BAB II KONSEP DASAR. DHF (Dengue Haemoragic Fever) adalah penyakit yang disebabkan oleh

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II KONSEP DASAR. DHF (Dengue Haemoragic Fever) adalah penyakit yang disebabkan oleh"

Transkripsi

1 BAB II KONSEP DASAR A. Pengertian Dengue Haemoragic Fever (DHF) atau lebih sering dikenal sebagai Demam Berdarah Dengue (DBD) adalah penyakit demam akut dengan ciri-ciri demam, manifestasi perdarahan, dan bertendensi mngakibatkan renjatan (syok) yang dapat menyebabkan kematian (Mansjoer, 2000: 419). DHF (Dengue Haemoragic Fever) adalah penyakit yang disebabkan oleh karena virus dengue yang termasuk golongan abrovirus melalui gigitan nyamuk Aedes Aegygti betina. Penyakit ini biasa disebut Demam Berdarah Dengue (Hidayat, 2006: 123) Klasifikasi DHF, menurut WHO berdasarkan tanda klinisnya, dibagi menjadi empat derajat yaitu: a. Derajat 1 Demam disertai gejala klinis lain, tanpa perdarahan spontan. Uji torniquet + trombosit dan hemokonsentrasi. b. Derajat 2 Derajat 1 disertai perdarahan spontan pada kulit atau tempat lain. c. Derajat 3 Ditemukan kegagalan sirkulasi yaitu nadi cepat dan lemah, tekanan darah rendah, gelisah, sianosis sekitar mulut, hidung, dan ujung jari. 1

2 d. Derajat 4 Syok hebat dengan nadi tak teraba dan tekanan daraqh tidak dapat diukur, biasa disebut DSS (Dengue Syock Syndrom). B. Anatomi Fisiologi Sistem Sirkulasi System sirkulasi adalah sarana untuk menyalurkan makanan dan oksigen dari traktus digestivus dan dari paru-paru ke seluruh sel-sel tubuh. Selain itu sistem sirkulasi merupakan sarana untuk membuang sisa-sisa metabolisme dari sel-sel ke ginjal, paru-paru yang merupakan tempat ekskresi sisa-sisa metabolisme.organorgan sirkulasi (Pearce, 2006: 121). 1. Jantung Merupakan organ yang berbentuk kerucut yang ada di dalam rongga thorax, di antara paru-paru agak lebih ke arah kiri. Struktur jantung meliputi: atrium kanan, atrium kiri, ventrikel kanan, ventrikel kiri, katup trikuspidalis, katup bikuspidalis, endokardium, miokardium, dan perikardium (Pearce, 2006: 121). 2. Pembuluh Darah Pembuluh darah terdapat tiga macam (Pearce, 2006: 124), yaitu: a. Pembuluh Darah Nadi (Arteri) Arteri meninggalkan jantung pada ventrikel kiri dan kanan. Beberapa pembuluh arteri yang berperan penting, antara lain: arteri koronaria (mendarai dinding jantung), arteri subklavikula (arteri bawah selangka yang bercabang dan melewati aksila), arteri brachialis (pada lengan atas), arteri radialis (pada pangkal ibu jari), arteri karotis (mendarahi 2

3 kepala dan otak), arteri temporalis (arteri yang teraba pada bagian depan telinga), arteri facialis (teraba di sudut bawah rahang), arteri femoralis (berjalan ke bawah mneyusuri paha menuju ke belakang lutut), arteri tibia (arteri pada kaki), dan arteri pulmonalis (arterio yang menuju ke paru-paru). b. Pembuluh kapiler Kapiler adalah pembuluh darah yang sangat kecil yang berasal dari cabang terhalus dari arteri sehingga tidak tampak kecuali dibawah mikroskop. Kapiler membentuk anyaman di seluruh jaringan tubuh yang selanjutnya bertemu membentuk pembuluh darah vena. Fungsi kapiler adalah sebagai alat penghubung arteri dan vena, tempat terjadinya pertukaran zat-zat antara darah dan cairan jaringan, mengambil hasil-hasil dari kelenjar, menyerap hasil makanan yang terdapat di usus, dan menyaring darah yang terdapat di ginjal. c. Pembuluh Darah Balik (Vena) Vena adalah pembuluh yang membawa darah kembali ke jantung. Beberapa vena yang penting adalah: Vena cava superior (membawa darah kotor dari kepala, thorax, dan ekstrimitas atas ke atrium kanan), vena cava inferior (mengembalikan darah kotor dari tubuh bagian bawah ke jantung), vena pulmonalis (vena yang membawa darah dari paru-paru ke jantung), dan vena jugularis (vena yang membawa darah dari otak kembali ke jantung). 3

4 3. Darah Darah adalah jaringan cair yang terdiri dari dua bagian, yaitu plasma dan sel-sel darah ((Pearce, 2006: 123). Sedangkan menurut Syaifudin (2002: 58), darah adalah jaringan tubuh yang terdapat dalam pembuluh yang berwarna merah. Proses pembentukan sel darah terjadi di tiga tempat, yaitu sumsum tulang, hepar, dan limpa. Volume darah pada tubuh yang sehat atau orang dewasa sekitar 1/3 dari berat badan atau kira-kira sebanyak 4-5 liter. Jumlah tersebut berbeda pada masing-masing orang tergantung pada umur, jenis kelamin, pekerjaan, keadaan jantung, dan pembuluh darah. a. Fungsi Darah 1) Alat pengangkut untuk mengambil O2 atau zat makanan dan diedarkan ke seluruh tubuh, mengangkut CO 2 untuk dikeluarkan, mengambil zatzat makanan dari usus halus untyuk diedarkan ke seluruh jaringan, dan mengangkat zat-zat yang yidak dibutuhkan tubuh untuk dibuang. 2) Sebagai pertahanan tubuh terhadap serangan kuman penyakit dan racun dmelalui kerja leukosit,antibody, dan zat-zat anti racun. 3) Memberi panas ke seluruh tubuh. b. Bagian-bagian Darah 1) Sel darah Sel-sel darah terdiri dari: 4

5 a) Eritrosit (sel darah merah) Eritrosit merupakan cakram bikonkaf yang tidak berinti dan tidak dapat bergerak. Sel ini berwarna kuning kemerahan dan mengandung Haemoglobin (Hb). Berfungsi sebagai pengikat O 2 dari paru-paru untuk diedarkan ke seluruh tubuh dan mengikat CO2 dari jaringan untuk dikeluarkan. b) Leukosit (sel darah putih) Sel darah putih bentuknya dapat berubah-ubah dan dapat bergerak dengan perantara kaki palsu. Leukosit berwarna bening dan memiliki inti yang bermacam-macam. Berfungsi sebagi pertahanan tubuh terhadap kuman atau bibit penyakit. Terdiri dari sel agranulosit (tidak mempunyai granula) berupa limfosit (memakan dan membunuh bakteri yang masuk) dan monosit (sebagai fagosit, berjumlah 34 %). Sel lain memiliki granula (granulosit) yang terdiri dari neutrofil, eosinofil, dan basofil. c) Trombosit (sel plasma) Merupakan benda-benda kecil yang ukurannya bermacammacam. Berwarna putih dan normal berjumlah /mm 3, trombosit berperan penting dalam proses pembekuan darah. (Pearce, 2006: 123) 5

6 2) Plasma darah Bagian darah encer yang tanpa sel darah, warna bening kekuningan, jumlah hampir 90 % plasma darah terdiri dari: a. Fibrinogen yang berperan dalam pembekuan darah, b. Garam-garam mineral, c. Protein darah (albumin dan globulin), d. Zat makanan (asam amino, glukosa lemak, mineral, dan vitamin), e. Hormon, yaitu zat yang dihasilkan dari kelenjar tubuh, f. Antibody atau antitoksin. (Pearce, 2006: 123) 6

7 7

8 Gambar 2. Sirkulasi darah dalam tubuh manusia 8

9 C. Etiologi Dengue Hemoragic Fever disebabkan oleh virus Dengue, yang termasuk dalam genus Flavirus, keluarga Flafiviridae. Virus ini masuk ke dalam tubuh melalui vector berupa nyamuk Aedes Aegipty dan beberapa spesies lainnya seperti Aedes Albopictus dan Aedes Polynesiensis, (Hidayat, 2006: 123). Seseorang yang digigit oleh nyamuk yang membawa virus ini akan tertulari dan akan mengalami viremia yang menunjukkan tanda-tanda khas seperti demam, nyeri otot dan atau sendi yang disertai leucopenia, ruam, limfadenopati, trombositipenia, dan diathesis hemoragik (Sudoyo, 2006: 1732). D. Patofisiologi Virus dengue yang masuk ke dalam tubuh manusia akan menyebabkan klien mengalami viremia. Beberapa tanda dan gejala yang muncul seperti demam, sakit kepala, mual, nyeri otot, pegal seluruh tubuh, timbulnya ruam dan kelainan yang munkin terjadi pada system vaskuler. Pada penderita DBD, terdapat kerusakan yang umum pada system vascular yang mengakibatkan terjadinya peningkatan permeabilitas dinding pembuluh darah. Plasma dapat menembus dinding vaskuler selama proses perjalanan penyakit, dari mulai demam hingga klien mengalami renjatan berat. Volume plasma dapat menurun hingga 30 %. Hal inilah yang dapat menyebabkan seseurang mengalami kegagalan sirkulasi. Adanya kebocoran plasma ini jika tidak segera ditangani dapat menyebabkan hipoksia jaringan, asidosis metabolic yang pada akhirnya dapat berakibat fatal yaitu kematian. 9

10 Viremia juga menimbulkan agregasi trombosit dalam darah sehingga menyebabkan trombositopeni yang berpangaruh pada proses pembekuan darah. Perubahan fungsioner pembuluh darah akibat keocoran plasma yang berakhir pada perdarahan, baik pada jaringan kulit maupun saluran cerna biasanya menimbulkan tanda seperti munculnya purpura, ptekie, hematemesis, ataupun melena. (Sudoyo, 2006: 1732) 10

11 PATWAYS Infeksi virus dengue Masuk ke pembuluh darah Viremia (Hipertermi ) Peningkatan suhu tubuh Stimulasi RES hepatomegali Mendesak abdomen Mual, muntah, anoreksia Agregasi trombosit Pelepasan ADP Trombosit rusak Trombositopeni Perdarahan Aktivasi komplemen Pelepasan anafilaktoksik C3a, C5a Peningkatan permeabilitas kapiler Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan Anem Sal. cerna Kulit O2 berkurang Gangguan perfusi jaringan Hemetemesis, melena Hipovolemia Ptekie, purpura Vol cairan tubuh berkurang Deficit volume cairan Kebocoran plasma Penumpukan cairan di ekstravaskuler Edema jaringan Gangguan integritas kulit Sumber: Hidayat, 2006:

12 E. Manifestasi Klinik Tanda dan gejala yang mungkin muncul pada klien dengan DHF yaitu: 1. Demam atau riwayat demam akut antar 2-7 hari, 2. Keluhan pada saluan pencernaan, mual, muntah, anoreksia, diare, konstipasi. 3. Keluhan sistem tubuh yang lain: nyeri atau sakit kepala, nyeri pada otot, tulang dan sendi, nyeri ulu hati, dan lain-lain. 4. Temuan-temuan laboratorium yang mendukung adanya trombositopenia (kurang atau sama dengan /mm3. F. Komplikasi Adapun komplikasi dari DHF (Hadinegoro, 2006: 23) adalah: 1. Perdarahan Disebabkan oleh perubahan vaskuler, penurunan jumlah trombosit dan koagulopati, dan trombositopeni dihubungkan meningkatnya megakoriosit muda dalam sel-sel tulang dan pendeknya masa hidup trombosit. Tendensi perdarahan dapat dilihat pada uji torniquet positif, ptekie, ekimosis, dan perdarahan saluran cerna, hematemesis, dan melena (Hadinegoro, 2006: 24). 2. Kegagalan sirkulasi DSS (Dengue Syock Syndrom) terjadi pada hari ke 2-7 yang disebabkan oleh peningkatan permeabilitas vaskuler sehingga terjadi kebocoran plasma, efusi cairan serosa ke ronnga pleura dan peritoneum, hiponatremia, hemokonsentrasi, dan hipovolemi yang mngekaibatkan berkurangnya alran balik vena, penurunan volume sekuncup dan curah jantung sehingga terjadi 12

13 disfungsi atau penurunan perfusi organ. DSS juga disertai kegagalan hemeostasis yang mengakibatkan aktivitas dan integritas sistem kardiovaskular, perfusi miokard dan curah jantung menurun, sirkulasi darah terganggu dan terjadi iskemi jaringan dan kerusakan fungsi sel secara progresif dan irreversible, terjadi kerusakan sel dan organ sehingga pasien akan meninggal dalam wakti jam (Hadinegoro, 2006: 25). 3. Hepatomegali Hati umumnya membesar dengan perlemakan yang dihubungkan dengan nekrosis karena perdarahan yang terjadi pada lobulus hati dan sel-sel kapiler. Terkadang tampak sel metrofil dan limphosit yang lebih besar dan lebih banyak dikarenakan adanya reaksi atau komplek virus antibody (Hadinegoro, 2006: 15). 4. Efusi Pleura Terjadi karena kebocoran plasma yang mngekibatkan ekstrasi cairan intravaskuler sel, hal tersebut dibuktikan dengan adanya cairan dalam rongga pleura dan adanya dipsnea (Hadinegoro, 2006: 23). G. Penatalaksanaan Pada dasarnya DBD atau DHF bersifat simtomatis dan suportif. Pengobatan terhadap virus ini sampai sekarang bersifat menunjang agar pasien dapat bertahan hidup. Pasien yang diduga kuat mengalami DBD harus dirawat di rumah sakit karena memerlukan pengawasan terhadap kemungkinan terjadinya syok atau perdarahan yang dapat mengancam keselamatan pasien (Hadinegoro, 2006: 25). 13

14 a. DBD Tanpa Renjatan (Syok) Demam tinggi, anoreksia dan sering muntah menyebabkan klien dehidrasi dan haus. Pada pasien ini harus diberi banyak minum, yaitu 1 ½ samapi 2 liter dalam waktu 24 jam. Dapat juga diberikan teh manis, susu, sirum, ataupun oralit. Keadaan hiperpireksia adapat diatasi dengan kolaborasi pemberian antipiretik dan kompres hangat. Jika terjadi kejang harus luminal atau pemberian anti konvulsan lainnya. Infus diberikan pada klien DBD tanpa renjatan bila pasien terus menerus muntah dan tidak dapat diberi minum sehingga terjadi resiko tinggi dehidrasi dan peningkatan hematokrit. Jika hematokrit cenderung meningkat berarti menunjukkan derajat adanya kebocoran plasma dan biasanya mendahului munculnya perubahan tanda-tanda vital secara klinis (hipotensi dan penurunan nadi). Sedangkan turunnya nilai trombosit biasanya mendahului naiknya hematokrit. Oleh karena itu, pada pasien DBD harus diperikasa Hb, Ht, dan trombosit setiap hari untuk menentukkan apakah klien perlu dipasang infus atau tidak. (Hassan, 2003: 616) b. DBD Disertai Renjatan (DSS) Pasien yang mengalami renjatan atau syok harus segera dipasang infus karena sebagai pengganti cairan akibat kebocoran plasma. Cairan yang harus diberikan adalah Ringer laktat, namun jika pemberian cairan tidak dapat mengatasi syok maka harus diberikan plasma sebanyak ml/kg berat badan. 14

15 Sedangkan untuk klien yang mengalami renjatan berat harus diberikan cairan dengan cara diguyur (Hassan, 2003: 617). Pada pasien yang mengalami renjatan berkali-kali harus dipasang CVP (Central Venous Pressure) yang berfungsi sebagai pengaturan vena sentral untuk mngukur tekanan vena sentral melalui vena jugularis. Biasanya pemasangan alat ini dilakukan pada klien yang dirawat di ICU. Transfusi darah dapat diberikan pada klien dengan perdarahan gastrointestinal yang hebat. Kadang-kadang perdarahan gastrointestinal dapat digunakan sebagai indikasi jika klien terjadi penurunan HB dan Ht sedangkan tidak terlihat tanda perdarahan di kulit (Ngastiyah, 2004: 373).. H. Pengkajian Fokus Dalam melakukan asuhan keperawatan, pengkajian merupakan dasar utama dan hal yang penting dilakukan, baik saat penderita baru pertama kali dating maupun selama klien dalam masa perawatan ((Hadinegoro, 2006: 10). Data yang diperoleh dari pengkajian klien dengan DHF dapat diklasifikasikan menjadi: 1. Data dasar, meliputi: a. Pola Nutrisi dan Metabolik Gejala : Penurunan nafsu makan, mual muntah, haus, sakit saat menelan. Tanda : Mukosa mulut kering, perdarahan gusi, lidah kotor, nyeri tekan pada ulu hati. b. Pola eliminasi Tanda : Konstipasi, penurunan berkemih, melena, hematuri, (tahap lanjut). c. Pola aktifitas dan latihan 15

16 Tanda : Dispnea, pola nafas tidak efektif, karena efusi pleura. d. Pola istirahat dan tidur Gejala : Kelelahan, kesulitan tidur, karena demam/ panas/ menggigil. Tanda : Nadi cepat dan lemah, dispnea, sesak karena efusi pleura, nyeri epigastrik, nyeri otot/ sendi. e. Pola persepsi sensori dan kognitif Gejala : Nyeri ulu hati, nyeri otot/ sendi, pegal-pegal seluruh tubuh. Tanda : Cemas dan gelisah. f. Persepsi diri dan konsep diri Tanda : Ansietas, ketakutan, gelisah. g. Sirkulasi Gejala : Sakit kepala/ pusing, gelisah Tanda : Nadi cepat dan lemah, hipotensi, ekstremitas dingin, dispnea, perdarahan nyata (kulit epistaksis, melena hematuri), peningkatan hematokrit 20% atau lebih, trombosit kurang dari /mm. h. Keamanan Gejala : Adanya penurunan imunitas tubuh, karena hipoproteinemia. i. Pemeriksaan fisik Pemeriksaan fisik meliputi : 1) Keadaan umum pasien : lemah. 2) Kesadaran : kompomentis, apatis, somnolen, soporocoma, koma refleks, sensibilitas, nilai gasglow coma scale (GCS). 16

17 3) Tanda-tanda vital : tekanan darah (hipotensi), suhu (meningkat), nadi (takikardi), pernafasan (cepat). 4) Keadaan : kepala (pusing), mata, telinga, hidung (epistaksis), mulut (mukosa kering, lidah kotor, perdarahan gusi), leher, rektum, alat kelamin, anggota gerak (dingin), kulit (ptekie). 5) Sirkulasi : turgor (jelek). 6) Keadaan abdomen : Inspeksi Palpasi Perkusi Auskultasi : datar : teraba pembesaran pada hati : bunyi timpani : peristaltik usus 2. Data khusus, meliputi: a. Data subyektif Pada pasien DHF data subyektif yang sering ditemukan adalah : 1) Lemah 2) Panas atau demam 3) Sakit kepala 4) Anoreksia (tidak mafsu makan, mual, sakit saat makan) 5) Nyeri ulu hati 6) Nyeri pada otot dan sendi 7) Pegal-pegal pada seluruh tubuh 8) Konstipasi b. Data obyektif 17

18 Data obyektif yang dijumpai pada penderita Dengue Haemoragic Fever adalah : 1) Suhu tinggi, menggigil, wajah tampak kemerahan 2) Mukosa kering, perdarahan pada gusi, lidah kotor 3) Tampak bintik merah pada kulit (ptekie) uji tournikuet positif, epistaksis, (perdarahan pada hidung), ekimosis, hematoma, hematemesis, melena. 4) Nyeri tekan pada epigastrik 5) Pada palpasi teraba adanya pembesaran hati dan limfa 6) Pada renjatan nadi cepat dan lemah, hipotensi, ekstrimitas dingin, gelisah, sianosis perifer, nafas dangkal. 3. Pemeriksaan Penunjang Untuk menegakkan diagnostik DHF perlu dilakukan berbagai pemeriksaan penunjang, diantaranya adalah pemeriksaan laboratorium dan pemeriksaan radiologi, (Hadinegoro, 2006: 17). a. Pemeriksaan laboratorium 1) Pemeriksaan darah Pada pemeriksaan darah pasien DHF akan dijumpai : a) IgG dengue positif (dengue blood) b) Trombositipenia c) Hemoglobin meningkat >20% d) Hemokonsentrasi (hematokrit meningkat) 18

19 e) Hasil pemeriksaan kimia darah menunjukkan hipoproteinema, hiponatremia, hipokalemia f) SGOT dan SGPT mungkin meningkat g) Ureum dan ph darah mungkin meningkat h) Waktu perdarahan memanjang i) Pada analisa gas darah arteri menunjukkan asidois metabolik PCO2 <35-40 mmhg, HCO3 rendah. (Hadinegoro, 2006: 44). 2) Pemeriksaan urine Pada pemeriksaan urine dijumpai albumin ringan. 3) Pemeriksaan serologi Beberapa pemeriksaan serologis yang biasa dilakukan pada klien yang diduga terkena DHF adalah: a) Uji hemaglutinasi inhibisi (HI test) b) Uji komplemen fiksasi (CF test) c) Uji neutralisasi (N test) d) IgM Elisa (Mac. Elisa) e) IgG Elisa (Hadinegoro, 2006: 19). Melakukan pengukuran antibodi pasien dengan cara HI test (Hemoglobin Inhibiton test) atau dengan uji pengikatan komplemen (komplemen fixation test) pada pemeriksaan serologi dibutuhkan dua 19

20 bahan pemeriksaan yaitu pada masa akut dan pada masa penyembuhan. Untuk pemeriksaan serologi diambil darah vena 2-5 ml, (Hadinegoro, 2006: 19). 4) Pemeriksaan radiology a) Foto thorax Pada foto thorax mungkin dijumpai efusi pleura. b) Pemeriksaan USG Pada USG didapatkan hematomegali dan splenomegali. I. Diagnosa Keperawatan Diagnosa keperawatan yang mungkin muncul pada klien yeng mengalami DHF adalah: 20

21 a. Defisit volume cairan berhubungan dengan berpindahnya cairan intraseluler ke ekstraseluler (kebocoran plasma). b. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan mual muntah, anoreksia. c. Gangguan perfusi jaringan berhubungan dengan kurangnya suplai 02 dalam tubuh d. Hipovolemia berhubungan dengan Hematemesis, melena e. Peningkatan suhu tubuh berhubungan dengan hipertermi f. Gangguan integritas kulit berhubungan dengan edema jaringan (Hidayat, 2006: 125). J. Fokus Intervensi dan 1. Deficit volume cairan berhubungan dengan berpindahnya cairan intraseluler ke ekstraseluler (kebocoran plasma). a. Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2 x 24 jam kebutuhan cairan klien terpenuhi secara adekuat. b. Kriteria hasil : 1) Menyatakan pemahamaman factor penyebab dan perlaku yang perlu untuk memenuhi kebutuhan cairan, seperti banyak minum air putih dan pemberian cairan lewai IV. 2) Menunjukkan perubahan keseimbangan cairan, dibuktikan oleh haluaran urine adekuat, tanda-tanda vital stabil, membrane mukosa lembab, turgor kulit baik. c. Rencana tindakan : 21

22 1) Mengkaji keadaan umum pasien dan tanda-tanda vital. : menetapkan data dasar pasien, untuk mengetahui penyimpangan dari keadaan normal. 2) Mengobservasi kemungkinan adanya tanda-tanda syok. : agar dapat segera dilakukan rehidrasi meksimal jika terdapat tanda-tanda syok. 3) Memberikan cairan intravaskuler sesuai program. : pemberian cairan IV sangat penting bagi pasien yang mengalami deficit volume cairan dengan keadaan umum yang buruk karena cairan IV langsung masuk ke pembuluh darah. 4) Memotivasi klien untuk banyak minum. : untuk mengantisipasi terjadinya dehidrasi akibat kebocoran plasma. 5) Memonitor haluaran urine dan asupan cairan klien (balance cairan). : untuk mengetahui keseimbangan cairan atara masukan dan haluaran. (Hidayat, 2006: 126). 2. Gangguan rasa nyaman; nyeri berhubungan dengan proses patologis (viremia). a. Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan 2 x 24 jam diharapkan nyeri berkurang. b. Kriteria hasil : 22

23 1) Skala nyeri klien berkurang. 2) Rasa nyaman klien terpenuhi. 3) Ekspresi klien lebih relax. c. Rencana tindakan : 1) Mengkaji nyeri klien dengan PQRST (P = factor penambah dan pengurang nyeri, Q = kualitas atau jenis nyeri, R = regio atau daerah yang mengalami nyeri, S = skala nyeri, T = waktu dan frekuensi nyeri). : untuk menentukan jenis, skala, dan tempat terasa nyeri. 2) Mengkaji factor-faktor yang mempengaruhi reaksi klien terhadap nyeri. : sebagai salah satu dasar untuk memberikan tindakan atau asuhan keperawatan sesuai dengan respon klien. 3) Memberikan posisi yang nyaman, tidak bising, ruangan terang, dan tenang. : membantu klien relax dan mengurangi nyeri. 4) Biarkan klien melakukan aktivitas yang disukai dan alihkan perhatian klien pada hal lain. : beraktivitas sesuai kesenangan dapat mengalihkan perhatian klien dari rasa nyeri. 5) Kolaborasi pemberian analgetik. : untuk menekan atau mengurangi nyeri. (Doenges, 1999: 590). 3. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan mual muntah, anoreksia. 23

24 a. Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2 x 24 jam diharapakan kebutuhan nutrisi klien terpenuhi secara adekuat. b. Kriteria hasil : 1) Klien makan habis 1 porsi, tidak terjadi mual, muntah, dan anoreksia. 2) Klien mengalami kenaikan berat badan sesuai tingkat perkembangan atau BB klien stabil (tidak mengalami penurunan). c. Rencana tindakan : 1) Mengkaji pola kebutuhan nutrisi klien dan menimbang berat badan. : untuk mengetahui status gizi klien dan masalahnya. 2) Mengkaji frekuensi mual dan muntah yang dirasakan klien. : untuk menetapkan cara mengatasi mual dan muntah. 3) Memberikan makanan sedikit tapi sering, usahakan dalam keadaan hangat. : mencegah mual dan muntah. 4) Mencatat porsi makanan yang dihabiskan klien setiap hari. : untuk mengetahui kecukupan nutrisi klien perhari. 5) Jika pemberian makanan per oral gagal, kolaborasi pemebrian makanan parenteral. : memenuhi nutrisi klien jika intake per oral gagal. 6) Kolaborasi pemberian antiemetic dan antasisda. : mengurangi mual, muntah, dan melindungi lambung dari peningkatan asam lanbung. (Hidayat, 2006: 126) 24

25 25

BAB I KONSEP DASAR. Berdarah Dengue (DBD). (Aziz Alimul, 2006: 123). oleh nyamuk spesies Aedes (IKA- FKUI, 2005: 607 )

BAB I KONSEP DASAR. Berdarah Dengue (DBD). (Aziz Alimul, 2006: 123). oleh nyamuk spesies Aedes (IKA- FKUI, 2005: 607 ) BAB I KONSEP DASAR A. Pengertian DHF adalah penyakit yang disebabkan oleh virus Dengue, sejenis virus yang tergolong arbovirus dan masuk ke tubuh penderita melalui gigitan nyamuk Aedes Aegypti betina.

Lebih terperinci

Derajat 2 : seperti derajat 1, disertai perdarah spontan di kulit dan atau perdarahan lain

Derajat 2 : seperti derajat 1, disertai perdarah spontan di kulit dan atau perdarahan lain Demam berdarah dengue 1. Klinis Gejala klinis harus ada yaitu : a. Demam tinggi mendadak tanpa sebab yang jelas, berlagsung terus menerus selama 2-7 hari b. Terdapat manifestasi perdarahan ditandai dengan

Lebih terperinci

Author : Hirawati, S.Ked. Faculty of Medicine University of Riau Pekanbaru, Riau Files of DrsMed FK UNRI (http://www.files-of-drsmed.

Author : Hirawati, S.Ked. Faculty of Medicine University of Riau Pekanbaru, Riau Files of DrsMed FK UNRI (http://www.files-of-drsmed. Author : Hirawati, S.Ked Faculty of Medicine University of Riau Pekanbaru, Riau 2009 0 Files of DrsMed FK UNRI (http://www.files-of-drsmed.tk Definisi Demam Dengue (DD) dan Demam Berdarah Dengue (DBD)

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Penyebab timbulnya penyakit DHF. oleh virus dengue sejenis virus yang tergolong arbovirus (Arthropodborne

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Penyebab timbulnya penyakit DHF. oleh virus dengue sejenis virus yang tergolong arbovirus (Arthropodborne BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Dengue Hemorrhagic Fever (DHF) 1. Penyebab timbulnya penyakit DHF Dengue Hemorrhagic Fever (DHF) adalah penyakit yang disebabkan oleh virus dengue sejenis virus yang tergolong

Lebih terperinci

Untuk mendiagnosia klinik DBD pedoman yang dipakai adalah yang disusun WHO :

Untuk mendiagnosia klinik DBD pedoman yang dipakai adalah yang disusun WHO : Musim hujan, akan merupakan yangdiharaplkan nyamuk untuk berkembang biak dan siap mencari mangsa, terutama nyamuk Aedes Aegity penyebab DBD. Hati- hati... Dewasa ini penyakit DBD masih merupakan salah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Selama hampir dua abad penyakit Demam Berdarah (DB) disejajarkan

BAB I PENDAHULUAN. Selama hampir dua abad penyakit Demam Berdarah (DB) disejajarkan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Selama hampir dua abad penyakit Demam Berdarah (DB) disejajarkan dengan pilek atau diare yaitu sebagai penyesuaian diri seseorang terhadap iklim tropis. Namun sejak

Lebih terperinci

BAB II KONSEP DASAR. Ada beberapa pengertian DHF (Dengue Haemoragic Fever) menurut

BAB II KONSEP DASAR. Ada beberapa pengertian DHF (Dengue Haemoragic Fever) menurut BAB II KONSEP DASAR A. Pengertian Ada beberapa pengertian DHF (Dengue Haemoragic Fever) menurut beberapa ahli adalah : 1. DHF (Dengue Haemoragic Fever) adalah penyakit yang disebabkan oleh karena virus

Lebih terperinci

BAB II KONSEP DASAR. yang dapat menyebabkan kematian (Arief Mansjoer, 2000 : 428).

BAB II KONSEP DASAR. yang dapat menyebabkan kematian (Arief Mansjoer, 2000 : 428). BAB II KONSEP DASAR A. Pengertian dan klasifikasi Beberapa pengertian DHF (Dengue Hemoragik Fever) menurut beberapa ahli: 1. Demam berdarah dengue adalah penyakit demam akut dengan ciri-ciri demam manifestasi

Lebih terperinci

Ilmu Pengetahuan Alam

Ilmu Pengetahuan Alam Ilmu Pengetahuan Alam Sistem Peredaran Darah SEKOLAH DASAR TETUM BUNAYA Kelas Yupiter Nama Pengajar: Kak Winni Ilmu Pengetahuan Alam Sistem Peredaran Darah A. Bagian-Bagian Darah Terdiri atas apakah darah

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. genus Falvivirus, virus RNA dari Keluarga Falviviridae (Soedarto 2012).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. genus Falvivirus, virus RNA dari Keluarga Falviviridae (Soedarto 2012). BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Dengue Haemorrhagik fever (DHF) adalah penyakit demam akut yang dapat menyebabkan kematian dan disebabkan oleh empat serotipe virus dari genus Falvivirus, virus RNA

Lebih terperinci

ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN DENGAN DEMAM CHIKUNGUNYA Oleh DEDEH SUHARTINI

ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN DENGAN DEMAM CHIKUNGUNYA Oleh DEDEH SUHARTINI ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN DENGAN DEMAM CHIKUNGUNYA Oleh DEDEH SUHARTINI A. PENGERTIAN Chikungunya berasal dari bahasa Shawill artinya berubah bentuk atau bungkuk, postur penderita memang kebanyakan membungkuk

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORITIS

BAB II TINJAUAN TEORITIS 15 BAB II TINJAUAN TEORITIS A. Pengertian Dengue Hemorragic Fever (DHF) adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh virus dengue yang tergolong arbovirus dan masuk ke dalam tubuh penderita melalui gigitan

Lebih terperinci

SMP kelas 8 - BIOLOGI BAB 6. SISTEM TRANSPORTASI PADA MANUSIALATIHAN SOAL

SMP kelas 8 - BIOLOGI BAB 6. SISTEM TRANSPORTASI PADA MANUSIALATIHAN SOAL SMP kelas 8 - BIOLOGI BAB 6. SISTEM TRANSPORTASI PADA MANUSIALATIHAN SOAL 1. Penyakit keturunan di mana penderitanya mengalami gangguan dalam pembekuan darah disebut... Leukopeni Leukositosis Anemia Hemofilia

Lebih terperinci

Divisi Infeksi Tropis Bagian IKA FK USU Medan

Divisi Infeksi Tropis Bagian IKA FK USU Medan DENGUE HEMORRHAGIC FEVER ( D H F ( Divisi Infeksi Tropis Bagian IKA FK USU Medan DHF adalah suatu demam akut yang disebabkan oleh 4 serotipe dari virus Dengue PENYEBAB : Group : B. Arbovirus Sub group

Lebih terperinci

BAB II KONSEP DASAR. oleh virus dengue yang ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes Aegypti dan

BAB II KONSEP DASAR. oleh virus dengue yang ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes Aegypti dan 6 BAB II KONSEP DASAR A. Konsep Dasar 1. Pengertian Dengue Hemoragic Fever merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh virus dengue yang ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes Aegypti dan dapat menyerang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORI. Demam berdarah adalah infeksi akut yang disebabkan oleh arbovirus (arthropodborn

BAB II TINJAUAN TEORI. Demam berdarah adalah infeksi akut yang disebabkan oleh arbovirus (arthropodborn BAB II TINJAUAN TEORI A. Pengertian Demam berdarah adalah infeksi akut yang disebabkan oleh arbovirus (arthropodborn virus) dan ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes (Aedes Albopictus dan Aedes Aegypti

Lebih terperinci

ASUHAN KEPERAWATAN DEMAM TIFOID

ASUHAN KEPERAWATAN DEMAM TIFOID ASUHAN KEPERAWATAN DEMAM TIFOID Definisi: Typhoid fever ( Demam Tifoid ) adalah suatu penyakit umum yang menimbulkan gejala gejala sistemik berupa kenaikan suhu dan kemungkinan penurunan kesadaran. Etiologi

Lebih terperinci

A. PENGERTIANs DHF adalah suatu infeksi arbovirus akut yang masuk ke dalam tubuh melalui gigitan nyamuk spesies aides. Penyakit ini sering menyerang

A. PENGERTIANs DHF adalah suatu infeksi arbovirus akut yang masuk ke dalam tubuh melalui gigitan nyamuk spesies aides. Penyakit ini sering menyerang A. PENGERTIANs DHF adalah suatu infeksi arbovirus akut yang masuk ke dalam tubuh melalui gigitan nyamuk spesies aides. Penyakit ini sering menyerang anak, remaja, dan dewasa yang ditandai dengan demam,

Lebih terperinci

A. lisa Data B. Analisa Data. Analisa data yang dilakukan pada tanggal 18 April 2011 adalah sebagai. berikut:

A. lisa Data B. Analisa Data. Analisa data yang dilakukan pada tanggal 18 April 2011 adalah sebagai. berikut: A. lisa Data B. Analisa Data berikut: Analisa data yang dilakukan pada tanggal 18 April 2011 adalah sebagai No. Data Fokus Problem Etiologi DS: a. badan terasa panas b. mengeluh pusing c. demam selama

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN KASUS. Pengkajian dilakukan pada tanggal 8 Mei 2007 jam : Jl. Menoreh I Sampangan Semarang

BAB III TINJAUAN KASUS. Pengkajian dilakukan pada tanggal 8 Mei 2007 jam : Jl. Menoreh I Sampangan Semarang BAB III TINJAUAN KASUS A. Pengkajian Pengkajian dilakukan pada tanggal 8 Mei 2007 jam 14.30 1. Identitas klien Nama Umur Jenis kelamin Alamat Agama : An. R : 10 th : Perempuan : Jl. Menoreh I Sampangan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Defisit volume cairan terjadi ketika tubuh kehilangan cairan dan elektrolit ekstraseluler dalam jumlah yang proporsional (isotonik). Kondisi seperti ini disebut juga

Lebih terperinci

LAPORAN PENDAHULUAN ANEMIA

LAPORAN PENDAHULUAN ANEMIA LAPORAN PENDAHULUAN ANEMIA A. KONSEP MEDIK 1. Pengertian Anemia adalah keadaan rendahnya jumlah sel darah merah dan kadar darah Hemoglobin (Hb) atau hematokrit di bawah normal. (Brunner & Suddarth, 2000:

Lebih terperinci

UPT Balai Informasi Teknologi LIPI Pangan & Kesehatan Copyright 2009

UPT Balai Informasi Teknologi LIPI Pangan & Kesehatan Copyright 2009 BAB IV Darah Darah berfungsi sebagai : 1. Alat transport O 2 dari paruparu diangkut keseluruh tubuh. CO 2 diangkut dari seluruh tubuh ke paruparu. Sari makanan diangkut dari jonjot usus ke seluruh jaringan

Lebih terperinci

BAB II KONSEP DASAR. A. Pengertian. DHF (Dengue Haemoragic Fever) adalah penyakit yang terdapat pada

BAB II KONSEP DASAR. A. Pengertian. DHF (Dengue Haemoragic Fever) adalah penyakit yang terdapat pada BAB II KONSEP DASAR A. Pengertian DHF (Dengue Haemoragic Fever) adalah penyakit yang terdapat pada anak dan dewasa dengan gejala utama demam, nyeri otot dan sendi yang disertai leucopenia, dengan atau

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah DBD merupakan penyakit menular yang disebabkan virus dengue. Penyakit DBD tidak ditularkan secara langsung dari orang ke orang, tetapi ditularkan kepada manusia

Lebih terperinci

LAPORAN PENDAHULUAN GANGGUAN PEMENUHAN KEBUTUHAN NUTRISI DI RS ROEMANI RUANG AYUB 3 : ANDHIKA ARIYANTO :G3A014095

LAPORAN PENDAHULUAN GANGGUAN PEMENUHAN KEBUTUHAN NUTRISI DI RS ROEMANI RUANG AYUB 3 : ANDHIKA ARIYANTO :G3A014095 LAPORAN PENDAHULUAN GANGGUAN PEMENUHAN KEBUTUHAN NUTRISI DI RS ROEMANI RUANG AYUB 3 NAMA NIM : ANDHIKA ARIYANTO :G3A014095 PROGRAM S1 KEPERAWATAN FIKKES UNIVERSITAS MUHAMMADIAH SEMARANG 2014-2015 1 LAPORAN

Lebih terperinci

SISTEM PEREDARAN DARAH

SISTEM PEREDARAN DARAH SISTEM PEREDARAN DARAH Tujuan Pembelajaran Menjelaskan komponen-komponen darah manusia Menjelaskan fungsi darah pada manusia Menjelaskan prinsip dasar-dasar penggolongan darah Menjelaskan golongan darah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Demam dengue / DD dan Demam Berdarah Dengue / DBD (Dengue Haemorrhagic Fever / DHF) adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh virus dengue yang ditularkan melalui

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Dalam suatu penelitian Hammon, dkk (1956) berhasil menemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Dalam suatu penelitian Hammon, dkk (1956) berhasil menemukan BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Dengue Hemoragic Fever (DHF) 1. Penyebab Timbulnya Penyakit DHF Dalam suatu penelitian Hammon, dkk (1956) berhasil menemukan penyebab penyakit DHF yaitu virus dengue yang kemudian

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Dengue dan ditandai empat gejala klinis utama yaitu demam yang tinggi, manifestasi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Dengue dan ditandai empat gejala klinis utama yaitu demam yang tinggi, manifestasi BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. DBD (Demam Berdarah Dengue) DBD adalah penyakit demam akut yang disebabkan oleh empat serotype virus Dengue dan ditandai empat gejala klinis utama yaitu demam yang tinggi, manifestasi

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN KASUS

BAB III TINJAUAN KASUS BAB III TINJAUAN KASUS A Pengkajian 1 Biodata a Identitas Pasien Pasien bernama Nn. L, umur 14 tahun, jenis kelamin perempuan, suku bangsa jawa indonesia, agama Islam, pendidikan SMP kelas 2, alamat Demak,

Lebih terperinci

LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN PADIA PASIEN GANGGUAN KEBUTUHAN SUHU TUBUH (HIPERTERMI)

LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN PADIA PASIEN GANGGUAN KEBUTUHAN SUHU TUBUH (HIPERTERMI) LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN PADIA PASIEN GANGGUAN KEBUTUHAN SUHU TUBUH (HIPERTERMI) A. Masalah Keperawatan Gangguan kebutuhan suhu tubuh (Hipertermi) B. Pengertian Hipertermi adalah peningkatan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORI

BAB II TINJAUAN TEORI BAB II TINJAUAN TEORI A. Pengertian Dengue Haemorrhagic Fever adalah penyakit yang terdapat pada anak dan dewasa dengan gejala utama demam, nyeri otot dan sendi, yang biasanya memburuk setelah dua hari

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Asia Tenggara termasuk di Indonesia terutama pada penduduk yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Asia Tenggara termasuk di Indonesia terutama pada penduduk yang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh gigitan nyamuk Aedes aegypty dan atau Aedes albopictus. Infeksi virus

Lebih terperinci

ASUHAN KEPERAWATAN PADA An. T DENGAN DENGUE HEMORRHAGIC FEVER GRADE II DI BANGSAL MELATI 2C DI RSUD MOEWARDI, SURAKARTA NASKAH PUBLIKASI ILMIAH

ASUHAN KEPERAWATAN PADA An. T DENGAN DENGUE HEMORRHAGIC FEVER GRADE II DI BANGSAL MELATI 2C DI RSUD MOEWARDI, SURAKARTA NASKAH PUBLIKASI ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA An. T DENGAN DENGUE HEMORRHAGIC FEVER GRADE II DI BANGSAL MELATI 2C DI RSUD MOEWARDI, SURAKARTA NASKAH PUBLIKASI ILMIAH Diajukan Guna Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi Syarat-Syarat

Lebih terperinci

SISTEM PEREDARAN DARAH PADA MANUSIA

SISTEM PEREDARAN DARAH PADA MANUSIA SISTEM PEREDARAN DARAH PADA MANUSIA Organ Sistem Peredaran darah: darah, jantung, dan pembuluh. 1. Darah, tersusun atas: a. Sel-sel darah: 1) Sel darah merah (eritrosit) 2) Sel darah putih (leukosit) 3)

Lebih terperinci

MANAJEMEN TERPADU BALITA SAKIT MODUL - 2 PENILAIAN DAN KLASIFIKASI ANAK SAKIT UMUR 2 BULAN SAMPAI 5 TAHUN

MANAJEMEN TERPADU BALITA SAKIT MODUL - 2 PENILAIAN DAN KLASIFIKASI ANAK SAKIT UMUR 2 BULAN SAMPAI 5 TAHUN MANAJEMEN TERPADU BALITA SAKIT MODUL - 2 PENILAIAN DAN KLASIFIKASI ANAK SAKIT UMUR 2 BULAN SAMPAI 5 TAHUN PENDAHULUAN Seorang ibu akan membawa anaknya ke fasilitas kesehatan jika ada suatu masalah atau

Lebih terperinci

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN. Setiawan, S.Kp., MNS

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN. Setiawan, S.Kp., MNS ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN SHOCK HYPOVOLEMIK Setiawan, S.Kp., MNS KLASIFIKASI SHOCK HYPOVOLEMIC SHOCK CARDIOGENIC SHOCK SEPTIC SHOCK NEUROGENIC SHOCK ANAPHYLACTIC SHOCK TAHAPAN SHOCK TAHAP INISIAL

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Definisi Demam Berdarah Dengue (DBD) tanda-tanda kegagalan sirkulasi (WHO, 1997).

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Definisi Demam Berdarah Dengue (DBD) tanda-tanda kegagalan sirkulasi (WHO, 1997). BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Demam Berdarah Dengue (DBD) Demam dengue adalah penyakit febris-virus akut, seringkali ditandai dengan sakit kepala, nyeri tulang atau sendi dan otot, ruam dan leukopenia

Lebih terperinci

SISTEM PEREDARAN DARAH MANUSIA

SISTEM PEREDARAN DARAH MANUSIA SISTEM PEREDARAN DARAH MANUSIA A. PENDAHULUAN Setiap makhluk hidup memerlukan oksigen dan zat makanan serta mengeluarkan zat sisa metabolisme. Berbagai proses metobolisme menghasilkan sampah(sisa) yang

Lebih terperinci

5. Pengkajian. a. Riwayat Kesehatan

5. Pengkajian. a. Riwayat Kesehatan 5. Pengkajian a. Riwayat Kesehatan Adanya riwayat infeksi saluran pernapasan sebelumnya : batuk, pilek, demam. Anoreksia, sukar menelan, mual dan muntah. Riwayat penyakit yang berhubungan dengan imunitas

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. oleh kuman TBC ( Mycobacterium tuberculosis). Sebagian besar kuman. lainnya seprti ginjal, tulang dan usus.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. oleh kuman TBC ( Mycobacterium tuberculosis). Sebagian besar kuman. lainnya seprti ginjal, tulang dan usus. BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tuberkulosis 1. Definisi Tuberkulosis Tuberkulosis adalah penyakit menular langsung yang disebabkan oleh kuman TBC ( Mycobacterium tuberculosis). Sebagian besar kuman tuberkulosis

Lebih terperinci

Penatalaksanaan Demam Berdarah Dengue pada Dewasa. Dr. Ratih Dewi

Penatalaksanaan Demam Berdarah Dengue pada Dewasa. Dr. Ratih Dewi Penatalaksanaan Demam Berdarah Dengue pada Dewasa Dr. Ratih Dewi Pendahuluan Infeksi virus dengue Manifestasi klinis -demam, nyeri otot, nyeri sendi -leukopenia, ruam, limfadenopati, trombositopenia dan

Lebih terperinci

5 Sistem. Peredaran Darah. Bab. Di dalam tubuh makhluk hidup terdapat suatu sistem yang berfungsi untuk mengedarkan makanan dan O 2

5 Sistem. Peredaran Darah. Bab. Di dalam tubuh makhluk hidup terdapat suatu sistem yang berfungsi untuk mengedarkan makanan dan O 2 Bab 5 Sistem Peredaran Darah Sumber: Encarta 2005 Arteri Vena Gambar 5.1 Sistem peredaran darah pada manusia Peta Konsep Di dalam tubuh makhluk hidup terdapat suatu sistem yang berfungsi untuk mengedarkan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) Menurut Ditjen PPM & PL (2001) dalam Fathi. et al. (2005), penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) adalah penyakit akibat infeksi virus

Lebih terperinci

BAB XVII DENGUE XVII.1 Patogenesis1,2

BAB XVII DENGUE XVII.1 Patogenesis1,2 BAB XVII DENGUE Demam Dengue (DD) dan Demam Berdarah Dengue (DBD) disebabkan virus dengue yang termasuk kelompok B Arthropod Borne Virus (Arboviroses) yang sekarang dikenal sebagai genus Flavivirus, famili

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN KASUS

BAB III TINJAUAN KASUS BAB III TINJAUAN KASUS A. Pengkajian 1. Identitas Pasien Nama Umur Jenis kelamin Suku bangsa Agama Alamat : An. B : 6 tahun : lakilaki : Jawa/Indonesia : Islam : Gunung Pati, Semarang No. Register : 5526221

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Morbiditas dan mortalitas DHF bervariasi dan dipengaruhi oleh berbagai

BAB I PENDAHULUAN. Morbiditas dan mortalitas DHF bervariasi dan dipengaruhi oleh berbagai BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang DHF (Dengue Haemoragic Fever) adalah penyakit yang disebabkan oleh karena virus dengue yang termasuk golongan abrovirus melalui gigitan nyamuk Aedes Aegygti betina.

Lebih terperinci

SISTEM SIRKULASI MANUSIA

SISTEM SIRKULASI MANUSIA SISTEM SIRKULASI MANUSIA by Ms. Evy Anggraeny SMA Regina Pacis Jakarta 1 2 Sistem Sirkulasi Manusia Sistem Peredaran Darah, fungsi: Mensuplai O 2 dan sari makanan dari sistem pencernaan ke seluruh jaringan

Lebih terperinci

A. KOMPONEN DARAH SISTEM PEREDARAN DARAH PADA MANUSIA

A. KOMPONEN DARAH SISTEM PEREDARAN DARAH PADA MANUSIA SISTEM PEREDARAN DARAH PADA MANUSIA Peredaran darah pada manusia dilakukan oleh sel darah dan melalui pembuluh darah. Oleh karena itu disebut peredaran darah tertutup. Peredaran darah berlangsung secara

Lebih terperinci

Syok Syok Hipovolemik A. Definisi B. Etiologi

Syok Syok Hipovolemik A. Definisi B. Etiologi Syok Syok adalah suatu sindrom klinis yang terjadi akibat gangguan hemodinamik dan metabolik ditandai dengan kegagalan sistem sirkulasi untuk mempertahankan perfusi yang adekuat ke organ-organ vital tubuh.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Demam berdarah atau Dengue Hemorrhagic Fever (DHF) ialah. penyakit demam akut terutama menyerang pada anak-anak, dan saat ini

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Demam berdarah atau Dengue Hemorrhagic Fever (DHF) ialah. penyakit demam akut terutama menyerang pada anak-anak, dan saat ini BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Dengue Hemorrhagic Fever (DHF) 1. Definisi Demam berdarah atau Dengue Hemorrhagic Fever (DHF) ialah penyakit demam akut terutama menyerang pada anak-anak, dan saat ini cenderung

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. menyerang baik orang dewasa maupun anak-anak, tetapi lebih banyak

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. menyerang baik orang dewasa maupun anak-anak, tetapi lebih banyak BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Demam berdarah dengue adalah demam yang berlangsung akut menyerang baik orang dewasa maupun anak-anak, tetapi lebih banyak menimbulkan korban pada anak-anak berusia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada awal tahun 2004 kita dikejutkan kembali dengan merebaknya penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) dengan jumlah kasus yang cukup banyak. Hal ini mengakibatkan sejumlah

Lebih terperinci

BAB II KONSEP DASAR DENGUE HEMORRHAGIC FEVER ( DHF ) Pengertian Dengue Hemorrhagic Fever ( DHF ) menurut beberapa ahli :

BAB II KONSEP DASAR DENGUE HEMORRHAGIC FEVER ( DHF ) Pengertian Dengue Hemorrhagic Fever ( DHF ) menurut beberapa ahli : BAB II KONSEP DASAR DENGUE HEMORRHAGIC FEVER ( DHF ) A. Pengertian Pengertian Dengue Hemorrhagic Fever ( DHF ) menurut beberapa ahli : Dengue Hemorrhagic Fever ( DHF ) adalah penyakit yang terdapat pada

Lebih terperinci

BAB II KONSEP DASAR. beberapa ahli : DHF adalah penyakit yang terdapat pada anak dan dewasa

BAB II KONSEP DASAR. beberapa ahli : DHF adalah penyakit yang terdapat pada anak dan dewasa BAB II KONSEP DASAR A. Pengertian Beberapa pengertian DHF (Dengue Haemoragic Fever) menurut beberapa ahli : DHF adalah penyakit yang terdapat pada anak dan dewasa dengan gejala utama demam, nyeri otot

Lebih terperinci

VENTRIKEL SEPTAL DEFECT

VENTRIKEL SEPTAL DEFECT VENTRIKEL SEPTAL DEFECT 1. Defenisi Suatu keadaan abnormal yaitu adanya pembukaan antara ventrikel kiri dan ventrikel kanan 2. Patofisiologi Adanya defek ventrikel, menyebabkan tekanan ventrikel kiri

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori A.1. Definisi Demam Berdarah Dengue Demam Dengue adalah penyakit febris virus akut yang seringkali disertai

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori A.1. Definisi Demam Berdarah Dengue Demam Dengue adalah penyakit febris virus akut yang seringkali disertai BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori A.1. Definisi Demam Berdarah Dengue Demam Dengue adalah penyakit febris virus akut yang seringkali disertai dengan gejala sakit kepala, nyeri tulang atau sendi

Lebih terperinci

ASUHAN KEPERAWATAN HPP

ASUHAN KEPERAWATAN HPP 1. Pengertian Haemoragik Post Partum (HPP) adalah hilangnya darah lebih dari 500 ml dalam 24 jam pertama setelah lahirnya bayi.hpp diklasifikasikan menjadi 2, yaitu: Early Postpartum : Terjadi 24 jam pertama

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Penyakit demam berdarah adalah penyakit menular yang di

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Penyakit demam berdarah adalah penyakit menular yang di BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Penyakit demam berdarah adalah penyakit menular yang di sebabkan oleh virus dengue dan di tularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegeypti. Penyakit ini dapat menyerang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Dengue hemoragic fever 1. Pengertian Demam berdarah dengue/ DBD (dengue haemorragic fever/dhf) adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh virus dengue dengan manifestasi

Lebih terperinci

BAB II KONSEP DASAR DENGUE HEMORRHAGIC FEVER ( DHF ) Beberapa pengertian Dengue Hemorrhagic Fever (DHF) menurut beberapa ahli

BAB II KONSEP DASAR DENGUE HEMORRHAGIC FEVER ( DHF ) Beberapa pengertian Dengue Hemorrhagic Fever (DHF) menurut beberapa ahli BAB II KONSEP DASAR DENGUE HEMORRHAGIC FEVER ( DHF ) A. Pengertian Beberapa pengertian Dengue Hemorrhagic Fever (DHF) menurut beberapa ahli : 1. Dengue Hemorrhagic Fever (DHF) adalah penyakit yang terdapat

Lebih terperinci

PATENT DUCTUS ARTERIOSUS (PDA)

PATENT DUCTUS ARTERIOSUS (PDA) PATENT DUCTUS ARTERIOSUS (PDA) DEFENISI PDA kegagalan menutupnya duktus arteriosus ( arteri yang menghubungkan aorta dan arteri pulmonal ) pd minggu pertama kehidupan, yang menyebabkan mengalirnya darah

Lebih terperinci

ASUHAN KEPERAWATAN PADA USILA DENGAN GANGGUAN SISTEM CARDIOVASKULER (ANGINA PECTORIS)

ASUHAN KEPERAWATAN PADA USILA DENGAN GANGGUAN SISTEM CARDIOVASKULER (ANGINA PECTORIS) ASUHAN KEPERAWATAN PADA USILA DENGAN GANGGUAN SISTEM CARDIOVASKULER (ANGINA PECTORIS) ANGINA PECTORIS I. PENGERTIAN Angina pectoris adalah suatu sindrom klinis di mana pasien mendapat serangan sakit dada

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN. mengaitkan bidang Ilmu Penyakit Dalam, khususnya bidang infeksi tropis yaitu. Rumah Sakit Umum Pusat dr. Kariadi Semarang.

BAB IV METODE PENELITIAN. mengaitkan bidang Ilmu Penyakit Dalam, khususnya bidang infeksi tropis yaitu. Rumah Sakit Umum Pusat dr. Kariadi Semarang. BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini adalah penelitian di bidang Ilmu Kesehatan Anak dengan mengaitkan bidang Ilmu Penyakit Dalam, khususnya bidang infeksi tropis yaitu

Lebih terperinci

BAB. IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB. IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Penelitian BAB. IV HASIL DAN PEMBAHASAN Penelitian mengenai hubungan antara jumlah trombosit dengan kejadian pada pasien DBD (DSS) anak ini dilakukan di RS PKU Muhammadiyah Bantul pada tanggal

Lebih terperinci

Hasil Uji Statistik Trombosit Range dengan. Perdarahan Kulit dan Perdarahan Mukosa 64

Hasil Uji Statistik Trombosit Range dengan. Perdarahan Kulit dan Perdarahan Mukosa 64 14 Lampiran 4 Lampiran 5 Lampiran 6 Lampiran 7 Lampiran 8 Frekuensi Karakteristik Trombosit, Perdarahan Kulit, Petechiae, Perdarahan Mukosa, Epistaxis, Perdarahan Gusi, Melena 60 Hasil Uji Statistik Trombosit

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Gagal jantung kongestif (CHF) adalah keadaan patofisiologis berupa

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Gagal jantung kongestif (CHF) adalah keadaan patofisiologis berupa BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 1. Gagal Jantung Kongestif 1.1 Defenisi Gagal Jantung Kongestif Gagal jantung kongestif (CHF) adalah keadaan patofisiologis berupa kelainan fungsi jantung, sehingga jantung tidak

Lebih terperinci

BAB II KONSEP DASAR. A. Pengertian. Dengue haemorrhagic fever (DHF) atau demam berdarah dengue adalah penyakit

BAB II KONSEP DASAR. A. Pengertian. Dengue haemorrhagic fever (DHF) atau demam berdarah dengue adalah penyakit BAB II KONSEP DASAR A. Pengertian Dengue haemorrhagic fever (DHF) atau demam berdarah dengue adalah penyakit menular yang disebabkan oleh virus dengue dan ditularkan melalui gigitan nyamuk aedes aegypty

Lebih terperinci

BAB III ANALISA KASUS

BAB III ANALISA KASUS BAB III ANALISA KASUS 3.1 Pengkajian Umum No. Rekam Medis : 10659991 Ruang/Kamar : Flamboyan 3 Tanggal Pengkajian : 20 Mei 2011 Diagnosa Medis : Febris Typhoid a. Identitas Pasien Nama : Nn. Sarifah Jenis

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Konsep Dasar Dengue Hemoragic Fever (DHF) (Susilaningrum dkk, 2013)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Konsep Dasar Dengue Hemoragic Fever (DHF) (Susilaningrum dkk, 2013) BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Dasar Dengue Hemoragic Fever (DHF) 1. Pengertian Dengue hemoragic fever (DHF) atau demam berdarah dengue adalah penyakit menular yang disebabkan oleh virus dengue yang

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN KASUS. Jenis kelamin : Laki-laki Suku bangsa : Jawa, Indonesia

BAB III TINJAUAN KASUS. Jenis kelamin : Laki-laki Suku bangsa : Jawa, Indonesia BAB III TINJAUAN KASUS A. Pengkajian Pengkajian ini dilakukan pada tanggal 20 Juni 2011 di Ruang Lukman Rumah Sakit Roemani Semarang. Jam 08.00 WIB 1. Biodata a. Identitas pasien Nama : An. S Umur : 9

Lebih terperinci

ETIOLOGI : 1. Ada 5 kategori virus yang menjadi agen penyebab: Virus Hepatitis A (HAV) Virus Hepatitis B (VHB) Virus Hepatitis C (CV) / Non A Non B

ETIOLOGI : 1. Ada 5 kategori virus yang menjadi agen penyebab: Virus Hepatitis A (HAV) Virus Hepatitis B (VHB) Virus Hepatitis C (CV) / Non A Non B HEPATITIS REJO PENGERTIAN: Hepatitis adalah inflamasi yang menyebar pada hepar (hepatitis) dapat disebabkan oleh infeksi virus dan reaksi toksik terhadap obat-obatan dan bahan kimia ETIOLOGI : 1. Ada 5

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. oleh virus dengue dengan gambaran klinis demam, nyeri otot dan nyeri sendi yang

BAB 1 PENDAHULUAN. oleh virus dengue dengan gambaran klinis demam, nyeri otot dan nyeri sendi yang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Demam Berdarah Dengue (DBD) adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh virus dengue dengan gambaran klinis demam, nyeri otot dan nyeri sendi yang disertai leukopenia,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) atau Dengue Hemorrhagic

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) atau Dengue Hemorrhagic BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) atau Dengue Hemorrhagic Fever (DHF) adalah penyakit yang disebabkan oleh virus Dengue yang ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Demam berdarah dengue adalah infeksi akut yang disebabkan oleh arbovirus yang ditularkan melalui gigitan nyamuk aedes aegypti(ngastiyah, 2005). DHF adalah penyakit

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penyakit DBD adalah penyakit menular yang disebabkan oleh virus dengue

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penyakit DBD adalah penyakit menular yang disebabkan oleh virus dengue 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Demam Berdarah Dengue Penyakit DBD adalah penyakit menular yang disebabkan oleh virus dengue dan ditularkan oleh nyamuk Aedes aegypti, yang ditandai dengan demam mendadak

Lebih terperinci

MANUSIA/MASYARAKAT MAKHLUK SOSIAL

MANUSIA/MASYARAKAT MAKHLUK SOSIAL DBD PENYAKIT INFEKSI VIRUS DENGUE NYAMUK Aedes aegypty DAN A. albopictus MASALAH KESEHATAN MASYARAKAT 1 Diperkirakan 10 jt kasus pertahun Wabah pertama di Mesir dan Indonesia(1780) Peningkatan jumlah kasus

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. berwarna merah dan tidak transparan serta berada dalam suatu ruang. tertutup yang dinamakan pembuluh darah (Sadikin, 2001).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. berwarna merah dan tidak transparan serta berada dalam suatu ruang. tertutup yang dinamakan pembuluh darah (Sadikin, 2001). BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Darah 1. Definisi Darah umumnya dipandang sebagai cairan tubuh yang kental, berwarna merah dan tidak transparan serta berada dalam suatu ruang tertutup yang dinamakan pembuluh

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitan ini merupakan penelitian deskriptif. Penelitian deskriptif adalah suatu metode penelitian yang dilakukan dengan tujuan untuk membuat gambaran atau

Lebih terperinci

LAPORAN KASUS / RESUME DIARE

LAPORAN KASUS / RESUME DIARE LAPORAN KASUS / RESUME DIARE A. Identitas pasien Nama lengkap : Ny. G Jenis kelamin : Perempuan Usia : 65 Tahun T.T.L : 01 Januari 1946 Status : Menikah Agama : Islam Suku bangsa : Indonesia Pendidikan

Lebih terperinci

Implementasi dan Evaluasi Keperawatan No. Dx. Tindakan dan Evaluasi

Implementasi dan Evaluasi Keperawatan No. Dx. Tindakan dan Evaluasi Lampiran 1 Senin/ 17-06- 2013 21.00 5. 22.00 6. 23.00 200 7. 8. 05.00 05.30 5. 06.00 06.30 07.00 3. Mengkaji derajat kesulitan mengunyah /menelan. Mengkaji warna, jumlah dan frekuensi Memantau perubahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Infeksi Dengue telah menjadi masalah kesehatan masyarakat tidak hanya di Indonesia namun juga di dunia internasional. Infeksi Dengue terutama Dengue Haemorrhagic

Lebih terperinci

Penatalaksanaan DBD Pada Dewasa

Penatalaksanaan DBD Pada Dewasa Penatalaksanaan DBD Pada Dewasa Armon Rahimi Definisi : Demam Dengue : Demam akut 2 7 hari + 2 atau lebih : - Nyeri kepala - Nyeri retroorbital - Mialgia / artralgia - Ruam kulit - Manifestasi perdarahan

Lebih terperinci

BAB II KONSEP DASAR A. Pengertian B. Anatomi Fisiologi

BAB II KONSEP DASAR A. Pengertian B. Anatomi Fisiologi BAB II KONSEP DASAR A. Pengertian Demam berdarah dengue adalah infeksi akut yang disebabkan oleh arbovirus (Arthropadborn Virus) dan ditularkan melalui gigitan nyamuk Aides (Aides albopictus dan Aedes

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN. yang telah memenuhi jumlah minimal sampel sebanyak Derajat klinis dibagi menjadi 4 kategori.

BAB V PEMBAHASAN. yang telah memenuhi jumlah minimal sampel sebanyak Derajat klinis dibagi menjadi 4 kategori. digilib.uns.ac.id BAB V PEMBAHASAN Setelah dilakukan penelitian di RSUD Dr. Moewardi telah didapatkan data-data penelitian yang disajikan dalam tabel pada Bab IV. Pada penelitian ini didapatkan sampel

Lebih terperinci

ANFIS SISTEM HEMATOLOGI ERA DORIHI KALE

ANFIS SISTEM HEMATOLOGI ERA DORIHI KALE ANFIS SISTEM HEMATOLOGI ERA DORIHI KALE ANFIS HEMATOLOGI Darah Tempat produksi darah (sumsum tulang dan nodus limpa) DARAH Merupakan medium transport tubuh 7-10% BB normal Pada orang dewasa + 5 liter Keadaan

Lebih terperinci

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 TELAAH PUSTAKA

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 TELAAH PUSTAKA BAB II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 TELAAH PUSTAKA 2.1.1. Definisi DBD DBD merupakan suatu penyakit infeksi yang disebabkan oleh virus dengue dan ditularkan melalui nyamuk, dimana sumber penularan utamanya adalah

Lebih terperinci

Thalassemia. Abdul Muslimin Dwi Lestari Dyah Rasminingsih Eka Widya Yuswadita Fitriani Hurfatul Gina Indah Warini Lailatul Amin N

Thalassemia. Abdul Muslimin Dwi Lestari Dyah Rasminingsih Eka Widya Yuswadita Fitriani Hurfatul Gina Indah Warini Lailatul Amin N Thalassemia Abdul Muslimin Dwi Lestari Dyah Rasminingsih Eka Widya Yuswadita Fitriani Hurfatul Gina Indah Warini Lailatul Amin N Maiyanti Wahidatunisa Nur Fatkhaturrohmah Nurul Syifa Nurul Fitria Aina

Lebih terperinci

LAPORAN PENDAHULUAN HEPATOMEGALI

LAPORAN PENDAHULUAN HEPATOMEGALI LAPORAN PENDAHULUAN HEPATOMEGALI A. KONSEP MEDIK 1. Pengertian Hepatomegali Pembesaran Hati adalah pembesaran organ hati yang disebabkan oleh berbagai jenis penyebab seperti infeksi virus hepatitis, demam

Lebih terperinci

Tujuan Pembelajaran. 1. Dapat menjelaskan 3 komponen penyusun sistem peredaran darah pada manusia.

Tujuan Pembelajaran. 1. Dapat menjelaskan 3 komponen penyusun sistem peredaran darah pada manusia. Tujuan Pembelajaran 1. Dapat menjelaskan 3 komponen penyusun sistem peredaran darah pada manusia. 2. Dapat menjelaskan fungsi jantung dalam sistem peredaran darah. 3. Dapat menjelaskan fungsi pembuluh

Lebih terperinci

BAB I TINJAUAN TEORI. Suatu keadaan dimana terjadi peningkatan tekanan darah diastolic>90

BAB I TINJAUAN TEORI. Suatu keadaan dimana terjadi peningkatan tekanan darah diastolic>90 1 BAB I TINJAUAN TEORI A. Pengertian Suatu keadaan dimana terjadi peningkatan tekanan darah diastolic>90 mmhg,yang terjadi pada seseoang paling sedikit tiga waktu terakhir yang berbeda (who 1978,komisi

Lebih terperinci

BAB III RESUME KEPERAWATAN. Pengkajian dilakukan pada hari masa tanggal jam WIB di ruang Barokah 3C PKU MUHAMMADIYAH GOMBONG

BAB III RESUME KEPERAWATAN. Pengkajian dilakukan pada hari masa tanggal jam WIB di ruang Barokah 3C PKU MUHAMMADIYAH GOMBONG BAB III RESUME KEPERAWATAN A. PENGKAJIAN Pengkajian dilakukan pada hari masa tanggal 17-07-2012 jam 10.00 WIB di ruang Barokah 3C PKU MUHAMMADIYAH GOMBONG 1. Identitas Pasien Nama Nn. S, umur 25 tahun,

Lebih terperinci

Kompetensi SISTEM SIRKULASI. Memahami mekanisme kerja sistem sirkulasi dan fungsinya

Kompetensi SISTEM SIRKULASI. Memahami mekanisme kerja sistem sirkulasi dan fungsinya SISTEM SIRKULASI Kompetensi Memahami mekanisme kerja sistem sirkulasi dan fungsinya Suatu sistem yang memungkinkan pengangkutan berbagai bahan dari satu tempat ke tempat lain di dalam tubuh organisme Sistem

Lebih terperinci

BAB II KONSEP DASAR. normal sebagai akibat dari perubahan pada pusat termoregulasi yang terletak dalam

BAB II KONSEP DASAR. normal sebagai akibat dari perubahan pada pusat termoregulasi yang terletak dalam BAB II KONSEP DASAR A. PENGERTIAN Febris / demam adalah kenaikan suhu tubuh diatas variasi sirkadian yang normal sebagai akibat dari perubahan pada pusat termoregulasi yang terletak dalam hipotalamus anterior

Lebih terperinci

- Nyeri dapat menyebabkan shock. (nyeri) berhubungan. - Kaji keadaan nyeri yang meliputi : - Untuk mengistirahatkan sendi yang fragmen tulang

- Nyeri dapat menyebabkan shock. (nyeri) berhubungan. - Kaji keadaan nyeri yang meliputi : - Untuk mengistirahatkan sendi yang fragmen tulang 3. PERENCANAAN TINDAKAN PERAWATAN NO DIAGNOSA KEPERAWATAN Gangguan rasa nyaman TUJUAN DAN HASIL YANG DIHARAPKAN Tujuan : RENCANA TINDAKAN - Kaji keadaan nyeri yang meliputi : RASIONAL - Nyeri dapat menyebabkan

Lebih terperinci

PENILAIAN DAN KLASIFIKASI ANAK SAKIT UMUR 2 BULAN SAMPAI 5 TAHUN

PENILAIAN DAN KLASIFIKASI ANAK SAKIT UMUR 2 BULAN SAMPAI 5 TAHUN PENILAIAN DAN KLASIFIKASI ANAK SAKIT UMUR 2 BULAN SAMPAI 5 TAHUN Oleh : Dr. Azwar Djauhari MSc Disampaikan pada : Kuliah Blok 21 Kedokteran Keluarga Tahun Ajaran 2011 / 2012 Program Studi Pendidikan Dokter

Lebih terperinci

Apa itu Darah? Plasma Vs. serum

Apa itu Darah? Plasma Vs. serum Anda pasti sudah sering mendengar istilah plasma dan serum, ketika sedang melakukan tes darah. Kedua cairan mungkin tampak membingungkan, karena mereka sangat mirip dan memiliki penampilan yang sama, yaitu,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Teori Medis 1. Pengertian DBD adalah penyakit menular yang disebabkan oleh virus dengue dan ditularkan oleh nyamuk Aedes aegypti dan Ae.albopictus, ditandai dengan demam 2 7

Lebih terperinci

ASUHAN KEPERAWATAN. Latar belakang pendidikan. : Perumahan Pantai Perak gang 3 no 21 Semarang. Tanggal masuk RS : 6 September 2013 Diagnosa medis

ASUHAN KEPERAWATAN. Latar belakang pendidikan. : Perumahan Pantai Perak gang 3 no 21 Semarang. Tanggal masuk RS : 6 September 2013 Diagnosa medis ASUHAN KEPERAWATAN Kasus : Nn.A (20 th) datang ke RS dengan keluhan demam tinggi selama 4 hari. Klien mengatakan nyeri kepala, mual, muntah, dan terdapat bintik merah di lengan kanan atas. A. Pengkajian

Lebih terperinci