BAB I PENGANTAR. A. Latar Belakang. Manusia dihadapi dengan berbagai permasalahan, khususnya sebagai
|
|
- Inge Darmali
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB I PENGANTAR A. Latar Belakang Manusia dihadapi dengan berbagai permasalahan, khususnya sebagai makhluk sosial yang selalu membutuhkan kehadiran orang lain untuk menjalankan roda kehidupan. Manusia membutuhkan pergaulan dengan orang lain untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan hidupnya, terutama pada masa remaja yang merupakan masa peralihan yaitu antara masa anak-anak ke masa dewasa. Pada saat inilah individu mengalami pertumbuhan yang cepat, baik dari segi fisik maupun psikologis. Pada umumnya remaja diharapkan mampu untuk bersikap, berfikir dan bertingkah laku yang sesuai dengan tuntutan lingkungannya. Sehingga remaja memikul tugas dan tanggung jawab antara lain mencapai hubungan yang lebih matang dengan teman sebaya baik pria maupun wanita (Santrock, 2002). Remaja diharapkan dapat berinteraksi khususnya berkomunikasi dan mempertahankan hubungan dengan orang lain, misalnya dengan keluarga, saudara, teman, pasangan dan sebagainya. Namun ketika remaja tidak menemukan lingkungan yang memungkinkan untuk memenuhi kebutuhan kebutuhan tersebut seperti buruknya komunikasi antara orangtua dengan anak, seringnya anak merasa bosan ketika berada di rumah dan kepercayaan diri remaja yang rendah untuk dapat berinteraksi secara langsung dengan teman teman sebayanya diduga menjadi alasan utama sehingga anak mencari pelampiasan melalui pertemanan di jejaring sosial. 1
2 2 Terjadinya perubahan dalam cara berkomunikasi dari bentuk komunikasi tatap muka secara langsung menjadi komunikasi yang termediasi oleh teknologi, menjadi bentuk komunikasi baru bagi kalangan remaja, dewasa hingga orangtua sekalipun. Situs jeajring sosial online saat ini menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan masyarakat dan mengubah cara berkomunikasi yang dimediasi oleh perangkat komputer atau gadget. Remaja saling terhubung satu sama lain dalam sebuah wadah yang disebut jejaring sosial, (Vivanews, 2011). Pertemanan dalam jejaring sosial saat ini merupakan bagian dari kehidupan sehari-hari, remaja menempati proporsi paling besar pengguna komunikasi elektronik baru seperti instant messaging, dan pesan teks, serta komunikasi via situs internet seperti blog, jaringan sosial dan internet (Subrahmanyam & Greenfield, 2008). Menurut Suller, (2004) Jejaring sosial banyak diminati oleh para remaja dibandingkan dengan percakapan secara langsung disebabkan oleh beberapa hal. Anonymity menjadi alasan utama mengapa jejaring sosial sangat diminati, persembunyian identitas dapat membuat seseorang untuk melakukan apa saja yang dikehendaki dalam dunia maya. Selanjutnya invisibility, dalam hal ini seseorang tidak perlu khawatir bagaimana bentuk ekspresi ketika akan memulai percakapan dalam dunia maya, dikarenakan kedua belah pihak tidak dapat saling melihat satu sama lain. Remaja yang menggunakan jejaring sosial hanya untuk sekedar coba coba, kebanyakan dari mereka berpendapat bahwa jejaring sosial sama halnya seperti permainan atau game, seseorang dapat meneruskan permainan tersebut atau berhenti, sehingga muncullah pertanyaan, mengapa harus bertanggung jawab
3 3 atas apa yang terjadi ketika permainan itu hanya terjadi dalam dunia maya? (Suller, 2004). Uniknya pengguna jejaring sosial khususnya remaja rela mengungkapkan informasi pribadi dan tidak menyadari bahwa informasi yang diberikan melalui jejaring sosial dapat menimbulkan resiko seperti kasus penculikan. Kepercayaan yang diberikan para pengguna jejaring sosial ini khususnya remaja memang cukup melebihi batas, mereka tidak menghiraukan resiko-resiko yang sebenarnya dapat berakibat buruk. Secara tidak langsung menandakan bahwa remaja pengguna jejaring sosial menaruh kepercayaan yang cukup tinggi terhadap jejaring sosial. Fenomena ini dimanfaatkan oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab sehingga remaja rentan mengalami penipuan yang berujung pada tindak pemerkosaan dan tindak pelecehan seksual lainnya. Pada tahun 2012 seorang siswi SMP di Depok Jawa Barat menjadi korban pemerkosaan akibat perkenalan dengan temannya di jejaring sosial Facebook, Mentri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PP dan PA), Linda Amalia Sari Gumelar, menyatakan keprihatinannya atas terjadinya lagi kasus pemerkosaan melalui media jejaring sosial. Ia juga menghimbau kepada para orangtua agar tetap menjaga anakanaknya dari penyalahgunaan sosial media. (Republika.co.id). Seiring dengan laporan dari pihak Komnas HAM menyebutkan lebih dari 100 orang anak hilang akibat pertemanan di Facebook. Para korban rata-rata remaja putri (SMP atau SMA) maupun mahasiswa. Modus operandi para remaja yang hilang lewat pertemanan Facebook ini bermacam macam. Mulai dari saling memperkenalkan diri, saling tegur, saling sapa melalui dinding Facebook, kemudian korban dirayu dan setelah itu mengadakan perjanjian untuk bertemu.
4 4 Korban yang sudah termakan rayuan akhirnya setuju, disitulah korban baru mengetahui bahwa ia telah menjadi sasaran empuk. Sekjen Komisi perlindungan anak nasional Aris Merdeka sirait dalam media surat kabar online Okezone (2013 ) mengatakan dari Januari sampai pertengahan Februari terdapat sekitar 36 kasus terkait Facebook. Seiring dengan pendapat ketua nasional perlindungan anak Seto Mulyadi, situs jejaring sosial marak digunakan oleh anak-anak maupun remaja sebagai tempat berkeluh kesah. Hal ini lazim terjadi dikarenakan mereka merasa tidak diperhatikan oleh sekolah maupun keluarga. Analisis lain yang ditampilkan oleh situs SosialBakers, pengguna Facebook di Indonesia didominasi oleh umur antara tahun di posisi pertama dan tahun di urutan kedua, (Merdeka.com). Hasil penelitian pada tahun 2007 oleh Dwyer & Hiltz, (2007) Trust and privacy concern within sosial networking sites: A comparison of Facebook and MySpace mengungkapkan bahwa Facebook mendapatkan perhatian lebih dengan perbedaan hasil yang sangat signifikan, jejaring sosial Facebook lebih dipercaya daripada MySpace dikarenakan Facebook lebih dapat berbagi informasi dan menjalin hubungan dengan orang baru. Kepercayaan dalam jejaring sosial pada dasarnya merupakan harapan dan kepercayaan individu terhadap pertemanan yang dijalani dalam situs jejaring sosial sehingga dapat memberikan kemudahan dalam berkomunikasi, serta pertukaran informasi tanpa batas yang dalam penggunaanya seharusnya berdasarkan basic trust. Hanks (2002) menyatakan bahwa trust merupakan elemen dasar bagi terciptanya suatu hubungan yang baik, karena manusia pada dasarnya adalah makhluk sosial yang artinya manusia tidak dapat hidup sendiri dan memerlukan orang lain dalam melakukan setiap kegiatannya.
5 5 Pada umumnya para pengguna jejaring sosial yang berlebihan justru dapat mempengaruhi psikologis seseorang dan lupa untuk berinteraksi dan bersosialisasi secara langsung dengan lingkungan disekitarnya, sehingga dapat mempengaruhi sejauh mana seseorang merasa kesepian. Dalam sebuah artikel di Newseek, Johannah Cornblatt menjelaskan situs-situs jejaring sosial seperti Facebook dan MySpace dapat memberikan hubungan atau koneksi palsu yang pada akhirnya dapat meningkatkan Kesepian. Tidak hanya itu, jejaring sosial juga dapat berdampak negatif terhadap perkembangan sosial, bila lingkungan sosial yang ada disekeliling berupa lingkungan sosial yang virtual dan tidak pada kenyataannya maka individu tersebut harus mampu mengembangkan keterampilan sosial untuk mengatasinya. Schwartz (2010) melakukan penelitian tentang hubungan penggunaan Facebook dengan tingkat kesepian pada penggunanya, dari penelitian yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa kesepiaan berkorelasi positif dengan penggunaan Facebook, sikap terhadap penggunaan Facebook, dan sikap terhadap update status. Kesepian menurut Perlman & Peplau, (1982), didefinisikan sebagai perasaan kehilangan dan ketidakpuasan yang dihasilkan oleh ketidaksesuaian antara jenis hubungan sosial yang diinginkan dan jenis hubungan sosial yang dimiliki Serta tidak punya keinginan untuk melakukan hubungan interpersonal yang akrab. Page (2006) menambahkan bahwa kesepian dapat terjadi pada setiap tahapan perkembangan, tetapi kesepian biasanya paling intens selama masa remaja. Perasaan ini lebih sering muncul ketika kesepian merupakan akibat dari penolakan persahabatan oleh seseorang atau kelompok teman sebaya.
6 6 Leung (2011) melakukan penelitian mengenai aktifitas sosial online pada remaja untuk mengungkap hubungan antara preferensi berinteraksi sosial online dengan kesepian, dukungan sosial dan efek mediasi eksperimen identitas online. Analisis mengungkapkan bahwa individu-individu yang mengalami kesepian dan memiliki tingkat dukungan sosial offline yang lebih rendah menemukan peluang untuk eksperimen identitas online yang lebih memuaskan daripada mereka yang kurang mengalami kesepian atau tidak kesepian. Kesepian dan dukungan sosial offline ditemukan secara signifikan berkaitan dengan preferensi untuk interaksi sosial online, tetapi hubungan tersebut dimediasi oleh eksperimen identitas online. Secara singkat dapat disimpulkan bahwa jejaring sosial dapat mempengaruhi kesepian sosial pada remaja. Ini kemudian berkemungkinan memberikan dampak kepercayaan interpersonal pada remaja pengguna jejaring sosial, dengan kata lain, kesepian merupakan salah satu faktor yang berpengaruh pada kepercayaan interpersonal remaja dalam penggunaan jejaring sosial. Dalam suatu penelitian menemukan bahwa kesepian diasosiasikan dengan perasaan depresi, kecemasan, ketidakpuasan, tidak bahagia, dan kesedihan (Russel, 1986). Kesepian merupakan hasil dari ketiadaan teman dan keluarga atau jaringan sosial tempat berbagi minat dan aktivitas, kesepian menyangkut tidak adanya orang lain yang tepat yang dapat membantu seseorang memenuhi kebutuhan tertentu dalam interaksi sosialnya. Sehingga mengalihkan kebutuhan interaksi tersebut dengan aktif menggunakan jejaring sosial, serta tidak terpenuhinya dukungan sosial yang diterima.
7 7 Dukungan sosial dapat mengurangi beban atau permasalahan yang dihadapi seseorang sehingga dapat dikatakan bahwa dukungan sosial merupakan model dukungan yang dihasilkan dari interaksi pribadi yang melibatkan salah satu atau lebih aspek emosi, penilaian, informasi, dan instrumen sehingga dapat mereduksi beban yang diterima individu. Penelitian yang dilakukan oleh Steffany dan Kimberly (2011) mengungkapakan bahwa dengan adanya dukungan sosial dan kehadiran orang lain yang diberikan kepada individu lainnya akan mencegah rasa putus asa dan mengurai kesepian. Dukungan sosial secara luas dapat diartikan sebagai pertukaran sosial yang dirasakan oleh penerima dukungan untuk memudahkan strategi mengatasi masalah dalam kehidupan sehari-hari, khususnya dalam merespon situasi yang menekan (Sarason, Pierce & Sarason, 1990). Sarafino (1998) mendefinisikan dukungan sosial sebagai kenyamanan, perhatian, penghargaan, dan bantuan yang diterima individu dari orang lain. Orang lain disini dapat diartikan sebagai individu perorangan ataupun kelompok. Sarason et al, (1990) mengungkapkan dukungan sosial yang diterima oleh individu pada masa muda dapat mempengaruhi self acceptance. Self acceptance akan membantu meningkatkan self-esteem dan self-efficacy (Rutter,1987). Keduanya adalah atribut yang dapat melindungi individu dari situasi yang menyulitkan sehingga menjadikan dukungan sosial sebagai keberadaan atau kuantitas dari hubungan sosial. Hasil Eamon (2005) menyatakan pelajar di benua amerika latin menganggap keberadaan lingkungan sosial seperti teman sebaya, orangtua, tetangga dan pihak sekolah dapat menjadi sarana atau sumber keberhasilan yang dicapainya. Seiiring dengan pendapat Rubin, Bukowski, dan Parker (1995)
8 8 yang mengatakan bahwa koneksi dan jejaring sosial dengan teman sebaya yang terbentuk dan terbina bisa menjadi sumber utama dukungan sosial bagi remaja dalam mengatasi tekanan emosional dan kesulitan penyesuain diri. Penelitian pada tahun 2009 yang berjudul Loneliness and Sosial Support in Adolescent Boys with Autism Spectrum Disorders menjelaskan bahwa autism spectrum disorders sangat terkait bahkan sering atau selalu merasa kesepian, sehingga persepsi dukungan sosial dari teman sekelas, orangtua, dan teman dekat berkorelasi positif dengan kesepian pada anak autism spectrum disorders. Oleh karena itu terjadinya kesepian di kalangan anak anak autism spectrum disorders merujuk kepada dukungan sosial yang dianggap sangat penting. (Lasgaard, Nielsen, Eriksen, & Goossens. 2010). Pada dasarnya dukungan dari keluarga merupakan dukungan sosial pertama yang diterima seseorang karena keluarga adalah orang orang yang berada di lingkungan paling dekat dengan diri individu dan memiliki kemungkinan yang besar untuk dapat memberikan bantuan. Akan tetapi remaja mulai memiliki pandangan sendiri, dimana remaja mulai banyak menyukai kegiatan diluar rumah dan memasuki dunia yang lebih luas seperti aktif dalam suatu media jejaring sosial. Teman sebaya juga memilki peran yang sangat penting dalam memberikan dukungan secara langsung yakni melalui interkasi untuk membangun high level of achievement motivation seperti pergi bersama untuk menonton konser ketika akan menghadapi ujian (Altermatt & Broady, 2009), dikarenakan peran dukungan sosial yang diterima dapat membangun kepercayaan, serta membantu menyelesaikan masalah sehingga para remaja dapat membatasi diri dalam penggunaan jejaring sosial.
9 9 Fenomena ini dilandasi oleh para pengguna aktif jejaring sosial yang sering menutup diri dari lingkungan yang sebenarnya, sehingga banyak faktor yang dapat mempengaruhi seseorang untuk aktif dalam jejaring sosial diantaranya adalah tingkat keterbukaan seseorang, harga diri, kualitas persahabatan, kesepian dan dukungan sosial. Dalam penelitian ini peneliti tertarik untuk mengetahui faktor yang berasal dari kesepian dan dukungan sosial.oleh karena itu dalam penelitian ini akan meneliti peran kesepian sosial dan dukungan sosial secara spesifik untuk mengetahui ketepatan kepercayaan interpersonal bagi remaja pengguna jejaring social B. Rumusan Permasalahan Adapun rumusan masalah yang ingin diteliti berdasarkan latar belakang masalah diatas adalah apakah terdapat kaitan antara Kesepian dan Dukungan sosial terhadap Kepercayaan interpersonal pada remaja pengguna situs jejaring sosial? C. Tujuan dan Manfaat Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui peranan antara Kesepian dan Dukungan sosial terhadap Kepercayaan interpersonal pada remaja pengguna situs jejaring sosial. Sehingga dapat diketahui kesepian sosial dan dukungan sosial merupakan prediktor terhadap kepercayaan interpersonal. Dari tujuan tersebut, diharapakan penelitian ini bermanfaat sebagai: 1. Manfaat teoritis Penelitian mempunyai ekspektansi yakni dapat memberikan sumbangsih pemikiran, wacana, ide dan informasi terhadap pengembangan
10 10 psikologi sosial terutama dalam bahasan psikologi komunikasi terkait permasalahan kepercayaan interpersonal pada situs jejaring sosial online. 2. Manfaat praktis Penelitian ini diharapkan mampu memberikan informasi yang penting bagi masyarakat luas terutama bagi orangtua terkait kepercayaan interpersonal yang dialami remaja, sehingga dapat meminimalisir kasuskasus penipuan yang telah terjadi sebelumnya dengan cara meningkatkan kesadaran untuk membangun hubungan yang hangat antar anggota keluarga untuk dapat berkomunikasi maupun membangun hubungan interpersonal. D. Perbedaan dengan Penelitian Sebelumnya Popularitas situs jejaring sosial dikalangan remaja telah berkembang pesat, dengan sedikit penelitian untuk memahami pengaruh pada keterlibatan remaja dengan teknologi ini. Dalam menyusun hipotesis penelitian ini menemukan hasilhasil penelitian sebelumnya yang mengkaji antara kesepian remaja dan dukungan sosial terhadap kepercayaan interpersonal dalam jejaring sosial. Hasil penelitian (Dwyer et.al, 2007) Trust and privacy concern within sosial networking sites: A comparison of Facebook and MySpace mengungkapkan bahwa Facebook mendapatkan perhatian lebih dengan perbedaan hasil yang sangat signifikan, jejaring sosial Facebook lebih dipercaya daripada MySpace dikarenakan Facebook lebih dapat berbagi informasi dan menjalin hubungan dengan orang baru. Penelitian tentang kepercayaan juga pernah dilakukan peneliti sebelumnya antara lain, penelitian yang dilakukan oleh Yusuf Nanda Pratama (2012) dengan
11 11 judul Pengaruh privasi dan kepercayaan terhadap internet pada perilaku pembelian online, perbedaan antara penelitian terdahulu dengan penelitian ini terletak pada variabel dependent. Variabel pada peneliti terdahulu yaitu perilaku pembelian di internet, sedangkan variabel dependent yangakan penulis teliti adalah kepercayaan interpersonal dalam jejaring sosial Sedangkan penelitian mengenai dukungan sosial pernah juga dilakukan oleh Davidson & Demaray (2007) dengan judul : Sosial Support as a Moderator Between Victimization and Internalizing Externalizing Distress from Bullying perbedaan dengan penelitian ini terletak pada variabel dependent. Variabel pada peneiti terdahulu yaitu Internalizing Externalizing Distress from Bullying, sedangkan pada penelitian ini adalah kepercayaan interpersonal dalam jejaring sosial.
BAB I PENGANTAR. A. Latar Belakang. tatap muka secara langsung menjadi komunikasi yang termediasi oleh teknologi.
BAB I PENGANTAR A. Latar Belakang Terjadi perubahan dalam cara berkomunikasi dari bentuk komunikasi tatap muka secara langsung menjadi komunikasi yang termediasi oleh teknologi. Situs jejaring sosial online
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. networking facebook yang fungsinya kira-kira hampir sama dengan friendster.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Beberapa tahun belakangan ini kita sering mendengar tentang social networking facebook yang fungsinya kira-kira hampir sama dengan friendster. Hampir semua orang
Lebih terperinciBAB I PENGANTAR. A. Latar Belakang. Setiap individu membutuhkan interaksi dan komunikasi dengan orang lain.
BAB I PENGANTAR A. Latar Belakang Manusia merupakan makhluk sosial yang tidak dapat hidup sendiri. Setiap individu membutuhkan interaksi dan komunikasi dengan orang lain. Beberapa waktu lalu cara seseorang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. teknologi informasi yang saat ini sering digunakan oleh banyak orang ialah
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan teknologi saat ini begitu pesat. Salah satu pemanfaatan teknologi informasi yang saat ini sering digunakan oleh banyak orang ialah internet. Menurut data
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan hasil penelitian Yahoo!-TNSNet Index, aktivitas internet yang paling
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Komunikasi menjadi salah satu bagian penting bagi kehidupan manusia. Seiring dengan perkembangan jaman, beragam media komunikasi dan cara berinteraksi mulai berubah.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Saat ini perkembangan teknologi informasi berjalan sangat pesat. Kecanggihan
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Saat ini perkembangan teknologi informasi berjalan sangat pesat. Kecanggihan teknologi membuat facebook dapat diakses dimana saja, kapan saja dan melalui apa saja. Perkembangan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Teknologi informasi dan komunikasi (TIK) saat ini sudah menjadi elemen
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Teknologi informasi dan komunikasi (TIK) saat ini sudah menjadi elemen penting bagi kehidupan masyarakat modern terutama fungsinya dalam bersosialisasi dan berinteraksi.
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. hal, dengan perspektif orang akan memandang sesuatu hal berdasarkan cara-cara
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Tentang Perspektif Sosiologis Perspektif merupakan suatu kumpulan asumsi maupun keyakinan tentang sesuatu hal, dengan perspektif orang akan memandang sesuatu hal berdasarkan
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DENGAN ASERTIVITAS PADA REMAJA DI SMA ISLAM SULTAN AGUNG 1 SEMARANG. Rheza Yustar Afif ABSTRAK
HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DENGAN ASERTIVITAS PADA REMAJA DI SMA ISLAM SULTAN AGUNG 1 SEMARANG Rheza Yustar Afif Fakultas Psikologi, Universitas Diponegoro Jl. Prof. Soeadarto, SH, Kampus Undip Tembalang,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kalangan. Orang dewasa, remaja maupun anak-anak sekarang sudah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH Peran internet menjadi kebutuhan sumber informasi utama pada berbagai kalangan. Orang dewasa, remaja maupun anak-anak sekarang sudah menggunakan internet untuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. motif-motif yang harus dipenuhinya. Maslow (dalam Sobur, 2003) dalam
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia adalah makhluk sosial yang kehidupannya tidak bisa terlepas dari kehadiran orang lain. Sebagai makhluk sosial, manusia memiliki motif-motif yang harus
Lebih terperinciBAB 2 Tinjauan Pustaka
BAB 2 Tinjauan Pustaka 2.1. Pengertian Kesepian Kesepian atau loneliness didefinisikan sebagai perasaan kehilangan dan ketidakpuasan yang dihasilkan oleh ketidaksesuaian antara jenis hubungan sosial yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dalam kehidupan individu. Kesepian bukanlah masalah psikologis yang langka,
digilib.uns.ac.id BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kesepian merupakan salah satu masalah psikologis yang kerap muncul dalam kehidupan individu. Kesepian bukanlah masalah psikologis yang langka,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Zaman era modern seperti sekarang ini teknologi sudah sangat. berkembang dengan pesat. Diantara sekian banyak teknologi yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Zaman era modern seperti sekarang ini teknologi sudah sangat berkembang dengan pesat. Diantara sekian banyak teknologi yang berkembang, internet merupakan salah satu
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi membawa dampak yang signifikan pada pertumbuhan pengguna internet di negara-negara berkembang. Salah satu negara berkembang yang menunjukkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dalam melakukan aktivitas sehari-hari. Teknologi yang berkembang pesat saat ini
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan teknologi yang sangat pesat semakin memudahkan manusia dalam melakukan aktivitas sehari-hari. Teknologi yang berkembang pesat saat ini adalah teknologi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Seiring dengan perkembangan teknologi informasi dan komunikasi yang
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Seiring dengan perkembangan teknologi informasi dan komunikasi yang pesat, akses internet menjadi semakin mudah dan murah. Hal tersebut memberikan kesempatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sebagai mahluk sosial, manusia senantiasa hidup bersama dalam sebuah
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Sebagai mahluk sosial, manusia senantiasa hidup bersama dalam sebuah masyarakat. Manusia senantiasa berhubungan dengan manusia lain untuk memenuhi berbagai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. masyarakat. Tidak hanya dengan menggunakan komputer atau laptop saja, tetapi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Mengakses internet saat ini sudah menjadi rutinitas kebanyakan masyarakat. Tidak hanya dengan menggunakan komputer atau laptop saja, tetapi kini dapat mengaksesnya melalui
Lebih terperinciBAB II Tinjauan Pustaka
BAB II Tinjauan Pustaka 2.1 Problematic Internet Use (PIU) 2.1.1 Pengertian Problematic Internet Use (PIU) PIU merupakan penggunaan berlebihan atau penyalahgunaan fungsi-fungsi konten spesifik dari internet.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. informasi dan komunikasi atau sering disebut dengan Information and Communication
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan teknologi yang semakin pesat terutama dalam bidang teknologi informasi dan komunikasi atau sering disebut dengan Information and Communication Technology
Lebih terperinci1 Universitas Indonesia
1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan dunia hiburan (entertainment) terjadi secara pesat di berbagai belahan dunia, tak terkecuali di Indonesia. Perkembangan tersebut membuat media massa dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dalam Wahyuningtyas 2013). Kebutuhan dasar manusia adalah hal-hal. penting untuk bertahan hidup dan kesehatan.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Setiap manusia pasti memiliki kebutuhan. Kebutuhan adalah suatu keadaan yang ditandai oleh perasaan kekurangan dan ingin diperoleh sesuatu yang akan diwujudkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. semakin berkembang sehingga mendorong diperolehnya temuan-temuan baru
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan ilmu dan teknologi yang semakin pesat ternyata membawa perubahan dalam segala lapisan masyarakat. Kreativitas manusia semakin berkembang sehingga
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Konteks Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Konteks Masalah Bidang teknologi informasi saat ini telah berkembang secara massal dan cepat. Teknologi tersebut telah berhasil mengubah bentuk masyarakat manusia, dari masyarakat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. merasa senang, lebih bebas, lebih terbuka dalam menanyakan sesuatu jika berkomunikasi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Peran dan fungsi ibu dalam kehidupan seorang anak sangat besar. Anak akan lebih merasa senang, lebih bebas, lebih terbuka dalam menanyakan sesuatu jika berkomunikasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. melalui tahap intimacy vs isolation. Pada tahap ini, individu berusaha untuk
1 BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Saat seseorang memasuki usia dewasa awal, ia mengalami perubahan dalam hidupnya. Pada usia ini merupakan transisi terpenting dalam hidup manusia, dimana remaja mulai
Lebih terperinciBAB I. Kekerasan Dalam Rumah Tangga atau KDRT diartikan setiap perbuatan. terhadap seseorang terutama perempuan yang berakibat timbulnya kesengsaraan
BAB I 1.1 Latar Belakang Masalah Kekerasan Dalam Rumah Tangga atau KDRT diartikan setiap perbuatan terhadap seseorang terutama perempuan yang berakibat timbulnya kesengsaraan atau penderitaan secara fisik,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Periode remaja merupakan periode peralihan antara masa anak-anak dan dewasa. Periode remaja merupakan masa kritis karena individu yang berada pada masa tersebut
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Sikap orang tua mempengaruhi cara mereka memperlakukan anak, dan perlakuan mereka terhadap anak sebaliknya mempengaruhi sikap anak terhadap mereka dan perilaku mereka.
Lebih terperinciBAB 2 Tinjauan Pustaka
BAB 2 Tinjauan Pustaka 2.1 Problematic Internet Use Problematic Internet use (PIU) didefinisikan sebagai cara penggunaan internet yang menyebabkan penggunanya memiliki gangguan atau masalah secara psikologis,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. berada direntang usia tahun (Monks, dkk, 2002). Menurut Haditono (dalam
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masa remaja akhir merupakan masa yang telah mengalami penyempurnaan kematangan secara fisik, psikis dan sosial. Masa remaja akhir berada direntang usia 18-21
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang modern ini handphone dapat di jadikan untuk hal-hal yang bersifat
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Di zaman sekarang telah banyak sekali alat-alat canggih. Salah satu diantaranya adalah handphone, namun dengan adanya perubahan zaman yang modern ini handphone dapat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Manusia sebagai makhluk sosial yang setiap harinya menjalin hubungan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia sebagai makhluk sosial yang setiap harinya menjalin hubungan dengan individu lain merupakan bagian yang tidak pernah lepas dari kehidupan sehari-hari.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. khususnya teknologi informasi seperti internet, teknologi ini tidak hanya
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Globalisasi membawa indikator kemajuan di bidang teknologi, khususnya teknologi informasi seperti internet, teknologi ini tidak hanya mungkin menyediakan informasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang secara signifikan berlangsung dengan cepat khususnya teknologi internet.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi informasi telah menyebabkan perubahan sosial yang secara signifikan berlangsung dengan cepat khususnya teknologi internet. Ditengah perkembangan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. kalangan masyarakat, misalnya penggunaan smartphone. Bagi masyarakat, smartphone
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Semakin maju era globalisasi ini, teknologi telekomunikasi semakin gencar di kalangan masyarakat, misalnya penggunaan smartphone. Bagi masyarakat, smartphone memiliki
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Situs jejaring sosial merupakan sebuah web berbasis pelayanan yang memungkinkan penggunanya untuk membuat profil, melihat daftar pengguna yang tersedia, serta
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Kesepian (loneliness)
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kesepian (loneliness) 1. Pengertian Kesepian Menurut Sullivan (1955), kesepian (loneliness) merupakan pengalaman sangat tidak menyenangkan yang dialami ketika seseorang gagal
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. awal/early adolescence usia tahun, remaja menengah/middle
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Remaja adalah aset sumber daya manusia yang merupakan tulang punggung penerus generasi bangsa di masa mendatang. Remaja merupakan mereka yang berusia 10-20 tahun dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. lingkungan. Semakin dini stimulus yang diberikan, semakin banyak peluang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Anak merupakan makhluk yang membutuhkan kasih sayang, pemeliharaan, dan tempat bagi perkembangannya. Anak juga merupakan pribadi yang masih bersih dan peka terhadap
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kebiasaan merokok di Indonesia sangat memprihatinkan. Gencarnya promosi rokok banyak menarik perhatian masyarakat. Namun bahaya yang dapat ditimbulkan oleh rokok masih
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Santrock, 2000) yang menyatakan bahwa tugas perkembangan yang menjadi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masa dewasa muda merupakan masa dimana individu mulai mengemban tugas untuk menikah dan membina keluarga. Sesuai dengan pendapat Havighurst (dalam Santrock,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. jaringan sosial. Jaringan sosial itu sendiri terdiri dari berbagai macam media sosial
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada jaman sekarang kemajuan internet sungguhlah pesat, terutama di jaringan sosial. Jaringan sosial itu sendiri terdiri dari berbagai macam media sosial yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. proses pertumbuhan dan perkembangan. Individu pada masa remaja mulai
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masa remaja dapat dipandang sebagai suatu masa dimana individu dalam proses pertumbuhan dan perkembangan. Individu pada masa remaja mulai meninggalkan kebiasaan
Lebih terperinciBab I Pendahuluan. membutuhkan orang lain. Menjalin interaksi dengan individu lain dan lingkungan sekitar
1 Bab I Pendahuluan Latar Belakang Masalah Manusia merupakan makhluk sosial yang di dalam hidupnya selalu memerlukan dan membutuhkan orang lain. Menjalin interaksi dengan individu lain dan lingkungan sekitar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. untuk berinteraksi dan berhubungan dengan orang lain. Adanya kehidupan yang
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia adalah makhluk sosial, yaitu makhluk yang mempunyai kebutuhan untuk berinteraksi dan berhubungan dengan orang lain. Adanya kehidupan yang semakin modern,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Berkembangnya penggunaan teknologi berbasis internet kini mulai marak
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Berkembangnya penggunaan teknologi berbasis internet kini mulai marak dikalangan anak-anak, remaja, bahkan orang tua sekalipun. Hal ini, membuktikan bahwa
Lebih terperinci5. DISKUSI, KESIMPULAN, DAN SARAN
5. DISKUSI, KESIMPULAN, DAN SARAN Dalam bab ini berisikan kesimpulan untuk menjawab pertanyaan penelitian, diskusi mengenai temuan fakta di lapangan, dan saran yang diberikan sehubungan dengan hasil penelitian
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. yang rata-rata masih usia sekolah telah melakukan hubungan seksual tanpa merasa
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Fenomena perilaku seks bebas di kalangan remaja mengakibatkan terjadinya kecenderungan meningkatnya pelaku seks pranikah, penderita HIV/AIDS, dan kasus Aborsi. Fenomena
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Internet merupakan salah satu wujud perkembangan teknologi yang membawa
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Internet merupakan salah satu wujud perkembangan teknologi yang membawa pengaruh signifikan dalam kehidupan masyarakat. Saat ini masyarakat menjadikan fasilitas online
Lebih terperinciNASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA PERSAHABATAN DENGAN KEPERCAYAAN DIRI PADA MAHASISWA BARU
1 NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA PERSAHABATAN DENGAN KEPERCAYAAN DIRI PADA MAHASISWA BARU Oleh : Chinta Pradhika H. Fuad Nashori PRODI PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI DAN ILMU SOSIAL BUDAYA UNIVERSITAS
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dapat diabaikan dalam kehidupan manusia. Namun demikian, orang tua masih
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah perilaku seksual pada remaja saat ini menjadi masalah yang tidak dapat diabaikan dalam kehidupan manusia. Namun demikian, orang tua masih menganggap tabu untuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tanpa kehadiran orang lain. Dengan adanya kebutuhan untuk mengadakan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Manusia merupakan makhluk sosial yang tidak bisa hidup sendiri tanpa kehadiran orang lain. Dengan adanya kebutuhan untuk mengadakan hubungan dengan orang lain,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian
1 BAB I PENDAHULUAN Bab I ini menguraikan inti dari penelitian yang mencakup latar belakang penelitian, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan struktur organisasi skripsi. 1.1 Latar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Vera Ratna Pratiwi,2013
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Sebuah teknologi pada hakikatnya diciptakan untuk membuat hidup manusia menjadi semakin mudah dan nyaman. Kemajuan teknologi yang semakin pesat ini membuat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Komunikasi berperan penting bagi keberlangsungan hidup seseorang. Tanpa komunikasi seseorang tidak akan mampu mendapat dan menyampaikan pesan yang mereka inginkan.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang ditandai dengan adanya perubahan-perubahan fisik, kognitif, dan psikososial
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Remaja merupakan masa transisi antara masa anak-anak dan masa dewasa yang ditandai dengan adanya perubahan-perubahan fisik, kognitif, dan psikososial (Papalia,
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA INTENSITAS KOMUNIKASI DAN CITRA DIRI
HUBUNGAN ANTARA INTENSITAS KOMUNIKASI DAN CITRA DIRI DENGAN KESEPIAN PARA ISTRI ANGGOTA TNI SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan Dalam mencapai derajat Sarjana S-1 oleh : DWI BUDI UTAMI F 100 040
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN LatarBelakang Masalah Penelitian
BAB I PENDAHULUAN 1.1. LatarBelakang Masalah Penelitian Pada zaman mordernisasi ini, kemajuan dari fungsi telepon genggam semakin berkembang pesat. Tidak hanya berfungsi sebagai sarana untuk berkomunikasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai pengguna internet urutan keenam di dunia menunjukkan bahwa
BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Indonesia sebagai pengguna internet urutan keenam di dunia menunjukkan bahwa negara ini tidak mau tertinggal dalam hal kemajuan teknologi.internet hadir sebagai pembawa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kebutuhan untuk berinteraksi dan berhubungan dengan orang lain.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia merupakan makhluk sosial, yaitu makhluk yang mempunyai kebutuhan untuk berinteraksi dan berhubungan dengan orang lain. Berdasarkan kebutuhan-kebutuhan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. ketika menggunakan teknologi informasi ini (Flourensia, 2012: 22). Pada
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dewasa ini perkembangan komunikasi massa kian pesat dan kompleks, serta menjadi bagian penting dalam sejarah perkembangan manusia. Pemanfaatan teknologi informasi memang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Manusia merupakan makhluk sosial yang selalu berhubungan dan membutuhkan orang lain dalam kehidupannya. Manusia sebagai makhluk sosial dalam bertingkah laku
Lebih terperinciFENOMENA KEINGINAN MENAMPILKAN DIRI PADA MAHASISWA MELALUI LAYANAN SITUS JEJARING SOSIAL FACEBOOK SKRIPSI
FENOMENA KEINGINAN MENAMPILKAN DIRI PADA MAHASISWA MELALUI LAYANAN SITUS JEJARING SOSIAL FACEBOOK SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. matang baik secara mental maupun secara finansial. mulai booming di kalangan anak muda perkotaan. Hal ini terjadi di
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pernikahan dini dapat didefinisikan sebagai sebuah pernikahan yang mengikat pria dan wanita yang masih remaja sebagai suami istri. Lazimnya sebuah pernikahan dilakukan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Prostitusi merupakan fenomena yang tiada habisnya. Meskipun telah dilakukan upaya untuk memberantasnya dengan menutup lokalisasi, seperti yang terjadi di lokalisasi
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Remaja adalah masa perkembangan individu dari masa anak-anak menuju
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Remaja adalah masa perkembangan individu dari masa anak-anak menuju masa dewasa yang meliputi faktor biologis, kognitif, sosial, psikologis, dan moral (Santrock, 2003).
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang praktis dan berguna bagi setiap lapisan masyarakat. Melalui internet
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan teknologi saat ini sangatlah pesat. Salah satu produk teknologi yang sangat banyak digunakan adalah internet. Internet menjadi media yang praktis
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. memungkinkan penggunanya untuk membuat profil, melihat daftar
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Situs jejaring sosial merupakan sebuah web berbasis pelayanan yang memungkinkan penggunanya untuk membuat profil, melihat daftar pengguna yang tersedia, serta
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Keluarga yang bahagia dan harmonis merupakan dambaan dari setiap
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keluarga yang bahagia dan harmonis merupakan dambaan dari setiap pasangan. Saling setia dan tidak terpisahkan merupakan salah satu syarat agar tercipta keluarga
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Sekolah merupakan bangunan atau lembaga untuk belajar dan mengajar, serta tempat menerima dan memberi pelajaran (http://www.sekolahdasar.net). Sekolah adalah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dahlia Veronika Sitanggang, 2013
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Teknologi yang semakin canggih memudahkan semua orang untuk memperoleh informasi yang mereka inginkan. Teknologi informasi (information technology) dalam era
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Interaksi sosial adalah hubungan antara individu satu dan individu
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Interaksi sosial adalah hubungan antara individu satu dan individu lain, individu satu dapat mempengaruhi individu lain atau sebaliknya, jadi terdapat hubungan yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berkesinambungan dalam kehidupan manusia. Perkembangan adalah perubahanperubahan
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Perkembangan merupakan proses yang terjadi secara terus menerus dan berkesinambungan dalam kehidupan manusia. Perkembangan adalah perubahanperubahan yang dialami
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sempurna. Dipercayai bahwa salah satu kunci keberhasilan hidup manusia
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia diciptakan oleh Tuhan Yang Maha Esa sebagai makhluk yang sempurna. Dipercayai bahwa salah satu kunci keberhasilan hidup manusia adalah kemampuan dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. penyesuaian diri di lingkungan sosialnya. Seorang individu akan selalu berusaha
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia sebagai makhluk sosial yang selalu hidup berdampingan dengan orang lain tentunya sering dihadapkan pada berbagai permasalahan yang melibatkan dirinya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Manusia pada dasarnya adalah makhluk sosial (zoon politicon). Sebagai
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia pada dasarnya adalah makhluk sosial (zoon politicon). Sebagai makhluk sosial, manusia tidak dapat melepaskan diri dari jalinan sosial, dimana manusia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tentang orang lain. Begitu pula dalam membagikan masalah yang terdapat pada
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Wanita merupakan individu yang memiliki keterbukaan dalam membagi permasalahan kehidupan maupun penilaian mereka mengenai sesuatu ataupun tentang orang lain.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. jejaring sosial. Direktur Pelayanan Informasi Internasional Ditjen Informasi dan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) mengungkapkan pengguna internet di Indonesia saat ini mencapai 63 juta orang. Dari angka tersebut, 95
Lebih terperincimereka. Menurut Schouten (2007), Facebook merupakan salah satu media yang dapat menstimuli terjadinya self disclosure (pengungkapan diri) Perkembangan
HUBUNGAN ANTARA INTENSITAS PENGGUNAAN FACEBOOK DENGAN PENGUNGKAPAN DIRI PADA SISWA-SISWI DI SMA NEGERI 8 BEKASI Putri Ratna Juwita Fakultas Psikologi, Universitas Gunadarma ABSTRAK Penelitian ini bertujuan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Masalah yang sering terjadi pada masa remaja yaitu kasus pengeroyokan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah yang sering terjadi pada masa remaja yaitu kasus pengeroyokan ataupun kasus tawuran dan keributan antara pelajar Sekolah Menengah Atas (SMA) yang pada akhirnya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. warung kopi modern sekelas Starbucks. Kebiasaan minum kopi dan. pertandingan sepak bola dunia, ruang pertemuan, live music dan lain
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Warung kopi adalah tempat yang mudah dijumpai hampir di seluruh wilayah belahan dunia, mulai dari warung kopi tradisional sampai kepada warung kopi modern
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. hubungan sosial yaitu hubungan berpacaran atau hubungan romantis.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Komunikasi merupakan aktivitas manusia yang dasar, dengan berkomunikasi manusia melakukan hubungan karena manusia adalah makhluk sosial yang tidak dapat hidup sendiri
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Konteks Masalah
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Konteks Masalah Internet (interconnection-networking) adalah seluruh jaringan komputer yang saling terhubung menggunakan standar sistem global Transmission Control Protocol/Internet
Lebih terperinciLaporan Hasil Penelitian. PENGGUNAAN MEDIA DIGITAL DI KALANGAN ANAK-ANAK DAN REMAJA DI INDONESIA Ringkasan Eksekutif
Laporan Hasil Penelitian PENGGUNAAN MEDIA DIGITAL DI KALANGAN ANAK-ANAK DAN REMAJA DI INDONESIA Ringkasan Eksekutif Anak-anak dan remaja yang jumlahnya mencapai hampir sepertiga penduduk yang berjumlah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. digunakan oleh para akademisi untuk memudahkan pertukaran data dan informasi.
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Perkembangan internet saat ini semakin pesat. Sejak pertama kali diperkenalkan sampai saat ini pengguna internet terus meningkat. Pada tahun 1997 pengguna internet diperkirakan
Lebih terperincikalangan masyarakat, tak terkecuali di kalangan remaja. Beberapa kejadian misalnya; kehilangan orang yang dicintai, konflik keluarga,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dewasa ini stres menjadi problematika yang cukup menggejala di kalangan masyarakat, tak terkecuali di kalangan remaja. Beberapa kejadian misalnya; kehilangan orang yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. baik secara fisik maupun psikis. Menurut Paul dan White (dalam Santrock,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia merupakan mahluk yang tidak pernah berhenti berubah, semenjak pembuahan hingga akhir kehidupan selalu terjadi perubahan baik dalam kemampuan fisik maupun
Lebih terperinciBAB 5 SIMPULAN, DISKUSI, DAN SARAN
BAB 5 SIMPULAN, DISKUSI, DAN SARAN 5.1 Simpulan Dalam penelitian ini, telah dibuktikan melalui uji hipotesa bahwa terdapat korelasi antara self-disclosure online dengan penggunaan internet bermasalah pada
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA MOTIF AFILIASI DENGAN INTENSITAS MENGGUNAKAN FACEBOOK PADA DEWASA AWAL SKRIPSI
0 HUBUNGAN ANTARA MOTIF AFILIASI DENGAN INTENSITAS MENGGUNAKAN FACEBOOK PADA DEWASA AWAL SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan dalam Mencapai Derajat Sarjana-S1 Bidang Psikologi dan Fakultas Psikologi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan teknologi informasi dan Internet memengaruhi cara orang-orang menghabiskan waktu luang. Internet merupakan salah satu cara mudah, relatif murah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Internet merupakan suatu hal yang sudah tidak asing lagi bagi masyarakat modern, termasuk masyarakat Indonesia. Tentu masyarakat masih mengingat bahwa pada
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Perkembangan teknologi yang semakin pesat dan canggih memudahkan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perkembangan teknologi yang semakin pesat dan canggih memudahkan orang untuk melakukan hal apapun. Mulai dari kemudahan berkomunikasi hingga berbisnis bisa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Indonesia. Dari jumlah tersebut sebanyak 49% berusia tahun, 33,8% berusia
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia mengungkapkan, pengguna internet di Indonesia tahun 2014 mencapai 88,1 juta orang dari total penduduk Indonesia. Dari
Lebih terperinci1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Rosandi (2004) membagi masa remaja menjadi beberapa tahap yaitu: a. Remaja awal (early adolescent) pada usia 11-14 tahun. Remaja awal biasanya berada pada tingkat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. atau interaksi dengan orang lain, tentunya dibutuhkan kemampuan individu untuk
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manusia adalah mahluk sosial yang memiliki kebutuhan untuk berinteraksi timbal-balik dengan orang-orang yang ada di sekitarnya. Memulai suatu hubungan atau
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. sebenarnya ada dibalik semua itu, yang jelas hal hal seperti itu. remaja yang sedang berkembang.
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan Belakangan ini marak terjadi kasus perkelahian antar siswa sekolah yang beredar di media sosial. Permasalahannya pun beragam, mulai dari permasalahan yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. saling mengasihi, saling mengenal, dan juga merupakan sebuah aktifitas sosial dimana dua
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pacaran merupakan sebuah konsep "membina" hubungan dengan orang lain dengan saling mengasihi, saling mengenal, dan juga merupakan sebuah aktifitas sosial dimana
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian
1 BAB 1 PENDAHULUAN Bab ini merupakan pendahuluan dari keseluruhan laporan penelitian yang menguraikan pokok bahasan tentang latar belakang masalah yang menjadi fokus penelitian, pertanyaan penelitian,
Lebih terperinci