Pengaruh Kitosan Sebagai Pengawet Terhadap Mutu Ikan Kembung (Rastrelliger kanagurta) Asin Dalam Upaya Memperluas Pemasaran

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Pengaruh Kitosan Sebagai Pengawet Terhadap Mutu Ikan Kembung (Rastrelliger kanagurta) Asin Dalam Upaya Memperluas Pemasaran"

Transkripsi

1 Pengaruh Kitosan Sebagai Pengawet Terhadap Mutu Ikan Kembung (Rastrelliger kanagurta) Asin Dalam Upaya Memperluas Pemasaran C.Yulvizar 1 dan E.Iskandar 2 1 Jurusan Biologi, Fakultas MIPA Universitas Syiah Kuala 2 Jurusan Sosial dan Ekonomi Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Syiah Kuala Banda Aceh ABSTRAK Penelitian ini menggunakan kitosan sebagai edible coating pada ikan kembung (Rastrelliger kanagurta ) asin selama penyimpanan di suhu kamar. Tujuannya adalah untuk mengetahui pengaruh konsentrasi kitosan dan lama penyimpanan terhadap kadar air pada ikan kembung asin. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Mikrobiologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Syiah Kuala dari Bulan April sampai Bulan Agustus 2012.Data dianalisis menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) faktorial (2 faktor). Faktor pertama adalah perlakuan konsentrasi kitosan (tiga taraf: 0%; 1%; dan 2%) dan faktor kedua adalah lama penyimpanan (empat taraf: 0; 2; 4; dan 8 minggu). Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan konsentrasi kitosan tidak berpengaruh nyata (p>0,05) terhadap kadar air, sedangkan lama penyimpanan berpengaruh nyata (p<0,05) terhadap kadar air. Survey menunjukkan bahwa penerimaan konsumen terhadap ikan kembung asin pada konsentrasi 2% berada pada tingkat yang baik (43%). Kata kunci : Ikan kembung Asin, Kitosan, Kadar Air ABSTRACT This research studied the application of chitosan on salted mackerel (Rastrelliger kanagurta) preservation during storage at room temperature. The research aimed to study the effect chitosan concentration and storage time toward moisture content. The study was conducted in Laboratory of Microbiology, Faculty of Mathematics and Natural Sciences, Syiah Kuala University from April to August The data was analyzed by Randomized Completely Design with two factorials. The first factor was chitosan concentration (three levels: 0%; 1%; and 2%) while the second factor was storage time (four levels: 0; 2; 4; and 8 weeks). The results of this study indicated that the concentration of chitosan did not significantly influence the moisture content (p>0,05). However, the storage time significantly influenced the moisture content (p<0,05). Furthermore, organoleptic study indicated that consumers like chitosan as edible coating on salted mackerel (43%). Key words: Salted Mackerel, Chitosan, Moisture Content 119

2 PENDAHULUAN Ikan kembung merupakan ikan yang hidup di tepian pantai dan pada musim tertentu hidup bergerombol di permukaan laut, sehingga penangkapannya secara besarbesaran mudah dilakukan. Ikan ini banyak dikonsumsi oleh masyarakat karena kandungan gizi yang cukup tinggi, harganya relatif murah dan mudah diperoleh di pasaran (Ratnawati et al., 2008). Umumnya ikan dijual di pasar dalam keadaan segar, namun saat hasil tangkapan melimpah para nelayan melakukan pengawetan agar tidak membusuk. Salah satu cara pengawetan secara tradisional adalah membuat ikan asin. Penggunaan garam sebagai bahan pengawet berfungsi untuk menghambat pertumbuhan bakteri dan kegiatan enzim penyebab pembusukan ikan. Menurut Afrianto dan Liviawaty (1989) ikan kembung hasil olahan akan mudah mengalami kerusakan secara mikrobiologis, kimiawi dan fisik. Saat ini banyak zat kimia berbahaya digunakan sebagai bahan pengawet pada produk hasil perikanan. Di Indonesia, nelayan sering menambahkan bahan pengawet berbahaya seperti formalin agar ikan asin olahan tidak cepat busuk. Melihat kenyataan saat ini bahwa pengawetan ikan asin menggunakan formalin dianggap terlalu berbahaya, maka diperlukan pengawet alternatif pengganti yang aman dikonsumsi dan tidak berbahaya bagi kesehatan konsumen (Rachmawati, 2006). Kitosan merupakan salah satu pengawet alternatif pengganti formalin. Kitosan terbuat dari kulit udang, rajungan dan sebagainya. Kitosan memiliki sifat antimikrobial dan aman bagi manusia sehingga dapat dimanfaatkan sebagai bahan pengawet makanan. Di negara-negara maju seperti Jepang dan Amerika Serikat, kitosan dan turunannya telah diproduksi secara komersil (dari limbah industri pangan seperti kulit udang dan lain-lain). Aplikasi kitosan banyak ditemui pada berbagai bidang industri modern seperti bidang farmasi, biokimia, bioteknologi, industri pangan dan lain-lain (Kaban, 2009). Menurut Suseno (2006), penggunaan kitosan dengan konsentrasi 1,5% pada ikan cucut asin kering dapat memperpanjang masa simpan sampai 3 bulan. Menurut Sedjati (2006) konsentrasi kitosan terhadap kadar air pada.ikan teri (Stolephorus heterolobus) asin dengan waktu penyimpanan 0 minggu tidak berbeda dengan penyimpanan 2 minggu, tetapi berbeda nyata dengan penyimpanan 4, 6 dan 8 minggu. Perlakuan perendaman dalam larutan kitosan diharapkan dapat memperpanjang lama penyimpanan ikan. Berdasarkan hal tersebut, maka diperlukan penelitian penggunaan kitosan sebagai bahan pengawet alami pada ikan kembung (Rastrelliger kanagurta) asin. Bahan METODE PENELITIAN Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian adalah ikan kembung sebanyak 36 ekor, garam dan air, asam asetat (CH 3 COOH) 2%, kitosan, alkohol, akuades, tali plastik, plastik kaca, plastik, tissue gulung, kapas, alumunium foil, plastik polyethylene dan isolatip. Alat-alat yang digunakan dalam penelitian adalah pisau steril, ember plastik, timbangan biasa, cawan porselin, cawan petri steril, tabung reaksi, gelas kimia, gelas ukur, erlenmeyer, pipet volume, batu penggiling, keranjang, baskom, timbangan analitik, pinset, oven, autoklaf, inkubator, hot plate, colony counter, magnetic stirrer, bunsen dan kamera. 120

3 Metode Metode yang digunakan untuk pengolahan ikan kembung asin adalah metode penggaraman basah (wet salting). Prosedur penelitian adalah sebagai berikut: 1. Pencelupan ikan kembung asin setengah kering dalam larutan kitosan a. Kitosan dalam bentuk padatan diblender sampai halus. Kemudian kitosan yang sudah halus disaring sampai menjadi bubuk kitosan. Kitosan dengan konsentrasi 1% dibuat dengan cara melarutkan kitosan sebanyak 1 g dalam larutan asam asetat 2% sebanyak 2 ml. Kitosan dengan konsentrasi 2% dibuat dengan cara melarutkan kitosan sebanyak 2 g dalam larutan asam asetat 2%. b. Ikan kembung yang sudah dijemur selama 2 hari atau baru setengah kering, kemudian dicelupkan dalam larutan kitosan selama 1 menit. Setelah pencelupan dalam larutan kitosan, ikan ditiriskan. 2. Penjemuran setelah proses pencelupan kitosan a. Ikan kembung setengah kering yang sudah dicelupkan larutan kitosan dan telah ditiriskan lalu dijemur kembali hingga kering selama 8 jam. b. Ciri-ciri ikan asin yang telah kering adalah: ikan tidak lengket satu sama lain, bagian dalam daging ikan sudah kering dan tidak basah, begitu pula bagian luarnya. 3. Pengemasan a. Ikan kembung asin kering dikemas menggunakan plastik polyethylene dan diisolatip. b. Penyimpanan dilakukan pada suhu kamar. 4. Analisa kadar air ikan kembung asin Sampel ikan kembung asin yang telah disimpan mulai dari 0 minggu, 2 minggu, 4 minggu dan 8 minggu dengan konsentrasi kitosan (0%, 1% dan 2%) diambil sebanyak 2 g, kemudian dimasukkan dalam cawan porselin dan dikeringkan dalam oven pada suhu ºC selama 5 jam sampai berat konstan. Setelah itu sampel didinginkan selama 30 menit dan ditimbang beratnya. Kadar air dihitung dengan formula: Kadar Air = (B-C) x 100% (B-A) Keterangan: A = Berat cawan porselin B = Berat cawan porselin + sampel awal C = Berat cawan porselin + sampel kering Analisa Data Data hasil penelitian dianalisis dengan Analisis Keragaman (ANOVA) menggunakan SPSS versi Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) faktorial dengan tiga kali ulangan. Faktor A (konsentrasi kitosan) meliputi tiga taraf, yaitu: 0%, 1% dan 2%. Faktor B (lama penyimpanan) terdiri dari empat taraf, yaitu: 0 minggu, 2 minggu, 4 minggu dan 8 minggu. Apabila terdapat pengaruh nyata dari perlakuan terhadap kadar air maka akan dilanjutkan dengan Uji Tukey. 121

4 Survei preferensi konsumen Survei preferensi konsumen terhadap ikan kembung asin berkitosan dilakukan dengan menyediakan kuisioner yang akan diisi oleh konsumen dengan menjawab beberapa pertanyaan dengan membandingkan ikan kembung asin berkitosan dengan ikan kembung asin yang tidak menggunakan kitosan. Variabel penelitian yang akan dinilai oleh konsumen adalah: 1. Kualitas fisik yang terdiri dari warna, kekenyalan, dan bau. 2. Kualitas rasa, yaitu membandingkan rasa ikan asin yang menggunakan dan tidak menggunakan kitosan. HASIL DAN PEMBAHASAN Pengujian Kadar Air Hasil analisis data pada Uji ANOVA menunjukkan bahwa perlakuan konsentrasi kitosan tidak berpengaruh nyata (p>0,05) terhadap kadar air, sedangkan lama penyimpanan berpengaruh nyata (p<0,05) terhadap kadar air ikan kembung asin. Tabel 1. Total nilai rata-rata kadar air (%) menurut perlakuan konsentrasi kitosan No. Perlakuan ± Sd 1. A0 19,58 a ± 8,10 2. A1 18,33 a ± 8,61 3. A2 18,75 a ± 9,07 Ket: Angka yang diikuti oleh huruf yang sama menunjukkan tidak berbeda nyata pada taraf 5%. A= Konsentrasi kitosan (0 = 0%, 1 = 1% dan 2 = 2%). Tabel 1 menunjukkan perlakuan konsentrasi kitosan (0%, 1% dan 2%) tidak berpengaruh nyata (p>0,05) terhadap kadar air ikan kembung asin. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan konsentrasi kitosan 1% dan 2% tidak menghasilkan kadar air yang berbeda dibandingkan perlakuan kontrol (0%). Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh setelah pencelupan kitosan, kadar air yang dihitung dari masing-masing perlakuan setelah dioven menunjukkan tidak adanya pengaruh perlakuan konsentrasi kitosan terhadap kadar air. Hal ini diduga karena kitosan bersifat hidrofobik. Sehingga kelembaban ikan asin tetap terjaga. Lapisan tipis yang dibentuk oleh kitosan menjadi penghalang bagi air dan oksigen agar tidak mudah keluar masuk dalam tubuh ikan. Penggunaan konsentrasi kitosan yang relatif kecil secara statistik tidak memberikan perbedaan nyata terhadap kadar air. Menurut Sedjati dan Agustini (2007) perlakuan konsentrasi kitosan (0,5% dan 1,0%) tidak berbeda nyata terhadap kadar air ikan teri (Stolephorus heterolobus) asin kering. 122

5 Tabel. 2. Total nilai rata-rata kadar air (%) menurut perlakuan lama penyimpanan No. Perlakuan ± Sd 1. B0 12,77 a ± 2, B2 B4 10,55 a ± 3,00 22,22 b ± 3,63 4. B8 30,00 c ± 2,50 Ket: Angka yang diikuti oleh huruf yang berbeda menunjukkan berbeda nyata pada taraf 5%. B= Lama penyimpanan (0 = 0 minggu, 2 = 2 minggu, 4 = 4 minggu dan 8 = 8 minggu). Tabel 2 menunjukkan perlakuan lama penyimpanan (0, 2, 4 dan 8 minggu) berpengaruh nyata (p<0,05) terhadap kadar air ikan kembung asin. Berdasarkan hasil uji lanjut Tukey diketahui bahwa lama penyimpanan 0 minggu tidak berbeda nyata (p>0,05) dengan lama penyimpanan 2 minggu, namun berbeda nyata (p<0,05) dengan lama penyimpanan 4 dan 8 minggu. Tidak adanya perbedaan nyata antara lama penyimpanan 0 minggu dan 2 minggu diduga karena pada minggu ke-0 dan minggu ke-2 ikan asin baru saja dikemas menggunakan plastik polyethylene, sehingga nilai kadar airnya relatif rendah. Menurut Sedjati dan Agustini (2007) plastik polyethylene bukanlah kemasan yang kedap udara, sehingga tidak mampu mencegah peningkatan kadar air selama penyimpanan. Sehingga ikan kembung asin yang dikemas dalam plastik polyethylene meningkat kadar airnya selama masa penyimpanan. Penyerapan uap air dari udara ke dalam kemasan juga dapat mengakibatkan penambahan kadar air. Lama penyimpanan 4 dan 8 minggu menunjukkan peningkatan kadar air karena terjadinya peningkatan laju respirasi dan penyerapan uap air ke dalam kemasan. Permukaan ikan asin yang disimpan pada 4 dan 8 minggu menunjukkan dalam keadaan lembab. Menurut Susiwi (2009) kadar air suatu bahan pangan dipengaruhi oleh laju respirasi. Seiring dengan bertambahnya lama penyimpanan maka laju respirasi akan meningkat. Menurut Sedjati dan Agustini (2007) lama penyimpanan 0 minggu tidak berbeda nyata dengan lama penyimpanan 2 minggu, namun berbeda sangat nyata dengan lama penyimpanan 4, 6 dan 8 minggu. Hantoro et al. (2005) melaporkan lama penyimpanan memberikan pengaruh nyata (p<0,05) terhadap kapasitas mengikat air pada jaringan otot daging. Tingkat Kesukaan Konsumen Terhadap ikan kembung asin berkitosan Pembuatan ikan asin merupakan salah satu upaya pengolahan yang dapat meningkatkan konsumsi masyarakat. Tingkat preferensi konsumen terhadap ikan kembung asin dilakukan melalui skala uji hedonik terhadap bau, tekstur, warna dan rasa. Hasil dari penilaian tersebut dapat dijadikan parameter unntuk menentukan penerimaan konsumen terhadap produk ikan kembung asin yang menggunakan kitosan sebagai pengawet alami. Ikan kembung asin yang digunakan dalam survey preferensi konsumen adalah ikan kembung asin yang menggunakan khitosan dengan konsentrasi 2% dengan usia penyimpanan 8 minggu. Ikan asin tersebut digunakan berdasarkan hasil penelitian awal yang menunjukkan bahwa dalam penggunaan khitosan dan lama penyimpanan pada waktu tersebut, ikan kembung asin yang dihasilkan merupakan ikan kembung asin yang paling baik mutunya. 123

6 Hasil survey preferensi konsumen menunjukkan bahwa 100 konsumen secara umum menyukai ikan asin yang diawetkan dengan menggunakan kitosan. Dari 5 skala yang tercantum dalam kuisioner, persentase penilaian tertinggi terhadap aroma, tekstur, warna dan rasa menyatakan bahwa secara umum konsumen menyukai produk ikan kembung asin berkitosan (Tabel 3). Pada penilaian karakteristik aroma, 30% konsumen menyatakan bahwa mereka menyukai ikan kembung asin berkitosan, namun angka ini tidak jauh berbeda dengan persentase konsumen yang kurang menyukai ikan kembung asin berkitosan, bahkan 10% dari konsumen menyatakan bahwa mereka tidak menyukai aroma ikan kembung asin berkitosan. Hal ini terjadi karena aroma khas ikan asin ditambah dengan aroma khas dari pengawet alami (kitosan) yang berasal dari limbah udang bercampur sehingga aroma yang semakin menyengat membuat beberapa konsumen tidak menyukai bau khas yang dihasilkan ikan kembung asin berkitosan. Tabel 3. Preferensi Konsumen Terhadap Ikan Asin Kembung No Kesukaan Konsumen Persentase Penilaian Terhadap (%) Aroma Tekstur Warna Rasa 1 Tidak Suka Kurang Suka Cukup Suka Suka Sangat Suka Total Pada penilaian tekstur, konsumen menguji tingkat kekenyalan dan kekeringan ikan kembung asin berkitosan. Ikan asin akan sangat mudah menjadi lembab dan memiliki kadar air yang tinggi karena dapat menyerap uap air dari lingkungan (Sofiyanto, 2001). Ikan asin yang baik adalah ikan asin dengan tingkat kekeringan yang baik dan tidak mengandung kadar air yang terlalu tinggi, karena hal ini dapat menyebabkan cepatnya pertumbuhan bakteri pada ikan asin. Menurut penilaian konsumen, tekstur ikan kembung asin berkitosan tergolong baik karena 43% konsumen menyatakan bahwa mereka menyukai tingkat kekenyalan ikan asin tersebut. Tingkat kekenyalan yang disukai konsumen dalam hal ini adalah tingkat kekeringan yang baik, ditandai dengan mudah lepasnya bagian-bagian ikan asin, namun tidak lembab. Selain itu, kelenturan ikan asin pun tergolong baik karena tidak terlalu kering. Pada penilaian terhadap karakteristik warna, 35% konsumen menyatakan bahwa mereka menyukai warna ikan kembung asin berkitosan, diikuti oleh 28% konsumen yang menyatakan cukup suka terhadap warna ikan asin tersebut. Tingkat kesukaan terhadap warna terjadi karena kitosan sebagai pengawet alami ikan asin tidak merubah warna ikan, melainkan mempertahankan warna ikan alami sehingga ikan asin tetap tampak segar. Pada konsumen yang tidak menyukai warna ikan kembung asin berkitosan, mereka berasumsi bahwa ikan kembung asin ini seperti diawetkan karena menurut persepsi mereka ikan asin yang dikeringkan harus berubah warna karena telah melalui proses pengeringan. Persentase penilaian yang cukup tinggi terdapat pada tingkat kesukaan konsumen terhadap rasa ikan kembung asin berkitosan, dimana 64% konsumen menyatakan bahwa mereka menyukai rasa ikan asin tersebut. Penilaian terhadap rasa ini disimpulkan oleh konsumen setelah mereka mencicipi ikan kembung asin berkitosan yang telah digoreng. Rasa ikan yang enak dipengaruhi oleh tingkat kekeringan yang baik, tidak terlalu kenyal, dan rasa ikan asin alami tanpa bau tambahan. 124

7 Konsumsi masyarakat terhadap suatu produk dapat dipengaruhi oleh beberapa hal, salah satunya adalah tingkat pendidikan konsumen (Taufiq, 2007). Selain itu, karena pengolahan ikan asin dengan menggunakan kitosan masih merupakan sesuatu hal yang baru di daerah Banda Aceh, maka selain tingkat pendidikan, umur konsumen juga akan mempengaruhi daya penerimaan konsumen terhadap produk yang relatif baru dikenalnya. Dalam penelitian ini, tingkat penilaian konsumen terhadap ikan kembung asin berkitosan dapat dibedakan berdasarkan tingkat pendidikan dan umur konsumen. Berdasarkan tingkat pendidikan, konsumen dibedakan menjadi konsumen yang memiliki pendidikan terakhir SD, SMP, SMU dan Perguruan Tinggi. Hasil dari penilaian kualitas ikan kembung (Rastrelliger kanagurta) asin berkhitosan secara umum menunjukkan bahwa penerimaan konsumen terhadap ikan kembung (Rastrelliger kanagurta) asin berkhitosan berada pada tingkat yang baik karena persentase terbesar konsumen (43% konsumen) berada pada skala yang menyukai ikan kembung (Rastrelliger kanagurta) asin berkhitosan (table 4). Tabel 4. Penilaian Kualitas Ikan Kembung Asin Berdasarkan Preferensi Konsumen Preferensi Konsumen Tidak Kurang Cukup Sangat Suka Suka Suka Suka Suka Total 1 Berdasarkan Pendidikan Tamat SD 0.00% 1.00% 0.00% 0.00% 1.00% 2.00% Tamat SMP 1.00% 1.00% 0.00% 1.00% 0.00% 3.00% Tamat SMU 1.00% 3.00% 11.00% 19.00% 8.00% 42.00% Tamat PT 1.00% 8.00% 16.00% 23.00% 5.00% 53.00% Total 3.00% 13.00% 27.00% 43.00% 14.00% % 2 Berdasarkan Umur % 8.00% 12.00% 21.00% 5.00% 48.00% % 3.00% 10.00% 17.00% 9.00% 40.00% % 2.00% 5.00% 5.00% 0.00% 12.00% Total 3.00% 13.00% 27.00% 43.00% 14.00% % Dari table 4 dapat disimpulkan bahwa ikan kembung asin berkhitosan dapat diterima kualitasnya oleh masyarakat, karena 43% konsumen menyatakan bahwa mereka menyukai ikan kembung asin yang menggunakan khitosan sebagai pengawet alami. Jika ditinjau dari pendidikan terakhir konsumen, maka persentase konsumen terbesar yang menyukai ikan kembung asin berkhitosan merupakan konsumen dari kelompok yang memiliki pendidikan terakhir perguruan tinggi. Selain itu, jika ditinjau dari umur konsumen, maka persentase konsumen terbesar yang menyukai ikan kembung asin berkhitosan merupakan konsumen dari kelompok umur yang tergolong golongan muda, yaitu berumur tahun. Tingkat pendidikan akan mempengaruhi seseorang dalam melakukan penilaian terhadap kualitas suatu produk dan melakukan pemilihan terhadap produk yang akan dikonsumsi, sesuai dengan informasi dan pengetahuan yang dimilikinya. Konsumen dengan tingkat pendidikan yang tinggi akan lebih objektif dalam memilih, sedangkan konsumen dengan tingkat pendidikan rendah akan sulit dalam menilai suatu produk karena keterbatasan pengetahuan yang dimilikinya dan sulit membedakan antara produk yang baik dan tidak baik untuk dikonsumsi. Selanjutnya, jika dilihat menurut umur, kelompok umur yang lebih tua umumnya sulit dalam menerima produk-produk baru karena mereka telah melalui waktu yang cukup lama dalam mengkonsumsi produk tertentu, sehingga dalam melakukan 125

8 penilaian mereka cenderung membandingkan dengan pengalaman kenyamanan konsumsi mereka tanpa pengetahuan atau informasi yang cukup mengenai suatu produk. Kelompok umur yang lebih muda umumnya lebih selektif dalam melakukan pemilihan terhadap produk pangan yang akan dikonsumsi, sesuai dengan kebutuhan, standar gizi, dan keamanan produk. Ditinjau dari keamanan produk, ikan kembung asin berkhitosan merupakan produk pangan yang menjanjikan kualitas yang baik, selain karena menggunakan khitosan sebagai pengawet alami yang berasal dari bahan alami, khitosan juga mampu menekan pertumbuhan bakteri sehingga keamanan produk dapat terus terjaga. KESIMPULAN Kesimpulan yang diperoleh dari hasil penelitian ini adalah: 1. Perlakuan konsentrasi kitosan tidak berpengaruh nyata (p>0,05) terhadap kadar air, sedangkan lama penyimpanan berpengaruh nyata (p<0,05) terhadap kadar air. 2. Hasil dari penilaian kualitas ikan kembung asin berkitosan secara umum menunjukkan bahwa penerimaan konsumen terhadap ikan kembung asin berkitosan berada pada tingkat yang baik karena persentase terbesar konsumen (43% konsumen) berada pada skala yang menyukai ikan kembung asin berkitosan UCAPAN TERIMAKASIH Terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya penulis sampaikan kepada 1. Universitas Syiah Kuala yang telah memberikan bantuan dana melalui Lembaga Penelitian Unsyiah. 2. Ardhana Yulisma yang telah membantu penelitian ini. DAFTAR PUSTAKA Afrianto, E. dan Liviawaty, E Pengawetan Dan Pengolahan Ikan. Kanisius, Yogyakarta. Bahar, B Memilih Dan Menangani Produk Perikanan. Gramedia, Jakarta. Heruwati, E.S Pengolahan Ikan secara Tradisional : Prospek dan Peluang Pengembangan, Jurnal Litbang Pertanian 21 (3) : Kaban, J Modifikasi Kimia Dari Kitosan Dan Aplikasi Produk Yang Dihasilkan. Pidato Pengukuhan Jabatan Guru Besar Tetap Dalam Bidang Kimia Sintesis Pada FMIPA USU, Medan Nurdjannah, N Sistim Pengendalian Mutu Produk dan Peluang Implementasi Good Agricultural Practices (GAP) Lada Hitam di Indonesia. Jurnal Perkembangan Teknologi TRO 21 (1) :7-14. Bogor. Sedjati, S. and Agustini, W.T The Effect of Chitosan Concentration and Storage Time on The Quality of Salted-Dried Anchovy (Stolephorusheterolobus). Journal of Coasial Development. 10(2): Sedjati, S Pengaruh Konsentrasi Kitosan Terhadap Mutu Ikan Teri (Stolephorus heterolobus) Asin Kering Selama Penyimpanan Suhu Kamar. Program Pasca Sarjana UNDIP, Semarang. Tesis. 126

9 Sofiyanto Penggunaan Berbagai Jenis Bahan Kemasan Dalam Mempertahankan Mutu Ikan Asin Patin (Pangasius hypophthalmus) Selama Penyimpanan. Institut Pertanian Bogor. Susiwi, S Kerusakan Pangan: Regulasi Pangan Handout. FPMIPA UPI, Jawa Barat. Suseno, S.H Kitosan Pengawet Alami Alternatif Pengganti Formalin, Teknologi untuk Peningkatan Daya Saing Wilayah Menuju Kehidupan yang Lebih Baik. Jepara, (1): Taufiq, M Faktor Faktor yang Mempengaruhi Pola Konsumsi Pangan Masyarakat di Kabupaten Tuban. Jurnal Manajemen Akuntansi dan Bisnis, Vol 5(3) 127

PENGARUH KONSENTRASI KITOSAN DAN LAMA PENYIMPANAN TERHADAP TOTAL PLATE COUNT (TPC) BAKTERI PADA IKAN KEMBUNG (Rastrelliger sp.

PENGARUH KONSENTRASI KITOSAN DAN LAMA PENYIMPANAN TERHADAP TOTAL PLATE COUNT (TPC) BAKTERI PADA IKAN KEMBUNG (Rastrelliger sp. PENGARUH KONSENTRASI KITOSAN DAN LAMA PENYIMPANAN TERHADAP TOTAL PLATE COUNT (TPC) BAKTERI PADA IKAN KEMBUNG (Rastrelliger sp.) ASIN The Effect Chitosan Concentration and Storage Time for Total Plate Count

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 2 faktor, faktor pertama terdiri dari 3

BAB III METODE PENELITIAN. Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 2 faktor, faktor pertama terdiri dari 3 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 2 faktor, faktor pertama terdiri dari 3 perlakuan, sedangkan

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Halaman PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI PENGESAHAN DEDIKASI RIWAYAT HIDUP PENULIS ABSTRAK

DAFTAR ISI. Halaman PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI PENGESAHAN DEDIKASI RIWAYAT HIDUP PENULIS ABSTRAK DAFTAR ISI Halaman PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI i PENGESAHAN ii PRAKATA iii DEDIKASI iv RIWAYAT HIDUP PENULIS v ABSTRAK vi ABSTRACT vii DAFTAR ISI viii DAFTAR GAMBAR xi DAFTAR TABEL xii DAFTAR LAMPIRAN

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE. Waktu dan Tempat Penelitian

BAHAN DAN METODE. Waktu dan Tempat Penelitian 16 BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan selama tiga bulan, yaitu mulai april 2011 sampai dengan juni 2011 di Kampus IPB Dramaga Bogor. Penelitian ini dilaksanakan di

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian uji organoleptik dilaksanakan di kampus Universitas Negeri Gorontalo,

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian uji organoleptik dilaksanakan di kampus Universitas Negeri Gorontalo, BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini diaksanakan dari bulan Oktober sampai dengan Desember 2012. Penelitian uji organoleptik dilaksanakan di kampus Universitas Negeri

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang diambil termasuk jenis eksperimen dalam ruang lingkup teknologi pangan yang ditunjang dengan studi literatur. B. Tempat dan Waktu Tempat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian dilaksanakan dari Bulan April sampai Bulan Agustus 2013. Penelitian pengaruh penambahan edible coat kitosan sebagai anti jamur pada

Lebih terperinci

The Study of Catfish (Pangasius hypophthalmus) Freshness by Handling with Different Systems By Yogi Friski 1 N. Ira Sari 2 and Suparmi 2 ABSTRACT

The Study of Catfish (Pangasius hypophthalmus) Freshness by Handling with Different Systems By Yogi Friski 1 N. Ira Sari 2 and Suparmi 2 ABSTRACT The Study of Catfish (Pangasius hypophthalmus) Freshness by Handling with Different Systems By Yogi Friski 1 N. Ira Sari 2 and Suparmi 2 ABSTRACT The objective of this research was to determine the differences

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Faktor I adalah variasi konsentrasi kitosan yang terdiri dari 4 taraf meliputi:

BAB III METODE PENELITIAN. Faktor I adalah variasi konsentrasi kitosan yang terdiri dari 4 taraf meliputi: BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Penelitian akan dilakukan menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) faktorial. Faktor pertama adalah kadar kitosan yang terdiri dari : 2%, 2,5%, dan 3%.

Lebih terperinci

BAB III MATERI DAN METODE. super merah dilaksanakan pada bulan Februari - Maret 2017, pengujian overrun,

BAB III MATERI DAN METODE. super merah dilaksanakan pada bulan Februari - Maret 2017, pengujian overrun, 15 BAB III MATERI DAN METODE Penelitian pembuatan es krim dengan penambahan ekstrak kulit buah naga super merah dilaksanakan pada bulan Februari - Maret 2017, pengujian overrun, resistensi pelelehan, total

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 40 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian bersifat eksperimen. Dengan menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL). Pada percobaan ini terdapat 6 taraf perlakuan

Lebih terperinci

Isolasi dan Karakterisasi Bakteri pada Ikan Kembung (Rastrelliger sp.) Asin Berkitosan

Isolasi dan Karakterisasi Bakteri pada Ikan Kembung (Rastrelliger sp.) Asin Berkitosan Biospecies Vol. 6 No.1, Januari 2013, hal. 15-19. Isolasi dan Karakterisasi Bakteri pada Ikan Kembung (Rastrelliger sp.) Asin Berkitosan Isolation and Characterization of Bacteria on Dried-Salted Mackerel

Lebih terperinci

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian tentang populasi bakteri dan keberadaan bakteri gram pada

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian tentang populasi bakteri dan keberadaan bakteri gram pada 10 BAB III MATERI DAN METODE Penelitian tentang populasi bakteri dan keberadaan bakteri gram pada pellet calf starter dengan penambahan bakteri asam laktat dari limbah kubis terfermentasi telah dilaksanakan

Lebih terperinci

PENGARUH PENGGUNAAN PEWARNA ALAMI, WAKTU PENGUKUSAN DAN SUHU TERHADAP PEMBUATAN SNACK MIE KERING RAINBOW

PENGARUH PENGGUNAAN PEWARNA ALAMI, WAKTU PENGUKUSAN DAN SUHU TERHADAP PEMBUATAN SNACK MIE KERING RAINBOW JURNAL TEKNOLOGI AGRO-INDUSTRI Vol. 3 No.1 ; Juni 2016 ISSN 2407-4624 PENGARUH PENGGUNAAN PEWARNA ALAMI, WAKTU PENGUKUSAN DAN SUHU TERHADAP PEMBUATAN SNACK MIE KERING RAINBOW *RIZKI AMALIA 1, HAMDAN AULI

Lebih terperinci

Unnes Journal of Public Health

Unnes Journal of Public Health UJPH 3 (3) (2014) Unnes Journal of Public Health http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/ujph Efektivitas Perendaman Ikan Segar Dalam Larutan Dari Limbah Cangkang Udang Terhadap Sifat Fisik Ikan Segar

Lebih terperinci

Bab III Bahan dan Metode

Bab III Bahan dan Metode Bab III Bahan dan Metode A. Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan September 2012 di daerah budidaya rumput laut pada dua lokasi perairan Teluk Kupang yaitu di perairan Tablolong

Lebih terperinci

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dilaksanakan pada bulan Oktober 2014 sampai dengan Januari

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dilaksanakan pada bulan Oktober 2014 sampai dengan Januari 32 BAB III MATERI DAN METODE Penelitian dilaksanakan pada bulan Oktober 2014 sampai dengan Januari 2015 di Laboratorium Teknologi Pakan dan Laboratorium Ilmu Nutrisi dan Pakan Universitas Diponegoro, Semarang.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Laboratorium Pembinaan dan Pengujian Mutu Hasil Perikanan (LPPMHP)

BAB III METODE PENELITIAN. Laboratorium Pembinaan dan Pengujian Mutu Hasil Perikanan (LPPMHP) BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan September sampai Oktober 2013 di Laboratorium Pembinaan dan Pengujian Mutu Hasil Perikanan (LPPMHP) Provinsi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini di lakukan di Laboratorium Kultur Jaringan Tumbuhan Jurusan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini di lakukan di Laboratorium Kultur Jaringan Tumbuhan Jurusan BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian ini di lakukan di Laboratorium Kultur Jaringan Tumbuhan Jurusan Biologi Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. dan Peternakan Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau.

BAB III METODE PENELITIAN. dan Peternakan Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau. BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan September sampai Oktober 2013 di Laboratorium Patologi, Entomologi, dan Mikrobiologi Fakultas Pertanian dan

Lebih terperinci

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan selama bulan Mei Juni Di

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan selama bulan Mei Juni Di 14 BAB III MATERI DAN METODE Penelitian ini dilaksanakan selama bulan Mei Juni 2011. Di Laboratorium Teknologi Hasil Ternak Fakultas Peternakan. Pengujian a W di lakukan di Laboratorium Teknologi Hasil

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini berlangsung selama bulan Oktober sampai Desember 2013.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini berlangsung selama bulan Oktober sampai Desember 2013. 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian BAB III METODE PENELITIAN Penelitian ini berlangsung selama bulan Oktober sampai Desember 2013. Ikan teri (Stolephorus sp) asin kering yang dijadikan sampel berasal dari

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. 3.1 Tempat dan Waktu. 3.2 Bahan dan Alat. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Teknologi Hasil Perikanan dan

III. METODE PENELITIAN. 3.1 Tempat dan Waktu. 3.2 Bahan dan Alat. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Teknologi Hasil Perikanan dan 14 III. METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Teknologi Hasil Perikanan dan Laboratorium Pengendalian Mutu Hasil Perikanan Jurusan THP Fak. Perikanan dan Ilmu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perairan Indonesia memiliki potensi perikanan yang cukup besar. Sebagaimana dijelaskan dalam firman Allah Q.S An-Nahl:14. Dan Dia-lah, Allah yang menundukkan

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. segar mudah busuk atau rusak karena perubahan komiawi dan kontaminasi

PENDAHULUAN. segar mudah busuk atau rusak karena perubahan komiawi dan kontaminasi PENDAHULUAN Latar Belakang Daging merupakan salah satu komoditi pertanian yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan protein, karena daging mengandung protein yang bermutu tinggi, yang mampu menyumbangkan

Lebih terperinci

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. ayam broiler berumur hari dengan bobot badan 1,0-1,3 kg. berasal dari pedagang sayur pasar Cileunyi.

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. ayam broiler berumur hari dengan bobot badan 1,0-1,3 kg. berasal dari pedagang sayur pasar Cileunyi. 1 III BAHAN DAN METODE PENELITIAN 3.1. Bahan dan Peralatan Penelitian 3.1.1. Bahan Penelitian 1. Karkas ayam broiler yang digunakan dalam penelitian ini berasal dari ayam broiler berumur 23-28 hari dengan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Waktu dan Tempat Penelitian. Surakarta dan UPT Laboratorium Pusat MIPA UNS. B. Alat dan Bahan

BAB III METODE PENELITIAN. A. Waktu dan Tempat Penelitian. Surakarta dan UPT Laboratorium Pusat MIPA UNS. B. Alat dan Bahan BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini telah dilaksanakan selama 3 bulan, yaitu bulan September sampai November 2015. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Biologi

Lebih terperinci

MATERI DAN METODE. Lokasi dan Waktu

MATERI DAN METODE. Lokasi dan Waktu MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Terpadu (uji kimia dan mikrobiologi) dan di bagian Teknologi Hasil Ternak (uji organoleptik), Departemen Ilmu Produksi dan

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE

III. BAHAN DAN METODE III. BAHAN DAN METODE A. Bahan dan Alat Bahan utama yang digunakan pada penelitian ini adalah rempah basah (bawang putih, bawang merah, lengkuas, kunyit, dan jahe) serta rempah kering (kemiri, merica,

Lebih terperinci

Indo. J. Chem. Sci. 2 (1) (2013) Indonesian Journal of Chemical Science

Indo. J. Chem. Sci. 2 (1) (2013) Indonesian Journal of Chemical Science Indo. J. Chem. Sci. 2 (1) (2013) Indonesian Journal of Chemical Science http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/ijcs PENGGUNAAN KHITOSAN SEBAGAI PENGGANTI FORMALIN UNTUK PENGAWETAN IKAN TERI Didik Iswadi*),

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Penelitian ini termasuk jenis penelitian eksperimental menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) faktorial dengan 3 ulangan. Faktor pertama, konsentrasi

Lebih terperinci

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dilaksanakan pada bulan Desember 2016 hingga Februari tahun

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dilaksanakan pada bulan Desember 2016 hingga Februari tahun BAB III MATERI DAN METODE Penelitian dilaksanakan pada bulan Desember 2016 hingga Februari tahun 2017 diawali dengan persiapan ekstrak pegagan di Laboratorium Terpadu Universitas Diponegoro. Formulasi

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini telah dilakukan dari bulan Agustus 2009 sampai dengan bulan

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini telah dilakukan dari bulan Agustus 2009 sampai dengan bulan III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini telah dilakukan dari bulan Agustus 2009 sampai dengan bulan Januari 2010. Daun gamal diperoleh dari Kebun Percobaan Natar, Lampung Selatan

Lebih terperinci

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian akan dilaksanakan pada bulan November 2016 di Laboratorium

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian akan dilaksanakan pada bulan November 2016 di Laboratorium 11 BAB III MATERI DAN METODE Penelitian akan dilaksanakan pada bulan November 2016 di Laboratorium Kimia dan Gizi Pangan Fakultas Peternakan dan Pertanian, Universitas Diponegoro, Semarang. Pengujian yang

Lebih terperinci

PENDUGAAN MASA KADALUWARSA DENDENG LUMAT IKAN PATIN (Pangasius hypophthalmus) PADA KEMASAN ALUMINIUM FOIL. Oleh

PENDUGAAN MASA KADALUWARSA DENDENG LUMAT IKAN PATIN (Pangasius hypophthalmus) PADA KEMASAN ALUMINIUM FOIL. Oleh PENDUGAAN MASA KADALUWARSA DENDENG LUMAT IKAN PATIN (Pangasius hypophthalmus) PADA KEMASAN ALUMINIUM FOIL Oleh Elita Suryani Gultom 1), Dahlia 2), Suparmi 2) Abstract The research was to estimate the shelf

Lebih terperinci

METODE Waktu dan Tempat Alat dan Bahan Metode Penelitian Penelitian Pendahuluan

METODE Waktu dan Tempat Alat dan Bahan Metode Penelitian Penelitian Pendahuluan METODE Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan selama tiga bulan mulai dari bulan Mei 2012 sampai bulan Agustus 2012. Tempat yang digunakan untuk melakukan penelitian ini adalah Laboratorium Percobaan

Lebih terperinci

MATERI DAN METODE PENELITIAN

MATERI DAN METODE PENELITIAN II. MATERI DAN METODE PENELITIAN A. Materi, Lokasi, dan Waktu Penelitian 1. Materi Penelitian 1.1. Alat Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah labu Erlenmeyer, 1.2. Bahan beaker glass, tabung

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian Jurusan

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian Jurusan 20 III. METODE PENELITIAN 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian Jurusan Teknologi Hasil Pertanian Universitas Lampung dan Laboratorium Politeknik

Lebih terperinci

PENGERINGAN PENDAHULUAN PRINSIP DAN TUJUAN PENGOLAHAN SECARA PENGERINGAN FAKTOR-FAKTOR PENGERINGAN PERLAKUAN SEBELUM DAN SETELAH PENGERINGAN

PENGERINGAN PENDAHULUAN PRINSIP DAN TUJUAN PENGOLAHAN SECARA PENGERINGAN FAKTOR-FAKTOR PENGERINGAN PERLAKUAN SEBELUM DAN SETELAH PENGERINGAN PENGERINGAN PENDAHULUAN PRINSIP DAN TUJUAN PENGOLAHAN SECARA PENGERINGAN FAKTOR-FAKTOR PENGERINGAN PERLAKUAN SEBELUM DAN SETELAH PENGERINGAN EFEK PENGERINGAN TERHADAP PANGAN HASIL TERNAK PERLAKUAN SEBELUM

Lebih terperinci

UJI KOMPOSISI BAHAN BAKU TERASI DENGAN MENGGUNAKAN ALAT PENCETAK TERASI

UJI KOMPOSISI BAHAN BAKU TERASI DENGAN MENGGUNAKAN ALAT PENCETAK TERASI UJI KOMPOSISI BAHAN BAKU TERASI DENGAN MENGGUNAKAN ALAT PENCETAK TERASI (Shrimp Paste Composition Test Using Shrimp Paste Molder) Suwandi 1,2), Ainun Rohanah 1), Adian Rindang 1) 1) Program Studi Keteknikan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Pelaksanaan penelitian dilakukan di Laboratorium Pembinaan dan

BAB III METODE PENELITIAN. Pelaksanaan penelitian dilakukan di Laboratorium Pembinaan dan BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Pelaksanaan penelitian dilakukan di Laboratorium Pembinaan dan Pengujian Mutu Hasil Perikanan (LPPMHP) Provinsi Gorontalo. Waktu penelitian dilaksanakan pada

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI. Laporan Tugas Akhir Pembuatan Mouthwash dari Daun Sirih (Piper betle L.)

BAB III METODOLOGI. Laporan Tugas Akhir Pembuatan Mouthwash dari Daun Sirih (Piper betle L.) Laporan Tugas Akhir BAB III METODOLOGI III.1 Alat dan Bahan Dalam pembuatan mouthwash memiliki beberapa tahapan proses, adapun alat dan bahan yang digunakan pada setiap proses adalah : III.1.1 Pembuatan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Jurusan Biologi

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Jurusan Biologi 13 III. METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Jurusan Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Lampung. Penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Rancangan Penelitian ialah menggunakan pola faktorial 4 x 4 dalam

BAB III METODE PENELITIAN. Rancangan Penelitian ialah menggunakan pola faktorial 4 x 4 dalam BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Rancangan Penelitian ialah menggunakan pola faktorial 4 x 4 dalam Rancangan Acak Lengkap dan ulangan yang dilakukan sebanyak empat kali Faktor pertama:

Lebih terperinci

STUDI PROTEIN IKAN KEMBUNG SEGAR DAN IKAN KEMBUNG ASIN (RASTRELLIGER SPP) DI PASAR BUNGUR KABUPATEN BUNGO PROVINSI JAMBI.

STUDI PROTEIN IKAN KEMBUNG SEGAR DAN IKAN KEMBUNG ASIN (RASTRELLIGER SPP) DI PASAR BUNGUR KABUPATEN BUNGO PROVINSI JAMBI. STUDI PROTEIN IKAN KEMBUNG SEGAR DAN IKAN KEMBUNG ASIN (RASTRELLIGER SPP) DI PASAR BUNGUR KABUPATEN BUNGO PROVINSI JAMBI. Oleh : Nurhidayati, Rini Hertati, Djunaidi. nurhidayati@gmail.com ABSTRAK Uji protein

Lebih terperinci

PENGGUNAAN ES SEBAGAI PENGAWET HASIL PERIKANAN

PENGGUNAAN ES SEBAGAI PENGAWET HASIL PERIKANAN PENGGUNAAN ES SEBAGAI PENGAWET HASIL PERIKANAN Oleh : Eddy Afrianto Evi Liviawaty i DAFTAR ISI PENDAHULUAN PROSES PENURUNAN KESEGARAN IKAN PENDINGINAN IKAN TEKNIK PENDINGINAN KEBUTUHAN ES PENGGUNAAN ES

Lebih terperinci

III. TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat Dan Waktu Penelitian. Pertanian Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. Penelitian dilakukan selama

III. TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat Dan Waktu Penelitian. Pertanian Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. Penelitian dilakukan selama III. TATA CARA PENELITIAN A. Tempat Dan Waktu Penelitian Penelitian ini akan dilakukan di Laboratorium Pasca Panen Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. Penelitian dilakukan selama 15

Lebih terperinci

III. TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. B. Alat dan Bahan Penelitian

III. TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. B. Alat dan Bahan Penelitian III. TATA CARA PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Pasca Panen, Fakultas Pertanian UMY pada bulan Maret-April 2017. B. Alat dan Bahan Penelitian Alat yang

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian dan

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian dan III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian dan Laboratorium Analisis Hasil Pertanian, Jurusan Teknologi Hasil Pertanian, Fakultas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pangan adalah mencegah atau mengendalikan pembusukan, dimana. tidak semua masyarakat melakukan proses pengawetan dengan baik dan

BAB I PENDAHULUAN. pangan adalah mencegah atau mengendalikan pembusukan, dimana. tidak semua masyarakat melakukan proses pengawetan dengan baik dan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menurut Afrianto (2002), banyak bahan makanan yang mudah busuk atau tidak tahan lama sehingga terbatasnya lama penyimpanan dan daerah pemasarannya tidak begitu luas.

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Teknologi Pangan Jurusan Teknologi

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Teknologi Pangan Jurusan Teknologi III. BAHAN DAN METODE A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Teknologi Pangan Jurusan Teknologi Pangan Politeknik Negeri Lampung dan Laboratorium Mikrobiologi Hasil Pertanian,

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Lampung dari bulan Januari sampai

III. METODE PENELITIAN. dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Lampung dari bulan Januari sampai 23 III. METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Lampung dari bulan Januari sampai

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Penelitian ini dilaksanakan dengan metode eksperimental menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) faktorial. Sampel yang digunakan berjumlah 24, dengan

Lebih terperinci

9/6/2016. Hasil Pertanian. Kapang; Aspergillus sp di Jagung. Bakteri; Bentuk khas, Dapat membentuk spora

9/6/2016. Hasil Pertanian. Kapang; Aspergillus sp di Jagung. Bakteri; Bentuk khas, Dapat membentuk spora KULIAH KE 8: PERKEMBANGAN TEKNOLOGI PASCA PANEN & NILAI TAMBAH TIK: Setelah mengikuti kuliah ini mahasiswa akan dapat menjelaskan berbagai teknologi pasca panen untuk memberi nilai tambah. Agricultural

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jurusan Biologi Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri Maulana

BAB III METODE PENELITIAN. Jurusan Biologi Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri Maulana 38 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian ini dilakukan di laboratorium Plant Physiology and Culture Jurusan Biologi Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri Maulana Malik

Lebih terperinci

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian tentang total koloni bakteri, nilai ph dan kadar air daging sapi di

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian tentang total koloni bakteri, nilai ph dan kadar air daging sapi di BAB III MATERI DAN METODE Penelitian tentang total koloni bakteri, nilai ph dan kadar air daging sapi di berbagai grade pasar di Kabupaten Semarang dilakukan pada bulan Maret 26 Mei 26 di 9 pasar tradisional

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Jurusan Biologi Fakultas

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Jurusan Biologi Fakultas III. METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Jurusan Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Lampung dari bulan

Lebih terperinci

METODE. Materi. Rancangan

METODE. Materi. Rancangan METODE Lokasi dan Waktu Penelitian dilaksanakan pada bulan Mei-Juni 2008, bertempat di laboratorium Pengolahan Pangan Hasil Ternak, Departemen Ilmu Produksi dan Teknologi Peternakan, Fakultas Peternakan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari hingga Maret 2015.

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari hingga Maret 2015. 13 III. METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Mikrobiologi Jurusan Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Lampung. Penelitian

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN A. WAKTU DAN LOKASI PENELITIAN Penelitian dilakukan pada bulan Juli 2011 hingga Agustus 2011 di Laboratorium Energi dan Listrik Pertanian serta Laboratorium Pindah Panas dan

Lebih terperinci

UJI EFEKTIVITAS REBUSAN BELIMBING WULUH (Averrhoa bilimbi) SEBAGAI PENGAWET ALAMI PADA IKAN TERI JENGKI (Stolephorus heterolobus) ASIN KERING

UJI EFEKTIVITAS REBUSAN BELIMBING WULUH (Averrhoa bilimbi) SEBAGAI PENGAWET ALAMI PADA IKAN TERI JENGKI (Stolephorus heterolobus) ASIN KERING UJI EFEKTIVITAS REBUSAN BELIMBING WULUH (Averrhoa bilimbi) SEBAGAI PENGAWET ALAMI PADA IKAN TERI JENGKI (Stolephorus heterolobus) ASIN KERING Lilla Puji Lestari 1), Evy Ratnasari Ekawati 2) 1),2) Dosen

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Bahan makanan pada umumnya sangat sensitif dan mudah mengalami penurunan kualitas karena faktor lingkungan, kimia, biokimia, dan mikrobiologi. Penurunan kualitas bahan

Lebih terperinci

STUDI PENGGUNAAN KHITOSAN SEBAGAI ANTI BAKTERI PADA IKAN TERI (Stolephorus heterolobus) ASIN KERING SELAMA PENYIMPANAN SUHU KAMAR

STUDI PENGGUNAAN KHITOSAN SEBAGAI ANTI BAKTERI PADA IKAN TERI (Stolephorus heterolobus) ASIN KERING SELAMA PENYIMPANAN SUHU KAMAR STUDI PENGGUNAAN KHITOSAN SEBAGAI ANTI BAKTERI PADA IKAN TERI (Stolephorus heterolobus) ASIN KERING SELAMA PENYIMPANAN SUHU KAMAR THE EFFECT OF CHITOSAN CONCENTRATION ON QUALITY OF DRIED-SALTED ANCHOVY

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Gadjah Mada University Press, 2007), hlm Abdul Rohman dan Sumantri, Analisis Makanan, (Yogyakarta:

BAB I PENDAHULUAN. Gadjah Mada University Press, 2007), hlm Abdul Rohman dan Sumantri, Analisis Makanan, (Yogyakarta: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ikan merupakan hewan yang memiliki kandungan nutrisi tinggi dan dikenal sebagai sumber protein hewani. Protein pada ikan merupakan sumber energi dan asam amino

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan sejak bulan Oktober Januari 2013.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan sejak bulan Oktober Januari 2013. BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan sejak bulan Oktober Januari 2013. Pelaksanaan proses pengeringan dilakukan di Desa Titidu, Kecamatan Kwandang, Kabupaten

Lebih terperinci

METODE Lokasi dan Waktu Materi Rancangan Percobaan Analisis Data

METODE Lokasi dan Waktu Materi Rancangan Percobaan Analisis Data METODE Lokasi dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Produksi Ternak Ruminansia Besar, Departemen Ilmu Produksi dan Teknologi Peternakan, Fakultas Peternakan dan Laboratorium Seafast, Pusat

Lebih terperinci

METODE. Waktu dan Tempat

METODE. Waktu dan Tempat 14 METODE Waktu dan Tempat Penelitian ini berlangsung pada bulan Juni sampai September 2010. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Kimia dan Analisis Pangan, Laboratorium Percobaan Makanan, dan Laboratorium

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di laboratorium Plant Physiology and Culture

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di laboratorium Plant Physiology and Culture BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian ini dilakukan di laboratorium Plant Physiology and Culture Jurusan Biologi Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri Maulana Malik

Lebih terperinci

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Fakultas Kedokteran, Universiras Muhammadiyah Yogyakarta, Laboratorium

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Fakultas Kedokteran, Universiras Muhammadiyah Yogyakarta, Laboratorium III. TATA CARA PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di Laboratorium Farmatologi, Progran Studi Farmasi, Fakultas Kedokteran, Universiras Muhammadiyah Yogyakarta, Laboratorium

Lebih terperinci

BAB III MATERI DAN METODE. Penilitian dilaksanakan selama bulan Mei sampai Juli 2017 di Laboratorium

BAB III MATERI DAN METODE. Penilitian dilaksanakan selama bulan Mei sampai Juli 2017 di Laboratorium 14 BAB III MATERI DAN METODE Penilitian dilaksanakan selama bulan Mei sampai Juli 2017 di Laboratorium Kimia dan Gizi Pangan, Departemen Pertanian, Fakultas Peternakan dan Pertanian, Universitas Diponegoro,

Lebih terperinci

BAB III MATERI DAN METODE

BAB III MATERI DAN METODE 21 BAB III MATERI DAN METODE Penelitian dilaksanakan pada bulan Juli-Agustus 2016 di Laboratorium Kimia dan Gizi Pangan, Fakultas Peternakan dan Pertanian, Universitas Diponegoro, Semarang. 3.1. Materi

Lebih terperinci

BAB III METODE A. Tempat dan Waktu Penelitian B. Bahan dan Alat

BAB III METODE A. Tempat dan Waktu Penelitian B. Bahan dan Alat BAB III METODE A. Tempat dan Waktu Penelitian Tempat yang digunakan dalam penelitian ini adalah Laboratorium Kimia Fakultas Ilmu Keperawatan dan Kesehatan Universitas Muhammadiyah Semarang untuk analisis

Lebih terperinci

Menerapkan Teknik Pengolahan Menggunakan Media Penghantar Panas. KD 1. Melakukan Proses Pengolahan Abon Ikan

Menerapkan Teknik Pengolahan Menggunakan Media Penghantar Panas. KD 1. Melakukan Proses Pengolahan Abon Ikan 1 Menerapkan Teknik Pengolahan Menggunakan Media Penghantar Panas KD 1. Melakukan Proses Pengolahan Abon Ikan Pengertian Abon Abon merupakan salah satu jenis makanan awetan berasal dari daging (sapi, kerbau,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Rancangan Acak Lengkap (RAL) faktorial yang terdiri dari dua faktor. Faktor

BAB III METODE PENELITIAN. Rancangan Acak Lengkap (RAL) faktorial yang terdiri dari dua faktor. Faktor BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental yang dilakukan dengan Rancangan Acak Lengkap (RAL) faktorial yang terdiri dari dua faktor. Faktor pertama

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODA. Penelitian dilakukan pada bulan Juli 2013 di Laboratorium Teknologi

BAHAN DAN METODA. Penelitian dilakukan pada bulan Juli 2013 di Laboratorium Teknologi BAHAN DAN METODA Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilakukan pada bulan Juli 2013 di Laboratorium Teknologi Pangan, Program Studi Ilmu dan Teknologi Pangan,, Medan. Bahan dan Alat Penelitian Bahan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitaian ini di lakukan di Laboratorium Kultur Jaringan Tumbuhan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitaian ini di lakukan di Laboratorium Kultur Jaringan Tumbuhan BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tepat Penelitaian ini di lakukan di Laboratorium Kultur Jaringan Tumbuhan Jurusan Biologi Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri (UIN) Maulana Malik

Lebih terperinci

METODE Lokasi dan Waktu Materi Bahan Pakan Zat Penghambat Kerusakan Peralatan Bahan Kimia Tempat Penyimpanan

METODE Lokasi dan Waktu Materi Bahan Pakan Zat Penghambat Kerusakan Peralatan Bahan Kimia Tempat Penyimpanan METODE Lokasi dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan selama 4 bulan, dimulai pada bulan September hingga bulan Desember 2008 dan berlokasi di Laboratorium Ilmu dan Teknologi Pakan, Departemen Ilmu Nutrisi

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE

III. BAHAN DAN METODE III. BAHAN DAN METODE 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian ini telah dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian, sementara pengujian mutu gizi dilakukan di Laboratorium Analisis Hasil Pertanian

Lebih terperinci

bengkuang (Pachyrrhizus erosus) dan buah pisang yang sudah matang (Musa paradisiaca) yang diperoleh dari petani yang ada di Gedong Tataan dan starter

bengkuang (Pachyrrhizus erosus) dan buah pisang yang sudah matang (Musa paradisiaca) yang diperoleh dari petani yang ada di Gedong Tataan dan starter 1 III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Hasil Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Lampung. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan

Lebih terperinci

III. MATERI DAN METODE

III. MATERI DAN METODE III. MATERI DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Sampel tanah diambil dari Hutan Larangan Adat Rumbio Kabupaten Kampar. Sedangkan Enumerasi dan Analisis bakteri dilakukan di Laboratorium Patologi,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah jenis penelitian eksperimen dibidang Ilmu Teknologi Pangan tentang Pengaruh Konsentrasi Tawas Pembaluran dan Perendaman Terhadap

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian 1) Total bakteri Rancangan penelitian total bakteri menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan perlakuan waktu penyimpanan selama 0, 3, 6, 9, dan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Waktu penelitian dilaksanakan selama tiga bulan yaitu mulai dari bulan Maret hingga Mei 2011, bertempat di Laboratorium Pilot Plant PAU dan Laboratorium Teknik

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan sejak bulan Oktober 2012 sampai Januari 2013 dan bertempat di Desa Tabulo, Kecamatan Mananggu, Kabupaten Boalemo, Propinsi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. sampai Desember Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pembinaan

BAB III METODE PENELITIAN. sampai Desember Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pembinaan BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan selama ± 3 bulan dimulai bulan Oktober sampai Desember 2013. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pembinaan dan Pengujian

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Jurusan Biologi

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Jurusan Biologi 17 III. METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Jurusan Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Lampung pada Januari

Lebih terperinci

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian mengenai pengaruh penambahan limbah kubis fermentasi dalam

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian mengenai pengaruh penambahan limbah kubis fermentasi dalam 13 BAB III MATERI DAN METODE Penelitian mengenai pengaruh penambahan limbah kubis fermentasi dalam pellet terhadap populasi total bakteri dan keberadaan bakteri gram pada feses kelinci periode pertumbuhan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen dibidang teknologi pangan. B. Tempat dan Waktu Penelitian Pembuatan Jam Rosella dilakukan di Laboratorium

Lebih terperinci

MODUL 3 PENGOLAHAN IKAN TERI ASIN

MODUL 3 PENGOLAHAN IKAN TERI ASIN MODUL 3 PENGOLAHAN IKAN TERI ASIN Standar Unit Kompetensi: Setelah mempelajari materi ini, mahasiswa mampu mengolah ikan teri asin kering yang berkualitas dan higienis. Indikator Keberhasilan: Mutu ikan

Lebih terperinci

Pengaruh Jenis Otot dan Lama Penyimpanan terhadap Kualitas Daging Sapi

Pengaruh Jenis Otot dan Lama Penyimpanan terhadap Kualitas Daging Sapi Pengaruh dan terhadap Kualitas Daging Sapi Syafrida Rahim 1 Intisari Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Produksi Ternak Fakultas Peternakan Universitas Jambi pada tahun 2008. Penelitian bertujuan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Riset Kimia Makanan dan Material dan Laboratorium Kimia Analitik Instrumen, Jurusan Pendidikan Kimia,

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI A. Alat dan Bahan A.1Alat yang digunakan : - Timbangan - Blender - Panci perebus - Baskom - Gelas takar plastik - Pengaduk -

BAB III METODOLOGI A. Alat dan Bahan A.1Alat yang digunakan : - Timbangan - Blender - Panci perebus - Baskom - Gelas takar plastik - Pengaduk - digilib.uns.ac.id BAB III METODOLOGI A. Alat dan Bahan A.1Alat yang digunakan : - Timbangan - Blender - Panci perebus - Baskom - Gelas takar plastik - Pengaduk - Kompor gas - Sendok - Cetakan plastik A.2Bahan

Lebih terperinci

3 METODOLOGI. 3.1 Waktu dan Tempat Pelaksanaan Penelitian Penelitian mengenai Aplikasi Asap Cair dalam Pembuatan Fillet Belut

3 METODOLOGI. 3.1 Waktu dan Tempat Pelaksanaan Penelitian Penelitian mengenai Aplikasi Asap Cair dalam Pembuatan Fillet Belut 3 METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat Pelaksanaan Penelitian Penelitian mengenai Aplikasi Asap Cair dalam Pembuatan Fillet Belut Asap dengan Kombinasi Bumbu dilakukan pada bulan Agustus 2009 Januari 2010 yang

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Penyakit Tumbuhan Jurusan

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Penyakit Tumbuhan Jurusan 11 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Penyakit Tumbuhan Jurusan Agroteknologi Bidang Proteksi Tanaman Fakultas Pertanian Universitas Lampung

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian bertempat di Laboratorium Analisis Hasil Pertanian Jurusan Teknologi

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian bertempat di Laboratorium Analisis Hasil Pertanian Jurusan Teknologi 18 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat Penelitian Penelitian bertempat di Laboratorium Analisis Hasil Pertanian Jurusan Teknologi Hasil Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Lampung. 3.2 Bahan dan Alat

Lebih terperinci

PEMBERIAN CHITOSAN SEBAGAI BAHAN PENGAWET ALAMI DAN PENGARUHNYA TERHADAP KANDUNGAN PROTEIN DAN ORGANOLEPTIK PADA BAKSO UDANG

PEMBERIAN CHITOSAN SEBAGAI BAHAN PENGAWET ALAMI DAN PENGARUHNYA TERHADAP KANDUNGAN PROTEIN DAN ORGANOLEPTIK PADA BAKSO UDANG PEMBERIAN CHITOSAN SEBAGAI BAHAN PENGAWET ALAMI DAN PENGARUHNYA TERHADAP KANDUNGAN PROTEIN DAN ORGANOLEPTIK PADA BAKSO UDANG SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Derajat

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Pembuatan Ikan Tongkol (Euthynnus affinis) Asap. Pengolahan ikan tongkol (Euthynnus affinis) asap diawali dengan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Pembuatan Ikan Tongkol (Euthynnus affinis) Asap. Pengolahan ikan tongkol (Euthynnus affinis) asap diawali dengan BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Pembuatan Ikan Tongkol (Euthynnus affinis) Asap Pengolahan ikan tongkol (Euthynnus affinis) asap diawali dengan melakukan preparasi ikan. Selanjutnya diberi perlakuan penggaraman

Lebih terperinci

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA A. Deskripsi dan Analisis Data Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan diperoleh hasil berupa kadar ikan tuna yang diawetkan dengan metode penggaraman dan khitosan,

Lebih terperinci

PENGARUH PENAMBAHAN GULA DAN AMONIUM SULFAT TERHADAP KUALITAS NATA DE SOYA

PENGARUH PENAMBAHAN GULA DAN AMONIUM SULFAT TERHADAP KUALITAS NATA DE SOYA PENGARUH PENAMBAHAN GULA DAN AMONIUM SULFAT TERHADAP KUALITAS NATA DE SOYA EFFECT OF THE ADDITION OF SUGAR AND AMMONIUM SULFATE ON THE QUALITY OF NATA SOYA Anshar Patria 1*), Murna Muzaifa 1), Zurrahmah

Lebih terperinci

SUATU KAJIAN TENTANG PENGAWETAN IKAN MENGGUNAKAN LARUTAN GARAM DINGIN SKRIPSI. Oleh: KORNEL LUMBANTORUAN / THP

SUATU KAJIAN TENTANG PENGAWETAN IKAN MENGGUNAKAN LARUTAN GARAM DINGIN SKRIPSI. Oleh: KORNEL LUMBANTORUAN / THP SUATU KAJIAN TENTANG PENGAWETAN IKAN MENGGUNAKAN LARUTAN GARAM DINGIN SKRIPSI Oleh: KORNEL LUMBANTORUAN 040305010 / THP DEPARTEMEN TEKNOLOGI PERTANIAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 2008

Lebih terperinci