaran skematis tentang mekanisme pengarahan transpor vesikel terlapis-klatrin dari dan ke membran spesifik dapat dilihat pada Gambar Apabila sel diberi tunicamycine, suatu antibiotik a yang rnenghambat pembentukan gugus karbohidrat pada glikoprotein, kecuali untuk enzimenzim lisosom, masih dapat mencapai tujuan di dalam sel. Dapat dikatakan, bahwa untuk glikoprotein non-lisosomal yang mayoritas merupakan glikoprotein yang dipilah dan didistribusi di dalam sel, gugus karbohidrat tidak merupakan bagian yang menentukan dalam proses pemilahan. Kemungkinan molekul glikoprotein tersebut tidak berisi sinyal yang esensial untuk mengikuti jalur tertentu. Pada tanaman dan fungi, vauola sentral mempunyai fungsi yang serupa dengan lisosom pada hewan. Vakuola juga berisi enzim-enzim yang mampu menghidrolisis banyak molekul biologik terutama polisakarida. Enzim dan lain-lain protein termasuk protein yang disimpan dalam vakuola umbi dan akar, masuk ke dalam vakuola setelah disintesis dalam RE. Dua orang peneliti B.W. Tague dan M.J. Chrispeel menunjukkan, bahwa fitohemaglutinin, suatu protein yang masuk ke dalam vakuola tanaman akan mengikuti jalur ke vakuola pada yeast apabila dimasukkan ke dalam organisme tersebut. Dalam sel ragi dan sel tanaman terlihat adanya mekanisme pemilahan dan reseptor yang mengarahkan protein ke vakuola sentral. Percobaan dengan melepas segmen polisakarida tidak mempunyai pengaruh terhadap jalur pengiriman ke vakuola sentral, sehingga diperkirakan molekul tersebut tidak ditandai oleh sinyal manosa-6-p. Penelitian lain menunjukkan bahwa pengarah-vakuola terdapat di dalam molekul polipeptida yang biasanya merupakan rangkaian asam amino (50 buah) pertama sesudah sinyal pengarah-re. c. Sinyal Terarah-RE ke Lokasi Bukan Lisosom Beberapa protein yang masuk ke dalam RE menjadi elemen integral dan kompleks Golgi, membran plasma atau membran pembungkus nukleus. Jalur terpanjang dan paling intensif yang diikuti peneliti adalah arahan protein ke membran plasma. Protein yang ditujukan ke lokasi tersebut masuk ke RE dan kemudian bergerak melewati membran vesikel transisi, ke kompleks Golgi dan ke vesikel sekretori sampai pada tujuan

25 akhir. Di antara molekul-molekul yang mengambil jalur terseut akan lewat membran dengan cara transpor pasif dan aktif dan juga menggunakan reseptor permukaan sel. Dalam beberapa membran seperti pemukaan epitel yang membungkus rongga badan, mekanisme pemilahan dan distribusi menempatkan proteinprotein yang berbeda pada tempat-tempat yang tepat dalam membran plasma. Protein yang membawa gula dan asam amino dapat ditemukan pada sel epitel intestinum, misalnya molekul yang akan didistribusi ke daerah membran plasma yang menghadap ke ruang intestinum. Protein dengan tujuan akhir kompleks Golgi akan mengikuti jalur yang sama yang dikirim ke membran plasma, tetapi berhenti setelah mencapai sisterna Golgi. Protein-protein tersebut termasuk berbagai macam enzim transferase, proteinase, fosforilase dan sulfatase. Kemungkinan proteinprotein tersebut mengadakan interaksi dengan reseptor apabila proses pembentukan molekul enzim tersebut sudah selesai. Beberapa protein RE kemungkinan akan mengikuti perjalanan yang sama seperti membran Golgi, tetapi arahnya akan berbalik setelah mengalami modifikasi di dalam Golgi dan kembali ke lokasi tetapnya di dalam RE. Protein yang membentuk bagian membran nukleus, mungkin disintesis di dalam ribosom yang menempel pada bagian luar membran nukleus. Apabila protein disintesis di bagian luar membran nukleus, mungkin molekul protein akan tetap tinggal di dalam membran tersebut atau bergerak melewati kanal yang terbentuk dalam RE, yang kemungkinan mengalami modifikasi dalam RE atau komleks Golgi sebelum menjadi penghuni tetap di dalam membran pembungkus membran nukleus. Jika protein disintesis dalam RE, mungkin protein tersebut akan masuk ke dalam bungkus nukleus lewat kanal. Tampaknya sinyal pasca penyusupan dan reseptor bertanggung jawab untuk retensi atau arahan protein ke membran pembungkus nukleus. Protein yang masuk ke dalam sistem distribusi lewat RE mempunyai berbagai kemungkinan tujuan akhir yang berkisar antara RE sampai membran pembungkus nukleus, kompleks Golgi, lisosom, membran plasma dan juga dikirim ke luar sel.

II. LOKASI UTAMA PEMILAHAN DAN DISTRIBUSI PROTEIN

II. LOKASI UTAMA PEMILAHAN DAN DISTRIBUSI PROTEIN II. LOKASI UTAMA PEMILAHAN DAN DISTRIBUSI PROTEIN Banyak sitem pemilahan dan distribusi protein berlangsung di dalam RE dan kompleks Golgi. Berbagai macam molekul protein memulai perjalanan dengan masuk

Lebih terperinci

Universitas Gadjah Mada IV. DISTRIBUSI PROTEIN KE MITOKONDRIA DAN KLOROPLAS

Universitas Gadjah Mada IV. DISTRIBUSI PROTEIN KE MITOKONDRIA DAN KLOROPLAS IV. DISTRIBUSI PROTEIN KE MITOKONDRIA DAN KLOROPLAS 1. DISTRIBUSI PROTEIN KE MITOKONDRIA DAN KLOROPLAS Mitokondria dan kloroplas adalah organela yang berisi DNA, ribosom dan semua komponen yang diperlukan

Lebih terperinci

Sel mamalia mengandung hingga jenis protein, sel khamir sekitar Semua protein ini memiliki tempatnya masingmasing protein reseptor

Sel mamalia mengandung hingga jenis protein, sel khamir sekitar Semua protein ini memiliki tempatnya masingmasing protein reseptor Sel mamalia mengandung hingga 10.000 jenis protein, sel khamir sekitar 5000. Semua protein ini memiliki tempatnya masingmasing protein reseptor hormon di membran, protein pembentuk kanal dsb. Kebanyakan

Lebih terperinci

PENYORTIRAN PROTEIN INTRASELULAR

PENYORTIRAN PROTEIN INTRASELULAR PENYORTIRAN PROTEIN INTRASELULAR PENYORTIRAN PROTEIN INTRASELULAR Achmad Farajallah, Bagian Fungsi Hayati dan Perilaku Hewan, Departemen Biologi FMIPA IPB Setiap organel sel yang mengalami pertumbuhan

Lebih terperinci

PENYORTIRAN PROTEIN INTRASELULAR

PENYORTIRAN PROTEIN INTRASELULAR PENYORTIRAN PROTEIN INTRASELULAR PENYORTIRAN PROTEIN INTRASELULAR Achmad Farajallah, Bagian Fungsi Hayati dan Perilaku Hewan, Departemen Biologi FMIPA IPB Setiap organel sel yang mengalami pertumbuhan

Lebih terperinci

BAB III SISTEM SELAPUT SITOPLASMIK

BAB III SISTEM SELAPUT SITOPLASMIK BAB III SISTEM SELAPUT SITOPLASMIK I. PENDAHULUAN Bab ini menerangkan kompartemen dalam sel khususnya retikulum endoplasma, kompleks Golgi, lisosom dan peroksisom, struktur dan fungsinya dalam sel. Hubungan

Lebih terperinci

BIOSINTESIS PROTEIN RE Pada retikulum endoplasma kasar, partikel-partikel ribosom melangsungkan sintesis protein. Sebagain dari protein tersebut akan

BIOSINTESIS PROTEIN RE Pada retikulum endoplasma kasar, partikel-partikel ribosom melangsungkan sintesis protein. Sebagain dari protein tersebut akan Tia Paramitha 1513024014 Biologi Sel BIOSINTESIS PROTEIN RE Pada retikulum endoplasma kasar, partikel-partikel ribosom melangsungkan sintesis protein. Sebagain dari protein tersebut akan menjadi protein

Lebih terperinci

Sel : Unit Kehidupan Terkecil. Konsep Kunci

Sel : Unit Kehidupan Terkecil. Konsep Kunci Sel : Unit Kehidupan Terkecil Konsep Kunci Cara pengamatan sel: Mikroskop, Teknik Biokimia Jenis sel di alam: Prokariot Eukariot Eukariot: Mikroorganisme, Tumbuhan, Hewan Membran Sel Organel Sel Mitokondria

Lebih terperinci

BIOTEKNOLOGI. Struktur dan Komponen Sel

BIOTEKNOLOGI. Struktur dan Komponen Sel BIOTEKNOLOGI Struktur dan Gambar Apakah Ini dan Apakah Perbedaannya? Perbedaan dari gambar diatas organisme Hidup ular organisme Hidup Non ular Memiliki satuan (unit) dasar berupa sel Contoh : bakteri,

Lebih terperinci

Retikulum Endoplasma dan Aparatus Golgi. Oleh : Dara Soaraya Octavia B

Retikulum Endoplasma dan Aparatus Golgi. Oleh : Dara Soaraya Octavia B Retikulum Endoplasma dan Aparatus Golgi Oleh : Dara Soaraya Octavia 1513024068 B Pada sintesis protein yang terjadi di RE kasar akan dijelaskan pada uraian berikut ini. 1. mrna menginisiasi sintesis protein

Lebih terperinci

BIOLOGI SEL OLEH : CRISTIN NATALIA. P ILMU KELAUTAN B UNIVERSITAS DIPONEGORO. cristinnatalia.hol.es

BIOLOGI SEL OLEH : CRISTIN NATALIA. P ILMU KELAUTAN B UNIVERSITAS DIPONEGORO. cristinnatalia.hol.es BIOLOGI SEL OLEH : CRISTIN NATALIA. P ILMU KELAUTAN B 26020113120041 UNIVERSITAS DIPONEGORO SEL Apa itu SEL??.. Sel merupakan unit struktural dan fungsional, yang menyusun tubuh organisme KARAKTERISTIK

Lebih terperinci

A. Pengertian Sel. B. Bagian-bagian Penyusun sel

A. Pengertian Sel. B. Bagian-bagian Penyusun sel A. Pengertian Sel Sel adalah unit strukural dan fungsional terkecil dari mahluk hidup. Sel berasal dari bahasa latin yaitu cella yang berarti ruangan kecil. Seluruh reaksi kimia yang terjadi di dalam tubuh

Lebih terperinci

Retikulum Endoplasma (Mader, 2000) Tuti N. dan Sri S. (FIK-UI)

Retikulum Endoplasma (Mader, 2000) Tuti N. dan Sri S. (FIK-UI) Retikulum Endoplasma (Mader, 2000) RETIKULUM ENDOPLASMA Ada dua jenis retikum endoplasma (ER) yang melakukan fungsi yang berbeda di dalam sel: Retikulum Endoplasma kasar (rough ER), yang ditutupi oleh

Lebih terperinci

BIOLOGI SEL. Pokok Bahasan. 1. Teori sel 2. Alat bantu mempelajari sel 3. Sel prokariot dan eukariot 4. Ultrastruktur Sel

BIOLOGI SEL. Pokok Bahasan. 1. Teori sel 2. Alat bantu mempelajari sel 3. Sel prokariot dan eukariot 4. Ultrastruktur Sel BIOLOGI SEL Pokok Bahasan 1. Teori sel 2. Alat bantu mempelajari sel 3. Sel prokariot dan eukariot 4. Ultrastruktur Sel Disusun oleh Achmad Farajallah berdasarkan Campbell et al. 2000 dan diedit oleh D.

Lebih terperinci

Sel melakukan kontak dengan lingkungannya menggunakan permukaan sel, meliputi: 1. Membran plasma, yakni protein dan lipid 2. Molekul-molekul membran

Sel melakukan kontak dengan lingkungannya menggunakan permukaan sel, meliputi: 1. Membran plasma, yakni protein dan lipid 2. Molekul-molekul membran Sel melakukan kontak dengan lingkungannya menggunakan permukaan sel, meliputi: 1. Membran plasma, yakni protein dan lipid 2. Molekul-molekul membran yang menonjol ke luar sel Melalui permukaan sel ini,

Lebih terperinci

RIBOSOM. 5S dan 23S bersama-sama dengan 31 polipeptida yang

RIBOSOM. 5S dan 23S bersama-sama dengan 31 polipeptida yang RIBOSOM Ribosom E. coli, memiliki masa partikel 2,5 x 10 6 D dan koefisien sedimentasi 70S. James Watson menemukan adanya 2 subunit yang bebeda pada ribosom. Subunit kecil (30S) terdiri dari molekul 16S

Lebih terperinci

KULIAH I FISIOLOGI DAN SEL TUMBUHAN

KULIAH I FISIOLOGI DAN SEL TUMBUHAN KULIAH I FISIOLOGI DAN SEL TUMBUHAN Tumbuhan banyak manfaat dan nilai ekonomi Cakupan tumbuhan tinggi (Spermatofita) Fisiologi Proses Fungsi Aspek praktis dari fisiologi tumbuhan Faktor keturunan Proses

Lebih terperinci

RIBOSOM. Tuti N. dan Sri S. (FIK-UI)

RIBOSOM. Tuti N. dan Sri S. (FIK-UI) RIBOSOM Ribosom E, coli, memiliki masa partikel 2,5 x 10D dan koefisien sedimentasi 70S. James Watson menemukan adanya 2 subunit yang bebeda pada ribosom. Subunit kecil (30S) terdiri dari molekul 16S rrna

Lebih terperinci

KOMPONEN SEL EUKARIOTIK (NUKLEUS, SISTEM ENDOMEMBRAN)

KOMPONEN SEL EUKARIOTIK (NUKLEUS, SISTEM ENDOMEMBRAN) KOMPONEN SEL EUKARIOTIK (NUKLEUS, SISTEM ENDOMEMBRAN) Nukleus Nukleus, ditunjukkan pada gambar di bawah ini, hanya terdapat di sel eukariotik. Merupakan lokasi untuk sebagian besar pembuatan asam nukleat

Lebih terperinci

BIOMOLEKUL II PROTEIN

BIOMOLEKUL II PROTEIN KIMIA KELAS XII IPA - KURIKULUM GABUNGAN 22 Sesi NGAN BIOMOLEKUL II PROTEIN Protein dan peptida adalah molekul raksasa yang tersusun dari asam α-amino (disebut residu) yang terikat satu dengan lainnya

Lebih terperinci

Retikulum Endoplasma (Mader, 2000) Tuti N. dan Sri S., FIK 2009

Retikulum Endoplasma (Mader, 2000) Tuti N. dan Sri S., FIK 2009 Retikulum Endoplasma (Mader, 2000) 1 RETIKULUM ENDOPLASMA Ada dua jenis retikum endoplasma (ER) yang melakukan fungsi yang berbeda di dalam sel: Retikulum Endoplasma kasar (rough ER), yang ditutupi oleh

Lebih terperinci

STRUKTUR DAN FUNGSI ORGANEL SEL. Tuti Nuraini, SKp., M.Biomed. Sri Sugiwati, SSi., MSi.

STRUKTUR DAN FUNGSI ORGANEL SEL. Tuti Nuraini, SKp., M.Biomed. Sri Sugiwati, SSi., MSi. STRUKTUR DAN FUNGSI ORGANEL SEL Tuti Nuraini, SKp., M.Biomed. Sri Sugiwati, SSi., MSi. 1 SEL Semua mahluk hidup terdiri dari sel-sel yaitu ruangruang kecil berdinding membran berisi cairan kimia pekat

Lebih terperinci

SISTEM ENDOMEMBRAN. Sistem endomembran

SISTEM ENDOMEMBRAN. Sistem endomembran SISTEM ENDOMEMBRAN Sistem endomembran Organel pada sistem endomembran dinamik membentuk suatu jejaring yang terintegrasi Berbagai organel dalam sistem endomembran saling terkait baik secara struktural

Lebih terperinci

BIOLOGI SEL RETIKULUM ENDOPLASMA DAN APARATUS GOLGI MAKALAH

BIOLOGI SEL RETIKULUM ENDOPLASMA DAN APARATUS GOLGI MAKALAH BIOLOGI SEL RETIKULUM ENDOPLASMA DAN APARATUS GOLGI MAKALAH Disusun untuk Memenuhi Tugas Terstruktur Matakuliah Biologi Sel yang Dibina oleh Dr. Umie Lestari, M.Si Oleh: Zeni Qurotu A yuni NIM 109341417213

Lebih terperinci

BAB IX SISTEM ENDOMEMBRAN

BAB IX SISTEM ENDOMEMBRAN BAB IX SISTEM ENDOMEMBRAN Tujuan Instruksional Khusus Setelah mengikuti kuliah ini, mahasiswa diharapkan mampu 1. Mahasiswa mampu menjelaskan definisi system selaput sitoplasmik dan menyebutkan organela-organela

Lebih terperinci

SEL Iriawati SITH - ITB

SEL Iriawati SITH - ITB SEL SEL Sel merupakan unit dasar kehidupan. Setiap organisme hidup tersusun atas sel, suatu ruangan kecil yang dikelilingi oleh membran dan berisi cairan/larutan kimia yang pekat. Sel mengandung 4 molekul

Lebih terperinci

POKOK BAHASAN I PENDAHULUAN Tujuan Instruksional Khusus Setelah mengikuti kuliah pokok bahasan pendahuluan mahasiswa dapat: 1. Memahami ruang lingkup

POKOK BAHASAN I PENDAHULUAN Tujuan Instruksional Khusus Setelah mengikuti kuliah pokok bahasan pendahuluan mahasiswa dapat: 1. Memahami ruang lingkup POKOK BAHASAN I PENDAHULUAN Tujuan Instruksional Khusus Setelah mengikuti kuliah pokok bahasan pendahuluan mahasiswa dapat: 1. Memahami ruang lingkup biokimia, sejarah perkembangan ilmu biokimia, bidangbidang

Lebih terperinci

SMP kelas 7 - BIOLOGI BAB 11. Organisasi KehidupanLatihan Soal 11.1

SMP kelas 7 - BIOLOGI BAB 11. Organisasi KehidupanLatihan Soal 11.1 1. Perhatikan nama-nama bagian sel berikut ini! dinding sel inti sel kloroplas Lisosom sentriol Bagian sel yang tidak dimiliki oleh sel hewan adalah... SMP kelas 7 - BIOLOGI BAB 11. Organisasi KehidupanLatihan

Lebih terperinci

3. Mekanisme Kerja Re

3. Mekanisme Kerja Re 3. Mekanisme Kerja Re Secara umum retikulum endoplasma berperan sebagai jalur transportasi intraseluler bagi sel. Dikenal ada dua jenis retikulum endoplasma, yaitu retikulum endoplasma halus dan retikulum

Lebih terperinci

- Difusi air melintasi membrane permeabel aktif dinamakan osmosis. Keseimbangan air pada sel tak berdinding Jika suatu sel tanpa dinding direndam

- Difusi air melintasi membrane permeabel aktif dinamakan osmosis. Keseimbangan air pada sel tak berdinding Jika suatu sel tanpa dinding direndam Membrane sel bersifat permeabilitas selektif; artinya memungkinkan beberapa zat untuk menembus membrane tersebut secara lebih mudah daripada zat-zat yang lain Adalah suatu mosaic fluid dari lipid dan protein

Lebih terperinci

9/20/2012. Bagaimana kita mengkaji sel? ORGANISME. sel MENDASAR EVOLUSI SAINS : PENEMUAN PERALATAN. TEM (transmission electron microscope) : 3 DIMENSI

9/20/2012. Bagaimana kita mengkaji sel? ORGANISME. sel MENDASAR EVOLUSI SAINS : PENEMUAN PERALATAN. TEM (transmission electron microscope) : 3 DIMENSI Menjelajahi Sel sel MENDASAR ORGANISME ILMU BIOLOGI HIRARKI ORGANISASI BIOLOGIS SEL JARINGAN ORGAN SISTEM ORGAN Bagaimana kita mengkaji sel? EVOLUSI SAINS : PENEMUAN PERALATAN TEM (transmission electron

Lebih terperinci

S E L. Suhardi, S.Pt.,MP

S E L. Suhardi, S.Pt.,MP S E L Suhardi, S.Pt.,MP Foreword Struktur sel, jaringan, organ, tubuh Bagian terkecil dan terbesar didalam sel Aktivitas metabolisme sel Perbedaan sel hewan dan tumbuhan Metabolisme sel Fisiologi Ternak.

Lebih terperinci

Pengertian Mitokondria

Pengertian Mitokondria Home» Pelajaran» Pengertian Mitokondria, Struktur, dan Fungsi Mitokondria Pengertian Mitokondria, Struktur, dan Fungsi Mitokondria Pengertian Mitokondria Mitokondria adalah salah satu organel sel dan berfungsi

Lebih terperinci

MODIFIKASI PROTEIN PADA RE SORTASI PROTEIN SEKRESI PADA APARATUS GOLGI ZAHRA FATHYA CHAERUNISA KELAS B

MODIFIKASI PROTEIN PADA RE SORTASI PROTEIN SEKRESI PADA APARATUS GOLGI ZAHRA FATHYA CHAERUNISA KELAS B MODIFIKASI PROTEIN PADA RE SORTASI PROTEIN SEKRESI PADA APARATUS GOLGI ZAHRA FATHYA CHAERUNISA 1513024058 KELAS B Retikulum Endoplasma (RE, atau endoplasmic reticula) adalah organel yang dapat ditemukan

Lebih terperinci

MEMBRAN PLASMA. Selaput sel : Bagian dari protoplasma terluar yang membatasi sel dari lingkungan

MEMBRAN PLASMA. Selaput sel : Bagian dari protoplasma terluar yang membatasi sel dari lingkungan 1. SELAPUT SEL MEMBRAN PLASMA 2. SELAPUT SITOPLASMIK Selaput sel : Bagian dari protoplasma terluar yang membatasi sel dari lingkungan Selaput sitoplasmik : Semua selaput yang terdapat dalam sitoplasma,

Lebih terperinci

KULIAH V TRANSPOR LARUTAN

KULIAH V TRANSPOR LARUTAN KULIAH V TRANSPOR LARUTAN Perhatian Sesudah perkuliahan diharapkan mahasiswa membaca bahan ajar yang sudah dipersiapkan Mahasiswa mengerjakan tugas yang sudah dibuat di dalam bahan ajar, dikerjakan secara

Lebih terperinci

TRANSLASI. Sintesis Protein

TRANSLASI. Sintesis Protein TRANSLASI Sintesis Protein TRANSLASI TRANSLASI : adalah proses penterjemahan informasi genetik yang ada pada mrna kedalam rantai polipeptida/protein Informasi genetik pada mrna berupa rangkaian basa atau

Lebih terperinci

Makalah Biokimia Komponen Penyusun Sel Tumbuhan NUKLEUS. Oleh :

Makalah Biokimia Komponen Penyusun Sel Tumbuhan NUKLEUS. Oleh : Makalah Biokimia Komponen Penyusun Sel Tumbuhan NUKLEUS Oleh : Nama : Sherly Febrianty Surya Nim : G111 16 016 Kelas : Biokimia Tanaman C Dosen Pembimbing : DR. Ir. Muh. Riadi, MP. PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI

Lebih terperinci

SMP kelas 9 - BIOLOGI BAB 10. SISTEM ORGANISASI KEHIDUPANLatihan Soal dan 4. 1 dan 3. 3 dan 5. 4 dan 5. Tebal, tersusun dari selulosa

SMP kelas 9 - BIOLOGI BAB 10. SISTEM ORGANISASI KEHIDUPANLatihan Soal dan 4. 1 dan 3. 3 dan 5. 4 dan 5. Tebal, tersusun dari selulosa 1. Perhatikan nama-nama bagian sel berikut ini! dinding sel inti sel kloroplas Lisosom sentriol SMP kelas 9 - BIOLOGI BAB 10. SISTEM ORGANISASI KEHIDUPANLatihan Soal 10.2 Bagian sel yang tidak dimiliki

Lebih terperinci

Metabolisme Protein. dr.syazili Mustofa, M.Biomed Fakultas Kedokteran Universitas Lampung Departemen Biokimia dan Biologi Molekuler

Metabolisme Protein. dr.syazili Mustofa, M.Biomed Fakultas Kedokteran Universitas Lampung Departemen Biokimia dan Biologi Molekuler Metabolisme Protein dr.syazili Mustofa, M.Biomed Fakultas Kedokteran Universitas Lampung Departemen Biokimia dan Biologi Molekuler Pencernaan Protein Tujuan : untuk menghidrolisis semua ikatan peptida

Lebih terperinci

BADAN GOLGI BIOSINTETIS DAN FUNGSINYA DALAM METABOLISME ROSITA SIPAYUNG. Fakultas Pertanian Jurusan Budidaya Pertanian Universitas Sumatera Utara

BADAN GOLGI BIOSINTETIS DAN FUNGSINYA DALAM METABOLISME ROSITA SIPAYUNG. Fakultas Pertanian Jurusan Budidaya Pertanian Universitas Sumatera Utara BADAN GOLGI BIOSINTETIS DAN FUNGSINYA DALAM METABOLISME ROSITA SIPAYUNG Fakultas Pertanian Jurusan Budidaya Pertanian Universitas Sumatera Utara PENDAHULUAN Sel merupakan satuan dasar kehidupan, di mana

Lebih terperinci

Pencernaan Protein. (ikatan peptida adalah ikatan amida)

Pencernaan Protein. (ikatan peptida adalah ikatan amida) Metabolisme Protein dr. Syazili Mustofa, M.Biomed Lektor mata kuliah Ilmu Biomedik Departemen Biokimia dan Biologi Molekuler Fakultas Kedokteran Universitas Lampung Pencernaan Protein Tujuan : untuk menghidrolisis

Lebih terperinci

MEKANISME TRANSPOR PADA MEMBRAN SEL

MEKANISME TRANSPOR PADA MEMBRAN SEL MEKANISME TRANSPOR PADA MEMBRAN SEL Berbagai organel yang terdapat di dalam sitoplasma memiliki membran yang strukturnya sama dengan membran plasma. Walaupun tebal membran plasma hanya ± 0,1 μm, membran

Lebih terperinci

PERBEDAAN SEL HEWAN & TUMBUHAN BAGIAN SEL & ORGANEL SEL TRANSPORT MELALUI MEMBRAN

PERBEDAAN SEL HEWAN & TUMBUHAN BAGIAN SEL & ORGANEL SEL TRANSPORT MELALUI MEMBRAN PERBEDAAN SEL HEWAN & TUMBUHAN BAGIAN SEL & ORGANEL SEL TRANSPORT MELALUI MEMBRAN SEL PROKARIOTIK & EUKARIOTIK SEL HEWAN & SEL TUMBUHAN SEL HEWAN SEL TUMBUHAN Sejarah Penemuan Sel 1500-an Ditemukan lensa

Lebih terperinci

BIOLOGI UMUM (MIP612112) Priyambodo, M.Sc. staff.unila.ac.id/priyambodo

BIOLOGI UMUM (MIP612112) Priyambodo, M.Sc. staff.unila.ac.id/priyambodo BIOLOGI UMUM (MIP612112) Priyambodo, M.Sc. Overview Penemuan sel Sel dan homeostasis Ukuran sel Kategori sel Bagian sel Tokoh penemu sel Robert Hooke A. v. Leeuwenhoek M. Schleiden T. Schwann R. Virchow

Lebih terperinci

KEGUNAAN. Merupakan polimer dari sekitar 21 jenis asam amino melalui ikatan peptida Asam amino : esensial dan non esensial

KEGUNAAN. Merupakan polimer dari sekitar 21 jenis asam amino melalui ikatan peptida Asam amino : esensial dan non esensial PROTEIN KEGUNAAN 1. Zat pembangun dan pengatur 2. Sumber asam amino yang mengandung unsur C, H, O dan N 3. Sumber energi Merupakan polimer dari sekitar 21 jenis asam amino melalui ikatan peptida Asam amino

Lebih terperinci

Pengelompokan Bakteri Berdasarkan Alat Geraknya

Pengelompokan Bakteri Berdasarkan Alat Geraknya Pengelompokan Bakteri Berdasarkan Alat Geraknya By Plengdut - May 7, 2015 7341 Pada postingan kali ini, kita akan membahas mengenai pengelompokan bakteri berdasarkan alat gerak yang dimiliki organisme

Lebih terperinci

adalah proses DNA yang mengarahkan sintesis protein. ekspresi gen yang mengodekan protein mencakup dua tahap : transkripsi dan translasi.

adalah proses DNA yang mengarahkan sintesis protein. ekspresi gen yang mengodekan protein mencakup dua tahap : transkripsi dan translasi. bergerak sepanjang molekul DNA, mengurai dan meluruskan heliks. Dalam pemanjangan, nukleotida ditambahkan secara kovalen pada ujung 3 molekul RNA yang baru terbentuk. Misalnya nukleotida DNA cetakan A,

Lebih terperinci

Tabel Perbedaan Sel Prokariotik dan Sel Eukariotik Perbedaan Sel Prokariotik Sel Eukariotik Ukuran Sel

Tabel Perbedaan Sel Prokariotik dan Sel Eukariotik Perbedaan Sel Prokariotik Sel Eukariotik Ukuran Sel Tabel Perbedaan Sel Prokariotik dan Sel Eukariotik Perbedaan Sel Prokariotik Sel Eukariotik Ukuran Sel Diameter Sel prokariotik 0,2-2.0 µm Diameter Sel prokariotik 10-100 µm Inti Sel Organel terbungkus

Lebih terperinci

Definisi Biokimia, Sel dan fungsi organel. Muhammad Fakhri, S.Pi, MP, M.Sc Tim Pengajar Biokimia Budidaya Perairan FPIK UB

Definisi Biokimia, Sel dan fungsi organel. Muhammad Fakhri, S.Pi, MP, M.Sc Tim Pengajar Biokimia Budidaya Perairan FPIK UB Definisi Biokimia, Sel dan fungsi organel Muhammad Fakhri, S.Pi, MP, M.Sc Tim Pengajar Biokimia Budidaya Perairan FPIK UB BIOKIMIA???? BIOKIMIA: suatu ilmu yang mempelajari tentang kumpulan molekul/senyawa

Lebih terperinci

ketebalan yang berbeda-beda dan kadang sangat sulit ditemukan dengan mikroskop. Namun, ada bukti secara kimiawi bahwa lamina inti benar-benar ada di

ketebalan yang berbeda-beda dan kadang sangat sulit ditemukan dengan mikroskop. Namun, ada bukti secara kimiawi bahwa lamina inti benar-benar ada di Membran Inti Inti sel atau nukleus sel adalah organel yang ditemukan pada sel eukariotik. Organel ini mengandung sebagian besar materi genetik sel dengan bentuk molekul DNA linear panjang yang membentuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penggandaan dan penyediaan asam amino menjadi amat penting oleh karena senyawa tersebut dipergunakan sebagai satuan penyusun protein. Kemampuan jasad hidup untuk membentuk

Lebih terperinci

BAB III. SUBSTANSI GENETIK

BAB III. SUBSTANSI GENETIK BAB III. SUBSTANSI ETIK Kromosom merupakan struktur padat yg tersusun dr komponen molekul berupa protein histon dan DNA (kumpulan dr kromatin) Kromosom akan tampak lebih jelas pada tahap metafase pembelahan

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA RETIKULUM ENDOPLASMA dengan APARATUS GOLGI

HUBUNGAN ANTARA RETIKULUM ENDOPLASMA dengan APARATUS GOLGI MAKALAH BIOLOGI SEL HUBUNGAN ANTARA RETIKULUM ENDOPLASMA dengan APARATUS GOLGI Disusun untuk memenuhi tugas matakuliah Biologi Sel yang dibimbing oleh Dra. Umi Lestari, Mpd. Oleh: ITA LESTARI NIM.109341417210

Lebih terperinci

BAB 11 KOMPARTEMEN DAN TRANSPORT INTRASELULER

BAB 11 KOMPARTEMEN DAN TRANSPORT INTRASELULER BAB 11 KOMPARTEMEN DAN TRANSPORT INTRASELULER Tujuan Instruksional Khusus Setelah mengikuti kuliah bab ini, mahasiswa diharapkan mampu menyebutkan dan menjelaskan organela-organela yang berperan untuk

Lebih terperinci

Adalah asam nukleat yang mengandung informasi genetik yang terdapat dalam semua makluk hidup kecuali virus.

Adalah asam nukleat yang mengandung informasi genetik yang terdapat dalam semua makluk hidup kecuali virus. DNA DAN RNA Adalah asam nukleat yang mengandung informasi genetik yang terdapat dalam semua makluk hidup kecuali virus. ADN merupakan blue print yang berisi instruksi yang diperlukan untuk membangun komponen-komponen

Lebih terperinci

Tujuan Instruksional. Umum. Khusus

Tujuan Instruksional. Umum. Khusus MEMBRAN SEL Tujuan Instruksional Umum Mahasiswa FK USU semester 1 akan dapat menjelaskan struktur dan fungsi membran serta protein membran dan hubungannya dengan reseptor. Khusus Mahasiswa akan dapat :

Lebih terperinci

SEL. SMA Regina Pacis Jakarta. Ms. Evy Anggraeny

SEL. SMA Regina Pacis Jakarta. Ms. Evy Anggraeny SEL SMA Regina Pacis Jakarta Ms. Evy Anggraeny 1 Sejarah Sel Anthonie van Leeuwenhoek (1665) : Penemu mikroskop dan menyebutkan sel sebagai satuan kehidupan Robert Hooke (1665) : Menemukan istilah Cellula

Lebih terperinci

Protein. Kuliah Biokimia ke-3 PROTEIN

Protein. Kuliah Biokimia ke-3 PROTEIN Protein Kuliah Biokimia ke-3 PS Teknologi Hasil Pertanian Univ.Mulawarman Krishna P. Candra, 2015 PROTEIN Protein berasal dari kata latin Proteus (penting) Makromolekul yang dibentuk dari satu atau lebih

Lebih terperinci

LEMBARAN SOAL. Sat. Pendidikan

LEMBARAN SOAL. Sat. Pendidikan LEMBARAN SOAL Mata Pelajaran Sat. Pendidikan Kelas / Program : BIOLOGI : SMA : XI IPA PETUNJUK UMUM 1. Tulis nomor dan nama Anda pada lembar jawaban yang disediakan 2. Periksa dan bacalah soal dengan teliti

Lebih terperinci

Kasus Penderita Diabetes

Kasus Penderita Diabetes Kasus Penderita Diabetes Recombinant Human Insulin Marlia Singgih Wibowo School of Pharmacy ITB Sejak Banting & Best menemukan hormon Insulin pada tahun 1921, pasien diabetes yang mengalami peningkatan

Lebih terperinci

THE TOUR CYTOL CYT OGY OGY T : he Study of Cells V sualisasi sualisasi sel sel : :mikroskop meningkatkan n resolusi (jarak (jarak an tar obyek

THE TOUR CYTOL CYT OGY OGY T : he Study of Cells V sualisasi sualisasi sel sel : :mikroskop meningkatkan n resolusi (jarak (jarak an tar obyek THE TOUR Pendahuluan Tubuh manusia 100 trilyun sel 70% berat sel = air 2/3 dari seluruh air tubuh terdapat dalam sel 1/3 di rongga antar sel 67% berat tubuh = air manusia = air yang hidup CYTOLOGY : The

Lebih terperinci

BIOLOGI SEL. Chapter III Membran dan Dinding Sel

BIOLOGI SEL. Chapter III Membran dan Dinding Sel BIOLOGI SEL Chapter III Membran dan Dinding Sel Fungsinya apa yaaaaa...?? Kira-kira kalau mau masuk permisi dulu?? Mari Merievew Perbedaan Sel Tumbuhan dan Hewan Dinding Sel (Cell Wall) Sebagian besar

Lebih terperinci

PERBEDAAN SEL EUKARIOTIK DAN PROKARIOTIK

PERBEDAAN SEL EUKARIOTIK DAN PROKARIOTIK PERBEDAAN SEL EUKARIOTIK DAN PROKARIOTIK EDITOR : VENNA AGATHA DESTRIANASARI NIM : G1C015011 PROGRAM STUDI DIV ANALIS KESEHATAN FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN DAN KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG

Lebih terperinci

1. Menjelaskan struktur inti sel eukariot hubungannya dengan fungsi 2. Menjelaskan struktur organel-organel sel dan fungsinya

1. Menjelaskan struktur inti sel eukariot hubungannya dengan fungsi 2. Menjelaskan struktur organel-organel sel dan fungsinya 1. Menjelaskan struktur inti sel eukariot hubungannya dengan fungsi 2. Menjelaskan struktur organel-organel sel dan fungsinya struktur inti sel eukariot Fungsi inti atau nukleus sebagai pusat pengatur

Lebih terperinci

STRUKTUR DAN FUNGSI SEL

STRUKTUR DAN FUNGSI SEL STRUKTUR DAN FUNGSI SEL 1. Pengertian Sel: Sel kata latinnya yaitu cella, yang berarti ruangan kecil atau unit kehidupan terkecil. Ditemukan pertama kali oleh Robert Hooke pada tahun 1665, yaitu tentang

Lebih terperinci

Protein adalah sumber asam-asam amino yang mengandung unsur-unsur C, H, O, dan N yang tidak dimiliki oleh lemak atau karbohidrat.

Protein adalah sumber asam-asam amino yang mengandung unsur-unsur C, H, O, dan N yang tidak dimiliki oleh lemak atau karbohidrat. PROTEIN Protein adalah sumber asam-asam amino yang mengandung unsur-unsur C, H, O, dan N yang tidak dimiliki oleh lemak atau karbohidrat. Sebagai zat pembangun, protein merupakan bahan pembentuk jaringanjaringan

Lebih terperinci

Protein (asal kata protos dari bahasa Yunani yang berarti "yang paling utama") adalah senyawa organik kompleks berbobot molekul tinggi yang merupakan

Protein (asal kata protos dari bahasa Yunani yang berarti yang paling utama) adalah senyawa organik kompleks berbobot molekul tinggi yang merupakan A. Protein Protein (asal kata protos dari bahasa Yunani yang berarti "yang paling utama") adalah senyawa organik kompleks berbobot molekul tinggi yang merupakan polimer dari monomer-monomer asam amino

Lebih terperinci

ORGANISASI KEHIDUPAN. Sel

ORGANISASI KEHIDUPAN. Sel ORGANISASI KEHIDUPAN Sel Sel adalah unit terkecil dari makhluk hidup. Ukuran sangat kecil untuk melihat harus dibantu dengan mikroskop. Kata sel berasal dari bahasa latin cellulae, yang berarti bilik kecil.

Lebih terperinci

dr. AL-MUQSITH, M.Si

dr. AL-MUQSITH, M.Si SEL dr. AL-MUQSITH, M.Si Ultra Struktur MULAI DIPELAJARI DENGAN DITEMUKANNYA MIKROSKOP ELEKTRON. PEMBESARAN YANG DIPEROLEH MENCAPAI PULUHAN RIBU KALI. GAMBAR YANG DIPELAJARI UMUMNYA DARI: - MIKROSKOP ELEKTRON

Lebih terperinci

Gb. 5.12. STRUKTUR FOSPOLIPID (Campbell, 1999:72)

Gb. 5.12. STRUKTUR FOSPOLIPID (Campbell, 1999:72) Gb. 5.12. STRUKTUR FOSPOLIPID (Campbell, 1999:72) Rumus Umum Asam Amino (Campbell, 1999: 73) H H O N C C H R OH GUGUS AMINO GUGUS KARBOKSIL Tabel 5.1 Gambaran Umum Fungsi Protein (Campbell, 1999: 74) JENIS

Lebih terperinci

Pertemuan II: Wisata Sel. Program Tingkat Persiapan Bersama IPB 2011

Pertemuan II: Wisata Sel. Program Tingkat Persiapan Bersama IPB 2011 Pertemuan II: Wisata Sel Program Tingkat Persiapan Bersama IPB 2011 1 Pokok Bahasan 1. Sel sebagai unit dasar kehidupan 2. Sel dipelajari dengan menggunakan mikroskop 3. Kebanyakan sel berukuran mikroskopik

Lebih terperinci

SEL SEBAGAI DASAR KEHIDUPAN

SEL SEBAGAI DASAR KEHIDUPAN SEL SEBAGAI DASAR KEHIDUPAN Pengertian sel Sel merupakan unit terkecil dari makhluk hidup Sel merupakan tingkatan struktur terendah yang mampu melakukan semua aktivitas kehidupan. Sel merupakan unit dasar

Lebih terperinci

(G Protein-coupled receptor) sebagai target aksi obat

(G Protein-coupled receptor) sebagai target aksi obat Reseptor terhubung protein G (G Protein-coupled receptor) sebagai target aksi obat merupakan keluarga terbesar reseptor permukaan sel menjadi mediator dari respon seluler berbagai molekul, seperti: hormon,

Lebih terperinci

MIKROBIOLOGI BAKTERI

MIKROBIOLOGI BAKTERI 1 MIKROBIOLOGI BAKTERI (Nurwahyuni Isnaini) Tugas I Disusun untuk memenuhi tugas brosing artikel webpage Oleh RIZKA RAMADHANTY NIM:G0C015080 PRORAM DIPLOMA DIII ANALIS KESEHATAN FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN

Lebih terperinci

BAB I. PENDAHULUAN. Agus Hery Susanto (2012) Bahan Ajar Biologi Molekuler, Fak. Biologi Unsoed 1

BAB I. PENDAHULUAN. Agus Hery Susanto (2012) Bahan Ajar Biologi Molekuler, Fak. Biologi Unsoed 1 BAB I. PENDAHULUAN Bab pendahuluan ini berisi pokok bahasan mengenai ruang lingkup dan perkembangan Biologi Molekuler serta hubungannya dengan ilmu-ilmu lain, tinjauan sekilas tentang sel yang meliputi

Lebih terperinci

MEMBRAN BIOLOGIS DAN MEKANISME ABSORPSINYA. Tim Teaching MK Biofarmasetika

MEMBRAN BIOLOGIS DAN MEKANISME ABSORPSINYA. Tim Teaching MK Biofarmasetika 1 MEMBRAN BIOLOGIS DAN MEKANISME ABSORPSINYA Tim Teaching MK Biofarmasetika 2 Pendahuluan Membran sel adalah lapisan yang memisahkan satu sel dengan sel lainnya serta memisahkan berbagai organel di dalam

Lebih terperinci

SEL DAN JARINGAN MATERI BAHAN PELATIHAN UNTUK GURU-GURU SMA / MA OLEH: DRS. TAUFIK RAHMAN, MPD UPI BANDUNG

SEL DAN JARINGAN MATERI BAHAN PELATIHAN UNTUK GURU-GURU SMA / MA OLEH: DRS. TAUFIK RAHMAN, MPD UPI BANDUNG SEL DAN JARINGAN MATERI BAHAN PELATIHAN UNTUK GURU-GURU SMA / MA OLEH: DRS. TAUFIK RAHMAN, MPD UPI BANDUNG NANGRO ACEH DARUSSALAM 5-10 JULI 2007 1 SOAL TES SEL DAN JARINGAN Petunjuk: 1. Jawablah pertanyaan

Lebih terperinci

HIRARKI ORGANISASI MATERI BENDA HIDUP

HIRARKI ORGANISASI MATERI BENDA HIDUP HIRARKI ORGANISASI MATERI BENDA HIDUP Unsur Biosfer Biomolekul Komunitas Biomembran dan organel Populasi Sel Jaringan Organ Individu Atom (proton, neutron dan elektron) molekul sederhana makro molekul

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. di alam yang berguna sebagai sumber pakan yang penting dalam usaha

I. PENDAHULUAN. di alam yang berguna sebagai sumber pakan yang penting dalam usaha 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pakan terdiri dari pakan buatan dan pakan alami. Pakan buatan adalah pakan yang dibuat dan disesuaikan dengan jenis hewan baik ukuran, kebutuhan protein, dan kebiasaan

Lebih terperinci

FISIOLOGI TUMBUHAN MKK 414/3 SKS (2-1)

FISIOLOGI TUMBUHAN MKK 414/3 SKS (2-1) FISIOLOGI TUMBUHAN MKK 414/3 SKS (2-1) OLEH : PIENYANI ROSAWANTI PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN DAN KEHUTANAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALANGKARAYA 2017 METABOLISME Metabolisme adalah proses-proses

Lebih terperinci

RESUME JURNAL The Structural Basis Of Large Ribosomal Subunit Function oleh Widayu Mutiya Ramadhani ( )

RESUME JURNAL The Structural Basis Of Large Ribosomal Subunit Function oleh Widayu Mutiya Ramadhani ( ) RESUME JURNAL The Structural Basis Of Large Ribosomal Subunit Function oleh Widayu Mutiya Ramadhani (24020115140122) Jurnal ini berjudul Kegunaan Struktur Dasar dari Sub-Unit Besar Ribosom. Jurnal ini

Lebih terperinci

5. Kerja enzim dipengaruhi oleh faktor-faktor berikut, kecuali. a. karbohidrat b. suhu c. inhibitor d. ph e. kofaktor

5. Kerja enzim dipengaruhi oleh faktor-faktor berikut, kecuali. a. karbohidrat b. suhu c. inhibitor d. ph e. kofaktor 1. Faktor internal yang memengaruhi pertumbuhan dan perkembangan pada tumbuhan adalah. a. suhu b. cahaya c. hormon d. makanan e. ph 2. Hormon yang termasuk ke dalam jenis hormon penghambat pertumbuhan

Lebih terperinci

Konsep Sel, Jaringan, Organ dan Sistem Organ

Konsep Sel, Jaringan, Organ dan Sistem Organ Konsep Sel, Jaringan, Organ dan Sistem Organ STRUKTUR TUBUH MANUSIA SEL (UNSUR DASAR JARINGAN TUBUH YANG TERDIRI ATAS INTI SEL/ NUCLEUS DAN PROTOPLASMA) JARINGAN (KUMPULAN SEL KHUSUS DENGAN BENTUK & FUNGSI

Lebih terperinci

Sintesa protein (ekspresi gen)

Sintesa protein (ekspresi gen) 1. SINTESA PROTEIN Sintesa protein (ekspresi gen) Merupakan proses dimana DNA mengekspresikan gen nya Secara umum melibatkan dua tahap yaitu TRANSKRIPSI dan TRANSLASI Pada eukaryot, pengendalian ekspresi

Lebih terperinci

organel yang tersebar dalam sitosol organisme

organel yang tersebar dalam sitosol organisme STRUKTUR DAN FUNGSI MITOKONDRIA Mitokondria Mitokondria merupakan organel yang tersebar dalam sitosol organisme eukariot. STRUKTUR MITOKONDRIA Ukuran : diameter 0.2 1.0 μm panjang 1-4 μm mitokondria dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. B. Rumusan Masalah. C. Tujuan Penulisan

BAB I PENDAHULUAN. B. Rumusan Masalah. C. Tujuan Penulisan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ribosom adalah komponen sel yang membuat protein dari semua asam amino. Salah satu prinsip utama biologi, sering disebut sebagai dogma sentral, adalah DNA yang digunakan

Lebih terperinci

BIOLOGI SEL. Chapter IV Sifat Membran Plasma (Transportasi pada Membran)

BIOLOGI SEL. Chapter IV Sifat Membran Plasma (Transportasi pada Membran) BIOLOGI SEL Chapter IV Sifat Membran Plasma (Transportasi pada Membran) Membran Molekul Besar Molekul Kecil Gas ION Ingat Fungsi Protein Transmembran?? Manakah Fungsi Transmembran pada Kasus Ini?? Sifat

Lebih terperinci

LEMBARAN SOAL. Mata Pelajaran : BIOLOGI Sat. Pendidikan : SMA Kelas / Program : XI IPA ( SEBELAS IPA )

LEMBARAN SOAL. Mata Pelajaran : BIOLOGI Sat. Pendidikan : SMA Kelas / Program : XI IPA ( SEBELAS IPA ) LEMBARAN SOAL Mata Pelajaran : BIOLOGI Sat. Pendidikan : SMA Kelas / Program : XI IPA ( SEBELAS IPA ) PETUNJUK UMUM 1. Tulis nomor dan nama Anda pada lembar jawaban yang disediakan 2. Periksa dan bacalah

Lebih terperinci

Polimerase DNA : enzim yang berfungsi mempolimerisasi nukleotidanukleotida. Ligase DNA : enzim yang berperan menyambung DNA utas lagging

Polimerase DNA : enzim yang berfungsi mempolimerisasi nukleotidanukleotida. Ligase DNA : enzim yang berperan menyambung DNA utas lagging DNA membawa informasi genetik dan bagian DNA yang membawa ciri khas yang diturunkan disebut gen. Perubahan yang terjadi pada gen akan menyebabkan terjadinya perubahan pada produk gen tersebut. Gen sering

Lebih terperinci

dan mengeluarkan CO 2 Sistem kemih (urinari) untuk membuang zat sisa Sistem kardiovaskular untuk mendistribusikan makanan, O 2

dan mengeluarkan CO 2 Sistem kemih (urinari) untuk membuang zat sisa Sistem kardiovaskular untuk mendistribusikan makanan, O 2 Organisme bersel tunggal :semua proses vital berlangsung dalam satu sel. Organisme bersel banyak (multisel), fungsi-fungsi tertentu diambil alih oleh kelompok-kelompok sel. Pada manusia dan hewan bertulang

Lebih terperinci

Definisi Sintesis Protein

Definisi Sintesis Protein Definisi Sintesis Protein Manusia, hewan, dan tumbuhan sangat memerlukan protein sebagai unsur utama penyusun tubuhnya. Protein pada manusia dan hewan terdapat paling banyak pada membran sel, sitoplasma,

Lebih terperinci

Struktur dan Fungsi Protein

Struktur dan Fungsi Protein Struktur dan Fungsi Protein Protein merupakan makromolekul yang sangat serbaguna pada makluk hidup dan melakukan fungsi yang sangat vital dalam seluruh sistem biologis Proteins disusun oleh 20 jenis asam

Lebih terperinci

Aulia Dwita Pangestika A2A Fakultas Kesehatan Masyarakat. DNA dan RNA

Aulia Dwita Pangestika A2A Fakultas Kesehatan Masyarakat. DNA dan RNA Aulia Dwita Pangestika A2A014018 Fakultas Kesehatan Masyarakat DNA dan RNA DNA sebagai senyawa penting yang hanya ada di mahkluk hidup. Di mahkluk hidup senyawa ini sebagai master kehidupan untuk penentuan

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... ii I. Pendahuluan...1 II. Tinjauan Pustaka...4 III. Kesimpulan...10 DAFTAR PUSTAKA...

DAFTAR ISI. KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... ii I. Pendahuluan...1 II. Tinjauan Pustaka...4 III. Kesimpulan...10 DAFTAR PUSTAKA... DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... ii I. Pendahuluan...1 II. Tinjauan Pustaka...4 III. Kesimpulan...10 DAFTAR PUSTAKA...11 I. PENDAHULUAN Latar Belakang Munculnya uniseluler dan multi seluler

Lebih terperinci

STRUKTUR & FUNGSI SEL

STRUKTUR & FUNGSI SEL STRUKTUR & FUNGSI SEL Oleh : Rifki Abdul Majid (037115104) Kelas : 1-E Dosen : Dra. R. Teti Rostikawati, M.Si. Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar FKIP Universitas PAKUAN BOGOR A. SEL SEL adalah bagian

Lebih terperinci

19/10/2016. The Central Dogma

19/10/2016. The Central Dogma TRANSKRIPSI dr.syazili Mustofa M.Biomed DEPARTEMEN BIOKIMIA DAN BIOLOGI MOLEKULER FK UNILA The Central Dogma 1 The Central Dogma TRANSKRIPSI Transkripsi: Proses penyalinan kode-kode genetik yang ada pada

Lebih terperinci

MODUL MATA PELAJARAN IPA

MODUL MATA PELAJARAN IPA KERJASAMA DINAS PENDIDIKAN KOTA SURABAYA DENGAN FAKULTAS MIPA UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA MODUL MATA PELAJARAN IPA Struktur sel tumbuhan dan hewan untuk kegiatan PELATIHAN PENINGKATAN MUTU GURU DINAS PENDIDIKAN

Lebih terperinci

BIOKIMIA Kuliah 2 KARBOHIDRAT

BIOKIMIA Kuliah 2 KARBOHIDRAT BIOKIMIA Kuliah 2 KARBOHIDRAT 1 2 . 3 . 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 Biokimia Kuliah 2 POLISAKARIDA 17 POLISAKARIDA Sebagian besar karbohidrat dalam bentuk polisakarida. Suatu polisakarida berbeda

Lebih terperinci