BAB. IV HASIL DAN PEMBAHASAN
|
|
- Ridwan Sonny Jayadi
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 4.1. Hasil Penelitian BAB. IV HASIL DAN PEMBAHASAN Penelitian mengenai hubungan antara jumlah trombosit dengan kejadian pada pasien DBD (DSS) anak ini dilakukan di RS PKU Muhammadiyah Bantul pada tanggal 2 Maret 8 Maret Data yang dibutuhkan berupa data jumlah trombosit, usia, jenis kelamin dan jumlah hematokrit yang didapatkan dari rekam medis pasien anak yang terdiagnosis DBD dan DSS dengan total sampel 90 ( 45 pasien DBD dan 45 pasien DSS). Dari data yang diambil kemudian dilakukan analisis secara statistik. Tabel 2 Karakteristik Dasar Subjek Penelitian DBD DSS Frekuensi % Frekuensi % p-value Usia < 1 tahun tahun 21 46, , tahun 9 20, ,1 0,29 >10 tahun 11 24, ,3 TOTAL Jenis Kelamin Laki-laki 21 46, ,4 Perempuan 24 53, ,6 0,83 TOTAL
2 Tabel 3 Hasil Pemeriksaan Laboratorium DSS dan DBD pada anak Parameter Pemeriksaan Laboratorium Total N=90 DSS n= 45 DBD n= 45 p-value RR Jumlah Trombosit AT < AT Jumlah Hematokrit Hmt < 42 % Hmt 42 % *nilai p < 0,05 0,284 1,264 0,046* 0,616 Dari hasil pemeriksaan laboratorium yang disajikan pada tabel 3 di atas, untuk faktor/variabel yang tidak terdapat kemungkinan terjadinya syok pada kasus DBD anak, yaitu jumlah trombosit sel/mmk dengan nilai p=0,284. Nilai RR dari jumlah trombosit terhadap kejadian syok pada pasien DBD (DSS) anak sebesar 1,265. Dapat disimpulkan bahwa jumlah trombosit < /mmk 1,265 kali lebih berisiko terjadinya kejadian DSS pada anak dibandingkan jumlah trombosit /mmk. Namun, terdapat satu faktor/variabel yang berhubungan dengan kemungkinan terjadinya syok pada kasus DBD anak, yaitu jumlah hematokrit 42% dengan nilai p=0,046. Nilai RR dari jumlah hematokrit terhadap kejadian syok pada pasien DBD (DSS) anak sebesar 0,616. Dapat disimpulkan bahwa jumlah hematokrit < 42% 0,616 kali lebih berisiko meningkatkan terjadinya kejadian pada pasien DSS anak dibandingkan dengan jumlah hematokrit 42%. 29
3 Karakteristik populasi berdasar umur 8% 24% 20% 46% Gambar 4.1 Subjek penelitian pasien DBD anak berdasar umur 6% 33% 28% 31% Gamber 4.2 Subjek penelitian pasien DSS anak berdasar umur 30
4 Berdasarkan data pada gambar 4.1 dan 4.2 dapat diketahui bahwa jumlah tertinggi pasien DBD anak sebanyak 21 orang yang terjadi pada rentang umur 1-5 tahun (46%). Persentase berikutnya yaitu sebanyak 11 orang pada rentang umur >10 tahun (24%), diikuti 9 orang pada rentang umur 6-10 tahun (20%) dan paling sedikit sebanyak 4 orang pada rentang umur <1 tahun (8%). Hal sebaliknya ditemukan jumlah tertinggi pada pasien DSS anak sebanyak 15 orang yang terjadi pada rentang umur >10 tahun (33%), diikuti 14 orang pada rentang umur 6-10 tahun (31%), 13 orang pada rentang umur 1-5 tahun (28%) dan paling sedikit sebanyak 3 orang pada rentang umur <1 tahun (6%) Karakteristik populasi berdasar jenis kelamin 56% 44% Gambar 4.3 Subjek penelitian pasien DBD berdasar jenis kelamin 31
5 53% 47% Gambar 4.4 Subjek penelitian pasien DSS berdasar jenis kelamin Berdasarkan data pada gambar 4.3 dan 4.4 dapat diketahui bahwa jumlah terbanyak pasien DBD anak adalah jenis kelamin perempuan sebanyak 21 orang (53%) dibanding jenis kelamin laki-laki sebanyak 24 orang (47%). Sedangkan pada data pasien DSS jumlah terbanyak juga terdapat pada jenis kelamin perempuan sebanyak 25 orang (56%) dibandingkan laki-laki sebanyak 20 orang (44%). Selanjutnya dilakukan analisis data dari hasil pemeriksaan laboratorium yaitu jumlah trombosit dan jumlah hematokrit. Data tersebut dibagi menjadi dua kelompok yaitu kelompok DSS dan kelompok DBD. Kedua variabel tersebut dianalisis menggunakan metode chi square untuk mendapatkan ada tidaknya hubungan antar variabel yang diteliti. Dari total sampel sebanyak 90 orang, baik pasien DSS maupun DBD tidak terdapat seorangpun yang meninggal dunia. 32
6 4.2. Pembahasan Pada penelitian ini faktor-faktor yang diteliti adalah jumlah trombosit dan jumlah hematokrit. Setelah data dianalisis dengan menggunakan metode chi square didapatkan hasil nilai p dari jumlah trombosit (p=0,284) dan jumlah hematokrit (p=0,046). Jumlah rata-rata jumlah trombosit sebesar sel/mmk dan jumlah hematokrit sebesar 44,19%. Nilai RR dari jumlah trombosit terhadap kejadian syok pada pasien DBD (DSS) anak sebesar 1,265 dan nilai RR dari jumlah hematokrit sebesar 0,616. Dapat disimpulkan bahwa jumlah trombosit < sel/mmk dapat meningkatkan risiko terjadinya DSS pada anak sebesar 1,265 kali. Sedangkan berdasar karakteristik umur dan jenis kelamin dapat dilihat bahwa untuk kasus DSS terbanyak pada rentang usia >10 tahun yaitu sebanyak 15 orang (33%) dan DBD sebanyak 21 orang (46%) pada rentang usia 1-5 tahun. Berikutnya adalah pada rentang 6-10 tahun untuk kasus DSS sebanyak 14 orang (31%) dan DBD rentang usia lebih dari 10 sebanyak 11 orang (24%). Selanjutnya pada kasus DSS rentang 1-5 tahun sebanyak 13 orang (28%) dan rentang usia 6-10 tahun sebanyak 9 orang (20%). Dan yang paling sedikit pada rentang usia <1 tahun pada kasus DSS yaitu sebanyak 3 orang (6%) dan pada kasus DBD pada rentang <1 tahun pula sebanyak 4 orang (8%). Berdasar data pada tabel 3, dapat diketahui dari analisis bivariat dengan metode chi square dapat disimpulkan tidak ada hubungan yang signifikan antara jumlah trombosit dengan kejadian DSS pada pasien anak (p=0,284). Hasil tersebut sama dengan hasil penelitian yang dilakukan Setiawati Santun (2011) bahwa tidak terdapat hubungan antara jumlah trombosit dengan kejadian DSS pada pasien anak. Namun hal tersebut berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Ryanka R, dkk., yang menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara jumlah trombosit dengan kejadian DSS pada pasien anak. Penurunan trombosit dari nilai normalnya (trombositopenia) adalah kelainan hematologi yang terjadi pada sebagian besar kasus DBD. 33
7 Nilai/jumlah trombosit mulai menurun saat fase demam dan mencapai nilai terendah pada masa syok (DSS). Namun pada beberapa studi menjelaskan bahwa trombositopenia tidak dapat digunakan untuk menjelaskan atau menilai derajat DBD/DSS (Heatubun. C.E., dkk., 2013). Trombositopenia dianggap sebagai indikator atau penyebab utama terjadinya perdarahan yang menjadi salah satu manifestasi pada kasus DBD dan DSS (Soedarmo, dkk.,2012). Pada infeksi virus dengue akan berakibat kerusakan pada sel progenitor pada pertumbuhan sel, termasuk di dalamnya adalah pertumbuhan sel-sel trombosit pada proses trombopoisis, sehingga akan menurunkan jumlah trombosit dalam sirkulasi. Ketika virus dengue menginfeksi tubuh, maka akan menyebabkan jejas vaskuler yang akan menyebabkan melekatnya trombosit pada dinding endotel yang pada keadaan normal tidak terjadi hal serupa (Soedarmo, dkk.,2012). Rendah tidaknya jumlah trombosit kemungkinan diakibatkan pula oleh luas tidaknya jejas endotel yang diakibatkan oleh infeksi virus dengue. Semakin kecil/tidak luas jejas endotel yang diakibatkan karena infeksi tersebut akan semakin sedikit pula penurunan jumlah trombosit pada penderita DBD maupun DSS, dan sebaliknya. Selain itu, gangguan pada trombosit saat disirkulasi juga dapat mempengaruhi penurunan jumlah trombosit seperti gangguan agregasi, menempel pada endotel yang rusak, destruksi perifer dan kompleks imun (Sutaryo,2005). Oleh sebab itu, ketika terdapat jejas akibat dari infeksi virus dengue dan diikuti dengan adanya gangguan sirkulasi maka jumlah trombosit akan semakin semakin turun. Namun penelitian ini tidak didapatkan perbedaan yang signifikan antara kejadian DSS dengan penghitungan jumlah trombosit. Meskipun penurunan jumlah trombosit (trombositopenia) tidak signifikan dengan terjadinya kejadian syok pada kasus DBD (DSS) anak, hal tersebut sebenarnya dapat memicu terjadinya kejadian syok secara tidak langsung. Pada proses terjadinya infeksi virus dengue, agregasi trombosit terjadi akibat dari perlekatan kompleks antigen-antibodi pada membrane trombosit dan akan mengakibatkan pengeluaran ADP (adenosine diphosphat), 34
8 sehingga menyebabkan trombosit melekat satu sama lain. Proses tersebut menyebabkan trombosit dihancurkan oleh RES (reticulo endothelial system) sehingga terjadi trombositopenia. Selain itu, agregasi trombosit juga akan menyebabkan pengeluaran platelet faktor III yang akan menyebabkan KID (koagulasi intravaskuler deseminata). Selain mekanisme dari infeksi virus dengue yang menyerang sel progenitor dalam proses trombopoisis yang menyebabkan trombositopenia, virus dengue juga menginfeksi dengan cara mengganggu dari fungsi trombosit itu sendiri. Ketika virus dengue mengganggu pada fungsi trombosit, aktivitas trombosit sebagai pencegah perdarahan akan terganggu meskipun jumlah trombosit dalam sirkulasi tetap banyak ataupun normal. Selain itu, gangguan fungsi trombosit juga akan menyebabkan mudah rupturnya pembuluh darah atau endotel (Azeredo. E.L.A., dkk., 2015). Selain mengakibatkan gangguan fungsi trombosit, infeksi virus dengue pada tubuh juga mengakibatkan menurunnya faktor koagulasi (protrombin, faktor V, VII, IX, X dan fibrinogen). Oleh sebab itu, meskipun jumlah trombosit dalam sirkulasi normal dan atau sedikit mengalami penurunan, manifestasi perdarahan juga akan tetap terjadi. Hal itu yang memungkinkan kejadian syok pada DSS tidak menyebabkan penurunan dari jumlah trombosit (trombositopenia) (Soedarmo. S.S.P., dkk., 2008). Dari mekanisme tersebut dapat dikatakan bahwa kejadian syok pada pasien DBD tidak selali diikuti dengan adanya trombositopenia. Terdapat dua teori yang menjelaskan tentang infeksi virus dengue yang akan mengakibatkan kejadian syok. Kedua teori tersebut yaitu infeksi sekunder (secondary heterolus infection) dan anti- body dependent enhancement (ADE). Dalam teori infeksi sekunder disebutkan bahwa ketika pasien mendapatkan infeksi sekunder oleh satu serotipe virus dengue, maka akan meningkatkan sistem kekebalan tubuh dengan jangka waktu yang lama. Namun ketika yang menginfeksi dari serotipe virus lain maka akan terjadi infeksi yang berat, hal tersebut dikarenakan antibody heterologus yang terbentuk pada infeksi primer akan membentuk kompleks antigen antibodi 35
9 baru yang berbeda. Kompleks tersebut tidak dapat dinetralisasi. Dari hal tersebut akan teraktifasi dan memproduksi IL-1, IL-6, tumor necrosis factoralpha (TNF-A) dan platelet activating factor (PAF). Aktifnya mediator tersebut menyebabkan peningkatan infeksi virus dengue (Soegijanto S., 2010). TNF alfa tersebut akan menyebabkan terjadinya kebocoran dinding pembuluh darah sehingga cairan plasma merembes ke jaringan tubuh yang menyebabkan terjadinya kerusakan endotel pembuluh darah (Dewi BE., dkk., 2007). Pendapat yang dijelaskan oleh Gibson RV, 2010, menjelaskan bahwa kompleks imun yang terbentuk akibat adanya infeksi virus dengue akan merangsang sistem komplemen yang efek atau aktivasinya cepat dan pendek serta bersifat vasoaktif dan prokoagulan sehingga dapat menimbulkan kebocoran plasma dan perdarahan pada penderita DBD dan DSS. Namun perdarahan tersebut hanya menimbulkan trombositopenia ringan. Manifestasi klinis demam dengue timbul akibat reaksi tubuh terhadap masuknya virus. Virus akan berkembang di dalam peredaran darah dan akan ditangkap oleh makrofag. Segera terjadi viremia selama 2 hari sebelum timbul gejala dan berakhir setelah lima hari gejala panas mulai. Makrofag akan segera bereaksi dengan menangkap virus dan memprosesnya sehingga makrofag menjadi APC(Antigen Presenting Cell). Antigen yang menempel di makrofag ini akan mengaktifasi sel T-Helper dan menarik makrofag lain untuk memfagosit lebih banyak virus. T-helper akan mengaktifasi sel T- sitotoksik yang akan melisis makrofag yang sudah memfagosit virus. Juga mengaktifkan sel B yang akan melepas antibodi. Ada 3 jenis antibodi yang telah dikenali yaitu antibodi netralisasi, antibodi hemagglutinasi, antibodi fiksasi komplemen. Ketiga antibodi tersebutlah yang akan juga membentuk kompleks antigen antibodi pada tubuh akibat virus dengue. Berdasar tabel 4.4, dapat diketahui bahwa terdapat peningkatan jumlah hematokrit terbanyak pada kasus tersebut yaitu sebanyak 59 orang (65,6%) dengan 34 orang pada kasus DSS dan 25 orang pada kasus DBD dengan rata-rata peningkatan sebesar 44,19%. Dari analisis bivariat dengan metodr chi square didapatkan mempunyai nilai p=0,046 yang menunjukkan 36
10 bahwa terdapat hubungan antara peningkatan jumlah hematokrit dengan kejadian syok pada pasien DBD (DSS) anak. Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Setiawati Santun (2011), yang menunjukkan adanya hubungan antara peningkatan jumlah hematokrit dengan kejadian syok pada pasien DBD (DSS) anak. Namun hal tersebut berbeda dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Ryanka R, dkk., yang mendapatkan hasil tidak terdapat hubungan antara jumlah hematokrit dengan kejadian syok pada pasien DBD (DSS) anak. Hematokrit sebagai salah satu indikator hematologi untuk mengetahui keadaan pasien yang menderita penyakit DBD dan DSS. Peningkatan jumlah hematokrit 20% pada pasien DBD menandakan terjadinya hemokonsentrasi. Hemokonsentrasi terjadi diakibatkan karena peningkatan permeabilitias kapiler, yang menyebabkan adanya perpindahan cairan dari intravaskuler melalui celah interseluler (WHO,2005). Peningkatan permeabilitas endotel tersebut akibat adanya jejas atau kerusakan endotel ditambah juga oleh proses agregasi trombosit. Hematokrit sebagai indikator terjadinya kebocoran plasma pada infeksi virus dengue yang berperan penting dalam patofisiologi terjadinya syok khususnya pada penderita DBD yang akhirnya dapat menyebabkan terjadinya syok (DSS). Selain itu, jumlah hematokrit akan meningkat lebih tinggi ketika masa infeksi daripada ketika masa sebelum sakit atau masa penyembuhan. Jumlah hematokrit yang melebihi batas normal dapat digunakan sebagai acuan melihat derajat keparahan kebocoran plasma (WHO,2009). Kenaikan hematokrit bersamasama dengan penurunan jumlah trombosit berperan mengakibatkan terjadinya kejadian syok pada pasien DBD anak. Selain kedua faktor tersebut, faktor kerusakan endotel (pembuluh darah) dan faktor koagulasi juga ikut berperan didalamnya. 37
BAB V PEMBAHASAN. yang telah memenuhi jumlah minimal sampel sebanyak Derajat klinis dibagi menjadi 4 kategori.
digilib.uns.ac.id BAB V PEMBAHASAN Setelah dilakukan penelitian di RSUD Dr. Moewardi telah didapatkan data-data penelitian yang disajikan dalam tabel pada Bab IV. Pada penelitian ini didapatkan sampel
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Infeksi Dengue telah menjadi masalah kesehatan masyarakat tidak hanya di Indonesia namun juga di dunia internasional. Infeksi Dengue terutama Dengue Haemorrhagic
Lebih terperinciHasil Uji Statistik Trombosit Range dengan. Perdarahan Kulit dan Perdarahan Mukosa 64
14 Lampiran 4 Lampiran 5 Lampiran 6 Lampiran 7 Lampiran 8 Frekuensi Karakteristik Trombosit, Perdarahan Kulit, Petechiae, Perdarahan Mukosa, Epistaxis, Perdarahan Gusi, Melena 60 Hasil Uji Statistik Trombosit
Lebih terperinciUKDW BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Penyakit infeksi Dengue seperti DBD (Demam Berdarah Dengue) kini
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penyakit infeksi Dengue seperti DBD (Demam Berdarah Dengue) kini telah menjadi masalah kesehatan masyarakat dibanyak negara tropis Asia Tenggara dan wilayah Pasifik
Lebih terperinciTUGAS MATA KULIAH PENYAKIT TROPIK
TUGAS MATA KULIAH PENYAKIT TROPIK Disusun Oleh : Kelompok 6 Tuti Yuinatun 25010113120033 Nurlaila 25010113120062 Zuyyinatul Mualifah 25010113120164 Deni Lestari 25010113120191 Zahrotul Mahmudati 25010113130347
Lebih terperinciBAB I Infeksi dengue adalah suatu infeksi arbovirus yang ditularkan melalui
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Infeksi dengue adalah suatu infeksi arbovirus yang ditularkan melalui gigitan nyamuk aedes aegypti atau aedes albopictus (Staf Pengajar Ilmu Kesehatan FKUI, 2002:Hal
Lebih terperinciAuthor : Hirawati, S.Ked. Faculty of Medicine University of Riau Pekanbaru, Riau Files of DrsMed FK UNRI (http://www.files-of-drsmed.
Author : Hirawati, S.Ked Faculty of Medicine University of Riau Pekanbaru, Riau 2009 0 Files of DrsMed FK UNRI (http://www.files-of-drsmed.tk Definisi Demam Dengue (DD) dan Demam Berdarah Dengue (DBD)
Lebih terperinciHubungan Karakteristik Pasien Demam Berdarah Dengue (DBD) dengan Kejadian Dengue Syok Sindrom (DSS) pada Anak
Prosiding Pendidikan Dokter ISSN: 2460-657X Hubungan Karakteristik Pasien Demam Berdarah Dengue (DBD) dengan Kejadian Dengue Sindrom (DSS) pada Anak 1 Ryanka R, 2 Trusda SAD, 3 Yuniarti L 1 Pedidikan Dokter,
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. banyak negara tropis dan subtropis. Penyakit ini disebabkan oleh virus dengue
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Demam berdarah dengue (DBD) merupakan masalah kesehatan utama di banyak negara tropis dan subtropis. Penyakit ini disebabkan oleh virus dengue dari genus Flavivirus,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. (DHF) merupakan penyakit infeksi tropik yang disebabkan oleh virus dengue dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) atau Dengue Hemorrhage Fever (DHF) merupakan penyakit infeksi tropik yang disebabkan oleh virus dengue dan ditularkan oleh nyamuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. virus DEN 1, 2, 3, dan 4 dan ditularkan oleh nyamuk Aedes aegepty dan Aedesal
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Infeksi dengue masih merupakan masalah kesehatan masyarakat dan menimbulkan dampak sosial maupun ekonomi. Infeksi dengue disebabkan oleh virus DEN 1,
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Asia Tenggara termasuk di Indonesia terutama pada penduduk yang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh gigitan nyamuk Aedes aegypty dan atau Aedes albopictus. Infeksi virus
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dengue merupakan penyakit mosquito-borne yang dapat. menyerang berbagai kelompok usia dan dapat berakibat fatal
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dengue merupakan penyakit mosquito-borne yang dapat menyerang berbagai kelompok usia dan dapat berakibat fatal dalam waktu yang singkat (Setyawan, 2012 ; Hastuti,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) atau Dengue Hemorrhagic
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) atau Dengue Hemorrhagic Fever (DHF) adalah penyakit yang disebabkan oleh virus Dengue yang ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes
Lebih terperinciPENDEKATAN DIAGNOSIS DEMAM BERDARAH DENGUE PADA ANAK DI SELURUH PUSKESMAS KEPERAWATAN WILAYAH KABUPATEN JEMBER PERIODE 1 JANUARI 31 DESEMBER 2007
PENDEKATAN DIAGNOSIS DEMAM BERDARAH DENGUE PADA ANAK DI SELURUH PUSKESMAS KEPERAWATAN WILAYAH KABUPATEN JEMBER PERIODE 1 JANUARI 31 DESEMBER 2007 SKRIPSI Oleh Siska Yuni Fitria NIM 042010101027 FAKULTAS
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. banyak ditemukan di daerah tropis dan sub-tropis. World Health Organization
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan salah satu masalah penyakit banyak ditemukan di daerah tropis dan sub-tropis. World Health Organization (WHO) mencatat negara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. satu emerging disease dengan insiden yang meningkat dari tahun ke tahun. Data
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) di Indonesia merupakan salah satu emerging disease dengan insiden yang meningkat dari tahun ke tahun. Data Kementerian Kesehatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Penyakit infeksi dengue adalah penyakit yang disebabkan oleh virus
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Penyakit infeksi dengue adalah penyakit yang disebabkan oleh virus Dengue I, II, III, dan IV yang ditularkan oleh nyamuk Aedes aegepty dan Aedes albopticus.
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Definisi Demam Berdarah Dengue (DBD) tanda-tanda kegagalan sirkulasi (WHO, 1997).
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Demam Berdarah Dengue (DBD) Demam dengue adalah penyakit febris-virus akut, seringkali ditandai dengan sakit kepala, nyeri tulang atau sendi dan otot, ruam dan leukopenia
Lebih terperinciBAB 3 KERANGKA TEORI DAN KERANGKA KONSEP PENELITIAN
13 BAB 3 KERANGKA TEORI DAN KERANGKA KONSEP PENELITIAN 3.1. Kerangka Teori Virus Dengue Lingkungan Vektor (Nyamuk) Host (Manusia) Faktor Demografis Jenis Kelamin Umur Demam Berdarah Dengue (DBD) Pekerjaan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori A.1. Definisi Demam Berdarah Dengue Demam Dengue adalah penyakit febris virus akut yang seringkali disertai
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori A.1. Definisi Demam Berdarah Dengue Demam Dengue adalah penyakit febris virus akut yang seringkali disertai dengan gejala sakit kepala, nyeri tulang atau sendi
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Dengue dan ditandai empat gejala klinis utama yaitu demam yang tinggi, manifestasi
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. DBD (Demam Berdarah Dengue) DBD adalah penyakit demam akut yang disebabkan oleh empat serotype virus Dengue dan ditandai empat gejala klinis utama yaitu demam yang tinggi, manifestasi
Lebih terperinciHubungan Respon Imun Humoral dengan Derajat Trombositopenia pada Pasien Demam Berdarah Dengue
Hubungan Respon Imun Humoral dengan Derajat Trombositopenia pada Pasien Demam Berdarah Dengue Fatmawati, 1 Chandra Wijaya 2 ABSTRACT The correlation between humoral immune response with the level of of
Lebih terperinciAnalisis Faktor Risiko Terjadinya Sindrom Syok Dengue Pada Anak di RSD dr. Soebandi Kabupaten Jember
Analisis Faktor Risiko Terjadinya Sindrom Syok Dengue Pada Anak di RSD dr. Soebandi Kabupaten Jember Risk Factor Analysis of Dengue Shock Syndrome Occuring to Children in RSD dr. Soebandi Jember Regency
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit demam berdarah hingga saat ini masih merupakan masalah kesehatan yang sulit ditanggulangi di Indonesia. Jumlah kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) di Indonesia
Lebih terperinciTINJAUAN PENATALAKSANAAN DEMAM BERDARAH DENGUE PADA ANAK DI SELURUH PUSKESMAS KEPERAWATAN WILAYAH KABUPATEN JEMBER PERIODE 1 JANUARI 31 DESEMBER 2007
TINJAUAN PENATALAKSANAAN DEMAM BERDARAH DENGUE PADA ANAK DI SELURUH PUSKESMAS KEPERAWATAN WILAYAH KABUPATEN JEMBER PERIODE 1 JANUARI 31 DESEMBER 2007 SKRIPSI diajukan guna melengkapi tugas akhir dan memenuhi
Lebih terperinciDAFTAR ISI Halaman SAMPUL DALAM... i LEMBAR PENGESAHAN... ii PENETAPAN PANITIA PENGUJI... iii KATA PENGANTAR... iv LEMBAR KEASLIAN KARYA TULIS
ABSTRAK PERBEDAAN RERATA JUMLAH TROMBOSIT PADA PASIEN DEMAM BERDARAH DENGUE DENGAN MANIFESTASI PERDARAHAN NEGATIF-RINGAN DAN SEDANG-BERAT DI RSUP SANGLAH TAHUN 2015 Trombositopenia adalah salah satu dari
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. oleh virus dengue dengan gambaran klinis demam, nyeri otot dan nyeri sendi yang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Demam Berdarah Dengue (DBD) adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh virus dengue dengan gambaran klinis demam, nyeri otot dan nyeri sendi yang disertai leukopenia,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Selama hampir dua abad penyakit Demam Berdarah (DB) disejajarkan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Selama hampir dua abad penyakit Demam Berdarah (DB) disejajarkan dengan pilek atau diare yaitu sebagai penyesuaian diri seseorang terhadap iklim tropis. Namun sejak
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Demam berdarah dengue (DBD) merupakan salah satu masalah kesehatan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Demam berdarah dengue (DBD) merupakan salah satu masalah kesehatan di dunia. Penyakit yang diakibatkan oleh infeksi virus dengue tersebut telah dilaporkan semenjak
Lebih terperinciPEMAKAIAN ANTIBIOTIK PADA KASUS DEMAM BERDARAH DENGUE ANAK DI RUMAH SAKIT ROEMANI SEMARANG TAHUN 2010
Seminar Hasil-Hasil Penelitian LPPM UNIMUS 2012 ISBN : 978-602-18809-0-6 PEMAKAIAN ANTIBIOTIK PADA KASUS DEMAM BERDARAH DENGUE ANAK DI RUMAH SAKIT ROEMANI SEMARANG TAHUN 2010 Afiana Rohmani* dan Merry
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan salah satu masalah utama kesehatan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan salah satu masalah utama kesehatan masyarakat di Indonesia. Perjalanan penyakit ini sangat cepat dan sering menjadi fatal karena
Lebih terperinciPERBEDAAN KADAR LEUKOSIT DAN TROMBOSIT PADA PENDERITA DEMAM BERDARAH DENGUE DENGAN HARGA RUJUKAN TERENDAH DI RS ANANDA PURWOKERTO
PERBEDAAN KADAR LEUKOSIT DAN TROMBOSIT PADA PENDERITA DEMAM BERDARAH DENGUE DENGAN HARGA RUJUKAN TERENDAH DI RS ANANDA PURWOKERTO CONTENT DIFFERENCE LEUCOCYTES AND PLATELETS IN PATIENTS WITH DENGUE HEMORRHAGIC
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Penyakit demam berdarah dengue (DBD) sampai saat ini merupakan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Penyakit demam berdarah dengue (DBD) sampai saat ini merupakan salah satu masalah kesehatan di dunia karena prevalensinya yang cenderung meningkat serta penyebarannya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sekitar 90 % dan biasanya menyerang anak di bawah 15 tahun. 2. Demam berdarah dengue merupakan masalah kesehatan masyarakat karena
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Demam berdarah dengue (DBD) adalah penyakit menular yang ditransmisikan oleh nyamuk Ae. Aegypti. 1 Menyebabkan banyak kematian pada anakanak sekitar 90 % dan biasanya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN UKDW. DBD (Nurjanah, 2013). DBD banyak ditemukan didaerah tropis dan subtropis karena
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Demam berdarah dengue merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat secara global, nasional, dan lokal. Lebih dari 40% populasi dunia beresiko terinfeksi DBD (Nurjanah,
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) Menurut Ditjen PPM & PL (2001) dalam Fathi. et al. (2005), penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) adalah penyakit akibat infeksi virus
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) selalu merupakan beban
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) selalu merupakan beban masalah kesehatan masyarakat terutama ditemukan di daerah tropis dan subtropis. DBD banyak ditemukan di
Lebih terperinciUntuk mendiagnosia klinik DBD pedoman yang dipakai adalah yang disusun WHO :
Musim hujan, akan merupakan yangdiharaplkan nyamuk untuk berkembang biak dan siap mencari mangsa, terutama nyamuk Aedes Aegity penyebab DBD. Hati- hati... Dewasa ini penyakit DBD masih merupakan salah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. oleh virus dengue dan ditularkan melalui gigitan nyamuk betina Aedes aegypti
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan penyakit yang disebabkan oleh virus dengue dan ditularkan melalui gigitan nyamuk betina Aedes aegypti yang banyak ditemukan di
Lebih terperinciBAB I KONSEP DASAR. Berdarah Dengue (DBD). (Aziz Alimul, 2006: 123). oleh nyamuk spesies Aedes (IKA- FKUI, 2005: 607 )
BAB I KONSEP DASAR A. Pengertian DHF adalah penyakit yang disebabkan oleh virus Dengue, sejenis virus yang tergolong arbovirus dan masuk ke tubuh penderita melalui gigitan nyamuk Aedes Aegypti betina.
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Gambaran Umum HIV/AIDS HIV merupakan virus yang menyebabkan infeksi HIV (AIDSinfo, 2012). HIV termasuk famili Retroviridae dan memiliki genome single stranded RNA. Sejauh ini
Lebih terperinciPenatalaksanaan Demam Berdarah Dengue pada Dewasa. Dr. Ratih Dewi
Penatalaksanaan Demam Berdarah Dengue pada Dewasa Dr. Ratih Dewi Pendahuluan Infeksi virus dengue Manifestasi klinis -demam, nyeri otot, nyeri sendi -leukopenia, ruam, limfadenopati, trombositopenia dan
Lebih terperinciB A B PENDAHULUAN. terutama di daerah tropik dan subtropik. Insiden infeksi VD yang meliputi
B A B I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Infeksi Virus Dengeu (VD) hingga kini masih menjadi masalah kesehatan terutama di daerah tropik dan subtropik. Insiden infeksi VD yang meliputi Demam Dengue
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. selain kelainan vaskular ( Junaidi, 2011). Terdapat dua macam stroke,
1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Stroke menurut World Health Organization (WHO) adalah sindrom klinis yang berkembang cepat akibat gangguan otak fokal maupun global dengan gejala yang berlangsung selama
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Human Immunodeficiency Virus (HIV) merupakan agen penyebab Acquired
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Human Immunodeficiency Virus (HIV) merupakan agen penyebab Acquired immunodeficiency syndrome (AIDS) dan AIDS merupakan tahap akhir dari infeksi HIV. AIDS didefinisikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Demam dengue ataulebihsering di sebut sebagai penyakit dengan Demam
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Demam dengue ataulebihsering di sebut sebagai penyakit dengan Demam Berdaraha dalah penyakit yang di sebabkan oleh virus Dengue melalui perantara (hospes) nyamuk Aedes
Lebih terperinciDI RSUD CIBABAT PERIODE OKTOBER 2013 OKTOBER
ABSTRAK HUBUNGAN ANTARA TEKANAN DARAH DAN FREKUENSI DENYUT NADI DENGAN JUMLAH TROMBOSIT DAN KADAR HEMATOKRIT PADA HARI KEEMPAT PASIEN DENGUE HAEMORRHAGIC FEVER DI RSUD CIBABAT PERIODE OKTOBER 2013 OKTOBER
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA. Dengue Haemoragic Fever (DHF) yang lebih sering disebut dengan
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Epidemiologi Penyakit DBD Dengue Haemoragic Fever (DHF) yang lebih sering disebut dengan penyakit DBD merupakan penyakit infeksi akut menular ke manusia melalui perantara gigitan
Lebih terperinciREAKSI ANTIGEN-ANTIBODI DAN KAITANNYA DENGAN PRINSIP DASAR IMUNISASI. Oleh : Rini Rinelly, (B8A)
REAKSI ANTIGEN-ANTIBODI DAN KAITANNYA DENGAN PRINSIP DASAR IMUNISASI Oleh : Rini Rinelly, 1306377940 (B8A) REAKSI ANTIGEN DAN ANTIBODI Pada sel B dan T terdapat reseptor di permukaannya yang berguna untuk
Lebih terperinciABSTRAK. PEMERIKSAAN IgM DAN IgG DENGUE RAPID TEST DI RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG
ABSTRAK PEMERIKSAAN IgM DAN IgG DENGUE RAPID TEST DI RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG Artiti Aditya, 2006, Pembimbing I: Penny Setyawati M,dr., Sp. PK, M. Kes. Pembimbing II: Yanti Mulyana, Dra. Apt., DMM,
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Dalam suatu penelitian Hammon, dkk (1956) berhasil menemukan
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Dengue Hemoragic Fever (DHF) 1. Penyebab Timbulnya Penyakit DHF Dalam suatu penelitian Hammon, dkk (1956) berhasil menemukan penyebab penyakit DHF yaitu virus dengue yang kemudian
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Penyebab timbulnya penyakit DHF. oleh virus dengue sejenis virus yang tergolong arbovirus (Arthropodborne
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Dengue Hemorrhagic Fever (DHF) 1. Penyebab timbulnya penyakit DHF Dengue Hemorrhagic Fever (DHF) adalah penyakit yang disebabkan oleh virus dengue sejenis virus yang tergolong
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN
BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Demam Berdarah Dengue 2.1.1.1 Definisi Demam berdarah dengue (DBD) adalah penyakit menular yang ditransmisikan oleh nyamuk Ae. Aegypti.
Lebih terperinciCATATAN SINGKAT IMUNOLOGI
CATATAN SINGKAT IMUNOLOGI rina_susilowati@ugm.ac.id Apakah imunologi itu? Imunologi adalah ilmu yang mempelajari sistem imun. Sistem imun dipunyai oleh berbagai organisme, namun pada tulisan ini sistem
Lebih terperinciBAB IV METODE PENELITIAN. mengaitkan bidang Ilmu Penyakit Dalam, khususnya bidang infeksi tropis yaitu. Rumah Sakit Umum Pusat dr. Kariadi Semarang.
BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini adalah penelitian di bidang Ilmu Kesehatan Anak dengan mengaitkan bidang Ilmu Penyakit Dalam, khususnya bidang infeksi tropis yaitu
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. berbeda yang ditularkan kepada manusia melalui nyamuk Aedes aegypti. Virus ini
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Infeksi Dengue 2.1.1 Definisi Infeksi dengue adalah infeksi yang disebabkan oleh virus dengue yang termasuk grup arbovirus. 16 Virus tersebut memiliki empat serotipe antigen
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang International Non Goverment Organization (NGO) Forum on Indonesian Development (INFID) menyatakan bahwa Indonesia merupakan negara di Asia Tenggara dengan kematian
Lebih terperinciBAB II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 TELAAH PUSTAKA
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 TELAAH PUSTAKA 2.1.1. Definisi DBD DBD merupakan suatu penyakit infeksi yang disebabkan oleh virus dengue dan ditularkan melalui nyamuk, dimana sumber penularan utamanya adalah
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA JUMLAH LEUKOSIT DAN HEMATOKRIT DENGAN DERAJAT BERATNYA PENYAKIT DBD PADA PASIEN ANAK DI RSU. ANUTAPURA PERIODE JANUARI 2014-MARET 2015
HUBUNGAN ANTARA JUMLAH LEUKOSIT DAN HEMATOKRIT DENGAN DERAJAT BERATNYA PENYAKIT DBD PADA PASIEN ANAK DI RSU. ANUTAPURA PERIODE JANUARI 2014-MARET 2015 Tri Setyawati*, Sakinatul Qulub**, Gina Andyka Hutasoit***,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Demam tifoid merupakan infeksi bakteri sistemik yang disebabkan oleh bakteri Salmonella typhi yang dijumpai di berbagai negara berkembang terutama di daerah tropis
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Inflamasi merupakan reaksi yang kompleks terhadap agen penyebab jejas, seperti mikroba dan kerusakan sel. Respon inflamasi berhubungan erat dengan proses penyembuhan,
Lebih terperinci1. BAB I PENDAHULUAN
1. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia sebagai negara dengan curah hujan tinggi memiliki risiko untuk penyakit-penyakit tertentu, salah satunya adalah penyakit demam berdarah dengue. Penyakit
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yaitu dengue shock syndrome (DSS). Kewaspadaan dini terhadap. tanda-tanda syok pada penderita demam berdarah dengue (DBD)
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Infeksi virus dengue dapat menimbulkan manifestasi yang serius yaitu dengue shock syndrome (DSS). Kewaspadaan dini terhadap tanda-tanda syok pada penderita
Lebih terperinciPERBEDAAN MANIFESTASI KLINIS DAN LABORATORIS ANTARA PASIEN DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD) DENGAN IgM+IgG+ DAN PASIEN DBD DENGAN IgM-IgG+ SKRIPSI
PERBEDAAN MANIFESTASI KLINIS DAN LABORATORIS ANTARA PASIEN DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD) DENGAN IgM+IgG+ DAN PASIEN DBD DENGAN IgM-IgG+ SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Sarjana
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. disebabkan oleh virus dengue, terutama menyerang anak-anak yang bertendensi
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi DBD Penyakit Demam Berdarah Dengue adalah penyakit infeksi virus akut yang disebabkan oleh virus dengue, terutama menyerang anak-anak yang bertendensi menimbulkan syok
Lebih terperinciDENGAN KEJADIAN. Diajukan Oleh : J
STUDI MENGENAI NILAI HEMATOKRIT DAN JUMLAH TROMBOSIT DENGAN KEJADIAN SYOK DAN TIPE SYOK PADAA DEMAM BERDARAH DENGUE DI RSUD ABDUL WAHAB SJAHRANIE SAMARINDA NASKAH PUBLIKASI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan
Lebih terperincidr. Agustyas Tjiptaningrum, SpPK
dr. Agustyas Tjiptaningrum, SpPK TUJUAN PEMERIKSAAN LABORATORIUM Pemeriksaan laboratorium pada infeksi bertujuan: 1. Menegakkan diagnosis penyakit 2. Dasar pengobatan penyakit 3. Pemantauan perjalanan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Morbiditas dan mortalitas DHF bervariasi dan dipengaruhi oleh berbagai
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang DHF (Dengue Haemoragic Fever) adalah penyakit yang disebabkan oleh karena virus dengue yang termasuk golongan abrovirus melalui gigitan nyamuk Aedes Aegygti betina.
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Definisi Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) adalah penyakit menular akut yang disebabkan oleh virus, mempunyai manifestasi pendarahan, yang banyak menyerang anak-anak dan dapat
Lebih terperinciBAB XVII DENGUE XVII.1 Patogenesis1,2
BAB XVII DENGUE Demam Dengue (DD) dan Demam Berdarah Dengue (DBD) disebabkan virus dengue yang termasuk kelompok B Arthropod Borne Virus (Arboviroses) yang sekarang dikenal sebagai genus Flavivirus, famili
Lebih terperinciPENGARUH STATUS GIZI TERHADAP DEMAM BERDARAH DENGUE DI INSTALASI RAWAT INAP ANAK RSUD TANGERANG TAHUN 2011
PENGARUH STATUS GIZI TERHADAP DEMAM BERDARAH DENGUE DI INSTALASI RAWAT INAP ANAK RSUD TANGERANG TAHUN 2011 Laporan Penelitian ini ditulis sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar SARJANA KEDOKTERAN
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Muhammadiyah Gamping Yogyakarta pada pasien yang tercatat sejak bulan Januari
1 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Data penelitian diambil dari Sub Bagian Rekam Medis RS PKU Muhammadiyah Gamping Yogyakarta pada pasien yang tercatat sejak bulan Januari 2012 sampai dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. seluruh rumah sakit di Indonesia dengan angka kematian 5,7%-50% dalam tahun
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Sindrom syok dengue (SSD) adalah manifestasi demam berdarah dengue (DBD) paling serius. Angka morbiditas infeksi virus dengue mencapai hampir 50 juta kasus per tahun
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Penyakit demam berdarah adalah penyakit menular yang di
BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Penyakit demam berdarah adalah penyakit menular yang di sebabkan oleh virus dengue dan di tularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegeypti. Penyakit ini dapat menyerang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Waktu survival (survival time) merupakan salah satu penelitian yang digunakan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Waktu survival (survival time) merupakan salah satu penelitian yang digunakan untuk menghitung waktu dari munculnya gejala sampai dengan munculnya kejadian. Dalam waktu
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Ruang Lingkup penelitian A.1. Tempat Rumah Sakit Roemani Muhammadiyah Semarang. A.2. Waktu Waktu pelaksanaan bulan September Oktober 2011. A.3. Disiplin Ilmu Disiplin ilmu
Lebih terperinciBAB 6 PEMBAHASAN. Telah dilakukan penelitian pada 75 ibu hamil dengan usia kehamilan antara 21
50 BAB 6 PEMBAHASAN Telah dilakukan penelitian pada 75 ibu hamil dengan usia kehamilan antara 21 25 minggu yang dilakukan pemeriksaan kadar aktivin A serum. Selama perjalanan kehamilan didapatkan 11 subyek
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. seluruhnya berjumlah 270 dengan 9 penderita diantaranya memiliki penyakit
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. HASIL PENELITIAN Penelitian ini dilakukan dengan metode cross sectional. Subyek penelitian adalah pasien rawat jalan yang memiliki penyakit infeksi bakteri pada
Lebih terperinciABSTRAK HUBUNGAN JUMLAH HEMATOKRIT DAN TROMBOSIT DENGAN TINGKAT KEPARAHAN PASIEN DEMAM BERDARAH DENGUE DI RUMAH SAKIT SANGLAH TAHUN
ABSTRAK HUBUNGAN JUMLAH HEMATOKRIT DAN TROMBOSIT DENGAN TINGKAT KEPARAHAN PASIEN DEMAM BERDARAH DENGUE DI RUMAH SAKIT SANGLAH TAHUN 2013-2014 Penyakit demam berdarah dengue (DBD) adalah penyakit arboviral
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Infeksi virus dengue maupun demam berdarah dengue (DBD) merupakan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Infeksi virus dengue maupun demam berdarah dengue (DBD) merupakan masalah kesehatan global. Dalam tiga dekade terakhir terjadi peningkatan angka kejadian penyakit di
Lebih terperinciGambaran Aktifitas Enzim SGOT dan SGPT Pada Penderita Demam Berdarah Dengue di RSUD Dr. Hi. Abdoel Moeloek Bandar Lampung
Gambaran Aktifitas Enzim SGOT dan SGPT Pada Penderita Demam Berdarah Dengue di RSUD Dr. Hi. Abdoel Moeloek Bandar Lampung Abstrak Nurminha Jurusan Analis Kesehatan Politeknik Kesehatan Kemenkes Tanjungkarang
Lebih terperinciFISIOLOGI SISTEM PERTAHANAN TUBUH. TUTI NURAINI, SKp., M.Biomed
FISIOLOGI SISTEM PERTAHANAN TUBUH TUTI NURAINI, SKp., M.Biomed 1 PENDAHULUAN Sistem imun melindungi tubuh dari sel asing & abnormal dan membersihkan debris sel. Bakteri dan virus patogenik adalah sasaran
Lebih terperinciHUBUNGAN KADAR HEMOGLOBIN DENGAN JUMLAH TROMBOSIT PADA PASIEN DEMAM BERDARAH DENGUE
HUBUNGAN KADAR HEMOGLOBIN DENGAN JUMLAH TROMBOSIT PADA PASIEN DEMAM BERDARAH DENGUE Restiayuh Patandianan Max F. J Mantik Firginia Manoppo Arthur E Mongan Bagian Patologi Klinik Fakultas Kedokteran Universitas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sampai saat ini penyakit Tuberkulosis Paru ( Tb Paru ) masih menjadi
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Sampai saat ini penyakit Tuberkulosis Paru ( Tb Paru ) masih menjadi masalah kesehatan yang utama di dunia maupun di Indonesia. Penyakit Tuberkulosis merupakan penyebab
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah DBD merupakan penyakit menular yang disebabkan virus dengue. Penyakit DBD tidak ditularkan secara langsung dari orang ke orang, tetapi ditularkan kepada manusia
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Demam Berdarah Dengue (DBD) 1. Definisi Demam Berdarah Dengue adalah salah satu bentuk klinis dari penyakit akibat infeksi dengan virus dengue pada manusia sebagai manifestasi
Lebih terperinciBAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di RSUP Dr.Kariadi Semarang setelah ethical
BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Ruang lingkup penelitian Ruang lingkup penelitian ini adalah bidang Ilmu Kesehatan Anak dan Ilmu Penyakit Dalam. 4.2 Tempat dan waktu penelitian Penelitian ini dilakukan di
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. oleh kuman TBC ( Mycobacterium tuberculosis). Sebagian besar kuman. lainnya seprti ginjal, tulang dan usus.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tuberkulosis 1. Definisi Tuberkulosis Tuberkulosis adalah penyakit menular langsung yang disebabkan oleh kuman TBC ( Mycobacterium tuberculosis). Sebagian besar kuman tuberkulosis
Lebih terperinciHUBUNGAN GIZI LEBIH DENGAN DERAJAT KEPARAHAN DEMAM BERDARAH DENGUE PADA ANAK DI RSUD KOTA SURAKARTA
HUBUNGAN GIZI LEBIH DENGAN DERAJAT KEPARAHAN DEMAM BERDARAH DENGUE PADA ANAK DI RSUD KOTA SURAKARTA Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran Universitas
Lebih terperinciASUHAN KEPERAWATAN PADA An. T DENGAN DENGUE HEMORRHAGIC FEVER GRADE II DI BANGSAL MELATI 2C DI RSUD MOEWARDI, SURAKARTA NASKAH PUBLIKASI ILMIAH
ASUHAN KEPERAWATAN PADA An. T DENGAN DENGUE HEMORRHAGIC FEVER GRADE II DI BANGSAL MELATI 2C DI RSUD MOEWARDI, SURAKARTA NASKAH PUBLIKASI ILMIAH Diajukan Guna Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi Syarat-Syarat
Lebih terperinciHUBUNGAN GAMBARAN HEMATOLOGI DAN STATUS GIZI DENGAN TERJADINYA SYOK PADA PASIEN DEMAM BERDARAH DENGUE ANAK DI RUMAH SAKIT GOTONG ROYONG SURABAYA
SKRIPSI HUBUNGAN GAMBARAN HEMATOLOGI DAN STATUS GIZI DENGAN TERJADINYA SYOK PADA PASIEN DEMAM BERDARAH DENGUE ANAK DI RUMAH SAKIT GOTONG ROYONG SURABAYA Oleh: Nama : Vincentius Diamantino Supit NRP : 1523013044
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan penyakit yang menyebar
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan penyakit yang menyebar paling cepat yang disebabkan oleh virus nyamuk. Dalam 50 tahun terakhir, insiden telah meningkat 30 kali
Lebih terperinciBAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Indonesia adalah negara berkembang yang berada pada periode triple
BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia adalah negara berkembang yang berada pada periode triple burden. Seiring dengan terjadinya peningkatan kasus penyakit tidak menular, muncul penyakit baru
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN. Y ijk = µ + a i + ß j + (aß) ij +? k + e ijk
Dalam saluran Hemoglobin dilakukan pengukuran Hemoglobin digunakan metode sianmethemoglobin. Sebelumnya, eritrosit dilisiskan, kemudian heme dioksidasi menjadi sianmethemoglobin dan diukur dengan fotometer
Lebih terperinciBAB V HEMOSTASIS Definisi Mekanisme hemostasis Sistem koagulasi
BAB V HEMOSTASIS Definisi Hemostasis adalah mekanisme tubuh untuk menghentikan perdarahan karena trauma dan mencegah perdarahan spontan. Hemostasis juga menjaga darah tetap cair. Mekanisme hemostasis Jika
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Peningkatan mobilitas penduduk dan perubahan iklim yang terjadi di negara negara tropis menyebabkan munculnya beberapa organisme penyebab penyakit seperti virus, bakteri,
Lebih terperinciANALISIS MANFAAT PEMBERIAN KORTIKOSTEROID PADA PASIEN DHF DI SMF PENYAKIT DALAM RSUD DR. SOEBANDI JEMBER SKRIPSI
//digilib.unej.a //digilib.unej.ac. //digilib.unej.a //digilib.unej.ac. //digilib.unej.a //digilib.unej.ac. //digilib.unej.a //digilib.unej.ac. //digilib.unej.a //digilib.unej.ac. //d //d //d ANALISIS
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Demam berdarah dengue (DBD) adalah penyakit yang terdapat pada anak dan dewasa dengan gejala utama demam, nyeri otot dan sendi, yang biasanya memburuk setelah dua hari
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. ketidakseimbangan antara asupan energi dengan keluaran energi (positive energy
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1.Obesitas Obesitas merupakan suatu keadaan malnutrisi yang ditandai dengan akumulasi lemak tubuh yang berlebihan, baik di seluruh tubuh maupun terlokalisasi di bagian tubuh tertentu.
Lebih terperinci